PERENCANAAN PRODUKSI DAN PRODUKSI - Mapenarepository.mapena.ac.id/37/1/PERENCANAAN PRODUKSI...
Transcript of PERENCANAAN PRODUKSI DAN PRODUKSI - Mapenarepository.mapena.ac.id/37/1/PERENCANAAN PRODUKSI...
1
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN PRODUKSI DAN PRODUKSI
CHICKEN NUGGET DI PT. CHAROEN POKPHAND
UNIT MOJOKERTO
Disusun oleh:
NASIRUDIN
101503008
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
POLITEKNIK PERTANIAN DAN PETERNAKAN MAPENA
TUBAN
2018
2
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN PRODUKSI DAN PRODUKSI
CHICKEN NUGGET DI PT. CHAROEN POKPHAND
UNIT MOJOKERTO
Disusun oleh:
NASIRUDIN
101503008
Tugas akhir ini Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
A.Md. pada Program Studi Diploma III Agribisnis
Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
POLITEKNIK PERTANIAN DAN PETERNAKAN MAPENA
TUBAN
2018
3
LEMBAR PENGESAHAN
PERENCANAAN PRODUKSI DAN PRODUKSI
CHICKEN NUGGET DI PT. CHAROEN POKPHAND
UNIT MOJOKERTO
NASIRUDIN
101503008
Diterima dan Disetujui
Tanggal:
Dosen Pembimbing, Dosen Penguji,
Retna Dewi Lestari, S.P., M.Si. Siti Aslimah, S.Pt., M.Si.
NIDN. 0706049001 NIDN. 0706018901
Direktur, Ketua Program Studi,
Ali Saifudin, drh., M.Sc. Retna Dewi Lestari, S.P., M.Si.
NIDN. 0713048402 NIDN. 0706049001
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan taufik, rahmat, dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir, yang dilaksanakan di PT. Charoen Pokphand, Unit
Mojokerto. Penyusunan tugas akhir ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
beberapa pihak yang telah mendukung dan membantu:
1. Direktur Politeknik Pertanian Peternakan Mapena Bapak Ali Saifudin, drh.,
M.Sc.
2. Wakil Direktur Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena Ibu Dita
Megasari. S.P., M.Si.
3. Ketua Program Studi Agribisnis dan Dosen Pembimbing, Ibu Retna Dewi
Lestari, S.P., M.Si. atas izin dan bimbingannya dalam pelaksanaan dan
penyusunan tugas akhir.
4. Seluruh dosen Program Studi Agribisnis, yang telah banyak memberikan
saran dalam penulisan tugas akhir.
5. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doa, bimbingan dan nasehat.
6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penulisan tugas akhir.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna. Meskipun
demikian, penulis berharap agar tugas akhir ini dapat bermanfaat.
Tuban, September 2018
Penulis
5
RINGKASAN
Produksi adalah kegiatan mengelola input menjadi output. Seluruh
kegiatan dalam suatu organisasi pasti memerlukan perencanaan, salah satunya
adalah proses produksi. PT. Charoen Pokphand merupakan perusahaan
pengolahan daging ayam yang menerapkan proses perencanaan produksi. Seluruh
kegiatan dalam suatu organisasi pasti memerlukan perencanaan, salah satunya
adalah proses produksi. Produksi adalah kegiatan mengelola input menjadi output.
Produksi merupakan proses penting yang harus dicapai untuk memenuhi
permintaan konsumen. Agar produksi tersebut sesuai dengan permintaan
konsumen maka perlu adanya proses perencanaan produksi.
Tujuan tugas akhir ini adalah untuk 1) Untuk mengetahui proses
perencanaan produksi chicken nugget di PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto,
2) Untuk mengetahui proses produksi chicken nugget di PT. Charoen Pokphand
Unit Mojokerto. Pelaksanaan tugas akhir di PT. Charoen Pokphand ini
menggunakan metode antara lain: 1) Praktek atau aktivitas langsung, 2)
Pengumpulan data primer dengan cara berdiskusi dengan pihak instansi yang
bersangkutan dan observasi atau pengamatan langsung dilokasi, 3) Pengumpulan
data sekunder dengan cara studi pustaka dan dokumentasi dan data-data.
Perencanaan produksi chicken nugget di PT. Charoen Pokphand Unit
Mojokerto terdiri dari perencanaan bahan baku, perencanaan kapasitas, dan
penjadwalan produksi. Bahan baku pembuatan chicken nugget adalah daging
ayam, tepung terigu, emulsi, air, es, minyak nabati, serta bumbu basah dan kering.
Satu kali olahan chicken nugget membutuhkan campuran bahan baku sebanyak
650 kg. Mesin produksi terdiri dari mesin penggiling daging, mesin pencampur
bahan, mesin penggoreng, mesin pembeku, dan mesin pengemas. Rata-rata
penjadwalan produksi chicken nugget berlangsung 11 kali setiap harinya, dengan
target produksi 12.000 kilogram. Proses produksi chicken nugget terdiri dari
penggilingan, pencetakan, penggorengan, pembekuan, pengemasan, dan
penyimpanan dalam gudang.
6
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
RINGKASAN .............................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3 Tujuan ............................................................................................... 3
1.4 Manfaat ............................................................................................. 3
BAB II TINJAUN PUSTAKA
2.1 Perencanaan ...................................................................................... 5
2.2 Produksi ............................................................................................ 5
2.3 Pengolahan Daging Ayam Ras (Broiler) .......................................... 6
2.4 Fungsi Bahan Baku Chicken Nugget ................................................ 8
2.4 Pengolahan Chicken Nugget ............................................................. 10
BAB III METODE
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir .................................. 12
3.2 Metode Pelaksanaan ......................................................................... 12
3.3 Jadwal Pelaksanaan ........................................................................... 13
BAB IV PELAKSANAAN PPL
4.1 Gambaran Umum.............................................................................. 15
4.1.1 Kegiatan Tugas Akhir ............................................................. 15
4.1.2 Profil PT. Charoend Pokphand Unit Mojokerto .................... 15
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ....................................................... 17
4.2 Hasil dan Pembahasan ...................................................................... 17
4.2.1 Perencanaan Produksi Chicken Nugget .................................. 17
4.2.1.1 Perencanaan Bahan Baku Chicken Nugget ................ 19
4.2.1.2 Perencanaan Kapasitas ............................................... 20
4.2.1.3 Penjadwalan Produksi ................................................ 27
4.2.2 Proses Produksi Chicken Nugget ........................................... 28
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ........................................................................................... 36
5.2 Saran ................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 37
7
LAMPIRAN ................................................................................................. 39
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... 42
8
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Syarat mutu nugget ayam SNI 01-6683-2002 ................................ 11
Tabel 2. Jadwal pelaksanaan kegiatan tugas akhir ........................................ 14
Tabel 3. Sampel penjadwalan produksi chicken nugget di PT. Charoen
Pokphand Unit Mojokerto .............................................................. 27
9
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Layout ruangan dan mesin produksi ........................................... 26
Gambar 2. Produk Fiesta chicken nugget ..................................................... 28
Gambar 3. Produk Champ chicken nugget .................................................... 29
Gambar 4. Produk Okey chicken nugget ...................................................... 29
10
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel kegiatan harian tugas akhir ............................................. 40
Lampiran 2. Peta lokasi dari google maps.................................................... 41
Lampiran 3. Sausage plant dan futher processing ........................................ 41
11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan data BPS (2017) pertumbuhan perekonomian Indonesia
ditahun 2016 masih mampu tumbuh mencapai 5,02 persen sedikit lebih
rendah dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,3 persen namun
masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2015. Pertumbuhan
ekonomi yang dicapai tersebut tidak terlepas dari faktor global, terutama
terkait dengan perbaikan harga komoditas dan juga faktor dari dalam negeri
yang terdorong oleh adanya perubahan kebijakan yang dilakukan pemerintah
diantaranya dari sisi permintaan yaitu dengan mendorong sumber
pertumbuhan ekonomi tidak hanya pada konsumsi, melainkan pada investasi
dan ekspor. Pertumbuhan ekonomi pada sisi penawaran yaitu dengan
mendorong peranan industri manufaktur/pengolahan dan jasa, serta kebijakan
perekonomian yang sifatnya menyebar, dimana kegiatan perekonomian tidak
lagi terpusat di pulau Jawa tetapi mulai mengarah keluar Jawa terutama ke
kawasan timur Indonesia. Tahun 2016 pendapatan per kapita Indonesia juga
mengalami perbaikan menjadi US$ 3.605,06. Hal ini menjadi bukti bahwa
Indonesia terus mengalami pertumbuhan ekonomi, dan berdampak pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat pula,
peningkatan-peningkatan ini juga mempengaruhi pola konsumsi masyarakat,
sehingga dapat menimbulkan peluang-peluang baru bagi perorangan dan bagi
perusahaan-perusahaan yang telah dulu berdiri. Salah satu peluang usaha
adalah pada industri pengolahan pangan.
