Perawatan Saluran Akar Gigi

11
Perawatan Saluran Akar Gigi Perawatan Saluran Akar Gigi adalah pengambilan seluruh jaringan pulpa dari rongga pulpa suatu gigi Indikasi Pengertian Perawatan Saluran Akar Gigi : * Pulpitis irreversibel * Terbukanya pulpa karena karies, atrisi, erosi, abrasi, dan trauma. Pengambilan seluruh jaringan pulpa untuk keperluan pembuatan restorasi di dalam saluran akar (post-type crown. Tahapan Perawatan Saluran Akar Gigi (PSA): * Preparasi intrakoronal * Pulp debridement * Pengukuran panjang kerja * Preparasi saluran akar * Sterilisasi saluran akar * Tes bakteri * Obturasi saluran akar Kontraindikasi Perawatan Saluran Akar Gigi (PSA): * Kerusakan luas jaringan periapikal yang melibatkan lebih dari sepertiga panjang akar * Foramen apikal terbuka lebar * Perforasi permukaan akar * Resorbsi yang luas * Gigi dengan saluran akar tidak dapat dipreparasi Indikasi Perawatan Saluran Akar Gigi (PSA): * Gigi vital normal * Gigi vital terinfeksi * Gigi non vital (nekrosis) Preparasi kamar pulpa -bagian palatinal gigi dibuka dengan round-bur arah tegak lurus

description

Perawatan Saluran Akar Gigi

Transcript of Perawatan Saluran Akar Gigi

Perawatan Saluran Akar GigiPerawatan Saluran Akar Gigiadalahpengambilan seluruh jaringan pulpa dari rongga pulpa suatu gigi

IndikasiPengertian Perawatan Saluran Akar Gigi:

* Pulpitis irreversibel * Terbukanya pulpa karena karies, atrisi, erosi, abrasi, dan trauma.

Pengambilan seluruh jaringan pulpa untuk keperluan pembuatan restorasi di dalam saluran akar (post-type crown.

TahapanPerawatan Saluran Akar Gigi(PSA):

* Preparasi intrakoronal * Pulp debridement * Pengukuran panjang kerja * Preparasi saluran akar * Sterilisasi saluran akar * Tes bakteri * Obturasi saluran akar

KontraindikasiPerawatan Saluran Akar Gigi(PSA):

* Kerusakan luas jaringan periapikal yang melibatkan lebih dari sepertiga panjang akar * Foramen apikal terbuka lebar * Perforasi permukaan akar * Resorbsi yang luas * Gigi dengan saluran akar tidak dapat dipreparasi

IndikasiPerawatan Saluran Akar Gigi(PSA):

* Gigi vital normal * Gigi vital terinfeksi * Gigi non vital (nekrosis)

Preparasi kamar pulpa

-bagian palatinal gigi dibuka dengan round-bur arah tegak lurus sejajar aksis gigi sampai perforasi ke kamar pulpa-Prinsip :

a. Outline formb. Convinience formc. Removal of remaining carry out dentin and defective restorationd. Toilet of the cavity-Dinding kavitas diratakan dengan tapered fissure bur, sampai bentuk divergen ke arah incisal

1. Menentukan titik pengeburan.

2. Pada gigi Premolar terletak pada mahkota palatinal.

3. Mengebor dengan round bur.

4. Setelah email tertembus, posisi bur di rubah- pangkal bur didekatkan ke incisal- supaya tidak mengurangi dinding labial- gigi tidak mudah patah

5. Buang atap dan tanduk pulpa

6. . Buat convenient form dengan fissure bur- gerakan fissure dari dalam ke luar-agar tidak mengurangi dinding labial

7 . Lakukan test convenient form dengan menggunakan sonde lurus

8. Kira-kira penampang palatinal seperti ini

9. Gigi siap dilakukan preparasi biomekanis.

10 Panjang kerja pada apex muda kira-kira 0,5 mm dari ujung akar.

11. Panjang kerja pada apex tua kira-kira 0,75 mm

Pulp Debridement

-Pengambilan jaringan pulpa dengan ekskavator sampai orifice. Gunakan probe endodontic untuk mencari orifice.-Eksplorasi saluran akar untuk mencari jalan masuk ke saluran akar melalui orifice dengan smooth broach atau jarum miller.-Ekstirpasi jaringan pulpa saluran akar dengan cara jarum ekstirpasi / barbed broach dimasukkan sedalam 2/3 panjang saluran akar Kemudian putar 180 searah jarum jam lalu ditarik keluar .

