PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait...

65
PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA PADA KUMPULAN CERPEN TART DI BULAN HUJAN DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA DI SMA (Skripsi) Oleh Cita Dani Apriyanti PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2016

Transcript of PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait...

Page 1: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMAPADA KUMPULAN CERPEN TART DI BULAN HUJAN

DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

(Skripsi)

OlehCita Dani Apriyanti

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAJURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

2016

Page 2: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

ABSTRAK

PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMAPADA KUMPULAN CERPEN TART DI BULAN HUJAN

DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

Oleh

CITA DANI APRIYANTI

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tema kemudian peran tokoh yang

terkait dengan tema dan rancangan pembelajarannya pada mata pelajaran bahasa

Indonesia kelas XI. Metode penelitian ini menggunakan teknik deskriptif

kualitatif. Sumber data pada penelitian ini adalah cerpen yang terdapat pada

kumpulan cerpen Tart di Bulan Hujan karya C. Bakdi Soemanto. Teknik

pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan pendekatan structural

(objektif).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tema yang terdapat pada kumpuan cerpen ini

sebagian besar adalah tema tingkat sosial, seperti tema cinta segitiga, keserakahan,

saksi mata, sandiwara kehidupan, kebohongan yang ditutupi, tindak kriminal dan

tema sosial lainnya. Adapun tema yang mengenai kejiwaan pada kumpulan cerpen

ini terdapat satu cerpen. tema mengenai agama atau masuk ke dalam tingkat

devine terdapat satu cerpen.

Tokoh utama merupakan pemeran terpenting dalam berjalannya cerita, meskipun

demikian tokoh utama tidak selau menjadi pusat terjadinya permasalahan yang

mendukung terbentuknya tema. tokoh utama dan tokoh tambahan memiliki peran

Page 3: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

CIta Dani Apriyanti

iii

masing-masing, baik antagonis maupun protagonist dalam mendukung

terbentuknya tema. Teknik pelukisan tokoh menggunakan teknik langsung

(telling) dan teknik tidak langsung (showing). Teknik langsung pemunculan

karakter tokoh utama didominasi menggunakan karakterisasi melalalui tuturan

pengarang. Teknik tidak langsung dalam pemunculan tokoh utama yang

mendominasi adalah karakterisasi melalui dialog dan karakterisasi melalui

tindakan para tokoh.

Materi peran tokoh dalam penemaan pada pembelajaran Bahasa Indonesia

memiliki peranan dalam media sastra seperti cerpen. Peran tersebut dapat

diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen,

guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita pendek.

Hal tersebut bertujuan agar siswa lebih mudah ketika melanjutkan pembelajaran

ke tahap selanjutnya. Materi tokoh pada penemaan dapat di aplikasikan pada

pembelajaran Bahasa Indonesia terutama pada kelas XI mengenai cerpen.

Page 4: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMAPADA KUMPULAN CERPEN TART DI BULAN HUJAN

DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

Oleh

Cita Dani Apriyanti1113041015

SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan DaerahJurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

2016

Page 5: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita
Page 6: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita
Page 7: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita
Page 8: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Air Kubang, Kecamatan Air

Naningan, Kabupaten Tanggamus pada 12 April 1993. Penulis

merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, putri bungsu dari

pasangan Syahri Alhuda dengan Rokhimah.

Penulis memulai pendidikan pada tahun 1997 di TK Aisiyah Bustanul Athfal Air

Naningan, dan lulus pada tahun 1999, kemudian pada tahun 1999 penulis

melanjutkan pendidikan di SDN 1 Airkubang selama 6 tahun. Setelah lulus dari

Sekolah Dasar pada tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikan di SMP

Muhammadiyah 2 Jenangan, Jawa Timur selama 1 tahun kemudian pindah pada

tahun 2006 ke SMP Muhammadiyah 2 Talang Padang selama 2 tahun dan lulus

pada tahun 2005. Setelah lulus penulis melanjutkan pendidikan pada tahun 2008

di MAN 1 (Model) Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2011.

Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, melalui jalur tertulis.

Penulis bergabung ke dalam Rakanila (Radio Kampus Universitas Lampung)

Sebagai magang pada tahun 2012, sebagai crew pada tahun 2013, kemudian pada

tahun 2014 penulis menjabat Financial chief, dan sebagai manager engineering

pada tahun 2015.

Page 9: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

MOTO

“Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta

orang-orang yang sabar”

(Q.S. Al-Baqarah: 153)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya….”

(Q.S Al-Baqarah: 286)

Page 10: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

PERSEMBAHAN

Alhamdulilah dan rasa syukur atas nikmat yang diberi Allah Subhanahuwataala, segenap

jiwa dan raga serta dengan penuh rasa kasih sayang dan cinta kupersembahkan kepada.

1. Kedua orangtuaku tercinta Ayahanda Syahri Alhuda dan Ibunda Rokhimah.

2. Kedua kakakku Gigih Prasojo dan Erhannudin Arsyad.

3. Kakak iparku, Fitriana Nurlaila.

4. Malaikat kecilku Shintya Rahma Fathunnisa.

5. Calon imamku, yang semoga dalam lindungan Allah.

6. Keluarga, Sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan pelajaran berharga,

dukungan dan doa.

7. Almamater tercinta Universitas Lampung.

Page 11: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas

karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Peran Tokoh dalam Terbentuknya Tema pada Kumpulan Cerpen Tart di Bulan

Hujan dan Rancangan Pembelajarannya di SMA”. Shalawat, salam, dan doa

semoga selalu tetap tercurah kepada Rasul yang agung Rosulullah Muhammad

SAW, para keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang Allah pastikan di Surga. Skripsi

ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Penulisan skripsi ini banyak menerima bimbingan, bantuan, serta dukungan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih setulus-

tulusnya kepada:

1. Dr. Munaris, M. Pd. selaku pembimbing I yang telah membantu dan

membimbing penulis, serta memberikan motivasi, saran, dan nasihat yang

berharga bagi penulis.

2. Dr. Edi Suyanto, M. Pd. selaku pembimbing II yang telah membantu,

membimbing dan mengarahkan penulis, serta memberikan motivasi, saran,

dan nasihat yang berharga bagi penulis.

Page 12: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

3. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum. selaku pembahas sekaligus ketua program

studi yang telah memberikan kritik, saran, dan nasihat kepada penulis.

4. Dr. Muhammad Fuad, M. Hum. selaku pembimbing Akademik.

5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang telah memberi penulis berbagai ilmu yang bermanfaat.

6. Kedua orangtuaku, Ibu Rokhimah, S. Pd. dan Bapak Syahri, S. Ag. yang

selalu memberikan kasih sayang dan doa yang selalu mereka ucapkan, tak

henti memberikan dukungan semangat, senyuman, materi, dan motivasi

untuk menyelesaikan studi.

7. Mas Gigih Prasojo yang selalu sabar dan memberikan dukungan, semangat,

nasihat, waktu, dan tenaga hingga terselesaikannya skripsi ini.

8. Mas Erhannudin Arsyad yang selalu memberikan masukan dan menjadi

motivasi dalam menyelesaikan studi.

9. Adikku Shintya Rahma Fatunnisa, dan Ahmad Astaman yang selalu

menghibur dengan canda tawanya yang terkadang menyebalkan selama

proses pengerjaan skripsi ini.

10. Mba Fitriana Nurlaila, kakak ipar yang memberikan dukungan dan doa.

11. Sahabat terbaik, Donny Rakasiwie telah sabar dan setia memberikan waktu

serta dukungan terutama dalam proses penyelesaian skripsi dan sahabat-

sahabat terbaikku, wanita istimewa yang mengisi hari-hariku Ayu Mayasari,

Anggun Setiana, Budi Risnawati, Ridha Adilla A.R., Soviera Vitaloka, Mira

Salviani, Tika Febi yang selalu memberikan dukungan, dan sahabatku

Jamhari yang selalu memberikan nasihat, semoga persahabatan ini akan utuh

meskipun jarak dan usia akan berubah. Sahabat baikku, Martin Daniel yang

Page 13: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

berbaik hati mendampingi dan menguatkan selama proses pengerjaan

skripsi. Wahyuni adik tingkat yang berbaik hati mendukung dan

mengingatkan.

12. Sahabat spesialku, yang senantiasa memberikan dukungan berupa do’a dan

telah menantikan kelulusanku, memberikan motivasi, dan menjadi

pendengar keluh kesah yang baik.

13. Keluarga besarku yang senantiasa menantikan kelulusanku dengan

memberikan, doa, dukungan, dan motivasi.

14. Keluarga besar Rakanila (Radio Kampus Universitas Lampung) yang luar

biasa memberikan pengajaran dan memberikan motivasi.

15. Teman-teman Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

angkatan 2011 terima kasih atas persahabatan, doa, serta kebersamaan

selama ini.

16. Sahabat-sahabat dan teman SMP Muhmmadiyah 2 Talang Padang yang

selalu memotivasi serta memberikan masukan.

17. Sahabar-sahabat dan teman MAN 1 (Model) Bandar Lampung yang

memberikan motivasi dan semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

18. Teman-teman KKN/PPL di desa Gedung Cahya Kuningan, Ngambur,

Pesisir Barat. (Kak Putu, Robert, Endah, Mbak Putri, Tami, Resa, Fitri, Desi,

Vila, Ayu) yang menjadi semangat baru serta memberikan motivasi.

19. Adik-adikku Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

angkatan 2012 dan 2013 yang telah memberikan doa dan informasi selama

pengerjaaan skripsi ini.

20. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini.

