Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
-
Upload
itatriewahyuni -
Category
Documents
-
view
4.208 -
download
8
Transcript of Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di alam, pepulasi mikroba merupakan populasi campuran dari
berbagai mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Teknik biakan
murni digunakan untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut. Untuk
dapat memperoleh biakan murni digunakan beberapa teknik biakan yaitu
metode agar tuang dan metode penggoresan lempengan agar (Hastowo,1992).
Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) boleh dikata tidak ada
bakteri yang hidup tersendiri dan terlepas dari spesies lainnya. Kerap kali
bakteri patogen kedapatan bersama-sama bakteri saprobe. Yang terakhir ini
boleh disebut penyerbu yang membonceng (secondary invaders). Mungkin
juga bakteri patogen yang membonceng. Untuk menentukan siapa
pembonceng dan siapa yang dibonceng diberikan pedoman “siapa yang
kedapatan disitu lebih dulu, dan siapa yang dating terkemudian”
(Dwidjoseputro,2005).
Yang melatar belakangi percobaan pembuatan biakan murni ialah
guna menambah keterampilan dan pengetahuan mengenai cara pembuatan
biakan murni. Untuk menggampangkan pemeriksaan perlulah diadakan
pemiaraan, sehingga sewaktu perlu, bakteri selalu tersedia.
1.2 Tujuan
- Mempelajari prinsiop cawan gores
- Mengetahui prinsip biakan murni
- Mengetahui manfaat dari biakan murni
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cara menyendirikan piaraan murni
Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) boleh dikata tidak ada bakteri
yang hidup tersendiri dan terlepas dari spesies lainnya. Kerap kali bakteri patogen
kedapatan bersama-sama bakteri saprobe. Yang terakhir ini boleh disebut penyerbu
yang membonceng (secondary invaders). Mungkin juga bakteri patogen yang
membonceng. Untuk menentukan siapa pembonceng dan siapa yang dibonceng
diberikan pedoman “siapa yang kedapatan disitu lebih dulu, dan siapa yang dating
terkemudian”. Untuk menyendirikan suatu spesies ada dikenal dengan beberapa cara
yaitu : (Dwidjoseputro,1994).
a. Dengan pengenceran
Cara ini pertama-tama dilakukan oleh Lister dalam tahun 1865. Ia
berhasil memiara biakan murni Streptococcus lactis yang
diisolasikannya dari susu yang sudah masam.
Suatu sampel dari suatu suspense yang berupa campuran
bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung tersendiri.
Dari enceran ini kemudian diambil barang 1 ml untuk diencerkan lagi.
Kalau perlu, dari enceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk
diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil
0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar
kira akan mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam medium
tersebut, tetapi mungkin juga kita hanya memperoleh suatu koloni
saja. Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni murni,
dan selanjutnya spesies ini dapat kita jadikan piaraan murni. Kalau kita
belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh itu murni, kita
dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini
sebagai sampel (Dwidjoseputro, 1994)
b. Dengan penuangan
Robert Koch (1843-1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan
mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan,
dan sampel ini kemudian disebarkan di dalam suatu medium dari
kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian diperolehnyalah suatu
piaraan adukan. Setelah medium itu mengental, maka selang beberapa
jam kemudian nampaklah koloni-koloni yang masing-masing dapat
dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan seperti diatas ini, maka
akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin.
Dalam melakukan metode ini ada dua orang pembantu Koch
yang sangat berjasa, yaitu Petri yang menciptakan cawan dengan tutup
yang sekarang terkenal sebagai caawan petri (petridish). Pembantu
yang kedua ialah Hasse yang menemukan agar-agar untuk
menggantikan gelatin. Memang agar-agar ternyata lebih baik daripada
gelatin untuk bahan pengental suatu medium. Agar-agar tidak lekas
mencair, titik cairnya 95oC (Dwidjeseputro,1994)
c. Dengan penggesekancara
Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan
waktu, hanya saying, dengan ini maka bakteri anaerob tidak dapat
tumbuh.
