PERBANDINGAN PENGARUH VIDEO EDUKASI PRABEDAH …repository.unsri.ac.id/7817/2/RAMA_12201... ·...
Transcript of PERBANDINGAN PENGARUH VIDEO EDUKASI PRABEDAH …repository.unsri.ac.id/7817/2/RAMA_12201... ·...
PERBANDINGAN PENGARUH VIDEO EDUKASI
PRABEDAH ANIMASI DAN NON-ANIMASI
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN
PASIEN ODONTEKTOMI
Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar
Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sriwijaya
OLEH:
KASIAM FATIMAH
04031181419005
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2018
PERBANDINGAN PENGARUH VIDEO EDUKASI
PRABEDAH ANIMASI DAN NON-ANIMASI
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN
PASIEN ODONTEKTOMI
Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar
Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sriwijaya
Oleh:
KASIAM FATIMAH
04031181419005
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2018
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tulisan dan perjalanan skripsi ini
Tak pernah lepas dari untaian
ر اللهم ر ول يس تعس
ة البالل ل ول قو لحو
Ditemani semangat yang membara
Kupersembahkan
Untuk setiap orang yang kucinta
Ibuku, bapakku, adikku, keluargaku
Sahabat-sahabatku...
Serta semua dosen yang dengan sabar
Membimbing dan mendidikku
hingga kini..
-Tiyak-
v
vi
KATA PENGANTAR
PujidansyukurpenulispanjatkankepadaAllahsubhanahuwata’alaatas
segala berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Perbandingan Pengaruh Video Edukasi Prabedah Animasi dan Non-
Animasi terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Odontektomi”. Shalawat serta salam
selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad صلى الله عليه وسلم beserta para sahabat dan
pengikutnya hingga akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi, khususnya
kepada:
1. dr. H. Syarif Husin, M.S. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya yang telah memberikan izin penelitian dan memberikan bantuan
selama penulis menyelesaikan skripsi.
2. drg. Sri Wahyuningsih Rais, M.Kes., Sp.Pros selaku Ketua dan drg. Arya
Prasetya Beuma Putra, Sp.Ort selaku Sekretaris Program Studi Kedokteran
Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya yang memberikan bantuan,
dukungan, masukan, serta semangat selama penulis melaksanakan
perkuliahan.
3. drg. Maya Hudiyati, MDSc selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
sabar dalam memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan doa kepada
penulis selama melaksanakan perkuliahan, serta yang selalu yakin bahwa
penulis dapat melakukan yang terbaik.
4. drg. Valentino Haksajiwo, M.Kes., Sp.BM., MARS selaku pembimbing
skripsi pertama yang berbaik hati selalu meluangkan waktu untuk
bimbingan bahkan di hari sabtu sekalipun, mengizinkan untuk
melaksanakan rangkaian penelitian di klinik beliau, memberikan motivasi,
nasihat, saran, serta doa dari awal penulisan hingga tersusunnya skripsi ini.
5. Amalia Juniarly, S.Psi., MA., Psikolog selaku pembimbing skripsi kedua
yang dengan penuh kasih sayang membantu dalam penulisan skripsi ini,
memberikan kesempatan untuk berdiskusi saat penulis merasa ragu,
vii
memberikan masukan dan saran agar skripsi ini menjadi lebih baik,
memotivasi serta mendoakan penulis dari awal penulisan hingga
tersusunnya skripsi ini.
6. drg. Ickman Setoaji Wibowo, MM atas kesediaannya menguji, meluangkan
waktu untuk membimbing, dan memberikan saran, doa serta motivasi
kepada penulis dalam sidang proposal hingga pelaksanaan penelitian.
7. drg. Trisnawaty K, M.Biomed atas kesediaannya menguji, meluangkan
waktu untuk membimbing, memberikan ilmu, saran, motivasi serta doa
kepada penulis agar mampu menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-
baiknya.
8. Rachmawati, S.Psi, MA atas kesediaannya menguji, selalu meluangkan
waktu untuk bimbingan, dan memberikan ilmu, saran, motivasi, serta doa
kepada penulis agar mampu menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-
baiknya.
9. Drs. Eddy Roflin, Msi dan Iche Andriyani Liberty, S.KM., M.Kes yang
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta saran dalam
pengelolaan data dan uji statistik pada skripsi ini.
10. Seluruh dosen dan staf tata usaha di PSKG FK Unsri yang telah membantu
selama penulis menempuh pendidikan.
11. Direktur dan seluruh staf tata usaha Rumah Sakit Gigi dan Mulut Provinsi
Sumatera Selatan yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan penelitian,
khususnya Mba Ani, Mba Yeni, Mba Elma, Mba Santi, dan Kak Aan yang
telah banyak membantu hingga terlaksananya sidang proposal, penelitian,
dan sidang akhir dengan lancar.
12. Direktur dan seluruh staf Clover Dental Care yang telah memberikan izin
serta dukungan dalam pelaksanaan penelitian.
13. Kedua orang tuaku tercinta Ir. Muhammad Id & Selvana Indira, S.P, adikku
tersayang Jayadi Al Amien serta keluarga besar H. Yahudin Sehat dan H.
Djakfar Dahlan yang tiada henti memberikan dukungan, doa, serta motivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Sejawat seperjuangan PSKG FK Unsri My Unibae M Nabil dan Rahma
viii
Fernita A, Cuchok Team hingga pertemanan volunteer Noni Anisa F, Nurma
Ghina A, Erisca Agustin, Nadia Ridzki A, Nining Elsa N, Dewi Indah S, Siti
Asyifah Tri J, Julia Anjani, Ratu Kharisma, Achmad Syobri, dan Andi
Muhammad Imam R, sahabat seperjuangan skripsi Fairuz H, Dona F, dan
Fairuz M. Tak kan berkesan lika-liku praklinikku tanpa kalian di sisiku.