Industri pengolahan pangan semakin berkembang, sejalan dengan
peningkatan pendapatan masyarakat Pola konsumsi bahan pangan juga
mengalami perubahan, yaitu dari makanan yang hanya sekedar memenuhi
kebutuhan pokok menjadi makanan yang bermutu ditinjau dari rasa dan
kandungan gizinya. Seiring berkembangnya ilmu dan teknologi yang sangat
cepat selanjutnya terjadi lagi perubahan dari makanan enak menjadi makanan
sehat. Peran industri pengolahan dan pengawetan daging sangat penting untuk
2
memenuhi kebutuhan konsumen atau masyarakat, terhadap bahan pangan
yang berasal dari ternak sebagai sumber protein hewani.
PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto merupakan perusahaan yang
mengolah pangan hewani dalam skala industri. PT. Charoen Pokphand Unit
Mojokerto adalah salah satu cabang perusahaan PT. Charoen Pokphand
Indonesia yang bergerak dalam bidang industri pengolahan hasil peternakan,
khususnya pengolahan daging ayam berkualitas. Proses produksi sangat
memperhatikan manajemen produksi, sistem produksi, dan kualitas hasil
produksi. Produksi dan sistem produksi yang baik menjadi kunci keberhasilan
tercapainya target dari industri pengolahan.
Perencanaan merupakan kegiatan penting yang berpengaruh besar
dalam keberhasilan sebuah proses atau pekerjaan. Perencanaan tidak hanya
sebatas ide dari individu tetapi juga merupakan tahapan dari suatu proses
yang menjadi acuan didalam suatu pelaksanaan kegiatan. Menurut Handoko
(2003) perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana
tersebut telah ditetapkan serta rencana tersebut harus diimplementasikan.
Pada proses implementasi dan pengawasan, rencana-rencana memerlukan
modifikasi-modifikasi sesuai dengan kondisi organisasi agar pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan perencanaan. Perencanaan harus bersifat fleksibel
dengan mempertimbangkan kebutuhan yang ada agar mampu menyesuaikan
diri dengan situasi dan kondisi baru.
Seluruh kegiatan dalam suatu organisasi pasti memerlukan
perencanaan, salah satunya adalah proses produksi. Produksi adalah kegiatan
mengelola input menjadi output. Produksi merupakan proses penting yang
harus dicapai untuk memenuhi permintaan konsumen. Agar produksi tersebut
sesuai dengan permintaan konsumen maka perlu adanya proses
perencanaan produksi. Terutama perencanaan produksi pada perusahaan
yang bergerak dalam bidang pengolahan makanan salah satunya adalah PT.
Charoen Pokphand Unit Mojokerto. PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto
merupakan perusahaan dibidang industri pengolahan daging ayam segar
menjadi produk olahan dalam bentuk frozen. Berdasarkan pemaparan
tersebut, sangat penting untuk melaksanakan kegiatan tugas akhir mengenai
3
perencanaan dan produksi olahan pangan hewani khususnya produk chicken
nugget di PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah:
1. Bagaimana proses perencanaan produksi dalam pengolahan chicken
nugget di PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto?
2. Bagaimanakah proses produksi chicken nugget di PT. Charoen
Pokphand Unit Mojokerto?
1.3 Tujuan
Tujuan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses perencanaan proses produksi chicken
nugget di PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto.
2. Untuk mengetahui proses produksi chicken nugget di PT. Charoen
Pokphand Unit Mojokerto.
1.4 Manfaat
Penulis mengharapkan beberapa manfaat disusunnya tugas akhir
ini, diantaranya adalah:
a. Manfaat untuk mahasiswa
1. Mahasiswa mendapat pengetahuan langsung di lapangan tentang
sistem produksi chicken nugget.
2. Mahasiswa mengetahui proses penyusunan perencanaan produksi
chicken nugget.
3. Mahasiswa dapat mengaplikasikan perencanaan produksi dan
produksi chicken nugget.
b. Manfaat untuk kampus
1. Dapat menjaga hubungan baik antara kampus dengan instansi mitra
PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto.
4
2. Menjadi salah satu fasilitas belajar tambahan bagi mahasiswa,
khususnya dalam proses praktik lapang, dan menjadi media
implementasi ilmu yang didapat dibangku kuliah.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perencanaan
Perencanaan proses berkenaan dengan perencanaan dan
implementasi sistem kerja yang akan memproduksi produk yang
diinginkan dalam kualitas yang diperlukan. Kegiatan-kegiatan
perencanaan proses ini mengenai tipe aliran proses dan pusat-pusat kerja.
Keputusan-keputusan yang diambil dalam perencanaan proses akan
mempengaruhi keputusan-keputusan dan bagian-bagian operasi lain
seperti schedulling produk tingkat persediaan, desain pekerja dan metode-
metode pengawasan kualitas yang digunakan (Handoko, 2011).
Bidang perencanaan dan pengawasan produksi dan persediaan
(Planning Production and Inventory Control) PPIC dalam organisasi-
organisasi manufaktur dan jasa memberikan suatu kesempatan karir yang
menarik bagi orang-orang yang mempelajari bisnis dan teknik. Para ahli
PPIC adalah inti sistem sisi suplai atau penawaran organisasi-organisasi.
Mereka berpartisipasi dalam peramalan permintaan, perencanaan
kapasitas, keseluruhan organisasi. Penentuan berapa banyak persediaan
bahan dan komponen-komponen diproduksi secara internal, mereka
bertanggung jawab dan atas mesin-mesin, sehingga production schedules
atau penjadwalan perakitan akhir dipenuhi untuk memuaskan permintaan
organisasi (Handoko, 2011).
2.2 Produksi
Produksi adalah proses penciptaan barang dan jasa. Manajemen
operasi (operation manajemen) adalah serangkaian aktivitas yang
menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah imput
menjadi output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa berlangsung
disemua organisasi. Dalam perusahaan manufaktur, aktivitas produksi
yang menghasilkan barang dapat terlihat secara jelas (Heizer dan Render,
2012).
6
Proses produksi dapat dibedakan baik atas dasar karakteristik aliran proses
nya maupun tipe pesanan pelanggan. Dimensi klasifikasi proses produksi
pertama adalah aliran produk atau urutan operasi-operasi. Ada 3 tipe
aliran yaitu garis, intermiten, dan proyek. Dalam perusahaan manufaktur,
aliran produk sama dengan aliran bahan mentah (Handoko, 2011).
Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi-operasi
perusahaan internal dan eksternal mempunyai kebebasan (independence).
Persediaan bahan juga tetap harus memperhatikan standar kualitas yang
telah ditetapkan. Persediaan ini memungkinkan perusahaan dapat
memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada pemasok
(Handoko, 2011).
Penanganan bahan (material handling) metode pengukuran bahan-
bahan/atau orang-orang hanya setelah lokasi antara bahan dan orang yang
akan dipindah diketahui. Tetapi lokasi ini akan ditetapkan oleh lokasi-
lokasi berbagai stasiun kerja individual. Stasiun-stasiun kerja tidak di
ditentukan lokasinya dan disusun letaknya tanpa mempertimbangkan jenis
dan jumlah peralatan penanganan bahan, karena akan mempengaruhi pada
susunan dan luas ruang (Handoko, 2011).
2.3 Daging Ayam Ras (Broiler)
Daging atau otot merupakan salah satu komponen karkas
(Anjarsari, 2010). Harga komponen ini paling mahal dibandingkan
komponen lainnya seperti lemak dan tulang. Bagian terbesar otot terdapat
di bagian dada, sehingga besarnya dada dijadikan ukuran untuk
membandingkan kualitas daging pada ayam broiler. Otot pada dada ayam
memiliki warna yang lebih terang sedangkan otot paha berwarna lebih
gelap, disebabkan ayam lebih banyak berjalan dari pada terbang sehingga
menyebabkan pigmen mioglobin terdapat lebih banyak pada otot paha
(Anjarsari, 2010).
Daging ayam sebagai bahan pangan mengandung nutirisi yang
terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, vitamin, air dan mineral. Kadar
nutrisi tersebut berbeda-beda, tergantung pada jenis atau ras, umur dan
7
jenis kelamin unggas yang bersangkutan. Bahkan pada karkas unggas yang
sama setiap komponen kandungannya berbeda antar bagian yang satu
dengan bagian yang lainnya. Semua bahan padat dalam daging kurang
lebih 20% adalah protein. Komposisi kimia daging tergantung dari spesies
hewan, kondisi hewan, jenis daging karkas, proses pengawetan,
penyimpanan, dan metode pengepakan (Anjarsari, 2010).
Penanganan daging atau pengolahan daging juga dapat
mempengaruhi kandungan nutrisi pada daging, karena penanganan yang
salah dalam pengolahan daging akan merusak kandungan nutrisi dan
bentuk nutrisi daging itu sendiri. Salah satu contoh penanganan
pengolahan daging yang benar adalah dengan cara didinginkan atau
dibekukan. Pendinginan daging adalah proses yang sangat penting untuk
higenis, keamanan daging, memperpanjang daya simpan, serta
kenampakan (appearance) dan kualitas daging setelah diolah dan saat
dimakan. Pendinginan dapat menurunkan suhu permukaaan daging dan
dapat menyebabkan kekeringan pada permukaan daging lebih cepat,
sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme (Purnomo,
2012).