Jika ujung kawat inokulasi dibengkokkan, kemudian ujung itu
setelah disentuhkan suatu padat, msks beberapa waktu kemudian
daripada itu (kurang lebih setelah 12 jam) akan tampaklah koloni-
koloni yang letaknya tersebar di permukaan medium, jika diadakan
pemindahan sampel dari suatu koloni yang letaknya terpencil, maka
akan diperoleh suatu piaraan murni (Dwidjoseputro,1994)
d. Dengan mengucilkan satu sel (single cell isolation) alangkah
baiknya, jika kita mempunyai alat yang dapat menyangkut
suatu bakteri dari sekian banyak, dengan tiada ikut sertanya
bakteri lain. Alat semacam itu ada, meskipun cara
menggunakannya tidak gampang. Alat itu berupa mikropipet
yang ditempatkan pada tangan-tangan suatu micromanipulator.
Dengan mikropipet dibuat beberapa tetesan bergantung pada
suatu kaca penutup. Jika tampak suatu tetesan hanya
mengandung satu bakteri, maka dengan lain mikropipet tetesan
tersebut dipindahkan ke suatu medium encer dengan maksud
supaya bakteri tersebut berbiak dulu. Kemudian dari sini dapat
diperoleh piaraan murni. Metode ini sangat memerlukan
kesabaran, lagi pula, micromanipulator itu sangat mahal
(Dwidjoseputro,1994)
e. Dengan inokulasi hewan
Metode ini didasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak
semua bakteri dapat tumbuh di dalam tubuh seekor hewan.
Misal kita ambil dahak dari seseorang yang disangka menderita
tbc. Jika dahak ini disuntikkan ke dalam tubuh tikus putih,
maka bakteri-bakteri saprobe yang ikut serta itu tidak akan
bertahan, sehingga kemudian kita peroleh semata-mata basil
tbc saja. Piaraan Pneumococcus murni dapat diperoleh dengan
jalan demikian jiga. Bakteri yang ketinggalan dalam tubuh
tikus yang sakit atau mati itu akhirnya dapat dipindahkan ke
dalam medium yang sesuai.
Inokulasi yang dapat dilakukan di dalam kulit
(intracutaneous), dapat di bawah kulit (subcutaneous), dapat di
dalam otot (intrainuscular), dapat di dalam rongga tubuh atau
lain-lain tempat lagi (Dwidjoseputro, 1994)
f. Penanaman pada agar (plating)
Tidak seperti sel-sel dalam medium cair, sel-sel dalam atau
pada medium gel dibuat menetap. Oleh karenanya, jika cukup sedikit
sel diletakkan dalam atau pada medium gel, tiap sel akan tumbuh
menjadi kloni yang terpisah. Bahan gel ideal untuk kebanyakan media
mikrobiologi adalah agar, polisakarida asam yang ekstrak dari alga
merah tertentu. Suspensi 1,5-2% dalam air yang dilarutkan pada suhu
100oC, membentuk larutkan jernih yang memadat pada suhu 45oC.
Karenanya, larutan agar steril dapat dibandingkan pada suhu 50oC, sel
bakteri atau mikroba lainnya ditambahkan, dan kemudian larutan
segera didinginkan di bawah 45oC untuk membentuk gel (meskipun
kebanyakan sel mikroba mati pada suh 50oC, waktu untuk proses
mematikan cukup cukup sampai dipanaskan di atas 80oC, sehingga
setiap suhu yang sesuai untuk inkubasi biakan mikroorganisme dapat
digunakan berikutnya. Pada metode Pour-plate, suspense sel dicampur
dengan agar cair pada suhu 50oC dan dituang ke dalam cawan petri.
