PERBANDINGAN KELAYAKAN ISI BUKU TEKS PAI...
Transcript of PERBANDINGAN KELAYAKAN ISI BUKU TEKS PAI...
PERBANDINGAN KELAYAKAN ISI BUKU TEKS PAI
UNTUK KELAS VII TERBITAN ERLANGGA DAN
PT. TIGA SERANGKAI DENGAN BUKU PAI
KELAS VII KEMENDIKBUD
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh :
Hilman Shodri
NIM 1111011000072
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015
i
ABSTRAK
Hilman Shodri (1111011000072). Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks
PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga dan PT. Tiga Serangkai dengan
Buku PAI Kelas VII Kemendikbud.
Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah
yang memuat materi pembelajaran. Oleh karena itu buku teks pelajaran harus
berkualitas. Maka kebutuhan terhadap penilaian yang terdapat pada buku teks
pelajaran tersebut perlu diperhatikan. Dalam hal ini Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) sebagai badan yang diserahi tanggung jawab
mengembangkan standar nasional pendidikan perlu menyusun instrumen penilaian
buku yang baku dan mampu melakukan pembedaan buku pelajaran yang baik dan
yang kurang baik. Buku teks pelajaran tersebut dinilai dari kelayakan isi, bahasa,
penyajian, dan kegrafikaan.
Penulis dalam hal ini lebih memfokuskan permasalahannya hanya pada
kualitas isi buku teks pelajaran. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat
kualitas isi buku teks pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dipakai sebagai
buku acuan wajib peserta didik. Objek pada penelitian ini adalah buku teks
pelajaran PAI yang diterbitkan Erlangga, Tiga Serangkai, dan Kemendikbud.
Pembatasan dan perumusan masalahnya terletak pada perbandingan kualitas isi
dari buku teks pelajaran yang diterbitkan Erlangga dan Tiga Serangkai dengan
buku teks pelajaran yang diterbitkan Kemendikbud. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Karena penelitian ini lebih
menfokuskan pada kualitas isi atau materi saja, maka instrumen penilaian
kelayakan isi buku teks pelajaran menurut BSNP ada 4 subkomponen, yaitu
Alignment dengan KI dan KD mata pelajaran, perkembangan anak, kebutuhan
masyarakat, Substansi keilmuan dan life skills, Wawasan untuk maju dan
berkembang, dan Keberagaman nilai-nilai sosial. Dengan instrument tersebut,
maka peneliti mengumpulkan data – data yang baik dari data primer maupun data
sekunder, yang nantinya data tersebut di sesuaikan dengan instrument –
instrument yang telah ditetapkan.
Disinilah berikutnya yang penulis lakukan adalah membaca, mempelajari,
meneliti, menyeleksi, dan mengklasifikasi data-data yang relevan dan yang
mendukung pokok bahasan, untuk selanjutnya penulis analisis, simpulkan dalam
satu pembahasan yang utuh. Sehingga dapat diketahui perbandingan kualitas isi
buku teks pelajaran yang diterbitkan Erlangga dan Tiga Serangkai dengan buku
teks pelajaran yang diterbitkan oleh Kemendikbud.
Hasil penelitian tersebut adalah, Kualitas buku teks PAI untuk kelas VII
SMP terbitan Erlangga masih belum seluruhnya sesuai dan belum mencakup
seluruh KI dan KD yang telah ditetapkan oleh buku terbitan Kemendikbud, akan
tetapi instrument yang lainnya sudah hampir sesuai. Sedangkan Kualitas buku
teks PAI untuk kelas VII SMP terbitan Tiga Serangkai sudah hampir seluruhnya
sesuai dan mencakup seluruh KI dan KD yang telah ditetapkan oleh buku terbitan
Kemendikbud, akan tetapi instrument yang lainnya masih belum sesuai dengan
buku terbitan Kemendikbud.
ABSTRACT
Hilman Shodri (1111011000072). The Comparison of Text Book Feasibility
for Class VII PAI Erlangga and PT. Tiga Serangkai with PAI Book
published by Kemendikbud.
Textbooks are mandatory reference book for use in schools that contain
learning material. Therefore textbooks must be qualified. Hence the need for
assessment contained in textbooks that need to be considered. In this case the
National Education Standards Agency (BSNP) as the agency entrusted with the
responsibility to develop national education standards need to develop a
standardized assessment instrument books and textbooks capable of performing
distinction of good and less good. Textbooks are assessed on the feasibility of the
content, language, presentation, and graphics.
In this case, The writer focuses more on the quality of the content of
textbooks. The research aimed to look at the quality of the content of textbooks on
Islamic Education were used as a reference book compulsory learners. The object
of this research is of Islamic Religion Education textbooks pubished by Erlangga,
Tiga Serangkai, and Kemendikbud. Restrictions and formulation of the problem
lies in the comparison of the quality of the content of textbooks published by
Erlangga, Tiga Serangkai, and Kemendikbud. This research is qualitative
descriptive. Because this research is more focused on the quality of the content or
materials alone, the instrument feasibility assessment contents of textbooks
according to BSNP there are four subcomponents, namely Alignment with KI and
KD subjects, child development, community needs, substance science and life
skills, insight to advance and growing, and diversity of social values. With these
instruments, the researchers collected data - good data from the primary data and
secondary data, which the data will be adjusted to the instrument - an instrument
that has been set.
The next thing the writer do is reading, studying, researching, selecting
and classifying the data that is relevant and supportive subject to further analysis
authors, conclude in the discussion intact. So that it can be seen comparing the
quality of the content of textbooks published Erlangga and the Tiga Serangkai
with textbooks published by Kemendikbud.
Results of these studies are, quality textbooks for class VII SMP PAI
Erlangga issue is still not fully fit and not cover the entire KI and KD are set by
books published Kemendikbud, but other instruments is almost appropriate. While
the quality of text books for class VII SMP PAI published by Tiga Serangkai has
been almost entirely appropriate and covers the entire KI and KD are set by books
published by Kemendikbud, but other instruments are still not in accordance with
books published by Kemendikbud.
ii
KATA PENGANTAR
حميبسم هللا الّرمحن الرّ
Assalamu’alaikum Warahmatullâhi Wabarakâtuh
Alhamdulillâhirabbil Alamin. Segala puji hanya bagi Allah, yang telah
memberikan nikmat sehat, hidup, dan nikmat yang tidak bisa dihitung serta
yang begitu mahal nilainya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks PAI untuk Kelas
VII Terbitan Erlangga dan PT. Tiga Serangkai dengan Buku PAI Kelas
VII Kemendikbud. Şalawat bertangkaikan salâm selalu senantiasa
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, orang yang telah
memberikan pencerahan pada hidup kita dengan ilmu pengetahuan sampai
saat ini.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Menyadari bahwa suksesnya penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
bukan semata-mata karena usaha penulis sendiri, melainkan tidak lepas dari
bantuan beberapa pihak, baik batuan moril ataupun materil. Oleh karena itu,
sudah menjadi kepatutan untuk penulis sampaikan penghargaan yang tulus
dan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Orang tua penulis, yaitu: Ayahanda tersayang Asril Said dan Ibunda
tercinta Roesdawati Zein yang telah merawat, mendidik putra-putrinya
dengan tulus ikhlas, dan mencukupi kebutuhan moril dan materil serta
membimbing, memotivasi dan mendo’akan penulis dalam menempuh
langkah hidup di dunia yang sementara ini. Serta merekalah yang
telah memberikan pengorbanan yang tak terhitung nilainya dan tak
terbalas bagi penulis. Terima kasih ayah dan ibu ku tercinta.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK).
iii
3. Bapak H. Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag. Dan ibu Hj. Marhamah
Saleh, Lc. MA selaku ketua dan sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam. Semoga kebijakan yang telah dilakukan selalu mengarah
kepada kontinuitas eksistensi mahasiswanya.
4. Bapak Drs. Abdul Haris, M.Ag selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan perhatian, bimbingan, nasehat, kritik dan saran, serta
motivasi yang besar dalam proses penulisan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Fauzan, MA selaku dosen pembimbing akademik yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan pelayanan konsultasi
bagi penulis.
6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan ilmunya sehingga penulis dapat memahami berbagai
materi perkuliahan.
7. Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (PT) dan
Perpustakaan Utama (PU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
menyediakan berbagai referensi yang menunjang dalam penulisan
skripsi ini.
8. Bapak Zulfachri Zein selaku dan sebagai paman dan motivator saya,
yang selalu menyemangati saya dalam penulisan skrikpsi ini hingga
selesai. Selaku keluarga saya dan sepupu serta saudara penulis yang
tidak bisa disebutkan satu-persatu.
9. Kakak dan Abang iparku, kakak Dian Nurhidayati dan Abang Iparku
Alan tersayang, yang selalu memberikan semangat dan motivasi
kepada penulis, semoga kita selalu menjadi anak-anak yang bisa
membanggakan kedua orang tua kita. Dan untuk kedua keponakanku
yang masih imut-imut, Abiyaksa Ahmad dan Balqis, semoga kalian
sehat selalu.
10. Abang Aan (Farhan Muttaqien) dan Adikku Ayu (Ayu Rezky
Ramadhani) yang selalu mendukung penulis dalam pembuatan skripsi
ini, dan memberikan semangat yang luar biasa kepada penulis.
iv
11. Teman-teman saya di Asrama Babussalam, Salsabil, Khalil, Syafiq,
Abu, dan Ilham yang selalu memberikan menghibur, mendokana, dan
menyemangati penulis, sekaligus sudah dianggap sebagai sahabat
dekat bagi penulis.
12. Sahabat-sahabat TWOPAI angkatan 2011, UKM Flat (Bahasa) yang
telah memberikan dukungan agar skripsi ini lancar dan selesai.
13. Teman-teman komunitas Sepeda Sehat UIN Jakarta yang selalu
memotivasi, memberikan dorongan, menyemangati agar selalu
optimis dalam penyelesaian skripsi ini.
14. Team H.A.S. Event Organizer (Abu dan Syafiq) dan PT. Sarana Cipta
Unggul (Bang Lucky, Bang Arief, dan Uni Indah), yang selalu
mendukung agar skripsi ini cepat selesai dan menyemangati penulis.
15. Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah
berjasa membatu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat balasan
pahala dan rahmat Allah SWT. Dan semoga apa yang telah ditulis dalam
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Âmîn Yâ Rabbal ‘Âlamîn.
Jakarta, 15 September 2015
Hilman Shodri
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. v
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................................. 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori .................................................................................................... 9
1. Perbandingan Kelayakan Isi ..................................................................... 9
2. Pendidikan Agama Islam ......................................................................... 10
3. Buku Teks Pelajaran Agama Islam (PAI) ............................................... 10
a. Pengertian Buku Pelajaran PAI ......................................................... 10
b. Fungsi Buku Teks Pelajaran ............................................................. 12
c. Peranan Buku Teks Pelajaran ............................................................ 13
4. Standar Penilaian Kelayakan Buku Teks PAI ......................................... 14
5. Buku Pelajaran PAI Kelas VII Yang Diterbitkan Oleh Erlangga, PT.
Tiga Serangkai dan Buku PAI dari Kemendikbud ................................... 18
a. Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga .......................... 18
b. Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan PT. Tiga Serangkai ........ 19
c. Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Kemendikbud .................. 20
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ....................................................................... 21
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek dan Waktu Penelitian ........................................................................... 22
vi
B. Metode Penelitian ........................................................................................... 22
C. Fokus Penelitian ............................................................................................. 23
D. Prosedur Penelitian Data ................................................................................ 24
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga ............................ 29
1. Kesesuaian dengan KI dan KD Mata Pelajaran dan Kebutuhan Peserta
Didik ........................................................................................................ 29
a. Materi yang Disajikan ....................................................................... 29
b. Contoh-Contoh Yang Disajikan ........................................................ 39
2. Substansi Keilmuwan dan Life Skill ......................................................... 42
a. Mengandung Kecakapan Akademik .................................................. 42
b. Mengandung Kecakapan Personal .................................................... 43
c. Mengandung Kecakapan Sosial ......................................................... 45
3. Wawasan untuk Maju dan Berkembang ................................................. 46
a. Materi Sesuai dengan Perkembangan Ilmu ....................................... 46
b. Menggunakan Fitur, Contoh Terkini/Actual, dan Rujukan ............... 48
4. Keberagaman Nilai-Nilai Sosial ............................................................. 49
a. Keberagaman dalam Pemilihan Contoh ............................................. 49
b. Keberagaman dalam Pemilihan Wacana ........................................... 50
B. Data Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Tiga Serangkai ................... 50
1. Kesesuaian dengan KI dan KD Mata Pelajaran dan Kebutuhan Peserta
Didik ........................................................................................................ 50
a. Materi Yang Disajikan ...................................................................... 50
b. Contoh-Contoh yang Disajikan ......................................................... 62
2. Substansi Keilmuwan dan Life Skill ......................................................... 65
a. Mengandung Kecakapan Akademik ................................................. 65
b. Mengandung Kecakapan Personal .................................................... 67
c. Mengandung Kecakapan Sosial ......................................................... 68
3. Wawasan untuk Maju dan Berkembang ................................................. 69
a. Materi Sesuai dengan Perkembangan Ilmu ....................................... 69
vii
b. Menggunakan Fitur, Contoh Terkini/Actual, dan Rujukan ............... 69
4. Keberagaman Nilai-Nilai Sosial ............................................................. 70
a. Keberagaman dalam Pemilihan Contoh ............................................. 70
b. Keberagaman dalam Pemilihan Wacana ........................................... 70
C. Data Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia (KEMENDIKBUD) ........................... 71
D. Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan
Erlangga dengan Terbitan Kemendikbud ..................................................... 73
E. Tabel Perbandingan Buku Erlangga dengan Terbitan Kemendikbud ........... 79
F. Perbandingan Kelayakan isi Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan
Tiga Serangkai dengan Terbitan Kemendikbud ............................................ 81
G. Tabel Perbandingan Buku Tiga Serangkai dengan Kemendikbud ............... 88
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 91
B. Saran ............................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 94
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup.
Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami apa arti dan hakikat
hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan
yang benar. Karena itulah fokus pendidikan diarahkan pada pembentukan
kepribadian unggul dengan menitikberatkan pada proses pematangan kualitas
logika, hati, akhlak, dan keimanan. Puncak pendidikan adalah tercapainya titik
kesempurnaan kualitas hidup.1
Pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, adalah “usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan
spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.2
Dalam pengertian dasar, pendidikan adalah proses menjadi, yakni menjadikan
1Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 2 2Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h. 5
2
seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan bakat, watak,
kemampuan, dan hati nuraninya secara utuh.3
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang dasar, fungsi dan tujuan
pendidikan nasional. Bahwasanya pendidikan nasional “berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.4
Dalam konteks ini, maka tujuan pendidikan nasional tidak jauh berbeda
dengan tujuan Pendidikan Agama Islam. Muhaimin menjelaskan bahwa bahwa
secara umum, Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk “meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang
agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah Swt. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara”.5
Berdasarkan pengertian dan tujuan diatas, maka penulis menarik kesimpulan
bahwa pendidikan nasional dan pendidikan agama islam mengemban misi untuk
membangun manusia sempurna (insan kamil). Salah satu cara untuk membangun
bangsa dan jati diri yang utuh, dibutuhkan sistem pendidikan yang memiliki alat
pendidikan yang berkualitas salah satunya adalah buku, serta didukung dengan
materi-materi pendidikan agama yang berkualitas. Dan ditopang oleh pengelolaan
dan pelaksanaan yang baik. Dengan demikian, pendidikan agama islam yang
menjadi bagian dari pendidikan nasional harus bermutu dan berkualitas.
Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama
islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami,
menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,
3Dedy Mulyasana. loc. cit 4Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan , op.cit, h. 8 – 9 5Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004), h. 78
3
pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati
agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat
untuk mewujudkan persatuan nasional.6 Hal ini menjelaskan bahwa siswa harus
disiapkan dari berbagai bimbingan serta pengajaran agar dapat memahami dan
mengamalkan agama islam khususnya dalam pengajaran pendidikan agama islam.
Sebelum dibahas pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
terlebih dahulu perlu diidentifikasi berbagai problematika yang menjadi kendala
proses pembelajaran PAI. Hal ini dimaksudkan agar pembahasan tentang
pembelajaran PAI nantinya dapat tepat sasaran. Jika dianalisis secara mendalam
eksistensi pembelajaran PAI tampak memiliki background yang sangat sulit.
Kendala pembelajan PAI itu terhampar dari tataran ideologis-filosofis hingga ke
tataran praktis metodologis.7
Bertolak dari berbagai hasil penelitian tentang problematika PAI di sekolah
selama ini, ditemukan salah satu faktornya adalah karena pelaksanaan pendidikan
agama cenderung lebih banyak digarap dari sisi-sisi pengajarannya. Guru-guru
PAI sering kali hanya diajak membicarakan persoalan proses belajar mengajar,
sehingga tenggelam dalam persoalan teknis-mekanis semata. Sementara itu
persoalan yang lebih mendasar yaitu yang berhubungan dengan aspek
pedagogisnya, kurang-kurang banyak disentuh. Padahal, fungsi utama pendidikan
agama di sekolah adalah memberikan landasan yang mampu menggugah
kesadaran dan mendorong peserta didik melakukan perbuatan yang mendukung
pembentukan pribadi beragama yang kuat.8
Persoalan PAI tersebut sangat erat kaitannya dengan kurikulum. Kurikulum
dan pendidikan adalah dua hal yang sangat erat kaitannya, tak dapat dipisahkan
satu dengan yang lain. Sistem pendidikan yang dijalankan pada zaman modern ini
tidak mungkin tanpa melibatkan keikutsertaan kurikulum. Khususnya pada saat
ini yang sedang berjalan adalah kurikulum 2013.
6Ibid, h. 75 – 76 7Akhmad Sodiq, “Problematika Pengembangan Pembelajaran PAI”, Jurnal Tahzib Pendidikan
Agama Islam, Vol.3, Januari 2009, h. 30 8Rini Niswati, Analisis Perbandingan Kualitas Buku Ajar PAI Untuk Kelas VIII SMP (Studi
Komparasi Buku PAI Terbitan Erlangga Dan CV. Aneka Ilmu), Skripsi Fakultas tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2011)
4
Bangsa ini, dengan segala kekiniannya, membutuhkan “kendaraan”
Kurikulum 2013 untuk menata berbagai aspek melalui sektor pendidikan. Karena
begitu pentingnya Kurikulum 2013, maka kurikulum ini sesungguhnya bukan
kurikulum program Kementerian, tapi kurikulum yang menjadi program
Pemerintah. Kurikulum yang bukan hanya untuk menyiapkan dan membangun
secara personal peserta didik dalam tiga aspek sikap, pengetahuan dan
keterampilan, melainkan kurikulum yang disiapkan untuk membangun
masyarakat dan membangun peradaban, sehingga menjadi bangsa yang efektif
didalam menghindari tiga penyakit sosial; kemiskinan, ketidaktahuan, dan
keterbelakangan peradaban.9
Sedangkan pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam
proses pendidikan. Sasaran yang ingin dicapai bukan semata-mata memproduksi
bahan pelajaran melainkan lebih menitikberatkan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.10
Kurikulum sebagai pedoman untuk pelaksanaan pendidikan butuh adanya
sarana berupa buku pelajaran (buku teks). Tanpa buku pelajaran, keterampilan,
konsep dan bahan yang diperlukan kurikulum tidak dapat diajarkan. Buku
pelajaran merupakan sumber informasi dan sumber bahan belajar yang sangat
penting, apalagi di negara-negara miskin. Lebih-lebih lagi, karena baik murid
maupun guru tidak mendapatkan akses pada bahan belajar alternatif, buku
pelajaran merupakan satu-satunya dasar untuk pengujian dan penilaian.11
Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah
yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan
ketaqwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan
kesehatan disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. Buku Teks Pelajaran
9Sukemi, Staf Khusus Mendikbud Bidang Komunikasi Media, Kurikulum Sebagai
’Kendaraan’, http://www.kemdiknas.go.id/, tanggal 25 Maret 2015 10Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,1996), hlm. 38 11Altbach dan Teffera (eds.), Bunga Rampai Penerbitan dan Pembangunan, terj. P. Soemitro,
(Jakarta: Grasindo, 2000), hlm. 134
5
adalah sumber Pembelajaran utama untuk mencapai Kompetensi Dasar dan
Kompetensi Inti.12
Dari penjelasan diatas penulis meringkas bahwa dalam pembelajaran PAI
tersebut kurang-kurang banyak disentuh masalah yang berhubungan dengan aspek
pedagogisnya, lebih-lebih yang berhubungan dengan materi yang disampaikan
dalam pembelajaran PAI. Dalam hal ini, salah satu alat pendidikan yang
berhubungan dengan aspek pedagogis adalah keberadaan buku teks pelajaran.