PENGUKURAN PANJANG KERJA

Metode pengukuran yang digunakan ialah metode radiograf secara langsungCaranya:1.Mengukur panjang gigi estimasi pada radiograf diagnostik (radiograf preoperatif) pasien, yaitu dari foramen apikal sampai ke titik referensi.2.Panjangnya kemudian dikurangi 1mm, sebagai faktor pengaman, karena kemungkinan terjadi distorsi pada waktu pengambilan radiograf3.Ukur instrumen (file atau reamer) yang akan dipakai untuk mengukur panjang kerja kemudian diberi stopper.4.Masukkan instrumen tadi ke dalam saluran akar hingga stopper terletak pada titik referensinya.5.Buat radiograf lagi6.Ukur selisih instrumen dengan foramen apikalis pada radiograf. Selisih ini kemudian ditambahkan panjang instrumen yang masuk saluran akar. Angka ini merupakan panjang gigi7.Dari perhitungan di atas didapatkan:Panjang kerja = panjang gigi 1 mmPanjang kerja ini yang akan digunakan untuk preparasi saluran akar.

Preparasi Saluran Akar secara STEP-BACK

a.Preparasi tahap pertama (1/3 apikal) Tentukan initial file yang merupakan file terbesar yang dapat masuk saluran akar sesuai dengan PK sebelum saluran akar di preparasi. Pasang rubber stop pada file mulai nomor kecil pada gigi sampai batas rubber stop. Bila terasa longgar masukkan file nomor berikutnya begitu seterusnya hingga file tidak dapat masuk sesuai PK nya. File yang masuk tepat sesuai dengan PK, diputar lalu tarik secara reaming (bolak-balik) - putaran 2-3 kali hingga terasa longgar.Irigasi, kemudian masukkan file nomer yang lebih besar lalu irigasi lagi dengan NaOCl 2,5%.Lakukan hingga 3 no diatasnya dengan PK sama dengan rekapitulasi file dengan ukuran yang lebih kecilFile terakhir adalah MAF yang besarnya minimal 3 nomor di atas initial file.

b.Preparasi tahap dua / Badan saluran akarMasukkan file satu nomer di atas MAF dengan mengurangi PK sebanyak 1 mm kemudian rekap dengan MAF dan PK semula lalu irigasi.Masukkan file dengan nomer lebih besar dan PK dikurangi 1 mm.Rekap dengan MAF dan PK semula lalu irigasiLakukan preparasi sampai 3 sd 4 nomer di atas MAF dengan mengurangi 1 mm setiap kenaikan nomer file lakukan rekapitulasi dengan MAF dengan PK awal setiap pergantian nomer file yang lebih besar dan diirigasi.Irigasi dilakukan setiap pergantian instrumen dengan bahan irigasi : NaOCl 5% dan H2O2 3%. Cara peggunaan bahan irigasi bergantian diawali dan diakhiri dengan NaOCl 5%.

c.FinishingBagian tengah saluran akar dipreparasi dengan hedstroem fileBagian koronal dipreparasi dG gates glidden drill utk membentuk coronal flaring (corong) dapat diganti dengan hedstroem filePreparasi saluran diakhiri dengan K file untuk menghaluskan dinding saluran akar.Saluran akar dikeringkan dengan paperpoint

Obturasi Obturasi siap dilakukan setelah saluran akar dibersihkan dan dipreparasi sesuai dengan ukuran dan kelembaban yang optimum. Menurut Grossman, material saluran akar dibagi menjadi material plastis, solid, semen, dan pasta. Grossman juga menyatakan bahwa terdapat 10 syarat material saluran akar yang ideal, yang berlaku untuk material metal, plastis dan semen, yaitu:1. harus mudah dimasukkan ke saluran akar2. harus dapat mengisi dinding lateral saluran akar3. mengalami pengerutan setelah dimasukkan kedalam saluran akar4. Harus tahan terhadap kelembaban5. Bersifat bakteriostatik, atau dapat menghambat pertumbuhan bakteri.6. Bersifat radiopak7. tidak member perwarnaan terhadap struktur gigi8. tidak mengiritasi jaringan periradikular9. bersifat steril10. Mudah dikeluarkan dari saluran akar jika dibutuhkan

