PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …
Transcript of PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …
PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE PENEMUAN PADA OPERASI PERKALIAN
TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG DAN PEMECAHAN MASALAH DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BUNGORO
PANGKEP
The Comparison Of Jarimatika Method And Discovery
Method In Learning Counting On Numeracy Ability And
Problem Solving Of Elementary Schools In Bungoro,
Pangkep Regency
Tesis
Oleh:
HERLINA Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.02.013.17
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
i
PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE PENEMUAN PADA OPERASI PERKALIAN TERHADAP
KEMAMPUAN BERHITUNG DAN PEMECAHAN MASALAH DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN
BUNGORO PANGKEP
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Magister
Program Studi Magister Pendidikan Dasar
Disusun dan Diajukan oleh
HERLINA Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.02.013.17
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
TESIS
PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE PENEMUAN PADA OPERASI PERKALIAN TERHADAP
KEMAMPUAN BERHITUNG DAN PEMECAHAN MASALAH DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN
BUNGORO PANGKEP
Yang disusun dan diajukan oleh
HERLINA Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.02.013.17
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis Pada tanggal 30 Agustus 2020
Menyetujui Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II Dr. Rukli, M.Pd.,M.Cs. Dr. Agustan S, M.Pd.
Mengetahui :
Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Unismuh Makassar Magister Pendidikan Dasar Dr.H.Darwis Muhdina,M.Ag. Sulfasyah,S.Pd.,M.A.,Ph.D. NBM. 483 523 NBM. 970 635
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Herlina
NIM : 105.06.02.013.17
Program Studi : Magister Pendidikan Dasar
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini
benar – benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari
terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebahagian atau keseluruhan tesis
ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Makassar, 23 September 2020
HERLINA
iv
viii
Motto
“Bukanlah ilmu yang semestinya
mendatangi kita tetapi kitalah yang
seharusnya mendatangi ilmu itu”.
( Imam Malik)
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah,
rahmat, hidayat serta taufiqnya sehingga proposal ini dapat terselesaikan.
Tak lupa kita kirimkan salam dan salawat kepada junjungan Nabiullah
Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah. Nabi yang senantiasa telah
mengantarkan ummatnya dari alam yang gelap gulita ke alam yang terang
benderang, semoga dapat memberikan inspirasi dalam setiap langkah
hidup manusia, terutama menyadarkan manusia atas sikap serta akhlak
mereka.
Penulis menyadari bahwa sejak penyusunan proposal sampai tesis
ini rampung, banyak hambatan, rintangan, namun berkat bantuan,
motivasi serta doa dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan
tesis yang berjudul “Perbandingan Metode Jarimatika dan Metode
Penemuan Pada Operasi Hitung Perkalian Terhadap Kemampuan
Berhitung dan Pemecahan Masalah Di Sekolah Dasar Kecamatan
Bungoro Pangkep”. Tesis ini disusun sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Magister Pendidikan Dasar
Pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.
x
Tesis ini tidak akan mungkin tersusun tanpa arahan serta bantuan
dari pihak-pihak lain baik yang bersifat materil maupun immateriil. Oleh
karena itu, disadari bahwa kemampuan penyusun tidak seberapa dalam
menyelesaikan tesis ini. Bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak
sehingga tesis ini dapat terselesaikan tepat waktu. Maka dari itu,
penyusun perlu sampaikan rasa ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan dalam proses penyusunan tesis ini, antara lain :
Kedua orangtua, Bapak H.Ismail B dan Ibu Hj.Sarlotha S yang
selalu mendoakan setiap langkah kami, yang senantiasa memberikan
support dan motivasi serta doa restu untuk menempuh pendidikan yang
lebih tinggi, tak lupa juga buat saudari – saudari ku Hj,Sarmila, Irna dan
Irma semoga senantiasa selalu dalam lindungan Allah SWT.
Suami tercinta, A. Amirullah yang dengan sepenuh hati selalu siap
siaga mengantar dan menemani selama proses perkuliahan dan selama
pembimbingan.
Anak- anakku, A. Abil Kurniawan dan A. Anugrah Fitrah yang telah
sabar dan mengerti akan kesibukan orangtuanya dalam menuntut ilmu,
mudah-mudahan kelak anak – anakku bisa mendapatkan ilmu yang lebih
banyak lagi dan bisa bersekolah setinggi – tingginya di perguruan tinggi
yang lebih baik dan mencapai cita – citanya kelak..Aamiin...
Bapak Rukli sebagai pembimbing 1 yang senantiasa selalu
meluangkan waktunya untuk kami selama proses pembimbingan.
x
Bapak Agustan selaku pembimbing ke 2 yang tak bosan-bosannya
memeriksa dan memberikan masukan yang bersifat positif kepada tesis
yang kami susun.
Ibu Ketua Program Studi Magister Pendidikan Dasar, Ibu
Hj.Sulfasyah,S.Pd.,M.A.,Ph.D. yang senantiasa memberikan support,
motivasi serta bimbingan dan semangat yang tak henti-hentinya kepada
kami agar sekiranya bisa segera menyeleseikan studi pada Program
Pascasarjana Dikdas Unsimuh dengan baik.
Bapak Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak
Prof.Dr.H. Ambo Masse, M.Ag., Bapak Direktur Program Pascasarjana,
Bapak Dr. H. Darwis Muhdina,M.Ag. yang senantiasa meluangkan waktu
dan membuka pintu selebar-lebarnya untuk menerima kami yang selalu
menyodorkan kertas untuk tanda tangan.
Teman – teman seperjuangan, tempat berbagi, tempat untuk
berkeluh kesah yang senantiasa selalu memberikan masukan, motivasi
serta dukungan moril sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
Teman – teman di SD Negeri 9 Bujung Tangaya, sekolah dimana
saya pertama kali mengajar serta menjadi abdi negara, yang senantiasa
selalu memberikan support , masukan serta membantu saya selama
proses perkuliahan berlangsung.
x
Semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian tesis ini,
baik secara materil maupun inmateril yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu.
Tesis ini tidak bebas dari berbagai kesalahan dan kekurangan.
Semua kesalahan dan kekurangan yang ada menjadi tanggung jawab
penulis. Oleh karena itu, dengan penuh rendah hati penulis akan
menerima saran dan kritikan untuk memperbaiki tesis ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas
segala amal perbuatan dan kebaikan semua pihak. Penulis berharap
semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Makassar, 23 September 2020
Penulis,
Herlina
v
ABSTRAK
Herlina,2020. Perbandingan Metode Jarimatika dan Metode Penemuan Pada Operasi Hitung Perkalian Terhadap Kemampuan Berhitung dan Pemecahan Masalah Di Sekolah Dasar Kecamatan Bungoro Pangkep. Pembimbing oleh Dr. Rukli, M.Pd.,M.Cs dan Dr.Agustan.M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan metode jarimatika dan penemuan terhadap kemampuan berhitung siswa dan pemecahan masalah di sekolah dasar wilayah I Kecamatan Bungoro. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV di sekolah dasar negeri di Wilayah I Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkajene dengan populasi sebanyak 147 orang siswa dan sampel sebanyak 91 orang siswa. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling. Sampel yang digunakan yaitu kelas IV di SDN 9 Bujung Tangaya sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas IV di SDN 20 Bujung Tangaya sebagai kelas eksperimen 2. Teknik pengumpulan data melalui observasi, instrumen tes dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan menggunakan bantuan software SPSS 15.0 for windows dengan melakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.
Berdasarkan uji statistik dengan Uji Independent Sample-Test dengan menggunakan analisis Manova dibuktikan bahwa ada perbedaan antara kemampuan berhitung siswa dengan pemecahan masalah pada kelas yang diajarkan dengan menggunakan metode jarimatika dan metode penemuan. Nilai Signifikansi yang diperoleh yaitu 0,000 lebih kecil dari 0,05. Adanya perbedaan tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan antara metode jarimatika dan metode penemuan terhadap kemampuan berhitung dan pemecahan masalah siswa di sekolah dasar wilayah I Kecamatan Bungoro.
Kata Kunci: Metode Jarimatika, Metode Penemuan, Operasi Perkalian dan Pemecahan Masalah.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... i
HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI............................................................... ii
HALAMAN KEASLIAN TESIS.......................................................................... iv
ABSTRAK......................................................................................................... v
ABSTRACK...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Batasan Masalah................................................................................. 10
C. Rumusan Masalah............................................................................... 10
D. Tujuan Penelitian.................................................................................. 11
E. Manfaat Penelitian................................................................................ 11
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori................................................................................... 13
1. Metode Jarimatika......................................................................... 13
2. Metode Penemuan ........................................................................ 19
3. Kemampuan Berhitung Perkalian................................................. 27
xii
a. Pengertian Kemampuan Berhitung........................................... 27
b. Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Berhitung............... 28
c. Indikator Kemampuan Berhitung.............................................. 30
4. Karakteristik Siswa Di Sekolah Dasar............................................ 32
5. Pemecahan Masalah...................................................................... 35
6. Operasi Perkalian........................................................................... 38
B. Penelitian Yang Relevan...................................................................... 39
C. Kerangka Pikir...................................................................................... 44
D. Hipotesis Penelitian.............................................................................. 48
BAB III : METODE PENELITIAN..................................................................... 49
A. Desain dan Prosedur Penelitian .......................................................... 49
1. Desain penelitian............................................................................ 49
2. Prosedur Penelitian........................................................................ 49
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 50
C. Populasi dan Sampel........................................................................... 51
D. Variabel Penelitian .............................................................................. 51
E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data......................................... 52
a. Metode .......................................................................................... 52
b. Instrumen ...................................................................................... 52
F. Teknik Analisis Data............................................................................. 53
xii
1. Analisis Deskriptif............................................................................ 53
2. Analisis Inferensial........................................................................... 53
a. Uji Normalitas ............................................................................ 53
b. Uji Homogenitas ........................................................................ 53
c. Uji Hipotesis............................................................................... 54
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 56
A. Hasil Pembahasan ............................................................................... 56
B. Hasil Penelitian..................................................................................... 61
C. Uji Hipotesis.......................................................................................... 75
D. Pembahasan Hasil Penelitian.............................................................. 78
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 80
A. Kesimpulan .................................................................................... 80
B. Saran ............................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 82
RIWAYAT HIDUP............................................................................................. 85
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. IZIN PENELITIAN
2. HASIL VALIDITAS INSTRUMEN
3. DATA MENTAH HASIL PRETEST DAN POSTEST
4. DATA HASIL SPSS
5. DOKUMENTASI KEGIATAN
xii
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Teks Halaman
2.1 Implementasi Model Pembelajaran Penemuan
Terbimbing..............................................................................23
4.1 Kesepakatan dua pakar Menurut Model Gregory ..................62
4.2 Kategori Penilaian Tingkat Kevalidan dan Aspek
Penilaian Alat.........................................................................63
4.3 Hasil Validasi Silabus Pada Kemampuan Berhitung..............64
4.4 Hasil Perhitungan Instrumen Validasi.....................................65
4.5 Hasil Validasi Instrumen Tes..................................................65
4.6 Hasil Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah.........66
4.7 Tes Pemecahan Masalah Matematika Polya............................68
4.8 Distribusi Nilai Statistik Kemampuan Berhitung Pretest
Dan Posttest............................................................................70
4.9 Descriptif Statistic Pemecahan Masalah Kelas
Eksperimen 1.........................................................................71
4.10 Descriptif Statistic Pemecahan Masalah Kelas
Eksperimen 2...........................................................................71
4.11 Descriptif Statistic Pemecahan Masalah Kelas
Eksperimen 1 dan 2................................................................72
4.12 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berhitung ..........................73
4.13 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kemampuan Berhitung........75
4.14 Hasil Uji Homogenitas / Test Of Homogenity..........................75
4.15 Hasil Uji Hipotesis Multivariate test..........................................76
4.16 Hasil Uji Hipotesis Test Of Between Subject Effects...............77
xiv
xvi
DAFTAR GAMBAR
Tabel Teks Halaman
2.1 Formasi Jarimatika Perkalian 6-10.............................................17
2.2 Formasi Berhitung Perkalian .....................................................18
2.3 Kerangka Pikir Penelitian...........................................................47
xvii
DAFTAR LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran Teks
Lampiran 1 Izin Penelitian
Lampiran 2 Hasil Validitas Instrumen
Lampiran 3 Data Mentah Hasil Pretest dan Posttest
Lampiran 4 Data Hasil SPSS
Lampiran 5 Dokumentasi Kegiatan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu memiliki peran yang mulia, keutamaan yang agung dan
kedudukan yang tinggi dalam kehidupan manusia. Sebagaimana dalam
firman Allah SWT Al Quran Surat Al Mujaadilah ayat 11:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: ”berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu .Dan apabila dikatakan :”Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang–orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Ayat di atas memerintahkan kepada setiap muslim untuk menuntut
ilmu atau belajar karena dengan belajar derajat seseorang akan
dimuliakan. Belajar wajib bagi setiap muslim karena dengan ilmu
kebutuhan jasmani dan rohani dapat terpenuhi sehingga kehidupannya
menjadi mulia. Belajar juga menjadi sesuatu yang lazim dilakukan oleh
manusia pada umumnya.
Ilmu dalam hal ini tentu saja tidak hanya berupa pengetahuan
agama tetapi juga berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan
perkembangan zaman. Matematika merupakan salah satu ilmu dari
2
berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan perkembangan zaman.
