PERAN TEAM JAGUAR DALAM PENANGGULANGAN TINDAK...
Transcript of PERAN TEAM JAGUAR DALAM PENANGGULANGAN TINDAK...
PERAN TEAM JAGUAR DALAM PENANGGULANGAN TINDAK
PIDANA PENYAKIT MASYARAKAT DI WILAYAH HUKUM
KEPOLISIAN RESORT METRO DEPOK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Oleh :
NURIKA BERLIANA
NIM: 11160480000007
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/2020 M
i
PERAN TEAM JAGUAR DALAM PENANGGULANGAN TINDAK
PIDANA PENYAKIT MASYARAKAT DI WILAYAH HUKUM
KEPOLISIAN RESORT METRO DEPOK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Oleh :
NURIKA BERLIANA
NIM: 11160480000007
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/2020 M
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Nurika Berliana NIM 11160480000007. PERAN TEAM JAGUAR DALAM
PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENYAKIT MASYARAKAT DI
WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT METRO DEPOK. Program
Studi Ilmu Hukum, Konsentrasi Praktisi Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1441 H/2020 M.
Team Jaguar merupakan tim khusus dalam rangka pencegahan (preventif)
yang dibuat untuk membantu menangani masalah tindak pidana ataupun penyakit
masyarakat yang terjadi di wilayah hukum Kepolisian Resort Metro Depok. Peran
team jaguar ini dapat menanggulangi terjadinya suatu kejahatan yang sedang
marak terjadi agar tidak menimbulkan dampak yang dapat merugikan khususnya
masyarakat kota Depok. Di dalam penelitian ini Peneliti memaparkan tentang cara
kerja Team Jaguar dalam menanggulangi tindak pidana penyakit masyarakat di
wilayah hukum Kepolisian Resort Metro Depok dan efektivitas Team Jaguar
dalam menanggulangi tindak pidana penyakit masyarakat di wilayah hukum
Kepolisian Resort Metro Depok.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
menggunakan pendekatan empiris. Dalam penelitian sumber data berasal dari
bahan hukum primer atau data lapangan. Metode pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran team jaguar dalam
menanggulangi tindak pidana penyakit masyarakat dalam rangka pencegahan
merupakan cara yang tepat dan sangat membantu berbagai pihak termasuk
Kepolisian Resort Metro Depok dalam menjalankan tugas khususnya pada malam
hari, dan membantu masyarakat menjadi lebih merasa aman dalam
penanganannya yang sudah sesuai dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002
Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Team jaguar tidak hanya
menanggulangi penyakit masyarakat dan tindak pidana bahkan juga
menanggulangi masalah sosial.
Kata Kunci : Penanggulangan, Tindak Pidana, Penyakit Masyarakat.
Pembimbing Skripsi : 1. Dr. Alfitra, S.H., M.Hum.
2. Tresia Elda, S.H., M.H.
Daftar Pustaka : Tahun 1991 Sampai Tahun 2017
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu
Wa Ta’ala atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga peneliti bisa menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Peran Team Jaguar Dalam Penanggulangan Tindak
Pidana Penyakit Masyarakat di Wilayah Hukum Kepolisian Resort Metro
Depok” shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
Shallalahu ‘alaihi Wassalam, semoga kita semua mendapatkan syafa’atnya di
akhirat kelak. Aamiin.
Selanjutnya peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat
para pihak secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
1. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H., M.H., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Muhammad Ali Hanafiah Selian, S.H., M.H. Ketua Program Studi Ilmu
Hukum dan Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum. Sekretaris Program Studi Ilmu
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Alfitra, S.H., M.Hum. Pembimbing 1
4. Tresia Elda, S.H., M.H. Pembimbing 2
5. Kepala Pusat Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah mengizinkan saya untuk mencari dan meminjamkan buku-
buku referensi dan sumber-sumber data lainnya yang diperlukan.
6. IPTU Winam Agus selaku Kepala Team Jaguar (Katim Jaguar) dan seluruh
anggota Team Jaguar di Kepolisian Resort Metro Depok yang telah
memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian kepada peneliti sehingga
dapat terselesaikan skripsi ini.
7. Kepada kedua orangtua tercinta Ayahanda Ihdaudin dan Ibunda Imas Kartika
yang selalu memberikan dukungan serta doa yang terbaik untuk peneliti
vii
viii
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………........………...……………………….....…..i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ............................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................... iv
ABSTRAK…………………………………………………………………………....…...v
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI……………………………….…………………………..………….......….viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ................................. 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 10
D. Metode Penelitian................................................................................... 11
E. Sistematika Pembahasan………………….……...……....…………......15
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENANGGULANGAN TINDAK
PIDANA PENYAKIT MASYARAKAT ............................................... .17
A. Kerangka Konseptual ............................................................................ .17
B. Kerangka Teori....................................................................................... 19
C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu..................................................... 28
BAB III URAIAN UMUM TENTANG TIM JAGUAR KEPOLISIAN
RESORT METRO DEPOK ................................................................... .30
A. Sejarah Team Jaguar Kepolisian Resort Metro Depok .......................... 30
B. Tugas Pokok Team Jaguar Kepolisian Resort Metro Depok ................. 30
C. Wewenang Team Jaguar Kepolisian Resort Metro Depok .................... 31
D. Daftar Anggota Team Jaguar Kepolisian Resort Metro Depok ............. 32
E. Struktur Organisasi Team Jaguar Kepolisian Resort Metro Depok ....... 33
F. Laporan Hasil Kerja Team Jaguar Kepolisian Resort Metro Depok ..... 34
G. Prestasi Team Jaguar Kepolisian Resort Metro Depok ......................... 34
ix
BAB IV…...TEAM JAGUAR DALAM PENANGGULANGAN TINDAK
PIDANA PENYAKIT MASYARAKAT DI WILAYAH HUKUM
KEPOLISIAN RESORT METRO DEPOK .......................................... 35
A. Cara Kerja Team Jaguar Dalam Menanggulangi Tindak Pidana
Penyakit Masyarakat Di Wilayah Hukum Kepolisian Resort Metro
Depok. .................................................................................................... 35
B. Efektivitas Team Jaguar Dalam Penanggulangan Tindak Pidana
Penyakit Masyarakat Di Wilayah Hukum Kepolisian Resort Metro
Depok ..................................................................................................... 48
BAB V PENUTUP ................................................................................................. .55
A. Kesimpulan ............................................................................................ 55
B. Rekomendasi .......................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 58
LAMPIRAN.................................................................................................................62
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah Negara Hukum.
Penjelasan UUD 1945 menegaskan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas
Hukum (Rechtstaat) bukan negara kekuasaan (Machtstaat). Pernyataan
tersebut kemudian dalam hasil amandemen (1999-2002) diatur dalam Pasal 1
ayat (3) UUD 1945 yang menetapkan bahwa “Negara Indonesia adalah
Negara Hukum “.1 Indonesia juga adalah Negara yang menganut ajaran norma
kesusilaan. Hal ini erat kaitannya dengan kaidah hukum karena Indonesia juga
adalah Negara yang menjunjung tinggi supremasi hukum.
Penegakan hukum harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku juga
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Hukum harus ditegakkan demi terciptanya tujuan dan cita-cita
bangsa sebagaimana yang dirumuskan pada pembukaan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat, yaitu:
Membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi
segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Untuk menciptakan keteraturan dalam suatu kelompok sosial, baik
dalam situasi kebersamaan maupun dalam situasi sosial diperlukan ketentuan-
ketentuan. Ketentuan itu membatasi tingkah laku itu. Ketentuan-ketentuan
yang diperlukan adalah ketentuan yang timbul dari dalam pergaulan hidup atas
dasar kesadaran
1 Aloysius R. Entah, Indonesia: Negara Hukum yang Berdasarkan Pancasila, Jurnal
Seminar Nasional Hukum Volume 2 Nomor 1 Tahun 2016, Diakses pada tanggal 4 November
2019 pukul 18.25 WIB, h. 536.
2
dan biasanya dinamakan hukum. Jadi, hukum adalah ketentuan-ketentuan
yang timbul dari pergaulan hidup manusia.2
Hukum merupakan kumpulan peraturan yang harus ditaati oleh semua
orang dalam masyarakat, dengan ancaman mengganti kerugian atau mendapat
hukuman, jika melanggar atau mengabaikan peraturan itu, sehingga tercapai
kehidupan bersama yang tertib dan adil. Bila berbicara tentang hukum, maka
kita mengenal adanya hukum pidana, yaitu suatu bagian dari keseluruhan
hukum yang berlaku di negara Republik Indonesia. Hukum pidana merupakan
dasar-dasar atau aturan-aturan untuk:
1. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan yang
dilarang dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pemidanaan
tertentu.
2. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah
melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan pidana.
3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan itu dilakukan.3
Hukum memiliki tujuan untuk menciptakan kehidupan masyarakat
yang lebih tertib, dengan adanya aturan di masyarakat maka setiap orang akan
memiliki batasan dalam bertingkah dan berperilaku sesuai dengan norma-
norma yang ada dalam masyarakat. Jika tidak ada aturan hukum maka
kehidupan yang dijalankan masyarakat tidak akan berjalan sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan dan akan menimbulkan permasalahan. Seperti
penyakit masyarakat yang dapat menimbulkan permasalahan tindak pidana.
Masyarakat dalam istilah Inggrisnya adalah society, sedangkan kata
masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab, syakara, yang berarti ikut
serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul, yang istilah
ilmiahnya berinteraksi.4 Pergaulan hidup manusia diatur oleh berbagai macam
2 R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta: PT. Raha Grafindo Persada,
2011), h. 1. 3 Moeljatno, Azas-Azas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 1. 4 Awan Mutakin, Dinamika Masyarakat Indonesia, (Bandung: PT. Genesindo, 2004), h.
25.
3
kaidah atau norma, yang pada hakikatnya bertujuan untuk menghasilkan
kehidupan bersama yang tertib dan tentram. Di dalam pergaulan hidup
tersebut, manusia mendapatkan pengalaman-pengalaman tentang bagaimana
memenuhi kebutuhan pokok atau primary needs, yang antara lain mencakup
sandang, pangan, papan, keselamatan jiwa dan harta, harga diri, potensi untuk
berkembang, dan kasih sayang. Pengalaman-pengalaman tersebut
menghasilkan nilai-nilai yang positif maupun negatif, sehingga manusia
mempunyai konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang baik dan harus
dianuti, mana yang buruk dan harus dihindari. Sistem nilai-nilai tersebut
sangat berpengaruh terhadap pola-pola pikir manusia, yang merupakan suatu
pedoman mental baginya. Pola-pola berpikir manusia mempengaruhi sikapnya
yang merupakan kecenderungan-kecenderungan untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu terhadap manusia, benda maupun keadaan-keadaan.5
Fungsi hukum dalam masyarakat dimaksudkan untuk menerapkan
mekanisme kontrol sosial yang akan membersihkan masyarakat dari
kejahatan-kejahatan sosial yang tidak dikehendaki. Sehingga hukum
mempunyai fungsi untuk mempertahankan eksistensi masyarakat itu.6
Apabila dilihat dari sudut fungsi lainnya, maka hukum juga berfungsi
sebagai sarana pengendalian sosial, sarana untuk mengadakan pembaharuan,
serta sebagai sarana untuk memperlancar proses interaksi sosial. Didalam
fungsinyaxtersebut, maka hukum diharapkan untuk dapat menciptakan
harapan timbal balik yang serasi antara warga masyarakat dan juga norma-
norma yang mengaturnya.7
5 Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2006), h.
67-68. 6 Ledy Diana, Penyakit Sosial Efektivitas Hukum Di Indonesia, Jurnal Ilmu Hukum,
Fakultas Hukum Universitas Riau, Volume 2 Nomor 1 Februari 2011, Diakses pada tanggal 4
November 2019 pukul 19.15 WIB, h. 155. 7 Soerjono Soekanto, Membudayakan Hukum Dalam Masyarakat, jurnal Hukum dan
Pembangunan, Nomor 5 Tahun ke-VIII, September 1997, Diakses pada tanggal 4 November 2019
pukul 19.40 WIB, h. 83.
4
Penyakit masyarakat merupakan sebuah kebiasaan seseorang untuk
melakukan tindakan yang melanggar norma-norma dan ketentuan hukum yang
dilakukan secara sengaja dan tidak dalam paksaan. Beberapa kasus yang
disebut sebagai penyakit masyarakat antara lain perbuatan yang melanggar
kesusilaan, penganiayaan, perampokan, pemerasan, pencurian, perjudian,
penyalahgunaan obat dan narkotika, minuman yang dapat memabukkan
(beralkohol), premanisme, dan kejahatan jalanan (street crime). Beberapa
akibat yang ditimbulkan oleh penyakit masyarakat ini adalah mengganggu
keamanan dan ketertiban, merusak tatanan nilai yang berlaku, merusak unsur-
unsur budaya didalam masyarakat serta terjadinya kemunduran dan
kehancuran mental dan moral generasi bangsa yang sering membawa
kejahatan, kegagalan, dan perpecahan rumah tangga serta merusak kesehatan.
Kaitannya dengan pola tingkah laku masyarakat yang menyimpang
secara sosial dan tidak teratur atau segala bentuk tingkah laku yang dianggap
tidak sesuai, melanggar norma-norma umum dan bertentangan dengan hukum,
Satjipto Rahardjo mengemukakan:
“Bahwa masyarakat dan ketertibannya merupakan dua hal yang berhubungan
sangat erat, bahkan bisa juga dikatakan sebagai dua sisi dari satu mata uang.
Susah untuk mengatakan adanya masyarakat tanpa ada suatu ketertiban,
bagaimanapun kualitasnya. Kendati demikian segera perlu ditambahkan di
sini, bahwa yang disebut sebagai ketertiban itu tidak didukung oleh suatu
Lembaga yang monolitik. Ketertiban dalam masyarakat diciptakan bersama-
sama. Seperti hukum dan tradisi. Oleh karena itu dalam masyarakat juga
dijumpai berbagai macam norma yang masing-masing memberikan
sahamanya dalam menciptakan ketertiban dalam masyarakat”.8
Di dalam ayat Al-Qur’an telah di jelaskan bahwa, keadilan merupakan
suatu hal penting dalam penegakan hukum yang harus dijalankan dengan
sebenar-benarnya. Ada sejumlah ayat dalam al-Qur’an yang menjelaskan
8 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1991), h. 13.
5
secara jelas dan tegas mengenai keadilan dalam penegakan hukum, salah
satunya yaitu pada surat An-Nisa ayat 58 :
يأمركم أن تؤدوا المانات إلى أهلها وإذا حكمتم بين الناس أن تحكموا إن الل
كان سميعا بصيرا ا يعظكم به إن الل نعم بالعدل إن الل
Artinya :
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S An-Nisa: 58).
Kepolisian merupakan salah satu Lembaga pemerintah yang memiliki
peranan penting dalam negara hukum. Di dalam negara hukum kehidupan
hukum sangat ditentukan oleh faktor struktur atau Lembaga hukum yang harus
melaksanakan penegakan hukum secara adil, disamping faktor-faktor lain,
seperti faktor substansi hukum dan faktor kultur hukum. Dengan demikian,
efektivitas operasional dari struktur atau Lembaga hukum sangat ditentukan
oleh kedudukannya dalam organisasi negara.9
Sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 15 ayat (1) Undang-undang
Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yakni :
a. Menerima laporan dan/atau pengaduan;
b. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat
menganggu ketertiban umum;
c. Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;
d. Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa;
e. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewewenangan
administratif kepolisian;
f. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan
kepolisian dalam rangka pencegahan;
g. Melakukan tindakan pertama ditempat kejadian;
h. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang;
i. Mencari keterangan dan barang bukti;
9 Sadjijono, Seri Hukum Kepolisian, Polri dan Good Governance, (Jakarta: Laksbang
Mediatama, 2008), h. 1.
6
j. Menyelenggarakan pusat informasi kriminal nasional;
k. Mengeluarkan surat ijin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam
rangka pelayanan masyarakat;
l. Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan
pengadilan, kegiatan instansi lain serta kegiatan masyarakat;
m. Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.
Wewenang kepolisian sebagaimana telah diuraikan bahwa secara
umum, artinya segala kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan oleh polisi yang
meliputi kegiatan pencegahan (preventif) dan penegakan hukum atau
represif.10
Keberhasilan polisi dalam penanggulangan kejahatan harus
diisyaratkan pada integralitas berbagai pendekatan, yang secara garis besarnya
dapat dibagi menjadi pendekatan penal, melalui penerapan hukum pidana dan
upaya non-penal, yaitu kebijakan penanggulangan tanpa penerapan hukum
pidana, melainkan dititikberatkan pada berbagai kebijakan sosial.11 Hal ini
dilatarbelakangi bahwa kejahatan adalah masalah sosial dan masalah
kemanusiaan. Oleh karena itu upaya penanggulangan kejahatan tidak hanya
dapat mengandalkan penerapan hukum pidana semata, tetapi juga melihat akar
lahirnya persoalan kejahatan ini dari persoalan sosial, sehingga kebijakan
sosial juga sangat penting dilakukan.12
Menurut G.P. Hoefnagels, sebagaimana dikutip oleh Berda Nawawi
Arief, upaya penanggulangan kejahatan dapat dilakukan melalui:
1. Penerapan Hukum Pidana (criminal law application)
2. Pencegahan tanpa pidana (prevention without punishment); dan
10 Sadjijono, Bagus Teguh Santoso, Hukum Kepolisian Di Indonesia, (Surabaya:
Laksbang Pressindo, 2017), h. 14. 11 Mahmud Mulyadi, Criminal Policy, Pendekatan Integral Penal Policy dan Non-Penal
Policy Dalam Penanggulangan Kejahatan Kekerasan, (Medan: Pustaka Bangsa Press, 2008), h.
