PERBEDAAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS ANTARA SISWA...
Transcript of PERBEDAAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS ANTARA SISWA...
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenui Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
AHMAD MIFTAHUL KHAIR
NIM1111016100006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
PERBEDAAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS ANTARA
SISWA YANG MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA
BERBASIS INKUIRI TERSTRUKTUR DAN INKUIRI
TERBIMBING PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN
(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 32 Jakarta)
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
ABSTRAK
Ahmad Miftahul Khair (1111016100006). Perbedaan Keterampilan Generik
Sains antara Siswa yang Menggunakan Lembar Kerja Siswa Berbasis
Inkuiri Terstruktur dan Inkuiri Terbimbing pada Konsep Sistem
Pernapasan (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 32 Jakarta). Skripsi Program
Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan generik sains
antara siswa yang menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terstruktur
dan inkuiri terbimbing pada konsep sistem pernapasan. Penelitian ini dilakukan di
SMA Negeri 32 Jakart Tahun Ajaran 2016/2017. Metode penelitian yang
digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group
design. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik simple random
sampling. Sampel penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu XI MIPA 2 sebagai
kelompok eksperimen I (menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri
terstruktur) dan XI MIPA 1 sebagai kelompok eksperimen II (menggunakan
lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing). Instrumen penelitian berupa soal
uraian sebanyak 8 soal, lembar observasi aktivitas siswa dan guru, serta lembar
kerja siswa. Berdasarkan pengujian hipotesis statistik data Gain dengan uji-t pada
taraf signifikan 0,05 diperoleh thitung lebih besar dibandingkan ttabel (7,03 > 1,99)
sehingga Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan
keterampilan generik sains antara siswa yang menggunakan lembar kerja siswa
berbasis inkuiri terstruktur dan inkuiri terbimbing pada konsep sistem pernapasan
di SMA Negeri 32Jakarta.
Kata Kunci : Keterampilan generik sains, Lembar Kerja Siswa, Inkuiri
Terstruktur, Inkuiri Terbimbing.
iv
ABSTRACT
Ahmad Miftahul Khair (1111016100006). The Differences of Science Generic
Skill Between Student using Worksheet Based on Structure Inquiry and Guided
Inquiry on the Concept of Respiratory System (A Quasi Experiment at SMAN
32 Jakarta). Undergraduate Thesis of Biology Education Program, Science
Education Departement, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
The aim of this research is to determine the difference of science generic skill
between students using worksheet based on structure inquiry and guided inquiry
on the concept of Respiratory System at SMAN 32 Jakarta in 2016/2017 Academic
year. The type of this research was quasi experiment design with nonequivalent
control group design. The sample of this research was chosen through simple
random sampling technique. This sampling consist of two classes that was XI
MIPA 2 as Experiment Group 1 (used worksheet based on structure inquiry) and
XI MIPA I as Experiment group II (used worksheet based on guided inquiry). The
instruments test were essay test consists of 8 question, student observation sheet
and teacher observation sheet, and also worksheet. Based on statistical hypothesis
test of Gain score with t-test at 0.05 significant level obtained tcount greater than
ttable (7,03 > 1,99) so that Ho is rejected. This suggests there is a difference in the
increase of generic science skills between students using worksheet based on
structured inquiry and guided inquiry on the concept of respiratory system at
SMA Negeri 32Jakarta.
Keyword: Science Generic Skill, Worksheet, Stucture Inquiry, Guided Inquiry.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya
dengan rahmat, karunia, dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul Perbedaan Keterampilan Generik Sains antara Siswa yang
Menggunakan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Terstruktur dan
Inkuiri Terbimbing pada Konsep SistemPernapasan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Semoga menjadi amal baik dan dibalas oleh
Allah SWT dengan balasan yang baik. Oleh karena itu, apresiasi dan terima kasih
yang setinggi-tingginya ingin penulis ucapkan pada kesempatan kali ini. Secara
khusus, apresiasi dan terimakasih tersebut disampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif HidayatullahJakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif HidayatullahJakarta.
4. Ir. Mahmud Maratua Siregar, Dosen pembimbing I dan Meiry Fadilah Noor,
M.Si., Dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dalam
memberikan bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsiini.
5. Dr. Zulfiani, M.Pd., Dosen pembimbing akademik pendidikan biologi A
tahun 2011 yang telah memberikan bimbingan selama masaperkuliahan.
6. Muhammad Ridhwan, P.Hd., Kepala Laboratorium Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah menjadi validator untuk ujicoba Lembar
Kerja Siswa yang digunakan dalam penelitianini.
vi
7. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Biologi yang telah
memberikan ilmu selama proses perkuliahan di perguruan tinggiini.
8. Dra. Sugiyanti, S.Pd., Kepala SMA Negeri 32 Jakarta yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian ini dan Dwi Suwartini,
S.Pd., guru bidang studi Biologi Kelas XI SMA Negeri 32 Jakarta yang
telah memberikan bimbingan danarahan.
9. Siswa kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 2 SMA Negeri 32 Jakarta Tahun
Ajaran 2016/2017 yang telah membantu terlaksananya penelitianini.
10. Ayah dan bunda tercinta Drs. Jamaluddin Khair, M.MPd., dan Sutini serta
kakak Haris Wahyu Utama, S.Pd., dan Citra Permata, S.Pd., yang selalu
mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis sehingga selalui
termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Ns. Ratna Sari, S.Kep., yang selalu memberikan dukungan moril maupun
materil, do’a, dan motivasi bagipenulis.
12. Taufiq, S.Sos.I, M.Pd.I., Kepala SMP Al-Fath BSD yang selalu memberikan
motivasi dan izin kepada penulis untuk bimbingan skripsi dan rekan-rekan
guru di SMP Al-Fath BSD yang memberikan semangat, saran, dan bantuan
dalam menyelesaikan penelitianini.
13. Seluruh teman-teman pendidikan biologi angkatan 2011 yang sama-sama
saling mendoakan, khususnya Dian, Fitria, Dira, Mutia, Qorina, Andini, Isti,
Fathimah, Dwi, Shofyan, Reinaldi, Zar, Didi, dan Hary yang selalu
memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsiini.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
atas do’a dandukungannya.
Jakarta, Maret 2018
Penulis
Ahmad Miftahul Khair
vii
ABSTRACT...............................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
DAFTAR TABEL....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................
A. Latar Belakang Masalah......................................................................
B. Identifikasi Masalah............................................................................
C. Pembatasan Masalah...........................................................................
D. Perumusan Masalah............................................................................
E. Tujuan Penelitian................................................................................
F. Manfaat Penelitian..............................................................................
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS...............
A. Kajian Teori........................................................................................
1. Keterampilan Generik Sains...........................................................
2. Pembelajaran Inkuiri......................................................................
a. Pengertian Pembelajaran Inkuiri...............................................
v
vi
viii
xi
xiii
1
1
5
5
6
6
7
8
8
8
14
14
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHANPEMBIMBINGSKRIPSI ............................. i
LEMBARPENGESAHANPENGUJI ........................................................ ii
SURAT PERNYATAANKARYASENDIRI ............................................. iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
b. Ciri-CiriPembelajaran Inkuiri ....................................................... 17
c. Tingkat PembelajaranInkuiri ........................................................ 18
3. PembelajaranInkuiriTerstruktur ........................................................ 18
a. Pengertian PembelajaranInkuiriTerstruktur ................................. 18
b. Tahap Pelaksanaan PembelajaranInkuiriTerstruktur .................... 19
c. Kelebihan dan Kekurangan PembelajaranInkuiriTerstruktur ....... 21
4. PembelajaranInkuiriTerbimbing ....................................................... 21
a. Pengertian Pembelajaran InkuiriTerbimbing ................................ 21
viii
b. Tahap Pelaksanaan PembelajaranInkuiriTerbimbing ................... 23
c. Kelebihan dan Kekurangan PembelajaranInkuiriTerbimbing ...... 25
5. LembarKerjaSiswa ............................................................................ 25
a. Pengertian Lembar Kerja Siswa .................................................. 25
b. Macam-Macam LembarKerjaSiswa............................................ 27
c. Tujuan dan Fungsi LembarKerjaSiswa ....................................... 27
d. Langkah-Langkah Penyusunan LembarKerjaSiswa ................... 28
e. Sistematika Penyusunan LembarKerjaSiswa .............................. 28
B. Kajian PenelitianyangRelevan ............................................................... 30
C. KerangkaBerpikir ................................................................................... 31
D. HipotesisPenelitian ................................................................................ 32
BAB IIIMETODOLOGIPENELITIAN ................................................... 33
A. Tempat danWaktu Penelitian ................................................................. 33
B. Metode danDesain Penelitian ................................................................ 33
1. MetodePenelitian ............................................................................. 33
2. DesainPenelitian .............................................................................. 34
C. Populasi danSampel Penelitian .............................................................. 35
1. PopulasiPenelitian ............................................................................. 35
2. SampelPenelitian ............................................................................... 35
D. VariabelPenelitian .................................................................................. 36
E. TeknikPengumpulan Data ...................................................................... 36
F. InstrumenPenelitian ............................................................................... 37
1. InstrumenTes ..................................................................................... 37
2. InstrumenNon-Tes ............................................................................. 39
a. LembarKerjaSiswa ....................................................................... 39
b. LembarObservasi .......................................................................... 40
G. KalibrasiInstrumen ................................................................................. 41
1. InstrumenTes ..................................................................................... 41
a. Validitas ........................................................................................ 41
b. Reliabilitas .................................................................................... 42
c. Tingkat Kesukaran ........................................................................ 43
ix
d. Daya Beda..................................................................................... 43
2. InstrumenNon-Tes ............................................................................. 44
H. TeknikAnalisis Data ............................................................................... 44
1. UjiNormalitas .................................................................................... 45
2. UjiHomogenitas ................................................................................ 46
3. UjiHipotesis ....................................................................................... 46
4. Uji Gain ............................................................................................. 47
5. Teknik Analisis KeterampilanGenerik Sains .................................... 48
6. Teknik Analisis LembarKerjaSiswa .................................................. 48
7. Teknik AnalisisLembar Observasi .................................................... 49
I. Hipotesis Statistik .................................................................................. 49
BAB IV HASIL PENELITIANDANPEMBAHASAN ............................. 50
A. HasilPenelitian ....................................................................................... 50
1. Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa Kelompok EksperimenI
danEksperimenII ............................................................................... 51
2. Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen Idan
EksperimenII ..................................................................................... 52
3. Hasil Gain ......................................................................................... 54
4. Hasil Persentase Ketercapaian KeterampilanGenerikSains .............. 54
B. Hasil Analisis Data ................................................................................ 56
C. Pembahasan ............................................................................................ 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 66
A. Kesimpulan ............................................................................................ 66
B. Saran ...................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 68
LAMPIRAN ................................................................................................. 75
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Generik Sains .................................... 12
Tabel 2.2 Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Terstruktur ............ 20
Tabel 2.3 Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ........... 23
Tabel 3.1 Desain Penelitian ..................................................................... 34
Tabel 3.2 Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data........................ 36
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Generik Sains ............ 38
Tabel 3.4 Kriteria Penafsiran Validitas Instrumen .................................. 42
Tabel 3.5 Kriteria Penafsiran Reliabilitas Instrumen .............................. 42
Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal ......................................... 43
Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda Soal ............................................. 44
Tabel 3.8 Kategori Ketercapaian Keterampilan Generik Sains .............. 48
Tabel 4.1 Persentase Ketercapaian Keterampilan Generik Sains pada
Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Terstruktur dan Inkuiri
Terbimbing .............................................................................. 51
Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II ..... 52
Tabel 4.3 Hasil Posttest Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II .... 53
Tabel 4.4 Persentase Ketercapaian Keterampilan Generik Sains
Kelompok Eksperimen I (Lembar Kerja Siswa Berbasis
Inkuiri Terstruktur) .................................................................. 54
Tabel 4.5 Persentase Ketercapaian Keterampilan Generik Sains
Kelompok Eksperimen II (Lembar Kerja Siswa Berbasis
Inkuiri Terbimbing) ................................................................. 55
