PERENCANAAN PROSES DAN PRODUKTIVITAS PADA PRODUKSI …
Transcript of PERENCANAAN PROSES DAN PRODUKTIVITAS PADA PRODUKSI …
PERENCANAAN PROSES DAN PRODUKTIVITAS PADA PRODUKSI
POROS UTAMA TURBIN ANGIN DENGAN BAHAN BAJA AISI 4340
YANG DIKERASKAN
SKRIPSI
Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
RIOAJI
120401027
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul Perencanaan Proses dan Produktivitas pada Produksi Poros Utama Turbin
Angin dengan Bahan Baja AISI 4340 yang Dikeraskan. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi syarat menyelesaikan Pendidikan Strata 1 (S1) pada Departemen
Teknik Mesin Sub Bidang Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Utara.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk ibunda Ngatini dan ayahanda Andi
Susanto tercinta yang tidak pernah berhenti memberikan semangat, motivasi,
nasihat, kasih sayang, serta doa dalam proses pembuatan skripsi.
Dalam menyelesaikan skripsi ini banyak kesulitan yang penulis hadapi,
namun berkat dorongan, semangat, doa dan bantuan baik materil, moril, dan
maupun spirit dari berbagai pihak akhirnya kesulitan itu dapat diatasi. Untuk itu
sebagai manusia yang harus berterima kasih, dengan penuh ketulusan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Armansyah Ginting, M.Eng. selaku dosen
pembimbing, yang dengan penuh kesabaran dan telah memberikan
bimbingan dan motivasi kepada penulis.
2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Sabri, MT. selaku Ketua Departemen Teknik
Mesin Fakultas Teknik Univesitas Sumatera Utara.
3. Bapak Terang Ukur H.S Ginting Manik, ST, MT. selaku Sekretaris
Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Univesitas Sumatera Utara.
4. Kedua adik penulis Riska Ardianti dan Joko Priansah yang selalu memberi
semangat, doa, dan memotivasi penulis.
5. Uwek Lanang dan Uwek Edok penulis Ponidi dan Poniati yang tidak
pernah berhenti memberikan kasih sayang dan dorongan motivasi.
6. Keluarga besar kakek Turiman dan keluarga besar pakde Sunardi.
Universitas Sumatera Utara
ii
7. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha Departemen Teknik Mesin yang
membimbing dan membantu segala keperluan penulis selama masa
perkuliahan.
8. Teman satu team penelitian Dale, Lambok dan Rimay.
9. Seluruh rekan-rekan stambuk 2012.
10. SMK N 1 Percut Sei Tuan, Jurusan Teknik Mesin Produksi, Pak Saragih
selaku kepala jurusan, Pak Rahmad selaku kepala bengkel serta Bang
Yasin dan Khairul selaku laboran bengkel.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penulisan skripsi ini,
baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan
dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan sebagai motivasi dalam rangka pengembangan diri
menjadi lebih baik.
Semoga skripsi ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam menumbuhkan
suasana ilmiah dan kreatifitas dalam pengembangan teknologi tepat guna di
lingkungan Departemen Teknik Mesin USU khususnya dan di lingkungan
Universitas Sumatera Utara umumnya agar berguna bagi kemajuan bangsa dan
negara.
Medan, November 2017
Penulis
Rioaji
120401027
Universitas Sumatera Utara
iii
ABSTRAK
Dunia industry terus mengalami perkembangan pada bidang manufactur.
Begitupula semakin tingginnya kompetisi antar produsen untuk meningkatkan
produktivitas dan kualitas suatu produk tentu dibutuhkan proses perencanaan atau
penyusunan pembuatan produk dari awal hingga menjadi produk yang diinginkan.
Maka dari itu dibutuhkan dokumentasi dari perencanaan proses dalam satu form
yang disebut routing sheet. Routing sheet berfungsi untuk menghitung jumlah
mesin yang dibutuhkan, menghitung pahat jumlah pahat yg digunakan, waktu
setup, waktu operasi dan kondisi pemotongan untuk menghasilkan produk yang
diinginkan dengan akurasi dan dimensi yang tepat untuk simulasi kan pada
software MasterCAM dan Swansoft. Tujuan penelitian ini membuat poros utama
turbin angin pada proses pemesinan keras baja AISI 4340 dengan kekekrasan
diatas 45 HRC menggunakan pahat karbida PVD berlapis brand Kennametal,
dengan parameter kecepatan potong v (m/min), gerak makan f (mm/rev), dan
kedalaman potong a (mm) dengan variasi nilai maksimum dan minimum dari
kondisi pemotongan tersebut. Setelah disusun perencanaan maka didapat hasil
optimum untuk studi implementasi 1 mendapatkan waktu 7352,51 menit dan
ongkos produksi Rp. 39.361.000, dan studi implemantasi 2 mendapatkan waktu
28265,56 menit dan ongkos produksi Rp. 49.561.000.
Kata kunci : Routing Sheet, AISI 4340, PVD Karbida Berlapis, Poros utama
turbin angin, MasterCam dan Swansoft.
Universitas Sumatera Utara
iv
ABSTRACT
The world of industry has been developing especially on manufacturing industry.
Moreover, competition between company to improve productivity and quality of a
product is really need a planning procces or arraging of desired product.
Therefore, documentation of planning procces in a form called routing sheet is
needed. Routing sheet serves to counting the number of machines and cutting
tools needed, setup time, time operarion, and cutting condition of to produce
desired product with correct accuration and dimension and then it is simulated
with software MasterCAM and Swansoft. This research means to creasing a main
shaft of wind turbine on hard machining procces steel AISI 4340 with hardness
above 45 HRC using PVD carbide tool coated branded Kennametal, with
parameter cutting speed v (m/min), feeding f (mm/rev), and depth of cutting a
(mm) with variation of minimum and maximum rate from the condition of
cutting. After the planning is arranged, then the optimum result is obtained for the
first implementation study with time 7352,51 minute and production cost Rp.
39.361.000 and the second implementation study with time 28265,56 minute and
production cost Rp. 49.561.000.
Keyword : Routing Sheet, AISI 4340, PVD Carbide, Main Shaft of Wind Turbine,
MasterCAM and Swansoft.
Universitas Sumatera Utara
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii
DAFTAR PERSAMAAN ...............................................................................x
DAFTAR NOTASI ...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian ..........................................................................4
1.5 Sistematika Penulisan .....................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................6
2.1 Perencanaan Proses ........................................................................6
2.1.1 Interprestasi Gambar Rancangan .........................................7
2.1.2 Proses dan Urutan .................................................................8
2.1.3 Pemilihan Peralatan ..............................................................8
2.1.4 Pemilihan Tools, Mold, Dies dan Gages ..............................9
2.1.5 Metode Analisa .....................................................................9
2.1.6 Standar Pekerjaan .................................................................9
2.1.7 Cutting Tools Dan Cutting Condition ...................................9
2.2 Produktivitas Pada Proses Pemesinan ..........................................10
2.2.1 Waktu Produksi ..................................................................10
2.2.2 Ongkos Produksi .................................................................14
2.3 Poros Utama Turbin Angin ..........................................................21
2.3.1 Fitur Pemesinan Pada Pemesinan CNC Turning ............... 22
Universitas Sumatera Utara
vi
2.3.2 Simulasi Proses Pemesinan .................................................29
2.4 Bahan Baku ..................................................................................34
2.4.1 Baja AISI 4340 ..................................................................34
2.4.2 Proses Heat Treatment .......................................................36
2.5 Pemesinan Keras ..........................................................................36
2.5.1 Pemesinan Kering ..............................................................37
2.5.2 Pahat ...................................................................................38
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................44
3.1 Perencanaan Proses .......................................................................44
3.2 Kondisi Pemotongan Pemesinan Keras ........................................44
3.2.1 Metode Penelitian ...............................................................44
3.2.2 Alat Ukur dan Mesin CNC .................................................45
3.2.3 Pahat Insert Dan Toolholder ..............................................48
3.2.4 Bahan ..................................................................................51
3.3 Tool Catalogue .............................................................................52
3.4 Perangkat Lunak............................................................................53
3.4.1 Mastercam 2017 ..................................................................53
3.4.2 Swansoft NC Simulation ....................................................54
3.4.3 NC Program ........................................................................55
3.5 Prosedur Penelitian .......................................................................55
3.6 Bagan Alir Metode Penelitian .......................................................56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................57
4.1 Perencanaan Proses Poros Utama Turbin Angin .........................57
4.1.1 Interprestasi Gambar Teknik Poros Utama Turbin
Angin ..................................................................................58
4.1.2 Proses dan Urutan Produk Poros Utama Turbin
Angin ..................................................................................58
4.1.3 Pemilihan Peralatan ............................................................60
4.1.4 Pemilihan Tools, Mold, Dies dan Gages ............................60
4.1.5 Metode Analisa Untuk Produk Poros Utama Turbin
Angin ..................................................................................60
4.1.6 Standar Pekerjaan ...............................................................62
Universitas Sumatera Utara
vii
4.1.7 Cutting Tools Dan Cutting Condition .................................63
4.2 Hasil Experimen ...........................................................................65
4.2.1 Data Run 1 Sampai 8 .........................................................65
4.2.2 Analisis Parameter Yang Mempengaruhi Nilai MMR
Dan VMR ............................................................................66
4.2.3 Kondisi Pemotongan Optimum ..........................................67
4.3 Hasil Rujukan Katalog .................................................................68
4.4 Tahapan Pembubutan Menggunakan Software Mastercam
2017 ...............................................................................................72
4.5 Produktivitas Poros Utama Turbin Angin .....................................74
4.5.1 Perhitungan Waktu Produksi ..............................................74
4.5.2 Perhitungan Ongkos Produksi ............................................90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................94
5.1 Kesimpulan ..................................................................................94
5.2 Saran .............................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................97
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 :Bagian-bagian mesin bubut CNC ............................................ 21
Gambar 2.2 :Bagian-bagian mesin bubut CNC ............................................ 24
Gambar 2.3 :Proses bubut rata, bubut permukaan dan tirus ......................... 24
Gambar 2.4 :Proses pemesinan pada mesin bubut ......................................... 25
Gambar 2.5 :Ilustrasi skematik proses pembubutan ..................................... 27
Gambar 2.6 :Bagan alir simulasi proses pemesinsn dengan sofware ........... 29
Gambar 2.7 :Diagram CCT untuk baja AISI 4340 ....................................... 35
Gambar 2.8 :Biaya produksi pemesinan secara umum ................................. 38
Gambar 3.1:Microskop Dino-Lite ................................................................. 46
Gambar 3.2 :Alat ukur suhu pemotongan ..................................................... 46
Gambar 3.3 :Alat ukur kekasaran permukaan ............................................... 47
Gambar 3.4 :Stopwatch ................................................................................. 47
Gamabr 3.5 :Mesin CNC GSK 928 Tea ....................................................... 48
Gambar 3.6 :Pahat PVD karbida Kennametal ............................................... 49
Gambar 3.7 :Gambar Teknik pahat PVD karbida ......................................... 49
Gambar 3.8 Toolholder MSDNN 2020 K12 ................................................. 50
Gambar 3.9 Bahan baja AISI 4340 ............................................................... 52
Gambar 3.10 :Gambar Teknik bahan baja AISI 4340 ................................... 53
Gambar 3.11 :Seri pahat dan toolholder ....................................................... 53
Gambar 3.12 :Lembar kerja software mastercam 2017 ................................ 54
Gambar 3.13 :Lembar kerja software swansoft ............................................ 54
Universitas Sumatera Utara
ix
Gambar 3.14 :NC code pada mesin CNC GSK ............................................ 55
Gambar 3.15 :Bagan Alir Metodologi Penelitian ......................................... 56
Gambar 4.1 :Pahat yang digunaakan pada penelitian ................................... 60
Gambar 4.2 :Gambar Teknik dan geometri poros utama turbin angin ......... 69
Gambar 4.3 :Pahat yang digunaakan pada penelitian (roughing) ................. 69
Gambar 4.4 :Pahat pembentukan fillet (roughing) ........................................ 70
Gambar 4.5 :Pahat medium finish ................................................................. 70
Gambar 4.6 :Pahat groooving ....................................................................... 70
Gambar 4.7 :Toolholder Grooving ................................................................ 71
Gambar 4.8 :Pahat drilling ............................................................................ 71
Gambar 4.9 :Penjelasan mengenai pahat drilling ........................................... 71
Gambar 4.10 :Bemda kerja sebelum proses pemesinan ................................. 72
Gambar 411. :Pahat dan tailstock terpasang ................................................. 72
Gambar 4. 12:bagian 1 poros utama turbin angin setelah pemesinan .......... 73
Gambar 4.13 :Proses Pembubutan (Grooving) bagian kiri poros .................. 73
Universitas Sumatera Utara
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Contoh lembar dokumentasi routing sheet .................................. 44
Tabel 3.2 : Variasi 8 kondisi pemotongan ..................................................... 45
Tabel 3.3 : Komposisi kimia baja AISI 4340 ................................................. 51
Tabel 3.4 : Sifat mekanik baja AISI 4340 ...................................................... 51
Tabel 4.1 :Routing Sheet ................................................................................ 64
Tabel 4.2 : Hasil Data Penelitian 8 Kondisi pemotongan .............................. 65
Tabel 4.3 : Hasil Penelitian Perhitungan MRR dan VMR ............................. 66
Tabel 4.4 : Pembubutan 1 Studi Imlementasi I .............................................. 76
Tabel 4.5 : Pembubutan tahap 2 Studi Imlementasi I .................................... 76
Tabel 4.6 : Pembubutan tahap 3 studi Imlementasi I ................................... 78
Tabel 4.7 : Pembubutan tahap 4 studi Imlementasi I .................................... 78
Tabel 4.8 : Pembubutan tahap 5 Studi Imlementasi I .................................... 79
Tabel 4.9 : Pembubutan tahap 6 Studi Imlementasi I .................................... 79
Tabel 4.10 : Pembubutan tahap 7 Studi Imlementasi I .................................. 80
Tabel 4.11 : Pembubutan 1 Studi Imlementasi II ............................................82
Tabel 4.12 : Pembubutan tahap 2 Studi Imlementasi II ................................. 82
Tabel 4.13 : Pembubutan tahap 3 Studi Imlementasi II ................................. 85
Tabel 4.14 : Pembubutan tahap 4 Studi Imlementasi II ................................. 86
Tabel 4.15 Pembubutan tahap 5 Studi Imlementasi II ................................... 86
Tabel 4.16 : Pembubutan tahap 6 Studi Imlementasi II ................................. 86
Tabel 4.17 : Pembubutan tahap 7 Studi Imlementasi II ................................. 87
Universitas Sumatera Utara
xi
Tabel 4.18 : Perbandingan studi implementasi 1 dengan studi
implementasi 2 ........................................................................... 95
Universitas Sumatera Utara
xii
DAFTAR PERSAMAAN
Persamaan 2.1 : Komponen waktu yang dipengaruhi oleh variabel proses .. 11
Persamaan 2.2 : Waktu pergantian dan pemasangan pahat ........................... 11
Persamaan 2.3 : Waktu non produktif ........................................................... 12
Persamaan 2.4 : Waktu pemesinan perproduk .............................................. 12
Persamaan 2.5 : Ongkos total ........................................................................ 16
Persamaan 2.6 : Ongkos salah satu proses produksi ..................................... 16
Persamaan 2.7 : Ongkos material .................................................................. 17
Persamaan 2.8 : Ongkos produksi ................................................................. 17
Persamaan 2.9 : Ongkos persiapan dan peralaan khusus .............................. 18
Persamaan 2.10 : Ongkos pemesinan ............................................................ 18
Persamaan 2.11 : Ongkos operasi pertahun .................................................. 19
Persamaan 2.12 : Ongkos pahat tanpa pengasahan ....................................... 20
Persamaan 2.13 : Ongkos pahat asa .............................................................. 20
Persamaan 2.14 : Kedalaman potong ............................................................ 28
Persamaan 2.15 : Kecepatan potong ............................................................. 28
Persamaan 2.16 : Kecepatan makan .............................................................. 28
Persamaan 2.17 : Waktu pemotongan ........................................................... 28
Universitas Sumatera Utara
xiii
Persamaan 2.18 : Kecepatan penghasil geram .............................................. 28
Persamaan 4.1 : Material Removal Rate (MRR) .......................................... 65
Persamaan 4.2 : Volume Material Rate (VMR) ............................................ 66
Persamaan 4.3 : Putaran mesin ...................................................................... 75
Persamaan 4. 4: Waktu pemesinan operasi turning ....................................... 75
Persamaan 4. 4: Waktu pemesinan operasi drilling ...................................... 75
Universitas Sumatera Utara
xiv
DAFTAR NOTASI
a = kedalaman potong / depth of cut (mm)
AISI = American Iron and Steel Institute
PVD = Physical Vapor Deposition
= diameter awal (mm)
f = gerak makan / feedrate (mm/rev)
lt = panjang pemesinan (mm)
MF = medium finish
n = putaran poros mesin (rpm)
= pembubutan / roughning
Ra = kekasaran permukaan / surface roughness (mikronmeter)
= waktu pemotongan / cutting time (menit)
v = kecepatan potong / cutting speed (m/min)
VB = aus pahat / flank wear (mm)
vf = kecepatan makan / feedrate speed (mm/min)
Z =kecepatan penghasil geram/material removal rate (
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia industri saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat,
terutama dalam bidang manufaktur. Begitupula semakin tingginya kompetisi
antara produsen produk-produk manufaktur sehingga industri pemesinan masa
kini harus mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas. Seiring dengan
meningkatnya pengetahuan didalam teknologi proses pemesinan, industri
pemesinan harus mampu menyiapkan kebutuhan akan kualitas produksi yang
tinggi (high quality product) yang dihasilkan dengan kecepatan produksi yang
tinggi (high speed manufacturing) dengan efisiensi biaya produksi yang tinggi
(low cost production) (Haron, C. et. al, 2001).
Perencanaan proses adalah fungsi di dalam proses manufaktur yang
menetapkan proses dan parameter apa yang digunakan untuk merubah benda
kerja awal menjadi produk akhir, (Groover, 2002)
Pemesinan keras adalah proses pemesinan pada material baja yang telah
dikeraskan (hardened ferrous material), dengan nilai kekerasan lebih dari 45
HRC pada pesanan untuk menyediakan produk akhir secara langsung dari
benda kerja yang telah dipanaskan. Perkembangan proses pemesinan keras
dikarenakan datangnya pahat-pahat dengan teknologi maju seperti Cubic
Boron Nitride (CBN), Polycrystalline Cubic Boron Nitride (PCBN), Chemical
Vapor Deposition (CVD), Physical Vapor Deposition (PVD), dan Ceramic
tools. Pengunaan proses permesinan keras dapat Mengurangi biaya/ongkos
produksi, dengan mengeliminasi cairan pemotong, dalam menambah
flexsibilitas, efisiensi dengan mengurangi waktu set up. Keuntungan terbesar
dari pemesinan keras adalah ramah lingkungan, karena tidak menggunakan
cairan pendingin yang nantinya setelah selesai pemesinan akan menjadi
limbah, (A.P. Kane and K. Orra, 2014)
.
Universitas Sumatera Utara
2
Pemesinan keras ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dengan
memberikan keuntungan biaya yang signifikan, karena dapat mengurangi
modal investasi dengan biaya set up, pahat yang rendah, dan dengan cepat
memperluas aplikasi proses ini. Pemesinan keras telah menarik banyak
industri untuk pemesinan masal ataupun produksi masal seperti pembuatan
bantalan, roda gigi, poros, dan lainnya, (Raykar, 2013).
Penelitian yang dilakukan adalah mengenai perencanaan proses dan
produktivitas pada operasi pembubutan keras baja AISI 4340 menggunakan
pahat karbida PVD berlapis dengan studi implementasi produktivitas (waktu
produksi dan ongkos produksi) pada proses produksi poros utama turbin
angin.
Angin merupakan salah satu energi terbarukan yang ada di dunia ini.
Angin juga dapat diperoleh dengan gratis tanpa menggunakan biaya
sedikitpun. Selain itu, angin juga, mudah didapat, murah, bersih dan aman
digunakan. Lebih dari itu angin juga tidak menimbulkan polusi sama sekali
jika dibandingkan dengan uap yang diproduksi dengan menggunakan bahan
bakar fosil, serta nuklir yang menghasilkan sampah nuklir Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu/Angin (PLTB) mengkonversikan energi angin menjadi energi
listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Prinsip kerja
Pembangkit Listrik Tenaga Angin cukup sederhana, yaitu energi angin yang
memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator
dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik.
Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat
dimanfaatkan. Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah
lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km
merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga
angin. Pada akhir tahun 2007 telah dibangun kincir angin pembangkit dengan
kapasitas kurang dari 800 watt, dibangun di empat lokasi, masing-masing di
Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta
Bangka Belitung, masing-masing satu unit. Kemudian, di seluruh Indonesia,
Universitas Sumatera Utara
3
lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt
(kW) mulai dibangun, (Bono. Dkk, 2015)
Maka dari itu untuk mengimplentasikan energi terbarukan perlu dilakukan
pembuatan komponen turbin angin yaitu salah satunya adalah poros utama
turbin angin. Poros utama turbin angin merupakan salah satu komponen
utama pada turbin angin yang berfungsi sebagai penerus putaran yang di
hasilkan oleh rotor ke gear box turbin angin.
Poros utama turbin angin merupakan komponen yang digunakan pada
industry PLT-Angin atau PLT-Bayu. Poros utama turbin angin yang terbuat
dari baja paduan 34CrNiMo6 (AISI 4340) yang telah melalui proses
hardening hingga mencapai kekerasan (45-50) HRC terhadap performa pahat
dalam konteks umur pahat.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
a. Perencanaan proses ditunjukan untuk produk poros utama turbin angin
b. Bahan baku poros utama adalah baja AISI 4340 yang dikeraskan hingga
45-50 HRC
c. Operasi menggunakan proses turning yang dilakukan tanpa menggunakan
cairan pemotongan (dry cutting) guna melakukan metode pembubutan
yang ramah lingkungan
d. Pahat yang digunakan adalah Pahat Karbida PVD (Physical Vapor
Deposition) berlapis AlTiN merk kennametal dengan seri SNMG 120408
RP KCU25
e. Untuk proses pembubutan eksternal dan internal turning menggunakan
pahat karbida berlapis PVD AlTiN dan fitur lainnya untuk eksternal
mengambil dari katalog
Universitas Sumatera Utara
4
1.3 Tujuan Penelitian
a. Menyusun proses perencanaan (routing sheet) dan produktivitas dengan
studi kasus poros uama tubin angin.
b. Menghitung produktivitas meliputi waktu dan ongkos produksi terkait
operasi pemesinan dan sifat bahan baku pada studi kasus produksi poros
utama turbin angin.
1.4 Manfaat Peneltian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Mendapatkan waktu dan biaya dari produksi main shaft dari parameter
pemotongan ( v, f, a ), yang optimum untuk meningkatkan produktivitas.
b. Pertimbangan bagi industri untuk mencapai produktivitas yang efektif dan
waktu pada ongkos produksi yang efisien.
1.5 Sistematika Penulisan
Penelitian ini nantinya akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan
sistematika penulisan sebagai berikut :
1. BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang, tujuan, manfaat, dan sistematika
penulisan.
2. BAB II: Tinjauan Pustaka
Bab ini berisikan landasan teori yang digunakan yaitu mengenai
perencanaan proses, ongkos dan waktu produksi, permesinan keras dan
kering, bahan baja yang dipakai, dan material pahat berlapis yang
digunakan.
3. BAB III : Metodologi Penelitian
Bab ini memberikan informasi mengenai alat dan bahan yang digunakan
dalam penelitian, software yang digunakan dalam penelitian, dan metode
penelitian.
Universitas Sumatera Utara
5
4. BAB IV : Hasil dan Analisa Pengujian
Bab ini membahas tentang hasil data yang diperoleh dari setiap pengujian
melalui pembahasan perhitungan dan penganalisaan dengan memaparkan
kedalam bentuk tabel.
5. BAB V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini sebagai penutup berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh.
6. Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisikan literatur yang digunakan untuk menyusun
laporan.
7. Lampiran
Pada lampiran ini dapat dilihat hasil data yang diperoleh dari pengujian
dalam bentuk tabel dan grafik.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perencanaan Proses
Perencanaan proses (planning process) merupakan penentuan proses
pembuatan dan perakitan dan pengurutan di mana proses tersebut harus
dilakukan untuk menghasilkan bagian atau produk tertentu sesuai dengan
spesifikasi yang tercantum dalam dokumentasi perancangan produk. Lingkup
dan variasi proses yang dapat direncanakan umumnya dibatasi oleh peralatan
pengolahan dan kemampuan teknologi yang ada dari perusahaan atau pabrik.
Bagian yang tidak bisa dibuat secara internal harus dibeli dari vendor luar.
Perlu disebutkan bahwa pilihan proses juga dibatasi oleh rincian desain
produk.
Perencanaan proses biasanya diputuskan oleh insinyur manufaktur.
Sifat proses pengambilan keputusan dalam perencanaan diwakili oleh model
pengetahuan. Masalah keputusan dipecahkan pada beberapa tingkat yang
berbeda dan tingkat jumlah tergantung pada kompleksitas masalah (Duda,
2002). Perencana proses harus terbiasa dengan proses manufacturing tertentu
yang ada di pabrik dan dapat menafsirkan gambar teknik. Berdasarkan
pengetahuan, keterampilan, pengalaman, ahli perencanaan, langkah-langkah
pemrosesan dikembangkan dalam urutan paling logis untuk membuat setiap
bagian. Berikut adalah daftar dari banyak keputusan dan rincian yang
biasanya disertakan dalam ruang lingkup perencanaan proses yaitu :
1. Interprestasi gambar rancangan
2. Proses dan urutan
3. Pemilihan peralatan
4. Pemilihan tools, dies, mold, dan gages
5. Metode Analisa
6. Standar kerja
7. Cutting tools dan cutting condition
Universitas Sumatera Utara
7
Untuk part individual urutan proses didokumentasikan dalam form yang
disebut routing sheet. Pemilihan operasi bergantung pada bentuk yang akan di
hasilkan dan kemampuan dari mesin yang akan digunakan. Pada umumnya
pemilihan mesin ditentukan oleh operasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan
produk akhir. Routing sheet merupakan tabulasi langkah-langkah yang dicakup
dalam memproduksi komponen tertentu dan rincian yang perlu dari hal-hal
yang berkaitan. (Groover, 2001)
Proses perencanaan dan routing sheet adalah penentuan lengkap
langkah-langkah proses teknologi spesifik dan urutannya untuk menghasilkan
produk dengan kualitas, kuantitas dan biaya yang diinginkan. Ini menentukan
metode pembuatan produk yang memilih peralatan dan peralatan, menganalisis
bagaimana pembuatan produk sesuai dengan fasilitas. Routing secara khusus
menentukan alur kerja di pabrik dan berkaitan dengan pertimbangan tata letak,
lokasi sementara untuk bahan baku dan komponen dan sistem penanganan
material. Hal ini berkaitan dengan pemilihan jalur atau rute yang harus diikuti
bahan baku agar diubah menjadi produk jadi (Patil, 2013).
2.1.1. Interprestasi Gambar Teknik
Langkah pertama dalam mempersiapkan rencana proses untuk setiap
komponen atau produk adalah dengan berkonsultasi dengan gambar teknik.
Gambar komponen yang dipertimbangkan akan berisi berbagai informasi
yang dapat membantu menilai persyaratan pemrosesan. Interpretasi gambar
akan mencakup penilaian geometri, dimensi dan toleransi terkait, toleransi
geometrik, spesifikasi akhir permukaan, spesifikasi material dan jumlah
bagian yang dibutuhkan. Dari interpretasi ini, faktor pengolahan kritis dapat
diidentifikasi dan memberikan beberapa indikasi proses pembuatan kandidat.
Sebagai contoh, semua proses dan peralatan produksi akan memiliki jumlah
batch ekonomi, yaitu ukuran batch dimana proses atau peralatan produksi
menjadi layak secara ekonomis untuk digunakan. Oleh karena itu, jumlah
bagian yang dibutuhkan akan menghilangkan proses dan peralatan produksi
Universitas Sumatera Utara
8
tertentu dari daftar kemungkinan proses kandidat sambil menunjukkan
kesesuaian yang lain.
2.1.2 Proses dan Urutan
Perencana proses harus memilih proses mana yang diperlukan dan
urutannya. Penjelasan singkat tentang langkah-langkah pemrosesan harus
disiapkan. Pemrosesan komponen yang berhasil bergantung pada pemilihan
alat yang tepat, terutama untuk permesinan. Ini harus dikurangi oleh fakta
bahwa perkakas yang tersedia harus menjadi faktor dalam pemilihan mesin
pada tahap pertama. Ada berbagai faktor yang akan dipertimbangkan dalam
memilih alat yang tepat termasuk bahan benda kerja, jenis potongan, bahan
perkakas, data permesinan dan persyaratan kualitas / kemampuan. Misalnya
proses dan urutan dalam membuat suatu produk, seperti proses turning,
drilling, boring dan sebagainya.
2.1.3. Pemilihan Peralatan
Secara umum, perencana proses harus mengembangkan rencana yang
memanfaatkan peralatan yang ada di pabrik. Jika tidak, komponen harus
dibeli, atau investasi harus dilakukan pada peralatan baru. Faktor tipikal yang
harus dipertimbangkan meliputi ukuran dan berat komponen, ukuran fisik dan
konstruksi mesin, dan daya dan torsi mesin. Untuk menentukan proses mana
yang sedang digunakan, peralatan produksi spesifik yang diperlukan untuk ini
harus dipilih. Faktor tipikal yang harus dipertimbangkan meliputi ukuran dan
berat komponen, ukuran fisik dan konstruksi mesin, dan daya dan torsi mesin.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah jumlah dan jenis alat yang
tersedia untuk mesin yang sedang dipertimbangkan. Setelah keputusan
peralatan dibuat, perkakas khusus untuk setiap operasi harus diidentifikasi.
Ada berbagai faktor yang akan dipertimbangkan dalam memilih alat
yang tepat termasuk bahan benda kerja, jenis potongan, bahan perkakas, data
permesinan dan persyaratan kualitas / kemampuan. Misalnya, semua proses
dan peralatan produksi memiliki kemampuan inheren dalam hal permukaan
akhir. Dengan demikian, setiap proses atau peralatan produksi yang tidak
Universitas Sumatera Utara
9
dapat memenuhi spesifikasi akhir permukaan akan diabaikan pada tahap awal
proses seleksi.
2.1.4. Pemilihan Tools, Dies, Mold, dan Gages
Perencana proses harus memutuskan tooling apa yang diperlukan untuk
setiap langkah pemrosesan. Desain dan pembuatan alat ini biasanya
didelegasikan ke departemen dan ruang alat, atau vendor luar yang
mengkhususkan diri pada jenis alat itu dikontrak.
2.1.5. Metode Analisa
Tata letak tempat kerja, alat bertali, kerekan untuk mengangkat
komponen berat, bahkan dalam beberapa kasus gerakan tangan dan tubuh
harus ditentukan untuk operasi manual. Departemen teknik industri biasanya
bertanggung jawab untuk bidang ini. Metode Analisa pada perencanaaan
proses juga ditugaskan untuk memperkirakan biaya rencana proses. Ini berarti
memperkirakan biaya produksi untuk memproduksi komponen atau produk
berdasarkan data biaya dan waktu yang tersedia. Ini akan digunakan untuk
menentukan biaya unit dan produktivitas produk.
Data biaya juga akan digunakan untuk merumuskan rencana proses itu
sendiri. Dengan membangun hubungan antara biaya dan volume, keputusan
dapat dibuat mengenai bahan apa yang akan digunakan, proses pembuatan
yang akan digunakan, ukuran batch yang akan digunakan dan apakah akan
membuat atau membeli produk atau komponen. Selanjutnya, data biaya relatif
untuk bahan dan proses digunakan untuk membantu membuat keputusan
perencanaan proses.
2.1.6. Standar Kerja
Perencanaan proses untuk standar kerja yaitu teknik pengukuran kerja
digunakan untuk menetapkan standar waktu untuk setiap operasi.
Universitas Sumatera Utara
10
2.1.7. Cutting Tools dan Cutting Condition
Alat pemotong dan kondisi pemotongan. Ini harus ditentukan untuk
operasi pemesinan, seringkali dengan mengacu pada rekomendasi buku
pegangan standar, atau hasil dari penelitian yang dilakukan (Groover, 2001).
Routing sheet merupakan tabulasi langkah-langkah yang dicakup dalam
memproduksi komponen tertentu dan rincian yang perlu dari hal-hal yang
berkaitan. Routing sheet berguna untuk menghitung jumlah mesin yang
dibutuhkan dan untuk menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam
usaha memperoleh sejumlah produk yang diinginkan. Data yang diperlukan
dalam perhitungan routing sheet ini adalah urutan operasi dari setiap
komponen, nama atau jenis peralatan yang digunakan, persentase dan
efesiensi pabrik. Urutan operasi pada routing sheet ini didasarkan pada urutan
operasi yang ada pada peta proses operasi. Informasi-informasi yang
diperoleh dari perhitungan routing sheet adalah dapat mengetahui kapasitas
alat teorits, jumlah unit yang disiapkan, produk dengan efesiensi serta jumlah
mesin teoritis.