Page 14: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

Semoga Allah swt. selalu memberikan balasan yang lebih besar untuk Bapak, Ibu

dan rekan-rekan semua. Hanya ucapan terimakasih dan doa yang bisa penulis

berikan. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk kemajuan pendidikan, khususnya

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Juli 2016

Penulis,

Cita Dani Apriyanti

Page 15: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPPUL ................................................................................ i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iv

MOTO ............................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

SANWACANA ............................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR KODE ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 9

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

....................................... 26

2.4.2 Tujuan Pembelajaran ......................................................................... 32

2.4.3 Materi Pembelajaran ......................................................................... 32

2.4.4 Model Pembelajaran.......................................................................... 34

2.4.5 Sumber Belajar .................................................................................. 35

2.4.6 Penilaian Pembelajaran ..................................................................... 35

.......................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Cerita Pendek ............................................................................................. 11

2.1.1 Hakikat Cerita Pendek....................................................................... 11

2.1.2 Unsur dan Syarat Cerpen .................................................................. 12

2.2 Pengertian Tema......................................................................................... 13

2.2.1 Tingkatan Tema ................................................................................ 13

2.2.2 Cara Menemukan Tema .................................................................... 15

2.3 Tokoh ......................................................................................................... 17

2.3.1 Jenis Tokoh ....................................................................................... 18

2.3.2 Peran Tokoh ...................................................................................... 18

2.3.3 Perwatakan ........................................................................................ 19

2.4 Rancangan Pembelajaran ........................................................................... 24

2.4.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajarab (RPP)

Page 16: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

xiii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode ...................................................................................................... 39

3.2 Sumber Data ............................................................................................... 39

3.3 Teknik Analisis Data .................................................................................. 41

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan Cerpen ................................................................................... 42

4.1.1 Cerpen Amrok Brokoli.................................................................... 42

4.1.2 Cerpen Anjing................................................................................. 44

4.1.3 Cerpen Ayam Goreng ..................................................................... 46

4.1.4 Cerpen Bus Kolumbus .................................................................... 48

4.1.5 Cerpen Di Antara Dua Bintang Pisces .......................................... 51

4.1.6 Cerpen Dua Pasang Sepatu Pesta.................................................. 53

4.1.7 Cerpen Ia Telah Terusir ................................................................. 56

4.1.8 Cerpen Jari Telunjuk ...................................................................... 59

4.1.9 Cerpen Kepala ................................................................................ 61

4.1.10 Cerpen Kotak Suci .......................................................................... 63

4.1.11 Cerpen Libra, Pisces, Atau............................................................. 65

4.1.12 Cerpen Pagi Itu Ia Menengadah .................................................... 68

4.1.13 Cerpen Mata ................................................................................... 70

4.1.14 Cerpen Muhdom ............................................................................. 72

4.1.15 Cerpen Malam ke Tujuh Belas ....................................................... 75

4.1.16 Cerpen Nyidam ............................................................................... 77

4.1.17 Cerpen Pradipraja ......................................................................... 79

4.1.18 Cerpen Pesta Sepatu Tinggi ........................................................... 81

4.1.19 Cerpen Tart di Bulan Hujan ........................................................... 82

4.1.20 Cerpen Topeng ............................................................................... 85

4.1.21 Cerpen Hello... ............................................................................... 86

4.1.22 Cerpen Nisan ................................................................................. 89

4.1.23 Cerpen Pada Suatu Hari ................................................................ 90

4.1.24 Cerpen Sangkar Ayam .................................................................... 93

4.1.25 Cerpen Selembar Uang Ribuan ...................................................... 94

4.2 Perancangan Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas .......................... 96

4.2.1 Identitas Mata Pelajaran ................................................................. 97

4.2.2 Alokasi Waktu ................................................................................ 98

4.2.3 Kompetensi Inti .............................................................................. 101

4.2.4 Kompetensi Dasar dan Indikator .................................................... 102

4.2.5 Tujuan Pembelajaran ...................................................................... 104

4.2.6 Materi Pembelajaran ...................................................................... 105

4.2.7 Model Pembelajaran....................................................................... 106

4.2.8 Media dan Sumber Belajar ............................................................. 107

4.2.9 Kegiatan Pembelajaran................................................................... 108

4.2.10 Penilaian Pembelajaran .................................................................. 110

4.2.11 Bahan Ajar ..................................................................................... 114

Page 17: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

xiv

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan .................................................................................................... 119

5.2 Saran ........................................................................................................... 120

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

DAFTAR KODE

..../T/.... Judul cerpen/data tema/nomor data.

.../…/MT/KMNT/... Judul cerpen/(TU:Tokoh Utama/TT:TokohTambahan)/metode telling/karakterisasimenggunakan nama tokoh/urutan data.

.../.../MT/KPT/... Judul cerpen/ Judul cerpen/(TU:TokohUtama/TT:Tokoh Tambahan)/metodetelling/karakterisasi menggunakan penampilantokoh/urutan data.

.../.../MT/KMTP/... Judul cerpen/ Judul cerpen/(TU:TokohUtama/TT:Tokoh Tambahan)/metodetelling/karakterisasi melalui tuturanpengarang/urutan data.

.../.../MS/KMD/... Judul cerpen/ Judul cerpen/(TU:TokohUtama/TT:Tokoh Tambahan)/metodeshowing/karakterisasi melalui dialog/urutan data.

.../.../MS/LSP/... Judul cerpen/ Judul cerpen/(TU:TokohUtama/TT:Tokoh Tambahan)/metodeshowing/karakteeisasi melalui lokasi dan situasipercakapan/urutan data.

.../.../MS/JTDP/... Judul cerpen/ Judul cerpen/(TU:TokohUtama/TT:Tokoh Tambahan)/metodeshowing/karakterisasi melalui jatiditi yang ditujuoleh penutur/urutan data.

.../.../MS/KMT/... Judul cerpen/ Judul cerpen/(TU:TokohUtama/TT:Tokoh Tambahan)/metodeshowing/karakterisasi melalui kualitas mental paratokoh/urutan data.

.../.../MS/NSTDK/... Judul cerpen/ Judul cerpen/(TU:TokohUtama/TT:Tokoh Tambahan)/metodeshowing/karakterisasi melalui nada, suara, tekanan,dialek, dan kosa kata/urutan data.

Page 19: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

.../.../MS/KMPT/... Judul cerpen/ Judul cerpen/(TU:TokohUtama/TT:Tokoh Tambahan)/metodeshowing/karakterisasi melalui tindakan padatokoh/urutan data.

Page 20: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

DAFTAR LAMPIRAN

1. Instrumen Penelitian2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia SMA

Kurikulum 2013

Page 21: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tokoh merupakan bagian terpenting dalam suau cerita. Pentingnya tokoh dalam

suatu cerita karena tokoh merupakan sentral dari peristiwa yang berlangsung

dalam dirinya sebagai pelaku hal ini juga terjadi pada cerita yang lain mislanya

cerpen atau novel. Tokoh merupakan pelaku cerita (Suyanto, 2012:42). Tokoh

dalam cerpen dapat dicermati secara mendalam melalui pendekatan intrinsik.

Artinya, keberadaan tokoh dapat diteliti melalui pendekatan struktural atau yang

kita kenal dengan analisis struktur teks.

Tokoh terkadang dapat digambarkan secara unik oleh pengarang. Misalnya saja

melaui dialognya, melalui penamaannya, ataupun melalui penampilannya. Tokoh

diatur sedemikian rupa oleh penulis untuk menunjang terbentuknya cerita. Cerita

adalah hasil karya penulis, namun tidak menutup kemungkinan bahwa inspirasi

pelukisan tokoh adalah realita.

Tokoh memiliki peran masing-masing yang mewarnai sebuah cerita, dalam

perannya ada tokoh yang berperan menyenangkan maupun yang berperan tidak

menyenangkan. Hal ini semata-mata untuk mendukung terbentuknya

permasalahan-permasalahan yang akan mendukung terbentuknya tema pada

sebuah cerita. Dukungan seperti apakah yang akan diberikan tokoh dalam

Page 22: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

2

terbentuknya tema sebuah cerita, inilah yang akan dijadikan sebagai penelitian

kali ini.

Tokoh dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi inspirasi prilaku tokoh dalam

sebuah cerita. Tokoh dan prilakunya dalam sebuah cerita yang dihadirkan sebagai

media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami dan mempelajari

prilaku tokoh dalam kehidupan sehari-hari dan berbagai jenis prilaku manusia.

Tokoh yang mengalami masalah dan penyimpangan-penyimpangan akan menjadi

pembelajaran bagi siswa dan dampak seperti apa yang ditimbulkan ketika siswa

memiliki permasalahan dan konflik seperti yang dihadirkan dalam sebuah cerita

pendek. Seperti yang diungkapkan Suyanto (2012 : 49) bahwa tokoh protagonis

adalah tokoh yang mendapat empati pembaca, sementara tokoh antagonis adalah

tokoh yang menyababkan terjadinya konflik.

Tokoh dalam sebuah karya sastra merupakan pelaku yang mengalami dan

berinteraksi dengan keadaan. Tokoh adalah sosoj yang sangat memungkinkan

untuk menjadi pelaku alur cerita dan terdapat di setiap latar. Hal ini menunjukkan

bahwa tokoh berkaitan dengan unsur instrinsik lainnya.

Tema merupakan unsur instrinsik yang berkaitan dengan unsur lainnya. Tema

merupakan garis besar yang dari cerita secara keseluruhan. Tokoh sebagai pelaku

cerita yang mengalami konflik-konflik dan peran berjalannya sebuah cerita sangat

memungkinkan memiliki peran dalam terbentuknya tema pada sebuah cerita

pendek. Hal inilah yang menjadi awal penelitian ini untuk melihat bagaimana

peran tokoh dalam mendukung terbentuknya tema.

Page 23: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

3

Cerpen atau cerita pendek merupakan karya seseroang dalam bentuk teks yang

memiliki batasan-batasan pada jumlah kata-kata. Cerpen juga memiliki

keistimewaan tidak memiliki banyak subbab bahkan biasanya hanya memiliki

satu pokok bahasan pada ceritanya, karena cerita pendek adalah salah satu jenis

prosa fiksi yang banyak digemari oleh masyarakat karena jalan ceritanya yang

jauh lebih pendek daripada genre-genre yang lainnya seperti roman atau novel.