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Pretest, Posttest, dan Gain
Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II ........................... 57
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest, Posttest, dan Gain
Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II ........................... 57
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelompok Eksperimen I dan
Eksperimen II .......................................................................... 58
xi
Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelompok Eksperimen I dan
Eksperimen II .......................................................................... 58
Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Gain Kelompok Eksperimen I dan
Eksperimen II .......................................................................... 59
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Per-Indikator Keterampilan Generik
Sains Berdasarkan Data Gain Kelompok Eksperimen I
dan Eksperimen II ................................................................... 60
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok
Eksperimen I ...................................................................... 75
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok
Eksperimen II ..................................................................... 93
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen I ................... 112
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen II .................. 122
Lampiran 5 Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa .............................. 134
Lampiran 6 Lembar Validasi Lembar Kerja Siswa oleh Ahli ................ 141
Lampiran 7 Kisi-Kisi Instrumen Tes..................................................... 151
Lampiran 8 Lembar Uji Coba Instrumen Tes ........................................ 169
Lampiran 9 Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ......... 178
Lampiran 10 Instrumen Tes ..................................................................... 186
Lampiran 11 Kunci Jawaban dan Rubrik Penilaian Instrumen Tes ......... 192
Lampiran 12 Lembar Hasil Wawancara Guru ......................................... 209
Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelompok
Eksperimen I ...................................................................... 212
Lampiran 14 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelompok
Eksperimen II ..................................................................... 215
Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Guru Kelompok
Eksperimen I ...................................................................... 218
Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivitas Guru Kelompok
Eksperimen II ..................................................................... 220
Lampiran 17 Data Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Generik
Sains Kelompok Eksperimen I ........................................... 222
Lampiran 18 Data Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Generik
Sains Kelompok Eksperimen II......................................... 224
Lampiran 19 Hasil Persentase Ketercapaian Indikator Keterampilan
Generik Sains Kelompok Eksperimen I dan
Eksperimen II ..................................................................... 226
xiii
Lampiran 20 Hasil Gain Keterampilan Generik Sains Kelompok
Eksperimen I dan Eksperimen II ........................................ 233
Lampiran 21 Hasil Gain Per-Indikator Keterampilan Generik Sains
Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II ...................... 237
Lampiran 22 Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa Kelompok
Eksperimen I dan Eksperimen II ........................................ 239
Lampiran 23 Data Lembar Observasi Aktivitas SiswaKelompok
Eksperimen I dan Eksperimen II ........................................ 244
Lampiran 24 Data Lembar Observasi Aktivitas Guru Kelompok
Eksperimen I dan Eksperimen II ........................................ 254
Lampiran 25 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen I
dan Eksperimen II ............................................................... 264
Lampiran 26 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelmpok Eksperimen I
dan Eksperimen II ............................................................... 267
Lampiran 27 Hasil Uji Normalitas Gain Kelompok Eksperimen I
dan Eksperimen II ............................................................... 270
Lampiran 28 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen I
dan Eksperimen II ............................................................... 273
Lampiran 29 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelompok Eksperimen I
dan Eksperimen II ............................................................... 275
Lampiran 30 Hasil Uji Homogenitas Gain Kelompok Eksperimen I
dan Eksperimen II ............................................................... 277
Lampiran 31 Hasil Uji Hipotesis Pretest ................................................. 279
Lampiran 32 Hasil Uji Hipotesis Posttest ................................................ 280
Lampiran 33 Hasil Uji Hipotesis Gain.................................................... 281
Lampiran 34 Hasil Uji Hipotesis Gain Per-Indikator Keterampilan
Generik Sains ...................................................................... 282
Lampiran 35 Lembar Uji Referensi ......................................................... 288
Lampiran 36 Surat Permohonan Izin Penelitian ...................................... 301
Lampiran 37 Surat Keterangan Penelitian ............................................... 302
Lampiran 38 Dokumentasi Penelitian ...................................................... 303
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembang dengan sangat cepat,
hal ini tentunya memerlukan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas
agar memiliki daya saing yang tinggi. Kualitas sumber daya manusia ditandai
dengan perkembangan cepat pola berpikir yang meliputi kemampuan berpikir
kreatif, kritis, pemecahan masalah, serta mengambil keputusan untuk
mempertahankan diri dan memenangkan persaingan.1 Sains merupakan salah satu
kunci keberhasilan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dan kesiapan
memasuki perkembangan dunia teknologi. Gallagher dalam Haryanti Putri Riza
mengemukakan bahwa perkembangan dunia yang semakin melaju dapat dihadapi
melalui paradigma baru pembelajaran sains yaitu dengan memberikan sejumlah
pengalaman kepada siswa agar dapat menggunakan pengetahuan sainsnya.2
Kenyataannya pola pikir yang memberikan sejumlah pengalaman kepada
siswa dalam pembelajaran sains jarang sekali diperhatikan oleh guru karena faktor
ketidaktahuan. Belajar sains mereka artikan sebagai suatu kegiatan sepenting
menghafal suatu konsep atau melakukan operasi hitung.3 Hal ini terlihat dari cara
guru dalam membelajarkan materi sains di sekolah secara tradisional dengan
memfokuskan pada pelatihan rumus-rumus, latihan soal hitungan, dan menghafal
konsep. Bahkan pembelajaran yang diterapkan pun cenderung homogen sehingga
siswa mendapatkan prestasi yang rendah baik di tingkat lokal maupun global.4 Hal
tersebut merupakan dampak dari pengalaman-pengalaman abstrak yang siswa
1 Sudarmin, Meningkatkan Kemampuan Berpikir Mahasiswa Melalui Pembelajaran
Kimia Terintegrasi Kemampuan Generik Sains, Jurnal Kimia FMIPA Unnes, 2009, h.114. 2
Haryanti Putri Riza dan Muhammad Danial, Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terhadap Keterampilan Generik Sains Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pangkajene Sidrap,
Jurnal FMIPA Universitas Negeri Makassar, 2013, h. 1. 3 Sunyono,dkk.,ProduksiModelLKSdanMediaAnimasiBerorientasiKeterampilan
GenerikSainspadaMateriKimiaKelasXSMA,ProsidingSeminarNasionalPendidikanIII Universitas Lampung, h. 485.
4 Juli Sukimarwati, Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Prestasi Belajar Siswa
dengan Pembelajaran Guided Inquiry Model, Jurnal Florea, Vol. 4 No. 1, 2017, h.12.
1
2
peroleh dalam pembelajaran yang tidak memberikan kesempatan untuk
mengemukakan ide-ide.
Pemerintah Indonesia sebenarnya telah menetapkan sistem pembelajaran agar
dapat bersaing secara global melalui Peraturan Pemerintah No. 32 pasal 19 ayat 1
tahun 2013.5 Peraturan tersebut menjelaskan tentang standar nasional pendidikan
dimana proses pembelajaran pada satuan pendidikan dilaksanakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang. Pembelajaran juga
memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, memberikan kesempatan berkarya,
kreatif dan mandiri. Ketentuan ini sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik, serta psikologi siswa. Guru di setiap satuan pendidikan hendaknya
membelajarkan siswa sesuai amanat Pemerintah Indonesia tersebut.
Selain perlu memiliki kemampuan dalam pemahaman konsep, siswa juga
harus mampu mengintegrasikan keterampilan dasar yang dimilikinya dengan
pengetahuan sains untuk memenuhi kebutuhan hidup pada berbagai situasi.6
Kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan pengetahuan sains yang dimiliki
melalui kerangka berpikir sains dikenal dengan keterampilan generik sains.7
Keterampilan generik sains dapat digunakan untuk melatih siswa menggunakan
penalarannya dalam memahami konsep-konsep yang abstrak dan menyelesaikan
berbagai masalah sains.8 Siswa yang terlatih menggunakan penalarannya, maka
dalam proses memahami konsep tidak hanya menggunakan pengalaman empiris,
tetapi juga terbiasa memahami konsep melalui analisis dan logika.
Keterampilan generik dalam bidang umum di luar ilmu sains memiliki istilah
yang berbeda-beda, ada pula beberapa kompetensi yang berbeda. Namun dari
berbagai macam kompetensi keterampilan generik terdapat enam kompetensi
5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional
Pendidikan, 2013, h. 10, (online: http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2016/08/PP0322013.pdf). 6
Sunyono, Pembelajaran IPA dengan Keterampilan Generik Sains, Makalah FKIP
UNILA, 2009, h. 5-6, (online: https://id.scribd.com/doc/50415120/keterampilan-generik). 7
Ni Made Pujani, dkk., Pembekalan Keterampilan Laboratorium untuk Meningkatkan
Kemampuan Generik Sains Calon Guru pada Bidang Astronomi, Prosiding Seminar Nasional Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta, 2011, h. 178.
8 Sri Agustina, dkk., Analisis Keterampilan Generik Sains Siswa pada Praktikum Besaran
dan Pengukuran Kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Palembang, Jurnal Inovasi dan
Pembelajaran Fisika Universitas Sriwijaya, 2013, h.2.
3
umum yang biasa digunakan yaitu kompetensi dasar, kompetensi berhubungan
dengan orang lain, kompetensi berpikir, kompetensi pribadi, kompetensi
berbisnis, dan kompetensi sosial.9 Kemudian kompetensi-kompetensi tersebut
dikategorikan ke dalam ilmu sains khusunya biologi oleh Taufik Rahman yang
meliputi pengamatan langsung dan tak langsung, kesadaran skala, bahasa
simbolik, kerangka logika, sebab akibat, pemodelan, inferensi, danabstraksi.10
Keterampilan generik sains tidak diperoleh secara tiba-tiba, melainkan harus
dilatih agar terus meningkat.11 Salah satu alternatif untuk melatih keterampilan
generik sains adalah dengan pembelajaran inkuiri yang dituntun dengan lembar
kerja siswa. Pembelajaran inkuiri yang dituntun lembar kerja siswa dapat dikemas
dengan memberikan masalah dalam bentuk pertanyaan yang bersifat investigasi.12
Pembelajaran dengan pemberian masalah menuntut siswa menggunakan alat-alat
inderanya untuk mengumpulkan informasi yang ditindaklanjuti dengan pengajuan
pertanyaan dan merumuskan hipotesis berdasarkan gagasan yang ada. Dengan
demikian, pembelajaran akan memberikan hasil yang lebih baik dan bertahan
dalam waktu jangka panjang daripada pembelajaran yang memberi informasi
secara verbal.
Menurut Heather Banchi dan Randy Bell, terdapat empat tingkatan inkuiri
yaitu inkuiri konfirmasi, inkuiri terstruktur, inkuiri terbimbing, dan inkuiri
bebas.13 Inkuiri konfirmasi dicirikan dengan siswa melakukan kegiatan untuk
membuktikan suatu konsep yang sudah diketahui sebelumnya. Inkuiri terstruktur
mengarahkan siswa melakukan penyelidikan berdasarkan prosedur yang telah
diberikan oleh guru. Inkuiri terbimbing menuntut siswa melakukan penyelidikan
berdasarkan pertanyaan dari guru dengan siswa sendiri yangmenentukan
9 Jennifer Gibb, Generic skills in Vocational Education and Training: Research
Readings, (Australia: National Centre for Vocational Education Research, 2004), h.8. 10
Taufik Rahman, Profil Kemampuan Generik Perencanaan Percobaan Calon Guru Hasil
Pembelajaran Berbasis Kemampuan Generik pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan, Jurnal, 2006,
h.15-16. 11
Sri Agustina, dkk., loc. cit. 12
Muhammad Nasir, dkk.m Pengaruh Pembelajaran Menggunakan LKS Inkuiri
Terintegrasi Generik Sains (ITGS) Terhadap Hasil Belajar Fisika Ditinjau dari Motivasi Berrestasi
Siswa di SMAN 1 Aikmel, Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Universitas Mataram, 2015, h. 79. 13
Heather Banchi dan Randy Bell, The Many Levels of Inquiry, Article University of
Virginia, 2008, h. 26-27, (online: http://static.nsta.org/files/sc0810_26.pdf).
4
prosedurnya. Sedangkan pada inkuiri bebas siswa diberikan kesempatan untuk
bertindak seperti ilmuwan, mengajukan pertanyaan, serta merancang prosedur
secara mandiri. Penelitian ini menggunakan pembelajaran inkuiri terstruktur dan
inkuiri terbimbing yang dituntun oleh lembar kerja siswa. Dengan lembar kerja
siswa diharapkan dapat membangun pengetahuan secara mandiri dan analitis
sehingga siswa akan lebih cepat dan mudah memahami konsep yang sedang
dipelajari.
Meskipun pada pembelajaran inkuiri terstruktur siswa terlibat dalam proses
penyelidikan dan mengembangkan keterampilan. Namun siswa kurang
memperoleh kemampuan berpikir secara mandiri karena permasalahan, proses,
dan hasilnya telah diketahui sebelumnya.14 Lain halnya dengan pembelajaran
inkuiri terbimbing yang mengembangkan sikap ilmiah sehingga siswa akan selalu
terdorong untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar. Siswa juga lebih
mandiri dalam menemukan pengetahuan melalui proses kerja ilmiah. Kebiasaan
bekerja ilmiah ini dapat menumbuhkan kebiasaan berpikir dan bertindak yang
merefleksikan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah yang
dimilikisiswa.15
Materi biologi yang diangkat dalam penelitian ini adalah materi sistem
pernapasan yang merupakan materi pada semester genap di kelas XI dengan
mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 69 Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah yang berbunyi “Menganalisis hubungan antara
struktur jaringan penyusun organ pada sistem respirasi dan mengaitkannya dengan
bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan proses pernapasan, serta gangguan
fungsi yang mungkin terjadi pada sistem respirasi manusia melalui studi literatur,
14
Michal Zion dan Ruthy Mendelovici, Moving from Structured to Open Inquiry:
Challenges and Limits, Journal Science Education International, Vol. 23 No.4, 2012, h. 384. 15
N. L. Santiasih, dkk., Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap
Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD No. 1 Kerobokan Kecamatan Kuta Utara
Kabupaten Badung Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha, Vol. 3, 2013, h. 4.
5
pengamatan, percobaan, dan simulasi”.16 Sistem pernapasan disampaikan dengan
metode pengamatan dan percobaan sehingga proses dalam meningkatkan
keterampilan pengamatan langsung, pemodelan, bahasa simbolik, kesadaran skala,
inferensi, sebab akibat, dan kerangka logika dapat terlaksana.
Terkait permasalahan di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul
“Perbedaan Keterampilan Generik Sains antara Siswa yang Menggunakan Lembar
Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Terstruktur dan Inkuiri Terbimbing pada Konsep
Sistem Pernapasan”.
B. IdentifikasiMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka beberapa
masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat memerlukan
pembelajaran sains yang dapat memberi pengalaman kepadasiswa.
2. Proses pembelajaran sains masih berfokus pada pelatihan rumus-rumus,
latihan soal hitungan, dan menghafalkonsep.