55. 12 Mahmud Mulyadi, Criminal Policy, Pendekatan Integral Penal Policy dan Non-Penal
Policy Dalam Penanggulangan Kejahatan Kekerasan… h. 51.
7
3. Mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan dan
pemidanaan lewat media massa (influencing views of society on crime and
punishment atau mass media).13
Penanggulangan kejahatan dapat menggunakan dua kebijakan yaitu
dengan menggunakan kebijakan penal dan non penal. Kebijakan penal yakni
penanggulangan menggunakan sanksi pidana, atau peraturan yang berlaku.
Sedangkan kebijakan non penal merupakan kebijakan penanggulangan
menggunakan sanksi administratif, sanksi perdata dan lain-lain. Penjelasan
lain menurut Barda Nawawi Arief dan Bambang Poernomo yang menegaskan
bahwa kebijakan non penal dalam penanggulangan kejahatan adalah
merupakan langkah-langkah preventif sebelum terjadi tindak kejahatan.14
Menurut W. A. Bonger menegaskan bahwa mencegah kejahatan
adalah lebih baik dari pada mencoba mendidik penjahat menjadi orang baik
kembali. Sedangkan menurut Soedjono Dridjosisworo asas ini merupakan
gabungan dari dua sistem, yakni :
1. Cara Moralistis
Dilaksanakan dengan penyebarluasan ajaran-ajaran agama dan moral,
perundang-undangan yang baik dan sarana-sarana lain yang dapat
menekan nafsu untuk berbuat kejahatan. Usaha preventif kenakalan remaja
dengan cara moralistis adalah penitikberat pada pembinaan moral dan
membina kekuatan mental anak remaja. Dengan pembinaan moral yang
baik anak remaja tidak mudah terjerumus dalam perbuatan-perbuatan
delinkuen. Sebab nilai-nilai moral tadi akan menjatuhkan diri dari
perbuatan-perbuatan delinkuen.
2. Cara abolisionistis
Berusaha menanggulangi kejahatan dengan sebab-musababnya,
umpamanya kita ketahui bahwa faktor tekanan ekonomi (kemelaratan)
13 Barda Nawawi Arief, Bunga Rampia Kebijakan Hukum Pidana, (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2002), h. 42. 14 Ach Tahir, Cyber Crime (Akar Masalah, Solusi, dan Penanggulangan), (Yogyakarta:
Suka Press, 2010), h. 46.
8
merupakan salah satu penyebab kejahatan, maka usaha untuk mencapai
tujuan dalam mengurangi kejahatan yang di sebabkan oleh faktor ekonomi
merupakan cara abolisionistis. Usaha preventif kenakalan remaja dengan
cara abolisionistis adalah untuk mengurangi, bahkan untuk menghilangkan
sebab-sebab yang mendorong anak remaja melakukan perbuatan-
perbuatan delinkuen dengan bermotif apa saja. Disamping itu kalah
pentingnya usaha untuk memperkecil, bahkan meniadakan faktor-faktor
yang membuat anak-anak remaja terjerumus kedalam perbuatan-perbuatan
delinkuen. Faktor-faktor tersebut antara lain frustasi, pengangguran dan
kurangnya sarana hiburan untuk anak remaja.15
Jadi dalam upaya preventif itu adalah bagaimana kita melakukan
sesuatu usaha yang positif, serta bagaimana kita menciptakan sesuatu kondisi
seperti keadaan ekonomi, lingkungan, juga kultur masyarakat yang menjadi
suatu daya dinamika dalam pembangunan dan bukan sebaliknya seperti
menimbulkan ketegangan-ketegangan sosial yang mendorong timbulnya
perbuatan menyimpang juga disamping itu bagaimana meningkatkan
kesadaran dan partisipasi masyarakat bahwa keamanan dan ketertiban
merupakan tanggung jawab bersama.16
Dengan maraknya kasus penyakit masyarakat inilah, pihak kepolisian
khususnya di wilayah hukum Kepolisian Resort Metro Depok membentuk
sebuah tim khusus yaitu team jaguar yang merupakan akronim dari Penjaga
Gangguan dan Anti Kerusuhan yang menjadi tugas utama tim khusus tersebut.
Team jaguar ini adalah sebuah tim yang terdiri dari para polisi yang berasal
dari berbagai kesatuan, dari mulai Intel, Reserse, Sabhara, Provost, hingga
staff yang bertugas di bagian administrasi di Kepolisian Resort Metro Depok.
Team jaguar harus siap dibutuhkan kapan saja, dalam situasi apapun, termasuk
menjalani tugas yang sebenarnya bukan tugas utama dari tim tersebut.
15 Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT. Rineka Citra, 2012), h. 93-94. 16 Teeters Barnest, Upaya Penanggulangan Kejahatan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), h.
6.
9
Untuk mengetahui bagaimana peran team jaguar dalam menanggulangi
tindak pidana penyakit masyarakat dan efektivitas team jaguar dalam
menanggulangi tindak pidana penyakit masyarakat, maka penulis tertarik
untuk membahas tentang peran team jaguar dalam penanggulangan tindak
pidana penyakit masyarakat di wilayah hukum Kepolisian Resort Metro
Depok. Tim khusus yang sengaja dibentuk untuk membantu menanggulangi
tindak pidana penyakit masyarakat dengan judul “Peran Team Jaguar
Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Penyakit Masyarakat Di Wilayah
Hukum Kepolisian Resort Metro Depok”
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan
sebelumnya, maka identifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Banyaknya kasus mengenai penyakit masyarakat yang semakin
berkembang di Wilayah Hukum Kepolisian Resort Metro Depok.
b. Adanya pembentukan tim khusus yaitu team jaguar untuk membantu
menanggulangi tindak pidana penyakit masyarakat di wilayah hukum
Kepolisian Resort Metro Depok.
c. Cara kerja team jaguar dalam melakukan tindakan pencegahan
(preventif).
d. Adanya kelompok kejahatan yang menjadi sasaran team jaguar.
e. Efektivitas team jaguar dalam penanggulangan kejahatan.
2. Pembatasan Masalah
Dalam hal ini peneliti memberikan batasan lingkup permasalahan
agar pembahasan menjadi lebih terarah dan spesifik, yaitu tentang Peran
Team Jaguar Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Penyakit Masyarakat
yang lokasinya dikhususkan hanya Di Wilayah Hukum Kepolisian Resort
Metro Depok.
10
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, perumusan masalah yang
diangkat adalah peran team jaguar dalam penanggulangan tindak pidana
penyakit masyarakat di wilayah hukum Kepolisian Resort Metro Depok.
Untuk mempertegas perumusan masalah, peneliti uraikan dalam
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimanakah cara kerja team jaguar dalam menanggulangi tindak
pidana penyakit masyarakat di wilayah hukum Kepolisian Resort
Metro Depok?
b. Bagaimana efektivitas team jaguar dalam menanggulangi tindak
pidana penyakit masyarakat di wilayah hukum Kepolisian Resort
Metro Depok?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang telah disebutkan di atas,
maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara kerja team jaguar dalam menanggulangi tindak
pidana penyakit masyarakat di wilayah hukum Kepolisian Resort Metro
Depok.
2. Untuk mengetahui efektivitas team jaguar dalam menanggulangi tindak
pidana penyakit masyarakat di wilayah hukum Kepolisian Resort Metro
Depok.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang, perumusan
masalah, serta tujuan penelitian, maka manfaat dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat dijadikan bahan untuk menambah pengetahuan
atau sebagai acuan maupun referensi di bidang hukum dalam memahami
11
dan menanggulangi yang berkaitan dengan tindak pidana penyakit
masyarakat.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan dapat memberikan kesadaran hukum bagi masyarakat
agar ikut berpartisipasi ketika mengetahui adanya suatu tindak pidana dan
melaporkannya kepada aparat penegak hukum untuk mencegah timbulnya
kejahatan agar terciptanya suasana yang aman guna mengurangi
berkembangnya suatu kejahatan ditengah masyarakat.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam menyelesaikan penelitian ini antara
lain:
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif-empiris.
Penelitian hukum normatif yaitu penelitian hukum yang mengkaji hukum
tertulis dari aspek teori, sejarah, filosofi, perbandingan, sruktur dan
komposisi, lingkup dan materi, penjelasan umum dari pasal demi pasal,
formalitas dan kekuatan mengikat suatu undang-undang tetapi tidak
mengikat aspek terapan atau implementasinya.17
Pendekatan normatif-empiris, yaitu pendekatan yang dilakukan
penelitian secara langsung untuk mengumpulkan semua informasi yang
berhubungan dengan penelitian ini, baik dengan wawancara dengan pihak
terkait, membaca aturan-aturan yang ada, maupun dengan pengamatan
secara seksama terhadap objek penelitian.
17 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2004), h. 101.
12
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini akan disusun dengan jenis penelitian kualitatif, yaitu
lebih menekankan pada penggunaan peneliti sebagai instrumen.18
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang temuan-temuannya tidak
diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan. Contohnya
dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku
seseorang, disamping itu juga tentang peranan organisasi, pergerakan
sosial atau hubungan timbal balik.19
Berbeda dengan penelitian kuantitatif, para peneliti kualitatif
mencari makna, pemahaman, pengertian, verstehen tentang suatu
fenomena, kejadian, maupun kehidupan manusia dengan terlibat langsung
dan/atau tidak langsung dalam setting yang diteliti, kontekstual, dan
menyeluruh. Peneliti bukan mengumpulkan data sekali jadi atau sekaligus
dan kemudian mengolahnya, melainkan tahap demi tahap dan makna
disimpulkan selama proses berlangsung dari awal sampai akhir kegiatan,
bersifat naratif, dan holistik.20
Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiry yang
menekankan pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala,
symbol, maupun deskripsi tentang suatu fenomena; fokus dan
multimetode, bersifat alami dan holistik; mengutamakan kualitas
menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara naratif. Dari sisi lain
dan secara sederhana dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian kualitatif
adalah untuk menemukan jawaban terhadap suatu fenomena atau
18 Mohammad Mulyadi, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar
Menggabungkannya, Jurnal Studi Komunikasi dan Media Volume 15 Nomor 1, 2011, Diakses
pada tanggal 4 November 2019 Pukul 20.15 WIB, h. 131. 19 Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta,
Pustaka Pelajar Offset, 2003), h. 4. 20 A Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta, Kencana, 2014), h. 328.
13
pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis dengan
menggunakan pendekatan kualitatif.21
3. Sumber Data
a. Data Primer
Data pimer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil
wawancara di lokasi penelitian dengan subyek penilitian untuk
mencari keterangan yang berhubungan dengan obyek penelitian untuk
menjadi bahan analisis. Bahan hukum primer yang digunakan dalam
penulisan skripsi ini adalah:
1) Kitab Undang-Undang Dasar 1945.
2) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
3) Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
4) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan
Anak.
5) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak.
6) Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 6 Tahun 2008 Tentang
Pengawasan Dan Pengendalian Minuman Beralkohol
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui penelitian
kepustakaan seperti dari buku-buku, artikel, jurnal ilmiah, dan sumber
lainnya yang berhubungan dengan pembahasan penelitian. Bahan
hukum sekunder yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah:
1) Buku Hukum Pidana
2) Artikel, Majalah dan Jurnal-Jurnal yang berkaitan dengan materi
penelitian data.
21 A Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian Gabung… h.
329.
14
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier berupa bahan bacaan yang memberikan
petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan
hukum sekunder. Bahan hukum tersier yang digunakan dalam
penulisan skripsi ini adalah: Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer dilakukan dengan cara wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan menggunakan tanya jawab
sebagai penelitian guna memperoleh jawaban terhadap persoalan
penelitian. Metode ini digunakan untuk melengkapi informasi data.
b. Data sekunder dilakukan dengan cara studi ke perpustakaan
Yaitu dengan menelusuri dan mengkaji berbagai Peraturan
Perundang-undangan atau literatur yang berhubungan dengan
permasalahan penelitian.
5. Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, data primer dan data sekunder disajikan dan
disusun secara sistematis sesuai dengan tema pembahasan yang diangkat
dalam penelitian ini, lalu dikategorikan dalam bab dan sub-sub bab dalam
penelitian ini.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca, setelah data-data terkumpul maka
kemudian peneliti menganalisa data yang diperoleh secara primer maupun
sekunder yang diperoleh dari proses wawancara kemudian dianalisis
secara kualitatif dengan hasil deskriptif sesuai dengan permasalahan
penelitian yang dibahas dalam penelitian ini untuk kemudian disimpulkan.
15
7. Lokasi Penelitian
Lokasi menjadi faktor pendukung penulis mendapatkan salah satu
sumber data primer. Dalam penelitian ini lokasi penelitian berada di
Kepolisian Resort Metro Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok,
Jawa Barat.
8. Teknik Penulisan
Teknik penulisan dan pedoman yang digunakan peneliti dalam
skripsi ini berdasarkan kaidah-kaidah dan teknik penulisan yang terdapat
dalam ”Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017”
E. Sistematika Pembahasan
Penelitian ini disusun yang terbagi dalam bentuk bab dan sub-bab guna
lebih memperjelas ruang lingkup dan cangkupan permasalahan yang diteliti.
Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
BAB I menyajikan Pendahuluan memuat secara keseluruhan
mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah,
rumusan, dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PENANGGULANGAN
TINDAK PIDANA PENYAKIT MASYARAKAT
BAB II menyajikan kerangka konseptual, kerangka teori, dan
tinjauan (review) kajian terdahulu.
BAB III : URAIAN UMUM TENTANG TEAM JAGUAR
KEPOLISIAN RESORT METRO DEPOK
BAB III berisikan yang membahas tentang sejarah team jaguar
kepolisian resort metro depok, tugas pokok team jaguar
16
kepolisian resort metro depok, wewenang team jaguar
kepolisian resort metro depok, daftar anggota team jaguar
kepolisian resort metro depok, struktur organisasi team jaguar
kepolisian resort metro depok, laporan hasil kerja team jaguar
kepolisian resort metro depok dan prestasi team jaguar
kepolisian resort metro depok.
BAB IV : TEAM JAGUAR DALAM PENANGGULANGAN
TINDAK PIDANA PENYAKIT MASYARAKAT DI
WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT METRO
DEPOK
BAB IV memuat pokok bahasan mengenai hasil penelitian
yaitu penanggulangan tindak pidana penyakit masyarakat yang
dilakukan oleh Team Jaguar. Pada bab ini menganalisis
diantaranya yaitu, analisis tentang cara kerja team jaguar dalam
penanggulangan tindak pidana penyakit masyarakat di wilayah
hukum kepolisian resort metro depok, dan efektivitas team
jaguar dalam penanggulangan tindak pidana penyakit
masyarakat di wilayah hukum kepolisian resort metro depok.
BAB V : PENUTUP
BAB V merupakan penutup berisikan tentang kesimpulan dari
uraian atau deskripsi yang menjawab masalah berdasarkan data
yang diperoleh dapat ditarik mengacu pada hasil penelian
sesuai dengan perumusan masalah dan serta rekomendasi.
17
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA
PENYAKIT MASYARAKAT
A. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan pedoman peneliti untuk menjelaskan
secara sistematis teori yang digunakan dalam penelitian.
1. Peran
Suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena suatu
jabatan. Dalam kehidupan bermasyarakat itu munculah apa yang
dinamakan peran (role). Peran merupakan aspek yang dinamis dari
kedudukan seseorang, apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya maka orang yang bersangkutan menjalankan suatu peranan.
Secara sosiologis peranan adalah aspek dinamis yang berupa
tindakan atau perilaku yang dilaksanakan oleh seseorang yang menempati
atau memangku suatu posisi dan melaksanakan hak-hak dan kewajiban
sesuai dengan kedudukannya. Jika seseorang menjalankan peran tersebut
dengan baik, dengan sendirinya akan berharap bahwa apa yang dijalankan
sesuai dengan keinginan diri lingkungannya. Peran secara umum adalah
kehadiran di dalam menentukan suatu proses keberlangsungan.1 Peranan
merupakan dinamisasi dari statis ataupun penggunaan dari pihak dan
kewajiban atau disebut subyektif. Peran dimaknai sebagai tugas atau
pemberian tugas kepada seseorang atau sekumpulan orang. Peranan
memiliki aspek-aspek sebagai berikut:
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
masyarakat.
b. Peranan adalah suatu konsep perihal yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
1 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 2002), h. 242.
18
c. Peranan juga dapat diartikan sebagai perilaku individu yang penting
bagi struktur sosial masyarakat.2
2. Team Jaguar
Team Jaguar adalah tim antibandit Kepolisian Resort Metro
Depok. Jaguar merupakan kependekan dari Tim Khusus Penjaga
Gangguan dan Anti Kerusuhan (Timsus Jaguar) sebagai penggebrak segala
macam gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) dan
aksi kejahatan jalanan.3
3. Tindak Pidana
Tindak Pidana adalah terjemahan dari “strafbaar feit” perbuatan
yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan dengan mana disertai
ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa yang
melanggar larangan tersebut. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tidak
terdapat penjelasan mengenai apa sebenarnya yang dimaksud dengan
strafbaar feit itu sendiri. Tindak pidana biasanya disamakan dengan delik,
yang berasal dari bahasa latin yakni kata delictum.