Semua dukungan, doa, dan semangat dari kalian sungguh berharga bagiku.
15. Keluarga besar BEM PSKG FK Unsri khususnya BPH, Deratih Putri U,
Juliet R, Ade Rizky Putri R, Fadlun A, Ummah R, Nurul I, Fatia M, Ridha
A, M Nabil, Noni Anisa F, Nining Elsa N, dan teman-teman lainnya yang
menjadi motivasi saya dalam pembuatan skripsi ini.
16. Sahabat-sahabatku tersayang Istri Cantik & Sholeha Siti Shaihany, Jihan
Fahira, dan Hilda Nadhilah, sahabat sebangku saat sekolahku Mega Puji A,
Syifa Shabirah A, Aulia Fatimah, dan Dwi Puji L atas doa dan motivasi yang
diberikan selama ini.
17. Kakak-kakakku Karlina Dwi P, Aprilia Hanum, Katherine Efrinda, dan
Marisa Yesika yang telah banyak membantu dan mendoakan, adik-adikku
Maharani Natasya, Tamarakha Yumna, Friska Auriani, Tasya Alikha, dan
R.A. Anisa Salsabila atas doa, dukungan, serta semangat yang selalu
diberikan.
18. Dia yang selalu memberikan semangat dan mendoakanku dalam sholatnya.
19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah terlibat
dalam proses penyusunan skripsi ini.
Palembang, September 2018
Penulis
Kasiam Fatimah
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................ v
KATA PENGANTAR ...........................................................................................vi
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
ABSTRAK ...........................................................................................................xiv
ABSTRACT ........................................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 8
2.1 Video Edukasi ........................................................................................... 8
2.1.1 Definisi Video Edukasi ................................................................... 8
2.1.2 Tujuan dan Manfaat Video Edukasi bagi Pasien ............................ 9
2.1.3 Keunggulan Video Edukasi ............................................................ 9
2.1.4 Jenis Video Edukasi ..................................................................... 10
2.2 Kecemasan Dental .................................................................................. 18
2.2.1 Definisi Kecemasan Dental .......................................................... 18
2.2.2 Tipe Kecemasan Dental ................................................................ 19
2.2.3 Faktor Kecemasan Dental............................................................. 21
2.2.4 Gejala Kecemasan Dental............................................................. 25
2.2.5 Tingkat Kecemasan Dental........................................................... 29
2.2.6 Alat Ukur Tingkat Kecemasan ..................................................... 30
2.2.7 Dampak Kecemasan Dental ......................................................... 34
2.2.8 Penanganan Kecemasan Dental .................................................... 36
2.3 Odontektomi ........................................................................................... 39
2.3.1 Definisi Odontektomi ................................................................... 39
2.3.2 Indikasi Odontektomi ................................................................... 41
2.3.3 Pertimbangan Medis Odontektomi ............................................... 44
2.3.4 Pemeriksaan Odontektomi............................................................ 45
2.3.5 Penatalaksanaan Odontektomi...................................................... 47
2.3.6 Komplikasi Odontektomi ............................................................. 51
2.4 Kerangka Teori ....................................................................................... 51
2.5 Hipotesis ................................................................................................. 52
2.5.1 Hipotesis Nol (Ho) ....................................................................... 52
x
2.5.2 Hipotesis Alternatif (Ha) .............................................................. 52
BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................................ 53
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................ 53
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 53
3.2.1 Waktu Penelitian .......................................................................... 53
3.2.2 Tempat Penelitian ......................................................................... 53
3.3 Subjek Penelitian..................................................................................... 54
3.3.1 Teknik Sampling ........................................................................... 54
3.3.2 Jumlah Sampel.............................................................................. 54
3.3.3 Kriteria Sampel ............................................................................. 55
3.4 Identifikasi Variabel ................................................................................ 55
3.4.1 Variabel Bebas.............................................................................. 55
3.4.2 Variabel Terikat ............................................................................ 55
3.4.3 Variabel Intervening ..................................................................... 55
3.5 Definisi Operasional ............................................................................... 56
3.6 Kerangka Konsep .................................................................................... 57
3.7 Alat dan Bahan Penelitian ....................................................................... 57
3.7.1 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................ 57
3.7.2 Instrumen Penelitian ..................................................................... 58
3.8 Prosedur Penelitian ................................................................................. 61
3.8.1 Tahapan Persiapan ........................................................................ 61
3.8.2 Tahapan Pelaksanaan .................................................................... 62
3.9 Analisis Data ........................................................................................... 62
3.10 Alur Penelitian ...................................................................................... 64 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 65
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 65
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 73
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 80
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 80
5.2 Saran ............................................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 82