Matematika juga merupakan salah satu kekuatan utama pembentuk
konsepsi tentang alam, serta hakekat dan tujuan manusia dalam
kehidupan, bahkan jatuh bangunnya suatu negara dewasa ini, tergantung
dari kemajuannya di bidang matematika dan IPTEK.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan
semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan melimpah.
Mulai dari berbagai sumber dan tempat di dunia. Untuk menghadapi
perkembangan ilmu pengetahuan tersebut, dituntut Sumber Daya
Manusia (SDM) yang handal dan mampu berkompetisi secara global,
sehingga diperlukan keterampilan yang tinggi, pemikiran yang kritis,
sistematis, logis, kreatif dan kemauan bekerjasama. Cara berpikir seperti
ini dapat dikembangkan melalui belajar matematika karena matematika
memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya
sehingga memungkinkan kita terampil berpikir rasional .
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari
siswa mulai jenjang pendidikan dasar. Bagi sebagian siswa matematika
bukanlah mata pelajaran yang menyenangkan, bahkan ada yang
menganggapnya sebagai pelajaran yang menakutkan. Selain itu,
pembelajaran yang lebih didominasi oleh guru, dimana guru mengajar
dengan menerangkan kemudian memberikan tugas sehingga membuat
siswa tidak bersemangat, keaktifan siswa kurang, prestasi belajar siswa
menjadi rendah, dan pembelajaran matematika menjadi menjenuhkan. .
3
Oleh karena itu, pembelajaran matematika harus dibuat menarik dan
menyenangkan dengan menggunakan metode inovatif yang mudah
dipahami siswa sehingga diharapkan siswa dapat menyukai pembelajaran
matematika.
Pembelajaran matematika di sekolah dasar mempunyai kedudukan
yang sangat penting dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Pembelajaran matematika di sekolah merupakan
pelajaran yang didalamnya mencakup penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian. Depdiknas (2006: 417) menyebutkan bahwa
pembelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan (1)
memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep,
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada
pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model dan menafsirkan solusi yang diperoleh: (4) mengkomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan,yaitu memiliki rasa ingin tahu,
perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
4
Hasil analisis ulangan harian yang peneliti lakukan diperoleh
setidaknya lima hal yang mengakibatkan matematika dipandang sulit.
Pertama, pemahaman siswa tentang isi dan maksud soal relatif rendah.
Kedua, sebagian siswa tidak bisa mengenali jawaban atau dengan kata
lain siswa tidak tahu harus mulai dari mana untuk menemukan
jawabannya. Ketiga, siswa terkadang lupa dengan aturan-aturan atau
syarat-syarat yang tidak matematis, rumus-rumus dan terkadang terjebak
dengan syarat-syarat yang tidak boleh dan harus dipenuhi oleh suatu
penyederhanaan kalimat metamatika atau suatu persamaan. Keempat,
seringnya terjadi kesalahan kalkulasi dalam jawaban siswa yang tentunya
mempengaruhi hasil akhir jawaban. Kelima, ada kecendrungan siswa
mengerjakan soal dengan satu cara saja, tidak kreatif dalam mencari cara
baru.
Matematika berperan besar dalam segala aspek kehidupan sehari-
hari. Di dalam mata pelajaran matematika banyak terdapat bahan kajian,
salah satunya perkalian. Di Sekolah Dasar ( SD ) operasi hitung perkalian
sudah diajarkan sejak kelas II, hal tersebut karena operasi hitung
perkalian sebagai dasar yang dipakai pada operasi hitung selanjutnya dan
pengembangan mata pelajaran matematika yang terdapat di kelas yang
lebih tinggi. Kemampuan menghafal perkalian 0 sampai 10 sangat
memudahkan anak agar terampil berhitung. Siswa menghafal di luar
kepala dengan harapan berguna untuk memperkuat kecepatan dalam
menyelesaikan masalah penghitungan perkalian mulai dari yang mudah
5
hingga yang sulit. Tentu saja, menghafal perkalian diluar kepala, bagi
sebagian siswa merasa keberatan,namun tidak tertutup kemungkinan
sebagian siswa sangat menekankan otak untuk menyimpan memori yang
tidak disukainya.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 3 Desember 2018
dengan guru dibeberapa sekolah terdapat beberapa kendala. Pertama,
hasil belajar matematika siswa tergolong rendah. Kedua, banyak siswa
yang belum menguasai konsep perkalian. Ketiga, metode pembelajaran
yang digunakan guru belum berpusat pada siswa. Keempat, siswa kurang
aktif dalam proses belajar. Kelima, guru tidak menggunakan media
pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam menyampaikan konsep
perkalian, para guru banyak yang menggunakan cara konvensional yaitu
dengan memaksa anak untuk menghafal secara mencongak yaitu dengan
melatih kecepatan siswa dalam membayangkan operasi hitungan.
Persoalan matematika yang sering dihadapi anak adalah seringkali
anak kurang terampil menggunakan aritmatika. Walaupun mereka
mampu, kebanyakan dari mereka kurang cepat dan tepat untuk
membantu persoalan mengalikan angka. Peneliti memiliki pengalaman
dalam membimbing anak dengan menyampaikan metode hitung perkalian
angka dengan jari tangan. Di sinilah kewajiban seorang guru untuk
menanamkan rasa senang terhadap materi pelajaran matematika tentang
perkalian dengan memberi ransangan atau dorongan agar siswa
menyenangi pelajaran matematika .
6
Salah satu materi yang diajarkan di sekolah dasar adalah operasi
hitung perkalian yang merupakan dasar arimatika. Untuk menjelaskan
konsep perkalian kepada siswa agar siswa lebih mudah memahami dan
terampil menentukan hasil perkalian, sampai kini menjadi permasalahan.
Strategi mengajarkan siswa perkalian menggunakan arti perkalian, yaitu
menjumlahkan berulang masih belum memaksimalkan keterampilan siswa
untuk menentukan hasil–hasil perkalian secara cepat dan tepat .
Metode untuk berhitung saat ini telah berkembang, diantarnya
dengan alat peraga yaitu sempoa dan jarimatika. Pada intinya semua
metode adalah baik, semua anak-anak dapat mempelajari teknik-teknik
yang ada. Saat ini salah satu metode untuk melatih keterampilan
berhitung dalam pembelajaran matematika adalah pengajaran dengan
teknik jarimatika. Jarimatika adalah teknik berhitung mudah dan
menyenangkan dengan menggunakan jari-jari tangan (Peni 2008: 17).
Metode hitung dengan jari tangan bertujuan untuk membantu siswa dalam
mengoprasikan aritmatika terutama dalam berhitung dengan
menggunakan konsep perkalian.
Teknik Jarimatika dapat digunakan oleh siapapun, bukan hanya
guru tetapi orang tua juga dapat menggunakannya dalam pembelajaran di
rumah. Atas peran guru, orangtua, dan tentunya nilai dari siswa, teknik
jarimatika ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan
siswa pada mata pelajaran matematika, terutama dalam berhitung
7
perkalian. Sejauhmana keefektifan metode jarimatika menarik untuk
diteliti.
Dalam kaitannya dengan operasi hitung perkalian pada
pembelajaran matematika, metode lain yang digunakan adalah metode
penemuan atau yang biasa dikenal dengan metode Inquiry. Inqury dalam
bahasa Indonesia berarti penemuan. Menurut Sund (dalam Suryobroto,
2002: 193) dinyatakan bahwa metode penemuan adalah proses mental
dimana siswa mengasimilasikan sesuatu konsep atau sesuatu prinsip.
Proses mental tersebut misalnya: mengamati, menggolong-golongkan,
membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan
sebagainya. Yang dimaksud konsep misalnya: segitiga, demokrasi, panas,
energi, dan sebagainya. Sementara prinsip misalnya: logam apabila
dipanasi mengembang, lingkungan berpengaruh terhadap kehidupan
organisme.
Kegiatan pembelajaran penemuan terbimbing menekankan pada
pengalaman belajar secara langsung melalui kegiatan penyelidikan,
menemukan konsep dan kemudian menerapkan konsep yang telah
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan kegiatan belajar yang
berorientasi pada keterampilan proses menekankan pada pengalaman
belajar langsung, keterlibatan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran,
dan penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari. Siswa didorong
untuk berpikir kritis, menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan
konsep atau prinsip umum berdasarkan bahan/data yang telah disediakan
8
guru. Dalam menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing,
guru hendaknya mampu merumuskan langkah-langkah pembelajaran
sesuai dengan tingkat perkembangan kompetensi dasar yang dimiliki
siswa.
Metode jarimatika salah satu cara berhitung yang menggunakan
alat bantu jari tangan. Dengan metode ini, siswa dilatih untuk mengetahui
konsep perkalian dasar. Keterlibatan siswa untuk memperagakan
jarimatika dapat membuat pembelajaran semakin bermakna. Siswa dapat
menggunakan jari tangannya untuk menyelesaikan permasalahan
berhitung berdasarkan aturan formasi tangan dengan penyelesaian
jarimatika. Media jarimatika ini selain fleksibel juga tidak memberatkan
memori otak anak dalam proses berhitung, menunjukkan tingkat
keakuratan yang tinggi (Prasetyo, 2008: 28). Kemudahan penggunaan
media jarimatika berdampak pada kecepatan dan ketepatan dalam
berhitung. Penerapan media ini pada pembelajaran matematika akan lebih
berkesan dan menarik sehingga membangkitkan minat belajar siswa
Tentu saja hal ini akan sangat membantu siswa dalam menguasai
keterampilan berhitung perkalian, sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
Sejalan dengan penelitian Nasution dan Surya (2016) bahwa
penerapan teknik jarimatika dapat meningkatkan kemampuan operasi
hitung perkalian. Selanjutnya menurut Manik dan Mukhtar (2017) metode
penemuan terbimbing dapat meningkatkan kemampuan pemahaman
9
konsep matematika siswa. Menurut Darminto (2013) bahwa pembelajaran
berbasis kearifan lokal meningkatkan keterampilan pemecahan masalah.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan metode jarimatika dan metode penemuan pada
pembelajaran operasi perkalian dengan memperhatikan kemampuan
berhitung dan pemecahan masalah di sekolah dasar.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi
permasalahan sebagai berikut :
1. Masih rendahnya keterampilan berhitung perkalian siswa di Sekolah
Dasar.
2. Masih kurangnya sosialisasi tentang pembelajaran berhitung
matematika menggunakan metode berhitung dengan menggunakan
alat bantu.
3. Rendahnya minat siswa belajar berhitung dalam hal ini bidang studi
matematika.
4. Para siswa mengalami kesusahan dalam menghafal perkalian.
5. Metode Jarimatika belum dibiasakan dalam pembelajaran matematika
6. Masih kurang tenaga pendidik yang menguasai metode Jarimatika di
Sekolah Dasar.
7. Penggunaan metode mengajar yang digunakan guru selama ini
dianggap belum mampu dalam mengatasi kesulitan siswa di Sekolah
Dasar pada mata pelajaran matematika dengan materi perkalian.
10
B. Batasan Masalah
Permasalahan dalam pembelajaran matematika dengan materi
perkalian sangat kompleks, diantaranya adalah siswa berpendapat
pembelajaran perkalian sukar dan menjenuhkan, siswa membutuhkan
waktu lebih lama dalam belajar perkalian, belum adanya penggunaan
metode pembelajaran yang tepat untuk memecahkan kesulitan siswa.
Pembatasan masalah diperlukan agar peneliti ini lebih efektif,
efisien, terarah dan dapat dikaji. Penelitian ini difokuskan masalah masih
rendahnya kemampuan berhitung siswa di Sekolah Dasar. Adapun
materi yang disajikan dalam penelitian ini adalah kemampuan berhitung
dengan menggunakan metode jarimatika.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah ini
sebagai berikut.
1. Seberapa besar tingkat kemampuan berhitung siswa dan pemecahan
masalah siswa pada pembelajaran operasi perkalian dengan metode
jarimatika di sekolah dasar wilayah 1 Kec. Bungoro ?
2. Seberapa besar tingkat kemampuan berhitung siswa dan pemecahan
masalah siswa pada pembelajaran operasi perkalian dengan
menggunakan metode penemuan di sekolah dasar wilayah 1 Kec.
Bungoro ?
11
3. Apakah ada perbedaan metode jarimatika dan metode penemuan
terhadap kemampuan berhitung siswa dan pemecahan masalah di
sekolah dasar wiayah 1 Kec. Bungoro ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini
bertujuan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kemampuan hitung siswa dan pemcahan masalah
pada pembelajaran operasi perkalian dengan metode jarimatika.
2. Untuk mengetahui kemampuan hitung siswa dan pemecahan masalah
pada pembelajaran operasi hitung perkalian dengan menggunakan
metode penemuan.
3. Untuk mengetahui perbedaan metode jarimatika terhadap kemampuan
berhitung siswa dan pemecahan masalah di sekolah dasar wilayah 1
Kec. Bungoro.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan
penggunaan metode jarimatika dan penerapannya terhadap kemampuan
berhitung siswa di sekolah- sekolah dasar.
