PERAN YAYASAN KREATIVITAS UNIT USAHA MUSLIMAH...
Transcript of PERAN YAYASAN KREATIVITAS UNIT USAHA MUSLIMAH...
PERAN YAYASAN KREATIVITAS UNIT USAHA MUSLIMAH
(KUNTUM) INDONESIA DALAM MENGURANGI PENGANGGURAN
MELALUI PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN SOSIAL DI DESA
TEGALWARU, CIAMPEA-BOGOR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Disusun Oleh :
Bryan Wicaksono
NIM. 1110054100010
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1436 H
i
ABSTRAK
BRYAN WICAKSONO
PERAN YAYASAN KREATIVITAS UNIT USAHA MUSLIMAH
(KUNTUM) INDONESIA DALAM MENGURANGI PENGANGGURAN
MELALUI PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN SOSIAL DI DESA
TEGALWARU BOGOR
Saat ini pengangguran sudah menjadi suatu masalah yang kompleks di
Indonesia. Jumlah pengangguran di Indonesia setiap tahunnya terus bertambah
karena lapangan pekerjaan yang sangat terbatas. Tegalwaru sebagai desa yang
memilik keanekaragaman UKM, namun desa tersebut memiliki masalah
pengangguran yang saat ini belum bisa ditanggulangi. Untuk menanggulangi
masalah tersebut perlunya menanamkan jiwa kreativitas untuk berwirausaha.
Kewirausahaan sosial merupakan sebuah solusi baru dalam memecahkan masalah
pengangguran. Dimana berwirausaha yang berorientasikan layanan sosial.
Yayasan Kreativitas Unit Usaha Muslimah (KUNTUM) Indonesia adalah salah
satu lembaga yang berani menyelesaikan permasalahan pengangguran melalui
praktik Kewirausahaan Sosial yang sasanrannya adalah para pelaku bisnis yang
ada di Desa Tegalwaru.
Penelitian ini merumuskan masalah yaitu bagaimana Yayasan Kreativitas
Unit Usaha Muslimah (KUNTUM) Indonesia berperan dalam mengurangi
pengangguran melalui praktik kewirausahaan sosial. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan serangkaian wawancara dan dokumentasi.
Adapun informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang yaitu 1 Ketua Yayasan
Kuntum, 5 orang Pelaku UKM. Pemilihan informan menggunakan purposive
sampling yaitu memilih informan yang dipilih secara sengaja yang diambil karena
ada pertimbangan tertentu.
Yayasan KUNTUM berdiri pada tahun 2008, kemudian masuk untuk
melakukan praktik kewirausahaan sosial dan membuat Desa Wisata pada Tahun
2009. Alasan Yayasan KUNTUM masuk ke Tegalwaru adalah karena Ketua
Yayasan Asli orang Tegalwaru dan menyadari bahwa Desa Tegalwaru memiliki
banyak UKM namun tidak didukung dengan pemasaran yang bagus. Tahun 2009
Desa Tegalwaru mendapat predikat desa dengan pendapatan perkapita paling kecil
se-Kabupaten Bogor padahal di dalamnya terdapat banyak UKM. Dalam
melakukan Praktik kewiraushaan sosial Yayasan KUNTUM menggunakan
komponen-komponen kewirausahaan sosial yang terdiri dari Inovation,
opportunity, leadhership, value creation, social benefit dan profitabilty yang
nantinya akan didirikanya (KWBT) Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru
Kemudian peran yang dilakukan Yayasan KUNTUM dalam mengurangi
pengangguran melalui beberapa program antara lain pembiayaan usaha mikro,
peningkatan kapaistas Sumber Daya Manusia (SDM), pengembangan
kelembagaan komunitas, pembangunan jaringan dan sinergi serta pengembangan
informasi & teknologi tepat guna. Hasil yang didapat dari praktik kewirausahaan
sosial ini adalah terciptanya lapangan pekerjaan yang dihasilkan dari berbagai
macam UKM.
Kata Kunci: Kewirausahaan Sosial, Pengangguran
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
dan melimpahkan segala bentuk nikmat kepada penulis, nikmat jasmani, rohani,
nikmat lahir dan batin, sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi
ini. Shalawat serta salam tak lupa pula penulis ucapkan kepada Nabi besar kita,
Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan bagi kita semua.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan-
kekurangan ataupun kesalahan baik pada teknis penulisannya ataupun materinya,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu, kritik serta saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi menyempurnakan pembuatan
skripsi ini.
Hingga pada akhirnya, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak, kerabat-kerabat yang membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada:
1. Dr. Arif Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Dr. Suparto, M.Ed, MA, selaku Wakil Dekan I, Dr. Roudhonah, M.ag, selaku
Wakil Dekan II, dan Dr. Suhaimi, M.Si, selaku Wakil Dekan III
2. Lisma Dyawati Fuaida, M.SI. selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan
Sosial, Nunung Khoriyah, M.A. selaku Sekertaris Program Studi, dan Dosen-
Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah banyak memberikan
ilmu-ilmu dan pengalamannya kepada penulis. Semoga ilmu dan pengalaman
yang telah diberikan selama masa perkuliahan dapat bermanfaat untuk masa
yang akan datang.
iii
3. Lisma Dyawati Fuaida, M. Si. selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah
tulus ikhlas membantu meluangkan waktu, tenaga pikiran dan dengan sabar
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Tatiek Kancaniati selaku ketua Yayasan KUNTUM Indonesia yang telah
banyak membantu dalam penelitian di Tegalwaru.
5. Rara selaku pengurus dan asisten Tatiek Kancaniaty yang telah membimbing
dan sabar dalam membantu penelitian di Tegalwaru.
6. Orang Tuaku tercinta, Ayahanda Susanto dan Ibunda Nina Tri Haryani serta
Kakanda Dimas Setyo Nugroho. Terima kasih tak terhingga untuk kasih
sayang yang diberikan kepada peneliti. Perhatian, do’a, motivasi, nasehat-
nasehat berharga yang peneliti dapat selama ini. Terima kasih, semoga Allah
memberikan kesehatan, kebahagiaan dan berkah kepada keluarga kita.
7. Sahabat-sahabatku Rizki Fadilah, Reo Kaniogoro, Dwi Prasetiyo, Santi, dan
Dwi Astuti yang sudah memberikan dukungan kepada penulis selama ini.
8. Keluarga besar Baskom Amy Habibul Hadi, Muhammad Soleh, Andi Majid,
Amir Hamzah, Risky Mubarak, Jakfar Rhozi, Varuki Rahman, dan Ilmawati
Hasanah yang selalu ada dan memberikan banyak pengalaman pelajaran serta
makna pertemanan semasa kuliah.
9. Keluarga besar Kesejahteraan Sosial Angkatan 2010 yang telah memberikan
dukungan dan kenyamanan selama masa perkuliahan.
10. Serta seluruh pihak yang telah membantu secara moril maupun materil
sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
iv
Penulis senantiasa memanjatkan doa untuk kalian semua teman-teman dari
Kesejahteraan Sosial semoga kelak kita dapat kembali dipertemukan dengan
kesuksesan yang telah kita raih, Aamiin. Penulis menyadari terdapat berbagai
kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Namun penulis berharap semoga hasil
yang disajikan dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 9 Oktober 2015
Bryan Wicaksono
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 9
1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9
2. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9
D. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 10
E. Metodologi Penelitian .......................................................................... 13
F. Teknik Penulisan Data ......................................................................... 21
G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 21
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Peran ..................................................................................... 23
1. Pengertian Peran ............................................................................ 23
2. Tinjauan Tentang Peran ................................................................ 24
B. Masalah Sosial ..................................................................................... 25
C. Definisi Pengangguran ......................................................................... 27
1. Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyababnya ............................ 29
2. Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya ..................................... 30
D. Definisi Kemiskinan ............................................................................ 31
E. Kewirausahaan ..................................................................................... 32
1. Pengertian Kewirausahaan ........................................................... 32
2. Karakteristik Wirausaha ................................................................ 34
vi
F. Kewirausahaan Sosial .......................................................................... 36
1. Pengertian Kewirausahaan Sosial ................................................. 37
2. Tujuan Kewirausahaan Sosial ....................................................... 37
3. Komponen Kewirausahaan Sosial ................................................. 38
4. Wirausaha Sosial .......................................................................... 40
5. Ide dan Peluang Wirausaha Sosial ................................................ 41
6. Peluang Kewirausahaan Sosial .................................................... 42
7. Batasan Kewirausahaan Sosial ...................................................... 44
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN KREATIVITAS USAHA
MUSLIMAH (KUNTUM) INDONESIA DAN DESA TEGALWARU
BOGOR
A. Profil Yayasan Kreativitas Unit Usaha Muslimah (KUNTUM) Indonesia
.............................................................................................................. 46
1. Sejarah Berdirinya Yayasan KUNTUM ....................................... 47
2. Visi dan Misi Yayasan KUNTUM ................................................ 49
3. Tujuan Yayasan KUNTUM .......................................................... 49
4. Struktur Organisasi Yayasan KUNTUM ...................................... 50
5. Fasilitas di Desa Wisata Bisnis Tegalwaru ................................... 52
B. Profil Desa Tegalwaru Mandiri, Ciampea-Bogor ................................ 55
1. Letak geografis Desa Tegalwaru Bogor ........................................ 56
2. Keadaan Struktur Organisasi Tata Kerja ....................................... 57
3. Keadaan Sosial Politik dan Tartib ................................................. 58
4. Sarana dan Prasarana di Desa Tegalwaru ..................................... 58
5. Kondisi Demografis ...................................................................... 59
6. Kondisi Ekonomi dan Pendidikan ................................................. 61
7. Data Penangguran Desa Tegalwaru .............................................. 64
BAB IV PERAN YAYASAN KREATIVITAS UNIT USAHA MUSLIMAH
(KUNTUM) INDONESIA DALAM MENGURANGI PENGANGGURAN
MELALUI PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN SOSIAL DI DESA
TEGALWARU, CIAMPEA-BOGOR
vii
A. Profil Uasaha Kecil Menengah (UKM) di Desa Tegalwaru ................ 66
1. Usaha Wayang Golek .................................................................... 66
2. Usaha Perternakan Sapi dan Domba ............................................. 69
3. Usaha Pembibitan Ikan Patin ........................................................ 72
4. Pengusaha Tas ............................................................................... 75
5. Pelaku Usaha Tanaman Obat ........................................................ 78
B. Praktik Kewirausahaan Sosial di Desa Tegalwaru Oleh Yayasan
KUNTUM ............................................................................................ 82
C. Peran Yayasan KUNTUM dalam Mengurangi Pengangguran di Desa
Tegalwaru ............................................................................................. 87
1. Pembiayaan Usaha Mikro ............................................................. 87
2. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya manusia (SDM) ................. 88
3. Pengembangan Kelembagaan Komunitas ..................................... 89
4. Pembangunan jaringan dan sinergi ............................................... 89
5. Pengembangan informasi dan teknologi tepat guna ...................... 90
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 95
B. Saran ..................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 100
LAMPIRAN ................................................................................................... 102
viii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1: Karakteristik Sukses Seorang Wirausahawan ................................. 34
2. Tabel 3.2: Spesifikasi UKM Berdasarkan Wilayah Rukun Warga .................. 55
3. Tabel 3.3: Jumlah Penduduk Desa Tegalwaru Menurut Struktur Umur .......... 60
4. Tabel 3.4: Jumlah Penduduk Desa Tegalwaru Menurut Mata Pencaharian ..... 61
5. Tabel 3.4: Jumlah Penduduk Desa Tegalwaru Menurut Tingkat Pendidikan .. 63
6. Tabel 4.1: Jumlah Pekerja Sebelum dan Sesudah Masuknya Yayasan ............ 91
ix
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.2: Kerangka Berfikir Dalam Kewirausahaan Sosial ........................ 39
2. Gambar 2.3: Ide, Peluang dan Masalah Sosial ................................................. 41
3. Gambar 3.1: Struktur Yayasan KUNTUM Indonesia ...................................... 50
4. Gambar 3.2: Grafik Mata Pencaharian Tegalwaru ........................................... 64
5. Gambar 3.3 Grafik Angkatan Kerja Yang bekerja dan Yang Tidak Memiliki
Pekerjaan .......................................................................................................... 65
6. Gambar 4.1: Pembuatan Wayang Golek .......................................................... 67
7. Gambar 4.2: Peternakan Domba ....................................................................... 69
8. Gambar 4.3: Berbagai Macam Bentuk Olahan Sapi dan Domba.................... 70
9. Gambar 4.4: Bibit Ikan Patin Yang Siap Dikirim ke Peternakan Ikan............ 73
10. Gambar 4.5: Pabrik Industri Tas..................................................................... 76
11. Gambar 4.6: Galeri Tas Yang Ada di Tegalwaru............................................ 77
12. Gambar 4.7: UKM Tanaman Obat Herbal....................................................... 79
13. Gambar 4.8: Tamu Yayasan KUNTUM Yang Berkunjung ke Sari Sehat....... 80
14. Gambar 4.9: Data Mata Pencaharian Tegalwaru Tahun 2014..........................92
15. Gambar 4.10: Data Angkatan Kerja Yang Bekerja dan Yang Tidak Memiliki
Pekerjaan.......................................................................................................... 93
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Melihat persoalan ketenagakerjaan yang kompleks, tentunya juga
membutuhkan pemecahan yang sistematik. Sebab, persoalan tenaga kerja bukan
lagi merupakan persoalan individu yang bisa diselesaikan dengan pendekatan
individual. Tapi persoalan tenaga kerja merupakan persoalan sosial, yang akhirnya
membutuhkan penyelesaian yang mendasar dan menyeluruh. Kemiskinan
merupakan salah satu penyebab dari munculnya permasalahan perekonomian
dalam masyarakat, karena definisi kemiskinan adalah lemahnya sumber
penghasilan yang mampu diciptakan individu masyarakat itu sendiri, dalam
memenuhi segala kebutuhan perekonomian dan kehidupannya.1
Di Indonesia jumlah angkatan kerja atau sejumlah orang karena usianya
harus bekerja baik untuk dirinya maupun untuk keluarganya, setiap tahun terus
bertambah. Lulusan sekolah menengah yang langsung ingin mencari pekerjaan
sangat banyak, sementara lapangan pekerjaan sangat terbatas. Kondisi demikian
mengakibatkan makin meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak terserap,
dan mereka terpaksa menganggur. Akibatnya, banyak lulusan perguruan tinggi
bekerja asal bekerja dan tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilkinya.2
Angka produktivitas penduduk Indonesia tidak berbanding lurus dengan besarnya
jumlah peluang usaha dan investasi di Indonesia. Ditambah lagi banyaknya
1 Yusuf Qrdhawi. Spektrum Zakat, Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan,( Jakarta :
Zikrul hakim, cet 1, h.21 2 Sudrajad Rasyid, dkk, Kewirausahaan Santri : Bimbingan Santri Mandiri ( jakarta : PT.
Citratudha,2006 ), h. 1
2
peluang dan kesempatan investasi tersebut tidak banyak didukung oleh
kemampuan sumber daya manusia yang baik. Akibatnya timbul kesenjangan
antara kebutuhan lapangan pekerjaan dengan kesempatan yang diberikan oleh
pelaku usaha kepada angkatan kerja, yang pada akhirnya menyebabkan timbul dan
banyaknya pengangguran.
Data Biro Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa, angka pengangguran di
Indonesia per Februari 2014 turun 7,15 juta jiwa atau 5,7 %, dari Agustus 2013
sebanyak 7,4 juta jiwa atau 6,17 %. Sedangkan angka kemiskinan di Indonesia per
Maret 2014 turun mencapai 28.280.001 jiwa atau 11,25 % dari September 2013
sebanyak 28.553.080 jiwa atau 11,47 %. Angka itu masih jauh di bawah target
kemiskinan yang ditetapkan pemerintah dalam APBN-P 2014 sebesar 10,5 %.3
Fakta ini merupakan gambaran nyata bagi Indonesia dan pemudanya.
Karena sampai saat ini masih banyak masyarakat secara tidak langsung
mengarahkan anaknya kepada “pekerjaan” baik di sawasta maupun pemerintahan.
Hal ini membuat dilema yang ditanggung oleh anak-anak semakin besar, serta
memotivasi dirinya hanya kepada pekerjaan yang ditawarkan. Namun setelah
mereka besar dan kemampuan bersaing semakin berat, mereka akan merasa lelah
dan menyerah dengan kata lain “menganggur”. Itulah yang banyak dialami oleh
pemuda Indonesia.
Pengangguran itu sendiri memiliki banyak dampak negatif di antara lain
banyak anak yang putus sekolah karena rendahnya ekonomi atau pendapatan
keluarga. Banyak anak yang hidup telantar di jalanan dan mengais rezeki di jalan.
Ini salah satu permasalahan yang besar bagi pemerintah untuk mancari solusi yang
3 BPS Indonesia, “ Kemiskinan Indonesia, “ artikel diakses pada 2 September 2014 dari
http://www . Jabarbps.go.id/bisnis/2013/02/11/kemiskinan-Indonesia.html
3
kongkrit. Partisipasi masyarakat dalam menangani masalah sosial di Jawa Barat
dirasakan masih meningkat. Banyaknya masalah sosial yang semakin tahun
bertambah membuat pemerintah Provinsi Jawa Barat harus bekerja lebih ekstra
dalam menangani permasalahan ini. Masalah sosial yang paling menonjol di
Provinsi Jawa Barat adalah masih tingginya tingkat pengangguran, Anak telantar,
gelandangan, pengemis dan wanita tuna susila.
Tingkat partisipasi angkatan kerja di Jawa Barat mengalami kenaikan, dari
63,96 % pada Februari 2013 menjadi 64,36 % pada Februari 2014. Angakatan
kerja pada bulan Febuari berjumlah 21.287.374 orang. Jika dibandingkan dengan
kondisi tahun lalu, jumlah tersebut mengalami penambahan sebesar 453.284
orang, dimana pada Februari 2013 angkatan kerja Jawa Barat adalah sebesar
20.834.090 orang. Selama kurun waktu satu tahun terjadi jumlah kenaikan
pengangguran sebanyak 9.948 orang. Pada Febuari 2013 jumlah pengangguran di
Jawa Barat sebanyak 1.833.643 orang, sedangkan pada bulan Februari 2014
jumlah pengangguran mencapai 1.843.591 orang 4.
Terlebih lagi masih banyaknya orang tua yang tidak bekerja, tinggal dihiruk
pikuk kota tanpa pekerjaan yang jelas sedangkan hidup masih harus terus
berjalan, sehingga dengan himpitan kebutuhan seperti ini mereka seringkali
“banting stir” kepada jalan yang dibenci oleh agama antara lain mencuri,
mencopet, jambret dan tindakan kriminal lainnya yang meresahkan lingkungan
sekitar.
Penanaman nilai-nilai kewirausahaan bagi banyak orang diharapkan bisa
menimbulkan jiwa kreativitas untuk berbisnis atau berwirausaha sendiri dan tidak
4 BPS Provinsi Jawa Barat. Pengangguran di akses pada tanggal 2 september 2014 dari
http://www. Tempo.co/read/news/2014/2/angka-pengangguran-di-Jawa-Barat.html
4
bergantung pada pencarian kerja yang semakin hari semakin sempit dan ketat
persaingannya. Kreativitas ini sangat dibutuhkan bagi orang yang berjiwa
wirausaha untuk menciptakan sebuah peluang kerja, tidak hanya bagi dirinya
sendiri tapi juga bagi orang lain. Ini sesuai dengan keinginan Kantor Menteri
Koperasi dan UKM untuk menciptakan 20 juta usaha kecil menengah baru tahun
2020. Katakanlah satu UKM mempekerjakan 5 orang, maka 20 juta UKM akan
mempekerjakan lebih dari 100 juta tenaga kerja. Hal ini tidak bisa dilakukan oleh
perusahaan besar. 5
Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam hal pendidikan kewirausahaan
(enterpreneurship), Indonesia tertinggal jauh dengan negara-negara lain. Bahkan
beberapa negara, pendidikan tersebut telah dilakukan puluhan tahun yang lalu.
Sementara di Indonesia, pendidikan kewirausahaan baru dibicarakan pada era 80-
an dan digalakan pada era 90-an. Namun demikian, kita patut bersyukur karena
hasilnya dewasa ini sudah mulai berdiri sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga
yang berorientasi untuk menjadikan peserta didiknya sebagai calon pengusaha
unggul setelah pendidikan.6
Konsep kewirausahaan sosial belakangan ini telah menjadi konsep yang
populer di berbagai Negara. Berbagai kalangan akademisi, praktisi, media massa
dan elite pemerintahan mulai memperbincangkan konsep kewirausahaan sosial
sebagai solusi inovatif dalam menyelesaikan permasalahan sosial. Kegagalan dan
lambatnya organisasi-organisasi sosial dalam menyelesaikan permasalahan sosial
membuat beberapa individu, organisasi atau negara mulai memikirkan konsep
5 Helfin Frinces, Kewirausahaan dan inovasi Bisnis , ( Yogyakarta : Darussalam, 2004 ),
h.4 6Dr. Kasmir S.E.,M.M , Kewirausahaan, ( Jakarta : Rajawali Pers , 2011 ) h.4
5
kewirausahaan sosial. Organisasi sosial cenderung memberikan bantuan yang
bersifat filantropi, hal inilah yang disebut-sebut sebagai pemicu ketidakberhasilan
sebuah lembaga atau organisasi dalam keberlanjutan program pengembangan di
masyarakat.
Tetapi dengan adanya kewirausahaan secara umum atau bisa dibilang
kewirausahaan tradisional yang tujuannya untuk mendapatkan keuntungan dan
kuantitas pelanggan, ini tidak bisa menjadi acuan untuk mengurangi nilai
pengangguran. Dengan metode lama seperti itu, konsep negara Indonesia lebih
kepada kapitalis. Dimana seorang pengusahawan maju akan semakin maju
usahanya dan wirausahawan pemula akan susah untuk mengembangkan usahnya
yang hasilnya bisa gagal. Dengan terbatasnya ilmu kewirausahaan yang dimiliki
oleh masyarakat dengan tidak melihat kondisi pasar ataupun metode
pemasarannya ini akan menjadi dampak buruk bagi para pengusaha.
Maka dari itu pemerintah dan pihak swasta meliputi perusahaan ataupun
lembaga-lembaga sosial harus melakukan terobosan baru dengan
memperkenalkan nilai-nilai kewirausahaan sosial yang berbasis masyarakat
kepada masyarakat. Niali-nilai itu bisa dijalankan melalui program-program yang
berbasis masyarakat untuk mendorong pertumbuhan social enterprise dan
menciptakan social enterprise di Indonesia.7
Kewirausahaan sosial merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi
permasalahan sosial. Tujuan kewirausahaan sosial adalah terjadinya perubahan
sosial ke arah yang lebih baik atau positif dan memecahkan masalah sosial untuk
7 Wawan Dhewanto, dkk, Inovasi dan Kewirausahaan Sosial ( Bandung, Alfabeta : 2013
). h 17
6
kepentingan masyarakat atau kelompok dampingan.8 Sehingga yang dimaksud
dengan kewirausahaan sosial adalah suatu bentuk usaha yang bertujuan untuk
melakukan perubahan sosial dengan menyelesaikan permasalah sosial dengan
menggunakan prinsip-prinsip kewirausahaan.
Sekian banyak organisasi dan LSM yang muncul dan bergerak dalam
bidang sosial, namun masih sedikit yang mempunyai program pemberdayaan dan
program kewirausahaan sosial. Kebanyakan dari mereka hanya memberikan
bantauan secara langsung dengan cara penggalangan dana atau membuka stand di
berbagai tempat.
Salah satu lembaga atau yayasan yang berani mengembangkan sikap
kemandirian yang menonjol adalah Yayasan Kreativitas Usaha Unit Muslimah
(KUNTUM) Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari berberapa indikator yang
mengarah pada terciptanya kemandirian dan profesionalisme muslimah dalam
bidang ekonomi keluarga. Salah satu progamnya ialah meberikan pelatihan dan
pembinaan kreativitas dan menaungi sebuah kampung wisata di Desa Tegalwaru
yaitu Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru yang bergerak dibidang pelatihan bisnis
Usaha Kecil Mikro. Dijadikan kampung wisata bisnis bermula dari gagasan Ibu
Tatiek Kancaniati selaku ketua Yayasan KUNTUM Indonesia yang tujuan
awalnya hanyalah ingin memberikan inspirasi kepada masyarakat tentang bisnis-
bisnis yang berbasis home industry. Selama ini banyak pelatihan bisnis yang
memberikan training berbentuk teori. Di sini Ibu Tatiek tidak hanya memberi
teori melainkan menunjukan langkah yang kongkrit.
8 Budi Wibhawa, dkk, Social Enterpreneurship, Social Enterprise & Corporate Social
Responsibility ( Bandung, Widya Padjadjaran:2011), h 15.
7
Dari sekian kaum muda maupun tua banyak yang belum sadar akan potensi
yang mereka miliki. Anak–anak dan remaja adalah rentan usia yang sangat
menentukan untuk masa depan. Terkadang proses pencarian jati diri yang akan
menjerumuskan mereka ke dalam pergaulan yang tidak menguntungkan. Untuk
itu keberadaan Yayasan Kuntum Indonesia di sebelah barat Kabupaten Bogor
tepatnya di Desa Tegalwaru merupakam suatu panggilan untuk memberikan ruang
kepada anak-anak remaja maupun orang tua untuk mengekspresikan diri terutama
perekembangan jiwa enterpreneurnya dan juga mendongkrak pemasaran produk
UKM Tegalwaru.
Penulis menilai, program Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru ini cukup
penting untuk diteliti dari segi enterpereneurship Social, mengingat dampak
positif yang bisa dihasilkan bagi pemberdayaan ekonomi umat di masa
mendatang. Pemberdayaan tersebut bermakna sebagai upaya sadar yang dilakukan
secara sistematik oleh Yayasan Kuntum Indonesia dalam mengenalkan,
memupuk, menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nila kewirausahaan sosial,
yang di dalam penelitian ini disebut dengan “kewirausahaan sosial” di Desa
Tegalwaru Bogor. Oleh sebab itu saya merasa tertarik untuk mengangkat tema ini
menjadi sebuah skripsi dengan judul : “PERAN YAYASAN KREATIVITAS
UNIT USAHA MUSLIMAH (KUNTUM) INDONESIA DALAM
MENGURANGI PENGANGGURAN MELALUI PRAKTIK
KEWIRAUSAHAAN SOSIAL DI DESA TEGALWARU, CIAMPEA-
BOGOR”
8
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya pembahasan yang berkaitan dengan permasalahan
yang penulis teliti, untuk itu perlu adanya pembatasan masalah yang
berkaitan dengan peneliti ini, karena peniliti menyadari adanya keterbatasan
waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti. Pembatasan masalah
dilakukan agar pengkajian dalam penelitian tidak terlampau jauh sehingga
menjadi lebih fokus dan efektif terhadap apa yang akan disimpulkan.