LAMPIRAN .......................................................................................................... 89
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 56
Tabel 3.2 Blueprint Skala Kecemasan .................................................................. 59
Tabel 4.1 Distribusi Butir Valid dan Tidak Valid Skala Modifikasi IDAF-4C .... 66
Tabel 4.2 Penomoran Baru Skala Modifikasi IDAF-4C Setelah Uji Coba .......... 66
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67
Tabel 4.4 Hasil Uji Chi Square Jenis Kelamin pada Kelompok ........................... 67
Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji t-Independent pada Pria dan Wanita ...................... 67
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Sampel Penelitian Berdasarkan Pernikahan ........ 68
Tabel 4.7 Hasil Uji Chi Square Status Pernikahan pada Kelompok ..................... 68
Tabel 4.8 Hasil Analisis Uji t-Independent pada Status Pernikahan .................... 68
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Sampel Penelitian Berdasarkan Pekerjaan .......... 69
Tabel 4.10 Hasil Uji Chi Square Status Pekerjaan pada Kelompok ..................... 69
Tabel 4.11 Hasil Analisis Uji t-Independent pada Status Pekerjaan .................... 69
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Sampel Penelitian Berdasarkan Pendidikan ...... 70
Tabel 4.13 Hasil Uji Chi Square Tingkat Pendidikan pada Kelompok ................ 70
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 71
Tabel 4.15 Hasil Uji t-dependent Kelompok AnimasiM dan Non-Animasi ........ 71
Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas ........................................................................ 72
Tabel 4.17 Hasil Uji t-independent Kelompok Animasi dan Non-Animasi ......... 73
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gangguan erupsi gigi molar kedua akibat impaksi gigi molar ketiga 43
Gambar 2.2 Indikasi Odontektomi ......................................................................... 43
Gambar 2.3 Prosedur Odontektomi ....................................................................... 50
Gambar 2.4 Kerangka Teori................................................................................... 51
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................... 57
Gambar 3.2 Alur Penelitian ................................................................................... 64
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Blangko Penelitian
Lampiran 2. Informed Consent
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
Lampiran 4. Statistik
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 6. Video Edukasi Prabedah Odontektomi
Lampiran 7. Sertifikat Etik Penelitian
Lampiran 8. Surat Selesai Penelitian RSKGM
Lampiran 9. Lembar Bimbingan Skripsi
xiv
PERBANDINGAN PENGARUH VIDEO EDUKASI
PRABEDAH ANIMASI DAN NON-ANIMASI
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN
PASIEN ODONTEKTOMI
Kasiam Fatimah
Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
ABSTRAK
Tahapan yang kompleks dari prosedur odontektomi dapat menimbulkan
kecemasan yang cenderung lebih tinggi pada pasien. Apabila pasien dapat melihat
sekaligus mendengar informasi maka akan terjadi peningkatan dalam memahami serta
mempertahankan informasi tersebut, sehingga berpengaruh positif terhadap penurunan
kecemasan pasien.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan pengaruh video
edukasi prabedah animasi dan non-animasi terhadap tingkat kecemasan pasien
odontektomi.
Penelitian ini merupakan penelitian quasy experiement. 32 pasien odontektomi
dibagi menjadi kelompok A (diberikan video edukasi pr bedah animasi) dan kelompok B
(diberikan video edukasi prabedah non-animasi). Sampel terlebih dahulu mengisi
kuesioner modifikasi IDAF-4C untuk mengetahui tingkat kecemasan awal, dilanjutkan
dengan pemberian video, dan pengisian kembali kuesioner untuk mengetahui adanya
perbedaan tingkat kecemasan.
Hasil analisis uji t-dependent menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat
kecemasan odontektomi yang signifikan (p>0,05) antara sebelum dan setelah diberikan
pada kedua kelompok. Berdasarkan persentase, diketahui bahwa terjadi penurunan rata-
rata tingkat kecemasan 2,15% pada kelompok A dan 4,80% pada kelompok B. Uji t-
independent menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua
kelompok (p>0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini ialah tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara pengaruh video edukasi prabedah non-animasi terhadap tingkat kecemasan
odontektomi, namun berdasarkan skor rata-rata, video edukasi non-animasi sedikit lebih
dapat menurunkan tingkat kecemasan odontektomi pada pasien dibandingkan video
edukasi prabedah animasi.
Kata Kunci: Odontektomi, Kecemasan, IDAF-4C, Video Edukasi, Animasi, Non-Animasi
xv
THE COMPARISON OF ANIMATION AND NON-ANIMATION
PRESURGICAL VIDEO EDUCATION EFFECTS
TOWARD ANXIETY LEVEL IN PATIENTS
UNDERGOING ODONTECTOMY
Kasiam Fatimah
Dentistry Program of Medical Faculty of Sriwijaya University
ABSTRACT
The complex procedures of the odontectomy can induce the higher anxiety of the
patient. If the information can be accessed by patient through seeing and listening, then
there will be an increase in understanding and maintaining the information, so it gives
positive effect on reducing patient anxiety. This study aims to determine the comparison of
animation and non-animation presurgical video education effects toward anxiety level in
odontectomy patients.
This research is a quasy experiment. 32 odontectomy patients were divided into
group A (animation pre surgical video education) and group B (non-animation presurgical
video education). The samples filled out the Modification of IDAF-4C questionnaire to find
out the initial anxiety, followed by watching the video, and refilling the questionnaire to
find out the difference in anxiety levels.
The result using dependent t-test showed that there were no significant differences
(p>0.05) of odontectomy anxiety between before and after giving the video to both groups.
Based on the percentage, it is known that there was an average decreased of 2.15% in
group A and 4.80% in group B. Independent t- test showed that there were no significant
difference between the two groups (p>0,05).
The conclusion is there were no significant difference between animation and non-
animation presurgical video education effects toward anxiety level in odontectomy
patients, but based on average score it is known that non-animation video can slightly
reduce anxiety level of odontectomy patients compared to animation.