12
2. Manfaat praktis.
a. Bagi siswa
Melalui metode jarimatika maka hasil penelitian ini diharapkan
dapat membantu siswa dalam menyelesaikan perkalian dengan tepat dan
cepat, serta diharapkan dapat meningkatkan minat siswa terhadap
pelajaran matematika.
b. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru
memilih teknik pembelajaran matematika yang tepat khususnya pokok
bahasan perkalian. Disamping itu diharapkan mampu membantu guru
dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran matematika sehingga
kegiatan belajar dapat lebih menarik dan inovatif dan lebih
menyenangkan.
c. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan/pengetahuan serta pengalaman dalam meneliti.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Metode Jarimatika
a) Pengertian metode jarimatika
Jarimatika adalah suatu cara berhitung dengan menggunakan jari
dan ruas jari-jari tangan (Prasetyono, 2008: 28 ). Menurut Astuti (2013: 3)
mengemukakan bahwa jarimatika adalah suatu cara menghitung
matematika yang mudah dan menyenangkan dengan menggunakan jari
kita sendiri. Dibandingkan dengan metode lain, jarimatika lebih
menekankan pada penguasaan konsep terlebih dahulu kemudian cara
cepatnya, sehingga anak-anak menguasai ilmu secara matang. Selain itu
metode ini disampaikan secara menyenangkan sehingga anak-anak akan
merasa senang dan mudah menerimanya ( Abdullah , 2012: 33 ).
Seperti halnya dalam operasi penjumlahan dan pengurangan,
dalam operasi perkalian ini dapat dilakukan perhitungan dengan mudah
dan cepat hanya dengan menggunakan 10 jari saja. Metode berhitung
dengan jari disebut jarimatika. Jarimatika merupakan singkatan dari jari
dan aritmatika, dengan memanfaatkan sepuluh jari manusia. Jarimatika
adalah sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan
berhitung dasar kepada anak-anak menurut kaidah, dimulai dengan
memahamkan secara benar terlebih dahulu tentang konsep bilangan,
14
lambang bilangan dan operasi hitung dasar, kemudian mengajarkan cara
berhitung dengan jari-jari tangan. Prosesnya diawali, dilakukan dan
diakhiri dengan gembira (Wulandari 2013: 14 ).
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa jarimatika
adalah sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan
berhitung dasar kepada anak-anak menurut kaidah: dimulai dengan
memahami secara benar terlebih dahulu tentang konsep bilangan,
lambang bilangan, dan operasi hitung dasar, kemudian mengajarkan cara
berhitung dengan menggunakan jari-jari tangan.
Berhitung dengan metode jarimatika mudah dipelajari dan
menyenangkan bagi siswa. Mudah dipelajari karena jarimatika mampu
menjembatani antara tahap perkembangan kognitif siswa yang konkret
dengan materi berhitung yang bersifat abstrak. Anak pada usia sekolah
dasar tidak dapat dipaksakan secara langsung untuk berpikir abstrak, oleh
karena itu dengan berhitung menggunakan jari anak bisa memahami cara
berhitung sepat benda konkrit. Adapun keunggulan menggunakan metode
jarimatika menurut (Prasetyono, 2008 : 33 ) adalah:
a. Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung. Siswa belajar
dengan memanipulasi hal-hal konkret tersebut untuk mempelajari
materi matematika yang bersifat abstrak dan edukatif. Ilmu ini mudah
dipelajari segala usia minimal anak usia 3 tahun. Menyenangkan
karena siswa merasakan seolah mereka bermain sambil belajar dan
merasa tertantang dengan metode jarimatika .
15
b. Tidak membebani memori otak siswa. Metode berhitung jarimatika
mampu menyeimbangkan kerja otak kanan dan kiri, hal itu dapat
ditunjukkan pada waktu berhitung mereka akan mengotak-atik jari-jari
tangan kanan dan kirinya secara seimbang. Jarimatika mengajak siswa
untuk dapat mengaplikasikan operasi hitung dengan cepat dan akurat
menggunakan alat bantu jari-jari tangan, tanpa harus banyak
menghafal semua hasil operasi hitung tersebut .
c. Praktis dan efisien. Dikatakan praktis karena alat hitungnya jari maka
selalu dibawa kemana-mana. Alatnya tidak akan pernah ketinggalan
dan tidak akan disita lagi apalagi diambil, karena siswa hanya
menggunakan jari-jari sebagai alat hitungnya pada saat ujian. Efisien
karena alatnya selalu tersedia dan tidak perlu dibeli.
d. Penggunaan Jarimatika lebih menekankan pada penguasaan konsep
terlebih dahulu baru ke cara cepatnya, sehingga anak-anak menguasai
ilmu secara matang.
e. Metode ini disampaikan secara fun, sehingga anak-anak akan merasa
senang dan gampang bagaikan “ tamasya belajar “
f. Menyenangkan sehingga memudahkan anak dalam menerima materi
baru.
g. Membiasakan anak mengembangkan otak kanan dan kirinya sehingga
otak bekerja lebih optimal.
h. Membangun rasa percaya diri .
16
Adapun kelebihan dari metode Jarimatika menurut (Wulandari
2013: 44 ) adalah sebagai berikut.
a. Fleksibel
b. Tidak memberatkan memori otak saat digunakan
c. Tidak bisa disita saat ujian berlangsung
d. Dalam proses perhitungan, menunjukkan tingkat keakuratan yang tinggi
e. Siswa terlibat secara fisik, lisan maupun tulisan .
Sejalan dengan Wulandari dan Astuti (2013: 9) menjelaskan bahwa
kelebihan dari metode Jarimatika diantaranya:
a. Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung. Hal ini akan
membuat anak mudah melakukannya .
b. Gerakan jari-jari tangan akan menarik minat anak. Mungkin mereka
menganggapnya lucu sehingga mereka melakukannya dengan
gembira.
c. Jarimatika tidak akan memberatkan memori otak .
d. Alatnya tidak perlu dibeli, tidak akan pernah ketinggalan dimana
menyimpannya dan juga tidak dapat disita ketika sedang ujian .
Adapun kelemahan dari metode jarimatika yaitu terdapat rumus-
rumus, sehingga anak harus paham dalam penempatan rumus-rumus
tersebut. Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kelebihan
penggunaan metode jarimatika adalah fleksibel, tidak memberatkan
memori otak saat digunakan, tidak bisa disita saat ujian berlangsung,
dalam proses perhitungan, menunjukkan tingkat keakuratan yang tinggi,
17
siswa terlibat secara fisik, lisan maupun tulisan. Sedangkan kekurangan
dari penggunaan metode jarimatika yaitu terdapat aturan-aturan, sehingga
anak harus paham dalam penempatan aturan dalam setiap jari yang
digunakan. Jika bilangan berubah menjadi lebih besar dari ratusan hingga
ribuan, maka aturan tersebut juga mengalami perubahan.
Dalam perkembangan konsep matematika dengan menggunakan
jarimatika, alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah jari
tangan yang dimiliki siswa dan peneliti. Di bawah ini merupakan langkah-
langkah pembelajaran perkalian kelompok dasar ( bilangan 6-10).
a. Siswa terlebih dahulu perlu memahami angka atau lambang bilangan .
b. Siswa mengenali konsep operasi perkalian
c. Siswa sebelumnya diajak bergembira, bisa dengan bernyanyi
d. Mengenal lambang-lambang yang digunakan di dalam jarimatika
Pengenalan Jarimatika seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 1.Formasi Jarimatika Perkalian 6-10 Sumber: Wijiastuti dan Desiningsih(2013:3)
18
Tahapan-tahapan mempelajari cara berhitung dengan
menggunakan jarimatika
a. Siswa diajarkan cara menghitung dengan jarimatika dengan ketentuan
sebagai berikut :
Rumus : ( T1 + T2 ) + ( B1 + B2 )
Keterangan :
T1 = jari tangan kanan yang ditutup ( puluhan )
T2 = jari tangan kiri yang ditutup ( puluhan )
B1 = jari tangan kanan yang dibuka ( satuan )
B2 = jari tangan kanan yang dibuka ( satuan )
b. Guru dan siswa melakukan operasi perkalian dengan
mendemonstrasikan menggunakan jari tangan
Contoh :
Gambar 2. Formasi Berhitung Perkalian Sumber : Wijiastuti dan Desiningsih(2013:3)
Tangan kanan ( 7 ): kelingking dan jari manis ditutup (dilipat ). Tangan
kiri ( 8): kelingking jari manis , dan jari tengah ditutup (dilipat) 7 x 8
19
dapat diselesaikan sebagai berikut . Jari yang ditutup bernilai puluhan ,
dijumlahkan . Jari yang terbuka bernilai satuan, dikalikan.
Formasi jarimatikanya adalah sebagai berikut:
7 x 8 = ( T1 + T 2 ) + ( B1 + B2 )
= ( 20 + 30 ) + ( 3 x 2 )
= 50 + 6
= 56
c. Ajak siswa terus bergembira, jangan merepotkan anak untuk menghafal
lambang-lambang jarimatika
d. Melakukan latihan secara rutin dengan demikian anak merasa senang
tanpa ada paksaan untuk menghafal
2. Metode Penemuan
a). Pengertian metode penemuan
Jeni mengemukakakn bahwa metode pembelajaran penemuan
adalah suatu metode pembelajaran dimana guru memberi siswa contoh-
contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut
( Eggen 2012). Metode pembelajaran ini merupakan suatu cara untuk
memahami suatu topik. Fungsi pengajar disini bukan untuk menyelesaikan
masalah bagi peserta didiknya, melainkan membuat siswa mampu
menyelesaikan masalah itu sendiri.
Menurut Marks (dalam Syarif 2012), pembelajaran penemuan
mencakup penciptaan suasana lingkungan atau cara yang memungkinkan
siswa melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu yang baru bagi
20
mereka. Metode ini memberikan pemahaman kepada siswa untuk
menemukan, menyelidiki suatu permasalahan yang ada dilingkungan
sekitar, siswa mendapat pengalaman baru yang belum pernah mereka
ketahui sebelumnya. Sedangkan menurut Ruseffendi (dalam Misriyadi,
2013), metode penemuan adalah metode mengajar yang mengatur
pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan
yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan,
tetapi sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri.
Berdasarkan penjelasan di atas penemuan memungkinkan siswa
dapat menemukan suatu masalah yang diberikan guru, melalui
keterlibatannya secara aktif dalam pembelajaran yang didasarkan pada
serentetan pengalaman-pengalaman belajar yang lampau. Yang
dimaksud keterlibatan secara aktif dapat berupa kegiatan mengadakan
percobaan/penemuan sebelum membuat kesimpulan, atau memanipulasi,
membuat struktur, dan mentransfer informasi sehingga menemukan
informasi baru yang berupa kebenaran alam. Selama proses penemuan,
siswa mendapat bimbingan guru baik berupa petunjuk secara lisan
maupun petunjuk tertulis yang dituangkan dalam bentuk lembar kerja
siswa. Guru menciptakan lingkungan atau cara yang memungkinkan
siswa melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu. Pemberian
bimbingan dimaksudkan untuk membangkitkan perhatian pada tugas yang
sedang dihadapi, mengurangi pemborosan waktu, dan menghindari
kegagalan proses penemuan.
21
3. Hakekat Kemampuan Berhitung Perkalian
a. Kemampuan Berhitung
Menurut Peorwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
(1996) berhitung berarti mengerjakan hitungan. Berhitung adalah salah
satu keterampilan dasar yang perlu dikuasai. Aritmatika berasal dari
bahasa Yunani yang artinya angka atau dulu disebut dengan ilmu hitung
yaitu cabang tertua matematika yang mempelajari operasi dasar bilangan.
Operasi dasar tersebut adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian.
Aisyah ( 2007) ”Kemampuan berhitung merupakan salah satu
kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, dapat dikatakan
bahwa semua aktivitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini”.
Menurut Bismo dalam (Saadah:2008) kemampuan berhitung adalah
kemampuan seseorang yang digunakan untuk memformulasikan
persoalan matematika sehingga dapat dipecahkan dengan operasi
perhitungan atau aritmatika biasa yaitu tambah, kurang, kali dan bagi.
Menurut Sulistyono dan Sari (2013) untuk mengajarkan matematika
di sekolah dasar, guru perlu mengetahui dan mengerti tentang prinsip-
prinsip pengajarannya. Prinsip -prinsip itu adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran dimulai dari yang sederhana ke yang kompleks
2) Pembelajaran dimulai yang mudah ke yang sukar
3) Pembelajaran dimulai dari yang konkret ke yang abstrak
22
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan
bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan yang memerlukan
penalaran dan keterampilan aljabar yang digunakan untuk
memformulasikan persoalan matematika sehingga dapat dipecahkan
dengan operasi hitung yang diperlukan dalam semua aktivitas kehidupan
manusia sehari-hari. Untuk dapat berhitung dengan baik diperlukan suatu
proses:
1) Anak perlu untuk memahami bilangan dan proses membilang
2) Kemudian mulai diperkenalkan lambang bilangan
3) Setelah itu diajarkan konsep operasi hitung
4) Baru kemudian dikenalkan aneka cara dan metode melakukan
penghitungan.
b. Karakteristik Siswa di Sekolah Dasar
Siswa sekolah dasar pada umumnya berada pada rentang usia 6
sampai 12 tahun atau tiba saatnya individu menjadi matang secara
seksual. Dalam psikologi perkembangan, rentang usia tersebut lazimnya
sebagai middle and latechildhood ( masa kanak). Nasution menyebutkan
bahwa kelompok anak ini dengan sebutan masa usia sekolah dasar
(Djamarah 2002). Sebutan ini mungkin diberikan karena anak pada masa
ini mulai keluar dari lingkungan pertama mereka yaitu keluarga dan mulai
memasuki lingkungan sekolah
Menurut Djaali (2012) bahwa sifat-sifat khas yang dimiliki anak
sekolah dasar dalam merencanakan program sekolah yang akan
23
diberikan kepada mereka perlu dipertimbangkan masak-masak. Sejak
berumur 9-12 tahun anak tadi harus dibimbing atau dibantu untuk ikut
serta mengambil bagian dalam kerja kelompok agar dapat bekerja sama
dengan teman-temannya dengan baik. Lagi pula dengan pengalaman
yang diperolehnya, rasa ingin tahunya akan bertambah.