Pengertian tindak pidana adalah tindakan yang tidak hanya
dirumuskan oleh KUHP.4
4. Penanggulangan Tindak Pidana
Upaya penanggulangan tindak pidana adalah suatu usaha rasional
dari pihak berwenang dan anggota masyarakat untuk menanggulangi
tindak pidana untuk tercapainya kesejahteraan di masyarakat. Kebijakan
atau upaya penanggulangan kejahatan pada hakikatnya merupakan bagian
integral dari upaya perlindungan masyarakat (social defence) dan upaya
mencapai kesejahteraan masyarakat (social welfare), bahwa pada
hakikatnya masalah kebijakan hukum pidana bukanlah semata-mata
pekerjaan teknik perundang-undangan yang dapat dilakukan secara yuridis
2 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, dll… h. 242. 3 https://kumparan.com/kumparannews/membandingkan-tim-jaguar-depok-dan-tim-
prabu-bandung di akses pada 18 Januari 2020 pukul 16.40. 4 S. R. Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapan, (Jakarta: Storia
Grafika, 2002), h. 204.
19
normatif dan sistematika dogmatik. Adapun upaya-upaya hukum yang
dilakukan dalam upaya penanggulangan tindak pidana menggunakan
bahan peledak ini menggunakan upaya penal (represif) dan non penal
(prefentif) (Barda Nabawi Arif 1992:152).
5. Penyakit Masyarakat
Penyakit Masyarakat adalah sebuah kebiasaan seseorang dan
segala bentuk tingkah laku yang dianggap tidak sesuai, melanggar norma-
norma umum, adat-istiadat, hukum formal atau tidak bisa diintegrasikan
dalam pola tingkah laku umum yang dilakukan secara sengaja dan tidak
dalam paksaan.
B. Kerangka Teori
1. Teori Penegakan Hukum
Penegakan hukum dapat diartikan sebagai usaha melaksanakan
hukum sebagaimana mestinya, mengawasi pelaksanaannya agar tidak
terjadi pelanggaran. Dan jika terjadi pelanggaran maka hukum itu dapat
ditegakkan kembali.5
Menurut Soerjono Soekanto, penegakan hukum adalah kegiatan
menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabar di dalam kaedah-kaedah
yang mantap dan sikap tindakan sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap
akhir untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian
pergaulan hidup.6
Pengertian penegakan hukum dapat juga diartikan penyelenggaraan
hukum oleh petugas penegak hukum dan oleh setiap orang mempunyai
kepentingan sesuai dengan kewenangannya masing-masing menurut
aturan hukum yang berlaku.
Penegakan hukum pidana adalah penerapan hukum pidana secara
konkrit oleh aparat penegak hukum. Dengan kata lain, penegakan hukum
pidana merupakan pelaksanaan dari peraturan-peraturan pidana. Dengan
5 Abdul Kadir, Etika Profesi Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2006), h. 1. 6 Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 5.
20
demikian, penegakan hukum merupakan suatu sistem yang menyangkut
penyerasian antara nilai dengan kaidah sera perilaku nyata manusia.
Kaidah-kaidah tersebut kemudian menjadi pedoman atau patokan bagi
perilaku atau tindakan yang dianggap pantas atau seharusnya. Perilaku
atau sikap tindak itu bertujuan untuk menciptakan, memelihara, dan
mempertahankan kedamaian.
Menurut Moeljatno menguraikan berdasarkan dari pengertian
istilah hukum pidana yang mengatakan bahwa penegakan hukum adalah
bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku disuatu Negara yang
mengadakan unsur-unsur dan aturan-aturan, yaitu :7
a. Menentukan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan dengan
disertai ancaman atau sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa
yang melanggar larangan tersebut.
b. Menentukan dan dalam hal apa kepada mereka yang melanggar
larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana
sebagaimana yang telah diancamkan.
c. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat
dilaksanakan apabila orang yang disangkakan telah melanggar
larangan tersebut.
Penegakan hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan
manusia. Agar kepentingan manusia terlindungi, hukum harus
dilaksanakan. Pelaksanaan hukum dapat berlangsung secara normal, damai
tetapi dapat terjadi juga karena pelanggaran hukum. Dalam hal ini hukum
yang telah dilanggar harus ditegakkan. Melalui penegakan hukum inilah
hukum itu menjadi kenyataan. Dalam menegakan hukum ada tiga unsur
yang harus diperhatikan, yaitu :8
a. Kepastian Hukum
Hukum harus dilaksanakan dan ditegakkan. Setiap orang
mengharapkan dapat ditetapkannya hukum dalam hal terjadi peristiwa
7 Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, (Surabaya: Putra Harsa, 1993), h. 23. 8 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1999), h.
145.
21
yang konkrit. Bagaimana hukumnya itulah yang harus berlaku, pada
dasarnya tidak boleh menyimpang : fiat justicia et pereat mundus
(meskipun dunia akan runtuh, hukum harus ditegakkan). Itulah yang
diinginkan oleh kepastian hukum. Kepastian hukum merupakan
perlindungan yustisiable terhadap tindakan sewenang-wenang, yang
berarti seorang akan memperoleh sesuatu yang diharapkan dalam
keadaan tertentu.
b. Manfaat
Masyarakat mengharapkan manfaat dalam pelaksanaan atau
penegakan hukum. Hukum adalah untuk manusia, maka pelaksanaan
hukum atau penegakan hukum harus memberi manfaat atau kegunaan
bagi masyarakat. Jangan sampai justru karena hukumnya dilaksanakan
atau ditegakkan timbul keresahan di dalam masyarakat.
c. Keadilan
Masyarakat sangat berkepentingan bahwa dalam pelaksanaan
atau penegakan hukum keadilan diperhatikan. Dalam pelaksanaan dan
penegakan hukum harus adil. Hukum tidak identik dengan keadilan.
Hukum itu bersifat umum, mengikat setiap orang, bersifat
menyamaratakan. Barang siapa yang mencuri harus dihukum : siapa
yang mencuri harus dihukum, tanpa membeda-bedakan siapa yang
mencuri. Sebaliknya, keadilan bersifat subjektif, individualitis, dan
tidak menyamaratakan
2. Teori Pencegahan Kejahatan
Pencegahan adalah semua tindakan atau kegiatan yang dilakukan
untuk menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan (antisipatik),
sehingga memungkinkan orang mempunyai ketahanan diri dan dapat
memberdayakan masyarakat untuk menciptakan dan memperkuat
lingkungannya, guna mengurangi atau menghilangkan semua resiko
terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan tersebut. Pada hakikatnya dengan
meminjam terminologi yang berlaku di dunia media, dapat dibedakan
22
berbagai tipologi tindakan pencegahan. Tipologi-tipologi tersebut antara
lain sebagai berikut:
a. Pencegahan Primer
Diarahkan baik pada masyarakat sebagai korban potensial
maupun para pelaku kejahatan yang masih belum tertangkap atau
pelaku potensial. Kegiatan dalam hal ini dapat bersifat penyehatan
mental masyarakat yang bersifat abstrak maupun yang bersifat fisik
dan teknologis. Seperti penyingkiran pengaruh lingkungan fisik dan
sosial yang memudahkan terjadinya perilaku menyimpang sehingga
mempersempit peluang pelaku untuk berbuat kejahatan. Kondisi fisik
dan sosial yang dimaksud dalam pendekatan ini adalah mengenai tata
ruang lingkungan, pengawasan lingkungan oleh masyarakat,
pencegahan umum, pendidikan masyarakat akan pencegahan
kejahatan, dan standar keamanan pribadi dan semua ini sangatlah
tergantung pada partisipasi masyarakat.
b. Pencegahan Sekunder
Berbeda dengan yang pertama, pada bentuk pencegahan
sekunder ini tindakan diarahkan pada kelompok pelaku atau pelaku
potensial atau sekelompok korban potensial tertentu. Dalam hal ini
dapat dilakukan bentuk-bentuk prevensi baik abstrak, seperti
penanaman etika profesi bagi tenaga-tenaga professional maupun fisik
dan teknologis. Contoh dari pendekatan ini yaitu upaya sekolah
memberikan program olahraga dan ekstrakulikuler lainnya untuk
menjauhkan anak-anak maupun remaja dari keinginan untuk berbuat
kejahatan.
c. Pencegahan Tersier
Dalam hal ini langkah pencegahan diarahkan pada jenis pelaku
tindak pidana tertentu dan juga korban tindak pidana tertentu.
Pendekatan ini yang seringkali berkaitan dengan pencegahan
kejahatan situasional, berupaya untuk mengembangkan pemahaman
yang lebih mendalam terhadap kejahatan dan strategi pencegahan
23
kejahatan, sehingga efektif melalui kepedulian terhadap lingkungan
fisik, organisasi dan sosial yang memungkinkan terjadinya kejahatan
tersebut. Pendekatan situasional tidak mengabaikan para pelanggar, dia
hanya menempatkan mereka sebagai satu bagian dari suatu
pemahaman bagi upaya pencegahan kejahatan yang lebih luas yang
berpusat pada konteks kejahatan itu. Hal ini menuntut suatu pergeseran
dalam pendekatan terhadap pencegahan kejahatan, yakni dari satu titik
yang terutama berkaitan dengan bagaimana atau mengapa orang-orang
melakukan kejahatan ke titik lain yang terutama melihat pada mengapa
kejahatan terjadi pada setting tertentu. Ini memindahkan konteks
kejahatan kepada fokus sentral dan menempatkan fokus-fokus
tradisional kejahatan pelanggar sebagai salah satu dari sejumlah faktor
yang mempengaruhinya.
Uraian singkat ini berpendapat bahwa reorientasi riset
pencegahan kejahatan dan kebijakan dari sebab-sebab kejahatan
kepada konteks kejahatan memberikan suatu indikasi yang sangat
menjanjikan. Ini juga menunjukan bahwa lebih banyak lagi penelitian
yang harus dilakukan sebelum dapat diasumsikan bahwa pergeseran
pada fokus ini akan membawa kepada kebijakan pencegahan kejahatan
yang lebih berhasil. Untuk menempatkan permasalahan ini dalam
konteks uraian singkat ini maka kita perlu membahas beberapa hal
yakni :
1) Meninjau faktor-faktor yang menghambat pengembangan suatu
pendekatan situasional terhadap riset pencegahan kejahatan dan
kebijakan dimasa yang lalu dan yang telah memberikan kontribusi
terhadap pengaruhnya yang berkembang pada tahun-tahun terakhir.
2) Membandingkan kekuatan relatif dari pendekatan ini dengan
pendekatan yang lebih tradisional terhadap pencegahan kejahatan.
3) Mengidentifikasi bidang-bidang dimana pencegahan kejahatan
situasional telah menghasilkan pandangan-pandangan baru
24
mengenai permasalahan kejahatan dan respon potensial
terhadapnya.
4) Membahas kekuatan bukti yang mendukung strategi pencegahan
kejahatan situasional.
5) Merekomendasikan pengembangan suatu agenda riset yang
memungkinkan suatu eksplorasi penting terhadap asumsi-asumsi
pencegahan kejahatan situasional dengan meningkatkan metode
evaluasi dan memperluas batas-batas studi diluar permasalahan
pencegahan kejahatan terapan.9
3. Teori Efektivitas
Menurut Soerjono soekanto ada lima faktor yang mempengaruhi
sebuah peraturan itu efektif atau tidak. Faktor-faktor tersebut sebagai
berikut:10
a. Faktor Hukumnya Sendiri
Dalam faktor ini lebih menekankan pada peraturan perundang-
undangannya, jika terjadi tindak pidana tetapi aturannya tidak jelas
maka penegakan hukum akan terhambat.
Soerjono menjelaskan dengan menggunakan Undang-undang,
dimana Undang-undang dapat diartikan sebagai materiil, artinya
peraturan tertulis yang berlaku umum dan dibuat oleh penguasa Pusat
maupun Daerah.
Berlaku sebuah peraturan Soerjono menjelaskan adanya
beberapa asas yang tujuannya adalah agar Undang-undang tersebut
mempunyai dampak yang positif, maksudnya agar peraturan tersebut
9 M. Kemal Dermawan, Pencegahan Kejahatan:dari Sebab-Sebab Kejahatan Menuju
Pada Konteks Kejahatan, Jurnal Kriminologi Indonesia Volume 1 Nomor III, 2001, Diakses pada
tanggal 22 Januari 2020 Pukul 14.18 WIB, h. 35. 10 Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2016), h. 8.
25
mencapai tujuannya dan menjadi efektif. Asas-asas tersebut antara
lain:
1) Peraturan tidak berlaku surut; artinya peraturan hanya boleh
diterapkan terhadap peristiwa yang disebut didalam Undang-
undang itu dinyatakan berlaku.
2) Undang-Undang yang dibuat oleh Penguasa yang lebih tinggi,
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi pula.
3) Undang-Undang bersifat khusus menyampingkan Undang-undang
yang bersifat umum.
4) Undang-Undang yang berlaku belakangan, membatalkan Undang-
undang yang berlaku terdahulu.
5) Undang-Undang tidak dapat diganggu gugat.
6) Undang-Undang merupakan saran untuk mencapai kesejahteraan
spiritual dan materiil bagi masyarakat maupun pribadi, melalui
pelestarian ataupun pembaharuan (inovasi).
b. Faktor Penegak Hukum
Penegak hukum disini bukan membahas bagaimana ketentuan
pidana atau administrative. Ruang lingkup dan istilah “penegak
hukum” adalah luas sekali, oleh karena itu mencakup instansi yang
berkecimpung secara langsung atau tidak dalam bidang penegakan
hukum. Soerjono membatasi penegakan hukum pada kalangan yang
secara langsung berkecimpung dalam bidang penegakan hukum yang
tidak hanya mencakup law enforcement.
Secara sosiologis, maka setiap penegak hukum tersebut
mempunyai kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan
merupakan posisi tertentu didalam struktur kemasyarakatan, yang
mungkin tinggi, sedang-sedang saja atau rendah. Kedudukan tersebut
sebenarnya merupakan suatu wadah, yang isinya adalah hak-hak dan
kewajiban-kewajiban tertentu. Hak-hak dan kewajiban-kewajiban tadi
merupakan peranan. Oleh karena itu, seseorang yang mempunyai
26
kedudukan tertentu, lazimnya dinamakan pemegang peranan. Suatu
hak sebenarnya merupakan wewenang untuk berbuat atau tidak
berbuat, sedangkan kewajiban adalah beban atau tugas. Masalah
peningkatan kualitas ini merupakan salah satu kendala yang dialami
diberbagai instansi, tetapi khusus bagi aparat yang melaksanakan tugas
wewenangnya menyangkut hak asasi manusia (dalam hal ini aparat
penegak hukum) seharusnya mendapat prioritas.
c. Faktor Sarana dan Fasilitas
Sarana dan fasilitas yang dimaksud Soerjono mempunyai peran
yang sangat penting didalam penegakan hukum. Tanpa adanya sarana
atau fasilitas tersebut, tidak akan mungkin penegak hukum
menyerasikan peran yang seharusnya dengan peran yang aktual.
d. Faktor Masyarakat
Penegakan hukum berasal dari masyarakat, ada tujuan untuk
mencapai kedamaian di dalam masyarakat. Oleh karena itu, dipandang
dari sudut tertentu, maka masyarakat dapat mempengaruhi penegakan
hukum tersebut.
Warga masyarakat pasti mempunyai pengharapan, agar pihak
kepolisian dengan serta merta bijaksana dan cepat dalam bertindak
untuk menanggulangi masalah yang dihadapi dengan berpegang teguh
pada hukum yang telah ditetapkan tanpa mengabaikan kepentingan dan
hak-hak masyarakat tanpa memperhitungkan apakah polisi tersebut
baru atau merupakan polisi yang sudah berpengalaman. Seorang
penegak hukum harus mengenal stratifikasi sosial atau pelapisan
masyarakat yang ada di lingkungan wilayah hukumnya, beserta tatanan
status dan peranan yang ada. Di samping itu akan dapat diketahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kekuasaan dan wewenang, beserta
penerapannya di dalam kenyataan. Di dalam kehidupan sehari-hari
polisi pasti akan menghadapi bermacam-macam manusia dengan latar
27
belakang maupun pengalaman yang berbeda-beda. Sikap masyarakat
yang kurang menyadari tugas polisi, tidak mendukung, dan malahan
kebanyakan bersikap apatis serta menganggap tugas penegakan hukum
semata-mata urusan polisi, serta keengganan terlibat sebagai saksi dan
sebagainya. Hal ini menjadi salah satu faktor penghambat dalam
penegakkan hukum.
e. Faktor kebudayaan
Sebenarnya faktor kebudayaan dengan faktor masyarakat tidak
dapat dibedakan. Tapi menurut Soerjono, faktor masyarakat dengan
faktor kebudayaan dibedakan karena untuk membahas masalah sistem
nilai-nilai yang menjadi inti dari kebudayaan spiritual atau non-
materiil. Sebagai suatu sistem, maka hukum mencakup struktur,
substansi, dan kebudayaan.
Kebudayaan (sistem) hukum pada dasarnya mencakup nilai-
nilai yang mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai yang merupakan
konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang
dianggap buruk. Nilai tersebut lain merupakan pasangan nilai-nilai
yang mencerminkan dua keadaan ekstrim yang harus diserasikan. Hal
itu lah yang menjadi pokok pembicaraan di dalam bagian mengenai
faktor kebudayaan ini.
