PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERILAKU...
-
Upload
truongdang -
Category
Documents
-
view
245 -
download
2
Transcript of PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERILAKU...
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BERIBADAH SISWA
TAHUN
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
WAWALADUN SHOLICHATUI YAD’NGULAHU
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
i
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERILAKU
SISWA DI SD NEGERI KALIBENING SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.
Oleh:
WAWALADUN SHOLICHATUI YAD’NGULAHU
NIM: 11111202
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2015
PERILAKU
KALIBENING SALATIGA
Islam (S.Pd.I)
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUSN
Jl Tentara Pelajar 02
Website : www.
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (Naskah)
Hal : Pengajuan Skripsi
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami menelitibersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa :
Nama
NIM
Fakultas/ Jurusan
Judul
Untuk diajukanperiksa.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
ii
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUSN
Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
www.iainsalatiga.ac.id email : [email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Kepada
: Pengajuan Skripsi Yth. Rektor IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa :
: Wawaladun Sholichatui Yad’ngulahu
: 11111202
Jurusan : FTIK / Pendidikan Agama Islam
: Peran Guru Pendidikan Agama Islam perilaku pembiasaan beribadah siswa Negeri Kalibening Salatiga Tahun2014/2015
diajukan dalam siding munaqosyah. Demikian untuk
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 25 Agustus 2015
Pembimbing
Dra. Hj. Maryatin, M.Pd.
NIP. 19690402 199803 2 001
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUSN
Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
ainsalatiga.ac.id
Yth. Rektor IAIN Salatiga
dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
Pendidikan Agama Islam dalam rilaku pembiasaan beribadah siswa di SD
Tahun Ajaran
untuk menjadi
5
NIP. 19690402 199803 2 001
iii
SKRIPSI
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERILAKU
PEMBIASAAN BERIBADAH DI SD NEGERIKALIBENING SALATI GA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
DI SUSUN OLEH :
WAWALADUN SHOLICHATUI YAD’NGULAHU
NIM.11111202
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada Tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji:
Ketua Penguji : Siti Rukhayati, M.Ag.
Sekretaris Penguji : Dra. Hj. Maryatin, M.Pd.
Penguji I : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.
Penguji II :Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Salatiga, 29 Agustus 2015
Dekan
FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd
NIP. 19670121 199903 1 002
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT
Jl Tentara Pelajar 02
Website : www.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Wawaladun Sholichatui Yad’ngulahu
NIM : 11111202
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
etik ilmiah.
iv
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
www.iainsalatiga.ac.id email : [email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
bertanda tangan di bawah ini:
Wawaladun Sholichatui Yad’ngulahu
: 11111202
Pendidikan Agama Islam
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
Salatiga, 25 Agustus 2015
Yang menyatakan,
Wawaladun Shoichatui YNIM : 11111202
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
ainsalatiga.ac.id
benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
berdasarkan kode
2015
Wawaladun Shoichatui Y
v
MOTTO
Artinya : Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Q.S Al-Baqarah216).
To the world you may be just a teacher but to your students you are ahero (bagi dunia kamu hanya seorang guru, tapi bagi murid
kamu adalah pahlawan)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Orang tuaku Bapak Samuri, dan Ibu Murni Sari yang sudah banyak
pengorbanan tanpa letih maupun pamrih dalam merawat dan mendidikku,
semoga selalu dalam limpahan kasih sayang Allah SWT dunia dan akhirat.
2. Kakakku Siti Nurul Mida Yanti dan Adikku Nabiela Khoirun Nisa yang
selalu memberi semangat.
3. Keponakan-keponakanku Ulfa, Bima, Zaskia, Lintang, Irsyad dan Majid
yang selalu memberi keceriaan.
4. Ibu Dra. Hj. Maryatin, M. Pd. yang selalu sabar membimbing hingga
terselesaikannya skripsi ini.
5. Sahabatku Lely, Munji, Aulia, dan Khusnul serta teman-teman PAI
angkatan 2011.
6. Serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
vii
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan
kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh
gelar kesarjanaan dalam Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI), pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
4. Ibu Maryatin, M. Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan
ikhlas mencurahkan pikiran, tenaga serta pengorbanan waktunya dalam upaya
membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.
viii
5. Para dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga, yang telah membekali
pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Keluarga besar penulis, atas segala motivasi, dukungan, dan doa restu kepada
penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Berbagai pihak yang secara langsung dan tidak langsung yang telah membantu
baik moral maupun materiil dalam penyusunan skripsi ini yang tidak penulis
sebutkan satu persatu.
Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang
setimpal dan mendapatkan ridha Allah SWT.
Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 25 Agustus 2015
Penulis
Wawaladun Sholichatui Y
ix
ABSTRAK
Yad’ngulahu, Wawaladun Sholichatui. 2015.Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam perilaku pembiasaan beribadah siswa Di SD Negeri Kalibening Salatiga TahunAjaran 2014/2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj. Maryatin, M.Pd.
Kata Kunci: Peran Guru, Pembentukan Perilaku Siswa.
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahuiPeran Guru pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Negeri Kalibening Salatiga terhadap Pembentukan Perilaku Siswa dalam Kehidupan Sehari-hari. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagimana pembelajaran Pendidikan Agama Islam. (2) Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam dalam mendidik perilaku beribadah siswa?. (3) Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam padapembiasaan beribadah siswa dalam kehidupan sehari-hari?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif,metode pengumpulan data antara lain: observasi, interview dan dokumentasi dengan teknis analisis data yaitu triangulasi data, reduksi data kemudian ditarik kesimpulan dan dibuatlaporan.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pembelajaran PAI di SD Negeri Kalibening, dengan pembelajaran berpusat pada siswa (Child Learning Centered), disesuaikan dengan lingkungan atau kontekstualmereka, dandibawahbimbingan guru. (2) peran guru yang sangat penting yaitu guru sebagai inspiator selain memberikan ilmu pengetahuan, guru juga memberi petunjuk cara belajar yang baik. Yang penting bukan teorinya, tetapi bagaimana guru melepaskan masalah yang dihadapi anak didik. (3)Bahwa kebiasaan sholat berjamaah, infak, shodaqoh, puasa agar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ................................................................................. ii
HALAMAN JUDUL .................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... vi
MOTTO ....................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
ABSTRAK ................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Fokus Penelitian .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
D. Kegunaan Penelitian .................................................................... 6
E. DefinisiOperasional ..................................................................... 6
F. Metode Penelitian ........................................................................ 8
G. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................... 17
xi
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 20
A. Peran Guru pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ............ 20
B. Peran Guru pada perilaku beribadah siswa .................................. 31
C. Peran Guru pada pembelajaran PAI dan perilaku pembiasaan
beribadahsiswa dalam kehidupan sehari-hari di SD N Kalibening
Salatiga ....................................................................................... 35
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ........................ 43
A. Kondisi Umum SD N Kalibening ............................................... 43
B. Data Informan ............................................................................. 54
C. Temuan Penelitian ....................................................................... 58
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 65
A. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD N Kalibening
Salatiga ....................................................................................... 65
B. Peran Guru pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
terhadap Pembentukan Perilaku siswa ......................................... 66
C. Peran Guru Pendidikan Agama Islam terhadap Penerapan
Perilaku Siswa dalam Kehidupan Sehari-hari .............................. 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 75
A. Kesimpulan ................................................................................ 75
B. Saran .......................................................................................... 76
C. Penutup ...................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Data Guru dan Karyawan ........................................................... 52
TABEL 3.2 Data Sarana dan Prasarana ......................................................... 53
TABEL 3.3 Data Jumlah Siswa ..................................................................... 53
TABEL 3.4 Data Prestasi Lomba Siswa Tahun 2014/2015 ............................ 54
TABEL 3.5 Data Prestasi taek wondo siswa Tahun 2015 .............................. 56
TABEL 3.6 Data Dokcil SD/MI Tingkat Kec.Tingkir ................................... 56
TABEL 4.1 Data Peran guru menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan 69
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Reduksi Data
2. Triangulasi Data
3. Pedoman Wawancara
4. Hasil Wawancara
5. Kesimpulan
6. Foto Dokumentasi
7. Panduan APKG
8. Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Dari pengertian tersebut menggambarkan bahwa pendidikan
merupakan pengkondisian situasi pembelajaran bagi peserta didik guna
memungkinkan mereka mempunyai kompetensi-kompetensi yang dapat
bermanfaat dagi kehidupan dirinya sendiri maupun masyarakat. Hal ini
sejalan dengan fungsi pendidikan yaitu mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa (Syukur, 2014:2).
Pendidikan merupakan pengalaman belajar seseorang sepanjang
hidup, dan setiap orang berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan itu
dapat dilakukan oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Artinya
pendidikan dapat dilakukan tanpa mengenal batas usia, ruang, dan waktu.
Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan dan
pemerintah wajib untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan
2
yang menunjang berlangsungnya proses pendidikan, Maka dari itu perlu
adanya peran guru.
Peran guru yaitu tumpuan harapan mewujudkan pendidikan yang
benar-benar mencerminkan kemerdekaan dan demokrasi, yang berarti
terwujudnya pendidikan itu berada diatas kreativitas pendidik dalam
menjalankan tugas (Djohar, 2006:7).
Salah satu dari peran guru yaitu sebagai inspirator, guru harus
dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik.
Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik. Guru harus dapat
memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik. Petunjuk
itu tidak mesti harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar, dari
pengalamanpun bisa dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik.
Yang penting bukan teorinya, tetapi bagaimana melepaskan masalah yang
dihadapi anak didik (Djmarah, 2005: 45-46).
Peran guru pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan fungsi
belajar dalam mengembangkan potensi termasuk dalam bidang pendidikan,
yaitu meningkatkan penyelenggaraan pendidikan di Sekolah agar peserta
didik mampu berperilaku positif misalnya setiap guru menjelaskan tentang
tata cara membaca Al-Qur’an dan peserta didik mampu membaca dengan
baik dan memperagakan serta mengamalkannya. Contoh lain misalnya
seorang guru menjelaskan tentang tata cara shalat, kemudian bagaimana
seorang siswa itu mampu melaksanakan shalat secara berjamaah dalam
kehidupan sehari-hari (Asmani, 2011:214-220).
3
Perilaku adalah persepsi yang ditanamkan terhadap anak secara
berulang-ulang. Jika kita memiliki sifat baik terhadap orang, perilaku
kitapun terhadap orang lain akan baik pula. Demikian pula, jika seorang
guru memiliki persepsi atau perilaku positif kepada anak didiknya maka
sikap siswanyapun akan baik dalam sekolah maupun dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini termasuk perilaku mendidik (Setiadarma, 2001:49).
Kelebihan yang dimiliki seorang guru dapat dijadikan contoh bagi
peserta didik sebagaimana dalam firman Allah yang menyatakan bahwa
Rasul adalah sebaik-baik contoh bagi umat islam. Dengan menjadikan
pribadi Rasul sebagai contoh, guru akan dapat membimbing peserta
didiknya sesuai dengan agama.Dalam pembentukan perilaku siswa di
sekolah apabila diterapkan pendidikan agama islam sejak dini, maka
psikologi agama siswanya menjadi kuat serta tidak terjadi konfersi agama.
Dengan contoh yang baik pula, pola pergerakan dan pola belajar di
sekolah dapat diarahkan pada kebijakan yang telah guru programkan.
Disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21:
Artinya: “sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah. (QS.Al ahzab:21)(Kementrian Agama RI :420).
4
Apabila diperhatikan dari kebiasaan guru mengajar sekarang ini,
maka dapat dikatakan bahwa mereka melakukan kegiatan yang muatannya
lebih besar kearah kinerja yang sangat tekstual dalam segala hal, baik
dalam membaca kurikulum, menghadapkan kurikulum kepada peserta
didik mereka, maupun dalam membelajarkan materi pelajaran kepada
peserta didik mereka.
Sebagai akibat dari tindakan guru yang demikian maka dampak
dari perilaku negatif dalam pembelajaran, anak-anak menjadi tidak
nyaman, dan hasilnya bagi anak-anak menyebabkan tidak mampu
memperoleh potensi yang kompetitif di masyarakat nyata dalam
menghadapi perubahan masyarakat yang tidak lagi menentu, tanpa arah,
yang harus dihadapi dengan berfikir alternatif melalui kinerja yang
menggunakan kreativitas mereka, sehingga pendidikan hanya
menghasilkan anak-anak yang memiliki ketergantungan sosial sangat
besar, tidak memiliki kemandirian, tidak memiliki rasa percaya diri, dan
tidak terlatih memecahkan persoalan kehidupan nyata (Djohar, 2006:7).
Sekolah Dasar (SD) Negeri Kalibening Salatiga merupakan satu-
satunya Sekolah negeri yang ada di kelurahan Kalibening. SD Negeri
Kalibening mempunyai pendidik yang berkompeten dalam mengajarkan
ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Meskipun begitu, hasil survey
yang dilakukan pada tanggal 3 juni 2015 ditemukan kesulitan seorang guru
Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam menerapkan dan memperbaiki
pembentukan perilaku siswanya.
5
Berdasarkan uraian diatas mendorong penulis untuk melakukan penelitian
dengan judul:
“PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
PERILAKU PEMBIASAAN BERIBADAH SISWA DI SD NEGERI
KALIBENING SALATIGA TAHUN AJARAN 2014/2015”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan gambaran masalah diatas, maka fokus penelitiannya
adalah:
1. Bagaimana pembelajaran pendidikan Agama Islam di SD Negeri
Kalibening Salatiga?
2. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam dalam mendidik
perilaku beribadah siswa?
3. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam pada pembiasaan
beribadah siswa dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran pendidikan Agama
Islam di SD Negeri Kalibening Salatiga.
2. Untuk mengetahui peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
mendidik perilaku beribadah siswa.
6
3. Untuk mengetahui peran guru Pendidikan Agama Islam terhadap
pembiasaan beribadah siswa dalam kehidupan sehari-hari.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa kegunaan atau manfaat,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada
dunia pendidikan, dan dapat memperkaya khasanah keilmuan
khususnya tentang peran guru PAI dalam perilaku beribadah siswa.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, jika ada pengaruh diantara variabel ini, diharapkan
dapat memiliki kegunaan bagi lembaga pendidikan khususnya SD Negeri
Kalibening Salatiga sebagai wacana untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah tersebut.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kemungkinan penafsiran yang berbeda dalam
penggunaan kata pada judul penelitian ini perlu adanya penjelasan
beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel. Penulisan
istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:
7
1. Peran guru
a. Peran adalah seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh
orang yang berkedudukan (Departememen P dan K, 1988:37).
b. Guru adalah sebagai pembimbing untuk membawa anak didik
kearah kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat
membentuk anak sesuai dengan kehendaknya (Syaiful, 2000:38).
c. Peran guru adalah tumpuan harapan mewujudkan pendidikan yang
benar-benar mencerminkan kemerdekaan dan demokrasi, yang
berarti terwujudnya pendidikan itu berada diatas kreativitas
pendidik dalam menjalankan tugas (Djohar, 2006:7).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan
bahwa peran guru dalam penelitian ini adalah orang yang
mengajarkan ilmu pengetahuan serta membimbing anak didik pada
pembelajaran pendidikan agama islam. Sebagai pengajar guru
mengajarkan ilmu pengetahuan kepada siswa, mendidik berarti
mentransfer nilai-nilai, sedangkan membimbing adalah menuntun
anak didik menjadi manusia dewasa agar dapat berperilaku lebih baik
dengan tujuan pendidikan.
2. Perilaku beribadah
Perilaku adalah persepsi yang ditanamkan terhadap anak secara
berulang-ulang. Jika kita memiliki sifat baik terhadap orang, perilaku
kitapun terhadap orang lain akan baik pula begitupun sebaliknya
(Setiadarma, 2001:49).
8
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa jika kita
memiliki sifat baik terhadap orang, perilaku kitapun terhadap orang
lain akan baik pula. Demikian pula, jika seorang guru memiliki
persepsi atau perilaku positif kepada anak didiknya maka sikap
siswanyapun akan baik dalam sekolah maupun dalam kehidupan
sehari-hari, Hal ini termasuk perilaku mendidik.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan dan Jenis Penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif, karena penelitian
ini bersifat deskriptif artinya adalah sebuah penelitian suatu kelompok
manusia atau suatu objek, kondisi, sistem pemikiran ataupun suatu
kelas istimewa pada masa sekarang (Nazir, 1985:27). Ruslan
(2019:133) berpendapat bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan
kata-kata sebagai unit analisis dibandingkan dengan angka-angka.
2. Kehadiran peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan.
Peran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat yaitu peneliti
terjun langsung dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh subjek yang diamati mencakup peran guru pada pembelajaran
agama islamdan perilaku pembiasaan beribadah siswa, metode yang
digunakan, hambatan dan solusi yang ditempuh oleh SD Negeri
Kalibening Salatiga. Penulis akan berusaha mengumpulkan data-data
9
yang diperlukan dalam penelitian yang berhubungan dengan peran
guru pada pembelajaran agama islam dan perilaku pembiasaan
beribadah siswa dalam kehidupan sehari-hari di SD Negeri Kalibening
Salatiga.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kalibening Salatiga
yang beralamat di Jl. Ja’far Shodiq Kalibening, kecamatan Tingkir
kota Salatiga. Peneliti memilih lokasi ini karena ingin mengetahui
peran guru pada pembelajaran pendidikan agama islam, serta ingin
mengetahui perilaku pembiasaan beribadah siswa dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat
diperoleh (Arikunto, 2002:107). Data yang akan terkumpul melalui
penelitian ini adalah data yang sesuai dengan fokus penelitian yaitu
mengenai konsep peran guru pada pembelajaran pendidikan agama
islam dan perilaku pembiasaan beribadah siswa dalam kehidupan
sehari-hari di SD Negeri Kalibening Salatiga, metode yang digunakan
serta hambatan dan solusi yang ditempuh.
Pada penelitian ini data yang dikumpulkan berupa hasil-hasil
observasi pada tempat penelitian, dan hasil dari wawancara terhadap
responden dan dokumen yang terkait dengan tempat penelitian. Pada
10
penelitian ini yang dijadikan subjek dan informan adalah guru, siswa,
dan orang tua.
Bila dilihat dari sumber datanyamaka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer dan suber sekunder. Sumber primer
adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data dan sumber sekunder adalah sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Adapun sumber
data yang diambil yaitu:
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
secara langsung oleh peneliti dari lapangan. Data ini disebut juga
data asli atau data baru. Sumber langsung diperoleh dengan cara
observasi dan mewawancarai guru pendidikan agama islam, guru
kelas, dan kepala sekolah SD Negeri kalibening salatiga serta tidak
menutup kemungkinan yaitu orang-orang yang berkaitan dalam
peran guru pada pembelajaran pendidikan agama islam di SD
Negeri kalibening salatiga yaitu yang menjadi informan adalah
guru PAI, guru kelas, kepala sekolah, siswa dan orang tua.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
oleh peneliti dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder
disebut juga data tersedia atau tertulis. Data sekunder berasal dari
sumber buku, majalah ilmiah, dokumen pribadi, dokumen resmi,
11
arsip, dan lain-lain. Data tersebut berguna untuk melengkapi data
primer.
5. Prosedur Pengumpulan Data
a. Metode Wawancara (interview)
Metode interview dikenal pula dengan istilah wawancara
adalah cara yang dipergunakan seseorang untuk tujuan suatu tugas
tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara
lisan dari seorang responden (Koentjaraningrat,1977:129).
Metode ini penulis gunakan untuk menanyakan informasi kepada
informan yang berkaitan dengan perilaku beribadah siswa di SD
Negeri Kalibening Salatiga.
b. Metode Observasi
Metode observasi adalah suatu pengamatan dan pencatatan
dengan sistematik fenomen-fenomen yang diselidiki (Hadi,
1995:136).
Obsevasi dibagi menjadi tiga yaitu pertama, obsevasi
prtisipatif yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Kedua, obsevasi terus terang atau tersamar, yaitu
peneliti dalam pengumpulan data menyatakan terus terang kepada
sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka
yang diteliti mengetahui sejak awalsampai akhir tentang aktivitas
peneliti. Tetapi suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau
12
tersamar dalam observasi, hal ini utuk menghindari kalau suatu
data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Ketiga,
observasi tidak berstrukturyaitu obsevsi dilakukan dengan tidak
berstruktur karena fokus penelitian belum jelas, observasi tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.
Pada penelitian ini penulis menggunakan observasi terus
terang atau samar. Tujuannya yaitu untuk memperoleh gambaran
tentang peran guru pada pembelajaran agama islam dan perilaku
beribadah siswa selama belajar mengajar berlangsung dan dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. (Arikunto, 1989:188). Peneliti
mengumpulkan data tentang sejarah, foto-foto kegiatan tentang
peran guru pada pembelajaran pendidikan agama islam dan
perilaku pembiasaan beribadah dalam kehidupaan sehari-hari di SD
Negeri kalibening Salatiga.
6. Metode Analisis data
Dalam analisis data ada beberapa teknik yang digunakan secara
bertahap, diantaranya:
13
a. Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi
data kasar yang muncul dan catatan-catatan tertulis di lapangan
(Milles,1999:16).
Data yang telah dikumpulkan dalam kegiatan penelitian ini
selanjutnya dianalisis. Apabila data yang berasal dari lapangan sudah
cukup maka bisa diambil kesimpulan atau pengertian. Dan apabila
data belum cukup maka peneliti terjun lagi ke lapangan.
b. Penyajian data
Dalam tahap inipeneliti menyajikan data yang telah direduksi
dengan rapi dan runtut sehingga peneliti mampu melakukan tindakan
lanjutan untuk analisis data.
Adapun metode analisis yang penulis gunakan adalah metode
analisis deskritif. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan
sejak sebelum di lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di
lapangan (Ruslan, 2010:133-139).
14
c. Menarik Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan reduksi data dan penyajian data
maka peneliti menarik kesimpulan terhadap data-data yang telah
terkumpul.
7. Pengecekan keabsahan temuan
Untuk menetapkan kabsahan data diperlukan tekhnik
pemeriksaan, diantaranya:
a. Keajegan pengamatan
Mencari secara konsisten dengan berbagaicara, kaitannya
dengan proses analisis yang konstan dan tetap (Moleong
2009:329). Peneliti mengamati proses pembelajaran yang
dilaksanakan di SD Negeri kalibening Salatiga, bukan hanya satu
kali saja melainkan sampai beberapa kali.
b. Keikutsertaan
Peneliti mengamati pembelajaran yang dilakukan di dalam
kelas dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.
c. Triangulasi
Triangulasi adalah Tekhnik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain.