Keywords: Odontectomy, Anxiety, IDAF-4C, Video Education, Animation, Non-Animation
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tindakan yang sering dilakukan di bidang bedah mulut adalah
odontektomi. Odontektomi dilakukan pada gigi impaksi dengan indikasi berupa
penyebab karies gigi tetangga, penyakit periodontal, perikoronitis, penyebab
resorpsi akar gigi tetangga, berkembangnya lesi patalogi, dan penyebab nyeri
kepala atau neuralgia1,2. Berbeda dengan prosedur ekstraksi gigi sederhana,
odontektomi termasuk dalam pembedahan. Secara garis besar, tahapan prosedur
odontektomi meliputi: pembuatan flap mucoperiosteal, penghilangan tulang
yang mengelilingi gigi1,2, pengambilan gigi, dilanjutkan dengan pengembalian
jaringan lunak ke tempat semula dan diakhiri dengan penutupan luka dengan
jahitan1. Penelitian yang dilakukan oleh Appukuttan dkk. (2015) dan Weirner
(2011) mengungkapkan bahwa pasien kerap mengalami kecemasan ketika
melakukan perawatan dental3,4. Tahapan-tahapan yang lebih kompleks dari
prosedur odontektomi dapat menimbulkan kecemasan yang cenderung lebih
tinggi pada pasien.
Kecemasan merupakan hal yang umum dialami oleh setiap manusia
dan dapat memberi pengaruh besar terhadap perubahan tingkah laku5.
Kecemasan adalah reaksi terhadap situasi tertentu yang mengancam dan
merupakan sesuatu yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan,
serta pengalaman baru6. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Oostrink
dkk. (2009) terhadap populasi di Belanda, kecemasan terhadap tindakan
2
perawatan dental menempati peringkat ke-4 setelah kecemasan
terhadap ular, ketinggian, dan trauma fisik7.
Pasien dengan kecemasan menunjukkan manifestasi klinis seperti detak
jantung lebih cepat, berkeringat, rasa tidak nyaman, dan nafas lebih pendek8.
Kecemasan dapat memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi antara pasien
dan dokter gigi mengenai prosedur perawatan yang dilakukan sehingga akan
berdampak buruk pada keberhasilan perawatan3,9. Wijk dan Hoogstraten (2003)
mengungkapkan bahwa pasien dengan kecemasan memiliki kesehatan gigi dan
status periodontal yang buruk serta banyaknya gigi hilang dan karies10. Selain
mempengaruhi pasien, kecemasan juga dapat mempengaruhi dokter gigi.
Dokter gigi akan mengalami kesulitan dalam merawat pasien, terbuangnya
waktu, hingga menimbulkan frustasi dan stres sehingga prosedur akan menjadi
tidak efisien dan efektif11. Penanganan terhadap kecemasan pasien perlu
dilakukan untuk mencegah hal-hal tersebut12.
Terdapat banyak skala yang digunakan untuk mengukur tingkat
kecemasan, di antaranya Spielberger’s State-Trait Anxiety Inventory (STAI)
dan the Corah’s Dental Anxiety Scale (CDAS). Masing-masing skala tersebut
memiliki kekurangan dan keterbatasan13. Index of Dental Anxiety and Fear
(IDAF-4C+) dikembangkan sebagai pembaharuan dari skala-skala sebelumnya.
IDAF-4C+ dapat mengukur tingkat kecemasan dari berbagai aspek, yaitu
kognitif, emosional, tingkah laku, dan fisiologis. IDAF-4C+ menunjukkan
konsistensi internal yang tinggi dan reabilitas test-retest selama lebih dari 4
bulan. Satu keuntungan terbesar IDAF-4C+ dibandingkan skala lainnya ialah
3
IDAF-4C+ mampu menilai kecemasan multidimensional, sementara hal serupa
hanya dapat dilakukan apabila menggunakan kombinasi dari beberapa skala14.
Kecemasan dapat timbul salah satunya dikarenakan kurangnya
informasi yang diterima oleh pasien mengenai prosedur tindakan yang akan
dihadapi15. Pada umumnya, pemberian informasi langsung secara verbal dan
secara tertulis melalui informed consent merupakan bagian dari standar
operasional prosedur yang akan dilakukan dokter gigi sebelum melakukan
tindakan. Sebesar 75% dari semua informasi yang diserap datang secara visual,
sekitar 13% berasal dari pendengaran dan sisanya berasal dari indra lainnya16.
Apabila pasien dapat melihat dan mendengar informasi maka akan terjadi
peningkatan dalam memahami serta mempertahankan informasi tersebut,
sehingga berpengaruh positif terhadap penurunan kecemasan pasien.
Berbagai metode telah dikemukakan untuk menurunkan kecemasan
pasien. Metode yang pernah dilakukan ialah dengan menggunakan media audio
selama prosedur bedah, seperti memperdengarkan kepada pasien lantunan
musik dan kitab suci Al Quran17,18. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa
musik klasik dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien ekstraksi gigi sebesar
26,32%17. Metode lain yang dapat digunakan ialah dengan memberikan
informasi melalui edukasi prabedah. Ng dkk. (2004) menyatakan bahwa
edukasi berupa informasi yang diberikan sebelum tindakan bedah dapat
menurunkan tingkat kecemasan pasien19. Pemberian edukasi dapat secara
langsung maupun dengan menggunakan media. Pemberian edukasi dengan
memanfaatkan media tertentu disebut sebagai media edukasi (pembelajaran).
4
Menurut Bretz dan Briggs (dalam Widodo, 2008), media edukasi
diklasifikasikan menjadi media audio, visual, audiovisual, dan serbaneka20.
Media edukasi audio mengeluarkan suara dan berkaitan erat dengan
indra pendengaran sementara media edukasi visual yaitu media yang
mengandalkan indra penglihatan dan menampilkan gambar. Kombinasi antara
media edukasi audio dan visual disebut sebagai media audiovisual, yakni media
yang mampu menampilkan suara dan gambar. Media serbaneka adalah suatu
media yang disesuaikan dengan potensi di suatu lokasi tertentu yang dapat
dimanfaatkan sebagai media pengajaran. Media edukasi audiovisual dapat
diberikan dalam bentuk gambar diam atau gambar bergerak20. Presentasi audio
merupakan contoh media audiovisual gambar diam sementara video merupakan
contoh dari media audiovisual gambar bergerak. Berdasarkan kontennya, video
diklasifikasikan menjadi video animasi dan non-animasi.