Dari kelima faktor penegakan hukum tersebut faktor penegakan
hukumnya sendiri yang merupakan titik sentralnya. Hal ini disebabkan
oleh baik Undang-undangnya disusun oleh penegak hukum, penerapannya
pun dilaksanakan oleh penegak hukum dan penegakan hukumnya sendiri
juga yang akan menjadi panutan oleh masyarakat luas. Jadi kelima faktor
tersebut saling berkaitan dengan eratnya, oleh karena merupakan esensi
dari penegakan hukum, juga merupakan tolak ukur daripada efektivitas
penegakan hukum. Semua faktor tersebut harus mendukung untuk
28
membentuk efektivitas hukum, jika sistematika dari kelima faktor ini bisa
dioptimalkan, setidaknya hukum di nilai dapat efektif.
C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul Peran Team Jaguar
Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Penyakit Masyarakat di Wilayah
Hukum Kepolisian Resort Metro Depok. Sebagai bahan pembanding,
keaslian, dan juga pembeda diantara penelitian yang sudah ada, setelah
mencari referensi terkait dengan judul peneliti maka peneliti menemukan
beberapa karya ilmiah yang berkaitan dengan Penanggulangan Tindak Pidana
Penyakit Masyarakat, diantaranya yaitu:
1. Skripsi ditulis oleh Ranny Innnayatul Khasanah11
Skripsi ini mempunyai kesamaan dengan tema yang dibahas oleh
peneliti yaitu membahas tentang cara penanggulangan penyakit
masyarakat. Mengenai perbedaannya adalah membahas tentang upaya
penanggulangan penyakit masyarakat yang dikhususkan hanya kepada
pembahasan tentang prostitusi, perjudian dan miras yang dilakukan oleh
pihak kepolisian di wilayah Polres Bantul dengan periode tahun 2013-
2015. Dalam penelitiannya menggunakan penelitian lapangan (research)
yaitu dengan melakukan pengamatan observasi secara langsung tentang
bagaimana upaya penanggulangan penyakit masyarakat (pekat) oleh
kepolisian Polres Bantul. Hasil penelitian mengatakan bahwa penyakit
masyarakat di Kabupaten Bantul memang setiap tahunnya mengalami
kenaikan dan penurunan yang disebabkan oleh faktor dimana upaya yang
dilakukan pemerintah Kabupaten Bantul ini memang bisa dikatakan belum
maksimal. Upaya yang dilakukan oleh pihak kepolisian dalam
penanggulangan masalah penyakit masyarakat di Kabupaten Bantul adalah
dengan upaya preventif dan represif. Perbedaannya dengan penelitian ini
11 Ranny Innnayatul Khasanah, Upaya Penanggulangan Penyakit Masyarakat (PEKAT)
Di Wilayah Polres Bantul Periode Tahun 2013-2015. Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017. Diakses pada tanggal 4 November 2019 pukul 21.10 WIB.
29
adalah penelitian ini meneliti bagaimana peran Team Jaguar dalam
penanggulangan tindak pidana penyakit masyarakat di wilayah hukum
Kepolisian Resort Metro Depok. Persamaannya adalah sama-sama
membahas tentang cara penanggulangan penyakit masyarakat.
2. Jurnal Ilmiah ditulis oleh Rival Nopiri12
Jurnal ini mempunyai kemiripan dengan tema yang dibahas oleh peneliti
yaitu membahas tentang penyakit masyarakat. Namun letak perbedaannya
yaitu pada jurnal tersebut membahas tentang pemberantasan penyakit
masyarakat yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja yang
dikhususkan pada tempat hiburan malam di wilayah hukum Kabupaten
Rokan Hulu. Sedangkan dalam penelitian ini peneliti ingin membahas
tentang peran team jaguar dalam penanggulangan tindak pidana penyakit
masyarakat di wilayah hukum Kepolisian Resort Metro Depok.
12 Rival Nopiri, Pemberantasan Penyakit Masyarakat Oleh Satuan Polisi Pamong Praja
Ditempat Hiburan Malam Di Wilayah Hukum Kabupaten Rokan Hulu, Jurnal JOM Fakultas
Hukum Volume IV Nomor 1 Tahun 2017. Diakses pada tanggal 4 November 2019 pukul 21.25
WIB.
30
BAB III
URAIAN UMUM TENTANG TIM JAGUAR
KEPOLISIAN RESORT METRO DEPOK
A. Sejarah Team Jaguar Kepolisian Resort Metro Depok
Pada tahun 2014 di wilayah kota Depok itu dirasakan masyarakat
marak terjadinya kejahatan jalanan, salah satunya aksi perampokan sepeda
motor yang disertai dengan aksi kekerasan oleh para pelakunya. Aksi ini
kemudian lebih dikenal dengan istilah pembegalan, perampasan, dan
penodongan dijalan hingga menimbulkan korban. Adapun kasus lainnya yaitu
balap liar, tawuran antar pelajar yang dilakukan oleh anak-anak pelajar.
Maraknya kasus-kasus inilah yang melatar belakangi pimpinan Kepolisian
Resort Metro Depok untuk membentuk sebuah Tim Khusus yang dinamakan
Team Jaguar pada tanggal 18 Oktober 2014. Tim khusus ini dibuat untuk
menangani kejahatan-kejahatan tersebut, maka pada bulan Oktober dengan
melakukan latihan selama 2 bulan dan setelah itu pada tahun 2015 tepatnya
bulan Januari dilakukanlah operasional resmi.1
Jaguar sendiri merupakan akronim dari Penjaga Gangguan dan Anti
Kerusuhan, mengacu pada tugas utama tim ini. Pada awalnya, Team Jaguar
adalah sebuah tim yang terdiri dari berbagai kesatuan mulai dari Sat Intel,
Reskrim, Sabhara, Provost, hingga staff yang bertugas dibagian administrasi
di Kepolisian Resort Metro Depok.
B. Tugas Pokok Team Jaguar Kepolisian Resort Metro Depok
Team Jaguar adalah bagian dari strategi alternatif pimpinan untuk
menanggulangi kejahatan jalanan. Tetapi strategi dalam penekanan itu dalam
rangka pencegahan (preventif), yaitu hanya menanggulangi suatu kasus yang
1 Wawancara dengan kepala team jaguar IPTU Winam Agus, di Kepolisian Resort Metro
Depok, pada tanggal 13 Januari 2020.
31
sedang marak terjadi untuk tidak menimbulkan dampak yang dapat merugikan
masyarakat.2
Dalam hal tugas maka team jaguar ini bersiaga selama 24 jam dengan
dilengkapi dengan mobil SUV dan motor trail saat akan melakukan patroli.
Dan untuk menunjang operasi penuh resiko yang ada di jalanan maka
Kepolisian Resort Metro Depok membekali team jaguar dengan senjata api
lengkap, helm anti peluru, rompi anti peluru senjata untuk pasukan khusus dan
alat untuk berkomunikasi.
Team jaguar adalah unsur pelaksana tugas pokok Kepolisian Resort
Metro Depok dibawah naungan fungsi Sabhara, bertugas sebagai tim reaksi
cepat guna menjaga keamanan, ketertiban masyarakat khususnya untuk warga
kota Depok, dintaranya :
1. Patroli ke tempat-tempat rawan kriminalitas.
2. Pengamanan kegiatan masyarakat dan Instansi Pemerintah.
3. Pengamanan Obyek Vital.
4. Melaksanakan tugas Pencegahan (Preventif).
5. Sebagai tim tindak Kepolisian Resort Metro Depok.
6. Untuk melayani, melindungi masyarakat dan penegakkan hukum.
C. Wewenang Team Jaguar Kepolisian Resort Metro Depok
Wewenang Team Jaguar yaitu penugasan untuk patroli yang sudah
dibekali dengan surat perintah. Dalam surat perintah tersebut tertera
penanggulangan tawuran, balap liar dan kejahatan jalanan. Kewenangan setiap
polisi yaitu bisa mengamankan apabila seseorang masyarakat melakukan
tindak pidana dan diduga melakukan tindak pidana, jadi disaat team jaguar
menemukan sebuah kejahatan yang dilakukan oleh masyarakat maka saat itu
akan diamankan dan langsung diserahkan kepada Kepolisian Sektor (Polsek)
2 Wawancara dengan kepala team jaguar IPTU Winam Agus, di Kepolisian Resort Metro
Depok, pada tanggal 13 Januari 2020.
32
yang dimana tempat terjadinya suatu tindak pidana itu terjadi (locus delicti)
untuk memudahkan pihak Kepolisian Sektor dalam melakukan penyidikan.
D. Daftar Anggota Team Jaguar Kepolisian Resort Metro Depok
Pada proses pertama kali team jaguar dibentuk, maka pimpinan
Kepolisian Resort Metro Depok membuat proses recruitment dengan
menunjuk 1 orang yaitu IPTU Winam Agus yang saat ini menjadi Kepala
Team Jaguar (Katim Jaguar). Adapun kriteria yang ditetapkan untuk bisa
menjadi anggota team jaguar yaitu memilih mereka yang muda, kuat fisik, dan
mempunyai nyali. Pada awal pembentukan terpilih 30 orang yang kemudian
hanya tersisa 15 orang karena intensitas tugasnya harus tinggi begitupun
mobilitasnya. Tentunya dulu di pendidikan kepolisian mereka yang akan
menjadi bagian dari team jaguar sudah mendapatkan pengetahuan tentang
menjadi seorang anggota kepolisian tetapi pada proses pemilihan anggota
team jaguar ini kembali diberikan ataupun mengulang kembali bagaimana
resikonya, cara penanggulangan dan juga bagaimana cara menolong korban.
Kepala team jaguar (Katim Jaguar) juga melatih kembali kekuatan
fisik, bela diri, melatih menembak dan melatih bagaimana cara berkomunikasi
dengan orang lain sehingga bisa menjadi problem solving untuk memecahkan
permasalahan. Berikut adalah daftar anggota team jaguar:
No Nama Pangkat Keterangan
1 Winam Agus IPTU Kepala Team
Jaguar
2 Tulus Widodo AIPTU Wakil 1 Team
Jaguar
3 I Ketut Suwinta AIPTU Wakil 2 Team
Jaguar
4 Hari Wijayanto AIPDA Anggota Jaguar
5 I Komang Sudiarta BRIPKA Anggota Jaguar
6 Andriawan Tauchid BRIPKA Anggota Jaguar
7 Zuhdi Hasibuan BRIGADIR Anggota Jaguar
8 Desfi Andre BRIGADIR Anggota Jaguar
9 Dian BRIPTU Anggota Jaguar
33
10 Wahyu Anggo K BRIPTU Anggota Jaguar
11 Lungit Jati Regardi BRIPTU Anggota Jaguar
12 Robby BRIPTU Anggota Jaguar
13 Aprilia Nur Utami BRIPDA Anggota Jaguar
14 Eka Cahya BRIPDA Anggota Jaguar
15 Almerio BRIPDA Anggota Jaguar
Tabel 1. Daftar Anggota Team Jaguar
E. Struktur Organisasi Team Jaguar Kepolisian Resor Metro Depok
Tabel 2. Struktur Organisasi Team Jaguar
F. Laporan Hasil Kerja Team Jaguar Kepolisian Resort Metro Depok
Apabila terjadi laporan dari masyarakat baik laporan secara langsung
datang ke Kepolisian Resort Metro Depok ataupun melalui media sosial
instagram team jaguar, maka team jaguar akan mengecek kembali laporan
tersebut dapat di percaya atau tidak kebenarannya. Setelah diketahui
kebenarannya maka team jaguar akan langsung datang ke tempat dimana
terjadinya suatu kejahatan. Team jaguar akan menindak kejahatan tersebut
dengan menangkap pelaku untuk diserahkan ke reserse untuk proses lebih
34
lanjut. Karena, team jaguar tugasnya pencegahan (preventif) maka hanya pada
proses penangkapan saja, untuk proses penanganan kasus akan dilakukan oleh
reserse setelah mendapat laporan dari team jaguar. Team jaguar sebagai tim
tindak maka masuk didalam satuan sabhara. Dimana hasil dari laporan kerja
team jaguar akan dilaporkan atau diserahkan ke satuan sabhara untuk di input
data kejahatan apa saja yang telah dilakukan penangkapan oleh team jaguar.
G. Prestasi Team Jaguar Kepolisian Resort Metro Depok
Pada tahun 2014 team jaguar merupakan pioneer karena tim yang
paling awal berdiri dibandingkan dengan tim lainnya yang ada di Indonesia,
walaupun tugas yang dijalankan sama dengan tim-tim lainnya tetapi team
jaguar yang paling banyak mendapatkan prestasi.
Team jaguar mempunyai andil yang sangat besar terutama kepada
pemerintahan kota Depok, karena telah membantu memberantas kejahatan
yang ada di wilayah kota Depok ini. Berikut prestasi yang didapatkan oleh
team jaguar:
1. Menurunkan tingkat kriminalitas di wilayah Kota Depok.
2. Menangani kejahatan jalanan.
3. Menangani masalah miras dan narkoba.
4. Menangani aksi balap liar.
5. Menangani aksi geng motor.
6. Menangani Ormas yang melakukan aksi sweeping
35
BAB IV
TEAM JAGUAR DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA
PENYAKIT MASYARAKAT DI WILAYAH HUKUM
KEPOLISIAN RESORT METRO DEPOK
A. Cara Kerja Team Jaguar Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Penyakit
Masyarakat Di Wilayah Hukum Kepolisian Resort Metro Depok.
Undang-Undang Kepolisian Negara dibentuk agar Kepolisian Negara
Republik Indonesia sebagai alat Negara penegak hukum yang terutama
bertugas untuk keamanan didalam negeri agar dapat menjalankan tugasnya
dengan sebaik-baiknya. Pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia menjelaskan pada pasal 5 ayat (1)
bahwa:
“Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat Negara yang berperan
dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum,
serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri”.
Pembahasan kali ini peneliti akan menggunakan teori yang telah di
bahas pada bab sebelumnya, teori yang pertama yaitu teori Pencegahan
Kejahatan. Pencegahan adalah semua tindakan atau pola sikap maupun
perilaku yang diterapkan untuk mengurangi ancaman kejahatan yang terjadi
dan meningkatkan rasa aman kepada siapapun. Menurut teori pencegahan ini
dibagi menjadi beberapa tipologi-tipologi, yaitu:
1. Pencegahan Primer
Pencegahan yang diarahkan baik pada masyarakat sebagai korban
potensial maupun para pelaku kejahatan yang masih belum tertangkap atau
pelaku potensial. Merubah kondisi fisik lingkungan dan lingkungan sosial
yang memberi kesempatan terjadinya kejahatan.
36
2. Pencegahan Sekunder
Tindakan pencegahan yang diarahkan pada kelompok pelaku atau
pelaku potensial atau sekelompok korban potensial tertentu. Dengan sedini
mungkin melakukan identifikasi pelaku-pelaku yang potensial dan
melakukan intervensi sebelum pelaku terlibat dalam kejahatan. Kegiatan
pencegahan ini menjadi tugas para penegak hukum khususnya kepolisian.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan yang diarahkan pada jenis pelaku tindak pidana
tertentu dan juga korban tindak pidana tertentu. Pendekatan ini yang
seringkali berkaitan dengan pencegahan kejahatan situasional, berupaya
untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap
kejahatan dan strategi pencegahan kejahatan. Kegiatan-kegiatan yang
ditujukan untuk melakukan tindakan terhadap pelaku setelah terjadinya
kejahatan.
Dengan adanya teori pencegahan kejahatan, maka dari itu diperlukan
adanya teori penegakan hukum. Menurut Soerjono Soekanto penegakan
hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabar di
dalam kaedah-kaedah yang mantap dan sikap tindakan sebagai rangkaian
penjabaran nilai tahap akhir untuk menciptakan, memelihara, dan
mempertahankan kedamaian pergaulan hidup. Salah satu bentuk teori
penegakan hukum salah satunya yaitu dengan dibentuknya team jaguar.
Adanya fenomena dalam terjadinya tindak pidana penyakit masyarakat
yang dilakukan oleh masyarakat setempat dan tidak jarang pula dilakukan oleh
anak-anak maupun remaja yang turut andil dalam terjadinya tindak pidana
penyakit masyarakat, sebagai wujud dari adanya kontrol sosial. Menurut teori
efektivitas salah satu bentuk yaitu faktor penegak hukum. Sebagai penegak
hukum dalam hal ini team jaguar harus mengetahui peranannya dalam
menangani permasalahan tindak pidana penyakit masyarakat yang dilakukan
oleh berbagai macam usia dimana dalam penanganan tersebut terdapat
37
perbedaan. Dalam hal ini faktor penegak hukum merupakan esensi dari
penegakan hukum untuk membentuk sebuah efektivitas hukum.
Peran team jaguar adalah sebagai tim tindak di Kepolisian Resort
Metro Depok yang dibuat khusus untuk menangani kejahatan jalanan yang
sedang marak terjadi di wilayah Kota Depok. Pada tahun 2014, dengan
dibentuknya sebuah tim khusus yaitu Team Jaguar merupakan langkah yang
sangat tepat. Meski tugas utama team jaguar adalah menangani kejahatan
jalanan tetapi team jaguar ini juga tidak mempermasalahkan untuk ikut
membantu menangani penyakit masyarakat dan masalah-masalah sosial yang
kerap terjadi di kota Depok.
Sejalan dengan teori yang dikemukakan yaitu teori pencegahan
sekunder, untuk menjawab cara kerja team jaguar berdasarkan dengan
wawancara yang telah peneliti lakukan waktu itu dengan IPTU Winam Agus
selaku Kepala Team Jaguar (Katim Jaguar) berpendapat bahwa Team Jaguar
adalah strategi alternatif pimpinan untuk penanggulangan kejahatan jalanan
seperti pembegalan, perampasan, penodongan di jalan, balap liar, dan tawuran.