3. Instrumen pengukur keterampilan generik sains belum digunakan oleh guru
karena masih melakukan pengukuran terhadap hasil belajar siswa.
4. Perangkat pembelajaran yang tepat sasaran diperlukan untuk meningkatkan
keterampilan genrik sains agar dapat memberikan life skill tertentu kepada
siswa.
C. PembatasanMasalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian yang dilakukan mengarah
pada tujuan yang akan dicapai. Pembatasan masalah dalam penelitian iniyaitu:
1. Pembelajaran dilaksanakan dengan metode praktikum yang berpedoman pada
inkuiri terstruktur dan inkuiri terbimbing menurut Douglas Llewellyn.17Oleh
16 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 69 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, 2013,
h. 153,
(online:http://direktori.madrasah.kemenag.go.id/media
/files/Permendikbud69TH2013.pdf). 17
Douglas Llewellyn, Differentiated Science Inquiry, (California: Corwin Press, 2011),
h. 15-16.
6
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kedua pembelajaran inkuiri
tersebut dibagi ke dalam lima tahap.18
2. Indikator keterampilan generik yang digunakan mengacu pada Taufik
Rahman.19 Hal ini dikarenakan Taufik Rahman mengembangkan
keterampilan generik sains dalam bidang Biologi.
3. Lembar kerja siswa yang digunakan berbasis pembelajaran inkuiri terstruktur
dan inkuiri terbimbing dan dibuat berdasarkan lembar kerja siswa yang telah
diedarkan oleh PASCO Scientific.20 Kemudian disesuaikan dengan kebutuhan
indikator keterampilan generik sains dan terhadap pembelajaran inkuiri dari
Douglas Llewellyn.
4. Materi yang dijadikan pokok bahasan dalam penelitian ini yaitu konsep
sistem pernapasan pada kelas XI semester genap berdasarkan kompetensi inti
dan kompetensi dasar dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 69 Tahun2013.21
D. PerumusanMasalah
Adapun perumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah:
“Apakah terdapat perbedaan keterampilan generik sains antara siswa yang
menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terstruktur dan inkuiri
terbimbing pada konsep sistem pernapasan?”
E. TujuanPenelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan keterampilan
generik sains antara siswa yang menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri
terstruktur dan inkuiri terbimbing pada konsep sistem pernapasan.
18
Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013, loc. cit. 19
Taufik Rahman, loc. cit. 20
PASCO Development Team, Advanced Physics 1 through Inquiry, Experiment Guide,
2014, (online: https://www.pasco.com/prodCatalog/PS/PS-2848_advanced-physics-through- inquiry-1-teacher-gu/index.cfm).
21 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 69 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, loc.
cit.
7
F. ManfaatPenelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Bagipeneliti
Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman mengenai penggunaan
lembar kerja siswa berbasis inkuiri terstruktur dan inkuiri terbimbing
sehingga menambah bekal sebagai calon pendidik untuk dapat
mengembangkan bahan ajar sendiri yang lebihbaik.
2. Bagiguru
Memberikan informasi dengan menggunakan lembar kerja siswa berbasis
inkuiri terstruktur dan inkuiri terbimbing sebagai panduan dalam praktikum
sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran biologi.
3. Bagisekolah
Memberikan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
menyusun program sekolah agar dapat menerapkan metode dan instrumen
pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
Perangkat pembelajaran merupakan salah satu bagian penting yang harus
ditentukan guru sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Perangkat
pembelajaran yang tepat akan membantu siswa mengembangkan kemampuannya
dengan lebih baik. Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah lembar kerja siswa berbasis inkuiri terstruktur dan inkuiri terbimbing.
Lembar kerja siswa berbasis inkuiri terstruktur dan inkuiri terbimbing diharapkan
dapat mengembangkan keterampilan generik sains siswa. Pada bagian kajian
teoritik ini, akan dijelaskan mengenai teori-teori ataupun konsep-konsep mengenai
keterampilan generik sains, pembelajaran inkuiri terstruktur dan inkuiri
terbimbing, serta lembar kerja siswa.
1. Keterampilan Generik Sains
“In Australia and internationally, generic skill are known by a number of
term including core skill, key skills, essensial skill, basic skill and workplace
know-how”.1 Hal tersebut sesuai dengan tulisan Callan yang menyatakan “In their
interviews, teachers used several phrases to define generic skills, including soft
skills, people skills, transferable skills, work skills, core skills, mayer
competencies and core competencies”.2 Pada kutipan di atas menjelaskan bahwa
di beberapa negara keterampilan generik dikenal dengan beberapa istilah, salah
satunya adalah keterampilan inti.
Menurut Kearns dalam Callan keterampilan generik adalah suatu
keterampilan yang dapat digunakan atau diaplikasikan ke pekerjaan yang
berbeda-beda, keterampilan tersebut meliputi keterampilan kognitifdan
1 Jennifer Gibb, Generic skills: In Vocational Education and Training: Research
Readings, (Australia: National Centre for Vocational Education Research Ltd, 2004), h. 8. 2
Victor J Callan, Generic Skills: Understanding Vocational Education and Training
Teacher and Student Atitudes, (Australia: National Centre for Vocational Education Research Ltd,
2003), h. 17.
8
9
keterampilan pribadi yang relevan dengan bidang pekerjaan.3 Dapat disimpulkan
bahwa keterampilan generik adalah keterampilan inti dan dasar dari beberapa
keterampilan dalam proses pembelajaran di mana keterampilan generik ini adalah
hal yang penting.
“Review of research on generic skills revealed that there is no single
definitive list of generic skills. In different countries different sets of generic skills
are listed and followed, all with similarity and consistency to each other”.4
Kutipan di atas menjelaskan bahwa tidak ada penggunaan pasti mengenai
keterampilan generik, bahkan pada negara yang berbeda tercatat pula penggunaan
daftar yang berbeda, walaupun memiliki kesan yangsama.
Keterampilan generik yang dilakukan pada bidang sains disebut dengan
keterampilan generik sains. Liliasari dalam Pujani menyatakan bahwa
keterampilan generik sains adalah keterampilan berpikir berdasarkan
pengetahuan sains yang dimilikinya dan diperoleh setelah belajar sains.5
Keterampilan generik merupakan keterampilan dasar yang sangat berguna bagi
siswa untuk dapat memecahkan masalah sains di lingkungan sekitarnya maupun
saat proses pembelajaran berlangsung.6 Dapat disimpulkan bahwa keterampilan
generik sains adalah keterampilan dasar terkait dengan keterampilan berpikir
berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya dan diperoleh setelah belajar
sains serta dapat diterapkan dalam berbagai bidang terkait dengan ilmusains.
Ciri dari pembelajaran sains melalui keterampilan generik sains adalah
membekalkan keterampilan generik sains kepada siswa sebagai pengembangan
keterampilan berfikir tingkat tinggi.7 Sejalan dengan pendapat Wina Sanjaya
3 Ibid., h.11.
4 Reena George, Fostering Generic Skills through Participatory Learning Strategies,
International Journal of Fundamental Psychology & Social Sciences, Vol. 1 No. 1, 2011, h. 15. 5
Ni Made Pujani, Pengembangan Perangkat Praktikum Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa Berbasis Kemampuan Generik Sains untuk Meningkatkan Keterampilan Laboratorium
Calon Guru Fisika, Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 3 No. 2, 2014, h. 473. 6 Taufiq dan Ketang Wiyono, The Application Of Hypothetical Deductive Learning
Cycle Learning Model To Improve Senior High School Students‟ Science Generic Skills On Rigid
Body Equilibrium, Proceeding Of The Third International Seminar On Science Education, 2009,
h. 643. 7
Sunyono, dkk., Produksi Model LKS dan Media Animasi Berorientasi Keterampilan
Generik Sains pada Materi Kimia Kelas X SMA, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan III
Universitas Lampung, h. 486.
10
yang menyatakan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal informasi,
menghafal rumus-rumus, tetapi bagaimana menggunakan informasi dan
pengetahuan itu untuk mengasah kemampuan berfikir.8 Berdasarkan hal ini salah
satu solusi untuk membantu melatih siswa dalam keterampilan berpikir adalah
menggunakan indikator yang terdapat pada keterampilan generik. Mengasah
dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya adalah mempertajam (dengan
latihan) pikiran dan sebagainya supaya memiliki kemampuan.9 Berdasarkan
pengertian tersebut, dalam penelitian ini mengasah dilakukan dengan adanya
pengulangan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
Keterampilan generik merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh
generasi muda dan harus dilatih sejak dini karena keterampilan ini tidak dapat
dimiliki dengan singkat dan memerlukan banyak latihan. Dengan keterampilan
generik seorang siswa akan dapat menjadi pembelajar yang sukses, dapat
memecahkan masalah, terlatih untuk berpikir kritis, dimana semua hal ini akan
memberikan manfaat untuk kehidupan bermasyarakat dan bermanfaat juga dalam
dunia kerja sehingga generasi muda sudah terbiasa dengan semua hal tersebut.
Taufik Rahman menyatakan bahwa keterampilan generik dikategorikan hal
“baru” dan jarang dikembangkan para ahli. Khususnya merumuskan secara rinci
serta lengkap tentang keterampilan generik dalam bidang biologi.10 Sedangkan
pada bidang fisika dan kimia keterampilan generik sudah terinci dengan lengkap
sehingga penerapannya dalam bidang biologi dapat disesuaikan dengan
keterampilan generik pada bidang fisika dan kimia.
Brotosiswoyo menyatakan bahwa keterampilan generik dalam pembelajaran
IPA (sains) dapat dikategorikan menjadi (1) pengamatan langsung dan tak
langsung (direct and indirect observation); (2) kesadaran tentang skala besaran
(sense of scale); (3) bahasa simbolik (symbolic language); (4) kerangka logika
taat-asas (logical self-consistency); (5) inferensi logika (logical inference);(6)
8 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2006), Cet. 1, h.101. 9 Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2018, (online: http://kbbi.kata.web.id/mengasah/)
10 Taufik Rahman, Profil Kemampuan Generik Perencanaan Percobaan Calon Guru Hasil
Pembelajaran Berbasis Kemampuan Generik pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan, Jurnal, 2006,
h. 2.
11
hukum sebab akibat (casuality); (7) pemodelan matematika (mathematical
modelling); (8) membangun konsep (concept formation).11 Dari kedelapan
keterampilan generik sains tersebut Liliasari menjelaskannya sebagai berikut:12
Sains mempelajari fenomena alam, karena itu sangat penting manusia
memiliki kemampuan untuk melakukan pengamatan langsung. Apabila
fenomena yang diamati tidak terjangkau oleh indera manusia yang
kemampuannya terbatas, maka perlu dilakukan pengamatan tak langsung dengan
bantuan alat-alat di antaranya mikroskop, teleskop, ampere meter, voltmeter,
indikator, dan masih banyak lagi alat bantu dengan sensitivitas beragam.
Kegiatan ini termasuk pengamatan tak langsung. Dari pengamatan tersebut
peserta didik memiliki kesadaran akan skala besaran yang tidak dikenalnya
dalam kehidupan sehari-hari seperti ukuran jagad raya yang sangat besar
dibandingkan dengan ukuran elektron yang sangatkecil.
Sains memiliki disiplin-disiplin yang merupakan bagian dari sains tersebut.
Agar setiap orang yang mempelajari disiplin-disiplin sains dapat berkomunikasi,
maka perlu adanya bahasa yang dipahami bersama yang disebut sebagai bahasa
simbolik. Misalnya adanya lambang unsur, persamaan reaksi, tanda jantan/betina,
I sebagai kuat arus, R sebagai hambatan. Dari banyak pengamatan alam ternyata
bukan hanya keragaman yang ditemukan, melainkan ada kerangka logika taat-
asas, misalnya hukum mekanika Newton dan elektrodinamika Maxwell dapat
dibuat taat azas dengan lahirnya relativitas Einstein. Logika sangat berperan
dalam melahirkan hukum-hukum sains. Banyak fakta yang tak dapat diamati
langsung ternyata dapat ditemukan melalui inferensi logika. Misalnya suhu nol
Kelvin sampai saat ini belum dapat diverifikasi, tetapi diyakini benar.
Rangkaian hubungan berbagai gejala yang diamati dalam sains dipercaya
selalu membentuk hukum sebab-akibat. Misalnya ikan salmon perak yang lahir di
air tawar dan kemudian hidup di lautan lepas, akan kembali bertelur di tempat
kelahirannya dan kemudian mati di sana. Es akan mencair apabila diletakkan
11 Suprapto Brotosiswoyo, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Fisika di
Perguruan Tinggi, (Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka, 2001), h. 6-20. 12
Liliasari, Membangun Masyarakat Sains Berkarakter Bangsa Melalui Pembelajaran,
Makalah Seminar Unnes, 2011, h. 5-6.
12
pada suhu di atas 0o C. Untuk mempermudah mencari jawaban terhadap
hubungan-hubungan yang diamati, maka dibentuk suatu pemodelan matematik.
Selain itu untuk mempelajari banyak gejala alam, perlu dicari hubungan antara
banyak gejala yang membangun konsep. Misalnya sejumlah zat seperti larutan
HCl, HNO3, H2SO4, CH3COOH dapat memerahkan lakmus dan memiliki pH
kurang dari 7, membangun konsep „asam‟.