2.2 Produktivitas Pada Proses Pemesinan
2.2.1 Waktu Produksi
Waktu pemotongan (waktu produksi) adalah waktu yang dibutuhkan
untuk alat pemotong untuk membuat semua potongan yang diperlukan pada
bagian pekerjaan untuk setiap operasi. Waktu potong untuk operasi tertentu
dihitung dengan membagi panjang potong total untuk operasi tersebut dengan
laju umpan, yang merupakan kecepatan alat relatif terhadap potongan
pekerjaan (Bhateja, et.al, 2013)
Waktu untuk menghasilkan suatu produk atau waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan (memotong bagian tertentu produk)
dengan cara yang tertentu (mengunakan dan dilaksanakankan suatu jenis
pahat) adalah variabel penting dalam rangka penentuan kondisi permesinan
optimum. Untuk jumlah produk yang cukup besar maka secara kasar dapat
Universitas Sumatera Utara
11
ditentukan waktu permesinan rata-rata untuk mengerjakan satu produk, yaitu
dengan cara menghasilkan seluruh waktu yang digunakan dengan jumlah
produk yang dihasilkan. Akan tetapi, cara ini tidak baik untuk dilaksanakan
karena tidk memberikan informasi yang jelas mengenai komponen waktu
(bagian waktu total) yang berkaitan dengan setiap langkah pengerjaan. Sesuai
dengan tujuan optimasi maka diinginkan pembagian waktu menurut sehingga
dapat diketahui komponen waktu yang mana mungkin dapat diperkecil
(Rochim, 1993).
Secara garis besar dapat dikelompokan menjadi 2 macam komponen
waktu yaitu :
1. Komponen waktu yang dipengaruhi variabel proses
2. Komponen waktu yang bebas
Untuk menghasilkan satu produk, maka diperlukan komponen-
komponen waktu sebagai berikut ;
1. Komponen waktu yang dipengaruhi oleh Variabel proses
; min/produk ..................................... (2.1)
Keterangan :
= waktu pemotongan sesungguhnya (real cutting time) ; min
= panjang pemesinan ; mm
= kecepatan makan ; mm/min
; min/produk………….……………..(2.2)
Yaitu waktu penggantian pahat yang dibagi rata untuk sejumlah
produk yang dihasilkan sejak pahat yang baru dipasang sampai pahat
tersebut harus diganti karena aus. Bagi mesin perkakas NC atau ATC,
maka pahat dapat diganti sewaktu pahat tersebut tidak digunakan
(tersimpan pada tempatnya), dengan demikian siklus proses tidak
terganggu, akibat komponen waktu ini dihilangkan.
Keterangan :
Universitas Sumatera Utara
12
= waktu penggantian atau pemasangan pahat (tool changing
time) ; min
T = umur pahat ; min
= bagian dari umur pahat yang digunakan untuk menyelesaikan
satu produk
time for unloading the workpiece
1. Komponen waktu bebas
; min/produk……(2.3)
Keterangan :
= waktu non produktif (auxiliary time)
= waktu pemasangan benda kerja (time for loading the
workpiece); min/produk
= waktu penyiapan yaitu waktu yang diperlukan untuk
membawa/menggerakan pahat dari posisi mula sampai pada
posisi siap untuk memotong (advancing time) ; min/produk
= waktu pengakhiran ; yaitu waktu yang diperlukan untuk
membawa/menggerakan pahat kembali keposisi semula
(retracting time) ; min/produk
= waktu pengambilan produk () ; min/produk
= bagian dari waktu penyiapan mesin beserta
perlengkapannya (fixture and attachments) yang dibagi rata
untuk sejumlah produk yang direncanakan untuk dibuat
saat itu ( , lot size)
Dengan demikian waktu pemesinan perproduk rata-rata adalah:
; min/produk…………..(2.4)
Dengan demikian untuk menaikan produktifitas, maka perlu
diusahakan pengecilan waktu pemesinan, yaitu dengan jalan:
a. Memperkecil waktu nonproduktif
Universitas Sumatera Utara
13
Waktu nonproduktif mungkin masih dapat diperkecil dengan
menggunakan fixture untuk mempermudah dan mempercepat
pemasangan dan pembongkaran benda kerja, mempercepat ,
dan serta menaikan jumlah produksi. Apabila produksi belum
pernah dilakukan, maka waktu nonproduksi ini hanya dapat
diperkirakan berdasarkan pengalaman. Sebaliknya bagi proses
produksi yang telah berjalan, maka dapat dilakukan pengamatan
secara langsung (time and motion study) sehingga dapat diketahui
harga rata-ratanya dan sekaligus bila perlu dapat diusulkan rencana
perbaikan cara kerja.
b. Menurunkan waktu pemotongan
Waktu pemotongan dapat diturunkan dengan memperbesar
kecepatan makan . Bagi proses bubut (turning, boring, facing),
mengurdi (drilling dengan mesin bubut atau mesin gurdi dengan
gerak makan otomatik) dan menyekrap (shaping, 13 lanning, hal
ini dapat dicapai dengan menaikan gerak makan f atau putaran
spindel n. Pembesaran gerak makan akan menaikan gaya potong
dan permukaan produk akan makin kasar, sedangkan pembesaran
putaran spindel akan menaikkan daya potong. Apabila hal ini
memungkinkan masih harus dipertimbangkan pengaruh penurunan
umur pahat karena pembesaran v atau n dan f. Semakin besar
harga yang dipilih umur pahat akan semakin pendek dan semakin
sering diganti. Akibatnya pada suatu kondisi tertentu produktfitas
tidak mungkin dinaikan lagi malah akan menurun dengan
diperkecilnya waktu pemotongan .
Harus diingat pula bahwa semakin sering pahat diganti/diasah
maka ongkos pemakaian pahat akan semakin tinggi, sehingga pada
suatu kondisi tertentu ongkos produksi tidak lagi mengecil,
melainkan membesar kembali. Hal ini menunjukan suatu gambaran
bahwa pada suatu kondisi pemotongan yang memberikan suatu
Universitas Sumatera Utara
14
harga tertentu yang menghasilkan produktifitas tertinggi atau
ongkos permesinan termurah.
c. Mempercepat cara penggantian pahat
Kemudahan penggantian pahat yang telah aus dengan pahat
yang baru (tajam) ditentukan oleh jenis pahat dan system
pemegangnya. Penggantian pahat bubut HSS atau karbida yang
dipatri keras (brazed carbide tip) pada psot mesin bubut jelas akan
lebih lama dibandingkan dengan mengganti sisipan karbida
(throwaway carbide tip) pada badan pahat (tool shank). Apabila
pahat yang baru tidak tersedia didekat mesin, maka berarti operator
harus mencari penggantinya atau mengasah sendiri, dan waktu
yang hilang ini akan termasuk dalam waktu penggantian pahat.
Oleh sebab itu perlu dipertimbangkan untuk menyediakan pahat
cadangan atau mewujudkan bagian pabrik yang mengurusi pahat
(tool cribs dengan tugas menyimpan, mengasah, dan
mempersiapkan segala jenis pahat).
2.2.2 Ongkos produksi
Biaya produksi (ongkos produksi) adalah hasil dari total waktu produksi
dan tarif per jam. Waktu produksi meliputi waktu setup, waktu muat, waktu
potong, waktu idle, dan waktu penggantian alat. Berkurangnya komponen
waktu ini akan mengurangi biaya. Waktu setup dan waktu muat tergantung
pada keahlian operator. Waktu potong, bagaimanapun, tergantung pada
banyak faktor yang mempengaruhi panjang potong dan kecepatan umpan.
Panjang potong dapat dipersingkat dengan mengoptimalkan jumlah operasi
yang diperlukan dan mengurangi ukuran fitur jika memungkinkan. Tingkat
umpan dipengaruhi oleh jenis operasi, bahan potong, bahan perkakas, ukuran
alat, dan berbagai parameter pemotongan seperti kedalaman irama radial.
Terakhir, waktu penggantian alat merupakan akibat langsung dari jumlah
Universitas Sumatera Utara
15
penggantian alat yang dibahas mengenai biaya perkakas. Dari beberapa tahun,
teknologi mesin pengolah CNC telah maju secara signifikan, untuk
memenuhi persyaratan di berbagai bidang manufaktur, terutama dalam
industri pemotongan logam presisi. Hal ini banyak digunakan untuk berbagai
produk untuk manufaktur di industri. Tingkat pemindahan material (MRR)
dan kekasaran Permukaan (Ra) merupakan respons penting dari operasi
pemesinan. MRR dan Ra berkontribusi terhadap biaya permesinan dan
kualitas komponen pemesinan. Untuk mengurangi waktu dan karakteristik
pemesinan, usaha untuk memaksimalkan nilai MRR dan meminimalkan Ra
dengan memilih parameter proses pemesinan yang optimal seperti kecepatan
potong, laju umpan, kedalaman potong harus dipelajari secara rinci
(Mahatme, 2016)
Bagi suatu indusrti pemesinan adalah mutlak untuk mengetahui
beberapa ongkos sebenarnya dalam pembuatan suatu produk/komponen
mesin. Dengan mengetahui harga jual produk atau harga penawaran kontrak
pembuatan sejumlah produk (subcontract parts) maka dapat dibayangankan
keuntungan yang akan diperoleh. Dalam kenyataan, penghitungan ongkos
pembuatan tersebut tidak selalu mudah, tergantung pada ukuran perusahaan,
ragam dan kompleksitas produk yang ditanganinya dan struktur penghitungan
ongkos (akutansi/cost accounting) yang dianut oleh perusahaan yang
bersangkutan. Ongkos pembuatan dapat ditentukan dari beberapa komponen
ongkos yang membentuknya. Berbagai bentuk struktur komponen-komponen
ongkos telah diajukan orang, masing-masing dengan cara pendekatan yang
berbeda dengan anggapan dan penyederhanaan yang berlainan disesuaikan
dengan kondisi atau ukuran perusahaan, guna mempermudah perhitungan
ongkos. Terlepas dari perbedaan yang ada tersebut, dapat dikatakan bahwa
semakin teliti penentuan ongkos pembuatan maka keuntungan yang akan
diperoleh akan semakin pasti atau perusahaan akan semakin berani untuk
mengajukan penawaran yang serendah mungkin. Hal ini dapat dimaklumi,
karena perusahaan dapat mengetahui dan berusaha untuk menekan bilamana
mungkin pada salah satu atau beberapa komponen ongkos pembuatannya.
Universitas Sumatera Utara
16
Struktur ongkos pembuatan dapat dibuat menjadi bebrapa komponen
ongkos yang sesuai untuk digunakan pada analisis kondisi pemotongan
optimum. Dalam hal ini pembahasan yang akan dibatasi pada hal-hal yang
dianggap perlu dalam kaitannya dengan proses pemesinan. Sementara itu,
penghitungan yang rinci atas komponen ongkos yang lain dapat dipelajari
pada beberapa buku referensi yang sesuai (teknik akutansi). Dengan
demikian, dari pemahaman atas struktur ongkos ini diharapkan dapat menjadi
bekal yang cukup mantap untuk dipraktekan, dikembangkan atau disesuaikan
dengan masalah sesungguhnya di industry pemesinan.
1. Ongkos total perproduk (unit cost)
Ongkos suatu produk dtentukan oleh ongkos material (bahan
dasar) dan ongkos produksi yang mungkin terdiri atas gabungan
beberapa langkah proses pembuatan/pemesinan sebagaimana rumus
berikut :
∑ ; Rp/produk………..(2.5)
Keterangan :
= ongkos total ; Rp/produk
= ongkos material ; Rp/produk
= ongkos persiapan/perencanaan produksi ; dapat pula
dimasukan ongkos perencanaan produk (bila produk
dirancang sendiri)
= ongkos salah satu proses produksi ; Rp/produk…..(2.6)
Ongkos material terdiri atas tiga pembelian dan ongkos tidak
langsung (indirect/overhead cost of material) yang merupakan ongkos
khusus yang dibebankan bagi material yang berkaitan dengan
penyimpanan (sewaktu masih berupa bahan ataupun setelah menjadi
produk) dan penyiapan. Bagian gudang membebani perusahaan
dengan adanya ruang/gudang mesin-mesin pemotong (precutting),
pengangkutan (material handling) dengan penghitungan atas bunga,
Universitas Sumatera Utara
17
pajak dan asuransi, pemeliharaan, serta karyawan yang menangani
masalah pergudangan. Kesemuanya itu dibagi (dengan factor
pemberat) dan dibebankan bagi masing-masing material yang ada di
gudang sesuai dengan luas lantai yang diperlukan dan lamanya
penyimpanan.
; Rp/produk……………(2.7)
Keterangan :
= ongkos material ; Rp/produk
= harga pembelian ; Rp/produk
= ongkos tak langsung ; Rp/produk
Ongkos proses produksi dapat dirincikan menjadi ongkos
penyiapan dan peralatan (special tooling, fixture), ongkos
pemesinan (machining cost), dan ongkos pahat (cutter/tool cost),
yaitu:
; Rp/produk ………..(2.8)
Keterangan :
= ongkos produksi ; Rp/produk
= ongkos penyiapan dan peralatan ; Rp/produk
= ongkos pemesinan ; Rp/produk
= ongkos pahat ; Rp/produk
Peralatan khusus seperti pemegang (fixture) mungkin
diperlukan guna memperkecil waktu nonproduktif. Fixture ini
dibuat sesuai dengan mesin perkakas yang digunakan, langkah/cara
pemesinan dan geometri bahan. Ongkos pembuatan fixture yang
Universitas Sumatera Utara
18
biasanya mahal (dibuat khusus, toleransi geometri komponen-
komponennya cukup sempit) harus diatasi dengan memperbesar
jumlah produk yang akan dibuat (lot size). Ditinjau dari proses
produksi, ongkos ini dianggap sebagai ongkos tetap yang tidak
dipengaruhi oleh laju kecepatan produksi.
; Rp/produk………..(2.9)
Keterangan :
= ongkos persiapan dan peralatan khusus ; Rp
= ongkos pengeturan/setting mesin ( ) ; Rp
= ongkos perkakas bentuk cekam (fixture) ; Rp
= ongkos penyiapan program NC (hanya berlaku bagi mesin
perkakas NC) yang meliputi, programming ( ),
percobaan (first article test, ditambah bahan habis
untuk percobaan) dan pengukuran pertama untuk sertifikasi
program ; Rp
= jumlah produk yang dibuat ; buah
Ongkos pemesinan dihitung bedasarkan waktu pemesinan
rata-rata perproduk dan ongkos operasi (persatuan waktu ; menit)
dengan demikian dipengaruhi oleh laju kecepatan produksi.
Ongkos pahat perlu ditetapkan sebagai komponen ongkos yang
terpisah karena mempunyai kaitan langsung dengan umur pahat
yang merupakan variable utama dalam proses pemesinan.
; Rp/produk …………….(2.10)
Keterangan :
= ongkos pemesinan ; Rp/produk
Universitas Sumatera Utara
19
= ongkos operasi mesin (mesin, operator, overhead) persatuan
waktu ; Rp/min
= waktu pemesinan ; min/produk
2. Ongkos operasi (operating cost)
Ongkos operasi pesatuan waktu (menit) bagi suatu kesatuan
produksi (mesin yang bersangkutan, operator dan seluruh
bagian/kegiatan pabrik yang mendukungnya) dapat dihitung
berdasarkan ongkos yang membentuknya dalam satu priode (tahun)
dibagi dengan jumlah menit kerja efektif pertahun. Ongkos operasi
pertahun merupakan gabungan dariongkos tetap (fixed cost) dan
ongkos variabel (variable cost) yang selanjutnya dapat dikelompokan
sebagai ongkos langsung (direct cost) dan ongkos tak langsung
(indirect cost), yaitu :
; Rp/tahun ………………(2.11)
Keterangan :
= ongkos operasi pertahun ; Rp/tahun
= ongkos tetap pertahun ; Rp/tahun
= ongkos variabel langsung pertahun ; Rp/tahun
= ongkos variabel tak langsung pertahun ; Rp/tahun
3. Ongkos mata potong
Pahat (tool/cutter) merupakan bahan habis yang diperlukan
dalam proses pemesinan. Suatu langkah proses pemesinan
menghabiskan sebagian dari umur pahat sehingga perlu dikenakan
beban atau ongkos mata potong pahat. Ongkos ini dapat dihitung
bedasarkan harga pokok mata potong tersebut ditambah dengan biaya
pendukungnya yaitu penyetelan dan/atau pengasahan. Sesuai dengan
jenis dan konstruksinya, maka dapat dibedakan dua macam pahat
yaitu pahat tanpa pengasahan (throwaway carbide trip) dan pahat
Universitas Sumatera Utara
20
yang dapat diasah (brazed tip yaitu carbide tip yang dipasang mati
pada bahan pahat, dan HSS).
a. Pahat tanpa pengasahan
; Rp/mata potong ………….(2.12)
Ketrerangan :
= ongkos mata potong pahat ; Rp/mata potong
= harga sisipan karbida (carbide tip/insert) Rp
e = jumlah mata potong sisipan karbida (2,3,atau 4 potong)
yang bisa dimanfaatkan
= harga badan pahat (pemegang sisipan) termasuk
peralatan/komponen dan suku cadangnya ; Rp
r = jumlah pemakaian badan pahat sampai aus/rusak
(diperkirakan sekitar 500 – 1000 kali
penggantian/penyetelan karbida sisipannya)
= ongkos penyetelan pahat diluar mesin (bila diperlukan
misalnya untuk digunakan pada mesin NC ; dilakukan oleh
bagian pahat dan perkakas), dimana adalah ongkos
operasi penyetelan permenit dan adalah waktu
penyetelan ; menit
z = jumlah gigi apabila pahat merupakan jenis pahat freis
dengan karbida sisipan (untuk pahat bubut z =1)
b. Pahat yang dapat diasah
; Rp/mata potong ………..(2.13)
Keterangan :
= harga pahat HSS atau pahat dengan kerbida sisipan
yang dipatri keras (brazed carbide tip), dalam kondisi
siap pakai (tajam) ; Rp
Universitas Sumatera Utara
21
= jumlah pengasahan yang mungkin dilakukan, sampai
mata potong menjadi terlalu pendek (4 -15 kali)
= ongkos penegasahan pahat tergantung pada ongkos
operasi permenit untuk proses pengasahan , dan waktu
pengasahan
= ongkos penyetelan pahat pada tool shank atau tool
block, yang dilakukan diluar mesin perkakas NC ;
Rp/mata potong.
2.3 Poros Utama Turbin Angin (Main shaft Wind Turbine)
Angin merupakan salah satu energi terbarukan yang ada di dunia ini.
Angin juga dapat diperoleh dengan gratis tanpa menggunakan biaya
sedikitpun. Selain itu, angin juga, mudah didapat, murah, bersih dan aman
digunakan. Lebih dari itu angin juga tidak menimbulkan polusi sama sekali
jika dibandingkan dengan uap yang diproduksi dengan menggunakan bahan
bakar fosil, serta nuklir yang menghasilkan sampah nuklir Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu/Angin (PLTB) mengkonversikan energi angin menjadi energi
listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Prinsip kerja
Pembangkit Listrik Tenaga Angin cukup sederhana, yaitu energi angin yang
memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator
dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik.
Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat
dimanfaatkan. Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah
lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km
merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga
angin. Pada akhir tahun 2007 telah dibangun kincir angin pembangkit dengan
kapasitas kurang dari 800 watt, dibangun di empat lokasi, masing-masing di
Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta
Bangka Belitung, masing-masing satu unit. Kemudian, di seluruh Indonesia,
Universitas Sumatera Utara
22
lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt
(kW) mulai dibangun (Bono, et.al, 2012)
Maka dari itu untuk mengimplentasikan energi terbarukan perlu
dilakukan pembuatan komponen turbin angin yaitu salah satunya adalah
poros utama turbin angin. Poros utama turbin angin merupakan salah satu
komponen utama pada turbin angin yang berfungsi sebagai penerus putaran
yang di hasilkan oleh rotor ke gear box turbin angin.
Poros utama turbin angin merupakan komponen yang digunakan pada
industry PLT-Angin atau PLT-Bayu. Poros utama turbin angin yang terbuat
dari baja paduan 34CrNiMo6 yang telah melalui proses hardening hingga
mencapai kekerasan (45-50) HRC. 34CrNiMo6 merupakan kode standarisasi
bahan dari negara jerman (DIN), yang tidak lain merupakan bahan yang sama
dengan Baja AISI 4340 dari US (amerika).
Ada banyak poros utama turbin angin dari mulai ukuran besar sampai
ukuran kecil, biasanya ukuran poros tergantung dengan kapasitas yang
dihasilkan oleh turbin, semakin besar kapasitas daya yang dihasilkan oleh
turbin semakin besar pula ukuran poros utama yang digunakan, berikut
adalah gambar dari poros utama turbin angin kapasitas menengah 100 kWh,
seperti yang terlihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2.1 Gambar Teknik dan Geometri Poros utama turbin angin
Universitas Sumatera Utara
23
2.3.1 Fitur Pemesinan Pada Pemesinan CNC Turning
Computer Numerical Control / CNC Turning merupakan sistem
optimasi mesin perkakas bubut yang dioperasikan oleh perintah yang
diprogram secara abstrak dan disimpan di media penyimpanan, hal ini
berlawanan dengan kebiasaan sebelumnya dimana mesin perkakas biasanya
dikontrol dengan putaran tangan atau otomatis sederhana menggunakan cam.
Kata NC sendiri adalah singkatan dari Bahasa Inggris dari kata Numerical
Control yang artinya control numerik. Mesin NC pertama diciptakan pada
tahun 1940-an sampai 1950-an, dengan memodifikasi mesin perkakas biasa.
Dalam hal ini mesin perkakas biasa ditambahkan dengan motor yang akan
menggerakan pengontrol mengikuti titk-titik yang dimasukkan kedalam
system oleh perekam kertas. Mesin perpaduan antara servo motor dan
mekanis ini segera digantikan dengan system analog dan kemudian computer
digital, menciptakan mesin perkakas modern atau mesin CNC (computer
numerical control) yang dikemudian hari telah merevolusi proses desain.
Saat ini mesin CNC mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
program CAD. Mesin-mesin CNC dibangun untuk menjawab tantangan
didunia manufaktur modern. Dengan mesin CNC, ketelitian suatu produk
dapat dijamin hingga 1/100 mm lebih, pengerjaan produk masal dengan hasil
yang sama persis dan waktu permesinan yang cepat. NC/CNC terdiri dari
bagian utama yaitu :
a. Program
b. Control unit / processor
c. Motor listrik servo untuk menggerakan control pahat
d. Motor listrik untuk menggerakan/memutar pahat
e. Pahat
f. Dudukan atau pemegang
Prinsip kerja NC/CNC secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Programmer membuat program CNC sesuai produk yang akan dibuat
dengan cara pengetikan langsung pada mesin CNC maupun dibuat
pada computer dengan software pemrogaman CNC.
Universitas Sumatera Utara
24
2. Program CNC tersebut lebih dikenal sebagai G-Code, seterusnya
dikirim dan dieksekusi oleh prosesor pada mesin CNC menghasilkan
pengaturan motor servo pada mesin untuk menggerakan perkakas yang
bergerak untuk melakukan proses permesinan hingga menghasilkan
produk sesuai program.
(Wikipedia.org/wiki/CNC)
Dalam proses pembuatan poros utama turbin angin dilakukan
pembubutan pada tiap bagian poros. Pembubutan (turning) adalah proses
permesinan yang menghasilkan bagaian-bagian mesin berbentuk silinder
yang dikerjakan dengan mengunakan mesin bubut (lathe). Prinsip dasarnya
dapat didefinisikan sebagai proses permesinan permukaan luar benda silindris
atau bubut rata dengan benda kerja yang berputar, dengan satu mata pahat
bermata potong tunggal (single-point cutting tool), dan dengan gerakan-
gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu
sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja.
Gambar 2.2 Bagian-bagian mesin bubut CNC
Secara umum terdapat beberapa gerakan utama pada mesin bubut. Yang
pertama yaitu gerakan pemakanan dengan pahat sejajar terhadap sumbu
benda kerja pada jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan luar
benda kerja atau biasa disebut dengan proses bubut rata. Lalu terdapat
Tail Stock
Chuck
CNC Unit Tool Turret
Workpiece
Universitas Sumatera Utara
25
pemakanan yang identik dengan proses bubut rata, tetapi arah gerakan
pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja atau gerak
pemakanannya menuju ke sumbu benda kerja, gerak pemakanan ini biasa
disebut proses bubut permukaan (surface turning). Dan yang terakhir adalah
proses bubut tirus (taper turning), proses bubut ini sebenarnya identik dengan
proses bubut rata di atas, hanya jalannya pahat membentuk sudut tertentu
terhadap sumbu benda kerja (Widarto, dkk., 2008).
Sumber : Widarto, dkk. (2008)
Gambar 2.3 Proses Bubut Rata, Bubut Permukaan dan Bubut Tirus
Dari proses-proses gerakan pembubutan diatas, secara umum mesin
bubut dapat melakukan beberapa proses permesinan, yaitu bubut dalam
(internal turning), proses pembuatan lubang dengan mata bor (drilling),
proses memperbesar lubang (boring), pembuatan ulir (thread cutting), dan
pembuatan alur (grooving/parting off). Proses tersebut dilakukan di Mesin
Bubut dengan bantuan/tambahan peralatan lain agar proses pemesinan bisa
dilakukan (Gambar 2.4) (Widarto, dkk., 2008).
Universitas Sumatera Utara
26
Sumber : Widarto, dkk. (2008)
Gambar 2.4 Proses Permesinan yang dapat dilakukan pada Mesin Bubut
(a) Pembubutan Pinggul (Chamfering), (b) Pembubutan Alur (Parting-off),
(c) Pembubutan Ulir (Threading) , (d) Pembuatan Lubang (Boring), (e)
Pembuatan Lubang (Drilling), (f) Pembuatan Kartel (Knurling).
Berikut ini adalah penjelasan dari proses pembubutan lathe dari
Gambar 2.3 dan Gambar 2.4 :
1. Bubut rata merupakan proses dasar dari pembubutan yaitu dengan
mengurangi diameter menjadi diameter yang diinginkan, ukuran
diameter mempunyai toleransi ukuran yang bermacam-macam,
mulai dari oleransi umum, toleransi khusus dan toleransi ISO.
2. Bubut permukaan merupakan proses dasar pembubutan yaitu
dengan mengurangi sisi muka dari benda silindris atau disebut juga
mengurangi panjang benda kerja.
3. Bubut tirus adalah pembubutan dari suatu bagian poros yang
ukuran diameternya berangsur-angsur mengecil dari titik ke tiik
pada panjang poros, pembubutan tirus pada mesin bubut dapat
dilakukan dengan pahat khusus, atau dengan menyetel top slide
pada ukuran sudut tertentu atau debgan menggeser center dari
tailstock maupun dengan perlengkapan tirus.
4. Pembubutan pinggul (chamfering) adalah pembubutan benda pada
bagian poros untuk membuat chamfer, proses pembubutan
dilakukan dengan menggunakan pahat khusus, prosesnya sama
dengan pembuatan tirus.
5. Pembubutan alur (grooving) bertujuan untuk membuat pembebas
pada penguliran atau juga untuk tempat pemasangan snap ring,
pembuatan alur dilakukan pada diameter luar dan dalam.
6. Pembubuan ulir (threading) merupakan proses yang identic dengan
mesin bubut, pada mesin bubut kita dapat membuat beraneka
ragam ulir pada bagian luar dan dalam, dalam hal khusus ulir
dengan ukuran kecil umumnya difinish dengan tap atau sney.
Universitas Sumatera Utara
27
7. Pembuatan lubang (boring) adalah pembubutan bagian dalam
poros untuk memperbesar pembuatan lubang.
8. Pembuatan lubang (drilling) adalah pembuatan lubang pada mesin
dengan mata bor/twist drill.
9. Pembuatan kartel (knurling) adalah proses yang berfungsi sebagai
pegangan agar tidak licin, pada mesin bubut pengkartelan
dilakukan dengan roda kartel yang berukuran standar, proses ini
tidak memotong melainkan menekan/menusuk benda kerja
sehingga berbentuk alur-alur kartel, bentuk kartel pada umumnya
lurus, miring, atau silang.
Untuk mesin bubut dengan putaran variable ataupun dengan sistem
transmisi variabel kecepatan putaran poros utama tidak lagi bertingkat
melainkan berkesinambungan (continue). Pahat dipasang pada dudukan pahat
dan kedalaman potong (a) diatur dengan mengeser peluncur silang melalui
roda pemutar menunjukan selisih harga diameter, dengan demikian
kedalaman gerak translasi bersama-sama dengan kereta dan gerak makannya
diatur dengan lengan pengatur pada rumah roda gigi.
Gambar 2.5 Ilustrasi skematik proses pembubutan
Gerak makan (f) yang tersedia pada mesin bubut bermacam-
macam dan menurut tingkatannya telah distandarkan misalnya : . . . ., 0,1,
0,112, 0,125, 0,14, 0,16, . . . . (mm/r). Adapaun kondisi pemotongan pada
proses pembubutan adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
28
Benda kerja :
= diameter mula (mm)
= diameter akhir (mm)
= panjang permesinan (mm)
Pahat :
= sudut potong utama ( )
= sudut geram ( )
Mesin bubut :
a = kedalaman potong
⁄
(mm)………………………….(2.14)
f = gerak makan (mm/r)
n = putaran poros utama (benda kerja) (r/mm)
Elemen dasar permesinan bubut dapat dihitung dengan rumus-
rumus berikut :
1. Kecepatan potong
⁄ ……………………..(2.15)
2. Kecepatan makan
( ⁄ ) …………………..(2.16)
3. Waktu pemotongan
⁄ (min) ………………………..(2.17)
4. Kecepatan penghasilan geram
⁄ ………………..(2.18)
Universitas Sumatera Utara
29
2.3.2 Simulasi Proses Permesinan
Ada banyak penggunaan simulasi pada proses pemesinan berikut adalah
bagan perencanaan proses dari simulasi poros utama turbin angin antara lain :
Gambar 2.6 Bagan alir simulasi proses perencanaan
menggunakan software
A. MasterCam
Mastercam merupakan software yang digunakan untuk menggambarkan
atau merencanakan proses permesinan secara virtual melalui layar komputer.
Hasil perencanaan proses permesinan tersebut selanjutnya digunakan sebagai
pedoman pada pemrograman mesin CNC (Computer Numerical Controlled).
Mastercam dikembangkan di Massachusetts pada tahun 1983, perusahaan
yang mengembangkan Mastercam adalah CNC Software, Inc. yang
merupakan salah satu dari beberapa pengembang software PC berbasis
computer aided design / computer aid manufacturing tertua. CNC Software,
Inc. saat ini berlokasi di Tolland Connecticut. Saat ini Mastercam
Simulasi Perencanaan
proses
Simulasi CAM
menggunakan
Master CAM
Interprestasi
Simulasi CAD
Memasukan
Data Pada
NC Program
Simulasi
Swansoft
Produk
Jadi
Universitas Sumatera Utara
30
berkembang luas dan sering digunakan baik di dunia industry maupun dunia
pendidikan.
Mastercam mendukung berbagai macam jenis mesin. Berikut
produk-produk dari Mastercam :
a. Design
Untuk membuat bentuk 3D wireframe, pengukuran, serta
importing dan exporting file-file CAD non Mastercam seperti
Autocad, Solidworks, Solid Edge, Inventor, Parasolid, dan
lainnya.
b. Mill
Untuk pekerjaan frais yang dapat dilakukan dengan 3 cara
pengerjaan dari pengerjaan 2D, 3D, dan Multiaxis. Pada
pengerjaan 2D yang dapat dilakukan yaitu contour, drill,
dynamic mill, dan pembuatan face, untuk pengerjaan 3D yang
dapat dibuat yaitu optirough, pocket, project dan pengerjaan
parallel, dan untuk pengerjaan multyaxis yaitu pembuatan
curve, swarf milling, drill dan parallel.
c. Lathe
Untuk pengerjaan pembubutan pada lathe terdapat banyak cara
yaitu roughing (bubut rata), grooving (pembuatan alur),
treading (pembuatan ulir), facing (bubut muka), cut off
(pemotongan), drilling (pembuatan lubang), dan finishing.
d. Wire
Untuk pembuatan wirepath baik dalam bentuk 2 sumbu
maupun dalam bentuk 4 sumbu.
e. Art
Untuk merancang design 3D dengan cepat maupun
mengonversi 2D artwork menjadi bentuk yang machinable
(mampu dikerjakan dengan permesinan)
Universitas Sumatera Utara
31
B. Swansoft
Swansoft CNC Simulasi (SSCNC) merupakan produk inovatif
yang dirancang dan dikembangkan oleh Nanjing Swansoft perusahaan
teknologi berdasarkan pengalaman mengajar yang diperoleh di pabrik-
pabrik manufaktur dan pusat-pusat pelatihan indutri. Nanjing Swan
Software Technology telah mengembangkan perangkat lunak mesin
simulasi CNC virtual yang kuat dan akurat yang termasuk kontrol dari
produsen sebagai berikut :
a. Fanuc
b. Simumerik
c. Mitsubishi
d. GSK
e. HNK
f. KND
g. WA
h. SKY
i. Haas
j. Fagor
k. dan Dasen.
Dengan menggunakan software ini dapat memperoleh pengalaman
yang sangat dibutuhkan “praktis” untuk pemrograman, menyiapakan dan
beroperasi mesin CNC dengan biaya sebagian besar berkurang. Nanjing
Swan Software Technology Company mengkhususkan diri dalam
perangkat lunak visualisasi terutama di bidang CAD / CAM dan NC
simulasi, penetrasi dan penerapan teknologi kunci UG. Beroriantasi
penelitian produk pabrik dan inovasi, Nanjing juga memasok pelanggan
dengan layanan yang sangat sesuai dengan tuntutan masing-masng seperti
desain produk, konsultasi teknis, dan berbasis UG-software layanan
penelitian kuadrat, yang dapat membantu perusahaan menetapkan
prosedur standar desain mereka sendiri.
