Perencanaan & Solusi PCP
-
Upload
ahmad-waisul-qorni -
Category
Documents
-
view
158 -
download
27
description
Transcript of Perencanaan & Solusi PCP
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 1 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
PERENCANAAN DAN TROUBLESHOOTING
PROGRESIVE CAVITY PUMP (PCP)
1. TUJUAN
Memilih pompa Cavity (model pompa, RPM pompa, HP motor, Jenis drive head ukuran rod,
ukuran motor penggerak, sheave dan belt) sesuai dengan data produksi, konfigurasi sumur dan
karakteristik fluida produksi.
2. METODE DAN PERSYARATAN
2.1 Metode
Metode Quick Selection Guide dengan trial and error
2.2 Persyaratan
Karakteristik sumur dan sifat fluida yang ada memenuhi persyaratan
3. LANGKAH KERJA
1. Isi data yang diperlukan (data sumur, reservoir dan fluida) dalam kolom data yang ada pada Tabel
1. Data-data yang perlu diisikan antara lain :
Data sumur Data produksi Data informasi fluida
2. Berdasarkan pada spesific gravity minyak, pH air dan temperatur, lakukan pemilihan elastomer
(stator).
3. Dengan menggunakan tabel Quick Selection Guide, berdasar data kedalaman fluid level dan laju
produksi yang diharapkan, pilih tipe pompa yang sesuai.
4. Kemudian menguji demensional data pompa pada specification sheet untuk memastikan bahwa
pompa bisa dipasang di dalam casing sumur. Menghitung total dinamic head (TDH) dengan
persamaan :
TDH = Pumping fluid level (ft) + Flow line pressure (psi) x 2.31 (ft/psi)
Masukkan nilai TDH dalam kurva performance pompa.
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 2 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
5. Kembali ke specification sheet dan cek speed guidelines untuk karakteristik medium abrasive.
6. Untuk menentukan HP yang dibutuhkan, gunakan TDH ke dalam kurva performance pompa.
7. Pilih ukuran elektrik motor yang minimum.
8. Tentukan ukuran rod dan drive head yang dipakai berdasarkan grafik pemilihan drive head dan rod.
9. Pilih jenis drive head
10. Pilih aksesoris pompa cavity, RPM dan jenis beltnya.
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 3 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
4. DAFTAR PUSTAKA
1. Saveth K.J and Klein S.T. The Progressing Cavity Pumps Principle and Capabilities, SPE
18873.
2. Klein S.T, Effect of Viscosity, Sand and Gas on The Selection and Operation of Progressing
Cavity Down Hole Pumps. Robbins and Myers Inc., Cavity Oilfield Products, Tulsa, Oklahoma.
3. Robbins and Myers M. Moyno Down Hole Pump Manual. Brosur Robbins and Myers
Company, 1989.
4. Robbins and Myers M. Material of Pump Construction Selection Tables. Brosur Robbins and
Myers Company, January 30, 1989.
5. Robbins and Myers M., Pump Specification-Performance Data, Brosur Robbins and Myers
Company, January 1, 1992.
6. Robbins and Myers M., Pump Specification-Performance Data, Brosur Robbins and Myers
Company, May 1, 1989.
7. Robbins and Myers M., Index: Accessories Section - Belt Drive Selection Tables, Brosur
Robbins and Myers Company, November 30,1989.
8. Robbins and Myers M. Moyno Down Hole Pump : Installation, Operation, and Maintenance
Manual for Drive Head Models DH1O, DH2O, DH3O. Brosur Robbins and Myers Company,
January 30, 1989.
9. Robbins and Myers M. Simplified Pump Selection Procedures. Brosur Robbins and Myers
Company, January 30, 1989.
10. Brown, Kermit E., The Technology of artificial Lift Methods, Volume 2B.
11. Marno, Perencanaan Pompa Moyno Pada Sumur MSJ-15 dan Evaluasi Pompa Moyno pada
Sumur di Lapangan Melibur, Tugas Akhir, Teknik Perminyakan ITB, 1992.
12. www.moyno.com/literature.php, Pump Selection, March 30, 1996
5. DAFTAR SIMBOL
RPM = Rotation Per Menit
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 4 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
TDH = Total Dinamic Head
HP = Horse Power
6. LAMPIRAN
6.1 LATAR BELAKANG
Desain pemasangan pompa Cavity memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang cermat, antara
lain :
Pertama, pompa harus dipilih sesuai dengan laju produksi yang direncanakan. Masing-masing pompa memiliki selang laju alir optimum yang berbeda, dimana pada selang laju alir
tersebut tercapai efisiensi maksimum pompa. Sehingga informasi yang akurat mengenai
inflow performance sumur sangat membantu menghindari pemilihan pompa yang terlalu
besar dibandingkan dengan kemampuan pemompaannya (over sizing) atau terlalu kecil
(under sizing).
Kedua, pompa harus mampu menghasilkan tekanan yang cukup untuk mengangkat fluida ke permukaan dan memelihara tekanan di well head. Dalam pompa Cavity, hal ini merupakan
masalah, berkaitan dengan pemilihan jumlah stage pompa secara benar.