Penelitian ini menggunakan keterampilan generik dalam bidang Biologi yang
dikembangkan oleh Taufik Rahman yang diadaptasi dari keterampilan generik
fisika oleh Brotosiswoyo. Berikut adalah indikator keterampilan generik biologi
yang dikembangkan oleh Taufik Rahman:13
Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Generik Sains
No. Indikator Cakupan Keterampilan
1. Pengamatan
langsung
a. Mengamati objek yang karakteristiknya dapat
diobservasilangsung
b. Mengungkapkan karakteristik objek (lisan, tulisan,
atau gambar) berdasarkan hasil penginderaan
langsung
c. Melihat objek menggunakan lup ataumikroskop
2. Pengamatan
tidak langsung
a. Mengamati objek yang karakteristiknya tidak dapat
diobservasi langsung oleh indera tetapi efeknya
yang terobservasi dengan alat atau melaluiproses
b. Mengobservasi potensial, intensitas, kandungan,
atau konsentrasi suatu zat dengan menggunakan
alat
c. Mengungkapkan karakteristik objek (lisan, tulisan,
gambar) melalui penginderaan taklangsung
d. Menentukan konsentrasi zat dengan titrasi atau
menggunakanspektrofotometer
e. Menentukan amilum hasil fotosintesisdengan
13
Taufik Rahman, op. cit., h. 15-16.
13
larutan lugol
3. Kesadaran skala a. Menggunakan ukuran, besaran, dan satuan serta
membandingkan objek satu dengan yanglain
b. Membuat perbandingan ukuran antara objek tiruan
dengan objeksebenarnya
c. Menggambar suatu objek denganproposional
d. Menyayat objek dengan ukuran yang sesuai untuk
dapat dilihat di bawahmikroskop
4. Bahasa simbolik a. Menggunakan istilah, rumus atau perhitungan yang
menggunakan lambang atausimbol
b. Menjelaskan simbol-simbol dalambiologi
c. Menggunakan simbol, aturan, rumus matematika
atausainsdalammemecahkanataumenjelaskan
masalah biologi
5. Kerangka logika a. Membuat atau menggunakan kriteria untuk suatu
fenomena
b. Mengelompokkan berdasarkan kriteria
c. Membuat atau menggunakan kuncideterminasi
d. Membuat atau menggunakan petakonsep
6. Sebab akibat a. Menjelaskan, menghubungkan atau menentukan
perlakuan dan hasil perlakuan
b. Menentukan variabel (variabel bebas, terikat,
kendali,rambang)
c. Menghubungkan dua atau lebih variabel (rumusan
masalah)
d. Merumuskan kesetimbangankimia
7. Pemodelan a. Membuat objek, aktivitas, atau tiruan yang dapat
digunakan sebagaicontoh
b. Melakukan peragaan atau aktivitas tertentuuntuk
dicontoh
14
c. Membuat tabel dari data yang belumditabelkan
d. Mengubah tabel data ke dalam bentuk uraian atau
sebaliknya
e. Mengubah data ke dalam grafik atausebaliknya
f. Mengubah uraian kata ke dalam bentuk
grafik/gambar/bagan atausebaliknya
8. Inferensi a. Membuat kesimpulan berdasarkan data hasil
observasi
b. Merumuskan kesimpulan untuk persoalan baru
berdasarkan akibat logis dari kesimpulan-
kesimpulan atau teori-teori yang ada, tanpa melihat
bagaimana makna konkretsesungguhnya
c. Membuat penjelasan atau argumen berdasarkan
rujukan
d. Memecahkan masalah berdasarkanrujukan
e. Menarik kesimpulan berdasarkanrujukan
9. Abstraksi a. Mewujudkan objek abstrak biologi (misal proses
Fisiologi) menjadi obyek yang bisa dilihat dan
dipahami (misal dalam bentuk gambar, model, atau
animasi)
Berdasarkan indikator keterampilan generik sains yang telah dikembangkan
oleh Taufik Rahman, maka indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengamatan langsung, kesadaran skala, bahasa simbolik, kerangka logika, sebab
akibat, pemodelan dan inferensi. Pemilihan indikator keterampilan generik sains
tersebut disesuaikan dengan pembelajaran inkuiri terstruktur dan inkuiri
terbimbing yang termuat di dalam lembar kerja siswa.
2. PembelajaranInkuiri
a. Pengertian Pembelajaran Inkuiri
15
Inkuiri yang dalam bahasa Inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau
pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan
manusia untuk mencari atau memahami informasi.14 Menurut Abdul Majid
strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.15
Sementara itu, Alberta Learning menyatakan “Inquiry-based learning is a
process where students are involved in their learning, formulate questions,
investigate widely and then build new understandings, meanings and
knowledge”.16 Kutipan tersebut menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis inkuiri
adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam merumuskan pertanyaan yang
mengarahkan untuk melakukan investigasi dalam upaya membangun
pengetahuan dan maknabaru.
Inquiry merupakan perluasan proses discovery yang digunakan lebih
mendalam. Inkuiri merupakan proses menjawab pertanyaan dan menyelesaikan
masalah berdasarkan fakta dan pengamatan, sedangkan discovery adalah
menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh
melalui pengamatan atau percobaan. Jadi, belajar dengan menemukan (discovery)
sebenarnya adalah bagian dari proses inkuiri.17
Pembelajaran inkuiri banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif.
Menurut aliran ini pada hakikatnya adalah proses mental dan proses berpikir
dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu secara
optimal. Belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan menumpuk ilmu
pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk
peserta didik melalui keterampilan berpikir.18 Oleh sebab itu, pembelajaraninkuri
14
Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,
dan Kontekstual, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014), Cet. 1, h.78. 15
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 1,
h. 222. 16
Alberta Learning, Focus on Inquiry: A Teacher’s Guide to Implementing Inquiry-based Learning, (Canada: Learning and Teaching Resouces Branch, 2004), h. 1.
17 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), Cet. 1, h. 97. 18
Wina Sanjaya, op. cit., h. 195.
16
merupakan salah satu dari sekian banyak strategi pengajaran yang dapat guru
terapkan dalam mengajarkan ilmu sains.
Sasaran utama dalam kegiatan belajar mengajar melalui strategi inkuiri antara
lain keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar,
keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran, serta
mengembangkan sikap percaya diri sendiri (self-belief) pada diri siswa tentang
apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.19 Siswa diberi motivasi untuk melatih
kemampuan berpikir kritis seperti mencari informasi, menganalisis argumen dan
data, membangun dan mensintesis ide-ide baru, memanfaatkan ide-ide awalnya
untuk memecahkan masalah serta menggeneralisasikan data.20
Penerapan pembelajaran inkuiri sangat beragam dan bergantung pada tujuan
penggunaan inkuiri tersebut. Pembelajaran inkuiri yang diperkenalkan Alberta
Learning terdiri dari perencanaan (pembuatan rencana untuk melakukan inkuiri),
mencari informasi (pengumpulan dan pemilihan informasi, serta mengevaluasi
informasi), mengolah (analisis informasi dengan mencari hubungan dan
melakukan inferensi), mengkreasi (mengelola informasi, mengkreasi dan
memperbaiki produk), berbagi (komunikasi atau paparan hasil pada audien
terkait), dan mengevaluasi (evaluasi produk dan proses inkuiri yang telah
dilakukan).21
Pembelajaran inkuiri berdasarkan Douglas Llewellyn dikategorikan ke dalam
beberapa tahap oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan diantaranya
identifikasi dan penetapan ruang lingkup masalah (mengidentifikasi dan
merumuskan masalah), merencanakan dan memprediksi hasil (mempersiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan), penyelidikan untuk pengumpulan data
(menggunakan keterampilan proses sains untuk mengumpulkan data), interpretasi
data dan mengembangkan kesimpulan (menarik kesimpulan danmerumuskan
19
Lefudin,BelajardanPembelajaran,(Yogyakarta:CVBudiUtama,2014),Cet.1,h. 229.
20 I Made Sweca, Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Terhadap Penguasaan
Materi dan Kinerja Ilmiah Siswa Kelas X Sma Negeri 4 Denpasar, Jurnal, 2011, h. 17. 21
Alberta Learning, op. cit., h. 45-71.
17
penjelasan), serta melakukan refleksi (melakukan evaluasi terhadap proses inkuiri
yang telah dilakukan).22
Sementara itu, Gulo menerapkan pembelajaran inkuiri diawali dengan
merumuskan masalah (kesadaran terhadap masalah), merumuskan jawaban
sementara (menguji dan menggolongkan jenis data yang dapat diperoleh),
menguji jawaban tentatif (merakit peristiwa, menyusun data, dan analisis data),
menarik kesimpulan (mencari pola dan makna hubungan), serta menerapkan
kesimpulan dan generalisasi.23
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
inkuiri merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif menemukan
pengetahuan atau pemahaman secara mandiri. Tujuan utama dari pembelajaran
inkuiri adalah untuk mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir kritis,
mampu memecahkan masalah secara ilmiah, dan mampu mengembangkan
keterampilan generik sainssiswa.
b. Ciri-Ciri PembelajaranInkuiri
Pembelajaran inkuiri memilki beberapa ciri, diantaranya:24Pertama,
pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan. Artinya dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya
berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan guru secara
verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi
pelajaran itusendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan
demikian, pada pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai satu-
satunya sumber belajar, melainkan lebih diposisikan sebagai fasilitator dan
motivator belajarsiswa.
22 Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013, Makalah, 2014, h. 7-9, (online:
https://id.scribd.com/document/364900961/4-Materi-Pendekatan-Model-Pemb-Kur13-290914). 23
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), h. 95. 24
Trianto Ibnu Badar al-Tabany, op. cit., h. 80.
18
Ketiga, tujuan dari pembelajaran inkuiri yaitu mengembangkan kemampuan
berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam
pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi
pelajaran, tetapi juga bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya.
c. Tingkat PembelajaranInkuiri
Pembelajaran inkuiri memiliki tingkat berdasarkan kompleksitas dalam
penerapannya. Heather Banchi dan Randy Bell membagi pembelajaran inkuiri
menjadi empat tingkat antara lain:25Confirmation inquiry, siswa diberikan
pertanyaan dan prosedur (metode), dan hasilnya telah diketahui sebelumnya.
Structured inquiry, pertanyaan dan prosedur masih diberikan oleh guru, namun
siswa membuat penjelasan yang didukung dengan bukti yang telah mereka
kumpulkan. Guided inquiry, guru hanya memberi siswa pertanyaan penelitian,
dan siswa merancang prosedur (metode) untuk menguji pertanyaan dan membuat
penjelasan. Open inquiry, siswa memiliki kesempatan untuk bertindak seperti
ilmuwan, mengajukan pertanyaan, serta merancang dan mengkomunikasi
hasilnya.
Sementara itu, Colburn mengelompokkan pembelajaran inkuiri ke dalam
empat tingkat diantaranya:26Structured inquiry, guru menyediakan rumusan
masalah penyelidikan, bahan, dan prosedur, sedangkan hasilnya dicari oleh siswa
sendiri. Guided inquiry, guru hanya menyediakan bahan dan rumusan masalah
penyelidikan, dan siswa merancang prosedur penyelidikan untuk mencari
jawaban permasalahan. Inquiry open-ended, mirip dengan guided inquiry, dengan
tambahan bahwa siswa juga merumuskan masalah mereka sendiri untuk
diselidiki.LearningCycle,menekankansiswauntukmenemukankonsepbaru,
25 Heather Banchi dan Randy Bell, The Many Levels of Inquiry, Article University of
Virginia, 2008, h. 26-27, (online: http://static.nsta.org/files/sc0810_26.pdf). 26
Alan Colburn, An Inquiry Primer, Article California State University, 2000, h. 42,
(online: http://www.experientiallearning.ucdavis.edu/module2/el2-60-primer.pdf).
19
kemudian guru memberikan nama resmi untuk konsep tersebut dan siswa
menerapkannya dalam konteks yang berbeda.
3. Pembelajaran InkuiriTerstruktur
a. Pengertian Pembelajaran InkuiriTerstruktur
Inkuiri terstruktur merupakan pembelajaran yang menuntut siswa untuk
melakukan penyelidikan terhadap pertanyaan yang guru ajukan dengan mengikuti
petunjuk langkah demi langkah di dalam lembar kerja.27 Hal tersebut sejalan
dengan Evi Nalisa, dkk. yang menyatakan bahwa metode inkuiri terstruktur yaitu
pembelajaran dimana permasalahan yang harus diselidiki siswa diberikan oleh
guru melalui kegiatan hands-on, selain itu juga memberikan prosedur dan materi
yang harus dikerjakan oleh murid tanpa memberitahukan hasil apa yang
diperoleh dari percobaantersebut.28
Siswa ditekankan untuk menemukan hubungan antara variabel atau
generalisasi dari data yang telah dikumpulkan dalam pembelajaran inkuiri
terstruktur. Jenis inkuiri ini serupa dengan aktivitas buku memasak, walaupun
aktivitas buku masak umumnya mencakup lebih banyak arahan daripada aktivitas
inkuiri terstruktur tentang apa yang harus diamati oleh siswa dan data mana yang
akan dikumpulkan.29 Guru masih memegang peranan dalam menentukan topik,
pertanyaan, bahan dan prosedur. Sedangkan analisis hasil dan kesimpulan
dilakukan oleh murid.30 Oleh karena itu, siswa dituntut untuk mengikuti setiap
langkah kerja dalam kegiatan hands-on yang telah disusun oleh guru melalui
lembar kerja siswa.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri
terstruktur adalah salah satu model pembelajaran inkuiri dimana guru memilih
topik, menyajikan permasalahan, pertanyaan dan menyediakan materi beserta
27 Lisa Martin-Hansen, Defining Inquiry, Article The Science Teacher, 2002, h. 37,
(online: http://www.nsta.org/publications/news/story.aspx?id=46515). 28
Evi Nalisa, dkk., Pengaruh Metode Inquiry Terstruktur Terhadap Hasil Belajar Murid
Dalam Pembelajaran IPA di Kelas IV, Jurnal Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP UNTAN Pontianak, 2015, h.3. 29
Alan Colburn, loc. cit. 30
Evi Nalisa, dkk., loc. cit.