Strategi dalam penekanan itu dalam rangka pencegahan (preventif). Saat
kejadian pembegalan banyak terjadi di jalan juanda, team jaguar akan hadir di
sana supaya pembegalan itu tidak terjadi.
Team jaguar melakukan hal tersebut sebagai salah satu cara mencegah
terjadinya suatu kejahatan maka bukan ketika ada kasus lalu team jaguar yang
melakukan penyelidikan dan penyidikan dan hingga menyerahkannya kepada
pengadilan tetapi, hanya dalam rangka untuk mencegah terjadinya suatu
kejahatan agar kejahatan tersebut tidak terjadi. Team jaguar akan hadir dimana
tempat-tempat yang sering terjadi aksi kejahatan jalanan, tawuran, dan balap
liar itu. Tetapi di saat team jaguar menemukan para pelakunya maka team
38
jaguar berhak untuk langsung melakukan proses penangkapan dan setelah itu
akan diserahkan ke reserse untuk proses lebih lanjut.1
Dalam rangka penanggulangan tindak pidana penyakit masyarakat
ataupun kejahatan lainnya yang terjadi di wilayah kota Depok ada beberapa
cara yang dilakukan oleh team jaguar sebelum melakukan tindakan
pencegahan. Adapun cara-cara tersebut adalah:
1. Laporan Masyarakat
Adanya laporan yang disampaikan oleh masyarakat kota Depok
dengan secara langsung datang ke Kepolisian Resort Metro Depok ataupun
melalui media sosial team jaguar untuk melaporkan keresahan yang
dirasakan oleh masyarakat kepada team jaguar untuk segera menangani
masalah tersebut. Setelah menerima laporan tersebut maka team jaguar
akan memproses kembali dari kebenaran laporan tersebut yang setelahnya
akan dilakukan tindakan langsung ke tempat-tempat yang diterima dari
laporan masyarakat tersebut.
Sesuai dengan Pasal 15 ayat (1) butir a Undang-undang Nomor 2
Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mana
termasuk dalam menerima laporan dan/atau pengaduan, maka peran team
jaguar dianggap telah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
2. Operasional
Team jaguar ini merupakan team khusus yang bekerja dalam waktu
24 jam yang biasanya melakukan patroli pada malam hari, karena dimana
biasanya kejahatan banyak terjadi pada malam hari. Untuk itu team jaguar
selalu melakukan patroli pada malam hari ke tempat-tempat ataupun
wilayah yang dirasakan masyarakat banyak terjadinya suatu kejahatan
maupun tindak pidana penyakit masyarakat ataupun di tempat-tempat yang
1 Wawancara dengan kepala team jaguar IPTU Winam Agus, di Kepolisian Resort Metro
Depok, pada tanggal 13 Januari 2020.
39
telah direncanakan atau telah ditargetkan sebelumnya. Jadi tidak hanya
melalui laporan masyarakat tetapi team jaguar ini tetap akan melakukan
patroli di malam hari walaupun tidak ada laporan guna mencegah
timbulnya kejahatan atau penyakit masyarakat yang bisa terjadi kapanpun.
Maka peran team jaguar sesuai dengan Pasal 15 ayat (1) butir c
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang berbunyi “mencegah dan menanggulangi
tumbuhnya penyakit masyarakat” Upaya penanggulangan tindak pidana
penyakit masyarakat, pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari
kemampuan dan pemahaman dalam mengetahui pemicu timbulnya
penyakit masyarakat, serta adanya strategi maupun langkah penanganan
yang sinergi, efektif, dan efisien.
Bahwa team jaguar bekerja dalam waktu 24 jam bahkan di hari libur
team jaguar akan tetap bekerja. Karena, menurut team jaguar sebagai tim
khusus yang dibuat untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat
khususnya kota Depok, orang yang sedang berlibur justru harus dijaga dan
dibuat untuk selalu merasa aman ketika berada di wilayah kota Depok. Di
dalam menjalankan tugas team jaguar ini dibagi menjadi 2 team yaitu team
bravo dan team delta yang setiap regu di isi 8 orang.
Cara pembagian kerjanya yaitu ketika salah satu team sedang bertugas
jaga di siang hari untuk melakukan pengamanan di obyek vital seperti di PLN,
perbankan itu dilakukan ketika team jaguar sedang tidak banyak menerima
laporan dari masyarakat, maka team berikutnya yang akan melakukan patroli
pada malam hari. Ketika di siang hari terjadi adanya ormas, tawuran antar
kampung ataupun antar masyarakat maka team jaguar yang akan langsung
menangani hal tersebut. Anggota yang sedang bertugas mengamankan obyek
vital akan langsung di hubungi oleh IPTU Winam Agus selaku kepala team
jaguar dan menyampaikan alasan ke tempat obyek vital tersebut bahwa sedang
ada penugasan khusus untuk segera berkumpul dan mengambil perlengkapan
40
di Kepolisian Resort Metro Depok dan langsung menuju ke tempat dimana
kejadian tersebut terjadi. Peran yang dilakukan oleh team jaguar telah sesuai
dengan Pasal 15 ayat (1) butir b Undang- undang Nomor 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang termasuk dalam bentuk
membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat
menganggu ketertiban umum.
Terkait dengan penanganan kejahatan yang pelakunya berbeda dalam
segi umur, IPTU Winam Agus mengatakan untuk sebuah tindak pidana sama
hal penanganannya yaitu jelas akan diperiksa. Berbeda dalam hal usia, kalau
dibawah umur maka harus didampingi. Salah satunya bisa didampingi oleh
lembaga Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan untuk anak
perempuan biasanya akan didampingi oleh pihak keluarga. Jangan sampai
salah penanganan, dan untuk masalah penahanan anak dibawah umur itu
hanya ada di Kepolisian Sektor Cimanggis yang ramah tentang anak, jadi
penahanan anak dibawah umur tidak disamakan dengan tahanan lain yaitu
orang-orang dewasa yang perilakunya lebih tidak baik daripada anak-anak.
Walaupun saat ini di Depok pelaku anak-anak dibawah umur itu ada 50%
sampai 60% dan kasus-kasus berat dilakukan oleh anak-anak dibawah umur.
Salah satunya yaitu, kasus pembegalan biasanya dilakukan oleh orang-orang
dewasa, maka saat ini pembegalan banyak terjadi dan dilakukan oleh anak-
anak SMP yang sudah bisa melakukan pembacokan dan membunuh orang
lain.2
Penanganan Kasus Orang Dewasa
Dalam penanganan kasus yang dilakukan oleh orang yang sudah cukup
umur atau orang yang sudah dewasa jika merujuk kepada Kitab Undang-
undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Pasal 1 angka 20 Kitab Undang-
undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Penangkapan adalah suatu tindakan
penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau
2 Wawancara dengan kepala team jaguar IPTU Winam Agus, di Kepolisian Resort Metro
Depok, pada tanggal 13 Januari 2020.
41
terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau
penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam
Undang-undang.3
M. Yahya Harahap mengatakan bahwa alasan penangkapan atau syarat
penangkapan tersirat dalam Pasal 17 KUHAP:
1) Seseorang yang diduga keras melakukan tindak pidana;
2) Dugaan yang kuat itu didasarkan pada bukti permulaan yang cukup.
Sesuai dengan wewenang, bahwa team jaguar hanya bisa melakukan
pengamanan atau penangkapan yang sesuai dengan syarat penangkapan pada
Pasal 17 KUHAP untuk diserahkan kepada Pihak Kepolisian Sektor dimana
tempat kejahatan tersebut terjadi. Team jaguar merupakan tim yang tidak
hanya bisa melakukan penertiban tetapi juga bisa melakukan proses
penangkapan apabila ketika sedang melakukan patroli dan menemukan pelaku
kejahatan. Pengamanan atau penangkapan yang dilakukan oleh team jaguar
tersebut sudah sesuai dengan KUHAP yaitu demi kepentingan penyidikan dan
proses hukum selanjutnya dan penanganan yang dilakukan oleh team jaguar
telah sesuai dengan Pasal 15 ayat (1) butir f yang termasuk dalam
melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian
dalam rangka pencegahan dan butir g dalam hal melakukan tindakan pertama
ditempat kejadian.
Penanganan Kasus Anak Dibawah Umur
Dalam Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
3 https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/1981/8TAHUN~1981UU.HTM di akses pada 23
Januari 2020 pukul 22.53 WIB.
42
Anak tertulis bahwasannya anak adalah seseorang yang belum berusia 18
(delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.4
Anak dalam pengertian yang umum mendapat perhatian tidak saja
dalam ilmu pengetahuan, tetapi dapat diperhatikan dari sisi pandang
sentralistis kehidupan, seperti agama, hukum dan sosiologis yang menjadikan
anak semakin rasional dan aktual dalam lingkungan sosial. Pengertian anak
dalam sistem hukum Indonesia belum ada keseragaman, tiap peraturan
perundang-undangan memberikan batasan usia anak yang berbeda. Anak
membutuhkan perlindungan dan perawatan khusus termasuk perlindungan
hukum yang berbeda dari orang dewasa. Hal ini didasarkan pada alasan fisik
dan mental anak-anak yang belum dewasa dan matang.
Tujuan mendasar dari perlindungan anak adalah untuk menjamin
bahwa semua pihak yang berkewajiban mengawal perlindungan anak
mengenali tugas-tugasnya dan dapat memenuhi tugas itu. Karena secara etika
dan hukum harus ada, perlindungan anak merupakan urusan setiap orang di
setiap tingkatan masyarakat, dan setiap bidang tugas. Perlindungan anak
menciptakan kewajiban atau tugas bagi presiden, wakil presiden, hakim, guru,
dokter, tentara, polisi, orang tua, lembaga Negara, bahkan anak-anak sendiri.5
Oleh sebab itu, wajar apabila seorang anak yang berbuat tindak
kejahatan tidak mendapatkan proses hukum yang sama dengan orang dewasa.
Sebab pada usia tersebut karakter suatu individu masih dapat diubah ke arah
yang lebih baik. Apabila proses hukumnya benar, secara tidak langsung
Negara tersebut akan mengurangi tingkat kejahatan di masa yang akan
datang.6
4 https://www.kpai.go.id/hukum/undang-undang-republik-indonesia-nomor-35-tahun-
2014-tentang-perubahan-atas-undang-undang-nomor-23-tahun-2002-tentang-perlindungan-anak di
akses pada 24 Januari 2020, Pukul 21.25 WIB. 5 Laurensius Arliman S, Kedudukan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban Terhadap
Perlindungan Hak Anak yang Berkelanjutan di Indonesia, Jurnal Lex Jurnalica Volume 14
Nomor 1 April 2017, Diakses pada tanggal 24 Januari 2020 pukul 21.54 WIB, h. 57-58. 6 https://www.kompasiana.com/amp/farhan-ichlasulamal/anak-dibawah-umur-bertindak-
kriminal-hukumannya_593e07d252da380f865c9ce3 Di akses pada 25 Januari 2020 Pukul 21.18.
43
Di sampaikan oleh IPTU Winam Agus bahwa ada tim yang akan
menangani masalah tawuran di siang hari yang dilakukan oleh anak-anak
pelajar yaitu tim sabhara yang terkadang bekerja sama dengan team jaguar.
Karena, anak-anak di bawah umur tidak harus dihadapi dengan beratribut tim
khusus karena dikhawatirkan terlalu berlebihan, maka ada tim sabhara yang
akan menangani. Dalam hal penanganan korban tawuran tersebut team jaguar
mengupayakan untuk membawa korban terlebih dulu ke rumah sakit lalu
setelah itu akan ada penanganan lebih lanjut oleh team jaguar dengan
menanyakan kelompok mana yang melukai atau menganiaya para korban dan
hal itu yang sering dilakukan dalam penanganan korban. Tidak hanya kasus
penyakit masyarakat ataupun tindak pidana, team jaguar juga sering
menangani hal-hal yang berdampak sosial, seperti anak ABG perempuan yang
tidak pulang-pulang kerumahnya, maka akan team jaguar antar pulang menuju
kerumahnya. Jadi tidak selalu unsur kriminalitas dan pidana, tetapi team
jaguar juga melakukan penanganan sosial dan itu merupakan inovasi atau
inisiatif team jaguar sendiri.
Menurut peneliti dengan di bentuknya team jaguar dalam menangani
kasus yang dilakukan oleh anak-anak di bawah umur sudah sesuai dengan
aturan yang ada. Dimana dalam menangani kasus yang dilakukan oleh anak di
bawah umur tidak dapat disamakan dengan orang yang sudah dewasa karena
anak yang berhadapan dengan hukum baik sebagai korban maupun pelaku
wajib dilindungi hak-haknya dan tidak boleh di perlakukan secara
diskriminatif. Anak yang melakukan tindak pidana penyakit masyarakat atau
melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak perlu ditangani
dengan seksama melalui sistem peradilan pidana anak yang diatur dalam
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak. Menurut Pasal 82 ayat (1) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012
tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Mengenai tindakan yang dapat
dikenakan kepada anak meliputi:
44
1) Pengembalian kepada orang tua/wali
2) Penyerahan kepada seseorang
3) Perawatan di rumah sakit jiwa
4) Perawatan di LPSK
5) Kewajiban mengikuti pendidikan formal dan/atau pelatihan yang diadakan
oleh pemerintah atau badan swasta
6) Pencabutan surat izin mengemudi dan/atau
7) Perbaikan akibat tindak pidana
Kejahatan Yang Telah Dilakukan Penangkapan Oleh Team Jaguar
Team jaguar merupakan tim khusus yang mempunyai strategi dalam
penekanan yaitu dalam rangka pencegahan. Tetapi didalam penanganan
kejahatan tersebut, team jaguar juga dapat melakukan penangkapan apabila
menemukan pelaku yang diduga melakukan tindak pidana ataupun telah
melakukan tindak pidana.
Tetapi dalam melakukan penangkapan, team jaguar ini sendiri tidak
memiliki data-data kejahatan yang telah dilaporkan karena setelah melakukan
penangkapan langsung diserahkan dan data-data tersebut akan di input oleh
satuan sabhara. Menurut hasil wawancara peneliti dengan IPTU Winam Agus,
mengenai kejahatan apa saja yang telah dilakukan penangkapan. Kejahatan
yang telah dilakukan penangkapan rata-rata tawuran, balap liar, penjarahan,
geng motor, aksi-aksi penganiayaan dijalanan, penjualan minuman keras
(minuman beralkohol) yang dilakukan secara illegal, perjudian dan narkotika.
Adanya penjualan maupun pengkonsumsian minuman keras (minuman
beralkohol) merupakan tindak pidana penyakit masyarakat yang paling sering
ditemukan di wilayah kota Depok yang dari dulu hingga sampai saat ini masih
banyak ditemukan. Dalam hal ini team jaguar sering mendapatkan laporan dari
masyarakat yang merasa terganggu dengan adanya penjualan dan para
pengkonsumsi minuman keras secara bebas. Selain dari adanya laporan
masyarakat, team jaguar juga telah mengetahui tempat-tempat dimana
45
biasanya penjualan serta tempat berkumpul untuk bisa mengkonsumsi
minuman beralkohol tersebut karena biasanya para penjual maupun konsumen
minuman beralkohol ini melakukan hal tersebut dengan cara tidak sembunyi-
sembunyi karena menurut mereka kegiatan tersebut merupakan hal yang biasa.
Penjualan minuman beralkohol di kota Depok ini hanya sedikit yang memiliki
izin selaku distributor minuman beralkohol resmi dan sisanya merupakan
penjualan yang dilakukan secara illegal dan sangat marak ditemukan di
wilayah kota Depok.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 6 Tahun 2008
Tentang Pengawasan Dan Pengendalian Minuman Beralkohol telah diatur
kriteria-kriteria dimana seseorang itu boleh melakukan penjualan minuman
beralkohol beserta dengan kadar alkoholnya. Pada pasal 5 ayat (1) Peraturan
Daerah Kota Depok Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pengawasan Dan
Pengendalian Minuman Beralkohol, disebutkan tempat-tempat yang
diperbolehkan :
(1) Penjual langsung minuman beralkohol golongan B, dan C hanya diizinkan
menjual minuman beralkohol pada tempat-tempat sebagai berikut :
a. Hotel berbintang 3, 4, dan 5;
b. Restoran dengan Tanda Talam Kencana dan Talam Selaka;
c. Bar termasuk Pub dan Klub Malam.
Juga diatur tentang tempat-tempat yang tidak boleh dilakukan
penjualan minuman beralkohol terdapat pada Pasal 13 Peraturan Daerah Kota
Depok Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pengawasan Dan Pengendalian
Minuman Beralkohol :
Setiap orang dilarang menjual secara eceran minuman beralkohol golongan A
dalam kemasan dan/atau menjual langsung untuk diminum di tempat, pada
lokasi/tempat:
a. Gelanggang remaja, kaki lima, terminal, stasiun, kios-kios kecil,
penginapan remaja, dan bumi perkemahan;
46
b. Tempat yang berdekatan dengan tempat ibadah, sekolah, rumah sakit dan
pemukiman; dan
c. Tempat tertentu lainnya yang ditetapkan oleh Walikota.