Tanoto (1994) menyatakan bahwa penggilingan daging sebaiknya
pada suhu dibawah 15oC dengan penambahan es pada saat penggilingan.
Penambahan es bertujuan untuk mencegah terjadinya denaturasi
aktomiosin oleh panas yang terjadi pada saat penggilingan. Penambahan es
pada proses penggilingan juga dapat membantu mempermudah proses
penggilingan.
Menurut Owens (2010) pada saat penggilingan lebih baik
dicampurkan garam dan sodium tripolyphosphate (STPP). Garam dan
STPP bersifat sinergis untuk meningkatkan ekstraksi protein. Upaya
penjagaan nutrisi dalam daging yang lain dapat dilakukan dengan
pemasakan dengan suhu 30-40oC. Pemasakan daging terlalu lama
mengakibatkan penurunan kandungan nutrisi yang tidak dapat diduga.
8
2.4 Fungsi-Fungsi Bahan Baku Chicken Nugget
Persediaan bahan mentah yaitu persedian barang-barang berwujud
seperti daging dan komponen-komponen lainnya yang digunakan dalam
proses produksi. Bahan mentah dapat diperoleh dari sumber-sumber alam
atau dibeli dari para pemasok sendiri oleh perusahaan untuk digunakan
dalam proses proses produksi selanjutnya (Handoko, 2011).
Menurut Hapsari (2011) daging ayam tanpa tulang maupun kulit
dapat berasal dari bagian paha (boneless skinless leg) dan bagian dada
(boneless skinless breast). Daging ayam sebagai bahan baku selama dari
penyimpanan sampai sebelum diproses harus dalam kondisi beku untuk
mencegah kerusakan daging karena faktor mikrobiologi. Protein dari
daging ayam ini sangat berperan dalam membentuk tekstur nugget yang
diinginkan. Daging ayam yang akan digunakan harus bermutu tinggi,
memiliki penampakan yang baik dan normal, masih dalam kondisi segar
dan tidak berbau busuk sehingga akan diperoleh produk akhir yang
bermutu tinggi. Sebelum digunakan sebagai bahan baku produksi, daging
ayam tersebut diperiksa terlebih dahulu oleh QC (Quality Control).
Tepung terigu merupakan bahan pelengkap utama dalam
pengolahan chicken nugget. Selain sebagai bahan pencampur adonan,
tepung terigu juga digunakan sebagai bahan baku pelapis butter.
Pencampuran dilakukan dalam sebuah alat yang dinamakan butter mixer.
Pemakaian tepung terigu bertujuan sebagai pemberi tekstur nugget dan
mengurangi biaya produksi.
Bahan pelapis untuk proses coating yang digunakan dalam
pembuatan chicken nugget terbagi menjadi dua, yaitu pelapis basah dan
pelapis kering. Pelapis basah yaitu larutan butter yang merupakan
campuran tepung yang dilarutkan dengan air dingin sehingga membentuk
viskositas yang diinginkan. Pelapis kering menggunakan tepung roti
(bread crumb) yang ditaburkan setelah produk diberi lapisan butter.
Air yang digunakan dalam pengolahan chicken nugget adalah air
yang telah memenuhi standar air minum dan telah melewati water
treatment. Air digunakan sebagai media pelarut dan media pencampur
9
bahan bahan yang digunakan dalam proses produksi chicken nugget.
Penambahan es pada proses pembuatan chicken nugget ini bertujuan untuk
menjaga suhu emulsi agar tetap rendah sehingga terjadi pembentukan gel
yang baik dan mencegah pecahnya emulsi akibat denaturasi protein. Ice
flake ini berbentuk serpihan es. Air pada umumnya merupakan bahan
tambahan utama dalam produk olahan lanjutan yang digunakan sebagai
bahan pelarut atau bahan pembawa (carrier).
Bumbu-bumbu merupakan substansi aromatik yang berasal dari
bagian tanaman. Upaya untuk mendapatkan rasa chicken nugget yang
disukai, maka diperlukan penambahan bumbu tertentu. Bumbu yang
digunakan disebut sebagai premix, yang merupakan campuran rempah dan
bahan penyedap yang berfungsi untuk memberikan cita rasa pada produk
sesuai dengan yang diinginkan. Premix yang berbentuk bubuk ini diambil
dari ruang premix yang merupakan tempat untuk membuat campuran
premix.
Garam merupakan salah satu bahan penunjang yang berperan
sebagai pengikat selama proses pembuatan adonan. Garam dan bumbu
berperan dalam memberikan citarasa yang diinginkan pada produk nugget.
Garam harus ada karena selain berfungsi membentuk citarasa, garam juga
membantu mengekstrak protein miofibrilar daging.
Polifosfat yang umumnya ditambahkan dalam proses pengolahan
chicken nugget adalah sodium tripolyphosphate (STPP). Selama
pengecilan ukuran partikel dalam pengolahan nugget, penambahan bahan
seperti garam dan sodium tripolyphosphate (STPP) akan membantu dalam
proses ekstraksi protein myofibrilar.
Protein kedelai berperan dalam membantu pembentukan tekstur
nugget. Penggunaan protein kedelai sebagai salah satu bahan pengisi
sudah sejak lama digunakan di industri pengolahan nugget. Isolat maupun
konsentrat protein umumnya digunakan sebagai bahan pengikat,
meningkatkan ketahanan kadar garam dalam produk, menurunkan biaya
dan mempertahankan tekstur dan penampakan seperti daging (meat-like
texture) (Hapsari, 2011).
10
2.5 Pengolahan Chicken Nugget
Chicken nugget atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai nugget
ayam merupakan salah satu produk hasil teknologi pengolahan daging
yang memiliki nilai gizi baik serta harga yang terjangkau bila
dibandingkan dengan produk daging sapi maupun olahan yang berbahan
dasar daging sapi. Nugget adalah suatu bentuk produk daging giling yang
dibumbui, kemudian diselimuti oleh perekat tepung, pelumuran tepung roti
(bread), dan digoreng setengah matang lalu dibekukan untuk
mempertahankan mutunya selama penyimpanan. Nugget ayam tergolong
dalam teknologi restructured meat atau daging restrukturisasi yang
menggunakan bahan baku utamanya daging ayam (Wulandari, 2016).
Pesatnya perkembangan industri sektor makanan olahan di
Indonesia, diperlukan upaya untuk terus mempertahankan kualitas produk
yang dihasilkan. Kualitas suatu produk merupakan salah satu faktor
penting dalam meningkatkan daya saing produk, selain biaya produksi dan
ketepatan waktu produksi. Industri pengolahan pangan yang
mengutamakan kualitas tentunya akan melakukan tindakan pengendalian
proses untuk terus menjaga kualitas produk yang dihasil kannya. Menurut
Standar Nasional Indonesia (SNI) tahun 2002, chicken nugget (nugget
ayam) adalah produk olahan ayam yang dicetak, dimasak dan dibekukan,
dibuat dari campuran daging ayam giling yang diberi bahan pelapis
dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan
makanan yang diizinkan. Kandungan gizi chicken nugget meliputi protein,
lemak dan karbohidrat (Hapsari, 2011). Syarat mutu chicken nugget
menurut SNI tahun 2002, dapat dilihat pada tabel 1.
11
Tabel 1. Syarat mutu nugget ayam SNI 01-6683-2002
Jenis Penguji Persyaratan
Keadaan
a. Aroma
b. Rasa
c. Tekstur
Normal sesuai label
Normal sesuai label
Normal sesuai label
Air % b/b Maks. 60
Protein % b/b Min. 12
Lemak % b/b Maks. 20
Karbohidrat % b/b Maks. 25
Kalsium Mg/100 g Maks. 30
Sumber Data: SNI
5
BAB III
METODE
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas akhir
Kegiatan tugas akhir mahasiswa ini dilaksanakan selama dua bulan.
Penulis mulai melaksanakan kegiatan tugas akhir pada tanggal 12 April
2018 sampai 12 Juni 2018 di PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto Jl.
Ngoro Industri Park Blok U 11-12 Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa
Timur. Pelaksanaan tugas akhir berlangsung di gedung pengolahan (plan
2) dan fokus dibagian fooder production.
3.2 Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan tugas akhir dilaksanakan di PT. Charoen
Pokphand Unit Mojokerto pada bagian fooder production. Pelaksanaan
tugas akhir di PT. Charoen Pokphand ini menggunakan metode antara
lain:
1. Praktik atau aktivitas langsung
Turut serta dengan melakukan praktik kerja secara langsung dalam
setiap kegiatan produksi di PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto.
Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya:
a. Melakukan proses produksi pengolahan chicken nugget.
b. Melakukan sortasi pada produk chicken nugget sebelum dibekukan
dan dikemas.
c. Melakukan pengemasan produk.