20
prosedur percobaan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Akan tetapi dalam
proses pembelajarannya siswa diharuskan menganalisis data yang diperoleh dari
kegiatan ilmiah yang telah dilakukan sehingga mengantarkannya kepada
kesimpulan (solusi dari sebuah masalah).
b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran InkuiriTerstruktur
Berdasarkan penerapan pembelajaran inkuiri terstruktur menurut Douglas
Llewellyn, kementerian pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia
mengelompokkannya ke dalam lima tahap sebagai berikut:31
Tabel 2.2 Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Terstruktur
Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Guru
Kegiatan Peserta Didik
Identifikasi dan
penetapan ruang
lingkupmasalah
• Memberikanmasalah • Mengidentifikasi dan
merumuskanmasalah
Merencanakan dan
memprediksihasil
• Memberikan prosedur
langkah demi langkah
setiap tahap untukdiikuti
• Menyediakan alat dan
bahan yangdiperlukan
• Membaca dan mengikuti
arah sesuai dengan
lembar kegiatan ataulab
• Memeroleh alat dan
bahan seperti yang
tercantum padalembar
kegiatan atau lab
Penyelidikan untuk
pengumpulandata
• Membimbing dan
memastikan semua
peserta didik pada tugas
dan memahamiprosedur
• Menggunakan
keterampilan proses sains
untuk mengumpulkan
data
• Mencatat hasil
pengamatan
• Mengorganisasi datayang
31 Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013, op. cit., h.7-8.
21
terkumpul dengan grafik
atau tabel sehingga
tampak pola-pola dan
hubungan dalam data
Interpretasi data dan
mengembangkan
kesimpulan
• Mendorong peserta didik
untuk bekerja sebagai
sebuahkelompok
• Menarik kesimpulan dan
merumuskanpenjelasan
• Mengomunikasikanhasil
penyelidikan
Melakukan Refleksi • Mendorong peserta didik
untuk berpikir atau
melakukan refleksi pada
pengetahuan yang baru
merekatemukan
• Melakukan evaluasi
terhadap proses inkuiri
yang telahdilakukan
• Mengajukan pertanyaan
baru berdasarkandata
yang terkumpul
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran InkuiriTerstruktur
Pembelajaran inkuiri terstruktur memiliki beberapa kelebihan dalam
penerapannya di kelas antara lain:32 menerapkan pengetahuan dalam situasi yang
berbeda; mendapatkan kemampuan untuk belajar dan menerapkan materi
pengetahuan; mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sehari-hari;
serta memperoleh dan menganalisa informasi menjadi lebihterampil.
Sementara itu, kekurangan penerapan pembelajaran inkuiri terstrukutur
yaitu:33 diharuskan adanya persiapan mental; kurang berhasil pada kelas yang
besar seperti sebagian waktu hilang karena membantu siswa dalam menemukan
teori-teori; harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan
siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pembelajaran secara tradisional
jika guru tidak menguasai pembelajaran inkuiri terstruktur ini.
4. Pembelajaran InkuiriTerbimbing
32
Evi Nalisa, dkk., op. cit., h. 4. 33
Ibid.
22
a. Pengertian Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Inkuiri terbimbing adalah pembelajaran yang dilakukan dengan melibatkan
siswa dalam penyelidikan, membantu siswa mengidentifikasi konsep atau
metode, dan mendorong siswa menemukan cara untuk memecahkan masalah
yang dihadapi.34 Pengertian tersebut sejalan dengan Ni Putu Marheni, dkk. yang
menjelaskan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan suatu model
pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan penyelidikan dan menjelaskan
hubungan antara objek dan peristiwa. Bentuk pembelajaran inkuiri terbimbing
berupa memberi motivasi kepada peserta didik untuk menyelidiki masalah-
masalah yang ada dengan menggunakan cara-cara keterampilan ilmiah dalam
rangka mencaripenjelasan-penjelasannya.35
Guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa
dalam pembelajaran inkuiri terbimbing. Pernyataan dan pertanyaan pengarah
selain dikemukakan langsung oleh guru juga diberikan melalui pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat dalam lembar kerja siswa, agar siswa mampu
menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk
memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru.36 Dengan kata lain, guru
ada sebagai seorang sumber yang memberikan pertolongan secukupnya untuk
meyakinkan siswa agar tidak gagal dalam melakukan percobaan.
Tahap awal pengajaran diberikan bimbingan lebih banyak dengan pertanyaan
pengarah yang dikemukakan langsung oleh guru maupun diberikan melalui
pertanyaan yang terdapat di dalam lembar kerja siswa. Sikap ilmiah dan hasil
belajar siswa dapat meningkat apabila guru memberikan pengarahan dan
bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatannya sehingga dapat
34 Idhun Prasetyo Riyadi, dkk., Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
(Guided Inquiry) pada Materi Sistem Koordinasi untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains
pada Siswa Kelas XI IPA 3 SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal
Pendidikan Biologi, Vol. 7 No. 2, 2005, h.83. 35
Ni Putu Marheni, dkk., Studi Komparasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan
Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa
pada Pembelajaran Sains SMP, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Ganesha, Vol. 4,
2014, h. 2. 36
Ayu Fatmasary dan Supriyanto, Pengembangan LKS Praktikum Identifikasi Proses
Pencernaan Hewan Ruminansia Berbasis Guided Inquiry di SMA, Unnes Journal of Biology
Education, 2005, h. 2.
23
membangkitkan minat siswa, meningkatkan rasa ingin tahu siswa, mendorong
siswa berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, aktif mengolah informasi dan
terhindar dari cara belajar menghafal.37
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri
terbimbing merupakan pembelajaran dengan cara membimbing siswa untuk dapat
menemukan pemahamannya sendiri terhadap suatu konsep melalui permasalahan
yang disajikan oleh guru. Pembelajaran ini berfokus dalam mengkonstruk
pengetahuan siswa dengan peranan guru memberikan suatu permasalahan yang
kemudian diselesaikan oleh siswa melalui kegiatan eksperimen. Pembelajaran
inkuiri terbimbing lebih menuntut siswa untuk aktif dan kritis daripada inkuiri
terstruktur karena pada pembelajaran ini siswa merancang sendiri penyelesaian
masalah yang diberikan guru.
b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran InkuiriTerbimbing
Berdasarkan penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dikemukakan
oleh Douglas Llewellyn, kementerian pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia mengelompokkannya ke dalam lima tahap antara lain:38
Tabel 2.3 Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Guru
Kegiatan Peserta Didik
Identifikasi dan
penetapan ruang
lingkupmasalah
• Mengajukan masalah
untuk dipecahkan atau
pertanyaan untuk
diselidiki
• Mendefinisikan sifat dan
parametermasalah
Merencanakan dan
memprediksihasil
• Mendorong pesertadidik
untuk merancang
prosedur atau sarana
• Brainstorm (curah
pendapat) tentang
alternatif prosedur dan
37 Mariani Natalina, dkk., Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiry) untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA 5 SMA
Negeri 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012, Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung,
2013, h. 84. 38
Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013, op. cit., h. 8-9.
24
untuk memecahkan
masalah atau jawaban
pertanyaan yangdiajukan
• Mendorong peserta didik
untuk memilih dengan
tepat alat dan bahan yang
diperlukan
solusi pemecahan
masalah
• Memilih atau merancang
strategi pemecahan
masalah
• Memilih alat danbahan
yang dibutuhkan dengan
tepat
Penyelidikan untuk
pengumpulandata
• Membimbing peserta
didik dalam melakukan
investigasi, dan
mendorong tanggung
jawab individu para
anggota kelompok
• Mengarahkan peserta
didik memanfaatkan
sumber daya informasi
lainnya untuk pemecahan
masalah
• Mengimplementasikan
rencana untuk
memecahkanmasalah
• Menggunakan
keterampilan proses sains
untuk mengumpulkan dan
menganalisisinformasi
• Melakuan observasi,
mengumpulkan data,
berkomunikasi dan
bekerja sama dengan
anggota kelompok
lainnya
Interpretasi data dan
mengembangkan
kesimpulan
• Membimbing peserta
didik mengorganisasidata
• Membuat catatan
pengamatan
• Mengolah data yang
terkumpul dalambentuk
grafik dan tabel
25
• Membimbing cara peserta
didik untuk
mengkomunikasikan
temuan dan
penjelasannya
• Membuat pola-pola dan
hubungan dalamdata
• Menarik kesimpulan dan
merumuskanpenjelasan
• Mengomunikasikan hasil
penyelidikan
Melakukan Refleksi • Mendorong peserta didik
untuk berpikir atau
melakukan refleksi pada
pengetahuan yang baru
merekatemukan
• Melakukan evaluasi
terhadap proses inkuiri
yang telahdilakukan
• Mengajukanpertanyaan
baru berdasarkan data
yang terkumpul
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran InkuiriTerbimbing
Pembelajaran inkuiri terbimbing banyak dianjurkan peneliti karena memiliki
kelebihan antara lain:39 memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai
dengan gaya belajar mereka; dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman; serta dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar
bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Namun pembelajaran inkuiri terbimbing juga memiliki beberapa kekurangan
pada penerapannya yaitu:40 sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa;
sulit merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa
dalam belajar; kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan
waktu yang panjang sehingga guru sering kesulitan menyesuaikannya dengan
waktu yang telah ditentukan; serta selama kriteria keberhasilan belajarditentukan
39 Trianto Ibnu Badar al-Tabany, op. cit., h. 82-83.
40 Ibid., h. 83.
26
oleh kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran, maka strategi
initampaknya sulit diimplementasikan.
5. Lembar Kerja Siswa
a. Pengertian Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa adalah lembaran-lembaran berisi materi, ringkasan, dan
tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Peran lembar kerja siswa dalam
pembelajaran salah satunya adalah sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan
peran pendidik namun lebih mengaktifkan peserta didik.41 Pengertian lain
menyebutkan bahwa lembar kerja siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas
yang harus dikerjakan oleh siswa.42
Lembar kerja siswa juga merupakan media pembelajaran, karena dapat
digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang
lain. Lembar kerja siswa menjadi sumber belajar dan media pembelajaran
tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dirancang.43 Keberadaan lembar
kerja siswa memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar-mengajar
sehingga penyusunan lembar kerja siswa harus memenuhi berbagai persyaratan
misalnya syarat didaktik, konstruksi, dan teknik.44
Lembar kerja siswa sebaiknya dibuat sendiri oleh guru karena akan lebih
menarik serta lebih kontekstual dengan situasi dan kondisi sekolah maupun
lingkungan sosial budaya siswa. Hal tersebut senada dengan Eli Rohaeti, dkk.
yang menyatakan bahwa lembar kerja siswa merupakan salah satu sumber belajar
yang dapat dikembangkan oleh guru sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan
pembelajaran yang akan dihadapi.45
41 Rivalia Anggraini, dkk., Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis
Keterampilan Proses di SMAN 4 Jember, Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol.4 No.4, 2016, h. 351. 42
Poppy Kamalia Devi, dkk., Pengembangan Perangkat Pembelajaran, (Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA, 2009), h. 32, (online:
https://id.scribd.com/doc/260525507/keterampilan-proses-dalam-pembelajaran-ipa-pdf). 43
Endang Widjajanti, Kualitas Lembar Kerja Siswa, Jurnal Pendidikan Kimia FMIPA UNY, 2008, h. 1.
44 Eli Rohaeti, dkk., Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains
Kimia untuk SMP, Jurnal FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, Jilid 10 No. 1, 2009, h. 2. 45
Ibid.
27
Lembar kerja siswa berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa. Tugas yang
diberikan dapat berupa tugas teori dan atau tugas praktik. Tugas teoritis misalnya
membaca artikel tertentu, kemudian membuat rangkuman dan dipresentasikan.
Sementara itu, tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan,
misalnya survey tentang harga bawang merah dan bawang putih dalam kurun
waktu tertentu di suatu tempat atau dapat berupa menyelesaikan suatu
permasalahan.46
Dari penjelasan mengenai lembar kerja siswa di atas, dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa lembar kerja siswa merupakan salah satu bahan ajar yang
berisi materi dan tugas-tugas yang memiliki tujuan mempermudah siswa dalam
memahami suatu konsep tertentu dengan menyesuaikan kondisi pembelajaran
(kondisi siswa dan lingkungan sekitar) sehingga tercapai kompetensi yang
diharapkan.
b. Macam-Macam Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa terbagi menjadi dua jenis yaitu lembar kerja siswa
eksperimen dan lembar kerja siswa non eksperimen. Lembar kerja siswa untuk
eksperimen berupa lembar kerja yang memuat petunjuk praktikum dan
menggunakan alat-alat dan bahan-bahan. Sementara itu, lembar kerja siswa non
eksperimen berupa lembar kegiatan yang memuat teks dan menuntun siswa
melakukan kegiatan diskusi suatu materi pelajaran.47
Jika dilihat dari maksud dan tujuan pengemasan materi pada lembar kerja
siswa, maka lembar kerja siswa dapat dibagi menjadi lima macam bentuk antara
lain: (a) Lembar kerja siswa yang membantu siswa menemukan suatu konsep; (b)
Lembar kerja siswa yang membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan
berbagai konsep yang telah ditemukan; (c) Lembar kerja siswa yang berfungsi
sebagai penuntun belajar; (d) Lembar kerja siswa yang berfungsi sebagai
46 TheresiaWidyantini,PenyusunanLembarKerjaSiswa(LKS)SebagaiBahanAjar,
Artikel PPPPTK Matematika, 2013, h. 3. 47
Poppy Kamalia Devi, dkk., loc. cit.