Dalam hal ini team jaguar telah mengupayakan untuk mengamankan
penjualan minuman beralkohol yang dilakukan secara illegal yang termasuk
ke dalam tindak pidana ringan, dimana kurungan itu bisa diganti dengan
membayar denda dan denda yang dikenakanpun tidak banyak. Maka dari itu
setelah diamankan seringkali para penjual minuman beralkohol illegal tersebut
akan tetap melanjutkan untuk berjualan minuman beralkohol tersebut karena
sanksi dendanya yang ringan membuat mereka tidak takut untuk
mengulanginya.
Sesuai dengan Pasal 17 Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 6 Tahun
2008 Tentang Pengawasan Dan Pengendalian Minuman Beralkohol telah
diatur pula bahwa :
Setiap orang dilarang minum-minuman yang mengandung alkohol di tempat
umum, kecuali di tempat yang diperbolehkan untuk menjual minuman
beralkohol sebagaimana dimaksud dalam peraturan daerah ini.
Maka selain melanggar peraturan daerah kota Depok, minum-
minuman beralkohol di tempat umum juga melanggar norma di masyarakat
karena adanya etika di masyarakat dalam bergaul. Masyarakat akan selalu
merasa takut ketika melihat orang yang sedang berada di bawah pengaruh
minuman beralkohol, karena akibat dari pengaruh minuman beralkohol
tersebut sangat besar kemungkinannya bahwa orang tersebut akan melakukan
suatu perbuatan yang bisa menyebabkan terjadinya tindak pidana kepada
orang lain yang berada disekitarnya. Maka dari itu team jaguar juga
mengupayakan untuk mengamankan hal tersebut dengan melakukan cara
pembubaran maupun penertiban dan setelah itu akan diberikan sanksi.
Jadi apa yang team jaguar temukan dalam patroli akan ditangani,
seperti adanya kasus pembunuhan dan team jaguar menemukan pelakunya
47
maka akan langsung dilakukan pengamanan. Kasus pengeroyokan yang
termasuk dalam tindak pidana juga akan team jaguar lakukan pengamanan
apabila di tempat kejadian perkara ditemukan pelakunya. Jadi tidak hanya
sekedar penyakit masyarakat, tetapi ketika menemukan tindak pidana maka
team jaguar juga akan menangani hal tersebut.7
Diketahui bahwa team jaguar ini tidak hanya menangani masalah-
masalah penyakit masyarakat saja melainkan juga menangani tindak pidana
dan masalah sosial. Karena team jaguar sebagai pihak kepolisian tetap
mengacu pada Pasal 5 ayat (1) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 bahwa
Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat Negara yang berperan
dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya
hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung
tinggi hak asasi manusia.
Faktor Pendukung
Menurut hasil penelitian bahwa team jaguar ini mendapatkan
dukungan yang sangat luar biasa. Salah satu faktor pendukungnya yaitu, dari
pimpinan Kepolisian Resort Metro Depok yang sangat mendukung penuh
dengan adanya team jaguar. Bahwa dalam gerak operasional, team jaguar ini
di biayai oleh anggaran-anggaran kepolisian yang diberikan oleh pimpinan
Kepolisian Resort Metro Depok.8
Karena luasnya cakupan kejahatan yang ditangani oleh team jaguar
maka team jaguar ini bersiaga selama 24 jam dengan dilengkapi dengan mobil
SUV dan motor trail saat akan melakukan patroli. Dan untuk menunjang
operasi penuh resiko yang ada di jalanan maka Kepolisian Resort Metro
Depok membekali team jaguar dengan senjata api lengkap, helm anti peluru,
rompi anti peluru senjata untuk pasukan khusus dan alat untuk berkomunikasi.
7 Wawancara dengan kepala team jaguar IPTU Winam Agus, di Kepolisian Resor Metro
Depok, pada tanggal 13 Januari 2020. 8 Wawancara dengan kepala team jaguar IPTU Winam Agus, di Kepolisian Resor Metro
Depok, pada tanggal 13 Januari 2020.
48
Faktor Penghambat
Menurut wawancara yang dilakukan oleh IPTU Winam Agus sebagai
Kepala Team Jaguar (Katim Jaguar) menyatakan bahwa tidak ada sesuatu
yang di rasa menjadi hambatan, hanya sekedar sedikit salah persepsi itu adalah
suatu hal biasa dalam penanganan perkara atau penanganan permasalahan,
tetapi menurutnya itu tidak menjadikan sebuah hambatan untuk team jaguar.
Jadi dirasakan oleh team jaguar bahwa tidak ada hambatan.9
B. Efektivitas Team Jaguar Dalam Penanggulangan Tindak Pidana
Penyakit Masyarakat Di Wilayah Hukum Kepolisian Resort Metro
Depok
Efektivitas berasal dari kata efektif. Efektivitas adalah adanya
pengaruh atau sebuah hasil dari suatu kegiatan dalam melaksanakan tugas
dengan sasaran, tujuan, maupun rencana yang akan dicapai. Semakin banyak
rencana yang dapat memberikan pengaruh, adanya perubahan, dan hasil maka
akan semakin tinggi pula tingkat efektivitas atau tingkat keberhasilan yang
dapat dicapai.
Sesuai Pasal 15 ayat (1) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan tugas pokok team jaguar
Kepolisian Resort Metro Depok sebagai tim reaksi cepat guna menjaga
keamanan, ketertiban masyarakat khususnya untuk warga kota Depok,
diantaranya :
1. Patroli ke tempat-tempat rawan kriminalitas
2. Pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi Pemerintah
3. Pengamanan obyek vital
4. Melaksanakan tugas pencegahan (preventif)
5. Sebagai tim tindak Kepolisian Resort Metro Depok
6. Untuk melayani, melindungi masyarakat dan penegakkan hukum
9 Wawancara dengan kepala team jaguar IPTU Winam Agus, di Kepolisian Resor Metro
Depok, pada tanggal 13 Januari 2020.
49
Dalam pengimplikasian peraturan Undang-undang dan tugas pokok ini
dirasa masyarakat kota Depok sudah dijalankan dengan benar oleh team
jaguar dengan kenyataan dilapangan sekarang.
Peneliti akan menggunakan dari teori yang dibahas sebelumnya yaitu
teori efektivitas, adapun menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor yang
mempengaruhi penegakan hukum tersebut saling berkaitan erat, karena
merupakan esensi dari penegak hukum dan juga merupakan tolak ukur dari
pada efektivitas penegak hukum, diantaranya adalah :
1. Faktor Hukumnya Sendiri
Dalam faktor ini lebih menekankan pada peraturan perundang-
undangannya. Menurut peneliti sudah jelas dalam Pasal 15 ayat (1)
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia, dapat dikategorikan sebagai peraturan yang dapat
terlaksana untuk melayani, melindungi masyarakat, dan penegakan
hukum.
Dapat dibuktikan dengan fakta di lapangan bahwa hasil wawancara
peneliti dengan masyarakat kota Depok, yaitu Bapak Bayu10 mengatakan
bahwa cara kerja team jaguar ini sudah sesuai dengan prosedur keamanan
dari pihak kepolisian karena tidak pernah pandang bulu terhadap pelaku
kejahatan, apabila telah terbukti melakukan kejahatan maka akan di proses
sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Menurutnya dengan adanya team
jaguar ini dirasakan sudah sangat cukup untuk mengamankan kota Depok
dan sekitarnya juga dalam hal mengayomi masyarakat dengan luar biasa.
Begitu pula yang dijelaskan oleh Amud sebagai masyarakat kota
Depok,11 mengatakan pernah melihat secara langsung ketika team jaguar
sedang beroperasi di jalan Juanda Depok ketika menangani anak-anak
dibawah umur, team jaguar menangani sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan. Tidak ada unsur kekerasan yang digunakan dalam melakukan
10 Wawancara dengan bapak Bayu, sebagai masyarakat kota Depok, di jalan Juanda
Depok, pada tanggal 7 Februari 2020. 11 Wawancara dengan Amud, sebagai masyarakat kota Depok, di Jalan Margonda Depok,
pada tanggal 8 Februari 2020.
50
penertiban anak-anak dibawah umur, team jaguar hanya menggunakan
cara dengan menasehati anak-anak tersebut dan menyuruh mereka untuk
kembali pulang kerumahnya masing-masing.
Selanjutnya wawancara peneliti dengan Faza,12 sebagai warga kota
Depok yang sudah selama 22 tahun tinggal di kota Depok mengatakan
mengetahui tentang adanya team jaguar. Menurutnya team jaguar
merupakan tim yang ditugaskan untuk melakukan penertiban untuk
masyarakat kota Depok khususnya pada malam hingga dini hari. Dengan
adanya team jaguar ini Faza selaku warga kota Depok mengapresiasi
kinerja tim tersebut karena telah banyak melakukan penertiban khususnya
untuk menertibkan para remaja yang seringkali berkeliaran pada malam
hari agar dapat mencegah terjadinya hal-hal negatif yang akan dilakukan
maupun yang sudah dilakukan.
2. Faktor Penegak Hukum
Soerjono mengatakan yang dimaksud penegak hukum ada pada
kalangan yang secara langsung berkecimpung dalam bidang penegakan
hukum. Penegak hukum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
sebuah instansi yang menjalankan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002,
yaitu pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia. Salah satunya yaitu
team jaguar yang merupakan tim khusus yang dibuat untuk dapat
menanggulangi tindak pidana penyakit masyarakat maupun kejahatan
lainnya.
Wawancara peneliti dengan Aditya Minang Prima13 sudah selama
15 tahun menjadi masyarakat kota Depok, mengatakan mengetahui tentang
adanya pembentukan team jaguar dan melihat ketika team jaguar sedang
beroperasi. Menurutnya, team jaguar merupakan tim yang dibuat khusus
untuk memberantas berbagai macam tindak kejahatan yang terjadi di
wilayah kota Depok. Team jaguar ini memberikan dampak langsung
12 Wawancara dengan Faza, sebagai masyarakat kota Depok, di Jalan Margonda Depok,
pada tanggal 15 Februari 2020. 13 Wawancara dengan Aditya Minang Prima, sebagai masyarakat kota Depok, di Jalan
Margonda Depok, pada tanggal 15 Februari 2020.
51
terhadap Aditya karena dirasakannya sangat membantu untuk memberikan
rasa aman terhadap dirinya maupun untuk masyarakat kota Depok, maka
menurutnya team jaguar sudah efektif dalam menangani kejahatan yang
terjadi di wilayah kota Depok.
Selanjutnya wawancara peneliti dengan Ravel sebagai warga kota
Depok yang sudah 19 tahun tinggal di kota Depok tersebut mengatakan
mengetahui tentang adanya team jaguar.14 Menurut Ravel yang pernah
secara langsung melihat team jaguar melakukan tugasnya, team jaguar
memiliki tujuan sangat bagus dalam hal pencegahan yang sesuai dengan
tugas utama team jaguar. Team jaguar ini sangat membantu masyarakat
kota Depok untuk mencegah terjadinya kasus pembegalan maupun kasus-
kasus kejahatan lainnya yang terjadi.
Sesuai dengan tugas pokok, team jaguar melakukan pencegahan
yakni dengan melakukan patroli ke tempat-tempat yang dinilai tidak aman.
Menurut Ravel, team jaguar memberikan dampak positif langsung bagi
dirinya karena membuat lingkungan di kota Depok menjadi tertata rapih,
tertib, dan terhindar dari hal-hal kejahatan yang biasanya terjadi. Dan juga
memberikan dampak langsung terhadap para pelaku kejahatan dengan
adanya efek jera, seperti kasus anak-anak yang sering kali berkumpul pada
malam hari dengan memberikan sanksi.
Peneliti juga mewawancarai Ananda sebagai masyarakat kota
Depok yang sudah 14 tahun tinggal di kota Depok.15 Ananda mengetahui
tentang adanya team jaguar di kota Depok ini dan pernah melihat secara
langsung ketika team jaguar sedang beroperasi di malam hari. Menurutnya
team jaguar merupakan tim yang tegas dalam hal mengamankan kota
Depok yang banyak terjadinya kasus tawuran, gangster, melakukan
pencurian, dan adanya modus-modus kejahatan lainnya.
14 Wawancara dengan Ravel, sebagai masyarakat kota Depok, di Jalan Margonda Depok,
pada tanggal 8 Februari 2020. 15 Wawancara dengan Ananda, sebagai masyarakat kota Depok, di Jalan Margonda
Depok, pada tanggal 8 Februari 2020.
52
Sesuai dengan tugas pokok team jaguar yaitu melakukan patroli ke
tempat-tempat rawan kriminalitas, ananda mengatakan bahwa dampak
yang dihasilkan dari adanya team jaguar adalah kota Depok saat ini sudah
menjadi lebih baik dan lebih tenang.
Tetapi terdapat kekurangan yang juga dirasakan oleh masyarakat
dari faktor penegak hukum disini, seperti kurangnya sumber daya manusia
atau kurangnya anggota yang terdapat pada team jaguar.
3. Faktor Sarana dan Fasilitas
Tanpa adanya sarana atau fasilitas tersebut, tidak akan mungkin
penegak hukum menyerasikan peran yang seharusnya dengan peran yang
aktual dalam hal ini mencakup sumber daya manusia. Kurangnya anggota
yang terdapat pada team jaguar sehingga menjadi faktor penghambat
didalam menangani masalah tindak pidana penyakit masyarakat maupun
kejahatan lainnya.
Peneliti melakukan wawancara dengan bapak Asmawi,16 sebagai
masyarakat kota Depok, menurutnya ketika menghubungi team jaguar
maka akan ada hambatan-hambatan seperti adanya hambatan dari tempat
lain yakni ketika team jaguar sedang menangani laporan di tempat lain
maka setelah itu baru akan langsung datang ke tempat tersebut,
menurutnya hal itu lah yang menjadikan hambatan bagi kerja team jaguar.
Sama hal nya dengan bapak Asmawi maka peneliti juga
mewawancarai rifki sebagai masyarakat kota Depok,17 mengatakan bahwa
yang menjadi faktor penghambat karena kurangnya anggota. Kurangnya
anggota menjadikan team jaguar tidak bisa melakukan patroli keseluruh
wilayah kota Depok.
Tetapi dalam hal sarana dan prasarana untuk menjalankan tugas,
team jaguar sudah dilengkapi dengan peralatan yang cukup untuk bisa
memberikan perlindungan, pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat
16 Wawancara dengan bapak Asmawi, sebagai masyarakat kota Depok, di jalan Juanda
Depok, pada tanggal 7 Februari 2020. 17 Wawancara dengan Rifki, sebagai masyarakat kota Depok, di Jalan Margonda Depok,
pada tanggal 8 Februari 2020.
53
kota Depok agar selalu merasa aman, tentram dan tidak selalu merasa
terganggu dengan adanya tindak kejahatan ataupun penyakit masyarakat,
seperti mobil SUV dan motor trail saat akan melakukan patroli.
Dan untuk menunjang operasi penuh resiko yang ada di jalanan
dengan membekali team jaguar senjata api lengkap, helm anti peluru,
rompi anti peluru senjata untuk pasukan khusus dan alat untuk
berkomunikasi.
4. Faktor Masyarakat
Diketahui bahwa masyarakat dapat mempengaruhi penegakkan
hukum. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dijelaskan sebelumnya,
maka menurut peneliti masyarakat kota Depok telah menyadari akan
pentingnya kesadaran hukum karena hasil kerja team jaguar yang cepat
tanggap dalam proses penanggulangan tindak pidana penyakit masyarakat
dengan memberikan dampak langsung terhadap para pelaku kejahatan
dengan adanya efek jera sehingga membuat masyarakat lebih tertib dan
mentaati aturan untuk tidak mengulangi atau menimbulkan terjadinya
suatu kejahatan yang dapat merugikan orang lain.
5. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan (sistem) hukum pada dasarnya mencakup nilai-nilai
yang mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai yang merupakan konsepsi
abstrak mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Kota Depok mempunyai budaya yang mendukung dalam proses
penanggulangan kejahatan, karena kota Depok merupakan kota agamis.
Dalam hal ini maka membuat tujuan kota Depok menjadikan kota yang
tertib dan mendukung untuk mentaati peraturan maka sesuai dengan nilai-
nilai yang dianut oleh warga masyarakat kota Depok.
Maka dari hasil kelima faktor yang saling berkaitan erat yang
merupakan esensi dari penegakan hukum dan juga sebagai tolak ukur daripada
efektivitas penegakan hukum, untuk itu peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa cara kerja team jaguar dalam penanggulangan tindak pidana penyakit
54
masyarakat sudah efektif. Karena team jaguar telah mencapai sebuah hasil
atau pengaruh dari suatu kegiatan dalam melaksanakan tugas dengan sasaran,
tujuan, dan rencana yang telah dicapai dengan adanya perubahan yang
dirasakan oleh masyarakat kota Depok.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pokok permasalahan dan pembahasan mengenai fokus
penelitian ini, maka peneliti akan menguraikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Team jaguar merupakan strategi alternatif pimpinan Kepolisian Resort
Metro Depok sebagai tim tindak untuk penanggulangan kejahatan dalam
rangka pencegahan dengan cara melakukan patroli di daerah rawan
kejahatan agar kejahatan tersebut bisa dicegah sebelum menimbulkan
kerugian bagi masyarakat. Cara kerja yang dilakukan oleh team jaguar
sudah sesuai dengan Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia bahwa Kepolisian
Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib, dan tegaknya
hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia dan sesuai dengan tugas pokok team
jaguar, diantaranya:
a. Patroli ke tempat-tempat rawan kriminalitas
b. Pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi pemerintah
c. Pengamanan obyek vital
d. Melaksanakan tugas pencegahan (preventif)
e. Sebagai tim tindak Kepolisian Resort Metro Depok
f. Untuk melayani, melindungi masyarakat dan penegakan hukum
Dalam penanganan kejahatan tersebut, team jaguar juga dapat melakukan
penangkapan apabila menemukan pelaku yang diduga melakukan tindak
pidana ataupun telah melakukan tindak pidana dan untuk hal penanganan,
team jaguar telah melakukan penanganan tersebut sesuai dengan prosedur
yang bisa dilihat dari segi umur pelaku seperti pada anak-anak, team
56
jaguar telah memberikan penanganan khusus dengan memberikan
perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai dengan hak-hak anak. Bahwa
team jaguar juga merupakan sebuah tim khusus yang tidak hanya
menanggulangi tindak pidana penyakit masyarakat tetapi juga dapat
menanggulangi permasalahan sosial.
