Peran Pendidikan Kejuruan Mendukung ketersediaan SDM di Kota Cerdas
-
Upload
teknik-informatika-politeknik-tedc-bandung -
Category
Education
-
view
214 -
download
0
Transcript of Peran Pendidikan Kejuruan Mendukung ketersediaan SDM di Kota Cerdas
Peran Pendidikan KejuruanMendukung ketersediaan SDM di Kota
Cerdas
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta, Oktober 2015
11
PELUANG DAN TANTANGAN
1
Moving targetsFuture supply of upper-secondary graduates
0
2,000,000
4,000,000
6,000,000
8,000,000
10,000,000
12,000,000
14,000,000
China EU India US Indonesia
2003
2010
2015
Deepening and broaden in AEC 2015
•Coherent approach towards external
economic relations
• Enhanced participation in global
supply networks
• SME Development
• Initiative for ASEAN
Integration
• Competitive Policy
• Consumer protection
• Intellectual Property rights
• Infrastructure development
• Taxation & E-commerce
• Free flow of goods
• Free flow of services
• Free flow of investment
• Freer flow of capital
• Free flow of skilled labor
• Integration 12 sectors
• Food agriculture & industry
Single Market and production base
Competitive economic region
Region fully integrated into the global economy
Region of equitable economic development
SMK akan menghasil 1,4 juta l;ulusan mulaitahun 2015 dengan memiliki SP 1
Akan dibuka 50 bidang keahlian padaSMK 4 tahun mulai tahun 2015.
Akan diberdayakan 1650 SMK rujukan yang memilikiteaching factory dan Busnis center.
• Pengembangan kerjasama sekolah denganmembangun 11 SMK unggulan di kawasan industri;
• Membangun SMK sesuai dengan koridor MP3EI
A. Goods and manufacturing:
(1) Electronics
(2) Wood based products(3) Automotives
(4) Rubber based products(5) Textiles and apparels
(6) Agro-based products
(7) Fisheries
B. Services:
(8) ICT (e-ASEAN)
(9) Healthcare
(10) Air travel
(11) Tourism
(12) Logistics
AEC 2015 : Framework Agreement Sectors &
Protocols in 12 industry sectors :
6
1
Peluang Mobilitas Skill level tinggi pada MEA 2015
7
Mutu Pendidikan Kejuruan di ASEAN yang sesuai dengan dunia kerja
8
Kebutuhan training tambahan bagi Pekerja baru di industri
9
Pertumbuhan Tenaga Kerja di ASEAN
Miskin Agak Miskin KayaAgak Kaya
Cukup
10
Tantangan Kesenjangan Ekonomi:Partisipasi Pendidikan Menengah Terkendala Ekonomi
Masih terdapat peluang peningkatan akses bagi SMK sebesar 25 -35 % dari populasi penduduk usia 16-18 th, umumnya dari
kalangan ekonomi bawah
11
Perkembangan Upah Minimum berdampak pada ikliminvestasi dan produktivitas (discourage investment).
Jenis Tenaga Kerja di Indonesia 2014
12
• Sebagian besar tenaga kerjabekerja di sektor informal.
• Lebih dari 80 % tenaga kerjaformal belum memilikikontrak .
• Pekerja yang tanpa kontrakmendapatkan pendapatanyang lebih rendah.