28
penguatan; dan (e) Lembar kerja siswa yang berfungsi sebagai petunjuk
praktikum.48
c. Tujuan dan Fungsi Lembar KerjaSiswa
Menurut Andi Prastowo dalam Destiana Apriani, terdapat empat poin yang
menjadi tujuan penggunaan lembar kerja siswa yaitu menyajikan bahan ajar yang
memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan; menyajikan
tugas-tugas yang dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang
diberikan; melatih kemandirian belajar siswa; dan memudahkan pendidik dalam
memberikan tugas kepada siswa.49 Sementara itu, lembar kerja siswa memiliki
fungsi diantaranya mempercepat proses pengajaran dan menghemat waktu
penyajian suatu topik; membangkitkan minta siswa jika lembar kerja siswa
disusun secara rapih, sistematis dan mudah dipahami siswa; meningkatkan
motivasi belajar dan rasa ingin tahu siswa; serta meningkatkan kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah50
d. Langkah-Langkah Penyusunan Lembar KeraSiswa
Untuk menghasilkan lembar kerja siswa yang baik guru hendaknya
menyusunnya dengan cermat sesuai dengan kebutuhan siswa dantujuan
pembelajaran yang hendak dicapai. Untuk itu terdapat langkah-langkah
menyusun lembar kerja siswa antara lain:51 (1) Mengkaji materi yang akan
dipelajari siswa yaitu dari kompetensi dasar, indikator hasil belajarnya dan
sistimatika keilmuannya; (2) Mengidentifikasi jenis keterampilan proses yang
akan dikembangkan pada saat mempelajari materi tersebut; (3) Menentukan
bentuk LKS yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan; (4) Merancang
kegiatan yang akan ditampilkan pada LKS sesuai dengan keterampilan proses
yang akan dikembangkan; (5) Mengubah rancangan menjadi LKS dengan tata
letak yang menarik, mudah dibaca dan digunakan; (6) Menguji coba LKSapakah
48
Mariani, dkk., Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Metode Kerja Kelompok
Berbantuan Lembar Kerja Siswa, Jurnal Pendidikan, 2012, h. 4. 49
Destiana Apriani, Pengembangan LKPD Berbasis Pendekatan Konstruktif untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis, Tesis Universitas Lampung, 2018, h. 19-20. 50
Endang Widjajanti, op. cit., h. 2. 51
Poppy Kamalia Devi, dkk., op. cit., h.36.
29
sudah dapat digunakan siswa untuk melihat kekurangan-kekurangannya; dan (7)
Merevisi kembali LKS.
e. Sistematika Penyusunan Lembar KerjaSiswa
Sistematika lembar kerja siswa umumnya terdiri dari sebagai berikut:52 (1)
Pengantar, berisi uraian singkat yang mengetengahkan bahan pelajaran yang
dicakup dalam kegiatan/praktikum; (2) Tujuan, memuat tujuan yang berkaitan
dengan permasalahan yang diungkapkan di pengantar; (3) Alat dan bahan,
memuat alat dan bahan yang diperlukan; (4) Langkah kegiatan, berisi instruksi
untuk melakukan kegiatan; (5) Tabel pengamatan, berupa tabel-tabel data untuk
mencatat data hasil pengamatan selama praktikum; dan (6) Pertanyaan, berupa
pertanyaan yang jawabannya dapat membantu siswa untuk mendapatkan konsep
yang dikembangkan atau mendapat kesimpulan.
Dari penjelasan mengenai lembar kerja siswa di atas, maka dalam penelitian
ini dirancang lembar kerja siswa berbasis inkuiri terstruktur dan inkuiri
terbimbing yang diadaptasi dari lembar kerja siswa buatan PASCO Scientific
dalam Advanced Physics 2 through Inquiry: Experiment Guide.53 Pada lembar
kerja siswa berbasis inkuiri terstruktur tercantum judul dan tujuan, alat dan
bahan, serta prosedur kerja. Siswa hanya dituntut untuk menuliskan hasil
pengamatan dan kesimpulan dari kegiatan praktikum yang dilakukan. Sementara
itu, pada lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing tidak terdapat prosedur
kerja. Lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing menuntut siswa untuk lebih
aktif dan kreatif dalam kegiatan praktikum terutama merancang percobaan
dengan alat dan bahan yang sudah ditentukan.
Lembar kerja siswa berbasis inkuiri terstruktur dan inkuiri terbimbing yang
telah dirancang dilakukan validasi terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai
salah satu instrumen pengumpul data. Validasi dilakukan oleh dosen prodi
pendidikan biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai ahli. Setelah
dilakukan validasi oleh dosen ahli, dilakukan ujicoba terhadap kedua lembar
52 Ibid., h. 32-33.
53 PASCO Development Team, Advanced Physics 1 through Inquiry, Experiment Guide,
2014, (online: https://www.pasco.com/prodCatalog/PS/PS-2848_advanced-physics-through-
inquiry-1-teacher-gu/index.cfm).
30
kerja siswa tersebut kepada beberapa mahasiswa dengan arahan kepala
laboratorium prodi pendidikan biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lembar
kerja siswa yang telah selesai divalidasi dan diujicoba kemudian diperbaiki
sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.
B. Kajian Penelitian yangRelevan
Penelitian yang dilakukan oleh Hesty Octafiana dengan judul “Perbedaan
Keterampilan Generik Sains Antara Siswa yang Menggunakan Model
Pembelajaran Inkuiri Terstruktur dengan Siswa yang Menggunakan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Konsep Sel”, menunjukkan hasil bahwa
keterampilan generik sains siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing lebih baik daripada siswa yang menggunakan model pembelajaran
inkuiri terstruktur.54
Penelitian yang dilakukan oleh Haryanti Putri Rizal dan Muhammad Danial
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Keterampilan
Generik Sains Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pangkajene Sidrap”,
didapatkan hasil bahwa model pembelajaran inkuiri berpengaruh positif terhadap
keterampilan generik sains siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pangkajene Sidrap pada
materi pokok Larutan Penyangga. Hal ini dibuktikan dengan nilai N-Gain skor
keterampilan generik sains dari kelas eksperimen yang lebih baik daripada nilai N-
Gain skor kelaskontrol.55
54
Hesty Octafiana, dkk., Perbedaan Keterampilan Generik Sains Antara Siswa yang
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur dengan Siswa yang Menggunakan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Konsep Sel, e-Journal Edusains Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, Vol. 7 No. 02, 2015, h. 185-190. 55
Haryanti Putri Riza dan Muhammad Danial, Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terhadap Keterampilan Generik Sains Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pangkajene Sidrap,
Jurnal FMIPA Universitas Negeri Makassar, 2013, h. 1.
31
Penelitian yang dilakukan oleh Eki Yuliyanti, dkk. dengan judul
“Peningkatan Keterampilan Generik Sains dan Penguasaan Konsep Melalui
Laboratorium Virtual Berbasis Inkuiri”, menunjukkkan hasil bahwa penggunaan
laboratorium virtual berbasis inkuiri dapat meningkatkan keterampilan generik
sains dan penguasaan konsep.56 Hal ini terlihat dari hasil uji t yang menunjukkan
terdapat perbedaan atau mengalami peningkatan secara signifikan nilai tes antara
pretest dan posttest keterampilan generik sains dan penguasaan konsep mahasiswa
setelah menggunakan pembelajaran laboratorium virtual berbasis inkuiri materi
arus listriksearah.
Penelitian yang dilakukan oleh Jon Darmawan, dkk. dengan judul “Metode
Pembelajaran Eksperimen Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep dan Keterampilan Generik Sains Siswa SMA”, hasilnya metode
pembelajaran eksperimen berbasis inkuiri secara signifikan dapat lebih
meningkatkan keterampilan generik sains siswa. Hal ini ditunjukkan oleh
persentase rata-rata N-Gain setiap indikator keterampilan generik sains kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.57
Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Septiani dengan judul “Efektivitas Model
Inquiry Based Learning (IBL) Berbantuan Modul dalam Meningkatkan
Pemahaman Konsep dan Keterampilan Generik Sains Siswa”, mendapatkan hasil
bahwa penerapan model IBL berbantuan modul pada materi larutan penyangga
dan hidrolisis garam efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep dan
keterampilan generik sains siswa SMA Negeri 1 Ngawen.58
C. KerangkaBerpikir
56 Eki Yuliyanti, dkk., Peningkatan Keterampilan Generik Sains dan Penguasaan Konsep
Melalui Laboratorium Virtual Berbasis Inkuiri, Jurnal Pendidikan Sains Indonesia Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh, Vol. 04 No. 02, 2016, h. 76. 57
Jon Darmawan dkk., Metode Pembelajaran Eksperimen Berbasis Inkuiri untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Generik Sains Siswa SMA, Jurnal Program
Studi Pendidikan IPA PPs Unsyiah Aceh, 2013, h. 7-11. 58
Dwi Septiani, Efektivitas Model Inquiry Based Learning (IBL) Berbantuan Modul
dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Generik Sains Siswa, Skripsi Jurusan
Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, 2013, h.
102.
32
Tujuan pendidikan sains adalah membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman serta mendorong siswa untuk mengembangkan
keterampilan untuk menyelidiki komponen-komponen kehidupan fisik, material,
dan teknologi dan lingkungan siswa secara ilmiah. Untuk itu setiap pembelajaran
dalam pendidikan sains harus menumbuhkan kualitas pemikiran semacam
kemandirian berpikir, keaslian ide, dan kebebasan berpikir. Hal tersebut dapat
meningkatkan kualitas pemikiran nilai-nilai sosial.
Pembelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis dan bukan hanya belajar kumpulan
pengetahuan konsep-konsep dan prinsip saja tetapi belajar IPA juga merupakan
penemuan. Belajar IPA menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung
untuk mengembangkan sejumlah keterampilan. Salah satunya adalah
meningkatkan keterampilan generik sains siswa dalam menggali alam sekitar dan
memahaminya. Keterampilan generik sains diperlukan siswa untuk mempelajari
berbagai konsep dan menyelesaikan berbagai masalah sains misalnya pada materi
ekosistem mengenai limbah dan pencemaran lingkungan.
Salah satu alternatif model pembelajaran yang mampu mengembangkan
keterampilan generik sains adalah inkuiri, dimana siswa diberikan kesempatan
untuk menemukan sendiri pengetahuan yang sedang dibangun. Pembelajaran
inkuiri ini tidak hanya menghapal suatu konsep yang sudah ada, siswa memiliki
pengalaman langsung dalam menemukan konsep tersebut.
Berdasarkan jenisnya, model pembelajaran inkuiri terbagi menjadi tiga, yaitu
inkuiri terstruktur, inkuiri terbimbing, dan inkuiri terbuka. Namundalam penelitian
ini peneliti hanya meniliti dua jenis inkuiri, yaitu inkuiri terstruktur dan inkuiri
terbimbing. Kedua model pembelajaran inkuiri ini memiliki perbedaan dalam
peranan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dikarenakan hal tersebut
memungkinkan adanya keterampilan generik sains yang muncul pada siswa.
Pembelajaran inkuiri membutuhkan suatu bahan ajar yang berfungsi sebagai alat
bantu untuk memahami konsep yang sedang dipelajari. Alat bantu tersebut adalah
lembar kerja siswa yang dikembangkan berlandaskan model
pembelajaraninkuiriterstrukturdaninkuiriterbimbing.Penelitianinibertujuan
33
untuk mengetahui jenis model inkuiri manakah yang lebih tepat untuk
mengembangkan keterampilan generik sains siswa.
D. HipotesisPenelitian
Sebagai upaya untuk menemukan jawaban dalam penelitian ini penulis
mengajukan hipotesis sebagai jawaban sementara dari masalah yang telah
dirumuskan, yaitu “Terdapat perbedaan keterampilan generik sains antara siswa
yang menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terstruktur dan inkuiri
terbimbing pada konsep sistempernapasan”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan WaktuPenelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 32 Jakarta, Jalan Panjang Komplek
Setneg Baru Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan. Dilaksanakan pada semester
genap bulan Maret 2017 Tahun Ajaran 2016/2017. Pemilihan sekolah didasarkan
atas hasil wawancara dengan guru biologi bahwa SMAN 32 Jakarta sudah
menggunakan kurikulum 2013. Oleh karena itu, siswa telah terbiasa dengan
pembelajaran aktif seperti diskusi, presentasi, dan praktikum karena kegiatan
pembelajaran di kelas menerapkan pendekatan saintifik. Namun guru di sekolah
ini saat pembelajaran dengan praktikum menggunakan lembar kerja siswa buatan
sendiri yang hanya mengacu pada kegiatan di buku IPA dan belum melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa dalam melakukan penyelidikan. Guru
pun belum pernah melakukan penilaian terhadap keterampilan generik sains pada
siswa.1 Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penilaian
keterampilan generik sains menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri
terstruktur dan inkuiri terbimbing di SMA Negeri 32 Jakartaini.