Choi dkk. (2015) membuktikan bahwa pemberian edukasi prabedah
menggunakan presentasi audio non-animasi dapat menurunkan tingkat
kecemasan pasien odontektomi21. Hal yang bertentangan ditemukan pada
penelitian yang dilakukan oleh Kazancioglu dkk. (2015) yang mengemukakan
bahwa pemberian edukasi prabedah menggunakan media video non-animasi
justru meningkatkan kecemasan pasien odontektomi22. Pertentangan hasil ini
mungkin disebabkan oleh penggunaan jenis media edukasi audiovisual yang
berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Tou dkk. (2015) membuktikan bahwa
penggunaan media edukasi prabedah berupa video animasi dapat menurunkan
5
tingkat kecemasan pasien bedah usus23. Terdapat kemungkinan bahwa
pemberian edukasi prabedah menggunakan video animasi juga dapat
menurunkan tingkat kecemasan pasien odontektomi. Di Provinsi Sumatera
Selatan, telah ada beberapa penelitian mengenai kecemasan, salah satunya
tentang perbedaan tingkat kecemasan pasien ekstraksi gigi dan bedah minor,
namun hingga saat ini di Indonesia, belum ada penelitian mengenai
perbandingan pengaruh media edukasi prabedah berupa video animasi dan non-
animasi terhadap tingkat kecemasan pasien odontektomi. Berdasarkan
penjelasan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang perbandingan
pengaruh video edukasi prabedah animasi dan non-animasi terhadap tingkat
kecemasan pasien odontektomi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Provinsi
Sumatera Selatan, yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan untuk
tindakan odontektomi.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana perbandingan pengaruh pemberian edukasi prabedah
menggunakan video animasi dan non-animasi terhadap tingkat kecemasan
pasien odontektomi?
6
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui perbandingan pengaruh pemberian edukasi prabedah
menggunakan video animasi dan non-animasi terhadap tingkat kecemasan
pasien odontektomi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui ada atau tidak pengaruh pemberian edukasi prabedah
menggunakan video animasi terhadap tingkat kecemasan pasien
odontektomi.
2. Mengetahui ada atau tidak pengaruh pemberian edukasi prabedah
menggunakan video non-animasi terhadap tingkat kecemasan pasien
odontektomi.
3. Membandingkan pengaruh pemberian edukasi prabedah menggunakan
video animasi dan non-animasi terhadap tingkat kecemasan pasien
odontektomi.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat sebagai pengembangan keilmuan di
bidang bedah mulut mengenai perbandingan pengaruh video edukasi
prabedah animasi dan non-animasi terhadap tingkat kecemasan pasien
odontektomi.
7
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi praktisi
kesehatan dalam upaya menurunkan tingkat kecemasan pasien
odontektomi.
2. Bagi Pasien
Melalui peranan dari tenaga kesehatan dengan memberikan
edukasi prabedah menggunakan video animasi dan non-animasi kepada
pasien odontektomi diharapkan dapat berpengaruh dalam menurunkan
tingkat kecemasan pasien.
3. Bagi Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam
meningkatkan kinerja pelayanan dan perawatan kesehatan gigi melalui
pemanfaatan video edukasi prabedah pada pasien odontektomi.
82
DAFTAR PUSTAKA
1. Peterson. Principles of oral maxillofacial surgery second edition. Ontario: BC
Decker Inc; 2004.
2. Fragiskos, F. D. Oral surgery. Berlin: Springer; 2007.
3. Appukuttan D, Subramanian S, Tadepalli A, Damodaran LK. Dental anxiety
among adults: an epidemiological study in South India. N. Am. J. Med. Sci
2015; 7 (1): 8–13.
4. Weirner AA. The fearful dental patient: a guide to understanding and
managing. Ames: Wiley-Blackwell; 2011.
5. Singgih D. Gunarsa. Psikologi perawatan. Jakarta: Gunung Mulia; 2010.
6. Kaplan H.I, Sadock B.J, Grebb J.A. Sinopsis psikiatri jilid 2. Alih Bahasa:
Widjaja Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara; 2010.
7. Oosterink FMD, de Jongh A, Hoogstraten J. Prevalence of dental fear and
phobia relative to other fear and phobia subtypes. Eur J Oral Sci 2009; 117:
135–43.
8. Cohen SM, Fiske J, Newton JT. The impact of dental anxiety on daily living.
Br Dent J 2000; 189(7): 385–90.
9. Jovanović-MedojevićM,NeškovićJ,MedojevićA. Dental anxiety: etiology
and treatment options. Serbian Dental Journal 2015; 62 (4): 174-83.
10. van Wijk AJ, Hoogstraten J. The Fear of Dental Pain
questionnaire:construction and validity. Eur J Oral Sci. 2003;111(1):12–18.
11. Brahm CO, Lundgren J, Carlsson SG, Nilsson P, Corbeil J, Hagglin C.
Dentists’ views on fearful patients. Problems and promises. Swed Dent J
2012;36:79–89.me
12. Herlina. Penanggulangan Masalah Gangguan Kecemasan terhadap Rasa Sakit
pada Tindakan Bedah Mulut. Medan. Universitas Sumatera Utara. 2003.
13. Facco, E. Modified dental anxiety scale: validation of the Italian version.
Minerva Stomatological 2015; 64 (6): 295-307.
14. Armfield, Jason M. Development and psychometric evaluation of the Index of
Dental Anxiety and Fear (IDAF-4C+). American Psycological Association
2010; 22 (2): 279-87.