Sehingga keberadaan buku pelajaran merupakan salah satu hal sangat signifikan
yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran PAI, serta dapat menunjang
tercapainya tujuan pendidikan.
Seiring dengan perubahan tuntutan zaman, perkembangan penerbitan buku
sekolah secara nasional saat ini semakin maju. Dan memberikan dampak pada
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan para penerbit swasta, perlu adanya
kerja sama antara pemerintah untuk mengantisipasi perkembangan zaman
tersebut. Khususnya kebutuhan terhadap penilaian yang terjadi pada buku teks
pelajaran yang berkembang saat ini.
Untuk mengantisipasi kebutuhan penilaian buku teks pelajaran tersebut,
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai badan yang diserahi
tanggung jawab mengembangkan standar nasional pendidikan perlu menyusun
instrumen penilaian buku yang baku dan mampu melakukan pembedaan buku
pelajaran yang baik dan yang kurang baik.13
Hal ini berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia nomor 2 tahun 2008 tentang buku, pasal 4 yaitu: 1) Buku teks pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah dinilai kelayakan-pakainya terlebih
dahulu oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebelum digunakan oleh
pendidik dan/atau peserta didik sebagai sumber belajar di satuan pendidikan;
12Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1
Ayat 23 13Pudji Muljono (Staf Profesional BSNP untuk Kegiatan Penilaian Buku Teks Pelajaran),
Buletin BSNP Vol. II/No. 1/Januari 2007, hlm. 14
6
2) Kelayakan buku teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Menteri. 14
Berdasarkan UU tersebut setiap penerbit (baik pemerintah maupun swasta)
dalam menerbitkan buku pelajaran dan disebarluaskan ke sekolah harus dinilai
dan disahkan oleh pemerintah (Kemendibud) dalam hal ini dinilai oleh BSNP atau
tim yang dibentuk oleh Menteri dan selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan
Menteri. Buku teks pelajaran tersebut dinilai dari kelayakan isi, bahasa, penyajian,
dan kegrafikaan.15 Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya salah konsep,
penulisan notasi yang keliru, data yang tidak akurat, pesan yang tidak jelas,
bahasa yang rancu dan grafika yang kurang baik. Tetapi dalam hal ini, penulis
hanya terfokus meneliti dalam segi isi atau materinya saja.
Berdasarkan dari permasalahan yang telah dijelaskan di atas, peneliti merasa
tertarik untuk meneliti dan mengetahui lebih jauh bagaimana kelayakan isi atau
materi buku pelajaran Pendidikan Agama Islam. Yang penulis tuangkan dalam
bentuk skripsi dengan judul: “Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks PAI
untuk Kelas VII Terbitan Erlangga dan PT. Tiga Serangkai dengan Buku
PAI Kelas VII Kemendikbud”.
B. Identifikasi Masalah
Secara lebih operasional, problem PAI dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dari proses belajar-mengajar, guru PAI lebih berkonsentrasi persoalan-
pesoalan proses belajar mengajar, sehingga tenggelam dalam persoalan
teknis-mekanis semata. Sementara itu persoalan yang lebih mendasar yaitu
yang berhubungan dengan aspek pedagogisnya, kurang-kurang banyak
disentuh. Khususnya buku yang berhubungan dengan buku teks pelajaran.
2. Guru terfokus dalam penggunaan satu buku saja, tanpa melihat
perbandingan buku Pendidikan Agama Islam dari penerbit lain.
14Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku, Pasal 4 Ayat
1 dan 2 15Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013. op. cit., Pasal 43 Ayat 5 dan 5a
7
3. Di dalam buku masih belum memuat sekurang-kurangnya bahan pelajaran
yang bersangkutan untuk masing-masing tingkat, serta mendukung
tercapainya KI (kompetensi Inti) dan KD (kompetensi dasar) dari mata
pelajaran tersebut,
4. Penyajian materi pada buku masih belum konsisten dengan bidang ilmu
yang sejenis tingkat pendidikan yang sama,
5. Buku yang diterbitkan belum sesuai dengan perkembangan IPTEK,
6. Penyajian pertanyaan kurang disesuaikan dengan informasi dan contoh
(dengan atau tanpa jawaban) yang dirancang untuk membantu proses
pembelajaran dan tes siswa.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk dapat memperjelas dan memberi arah yang tepat dalam
penulisan skripsi ini, penulis membatasi fokus penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana perbandingan kelayakan isi buku Pendidikan Agama Islam
untuk kelas VII terbitan Erlangga dengan buku PAI kelas VII
Kemendikbud.
2. Bagaimana perbandingan kelayakan isi buku Pendidikan Agama Islam
untuk kelas VII terbitan PT. Tiga Serangkai dengan buku PAI kelas
VII Kemendikbud.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Manfaat dan tujuan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah
sesuai dengan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang
peneliti paparkan, yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
bagaimana kelayakan isi buku pelajaran PAI untuk SMP kelas VII
terbitan Erlangga dan PT. Tiga Serangkai dibandingkan dengan
terbitan Kemendikbud sendiri yang digunakan sebagai buku
8
tambahan bagi guru dalam proses belajar mengajar untuk
meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi penerbit swasta
untuk meninjau ulang kelayakan buku pelajaran PAI yang
telah diterbitkan, khususnya Erlangga dan PT. Tiga
Serangkai yang dibandingkan dengan buku terbitan
Kemendikbud.
b. Sebagai bagian dari usaha untuk menambah khasanah ilmu
pengetahuan di Fakultas Tarbiyah umumnya dan Jurusan
Pendidikan Agama Islam khususnya.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Perbandingan Kelayakan Isi
Perbandingan berasal dari kata “banding” yang artinya
persamaan, tara, imbangan. Sedangkan perbandingan adalah
pertimbangan, perbedaan (selisih) kesamaan.
16Secara istilah kata ini berarti penyelidikan yang berusaha
mencari pemecahan melalui analisis.17
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kelayakan berarti perihal layak
(patut, pantas).18Sedangkan isi adalah sesuatu yang ada (termuat,
terkandung, dan sebagainya) atau apa yang tertulis di dalam (tentang
buku, surat, dan sebagainya).19
Jadi, perbandingan kelayakan isi yang dimaksud di sini adalah
pertimbangan atau perbedaan tingkat baik buruknya (kelayakan)
sesuatu yang terkandung atau tertulis di dalam (tentang buku, surat,
dan sebagainya). Sesuatu yang terkandung disini adalah buku
16Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional Jakarta, 2008), h. 128-129 17Echols dan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1989), hlm. 131 18Kamus Bahasa Indonesia , op. cit., h. 891 19Ibid., h. 600
10
pegangan siswa yang merupakan sumber dan media pembelajaran.
Sedangkan yang dimaksud isi buku pelajaran yaitu materi-materi yang
berada di dalam buku pelajaran PAI kelas VII yang diterbitkan oleh
PT. Tiga Serangkai, terbitan Erlangga dan buku teks pelajaran PAI dari
Kemendikbud
2. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang dilakukan
untuk mempersiapkan peserta didik meyakini, memahami, dan
mengamalkan ajaran Islam. Pendidikan tersebut melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.20 Sedangkan menurut Zakiah
Daradjat mengatakan bahwa secara umum Pendidikan Islam itu adalah
pembentukan kepribadian muslim.21
3. Buku Teks Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
a. Pengertian Buku Pelajaran PAI
Buku teks berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 11 Tahun 2005 adalah “buku acuan wajib untuk digunakan di
sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka
peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan
kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kepekaan dan kemampuan estetika, potensi fisik dan
kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional
pendidikan”.22
Menurut Mungin Eddy Wibowo bahwa Buku pelajaran adalah
buku yang dijadikan pegangan siswa sebagai sumber dan media
pembelajaran (instruksional). Sesuai dengan definisi tersebut, maka
buku pelajaran yang digunakan di sekolah sebagai buku pegangan
20Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 4 21Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hlm. 28 22Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks
Pelajaran, Pasal 1
11
siswa dalam pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum
pendidikan nasional dan yang berfungsi mendukung terbentuknya
kompetensi lulusan siswa.23
Buku merupakan sumber belajar yang dibuat untuk keperluan
umum dan biasanya seorang siswa yang membaca buku masih
membutuhkan bantuan orang lain (guru atau orang tua) untuk
menjelaskan kandungannya.24
Dilihat dari sifat penyajian pesannya, buku cenderung
informatif dan lebih menekankan pada sajian materi ajar dengan
cangkupan yang luas dan umum.25
Dari uraian buku pelajaran di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa buku teks pelajaran PAI adalah buku acuan yang menjadi
pegangan bagi siswa atau guru yang memuat materi (pelajaran)
yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku, yang digunakan
sebagai sumber atau media pembelajaran (instruksional) yang
berkaitan dengan bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
untuk mengembangkan kepribadian dan tujuan pedagogis
(kognitif, afektif, dan psikomotorik).
Dari penjelasan tentang buku teks di atas, Dedi Supriadi
menjelaskan bahwa buku teks terdiri atas buku teks poko dan buku
teks pelengkap. Buku teks pokok disediakan oleh pemerintah atau
Depdiknas yang disebut buku paket. Buku paket diedarkan secara
cuma-cuma ke sekolah. Sedangkan buku teks pelengkap adalah
buku-buku terbitan swasta yang dibeli oleh sekolah atau siswa
berdasarkan pilihan setempat. Pengertian “setempat” disini bisa
23Mungin Eddy Wibowo (Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan-BSNP), Hati-hati
Menggunakan Buku Pelajaran (Wacana), http://www.suaramerdeka.com, tanggal 30-Maret-2015 24Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada
(GP) Press, 2012, h.98 25Ibid., h.99
12
sekolah atau daerah.26
Dalam hal ini penulis meneliti buku teks yang dibagi menjadi
buku terbitan swasta dan buku dari Kemendikbud, seperti yang
telah dijelaskan oleh Dedi Supriadi tersebut. Yang kemudian
disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku saat ini.
b. Fungsi Buku Teks Pelajaran
Buku teks pelajaran merupakan buku yang berisikan materi
atau informasi mengenai bahan pelajaran yang telah disesuaikan
dengan kurikulum yang berlaku. Dengan demikian, buku teks
pelajaran dapat berfungsi sebagai alat bantu bagi guru untuk
memahami kurikulum.
Dina Indriana mengatakan bahwa buku teks merupakan salah
satu contoh dari media bahan cetak. Media bahan cetak atau buku
teks tersebut memiliki kelebihan. Kelebihannya adalah dapat
menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang banyak; pesan
dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan
kecepatan masing-masing; dapat dipelajari kapan saja karena bisa
dibawa ke mana pun; terkadang, tampilannya lebih menarik saat
dilengkapi dengan gambar dan warna; dan perbaikan atau revisi
bisa dilakukan dengan mudah.27
Buku teks pelajaran merupakan alat pengajaran yang
merupakan sarana yang diperlukan dalam proses belajar mengajar.
Nasution mengemukakan bahwa, ada beberapa manfaat buku
pelajaran , diantaranya adalah :
1) Buku pelajaran membantu guru melaksanakan kurikulum
karena disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku.
26Dedi Supriadi, Anatomi Buku Sekolah di Indonesia; Problematika Penilaian, Penyebaran,
dan Penggunaan Buku Pelajaran, Buku Bacaan dan Buku Sumber, (Yogyakarta: Adicita Karya
Nusa, 2001), hlm. 1-2 27Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, Mengenal, Merancang, dan
Mempraktikkanya, (Yogyakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI), 2011, h. 63-64
13
2) Buku pelajaran juga merupakan pegangan dalam
menentukan metode pengajaran.
3) Buku pelajaran memberi kesempatan bagi siswa untuk
mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru.
4) Buku pelajaran dapat digunakan untuk tahun-tahun
berikutnya dan bila direvisi dapat bertahan dalam waktu
yang lama.
5) Buku pelajaran memberikan kontinuitas pelajaran di kelas
yang berurutan, sekalipun guru berganti.
6) Buku pelajaran yang uniform memberi kesamaan mengenai
bahan-bahan standar pengajaran.
7) Buku pelajaran memberi pengetahuan dan metode mengajar
yang lebih mantap bila guru menggunakannya dari tahun ke
tahun.28
c. Peranan Buku Teks Pelajaran
Sebagaimana diakui bersama bahwa salah satu pendukung di
dalam proses pendidikan adalah buku pelajaran. Buku pelajaran
(buku teks) merupakan suatu sarana untuk mengkomunikasikan
ilmu pengetahuan.
Hartono Kasmadi mengemukakan bahwa buku teks atau buku
ajar merupakan sarana pembelajaran yang signifikan untuk hampir
semua mata pelajaran dalam kurikulum. Aplikasi buku teks oleh
guru memiliki arti luas, terutama pada informasi yang disajikan
dalam mata pelajaran tertentu. Buku teks juga memberikan
pengaruh dalam pengembangan mata pelajaran. Sayang, banyak
penulis kurang menaruh perhatian terhadap buku teks, karena
penyiapannya memerlukan kurikulum, kebutuhan guru dan siswa
28Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 103.
14
dalam pembelajaran, dan harus selalu up to date.29
Tidak diragukan lagi, buku teks yang baik sangat memberikan
pendalaman terhadap bahan pelajaran yang disajikan oleh guru.30
Hal ini menunjukkan bahwa buku teks sangat berperan dalam
memajukan kualitas pendidikan.
Buku pelajaran (buku teks) merupakan suatu sarana untuk
mengkomunikasikan ilmu pengetahuan. Artinya buku pelajaran
yang digunakan di sekolah oleh guru atau siswa harus secara jelas
dapat mengkomunikasikan informasi, konsep, pengetahuan, dan
mengembangkan kemampuan sedemikian sehingga dapat dipahami
oleh siswa maupun guru. dengan kata lain, buku pelajaran
merupakan suatu media bagi penyajian suatu subyek secara terurut
bagi keperluan mengajar dan belajar sehingga bermanfaat untuk
pengkonstruksian suatu situasi belajar secara spesifik.31
4. Standar Penilaian Kelayakan Buku Teks PAI
Buku pelajaran memiliki peranan penting dalam sistem pendidikan
nasional. Karena buku tersebut merupakan salah satu komponen dalam
proses pembelajaran. Dengan buku teks yang baik, yang isinya
mencakup semua KI (kompetensi Inti) dan KD (kompetensi dasar)
sesuai tuntutan standar isi, penyajiannya menarik, bahasanya baku, dan
ilustrasinya menarik dan tepat, maka diharapkan proses belajar
pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa bisa optimal mencapai
standar kompetensi lulusan (SKL).
Tujuan penilaian buku teks adalah untuk memastikan bahwa buku-
buku teks yang akan digunakan di sekolah-sekolah benar-benar layak
pakai atau berkualitas dan memenuhi standar nasional.
29Hartono Kasmadi (Guru besar Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Unnes), Peran Buku Teks dalam
Pembelajaran (Karangan Khas), http://www.suaramerdeka.com, tanggal 30-Maret-2015 30Ibid 31Departemen Pendidikan Nasional, Standar Penilaian Buku Pelajaran, (Jakarta : Pusbuk,
2005), h. 1
15
Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
pasal 43 ayat (5): “kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan
buku teks dinilai oleh BNSP dan ditetapkan dengan Paraturan
Menteri”.32
Berbagai hasil studi menunjukkan bahwa buku pelajaran sangat
berperan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Agar keberadaan
buku pelajaran yang digunakan di sekolah dapat efektif untuk
menunjang pencapaian kompetensi dan bermakna terhadap prestasi
belajar, maka buku-buku pelajaran harus memenuhi standar mutu.33
Berikut ini akan dikemukakan aspek-aspek dan indikator yang
dinilai pada buku pelajaran pokok SLTP sebagaimana dituangkan
dalam Petunjuk Teknis Penilaian Buku Pelajaran SLTP Proyek
Pengembangan Buku dan Minat Baca.
a. Aspek isi,
1) Memuat sekurang-kurangnya bahan pelajaran minimal yang
bersangkutan untuk masing-masing tingkat,
2) Penyajian materi harus konsisten dengan bidang ilmu yang
sejenis untuk tingkat pendidikan yang sama,
3) Cakupan mata pelajaran harus relevan dengan lingkup dan
urutan materi yang tercantum dalam kurikulum,
4) Benar ditinjau dari segi ilmu pengetahuan yang
bersangkutan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku,
5) Sesuai dengan perkembangan IPTEK,
6) Pertanyaan harus disesuaikan dengan informasi dan contoh
(dengan atau tanpa jawaban) yang dirancang untuk
membantu proses pembelajaran dan tes kemajuan siswa,
7) Informasi yang diambil dari sumber lain harus disertai
penjelasan,
32Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 43
Ayat 6 33Nasution, op.cit, h. 103.
16
8) Untuk kelas-kelas akhir, isi buku harus disertai indeks dan
daftar yang dianggap perlu,
9) Wajib mencantumkan daftar pustaka.34
b. Aspek penyajian
1) Ancangan yang dipakai dalam buku harus menunjukkan
ancangan yang disarankan kurikulum,
2) Lingkup dan urutan harus dirancang secara logis, mulai dari
sisi yang lazim bagi siswa, baru kemudian diikuti oleh
subjek yang baru, kompleks dan abstrak,
3) Saling memperkuat dengan bahan kajian yang terkait,
4) Menarik minat dan perhatian siswa,
5) Menantang dan merangsang peserta didik untuk terus
mempelajari bahan kajian pelajaran yang bersangkutan,
6) Penyampaian termasuk penataan bahan pelajaran dan
sistematika penulisan mengacu pada berbagai aspek
kemampuan dan tingkat perkembangan siswa,
7) Dalam buku harus terdapat hierarki penyajian yang jelas
dan konsisten (misalnya: bab, subbab dan judul).35
c. Aspek Bahasa
1) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
2) Bahasa yang digunakan dalam buku harus relevan dengan
pemakai, mudah dipahami, sesuai dengan kemampuan
bahasa mereka dalam hal: kosakata (istilah, pilihan kata,
dan ejaan), struktur kalimat dan pengaturan alinea,
3) Menggunakan bahasa Indonesia yang mampu
meningkatkan kematangan dan perkembangan siswa,
4) Berkenaan dengan pengalihan huruf, buku harus
menggunakan transliterasi yang dibakukan.36
34Dedi Supriadi, Loc.cit, hlm. 218 35Ibid., h..219 36Ibid,.
17
d. Aspek Keamanan
1) Sesuai dan tidak bertentangan dengan Pancasila, UUD
1945, dan ketetapan MPR,
2) Sesuai/tidak bertentangan dengan kebijakan pemerintah,
3) Tidak bertentangan dengan hukum, peraturan, dan etika
yang berlaku,
4) Tidak menimbulkan pertentangan antaraagama, suku, serta
tradisi budaya setempat.37
e. Aspek Grafika
1) Ilustrasi (dan caption-nya) harus mendukung isi teks, jelas
dan mudah dimengerti,
2) Pemakaian warna harus sesuai dengan kebutuhan (efisien
dan ekonomis),
3) Hubungan khusus antara teks dengan ilustrasi harus
konsisten,
4) Ukuran huruf dan ukuran set harus sesuai dengan usia dan
pengalaman pembaca (11-12pts),
5) Panjang larik yang sesuai adalah 26-50 ems (tergantung
pada ukuran set huruf),
6) Jarak larik yang sesuai adalah 1- 1,5 (misalnya 20/24 pts
sampai 20/30 pts),
7) Ukuran buku yang sesuai tergantumg pada ukuran pres,
misalnya A4, A5, B5, atau crown quarto.38
Dari penjelasan standar penilaian buku teks di atas, maka
dalam penilaian terhadap buku teks yang dikemukakan oleh Dedi
Supriadi tersebut tidak jauh berbeda dengan yang dijelaskan oleh
Pudji Muljono pada Kegiatan Penilaian Buku Teks Pelajaran
Pendidikan Dasar dan Menengah yang dilakukan oleh BSNP.