2. Pengumpulan data primer
a. Diskusi
Diskusi adalah melaksanakan percakapan secara langsung
dengan pihak-pihak dari instansi yang bersangkutan guna
mengetahui segala hal yang diperlukan, dan menggali informasi-
informasi yang diperlukan untuk memperluas pengetahuan. Pihak-
pihak instansi yang telah menjadi narasumber diskusi, adalah sebagai
berikut:
13
1) Karyawan-karyawan produksi bagian fooder.
2) Supervisor produksi chicken nugget.
3) Manajer produksi.
4) Karyawan-karyawan dari divisi manajemen lain seperti:
manajemen quality control, ageering, dan sanitasi.
b. Observasi
Obeservasi adalah melakukan pengamatan secara langsung
mengenai kondisi dan kegiatan yang ada dilokasi tugas akhir
mahasiswa. Menggali informasi secara langsung lewat pengamatan
lingkungan sekitar perusahaan mitra. Berdiskusi secara langsung
lewat masyarakat sekitar, guna untuk menggali pengetahuan lebih
luas dan dalam.
3. Pengumpulan data sekunder
Pengumpulan data sekunder adalah cara pengumpulan informasi
atau data tidak langsung yang didapat tidak dari hasil praktik dan
pengalaman lapang tapi data didapat dari karya-karya ilmiah yang sudah
ada. Pengumpulan data-data sekunder diantaranya:
1. Studi pustaka
Studi pustaka adalah mencari dan mempelajari pustaka mengenai
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan perencanaan
produksi dan produksi chicken nugget.
2. Dokumentasi dan data-data
Mendokumentasikan dan mencatat data atau hasil-hasil yang ada pada
pelaksanaan kegiatan perencanan produksi dan produksi chicken
nugget.
3.3 Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan kegiatan adalah susunan kegiatan yang dibuat
sebagai pedoman dalam penyususnan tugas akhir. Tugas akhir
dilaksanakan di perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang
14
pengolah daging berkualitas yaitu di PT. Charoen Pokphand Unit
Mojokerto. Pelaksanaan tugas akhir berdasarkan jadwal yang sudah
ditetapkan. Jadwal pelaksanaan kegiatan tugas akhir di PT. Charoen
Pokphand Unit Mojokerto disajikan dalam tabel 2.
Tabel 2. Jadwal pelaksanaan kegiatan tugas akhir
No Kegiatan/Minggu Ke- April Mei Juni
3 4 1 2 3 4 1 2
1 Perkenalan dan observasi
2 Pembagian kerja
3 Pra kegiatan di lapangan
4 Pelaksanaan kegiatan di
lapang (kegiatan
produksi chicken nugget)
5 Evaluasi data dan hasil
kegiatan di lapang
6 Penyusunan hasil akhir
kegiatan lapangan
15
BAB IV
PELAKSANAAN TUGAS AKHIR
4.1 Gambaran Umum Kegiatan
4.1.1 Kegiatan Tugas Akhir
Kegiatan tugas akhir di PT. Charoen Pokhand Unit Mojokerto,
dilaksanakan dengan cara praktik langsung dibagian proses produksi
pengolahan daging ayam berkualitas (chicken nugget), dengan
mengikuti seluruh kegiatan diruang pengolahan fooder. Penulis
mengikuti kegiatan dimana dalam proses kerja tersebut berlangsung
selama 8 jam per hari dan memulai aktifitas kerja mulai jam 01.00-
09.00. Masuk kerja 6 hari dalam satu minggu dan libur dihari minggu
dan tanggal merah. Adapun kegiatan yang penulis lakukan ditempat
produksi adalah membantu proses produksi, mulai dari penanganan
bahan baku seperti penerimaan bahan baku, dan penanganan bahan
baku daging ayam berkualitas, tepung-tepungan, bumbu-bumbu siap
pakai maupun bumbu-bumbu mentah dan melakukan pengemasan
produk.
4.1.2 Profil PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto
PT Charoen Pokphand Unit Mojokerto Tbk (”Perseroan”)
didirikan di Indonesia dengan nama PT Charoen Pokphand Unit
Mojokerto Animal Feedmill Co. Limited, berdasarkan akta pendirian
yang dimuat dalam Akta No. 6 tanggal 7 Januari 1972, yang dibuat
dihadapan Drs. Gede Ngurah Rai, SH., notaris di Jakarta, sebagaimana
telah diubah dengan Akta No. 5 tanggal 7 Mei 1973 yang dibuat
dihadapan notaris yang sama. Akta pendirian tersebut telah disahkan
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
No. YA-5/197/21 tanggal 8 Juni 1973 dan telah didaftarkan pada
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dibawah No. 2289
tanggal 26 Juni 1973, serta telah diumumkan dalam Berita Negara No.
65 tanggal 14 Agustus 1973, Tambahan No. 573.
16
Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah diubah, terakhir dengan
Akta Notaris Fathiah Helmi, SH No. 94 tanggal 19 Juni 2015. Akta
tersebut telah diterima dan dicatat oleh Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat No. AHU-AH.01.03-
09496 Mei tanggal 8 Juli 2015.
Berdasarkan Anggaran Dasar terakhir, kegiatan usaha Perseroan adalah:
1. Kegiatan usaha utama adalah:
a. Industri makanan ternak, pembibitan dan budidaya ayam ras serta
pengolahannya, industri pengolahan makanan, pengawetan daging
ayam dan sapi, termasuk unit-unit cold storage.
b. Menjual makanan ternak, makanan, daging ayam dan sapi, bahan-
bahan asal hewan di wilayah Republik Indonesia, maupun ke luar
negeri dengan sejauh diizinkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Kegiatan penunjang adalah:
a. Mengimpor dan menjual bahan-bahan baku dan bahan-bahan
farmasi.
b. Memproduksi dan menjual karung atau kemasan plastik, peralatan
industri dari plastik, alat-alat peternakan dan alat-alat rumah
tangga dari plastik sesuai dengan perizinan yang dimiliki dan
tidak bertentangan dengan peraturan di bidang penanaman modal.
c. Melakukan perdagangan besar pada umumnya, termasuk ekspor
impor, perdagangan interinsular atau antar pulau atau antar
daerah.
d. Melakukan kegiatan pengangkutan barang-barang pada
umumnya, baik pengangkutan darat, perairan, laut dan udara.
e. Menjalankan usaha pergudangan dan pusat distribusi (PT.
Charoen Pokphand, 2015).
PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto sepanjang plant berdiri
sejak tahun 2014 ini berlokasi di NIP (Ngoro Industri Park), Kecamatan
Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Memiliki luas perusahaan sekitar 2000m
per segi. Pabrik tersebut juga memiliki kapasitas produksi sebesar
17
24.000 ton per tahun. Seiring bertambahnya tahun, jumlah permintaan
konsumen akan produk olahan chicken nugget juga semakin
meningkat.
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan
PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto memiliki visi dan misi
dalam menjalankan usahanya. Visi dari PT. Charoen Pokphand Unit
Mojokerto adalah:
1. Menjadi produsen kelas dunia dalam bidang makanan olahan dari
daging ayam khususnya dan bahan lain umumnya.
2. Menjadi perusahaan yang bertanggung jawab, peduli terhadap
dampak sosial dan lingkungan didalam menjalankan kegiatan
tersebut.
Adapun misi dari PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto untuk
mewujudkan visi tersebut adalah :
1. Membantu meningkatkan kualitas bangsa Indonesia dan dunia serta
memuaskan pelanggan dan pemegang saham dengan memproduksi
makanan olahan bermutu tinggi, halal, dan aman untuk dikonsumsi
dengan menerapkan GMP (Good Manufacturing Procedures),
SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures), Sistem
Jaminan Halal, HACCP (Hazard Analysis and Critical Control),
dan (International Organization For Standarization) ISO
9001:2008.
2. Menjaga dan menerapkan prinsip-prinsip kelestarian hidup sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
4.2 Hasil dan Pembahasan Pelaksanaan Kegiatan
Hasil dari tugas akhir ini terdiri:
4.2.1 Perencanaan Produksi Chicken Nugget
Proses produksi diperlukan sebuah rencana yang baik dan
efektif, karena rencana diharapkan mampu mengenai sasaran prediksi
permintaan pasar dengan tepat. Sumber daya manusia yang ahli dan
berpengalaman dalam bidangnya diperlukan untuk mendapatkan
18
perencanaan yang baik. SDM yang ahli dalam bidang itu adalah
seseorang yang berpengalaman dalam bidang PPIC (Production,
Plannin, Inventori, Control). Menurut Gaspersz (1998) produksi
merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup
aktifitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah
produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri itu.
Kebutuhan produksi untuk beroperasi dengan biaya yang lebih rendah,
meningkatkan kualitas dan produktifitas, dan menciptakan produk baru
telah menjadi kekuatan yang mendorong teknologi untuk melakukan
berbagai terobosan dan penemuan baru. Produksi dalam sebuah
organisasi pabrik merupakan inti yang paling dalam, spesifik serta
berbeda dengan bidang fungsional lain seperti keuangan, personalia,
dan lain-lain. Sistem produksi merupakan sistem integral yang
mempunyai komponen struktural dan fungsional. Sistem produksi
modern terjadi suatu proses transformasi nilai tambah yang mengubah
input menjadi output yang dapat dijual dengan harga kompetitif dipasar.