2. Peran team jaguar sudah efektif karena adanya perubahan dan telah
mencapai sebuah hasil, sehingga banyak masyarakat kota Depok yang
sudah merasakan dampak langsung seperti merasa aman, tertib, dan
terhindar dari kejahatan dengan adanya team jaguar yang selalu melakukan
patroli pada malam hari di wilayah kota Depok serta memberikan efek jera
terhadap masyarakat yang diduga melakukan ataupun telah melakukan
tindak pidana penyakit masyarakat ataupun tindak pidana lainnya. Serta
adanya faktor pendukung diantaranya faktor hukumnya sendiri, faktor
penegak hukum, faktor sarana dan fasilitas, faktor masyarakat dan faktor
kebudayaan terutama dalam gerak operasional yang membantu team
jaguar menjadi lebih efektif dalam menjalankan tugasnya sebagai tim
khususnya di malam hari.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan
beberapa rekomendasi berikut:
1. Bagi pihak Team Jaguar, peneliti mengharapkan agar meningkatkan
kuantitas personil team jaguar. Dengan meningkatnya jumlah anggota
team jaguar diharapkan pula dapat meningkatkan peran team jaguar dalam
menangani penyakit masyarakat. Dan juga diperlukannya menginput data-
data kejahatan yang telah dilakukan penangkapan agar bisa mengetahui
dengan lebih pasti kejahatan apa saja yang selalu meningkat maupun
berkurang tingkat kejahatannya pada setiap tahunnya untuk lebih
meningkatkan antisipasi terhadap terjadinya suatu kejahatan. Diharapkan
team jaguar dapat berinteraksi dengan masyarakat agar terciptanya
hubungan yang harmonis dan dapat saling membantu dalam pencegahan
57
timbulnya suatu kejahatan sehingga mencerminkan team jaguar kota
Depok sebagai pengayom masyarakat.
2. Bagi pihak masyarakat khusus kota Depok, diharapkan dapat bekerjasama
dan mendukung pihak team jaguar dalam berpartisipasi dengan cara
penyampaian bila ada kejahatan yang terjadi demi terciptanya keamanan di
Wilayah kota Depok serta taat pada aturan perundang-undangan maupun
peraturan daerah yang telah ditetapkan untuk bisa ditaati oleh masyarakat
untuk membantu mengurangi berbagai macam tindak pidana penyakit
masyarakat.
58
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arief, Barda Nawawi. Bunga Rampia Kebijakan Hukum Pidana. Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti, 2002.
Barnest, Teeters. Upaya Penanggulangan Kejahatan. Jakarta: Sinar Grafika,
2012.
Djamali, R. Abdoel. Pengantar Hukum Indonesia . Jakarta: PT. Raha Grafindo
Persada, 2011.
Kadir, Abdul. Etika Profesi Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2006.
Mertokusumo, Sudikno. Mengenal Hukum. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta,
1999.
Moeljatno. Asas-Asas Hukum Pidana. Surabaya: Putra Harsa, 1993.
—. Azas-Azas Hukum Pidana . Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
—. Azas-Azas Hukum Pidana . Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Muhammad, Abdulkadir. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2004.
Mulyadi, Mahmud. Criminal Policy, Pendekatan Integral Penal Policy dan Non-
Penal Policy Dalam Penanggulangan Kejahatan Kekerasan. Medan:
Pustaka Bangsa Press, 2008.
Mutakin, Awan. Dinamika Masyarakat Indonesia. Bandung: PT. Genesindo,
2004.
Rahardjo, Satjipto. Ilmu Hukum . Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1991.
Sadjijono. Seri Hukum Kepolisian, Polri dan Good Governance. Jakarta:
Laksbang Mediatama, 2008.
Sadjijono, Bagus Teguh Santoso. Hukum Kepolisian Di Indonesia. Surabaya:
Laksbang Pressindo, 2017.
Sianturi, S. R. Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia dan Penerapan. Jakarta:
Storia Grafika, 2002.
59
Soekanto, Soerjono. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum . Jakarta: Rajawali Pers,
2006.
—. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press, 2002.
—. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2016.
Strauss, Anselm dan Corbin, Juliet. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2003.
Sudarsono. Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Rineka Citra, 2012.
Tahir, Ach. Cyber Crime (Akar Masalah, Solusi, dan Penanggulangan.
Yogyakarta: Suka Press, 2010.
Yusuf, A Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Kencana, 2014.
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pengawasan Dan
Pengendalian Minuman Beralkohol
Jurnal
Dermawan, M Kemal. "Pencegahan Kejahatan: Dari Sebab-Sebab Kejahatan
Menuju Pada Konteks Kejahatan." Jurnal Kriminologi Indonesia Volume
1 Nomor III, 2001: 35.
Diana, Ledy. "Penyakit Sosial Efektivitas Hukum Di Indonesia." Jurnal Ilmu
Hukum Fakultas Hukum Universitas Riau Volume 2 Nomor 1 Februari ,
2011: 155.
60
Entah, Aloysius R. "Indonesia: Negara Hukum Yang Berdasarkan Pancasila ."
Jurnal Seminar Nasional Hukum Volume 2 Nomor 1, 2016: 536.
Mulyadi, Mohammad. "Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Pemikiran
Dasar Menggabungkannya." Jurnal Studi Komunikasi Dan Media Volume
15 Nomor 1, 2011: 131.
S, Laurensius Arliman. "Kedudukan Lembaga Perlindungan Saksi Dan Korban
Terhadap Perlindungan Hak Anak Yang Berkelanjutan Di Indonesia."
Jurnal Lex Jurnalica Volume 14 Nomor 1 April, 2017: 57-58.
Soekanto, Soerjono. "Membudayakan Hukum Dalam Masyarakat." Jurnal Hukum
Dan Pembangunan Nomor 5 Tahun ke VIII September, 1997: 83.
Internet
https://kumparan.com/kumparannews/membandingkan-tim-jaguar-depok-dan-tim-
prabu-bandung
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/1981/8TAHUN~1981UU.HTM
https://www.kpai.go.id/hukum/undang-undang-republik-indonesia-nomor-35-
tahun-2014-tentang-perubahan-atas-undang-undang-nomor-23-tahun-2002-
tentang-perlindungan-anak
https://www.kompasiana.com/amp/farhan-ichlasulamal/anak-dibawah-umur-
bertindak-kriminal-hukumannya
Wawancara
Wawancara, IPTU Winam Agus, 13 Januari 2020, Kepolisian Resort Metro
Depok
Wawancara bapak Bayu, sebagai masyarakat kota Depok, di jalan Juanda Depok,
7 Februari 2020
Wawancara bapak Asmawi, sebagai masyarakat kota Depok, di jalan Juanda
Depok, 7 Februari 2020
61
Wawancara Amud, sebagai masyarakat kota Depok, di Jalan Margonda Depok, 8
Februari 2020
Wawancara Ravel, sebagai masyarakat kota Depok, di Jalan Margonda Depok, 8
Februari 2020
Wawancara Ananda, sebagai masyarakat kota Depok, di Jalan Margonda Depok,
8 Februari 2020
Wawancara Rifki, sebagai masyarakat kota Depok, di Jalan Margonda Depok, 8
Februari 2020
Wawancara Faza, sebagai masyarakat kota Depok, di Jalan Margonda Depok, 15
Februari 2020
Wawancara Aditya Minang Prima, sebagai masyarakat kota Depok, di Jalan
Margonda Depok, 15 Februari 2020
62
LAMPIRAN
HASIL WAWANCARA
Narasumber (n) : IPTU Winam Agus (Kepala Team Jaguar)
Tempat : Kepolisian Resor Metro Depok
Hari/Tanggal : Senin, 13 Januari 2020
1. Boleh silahkan bapak memperkenalkan diri terlebih dahulu pak?
(n) : Saya IPTU Winam Agus, disini sebagai Kepala Team Jaguar atau disebut
Katim Jaguar.
2. Bagaimana sejarah Team Jaguar Kepolisian Resor Metro Depok ini pak?
(n) : Pada tahun 2014 di wilayah kota Depok itu dirasakan masyarakat marak
terjadinya kejahatan jalanan, salah satunya aksi perampokan sepeda motor
yang disertai dengan aksi kekerasan oleh para pelakunya. Aksi ini kemudian
lebih dikenal dengan istilah pembegalan, perampasan, dan penodongan dijalan
hingga menimbulkan korban. Adapun kasus lainnya yaitu balap liar, tawuran
antar pelajar yang dilakukan oleh anak-anak pelajar. Contohnya di jalan-jalan
juanda juga banyak balap liar dan maraknya tawuran pada tahun 2014 bahkan
ada korban waktu di juanda, di flyover UI juga ada 2 orang korban yang
meninggal. Maraknya kasus-kasus inilah yang melatar belakangi pimpinan
Kepolisian Resor Metro Depok untuk membentuk sebuah Tim Khusus yang
dinamakan Team Jaguar pada tanggal 18 Oktober 2014. Tim khusus ini dibuat
untuk menangani kejahatan-kejahatan tersebut, maka pada bulan Oktober
dengan melakukan latihan selama 2 bulan dan setelah itu pada tahun 2015
tepatnya bulan Januari dilakukanlah operasional resmi.
63
3. Apa Dasar Hukum dalam pembentukan Team Jaguar ini pak?
(n) : Jelas kita mengacu kepada UU kepolisian no 2 tahun 2002, tugas kita
adalah melindungi, melayani masyarakat, dan penegakan hukum itu
prinsipnya.
4. Apa saja tugas pokok Team Jaguar pak?
(n) : Kita sebenarnya waktu itu anggota jaguar merupakan bagian dari staff,
ada yang di sabhara, di reserse, intel, di provost, namun tahun antar 2015 itu
disatukan di sabhara. Tupoksi nya ya patroli, pencegahan (preventif),
pengamanan obyek vital, pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi
pemerintah, untuk melayani, melindungi masyarakat, dan penegakan hukum.
5. Apa saja yang menjadi wewenang Team Jaguar Kepolisian Resor Metro
Depok?
(n) : Wewenang kita patroli sudah dibekali surat perintah, disana tertera
penanggulangan tawuran, balap liar, kejahatan jalanan. Disaat kita temukan ya
kita amankan, kewenangan kita setiap polisi bisa mengamankan apabila
seseorang masyarakat melakukan tindak pidana, diduga melakukan tindak
pidana apalagi melakukan tindak pidana. Kewenangannya kita mengamankan
mereka, kalau kita tidak dalam hal penyidikan, penyelidikan ya kita serahkan
ke polsek terdekat. Kejadiannya di cimanggis, kita serahkan ke cimanggis,
kalau saya kejadiannya di jagakarsa kita serahkan ke polsek jagakarsa, tidak
mesti saya bawa ke polres, locus delicti nya, jadi dimana tempat terjadinya
suatu tindak pidana, disitu kita serahkan. Supaya memudahkan pihak polsek
dalam melakukan penyidikan.
6. Bagaimana proses recruitment untuk menjadi anggota Team Jaguar
Kepolisian Resor Metro Depok?
(n) : Pertama saya dulu yang di perintahkan oleh pimpinan masuk recruitment
tim jaguar. Saya tentunya memilih mereka yang muda, kuat lari dan punya
nyali. Saya pilih dari reserse lima, lantas lima, intel lima, staff lima jumlahnya
30. Supaya dia dilapangan bertugas itu sudah mahir, tentunya dulu di
pendidikan kepolisian sudah dibekali tetapi saya refresh kembali, diajari
kembali, saya ingatkan kembali dan bagaimana resikonya, penanggulangannya
64
bagaimana menghadapi seperti itu, menolong korban bagaimana. Saya latih
mereka bela diri, melatih menembak, latih fisik, dilatih speak bagaimana
berkomunikasi dengan orang, sehingga bisa menjadi problem solving
memecahkan permasalahan. Dari 30 menjadi hanya 15, karena intensitas
tugasnya harus tinggi, mobilitas harus tinggi. Dari 15 itu terdiri dari, pertama
ada kepala tim itu saya, lalu saya jadikan ada wakatim bravo dan wakatim
delta, satu regu 8 orang.
7. Bagaimana cara melaporkan kejahatan kepada Team Jaguar?
(n) : Untuk pelaporan tetap kita mandiri ke tim jaguar atau ke polres metro
depok bahwa ada aksi tawuran disitulah kita langsung meluncur. Pelaporan
kita serahkan ke jaguar atau ke polresta depok dan kita langsung datang. Bisa
datang ke SPKT nanti SPKT itu melaporkan langsung kesini atau di medsos
instagramnya tim jaguar polres metro depok. Kalau bisa kita respon, kalau
cukupnya polsek setempat. Kalau orang sawangan ini lapor ya kepolsek aja
yang menangani. Kan yang suka melapor kesini itu ga tau nomer polseknya.
8. Bagaimana cara Team Jaguar Kepolisian Resor Metro Depok melaporkan
hasil kerjanya?
(n) : Karna kami dibawahnya satuan sabhara. Itu dulu tulisannya sat reskrim
tapi sekarang tugasnya pencegahan (preventif) ya kita masuk di sabhara.
Kalau reserse itu penindakan, penyelidikan, penyidikan, penindakan dan
menyerahkan ke pengadilan, penanganan kasus. Kita menemukan kasus, kita
serahkan ke reserse. Karna kami nangkap langsung taro, sudah banyak
diserahkan ke sabhara, jadi disana ada datanya, penyerahan dari jaguar sekian
orang, geng motor sekian orang, diduga membawa senjata tajam, diduga mau
membegal. Jadi datanya ada disana, kita ga punya data. Kita tim tindak.
9. Apa saja prestasi yang telah diterima oleh Team Jaguar Kepolisian Resor
Metro Depok?
(n) : Kalau masalah prestasi jaguar jangan disamakan dengan tim-tim yang
lain, tahun 2014 itu kita pioneer karna paling dulu berdiri dan akhirnya seluruh
Indonesia ikut tim-tim lainnya. Sama tugasnya tetapi kita paling duluan. Kita
menangani kejahatan jalanan sudah marak dari tahun-tahun 2015 sampai
65
sekarang tetapi kita juga menangani hal-hal yang viral. Satu contoh, dulu ada
maraknya begal ada FBI yang datang untuk pawai rahasia seakan-akan
mencari geng motor, coba itu kalau kita biarkan akan menjadi konflik itu dan
makanya kita mencegah itu FBI supaya tidak melakukan itu, serahkan kepada
petugas keamanan, kepada petugas hukum, mereka tidak ada kewenangan.
Kalau memang mereka berpartisipasi dalam hal keamanan, silahkan
dilingkungan masing-masing tidak jalan kemana-mana dari Jakarta sampai
datang ke depok. Disini pemerintah senang dengan tindakan kita, karna
selama ini ormas islam seakan-akan tidak bisa dicegah, dimana-mana dia
berbuat seenaknya, operasi apa saja kan. Kita mampu mengalahkan mereka.
Kita punya andil besar ke pemerintah. Kami ini bisa membantu pemerintah,
kalau masalah kejahatan jalanan sajam, narkoba, miras itu kita sudah lakukan
dari dulu. Geng motor kita bersihkan dan kita tangkap, saya ke jagakarsa, ke
tb simatupang, ke Jakarta timur, jalan lenteng agung. Jadi plus nya itu disana,
kita ikut membantu pemerintah siapapun, kita dukung, dari kelompok
manapun kita dukung.
10. Bagaimana cara kerja Team Jaguar didalam menanggulangi tindak pidana
penyakit masyarakat di wilayah hukum Kepolisian Resor Metro Depok?
(n) : Kita adalah bagian dari strategi alternatif pimpinan untuk
penanggulangan kejahatan jalanan yang saya sebutkan tadi, kejahatan jalanan,
balap liar, dan tawuran. Tapi strategi dalam penekanan itu dalam rangka
pencegahan, pencegahan itu apa? Suatu contoh kejadian pembegalan banyak
di jalan juanda, kita hadir disana supaya pembegalan itu tidak terjadi, bukan
terus ada kasus, disana pembegalan terus kita yang menanggulangi bukan kita
yang menyidik. Menyelidiki, dilimpahkan ke pengadilan bukan begitu. Tapi
kita hadir dimana tempat-tempat yang sering terjadi aksi pembegalan,
kejahatan jalanan, tawuran dan balap liar itu. Tapi disaat kita temukan ya kita
tangkepin, kita serahkan ke reserse untuk proses lebih lanjut. Kita siang kerja,
kalau laporan masyarakat tidak banyak kita terima kita pengamanan di objek
vital. Ada objek vital di PLN, ada objek vital untuk perbankan nah itu kita
pengamanan di lokasi itu. Tapi malam kita juga dibebani tugas untuk
66
melaksanakan patroli dan menerima pengaduan. Jadi 24 jam, ada 2 tim kan
nah satunya tim berikutnya. Yang satunya tidak harus lepas piket full tetapi
dia menengok bank, kalau malam oleh tim yang satunya.