1) Triangulasi Metode yaitu perbandingan data yang diperoleh
dari suatu metode lain, hasil didapat dari wawancara
dibandingkan dengan hasil observasi dan dokumentasi.
15
2) Triangulasi Waktu Penelitian yaitu perbandingan data yang
didapat pada satu waktu dengan waktu yang lain, semisal
data yang diperoleh pada waktu pagi hari dibandingkan
dengan data yang diperoleh pada keesokan harinya.
3) Triangulasi Sumber Data yaitu sumber data yang diperoleh
dari siswa dengan data yang diperoleh dari guru dan orang
tua (Moleong 2009:330).
d. Analisis Kasus Negatif
Dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan
kasus yang tidak sesuai dengan pola dal kecenderungan
informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai
bahan perbandingan (Moleong, 2009:334). Jika peneliti dalam
realitasnya menemui hal-hal yang tidak sesuai dengan idealitas,
maka peneliti mencatat dan menganalisisnya, misalnya dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar ada siswa yang kurang
berperilaku baik sehingga siswa lebih cenderung tidur, ramai,
ngalamun, dan tidak memperhatikan guru.
e. Uraian rinci
Melaporkan hasil penelitian dengan seteliti mungkin
yang menggambarkan konteks tempat penelitian
diselenggarakan (Moelong, 2009:335).Peneliti mencatat hasil
penelitian dengan runtuh atau keseluruhan, teliti dan secermat
16
mungkin sehingga dipastikan tidak ada data yang tertinggal
dalam laporan penelitian.
8. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap pertama pelaksanaan penelitian dimulai dari mengamati
dan ikut sebagai partisipan dalam lapangan. Penulis harus mengadakan
pendekatan secara terbuka kepada responden dengan tujuan untuk
memperoleh informasi atau data awal.
Tahap kedua mencatat hasil yang diperoleh. Untuk
mempermudah memperoleh data dengan wawancara dan pengamatan,
Setelah data-data sudah terkumpul kemudian dianalisis dan diikuti
dengan laporan hasil analisis data yang dilakukan.
Tahap ketiga Selanjutnya pengecekan dan pemeriksaan
keabsahan data. Pada tahap ini biasanya diadakan penghalusan data
yang dilakukan pada subyek dan informan. Jika terdapat
ketiadaksesuaian maka perlu diadakan perbaikan.
Tahap keempat ialah merancang penulisan. Tahap ini
hendaknya dijelaskan pda rancangan penulisan walaupun tidak
dilakukan secara rinci. Jadwal untuk setiap tahap harus diperkirakan
secara tepat. Karena akan menjadi pegangan dalam menyelesaikan
secara keseluruhan penulisan selanjutnya. Berdasarkan penjelasan
diatas, maka tahap-tahap penulisan yang akan dilaksanakan adalah
mulai dari penyerahan suratperizinan penulisan kepada SD Negeri
Kalibening Salatiga. Setelah melewati proses tadi barulah penulis bisa
17
melaksanakan observasi, melakukan wawancara dengan responden dan
mengumpulkan hasil dokumentasi sebagaimana yang telah
direncanakan.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan ini dimaksudkan sebagai gambaran yang akan
menjadikan pembahasan dalam skripsi, sehingga dapat memudahkan
dalam memahami atau mencerna masalah-masalah yang akan dikaji, maka
penulis menyusun sistematiaka sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Cakupan bagian awal meliputi:
Sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan
kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata
pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.
2. Bagian Inti
Dalam bagian inti penelitian ini, penulis membagi menjai lima bab
yang saling berkaitan dan dapat dijelaskan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan
Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional,
Metode Penelitian (Pendekatan dan Jenis Penelitian,
Kehadiran Peneliti, Lokasi dan Waktu Penelitian, Sumber
Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data),
18
Pengecekan Keabsahan Data, Tahap-tahap Penelitian, dan
Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Peran guru pada pembelajaran agama islam (Pengertian
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, peran guru). Peran
guru terhadap pembentukan perilaku siswa (Tugas guru,
Cara pembentukan perilaku anak didik). Peran guru PAI
pada pembentukan perilaku siswa.
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Pemaparan hasil penelitian berisi tentang gambaran umum
SD Negeri Kalibening Salatiga dan hasil wawancara dengan
guru yang menjadi informan dalam penelitian. Gambaran
umum mengenai SD Negeri Kalibening Salatiga mencakup
profil sekolah, Letak Geografis Sejarah Singkat Sekolah,
Struktur Organisasi SD Negeri Kalibening Salatiga.Data
Informan. Temuan penelitian dengan hasilwawancara
dengan Guru mencakup peran guru pada pembelajaran PAI
dan perilaku pembiasaan beribadah siswa dalam kehidupan
sehari-hari di SD Negeri Kalibening Salatiga.
19
BAB IV PEMBAHASAN
Sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD
Negeri Kalibening Salatiga, Peran guru pada Pembelaaran
Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Kalibening Salatiga,
perilaku pembiasaan berbadah siswa dalam kehidupan
sehari-hari. Peran orang tua terhadap pembentukan perilaku
siswa dalam kehidupan sehari-hari.
BAB V PENUTUP
Kesimpulan, dan Saran.
3. Bagian akhir berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan daftar
riwayat hidup peneliti.
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Dalam mencari ilmu setiap manusia akan memilih yang sesuai
kemampuannya, tanpa membebani dalam kehidupannya namun
demikian pasti ada beban pada setiap manusia yang mencari ilmu
tersebut. Rasa sulit dalam memahami suatu materi pasti akan diberi
hidayah dan diberi jalan keluar oleh Allah SWT, dalam hadist juga
dijelaskan sebagai berikut:
من سلك طريقا يلتمس فيه علما سھل هللا له طريقا إلى الجنة
Artinya:”Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut
ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga” (HR Muslim).
Hadits di atas memberi gambaran bahwa dengan ilmulah surga
itu akan didapat. Karena dengan ilmu orang dapat beribadah dengan
benar kepada Allah Swt dan dengan ilmu pula seorang muslim dapat
berbuat kebaikan. Oleh karena itu orang yang menuntut ilmu adalah
orang yang sedang menuju surga Allah. Sebagai seorang pendidik
dapat memberi yang terbaik bagi anak didiknya untuk mencapai tujuan
dalam belajar untuk menyajikan materi dengan mudah dalam difahami
oleh siswa. Selain itu menghantarkan pada jalan yang dianjurkan oleh
nabi Muhammad saw Untuk beribadah melalui ilmu.
21
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (Syukur, 2014:2).
Pendidikan agama merupakan salah satu pelajaran yang harus
dimasukkan dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan formal di
Indonesia. Karena pendidikan agama merupakan salah satu dimensi
untuk mewujudkan kehidupan antar umat beragama serta membentuk
sikap keagamaan peserta didik. Pendidikan agama islam (PAI)
merupakan bagian dari pendidikan islam dan pendidikan nasional,
yang menjadi mata pelajaran wajib disetiap lembaga pendidikan islam
(Majid, 2015:11).
Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina
dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran
islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya
dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan hidup
(Darajat 1987:87).
Mata pelajaran pendidikan agama islam secara keseluruhannya
dalam lingkup Al-Qur’an dan Al-Hadist, keimanan, akhlak
fiqh/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa pendidikan
agama islam mencakup perwujudan keselarasan dan keseimbangan
22
hubungan manusia dengan Allah, diri sendiri, sesama manusia, serta
lingkungannya (hablun minallah wa hablun minannas).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama islam,
yaitu sebagai berikut:
1. Pendidikan agama islam sebagai usaha sadar yakni suatu kegiatan
bimbingan, pengajaran, atau latihan yang dilakukan secara
berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
2. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam
arti ada yang dibimbing, diajari dan dilatih dalam peningkatan
keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan terhadap
ajaran islam.
3. Pendidikan atau guru pendidikan agama islam (GPAI) yang
melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan secara
sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan pendidikan
agama islam.
Kegiatan pembelajaran pendidikan agama islam diarahkan
untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan
pengalaman ajaran agama islam dari peserta didik, yang disamping
untuk membentuk keshalehan pribadi, juga sekaligus untuk
membentuk keshalehan sosial (Muhaimin:76).
Berdasarkan pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan
bahwa pendidikan agama islam adalah usaha sadar yang dilakukan
23
pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk menyakini,
memahami, dan mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan
bimbingan di sekolah, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Peran Guru
a. Pengertian Guru
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik (Shaiful,
2000:31). Guru merupakan salah satu komponen penting dalam
proses pendidikan. Dipundaknya terletak tanggung jawab yang
besar dalam upaya mengantarkan peserta didik ke arah tujuan yang
dicitakan (Suharto, 2006:117-118).
Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti
dilembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di
mushola, di rumah, dan sebagainya. Masyarakat yakin bahwa
gurulah yang dapat mendidik anak didik mereka agar menjadi
orang yang berkepribadian mulia.
Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, maka
dipundak guru diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat.
Tapi lebih berat lagi mengemban tanggung jawab sebab taggung
jawab guru tidak hanya sebatas dinding sekolah. Pembinaan yang
harus guru berikanpun tidak hanya secara kelompok (klasikal),
24
tetapi juga secara individual. Hal ini mau tidak mau menuntut guru
agar selalu memperhatikan sikap, tingkah laku dan perbuatan anak
didiknya, tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi di luar sekolah
sekalipun.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa guru adalah orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan
kepada anak didik. Dan guru mempunyai fungsi ganda yaitu
mengajar, pendidik dan pembimbing. Sebagai pengajar guru
mengajarkan ilmu pengetahuan kepada siswa, mendidik berarti
mentransfer nilai-nilai, sedangkan membimbing adalah menuntun
anak didik menjadi manusia dewasa agar dapat berperilaku lebih
baik dengan tujuan pendidikan.Selain itu, guru juga mempunyai
peran yang sangat penting.
b. Peran Guru
Peran guru adalah tumpuan harapan mewujudkan
pendidikan yang benar-benar mencerminkan kemerdekaan dan
demokrasi, yang berarti terwujudnya pendidikan itu berada diatas
kreativitas pendidik dalam menjalankan tugas (Djohar, 2006:7).
Apabila teori tersebut diterapkan siswa dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam maka siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya. Salah satu contoh guru tidak hanya menjelaskan
materi sholat, tetapi guru memberikan metode pengajaran yang
25
membuat siswa senang masuk kelas yaitu dengan praktek bersama
di mushola.
Adapun peranan guru yang penting dapat disebutkan
sebagai berikut:
1. Guru sebagai pembuat keputusan
Guru harus selalu membuat keputusan-keputusan bahan
pelajaran dan metode mengajar. Keputusan-keputusan ini
didasarkan atas banyak faktor seperti bahan inti yang harus
diajarkan, kemampuan murid dan apa yang diperlukan olehnya
dan tujuan yang akan dicapai.
2. Guru sebagai manager
Waktu yang dipergunakan oleh guru untuk berinteraksi
secara verbal dengan murid-muridnya (mengajar) rata-rata
hanya sekitar 20-30 persen setiap harinya. Selebihnya
dipergunakan untuk pengelolaan yang meliputi organisasi
pelajaran, mengisi berbagai formulir, menyiapkan ujian,
memeriksa dan menilai pekerjaan murid, menghadiri rapat-
rapat, mengadakan pertemuan dengan orang tua murid dan
menyiapkan dokumen-dokumen.