Proses perencanan produksi chicken nugget yang berkualitas di
PT. Charoen pokphan Unit Mojokerto melibatkan perencanaan dari
pihak PPIC, manajer produksi, manajemen warehouse dan logistik,
quality control, dan engineering. Semua upaya kerjasama ini dilakukan
untuk mendapat hasil yang maksimal. Kerjasama antar manajemen ini
semuanya memiliki tugas dan pekerjaan yang berbeda-beda, oleh
karena itu diperlukan rencana manajer produksi yang telah disepakati,
seperti: masuknya bahan-bahan baku dari bagian logistik yang telah
dipesan oleh pihak produksi dan setelah bahan baku masuk dan akan
diproduksi, harus lulus uji kualitas dari pihak quality control, begitu
pula produk yang diproduksi dan setelah diproduksi dari bagian
produksi, pihak quality control akan terus melakukan pengawasan
kualitas sesuai ketentuan prusahaan. Kerjasama yang baik dan teratur
antar manajemen juga dibutuhkan rencana yang baik pula. Tidak cukup
kerjasama antar manajemen saja tapi kerjasma antar karyawan ditempat
yang sama dengan manajemen yang berbeda juaga menjadi alasan
19
tersendiri dalam penting nya sebuah rencana produksi. Adapun tugas
supervisor selain yang disebutkan dan dibahas diatas tugas lainnya
seperti pembagian tugas karyawan, kordinasi antar karyawan yang
mana dapat mempengaruhi berhasilnya proses produksi juga menjadi
tanggung jawab supervisor. Perencanaan produksi chicken nugget di
PT. Charoen Pokhpand Unit Mojokerto terdiri dari:
4.2.1.1 Perencanaan Bahan Baku Chicken Nugget
Produksi chicken nugget membutuhkan bahan baku
daging ayam dan olahan hasil pertanian yang berkualitas,
seperti: berbagai jenis tepung, bumbu-bumbu, air, plastik
kemasan dan karton kemasan. Menurut Handoko (2011)
pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang
sangat penting, karena persediaan fisik banyak perusahaan
melibatkan investasi rupiah terbesar dalam aktiva lancar. Bila
perusahaan menanamkan terlalu banyak biaya penyimpanan
yang berlebihan, dan mungkin mempunyai opoportunity cost
(dana dapat fungsikan dalam investasi yang lebih
menguntungkan). Demikian pula, bila perusahaan tidak
mempunyai persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan
pembengkakan biaya produksi.
Chicken nugget adalah makanan yang mayoritas
berbahan baku daging berkualitas. Daging yang diolah secara
khusus mengunakan teknologi tinggi, untuk mendapat hasil
yang bagus dan optimal sesuai dengan standart mutu nasional
dan sesuai permintaan pasar PT. Charoen Pokphand Unit
Mojokerto tidak hanya menggunakan bahan baku daging ayam
berkualitas saja, juga menggunakan bahan-bahan baku hasil
pertanian yang bermutu tinggi untuk mendapatkan hasil yang
maksimal produk chicken nugget yang bermutu tinggi.
20
A. Bahan–bahan baku chicken nugget di PT. Charoen
Pokphand Unit Mojokerto meliputi:
1. Daging ayam pedaging/ayam broiler
2. Tepung terigu
3. Emulsi
4. Minyak nabati
5. Bumbu-bumbu basah dan kering
6. Air dan es
B. Bahan baku kemasan chicken nugget
1. Plastik kemasan yang sudah terdisain
2. Alat pengemas otomatis
3. Karton pengemas produk
Menjaga kualitas hasil produksi dan efisien dalam proses
produksi, bahan-bahan tersebut diolah/dimasak dengan cara
diatur setiap satu kali olahan sebanyak 650 kg. Kapasitas
mesin produksi dan kemampuan karyawan dalam proses
produksi juga menjadi alasan dibuatnya ketentuan 650 kg
sekali masak untuk menjaga efisien.
4.2.1.2 Perencanaan Kapasitas Produksi Chicken Nugget
Kapasitas adalah hasil produksi atau volume pemrosesan
(throughput), atau jumlah unit yang dapat ditangani, diterima,
disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas pada suatu
periode waktu tertentu. Jadi, dapat disimpulkan yang dimaksud
kapasitas produksi adalah hasil produksi yang dihasilkan oleh
fasilitas produksi dalam suatu periode tertentu.
A. Kapasitas fasilitas produksi chicken nugget
Fasilitas-fasilitas produksi chicken nugget antara lain:
1. Chilling room
Chilling room adalah tempat untuk menerima dan
menyimpan bahan baku daging ayam, yang berukuran
sekitar 20m/segi. Mampu menyimpan bahan baku daging
sampai sekitar 60 ton diatas permukaan lantai perhari
21
atau selam 24 jam. Berfungsi juga sebagai tempat
menyimpan bahan baku bumbu-bumbu basah seperti:
bawang merah, bawang putih, jahe, dan rempah-rempah.
Chilling room selain digunakan tempat menerima
bahanbaku daging juga sebagai tempat menyimpan
bahan baku, yang juga sebagai tempat pertama dalam hal
menjaga kualitas daging dengan cara menjaga suhu
ruangan dan kebersihan ruangan. Suhu ruang chilling
room berkisar antara 16-5˚C.
2. Premixing room
Premixing room adalah tempat untuk menerima
dan menyimpan bahan baku tepung-tepungan dan
bumbu-bumbu kering. Premixing room terbagi menjadi
dua bagian yaitu, ruang penerima bahan baku tepung dan
bumbu-bumbu dari luar, juga sebagai tempat
penyimpanan pertama yang bisa menampung sekitar 100
ton diatas permukaan lantai per hari yang memiliki luas
sekitar 20 m2. Premixing room yang kedua yaitu tempat
menyimpan dan penyiapan bahan baku yang akan
diproduksi setiap planning order. Premixing room
kedua ini memiliki luas 20 m2. Mampu menyimpan
bahan baku sekitar 60 ton per hari.
3. Mesin produksi
Mesin produksi chicken nugget terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu:
a. Mesin penggiling daging
Penggilingan daging untuk bahan chicken
nugget di PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto
menggunakan mesin meat grinder yang mampu
memproduksi atau menggiling daging sekitar 650 kg
per jam.
22
b. Mixing (penyampur bahan baku)
Proses mixing menggunakan mesin discmill
yang mampu mem produksi atau menyampur satu
paket adonan chicken nugget lengkap sebanyak 1300
kg per jam atau setiap 60 menit.
c. Reformer (pencetak chicken nugget)
Proses pencetakkan ini menggunakan mesin dan
alat pencetak otomatis mampu memproduksi
sebanyak 650 kg selama 15- 30 menit.
d. Frying (mesin penggoreng otomatis)
Proses penggorengan memiliki dua tahapan
sering juga disebut frying dan frying mesin frying
mampu memproduksi satupaket adonan bahan
chicken nugget sekitar 30-60 menit. Satu paket
adonan chicken nugget yang berjumlah sekitar 650 kg.
4. Quick freezing (mesin pembeku)
Mesin pembeku ini mampu membekukan produk
chicken nugget sekitar 30 sampai 60 menit per produk
dalam kondisi berjalan dengan suhu ruang mesin sekitar
-20 o
C sampai -35 oC dengan kecepatan jalan sekiar 27-
30 cm per menit, kali panjang jalan nya produk sekitar
15 m dalam ruangan mesin, dan mampu memproduksi
650 kg tiap 30-60 menit.
5. Mesin kemasan plastik
Mesin kemasan ini digunakan untuk mengemas
produk chicken nugget dalam plastik secara otomatis
sesuai dengan volume produk. Mesin ini mampu
mengemas produk sebanyak kurang lebih 1500 kg per
jam, dan bisa dimonitor sesuai ukuran, volume, dan
desain produk.
23
6. Ruang frying
Ruang frying digunakan sebagai letak
dioperasikannya mesin frying. Upaya untuk menjaga
kualitas produk dan terlaksananya proses produksi
dengan baik, ruang penggorengan ditempatkan ditengah-
tengah antar tempat bahan-bahan mentah produksi
chicken nugget dengan ruang quick freezing (mesin
pembeku). Ruang frying memiliki luas sekitar 30m yang
didisain membujur ke arah proses produksi berlajut yaitu
ke tempat mesin pembeku.
7. Ruang kemasan chicken nugget bagian pertama
Ruang kemasan ini digunakan sebagai letak mesin
pengemas, kemasan plastik secara otomatis. Memiliki
ukuran ruangan sekitar 15 m2 dan dengan suhu ruang
sekitar 20-10oC. Berfungsi sebagai letak mesin pengemas
dan tempat penyusunan laporan hasil kinerja proses
pengemasan.