Beda dengan cerpen dengan novel sebenarnya terletak pada ruang lingkup

masalah yang dibahas. Dari segi kuantitasnya, cerita pendek lebih kecil daripada

novel ataupun roman. Notosussanto (dalam Pradopo, 1985:1) mengistilahkan

kepepalan cerita pendek memang memiliki struktur yang sama dengan roman atau

novel, yaitu memiliki tema, fakta dan sarana cerita. Fakta-fakta cerita lainnya

hanya dibahas seperlunya sesuai dengan kebutuhan cerita. William Hudson

(dalam Pradopo 1985:1) mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita yang

selesai dibaca dalam sekali duduk. Artinya, cerita pendek tidak menuntut waktu

dan energi untuk membacanya.

Cerita pendek memiliki unsur-unsur pendukung seperti tema, tokoh, latar, dan

amanat. Tema adalah pokok pembicaraan dalam sebuah cerita (Sumardjo,

1984:57). Tema muncul akibat permasalahan-permasalahan yang muncul dalam

sebuah cerita. Terbentuknya tema tentunya tidak terlepas dari konflik cerita yang

dialami oleh tokoh. Tema yang muncul pada cerita di dasarkan pada permasalahan

yang muncul sehingga tema cerita satu akan berbeda dengan tema cerita yang lain.

Tema menjadi garis utama yang menjadi pemersatu cerita.

Tema yang menjadi topik karya sastra mengalami perkembangan dari tahun ke

tahun. Seperti tema perjuangan, tema percintaan, tema sosial, tema kekeluargaan,

Page 24: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

4

tema pelacuran dan masih banyak lagi. Tema cerpen muncul dari berbagai

permasalahan yang terdapat dalam cerita. Dari masalah-masalah yang muncul di

dalam cerita tersebut dapat ditarik satu garis besar yang menghasilkan tema. Tema

inilah yang menjadi pengarah sebuah cerita akan bagaimanakah cerita tersebut

dibuat, dan bagaimana tokoh-tokohnya bertindak.

Tema pada sebuah cerita berfungsi menjadi pengarah cerita bagaimana tokoh dan

permasalahan akan muncul dalam sebuah cerita. Tema pada pada masa reformasi

banyak yang mengusung tema percintaan dan perjuangan pada kaya-karya

sastranya, hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh pradopo

dkk. Tema seiring perkembangan zaman mengikuti perkembangan sosial dan

politik.

Tema dapat dilihat dari prilaku tokoh, bagaimana tokoh bertindak, dan

permasalahan apa yang dialami oleh tokoh. Tokoh yang dimunculkan penulis

tentunya sangat berpengaruh pada tema, baik tokoh utama maupun tokoh

tambahan. Hal ini karena tokohlah yang menbawa sebuah cerita melalui tindakan,

sifat dan karakter, dan konflik yang dialami oleh tokoh.

Penelitian terhadap karya sastra semacam ini semisal cerpen, layak untuk

dilakukan karena mengingat cerpen merupan bagian dari salah satu karya sastra

yang berkembang bebas di masyarakat melalui banyak media. Selain di Indonesia

karya sastra sudah lama dipelajari oleh masyarakat dunia karena

perkembangannya. Merujuk pada buku yang ditulis oleh Susanto (2002: 34)

bahwa karya sastra sudah lama dipelajari oleh masyarakat Barat, tidak hanya

Barat tetapi juga masyarakat Timur seperti Cina. Karena sastra dalam pandangan

Page 25: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

5

masyarakat Cina adalah alat untuk mencapai kebenaran moral dan sastra sebagai

bentuk pemenuhan kebutuhan estetik (Susanto, 2002:34). Artinya sastra sebagi

seni yang penting dalam kehidupan manusia terutama bagi moral dan kebutuhan

sudah sewajarnya di kaji dan dianalisis dan menjadi media pendidikan moral dan

pembelajaran. Selain pendapat tersebut Susanto (2002: 34) juga berpendapat

bahwa sastra juga dipandang sebagai ideologi ataupun politik, alat politik, dan

berpolitik. Artinya sastra juga memiliki peranan penting dalam bernegara. Karya

sastra sudah tidak asing lagi dalam dunia politik sebagai sarana komunikasi,

bentuk protes, dan lain sebagainya.

Mengenai moral dalam cerita pendek, tentulah terdapat moral dan pesan yang

ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Pesan moral ini terkadang tidak bisa

langsung dipahami begitu saja oleh pembaca. Karena itu, mengetahui tema cerita

sebuah cerpen menjadi penting untuk mengetahui lebih jelas makna apa yang

ingin disampaikan oleh penulis. Selain tema yang menjadi penting, tokoh juga

merupakan unsur pendukung dalam terbentuknya tema, dengan melihat

penokohan dan watak seseorang akan terlihat pula masalah-masalah yang

ditimbulkan oleh tokoh-tokoh dalam cerita sehingga terbentuklah sebuah tema

cerita.

Dunia pendidikan menggunakan karya sastra salah satu media pengajaran yang

menarik dan diajarkan mulai dari tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi

terutama dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini sudah seharusnya

menjadi perhatian bagi pendidikan Indonesia agar tidak salah langkah dalam

memilih karya sastra yang layak untuk dibelajarkan kepada siswanya.

Page 26: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

6

Penggunaan media cerpen sebagai bahan ajar haruslah benar-benar mengalami

sleksi daru guru mata pelajaran. Saat ini setiap orang bebas berekspresi dan

menciptakan sebuah cerpen. Terlebih media cetak dan percetakan banyak tersebar.

Hal ini tentunya sudah menjadi perhatian karena dikhawatirkan cerpen yang tidak

mendidik justru disajikan dalam media pembelajaran. Selain itu penggunaan

bahasa-bahasa dan karakter tokoh dalam cerpen haruslah menjadi pengawasan

bagi pendidik dan calon pendidik. Agar tidak merusak generasi bangsa dengan

bahasa yang tidak sopan.

Siswa sekolah menengah atas tidak lagi terbatas pada objek-objek yang konkert,

namun mereka sudah dapat menerapkannya pada pernyataan verbal dan logika,

baik pada objek yang nyata maupun tidak, dan kejadian pada waktu sekarang atau

masa depan (Nuryanti, 2008: 22). Artinya kepribadian anak terbentuk dari apa

yang mulai dipelajari anak dalam lingkungannya. Lingkungan tidak hanya dari

rumah maupun dari sekitar rumah, sekolah juga merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap pembentukkan kepribadian anak. Seperti yang

dikumukakan oleh Winarti (2007: 5) faktor-faktor yang mempengaruhi

terbentuknya kepribadian ada tiga, yaitu faktor bawaan, faktor lingkungan, dan

faktor bawaan serta lingkungan. Faktor lingkungan seperti sekolah ataupun

lingkungan sosial budaya seperti teman dan guru. Media pembelajaran juga

merupakan faktor yang terdapat disekolah. Pencerminan tokoh yang terdapat

dalam cerita akan memberikan gambaran dan wawasan dalam lingkungan

sosialnya.

Tema harus menjadi pertimbangan bagi guru. Guru yang sebaiknya

memperhatikan latar blakang usia siswa dan kemampuan siswa, guru

Page 27: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

7

menghadirkan cerpen yang sesuai bagi siswanya. Kurikulum 2013 tidak

mengedepankan akademiknya saja. Hal ini menjadi pencerahan dalam dunia

pendidikan. Sehingga pendidikan kini tidak hanya terfokus dalam kemampuan

akademik siswa. Penanaman karakter tentu kini menjadi salah satu tanggungjawab

pendidikan ketika kurikulum 2013 ini digunakan sebagai acuan pendidikan. Hal

ini juga menjadikan media dalam pembelajaran adalah hal yang harus

dipertimbangkan matang-matang. Sastra sebagai bahan ajar dan media

pembelajaran memang telah diajarkan kepada siswa tingkat Sekolah Mengengah

Atas (SMA). Perilaku tokoh yang terdapat dalam karya sastra misalnya cerpen

haruslah mendapatkan pertimbangan yang matang dari pendidik. Tema-tema

kehidupan dalam cerpen haruslah menjadi salah satu media siswa untuk

mendapatkan pengalaman dan belajar menjadi peribadi yang lebih baik. Untuk

itulah penulis tidak hanya membahas karya ini dari segi unsur-unsur fiksinya saja.

Guru harus benar-benar mempertimbangkan penyampaian materi dengan benar

agar sesuai dengan KI dan KD. Selain mempelajari pesan moral yang ingin

disampaikan, mengetahui unsur-unsur cerita pendek juga dapat mendukung

pembelajaran di dalam kelas.

Berdasarkan Kurikulum 2013 sastra memiliki peranan yang cukup penting.

Seperti yang dikemukakan oleh Rahmanto (1988) pengajaran sastra di sekolah

memiliki empat peranan. Empat peranan sastra dalam membantu keterampilan

berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa,

dan menunjang pembentukan watak.

Selain kegunaan sebagai pembelajaran disekolah karya sastra merupakan

gambaran dari perjalanan bangsa. Seperti yang dikatakan Karya sastra seperti

Page 28: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

8

cerpen dapat berperan sebagai ekspresi jiwa pengarang, juga sebagai bentuk

apresiasi masyarakat terhadap karya seni. Kemajuan suatu bangsa dapat diukur

dari bacaan yang dibaca, dari taraf apresiasi masyarakat terhadap ilmu dan seni,

terhadap sastra (Tarigan, 1986:118). Sehingga untuk mengetahui sedikit

perkembangan dan keadaan negeri tersebut bisa dengan membaca karya sastranya.

Sebagai mahasiswa sudah seharusnya mengerti dengan keadaan negrinya. Karena

mahasiswa merupakan generasi penerus di era selanjutnya. Untuk itu membahas

fungsi penemaan dalam tokoh dan perwatakan karya sastra bisa menjadi solusi

untuk mengetahui perkembangan dalam negeri dan perkembangan sastra saat ini.