Kegiatan lain ialah mengelola kelas, yaitu kegiatan yang
bersangkutan dengan keputusan-keputusan dan tindakan-
tindakan yang diperlukan untuk membina ketertiban di dalam
26
kelas. Tentu saja ini bukan hanya menjadi beban guru saja,
tetapi juga menjadi masalah sekolah secara keseluruhan.
3. Guru sebagai konselor
Sebagai konselor, guru harus menjadi pengamat yang peka
terhadap tingkah laku dan gerak gerik murid-muridnya. Guru
harus berusaha memberikan tanggapan yang konstruktif apabila
murid mengalami kelesuan dalam belajar. Dia harus tahu apabila
ada muridnya yang perlu dikonsultasikan kepada ahli kesehatan
mental misalnya, setiap murid jarang mengadukan persoalan
pribadinya kepada guru. Di samping itu guru juga diharapkan
dapat menangani tes minat dan dapat pula menafsirkan hasil tes
tersebut untuk murid dan orang tuanya. Dalam kaitan ini guru
harus waspada dengan perasaan orang tua, masyarakat sekitar,
kepentingan guru-guru lain dan murid-murid lainnya harus
dipertimbangkan, tidak boleh diabaikan.
4. Guru sebagai model
Guru juga berperan sebagai model atau contoh bagi murid-
muridnya. Gairah murid terhadap suatu mata pelajaran timbul
karena pelajaran itu diberikan oleh guru yang penuh gairah
dengan menggunakan metode demonstrasi. Sebaliknya gairah
suatu murid terhadap suatu mata pelajaran memudar karena
matapelajaran itu diberikan dengan metode ceramah yang
27
gersang. Dengan demikian guru tersebut dengan sengaja
berperan sebagai model.
Berdasarkan pengertian diatas, guru tidak begitu
menyadari peranannya sebagai model. Sebagai contoh misalnya,
guru selalu berperan sebagai model dalam mendemonstrasikan
cara berfikir memecahkan masalah. Apabila guru dapat
melibatkan murid-muridnya berfikir melalui berbagai macam
alternatif pemecahan masalah, besar kemungkinan murid-
muridnya menjadi sadar bahwa mereka mampu memecahkan
masalah dalam berbagai macam situasi (Mahmud, 1990:25-28).
5. Guru sebagai Korektor
Sebagai korektor guru harus bisa membedakan mana nilai
yang baik dan mana nilai yang buruk. Kedua ini yang berbeda
harus betul-betul dipahami dalam kehidupan di masyarakat.
Latar belakang kehidupan anak didik yang berbeda-beda sesuai
dengan sosio-kultural masyarakat dimana anak didik tinggal
akan mewarnai kehidupannya. Semua nilai yang baik harus guru
pertahankan dan semua nilai yang buruk harus disingkirkan dari
jiwa dan watak anak didik. Bila guru membiarkannya, berarti
guru telah mengabaikan peranannya sebagai seorang korektor,
yang menilai dan mengkoreksi semua sikap, tingkah laku, dan
perbuatan anak didik.
28
Koreksi yang harus guru lakukan tehadap sikap dan sifat
anak didik tidak hanya di sekolah, tetapi diluar sekolahpun harus
dilakukan. Sebab diluar sekolah anak didik justru lebih banyak
melakukan pelanggaran terhadap norma-norma susila, moral,
sosial, dan agama yang hidup dimasyarakat. Lepas dari
pengawasan guru dan kurangnya pengertian anak didik terhadap
perbedaan nilai kehidupan menyebabkan anak didik mudah larut
di dalamnya.
6. Guru sebagai inspirator
Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham
yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Persoalan belajar
adalah masalah utama anak didik. Guru harus dapat memberikan
petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik. Petunjuk itu
tidak mesti harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar, dari
pengalamanpun bisa dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar
yang baik, yang penting bukan teorinya, tetapi bagaimana
melepaskan masalah yang dihadapi anak didik.
7. Guru sebagai informator
Sebagai informator, guru harus dapat memberikan
informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi,
selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran
yang telah diprogramkan dalam kurikulum informasi yang baik
dan efektif diperlukan dari guru. Kesalahan informasi adalah
29
racun bagi anak didik. Untuk menjadi informator yang baik dan
efektif, penguasaan bahasalah sebagai kuncinya, ditopang
dengan penguasaan bahan yang akan diberikan kepada anak
didik. Informator yang baik adalah guru yang mengerti apa
kebutuhan anak didik dan mengabdi untuk anak didik.
8. Guru sebagai Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak
didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan
motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang
melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun
prestasinya di sekolah. Motivasi dapat efektif bila dilakukan
dengan memperhatikan kebutuhan anak didik.
Penganekaragaman cara belajar memberikan penguatan dan
sebagainya, juga dapat memberikan motivasi pada anak didik
untuk bergairah dalam belajar.
9. Guru sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan
fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak
didik, lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana
ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan,
fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan anak didik
malas belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaimana
30
menyediakan fasilitas, sehingga akan tercapai lingkungan
belajar yang menyenangkan anak didik.
10. Guru sebagai pembimbing
Peranan guru sebagai pembimbing ini harus lebih
dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk
memimbing anak didik menjadi manusia dewasa . tanpa
bimbingan anak didik akan mengalami kesulitan dalam
menghadapi perkembangan dirinya. Kekurang mampuan anak
didik menyebabkan lebih banyak tergantung pada bantuan guru.
Tetapi semakin dewasa, ketergantungan anak didik semakin
berkurang. Jadi, bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat
diperlukan pada saat anak didik belum mampu berdiri sendiri
(mandiri).
11. Guru sebagai Pengelola kelas
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola
kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua
anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari
guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya
interaksi edukatif sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan
baik akan menghambat kegiatan pelajaran. Anak didik tidak
musahil akan merasa bosan untuk tinggal lebih lama di kelas. Hal
ini akan berakibat mengganggu jalannya proses interaksi edukatif.
31
Kelas yang terlalu padat dengan anak didik, pertukaran
udara kurang, penuh kegaduhan, lebih banyak tidak
menguntungkan bagi terlaksananya interaksi edukatif yang
optimal. Hal ini tidak sejalan dengan tujuan umum pengelolaan
kelas, yaitu menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas bagi
bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil
yang baik dan optimal. Jadi, maksud dari pengelolaan kelas
adalah agar anak didik betah di kelas dengan motivasi yag tinggi
untuk senantiasa belajar di dalamnya (Djamarah, 2005:43-49).
Berdasarkan beberapa peranan guru diatas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa peran guru itu sangat penting bagi
siswanya, agar proses belajar mengajar serta tujuan pendidikan
dapat tercapat.
B. Peran Guru pada Perilaku Pembiasaan Beribadah siswa dalam
Kehidupan Sehari-hari
1. Tugas Guru
Tugas seorang pendidik dipandang sebagai sesuatu yang sangat
mulia, sehigga Islam menempatkan orang-orang yang beriman dan
berilmu pengetahuan lebih tinggi derajatnya bila dibanding dengan
manusia lainnya seperti yang disebut dalam Al-Qur’an yaitu:
يرفع هللا الذين ءامنوا منكم والذين أوتوا العلم درجت
32
Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat (Al-Mujadillah: 11) . (Kementrian Agama
Republik Indonesia:2011).
Seorang berilmu dan bekerja dengan ilmunya itu, adalah ibarat
matahari menyinari orang lain, dan juga menyinari dirinya sendiri.
Seorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya, dialah
yang dinamakan orang besar di kolong langit ini. Dia itu ibarat
matahari yang menyinari orang lain, dan menyinari dirinya sendiri.
Ibarat minyak kasturi yang wanginya dapat dinikmati orang lain, dan
ia sendiripun harum.
Seorang guru mempunyai kekuasaan untuk memberikan dan
membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna
bagi agama, nusa, dan bangsa. Jabatan guru memiliki banyak tugas,
baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk
pengabdian.Tugas guru sebagai profesi menuntut kepada guru untuk
mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak
didik adalah tugas guru sebagai profesi. Tugas guru sebagai pendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada
anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kepada anak didik.
Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan
33
menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik. Tugas
guru tidak hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga sebagai satu tugas
kemanusiaan dan kemasyarakatan.
Tugas kemanusiaan adalah salah satu segi dari tugas guru. Sisi
ini tidak bisa guru abaikan, karena guru harus terlibat dengan
kehidupan di masyarakat dengan interaksi sosial. Guru harus
menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik. Dengan
begitu anak didik dididik agar mempunyai sifat kesetiakawanan sosial.
Pada bidang kemasyarakatan guru juga mempunyai tugas mendidik
dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang
bermoral Pancasila. Memang tidak dapat dipungkiri bila guru
mendidik anak didik sama halnya guru mencerdaskan bangsa
Indonesia. Maka tugas guru tidak hanya sebatas dinding sekolah,
tetapi juga sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat
(Djamarah, 2005:31-39).
Guru harus dapat menempatkan diri sebagai orang tua kedua,
dengan mengemban tugas yang dipercayakan orang tua kandung/wali
anak didik dalam jangka waktu tertenu. Untuk itu, pemahaman
terhadap jiwa dan watak anak didik diperlukan agar dapat dengan
mudah memahami jiwa dan watak anak didik. Begitulah tugas guru
sebagai orang tua kedua setelah orang tua anak didik di dalam
keluarga di rumah (Syaiful, 2000:36).
34
Berdasarkan pengertian diatas maka peran guru tidak hanya
mewujudkan pendidikan di sekolah tetapi seorang guru juga
mempunyai tugas yaitusebagai penghubung antara sekolah dan
masyarakat artinya anak didik dididik untuk bisa berinteraksi sosial
dan berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan bila dirinci
lebih jauh, tugas guru tidak hanya yang telah disebutkan.
Menurut Roestiyah NK (1998: 14-15), bahwa guru dalam
mendidik anak didik bertugas untuk:
a. Sebagai penegak disiplin, guru menjadi contoh dalam segala hal,
tata tertib dapat berjalan bila guru dapat menjalani lebih
dahulu.misalnya seorang guru berangkat ke sekolah tepat pada
waktunya.
b. Guru sebagai administrator dan manajer.
Disamping mendidik, seorang guru harus dapat mengerjakan
urusan tata usaha seperti membuat buku kas, daftar induk, rapor,
daftar gaji dan sebagainya, serta dapat mengkoordinasi segala
pekerjaan di sekolah secara demokratis, sehingga suasana
pekerjaan penuh dengan rasa kekeluargaan.
c. Pekerjaan guru sebagai suatu profesi.
Orang yang menjadi guru karena terpaksa tidak dapat bekerja
dengan baik, maka harus menyadari benar-benar pekerjaannya
35
sebagai suatu profesi, yaitu mengajarkan kepada peserta didik
tentang materi-materi yang belum diketahui agar siswa menjadi
paham.
d. Guru sebagai pemimpin. (guidance worker).