8. Ruang kemasan chicken nugget bagian kedua
Ruang kemasan ini digunakan untuk mengemas
pruduk chicken nugget dalam kemasan karton. Kemasan
karton dipakai untuk mengemas produk yang sudah
terkemas diplastik kemasan. Ruangan ini berukuran
sekitar 20 m2 dan suhu ruang kemasan sekitar 17-0
o C,
yang berfungsi sebagai tempat dikemasnya produk-
produk chicken nugget dalam karton dan sebagai ruang
akhir dalam proses pengemasan. Ruangan ini didesain
bersebelahan dengan gudang penyimpanan untuk
mempermudah jalannya proses produksi dan menjaga
efisiensi proses produksi.
9. Pergudangan
Gudang digunakan sebagai tahap terakhir dalam
proses produksi. Tempat penyimpanan hasil produksi,
24
baik olahan chicken nugget atu produk-produk yang
lainnya. Gudang juga sebagai tempat pertama yang
digunakan tempat persediaan stock bagian distribusi
sebelum dilakukan pengiriman barang kepasar. Gudang
merupakan salah satu fasilitas produksi untuk meyimpan
barang dan sebagai lokasi penyaluran barang dari
supplier atau pemasok sampai ke end customer, PT
Charoen Pokphand Unit Mojokerto memanfaatkan
fasilitas warehouse untuk menyimpan material atau
bahan baku (seasoning), finish good, dan dry storage
seperti label, sticker, kemasan plastik. Warehouse akan
menentukan finish good yang akan dikirim melalui mobil
ekspedisi maka, warehouse bekerja sama dengan
departemen PPIC dan Purchasing. Bagian PPIC akan
mengecek stok finish good jika telah mencapai minimal
stok yang telah ditentukan maka, PPIC akan
memberitahukan ke Departemen Purchasing untuk
melakukan pembelian dan pengadaan bahan baku,
karton, dan lainnya. Distributor akan memesan atau
melakukan proses pengorderan, maka PPIC akan
memberitahukan ke bagian gudang untuk menyiapkan
finish good sesuai dengan PO (Planning Order),
sehingga PPIC bertugas untuk mengatur stok dari bahan
baku, finish good, karton dan lainnya. Untuk tetap
menjaga kualitas produk dan menjaga persediaan
permintaan pasar gudang berfungsi sebagai tempat yang
sangat penting maka dari itu gudang atau pergudangan
harus mampu memberikan jaminan keamanan produk
selama penyimpanan. Hal-hal yang dilakukan untuk
menjaga keamanan produk di gudang adalah sebagai
berikut:
a) Menjaga suhu ruang gudang
25
b) Menjaga kapasitas gudang
c) Grading produk yang sesuai, berdasarkan merek
yang berbeda-beda
d) Grading produk yang sesuai berdasarkan ukuran
kemasan produk
Berdasarkan pernyataan dan persyaratan diatas
membuktikan bahwa gudang harus berukuran besar dan
terkontrol. Upaya untuk memenuhi itu semua gudang
penyimpanan di PT. Charoen Pokphand unit Mojokerto
memiliki ukuran sekitar 100 m2 dangan tinggi bangunan
sekitar 15 m. Menjaga kualitas produk-produk yang
sifatnya beku maka produk disimpan dengan suhu sekitar
5oC sampai -15
oC.
B. Kapasitas produksi per shift
Satu hari produksi berlangsung 3 kali periode. 1
periode produksi atau dalam satu shift kerja, proses
produksi berlangsung selama 8 jam yang ditargetkan dapat
memproduksi sekitar 12.000 kg. Melibatkan tenaga kerja
sebanyak 30 orang mulai dari supervisor sampai karyawan,
yang terdiri dari:
1. Supervisor
2. Foreman (wakil supervisor dilapangan)
3. KR (Ketua Regu)
4. Operator mesin
5. Karyawan
Semuanya bekerja pada posisi dan tanggun jawab
masing masing, Jika dalam satu periode ditargetkan
sebanyak 12.000 kg, maka dalam satuhari penuh
targetproduksi sekitar 36.000 kg. Diharapkan dapat bekerja
dengan baik dan profesional sehingga target dapat tercapai.
26
C. Pengambilan keputusan apabila fasilitas/mesin terjadi error
Fasilitas atau mesin produksi berjalan setiap hari
selama 24 jam dan diistirahatkan selama satu hari pada hari
minggu bersamaan dengan hari libur karyawan, untuk
dilakukan pengontrolan dan penservisan pada bagian-bagian
mesin untuk menjaga proses poroduksi pada waktu yang
akan datang dapat berlangsung dengan lancar. Apabila
terjadi mesin error saat proses produksi chicken nugget
maka supervisor akan mengambil tindakan dalam
menentukan langkah jalannya produksi agar tetap terlaksana
dan terselesaikan yaitu:
1. Menggunakan mesin pengganti jika ada.
2. Mendahulukan pemrosesan produk yang dianggap lebih
penting berdasarkan jumlah dan target waktu
penyelesaian yang diberikan.
3. Melanjutkan proses produksi sesuai jadwal,
berdasarkan ketentuan waktu dan target penyelesainnya
apabila masih tercapai.
D. Layout ruangan dan mesin produksi
Gambar 1. Layout ruangan dan mesin produksi
Keterangan gambar: A = Pintu masuk pabrik, B = Ruang sanitasi, C =
Ruang pembuat Es otomatis, D = Chilling room, E = Mesin-mesin, F =
Tempat pengisian minyak, G = Premixing room, H = Ruang karton, I =
E F G
H I
D
C
j J
B
K M J
2
J
1
J
3
N O
L
P
A
27
Pintu masuk blakang, J = Ruang pengolahan bahan, (J1. Mesin
penggiling daging, J2. Mesin penyampur bahan, J3. Mesin pencetak
nugget), K = Ruang fryer, L = Mesin Fryeing, M = Mesin pembeku, N
= Mesin kemasan plastik, O = Ruang kemasan karton, P = Gudang
4.2.1.3 Penjadwalan Produksi Chicken Nugget
Tabel 3. Sampel penjadwalan produksi chicken nugget di PT.
Charoen Pokphand Unit Mojokerto
No Merk
Produk
Jumlah
Produksi
Tanggal
Produksi
Waktu
Produksi
(WIB)
Target
Finish
(WIB)
1 Fiesta
nugget 4550kg
Senin, 14
Mei 2018 08.00 13.00
2 Champ
nugget 3250kg
Senin, 14
Mei 2018 13.00 17.00
3 Okey
nugget 2600kg
Senin, 14
Mei 2018 17.00 20.00
4 Okey
stik 650kg
Senin, 14
Mei 2018 20.00 20.30
5 Fiesta
stik 650kg
Senin, 14
Mei 2018 21.00 21.30
6 Akumo
stik 1300kg
Senin, 14
Mei 2018 22.00 23.00
7 Champ
koin 1950kg
Senin, 14
Mei 2018 23.00 01.00
8 Akumo
koin 1300kg
Selasa, 15
Mei 2018 01.00 02.30
9 Fiesta
ABC 1300kg
Selasa, 15
Mei 2018 03.00 04.00
10 Champ
stik 1300kg
Selasa, 15
Mei 2018 04.00 06.00
11 Akumo
nugget 4550kg
Selasa, 15
Mei 2018 06.00 08.00
Sumber: Data Primer
28
Penjadwalan adalah daftar produk yang harus dihasilkan
dalam jangka waktu tertentu, biasanya disusun menurut
urutan prioritas, setiap produk harus dipecah-pecah menjadi
unsur unsur pekerjaan, waktu dan operasinya. Setelah itu dapat
mengetahui setiap pekerjaan dan operasi, dalam urutannya
yang benar, kepada berbagai mesin. Jadwal produksi
digunakan untuk pedoman atau pegangan dalam proses
produksi, dan penentuan waktu pada jadwal berfungsi sebagai
target. Rata-rata penjadwalan produksi chicken nugget
berlangsung 11 kali setiap harinya, dengan target produksi
12.000 kg. Contoh penjadwalan produksi chicken nugget di
PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto disajikan dalam tabel
3.
4.2.2 Proses Produksi Chicken Nugget
Chicken nugget atau nugget ayam adalah makanan instan
setengah jadi dari pengolahan daging ayam. Nugget ayam memiliki
citarasa tertentu, mayoritas berwarna kuning yang berasal dari
campuran bahan baku daging ayam berkualitas dengan bahan-bahan
hasil pertanian seperti tepung terigu, tepung mentega, bumbu-bumbuan
dan rempah-rempah. Nugget ayam yang diproduksi terdiri dari
beberapa jenis varian produk, diantaranya adalah fiesta chicken nugget,
champ nugget, dan okey nugget. Gambar-gambar produk chicken
nugget dapat di lihat pada gambar 2, 3, dan 4.
Gambar 2. Produk Fiesta chicken nugget
29
Fiesta adalah merek produk nugget yang menempati posisi
kualitas terbaik. Porsi bahan terbanyak dalam adonan fiesta adalah
daging ayam. Berdasarkan bentuknya, fiesta dibagi menjadi empat jenis
yaitu: berbentuk persegi panjang, stik dengan panjang sekitar 5 cm,
berbentuk bulat koin dengan lebar sekitar 1,5 cm dan berbentuk huruf-
huruf abjad mulai A sampai Z. Target penjualan dengan bentuk huruf
lebih ditujukan kepada anak-anak umur 6 tahun ke atas.