15. De Jongh A, Adair P, Meijerink-Amderson M. Clinical management of dental
anxiety: what works on whom? Int Dent J. 2005; 55:73-80.
16. Lopez, EJ. The art of using visual aids. Nurs Practitioner. Sourcebook for
Advanced Practice Nurses 2005; 30: 15–6.
17. Mantiri MA, Opod H, Parengkuan WG. Gambaran kecemasan pasien
menggunakan terapi musik klasik pada prosedur ekstraksi gigi di Rsgm Pspdg-
Fk Unsrat. Jurnal e-GiGi (eG) 2015; 3 (2): 595– 602.
18. Azhar SA, Praptiningsih RS, Agustin ED. Pengaruh mendengarkan ayat suci
Al Quran terhadap tingkat kecemasan pasien sebelum tindakan ekstraksi gigi.
ODONTO Dental Journal 2016; 3 (1): 55–9.
19. Ng SKS, Chau AWL, Leung WK. The effect of pre-operative information in
relieving anxiety in oral surgery patients. Community Dent Oral Epidemiol
2004; 32: 227–35.
83
20. Widodo, Chomsin S, Jasmadi. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Kompetindo; 2008.
21. Choi SH, Won JHs, Cha JY, Hwang CJ. Effect of audiovisual treatment
information on relieving anxiety in patients undergoing impacted mandibular
third molar removal. American Association of Oral and Maxillofacial Surgeons
J Oral Maxillofac Surg 2015; 73: 2087–92.
22. Kazancioglu HO, Tek M, Ezirganli S, Demirtas N. Does watching a video on
thirdmolarsurgeryincreasepatients’anxietylevel?OralSurgOralMedOral
Pathol Oral Radiol 2015; 119: 272 –7.
23. Tou S, Tou W, Mah D, Karatassas A and Hewett P. Effect of preoperative two-
dimensional animation information on perioperative anxiety and knowledge
retention in patients undergoing bowel surgery: a randomized pilot study. The
Association of Coloproctology of Great Britain and Ireland 2015; 15: 256–65.
24. Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press; 2010.
25. Alwi, Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 4. Jakarta: Balai Pustaka;
2012. 26. Cheppy, Riyana. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI;
2007.
27. Abed MA, Himmel W, Vormfelde S, Koschack J. Video-assisted patient
education to modify behavior: A systematic review. Patient Education and
Counseling 2014; 97: 16–22.
28. Burghardt S, Koranyi S, Magnucki G, Strauss B, Rosendah J. Non-
pharmacological interventions for reducing mental distress in patients
undergoing dental procedures: Systematic review and meta-analysis. Journal
of Dentistry 2018; 69: 22-31.
29. Al-Namankany A, Petrie A, Ashley P. Video modelling and reducing anxiety
related to dental injections – a randomised clinical trial. British Dental Journal
2014; 216 (12): 675-9.
30. Schofield P, Jefford M, Carey M, Thomson K, Evans M, Baravelli C, et al.
Preparing patients for threatening medical treatments: effects of a
chemotherapy educational DVD on anxiety, unmet needs, and self-efficacy.
Support Care Cancer 2008; 16: 37–45.
31. Ryan RE, Prictor MJ, McLaughlin KJ, Hill SJ. Audio–visual presentation of
information for informed consent for participation in clinical trials. Cochrane
Database Systematical Review. Ames: John Wiley & Sons, Ltd. 2014.
32. Gysels M, Higginson IJ. Interactive technologies and videotapes for patient
education in cancer care: systematic review and meta-analysis of randomised
trials. Support Care Cancer 2007; 15: 7–20.
33. Green, MJ. Effect of a computer-based decision aid on knowledge, perceptions,
and intentions about genetic testing for breast cancer susceptibility: a
randomized controlled trial. J Amer Med Assoc 2004; 292: 442–52.
34. McGraw, Ibiz Fernandez. Macromedia flash animation & cartooning: a
creative guide. California: Hill/Osborn; 2002.
84
35. Suheri, Agus. Animasi multimedia pembelajaran. Jurnal Media Teknologi
2006; 2 (1): 1-10.
36. Wardoyo, Tri Cipto Tunggul. Pengembangan media pembelajaran berbasis
video animasi pada mata pelajaran mekanika teknik di SMK Negeri 1
Purworejo. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta; 2015.
37. Sultana N, Meissner N, Peng FLY. Exploring believable character animation
based on principles of animation and acting. 3 International Conference on
Informatics and Creative Multimedia 2013: 1-6.
38. Xiao, L. Animation Trends in Education. International Journal of Information
and Education Technology 2013; 3(3): 1-4.
39. Harun, Jamaludin dan Zaidatun Tasir. Teknologi multimedia dalam
pendidikan. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; 2004.
40. Cinemags. The making of animation: homeland. Bandung: PT Megindo
Tunggal Sejahtera Indonesia; 2004.
41. Appukuttan, DP. Strategies to manage patients with dental anxiety and dental
phobia: literature review. Clinical, Cosmetic and Investigational Dentistry
2016; 8: 35–50.
42. Karsnitz DB, Ward S. Spectrum of anxiety disorders: diagnosis and
pharmacologic treatment. Journal Midwifery Womens Health 2011; 56: 266–
81.
43. Prasetyo EP. Peran musik sebagai fasilitas dalam praktek dokter gigi untuk
mengurangi kecemasan pasien. Dental Journal 2005; 38 (1): 41-4.
44. Etty, Maria. Mengelola Emosi: Tips Praktis Meraih Kebahagiaan. Jakarta:
Grasindo; 2002.