B. Metode dan DesainPenelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode quasi experiment atau eksperimen
semu. Eksperimen ini disebut kuasi, karena bukan merupakan eksperimen murni
tetapi seperti murni, seolah-olah murni.2 Penelitian kuasi eksperimen merupakan
metode penelitian yang tidak memungkinkan peneliti melakukan kontrol secara
penuh terhadap sampel penelitian. Penempatan subjek dalam kelompok yang
dibandingkan pada quasi experiment tidak dilakukan secara acak.
1 Lampiran 12.
2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005), Cet. 1, h. 207.
33
34
Penelitian ini menggunakan dua kelas yang dijadikan sebagai kelompok
eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Kelompok eksperimen I adalah XI
MIPA 2 yang menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terstruktur,
sedangkan kelompok eksperimen II yaitu kelas XI MIPA 1 menggunakan lembar
kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing. Tujuan dari penelitian adalah mengukur
keterampilan generik siswa pada kedua kelompok tersebut.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan nonequivalent control group design.
Desain ini terdapat dua kelompok yang diberi pretest untuk mengetahui keadaan
awal adakah perbedaan antara kedua kelompok. Selanjutnya diberikan perlakuan,
dan posttest yang hasilnya dibandingkan. Desain penelitian dapat dilihat pada
Tabel 3.1 berikut:3
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
SI
(Eksperimen I) O1 XI O2
GI
(Eksperimen II) O1 XII O2
Keterangan:
O1 : Tes awal (pretest) yang sama pada kedua kelompok eksperimen
O2 : Test akhir (posttest) yang sama pada kedua kelompokeksperimen
XI : Pembelajaran menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terstruktur
XII : Pembelajaran menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiriterbimbing
Pada awal kegiatan sebelum dilakukan perlakuan, kedua kelompok diberikan
tes awal (pretest) terlebih dahulu. Kemudian dilakukan perlakuan kepada siswa
dengan pembelajaran menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terstruktur
untuk kelompok eksperimen I, serta kelompok eksperimen II menggunakan
lembar kerja siswa berbasis inkuiri tebimbing. Setelah perlakuan, siswa pada
kedua kelompok eksperimen diberikan tes akhir (posttest). Pretest dilakukan
3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 18, h. 116.
35
dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai konsep yang akan
diajarkan, serta ketercapaian keterampilan generik sains siswa sebelum diberikan
perlakuan. Sementara itu, posttest dilakukan setelah pemberian perlakuan selesai
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap konsep dan keterampilan
generik sains yang telah dikuasai oleh siswa.
C. Populasi dan SampelPenelitian
1. PopulasiPenelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Populasi target dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa SMAN 32 Jakarta pada tahun ajaran 2016/2017,
sedangkan populasi terjangkaunya adalah siswa kelas XI yang berjumlah 4 kelas.
2. SampelPenelitian
Sampel merupakan sejumlah anggota yang dipilih dari populasi.5 Teknik
pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini yaitu probability
sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi
sampel.6 Teknik penentuan sampel menggunakan simple random sampling.
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.7
Dari 4 kelas XI MIPA yang terdapat di SMAN 32 Jakarta, dipilih dua kelas secara
acak untuk dijadikan sebagai kelompok eksperimen. Selanjutnya untuk
menentukan kelompok eksperimen I dan eksperimen II juga dilakukan secara
acak. Maka didapatkan kelas XI MIPA 1 sebagai kelompok eksperimen II yang
menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing. Sementara itu,kelas
4 Ibid., h. 117.
5 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h.147. 6 Ibid., h. 151.
7 Sugiyono, op. cit., h. 120.
36
XI MIPA 2 sebagai kelompok eksperimen I menggunakan lembar kerja siswa
berbasis inkuiri terstruktur.
D. VariabelPenelitian
Variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk
bilangan atau konsep yang mempunyai dua nilai atau lebih pada suatu kontinum.8
Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (mempengaruhi/sebab)
dan variabel terikat (dipengaruhi/akibat). Variabel bebas (independent) yang
digunakan yaitu lembar kerja siswa berbasis inkuiri terstruktur dan inkuiri
terbimbing, disimbolkan dengan X. Sementara itu, variabel terikatnya (dependent)
adalah keterampilan generik sains yang disimbolkan denganY.
E. Teknik PengumpulanData
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan tes dan non-tes.
Tes diberikan kepada seluruh siswa yang berada di kelompok eksperimen I dan
eksperimen II, sebelum perlakuan (pretest) maupun setelah perlakuan (posttest).
Tes yang digunakan untuk pretest dan posttest adalah soal yang sama dalam
bentuk tes subjektif berupa soal essay yang disesuaikan dengan indikator
keterampilan generik sains. Selain menggunakan tes, pengumpulan data juga
dilakukan dengan teknik non-tes berupa lembar observasi. Lembar observasi
dilakukan untuk mengamati keterlaksanaan kegiatan pembelajaran guru dan siswa
terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Adapun
teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis Data
Sumber Data Teknik Pengumpulan
Data
8 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2010), Cet. 5, h.12-13.
37
Tes awal (pretest)
Siswa Tes subjektif dalam
bentuk soal essay
Penilaian saat perlakuan
Siswa kelompok
eksperimen I
Lembar kerja siswa
berbasis inkuiri
terstruktur
Siswa kelompok
eksperimen II
Lembar kerja siswa
berbasis inkuiri
terbimbing
Penilaian keterlaksanaan
kegiatan pembelajaran Guru
Lembar observasi
Siswa
Tes akhir (posttest)
Siswa Tes subjektif dalam
bentuk soal essay
F. InstrumenPenelitian
Instrumen penelitian diperlukan untuk menjawab pertanyaan (masalah) dan
menguji hipotesis. Instrumen sebagai alat pengumpul data penelitian harus benar-
benar dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris
sebagaimana adanya.9 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
instrumen tes dan non-tes.
1. Instrumen Tes
Tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang
kemampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran.10 Instrumen tes yang
digunakan berupa soal essay sebanyak 8 soal yang disusun berdasarkan indikator
yang terdapat dalam keterampilan generik sains. Sebelum digunakan dalam
penelitian, instrumen tes diuji validitas dan realibiltasnya terlebih dahulu
sehingga instrumen yang dipakai layak digunakan. Soal tes sebanyak 8 nomor
merupakansoalvaliddari13soalyangdiujikankepadasiswadenganjenjang
h. 155.
9 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), Cet.8,
10WinaSanjaya,PenelitianPendidikan:Jenis,MetodedanProsedur,(Jakarta:Kencana
Prenada Media Grup, 2013), Cet. 1, h. 251.
38
yang lebih tinggi. Indikator keterampilan generik sains yang digunakan yaitu
pengamatan langsung, pemodelan, bahasa simbolik, kesadaran skala, inferensi,
sebab akibat, dan kerangka logika. Tes keterampilan generik sains diberikan
kepada subjek penelitian untuk mengetahui seberapa besar perbedaan
keterampilan generik sains siswa yang diajarkan menggunakan lembar kerja
siswa berbasis inkuiri terstruktur dan lembar kerja siswa berbasis inkuiri
terstruktur pada konsep sistem pernapasan. Instrumen tes yang dibuat mengacu
pada keterampilan generik sains Taufik Rahman.11 Kisi-kisi intrumen tes dapat
dilihat pada tabel3.3.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Intrumen Tes Keterampilan Generik Sains12
No.
Ragam
Keterampilan
Generik Sains
Indikator Keterampilan Generik Sains
Nomor
Soal
1. Pengamatan
langsung
Mengamati obyek yang karakteristiknya
dapat diobservasi langsung oleh indera baik
mengggunakan alat maupun tidak
1A
Mengungkap karakteristik obyek (dengan
lisan, tulisan, atau gambar) berdasarkan
hasil penginderaan langsung
1B, 1C
2. Pemodelan Membuat tabel data dari data yang belum
ditabelkan
2A
Mengubah tabel data ke dalam bentuk
uraian atau sebaliknya
2C
Mengubah uraian kata ke dalam bentuk
grafik/gambar/sketsa/bagian atau
sebaliknya
4A, 7B
Mengubah data ke dalam grafik atau 7A
11 Taufik Rahman, Profil Kemampuan Generik Perencanaan Percobaan Calon Guru Hasil
Pembelajaran Berbasis Kemampuan Generik pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan, Jurnal, 2006,
h.15-16. 12
Lampiran 7.
39
sebaliknya
3. Bahasa simbolik Menggunakan simbol-simbol, aturan-
aturan, rumus-rumus matematika atau sains
(kimia, biologi, fisika) dalam menjelaskan
atau memecahkan masalah biologi
2B, 3A
4. Kesadaran skala Menggunakan ukuran, besaran, dan satuan,
serta membandingkan obyek satu dengan
yang lain
2D
5. Inferensi Membuat kesimpulan berdasarkan data
hasil observasi
3B
6. Sebab akibat Menjelaskan, menghubungkan, atau
menentukan perlakuan (penyebab) dan
hasil perlakuan (akibat)
3C,4B,
5B,5C,
6A,6C,
6D,7C,
7D,8A,
8B,8D
7. Kerangka logika Membuat atau menggunakan kriteria untuk
suatu fenomena
3D,4C,
5A,5D,
6B, 8C
2. IntrumenNon-Tes
Instrumen non-tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar kerja
siswa dan lembar observasi. Lembar kerja siswa digunakan sebagai pengukuran
selama proses pembelajaran. Lain halnya dengan lembar observasi yang
digunakan untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian proses pembelajaran
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telahdibuat.
a. Lembar KerjaSiswa
Lembar kerja siswa yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan
model pembelajaran inkuiri terstruktur untuk kelompok eksperimen I dan inkuiri
terbimbing untuk kelompok eksperimen II dengan mengadaptasi pada lembar
kerja siswa buatan PASCO Scientific dalam Advanced Physics 2 through
40
Inquiry: Experiment Guide.13 Lembar kerja siswa tersebut disesuaikan dengan
sistematika penyusunan lembar kerja siswa yang biasa digunakan di Indonesia
menurut Poppy Kamalia Devi, dkk. dalam Pengembangan Perangkat
Pembelajaran.14 Maka pada lembar kerja siswa berbasis inkuiri terstruktur
tercantum pengantar, tujuan, alat dan bahan, langkah kegiatan, tabel pengamatan,
dan pertanyaan.15 Sementara itu, bagian dari lembar kerja siswa berbasis inkuiri
terbimbing tidak tercantum pengantar, langkah kegiatan, dan tabel pengamatan.
Sebagai gantinya dalam lembar kerja siswa tersebut dilengkapi dengan
pertanyaan penuntun yang membantu siswa untuk menyusun langkah kerja dan
membuat tabel pengamatan secara mandiri.16 Pengukuran lembar kerja siswa
dikaitkan dengan indikator keterampilan generik sains menurut Taufik Rahman.17
Hal ini bertujuan untuk melatih dan mengetahui keterampilan generik sains siswa
selama proses pembelajaran denganpraktikum.
b. LembarObservasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.18 Lembar observasi yang
digunakan merupakan lembar observasi keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung.19 Lembar observasi ini dibuat dalam
bentuk checklist (ya dan tidak) dan diisi oleh observer (pengamat) yang menilai
secara objektif. Tujuan penggunaan lembar observasi pada penelitian ini adalah
untuk melihat konsistensi guru dan siswa terhadap tahap pembelajaran inkuiri
terstruktur dan inkuiri terbimbing seperti yang tertuang dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dalam
pembelajaran inkuiri terstruktur dan inkuiri terbimbing mengacu pada penerapan
13 PASCO Development Team, Advanced Physics 1 through Inquiry, Experiment Guide,
2014, (online: https://www.pasco.com/prodCatalog/PS/PS-2848_advanced-physics-through-
inquiry-1-teacher-gu/index.cfm). 14
Poppy Kamalia Devi, dkk., Pengembangan Perangkat Pembelajaran, (Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA, 2009), h. 32-33,
(online: https://id.scribd.com/doc/260525507/keterampilan-proses-dalam-pembelajaran-ipa-pdf). 15
Lampiran3. 16
Lampiran4. 17
Taufik Rahman, loc. cit. 18
S. Margono, op. cit., h. 158. 19
Lampiran 13-16.
41
inkuiri menurut Douglas Llewellyn.20 Kemudian aktivitas tersebut dibagi ke
dalam lima tahap inkuiri oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada
materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013.21 Kelima tahap inkuiri
tersebut antara lain identifikasi dan penetapan ruang lingkup masalah,
merencanakan dan memprediksi hasil, penyelidikan untuk pengumpulan data,
interpretasi data dan mengembangkan kesimpulan, serta melakukan refleksi.
G. Kalibrasi Instrumen
Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen yang telah dibuat harus
terlebih dahulu melalui tahapan kalibrasi. Tujuan dari kalibrasi adalah agar
intrumen memiliki kualitas yang baik dan layak untuk digunakan dalam penelitian
ini. Instrumen yang digunakan yaitu berupa instrumen tes dan non-tes.
1. InstrumenTes
Penghitungan kalibrasi instrumen tes dalam penelitian ini menggunakan
program Anates. Dilakukan pengujian validasi, realibilitas, taraf kesukaran, dan
daya pembeda soal yang berupa essay.
a. Validitas
Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga benar-benar menilai apa yang seharusnya dinilai.22 Validitas
yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity) yaitu isi
tes sesuai dengan atau mewakili sampel hasil-hasil belajar yang seharusnya
dicapai menurut tujuan kurikulum.23 Kriteria penafsiaran indeks korelasi (r) dapat
menunjukkan suatu instrumen tersebut valid atau tidak valid. Adapun kriteria
penafsiran indeks korelasi (r) dapat dilihat pada Tabel3.5.24
h. 15-16.