Universitas Sumatera Utara
32
C. NC program
Teknologi numerical control yang ada saat ini, dimunculkan pada
pertengahan abad 20, tepatnya pada tahun1952 U.S Air Force yang
bernama John Parsons dan Massachusetts Institute of Technology tidak
diterapkan dalam produksi manufaktur sampai awal 1960-an. Keadaannya
datang dalam bentuk CNC, sekitar tahun 1972 dan satu dekade berikutnya
dengan pengenalan computer mikro yang terjangkau. Sejarah dan
pengembangan teknologi ini telah di dokumentasi dan telah banyak di
publikasi.
Dalam manufaktur, terutama pada pengerjaan logam teknologi
numerical control terjadi karena sebuah revolusi. Pada saat sebelum
computer memiliki perlengkapan yang standart dalam setiap perusahaan,
teknologi numerical control hanya ditemukan pada tempat-tempat khusus.
Evolusi pada mikro elektronik dan pengembangan computer tidak pernah
berhenti berdampak pada teknologi numerical control, yang membawa
perubahan yang signifikan pada dunia manufaktur umumnya dan
pengerjaan logam khususnya.
1. Pengertian dari Numerical Control (NC)
Dalam berbagai publikasi dan artikel-artikel banyak penjelasan
telah digunakan selama bertahun-tahun, untuk mengartikan apa itu
Numerical Control (NC). Banyak pengertian dengan ide yang sama,
konsep dasar yang sama, hanya penggunaan kata yang berbeda. Sebagian
dari semua definisi yang ada dapat disimpulkan menjadi sebuah pengertian
yang relatif sederhana “Numerical Control dapat didefinisikan sebagai
operasi pemesinan dengan cara instruksi khusus yang dikodekan untuk
system kontrol mesin”
Instruksi adalah kombinasi dari huruf-huruf abjad, angka, dan
symbol-simbol seperti desimal, persen, dan kurung. Semua instruksi
ditulis dalam urutan logis dan bentuk yang telah ditentukan. Kumpulan
semua intruksi yang dibutuhkan untuk mesin adalah sebuah bagian yang
disebut NC program, CNC program, atau part program. Program tersebut
Universitas Sumatera Utara
33
dapat disimpan untuk digunakan di masa mendatang atau digunakan untuk
berulang kali untuk mendapatkan hasil pemesianan yang indentik pada
saat kapanpun.
2. Teknologi NC dan CNC
Dalam kepatuhan yang ketat pada istilah, ada sebuah perbedaan
arti dalam singkatan NC dan CNC. NC adalah singkatan dari Numerical
Control teknologi yang awal dan original, sedangkan CNC adalah
singkatan dari Computerized Numerical Controlteknologi yang baru.
Dalam prakteknya CNC lebih diminati. Untuk menerangkan kedua istilah,
perhatian pada perbedaan utama antara system NC dan CNC. Kedua
system melaksanakan tugas yang sama, yaitu memanipulasi data untuk
tujuan pemesinan. Dalam kedua sistem, desain internal dari system control
berisi instruksi logis data proses, dan memiliki akhir yang sama.
System NC (yang berlawanan dengan system CNC) menggunakan
fungsi logis, system NC dibangun dalam permanen kabel dengan control
unit. Fungsi ini tidak dapat diganti oleh programmer ataupun operator
mesin. Karena kabel tetap dari logic control, system NC ini identik dengan
istilah “hardwire”. System dapat menerjemahkan sebuah program, tetapi
tidak dapat mengizinkan mengganti program, dengan menggunakan
feature control. Semua perubahan yang diperlukan harus dilakukan jauh
dari kontrol, melainkan dilingkungan kantor. System NC juga memerlukan
penggunaan kaset untuk menginput dari informasi program.
Saat menggambarkan fakta tentang teknologi control numerik,
biasanya digunakan istilah NC dan CNC. Perlu diingat bahwa NC dapat
berarti juga CNC dalam pembicaraan, tetapi CNC tidak ditujukan pada
teknologi yang lampau. Huruf C singkatan dari computerized dan tidak
dapat diterapkan dalam system hardwired. Semua system control didunia
manufaktur saat ini adalah sstem CNC (Peter Smid, 2003).
Universitas Sumatera Utara
34
D. Hubungan Antara Software MasterCAM dangan Swansoft
MasterCAM merupakan software yang digunakan untuk
menggambarkan atau merencanakan proses pemesinan secara virtual
melalui layar computer, dan swansoft adalah software yang digunakan
untuk pemprograman dalam menyiapkan operasi mesin CNC dalam
perangkat lunak visualisasi terutama dibidang CAD/CAM dan NC simulasi.
Jadi hubungan antara kedua software adalah sket yang digambarkan dan
dibuat pada masterCAM di input melalui NC code, setelah itu NC code
masterCAM diprogram pada swansoft, keterkaitan antara kedua software ini
adalah pada NC code atau NC program. NC program dapat didefenisikan
sebagai operasi pemesinan dengan cara intruksi khusus yang dikodekan
untuk system control mesin. Instruksi adalah kombinasi dari huruf-huruf
abjad, angka, dan symbol-simbol seperti decimal, persen, dan kurung.
2.4 Bahan Baku
2.4.1 Baja AISI 4340
Benda kerja yang digunakan untuk penelitian ini adalah baja paduan
AISI 4340 yang telah dilakukan proses pengerasan (hardening process)
hingga mencapai 45-50 HRc. Pemilihan baja paduan AISI 4340 dikarenakan
baja ini banyak dipakai dalam pembuatan komponen-komponen
permesinan, murah serta dapat dengan mudah didapatkan di pasaran.
Beberapa jenis dari komponen-komponen mesin yang terbuat dari baja ini
contohnya ialah: poros engkol mobil dan pesawat, poros penghubung roda
belakang, roda gigi, poros pengendali (drive shafts), dan komponen alat
berat pengebor batu (heavy duty parts of rock drill).
Baja paduan AISI 4340 mengandung 1,8 %Ni, 0,5-0,8 %Cr dan 0,20
%Mo yang merupakan paduan seri 43xx. Kombinasi Ni dan Cr akan
menghasilkan baja dengan batas elastis tinggi hardenability yang tinggi
disertai dengan ketangguhan dan ketahanan lelah yang baik. Selanjutnya
penambahan 0,2 %Mo meningkatkan hardenability dan mengurangi resiko
Universitas Sumatera Utara
35
penggetasan saat tempering. Diagram CCT untuk baja paduan 4340 seperti
pada gambar 2.7
Gambar 2.7 Diagram CCT untuk baja AISI 4340
Kombinasi Ni-Cr-Mo menghambat transformasi dari austenit ke perlit
sehingga transformasi terjadi dalam waktu yang lama. Struktur mikro yang
terbentuk pada pendinginan udara dari suhu austenit akan menghasilkan
struktur mikro berupa bainit karena adanya keterlambatan transformasi.
2.4.2 Proses Heat Treatment
Heat Treatment (perlakuan panas) adalah salah satu proses untuk
mengubah struktur logam dengan jalan memanaskan specimen pada
elektrik tarance (tungku) pada temperature rekristalisasi selama periode
waktu tertentu kemudian didinginkan pada media seperti udara, air, oli, air
garam dan solar yang masing-masing menpunyai kerapatan massa yang
berbeda-beda.
Sifat-sifat logam yang teruama sifat mekanik yang sangat
dipengaruhi oleh struktur micrologam disamping komposisi kimianya,
contohnya suatu logam atau paduan akan mempunyai sifat mekanis yang
berbeda-beda struktur micronya. Dengan adanya pemanasan atau
Universitas Sumatera Utara
36
pendinginan dengan kecepatan tertentu maka bahan-bahan logam dan
paduan memperlihatkan perubahan strukturnya.
Perlakuan panas adalah proses kombinasi antara proses pemanasan
dan proses pendinginan dari suatu logam atau paduannya dalam keadaan
padat untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu.
Perubahan sifat yang dapat diperoleh dari perlakuan panas pada
logam adalah sifat mekanik seperti kekerasan, kekuatan, keuletan,
ketangguhan, dan sebagainya. Sifat lain yang juga dapat dirubah melalui
perlakuan panas adalah sifat teknologi, seperti sifat mampu bentuk dan
mampu las atau mampu mesin. Beberapa perlakuan panas yang umum
diaplikasikan pada baja adalah analing, normalisasi, quenching, dan
tempering.
2.5 Permesinan Keras
Pemesinan keras pada baja atau biasa disebut sebagai hard turning
telah menarik banyak industry untuk pengerjaan produksi massal seperti
pembuatan bantalan, roda gigi, poros dan lain-lain. Biasanya baja yang
telah diberikan perlakuan panas atau pengerjaan baja pengerasan pada
kekerasan 50 HRC atau lebih. Studi ekstensif telah dilakukan oleh peneliti
untuk pemilihan bahan alat untuk menyelidiki perilaku keausannya.
Alasan utama adalah bahwa mesin dari baja yang mengeras biasanya
membutuhkan alat pemotong tingkat lanjut atau lebih keras. Studi yang
berbeda menggunakan sisipan alat yang berbeda yang terbuat dari
keramik, CBN, berlian dan karbida, namun dari sudut pandang ekonomi,
periset dan industri mulai berkonsentrasi pada bahan alat yang lebih murah
seperti karbida (Srithar, et.al, 2014)
Kita mengenal bahwa, jika kekerasan benda kerja ditingkatkan
kemampuan pemesinannya akan berkurang, keausan dan keretakan pahat,
kualitas akhir dari permukaan bisa menjadi masalah yang signifikan.
Sebuah contoh umum adalah pemesinan akhir dari baja yang telah diberi
perlakukan panas (45-65 HRC) poros, roda gigi dan komponen otomotif
Universitas Sumatera Utara
37
lainya menggunakan pahat polycrystalline cubic boron-nitride (PCBN),
cermet atau ceramic. Disebut pemesinan keras, karena proses ini
menghasilkan produk akhir dengan akurasi dimensi yang baik, kualitas
permukaan akhir (< 0.25 m). Daya yang ada, static dan dinamik
kekakuan, serta spindel dari mesin juga work holding device dan fixture
menjadi faktor yang menentukan (Serope Kalpakjian, Steven R. Schmid
2009).
2.5.1 Pemesinan kering
Permesinan kering (dry machining) adalah proses permesinan yang
tidak menggunakan fluida pendingin dalam proses pemotongannya.
Fenomena kegagalan pahat dan pengunaan cairan pemotong merupakan
salah satu masalah yang banyak dikaji dan mendapat perhatian dalam
kaitannya yang sangat berpengaruh terhadap kekasaran permukaan hasil
pengerjaan, keteltian geometri produk dan mekanisme keausan pahat serta
umur pahat, melaporkan bahwa umumya cairan pemotongan bekas
disimpan dalam kontainer dan kemudian ditimbun di tanah. Selain itu,
masih banyak praktek yang membuang cairan pemotongan bekas langsung
ke alam bebas. Hal ini jelas akan merusak lingkungan.
Pilihan alternatif dari pemesinan basah adalah pemesinan kering,
karena selain tidak ada cairan pemotongan bekas dalam jumlah besar yang
akan mencemari lingkungan juga tidak ada kabut partikel cairan
pemotongan yang akan membahayakan operator dan juga serpihan
pemotongan tidak terkontaminasi oleh residu cairan pemotongan.
Pemesinan kering mempunyai beberapa masalah yang antara lain, gesekan
antara permukaan benda kerja dan pahat potong, kecepatan keluar
serpihan, serta temperatur potong yang tinggi dan hal tersebut semuanya
terkait dengan parameter pemesinan.
Secara umum industri pemesinan pemotongan logam melakukan
pemesinan kering adalah untuk menghindari pengaruh buruk akibat cairan
pemotongan yang dihasilkan oleh pemesinan basah. Pemesinan kering
Universitas Sumatera Utara
38
direkomendasikan penggunaanya untuk mengatasi masalah pencemaran
lingkungan akibat limbah cairan pendingin, maka para pakar pemesinan
merekomendasikan dengan pemesinan kering. Selain karena alasan
masalah pencemaran lingkungan hal lain yang menjadi alasan dipakainya
metode pemesinan kering adalah untuk menghemat biaya produksi.
(Sumbes: Balzers Inc)
Gambar 2.8 Biaya produksi permesinan secara umum
Pemesinan kering diakui mampu mengatasi masalah pada dampak
yang telah di uraikan diatas. Pilihan alternatif dari pemesinan basah adalah
pemesinan kering, karena selain tidak ada cairan pemotongan bekas dalam
jumlah besar yang akan mencemari lingkungan juga tidak ada kabut
partikel cairan pemotongan yang akan membahayakan operator dan juga
serpihan pemotongan tidak terkontaminasi oleh residu cairan pemotongan.
Pemesinan kering mempunyai beberapa masalah yang antara lain, gesekan
antara permukaan benda kerja dan pahat potong, kecepatan keluar geram,
serta temperatur potong yang tinggi dan hal tersebut semuanya terkait
dengan parameter pemesinan.
2.5.2 Pahat
A. Jenis-Jenis Pahat
Adapun jenis-jenis pahat yang digunakan dalam proses
pemesinan salah satunya pahan yang dipakai untuk pemesinan keras
seperti pahat karbida, berikut adalah jenis-jenis pahat pada pemesinan
yaitu sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
39
1. High-speed steel (HSS)
2. Cast-cobalt alloy
3. Carbides
4. Coated tools
5. Alumina-based ceramics
6. Cubic baron nitride
7. Silicon-nitride-based ceramic
8. Diamond
9. Whisker-reinforced materials and nanomaterials
Baja karbon bahan alat tertua dan telah digunakan secara luas
untuk membuat lubang, ulir, dan lainnya sejak tahun 1880-an. Baja
paduan rendah dan menengah-paduan dikembangkan kemudian untuk
aplikasi yang serupa tetapi alat kehidupan yang lebih panjang. Meskipun
murah dan mudah dibentuk dan dipertajam, baja ini tidak memiliki cukup
panas kekerasan dan memakai perlawanan untuk memotong pada
kecepatan tinggi ketika suhu meningkat secara signifikan.
1. High-speed steel
Pahat baja berkecepatan tinggi adalah bagian dari pahat baja,
biasanya digunakan untuk alat bit dan pahat potong. Hal ini unggul lebih
tua dari bahan baja karbon tinggi yang digunakan secara luas pada tahun
1990-an karena dapat menahan suhu tinggi tanpa kehilangan kekerasan.
2. Cast-cobalt alloy
Diperkenalkan pada tahun 1915, cast-kobalt paduan memiliki
rentang komposisi berikut: 38-53% Co, 30-33% Cr, dan 10-20% W.
Karena kekerasan tinggi mereka (biasanya 58 untuk 64 HRC), mereka
memiliki ketahanan pakai yang baik dan dapat mempertahankan mereka
kekerasan pada suhu tinggi. Pahat ini tidak sekuat baja berkecepatan tinggi
dan sensitif terhadap dampak pasukan. Akibatnya, mereka kurang cocok
daripada baja kecepatan tinggi untuk operasi pemotongan terganggu.
Universitas Sumatera Utara
40
3. Carbide
Dua kelompok bahan alat yang baru saja dijelaskan memiliki
ketangguhan diperlukan, kekuatan pengaruh dan kejut termal resistensi,
tetapi mereka juga memiliki keterbatasan yang penting, khususnya
sehubungan dengan kekuatan dan panas kekerasan. Akibatnya, mereka
tidak dapat digunakan karena secara efektif di mana kecepatan
pemotongan yang tinggi (suhu maka tinggi) yang terlibat. Namun,
kecepatan tersebut sering diperlukan untuk meningkatkan produktivitas
pemesinan.
4. Coated tools
Paduan baru dan persediaan yang dikelola dengan bahan bahan yang
sedang dikembangkan terus menerus, terutama sejak 1960-an. Bahan-
bahan ini akan memperoleh beberapa derajat kekuatan panas dan
ketangguhan, tetapi pada umumnya berupa kekasaran pada benda kerja
dan bahan kimia reaktif dengan pahat. Kesulitan mesin bahan bahan ini
efisien dan kebutuhan untuk memperbaiki kinerjanya di dalam kinerja
mesin semakin banyak bahan rekayasa umum mengarah kepada
perkembangan pahat. Lapisan ini memiliki sifat yang unik, seperti:
Menurunkan gesekan, tinggi adhesi, lebih tinggi perlawanan terhadap
cracking, bertindak sebagai penghalang difusi, resistensi tinggi panas
terhadap dampak kekerasan.
5. Alumina-based ceramic
Material pahat keramik diperkenalkan diawal tahun 1950-an,
material utama pahat ini adalah butiran butiran halus alumunium oksida.
Pahat ini diolah dalam bentuk tertentu pada tekanan tinggi dan pada
temperature tinggi. Ini dihasilkan melalui olahan keramik. Penambahan
zirkonium oksida dan titanium karbida membantu meningkatkan sifat
seperti ketangguhan dan ketahanan panas kejut.
Pahat keramik berbasis alumina memiliki kekuatan yang tinggi
terhadap perlawanan abrasi dan kekerasan panas. Pahat ini lebih stabil
daripada pahat HSS dan karbida. Jadi pahat ini mempunyai kecendrungan
Universitas Sumatera Utara
41
pad metal saat pemotongan dan kecendrungan lebih rendah untuk
membangun sudut.
6. Cubic Baron Nitride
Selain berlian, cubic baron nitride (CBN) adalah bahan paling sulid
tersedia. Diperkenalkan pada tahun 1962 dibaah nama dagang barazon,
CBN dibuat oleh ikatan 0.5 – 1 mm lapisan polikristalin cubic baron
nitride untuk subtrak karbida oleh sintering dibawah tekanan tinggi dan
temperature tinggi. Sementara karbida memiliki sifat anti perlawanan,
lapisan CBN mempunyai stadar ketahanan aus sangat tinggi. CBN juga
dibuat dalam ukuran-ukuran kecil tanpa substrat (senyawa yang menglami
perubahan oleh hasil kerja enzim).
7. Silicon-nitride-based Ceramics
Dikembangkan pada tahun 1970-an, silicon nitrida (SiN) berdasrkan
pahat keramik bahan terdiri dari silikon nitrida dan berbagai tambahan
alumunium oksida, nitrium oksida dan titanium oksida. Pahat ini miliki
kekuatan tinggi, tahan panas dan ketahanan termal yang baik. Contoh
bahan seperti silikon nitrida berdasarkan bahan seperti SiAlON, dinamai
unsur-unsur seperti silikon, aluminium, oksigen dan nitrogen. SiAlON
memiliki sifat ketahanan termal tinggi dari pada silikon nitrida dan
dianjurkan untuk pemesinan besi cor dan superalloy berbasis nikel pada
kecepatan potong menengah.
8. Diamond
Semua material yang dikenal sebelumnya, pahat yang paling sulit
untuk didapatkan adalah berlian. Sebagai pahat potong, ia memiliki sifat
yang sangat diinginkan dalam pemesinan memiliki gesekan rendah,
ketahanan aus yang tinggi dan kemampuan untuk memotong sudut yang
tajam. Diamond digunakan untuk membuat benda dengan permukaan yang
baik dan dimensi yang akurat, terutama pada bahan material nonferrous
lembut dan abrasib elektronik dan bahan logam (terutama beberapa
alumunium-silikon paduan). Sintetis atau industri berlian secara luas
digunakan karena berlian alami memiliki kekurangan dan kinerjanya tidak
Universitas Sumatera Utara
42
dapat di prediksi, seperti halnya dengan abrasive yang digunakan dalam
roda penggilingan.
9. Whisker-reinforced Materials and Nanomaterials
Untuk lebih meningkatkan kinerja dan ketahanan aus pada pahat
(terutama dalam pemesinan dengan material baru dan komposit), seiring
dengan kemajuan yang dicapai dalam mengembangkan bahan pahat baru
dengan sifat-sifat yang ditingkatkan seperti:
Ketahanan patah yang tinggi
Anti panas
Kekuatan potong
Kekerasan panas
Nanomaterial penting dalam lanjutan pemotongan pada material
(logam). Nanomaterial yang cocok adalah karbida dan keramik. Sering
kali nanomaterial diterapkan sebagai lapisan tipis, biasanya dalam upaya
untuk memperoleh umur pahat yang wajar tanpa menggunakan cairan
pendingin (pemesinan kering). Datakan juga bahwa pahat potong karbida
adalah nanomaterial, tetapi semenjak mereka tersebar luas dengan
mendahului prak tek dan mengklarifikasi bahan sebagai nanomaterial,
pahat ini sering diabaikan (Serope Kalpakjian, Steven R. Schmid 2009).
B. Pahat Carbida
Jenis karbida yang “disemen” (Cemented Carbide) ditemukan pada
tahun 1923 (KRUPP WIDIA) merupakan bahan pahat yang dibuatdengan
cara menyinter (sintering) serbuk karbida (nitride, oksida) dengan bahan
pengikat yang umumnya dari cobalt (Co). Dengan cara carbruzing masing-
masing bahan dasar (serbuk) tungsten (wolfram, W) titanium (Ti),
tantalum (Ta) dibuat dengan karbida yang kemudian digiling (ball mill)
dan disaring. Salah satu atau serbuk karbida tersebut kemudian dicampur
dengan bahan pengikat cobalt (Co) dan dicetak dengan memakai bahan
pelumas (lilin). Setelah itu dilakukan presintering (1000 pemanasan
Universitas Sumatera Utara
43
mula untuk menguapkan bahan pelumas) dan kemudian sintering (1600 )
sehingga bentuk keping (sisipan) sebagai hasil proses cetak tekan (cold
atau HIP) akan menyusut menjadi sekitar 80% dari volume semula.
Hot hardness karbida yang disemen (diikat) ini hanya akan
menurun bila tejadi pelunakan elemen pengikat. Semakin besar presentase
pengikat Co maka kekerasannya menurun dan sebaliknya keuletannya
membaik. Modulus elastisitasnya sangat tinggi demikian pula berat
jenisnya (density, sekitar 2 kali baja). Koefisien muainya setengah
daripada baja dan konduktifitas panasnya sekitar 2 atau 3 kali
konduktifitas panas HSS. Ada tiga jenis utama pahat karbida sisipan :
1. Karbida tungsten (WC+Co) yang merupakan jenis pahat karbida untuk
memotong besi tuang (cast iron cutting grade)
2. Karbida tungsten paduan (WC-TiN+Co; WC-TaC-TiC+Co; WC-
TaC+Co; WC-TiC-TiN+Co; TiC-Ni Mo) merupakan jenis pahat
karbida untuk memotong baja (steel cutting grade)
3. Karbida lapis (coated cemented carbide) merupakan jenis karbida
tungsten yang dilapis (satu atau beberapa lapisan) karbida, nitride,
atau oksida lain yang lebih rapuh tetapi hot hardnessnya tinggi (Taufiq
Rochim 1993).
C. Karbida lapis
Coated cemented carbide pertama kali diperkenalkan oleh KRUPP
WIDIA (1968) dan sampai saat ini jenis karbida lapis semakin
berkembang dan banyak dimanfaatkan dalam berbagai proses permesinan
(dinegara-negara maju, pemaikainya sekitar 40% dari seluruh jenis pahat
karbida yang digunakan). Umumnya sebagai material dasar adalah karbida
tungsten (WC+Co) yang dilapis dengan bahan keramik (karbida, nitride,
dan oksida yang keras tahan temperature tinggi serta nonadhesif). Lapisan
setebal 1-8 mikron ini diperoleh dengan cara PVD atau CVD. Pelapisan
secara CVD (Chemical Vapour Deposition) menghasilkan ikatan lebih
kuat daripada PVD (Physical Vapour Deposition). CVD dilaksanakan
dengan mengendapkan elemen atau paduan elemen (keramik) yang terjadi
Universitas Sumatera Utara
44
akibat reaksi pada fasa uap antara elemen/paduan tersebut dengan gas
pereaksi (Rochim.T, 1993).
Universitas Sumatera Utara
45
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Perencanaan Proses
Sebagai perencana suatu proses ada baiknya kita mendokumentasikan
produk yang akan dibuat, dalam hal ini kita harus membuat produk dalam satu
form yang disebut routing sheet. Routing sheet merupakan tabulasi langkah-
langkah yang dicakup dalam memproduksi komponen tertentu dan rincian
yang perlu dari hal-hal yang berkaitan.
Routing sheet berguna untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan
dan untuk menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam usaha
memperoleh sejumlah produk yang diinginkan. Data yang diperlukan dalam
perhitungan routing sheet ini adalah urutan operasi dari setiap komponen,
nama atau jenis peralatan yang digunakan, persentase dan efesiensi pabrik.
Urutan operasi pada routing sheet ini didasarkan pada urutan operasi yang ada
pada peta proses operasi. Informasi-informasi yang diperoleh dari perhitungan
routing sheet adalah dapat mengetahui kapasitas alat teorits, jumlah unit yang
disiapkan, produk dengan efesiensi serta jumlah mesin teoritis. Berikut adalah
contoh tabel dari routing sheet :
Tabel 3.1 Contoh lembar dokumentasi routing sheet
Part No Part Name Rev Page 1 of 2
4340 Main Shaft Wind Turbine 1
Material Size Planner Date
AISI 4340 460 mm, dia × 2000 mm long AJI 22-Nov-17
No Operasi Dept Machine Tool Cutting
Condition Cutting tool and
Tool Holder Setup time
Cycle Tme
3.2 Kondisi Pemotongan “Pemesinan Keras”
3.2.1 Metode Penelitian (Eksperimental Proses Turning)
Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data
berdasarkan untuk mendapatkan data kondisi pemotongan yaitu, kecepatan
potong v (m/min), gerak makan f (mm/rev), dan kedalaman potong a (mm)
Universitas Sumatera Utara
46
sebagai nilai m dengan variasi nilai maximum dan minimum sebagai nilai n ,
yaitu :
1. v = 95 (high), 80 (low)
2. f = 0.2 (high), 0.1 (low)
3. a = 2 (high), 2 (low)
Desain experiment data menggunakan metode factorial maka didapat
variasi 8 kondisi pemotongan yang di tampilkan pada tabel berikut ini :
Tabel 3.2 Variasi 8 kondisi pemotongan
No. Running v (m/min) f (mm/rev) a (mm)
1. H-H-H 95 0.2 2
2. H-H-L 95 0.2 1
3. H-L-H 95 0.1 2
4. H-L-L 95 0.1 1
5. L-H-H 80 0.2 2
6. L-H-L 80 0.2 1
7. L-L-H 80 0.1 2
8. L-L-L 80 0.1 1
*keterangan H (high) dan L (low)
Setelah dilakukannya penelitian maka, akan didapat data yang akan
digunakan untuk optimasi nilai kekasaran permukaan (Ra) terendah untuk
tujuan produk medium finish dan finish, optimasi suhu pemotongan, dan nilai
maksimum dan optimasi Volume Material Rate (VMR) untuk roughing produk
dangan menggunakan software Design Expert 10.
3.2.2 Alat ukur dan mesin CNC
Dalam penelitian guna menggambil data ada beberapa alat ukur yang di
gunakan yaitu, sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
47
1. Microskop Dino-Lite AM4515T8
Microskop Dino-Lite AM4515T8 digunakan untuk mengukur aus
pahat yang terjadi setelah proses pemotongan berlangsung. Berikut
spesifikasi mikroskop Dyno-Lite AM4515T8 :
Gambar 3.1 Microskop Dino-Lite AM4515T8
2. Alat ukur suhu pemotongan (Infrared Thermocouple)
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur suhu saat proses pemotongan
berlangsung.
Gambar 3.2 Alat ukur suhu pemotongan
3. Alat ukur kekasaran permukaan (surface roughness tester)
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur kekasaran permukaan benda
kerja setelah dilakukannya proses pemotongan.
Universitas Sumatera Utara
48
Gambar 3.3 Alat ukur kekasaran permukaan
4. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk mencatat waktu pemesinan setiap passing
pembubutan berlangsung.
Gambar 3.4 Stopwatch
5. Mesin yang digunakan dalam penelitian ini adalah GSK 928TEa,
adapaun spesifikasi dari mesin ini adalah sebagai berikut :
a. Merk : GSK 928 TEa
b. Daya : 9.5 KVA
c. Putaran : 5000 rpm
Detector
Display Unit
Driver Unit
Alat Kalibrasi
Universitas Sumatera Utara
49
d. Panjang Meja Kerja : 500 mm
e. Diameter Cekam : 90 – 100 mm
f. Voltase :380 V
g. Frekuensi :50 Hz
Gambar 3.5 Mesin CNC GSK 928 TEa
Setup Mesin CNC setelah benda kerja terpasang
1. Hidupkan mesin CNC, lalu program data-data pada CNC unit sesuai
dengan ukuran benda kerja yang dibubut baik nilai X dan Z, X adalah
diameter benda dan Z panjang pemotongan.
2. Setelah semua data dimasukan klik tombol input untuk menginput
semua data yang dimasukan
3. Lalu klik tombol start untuk menjalan kan mesin.
4. Lakukan langkah diatas berulang kali untuk mendapatkan ukuran benda
kerja yang di inginkan.
3.2.3 Pahat Insert dan Toolholder
Dalam penelitian ini digunakan pahat insert PVD karbida berlapis dengan
lapisan (AlTiN) dari brand Kennametal Amerika Serikat, untuk no seri
KSMP4000FDS40A1M dengan kode KCU 25, adapun gambar pahat insert
PVD karbida berlapis ditujukan pada gambar dibawah ini.
Tail Stock
Chuck
CNC Unit Tool Turret
Workpiece
Universitas Sumatera Utara
50
Gambar 3.6 Pahat PVD Karbida Kennametal
Gambar 3.7 Gambar Teknik pahat PVD karbida
(Sumber : catalogue Kennametal)
Keterangan : L10 = lebar pahat = 12,7 mm
Rε = radius pojok = 0,8 mm
SNMG120408RP memiliki arti sebagai berikut :
- S = Bentuk pahat segi empat
- N = Sudut 00
- M = Toleransi
- G = Desain pahat
- Lebar pahat 12 mm
- Tebal pahat 4 mm
- Radius pojok 0,8 mm
- RP = Roughing Positive
Universitas Sumatera Utara
51
Sedangkan KCU 25 memiliki arti adalah sebagai berikut:
- K = Kennametal
- C = Insert Material, Carbide
- U = Primary Workpiece Material, Universal
- 25 = Relative Hardness
Toolholder yang digunakan dalam pada penelitian adalah seri MSDNN
2020 K12 mempunyai spesifikasi:
a. M = Pengunci ganda,
b. S = Bentuk sisipan segi empat,
c. D = Sudut potong pahat 45°,
d. N = Sudut pahat 0°,
e. N = Arah pahat netral,
f. Tebal Holder = (20x20) mm,
g. K (panjang holder) = 125 mm,
h. Ukuran pahat sisipan = 12 mm
Gambar 3.8 Toolholder MSDNN 2020 K12
Universitas Sumatera Utara
52
3.2.4 Bahan
Benda kerja yang digunakan untuk penelitian ini adalah baja AISI 4340 yang
telah dilakukan proses pengerasan (hardening process). Pemilihan baja AISI 4340
karena baja ini banyak dipakai dalam pembuatan komponen-komponen
pemesinan, komponen mesin yang terbuat dari baja ini contohnya automotive dan
aircrafts crankshafts, rear axle shafts, connecting rod, propeller hub, gear, drive
shafts. Adapun karekteristik dari baja AISI 4340 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Komposisi kimia baja AISI 4340
Sumber : Material Test Certificate, PT SUMINSURYA MESINDOLESTARI
Element Content (%)
Carbon (C) 0,410
Mangan (Mn) 0,650
Silicon (Si) 0,220
Phosphorus (P) 0,015
Sulfur (S) 0,006
Chromiun (Cr) 0,790
Nickel (Ni) 1,790
Molybdenum (Mo) 0,220
Cuprum (Cu) 0,050
Vanadium (V) 0,020
Aluminium (Al) 0,021
Tabel 3.4 Sifat mekanik baja AISI 4340
Sumber : Material Test Certificate, PT SUMINSURYA MESINDOLESTARI
Properties Metric
Tensile Strength 935 N/mm2
Yield Strength 795 N/mm2
Reduction Area 55 %
Universitas Sumatera Utara
53
Elongation 16 %
HRc (45-50)
Gambar 3.9 Bahan baja AISI 4340
Gambar 3.10 Gambar teknik bahan baja AISI 4340
3.3 Tool Catalogue
Tool catalogue adalah pemilihan pahat dan toolholder yang digunakan
untuk keperluan dalam membubut suatu produk sesuai dengan gambar Teknik
atau bentuk dari suatu produk, biasanya untuk membuat bentuk pada produk
harus menyesuaikan dengan pahat yang digunakan hal ini sesuai dengan fitur
pemesinan yang ada pada mesin bubut CNC yang digunakan. Berikut
Universitas Sumatera Utara
54
merupakan gambar yang menjelaskan tentang pemilihan tools sesuai dengan
nomor seri
Gambar 3.11 Seri pahat dan toolholder
Keterangan : KM = Kennametal Modular
65 = Ukuran cengkam toolholder
Ts = Fitur
S = Type dudukan pahat
32 = Diameter bar
G = Panjang diameter bar
M = Metode Pemasukan tool
C = Bentuk pahat yang digunakan
3.4 Perangkat Lunak
Dalam penelitian ini menggunakan perangkat lunak mastercam dan
swansoft untuk mensimulasikan proses pemesinan shaft impeller dengan
kondisi pemotongan yang optimal.
3.4.1 Mastercam 2017
Mastercam 2017 digunakan untuk menginput geometri atau gambar
teknik dari shaft impeller, bahan benda kerja yaitu AISI 4340, pahat yang
Universitas Sumatera Utara
55
digunakan yaitu CVD karbida berlapis dan penetapan kondisi pemotongan
yang optimal.