Penyelarasan Pendidikan Kejuruan dg Dunia Kerja
13
2
Kerangka Kerja Penyelarasan
Sisi Pasokan
(Supply Side)
Sisi Permintaan
(Demand Side)
Kemendiknas/Kemenag
& Kementerian lainnya
sebagai penyelenggara
pendidikan
Dunia Industri dan
Dunia Usaha (DUDI)
sebagai pengguna
keluaran pendidikan
Dimensi Penyelarasan: Kuantitas, Kualitas/Kompetensi, Lokasi, Waktu
14
PUK (UMUR ≥ 15)
182,98 Juta Orang
≤SD : 55.65 45.66 %
SMP : 21.92 17.98 %
SMA : 20.54 16.86 %
SMK : 11.85 9.73 %
D I/II/III : 3.15 2.59 %
UNIVERSITAS : 8.75 7.18 %
121,87 Juta Orang (66,60%)
Angkatan Kerja (AK)
Bukan Angkatan Kerja (BAK)
52,44 Juta Orang (33,40%)
≤SD : 53.96 44.28 %
SMP : 20.35 16.70 %
SMA : 18.58 15.25 %
SMK : 10.52 8.63 %
D I/II/III : 2.96 2.43 %
UNIVERSITAS : 8.26 6.78 %
Pertanian : 38.97 34.00 %
Industri : 15.26 13.31 %
Konstruksi : 7.28 6.35 %
Perdagangan : 24.83 21.66 %
Transportasi : 5.11 4.46 %
Keuangan : 3.03 2.64 %
Jasa : 18.42 16.07 %
Lainnya* : 1.73 1.51 %
Penduduk Yang Bekerja (PYB)
114,63 Juta Orang
≤SD : 1.69 23.34 %
SMP : 1.58 21.82 %
SMA : 1.96 27.07 %
SMK : 1.33 18.37 %
D I/II/III : 0.19 2.62 %
UNIVERSITAS : 0.49 6.77 %
7,24 Juta Orang
Penganggur Terbuka
35,77 Juta Orang (31,20%)
Bekerja Tidak Penuh (≤35 jam/mg)
Setengah Penganggur
9,68 Juta Orang
Paruh Waktu
26,09 Juta Orang* Lainnya terdiri dari Sektor Pertambangan dan Listrik, Gas, Air
Sumber : BPS, Berita Resmi Statistik Bulan Agustus 2014 (data diolah Informasi Pasar Kerja)
(5,94%)
(94,06%)
• Jumlah pengangguran yang tinggi dan tingkat
pendidikan rendah
• Perlu penyiapan khusus untuk masuk ke pasar
kerja (pelatihan kerja)
PROFIL SDM INDONESIA 2014
Peningkatan Mutu dan akses melaluiPembinaan Terfokus
16
3
17
1. Setiap tahun Animo Lulusan SLTP yang mau masuk ke SMK meningkat 9 % dengantotal pendaftar 2.102.160 di tahun 2014
2. Rata-rata kenaikan Daya tampung SMK adalah 8 % dan di tahun 2014 hanya bisamenerima 1.659.470 siswa
3. Daya tampung SMK belum meningkat secara signifikan karena dukungan akses SMK terbatasa dan makin sedikitnya Kab/Kota yang mampu menyediakan lahan untukpembangunan USB SMK;
4. Dukungan Konprehensif yang mencakup 8 SNP termasuk karakter siswa.
1,7
21
,53
1
1,8
10
,89
9
1,8
61
,17
3
1,8
92
,55
5
1,9
21
,91
9
2,1
02
,16
0
1,2
44
,53
8
1,3
60
,08
1
1,4
13
,24
1
1,4
45
,19
9
1,5
27
,77
8
1,6
59
,47
0
-
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Perkembangan Pendaftar ke SMK
Pendaftar
Diterima
SMK Rujukan #1
SMK Aliansi 1
SMK Aliansi 2
SMK Aliansi 3
SMK Aliansi 4
SMK Rujukan # n
SMK Aliansi 1
SMK Aliansi 2
SMK Aliansi 3
SMK Aliansi 4
Sekolah Efektif :
1. Kepemimpinan yang profesional;
2. Visi dan tujuan bersama ;
3. Kultur sekolah dan lingkungan belajar ;
4. Fokus pada kegiatan pembelajaran;
5. Harapan yang tinggi pada hasil pembelajaran;
6. Penguatan/pengayaan/pemantapanpositif pada sikap;
7. Pemantauan kemajuan belajar ;
8. Menguatkan Hak dan tanggung jawabpeserta didik;
9. Pemberian Materi pembelajaran yang kaya makna;
10.Pengelolaan institusi sebagai organisasipembelajar;
11.Perkuatan kemitraan antara keluarga-sekolah-industri.
(Harris and Bennett, 2001)
Peningkatan Mutu melalui PengembanganSMK Rujukan & SMK Aliansi
HOTS Dalam Pendidikan Kejuruan
19
4
Original Terms New Terms
• Evaluation
• Synthesis
• Analysis
• Application
• Comprehension
• Knowledge
•Creating
•Evaluating
•Analysing
•Applying
•Understanding
•Remembering
(Based on Pohl, 2000, Learning to Think, Thinking to Learn, p. 8)
AnalysingThe learner breaks learned information into its parts to
best understand that information.