Ketiga, ukuran motor yang tepat dapat dipilih untuk menyesuaikan dengan laju alir dan head dengan memperhatikan efisiensi pompa. Performance pompa dan motor juga dipengaruhi
oleh sifat fluida tercampur yang dipompa dari sumur. Oleh karena itu, harus
dipertimbangkan juga faktor-faktor lain seperti densitas fluida, viskositas, kandungan gas,
kekorosian dan keabrasifan fluida.
Pompa Cavity merupakan salah satu alternatif pilihan metoda artificial lift untuk mengangkat
minyak dari dasar sumur ke permukaan. Dua alasan pokok berkaitan dengan pemilihan pompa
Cavity untuk dioperasikan pada suatu sumur sebagai pompa artificial lift, adalah alasan ekonomis
dan alasan teknis. Akan tetapi, kedua alasan tersebut hanya benar jika syarat-syarat operasi pompa
terpenuhi.
6.1.2 Alasan ekonomis
Pompa Cavity memiliki komponen-komponen permukaan dan komponen-komponen di bawah
permukaan yang kompak dan sederhana. Karena kekompakan komponen-komponen tersebut biaya
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 5 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
pemasangan pompa dapat ditekan lebih rendah. Kekompakan komponen-komponen pompa juga
lebih mempercepat dalam pemasangan dan perakitan pompa dibanding dengan sistem pompa
konvensional. Efisiensi yang tinggi pada prinsip progressing cavity, membuat pompa Cavity dapat
dioperasikan dengan biaya yang lebih rendah untuk waktu pemakaian yang lebih lama tanpa
perbaikan.
6.1.2 Alasan teknis
Pompa Cavity sebagai metoda artificial lift yang menerapkan prinsip progressing cavity dapat
didesain secara cepat untuk diaplikasikan dalam berbagai kondisi. Pompa ini mampu memompa
dengan laju alir 2 sampai 2000 BFPD, kedalaman efektif setting pompa sampai 4000 ft, dapat
mengangkat minyak dengan oil gravity dari 5 sampai 50 oAPI. Prinsip pengoperasian progressing
cavity yang unik memungkinkan pompa Cavity menangani berbagai macam fluida dengan
menurunkan emulsifikasi dan gaya geser dan menghilangkan rod drop yang disebabkan oleh minyak
berat. Dengan tidak adanya internal valving pada pompa Cavity menyebabkan tidak terjadi gas lock
seperti halnya yang terjadi pada pompa konvensional.
Pompa Cavity yang memiliki konstruksi sederhana menimbulkan gesekan yang rendah selama
operasinya sehingga menghasilkan efisiensi mekanik yang tinggi. Tenaga yang digunakan oleh
pompa hanya dipakai untuk pengangkatan fluida produksi saja, tidak seperti pompa sucker rod.
Keseragaman kompresi antara rotor dan stator menghasilkan slip yang sangat rendah, dan hal ini
menjamin efisiensi volumetrik tetap tinggi. Belt atau kontrol hidrolik memudahkan dalam merubah
kecepatan pompa untuk berbagai laju produksi sumur. Alat-alat perubah kecepatan dan gear reducer
dapat dipasang untuk mempermudah pengaturan kecepatan dan untuk memperlebar selang kecepatan
pompa.
6.2 PERTIMBANGAN UMUM DALAM PERENCANAAN POMPA CAVITY
Pemilihan ukuran pompa Cavity untuk dioperasikan di setiap sumur adalah mudah dan
sederhana jika semua data sumur yang diperlukan diketahui dan seluruh peralatan pompa tersedia.
Setiap pompa yang dioperasikan khusus disesuaikan dengan kondisi sumur dan sifat fluida sumur
yang akan dipompa.
6.2.1 Data sumur yang diperlukan
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 6 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
Data awal yang digunakan untuk pertimbangan pemilihan ukuran pompa adalah sangat
penting dan harus akurat supaya dalam penentuan ukuran unit pompa sesuai dengan kondisi sumur.
Data yang diperlukan dapat dikelompokkan dalam empat kategori umum :
1. Inflow performance sumur
2. Demensi fisik sumur
3. Sifat-sifat fluida sumur
4. Kebutuhan akan sumber energi
1. Inflow performance sumur dapat menggambarkan kemampuan laju alir maksimum sumur
tersebut dan juga bisa menentukan besarnya tekanan untuk setiap laju alir dibawah laju alir
maksimum. Inflow performance umumnya dinyatakan sebagai tekanan statik pada kedalaman
tertentu ditambah tekanan alir pada laju alir minimum. Jika tidak ada gas bebas di dalam sumur,
maka tekanan dapat dinyatakan sebagai ketinggian kolom fluida. Tekanan untuk laju alir yang
lain ditentukan dengan perluasan data inflow performance melalui dua cara yang diijinkan. Garis
lurus produktivity indeks (PI) dapat digunakan jika tidak ada gas bebas atau jika seluruh gas
terlarut dalam cairan. Kurva inflow performance relationship (IPR) tidak linier dapat digunakan
apabila tekanan reservoir di bawah tekanan buble point (Pb), dengan demikian menyebabkan gas
keluar dari larutan dan terbentuk aliran dua fasa di dalam reservoir. Dengan diketahuinya
kemampuan laju alir sumur, maka dapat dipilih ukuran pompa yang sesuai sehingga tidak terjadi
oversizing atau undersizing.
2. Diameter casing menentukan diameter maksimum pompa (stator) yang akan dipasang pada sumur
tersebut. Hal ini penting oleh karena biasanya pemasangan yang paling efisien akan diperoleh bila
memakai pompa dengan diameter terbesar, yang dimungkinkan, dan mempunyai selang alir yang
tepat. Kedalaman bottom hole dan kedalaman interval perforasi secara berturut-turut menentukan
kedalaman maksimum pompa dapat dipasang dan menentukan kedalaman di mana pompa dapat
dipasang secara aman. Jika sumur berperforasi banyak menghasilkan pasir maka pompa diset di
atas perforasi, jika fluida banyak mengandung gas maka pompa diset di bawah perforasi bila
dimungkinkan.
3. Spesifik grafity dan prosentase liquid dan gas yang tercampur dalam fluida sumur yang akan
dipompa menentukan harga horsepower motor yang diperlukan. Oleh karena itu diperlukan data
mengenai spesifik gravity air dam gas, API gravity minyak, water cut dan GOR. Viskositas juga
diperlukan sebab kurva performance pompa dikembangkan berdasarkan pada air (H2O), sehingga
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 7 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
jika viskositas fluida jauh lebih besar dari viskositas air, maka harus dilakukan koreksi terhadap
head pompa maupun kurva horsepower. Data PVT dalam bentuk tekanan, solution gas oil ratio,
dan formation volume factor diperlukan jika terdapat gas bebas di dalam sumur. Jika data PVT
tidak tersedia maka dapat diperkirakan dengan memakai korelasi yang tersedia.
4. Informasi lain yang tidak berhubungan dengan sumur dan reservoir tetapi lebih cenderung
berhubungan dengan sistem pemompaan, juga diperlukan. Voltase power supply yang tersedia
menentukan ukuran transformer dan komponen-komponen listrik yang lain. Ukuran tubing
biasanya dihubungkan dengan diameter pompa dan menentukan besarnya friction loss yang
terjadi, yang diperlukan dalam perhitungan total dinamic head.
6.2.2 Total dinamic head ( TDH )
Total dinamic head adalah total head yang diperlukan pompa untuk berproduksi pada laju alir
yang ditetapkan. Beberapa penjelasan mungkin diperlukan di sini untuk menggambarkan total
dinamic head. Beberapa perusahaan pompa begitu juga para design engineer berpendapat bahwa
total dinamic head merupakan tekanan alir di well head dalam feet ditambah friction loss sepanjang
pompa sampai well head ditambah effective lift. Effective lift depth adalah kedalaman di mana
pompa dapat dipasang sehingga berproduksi sebesar laju alir yang ditetapkan.
Secara lebih khusus, pada pemompaan fluida tanpa gas, total dinamic head adalah jumlah dari:
1. Friction loss sepanjang tubing dan flow line dalam feet.
2. Perbedaan elevasi antara tujuan akhir aliran fluida produksi dengan kedalaman pompa.
3. Beberapa losses yang disebabkan oleh valve maupun separator.
4. Dikurangi dengan head yang disebabkan oleh ketinggian kolom fluida di atas pompa.
Perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan satuan tekanan, jika densitas fluida sama
besarnya di seluruh sistem pemipaan. Akan tetapi, jika terdapat gas bebas maka densitas fluida tidak
sama secara menyeluruh dan perhitungan harus dibuat dalam satuan psi dan kemudian dikonversikan
ke head agar bisa dipakai pada kurva performance pompa.
6.2.3 Pedoman pemilihan pompa cavity
Jika kondisi sumur dan sifat-sifat fluida memenuhi batasan diberlakukannya penggunaan
pompa Cavity, maka langkah pemilihan ukuran unit pompa dapat dimulai. Diberikan cara untuk
mempermudah dalam pemilihan awal ukuran unit pompa yaitu dengan Quick Selection Guide. Data
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 8 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
awal yang diperlukan adalah head pompa (feet) dan laju alir produksi yang diinginkan (BPD). Dari
dua data tersebut dapat dipilih ukuran unit pompa yang sesuai, yaitu ukuran pompa, RPM pompa,
HP motor, jenis drive head, dan ukuran rod. Pilihan unit pompa tersebut bukanlah hasil akhir dari
pemilihan pompa, melainkan baru dalam dalam tahap pertama dari trial and error. Untuk
mengetahui apakah pompa tersebut sesuai atau tidak jika dioperasikan pada suatu sumur, maka harus
mengalami beberapa tahap pengujian. Untuk lebih jelasnya dibahas pada sub bab prosedur pemilihan
pompa Cavity.
6.3 PROSEDUR PEMILIHAN POMPA CAVITY
Untuk memilih ukuran unit pompa Cavity yang sesuai dengan suatu kondisi sumur, maka
paling sedikit harus diketahui data mengenai kedalaman setting pompa, tekanan flow line, laju fluida
produksi, dan sifat-sifat khusus fluida sumur. Berikut adalah langkah-langkah untuk menentukan
model pompa yang tepat, material pembentuk pompa, jenis drive head, ukuran rod, horse power
yang diperlukan, ukuran motor penggerak, sheave dan belt.
Tahap-tahap perencanaan umum pompa Cavity adalah sebagai berikut :
Pengambilan data sumur Evaluasi Api gravity dan karakteristik fluida sumur Penentuan laju produksi dan kedalaman setting pompa Penentuan ukuran pompa dan kecepatan operasi pompa Penentuan ukuran prime mover Pemilihan drive head dan rod Pemilihan ukuran accessories pompa
6.3.1 Pengambilan data sumur
Langkah awal dalam pendesainan pompa Cavity adalah mengetahui kondisi sumur secara rinci
(sebagai contoh dalam hal ini pompa Cavity yang dipakai sering disebut sebagai Moyno pump),
yaitu dengan mengisi dan melengkapi Moyno Down Hole Pumps Application Data Sheet. Di dalam
lembar isian data (Application Data Sheet) terdapat tiga jenis isian data yang harus dilengkapi, yaitu:
data sumur, data produksi, dan data informasi fluida.
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 9 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
Data sumur dan sifat-sifat fluida akan menentukan apakah pompa Cavity dapat dioperasikan di
sumur tersebut atau tidak. Apabila ada kemungkinan untuk dioperasikan, maka sifat-sifat fluida
sumur tersebut yang menjadi acuan dan pertimbangan dalam pemilihan jenis material pembentuk
pompa (rotor dan stator), sedangkan jenis dan ukuran pompa didasarkan pada data dimensi sumur
yang diperoleh.
6.3.2 Evaluasi API gravity dan karakteristik fluida sumur
Dari analisa fluida reservoir dapat diketahui jenis kandungan kimia fluida reservoir, jenis gas,
dan sifat-sifat lain dari fluida yang terproduksi. Seluruh informasi tentang fluida reservoir sangat
membantu dalam menentukan bahan dan jenis pompa yang sesuai dengan sifat-sifat fluida tersebut.
Perusahaan Robbins & Myers Inc. telah membuat pedoman tentang kesesuaian antara material
pembentuk pompa dengan bahan kimia yang terkandung dalam fluida. Pedoman tersebut banyak
membantu dalam memilih material pompa yang sesuai untuk diterapkan dalam suatu sumur yang
memiliki sifat-sifat fluida tertentu.
Berdasar hasil pengujian di laboratorium, pompa cavity mampu memompa fluida yang
mempunyai API gravity antara 5 sampai 50 oAPI. Di luar selang tersebut pompa tidak mampu
beroperasi secara efektif. Di samping untuk menegaskan apakah pompa Cavity bisa dioperasikan
atau tidak, penentuan oAPI gravity juga berfungsi untuk pemilihan jenis rotor dan stator. Kecocokan
antara sifat fluida dengan jenis bahan pembentuk pompa dapat dilihat pada Lampiran.
6.3.3 Penentuan laju produksi dan kedalaman setting pompa
Pompa Cavity mampu mengangkat fluida sampai kedalaman setting pompa 4000 ft, dan laju
maksimum mencapai 2000 BPD. Tiap jenis pompa Cavity mempunyai kemampuan mengangkat
dengan head dan laju produksi yang berbeda. tergantung pada jumlah stage, putaran dan eccentricity
pompa. Acuan utama dalam memilih jenis pompa Cavity adalah kedalaman setting pompa dan laju
produksi yang diinginkan.
Dalam menentukan setting pompa perlu dipertimbangkan apakah sumur diproduksi secara
open hole atau secara perforation casing. Jika fluida produksi termasuk tipe sandy (berpasir), maka
pompa diset di atas selang perforasi atau di atas selang open hole. Sebaliknya jika formasi tidak
bertipe sandy tetapi banyak mengandung gas bebas, maka pompa diset di bawah daerah perforasi
jika dimungkinkan.
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 10 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
Perkiraan laju produksi pemompaan didasarkan pada inflow performance sumur tersebut.
Aturan pokok yang harus dipatuhi adalah perkiraan laju produksi pemompaan harus lebih rendah
dari laju produksi maksimum yang digambarkan dalam inflow performance sumur. Hal ini untuk
menghindari pengoperasian pompa dalam kondisi run dry, yang akan mempercepat kerusakan
pompa.
Bila head pompa dan laju produksi yang diinginkan telah ditentukan, maka pemilihan awal
unit pompa dapat dimulai dengan menggunaan Quick Selection Guide. Dari dua data tersebut dapat
ditentukan ukuran unit pompa yang sesuai, meliputi stage pompa, RPM pompa, HP motor, jenis
drive head, dan ukuran rod. Pilihan unit pompa tersebut bukan hasil akhir dari pemilihan pompa,
melainkan baru dalam tahap pertama trial and error. Untuk mengetahui apakah pompa tersebut
sesuai atau tidak jika dioperasikan pada suatu sumur, maka harus mengalami beberapa tahap
pengujian.
6.3.4 Penentuan ukuran pompa dan kecepatan operasi pompa
Dalam tahap ini dipakai lembaran spesifikasi pompa sesuai dengan model pompa yang terpilih
melalui Quick Selection Guide. Lembaran spesifikasi pompa terdiri dari dua bagian utama.
Bagian pertama berisi keterangan-keterangan dari model pompa, mengenai : o spesifikasi dan demensi pompa o jenis material pembentuk rotor dan stator o speed guidlines o pedoman pemilihan drive head dan rod o rekomendasi pemasangan pompa dan peralatan tambahan.
Bagian kedua berisi grafik performance pompa dari setiap model pompa. Data yang tertera pada spesifikasi dan demensi pompa memberikan petunjuk, apakah pompa yang
akan dipasang sesuai dengan demensi sumur. Jika dimensi dan spesifikasi pompa sesuai dengan
dimensi sumur maka langkah selanjutnya adalah menentukan kecepatan pompa yang diperlukan
dengan menggunakan grafik performance pompa. Data yang diperlukan untuk menentukan RPM
pompa adalah total dynamic head (TDH-ft H2O) dan laju produksi (BPD). Dari head yang diperoleh
dari tahap sebelumnya, ditarik garis vertikal ke atas sampai berpotongan dengan garis yang ditarik
secara horisontal dari laju produksi (BPD), titik perpotongan tersebut menyatakan besarnya RPM
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 11 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
yang diperlukan. Jika titik perpotongan tersebut tidak tepat berada di garis kurva RPM, maka untuk
menentukan besar RPM tersebut dilakukan interpolasi antara dua garis RPM (RPM line) pada chart.
Dengan mempertimbangkan API gravity dan karakteristik material abrasive dari fluida
formasi, ditentukan apakah kecepatan putar yang diperoleh tersebut melebihi batas maksimum yang
diijinkan (speed guidlines). Jika memang melebihi batas maksimum maka dipilih model pompa yang
lain yang memiliki kapasitas lebih besar dan prosedur di atas diulangi. Jika hal ini terjadi pada
pompa yang berkapasitas paling besar, maka laju produksi harus diturunkan.
6.3.5 Penentuan ukuran prime mover
Penentuan horse power menggunakan grafik performance pompa untuk model pompa yang
sama dengan langkah sebelumnya. Untuk menentukan besar horsepower yang diperlukan, ditarik
garis vertikal dari total head sampai memotong garis kurva HP (garis hitam putus-putus) untuk harga
RPM yang telah ditentukan pada langkah sebelumnya. Dari titik potong tersebut ditarik garis
horisontal ke kanan, kemudian dibaca harga running HP yang diperlukan. Horsepower yang
diperlukan untuk starting sama dengan 1,5 kali running HP.
Di dalam menentukan ukuran motor elektrik yang minimum, dipilih horse power yang lebih
besar antara HP yang diperoleh pada langkah di atas dengan HP motor yang diberikan dalam tabel
Electric Motor-Size.
6.3.6 Pemilihan drive head dan rod
Dari tahap sebelumnya telah ditentukan ukuran rotor dan stator, kecepatan rotasi (RPM), dan
HP motor yang sesuai dengan karakteristik fluida dan laju produksi yang diinginkan. Langkah
selanjutnya adalah menentukan jenis drive head dan ukuran rod. Drive head dan rod yang terpilih
harus mampu bekerja dengan baik untuk range kecepatan dan kedalaman yang telah ditentukan di
atas.
Untuk menentukan jenis drive head dan ukuran rod yang cocok, digunakan lembaran
spesifikasi pompa bagian pertama, tepatnya di bagian keterangan di bawah Drive Head and Rod
Selection. Pemilihan diberikan dalam bentuk pernyataan atau dalam bentuk chart. Bila memakai
chart diperlukan data kedalaman setting pompa (ft) dan RPM, di mana kedua data tersebut telah
ditentukan pada langkah sebelumnya. Pada titik perpotongan, pilih drive head dan ukuran rod yang
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 12 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
cocok yang diberikan dibagian atas chart. Perlu diperhatikan untuk mengecek beberapa keterangan
dapat dibaca di bagian notes.
6.3.7 Pemilihan ukuran accesories pompa
Penentuan ukuran asesories pompa adalah prosedur tahap terakhir dalam desain pompa Cavity.
Penentuan ukuran asesories pompa meliputi penentuan ukuran sheaves, jumlah dan ukuran belt, dan
ukuran bushing. Berdasarkan drive head yang terpilih kita tentukan tipe dari drive head tersebut. Ada
dua tipe drive head, yaitu Right Angle Drive dan Direct Drive. Pemilihan tipe drive head didasarkan
pada RPM pompa tersebut (RPM pompa yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya). Untuk
menentukan ukuran asesories pompa digunakan tabel asesories sesuai dengan tipe drive head
terpilih. Untuk keperluan tersebut diperlukan dua data masukan, yaitu RPM pompa dan HP motor.
Tabel asesories untuk tiap-tiap tipe drive head diberikan pada Lampiran.
6.4 CONTOH PERENCANAAN PEMILIHAN POMPA CAVITY (MOYNO PUMP)
Data sumur yang diperlukan dalam perencanaan pompa Cavity
Pump setting depth : 3500 ft
Pumping fluid level : 3250 ft
Flow line pressure : 65 psi
Production rate : 340 bfpd
Oil gravity : 22 API
pH of water : 6.5
Abrasion : Medium
Casing : 7 inc
Temperatur @ pump : 130 oF
Tahap-tahap perencanaan pompa Cavity
1. Berdasar pada oil gravity, pH of water, dan temperatur, pilih RM-102 elastomer (stator) dan
chrome plated alloy steel rotor.
2. Dengan menggunakan tabel Quick Selection Guide, berdasar data Pumping fluid level dan
production rate yang diharapkan, dipilih pompa tipe 40-N-095.
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 13 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
3. Kemudian menguji demensional data pompa 40-N-095 pada spesification sheet unttuk
memastikan bahwa pompa bisa dipasang di dalam casing sumur. Menghitung total dynamic
head (TDH) dengan menggunakan persamaan :
TDH = Pumping fluid level (ft) + Flow line pressure (psi) x 2.31 (ft/psi)
= 3250 + (65 x 2.31) = 3400 ft.
Masukkan nilai TDH (3400 ft) ke dalam kurva performance pompa (40-N-095), tarik garis
vertikal sampai memotong garis 340 bfpd. Titik perpotongan pada garis hitamsebesar 400 RPM.
4. Kembali ke specification sheet dan cek dengan speed guidelines untuk karakteristik medium
abrasive. Untuk fluida dengan medium abrasive, diijinkan mengoperasikan pompa sampai 300
RPM sebagai batas maksimumnya. Jadi kecepatan putar 400 rpm dinilai terlalu tinggi untuk
pompa tersebut. Oleh karena itu, dipilih pompa lain yangg lebih besar kemampuannya yaitu 40-
N-165. Langkah 3 dan 4 diulangi lagi untuk pompa 40-N-165. Hasilnya, untuk produksi sebesar
340 bfpd dengan head 3400 ft diperlukan putaran pompa 300 rpm. Kecepatan tersebut diijinkan
untuk fluida dengan karakteristik medium abrasive.
5. Untuk menentukan HP yang dibutuhkan, masukkan TDH ke kurva performance pompa dan
tarik garis vertikal sampai memotong titik pada garis putus-putus HP @ 300 RPM. Kemudian
tarik garis horisontal ke kanan, dan diperoleh running HP sebesar 13.5
6. Untuk menentukan ukuran elektrik motor yang minimum, bandingkan running HP (yaitu, 13.5
HP) dengan minimum elektrik motor size pada chart (yaitu, 15 HP). Dalam hal ini, pilih harga
HP yang terbesar (yaitu, 15 HP elektrik motor).
7. Berdasar chart pemilihan drive head dan rod, menunjukkan bahwa dengan ukuran 1.0 inch,
maka harus digunakan drive head DH-30.
8. Jenis drive head yang dipilih adalah Right Angle Drive.
9. Motor yang dipilih memiliki kecepatan putar 1160 RPM dengan BX belt. Dengan memakai
chart (tabel) yang sesuai diperoleh :
pump speed : 307 RPM
diameter motor sheave : 9.4 inch
gear reducer sheave : 9.4 inch
jenis belt : BX belt
jumlah belt yang diperlukan : 2
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 14 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
tipe bushing : SK (1 87 dan 1 2
1 )
Hasil Perencanaan
40-N-165, RM-102 elastomer stator 40-N-165, chrome plated alloy steel rotor
Drive Head DH-30, Right Angle Drive w/ 1.0 inch Rod Electric Motor 15 HP, 1160 rpm 2B 9.4 inch motor sheave w/ 1 7/8 inch SK bushing 2B 9.4 inch gear reducer w/ 1 inch SK bushing
2BX60 belt
RPM Pompa 307 rpm
Tabel 6.1
Pedoman Awal Pompa Cavity
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 15 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 16 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
Gambar 6.1
Grafik Performance Pompa Moyno 40-N-095
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 17 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
Gambar 6.2
Grafik Performance Pompa Moyno 40-N-165
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 18 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
Gambar 6.3 Grafik Pemilihan Drive Head dan Rod untuk Pompa 40-0-095
Tabel 6.2 Speed Guidline untuk Pompa 40-N-095
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 19 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
Gambar 6.4 Grafik Pemilihan Drive Head dan Rod Untuk Pompa 40-N-165
Tabel 6.3 Speed Guidline untuk Pompa 40-N-165
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 20 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
Tab
el 6
.4
Tab
el P
emili
han
Aks
esor
is Po
mpa
Moy
no
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 21 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
7. LAMPIRAN
TABEL 1
Data Sheet Yang di Gunakan Dalam Perhitungan
MOYNO@ DOWN HOLE PUMPS COMPANY : ________________________
APPLICATION DATA SHEET ________________________
WELL # : ________________________
LOCATION : ________________________
________________________
WELL DATA : PRODUCTION DATA :
Total Depth ___________Ft PAST DESIRED
Pump Setting Depth ___________Ft Total BFPD __________ ___________
Casing Size __________In BOPD __________ ___________
Open Hole Form _________ To _________Ft BWPD __________ ___________
Casing Perforation _________ To _________ Ft MCFD __________ ___________
Tubing Size _________In GOR __________ ___________
Flow Line Length and Size ________ Ft _________ In Gas Gravity __________ ___________
Bottom Hole Temperature ________oF Oil Gravity(oAPI)_______ ___________
Bottom Hole Pressure _________ PSI
Deviation _________ o
FLUID INFORMATION :
Any fluid analysis available____Yes____No. If yes please submit. If no, please submit sample of well fluid
Ph of the fluid __________________________
Are they presently using any parafin control chemicals Yes______ No _______
__If yes, what is the chemical name _______________________Manufacture _____________________
__Method of treatment _________________________________________________________________
__In what concentration_________________________________________________________________
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 22 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
Are They presently using any corrosion inhibitors Yes________ No ________
__If yes, what is the chemical name ___________________Manufacturer_________________________
__Method of treatment _________________________________________________________________
__In what concentration_________________________________________________________________
Any past sand problems Yes________ No ________ if yes, what percentage sand ____________
Any H2S present Yes_________ No _________ if yes, what percentage sand ____________
Any CO2 present Yes_________ No _________ if yes, what percentage sand ____________
What type of prime mover will be used _____________________________________________________
NOTES :
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Originators signature __________________________________________ Date ____________________
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 23 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
TABEL 2
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 24 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
TABEL 2
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 25 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
(LANJUTAN)
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 26 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
TABEL 3 PEDOMAN AWAL PEMILIHAN POMPA MOYNO
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 27 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 28 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
TABEL 4 LEMBARAN SPESIFIKASI POMPA MOYNO
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 29 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
TABEL 4 (Lanjutan)
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 30 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
LEMBARAN SPESIFIKASI POMPA MOYNO
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 31 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
TABEL 4 (Lanjutan)
LEMBARAN SPESIFIKASI POMPA MOYNO
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 32 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
TABEL 4 (Lanjutan) LEMBARAN SPESIFIKASI POMPA MOYNO
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 33 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
TABEL 5 GRAFIK PERFORMANCE POMPA MOYNO
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 34 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
TABEL 5 (LANJUTAN)
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 35 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
GRAFIK PERFORMANCE POMPA MOYNO
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 36 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
TABEL 5 (LANJUTAN)
GRAFIK PERFORMANCE POMPA MOYNO
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 37 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
TA
BE
L 5
(LA
NJU
TAN
)
GR
AFI
K P
ER
FOR
MA
NC
E PO
MPA
MO
YN
O
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 38 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
TABE
L 6
TA
BEL
PEM
ILIH
AN
DR
IVE
TYPE
DA
N A
CC
ESSO
RIS
PO
MPA
MO
YN
O
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 39 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
TA
BE
L 6
( LA
NJU
TAN
) TA
BEL
PEM
ILIH
AN
DR
IVE
TYPE
DA
N A
CC
ESSO
RIS
PO
MPA
MO
YN
O
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 40 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
TA
BE
L 6
(LA
NJU
TAN
) TA
BEL
PEM
ILIH
AN
DR
IVE
TYPE
DA
N A
CC
ESSO
RIS
PO
MPA
MO
YN
O
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 41 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
TA
BE
L 6
(LA
NJU
TAN
) TA
BEL
PEM
ILIH
AN
DR
IVE
TYPE
DA
N A
CC
ESSO
RIS
PO
MPA
MO
YN
O
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 42 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
TABEL 7
KARAKTERISTIK ELASTOMER STATOR
RM-102 MEDIUM HIGH ACRYLONITRILE
- Mempunyai ketahanan terhadap oil dan solvent.
- Dipakai pada minyak dengan SG lebih kecil dari 30 API.
- Fluida dengan kandungan sedikit gas.
- Merupakan elastomer terbaik untuk lingkungan CO2.
- Pemekaran bahan (swell) terhadap air rendah.
- Memiliki sifat-sifat mekanik yang sangat bagus.
- Sangat bagus dalam ketahanan terhadap abrasi.
- Maksimum temperatur kerja 200 oF.
- Biaya pembentukan sedang.
- Mudah dalam pembentukan elastomer.
RM-136 ULTRA HIGH ACRYLONITRILE
- Mempunyai ketahanan yang sangat bagus terhadap oil dan solvent.
- Umum digunakan pada oil dengan SG 30 API atau lebih tinggi.
- Air dengan TDS tinggi atau yang mempunyai kecenderungan membentuk scale.
- Mempunyai ketahanan yang lebih terhadap pemekaran elastomer (swell) yang disebabkan oleh
chemical treating.
- Pemekaran elastomer (swell) terhadap air rendah.
- Memiliki sifat-sifat mekanik yang bagus.
- Maksimum temperatur kerja 225 F.
- Biaya pembuatan lebih tinggi, sukar dibentuk.
RM-140 VERY HIGH ACRYLONITRILE
- Mempunyai ketahanan yang sangat bagus terhadap oil solvent.
- Sangat bagus ketahanan terhadap air, uap, dan amine.
- Tahan terhadap Hydrogen Sulfide (H2S), sampai 15000 ppm.
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 43 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
- Dipakai bila fluida mengandung Iron Sulfide (FeS).
- Memiliki sifat-sifat mekanik yang bagus.
- Tahan terhadap abrasi.
- Maksimum temperatur kerja 275 F.
- Mahal dalam pembuatan dan sukar dalam pembentukan.
C-119 FLUOROELASTOMER (experimental)
- Paling tahan terhadap oil dan solvent.
- Tahan terhadap air dan steam.
- Tidak tahan terhadap a mine.
- Memiliki sifat mekanik yang kurang baik.
- Ketahanan terhadap abrasi rendah.
- Maksimum temperatur kerja 350 F.
- Ketahanan terhadap Keton rendah.
- Ketahanan terhadap asam sangat bagus.
- Sangat mahal dan sukar dibentuk.
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 44 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
TROBLE SHOOTING PROGRESSIVE CAVITY PUMP (PCP)
GEJALA TANDA-TANDA KEMUNGKINAN PENYEBAB
ANJURAN UNTUK PERBAIKAN
Tak ada aliran fluid keluar dari pompa
As penggerak pompa tidak berputar
1. Belt/pulli longgar/ terlepas
2. Motor listrik tidak mendapat aliran listrik
3. Motor mengalami
kerusakan 4. Bearing (laher) atau
poros mengalami kerusakan
5. Kawat aliran listrik ke motor salah memasangnya
1. Kencangkan atau ganti sabuk (belt) atau pulli
2. Cek sekering, daya listrik ataupun controllenya
3. Ganti motor 4. Hubungi pabriknya 5. Lihat manual pompa dan
benarkan
As penggerak pompa berputar
1. Rod/stang patah 2. Kebocoran di pipa salur
(tubing) 3. Sambungan tubing
terlepas 4. Rotor mengalami
kerusakan 5. Rotor tidak terpasang
dengan baik (pas di stator) 6. Pompa mengalami
kerusakan / stator rusak 7. Rotor terlalu dalam
sampai dibawah stator 8. Rusak karena asam/zat
kimia atau karena tekanan 9. Peletakan stator terbalik
1. Ganti rod 2. Perbaiki/cek apakah gesekan
terjadi antara tubing dengan rod (kalau benar, sebaiknya dipasang rod guide)
3. Angkat tubing/betulkan 4. Ganti rotor 5. Cek spasi rotor/ turunkan rotor 6. Ganti stator/diskusikan
dengan pabrik pompa 7. Naikkan sampai stator 8. Ganti alat dan tanyakan ke
service company 9. Lihat manual pompa, pasang
stator dengan benar
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 45 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
GEJALA TANDA-TANDA KEMUNGKINAN PENYEBAB
ANJURAN UNTUK PERBAIKAN
As berputar terlalu lambat
1. Pulli salah ukuran 2. Belt tergelincir (slip) 3. Problem motor 4. Pemasangan daya salah 5. Pemilihan kecepatan
motor salah
1. Cek ukurannya/ganti puli dengan ukuran yang sesuai
2. Kencangkan belt/ganti dengan ukuran yang sesuai
3. Cek motor dan terminal listrik 4. Perbaiki daya di terminal
listrik 5. Ganti motor listriknya
Produksi menurun terhadap waktu
1. Temperatur pompa terlalu tinggi
2. Stator melunak karena zat kimia/minyak aromatik
3. Pompa tersumbat kotoran /padatan/pasir
4. Pompa terkena zat yang abrasif
1. Ganti dengan rotor/stator yang tahan temperatur tinggi
2. Ganti stator dan cek fluida yang lewat/akan digunakan
3. Pompakan cairan diatas
pompa (back flushed) 4. Cepatkan pompa dan ganti
stator (achirnya) Aliran kecil Laju produksi
konstant tetapi relatif kecil (as berputar benar)
1. Lubang masuk pompa tersumbat kotoran
2. Ukuran rotor tidak pas 3. Disain pompa salah 4. Sumur kering 5. GLR terlalu tinggi 6. Rotor/stator
mengalami keausan 7. Kebocoran tubing
1. Tarik pompa dan bersihkan lubang masuk (backflushed)
2. Temperatur terlalu rendah dari perkiraan ganti rotor dengan ukuran yang sesuai
3. Redisain pompa dan ganti pompa yang benar
4. Cek potensial reservoir 5. Turunkan kedudukan
pompa/gunakan gas separator
6. Naikkan kecepatan pompa 7. Tubing diganti/perbaiki
-
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.03.05
JUDUL : SISTEM PENGANGKATAN BUATAN SUB JUDUL : Perencanaan Dan Troubleshooting Progresive Cavity Pump (PCP)
Halaman : 46 / 46 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Manajemen Produksi Hulu
GEJALA TANDA-TANDA KEMUNGKINAN PENYEBAB
ANJURAN UNTUK PERBAIKAN
Putaran drivehead terlalu lambat
1. Pulli salah ukuran 2. Belt selip 3. Problem motor 4. Pemasangan daya di
motor salah 5. Pemilihan kecepatan
motor salah
1. Cek pulli dan ganti 2. Kencangkan belt/ganti belt
dengan ukuran yang sesuai 3. Cek kecepatan motor/
terminal listrik 4. Cek power di trafo 5. Ganti motor listrik
Aliran naik/ turun
Laju tak tetap 1. GLR tinggi di lubang masuk pompa
2. Rotor terlalu dalam
menyentuh penyetop di dasar sumur
3. Rod bengkok karena lubang sumur miring
4. Pompa tak cukup terlumasi
1. Turunkan kedudukan pompa/ gunakan gas separator
2. Naikkan rotor supaya masuk tepat ke stator
3. Maksimum PCP 5, gunakan
centralizer 4. Ganti ke pompa lebih tinggi
klasnya Packing bocor Cairan produksi
bocor di packing Untuk bisa bekeja effektif packing memang harus bocor sedikit
1. Pipa salur (flowline) tersumbat/ tertutup
2. Kebocoran di kepala sumur
3. Penyetelan packing 4. Penyetelan terlalu kuat 5. Tekanan alir terlalu tinggi 6. Packing mengalami
keausan
1. Cek kebuntuan pipa salur 2. Betulkan/keraskan/cek valve
di kepa alumur 3. Ratakan pengerasan 4. Ratakan penyetelan 5. Cek dengan representative
pabrik pompa 6. Ganti packingnya