PERANCANGAN INTERIOR UNTUK KOMUNITAS RECYCLE …

7
50 Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat #4 Volume 2 Tahun 2019 I. PENDAHULUAN Masyarakat di Surabaya membutuhkan satu fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk membuka wawasan mereka akan pentingnya merawat lingkungan sekitar terutama dalam pengelolaan sampah. Setiap orang perlu sadar untuk mulai ambil bagian dalam mengelola sampah yang dilakukan belum sampai pada tahap pemikiran proses daur ulang atau menggunakan ulang sampah tersebut. Penanganan sampah yang selama ini dilakukan hanya mengangkutnya dari tempat sampah di permukiman kota dan membuangnya ke tempat pembuangan akhir atau membakarnya. Cara seperti ini dinilai kurang baik karena masih berdampak untuk mencemari lingkungan sekitar. Maka dibutuhkanlah suatu wadah untuk masyarakat dengan tujuan agar masyarakat dapat belajar mengenai sampah bagaimana cara mendaur ulang sampah menjadi suatu hal yang positif dan dapat berguna. Kota Surabaya seperti yang kita ketahui merupakan salah satu kota besar kedua setelah kota Jakarta sehingga memiliki banyak penduduk dan menjadi tempat destinasi para turis untuk berwisata di Kota Surabaya. Menjadikan kota Surabaya sebagai PERANCANGAN INTERIOR UNTUK KOMUNITAS RECYCLE SAMPAH PLASTIK SEBAGAI TEMPAT WISATA DAN PEMBELAJARAN Stefanny Margaretha 1 dan Alicia Inneke 2 1 Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra email: [email protected] 2 Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra Email: [email protected] ABSTRACT The city of Surabaya is the second largest city after Jakarta and of course is inhabited by millions of people who produce trash every day, especially plastic waste which is mostly produced from used food containers, plastic cups, straws and plastic bags. Various methods are used by the government to overcome this problem so that the city of Surabaya can become a cleaner and more beautiful city. One community in Surabaya called the Waste Recycling Project is a caring community, focusing on the waste recycling activities in Surabaya. The Waste Recycling Project community is able to change the form (transformation) of waste into functional goods. This encourages this community to have a place where it can be developed into a community tourism destination with a Human Centered Design approach where people and tourists can come to visit the Waste Recycling Project to tour and learn together about plastic waste management. This interior design is focused on designing a community place that can accommodate gathering activities for service learning, space for plastic waste recycle workshop activities, and as a forum for aspirations of creative ideas as well as a gather- ing place for people who have interests and concerns for the surrounding environment. Keywords: interior, community, tourism, waste, recycle. tempat wisata dapat membantu meningkatkan perekonomian negara, Komunitas Waste Recycling Project adalah sebuah komunitas yang peduli berfokus pada kegiatan daur ulang sampah yang ada di Surabaya. Komunitas ini mampu menyulap sampah menjadi barang fungsional seperti aksesoris fashion, dekorasi elemen interior, kursi, lampu, meja dan barang-barang lainnya hasil dari daur ulang sampah. Banyaknya respon positif dari masyarakat sekitar membuat komunitas Waste Recycling Project ingin melebarkan sayapnya dan menjadi sebuah tempat wisata komunitas dimana orang-orang dapat saling berinteraksi, bertukar informasi dan pikiran mengenai isu lingkungan, belajar mengenai sampah dan bagaimana cara daur ulang sampah itu sendiri. Oleh karena itu dibuatlah sebuah karya desain berjudul “Perancangan Interior untuk Komunitas Recycle Sampah sebagai Tempat Wisata dan Pembelajaran” untuk dapat mewujudkan suatu tempat wisata komunitas sampah yang dapat menarik minat banyak orang untuk bergabung dan mulai ambil bagian dalam merawat lingkungan serta meningkatkan perekonomian negara.