Penulis membatasi penelitian ini hanya pada praktik kewirausahan sosial
yang dilakukan Yayasan KUNTUM dalam mengurangi pengangguran di
Tegalwaru Bogor.
Kewirausahaan sosial meliputi berbagai macam komponen-komponen
kewirausahaan sosial seperti inovation, opportunity, leadership, value
creation, social benefit dan profitability. Serta rencana program Yayasan
KUNTUM yang meliputi pembiayaan usaha mikro, peningkatan kapasitas,
sumber daya manusia, pengembangan kelembagaan komunitas,
pembangunan jaringan dan sinergi, pengembangan informasi dan teknologi
tepat guna.
2. Perumusan Masalah
Melihat rujukan latar belakang di atas, bahwa Yayasan KUNTUM
Indonesia berani untuk masuk dan memberikan perubahan bagi desa
Tegalwaru yang memang potensi ekonomi sangat baik dan bagus untuk di
berdayakan. Mulai dari masyarakatnya yang cekatan hingga mampu
membuat produk yang unggulan, kemudian potensi sumber daya alam yang
9
sangat melimpah. Hanya saja mereka hanya terkendala oleh masalah
pemodalan dan pemasaran. Oleh karena itu rumusan masalah ini dapat
disimpulkan oleh penulis dalam bentuk pertanyaan yakni “Bagaimana
Yayasan Kuntum Indonesia berperan dalam mengurangi pengangguran
melalui praktik kewirausahan sosial?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana praktik
kewirausahaan yang dilakukan Yayasan KUNTUM dan seberapa besar
peran Yayasan Kuntum Indonesia dalam mengurangi penganguran yang ada
di Desa Tegalwaru Bogor.
2. Manfaat Hasil Penelitian
a. Manfaat teoritis
Menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama bagi penulis
sendiri dalam mendalami dan mengetahui seberapa besar praktik
kewirausahaan sosial dapat merubah dan menngurangi pengangguran
di Desa Tegalwaru Bogor
b. Manfaat praktis
Sebagai acuan dalam pembinaan nilai kewirausahaan sosial,
khususnya sikap kemandirian bagi warga Tegalwaru yang memiliki
potensi SDA maupun SDM-nya. Dalam jangka panjang semoga bagi
para kaum muda bisa membentuk sebuah jiwa kewirausahaan sosial
10
untuk melahirkan karya-karya yang mandiri, baik sebagai para
wiraushawan Muslim yang handal.
D. TINJAUAN PUSTAKA
Setelah penulis melakukan studi kepustakaan, terdapat buku dan beberapa
artikel dari internet yang berhubungan dengan kwirausahaan dan kewirausahaan
sosial.
Penulis juga melakukan studi kepustakaan terhadap skripsi terdahulu yang
berkaitan dengan permasalahan terutama yang melakukan penelitian yang
mengenai peran kewirausahaan dan pentingnya berwirausaha.
1. Strategi Pengembangan Kewirausahaan Pondok Pesantren Al-Ashiriyah
Nurul Iman. Oleh: Nuraini, Jurusuan Perbankan Syariah, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Lulusan Tahun 2009. Penelitian yang dilakukan
oleh Nuraini mengenai strategi pengembangan kewirausahaan melalui
usaha daur ulang sampah, pabrik roti dan percetakan. Strategi
pengembangan kewirausahaan Di Pondok Pesantren Al-Ashiriyyah
Nurul Iman meliputi 4 tahap. Pertama, perencanaan meliputi:
menumbuhkan gagasan usaha, menetapkan tujuan, mencari data dan
informasi. Kedua, pemilihan jenis dan macam usaha. Ketiga, pelaksanaan
dan pengelolaan usaha. Keempat, pengembangan usaha pondok
pesantren yang meliputi: pengembangan pemasaran, pengembangan dan
peningkatan produksi, pengembangan dan peningkatan modal, sistem
evaluasi dan pengawasan. Manajemen pengelolaan kewirausahaan
pondok pesantren Al-Ashiriyyah Nurul Iman yang memberikan peran
11
domain kepada santri sehingga terjadi proses belajar kemandirian akan
tetapi dalam hal orientasi akhir Pondok Pesantren Al-Ashiriyyah Nurul
Iman tidak sesuai dengan konsep pengembangan kewiraushaan pondok
pesantren secara umum karena tidak melibatkan santri putri, selain itu
yang menjadi penghambat pengembangan kewirausahaan yaitu mahalnya
bahan-bahan produksi sehingga dapat menghambat usaha di Pondok
Pesantren Al-Ashiriyyah Nurul Iman. Saran peneliti dalam penelitian
tersebut adalah Pondok Pesantren Al-Ashiriyyah Nurul Iman diharapkan
dapat mengelola dengan lebih baik lagi wirausaha yang telah ada, agar
suatu masa yang akan datang Pesantren Al-Ashiriyyah Nurul Iman dapat
lebih berkembang dan dapat menambah lagi wirausaha yang lainnya.9
2. Sistem Pelatihan Kewirausahaan Kepada Anak Jalanan di Yayasan Bina
Insan Mandiri Depok. Oleh: Fitria Handayani. Jurusan Manajemen
Dakwah. Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Lulusan Tahun 2013. Penelitian yang dilakukan
oleh Fitri Handayani mengenai pelatihan dan pelaksanaan sistem
pelatihan kewirausahaan pada anak jalanan yang diberikan oleh Yayasan
Bina Insan Mandiri Depok. Berbagai macam pelatihan yang diberikan
oleh anak jalanan berupa pelatihan pembuatan kue, pelatihan
perbengkelan motor dan pelatihan kewirausahaan sablon. Peneliti dapat
menyimpulkan mengenai sistem pelatihan kewirausahaan pada anak
jalanan Yayasan Bina Insan Mandiri Depok yakni: kegiatan pelatihan
diharapkan selain untuk menambah ketrampilan pemuda namun juga
9 Nurul Iman, “Strategi Pengembangan Kewirausahaan Di Pondok Pesantren Al-
Ashiriyyah Nurul Iman,” (Skripsi S1 Jurusan Perbankan Syariah, Universitas Islam
Negeri Jakarta, 2009).
12
dapat memperbaiki pola hidup dan bersikap sesuai dengan ajaran Islam.
untuk itu Yabim menerpakan proses pembelajaran dari hati kehati berupa
diskusi , tahap perkenalan alat-alat pelatihan, cara pengolahan produk
dan sampai pada tahap pelatihan pengelolaan usaha. Sehingga
menciptakan pemuda yang mandiri, siap dan berakhlak dalam
menghadapi dan menjalani kehidupanya. Saran dari peneliti yaitu, lebih
fokus terhadap pelatihan-pelatihan yang sudah ada. Hal tersebut ditandai
dengan masih belum terdapatnya nomor izin pelatihan, struktur
kepengurusan, serta pembukuan anggaran. Kemudian lebih fokus untuk
merangkul anak jalanan yang masih belum mengenyam pendidikan dan
sebaiknya waktu pelatihan disesuaikan oleh waktu mereka biasa
bekerja.10
3. Pemberdayaan Kewirausahaan Terhadap Santri di Pondok Pesantren Al-
Ashiriyah. Oleh: Deden Bazar Badruzaman. Jurusan Perbankan Syariah.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lulusan Tahun 2009. Penelitian yang
dilakukan oleh Deden Fajar Badruzzaman mengenai pola pemberdayaan
kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-Asyriyyah yang terdiri dari: Input
yaitu, 1. Identifikasi kebutuhan pelatihan kewirausahaan, dengan melihat
3 sisi: pertama dilihat dari kebutuhan santri, kedua kebutuhan pesantren,
ketiga kebutuhan organisasi. 2. Penetapan sasaran, penetapan sasaran ini
dilakukan secara selektif, karena tidak keseluruhan santri bisa
mengikutinya. Proses yaitu, merancang program pemberdayaan,
10 Fitria Handayani,” Sistem Pelatihan Kewirausahaan Kepada Anak Jalanan di
Yayasan Bina Insan Mandiri Depok,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013)
13
rancangan program terdiri dari penyelenggara yaitu Pondok Pesantren
Al-Ashiriyah Nurul Iman, dengan tujuan terwujudnya kemandirian
dengan menumbuhkan jiwa kewirausahaan santri. Pelaksanaan program
pemberdayaan kewirausahaan dilakukan dengan cara seminar, workshop,
kemudian dipraktikan di lapangan dan unit-unit usaha yang ada. Adapun
saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini yaitu, pengembangan
kegiatan belajar mengajar dalam melaksanakan pemberdayaan
kewirausahaan dalam upaya menumbuhkan jiwa enterptreneur santri
hendaknya menyeimbangkan antara pembekalan teori dan praktek secara
proposional, sehingga mereka benar-benar mempunyai bekal untuk
menjadi wirausahawan kelak. 11
Penulis menyadari bahwa literatur tersebut merupakan sumber inspirasi
dalam menyusun skripsi ini. berbeda dengan karya ilmiah yang menjadi gagasan
tersebut, penelitian yaang penulis lakukan lebih menekankan praktik berwirausaha
untuk mencapai misi sosial yaitu mengatasi pengangguran atau bisa disebut
dengan kewirausahaan sosial yang dilakukan Yayasan Kuntum di Desa
Tegalwaru, Ciampea Kabupaten Bogor.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan
kualitatif, yaitu suatu penelitian yang berupaya menghimpun data, mengolah
dan menganalisa data secara kualitatif. Penulis dapat memiliki data yang
11 Deden Bazar Badruzaman, “Pemberdayaan Kewirausahaan Terhadap Santri di Pondok
Pesantren Al-Ashiriyah,” (Skripsi S1Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri
Jakarta, 2009)
14
akurat dari pelaksanaan praktik kewirausahaan sosial di Desa Tegalwaru,
Bogor. Penulis bermaksud untuk meneliti secara mendalam mengenai peran
Yayasan Kuntum dalam mengurangi pengangguran melalui praktik
kewiraushaan di Desa Tegalwaru Bogor.
Sebagaimana yang diungkapkan Bogdan dan Taylor yang dikutip
Lexy J. Moleong bahwa pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan prilaku yang dapat dialami. Sedangkan menurut Krik dan
Miller seperti yang di kutip Lexy J. Moleong, mendefinisikan bahwa
penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan pada orang-orang tersebut dalam
bahasanya dan dalam peristilahannya.12
Istilah penelitian kualitatif menurut Strauss dan Corbin seperti yang
dikutip Lexy J. Moleong Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari
kuantifikasi (pengukuran).
Menurut prof. Dr. Sugiyono penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandasakan pada filsafat postpositivisme yaitu digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
12 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya,
2009 ), h. 4
15
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.13
2. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut
Whitney yang dikutip oleh Moh. Nazir bahwa metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan intepretasi yang tepat. Penelitian deskriptif
mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang
berlaku dan situasi tertentu dalam masyarakat, termasuk tentang hubungan-
hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan, serta proses-proses
yang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. 14
Dalam penelitian ini, penulis bertindak sebagai pengumpul data dan
sebagai instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan,
instrumen yang penulis maksud adalah berbagai bentuk alat bantu dan
dokumentasi lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang hasil
penelitian terkait dengan persoalan-persoalan yang berkenaan dengan objek
penelitian.
3. Waktu dan Tempat penelitian
Peneliti melakukan penelitian lapangan selama 4 bulan, agar peneliti
dapat menghasilkan penelitian dengan sebaik mungkin dan tidak tergesa-
gesa dalam melakukan penelitian. Adapun tempat yang dijadikan penelitian
ini ialah Yayasan KUNTUM Indonesia di Desa Tegalwaru Ciampea Bogor.
Alasan memilih tempat di Desa Tegalwaru karena desa ini memiliki banyak
potensi sumber daya alam dan banyak juga pelaku bisnis yang membuka
13 Sugiyono, Metode penelitian Kuantitaif, Kualitatif Dan R&D (Bandung : Alfabeta ,
2014) h. 9 14 Moh Nazir, metode penelitian ( Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003) h. 16
16
berbagai macam usaha. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya media
yang meliput kegiatan yang ada di Desa Tegalwaru. Salah satunya pernah
masuk dalam Shooting Program “Jendela Usaha” yang ditayangkan oleh
MNC TV pada tanggal 22 November 2011.
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data primer, yaitu berupa data yang diperoleh dari informan
atau sasaran penelitian melalui wawancara mendalam, dimana
penulis melakukan percakapan dua arah secara berulang dalam
suasana kesetaraan, akrab, dan informal terkait proses
kewirausahaan sosial.
b. Data sekunder, yaitu berupa catatan atau dokumen yang diambil
melalui sumber-sumber informasi tidak langsung. Data sekunder
yang penulis maksud adalah catatan atau dokumen-dokumen
yang diperoleh dari berbagai literatur, buku, majalah brosur,
karangan, ilmiah, arsip dan modul-modul yang berkaitan dengan
penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Wawancara mendalam, suatu cara pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya.15
Menurut Moleong yang dikutip oleh Haris
Hardiansyah bahwa wawancara adalah percakapan dengan
15 Riduwan, Metode teknik menyusun tesis ( Bandung: Alfabeta,2007), h. 102
17
maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan yaitu
peneliti sendiri dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan yang terdiri Ketua
Yayasan KUNTUM Indonesia dan 5 pelaku usaha.16
Instrumen
yang digunakan dalam wawancara pedoman wawancara,
handphone ataupun alat perekam.
b. Studi Dokumentasi, salah satu metode pengumpulan data
kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen
yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang
subjek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari
sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen
lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang
bersangkutan17
. Hal ini digunakan untuk memperoleh data yang
tidak diperoleh dengan wawancara dan observasi, tetapi hanya
diperoleh dengan cara melakukan penelusuran data dengan cara
menelaah buku, majalah, surat kabar, jurnal, internet, dan foto
kegiatan yang bersumber dari lembaga dan dokumentasi yang
berkaitan dengan penelitian.
16 Haris Herdiansyah , Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta : Salemba Humanika,2012)
h.118 17Ibid . h 143
18
6. Teknik pemilihan informan
Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, teknik pemilihan
informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive
sampling yaitu memilih informan yang dipilih secara sengaja yang diambil
karena pertimbangan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.18
Pertimbangan
tertentu ini, saat penulis ingin mengambil informan UKM (Usaha Kecil
Menengah) penulis berdiskusi dengan ketua Yayasan KUNTUM mengenai
siapa saja pelaku UKM yang bisa dijadikan informan. Hal ini disebabkan
karena ada beberapa pelaku UKM yang bekerja sama dengan Yayasan
KUNTUM. Oleh karena itu ketua Yayasan beberapa pelaku UKM untuk
peneliti melakukan pendekatan terlebih dahulu agar bisa menimbulkan
suasana keakraban. Setelah peneliti melakukan pendekatan kepada para
UKM, dapatlah 5 orang pelaku UKM yang menurut peneliti mereka ini bisa
memberikan informasi yang peneliti cari seputar kewirausahaan sosial di
Desa Tegalwaru, dan 5 informan tersebut merupakan UKM yang memang
sudah maju ketika adanya Yayasan KUNTUM.
Dalam konteks ini peneliti mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya sampai terjadi pengulangan informasi atau sudah tidak ada
informasi yang terjaring lagi. Dari teknik sampling inilah peneliti kemudian
bisa menentukan subjek dan objek penelitian.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, tetapi oleh
spardley dianamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari 3
elemen, yaitu: tempat (palce), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang
18Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2010), h.52
19
berinteraksi secara sinergi. Pada situasi sosial atau obyek penelitian ini
peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas, orang-orang yang ada
pada tempat tertentu.19
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah orang atau
sekelompok orang yang dapat memberikan informasi, mereka terdiri dari: 1
orang Ketua Yayasan KUNTUM Indonesia dan 5 orang pelaku UKM.
Tabel 1.1 Rancangan Informan
No. Informasi Yang Dicari Informan Jumlah
1.
Profil Yayasan KUNTUM,
cara melakukan kewirausahaan
sosial
Ketua Yayasan
KUNTUM
1 Orang
2.
Profil informan, perbedaan
sebelum dan sesudah adanya
Yayasan KUNTUM
Pelaku UKM
5 Orang
7. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain20
.
19Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 49
20Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2006),
h. 244
20
Teknik pengelolaan data yang peneliti gunakan dalam mengelola data
penelitian ini adalah dari hasil wawancara dan dokumentasi, dan bahan
pustaka dengan menggunakan pola deskriptif analisis, yakni peneliti
mencoba mempaparkan semua data dan informasi yang diperoleh kemudian
menganalisa data dengan berpedoman pada sumber-sumber tertulis.
8. Teknik Keabsahan Data
Burhan Bungin dalam bukunya penelitian kualitatif mengatakan
bahwa dalam melakukan penelitian kualitatif seringkali menghadapi
persoalan dalam menguji keabsahan hasil penelitian, hal ini disebabkan
banyak hal, yaitu: (1) subjektifitas penelitian merupakan hal yang dominan
dalam penelitian kualitatif, (2) alat penelitian yang diandalkan adalah
wawancara dan observasi, (3) sumber data kualitatif yang credible akan
mempengaruhi hasil akurasi penelitian 21
. Menurut Patton dan Moleong
keabsahan data dapat dicapai dengan jalan membandingkan keadaan dan
prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain.
Strategi ini digunakan untuk meningkatkan kredibilitas (derajat
kepercayaan) dengan menggunakan teknik Triangulasi Sumber. Dalam hal
ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil pembandingan
tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikirian. Yang
penting di sini ialah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya
perbedaan-perbedaan tersebut.22
21 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Ekonomi, Kebijakan publik dan Ilmu Sosial
lainnya ( Jakarta : Kencana 2007 ) h. 253 22 Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 330.
21
F. Teknik Penulisan Data
Adapun teknik penulisan dalam penelitian skripsi ini adalah
menggunakan “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan
Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development
And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta , cetakan pertama, 2007.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mempermudah maka penulis membagi atas lima bab secara
rinci sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mengutarakan tentang: Latar Belakang, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodelogi Penelitian,
Sistematika Penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Ini mengutarakan tentang definisi masalah sosial, tahapan-tahapan
penyelesaian masalah sosial, definisi pengangguran, jenis-jenis
pengangguran, kemiskinan, penyelesaian masalah sosial melalui inovasi
sosial, pengertian kewirausahaan, bentuk kewirausahaan secara umum,
karakteristik kewirausahaan secara umum, pengertian kewirausahaan sosial,
komponen kewirausahaan sosial (Inovation, Opportunity, Leadership, Value
Creation, Social Benefit, Profitability), rencana program kewirausahaan,
cara menjalankan wirausaha sosial, ide dan peluang usaha serta batasan
dalam kewirausahaan sosial.
22
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA
Bab ini membahas profil dari Yayasan KUNTUM Indonesia yang
meliputi: sejarah singkat berdirinya, visi, misi, motto, tujuan, identitias
lembaga, sarana dan prasarana, struktur organisasi, pembiayaan oprasional
dan mitra atau kerja sama.
BAB IV ANALISI DAN TEMUAN LAPANGAN
Bab ini membahas tentang analisis peran Yayasan KUNTUM
Indonesia dalam mengurangi pengangguran melalui praktek kewirausahaan
sosial dan pentingnya Yayasan Kuntum Indonesia terhadap masyarakat
Tegalwaru Bogor.
BAB V PENUTUP
Memberikan kesimpulan yang berisi fakta-fakta terhadap hasil
penelitian yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya dan menjawab
rumusan masalah penelitian, guna menghasilkan masukan atau saran
terhadap program lembaga tersebut agar menjadi lebih baik dan bermanfaat.
23
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Peran
1. Pengertian Peran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah beberapa tingkah
yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat dan
harus dilaksanakan.23
Peran tidak bisa dipisahkan dengan status (kedudukan), walaupun
keduannya berbeda, akan tetapi saling berhubungan dengan erat antara satu
dengan yang lainnya, karena yang satu tergantung pada yang lain dan
sebaliknya. Seseorang dikatakan berperan atau memiliki peran karena dia
(orang tersebut) mempunyai (status) dalam masyarakat, walaupun
kedudukan itu berbeda antara satu orang dengan orang lain tersebut, akan
tetapi masing-masing dirinya berperan sesuai dengan statusnya.
Sedangkan menurut N.Gross W Masson dan A.W. Mc Eachen
sebagaimana yang dikutip oleh David Berry mendefinisikan peran sebagai
seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang
menempati kedudukan sosial tertentu.24
Harapan tersebut, masih menurut David Berry merupakan imbangan
dari norma-norma sosial. Oleh karena itu dapat dikatakan peranan-peranan
itu ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat, artinya seseorang
23 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:
Balai Pustaka,1998) h.667 24 David Berry, Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada,1995) cet ke-3, h.99
24
diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat di
dalam pekerjaan dan dalam pekerjaan lainnya.
Sarlito Wirawan Sarwono juga mengemukakan hal yang sama bahwa
harapan tentang peran adalah harapan-harapan orang lain pada umumnya
tentang prilaku-prilaku yang pantas, yang sebaiknya ditentukan oleh
seseorang yang mempunyai peran tertentu.25
2. Tinjauan Tentang Peran
Sebagaimana pernyataan di atas, bahwa ada hubungan yang erat
antara peranan dan kedudukan, seseorang mempunyai peranan dalam
lingkungan sosial dikarenakan ia mempunyai kedudukan dalam lingkungan
sosialnya (masyarakat).
Tak dapat dipungkiri pula bahwasannya manusia adalah makhluk
sosial yang tidak bisa melepaskan sikap ketergantungan (dependent) pada
mahkluk atau manusia lainnya, maka pada semacam posisi inilah peranan
sangat menentukan kelompok sosial masyarakat tersebut, diharapkan
masing-masing dari sosial masyarakat yang berkaitan agar menjalankan
peranannya yaitu menjalankan hak dan kewajiban sesuai kedudukannya
dalam masyarakat (lingkungan) dimana ia bertempat tinggal.26
Di dalam peranan sebagaimana dikatakan oleh David Berry terdapat
dua macam harapan yaitu: harapan-harapan dari masyarakat terhadap
25 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial,(Jakarta: Rajawali,1984) Cet ke-
1, h.235 26 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar( Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,
2002), cet Ke-3, h. 243
25
pemegang peranan dan harapan-harapan yang dimiliki oleh si pemegang
harapan terhadap masyarakat.27
Dari kutipan tersebut nyatalah ada suatu harapan dari masyarakat
terhadap individu maupun kelompok terhadap akan suatu peran, agar
dijalankan sebagaimana mestinya sesuai dengan kedudukannya dalam
lingkungan tersebut. Individu dituntut memegang peranan yang diberikan
oleh masyarakat kepada (individu) dalam hal ini peranan dapat dilihat
sebagai bagian dari struktur masyarakat, misalnya peranan-peranan dalam
pekerjaan, keluarga, kekuasaan, dan perenan lainnya yang diciptakan oleh
masyarakat, begitu pula dengan Yayasan KUNTUM Indonesia terdapat
harapan-harapan yang sangat besar baik dari pihak lembaga selaku pengurus
maupun masyarakat sehingga yayasan tersebut dapat memfasilitasi atau
sebagai sarana penunjang dalam berkewirausahaan sosial.
B. Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan fenomena yang selalu ada pada setiap
masayarakat di bumi manapun. Selama masayarakat terus mengalami proses
perubahan, maka masalah sosial akan terus muncul tanpa bisa dihindari serta
sekaligus akan terus mempengaruhi dimensi kehidupan setiap orang. Menurut Dr
Soetomo masalah sosial adalah sebuah gejala atau fenomena yang muncul dalam
realitas kehidupan bermasyarakat. Pada umumnya masalah sosial ditafsirkan
sebagai suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian besar warga
27 David Berry, Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi,(Jakarta: Raja Grafindo
Persada,1995), Cet ke-3, h. 101
26
masyarakat. Suatu kondisi juga dapat dianggap sebagai masalah sosial karena
menimbulkan berbagai penderitaan dan kerugian baik fisik maupun non fisik. 28
Masalah atau problema adalah perbedaan antara das sollen (yang
seharusnya, yang diinginkan, yang dicita-citakan, yang diharapkan) dengan das
sien (yang nyata, yang terjadi). Dengan kata lain, masalah adalah perbedaan
antara yang ideal dan yang real. 29
Menurut Parrillo sebagaimana yang dikutip oleh Soetomo, bahwa
pengertian masalah sosial mengandung empat komponen, dengan demikian suatu
situasi atau kondisi sosial dapat disebut sebagai masalah sosial apabila terlihat
indikasi keberadaan empat komponen tersebut yaitu30
:
a. Kondisi tersebut merupakan masalah yang bertahan untuk suatu periode
waktu tertentu. Kondisi yang dianggap sebagai masalah, tetapi dalam
waktu singkat kemudian sudah hilang dengan sendirinya tidak termasuk
masalah sosial.
b. Dirasakan dapat menyebabkan berbagai kerugian fisik atau non-fisik,
baik pada individu maupun masyarakat.
c. Merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai atau standar sosial dari salah
satu atau beberapa sendi kehidupan masyarakat.
d. Menimbulkan kebutuhan akan pemecahan
Masyarakat setiap saat mengalami perubahan baik itu yang direncanakan
ataupun yang tidak direncanakan. Perubahan sosial terjadi ketika ada perubahan
28 Drs. Soetomo, Masalah Sosial dan Pembangunan (Jakarta,PT Dunia Pustaka Jaya :
1995), h.1 29 Drs. Abu Huraerah, M.si, Pengorganisasian Dan pengembangan masyarakat (Bandung
:Humaniora , Tahun 2011). Cet 2, h. 4 30 Drs. Soetomo, Masalah Sosial Dan Upaya Pemecahannya ( Yogyakarta, Pustaka
Belajar : 2008), cet 1, h 6.
27
pada struktur sosial yaitu pola-pola tingkah laku dan interaksi masyarakat,
perubahan pada dimensi status dan peranan, perubahan institusi, serta perubahan
nilai-nilai masyarakat.
“Bagaimana seorang perempuan yang tadinya hidup sendiri harus
berperan sebagai seorang istri bagi pasangan hidupnya dan ibu bagi anak-
anaknya. Begitu pula seorang pria yang semula memiliki pola hidup sendiri,
maka setelah menikah harus berbagi tanggung jawab bersama pasangan
hidupnya dan ayah bagi anak-anaknya.”31
Jika adapatasi dari perubahan tersebut tidak terjadi maka bisa memunculkan
masalah dalam keluarga tersebut misalnya tidak mampunya suami yang harus
mencari nafkah sekaligus bereperan sebagai kepala keluarga yang memimpin istri
dan anak-anakya.
C. Definisi Pengangguran
Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar.
Tetapi sayangnya besarnya jumlah penduduk tidak diimbangi tersedianya
lapangan pekerjaan dan peningkatan mutu atau kualitas sumber daya manusianya.