Gambar 3.12 Lembar kerja Mastercam 2017
3.4.2 Swansoft NC simulation
Swansoft NC simulation digunakan untuk virtualisasi proses
pemesinan dengan menginput NC program dari Mastercam X7 untuk shaft
impeller
Gambar 3.13 Lembar kerja Swansoft NC Simulation
Universitas Sumatera Utara
56
3.4.3 NC Program Penelitian
NC program pada penelitian adalah pembubutan silinder rata dengan benda
kerja berdiameter 80 mm dan panjang 250 mm
Gambar 3.14 NC code pada mesin CNC GSK
3.5 Prosedur Penelitan
1. Benda kerja baja AISI 4340 yang telah di heattreatment dibubut 2-3 mm
terlebih dahulu guna membersihkan lapisan heatreatmentnya.
2. Dipasang benda kerja pada cekam dan pahat beserta toolholder pada
mesin CNC.
3. Di input program CNC untuk sekali passing pembubutan serta dicatat
waktu passingnya menggunakan stopwatch serta diukur suhu
pemotongan selama pembubutan berlangsung.
4. Dilepas pahat dari toolholder untuk diukur keausan pahat yang terjadi,
dipasang kembali ke toolholder di ulangi langkah ketiga untuk mencapai
VB 0.3 mm.
5. Setelah VB 0.3 mm dilepas benda kerja untuk mengukur kekasaran
permukaan yang terjadi.
Universitas Sumatera Utara
57
3.6 Bagan Alir Metode Penelitan
Gambar 3.15 Bagan Alir Metodologi Penelitian
Mulai
Bahan baku benda
kerja baja AISI 4340
45-50 HRC
Studi Perencanaan Poros
Dan Produktivitas
Mesin Perkakas :
- Operasi turning
- Operasi Drilling
Poros Utama Turbin Angin
Menentukan Konponen
Produk Jadi
Poros utama Turbin Angin
Pahat kennametal
pahat karbida PVD berlapis AlTiN
untuk eksternal Turning
untuk pahat drilling mengambil
dari telaah katalog kennametal
Produktivitas
1. Waktu produksi
2. Ongkos produksi
Penentuan kondisi permesinan
v, f, a
Simulasi
Menggunakan
software masterCAM
Universitas Sumatera Utara
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Perencanaan Proses Poros Utama Turbin Angin
Proses planning merupakan penentuan proses perakitan dan pembuatan
dan pengurutan dimana proses ini harus diselesaikan untuk menyelesaikan
produk dari bentuk awal sampai bentuk akhir.
Agar efektif dalam perencanaan proses pembuatan produk poros utama
turbin angin ada baiknya mengikuti langkan-langkah proses planning yang
akan dijelaskan :
8. Interprestasi gambar teknik
9. Proses dan urutan
10. Pemilihan peralatan
11. Pemilihan tools, dies, mold, dan gages
12. Metode Analisa
13. Standar kerja
14. Cutting tools dan cutting condition
Untuk membuat rencana suatu proses seperti pada langkah-langkah diatas
ada baiknya kita mendokumentasikan produk yang akan dibuat, dalam hal ini
kita harus membuat produk dalam satu form yang disebut routing sheet.
Routing sheet merupakan tabulasi langkah-langkah yang dicakup dalam
memproduksi komponen tertentu dan rincian yang perlu dari hal-hal yang
berkaitan.
Routing sheet berguna untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan
dan untuk menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam usaha
memperoleh sejumlah produk yang diinginkan. Data yang diperlukan dalam
perhitungan routing sheet ini adalah urutan operasi dari setiap komponen,
nama atau jenis peralatan yang digunakan, persentase dan efesiensi pabrik.
Urutan operasi pada routing sheet ini didasarkan pada urutan operasi yang ada
Universitas Sumatera Utara
59
pada peta proses operasi. Informasi-informasi yang diperoleh dari perhitungan
routing sheet adalah dapat mengetahui kapasitas alat teorits, jumlah unit yang
disiapkan, produk dengan efesiensi serta jumlah mesin teoritis. Berikut
merupakan penjelasan dari tiap perencanaan proses poros utama turbin angina
yaitu :
4.1.1 Interprestasi Gambar Teknik Produk Poros Utama Turbin Angin.
Langkah pertama dalam mempersiapkan rencana proses untuk setiap
komponen atau produk adalah dengan interprestasi gambar teknik. Gambar
produk yang dipertimbangkan akan berisi berbagai informasi yang dapat
membantu menilai persyaratan pemrosesan. Interpretasi gambar akan
mencakup penilaian geometri, dimensi dan toleransi terkait, toleransi
geometrik, spesifikasi akhir permukaan, spesifikasi material dan jumlah bagian
yang dibutuhkan. Ada pun gambaran dari poros utama turbin angin yang
terlampir pada lampiran 1.
4.1.2 Proses dan Urutan Produk Poros Utama Turbin Angin
Dari interprestasi gambar teknik dapat dilihat bahwa kita dapat memilih
cara pemrosesan dan pegurutan pembuatan produk dengan benar. Untuk
membuat poros utama turbin angin seperti yang tergambar pada lampiran,
maka dilakukan langkah pembubutan dari fitur pemesinan yaitu :
1. Langkah membubut luar (straight turning)
2. Langkah membubut alur (turning and roughing external grooving)
3. Menggurdi (drilling)
Dari geometri benda kerja yangterdapat pada gambar dapat disimpulkan
bahwa berapa dimensi dari row material pada benda kerja, berikut adalah row
material untuk pembuatan poros utama turbin angin dengan dimensi :
Diameter = 181 inch = 460 mm
Panjang = 7 feet = 2130.4 mm
Urutan langkah pembubutan seperti yang direncanakan haruslah
didukung dengan ketersediaan pahat dan mesin CNC yang cocok untuk
Universitas Sumatera Utara
60
pembuatan poros utama turbin angin. Langkah Pemesinan dilakukan untuk
membagi proses pemesinan yang sesusai dengan pahat supaya dapat
membagi produktivitas dari pahat.
Berikut adalah proses pengurutan pembubutan dam pengurdian poros
utama turbin angin dengan memalui 8 tahapan pemesinan yaitu sebagai
berikut :
1. Roughing dan medium finish untuk membubut material sampai
pada diameter poros utama turbin angin yang terbesar yaitu 456
mm.
2. Roughing dan medium finish untuk membubut material pada poros
bertingkat bagian 1 dari diameter 456 mm sampai 296 mm dengan
panjang 1802 mm.
3. Rouging dan medium finish poros bertingkat bagian 2 dari
diameter 296 mm sampai 272 mm dengan panjang pemotongan
1582 mm.
4. Roughing dan medium finish poros beringkat bagian 3 dari
diameter 272 sampai 254 mm dan panjang pemtongan 1310 mm.
5. Rouging dan medium finish poros bertingkat bagian 4 dari
diameter 254 mm sampai 218 mm dengan panjang pemotongan
1010 mm.
6. Rouging dan medium finish poros bertingkat bagian 5 dari
diameter 218 mm sampai 196 mm dengan panjang pemotongan
308 mm.
7. Proses grooving pada bagian kiri poros dari diameter 456 mm
sampai 308 mm dengan panjang 49 mm.
8. Proses drilling pada bagian flange dengan diameter lubang 40 mm
dan kedalaman potong 93 mm sebanyak 18 lubang.
4.1.3 Pemilihan Peralatan
Pemilihan peralatan pada produk poros utama turbin angin mencangkup
mesin yang digunakan, seperti lathe turning, drilling, stopwatch, alat ukur
Universitas Sumatera Utara
61
suhu, tail stock, dan lain-lain seperti yang dijelaskan pada Bab 3 Bagian
3.2.2.
4.1.4 Pemilihan Tools, Dies, Mold, dan Gages
Untuk pemilihan pahat (tools) pada pembubutan keras produk poros
utama turbin angin baja AISI 4340 adalah pahat karbida berlapis AlTiN.
Untuk operasi turning pada penelitian menggunakan pahat karbida PVD
AlTiN dengan nomer seri SNMG 120408 RP dengan kode KCU 25.
Gambar 4.1 pahat yang digunakan dalam penelitian
Dan untuk pemilihan toolholder pada penelitian adalah seri MSDNN
2020 K12. Namun dalam membuat poros utama turbin angin pahat dan
toolholder yang digunakan masih kurang dalam membuat bentuk dari produk
tersebut maka diperlukan tambahan untuk pemilihan tools. Pemilihan tools
untuk mebuat produk ini akan dijelaskan pada hasil kajian katalog pada
Bagian 4.3.
4.1.5 Metode Analisa atau Implementasi Proses Pemesinan Keras Produk
Poros Utama Turbin Angin
Metode Analisa dilakukan guna mencari waku dan ongkos produksi pada
tiap-tiap pemprosesan, berikut adalah perhitungan waktu dan ongkos
produksi pembuatan produk poros utama turbin angin.
Universitas Sumatera Utara
62
1. Perhitungan Waktu Produksi
Setiap proses pembubutan dapat diketehui waktu pemesinannya
dengan mengetahui terlebih dahulu putaran mesin dan panjang
pemesinan. Adapun rumus mencari putaran mesin adalah sebagai
berikut :
Putaran mesin
……………………………..4.3
Keterangan :
n = putaran mesin (rpm)
v = kecepatan potong (m/min)
d = diameter benda kerja (mm)
Setelah diketahui putaran mesin maka waktu pemesinan dapat
dicari dengan rumus ;
Waktu pemesinan operasi turning
……………………………..4.4
Keterangan :
tc = waktu pemesinan (min)
lt = panjang pemesinan (mm)
n = putaran mesin (rpm)
f = gerak makan (mm/rev)
2. Perhitungan Ongkos Produksi
Ongkos produksi meliputi biaya row material bahan pembuatan
produk dan banyak pahat atau tools yang digunakan untuk membuat
produk, berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung
masing-masing biayanya:
1. Menghitung biaya bahan yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
63
2. Menghitung biaya pahat yang digunakan
4.1.6 Standar Kerja Untuk Pembuatan Poros Utama Turbin Angin
Dari hasil perhitungan waktu pada Analisa poros utama turbin angin
didapatkan waktu untuk setiap operasi pemesinan yaitu,
a. Untuk studi implementasi 1 waktu yang didapat sebesar
7352.51 menit
b. Untuk studi implementasi 2 waktu yang di dapat sebesar
28265.56 menit
4.1.7 Cutting Tools Dan Cutting Condition
Dari hasil penelitian didapat untuk kondisi pemotongan yang optimum
terdapat 2 kondisi yang dipilih untuk menentukan perbandingan dari waktu
dan ongkos produksi yaitu :
1. Pada studi implementasi 1 rough machining (Volume Material Rate)
diambil nilai VMR yang maximum tujuannya adalah proses
pembubutan dengan menghabiskan material sebanyak-banyaknya
dan secepat-cepatnya sampai kepada bentuk geometri yang
diinginkan guna mempersingkat waktu produksi.
Dengan hasil data experiment didapat bahwa nilai VMR terbesar
adalah pada kondisi pemotongan v =80 m/min ; f = 0.2 mm/rev ; a
= 2 mm dengan nilai VMR sebesar 409,6 cm3, dan nilai MRR
sebesar 12,65 cm3/min, kondisi ini terdapat pada kondisi 5 atau
kondisi (L-H-H)
2. Pada studi implementasi 2 ini digunakan diambil nilai VMR yang
memiliki umur pahat ( Tool Life ) terlama tujuannya adalah untuk
menghemat umur pakai pahat yang nanti akan menekan atau
menghemat onkos produksi. Kondisi pemotongan untuk VMR untuk
Universitas Sumatera Utara
64
umur pakai pahat terlama adalah adalah v = 80 m/min ; f = 0.1
mm/rev ; a = 0.1 mm dengan nilai VMR sebesar 146,68 cm3, dan
nilai MRR sebesar 8 cm3/min, dengan umur pakai pahat per indeks
adalah 18,32 min. Pada proses pembubutan ini terdapat pada kondisi
(L-L-L) atau kondisi 8.
Dari langkah-langkah diatas dapat disimpulkan bahwa untuk
perencanaan proses pembuatan poros utama turbin angin dapaat dilkukan
dengan membuat lembar dukumentasi didalam satu form yang disebut routing
sheet, berikut adalah tabel routing sheet yang dibutuhkan untuk membuat
produk poros utama turbin angin :
Universitas Sumatera Utara
64
Tabel : 4.1 Routing Sheet
Part No Part Name Rev Page 1 of 2 4340 Main Shaft Wind Turbine 1
Material Size Planner Date
AISI 4340 460 mm, dia × 2000 mm, long AJI 22-Nov-17
No Operasi Dept Machine Tool Cutting
Condition Tool Holder
Setup time
Cycle Tme
1 Roughing dan medium finish untuk membubut material
sampai pada diameter poros utama turbin angin yang
terbesar yaitu 456 mm.
Lathe GSK 928TEa
SNMG 120408 RP (Roughing) V = 80 m/min
MSDNN 2020 K12
349.46
min SNMG 120408 RP (Medium Finish)
F = 0.2 mm/rev
a = 2 mm
2 Roughing dan medium finish untuk membubut material
pada poros bertingkat bagian 1 dari diameter 456 mm
sampai 296 mm dengan panjang 1802 mm.
Lathe GSK 928TEa
SNMG 120408 RP (Roughing) V = 80 m/min
MSDNN 2020 K12
5451.75
min VNMG 160408 (Medium Finish)
F = 0.2 mm/rev KM12SVJBR1120
a = 2 mm
3 Rouging dan medium finish poros bertingkat bagian 2 dari
diameter 296 mm sampai 272 mm dengan panjang
pemotongan 1582 mm.
Lathe GSK 928TEa
SNMG 120408 RP (Roughing) V = 80 m/min
MSDNN 2020 K12
617.20
min VNMG 160408 (Medium Finish)
F = 0.2 mm/rev KM12SVJBR1120
a = 2 mm
4 Roughing dan medium finish poros beringkat bagian 3 dari
diameter 272 sampai 254 mm dan panjang pemtongan 1310
mm.
Lathe GSK 928TEa
SNMG 120408 RP (Roughing) V = 80 m/min
MSDNN 2020 K12
338.55
min VNMG 160408 (Medium Finish)
F = 0.2 mm/rev KM12SVJBR1120
a = 2 mm
5 Rouging dan medium finish poros bertingkat bagian 4 dari
diameter 254 mm sampai 218 mm dengan panjang
pemotongan 1010 mm.
Lathe GSK 928TEa
SNMG 120408 RP (Roughing) V = 80 m/min
MSDNN 2020 K12
368.66
min VNMG 160408 (Medium Finish)
F = 0.2 mm/rev KM12SVJBR1120
a = 2 mm
6 Rouging dan medium finish poros bertingkat bagian 5 dari
diameter 218 mm sampai 196 mm dengan panjang
pemotongan 308 mm.
Lathe GSK 928Tea
SNMG 120408 RP (Roughing) V = 80 m/min
MSDNN 2020 K12
87.28
min VNMG 160408 (Medium Finish)
F = 0.2 mm/rev KM12SVJBR1120
a = 2 mm
7 Proses grooving pada bagian kiri poros dari diameter 456
mm sampai 308 mm dengan panjang 49 mm. Lathe
GSK 928TEa A4R0400M04800E
KB1630™
V = 180 m/min
139.58
min F = 0.3 mm/rev
a = 8 mm
8 Proses drilling pada bagian flange dengan diameter lubang
40 mm dan kedalaman potong 93 mm sebanyak 18 lubang. Drill
KSMP4000FDS40A1M
v = 180 m/min f = 0.3 mm/rev a = 20 mm
66.69 min
Universitas Sumatera Utara
65
4.2 Hasil Experimen
4.2.1 Data Run 1 Sampai 8
Setelah dilakukan penelitian proses pembubutan menggunakan mesin
CNC, dengan 8 variasi (Run) dari kondisi pemotongan yaitu kecepatan potong
(v), gerak makan (f), dan kedalaman potong (a) diperoleh data yang ditunjukan
pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2 Hasil Data Penelitian 8 kondisi pemotongan
NO
RUN
V
(m/min)
F
(mm/rev)
A
(mm)
VB
(mm)
Tc
(min)
Ra (mikron)
init End
H-H-H 95 0.2 2 0.3 5.90 2.152 2.481
H-H-L 95 0.2 1 0.2 7.60 1.825 1.771
H-L-H 95 0.1 2 0.2 9.43 1.986 1.872
H-L-L 95 0.1 1 0.2 13.27 1.502 1.113
L-H-H 80 0.2 2 0.2 12.65 2.124 2.161
L-H-L 80 0.2 1 0.222 16.32 1.652 1.835
L-L-H 8 0.1 2 0.2 14.02 1.052 1.286
L-L-L 80 0.1 1 0.3 18.32 2.123 2.171
Pengukuran waktu pemotongan (tc) menggunakan stopwatch guna
mengetahui lamanya waktu proses pembubutan pada setiap runningnya atau 1
kondisi pemotongan untuk mencapai aus pahat (VB) 0.3 mm. Pada penelitian
ini dicari Volume Material Rate (VMR) atau volume material yang terbuang
untuk mencari kondisi pemotongan yang terbaik untuk proses roughing
(pembubutan awal), adapaun perhitungan VMR didapatkan setelah diketahui
Material Removal Rate (MRR), berikut adalah perhitungan MRR dan VMR.
MRR (Z) adalah kecepatan penghasil geram yang di dapatkan dengan
menggunakan rumus :
; cm3/min …………………….4.1
Dimana, v = kecepatan potong ; m/min
f = gerak makan ; mm
Universitas Sumatera Utara
66
a = kedalaman potong ; mm
VMR (Volume Material Removal) adalah volume material yang
terbuang dimana untuk mencari VMR dengan menggunakan rumus :
; ………………………4.2
Dimana : Z = kecepatan penghasil geram; cm3/min
Tc = waktu pemotongan; min
Dengan menggunakan rumus tersebut maka didapatkan nilai dari MRR
dan VMR seperti yang ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Hasil Penelitian Perhitungan MRR dan VMR
Run v
(m/min)
f
(mm/rev)
a
(mm)
VB
(mm)
Tc
(min)
MMR
(cm3/min)
VMR
(cm3)
H-H-H 95 0.2 2 0.3 5.90 38 224.2
H-H-L 95 0.2 1 0.2 7.60 19 144.4
H-L-H 95 0.1 2 0.2 9.43 19 179.17
H-L-L 95 0.1 1 0.2 13.27 9.5 126.06
L-H-H 80 0.2 2 0.2 12.65 32 409.6
L-H-L 80 0.2 1 0.222 16.32 16 260.96
L-L-H 8 0.1 2 0.2 14.02 16 224.32
L-L-L 80 0.1 1 0.3 18.32 8 146.48
4.2.2 Analisis Parameter Yang Mempengaruhi MRR Dan VMR
Adapun parameter yang mempengaruhi MRR dan VMR Pada penelitian
yang diambil dari sampel pada penelitian didapatkan bahwa kondisi
pemotongan running 5 (L-H-H), dengan nilai v = 80 m/min ; f = 0.2 mm/rev ; a
= 2 mm menghasilkan nilai Volume Material Rate (VMR) tertinggi yaitu
Universitas Sumatera Utara
67
409,6 dan nilai Material Removal Rate (MRR) yaitu 32
kondisi ini merupakan kondisi yang optimum untuk proses roughing yang
bertujuan untuk menghabiskan material sebanyak-banyaknya dan secepat-
cepatnya sampai pada geometri benda kerja yang diinginkan.
4.2.3 Kondisi Pemotongan Optimum
Adapaun kondisi pemotongan yang optimum dari penelitian yang
dilakukan terhadap kekasaran permukaan (Ra) untuk finishing merujuk pada
penelitian Ricky Maycel H Purba, suhu permukaan (T) merujuk pada
penelitian Lambok S Togatorop, Volume Material Rates (VMR) untuk
roughing.
4.2.3.1 Optimasi Terhadap Parameter Respon Kekasaran Permukaan (Ra),
Suhu Pemotonngan (T), Dan Umur Paha (VB)
a. Optimasi Terhadap Kekasaran Permukaan (Ra)
Untuk produk medium finish dibutuhkan nilai kekasaran permukaan
dengan nilai Ra (Surface Roughness) 1,6 mikronmeter (N7) sampai dengan
Ra 6,3 mikronmeter (N8) menurut standart ISO, merujuk pada penelitian
Ricky Maycel H Purba didapat bahwa optmasi nilai kondisi pemotongan
yang menghasilkan nilai kekasaran permukaan (Ra) untuk medium finish
adalah fungsi desirability optimasi variable bebas pada response surface
methodelogy telah dilakukan pada optimasi response. Manfaat dari optimasi
response surface methodology adalah membantu mencari harga optimal dari
parameter kondisi pemotongan untuk memberikan nilai kekasaran
permukaan (Ra) dan keausan pahat (VB) yang selama melakukan proses
pembubutan. Proses optimasi dilakukan dengan menggunakan software
ANOVA yang mana data tersebut menunjukan pembatasan untuk optimasi
parameter kondisi pemotongan dengan nilai v, f, a in range dengan nilai VB
yang minimum karena unutk mencapai umur pahat dengan nilai kekasaran
permukaan yang baik. Hasil optimasi yang dilakukan menghasikan v = 80
m/min, f = 0,1 mm/rev, a = 1,945 mm Ra entry point = 1,300 μm dan Ra
Universitas Sumatera Utara
68
end point = 1,408 μm dengan nilai Desirability : 0,997 dan nilai VB = 0,2
mm
b. Optimasi suhu pemotongan (T)
Suhu pemotongan sangat berpengaruh pada umur pahat, suhu yang
tinggi saat pemotongan berlangsung, dapat memperpendek umur pakai
pahat, untuk itu diperlukan suhu pemotongan yang rendah guna
memaksimalkan umur pakai pahat, merujuk pada penelitian Lambok S
Togatorop didapatkan bahwa kondisi pemotongan yang menghasilkan suhu
pemotongan yang optimal selama proses pembubutan adalah hasil dari
analisa software ANOVA menghasilkan v= 80 m/min ; f = 0,2 mm/rev ;
a = 2 mm ; VB = 0,219 dengan nilai temperature adalah 160,375 .
c. Optimasi umur pahat
Umur pakai pahat sangat mempengaruhi ongkos produksi dari
suatu pengerjaan pemesinan, oleh karena itu sangat penting untuk
mendapatkan harga optimum dari umur pakai pahat.
Dari data hasil penelitian didapatkan bahwa umur pakai pahat
terlama adalah pada kondisi pemotongan v = 80 m/min, f = 0,1 mm/rev, a =
1 mm dengan lamanya pemakaian pahat sampai keausan pahat (VB) 0,3 mm
adalah 18,32 menit
4.3 Hasil Rujukan Katalog
Dalam hal ini dilakukan pemilihan mata pahat dan tool holder untuk
membuat suatu produk (main shaft) yang tidak terdapat pada penelitian. Dari
gambar poros utama turbin angin dapat disimpulkan bahwa kita perlu
menambah beberapa pahat dan tool holder untuk membuat produk ini, seperti
pahat untuk membuat chamfering pada bagian poros bertingkat 4, pahat untuk
membuat fillet dan pahat drilling untuk membuat lubang pada flange. Untuk
proses pemilihan tool dapat dilihat dengan menginterprestasikan dari gambar
berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
69
Gambar 4.2 Gambar Teknik dan Geometri Poros utama turbin angin
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa pahat yang digunakan pada
penelitian tidak dapat memotong dari keseluruhan poros, maka dari itu perlu
ditambah kan beberapa pahat yang mampu memotong poros, seperti pahat
membuat chamfer, pahat membuat fillet dan pahat utuk membuat lubang
(drilling). Berikut merupakan pemilihan pahat yag digunakan unuk membuat
poros diatas.
Pahat karbida berlapis AlTiN. Untuk operasi roughing turning pada
penelitian menggunakan pahat karbida PVD AlTiN dengan nomer seri
SNMG 120408 RP dengan kode KCU 25.
Gambar 4.3 Pahat yang digunakan dalam penelitian (roughing)
Universitas Sumatera Utara
70
Gambar 4.4 Pahat pembentukan fillet (roughing)
Gambar 4.6 Pahat medium finish
Gambar 4.7 Toolholder medium finish
Universitas Sumatera Utara
71
Gambar 4.7 Pahat grooving
Gambar 4.8 Toolholder Grooving
Untuk operasi drilling dilakukan dengan mengambil data pahat dari
katalog Kennametal karena pada penelitian hanya dilakukan menggunakan
operasi turning jadi untuk operasi drilling mengunakan pahat karbida berlapis
TiAlN-PVD dengan nomor seri yang berbeda yaitu KSMP4000FDS40A1M
dengan kode KCU 40TM
,
Gambar 4.9 Pahat drilling
Universitas Sumatera Utara
72
Untuk melihat ukuran pada gambar diatas dapat dilihat di Gambar 4.6
Gambar 4.10 Penjelasan mengenai ukuran pahat drilling
4.4 Tahapan Pembubutan Menggunakan Software Mastercam 2017
Kondisi pemotongan optimum yaitu pada kondisi nilai VMR
maksimum dengan nilai kekasaran permukaan terendah menggunakan
pahat PVD produk kennametal. Maka selanjutnya parameter kondisi
tersebut diinput kedalam software mastercam 2017 dengan produk yang
akan dihasilkan yaitu poros utama turbin angin. Proses pembubutan poros
utama turbin angin terbagi atas 4 tahapan pemotongan, yaitu bagian
pertama sampai dengan diameter poros terbesar, bagian kiri poros, bagian
kanan poros dan proses drilling.
Gambar 4.11 Benda Kerja Sebelum Proses Pemesinan
Universitas Sumatera Utara
73
Gambar 4.12 Pahat dan tailstock terpasang
Gambar 4.13 bagian 1 poros utama turbin angin setelah pemesinan
Universitas Sumatera Utara
74
Gambar 4.14 Proses pembubutan(grooving) bagian kiri poros
a.) Pada bagian ini poros dibubut dari diameter 460 mm menjadi
308 mm dengan panjang pemotongan sebesar 49 mm. Dalam
proses ini terjadi 12 kali pergantian index pahat baru
b.) Bagian poros bertingkat 1
Pada bagian ini proses pembubutan terjadi di poros bertingkat 1
dari diameter 456 mm hingga menjadi diameter 296 mm
dengan panjang pemesinan sebesar 1802 mm.
c.) Bagian poros bertingkat 2
Rouging dan medium finish poros bertingkat bagian 2 dari
diameter 296 mm sampai 272 mm dengan panjang pemotongan
1582 mm.
d.) Bagian poros bertingkat 3
Roughing dan medium finish poros beringkat bagian 3 dari
diameter 272 sampai 254 mm dan panjang pemtongan 1310
mm.
e.) Bagian poros bertingkat 4
Rouging dan medium finish poros bertingkat bagian 4 dari
diameter 254 mm sampai 218 mm dengan panjang pemotongan
1010 mm.
Universitas Sumatera Utara
75
f.) Bagian poros bertingkat 5
Rouging dan medium finish poros bertingkat bagian 5 dari
diameter 218 mm sampai 196 mm dengan panjang pemotongan
308 mm.
g.) Proses grooving pada bagian kiri poros dari diameter 456 mm
sampai 308 mm dengan panjang 49 mm.
h.) Proses drilling pada bagian flange dengan diameter lubang 40
mm dan kedalaman potong 93 mm sebanyak 18 lubang.
4.5 Produktivitas Poros Utama Turbin Angin
4.5.1 Perhitungan Waktu Produksi
Setiap proses pembubutan dapat diketehui waktu pemesinannya
dengan mengetahui terlebih dahulu putaran mesin dan panjang pemesinan.
Adapun rumus mencari putaran mesin adalah sebagai berikut :
Putaran mesin
……………………………..4.3
Keterangan :
n = putaran mesin (rpm)
v = kecepatan potong (m/min)
d = diameter benda kerja (mm)
Setelah diketahui putaran mesin maka waktu pemesinan dapat
dicari dengan rumus ;
Waktu pemesinan operasi turning
……………………………..4.4
Universitas Sumatera Utara
76
Keterangan :
tc = waktu pemesinan (min)
lt = panjang pemesinan (mm)
n = putaran mesin (rpm)
f = gerak makan (mm/rev)
Waktu pemesinan operasi drilling
.………………..4.5
Keterangan :
Tm = waktu riil pemesinan (min)
d = panjang pemesinan (mm)
N = putaran mesin (rpm)
f = gerak makan (mm/rev)
A. Studi Implementasi I nilai rough machining (volume material
rate) maximum dan finishing nilai kekasaran permukaan (Ra)
terendah.
Pada studi kasus 1 rough machining (Volume Material Rate)
diambil nilai VMR yang maximum tujuannya adalah proses pembubutan
dengan menghabiskan material sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya
sampai kepada bentuk geometri yang diinginkan guna mempersingkat
waktu produksi.
Dengan hasil data experiment didapat bahwa nilai VMR terbesar
adalah pada kondisi pemotongan v =80 m/min ; f = 0.2 mm/rev ; a = 2
mm dengan nilai VMR sebesar 409,6 cm3, dan nilai MRR sebesar 12,8
cm3/min,
Berukut adalah perhitungan waktu produksi produk poros utama
turbin angin
Universitas Sumatera Utara
77
1. Pembubutan dari diameter row material 460 mm sampai diameter
terbesar main shaft 456 mm, proses roughing 1 kali dengan kedalaman
potong 2 mm, untuk medium finish sebesar 2 mm, berikut ini adalah
data dari proses perencanaan pemesinan tahap pertama poros utama
turbin angin.
Tabel 4.4 Pembubutan 1 Studi Imlementasi I.
No v (mm/min)
f (mm/rev)
a (mm)
D (mm)
lt (mm)
n (rpm)
tc (min)
Keterangan
1 80 0.2 2 460 1944 55.39 175.49 R1
2 80 0.2 2 456 1944 55.87 173.97 Mf
Jadi total waktu tahapan pertama untuk proses roughing dan medium
finish adalah :
= 349.46 menit
2. Pembubutan poros bertingkat 1 sebelah kanan dari diameter 456 mm
sampai diameter 296 mm, Pada tahapan ini dilakukan 40 kali
pembubutan dengan kedalaman pototong 2 mm, dan medium finish 2
mm dengan panjang pemotongan 1782 mm.
Tabel 4.5 Pembubutan tahap 2 Studi Imlementasi I
No v (mm/min)
f (mm/rev)
a (mm)
D (mm)
lt (mm)
n (rpm)
tc (min)
keterangan
1 80 0.2 2 456 1802 55.87 161.26 R1
2 80 0.2 2 452 1802 56.37 159.85 R2
3 80 0.2 2 448 1802 56.87 158.43 R3
4 80 0.2 2 444 1802 57.38 157.02 R4
5 80 0.2 2 440 1802 57.90 155.60 R5
6 80 0.2 2 436 1802 58.44 154.19 R6
7 80 0.2 2 432 1802 58.98 152.77 R7
8 80 0.2 2 428 1802 59.53 151.36 R8
9 80 0.2 2 424 1802 60.09 149.94 R9
10 80 0.2 2 420 1802 60.66 148.53 R10
11 80 0.2 2 416 1802 61.24 147.12 R11
12 80 0.2 2 412 1802 61.84 145.70 R12
13 80 0.2 2 408 1802 62.45 144.29 R13
14 80 0.2 2 404 1802 63.06 142.87 R14
15 80 0.2 2 400SS 1802 63.69 141.46 R15
Universitas Sumatera Utara
78
Jadi total waktu tahapan kedua untuk proses roughing dan medium
finish adalah ;
= 5451.75 menit
3. Pembubutan poros bertingkat bagian 2 dilakukan pembubutan
sebanyak 6 kali dengan kedalaman potongg 2 mm dan medium finish 2
mm dengan panjang pemotongan 1582 mm.
Tabel 4.6 Pembubutan tahap 3 Studi Imlementasi I
16 80 0.2 2 396 1802 64.34 140.04 R16
17 80 0.2 2 392 1802 64.99 138.63 R17
18 80 0.2 2 388 1802 65.66 137.21 R18
19 80 0.2 2 384 1802 66.35 135.80 R19
20 80 0.2 2 380 1802 67.05 134.38 R20
21 80 0.2 2 376 1802 67.76 132.97 R21
22 80 0.2 2 372 1802 68.49 131.56 R22
23 80 0.2 2 368 1802 69.23 130.14 R23
24 80 0.2 2 364 1802 69.99 128.73 R24
25 80 0.2 2 360 1802 70.77 127.31 R25
26 80 0.2 2 356 1802 71.57 125.90 R26
27 80 0.2 2 352 1802 72.38 124.48 R27
28 80 0.2 2 348 1802 73.21 123.07 R28
29 80 0.2 2 344 1802 74.06 121.65 R29
30 80 0.2 2 340 1802 74.93 120.24 R30
31 80 0.2 2 336 1802 75.83 118.82 R31
32 80 0.2 2 332 1802 76.74 117.41 R32
33 80 0.2 2 328 1802 77.68 115.99 R33
34 80 0.2 2 324 1802 78.63 114.58 R34
35 80 0.2 2 320 1802 79.62 113.17 R35
36 80 0.2 2 316 1802 80.63 111.75 R36
37 80 0.2 2 312 1802 81.66 110.34 R37
38 80 0.2 2 308 1802 82.72 108.92 R38
39 80 0.2 2 304 1802 83.81 107.51 R39
40 80 0.2 2 300 1802 84.93 106.09 R40
41 80 0.2 2 296 1802 86.07 104.68 Mf
Universitas Sumatera Utara
79
No v (mm/min)
f (mm/rev)
a (mm)
D (mm)
lt (mm)
n (rpm)
tc (min)
keterangan
1 80 0.2 2 296 1582 86.07 91.90 R1
2 80 0.2 2 292 1582 87.25 90.66 R2
3 80 0.2 2 288 1582 88.46 89.41 R3
4 80 0.2 2 284 1582 89.71 88.17 R4
5 80 0.2 2 280 1582 90.99 86.93 R5
6 80 0.2 2 276 1582 92.31 85.69 R6
7 80 0.2 2 272 1582 93.67 84.45 Mf
Jadi total waktu tahapan ketiga untuk proses roughing dan medium
finish adalah ;
= 617.20 menit
4. Pembubutan poros beringkat bagian 3 dilakukan pembubutan sebanyak
5 kali dengan kedalaman potong 2 mm dan medium finish 1 mm
dengan panjang pemotongan 1096 mm.