Bahwasanya kelayakan isi dari sebuah buku teks salah satu
37Ibid., 38Ibid., h. 220
18
subkomponen atau indikatornya, adalah:
1) Alignment dengan SK dan KD mata pelajaran,
perkembangan anak, kebutuhan masyarakat,
2) Substansi keilmuan dan life skills,
3) Wawasan untuk maju dan berkembang,
4) Keberagaman nilai-nilai sosial.39
Dari penjelasan di atas, penulis lebih mendasarkan pada
pendapat Dedi Supriadi. Karena menurut Dedi Supriadi, bahwa
buku teks pelajaran dikategorikan menjadi dua, yaitu buku
pelajaran pokok dan buku pelajaran pelengkap. Buku pelajaran
yang penulis teliti termasuk dalam kategori kedua buku tersebut,
yaitu buku pelajaran pokok adalah buku pelajaran PAI dari
Kemendikbud dengan buku pelajaran pelengkap adalah buku
pelajaran PAI terbitan PT. Tiga Serangkai dan terbitan Erlangga.
Dalam membandingkan antara buku teks pelajaran PAI dari
Kemendikbud dengan buku PAI terbitan PT. Tiga Serangkai dan
terbitan Erlangga, penulis lebih menfokuskan pada kelayakan isi
atau materi saja. Sedangkan aspek bahasa, grafika dan keamanan
nasional memerlukan penelitian lebih lanjut.
5. Buku Pelajaran PAI Kelas VII Yang Diterbitkan Oleh Erlangga,
PT. Tiga Serangkai dan Buku PAI dari Kemendikbud
Buku yang menjadi penelitian penulis adalah buku ajar PAI kelas
VII SMP yang diterbitkan oleh Erlangga, PT. Tiga Serangkai dan buku
PAI dari Kemendikbud, sedangkan mengenai uraian tentang buku ajar
tersebut akan dibahas di bawah ini:
a. Buku Teks PAI untuk Kelas VII terbitan Erlangga
Buku Ajar PAI kelas VIII SMP terbitan Erlangga adalah buku
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP kelas VII
terbitan Erlangga ditulis oleh Chaeroni, M. Ag., Muh. Syafrudin,
39Pudji Muljono, loc.cit., h. 21
19
S.Ag,. dan Drs. M. Sholeh dengan editor Drs. H. Faisol dan Sani
Nurlatifah, buku tersebut diterbitkan pada 2013 dengan tebal 240
halaman, yang terdiri dari 13 Bab (Asmaul Husna, Iman Kepada
Malaikat, Kewajiban Menuntut Ilmu, Berempati Terhadap Sesama,
Sikap Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf, Menjaga Sikap Jujur dan
Amanah, Menjaga Sikap Istiqomah, Taharah, Shalat Wajib
Berjamaa’ah, Shalat Jum’at, Shalat Jama’ dan Qashar, Perjuangan
Nabi Muhammad SAW.dan Khulafaurrasyidin). Terdiri dari Kata
pengantar, Daftar isi, Pedoman Transliterasi Arab-Latin. Penerbit
Erlangga beralamatkan di Jl. H. Baping Raya No. 100 Ciracas,
Jakarta 13740.40
b. Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan PT. Tiga Serangkai
Buku Ajar PAI kelas VII SMP terbitan PT. Tiga Serangkai
adalah buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP
kelas VII yang diterbitkan oleh PT. Tiga Serangkai ditulis oleh
Minanul Aziz dengan editor ahli Latif, buku ini diterbitkan pada
2014 dengan tebal 198 halaman, yang terdiri dari 12 Bab
(Mengkaji Surah al-Mujadilah Ayat 11 dan Surah ar-Rahman Ayat
33 serta Hadits terkait, Beriman kepada Allah SWT. Berakhlak
terpuji 1, Bersuci dari Hadats, Salat Berjama’ah, Sejarah
Perjuangan Nabi Muhammad Saw. Periode Mekah dan Madinah,
Mengkaji Surah an-Nisa ayat 146, Surah al-Baqarah Ayat 153,
Surah Ali Imran Ayat 134, dan Hadits Terkait, Beriman kepada
Malaikat Allah Swt. berakhlak terpuji 2, Shalat Jum’at, Salat
Jamak dan Salat Qasar, dan Sikap Terpuji Khulafaur Rasyidin).
Yang terdiri dari Kata Pengantar, Pedoman Transliterasi Arab –
Latin, Petunjuk Penggunaan Buku, Analisis Program Pengajaran
40Chaeroni, dkk, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VII, (Jakarta:
Erlangga, 2013)
20
dan Daftar Isi. PT. Tiga Serangkai berlokasi di Jl. Dr. Supomo 23
Solo Telp. (0271) 714344, Fax. (0271) 713607.41
c. Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Kemendikbud
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
Buku Ajar PAI kelas VII SMP terbitan Kemendikbud adalah
buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP kelas
VII yang diterbitkan oleh Kemendikbud (Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan) yang terdiri dari Kontributor Naskah oleh
Mustahdi dan Sumiyati, penelaah oleh Yusuf A. Hasan dan Ismail
HM, dan penyelia penerbitan adalah Politeknik Negeri Media
Kreatif, Jakarta. Buku ini diterbitkan pada 2013 dengan tebal 168
halaman, yang terdiri dari 13 Bab (Dengan Ilmu Pengetahuan
Semua Menjadi Lebih Mudah, Lebih Dekat dengan Allah Swt.
yang Sangat Indah Nama-Nya, Hidup Tenang dengan Kejujuran,
Amanah, dan Istiqomah, Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman,
Indahnya Kebersaman dengan Berjamaah, Selamat Datang Nabi
Kekasihku, Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan
Pemaaf, Ingin Meneladani Ketaatan Malaikat-malaikat Allah Swt.,
Berempati Itu Mudah, Menghormati Itu Indah, Memupuk Rasa
Persatuan pada Hari yang Kita Tunggu, Islam Memberikan
Kemudahan melalui salat Jamak dan Qasar, Hijrah ke Madinah
Sebuah Kisah yang Membanggakan, dan Al-Khulafau Ar-Rasyidin
Penerus Perjuangan Nabi saw). Yang terdiri dari Kata Pengantar,
Daftar Isi, Indeks, Glosarium, Daftar Pustaka, dan Ikhtisar.
Diterbitkan langsung dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.42
41Minanul Aziz, Petunjuk Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1 untuk Kelas VII SMP,
(Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2014) 42Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VII, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013)
21
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Untuk lebih memperjelas mengenai permasalahan, peneliti akan
menguraikan beberapa kepustakaan yang relevan mengenai pembahasan
akan dibicarakan dalam skripsi antara lain:
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Amrih Prayoga yang berjudul
“Analisis Kelayakan Isi Buku Teks Pelajaran Fisika SMA” yang lebih
menfokuskan pada teks pelajaran fisika tersebut untuk dianalisis kelayakan
isinya, yang meliputi; kesesuaian isi dengan SK dan KD, substansi
keilmuan, wawasan untuk maju dan berkembang.
Penelitian yang dilakukan oleh Rini Niswati yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kualitas Buku Ajar PAI Untuk Kelas VIII SMP (Studi
Komparasi Buku PAI Terbitan Erlangga Dan CV. Aneka Ilmu)”. Yang
lebih menfokuskan pada permasalahan kualitas isi buku yang diterbitkan
Erlangga Dan CV. Aneka Ilmu.
Penelitian yang dilakukan oleh Silvi Nurjanah yang berjudul “Analisis
Kualitas Buku Teks Kimia MA Kelas IX Di Kota Jakarta Barat ditinjau
dari segi Kesesuaian Isi Dengan Kurikulum”, yang lebih menfokuskan
permasalahannya pada kesesuaian buku teks kimia MA kelas XI ditinjau
dari segi kesesuaian isi dengan kurikulum berdasarkan aspek materi/isi dan
aspek kelayakan penyajian. Penelitian tersebut dilakukan di seluruh
sekolah MA Negeri di kota Jakarta Barat.
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek dan Waktu Penelitian
Penelitian yang berjudul “Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks
PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga dan PT. Tiga Serangkai
Dengan Buku PAI Kelas VII Kemendikbud” dilaksanakan beberapa
bulan, dengan pengaturan waktu, yaitu dari bulan Maret 2015 sampai
bulan Juli 2015 digunakan untuk melakukan pengumpulan data mengenai
sumber-sumber tertulis yang diperoleh dari buku yang diteliti, yaitu buku
terbitan Erlangga, Tiga Serangkai, dan terbitan Kemendikbud. Serta
tambahan sumber dari teks book yang ada di perpustakaan, dan sumber
lain yang mendukung penelitian, terutama yang berkaitan dengan judul
tersebut. Kemudian penyusunan data dalam bentuk hasil penelitian
(laporan) dari sumber-sumber yang telah ditentukan.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian komparasi dan kualitatif yang
bersifat deskriptif. Maksudnya di antara metode yang digunakan dalam
penelitian kualitatif adalah metode deskriptif. Maksud dari tujuan
deskriptif tersebut menurut Bugin (2007: 68) adalah, “yang bertujuan
untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau
berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi
23
objek penilaian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai
suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi,
situasi, ataupun fenomena tertentu.”43
Penelitian ini berusaha untuk melaporkan keadaan objek yang diteliti
sesuai dengan apa adanya dari dokumen yang ada, yaitu menggambarkan
atau mendeskripsikan dokumen tersebut dari kelayakan isi buku teks
pelajaran PAI terbitan Erlangga dan PT. Tiga Serangkai dengan Buku PAI
kelas VII Kemendikbud.
Dalam penelitian deskriptif ini juga mengguanakan metode
dokumentasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku
teks pelajaran PAI tersebut. Maksud dokumentasi tersebut dalam artian
yang luas adalah suatu produk karya dari kegiatan-kegiatan pengumpulan,
pencatatan/perekaman tentang suatu/beberapa peristiwa dan objek-objek
yang bertalian dengannya. Sedangkan dalam artian khas dokumentasi
merupakan sekumpulan catatan dan rekaman tentang peristiwa-peristiwa
yang telah dan sedang terjadi.44
Penelitian ini juga memuat atau memanfaatkan sumber dari pustaka.
Oleh karena itu, penulis juga menambahkan penelitian kepustakaan
(library research) yakni penelitian yang memanfaatkan sumber
perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya. Tegasnya, riset
pustaka membatasi kegiatannya hanya pada bahan-bahan koleksi
perpustakaan saja tanpa memerlukan riset lapangan.45
C. Fokus Penelitian
Peneliti lebih menfokuskan pada kelayakan isi atau materi saja. Maka
untuk melihat pada kelayakan isi atau materi tersebut, perlu dilihat
instrumen-instrumen penilaian kelayakan isi buku teks pelajaran. Karena
43Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah, 2014), h.62 44Soejono Trimo, Pengantar Ilmu Dokumentasi, (Bandung: CV. Remaja Karya, 1987), h.4 45Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008),
h.1-2
24
dalam hal ini, penulis hanya terfokus meneliti dalam segi isi atau
materinya saja. Penelitian ini tidak melibatkan bahasa, sajian dan
kegrafikaan yang digunakan pada buku teks tersebut.
Adapun instrumen penilaian kelayakan isi buku teks pelajaran
menurut BSNP ada 4 sub komponen. Yang mana sub komponen
tersebut berasal komponen kelayakan isi.
Komponen kelayakan isi ini diuraikan menjadi beberapa
subkomponen atau indikator berikut :
1. Alignment dengan SK dan KD mata pelajaran, perkembangan
anak, kebutuhan masyarakat
2. Substansi keilmuan dan life skills
3. Wawasan untuk maju dan berkembang
4. Keberagaman nilai-nilai sosial46
Sub komponen tersebut apabila diringkas sesuai dengan buku yang
berlaku saat ini. Maka penulis mengganti SK dan KD tersebut menjadi KI
(Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) dengan tidak merubah
sedikitpun konteks pada maknanya. Penilaian kelayakan isi BSNP tersebut
tidak jauh berbeda dengan pendapat Dedi Supriadi tentang penialaian
kelayakan isi buku teks.
D. Prosedur Penelitian Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif
dengan metode dokumentasi dan kepustakaan. Pelulis melakukan
pengumpulan dan pengolahan data adalah:
1. Teknik Pengumpulan Data
Pemilihan metode penelitian akan menentukan teknik dan alat
pengumpulan data yang digunakan.47 Oleh karena itu penulis
menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data
46Pudji Muljono, op. cit., h. 21 47Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta: PT. Indexs, 2012), h.37
25
dari sumber-sumber data yang ada, baik dari data primer maupun data
sekunder. Untuk memperoleh data dalam pengumpulan data tersebut,
maka penulis menggunakan metode dokumentasi. Metode ini digunakan
untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan buku PAI yang
diterbitkan Erlangga, PT. Tiga Serangkai dan Kemendikbud.
Sedangkan, dalam memperoleh data tersebut untuk penelitian, penulis
menggunakan dua sumber, yaitu sumber data primer dan sumber data
sekunder.
Sumber data primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber
pertama.48 Penulis menyebut data primer ini juga sebagai data asli, yang
di antaranya adalah:
a. Buku pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk kelas VII SMP
terbitan Erlangga.
b. Buku pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk kelas VII SMP
terbitan PT. Tiga Serangkai
c. Buku pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk kelas VII SMP
terbitan Kemendikbud
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber
yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari
laporan-laporan penelitian terdahulu.49 Dalam hal ini penulis juga
menyebutnya sebagai data kedua atau ketiga. Di antaranya adalah:
a. Buletin BSNP tentang penilaian terhadap buku teks pelajaran
agama,
b. Dedi Supriadi, Anatomi Buku Sekolah di Indonesia: Problematika
Penilaian, Penyebaran, dan Penggunaan Buku Pelajaran, Buku
Bacaan, dan Buku Sumber (Yogyakarta: Mitra Gama Widya,
2001),
48Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), h.45 49Misbahuddin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h.21-22
26
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanl Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran,
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanl Republik Indonesia Nomor
2 Tahun 2008 tentang Buku, dan
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanl Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
2. Teknik Pengelolahan data
Setelah data-data terkumpul lengkap, berikutnya yang penulis lakukan
adalah membaca, mempelajari, meneliti, menyeleksi, dan mengklasifikasi
data-data yang relevan dan yang mendukung pokok bahasan, untuk
selanjutnya penulis analisis, simpulkan dalam satu pembahasan yang utuh.
Selanjutnya pengolahan data yang berasal dari empat subkomponen
kelayakan isi dirinci lagi sesuai dengan subkomponen masing-masing,
rinciannya sebagai berikut:
a. Kesesuaian dengan KI dan KD mata pelajaran dan kebutuhan
peserta didik, dirinci sebagai berikut:
1) Materi yang disajikan sesuai dan mencakup semua materi
yang terkandung dalam Kompetensi Dasar (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam SMP,
2) Memuat contoh-contoh praktis yang sesuai dengan praktik
kehidupan yang konkret dalam kehidupan masyarakat sehari-
hari, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
b. Substansi keilmuwan dan life skill, dirinci sebagai berikut:
1) Mengandung kecakapan akademik,
2) Mengandung kecakapan personal,
3) Mengandung kecakapan sosial.
c. Wawasan untuk maju dan berkembang, dirinci sebagai berikut:
1) Materi sesuai dengan perkembangan ilmu,
27
2) Menggunakan fitur, contoh terkini/actual, dan rujukan.50
d. Keberagaman nilai-nilai sosial, dirinci sebagai berikut:
1) Keberagaman dalam pemilihan contoh
2) Keberagaman dalam pemilihan wacana
Selanjutnya akan dilakukan pengolahan data yang berasal dari empat
sub komponen yang telah dirinci tersebut. Yang disesuaikan dengan buku
yang telah dipilih oleh peneliti, yaitu buku PAI kelas VII terbitan
Erlangga, PT. Tiga Serangkai dan Kemendikbud. Data ini menjadi dasar
untuk analisis penyimpulan. Data tersebut meliputi semua hal yang
ditemukan selama penelitian. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan
secara deskriptif sedangkan untuk mengetahui status kelayakan buku
penulis menggunakan metode kualitatif sehingga penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan gambaran sebagai
berikut:
Gambar 3.1. Skema Analisis Data
50Amrih Prayoga, Analisis Kelayakan Isi Buku Teks Pelajaran Fisika SMA, Skripsi Fakultas
tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2011
Buku Teks Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Penilaian Kelayakan Isi Buku Teks Pelajaran
1) Kesesuaian dengan KI dan KD mata pelajaran dan kebutuhan
peserta didik,
2) Substansi keilmuwan dan life skill,
3) Wawasan untuk maju dan berkembang, dan
4) Keberagaman nilai-nilai sosial
Kelayakan Isi Buku Teks Pelajaran PAI dan Budi Pekerti
28
Selanjutnya pengolahan data yang berasal dari empat subkomponen
kelayakan isi tersebut dirinci lagi sesuai dengan penjelasan di atas dan
kemudian peneliti membandingkan ketiga buku tersebut sesuai dengan
standar yang telah dijelaskan di atas. Hal itu dilakukan setelah penulis
memperoleh data-data yang berkenaan dengan penelitian.
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Erlangga
1. Kesesuaian dengan KI dan KD Mata Pelajaran dan Kebutuhan Peserta
Didik:
a. Materi yang Disajikan
Materi yang terdapat pada buku terbitan Erlangga ini dibagi
menjadi 13 bab, yang setiap bab tersebut memiliki Kompetensi
Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) masing-masing.
Bab I adalah berkenaan dengan pembahasan Asmaul
Husna. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2 dan
KI-3, yaitu:
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya,
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
30
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD - 1.2, 1.2 dan 1.3, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Beriman kepada Allah SWT,
2) Memahami makna Asmaul Husna (Al-’Alim, al-Khabir,
as-Sami’, dan al-Bashir),
3) Menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan orang
yang meneladani Asmaul Husna (Al-’Alim, al-Khabir,
as-Sami’, dan al-Bashir).
Bab II adalah berkenaan dengan Iman Kepada Malaikat.
Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1 dan KI-3,
yaitu :
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya (KI-1),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata) (KI-3).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD - 1.3 dan 3.2, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Beriman kepada Allah SWT,
2) Memahami makna iman kepada malaikat berdasarkan
dalil naqli.
Bab III adalah berkenaan dengan Kewajiban Menuntut
Ilmu. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2 dan
KI-3, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
31
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata. (KI-3)
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 2.7, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Memiliki perilaku semangat menuntut ilmu sebagai
implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al-’Alim, al-
Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir) dan QS. Al-Mujadilah
(58): 11 dan QS. Ar-Rahman (55):33 serta hadis
terkait.
Bab IV adalah berkenaan dengan Berempati Terhadap
Sesama. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2,
KI-3, dan KI-4, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait
fenomena dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 3.4, 2.2, dan 4.4, yang harus dikuasai siswa adalah:
32
1) Memahami makna empati terhadap sesama sesuai
kandungan QS. An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait.
2) Menghargai perilaku empati terhadap sesama sebagai
implementasi dari QS. An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait
3) Mencontohkan perilaku empati terhadap sesama sesuai
kandungan QS An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait.
Bab V adalah berkenaan dengan Sikap Ikhlas, Sabar, dan
Pemaaf. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2
dan KI-3, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata (KI-3).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 2.2 dan 3.4, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Memiliki perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai
implementasi dari pemahaman QS. An-Nisa (4):146,
QS. Al Baqarah (2):153, dan QS. Ali Imran (3): 134,
dan hadis terkait tentang ikhlas, sabar dan pemaaf.
