PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

52
PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING UNTUK MEMPERCEPAT PROSES PENGISIAN PASIR PADA PEMBUATAN PIPA EXHAUST (Studi Kasus PT. YUTAKA MANUFACTURING INDONESIA) Disusun Oleh : Setiawan Dwi Cahyo 004201505011 Laporan Skripsi disampaikan kepada Fakultas Teknik President University diajukan untuk memenuhi persyaratan akademik mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Industri 2018

Transcript of PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

Page 1: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO

FILLING UNTUK MEMPERCEPAT PROSES

PENGISIAN PASIR PADA PEMBUATAN PIPA EXHAUST

(Studi Kasus PT. YUTAKA MANUFACTURING INDONESIA)

Disusun Oleh :

Setiawan Dwi Cahyo

004201505011

Laporan Skripsi disampaikan kepada

Fakultas Teknik President University diajukan untuk memenuhi

persyaratan akademik mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Program Studi Teknik Industri

2018

Page 2: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Laporan skripsi ini disusun dan disampaikan oleh Setiawan Dwi

Cahyo sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar

Sarjana pada Fakultas Teknik, telah diperiksa dan dianggap telah

memenuhi persayaratan sebuah laporan.

Cikarang, Indonesia, 13 Februari 2018

Prof. Dr. Ir. H. M .Yani Syafei, MT

Page 3: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Perancangan Dan

Impementasi Machine Auto Filling Untuk Mempercepat Proses

Pengisian Pasir Pada Pembuatan Pipa Exhaust (Studi Kasus Pt.

Yutaka Manufacturing Indonesia)” adalah hasil dari pengetahuan

terbaik Saya dan belum pernah diajukan ke Universitas lain maupun

diterbitkan baik sebagian maupun secara keseluruhan.

Cikarang, Indonesia, 13 Februari 2018

Setiawan Dwi Cahyo

Page 4: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

iii

PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO

FILLING UNTUK MEMPERCEPAT PROSES

PENGISIAN PASIR PADA PEMBUATAN PIPA EXHAUST

(Studi Kasus PT. YUTAKA MANUFACTURING INDONESIA)

Oleh

Setiawan Dwi Cahyo

004201505011

Disetujui Oleh

Prof. Dr. Ir. H. M .Yani Syafei, MT

Pembimbing Akademik

Ir. Andira Taslim, MT

Kepala Program Studi Teknik Industri

Page 5: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

i

ABSTRAK

PT. Yutaka Manufacturing Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dibidang

otomotif untuk kendaraan bermotor roda dua atau roda empat. Banyaknya

peningkatan permintaan produk dari customer menuntut perusahaan untuk

memberikan pelayanan terbaik terutama kualitas pada produk itu sendiri.

Peningkatan produk otomotif tentunya harus diimbangi dengan peningkatan

produksi spare part otomotif termasuk didalamnya komponen otomotif berupa

Exhaust System kendaraan otomotif, perusahaan harus dapat memproduksi sesuai

dengan target yang telah ditetapkan dan diusahakan dapat memberikan kepuasan

pada pelanggan. Perusahaan sering terjadi banyak komplain konsumen terhadap

produk Bending Pipa yang tidak dihasilkan secara maksimal dalam 3 bulan

terakhir mulai bulan Maret – Mei 2017. Berdasarkan permasalahan tersebut

maka diusulkan pengadaan Alat bantu proses pengisian pasir yang menekan nilai

efektifitas proses produksi. Metode yang mampu untuk menganalisa perbaikan

proses produksi salah satunya adalah dengan menggunakan Fishbone. Observasi

awal dilakukan dengan mengambil data produksi untuk mengetahui hasil produksi

dan nilai efisiensinya dibandingkan dengan nilai efisiensi proses dan balancing

cycletime pada line tersebut. Berdasarkan data yang didapatkan, hasil respon

teknis yang dibutuhkan adalah material dan metode kerjanya. Kemudian

dilakukan proses perancangan dan implementasi alat bantu proses pengisian pasir

pada produksi Pipa Bending. Pengadaan alat bantu ini dapat mengurangi defect

dan rework pada produk pipa bending dari 8,03% menjadi 0,01%, serta

mempermudah dan mempercepat proses produksi dari 36 detik menjadi 21 detik.

Kata Kunci : Data Produksi, Fishbone, Alat bantu proses Pengisian Pasir,

Metode kerja

Page 6: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang membutuhkan proses dengan

penggunaan material yang cukup banyak dan tentunya hal ini akan menimbulkan

potensi untuk mempunyai pemborosan / waste yang tidak sedikit dalam

prosesnya.

Dalam usaha peningkatan produktivitas, perusahaan harus mengetahui kegiatan

yang dapat meningkatkan nilai tambah produk dan menghilangkan pemborosan /

waste. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas

dan efisiensi line produksi adalah dengan menggunakan pendekatan lean

manufacturing.

Lean manufacturing merupakan metode yang ideal untuk mengoptimalkan

performasi dari sistem dan proses produksi karena mampu mengidentifikasi,

mengukur, menganalisa dan mencari solusi perbaikan atau peningkatan

performansi secara komprehensif. Pendekatan lean manufacturing berfokus pada

efisiensi tanpa mengurangi efektivitas proses diantaranya pengingkatan operasi

yang mempunyai nilai tambah, mengurangi pemborosan /waste dan memenuhi

kebutuhan customer. Konsep lean manufacturing diterapkan untuk mengeliminsai

pemborosan / waste pada sistem produksi.

PT YMI sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri komponen otomotif,

dimana dalam proses produksinya menghasilkan produk berupa Muffler dan

Diskbrake . Muffler menjadi peran penting dalam sebuah elemen kendaraan

dikarenakan muffler mempunyai pengaruh penting dalam pengendalian hasil

emisi yang sangat menjadi dasar standard layak jalan sebuah kendaraan.

Page 7: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

2

Permasalahan yang seringkali terjadi pada industri manufacturing termasuk PT

YMI adalah adanya bottle neck pada suatu proses, hal ini terjadi karena tidak

seimbangnya waktu proses antara mesin-mesin atau work station dalam sebuah

manufacturing. Permasalahan bottle neck mengakibatkan pemborosan waktu dan

memperlambat lead time dalam kasus ini di Line Bending.

Identifikasi terhadap pemborosan / waste di Line Bending ini membutuhkan suatu

model yang dapat mempermudah dan menyederhanakan proses pencarian

permasalahan pemborosan / waste khususnya pada proses pengisian pasir yang

pada aktualisasi lapangan memiliki lead time paling tinggi. Model yang

digunakan untuk mencari permasalahan pemborosan / waste dalam aliran proses

dan kemudian dihilangkan atau dirubah guna mempersingkat lead time serta

meningkatkan persentase dari aktivitas- aktivitas yang bernilai tambah adalah

dengan perancangan alat atau metode proses secara otomatis untuk proses

produksi muffler. Pembuatan Mesin Pengisian Pasir Otomatis menjadi pilhan

terbaik untuk meningkatkan proses produksi dan mengurangi permasalahan Bottle

neck pada line produksi terkait.

1.2. Rumusan Masalah

Dari paparan latar belakang masalah di atas, maka terdapat beberapa

permasalahan yang perlu dicermati dan perlu mendapatkan pengkajian lebih

mendalam berkaitan dengan perancangan alat maupun metode proses produksi di

PT YMI khususnya untuk muffler, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana cara merancang desain Mesin Pengisian Pasir Otomatis secara

3D yang tepat untuk digunakan?

2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari pengembangan metode tersebut

terhadap balancing cycletime proses, aspek waktu, kapasitas produksi,

kualitas hasil produk, dan biaya proses produksi?

3. Bagaimanana membuat Standar Operasional Prosedur yang tepat?

Page 8: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

3

1.3. Tujuan Penelitian

Dalam penyusunan penelitian ini, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, tujuan

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui perancangan desain mesin secara 3D yang tepat digunakan.

2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari metode tersebut terhadap

kualitas hasil produk, kapasitas produksi, aspek waktu, dan biaya proses

produksi.

3. Mengetahui pembuatan Standar Operasional Prosedur yang tepat.

1.4. Ruang Lingkup

Karena waktu dan sumber daya dalam melakukan penelitian ini terbatas, maka

penelitian ini difokuskan kepada sistem perubahan proses produksi dari metode

manual ke metode otomatis pada muffler kendaraan roda dua.

1.5. Asumsi

Untuk mendukung kelancaran penelitian ini, maka digunakan beberapa asumsi

seperti :

1. Proses produksi sehari 21 jam dengan total 26 hari kerja/bulan.

2. Kondisi proses produksi sekarang pada kondisi normal.

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk memperjelas pemahaman terhadap penelitian ini maka akan diuraikan

tentang sistematika penulisan laporan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, ruang lingkup, asumsi, dan sistematika

penulisan.

BAB II : STUDI LITERATUR

Berisi tentang penjelasan teori yang akan diterapkan dalam

proses perancangan alat dan metode proses produksi.

Page 9: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

4

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang teknik pengumpulan data, kerangka pemecahan

masalah dan metode analisis data yang digunakan.

BAB IV : PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS

Berisi tentang hasil penelitian yang berupa data dan pembahasan

dari data-data yang diperoleh.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran

yang ditujukan kepada pihak perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

1

BAB II

STUDI LITERATUR

2.1. Sistem

Sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu

untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem terdiri dari beberapa elemen sistem

dimana antar elemen saling berhubungan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan

tertentu. Berikut adalah penjelasan mengenai hubungan elemen dalam suatu

sistem.

1. Entitas

Entitas merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam sistem.

Entitas juga dapat disebagai objek dari sebuah sistem. Endtitas sendiri

adalah item yang diproses dalam sistem (input dan output dari sistem).

Entiti dalam suatu sistem tidak selalu sama dan memilikki karakteristik

yang berbeda. Untuk mendefinisikan sebuah entity terdapat atribut. Atribut

adalah sifat atau hal-hal yang melekat pada entitas untuk membantu

berlangsungnya simulasi. Contoh atribut adalah waktu kedatangan

kustomer yang ingin service motor.

2. Aktifitas

Aktifitas adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam sistem baik

langsung maupun tidak langsung oleh entitas dan resources. Segala

aktifitas berperan dalam pengolahan entitas. Aktifitas diklasifikasikan

menjadi tiga jenis yaitu entity processing (ex: check in), entity and

resource movement (ex: riding in an elevator), dan yang terakhir resource

adjustments, maintenance, and repair.

3. Resources

Resources adalah sumber daya yang digunakan untuk memproses entitas.

Biasanya resource merupakan sekelompok dari beberapa individu yang

Page 11: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

2

membentuk server yang melayani atau membantu berjalannya aktifitas

dalam sebuah sistem. Namun fasiltas seperti peralatan, mesin dan alat

pendukung yang lainnya juga dapat digolongkan sebagai resources.

Contohnya adalah dalam pom bensin, resource dari sistem ini adalah para

pekerjanya dan mesin-mesinnya.

4. Kontrol

Control adalah aturan main atau juga disebut dengan SOP, untuk

bagaimana sebuah sistem bekerja. Dengan adanya elemen kontrol ini,

maka sebuah sistem dapat berjalan dengan ketentuan-ketentuan/langkah-

langkah tertentu sehingga dapat berjalan dengan baik. Contoh controlling

dalam sebuah sistem adalah penjadwalan atau tata cara untuk kedatangan

nasabah.

5. Variabel

Variabel adalah suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif)

atau nilai mutu (kualitatif). Variabel merupakan pengelompokan secara

logis dari dua atau lebih atribut dari objek yang diteliti. Dalam hal ini,

variabel adalah informasi yang mencerminkan banyaknya karakteristik

dari sebuah entitas. Berikut adalah macam-macam variabel:

a. Variabel Keputusan

Variabel keputusan adalah variabel yang memberikan keputusan

untuk memperbaiki kondisi sistem yang sudah ada atau untuk

mendapatkan tujuan yang diinginkan. Variabel ini juga disebut

sebagai variabel independen. Oleh karena itu dengan adanya

pergantian variabel keputusan, maka akan mempengaruhi sistem

secara keseluruhan. Contoh variabel keputusan adalah menentukan

menambah mesin atau tidak.

b. Variabel Respon

Page 12: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

3

Variabel respon adalah aksi atau dampak setelah adanya variabel

keputusan. Sehingga variabel respon dipengaruhi oleh variabel

keputusan. Karena terjadi setelah adanya keputusan, maka variabel

ini juga sering disebut sebagai variabel performansi. Contohnya

adalah panjangnya antrian yang berkurang atau tidak.

c. Variabel Status

Variabel status adalah kondisi atau status sistem pada waktu tertentu.

Variabel respon adalah ringkasan perubahan variabel status dari

waktu ke waktu. Variabel status digolongkan di variabel dependen.

2.2. Ergonomi

Secara umum definisi-definisi ergonomi yang ada membicarakan masalah-

masalah hubungan antara manusia pekerja dengan tugas-tugas dan pekerjaannya

serta desain dari objek yang digunakannya. Pada dasarnya kita boleh mengambil

definisi ergonomi dari mana saja, namun demikian perlu kita sesuaikan dengan

apa yang sedang kita kerjakan. Di bawah ini ditampilkan beberapa definisi

ergonomi yang berhubungan dengan tugas, pekerjaan dan desain (Tarwaka,

Solichul HA.Bakri dan Lilik Sudiajeng , 2004 : 6-7).

Ergonomics is the aplication of scientific information about human being

(and scientific methods of acquiring such information) to the problems of

design.

Ergonomics is the study of human abilities and characteristics which

affect the design of equipment, systems and job.

Ergonomics is the ability to apply information regarding human

characters, capacities, and limitation to the design of human tasks,

machine system, living spaces, and environment so that people can live,

work and play safely, comfortably and efficiently.

Page 13: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

4

Ergonomic design is the application of human factors, information to the

design of tools, machines, systems, tasks, jobs and environments for

productive, safe, comfortable and effective human functioning.

Apabila kita hanya mencermati definisi-definisi tersebut secara sepintas, maka

ruang lingkup ergonomi terasa sempit, karena hanya membicarakan antara

manusia dengan tugas dan pekerjaannya. Namun demikian, apabila kita lebih

dalam mencermatinya, maka ruang lingkup ergonomi akan sangat luas dan

mencakup segala aspek, tempat dan waktu. Dengan demikian, ergonomi dapat

diterapkan pada aspek apa saja, di mana saja dan kapan saja. Sebagai ilustrasi,

bahwa sehari semalam kita mempunyai 24 jam dengan distribusi secara umum

adalah 8 jam di tempat kerja, 2 jam di perjalanan, 2 jam di tempat rekreasi, olah

raga dan lingkungan sosial serta selebihnya (12 jam) di rumah. Sehingga

penerapan ergonomi tidak boleh hanya berfokus pada 8 jam di tempat kerja dan

melupakan 16 jam lainya. Untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik, maka

siklus ke-24 jam tersebut harus menjadi perhatian dalam kajian ergonomi.

Dari uraian tersebut maka selanjutnya kita dapat mendefinisikan ergonomi

sebagai berikut: “Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk

menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik

dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan

manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan

menjadi lebih baik”. Sedangkan yang dimaksud dengan kualitas hidup manusia

pekerja, sesuai yang ditetapkan oleh organisasi perburuhan internasional (ILO),

secara umum adalah sebagai berikut:

1. work should respect the workers’life and health.

2. work should leave the worker with free time for rest and leisure.

3. work should enable the worker to serve society and achieve self-fulfillment

by developing his personal capacities.

Page 14: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

5

Dengan demikian pencapaian kualitas hidup manusia secara optimal, baik di

tempat kerja, di lingkungan sosial maupun di lingkungan keluarga, menjadi tujuan

utama dari penerapan ergonomi.

2.2.1. Tujuan Ergonomi

Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah :

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan

cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,

mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial,

mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan

jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak

produktif.

3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,

ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan

sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

2.3. Lean Manufacturing

Lean manufacturing merupakan suatu konsep untuk meminimalkan waste

dimana semua orang dalam seluruh organisasi bekerjasama untuk

mengeliminasi waste. Lean manufacturing merupakan konsep dari Toyota

Production System dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah kerja

dengan menghilangkan waste dan mengurangi pekerjaan yang tidak perlu,

biaya yang lebih rendah, kualitas yang lebih tinggi dan Lead Time yang lebih

pendek.

Lean difokuskan untuk memberikan nilai lebih untuk bisnis dan pelanggan

dengan meningkatkan kecepatan dan meminimalkan waste dengan melakukan

balancing process flow. Lean haruslah berdampingan dengan struktur

organisasi, budaya dan system pelaporan performa manajemen untuk memberikan

hasil jangka panjang. Proses yang sudah baik, system dan tingkah laku

Page 15: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

6

sebaiknya tidak dihilangkan pada saat menerapkan Lean. Konsep Lean harus

konsisten dengan metode improvement yang lain dan harus dirajut bersama -

sama. Penghilangan waste akan membawa benefit pengurangan biaya dan

sebagai pra syarat untuk membuat Lean process. Lean juga disebut suatu filosofi

bisnis, bukan hanya teknik-teknik atau alat-alat. Lean berarti mengerjakan sesuatu

dengan cara sederhana dan seefisien mungkin, namun tetap memberikan kualitas

superior dan pelayanan yang sangat cepat kepada pelanggan.

Manajemen organisasi perlu menyerap pemikiran Lean agar menjadi Lean. Hal itu

perlu menanamkan dalam bentuk kultur (culture), ukuran-ukuran (metrics),

kebijakan-kebijakan (policies), prosedur-prosedur (procedures), dan pada

akhirnya adalah alat-alat atau teknik-teknik Lean (Lean tools or techniques). Lean

Production berarti "doing more and more with less and less", artinya

memproduksi semakin banyak dalam waktu yang semakin singkat, dengan

modal lebih sedikit. Dengan ruang produksi yang lebih kecil, jumlah mesin,

tenaga kerja dan material yang lebih sedikit.

Lean Production adalah suatu pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi

dan mengeliminasi pemborosan, yaitu kegiatan yang tidak memberi nilai

tambah melalui aktifitas peningkatan terus-menerus serta mengoptimalkan

value stream. Penerapan Lean Production akan menciptakan proses produksi

yang mengalir yang ditarik dan dikendalikan sesuai dengan derap permintaan

pelanggan. Penerapan Lean Production juga ditujukan untuk mengeliminasi

inventori yang belum diperlukan (berlebih).

2.4. Alat – alat Pengendali Proses Produksi

2.4.1. Fish Bone Diagram

Diagram fish bone adalah gambaran sebuah model sugestif dari hubungan antara

sebuah kejadian atau pun peristiwa. Struktur dari diagram tersebut membantu para

Page 16: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

7

pengguna untuk berfikir secara sistematis. Beberapa kelebihan dari konstruksi

diagram tulang ikan antara lain membantu memberikan sebuah pertimbangan akar

sebab akibat dari suatu permasalahan dengan pendekatan struktur, mendorong

adanya partisipasi kelompok dan meningkatkan pengetahuan anggota kelompok

terhadap proses analisis penyebab suatu masalah, dan mengidentifikasi area

dimana data seharusnya dikumpulkan untuk penelitian yang lebih lanjut.

Gambar 2.1. Fish bone diagram

Fish bone diagram terlihat seperti tulang ikan, diagram tulang ikan dapat

digunakan juga untuk mempertimbangkan risiko dari berbagai penyebab suatu

permasalahan yangterjadi pada setiap proses.

2.4.2. Diagram Pareto

Diagram Pareto adalah grafik batang yang menunjukkan suatu permasalahan

didalam proses berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah terbanyak

ditunjukkan oleh grafik batang tertinggi yang ditempatkan disisi paling

kiri,masalah yang paling sedikit terjadi,terletak pada sisi paling kanan yang

ditunjukan grafik batang yang paling rendah Gaspersz ( 2001:46 ).

MATERIAL METHODE

ENVIRONMENT MAN

Page 17: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

8

Gambar 2.2. Diagram pareto

2.5. Jenis Pemborosan (Waste)

Lean mendefinisikan 7 (tujuh) jenis waste yang akan dieliminasi atau

diminimalkan.Ketujuh waste tersebut adalah:

1. Over Production

Waste atau pemborosan yang terjadi karena kelebihan produksi baik yang

berbentuk finished goods (barang jadi) maupun WIP (barang setengah jadi)

tetapi tidak ada order / pesan dari customer. Beberapa alasan adanya over

production (kelebihan produksi) antara lain waktu setup mesin yang lama,

kualitas yang rendah, atau pemikiran “Just in case” ada yang

memerlukannya.

2. Waiting

Saat seseorang atau mesin tidak melakukan pekerjaan, status tersebut

disebut menunggu. Menunggu bisa dikarenakan proses yang tidak seimbang

sehingga ada pekerja maupun mesin yang harus mengunggu untuk

melakukan pekerjaannya, adanya kerusakkan mesin, supply komponen yang

terlambat, hilangnya alat kerja ataupun menunggu keputusan atau informasi

tertentu.

Page 18: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

9

3. Inventory

Waste atau pemborosan yang terjadi karena Inventory adalah akumulasi dari

finished goods (barang jadi), WIP (barang setengah jadi) dan bahan mentah

yang berlebihan di semua tahap produksi sehingga memerlukan tempat

penyimpanan, modal yang besar, orang yang mengawasinya dan pekerjaan

dokumentasi (Paparwork).

4. Ineffisiensi Transportation

Waste atau pemborosan yang terjadi karena tata letak (layout) produksi yang

buruk, pengorganisasian tempat kerja yang kurang baik sehingga

memerlukan kegiatan pemindahan barang dari satu tempat ke tempat

lainnya. Contohnya letak gudang yang jauh dari produksi.

5. Over Processing

Tidak setiap proses bisa memberikan nilai tambah bagi produk yang

diproduksi maupun customer. Proses yang tidak memberikan nilai tambah

ini merupakan pemborosan atau proses yang berlebihan. Contohnya : proses

inspeksi yang berulang kali, proses persetujuan yang harus melewati banyak

orang, proses pembersihan. Semua customer menginginkan produk yang

berkualitas, tetapi yang terpenting adalah bukan proses Inspeksi berulang

kali yang diperlukan tetapi bagaimana menjamin kualitas produk pada saat

pembuatannya. Yang harus dilakukan adalah mencari root cause (akar

penyebab) dari suatu permasalahan dan ambilkan tindakan (counter

measure) yang sesuai dengan akar penyebab tersebut.

6. Motion

Waste atau pemborosan yang terjadi karena gerakan – gerakan pekerja

maupun mesin yang tidak perlu dan tidak memberikan nilai tambah

terhadap produk tersebut. Contohnya peletakan komponen yang jauh dari

Page 19: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

10

jangkauan operator, sehingga memerlukan gerakan melangkah dari posisi

kerjanya untuk mengambil komponen tersebut.

7. Defect

Waste atau pemborosan yang terjadi karena buruknya kualitas atau adanya

kerusakkan (defect) sehingga diperlukan perbaikan. Ini akan menyebabkan

biaya tambahan yang berupa biaya tenaga kerja, komponen yang digunakan

dalam perbaikan dan biaya – biaya lainnya.

2.6. Pengembangan dan Perancangan Produk

Penerapkan proses perancangan ini terhadap berbagai masalah (kebutuhan) dalam

berbagai kompleksitasnya dengan menemukan dan merencanakan suatu proses,

system, atau komponen sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan (Veronica et al,

2005). Perancangan teknik adalah sebagai suatu proses dalam pengambilan

keputusan dengan menggunakan dasar matematika, ilmu teknik, dan sains untuk

diterapkan dengan konversi sumber daya secara optimal sehingga dapat mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, berdasarkan Accreditation Board of Engineering and

Technology (2002). Umumnya dalam mengembangkan dan merancang suatu

produk, perlu pemahaman terhadap konsep dasarnya, yang meliputi tantangan

yang dihadapi dalam pengembangan produk, perspektif terhadap pengembangan,

kriteria keputusan yang dihadapi dan karakter dari pengembangan produk.

2.6.1. Perspektif dalam Pengembangan dan Perancangan Produk

Produk adalah sesuatu yang dapat dijual oleh sebuah perusahaan kepada

konsumen. Pengembangan dan perancangan produk merupakan serangkaian dari

aktivitas yang diawali dari peluang pasar dan analisa persepsi, yang selanjutnya

diakhiri pada tahap proses produksi, penjualan produk dan pengiriman produk

(Ulrich dan Eppinger, 2012: 2).

Bermacam industri banyak melakukan pengembangan terhadap produk dengan

efektif dan mensejajarkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi dengan

Page 20: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

11

sangat baik, seringkali dikarenakan mereka dipengaruhi oleh pasar konsumen

yang dapat berubah dengan cepat. Adapun kasus dimana industri dapat

berkembang pada lingkungan yang stabil dimana pengembangan produk dapat

berlangsung lambat dan secara perlahan-lahan. Dalam situasi atau kondisi apapun

baik itu saat industri berubah cepat ataupun stabil pengembangan produk tetap

memiliki resiko yang tinggi.

Keberhasilan pengembangan suatu produk sangat terpaut dari respon konsumen.

Produk yang dihasilkan dari pengembangan dapat dikatakan sukses apabila

terdapat respon positif dari konsumen yang diiringi dengan tindakan dan

keinginan untuk membeli produk. Identifikasi terhadap kebutuhan konsumen

adalah fase paling awal dalam proses pengembangan produk, karena pada tahapan

ini merupakan penentuan arah dari pengembangan suatu produk. (Ulrich dan

Eppinger, 2012 : 2).

2.6.2. Tantangan dalam Pengembangan Produk

Upaya pengembangan suatu produk menjadi usaha yang komplek dan

menyeluruh. Sedikit perusahaan yang mampu meraih sebuah kesuksesan yang

dapat dicapai lebih dari separuh waktu dalam pengembangan. Kenyataan ini

memberikan tantangan yang berat bagi tim dalam proses pengembang produk.

Beberapa hal yang menyebabkan usaha dalam pengembangan produk cukup

menantang yaitu (Ulrich dan Eppinger, 2012 : 6):

a. Trade-offs, ibarat pesawat terbang kini dapat dibuat lebih ringan, tetapi

tindakan ini akan meningkatkan biaya manufaktur. Aspek yang paling sulit

dalam pengembangan produk salah satunya adalah memahami,

mengetahui, dan mengendalikan pertentangan (trade-offs) sebagaimana

kasus pada pesawat terbang tersebut.

b. Dinamika, seiring perkembangan dalam hal teknologi, selera konsumen

berubah, pesaing merilis produk baru dan kondisi lingkungan yang makro

Page 21: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

12

ekonomi berubah. Bagaimana menarik keputusan pada lingkungan yang

secara konstan selalu berubah adalah tantangan yang berat.

c. Lengkap, terkait pemilihan akan menggunakan baut atau dengan katup

yang pas dengan bagian penutup komputer maka memiliki keterkaitan

ekonomi yang cukup besar. Pada proses pengembangan sebuah produk

sering menjumpai banyak permasalahan terkait kelengkapan serupa.

d. Tekanan Waktu, yaitu apabila tersedia cukup waktu maka setiap kesulitan

akan dengan mudah untuk dikendalikan, akan tetapi seringkali keputusan

pada proses pengembangan suatu produk harus diambil dengan cepat

tanpa memiliki informasi yang lengkap.

e. Faktor Ekonomi, dimana pengembangan sebuah produk baru, proses

produksi dan pemasaran terhadap produk baru memerlukan investasi yang

cukup besar. Demi mendapat timbal balik yang layak untuk investasi

tersebut maka produk yang dihasilkan harus dapat menarik bagi konsumen

dan relatif tidak mahal pada proses produksi.

2.6.3. Karakter Pengembangan Produk

Terbagi menjadi lima tipe karakter dalam pengembangan sebuah produk (Ulrich

dan Eppinger, 2012 : 19). Karakter tersebut dapat disesuaikan dengan tujuan dan

kemampuan dari perusahaan, lima tipe ini yaitu:

a. Tipe generic (market pull), untuk tipe ini perusahaan memulai dengan

peluang pasar lalu menemukan teknologi yang tepat untuk memenuhi

kebutuhan konsumen. Contoh pada penerapan tipe ini adalah barang-

barang untuk keperluan alat bantu kerja, olahraga, dan furniture.

b. Tipe technology push, untuk tipe ini perusahaan memulai dengan suatu

teknologi baru, yang selanjutnya mendapatkan pasar yang sesuai.

Perbedaan pada tipe market pull adalah pada tahap pencanaan yang

melibatkan kesesuaian antara kebutuhan pasar dan teknologi. Diasumsikan

bahwa teknologi yang digunakan telah tersedia pada proses pengembangan

konsep.

Page 22: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

13

c. Produk platform, untuk tipe ini diasumsikan bahwa perusahaan akan

membuat produk baru berdasarkan sub-sistem teknologi yang sudah ada.

Beberapa contoh yang dikembangkan menggunakan karakter ini adalah

peralatan elektronik, printer dan komputer.

d. Process intensive, karakteristik produk pada tipe ini sangat dibatasi dari

proses produksi. Dari awal proses produksi, proses dan produk harus

dikembangkan bersama-sama dan harus sudah dispesifikasikan. Contoh

penggunaan process intensive yaitu pada pengembangan bahan kimia,

semikonduktor, dan makanan ringan.

e. Customized, Produk baru pada tipe ini memungkinkan sedikit variasi dari

model yang sudah ada. Tipe ini diaplikasikan pada pengembangan produk

container, baterai, motor, dan saklar.

2.6.4. Tipe Proyek Pengembangan Produk

Terdapat 4 tipe proyek pengembangan produk berdasarkan pengelompokan

(Ulrich dan Eppinger, 2012 : 55-56) yaitu:

a. Platform produk baru, pada tipe proyek ini perancangan suatu keluarga

produk baru berdasarkan platform yang baru dan umum melibatkan usaha

pengembangan utama. Dengan meluncurkan produk baru maka dapat

termasuk kategori pasar dan produk yang sudah dikenal.

b. Turunan dari platform dari produk yang telah ada, sehingga proyek ini

memperpanjang platform produk agar lebih baik dalam memasuki pasar

yang sudah dikenal menggunakan satu atau lebih produk baru.

c. Perkembangan dalm perbaikan terhadap produk yang telah ada, pada

proyek ini probabilitas hanya melibatkan modifikasi atau penambahan

pada beberapa detail terhadap produk yang sudah ada untuk menjaga lini

produk yang telah memiliki pesaing.

d. Pada dasarnya produk baru, yaitu proyek ini mengaitkan produk dimana

sangat berbeda atau dengan teknologi produksi dan memungkinkan

membantu dalam memasuki pasar dimana belum dikenal dan baru. Pada

Page 23: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

14

dasarnyan proyek-proyek tersebut memiliki lebih banyak resiko, yang

merupakan keberhasilan untuk jangka panjang perusahaan dapat

bergantung terhadap apa yang sudah dipelajari dari proyek-proyek penting

yang telah dikerjakan.

2.7. Concept Development Process

Berdasarkan spesifikasi teknis dan permintaan konsumen (Voice of Customer)

akan diwujudkan konsep yang akan dapat mengarahkan kualitas produk secara

umum diagram alir fase pengembangan konsep (Ulrich dan Eppinger, 2012 : 94),

terlihat digambar berikut:

Identify

Customer

Needs

Establish

Target

Specifications

Generate

Product

Concepts

Select

Product

Concepts

Test

Product

Concepts

Set Final

Specifications

Plan

Downstream

Development

Perform Economic Analysis

Benchmark Competitive Products

Build and Test Models and Prototype

Mission

Statement Development

Plan

Gambar 2.3. Proses Konsep Pengembangan Produk

Tahapan proses tersebut dilakukan dalam Concept Development Process yang

terdiri dari bagian Marketing, Design, Manufacture dan Quality Control. Maksud

dari masing-masing tahapan adalah:

1) Mengidentifikasi kebutuhan konsumen

Tujuan dari mengidentifikasi kebutuhan konsumen adalah untuk

mengetahui kebutuhan konsumen dari sebuah produk yang akan

dirancang. Dengan melakukan interview terhadap konsumen secara

langsung maupun pengambilan data dengan kuesioner.

2) Membuat Spesifikasi Target

Sasarannya adalah menentukan spesifikasi produk, yang merupakan

translansi dari apa yang dibutuhkan oleh konsumen kedalam terminologi

teknis.

3) Analisa kompetisi produk

Page 24: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

15

Untuk memahami spesifikasi produk yang sudah ada dipasaran maka

diperlukan Benchmark Competitive Product bertujuan untuk melakukan

perbandingan pada produk yang telah ada dipasaran melaui produk yang

akan dibuat sehingga mampu mengetahui keunggulan dari produk yang

akan dibuat.

4) Pengembangan konsep

Guna meneliti lebih jauh pada produk yang akan dibuat apakah sudah

memenuhi kebutuhan konsumen atau masih perlu dikembangkan.

5) Pemilihan konsep

Untuk menyeleksi konsep-konsep yang telah dibuat melalui metode

screening dan scoring, sehingga diperoleh desain produk yang memenuhi

kriteria konsumen, biaya murah dapat diproses dan diperiksa (Quality

Control).

6) Penyempurnaan spesifikasi

Setelah melakukan pemilihan konsep maka dilakukan penyempurnaan

spesifikasi berdasarkan produk dari konsep yang terpilih untuk

mendapatkan spesifikasi terbaik sesuai kebutuhan.

7) Analisa secara ekonomi

Tujuannya adalah untuk menghitung biaya pengembangan dan pembuatan

untuk jangka waktu tertentu serta untuk membuat model produk bernilai

ekonomis.

8) Perencanaan Proyek

Menetapkan jadwal pelaksanaan proyek secara keseluruhan

(pengambangan produk, pengadaan material, penetapan biaya produksi,

penentuan waktu produk selesai, kontrol kualitas dan pengiriman ke

konsumen).

2.8. Study Solidwork for 3D Design

Solidwork merupakan software yang digunakan untuk membuat desain produk

dari yang sederhana sampai yang kompleks seperti roda gigi, cashing handphone,

Page 25: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

16

mesin mobil, dsb. Software ini merupakan salah satu opsi diantara desain software

lainnya sebut saja catia, inventor, Autocad, dll. Namun bagi yang berkecimpung

dalam dunia teknik khususnya teknik mesin dan teknik industri, file ini wajib

dipelajari karena sangat sesuai dan prosesnya lebih cepat daripada harus

menggunakan autocad. File dari solidwork ini bisa di ekspor ke software analisis

semisal Ansys, FLOVENT, dll. Desain kita juga bisa disimulasikan, dianalisis

kekuatan dari desain secara sederhana, maupun dibuat animasinya.

2.8.1. Template SolidWorks

Template yang terdapat pada Solidworks antara lain sebagai berikut:

1. Part

Part adalah sebuah object 3D yang terbentuk dari feature – feature. Sebuah

part bisa menjadi sebuah komponen pada suatu assembly, dan juga bisa

digambarkan dalam bentukan 2D pada sebuah drawing. Feature adalah

bentukan dan operasi – operasi yang membentuk part. Base feature merupakan

feature yang pertama kali dibuat. Extensi file untuk part SolidWorks adalah

.SLDPRT.

2. Assembly

Assembly adalah sebuah fitur dimana part, feature dan assembly lain (Sub

Assembly) dipasang/disatukan bersama. Extensi file untuk SolidWorks

Assembly adalah .SLDASM.

3. Drawing

Drawing adalah fitur yang digunakan untuk membuat gambar kerja 2D/2D

engineering drawing dari komponen tunggal (part) maupun Assembly yang

sudah kita buat. Extensi file untuk SolidWork drawing adalah .SLDDRW.

Page 26: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

17

Berikut ini gambar 2.10 yang memperlihatkan 3 template dari solidwork.

Gambar 2.4. Template solidwork

(Screen shoot Solidwork liscene 2014)

2.8.2. Simulasi

Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-operasi atau proses- proses yang

terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh

beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah

(Law and Kelton, 1991). Dalam simulasi digunakan komputer untuk mempelajari

sistem secara numerik, dimana dilakukan pengumpulan data untuk melakukan

estimasi statistik untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem.Pada tahap

simulasi bertujuan untuk mengetahui distribusi tegangan yang terjadi, maka kita

harus mengetahui properties benda yang dianalisa, baik itu dimensi dan ukuran.

Dalam melakukan analisa struktural bisa dengan metoda Finite Elemen Metode

(FEM), terlebih dahulu ditentukan aplikasi penggunaan perangkat lunak yang

akan digunakan. Sofware FEM yang bisa diketahui dipasaran dan sering

digunakan adalah MSC.NASTRAN, ABAQUS, ANSYS, LSDYNA, dan lainnya.

Pengguna software FEM kemudian terbiasa melihat GUI (graphic user interface)

Page 27: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

18

di mana suatu benda didiskritisasi menjadi sekian puluh bahkan ribu elemen.

Berkaitan dengan hal tersebut maka jika pengguna ingin mendapatkan hasil

dengan tingkat akurasi yang tinggi maka struktur ukuran elemen dan node yang

terdapat pada material benda yang disimulasikan dapat diperkecil.

Software bantu untuk menganalisa bisa juga dipergunakan solidwork meskipun

fiturnya tidak sedetail software FEM. Dari hasil analisa ini lokasi kerusakan oleh

akibat pembebanan yang terlalu tinggi dapat diketahui letak/posisinya secara dini,

sehingga dapat dipilih langkah antisipasi yang dipandang perlu sebelum alat yang

bersangkutan tersebut benar-benar tidak dapat beroperasi lagi.

Selama proses komputasi dalam pemrograman komputer dikenal dengan

istilah iterasi yang merupakan sifat tertentu dari algoritma atau program

komputer di mana suatu urutan atau lebih dari langkah algoritmik dilakukan

di loop program sehingga merupakan suatu teknik perulangan yang digunakan

pada penulisan program. Apapun yang dimasukkan ke dalam software tentu akan

menghasilkan sesuatu, baik itu berupa angka atau berupa error.

Page 28: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Peneliti

menggunakan jenis penelitian deskriptif karena bertujuan untuk mengumpulkan,

merangkum, serta meng-interpretasikan data-data yang diperoleh, yang

selanjutnya diolah kembali sehingga nantinya dapat menghasilkan gambaran

yang jelas dan menyeluruh mengenai hasil perubahan proses terutama pada

machine plug di PT. Yutaka Manufacturing Indonesia. Data-data yang diperoleh

akan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan diagram pareto, diagram

sebab-akibat (fishbone), brainstorming, evaluasi terhadap kemampuan alat, dan

biaya.

Informan penelitian berasal dari pimpinan kerja, operator, dan staf produksi.

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi i) Data Primer yang

berupa data observasi langsung peneliti dan ii) Data Sekunder yang berupa

data produksi dan jadwal data reject produk dalam proses tersebut . Metode

pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode

observasi dan dokumentasi.

Adapun kerangka berpikir untuk penelitian ini disajikan pada gambar 3.1

Page 29: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

2

Gambar 3.1. Kerangka Berpikir Penelitian

Identifikasi Masalah - Menetapkan latar belakang

masalah, perumusan masalah,

tujuan, asumsi, dan manfaat

penelitian

Study Literatur - Study proses Produksi

- Analisa proses Produksi

- Pengembengan Proses Produksi

Masalah Awal Proses belum dilakukan secara

konsisten yang mengakibatkan

besarnya nilai wasting time

bertambah

Observasi Awal - Wawancara operator produksi,

staf produksi, dan staf Quality

- Pengamatan langsung

Metode Penelitian - Menetapkan tahap penelitian

dengan metode deskriptif

kuantitatif - Diagram pareto dan fishbone

(sebab-akibat)

Pengumpulan Data - Data Produksi dan data reject

produk

- Cycle time proses

Mulai

A

A A

Page 30: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

3

Gambar 3.1. (Lanjutan) Kerangka Berpikir Penelitian

Y

a

T

id

a

k

Melakukan Perancangan

Machine pengisian pasir

Analisis Dampak - Aspek Teknis - Aspek 4M + 1E - Aspek Waktu - Aspek Kualitas - Aspek Finansial

Analisis

- Melakukan trial dengan

metode pendekatan proses

-

Selesai

Kesimpulan dan Saran

Melakukan Uji Coba Alat dan

Implementasi Machine

A

Page 31: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

4

1.1. Kerangka Berfikir Penelitian

Secara garis besar tahapan penelitian adalah sebagai berikut :

3.1.1. Masalah Awal

Masalah Awal merupakan kejadian dimana suatu kondisi tidak normal terjadi di

proses produksi. Pada penelitian kali ini, masalah awal ini diperoleh berdasarkan

informasi secara lisan dari pimpinan kerja.

3.1.2. Observasi Awal

Observasi Awal merupakan suatu aktivitas yang meliputi wawancara kepada

operator produksi untuk mengetahui proses plug pipa, staf produksi untuk

mengetahui data produksi, staf quality untuk memperoleh data stop line. Uji coba

metode kerja dengan machine seadanya. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui

pendekatan metode kerja terhadap perencanaan desain.

3.1.3. Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah merupakan penjabaran dari hasil observasi yang telah

dilakukan, yang kemudian ditetapkan latar belakang masalah yang sedang

dihadapi oleh seksi engineering. Setelah itu, ditentukan perumusan masalah dari

latar belakang yang telah dijelaskan. Dari rumusan masalah tersebut dapat

diketahui tujuan dari penelitian yang akan menjawab semua masalah yang telah

dirumuskan. Setelah itu, ditentukan batasan-batasan masalah agar penelitian tidak

keluar dari ruang lingkup yang telah ditetapkan dan beberapa asumsi untuk

membantu penyelesaian masalah-masalah yang telah dirumuskan.

3.1.4. Studi Literatur

Studi literatur merupakan suatu aktivitas yang bertujuan mendapatkan konsep

serta motode yang berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian yang akan

dicapai. Observasi awal dan studi literatur berjalan bersamaan dalam

menyelesaikan permasalahan yang diangkat, untuk menunjang teori-teori yang

akan digunakan sebagai panduan dalam penelitian dan sebagai informasi untuk

Page 32: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

5

membantu dalam memecahakan masalah. Teori-teori tersebut dapat berasal dari

buku-buku dan referensi referensi lain berupa jurnal yang berhubungan dengan

penelitian yang dilakukan. Literatur sangat penting dalam menentukan metode

yang digunakan dalam menyelesaikan masalah. Pada tahapan studi literatur ini,

literatur yang digunakan adalah mengenai Study proses produksi, analisa proses

produksi, dan teknologi pengembangan Proses otomasi.

3.1.5. Metode Penelitian

Metode Penelitian merupakan suatu aktivitas dalam menentukan tahapan-tahapan

penelitian. Tujuannya agar penelitian dapat dilakukan secara sistematis yang akan

menggambarkan tahapan-tahapan untuk mengidentifikasi, merumuskan,

menganalisa, memecahkan suatu masalah di mana pada akhirnya dapat ditarik

suatu kesimpulan dari masalah yang dijadikan sebagai objek penelitian. Metode

yang digunakan pada penelitian kali ini adalah metode deskriptif kuantitatif yang

bertujuan untuk mengumpulkan, merangkum, serta meng-interpretasikan data-

data yang diperoleh, yang selanjutnya diolah kembali sehingga nantinya dapat

menghasilkan gambaran yang jelas dan menyeluruh mengenai peningkatan

kualitas, metode proses dan keseimbangan proses produksi terutama pada proses

pengisisan pasir pada pipa.

3.1.6. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu aktivitas dalam melakukan rencana

perancangan alat semi otomasi pengisian pasir pada pipa.

1.2. Analisis Data

Pengumulan dan analisis data merupakan aktivitas dalam mengumpulkan data-

data yang dibutuhkan yang meliputi data primer dan data sekunder. Kemudian

data-data tersebut diolah sampai diperoleh data yang cukup untuk menyelesaikan

permasalahan yang ada.

Page 33: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

6

1.3. Melakukan perancangan machine pengisian pasir

Alat semi otomasi pengisian pasir pada pipa merupakan suatu aktivitas

pengembangan metode dengan berdasarkan data yang telah diperoleh.

1.4. Melakukan Uji coba Alat dan implementasi Machine

Melakukan Uji coba alat dan kestabilan machine di line produksi sesuai dengan

proses dan stasiun kerja yang sudah berjalan.Pengumpulan data terkait perubahan

metode proses kerja dan cycle time proses.

1.5. Analisis dampak

Analisis Dampak merupakan suatu aktivitas yang dilakukan setelah alat pengisian

pasir selesai dibuat dan sudah dioperasikan, kemudian melakukan evaluasi yang

meliputi aspek teknis, aspek 4M + 1E, aspek waktu, aspek kualitas, dan aspek

finasial.

Page 34: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

1

BAB IV

DATA DAN ANALISA

4.1. Spesifikasi Produk

PT. YMI sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri komponen

otomotif. , dimana dalam proses produksinya menghasilkan produk berupa

Muffler dan Diskbrake . Muffler menjadi peran penting dalam sebuah elemen

kendaraan dikarenakan muffler mempunyai pengaruh penting dalam pengendalian

hasil emisi yang sangat menjadi dasar standart layak jalan sebuah kendaraan. .

Salah satu produk yang akan dibahas pada tulisan ini adalah Muffler K18A pada

Exhaust yang digunakan sebagai alat pembuangan gas pembakaran pada

kendaraan roda dua dapat dilihat pada gambar 4.1. dibawah ini :

Gambar 4.1. Exhaust

Muffler K18A pada Exhaust di Produksi oleh Bending machine terbuat dari Pipa

berukuran 28,5mm berbahan SS400. Proses pembuatan Exhaust ini terdiri dari

beberapa proses dimulai dari Auto Collar, pengisian pasir, Proses Plug, Proses

Bending, Proses Unplug, Proses Checker.

Page 35: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

2

4.2. Data Analisa Permasalahan Pengisian Pasir

Masalah awal untuk penelitian ini diperoleh secara lisan dari pimpinan kerja seksi

Produksi, kemudian diperkuat oleh data yang tersaji pada tabel 4.1 Data Cycle

Time Produksi Exhaust Bulan Maret 2017.

Tabel 4.1. Data Cycle Time Produksi Exhaust Bulan Maret 2017

Data Cycle Time pada tabel 4.1. menunjukan perbedaan Cycle Time yang sangat

signifikan pada proses produksi. Dari data tabel tersebut, penyusun berkesimpulan

bahwa proses produksi belum seimbang. Data dapat dilihat pada sub bab 4.3.

Flow Process Produksi.

4.3. Flow Process Produksi

Data Flow process pembuatan produk Exhaust ini dapat di jadikan acuan apakah

kapasitas proses dapat memenuhi permintaan atau planning PPIC. Berikut data

Flow process pembuatan produk exhaust berserta Cycle Time masing- masing

proses tersaji pada tabel 4.2.

Page 36: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

3

Tabel 4.2. Flow Process and Cycle Time

PROSES CICLE TIME MAIN POWER

1.AUTO COLLAR 22 1 MP

2.PENGISIAN PASIR 36 1 MP

3.PROSES PLUG 15 1 MP

4.PROSES BENDING 38 1 MP

5.PROSES UNPLUG 34 1 MP

6.PROSES CHECKER 10 1 MP

7.PROSES REPAIR 14 1 MP

4.4. Analisis Cycle Time Pengisian Pasir

Data lain yang dapat menunjang analisa selain flow process adalah Cycle Time

proses itu sendiri. Cycle Time dijadikan acuan suatu proses terkait dengan

kapasitasnya. Yang menjadi suatu masalah dalam proses adalah ketika proses

tersebut dalam kondisi flowshop stations. Flowshop ialah suatu sistem proses

kerja yang berkelanjutan dari proses awal sampai proses produk Finish good.

Hubungannya pada kasus ini adalah bagaimana Cycle Time khususnya pada

proses plug bisa mendukung jalannya produksi dengan mengimbangi Cycle Time

proses yang lain. dengan acuan data Cycle Time yang berjalan. Berikut tabel 4.3.

breakdown data Cycle Time proses pengisian pasir pada line produk Exhaust:

Page 37: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

4

Tabel 4.3. Cycle Time Proses Pengisian Pasir

PROSES CYCLE TIME MAIN POWER

1.LOADING 4 1 MP

2.PENGISIAN PASIR 29 1 MP

3.UNLOADING 3 1 MP

Terlihat data pada tabel 4.3. waktu untuk pengisian pasir pada pipa dikatakan

masih tinggi. Pada proses pengisian pasir pada pipa mengalami kendala secara

metode dikarenakan harus dilakukan secara manual.

4.5. Penelitian Akar Masalah Pengisian Pasir

Setelah mendapatkan permasalahan berdasarkan data breakdown cycle time yang

disajikan pada gambar 4.3, kemudian masalah tersebut dianalisa menggunakan

diagram fishbone yang bertujuan untuk mengetahui penyebab utama dari masalah

awal yang ada. Untuk mengetahui penjabaran hasil dari diagram fishbone secara

menyeluruh dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2. Fishbone Proses Pengisian Pasir

Page 38: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

5

Dari uraian diatas dapat disimpulkan ada beberapa faktor utama yang menjadi

permasalahan yaitu terdiri dari MP harus melakukan pengisian secara berulang,

Tidak ada indikator tertentu untuk menentukan ketepatan posisi corong, Tidak ada

mesin dalam pengisian pasir, dan metode yang digunakan belum memiliki acuan

yang pasti.

Untuk mencari solusi tepat guna saya merencanakan melakukan trial proses

pengisian pasir.

4.5.1. Trial Metode Pengisian Pasir Manual

Gambar 4.3. Trial Proses Pengisan pasir manual

Trial metode proses gambar 4.3. masih menggunakan sistem manual. Trial

metode kerja terdiri dari dua yaitu Pemasangan corong dan Pengisian pasir

dengan gayung. Model Exhaust yang digunakan ialah K18G Exhaust (double

pipe). Lokasi trial metode pengisan pasir manual di sub line bending. Review

Trial yang didapat ialah Trial Cycle Time proses dan Trial metode pengisian pasir

pada pipa. Metode Trial yang pertama ialah Corong di posisikan pada pipe

kemudian di tekan dan yang kedua Pipa diisi dengan pasir yang di gayung dari

tempat penampungan dapat dilihat pada gambar 4.4. dan 4.5.

Page 39: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

6

Gambar 4.4. Corong Pasir

Gambar 4.5. Proses Pengisian Pasir

4.5.2. Tahapan proses pengisian pasir

Berikut tahapan proses pengisan pasir yang dilakukan :

1. Corong dipasang pada pipa.

2. Pada proses pengisian pasir, gayung pasir diarahkan pada corong yang

sudah dipasang pada pipa.

3. Pengisian pasir rata dengan pipa.

4. Pipa di lanjutkan pada proses bending.

Setelah hasil Trial berhasil dilakukan maka tahap selanjutnya melanjutkan ke

proses selanjutnya yaitu proses bending. Hasil trial yang dilakukan setelah proses

bending pipa mengalami pengerutan dapat dilihat pada gambar 4.6.

Page 40: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

7

Gambar 4.6. Hasil trial pipa setelah bending

Analisa dan Evaluasi dari hasil pengisian pasir kurang padat ataupun kurang

penuh dikarenakan pipa tidak di pukul atau di getarkan, hasil bending pipa

mengalami pengerutan dikarenakan pasir tidak memenuhi semua ruang pada

dalam pipa, sehingga ruang kosong pada pipa mengalami kerut akibat proses

bending, dan dimensi pipa bending menjadi berubah baik sudut maupun panjang

total, dikarenakan proses tarik pipa pada ruang kosong.

4.6. Perencanaan Perbaikan metode pengisian pasir

Perencanaan perbaikan di klasifikasikan kedalam beberapa poin diantaranya

Material, Mesin, Metode, Manusia, Lingkungan dapat dilihat pada tabel 4.4.

Perencanaan perbaikan proses pengisian pasir. Dari data tersebut memperlihatkan

bahwa metode yang digunakan pada proses tersebut belum efektif, sehingga

produk yang dihasilkan tidak sesuai kualitas yang diharapkan.

Page 41: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

8

Tabel 4.4. Perencanaan perbaikan metode pengisian pasir

4.7. Perancangan alat Pengisi Pasir

4.7.1. Pengisi Pasir

Mesin di desain dengan konsep semi auto dimana proses pengisian pasir dengan

menggunakan hopper dan stopper pneumatic. Ilustrasi desain 3D dapat dilihat

pada gambar 4.7.

Gambar 4.7. Desain 3D mesin

4.7.2. Handling system load and unload

Gambar desain pada 4.8. Pengembangan di area ini adalah dengan adanya

perubahan desain locator pipa. Desain ini berpengaruh pada loading pipa.

Page 42: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

9

Gambar 4.8. Desain Clamp Pipa

4.7.3. Sistem Pemrograman

Beberapa perancangan pada sistem elektrikal terdiri dari Pembuatan master

program mesin, Pembuatan squencing proses dengan mode auto manual, Wiring

elektrikal, dan Penambahan perangkat indikator proses.

4.7.4. Pendistribusian Pengerjaan Desain

Dari perancangan tersebut dibuat distribusi pengerjaan sebagai berikut:

Tabel 4.5. Pendistribusian pengerjaan

Terlihat dari tabel 4.5. beberapa point yang menjadi inti proses, antara lain Desain

Mesin, Distribusi specification sheet, Assembling machine. Gambar dibawah ini

ialah gambar 4.9. Assembling manufacturing machine

Page 43: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

10

Gambar 4.9. Assembling manufacturing machine

4.8. Pengujian Mesin Pengisian Pasir ( Vibrate Machine )

Pengujian alat ini terdiri dari 3 tahap antara lain Loading, Proses, dan Unloading .

1. Loading : Loading part dilakukan dengan memasang pipa pada jig clamp

serta pemasangan corong pada pipa pada gambar 4.10

Gambar 4.10. Loading part pada Machine

2. Proses : Starting proses dilakukan dengan memencet tombol Start

machine kemudian selector Filling pada kondisi ON pada gambar 4.11

Page 44: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

11

Gambar 4.11. Proses pengisian pasir

3. Unloading : Mengubah posisi selector filling pada mode OFF. Kemudian

mengangkat pipa dari jig clamp dan terkahir melepas corong dari pipa berisi

pasir pada gambar 4.12.

Gambar 4.12. Unloading proses pengisian pasir

4.9. Pembuatan Standart Operational Prosedur

Standar Operational Prosedur tersebut antara lain:

a. Melakukan pembersihan area kerja.

b. Memastikan machine pada kondisi ON.

c. Memastikan machine pada kondisi Auto.

d. Memastikan tidak ada part lain di area kerja.

e. Memahami proses kerja untuk memnghindari kecelakaan kerja.

Page 45: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

12

f. Membaca Indikator Sensor untuk mengetahui kondisi selector Filling pada

mode OFF.

g. Mengetahui standart proses kerja.

h. Memastikan Machine pada kondisi OFF setelah beroperasi.

i. Membersihkan area kerja setelah beroperasi.

4.10. Evaluasi Machine Pengisian Pasir

Setelah pengujian alat Pengisian Pasir selesai, kemudian data hasil pengujian

tersebut diolah dan dilakukan evaluasi terhadap beberapa aspek diantaranya :

4.10.1 Metode Tepat Guna Pengisian pasir

Pengisian pasir secara otomasi dapat membantu efisiensi dan efektifitas terhadap

metode proses kerja dibandingkan metode sebelumnya yang mana dilakukan

pengisian pasir secara manual.

4.10.2 Perubahan Proses Pengisian Pasir

Proses produksi mengalami perubahan metode dari sebelumnya metode manual

dirubah dengan menggunakan mesin. Berikut ilustrasi perubahan proses produksi

yang terlihat pada gambar 4.13.

Gambar 4.13. Desain Akhir Mesin Pengisian Pasir

Page 46: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

13

4.10.3 Aspek Evaluasi Perubahan Proses

Aspek ini meliputi beberapa point diantaranya:

a. Aspek Teknis

Aspek teknis dilihat dari hasil produk yang dihasilkan dengan metode

baru yang dibandingkan dengan metode lama. Dilihat dari target tabel

4.6, dapat disimpulkan bahwa kemampuan alat mampu mencapai 81.8

% dibandingkan alat yang masih manual sebesar 80.2 %, hasil deviasi

menunjukan 1.6%.

Tabel 4.6. Data Produksi Setelah Perubahan Proses

Month Process

Prosentase Planning

K18G PPIC

Production

Muffler K18G

SEPTEMBER Manual 80.2% 17280 13860

OKTOBER Manual 80.4% 17240 13878

NOVEMBER Machine 81.8% 17300 14150

b. Aspek 4M + 1E

Aspek ini meliputi dampak yang dihasilkan dari perubahan proses.

Machine : Kapasitas produksi meningkat

Material : Reject material karena proses berkurang

Method : Lebih konsiten karena ada konsep pokayoke pada locator.

Man : Pekerja operator produksi yang menangani muffler K18 A

tidak perlu memliki keahlian khusus.

c. Aspek Kualitas produk :

Aspek kualitas produk meliputi dari hasil kualitas produk. Produk yang

dihasilkan lebih stabil dikarenakan prosesnya dilakukan secara otomatis

dengan bantuan Vibrate Machine dalam proses pengisian pasir dapat

dilihat pada tabel 4.7.

Page 47: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

14

Tabel 4.7. Data Reject Produksi setelah perubahan proses

Metode Produksi Reject Product Prosentase

Manual 13860 53 8,03%

Machine 14150 24 0,01%

d. Aspek Waktu

Kondisi awal sebelum pengembangan alat 36 detik sedangkan setelah

adanya pembuatan Mesin pengisian pasir menjadi 21 detik dapat

dilihat pada tabel 4.8. dan Breakdown cycletime proses pengisian pasir

dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.8. Data Devisiasi Cycletime setelah perubahan proses

Metode Cycletime Deviasi

Manual 36s 15s

Machine 21s

Tabel 4.9. Data Breakdown Cycletime setelah perubahan proses

e. Aspek Finansial

Penggunaan Pasir yang terbilang material Consumable menjadi

menurun, karena adanya jig yang mengondisikan proses kerja menjadi

fix dapat dilihat pada tabel 4.10 dan 4.11

Page 48: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

15

Tabel 4.10. Data penurunan biaya consumable material

Consumable Pasir Steel ball (1 month)

Qty (karung) Price ( @: Rp.250.000,- )

Manual Process 40 Rp 20.000.000,00

Machine Process 32 Rp 18.000.000,00

Reduce Cost Rp 2.000.000,00

Tabel 4.11. Data penurunan biaya lembur karyawan

Overtime

Overtime (1 month)

Qty

(7MP) Cost ( @: Rp. 31.000,- ) / hr

Manual Process 420 hr Rp 13.020.000,00

Machine Process 280 hr Rp 8.680.000,00

Reduce

Cost Rp 4.340.000,00

Dari pengembangan proses produksi di dapat penurunan biaya total

sebesar Rp.2.000.000,00 + Rp.4.340.000,00 = Rp. 6.340.000,00/bulan.

Page 49: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Auto Filling Machine menjadi metode yang tepat digunakan untuk proses

pengisian pasir dengan sistem kerja secara otomatis maupun proses

pengisian pasir dalam proses yang lain.

2. Setelah melakukan perbaikan proses dengan membuat Auto Filling

Machine dengan metode kerja secara otomatis, didapatkan beberapa aspek

diantaranya :

a. Aspek Teknis

Alat mampu mencapai 81.8 % hasil produksi dibandingkan sebelumnya

sebesar 80.2 %, dengan hasil deviasi menunjukan 1.6%.

b. Aspek 4M + 1E

Aspek ini meliputi dampak yang dihasilkan dari perubahan proses.

Machine : Kapasitas produksi meningkat

Material : Reject material karena proses berkurang

Method : Lebih konsiten karena ada konsep pokayoke pada locator.

Man : Pekerja operator produksi yang menangani muffler K18A

tidak perlu memliki keahlian khusus.

c. Aspek Kualitas produk :

Produk yang dihasilkan lebih stabil dikarenakan prosesnya dilakukan

secara otomatis dengan bantuan Jig dalam proses pengisian pasir. Data

reject untuk proses auto sebesar 24 pcs dan proses sebelumnya sebesar

53 pcs, dengan nilai prosentase 0,38% dibanding 0,01%.

Page 50: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

2

d. Aspek Waktu

Kondisi awal sebelum ada improvement sebesar 36 detik sedangkan

setelah adanya pengembangan Auto Filling Machine menjadi 21 detik.

Deviasi dari perubahan tersebut sebesar 15 detik.

e. Aspek Finansial

Penggunaan pasir yang terbilang material Consumable menjadi

menurun, karena adanya jig proses yang dibuat secara fix. Dari

pengembangan proses produksi tersebut di dapat penurunan biaya

sebesar Rp.6.340.000,00/bulan.

3. Standart Operational Prosedur dibuat guna untuk memberikan instruksi

dan pemahaman proses kepada operator, dan hasil dari penerbitan Standar

Operational Prosedur tersebut operator cepat memahami proses kerja yang

dijalakan.

Page 51: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

3

5.2. Saran

Pengembangan metode prose produksi ini sangat berdampak baik pada

efisiensi dan efektifitas kerja sebuah perusahaan.

5.2.1 Saran untuk Perusahaan

1. Penerapan Auto Filling machine pada model produk lain.

2. Pengembangan Alat terkait dengan sistem Pokayoke perlu dikembangkan

kembali.

3. Pembuatan standart proses produksi untuk kasus yang sama.

5.2.2 Saran untuk Perguruan Tinggi

1. Perancangan desain bisa dijadikan bekal dasar materi perancangan pada

mahasiswa perguruan tinggi.

2. Penerapan proses Auto filling Machine dapat dijadikan referensi kepada

mahasiswa yang sedang menempuh Skripsi dan dapat dikembangan

mengikuti kondisi serapan teknologi pada tingkat Perguruan tinggi.

Page 52: PERANCANGAN DAN IMPEMENTASI MACHINE AUTO FILLING …

1

DAFTAR PUSTAKA

Averill M. Law & W. David Kelton, Simulation Modeling & Analysis, second

edition, McGraw-Hill, 1991; International.

Gaspersz, Vincent dan Avanti Vontana. 2011. Lean Six Sigma for Manufacturing

and Service Industries. Bogor: Penerbit Vinchristo Publication.

Tarwaka, Solichul H.A Bakri, dan Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi ;

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktifitas, UNIBA PRESS ,

Surakarta

Ulrich, Karl T. and Steven D. Eppinger. 2012. Product Design and Development.

FifthEdition, New York : McGraw-Hill, Inc

Veronica, Melisa, Trifena Wienda, Cecilia budiono, dan Laksito Purnomo. 2005.

Perancangan Produk “A Bookshelf”: Suatu Analisis Dan Penerapan

Perancangan Teknik. Prosiding seminar nasional perancangan produk

“Collaborative Product Design” Program Studi Teknik Industri

Universitas Atma Jaya Yogyakarta