Tabel 4.7 Pembubutan tahap 4 Studi Imlementasi I
No v (mm/min)
f (mm/rev)
a (mm)
D (mm)
lt (mm)
n (rpm)
tc (min)
keterangan
1 80 0.2 2 272 1096 93.67 58.50 R1
2 80 0.2 2 268 1096 95.07 57.64 R2
3 80 0.2 2 264 1096 96.51 56.78 R3
4 80 0.2 2 260 1096 97.99 55.92 R4
5 80 0.2 2 256 1096 99.52 55.06 R5
6 80 0.2 1 254 1096 100.31 54.63 Mf
Jadi total waktu tahapan keempat untuk proses roughing dan medium
finish adalah ;
= 338.55 menit
5. Pembubutan poros bertingkat bagian 4 dilakukan pembubutan
sebanyak 9 kali dengan kedalaman potong 2 mm dan medium finish 2
mm dengan panjang pemotongan 796 mm.
Tabel 4.8 Pembubutan tahap 5 Studi Imlementasi I
Universitas Sumatera Utara
80
No v (mm/min)
f (mm/rev)
a (mm)
D (mm)
lt (mm)
n (rpm)
tc (min)
keterangan
1 80 0.2 2 254 796 100.31 39.68 R1
2 80 0.2 2 250 796 101.91 39.05 R2
3 80 0.2 2 246 796 103.57 38.43 R3
4 80 0.2 2 242 796 105.28 37.80 R4
5 80 0.2 2 238 796 107.05 37.18 R5
6 80 0.2 2 234 796 108.88 36.55 R6
7 80 0.2 2 230 796 110.77 35.93 R7
8 80 0.2 2 226 796 112.73 35.30 R8
9 80 0.2 2 222 796 114.76 34.68 R9
10 80 0.2 2 218 796 116.87 34.05 Mf
Jadi total waktu tahapan kelima untuk proses roughing dan medium
finish adalah ;
= 368.66 menit
6. Pembubutan poros bertingkat bagian 5 dilakukan pembubutan
sebanyak 6 kali dengan kedalaman potong 2 mm dan medium finish 1
mm dengan panjang pemotongan 308 mm.
Tabel 4.9 Pembubutan tahap 6 Studi Imlementasi I
No v (mm/min)
f (mm/rev)
a (mm)
D (mm)
lt (mm)
n (rpm)
tc (min)
keterangan
1 80 0.2 2 218 308 116.87 13.18 R1
2 80 0.2 2 214 308 119.05 12.94 R2
3 80 0.2 2 210 308 121.32 12.69 R3
4 80 0.2 2 206 308 123.68 12.45 R4
5 80 0.2 2 202 308 126.13 12.21 R5
6 80 0.2 2 198 308 128.68 11.97 R6
7 80 0.2 1 196 308 129.99 11.85 Mf
Jadi total waktu tahapan keenam untuk proses roughing dan medium
finish adalah ;
= 87.28 menit
Universitas Sumatera Utara
81
7. Pembubutan pembuatan dudukan rotor poros turbin angin dilakukan
pembubutan sebanyak 37 kali dengan kedalaman potong 2 mm dan
medium finish 1 mm dengan panjang pemotongan 49 mm.
Tabel 4.10 Pembubutan tahap 7 Studi Imlementasi I.
No v (mm/min)
f (mm/rev)
a (mm)
D (mm)
lt (mm)
n (rpm)
tc (min)
keterangan
1 80 0.2 2 456 49 55.87 4.39 R1
2 80 0.2 2 452 49 56.37 4.35 R2
3 80 0.2 2 448 49 56.87 4.31 R3
4 80 0.2 2 444 49 57.38 4.27 R4
5 80 0.2 2 440 49 57.90 4.23 R5
6 80 0.2 2 436 49 58.44 4.19 R6
7 80 0.2 2 432 49 58.98 4.15 R7
8 80 0.2 2 428 49 59.53 4.12 R8
9 80 0.2 2 424 49 60.09 4.08 R9
10 80 0.2 2 420 49 60.66 4.04 R10
11 80 0.2 2 416 49 61.24 4.00 R11
12 80 0.2 2 412 49 61.84 3.96 R12
13 80 0.2 2 408 49 62.45 3.92 R13
14 80 0.2 2 404 49 63.06 3.88 R14
15 80 0.2 2 400 49 63.69 3.85 R15
16 80 0.2 2 396 49 64.34 3.81 R16
17 80 0.2 2 392 49 64.99 3.77 R17
18 80 0.2 2 388 49 65.66 3.73 R18
19 80 0.2 2 384 49 66.35 3.69 R19
20 80 0.2 2 380 49 67.05 3.65 R20
21 80 0.2 2 376 49 67.76 3.62 R21
22 80 0.2 2 372 49 68.49 3.58 R22
23 80 0.2 2 368 49 69.23 3.54 R23
24 80 0.2 2 364 49 69.99 3.50 R24
25 80 0.2 2 360 49 70.77 3.46 R25
26 80 0.2 2 356 49 71.57 3.42 R26
27 80 0.2 2 352 49 72.38 3.38 R27
28 80 0.2 2 348 49 73.21 3.35 R28
29 80 0.2 2 344 49 74.06 3.31 R29
30 80 0.2 2 340 49 74.93 3.27 R30
31 80 0.2 2 336 49 75.83 3.23 R31
32 80 0.2 2 332 49 76.74 3.19 R32
33 80 0.2 2 328 49 77.68 3.15 R33
34 80 0.2 2 324 49 78.63 3.12 R34
35 80 0.2 2 320 49 79.62 3.08 R35
Universitas Sumatera Utara
82
36 80 0.2 2 316 49 80.63 3.04 R36
37 80 0.2 2 312 49 81.66 3.00 R37
38 80 0.2 2 308 49 82.72 2.96 Mf
Jadi total waktu tahapan ketuju untuk proses roughing dan medium
finish adalah ;
= 139.58 menit
B. Studi kasus Implementasi II nilai rough machining (volume
material rate) untuk umur pahat terlama dan nilai kekasaran
permukaan (Ra) terendah
Pada studi kasus 2 ini digunakan diambil nilai VMR yang memiliki
umur pahat ( Tool Life ) terlama tujuannya adalah untuk menghemat umur
pakai pahat yang nanti akan menekan atau menghemat onkos produksi.
Kondisi pemotongan untuk VMR untuk umur pakai pahat terlama adalah
adalah v = 80 m/min ; f = 0.1 mm/rev ; a = 0.1 mm dengan nilai VMR
sebesar 146,68 cm3, dan nilai MRR sebesar 8 cm
3/min, dengan umur
pakai pahat per indeks adalah 18,32 min.
Berukut adalah perhitingan waktu produksi produk poros utama
turbin angin :
1. Pembubutan dari diameter row material 460 mm sampai diameter
terbesar poros utama 456 mm, proses roughing 2 kali dengan
kedalaman potong 1 mm, untuk medium finish sebesar 1 mm,
Tabel 4.11 Pembubutan 1 Studi Imlementasi II
No v (mm/min)
f (mm/rev)
a (mm)
D (mm)
lt (mm)
n (rpm)
tc (min)
keterangan
1 80 0.1 1 460 1944 55.39 350.99 R1
2 80 0.1 1 458 1944 55.63 349.46 R2
3 80 0.1 1 456 1944 55.87 347.94 Mf
Jadi total waktu tahapan pertama untuk proses roughing dan medium
finish adalah :
= 1048.38 menit
Universitas Sumatera Utara
83
2. Pembubutan poros bertingkat 1, Pada tahapan ini dilakukan 80 kali
pembubutan dengan kedalaman pototong 1 mm, dan medium finish 1
mm dengan panjang pemotongan 1782 mm.
Tabel 4.12 Pembubutan tahap 2 Studi Imlementasi II
No v (mm/min)
f (mm/rev)
a (mm)
D (mm)
lt (mm)
n (rpm)
tc (min)
keterangan
1 80 0.1 1 456 1802 55.87 322.52 R1
2 80 0.1 1 454 1802 56.12 321.11 R2
3 80 0.1 1 452 1802 56.37 319.69 R3
4 80 0.1 1 450 1802 56.62 318.28 R4
5 80 0.1 1 448 1802 56.87 316.86 R5
6 80 0.1 1 446 1802 57.12 315.45 R6
7 80 0.1 1 444 1802 57.38 314.03 R7
8 80 0.1 1 442 1802 57.64 312.62 R8
9 80 0.1 1 440 1802 57.90 311.21 R9
10 80 0.1 1 438 1802 58.17 309.79 R10
11 80 0.1 1 436 1802 58.44 308.38 R11
12 80 0.1 1 434 1802 58.70 306.96 R12
13 80 0.1 1 432 1802 58.98 305.55 R13
14 80 0.1 1 430 1802 59.25 304.13 R14
15 80 0.1 1 428 1802 59.53 302.72 R15
16 80 0.1 1 426 1802 59.81 301.30 R16
17 80 0.1 1 424 1802 60.09 299.89 R17
18 80 0.1 1 422 1802 60.37 298.47 R18
19 80 0.1 1 420 1802 60.66 297.06 R19
20 80 0.1 1 418 1802 60.95 295.65 R20
21 80 0.1 1 416 1802 61.24 294.23 R21
22 80 0.1 1 414 1802 61.54 292.82 R22
23 80 0.1 1 412 1802 61.84 291.40 R23
24 80 0.1 1 410 1802 62.14 289.99 R24
25 80 0.1 1 408 1802 62.45 288.57 R25
26 80 0.1 1 406 1802 62.75 287.16 R26
27 80 0.1 1 404 1802 63.06 285.74 R27
28 80 0.1 1 402 1802 63.38 284.33 R28
29 80 0.1 1 400 1802 63.69 282.91 R29
30 80 0.1 1 398 1802 64.01 281.50 R30
31 80 0.1 1 396 1802 64.34 280.08 R31
32 80 0.1 1 394 1802 64.66 278.67 R32
33 80 0.1 1 392 1802 64.99 277.26 R33
34 80 0.1 1 390 1802 65.33 275.84 R34
Universitas Sumatera Utara
84
35 80 0.1 1 388 1802 65.66 274.43 R35
36 80 0.1 1 386 1802 66.00 273.01 R36
37 80 0.1 1 384 1802 66.35 271.60 R37
38 80 0.1 1 382 1802 66.70 270.18 R38
39 80 0.1 1 380 1802 67.05 268.77 R39
40 80 0.1 1 378 1802 67.40 267.35 R40
41 80 0.1 1 376 1802 67.76 265.94 R41
42 80 0.1 1 374 1802 68.12 264.52 R42
43 80 0.1 1 372 1802 68.49 263.11 R43
44 80 0.1 1 370 1802 68.86 261.70 R44
45 80 0.1 1 368 1802 69.23 260.28 R45
46 80 0.1 1 366 1802 69.61 258.87 R46
47 80 0.1 1 364 1802 69.99 257.45 R47
48 80 0.1 1 362 1802 70.38 256.04 R48
49 80 0.1 1 360 1802 70.77 254.62 R49
50 80 0.1 1 358 1802 71.17 253.21 R50
51 80 0.1 1 356 1802 71.57 251.79 R51
52 80 0.1 1 354 1802 71.97 250.38 R52
53 80 0.1 1 352 1802 72.38 248.96 R53
54 80 0.1 1 350 1802 72.79 247.55 R54
55 80 0.1 1 348 1802 73.21 246.14 R55
56 80 0.1 1 346 1802 73.63 244.72 R56
57 80 0.1 1 344 1802 74.06 243.31 R57
58 80 0.1 1 342 1802 74.50 241.89 R58
59 80 0.1 1 340 1802 74.93 240.48 R59
60 80 0.1 1 338 1802 75.38 239.06 R60
61 80 0.1 1 336 1802 75.83 237.65 R61
62 80 0.1 1 334 1802 76.28 236.23 R62
63 80 0.1 1 332 1802 76.74 234.82 R63
64 80 0.1 1 330 1802 77.21 233.40 R64
65 80 0.1 1 328 1802 77.68 231.99 R65
66 80 0.1 1 326 1802 78.15 230.57 R66
67 80 0.1 1 324 1802 78.63 229.16 R67
68 80 0.1 1 322 1802 79.12 227.75 R68
69 80 0.1 1 320 1802 79.62 226.33 R69
70 80 0.1 1 318 1802 80.12 224.92 R70
71 80 0.1 1 316 1802 80.63 223.50 R71
72 80 0.1 1 314 1802 81.14 222.09 R72
73 80 0.1 1 312 1802 81.66 220.67 R73
74 80 0.1 1 310 1802 82.19 219.26 R74
75 80 0.1 1 308 1802 82.72 217.84 R75
76 80 0.1 1 306 1802 83.26 216.43 R76
77 80 0.1 1 304 1802 83.81 215.01 R77
Universitas Sumatera Utara
85
78 80 0.1 1 302 1802 84.36 213.60 R78
79 80 0.1 1 300 1802 84.93 212.19 R79
80 80 0.1 1 298 1802 85.50 210.77 R80
81 80 0.1 1 296 1802 86.07 209.36 Mf
Jadi total waktu tahapan kedua untuk proses roughing dan medium
finish adalah ;
= 21541.07 menit
3. Pembubutan bertingkat bagian 2 dilakukan pembubutan sebanyak 12
kali dengan kedalaman potong 1 mm dan medium finish 1 mm dengan
panjang pemotongan 1582 mm.
Tabel 4.13 Pembubutan tahap 3 Studi Imlementasi II
No v (mm/min)
f (mm/rev)
a (mm)
D (mm)
lt (mm)
n (rpm)
tc (min)
keterangan
1 80 0.1 1 296 1582 86.07 183.80 R1
2 80 0.1 1 294 1582 86.66 182.55 R2
3 80 0.1 1 292 1582 87.25 181.31 R3
4 80 0.1 1 290 1582 87.85 180.07 R4
5 80 0.1 1 288 1582 88.46 178.83 R5
6 80 0.1 1 286 1582 89.08 177.59 R6
7 80 0.1 1 284 1582 89.71 176.35 R7
8 80 0.1 1 282 1582 90.35 175.10 R8
9 80 0.1 1 280 1582 90.99 173.86 R9
10 80 0.1 1 278 1582 91.65 172.62 R10
11 80 0.1 1 276 1582 92.31 171.38 R11
12 80 0.1 1 274 1582 92.98 170.14 R12
13 80 0.1 1 272 1582 93.67 168.89 Mf
Jadi total waktu tahapan ketiga untuk proses roughing dan medium
finish adalah ;
= 2292.49 menit
4. Pembubutan poros beringkat bagian 3 dilakukan pembubutan sebanyak
9 kali dengan kedalaman potong 1 mm dan medium finish 1 mm
dengan panjang pemotongan 1096 mm.
Universitas Sumatera Utara
86
Tabel 4.14 Pembubutan tahap 4 Studi Imlementasi II.
No v (mm/min)
f (mm/rev)
a (mm)
D (mm)
lt (mm)
n (rpm)
tc (min)
keterangan
1 80 0.1 1 272 1096 93.67 117.01 R1
2 80 0.1 1 270 1096 94.36 116.15 R2
3 80 0.1 1 268 1096 95.07 115.29 R3
4 80 0.1 1 266 1096 95.78 114.43 R4
5 80 0.1 1 264 1096 96.51 113.57 R5
6 80 0.1 1 262 1096 97.24 112.71 R6
7 80 0.1 1 260 1096 97.99 111.85 R7
8 80 0.1 1 258 1096 98.75 110.99 R8
9 80 0.1 1 256 1096 99.52 110.13 R9
10 80 0.1 1 254 1096 100.31 109.27 Mf
Jadi total waktu tahapan keempat untuk proses roughing dan medium
finish adalah ;
= 1131.37 menit
5. Pembubutan pembuatan poros bertingkat bagian 4 dilakukan
pembubutan sebanyak 18 kali dengan kedalaman potong 1 mm dan
medium finish 1 mm dengan panjang pemotongan 796 mm.
Tabel 4.15 Pembubutan tahap 5 Studi Imlementasi II.
No v (mm/min)
f (mm/rev)
a (mm)
D (mm)
lt (mm)
n (rpm)
tc (min)
keterangan
1 80 0.1 1 254 796 100.31 79.36 R1
2 80 0.1 1 252 796 101.10 78.73 R2
3 80 0.1 1 250 796 101.91 78.11 R3
4 80 0.1 1 248 796 102.73 77.48 R4
5 80 0.1 1 246 796 103.57 76.86 R5
6 80 0.1 1 244 796 104.42 76.23 R6
7 80 0.1 1 242 796 105.28 75.61 R7
8 80 0.1 1 240 796 106.16 74.98 R8
9 80 0.1 1 238 796 107.05 74.36 R9
10 80 0.1 1 236 796 107.96 73.73 R10
11 80 0.1 1 234 796 108.88 73.11 R11
12 80 0.1 1 232 796 109.82 72.48 R12
13 80 0.1 1 230 796 110.77 71.86 R13
14 80 0.1 1 228 796 111.74 71.23 R14
15 80 0.1 1 226 796 112.73 70.61 R15
Universitas Sumatera Utara
87
16 80 0.1 1 224 796 113.74 69.98 R16
17 80 0.1 1 222 796 114.76 69.36 R17
18 80 0.1 1 220 796 115.81 68.73 R18
19 80 0.1 1 218 796 116.87 68.11 Mf
Jadi total waktu tahapan kelima untuk proses roughing dan medium
finish adalah ;
= 1400.94 menit
6. Pembubutan poros bertingkat bagian 5 dilakukan pembubutan
sebanyak 11 kali dengan kedalaman potong 1 mm dan medium finish 1
mm dengan panjang pemotongan 308 mm.
Tabel 4.16 Pembubutan tahap 6 Studi Imlementasi II
No v (mm/min)
f (mm/rev)
a (mm)
D (mm)
lt (mm)
n (rpm)
tc (min)
keterangan
1 80 0.1 1 218 308 116.87 26.35 R1
2 80 0.1 1 216 308 117.95 26.11 R2
3 80 0.1 1 214 308 119.05 25.87 R3
4 80 0.1 1 212 308 120.18 25.63 R4
5 80 0.1 1 210 308 121.32 25.39 R5
6 80 0.1 1 208 308 122.49 25.15 R6
7 80 0.1 1 206 308 123.68 24.90 R7
8 80 0.1 1 204 308 124.89 24.66 R8
9 80 0.1 1 202 308 126.13 24.42 R9
10 80 0.1 1 200 308 127.39 24.18 R10
11 80 0.1 1 198 308 128.68 23.94 R11
12 80 0.1 1 196 308 129.99 23.69 Mf
Jadi total waktu tahapan keenam untuk proses roughing dan medium
finish adalah ;
= 300.29 menit
7. Pembubutan pembuatan dudukan rotor poros turbin angin dilakukan
pembubutan sebanyak 74 kali dengan kedalaman potong 1 mm dan
medium finish 1 mm dengan panjang pemotongan 49 mm.
Tabel 4.17 Pembubutan tahap 7 Studi Imlementasi II
Universitas Sumatera Utara
88
No v (mm/min)
f (mm/rev)
a (mm)
D (mm)
lt (mm)
n (rpm)
tc (min)
keterangan
1 80 0.1 1 456 49 55.87 8.77 R1
2 80 0.1 1 454 49 56.12 8.73 R2
3 80 0.1 1 452 49 56.37 8.69 R3
4 80 0.1 1 450 49 56.62 8.65 R4
5 80 0.1 1 448 49 56.87 8.62 R5
6 80 0.1 1 446 49 57.12 8.58 R6
7 80 0.1 1 444 49 57.38 8.54 R7
8 80 0.1 1 442 49 57.64 8.50 R8
9 80 0.1 1 440 49 57.90 8.46 R9
10 80 0.1 1 438 49 58.17 8.42 R10
11 80 0.1 1 436 49 58.44 8.39 R11
12 80 0.1 1 434 49 58.70 8.35 R12
13 80 0.1 1 432 49 58.98 8.31 R13
14 80 0.1 1 430 49 59.25 8.27 R14
15 80 0.1 1 428 49 59.53 8.23 R15
16 80 0.1 1 426 49 59.81 8.19 R16
17 80 0.1 1 424 49 60.09 8.15 R17
18 80 0.1 1 422 49 60.37 8.12 R18
19 80 0.1 1 420 49 60.66 8.08 R19
20 80 0.1 1 418 49 60.95 8.04 R20
21 80 0.1 1 416 49 61.24 8.00 R21
22 80 0.1 1 414 49 61.54 7.96 R22
23 80 0.1 1 412 49 61.84 7.92 R23
24 80 0.1 1 410 49 62.14 7.89 R24
25 80 0.1 1 408 49 62.45 7.85 R25
26 80 0.1 1 406 49 62.75 7.81 R26
27 80 0.1 1 404 49 63.06 7.77 R27
28 80 0.1 1 402 49 63.38 7.73 R28
29 80 0.1 1 400 49 63.69 7.69 R29
30 80 0.1 1 398 49 64.01 7.65 R30
31 80 0.1 1 396 49 64.34 7.62 R31
32 80 0.1 1 394 49 64.66 7.58 R32
33 80 0.1 1 392 49 64.99 7.54 R33
34 80 0.1 1 390 49 65.33 7.50 R34
35 80 0.1 1 388 49 65.66 7.46 R35
36 80 0.1 1 386 49 66.00 7.42 R36
37 80 0.1 1 384 49 66.35 7.39 R37
38 80 0.1 1 382 49 66.70 7.35 R38
39 80 0.1 1 380 49 67.05 7.31 R39
40 80 0.1 1 378 49 67.40 7.27 R40
41 80 0.1 1 376 49 67.76 7.23 R41
Universitas Sumatera Utara
89
42 80 0.1 1 374 49 68.12 7.19 R42
43 80 0.1 1 372 49 68.49 7.15 R43
44 80 0.1 1 370 49 68.86 7.12 R44
45 80 0.1 1 368 49 69.23 7.08 R45
46 80 0.1 1 366 49 69.61 7.04 R46
47 80 0.1 1 364 49 69.99 7.00 R47
48 80 0.1 1 362 49 70.38 6.96 R48
49 80 0.1 1 360 49 70.77 6.92 R49
50 80 0.1 1 358 49 71.17 6.89 R50
51 80 0.1 1 356 49 71.57 6.85 R51
52 80 0.1 1 354 49 71.97 6.81 R52
53 80 0.1 1 352 49 72.38 6.77 R53
54 80 0.1 1 350 49 72.79 6.73 R54
55 80 0.1 1 348 49 73.21 6.69 R55
56 80 0.1 1 346 49 73.63 6.65 R56
57 80 0.1 1 344 49 74.06 6.62 R57
58 80 0.1 1 342 49 74.50 6.58 R58
59 80 0.1 1 340 49 74.93 6.54 R59
60 80 0.1 1 338 49 75.38 6.50 R60
61 80 0.1 1 336 49 75.83 6.46 R61
62 80 0.1 1 334 49 76.28 6.42 R62
63 80 0.1 1 332 49 76.74 6.39 R63
64 80 0.1 1 330 49 77.21 6.35 R64
65 80 0.1 1 328 49 77.68 6.31 R65
66 80 0.1 1 326 49 78.15 6.27 R66
67 80 0.1 1 324 49 78.63 6.23 R67
68 80 0.1 1 322 49 79.12 6.19 R68
69 80 0.1 1 320 49 79.62 6.15 R69
70 80 0.1 1 318 49 80.12 6.12 R70
71 80 0.1 1 316 49 80.63 6.08 R71
72 80 0.1 1 314 49 81.14 6.04 R72
73 80 0.1 1 312 49 81.66 6.00 R73
74 80 0.1 1 310 49 82.19 5.96 R74
75 80 0.1 1 308 49 82.72 5.92 Mf
Jadi total waktu tahapan ketuju untuk proses roughing dan medium
finish adalah ;
= 551.01menit
Universitas Sumatera Utara
90
C. Perhitungan Total Waktu Produksi Untuk Studi kasus
Implementasi I nilai rough machining (volume material rate)
maximum dan finishing nilai kekasaran permukaan (Ra)
terendah.
Jadi total keseluruhan waktu pemesinan pada tiap-tiap tahapan
studi kasus implementas 1 adalah jumlah dari bagian 1, bagian 2,
sampai bagian 7 adalah :
Bagian 1 + Bagian 2 + Bagian 3 + bagian 4 + bagian 5 + bagian 6 +
bagian 7
= 349.46 + 5451.75 + 617.20 + 338.55 + 368.66 + 87.28 + 139.58 +
159.38
= 7352.51 menit
D. Perhitungan Total Waktu Produksi Studi kasus Implementasi II
nilai rough machining (volume material rate) untuk umur pahat
terlama dan nilai kekasaran permukaan (Ra) terendah
Jadi total keseluruhan waktu pemesinan pada tiap-tiap tahapan
pada studi kasus implementasi 2 adalah jumlah dari bagian 1, bagian 2,
sampai bagian 8 adalah :
Bagian 1 + Bagian 2 + Bagian 3 + bagian 4 + bagian 5 + bagian 6 +
bagian 7
= 1048.38 + 21541.07 + 2292.49 + 1131.37 + 1400.94 + 300.29 +
551.01
= 28265.56 menit
Universitas Sumatera Utara
91
4.5.2 Perhitungan Ongkos Produksi
Ongkos produksi meliputi biaya row material bahan pembuatan shaft
thresher yaitu baja AISI 4340, pembelian pahat insert PVD karbida berlapis
Kenametal, adapun perincian untuk biaya untuk pembuatan axle railway
adalah sebagai berikut :
1. Bahan baja AISI 4340 dengan ukuran row material diameter 7 inci (
460 mm ) dan panjang 6 feet ( 2000 mm ) . Harga untuk material AISI
4340 adalah $ 900/ton, untuk perhitungan round bar row material shaft
thresher adalah :
= (7.85
) x ( mm) x (2130.4 mm) x
= 2777.3 kg = 2.77 ton
Jadi harga untuk row material pembuatan shaft thresher
adalah
= (2.77) x $ 900 = $ 2493
Untuk kurs Rupiah adalah
= $ 2493x Rp 13.300 = Rp 33.156.000-
2. Pahat insert PVD karbida berlapis kenametal per piece
adalah
A. Studi kasus 1 nilai rough machining (volume material rate)
maximum dan finishing nilai kekasaran permukaan (Ra)
terendah, didapat waktu pemesinan yaitu 676,38 menit dengan
umur pakai pahat adalah 12.65 menit/indeks pahat, maka dapat
dihitung biaya pemakaian pahat untuk studi kasus satu :
Universitas Sumatera Utara
92
`
Satu pahat insert PVD karbida berlapis Kenametal terdiri dari 8
indeks pahat, jadi jumlah pahat yang dipakai adalah :
Harga satu pahat insert PVD karbida berlapis Kenametal adalah
Rp 85.000,- dengan begitu harga pahat untuk studi kasus 1
adalah :
Ongkos keseluruhan untuk studi kasus 1 adalah biaya row
material ditambah biaya pahat insert PVD karbida berlapis
Kenametal
= Rp 33.156.000- +
= Rp 39.361.000,-
B. Studi kasus 2 nilai rough machining (volume material rate)
umur pahat terlama dan optimasi nilai kekasaran permukaan
(Ra), terendah, didapat waktu pemesina yaitu 2307,88 menit
dengan umur pakai pahat adalah 18.32 menit/indeks pahat,
maka dapat dihitung biaya pemakaian pahat untuk studi kasus
satu :
Universitas Sumatera Utara
93
Satu pahat insert CVD karbida berlapis TeaguTec terdiri dari 8
indeks pahat, jadi jumlah pahat yang dipakai adalah :
Harga satu pahat insert PVD karbida berlapis Kenametal adalah
Rp 85.000,- dengan begitu harga pahat untuk studi kasus 1
adalah :
Ongkos keseluruhan untuk studi kasus 1 adalah biaya row
material ditambah biaya pahat insert PVD karbida berlapis
Kenametal:
= Rp 33.156.000- + Rp 16.405.000,-
= Rp 49.561.000,-
Tabel 4.18 Perbandingan studi implementasi 1 dengan studi implementasi 2
Studi implementasi 1 Studi implementasi 2
Kondisi pemotongan v = 80 m/mm,
f = 0,2 mm/ref,
a = 2 mm
v = 80 m/mm,
f = 0,1 mm/ref,
a = 1 mm
Waktu produksi 7352,51 menit
15 – 16 hari
28265,56 menit
58 – 59 hari
Ongkos produksi Rp 39.361.000,- Rp 49.561.000,-
Universitas Sumatera Utara
94
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat setelah dilakukannya penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Dari hasil penyusunan perencanaan proses yang didapat dikatakan
bahwa setiap pembubutan pada produk poros utama turbin angin
menggunakan pahat yang berbeda beda sesuai dengan bentuk benda,
seperti pembubutan chamfer, fillet dan pembubutan alur (grooving)
pahat yang digunakan harus sesuai dengan standarisasi pembubutan.
2. Routing sheet yang dibuat ditunjukan kepada operator pemesinan agar
dapat mengetahui urutan proses pembubutan suatu benda agar tidak
terjadi kesalahan pada langkah pembuatan suatu produk.
3. Pada pembubutan poros utama turbin angin untuk pembubutan
roughing yang bertujuan untuk menghabiskan material sebanyak-
banyaknya dengan waktu yang efektif dan efisien adalah dengan
kondisi pemotongan kecepatan potong (v) m/min, gerak makan (f)
mm/rev, dan kedalaman potong (a) mm, dipilih kondisi pemotongan
yang maximum pada kondisi pemotongan v = 80 m/min ; f = 0.2
mm/rev ; a = 2 mm dengan nilai Volume Material Rate (VMR) yaitu
404,8 dan nilai Material Removal Rate (MRR) adalah 32
dengan umur pakai pahat 12,65 menit. Kondisi pemotongan
ini dipakai untuk studi kasus 1 dengan waktu produksi untuk poros
utama turbin angin adalah 7352,51 min.
4. Pada poros utama turbin angin pembubutan untuk pembubutan
roughing yang mempertimbangkan umur pakai pahat guna
menghemat ongkos produksi adalah dengan kondisi pemotongan
kecepatan potong (v) m/min, gerak makan (f) mm/rev, dan kedalaman
potong (a) mm, dipilih kondisi pemotongan v = 80 m/min ; f = 0.1
mm/rev ; a = 1 mm dengan nilai Volume Material Rate (VMR) yaitu
Universitas Sumatera Utara
95
146,48 dan nilai Material Removal Rate (MRR) adalah 8
dengan umur pakai pahat 18.32 menit. Kondisi pemotongan
ini dipakai untuk studi implentasi 2 dengan waktu produksi untuk
poros utama turbin angin adalah 28265,56 min.
5. Ongkos produksi untuk adalah jumlah dari biaya row material dan
biaya pahat PVD karbida berlapis Kenametal, untuk studi
implementasi 1 biayanya adalah Rp 39.361.000,- sedangkan untuk
studi implementasi 2 biaya pemesinan adalah Rp 49. 561.000,-
6. Perbandingan studi implementasi 1 dan studi implementasi 2 adalah
waktu produksi dan biaya produksi untuk studi kasus 1 biaya lebih
murah dengan waktu produksi yang lebih singkat, sedangkan studi
implementasi 2 biaya produksi lebih mahal dan waktu produksi lebih
lama itu dikarenakan kedalaman potong pada pembubutan lebih kecil.
Studi implementasi 1 Studi implementasi 2
Kondisi pemotongan v = 80 m/mm,
f = 0,2 mm/ref,
a = 2 mm
v = 80 m/mm,
f = 0,1 mm/ref,
a = 1 mm
Waktu produksi 7352,51 menit
15 – 16 hari
28265,56 menit
58 - 59 hari
Ongkos produksi Rp 39.361.000,- Rp 49.561.000,-
5.2 Saran
Adapaun saran dari penulis untuk penelitian berikutnya agar hasil data
penelitian lebih baik lagi, adalah sebagai berikut :
1. Hati-hati dalam membuat perencanaan proses agar tidak terjadi
kesalahan dalam membuat produk yang diinginkan.
2. Teliti dalam memasukan NC program pada mesin agar terhindar dari
kesalahan seperti salah penentuan titik 0,0 yang dapat menyebabkan
tabrakan antara rumah pahat dengan benda kerja
Universitas Sumatera Utara
96
3. Memperhatikan panjang pemesinan setelah passing agar mata pahat
tidak pecah guna tidak mengulangi penelitian.
4. Lakukan kalibrasi alat ukur Surface Roughness Tester Mitotoyo
terlebih dahulu sebelum penelitian agar dicapai pengukuran yang
tepat.
Universitas Sumatera Utara
97
Daftar Pustaka
P. Mikkel Groover, 2001, “Fundamentals of Modren Manufacturing”
J. Duda, “Generative System For Manufacturing Process Planning”, 2002.
A. Patil, “A Case Study Of Manufacturing Process Routing in a Medium Scale
Industry”, I. J of Civil Engineering and Geo-Environmental, V 4, P 57-61, 2013.
Rochim Taufiq, 1993, “Proses Pemesinan”, Erlangga, Jakarta. Bandung, Penerbit
ITB
C. H. C. Haron, “Investigation on the Influence of Machining Parameters when
Machining Tool Steel Using EDM”, J, Material Processing Technology, V 116, P
84-87, 2001.