2) Memahami kandungan QS. An-Nisa (4) : 146, QS. Al-
Baqarah (2): 153, dan QS. Ali Imran (3): 134 serta
hadis terkait tentang ikhlas, sabar, dan pemaaf
Bab VI adalah berkenaan dengan Menjaga Sikap Jujur dan
Amanah. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2
dan KI-3, yaitu :
33
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata (KI-3).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 3.6, 2.1 dan 4.6, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Memahami makna amanah sesuai kandungan QS. Al-
Anfal (8): 27 dan hadis terkait,
2) Menghargai perilaku jujur sebagai implementasi dari
pemahaman QS. Al-Baqarah (2): 42 dan hadis terkait,
3) Mencontohkan perilaku amanah sesuai kandungan Q.S.
Al-Anfal (8): 27 dan hadis terkait.
Bab VII adalah berkenaan dengan Menjaga Sikap
Istiqomah. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2,
KI-3, dan KI-4, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
34
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 3.6, 2.1 dan 4.6, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Memahami istiqamah sesuai kandungan QS. Al-Ahqaf
(46): 13 dan hadis terkait
2) Menghargai perilaku istiqamah sebagai implementasi
dari pemahaman QS. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis
terkait,
3) Mencontohkan perilaku istiqamah sesuai kandungan
QS. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis terkait.
Bab VIII adalah berkenaan dengan Taharah. Dengan
Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan KI-4,
yaitu :
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya. (KI-1),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 1.4, 3.5 dan 4.3, yang harus dikuasai siswa adalah:
35
1) Melaksanakan bersuci dari hadas besar dalam
kehidupan sehari-hari
2) Memahami ketentuan bersuci dari hadas besar besar,
3) Mempraktikkan tata cara bersuci dari hadas besar dalam
kehidupan sehari-hari.
Bab IX adalah berkenaan dengan Salat Wajib Berjamaah.
Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan
KI-4, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya. (KI-1),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 1.5, 3.6 dan 4.5, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Melaksanakan shalat wajib berjamaah sebagai
implementasi dari pemahaman rukun Islam,
2) Memahami ketentuan shalat berjamaah,
3) Mempraktikkan shalat berjamaah.
Bab X adalah berkenaan dengan Salat Jumat. Dengan
Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan KI-4,
yaitu :
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya. (KI-1),
36
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 1.6, 3.7 dan 4.6, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Melaksanakan shalat Jumat sebagai implementasi dari
pemahaman QS. Al-Jumu‘ah (62): 9,
2) Memahami ketentuan shalat Jumat,
3) Mempraktikkan shalat Jumat.
Bab XI adalah berkenaan dengan Salat Jamak dan Qasar.
Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan
KI-4, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya. (KI-1),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
37
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 3.8, 4.4 dan 1.7, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Memahami ketentuan shalat Jamak dan Qasar,
2) Mempraktikkan shalat jamak dan qasar,
3) Melaksanakan shalat jamak qasar ketika bepergian jauh
(musafir) sebagai implementasi dari pemahaman
ketaatan beribadah.
Bab XII adalah berkenaan dengan Perjuangan Nabi
Muhammad SAW. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri
dari KI-2 dan KI-3, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata (KI-3).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 2.8, 3.12 dan 3.13, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Memiliki perilaku meneladani perjuangan Nabi
Muhammad SAW. periode Mekah dan Madinah,
2) Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad
SAW. periode Mekah dan Madinah,
3) Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad
SAW. periode Madinah.
Bab XIII adalah berkenaan dengan Khulafarurasyidin.
Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2 dan KI-3,
yaitu :
38
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata (KI-3).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 3.10, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Mengetahui karakter khalifah dari khulafaur
rasyidin.51
Beberapa materi yang disajikan pada buku terbitan
Erlangga ini membahas sesuai dengan mazhab yang dimiliki
oleh ulama Syafi’iah. Hal tersebut telihat pada bab IX yang
membahas tentang salat wajib berjamaah yaitu jumlah rukun
dalam shalat.
Pada buku Erlangga terdapat 13 rukun dalam shalat. Hal
serupa juga sesuai dengan mazhab Syafi’iyah, bahwa mereka
menyebutkan jumlah fardhu shalat sebanyak tiga belas. Lima
fardhu bersifat qauliyah (bacaan) dan delapan fardhu bersifat
fi’liyah (gerakan).52
Mazhab Syafi’I juga telihat pada bab VIII yang membahas
tentang taharah yang berkenaan dengan whudu’. Pembahasan
ini terdapat pada rukun whudu’ yang berjumlah 6 rukun.
Dalam buku fiqih kehidupan Menurut As-Syafi’iyah rukun
wudhu itu ada 6 perkara. Mazhab ini menambahi keempat hal
51Chaeroni, dkk, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VII, (Jakarta: Erlangga,
2013) 52Abdurrahman Al-Jaziri, Fiqih Empat Mazhab bagian Ibadat (Shalat 1),(Darul Ulum Press, 1996),
hal.63
39
dalam ayat Al-Quran dengan niat dan tertib yaitu kewajiban
untuk melakukannya pembasuhan dan usapan dengan urut
tidak boleh terbolak balik.53 Pada rukun whudu’ tersebut
terdapat salah satu rukun whudu yang berkenaan dengan
mengusap sebagian kepala, hal serupa juga terdapat pada
ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa yang difardhukan ialah
sebagian saja.54 Dalam buku perbandingan mazhab dalam
hukum islam karangan Djaelan Husnan menjelaskan bahwa
menurut Syafi’i hanya mengusap sebagian kepala.55
Hal tentang wudhu’ yang berkaitan dengan mazhab imam
Syafi’i juga terdapat pada pembahasan hal-hal yang
membatalkan wudhu’ yaitu menyentuh lawan jenis. Menurut
imam Syafi’i bahwa menyentuh lawan jenis tersebut
membatalkan wudhu’56. Hal ini juga terdapat pada buku
terbitan Erlangga.
b. Contoh-Contoh yang Disajikan
Contoh-contoh yang terdapat pada Bab I adalah berkenaan
dengan hal-hal yang berkaitan dengan bukti ketaatan kita
kepada Allah SWT. hal itu terlihat pada salah satu contohnya
yaitu ketika kita mau belajar, maka kita berniat untuk ibadah
kepada Allah SWT. sehingga dengan hal itu kita akan berdo’a
kepada-Nya sebelum memulai belajar. Begitu juga seterusnya,
contoh tersebut disesuaikan dengan judul yang berkaitan
dengan iman kepada Allah SWT.
Contoh yang ada pada Bab II juga berkenaan dengan bukti
iman kepada malaikat, hal ini terlihat pada contoh yang tertera
53Fiqih kehidupan.pdf, Jilid 2, Bab Rukun Wudu,www.fiqihkehidupan.com, 4/2/2015 54Syaikh Mahmoud Syaltout dan Syaikh M. Ali As-Sayis, Perbandingan Mazhab Dalam Fiqih Masalah
Fiqih,(Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hal.19 55Djaelan Husnan, Perbandingan Mazhab dalam Hukum Islam, (Jakarta: Yayasan Wakaf Baitussalam
Billy Moon, 2013), hal. 38 56Ibid, hal. 43
40
pada gambar seseroang yang berbuat kebajikan dan beberapa
jama’ah yang sedang menyolatkan jenazah, contoh ini
memberikan pelajaran kepada kita bahwa hidup ini terlalu
singkat kalau selama hidupnya tidak dipergunakan untuk
berbuat kebajikan, serta bukti iman kita kepada malaikat
penyabut nyawa, yaitu malaikat Izrail. Hal ini juga ditambah
dengan beberapa contoh yang lainnya sesuai dengan judul pada
Bab II ini yaitu beriman kepada malaikat.
Pada Bab III, terdapat contoh-contoh perilaku yang
berkenaan dengan kewajiban menuntut ilmu, yaitu dengan cara
rajin membaca, bertanya kepada orang yang lebih tahu, rajin
berlatih, berani berpikir kreatif, dan salah satu kunci menguasai
ilmu pengetahuan adalah dicatat atau ditulis. Hal ini merupakan
contoh perilaku yang mencerminkan tentang bersungguh-
sungguh dalam menuntut ilmu. Contoh lainnya juga bisa dilihat
dalam ilustrasi gambar yang terdapat pada Bab III ini.
Contoh yang terdapat pada Bab IV ini sesuai dengan
judulnya yaitu berempati terhadap sesama. Salah satunya
contoh seseorang bapak yang menolong seorang nenek yang
sedang mengais sisa-sisa daging dan tulang yang tidak jauh
dari tempat pemotongan hewan dengan alasan bahwa nenek ini
miskin, kemudian bapak tersebut membelikan nenek itu 2 kg
daging. Contoh ini membuktikan bahwa adanya rasa empati
kita terhadap sesama, yang sesuai dengan judul pada Bab IV.
Contoh yang terdapat pada Bab V juga berkenaan dengan
judul yang diberikan pada buku ini, yaitu berkenaan dengan
sikap ikhlas, sabar, dan pemaaf. Hal itu terlihat pada
pembahasan tentang pengertian ikhlas, sabar, dan pemaaf yang
kemudian contoh perilaku tersebut ditambahkan dengan
perbuatannya dan apa manfaat dari perbuatannya tersebut.
Contoh pada bab ini juga ditambahkan pada contoh yang
41
tertera pada fitur uswatun hasanah tentang keikhlasan Salman
Al-Farisi.
Pada Bab VI terdapat beberapa contoh yang berkenaan
dengan judul bab ini yaitu menjaga sikap jujur dan amanah.
Hal itu terlihat pada contoh hidup jujur (jujur dalam jual beli),
contoh sikap amanah (amanah ketika dititipkan suatu barang),
serta ditambah dengan fitur uswatun hasanah tentang gelar Al-
Amin pada diri Rasulullah SAW.
Contoh yang terdapat pada Bab VII ini juga sesuai dengan
judulnya, yaitu menjaga sikap istiqomah. Salah satu contohnya
adalah Istiqomah yang terbaik ada pada Rasulullah SAW.
terdapat pada fitur uswatun hasanah. Begitu juga ditambah
dengan contoh-contoh lainnya yang sesuai dengan judulnya.
Contoh yang berkenaan dengan Taharah pada Bab VIII ini
diberikan dengan menampilkan contoh-contoh praktis berupa
gambar-gambar. Hal itu bisa dilihat pada gambar tentang
praktik tayammum.
Pada Bab IX ini yang berkenaan dengan salat wajib
berjamaah, diberikan penjelasan semua hal yang berkenaan
dengan shalat berikut praktik-praktik shalatnya. Contoh yang
lain juga ditambah dengan adanya gambar tentang praktik
sholat. Yang selalu kita lakukan setiap harinya. Begitu juga
dengan shalat berjama’ahnya, juga diberikan contoh konkrit
berupa gambar, penjelasan pengaturan saf, serta hal-hal yang
berkaitan dengan makmum yang masbuk (terlihat pada
gambar).
Pada Bab X ini, yang berkenaan dengan shalat jum’at
diberikan contoh berupa ketentuan melaksanakan shalat jum’at.
Hal itu terlihat pada pembahasan tentang praktik salat jum’at.
Hal lainnya juga dijelaskan beberapa halangan-halangan dalam
salat jum’at.
42
Contoh yang pada Bab XI ini sesuai dengan judulnya, yaitu
salat jamak dan qasar. Hal itu terlihat pada penjelasan salat
jamak dan qasar beserta syarat-syarat apa saja yang
menyebabkan seseorang boleh melakukan shalat jamak dan
qasar. Kemudian contoh tersebut diperjelas dengan adanya
praktik salat jamak, qasar, dan jamak qasar.
Pada Bab XII dan XIII, ini berkenaan dengan perjuangan
Nabi Muhammad SAW. dan khulafaur rasyidin. Beberapa
contoh yang masih terlihat adalah perjuangan mereka dalam
menegakkan agama islam ini. Hal itu terlihat pada penjelasan
kisah-kisah serta sejarah-sejarahnya. Contoh yang bisa diambil
dari bab ini adalah keteladanan Nabi Muhammad SAW. dan
keteladanan khulafaurrasyidin yang bisa dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Substansi Keilmuwan dan Life Skill :
a. Mengandung Kecakapan Akademik
Pada buku ini, setiap babnya dilengkapi dengan pertanyaan-
pertanyaan, soal-soal, dan hal-hal yang selalu melibatkan siswa
untuk selalu berpikir dan mencari jawabannya dari setiap
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada setiap babnya. Hal-
hal tersebut adalah
1) Ulangan akhir yang ada pada setiap bab, ini terdiri
dari 10 sampai 15 soal pilihan ganda, 5 sampai 10
soal essay.
2) Fitur “aku aktif”, pada fitur ini siswa diminta untuk
menjawab beberapa pertanyaan. Yang nantinya
akan diberikan umpan balik berupa “benar” atau
“salah” dari guru tersebut. Dan fitur ini juga ada
berupa beberapa pertanyaan untuk membuat sebuah
cerita yang telah dilakukan setelah mempelajari
43
perbabnya. Fitur ini akan meningkatkan penguasaan
siswa terhadap materi.
3) Fitur “tafakkur”, pada fitur ini melihat aplikasi
siswa setelah mempelajari pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Fitur ini berjumlah beberapa
pertanyaan yang berisikan tentang perilaku-perilaku
siswa sehari-hari, yang nantinya akan diisi siswa
tersebut dengan jawaban “ya” atau “tidak”, “selalu”,
“sering”, “jarang”, dan “tidak pernah” yang
tentunya jawaban tersebut sesuai dengan perbuatan
siswa tersebut. Fitur ini dapat dimanfaatkan sebagai
cara “evaluasi” karekter yang akan, sedang, dan
telah dilaksanakan siswa.
4) Pada Bab VIII, Bab lainnya yang berkenaan dengan
Taharah dan shalat, ditambah dengna fitur
“kegiatan”, ini berisikan simulasi dari thaharah
(mandi wajib) dan penilaian shalat, yang akan
diberikan umpan balik oleh guru dengan
memberikan skor dari 70 hingga 100.
5) Pada Bab IX, ditambah dengan simulasi gambar
yang berkenaan dengan gerakan-gerakan shalat,
yang nantinya siswa akan menjawab apa namanya
gerakan-gerakan shalat tersebut.
b. Mengandung Kecakapan Personal
Kecakapan personal yang terdapat pada buku ini berupa
aplikasi siswa, praktik siswa, dan perilaku atau perbuatan siswa
di lingkungan sekitar. Kecakapan ini yang membuat kecakapan
personal siswa tersebut menjadi lebih matang setelah
memperlajari setiap bab-babnya yang tercantum pada buku ini.
Kecakapan personal ini akan membuat siswa terbiasa dengan
44
perilaku-perilaku serta praktiknya nanti. Kecakapan personal
yang akan mendukung aplikasi siswa tersebut adalah:
1) Setiap bab yang terdapat pada buku ini diberikan
contoh-contoh yang mendukung kecakapan personal
siswa tersebut, seperti penjelasan tentang contoh-
contoh diatas.
2) Terdapat fitur “mutiara hadits” pada setiap babnya,
hal ini berguna untuk menambah pendalaman yang
baik bagi personal siswa. Fitur ini juga merupakan
hikmah yang dapat memberikan dan meyakinkan
keteladanan kepada siswa.
3) Terdapat fitur “amalan siswa”, fitur ini berfungsi
sebagai bukti pemahaman siswa setelah
mempelajari setiap bab yang ada di buku ini, yang
nantinya bisa dilihat pada perilaku siswa dalam
mengaplikasikan dan mempraktikan hal tersebut
dikehidupan sehari-hari. Fitur ini juga mengajak
siswa agar memahami sekaligus meng-
implementasikan pengetahuannya dalam tindakan
yang konkret.
4) Pada Bab X yang berkenaan dengan salat jum’at,
diberikan fitur yang berkenaan dengan perilaku
siswa dalam salat jum’at, seperti mandi, memakai
pakaian putih, memotong kuku, dan lainnya. Fitur
ini nantinya akan dijawab siswa dengan
memberikan tanda (ceklis “V”) apabila melakukan
hal-hal tersebut, dan memberikan tanda (silang “X”)
apabila tidak melakukannya. Pada Bab ini juga
ditambahkan fitur “kegiatan” yang berisikan tentang
kegiatan siswa perihal salat jum’at, guru akan
memilih petugas-petugas salat jum’at (muazin,
45
khatib, dan imam), yang nantinya guru akan menilai
peran serta siswa yang melakukan salat jum’at
tersebut.
5) Pada Bab XI tentang salat jamak dan qasar, siswa
diberikan beberapa gambar, dan pertanyaan tentang
dimana siswa tersebut melakukan salat jamak-qasar
pada saat berpergian, kemudian siswa diminta untuk
menceritakan hal tersebut secara tertulis. Dalam hal
ini, akan terlihat siswa-siswa yang pernah atau tidak
pernah mempraktikkan salat jamak dan qasar ketika
sedang dalam berpergian.
6) Pada kecakapan personal ini juga bisa dilihat pada
fitur “aku aktif” dan “tafakkur”. Pada fitur ini juga
menambah pendalaman kecakapan personal pada
diri siswa.
c. Mengandung Kecakapan Sosial
Kecakapan sosial digunakan sebagai bukti perbuatan siswa
dalam melakukan perilaku yang baik di manapun, baik di
rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar. Kecakapan sosial ini
bisa dilihat pada perbuatan-perbuatan siswa pada keluarga,
guru, teman, dan masyarakat sekitar. Kecakapan sosial ini
terdiri dari kecakapan akademik dan kecakapan personal yang
dimiliki oleh siswa. Hal itu sudah dijelaskan pada fitur-fitur
yang tercantum pada kecakapan akademik dan kecakapan
personal diatas. Pada buku ini juga diberikan beberapa fitur
yang akan memperdalam kecakapan sosial siswa, yaitu:
1) Fitur “uswatun hasanah/di sekitar kita”, fitur ini
berisikan tentang kisah-kisah yang bermanfaat yang
bisa dijadikan sebagai contoh dalam kehidupan
46
sehari-hari, dan juga mengajarkan siswa agar secara
internal mampu memulai kebaikan dari diri sendiri,
2) Fitur “mutiara hikmah”, fitur ini juga akan
menambah kecakapan sosial siswa dalam
perilakunya sehari-hari di lingkungan sekitar.
3. Wawasan untuk Maju dan Berkembang :
a. Materi Sesuai dengan Perkembangan Ilmu
Materi yang tercantum pada buku ini terdiri dari
pembahasan-pembahasan. Dari pembahasan tersebut, ada
beberapa pembahasan yang menjelaskan sesuai dengan
perkembangan ilmu yang sedang berkembang saat ini.
Perkembangan ilmu tersebut sering kita temukan pada
kehidupan yang kita alami sehari-hari. Pembahasan itu adalah:
1) Pada Bab I yang ada pada fitur “wawasan islami”.
Pada fitur ini membahas tentang “Manfaat
Membaca Al-Qur’an bagi kesehatan”. Hal itu sesuai
dengan judul pada Bab ini, yaitu asmaul husna.
2) Pada Bab II yang terdapat pada fitur “wawasan
Islami” yang berkenaan dengan “Tobat”. Hal ini
menceritakan tentang seseorang yang bertobat, dan
tobat tersebut dapat menghilangkan penyakit
kejiwaan. Karena islam menganggap penyakit
kejiwaan itu berasal dari dosa, sedangkan dosa itu
dapat dihapus dengan cara bertobat.
3) Pada Bab III yang terdapat pada fitur “wawasan
Islami” yang membahas masalah “Membaca Al-
Qur’an Mencerdaskan Otak”.
4) Pada Bab IV yang terdapat pada fitur “wawasan
Islami” yang membahas masalah “Memimpin
dengan Empati”. Hal ini sedang berkembang pada
47
saat ini, bahwasanya setiap calon-calon pemimpin
harus memiliki sifat empati, karena agar mereka
dapat memahami apakah yang sedang dirasakan
oleh orang lain.