Tokoh memiliki keanekaragaman karakter seperti apa yang ditimbulkan pada

tema yang dihasilkan dalam sebuah karya sastra. Tema menjadi garis besar arah

cerita sehingga mengarahkan kemana dan seperti apa watak dan karakter dalam

cerita. Misalnya saja tema percintaan maka hal yang ceritakan dan karakter tokoh

akan lebih di kedepankan ke dalam soal percintaan tersebut. Tema yang sering

kali mengangkat masalah kehidupan memiliki peluang khusus bahwa tokoh yang

terdapat dalam cerpen tersebut memiliki karakter dan tokoh yang hampir sama

dalam kehidupan sebenarnya. Inilah yang menjadi keunikan tersendiri karya sastra

untuk di bahas lebih dalam. Selain menambah wawasan, sebagai media

pembelajaran, karya sastra juga membantu pembaca untuk lebih mengenal

kehidupan dalam bermasyarakat. Berdasarkan hal yang telah diungkapkan maka

perlu diadakannya penelitian mengeni tokoh yang berpenagruh terhadap

terbentuknya tema pada karya sastra semisal cerpen.

Penelitian ini menggunakan data berupa kumpulan cerpen yang dikarang oleh

Soebakdi Soemanto dengan judul Tart di Bulan Hujan. Hal ini karena Penulis

Page 29: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

9

cerita pendek tersebut adalah seorang seniman yang sudah banyak berkarya dalam

dunia sastra dan memang bergerak di bidang sastra. Hal tersebut dibuktikannya

dengan Soebakdi Soemanto pernah menjadi Ketua Umum Dewan Kesenian

Yogyakarta pada tahun 1979-1989, meraih gelar doktor ilmu sastra dari

Universitas Gadjah Mada tahun 2002, dan pernah diundang pemerintah AS

sebagai dosen tamu di Oberlin College, Ohio, dan Northern Illinois University

untuk memperkenalkan perkembangan sastra dan kebudayaan di Indonesia dan

Asia Tenggara. Selain itu, Prof. Dr. C. Soebakdi Soemanto juga pernah

menerbitkan buku-buku sastra yang berjudul Jagat Teater; Rendra: Karya dan

Dunianya; dan Sapardi Djoko Damono: Karya dan Dunianya. Hal ini tentunya

membuktikan bahwa karya berupa cerita pendek karya Soebakdi Soemanto tepat

kiranya bila dijadikan sebagai bahan penelitian sastra.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini bagaimana peran tokoh dalam mendukung

terbentuknya tema dan rancangan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA.

Adapun rincian rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimanakah tema dalam kumpulan cerpen Tart di Bulan Hujan karya

Bakdi Soemanto?

2. Bagaimanakah peran tokoh dalam mendukung terbentuknya tema pada

kumpulan cerpen Tart di Bulan Hujan karya Bakdi Soemanto?

3. Bagaimanakah rancangan pembelajaran pada pembelajaran bahasa

Indonesia di SMA?

Page 30: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

10

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan tema dalam kumpulan cerpen Tart di Bulan Hujan karya

Bakdi Soemanto.

2. Mendeskripsikan peran tokoh dalam mendukung terbentuknya tema pada

kumpulan cerpen Tart di Bulan Hujan karya Bakdi Soemanto.

3. Membuat rancangan pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia

di SMA.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai peran

tokoh dalam kumpulan cerpen Tart di Bulan Hujan karya Bakdi Soemanto. Bagi

guru Bahasa Indonesia, dapat menjadi pertimbangan media cerpen seperti apa

yang sebaiknya diberikan kepada peserta didik.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini membahas teks yang terdapat pada kumpulan cerpen

Tart di Bulan Hujan karya Bakdi Soemanto. Ruang lingkup tersebut dibatasi

hanya pada tema, tokoh yang terdapat dalam cerpen Tart di Bulan Hujan serta

rancangan pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah menengah Atas (SMA).

Page 31: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Cerita Pendek

Cerita pendek adalah cerita yang membatasi diri dalam membahas salah satu

unsur fiksi dalam aspeknya yang terkecil (Sumardjo, 1984: 69). Cerita pendek

memang tidak tidak terlalu panjang permasalahan dan cerita yang disampaikan.

dalam penulisannyapun tidak sama dengan karya sastra bentuk fiktif yang lain

yang terkesan panjang. Seperti pendapat Stanton (dalam Pradopo, 1983:15),

menandaskan bahwa perbedaan antara cerpen dengan novel terletak pada

panjangnya tau jumlah kata-kata yang digunakan dalam cerita.

2.1.1 Hakikat Cerita Pendek

Cerita pendek atau cerpen merupakan salah satu genre sastra berbentuk prosa.

Sesuai dengan namanya, dengan demikian dapat diartikan bahwa cerpen adalah

cerita yang pendek. Definisi cerpen menurut Ellery Sedgwick (dalam Tarigan,

1986:176) cerita pendek adalah penyajian suatu keadaan tersendiri atau suatu

kelompok keadaan yang memberikan kesan tunggal pada jiwa pembacanya. Cerita

pendek memiliki karakter tersendiri yang berbeda dengan karya-karya fiksi

lainnya. Ciri yang jelas pada sebuah cerpen adalah pendek, padat dan selesai.

Cerpen itu bersifat pendek, terpusat, dan lengkap pada dirinya sendiri (Nugroho

dalam Pradopo, 1983:15).

Page 32: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

12

Berdasarkan pengertian di atas maka cerita pendek adalah salah satu karya sastra

dalam bentuk fiksi yang peminatnya banyak dari semua kalangan. Cerita pendek

adalah karya fiksi dengan jumlah kata terbatas dan tidak terlalu membutuhkan

banyak waktu dalam membacanya, tidak banyak tokoh yang diceritakan.

2.1.2 Unsur-unsur dan Syarat Cerpen

Gayus Siaga (dalam Sukada, 2013: 60) syarat-syarat yang harus dipenuhi sebuah

cerita pendek:

1. Tema atau dasar.

2. Plot.

3. Lukisan watak (character delineation).

4. Pembayangan (foreshadowing, suspence).

5. Kelangsungan dan suasana (immediacy & atmosphere).

6. Pemusatan dan kesatuan.

Mochtar lubis (dalam Sukada, 2013: 60) juga memberikan syarat cerita pendek

yaitu:

1. Tema (theme).

2. Plot atau konflik dramatis.

3. Lukisan watak (character delineation).

4. Pembayangan (suspence an foreshadowing).

5. Kelangsungan dan suasana (immediaci and atmosphere).

6. Sudut pandang (ponit id vies).

7. Pemusatan dan kesatuan (limited focus and unity).

Page 33: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

13

2.2 Pengertian Tema

Tema merupakan gagasan dasar sebuah cerita yang mucul dari berbagai

permasalahan dalam cerita. Tema adalah pokok pembicaraan dalam sebuah cerita

(Sumardjo, 1984: 57). Selanjutnya Brooks (dalam Tarigan, 1986: 125)

berpendapat bahwa tema adalah pandangan hidup yang tertetu atau perasaan

tertentu mengenai kehidupan atau rangkaian dan nilai-nilai tertentu yang

membentuk atau membangun dasar atau gagasan utama dari suatu karya sastra.

Sumardi (2012: 97) mengatakan bahwa tema adalah unsur penting yang

menyatukan keseluruhan cerita. Tanpa unsur pemersatu ini, cerpen hanyalah

kumpulan unsur yang masing-masing dan berdiri sendiri.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dikatakan bahwa tema adalah inti

dari suatu cerita yang mengarahkan cerita dan menjadi gagasan utama dalam suatu

cerita. Dapat dikatakan pula bahwa tema merupakan pengarah permasalahan-

permasalahan cerita yang muncul.

2.2.1 Tingkatan Tema

Tema perkembangannya tema tidak hanya itu-itu saja. Terutama dalam karya fiksi

yang temanya berkembang mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan

pembaca. Seperti yang terdapat dalam buku karangan Pradopo, (1985) yang

bahwa tema yang berkembang sebelum perang adalah tema percintaan, tema

sosial, dan tema moral. Selain itu, tema yang banyak berkembang sesudah perang

menurut pradopo adalah tema percintaan, tema sosial, tema nasionalisme, tema

pendidikan, tema pendidikan orang-orang kecil, tema agama, tema perjudian,

tema adat dan takhayul dan masih banyak lagi. Tema-tema itu tidak hanya

Page 34: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

14

digunakan hanya pada masa sesudah perang saja, sampai saat ini tema-tema

tersebut masih banyak digunakan dalam karya-karya sastra yang berkembang saat

ini.

Shipley (dalam Nurgiyantoro, 2007: 80-82) membedakan tema-tema karya sastra

ke dalam tingkatan-tingkatan—semuanya ada lima tingkatan—berdasarkan

tingkatan pengalaman jiwa, yang disusun dari tingkatan paling sederhana,

tingkatan tumbuhan dan makhluk hidup, ketingkat yang paling tinggi yang hanya

dapat dicapai oleh manusia. Kelima tingkatan pertama dimaksudkan sebagai

berikut.

1. Pertama, tema tingkat spesifik, manusia (atau: dalam tingkat kejiwaan)

molekul, man as molecul. Tema karya sastra pada tingkat ini lebih

banyak menyaran dan atau ditunjukkan oleh banyaknya aktifitas fisik

daripada kejiwaan.

2. Kedua, tema tingkat organik, manusia sebagai (atau: dalam tingkat

kejiwaan) protoplasma, man as protoplasm. Tema karya sastra tingkat

ini lebih banyak menyangkut dan atau mempersoalkan masalah

seksualitas—suatu aktifitas yang hanya dilakukan oleh makhluk hidup.

Berbagai persoalan kehidupan seksual manusia mendapat penekanan

dalam novel dengan tema tingkat ini, khususnya kehidupan sesksual

yang bersifat menyimpang, misalnya berupa penyelewengan dan

pengkhianatan suami-istri, atau skandal-skandal seksual yang lain.