Guru mempunyai kesempatan dan tanggung jawab dalam
banyak situasi untuk membimbing anak ke arah pemecahan soal
membentuk keputusan, dan menghadapkan anak-anak pada
problem. Guru yang efektif ialah pemimpin yang efektif, yaitu
memanfaatkan potensi peserta didik untuk meningkatkan
pertumbuhan, perkembangan dan potensi yang dimiliki oleh peserta
didik. Seorang guru harus bisa mengarahkan dan membimbing
siswa agar potensi yang dimiliki siswa dapat tercapai.
e. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.
Guru harus turut aktif dalam segala aktifitas anak, misalnya
dalam ekstrakurikuler, membentuk kelompok belajar dan
sebagainya (Syaiful, 2000:38-39).
Berdasarkan uraian diatas, tahulah bahwa tugasguru dalam
pembelajaran tidak ringan. Profesi guru harus berdasarkan
panggilan jiwa. Sehingga dapat menunaikan tugas dengan baik dan
ikhlas, karena keberhasilan bukan saja terfokus pada kurikulum
serta metode pendidikan dan pengajaran, bahkan kepribadian
pendidik atau guru merupakan teladan serta contoh bagi siswanya
untuk membentuk perilaku dalam sehari-harinya di masyarakat.
36
Dan contoh yang baik serta jalinan kasih sayang antara guru dan
siswa merupakan dominasi bagi suksesnya pendidikan di dalam
maupun di luar sekolah (masyarakat).
2. Cara Pembentukan Perilaku Peserta Didik
a. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah persepsi yang ditanamkan terhadap anak
secara berulang-ulang. Jika kita memiliki sifat baik terhadap orang,
perilaku kitapun terhadap orang lain akan baik pula. Demikian
pula, jika seorang guru memiliki persepsi atau perilaku positif
kepada anak didiknya maka sikap siswanyapun akan baik dalam
sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini termasuk
perilaku mendidik (Setiadarma, 2001:49).
b. Pengertian peserta didik
Menurut Tato Suharto peserta didik adalah makhluk Allah
yang terdiri dari aspek jasmani dan rohani yang belum mencapai
taraf kematangan, baik fisik, mental, intelektual maupun
psikologinya. Oleh karena itu, ia senantiasa memerlukan bantuan,
bimbingan dan pengarahan pendidikagar dapat mengembangkan
potensinya secara optimal dan membimbingnya menuju
kedewasaan. Berarti siswa mengalami perubahan dari tidak tahu
menjadi tahu, dari bodoh menjadi pintar, dari tidak berpengalaman
menjadi berpengalaman, dan sebagainya. Perubahan diartikan
37
perkembangan, dan perkembangan yang diharapkan yaitu
perkembangan menciptakan perbaikan dan kebaikan.
3. Perilaku Pembiasaan Beribadah Siswa dalam Kehidupan Sehari-hari
Ada beberapa cara untuk mengubah pembentukan perilaku
individu, diantaranya adalah melalui modifikasi individu.
Modifikasi perilaku merupakan cara mengubah perilaku dengan
menerapkan prinsip-prinsip belajar. Pengubahan akan lebih efektif
bila didasarkan pada informasi yang tepat tentang penyebab
perilaku, intensitas perilaku, dan akibat yang ditimbulkan dari
perilaku tersebut.
Modifikasi perilaku sebagai cara mengubah perilaku
mempunyai keunggulan dan kelemahan, diantara keunggulannya
adalah bahwa tekhnik tersebut mengandalkan perilaku yang dapat
diamati dan diukur secara objektif sehingga hasilnya dapat
diramalkan. Kelemahan yang sering dihadapi adalah bahwa
perilaku manusia itu kompleks, sehingga untuk dianalisis secara
cermat akan mengalami kesulitan (Purwanto, 2012:5-14). Adapun
faktor-faktor pembentukan perlaku yaitu ada dua:
1). Faktor internal
Faktor internal adalah kumpulan dari unsur-unsur kepribadian
yang mempengaruhi perilaku manusia.
Adapun faktor kepribadian yang mempegaruhi perilaku
manusia adalah:
38
a. faktor instink biologis seperti lapar mendorong manusia
untuk makan dan minum, Sebenarnya, makan dan minum
disebut dalam kategori perilaku. misalnya karena
kemiskinan, sementara sifat rakus itu telah melekat dalam
jiwanya, maka hal tersebut mendorongnya melakukan
tindakan mencuri.
b. Kebutuhan psikologis seperti kebutuhan akan rasa aman,
penghargaan, penerimaan, dan aktualisasi diri. Kebutuhan-
kebutuhan itu tidak muncul secara merata dan dengan
kadar yang sama pada setiap orang. Tetapi masing-masing
kebutuhan jiwa itu melahirkan perilaku yang berbeda. Dan
jika perilaku yang ditimbulkannya itu berlangsung lama
dan tetap, maka itulah yang disebut dengan karakter jiwa.
Kebutuhan akan rasa aman, misalnya, mendorong orang
menghindari semua sumber ancaman.
c. Pikiran yaitu akumulasi informasi yang membentuk cara
berpikirnya. Maka pengetahuan mitos, agama yang masuk
kedalam benak seseorang itu akan mempengaruhi cara
berpikirnya dan selanjutnya cara bertindak dan
berperilakunya.
2). Faktor eksternal
Faktor eksternal, adalah faktor-faktor yang berada di luar diri
manusia, namun secara langsung mempengaruhi perilaku
39
manusia tersebut.Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
adalah:
a. Lingkungan keluarga yaitu nilai-nilai yang berkembang
dalam keluarga, kecenderungan- kecenderungan umum serta
pola sikap kedua orang tua terhadap anak akan sangat
mempengaruhi perilaku dalam semua tahap
pertumbuhannya. Orang tua yang bersikap demokratis dan
menghargai anaknya secara baik, akan mendorong anak itu
bersikap hormat pada orang lain. Sikap otoritatit yang
berlebihan akan menyebabkan anak menjadi minder dan
tidak percaya diri.
b. Lingkungan sosial yaitu nilai-nilai yang berkembang dalam
masyarakat dan membentuk sistem sosial, ekonomi, dan
politiknya serta mengarahkan perilaku umum mereka, yang
kemudian kita sebut dengan budaya. Anak yang tumbuh di
tengah lingkungan masyarakat yang menghargai nilai waktu,
biasanya akan menjadi disiplin. Persaingan yang
membudaya dalam suatu masyarakat akan mendorong
anggota-anggotanya bersifat ambisius dan mungkin sulit
mencintai orang lain.
c. Lingkungan pendidikan Institusi pendidikan normal yang
sekarang mengambil begitu banyak waktu pertumbuhan
setiap orang, dan institusi pendidikan informal seperti media
40
massa dan masjid, akan mempengaruhi perilaku seseorang
sesuai dengan nilai-nilai dan kecenderungan-kecenderungan
yang berkembang dalam lingkungan
tersebut(http://riopurboyo.com).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa jika
kita memiliki sifat baik terhadap orang, perilaku kitapun terhadap
orang lain akan baik pula. Demikian pula, jika seorang guru
memiliki persepsi atau perilaku positif kepada anak didiknya maka
sikap siswanyapun akan baik dalam sekolah maupun dalam
kehidupan sehari-hari. Contohnya sikap siswa yang operasional
didalam lingkungan sekitar selalu berpartisipasi dalam segala hal.
C. Peran Guru pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Perilaku Beribadah Siswadalam Kehidupan Sehari-hari di SD Negeri
Kalibening Salatiga
Peran guru pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam
mengembangkan potensi termasuk dalam bidang pendidikan, yaitu
meningkatkan penyelenggaraan pendidikan di sekolah agar peserta didik
mampu berperilaku positif (Asmani, 2011:214-220).
Guru juga memegang peranan penting untuk mengarahkan proses
belajar siswa dengan mengelola seluruh perangkat belajar sehingga sesuai
dengan tujuan belajar siswa dan pendidikan pada umumnya. Kemampuan
guru dalam mengelola proses pembelajaran yang diampunya sangat
41
memungkinkan keberhasilan siswanya. Hal ini berkaitan sekali dengan
kemampuan seorang guru dalam mengelola pembelajaran dan
menunjukkan tingkat keberhasilannya dalam proses belajar itu (Saroni,
2006:96).
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 5 Agustus 2015
ditemukan bahwa Peran guru pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dan perilaku pembiasaan beribadah siswa dalam kehidupan sehari-hari di
SD Negeri Kalibening Salatiga yaitu guru memberikan pembelajaran
kepada siswa dengan cara menyampaikan materi yang dapat diserap oleh
siswa, dan apabila siswa belum mengerti siswa dapat bertanya langsung
dengan guru kemudian siswa dapat mengamalkan ajaran-ajaran yang
disampaikan oleh guru dalam kehidupan sehari-harinya. Misalnya setiap
guru menjelaskan tentang tata cara membaca Al-Qur’an dan peserta didik
mampu membaca dengan baik dan memperagakan serta mengamalkannya.
Contoh lain misalnya seorang guru menjelaskan tentang tata cara shalat,
kemudian bagaimana seorang siswa itu mampu melaksanakan shalat
secara berjamaah dalam kehidupan sehari-hari.
Penekanan terpenting dari ajaran agama islam pada dasarnya
adalah hubungan antara sesama manusia dengan nilai-nilai yang berkaitan
dengan moralitas sosial. Oleh karena itu, berbicara pendidikan agama
islam, baik makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman
nilai-nilai islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau
moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai
42
keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian
akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Guru sangat
berperan dalam membiasakan perilaku beribadah siswa di SD Negeri
Kalibening Salatiga dalam rangka mengantarkan siswa untuk memahami,
menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran islam dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam hal tersebut hal yang harus dilakukan oleh guru agama
islam yaitu memberikan latihan-latihan, pengamalan, pembiasaan, dan
penghayatan agar siswa memiliki karakter islami dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan demikian para guru telah memberikan peranannya dalam
upaya pembentukan perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Peranan yang guru berikan kepada siswa akan menghasilkan para
siswa yang berfikir islami tentang keagaamaan dalam perilakunya. Selain
itu, peran guru pendidikan agama islam didalam memberikan metode
pembelajaran sangat beragam yaitu dengan menggunakan pendekatan
Child Learning Centered artinya pembelajaran berpusat pada siswa.
Artinya jika guru sedang menyampaikan materi siswa-siswanya harus
memahami, menghayati apa yang disampaikan oleh guru, kemudian siswa
mampu untuk mengamalkan ajaran yang disampaikan oleh guru dalam
kehidupan sehari-harinya. Misalnya siswa harus tahu kewajibannya
terhadap Tuhan untuk menjalankan rukun islam salah satunya yaitu sholat
5 waktu secara berjamaah di masjid.
43
Peran guru pada pembelajaran pendidikan agama islam di SD Negeri
kalibening salatiga dapat dijadikan contoh bagi peserta didik dalam
perilaku pembiasaan beribadah siswa dalam kehidupan sehari-hari
sebagaimana dalam firman Allah yang menyatakan bahwa Rasul adalah
sebaik-baik contoh bagi umat islam. Dengan menjadikan pribadi Rasul
sebagai contoh, guru akan dapat membimbing peserta didiknya sesuai
dengan agama. Dalam perilaku pembiasaan beribadah siswa di SD Negeri
Kalibening Salatigatelah diterapkan pendidikan agama islam sejak dini,
maka psikologi agama siswanya menjadi kuat serta tidak terjadi konfersi
agama. Dengan contoh yang baik pula, pola pergerakan dan pola belajar di
sekolah dapat diarahkan pada kebijakan yang telah guru programkan dan
proses serta persiapan di dalam Alat Penilian Kinerja Guru (APKG) dapat
terlaksana.
Salah satu indikator yang terdapat di dalam APKG mengenai
karakteristik peserta didik yaitu “guru mencoba mengetahui penyebab
penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku
tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya” selurunya dapat
dilaksanakan oleh guru dan dapat terpenuhi, Artinya dapat disimpulkan
bahwa action guru juga sangat penting agar siswa bisa mengamalkan apa
yang dilakukan oleh guru baik di sekolah dan di lingkungan.
44
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Kondisi Umum SD Negeri Kalibening Salatiga
1. Letak Geografis
SD Negeri Kalibening terletak di Kelurahan Kalibening
Kecamatan Tingkir Kota Salatigayaitu tepatnya di Jalan Ja’far
shodiq. Berasarkan hasil observasi batas wiayah kalibening sebelah
utara adalah Dusun Genggong dan Dusun Nglumpit Kelurahan
Sidorejo Kidul Kecamatan Tingkir, sebelah Timur adalah Dusun
Kalilondo Kelurahan Sidorejo Kidul Kecamatan Tingkir, sebelah
Selatan adalah Dusun Tegalsari Kelurahan Kalibening Kecamatan
Tingkir, sebelah Barat adalah Dusun Jurang Gunting Kelurahan
Ledok Kecamatan Argomulyo.
Kelurahan Kalibening terletak di perbatasan Kota Salatiga,
akan tetapi Dusun Kalibening merupakan Dusun yang sangat
strategis dalam bidang kependidikan. Hal ini didukung dengan
adanya berbagai macam lembaga pendidikan diantaranya terdapat
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK),
Madrasah Diniah (Sekolah Sore dan Sekolah Malam), Madrasah
Ibtidaiyah (MI), Sekolah Dasar (SD),Sekolah menengah Kejuruan
(SMK), Pondok Pesantren, Qaryah Thayyibah.
45
2. Sejarah Berdirinya SD Negeri Kalibening Salatiga
SD Negeri Kalibening adalah satu-satunya Sekolah Negeri di
Kalibening. SD ini berdiri pada tanah seluas 2.335 m2.. SD Negeri
Kalibening berdiri pada tahun 1980 dan diberi nama SD Negeri
Kalibening Salatiga. SD Negeri Kalibening pertama kali dipimpin
oleh Bapak Tasdik Pranoto, S.Pd. bapak Tasdik Pranoto, S.Pd.
memimpin SD Negeri Kalibening salatiga selama kurang lebih 7
tahun, beliau menjabat menjadi kepala sekolah pada tahun 1979-
1985. Setelah bapak Tasdik dipindah kemudian SD Negeri
Kalibening dipimpin oleh Bapak Kasno, S.Pd mulai tahun 1985-
1980.
Pada tahun 1991-1995 SD Negeri Kalibening dipimpin oleh
Bapak Suali S.Pd. dalam kepemimpinannya pak suali sangat
mengerti dengan karakter siswa, beliau sangat ramah dan
berperilaku baik kepada siswanya. Pak suli menjabat menjadi
kepala sekolah di SD Negeri Kalibening Salatiga selama kurang
lebih 6 Tahun. Kemudian dipindah ke SD sidorejo kidul.
Selama 15 tahun SD Negeri Kalibening selalu dipimpin oleh
seorang laki-laki, namun pada tahun 1996-2003 SD Negeri
Kalibening dipimpin oleh seorang wanita yang bernama ibu Sri
Wahyuni, S.Pd. dalam kepemimpinannya beliau sangat tegas
dalam mendidik siswa untuk berperilaku baik terhadap orang lain,
46
dan bu Sri Wahyuni memimpin selama kurang lebih 7 tahun,
kemudian dipindah tugaskan ke SD Kutowinangun.
Pada tahun 2003-2007 SD Negeri Kalibening dipimpin oleh
Bapak Amir S.Pd, dalam kepemimpinannya SD Negeri Kalibening
semakin maju dengan adanya ekstrakurikuler rebana, yang
diajarkan langsung oleh bapak kepala sekolahnya sendiri. Didalam
proses pembelajaran di kelas bapak Amir juga mengampu mata
pelajaran matematika, didalam mengajarkan matematika beliau
sangat sabar dalam membimbing siswa dan pada akhirnya siswa
menjadi paham. Bapak Amir menjabat di SD Negeri Kalibening
selama 5 tahun kemudian dipindah ke SD Negeri Sidorejo Kidul.
Setelah kepemimpinan pak Amir, pada tahun 2008-2013 SD
Negeri Kalibening mempunyai kepala sekolah baru yaitu Bapak
Rifai S.Pd. beliau menjabat di SD Negeri Kalibening Salatiga
selama 6 tahun. Pak Rifai adalah seorang guru yang sangat ramah
terhadap siswa ataupun dengan lingkungan sekitar sekolahan,
selain itu beliau selalu datang ke sekolah lebih awal.Dalam
kepemimpinannya yang baik dan juga prestasi sekolahan
meningkat, SD Negeri Kalibening menjadi semakin maju dengan
bertambahnya siswa yang semakin banyak. Beliau menjabat
selama 6 tahun, kemudian dipindah ke SD Tingkir Tengah.
47
Pada tahun 2014 sampai Sekarang SD Negeri Kalibening
dipimpin oleh Bapak Rohani S.Pd. dalam memimpin siswanya
beliau sangat sabar dalam menghadapi tingkah laku siswanya. Dan
di SD Negeri Kalibening sekarang semakin maju dengan adanya
ekstrakurikuler Taek wondo, selain itu rencana pada tahun 2016
awal SD Negeri kalibening mendirikan Taman Kanak-kanak.
3. Profil Sekolah
Data profil sekolah secara lengkap yang diambil dari dokumentasi
SD Negeri Kalibening Salatiga yaitu sebagai berikut:
a. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SD Negeri Kalibening
Alamat : Jl. Ja’far Shodiq Kel. Kalibening Kec.
Tingkir Kota Salatiga
Provinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 50744
Status Sekolah : Negeri
NSS : 101036202020
Tahun Berdiri : 1986
Status Tanah : Milik Negara
Luas Tanah : 2.335 m2
Kepala Sekolah : Muhammad Rohani, S.Pd
48
b. Visi Misi dan Tujuan
1) Visi
Unggul dalam prestasi, mandiri, terampil, santun dalam
berperilaku berdasarkan Iman dan Taqwa.
2) Misi
(a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara
efektif agar siswa dapat berkembang secara optimal.
(b) Memberikan keterampilan pada peserta didik untuk
dapat berkarya dan mandiri.
(c) Menanamkan sifat rasa rendah hati, jujur, santun, dan
berbudi luhur.
(d) Menanamkan kebiasaan disiplin dan tanggung jawab.
(e) Menumbuhkembangkan sikap iman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa melalui kegiatan keagamaan.
(f) Menciptakan semangat keunggulan dalam bidang Ilmu
Pengetahuan.
(g) Meningkatkan profesionalisme dan kualitas
pembelajaran melalui pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3) Tujuan
a) Menanamkan keimanan, ketaqwaan dan budi pekerti
yang luhur pada diri siswa yang diintegrasikan dalam
setiap mata pelajaran.
49
b) Meningkatkan mutu pendidikan sesuai tuntutan dan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
c) Mengembangkan budaya sekolah yang kondusif untuk
mencapai tujuan pendidikan dasar.
d) Meningkatkan kualitas tenaga pendidik sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya melalui pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
e) Meningkatkan kerjasama yang erat antara sekolah dan
masyarakat.
f) Meningkatkan kegiatan Ekstrakulikuler yang sesuai
dengan bakat dan minat siswa.
g) Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat, dan
kebudayaannya.
50
4. Data guru dan karyawan
Tabel 3.1 Data Guru dan Karyawan
NO. NAMA/ NIP JABATAN GOL. TUGAS
MENGAJAR
1. Muhammad Rohani, S.Pd.
Kep. Sek. III c Penjas kelas III &VI 19680702 200212 1 006
2. Sujono, S.Pd.I.
Gr. PAI IV a Kelas I-VI 19590812 198405 1 002
3. Sumarni, S.Pd.
Guru Kelas IV a Kelas IV 19630205 198608 2 001
4. Rusman, S.Pd.
Guru Kelas III d Kelas V 19650305 199003 1 015
5. Puryantuti, S.Pd.
Guru Kelas III c Kelas VI 19661008 199402 2 001
6. Lanjar Hastuti, S.Pd.
Guru Kelas III b Kelas II 19680209 200604 2 005
7. Mursini, S.Pd.
Guru Kelas III a Kelas III 19680816 200604 2 009
8. Ida Yuliani, S.Pd.
Guru Penjas II c Kelas I, II, IV,V 19720718 200701 2 011
9. Sukmayani K., S.Pd. Gr. B.
Inggris
-
- Kelas I-VI
NIP. -
10. Rita Prastiwi, S.Pd. Gr. WB - Kelas I
11. Wakhid
NIP 19690403 201406 1 001 Penjaga Ia -
51
5. Sarana dan prasarana
Tabel 3.2 Data Sarana dan Prasarana
Kondisi Ruang Kelas Jumlah Ruang Kelas
Baik 6
Rusak Ringan 0
Rusak Berat 0
Total 6
Jenis Keberadaan Berfungsi
Ada Tidak Ya Tidak
Instalasi listrik √ - √ -
PDAM √ - √ -
Jaringan telepon - √ - -
Komputer √ - √ -
6. Jumlah Siswa
Tabel 3.3 Jumlah Siswa
NO. KELAS L P JML.
1 I 7 6 13
2 II 3 2 5
3 III 5 2 7
4 IV 8 4 12
5 V 2 6 8
6 VI 6 6 12
J UM LA H 31 26 57
52
7. Ciri Khas dan Keunggulan
Berdasarkan hasil observasi peneliti di SD Negeri Kalibening
Salatiga, banyak kegiatan yang dilakukan peserta didik diluar
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas misalnya kegiatan
ekstrakurikuler setelah pulang sekolah. Hal ini bertujuan untuk
membentuk karakter peserta didik sesuai dengan potensinya
masing-masing. Banyak keunggulan dan kejuaraan di SD Negeri
Kalibening Salatiga prestasi-prestasi lomba yang telah diraih.
Berikut data prestasi lomba siswa yang telah dilaksanakan pada
tahun 2014/2015:
a. Meraih 8 piagam penghargaan, dari 8 atlit yang dikirim pada
Pekan Pelajar Kota Salatiga (Salatiga Cup) untuk siswa
SD/SMP/SMA Kota Salatiga Tahun 2014 di cabang
Taekwondo.
Tabel 3.4
Data prestasi lomba siswa tahun 2014/2015
NO. NAMA SISWA KLS PRESTASI KET
1. Salsabila Lutfiana SR. VI Juara I Piagam penghargaan
2. Adika Rais Muhammad VI Juara II Piagam penghargaan
3. Muhammad Farid Al Anwar VI Juara II Piagam
penghargaan
53
4. Ana Fatimatul Zahro V Juara II Piagam
penghargaan
5. Maharani Apriliana V Juara III Piagam
penghargaan
6. Fourin Putri Adinda V Juara III Piagam
penghargaan
7. Jamilah Khoiriyah IV Juara III Piagam
penghargaan
8. Shella Lailatul Nikmah VI Juara III Piagam
penghargaan
b. Meraih 2 medali, dari 2 atlit yang dikirim pada kejuaraan
Taekwondo “Bupati Pati Cup” di Pati Tahun 2014.
NO. NAMA SISWA KLS PRESTASI KET
1. Muhammad Farid A.A. VI Juara II Pemula
Medali perak
2. Shela Lailatul Nikmah VI Juara III
Pemula Medali perunggu
c. Ikut mewakili UPT Disdikpora Kec. Tingkir pada LCC di
Tingkat Kota Salatiga Tahun 2014.
NO. NAMA SISWA KELAS
1. Farra Qonitasari Parmadi V
54
Prestasi SDNegeri Kalibening tahun pelajaran 2015/2016
a. Olahraga Bela Diri Taekwondo Tingkat Jateng “Salatiga Open
2015”
Tabel 3.5
Data Prestasi Taekwondo Siswa Tahun 2015
NO. NAMA SISWA KLS PRESTASI KET
1. Ana Fatimatulzahra
VI Juara I Pemula
Medali emas
2. Dicky Prabaswara D
IV Juara II Pemula
Medali perak
3. Jamilah Qoiriyah V Juara III
Prestasi Medali perunggu
4. Vanya azalia p V Juara III
Pemula Medali perunggu
5. Egi Ramdhan VI Juara III
Pemula Medali perunggu
6. Adika Rizky Darmawan
VI Juara III Pemula
Medali perunggu
b. Lomba Dokcil SD/MI Tingkat Kec. Tingkir
Tabel 3.6 Lomba Dokcil SD/MI Tingkat Kec. Tingkir
NO. NAMA SISWA KLS PRESTASI KET
1. Farra Qonitasari Parmadi
VI Juara harapan I
Maju Tingkt. Kota
55
B. Data Informan
1. Data guru pendidikan agama islam SD Negeri Kalibening Salatiga
Nama :Sujono, S.Pd.I
NIP :19590812 198405 1 002
TTL : Kab. Semarang, 12 Agustus 1959
Alamat : Ketapang Sususkan Kab. Semarang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Golongan : Pembina/Iva
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
Masa kerja : 31 Tahun 04 bulan
Email : [email protected]
2. Data kepala sekolah SD Negeri Kalibening Salatiga
Nama : Muhammad Rohani, S.Pd.
NIP : 19680702 200212 1 006
TTL : Kab. Semarang, 02 Juli 1968
Alamat : Pringapus Kab. Semarang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Golongan : IIIc
Jabatan : Kepala Sekolah
Mengajar : Penjas Orkes
56
3. Data Guru Kelas SD Negeri Kalibening Salatiga
Nama : Rusman, S.Pd.
NIP : 19650305 199003 1 015
TTL :Kab. Semarang 05 Maret 1965
Alamat : Kalibening Kota Salatiga
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Golongan : IIId
Jabatan : Guru Kelas
Mengajar : Matematika
4. Data siswa SD Negeri Kalibening Salatiga
Nama : Ana Fatimatus Zahro
TTL : Salatiga, 22 Desember 2004
Alamat : Tegalsari rt 03 rw 02
Jenis kelamin : Perempuan
Kelas : VI (Enam)
5. Data siswa SD Negeri Kalibening Salatiga
Nama :Nella Febriyanti
TTL : Salatiga, 20 April 2004
Alamat :Tegal sari rt 02 rw 02
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas : VI (Enam)
57
6. Data siswa SD Negeri Kalibening Salatiga
Nama :Jamilah Khoiriyah
TTL : Salatiga, 17 Juni 2005
Alamat : Kradenan Salatiga
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas : V (lima)
7. Data siswa SD Negeri Kalibening Salatiga
Nama :Vanya Qonitasari
TTL : Salatiga, 11 September 2005
Alamat : Kradenan Salatiga
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas : V (Lima)
8. Data Orang tua Siswa
Nama : Moh soir
TTL : Kab. Semarang, 31 Desember 1976
Alamat : Tegalsari Kalibening
Jenis Kelamin : Laki-laki
9. Data orang tua siswa
Nama : Muhammad Kamdi
TTL : Kab. Semarang, 31 Desember 1978
Alamat : Kradenan Salatiga
Jenis Kelamin : Laki-laki
58
C. Temuan Penelitian
1. Peran guru Pendidikan Agama Islam dalam mendidik perilaku
beribadah siswa
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pembelajaran pendidikan
agama islam di SD Negeri Kalibening Salatiga, metode
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, penghambat
pembelajaran Agama Islam, cara guru dalam membentuk perilaku
siswa, dan cara guru PAI menjelskan materi agar siswa dapat
mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari di SD
Negeri Kalibening Salatiga dapat dijabarkan sebagai berikut:
Informan dalam penelitian ini adalah Guru dengan hasil
wawancara berikut ini mengenai bagaimana peran guru pada
pembelajaran pendidikan agama islam di SD Negeri Kalibening
Salatiga:
“peran guru PAI cukup penting dalam rangka mengantar siswa
dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran
islam dalam kehidupan sehari-hari contohnya siswa mengetahui
hak dan kewajiban terhadap Tuhan artinya kewajiban untuk
melaksanakan sholat berjamaah di masjid atau di mushola secara
berjamaah”(GA1/12-8-2015/10.10/RG).
59
Meskipun begitu bagaimana peranan guru pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam:
“saya tidak hanya memberi materi kepada siswa, tetapi
saya mengajak siswa untuk mempraktekkan tata cara shalat
berjamaah dimushola, dengan cara satu anak laki-laki saya
suruh menjadi imam didepan, kemudian teman-teman yang lain
mengikuti dan menata shof dengan rapi, apabila didalam
membacakan bacaan sholat belum benar saya membenarkan
sampai siswa memahami”(GA1/04-9-2015/08.10/RG).
Dan bagaimana cara guru PAI dalam membiasakan siswa
untuk perilaku beribadah agar mau berjamaah di masjid:
“didalam pembelajaran saya mengajarkan kepada siswa
melalui tiga metode yaitu Child Learning Centered
(pembelajaran berpusat pada siswa), pembelajaran kontekstual
(sesuai dengan lingkungan) contonya: siswa diajarkan untuk
berperilaku baik terhadap lingkungan, pembiasaan untuk belajar
agama sejak dini. Dari ketiga metode tersebut apabila dilakukan
oleh siswa maka karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari
menjadi karakter yang islami” (GA2/12-8-2015/10.15/RG).
Untuk menjadikan siswa mempunyai karakter yang islami
apa saja penghambat pembelajaran PAI di SD Negeri Kalibening
Salatiga:
60
“saya harus mengetahui latar belakang siswa yang
berbeda artinya dari segi orang tua, ekonomi dan lingkungan”
(GA3/12-8-2015/10.18/RG).
Bagaimana informan bisa mengetahui latar belakang siswa
yang berbeda-beda:
“saya bertanya dengan siswa mengenai sikap orang tua
dirumah dan lingkungan sekitar rumahnya. Dari jawaban siswa
saya dapat mengetahui karakter siswa masing-masing” (GA4/12-
8-2015/10.20/RG).
Bagaimana peran guru PAI dalam membiasakan beribadah
siswa:
“yaitu dengan membiasakan siswa praktek bersama di
mushola, dengan saya bimbing langsung”
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yang lain
mengenai peran guru PAI dalam mengajarkan pembelajaran
pendidikan agama islam di SD Negeri Kalibening:
“saya mengetahui guru agama sedang memberikan tugas
kepada siswa kelas lima untuk membawa tanaman, kemudian
setiap pagi menyuruh siswa untuk menyiraminya. Dan ini adalah
salah satu hal supaya anak bisa mencintai tanaman” (GK/ 04-9-
2015/08.20/RG).
61
Dari hasil wawancara dengan informan yang lain:
“setiap ada pelajaran agama khususnya praktek ibadah,
siswa diajak ke mushola untuk praktek sholat bersama-sama” (KS/
04-9-2015/08.20/RKS).
Meskipun begitu hasil wawancara dengan siswa mengenai
apakah benar guru memberi tugas untuk melakukan sholat
berjamaah di masjid:
“ iya” (SN/ V/ 04-9-2015/09.00/RK).
Kalau iya apakah kamu melakukan hal tersebut di rumah:
“iya saya sholat berjamaah setiap magrib, setelah itu mengaji di
rumah tetangga” (SN/ V/ 04-9-2015/09.00/RK).
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Kalibening
Salatiga
Berdasarkan hasil penelitian mengenai perilaku siswa dalam
kehidupan sehari-hari, siswa menerapkan materi yang
disampaikan oleh guru dalam kehidupan sehari-hari, dan
hambatan bagi siswa dalam pembelajaran PAI di SD Negeri
Kalibening Salatiga dapat dijabarkan sebagai berikut:
Informan dalam penelitian ini adalah siswa kelas lima dan
siswa kelas enam dengan hasil wawancara berikut ini mengenai
guru dalam menjelaskan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dikelas, siswa paham atau tidak:
62
“saya mudeng karena guru menjelaskan materi dengan
santai” (SA/ VI/ 13-8-2015. 10.00/ R6).
Dari hasil wawancara dengan informan yang lain:
“iya paham jika sayabelum paham, saya akan bertanya
kepada guru agama” (SV/ V/ 13-8-2015. 10.30/ R5).
Meskipun begitu bagaimana siswa menerapkan materi yang
disampaikan oleh guru dalam kehidupan sehari-hari:
“saya melakukan sholat lima waktu, mencintai atau
melindungi binatang dan tanaman” (SN/ V/ 13-8-2015. 10.07/
R6).
Dari hasil wawancara dengan informan yang lain:
“setiap magrib saya selalu berjamaah ke masjid bersama dengan
orang tua”(SJ/ V/ 13-8-2015. 10.40/ R5).
Dengan melakukan hal-hal yang disampaikan oleh guru
dalam kehidupan sehari-hari apakah ada hambatan bagi siswa
dalam pembelajaran PAI di SD Negeri Kalibening terhadap
pembentukan perilaku siswa:
“ada, guru menerangkan pembelajaran di kelas sambil
melawak” (SA/ VI/ 13-8-2015. 10.02/ R6).
Dari hasil wawancara dengan informan yang lain:
“jika tidak mudeng dengan pembelajaran guru di kelas saya tidak
berani bertanya” (SJ/ V/ 13-8-2015. 10.40/ R5).
63
2. Peran Guru PAI pada Pembiasaan Beribadah Siswa dalam kehidupan
sehari-hari
Berdasarkan hasil penelitian mengenai perilaku siswa dalam
kehidupan sehari-hari, peran orang tua sangat diperlukan untuk
membimbing belajar putra putrinya di rumah, cara orang tua
mengarahkan anak untuk berperilaku positif, dan hambatan bagi
orang tua dalam pembentukan perilaku siswa dalam kehidupan
sehari-hari dapat dijabarkan sebagai berikut:
Informan dalam penelitian ini adalah Guru dengan hasil
wawancara berikut ini mengenai bagaimana peran guru pada
pembelajaran pendidikan agama islam di SD Negeri Kalibening
Salatiga:
“peran guru PAI cukup penting dalam rangka mengantar siswa
dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran
islam dalam kehidupan sehari-hari contohnya siswa mengetahui
hak dan kewajiban terhadap Tuhan artinya kewajiban untuk
melaksanakan sholat berjamaah di masjid atau di mushola secara
berjamaah” (GA1/12-8-2015/10.10/RG).