5) Pada Bab V yang ada pada fitur “wawasan islami”.
Pada fitur ini membahas tentang “Memaafkan
Menghilangkan Gangguan jiwa”. Hal itu sesuai
dengan judul pada Bab ini, yaitu Sikap Ikhlas,
Sabar, dan Pemaaf.
6) Pada Bab VI yang terdapat pada fitur “wawasan
Islami” yang membahas masalah “Mauizah Dari
Balik Penjara”. Hal ini berkenaan dengan hal-hal
yang berbentuk pada sifat kejujuran dan amanah.
Kisah ini dikarenakan hilangnya sikap amanah
dalam diri mereka.
7) Pada Bab VII yang terdapat pada fitur “wawasan
Islami” yang membahas masalah “Ujian
Keimanan”.
8) Pada Bab VIII yang terdapat pada fitur “wawasan
Islami” yang berkenaan dengan “Wudhu yang
Menyehatkan”. Hal ini sesuai dengan judul pada
bab ini, yaitu taharah.
9) Pada Bab IX yang terdapat pada fitur “wawasan
Islami” yang membahas masalah “Salat itu
Menyehatkan”.
10) Pada Bab X ini yang terdapat pada fitur “wawasan
Islami” yang membahas masalah “Keutamaan Hari
Jumat”. Ini mempunyai kedudukan tersendiri di
dalam islam, karena pada hari jumat disyaratkan
amalan-amalan sunnah yang berlipat ganda
48
pahalanya. Dan hari jumat merupakan hari raya
pekanan.
11) Pada Bab XI yang terdapat pada fitur “wawasan
Islami” yang membahas masalah “Salat
Menyembuhkan Penyakit”. Ini sesuai dengan judul
pada bab ini, yaitu tentang salat jamak dan qasar.
12) Pada Bab XII yang terdapat pada fitur “wawasan
Islami” yang membahas masalah “Sifat-sifat Nabi
Muhammad SAW”. Ini memberi pelajaran bahwa
pada sifat-sifat Nabi Muhammad SAW. tersebut
ada hikmah-hikmah yang kita rasakan pada
kehidupan kita sehari-hari. Salah satu contohnya
adalah Nabi selalu memberikan salam terlebih
dahulu kepada yang beliau temui.
13) Pada Bab XIII yang terdapat pada fitur “wawasan
Islami” yang membahas masalah “kisah
khulafaurrasyidin”.
b. Menggunakan Fitur, Contoh Terkini/Actual, dan Rujukan.
Buku ini telah menyajikan contoh-contoh yang terkini. Hal
itu dapat dilihat pada penjelasan diatas. Pada pembahasan yang
terdapat pada fitur “wawasan islami” tersebut, bukan hanya
menjelaskan tentang perkembangan ilmu pada saat ini, tapi
juga menggunakan contoh yang terkini. Seperti yang terdapat
pada Bab VIII yang terdapat pada fitur “wawasan Islami” yang
berkenaan dengan “Wudhu yang Menyehatkan”. Hal ini sesuai
dengan judul pada bab ini, yaitu taharah. Dan ternyata dengan
berwudu kita menjadi sehat. Misalnya, membasuh telapak
tangan (cuci tangan) yang dapat mencegah agar tidak terjangkit
penyakit, seperti virus Hepatitis A yang bisa dicegah masuk ke
49
tubuh dengan cara mencuci tangan, dan masih banyak lagi
manfaat dari wudhu tersebut.
Penggunaaan fitur, contoh terkini pada buku ini akan
membuat siswa paham akan materi yang disampaikan, bukan
hanya memahami materi tersebut dari segi akademik, tetapi
siswa juga dapat memahami materi tersebut dari segi ilmiah
atau science. Hal tersebut telihat pada penjelasan pada fitur
“wawasan Islami” diatas yang memberikan contoh terkini dan
aktual. Sedangkan untuk rujukan pada buku ini mengambil
rujukan-rujukan yang bersifat islami, baik dari gambar maupun
wawasan-wawasannya. Kemudian untuk fitur-fitur tambahan
pada buku ini seperti yang sudah dijelaskan diatas yaitu, Peta
Konsep (menggambarkan secara garis besar satu bab yang
hendak dipelajari), mutiara hadits, wawasan islami, amalan
siswa, uswatun hasanah, aku aktif, tafakur, dan mutiara
hikmah.
4. Keberagaman Nilai-Nilai Sosial :
a. Keberagaman dalam Pemilihan Contoh
Dalam pemilihan contoh yang tercantum pada buku ini,
sudah memiliki keberagaman pada nilai-nilai sosialnya. Hal itu
terlihat pada contoh-contoh yang sudah dijelaskan diatas. Baik
itu berupa contoh mengenai judul per babnya maupun contoh-
contoh lain yang menguatkan pemahaman siswa terhadap
materi yang ada pada buku ini. Seperti, yang terdapat pada Bab
V tentang sikap ikhlas, sabar, dan pemaaf, yang ditambahkan
dengan penjelasan yang lebih mendalam terhadap perilaku
ikhlas, sabar, dan pemaaf dengan contoh-contoh yang
mengandung nilai-nilai sosial.
50
b. Keberagaman dalam Pemilihan Wacana
Pemilihan wacana-wacana pada buku ini sesuai dengan hal-
hal yang berkaitan dengan bab-babnya masing-masing.
Wacana-wacana tersebut sudah termasuk pada pembahasan
mengenai perkembangan ilmu diatas. Dan kalau dilihat dari
keberagaman dalam pemilihan wacana, maka buku ini sudah
termasuk pada keberagaman tersebut. Hal ini terlihat pada salah
satu wacana yang terdapat pada Bab III pada fitur “wawasan
islami” yang berkenaan dengan membaca Al-Qur’an
mencerdaskan otak. Ini memiliki keberagaman nilai-nilai sosial
bahwa setiap manusia memiliki kecerdasan masing-masing,
tetapi dengan membaca Al-Qur’an maka otak manusia tersebut
akan semakin cerdas.
B. Data Buku Teks PAI untuk Kelas VII Terbitan Tiga Serangkai
1. Kesesuaian Materi dengan KI dan KD Mata Pelajaran dan Kebutuhan
Peserta Didik :
a. Materi yang Disajikan
Materi yang terdapat pada buku terbitan Tiga Serangkai ini
dibagi menjadi 12 bab, yang setiap bab tersebut memiliki
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) masing-
masing.
Bab I adalah berkenaan dengan Mengkaji Surah Al-
Mujadilah Ayat 11 dan Surah ar-Rahman ayat 33 serta hadis
terkait. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-
2, KI-3, dan KI-4 yaitu:
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya (KI-1),
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
51
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata (KI-3),
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 1.1, 2.7, 3.3, 4.3.1, dan 4.3.2 yang harus dikuasai siswa
adalah:
1) Menghayati Al-Quran sebagai implementasi dari
pemahaman rukun iman,
2) Menghargai perilaku semangat menuntut ilmu sebagai
implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al-’Alim,
al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir) dan Q.S. Ar-
Rahman (55):33 serta Q.S. Al-Mujadilah (58): 11 dan
hadis terkait,
3) Memahami kandungan Q.S. Ar-Rahman (55): 33 dan
Q.S. Al- Mujadilah (58): 11 serta hadits terkait tentang
menuntut ilmu,
4) Membaca Q.S. Al- Mujadilah (58):11, Q.S. Ar-Rahman
(55): 33, Q.S. An-Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah (2):
153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan tartil,
5) Menunjukkan hafalan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11, Q.S.
Ar-Rahman (55): 33 dengan lancar.
52
Bab II adalah berkenaan dengan Beriman Kepada Allah
SWT. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-
2, KI-3, dan KI-4, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya (KI-1),
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata (KI-3),
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 1.2, 2.7, 3.1 dan 4.1, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Beriman kepada Allah SWT,
2) Menghargai perilaku semangat menuntut ilmu sebagai
implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al-’Alim,
al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir),
3) Memahami makna al-Asmaul-Husna: Al-’Alim, al-
Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir,
4) Menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan orang
yang meneladani al-Asmaul-Husna: Al-’Alim, al-
Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir.
53
Bab III adalah berkenaan dengan Berakhlak Terpuji 1
(Empati, hormat kepada orang tua dan guru). Dengan
Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya (KI-2).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 2.1 dan 2.2 yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Menghargai perilaku jujur sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al-Baqarah (2): 42 dan hadis terkait,
2) Menghargai perilaku hormat dan patuh kepada orang
tua dan guru sebagai implementasi dari Q.S. Al-
Baqarah (2): 83 dan hadis terkait.
Bab IV adalah berkenaan dengan Bersuci dari Hadas.
Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan
KI-4, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya (KI-1),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
54
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 1.4, 3.8, dan 4.8, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Menerapkan ketentuan bersuci dari hadas kecil dan
hadas besar berdasarkan syariat Islam,
2) Memahami ketentuan bersuci dari hadas besar
berdasarkan ketentuan syari’at Islam,
3) Mempraktikkan tata cara bersuci dari hadas besar.
Bab V adalah berkenaan dengan Salat Berjamaah. Dengan
Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan KI-4,
yaitu :
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya (KI-1),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 1.5, 3.9, dan 4.9, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Menunaikan shalat wajib berjamaah sebagai
implementasi dari pemahaman rukun Islam,
2) Memahami ketentuan shalat berjamaah,
3) Mempraktikkan shalat berjamaah.
Bab VI adalah berkenaan dengan Sejarah Perjuangan Nabi
Muhammad SAW. Periode Mekah dan Madinah. Dengan
55
Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2, KI-3 dan KI-4,
yaitu :
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 2.8, 3.12, 3.13, 4.12, dan 4.13, yang harus dikuasai
siswa adalah:
1) Meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW periode
Mekah dan Madinah,
2) Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW
periode Mekah,
3) Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW
periode Madinah,
4) Menyajikan strategi perjuangan yang dilakukan Nabi
Muhammad Saw. periode Mekah,
5) Menyajikan strategi perjuangan yang dilakukan
Nabi Muhammad Saw. periode Mekah,
56
Bab VII adalah berkenaan dengan Mengkaji Surah an-Nisa
Ayat 146, Surah al-Baqarah Ayat 153, Surah Ali Imran Ayat
134, dan Hadis Terkait. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang
terdiri dari KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4, yaitu:
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya (KI-1),
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata (KI-3),
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 1.1, 2.4, 3.5, 4.5.1 dan 4.5.1, yang harus dikuasai siswa
adalah:
1) Menghayati Al-Quran sebagai implementasi dari
pemahaman rukun iman,
2) Menghargai perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. An-Nisa (4):146,
Q.S. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134,
dan hadis terkait,
57
3) Memahami kandungan Q.S. An-Nisa (4) : 146, Q.S. Al-
Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 serta
hadis terkait tentang ikhlas, sabar, dan pemaaf,
4) Membaca Q.S. An-Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah (2):
153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan tartil,
5) Menunjukkan hafalan Q.S. An-Nisa (4):146, QS. Al
Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan
lancar.
Bab VIII adalah berkenaan dengan Beriman Kepada
Malaikat Allah SWT. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang
terdiri dari KI-1, KI-3, dan KI-4, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya. (KI-1),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 1.3, 3.2 dan 4.2, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Beriman kepada malaikat Allah SWT,
2) Memahami makna iman kepada malaikat berdasarkan
dalil naqli,
3) Menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan iman
kepada malaikat.
58
Bab IX adalah berkenaan dengan Berakhlak Terpuji 2
(Jujur, amanah, dan Istikamah). Dengan Kompetensi Inti (KI)
yang terdiri dari KI-2, KI-3, dan KI-4, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 3.5, 4.4, 2.3, 3.6, 4.6, 2.5, 3.7, 4.7, dan 2.6 yang harus
dikuasai siswa adalah:
1) Memahami makna empati terhadap sesama sesuai
kandungan Q.S. An-Nisa (4) : 8, dan hadis terkait,
2) Mencontohkan perilaku empati terhadap sesama sesuai
kandungan Q.S. An-Nisa (4) : 8, dan hadis terkait,
3) Menghargai perilaku empati terhadap sesama sebagai
implementasi dari Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait,
4) Memahami makna amanah sesuai kandungan Q.S. Al-
Anfal (8): 27 dan hadis terkait,
5) Mencontohkan perilaku amanah sesuai kandungan Q.S.
Al-Anfal (8): 27 dan hadis terkait,
59
6) Menghargai perilaku amanah sebagai implementasi dari
Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadis terkait,
7) Memahami istiqamah sesuai kandungan Q.S. Al-Ahqaf
(46): 13 dan hadis terkait,
8) Mencontohkan perilaku istiqamah sesuai kandungan
QS. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis terkait,
9) Menghargai perilaku istiqamah sebagai implementasi
dari pemahaman QS Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis
terkait.
Bab X adalah berkenaan dengan Salat Jumat. Dengan
Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan KI-4,
yaitu :
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya. (KI-1),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 1.6, 3.10 dan 4.10, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Menunaikan shalat Jumat sebagai implementasi dari
pemahaman QS. Al-Jumu‘ah (62): 9,
2) Memahami ketentuan shalat Jumat,
3) Mempraktikkan shalat Jumat.
60
Bab XI adalah berkenaan dengan Salat Jamak dan Qasar.
Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-1, KI-3, dan
KI-4, yaitu :
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya. (KI-1),
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 1.7, 3.11 dan 4.12, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Menunaikan shalat jamak qasar ketika bepergian jauh
(musafir) sebagai implementasi dari pemahaman
ketaatan beribadah
2) Memahami ketentuan shalat Jamak dan Qasar,
3) Mempraktikkan shalat jamak dan qasar.
Bab XII adalah berkenaan dengan Sikap Terpuji Khulafaur
Rasyidin. Dengan Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari KI-2,
KI-3, dan KI-4, yaitu:
1) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya (KI-2),
61
2) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata (KI-3),
3) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori (KI-4).
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari
KD – 2.9, 3.14 dan 4.14, yang harus dikuasai siswa adalah:
1) Meneladani sikap terpuji khulafaurrasyidin,
2) Mengetahui sikap terpuji khulafaurrasyidin,
3) Mencontohkan perilaku terpuji dari khulafaur
rasyidin.57
Beberapa materi yang disajikan pada buku terbitan Tiga
Serangkai ini membahas sesuai dengan mazhab yang dimiliki
oleh ulama Syafi’iah.
Mazhab Syafi’I juga telihat pada bab V yang membahas
tentang bersuci dari hadats yang berkenaan dengan whudu’.
Pembahasan ini terdapat pada rukun whudu’ yang berjumlah 6
rukun. Dalam buku fiqih kehidupan Menurut As-Syafi’iyah
rukun wudhu itu ada 6 perkara. Mazhab ini menambahi
keempat hal dalam ayat Al-Quran dengan niat dan tertib yaitu
kewajiban untuk melakukannya pembasuhan dan usapan
dengan urut tidak boleh terbolak balik.58 Pada rukun whudu’
tersebut terdapat salah satu rukun whudu yang berkenaan
57Minanul Aziz, Petunjuk Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1 untuk Kelas VII SMP,
(Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2014) 58Fiqih kehidupan.pdf, Jilid 2, Bab Rukun Wudu,www.fiqihkehidupan.com, 4/2/2015
62
dengan mengusap sebagian kepala, hal serupa juga terdapat
pada ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa yang difardhukan
ialah sebagian saja.59 Dalam buku perbandingan mazhab
dalam hukum islam karangan Djaelan Husnan menjelaskan
bahwa menurut Syafi’i hanya mengusap sebagian kepala.60
Hal selanjutnya juga terdapat pada bab yang membahas
tentang salat jamak dan salat qasar. Yaitu pada sebab-sebab
yang membolehkan salat jamak dan salat qasar yang
meniadakan sebab-sebabnya karena keadaan sakit. Menurut
imam Asy Syafi’i, tidak dibolehkan menjama’ shalat karena
keadaan sakit. 61
b. Contoh-Contoh yang Disajikan
Contoh-contoh yang terdapat pada Bab I adalah berkenaan
dengan hal-hal yang berkaitan dengan Mengkaji Surah Al-
Mujadilah Ayat 11 dan Surah ar-Rahman ayat 33 serta hadis
terkait. Hal itu terlihat pada salah satu contohnya yang terdapat
pada halaman yang membahas tentang mengamalkan surah
tersebut. Adalah seorang anak yang bernama Soleh berserta
teman-temannya yang semangat sekali dalam menuntut ilmu.
Serta ditambah dengan contoh-contoh yang lainnya.
Contoh yang ada pada Bab II juga berkenaan dengan bukti
iman kepada Allah SWT. hal itu terlihat pada halaman yang
berkenaan dengan berperilaku meneladani asmaul husna,
seperti Allah SWT. Maha Mengetahui, oleh karena itu Allah
SWT.selalu mengawasi gerak-gerik kita. Sebagai seorang
pelajar, kita harus rajin dan tidak boleh membolos karena Allah
59Syaikh Mahmoud Syaltout dan Syaikh M. Ali As-Sayis, Perbandingan Mazhab Dalam Fiqih Masalah
Fiqih,(Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hal.19 60Djaelan Husnan, Perbandingan Mazhab dalam Hukum Islam, (Jakarta: Yayasan Wakaf Baitussalam
Billy Moon, 2013), hal. 38 61Ibid. hal. 376
63
SWT. selalu mengawasi kita, meskipun Bapak dan Ibu Guru
tidak melihatnya.
Pada Bab III, terdapat contoh-contoh perilaku yang
berkenaan dengan berakhlak terpuji 1 (empati, hormat kepada
orang tua, dan hormat kepada guru). Salah satu contohnya
terdapat pada contoh perilaku empati terhadap sesama, yaitu
membantu orang yang sedang tertimpa musibah, menolong
orang yang sedang kecelakaan, dan lain sebagainya. Contoh
lainnya juga bisa dilihat dalam cara-cara hormat kepada orang
tua dan guru yang terdapat pada Bab III ini.
Contoh yang terdapat pada Bab IV ini sesuai dengan
judulnya yaitu bersuci dari hadas. Karena bersuci dari hadas,
maka tidak lain contohnya adalah cara atau praktek bersuci dari
hadas itu sendiri, seperti praktik wudu, praktik tayamum, dan
lainnya.
Contoh yang terdapat pada Bab V juga berkenaan dengan
judul yang diberikan pada buku ini, yaitu berkenaan dengan
salat berjamaah. Hal itu terlihat pada pembahasan tentang
praktik salat berjamaah tersebut, baik tata cara menjadi
makmum yang muwafiq maupun tata cara menjadi makmum
masbuk, hal ini juga bisa dilihat pada gambar-gambar yang
memberikan contoh-contoh salat berjamaah.
Pada Bab VI terdapat beberapa contoh yang berkenaan
dengan perjuangan Nabi Muhammad SAW. Beberapa contoh
yang masih terlihat adalah perjuangan mereka dalam
menegakkan agama islam ini. Hal itu terlihat pada penjelasan
kisah-kisah serta sejarah-sejarahnya. Contoh yang bisa diambil
dari bab ini adalah keteladanan Nabi Muhammad SAW. yang
bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, yang terdapat
pada pembahasan meneladani perjuangan Nabi Muhammad
64
SAW. Periode Mekah dan Madinah, serta sifat-sifat Rasulullah
SAW. yang bisa dijadikan teladan untuk kita.
Contoh yang terdapat pada Bab VII ini juga sesuai dengan
judulnya, yaitu Mengkaji Surah an-Nisa Ayat 146, Surah al-
Baqarah Ayat 153, Surah Ali Imran Ayat 134, dan Hadis
Terkait (tentang Sabar, Ikhlas, dan Pemaaf). Salah satu
contohnya adalah terdapat pada halaman yang berkenaan
tentang cara mengamalkan surah tersebut dalam kehidupan
sehari-hari, seperti sifat seorang anak yang bernama Mukhlis
yang memiliki sifat sabar. Dan masih ada beberapa contoh
yang lainnya yang mendukung penjelasan pada bab ini.