Ketika agar memadat, sel-sel tidak dapat bergerak dalam agar dan
tumbuh menjadi koloni. Jika suspense sel cukup diencerkan, koloni
akan terpisah dengan baik, sehingga masing-masing memiliki
kemungkinan tinggi diturunkan dari sel tunggal. Namun, untuk
membuat yang demikian, penting untuk mengambil satu tipe koloni
yang menahannya kembali ke agar. Dengan mengulangi prosedur ini
beberapa kali menjamin untuk memperoleh biakan murni
(Brooks,2001).
Sebagai alternative, suspense asal dapat distreak pada lempeng
agar dengan sengkelit. Pada saat streak berlangsung terus, makin
sedikit sel tertinggal pada sengkelit dan akhirnya sengkelit
meninggalkan sel-sel tunggal pada agar. Lempeng agar diinkubasi, dan
setiap koloni terpisah yang baik akan dipindahkan, disuspensi dalam
air dan distreak lagi pada agar. Jika suspense (dan tidak hanya
sejumlah pertumbuhan dari koloni atau slant) distreak, metode ini
dapat dipercaya dan lebih cepat dari metode pour – plate
(Brooks,2001).
Teknik biakan murni
Di alam, populasi mikroba merupakan populasi campuuran dari berbagai
mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Teknik biakan murni digunakan
untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut.
Ilmuwan yang berjasa dalam pengembangan teknik biakan murni adalah
Robert Koch yang menerima hadiah Nobel pada tahun 1905. Koch pada mulanya
tertarik untuk mengisolasi bakteri penyebab penyakit. Koch menyadari perlunya
bahan pemadat dalam teknik biakan murni. Bahan pemadat yang digunakan olehnya
adalah gelatin. Frau Hesse, seorang ibu rumah tangga dan istri dari teman Koch
menganjurkan penggunaan agar sebagai bahan pemadat.
Salah satu yang dikembangkan Koch adalah metode agar tuang untuk
mendapatkan koloni uang terpisah. Kesulitan dalam penggunaan teknik ini yaitu bila
jumlah kandungan bakteri sangat tinggi dalam bahan yang akan diperlukan
pengenceran, selain itu agak sulit mengambil koloni yang tumbuh di bawah
permukaan agar.
Untuk dapat memperoleh biakan murni digunakan beberapa teknik biakan
yaitu :
- Metode agar tuang-Koch
- Metode pennggoresan lempengan agar (Hastowo,1992)
BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum keempat ini melakukan percobaan tentang Pembuatan
Biakan Murni yang dilakukan pada hari Rabu, tanggal 30 Maret 2011 pukul
10.00-12.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi dan
Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Mulawarman Samarinda
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat-alat
- Jarum Ose
- Cawan Petri
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Incubator
- Lampu Bunsen
- Pensil
- Laminar air flow cabinet
- Alat tulis
- Korek api
- Penggaris
- Botol spray
- Kain hitam
- Kamera hp
3.2.2 Bahan-bahan
- Tissue
- Kapas
- Biakan murni
- Biakan jamur
- Media PDA
- Media NA
- Kertas label
- Alcohol
- Aquades
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Metode cawan gores
- Disterilkan tangan dengan menggunakan alcohol
- Diambil cawan petri yang telah berisi media NA kemudian dipanaskan
pinggiran cawan petri dengan lampu Bunsen
- Dipanaskan jarum ose sampai memijar, setelah itu diambil cawan yang berisi
biakan mikroba
- Dipanaslan pinggiran cawannya kemudian sentuh permukaan koloni dengan
jarum ose
- Digoreskan ke permukaan koloni dengan jarum ose
- Digoreskan permukaan media NA sesuai arahan modul
- Dipanaskan jarum ose sampai memijar dan lakukan second streak
- Dipanaskaan jarum ose sampai memijar dan lakukan third streak
- Dilakukan hal yang sama untuk cawan petei yang ke 2
- Diinkubasi selama 24 jam
- Diamati pertumbuhan koloninya
3.3.2 Meetode Totol