Gambar 3. Produk Champ chicken nugget
Gambar 4. Produk Okey chicken nugget
Sedikit berbeda dengan fiesta, champ dan okey berdasarkan
bentuknya dibagi menjadi tiga, yaitu: persegi panjang nugget, berbentuk
stik dengan panjang nugget sekitar 5 cm dan bulat koin dengan lebar
sekitar 1,5 cm. Berdasarkan ukuran kemasan, ketiga produk tersebut
terbagi menjadi 2 jenis yaitu kemasan 500 gram dan 250 gram. Pada
semua jenis varian produk, sasaran penjualan ke kota-kota di daerah
Jawa Timur, seperti: Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Target penjualan
produk fiesta untuk kalangan berpendapatan ekonomi tinggi, sedangkan
champ dan okey untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah dan
30
mempunyai kebiasaan hidup pola makan instan. Target konsumen
kesemua kalangan mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.
Secara umum, segmen pasar chicken nugget ke semua
masyarakat Indonesia dengan penjualan melalui perusahaan pemasaran
mitra. Sasaran pemasaran lebih ke daerah-daerah perkotaan, seperti
kota-kota di daerah Jawa Timur yaitu Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo.
Jumlah penduduk yang lebih padat dan pendapatan ekonominya tinggi
menjadi alasan perusahaan-perusahaan mitra memilih sasaran penjualan
produk-produknya. Alasan PT Charoen Pokphand Unit Mojokerto
untuk memasarkan semua produk chicken nuggetnya ke daerah yang
sama karena memiliki kesamaan dalam sasaran penjualan.
Target penjualan chicken nugget untuk semua kalangan usia,
mulai dari anak-anak sampai orang dewasa bahkan usia lanjut. Target
penjualan lebih ke masyarakat pendapatan ekonominya tinggi dan
mempunyai kebiasaan hidup instan dan mewah. Target pemasaran lebih
spesifik kepada ibu-ibu rumah tangga yang banyak memiliki kesibukan
dan memiliki karir yang penting dalam kehidupannya.
Positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah yang
dilakukan oleh suatu perusahaan dalam upaya penawaran nilai dimana
dalam suatu segmen tertentu konsumen mengerti dan menghargai apa
yang dilakukan suatu perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya.
Positioning bukan hanya menciptakan produk dengan menetapkan pada
segmen tertentu, tetapi menetapkan produk diingatan konsumen pada
segmen tertentu dengan cara komunikasi (Kembuan et al., 2014).
PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto pada dasarnya
menerapkan metode single positioning dengan menggunakan slogan
“Rasakan Enaknya Setiap Hari” sehingga membuat para konsumen
tertarik untuk mengkonsumsi. Harga produk yang terjangkau
memberikan daya tarik tersendiri bagi konsumen. Varian harga yang
bermacam-macam berdasarkan ukuran kemasan menjadi upaya yang
sangat baik dalam menarik konsumen karena dengan cara tersebut
31
konsumen bisa lebih senang dalam memilih produk berdasarkan
kebutuhan mereka.
Berdasarkan penentuan target, segmen pasar, posisi produk
chicken nugget produksi PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto
tersebut maka dibutuhkan proses pengolahan yang terencana dan
berkualitas. Pengolahan nugget ayam yang berkomposisi daging,
emulsi, bawang goreng, bread crumbs, air. Tidak cukup dengan hanya
dicampur lalu dimasak saja, tapi juga harus melalui tahap penanganan
bahan baku, tahap penanganan bahan baku daging misalnya. Bahan
baku daging ayam setelah diterima dari pemotongan, lalu dibawa ke
dalam chilling room, yaitu ruang penanganan daging ayam yang
terdapat didaerah tempat produksi. Daging yang disimpan di chilling
room dibuat berkelompok-kelompok karena untuk membedakan antara
bahan baku nugget dengan bahan baku produk lainnya. Pada prinsipnya
pembuatan chicken nugget ada PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto
sama dengan pembuatan chicken nugget pada umumnya, yakni
penggilingan dan pencampuran dengan bumbu, pencetakan, pelapisan
dengan butter dan breader, penggorengan dengan deep fryer, dan
pembekuan. Menurut Ahyari dan Agus (2002), proses adalah suatu
cara, metode maupun teknik untuk penyelenggaraan atau pelaksanaan
dari suatu hal tertentu. Sukanto dan Reksohadiprojo (2002) mengatakan
bahwa produksi adalah kegiatan untuk mengetahui penambahan
manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-
faktor produksi yang bermanfaat bagi pemenuhan konsumen. Proses
produksi adalah suatu cara, metode maupun teknik bagaimana
penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat
atas faktor-faktor proses produksi sehingga dapat bermanfaat bagi
pemenuhan kebutuhan dan kepuasan konsumen. Tahap-tahap yang
dilakukan pada proses pembuatan chicken nugget adalah sebagai
berikut:
32
1. Penggilingan dan pencampuran
Pemotongan daging menjadi potongan-potongan kecil
dilakukan dengan menggunakan mesin grinder. Pada grinder ini
terdapat pisau berputar yang dapat memotong daging menjadi
potongan-potongan kecil. Daging dimasukkan melalui inlet
kemudian didorong menuju pisau berputar. Hasil potongan daging
keluar melalui outlet. Potongan daging kemudian dimasukkan
kedalam mesin pencampur (Unimix) untuk dilakukan pencampuran
dengan emulsi minyak dan bumbu, serta dilakukannya penggilingan.
Pencampuran dilakukan pada suhu 10-5oC. Tanoto (1994)
menyatakan bahwa penggilingan daging sebaiknya pada suhu
dibawah 15o C dengan penambahan es pada saat penggilingan.
Penambahan es bertujuan untuk mencegah terjadinya denaturasi
aktomiosin oleh panas yang terjadi pada saat penggilingan. Saat
penggilingan lebih baik dicampurkan garam dan sodium
trypolyphosphate (STPP). Garam dan STPP bersifat sinergis untuk
meningkatkan ekstraksi protein (Owens, 2010).
2. Pencetakan
Proses setelah penggilingan dan pencampuran kemudian
adonan dicetak dengan menggunakan rangkaian mesin Rysco Pump
dan revo portioner. Adonan dimasukkan melalui inlet pada Rysco
Pump kemudian dipompakan menuju roll pencetak yang terdapat
pada mesin Revo portioner. Adonan akan memasuki ruang-ruang
penetak pada roll pencetak, kemudian udara bertekanan
dihembuskan melalui pori-pori yang ada pada setiap permukaan
cetakan. Kemudian adonan yang sudah tercetak akan jatuh ke atas
conveyor belt untuk kemudian diteruskan ke butter machine. Waktu
pencetakan, suhu adonan dipertahankan pada suhu (3)-(-2)o C.
3. Buttering
Buttering pada PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto
menggunakan sistem submersion, yaitu conveyor belt berjalan
membawa adonan yang telah tercetak menuju genangan butter, atau
33
dengan kata lain adonan terendam pada larutan butter. Larutan butter
dipompa melalui mesin pencampur adonan butter. Campuran larutan
butter yang digunakan terdiri dari tepung butter yang diproduksi
oleh PT. Charoen Pokphand Unit Mojokerto, air, dan es. Suhu
larutan butter dipertahankan pada suhu 5-10o C dan viskositas pada
15-25 detik.
4. Frying/Penggorengan
Proses setelah pelapisan butter dan breadcrumbs, adonan
diteruskan ke proses penggorengan. Pada PT. Charoen Pokphand
Unit Mojokerto, proses penggorengan dilakukan dalam dua tahap
penggorengan, yaitu penggorengan pertama dengan menggunakan
suhu 165oC dan waktu penggorengan selama 30 detik, dan
penggorengan kedua dengan suhu 170oC dan waktu penggorengan
selama 45 detik. Proses penggorengan dilakukan dengan metode
deep fat frying. Dua tahap penggorengan ini dilakukan dengan tujuan
mempermudah pemeriksaan awal pada saat penggorengan pertama
jika terdapat produk reject dan untuk mengimbangi kecepatan
pencetakan yang dilakukan darimesin revo portioner agar produk
tidak terlalu menumpuk di dalam mesin penggorengan.
5. Pembekuan
Pembekuan produk pada PT. Charoen Pokphand Unit
Mojokerto menggunakan alat Individuall Quick Freezing (IQF).
Produk setelah penggorengan tahap kedua, diteruskan ke dalam IQF,
yaitu berupa ruangan dengan conveyor yang berputar ke atas, dan
dengan suhu (-40) sampai (-20)oC
conveyor berputar ke atas
berfungsi untuk memperpanjang waktu kontak antara produk dengan
suhu rendah sehingga suhu -18o C pada produk dapat tercapai ketika
keluar dari IQF.