Contoh yang berkenaan dengan Beriman Kepada Malaikat
pada Bab VIII ini diberikan dengan menampilkan contoh-
contoh praktis yang terdapat pada halaman yang membahas
tentang perilaku yang mengimplementasikan beriman kepada
Malaikat Allah SWT. yaitu dengan cara beriman kepada
malaikat dengan mempercayai malaikat Allah SWT. beserta
tugas-tugasnya masing-masing (seperti, malaikat Izrail yang
bertugas mencabut nyawa).
Pada Bab IX ini yang berkenaan dengan berakhlak terpuji 2
(jujur, amanah, dan istikamah) terdapat contoh-contoh sesuai
dengan perilaku jujur, amanah, dan istikamah. Contoh-contoh
itu terdapat pada halaman yang membahas contoh perilaku
jujur, contoh perilaku amanah, dan contoh perilaku istikamah.
Salah satu contoh perilaku jujur adalah tidak berbohong
kepada ayah dan ibu, mengakui kesalahan kalau bersalah dan
meminta maaf, dan contoh-contoh lainnya yang berkaitan
dengan jujur, amanah, dan istikamah.
Pada Bab X ini, yang berkenaan dengan shalat jum’at
diberikan contoh berupa ketentuan melaksanakan shalat jum’at.
65
Hal itu terlihat pada pembahasan tentang praktik salat jum’at.
Hal lainnya juga dijelaskan tentang melaksanakan salat jumat.
Contoh yang pada Bab XI ini sesuai dengan judulnya, yaitu
salat jamak dan qasar. Hal itu terlihat pada penjelasan salat
jamak dan qasar beserta syarat-syarat apa saja yang
menyebabkan seseorang boleh melakukan shalat jamak dan
qasar. Kemudian contoh tersebut diperjelas dengan adanya
praktik salat jamak dan salat qasar (praktik mengerjakan salat
jamak takdim, salat jamak takhir, salat qasar, dan salat jamak
qasar).
Pada Bab XII dan XIII, ini berkenaan dengan sikap terpuji
Khulafaur Rasyidin. Beberapa contohnya adalah pada halaman
yang membahas meneladani sikap terpuji Khulafaur Rasyidin,
yang terdiri dari khalifah Abu Bakar as-Siddiq, Khalifah Umar
bin Khattab, Khalifah Usman bin Affan, dan Khalifah Ali bin
Abi Talib.
2. Substansi Keilmuwan dan Life Skill :
a. Mengandung Kecakapan Akademik
Pada buku ini, setiap babnya dilengkapi dengan pertanyaan-
pertanyaan, soal-soal, dan hal-hal yang selalu melibatkan siswa
untuk selalu berpikir dan mencari jawabannya dari setiap
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada setiap babnya. Hal-
hal tersebut adalah
1) Tamrinat 1 dan tamrinat 2 yang ada pada setiap bab,
ini terdiri dari 10 sampai 15 soal pilihan ganda, soal
isian sebanyak 10 soal, dan 5 soal essay.
2) Latihan Ulangan Umum Semester 1 dan 2, yang
disajikan berupa soal-soal yang mencakup seluruh
isi materi pelajaran sebagai evaluasi siswa pada
setiap akhir semester
66
3) Fitur “Mulahazah”, pada fitur ini siswa diminta
untuk menjawab beberapa pertanyaan. Yang
dilengkapi dengan gambar-gambar yang
mendukung. Sehingga siswa dipermudah dalam
menjawab dari pertanyaan tersebut dengan
komentar siswa masing-masing. Pada fitur ini,
siswa diharapkan mampu memberikan komentarnya
sesuai dengan apa yang dipelajari pada saat itu.
4) Fitur “Wajibah”, pada fitur ini melihat aplikasi
siswa setelah mempelajari pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang disajikan dalam bentuk
portofolio. Fitur ini berjumlah beberapa pertanyaan
yang berisikan tentang perilaku-perilaku siswa
sehari-hari, yang nantinya akan diisi siswa tersebut
dengan jawaban “ya” atau “tidak” yang tentunya
jawaban tersebut sesuai dengan perbuatan siswa
tersebut. Untuk memperkuat portofolio tersebut
maka diberikan dibawah fitur tersebut paraf guru
dan orang tua serta nilai dari guru.
5) Fitur “Wazifah”, pada fitur ini siswa diminta untuk
menjawab beberapa pertanyaan dari tugas-tugas
tersebut. Pada fitur ini, siswa diharapkan mampu
memberikan jawabannya sesuai dengan apa yang
dipelajari dalam Pendidikan Agama Islam. Fitur ini
merupakan tugas buat siswa sebagai refleksi dari
materi yang telah dipelajari. Wazifah merupakan
penerapan dari kegiatan saintifik
mengkomunikasikan.
6) Pada Bab IV yang berkenaan dengan Bersuci dari
Hadats, ditambah dan dilengkapi dengan gambar-
gambar tentang praktik wudu dan tayamum.
67
7) Pada Bab V, ditambah dengan simulasi gambar
yang berkenaan dengan salat berjamaah.
b. Mengandung Kecakapan Personal
Kecakapan personal yang terdapat pada buku ini berupa
aplikasi siswa, praktik siswa, dan perilaku atau perbuatan siswa
di lingkungan sekitar. Kecakapan ini yang membuat kecakapan
personal siswa tersebut menjadi lebih matang setelah
memperlajari setiap bab-babnya yang tercantum pada buku ini.
Kecakapan personal ini akan membuat siswa terbiasa dengan
perilaku-perilaku serta praktiknya nanti. Kecakapan personal
yang akan mendukung aplikasi siswa tersebut adalah:
1) Setiap bab yang terdapat pada buku ini diberikan
contoh-contoh yang mendukung kecakapan personal
siswa tersebut, seperti penjelasan tentang contoh-
contoh diatas.
2) Pada buku ini diberikan fitur “tilawah” pada setiap
babnya, yang disajikan berupa ayat Al-Qur’an. Hal
ini berguna untuk mengawali proses pembelajaran
di kelas.
3) Setiap bab yang ada di buku ini disajikan fitur
“wazifah”, seperti fitur yang sudah dijelaskan pada
kecakapan akademik di atas. Wazifah merupakan
bentuk dari penerapan saintifik
mengkomunikasikan. Hal itu terlihat seperti pada
Bab X tentang salat Jum’at, pada fitur wazifah
tersebut diberikan kepada siswa laki-laki tugas
membuat rangkuman materi khotbah jum’at seperti
yang tertera pada fitur tersebut.
4) Terdapat fitur “mahfuzat” pada setiap babnya, yang
berisikan kata-kata mutiara untuk diambil
68
hikmahnya. Hal ini berguna untuk menambah
kecakapan siswa pada dirinya masing-masing atau
kecakapan personal.
5) Untuk menambahkan kecakapan personal siswa,
maka diberikan atau disajikan fitur “Mulahazoh”
pada setiap babnya. Sebagaimana sudah dijelaskan
pada kecakapan personal, bahwa fitur ini
merupakan implementasi dari kegiatan saintifik
mengamati.
3) Selanjutnya fitur “tafakur (mari merenung)”, fitur
ini juga akan menambah kecakapan sosial siswa
dalam perilakunya sehari-hari di lingkungan
sekitar. Karena pada fitur ini siswa bisa merenung
tentang kisah-kisah yang ada pada fitur tersebut.
c. Mengandung Kecakapan Sosial
Kecakapan sosial digunakan sebagai bukti perbuatan siswa
dalam melakukan perilaku yang baik di manapun mereka
berada, baik di rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar.
Kecakapan sosial ini bisa dilihat pada perbuatan-perbuatan
siswa pada keluarga, guru, teman, dan masyarakat sekitar.
Kecakapan sosial ini terdiri dari kecakapan akademik dan
kecakapan personal yang dimiliki oleh siswa. Hal itu sudah
dijelaskan pada fitur-fitur yang tercantum pada kecakapan
akademik dan kecakapan personal diatas. Pada buku ini juga
diberikan beberapa fitur yang akan memperdalam kecakapan
sosial siswa, yaitu:
1) Fitur “uswatun hasanah (kisah teladan)”, fitur ini
berisikan tentang kisah-kisah teladan agar siswa
termotivasi untuk berakhlak mulia. Sehingga dari
69
kisah yang bermanfaat yang bisa dijadikan sebagai
contoh dalam kehidupan sehari-hari,
2) Selanjutnya adalah fitur “Penerapan Budi Pekerti”.
Pada fitur ini berupa kisah atau kegiatan siswa
dalam kehidupan sehari-hari dalam menerapkan
budi pekerti. Diharapkan siswa bisa mengambil
hikmah dari kisah-kisah tersebut. Dan bisa
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Wawasan untuk Maju dan Berkembang :
a. Materi Sesuai dengan Perkembangan Ilmu
Penambahan wawasan untuk maju dan berkembang yang
terdapat pada buku ini, terdiri dari beberapa saja, yaitu yang
tedapat pada Bab I yang membahas tentang menuntut ilmu dan
ditambah dengan “kisah teladan” yang membahas bahwa
menuntut ilmu dengan mencatat dan pada Bab III yang
membahas tentang Adab Imam Malik terhadap Ilmu.
Kemudian pada pembahasan tentang salat berjama’ah pada Bab
V dan Bab X tentang salat Jumat, yang dijadikan sarana untuk
silaturahmi antarumat Islam, dengan tujuan agar lebih akrab,
saling menyapa, saling tukar pikiran, dan saling tolong-
menolong, walaupun penjelasannya hanya sedikit dan sekilas
saja.
b. Menggunakan Fitur, Contoh Terkini/Actual, dan Rujukan.
Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa Buku ini masih
beberapa saja dalam menyajikan contoh-contoh yang sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Hal itu dapat dilihat
pada penjelasan diatas. Tetapi untuk fitur dan contoh terkini,
buku ini menyajikan dalam bentuk penerapan budi pekerti
dalam kehidupan sehari-hari siswa. Hal itu bisa dilihat pada
fitur “Penerapan Budi Pekerti”. Dengan fitur dan contoh yang
70
terkini tersebut diharapkan siswa bisa menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari, karena fitur ini memberikan kisah-kisah
sesuai dengan kegiatan siswa sehari-hari.
Sedangkan, untuk fitur-fitur tambahan pada buku, hanya
beberapa saja, ini seperti yang sudah dijelaskan diatas yaitu,
Tafakur, Mulahazoh, Mahfuzat, dan Uswatun Hasanah.
4. Keberagaman Nilai-Nilai Sosial :
a. Keberagaman dalam Pemilihan Contoh
Buku ini memilih contoh-contoh yang sesuai dengan
pembahasan setiap babnya. Sehingga memiliki keberagaman
nilai-nilai sosial tersendiri pada setiap bab nya tersebut. Hal itu
terlihat pada contoh-contoh yang sudah dijelaskan diatas. Baik
itu berupa contoh mengenai judul per babnya maupun contoh-
contoh lain yang menguatkan pemahaman siswa terhadap
materi yang ada pada buku ini. Seperti, yang terdapat pada Bab
IX tentang akhlak terpuji 2, yang terdiri dari sikap jujur,
amanah, dan istikamah yang ditambahkan dengan penjelasan
yang lebih mendalam terhadap perilaku jujur, amanah, dan
istikamah berupa contoh-contoh yang mengandung nilai-nilai
sosial serta ditambah dengan hikmahnya masing-masing.
Sehingga tidak melupakan keberagaman nilai-nilai sosial itu
sendiri.
b. Keberagaman dalam Pemilihan Wacana
Buku ini berusaha memberikan keberagaman dalam
pemilihan wacana-wacana, walaupun wacana tersebut
cangkupannya masih sekitar pembahasan yang disesuaikan
pada bab nya masing-masing. Salah satu contoh wacana yang
pada buku ini adalah terdapat pada fitur “tafakur” yaitu pada
bab yang membahas salat jumat. Pada fitur tersebut
membicarakan bahwa hubungan antara salat jumat dengan
71
berkumpulnya orang banyak dapat dijadikan sebagai ajang
silaturahmi, saling tukar pikiran, dan saling bantu-membantu
dalam kebaikan.
C. Data Buku Tesk PAI untuk Kelas VII Terbitan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (KEMENDIKBUD)
Buku ini merupakan buku yang terdiri dari buku siswa dan buku guru,
yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum
2013. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah
koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan
dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013.
Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ini ditulis selaras
dengan Kurikulum 2013 yang dirancang untuk mengembangkan
kompetensi yang utuh antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Selain
itu, siswa tidak hanya diharapkan bertambah pengetahuan dan
wawasannya, tapi juga meningkat kecakapan dan keterampilannya serta
semakin mulia karakter dan kepribadiannya atau yang berbudi pekerti
luhur. Pembelajarannya dibagi ke dalam beberapa kegiatan keagamaan
yang harus dilakukan peseta didik dalam usaha memahami pengetahuan
agamanya dan mengaktualisasikannya dalam tindakan nyata dan sikap
keseharian yang sesuai dengan tuntunan agamanya, baik dalam bentuk
ibadah ritual maupun ibadah sosial.62
Buku siswa tersebut digunakan untuk siswa dalam mencapai
kompetensi yang diharapkan pada buku tersebut. Sedangkan buku guru
digunakan untuk mengajar di dalam kelas.
Buku Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti disusun sesuai
dengan Kompetensi Inti (KI) yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dalam
kurikulum 2013. Kompetensi inti pada Kurikulum 2013 meliputi:
1. Kompetensi Inti Pertama (KI-1) yang terkait dengan spiritual;
62Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VII, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013)
72
2. Kompetensi Inti Kedua (KI-2) yang terkait dengan sikap sosial;
3. Kompetensi Inti Ketiga (KI-3) yang terkait dengan pengetahuan;
4. Kompetensi Inti Keempat (KI-4) yang terkait dengan keterampilan.
Sikap spiritual yang terdapat pada KI-1 dan sikap sosial yang terdapat
pada KI-2 merupakan sikap dan perilaku Islami yang tumbuh dan
berkembang sebagai hasil dari proses pembelajaran pada KI-3 dan KI-4.
Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas 7 ini berisi: 1) Pemahaman terhadap
kandungan surah ar-Rahman/55:33, surah al-Mujadalah/58:11, surah an-
Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153, dan surah Ali-Imran/3:143; 2)
Pemahaman makna dan hikmah beriman kepada sifat Allah Swt.: al-‘Alim,
al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir serta Pemahaman makna dan hikmah
beriman kepada malaikat Allah Swt. 3) Nilai akhlak dan budi pekerti yang
meliputi: jujur, hormat kepada orang tua, amanah, istiqamah, empati,
semangat mencari ilmu; 4) Pemahaman terhadap ketentuan ah-rah dan
hikmahnya, pemahaman terhadap ketentuan salat berjamaah dan
hikmahnya, pemahaman salat Jumat dan hikmahnya, serta pemahaman
salat jamak dan qasar; 5) Pemahaman tentang hikmah dakwah Rasulullah
saw. periode Mekah dan Madinah serta teladan al-Khulafaur al-
Rasyidin.63 Untuk melengkapi materi, di setiap akhir bab disajikan kisah-
kisah teladan. Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang tokoh-
tokoh muslim yang bisa dijadikan rujukan dalam berperilaku.
Penyajian buku ajar ini didesain dengan pendekatan pembelajaran
berbasis active learning atau activity based, di mana di setiap bab siswa
diberikan stimulus berupa aktivitas yang bervariasi, seperti: mengamati,
menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Sedangkan teknik evaluasinya menggunakan pendekatan tes dan non tes,
seperti: tugas, observasi, dan portofolio.
Dari penjelasan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa 4
komponen yang menjadi penilaian pada penetilian ini sudah mencakup
63Ibid
73
semua yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Komponen-komponen
tersebut adalah:
1. Kesesuaian dengan KI dan KD mata pelajaran dan kebutuhan peserta
didik :
a. Materi yang disajikan
b. Contoh-contoh yang disajikan
2. Substansi keilmuwan dan life skill :
a. Mengandung kecakapan akademik
b. Mengandung kecakapan personal
c. Mengandung kecakapan sosial
3. Wawasan untuk maju dan berkembang :
a. Materi sesuai dengan perkembangan ilmu
b. Menggunakan fitur, contoh terkini/actual, dan rujukan.
4. Keberagaman nilai-nilai sosial :
a. Keberagaman dalam pemilihan contoh
b. Keberagaman dalam pemilihan wacana
Kesesuaian 4 komponen diatas disebabkan oleh karena buku terbitan
Kemendikbud tersebut sudah disusun dan ditelaah sendiri oleh berbagai
pihak yang berwenang di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
D. Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks PAI untuk Kelas VII
Terbitan Erlangga dengan Terbitan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (KEMENDIKBUD).
Buku Pendidikan Agama Islam untuk sekolah Mengengah Pertama
(SMP) kelas VII terbitan Erlangga ini dalam penyajian materinya berusaha
menyesuaikan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan tahun 2013 tentang Kurikulum Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar. Hal tersebut terlihat dari setiap babnya tercantum KI
(Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) pada halaman awal
babnya. Pada buku ini memiliki ciri khas yang ditambahkan melalui fitur-
74
fiturnya, seperti, mutiara hadis, wawasan islami, uswatun hasanah, aku
aktif, tafakkur, ulangan setiap akhir bab, tafakur, dan amalan siswa.
Namun ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada buku terbitan
Erlangga ini dari segi kelayakan isi apabila dibandingkan dengan buku
terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD).
Hal itu adalah:
1. Kesesuaian dengan KI dan KD Mata Pelajaran dan Kebutuhan Peserta
Didik,
Pada kedua buku ini masih ada perbedaan, hal itu terlihat pada
jumlah, judul dan penempatan setiap bab-bab nya. Walaupun pada
masing-masing bab yang terdapat pada masing-masing buku tersebut
memiliki jumlah, judul, dan penempatan setiap bab yang berbeda,
namun pada intinya buku terbitan Erlangga maupun buku terbitan
Kemendikbud memiliki maksud dan tujuan yang sama setiap babnya,
khususnya yang berkaitan dengan isi dan materi yang tercantum pada
buku tersebut. Contohnya terdapat pada pembahasan yang berkenaan
dengan sikap jujur, amanah, dan istiqamah (pada buku terbitan
Erlangga dibagi menjadi 2 bab pembahasan, sedangkan pada buku
terbitan Kemendikbud hanya 1 bab pembahasan) serta pada judul
tentang Nabi Muhammad SAW (pada buku terbitan Erlangga dibagi
menjadi 1 bab pembahasan, sedangkan pada buku terbitan
Kemendikbud hanya 2 bab pembahasan).
Secara global, buku terbitan Eralangga ini sudah mencantumkan KI
(Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) pada halaman awal
babnya. Dan untuk KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar)
tersebut sudah sesuai dengan judul yang tertera setiap bab nya, akan
tetapi ada beberapa bab yang masih belum sesuai dengan KI dan KD
yang terdapat pada buku terbitan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (KEMENDIKBUD). Contohnya pada Bab I (Asmaul
Husna), pada bab ini KI buku terbitan Erlangga adalah KI-2 dan KI-3
saja. Sedangkan pada buku terbitan Kementerian Pendidikan dan
75
Kebudayaan (KEMENDIKBUD) adalah KI-1, KI-2, dan KI-3.
Sedangkan untuk KD pada Bab I terbitan Erlangga ini sudah sesuai
dengan KD buku terbitan Kemendikbud. Hal tersebut juga terdapat
pada Bab 2 (kurang KI-4 dan KD-4.2), Bab 3 (kurang KI-1 dan KI-4,
serta KD-1.1, 3.3, 4.3.1, dan 4.3.2), Bab 4 (kurang KD-2.2, 3.16, dan
4.16), Bab 5 (kurang KI-1 dan KI-4, serta KD-1.1, 4.5.1 dan 4.5.2),
Bab 6 dan Bab 7 yang pada kedua bab ini buku Kemendikbud
disatukan menjadi satu bab (kurang KD- 2.5 dan 3.15), Bab 12 pada
buku Kemendikbud dijadikan menjadi 2 Bab (kurang KI-4 dan KD-
2.9, 4.12, dan 4.13), dan pada Bab 13 (KI-4 dan KD-2.10 dan 4.14).