Menurut Hurlock yang dikutip oleh Sulviana (2008), ada tiga ciri
utama pada masa ini yang dapat menunjukkan perbedaan dengan masa
sebelumnya yaitu:
1) Adanya dorongan anak untuk masuk kedalam dunia permainan dan
pekerjaan yang membutuhkan keterampilan otot–otot .
2) Adanya dorongan anak-anak untuk keluar dari lingkungan rumah dan
masuk kedalam peer group ( kelompok sebaya ) .
3) Adanya dorongan mental untuk mematuhi dunia konsep – konsep
logika , simbol dan komunikasi secara dewasa.
Menurut Basset, Jack dan Logam dalam Sulviana (2008)
karakter masa usia sekolah dasar adalah sebagai berikut.
1) Mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik
akan dunia sekitar yang mengelilingi dunia mereka sendiri
2) Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira atau riang
3) Mereka suka mengatur dirinya sendiri untuk menangani berbagai hal
mengeksplorasi suatu situasi dan mencoba usaha – usaha baru.
24
4) Mereka biasanya bergetar perasaannya dan terdorong untuk
berprestasi sebagai mana mereka tidak suka mengalami ketidak
puasan dan menolak kegagalan
5) Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif dan
mengajar anak-anak lain.
Pada pendidikan dasar terdapat dua tingkat kelas yaitu kelas
rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah dimulai dari kelas 1 sampai kelas 3,
sedangkan kelas tinggi dimulai dari kelas 4 sampai kelas 6 (Bahri 2002)
membagi karakteristik siswa SD menjadi dua yaitu karakter masa kelas
rendah dan karakter masa kelas tinggi.
1) Karakter siswa kelas rendah :
a) Adanya hubungan yang positif yang tinggi antara kesehatan dan
pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah .
b) Adanya sikap yang cenderung mematuhi peraturan – peraturan
tradisional
c) Adanya kecendrungan untuk memuji diri sendiri
d) Suka membandingkan diri sendiri dengan anak lain dengan tujuan
untuk meremehkan orang lain
e) Mengabaikan soal yang tidak bisa diselesaikan
f) Anak hanya menghendaki nilai yang baik meskipun dia sebenarnya
tidak pantas untuk mendapatkan nilai baik.
2) Karakter siswa kelas atas
a) Adanya minat terhadap sesuatu yang bersifat kongkrit
25
b) Mempunyai sifat yang realistik, ingin tahu, dan ingin belajar
c) Mempunyai minat mengenai hal -hal dan mata pelajaran khusus
d) Pada umur sebelas ( 11 ) tahun anak akan membutuhkan gurunya
atau orang dewasa.
e) Anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya.
Siswa kelas bawah yaitu siswa kelas 1, 2 dan kelas 3 menurut
J.Piaget ( dalam Wuryani: 2006) masih dalam tahap concrete operation
dalam perkembangan kognitif anak . Anak masih terkait pada hal-hal yang
masih bersifat konkrit. Anak mulai dapat berpikir lebih dulu akibat yang
mungkin terjadi dari tindakan yang akan dilakukan. Pada akhir tahap ini,
anak telah menguasai prinsip menyimpan.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya karakter siswa sekolah dasar adalah mereka memiliki rasa ingin
tahu yang besar akan lingkungan sekitar mereka, senang bermain,
senang bereksplorasi, anak tidak menyukai kegagalan, adanya
kecendrungan mematuhi peraturan permainan, dan adanya kecendrungan
anak memuji dirinya sendiri, dan ingin dipuji. Oleh karena itu, disesuaikan
dengan karakteristik siswa sekolah dasar kelas tinggi dalam pembelajaran
Matematika khususnya perkalian, penerapan metode jarimatika sesuai
dan sangat bermanfaat bagi siswa yaitu tidak menjenuhkan, belajar sambil
bermain jari-jari tangan, mematuhi permainan atau mengingat simbol
abstrak dalam jari tangan dan dengan hasil yang cepat serta tepat akan
menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi .
26
4. Pemecahan Masalah (problem solving)
Metode problem solving adalah suatu metode berpikir dan
memecahkan masalah. Dalam hal ini siswa dihadapkan pada suatu
masalah, kemudian diminta untuk memecahkannya. Dalam 'bahasa
perencanaan', masalah adalah perbedaan antara kondisi yang ada
(objektif) dengan kondisi yang diharapkan. Dalam pembelajaran
matematika di sekolah, suatu masalah (seal) menjadi tantangan yang
tidak dapat segera diselesaikan dengan prosedur rutin yang diketahui oleh
siswa.
Problem solving adalah suatu proses belajar mengajar yang berupa
penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil
yang di peroleh dengan yang diinginkan (Pranata 2005). Sejalan dengan
pendapat tersebut Prawiro (1986) mengatakan bahwa problem solving
adalah metode mengajar dengan jalan menghadapkan siswa pada suatu
masalah yang harus dipecahkan oleh siswa sendiri dengan mengarahkan
segala kemampuan yang ada pada diri siswa tersebut. Menurut Hudoyo
(2007), dalam pengajaran matematika, bahwa masalah (soal) matematika
dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
a. Latihan yang diberikan pada waktu belajar matematika yang bersifat
latihan agar terampil atau sebagai aplikasi dari pengertian yang baru
diajarkan.
b. Masalah yang tidak seperti halnya latihan melainkan menghendaki
siswa untuk menggunakan sintesa atau analisa. Untuk menyelesaikan
27
suatu masalah, siswa tersebut harus menguasai hal-hal yang telah
dipelajari sebelumnya, yaitu mengenai pengetahuan, keterampilan, dan
pemahaman, tetapi dalam hal ini ia menggunakannya di dalam situasi
baru.
Menurut Polya (2002) memberi empat langkah pokok cara
pemecahan masalah, yaitu :
1. Memahami masalahnya
Masing-masing siswa mengerjakan lathan yang berbeda dengan teman
sebelahnya.
2. Menyusun rencana penyelesaian
Pada tahap ini siswa diarahkan untuk dapat mengidentifikasi masalah,
kemudian mencari cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
3. Melaksanakan rencana penyelesaian itu
Langkah yang ketiga, siswa dapat menyelesaikan masalah dengan
melihat contoh atau dari buku, dan bertanya pada guru.
4. memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan
Terakhir siswa mengulang kembali atau memeriksa jawaban yang telah
dikerjakan, kemudian siswa bersama guru dapat menyimpulkan dan
dapat mempresentasikan di depan kelas.
28
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam metode problem
solving menurut Majid (2009) adalah sebagai berikut.
a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus
tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut. Misalnya dengan jalan membaca
buku buku, meneliti, bertanya, berdikusi, dan lain-lain.
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan
jawaban itu tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh.
d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini
siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul
yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok.
e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan
terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.
5. Operasi Perkalian
Perkalian adalah operasi matematika penskalaan satu bilangan
dengan bilangan lain. Sederhananya perkalian merupakan penjumlahan
berulang. Operasi ini adalah salah satu dari empat operasi dasar didalam
aritmatika dasar (yang lainnya adalah penjumlahan, pengurangan, dan
pembagian).
Perkalian adalah penjumlahan berganda dengan suku – suku yang
sama. Pada prinsipnya, perkalian sama dengan penjumlahan secara
berulang. Oleh karena itu, kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa
29
sebelum mempelajari perkalian adalah penguasaan penjumlahan. Adapun
lambang dari perkalian itu sendiri adalah “ x “.
Definisi perkalian adalah penjumlahan berganda dengan suku-
suku yang sama, misalnya 2 + 2+ 2+ 2+ 2. Disebut juga penjumlahan
berulang. Disini terdapat lima suku yang sama yaitu 2. Penjumlahan ini
disajikan pula dalam bentuk : 5 x 2 dan disebut perkalian 5 dan 2. Jika
bilangan-bilangannya “a” dan “b”, maka a x b adalah penjumlahan
berulang yang mempunyai “a” suku, dan tiap-tiap suku sama dengan “ b”,
dengan rumus : a x b = b + b + b + b + b ( a suku ). Jika a x b dinamakan
c, maka terdapat : a x b = c, yang dibaca : “ a kali b sama dengan c “, a
dinamakan sebagai pengali, b dinamakan bilangan yang dikalikan, atau
untuk singkatannya terkalikan, a x b dan c dinamakan hasil kali .
Pada operasi perkalian pada bilangan cacah berlaku sifat komutatif
dan assosiatif, yaitu bilangan yang saling tukar tempatnya, tetapi hasilnya
tetap sama.
B. Penelitian Yang Relevan
Berikut disajikan penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
1. Aulia Dezi Nur Rahman ( 2013 ) dan Safitri ( 2009 ). Menurut Dezi Nur
Rahman pada tahun 2013 dengan judul Efektivitas Matematika pada
bab perkalian memulai metode jarimatika terhadap Ketuntasan belajar
siswa kelas II MI Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang tahun
pelajaran 2012 / 2013, mengungkapkan bahwa melalui kegiatan ini
merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam suatu
30
kelas, guna mengajarkan suatu metode baru, untuk meningkatkan
prestasi kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) siswa di kelas II Mi
Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang pada mata pelajaran
matematika pada bab perkalian melalui metode jarimatika. Masalah
utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) apakah
metode jarimatika dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
mata pelajaran matematika pada bab perkalian kelas II MI Pabelan
Kec. Pabelan Kab. Semarang tahun 2012 / 2013 (2) apakah metode
jarimatika efektif meningkatkan ketuntasan siswa pada mata pelajaran
matematika pada bab perkalian?. Temuan dari penelitian ini adalah
bahwa penggunaan metode jarimatika mampu meningkatkan prestasi
belajar siswa dan efektif terhadap perhatian belajar siswa .
2. Tiarmina Sitio tahun 2017 dengan judul Penerapan Metode Jarimatika
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 1 SDN 003 Pagaran
Tapah Darussalam Kabupaten Rokan Hulu mengungkapkan bahwa
latar belakang penelitian ini adalah buruknya prestasi belajar
matematika siswa kelas I SDN 003 Tagaran Tapah Darussalam.
Rendahnya hasil penelitian ini disebabkan oleh: (a) dari 24 siswa hanya
8 orang yang terlihat dalam mengikuti semangat proses pembelajaran;
(B) minat siswa dalam tugas guru masih kurang, terlihat ketika diberi
pekerjaan lebih dari 50% siswa tidak melakukan pekerjaan dengan
baik; (c) terlihat dari 24 siswa, hanya 40% yang menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru; dan (d) jika tidak ada masalah yang dianggap
31
sulit, siswa berkemampuan rendah yang hanya menunggu hasil dari
kemampuannya yang tinggi, tanpa ada upaya untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Untuk itu penelitian dengan menerapkan metode
Jarimatika dengan tujuan meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam dua siklus pada siklus I dan siklus II, setiap siklus dilakukan
dalam dua sesi, langkah-langkah penelitian ini terdiri dari empat tahap:
(1) perencanaan; (2) implementasi tindakan; (3) observasi; dan (4)
refleksi.
3. Ari Uswatun Hasanah tahun 2018 dengan judul Penggunaan Metode
Jarimatika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Kelas
2 SDN Sukorejo mengemukakan bahwa berdasarkan hasil pengamatan
selama ini peserta didik kurang tertarik dengan pelajaran matematika
karena di anggap sebagai pelajaran yang sulit dan susah berhitung
sehingga menyebabkan peserta didik mudah menyerah dan bosan.
Beradasarkan peneliti wawancara dengan guru wali kelas bahwa siswa
kelas 2 ini belum mampu berhitung perkalian dengan cara cepat.
Kebanyakan siswa masih dengan cara menghafal disitulah pada saat
mengerjakan soal siswa merasa kesulitan. Oleh karena itu untuk
meningkatkan kemampuan berhitung perkalian dasar maka akan
menerapkan dengan metode jarimatika. Dimana jarimatika ini sangat
simpel digunakan karena menggunakan jari-jari tangan dan mudah
disimpan. Dalam teknik pengumpulan data ini adalah wawancara dan
32
observasi.Subjek dalam penelitian ini adalah 40 siswa 35 siswa kelas 2
SDN Sukorejo.