3. Ketiga, tema tingkat sosial, manusia sebagai makhluk sosial (man as

socious). Kehidupan bermasyarakat, yang merupakan tempat aksi-

interaksi manusia dengan sesama dan dengan lingkungan alam,

Page 35: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

15

mengandung banyak permasalahan, konflik dan lain-lain yang menjadi

objek pencarian tema. Masalah-masalah sosial itu antara lain berupa

masalah ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan, perjuangan cinta

kasih, propaganda, hubungan atasan-bawahan, dan berbagai masalah

dan hubungan sosial lainnya yang biasanya muncul dalam karya yang

berisi kritik sosial.

4. Keempat, tema tingkat egoik, manusia sebagai individu (man as

individualism). Di samping sebagai makhluk sosial, manusia sekaligus

juga sebagai makhluk individu yang senantiasa “menuntut” pengakuan

atas hal individualitasnya.

5. Kelima, tema tingkat devine, manusia sebagai makhluk tingkat tinggi

yang belum tentu setiap manusia mengalami dan atau mencapainya.

Masalah yang menonjol dalam tema tingkat ini adalah masalah

hubungan manusia dengan sang pencipta, masalah religiotas, atau

berbagai masalah yang bersifat filosofis lainnya seperti pandangan

hidup, visim dan keyakinan.

Selain Shipley, Sumardjo (1984: 57) mencontohkan macam tema misalnya: tema

ketuhanan, tema kemasyarakatan, tema kejiwaan, tema kesenian, tema

kemanusiaan dan sebagainya.

2.2.2 Cara Menemukan Tema

Cerpen merupakan salah satu karya fiksi yang terkadang memiliki gagasan yang

tidak hanya satu. Gagasan itu tidak seluruh dapat dijadikan sebagai tema utama.

Untuk mengungkapkan tema, Semi (1990: 27) mengemukakan bahwa sebuah

Page 36: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

16

tema dapat ditentukan dengan menentukan kejelasan tentang tokoh dan

perwatakan, sutuasi dan alur cerita, mencari tahu apakah motivasi tokoh, apakah

problemnya, dan apakah keputusan yang diambil. Sehingga tema dapat dilihat dari

permasalahan yang muncul dalam cerita yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam

cerita. Pelukisan tokoh yang memiliki masalahpun tidak luput dari bagaimana

tokoh-tokoh bertingkahlaku, bersikap, dan sifat yang dimiliki oleh tokoh tersebut

dalam cerita.

Koonz mengemukakan cara untuk menemukan tema.

“You forgot to mention “theme!” I didn’t forget. I ngelected it in purpose. The

theme, the “meaning” of a story, is not something you can sit down and plan out

ahead of time. Or, anyhow, it shouldn’t be. Theme should grow from yout

characters and your plot, naturally, almost subconsiusly. If you sit down to

deliver a great messege to the reader, above all else, then you are an essayist, not

novelist.” (Koonz, 1974)

Berdasarkan pendapat tersebut tema tidak harus diperoleh dengan keterangan,

tetapi tema juga dapat dilihat dari cerita itu sendiri, dari karakter tokoh, plot, dan

jalan cerita dan permasalahan yang terdapat dalam tema tersebut.

Sumardi (2012: 95) memberikan beberapa indikator dalam menemukan tema

suatu cerpen sebagai berikut.

Pertama, tema suatu cerpen dapat dicari di seputar tokoh utama. Sumardi

mencontohkan bagaimana tema pada cerpen “Bawuk” karya Umar Kayam. Hal ini

mengenai apa yang diperjuangkan Bawuk? Tantangan apa yang dihadapi dalam

perjuangan itu? Bagaimana akhir dari perjuangannya?

Kedua, tema suatu cerpen dapat dicari dengan menggunakan penanda judul

cerpen. Ada cerpen yang menggunakan judul yang diambil dari nama tokoh

Page 37: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

17

utama. Disamping itu ada cerpen yang memakai judul yang diambil dari masalah

utama, peristiwa terpenting yang digarapnya, dan tempat.

Ketiga, tema suatu cerpen juga dapat dicari dengan menggunakan penanda

klimaks atau peristiwa terpenting dari serangkaian cerita. Penanda ketiga ini dapat

digunakan untuk mempertajam penanda pertama dan kedua.

Tema dalam karya sastra letaknya tersembunyi dan harus dicari sendiri oleh

pembacanya (Sumardjo, 1984: 58). Berikut contoh yang diberikan Sumardjo

mengenai cerita yang memiliki tema yang mempersoalkan hubungan antara kerja

menagarang dengan pengahasilan seseorang untuk biaya hidupnya.

Seorang pengarang sedang menulis sebuah cerita untuk lekas-lekas

diberikan kepada redaksi majalah, karena ia membutuhkan uang sebab

anaknya sakit. Cerita yang ditulisnya tak kunjung selesai, ananknya harus

lekas dibawa ke dokter. Tidak setiap kali seorang pengarang dapat

mengarang cerita. Mengarang tidak dapat dipaksa. Akhirnya si pengarang

pergi pinjam uang pada redaktur majalah. Setelah mendapatkan uang

pinjaman ia membawa anaknya ke dokter. Dokter itu memeriksa dan

memberikan resep obat. Kemudian dokter meminta bayaran kepada si

pengarang. Si anak selamat, tetapi si pengarang masih bingung sebab

kapan dia dapat menyelesaikan ceritanya untuk membayar hutangnya?

(Sumardjo, 1984: 59)

Dalam cerita di atas pengarang menghubungkan kerja seorang pengarang dengan

seorang dokter (Sumardjo, 1984: 59).

2.3 Tokoh

Tokoh adalah pelaku cerita. Tugas pokok para pelaku dalam suatu cerita adalah

melaksanakan atau membawa tema cerita menuju ke sasaran tertentu (Pradopo,

1985: 18). Sejalan pendapat tersebut, menurut Atmazaki (1990: 29) tokoh adalah

orang yang menggerakan peristiwa. Dapat dikatakan bahwa tokoh adalah

penggerak cerita sehingga cerita tersebut memiliki makna. Selain itu, menurut

Page 38: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

18

Suyanto (2012: 46) tokoh tidak selalu berwujud manusia, tapi tergantung pada

siapa atau apa yang diceritakannya itu dalam cerita. Artinya penulis dapat

menghadirkan sosok-sosok lain dalam cerita yang tidak harus manusia sebagai

tokoh-tokoh dalam ceritanya.

2.3.1 Jenis Tokoh

Suyanto (2012 : 49) membedakan tokoh kedalam tiga golongan, yaitu tokoh

utama dan tokoh tambahan, tokoh prontagonis dan tokoh antagonis, tokoh statis

dan tokoh dinamis. Hal ini sejalan dengan pendapat Pradopo, dkk., (1985:19)

bahwa pada dasarnya tokoh dibagi menjadi dua jenis, yaitu tokoh utama atau

tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh utama senantiasa relevan dalam setiap

peristiwa di dalam suatu cerita (Stanton dalam Pradopo, 1985: 19). Tipe tokoh

yang demikian biasa disebut dengan tokoh protagonist, sedangkan tokoh bawahan

biasa pula disebut tokoh antagonis. Selain tokoh-tokoh tersebut masih ada jenis

tokoh yaitu tokoh statis dan tokoh dinamis. Tokoh statis adalah tokoh yang

memiliki sifat dan watak yang tetap, tak berkembang sejak awal hingga akhir

cerita, adapun tokoh dinamis adalah tokoh yang mengalami perkembangan watak

sejalan dengan plot yang diceritakan (Suyanto, 2012: 49).

2.3.2 Peran Tokoh

Tokoh utama merupakan tokoh yang memiliki peran penting dalam cerita

tersebut. Tokoh ini merupakan tokoh penggerak dalam cerita. Tokoh utama adalah

tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan secara terus menerus sehingga

terasa mendominasi sebagian besar cerita (Suyanto, 2012: 49). Tokoh tambahan

adalah tokoh yang hanya dimunculkan sekali-kali (beberapa kali) dalam cerita

Page 39: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

19

dalam porsi penceritaan yang relatif pendek (Suyanto, 2012: 49). Selain tokoh

utama dan tokoh tambahan, tokoh antagonis dan protagonis merupakan tokoh

dalam cerita. Tokoh antagonis adalah tokoh yang biasanya dikenal dengan tokoh

yang memiliki peran jahat, sementara tokoh protagonis biasanya memiliki peran

baik. Seperti yang diungkapkan Suyanto (2012 : 49) bahwa tokoh protagonis

adalah tokoh yang mendapat empati pembaca, sementara tokoh antagonis adalah

tokoh yang menyababkan terjadinya konflik.

2.3.3 Perwatakan

Perwatakan seorang tokoh memiliki tiga dimensi sebagai struktur pokoknya, yaitu

fisiologis, sosiologis, dan psikologis, Egri (dalam Sukada, 2013: 71). Ketiga

dimensi tersebut adalah tiga unsur yang membangun perwatakan dalam sebuah

karya sastra.

Oermarjati (dalam Sukada, 2013: 73) menyebutkan dua cara perwatakan, di

antaranya:

1. Penampilan watak-watak sebagai tipe atau kepribadian masing-

masing, dalam hubungan situasi dan sebagainya.

2. Penampilan watak melakui sudut tinjau pengarang.

Sumardjo (1984: 57) untuk mengenal watak seseorang tokoh cerita kita dapat

meneliti (1) apa yang dilakukannya, (2) apa yang dikatakannya, (3) apa sikapnya

dalam menghadapi persoalan, (4) bagaimana penilaian tokoh lain atas dirinya.