Hal ini mengakibatkan masih tingginya tingkat pengangguran di Indonesia.
Pengertian dari pengangguran secara umum adalah sebuah kondisi yang
membuat orang tidak dapat bekerja atau kehilangan pekerjaan karean kurangnya
lapangan kerja. Menurut Sadono Sukirno Pengangguran adalah orang yang
tergolong angakatan kerja ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya.32
Pengangguran akan menimbulakan masalah ekonomi dan
31
Budhi Wibhawa dkk, Social Enterpreneurship, Social Enterprise & Corporate Social
Responsibility,(Widya Padjajaran,2011) cet pertama, h. 58 32 Sadono Sukirno. “Pengantar Teori Makro Ekonomi”, (Jakarta: PT Grafindo Persada,
1996),h.1
28
sosial bagi individu yang mengalaminya. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri
dari tiga golongan:
1) Golongan yang masih sekolah
2) Golongan yang mengurus rumah tangga tetapi tidak mendapatkan upah.
3) Golongan lain yaitu:
Pertama, golongan yang menerima pendapatan tetapi tidak melakukan
kegiatan ekonomi, seperti tunjangan pensiun, bunga simpanan atau sewa atas
milik. Kedua, mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain, misalnya karena
lanjut usia, cacat, atau dalam penjara.
Mereka (kecuali golongan lain) sewaktu-waktu dapat terjun untuk ikut
bekerja, oleh karena itu kelompok ini disebut sebagai angkatan potensial. Tenaga
yang tergolong bersekolah akan meninggalkan sekolahnya sementara untuk
mencari kerja bila keluarga tidak mampu membiayai sekolahnya, dan ia akan
kembali ke sekolah bila kondisi pekerjaan berubah menjadi tidak menarik dan
keluarga sudah mampu membiayainya. Demikian juga tenaga kerja yang
mengurus rumah tangga akan masuk pasar kerja bila pengasilan keluarga relatif
rendah, mereka akan kemabali mengurus rumah tangga bila keadaan mencukupi.
Golongan penduduk yang seperti ini dinamakan angakatan kerja sekunder33
.
Pengangguran akan berdampak negatif terhadap keadaan ekonomi, politik dan
sosial bagi negara yang memiliki tingakat pengangguran yang tinggi.
Pengangguran sangat berpengaruh terhadap pencapaian kesejahteraan masyarakat
dan prospek negara yang bersangkutan.
33 Payman J Simanjuntak, Pengantar Ekonomi SDM (Jakarta: penerbit FE UI, 1998), h. 6
29
1. Jenis-jenis Pengangguran Berdasarkan Penyababnya
Menurut Payman J Simanjuntak Pengangguran berdasarkan
penyebabnya dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu34
:
a. Pengangguran Friksional
Pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam
mempertemukan pencari kerja dengan lowongan yang ada.
Pengangguran friksional dapat diakibatkan oleh tiga sebab:
Pertama, waktu yang diperlukan selama prosedur pelamaran dan
seleksi, atau karena jarak, juga kurangnya informasi. Kedua,
kurangnya mobilisasi pencari kerja dimana lowongan pekerjaan justru
terdapat bukan di sekitar tempat tinggal si pencari kerja. Ketiga,
pencari kerja tidak mengetahui dimana adanya lowongan pekerjaan
demikian juga pengusaha tidak mengetahui dimana tersedianya
tenaga-tenaga yang sesuai.
b. Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural yaitu pengangguran yang diakibatkan
oleh perubahan-perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi
dalam jangka panjang. Sebagai contoh struktur ekonomi Indonesia
yang pada awalnya cenderung ekonomi agraris dewasa ini perlahan-
lahan berubah menjadi negara industri. Hal ini kan berepengaruh
terhadap tingkat pengangguran. Tenaga kerja yang ada dan siap
bekerja sudah terpola untuk bekerja di lapangan kerja bidang
pertanian, sedangkan kesempatan kerja yang tersedia bukan pertanian.
34 Ibid. h.49
30
Dengan demikian tenaga kerja yang ada tetapi tidak memenuhi
lapangan kesempatan kerja akan menjadi pengangguran struktural.
2. Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya
Krisis ekonomi global yang berkepanjangan memberikan pengaruh
pertumbuhan ekonomi yang kurang menguntungkan apalagi disertai dengan
perkembangan penduduk yang cukup tinggi. Hal itu mengakibatkan
pertumbuhan ekonomi semakin berat yang berarti tingkat investasi yang
dilakukan pemerintah juga lamban. Jika jumlah pengangguran dari tahun ke
tahun bertambah dan terus membengkak tentu dapat mengakibatkan
kemunduran dalam perekonomian yang selama ini terus dibangun.
Berdasarkan kepada ciri pengangguran yang berlaku, pengangguran
dapat pula digolongkan sebagai berikut35
:
a. Pengangguran Terbuka
Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan
pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja.
Pengangguran terbuka dapat pula wujud sebagai akibat dari kegiatan
ekonomi yang menurun, dari kemajuan teknologi yang mengurangi
pengguanaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari kemunduran
perekembangan suatu industri
b. Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran ini terutama wujud di pertanian atau jasa. Di
banyak negara berkembang seringkali didapati bahwa jumlah pekerja
dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang
35 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro Ekonomi,(Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,2004), h.
330
31
sebenarnya diperlukan supaya ia dapat menjalnkan pekerjaannya
dengan efisisen. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan
dalam pengangguran tersembunyi.
c. Pengangguran Bermusim
Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian dan
perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat
melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada musim
kemarau pula para pesawah tidak dapat mengerjakan tanahnya.
Apabila dalam masa di atas para penyadap karet, nelayan, dan
pesawah tidak melakukan pekerjaan lain maka mereka terpaksa
menganggur.
d. Setengah Menganggur
Di negara-negara berkembang penghijrahan atau migrasi dari
desa ke kota adalah sangat pesat sebagai akibatnya tidak semua orang
yang pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah.
Mereka mungkin hanya berkerja satu hinga dua kali dalam seminggu,
atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja-pekerja yang mempunyai
masa kerja seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah
menganggur atau underemployment.
D. Definisi kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak
sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan
32
juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam
kelompok.36
Istilah kemiskinan diperkenalkan oleh Grezt untuk melukiskan suatu
struktur sosial berlandasan pertanian dengan jumlah orang yang ditampung makin
lama makin banyak dan tinggkat hidup bertahan sedikit di atas subsitensi.37
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian miskin adalah
miskin berasal dari kata kemiskinan yang memiliki arti kemiskinan tidak berharta
benda, serba kekurangan (berpenghasilan sangat rendah).38
Secara terminologi,
kemiskinan dapat diartikan sebagai “situasi penduduk” (sebagai penduduk) yang
hanya memenuhi makanan, pakaian, dan perumahan yang sangat diperlukan untuk
mempertahankan tingkat kehidupan yang minimum.39
Dalam kalangan ulama mazhab terdapat perbedaan tentang kemiskinan di
antaranya: Imam Syafii memberikan pengertian tentang miskin, orang yang
mempunyai harta atau usaha sebanyak seperdua kecukupannya atau lebih, tetapi
tidak sampai mencukupi. Sedangkan ulama mazhab Imam Maliki memberikan
pengertian miskin ialah orang yang tidak mempunyai apapun.40
E. Kewirausahaan
1. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan sampai saat ini belum ada definisi yang telah
disepakati bersama di antara para ahli. Hal ini dapat dilihat dari adanya
36 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta, Rajawali Press : 1999), h. 320 37 Said Rusli, Pengantar Ilmu Kependudukan, ( Jakarta, LP3ES: 1996 ), cet-ketujuh, h
132 38 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta:
Balai pustaka, 1998), h.233 39 Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Banding: Mizan), h.448 40 H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008), cet-ke 41, h.
213
33
perbedaan beberapa definisi antara satu ahli dengan ahli lainnya, namun
setiap definisi memiliki benang merah yang sama. Menurut Reymond W.Y.
Kau sebagaimana dikutip oleh Drs. Sudrajad yang dimaksud kewirausahaan
adalah suatu proses menciptakan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan
membuat sesuatu y ang berbeda dari yang sudah ada (Inovasi) 41
.
Kewirausahaan menurut Peter.F.Drucker yang sebagaimana dikutip
oleh Dr. Kasmir adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berebeda melalui pemiikiran kreatif dan tindakan inovatif demi
terciptanya peluang. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan suatu
usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan
inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari
yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya
mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat 42
.
Memahami masalah kemisikinan sering kali adanya upaya untuk
mengatasi kemiskinan, banyak ilmuan sosial yang melatar belakangi
keilmuan tentang kemiskinan. Kemiskinan merupakan salah satu masalah
sosial yang amat serius. Langkah awal yang perlu dilakukan dalam
membahas masalah kemiskinan adalah mengidentifikasi apa sebenarnya
yang dimaksud dengan kemiskinan. Konsep yang berbeda akan melahirkan
cara pengukuran yang domain baik berupa kultur maupun struktural yang
41 Drs. Sudrajad,M.M, Kiat Mengentaskan Pengangguran dan Kemiskinan Melalui
Wirausaha ( Jakarta: PT Bumi Askara:2011), h. 28 42 Dr. Kasmir,S.E.M.M, Kewirausahaan ( Jakarta, PT Raja Grafindo: 2011), h. 21
34
menyebabkan kemiskinan cara mengentsakan kelompok miskin dari lembah
miskin. 43
2. Karakteristik Wirausaha
Sukses tidaknya seorang wirausaha dalam mengelola bisnis atau
usahnya tidaknya dipegang oleh faktor banyaknya modal yang dimiliki,
akan tetapi yang lebih menonjol adalah karena adanya fakta bahwa bisnis
atau usaha dapat dikelola oleh orang yang berjiwa Entepreneur dan tahu
persis tentang apa, mengapa dan bagaimana bisnis itu harus berjalan. David
E. Rye sebagaimana dikutip oleh Saiman Leonardus merumuskan
karakteristik sukses bagi seorang wirausahawan sebagaimana dijelaskan
pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Karakteristik Sukses Seorang Wirausahawan
Karakteristik Sukses Ciri Sukses Yang Menonjol
Pengendalian Diri Mereka ingin dapat mengendalikan
semua usaha yang mereka lakukan
Mengusahakan terselesaikannya
urusan
Mereka menyukai aktivitas yang
menunjukan kemajuan yang
berorientasi pada tujuan
Mengarahkan diri sendiri Mereka memotivasi diri sendiri
dengan suatu hasrat yang tinggi untuk
berhasil
43
Sunyoto Usman, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarkat, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar:2006) cet-IV, h.125
35
Mengelola dengan sasaran Mereka cepat memahami rincian tugas
yang harus diselelsaikan untuk
mencapai sasaran
Penganalisis kesempatan Mereka akan menganalisis semua
pilihan untuk memeastikan
kesuksesannya dan meminimalkan
resiko
Pengedali Pribadi Mereka mengenali pentingnya
kehidupan pribadi terhadap hidup
bisnisinya
Pemikir kreatif Mereka akan selalu mencari cara yang
lebih baik dalam melakukan suatu
usaha
Pemecah masalah Mereka akan selalu melihat pilihan-
pilihan untuk memecahkan setiap
masalah yang menghadang
Pemikir objektif Mereka tidak takut untuk mengakui
jika melakukan kekeliruan.
Sumber: Kewirausahaan: Teori, Praktik dan Kasus-Kasus44
Hal yang harus digaris bawahi pada karakteristik sukses bagi seorang
wirausaha dan perlu diletakan pada benak dan dipikiran usahawan adalah
44 Saiman Leonardus, Kewirausahaan: Teori, Praktik dan Kasus-Kasus (
Jakarta, Salemba Empat: 2011), h 53
36
bagaimana berpikir objektif dan kreatif, sehingga mampu menganalisis
setiap kesempatan bisnis yang mungkin muncul dan pengendalian diri
secara matang, sehingga mampu merencanakan dan mengendalikan bisnis
secara objektif dan tidak mengandalkan diri pada pertolongan ataupun
fasilitas yang ada di luar kemampuannya45
.
F. Kewirausahaan Sosial
Telah banyak jasa seorang wirausahawan Indonesia dalam membantu
mengatasi kemiskinan, mengurangi pengangguran dan mengupayakan
kesejahteraan masyarakat. Dengan cara memberikan nilai tambah ekonomi,
membangun semangat kemandirian dan membantu menciptakan lapangan kerja
sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat menjadi lebih
baik. Upaya pemerintah dalam rangka menanggulangi kemiskinan di negara ini
pun sudah sering dilakukan. Namun dalam upaya tersebut ada yang memberikan
hasil taupaun dampak yang baik bagi masyarakat, selain itu ada pula yang tidak
memberikan dampak bagi masyarakat sehingga tidak membantu mereka untuk
keluar dari permasalahan sosial tersebut. Sehingga jumalah penduduk miskin di
Indonesia pun masih berada pada angka yang cukup tinggi. Oleh karena iti perlu
adanya langkah-langkah baru untuk memperbaiki kondisi masyarakat di
Indonesia.
Melihat kenyataan tersebut sudah saatnya bangsa Indonesia menoleh dan
mendalami kewirausahaan sosial yang sudah dikembangkan gagasannya sejak 30
tahun lalu, sebagai salah satu alternatif mengatasi masalah kemiskinan, sebab
45 Saiman Leonardus, Kewirausahaan: Teori, Praktik dan Kasus-Kasus ( Jakarta,
Salemba Empat: 2011), h 52.
37
kewirausahaan sosial bukan hanya sebagai instrumen perubahan angka-angka
ekonomi, namun lebih jauh dari itu sebagai instrumen pengubah nilai, pandangan
dan jalan baru dalam kehidupan.46
1. Pengertian Kewirausahaan Sosial
Menurut Wawan Dhewanto,kewirausahaan sosial adalah suatu bentuk
usaha yang bertujuan untuk melakukan perubahan sosial dengan
menyelesaikan permasalahan sosial dengan menggunakan prinsip-prinsip
kewirausahaan sosial.47
Sedangkan kewirausahaan sosial menurut Juwaini, adalah
wirausahawan sosial adalah individu yang bervisi, berjiwa pengusaha, dan
beretika yang mampu menciptakan inovasi sosial dan mampu mengubah
sistem yang ada di masyarakat.48
Kewirausahaan sosial merupakan suatu
proses yang menciptakan nilai sosial dengan menggabungkan sumber daya
yang terfokus untuk mengejar dan mencari kesempatan. Untuk menciptakan
nilai sosial ini dengan mengetahui kebutuhan yang belum terpenuhi,
selanjutnya dalam proses ini melibatkan adanya produk dan jasa yang
dihasilkan tetapi bisa juga yang merujuk pada adanya pembentukan
organisasi baru.Kewirausahaan sosial merupakan solusi untuk mengatasi
permasalahan sosial.
2. Tujuan Kewirausahaan Sosial
Tujuan kewirausahaan sosial adalah terjadinya perubahan sosial ke
arah yang lebih baik atau positif dan memecahkan permasalahan sosial
46 Juwaini Ahmad, Social Enterprise ( Bandung, Mizan Group: 2011) h. 11 47 Wawan Dhewanto, dkk, Inovasi dan Kewirausahaan Sosial ( Bandung, Alfabeta :
2013 ). h 43. 48 Juwaini Ahmad, Social Enterprise ( Bandung, Mizan Group: 2011) h. 9
38
untuk kepentingan masyarakat atau kelompok dampingan. Berikut adalah
tujuan dari kewirausahaan sosial secara global dapat dilihat melalui
kebutuhan mendesak dan potensi pengembangan yang ingin dicapai yaitu49
:
a. Pengentasan kemiskinan
b. Pendidikan
c. Kesehatan
d. Kebutuhan air bersih
e. Infrastruktur dan pembangunan
f. Pengembangan lingkungan yang berkelanjutan
Wirausaha sosial berusaha memberdayakan masyarakatnya yang
mengalami permasalahan sosial untuk menjalankan usaha sehingga pada
akhirnya masyarakat dapat merasakan manfaat berupa peningkatan
kesejahteraan karena memperoleh penghasilan dari usaha yang didirikan.
3. Komponen Kewirausahaan Sosial
Paul C. Light mengasumsikan bahwa kewirausahaan sosial terbentuk
dari empat komponen besar yaitu kewirausahaan, ide / gagasan, peluang
dan organisasi 50
. Dari beberapa definisi yang dirangkum oleh Okpra dan
Halkias ini terdapat beberapa komponen yang membentuk definisi
kewirausahaan sosial. Komponen-komponen tersebut kemudian
didefinisikan dalam sebuah skema seperti di bawah ini:
49 Ibid. h 84 50 Budi Wibhawa, dkk, Social Enterpreneurship, Social Enterprise & Corporate Social
Responsibility ( Bandung, Widya Padjadjaran:2011), h 15.
39
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir dalam Kewirausahaan Sosial.51
a) Inovation: Menggunakan solusi inovatif untuk memecahkan
masalah sosial masyarakat, inovasi dengan menghasilkan produk
layanan, atau sesuatu yang baru dan berebeda, atau pendekatan
untuk melakukan hal-hal yang bertanggung jawab secara sosial.
b) Opportunity: Mengidentifikasi isu-isu sosial yang penting dalam
masyarakat, melakukan sesuatu yang realitas, terjangkau dan
menguntungkan bagi masyarakat.
c) Leadership: Menciptakan nilai-nilai sosial yang lebih baik bagi
masyarakat, dan terciptanya perubahan sosial yang misinya adalah
untuk mengembangkan masyarakat (empowerment).
51 Wawan Dhewanto, dkk, Inovasi dan Kewirausahaan Sosial ( Bandung, Alfabeta :
2013 ). h 35
40
d) Value Creation: Adanya penciptaan nilai, inovasi dan kesempatan.
Adanya transformasi sosial dimana terdapat perubahan yang akan
memecahkan masalah sosial masyarakat.
e) Social Benefit: Melakukan sesuatu yang realitas, terjangkau dan
menguntungkan bagi masyarakat.
f) Profitability: Menggunakan dan memperoleh pendapatan untuk
memecahkan masalah sosial masyarakat 52
.
4. Wirausaha Sosial
Menurut Light, wirausaha merupakan faktor utama dalam terjadinya
aktivitas kewirausahaan sosial. Tidak akan ada aktivitas kewirausahaan
sosial tanpa talenta, kreativitas dan dorongan kewirausahaan individu yang
selalu ingin bergerak mendobrak kemapanan yang ada. Drayton menyatakan
bahwa para wirausaha sangat mudah dikenali bahwa sebelum mereka
meninggalkan tanda karya mereka. Mereka menikah dengan visi mereka dan
akan bersama-sama selama bertahun-tahun sepanjang mereka
membutuhkannya. Mereka digambarkan sebagai seseorang yang sangat erat
memegang visinya. Mereka bergerak untuk mencapai visinya, yang
seringkali dianggap aneh oleh orang-orang di lingkungannya. Namun
demikian, tanpa seorang individu yang tidak kenal lelah seperti inilah,
kewirausahaan sosial terjadi.53
52 Wawan Dhewanto, dkk, Inovasi dan Kewirausahaan Sosial ( Bandung, Alfabeta :
2013 ). h 34 53 Paul C Light. The Search For Social Enterpreneurship ( Washington Dc, Brooking
institution press : 2008 )
41
5. Ide Wirausaha Sosial
Gambar 2.3 Ide, Peluang, dan Masalah Sosial54
Ide adalah suatu pemikiran, pendapat atau gagasan dari seseorang atau
kumpulan orang. Sebuah ide harusnya dapat dilanjutkan melalui tindakan
yang disesuaikan dengan kebutuhan (permasalahan) yang ada.
Kewirausahaan sosial berbeda dengan konsep kewirausahaan secara umum.
Ide sebagai dasar pembeda gerakan kewirausahaan sosial dan
kewirausahaan umum. Secara umum walaupun tidak sepenuhnya benar,
pembeda antara kedua jenis kewirausahaan adalah bahwa kewirausahaan
sosial dimulai dari ide atau gagasan untuk mengurangi atau mengatasi
masalah, sementara kewirausahaan sosial secara umum dapat diartikan
dengan usaha yang dijalankan secara mandiri oleh individu atau organisasi
untuk mendapatkan keuntungan semata 55
. Sedangkan yang dimaksud
dengan wirausaha sosial adalah individu atau organisasi yang melihat
permasalahan yang ada di lingkungannya sebagai peluang untuk usaha
54 Wawan Dhewanto, dkk, Inovasi dan Kewirausahaan Sosial ( Bandung, Alfabeta :
2013 ). h 62 55
Budi Wibhawa dkk, Social Enterpreneurship & Corporate Social Responsibility (T.tp :
Widya Padjadjaran, 2011), h 16
Peluang
Ide Masalah
sosial
42
bisnis, tidak hanya itu kegiatan yang dihasilkan wirausaha sosial akan
memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Secara umum walaupun belum sepenuhnya benar untuk menjadi
pengusaha sosial tentunya perlu memiiki misi sosial, misi sosial adalah
sebuah motivasi yang digunakan oleh individu atau lembaga untuk
membebaskan masyarakat dari permasalahan yang dihadapinya. Dalam
menjalankan sebuah ide atau gagasan tidaklah mudah, oleh karena itu
diperlukan kemampuan pengelolaan resiko, sehingga ide dan gagasan dapat
dijalankan. Seperti yang diungkapkan oleh Paul C Light dalam Martin dan
Osberg sebagaimana dikutip oleh Budi Wibhawa bahwa pengusaha sosial
individu, kelompok, jaringan, organisasi atau aliansi yang memiliki tujuan
melayani kebutuhan masyarakat. Berikut adalah peran wirausaha sosial
dalam perekonomian suatu negara adalah:
a. Menciptakan lapangan pekerjaan
b. Mengurangi pengangguran
c. Meningkatkan pendapatan masyarakat
d. Mengkombinasikan faktor-faktor produksi (alam, tenaga kerja,
modal dan keahlian)
e. Meningkatkan produktivitas nasional
6. Peluang Wirausaha Sosial
Sebuah ide harus disesuaikan dengan peluang atau kebutuhan yang
tersedia. Peluang usaha sendiri dapat diartikan sebagai kesempatan atau
waktu yang tepat untuk dimanfaatkan wirausaha guna mendapatkan
keuntungan. Untuk menangkap peluang usaha perlu kerja keras dan
43
pengorbanan. Tanpa kerja keras dan keberanian mengambil resiko maka
peluang itu hanya akan menjadi peluang semata tanpa menghasilkan
apapun. Menurut Howorth sebagaimana dikutip oleh Wawan Dhewanto
menjabarkan proses yang harus dilakukan oleh pengusaha sosial untuk
menjalankan usahanya :
a. Mencari kesempatan
b. Mengembangkan konsep bisnis
c. Mencari tahu apa arti sukses dan bagaimana mengukurnya
d. Memperoleh sumber daya yang tepat
e. Peluncuran dan tumbuh
f. Mencapai tujuan.
Peluang usaha adalah kesempatan yang di ambil atau dimanfaatkan
pengusaha/wirausaha untuk melakukan usaha yang mendapatkan
keuntungan. Sedangkan bagi wirausaha sosial yang dimaksud dengan
peluang adalah kesempatan yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan sosial dalam rangka membantu masyarakat.
Menurut Martin dan Osberg sebagaimana dikutip oleh Wawan
Dhewanto, kewirausahaan sosial memiliki tiga komponen sebagai berikut56
:
a. Mengidentifikasi keseimbangan yang stabil meskipun
menyebabkan pengecualian, marjinalisasi atau penderitaan
kemanusiaan yang tidak memiliki sarana keuangan atau kekuatan
politik untuk mencapai manfaat perubahan itu sendiri.
56
Wawan Dhewanto, dkk, Inovasi dan kewirausahaan sosial, (Bandung: Alfabeta,2013)
h. 65
44
b. Mengidentifikasi peluang dalam keseimbangan yang salah,
mengembangkan proposisi nilai sosial, dan membawa tanggungan
untuk menantang hegemoni negara yang stabil.
c. Membangun hal yang baru, keseimbangan yang stabil melepaskan
beban atau meredekan penderitaan kelompok sasaran, meniru
pemikiran dan penciptaan ekosistem yang stabil serta memastikan
masa depan yang lebih baik untuk kelompok sasaran dan bahkan
masyarakat secara keseluruhan.
Dalam dunia usaha setiap pengusaha atau wirausaha harus
memperhatikan peluang usaha yang ada di sekitar mereka. Peluang usaha
yang telah diambil pastinya memiliki konsekuensi, jika berhasil
mendapatkan keuntungan, namun jika gagal itu merupakan bagian dari yang
harus dihadapi. Oleh karena itu seorang wirausaha harus benar-benar cerdas
dalam melihat peluang yang ada di sekitarnya.
7. Batasan Kewirausahaan Sosial
Menurut Saifan dalam tulisannya mengusulkan batasan-batasan yang
dapat digunakan untuk mendefinisikan kewirausahaan sosial, yang mana
definisi kewirausahaan sosial tidak mecakup dermawan , aktivis, perusahaan
dengan yayasan, atau organisasi yang menjalankan tanggung jawab sosial.
terdapat dua batasan yang membedakan perusahaan dalam hal motivasi
bisnis yang dilakukan oleh perusahaan sebagai berikut :
a. Organisasi non-profit dengan startegi mencari pendapatan: tujuan
dari usaha sosial adalah menyelesaikan permasalahan sosial
dengan menggunakan kegiatan kewirausahaan, sehingga
45
perusahaan menghasilkan pendapatan (kemandirian perusahaan
secara finansial). Seorang pengusaha sosial menjalankan usaha
sosialnya untuk dikomersilkan. Pendapat dan keuntungan yang
dihasilkan hanya digunakan untuk lebih meningkatkan
penyampaian nilai-nilai sosial.
b. Organisasi profit dengan startegi dorongan misi: tujuan dari usaha
sosial adalah dalam melakukan bisnis sosial dan komersial kegiatan
kewirausahaan dilakukan secara bersamaan untuk mencapai
keberlanjutan. Seorang pengusaha sosial menjalankan sebuah
organisasi yang bersifat sosial dan komersial, sehingga organisasi
dapat mandiri secara fianansial dan para pendiri serta investor bisa
mendapatkan keuntungan dari keuntungan perusahaannya 57
.
57Wawan Dhewanto, dkk, Inovasi dan kewirausahaan sosial, (Bandung: Alfabeta,2013)
h 49
46
BAB III
GAMBARAN UMUM YAYASAN KREATIVITAS UNIT USAHA
MUSLIMAH (KUNTUM) INDONESIA DAN DESA TEGALWARU
BOGOR
A. Profil Yayasan Kreativitas Usaha Muslimah (KUNTUM) Indonesia
Nama : Yayasan Kuntum Indonesia.