45. Cianetti S, Lombardo G, Lupatelli E, Pagano S, Abraha I, et al. Dental
fear/anxietyamong children and adolescents: A systematic review. European
Journal of Paediatric Dentistry 2017; 18 (2): 121-30.
46. Klingberg G, Broberg AG. Dental fear/anxiety and dental behaviour
management problems in children and adolescents: a review of prevalence and
concomitant psychological factors. International Journal Paediatric Dentistry.
2007; 17: 391-406.
47. Gordona D, Heimberga RG, Tellez M, Ismail AI. A critical review of
approaches to the treatment of dental anxiety in adults. Journal of Anxiety
Disorders 2013; 27: 365-78.
48. Milgrom P, Weinstein P, Heaton LJ. Treating fearful dental patients: a patient
management handbook. 3rd edition. Seattle, WA: Dental Behavioral
Resources; 2009.
49. Armfield JM, Heaton LJ. Management of fear and anxiety in the dental clinic:
a review. Australian Dental Journal 2013; 58: 390–407 50. El-Faki AK, Awooda EM. Dental anxiety prevalence and associated factors
among patients attending the academy dental teaching hospital – khartoum,
sudan. American Journal of Medical Sciences and Medicine 2016; 4 (4): 82-6.
51. Arslan S, Erta E, Ülker M.. The relationship between dental fear and
sociodemographic variables. Erciyes Med J. 2011; 33: 295–300.
85
52. Sheema S, Khan S, Muayad Z, Thaier A, Obaid M, Eid HA. Prevalence of
dental phobia among patients at dental clinics in UAE. Gulf Medical Journal
2016; 5 (1): 136–42.
53. Bare LC, Dundes L. Strategies for combating dental anxiety. J Dent Educ 2004;
68: 1172–7.
54. Carol S. Aneshensel, Jo, C. Phelan, and Alex Bierman. (eds.). Handbook of the
Sociology of Mental Health. New York: Springer, 2013. 55. Egbor PE, Akpata O. An evaluation of the sociodemographic determinants of
dental anxiety in patients scheduled for intra-alveolar extraction. Libyan J Med
2014; 9: 254-63.
56. Armfield JM, Spencer AJ, Stewart JF. Dental fear in Australia: Who's afraid of
the dentist?. Aust Dent J 2006; 51 (1): 78–85.
57. Malvania EA, Ajitkrishnan CG. Prevalence and socio demographic correlates
of dental anxiety among group of adult patients attending a dental institution
in Vadodara city, Gujarat, India. Indian J Dent Res 2011; 22: 179–80.
58. Saatchi M, Abtahi M, Mohammadi G, Mirdamadi M, Binandeh ES. The
prevalence of dental anxiety and fear in patients referred to Isfahan Dental
School, Iran. Dent Res J (Isfahan) 2015; 12(3): 248–53.
59. Moxley DP, Finch JR. Sourcebook of Rehabilitation and Mental Health
Practice. Newyork: Springer Science & Business Media; 2006.
60. Schuller AA, Willumsen T, Holst D. Are there differences in oral health and
oral health behavior between individuals with high and low dental fear?
Community Dent Oral Epidemiol 2003; 31: 116–21.
61. Sohn W, Ismail AI. Regular dental visits and dental anxiety in an adult dentate
population. J Am Dent Assoc 2005; 136: 58–66.
62. Öst, Lars-Göran dan Erik Skaret. Cognitive behavioral therapy for dental
phobia and anxiety 1st edition. West Sussex: John Wiley & Sons Ltd. 2013.
63. Ilguy D, Ilguy M, Dincer S, Bayirli G. Reliability and validity of the modified
dental anxiety scale in turkish patients. Journal of International Medical
Research 2005; 33: 252–9.
64. Giri J, Pokharel PR, Gyawali R, and Bhattarai B. Translation and validation of
modified dental anxiety scale: the Nepali version. International Scholarly
Research Notices 2017: 1-5.
65. Ibrahim H, Lyons KM, Armfield JM, Thomson WM. Performance of the Index
of Dental Anxiety and Fear in a population-based sample of adults. Australian
Dental Journal 2017: 1–7.
66. Armfield JM. How do we measure dental fear and what are we measuring
anyway? Oral Health and Prev Dent 2010; 8: 107–15.
67. Humphris G, Crawford JR, Hill K, Gilbert A, and Freeman R. UK population
norms for the modified dental anxiety scale with percentile calculator: adult
dental health survey 2009 results. BMC Oral Health 2013; 13 (1): 29.
68. Humphris GM and Hull P. Do dental anxiety questionnaires raise anxiety in
dentally anxious adult patients? a two-wave panel study. Primary Dental Care:
Journal of the Faculty of General Dental Practitioners 2007; 14 (1): 7–11.
86
69. Sitheeque M, Massoud M, Yahya S, and Humphris G. Validation of the Malay
version of the Modified Dental Anxiety Scale and the prevalence of dental
anxiety in a Malaysian population. Journal of Investigative and Clinical
Dentistry 2015; 6 (4): 313–20.
70. Humphris GM, Freeman R, Campbell J, Tuutti H, and D'Souza V. Further
evidence for the reliability and validity of the Modified Dental Anxiety Scale.
International Dental Journal 2000; 50 (5): 367–70.
71. MărgineanI,FilimonL.Dentalfearsurvey:avalidationstudyontheromanian
population. Journal of Psychological and Educational Research JPER 2011; 19
(2): 124-138. 72. Lopez-Jornet P, Camacho-Alonso F, Sanchez-Siles M. Assessment of general
pre and post operative anxiety in patients undergoing tooth extraction: a
prospective study. British Journal of Oral and Maxillofacial Surgery 2014; 52:
18–23.