Tehnik Pengisian Saluran Akar

Gigi SulungTeknik single coneTeknik pengisian saluran akar untuk teknik preparasi secara konvensionalTahapan :- Pencampuran pasta saluran akar petunjuk pabrik- Pasta diulaskan pada jarum lentulo dan guttap point untuk kemudian dimasukan kedalam saluran akar yang telah dipreparasi jarum lentulo sesuai panjang kerja dan diputar berlawanan jarum jam.- Guttap point ( trial foto disterilkan dengan alcohol 70% dan dikeringkan- Kering ( diulas dengan pasta ) masuk ke dalam saluran akar.- Guttap point di potong 1-2mm dibawah orifice dengan ekskavator yang ujungnya telah di panasi dengan Bunsen burner hingga membara.

Gigi PermanenTeknik Kondensasi LateralDengan teknik preparasi saluran akar secara step backSering digunakan hampir semua keadaan kecuali pada saluran akar yang sangat bengkok / abnormalTahapan :- Pencampuran pasta- Guttap point trial disterilkan 70% alcohol dan dikeringkan- Guttap point nomor 25 (MAF) diulasi dengan pasta ke saluran akar sesuai dengan tanda yang telah dibuat dan ditekan kearah lateral menggunakan spreader.- Ke dalam saluran akar diberi guttap tambahan, setiap memasukan guttap di tekan ke arah lateral sampai saluran akar penuh dan spreader tidak dapat masuk dalam saluran akar- Guttap point dipotong 1-2mm dibawah orifice dengan eskavator yang telah dipanasi

Teknik Kondensasi Vertical (Gutta perca panas)Untuk pengisian saluran akar dengan teknik step back.Menggunakan pluger yang dipanaskan, dilakukan penekanan pada guttap perca yang telah dilunakan dengan panas kearah vertical dan dengan demikian menyebabkan guttap perca mengalir dan mengisi seluruh lumen saluran akarTahapan :- Suatu kerucut guttap perca utama sesuai dengan instrument terakhir yang digunakan dipaskan pada saluran dengan cara step back- Dinding saluran dilapisi dengan lapis tipis semen- Kerucut disemen- Ujung koronal kerucut dipotong dengan instrument panas- Pembawa panas segera didorong ke dalam 1/3 koronal guttap perca. Sebagian terbakar oleh pluger bila diambil dari saluran akar.- Condenser vertical dengan ukuran yang sesuai dimasukan dan tekanan vertical dikenakan pada guttap perca yang telah dipanasi untuk mendorong guttap perca yang menjadi plastis ke arah apikal- Apikalis panas berganti oleh pembawa panas dan condenser diulangi sampai guttap perca plastis menutup saluran aksesori besar dan mengisi luman saluran dalam 3 dimensi foramen apikal. Bagian sisa saluran diisi dengan potongan tambahan guttap perca panas.

Metode seksional (teknik pluger)Dapat digunakan untuk mengisi saluran kearah apikal dan lateralTeknik menggunakan suatu bagian kerucut guttap perca untuk mengisi suatu bagian 1/3 saluran akar / ujung apikalTahapan :- Dinding saluran akar dilapisi semen- Pluger saluran dimasukan sampai 3-4mm dari apeks dipanaskan dalam sterilitator garam panas (1011)- Kerucut guttap perca dipotong beberapa bagian sesuai dengan ukuran saluran yang telah dipreparasi dengan panjang 3-4mm- Potong apikal ditempelkan pada pluger yang telah dipanasi, dimasukan ke dalam saluran pada kedalaman yang sebelumnya telah diukur dan ditekan kea rah vertical- Pluger dilepas dengan hati-hati untuk mencegah ke luarnya bagian guttap perca yang dimasukan- Dibuat radiograf untuk memeriksa posisi dan kesesuaian bagian yang dikondensasi- Bagian berikutnya dimasukan kedalam eukaliptol, dipanaskan tinggi diatas nyala api dan ditambahkan pada bagian sebelumnya dengan tekanan vertical untuk memampatkan pengisi

Metode kompaksi- Menggunakan panas untuk mengurangi viskositas guttap perca dan menaikan plastisitasnya- Digunakan untuk pengisi saluran yang lurus- Menggunakan metode step back

Metode Inverted cone- Digunakan terbatas pada gigi dengan saluran kecil, berkelok-kelok, yang tidak dapat diisi dengan kerucut guttap perca secara lepas