11. Jadi kerjanya full ya pak dari hari senin sampai hari minggu?
(n) : Iya full, mau liburpun kita malah harus hadir. Orang liburan itu harus
dijagain, harus dibikin nyaman. Kalau yang lain mungkin liburan, kalau kita
ga bisa dan kita sudah terbiasa.
12. Kalau terjadi tawuran di siang hari tetap kerja dalam pengamanan objek vital
pak?
(n) : Kalau anak-anak sekolah ya kan kalau siang hari, kadang kita harus
bekerjasama dengan sabhara. Jadi dimana anak-anak dibawah umur tidak
mesti dihadapi dengan beratribut seperti tim khusus karna terlalu berlebihan
takutnya. Kecuali ormas, tawuran antar kampung, antar masyarakat, walaupun
di siang hari. Mereka yang sedang ditaro di bank kita tarik untuk segera
kumpul, kan tidak jauh lokasi bank kota depok. Kita tarik untuk kumpul,
sampaikan ke bank nya ada penugasan khusus. Ambil perlengkapan, ambil
senapan langsung jalan.
13. Kalau dalam penanganan tindak pidananya itu masing-masing berbeda ya
pak?
(n) : Kalau sebuah tindak pidana mungkin sama dalam hal penanganannya
jelas diperiksa. Berbeda dalam hal usia, kalau dibawah umur harus didampingi
bisa dari KPAI kalau perempuannya bisa dari keluarganya. Jangan sampai
salah penanganan dan penahanan untuk dibawah umur itu dipolsek ini hanya
di cimanggis yang ramah tentang anak, jadi tidak disamakan dengan tahanan
lain orang-orang dewasa yang perilakunya lebih tidak baik daripada anak-
anak. Walaupun anak-anak ini sekarang kasus di depok ada 100% itu
penyumbangan anak pelakunya itu 50%-60%, kasus berat itu anak-anak
pelakunya. Pembegalan dulu dilakukan oleh orang-orang dewasa, sekarang
anak SMP udah bisa membacok dan membunuh orang.
67
14. Kejahatan apa saja yang paling banyak dilakukan penangkapan?
(n) : Rata-rata itu tawuran, balap liar dan aksi-aksi penganiayaan dijalanan.
Suatu contoh ya kita pernah dijalan itu menemukan orang-orang yang
berdarah-darah hasil dari tawuran kelompok-kelompok yang lain akhirnya kita
upayakan, kita bawa korban dulu kerumah sakit sambil kita tanyakan
kelompok mana yang melukai atau menganiaya, nah itu sering kita lakukan.
Atau juga kita sering menangani hal-hal yang berdampak sosial, anak abg
perempuan ga pulang-pulang kita antarkan pulang kerumahnya, anak kecil
yang tidak tidur dirumahnya, mengamen kita ajak pulang dia kerumahnya.
Jadi tidak selalu unsur kriminalitas, pidana tapi kita juga penanganan sosial itu
hanya inovasi atau dari inisiatif kita sendiri. Kalau penyakit masyarakat itu
kan minum, judi, yang apa kita temukan dalam patroli aja. Ada kasus
pembunuhan ditemukan pelakunya ya langsung kita amankan. Kasus
pengeroyokan pidana kan, tidak termasuk penyakit masyarakat itu, ketemu
pelakunya langsung kita amankan. Jadi tidak hanya sekedar penyakit
masyarakat, menemukan tindak pidana, narkoba, ya kita tangani semua Cuma
dalam penanganan itu bukan kita sampe mengantar ke pengadilan, sampai
dituntut ke meja hijau itu bukan kita. Serahkan lah ke polsek terdekat disana
reserse nya ada.
15. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam team jaguar ini pak?
(n) : Faktor pendukungnya luar biasa, dari pimpinan mendukung. Dalam gerak
operasional ini kita dibiayai oleh anggaran-anggaran kepolisian, uang
operasionalnya kita betul-betul didukung. Hambatannya saya pikir tidak ada
hambatan, kalau sekedar hanya sedikit salah persepsi itu sudah biasa dalam
penanganan perkara atau penanganan permasalahan tetapi itu tidak
menjadikan sebuah hambatan. Jadi hambatannya tidak ada.
16. Lalu kalau judi atau minum-minuman itu kan biasanya tersembunyi ya pak, itu
berarti dari tim jaguar riset dulu atau ada laporan?
(n) : Ada laporan masyarakat dan kita tahu tempat-tempat atau lokasi yang
biasanya buat kumpul-kumpul. Terkadang mereka tidak sembunyi-sembunyi,
apa yang dilakukan menurut mereka hal yang biasa. Adanya norma di
68
masyarakat. Etika di masyarakat dalam bergaul itu tidak bagus dilihat
masyarakat yang lain. Jadi orang lain itu takut, karena orang yang habis
minum itu pasti akan terkontaminasi sebuah perbuatan-perbuatan yang tidak
baik karena sudah terasuki oleh alkohol, orang lewat jadi tidak berani, bisa
melakukan tindak pidana garagara minuman keras itu. Akibat dari alkohol
sudah pasti mempengaruhi syarafnya, mempengaruhi ketika dia mengambil
keputusan, tidak boleh mengendarai motor ataupun mobil. Nah itu harus kita
bubarkan dan kita berikan sanksi.
17. Berarti kalau tim jaguar tahu konsernya akan dibubarkan pak?
(n) : Kalau konsernya tidak kita bubarkan karna konser itu resmi izin. Kalau
mirasnya kita tumpah-tumpahkan. Penjualan miras di depok ini hanya satu
dua yang ada izinnya mereka selaku distributor miras resmi, rata-rata itu
semua illegal. Yang illegal itu marak tapi hebatnya kita sudah bubarkan
besoknya sudah jualan lagi karena sanksi dendanya ringan dan mereka tidak
akan kapok. Miras itu diatur sama menteri perindustrian, ada lagi diatur oleh
PERDA. Ada kriteria-kriteria dimana orang itu bisa menjual minuman yang
beralkohol dan untuk kadarnya diatur seperti di kafe boleh, lalu di restoran
boleh dan di club-club malam itu boleh. Dan ada juga yang tidak boleh dijual
contohnya di kaki lima, yang dekat dengan tempat-tempat ibadah itu tidak
boleh , yang dekat dengan rumah sakit tidak boleh apalagi di jual emperan itu
tidak boleh, jadi patokannya itu. Memang ada peraturannya itu dari menteri
perindustrian. Masuknya kedalam tindak pidana ringan (tipiring), dimana
kurungan itu bisa diganti dengan denda dan dendanya juga tidak banyak.
69
Narasumber (n2) : Bapak Bayu (Masyarakat Kota Depok)
Tempat : Jalan Juanda Depok
Hari/Tanggal : Jum’at, 7 Februari 2020
1. Sebelumnya atas nama bapak siapa?
(n2) : Pak Bayu
1. Tinggal di depok sudah berapa lama?
(n2 ) : Sudah 9 tahun tepatnya di citayam
2. Apakah bapak tahu tentang adanya team jaguar?
(n2) : Saya tahu
3. Menurut bapak team jaguar itu apa?
(n2) : Jaguar itu salah satu dari tim elite dari pihak kepolisian Resor Metro
Depok
4. Menurut bapak team jaguar ini sudah efektif atau belum dalam menangani
kejahatan di kota depok?
(n2) : Bagus sekali, fast respon, luar biasa untuk pelayanan masyarakat
5. Bapak pernah melihat langsung team jaguar sedang beroperasi?
(n2): Iya pernah. Tidak pandang bulu ya, kalau salah ya sesuai prosedur
keamanan dari pihak kepolisian
6. Berarti dirasakan di kota depok ini sudah mulai berkurang ya kejahatannya
pak?
(n2) : Saya rasakan sudah mulai aman semenjak adanya team jaguar
70
Narasumber (n3) : Bapak Asmawi (Masyarakat Kota Depok)
Tempat : Jalan Juanda Depok
Hari/Tanggal : Jum’at, 7 Februari 2020
1. Sebelumnya atas nama bapak siapa?
(n3) : Saya Asmawi
2. Sudah berapa lama tinggal di depok?
(n3) : Sudah 37 tahun
3. Selama tinggal di depok bapak tau ada Team Jaguar?
(n3) : Iya tahu
4. Yang bapak tahu tentang Team Jaguar itu apa?
(n3) : Mereka pelindung masyarakat ya salah satunya, terus dari segi
keamanan juga untuk masyarakat kota depok, itu saja
5. Dengan adanya Team Jaguar ini menurut bapak hasilnya sudah efektif atau
belum dalam kerjanya?
(n3) : Kalau hasil kerja maksimalnya, mereka tanggapannya langsung cepat.
6. Apa bapak pernah melihat langsung saat team jaguar beroperasi?
(n3) : Kalau untuk pas penangkapan saya belum pernah liat tapi kalau untuk di
liputan-liputan ya memang saya sering liat
7. Berarti dirasakan di kota depok ini sudah mulai berkurang ya kejahatannya
pak?
Iya tapi tekadang dalam hal responnya jadi setelah kita hubungi mereka tidak
langsung datang, karena otomatis ada hambatan-hambatan di tempat lain,
mungkin mereka sedang menangani di tempat lain dulu baru ke lokasi kita
seperti itu.
71
Narasumber (n4) : Amud (Masyarakat Kota Depok)
Tempat : Jalan Margonda Depok
Hari/Tanggal : Sabtu, 8 Februari 2020
1. Sebelumnya atas nama siapa?
(n4) : Saya Amud
2. Sudah berapa lama tinggal di depok?
(n4) : Sudah 10 tahun
3. Selama tinggal di depok mas tahu adanya team jaguar?
(n4) : Iya tahu
4. Yang mas tahu tentang team jaguar itu apa?
(n4) : Mereka mengamankan anak-anak malam, tawuran dan yang lainnya, itu
yang saya tahu
5. Pernah melihat secara langsung team jaguar sedang beroperasi?
(n4) : Pernah, di depok kan itu di juanda
6. Menurut mas tanggapan tentang adanya team jaguar apa?
(n4) : Tentu bagus itu, bagus mengamankan wilayah-wilayah depok
7. Adanya team jaguar ini kalau untuk anak-anak ada efek jeranya atau tidak?
(n4) : Menurut saya sih, anak-anak tentu takut karena ga baik juga ya kan
keluar malem-malem
8. Bagaimana cara Team jaguar ketika menangani anak-anak dibawah umur?
(n4) : Ga pake unsur kekerasan ya, Cuma pake omongan doang, contohnya
“udah-udah pulang, udah malem nih..”
9. Jadi menurut mas team jaguar ini sudah efektif ya dalam menangani kejahatan
di kota depok?
(n4) : Tentu, tentu sudah bagus itu. Saya setuju
72
Narasumber (n5) : Ravel (Masyarakat Kota Depok)
Tempat : Jalan Margonda Depok
Hari/Tanggal : Sabtu, 8 Februari 2020
1. Sebelumnya atas nama siapa?
(n5) : Ravel
2. Tinggal di depok udah berapa lama?
(n5) : Udah 19 tahun
3. Tahu gak ada team jaguar di depok?
(n5) : Oh tahu
4. Yang mas tahu tentang team jaguar itu apa?
(n5) : Team jaguar si sebenernya tujuannya itu bagus, biasanya di depok itu
kan banyak begal, untuk mencegah, mentertibkan masyarakat depok dan
mencegah kejadian yang aneh-aneh, dengan cara mereka muter-muter patroli,
kayak gitu kan tujuannya mencegah, menakuti biasanya si anak-anak muda
usianya ya 15 tahun sampai ke atas rata-rata pelakunya
5. Pernah lihat langsung team jaguar sedang beroperasi tidak?
(n5) : Alhamdulillah pernah di margonda
6. Bagaimana tanggapan mas tentang team jaguar?
(n5) : Kalau bagi saya si team jaguar itu bagus, positif, jadi lingkungan di kota
depok itu jadi tertata rapih, tertib dan ga ada yang aneh-aneh. Bagus sih kalau
untuk mencegah. Saran sih setahu saya, team jaguar itu kan waktunya malam
terus pukul jam 12 atau jam 10an kalau bisa sih mulainya dari habis maghrib
itu mereka sudah patroli, terus tempat-tempat yang tertentu, mereka kan cuma
ketempat-tempat tertentu aja ya dengan karena laporan warga, kalau bisa
seluruh depok diputerin.
7. Team jaguar ini sudah efektif untuk menangani kejahatan?
(n5) : Kalau itu iya sudah, Cuma ditempat tertentu saja dengan laporan warga.
Dan setau saya kalau yang udah pernah ketangkep team jaguar tergantung
kasusnya, biasanya kalau kasusnya aneh-aneh kayak narkoba gt biasanya
73
langsung dibawa ke polsek atau polres yang terdekat, Cuma kalau untuk
kasus-kasus kayak nongrong malem biasanya kan diusir, sanksinya dengan
cara push up, dianterin kerumah, biasanya gitu yang saya tahu ya
74
Narasumber (n6) : Ananda (Masyarakat Kota Depok)
Tempat : Jalan Margonda Depok
Hari/Tanggal : Sabtu, 8 Februari 2020
1. Sebelumnya atas nama siapa?
(n6) : Atas nama Ananda
2. Tinggal di depok sudah berapa lama?
(n6) : 14 tahun
3. Selama di depok tahu ada team jaguar?
(n6) : Tahu
4. Yang mas tahu tentang team jaguar itu apa?
(n6) : Team jaguar itu tegas, mereka mengamankan kota depok apalagi jaman
sekarang banyak tawuran, gangster-gangster, terus juga suka ada pencuri kan
dimana-mana banyak, modus-modus kejahatan
5. Pernah lihat langsung team jaguar sedang beroperasi?
(n6) : Pernah, mereka beroperasi malam biasanya keliling diantara depok 2,
beji, sawangan, pitara
6. Team jaguar ini sudah efektif untuk menangani kejahatan?
(n6) : Sekarang sbenernya udh lebih baik sih karena udah ada team jaguar
yang suka patroli, jadi kota depok bisa tenang, gak ada gangster.
75
Narasumber (n7) : Rifki (Masyarakat Kota Depok)
Tempat : Jalan Margonda Depok
Hari/Tanggal : Sabtu, 8 Februari 2020
1. Sebelumnya atas nama siapa?
(n7) : Rifki
2. Sudah berapa lama tinggal di depok?
(n7) : 25 tahun
3. Selama tinggal di depok tau ga ada team jaguar?
(n7) : Iya tahu
4. Yang mas tahu tentang team jaguar itu apa?
(n7) : Menjaga lingkungan sekitar kota depok dan sekitarnya
5. Bagaimana tanggapan mas tentang team jaguar?
(n7) : Lebih nyaman, terjaga kondisi di malam hari. Tawuran sama begal dulu
di depok rawan sebelum ada jaguar, sekarang setelah ada jaguar jadi lebih
aman, terjaga dan kondusif
6. Pernah melihat langsung team jaguar beroperasi?
(n7) : Iya pernah liat disekitar margonda lagi patroli dan emg sering lihat lagi
patroli tengah malam jam 1 jam 2 an
7. Menurut mas team jaguar ini sudah efektif belum dalam menangani kejahatan
di depok?
(n7) : Menurut saya sih efektif hanya saja masih kurang karena mungkin
sedikit orangnya, jadi anggotanya yang masih kurang
76
Narasumber (n8) : Faza (Masyarakat Kota Depok)
Tempat : Jalan Margonda Depok
Hari/Tanggal : Sabtu, 15 Februari 2020
1. Sebelumnya atas nama siapa?
(n8) : Nama saya Faza
2. Sudah berapa lama tinggal di depok?
(n8) : Sudah 22 Tahun
3. Selama tinggal di depok tau ga ada team jaguar?
(n8) : Iya tahu
4. Yang anda tahu tentang team jaguar itu apa?
(n8) : Melakukan ketertiban untuk masyarakat Depok, khususnya malam
hingga dini hari.
5. Bagaimana tanggapan anda tentang team jaguar?
(n8) : Bagus, saya apresiasi kinerjanya banyak melakukan penertiban
khususnya untuk remaja yang berkeliaran pada malam hari agar menghindari
hal-hal negatif yang akan atau sudah dilakukan.
6. Menurut anda team jaguar ini sudah efektif belum dalam menangani kejahatan
di depok?
(n8) : Sudah, namun masih banyak lagi yang harus menjadi perhatian team
jaguar untuk melalukan operasi secara meluas di Depok. Jangan hanya
membubarkan remaja yang akan melakukan kenakalan tapi kenyamanan
masyarakat seperti mencegah maraknya maling yang mencuri kendaraan.
77
Narasumber (n9) : Aditya Minang Prima (Masyarakat Kota Depok)
Tempat : Jalan Margonda Depok
Hari/Tanggal : Sabtu, 15 Februari 2020
1. Sebelumnya atas nama siapa?
(n9) : Saya Aditya Minang Prima
2. Sudah berapa lama tinggal di depok?
(n9) : Sudah 15 Tahun
3. Selama tinggal di depok tau ga ada team jaguar?
(n9) : Iya tahu
4. Yang anda tahu tentang team jaguar itu apa?
(n9) : Tim untuk memberantas tindak kejahatan di kota depok
5. Bagaimana tanggapan anda tentang team jaguar?
(n9) : Sangat membantu dan sangat bagus, dan sedikit memberikan rasa aman
6. Menurut anda team jaguar ini sudah efektif belum dalam menangani kejahatan
di depok?
(n9) : Untuk yang saya lihat sekarang ini suda