- Disterilkan tangan dengan menggunakan alcohol
- Diambil cawan petri yang telah berisi media PDA, kemudian panaskan
pinggiran cawan dengan lampu Bunsen
- Dipanaskan jarum ose hingga memijar, setelah itu diambil cawan biakan
campuran, dipanaskan pinggiran cawan, kemudian sentuh permukaan koloni
dengan jarum ose
- Ditotol jarum ose pada tengah-tengah media agar
- Dilakukan hal yang sama untuk petri ke 2
- Diinkubasi selama 48 jam
- Diamati pertumbuhan koloninya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabel pengamatan pembuatan biakan murni
No. Media Keterangan
1. SP 1 (PDA) - Berhifa
- Hifa berwwarna putih
- Spora berwarna putih
2. SP2 ( PDA) - Berhifa
- hifa berwarna hijau
- Spora berwarna putih
3. SP 1 (NA) - Berwarna kuning putih
4. SP 2 (NA) - Berwarna putih kekuningan
4.3 Pembahasan
Prinsip biakan murni ialah memisahkan satu jenis (spesies) mikroba (bakteri
dan jamur) dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam
mikroba.
Teknik biakan murni, populasi mikroba dialam sekitar kita besar lagi
kompleks. Berates-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-
macam bagian tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang luar biasa besarnya.
Sebagai contoh sekali berdin dapat menyebabkan beribu-ribu mikroorganisme. Alam
sekitar kita udara, tanah, air juga duhuni kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang
layak mengenai mmikroorganisme dalam berbagai habitat, memerlukan teknik untuk
memisahkan populasi campuran yang rumit ini atau biakan campuran menjadi
spesies-spesies yang berbeda sebagai biakan murni. Biakan murni terdiri dari suatu
populasi sel yang semuanya berasal dari sel indul, pupulasi mikroba merupakan
populasi campuran dari berbagai mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran.
Teknik biakan campuran digunakan untuk memisahkan berbagai macam bakteri
tersebut (Hastowo,1992).
Pertumbuhan biakan murni adalah memisahkan satu jenis spesies dengan
spesies lainnya, hanya mengambil satu spesies saja. Teknik biakan murni ini biasanya
dengan media buatan, dengan membuat suatu media agar yang diberi nutrisi, dan
protein sebagai makanan mikroba agar mikroba yang ditumbuhkan tetap hidup.
Pada percobaan ini dilakukan praktikum tentang pembuatan biakan murni
dengan menggunakan dua metode yaitu metode cawan gores (streak plate) dan
metode cawan totol. Berdasarkan percobaan pada metode cawan gores pada media
NA SP1 tampak bakteri yang tumbuh pada media agar yang digores, dan berwarna
putih, tetapi bakteri tidak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan karena pada saat
penggoresan antara first streak, second streak, dan third streak tidak benar
melakukannya. Sedangkan pada media NA SP2 tampak bakteri yang tumbuh pada
media ini berwarna putih kekuningan tetapi hasilnya tidak sesuai yang ada pada
modul. Karena salah pada saat pengoresan, sehingga goresan-goresan mikroba yang
ditanam tidak jelas pertumbuhan mikrobanya.
Kemudian dilakukan percobaan totol pada media PDA didapatkan hasil pada
SP1 mikroba tumbuh, ada tumbuh hifa dan hifa berwarna putih. Dan kemudian pada
SP2 didapatkan hasil mikroba juga tumbuh ada hifa dan hifa berwarna hijau.
Metode cawan gores (streak plate). Kesulitan dari metode ini yaitu proses
penggoresan yang cukup lama dan sulit, sehingga memudahkan terjadinya
kontaminasi dan keagagalan. Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang
benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi.
Cara mempersiapkan agar cawan, yaitu cairkan media agar dengan memanaskannya
baik-baik dalam air mendidih, kemudian dinginkan hingga suhu 45oC – 47oC.