4. Beny Yonas Septiyawili tahun 2016 dengan judul Penggunaan Metode
Jarimatika Dalam Meningkatkan Kecepatan Berhitung Perkalian
Bilangan 6 sampai 10 Untuk Siswa SD Kelas 3 Di SD Blunyahan I
Bantul Yogyakarta mengemukakan bahwa mengetahui efektifitas teknik
jarimatika antara bilangan 6 sampai 10 yang diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dan mempermudah guru dalam
menyampaikan materi perkalian demi menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya
meningkatkan kecepatan berhitung perkalian 6 sampai 10 dengan
menerapkan metode jarimatika dilakukan dengan membagi tindakan
kelas terdiri atas 2 siklus. Waktu tercepat siklus 1 yaitu 36 detik untuk
mengerjakan satu soal perkalian. Waktu rata-rata untuk menyelesaikan
satu soal perkalian yaitu 45,75 detik. Waktu tercepat pada siklus 2 yaitu
1,5 menit atau 90 detik untuk menyelesaikan 20 soal perkalian 6-10.
Artinya, dibutuhkan waktu 4,5 detik untuk menyelesaikan satu soal.
Pada siklus 2 nilai rata-rata meningkat menjadi 83,6 dan seluruh siswa
(100%) telah mencapai KKM.
5. Maria Atik Sunarti Ekowati dan Darsini tahun 2015 dengan judul Efektif
Belajar Matematika Pada Anak Usia Dini Dengan Jari Melalui Model
Aplikasi Visualisai Jarimatika mengemukakan bahwa Jarimatika sangat
penting untuk pembelajaran matematika terutama bagi anak usia dini,
33
oleh sebab itu, pengembangan prototype model aplikasi visalisasi
jarimatika adalah solusi yang dapat membantu anak-anak untuk belajar
matematika, dan membawa dalam website adalah bagian dari
pengembangan teknologi tepat guna, sehingga orang tua siswa
khususnya dapat mempelajarinya melalui media online di internet,
sehingga bukan hanya orang tua siswa dan siswa TK dan PlayGroup di
20 sampel di wilayah dinas Surakarta saja yang dapat belajar
melainkan semua orang belajar jarimatika melalui media internet secara
online.
6. Tetti Khairani Nasution dan Edy Surya tahun 2016 dengan judul
Penerapan Teknik Jarimatika Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan
Operasi Hitung Perkalian Bilangan mengemukakan bahwa Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung perkalian
melalui penerapan teknik jarimatika. PTK dilaksanakan secara
kolaboratif bersama guru kelas dalam dua siklus. Subjek penelitian
siswa kelas II SD N 100070 Lobulayan T.A 2014 berjumlah 22 siswa.
7. Idham Sumirat, Wayuningsih dan Trimurtini tahun 2016 dengan judul
Pengaruh Praktik Jarimatika Terhadap Keterampilan Berhitung
Perkalian Pada Siswa Kelas II SD mengemukakan bahwa penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh praktik aritmatika Jarimatika
terhadap keterampilan multiplikasi di gugus Sekolah Dasar kelas II
Jogonegoro Selomerto, Kabupaten Wonosobo. Populasi dalam
penelitian ini adalah gugus Sekolah Dasar kelas II Jogonegoro yang
34
berjumlah 8 sekolah. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu
dengan menggunakan jenis desain acak pretour-posttest kontrol labu.
Sistem pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode cluster random sampling yang mengambil dua langkah
secara acak.
Dari beberapa penelitian di atas, peneliti memilih penelitian ini
karena merupakan penelitian jenis kuantitatif berupa tesis. Penelitian ini
dilakukan di sekolah dasar yang mengambil objek di wilayah 1 Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkajene Kepulauan. Penelitian ini lebih
menekankan pada penggunaan metode jarimatika dan metode penemuan
pada operasi hitung perkalian dengan memperhatikan kemampuan
berhitung siswa dan pemecahan masalah.
C. Kerangka Pikir
Matematika merupakan pengetahuan yang perlu dikenalkan pada
anak sejak usia dini terutama pada usia sekolah dasar. Pada
pembelajaran matematika hal yang paling sering dipermasalahkan anak
adalah dalam operasi hitung perkalian sehingga terkadang matematika
dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan dan sulit yang
menyebabkan anak enggan dan malas dalam belajar matematika
terutama dalam operasi perkalian.
Beberapa permasalahan dalam pelajaran matematika adalah
bahwa perkalian dianggap sangat sulit dan membosankan, banyak
diantara guru yang menggunakan satu metode saja dalam mengajarkan
35
perkalian yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses belajar
mengajar.
Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi
pembelajaran, metode pembelajaran digunakan sebagai cara untuk
menyampaikan pembelajaran langsung, dengan menggunakan metode
tujuan pembelajaran akan tercapai. Diantara metode yang ada. metode
jarimatika dan metode penemuan adalah 2 dari beberapa metode yang
dapat digunakan dalam membantu menyelesaikan beberapa permasalah
dalam operasi hitung perkalian dalam pembelajaran matematika.
Metode jarimatika merupakan metode tentang berhitung yang
menggunakan alat bantu jari tangan dan metode penemuan adalah
metode dengan teknik membantu siswa dalam menemukan solusi atau
jalan keluar dari persoalan matematika yang terkadang sulit dipecahkan
oleh para siswa terkhusus dalam operasi hitung perkalian.
Metode jarimatika memanfaatkan jari tangan sebagai alat bantu
menyelesaikan persoalan matematika dalam operasi hitung perkalian dan
metode penemuan lebih menekankan siswa untuk mampu menyelesaikan
masalah itu sendiri. Metode ini memberikan pemahaman kepada siswa
untuk menemukan, menyelidiki suatu permasalahan yang ada
dilingkungan sekitar, siswa mendapat pengalaman baru yang belum
pernah mereka ketahui sebelumnya.
36
Keterkaitan antara metode jarimatika dan metode penemuan
memungkinkan siswa dapat lebih tertarik dalam pembelajaran matematika
terkhusus pada operasi hitung perkalian. Hal ini tidak terlepas dari
bagaimana siswa mampu mengerjakan operasi hitung perkalian dengan
memanfaatkan jari-jari tangan mereka dalam menemukan dan
menyelesaikan persoalan matematika yang dihadapi sehingga sangat
jelas terlihat dalam proses belajar mengajar keaktifan para siswa dalam
belajar. Dengan metode ini para guru tidak perlu memberitahukan kepada
siswa bagaimana mereka menyelesaikan persoalan operasi hitung
perkalian, cukup dengan mengarahkan, memandu dan memberikan
bimbingan kepada para siswa. Dengan begitu proses belajar mengajar
akan berjalan sangat menyenangkan yang membuat siswa tidak merasa
bosan dan tertekan saat belajar operai hitung perkalian.
Metode jarimatika dan metode penemuan diharapkan pula dapat
meningkatkan kemampuan berhitung siswa dalam operasi hitung
perkalian. Selain itu dapat pula membantu siswa dalam memecahkan
masalah operasi hitung perkalian. Pemecahan masalah merupakan
metode pengajaran yang menghadapkan siswa pada suatu masalah yang
harus dipecahkan sendiri. Pemecahan masalah ini sendiri tidak serta
merta memberikan kebebasan kepada para guru untuk melepas para
siswa dalam memecahkan masalah operasi hitung perkalian, tetapi tetap
memandu dam membimbing siswa dalam menyelesaikan persoalan yang
dihadapi.
37
Pemecahan masalah ini diharapkan nantinya akan lebih
mengarahkan siswa untuk lebih menggunakan kemampuannya dalam
berhitung terutama dalam operasi hitung perkalian sehingga sangat
tampak keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar di dalam kelas.
Metode jarimatika dan metode penemuan ini diharapkan nantinya
dapat meringankan dan menghilangkan kejenuhan dan pemikiran-
pemikiran negatif siswa terhadap pembelajaran matematika terkhusus
dalam operasi hitung perkalian, sehingga siswa mampu mengembangkan
kemampuan berhitung dan sebisa mungkin mampu memecahkan
persoalan matematika yang selama ini dianggap sangat sulit dan akhirnya
membuat mereka selalu aktif dalam belajar .
38
Berdasarkan beberapa persoalan dan pernyataan di atas maka alur
kerangka pikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.2 Kerangka Pikir Penelitian
Operasi Perkalian
Permasalahan:
Perkalian sulit
Tidak menggunakan metode yang tepat
Siswa kurang aktif
Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2
Metode jarimatika Metode penemuan
Terdapat pengaruh metode jarimatika dan metode
penemuan terhadap kemampuan berhitung dan
pemecahan masalah.
39
D.Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Terdapat perbedaan metode jarimatika terhadap kemampuan
berhitung siswa di sekolah dasar wilayah 1 Kec. Bungoro Kabupaten
Pangkep.
2. Terdapat perbedaan metode jarimatika terhadap pemecahan
masalah siswa di sekolah dasar wilayah 1 Kec. Bungoro Kabupaten
Pangkep.
3. Terdapat pengaruh metode penemuan terhadap kemampuan
berhitung siswa di sekolah dasar wilayah 1 Kec. Bungoro Kabupaten
Pangkep.
4. Terdapat perbedaan metode penemuan terhadap pemecahan
masalah siswa di sekolah dasar wilayah 1 Kec. Bungoro Kabupaten
Pangkep.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain dan Prosedur Penelitian
1. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan bertujuan untuk
mengetahui perbandingan penggunaan metode jarimatika dan metode
penemuan terhadap kemampuan berhitung siswa dan pemecahan
masalah dibeberapa Sekolah Dasar di Wilayah 1 Kec. Bungoro Kab.
Pangkep. Penelitian ini termasuk jenis quasi eksperimental. Alasan
peneliti memilih quasi eksperimental design karena penelitian ini
dilaksanakan di Sekolah Dasar yang dikelompokkan ke dalam 2
kelompok.
Dalam penelitian ini, kelas dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Kelas eksperimen 1 diberi
perlakuan dengan menggunakan metode jarimatika. Sedangkan kelas
eksperimen 2 menggunakan metode penemuan.
2. Prosedur penelitian
Prosedur eksperimen berisi langkah-langkah kegiatan yang
dilakukan peneliti maupun subjek penelitian. Tahapan-tahapan yang
menjadi acuan pelaksanaan penelitian dirincikan sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
a. Mengobservasi sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian.
41
b. Menetapkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan sub
pokok bahasan.
c. Menyusun rencana pelaksaan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti terjun langsung ke lapangan,
dalam hal ini sekolah yang dijadikan sebagai tempat penelitian.
Adapun hal yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Mengambil sampel penelitian berupa kelas yang sudah ada.
b. Memberikan pretest.
c. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode
jarimatika dan metode penemuan.
3. Tahap Pelaporan
a. Mengolah data hasil penelitian
b. Pelaporan hasil penelitian.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti mengambil tempat penelitian di beberapa SD di Wilayah 1
Kec. Bungoro Kab. Pangkep dan waktu penelitian dilakukan pada
semester genap tahun 2019/2020
42
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 di 8 sekolah dasar
wilayah 1 Kec. Bungoro Kab. Pangkep yang berjumlah 147 orang
siswa.
2. Sampel
Berdasarkan populasi yang ada maka sampel penelitian ini adalah
menggunakan teknik class random sampling dimana populasi yaitu
siswa kelas 4 di 8 sekolah dasar wilayah 1 Kec. Bungoro Kab. Pangkep
semua kelas 4 yang ada di sekolah tersebut dipilih secara acak untuk
dijadikan sebagai sampel. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas 4 di
SDN 9 Bujung Tangaya dengan jumlah siswa 23 orang dan siswa kelas
4 di SDN 20 Bujung Tangaya dengan jumlah siswa 17 orang sebagai
kelas eksperimen 1 dan siswa dari SDN 5 Bowong dengan jumlah
siswa 21 orang dan SDN 29 Majannang dengan jumlah siswa 30
sebagai kelas eksperimen 2 yang jumlah keseluruhannya adalah 91
orang.
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel bebas dan 2 variabel
terikat yang menjadi variabel bebas adalah metode jarimatika dan metode
penemuan sedangkan variabel terikat adalah kemampuan berhitung
siswa dan pemecahan masalah.
43
E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
a. Metode
1. Metode pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data peneliti. Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan dokumentasi
dan tes. Semua teknik pengumpulan data tersebut digunakan untuk
memperoleh data tentang hasil penelitian. Hasilnya dipadukan dan
dianalisis untuk selanjutnya diambil kesimpulan .
a. Observasi
Langkah awal peneliti ialah pertama mengumpulkan data dan informasi
sebanyak mungkin. Kemudian peneliti mengkhususkan segala data dan
informasi yang peneliti dapatkan sehingga dapat menjadi terpusat.
Observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data-data tentang
penggunaan metode jarimatika dan metode penemuan serta
kemampuan berhitung siswa dan pemecahan masalah dalam mata
pelajaran matematika terkhusus perkalian di SD yang akan menjadi
lokasi penelitian di Kec. Bungoro Kab . Pangkep.
b. Instrumen
1. Tes
Tes tertulis dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal-soal perkalian dan kemampuan
pemecahan masalah – masalah dalam matematika yang terdiri dari :
44
a) Tes kemampuan berhitung
b) Tes pemecahan masalah
2. Dokumentasi
Dokumentasi penelitian ini berupa transkrip nilai matematika siswa.
F.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif dan analisis inferensial.
1. Analisis Deskriptif
Analisis statistika deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan skor
kemampuan berhitung dan pemecahan masalah siswa. Untuk keperluan
analisis digunakan mean,nilai minimum, nilai maksimum, rentang skor dan
standar deviasi.
2. Analisis Inferensial
Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
pengujian dasar analisis yaitu uji normalitas sebagai berikut
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam metode
pembelajaran dalam hipotesis, variabel dependen maupun independen
mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, digunakan
analisis data menggunakan software SPSS. Peneliti menggunakan uji
45
Kolmogorov Smirnov dan Shapiro-Wilk. Data terdistribusi normal jika
diperoleh signifikansi >0,05
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua
keadaan atau populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan melihat
keadaan kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan software SPSS. Peneliti menggunakan uji
Box’M. Data homogen jika diperoleh signifikansi >0,05. Uji homogenitas ini
menggunakan rumus sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2008:
275) yaitu :
F = Varians terbesar Varians terkecil
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan analisys of varience atau
MANOVA. Uji hipotesis ini dilakukan untuk melihat perbedaan yang
signifikan hasil dari kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Uji penelitian
ini menggunakan software SPSS.
Setelah menentukan nilainya, adapun kaidah menentukan hasi uji
berdasarkan yang berarti.
1) Jika taraf signifikan nilai α 0,05 maka diterima dan ditolak.
2) Jika taraf signifikan nilai α 0,05 maka ditolak dan diterima.
Peneliti menggunakan uji multivatiate. Dalam penelitian ini akan dilihat
seberapa besar pengaruh metode jarimatika dan metode penemuan
46
terhadap kemampuan berhitung siswa dan pemecahan masalah siswa
kelas IV di SDN 9 Bujung Tangaya.
47
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran hasil belajar operasi hitung perkalian siswa kelas IV SD Negeri di Wilayah 1 Kecamatan Bungoro sebelum dan sesudah mendapat perlakuan metode jarimatika dan metode penemuan dengan memperhatikan kemampuan berhitung dan pemecahan masalah.
Gambaran Umum Tempat Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah 1 Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkajene Kepulauan yang terdiri dari 8 sekolah yang
masing – masing adalah SDN 9 Bujung Tangaya, SDN 20 Bujung
Tangaya, SDN 29.4 Majannang, SDN 33 Jollo, SDN 30 Passalisiang, SDN
5 Bowong, SDN 26 Padang – Padangeng, dan Mis Muhammadiyah
Bujung Tangaya. Dalam penelitian ini melibatkan dua kelompok penelitian
yaitu kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Siswa kelas
eksperimen 1 diberi perlakuan dengan metode jarimatika dan siswa
dengan eksperimen 2 diberi perlakuan dengan metode penemuan.
Wilayah 1 Kecamatan Bungoro merupakan salah satu wilayah yang
didalamnya terdapat 10 sekolah binaan, dimana 10 sekolah didalamnya
terletak di dua desa yang saling berbatasan yakni Desa Bulu Cindea dan
Desa Bowong Cindea. Masing- masing ke 2 desa berlokasi di Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkajene Kepulauan Propinsi Sulawesi Selatan.
Sekolah – sekolah yang menjadi tempat penelitian merupakan sekolah
– sekolah yang terletak di daerah pesisir. Karena letaknya berada di
48
daerah pinggir pantai sehingga mayoritas peserta didiknya merupakan
anak nelayan yang berstatus sosial menengah ke bawah. Jumlah peserta
didik di setiap sekolah ini terbilang kurang, sehingga jika di rekapitulasi
jumlah peserta didik di wilayah 1 hanya kurang lebih 500 orang saja.
2. Deskripsi Data
Penelitian ini termasuk eksperimen semu / quasy eksperimen. Data
penelitian dari tes awal dan tes akhir tentang materi yang telah
disampaikan dengan menggunakan metode jarimatika dan metode
penemuan. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November 2019
sampai dengan Februari 2020.
Penelitian ini mengangkat variabel penelitian yaitu variabel bebas
yakni metode jarimatika dan metode penemuan serta variabel terikat yaitu
kemampuan berhitung dan pemecahan masalah. Data hasil belajar siswa
diperoleh dari tes berbentuk uraian sebanyak 5 soal dan pilihan ganda
sebanyak 15 nomor. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data dari
hasil pre-test dan post-test yang dilakukan pada kelas eksperimen 1 dan
kelas eksperimen 2.
1) Kelas Eksperimen 1 Metode Jarimatika
Pre-test merupakan tes kemampuan yang diberikan kepada siswa
sebelum diberi perlakuan, sedangkan post-test dilakukan setelah siswa
mendapatkan perlakuan. Kedua tes ini berfungsi untuk mengatur sampai
mana keefektifan program pembelajaran.
49
Peneliti melakukan uji coba terhadap instrumen soal yang akan
digunakan sebagai soal pretest dan posttest sebelum dilakukan
pengambilan data. Uji coba dilakukan di SDN 9 Bujung Tangaya dengan
jumlah siswa 22 orang. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas dan
reabilitas instrumen.
Pelaksanaan penelitian, peneliti menerapkan proses pembelajaran
sesuai dengan Rancangan Perencanaan Pembelajaran ( RPP ) yang telah
dibuat dan dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran matematika dalam
hal ini guru kelas IV. Peneliti melakukan pembelajaran sebanyak 4 kali
pertemuan dimana pemberian pretest dilakukan pada saat sebelum
memasuki tahap pelaksanaan pembelajaran pertama sedangkan soal post
test diberikan pada pertemuan terakhir, yakni pertemuan ke 4.
Pertemuan pertama peneliti memulai langkah pembelajaran dengan
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan inti
dimulai dengan peneliti melakukan tanya jawab mengenai materi
sebelumnya yaitu tentang operasi bilangan untuk memudahkan siswa
dalam mempelajari teknik perkalian dengan metode jarimatika. Peneliti
memberikan rangsangan berupa materi tentang perkalian dimulai dengan
perkalian rendah yaitu perkalian 1 sampai dengan perkalian 3. Peneliti
memberikan kesempatan kepada siswa untuk tampil ke depan kelas
melakukan teknik perkalian.
Pertemuan kedua, peneliti melanjutkan materi berikutnya dengan
kembali melakukan tanya jawab mengenai materi sebelumnya untuk
50
dihubungkan dengan materi yang baru. Pada pertemuan ini peneliti
meminta siswa untuk kembali melakukan teknik perkalian di depan kelas
dengan perkalian yang lebih sulit yaitu perkalian 4 sampai dengan
perkalian 9. Pada kesempatan ini peneliti mulai mengajarkan konsep
perkalian sebagai penjumlahan berulang. Siswa diberi kesempatan
berdiskusi dengan teman sebangku tentang konsep perkalian sebagai
penjumlahan berulang dengan menuliskan perkalian dalam bentuk
penjumlahan berulang di buku masing – masing.
Pertemuan ketiga, peneliti memperkenalkan metode jarimatika kepada
siswa sebagai solusi mudah untuk menguasai perkalian. Pada tahap ini,
peneliti meminta siswa untuk tampil ke depan kelas untuk melakukan
perkalian dengan menggunakan metode jarimatika sampai peserta didik
betul – betul menguasai teknik ini.
Pertemuan keempat, peneliti membagikan lembar soal posttest untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah mempelajari materi perkalian
dengan menggunakan metode jarimatika.
2) Kelas Eksperimen 2 Metode Penemuan
Pada tahap ini, peneliti mengajak siswa untuk menguraikan soal cerita
menjadi suatu penemuan. Pada metode penemuan ini, peneliti membuat
soal cerita kemudian siswa diberi tugas untuk menyelesaikan soal cerita
tersebut dengan menggunakan metode penemuan.
Soal cerita disini adalah bertujuan untuk mengajak siswa memahami
dan menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan dengan kalimat
51
matematika sehingga memudahkan peserta didik untuk memahami
maksud dari soal cerita tersebut.
Pada tahap pertama peneliti memulai langkah pembelajaran dengan
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan ini
dimulai dengan pemberian soal pretest dan setelah itu peneliti melakukan
tanya jawab mengenai materi sebelumnya tentang teknik dalam perkalian
baik dengan menggunakan penjumlahan bersusun maupun dengan
menggunakan teknik jarimatika seperti yang dijelaskan sebelumnya oleh
peneliti. Peneliti memberikan sedikit stimulus dengan mengajak siswa
untuk melakukan penjumlahan berulang dengan meminta peserta didik
satu persatu tampil didepan kelas dan menuliskan di papan tulis
penjumlahan berulang yang dimaksud.
Pertemuan kedua, peneliti melanjutkan materi dengan pemberian soal
– soal cerita yang didalamnya mengandung kalimat matematika tentang
perkalian. Pada kesempatan ini peneliti mulai mengajarkan konsep
tentang bagaimana menguraikan soal cerita menjadi kalimat matematika
yang lebih mudah di pahami dan dicerna oleh peserta didik sehingga
memudahkan para peserta didik untuk menemukan petunjuk
sebagaimana yang diinginkan dalam soal cerita tersebut.
Pertemuan ke tiga, peneliti memperkenalkan metode penemuan
kepada peserta didik sebagai salah satu solusi dalam menjawab dan
memahami soal – soal cerita yang diberikan kepada siswa. Peneliti
52
memberi peserta didik contoh – contoh spesifik dan memandu peserta
didik untuk memahami topik tersebut. Metode penemuan ini membantu
peserta didik untuk menyelesaikan masalah itu sendiri memalui soal cerita
dan menemukan sesuatu yang baru.
Pertemuan keempat, peneliti membagikan soal – soal sebagai post
test atau evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta
didik setelah mempelajari konsep metode penemuan ini.
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Pengembangan Instrumen
Penelitian ini menggunakan instrumen tes kemampuan berhitung dan
pemecahan masalah matematika pada kelas eksperimen 1 dan kelas
eksperimen 2. Instrumen ini divalidasi oleh 2 orang ahli yaitu Validator
1(dosen dari STKIP Pelita Nusantara Buton ) dan Validator 2 (rekan guru
sekolah dasar alumni UNM Jurusan Pendidikan Matematika Sekolah)
Untuk mendapatkan instrumen yang valid, maka dilakukan proses validasi
instrumen.
Instrumen yang divalidasi adalah Tes kemampuan berhitung dan tes
pemecahan masalah berupa soal – soal pilihan ganda sebanyak 10 nomor
dan uraian sebanyak 5 nomor dan RPP yang menggunakan metode
jarimatika dan metode penemuan. Tujuan validasi instrumen tersebut yaitu
untuk mengetahui apakah instrumen tersebut layak atau tidak untuk
dijadikan instrumen penelitian. Selanjutnya data hasil validasi pakar
dianalisis dengan validasi Gregory, menurut Lawshe dan Martuza dalam
53
Ruslan (2009:19), relevansi kedua pakar secara menyeliruh merupakan
validasi isi Gregory, yaitu koefisien validasi isi hitung menggunakan rumus
Validasi isi = D A+B+C+D
Keterangan :
A =sel yang menunjukkan kedua penilai / pakar menyatakan tidak
relevan
B&C =sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antar penilai/pakar
D = sel yang menunjukkan kedua penilai/pakar memenuhi validasi isi
Adapun model kesepakatan antar penilai untuk validasi adalah sebagai
berikut :
Tabel1.5. Kesepakatan Dua Pakar Menurut Model Gregory dalam Ruslan ( 2009)
Tabulasi Penilaian dari Ahli
Validator I
Tidak relevan skor
( 1-2)
Relevan skor
( 3-4)
Validator II
Tidak relevan skor
( 1-2) A B
Relevan skor
( 3-4) C D
Untuk memutuskan apakah instrumen yang telah dikembangkan
memiliki tingkat validitas, maka digunakan model kesepakatan tersebut
dengan menggunakan kriteria hasil penilaian dari kedua validator minimal
memiliki relevansi kuat. Jika hasil dari koefisien validitas isi ini tinggi (V
54
>0,5 %) maka dapat dinyatakan bahwa hasil pengukuran adalah
sahih/valid. Namun apabila tidak demikian maka dilakukan revisi
berdasarkan saran dari validator atau dengan melihat kembali aspek –
aspek yang nilainya kurang. Setelah itu dilakukan pres validasi ulang
terhadap instrumen yang telah direvisi, sampai diperoleh hasil yang valid.
Instrumen yang telah valid inilah yang digunakan untuk mengambil data
dari informan. Adapun kategori yang digunakan dalam penilaian adalah
sebagai berikut:
Tabel.1.3 Kategori Penilaian tingkat kevalidan dan aspek penilaian alat
No Skor Kategori
1. 1-1,5 Sangat tidak valid
2. 1,6 – 2,5 Tidak Valid
3. 2.6 – 3,5 Kurang Valid
4. 3,6-4,0 Cukup Valid
5. 4,1 - 5 Valid
1) Hasil Validasi Silabus
Dari hasil validasi diperoleh nilai validitas = 0,7. Nilai tersebut lebih
besar dari 0,5 sehingga dapat dikatakan bahwa silabus yang
digunakan valid. Hasil validasi silabus pada kemampuan berhitung
dan pemecahan masalah ditampilkan dalam tabel berikut :
55
Tabulasi Penilaian dari Ahli
Validator I
Tidak relevan skor
( 1-2)
Relevan skor
( 3-4)
Validator II
Tidak relevan skor
( 1-2) 7 0
Relevan skor
( 3-4) 0 19
Berdasarkan hasil validitas silabus maka dapat kita lihat bahwa
untuk sel yang menyatakan kedua pakar/ penilai menyatakan tidak
relevan sebanyak 7 skor, dan sel yang menunjukkan kedua pakar/penilai
memenuhi validitas isi adalah sebanyak 19 skor.
2). Hasil Validasi RPP Kurikulum 2013.
Dari hasil validasi diperoleh nilai validitas =0.7 . Nilai tersebut lebih
dari 0,5 sehingga dapat dikatakan bahwa RPP Kurikulum 2013
dengan menggunakan metode jarimatika memenuhi kriteria valid.
Hasil validasi RPP Kurikulum 2013 dengan menggunakan metode
Jarimatika ditampilkan dalam tabel 1.8 berikut :
56
Tabel 1.8 Hasil Perhitungan Instrumen Validasi
Tabulasi Penilaian dari Ahli
Validator I
Tidak relevan skor
( 1-2)
Relevan skor
( 3-4)
Validator II
Tidak relevan skor
( 1-2) 9 0
Relevan skor
( 3-4) 0 27
3). Hasil Validitas Instrumen Tes
a. Tes instrumen kemampuan berhitung
Tabulasi Penilaian dari Ahli
Validator I
Tidak relevan skor
( 1-2)
Relevan skor
( 3-4)
Validator II
Tidak relevan skor
( 1-2) 9 0
Relevan skor
( 3-4) 0 27
Berdasarkan perhitungan di atas dapat kita lihat bahwa hasil
validitas memperoleh nilai 0,75 sehingga dapat dikatakan bahwa
57
tes kemapuan berhitung yang digunakan memenuhi kriteria
valid.
b. Tes kemampuan pemecahan masalah
Tabulasi Penilaian dari Ahli
Validator I
Tidak relevan skor
( 1-2)
Relevan skor
( 3-4)
Validator II
Tidak relevan skor
( 1-2) 9 0
Relevan skor
( 3-4) 0 27
Hasil validitas di atas menunjukkan skor 0,75 yang menunjukkan
bahwa hasil tes pemecahan masalah memenuhi kriteri valid karena
nilai tersebut lebih dari 0,5.
2. Analisis Statistik Deskriptif
Data hasil penelitian ini berupa hasil Pretest dan Posttest
kemampuan berhitung dan pemecahan masalah matematika siswa
kelas IV SDN 9 Bujung Tangaya , SDN 5 Bowong, SDN 20 Bujung
Tangaya dan SDN 29.4 Majannang. Hasil pretest dan posttest
kemampuan berhitung dan pemecahan masalah diperoleh melalui
tes yang berbentuk pilihan ganda dan uraian. Nilai yang diperoleh
setiap siswa pada kedua variabel terikat tersebut dikonversikan
dalam rentang 1-100 untuk memperoleh gambaran secara lebih jelas
58
dan menyeluruh hasil penelitian, maka pada bagian ini akan
dideskripsikan secara berurutan sebagai berikut :
a. Deskripsi Nilai Kemampuan Berhitung
Nilai kemampuan berhitung siswa mengacu dan diadaptasi
dari perangkat Kurikulum 2013. Berdasarkan acuan ini rata –
rata skor 0-60 dikategorikan predikat D atau Perlu Bimbingan;
skor 60-72 dikategorikan predikat C atau Cukup ; skor 72-86
dikategorikan predikat B atau Baik; skor 86-100 dikategorikan
predikat A atau sangat baik.
b. Deskripsi Nilai Pemecahan Masalah
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang
kemampuan memecahkan masalah matematika metode tes
yang berbentuk essay yang berjumlah 5 item/soal.
Selanjutnya tes ini disebut dengan Tes Pemecahan Masalah
Matematika ( TPMM). TPMM dibuat mengacu pada materi
perkalian dengan menggunakan soal cerita. Penskoran TPMM
mengacu pada indikator pemecahan masalah dari Polya
adapun TPMM disajikan pada tabel 1.9 berikut.
59
Tahapan Polya Skor Indikator Penskoran
Memahami Masalah 3 Siswa mampu menuliskan (mengungkapkan) apa yang diketahui dan ditanyakan dari masalah yang diajukan dengan jelas.
2 Siswa hanya menuliskan (mengungkapkan) apa yang diketahui atau apa yang ditanyakan saja.
1 Siswa menuliskan data /konsep /pengetahuan yang tidak berhubungan dengan masalah yang diajukan sehingga siswa tidak memahami masalah yang diajukan.
0 Siswa tidak menuliskan apapun sehingga siswa tidak memahami makna dari masalah yang disajikan
Merencanakan Menyelesaikan
2 Siswa menuliskan syarat cukup dan syarat perlu ( rumus) dari masalah yang diajukan serta menggunakan semua informasi yang telah dikumpulkan.
1 Siswa menceritakan /menuliskan langkah – langkah untuk menyelesaikan masalah tetapi tidak runtut.
0 Siswa tidak menceritkan /menuliskan langkah – langkah untuk menyelesaikan masalah.
Melaksanakan rencana
4 Siswa melaksanakan rencana yang telah dibuat,menggunakan langkah – langkah menyelesaikan masalah secara benar, tidak terjadi kesalahan prosedur, dan tidak terjadi kesalahan algoritma/perhitungan.
3 Siswa melaksanakan rencana yang telah dibuat, menggunakan langkah – langkah menyelesaikan masalah secara benar, dan tidak terjadi kesalahan prosedur, tetapi terjadi kesalahan algoritma/perhitungan
2 Siswa melaksanakan rencana yang telah dibuat, tetapi terjadi kesalahan prosedur.
1 Siswa melaksanakan rencana yang telah dibuat , tetapi terjadi kesalahan prosedur dan kesalahan algoritma/perhitungan
60
0 Siswa tidak mampu melaksanakan rencana yang telah dibuat.
Memeriksa kembali 1 Siswa melaksanakan pemeriksaan kembali jawaban
0 Siswa tidak melakukan pemeriksaan kembali jawaban.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data
deskriptif secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara
kualitatif dilakukan melalui penelaahan untuk mengetahui
validitas isi instrumen yaitu kesesuaian antara soal – soal
dalam tes dengan indikator yang telah disusun sebelumnya,
hal ini merujuk pendapat dari Budoyono(2013) bahwa suatu
instrumen dikatakan valid menurut validitas isi jika isi
instrumen tersebut telah merupakan sampel yang
representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur.
Sedangkan analisis secara kualitatif dilakukan dengan
pendekatan teori tes klasik yang perhitungannya dibantu
dengan program Microsoft Exell. Beberapa aspek yang
dianalisis secara kuantitatif merujuk pada Santayasa(2005),
yaitu daya pembeda butir dan konsistensi internal tes
(reliabilitas tes). Karena item pada tes pemecahan masalah
adalah soal berbentuk essay maka tingkat kesukaran kurang
lazim digunakan untuk soal berbentuk essay.
Deskripsi nilai untuk pemecahan masalah yang diperoleh
dapat dilhat sebelum mendapat perlakuan yaitu soal Pretest,
61
sedangkan nilai Posttest pemecahan masalah yang dapat
dilihat setelah mendapat perlakuan berupa penggunaan
metode jarimatika dan metode penemuan pada kelas
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Distribusi frekuensi ini
dinyatakan dalam bentuk interval. Deskripsi rerata skor untuk
pemecahan masalah siswa dapat di deskripsikan kedalam
tabel berikut:
Tabel 1.6 Descriptive Statistics
Distribusi Nilai Statistik Kemampuan berhitung
Pre-test dan Post-test
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Pre-Test Eksperimen 1 31 50,00 70,00 61,0968 4,87411
Post-Test Eksperimen 1 31 70,00 100,00 82,9355 6,71285
Pre-Test Esperimen 2 31 50,00 70,00 60,7179 4,93616
Post-Test Eksperimen 2 31 70,00 100,00 84,6154 7,24974
Valid N (listwise) 31
Tabel. 1.7 Decsriptive Statistic Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen 1
Hasil deskriptif statistik pemecahan masalah pada kelas
eksperimen 1 yang jumlah peserta didik sebanyak 31 orang. Nilai tertinggi
62
adalah 60,00 dan nilai terendah adalah 100,00 dimana mean atau rata –
ratanya adalah 71,935 sedangkan standar deviasi adalah 10,77632.
Tabel.1.8 Descriptif Statistic Pemecahan Masalah Kelas
Eksperimen 2
Hasil deskriptif statistik pemecahan masalah pada kelas
ekseperimen 2 yang jumlah peserta didik sebanya 31 orang. Nilai
terendah adalah 60,00 dan nilai tertinggi adalah 100,00. Rata – rata
72,0513 dan standar deviasi sebanyak 8,32861.
Tabel 1.9 Descriptif Statistik Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen 1
dan 2
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa dari kedua kelas yaitu kelas
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 yang jumlah peserta didik sebanyak
62 orang sehingga didapatkan nilai tertinggi adalah 60,00 dan nilai
terendah adalah 100,00. Rata – rata adalah 72,000 dan standar deviasi
adalah 9,51784.
3. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis.
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan
63
kemampuan berhitung dan pemecahan masalah siswa dalam penelitian
ini adalah uji manova. Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas, uji Paired sampel t-test
dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan terhadap data skor kemampuan
berhitung siswa dan pemecahan masalah, baik siswa yang
mendapat perlakuan dengan metode jarimatika maupun yang
menggunakan metode penemuan. Dalam pengujian normalitas
ini yang diuji adalah hasil preteset dan posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas data dilakukan
dengan menggunakan uji Kolmogorov – Smirnov pada taraf
signifikansi = 0,05. Kriteria pengujian data adalah jika
diperoleh nilai signifikan p > 0,05 maka data dikatakan
berdistribusi normal. Berdasarkan data kemampuan berpikir
kritis dan pemahaman konsep siswa dari pretest – posttest yang
diolah dan dianalisis menggunalan bantuan SPSS versi 15,
maka dapat dikemukakan normalitas data seperti pada tabel di
bawah ini.
64
Tabel.1.8.Hasil Uji Normalitas kemampuan berhitung Kolmogorov – Smirnov Test
Test of Normalitiy
Kelas Kolmogorov-Smirnov(a)
Shapiro-Wilk
Statisti
c df Sig.
Statistic
Df Sig.
Kemampuan Berhitung Siswa
Pre-Test Kelas Eksperimen 1 Jarimatika
,223 31 ,000 ,889 31 ,007
Post-Test Kelas Eksperimen 1 Jarimatika
,153 31 063 ,948 31 ,134
Pre-Test Kelas Eksperimen 2 Penemuan
,211 31 ,000 ,919 39 ,008
Post-Test Kelas Eksperimen 2 Penemuan
,137 31 ,064 ,960 39 ,176
This is a lower bound of the significance.
Hasil analisis pada Tabel 1.8 diperoleh nilai normalitas pada hasil
Pretest kelas eksperimen 1 sebesar sig 0,000, pada post test kelas
eksperimen 1 sebesar sig 0,63, pada pre test kelas eksperimen 2 sig
0,000, pada postest eksperimen 2 sig sebesar 0,063. Nilai signifikansi
tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara data yang di uji dengan data normal baku, sehingga
disimpulkan bahwa data pada pengujian ini terdistirbusi secara normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel
yang diambil berasal dari populasi dengan varian yang sama atau tidak.
Jika kedua kelompok sampel mempunyai varian yang sama maka
kelompok tersebut dikatakan homogen. Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui bahwa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 memiliki
kemampuan yang sama atau tidak. Hal ini penting dikarenakan sebelum
65
penelitian dilaksanakan di dalam kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2
belum memiliki kemampuan yang sama maka harus dilakukan perlaukan
tambahan agar kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 memiliki
kemampuan yang sama. Untuk uji homogenitas varian dari kedua kelas,
maka digunakan uji homogenitas menggunakan levene’s test of equality
of error variance, dengan mengambil nilai post test kelas eksperimen 1
dan kelas eksperimen 2.
Kaidah pengujian homogenitas sebagai berikut. Jika p 0,05
maka Ho diterima berarti tidak ada perbedaan varians kemampuan
berhitung siswa dan pemecahan masalah siswa antara kelas eksperimen
1 dan kelas eksperimen 2. Hasil uji homogenitas data hasil penelitian
terlihat pada Tabel berikut ini
Tabel 1.10. Hasil Uji Homogenitas Post test Kemampuan Berhitung siswa
Box's Test of Equality of Covariance Matrices(a)
Box's M 75,853
F 24,371
df1 3
df2 648000,000
Sig. ,000
Tests the null hypothesis that the observed covariance matrices of the dependent variables are equal across groups. a Design: Intercept+Metode
Uji Box M merupakan prasyarat dalam melakukan uji manova,
dimana niali sig 0,000 lebih kecil dari 0,05.
66
Tabel.1.11.Hasil Uji Homogenitas Test Of Homogeneity of Variances Post test Kemampuan Berhitung Siswa
Levene's Test of Equality of Error Variances(a)
F df1 df2 Sig.
K.Berhitung ,911 1 60 ,344
P.masalah 38,879 1 60 ,000
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a Design: Intercept+Metode
Hasil analisis pada tabel diperoleh nilai homogenitas untuk
kemampuan berhitung adalah 0,344 dan nilai untuk pemecahan
masalah adalah 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 maka
signifikan data kemampuan berhitung siswa yang diuji berasal
dari populasi yang bervariansi homogen.
C. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan menggunakan
multivariate test. Adapun hasilnyaadalah sebagai berikut :
Tabel 1.12 Uji Hipotesis Multivariate test.