Alamat Sekretariat : Kampung Pulekan No 31 Desa Tegalwaru kecamatan
Ciampea Kabupaten Bogor – Jawa Barat
Kantor Pemasaran : Jl. H. Mad Nur No. 43 desa Jampang kecamatan Kemang
kabupaten Bogor – Jawa Barat
Telphone : (0251)8621751
Hand Phone : 081382433432
Situs Web : www.facebook. Kampoeng Wisatabisnis Tegalwaru
www.kampoengwisatabisnistegalwaru.blogspot.com
www.tegalwarukreatif.com
Tanggal Berdiri :18 Juni 2008
UKM :
58 Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Yayasan KUNTUM Indonesia pada
tanggal 10 November 2014
- Peternakan Kelinci - Budi Daya Ikan Lele
- Peternakan Kambing - Home Industri Tas
- Sari Sehat dan Tanaman
Herbal
- Home Industri Accesoris
- Budi Daya Jamur - Home Industri Kerupuk
- Budi Daya Ikan Mas - Home Industri Nata De
Coco, Selai Kelapa, Arang
- Budi Daya Ikan Patin - Home Industri Wayang
Golek58
47
1. Sejarah Berdirinya Yayasan KUNTUM Indonesia
Berdirinya Yayasan Kuntum Indonesia ini dipelopori oleh dua orang,
salah satunya adalah seorang wanita penduduk asli yang tinggal di Desa
Tegal Waru yang bernama Tatiek Kancaniati. Beliaulah yang sampai saat
ini berkonsentrasi penuh dalam memajukan wisata kampung ini. Ide awal
pada tahun 2008 didirikan bisnis ini adalah dimulai dari keinginan
membantu masyarakat di sekitar tempat tinggalnya mendapatkan
penghasilan tambahan ada harapan lain yang ingin dicapai, paling tidak
daerahnya dapat menjadi desa percontohan desa yang produktif.
Obrolan dan nasehat dari beberapa teman dekatnya ditambah dengan
dukungan dari Rumah Kreatifitas Ekonomi–Mekar Mitra Mandiri sebagai
Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) yang fokus pada pemberdayaan
ekonomi masyarakat, akhirnya tercetus ide untuk mewujudkan salah satu
perkampungan yang ada di Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea
Kabupaten Bogor ini, menjadi kampung wisata bisnis sekaligus sebagai
percontohan kampung produktif melalui program kewirausahaan sosial yang
dapat dikembangkan di daerah lainnya.59
Yayasan KUNTUM Indonesia merupakan Yayasan yang berada di
pedesaan, awal berdirinya Yayasan ini pada tanggal 18 Juni 2008 sejak itu
dituntut untuk bisa berkiprah lebih banyak dalam melayani masyarakat
terutama dalam membantu meningkatkan kapasitas pemberdayaan ekonomi
masyarakat melalui programnya yaitu ”Kampung Wisata Bisnis
59
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Yayasan KUNTUM Indonesia pada
tanggal 10 November 2014
48
Tegalwaru”(KWBT). Potensi masyarakat yang ada di sekitar Tegalwaru
sebagian besar adalah pengrajin UMKM yang memiliki omset dan produksi
yang sangat variatif dan baik merupakan nilai jual KWBT untuk
mengembangkan kualitas dan pemasaran UMKM dan pencitraan Desa
Tegalwaru sebagai Desa Mandiri.
Dilatarbelakangi oleh potret kemiskinan masyarakat yaitu
pengetahuan mereka yang rendah, pembinaan yang kurang merata,
produktifitas rendah, akses informasi dan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) yang rendah dan daya saing rendah. Hal itu menjadi sebuah ironi
bagi negara yang sudah merdeka kurang lebih selama 67 tahun ini dan
melihat kenyataan di luar sana masih banyak pula orang-orang yang
membutuhkan lahan pekerjaan, sesungguhnya banyak potensi yang dimiliki
seseorang namun terkadang belum tergali, baik dari kaum muda atau tua
karena tak diketahui atau keterbatasan sehingga mengendap dalam diri.
Anak-anak dan remaja adalah rentang usia yang sangat menentukan di
kehidupan masa depan, terkadang proses pencarian jati diri itulah yang
menjeremuskan seseorang ke dalam pergaulan yang tidak menguntungkan.
Berawal dari hal tersebut didirikannya Yayasan Kuntum Indonesia
untuk memberikan ruang kepada anak-anak dan remaja bahkan para orang
dewasa untuk mengekspresikan diri terutama untuk perkembangan jiwa
entrepreneur. Dan turut serta berperan aktif dalam rangkaian kegiatan yang
mengusung kepedulian terhadap pendidikan dan perekonomian anak bangsa
dengan mengadakan Program Tour Kampung Wisata Bisnis sebagai
program untuk mengasah jiwa bisnis dan pemahamanya tentang sebuah
49
produk berbasis home industry. Untuk itu berkarya, berbudaya, dan berilmu
bukan hanya menjadi sebuah slogan tapi harus diakui bahwa hal
tersebutlah yang akan mengantarkan masyarakat pada tatanan kehidupan
yang lebih baik dan memiliki keterampilan yang menghasilkan dari sisi
financial tentunya
2. Visi Dan Misi Yayasan KUNTUM Indonesia
a. Visi:
- Mengembangkan potensi Sumber Daya Masyarakat dan Alam.
- Meningkatkan kemandirian masyarakat berbasis modal sosial.
b. Misi:
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui pendampingan
kewirausahaan dan leadership.
- Memberikan pembiayaan usaha dan menghilangkan
ketergantungan terhadap ekonomi ribawi.
- Memberikan pelayanan sosial masyarakat.60
3. Tujuan Yayasan KUNTUM Indonesia
Yayasan Kuntum Indonesia memiliki tujuan yang selaras dengan Visi
dan Misinya yaitu fokus pada pemberdayaan masyarakat, berikut tujuan
Yayasan Kuntum Indonesia :
a. Meningkatkan pengetahuan seputar teknologi tepat guna dan
applicable dalam keseharian masyarakat.
60
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Yayasan KUNTUM Indonesia pada
tanggal 10 November 2014
50
b. Memberdayakan masyarakat Kampung Tegalwaru dengan
pengenalan teknopreneurship.
c. Turut serta dalam mensukseskan program pemerintah yaitu
“Program Desa Mandiri Energi”.
d. Menciptakan lapangan pekerjaan, khususnya ibu-ibu pedesaan
dalam menambah pendapatan keluarga serta memberdayakan home
industri guna menciptakan kemandirian.
4. Struktur Organisasi Yayasan KUNTUM Indonesia
Gambar 3.1 Struktur Yayasan KUNTUM Indonesia61
61
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Yayasan KUNTUM Indonesia pada
tanggal 10 November 2014
Dewan Pengawas
Romli Suja’i
Ketua
Tatiek Kancaniati
Bendahara
Nina
Sekretaris
Saeful
Divisi Sosial
Nuri
Divisi Ekonomi
Amy yanti
Divisi Leadership
Novie
51
a. Dewan Pembina : Arif Munawar
b. Dewan Pengawas :
- Ketua
- Anggota
c. Dewan Pengurus
- Ketua : Tatiek Kancaniati
- Sekertaris : Syaiful
- Bendahara : Nina
- Divisi Sosial : Nuri
- Divisi Ekonomi : Amy Yanti
- Divisi Leadership : Novi
d. Tim Project Pemberdayaan Ekonomi
- Ketua Project : Amiyanti
- Nama Anggota : - Evi Rosiantie, Sekretaris
- M. Fajri Gozali, Ahli Arang
- Acim, Kerajinan Anyaman Bambu
- Ajul, Pengrajin Briket Biomosa
- Taruna Petani Tanaman Hias dan Obat
- Tatiek Kancaniati, Nata De Coco
- Badan Amil Zakat KoKab Bogor
- Media : Radar, Jurnal Bogor, Radio
Mars FM, Blog Kuntum.multiply.com
52
5. Fasilitas di Desa Wisata Bisnis Tegalwaru
Pengunjung yang ingin berwisata di Kampung Wisata Bisnis
Tegalwaru dapat menikmati beberapa paket dan kegiatan yang disediakan
oleh Yayasan Kuntum. Adapun kegiatan yang bisa dinikmati dan dipilih
yaitu:
a. Training Entrepreneur
Kegiatan ini berupa pengenalan tentang perekonomian UMKM,
pemberdayaan lingkungan di masyarakat serta motivasi entrepreneur
social. Pengunjung yang ingin berwisata di Kampung Wisata Bisnis
Tegalwaru dapat menikamti beberapa paket dan kegiatan yang
disediakan di KWBT. Pengunjung dapat memilih beberapa jenis paket
training seperti, seperti training kerajinan tangan Rp.50.000/orang,
training daur ulang kertas Rp.50.000/orang, training sulam pita
Rp.50.000/ orang, training rajutan bambu+Bunga akrilik
Rp.50.000/orang dan training motivasi enterpreneur Rp.100.000/
orang. 62
b. Charity Creativity
Kegiatan Charity Creativity adalah suatu rangkaian kegiatan
berupa: pelatihan membuat aneka aksesoris dari daur ulang kertas dan
gedebok pisang, pelatihan aksesoris dari tepung terigu, pelatihan
sulam pita dan rajutan. Pelatihan olahan aneka tanaman obat, produksi
nata de coco, budidaya jamur tiram, aneka olahan kerupuk,
peternakan sapi, domba dan kelinci. Pengunjung yang ingin belajar
62 Data yang diambil dari brosur Yayasan KUNTUM Indonesia pada tanggal 10 November
2014
53
bisa menikmati pilihan pelatihan kreatifitas dengan biaya yaitu: jamur
tiram dan olahan tanaman obat Rp.50.000. perternakan sapi,domba
dan kelinci Rp.50.000, usaha kerajinan tas dan usaha kerupuk
Rp.50.000, ketrampilan aneka handicraft Rp. 50.000, dan pengolahan
nata de coco Rp.50.000. 63
c. Outbond on The Road
Kegiatan outbond ini dengan berbagai permainan ala kampung :
1) Permainan Gobak sodor, Galasin, Galah, Engrang
Rp.20.000/orang
2) Menanam tanaman sayuran organik Rp.10.000/orang
3) Mancing dan tagkap ikan di kolam Rp. 10.000/orang
4) Barbeqiu (Bakar ikan dan ayam panggang) + renang Rp
5.000, out bound untuk perusahaan (25-75 orang)
Rp.215.000/ orang, out bound untuk sosial (25-75 orang)
Rp.125.000/orang dan flying fox Rp.50.000/orang.
Adapun tujuan penting outbound untuk pendidikan antar lain :
1) Mengidentiikasi kekuatan dan kelemahan diri.
2) Berekspresi sesuai caranya sendiri, namun masih dapat
diterima di lingkungan.
3) Mengetahui dan memahami perasaan, pendapat orang lain
dan menghargai perbedaan.
4) Membangkitkan semangat dan motivasi untuk terus terlibat
dalam kegiatan-kegiatan.
63 Data yang diambil dari brosur Yayasan KUNTUM indonesia pada tanggal 10 November
2014
54
5) Lebih mandiri dan bertindak sesuai keinginan.
6) Lebih empati dan sensitif dengan perasaan orang lain.
7) Mampu berkomunikasi dengan baik.
8) Mengetahui cara belajar yang efektif dan kreatif.
9) Memberikan pemahaman terhadap sesuatu tentang
pentingnyakarakter yang baik.
10) Memahami nilai-nilai positif hingga terbentuk karakter.
11) Mengembangkan kualitas hidup yang berkarakter.
12) Menetapkan dan memberikan contoh dan karakter yang
baik terhadap lingkungan.64
Berbagai pilihan paket pelatihan yang ditawarkan oleh KWBT tidak
sepenuhnya dilakukan oleh Yayasan KUNTUM, akan tetapi para pelaku
usaha juga berpartisiasi untuk mensukseskan acara, seperti yang dilakukan
oleh rumah joglo salah satu kampung wisata rumahan yang mengusung
konsep budaya tradisional jawa yang diadakan di atas tanah sunda. Bagi
pengunjung yang ingin menikmati dan berkunjung Kampung Wisata Bisnis
Tegalwaru dapat menghubungi nomor kontak 081382433432 atau
08568096624 atau mengunjungi sekertariat di Kampung Pulekan No 31
Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor-Jawa Barat. Untuk
mendapatkan paket Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru dapat mengunjungi
wabsite di www.kampungwisatabisnistegalwaru.blogspot.com dan
www.tegalwarukreatif.com.
64 Data diambil dari brosur yang diberikan Yayasan KUNTUM Indonesia pada tanggal 10
November 2014
55
B. Profil Desa Tegalwaru Mandiri, Ciampea-Bogor
Desa Tegalwaru yang terletak di sebelah Barat Kabupaten Bogor, memiliki
jumlah penduduk 12.123 jiwa dan sebagian besar berprofesi sebagai petani dan
wirausaha. Lingkungan yang asri didaratan Gunung Salak Endah memberikan
keuntungan bagi para petani dalam mengarap lahan pertaniannya.
Secara monografi Desa Tegalwaru terdiri dari 6 RW dan 38 RT, dan
masing-masing RW memiliki spesifikasi usaha masyarakat. Berdasarkan hasil
survei yang kami lakukan :
Tabel 3.2 Spesifikasi UKM Berdasarkan Wilayah Rukun Warga65
RW UKM Jumlah
01 Pengrajin anyaman, Bambu bilik, Produksi
Tas, Industri aksesosris, dan industri
kerupuk.
5 UKM
02 Usaha Pandai Besi dan Usaha Sandal 2 UKM
03 Obat-Obat Herbal dan Tanaman Hias 2 UKM
04 Industri Selai Kelapa, Nata De Coco ,
Pembiakan ikan Patin, Industri Wayang
Golek, dan Ternak Sapi
5 UKM
05 Kecap, Cuka, Saus, Minuman Orson, dan
Produksi Ikan Pindang
5 UKM
06 Budidaya Tanaman Dan Budidaya Jamur. 2 UKM
Total 21 UKM
Sumber:Berdasarkan hasil Peneliti di lapangan dan Arsip dari Yayasan
KUNTUM Indonesia
65
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4 Desember
2014
56
Melihat dari tabel diatas di RW 01 beberapa warga memilih alternatif
pencaharian keluarganya sebagai pengarajin anyaman bambu dan bilik. RW 02
terdapat pengrajin pandai besi dan pesanan golok ukir.RW 03 karena wilayahnya
yang masih luas oleh lahan pertanian, menjadikan warga RW 03 ini menggarap
lahan mereka dengan tanaman obat, buah dan tanaman hias.Beranjak dari RW 03,
kita dapat melihat di RW 04 berbagai industri pembuatan selai kelapa dan
pembiakan ikan patin. Dari limbah industri selai kelapa, berpotensi melahirkan
aneka usaha seperti briket arang, nata de coco dan hiasan/aksesoris.
Tak kalah di RW 05 pun terdapat industri rumahan berupa pengolahan
kecap, cuka, saus dan minuman orson, walau mengunakan media produksi yang
sangat sederhana telah memberikan income keluarga yang cukup menjanjikan.
Kemudian terakhir di RW 06 masyarakat dominan sebagai pedagang dan tukang
bangunan tapi di beberapa area terdapat budidaya tanaman DAS yang telah cukup
diakui banyak pihak. Suasana pedesaan di sini masih asri plus bisa mendapatkan
inspirasi dan ide bisnis berbasis home industry.66
1. Letak geografis Desa Tegalwaru Bogor
Geografis Desa Tegalwaru berada di ketinggian 200 - 500 mil di atas
permukaan laut umumnya merupakan Daerah Agraris Pertanian Suhu rata-
rata harian di daerah Desa adalah 25-35 o
C Iklim Desa Tegalwaru
sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia dalam wilayah tropis
mempunyai iklim kemarau dan penghujan, halte tersebut mempunyai
pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Tegalwaru
66
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4
Desember 2014
57
Kecamatan Ciampea iklim suatu daerah sangat berpengaruh dalam
kehidupan utamanya untuk pertumbuhan tanaman dan kelangsungan hidup
binatang ternak. Selain itu, kondisi geografis Desa Tegalwaru umumnya
merupakan daerah agraris pertanian.
Melihat potensi SDA yang terdapat di Desa Tegalwaru tentulah
menjadikan satu prestasi yang membanggakan untuk kesuburan desa dan
pergerakan/mobilitas penduduk terlihat semakin padat. Jika hal tersebut
dijadikan sebagai indikator dan dapat dikatakan bahwa masyarakat di desa
Tegalwaru sedang mengalami perkembangan.67
2. Keadaan Struktur Organisasi Tata Kerja
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa Tegalwaru
Kecamatan Ciampea sudah berpedoman kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Bogor Nomor 29 Tahun 2004 tentang Peraturan Desa dan
didasarkan pada Keputusan Kepala Desa Tegalwaru Nomor 3 Tahun 2011
tentang Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa Benteng.
Sesuai dengan Peraturan Desa tersebut Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Desa Tegalwaru dilaksanakan berdasarkan pola maksimal.
Dalam hal ini Pemerintah Desa dipimpin oleh seorang Kepala Desa dibantu
oleh Kepala Urusan dan unsur pelaksanaaan Teknis. Di Desa Tegalwaru
terdapat 1 Plt Sekdes, 5 Kepala Urusan dan untuk pengelolaan Keuangan
Desa dipegang oleh seorang Bendahara Desa. Sedang Unsur Pelaksanaan
67
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4
Desember 2014
58
Teknis Kepala Dusun, Urusan Pertanian, Urusan Keagamaan, Urusan
Pengairan dan Linmas.
3. Keadaan Sosial Politik dan Trantib
Secara umum kondisi serta ketentraman dan ketertiban di wilayah
Desa Tegalwaru sudah terkendali. Dalam hal ini kehidupan politik warga
masyarakat dapat tersalurkan sesuai dengan aspirasi seiring dengan
banyaknya partai politik dan pemilihan Kepala Daerah secara langsung.
Berkaitan dengan masalah keamanan dan ketertiban dapat
disampaikan bahwa pada tahun 2013 situasi dan kondisi Desa Tegalwaru
terbilang aman.68
Dan jumlah anggota Pertahanan Sipil (Hansip) sampai saat ini tercatat
sebanyak 10 Orang yang keberadaannya dan kelembagaan hansip sampai
saat ini sudah ada di Pemerintah Kabupaten Bogor adanya Kantor Kesbang
dan Linmas yang mengatur tentang keberadaan Hansip di Tingkat
Kabupaten Bogor, sesuai dengan berubahnya Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Kabupaten Bogor.
4. Sarana dan Prasarana di Desa Tegalwaru
Prasaran yang ada di Desa Tegalwaru meliputi, meliputi lapangan
sepak bola sebanyak 3 buah, lapangan volly sebanyak 3 buah, lapangan bulu
tangkis sebanyak 6 buah, lapangan tenis meja sebanyak 4 buah, dan kolam
renang sebanyak 1 buah. Prasarana di bidang olahrga memang terbilang
cukup banyak, sementara di bidang kesenian kebudayaan maupun sosial
68
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4
Desember 2014
59
belum terpenuhi kebutuhannya. Sedangkan sarana prasaran yang meliputi
bidang kesehatan, pendidikan dan keagamaan di Desa Tegalwaru dapat
dikatakan mampu tercukupi bagi kebutuhan warganya.
Adapaun jumalah masjid yang terdapat di Desa Tegalwaru sebanyak
15 buah dan musholla sebanyak 20 buah. Dimana pada bidang keagamaan
warga Tegalwaru aktif dengan majelis ta’lim sebanyak 39 kelompok dengan
total 780 anggota. Hal ini juga menunjukan bahwa kegiatan di bidang
keagamaan di Desa Tegalwaru sangat antusias dalam hal peribadahan.
Tempat masjid atau musholla sering juga digunakan sebagai tempat belajar
keagamaan, pengajian maupun diskusi keagamaan.
Sementara sarana dan prasarana di bidang kesehatan yang ada di Desa
Tegalwaru, terdapat poliklinik atau balai pelayanan masyarakat sebanyak 2
buah dan puskesmas sebanyak 1 buah. Tempat balai pelayanan masyarakat
salah satunya berada di wilayah yang sama dengan kantor Kepala Desa
Tegalwaru, dimana hal ini dapat memudahkan akses masyarakat yang ingin
berobat. Dalam pelaksanaan di bidang kesehatan, puskesmas dibantu
dengan tenaga dokter 1 orang, tenaga perawat 3 orang dan tenaga bidan 2
orang.69
5. Kondisi Demografis
Kondisi demografis Desa Tegalwaru berdasarkan data hingga akhir
Desember Tahun 2011 tercatat sebanyak 12.429 jiwa. Jumlah tersebut
meliputi jumlah penduduk laki-laki sebanyak 6.198 jiwa dan jumlah
69
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4
Desember 2014
60
penduduk perempuan sebanyak 6.231 jiwa, serta jumlah KK sebanyak 3.293
jiwa, jumlah penduduk Desa Tegalwaru secara keseluruhannya dengan
kepadatan penduduk per KM² yaitu 3,6 jiwa. Komposisi umur dengan usia
terbanyak adalah pada usia anak-anak khususnya yang berusia 15-19
Tahun. Sedangkan usia dengan komposisi terendah terdapat pada usia lanjut
usia antara 65-69 Tahun. Adapun jumlah penduduk Desa Tegalwaru
menurut struktur umur sebagai berikut :
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Desa Tegalwaru Menurut Struktur Umur70
Kelompok
umur
Jumlah Jiwa Jumlah
Laki-laki Perempuan
0 – 4 422 417 839
5 – 9 490 453 943
10 – 14 264 554 818
15 – 19 587 598 1185
20 – 24 427 467 894
25 – 29 515 535 1050
30 – 34 430 466 896
35 – 39 424 419 843
40 – 49 534 466 980
50 – 54 385 416 801
55– 59 449 418 867
70
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4
Desember 2014
61
60 – 64 576 425 1001
65 – 69 315 300 675
70 – Ke atas 380 297 677
Jumlah 6198 6231 12429
Sumber: Profil Desa Tegalwaru Tahun 2013.
6. Kondisi Ekonomi dan Pendidikan
Kondisi perekonomian Desa Tegalwaru ditopang oleh beberapa mata
pencaharian warga masayrakat dan dapat teridentifikasi ke dalam beberapa
bidang mata pencaharian yang didominasi oleh petani dan pengrajin. Mata
pencaharian sebagai petani masih sebagai sumber pendapatan karena
didukung lahan di Desa Tegalwaru yang sebagian besar masih berupa lahan
persawahan selain menanam padi, tanaman lain, para petani juga sering
memotong rumput dan menjualnya kepada pengusaha peternakan.
Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Desa Tegalwaru Menurut Mata Pencaharian71
No Mata Pencaharian Jumlah
1 PNS 120 orang
2 TNI/POLRI 10 orang
3 Karyawan Swasta 227 orang
4 Wiraswata/Pedagang 230 orang
5 Petani 971 orang
6 Pertukangan 275 orang
71
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4
Desember 2014
62
7 Buruh Pabrik 275 orang
8 Pensiunan 15 orang
9 Pemulung 6 orang
10 Jasa/ Penjahit 35 orang
11 Tukang Bangunan 60 orang
12 Tukang Ojeg 350 orang
13 Bengkel 20 orang
14 Sopir Angkutan 30 orang
15 Tukang Las 9 orang
16 Pengrajin 810 orang
Sumber: Profil Desa Tegalwaru Tahun 2013
Sementara pendidikan, yang merupakan salah satu indikator dari
kualitas penduduk sangat besar juga pengaruhnya bagi warga Desa
Tegalwaru. dengan semakin tingginya jenjang pendidikan seseorang maka
semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusianya. Secara umum tingkat
pendidikan di Desa Tegalwaru masih terbilang rendah dengan jumlah
lulusan Pendidikan Sekolah Dasar sebanyak 1.235 orang, diikuti oleh
jumlah pendidikan SMP/SLTA sebnayak 219 orang sedangkan jumlah
penduduk dengan lulusan pendidikan khusus yang terbesar diperoleh pada
kursus ketermapilan 50 orang dan jumlah pendidikan khusus terendah pada
pendidikan keagamaan sebanyak 10 orang. Berikut data mengenai jumlah
penduduk Desa Tegalwaru menurut tingkat pendidikan, yaitu:
63
Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Desa Tegalwaru Menurut Tingkat Pendidikan72
No Jenis Pendidikan Pendidikan Jumlah
1
Lulusan Pendidikan Umum
Taman Kanak-kanak 55 Orang
2 Sekolah Dasar 1.235 Orang
3 SMP/SLTP 219 Orang
4 SMA/SLTA 93 Orang
5 Akademi (D1-D3) 27 Orang
6 Sarjana (S1-S3 51 Orang
7
Lulusan Pendidikan Khusus
Pondok Pesantren 45 Orang
8 Madrasah 35 Orang
9 Pendidikan Keagamaan 10 Orang
10 Sekolah Luar Biasa -
11 Kursus Ketrampilan 50 Orang
Sumber: Profil Desa Tegalwaru 2013.
Dari tabel di atas tergambar bahwa besarnya jumlah penduduk dengan
lulusan pendidikan sekolah dasar sangat mempengaruhi terhadap jenis
pkerjaan di Desa Tegalwaru sehari-hari, dimana sebagian masyarakat
bekerja petani yang menghabiskan harinya di lahan persawahan dan bekerja
menjadi pengrajin yang sebagian besar pengrajin tas. Penduduk di Desa
Tegalwaru juga banyak yang mengikuti kursus ketrampilan, sehingga
sebagian warga masyarakat berinisiatif membuka usaha sendiri yang bisa
dilakukan di rumah bersama kelaurga. Dengan banyaknya warga Desa
72
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4
Desember 2014
64
Tegalwaru yang berinisiatif menjadi pengusaha atau berwirausaha, maka
akan semakin banyak pula warga lainnya yang bisa ikut terbantu dalam
mendapatkan pekerjaan ataupun termotivasi untuk mencipatakan jenis usaha
lainnya di Desa Tegalwaru.
7. Data Pengangguran Desa Tegalwaru
Gambar 3.2 Grafik Mata Pencaharian Desa Tegalwaru
73
Menurut data yang diperoleh jumlah penduduk di Desa Tegalwaru
pada Tahun 2013 berjumlah 12.429 jiwa, dengan jumlah laki-laki 6198 jiwa dan
jumlah perempuan 6231 jiwa. Dalam rentang usia produktif yang ada di Desa
Tegalwaru yang memiliki mata pencaharian sebesar 68,30%, sedangkan dalam
usia tidak produktif sebesar 31,69%. Kategori umur yang masuk dalam usia
produktif itu 15-64 Tahun dan 65- 70 ke atas sudah masuk usia pensiun atau tidak
produktif.
73
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4
Desember 2014
120
10
227 230
971
275 275
6 35 60
350
20 30 9
810
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
Mata Pencaharian Desa Tegalwaru
Tahun 2013
65
Gambar 3.3 Grafik angkatan kerja yang bekerja maupun yang tidak memiliki
pekerjaan74
Data di atas menjelaskan bahwa jumlah angkatan kerja yang bekerja
berjumalah 3.428 jiwa. Sedangkan jumlah yang sudah masuk dalam usia produktif
namun belum memiliki pekerjaan berjumalah 5.089 jiwa. Hal ini menunjukan
jumlah pengangguran yang ada di Desa Tegalwaru masih sangat tinggi.
74
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4
Desember 2014
3428
5089
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Bekerja Tidak Meiliki
Pekejaan
Sebaran 2013
66
BAB IV
PERAN YAYASAN KREATIVITAS UNIT USAHA MUSLIMAH
(KUNTUM) INDONESIA DALAM MENGURANGI
PENGANGGURANMELALUI PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
DI DESA TEGALWARU, CIAMPEA-BOGOR
Bab ini menguraikan temuan penilitan berikut analisanya yang dibagi
menjadi: a) Profil Usaha Kecil Menengah (UKM) di Desa Tegalwaru; b) Praktik
kewirausahaan sosial di Desa Tegalwaru oleh Yayasan Kultum; c) Peran Yayasan
KUNTUM dalam mengurangi pengangguran.
A. Profil Uasaha Kecil Menengah (UKM) di Desa Tegalwaru
1. Pelaku Usaha Wayang Golek ( “A”)
“A” adalah salah satu warga Desa Tegalwaru yang bisa membuat
wayang golek, ia mulai bisa membuat wayang golek saat berusia 12 tahun
ketika “A” masih duduk di bangku sekolah dasar. “A” mulai menjual hasil
wayangnya pada saat “A” duduk di bangku SMP itupun karena “A” sedang
membutuhkan uang untuk membayar iuran sekolah. Semenjak duduk di
bangku SMP “A” sudah bisa membiayai sekolahnya dari hasil penjualan
wayang. Semenjak itu “A” berlatih dan mencoba membuat wayang yang
mirip dengan penokohan wayang. Wayang pun dibagi menjadi 3 tingkatan
sebagaimana ya diungkapkan oleh “A”:
“Untuk menentukan harga tergantung tingkat kesulitan wayangnya ya,
wayang kan ada tingkatanya kaya Prowodan, Kanjepan dan
Punggawaan”75
75 Wawancara Pribadi dengan pelaku usaha wayang golek. Bogor, 27 November 2014
67
Gambar 4.1 Pembuatan Wayang Golek
“A” juga menjelaskan bahwa hasil karyanya dijual dengan kisaran
harga mulai Rp 300.000.00 hingga Rp 1.500.000.00, tidak hanya itu bahan
dasar yang digunakan oleh “A” untuk membuat wayang adalah dari kayu
lame atau bisa disebut dengan kayu kule. Kayu ini mempunyai ke unggulan
sendiri dibandingkan dengan kayu al basyiah yang biasa digunakan untuk
membuat wayang golek. Kayu ini tahan lama, anti rayap dan tidak mudah
keropos, sebagaimana yang diungkapkan oleh “A” dalam wawancaranya:
”... Kebanykan wayang itu bahan dasarnya pakai kayu al basyiah,
makanya kadang wayang cepet kropos atau di makan rayap karena
pakai kayu al basyiah. Kalau saya si pakai kayu kule, dia lebih kuat,
gak kropos, rayap juga gak doyan ...”76
Memang kayu kule ini lebih bagus dibandingkan dengan kayu al
basyiah namun kendalanya saat ini kayu tersebut sudah mulai langka dan
susah untuk dicari. Kisaran harga kayu tersebut antara Rp 100.000.00
hingga Rp 1.000.000.00. Lamanya proses pembuatan wayang golek ini lebih
kurang satu minggu. Sebelum masuknya Yayasan KUNTUM “A”
memasarkan hasil produknya ke Jakarta pada sebuah pasar di bilangan
Jakarta Pusat. Dulunya juga “A” berkeliling untuk memsarkan produknya.
Kemudian setelah masuknya Yayasan KUNTUM ke Tegalwaru dengan
76 Wawancara pribadi dengan pelaku usaha wayang golek. Bogor, 27 November 2014
68
konsep Kampung Wisata Bisinis, “A” tidak perlu lagi untuk memasarkan ke
Jakarta dan mencari cari konsumen. Sekarang konsumen yang mendatangi
langsung untuk membeli maupun memesan wayang dengan tokoh tertentu.
“Berkat Yayasan KUNTUM usaha saya jadi banyak yang tau, sudah
bisa menhidupi keluarga saya. Anak-anak saya pun bisa sekolah.
Alhamduliilah.”77
Dengan bnyaknya pesanan, “A” pun kualahan untuk menanganinya.
Akhirnya A mengajari istrinya untuk bisa membuat wayang golek, sekaligus
dapat membantu pekerjaanya.
“Saya tawarin aja istri saya untuk membuat wayang, daripada
ngaanggur Cuma ngurusin anak, ya lebih baik iseng-iseng bantuin
saya. Kan lumayan ada pemasukan lebih. Seenggaknya bisa terpenuhi
lah kebutuhan sehari”
Penjelasan si A juga diperkuat oleh istrinya melalui wawancaranya:
“ ya saya disuruh bapak buat belajar wayang, supaya bisa membantu
bapak. Soalnya pesanan wayang kan banyak. Kasihan bapak keteter
sama pekerjaannya, ya walaupun saya baru bisa warnain wayang
aja“78
“A” juga sering diajak oleh Bu Tatiek untuk ikut seminar, malah
beliau pernah beberapa kali menjadi narasumber. Dari sini juga usaha
wayang golek “A” dikenal orang. Dengan adanya Yayasan KUNTUM di
Tegalwaru, membuat usaha wayang si “A” menjadi lebih maju, bisa
menambah pemasukan, memenuhi kebutuhan hidup kelaurga “A” dan yang
terpenting bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi istrinya. Harapan
kedepan “A” adalah ingin membuat Galeri wayang di pinggir jalan, supaya
orang banyak bisa melihat karyanya. Seperti yang dikutip dalam
wawancaranya:
77 Wawancara pribadi dengan pelaku usaha wayang golek. Bogor, 27 November 2014 78 Wawancara pribadi dengan Istri pelaku usaha wayang golek. Bogor, 27 November
2014
69
“ Saya si ingin punya galeri, buka di pinggir jalan supaya orang-orang
bisa lihat. Kan dari melihat mungkin saja mereka tertarik ingin beli, ya
barangkali yang tadinya gak suka sama wayang jadi suka gitu “79
2. Pelaku Usaha Ternak Sapi dan Domba ( “AN”)
“AN” merupakan warga pendatang dari Jawa Timur yang saat ini
sudah menetap di Desa Tegalwaru. Berlatarbelakang lulusan S1 Perternakan
Institut Pertanian Bogor. Awal mula merintis usaha ini ketika “AN” masih
duduk di bangku perkuliahan pada Tahun 2002. “AN” tidak sendirian
merintis usaha ini, melainkan dibantu oleh teman perkuliahannya juga yang
bernama “B”.
Gambar 4.2 Peternakan Domba
Mereka berdua mulai menjalankan usaha ternaknya pada Tahun 2004
setelah mereka melihat ada potensi di Desa Tegalwaru. Konsep usaha yang
dilakukan oleh “AN” yaitu menggunakan Integreating Farming System
dimana dalam pelaksanaannya memanfaatkan semua bidang baik berupa
perternakan, pertanian, perkebunan maupun perumahan. Bisnis yang
dilakukan “AN” sangat terkait satu sama lainnya, setiap bahan dasar akan
berguna dan memiliki banyak manfaat untuk produk yang diciptakan.
79 Wawancara pribadi dengan pelaku usaha wayang golek. Bogor, 27 November 2014
70
Contohnya seperti hewan ternak, hewannya bisa dipotong atau dipelihara
hidup. Kalau dipotong itu bisa menghasailkan suatu produk makanan kaleng
atau makanan instant seperti: sate kambing, tongseng kambing, kambing
guling dll yang nantinya bisa dikonsumsi oleh pembeli. Kemudian produk-
produk yang ditawarkan juga sangat inovatif seperti yang diungkapkan
“AN” dalam wawancaranya:
“Kita tidak hanya menjual hewan ternak yang hidup saja, yang sudah
matang pun ada, bisa langsung dimakan dan kita juga menawarkan
paket ternak berupa membuat kandang ternak beserta ternaknya “80
Memang bisnis yang dilakukan “AN” memiliki prinsip zero waste
agar sebisa mungkin termanfaatkan dengan baik.
Gambar 4.3 Berbagai macam bentuk olahan sapi dan domba
Setiap tahun usaha yang sedang dijalankan oleh “AN” saat ini sangat
berkembang, hal ini dapat dilihat dari semakin luas lahan perternakan
kambing dan sapi, semakin bertambah jumlah pekerja, semakin bertembah
jenis usaha dengan berbgai macam produk. “AN” yakin usaha ini akan
semakin maju karena untuk saat ini jumlah populasi ternak tidak sebanding
dengan pertambahan penduduk. Ini uangkapan “AN” dalam wawancaranya:
80 Wawawancra pribadi dengan usaha ternak Sapi dan Domba. Bogor, 5 Desember 2014
71
“Kita yakin usaha kita semakin hari, semakin tahun berkembang terus,
soalnya populasi ternak dengan pertumbuhan penduduk tidak
sebanding. Coba cek aja googgling kalau tidak percaya “ 81
“Peluang bermain dibidang perternakan saat ini sangat terbuka lebar,
dimana setiap Tahun warga Indonesia tetap kekurangan pangan yang
bersumber dari hewani, ditambah Indonesia adalah negara dengan jumlah
penduduk Muslim paling banyak dimana setiap tahunnya mereka
membutuhkan hewan kurban. Begitupun denagn aqiqah, yang dilakukan
seorang Muslim dari bentuk syukur atas kelahiran anaknya. Selain itu sistem
bisnis yang dilakukan “AN” juga ikut mengajak warga sekitar agar ikut
aktif dalam merawat dan menjaga lingkungan.
“AN” juga merekrut warga sekitar untuk dipekerjakan dalam
usahanya dalam hal ini “AN” menciptakan lapangan pekerjaan baru dan
berperan dalam mengurangi pengangguran di Tegalwaru. Dari 30
karyawannya sekitar 70% warga Tegalwaru, ada yang dahulunya
berprofesi sebagai tukang bangunan, penjaga toko, tukang ojek bahakan ada
yang memang benar-benar menganggur. Salah satu pekerja yang bekerja di
perternakan “AN”, kita sebut dengan inisial “U”. “U” adalah warga asli
Tegalwaru yang tinggalnya tidak jauh dari perternakan “AN”, dulu “U”
bekerja sebagai tukang bangungan yang kerjanya ketika ada orang ingin
bangun atau merenovasi rumahnya. “U” sudah menikah dan mempunyai 2
orang anak. Istrinya tidak bekerja dan hanya mengurusi kedua anaknya saja.
Kalau hanya mengandalkan dari tukang bangunan itu tidak akan cukup
81 Wawawancra pribadi dengan usaha ternak Sapi dan Domba. Bogor, 5 Desember 2014
72
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, ini ungkapan “U” dalam
wawancaranya:
“ Dulu emang saya kerja jadi tukang bangunan, penghasilan juga
seadanya gitu, kalau ada proyek aja baru saya kerja. Kalau gak ada
proyek ya gak ngapa-ngapain. Kalau di bilang mencukupi kebutuhan,
ya kurang sebenarnya“82
“U” akhirnya ditawarkan bekerja oleh “AN” sejak tahun 2006 -
sampai sekarang. Kehidupan “U” setidaknya bisa membaiayai sekolah
anaknya dan menafkahi keluarganya. Apabila “U” ditawarkan untuk bekerja
membangun rumah, “U” hanya menerima renovasi rumah yang kecil-
kecilan dan tidak sampai memakan waktu yang cukup lama. Pernayataan ini
diungkapkan “U” dalam wawancaranya:
“ Waktu itu saya ditawarkan bekerja oleh pak “AN”, bapak datang
kerumah saya. Alhamdulillah ya, rezeki Allah. Bapak juga tidak
menyuruh saya berhenti sebagai tukang, pekerjaan tukang bisa
disambi gitu “83
“U” sangat senang bisa bekerja di peternakan “AN”, disamping itu
“U” juga bangga terhadap desanya karena sudah dikenal banyak orang.
3. Pelaku Usaha Pembibitan Ikan Patin ( Bi)
“B” merupakan salah satu warga Desa Tegalwaru yang memiliki
usaha pembibitan ikan patin. “B” berkecimpung dalam bidang perikanan
sudah hampir lama sekitar 25 Tahun semenjak “B” menikah dengan istrinya
yang asli Desa Tegalwaru. Akhirnya pada Tahun 2002 “B” mencoba
melakukan ternak ikan mas, gurame dan bawal. Karena berternak ikan mas
dan gurame membutuhkan waktu panen yang cukup lama antara 3 sampai 4
82
Wawancara pribadi dengan pekerja yang bekerja di perternakan. Bogor, 5 Desember
2014 83 Wawancara pribadi dengan pekerja yang bekerja di perternakan. Bogor, 5 Desember
2014
73
bulan bahkan gurame bisa sampai 10 bulan. Akhirnya “B” berpindah ke
pembibitan ikan patin karena hanya memakan waktu paling lama 30 hari.
Hanya bermodal dengan 15 akuarium, “B” sudah bisa memenuhi
permintaan konsumen se-Kabupaten Bogor, hingga saat ini “B” sudah
memiliki 200 akuarium dan sudah bisa memenuhi permintaan konsumen se-
Kota Bogor bahkan permintaan tersebut meluas ke daerah Lampung,
Palembang dan Kalimantan. Seperti yang diungkapkan oleh “B” dalam
wawancaranya:
“Pemasaran patin itu sampai keluar daerah Lampung, Palembang,
Kalimantan, dikirimnya juga pakai pesawat gitu “84
Gambar 4.4 Bibit ikan patin yang siap dikirim kepetrenak ikan
Harga pembibitan ikan patin yaitu Rp 150.00/ekor . Dalam melakukan
pembibitan dibutuhkan ketrampilan khusus dan waktu yang khusus, hal ini
dilakukan karena bibit ikan perlu diganti air setiap satu jam sekali
disesuaikan jumlah bibit per satu akuarium dan dikontrol waktu makan
untuk bibit ikan. Untuk saat ini pekerja yang diserap oleh usah “B”
sekitar 15 orang, salah satunya pekerja yang bernama “AT” adalah salah
84
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha pembibitan ikan patin. Bogor, 27 November
2014
74
satu pekerja yang sudah lama ikut dengan “B”, “AT” ini sudah berkeluarga
dan sudah mempunyai cucu juga, jadi kebutuhan hidup “AT” tidak terlalu
berat lagi karena anak-anaknya sudah menikah dan kebanyakan tinggal di
luar daerah. Istri “AT” tidak bekerja, hanya sebagai Ibu rumah tangga.
Awalnya “AT” adalah tukang ojek di Tegalwaru, sekarang “AT” bekerja
mengantarkan bibit ikan ke perternak ikan yang ada di Kabupaten Bogor
seperti yang diungkapkan “AT” dalam wawancaranya:
“Bapak mah sudah lama bekerja dengan “B”, dari dulu hanya punya 5
akuarium sekarang udah gak ke hitung, dulu bapak kerjanya ngurusin
bibit ikan di akuarium, sekarang mah udah enak bapak kerjanya jalan-
jalan nganterin bibit ikan ke pembeli”85
“AT” juga merasakan perbedaan semenjak hadirnya Yayasan
KUNTUM di Tegalwaru, banyak tamu yang datang untuk melihat sekaligus
ingin belajar bagaimana belajar berternak ikan dan pekerjanya bertambah
banyak untuk mengurusi hal-hal yang lainya. Berikut petikan wawancara
“AT” :
“Semenjak ada KUNTUM makin banyak orang yang datang kesini,
tujuannya macem-macem gitu ada yang pengen belajar ternak, ada
juga cuma ngeliat doang, ada juga yang langsung mesen bibit
ikanya.”86
Pernyataan “AT” juga di perkuat oleh “B” dalam wawancranya:
“Alhamdulillah saya berterimakasih sama Yayasan KUNTUM udah
bikin usaha saya jadi dikenal bnyak orang, jadi banyak tamu yang
datang ketempat saya, mungkin gak cuma saya aja yang ngerasain ini,
banyak usaha-usaha yang lainnya juga yang ngerasain
keuntungannya”87
85
Wawancara pribadi dengan pekerja yang bekerja di pembibitan ikan patin. Bogor, 27
November 2014 86
Wawancara pribadi dengan pekerja yang bekerja di pembibitan ikan patin. Bogor, 27
November 2014 87
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha pembibitan ikan patin. Bogor, 27 November
2014
75
Dengan adanya Yayasan KUNTUM usaha “B” menjadi maju,
pemasarannya pun cukup bagus dan yang terpenting dapat menyerap tenaga
kerja yang ada di Desa Tegalwaru
4. Pelaku Usaha Tas ( “F”)
“F” adalah salah satu pelaku usaha pembuatan tas di Desa Tegalwaru,
“F” adalah anak dari pengusaha tas yang ada di Tegalwaru. “F” di percayai
bapaknya untuk meneruskan usaha tas yang dijalankan bapaknya selama 17
tahun. awal mula menekuni bidang pembuatan tas ini ketika ayahanda “F”
bekerja disalah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang ritel seperti
pembuatan tas, pakaian, jam tangan, aksesoris dll. Kemudian di Tahun
2000-an perusahaan tersebut kolep dikarenakan banyak barang luar yang
masuk ke indonesia, jadi barang Cina harganya lebih murah dibandingkan
barang lokal. Ketika perusahaan itu kolep, ayahanda “F” tidak bekerja dan
memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut. Pada tahun 2009
ayahanda “F” diajak kerja sama oleh salah satu produsen tas yang terkenal
sebagai pengolah tas. Kerjasama tersebut disetujui oleh ayahanda “F”,
usahanya untuk mengolah dan bahan dan membentuk pola hingga jadi.
Sehingga awal bisnisnya hanya bermodal kejujuran dengan pihak yang
bekerja sama. Setelah berjalan beberapa tahun pihak tersebut memutuskan
hubungan kerjasama dikarenakan kondisi perusahan dan pasar tidak stabil.
76
Gambar 4.5 Pabrik Industri Tas
Mulai dari kejadian tersebut “F” dan ayahnya mulai mencari strategi
dengan memanfaatkan sisa barang yang diperolehnya dari kerjasam untuk
mengembangkan bisnisnya. Hal tersebut dijelaskan oleh “F” ketika dalam
wawancaranya:
“ Setelah bapak keluar dari kerjaannya dan sudah tidak kerjasama
dengan perusahaan Shoka, saya dan bapak menjalankan usaha ini
sendiri tanpa kerjasama, saya juga mengajak tetangga saya untuk
bekerja membuat pola ataupun menjahit tasnya”88
Dengan menawarkan tetangganya untuk bekerja, ini akan menjadi
sebuah ciri khas sendiri bahwa tas yang diproduksi oleh “F” benar-benar asli
buatan warga Tegalwaru. Tidak hanya itu saja ketika Yayasan KUNTUM
hadir, Yayasan KUNTUM memberikan inovasi dan ide kretaif kepada “F”
bahwa pembuatan tas ini tidak hanya dilakukan di pabrik melainkan bisa
dilakukan di rumah atau bisa disebut dengan home industry. Ini pernyataan
“F” ketika di wawancari:
“ Saya senang Yayasan yang dipimpin oleh Bu Tatiek ini bisa
memberikan sebuah ide buat usaha saya dan membantu warga
88
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha Tas. Bogor, 16 November 2014
77
Tegalwaru juga . Saya sangat berterimakasih sekali dengan Bu tatiek
”89
Setiap kepala keluarga yang mampu membuat tas per Minggu akan
distor ke pabrik dan akan digantikan upah pembuatan tas yang perlusinnya
berkisar antara Rp 20.000 hingga Rp 150.000 tergantung pada jenis tas dan
tingkat kesulitannya. Hasil tas yang diproduksi oleh warga Desa Tegalwaru
banyak dipasarkan di Jakarta maupun di luar Jawa.
Gambar 4.6 Galeri tas yang ada di Tegalwaru
Dengan semakin meningkatnya permintaan pasar, meningkat pula
peluang lapangan pekerjaan yang ada di Desa Tegalwaru. Jumalah pekerja
yang diserap oleh usaha “F” kurang lebih sekitar 75 orang termasuk
mandor dan keneknya. Berbagai macam latar belakang dari pekerja mulai
dari petani, tukang kebun, anak muda disana pun turut ikut dalam membuat
tas. Salah satu contohnya si “D” dengan latar belakang dari keluarga yang
tidak mampu. Ibunya bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga, Bapaknya bekerja
sebagai tukang bangunan.”D” anak pertama dari dua bersaudara, adiknya
berumur 5 tahun. “D” mulai bekerja di UKM tas ini sejak 2 bulan yang lalu,
“D” diajak oleh saudaranya untuk bekerja di tempat “F”. “D” bekerja
89
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha Tas. Bogor, 16 November 2014
78
selama 8 jam dengan waktu istirahat selama 1 jam. Karena masih baru
bekerja disana “D” diberikan pekerjaan yang ringan dan tidak terlalu sulit
seperti mengelem dan memotong resleting. “D” mengaku senang bisa
bekerja di UKM tas seperti ungkapan “D” saat dalam wawancara:
“Iya saya senang bisa kerja disini, dekat dari rumah, upah saya bisa
saya tabung dan di kasih kan ke orang tua” 90
Ini menunjukan bahwa semakin majunya Desa Tegalwaru dengan
konsep Kampung Wisata Bisnis yang diprakarsai oleh Yayasan KUNTUM
Indonesia. Pelaku usaha dan UKM semakin maju karena semakin banyak
tamu yang datang dan semakin sering juga desa ini dipromosikan.
5. Pelaku Usaha Tanaman Obat (“Su”)
“Su” merupakan seorang pelaku usaha pengolahan tanaman herbal di
Desa Tegalwaru yang dinamakan Sari Sehat. “Su” sendiri bukan warga asli
Desa Tegalwaru, akan tetapi mendapatkan kepercayaan untuk
memanfaatkan sebuah lahan seluas 7000 M atas keterampilan salah seorang
dosen pertanian IPB. Berlatar belakang seoarang perawat dan pengalaman
pribadi karena gangguan penyakit maag yang dideritanya, membuat “Su”
termotivasi untuk belajar tanaman herbal dan mempraktekan ramuan herbal
pertama kali untuk dirinya sendiri. Sebagaimana yang dikutip dalam
wawancaranya:
“Gara-gara waktu itu ibu punya penyakit maagh, kitanya juga bukan
orang ada, Cuma bisa beli obat warung. Tapi dari situ ibu coba-coba
buat belajar ramuan herbal. Karena dari dulu ibu emang udah suka
ngeramu tanaman herbal”91
90
Wawancara pribadi dengan pekerja yang bekerja di industri Tas. Bogor, 16 November
2014 91
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha tanaman obat. Bogor 5 Mei 2015
79
Gambar 4.7 UKM Tanaman Obat Herbal
Selain karena pengalaman sakit maagh yang dideritanya, ada hal yang
juga melatarbelakangi “Su” menekuni usaha ini yaitu pribadi “Su” yang
kegemarannya mengelola tanaman herbal dan juga mendapatkan
kepercayaan untuk memanfaatkan lahan maka sejak Tahun 2006 hingga saat
ini sudah lebih dari 200 jenis tanaman yang ditanam dan diolah menjadi
herbal dari Sari Sehat Desa Tegalwaru. Berbagai jenis tanaman obat hampir
keseluruhan terdapat di Sari Sehat seperti jahe, lengkuas, lidah buaya,
rosella, mengkudu, saga, kumis kucing dan yang lainnya. “Su” mengaku
sejak ada Yayasan KUNTUM usahanya semakin dikenal banyak orang,
bukan hanya di daerahnya saja bahkan sampai ke luar negeri seperti ke
Hongkong. Ini salah satu kutipan wawancara “Su”:
“Alhamdulillah ada tambahan, kita jadi dikenal orang, kita lebih
berkembang, suka ada yang syuting, diliput, masuk majalah, masuk
radar Bogor juga, dan brosur kita berjalan.”92
Selain itu dalam memproduksi tanaman herbal, “Su” selalu menjaga
khasiat olahan tanaman herbal tersebut mulai dari cara merawat
tanamannya, mebersihkan, menjemur hingga alat-alat pengolahannya. “Su”
tidak bekerja sendirian, namun dibantu oleh anaknya dan ditemani oleh 2
92
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha tanaman obat. Bogor, 5 Mei 2015
80
orang tukang kebun. Sari sehat merupakan tempat wajib yang dikunjungi
oleh tamu. Usaha yang dijalankan “Su” sangat jarang sekali di contoh oleh
orang lain, namun tempatnya pun sangat mendukung mulai dari saung
dimana para pengunjung bisa saling berdiskusi mengenai penyakit dan obat
yang cocok untuk penyakit tersebut. Seperti ungkapan “Su” dalam
wawancaranya:
“ di sini tuh tempat langganan tamu Bu Tatik, kita sering ngobrol-
ngobrol di saung sama tamu tentang masalah penyakit apa aja. Nanti
tinggal ibu kasih tau obat yang cocok sama penyakitnya “93
Gambar 4.8 Tamu Yayasan KUNTUM yang berkunjung ke Sari Sehat
Dengan semakin banyak pengunjung yang datang ke Sari Sehat,
semakin banyak pula yang membeli obat-obatan herbal. Bahkan ada juga
yang membeli borongan kemudian dijual kembali di tempat lain. Seperti
yang diungkapankan “Su” dalam wawancaranya:
“ saking cocoknya obat herbal buatan ibu, yang tadinya cuma beli satu
bungkus eh besok-besok minta di kirimin lagi. ada juga yang beli
borongan untuk dijual lagi sama mereka, kaya 10 bungkus buat
penyakit maagh, 10 bungkus lagi buat penyakit diabetes, ya gitu “94
93 Wawancara pribadi dengan pelaku usaha tanaman obat. Bogor, 5 Mei 2015
94 Wawancara pribadi dengan pelaku usaha tanaman obat. Bogor, 5 Mei 2015
81
Dengan banyaknya permintaan dari konsumen. “Su” pun menjadi
kualahan dalam meramu obat herbalnya, hampir setiap hari “Su”
menghabiskan waktu di dapurnya. Dalam menjalankan usahanya, “Su”
sudah menyerap tenaga kerja sejumlah 4 orang termasuk anaknya
sendiri. Salah satu pekerja yang bekerja di Sari Sehat adalah “D”. “D”
adalah orang pendatang yang menikah dengan warga Tegalwaru, istrinya
yang asli dari Tegalwaru. “D” sudah menikah dan sudah mempunyai 1
orang anak yang saat ini masih duduk di bangku SD. Istri “D” juga bekerja
di salah satu pengrajin tas. “D” sudah bekerja di Sari Sehat selama 3 tahun
sebagai tukang kebun. Sebelum bekerja di Sari Sehat “D” memang tidak
bekerja atau sedang menganggur. “D” di tawarkan pekerjaan oleh “Su”
menjadi tukang kebun, awalnya “D” tidak mau karena takut tidak bisa
merawat tanaman herbal kepunyaan “Su”. Akhirnya lambat laun “D” di
ajari oleh “Su” cara merawat, menanam dan memetik hasil panen. Seperti
yang diungkapakan dalam wawancaranya:
“ waktu itu saya di tawarin jadi tukang kebun. saya gak mau karena
saya gak terbiasa merawat tanaman, terus saya juga takut tanaman ibu
mati. Tapi waktu itu ya di ajarin sama ibu lama-lama bisa gitu. “95
Pernyataan “D” juga diperkuat dengan pernyataan “Su” dalam
wawancaranya:
“ ia dulu mah “D” tidak mau ibu suruh kerja, ya mau gak mau saya ajarin
dulu setiap harinya. Walaupun ada yang kering kembangnya lupa di siram.
Tapi tidak apa-apa, lama kelamaan “D” bisa merawat kebun ini di bantu
dengan yg lain yah.”96
95
Wawancara pribadi dengan pekerja yang bekerja di tanaman obat. Bogor, 5 Mei 2015 96 Wawancara pribadi dengan pelaku usaha tanaman obat. Bogor, 5 Mei 2015
82
“D” mengaku sangat senang bisa membantu “Su” sampai sekarang.
Kebutuhan hidup “D” juga terpenuhi semenjak bekerja di Sari Sehat. Peran
Yayasan KUNTUM sangat berkontribusi khususnya bagi pelaku usaha dan
masyarakat Tegalwaru. Dengan semakin banyak permintaan konsumen,
semakin banyak juga lapangan pekerjaan yang diciptakan.
B. Praktik Kewirausahaan Sosial di Desa Tegalwaru Oleh Yayasan
KUNTUM
Dalam melakukan praktik kewirausahaan Sosial harus ada komponen-
komponen kewirausahaan sosial. Pada bagian ini peneliti akan membahas
komponen-komponen kewirausahaan yang dilakukan oleh Yayasan Kuntum
yaitu: Inovtion, opportunity, leadhership, value creation, social benefit dan
profitabilty.
1. Maksud dari inovation yang dilakukan oleh Yayasan Kuntum adalah
memebrikan soslusi inovatif untuk memecahkan masalah sosial yang
ada di Desa Tegalwaru, dengan menghasilkan produk yang berbeda
dan baru, atau dengan produk layanan secara sosial. Salah satu inovasi
yang dilakukan Yayasan Kuntum yaitu mengangkat ekonomi kreatif
dengan cara memberikan pelatihan yang berbasis home industry.
Seperti yang diungkapkan Bu Tatiek dalam wawancaranya:
“Dalam satu rumah tangga atau keluarga terdiri dari 5 anggota
kelaurga, bagaimana 5 anggota keluarga bisa melaukan 5 usaha
atau 5 pekerjaan. Bukan lagi satu keluarga satu pekerjaan”97
Contoh: pelaku bisnis kerajiana tas, dimana para pekerjanya bisa
bekerja di rumah dengan diberikan alat jahit yang bisa diangsur atau
97 wawancara pribadi dengan Ketua Yayasan Kuntum, Bogor 10 November 2014
83
dipotong dari penghasilannya setiap bulan atau pun perharinya.
Seperti yang diungkapkan oleh “F” selaku pengusaha Tas:
“Kita buat mereka mudah untuk bekerja. Kalau yang punya anak
di rumah dan gak bisa di tinggal, kita kasih mesin jahit lalu
silahkan bekrja di rumah"98
Jadi dengan adanya industri ruamahan ini masyarakat bisa
memiliki pendapatan yang lebih sehingga kesejahteraan ekonomi
mereka meningkat dan juga menimbulkan kegiatan partisipatif
kepada masyarakat maupun pelaku bisnis di Tegalwaru dimana setiap
pelaku bisnis berlomba-lomba untuk meningkat produknya dan setiap
keluarga tidak hidup masing-masing, melainkan saling bekerja sama
untuk memenuhi kebutahan hidupnya. Dengan semakin meningkatkan
produk yang dibuat sesuai dengan permintaan pasar maka akan
terciptanya magnet pasar sehingga pengunjung mau datang ke
Tegalwaru.
2. Opportunity yang dilakukan oleh Yayasan Kuntum yaitu dengan cara
mengidentifikasi isu-isu sosial yang terpenting yang ada di Desa
Tegalwaru dan melakukan sesuatu yang realistis, terjangkau dan
menguntunghkan bagi masyarakat. Isu sosial yang muncul pada waktu
sebelum masuknya Yayasan KUNTUM yaitu kurang tepatnya
pemasaran yang dilakukan para pelaku bisnis. meraka masih
memasarkan denga cara rumah ke rumah, bahkan menwarkan ke
98
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha Tas, Bogor 16 November 2014
84
pasar-pasar yang ada di daerah Jakarta. Seperti ungkapan pelaku usaha
tas dalam wawancaranya:
“ Waktu dulu kita masarinya masih rumah kerumah, jalan kaki
jauh pula. Syukur alhamdulillah ada yang beli. Kadang gak ada
yg beli”99
Isu yang terjadi tidak hanya itu saja, pada tahun 2009 Desa
Tegalwaru mendapat predikat dengan pendapatan perkapita terkecil se
Kabupaten Bogor. Berikut kutipan wawancara dengan Ketua Yayasan
KUNTUM:
“Awal berdirinya Yayasan Kuntum di Tegalwaru, kita sudah
mendapatkan PR besar. Desa ini pada Tahun 2009 mendapat
predikat dengan pendapatan perkapita terkecil se Kabupaten
Bogor”100
Dengan melihat isu-isu yang ada Yayasan Kuntum melihat
potensi desa maupun manusianya mempunyai kekunggulan tersendiri.
Dimana Desa Tegalwaru memiliki potensi alam yang melimpah mulai
dari persawahan, perkebunan, bahkan di dalamnya pun sudah banyak
pelaku bisnis. melalui inisiator Yayasan KUNTUM, Ibu Tatiek
kancaniati selaku ketua yayasan mengajak para pelaku usaha yang ada
di Tegalwaru bergabung dan menacari solusi untuk memjukan desa
dengan cara bekerja sama dan membuat kemitraan dalam mewujudkan
desa wisata. Dimana Desa Tegalwaru akan menjadi tempat pariwisata
bisnis dimana di dalamnya banyak sekali berbagai kerajinan maupun
pelaku usaha.
99
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha Tas, Bogor 16 november 2014 100
wawancara pribadi dengan Ketua Yayasan Kuntum, Bogor 10 November 2014
85
3. Leadership. Yayasan Kuntum sebagai lembaga yang bertanggung
jawab atas didirikannya Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru harus bisa
mencipatakan nilai-nilai sosial dan perubahan sosial serta
mengembangkan masyarakat yang ada. Tentunya dalam melakukan
hal tersebut, Yayasan Kuntum memberikan sebuah edukasi berupa
pelatihan kewirausahaan sosial kepada mitra selaku pelaku usaha dan
para pengunjung yang berminat untuk mengikuti pelatihan di beberapa
UKM. Serta saling bertukar ilmu untuk mengembangkan bisnis yang
ada. Yayasan KUNTUM juga memberikan pesan kepada pelaku
usaha, bahwa ketika ada kunjungan maka perlu diperhatikan dalam
memeberikan pelatihan terkait UKM yang dikunjungi. Ini salah satu
kutipan wawancara dengan “AN” peternak sapi:
“Kalau di bilang pengaruh ya ada, kerja sama kalau ada
kunjungan, pelatihan isi-isi produk kalau ada pameran.
Kerjasama sada dua, ridho sama ridho sama mutialisme.” 101
Wawancara di atas menjelaskan Yayasan Kuntum sebagai
penggerak dan inisiator melibatkan pelaku usaha untuk bekerjasama
dalam meningkatkan Kampung Wisata Bisnis.
4. Value Creation, adanya pencipataan nilai, inovasi dan kesempatan.
Adanya transformasi sosial dimana terdapat perubahan yang akan
memecahakan masalah sosial di Desa Tegalwaru.
“...Selain itu juga kegiatan kewirausahaan di Kampung
Tegalwaru dapat berjalan dengan adanya kegiatan partisipatif
dari masyarakat itu sendiri, karena suksesnya sebuah program
social entrepreneur ataupun pemberdayaan sosial ekonomi
adalah kegiatan partisipatif jadi masyarakat tidak hidup
bermasing-masing. Sebuah perlombaan untuk meningkatkan
101
Wawancara pribadi dengan Peternak sapi dan domba, Bogor, 27 november 2014
86
produknya. Berlomba untuk promosi dsb. Itu kan suatu kegiatan
yang tumbuh dari dalam diri dia”.102
Adanya transformasi sosial dimana para pelaku usaha
meningkatkan kualitas dan kuantitas dagangannya untuk
meningkatkan perekonomian mereka. Banyaknya peluang untuk
berwirausaha di Desa Tegalwaru akibat dari program kewirausahaan
sosial yang diterapkan Yayasan KUNTUM. Hal tersebut berdampak
kepada pengurangan pengangguran karena keinginan warga
Tegalwaru untuk lebih produktif. Dengan kata lain warga yang ingin
mencoba berbisnis karena melihat perkembangan desa yang
signifikan.
5. Social Benefit, keuntungan sosial yang dirasakan oleh warga
Tegalwaru amatlah banyak. Beberapa pengunjung yang datang ke
Desa Teglawaru bukan lagi untuk mengikuti pelatihan berwirausaha,
melainkan untuk berbisnis. ini ungkapan pelaku bisnis tanaman obat
dalam wawancaranya:
“Di sini tuh tempat langganan tamu Yayasan Kuntum, kita
sering ngobrol-ngobrol di saung sama tamu tentang masalah
penyakit. Mereka kadang pesen satu bungkus obat herbal.
Bahakan mereka ada yang pesen banyak karena untuk di jual
lagi..”103
Beberapa pelaku bisnis juga mempunyai agen-agen diseluruh
Indonesia produknya dikenal banyak orang . seperti yang diungkapkan
pelaku pembibitan ikan patin dalam wawancaranya:
“Alhamdulillah saya berterimakasih sama Yayasan Kuntum
sudah bikin usaha saya jadi di kenal banyak orang, jadi banyak
102
Wawancara pribadi dengan Ketua Yayasan Kuntum, Bogor, 10 november 2014 103
Wawancara pribadi dengan pelakun usaha tanaman obat, Bogor 5 Mei 2015
87
tamu yang datang ketempat saya. Mungkin gak cuma saya aja
yang ngerasain kaya gini, banyak pelaku usaha yang lainnya
juga ngerasain keuntungannya.”104
Yayasan Kuntum bernai dalam mempromosikan Desa
Tegalwaru karena desanya memiliki keanekaragaman usaha, tidak
jarang Desa Tegalwaru telah diliput oleh berbagai media cetak
maupun elektronik dan ini salah satu strategi Yayasan KUNTUM
dalam melakukan pemasaran.
6. Profitability yang dirasakan Desa Tegalwaru semenjak adanya
Yayasan Kuntum yaitu meningkatnya ekonomi masyarakat
Tegalwaru, karena saking banyaknya kunjungan tamu yang datang
dan bukan hanya untuk mengikuti pelatihan melainkan berbisnis.
Permintaan pasar sangat meningkat pesat. Para pelaku usaha pun
berlomba-lomba meningkatkan kulaitas dan kuantitas produknya.
Dengan demikian pekerja yang dibutuhkan pun juga banyak.
C. Peran Yayasan KUNTUM dalam Mengurangi Pengangguran di Desa
Tegalwaru
Dalam konteks mempraktikkan kewirausahaan sosial di Desa Tegalwaru,
Yayasan KUNTUM menyelenggarakan beberapa program kepada pelaku bisnis
maupun warga Desa Tegalwaru yaitu:
1. Pembiayaan Usaha Mikro
program pembiayaan ini ditujukan untuk warga Desa Tegalwaru yang
tidak bekerja dan tidak mampu untuk membuka usaha. Adapun pemilihan
104
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha pembibitan ikan, Bogor 27 November 2014
88
usaha yang dapata dibiayai oleh Yayasan KUNTUM Indonesia adalah usaha
yang tidak mengeluarkan modal banyak. Contoh : membuka usaha warung
nasi uduk, usaha es kelapa, gorengan, karena anggaran yang ada pada
Yayasan KUNTUM tidak cukup banyak. Pernyataan tersebut diungkapkan
oleh Ibu Tatiek dalam wawancaranya:
“ Untuk saat ini kita hanya bisa memberikan modal terhadap usaha-
usaha kecil saja, yang sekiranya tidak membutuhkan modal terlalu
banyak”105
Sekalipun pihak pemerintah memberikan bantuan beruapa uang
sebesar 50 juta dan itu diperuntukan untuk sarana dan prasarana.
2. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya manusia (SDM)
Adalah suatu program yang menfasilitasi Sumber Daya Manusia
(SDM) meningkatkan kualitas dirinya melalui program pelatihan,
pembinaan, identifikasi potensi diri, dan penghargaan untuk memperkuat
usahanya. Dalam hal ini Yayasan KUNTUM Indonesia berperan sebagai
edukator diamana para pelaku bisnis sebelumnya diajarkan bagaimana
menjadi seorang wirausahawan sosial, kemudian diajarkan cara
mendampingi tamu, cara mengajarkan tamu untuk membuat produk. Seperti
yang diungkapkan oleh Ketua Yayasan KUNTUM Indonesia dalam
wawancaranya:
“Saya sering di undang ke berbagai kampus untuk melakukan seminar
kewirausahaan, bahkan kementrian BUMN pun pernah mengundang
saya. Dari situ saya sering mengajak pelaku usaha yang ada di
Tegalwaru untuk menjadi narasumber juga. Salah satunya dengan cara
seperti itu saya meberikan pengalaman serta ilmu terhadap mereka”106
105 Wawancara pribadi dengan Ketua Yayasan Kuntum, Bogor, 10 November 2014
106 Wawancara pribadi dengan Ketua Yayasan Kuntum, Bogor, 10 November 2014
89
Pernyataan Ketua Yayasan KUNTUM diperkuat oleh pernyataan
pelaku usaha wayang golek dalam wawancaranya:
“Saya sering dibawa Ibu Tatiek ke seminar-seminar gitu. Kadang saya
disuruh jadi narasumber, ya bapak mah kalau disuruh sama Bu Tatiek
mau-mau aja. Lumayan kan usaha kita juga dipromosiin.107
Bahakan terkadang ketika Yayasan KUNTUM sedang diundang
dalam acara semianar ataupun pameran yang berkaitan dengan dunia usaha
mereka, tidak tanggung-tanggung untuk mengajak pelaku usaha. Hal ini
dilakukan Yayasan KUNTUM agar usaha yang dilakukan para pelaku bisnis
ini bisa berkembang.
3. Pengembangan Kelembagaan Komunitas
Adalah salah satu program Yayasan KUNTUM Indonesia yang
mengayomi pelaku usaha untuk lebih mengembangkan usahanya sebagai
ruang dan peluang untuk mengembangkan usahanya. Program ini juga
membangun wadah konsolidasi sebagai langakah pemersatu ekonomi dan
membentuk forum-forum kegiatan bersama.
4. Pembangunan jaringan dan sinergi
Merupakan suatu program pembentukan jaringan-jaringan yang
membantu aktivitas di dalam UKM. Seperti aktivitas produksi, distribusi,
membuat jaringan pemasaran, jaringan sumber daya. Seperti yang
diungkapkan oleh Ketua Yayasan KUNTUM Indonesia dalam
wawancaranya:
“Kami juga membuat sebuah jaringan kepada investor maupun
pengusaha lain yang ingin bekerjasama dalam hal berbisnis. Yang
107
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha wayang golek. Bogor, 27 November 2014
90
penting kita berbisnis yang bersih dan sama-sama saling
menguntungkan. Terutama memberikan dampak kemajuan bagi Desa
Tegalwaru”108
Dengan banyaknya pengunjung yang datang ke Tegalwaru, jaringan-
jaringan UKM dengan orang luar semakin banyak. Terbentuknya sebuah
forum diskusi dimana nanti dari setiap pelaku usaha bisa saling tukar pikiran
untuk memajukan usahanya. Saat ini pun Yayasan KUNTUM Indonesia
sudah bekerja sama dengan media lokal untuk terus meliput kegiatan
KUNTUM.
5. Pengembangan informasi dan teknologi tepat guna
Adalah pemanfaatan teknologi yang memiliki keunggulan lebih
murah, dapat dibuat secara lokal, ramah lingkungan dan keikutsertaan
masyarakat yang tinggi. Teknologi tepat guna merupakan sebuah teknologi
yang cocok dengan kebutuhan masyarakat dan dapat digunakan untuk
meningkatkan daya saing, meningkatkan nilai tambah dari produk,
menambah produktifitas dan dapat mengurangi biaya produksi. Seperti yang
diuangkapkan Ketua Yayasan KUNTUM dalam wawancaranya:
“Dengan mempromosikan KWBT melaului media sosial, kita buat
webnya juga, blognya . datangnya pengunjung kesini kita kasih
pelatihan sambil kita promosikan juga produk-produk kita. Banyak
dari mereka yang berminat juga untuk membeli”109
Pernyataan Ketua Yayasan KUNTUM juga diperkuat oleh “SU”
selaku pelaku usaha tanaman obat herbal dalam wawancaranya:
...”Alhamdulillah ada tambahan, kita jadi dikenal orang , kita lebih
berkembang, suka ada yang syuting juga, diliput, masuk majalah
masuk radar bogor juga”....110
108
Wawancara pribadi dengan Ketua Yayasan Kuntum, Bogor, 10 November 2014 109
Wawancara pribadi dengan Ketua Yayasan Kuntum, Bogor, 10 November 2014 110 Wawancara pribadi dengan pelakun usaha tanaman obat, Bogor 5 Mei 2015
91
Sedangkan pengembangan informasi dilakukan untuk memperkaya
wawasan UKM agar bisa bersaing dengan industri yang besar. Seperti yang
diungkapkan dalama wawancaranya:
“Para pelaku UKM di Tegalwaru saat ini sudah mempunyai banyak
relasi terhadap pelaku usaha lain di luar Bogor ya. Seringnya pelaku
usaha bertemu dan berinteraksi dengan tamu, mereka akan semakin
lebih tahu informasi apa saja yang dibutuhkan pasar saat ini”111
Dari program ini memang diharapakan sekali para pelaku usaha bisa
meningkatkan kulitas dan kuantitas produknya agar usaha yang mereka
jalankan semakin berkembang kedepannya.
Program-program tersebut berdampak pada penyerapan tenaga kerja
yang pada akhirmya dapat membantu pengurangan pengangguran
sebagaimana tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Jumlah Pekerja Sebelum dan Sesudah Masuknya Yayasan
KUNTUM
Nama UKM Sebelum masuknya
Yayasan Kuntum
Setelah masuknya
Yayasan Kuntum
UKM Wayang Golek 1 Pekerja 3 Pekerja
UKM Peternak sapi
dan domba
11 Pekerja
30 Pekerja
UKM Pembibitan Ikan 5 Pekerja 15 Pekerja
UKM Tas 35 Pekerja 75 Pekerja
UKM Obat Herbal 2 Pekerja 4 Pekerja
111
Wawancara pribadi dengan Ketua Yayasan Kuntum, Bogor, 10 November 2014
92
Dengan demikian, Yayasan KUNTUM berperan dengan cara
membantu masyarakat meningkatkan kapasitas diri mererka serta
memberdayakan masayrakat setempat. Hal ini juga diperkuat dengan
bertambahnya jumlah mata pencaharian yang ada di Desa Tegalwaru pada
tahun 2014 sebagaimana yang tergambar di dalam grafik :
Gambar 4.9 Tabel Mata Pencaharian di Desa Tegalwaru112
112
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tangga l 4
Desember 2014
127
13
316 358
981
339 395
16
118 136
385
28 54 18
928
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
Mata Pencaharian Desa Tegalwaru
Tahun 2014
93
Gambar 4.10 Grafik Angkatan Kerja Yang Bekerja dan Tidak Memiliki
Pekerjaan113
Jumlah penduduk di Desa Tegalwaru pada Tahun 2013 sebesar 12.469
jiwa dengan jumlah laki-laki 6.198 dan jumlah perempuan 6231. Pada
Tahun 2013 jumlah usia produktif sebesar 8.517 jiwa (68,30%) dan yang
tidak produktif sebesar 3.952 jiwa (31,69%) termasuk anak di bawah umur
dan usia pensiun. Jumlah angkatan kerja yang bekerja sebesar 3.428
(40,02%) jiwa dan jumlah angakatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan
atau bisa dikatakan menganggur berjumlah 5.089 jiwa (59,75%)
Sedangkan pada Tahun 2014 jumlah penduduk Desa Tegalwaru
berjumlah 13.593 jiwa dengan jumlah laki-laki 6.829 jiwa dan perempuan
berjumlah 6.764 jiwa. Pada Tahun 2014 jumlah usia produktif sebesar 9.667
jiwa (71,11%) dan jumlah usia tidak produktif sebesar 3.926 jiwa ( 28,88%).
Jumlah angkatan kerja yang bekerja pada Tahun 2014 meningkat sebesar
4.212 jiwa (43,57%) dan jumlah angkatan kerja yang tidak memiliki
pekerjaan atau bisa dikatakan menganggur berjumlah 5.455 jiwa (56,42%).
113
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tangga l 4
Desember 2014
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Bekerja Tidak Meiliki
Pekejaan
Sebaran 2014
94
Hal tersebut menjelaskan bahwa dari Tahun 2013 sampai dengan
tahun 2014 terjadinya peningkatan jumlah penduduk baik itu laki-laki
maupun perempuan. Disamping itu jumlah mata pencaharian warga Desa
Tegalwaru meningkat, dengan meningkatnya mata pencaharian warga maka
meningkat pula jumlah angkatan kerja yang bekerja sebesar 3%. Ini
menunjukan bahwa Yayasan KUNTUM Indonesia berperan membantu
mengurangi pengangguran dan meningkatkan kualitas hidup warga
Tegalwaru walaupun belum sepenuhnya terselesaikan.
95
BAB V
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Yayasan KUNTUM berperan dalam
mengurangi pengangguran di Desa Tegalwaru malalui praktik kewiraushaan
sosial, terbukti dengan terserapnya tenaga kerja di berbagai UKM. Mulai dari
UKM wayang golek yang menyerap 2 orang pekerja, UKM peternak domba dan
sapi menyerap 30 pekerja, UKM pembibitan ikan patin yang menyerap 15
pekerja, UKM industri tas yang menyerap 75 pekerja dan UKM tanaman obat
herbal yang menyerap 4 pekerja. Data tersebut didukung dengan meningkatnya
jumlah angkatan kerja yang bekerja, pada tahun 2013 jumlah angkatan kerja yang
bekerja mencapai 40,02% dan jumlah angakatan kerja yang tidak memiliki
pekerjaan atau bisa dikatakan menganggur mencapai 59,75%. Pada Tahun 2014
jumlah angakatan kerja yang bekerja mencapai 43,57% dan jumlah angkatan kerja
yang tidak memiliki pekerjaan atau bisa dikatakan menganggur mencapai 56,42%.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dari tahun 2013 sampai 2014 jumlah
angkatan kerja yang bekerja meningkat sekitar 3%. Yayasan KUNTUM Indonesia
membantu UKM melalui inovasi dengan cara mengangkat ekonomi kereatif
warga Tegalwaru salah satunya dengan memberikan pelatihan industri rumahan
dimana Yayasan KUNTUM Indonesia memberikan pelatihan kepada warga untuk
belajar membuat usaha seperti nata de coco, handycraft dari limbah kelapa,
membuat anyaman dari bambu, membuat tas dll. Setelah sudah mahir dalam
melakukan ketrampilan tersebut, mereka bisa mengerjakan ketrampilan tersebut di
96
rumah dan setelah jadi bisa dibawa kepabriknya. Dengan adanya industri rumahan
maka akan tercipatanya kegiatan partisipatif sehingga warga maupun pelaku
bisnis berlomba-lomba untuk meningkatkan pekerjaannya serta meningkatkan
kualitas dan kuantitas produknya agar diterima pasar dengan baik. Oleh karena itu
Yayasan KUNTUM melihat kesempatan yang ada dimana Desa Tegalwaru
mempunya potensi sumber daya alam yang baik serta sumber daya manusia yang
berpotensi melakukan kegiatan wirausaha akhirnya dibentuklah Kampung Wisata
Bisnis Tegalwaru (KWBT) dengan tujuan untuk memberikan pelatihan dan
mananamkan nilai –nilai kewiraushaan kepada anak-anak serta mepromosikan
(Usaha Kecil Menengah) UKM yang ada di Desa Tegalwaru dengan
keanekargaman bisnis yang ada. Dalam melakukan promosinya, Yayasan
KUNTUM bekerja sama dengan media lokal setempat agar Wisata Bisnis ini
dapat dikenal banyak orang. Bahkan berbagai setasiun TV swasta sudah banyak
yang meliput KWBT (Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru) seperti METRO TV,
TRANS TV, ANTV, DETIK COM. Radar Bogor dll. Tanggal 22 November
Tahun 2011 Yayasan KUNTUM Indonesia diliput oleh MNC TV dalam program
acara “jendela usaha” dengan tema mengangkat usaha aneka olahan kelapa.
Kemudian pada tanggal 8 Agustus 2011 Desa Tegalwaru diliput oleh Radar Bogor
dengan tema “Gagas Tegalwaru Jadi Kampung Wisata Bisnis.
Peran yang dilakukan oleh Yayasan KUNTUM dalam mengurangi
pengangguran dengan meningkatkan kapasitas diri di dalam pelaku bisnis dengan
cara meberikan sebuah pelatihan dan pembelajaran melalui sharing pengalaman.
Pelaku bisnis sering diajak oleh Yayasan KUNTUM untuk ikut serta dalam
beberapa seminar yang diadakan oleh lembaga pemerintah maupun swasta.
97
Semakin sering diberikan teori dan dibarengi praktiknya maka kapasitas pelaku
bisnis akan semakin meningkat. Peran Yayasan KUNTUM selanjutnya yaitu
sebagai pengembangan kelembagaan komunitas dimana Yayasan KUNTUM
selalu mengayomi dan mengembangkan perkembangan pelaku bisnis, dimana
seluruh pelaku bisnis dapat membangun gerakan pemersatu ekonomi dalam
penguatan bisnisnya. Yayasan KUNTUM juga bereperan dalam menghubungkan
antara pelaku bisnis dengan pelaku bisnis lainya agar wawasan pelaku bisnis
mendapatkan pengetahuan yang luas. Dengan memberdayakan pelaku bisnis dan
meningkatkan kapasitas pelaku bisnis, maka hal yang pentimg lainya adalah
meberikan sebuah pengetahuan informasi dan teknolgi tepat guna salah satumya
dengan cara membuat website, media sosial, serta blog.
Dengan semua peran yang telah dilakukan oleh Yayasan KUNTUM
timbulah sebuah keuntungan bagi desa dan pelaku bisnis. Desa semakin
berkembang bahkan perputaran uang dalam sebulan mencapai 2 milyar. Semakin
berkembangnya UKM maka semakin banyak pula tenaga yang diserap.
B. Saran
Dari hasil penelitian dan informasi yang peneliti dapatkan, terdapat
beberapa saran serta usulan yang ditujukan kepada Yayasan KUNTUM dan
desa Tegalwaru sendiri. Hal ini sebagai acuan tidak lanjut kegiatan Yayasan
KUNTUM dalam melaksanakan kewirausahaan sosial serta
mengembangkan potensi Desa Tegalwaru.
1. Kurangnya sumber daya manusia di dalam Yayasan KUNTUM sangat
mempengaruhi kinerja yayasan itu sendiri. Melambatnya sebuah
98
program yang mengakibatkan realisasi program yang turun ke
masyarakat kurang efisien. Maka dari itu Yayasan KUNTUM
secepatnya harus mengadakan kaderisasi ulang dalam memilih
anggotanya supaya setiap satu program atau satu bidang bisa ditangani
perorangan yang memang ahli dalam bidang tersebut.
2. Selama Yayasan KUNTUM mengadakan praktik kewirausahaan
sosial di Tegalwaru bersama para pelaku bisnis, mereka jarang
melakukan rapat mingguan maupun bulanan untuk mengevaluasi
program yang sudah berjalan. Terkadang apabila ada keluahan
maupun masukan hanya di sampaikan melalui handphone. Memang
untuk saat ini sekertariat Yayasan KUNTUM masih berada di rumah
Ibu Tatiek kancaniatai. Sarana dan prasarananya pun belum memadai.
Maka dari itu peneliti menyarankan agar dibuat tempat sekertariat
baru dan didukung dengan saran dan prasarana yang memadai agar
Yayasan KUNTUM dan para pelaku bisnis bisa lebih
mengembangkan program dan Desa Tegalwaru menjadi lebih baik
lagi. Kemudian mebuat jadwal kegiatan rapat mingguan dan bulanan
untuk saling bertukar pikiran maupun mengevaluasi hasil kegiatan
yang telah berjalan agar kedepannya kekurangan yang masih ada saat
ini bisa teratasi dengan baik.
3. Sebelum Yayasan KUNTUM hadir di Tegalwaru, masalah sosial yang
terjadi di desa beraneka ragam. Mulai dari rendahnya pendapat
perkapita Desa Tegalwaru akibat banyaknya pengangguran. Maka dari
itu Yayasan KUNTUM hadir untuk memberikan solusi inovatif yang
99
salah satunya untuk mengurangi pengangguran serta meningkatkan
ekonomi masyarakat Tegalwaru. Selain itu masalah sosial yang lain
yang belum terselesaikan yaitu pernikan dini dan anak putus sekolah.
Maka dari itu peneliti menyarankan agar Yayasan KUNTUM dan
Perangkat Desa bisa bekerja sama dengan baik untuk memberikan
sebuah solusi terbaiknya agar masalah tersebut bisa terselesaikan.
4. Saat ini sudah ada komunitas dan lembaga yang bergerak dalam
bidang kewirausahaan sosial yaitu Indonesia Setara dan AKSI
(Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia) dimana visi misi yang
mereka tetapkan tidak jauh beda dengan visi misi Yayasan KUNTUM.
Peneliti menyarankan agar Yayasan KUNTUM bisa bekerjasama
dengan beberapa lembaga yang memang bergerak dalam bidang yang
sama. Agar bisa saling tukar pikiran untuk mengembangkan Kampung
Wisata Bisnis Tegalwaru menajadi desa percontohan. Dengan kerja
sama dengan banyak pihak, mungkin bisa juga Yayasan KUNTUM
mendapatkan dukungungan materi maupun imateri dalam
mengembangkan Desa Tegalwaru.
100
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad , Juwaini. Social Enterprise. Bandung : Mizan Group, 2011.
Alma, Prof. Dr. H. Buchari, Kewirausahaan. Alfabeta: Bandung, 2011.
Al-Quraan QS Al Jumuuah ayat 10.
Berry, David. Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi,ed. 3. Jakarta: Raja Grafindo
Persada,1995
Buchari, Prof. Dr. H. Alma. Kewirausahaan, Alfabeta: Bandung, 2011
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif Ekonomi, Kebijakan publik dan Ilmu Sosial
lainnya. Jakarta : Kencana , 2007
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia .
Jakarta: Balai pustaka, 1998, h.233
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka,1998. h.667
Dhewanto, Wawan dkk. Inovasi dan Kewirausahaan Sosial. Bandung: Alfabeta,
2013.
Dr. Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press, 2010
Drs. Huraerah, Abu M.si. Pengorganisasian Dan pengembangan masyarakat.
Cet. Ke-2. Bandung :Humaniora , 2011.
Dr. Kasmir, S.E.M.M. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2011.
Drs. Soetomo. Masalah Sosial dan Pembangunan. Jakarta: PT Dunia Pustaka
Jaya, 1995.
Drs. Soetomo. Masalah Sosial Dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta: Pustaka
Belajar, 2008.
101
Drs. Sudrajad, M.M. Kiat Mengentaskan Pengangguran dan Kemiskinan Melalui
Wirausaha. Jakarta: PT Bumi Askara, 2011.
Frinces, Helfin. Kewirausahaan dan inovasi Bisnis. Yogyakarta : Darussalam,
2004.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013
Herdiansyah , Haris. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Salemba Humanika,
2012
Leonardus, Saiman. Kewirausahaan: Teori, Praktik dan Kasus-Kasus . Jakarta:
Salemba Empat, 2011.
Light, C Paul.. The Search For Social Enterpreneurship . Washington Dc:
Brooking institution press, 2008.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003.
Qrdhawi, Yusuf. Spektrum Zakat, Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan. Cet.
Ke-1. Jakarta : Zikrul hakim,
Rasjid, H. Sulaiman. Fiqih Islam. Cet. Ke41. Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2008.
Rasyid, Sudrajad, dkk, Kewirausahaan SantriBimbingan Santri Mandiri. Jakart :
PT. Citratudha, 2006
Riduwan. Metode teknik menyusun tesis. Bandung: Alfabeta, 2007
Rusli, Said. Pengantar Ilmu Kependudukan. Cet, Ke-7. Jakarta: LP3ES, 1996.
Sarwono, Sarlito Wirawan. Teori-teori Psikologi Sosial. Cet. Ke-1. Jakarta:
Rajawali, 1984.
102
Shihab, Quraish. Wawasan Al-Qur’an. Banding: Mizan, 1992.
Simanjuntak, Paiman J. Pengantar Ekonomi SDM. Jakarta: Penerbit FE UI, 1998.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press, 1999.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Cet. Ke-3. Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 2002.
Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2006.
Sukirno, Sadono. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 2004.
Usman, Husaini dan Setiadi Akabar, Purnomo. Metode Penelitian Sosial. Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2003.
Usman, Sunyoto. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarkat. Cet. Ke-4.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
Wibhawa, Budi, dkk. Social Enterpreneurship, Social Enterprise & Corporate
Social Responsibility. Bandung, Widya Padjadjaran, 2011.
Sumber Internet
BPS Indonesia. “ Kemiskinan Di Desa, “ artikel diakses pada 2 September 2014
dari http://www . jabarbps.go.id/bisnis/2013/02/11/kemiskinan-indonesia.
Html.
BPS Provinsi Jawa Barat. Pengangguran di akses pada tanggal 2 september 2014
dari http://www. Tempo.co/read/news/2014/2/angka-pengangguran-di-
jawa-barat. html
103
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
A. Bagaimana Yayasan Kuntum Indonesia melakukan praktik
kewirausahaan sosial?
1.) Ketua Yayasan Kuntum Indonesia
a. Kapan sejarah berdirinya Yayasan Kuntum Indonesia ?
b. Apa saja program yang di berikan kepada para UKM ataupun masyarakat
yang ada di Desa Tegal Waru ?
c. Apa saja inovasi yang pernah dilakukan oleh Yayasan Kuntum dalam
kewirausahaan sosial ini ?
d. Apa manfaat dari inovasi yang dilakukan Yayasan Kuntum dalam
kewirausahan sosial ini ?
e. Bagaimana cara mengidentifikasi isu-isu sosial dalam masyarakat ?
f. Apa manfaat yang bisa diberikan dengan adanya kewirausahaan ini ?
g. Apakah mudah usaha ini di duplikasi oleh pihak luar ?
h. Berasal darimana sumber modal untuk melaksanakan program-program
yang ibu jalankan ?
i. Bagaimana cara kepemimpinan anda dalam berwirausaha ?
j. Nilai sosial apa yang timbul dari masyarakat ketika program Yayasan
Kuntum sudah terlaksana ?
k. Apa nilai kreatifitas yang bisa anda tawarkan dalam usaha anda ?
l. Bagaimana cara anda untuk mendapatkan keuntungan dalam
berwirausaha?
m. Apakah masyarakat sekitar juga diuntungkan pada usaha kewirausahaan
sosial ini ?
n. Apakah keuntungan yang didapat juga membantu kesejahteraan
masyarakat sekitar ?
o. Apa tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari Yayasan kuntum ?
p. Apa harapan Ibu untuk Yayasan Kuntum dan Desa Tegalwaru ?
104
2.) Profil UKM
a. Apa pekerjaan bapak sebelum menggeluti bidang usaha tersebut ?
b. Sejak kapan anda membuka usaha tersebut ?
c. Dari mana ide yang anda peroleh dalam menjalankan usaha tersebut ?
d. Apakah usaha yang anda jalankan melihat kebutuhan pasar ?
e. Bagaimana anda memanfaatkan peluang pasar ?
f. Bagaimana menentukan harga produk yang anda jual ?
g. Apakah harga yang ditawarkan terjangkau oleh semua orang ?
h. Dari mana sumber modal untuk membuka usaha anda ?
i. Apakah usaha yang anda jalankan melihat isu-isu yang ada di
masyarakat?
j. Bagaimana konsep atau perencanaan anda dalam membuka usaha
tersebut?
k. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam membuka usaha tersebut ?
l. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan usaha
anda?
m. Apa tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari usaha yang anda
jalankan?
n. Apakah sebelumnya anda pernah membuka usaha yang lain ?
o. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam menjalankan usaha
tersebut?
p. Apa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya usaha anda?
q. Apa manfaat bagi usaha anda ketika Yayasan Kuntum masuk ke Tegal
waru?
r. Apakah dengan adanya Yayasan Kuntum usaha anda menjadi lebih
maju?
s. Berapa jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah masuknya yayasan
Kuntum?
t. Apa jangka pendek dan jangka panjang bagi usaha yang sedang anda
jalankan?
u. Apa harapan untuk kedepannya bagi usaha bapak dan Yayasan Kuntum
sendiri
105
Transkip Wawancara
Informan : Tatiek Kancaniati (Ketua Yayasan
KUNTUM Indonesia)
Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 10 November 2014
Waktu Wawancara : 14.30-15.30 WIB
Topik Wawancara : Sejarah berdirinya Yayasan dan cara
melakukan praktik kewirausahaan Sosial
1. Kapan sejarah berdirinya Yayasan Kuntum Indonesia ?
Jawab: Berdiri tahun 2008, itu juga karena dukungan dari suami dan
teman-teman saya. Awalnya saya kan tinggal di depok, lama kelamaan
jenuh tinggal di kompek-komplek gitu. Akhirnya saya pindah kesini tahun
2006.
2. Apa saja program yang di berikan kepada para UKM ataupun masyarakat
yang ada di Desa Tegal Waru ?
Jawab : kalau program sih banyak ya, nanti ya saya kasih filenya. Kita
bina, kita didik juga, supaya mereka siap masuk dalam dunia bisnis. Dan
gak lupa juga buat majuin kampungnya.
3. Apa saja inovasi yang pernah dilakukan oleh Yayasan Kuntum dalam
kewirausahaan sosial ini ?
Jawab: Inovasi yang saya lakukan melalui dua aspek : yang pertama
mengangkat ekonomi kreatif setempat dan yang kedua menciptakan
magnet pasar sehingga orang luar mau datang kesini. Kemudian
bagaiamana menciptakan sebuah inovasi yaitu merangkum 2 aspek tadi
sehingga konsep KWBT dapat berjalana dengan diiringi edukasi,
membangun sebuah jasa, sharing edukasi bisnis dan juga kita sekalian
memasarkan produk-produk. “Banyak sih dari sisi inovasi”. Selain itu juga
pemeberdayaan di kampung Tegalwaru dapat berjalan dengan adanya
kegiatan partisipatif dari masyarakat itu sendiri , karena suksesnya sebuah
program social enterpreneur ataupun pemberdayaan sosial ekonomi
adalah kegiatan partisipatif jadi masyarakat tidak hidup bermasing-masing.
106
Sebuah perlombaan untuk meningkatkan produknya. Berlomba untuk
promosi dsb, itukan suatu kegiatan yang tumbuh dari dalam diri dia.
4. Apakah anda pernah melakukan produk inovasi yang berebeda dari produk
lain ?
Jawab: Yang jelas iya ya, karena lahirnya KWBT ini adalah sebuah
inovasi dan pioner pertama di Indonesia. Terbentuknya sebuah wadah
KWBT , sebuah pemberdayaan berbasis desa, kelurahan, dimana disitu
ada aktifitas Social Enterpreneur. Ini baru pertama di Indonesia, selain itu
di buat produk-produk dalam suatu kelurahan yang sangat berpotensi akan
sumber daya alam maupun manusianya, sehingga bagaiamana kita
mencoba mencipatakan sebuah produk ada di sini mulai dari agribisnis,
kuliner serta mencakup kebudayaan. Kemudian mencoba untuk
menciptakan home industry, jadi bermula dari home industry tadi ya...
bagaimana satu rumah tangga atau satu keluarga terdiri dari 5 orang
anggota yaitu Ayah, Ibu dan 3 orang anak. bagaimana menciptakan satu
keluarga itu menjadi lima usaha, bukan lagi satu keluarga satu usaha.
Mungkin ada beberapa dari trainer-trainer kita yang masih menggunakan
home industry itu satu keluarga satu usaha gitu,,, itu bagus sihh daripada
tidaj punya usaha sama sekali. Tapi ini gebrakan baru kita bahwa
bagaimana satu keluarga itu menciptakan beberapa usaha sesuai dengan
jumlah anggota. Sehingga timbul sebuah rasa atau gaya baru bahwa bisnis
adalah sebagai gaya hidup. Semua anak-anak juga kami latih untuk itu.
Ada tuh yang berbisnis kelereng, walaupun cuma kelereng itukan tetap
bisnis.
5. Apa manfaat dari inovasi yang dilakukan Yayasan Kuntum dalam
kewirausahan sosial ini ?
Jawab: Tentunya kesejahteraan masyarakat meningkat, tingkat pendapatan
otomatis meningkat, punya agen di seluruh indonesia, brand-brand yang
ada di tegalwaru pun dikenal banyak pihak. Banyak dari kalangan
pemerintah bangga atas tujuan program yang saya buat. Bayangkan
perputaran uang di kampung tegalwaru hampir 2 milyar perbulan
6. Bagaimana cara mengidentifikasi isu-isu sosial dalam masyarakat ?
107
Jawab: Masyarakat adalah sebuah kumpulan makhluk sosial yang terdiri
dari elemen-elemen masyarkat yaitu suami, istri dan anak-anak. Dari
elemen tersebut tugas kepala keluarga kan harus menafkahi
keluarganyakan, yang terjadi di sini pada waktu itu kan kebanyak bapak-
bapak yang tinggal disni itu kerjanya di kota itupun sebagai buruh pabrik.
Kalau pun ada yang kerja disni itupun bermalas-malsan untuk mencari
uang. Paling yang kita bisa berdayakan Ibu-Ibunya. Hanya saja dulu kita
sempat ada perkumpulan di balai desa ya sekedar obrolan sederhana
kepada pak Lurah membahas program-program yang akan di laksanakan
dan kebutuhan apa saja yg di inginkan oleh masayrakat disini itupun satu
bulan sekali. Alhamdulillah pak lurah sangat mendukung penuh dengan
adanya KWBT.
7. Apa manfaat yang bisa diberikan dengan adanya kewirausahaan ini ?
Jawab: Ya itu tadi meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
menumbuhkan potensi yang lebih dalam berwirausaha dan desa tegalwaru
menjadi dikenal di indonesia, Baik di kalangan pemerintah, akademisi ya
seperti kalian-kalian ini lahh.
8. Apakah mudah usaha ini di duplikasi oleh pihak luar ?
Jawab: Sangat mudah. Asalakan ada niat, kemauan, mampu menangkap
potensi masyarakat-masyarakatnya dan peka terhadap masalah-masalah
sosial yang ada.
9. Berasal darimana sumber modal untuk melaksanakan program-program
yang ibu jalankan ?
Jawab: Sumbernya dari investor, LSM dan ada juga dari uang pribadi.
Contohnya nata de coco dapet modal dari indosat. Tapi PR untuk
kedepannya kita berharap ada investor dari luar negri masuk kesini. Belum
lama juga dapet bantuan dari PemKab Bogor.
10. Bagaimana cara kepemimpinan anda dalam berwirausaha ?
Jawab: Ya tetap dengan cara bermusyawarah, terus memberikan edukasi ,
sharing dengan ilmu yang saya dapat maupun pelaku bisnis itu sendiri.
11. Nilai sosial apa yang timbul dari masyarakat ketika program Yayasan
Kuntum sudah terlaksana ?
108
Jawab: Ya masyarakat menjadi lebih partisipatif lagi, berlomba-lomba
untuk meningkatkan nilai kualitas dan kuantitas produknya agar diminati
oleh pengunjung.
12. Apa nilai kreatifitas yang bisa anda tawarkan dalam usaha anda ?
Jawab: Tentunya berwirausaha berbasis home industry, karena hampir
semua usaha dikerjakan dirumahnya masing-masing dan juga usaha kecil
pun kita bisa kenalkan atau pasarkan keluar,misalkan usaha anyaman
besek itu kan sangat rendahlah dari segi keuntungan nah kita kembangkan
lagi menjadi agak lebih besar dan kita pasarkan bersama usaha
lainnya,yang penting didalam diri pengrajin ada jiwa usaha,mau bekerja
meskipun hanya membuat besek yang jumlahnya sedikit dan
keuntunganya pun kecil.
13. Bagaimana cara anda untuk mendapatkan keuntungan dalam berwirausaha
?
Jawab: Dengan mempromosikan KWBT melaului media sosial, kita buat
webnya juga, blognya . datangnya pengunjung kesini kita kasih pelatihan
sambil kita promosikan juga produk-produk kita. Banyak dari mereka
yang berminat juga untuk membeli.
14. Apakah masyarakat sekitar juga diuntungkan pada usaha kewirausahaan
sosial ini ?
Jawab: Dengan mempromosikan KWBT melaului media sosial, kita buat
webnya juga, blognya . datangnya pengunjung kesini kita kasih pelatihan
sambil kita promosikan juga produk-produk kita. Banyak dari mereka
yang berminat juga untuk membeli.
15. Apakah keuntungan yang didapat juga membantu kesejahteraan
masyarakat sekitar ?
Jawab: Iya tentunya. Soalnya kalau kita sedang kedatangan tamu yang
sifatnya rombongan pastikan mereka menggunakan bus. Di depan gang
depan itu kan ada tukang ojek, nah mereka itu yang membuka jalan. Kan
lumayan dapet Rp 30.000.00-Rp 50.000.00. trus ada juga yang membuka
warung-warung klontongan
16. Apa tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari Yayasan KUNTUM ?
109
Jawab: Kalau tujuan jangka pendek si ingin mengajak kerjasama kepada
beberapa UKM lagi, biar pengunjung bisa tau kalau disni bnyak sekali
keankaragaman UKM. Jangka panjangnya ingin mengajak kerjasama
kepada investor agar KWBT bisa lebih hebat lagi.
17. Apa harapan Ibu untuk Yayasan KUNTUM dan Desa Tegalwaru ?
Jawab: Mudah-mudahan Yayasan KUNTUM dapat meberikan ide-ide
yang kreatif dan inovatif dalam memajukan Desa Tegalwaru.
110
Informan : Pelaku Usaha Wayamg Golek (“A”)
Hari/Tanggal Wawancara : 02 Desember 2014
Waktu Wawancara : 15.30-16.15 WIB
Topik Wawancara :Profil UKM dan Peran Yayasan KUNTUM
Indonesia di Tegalwaru
1. Apa pekerjaan bapak sebelum menggeluti bidang usaha tersebut ?
Jawab: saya dari dulu memang sudah menggeluti di wayang, dari umur 12
tahun saya sudah bisa membuat wayang.
2. Sejak kapan anda membuka usaha tersebut ?
Jawab: Umur 12 Tahun.
3. Dari mana ide yang anda peroleh dalam menjalankan usaha tersebut ?
Jawab: ide ini muncul waktu saya sedang membuat wayang, ada orang
yang mau beli wayang buatan saya. Akhirnya saya jual, uangnya untuk
bayaran sekolah.
4. Apakah usaha yang anda jalankan melihat kebutuhan pasar ?
Jawab: ya, kita kan jualan barang tradisional. Budaya itu gak ada matinya
selagi di lestarikan. Yang penting tetep berusaha aja.
5. Bagaimana anda memanfaatkan peluang pasar ?
Jawab: Ya dengan seringnya saya di panggil di beberapa tempat seperti di
acara tv, hotel, seminar, mall, dll untuk membuat peragaan wayang.
Alhamdulillah peminat wayang jadi tambah banyak. Bahkan dulu saya
sempat di liput oleh salah satu stasiun TV dalam acara “Jika aku
menjadi”. Ini semua berkat Ibu Tatiek. Seperti di Pasar Raya Grande itu
ngambil wayangnya disini juga. Yang terpenting ketika ada orang yang
pesan kita harus cepat ngerespon aja.
6. Bagaimana menentukan harga produk yang anda jual ?
Jawab: Dilihat dari tingkat kesulitan wayang. Disinikan wayang di bagi
menjadi 3 tingkatan : yang pertama itu prowodan, kedua kanjepan dan
yang ketiga itu punggawaan. Tingkat yang paling sulit itu punggawaan.
Lagian kita juga kebanykan wayang itu bahan dasarnya pakai kayu al
basyiah, makanya kadang wayang cepet kropos atau di makan rayap
karena pakai kayu al basyiah. Kalau saya si pakai kayu kule, dia lebih
111
kuat, gak kropos, rayap juga gak doyan. Makanya wayang buatan saya
banyak yang suka.
7. Apakah harga yang ditawarkan terjangkau oleh semua orang ?
Jawab: Ya alhamdulillah si, mungkin kalau harganya tidak terjangkau
tidak ada yang membeli.Samapai sekarang alhamdulillah makin banyak
peminatnya
8. Dari mana sumber modal untuk membuka usaha anda ?
Jawab: Modal si sendiri, sisitemnya saya putarin aja. Jadi kalau ada yang
mau pesan bayar setengah harga dulu. Soalnya buat beli bahan-bahannya
juga.
9. Apakah usaha yang anda jalankan melihat isu-isu yang ada di masyarakat
?
Jawab: Emang disini itu pengrajin wayang tuh gak ada, cuma saya satu-
satunya pengrajin wayang di Tegalwaru. Ya karena saya dari kecil udah
di wayang, keluarga saya juga pengrajin wayang. Makanya saya buka
usaha wayang. Lagian pengrajin wayang di bogor tuh udah mulai langka
yaa.
10. Bagaimana konsep atau perencanaan anda dalam membuka usaha tersebut
?
Jawab: kalau konsep sih ya mengalir aja yaa, kalau ada yang mesen ya
kita bikinin. Sesuai permintaan aja saya mah, yang penting dia bayar
separo harga dulu untuk modal saya buat beli bahan-bahanya.
11. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam membuka usaha tersebut ?
Jawab: kalau dibilang lamanya sih ya lama yaa, lagipula butuh keahlian
khusus juga kalau mau buka usaha wayang.
12. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan usaha
anda ?
Jawab: Usaha saya maju dan mulai dikenal orang ya semenjak ada
Yayasan KUNTUM. Tahun 2009an lahh
13. Apakah sebelumnya anda pernah membuka usaha yang lain ?
Jawab: gak sih, dari kecil udah di wayang.
112
14. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam menjalankan usaha
tersebut ?
Jawab: Faktor penghambat yah, bahan dasarnya yang sekarang agak
langka. Iya kayu kule, soalnya itu kayu bagus. Kebanyakan pengrajin
wayang kan memakai kayu albasiah.
15. Apa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya usaha anda
?
Jawab: banyak ya, disini kadang buat latihan anak-anak belajar wayang.
Mulai dari perkenalan wayang dan belajar ngedalang juga.
16. Apa manfaat bagi usaha anda ketika Yayasan KUNTUM masuk ke Tegal
waru ?
Jawab: Berkat Yayasan KUNTUM usaha saya jadi banyak yang tau,
sudah bisa menghidupi keluarga saya. Anak-anak saya pun bisa sekolah.
Alhamduliilah.
17. Apakah dengan adanya Yayasan KUNTUM usaha anda menjadi lebih
maju?
Jawab: Ya alhamdulillah..
18. Berapa jumlah tenaga kerja yang di serap sebelum dan sesudah masuknya
yayasan Kuntum?
Jawab: Kalau yang kerja sama saya paling istri saya aja. Saya tawarin aja
istri saya untuk membuat wayang, daripada ngaanggur cuma ngurusin
anak, ya lebih baik iseng-iseng bantuin saya. Kan lumayan ada
pemasukan lebih. Seenggaknya bisa terpenuhi lah kebutuhan sehari-hari.
Tapi kadang kalau istri saya sedang gak bisa, ya saya manggil temen saya.
Soalnya gak bisa sembarang orang bisa buat wayang.
19. Apa jangka pendek dan jangka panjang bagi usaha yang sedang anda
jalankan ?
Jawab: Saya si ingin punya galeri, buka di pinggir jalan supaya orang-
orang bisa lihat. Kan dari melihat mungkin saja mereka tertarik ingin beli,
ya barangkali yang tadinya gak suka sama wayang jadi suka gitu.
20. Apa harapan untuk kedepannya bagi usaha bapak dan Yayasan Kuntum
sendiri ?
113
Jawab: Mudah-mudahan usaya saya maju aja, saya juga berharap Yayasan
KUNTUM bisa lebih banyak lagi bawa tamu ke Tegalwaru. Biar semakin
orang tau disini ada banyak pelaku bisnis.
114
Informan : Pelaku Usaha Domba dan Sapi (“AN”)
Hari/Tanggal Wawancara : 05 Desember 2014
Waktu Wawancara : 15.15-16.20WIB
Topik Wawancara : Profil UKM dan Peran Yayasan KUNTUM
Indonesia di Tegalwaru
1. Apa pekerjaan bapak sebelum menggeluti bidang usaha tersebut ?
Jawab: Saya memang dari dulu usahanya ini dipeternakan domba dan sapi
2. Sejak kapan anda membuka usaha tersebut ?
Jawab : Awal usaha ya ketika saya diperkuliahan saya berteman dengan
pak Budi dan setelah lulus kami berdua membuka usaha peternakan ini
sampai sekarang, sekitar tahun 2002 dirilis dan tearilisasi 2004
3. Dari mana ide yang anda peroleh dalam menjalankan usaha tersebut ?
Jawab: Ya dari saya dan pak Budi karena kita melihat potensi di Desa ini
yang cukup banyak
4. Apakah usaha yang anda jalankan melihat kebutuhan pasar ?
Jawab: Setiap orang kan membutuhkan protein, kandungan protein di
dalam daging itu sangat banyak ya. Saya rasa pasar akan memutuhkan itu.
5. Bagaimana anda memanfaatkan peluang pasar ?
Jawab: Semakin kesini permintaan pasar semakin meningkat, semakin
bervariatif juga. Kami mencoba untuk memberikan produk lain seperti
makanan kaleng yang bisa langsung dimasak, kami juga membuat olahan
susu domba, dan kami juga menawarkan paket pembuatan kandang
domba bagi yang ingin membuka usaha seperti kita.
6. Bagaimana menentukan harga produk yang anda jual ?
Jawab: Sesuai harga pasaran saja
7. Apakah harga yang ditawarkan terjangkau oleh semua orang ?
Jawab: Terjangkau ya, banyak juga yang beli. Seperti makanan kaleng ini
menurut saya sudah terjangkau oleh masyrakat karena dilihat dari
kelebihannya tanpa bahan pengawet, bisa langsung dimakan, dan tahan
sampai 2 tahun
8. Dari mana sumber modal untuk membuka usaha anda ?
Jawab: Dari pribadi ya, saya dan pak Budi
115
9. Apakah usaha yang anda jalankan melihat isu-isu yang ada di
masyarakat?
Jawab: iya, Kita yakin usaha kita semakin hari, semakin tahun
berkembang terus, soalnya populasi ternak dengan pertumbuhan
penduduk tidak sebanding. Coba cek aja googgling kalau tidak percaya “
kita juga menyumbang hewan kurban.
10. Bagaimana konsep atau perencanaan anda dalam membuka usaha
tersebut?
Jawab: konsep awal kita hanya menjual hewan ternak, tapi lama lama kita
jual hewan kurban, jual masakan kaleng juga. Kita tidak hanya menjual
hewan ternak yang hidup saja, yang sudah matang pun ada, bisa langsung
dimakan dan kita juga menawarkan paket ternak berupa membuat
kandang ternak beserta ternaknya
11. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam membuka usaha tersebut ?
Jawab: sekitar 2 tahunan ya
12. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan usaha
anda ?
Jawab: Ya itu sekitar 4 tahunan lah.
13. Apa tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari usaha yang anda
jalankan ?
Jawab: Tujuan jangka pendek si kita lagi ingin mencari dan membuat
pakan yang bagus bagi hewan ternak dengan harga yang terjangkau.
Kalau jangka panjang kita pengen buka usaha yang sama di tempat yang
berbeda.
14. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam menjalankan usaha
tersebut ?
Jawab:
15. Apa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya usaha anda?
Jawab: Ketika berkurban ,kita juga ikut menyumbang hewan kurban, jadi
warga sekitar apabila ingin akikahan atau berkurban tidak perlu susah lagi
jauh-jauh mencari ,karena kita sudah menyediakan hewan kurban dan
sebagainya
116
16. Apa manfaat bagi usaha anda ketika Yayasan Kuntum masuk ke
Tegalwaru ?
Jawab: Ya alhamdulillah membawa pengaruh baik ya, semakin banyak
pengunjung yang datang, baik dari Bogor bahkan ada yang dari Medan
juga. Semakin ramai dan banyak dikenal.
17. Apakah dengan adanya Yayasan Kuntum usaha anda menjadi lebih
maju?
Jawab: iya alhamdulillah
18. Berapa jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah masuknya yayasan
Kuntum?
Jawab: Sebelumnya kami hanya mempunyai 11 tenaga kerja, tapi
semenjak permintaan menambah, kamu juga kualahan dalam
mengatasinya. Akhirnya kami merekrut orang-orang sekitar tegalwaru
yang untuk membantu usaha kami, sekarang pekerja kami ada 30 orang.
19. Apa jangka pendek dan jangka panjang bagi usaha yang sedang anda
jalankan ?
Jawab: Untuk saaat ini kita fokus pada pembuatan pakan tambahan ya
selain dari rumput, karena kan kalau beli harganya mahal. Kalau jangka
panjang ingin menambah hewan ternak, menambah lapangan kerja yang
baru, dan memperluas jaringan penjualan, selain menjual hewan siap
potong kita juga ingin mencoba mengembangbiakan sendiri
20. Apa harapan untuk kedepannya bagi usaha bapak dan Yayasan Kuntum
sendiri ?
Jawab: Harapannya ya mudah-mudahan usaha kita bisa berkembang, bisa
lebih menyerap tenaga kerja lagi, lebih membantu warga sekitar juga.
Kalau untuk Yayasan KUNTUM mudah-mudahan jaringan antar pelaku
usaha semakin banyak, semakin memajukan Desa Tegalwaru juga.
117
Informan : Pelaku Usaha Tas (“F”)
Hari/Tanggal Wawancara : 16 November 2014
Waktu Wawancara : 11.00-12.00 WIB
Topik Wawancara : Profil UKM dan Peran Yayasan KUNTUM
Indonesia di Tegalwaru
1. Apa pekerjaan bapak sebelum menggeluti bidang usaha tersebut ?
Jawab: Saya dulu bekrja di PT Kapriasi, salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang ritel seperti Shopie Martin. PT Kapriasi Multinasional
Sejahtera bekerja sama dengan Shoka salah satu Pabrik yang ada di
daerah kelapa gading. Perusahaan tersebut membuat barang sendiri
seperti tas, pakaian, jam tangan , aksesoris dll. Ketika Pabrik Shoka kolep
di tahun 2000-an karena perdagangan masuk, jadi barang cina itu lebih
murah ketimbang barang hasil produksi Kapriasi. Setelah PT Shoka kolep
, Kapriasi tidak mengambil bahan dari situ lagi semenjak tahun 2010.
Saya bekerja di Kapriasi kurang lebih 11 tahun.
2. Sejak kapan anda membuka usaha tersebut ?
Jawab: sejak PT Kapriasi kolep
3. Dari mana ide yang anda peroleh dalam menjalankan usaha tersebut ?
Jawab: Ide – ide awal mulanya dari bapak saya, tapi kalau sekarang ya
emang kalau sekrang saya gak hanya berkutat di tas aja melainkan
berinovasi di makanan, toko aksesoris, toko sembako di bekasi dll.
4. Apakah usaha yang anda jalankan melihat kebutuhan pasar ?
Jawab: Iya. Karena perempuan itu kan suka banget sama tas, walaupun
tasnya belum rusak, pasti dia nyari model tas terbaru. Ya maklum lah
orang Indonesia kan konsumtif sekali.
5. Bagaimana anda memanfaatkan peluang pasar ?
Jawab: Kalau dari peluang, seperti yang saya bilang tadi kita lihat apa
yang dibutuhkan oleh masayrakat. Contoh : ketika model produksi tas
yang kita buat sudah banyak di pasaran, ya kita harus membuat model tas
yang lebih menarik lagi. Sekarang kita lagi fokus ke model-model tas
yang bagus-bagus. Ada sekitar sepuluah model tas lebih yang sedang kita
produksi. Di tambah lagi tamu-tamu dari bawaannya bu Tatiek, tamu dari
118
luar ataupun dari teman-teman saya pun banyak yang beli dan banyak
permintaan juga dari mereka agar model tas kita agak lebih di banyakain
lagi. Saya pikir itu salah satu peluang agar tas yang sudah kita buat, kita
buat lagi menjadi model yang bagus supaya konsumen tertarik dan
membeli hasil produksi kita. Kemudian ketika saya membuka usaha
konter pulsa, saya menjual kartu perdana pulsa dan beberapa aksesoris
handphone. Tempat pembayaran listrik, jual gas juga. Saya pikir saya
yakin bahwa masyarakat akan membutuhkan itu semua. kemabali lagi kita
melihat apa yang dibutuhkan oleh masayarakat.
6. Bagaimana menentukan harga produk yang anda jual ?
Jawab: Cara menentukan harga pertama dari bahan bakunya, misalkan
katakanlah bahan 50 keatas, brarti itu terpengaruh harganya akan lebih
tinggi, kemudian dari materialnya kaya misalkan aksesoris, kemudian
membayar tukang. Upah tukang juga kita bedain antara tukang yang
kerjanya rapi atau gak. Soalnya untuk tukang yang mengerjakan bahan tas
berkualitas tinggi dengan tukang yang mengerjakan bahan tas yang
berkualitas rendah itu juga kita bedakan upahnya.
7. Apakah harga yang ditawarkan terjangkau oleh semua orang ?
Jawab: Mungkin kalau untuk di Bogor terbilang cukup murah tapi dengan
kualitas yang standar dari kita. Terkadang ada juga orang-orang padang
yang membeli di kita grosiran tapi mereka menjual barang kita di eceran
dengan harga grosir. Nah itu patut dipertanyakan. Tapi bukannya kita
sirik atau apa, memeng kenyataan dilapangan seperti itu. Bahakan kalau
hari jumat orang-orang yang memproduksi tas datang ke pasar anyar
untuk menjual tas-tasnya, nah di pasar anyar itu kan isinya orang padang
semua. mereka kalau menawar barang kita seenaknya dia aja. Bahkan
kalau tukang tas itu sudah kepepet karena belum bisa membayar tukang
jahitnya, ya mereka menjual asal jual aja tidak memikirkan dia rugi atau
tidak. Misalkan harga tas yang dia jual Rp 33.000.00 nah pedagang
tersebut mau membeli dengan harga Rp 30.000.00 ya tukang tas itu mau-
mau saja. Ya makanya gak aneh kalau harga tas di pasar anyar agak
kacau.
119
8. Dari mana sumber modal untuk membuka usaha anda ?
Jawab: Modal sendiri. Soalnya bapak saya itu tidak mengerti cara
pemberian saham kemudian pembagaiannya seperti apa, ya jadi ini murni
modal sendiri. Di samping itukan biasanya orang yang menaruh saham di
beberapa usaha dia hanya berfikir untung dan untung. Padahal dalam
berwirausaha itukan ada untung dan ruginya. Takutnya mereka tidak
terima atau apa, nanti juga bermasalah juga kan. Makanya kita
memutuskan untuk independen aja.
9. Apakah usaha yang anda jalankan melihat isu-isu yang ada di
masyarakat?
Jawab: iya melihat yaa.
10. Bagaimana konsep atau perencanaan anda dalam membuka usaha
tersebut?
Jawab: Kita buat mereka mudah untuk bekerja. Kalau yang punya anak di
rumah dan gak bisa di tinggal, kita kasih mesin jahit lalu silahkan bekrja
di rumah
11. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam membuka usaha tersebut ?
Jawab: ya selepas dari krisis ekonomi tahun 98, saya langsung membuka
usaha ini tahun 2002.
12. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan usaha
anda ?
13. Jawab: kalao soal mencapai kemajuannya cukup lama ya mulai dari
waktu dulu kita masarinya masih rumah kerumah, jalan kaki jauh pula.
Syukur alhamdulillah ada yang beli. Kadang gak ada yg beli, samapi
sekaramg kadang pembeli dateng sendiri ke galeri.
14. Apa tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari usaha yang anda
jalankan ?
Jawab: Modal sendiri. Soalnya bapak saya itu tidak mengerti cara
pemberian saham kemudian pembagaiannya seperti apa, ya jadi ini murni
modal sendiri. Di samping itukan biasanya orang yang menaruh saham di
beberapa usaha dia hanya berfikir untung dan untung. Padahal dalam
berwirausaha itukan ada untung dan ruginya. Takutnya mereka tidak
120
terima atau apa, nanti juga bermasalah juga kan. Makanya kita
memutuskan untuk independen aja.
15. Apakah sebelumnya anda pernah membuka usaha yang lain ?
Jawab: belum yaa.
16. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam menjalankan usaha
tersebut ?
Jawab: faktor penghambatnya si semakin banyak pabrik-pabrik tas yang
menjual produknya sangat murah sekali. Jadi kitanya agak repot juga
dalam menentukan harganya.
17. Apa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya usaha anda?
Jawab: Saya senang Yayasan yang dipimpin oleh Bu Tatiek ini bisa
memberikan sebuah ide buat usaha saya dan membantu warga tegalwaru
juga. Saya sangat berterima kasih sekali dengan Yayasan Kuntum
18. Apa manfaat bagi usaha anda ketika Yayasan Kuntum masuk ke
Tegalwaru ?
Jawab: Usaha ya di kenal banyak orang, semenjak tamu-tamu pada main
kesini
19. Apakah dengan adanya Yayasan Kuntum usaha anda menjadi lebih
maju?
Jawab: Alhamdulillah lah mas.
20. Berapa jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah masuknya yayasan
Kuntum?
Jawab: Dulu pas belum ramai-ramainya permintaan dari pasar pekerja
saya cuma ada 35 orang, sekarang pas mulai adanya Yayasan KUNTUM
lambat laun pkerja saya bertambah . sekaramg aja ada 75 orang, termasuk
penjaga toko.
21. Apa jangka pendek dan jangka panjang bagi usaha yang sedang anda
jalankan ?
Jawab: Tujuan jangka pendek masih mencari agen lagi, mau bikin usaha
kerupuk juga. Kalau jangka panjangnya mau nambah toko lagi nihh..
22. Apa harapan untuk kedepannya bagi usaha bapak dan Yayasan Kuntum
sendiri ?
121
Jawab: Ya mudah-mudahan kedepannya usaha saya tambah maju lagi,
banyak di kenal banyak orang. Makin banyak buka lapangan kerja. Kalo
untuk Yayaysan Kuntum, semoga menjadi lebih baik lagi, lebih ramai
desanya. Gituu..
122
Informan : Pelaku Usaha Obat Herbal (“SU”)
Hari/Tanggal Wawancara : 05 Mei 2015
Waktu Wawancara : 14.00-14.30 WIB
Topik Wawancara : Profil UKM dan Peran Yayasan KUNTUM
Indonesia di Tegalwaru
1. Apa pekerjaan anda sebelum menggeluti bidang usaha tersebut ?
Jawab: masih kuliah pada waktu itu.
2. Sejak kapan anda membuka usaha tersebut ?
Jawab: Pada awalnya saya dikasih kepercayaan sama orang dosen IPB
untuk manfaatin tanah ini ya kira-kira 7000m itu kurang lebih tahun 2006
ya, trus saya coba buat menanam segala jenis tanaman tapi kesininya
lebih banyak tanaman obatnya karena buat usaha juga,trus saya juga
sering nyoba-nyoba bikin ramuan obat sakit maag akhirnya keterusan
sampai bermacam-macam obat herbal ada disini kebetulan saya juga
bekas perawat dulunya
3. Dari mana ide yang anda peroleh dalam menjalankan usaha tersebut ?
Jawab: gara-gara waktu itu ibu punya penyakit maagh, kitanya juga bukan
oarang ada, cuma bisa beli obat di warung. tapi dari situ ibu coba buat
belajar ramuan herbal. karena dari dulu ibu emang udah suka ngeramu
tanaman herbal
4. Apakah usaha yang anda jalankan melihat kebutuhan pasar ?
Jawab: yaa kadang kan kalau sedang sakit parah obat dokter gak bisa
sembuh gitu ya, maknya ibu coba buat obat herbal tradisional, bahannya
alami semua.
5. Bagaimana anda memanfaatkan peluang pasar ?
Jawab: Tamu dari Yayasan KUNTUM sering mengunjungi Sari Sehat,
mereka sering curhat sama saya tentang berbagai macam penyakit.
Kadang dari situ banyak permintaan obat . akhirnya saya bikinin aja gitu.
6. Bagaimana menentukan harga produk yang anda jual ?
Jawab: ya sesuaikan dengan bikin obatnya aja gitu.
7. Apakah harga yang ditawarkan terjangkau oleh semua orang ?
123
Jawab: Ya terjangkau, maknya banyak orang-orang dari Bogor, bahkan di
luar bogor belinya kesini, itu juga belinya gak satuan. Tapi banyak kaya 1
lusin gitu.
8. Dari mana sumber modal untuk membuka usaha anda ?
Jawab: ini si modal sendiri, karena usaha kaya gini kan gak perlu modal
banyak. Yang di perluin tu pengalaman yah.
9. Apakah usaha yang anda jalankan melihat isu-isu yang ada di
masyarakat?
Jawab: Ya kalau menurut ibu namanya penyakit mah bisa dateng kapan
aja dan gak semua penyakit bisa sembuh pakai obat dokter kan.
10. Bagaimana konsep atau perencanaan anda dalam membuka usaha
tersebut?
Jawab: Ibu si cuma manfaatin tanah punya orang lain aja, ada tanah
kosong ya ibu tanamin tanaman obat. Ibu juga sering ngeracik obat dari
banyak tanaman.
11. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam membuka usaha tersebut ?
Jawab: Ya pas ada Yayasan KUNTUM kesini.
12. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan usaha
anda ?
Jawab: ya lumayan, pas ada kunjungan tamu dari Yayasan Kuntum aja
usaha ibu jadi ramai begini.
13. Apa tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari usaha yang anda
jalankan ?
Jawab: Ibu si pengen ngumpulin bibit tanaman obat, biar nanti segala
penyakit yang dikeluhkan sama tamu, ada semua disini.
14. Apakah sebelumnya anda pernah membuka usaha yang lain ?
Jawab: Belum pernah ya..
15. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam menjalankan usaha
tersebut ?
Jawab: kalau hambatan ya paling pas bikin ramuannya ya, karena Cuma
ibu yang bisa bikin ramuan obatnya, anak ibu aja belum bisa. Suka keteter
aja kalau lagi banyak pesanan.
124
16. Apa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya usaha anda?
Jawab: Apa manfaat bagi usaha anda ketika Yayasan Kuntum masuk ke
Tegal waru ?
Jawab: ya banyak pembeli dari luar daerah, soalnya disnis tuh tempat
langgananya tamu Bu Tatiek, kita sering ngobrol-ngobrol di saung sama
tamu tentang masalah penyakit apa saja. Nanti tinggal ibu tau kasih
obatnya yang cocok sama penyakitnya.
17. Apakah dengan adanya Yayasan Kuntum usaha anda menjadi lebih maju
?
Jawab: alhamdulillah ada tambahan, kita jadi di kenal orang , kita lebih
berkembang, suka ada yang syuting juga, di liput, masuk majalah masuk
radar bogor juga. saking cocoknya obat herbal buatan ibu, yang tadinya
cuma beli satu bungkus eh besok-besok minta di kirimin lagi. ada juga
yang beli borongan untuk dijual lagi sama mereka, kaya 10 bungkus buat
penyakit maagh, 10 bungkus lagi buat penyakit diabetes, ya gitu
18. Berapa jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah masuknya yayasan
Kuntum?
Jawab: kalau yang kerja disini sekarang si udah 4 orang sama anak ibu
juga, kalau dulu mah cukma ibu sama anak ibu aja. dulu kan belum terlalu
ramai kaya sekarang yah.
19. Apa jangka pendek dan jangka panjang bagi usaha yang sedang anda
jalankan ?
Jawab: mau tambah lahan lagi biar bisa panen banyak, produksinya juga
bisa banyak
20. Apa harapan untuk kedepannya bagi usaha anda dan Yayasan Kuntum
sendiri ?
Jawab: harapannya yang penting pengunjungnya tambah banyak,
Tegalwaru juga biar bisa dikenal banyak orang. Mudah-mudahan biar
dikasih kesehatan semua yaa.
125
Informan : Pelaku Uasaha Pembibitan Ikan Patin (“B”)
Hari/Tanggal Wawancara : 27 November 2014
Waktu Wawancara : 12.00-13.00 WIB
Topik Wawancara : Profil UKM dan Peran Yayasan KUNTUM
Indonesia di Tegalwaru
1. Apa pekerjaan bapak sebelum menggeluti bidang usaha tersebut ?
Jawab: Mengembangbiakan ikan mas ya sama ikan gurame sama ikan
bawal juga,dan sempat ke patin dan sekarang masih di ikan gurame, patin
ikan mas sudah tidak lagi
2. Sejak kapan anda membuka usaha tersebut ?
Jawab: Sudah ada yang memproduksi duluan seperti pak Atang yang tadi
disini dan saya belakangan, pak Atang itu dari tahun 1995 dan kalau saya
dari tahun 2000an lah ya..
3. Dari mana ide yang anda peroleh dalam menjalankan usaha tersebut ?
Jawab: Dari teman-teman juga sih ngajak-ngajak gitu
4. Apakah usaha yang anda jalankan melihat kebutuhan pasar ?
Jawab: ya sebenarnya si cari cara yang mudah dan cepat untuk di panen
aja. kalau ikan mas atau gurame itu agak lama ya masa panennya.
5. Bagaimana anda memanfaatkan peluang pasar ?
Jawab: Kalau saya kan sudah punya banyak konsumen yah dipasar,
kadang yang sudah pada kenal dan tahu saya mereka datang sendiri
kesini, lewat telepon jadi kita tinggal kirim aja
6. Bagaimana menentukan harga produk yang anda jual ?
Jawab: Kalau kita karena sudah langganan dengan pembeli tetap ya jadi
tidak menaikan harga,paling juga si pembeli yang menaikan harga
7. Apakah harga yang ditawarkan terjangkau oleh semua orang ?
Jawab: Emang harga pasaran disini mah terjangkau, kalau di Kalimantan
kan lain lagi harganya, karena kalau disana ukuran 1 inch itu berkisar Rp
150-200/ekor, sedangkan disini maksimal paling Rp 80/ekor itu sudah
ketutup meskipun Cuma Rp 60 juga sudah bisa menutupi modal asalkan
ikannya banyak
8. Dari mana sumber modal untuk membuka usaha anda ?
126
Jawab: dari modal sendiri yahh.
9. Apakah usaha yang anda jalankan melihat isu-isu yang ada di
masyarakat?
Jawab: Gak juga sih, kita buka usaha kan karena kita udah males kerja.
Jadi lebih baik buka usaha aja gitu.
10. Bagaimana konsep atau perencanaan anda dalam membuka usaha
tersebut?
Jawab: Awalnya saya kan punya konsep buat pembibitan ikan mas sama
gurame. Karena masa panennya agak lama, dan perputaran uangnya juga
lama. Akhirnya saya pinda ke patin.
11. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam membuka usaha tersebut ?
Jawab: Ya lama hampir 13 Tahun yaa.
12. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan usaha
anda ?
Jawab: Butuh bertahun-tahun Namanya juga usaha, gak langsung maju,
gak langsung sukses. Kudu ngerasain pahitnya dulu.
13. Apa tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari usaha yang anda
jalankan ?
Jawab: Paling membuka kolam ditempat lain, mau nambah aqurium juga
sihh. Soalnya udah mulai banyak yang pesen, minta dikirimin juga.
14. Apakah sebelumnya anda pernah membuka usaha yang lain ?
Jawab: Belum pernah, baru di ikan aja.
15. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam menjalankan usaha
tersebut ?
Jawab: biasanya si cuaca ya,, musim kemarau gini ikan pada kepanasan.
Sering banyak yang mati. Apalagi kalau kolam yang cuma pake terpal
gitu. Perwatannya harus lebih ekstra aja gituu
16. Apa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya usaha anda?
Jawab: Ya mungkin sebagai lahan pkerjaan juga, bantuin saya ngurusin
ikan. Mereka juga kita kasih upah lumyaan buat beli kebutuhan.
17. Apa manfaat bagi usaha anda ketika Yayasan Kuntum masuk ke Tegal
waru ?
127
Jawab: banyak dah, bermanfaat banget Yayasan KUNTUM di Tegalwaru.
Saya rasa bukan saya aja yang ngersain. Pengusaha yang ada disini juga
senang dengan hadirnya beliau.
18. Apakah dengan adanya Yayasan Kuntum usaha anda menjadi lebih maju
?
Jawab: Alhamdulillah saya berterimakasih sama Yayasan KUNTUM
udah bikin usaha saya jadi di kenal bnyak orang, jadi banyak tamu yang
datang ketempat saya, mungkin gak cuma saya aja yang ngerasain ini,
banyak usaha-usaha yang lainnya juga yang ngerasain keuntungannya
19. Apa jangka pendek dan jangka panjang bagi usaha yang sedang anda
jalankan ?
Jawab: Saya mau nambah aquarium lagi sih, terus mau nawarin ke pasar-
pasar yang ada di luar Bogor. Soalnya saya jual ikannya juga murah.
20. Apa harapan untuk kedepannya bagi usaha bapak dan Yayasan Kuntum
sendiri ?
Jawab: Harapannya si pengen usaha ini bisa tambah maju, berkembang
juga. Harga pasar juga stabil, syukur-syukur harga ikan naik. Kalau untuk
KUNTUM, ya tambah sukses aja. Semakin banyak bawa tamu kesini.
128
Dokumentasi
Saat peneliti melakukan penelitian di Tegalwaru
Pabrik industri olahan tas
Pabrik industri pengolahan tas
129
Lahan tanaman obat herbal
Tanaman lidah buaya yang akan di jadikan obat herbal
Salah satu produk herbal yang dihasilkan oleh Sari Sehat
130
Peternakan Sapi dan Domba
Salah satu inovasi produk yang dilakukan oleh peternak sapi dan domba
Kolam pembibitan ikan patin
131
Bibit ikan patin yang siap di panen
Wawancara Peneliti Dengan Sekertaris Desa
Tamu Yayasan KUNTUM Indonesia Yang Berkunjung ke Sari Sehat
Sedang Melakukan Sharing Masalah Penyakit dan Obatnya
132
Peneliti Sedang Melakukan Wawancara Dengan Pelaku Usaha Tas. Beliau ingin
membuka usaha krupuk krenea banyak permintan dari pasar
Ini salah satu hasil olahan Mas “F” yang berupa kerupuk, yang
nantinya akan dijual di daerah Bogor.
Seminar Yayasan KUNTUM dalam melakukan edukasi terhadap masyarakat
133
134
135