Tetapi materi yang disajikan oleh buku terbitan Erlangga secara
keseluruhan sudah sesuai dengan KI dan KD yang tercantum pada
buku tersebut.
Selanjutnya pada buku terbitan Erlangga ini sudah memberikan
contoh-contoh yang praktis dan sesuai dengan kehidupan yang konkret
dalam kehidupan sehari-hari, dan sesuai dengan siswa. Hal tersebut
terlihat pada penjelasan data-data buku terbitan Erlangga. Akan tetapi
contoh-contoh yang diberikan oleh buku terbitan Eralangga ini berbeda
dengan buku terbitan Kemendikbud. Hal tersebut terdapat pada buku
terbitan Erlangga, seperti contoh yang terdapat pada Bab 5 (Sikap
Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf) yang lebih mengedepankan contoh-contoh
yang kompleks dan lebih mendalam. Sedangkan pada buku terbitan
Kemendikbud memberikan contoh yang lebih ringkas dan mudah
dipahami oleh siswa.
2. Substansi Keilmuwan dan Life Skill
Substansi keilmuan dan life skill yang terdapat pada buku terbitan
Erlangga sudah sesuai dengan kecakapan akademik, kecakapan
personal, dan kecakapan sosial yang terdapat pada buku terbitan
Kemendikbud. Hal tersebut sudah dijelaskan di atas pada data buku
terbitan Erlangga, hanya saja terdapat perbedaan pada nama fiturnya,
76
jumlah soalnya, serta bentuk-bentuk pertanyaanya. Contohnya pada
latihan-latihan yang terdiri dari soal-soal pilihan ganda dan essay, serta
fitur “aku aktif” (buku terbitan Erlangga) dan fitur “ayo berlatih (buku
terbitan Kemendikbud), fitur “tafakur” (buku terbitan Erlangga) dan
fitur “mari renungkan” (buku terbitan Kemendikbud), serta kecakapan-
kecakapan lainnya yang mendukung siswa untuk selalu berpikir,
mencari solusi dari setiap masalah, dan mengajak siswa untuk
mempraktekkannya sehari-hari.
Dalam penyesuaian KI dan KD pada setiap buku, baik buku
terbitan Erlangga maupun buku terbitan Kemendikbud, sangat
berpengaruh pula pada kecakapan-kecakapannya masing-masing.
Salah satu contohnya terdapat pada Bab yang membahas tentang
menuntut ilmu, hal tersebut terdapat soal-soal pada fitur “ayo berlatih”
(buku terbitan Kemendikbud) dilengkapi dengan pertanyaan tentang
hukum tajwid, hal tersebut tidak tedapat pada buku terbitan Erlangga.
Perbedaan yang sangat mencolok pada substansi keilmuan dan life
skill ini terletak pada kecakapan akademik dan kecakapan personalnya.
Hal tersebut terlihat pada gambar-gambar, penjelasan setiap materi,
dan praktik-praktik yang mendukung perkembangan dan pengetahuan
siswa dari segi akademik dan personal. Contohnya pada bab yang
membahas tentang Thaharah, pada buku terbitan Erlangga dilengkapi
dengan penjelasan mandi wajib, wudu, dan tayammum secara rinci
(sarat, rukun, sunnah, dan lainya). Sedangkan pada buku terbitan
Kemendikbud menjelaskannya secara ringkas, singkat dan mudah
dipahami oleh siswa. Sedangkan untuk kecakapan sosial, secara
keseluruhan pada kedua buku tersebut sudah mengajak siswa untuk
mempraktekkannya di kehidupan sehari-hari. Contohnya pada bab
yang membahas tentang empati, baik buku terbitan Erlangga maupun
buku terbitan Kemendikbud sama-sama mengajak siswa untuk
berempati kepada sesama serta selalu menghormati orang tua dan guru
dengan memberikan contoh setelah penjelasan materi tersebut, hal
77
tersebut juga ditambah dengan gambar-gambar yang mendukung
penjelasan materi empati tersebut,
Secara keseluruhan pada buku terbitan Erlangga dan terbitan
Kemendikbud sudah memiliki substansi keilmuan dan life skill nya
masing-masing. Hanya saja dalam penjelasan di setiap bab nya
memiliki ciri khas masing-masing. Oleh karena itu, pada kedua buku
tersebut sudah mencakup kecakapan akademik, kecakapan personal,
dan kecakapan sosial.
3. Wawasan Untuk Maju dan Berkembang
Pada kedua buku ini terdapat wawasan yang mendukung siswa
untuk maju dan berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan. Untuk buku terbitan Erlangga wawasan untuk maju dan
berkembangnya sudah dijelaskan diatas yang tedapat pada fitur
“wawasan islami”. Pada penjelasan tersebut terdapat banyak wawasan-
wawasan yang sangat terkini dan aktual, sehingga siswa bisa
mengambil hikmah dari setiap wawasan tersebut dalam kehidupan
sehari-hari, contohnya pada wawasan yang membahas tentang manfaat
membaca Al-Qur’an bagi kesehatan. Hal senada juga terdapat pada
buku terbitan Kemendikbud, seperti pada bab yang membahas tentang
thaharah, pada bab tersebut membahas hikmah thaharah untuk
kesehatan, yaitu mencegah kita agar terhindar dari segala macam
penyakit yang berasal dari berbagai kuman dan kotoran. Hal serupa
juga terdapat pada penggunaaan fitur serta contoh terkini dan aktual,
hanya saja berbeda dalam memberikan nama pada fiturnya. Pada buku
terbitan Erlangga diberi nama fitur “Uswatun Hasanah” dan pada buku
terbutan Kemendikbud dengan nama fitur “cerita”. Contohnya terdapat
pada bab yang membahas tentang iman kepada malikat Allah SWT.
“imam Syafi’I sang Mujahid” (buku terbitan Erlangga), dan “kejujuran
seorang santri” (buku terbitan Kemendikbud).
78
Wawasan yang berguna untuk maju dan berkembang pada kedua
buku tersebut sudah memenuhi perkembangan ilmu pengetahuan yang
ditandai dengan memberikan wawasan serta contoh-contoh yang
mendukung kurikululum yang sejalan dengan KI dan KD nya,
kemudian dibahas dengan rinci dan mudah untuk dipahami oleh setiap
siswa.
Untuk fitur-fitur yang terdapat pada kedua buku tersebut memiliki
ciri khas masing-masing, seperti pada buku terbitan Erlangga yang
memiliki ciri khas pada fitur-fiturnya adalah Peta Konsep
(menggambarkan secara garis besar satu bab yang hendak dipelajari),
mutiara hadits, wawasan islami, amalan siswa, uswatun hasanah, aku
aktif, tafakur, dan mutiara hikmah. Sedangkan pada buku terbitan
KEMENDIKUD memiliki ciri khas juga pada fitur-fiturnya, seperti
peta konsep, mari renungkan, mari mengamati, mari belajar Al-Qur’an,
mari memahami Al-Qur’an, dan ayo berlatih.
Kedua buku tersebut memiliki ciri khas masing-masing yang
berguna untuk mendukung penguasaan siswa terhadap Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar. Sehingga akan semakin menambah siswa
untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan pengetahuannya
sehari-hari.
4. Keberagaman Nilai-Nilai Sosial :
Keberagaman dalam pemilihan contoh dan wacana pada buku
Erlangga sudah memasukkan nilai-nilai sosial. Seperti yang sudah
dijelaskan diatas, hal tersebut menjelaskan rinci tentang keberagaman
nilai-nilai sosialnya. Hanya saja keberagaman tersebut terbatas pada KI
dan KD yang ada saja. Sedangkan KI dan KD yang belum termasuk
pada bab tersebut masih belum dijelaskan, khususnya KI dan KD yang
serupa pada buku terbitan Kemendikbud. Karena pada KI dan KD
yang terdapat pada buku terbitan Kemendikbud telah mencakup
seluruh hal-hal yang tercantum pada setiap babnya, khususnya
79
mengenai keberagaman nilai-nilai sosial. Salah satu contohnya adalah
yang terdapat pada bab yang membahas tentang shalat Jum’at. Pada
buku terbitan Kemendikbud terdapat pembahasan tentang adab-adab
salat jum’at, sedangkan pembahasan ini tidak terdapat pada buku
terbitan Erlangga, walaupun pada buku terbitan Erlangga membahas
salat jum’at tersebut secara rinci.
E. Tabel Perbandingan Buku Erlangga dengan Buku Kemendikbud
No Penilaian Erlangga Kemendikbud
1 Kesesuaian
dengan KI dan
KD mata
pelajaran dan
kebutuhan peserta
didik.
KI dan KD yang
disajikan pada buku
ini (Bab 1, 2, 3, 4, 4,
5, 6, 7, 12, dan Bab
13) masih belum
seluruhnya sesuai
dan belum
mencakup seluruh
KI dan KD yang
telah ditetapkan.
Contoh-contoh yang
diberikan lebih
rinci, praktis dan
sesuai dengan
kehidupan yang
konkret dalam
kehidupan sehari-
hari, dan sesuai
dengan siswa.
KI dan KD yang
disajikan pada buku
ini menjadi patokan
KI dan KD untuk
buku-buku terbitan
swasta.
Contoh-contoh yang
diberikan pada buku
ini lebih ringkas,
praktis, singkat, dan
mudah dipahami oleh
siswa, serta sesuai
dengan kehidupan
sehari-sehari siswa.
2 Substansi
keilmuwan dan
life skill.
Walaupun sudah
sesuai dengan
kecakapan
akademik,
kecakapan personal,
dan kecakapan
sosial, hanya saja
buku ini masih
terpaku pada KI dan
Substansi keilmuwan
dan life skill pada
buku ini mencakup
seluruh KI dan KD,
dan mencakup
kecakapan personal,
dan kecakapan social,
Serta dirancang untuk
mengembangkan
80
KD yang belum
sesuai tersebut.
Sehingga KI dan
KD yang belum
terpenuhi tersebut
belum dimasukkan
pada materi yang
disajikan.
Walaupun nama
fitur yang diberikan
berbeda, namun
kecakapan tersebut
memiliki tujuan
yang sama, yaitu
untuk mengajak
siswa berpikir ,
menemukan solusi,
dan
mempraktikkannya
di kehidupan sehari-
hari
siswa agar dapat
memahami
pengetahuan
agamanya dan meng-
aktualisasikannya
dalam kesehari-
hariannya
3 Wawasan untuk
maju dan
berkembang
Memiliki ciri khas
dalam
menyampaikan
wawasan untuk
maju dan
berkembang sesuai
dengan ilmu
pengetahuan, hal
tersebut terlihat dari
fitur-fitur yang
disediakan.
Wawasan yang
disajikan sesuai
dengan ilmu
pengetahuan yang
berkembang saat
ini. Serta disajikan
dengan rinci.
fitur-fitur yang
Memberikan wawasan
yang sangat terkini
dan aktual. Serta
penyajiannya ringkas,
singkat, dan mudah
dipahami oleh siswa.
Serta dirancang untuk
mengembangkan
siswa agar dapat
memahami
pengetahuan
agamanya dan meng-
aktualisasikannya
dalam kesehariannya
fitur-fitur yang
disajikan adalah peta
konsep, mari
renungkan, mari
mengamati, mari
81
F. Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks PAI untuk Kelas VII
Terbitan Tiga Serangkai dengan Terbitan Kementerian Pendidikan
Dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD)
Buku Petunjuk Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1 untuk
Kelas VII terbitan Tiga Serangkai ini disajikan untuk menyesuaikan
berdasarkan kurikulum 2013 yang meliputi Al-qur’an, hadis, akidah,
akhlak, fikih, dan sejarah kebudayaan islam. Selain itu buku ini berusaha
menyajikan dengan menggunakan pendekatan saintifik untuk memenuhi
criteria 5 (lima) M, yaitu menanya, mengamati, mengeksplorasi,
mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Pada buku ini juga
ditambahkan fitur-fitur yang menjadi ciri khasnya, seperti tafakur,
mulahazah, wazifah, mahfuzat, dan uswatun hasanah.
disajikan adalah
Peta Konsep,
mutiara hadits,
wawasan islami,
amalan siswa,
uswatun hasanah,
aku aktif, tafakur,
dan mutiara hikmah.
belajar Al-Qur’an,
mari memahami Al-
Qur’an, dan ayo
berlatih.
4 Keberagaman
nilai-nilai sosial
Keberagaman dalam
pemilihan contoh
dan wacana pada
buku Erlangga
sudah memasukkan
nilai-nilai social,
walaupun
keberagaman
tersebut masih
belum melengkapi
KI dan KD yang
belum terpenuhi
sesuai yang telah
ditetapkan.
Keberagaman dalam
pemilihan contoh dan
wacana pada buku
Erlangga sudah
memasukkan nilai-
nilai sosial yang telah
disesuaikan dengan
KI dan KD yang
tercantum di buku.
82
Namun ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada buku terbitan
Tiga Serangkai ini dilihat dari segi kelayakan isi apabila dibandingkan
dengan buku terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(KEMENDIKBUD). Hal itu adalah:
1. Kesesuaian dengan KI dan KD Mata Pelajaran dan Kebutuhan Peserta
Didik,
Hal pertama yang terlihat adalah pada perbedaan jumlah bab pada
kedua buku ini, pada buku terbitan Tiga Serangkai berjumlah 12 bab,
sedangkan pada buku terbitan Kemendikbud berjumlah 13 bab.
Walaupun terdapat perbedaan jumlah masing-masing bab namun pada
intinya buku terbitan Tiga Serangkai maupun buku terbitan
Kemendikbud memiliki maksud dan tujuan yang sama setiap babnya,
khususnya yang berkaitan dengan isi dan materi yang tercantum pada
buku tersebut. Contohnya terdapat pada pembahasan yang berkenaan
tentang Perjalanan Nabi Muhammad SAW (pada buku terbitan Tiga
Serangkai 1 bab pembahasan saja, sedangkan pada buku terbitan
Kemendikbud dibagi menjadi 2 bab pembahasan).
Buku terbitan Tiga Serangkai ini sudah mencantumkan seluruh KI
(Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) pada halaman awal
bukunya. Dan untuk KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar)
tersebut sudah sesuai dengan judul yang tertera setiap bab nya, akan
tetapi ada beberapa bab yang masih belum sesuai dengan KI dan KD
yang terdapat pada buku terbitan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (KEMENDIKBUD). Contohnya pada Bab 3 (Empati
serta hormat kepada orang tua dan guru) pada bab ini KI buku terbitan
Tiga Serangkai adalah KI-2 saja. Sedangkan pada buku terbitan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD) adalah
KI-2, KI-3, dan KI-4. Sedangkan untuk KD pada Bab 3 terbitan Tiga
Serangkai adalah KD-2.1 dan 2.2, hal ini belum sesuai dengan KD
buku terbitan Kemendikbud yaitu KD-2.3, 3.4, 3.16, 4.4, dan 4.16. Hal
tersebut juga terdapat pada Bab 9 (kurang KD-3.15), dan pada Bab 6
83
yang membahas tentang perjuangan Nabi Muhammad SAW. (terbitan
Tiga Serangkai) tidak terdapat KD-2.9, seperti yang terdapat pada
buku terbitan Kemendikbud yang dibagi menjadi 2 bab, yaitu Bab 6
(Selamat datang Nabi kekasihku) dan Bab 12 (Hijrah ke Madinah
sebuah kisah yang Membanggakan). Tetapi materi yang disajikan oleh
buku terbitan Tiga Serangkai secara keseluruhan sudah sesuai dengan
KI dan KD yang tercantum pada buku tersebut.
Walaupun KI dan KD pada buku terbitan Tiga Serangkai ini sudah
hampir sama seperti KI dan KD terbitan Kemendikbud, akan tetapi ada
hal-hal yang berbeda dalam pembahasannya. Contohnya yang terdapat
pada Bab 1 (ilmu pengetahuan), pada buku terbitan Tiga Serangkai
tidak ada pembahasan tentang menerapkan hukum bacaan panjang atau
mad, seperti yang terdapat pada buku terbitan Kemendikbud, walaupun
pada dasarnya KI dan KD kedua buku tersebut sudah sesuai.
Sedangkan dalam memberikan contoh, kedua buku tersebut
memberikan contoh-contoh yang lebih ringkas dan mudah dipahami
oleh siswa. Sehingga kedua buku tersebut (Tiga Serangkai dan
Kemendikbud) memuat contoh-contoh yang praktis yang sesuai
dengan kehidupan yang konkret dalam kehidupan masyarakat, dan
sesuai dengan kebutuhan peserta didik, seperti pada bab yang
membahas tentang empati serta hormat kepada orang tua dan guru,
keduanya sama-sama memberikan contoh yang ringkas dan mudah
dipahami oleh siswa. Contoh-contoh yang lainnya juga terdapat pada
fitur “penerapan budi pekerti” (buku terbitan Tiga Serangkai), dan fitur
“cerita” (buku terbitan Kemendikbud).
2. Substansi Keilmuwan dan Life Skill
Pada buku terbitan Tiga Serangkai memiliki substansi keilmuan
dan life skill yang sudah sesuai dengan kecakapan akademik,
kecakapan personal, dan kecakapan sosial yang terdapat pada buku
terbitan Kemendikbud. Hal tersebut sudah dijelaskan di atas pada data
84
buku terbitan Tiga Serangkai, hanya saja terdapat perbedaan pada
nama fiturnya, jumlah soalnya, serta bentuk-bentuk pertanyaanya.
Contohnya pada latihan-latihan yang terdiri dari soal-soal pilihan
ganda dan essay, “wajibah”, “wazifah”, dan “mulahazoh” (buku
terbitan Tiga Serangkai) dan soal-soal pilihan ganda dan essay, fitur
“ayo berlatih”, “mari renungkan”, dan “mari mengamati” (buku
terbitan Kemendikbud). Hal ini akan menambah kecakapan siswa dari
segi akademik dan personal. Akan tetapi pada buku terbitan Tiga
Serangkai ditambah dengan latihan ulangan umum semester 1 dan 2,
hal ini juga berguna untuk menambah kecakapan siswa tersebut untuk
selalu belajar, berpikir, mencari solusi dari setiap masalah, dan
mengajak siswa untuk mempraktekkannya sehari-hari.
Sedangkan penambahan substansi keilmuwan untuk kecakapan
sosial pada diri siswa pada buku terbitan Tiga serangkai ini mencakup
dari kecakapan personal dan kecakapan akademik yang dimiliki oleh
setiap siswa itu sendiri, contohnya pada bab yang membahas tentang
salat Jum’at, yang kecakapan sosialnya bisa dilihat pada bagian yang
membahas praktik salat jum’at. Hal yang sama juga terdapat pada buku
terbitan Kemendikbud, dengan nama berbeda yaitu, “aku ingin bisa
salat Jum’at”. Hal ini memiliki substansi keilmuan yang sama, namun
memiliki nama yang berbeda. Akan tetapi perbedaan nama tersebut
tidak mengurangi substansi keilmuan yang terdapat pada masing-
masing buku tersebut, baik dilihat dari kecakapan akademik,
kecakapan personal, maupun kecakapan sosial.
Secara keseluruhan pada buku terbitan Tiga Serangkai dan terbitan
Kemendikbud sudah memiliki substansi keilmuan dan life skill nya
masing-masing dengan ciri khasnya masing-masing pula. Oleh karena
itu, pada kedua buku tersebut sudah mencakup kecakapan akademik,
kecakapan personal, dan kecakapan sosial.
85
3. Wawasan untuk Maju dan Berkembang
Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa pada buku terbitan Tiga
Serangkai ini dalam penambahan wawasan untuk maju dan
berkembang yang terdiri dari beberapa saja, yaitu yang tedapat pada
Bab I yang membahas tentang menuntut ilmu dan ditambah dengan
“kisah teladan” yang membahas bahwa menuntut ilmu dengan
mencatat dan pada Bab III yang membahas tentang Adab Imam Malik
terhadap Ilmu. Kemudian pada pembahasan tentang salat berjama’ah
pada Bab V dan Bab X tentang salat Jumat, yang dijadikan sarana
untuk silaturahmi antarumat Islam, dengan tujuan agar lebih akrab,
saling menyapa, saling tukar pikiran, dan saling tolong-menolong,
walaupun penjelasannya hanya sedikit dan sekilas saja.