A. Bhateja, J. Bhardwaj, M. Singh, S. Kumar. P, “Optimization of Different
Performance Parameter i.e Surface Roughness, Tool Wear Rate & Material
Removal Rate With The Selection of Varius Process Parameter Such as Speed
Rate, Feed Rate, Specimen Wear, Depth Of Cut in CNC Turning of Alloy Steel –
An Empirical Approach”, J.I. Engineering and Science, V. 2, P 103-113, 2013.
N. N. Mahatme, S. V. Dahake. “Productive Improvement and Cycle Reduction in
CNC Machining- a Case Study”, I. J. Research in Advent Technology, P 34-37,
2016.
Bono, Gatot Suwoto, Margana, Sunarwo, “Karakteristik Turbin Angin Poros
Horizontal Dengan Variasi Bingkai sudu Flat Untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Angin”, 2012.
A. P. Kene, K. Orra. “Experimental Investigation of Tool Wear Behavior of
Multi-Layered Coated Carbide Insert Using Various Sensors in Hard Turning”,
J.I, P 180-184, 2016.
A. Srithar, K. Palanikumar, B. Durgaprased, “Experimental Investigation and
Surface Roughness Analysis on Hard Turning of AISI D2 Steel Using Coated
Carbide Insert”. J. Procedia Engineering, P 72-77, 2014.
D.M. D’Addona, Sunil. J. Raykar, “Analysis of Surface Roughness in Hard
Turning Using Wiper Insert Geometry”, Conference of Manufacturing System, V
41, P 841-846, 2016.
A. Pal, S.K. Choudhury, Satish Chinchanikar “Machinability Assessment
Through Experimental Investigation During Hard and Soft Turning of Hardened
Steel”, J. Procedia Material Science 6, P 80-91, 2014.
Peter Smid, 2003, CNC Programming Handbook 2nd
edition
Serope Kalpakjian And Steven R. Schimd, 2009, 6th
Edition “Manufacturing
Engineering Aand Technologi Time Of Turning Process”
Universitas Sumatera Utara
98
Widarto, Wijanarka, B. S, Sutopo, Paryanto, 2008, “Teknik Pemesinan”,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
Lampiran 1. Sertifikat baja AISI 4340
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Physical properties of AISI 4340 alloy steel
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Standar AISI-SAE
Contoh standar AISI-SAE untuk baja karbon dan paduan
Contoh standar AISI-UNS Tool Steel
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3 (Lanjutan)
Contoh standar AISI - UNS untuk Stainless Steel
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5
NC code pergantian pahat %
O0000
(PROGRAM NAME - MAIN SHAFT
RIOAJI 1)
(DATE=DD-MM-YY - 14-12-17
TIME=HH:MM - 22:04)
(MCX FILE - D:\SKRIPSI\SKRIPSI
210 471\REVISI AJI\MAIN SHAFT
12.MCAM)
(NC FILE - C:\USERS\GO-
RIO\DOCUMENTS\MY
MCAM2017\LATHE\NC\MAIN SHAFT
RIOAJI 1.NC)
(MATERIAL - AISI 4340)
G21
(TOOL - 1 OFFSET - 1)
(OD RIGHT 55 DEG INSERT -
SNMG 120408 RP)
G0 T0101
G18
M05
G0 G54 X153.72 Z4.5
G99 G1 Z2.5 F.5
Z-49.09
X156.548 Z-47.676
T0102 (Pergantian Pahat 2)
G0 Z-43.79
X153.72
G1 Z-45.79
Z-97.38
X156.548 Z-95.966
T0103 (Pergantian Pahat 3)
G0 Z-92.08
X153.72
G1 Z-94.08
Z-145.67
X156.548 Z-144.256
T0104 (Pergantian Pahat 4)
G0 Z-140.37
X153.72
G1 Z-142.37
Z-193.96
X156.548 Z-192.546
T0105 (Pergantian Pahat 5)
G0 Z-188.66
X153.72
G1 Z-190.66
Z-242.25
X156.548 Z-240.836
T0106 (Pergantian Pahat 6)
G0 Z-236.95
X153.72
G1 Z-238.95
Z-290.54
X156.548 Z-289.126
T0107 (Pergantian Pahat 7)
G0 Z-285.24
X153.72
G1 Z-287.24
Z-338.83
X156.548 Z-337.416
T0108 (Pergantian Pahat 8)
G0 Z-333.53
X153.72
G1 Z-335.53
Z-387.12
X156.548 Z-385.706
T0109 (Pergantian Pahat 9)
G0 Z-381.82
X153.72
G1 Z-383.82
Z-435.41
X156.548 Z-433.996
T0110 (Pergantian Pahat 10)
G0 Z-430.11
X153.72
G1 Z-432.11
Z-483.7
X156.548 Z-482.286
T0111 (Pergantian Pahat 11)
G0 Z-478.4
X153.72
G1 Z-480.4
Z-531.99
X156.548 Z-530.576
T0112 ((Pergantian Pahat 12)
G0 Z-526.69
X153.72
G1 Z-528.69
Z-580.28
X156.548 Z-578.866
T0113 (Pergantian Pahat 13)
G0 Z-574.98
X153.72
G1 Z-576.98
Z-628.57
X156.548 Z-627.156
T0114 (Pergantian Pahat 14)
G0 Z-623.27
X153.72
G1 Z-625.27
Z-648.8
X156.548 Z-647.386
T0115 (Pergantian Pahat 15)
G0 Z4.5
X152.4
G1 Z2.5
Z-49.09
X155.228 Z-47.676
T0116 (Pergantian Pahat 16)
G0 Z-43.79
X152.4
G1 Z-45.79
Universitas Sumatera Utara
Z-97.38
X155.228 Z-95.966
T0117 (Pergantian Pahat 17)
G0 Z-92.08
X152.4
G1 Z-94.08
Z-145.67
X155.228 Z-144.256
T0118 (Pergantian Pahat 18)
G0 Z-140.37
X152.4
G1 Z-142.37
Z-193.96
X155.228 Z-192.546
T0119 (Pergantian Pahat 19)
G0 Z-188.66
X152.4
G1 Z-190.66
Z-242.25
X155.228 Z-240.836
T0120 (Pergantian Pahat 20)
G0 Z-236.95
X152.4
G1 Z-238.95
Z-290.54
X155.228 Z-289.126
T0121 (Pergantian Pahat 21)
G0 Z-285.24
X152.4
G1 Z-287.24
Z-338.83
X155.228 Z-337.416
T0122 (Pergantian Pahat 22)
G0 Z-333.53
X152.4
G1 Z-335.53
Z-387.12
X155.228 Z-385.706
T0123 (Pergantian Pahat 23)
G0 Z-381.82
X152.4
G1 Z-383.82
Z-435.41
X155.228 Z-433.996
T0124 (Pergantian Pahat 24)
G0 Z-430.11
X152.4
G1 Z-432.11
Z-483.7
X155.228 Z-482.286
T0125 (Pergantian Pahat 25)
G0 Z-478.4
X152.4
G1 Z-480.4
Z-531.99
X155.228 Z-530.576
T0126 (Pergantian Pahat 26)
G0 Z-526.69
X152.4
G1 Z-528.69
Z-580.28
X155.228 Z-578.866
T0127 (Pergantian Pahat 27)
G0 Z-574.98
X152.4
G1 Z-576.98
Z-628.57
X155.228 Z-627.156
T0128 (Pergantian Pahat 28)
G0 Z-623.27
X152.4
G1 Z-625.27
Z-648.8
X155.228 Z-647.386
T0129 (Pergantian Pahat 29)
G0 Z4.5
X151.08
G1 Z2.5
Z-56.57
X153.908 Z-55.156
T0130 (Pergantian Pahat 30)
G0 Z-51.27
X151.08
G1 Z-53.27
Z-112.34
X153.908 Z-110.926
T0131 (Pergantian Pahat 31)
G0 Z-107.04
X151.08
G1 Z-109.04
Z-168.11
X153.908 Z-166.696
T0132 (Pergantian Pahat 32)
G0 Z-162.81
X151.08
G1 Z-164.81
Z-223.88
X153.908 Z-222.466
T0133 (Pergantian Pahat 33)
G0 Z-218.58
X151.08
G1 Z-220.58
Z-279.65
X153.908 Z-278.236
T0134 (Pergantian Pahat 34)
G0 Z-274.35
X151.08
G1 Z-276.35
Z-335.42
X153.908 Z-334.006
T0135 (Pergantian Pahat 35)
G0 Z-330.12
X151.08
G1 Z-332.12
Z-391.19
X153.908 Z-389.776
T0136 (Pergantian Pahat 36)
G0 Z-385.89
Universitas Sumatera Utara
X151.08
G1 Z-387.89
Z-446.96
X153.908 Z-445.546
T0137 (Pergantian Pahat 37)
G0 Z-441.66
X151.08
G1 Z-443.66
Z-502.73
X153.908 Z-501.316
T0138 (Pergantian Pahat 38)
G0 Z-497.43
X151.08
G1 Z-499.43
Z-558.5
X153.908 Z-557.086
T0139 (Pergantian Pahat 39)
G0 Z-553.2
X151.08
G1 Z-555.2
Z-592.994
X153.908 Z-591.58
T0140 (Pergantian Pahat 40)
G0 Z4.5
X149.76
G1 Z2.5
Z-56.57
X152.588 Z-55.156
T0141 (Pergantian Pahat 41)
G0 Z-51.27
X149.76
G1 Z-53.27
Z-112.34
X152.588 Z-110.926
T0142 (Pergantian Pahat 42)
G0 Z-107.04
X149.76
G1 Z-109.04
Z-168.11
X152.588 Z-166.696
T0143 (Pergantian Pahat 43)
G0 Z-162.81
X149.76
G1 Z-164.81
Z-223.88
X152.588 Z-222.466
T0144 (Pergantian Pahat 44)
G0 Z-218.58
X149.76
G1 Z-220.58
Z-279.65
X152.588 Z-278.236
T0145 (Pergantian Pahat 45)
G0 Z-274.35
X149.76
G1 Z-276.35
Z-335.42
X152.588 Z-334.006
T0146 (Pergantian Pahat 46)
G0 Z-330.12
X149.76
G1 Z-332.12
Z-391.19
X152.588 Z-389.776
T0147 (Pergantian Pahat 47)
G0 Z-385.89
X149.76
G1 Z-387.89
Z-446.96
X152.588 Z-445.546
T0148 (Pergantian Pahat 48)
G0 Z-441.66
X149.76
G1 Z-443.66
Z-502.73
X152.588 Z-501.316
T0149 (Pergantian Pahat 49)
G0 Z-497.43
X149.76
G1 Z-499.43
Z-558.5
X152.588 Z-557.086
T0150 (Pergantian Pahat 50)
G0 Z-553.2
X149.76
G1 Z-555.2
Z-592.054
X152.588 Z-590.64
T0151 (Pergantian Pahat 51)
G0 Z4.5
X148.44
G1 Z2.5
Z-56.57
X151.268 Z-55.156
T0152 (Pergantian Pahat 52)
G0 Z-51.27
X148.44
G1 Z-53.27
Z-112.34
X151.268 Z-110.926
T0153 (Pergantian Pahat 53)
G0 Z-107.04
X148.44
G1 Z-109.04
Z-168.11
X151.268 Z-166.696
T0154 (Pergantian Pahat 54)
G0 Z-162.81
X148.44
G1 Z-164.81
Z-223.88
X151.268 Z-222.466
T0155 (Pergantian Pahat 55)
G0 Z-218.58
X148.44
G1 Z-220.58
Z-279.65
X151.268 Z-278.236
Universitas Sumatera Utara
T0156 (Pergantian Pahat 56)
G0 Z-274.35
X148.44
G1 Z-276.35
Z-335.42
X151.268 Z-334.006
T0157 (Pergantian Pahat 57)
G0 Z-330.12
X148.44
G1 Z-332.12
Z-391.19
X151.268 Z-389.776
T0158 (Pergantian Pahat 58)
G0 Z-385.89
X148.44
G1 Z-387.89
Z-446.96
X151.268 Z-445.546
T0159 (Pergantian Pahat 59)
G0 Z-441.66
X148.44
G1 Z-443.66
Z-502.73
X151.268 Z-501.316
T0160 (Pergantian Pahat 60)
G0 Z-497.43
X148.44
G1 Z-499.43
Z-558.5
X151.268 Z-557.086
T0161 (Pergantian Pahat 61)
G0 Z-553.2
X148.44
G1 Z-555.2
Z-591.208
X151.268 Z-589.794
T0162 (Pergantian Pahat 62)
G0 Z4.5
X147.12
G1 Z2.5
Z-56.57
X149.948 Z-55.156
T0163 (Pergantian Pahat 63)
G50 S3600
G96 S550 M03
G0 Z-51.27
X147.12
G1 Z-53.27
Z-112.34
X149.948 Z-110.926
T0164 (Pergantian Pahat 64)
M05
G0 Z-107.04
X147.12
G1 Z-109.04
Z-168.11
X149.948 Z-166.696
T0165 (Pergantian Pahat 65)
G0 Z-162.81
X147.12
G1 Z-164.81
Z-223.88
X149.948 Z-222.466
T0166 (Pergantian Pahat 66)
G0 Z-218.58
X147.12
G1 Z-220.58
Z-279.65
X149.948 Z-278.236
T0167 (Pergantian Pahat 67)
G0 Z-274.35
X147.12
G1 Z-276.35
Z-335.42
X149.948 Z-334.006
T0168 (Pergantian Pahat 68)
G0 Z-330.12
X147.12
G1 Z-332.12
Z-391.19
X149.948 Z-389.776
T0169 (Pergantian Pahat 69)
G0 Z-385.89
X147.12
G1 Z-387.89
Z-446.96
X149.948 Z-445.546
T0170 (Pergantian Pahat 70)
G0 Z-441.66
X147.12
G1 Z-443.66
Z-502.73
X149.948 Z-501.316
T0171 (Pergantian Pahat 71)
G0 Z-497.43
X147.12
G1 Z-499.43
Z-558.5
X149.948 Z-557.086
T0172 (Pergantian Pahat 72)
G0 Z-553.2
X147.12
G1 Z-555.2
Z-587.706
X149.948 Z-586.291
T0173 (Pergantian Pahat 73)
G0 Z4.5
X145.8
G1 Z2.5
Z-56.57
X148.628 Z-55.156
T0174 (Pergantian Pahat 74)
G0 X145.8 Z-51.27
G1 Z-53.27
Z-112.34
X148.628 Z-110.926
T0175 (Pergantian Pahat 75)
G0 Z-107.04
Universitas Sumatera Utara
X145.8
G1 Z-109.04
Z-168.11
X148.628 Z-166.696
T0176 (Pergantian Pahat 76)
G0 Z-162.81
X145.8
G1 Z-164.81
Z-223.88
X148.628 Z-222.466
T0177 (Pergantian Pahat 77)
G0 Z-218.58
X145.8
G1 Z-220.58
Z-279.65
X148.628 Z-278.236
T0178 (Pergantian Pahat 78)
G0 Z-274.35
X145.8
G1 Z-276.35
Z-335.42
X148.628 Z-334.006
T0179 (Pergantian Pahat 79)
G0 Z-330.12
X145.8
G1 Z-332.12
Z-391.19
X148.628 Z-389.776
T0180 (Pergantian Pahat 80)
G0 Z-385.89
X145.8
G1 Z-387.89
Z-446.96
X148.628 Z-445.546
T0181 (Pergantian Pahat 81)
G0 Z-441.66
X145.8
G1 Z-443.66
Z-502.73
X148.628 Z-501.316
T0182 (Pergantian Pahat 82)
G0 Z-497.43
X145.8
G1 Z-499.43
Z-558.5
X148.628 Z-557.086
T0183 (Pergantian Pahat 83)
G0 Z-553.2
X145.8
G1 Z-555.2
Z-587.706
X148.628 Z-586.292
T0184 (Pergantian Pahat 84)
G0 Z4.5
X144.48
G1 Z2.5
Z-56.57
X147.308 Z-55.156
T0185 (Pergantian Pahat 85)
G0 Z-51.27
X144.48
G1 Z-53.27
Z-112.34
X147.308 Z-110.926
T0186 (Pergantian Pahat 86)
G0 Z-107.04
X144.48
G1 Z-109.04
Z-168.11
X147.308 Z-166.696
T0187 (Pergantian Pahat 87)
G0 Z-162.81
X144.48
G1 Z-164.81
Z-223.88
X147.308 Z-222.466
T0188 (Pergantian Pahat 88)
G0 Z-218.58
X144.48
G1 Z-220.58
Z-279.65
X147.308 Z-278.236
T0189 (Pergantian Pahat 89)
G0 Z-274.35
X144.48
G1 Z-276.35
Z-335.42
X147.308 Z-334.006
T0190 (Pergantian Pahat 90)
G0 Z-330.12
X144.48
G1 Z-332.12
Z-391.19
X147.308 Z-389.776
T0191 (Pergantian Pahat 91)
G0 Z-385.89
X144.48
G1 Z-387.89
Z-446.96
X147.308 Z-445.546
T0192 (Pergantian Pahat 92)
G0 Z-441.66
X144.48
G1 Z-443.66
Z-502.73
X147.308 Z-501.316
T0193 (Pergantian Pahat 93)
G0 Z-497.43
X144.48
G1 Z-499.43
Z-558.5
X147.308 Z-557.086
T0194 (Pergantian Pahat 94)
G0 Z-553.2
X144.48
G1 Z-555.2
Z-587.706
X147.308 Z-586.292
Universitas Sumatera Utara
T0195 (Pergantian Pahat 95)
G0 Z4.5
X143.16
G1 Z2.5
Z-56.57
X145.988 Z-55.156
T0196 (Pergantian Pahat 96)
G0 Z-51.27
X143.16
G1 Z-53.27
Z-112.34
X145.988 Z-110.926
T0197 (Pergantian Pahat 97)
G0 Z-107.04
X143.16
G1 Z-109.04
Z-168.11
X145.988 Z-166.696
T0198 (Pergantian Pahat 98)
G0 Z-162.81
X143.16
G1 Z-164.81
Z-223.88
X145.988 Z-222.466
T0199 (Pergantian Pahat 99)
G0 Z-218.58
X143.16
G1 Z-220.58
Z-279.65
X145.988 Z-278.236
T0200 (Pergantian Pahat 100)
G0 Z-274.35
X143.16
G1 Z-276.35
Z-335.42
X145.988 Z-334.006
T0201 (Pergantian Pahat 101)
G0 Z-330.12
X143.16
G1 Z-332.12
Z-391.19
X145.988 Z-389.776
T0202 (Pergantian Pahat 102)
G0 Z-385.89
X143.16
G1 Z-387.89
Z-446.96
X145.988 Z-445.546
T0203 (Pergantian Pahat 103)
G0 Z-441.66
X143.16
G1 Z-443.66
Z-502.73
X145.988 Z-501.316
T0204 (Pergantian Pahat 104)
G0 Z-497.43
X143.16
G1 Z-499.43
Z-558.5
X145.988 Z-557.086
T0205 (Pergantian Pahat 105)
G0 X143.16 Z-553.2
G1 Z-555.2
Z-587.706
X145.988 Z-586.292
T0206 (Pergantian Pahat 106)
G0 Z4.5
X141.84
G1 Z2.5
Z-56.57
X144.668 Z-55.156
T0207 (Pergantian Pahat 107)
G0 Z-51.27
X141.84
G1 Z-53.27
Z-112.34
X144.668 Z-110.926
T0208 (Pergantian Pahat 108)
G0 Z-107.04
X141.84
G1 Z-109.04
Z-168.11
X144.668 Z-166.696
T0209 (Pergantian Pahat 109)
G0 Z-162.81
X141.84
G1 Z-164.81
Z-223.88
X144.668 Z-222.466
T0210 (Pergantian Pahat 110)
G0 Z-218.58
X141.84
G1 Z-220.58
Z-279.65
X144.668 Z-278.236
T0211 (Pergantian Pahat 111)
G0 Z-274.35
X141.84
G1 Z-276.35
Z-335.42
X144.668 Z-334.006
T0212 (Pergantian Pahat 112)
G0 Z-330.12
X141.84
G1 Z-332.12
Z-391.19
X144.668 Z-389.776
T0213 (Pergantian Pahat 113)
G0 Z-385.89
X141.84
G1 Z-387.89
Z-446.96
X144.668 Z-445.546
T0214 (Pergantian Pahat 114)
G0 Z-441.66
X141.84
G1 Z-443.66
Z-502.73
Universitas Sumatera Utara
X144.668 Z-501.316
T0215 (Pergantian Pahat 115)
G0 Z-497.43
X141.84
G1 Z-499.43
Z-558.5
X144.668 Z-557.086
T0216 (Pergantian Pahat 116)
G0 Z-553.2
X141.84
G1 Z-555.2
Z-587.706
X144.668 Z-586.292
T0217 (Pergantian Pahat 117)
G0 Z4.5
X140.52
G1 Z2.5
Z-56.57
X143.348 Z-55.156
T0218 (Pergantian Pahat 118)
G0 Z-51.27
X140.52
G1 Z-53.27
Z-112.34
X143.348 Z-110.926
T0219 (Pergantian Pahat 119)
G0 Z-107.04
X140.52
G1 Z-109.04
Z-168.11
X143.348 Z-166.696
T0220 (Pergantian Pahat 120)
G0 Z-162.81
X140.52
G1 Z-164.81
Z-223.88
X143.348 Z-222.466
T0221 (Pergantian Pahat 121)
G0 Z-218.58
X140.52
G1 Z-220.58
Z-279.65
X143.348 Z-278.236
T0222 (Pergantian Pahat 122)
G0 Z-274.35
X140.52
G1 Z-276.35
Z-335.42
X143.348 Z-334.006
T0223 (Pergantian Pahat 123)
G0 Z-330.12
X140.52
G1 Z-332.12
Z-391.19
X143.348 Z-389.776
T0224 (Pergantian Pahat 124)
G0 Z-385.89
X140.52
G1 Z-387.89
Z-446.96
X143.348 Z-445.546
T0225 (Pergantian Pahat 125)
G0 Z-441.66
X140.52
G1 Z-443.66
Z-502.73
X143.348 Z-501.316
T0226 (Pergantian Pahat 126)
G0 X140.52 Z-497.43
G1 Z-499.43
Z-558.5
X143.348 Z-557.086
T0227 (Pergantian Pahat 127)
G0 Z-553.2
X140.52
G1 Z-555.2
Z-587.706
X143.348 Z-586.292
T0228 (Pergantian Pahat 128)
G0 Z4.5
X139.2
G1 Z2.5
Z-56.57
X142.028 Z-55.156
T0229 (Pergantian Pahat 129)
G0 Z-51.27
X139.2
G1 Z-53.27
Z-112.34
X142.028 Z-110.926
T0230 (Pergantian Pahat 130)
G0 Z-107.04
X139.2
G1 Z-109.04
Z-168.11
X142.028 Z-166.696
T0231 (Pergantian Pahat 131
G0 Z-162.81
X139.2
G1 Z-164.81
Z-223.88
X142.028 Z-222.466
T0232 (Pergantian Pahat 132)
G0 Z-218.58
X139.2
G1 Z-220.58
Z-279.65
X142.028 Z-278.236
T0233 (Pergantian Pahat 133)
G0 Z-274.35
X139.2
G1 Z-276.35
Z-335.42
X142.028 Z-334.006
T0234 (Pergantian Pahat 134)
G0 Z-330.12
X139.2
G1 Z-332.12
Universitas Sumatera Utara
Z-391.19
X142.028 Z-389.776
T0235 (Pergantian Pahat 135)
G0 Z-385.89
X139.2
G1 Z-387.89
Z-446.96
X142.028 Z-445.546
T0236 (Pergantian Pahat 136)
G0 Z-441.66
X139.2
G1 Z-443.66
Z-502.73
X142.028 Z-501.316
T0237 (Pergantian Pahat 137)
G0 Z-497.43
X139.2
G1 Z-499.43
Z-558.5
X142.028 Z-557.086
T0238 (Pergantian Pahat 138)
G0 Z-553.2
X139.2
G1 Z-555.2
Z-587.706
X142.028 Z-586.292
T0239 (Pergantian Pahat 139)
G0 Z4.5
X137.88
G1 Z2.5
Z-56.57
X140.708 Z-55.156
T0240 (Pergantian Pahat 140)
G0 Z-51.27
X137.88
G1 Z-53.27
Z-112.34
X140.708 Z-110.926
T0241 (Pergantian Pahat 141)
G0 Z-107.04
X137.88
G1 Z-109.04
Z-168.11
X140.708 Z-166.696
T0242 (Pergantian Pahat 142)
G0 Z-162.81
X137.88
G1 Z-164.81
Z-223.88
X140.708 Z-222.466
T0243 (Pergantian Pahat 143)
G0 Z-218.58
X137.88
G1 Z-220.58
Z-279.65
X140.708 Z-278.236
T0244 (Pergantian Pahat 144)
G0 Z-274.35
X137.88
G1 Z-276.35
Z-335.42
X140.708 Z-334.006
T0245 (Pergantian Pahat 145)
G0 Z-330.12
X137.88
G1 Z-332.12
Z-391.19
X140.708 Z-389.776
T0246 (Pergantian Pahat 146)
G0 Z-385.89
X137.88
G1 Z-387.89
Z-446.96
X140.708 Z-445.546
T0247 (Pergantian Pahat 147)
G0 Z-441.66
X137.88
G1 Z-443.66
Z-502.73
X140.708 Z-501.316
T0248 (Pergantian Pahat 148)
G0 Z-497.43
X137.88
G1 Z-499.43
Z-558.5
X140.708 Z-557.086
T0249 (Pergantian Pahat 149)
G0 X137.88 Z-553.2
G1 Z-555.2
Z-587.706
X140.708 Z-586.292
T0250 (Pergantian Pahat 150)
G0 Z4.5
X136.56
G1 Z2.5
Z-56.57
X139.388 Z-55.156
T0251 (Pergantian Pahat 151)
G0 Z-51.27
X136.56
G1 Z-53.27
Z-112.34
X139.388 Z-110.926
T0252 (Pergantian Pahat 152)
G0 Z-107.04
X136.56
G1 Z-109.04
Z-168.11
X139.388 Z-166.696
T0253 (Pergantian Pahat 153)
G0 Z-162.81
X136.56
G1 Z-164.81
Z-223.88
X139.388 Z-222.466
T0254 (Pergantian Pahat 154)
G0 Z-218.58
X136.56
Universitas Sumatera Utara
G1 Z-220.58
Z-279.65
X139.388 Z-278.236
T0255 (Pergantian Pahat 155)
G0 Z-274.35
X136.56
G1 Z-276.35
Z-335.42
X139.388 Z-334.006
T0256 (Pergantian Pahat 156)
G0 Z-330.12
X136.56
G1 Z-332.12
Z-391.19
X139.388 Z-389.776
T0257 (Pergantian Pahat 157)
G0 Z-385.89
X136.56
G1 Z-387.89
Z-446.96
X139.388 Z-445.546
T0258 (Pergantian Pahat 158)
G0 Z-441.66
X136.56
G1 Z-443.66
Z-502.73
X139.388 Z-501.316
T0259 (Pergantian Pahat 159)
G0 Z-497.43
X136.56
G1 Z-499.43
Z-558.5
X139.388 Z-557.086
T0260 (Pergantian Pahat 160)
G0 Z-553.2
X136.56
G1 Z-555.2
Z-587.706
X139.388 Z-586.292
T0261 (Pergantian Pahat 161)
G0 Z4.5
X135.24
G1 Z2.5
Z-56.57
X138.068 Z-55.156
T0262 (Pergantian Pahat 162)
G0 X135.24 Z-51.27
G1 Z-53.27
Z-112.34
X138.068 Z-110.926
T0263 (Pergantian Pahat 163)
G0 Z-107.04
X135.24
G1 Z-109.04
Z-168.11
X138.068 Z-166.696
T0264 (Pergantian Pahat 165)
G0 Z-162.81
X135.24
G1 Z-164.81
Z-223.88
X138.068 Z-222.466
T0265 (Pergantian Pahat 166)
G0 Z-218.58
X135.24
G1 Z-220.58
Z-279.65
X138.068 Z-278.236
T0266 (Pergantian Pahat 167)
G0 Z-274.35
X135.24
G1 Z-276.35
Z-335.42
X138.068 Z-334.006
T0267 (Pergantian Pahat 168)
G0 Z-330.12
X135.24
G1 Z-332.12
Z-391.19
X138.068 Z-389.776
T0268 (Pergantian Pahat 169)
G0 Z-385.89
X135.24
G1 Z-387.89
Z-446.96
X138.068 Z-445.546
T0269 (Pergantian Pahat 170)
G0 Z-441.66
X135.24
G1 Z-443.66
Z-502.73
X138.068 Z-501.316
T0270 (Pergantian Pahat 171)
G0 Z-497.43
X135.24
G1 Z-499.43
Z-558.5
X138.068 Z-557.086
T0271 (Pergantian Pahat 172)
G0 Z-553.2
X135.24
G1 Z-555.2
Z-587.706
X138.068 Z-586.292
T0272 (Pergantian Pahat 173)
G0 Z4.5
X133.92
G1 Z2.5
Z-56.57
X136.748 Z-55.156
T0273 (Pergantian Pahat 174)
G0 Z-51.27
X133.92
G1 Z-53.27
Z-112.34
X136.748 Z-110.926
T0274 (Pergantian Pahat 175)
G0 Z-107.04
Universitas Sumatera Utara
X133.92
G1 Z-109.04
Z-168.11
X136.748 Z-166.696
T0275 (Pergantian Pahat 176)
G0 Z-162.81
X133.92
G1 Z-164.81
Z-223.88
X136.748 Z-222.466
T0276 (Pergantian Pahat 176)
G0 Z-218.58
X133.92
G1 Z-220.58
Z-279.65
X136.748 Z-278.236
T0277 (Pergantian Pahat 177)
G0 Z-274.35
X133.92
G1 Z-276.35
Z-335.42
X136.748 Z-334.006
T0278 (Pergantian Pahat 178)
G0 Z-330.12
X133.92
G1 Z-332.12
Z-391.19
X136.748 Z-389.776
T0279 (Pergantian Pahat 179)
G0 Z-385.89
X133.92
G1 Z-387.89
Z-446.96
X136.748 Z-445.546
T0280 (Pergantian Pahat 180)
G0 Z-441.66
X133.92
G1 Z-443.66
Z-502.73
X136.748 Z-501.316
T0281 (Pergantian Pahat 181)
G0 Z-497.43
X133.92
G1 Z-499.43
Z-558.5
X136.748 Z-557.086
T0282 (Pergantian Pahat 182)
G0 Z-553.2
X133.92
G1 Z-555.2
Z-587.706
X136.748 Z-586.292
T0283 (Pergantian Pahat 183)
G0 Z4.5
X132.6
G1 Z2.5
Z-56.57
X135.428 Z-55.156
T0284 (Pergantian Pahat 184)
G0 Z-51.27
X132.6
G1 Z-53.27
Z-112.34
X135.428 Z-110.926
T0285 (Pergantian Pahat 185)
G0 Z-107.04
X132.6
G1 Z-109.04
Z-168.11
X135.428 Z-166.696
T0286 (Pergantian Pahat 186)
G0 Z-162.81
X132.6
G1 Z-164.81
Z-223.88
X135.428 Z-222.466
T0287 (Pergantian Pahat 187)
G0 Z-218.58
X132.6
G1 Z-220.58
Z-279.65
X135.428 Z-278.236
T0288 (Pergantian Pahat 188)
G0 Z-274.35
X132.6
G1 Z-276.35
Z-335.42
X135.428 Z-334.006
T0289 (Pergantian Pahat 189)
G0 Z-330.12
X132.6
G1 Z-332.12
Z-391.19
X135.428 Z-389.776
T0290 (Pergantian Pahat 190)
G0 Z-385.89
X132.6
G1 Z-387.89
Z-446.96
X135.428 Z-445.546
T0291 (Pergantian Pahat 191)
G0 Z-441.66
X132.6
G1 Z-443.66
Z-502.73
X135.428 Z-501.316
T0292 (Pergantian Pahat 192)
G0 Z-497.43
X132.6
G1 Z-499.43
Z-558.5
X135.428 Z-557.086
T0293 (Pergantian Pahat 193)
G0 X132.6 Z-553.2
G1 Z-555.2
Z-587.706
X135.428 Z-586.292
T0294 (Pergantian Pahat 194)
Universitas Sumatera Utara
G0 Z4.5
X131.28
G1 Z2.5
Z-56.57
X134.108 Z-55.156
T0295 (Pergantian Pahat 195)
G0 Z-51.27
X131.28
G1 Z-53.27
Z-112.34
X134.108 Z-110.926
T0296 (Pergantian Pahat 196)
G0 Z-107.04
X131.28
G1 Z-109.04
Z-168.11
X134.108 Z-166.696
T0297 (Pergantian Pahat 197)
G0 Z-162.81
X131.28
G1 Z-164.81
Z-223.88
X134.108 Z-222.466
T0298 (Pergantian Pahat 198)
G0 Z-218.58
X131.28
G1 Z-220.58
Z-279.65
X134.108 Z-278.236
T0299 (Pergantian Pahat 199)
G0 Z-274.35
X131.28
G1 Z-276.35
Z-335.42
X134.108 Z-334.006
T0300 (Pergantian Pahat 200)
G0 Z-330.12
X131.28
G1 Z-332.12
Z-391.19
X134.108 Z-389.776
T0301 (Pergantian Pahat 201)
G0 Z-385.89
X131.28
G1 Z-387.89
Z-446.96
X134.108 Z-445.546
T0302(Pergantian Pahat 202)
G0 Z-441.66
X131.28
G1 Z-443.66
Z-502.73
X134.108 Z-501.316
T0303 (Pergantian Pahat 203)
G0 Z-497.43
X131.28
G1 Z-499.43
Z-558.5
X134.108 Z-557.086
T0304 (Pergantian Pahat 204)
G0 Z-553.2
X131.28
G1 Z-555.2
Z-587.706
X134.108 Z-586.292
T0305 (Pergantian Pahat 205)
G0 Z4.5
X129.96
G1 Z2.5
Z-56.57
X132.788 Z-55.156
T0306 (Pergantian Pahat 206)
G0 Z-51.27
X129.96
G1 Z-53.27
Z-112.34
X132.788 Z-110.926
T0307 (Pergantian Pahat 207)
G0 Z-107.04
X129.96
G1 Z-109.04
Z-168.11
X132.788 Z-166.696
T0308 (Pergantian Pahat 208
G0 Z-162.81
X129.96
G1 Z-164.81
Z-223.88
X132.788 Z-222.466
T0309 (Pergantian Pahat 209)
G0 Z-218.58
X129.96
G1 Z-220.58
Z-279.65
X132.788 Z-278.236
T0310 (Pergantian Pahat 210)
G0 Z-274.35
X129.96
G1 Z-276.35
Z-335.42
X132.788 Z-334.006
T0311 (Pergantian Pahat 211)
G0 Z-330.12
X129.96
G1 Z-332.12
Z-391.19
X132.788 Z-389.776
T0312 (Pergantian Pahat 212)
G0 Z-385.89
X129.96
G1 Z-387.89
Z-446.96
X132.788 Z-445.546
T0313 (Pergantian Pahat 213)
G0 X129.96 Z-441.66
G1 Z-443.66
Z-502.73
X132.788 Z-501.316
Universitas Sumatera Utara
T0314 (Pergantian Pahat 214)
G0 Z-497.43
X129.96
G1 Z-499.43
Z-558.5
X132.788 Z-557.086
T0315 (Pergantian Pahat 215)
G0 Z-553.2
X129.96
G1 Z-555.2
Z-587.706
X132.788 Z-586.292
T0316 (Pergantian Pahat 216)
G0 Z4.5
X128.64
G1 Z2.5
Z-56.57
X131.468 Z-55.156
T0317(Pergantian Pahat 217)
G0 Z-51.27
X128.64
G1 Z-53.27
Z-112.34
X131.468 Z-110.926
T0318 (Pergantian Pahat 218)
G0 Z-107.04
X128.64
G1 Z-109.04
Z-168.11
X131.468 Z-166.696
T0319 (Pergantian Pahat 219)
G0 Z-162.81
X128.64
G1 Z-164.81
Z-223.88
X131.468 Z-222.466
T0320 (Pergantian Pahat 220)
G0 Z-218.58
X128.64
G1 Z-220.58
Z-279.65
X131.468 Z-278.236
T0321 (Pergantian Pahat 221)
G0 Z-274.35
X128.64
G1 Z-276.35
Z-335.42
X131.468 Z-334.006
T0322 (Pergantian Pahat 222)
G0 Z-330.12
X128.64
G1 Z-332.12
Z-391.19
X131.468 Z-389.776
T0323 (Pergantian Pahat 223)
G0 Z-385.89
X128.64
G1 Z-387.89
Z-446.96
X131.468 Z-445.546
T0324 (Pergantian Pahat 224)
G0 Z-441.66
X128.64
G1 Z-443.66
Z-502.73
X131.468 Z-501.316
T0325 (Pergantian Pahat 225)
G0 Z-497.43
X128.64
G1 Z-499.43
Z-558.5
X131.468 Z-557.086
T0326 (Pergantian Pahat 226)
G0 Z-553.2
X128.64
G1 Z-555.2
Z-587.706
X131.468 Z-586.292
T0327 (Pergantian Pahat 227)
G0 Z4.5
X127.32
G1 Z2.5
Z-56.57
X130.148 Z-55.156
T0328 (Pergantian Pahat 228)
G0 Z-51.27
X127.32
G1 Z-53.27
Z-112.34
X130.148 Z-110.926
T0329 (Pergantian Pahat 229)
G0 Z-107.04
X127.32
G1 Z-109.04
Z-168.11
X130.148 Z-166.696
T0330 (Pergantian Pahat 230)
G0 Z-162.81
X127.32
G1 Z-164.81
Z-223.88
X130.148 Z-222.466
T0331 (Pergantian Pahat 231)
G0 Z-218.58
X127.32
G1 Z-220.58
Z-279.65
X130.148 Z-278.236
T0332 (Pergantian Pahat 232)
G0 Z-274.35
X127.32
G1 Z-276.35
Z-335.42
X130.148 Z-334.006
T0333 (Pergantian Pahat 233)
G0 Z-330.12
X127.32
G1 Z-332.12
Universitas Sumatera Utara
Z-391.19
X130.148 Z-389.776
T0334 (Pergantian Pahat 234)
G0 Z-385.89
X127.32
G1 Z-387.89
Z-446.96
X130.148 Z-445.546
T0335 (Pergantian Pahat 235)
G0 Z-441.66
X127.32
G1 Z-443.66
Z-502.73
X130.148 Z-501.316
T0336 (Pergantian Pahat 236)
G0 Z-497.43
X127.32
G1 Z-499.43
Z-558.5
X130.148 Z-557.086
T0337 (Pergantian Pahat 237)
G0 X127.32 Z-553.2
G1 Z-555.2
Z-587.706
X130.148 Z-586.292
T0338 (Pergantian Pahat 238)
G0 Z4.5
X126.