6. Pengemasan Chicken Nugget
Tahapan penting dalam proses produksi setelah proses
pembuatan chiken nugget adalah proses pengemasan. Upaya yang
dilakukan untuk dapat melakukan pengemasan produk dengan baik
34
hal pertama yang sangat diperhatikan adalah PO (planning order)
atau rencana produksi yang sudah ada, karena pengemasan tidak
hanya menggunakan mesin produksi yang baik saja tapi koordinasi
antar karyawan, desain kemasan produk sesuai permintaan dan
pengawasan kualitas waktu pengemasan menjadi hal yang penting
pula.
PO (planning order) proses pengemasan berbeda dengan
planning order defisi lainya karena planning order bagian
pengemasan tidak hanya memperhatikan produk apa yang akan
dikemas tapi juga mencakup pemilihan ukuran kemasan, dan kode
produksi kemasannya. Koordinasi antar karyawan dalam proses
pengemasan, antara karyawan divisi pengemasan dan karyawan
divisi pengolahan sangat penting karena perubahan ganti produksi
yang baik dan benar menjadi faktor penentu keberhasilan proses
pengemasan. Menjaga kerjasama yang baik antar divisi karyawan
tentang ganti produk yang sifatnya sewaktu-waktu, divisi
pengolahan menggunakan tanda selesai produksi sebagai kode ganti
produk selanjutnya. Kode ganti produk biasanya menggunakan
produk yang sudah dikemas dalam plastik sebagai jeda antar
pergantian produksi.
Proses pengemasan dibagi menjadi dua bagian yaitu
pengemasan dalam plastik atau kemasan plastik dan kemasan dalam
karton atau kemasan karton. Proses pengemasan dalam plastik pada
produk chicken nugget menggunakan mesin pengemas yang mampu
memproduksi sekitar 12000 kg per 8 jam, yang dioperasikan oleh
seorang yang ahli dalam bidang mekanisme mesin. Pengemasan
dalam karton produk chiken nugget menggunakan tenaga manusia
atau karyawan dan mesin selotip elektrik, karena proses pengemasan
karton mayoritas menggunakan tenaga karyawan yang ditargetkan
mampu mengimbangi kekuatan mesin kemasan plastik. Upaya yang
harus dilakukan untuk menjaga kualitas hasil produksi, ruang
pengamasan produk chicken nugget didesain dengan mengontrol
35
suhu ruang sekitar 15-0oC (Buckle, 1997). Tujuan dilakukannya
pengemasan untuk melindungi bahan pangan (barrier) dari
penyebab-penyebab kerusakan baik karena kerusakan fisik, kimia,
biologis, maupun kerusakan mekanis, sehingga diharapkan dapat
menjaga kualitas dari bahan pangan dan sampai ke tangan konsumen
dalam keadaan yang baik dan benar.
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Perencanaan produksi chicken nugget di PT.Charoend Pokphand Unit
Mojokerto terdiri dari perencanaan bahan baku yang terdiri dari daging
ayam broiler, tepung terigu, emulsi, minyak nabati, air dan es.
Perencanaan kapasitas yaitu merencanakan kapasitas mulai kemampuan
tampung ruang penerimaan bahan dan penyimpanan bahan, kapasitas
mesin, jumlah karyawan. Penjadwalan produksi yang dibuat
berdasarkan permintaan konsumen yang dibuat dalam bentuk PO
(planning order).
2. Proses produksi chicken nugget di Charoen Pokphand Unit Mojokerto
mulai dari proses penggilingan, penyampuran, pencetakan,
penggorengan, pembekuan, pengemasan dan proses penyimpanan.
Target produksi per shift sebanyak 12.000 kg berlangsung selama
selama 8 jam.
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan diatas maka penulis dapat memberikan
saran yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi perusahaan yaitu:
1. Proses produksi harus lebih sesuai dengan planning order.
2. Proses pengawasan dalam produksi harus lebih intensif karena
mempengaruhi hasil produksi.
3. Pengambilan keputusan pada saat terjadi mesin error harus lebih
dipertimbangkan dan disesuaikan berdasarkan target produksi.
4. Perlu adanya penambahan karyawan bagian produksi agar waktu
produksi lebih efisien, sehingga dapat mengimbangi kapasitas produksi.
37
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus. 2002. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi,
Edisi Empat. Yogyakarta [ID]:BPEE.
Anjarsari. 2010. Pangan Hewani Fisiologi Pasca Mortem dan Teknologi.
Yogyakarta [ID]: Graha ilmu.
Badan Pusat Statistik. 2017. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2016-2017
[internet]. [Diacu 2018 oktober 1]. Tersediadari: http://www.bps.go.id.
Buckle, K, A. 1997. Ilmu Pangan. Jakarta [ID]: Universitas Indonesia.
Charoen Pokphand. 2015. Riwayat Singkat Dan Kegiatan Usaha. [internet].
[diunduh 2018 Agustus 23]. Tersedia dari: https://charoen
pokphand.co.id/?p=47.
Gaspersz ,Vincent. 1998. Production Planning and Inventory Control. Jakarta
[ID]: PT. Sun.
Handoko. 2003. Ilmu Manajemen. Yogyakarta [ID]: BPFE.
Handoko. 2011. Dasar-Dasar Produksi dan Operasi. Yogyakarta [ID]: BPFE.
Hapsari. 2011. Penerapan Statistical Process Control (SPC) dalam analisis
pengendalian proses produksi chicken nugget di PT. Belfoods Indonesia,
Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Heizer, Render. 2012. Manajemen Operarasi. Jakarta [ID]: Salemba Empat.
Kembuan PC, Manakene L, Soegoto AS. 2014. Analisa Segmenting, Targetting,
Dan Positioning Pada PT. Adira Dinamika Multifinance TBK Cabang
Manado. Emba. 2(3): 853-863.
Owens CM. 2010. Coated Poultry Product In: Owens CM, Alvarado CZ, Sams
AR. Poultry Meat Processing. Florida [EN]: CRC Press.
Purnomo. 2012. Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Daging. Malang [ID]:
UB Press.
Sukanto, Reksohadiprodjo. 2002. Perencanaan dan Pengawasan Produksi.
Yogyakarta [ID]: BPFE.
Tanoto E. 1994. Pengolahan fish sosis dari Ikan Tenggiri
(Scomberomoruscommersoni). Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
38
Wulandari E. 2016. Karakteristik mikrobiologi nuget ayam dengan pasta tomat
selama penyimpanan pada suhu refrigerasi. J Ilmu Ternak. 16 (1): 42-45.
15
LAMPIRAN
40
Lampiran 1. Tabel kegiatan harian tugas akhir
Waktu
No Hari/Tanggal
Jam
Masuk
Jam
Keluar
Kegiatan
1 Kamis, 12 Mei 2018 08.00 12.00 Perkenalan
2 Jumat, 13 Mei 2018 08.00 12.00 Perkenalan dan observasi
lapang
3 Senin, 16 Mei 2018 13.00 20.00 Perkenalan dan membantu
dibagian pengumpulan bahan
baku daging
4 Selasa, 17 Mei 2018 13.00 20.00 Perkenalan lapangdan
memebantu bagian
persediaan bahan baku
tepung dan bumbu-bumbu
5 Rabu, 18 Mei 2018 13.00 20.00 Melakukan pengawasan
produk berkualitas dengan
cara menyortir atau sortasi
produk yang tidak sesuai
dengan bentuk cetakan
6 Kamis, 19 Mei 2018 13.00 20.00 Membantu membuat produk-
produk non forming atau
membuat karage
7 Jumat, 20 Mei 2018 13.00 20.00 Melakukan pengawsan
produk berkualitas dengan
cara menyortir atau produk
yang rusak diambil untuk
dirework
8 Senin, 23 Mei 2018 13.00 20.00 Membantu pengemasan
produk paha ayam goreng
9 Selasa, 24 Mei 2018 13.00 20.00 Membantu bagian sortasi dan
membuat produk dibagian
non forming
Sumber Data: Data Primer
41
Lampiran 2. Peta lokasi dari google maps
Lampiran 3. Sausage plant dan futher processing
15
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tuban, 12 Juli 1996, putra pertama dari dua
bersaudara dari Bapak Sholikhin dan Ibu Darni. Penulis menempuh pendidikan
mulai dari SDN 1 Banjarworo (2002-2007), Madrasah Tsanawiyah Assalam
Bangilan (2007-2010), Madrasah Aliyah Assalam Bangilan (2011-2014). Pada
tahun 2015 penulis diterima sebagai mahasiswa program studi Agribisnis
Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena. Selama masa perkuliahan penulis
aktif dibeberapa organisasi seperti, Badan Eksekutif Keluarga Mahasiswa
Politeknik Pertanian Peternakan Mapena sebagai staff divisi kerohanian (2015-
2016), juga sebagai ketua Himpunan Mahasiswa Agribisnis (Himagri) Politeknik
Pertanian dan Peternakan Mapena periode 2016/2017. Selama masa
pendidikannya, penulis pernah mendapatkan kesempatan untuk menjadi peserta
pelatihan dan uji kompetensi mahasiswa bidik misi pendidikan vokasi di
Politeknik Jember dalam bidang Manajemen Pengelolaan Unggas pada tahun
2017.