Page 40: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

20

2.3.3.1 Metode Perwatakan

Tasrif (dalam Pradopo, 1985: 20) dalam melukiskan perwatakan pelaku dapat

dikelompokan menjadi dua cara, yaitu analitik dan dramatik. Maksud penampilan

tokoh secara analitik adalah pengarang secara langsung menganalisis watak

pelaku dan sekaligus memberikan pemberian secara langsung (termasuk cara ini

adalah pemberian bentuk jasmani pelaku (physical description) dan analisis

pengarang secara dramatik adalah pengarang membiarkan pelakunya bergerak

sendiri secara dinamis (Pradoppo, 1985: 20).

Pradopo (1985: 143) memberikan contoh penyampaian watak yang menggunakan

teknik dramatik (Metode Showing) pada cerpen yang berjudul “Pecut Selen

Sandiman”.

„Kawin dianggap main-amain, cari anak, cari anak… alasannya! Itu,

anakmu keluyuran, buruh mencetak bata itu, kalau kau memang manusia

segeralah kau pelihara… setan, sudah cepat besok kami berdua berilah

surat…! Ayo dik Yah pulang!

Cuh! Keduanya meludah di hadapan Salam Sroyono kemudian terus

berlalu dengan cepat. (Pradopo, 1985: 143)

Dalam cerita ini pembaca dapat menerka bahwa tokoh pendialog diatas

merupakan sosok tokoh yang keras, angkuh, dan tidak sopan.

Suyanto (2012: 67) memberikan contoh tokoh ibu yang digambarkan

mengggungakan teknik analitik (Metode telling) sebagai berikut.

Bila menatap Ibu, Puri pucat bermata murung, aku percayakisah itu.

Sering aku heran, bagaimana Ibu yang pendiam dan lembut bisa hidup

dengan raksasa kasar pemarah macam Ayah?! Putri berpipi tirus itu seakan

tak punya daya di hadapan Ayah… (Noor dalam Suyanto, 2012: 67)

Page 41: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

21

Berdasarkan penggalan cerita tersebut maka pembaca sudah langsung dapat

memahami bagaimana tokoh Ibu. Pengarang secara langsung menceritakan

bagaimana tokoh Ibu dalam penggalan cerita tersebut.

Minderop (2005) menyatakan penyampaiaan karakter ada dua metode ,

diantaranya metode langsung (telling) dan metode tidak langsung (showing).

Metode langsung (telling) pemaparannya dilakukan secara langsung oleh si

pengarang. Metode langsung atau Direct method (telling) mencakup: Melalui

penggunaan nama tokoh (characterization through the use of names), melalui

penampilan tokoh (characterization through appeearance), dan karakterisasai

melalui tuturan pengarang (characterization by the author) (Minderop, 2005: 8).

1. Karakterisasi menggunakan nama tokoh

Nama tokoh dalam suatu karya sastra kerap digunakan untuk memberikan

ide atau menumbuhkan gagasan, memperjelas serta mempertajam

perwatakan tokoh (Monderop, 2005: 8). Menurut Minderop (2005: 8)

paratokoh diberikan nama yang melukiskan kualitas karakteristik yang

memberdakannya dengan tokoh lain. Welek dan Warren (dalam Pradopo,

1985: 20) system penamaan berdasarkan kategori sosial, yaitu ketegori

sosial rendah, menengah, dan tinggi.

2. Karakteristik melalui penampilan tokoh

Metode perwatakan yang menggunakan penampilan tokoh memberikan

kebebasan kepada pengarang untuk mengekspresikan persepsi dan sudut

pandangnya (Minderop, 2005: 15). Melalui penampilan tokoh maka

pembaca kurang lebih akan mengetahui bagaimana watak yang dimiliki

Page 42: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

22

oleh tokoh tersebut. Namun demikian, terdapat hal-hal yang sifatnya

universal (Minderop, 2005: 15).

3. Karakterisasi melalui tuturan pengarang

Metode ini memberikan tempat yang luas dan bebas kepada pengarang

atau narator dalam menentukan kisah-kisahnya (Minderop, 2005: 15).

Pengarang berkomentar tentang watak dan kepribadian para tokoh hingga

menembus ke dalam pikiran perasaan dan gejolak batin sang tokoh,

dengan demikian, pengarang terus mengawasi karakterisasi tokoh

(Minderop, 2005: 15).

Selain metode langsung, metode yang kedua adalah metode tidak langsung

(showing). Minderop (2005) membagi metode tidak langsung dengan

menggunakan dua metode yaitu, metode dialog dan metode tingkah laku.

1. Karakterisasi melalui dialog

Karakterisasi melalui dialog menurut Minderop (2005:22-23) terbagi atas:

Apa yang dikatakan penutur, jati diri penutur, lokasi dan situasi

percakapan, jati drti yang dituju oleh penutur, kualitas mental para tokoh,

nada suara penekanan, dialek, dan kosa kata para tokoh.

2. Lokasi dan Situasi Percakapan

Percakapan yang berlangsung secara pribadi dalam suatu kesempatan di

malam hari biasanya lebih serius dan lebih jelas daripada percakapan yang

terjadi di tempat umum pada siang hari. Bercakap-cakap di ruang duduk

keluarga biasanya lebih signifikan daripada berbincang di jalan atau teater.

Page 43: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

23

Demikianlah, sangat mungkin hal ini dapat terjadi pada cerita fiksi; namun

pembaca harus mempertimbangan mengapa pengarang menampilkan

pembicaraan di tempat-tempat seperti di jalan dan di teater, tentunya

merupakan hal penting dalam pengisahan ceritera (Pickering dan Hoper

dalam Minderop 2005:28).

3. Jatidiri Tokoh yang Dituju oleh Penutur

Penutur di sini berarti tuturan yang disampaikan oleh tokoh cerita;

maksudnya tuturan yang diucapkan tokoh tertentu tentang tokoh lainnya.

4. Kualitas Mental Para Tokoh

Kualitas mental para tokoh dapat dikenali melalui alunan dan aliran

tuturan ketika para tokoh bercakap-cakap. Misalnya, para tokoh yang

terlibat dalam suatu diskusi yang hidup menandakan bahwa mereka

memiliki sikap mental yang open-minded. Ada pula tokoh yang gemar

memberikan opini, atau bersikap tertutup (close-minded) atau tokoh yang

penuh rahasia dan menyembunyikan sesuatu.

5. Nada, Suara. Tekanan, Dialek, dan Kosa Kata

Nada suara, tekanan, dialek dan kosa kata dapat membaantu dan

memperjelas karakter para tokoh apabila pembaca mampu mengamati dan

mencermatinya secara tekun dan sungguh-sungguh.

Page 44: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

24

6. Karakterisasi Melalui Tindakan Para Tokoh.

Tokoh dan tingkah laku bagaikan dua sisi uang logam. Tampilan ekspresi

wajahpun dapat memperlihatkan watak seorang tokoh. Selain itu, terdapat

motivasi yang melatarbelakangi perbuatan dan dapat memperjelas

gambaran watak tokoh.

2.4 Rancangan Pembelajaran

Pembelajaran yang menugaskan siswa untuk membuat sesuatu di dalam kegiatan

belajar mengajar harus direncanakan sedemikian sehingga siswa dapat mencapai

tujuan dari pembelajaran tersebut. Pembelajaran yang diteliti pada hal ini adalah

pembelajaran cerpen. Cerpen termasuk dalam karya sastra. Karya sastra memang

tidak hanya sekedar untuk dinikmati, tetapi perlu juga dimengerti, dihayati, dan

ditafsirkan. Untuk menghadirkan pemahaman tersebut diperlukan apresiasi sastra.

Apresiasi sastra dalam hal ini apresiasi biasanya akan memberikan tolak ukur atau

kriteria apa yang dapat dijadikan pegangan penilaian, disamping uraian mengenai

nilai-nilai yag terdapat dalam karya sastra yang sedang diapresiasi. Sejalan dengan

kondisi ini, pembelajaran sastra di sekolah sering juga disebut pembelajaran

apresiasi sastra. Hal ini disebabkan pembelajaran yang dilakukan bukan hanya

bertujuan agar siswa mengetahui sastra melainkan lebih jauh bertujuan agar siswa

mampu menemukan makna yang terkandung dalam karya sastra. Usaha

menemukan makna yang terkandung dalam karya sastra salah satunya dapat

dilakukan melalui kegiatan mengapresiasikan karya sastra (Abidin, 2012:211).

Cerpen sebagai bagian dari karya sastra merupakan alternative bahan pelajaran

yang masuk dalam komponen dasar kegiatan belajar-mengajar di SMA atau

Page 45: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

25

sekolah lain yang sederajat. Pembelajaran sastra (khususnya cerpen) di sekolah

sangat penting. Dalam karya sastra (cerpen) banyak pelajaran-pelajaran dan nilai-

nilai positif yang dapat dijadikan bahan dalam kehidupan bermasyarakat bila

pembaca menghayati dan mempelajari isi cerpen, pembaca merasa ikut dalam

adegan cerita tersebut.

Pengelolaan pembelajaran, guru sebagai manajer melaksanakan berbagai langkah

kegiatan, salah satunya adalah merancang pembelajaran dengan mengintegrasikan

nilai religius dalam perencanaan pembelajaran yang disusun untuk memenuhi

harapan dan tercapainya tujuan pembelajaran. Perencanaan yang dimaksud yakni

suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik,

disertai dengan berbagai langkah yang antisipasif guna memperkecil kesenjangan

yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang ditetapkan (Uno,

2008:2). Perencanaan atau perancangan (desain) ini sebagai upaya untuk

membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya

berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin

berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, pembelajaran memusatkan

perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “apa yang

dipelajari siswa” (Uno, 2008:2-3). Perencanaan proses pembelajaran meliputi

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang memuat sekurang-kurangnya

tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pengajaran, sumber belajar,

dan penilaian hasil belajar.

