Peran Kampung Luar Batang, Kecamatan Penjaringan Jakarta ...
Transcript of Peran Kampung Luar Batang, Kecamatan Penjaringan Jakarta ...
Peran Kampung Luar Batang, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara dalam Menunjang Konservasi Kota Tua
Harfa Iskandaria
(3209201002)
Latar Belakang Penelitian
• Kotapraja “Kota”
• Saat ini kondisi “Kota” menjadi sebuah permasalahan bagi Pemda DKI diantaranya perubahan peruntukan lahan, penurunan kondisi infrastruktur
• Masalah utama Peruntukan lahan dan penurunan kondisi infrastrukur
• Area pemukiman di kawasan konservasi sangat dipengaruhi oleh situs konservasinya
• Pertumbuhan Kampung Luar Batang migran yang terus berdatangan.
• Masjid keramat sebagai tempat syiar Islam
Perumusan Masalah Penelitian • Pelabuhan besar selalu diiringi oleh pertumbuhan
perkampungan
• Penguasaan lahan lokasi strategis mendorong makin padatnya perkampungan
• Rumusan Permasalahan
– Muncul investor kecil sampai menengah
– Elemen,bentuk konservasi yang dapat dipertahankan pada kampung bersejarah khususnya Kampung Luar Batang
Pertanyaan Penelitian • Bagaimana perkembangan Masjid Kampung Luar Batang sejak
didirikan hingga saat ini, serta bentuk interprestasinya sebagai potret akulturasi masyarakat di Kampung Luar Batang ?
• Nilai kultural serta elemen konservasi apa yang dapat dipertahankan pada kampung bersejarah khususnya Kampung Luar Batang ?
Sasaran dan Tujuan Penelitian • Mengidentifikasi variabel yang harus dipertahankan pada Kampung Luar
Batang, agar menjadi kawasan yang memiliki “cirri khas tersendiri” yang harus dipertahankan
• Melakukan pemetaan potensi dan permasalahan dari Kampung Luar Batang agar dapat mengetahui kendala yang dihadapi
• Melakukan kajian teori yang dibandingkan dengan kondisi eksisting Kampung Luar Batang
Manfaat Penelitian • Manfaat Praktis: Mampu memberikan pengertian kepada masyarakat
umum dan masyarakat setempat mengenai pentingnya konservasi di kawasan Kampung Luar Batang.
• Manfaat Teoritis: Memberikan penjelasan kepada Pemerintah Kota Administratif Jakarta Utara bahwa cagar budaya bukan saja berupa peninggalan fisik bangunan Belanda tetapi dapat juga berupa kampung bersejarah
Tinjauan Pustaka (Kampung) Sumber Kesimpulan Kampung Kesimpulan mengenai kampung secara
keseluruhan
Steinberg (1992) Kampung merupakan bentuk pemukiman yang unik
namun dibalik keunikannya kampung cenderung
memiliki inteprestasi yang buruk karena
infrastruktur yang serba kurang layak, namun dibalik
itu kampung mampung menampung berbagai
lapisan masyarakat.
Berdasarkan beberapa kajian mengenai
kampung disamping memiliki beberapa
kesamaan mengenai kondisi kampung
dimana kampung selalu berkembang
secara tidak terencana. Bahkan
berkembangnnya kampung di kota
bertujuan sebagai “wadah” adaptasi bagi
masyarakat desa yang tinggal di kota
dengan segala macam ritual dan budaya
yang masih dipegang teguh dari nenek
moyangnya masing-masing.
Keberadaan kampung di perkotaan yang
cenderung dekat dengan berbagai pusat
kegiatan ditinjau dari keberadaan
(legalitas) terdapat dualisme yaitu
kampung yang berkembang tidak sesuai
dengan peruntukannya dan kampung
yang berkembang sesuai dengan
peruntukan tata ruang kota. Kampung
yang berkembang sesuai dengan tata
ruang kota dan sah legalitasnya menjadi
salah satu elemen perkotaan yang
berperan sebagai penyedia pemukiman
bagi berbagai lapisan masyarakat karena
adanya pengaruh globalisasi.
Budihardjo(1997)
dan Herlianto
(1986)
Kampung terbagi menjadi dua yaitu slum dan
squater, meskipun demikian kampung merupakan
hasil adaptasi masyarakat desa terhadap kehidupan
kota dimana sebagian masyarakatnya bekerja secara
informal
Yudhohusodo
(1992)
Kondisi kampung yang berkembang cenderung
berkepadatan tinggi dengan persyarakat kesehatan
yang kurang layak karena pembangunannya tidak
terencana
Global Dialogue
(2000) dan
Budihardjo (1996)
Permasalahan yang dihadapi pada kebanyakan
kampung juga dihadapi oleh kampung bersejarah.
Diantaranya adalah masalah infrastruktur air bersih,
sanitasi, pembuangan limbah dan pematusan
Catanese (1984),
Trancik (1986),
Global Dialogue
(2000)
Dalam perancangan kota harus terintegrasi antara
satu kawasan dengan kawasan lainnya. Bahkan
untuk kawasan yang memiliki nilai budaya dan
sejarah kota harus mampu mewadahi itu semua.
Kampung sebagai bentuk pemukiman yang ada
diperkotaan patut dipertimbangkan sebagai salah
satu elemen kota karena pengaruh urbanisasi dan
globalisasi.
Sumber Kesimpulan Kesimpulan Konservasi Secara Keseluruhan
Athens Charter 1931 The
New Charter Of Athens 1998
Motivasi konservasi pada charta ini didasarkan bahwa konservasi
merupakan bagian dari perencanaan kota yang berkelanjutan
(sustainable) dimana objek yang di konservasi merupakan sumber
daya yang tidak terbaharukan.
Berdasarkan kesimpulan teori mengenai konservasi
maka didapat beberapa kesamaan, pelaksanaan
konservasi bertujuan untuk melakukan peletarian
terhadap bangunan yang memiliki peranan terhadap
perkembangan sejarah (pendidikan, agama dan
negara).
Berdasarkan pengertian mengenai konservasi dapat
diambil kesimpulan:
1. Konservasi merupakan dasar dari seluruh
kegiatan pelestarian
2. Konservasi bertujuan untuk melestarikan suatu
bangunan sehingga mampu memberi pengaruh
kepada masyarakat setempat mulai dari sosial,
ekonomi hingga budaya
3. Kawasan yang menjadi objek konservasi selalu
berada di daerah pusat kegiatan sehingga
kegiatan konservasi terbentur dengan masalah
nilai tanah, oleh sebab itu kegiatan konservasi
harus melibatkan perencanaan kota
Venice Charter 1964 Dalam Charta ini membahas bahwa konservasi bertujuan untuk
mengembalikan estetika dan nilai sejarah suatu bangunan setelah
melibatkan seluruh ilmu pengetahuan yang terkait dengan
konservasi
ICOMOS Burra Charta 26
November 1999
“Konservasi” merupakan kata yang dipergunakan sebagai dasar
untuk seluruh kegiatan pelestarian, karena konservasi sendiri dapat
dimaknai sebagai kegiatan untuk memelihara nilai budaya dalam
suatu kawasan.
Budihardjo,1989 Pelaksanaan konservasi harus mempertimbangkan alasan suatu
kawasan/situs untuk dikonservasi di antaranya adalah peranan
sejarah bagi suatu peristiwa serta mampu memperkuat citra
kawasan di sekitarnya.
Karena dengan adanya konservasi maka suatu kawasan dapat tetap
terpelihara sehingga warisan budaya dari masa lalu tetap dapat
dirasakan, selain itu dengan adanya konservasi kehadiran kawasan
lama mampu memberikan rona yang berbeda ditengah hiruk pikuk
pertumbuhan kota.
Ashworth, 1991 dan Cohen,
1999
Konservasi kawasan bersejarah di perkotaan cenderung rumit
karena melibatkan berbagai aspek seperti aspek sosial ekonomi
dan pengaruh kepada masyarakat setempat. Bahkan kegiatan
konservasi tidak hanya melibatkan masalah arsitektur dalam suatu
kawasan tetapi juga membahas mengenai pelestarian suatu
bangunan.
Bilkis, 2005 Perwujudan konservasi tidak hanya kepada bangunan/kawasan
secara fisik (berwujud,tangible) namun konservasi juga dapat
dilakukan kepada bentuk warisan budaya yang tidak berwujud
(intangible) yang mampu membangun karakter identitas kawasan.
Tinjauan Pustaka (Konservasi)
Metode Penelitian • Pendekatan dan Jenis Penelitian
– Peneltian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif
– Namun jenis penelitian ini juga bersifat eksploratif karena penelitian ini bersifat terbuka dan masih mencari-cari
• Metode Pengumpulan Data
– Data Primer
• Observasi
• Wawancara
– Data Sekunder
• Metode Pengambilan Sample
– Untuk mensurvey suatu kawasan dengan populasi yang cukup luas maka digunakan metode cluster sampling
Metode Penelitian (3)
Di analisa
Hasil analisa
Kesimpulan dan saran
Pemda Tk I Provinsi DKI
Jakarta
Pengurusan ijin Pemda Tk I Provinsi
Jawa Timur
Kelurahan Penjaringan
Sekretariat Kelurahan
Kependudukan
Perlindungan Masyarakat
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Peraturan Derah terkait dengan konservasi
Museum Fatahillah
Tokoh Masyarakat Kampung Luar Batang
Data sekunder yang diperoleh
Data Kependudukan Kelurahan Penjaringan
Data persebaran fasilitas Kelurahan Penjaringan
Kondisi fisik bangunan Kelurahan Penjaringan
Data primer yang diperoleh
Sejarah perubahan kampung
Perubahan kehidupan masyarakat
Perubahan perekonomian
masyarakat
Perubahan infrastruktur kampung.
(Catatan: semua data tersebut bersifat
kualitatif)
Komparasi
Peran Kampung Luar Baatng, Kec. Penjaringan Jakarta Utara dalam Menujang Konaervasi Kota Tua
Di analisa
Hasil analisa
Kesimpulan dan saran
Pemda Tk I Provinsi DKI
Jakarta
Pemda Tk I Provinsi Jawa Timur
Kelurahan Penjaringan
Sekretariat Kelurahan
Kependudukan
Perlindungan Masyarakat
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Peraturan Derah terkait dengan konservasi
Museum Fatahillah
Tokoh Masyarakat Kampung Luar Batang
Data sekunder yang diperoleh
Data Kependudukan Kelurahan Penjaringan
Data persebaran fasilitas Kelurahan Penjaringan
Kondisi fisik bangunan Kelurahan Penjaringan
Data primer yang diperoleh
Sejarah perubahan kampung
Perubahan kehidupan masyarakat
Perubahan perekonomian
masyarakat
Perubahan infrastruktur kampung.
(Catatan: semua data tersebut bersifat
kualitatif)
Komparasi
Peran Kampung Luar Baatng, Kec. Penjaringan Jakarta Utara dalam Menujang Konaervasi Kota Tua
Gambaran Umum Wilayah Studi
Sunda Kelapa
Wisata Bahari
Taman Fatahillah
Pecinan
• Potensi dan Permasalahan
Gambaran Umum Wilayah Studi
Nama Sub Kawasan Potensi Permasalahan
Kampung Luar Batang Wisata bahari
Arsitektur
Wisata budaya
Daerah pasang surut
Infrastuktur kurang layak
Pasar Ikan-Museum
Maritim
Perumahan nelayan
Pelabuhan tradisional
Salah satu pusat penyedia makanan laut
Macet akibat PKL
Pencemaran akibat pasar ikan
Perubahan peruntukan lahan
Galangan Pergudangan
Pengelolaan cagar budaya oleh swasta
Pada malam hari kawasan ini menjadi
pusat perdagangan makanan
Penurunan kualitas prasarana
jalan
Penurunan fisik infrastruktur
akibat kegiatan pergudangan
Pencemaran udara
Benteng
Roa Malaka
Kali Besar Lokasi strategis
Pusat hiburan malam
Kantor – hotel
Kondisi vegetasi-kebersihan terjaga
Keamanan
Ketertiban lalu lintas
Terminal kurang berfungsi
Pemugaran fisik bangunan
Cengkeh Kunir Toko alat bahari
Pergudangan
Kurangnya perhatian terhadap
bangunan tua
Bangunan baru yang tidak
mengindahkan kesesuaian
dengan bangunan sekitar
Taman Fatahillah Kantor,bank
Museum dengan berbagai kegiatan
kebudayaan
Museum wayang, keramik
Pedagang kaki lima
Kurang sadar terhadap
kebersihan
Stasiun Kota Stasiun kereta api
Terminal Transjakarta
Jalur berbagai angkutan kota
Macet karena angkutan kota
banyak yang berhenti di
sembarang tempat
Keamanan
Pasar Pagi-Perniagaan Pusat perdagangan
Pusat grosir teksitl dan kertas
Penyempitan jalan akibat
pedagang kaki lima
Pembangunan ruko-ruko
Pintu Besar Selatan Pusat jual beli rempah-rempah dan obat-
obatan tradisional China
Berbagai kegiatan warga keturunan China
lengkap dengan kebudayaannya.
Pedagang kaki lima
Pinangsia Ekonomi-perdagangan elektronik Parkir dan bongkar muat yang
memakan badan jalan sehingga
jalanan menjadi macet.
Nama Sub Kawasan Potensi Permasalahan
Kampung Luar Batang Wisata bahari
Arsitektur
Wisata budaya
Daerah pasang surut
Infrastuktur kurang layak
Pasar Ikan-Museum
Maritim
Perumahan nelayan
Pelabuhan tradisional
Salah satu pusat penyedia makanan laut
Macet akibat PKL
Pencemaran akibat pasar ikan
Perubahan peruntukan lahan
Galangan Pergudangan
Pengelolaan cagar budaya oleh swasta
Pada malam hari kawasan ini menjadi
pusat perdagangan makanan
Penurunan kualitas prasarana
jalan
Penurunan fisik infrastruktur
akibat kegiatan pergudangan
Pencemaran udara
Benteng
Roa Malaka
Kali Besar Lokasi strategis
Pusat hiburan malam
Kantor – hotel
Kondisi vegetasi-kebersihan terjaga
Keamanan
Ketertiban lalu lintas
Terminal kurang berfungsi
Pemugaran fisik bangunan
Cengkeh Kunir Toko alat bahari
Pergudangan
Kurangnya perhatian terhadap
bangunan tua
Bangunan baru yang tidak
mengindahkan kesesuaian
dengan bangunan sekitar
Taman Fatahillah Kantor,bank
Museum dengan berbagai kegiatan
kebudayaan
Museum wayang, keramik
Pedagang kaki lima
Kurang sadar terhadap
kebersihan
Stasiun Kota Stasiun kereta api
Terminal Transjakarta
Jalur berbagai angkutan kota
Macet karena angkutan kota
banyak yang berhenti di
sembarang tempat
Keamanan
Pasar Pagi-Perniagaan Pusat perdagangan
Pusat grosir teksitl dan kertas
Penyempitan jalan akibat
pedagang kaki lima
Pembangunan ruko-ruko
Pintu Besar Selatan Pusat jual beli rempah-rempah dan obat-
obatan tradisional China
Berbagai kegiatan warga keturunan China
lengkap dengan kebudayaannya.
Pedagang kaki lima
Pinangsia Ekonomi-perdagangan elektronik Parkir dan bongkar muat yang
memakan badan jalan sehingga
jalanan menjadi macet.
• Umur – Kampung Luar Batang didominasi oleh
Kepala Keluarga/istri dengan usia antara 41-45 tahun dengan presentase sebesar 38%. Sedangkan dominasi kedua dengan usia antara 31-35 tahun dengan presentase 23%
• Jumlah Orang dalam Serumah – Mayoritas setiap rumah di Kampung
Luar Batang yang dihuni lebih dari 8 orang sebesar 72%, keluarga responden yang tinggal bersama dengan keluarga besarnya yang memiliki hubungan keluarga dekat seperti adik atau kakak dari Kepala Keluarga yang menjadi responden
– Kepala Keluarga yang menjadi responden yang telah menikah namun masih tetap tinggal di rumah orang tua dengan alasan agar dapat mengasuh anak-anak ketika mereka bekerja.
8% 23%
8% 38%
8%
15% Umur
20-30 Tahun
31-35 Tahun
36-40 Tahun
41-45 Tahun
46-50 Tahun
>50 Tahun
7% 7%
14%
72%
Jumlah Orang dalam Serumah
1-3 Orang
4-5 Orang
5-7 Orang
>8 Orang
Gambaran Umum Wilayah Studi
• Pendidikan
– Pendidikan terakhir penghuni di Kampung Luar Batang mayoritas lulusan universitas (S1) 29%, lulusan SMA 64% dan lulusan SMP 7%. Berdasarkan presentase tersebut maka dapat diketahui jika tingkat atau kesadaran akan pendidikan di Kampung Luar Batang telah cukup baik
• Pekerjaan
– Untuk pekerjaan bagi masyarakat Kampung Luar Batang sebagian besar didominasi pekerjaan seperti buruh atau pedagang sebesar 56% sedangkan bentuk pekerjaan lain yang mendominasi masyarakat Kampung Luar Batang adalah pegawai swasta sebesar 33%
• Tempat Tinggal Sebelumnya
– Penduduk Kampung Luar Batang yang menjadi responden sebagian besar adalah masyarakat yang lahir, besar dan tinggal di Kampung Luar Batang. Bahkan ada beberapa responden yang hanya pindah rumah namun hanya pindah ruas jalan karena faktor pernikahan
0% 7%
64%
29%
Pendidikan
SD
SMP
SMA
Universitas
0% 33%
11% 56%
Pekerjaan
PNS
Pegawai swasta
Wiraswasta
Lain-lain(Buruh,pedagang,dsb)
69%
23%
8% Tempat Tinggal Sebelumnya
Sekitar Kampung LuarBatang
Dalam Kampung LuarBatang beda lokasi
Luar Daerah
Gambaran Umum Wilayah Studi
• Kondisi Fisik Kampung Luar Batang Ruas Jalan Hirarki Jalan Lebar Jalan Kondisi Moda Transportasi yang
Lewat
Jl. Luar Batang I Kolektor Sekunder 6 - 8 meter Baik, Aspal Roda 4 dan roda 2
Jl. Luar Batang II Kolektor Sekunder 8 – 10 meter Baik, Aspal Roda 4 dan roda 2
Jl. Luar Batang III Lokal 2 – 4 meter Baik, Aspal Roda 2
Jl. Luar Batang IV Lokal 6 Meter Baik, Aspal Roda 4 dan roda 2
Jl. Luar Batang V Lokal 8 Meter Baik, Aspal Roda 4 dan roda 2
Jl. Luar Batang VI Lokal 4 Meter Baik, Aspal Roda 2
Jl. Luar Batang VII Lokal 2-3 Meter Baik, Aspal Roda 2
Jl. Luar Batang VIII Lokal 2-4 Meter Baik, Aspal Roda 2
Jl. Luar Batang IX Lokal 3-5 Meter Baik, Aspal Roda 2
Beberapa Ruas Jalan tak
Bernama
Lokal 2-6 Meter Baik, Aspal Roda 2
Ruas Jalan Sudut Parkir Kondisi Parkir Jenis Parkir
Jl. Luar Batang I Sejajar Jalan dan
900
Semrawut On-street dan di
lokasi khusus parkir
Jl. Luar Batang II Sejajar Jalan Teratur On-street
Jl. Luar Batang IV Sejajar Jalan Teratur On-street
Jl. Luar Batang V Sejajar Jalan Teratur On-street
1
2
Gambar:
1.
1.
Penggunaan Lahan dan Kondisi Eksisting Kampung Luar Batang
Fasilitas Umum dan Sosial
Jaringan Pematusan dan Pengendali Banjir
Analisis dan Pembahasan • Kampung Luar Batang berdekatan
dengan pantai dan beberapa pemukiman menengah atas seperti Pluit, Pemukiman Terpadu Pantai Mutiara dan Muara Angke
• Sebagai pusat bermukimnya masyarakat golongan menengah kebawah mayoritas penduduknya bekerja di sektor informal dengan bidang usaha perdagangan
• Pada tahun 1970-an kampung ini terkena program KIP-MHT, dimana dengan adanya program ini maka kampung menjadi lebih terbuka dengan kawasan sekitarnya
• Kampung Luar Batang menjadi semakin memposisikan diri sebagai pusat penyedia rumah tinggal yang murah
• Analisis place theory pada Kampung Luar Batang – Berdasarkan teori Place juga didapatkan penekanan adanya
suatu makna dari tempat di lokasi sebuah kota (Zhand dalam Trancik, 1986)
– Berdasarkan teori Punter (1991) ada tiga unsur pembentuk place yaitu physical setting, activities, dan meaning
• Physical setting: Landmark berupa masjid Luar Batang cenderung bersifat fleksibel dan mengikuti perkembangan jaman meskipun secara fisik bangunannya telah mengalami perubahan. Aktifitas penggunaan dari Masjid Luar Batang cenderung semakin meningkat dikarenakan masjid ini memiliki nilai ke sakralan yang tinggi
• Activities: Gambaran tingkah laku pemakai dan fungsi tempat tersebut dan cenderung berkembang seusai dengan perkembangan waktu perayaan Maulid Nabi, Idul Fitri dan Idul Adha, pedagang kaki lima dan sebagai pengemis
• Meaning: Pola pikir dimana almarhum Habib Hussein bin Abubakar Alaydrus merupakan orang yang sakti dan memiliki beberapa karomah, bahkan walau hanya berjiarah kemakamnya maka hajat/keinginnya dapat terkabul
Analisis dan Pembahasan
Indikasi Kampung Berdasarkan Kajian Teori
Kondisi Kampung Luar Batang Indikasi
Salah satu bentuk pemukiman yang ada di perkotaan namun secara generalisasi kampung cenderung memiliki interprestasi yang buruk terkait dengan keberadaan infrastruktur yang kurang layak
Kampung Luar Batang memiliki beberapa kelemahan terutama dalam sistem pengendalian banjir. Selain karena secara fisik bentuk dari sistem drainase di kampung ini yang cenderung sering over capacity.
Selain karena jumlah luasan dari sistem drainase yang dirasa cukup kurang, yang menjadi permasalahan pada kampung ini adalah kondisi geografis dari kampung ini yang terletak dibawah permukaan laut. Akibatnya pada waktu tertentu kampung ini terendam banjir. Sejak dahulu kampung ini selalu terendam banjir rob, hanya saja intensitas serta lama banjir cukup singkat. Namun saat ini banjir rob di Kampung Luar Batang semakin sering dan lama banjirnya cukup lama bahkan hampir satu minggu
Kampung Luar Batang sebagai salah satu basis penyedia pemukiman di kawasan Penjaringan, secara internal memiliki faktor bangkitan dan tarikan alami. Dengan adanya Masjid Keramat Luar Batang sebagai pusat kegiatan di kampung ini maka banyak kegiatan perdagangan yang terfokus pada kawasan masjid dan sekitarnya. Hal ini sama seperti ditempat lain dimana terdapat interest place maka masyarakat akan berusaha mengambil keuntungan secara tidak langsung.
Jika dikaji dalam teori linkage, maka kampung ini secara tidak langsung terhubung dengan sistem lalu lintas Tol Pelabuhan-Bandara Soekarno-Hatta, cukup dekat dengan pusat pelelangan ikan dan pasar ikan Muara Baru.
.
Jika ditinjau dari legalitas-nya keberadaan kampung terbagi menjadi dua yaitu slum (kampung yang kurang layak kondisi pemukimannya) dan squatter (selain kurang layak kondisinya,lokasi dari kampung juga illegal) Namun kampung secara “sifatnya” kampung merupakan bentuk adaptasi masyarakat desa yang tinggal di kota
Kampung Luar Batang pada beberapa bagian berdiri diatas bantaran sungai yang berhubungan langsung dengan Pelabuhan Sunda Kelapa. Pada awal terbentuk kampung ini, mayoritas penduduknya bekerja disektor nelayan. Namun seiiring perkembangan jaman maka sebagian penduduk Kampung Luar Batang bekerja dalam bidang perdagangan dan jasa baik sektor formal atau informal
Kampung merupakan bentuk pemukiman yang tidak memiliki konsep atau arahan. Baik dalam bentuk kesejahteraan tempat tinggal, kesehatan, bahkan fasilitas
Hal ini disebabkan perkembangan kampung sangat tergantung dari bagaimana tingkat pereknomian dari warganya. Dalam Kampung Luar Batang yang sebagian besar penduduknya bekerja di sektor informal maka pemenuhan kebutuhan sehari-hari lebih ditekankan kepada pemenuhan kebutuhan dasar seperti sandang, pangan baru kemudian kualitas papan (rumah). Sedangkan untuk kualitas rumah akan dikembangkan sesuai dengan taraf hidup/ keseuaian dengan kemampuan perekonomian.
Analisis dan Pembahasan Surat
Keputusan
Pertimbangan Keputusan Indikasi dilapangan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 0128/M/1988
Rumah ibadah berupa masjid yang menjadi benda cagar budaya adalah: Masjid Al Mansyur Masjid Annawir Masjid Al Anshor Masjid Al Anwar Masjid Jami Kebon
Jeruk Masjid Jami
Tambora Masjid Luar Batang Telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya peninggalan sejarah perkembangan Islam di Indonesia.
Adanya larangan untuk mengubah memperbaiki/ renovasi dan mengubah wujud.
Selain adanya larangan diatas, bangunan cagar budaya tersebut tidak boleh dilakukan pembangunan atau penambahan banguna yang bersifat semi permanen atau permanen sebelum mendapatkan ijin dari Direktorat Perlindungan Peninggalan Sejarah dan Purbakala serta Pemerintah DKI Jakarta
Berdasarkan gambar
diatas maka dapat diketahui mengenai seberapa besar Masjid Keramat Luar Batang ini telah mengalami perubahan semenjak dilakukan renovasi antara tahun 1950 hingga 2005.
Pada renovasi terakhir pihak Yayasan Masjid Luar Batang membangun kembali masjid lengkap dengan fasilitas kantor yayasan
SK Gubernur DKI Jakarta 1070 Tahun 1990 Tentang Pengembangan dan Pembangunan Kawasan Wisata Bahari Sunda Kelapa
Kawasan Sunda Kelapa dan sekitarnya memiliki potensi sejarah dan sosial budaya
Lingkungan dan kawasan Sunda Kelapa harus dilindungi dari pengembangan dan kegiatan yang dapat merusak lingkungan
Pembangunan dikawasan Sunda
Kampung Luar Batang termasuk kedalam batas Utara dari kawasan Wisata Bahari Sunda Kelapa
Seluruh lokasi tanah yang termasuk kedalam Kawasan Wisata Bahari akan diamankan dari kegiatan
Setelah pelaksanaan
renovasi total pada Masjid Luar Batang, maka terdapat beberapa penambahan
Masjid Kampung Luar Batang Sebagai Landmark Kawasan Gerbang Masjid Indikasi
Gerbang Masjid Keramat di tahun 1916
Pada gambar disamping merupakan bentuk gerbang
Masjid Luar Batang di tahun 1916. Tampak pada
bagian depan terdapat beberapa simbol yang
berkaitan dengan Islam seperti bulan sabit dan
bintang. Selain itu tampak pada sebelah kanan dan
kiri terdapat tulisan arab gundul berupa “Masjid
Keramat”
Pada tahun 1990-an bentuk gerbang telah dirubah
secara drastis pada saat renovasi masjid secara total
pada tahun 1950-an. Bentuk interior masjid, sebelum
mengalami renovasi pada tahun 1950-an tidak
terdokumentasikan secara rinci.
Namun jika dilihat berdasarkan gambar disamping
tampak hasil renovasi masjid, dimana terdapat
perubahan over-hang (sosoran) yang terbuat dari plat.
Bentuk perubahan lain yang tampak nyata adalah
ornamen Islami yang dibuat tampak lebih nyata
berupa kaligrafi dengan lafadz “Sabillah Alaudrus”
dalam tulisan Arab.
Pada tahun 2005, terjadi renovasi dan pembangunan
ulang kembali keseluruhan komplek masjid. Akibat
dengan adanya pembangunan secara total tersebut,
maka bentuk dari gerbang masjid kembali berubah,
namun perubahan tidak terlalu signifikan seperti
sebelumnya, perubahan mencakup bentuk kaligrafi
dan warna.
Hasil renovasi 1950-an, foto diambil pada 2011
Hasil renovasi 1950-an, foto diambil awal 1990-an
Hasil renovasi 1950-an, foto diambil awal
1990-an
Hasil renovasi 1950-an, foto
diambil pada 2011
Gerbang Masjid Keramat
di tahun 1916
• Bentuk Akulturasi Budaya yang ada di Masjid Keramat Luar Batang
– Bentuk Atap
• Bentuk atap dari Masjid Luar Batang yang berbentuk limas sangat dipengaruhi oleh bentuk-bentuk atap masjid yang ada di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah
• Sedangkan atap masjid yang menjadi “acuan” dari Masjid Luar Batang cenderung mengadopsi bentuk atap Pura Hindu Bali
– Akulturasi Pemakaman
• Pemakaman dalam Islam memiliki aturannya sendiri terutama yang berkaitan dengan posisi makam, bagian kepala dan kaki, serta bahkan bentuk pemakaman
• Kreasi-kreasi lewat ukiran, atau lukisan pada bagian-bagian batu nisan, cungkup, gapura Makam-makam yang dianggap keramat ditempatkan dipemakaman khusus.
Analisis dan Pembahasan
• Tipologi Bangunan
Analisis dan Pembahasan
• Tipologi Bangunan
Analisis dan Pembahasan
Lantai 1 Lantai 2
Analisis dan Pembahasan
Analisis Perkembangan Kampung Luar Batang
Analisis dan Pembahasan
Perkembangan Masjid Luar Batang
Sebelum tahun 2005 Setelah tahun 2005
Analisis dan Pembahasan
Analisis dan Pembahasan
• Analisis Tata Guna Lahan
Analisis dan Pembahasan
: Pemukiman
: Rumah Niaga
: Komersial
: Fasos/Fasum
: Sungai/Laut
: Tanah Kosong
• Perkembangan Jaringan Jalan pada Kampung Luar Batang
Analisis dan Pembahasan
• Kesimpulan – Kampung Luar Batang cukup strategis karena dilewati oleh Jalan
Gedong Panjang yang menjadi jalan penghubung antara kawasan perindustrian Pluit-Bandara Soekarno Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priuk
– Sebagai tempat yang strategis Kampung Luar Batang seperti “dikepung” oleh kebijakan pengembangan kawasan, reklamasi Perumahan Pantai Mutiara. Dasar reklamasi ini telah ada sejak tahun 1995 dimana pada saat itu dikenal dengan Jakarta Waterfront Development Program
– Selain karena perkampungan di tengah kawasan pusat perekonomian, Kampung Luar Batang juga memiliki landmark yaitu Masjid Keramat Luar Batang. Masjid yang telah ada sejak abad ke XVII, tapi sebagai benda cagar budaya, masjid ini telah mengalami perubahan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan bangunan aslinya pada tahun 1916
Kesimpulan dan Saran (1)
• Saran – Berdasarkan syarat mengenai benda cagar budaya bahwa
setiap benda cagar budaya tidak boleh mengalami perubahan baik dari segi material maupun facade
– Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengkaji ulang mengenai status bangunan cagar budaya
– Sedangkan kajian lain yang menjadi perhatian dari Kampung Luar Batang adalah statusnya sebagai salah satu Kawasan Wisata Bahari
– Berdasakan peraturan mengenai Kawasan Wisata Bahari maka seharusnya kawasan ini termasuk kedalam area yang dibatasi pembangunnya
Kesimpulan dan Saran (2)
Terima Kasih