– Comparing
– Organising
– Deconstructing
– Attributing
– Outlining
– Finding
– Structuring
– Integrating
Can you break information into parts to explore understandings and relationships?
Each of these is a thinking skill that should be explicitly taught to students.
Evaluating
The learner makes decisions based on in-depth reflection, criticism and assessment.– Checking
– Hypothesising
– Critiquing
– Experimenting
– Judging
– Testing
– Detecting
– Monitoring
Can you justify a decision or course of action?
Creating
The learner creates new ideas and information using what has been previously learned.– Designing
– Constructing
– Planning
– Producing
– Inventing
– Devising
– Making
Can you generate new products, ideas, or ways of viewing things?
Kela
s XII
Lulusan
SMK
Kompeten
UN/
UKK
KKNI &
SKL
PROGRAM
PEMBELAJA
RANBerbasis
Kompetensi
Berjenjang/kla
ster
Penilaian
terintegrasi
K
E
S
E
L
A
R
A
S
A
N
Sarana/Prasar
ana
Asesor
Biaya
Manajemen
Skill
Passp
ort
Sertifik
asi
MKPI:
Asosiasi
Profesi
Pakar/
DU&DI
Asosiasi
Profesi
DU&DI
Kementerian
lain
Asosiasi Profesi
DU&DI
BNSP
Kementerian lain
Asosiasi
Profesi
DU&DI
Kementerian
SKEMA PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SISWA SMK
Berpusatpadasiswa
MKPI : Majelis Kerjasama PendidikanKejuruan dan Industri
PEMBELAJARAN KEMANDIRIAN
5
Tatakelola
Pembelajaran mutu
Di SMK
(Berbagi)
Sumberdaya
SDM dan Fasilitas
(Sentuhan)
TIK
Dalam manajemen
(Integrasi)
Proses
Pembelajaran dg
produksi
Efisiensi &Efektivitas
(Mengurangi Input,
Meningkatkan Hasil)
Pembelajaran MutuDI SMK
• Tatakelola Produk, proses dan pelanggan;• Keuangan• Marketing & Promosi• Legalitas• Bahan baku
• Kesesuaian dg Kurikulum;• Beban mengajar & produksi;• Penilaian• Pembelajaran soft skills• Entrepreneurship
• SDM• Faisilitas• Infrastruktur• Energi• Jaringan komunikasi
1. HOTS = High Order Thinking Skills adalah kombinasi antara technical Skills/ hard skills dengan soft skills;
2. HOTS hanya dapat diperoleh melalui kombinasi pembelajaran di kelas, di bengkel, di industri dan dilapangan;
3. HOTS bisa jadi memerlukan durasi waktu pendidikan 3 tahun atau 4 tahun .
Rekomendasi dan Diskusi SDM Pendukung Kota Cerdas
6
3 Paradigms of Reform
Quality Assurance
System
Public-Private
Partnership
Inter-professional Collaboration
•Standards of Education •Standards of Competencies•Academic paper of Education System
for each profession
• Accreditation System• Competency Examination
System• Indonesian Qualification
Framework
Independent agency for accreditation & competency examination
Partnership between government, professionals community & independent agencies
Partnership among professions :
education to services
Re-engineering Quality Culture
agent for maintaining sustainability
Gains in the quality of Indonesian education have been low
Education improvements don’t address short term concerns
Current provision of training, both private and public, is low
0 20 40 60 80
Domestic
Foreign (more than 10%)
Exporters (>10% of sales)
Non-exporter
Small (5-19)
Medium (20-99)
Large (100+)
Share of firms providing formal training
Indonesia
EAP
World
Source: World Bank, Enterprise Surveys 2009
Firms that report offering formal training opportunities for their employees
2025
Even if reforms were immediatelymade to basic and secondaryeducation, the benefits would onlybe reaped by the year…
350
360
370
380
390
400
410
2003 2006 2009 2012
PISA scores, Indonesia
Reading Math Science
A demand-driven skills training system, with employers heavily involved in the development of
competency standards
Education reforms must be complemented with reforms in
skills training and upgrading
Education reforms should focus on quality and skills, not just
expansion of access
Both long-term and short-term solutions must be used in tandem to improve worker skills
31
Terimakasih