Transcript of PERANCANGAN INTERIOR UNTUK KOMUNITAS RECYCLE …

Page 1: PERANCANGAN INTERIOR UNTUK KOMUNITAS RECYCLE …

50

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat #4

Volume 2 Tahun 2019

I. PENDAHULUAN

Masyarakat di Surabaya membutuhkan satufasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk membukawawasan mereka akan pentingnya merawatlingkungan sekitar terutama dalam pengelolaansampah. Setiap orang perlu sadar untuk mulai ambilbagian dalam mengelola sampah yang dilakukanbelum sampai pada tahap pemikiran proses daur ulangatau menggunakan ulang sampah tersebut.Penanganan sampah yang selama ini dilakukan hanyamengangkutnya dari tempat sampah di permukimankota dan membuangnya ke tempat pembuangan akhiratau membakarnya. Cara seperti ini dinilai kurang baikkarena masih berdampak untuk mencemari lingkungansekitar. Maka dibutuhkanlah suatu wadah untukmasyarakat dengan tujuan agar masyarakat dapatbelajar mengenai sampah bagaimana cara mendaurulang sampah menjadi suatu hal yang positif dan dapatberguna.

Kota Surabaya seperti yang kita ketahuimerupakan salah satu kota besar kedua setelah kotaJakarta sehingga memiliki banyak penduduk danmenjadi tempat destinasi para turis untuk berwisatadi Kota Surabaya. Menjadikan kota Surabaya sebagai

PERANCANGAN INTERIOR UNTUK KOMUNITAS RECYCLE SAMPAH PLASTIKSEBAGAI TEMPAT WISATA DAN PEMBELAJARAN

Stefanny Margaretha1 dan Alicia Inneke2

1Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petraemail: [email protected]

2Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen PetraEmail: [email protected]

ABSTRACT

The city of Surabaya is the second largest city after Jakarta and of course is inhabited by millions of peoplewho produce trash every day, especially plastic waste which is mostly produced from used food containers,plastic cups, straws and plastic bags. Various methods are used by the government to overcome this problemso that the city of Surabaya can become a cleaner and more beautiful city. One community in Surabaya calledthe Waste Recycling Project is a caring community, focusing on the waste recycling activities in Surabaya.The Waste Recycling Project community is able to change the form (transformation) of waste into functionalgoods. This encourages this community to have a place where it can be developed into a community tourismdestination with a Human Centered Design approach where people and tourists can come to visit the WasteRecycling Project to tour and learn together about plastic waste management. This interior design is focusedon designing a community place that can accommodate gathering activities for service learning, space forplastic waste recycle workshop activities, and as a forum for aspirations of creative ideas as well as a gather-ing place for people who have interests and concerns for the surrounding environment.

Keywords: interior, community, tourism, waste, recycle.

tempat wisata dapat membantu meningkatkanperekonomian negara, Komunitas Waste RecyclingProject adalah sebuah komunitas yang peduli berfokuspada kegiatan daur ulang sampah yang ada diSurabaya. Komunitas ini mampu menyulap sampahmenjadi barang fungsional seperti aksesoris fashion,dekorasi elemen interior, kursi, lampu, meja danbarang-barang lainnya hasil dari daur ulang sampah.Banyaknya respon positif dari masyarakat sekitarmembuat komunitas Waste Recycling Project inginmelebarkan sayapnya dan menjadi sebuah tempatwisata komunitas dimana orang-orang dapat salingberinteraksi, bertukar informasi dan pikiran mengenaiisu lingkungan, belajar mengenai sampah danbagaimana cara daur ulang sampah itu sendiri. Olehkarena itu dibuatlah sebuah karya desain berjudul“Perancangan Interior untuk Komunitas RecycleSampah sebagai Tempat Wisata dan Pembelajaran”untuk dapat mewujudkan suatu tempat wisatakomunitas sampah yang dapat menarik minat banyakorang untuk bergabung dan mulai ambil bagian dalammerawat l ingkungan serta meningkatkanperekonomian negara.

Page 2: PERANCANGAN INTERIOR UNTUK KOMUNITAS RECYCLE …

51

Perancangan Interior untuk Komunitas Recycle Sampah Plastik ... - Stefanny Margaretha dan Alicia Inneke

Volume 2 Tahun 2019

II. KAJIAN LITERATUR

1. Pengertian Ruang PublikRuang publik adalah ruang yang berfungsi

untuk tempat menampung aktivitas masyarakat, baiksecara individu maupun secara kelompok, dimanabentuk ruang publik ini sangat tergantung pada poladan susunan massa bangunan (Rustam Hakim,1987).Menurut Carr dkk (1992), tipologi ruang publikpenekanan kepada karakter kegiatannya, lokasi danproses pembentuknya. Carr membagi tipologi ruangpublik diantaranya adalah: jalan, taman bermain, jalurhijau, perbelanjaan dalam ruang, ruang spontan dalamlingkungan hunian, ruang terbuka komunitas, squaredan plaza, pasar, tepi air. Carr dalam Carmona, et al(2003) mengemukakan adanya keterlibatan pasif (pas-sive engagement) dan aktif (active engagement) dalampemanfaatan ruang publik. Kedua bentuk pengalamanini terjadi sebagai akibat adanya proses interaksitersebut, dimana pengguna ruang publik dapatmelakukan interaksi dengan cara yang berbeda.

Ruang sebagai wadah harus mampumenyediakan l ingkungan yang kondusif bagiterpenuhinya syarat interaksi, yaitu memberi peluangbagi terjadinya kontak dan komunikasi sosial. Interaksisosial dapat terjadi dalam bentuk aktivitas yang pasifseperti sekedar duduk menikmati suasana ataumengamati situasi dan dapat pula terjadi secara aktifdengan berbincang bersama orang lain membicarakansuatu topik atau bahkan melakukan kegiatan bersama.Sedangkan menurut Roger Scurton (1984), setiapruang publik memiliki makna sebagai berikut: sebuahlokasi yang didesain seminimal apapun, memilikiakses yang besar terhadap lingkungan sekitar, tempatbertemunya masyarakat/pengguna ruang publik danperilaku masyarakat pengguna ruang publik satu samalain mengikuti norma-norma yang berlaku setempat.

2. Jenis Ruang KomunitasJenis ruang komunitas dibedakan menjadi 3

berdasarkan asal terbentuknya:1) Komunitas berdasarkan minat: komunitas yang

terbentuk karena adanya kesamaan minatketertarikan antar anggota.

2) Komunitas berdasarkan lokasi: komunitas yangterbentuk karena adanya kesamaan lokasi atautempat secara geografis. Pada umumnyakomunitas ini terbentuk karena adanya keinginanuntuk saling mengenal satu sama lain.

3) Komunitas berdasarkan komunitas: komunitasyang terbentuk karena adanya keinginan dan

kepentingan bersama. Komunitas ini terbentuk atasdasar kepentingan di dalam organisasi dalammasyarakat.

6 Tahapan Pendekatan Human CenteredDesign

Human Centered Design adalah suatupendekatan untuk mendesain produk yang berfokuskepada manusia atau pengguna. Dalam Human Cen-tered Design, desainer mendesain sebuah produk atauservice sesuai dengan kebutuhan, kebiasaan, dankapabilitas manusia. Berikut adalah 6 tahapannya:1) Applied Ethnography: memahami kehidupan sehari-

hari sebuah kelompok manusia sebagai fenomenasosial dengan cara menjadi bagian dari kegiatanmereka sehari-hari dalam kurun waktu tertentu.

2) Participatory Design: bertujuan untuk melibatkanseluruh stakeholder di dalam proses desainsehingga hasil desain dapat memenuhikebutuhanmereka.

3) Co-Design: dalam pendekatan ini fasilitatormenyediakan cara bagi komunitas untuk salingberinteraksi, berkomunikasi, menjadi kreatif,membagi pengalaman dan bersama-samaberekspe-rimen dengan ide baru.

4) Contextual Design: analisis data lebih terstrukturdan penggunaan data untuk menciptakan konsep,produk dan test terintegrasikan dengan konsep daripenggunanya.

5) Emphatic Design: bertujuan untuk mengetahuiperasaan pengguna terhadap sebuah desain atauproduk melalui observasi.

6) Lead-user Approach: melakukan pendekatandengan pengguna.

III. METODE PENELITIAN

a. UnderstandPada tahapan ini langkah yang dilakukan

antara lain Human Centered Design yang terinspirasidari empati kepada komunitas Waste RecyclingProjects Project yang mengumpulkan sampah-sampahplastik untuk didaur ulang kembali. Metode ini dicapaimenggunakan pendekatan applied ethnographydimana penulis ikut berpartisipasi melakukan beberapakegiatan workshop sampah plastik dan berinteraksidengan pengurus komunitas Waste Recycling Projectserta melakukan proses wawancara.

Page 3: PERANCANGAN INTERIOR UNTUK KOMUNITAS RECYCLE …

52

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat #4

Volume 2 Tahun 2019

Gambar 1. Workshop bersama dengan komunitas.Sumber: Margaretha, 2019.

b. Observe· Mengumpulkan data literatur baik online maupun

offline mengenai hal-hal yang memiliki relasidengan objek dan subjek perancangan untukmenjadi pedoman dalam perancangan. denganmetode studi pustaka.

· Pengumpulan data lapangan dengan metodedokumentasi dan observasi lapangan

· Mengumpulkan data pengguna ruang denganmetode wawancara yang dilakukan denganbeberapa nara-sumber untuk mencari tahu apa sajaproblems and needs yang muncul.

· Mencari dan membandingkan beberapa tipologiterkait objek sejenis guna mendapat standarisasidesain dan inspirasi yang dapat membantuperancangan.

c. Resolving NeedsTahap pemecahan masalah yang telah

ditemukan pada tahapan observe. Langkah-langkahyang dilakukan pada tahapan ini antara lain:· Menjabarkan solusi-solusi dari permasalahan yang

telah dianalisis sebelumnya menggunakan metodebrainstorming

· Memberikan beberapa solusi berupa ide-ide desain· Memilih ide yang telah diasistensikan dengan

dosen pembimbing· Mengembangkan ide ke dalam konsep desain dan

memberi alternatif desain berupa sketsa hasil akhirpada tahap ini berupa problem solving analysis,problem statement, analisa besaran dan kebutuhanruang, analisa hubungan antar ruang, zoning, group-ing, sketsa desain, dll.

d. PrototypeTahap mengeluarkan ide desain yang nantinya

akan direalisasikan. Langkah-langkah yang dilakukanpada tahapan ini antara lain:

· Mengeluarkan ide melalui sketsa desain· Merealisasikan ide berupa gambar desain yang

meliputi layout, rencana lantai, rencana plafon,mechanical electrical, dan gambar perspektif

e. TestMerupakan tahap evaluasi dimana perancang

melaksanakan evaluasi akhir.

f. Story TellingMelakukan presentasi untuk menjelaskan

perancangan yang telah dilakukan bersama dengankomunitas untuk mendapatkan feedback.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Konsep PerancanganKonsep yang ingin diciptakan untuk

perancangan tempat wisata komunitas Waste Recy-cl ing Project adalah “Ref lex” yang memilikikepanjangan dari Refreshing & Flexible. Refreshingdi sini ingin menggabungkan antara Nature danHuman dimana alam dan makhluk hidup adalah duahal yang berhubungan antara satu dengan yang lainsehingga penulis ingin menciptakan desain ruang yangmengutamakan unsur alam dan interaksi manusia.Flexibel akan diimplementasikan pada keseluruhandesain interior ruang tempat wisata komunitas agarapa yang ada di dalamnya dapat mewadahi aktivitaspengguna dengan baik.

Gambar 2. Konsep Perancangan.Sumber: Margaretha, 2019.

b. Penerapan Konsep· Bentuk

Bentukan yang diterapkan dalam Perancangan In-terior untuk Komunitas Waste Recycle Sampahmenerapkan bentukan yang geometris sepertipersegi, lingkaran, hexagon dan lain-lain. Bentukangeometris terimple-mentasikan pada bentuk lay-out, sirkulasi, hingga bentukan perabot yang

Page 4: PERANCANGAN INTERIOR UNTUK KOMUNITAS RECYCLE …

53

Perancangan Interior untuk Komunitas Recycle Sampah Plastik ... - Stefanny Margaretha dan Alicia Inneke

Volume 2 Tahun 2019

digunakan. Hal ini bertujuan agar ruangan terlihatlebih sederhana dan lebih ingin menonjolkan fungsidan tidak menggunakan ornamen-ornamen ruanganyang tidak fungsional.

· WarnaWarna yang digunakan secara dominanmerupakan warna netral dan warna-warna alamseperti coklat, hi jau, abu-abu, krem danmenambahkan 3 warna aksen yaitu Biru, Hijau danKuning. Hal ini bertujuan untuk merangsangpsikologis pengguna ruang dan menambahkankeceriaan pada ruang komunitas. Warna hijaumelambangkan kesuburan dan menciptakanperasaan yang santai. Warna kuning terkesanmemberikan suasana yang akrab, ceria danlambang harapan. Sedangkan warna birumelambangkan ketenangan dalam ruangan.

Gambar 3. Skema Warna.Sumber: Margaretha, 2019.

c. MaterialMaterial yang digunakan dalam perancangan

ini sebagian besar adalah material yang berasal darialam seperti kayu, batuan alam, keramik, dan adapunmaterial bekas yang digunakan yaitu kayu palet pinusdan plastik dari daur ulang sampah plastik. Kayu pa-let dari material bekas ini diolah untuk menjadi mejadan kursi pada ruangan workshop area agar hematbiaya serta mendukung pelestarian alam denganmemanfaatkan barang bekas. Sampah plastik hasildaur ulang dimanfaatkan menjadi elemen dekorasidinding pada ruang.

d. Layout

Gambar 4. Denah Ruangan.Sumber: Margaretha, 2019.

e. Elemen Pembentuk Ruang· Pola Lantai

Gambar 5. Tampak Atas Pola Lantai.Sumber: Margaretha, 2019.

· Pola Plafond

Gambar 6. Pola Plafond dan denah titik lampu &saklar penyalaan.

Sumber: Margaretha, 2019.

Banyak menerapkan leveling pada plafon denganbentukan yang geometris agar ruang terasa lebihdinamis dan tidak monoton. Finishing plafonmenggunakan material kayu dan rumput sintetisyang memiliki tujuan agat pengunjung mampumerasakan suasana seperti di alam yang penuhdengan rerumputan.

· DindingDinding bagian luar main entrance bangunanmenggunakan kombinasi dari material dinding gyp-sum, kisi-kisi dan dinding kaca. Penggunaan ma-terial yang terbuka dan tembus pandang bertujuanuntuk menarik perhatian pengunjung untuk datangke tempat wisata komunitas Waste RecyclingProject, sehingga mereka dapat melihatkeseluruhan aktivitas yang sedang berlangsung didalamnya. Dinding bagian dalam kebanyakanterbuka dan hanya dibatasi oleh dinding kaca

Page 5: PERANCANGAN INTERIOR UNTUK KOMUNITAS RECYCLE …

54

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat #4

Volume 2 Tahun 2019

maupun kisi-kisi agar ruangan terlihat lebih luasserta menghemat energi karena cahaya mataharidapat masuk hingga kedalam dan penghawaan jugadapat menggunakan AC Central.

f. Elemen Tata Kondisional Ruang· Pencahayaan

Penggunaan bukaan-bukaan jendela pada mainentrance tempat komunitas dan wisata Waste Re-cycling Project dan pada area cafetaria mendorongcahaya alami masuk kedalam ruangan sehinggamenghemat penggunaan energi. Sedangkan di areasantai kurang mendapatkan cahaya alami sehinggadiberikan titik-titik lampu agar pada area tersebutbisa mendapatkan penerangan yang cukup.

· PenghawaanPenghawaan tempat komunitas dan wisata WasteRecycling Project didesain menggunakan AC Cen-tral yang mengalirkan dingin ke seluruh area yangsifatnya publik seperti area produksi, area work-shop, area santai, area merchandise, dan areacafetarian. Jendela-jendela yang ada didesainuntuk dapat dibuka tutup agar saat workshopberlangsung udara/output yang dihasilkan saatmendaur ulang sampah dapat dikeluarkan melaluibukaan-bukaan yang mengarah ke luar serta taklupa exhaust fan juga diletakkan pada titik-titiktertentu untuk membantu saluran udara.

· Sistem Proteksi KeamananSistem keamanan pada tempat komunitas danwisata Waste Recycling Project menggunakanCCTV yang diletak-kan pada seluruh area. Padamain entrance menggunakan pintu dengan gembokkunci dan alarm untuk lebih memudahkanpenjagaan.

· Sistem AudioBerbagai ruang dan area beraktivitas yang ada ditempat komunitas dan wisata Waste RecyclingProject memerlukan sistem akustik guna meredamsuara yang dihasilkan. Area produksi dan areaworkshop adalah area yang mengeluarkan suarayang cukup mengganggu dari mesin-mesin danaktivitas workshop daur ulang sampah, oleh karenaitu tata suara perlu diperhatikan agar tidak meng-ganggu kenyamanan aktivitas lainnya. Materialperedam suara menggunakan dinding dan plafonbermaterial panel akustik, penggunaan karpet, puffbantal dan penggunaan lantai vinyl dapat meredamserta mengurangi suara bising yang ditimbulkandari aktivitas produksi dan workshop

g. Desain Akhir· Main Entrance

Akses masuk untuk pengunjung komunitas terletaktepat di depan bangunan menghadap kearah jalanraya dan parkiran. Desain main entrance dibuattransparan dan terbuka agar aktivitas workshopdan produksi dapat terlihat langsung dari luar.Bentukan geometris terlihat jelas pada main en-trance bangunan sehingga menimbulkan kesanminimalis dan modern.

Gambar 7. Perspektif Tampak DepanMain Entrance Bangunan.

Sumber: Margaretha, 2019.

· Area Produksi Daur Ulang SampahPada area ini berlangsung aktivitas produksi daurulang sampah yang meskipun tidak sedang digelarworkshop, produksi akan tetap berjalan. Areaproduksi ini ditempatkan di depan dekat pintumasuk tempat komunitas sehingga memudahkanorang dari luar untuk dapat melihat prosespembuatan daur ulang sampah. Pada dinding jugaterdapat dekorasi sign hasil dari daur ulang sampahplastik dari gelas plastik minuman yang kemudiandicetak menjadi huruf-huruf untuk estetika ruangan.Dekorasi sign ini ingin menginformasikan kepadapengunjung bahwa di tempat komunitas ini segalasampah akan dilihat sebagai peluang recycle.

Gambar 8. Perspektif Area Produksi.Sumber: Margaretha, 2019.

Page 6: PERANCANGAN INTERIOR UNTUK KOMUNITAS RECYCLE …

55

Perancangan Interior untuk Komunitas Recycle Sampah Plastik ... - Stefanny Margaretha dan Alicia Inneke

Volume 2 Tahun 2019

· Area WorkshopArea workshop didesain bukan hanya menjaditempat workshop namun juga sekaligus menjadiarea pameran, area berkumpul dan belajar bersama.Kursi yang ada didesain menggunakan materialbekas yaitu kayu palet yang atasnya diberikanbantalan cushion agar nyaman ketika diduduki.Lantai pada area ini menggunakan material semenyang tahan lama dan mudah untuk dibersihkanapabila terkena kotoran saat workshop. Meja dankursi didesain secara multifungsi agar mudah untukdipindah-pindah dengan tujuan supayamemudahkan aktivitas didalamnya. Lay out tatananperabot dapat berubah-ubah (fleksibel) sesuaidengan kebutuhan pengguna dan aktiv itaspengguna.

Gambar 9. Perspektif Area WorkshopPengunjung. Sumber: Margaretha, 2019.

· Tempat Penyimpanan Sampah & Area OutdoorTempat penyimpanan sampah diletakkan di out-door dan paling belakang bangunan agar terlihatrapi. Lemari tempat penyimpanan sampah didesainmenggunakan rel seperti laci sehingga dapatdigeser ke kanan dan kiri untuk menghemat danmemaksimalkan tempat kecil yang ada. Setiaplemari juga digolongkan melalui jenis sampahnyaseperti sampah plastik, kertas, dan sebagainyauntuk memudahkan ketika akan diproduksi /digunakan sebagai material untuk workshop.

Gambar 10. Perspektif Area Penyimpanan Sampah& Outdoor.

Sumber: Margaretha, 2019.

· CafetariaArea ini desain untuk tempat makan pengunjungsehingga mereka mempunyai tempat sendiri untukmengobrol dan makan bersama. Selain itucafetarian ini juga dilengkapi dengan mini pantryyang terletak di belakang.

Gambar 11. Perspektif Area Cafetaria. Sumber:Margaretha, 2019.

· Area SantaiPada area santai terdapat lemari buku-buku dimana tempat komunitas dan wisata Waste Recy-cling Project dapat menghabiskan waktu merekadengan bersantai dan membaca buku. Terdapatsalah satu dinding ruangan yang dilengkapi dengankursi sofa kecil untuk duduk. Kursi-kursi initersimpan dalam dinding sehingga apabilapengguna ingin memakai kursi mereka bisalangsung menarik kursi berbentuk hexagon ini daritempatnya. Tujuan untuk mendesain dinding yangdapat dimasukkan kursi-kursi ialah untukmenghemat tempat dan menjadikan dinding terlihatunik.

Gambar 12. Perspektif Area SantaiSumber: Margaretha, 2019.

Page 7: PERANCANGAN INTERIOR UNTUK KOMUNITAS RECYCLE …

56

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat #4

Volume 2 Tahun 2019

· Ruang Pengurus Komunitas

Gambar 13. Perspektif Ruang Pengurus KomunitasSumber: Margaretha, 2019.

V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperolah dari PerancanganInterior untuk Komunitas Recycle Sampah sebagaiTempat Wisata dan Pembelajaran:

1) Desain ruangan untuk komunitas harus dapatmencerminkan nilai-nilai komunitas itu sendirisehingga sebuah interior tidak hanya sebagaiwadah untuk aktivitas namun juga sebagai sebuahidentitas.

2) Desain area workshop dan produksi harus didesainsecara fleksibel dengan menggunakan perabot yangmultifungsi, ringan dan mudah dipindah-pindah. Halini bertujuan untuk memudahkan penyesuaiankapasitas dan kebutuhan.

3) Melalui Perancangan Interior tempat komunitasdengan berkonsep “Refreshing & Flexible” inginmende-sain interior yang ramah lingkungan,menggunakan material alam yang mudah untukdidapatkan dan didaur ulang, serta memanfaatkanmaterial bekas untuk mendukung pencerminanidentitas komunitas yaitu komunitas daur ulangsampah.

4) Perancangan interior tempat komunitas dan wisataWaste Recycling Project diharapkan dapatmemperluas relasi antar orang-orang yang peduliakan lingkungan agar bersama mereka belajarmengenai sampah, berbagi pengetahuan melaluiwadah tempat yang telah disediakan.

DAFTAR PUSTAKA

Ching, F.D.K. Ilustrasi Desain Interior.Jakarta. Erlangga,2006.

Panero Julius. Human Dimension & Interior Space.Watson- Guptill Publisher.2002.

Harold R. Sleeper, John Willey and Sons. BuildingPlanning and Design Standarts.1997.

Mark Karlen.. Dasar-Dasar Perancangan Ruang – EdisiKedua. Jakarta. 2007.