Page 46: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

26

2.4.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan

prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi

dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup

rencana pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri

atas satu atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih. Guru

merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan

penjadwalan disatuan pendidikan (Rusman, 2012). Dalam pedoman umum

pembelajaran kurikulum 2013 disebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman

pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kali pertemuan. RPP dikembangkan

berdasarkan silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam

upaya mencapai kompetensi dasar. Adapaun manfaat dari RPP adalah:

a. Sebagai panduan dan arahan proses pembelajaran

b. Untuk memprediksi keberhasilan yang akan dicapai dalam proses

pembelajaran

c. Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi

d. Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara optimal

e. Untuk mengorganisisr kegiatan pembelajaran secara sistematis (Kurniasih dan

Sani, 2014:1-2).

Page 47: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

27

2.4.1.1 Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rusman (2012:5) mengatakan, dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

terdapat komponen yang harus diketahui oleh guru dalam pembelajaran di kelas.

a. Identitas mata pelajaran, meliputi satuan pendidikan, kelas, semester, program

studi, mata pelajaran (tema pelajaran), dan jumlah pertemuan.

b. Perumusan Indikator disesuaikan dengan KI dan KD, serta kesesuaian dengan

kata kerja operasional melalui kompetensi yang diukur.

c. Tujuan pembelajaran, menggambarkan proses dan hasil belajar yang

diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

d. Pemilihan materi ajar disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, karakteristik

peserta didik, dan alokasi waktu.

e. Pemilihan sumber belajar yang disesuaikan dengan KI dan KD, pendekatan

scientific, dan karakteristik peserta didik.

f. Pemilihan media belajar disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, materi dan

pendekatan scientific, serta karakteristik peserta didik.

g. Model pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan pendekatan

scientific.

h. Skenario pembelajaran dengan menampilkan kegiatan pendahuluan, kegiatan

inti, dan kegiatan penutup. Disesuaikan dengan pendekatan scientific,

penyajian sistematikan materi, alokasi waktu dengan cakupan materi.

i. Penilaian disesuaikan dengan teknik dan bentuk penilaian autentik dengan

indikator pencapaian kompetensi, kunci jawaban dengan soal, dan kesesuaian

penskoran dengan soal.

Page 48: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

28

2.4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran

Setelah melakukan kegiatan perencanaan pembelajaran, untuk melaksanakan

perencanaan tersebut, terdapat tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan adalah langkah awal guru untuk melaksanakan

pembelajaran, bisa berupa apersepsi dan motivasi sebagai berikut.

a. Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik

atau pembelajaran sebelumnya.

b. Mengajukan pertanyaan menantang.

c. Menyampaikan manfaat pembelajaran.

d. Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran.

2. Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan dijabarkan sebagai berikut.

a. Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik.

b. Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan

melakukan observasi.

Dari kegiatan pendahuluan tersebut, guru bisa melakukan hal-hal yaang berkaitan

dengan kegiatan apersepsi dan motivasi serta penyampaian kompetensi dan

rencana kegiatan, agar pembelajaran menjadi kondusif sesuai dengan yang guru

harapkan.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan kegiatan yang guru lakukan ketika proses pembelajaran

dimulai, pada kegiatan inti pembelajaran dilakukan untuk mencapai tujuan yang

Page 49: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

29

dilakukan secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik psikologis siswa.

Dalam Kurikulum 2013, pembelajaran sastra menggunakan pendekatan saintifik,

yaitu kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi , mengasosiasikan/

mengolah informasi, dan mengomunikasikan.

a. Mengamati

Mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull

learning). Mengamati memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media

obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah

pelaksanaannya. Mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu

peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.

Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan

antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh

guru.

b. Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan

mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru

bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya

belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika

itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar

yang baik. Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyara,

Page 50: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

30

pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah

“pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat

dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal.

c. Mengumpulkan Informasi

Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya.

Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari

berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca

buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti,

atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah

informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas

mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain

selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara

sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah

mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,

kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi

melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan

belajar sepanjang hayat.

d. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi

Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan

pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun

2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari

hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati

dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan

Page 51: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

31

dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan

informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki

pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan

untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya,

menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Adapun kompetensi yang

diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja

keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta

deduktif dalam menyimpulkan. Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan

menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris

yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

e. Mengomunikasikan

Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta

didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini

dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan

dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil

tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta

didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan”

dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud

Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan

berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan

sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan

pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa

yang baik dan benar.

Page 52: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

32

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup yang dilakukan pada kurikulum 2013 adalah kegiatan untuk

mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk rangkuman atau

kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

2.4.2 Tujuan Pembelajaran

Pada prinsipnya, tujuan pembelajaran (instructional objective) adalah perilaku

hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik

setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Atau bisa juga sebagai tujuan

perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh peserta didik sesuai

kompetensi. Tujuan pembelajaran perlu dibuat guru apabila indikator

mengandung tuntutan kerja yang belum operasional (tidak mudah diukur). Hal ini

yang menentukan perlunya dibuat tujuan pembelajaran adalah jika materi dalam

indikator terlalu luas. Selain itu ada kalanya dalam indikator terkandung tuntutan

keterampilan yang lain (Kurniasih dan sani, 2014:14).

2.4.3 Materi Pembelajaran

Materi Pelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar

kompetensi yang ditetapkan. Materi pelajaran menempati posisi yang sangat

penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan

pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan

kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Ini

mengisyaratkan bahwa, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran

hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya Kompetensi Inti dan

Page 53: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

33

kompetensi dasar, serta tercapainya indikator kompetensi yang diharapkan

(Kurniasih dan Sani, 2014:10).

Dalam kurikulum 2013, secara umum untuk setiap materi pokok pada setiap

silabus terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI

9sikao kepada Tuhan, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan) (Kurniasih dan

Sani, 2014:9).Dalam materi pembelajaran cerpen terdapat pada silabus yaitu,

Nama Sekolah : SMA/MA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : XII

Semester : Genap

KD : 3.1 Memahami struktur kaidah teks cerpen baik secara

lisan maupun tulisan

Materi Pokok : • Memahami struktur teks cerpen

Dalam praktek pengajaran sastra yang sebenarnya, guru tidak dapat atau mudah

memilih bahan pelajaran sastra untuk para siswanya. Kemampuan untuk dapat

memilih bahan pengajaran sastra ditentukan oleh berbagai macam faktor, antara

lain: berapa banyak karya sastra yang tersedia di perpustakaan sekolahnya,

kurikulum yang harus diikuti, persyaratan bahan yang harus diberikan agar dapat

menempuh tes hasil belajar akhir tahun, serta masih banyak faktor yang lain yang

harus dipikirkan oleh pengajar bahasa dan sastra di sekolah menengah.

Terkadang, bahan yang ditentukan dari atasan lewat kurikulum, kurang sesuai

dengan lingkungan siswa. Agar dapat memilih bahan pengajaran sastra yang tepat,

beberapa aspek perlu dipertimbangkan. Tiga aspek penting yang tidak boleh

Page 54: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

34

dilupakan jika kita ingin memilih bahan pengajaran sastra, yaitu: pertama dari

sudut bahasa, kedua dari segi kematangan jiwa (psikologi), dan ketiga dari sudut

latar belakang kebudayaan para siswa (Rahmanto,1988:27).

2.4.4 Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran

dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk

di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain. Model

pembelajaran menawarkan struktur dan pemahaman desain pembelajaran dan

membuat para pengembang pembelajaran memahami masalah, merinci masalah,

ke dalam unit-unit yang mudah diatasi, dan menyelesaikan masalah pembelajaran

(Yulaenawati dalam Abidin, 2012:30).

Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang

sesuai dengan materi yang diajarkan. Di mana dalam pemilihan model

pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan

menyeluruh. Variabel dalam model pembelajaran pada kurikulum 2013

diklasifikasikan menjadi tiga.

1. Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang penyampaiannya

dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-

pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Permasalahan yang

dikaji hendaknya merupakan permasalahan kontekstual yang ditemukan oleh

peserta didik dalam kehidupan sehari-hari (Sani, 2014:129).

Page 55: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

35

2. Project Based Learning merupakan pendekatan, strategi, atau metode

pembelajaran yang berpusat pada siswa, bersifat antardisiplin ilmu (integrasi mata

pelajaran), dan berjangka panjang. Project based learning (PjBL) merupakan

strategi belajar mengajar yang melibatkan siswa untuk mengerjakan sebuah

proyek yang bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat atau

lingkungan. Melalui metode proyek ini, siswa akan memiliki hasil kerja dirinya

yang diperoleh dari belajar, karya ini berupa produk akhir dari aktivitas belajar

(Sani, 2014:171-172).

3. Discovery Learning merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut

guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar

aktif menemukan pengetahuan sendiri (Sani, 2014:97-98).

2.4.5 Sumber Belajar

Sumber belajar merupakan rujukan yang seharusnya berasal dari berbagai sumber

yang nantinya harus dianalisis dan mengumpulkan materi yang sesuai untuk

dikembangkan dalam bentuk bahan ajar. Pada prinsipnya, sumber belajar

(learning resources) adalah semua sumber baik berupa data orang dan wujud

tertentu yag dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah

maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam

mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu (Kurniasih dan Sani,

2014:100).

2.4.6 Penilaian Pembelajaran

Penilaian pembelajaran dilakukan guru untuk menilai dan menentukan efektivitas

dan keberhasilan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Penilaian dalam

Page 56: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

36

pembelajaran dalam Kurikulum 2013 meliputi penilaian autentik atau bisa

dikatakan penilaian yang sebenarnya. Penilaian autentik (Authentic Assessment)

adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta

didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Secara konseptual

penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes

pilihan ganda terstandar sekali pun. Penilaian tersebut mampu menggambarkan

peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,

menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

Penilaian autentik yang digunakan pada Kurikulum 2013, ada teknik dan

instrumen yang digunakan guru untuk menilai pembelajaran siswa. Penilaian yang

digunakan berupa penilaian kompetensi sikap, penilaian kompetensi pengetahuan,

dan penilaian kompetensi keterampilan.

1. Penilaian Kompetensi Sikap

Penilaian kompetensi sikap merupakan sebuah penilaian yang dilakukan

untuk mengetahui perilaku siswa dalam pembelajaran. Sikap yang dinilai

guru yaitu, bertanggung jawab, jujur, kreatif, dan santun. Penilaian tersebut

diantaranya sebagai berikut.

a. Observasi merupakan teknik yang dilakukan secara berkesinambungan,

baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan

pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.

b. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa

mengemukakan dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang

digunakan berupa lembar penilaian diri.

Page 57: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

37

c. Penilaian antar siswa merupakan teknik penilaian dengan meminta siswa

untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen

yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.

d. Portofolio merupakan catatan siswa mengenai informasi pengamatan dan

observasi yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran yang

berkaitan dengan sikap dan perilaku.

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Kompetensi pengetahuan dinilai melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan.

a. Instrumen tes tertulis berupa soal dan pertanyaan yang disesuaikan

dengan materi yang diajarkan pada saat pelaksanaan pembelajaran.

Instrumen uraian dilengkapi dengan pedoman penskoran.

b. Instrumen lisan yang berupa pertanyaan yang diajukan guru dan

pertanyaan siswa dengan siswa lainnya.

c. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah atau proyek yang

dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik

tugas.

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan

Kompetensi keterampilan yang dinilai oleh guru kepada siswa melalui

penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut siswa untuk

mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu menggunakan tes praktik,

projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek

atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

Page 58: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

38

a. Tes praktik yang merupakan tes menuntut respon berupa keterampilan

melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan

kompetensi.

b. Proyek yang memuat tugas-tugas belajar yang diberikan oleh guru yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan baik tertulis maupun

secara lisan.

c. Penilaian portofolio merupakan penilaian yang dilakukan dengan cara

menilai kumpulan seluruh karya siswa dalam bidang tertentu yang

bersifat reflektif integratif untuk mengetahui minat, perkembangan,

prestasi, dan kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya

tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian

peserta didik terhadap lingkungannya (Sani, 2014:204-206).

Dalam hal ini, penulis merancang pembelajaran agar pembelajaran berlangsung

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik,

serta psikologis peserta didik.

Page 59: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode

penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk

menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang

hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Dalam penelitian peneliti

bertindak sebagai pengamat dan hanya memotret apa yang terjadi pada objek atau

wilayah yang diteliti, kemudian memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk

laporan penelitian (Arikunto, 2010:3). Sejalan dengan ini penelitian sastra ini

juga mengambil teori yang dikemukakan oleh Semi bahwa metode penelitian

sastra dapat menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian

yang deskriptif artinya data terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar,

bukan dalam bentuk angka-angka (Semi, 1990: 24).

3.2 Sumber data

Sumber data dalam ini penelitian ini cerpen yang terdapat pada kumpulann cerpen

Tart di Bulan Hujan karya Soebakdi Soemanto. Cerpen ini diterbitkan tahun 2012

oleh Kompas. Di dalam cerpen ini terdapat dua puluh lima cerpen secara

keseluruhan. Cerpen tersebut di antaranya:

Page 60: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

40

1. Amrok Brokoli

2. Anjing

3. Ayam Goreng

4. Bus Kolumbus

5. Di Antara Dua Bintas Pisces

6. Dua Pasang Sepatu Pesta

7. Ia Telah Terusir

8. Jari Telunjuk

9. Kepala

10. Kotak Suci

11. Libra, Pisces, Atau...

12. Pagi Itu Ia Menengadah

13. Mata

14. Muhdom

15. Malam Ketujuh Belas

16. Nyidam

17. Pradipraja

18. Pesta Sepatu Tinggi

19. Tart di Bulan Hujan

20. Topeng

21. Hellooo...

22. Nisan

23. Pada Suatu Hari...

24. Sangkar Ayam

Page 61: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

41

25. Selembar Uang Ribuan

3.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data mengacu pada Semi (1990) yaitu pendekatan Struktural

(objektif), Berikut teknik analisis data yang dilakukan

1. Membaca cerpen yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen Tart di

Bulan Hujankarya Bakdi Soemanto, dengan tujuan memperoleh data-

data yang mendukung tema, penokohan.

2. Menentukan tema berdasarkan permasalahan-permasalahan yang

muncul pada cerpen.

3. Analisis data berupa kata-kata yang mendukung tema dideskripsikan.

4. Analisis data yang mendukung pada tokoh yang mendukung tema dan

dideskripsikan.

5. Menyimpulkan hasil analisis mengenai fungsi tokoh yang mendukung

terbentuknya tema yang terdapat dalam cerpen.

6. Menentukan kegunaan fungsi pada penemaan sesuai dengan kurikulum

2013 Sekolah Menengah Atas.

Page 62: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab ini akan disajikan mengenai simpulan dan saran fungsi tokoh dalam

penemaan pada kumpulan cerpen Tart di Bulan Hujan, dan kegunaannya dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA sebagai berikut.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil penelitian, tema yang terdapat pada kumpulan cerpen

Tart di Bulan Hujan sebagian besar tema termasuk ke dalam tema tingkat

sosial. Tema tersebut adalah keserakahan, ketidakberdayaan manusia,

cinta segitiga, revolusi wanita, suami yang terabaikan, kebenaran yang

ditutupi, kepatuhan dalam bekerja, kerusakan moral, cinta yang tak

terbalas, saksi mata, alasan kriminal, kebohongan ditutup dengan

kebohongan, mimpi jadi orang kaya, kebimbangan, berbagi tidak

memandang kasta, topeng kehidupan, pengucilan, di mana keadilan,

kekcauan negeri, penjerumusan, kesibukan menyita kasih sayang.

Adapaun tema tingkat devine adalah tema ketaatan dan kerinduan pada

Tuhan yang terdapat pada cerpen Anjing. Tema tingkat organic adalah

tema tingkah laku manusia menyerupai hewan yang terdapat pada cerpen

Pradipraja.

Page 63: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

120

2. Peran tokoh utama dan tokoh tambahan pada cerpen dalam mendukung

terbentuknya tema sangat bervariasi. Tokoh utama dan tokoh tambahan

memiliki peran protagonis maupun memiliki peran antagonis, setiap tokoh

hanya diberikan satu peran dalam cerpen. Peran tokoh utama dapat

menjadi sentral dalam tema, tokoh utama dapat menjadi media yang dalam

menyampaikan tema oleh tokoh tambahan, menjadi saksi terjadinya

masalah-masalah yang menyebabkan tema, sementara tokoh tambahan

menjadi pendukung terbentuknya, misal tokoh tambahan menjadi media

penyampai cerita atau konflik.

3. Rancangan pembelajaran materi peran tokoh dalam mendukung

terbentuknya tema dapat diaplikasikan pada pembelajaran Bahasa

Indonesia kelas XI kurikulum 2013.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan di bab

sebelumnya, penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut.

1. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sebaiknya memperhatikan tema,

dan tokoh ketika menyajikan cerita pendek sebagai media kepada siswa,

hal ini untuk mempermudah siswa memahami makna dan kelayakan

sebuah media yang akan disajikan.

2. Bagi peneliti yang akan meneliti tentang tema sebaiknya mencermati fakta

cerita untuk memperoleh tokoh yang mendukung tema cerita, tetapi untuk

penelitian ini cukup melanjutkan pada penelitian alur dan latar.

Page 64: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Said Zainal. 2012. Kebijakan Publik. Jakarta: Salemba Humanika.

Aisyah, Nenden Lilis. 2006. Kiat Praktis Menulis Kritik Sastra. Bandung:Rumput Merah.

Ariyanto, Fikri. Tema dan Amanat Kumpulan Cerpen Serimpi dan Kelayakannya

dalam Pembelajaran di SMA. Universitas Lampung.

Atmazaki. 1990. Ilmu Sastra dan Teori Terapan. Padang: Angkasa Raya.

B.P. Situmorang. 1981. Sejarah Sastra Indonesia. Medan: Nusa Indah.

Dean R. Koonz. 1974. Writing Popular Fiction. Cincinnati: Writers Digest.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Panduan Membuat Bahan Ajar (BukuTeks Pelajaran) Sesuai dengan Kurikulum 2013. Yogyakarta: Kata Pena.

Luxemburg, Jan Van dkk. 1986. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT. Gramedia.

Minderop, Albertine. 2005. Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. Jakarya: Yayasan

Obor Indonesia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.

Nuryanti, Lusi. 2008. Psikologi Anak. Klaten: Indeks.

Pradopo, Sri Widiati., dkk. 1983. Struktur Cerita Pendek Jawa. Jakarta: PusatPembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan danKebudayaan.

Purwaningrum, Ayuning Tyas. Tokoh Dalam Kumpulan Cerpen Bidadari yang

mengembara kara A.S Laksana. Universitas Lampung.

Rahmanto. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajran. Depok: PT. Rajagrafindo Pustaka.

Page 65: PERAN TOKOH DALAM TERBENTUKNYA TEMA …diaplikasikan melalui kurikulum 2013 pada K.I dan K.D terkait dengan cerpen, guna mempermudah siswa dalam memahami struktur dan makna cerita

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Semi, Atar. 1990. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

Sukada, Made. 2013. Pembinaan Kritik Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa.

Susanto, Dwi. 2002. PengantarTeori Sastra. Yogyakarta: CAPS.

Suyanto, Edi. 2012. Perilaku Tokoh Dalam Cerpen Indonesia. Bandar Lampung:Universitas Lampung.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Winarti, Eusi. 2007. Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Lembaga Pendidikandan Pengembangan Profesi Indonesia.

Sumardi. 2012. Panduan Apresiasi Cerpen (Untuk Siswa dan Mahasiswa).

Jakarta: Uhamka Press.

Sumardjo, Jakob. 1984. Memahami Kesusastraan. Bandung: Penerbit Alumni.

Uno, B. Hamzah. 2007. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar

Mengajar Yang Kreatif dan Efektif). Gorontalo: Bumi Aksara.

Universitas Lampung. 2010.Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas

Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.