20 Douglas Llewellyn, Differentiated Science Inquiry, (California: Corwin Press, 2011),
21 Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013, Makalah, 2014, h. 7-9, (online:
https://id.scribd.com/document/364900961/4-Materi-Pendekatan-Model-Pemb-Kur13-290914). 22
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), Cet. 9, h. 12. 23
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 14, h. 138. 24
Ibid., h.139.
42
Tabel 3.4 Kriteria Penafsiran Validitas Instrumen
Koefisien Kriteria Nomor Soal
0,90 - 1,00 Sangat tinggi -
0,70 - 0,90 Tinggi -
0,40 - 0,70 Cukup 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10
0,20 - 0,40 Rendah 11, 12, 13
0,00 - 0,20 Sangat Rendah 1, 5
Uji validitas dilakukan menggunakan software Anates yang kemudian
hasilnya dianalisis. Dari 13 soal yang diuji coba, terdapat 8 soal valid yang dapat
digunakan untuk mengukur keterampilan generik sains siswa kelas XI SMA
Negeri 32 Jakarta semester genap pada konsep sistem pernapasan. Kedelapan soal
valid tersebut yaitu nomor 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 dan 10.
b. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan keajegan atau ketetapan suatu instrumen penelitian.25
Artinya kapanpun instrumen penelitian tersebut digunakan akan memberikan
hasil yang relatif sama ketika digunakan. Penafsiran reliabilitas menggunakan
kriteria penafsiran indeks korelasi (r) sebagai pedoman penafsiran. Tabel 3.5
menunjukkan kriteria penafsiran reliabilitasinstrumen.
Tabel 3.5 Kriteria Penafsiran Reliabilitas Instrumen
Rentang Kriteria
0,00 - 0,20 Sangat Rendah
0,20 - 0,40 Rendah
0,40 - 0,70 Sedang
0,70 - 0,90 Tinggi
0,90 - 1,00 Sangat Tinggi
h. 100.
25 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
43
Hasil perhitungan yang diperoleh bahwa nilai reliabilitas tes ini adalah 0,76
dengan kriteria reliabilitas tinggi. Pengujian reliabilitas intrumen tes dalam
penelitian ini menggunaka software Anates.
c. TingkatKesukaran
Analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria soal
yang termasuk mudah, sedang dan sukar.26 Indeks kesukaran memiliki nilai
rentang dari 0,0 sampai 1,0. Penghitungan tingkat kesukaran menggunakan
software Anates. Kriteria interpretasi indeks kesukaran tiap butir soal yang
digunakan terdapat pada tabel 3.6.27
Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal
Nilai Kriteria Nomor Soal Valid
0,00 - 0,25 Sukar 3, 7, 8, 9, 10
0,26 - 0,75 Sedang 2, 4, 6
0.76 - 1,00 Mudah -
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran dengan Anates, dari 13 soal
yang diuji cobakan terdapat sebanyak 9 soal sukar dan 4 soal sedang.
d. Daya Beda
Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir soal dalam
membedakan antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang
kurang pandai.28 Daya beda dalam penelitian ini dihitung menggunakan software
Anates. Hasil dari perhitungan dengan Anates tersebut, diinterpretasikan
menggunakan ketentuan yang terdapat pada Tabel 3.7.29
26 Nana Sudjana, op. cit., h. 135.
27 Ibid., h. 137.
28 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Press, 2006), h. 104. 29
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 232.
44
Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda Soal
Nilai Interpretasi Nomor Soal Valid
0,00 – 0,20 Jelek -
0,20 – 0,40 Cukup 3, 4, 6, 7, 8, 10
0,40 – 0,70 Baik 2, 9
0,70 – 1,00 Baik sekali -
Negatif Semuanya tidak baik -
Hasil perhitungan uji daya pembeda dengan Anates, terdapat 4 soal buruk, 7
soal cukup dan 2 soal baik dari 15 soal.
2. InstrumenNon-Tes
Instrumen non-tes berupa lembar kerja siswa, lembar observasi guru dan
lembar observasi siswa. Lembar kerja siswa digunakan untuk menunjang proses
pembelajaran. Lembar observasi guru digunakan untuk mengamati keterlaksanaan
proses pembelajaran dan kesesuaian penerapan model. Lembar observasi siswa
digunakan untuk melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Uji validitas yang digunakan untuk menguji lembar kerja siswa dan lembar
observasi yaitu validitas konstruk. Uji validitas konstruk merupakan penyesuaian
items dalam tes dengan tujuan atau ciri-ciri tingkah laku (domein) yang hendak
diukur.30 Lembar kerja siswa yang telah disetujui oleh dosen pembimbing,
divalidasi oleh dosen prodi pendidikan biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sebagai ahli. Kemudian lembar kerja siswa tersebut diujicoba oleh beberapa
mahasiswa dengan dibimbing kepala laboratorium prodi pendidikan biologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil validasi tersebut digunakan sebagai acuan
dalam memperbaiki lembar kerja siswa agar layak digunakan pada penelitianini.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu proses yang dilakukan setelah data
terkumpul, hal ini dilakukan untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat
dipahami bukan hanya oleh peneliti tetapi juga oleh orang lain yang ingin
30 M. Ngalim Purwanto, op. cit., h. 138.
45
mengetahui hasil penelitian. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik.
Adapun langkah-langkah dalam penggunaan uji statistik adalah sebagai berikut:
1. UjiNormalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas yang dilakukan
menggunakan uji Liliefors terhadap data pretest dan posttest pada kelompok
eksperimen I maupun kelompok eksperimen II. Adapun rumus uji Liliefors adalah
sebagai berikut:31 Lo = F (Zi) – S (Zi)
Keterangan:
Lo : harga mutlak terbesar
S(Zi) : proporsi angka baku
F(Zi) : peluang angkabaku
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung uji normalitas yang
pertamaadalahmengurutkandatadariyangterkecilhinggaterbesar,kemudian
menghitung nilai Zi dari masing-masing data dengan rumus (keterangan
Xi = data, X = rata-rata data tunggal, dan SD = simpangan baku). Setelah itu
dengan mengacu pada tabel distribusi normal baku, menentukan besar peluang
untuk masing-masing nilai Z berdasarkan tabel Z ditulis F (Z ≤ Zi) yang
mempunyai rumus F (Zi) = 0,5 ± Z. Dilanjutkan dengan menghitung proporsi Z1,
Z2, Z3,….Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S
(Z ), maka S (Z ) = . Setelah F (Zi) dan S (Zi) 1 1
diketahui, hitung selisih absolut F (Zi) – S (Zi) pada masing-masing data,
kemudian menentukan harga mutlaknya. Kriteria harga mutlak yang paling besar
adalah Lhitung yang dicari. Lhitung tersebut dibandingkan dengan Ltabel pada tabel
“nilai kritis untuk uji Liliefors”. Jika Lhitung< Ltabel, maka data berdistribusi normal.
31 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: PT Tarsito, 2001), h. 466.
46
2. UjiHomogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
homogen (sama) atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher
dengan rumus sebagai berikut:32
F= =
Keterangan:
F : homogenitas
: variansterbesar
: variansterkecil
Langkah-langkah untuk menghitung uji homogenitas yang pertama dilakukan
yaitu mengurutkan kedua data dari yang terkecil hingga terbesar, kemudian
menentukan nilai varians. Nilai F dihitung dengan rumus =
S 2
1. Sementara itu, Ftabel didapatkan dari rumus Ftabel = F (α; db1; db2) dengan 2
2
db1 = db varians terbesar/db pembilang = (n1-1) dan db2 = db varians terkecil/db
penyebut = (n2-1). Jika Fhitung< Ftabel, maka data kelompok eksperimen I dan
eksperimen II memiliki varians yang homogen.
3. UjiHipotesis
Setelah diketahui bahwa data yang didapat berdistribusi normal dan
homogen, kemudian dilakukan uji hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan
rumus uji-t dengan taraf signifikan α = 0,05. Uji hipotesis dilakukan untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara rata-rata keterampilan generik sains antara siswa yang diajarkan
menggunakanlembarkerjasiswaberbasisinkuiriterstrukturdenganinkuiri
32 Kemas Ali Hanafiah, Dasar-dasar Statistika: Aneka Bidang Ilmu Pertanian dan
Hayati, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.206.
S
t = , dimana =
47
terbimbing pada konsep sistem pernapasan. Adapun rumus uji-t yang digunakan
sebagai berikut:33
Keterangan:
t : hasil hitung distribusit
X1 : rata-rata data kelompok eksperimenI
X2 : rata-rata data kelompok eksperimenII
dsg : standar deviasi gabungan kelompok eksperimen I dan II
n1 : banyaknya data kelompok eksperimen I
n2 : banyaknya data kelompok eksperimen II
S1 : simpangan baku hasil belajar kelompok eksperimen I
S2 : simpangan baku hasil belajar kelompok eksperimenII
Setelah nilai t-hitung didapat, kemudian ditarik kesimpulan dengan
membandingkan t-hitung dan t-tabel. Untuk mencari t-tabel, sebelumnya tentukan
dahulu degrees of freedom atau derajat bebas (db) dengan rumus (db) = (n1 + n2)–
2.Dengandiperolehnyadb,makadapatdicarinilait-tabelpadatarafsignifikanα
= 0,05. Kriteria hipotesis uji-t untuk menganalisis data dalam penelitian ini yaitu:
a. Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak
terdapat perbedaan keterampilan generik sains antara yang menggunakan
lembar kerja siswa berbasis inkuiri terstruktur dan terbimbing pada konsep
sistem pernapasan.
b. Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat
perbedaan keterampilan generik sains antara yang menggunakan lembar kerja
siswa berbasis inkuiri terstruktur dan terbimbing pada konsep sistem
pernapasan.
4. Uji Gain
33 Sudjana, op. cit., h. 239.
5. Teknik Analisis Keterampilan Generik Sains
Untuk mengetahui persentase ketercapaian keterampilan generik sains,
digunakan rumus sebagai berikut:
PersentaseKGS=𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚𝑡𝑖𝑎𝑝𝑖𝑡𝑒𝑚𝐾𝐺𝑆×𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
×100%
Ketercapaian keterampilan generik sains siswa di atas dikelompokkan ke
dalam kriteria berikut ini:35
∑𝑠𝑘𝑜𝑟𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑖𝑎𝑝𝑖𝑡𝑒𝑚𝐾𝐺𝑆
Tabel 3.8 Kategori Ketercapaian Keterampilan Generik Sains
6. Teknik Analisis Lembar KerjaSiswa
Lembar kerja siswa berbasis inkuiri terstruktur dan inkuiri terbimbing pada
kedua kelompok eksperimen digunakan untuk mengetahui gambaran keterampilan
48
Gain merupakan selisih antara nilai pretest dan posttest. Gain menunjukkan
peningkatan pemahaman/penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang
dilakukan guru.34 Rumus yang digunakan untuk mencari nilai Gain adalah sebagai
beikut:
Rentang Kategori
<60 Rendah
60-80 Sedang
>80 Tinggi
generik sains siswa saat proses pembelajaran berlangsung dan sebagai data
pendukung tes. Tahap analisis lembar kerja siswa yang dilakukan pertama adalah
mengklasifikasikan tahap pembelajaran inkuiri terstruktur dan inkuiri terbimbing
pada lembar kerja siswa yang termasuk dalam indikator keterampilan generik
34 David E. Meltzer, The Relationship between Mathematic Preparition and Conceptual
Learning Gains in Physic: A Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores, Journal
American Association of Physics Teacher, 2002, h. 1260. 35
Taufik Rahman, op. cit., h. 9.
Gain = Skor Posttest – Skor Pretest
49
sains. Kemudian indikator keterampilan generik sains yang didapatkan siswa
setelah mengerjakan lembar kerja siswa dalam kelompok dijumlahkan dan
dihitung persentasenya dengan rumus berikut ini:
7. Teknik Analisis LembarObservasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kesesuaian aktivitas guru dan
siswa dalam proses pembelajaran dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang disusun berdasarkan model pembelajaran inkuiri terstruktur dan
inkuiri terbimbing. Tahap analisis lembar observasi yang dilakukan pertama yaitu
mengklasifikasikan aktivitas guru dan siswa pada lembar observasi dengan tahap
pembelajaran inkuiri terstruktur dan inkuiri terbimbing. Selanjutnya
menjumlahkan aktivitas guru dan siswa yang teramati selama proses pembelajaran
dan menghitung persentasenya menggunakan rumus berikutini:
Persentase =
𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ×100%
I. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian yang telah dirumuskan. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:36
Keterangan:
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
Ho : tidak terdapat perbedaan keterampilan generik sains antara siswa yang
menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terstruktur dan inkuiri
terbimbing pada konsep sistempernapasan
Ha : terdapat perbedaan keterampilan generik sains antara siswayang
36 Sugiyono, op. cit., h. 103.
Persentase = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 100%
50
menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terstruktur dan inkuiri
terbimbing pada konsep sistem pernapasan
µ1 : rata-rata keterampilan generik sains siswa pada kelompok eksperimen I
yang menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiriterstruktur
µ2 : rata-rata keterampilan generik sains siswa pada kelompok eksperimen II
yang menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiriterbimbing