Peran Manajerial Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan ...repository.umrah.ac.id/703/1/Karya Ilmiah...
Transcript of Peran Manajerial Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan ...repository.umrah.ac.id/703/1/Karya Ilmiah...
Peran Manajerial Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lingga
Siti Sofa Marwa, Mahasiswa Prodi Ilmu Administrasi Negara; [email protected]
Rumzi Samin; Dosen Prodi Ilmu Administrasi Negara; [email protected]
Agus Hendrayady; Dosen Prodi Ilmu Administrasi Negara; [email protected]
Program studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP UMRAH
ABSTRAK
Dalam sebuah lembaga maupun instansi pemerintah tentunya mempunyai bagian-bagian
yang terbagi dalam memajukan maupun mengembangkan daerah, misalnya Kepala Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lingga, yang seharusnya menjalankan perannya sebagai
pimpinan untuk kemajuan bersama. Managerial merupakan suatu kegiatan merencanakan,
mengontrol bahkan mengawasi bawahannya berdasarkan visi misi demi tercapainya tujuan yang
diinginkan secara bersama. Begitu halnya dengan kepala dinas pertanian dan ketahanan pangan
kabupatrn lingga yang merupakan pemimpin.
Untuk itu dalam penelitian ini lebih meninjau pada pimpinan, yang lebih terfokus pada
Peran Managerial Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lingga, dengan tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui Peran Managerial Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Lingga Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Informan
dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di dinas pertanian ketahanan pangan kabupaten
lingga sebanyak tujuh orang. pemilihan informan menggunakan purposive sampling. jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Sedangkan metode
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara, dan
dokumentasi alat yang digunakan kamera. Teknis Analisis data yang digunakan dengan model
metodologi penelitian kualitatif yaitu pegumpulan data, reduksi data, penyajian data kesimpulan dan
verifikasi.
Hasil penelitian ini, bahwa Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, sudah
menjalankan peran managerialnya. yang terdiri dari tiga kategori yaitu peran keputusan, Kepala
Dinas selalu dapat bekerja sama dengan bawahan dan juga, DPRD,LSM dan masyarakat. Peran
informasional, Peran ini sangat aktif dijalankan dan peran interpersonal, Peran ini sudah dijalankan,
kepala dinas berhubungan baik dengan kementrian lain.
Kesimpulannya bahwa, Dalam hal ini Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Lingga sudah menjalankan peran managerialnya, Tetapi belum berjalan secara optimal,
karena masih banyak kekurangan di Dinas itu. Diharapkan Kepala Dinas memperbaiki sistem
menjadi lebih baik, sehingga membuat kinerja lebih maju dengan perkembangan teknologi saat ini,
dengan menambahkan finger scan agar sistem absensi lebih efektif dan efisien dan juga
menggunakan komputer kerja pegawai, sebagai media informasi untuk meminimalisir pennggunaan
kertas.
Kata kunci: Peran, Managerial, Kepala Dinas
ABSTRACT
In an institution and government agencies must have parts that are divided in promoting and
developing regions, such as the Head of Department of Agriculture and Food Security Lingga
Regency, which should carry out its role as a leader to progress together. Managerial is an activity
plan, control and even supervise subordinates based on the vision and mission in order to achieve the
desired goals together. So it is with the head of the department of agriculture and food security which
is a leader kabupatrn phallus.
Therefore in this study is reviewing the leadership, which is more focused on the role of
Managerial Head of Department of Agriculture and Food Security Lingga Regency, with the purpose
of the study is to determine the role of Managerial Head of Department of Agriculture and Food
Security Lingga Regency The type of research is qualitative research. Informants in this study were
employees who worked in the district agriculture department food security phallus many as seven
people. election informants using purposive sampling. the type of data used in this study are primary
data and secondary data. While the method of data collection is done by interviews using interview
guidelines, and documentation tools that use the camera.
The results of this study, that the head of the Department of Agriculture and Food Security, already
run their managerial role. which consists of three categories: the role of the decision, Chief of always
working with subordinates and also, Parliament, NGOs and the public. Informational role, this role is
very active run and interpersonal role, this role has been executed, the head of department on good
terms with other ministries. In this case the Head of Department of Agriculture and Food Security
Lingga regency already run their managerial role, but has not run optimally, because there are still
many deficiencies in the Department. It is expected that the Head of repair system for the better,
making more advanced performance with the current technological developments,
Keywords: Strategy, Managerial, Head of Department
PENDAHULUAN
Manajemen pemerintah, merupakan suatu
oganisasi untuk mengimplementasikan kebijakan
publik. Manajemen pemerintahan lebih terfokus
pada teknis pengetahuan, skil atau kemampuan
yang diggunakan untuk membuat suatu
keputusan menjadi sebuah kebijakan yang
kemudian selanjutnya diubah menjadi tindakan .
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kabupaten Lingga merupakan sebagai
sosok pemimpin yang mempunyai tugas dan
fungsinya membantu bupati dalam kewenangan
desentralisasi yang sangat luas di bidang
pertanian, harus menyadari perlunya
kepemimpinan yang efektif agar
penyelenggaraan pemerintahan dapat mencapai
sasaran sesuai yang ditetapkan.
Pastinya sebagai Kepala Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kabupaten Lingga mempuyai
tugas yang tidak mudah untuk dilakukan, karena
membawa visi misi yang luhur, dengan
kekuasaan yang dimiliki sebagai Kepala Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten
Lingga, sangat menentukan keberhasilan
pengembangan dan pertunbuhan ekonomi bagi
daerah untuk menuju perubahan yang lebih maju.
Aktivitas kepemimpinan dapat dikatakan
sudah efektif jika seorang kepala dinas telah
berhasil mencapai tujuan dengan apa yang
diinginkan bersama. Oleh sebab itu
kepemimpinan yang efektif adalah sistem
kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin
yang memunyai kemampuan dan keahlian yang
menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan.
Sebagai seorang pemimpin dalam
penyelenggaraan pemerintahan, adalah dalam hal
pengambilan keputusan, untuk itu agar Kepala
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Lingga dalam pengambilan keputusan
yang berkualitas maka harus memiliki keahlian
yang baik sebagaimana seorang pimpinan.
Oleh sebab itu efektifitas kepemimpinan
seorang kepala dinas sangat diperlukan karena
dengan kepemimpinan yang efektif dalam artian
memiliki kemampuan melaksanakan fungsi
manajemen. Memotivasi untuk berhasil dalam
pekerjaan, intelegensi, kemampuan pengambilan
keputusan, rasa percaya diri, kemampuan
melaksanakan inisiatif, berani, tegas dan
kemampuan memecahkan suatu masalah,
merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin atau kepala dinas. Apabila hal
tersebut telah dimiliki dan mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik bagi setiap
pemimpin (manager) maka peran kepemimpinan
yang dijalankan akan menjadi efisien.
Kepemimpinan merupakan kemampuan
seseorang untuk memotivasi mempengaruhi, dan
membuat orang lain mampu memberikan
kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan
organisasi. Hal serupa disampaikan oleh
(Siagian, 2003:20) bahwa, efektivitas
kepemimpinan seseorang juga sangat ditentukan
oleh kemampuannya mengenali secara tepat sifat
kondisi yang dihadapinya, baik kondisi yang
terdapat dalam organisasi maupun kondisi yang
terdapat diluar organisasi tetapi mempunyai
dampak bagi roda organisasi yang bersangkutan.
Berdasarkan informasi yang di dapat dan
keadaan Dinas Pertanian yang diamati, keadaan
sarana prasarananya belum memadai, dan masih
kurangnya sumber daya manusia yang
mendukung di Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kabupaten Lingga dan kurangnya
perhatian pemerintah dalam pengembangan
pertanian di Lingga.
Dari penjelasan diatas, penulis ingin lebih
meneliti secara dalam bagaimana pelaksanaan
peran manajerial yang terjadi di Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lingga,
Dengan judul yang dapat diambil yaitu maka
penulis ingin lebih menekankan dan meneliti
lebih lanjut mengenai kepemimpinan sebagai
penyelenggara pemerintahan secara ilmiah
melalui skripsi yang berjudul “ Peran Manajerial
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Lingga “.
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Peran
Peran adalah bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari seseorang pada situasi sosial
tertentu. Istilah peran dalam” Kamus Besar
Bahasa Indonesia “ mempunyai arti pemain
sandiwara (film), tukang lawak pada permainan
makyong, perangkat tingkah yang diharapkan
dimiliki oleh orang yang berkedudukan di
masyarakat.
B. Manager
1. Pengertian Manager
Manager (manager) menyelesaikan
tugaas melalui individu lain. Mereka membuat
keputusan, mengalokasikan sumber daya dan
mengatur aktivitas anak buahnya untuk mencapai
tujuan. Manage rmelakukan pekerjaan mereka
dalam suatu organisasi (organization), yaitu
sebuah unit sosial yang dikoordinasi secara
dasar, terdiri atas dua individu atau lebih, dan
berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus
menerus guna mencapai satu atau serangkaian
tujuan bersama.(Robbins, 2009: 5)
2. Tugas-Tugas Manager
Tugas-tugas manager itu meliputi hal-hal
berikut:
a. Manager Cycle adalah siklus “ pengambilan
keputusan, perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian, penilaian dan
pelaporan”. Dengan demikian tugas manager
adalah siklus yang berulang-ulang mulai dari
pengmbilan keputusan sampai menerima
laporan.
b. Memotivasi, artinya seorang manager harus
dapat mendorong para bawahannya untuk
giat bekerja dan membina bawahan dengan
baik, sehingga tercipta suasana kerja yang
baik dan harmonis.
c. Manager harus berusaha memenuhi
kebutuhan-kebutuhan bawahannya, supaya
loyalitas dan partisipasinya meningkat.
d. Manager harus dapat menciptakan kondisi
yang akan membantu bawahannya mendapat
kepuasan dalam pekerjaannya.
e. Manager harus berusaha agar para
bawahannya bersedia memikul tanggung
jawab dalam menyelesaikan tugas-tugasnya
dengan baik.
f. Manager harus berusaha membina
bawahannya, agar dapat bekerja secara
efektif dan efisien.
g. Manager harus membenahi fungsi-fungsi
fundamental manajemen secara baik.
h. Manager harus mewakili dan membina
hubungan yang harmonis dengan pihak-pihak
luar.
i. Manager harus bertanggung jawab atas
keselamatan kerja para bawahannya selama
melakukan pekerjaan.
j. Manager harus mengadakan pembagian
pekerjaan dan mengkoordinasi tugas-tugas
supaya terintegrasi kepada tujuan yang
diinginkan.
k. Manager harus bersedia menjadi penanggung
jawab terakhir mengenai hasil yang dicapai
dari proses manajemen itu. (Hasibuan,
2014:46-47)
3. Fungsi Managerial
Fungsi managerial adalah sebagai berikut :
a. Fungsi perencanaan (planning), pendefinisian
tujuan suatu organisasi, penentuan strategi
keseluruhan untuk mencapai tujuan tersebut,
dan pengembangan serangkaian rencana
komprehensip untuk menggabung dan
mengoordinasi berbagai aktifitas. Manager
juga bertanggung jawab atas perancangan
sebuah struktur organisasi.
b. Fungsi pengorganisasian (organizing),
meliputi penentuan tugas yang harus
dikerjakan, siapa yang mengerjakan tugas
tersebut, bagaimana tugas tersebut
dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa,
dan dimana keputusan-keputusan dibuat.
c. Fungsi kepemimpinan (leading), ketika
manager memotivasi karyawan, mengatur
aktifitas individu lain, memilih saluran
komunikasi yang paling efektif, atau
menyelesaikan konflik diantara anggotanya,
mereka terlibat dalam kepemimpinan.
d. Fungsi pengadilan( controlling), guna
memastiakn bahwa segalanya berjalan seperti
yang seharusnya, manajemen harus
memantau kinerja organisasi. Kemudian,
kinerja aktual tersebut dibandingkan dengan
tujuan-tujuan yang telah di tentukan
sebelumnya. Apabila terdapat penyimpangan
yang signifikan, adalah tugas manajemen
untuk mengembalikan organisasi tersebut
pada jalur yang benar. Pemantauan,
pembandingan, dan pembentulan potensial ini
adalah tujuan dari fungsi pengadilan. ( Henri
fayol dalam Robbins, 2009:5)
4. Pendekatan Tingkatan Manager
Tingkat-tingkat manager yang terdapat
dalam suatu perusahaan dikelompokkan
atas tiga kelompok, yaitu:
a. Top manager ( manager puncak) adalah
pimpinan tertinggi dari suatu perusahaan,
yang termasuk dalam golongan ini adalah
direktur utama dan dewan komisaris (board
of director) corak kegiatan top mangaer
adalah memimpin organisasi, menentukan
tujuan dan kebijaksanaan pokok (basic
policy).
b. Middle manager ( manager menengah)
adalah pimpinan menengah dari suatu
perusahaan. Yang termasuk dalam
golongan ini adalah kepala divisi, kepala
unit, kepala bagian, pimpinan cabang.
Corak kegiatan middle manager ini adalah
memimpin lower manager, dan
menguraikan kebijaksanaan pokok yang
dikeluarkan top manager. Pada tingkat ini
perencanaan lebih bersifat administratif
artinya, sudah lebih jelas menunjukkan
cara-cara bagaimana perencanaan yang
bersifat direktif dan dapat dilakukan sebaik-
baiknya.
c. Lower manager ( manager terendah) adalah
pimpinan terendah yang secara langsung
memimpin, mengarahkan, dan mengawasi
para karyawan pelaksanaan (operasional)
dalam mengerjakan tugas-tugasnya, supaya
tujuan-tujuan perusahaan tercapai. Yang
termasuk kelompok lower manager ( first
line manager = supervisory manager =
superintendent = foreman ) adalah setiap
pemimpin yang langsung memimpin para
karyawan operasional ( managing the
workers) (Hasibuan,2014:45)
5. Keahlian Manajerial
Cara lain apa yang dilakukan oleh para
manager adalah dengan melihat keahlian atau
kompetensi yang mereka butuhkan untuk
tujuan-tujuan mereka yaitu:
a. Keahlian teknis (technical skill)
b. Keahlian personal (human skill)
c. Keahlian konseptual (conceptualskill)
C. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat
dicapai oleh seseorang atau kelompok
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum, dan sesuai dengan moral
maupun etika. Prawirosentono dalam ( Sutrisno,
2010: 170). Sedangkan Cormick & Tiffin dalam
( sutrisno, 2010: 172) mengatakan bahwa kinerja
adalah kuantitas, kualitas, dan waktu yang
digunakan dalam menjalankan tugas. Kuantitas
adalah hasil yang dapat dihitung sejauh mana
seseorang dapat berhasil mencapa tujuan yang
telah ditetapkan. Kualitas adalah bagaimana
seseorang dalam menjalankan tugasnya, yaitu
mengenai banyaknya kesalahan yang dibuat,
kedisiplinan dan ketepatan. Waktu kerja adalah
mengenai jumlah absen yang dilakukan,
keterlambatan, dan lamanya masa kerja dalam
tahun yang telah dijalani.
2. Standar Pengukuran Kinerja
Kinerja yang diukur adalah kinerja
orang-orang yang ada dalam organisasi
(Prawirosentono, 1999:186). Pada awalnya
pengukuran kinerja dilakukan dengan mengukur
kinerja seluruh organisasi, kemudian unit-unit
organisasi yang mendukungnya, dan akhirnya
pengukuran juga pada kinerja orang-orang yang
ada didalamnya.
Dalam pengukuran kinerja terdapat aspek-
aspek standar kinerja antara lain sebagai berikut
(Mangkunegara, 2005:17):
a. Aspek kuantitatif:
1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan
2. Waktu yang digunakan atau lamanya
melaksanakan pekerjaan
3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan
pekerjaan
4. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam
bekerja
b. Aspek kualitatif:
1. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan
2. Tingkat kemampuan dalam bekerja
3. Kemampuan menganalisis data atau informasi,
kemampuan atau kegagalan menggunakan
mesin atau peralatan
4. Kemampuan mengevaluasi (keluhan atau
keberatan konsumen)
3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi
Pencapaian Kinerja
Faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
menurut Keith Davis
a. Faktor kemampuan
b.Faktor motivasi
METODE PENELITIAN
1. Jenis Peneltian
Penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif.
2. Lokasi penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Kantor
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Lingga.
3. Informan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif, maka untuk memperoleh
informasi dalam penelitian ini tidak
menggunakan sebutan populasi dan sampel
melainkan informan.
4. Jenis dan sumber data
Dalam penelitian ini sumber data didapat
dari:
1. Data primer
2. Data sekunder
5. Teknik dan Alat Pengumpulaan Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah
dengan menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data :
a. Observasi
b. Wawancara
c. Dokumentasi
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisa data
kualitatif. Menurut Patton (dalam
Moleong,2002:203) analisa data kualitatif adalah
proses pengorganisasian dan pengurutan data ke
dalam pola dan kategori serta satuan uraian
dasar, sehingga dapat dikemukakan tema seperti
yang disarankan oleh data.
HASIL
A. Karakteristik Responden
Adapun peneliti memilih informa-informan
ini dikarenakan, mereka memahami, mengenai
apa yang sedang terjadi. dengan hal ini
diharapkan dapat membantu penulis dalam
menyelesaikan permasalahan yang akan diteliti
di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Lingga. informan dalam penelitian ini
yaitu sebannyak 7 orang, ketujuh informan
tersebut merupakan pegawai kantor Dinas
Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kabupaten
Lingga dan masing- masing dari mereka ini
mempunyai tugas pokok dan fungsi yang
berbeda, dan dari setiap orang ini pastinya akan
mempunyai argumen yang berbeda untuk
memberikan informasi tentang kadis.
B. Peran Managerial Kepala Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lingga.
Melalui penelitian yang telah dilakukan di
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Lingga, dengan melakukan
wawancara kepada 7 orang pegawai yang
mempunyai tugas di bidang mereka masing-
masing yaitu Kepala Dinas Pertanian, Kasi
Pengembangan Produksi, Kasubag Umun Dan
Kepegawaian,Kabid.Pertanian, Kabid.Ketahanan
Pangan, Kasi Pengembangan Produksi Tanaman
Pangan Dan Holtikultura, Kasubag Perencanaan
Dan Evaluasi.
Dengan melakukan wawancara dengan 7
informan itu untuk mendapat pernyataan dari
mereka, hasilnya membuktikan bahwa, Kepala
dinas merupakan pemimpin yang paling tertinggi
dalam sebuah lembaga dinas, oleh karena itu
kepala dinas harus bertanggung jawab penuh
baik dalam hal pengambilan keputusan,
mengayomi staf-stafnya dan bisa menciptakan
suasana yang baik di dalam lingkup kerjanya.
1. Peran keputusan
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan
bahwa Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kabupaten Lingga membuat keputusan
dan kebijakan berdasarkan rensta dan program
kerja tahunan dan lima tahunan yang di turunkan
oleh bupati lingga. Tidak didasarkan oleh
kehendak atau kemauan dia sendiri.dan juga
ketika ada permasalahan itu dibicarakan dan
dipecahkan bersama, kemudian ia
memberitahukan kepada bupati
dimusyawarahkan kepada bupati, barulah setelah
itu mendapatkan keputusan akhir. Kepala dinas
pertanian dan ketahanan pangan telah
menjalankan tugas sesuai dengan tupoksi di
bidaang masing-masing.
2. Peran Informasional
Dari penjelasan dari informan tersebut, Kepala
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Lingga sudah melaksanakan perannya
sebagai juru bicara yang mewakili para anggota
atau bawahannya.
3. Peran interpersonal
a. Peran Pemimpin.
b. Peran penghubung.
c. Peran tokoh.
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Dalam sebuah penelitian, untuk mendapatkan
hasil penelitian, hal yang sangat penting
dilakukan peneliti yaitu menentukan informan
penelitian untuk mendapatkan informasi secara
akurat peneliti memiih informan yang dijadikan
sumber informasi. Dengan melakukan
wawancara dalam penelitian ini informan dipilih
dengan pertimbangan tertentu, yang selanjutnya
memberikan petunjuk siapa informan dari
kalangan pegawai yang bekerja di dinas
pertanian dan ketahanan pangan Kabupaten
Lingga. Sehingga melalui informan yang telah
ditetapkan. Didapatkan bahwa 7 orang pegawai
yang bekerja sesuai bidang mereka, dan bersedia
memberikan data yang valid mengenai
permasalahan yang diteliti.
B. Peran Managerial Kepala Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Lingga.
Manager yang baik adalah orang yang
memiliki pengalaman, pengetahuan dan
keterampilan yang baik yang diakui oleh
organisasi untuk dapat memimpin, mengelola
dan mengendalikan, mengatur serta
mengembangkan organisasi dalam rangka
mencapai tujuannya.
1. Peran keputusan
Empat peran terkait pengambilan
keputusan. Dalam peran kewirausahaan, para
manager memulai dan mengawasi proyek-proyek
baru yang akan meningkatkan kinerja organisasi
mereka. Sebagai penyelesai masalah, manager
melakukan tindakan korektif untuk
menyelesaikan berbagai masalah yang tidak
terduga. Sebagai pengalokasi sumber daya,
manager bertanggung jawab menyediakan
sumber daya manusia, fisik dan moneter.
Terakhir manager memainkan peran negosiator,
dimana mereka mendiskusikan berbagai
persoalan dan tawar menawar dengan unit-unit
lain demi keuntungan unit mereka sendiri.
(Mintzberg dalam Robbins 2009:7)
2. Peran informasional
Peran informasional dalam hal ini
manager memantau mencari dan menerima
informasi tentang lingkungan pekerjaannya.
Dalam hal ini komunikasi di dalam organisasi
harus berjalan dengan baik. Komunikasi yang
baik sering didefinisikan oleh komunikator
sebagai kesepakatan atas pesan yang
dikirimkannya, bukan pemahaman atas pesan
( Jono M. Munandar, Dkk 2014).
a. Peran Pemantau ( Monitor)
b. Peran Penyebar ( disseminator)
c. Peran juru bicara ( spokeperson )
3. Peran interpersonal
a. Peran Pemimpin.
Manajer bertanggung jawab untuk
membuat fungsi subunit organisasi mereka
sebagai suatu kesatuan yang utuh dalam
mengejar tujuan dasar. Akibatnya, manajer harus
memberikan bimbingan kepada bawahan,
memastikan bahwa mereka termotivasi, dan
menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk
melakukan pekerjaan. Sejumlah kegiatan
manajerial secara tegas berkaitan dengan peran
pemimpin, termasuk perekrutan, pelatihan,
mengarahkan, memuji, mengkritik,
mempromosikan, dan menolak. Namun, peran
pemimpin meliputi semua kegiatan manajerial,
bahkan mereka dengan beberapa tujuan dasar
lainnya.
b. Peran penghubung.
Peran penghubung termasuk perilaku
yang dimaksudkan untuk membangun dan
memelihara jaringan hubungan dengan individu
dan kelompok di luar unit organisasi seorang
manajer.
c. Peran tokoh.
Peranan tersebut dimainkan dalam berbagai
kegiatan yang sifatnya legal dan seremonial
menghadiri berbagai upacara resmi, memenuhi
undangan atasan, rekan setingkat, para bawahan,
dan mitra kerja. Kedua, selaku pemimpin yang
bertanggung jawab untuk memotivasi dan
memberikan arahan kepada para bawahan yang
dalam kenyataannya berurusan dengan para
bawahan. Ketiga, peran selaku penghubung di
mana seorang manajer harus mampu
menciptakan jaringan yang luas dengan
memberikan perhatian khusus kepada mereka
yang mampu berbuat sesuatu bagi organisasi
(Sutrisno, 2009:230).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat pula disimpulkan
bahwa kepala dinas pertanian dan ketahanan pangan
telah menjalankan peran managerialnya, Peran
managerial yang sudah dilakukan oleh kepala dinas
mencakup 3 peran managerial yaitu:
1. Peran pembuat keputusan, yaitu sebagai peran
kewirausahaan kadis berusaha mendapatkan
anggaran dari pusat untuk pengembangan
pertanian, peran sebagai penyelesai masalah,
peran ini dilakukan dengan cara memanggil
kabid-kabid yang bersangkutan sesuai masalah
yang dialami agar langsung ditindak lanjuti,
peran sebagai peran pengalokasi sumber daya,
dalam peran ini belum terlihat masih ada
sumberdaya yang minim, peran sebagai
negosiator, peran ini kadis selalu bekerja sama
dengan DPRD, LSM dan masyarakat.
2. Peran informasional, peran sebagai pemantau,
kadis selalu memantau arus informasi baik itu
di luar maupun di dalam organisasi. penyebar
juru bicara, menjadi perwakilan organisasi
pada setiap pertemuan atas rencana atau
kebijakan yang akan dilakukan. Peran sebagai
penyebar, kadis menyebarkan informasi
kepada bawahannya. kepala dinas pertanian
dan ketahanan pangan sudah melaksanakan
peran-peran tersebut, dan peran ini dilakukan
sangat aktif dan lancar kepada semua pegawai
dan bawahannya, apabila tidak peran ini tidak
dijalankan dengan baik maka komunikasinya
pun akan terhambat.
3. Peran interpersonal, peran sebagai pemimpin,
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Lingga juga sudah melaksanakan
peran ini dengan sangat baik. hubungan
anatara atasan dan bawahan sangat berkaitan
erat, pengelolaan komunikasi dengan anggota
akan menimbulkan manfaat positif, dimana
anggota merasa di hargai dan dihargai oleh
pimpinan. Sehingga dalam hal ini juga dapat
memperbaiki kinerja karyawan. Peran sebagai
penghubung, kadis melakukan hubungan
dengan kementrian- kementrian lain, peran
sebagai tokoh utama, peran ini beliau
melaksanakan apel serta undangan-undangan
dari rekan setingkat.
A. Saran
Harusnya, Kepala Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kabupaten Lingga, harus
meningkatkan peran managerialnya, menjadi lebih baik
dengan melakukan kinerja yang lebih maksimal dan
mengupayakan anggaran yang lebih memadai,
dilakukan secara optimal demi tercapainya tujuan
pertanian yang diinginkan pemerintah.
1. Kepala dinas pertanian harusnya
memperbaiki sistem menjadi lebih baik,
sehingga membuat kinerja lebih maju
dengan perkembangan teknologi saat ini,
dengan menambahkan finger scan agar
sistem absensi lebih efektif dan efisien.
dan harus menambah ruang rapat dan
gudang, sehingga ketika mengadakan
rapat dengan semua bawahan tidak begitu
sempit seperti yang dilakukan sekarang ini
ketika rapat menggunakan ruang kepala
dinas dan juga menambah gudang
sehingga alat-alat pertanian tidak nampak
berserakan di depan kantor maupun di
sekitaran kantor dinas pertanian dan
ketahanan pangan kabupaten lingga.
2. Memberikan reward and punishment,
untuk reward yang tidak hanya sekedar
pujian, pegawai diberikan promosi
jabatan, sedangkan untuk punishment
sebaiknya kepala dinas memberikan
sanksi terkait pelanggaran disiplin kerja.
Diharapkan dalam menjalankan peran ini
tetap terjaga dan menggunakan media
teknologi sebagai perantara penyebar
informasi. Sebaiknya kepala dinas dapat
meminimalisir penggunaan surat berupa
selebaran kertas sebagai bentuk
pengumuman, dengan menyebarkan
informasi dengan pengumuman di layar
komputer kerja yang tersambung maupun
handphone.
3. Diharapkan dalam melaksanakan peran ini
agar terus tercipta hubungan kekeluargaan
yang baik dan juga untuk kemudahan
dalam bekerjasama.
Perlunya meminimalisir pengeluaran, Kepala
dinas harusnya lebih memperhatikan wilayah
persawahan yang tepat agar tidak terjadi
kerugian anggaran dana dari pemerintah. Seperti
yang terjadi kegagalan dalam pertanian, misalnya
di bukit langkap sawah yang rawan terkena
Banjir dan mengalami gagal panen.
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik : Rineka
Cipta,Jakarta
Gadjong, Agussalim Andi.2007, Pemerintahan
Daerah, Ghalia Indonesia, Bogor
Hasibuan Malayu, 2014, Manajemen, Bumi
Aksara, Jakarta
Kuncoro mudrajad. 2004, otonomi dan
pembangunan daerah, Erlangga Jakarta
Moleong, lexy J. 2000. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: Rosdakarya
Munandar, joko dkk, 2014, manajemen sumber
daya manusia, IPB Press, Bogor
Pasolong harbani, 2010. kepemimpinan
birokrasi, Alfabeta, Bandung
Rivai, Veithzal, 2003. Kepemimpinan dan
Perilaku Organisasi. PT. Raja Grafindo
Persada : Jakarta
Roobins Stephen p, 2009, Prilaku Organisasi,
Salemba Empat, Jakarta.
Siagian, Sondang, G. 2000.Anatomi Pariwisata,
Gremedia Pustaka Utama : Jakarta.
Sugiono, 20032008, Managemen Stratejik, PT
Bumi Aksara, Jakarta
---------------------, 2009. Adminstrasi
Pembangunan,edisi 7, PT Bumi Aksara, Jakarta
Soekadijo, R.. Metode Penelitian Administrasi
Negara, Alfabeta, Bandung
Sutrisno, 2010, Budaya Organisasi, Bumi
Aksara, Jakarta
Widjaja, H.A.W 2009. Otonomi Daerah dan
Daerah Otonom, Rajawali Pers, Jakarta
Jurnal-jurnal
Agustine.A.D, Noor Irwan, Said
Abdullah,2013, Pengembangan Sektor Kelautan
Dan Perikanan Untuk Meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus di Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Banyuwangi)Volume. 2, (Nomor.2)
jurnalFakultas Ilmu Administrasi, Universitas
Brawijaya, Malang
Brinkerhoffderick W. (1985) University
of Maryland. College Park, Maryland Rudi
Klauss Academy for Educational Development,
Washington D. C. vol 5 no 2 Managerial roles
for social development management 7-4-2017
Christoper C.A Chan, Cecil A.L
Pearson, 2002 Comparison Of Managerial Work
Goals Among Bruneian,Malaysian And
Singaporean The journal of management
Development. ABI/INFORM Research 7-4-2017
Christoper C.A Chan, Cecil A.L
Pearson, 2002 Comparison Of Managerial
Work Goals Among Bruneian,Malaysian And
Singaporean The journal of management
Development. ABI/INFORM Research 7-4-2017
Damayanti. E, Soeaidy.M.S,
Ribawanto.H, 2011,Strategi Capacity Building
Pemerintah Desa Dalam Pengembangan Potensi
Kampoeng Ekowisata Berbasis Masyarakat
Lokal, Volume. 2, (Nomor. 3), jurnal
administrasi publik 19-12-2016
Ferdinan.Y, Makmur.Mochamad,
Ribawanto.H, 2012 Pengembangan Wisata
Alam Berbasis Ekowisata Dalam Perspektif
Pelayanan Publik (Studi pada Disparbud
Kabupaten Nganjuk),Volume. 3,( Nomor. 12)
jurnal administrasi publik, Fakultas Ilmu
Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang 19-
12-2016
Keith Thomas, Morison. (2001)
“Measuring Statistical Capacity Building: A
Logic Framework Approach”, 18-12-16 dari
http://statisticsdepartement, Pdf.
Yuasta.D.A, 2013, peran dinas
kebudayaan dan pariwisata Dalam
meningkatkan kunjungan wisatawan,
http://core.ac.uk 4-11-2016
Dokumen
Undang- undang RI no 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara
Internet
Tanjungpinangpos.id