Metode Role Gutta perca- Untuk mengisi saluran kecil bahan tersebut yang bengkok

1.PulpotomiPulpotomi adalah pembuangan pulpa vital dari kamar pulpa kemudian diikuti oleh penempatan obat di atas orifis yang akan menstimulasikan perbaikan atau memumifikasikan sisa jaringan pulpa vital di akar gigi6. Pulpotomi disebut juga pengangkatan sebagian jaringan pulpa. Biasanya jaringan pulpa di bagian korona yang cedera atau mengalami infeksi dibuang untuk mempertahankan vitalitas jaringan pulpa dalam saluran akar 1,3. Pulpotomi dapat dipilih sebagai perawatan pada kasus yang melibatkan kerusakan pulpa yang cukup serius namun belum saatnya gigi tersebut untuk dicabut, pulpotomi juga berguna untuk mempertahankan gigi tanpa menimbulkan simtomsimtom khususnya pada anak-anak14. Indikasi pulpotomi adalah anak yang kooperatif, anak dengan pengalaman buruk pada pencabutan, untuk merawat pulpa gigi sulung yang terbuka, merawat gigi yang apeks akar belum terbentuk sempurna, untuk gigi yang dapat direstorasi 1,4. Kontraindikasi pulpotomi adalah pasien yang tidak kooperatif, pasien dengan penyakit jantung kongenital atau riwayat demam rematik, pasien dengan kesehatan umum yang buruk, gigi dengan abses akut, resorpsi akar internal dan eksternal yang patologis, kehilangan tulang pada apeks dan atau di daerah furkasi 4,5. Saat ini para dokter gigi banyak menggunakan formokresol untuk perawatan pulpotomi. Formokresol merupakan salah satu obat pilihan dalam perawatan pulpa gigi sulung dengan karies atau trauma. Obat ini diperkenalkan oleh Buckley pada tahun 1905 dan sejak saat itu telah digunakan sebagai obat untuk perawatan pulpa dengan tingkat keberhasilan yang tinggi 3,7. Beberapa tahun ini penggunaan formokresol sebagai pengganti kalsium hidroksida untuk perawatan pulpotomi pada gigi sulung semakin meningkat. Bahan aktif dari formokresol yaitu 19% formaldehid, 35% trikresol ditambah 15% gliserin dan air. Trikresol merupakan bahan aktif yang kuat dengan waktu kerja pendek dan sebagai bahan antiseptic untuk membunuh mikroorganisme pada pulpa gigi yang mengalami infeksi atau inflamasi sedangkan formaldehid berpotensi untuk memfiksasi jaringan 3,5,7.Sweet mempelopori penggunaan formokresol untuk perawatan pulpotomi. Awalnya perawatan pulpotomi dengan formokresol ini dilakukan sebanyak empat kali kunjungan namun saat ini perawatan pulpotomi dengan formokresol dapat dilakukan untuk satu kali kunjungan7.Beberapa studi telah dilakukan untuk membandingkan formokresol dengan kalsium hidroksida dan hasilnya memperlihatkan bahwa perawatan pulpotomi dengan formokresol pada gigi sulung menunjukkan tingkat keberhasilan yang lebih baik daripada penggunaan kalsium hidroksida. Formokresol tidak membentuk jembatan dentin tetapi akan membentuk suatu zona fiksasi dengan kedalaman yang bervariasi yang berkontak dengan jaringan vital. Zona ini bebas dari bakteri dan dapat berfungsi sebagai pencegah terhadap infiltrasi mikroba7. Keuntungan formokresol pada perawatan pulpa gigi sulung yang terkena karies yaitu formokresol akan merembes melalui pulpa dan bergabung dengan protein seluler untuk menguatkan jaringan. Penelitian-penelitian secara histologis dan histokimia menunjukkan bahwa pulpa yang terdekat dengan kamar pulpa menjadi terfiksasi lebih ke arah apikal sehingga jaringan yang lebih apikal dapat tetap vital. Jaringan pulpa yang terfiksasi kemudian dapat diganti oleh jaringan granulasi vital 4,8.Perawatan pulpotomi formokresol hanya dianjurkan untuk gigi sulung saja, diindikasikan untuk gigi sulung yang pulpanya masih vital, gigi sulung yang pulpanya terbuka karena karies atau trauma pada waktu prosedur perawatan7.

1.1 Pulpotomi VitalLangkah-langkah perawatan pulpotomi vital formokresol satu kali kunjungan untuk gigi sulung 4,5 :1. Siapkan instrumen dan bahan. Pemberian anestesi lokal untuk mengurangi rasa sakit saat perawatan2. Isolasi gigi. Pasang rubber dam, jika rubber dam tidak bisa digunakan isolasi dengan kapas dan saliva ejector dan jaga keberadaannya selama perawatan.3. Preparasi kavitas. Perluas bagian oklusal dari kavitas sepanjang seluruh permukaan oklusal untuk memberikan jalan masuk yang mudah ke kamar pulpa.4. Ekskavasi karies yang dalam.5. Buang atap pulpa. Dengan menggunakan bor fisur steril dengan handpiece berkecepatan rendah. Masukkan ke dalam bagian yang terbuka dan gerakan ke mesial dan distal seperlunya untuk membuang atap kamar pulpa.6. Buang pulpa bagian korona. Hilangkan pulpa bagian korona dengan ekskavator besar atau dengan bor bundar kecepatan rendah.7. Cuci dan keringkan kamar pulpa. Semprot kamar pulpa dengan air atau saline steril, syringe disposible dan jarum steril. Penyemprotan akan mencuci debris dan sisa-sisa pulpa dari kamar pulpa. Keringkan dan kontrol perdarahan dengan kapas steril.8. Aplikasikan formokresol. Celupkan kapas kecil dalam larutan formokresol, buang kelebihannya dengan menyerapkan pada kapas dan tempatkan dalam kamar pulpa, menutupi pulpa bagian akar selama 4 sampai dengan 5 menit.9. Berikan bahan antiseptik. Siapkan pasta antiseptik dengan mencampur eugenol dan formokresol dalam bagian yang sama dengan zinc oxide. Keluarkan kapas yang mengandung formokresol dan berikan pasta secukupnya untuk menutupi pulpa di bagian akar. Serap pasta dengan kapas basah secara perlahan dalam tempatnya. Dressing antiseptik digunakan bila ada sisa-sisa infeksi.10. Restorasi gigi.. Tempatkan semen dasar yang cepat mengeras sebelum menambal dengan amalgam atau penuhi dengan semen sebelum preparasi gigi untuk mahkota stainless steel.1.2 Pulpotomi Non VitalPrinsip dasar perawatan endodontik gigi sulung dengan pulpa non vital adalah untuk mencegah sepsis dengan cara membuang jaringan pulpa non vital, menghilangkan proses infeksi dari pulpa dan jaringan periapikal, memfiksasi bakteri yang tersisa di saluran akar8. Perawatan endodontik untuk gigi sulung dengan pulpa non vital yaitu perawatan pulpotomi mortal (pulpotomi devital)4.Pulpotomi mortal adalah teknik perawatan endodontik dengan cara mengamputasi pulpa nekrotik di kamar pulpa kemudian dilakukan sterilisasi dan penutupan saluran akar4. Langkah-langkah perawatan pulpotomi devital4 :Kunjungan pertama:1. Siapkan instrumen dan bahan.2. Isolasi gigi dengan rubber dam.3. Preparasi kavitas.4. Ekskavasi karies yang dalam.5. Buang atap kamar pulpa dengan bor fisur steril dengan handpiece kecepatan rendah.6. Buang pulpa di bagian korona dengan ekskavator besar atau dengan bor bundar.7. Cuci dan keringkan pulpa dengan air atau saline steril, syringe disposible dan jarum steril.8. Letakkan arsen atau euparal pada bagian terdalam dari kavitas.9. Tutup kavitas dengan tambalan sementara.10. Bila memakai arsen instruksikan pasien untuk kembali 1 sampai dengan 3 hari, sedangkan jika memakai euparal instruksikan pasien untuk kembali setelah 1 mingguKunjungan kedua :1. Isolasi gigi dengan rubber dam.2. Buang tambalan sementara. Lihat apakah pulpa masih vital atau sudah non vital. Bila masih vital lakukan lagi perawatan seperti pada kunjungan pertama, bila pulpa sudah non vital lakukan perawatan selanjutnya.3. Berikan bahan antiseptik. Tekan pasta antiseptik dengan kuat ke dalam saluran akar dengan cotton pellet.4. Aplikasi semen zinc oxide eugenol.5. Restorasi gigi dengan tambalan permanen.