G1 Z2.5
Z-56.57
X128.828 Z-55.156
T0339 (Pergantian Pahat 239)
G0 Z-51.27
X126.
G1 Z-53.27
Z-112.34
X128.828 Z-110.926
T0340 (Pergantian Pahat 240)
G0 Z-107.04
X126.
G1 Z-109.04
Z-168.11
X128.828 Z-166.696
T0341 (Pergantian Pahat 241)
G0 Z-162.81
X126.
G1 Z-164.81
Z-223.88
X128.828 Z-222.466
T0342 (Pergantian Pahat 242)
G0 Z-218.58
X126.
G1 Z-220.58
Z-279.65
X128.828 Z-278.236
T0343 (Pergantian Pahat 243)
G0 Z-274.35
X126.
G1 Z-276.35
Z-335.42
X128.828 Z-334.006
T0344 (Pergantian Pahat 244)
G0 Z-330.12
X126.
G1 Z-332.12
Z-391.19
X128.828 Z-389.776
T0345 (Pergantian Pahat 245)
G0 Z-385.89
X126.
G1 Z-387.89
Z-446.96
X128.828 Z-445.546
T0346 (Pergantian Pahat 246)
G0 Z-441.66
X126.
G1 Z-443.66
Z-502.73
X128.828 Z-501.316
T0347 (Pergantian Pahat 247)
G0 X126. Z-497.43
G1 Z-499.43
Z-558.5
X128.828 Z-557.086
T0348 (Pergantian Pahat 248)
G0 Z-553.2
X126.
G1 Z-555.2
Z-587.706
X128.828 Z-586.292
T0349 (Pergantian Pahat 249)
G0 Z4.5
X124.68
G1 Z2.5
Z-56.57
X127.508 Z-55.156
T0350 (Pergantian Pahat 250)
G0 Z-51.27
X124.68
G1 Z-53.27
Z-112.34
X127.508 Z-110.926
T0351 (Pergantian Pahat 251)
G0 Z-107.04
X124.68
G1 Z-109.04
Z-168.11
X127.508 Z-166.696
T0352 (Pergantian Pahat 252)
G0 Z-162.81
X124.68
G1 Z-164.81
Z-223.88
X127.508 Z-222.466
T0353 (Pergantian Pahat 253)
G0 Z-218.58
X124.68
G1 Z-220.58
Universitas Sumatera Utara
Z-279.65
X127.508 Z-278.236
T0354 (Pergantian Pahat 254)
G0 Z-274.35
X124.68
G1 Z-276.35
Z-335.42
X127.508 Z-334.006
T0355 (Pergantian Pahat 255)
G0 Z-330.12
X124.68
G1 Z-332.12
Z-391.19
X127.508 Z-389.776
T0356 (Pergantian Pahat 256)
G0 Z-385.89
X124.68
G1 Z-387.89
Z-446.96
X127.508 Z-445.546
T0357 (Pergantian Pahat 257)
G0 Z-441.66
X124.68
G1 Z-443.66
Z-502.73
X127.508 Z-501.316
T0358 (Pergantian Pahat 258)
G0 Z-497.43
X124.68
G1 Z-499.43
Z-558.5
X127.508 Z-557.086
T0359 (Pergantian Pahat 259)
G0 X124.68 Z-553.2
G1 Z-555.2
Z-587.706
X127.508 Z-586.292
T0360 (Pergantian Pahat 260)
G0 Z4.5
X123.36
G1 Z2.5
Z-56.57
X126.188 Z-55.156
T0361 (Pergantian Pahat 261)
G0 Z-51.27
X123.36
G1 Z-53.27
Z-112.34
X126.188 Z-110.926
T0362 (Pergantian Pahat 262)
G0 Z-107.04
X123.36
G1 Z-109.04
Z-168.11
X126.188 Z-166.696
T0363 (Pergantian Pahat 263)
G0 Z-162.81
X123.36
G1 Z-164.81
Z-223.88
X126.188 Z-222.466
T0364 (Pergantian Pahat 264)
G0 Z-218.58
X123.36
G1 Z-220.58
Z-279.65
X126.188 Z-278.236
T0365 (Pergantian Pahat 265)
G0 Z-274.35
X123.36
G1 Z-276.35
Z-335.42
X126.188 Z-334.006
T0366 (Pergantian Pahat 266)
G0 Z-330.12
X123.36
G1 Z-332.12
Z-391.19
X126.188 Z-389.776
T0367 (Pergantian Pahat 267)
G0 Z-385.89
X123.36
G1 Z-387.89
Z-446.96
X126.188 Z-445.546
T0368 (Pergantian Pahat 268)
G0 Z-441.66
X123.36
G1 Z-443.66
Z-502.73
X126.188 Z-501.316
T0369 (Pergantian Pahat 269)
G0 Z-497.43
X123.36
G1 Z-499.43
Z-558.5
X126.188 Z-557.086
T0370 (Pergantian Pahat 270)
G0 X123.36 Z-553.2
G1 Z-555.2
Z-587.706
X126.188 Z-586.292
T0371 (Pergantian Pahat 271)
G0 Z4.5
X122.04
G1 Z2.5
Z-56.57
X124.868 Z-55.156
T0372 (Pergantian Pahat 272)
G0 Z-51.27
X122.04
G1 Z-53.27
Z-112.34
X124.868 Z-110.926
T0373 (Pergantian Pahat 273)
G0 Z-107.04
X122.04
G1 Z-109.04
Universitas Sumatera Utara
Z-168.11
X124.868 Z-166.696
T0374 (Pergantian Pahat 274)
G0 Z-162.81
X122.04
G1 Z-164.81
Z-223.88
X124.868 Z-222.466
T0375 (Pergantian Pahat 275)
G0 Z-218.58
X122.04
G1 Z-220.58
Z-279.65
X124.868 Z-278.236
T0376 (Pergantian Pahat 276)
G0 Z-274.35
X122.04
G1 Z-276.35
Z-335.42
X124.868 Z-334.006
T0377 (Pergantian Pahat 277)
G0 Z-330.12
X122.04
G1 Z-332.12
Z-391.19
X124.868 Z-389.776
T0378 (Pergantian Pahat 278)
G0 Z-385.89
X122.04
G1 Z-387.89
Z-446.96
X124.868 Z-445.546
T0379 (Pergantian Pahat 279)
G0 Z-441.66
X122.04
G1 Z-443.66
Z-502.73
X124.868 Z-501.316
T0380 (Pergantian Pahat 280)
G0 Z-497.43
X122.04
G1 Z-499.43
Z-558.5
X124.868 Z-557.086
T0381 (Pergantian Pahat 281)
G0 Z-553.2
X122.04
G1 Z-555.2
Z-587.706
X124.868 Z-586.292
T0382 (Pergantian Pahat 282)
G0 Z4.5
X120.72
G1 Z2.5
Z-56.57
X123.548 Z-55.156
T0383 (Pergantian Pahat 283)
G0 Z-51.27
X120.72
G1 Z-53.27
Z-112.34
X123.548 Z-110.926
T0384 (Pergantian Pahat 284)
G0 Z-107.04
X120.72
G1 Z-109.04
Z-168.11
X123.548 Z-166.696
T0385 (Pergantian Pahat 285)
G0 Z-162.81
X120.72
G1 Z-164.81
Z-223.88
X123.548 Z-222.466
T0386 (Pergantian Pahat 286)
G0 Z-218.58
X120.72
G1 Z-220.58
Z-279.65
X123.548 Z-278.236
T0387 (Pergantian Pahat 287)
G0 Z-274.35
X120.72
G1 Z-276.35
Z-335.42
X123.548 Z-334.006
T0388 (Pergantian Pahat 288)
G0 Z-330.12
X120.72
G1 Z-332.12
Z-391.19
X123.548 Z-389.776
T0389 (Pergantian Pahat 289)
G0 Z-385.89
X120.72
G1 Z-387.89
Z-446.96
X123.548 Z-445.546
T0390 (Pergantian Pahat 290)
G0 Z-441.66
X120.72
G1 Z-443.66
Z-502.73
X123.548 Z-501.316
T0391 (Pergantian Pahat 291)
G0 Z-497.43
X120.72
G1 Z-499.43
Z-558.5
X123.548 Z-557.086
T0392 (Pergantian Pahat 292)
G0 X120.72 Z-553.2
G1 Z-555.2
Z-587.706
X123.548 Z-586.292
T0393 (Pergantian Pahat 293)
G0 Z4.5
X119.4
Universitas Sumatera Utara
G1 Z2.5
Z-56.57
X122.228 Z-55.156
T0394 (Pergantian Pahat 294)
G0 Z-51.27
X119.4
G1 Z-53.27
Z-112.34
X122.228 Z-110.926
T0395 (Pergantian Pahat 295)
G0 Z-107.04
X119.4
G1 Z-109.04
Z-168.11
X122.228 Z-166.696
T0396 (Pergantian Pahat 296)
G0 Z-162.81
X119.4
G1 Z-164.81
Z-223.88
X122.228 Z-222.466
T0397 (Pergantian Pahat 297)
G0 Z-218.58
X119.4
G1 Z-220.58
Z-279.65
X122.228 Z-278.236
T0398 (Pergantian Pahat 298)
G0 Z-274.35
X119.4
G1 Z-276.35
Z-335.42
X122.228 Z-334.006
T0399 (Pergantian Pahat 299)
G0 Z-330.12
X119.4
G1 Z-332.12
Z-391.19
X122.228 Z-389.776
T0400 (Pergantian Pahat 300)
G0 Z-385.89
X119.4
G1 Z-387.89
Z-446.96
X122.228 Z-445.546
T0401 (Pergantian Pahat 301)
G0 Z-441.66
X119.4
G1 Z-443.66
Z-502.73
X122.228 Z-501.316
T0402 (Pergantian Pahat 302)
G0 Z-497.43
X119.4
G1 Z-499.43
Z-558.5
X122.228 Z-557.086
T0403 (Pergantian Pahat 303)
G0 Z-553.2
X119.4
G1 Z-555.2
Z-587.706
X122.228 Z-586.292
T0404 (Pergantian Pahat 304)
G0 Z4.5
X118.08
G1 Z2.5
Z-56.57
X120.908 Z-55.156
T0405 (Pergantian Pahat 305)
G0 Z-51.27
X118.08
G1 Z-53.27
Z-112.34
X120.908 Z-110.926
T0406 (Pergantian Pahat 306)
G0 Z-107.04
X118.08
G1 Z-109.04
Z-168.11
X120.908 Z-166.696
T0407 (Pergantian Pahat 307)
G0 Z-162.81
X118.08
G1 Z-164.81
Z-223.88
X120.908 Z-222.466
T0408(Pergantian Pahat 308)
G0 Z-218.58
X118.08
G1 Z-220.58
Z-279.65
X120.908 Z-278.236
T0409 (Pergantian Pahat 309)
G0 Z-274.35
X118.08
G1 Z-276.35
Z-335.42
X120.908 Z-334.006
T0410 (Pergantian Pahat 310)
G0 Z-330.12
X118.08
G1 Z-332.12
Z-391.19
X120.908 Z-389.776
T0411 (Pergantian Pahat 311)
G0 Z-385.89
X118.08
G1 Z-387.89
Z-446.96
X120.908 Z-445.546
T0412 (Pergantian Pahat 312)
G0 Z-441.66
X118.08
G1 Z-443.66
Z-502.73
X120.908 Z-501.316
T0413 (Pergantian Pahat 313)
Universitas Sumatera Utara
G0 Z-497.43
X118.08
G1 Z-499.43
Z-558.5
X120.908 Z-557.086
T0414 (Pergantian Pahat 314)
G0 Z-553.2
X118.08
G1 Z-555.2
Z-587.706
X120.908 Z-586.292
T0415 (Pergantian Pahat 315)
G0 Z4.5
X116.76
G1 Z2.5
Z-56.57
X119.588 Z-55.156
T0416 (Pergantian Pahat 316)
G0 Z-51.27
X116.76
G1 Z-53.27
Z-112.34
X119.588 Z-110.926
T0417 (Pergantian Pahat 317)
G0 Z-107.04
X116.76
G1 Z-109.04
Z-168.11
X119.588 Z-166.696
T0418 (Pergantian Pahat 318)
G0 Z-162.81
X116.76
G1 Z-164.81
Z-223.88
X119.588 Z-222.466
T0419 (Pergantian Pahat 319)
G0 Z-218.58
X116.76
G1 Z-220.58
Z-279.65
X119.588 Z-278.236
T0420 (Pergantian Pahat 320)
G0 Z-274.35
X116.76
G1 Z-276.35
Z-335.42
X119.588 Z-334.006
T0421 (Pergantian Pahat 321)
G0 Z-330.12
X116.76
G1 Z-332.12
Z-391.19
X119.588 Z-389.776
T0422 (Pergantian Pahat 322)
G0 Z-385.89
X116.76
G1 Z-387.89
Z-446.96
X119.588 Z-445.546
T0423 (Pergantian Pahat 323)
G0 Z-441.66
X116.76
G1 Z-443.66
Z-502.73
X119.588 Z-501.316
T0424 (Pergantian Pahat 324)
G0 Z-497.43
X116.76
G1 Z-499.43
Z-558.5
X119.588 Z-557.086
T0425 (Pergantian Pahat 325)
G0 Z-553.2
X116.76
G1 Z-555.2
Z-587.706
X119.588 Z-586.292
T0426 (Pergantian Pahat 326)
G0 Z4.5
X115.44
G1 Z2.5
Z-56.57
X118.268 Z-55.156
T0427 (Pergantian Pahat 327)
G0 Z-51.27
X115.44
G1 Z-53.27
Z-112.34
X118.268 Z-110.926
T0428 (Pergantian Pahat 328)
G0 Z-107.04
X115.44
G1 Z-109.04
Z-168.11
X118.268 Z-166.696
T0429 (Pergantian Pahat 329)
G0 Z-162.81
X115.44
G1 Z-164.81
Z-223.88
X118.268 Z-222.466
T0430 (Pergantian Pahat 330)
G0 Z-218.58
X115.44
G1 Z-220.58
Z-279.65
X118.268 Z-278.236
T0431 (Pergantian Pahat 331)
G0 Z-274.35
X115.44
G1 Z-276.35
Z-335.42
X118.268 Z-334.006
T0432 (Pergantian Pahat 332)
G0 Z-330.12
X115.44
G1 Z-332.12
Z-391.19
Universitas Sumatera Utara
X118.268 Z-389.776
T0433 (Pergantian Pahat 333)
G0 Z-385.89
X115.44
G1 Z-387.89
Z-446.96
X118.268 Z-445.546
T0434 (Pergantian Pahat 334)
G0 Z-441.66
X115.44
G1 Z-443.66
Z-502.73
X118.268 Z-501.316
T0435 (Pergantian Pahat 335)
G0 Z-497.43
X115.44
G1 Z-499.43
Z-558.5
X118.268 Z-557.086
T0436 (Pergantian Pahat 336)
G0 Z-553.2
X115.44
G1 Z-555.2
Z-587.706
X118.268 Z-586.292
T0437 (Pergantian Pahat 337)
G0 Z4.5
X114.12
G1 Z2.5
Z-56.57
X116.948 Z-55.156
T0438 (Pergantian Pahat 338)
G0 Z-51.27
X114.12
G1 Z-53.27
Z-112.34
X116.948 Z-110.926
T0439 (Pergantian Pahat 339)
G0 Z-107.04
X114.12
G1 Z-109.04
Z-168.11
X116.948 Z-166.696
T0440 (Pergantian Pahat 340)
G0 Z-162.81
X114.12
G1 Z-164.81
Z-223.88
X116.948 Z-222.466
T0441 (Pergantian Pahat 341)
G0 Z-218.58
X114.12
G1 Z-220.58
Z-279.65
X116.948 Z-278.236
T0442 (Pergantian Pahat 342)
G0 Z-274.35
X114.12
G1 Z-276.35
Z-335.42
X116.948 Z-334.006
T0443 (Pergantian Pahat 343
G0 Z-330.12
X114.12
G1 Z-332.12
Z-391.19
X116.948 Z-389.776
T0444 (Pergantian Pahat 344)
G0 Z-385.89
X114.12
G1 Z-387.89
Z-446.96
X116.948 Z-445.546
T0445 (Pergantian Pahat 345)
G0 Z-441.66
X114.12
G1 Z-443.66
Z-502.73
X116.948 Z-501.316
T0446 (Pergantian Pahat 346)
G0 Z-497.43
X114.12
G1 Z-499.43
Z-558.5
X116.948 Z-557.086
T0447 (Pergantian Pahat 347)
G0 Z-553.2
X114.12
G1 Z-555.2
Z-587.706
X116.948 Z-586.292
T0448 (Pergantian Pahat 348)
G0 Z4.5
X112.8
G1 Z2.5
Z-56.57
X115.628 Z-55.156
T0449 (Pergantian Pahat 349)
G0 Z-51.27
X112.8
G1 Z-53.27
Z-112.34
X115.628 Z-110.926
T0450 (Pergantian Pahat 350)
G0 Z-107.04
X112.8
G1 Z-109.04
Z-168.11
X115.628 Z-166.696
T0451 (Pergantian Pahat 351)
G0 Z-162.81
X112.8
G1 Z-164.81
Z-223.88
X115.628 Z-222.466
T0452 (Pergantian Pahat 3
G0 Z-218.58
X112.8
Universitas Sumatera Utara
G1 Z-220.58
Z-279.65
X115.628 Z-278.236
T0453 (Pergantian Pahat 353)
G0 Z-274.35
X112.8
G1 Z-276.35
Z-335.42
X115.628 Z-334.006
T0454 (Pergantian Pahat 354)
G0 Z-330.12
X112.8
G1 Z-332.12
Z-391.19
X115.628 Z-389.776
T0455 (Pergantian Pahat 355)
G0 Z-385.89
X112.8
G1 Z-387.89
Z-446.96
X115.628 Z-445.546
T0456 (Pergantian Pahat 356)
G0 Z-441.66
X112.8
G1 Z-443.66
Z-502.73
X115.628 Z-501.316
T0457 (Pergantian Pahat 357)
G0 Z-497.43
X112.8
G1 Z-499.43
Z-558.5
X115.628 Z-557.086
T0458 (Pergantian Pahat 358)
G0 Z-553.2
X112.8
G1 Z-555.2
Z-587.706
X115.628 Z-586.292
T0459 (Pergantian Pahat 359)
G0 Z4.5
X111.48
G1 Z2.5
Z-56.57
X114.308 Z-55.156
T0460 (Pergantian Pahat 360)
G0 Z-51.27
X111.48
G1 Z-53.27
Z-112.34
X114.308 Z-110.926
T0461 (Pergantian Pahat 361)
G0 Z-107.04
X111.48
G1 Z-109.04
Z-168.11
X114.308 Z-166.696
T0462 (Pergantian Pahat 362)
G0 Z-162.81
X111.48
G1 Z-164.81
Z-223.88
X114.308 Z-222.466
T0463 (Pergantian Pahat 363)
G0 Z-218.58
X111.48
G1 Z-220.58
Z-279.65
X114.308 Z-278.236
T0464 (Pergantian Pahat 364)
G0 Z-274.35
X111.48
G1 Z-276.35
Z-335.42
X114.308 Z-334.006
T0465 (Pergantian Pahat 365)
G0 Z-330.12
X111.48
G1 Z-332.12
Z-391.19
X114.308 Z-389.776
T0466 (Pergantian Pahat 366)
G0 Z-385.89
X111.48
G1 Z-387.89
Z-446.96
X114.308 Z-445.546
T0467 (Pergantian Pahat 367)
G0 Z-441.66
X111.48
G1 Z-443.66
Z-502.73
X114.308 Z-501.316
T0468 (Pergantian Pahat 368)
G0 Z-497.43
X111.48
G1 Z-499.43
Z-558.5
X114.308 Z-557.086
T0469 (Pergantian Pahat 369)
G0 Z-553.2
X111.48
G1 Z-555.2
Z-587.706
X114.308 Z-586.292
T0470 (Pergantian Pahat 370)
G0 Z4.5
X110.16
G1 Z2.5
Z-56.57
X112.988 Z-55.15671)
T0471 (Pergantian Pahat 3
G0 Z-51.27
X110.16
G1 Z-53.27
Z-112.34
X112.988 Z-110.926
T0472 (Pergantian Pahat 372)
Universitas Sumatera Utara
G0 Z-107.04
X110.16
G1 Z-109.04
Z-168.11
X112.988 Z-166.696
T0473 (Pergantian Pahat 373)
G0 Z-162.81
X110.16
G1 Z-164.81
Z-223.88
X112.988 Z-222.466
T0474 (Pergantian Pahat 374)
G0 Z-218.58
X110.16
G1 Z-220.58
Z-279.65
X112.988 Z-278.236
T0475 (Pergantian Pahat 375)
G0 Z-274.35
X110.16
G1 Z-276.35
Z-335.42
X112.988 Z-334.006
T0476 (Pergantian Pahat 376)
G0 Z-330.12
X110.16
G1 Z-332.12
Z-391.19
X112.988 Z-389.776
T0477 (Pergantian Pahat 377)
G0 Z-385.89
X110.16
G1 Z-387.89
Z-446.96
X112.988 Z-445.546
T0478 (Pergantian Pahat 378)
G0 Z-441.66
X110.16
G1 Z-443.66
Z-502.73
X112.988 Z-501.316
T0479 (Pergantian Pahat 379)
G0 Z-497.43
X110.16
G1 Z-499.43
Z-558.5
X112.988 Z-557.086
T0480 (Pergantian Pahat 380)
G0 Z-553.2
X110.16
G1 Z-555.2
Z-587.706
X112.988 Z-586.292
T0481 (Pergantian Pahat 381)
G0 Z4.5
X108.84
G1 Z2.5
Z-56.57
X111.668 Z-55.156
T0482 (Pergantian Pahat 382)
G0 Z-51.27
X108.84
G1 Z-53.27
Z-112.34
X111.668 Z-110.926
T0483 (Pergantian Pahat 383)
G0 Z-107.04
X108.84
G1 Z-109.04
Z-168.11
X111.668 Z-166.696
T0484 (Pergantian Pahat 384)
G0 Z-162.81
X108.84
G1 Z-164.81
Z-223.88
X111.668 Z-222.466
T0485 (Pergantian Pahat 385)
G0 Z-218.58
X108.84
G1 Z-220.58
Z-279.65
X111.668 Z-278.236
T0486 (Pergantian Pahat 386)
G0 Z-274.35
X108.84
G1 Z-276.35
Z-335.42
X111.668 Z-334.006
T0487 (Pergantian Pahat 387)
G0 Z-330.12
X108.84
G1 Z-332.12
Z-391.19
X111.668 Z-389.776
T0488 (Pergantian Pahat 388)
G0 Z-385.89
X108.84
G1 Z-387.89
Z-446.96
X111.668 Z-445.546
T0489 (Pergantian Pahat 389)
G0 Z-441.66
X108.84
G1 Z-443.66
Z-502.73
X111.668 Z-501.316
T0490 (Pergantian Pahat 390)
G0 Z-497.43
X108.84
G1 Z-499.43
Z-558.5
X111.668 Z-557.086
T0491 (Pergantian Pahat 391)
G0 Z-553.2
X108.84
G1 Z-555.2
Z-587.706
Universitas Sumatera Utara
X111.668 Z-586.292
T0492 (Pergantian Pahat 392)
G0 Z4.5
X107.52
G1 Z2.5
Z-56.57
X110.348 Z-55.156
T0493 (Pergantian Pahat 393)
G0 Z-51.27
X107.52
G1 Z-53.27
Z-112.34
X110.348 Z-110.926
T0494 (Pergantian Pahat 394)
G0 Z-107.04
X107.52
G1 Z-109.04
Z-168.11
X110.348 Z-166.696
T0495 (Pergantian Pahat 395)
G0 Z-162.81
X107.52
G1 Z-164.81
Z-223.88
X110.348 Z-222.466
T0496 (Pergantian Pahat 396)
G0 Z-218.58
X107.52
G1 Z-220.58
Z-279.65
X110.348 Z-278.236
T0497 (Pergantian Pahat 397)
G0 Z-274.35
X107.52
G1 Z-276.35
Z-335.42
X110.348 Z-334.006
T0498 (Pergantian Pahat 398)
G0 Z-330.12
X107.52
G1 Z-332.12
Z-391.19
X110.348 Z-389.776
T0499 (Pergantian Pahat 399) G0 Z-385.89
X107.52
G1 Z-387.89
Z-446.96
X110.348 Z-445.546
T0500 (Pergantian Pahat 400)
G0 Z-441.66
X107.52
G1 Z-443.66
Z-502.73
X110.348 Z-501.316
T0501 (Pergantian Pahat 401) G0 Z-497.43
X107.52
G1 Z-499.43
Z-558.5
X110.348 Z-557.086
T0502 (Pergantian Pahat 402)
G0 Z-553.2
X107.52
G1 Z-555.2
Z-587.406
X110.348 Z-585.991
T0503 (Pergantian Pahat 403)
G0 Z4.5
X106.2
G1 Z2.5
Z-56.57
X109.028 Z-55.156
T0504 (Pergantian Pahat 404)
G0 Z-51.27
X106.2
G1 Z-53.27
Z-112.34
X109.028 Z-110.926
T0505 (Pergantian Pahat 405)
G0 Z-107.04
X106.2
G1 Z-109.04
Z-168.11
X109.028 Z-166.696
T0506 (Pergantian Pahat 406)
G0 Z-162.81
X106.2
G1 Z-164.81
Z-223.88
X109.028 Z-222.466
T0507 (Pergantian Pahat 507)
G0 Z-218.58
X106.2
G1 Z-220.58
Z-279.65
X109.028 Z-278.236
T0508 (Pergantian Pahat 408)
G0 Z-274.35
X106.2
G1 Z-276.35
Z-335.42
X109.028 Z-334.006
T0509 (Pergantian Pahat 409)
G0 Z-330.12
X106.2
G1 Z-332.12
Z-391.19
X109.028 Z-389.776
T0510 (Pergantian Pahat 410)
G0 Z-385.89
X106.2
G1 Z-387.89
Z-446.96
X109.028 Z-445.546
T0511 (Pergantian Pahat 411)
G0 Z-441.66
X106.2
Universitas Sumatera Utara
G1 Z-443.66
Z-502.73
X109.028 Z-501.316
T0512 (Pergantian Pahat 412)
G0 Z-497.43
X106.2
G1 Z-499.43
Z-558.5
X109.028 Z-557.086
T0513 (Pergantian Pahat 413)
G0 Z-553.2
X106.2
G1 Z-555.2
Z-586.553
X109.028 Z-585.138
T0514 (Pergantian Pahat 414)
G0 Z4.5
X104.88
G1 Z2.5
Z-56.57
X107.708 Z-55.156
T0515 (Pergantian Pahat 415)
G0 Z-51.27
X104.88
G1 Z-53.27
Z-112.34
X107.708 Z-110.926
T0516 (Pergantian Pahat 416)
G0 Z-107.04
X104.88
G1 Z-109.04
Z-168.11
X107.708 Z-166.696
T0517(Pergantian Pahat 417)
G0 Z-162.81
X104.88
G1 Z-164.81
Z-223.88
X107.708 Z-222.466
T0518 (Pergantian Pahat 418
G0 Z-218.58
X104.88
G1 Z-220.58
Z-279.65
X107.708 Z-278.236
T0519 (Pergantian Pahat 419)
G0 Z-274.35
X104.88
G1 Z-276.35
Z-335.42
X107.708 Z-334.006
T0520 (Pergantian Pahat 420)
G0 Z-330.12
X104.88
G1 Z-332.12
Z-391.19
X107.708 Z-389.776
T0521 (Pergantian Pahat 421)
G0 Z-385.89
X104.88
G1 Z-387.89
Z-446.96
X107.708 Z-445.546
T0522 (Pergantian Pahat 422) G0 Z-441.66
X104.88
G1 Z-443.66
Z-502.73
X107.708 Z-501.316
T0523 (Pergantian Pahat 423)
G0 Z-497.43
X104.88
G1 Z-499.43
Z-558.5
X107.708 Z-557.086
T0524 (Pergantian Pahat 424)
G0 Z-553.2
X104.88
G1 Z-555.2
Z-585.699
X107.708 Z-584.285
T0525 (Pergantian Pahat 425)
G0 Z4.5
X103.56
G1 Z2.5
Z-56.57
X106.388 Z-55.156
T0526(Pergantian Pahat 426)
G0 Z-51.27
X103.56
G1 Z-53.27
Z-112.34
X106.388 Z-110.926
T0527 (Pergantian Pahat 427)
G0 Z-107.04
X103.56
G1 Z-109.04
Z-168.11
X106.388 Z-166.696
T0528 (Pergantian Pahat 428)
G0 Z-162.81
X103.56
G1 Z-164.81
Z-223.88
X106.388 Z-222.466
T0529 (Pergantian Pahat 429)
G0 Z-218.58
X103.56
G1 Z-220.58
Z-279.65
X106.388 Z-278.236
T0530 (Pergantian Pahat 430)
G0 Z-274.35
X103.56
G1 Z-276.35
Z-335.42
X106.388 Z-334.006
T0531 (Pergantian Pahat 431)
Universitas Sumatera Utara
G0 Z-330.12
X103.56
G1 Z-332.12
Z-391.19
X106.388 Z-389.776
T0532 (Pergantian Pahat 4
G0 Z-385.8932)
X103.56
G1 Z-387.89
Z-446.96
X106.388 Z-445.546
T0533 (Pergantian Pahat 433)
G0 Z-441.66
X103.56
G1 Z-443.66
Z-502.73
X106.388 Z-501.316
T0534 (Pergantian Pahat 434)
G0 Z-497.43
X103.56
G1 Z-499.43
Z-558.5
X106.388 Z-557.086
T0535 (Pergantian Pahat 435)
G0 Z-553.2
X103.56
G1 Z-555.2
Z-584.846
X106.388 Z-583.432
T0536 (Pergantian Pahat 436)
G0 Z4.5
X102.24
G1 Z2.5
Z-56.57
X105.068 Z-55.156
T0537 (Pergantian Pahat 437)
G0 Z-51.27
X102.24
G1 Z-53.27
Z-112.34
X105.068 Z-110.926
T0538 (Pergantian Pahat 438)
G0 Z-107.04
X102.24
G1 Z-109.04
Z-168.11
X105.068 Z-166.696
T0539 (Pergantian Pahat 439)
G0 Z-162.81
X102.24
G1 Z-164.81
Z-223.88
X105.068 Z-222.466
T0540 (Pergantian Pahat 440)
G0 Z-218.58
X102.24
G1 Z-220.58
Z-279.65
X105.068 Z-278.236
T0541 (Pergantian Pahat 441)
G0 Z-274.35
X102.24
G1 Z-276.35
Z-335.42
X105.068 Z-334.006
T0542 (Pergantian Pahat 442)
G0 Z-330.12
X102.24
G1 Z-332.12
Z-391.19
X105.068 Z-389.776
T0543 (Pergantian Pahat 443)
G0 Z-385.89
X102.24
G1 Z-387.89
Z-446.96
X105.068 Z-445.546
T0544 (Pergantian Pahat 444)
G0 Z-441.66
X102.24
G1 Z-443.66
Z-502.73
X105.068 Z-501.316
T0545 (Pergantian Pahat 445)
G0 Z-497.43
X102.24
G1 Z-499.43
Z-558.5
X105.068 Z-557.086
T0546 (Pergantian Pahat 446)
G0 X102.24 Z-553.2
G1 Z-555.2
Z-583.993
X105.068 Z-582.579
T0547 (Pergantian Pahat 447)
G0 Z4.5
X100.92
G1 Z2.5
Z-56.57
X103.748 Z-55.156
T0548 (Pergantian Pahat 448)
G0 Z-51.27
X100.92
G1 Z-53.27
Z-112.34
X103.748 Z-110.926
T0549 (Pergantian Pahat 449)
G0 Z-107.04
X100.92
G1 Z-109.04
Z-168.11
X103.748 Z-166.696
T0550 (Pergantian Pahat 450)
G0 Z-162.81
X100.92
G1 Z-164.81
Z-223.88
X103.748 Z-222.466
Universitas Sumatera Utara
T0551 (Pergantian Pahat 451)
G0 Z-218.58
X100.92
G1 Z-220.58
Z-279.65
X103.748 Z-278.236
T0552 (Pergantian Pahat 452)
G0 Z-274.35
X100.92
G1 Z-276.35
Z-335.42
X103.748 Z-334.006
T0553 (Pergantian Pahat 453)
G0 Z-330.12
X100.92
G1 Z-332.12
Z-391.19
X103.748 Z-389.776
T0554 (Pergantian Pahat 454)
G0 Z-385.89
X100.92
G1 Z-387.89
Z-446.96
X103.748 Z-445.546
T0555 (Pergantian Pahat 455)
G0 Z-441.66
X100.92
G1 Z-443.66
Z-502.73
X103.748 Z-501.316
T0556 (Pergantian Pahat 456)
G0 Z-497.43
X100.92
G1 Z-499.43
Z-558.5
X103.748 Z-557.086
T0557 (Pergantian Pahat 457)
G0 X100.92 Z-553.2
G1 Z-555.2
Z-583.248
X103.748 Z-581.834
T0558 (Pergantian Pahat 458)
G0 Z4.5
X99.6
G1 Z2.5
Z-56.57
X102.428 Z-55.156
T0559 (Pergantian Pahat 459)
G0 Z-51.27
X99.6
G1 Z-53.27
Z-112.34
X102.428 Z-110.926
T0560 (Pergantian Pahat 460)
G0 Z-107.04
X99.6
G1 Z-109.04
Z-168.11
X102.428 Z-166.696
T0561 (Pergantian Pahat 461)
G0 Z-162.81
X99.6
G1 Z-164.81
Z-223.88
X102.428 Z-222.466
T0562 (Pergantian Pahat 462)
G0 Z-218.58
X99.6
G1 Z-220.58
Z-279.65
X102.428 Z-278.236
T0563 (Pergantian Pahat 463)
G0 Z-274.35
X99.6
G1 Z-276.35
Z-335.42
X102.428 Z-334.006
T0564 (Pergantian Pahat 464)
G0 Z-330.12
X99.6
G1 Z-332.12
Z-391.19
X102.428 Z-389.776
T0565 (Pergantian Pahat 465)
G0 Z-385.89
X99.6
G1 Z-387.89
Z-446.96
X102.428 Z-445.546
T0566 (Pergantian Pahat 466)
G0 Z-441.66
X99.6
G1 Z-443.66
Z-502.73
X102.428 Z-501.316
T0567 (Pergantian Pahat 467)
G0 Z-497.43
X99.6
G1 Z-499.43
Z-528.12
X102.428 Z-526.706
G28 U0. V0. W0.