Multivariate Tests
Value F Hypothesis df Error df Sig.
Pillai's trace ,155 5,399(a) 2,000 59,000 ,007
Wilks' lambda ,845 5,399(a) 2,000 59,000 ,007
Hotelling's trace ,183 5,399(a) 2,000 59,000 ,007
Roy's largest root ,183 5,399(a) 2,000 59,000 ,007
Each F tests the multivariate effect of Metode. These tests are based on the linearly independent pairwise comparisons among the estimated marginal means. a Exact statistic
67
Tabel 1.12 Uji Hipotesisi test Of Between Subjects Effects.
Tests of Between-Subjects Effects
Source Dependent Variable
Type III Sum of
Squares df Mean
Square F Sig.
Corrected Model
K.Berhitung 98,129(a) 1 98,129 2,502 ,119
P.masalah 552,016(b) 1 552,016 4,061 ,048
Intercept K.Berhitung 439490,323
1 439490,323 11204,1
12 ,000
P.masalah 399524,661
1 399524,661 2939,00
6 ,000
Metode K.Berhitung 98,129 1 98,129 2,502 ,119
P.masalah 552,016 1 552,016 4,061 ,048
Error K.Berhitung 2353,548 60 39,226
P.masalah 8156,323 60 135,939
Total K.Berhitung 441942,000
62
P.masalah 408233,000
62
Corrected Total
K.Berhitung 2451,677 61
P.masalah 8708,339 61
a R Squared = ,040 (Adjusted R Squared = ,024) b R Squared = ,063 (Adjusted R Squared = ,048)
Dalam penelitian ini hasil uji multivariate samples test dipakai
untuk menjawab rumusan masalah :
1. Apakah ada pengaruh metode jarimatika terhadap
kemampuan berhitung siswa dan pemecahan masalah di
sekolah dasar wilayah 1 Kec.Bungoro ?
2. Apakah ada pengaruh metode penemuan terhadap
kemampuan berhitung siswa dan pemecahan masalah di
sekolah dasar wilayah 1 Kec. Bungoro ?
68
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah diuraikan di atas
dikemukakan pembahasan sebagai berikut :
1. Terdapat Pengaruh Pada Kemampuan Berhitung Siswa dan
Pemecahan Masalah yang diajarkan dengan menggunakan metode
Jarimatika dengan kelas yang diajarkan dengan menggunakan
metode penemuan.
Berdasarkan uji statistik dengan Uji Independent Saamples – Test
dibuktikan bahwa ada pengaruh antara kemampuan berhitung
siswa dengan pemecahan masalah pada kelas yang diajarkan
dengan menggunakan metode jarimatika dan metode penemuan.
Nilai signifikan yang diperoleh yaitu 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Adanya perbedaan tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh
antara metode jarimatika dan metode penemuan terhadap
kemampuan berhitung dan pemecahan masalah siswa di SDN
Wilayah 1 Kecamatan Bungoro.
Meskipun metode jarimatika dan metode penemuan mempunyai
keunggulan dan kelemahan masing- masing, namun pada
penelitian ini menunjukkan bahwa metode jarimatika memiliki
pengaruh yang lebih dengan metode penemuan. Hal ini terlihat dari
rata – rata nilai hasil post test pada kelas eksperimen 1 yang
menggunakan metode jarimatika. Sedangkan pada kelas kontrol
69
yang menggunakan metode penemuan nilai post test sedikit lebih
rendah.
Pengaruh metode jarimatika terhadap kemampuan berhitung dan
pemecahan masalah. Berdasarkan hasil uji independent samples
test, diperoleh kesimpulan bahwa metode pembelajaran
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan
keterampilan berhitung siswa dalam operasi hitung perkalian. Hasil
penelitian metode jarimatika menunjukkan bahwa variabel tersebut
memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan
keterampilan berpikir kritis siswa tentang operasi hitung perkalian
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Kontribusi ini menunjukkan
bahwa penerapan metode jarimatika dapat meningkatkan
kemampuan berhitung siswa dan pemecahan masalah di wilayah 1
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep. Secara keseluruhan
terdapat peningkatan kemampuan berhitung siswa dan pemecahan
masalah jika menggunakan metode jarimatika dan metode
penemuan seperti yang ditunjukkan oleh jumlah total pengaruh
penerapan model ini.
Adanya peningkatan kemampuan berhitung siswa dan pemecahan
masalah siswa dikarenakan adanya perubahan metode
pembelajaran yang mencakup kemampuan berhitung siswa. Pada
kelas eksperimen 1 dengan menggunakan metode jarimatika yang
memberikan dampak positif terhadap siswa. Metode ini mampu
70
memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih berpikir kritis dan
memecahkan persoalan matematika yang dihadapi di kelas selama
pembelajaran berlangsung.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka
selanjutnya akan kami uraikan kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan kemampuan berhitung dengan menggunakan
metode jarimatika pada siswa kelas IV di wilayah 1 Kecamatan
Bungoro Pangkep.
2. Terdapat perbedaan pemecahan masalah siswa dengan
menggunakan metode jarimatika pada siswa kelas IV di Wilayah 1
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.
3. Terdapat perbedaan kemampuan berhitung siswa dengan
menggunakan metode penemuan pada siswa kelas IV di sekolah
dasar wilayah 1 Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.
4. Terdapat perbedaan pemecahan masalah siswa dengan
menggunakan metode penemuan pada siswa kelas IV di wilayah 1
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.
Hal ini berdasarkan pada perhitungan uji Independent Sampel test
untuk kemampuan berhitung dan pemecahan masalah diperoleh
nilai sig sebesar 0,000<0,05, maka Ho ditolak dan 𝐻𝑎 diterima.
72
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, disarankan hal – hal sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini terbukti bahwa model pembelajaran dengan
menggunakan metode jarimatika dan metode penemuan lebih
unggul dan efektif maka disarankan kepada rekan – rekan guru
untuk menggunakan metode pembelajaran dengan teknik
jarimatika dan metode penemuan dalam kegiatan pembelajaran
matematika terkhusus untuk operasi perkalian dibandingkan hanya
dengan mengharuskan siswa untuk menghafalan perkalian.
2. Disarankan kepada rekan – rekan guru untuk menambah wawasan
keilmuan mengenai pembelajaran dengan menggunakan metode
jarimatika dan metode penemuan, sehingga pembelajaran
matematika di kelas terutama materi perkalian membuat siswa
merasa senang dan menyukai pelajaran matematika terkhusus
perkalian.
3. Disarankan kepada peneliti lain agar mengembangakan penelitian
ini pada mata pelajaran lain dan sampel yang berbeda.
73
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. (2012). Tehnik Belajar Cepat Jarimatika. Jakarta: Sandro Jaya.
Arikunto. (1999). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. ed.Rev.
IV. Yogyakarta: Rineka Cipta.(2010). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta:cipta.
Astuti. (2013). Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika. Jakarta: Lingkar
Media
Awaliyah, A. K. (2017). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Siswa pada Materi Perkalian dengan Teknik Jarimatika.
Darmawan, D. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset.
Depdikbud. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang
Sistem Pendidikan Indonesia.
Depdiknas,Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Pusat
Kurikulum Balitbang Depdiknas ,(2006).
Dwi Sunar Prasetyono. (2008). Pintar Jarimatika. Yogyakarta: Diva Press.
Effendi, L. A. (2012). Pembelajaran Matematika Dengan Metode
Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan
Representasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP.
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 13 No. 2 Oktober 2012. Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI).
Hadi, S., & Radiyatul. (2014). Metode Pemecahan Masalah Menurut Polya
untuk Mengembangkan KemampuanSiswa dalam Pemecahan
Masalah Matematis di Sekolah Menengah Pertama. Edu-Mat Jurnal
Pendidikan Matematika.
Hasanah, A. U ( 2018 ). Penggunaan Metode Jarimatika Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Kelas 2 SDN
Sukorejo.
Heruman. (2008). Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar.
Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Jumadi. (2013). Penerapan Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Bagi Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 9 Malang. Artikel Universitas Negeri Malang (UNM).
Mawaddah, S., & Anisah, H. (2015). Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa pada Pembelajaran Matematika dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Generatif (Generative Learning)
di SMP. Edu-Mat Jurnal Pendidikan Matematika,
M.K. Abdullah. (2012). Tehnik Belajar Cepat Jarimatika. Jakarta: Sandro
Jaya.
74
Prasetyono, D. S. (2008). Pintar Jarimatika. Yogyakarta: Diva Press.
Prasetyono, D. S. dkk. (2009). Memahami Jarimatika untuk Pemula.
Yogyakarta: Diva Press.
Priyatno, Duwi. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS.
Yogyakarta: Mediakom.
Purwatiningsih, S. (2014). Penerapan Metode Penemuan Terbimbing
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Luas
Permukaan dan Volume. Dalam Jurnal Elektronik Pendidikan
Matematika Tadulako.
Rahman, D. N ( 2013) Efektivitas Matematika Pada Bab Perkalian
Memulai Metode Jarimatika Terhadap Ketuntasan Belajar Siswa
Kelas II MI Pabelan.Semarang.
Rahmatullah, B. S. (2016). Pengaruh Penggunaan Metode Jarimatika
terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV SD Negeri 06 Metro
Barat Tahun Pelajaran 2015/2016. Lampung: Universitas Lampung.
Sarip. (2011). Pembelajaran Matematika dengan MetodePendekatan
Jarimatika Teknik Berhitung Praktispada Siswa Kelas VI SD
Kedokansayang 03 Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal. Oktadika:
Literasi Gaya Hidup Guru.
Septianti, D. A. (2010). Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika
Menggunakan Jarimatika Dalam Tema Lingkungan SiswaKelas II di
SD Negeri 2 Klapa Sawit Kalimanah, Purbalingga. Jurnal.
Yogyakarta: UNY
Septi Peni Wulandani ( 2007) Jarimatika Perkalian dan Pembagian.
Jakarta:PT.Kawan Pustaka
Septi Peni Wulandani. (2013). Jarimatika Perkalian dan Pembagian.
Jakarta: PTKawan Pustaka.
Sitio Tiarmino (2017). Penerapan Metode Jarimatika Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas 1 SDN 003 Pagaran Tapah Darussalam,
Rokan Hulu.
Sugiyono(2014),Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif,Kualitatif dan R&D , Bandung :Alfabeta.
Trivia Astuti. (2013). Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika. Jakarta:
Lingkar Media.
Ulvah, S. (2016). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Ditinjau Melalui Model Pembelajaran SAVI dan Konvensional. Jurnal
Riset Pendidikan,
Wijiastuti Asri (2013)Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui
Metode Jarimatika Pada Siswa TunaRungu Kelas IV di SLB
Sariwiyata Wilingi – Blitar .Sumber
75
:http://ejaurnalunesia.ac.id/article/3272/15/article.pdf.Diunduh pada
tanggal 7 Januari 2018.
Widodo, S., & Kartikasari. (2017). Pembelajaran Pemecahan Masalah
Matematis Siswa Sekolah Dasar dengan Model Creative Problem
Solving (CPS). Jurnal Prisma Universitas Suryakencana,
Wulandani, S. P. (2013). Jarimatika Perkalian dan Pembagian. Jakarta:
PT Kawan Pustaka
Wulandari, S. P. (2009). Jarimatika. Jakarta: Kawan Pustaka.
85
Riwayat Hidup
Herlina, lahir di Bungoro pada tanggal 24 November 1984.
Penulis pertama kali menempuh pendidikan di SDN 19
Malewang Kecamatan Bungoro pada tahun 1992 dan tamat
pada tahun 1997. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan
di SMP Negeri 1 Bungoro dan menyelesaikan pendidikannya pada tahun
2003 di SMU Negeri 1 Pangkajene jurusan IPA (Ilmu Pendidikan Alam). Di
tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di bangku kuliah di
Universitas Negeri Makassar jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (
PGSD) Diploma II selama kurang lebih 3 tahun dan berhasil meraih gelar
A.Ma pada tahun 2005. Setahun setelah itu, tepatnya di tahun 2006
penulis berhasil lolos menjadi PNS setelah mengikuti seleksi penerimaan
Pegawai Negeri Sipil di daerah Kabupaten Pangkep dalam golongan II / B
dan terhitung mulai tanggal 01 April 2006 di unit kerja SD Negeri 9 Bujung
Tangaya Kec.Bungoro Pangkep. Setelah rehat selama kurang lebih dua
tahun, tepatnya ditahun 2007 penulis kembali melanjutkan pendidikan
jurusan PGSD S1 di Universitas Muhammadiyah dengan Program Jarak
Jauh hingga 3 tahun lebih. Penulis berhasil menyelesaikan pendidikan
dan meraih gelar S.Pd di tahun 2010. Setelah vakum beberapa tahun
karena ingin berkonsentrasi di sekolah sebagai tenaga pengajar. Kembali
penulis melanjutkan pendidikan di Program Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Makassar dengan jurusan Pendidikan Dasar di tahun
2017 dan tercatat sebagai Alumni Program Pascasarjana di tahun 2020
85
dan berhasil meraih gelar M,Pd. Senang, bangga, dan haru serta rasa
syukur yang tak terhingga bisa melanjutkan pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Makassar yang merupakan salah satu Universitas terbaik
di kota Makassar yang menghasilkan lulusan – lulusan berkualitas.