Pendinginan akan mengurangi pengembunan air jika agar cair didapatkan dalam
cawan-cawan petri. Lalu tuangkan agar yang telah dingin kedalam cawan petri
bertutp steril. Setelah itu, segeralah letakkan tutup cawan ketempatnya semula, angkat
cawan dan miringkan perlahan-lahan dari satu sisi ke sisi lain untuk menyebarkan
agar keseluruh bagian dasar cawan sehingga merata. Setelah agar cawan siap mikroba
disebarkan pada permukaan agar dengan menggunakan jarum ose yang steril yang
telah disiapkan diletakagar dengan menggunakan jarum ose yang steril yang telah
disiapkan diletakkan pada sumber isolat, kemudian menggoreskan jarum ose tersebut
pada cawan berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis
horizontal disatu sisi cawan. Ose disterilkan lagi dengan api Bunsen, setelah kering
ose tersebut digunakan untuk mengores-goreskan sebelumnya pada sisi cawan kedua.
Pada metode ini, goresan disisi pertama diharapkan koloni tumbuh padat dan
berhimpit, sedangkan pada goresan sisi kedua, koloni mulai tampak jarang dan begitu
pula selanjutnya, sehingga didapatkan koloni yang tampak tumbuh terpisah dengan
koloni lain. Seluruh tahap hendaknya dilakukan secara aseptic agar tidak terjadi
kontaminasi (Sutedjo,1996).
Metode totol digunakan untuk media PDA, biasanya metode totol ini
digunakan untuk jamur. Teknik metode ini dengan memindahkan mikroba yang
tumbuh dalam media PDA biakan campuran menggunakan jarum ose yang telah pijar
diatas lampu Bunsen, kemudian ambil mikroba dengan ose, kemudian totolkan
ditengah-tengah pada media agar. Tunggu sampai 48 jam diinkubasi.
Manfaat biakan murni yaitu mendapatkan 1 jenis spesies dan mempelajari
morphology, fisiologi, biokimia, genetika, atau kegiatan apapun dari mikkroba hanya
dapat dilakukan apabila kita telah mempunyai isolate murni (Dwidjoseputro, 2005)
Dalam melakukan percobaan in terdapat factor kesalahan yaitu praktikan yang
salah dalam menggoreskan dan kurangnya ketelitian, sehingga pertumbuhan biakan
murni tidak didapatkan. Dan apabila praktikan langsung menggunakan jarum ose
yang masih panas sehingga membuat mikroba yang akan ditumbuhkan mati.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan tentang pembuatan biakan murni, disimpulakn bahwa :
- Prinsip metode cawan gores (streak plate) yaitu mendapatkan koloni yang
benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses
isolasi. Cara mempersiapkan agar cawan, yaitu cairkan media agar dengan
memanaskannya baik-baik dalam air mendidih, kemudian dinginkan hingga
suhu 45oC – 47oC.
- Prinsip dari biakan murni ialah memisahkan satu jenis (spesies) mikroba
(bakteri dan jamur) dengan mikroba lain yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba.
- Manfaat biakan mmurni, yaitu untuk mendapatkan koloni yang 1 jenis, dan
mempelajari morfologi, fisiologi, biokimia, genetika, atau kegiatan apapun
dari mikroba hanya dapat dilakukan apabila kita telah mempunyai isolat
murni.
5.2 Saran
Sebaiknya pada saat melakukan metode totol maupun cawan gores
berhati-hati dan bekerja secara aseptis, jangan menggunakan jarum ose yang sangat
panas karena dapat mengakibatkan mikroba yang terkena panas dapat mati.
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, Geo F. 2001 . Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika : Surabaya
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta
Hastowo, Sugyono. 1992. Mikrobiologi Bogor : Institut Pertanian : Bogor
Sutedjo, Mul Mulyani. 1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta : Jakarta