73. Ikeda Naoki, Ayuse Takao. Reliability and validity of the short version of the
Dental Anxiety Inventory (SDAI) in a Japanese population. Acta Medica
Nagasakiensia2013;58:67−71.
74. Albanidou-Farmaki E, Poulopoulos AK, Epivatianos A, Farmakis K,
Karamouzis M, Antoniades D. Increased anxiety level and high salivary and
serum cortisol concentrations in patients with recurrent aphthous stomatitis.
Tohoku Journal of Experimental Medicine 2008; 214: 291–329.
75. Tolvanen, Mimmi, Puijola K, Armfield JM. Laht Satu. Translation and
validation of the Finnish version of the Index of dental anxiety and fear (IDAF-
4C+) among dental students. BMC Oral Health 2017; 85: 1-6.
76. Brahm CO, Lundgren J, Carlsson SG, Nilsson P, Corbeil J, Hagglin C.
Dentists’viewsonfearfulpatients.Problemsand promises. Swed Dent J 2012;
36: 79–89.
77. Newton T, Asimakopoulou K, Daly B, Scambler S, Scott S. The management
of dental anxiety: time for a sense of proportion? British Dental Journal 2012;
213: 271-74.
78. Richardson PH, Black NJ, Justins DM, Watson RJ. The use of stop signals to
reduce the pain and distress of patients undergoing a stressful medical
procedure: an exploratory clinical study. Br J Med Psychol 2009; 72: 397–405.
79. Kritsidima M, Newton T, Asimakopoulou K. The effects of lavender scent on
dental patient anxiety levels: a cluster randomised controlled trial. Community
Dent Oral Epidemiol 2010; 38: 83–7.
80. Tanidir AN, Atac MS, Karaceleni E. Information given by mutimedia:
influence on anxiety about extraction of impacted wisdom teeth. British
Journal of Oral and Maxillofacial Surgery 2016: 1-6. 81. Forbes MD, Boyle CA, Newton T. Acceptability of behaviour therapy for
dental phobia. Community Dent Oral Epidemiol 2012; 40: 1–7.
82. Newton JT, Naidu R, Sturmey P. The acceptability of the use of sedation in the
management of dental anxiety in children: views of dental students. Eur J Dent
Educ 2003; 7: 72–6.
87
83. Bennett-Levy J, Butler G, Fennell M, Hackmann A, Mueller M, Westbrook D.
Oxford guide to behavioural experiments in cognitive therapy. Oxford: Oxford
University Press; 2007.
84. Bernson JM, Hallberg LR, Elfstrom ML, Hakeberg M. Making dental care
possible: a mutual affair: a grounded theory relating to adult patients with
dental fear and regular dental treatment. Eur J Oral Sci. 2011; 119: 373-80.
85. Hamasaki T, Soh I, Takehara T, Hagihara A. Applicability of both dentist and
patientperceptionsofdentists’explanationstotheevaluationofdentist-patient
communication. Community Dent Health. 2011; 28: 274-9.
86. Malik, Neelima Anil. Textbook of oral and maxillofacial surgery. 2 nd ed.
New. Delhi India : Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd, 2008. 87. Rahayu, Sri. Odontektomi, tatalaksana gigi bungsu impaksi. E-Journal Widya
Kesehatan Dan Lingkungan 2014; 1 (2): 81-9.
88. Soeprapto A, Latif A, Julia V. Profile of odontectomy cases in an indonesian
teaching hospital. Journal of Dentistry Indonesia 2011; 18(1): 6-9.
89. Andersson L, Kahnberg K-E, Pogrel MA. Oral and maxillofacial surgery.
Ames: John Wiley & Sons; 2012.
90. Kasim Alwin, Riawan Lucky. Materi kuliah bedah dentoalveolar. Bandung:
Universitas Padjajaran; 2007.
91. Hupp JR, Tucker MR, III EE. Contemporary oral and maxillofacial surgery.
Elsevier Health Sciences; 2013.
92. Dhonge RP, Zade RM, Gopinath V, Amirisetty R. An insight into
periocoronitis. Int J Dent Med Res 2015; 1(6) :172-175.
93. Amila BRKIC. Dental follicle: role in development of odontogenic cyst and
tumours. İstanbulÜniversitesiDişHekimliğiFakültesiDergisi 2014; 48 (1):
89-96.
94. Little JW, Falace DA, Miller CS, Rhodus NL. Dental management of the
medically compromised patient eighth edition. Elesevier. 2013.
95. Hasan SMU, Shafuq F, Rasheed A, Owais S, Jaffary SB. Radiographic
evaluation of impacted mandibular third molars: a cross-sectional study.
Pakistan Oral & Dental Journal 2017; 37 (1): 26-9.
96. Maglione M, Costantinides F, Bazzocchi G. Classification of impacted
mandibular third molars on cone-beam CT images. J Clin Exp Dent. 2015;
7(2): 224-31.
97. Ruslin M. Odontektomi: penatalaksanaan gigi impaksi. Makassar: Universitas
Hassanudin; 2011.
98. Soekidjo Notoatmodjo. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta. 2010: 25-8, 37-41, 115-39.
99. Supranto, J. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Penerbit PT
Rineka Cipta, Jakarta. 2000.
100. Sopiyudin Dahlan. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta:
Epidemiologi Indonesia. 2014.
101. Nibras E, Mohammad N, Saleh RN, Nial F, Eshah RN. Effectiveness of nurse‐led video interventions on anxiety in patients having percutaneous coronary
intervention. Wiley International Journal of Nursing Practice 2018: 1-8.
88
102. Rathus, Spencer. Pyschology: concept and connection 10th edition. Canada:
Cengage Learning. 2011.
103. Santrock, J. Educational psychology Second Edition. New York:, Mc.Graw
Hill. 2005.