T0100
M01
(TOOL - 2 OFFSET - 468)
(OD RIGHT 55 DEG INSERT -
DNMG 15 06 08)
G0 T0668 (Pergantian Pahat
468)
G18
M05
G0 G54 X148.257 Z-522.82
G1 Z-524.82 F.5
Z-600.946
G18 G3 X152. Z-603.201 I-1.928
K-3.505
G1 X154.828 Z-601.787
G0 Z-522.82
Universitas Sumatera Utara
X144.514
G1 Z-524.82
Z-600.45
G3 X148.657 Z-601.063 I-.057
K-4.
G1 X151.486 Z-599.649
G0 Z-522.82
X140.771
G1 Z-524.82
Z-600.45
X144.4
G3 X144.914 Z-600.458 K-4.
G1 X147.743 Z-599.044
G0 Z-522.82
X137.029
G1 Z-524.82
Z-600.45
X141.171
X144. Z-599.036
G0 Z-522.82
X133.286
G1 Z-524.82
Z-600.45
X137.429
X140.257 Z-599.036
G0 Z-522.82
X129.543
G1 Z-524.82
Z-600.45
X133.686
X136.514 Z-599.036
G0 Z-522.82
X125.8
G1 Z-524.82
Z-600.421
G2 X127.6 Z-600.45 I.9 K13.971
G1 X129.943
X132.771 Z-599.036
G0 Z-522.82
X122.057
G1 Z-524.82
Z-600.173
G2 X126.2 Z-600.433 I2.771
K13.723
G1 X129.028 Z-599.018
G0 Z-522.82
X118.314
G1 Z-524.82
Z-599.658
G2 X122.457 Z-600.212 I4.643
K13.207
G1 X125.286 Z-598.798
G0 Z-522.82
X114.571
G1 Z-524.82
Z-598.842
G2 X118.714 Z-599.726 I6.514
K12.392
G1 X121.543 Z-598.312
G0 Z-522.82
X110.829
G1 Z-524.82
Z-597.661
G2 X114.971 Z-598.945 I8.386
K11.21
G1 X117.8 Z-597.531
G0 Z-522.82
X107.086
G1 Z-524.82
Z-595.978
G2 X111.229 Z-597.808 I10.257
K9.529
G1 X114.057 Z-596.393
G0 Z-522.82
X103.343
G1 Z-524.82
Z-593.443
G2 X107.486 Z-596.189 I12.128
K6.992
G1 X110.314 Z-594.775
G0 Z-522.82
X99.6
G1 Z-524.82
Z-586.45
G2 X103.743 Z-593.779 I14.
G1 X106.571 Z-592.364
G28 U0. V0. W0.
T0200
M01
(TOOL - 3 OFFSET - 469)
(OD FINISH RIGHT - 35 DEG.
INSERT - VNMG 16 04 08)
G0 T0301 (Pergantian Pahat
469)
G18
M05
G0 G54 X99.2 Z2.
G1 Z0. F.5
Z-56.57
Z-112.34
Z-168.11
Z-223.88
Z-279.65
Z-335.42
Z-391.19
Z-446.96
Z-502.73
Z-528.12
Z-586.45
G18 G2 X127.6 Z-600.65 I14.2
G1 X144.4
G3 X152. Z-604.45 K-3.8
G1 X154.828 Z-603.036
G28 U0. V0. W0.
T0300
M01
(TOOL - 1 OFFSET - 470)
Universitas Sumatera Utara
(OD RIGHT 55 DEG INSERT -
SNMG 120408 RP)
G0 T0570 (Pergantian Pahat
470)
G18
M05
G0 G54 X98.28 Z4.5
G1 Z2.5 F.5
Z-74.44
X101.108 Z-73.026
T0571 (Pergantian Pahat 471)
G0 Z-69.14
X98.28
G1 Z-71.14
Z-148.08
X101.108 Z-146.666
T0572 (Pergantian Pahat 472)
G0 Z-142.78
X98.28
G1 Z-144.78
Z-221.72
X101.108 Z-220.306
T0573 (Pergantian Pahat 473)
G0 Z-216.42
X98.28
G1 Z-218.42
Z-295.36
X101.108 Z-293.946
T0574 (Pergantian Pahat 474)
G0 Z-290.06
X98.28
G1 Z-292.06
Z-369.
X101.108 Z-367.586
T0575 (Pergantian Pahat 475)
G0 Z-363.7
X98.28
G1 Z-365.7
Z-442.64
X101.108 Z-441.226
T0576 (Pergantian Pahat 476)
G0 Z-437.34
X98.28
G1 Z-439.34
Z-523.145
X101.108 Z-521.73
T0577 (Pergantian Pahat 477)
G0 Z4.5
X96.96
G1 Z2.5
Z-75.49
X99.788 Z-74.076
T0578 (Pergantian Pahat 478)
G0 Z-70.19
X96.96
G1 Z-72.19
Z-150.18
X99.788 Z-148.766
T0579 (Pergantian Pahat 479)
G0 Z-144.88
X96.96
G1 Z-146.88
Z-224.87
X99.788 Z-223.456
T0580 (Pergantian Pahat 480)
G0 Z-219.57
X96.96
G1 Z-221.57
Z-299.56
X99.788 Z-298.146
T0581 (Pergantian Pahat 481)
G0 Z-294.26
X96.96
G1 Z-296.26
Z-374.25
X99.788 Z-372.836
T0582 (Pergantian Pahat 482)
G0 Z-368.95
X96.96
G1 Z-370.95
Z-448.94
X99.788 Z-447.526
T0583 (Pergantian Pahat 483)
G0 Z-443.64
X96.96
G1 Z-445.64
Z-522.864
X99.788 Z-521.449
T0584 (Pergantian Pahat 484)
G0 Z4.5
X95.64
G1 Z2.5
Z-76.56
X98.468 Z-75.146
T0585 (Pergantian Pahat 485)
G0 Z-71.26
X95.64
G1 Z-73.26
Z-152.32
X98.468 Z-150.906
T0586 (Pergantian Pahat 486)
G0 Z-147.02
X95.64
G1 Z-149.02
Z-228.08
X98.468 Z-226.666
T0587 (Pergantian Pahat 487)
G0 Z-222.78
X95.64
G1 Z-224.78
Z-303.84
X98.468 Z-302.426
T0588 (Pergantian Pahat 488)
G0 Z-298.54
X95.64
G1 Z-300.54
Z-379.6
X98.468 Z-378.186
Universitas Sumatera Utara
T0589 (Pergantian Pahat 489)
G0 Z-374.3
X95.64
G1 Z-376.3
Z-455.36
X98.468 Z-453.946
T0590 (Pergantian Pahat 490)
G0 Z-450.06
X95.64
G1 Z-452.06
Z-522.161
X98.468 Z-520.747
T0591 (Pergantian Pahat 491)
G0 Z4.5
X94.32
G1 Z2.5
Z-77.55
X97.148 Z-76.136
T0592 (Pergantian Pahat 482)
G0 Z-72.25
X94.32
G1 Z-74.25
Z-154.3
X97.148 Z-152.886
T0593 (Pergantian Pahat 493)
G0 Z-149.
X94.32
G1 Z-151.
Z-231.05
X97.148 Z-229.636
T0594 (Pergantian Pahat 494)
G0 Z-225.75
X94.32
G1 Z-227.75
Z-307.8
X97.148 Z-306.386
T0595 (Pergantian Pahat 495)
G0 Z-302.5
X94.32
G1 Z-304.5
Z-384.55
X97.148 Z-383.136
T0596 (Pergantian Pahat 496)
G0 Z-379.25
X94.32
G1 Z-381.25
Z-461.3
X97.148 Z-459.886
T0597 (Pergantian Pahat 497)
G0 Z-456.
X94.32
G1 Z-458.
Z-521.88
X97.148 Z-520.466
T0598 (Pergantian Pahat 498)
G0 Z4.5
X93.
G1 Z2.5
Z-78.69
X95.828 Z-77.276
T0599 (Pergantian Pahat 499)
G0 Z-73.39
X93.
G1 Z-75.39
Z-156.58
X95.828 Z-155.166
T0600 (Pergantian Pahat 500)
G0 Z-151.28
X93.
G1 Z-153.28
Z-241.47
X95.828 Z-240.056
T0601 (Pergantian Pahat 501)
G0 Z-236.17
X93.
G1 Z-238.17
Z-319.36
X95.828 Z-317.946
T0602 (Pergantian Pahat 502)
G0 Z-314.06
X93.
G1 Z-316.06
Z-397.25
X95.828 Z-395.836
T0603 (Pergantian Pahat 503)
G0 Z-391.95
X93.
G1 Z-393.95
Z-475.14
X95.828 Z-473.726
T0604 (Pergantian Pahat 504)
G0 Z-469.84
X93.
G1 Z-471.84
Z-521.318
X95.828 Z-519.904
T0605 (Pergantian Pahat 505)
G0 Z4.5
X91.68
G1 Z2.5
Z-79.85
X94.508 Z-78.436
T0606 (Pergantian Pahat 606)
G0 Z-74.55
X91.68
G1 Z-76.55
Z-158.9
X94.508 Z-157.486
T0607 (Pergantian Pahat 507)
G0 Z-153.6
X91.68
G1 Z-155.6
Z-237.95
X94.508 Z-236.536
T0608 (Pergantian Pahat 508)
G0 Z-232.65
X91.68
G1 Z-234.65
Universitas Sumatera Utara
Z-317.
X94.508 Z-315.586
T0609 (Pergantian Pahat 509)
G0 Z-311.7
X91.68
G1 Z-313.7
Z-364.806
X94.508 Z-363.392
T0610(Pergantian Pahat 510) G0 Z-359.506
X91.68
G1 Z-361.506
Z-434.929
X94.508 Z-433.515
T0611 (Pergantian Pahat 511)
G0 Z-429.629
X91.68
G1 Z-431.629
Z-522.6
X94.508 Z-521.186
G28 U0. V0. W0.
T0100
M01
(TOOL - 2 OFFSET - 512)
(OD RIGHT 55 DEG INSERT -
DNMG 15 06 08)
G0 T0712 (Pergantian Pahat
512)
G18
M05
G0 G54 X94.81 Z-517.3
G1 Z-519.3 F.5
Z-526.991
G18 G2 X96.34 Z-527.12 I.765
K2.201
G1 X97.94
X100.768 Z-525.706
G0 Z-517.3
X91.68
G1 Z-519.3
Z-524.79
G2 X95.21 Z-527.051 I2.33
G1 X98.038 Z-525.636
G28 U0. V0. W0.
T0200
M01
(TOOL - 3 OFFSET - 1)
(OD FINISH RIGHT - 35 DEG.
INSERT - VNMG 16 04 08)
G0 T0301 (Pergantian Pahat
513)
G18
M05
G0 G54 X91.28 Z2.
G1 Z0. F.5
Z-79.85
Z-158.9
Z-237.95
Z-317.
Z-364.806
Z-434.929
Z-522.6
Z-524.79
G18 G2 X96.34 Z-527.32 I2.53
G1 X99.168 Z-525.906
G28 U0. V0. W0.
T0300
M01
(TOOL - 1 OFFSET - 514)
(OD RIGHT 55 DEG INSERT -
SNMG 120408 RP)
G0 T0614 (Pergantian Pahat
514)
G18
M05
G0 G54 X90.36 Z4.5
G1 Z2.5 F.5
Z-81.09
X93.188 Z-79.676
T0615 (Pergantian Pahat 515)
G0 Z-75.79
X90.36
G1 Z-77.79
Z-161.38
X93.188 Z-159.966
T0616 (Pergantian Pahat 516)
G0 Z-156.08
X90.36
G1 Z-158.08
Z-241.67
X93.188 Z-240.256
T0617 (Pergantian Pahat 517)
G0 Z-236.37
X90.36
G1 Z-238.37
Z-321.96
X93.188 Z-320.546
T0618 (Pergantian Pahat 518)
G0 Z-316.66
X90.36
G1 Z-318.66
Z-364.542
X93.188 Z-363.128
T0619 (Pergantian Pahat 519)
G0 Z4.5
X89.04
G1 Z2.5
Z-82.34
X91.868 Z-80.926
T0620 (Pergantian Pahat 520)
G0 Z-77.04
X89.04
G1 Z-79.04
Z-163.88
X91.868 Z-162.466
T0621 (Pergantian Pahat 521)
G0 Z-158.58
X89.04
Universitas Sumatera Utara
G1 Z-160.58
Z-245.42
X91.868 Z-244.006
T0622 (Pergantian Pahat 522)
G0 Z-240.12
X89.04
G1 Z-242.12
Z-326.96
X91.868 Z-325.546
T0623 (Pergantian Pahat 523)
G0 Z-321.66
X89.04
G1 Z-323.66
Z-363.22
X91.868 Z-361.806
T0624 (Pergantian Pahat 524)
G0 Z4.5
X87.72
G1 Z2.5
Z-83.45
X90.548 Z-82.036
T0625 (Pergantian Pahat 525)
G0 Z-78.15
X87.72
G1 Z-80.15
Z-166.1
X90.548 Z-164.686
T0626 (Pergantian Pahat 526)
G0 Z-160.8
X87.72
G1 Z-162.8
Z-248.75
X90.548 Z-247.336
T0627 (Pergantian Pahat 527)
G0 Z-243.45
X87.72
G1 Z-245.45
Z-331.4
X90.548 Z-329.986
T0628 (Pergantian Pahat 528)
G0 Z-326.1
X87.72
G1 Z-328.1
Z-362.259
X90.548 Z-360.845
T0629 (Pergantian Pahat 529)
G0 Z4.5
X86.4
G1 Z2.5
Z-84.78
X89.228 Z-83.366
T0630 (Pergantian Pahat 530)
G0 Z-79.48
X86.4
G1 Z-81.48
Z-168.76
X89.228 Z-167.346
T0631 (Pergantian Pahat 531)
G0 Z-163.46
X86.4
G1 Z-165.46
Z-252.74
X89.228 Z-251.326
T0632 (Pergantian Pahat 532)
G0 Z-247.44
X86.4
G1 Z-249.44
Z-336.72
X89.228 Z-335.306
T0633 (Pergantian Pahat 533)
G0 Z-331.42
X86.4
G1 Z-333.42
Z-361.178
X89.228 Z-359.763
T0634 (Pergantian Pahat 534)
G0 Z4.5
X85.06
G1 Z2.5
Z-85.56
X87.888 Z-84.146
T0635 (Pergantian Pahat 535)
G0 Z-80.26
X85.06
G1 Z-82.26
Z-170.32
X87.888 Z-168.906
T0636 (Pergantian Pahat 536)
G0 Z-165.02
X85.06
G1 Z-167.02
Z-255.08
X87.888 Z-253.666
T0637 (Pergantian Pahat 537)
G0 Z-249.78
X85.06
G1 Z-251.78
Z-339.84
X87.888 Z-338.426
T0638 (Pergantian Pahat 538)
G0 Z-334.54
X85.06
G1 Z-336.54
Z-361.258
X87.888 Z-359.844
G28 U0. V0. W0.
T0100
M01
(TOOL - 2 OFFSET - 539)
(OD RIGHT 55 DEG INSERT -
DNMG 15 06 08)
G0 T0739 (Pergantian Pahat
539)
G18
M05
G0 G54 X88.17 Z-355.958
G1 Z-357.958 F.5
Z-364.987
Universitas Sumatera Utara
G18 G2 X89.687 Z-365.12 I.775
K2.197
G1 X91.28
X94.108 Z-363.706
G0 Z-355.958
X85.06
G1 Z-357.958
Z-362.79
G2 X88.57 Z-365.048 I2.33
G1 X91.398 Z-363.634
G28 U0. V0. W0.
T0200
M01
(TOOL - 3 OFFSET - 1)
(OD FINISH RIGHT - 35 DEG.
INSERT - VNMG 16 04 08)
G0 T0301 (Pergantian Pahat
540)
G18
M05
G0 G54 X84.66 Z2.
G1 Z0. F.5
Z-85.56
Z-170.32
Z-255.08
Z-339.84
Z-361.258
Z-362.79
G18 G2 X89.69 Z-365.32 I2.53
G1 X92.518 Z-363.906
G28 U0. V0. W0.
T0300
M01
(TOOL - 1 OFFSET - 541)
(OD RIGHT 55 DEG INSERT -
SNMG 120408 RP)
G0 T0641 (Pergantian Pahat
541)
G18
M05
G0 G54 X83.74 Z4.5
G1 Z2.5 F.5
Z-86.94
X86.568 Z-85.526
T0642 (Pergantian Pahat 542)
G0 Z-81.64
X83.74
G1 Z-83.64
Z-173.08
X86.568 Z-171.666
T0643 (Pergantian Pahat 543)
G0 Z-167.78
X83.74
G1 Z-169.78
Z-262.231
X86.568 Z-260.816
T0644 (Pergantian Pahat 544)
G0 Z4.5
X82.42
G1 Z2.5
Z-88.36
X85.248 Z-86.946
T0645 (Pergantian Pahat 545)
G0 Z-83.06
X82.42
G1 Z-85.06
Z-175.92
X85.248 Z-174.506
T0646 (Pergantian Pahat 546)
G0 Z-170.62
X82.42
G1 Z-172.62
Z-261.252
X85.248 Z-259.838
T0647 (Pergantian Pahat 547)
G0 Z4.5
X81.1
G1 Z2.5
Z-89.83
X83.928 Z-88.416
T0648 (Pergantian Pahat 548)
G0 Z-84.53
X81.1
G1 Z-86.53
Z-178.86
X83.928 Z-177.446
T0649 (Pergantian Pahat 549)
G0 Z-173.56
X81.1
G1 Z-175.56
Z-260.518
X83.928 Z-259.104
T0650 (Pergantian Pahat 550)
G0 Z4.5
X79.78
G1 Z2.5
Z-91.35
X82.608 Z-89.936
T0651 (Pergantian Pahat 551)
G0 Z-86.05
X79.78
G1 Z-88.05
Z-181.9
X82.608 Z-180.486
T0652 (Pergantian Pahat 552)
G0 Z-176.6
X79.78
G1 Z-178.6
Z-259.539
X82.608 Z-258.125
T0653 (Pergantian Pahat 553)
G0 Z4.5
X78.46
G1 Z2.5
Z-94.225
X81.288 Z-92.811
T0654 (Pergantian Pahat 554) G0 Z-88.925
Universitas Sumatera Utara
X78.46
G1 Z-90.925
Z-193.565
X81.288 Z-192.151
T0655 (Pergantian Pahat 555)
G0 Z-188.265
X78.46
G1 Z-190.265
Z-258.56
X81.288 Z-257.146
T0656 (Pergantian Pahat 556)
G0 Z4.5
X77.14
G1 Z2.5
Z-92.8
X79.968 Z-91.386
T0657 (Pergantian Pahat 557)
G0 Z-87.5
X77.14
G1 Z-89.5
Z-184.8
X79.968 Z-183.386
T0658 (Pergantian Pahat 558)
G0 Z-179.5
X77.14
G1 Z-181.5
Z-257.581
X79.968 Z-256.167
T0659 (Pergantian Pahat 559)
G0 Z4.5
X75.82
G1 Z2.5
Z-94.37
X78.648 Z-92.956
T0660 (Pergantian Pahat 560)
G0 X75.82 Z-89.07
G1 Z-91.07
Z-187.94
X78.648 Z-186.526
T0661 (Pergantian Pahat 561)
G0 Z-182.64
X75.82
G1 Z-184.64
Z-256.603
X78.648 Z-255.189
T0662 (Pergantian Pahat 562)
G0 Z4.5
X74.5
G1 Z2.5
Z-95.81
X77.328 Z-94.396
T0663 (Pergantian Pahat 563)
G0 Z-90.51
X74.5
G1 Z-92.51
Z-190.82
X77.328 Z-189.406
T0664 (Pergantian Pahat 5
G0 Z-185.52
X74.5
G1 Z-187.52
Z-255.502
X77.328 Z-254.087
T0665 (Pergantian Pahat 565)
G0 Z4.5
X73.06
G1 Z2.5
Z-97.551
X75.888 Z-96.137
T0666 (Pergantian Pahat 566)
G0 Z-92.251
X73.06
G1 Z-94.251
Z-194.348
X75.888 Z-192.934
T0667 (Pergantian Pahat 567)
G0 Z-189.048
X73.06
G1 Z-191.048
Z-256.48
X75.888 Z-255.066
G28 U0. V0. W0.
T0100
M01
(TOOL - 2 OFFSET - 568)
(OD RIGHT 55 DEG INSERT -
DNMG 15 06 08)
G0 T0768 (Pergantian Pahat
568)
G18
M05
G0 G54 X80.793 Z-251.18
G1 Z-253.18 F.5
Z-263.572
X84.66 Z-265.506
X87.488 Z-264.092
G0 Z-251.18
X76.927
G1 Z-253.18
Z-261.639
X81.193 Z-263.772
X84.022 Z-262.358
G0 Z-251.18
X73.06
G1 Z-253.18
Z-259.706
X77.327 Z-261.839
X80.155 Z-260.425
G28 U0. V0. W0.
T0200
M01
(TOOL - 3 OFFSET - 1)
(OD FINISH RIGHT - 35 DEG.
INSERT - VNMG 16 04 08)
G0 T0301 (Pergantian Pahat
579)
G18
M05
Universitas Sumatera Utara
G0 G54 X72.66 Z2.
G1 Z0. F.5
Z-97.551
Z-194.348
Z-256.48
Z-259.789
X84.191 Z-265.554
X87.02 Z-264.14
G28 U0. V0. W0.
T0300
M01
(TOOL - 1 OFFSET - 370)
(OD RIGHT 55 DEG INSERT -
SNMG 120408 RP)
G0 T0470(Pergantian Pahat 570)
G18
M05
G0 G54 X71.74 Z4.5
G1 Z2.5 F.5
Z-101.44
X74.568 Z-100.026
T0671 (Pergantian Pahat 571)
G0 Z4.5
X70.42
G1 Z2.5
Z-100.293
X73.248 Z-98.878
T0672 (Pergantian Pahat 572)
G0 Z4.5
X69.1
G1 Z2.5
Z-99.314
X71.928 Z-97.9
T0673 (Pergantian Pahat 573)
G0 Z4.5
X67.78
G1 Z2.5
Z-98.661
X70.608 Z-97.247
T0674 (Pergantian Pahat 574)
G0 Z4.5
X66.46
G1 Z2.5
Z-97.959
X69.288 Z-96.545
G28 U0. V0. W0.
T0100
M01
(TOOL - 3 OFFSET - 1)
(OD FINISH RIGHT - 35 DEG.
INSERT - VNMG 16 04 08)
G0 T0301(Pergantian Pahat 575)
G18
M05
G0 G54 X61.851 Z1.766
G1 Z-.234 F.5
X64.851 Z-1.734
G18 G3 X65.32 Z-2.3 I-.566 K-
.565
G1 Z-98.116
Z-100.13
G2 X70.38 Z-102.66 I2.53
G1 X73.208 Z-101.246
G28 U0. V0. W0.
T0300
M01
(TOOL - 4 OFFSET - 576)
(OD CUTOFF LEFT INSERT-
A4R0400M04800E KB1630™)
G0 T0976(Pergantian Pahat 576)
G18
M05
G0 G54 X156. Z-636.625
G1 X103.06 F.05
G0 X156.
Z-639.519
G1 X103.06 F.1
X103.639 Z-639.229
G0 X156.
Z-633.731
G1 X103.06
X103.639 Z-634.021
G0 X156.
Z-631.85
G1 X103.06
X103.639 Z-632.139
G0 X156.
Z-642.413
G1 X102.91
X103.489 Z-642.123
G0 X156.
Z-630.838
G1 X149.646
X150.225 Z-631.127
G0 X156.
Z-645.306
G1 X102.36
G0 X156.
Z-627.944
G1 X151.921
X152.5 Z-628.233
G0 X156.
Z-623.636
X154.828
G1 X152. Z-625.05 F.05
G18 G3 X151.974 Z-625.346 I-
3.4
G1 X151.414 Z-628.546
G3 X144.64 Z-631.65 I-3.387
K.297
G1 X102.66
Z-636.525
G0 X152.
G18
X157.164
Z-649.414
X98.128
Universitas Sumatera Utara
G1 X95.3 Z-648.
G18 G2 X102.074 Z-644.896 K3.4
G1 X102.634 Z-641.696
G2 X102.66 Z-641.4 I-3.387
K.297
G1 Z-636.525
G0 X154.828
G28 U0. V0. W0.
T0400
M30
%
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 6
Part No Part Name Rev Page 1 of 2 4340 Main Shaft Wind Turbine 1
Material Size Planner Date
AISI 4340 460 mm, dia × 2000 mm, long AJI 22-Nov-17
No
Operasi Dept Machine Tool Cutting
Condition Tool Holder
Setup time
Cycle Tme
1 Roughing dan medium finish untuk membubut material
sampai pada diameter poros utama turbin angin yang
terbesar yaitu 456 mm.
Lathe GSK 928TEa
SNMG 120408 RP (Roughing) V = 80 m/min
MSDNN 2020 K12
349.46
min SNMG 120408 RP (Medium Finish)
F = 0.2 mm/rev
a = 2 mm
2 Roughing dan medium finish untuk membubut material
pada poros bertingkat bagian 1 dari diameter 456 mm
sampai 296 mm dengan panjang 1802 mm.
Lathe GSK 928TEa
SNMG 120408 RP (Roughing) V = 80 m/min
MSDNN 2020
K12
5451.75
min VNMG 160408 (Medium Finish)
F = 0.2 mm/rev KM12SVJBR1120
a = 2 mm
3 Rouging dan medium finish poros bertingkat bagian 2 dari
diameter 296 mm sampai 272 mm dengan panjang
pemotongan 1582 mm.
Lathe GSK 928TEa
SNMG 120408 RP (Roughing) V = 80 m/min
MSDNN 2020
K12
617.20
min VNMG 160408 (Medium Finish)
F = 0.2 mm/rev KM12SVJBR1120
a = 2 mm
4 Roughing dan medium finish poros beringkat bagian 3 dari
diameter 272 sampai 254 mm dan panjang pemtongan
1310 mm.
Lathe GSK 928TEa
SNMG 120408 RP (Roughing) V = 80 m/min
MSDNN 2020
K12
338.55
min VNMG 160408 (Medium Finish)
F = 0.2 mm/rev KM12SVJBR1120
a = 2 mm
5 Rouging dan medium finish poros bertingkat bagian 4 dari
diameter 254 mm sampai 218 mm dengan panjang
pemotongan 1010 mm.
Lathe GSK 928TEa
SNMG 120408 RP (Roughing) V = 80 m/min
MSDNN 2020
K12
368.66
min VNMG 160408 (Medium Finish)
F = 0.2 mm/rev KM12SVJBR1120
a = 2 mm
6 Rouging dan medium finish poros bertingkat bagian 5 dari
diameter 218 mm sampai 196 mm dengan panjang
pemotongan 308 mm.
Lathe GSK 928Tea
SNMG 120408 RP (Roughing) V = 80 m/min
MSDNN 2020
K12
87.28
min VNMG 160408 (Medium Finish)
F = 0.2 mm/rev KM12SVJBR1120
a = 2 mm
7 Proses grooving pada bagian kiri poros dari diameter 456
mm sampai 308 mm dengan panjang 49 mm. Lathe
GSK 928TEa A4R0400M04800E
KB1630™
V = 180 m/min
139.58
min F = 0.3 mm/rev
a = 8 mm
8 Proses drilling pada bagian flange dengan diameter lubang
40 mm dan kedalaman potong 93 mm sebanyak 18 lubang. Drill
KSMP4000FDS40A1M
v = 180 m/min f = 0.3 mm/rev a = 20 mm
66.69 min
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 7
Jenis-jenis pahat karbida berlapis
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara