Peranan Kegiatan Pramuka Dalam Proses Pendidikan Bahasa Dilingkungan Kampus
-
Upload
yaya-fradana -
Category
Documents
-
view
562 -
download
19
Transcript of Peranan Kegiatan Pramuka Dalam Proses Pendidikan Bahasa Dilingkungan Kampus
PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MELATIH BERBICARA DAN BERBAHASA DILINGKUNGAN
SEKOLAH
Oleh
NAMA : Yaya Fradana
NIM : F1A010089
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
U N I V E R S I T A S M A T A R A M
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI STRATA 1
DESEMBER 2010
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis hanturkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, Karena
berkat rahmat dan bimbinga-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
diberikan kenikamatan yang luar biasa yaitu kenikmatan kesehatan, dan tidak lupa
penulis haturkan selawat serta salam kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad saw,
karena berkat jasa-jasa beliaulah umat islam dapat terbebas dari zaman jahiliah
( kebodohan) menuju zaman terang menerang dan penuh dengan khasana ilmu. Makalah
yang berjudul “ Peranan Kegiatan Pramuka dalam Melatih Berbicara dan
Berbahasa Dilingkungan Sekolah”. Adalah bentuk aplikasi dan manfaat
ekstrakulikuler.
Keberhasilan penyelesain makalah ini, tidak lepas dari dukungan dan bantuan
beberapa pihak yang diantaranya:
1. Rektor Universitas Mataram : Prof.Ir.H.Sunarpi,Ph.D
2. Dekan Fakultas Teknik : Faturrahman, ST.MT
3. Ketua Jurusan Teknik Sipil : Ir. Joedono, MCE
4. Dosen Pembimbing Akademik : Rohani, ST.MT
5. Dosen Matakuliah : Drs.H. Nasaruddin M.Ali
6. Staf Jurusan : Tidak dapat disebut satu-persatu
7. Ibu Penulis : Hj. Khaerani
8. Bapak Penulis : Arham
9. Teman-teman Mahasiswa Teknik Sipil kelas ganjil
Dan semua pihak secara langsung maupun tidak langsung ikut berkontribusi
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini sengaja disusun untuk menyelesaikan tugas akhir semester mata
kuliah umum Bahasa Indonesia, materi yang tertuang didalam makalah ini berkaitan
dengan metode pengajaran Pramuka dan hubunganya dengan Pendidikan Bahasa,
disamping itu juga terdapat metode-metode yang mampu melatih berbicara dan
berbahasa dan diselipkan dengan berbagai macam kegunaan bahasa itu sebagai bahasa
persatuan Indonesia.
2
Makalah ini masih sangat jauh dari kesan sempurna. Karena itu, kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari para pembaca yang budiman sangat diharapkan, Karena
suatu karya dianggap memiliki pembaca yang banyak yaitu karya yang banyak
menerima kritik dan sara dari para pembacanya. Terimakasih penulis sampaikan kepada
semua pihak yang turut membantu lahirnya Makalah ini dan semoga bermanfaat.
Mataram, Desember 2010
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah…………………………………………….. 5
1.2. Perumusan Masalah………………………………………………… 6
1.3. Pembatasan Masalah……………………………………………….. 6
1.4. Tujuan Penulisan…………………………………………………… 7
1.5. Manfaat Penulisan…………………………………………………. 7
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Penjelasan tentang Pramuka…………………………………………… 7
3.2. Hubungan Pramuka dengan Pendidikan Berbahasa…………………….. 8
3.3.Metode kegiatan Pramuka dalam Melatih Berbicara dan Berbahasa …… 8
BAB III PENUTUP
4.1. Simpulan………………………………………………………………. 14
4.2. Saran-saran…………………………………………………………… 14
Daftar Pustaka
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi. Dengan bahasa seseorang dapat
mengembangkan kemampuan intelektualnya, kepekaan sosial dan kematangan
emosionalnya. Dengan bahasa seseorang dapat mengenal dirinya, mengenal budayanya
dan budaya orang lain. Dan dengan bahasa seseorang mengungkapkan gagasan dan
perasaan yang ada pada dirinya kepada orang lain. Namun penguasaan pengetahuan,
sikap dan ketrampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis)
pada siswa maupun mahasiswa dewasa ini masih bisa dibilang jauh dari harapan,
padahal sesungguhnya arah dari pembelajaran bahasa adalah untuk meningkatkan
kemampuan siswa agar bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat dominan dalam
keberhasilan pendidikan, karena Bahasa Indonesia merupakan penunjang dan
pendukung dalam mempelajari berbagai mata pelajaran. Rendahnya dalam pencapaian
kompetensi mata pelajaran ditengarai karena minimnya pemahaman dan penguasaan
kebahasaan.
Lingkungan juga memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan
kemampuan berbahasa. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama dan utama
yang memberikan pembelajaran pengembangan kemampuan berbahasa, semestinya bisa
meletakkan dasar – dasar tersebut karena kepekaan untuk berbicara pada lingkungan
tersebut.Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia yakni, meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan berbahasa belum sepenuhnya berhasil. Terbukti dari sekian banyak siswa
maupun mahasiswa di Sekolah maupun kampus masih merasa kesulitan dalam hal
mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca. Ironis memang, kenyataan yang
dialami. Siswa dan mahasiswa harus terbata – bata ketika mengkomunikasikannya di
depan kelas saat ini. Dilihat dari permasalahan tersebuta dapat kita lihat bahwa peranan
kemampuan berbahasa begitu penting.
5
Ketrampilan berbicara adalah kegiatan berkomunikasi secara lisan untuk membina aspek
– aspek bercakap – cakap dan memadukannya dengan aspek membaca dan
mendengarkan. Untuk memperoleh kemampuan berbicara ada 5 faktor yang berperan,
yaitu kesiapan belajar, kesiapan berfikir, kesempatan mempraktekkan, motivasi dan
bimbingan. Jika salah satu/ lebih faktor tersebut tidak dikuasai, maka kemungkinan akan
terjadi kelambatan dalam belajar dan kwalitas berbicara akan menurun ( Mackey, 1966 :
192)
Pramuka merupak ekstrakulikuler yang sangat popular di telinga masyarakat kita
terutama bagi para siswa, mahasiswa maupun para tenaga pengajar. Ekstrakulikuler ini
mengajarkan metode among( dibelakang menjadi pendorong) yang melatih para
anggotanya untuk mampu berbakti kepada masyarakat. Sehubung dengan tujuan tersebut
para anggota pramuka sangat erat dengan komunikasi atau berbahasa di lingkunagan
sekolah tugasnya.
Sesuai dengan permasalahan tentang kurang aktifnya kemampuan mahasiswa berbahasa
dilingkungan s dan dilihat dari tujuan utama dibentukanya organisasi Pramuka,
sehingga penulis membuat makalah ini denngan judul tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Dilihata dari latar belakang diatas mengenai peranan Pramuka dalam melatih berbahasa
dan berbicara, penulis menemukan beberapa permasalahan dalam proses melatih
berbahasa dan berbicara diantaranya:
1. Bagaimana hubungan pramuka dengan metode pendidikan bahasa?
2. Bagaimana proses pembimbingan berbicara dengan metode among?
3. Bagaiman cara meningkatkan motivasi dalam berkomunikasi?
4. Bagaimana dengan kurang minatanya remaja terhadap kegiatan pramuka?
1.3 Pembatasan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka pembahasan makalah
ini perlu membuat pembatasan masalah. Aspek-aspek yang akan diteliti di makalah ini:
6
1. Pengamatan dilihat dari mahasiswa universitas Mataram dan siswa sekolah
dasar
2. Lebih banyak melakukan bedah buku daripada melakakukan penelitian
3. Metode yang digunakan dengan metode among
1.4 Tujuan Penulisan
Pembuatan makalah ini tidak lain memberikan informasi kepada masyarakat tentang
pentingnya berbahasa yang baik dan benar disamping itu juga untuk menyelesaikan
tugas akhir semester.
1.5 Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Memberikan gambaran bahwa begitu pentingnya kemampuan berbahasa.
2. Memberikan gambaran mengenai manfaat pengucapan bahasa yang baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pramuka
Gerakan Pramuka merupakan satu-satunya organisasi yang diperkenankan dan ditugaskan
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia,
dengan menggunakan prinsip dasar metodik kepramukaan yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan perkembangan, keadaan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan
Negara.
Gerakan Pramuka bertujuan membentuk manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur,
yang sehat jasmani dan rohaninya, serta menjadi warga negara Republik Indonesia, yang
berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga
menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mencapai tujuan itu, Gerakan Pramuka
menghimpun anak-anak dan pemuda dalam satuan Pramuka, sesuai dengan golongan usia
dan jenis kelaminnya diantaranya Satuan Pramuka Penegak untuk mereka yang yang
7
berusia 16 s.d. 20 tahun, dan Satuan Pramuka Pandega untuk mereka yang berusia 21 s.d.
25 tahun. Satuan Pramuka tersebut merupakan bagian dari Gugusdepan Pramuka, yang
menjadi wadah pembinaan pribadi para Pramuka, dengan pimpinan, pembinaan dan
tanggung jawab anggota dewasa Untuk membina keterampilan serta pengembangan bakat
dan darma baktinya kepada masyarakat, dibentuklah Satuan Karya Pramuka.Untuk
melaksanakan pembinaan di Gugusdepan dan Satuan Karya tersebut.
Dari penjelasan diatas dapat kita lihat bahwa Pramuka juga termasuk dalam lingkungan
pendidikan
2.2 Hubungan Pramuka dengan Pendidikan Bahasa
Pramuka merupakan suatu organisasi yang berdiri sendiri dan tidak ikut terlibat dalam
dunia politik yang tujuan dibentuknya unttuk membina para ramaja sehingga mampu ikut
adil dalam perkembangan masyarakat
Dari uraian diatas dapat kita uraiakan begitu erat hubunganya pramuka dengan pendidikan
dan yang lebih khusus lagi tentang pendidikan bahasa Indonesia karena anggota pramuka
diharuskan untuk terjun langsung kemasyarakat sehingga mau tidak mau harus bisa
berbahasa dan menguasai ilmu komunikasi, dan mengajarkan anggotanya untuk
bertanggung jawab terhadap kegiatan tersebut. Dan tidak hanya itu saja, organisasi
pramuka juga didukung oleh Keputusan Nasional no. 080 Tahun 1988 yang menyebutkan
bahwa gerakan pramuka juga termasuk dalam duniapendidikan non formal.
Begitu banyak persamaan antara Pramuka dengan proses pendidikan terutama pendidikan
bahasa Indonesia, tidak heran para siswa maupun masyarakat umum begitu sangat
mengenal organisasi ini.
2.3 Metode Kegiatan Pramuka dalam Melatih berbicara dan Berbahasa
Dalam teknik kepramukaan metode pengajaranya menggunakan sistem among yang
diurutkan sesuai dengan umur dari peserta didik, diantaranya yaitu dari umur 6-12 tahun
yaitu umuran siswa Sekolah Dasar, 13-15 tahun yaitu umuran siswa Sekolah Menengah
8
Atas, dan 16-20 tahun yaitu umuran siswa Sekolah Menengah Atas dan Umur 21-25 yaitu
umuran Mahasiswa.
Metode pendidikan umur 6-12 tahun
Metode pendidikan diumur hampir semuanya dalam bentuk permainan sehingga peserta
didik pada umur ini tikak jenuh sesuai dengan daya berfikirnya, adapun permainan-
permainan yang digunakan utuk melatih daya motorik diantaranya:
1.BISIK BERANTAI
Sesuai dengan namanya, dalam permainan ini setiap pemain membisikkan sebuah kalimat
kepada teman kelompoknya secara berurutan. Pemain pertama menerima bisikan dari
pembinanya, kemudian menyampaikannya apa yang telah didengarnya kepada pemain
kedua, pemain kedua menyampaikannya pula kepada pemain ketiga, demikian juga
seterusnya. Pemain terakhir kemudian menyampaikan kepada pembinanya kembali untuk
mendapatkan nilai. Besarnya nilai dari setiap kelompok didasarkan pada tingkat kesalahan
yang dilakukan. Permainan ini bertujuan untuk menajamkan ketrampilan
menyimak/mendengarkan dan berbicara. Materi yang dikomunikasikan hendaklah
disesuaikan dengan taraf perkembangan anak. Materi bisa berupa kumpulan kata
bermakna maupun yang tidak bermakna. Contoh: (kumpulan kata bermakna)
Pencuri mencari – cari cara agar hasil curiannya tidak dicari – cari oleh pencari-cari hasil curian
yang sukanya makan rica-rica.
Menunda – nunda satu pekerjaan yang seharusnya tidak ditunda akan berakibat tertundanya
pekerjaan itu.
Contoh: (kumpulan kata tak bermakna)
Bah bah cilub bah wong mati ora obah nek obah medeni bocah
Cing Kolang kata, ada kucing di lempar bata.
Materi bisik berantai bisa juga ditujukan untuk suatu perintah. Pemain terakhir akan
melakukan sesuatu sesuai yang dikehendaki oleh perintah yang dibisikkan. Bila penyampaian
9
perintah kurang bisa diterima sampai pemain terakhir, tentu saja apa yang dilakukan oleh
pemain terakhir itu akan lucu. Penanaman nilai dan sikap, serta akhlak mulia dapat pula
dikembangkan melalui permainan ini yaitu dengan memberi materi yang memiliki nilai- nilai
terpuji.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk permainan ini adalah dengan menuliskan hasilnya di
papan tulis. Materi awalpun tidak dibisikkan oleh guru, tetapi dibaca oleh pemain pertama.
Jadi pembina hanya menyediakan kalimat yang akan dibaca oleh pemain pertama. Pemain
pertama membisikkan pada pemain kedua, dan seterusnya Tetapi pemain terakhir
menuliskannya pada papan tulis. Dengan demikian lengkaplah, empat aspek ketrampilan
berbahasa, tiga ranah kompetensi (kognitif, afektif dan psikomotor) dan budi pekerti dapat
diperoleh dari kegiatan ini.
2. SAMBUNG SUKU
Permainan ini dapat dilakukan baik secara lisan maupun secara tertulis. Peningkatan
penguasaan kosa kata adalah target dari permainan ini. Jika permainan ini dilakukan secara
tertulis, maka dapat memahirkan ejaan peserta didik terutama dalam hal pemenggalan kata.
Pembina dapat memberikan ketentuan atau peraturan lain yang memiliki tingkat kesukaran
lebih, untuk sasaran yang lebih tinggi. Misalnya kata yang dipakai harus kata benda, harus
bersuku tiga, tidak boleh nama orang, dan lain-lain. Kelas dibagi menjadi 2 – 3 kelompok.
Pembina menuliskan kata yang berbeda untuk setiap kelompok di papan tulis. Pemain tiap
kelompok secara bergantian menyambung suku kata dari kata pemain sebelumnya.
Permainan ini dapat diakhiri dengan batas waktu atau sampai kelompok tidak bisa lagi .
Contoh sambung suku kata : Bakso – soda – dari – rima – mati – tisu – suka – kaku – kuda –
datang – tangga – gali – lima – mata – tahu – hutan – tandu – dulu – lupa – padi – diri –
ri ......, dan seterusnya.Termasuk kesalahan adalah apabila ejaan tidak sesuai dengan ejaan
bahasa Indonesia yang disempurnakan. Misal : gajah – jahat - ..... salah karena pemenggalan
dari jahat adalah jahat dan bukah jah – at.
3.RANTAI KATA
Permainan ini tidak jauh berbeda dengan sambung suku. Perbedaannya adalah pada rantai
kata yang harus disambung adalah kata, bukan suku kata. Rantai kata bisa menghasilkan
10
kelompok kata (frasa) atau kalimat. Permainan ini dapat dilaksanakan secara lisan maupun
tertulis. Jika ketrampilan berbicara yang dikehendaki, maka pelaksanaannya secara lisan.
Tetapi jika ketrampilan menulis yang diharapkan maka dilakukan dengan tertulis.
Permainan ini dapat diakhiri dengan batas waktu, atau sampai kelompok tidak bisa lagi
menyambung kata.
Contoh rantai kata yang berupa frase :Rumah sakit – sakit mata – mata rabun – rabun senja
– senja hari – hari Minggu – Minggu malam – malam sunyi – sunyi senyap–senyap sekali–
sekali waktu – waktu pulang – pulang kandang – kandang kuda – kuda pacu – pacu terus –
terus ......, dan seterusnya.
Contoh: rantai kata yang berupa kalimat.
Ayah mencuci mobil
mobil melaju cepat
cepat kaki ringan tangan
tangan kananku tak kuat mengangkat batu
batu kali keras sekali
sekali waktu datanglah ke rumahku
rumahku ada di pinggir pantai
pantai teluk penyu sangat kotor. ....., dan seterusnya.
Permainan sambung kata juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam
membuat kalimat yang komplek, dan tidak klasik.
4.SUSUN KATA DAN KALIMAT.
Permainan ini merupakan kegiatan menyusun kata dari huruf–huruf yang telah diacak
sebelumnya. Permainan menyusun huruf bertujuan untuk melatih kecepatan berfikir dan
penguasaan kosa kata. Sedangkan menyusun kalimat bertujuan untuk meningkatkan
ketrampilan menuangkan gagasan dan menuliskannya dalam bentuk kalimat. Tentu saja
kalimat yang disusun harus sesuai dengan kaidah bahasa yang benar.
Perangkat dari permainan ini adalah kartu – kartu huruf / kata. Akan lebih baik jika
permainan ini dilaksanakan dengan berkelompok. Setiap kelompok dengan jumlah anggota
11
yang sama dan jumlah kartu yang sama pula. Huruf – huruf/kata yang harus disusun bisa
menggunakan ketentuan dan bisa juga tidak menggunakan ketentuan. Untuk tingkat kelas
tinggi sebaiknya menggunakan ketentuan yang ketat, misalnya: susunlah huruf acak
berikut (A D K U) agar menjadi jenis kata benda dengan benar. Susunan yang benar dari
kata berikut adalah K U D A. Bentuk ADUK, DAKU, DUKA bukan termasuk kata yang
dimaksud karena ADUK merupakan kata kerja, DAKU merupakan kata ganti dan .
Contoh lain misal untuk katergori binatang :MUAAHIR = HARIMAU GINUCK =
KUCINGSARGILA = SRIGALA KISUT = TIKUS, dan sebagainya.
Pemenang dalam permainan ini adalah kelompok yang tercepat menyelesaikan sejumlah
kartu dengan benar. Permainan ini juga dapat dikembangkan untuk menyusun paragraph
dan wacana.
5.PERTANYAAN
Permainan ini melatih kemampuan berbicara dan meningkatkan ketrampilan bertanya.
Ketrampilan bertanya sangat diperlukan untuk dapat memperoleh pengetahuan. Namun
kenyataannya siswa di Sekolah Dasar sangat sedikit yang berani mengunkapkan isi
hatinya dengan bertanya. Inti dari permainan ini adalah peserta menebak sesuatu yang
disembunyikan dari kelompok lain dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan sebanyak
10 buah pertanyaan. Sesuatu yang disembunyikan itu bisa benda konkrit maupun benda
abstrak yang dituliskan dalam kartu kata. Penebak adalah setiap anggota kelompok.
Pertanyaan dibuat sedemikian rupa supaya jawabannya adalah “ Ya” atau “ Tidak/bukan “.
Jika sepuluh pertanyaan sudah dilontarkan dan dijawab, maka tinggal menebak sesuatu
yang disembunyikan itu. Jika jawaban betul, berarti bisa untuk dilanjutkan.
Contoh (misal : jawabannya adalah permen )
Apakah yang disembunyikan itu termasuk kata benda ?
Ya
Apakah nama binatang?
Tidak
Apakah nama makanan ?
12
Ya
Apakah jenis makanan mengenyangkan ?
Tidak
Apakah disukai oleh anak – anak ?
Ya……dan seterusnya.
Metode pendidikan umur 13-15
Metode pendidikan pada usia ini masih menggunakan permainan akan tetapi kadar
permainannya dikurangi, disinilah para peserta didik diajak berfikir dan diselingi dengan
permainan dan mulai dilatih berbahasa yaitu dengan menjelaskan terhadap sesuatu yang
diperintahkan untuk diamati, tahap inilah mulai dikenalkan bagaimana cara berkomunikasi,
menghargai sesama individu.
Metode pendidikan umur 16-20
Pada tahap ini peserta didik mulai diajarkan dan dibimbing ubtuk berkomunikasi dengan
sesama anggota kelompok, bukan dengan pembina. Disinilah mulai dikenalkan cara
menyampaikan pendapat dengan baik dan memperhatikan tata adat dalam berbahasa
dengan baik, dan diberikan luang untuk mengembangkan diri semdiri sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
Metode pendidikan umur 21-25
Tahap ini merupak tahap terakhir dalam pembinaan remaja sebelum terjun secara langsung
kedalam masyarakat, tahap ini tidak lagi diajarkan cara bberkomunikasi dan berbahasa
dengan baiak karena dianggap sudah mampu dan mehir dalam berbahasa dengan baikda
benar-benar mandirai, tanpa bantuan oranglain kecuali dia merasa tidak mampu untuk
melakuakanya.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dengan bahasa seseorang dapat mengenal dirinya, mengenal budayanya dan budaya orang
lain. Dan dengan bahasa seseorang mengungkapkan gagasan dan perasaan yang ada pada
dirinya kepada orang lain. Namun penguasaan pengetahuan, sikap dan ketrampilan
berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis) pada siswa maupun
mahasiswa dewasa ini masih bisa dibilang jauh dari harapan, padahal sesungguhnya arah
dari pembelajaran bahasa adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa agar bisa
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Bahasa
Indonesia memiliki peran yang sangat dominan dalam keberhasilan pendidikan, karena
Bahasa Indonesia merupakan penunjang dan pendukung dalam mempelajari berbagai mata
pelajaran. Rendahnya dalam pencapaian kompetensi mata pelajaran ditengarai karena
minimnya pemahaman dan penguasaan kebahasaan.
Kemampun berbicara dan berbahasa merupakan salah satu komponen pendukung
dalammeraih kesuksesan sehingga kemampuan ini sangat penting. Dan perlu cara untuk
melatihnya.
Gerkan pramuka merupak gerakan yang berdasrkan pancasila dan UUD NRI 1945 dan
bukan merupakan organisasi non politik yang bertujuan membina para generasi muda
untuk berkarya sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing, dan untuk mencapai
tujuan tersebut maka pramuka memberikan pembinaan dalam berbahasa dan berbicara
dengan baik dan benar. Hal ini sesuai dengan Keputusan Kwarnas no. 080 tahun 1988 yang
menjelaskan bahwa kegiatan pramuka merupakan bagian dari dunia pendidika Non formal.
Dalam membina anak didik pramuka menggunakan sistem among yang mana mengunakan
metode pendidikan sesuai dengan umur masing-masing peserta didik yaitu berusia 6-12
tahun, 13-15 tahun, 16-20 tahun,dan 21-25 tahun, yang masing masing berbeda pola
pendidikanya.
14
3.2 Saran
Sebaikanya proses pembinaan lebih dilakukan sedini mungkin untuk lebih memantapkan
penguasaan berbahasa dan berbicara, sehingga menghasilkasn generasi yang tidak hanya
cerdas secara kemampuan internal yaitu diri sendiri, tetapi baik juga dalam
mengungkapkan pendapatnya
Bahasa merupakan suatu alat untuk menyampaikan sesuatu yang mahluk hidup inginkan
entah itu bahasa secara lisan maupun tulisan,sehingga perlu untuk melestarikanya dengan
mampu berkomunikasi dengan baik, lebih khusus lagi berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa Indonesia, karena bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan
yang harus kita jaga sebagai warga Negara yang cinta tanah air.
Generasi muda diharapkan untuk dapat berkegiatan yang positif, sehingga generasi muda
Indonesia memiliki kualitas yang bagus dan berdayasaing, salah satu contoh kegiatan yang
positif yaitu dengan mengikuti kegiatan pramuka.
15
Daftar Pustaka
Musaddat, Syaiful.2006. Aplikasi Bahasa Indonesia: Pemahaman ke Arah Penyususnan Karya Ilmiah. Mataram: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram
Sunardi,2006, Pola Pendidikan Pramuka. Jakarta: Kwarnas press
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Kwarnas, 1988, Pola dan Mekanisme Pembinaan Prammuka Penegak dan Pandega.Jakarta:
Kwarnas press
Mubayidh, M. 2006. Kecerdasan & Kesehatan Emosional anak. Referensi penting bagi para
pendidikan & orang tua. Alih Bahasa : Muchsonanasy, M. Pustaka Alkausar
Asori,M,&Ali,M.2008.psikologi Perkembangan Peserta didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Hoogvelt,Angke.1988. Sosiologi Masyarakat sedang Berkembang.Jakarta: CV. Rajawali
16