Hal tersebut berbeda dengan buku terbitan Kemendikbud yang
mencakup wawasan untuk maju dan berkembang, seperti pada bab
yang membahas tentang thaharah, pada bab tersebut membahas
hikmah thaharah untuk kesehatan, yaitu mencegah kita agar terhindar
dari segala macam penyakit yang berasal dari berbagai kuman dan
kotoran. Hal yang sama juga terdapat pada bab yang membahas
tentang salat berjama’ah, pada buku terbitan Kemendikbud ditambah
dengan ilustrasi untuk makmum yang yang masbuq, yang terdiri dari 3
ilustrasi yang disajikan dengan ringkas dan mudah dipahami oleh
siswa. Ilustrasi tersebut berguna untuk menambah wawasan siswa
tentang salat berjama’ah apabila mereka terlambat/menjadi makmum
masbuq. Serta pada bab yang membahas tentang jujur, amanah, dan
Istiqamah. Buku terbitan Kemendikbud menambahkan wawasan untuk
maju dan berkembang tersebut dengan mengajak siswa untuk
berperilaku jujur, amanah, dan istiqamah serta melengkapinya dengan
hikmah-hikmahnya. Dalam hikmah tersebut mencakup ilmu-ilmu yang
berkembang saat ini.
Wawasan untuk maju dan berkembang pada kedua buku tersebut
sudah memenuhi perkembangan ilmu pengetahuan yang ditandai
86
dengan memberikan wawasan serta contoh-contoh yang mendukung
kurikululum yang sejalan dengan KI dan KD nya, hanya saja jumlah
wawasan yang terdapat pada buku terbitan Tiga Serangkai masih
sedikit serta hanya mencakup sebatas pembahasan sekilas materi-
materi saja dan tidak meluas pada perkembangan ilmu pengetahuan.
Hal tersebut masih belum sesuai dengan wawasan yang terdapat pada
buku Kemendikbud.
Sedangkan untuk fitur-fitur yang terdapat pada buku terbitan Tiga
Serangkai dengan buku terbitan Kemendikbud memiliki ciri khas
masing-masing. Fitur-fitur tambahan pada buku Tiga Serangkai seperti
yang sudah dijelaskan diatas yaitu, Tafakur, Mulahazoh, Mahfuzat,
dan Uswatun Hasanah. Sedangkan pada buku terbitan Kemendikud
memiliki ciri khas juga pada fitur-fiturnya, seperti peta konsep, mari
renungkan, mari mengamati, mari belajar Al-Qur’an, mari memahami
Al-Qur’an, dan ayo berlatih.
Kedua buku tersebut memiliki ciri khas masing-masing pada fitur-
fiturnya yang berguna untuk mendukung penguasaan siswa terhadap
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Sehingga akan semakin
menambah siswa untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan
pengetahuannya sehari-hari.
4. Keberagaman Nilai-Nilai Sosial :
Pada buku terbitan Tiga serangkai, keberagaman buku ini memilih
contoh-contoh yang sesuai dengan pembahasan setiap babnya.
Sehingga memiliki keberagaman nilai-nilai sosial tersendiri pada setiap
bab nya tersebut. Hal itu terlihat pada contoh-contoh yang sudah
dijelaskan diatas. Baik itu berupa contoh mengenai judul per babnya
maupun contoh-contoh lain yang menguatkan pemahaman siswa
terhadap materi yang ada pada buku ini. Seperti, yang terdapat pada
Bab IX tentang akhlak terpuji 2, yang terdiri dari sikap jujur, amanah,
dan istikamah yang ditambahkan dengan penjelasan yang lebih
87
mendalam terhadap perilaku jujur, amanah, dan istikamah berupa
contoh-contoh dan hikmah-hikmah yang mengandung nilai-nilai
sosial. Sehingga tidak melupakan keberagaman nilai-nilai sosial itu
sendiri. Hal yang sama juga terdapat pada keberagaman pada buku
terbitan Kemendikbud pada bab yang sama (jujur, amanah, dan
istiqomah), hanya saja pada buku terbitan Kemendikbud penjelasan
mengenai hikmah (jujur, amanah, dan istiqomah) tersebut lebih rinci,
jelas, dan mudah dipahamis oleh siswa.
Sedangkan dalam pemilihan wacana pada buku terbitan Tiga
Serangkai dan buku terbitan Kemendikbud sudah memasukkan nilai-
nilai sosial. Hal tersebut disesuaikan dengan KI dan KD yang ada
disetiap babnya masing-masing. Seperti yang sudah dijelaskan diatas,
hal tersebut menjelaskan rinci tentang keberagaman nilai-nilai
sosialnya. Salah satu contoh wacana yang pada buku terbitan Tiga
Serangkai adalah terdapat pada fitur “tafakur” yaitu pada bab yang
membahas salat jumat. Pada fitur tersebut membicarakan bahwa
hubungan antara salat jumat dengan berkumpulnya orang banyak dapat
dijadikan sebagai ajang silaturahmi, saling tukar pikiran, dan saling
bantu-membantu dalam kebaikan. Sedangkan pada buku terbitan
Kemendikbud, salah satu contoh wacana yang dapat kita ambil nilai-
nilai sosialnya adalah pada bab yang membahas iman kepada malaikat
Allah SWT. terdapat pada fitur cerita “kejujuran seorang santri”, pada
fitur cerita tersebut memberikan makna sosial bahwa manusia bisa saja
bersembunyi dan melakukan perbuatan apa saja yang dikehendakinya
dimana pun ia berada, akan tetapi ada Allah SWT. dan malaikat-
malaikat-Nya yang selalu mengawasi apa dilakukan oleh manusia
tersebut.
Secara global, contoh dan wacana pada kedua buku tersebut
memiliki ciri khas masing-masing dalam penyampaiannya melaui
tulisan, yang sudah sesuai dengan KI dan KD masing-masing serta
mengandung nilai-nilai sosialnya.
88
G. Tabel Perbandingan Buku Tiga Serangkai dengan Buku
Kemendikbud
No Penilaian Tiga Serangkai Kemendikbud
1 Kesesuaian
dengan KI dan
KD mata
pelajaran dan
kebutuhan peserta
didik.
KI dan KD yang
disajikan pada buku
ini hampir
seluruhnya sesuai
(Bab 3, 6, 9, dan
Bab 12) dengan KI
dan KD yang telah
ditetapkan.
Contoh-contoh yang
diberikan tidak lebih
rinci, hanya terpaku
pada KI dan KD
yang ada, hanya saja
lebih ringkas dan
praktis.
KI dan KD yang
disajikan pada buku
ini menjadi patokan
KI dan KD untuk
buku-buku terbitan
swasta.
Contoh-contoh yang
diberikan pada buku
ini lebih ringkas,
praktis, singkat, dan
mudah dipahami oleh
siswa, serta sesuai
dengan kehidupan
sehari-sehari siswa.
2 Substansi
keilmuwan dan
life skill.
Sudah sesuai
dengan kecakapan
akademik,
kecakapan personal,
dan kecakapan
sosial, hanya saja
tidak begitu lengkap
seperti yang telah
ditetapkan pada KI
dan KD,
Walaupun nama
fitur yang diberikan
berbeda, namun
kecakapan tersebut
memiliki tujuan
yang sama, yaitu
untuk mengajak
siswa berpikir ,
menemukan solusi,
dan
mempraktikkannya
Substansi keilmuwan
dan life skill pada
buku ini mencakup
seluruh KI dan KD,
dan mencakup
kecakapan personal,
dan kecakapan sosial,
Serta dirancang untuk
mengembangkan
siswa agar dapat
memahami
pengetahuan
agamanya dan meng-
aktualisasikannya
dalam kesehari-
hariannya
89
di kehidupan sehari-
hari
3 Wawasan untuk
maju dan
berkembang
wawasan untuk
maju dan
berkembang hanya
sebatas materi saja,
tidak terlihat sesuai
dengan
perkembagan ilmu
pengetahuan.
Dan wawasan yang
disajikan tidak rinci,
dan tidak memiliki
ciri khas dalam
memberikan
wawasan untuk
maju dan
berkembang .
fitur-fitur yang
disajikan adalah
Tafakur,
Mulahazoh,
Mahfuzat, dan
Uswatun Hasanah.
Memberikan wawasan
yang sangat terkini
dan aktual. Serta
penyajiannya ringkas,
singkat, dan mudah
dipahami oleh siswa.
Serta dirancang untuk
mengembangkan
siswa agar dapat
memahami
pengetahuan
agamanya dan meng-
aktualisasikannya
dalam kesehariannya
fitur-fitur yang
disajikan adalah peta
konsep, mari
renungkan, mari
mengamati, mari
belajar Al-Qur’an,
mari memahami Al-
Qur’an, dan ayo
berlatih.
4 Keberagaman
nilai-nilai sosial
Keberagaman dalam
pemilihan contoh
dan wacana pada
buku ini sudah
memasukkan nilai-
nilai sosal,
walaupun masih
terpaku pada KI dan
KD yang ada,
karena ada beberapa
bab yang belum
sempurna KI dan
KD nya.
Keberagaman dalam
pemilihan contoh dan
wacana pada buku
Erlangga sudah
memasukkan nilai-
nilai sosial yang telah
disesuaikan dengan
KI dan KD yang
tercantum di buku.
90
Setelah melihat penjelasan dan uraian di atas, maka secara keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa buku Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi
Pekerti yang diterbitkan oleh terbitan Erlangga dan Tiga Serangkai memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing apabila dibandingkan dengan
buku yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(KEMENDIKBUD), hal tersebut sudah terlihat pada penjelasan, perbedaan,
dan perbandingan di atas. Pada setiap buku tersebut memiliki ciri khas
masing-masing dalam penyajiannya. Seperti pada buku yang diterbitkan
oleh Erlangga memiliki fitur-fitur yang lebih lengkap dan banyak
dibandingkan buku yang diterbitkan oleh buku Tiga Serangkai.
Tetapi ciri khas yang terdapat pada masing-masing buku tersebut masih
bisa dikatakan lengkap apabila belum melengkapi KI (Kompetensi Inti) dan
KD (Kompetensi Dasar) yang telah ditetapkan pada buku terbitan
Kemendikbud. Hal tersebut terlihat pada buku terbitan Erlangga yang masih
belum memenuhi KI dan KD yang telah ditetapkan pada buku terbitan
Kemendikbud, walaupun pada buku Erlangga tersebut memiliki contoh-
contoh dan fitur-fitur yang mendukung siswa untuk maju dan berkembang
serta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Sedangkan pada buku
terbitan Tiga Serangkai hampir semuanya memenuhi KI dan KD yang telah
ditetapkan pada buku terbitan Kemendikbud, walaupun pada buku Tiga
Serangkai masih sedikit menyajikan wawasan-wawasan serta contoh-contoh
terkini sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Dari penjelasan di atas, telah disebutkan dan dijelaskan kelebihan
dan kekurangan buku terbitan Erlangga dan buku terbitan Tiga Serangkai
yang dibandingan dengan buku terbitan Kemendikbud. Menurut penulis,
pada buku yang diterbitkan Erlangga lebih rinci dan jelas dalam menyajikan
materi Pendidikan Agama Islam, sedangkan buku terbitan Tiga Serangkai
tidak begitu rinci, namun penyajiannya lebih ringkas, singkat, dan mudah
dipahami. Akan tetapi pada kenyataannya buku terbitan Kemendikbud yang
digunakan pada kurikulum ini, serta buku tersebut menjadi patokan KI dan
KD untuk buku-buku terbitan swasta.
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian, penjelasan, dan uraian di atas, maka secara
keseluruhan penulis dapat menyimpulkan bahwa buku Pendidikan Agama
Islam (PAI) dan Budi Pekerti yang diterbitkan oleh Erlangga dan Tiga
Serangkai memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing apabila
dibandingkan dengan buku yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (KEMENDIKBUD), hal tersebut dapat disimpulkan pada
penjelasan dibawah ini:
1. Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks Pendidikan Agama Islam (PAI)
Terbitan Erlangga dengan Buku Kemendikbud
Kesesuaian buku ini dengan KI (Kompetensi Inti) dan KD
(Kompetensi Dasar) masih belum seluruhnya sesuai dan belum
mencakup seluruh KI dan KD yang telah ditetapkan oleh buku terbitan
Kemendikbud, Substansi keilmuwan dan life skill pada buku ini sudah
sesuai dengan kecakapan akademik, personal, dan sosial, hanya saja
buku ini masih terpaku pada KI dan KD yang belum sesuai tersebut.
Wawasan untuk maju dan berkembang dalam buku ini memiliki ciri
khas dalam menyampaikannya, sedangkan keberagaman dalam
pemilihan contoh dan wacana pada buku ini sudah dimasukkan nilai-
nilai sosialnya, walaupun masih belum melengkapi KI dan KD yang
belum terpenuhi.
2. Perbandingan Kelayakan Isi Buku Teks Pendidikan Agama Islam (PAI)
Terbitan Tiga Serangkai dengan Buku Kemendikbud.
KI dan KD yang disajikan pada buku ini ada yang kurang seluruhnya
sesuai dengan yang tertera pada buku terbitan Kemendikbud. Untuk
92
substansi keilmuwan dan life skill sudah sesuai dengan kecakapan
akademik, personal, dan sosial, hanya saja tidak begitu lengkap seperti
yang telah ditetapkan pada KI dan KD.
Wawasan untuk maju dan berkembang yang tercantum hanya
sebatas pada materi saja, sehingga dalam memberikan perkembangan
dalam ilmu pengetahuan belum tercapai sepenuhnya. Dan untuk
keberagaman yang diberikan sudah memasukkan nilai-nilai sosial,
walaupun masih terpaku pada KI dan KD yang ada
3. Isi dari Buku Teks Pendidikan Agama Islam (PAI) Terbitan
Kemendikbud.
KI dan KD yang disajikan pada buku ini menjadi patokan KI dan
KD untuk buku-buku terbitan swasta. Untuk substansi keilmuwan dan
life skill pada buku ini mencakup seluruh KI dan KD, dan mencakup
kecakapan personal, dan kecakapan sosial.
Memberikan wawasan yang sangat terkini dan aktual. Serta
penyajiannya ringkas, singkat, dan mudah dipahami oleh siswa.
Sedangkan Keberagaman dalam pemilihan contoh dan wacana pada
buku Erlangga sudah memasukkan nilai-nilai sosial yang telah
disesuaikan dengan KI dan KD yang tercantum di buku.
B. Saran
Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa pemilihan buku harus benar-
benar teliti dan cermat, karena informasi yang diterima siswa selain dari guru
mata pelajaran salah satunya adalah dari buku. Oleh karena itu buku
merupakan pedoman bagi siswa untuk menerima informasi dan pelajaran, jadi
apabila di dalam buku tersebut ada kesalahan, maka siswa juga merasakan
dampak dari kesalahan tersebut. Buku juga menjadi bahan pokok siswa untuk
mencapai prestasi dan meningkatkan kualitas diri. Jadi untuk pihak sekolah
93
yang terlibat langsung dalam pemilihan buku, harus lebih teliti lagi dalam
pemilihan buku yang cocok untuk perkembangan siswa di sekolah, khususnya
dalam mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri.
Untuk buku yang diterbitkan oleh buku Erlangga dan buku Tiga
Serangkai agar lebih teliti dan cermat lagi dalam hal kelayakan isi dari buku
tersebut. KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) pada buku
terbitan Erlangga dan Tiga Serangkai harus sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan oleh Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
yang terdapat pada buku terbitan Kemendikbud sendiri. Sehingga dengan
menyesuaikan pada standar tersebut, kelayakan isi pada buku terbitan
Eralangga dan tiga Serangkai secara keseluruhan nantinya akan sesuai dengan
standar dari buku terbitan Kemendikbud, baik dilihat dari kelayakan isi yang
terdiri dari, kesesuaian dengan KI dan KD, substansi keilmuwan yang
berkembang, wawasan untuk maju dan berkembang, serta keberagaman nilai-
nilai sosial.
94
DAFTAR PUSTAKA
Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam, Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Ali As-Sayis, M Syaikh dan Syaikh Mahmoud Syaltout. Perbandingan Mazhab
Dalam Fiqih Masalah Fiqih, Jakarta: Bulan Bintang, 1978.
Al-Jaziri, Abdurrahman. Fiqih Empat Mazhab bagian Ibadat (Shalat 1), Darul Ulum
Press, 1996.
Altbach dan Teffera (eds.). Bunga Rampai Penerbitan dan Pembangunan, terj. P.
Soemitro. Jakarta: Grasindo, 2000.
Aziz, Minanul. Petunjuk Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1 untuk Kelas
VII SMP. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2014.
Chaeroni, dkk, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VII,
Jakarta: Erlangga, 2013.
Departemen Pendidikan Nasional, Standar Penilaian Buku Pelajaran. Jakarta :
Pusbuk, 2005.
Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.
Farihah, Ipah. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006.
Fiqih kehidupan.pdf, Jilid 2, Bab Rukun Wudu. www.fiqihkehidupan.com. 4/2/2015
Hasan, Iqbal dan Misbahuddin. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta:
Bumi Aksara, 2013.
Husnan, Djaelan. Perbandingan Mazhab dalam Hukum Islam, Jakarta: Yayasan
Wakaf Baitussalam Billy Moon, 2013.
95
Indriana, Dina. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, Mengenal, Merancang, dan
Mempraktikkanya. Yogyakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI).
Kasmadi, Hartono (Guru besar Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Unnes), Peran Buku Teks
dalam Pembelajaran (Karangan Khas), http://www.suaramerdeka.com,
tanggal 30-Maret-2015
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2013.
Minanul Aziz, Petunjuk Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1 untuk Kelas
VII SMP. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2014.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004.
Mulyasana, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011.
Muljono, Pudji (Staf Profesional BSNP untuk Kegiatan Penilaian Buku Teks
Pelajaran), Buletin BSNP Vol. II/No. 1/Januari 2007.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada (GP) Press, 2012.
Nasution, Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1999.
Niswati, Rini. Analisis Perbandingan Kualitas Buku Ajar PAI Untuk Kelas VIII SMP
(Studi Komparasi Buku PAI Terbitan Erlangga Dan CV. Aneka Ilmu), Skripsi
Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang, 2011)
Tim Penyusun Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2014.
96
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Pasal 43 Ayat 6
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks
Pelajaran, Pasal 1.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Pasal 43 Ayat 5 dan 5a
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku, Pasal
4 Ayat 1 dan 2
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Pasal 1 Ayat 23
Prayoga, Amrih. Analisis Kelayakan Isi Buku Teks Pelajaran Fisika SMA, Skripsi
Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2011
Sarosa, Samiaji Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: PT. Indexs, 2012.
Shadily dan Echols. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia, 1989.
Sodiq, Akhmad. “Problematika Pengembangan Pembelajaran PAI”, Jurnal Tahzib
Pendidikan Agama Islam, Vol.3, Januari 2009.
Subandijah. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,1996.
Sukemi, Staf Khusus Mendikbud Bidang Komunikasi Media, Kurikulum Sebagai
’Kendaraan’, http://www.kemdiknas.go.id/.
Supriadi, Dedi Anatomi Buku Sekolah di Indonesia; Problematika Penilaian,
Penyebaran, dan Penggunaan Buku Pelajaran, Buku Bacaan dan Buku Sumber,
Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2001.
Trimo, Soejono. Pengantar Ilmu Dokumentasi. Bandung: CV. Remaja Karya, 1987.
97
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jakarta, 2008.
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h. 5
Wibowo, Mungin Eddy (Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan-BSNP), Hati-
hati Menggunakan Buku Pelajaran (Wacana), http://www.suaramerdeka.com,
tanggal 30-Maret-2015.
Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2008).