Dalam berjamaah di rumah tidak terlepas dengan pantauan
oleh orang tua di rumah oleh karena itu, hasil wawancara berikut ini
mengenai bagaimana peran orang tua untuk membimbing belajar
putra putrinya di rumah:
64
“selain memberikan pembelajaran umum di sekolah pagi,
saya memberi pengarahan kepada anak untuk belajar mengaji
(sekolah sore) di madrasah krasak” (OTS/ 14-08-2015/ 17.30).
Dari hasil wawancara dengan informan yang lain:
“setiap selesai sholat maghrib, saya mengajari ngaji anak saya,
setelah itu saya bimbing untuk belajar” (OTG/ 14-08-2015/ 19.30).
Meskipun begitu bagaimana cara orang tua untuk mengarahkan
anak untuk berperilaku positif dalam kehidupan sehari-hari (misalnya
menyuruh anak untuk sholat berjamaah di masjid):
“selain menyuruh anak untuk berjamaah ke masjid saya sendiri
yang harus sholat berjamaah di masjid, agar anak saya meniru apa
yang saya lakukan, tidak hanya sholat tetapi saya mengajarkan
kepada anak untuk menghormati orang tua dan orang lain” (OTS/
14-08-2015/ 17.35).
Dari hasil wawancara dengan responden yang lain:
“kalau sudah pukul 17.00 saya mengajarkan anak untuk sudah
di rumah, apabila bunyi adzan berkumandang saya langsung
menyuruh anak ke masjid, tidak hanya sholat lima waktu tetapi
jum’atan juga” (OTG/ 14-08-2015/ 19.35).
Dengan menyuruh anak untuk berjamaah di masjid apa ada
hambatan bagi orang tua dalam pembentukan perilaku anak dalam
kehidupan sehari-hari:
65
“sangat banyak, salah satunya yaitu selalu susah untuk saya
suruh berjamaah di masjid, banyak alasan yang diberikan yaitu ada
acara nonton TV, mengerjakan PR, dll.” (OTS/ 14-08-2015/ 17.36).
Dari hasil wawancara dengan informan yang lain:
“selalu pulang terlambat dan alasannya maen sama terman-
temannya” (OTG/ 14-08-2015/ 19.37).
Meskipun begitu, bagaimana cara orang tua untuk membujuk
anaknya supaya mau sholat berjamaah di masjid:
“selain saya sendiri mengajarkan jamaah di masjid, anak saya
selalu saya tekankan setiap mendengar adzan langsung saya suruh
wudhu, dan saya mengajak bersama ke masjid” (OTS/ 14-08-2015/
17.37).
66
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Kalibening
Salatiga
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu pelajaran yang harus
dimasukkan dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan formal di
Indonesia. Karena pendidikan agama merupakan salah satu dimensi untuk
mewujudkan kehidupan antar umat beragama serta membentuk sikap dan
perilaku keagamaan peserta didik. Pendidikan Agama Islam (PAI)
merupakan bagian dari pendididkan islam dan pendidikan nasional, yang
menjadi mata pelajaran wajib disetiap lembaga pendidikan islam (Majid,
2015:11). Salah satu lembaga pendidikan yang mengikuti pembelajaran
pendidikan agama islam yaitu di SD Negeri Kalibening Salatiga.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI mengenai metode
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Kalibening Salatiga
peneliti dapat mengetahui bahwa pembelajaran pendidikan agama islam di
SD Negeri Kalibening yaitu dengan guru menyampaikan materi
pembelajaran menggunakan metode-metode yang berbeda, agar peserta
didik dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru, apabila peserta
didik belum memahami, guru dapat melakukan pendekatan langsung
kepada siswa dengan bertanya hal yang belum dimengerti. Selain itu,
67
peran guru pendidikan agama islam didalam memberikan metode
pembelajaran sangat beragam yaitu dengan menggunakan pendekatan
Child Learning Centered artinya pembelajaran berpusat pada siswa.
Artinya jika guru sedang menyampaikan materi siswa-siswanya harus
memahami, menghayati apa yang disampaikan oleh guru, kemudian siswa
mampu untuk mengamalkan ajaran yang disampaikan oleh guru dalam
kehidupan sehari-harinya. Misalnya siswa harus tahu kewajibannya
terhadap Tuhan untuk menjalankan rukun islam salah satunya yaitu sholat
5 waktu secara berjamaah di masjid.
Pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa secara aktif
mengembangkan potensi pada dirinya. Salah satu contoh guru tidak hanya
menjelaskan materi sholat, tetapi guru memberikan metode pengajaran
yang membuat siswa senang masuk kelas yaitu dengan praktek bersama di
mushola, tetapi didalam pembelajaran agama islam peserta didik diarahkan
untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan
pengalaman ajaran agama islam, disamping untuk membentuk keshalehan
pribadi juga sekaligus untuk membentuk keshalehan sosial atau dalam
kehidupan sehari-hari.
Selain guru menggunakan pendekatan Child Learning Centered
seorang guru pendidikan agama islam juga menggunakan metode
pendekatan kontekstual artinya sesuai dengan lingkungan. Jadi guru
menjelaskan kepada siswa untuk berbuat baik sesuai dengan lingkungan
yang ada disekitarnya. Misalnya siswa harus berperilaku menghormati
68
lingkungan mengetahui hak dan kewajiban terhadap alam (hewan,
tumbuhan), mengetahui hak dan kewajiban terhadap manusia.
B. Peran Guru pada Pendidikan Agama Islam dalam mendidik Perilaku
Beribadah siswa
Peran guru adalah tumpuan harapan mewujudkan pendidikan yang
benar-benar mencerminkan kemerdekaan dan demokrasi, yang berarti
terwujudnya pendidikan itu berada diatas kreativitas pendidik dalam
menjalankan tugas (Djohar, 2006:7). Adapun peranan guru yang penting
dapat disebutkan sebagai beikut:
1. Guru sebagai pembuat keputusan
Di SD Negeri Kalibening guru selalu membuat keputusan bahan
pelajaran dan metode mengajar. Keputusan ini didasarkan atas banyak
faktor seperti bahan inti yang harus diajarkan, kemampuan murid dan
apa yang diperlukan olehnya dan tujuan yang akan dicapai.
2. Guru sebagai manager
Yaitu gurudi SD Negeri Kalibening berinteraksi secara verbal
dengan murid-muridnya (mengajar) sekitar 20-30 persen setiap
harinya. Selebihnya dipergunakan untuk pengelolaan yang meliputi
pelajaran, menyiapkan ujian, memeriksa dan menilai pekerjaan murid
dan menghadiri rapat.
69
3. Guru sebagai konselor
Guru di SD Negeri Kalibening menjadi pengamat yang peka
tehadap tingkah laku dan gerak gerik murid-muridnya. Guru harus
beusaha memberikan tanggapan yang konstruktif apabila murid
mengalami kelesuan dalam belajar.
4. Guru sebagai model
Guru di SD Negeri Kalibening sebagai contoh bagi murid-
muridnya. Gairah murid terhadap suatu mata pelajaran timbul karena
pelajarn itu diberikan oleh guru dengan penuh gairah dengan
menggunakan metode demonstrasi.sebaliknya, gairah murid terhadap
suatu mata pelajarn memudar karena mata pelajaran itu diberikan
dengan metode ceramah yang gersang.
5. Guu sebagai korektor
Guru di SD Negeri Kalibening harus bisa membedakan mana
nilai yang baik dan mana nilaki yang buruk. Koreksi yang harus guru
lakukan terhadap sikap dan sifat anak didik tidak hanya di sekolah,
tetapi diluar sekolahpun harus dilakukan.
6. Guru sebagai informator
Guru di SD Negeri Kalibening harus memberikan informasi
pekembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, selain sejumlah bahan
pelajaan untuk setiapmata pelajaran yang telah diprogramkan
dalamkurikulum informasi yang baik dan efektif.
70
7. Guru sebagai motivator
Guru di SD Negeri Kalibening mendorong anak didik agar
bergairah dan aktif belajar. Guru menganalisis anakdidik yang malas
belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Dan guru juga memberikan
motivasi cara belajar serta penguat untuk siswanya.
8. Guru sebagai fasilitator
Guru di SD Negeri Kalibening menyediakan fasilitas yang
memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik, seperti
lingkungan belajar yang menyenangkan, ruang kelas yang bersih,
fasilitas yang memadai sehingga akan tercapai lingkungan belajar yang
menyenangkan bagi peserta didik.
9. Guru sebagai pembimbing
Guru di SD Negeri Kalibening membimbing peseta didik menjadi
manusia dewasa, tanpamembimbing anakdidik mengalami kesulitan
dalam menghadapi pekembangan dirinya.
10. Guru sebagai pengelola kelas
Guru di SD Negeri Kalibening mengelola kelas dengan baik agar
menunjang jalannya interaksi edukatif dan sebaliknya karena kelas yang
tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pelajaran.
11. Guu sebagai inspirator
Salah satu dari peranan guru di SD Negeri Kalibening adalah guru
sebagai inspirator, artinya guru harus dapat memberikan ilham yang
baik bagi kemajuan belajar anak didik. Persoalan belajar adalah
71
masalah utama anak didik. Guru harus dapat memberikan petunjuk
(ilham) bagaimana cara belajar yang baik. Petunjuk itu tidak mesti
harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar, dari pengalamanpun
bisa dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik. Yang penting
bukan teorinya, tetapi bagaimana melepaskan masalah yang dihadapi
anak didik .
Berdasarkan pengetian peran guru diatas dapat disimpulkan
bahwa seorang guru tidak akan mampu menjalankan perannya secara
profesional bilamana tidak ada dukungan dari siswanya. Begitu pula
peran guru pada pembelajaran pendidikan agama islam, apabila ada
dukungan atau komunikasi dari siswa, maka akan memudahkan guru
dalam membentuk perilaku siswa.
Guru sangat berperan dalam tugasnya sebagai pendidik dalam
perilaku pembiasaan beribadah siswa dalam rangka mengantarkan
siswa untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran
islam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal tersebut hal yang harus
dilakukan oleh guru agama islam yaitu memberikan latihan-latihan,
pengamalan, pembiasaan, dan penghayatan agar siswa memiliki
karakter islami dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian para
guru telah memberikan peranannya dalam upaya pembentukan perilaku
siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Peranan yang guru berikan kepada siswa akan menghasilkan para
siswa yang berfikir islami tentang keagaamaan dalam perilakunya.
72
peranan guru yang ada dalam Alat Penilaian Kinerja Guru (APKG)
dalam action guru mengenai peran menunjukkan pribadi yang dewasa
dan teladan, agar dapat dicontoh oleh peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari dapat dilihat tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1
Peran guru menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
No Indikator Tidak
Terpenuhi
Terpenuhi
Sebagian
Seluruhnya
Terpenuhi
1 Guru mencoba mengetahui penyebab
penimpangan perilaku peserta didik.
2
2 Guru membantu mengembangkan potensi
dan mengatasi kekurangan peserta didik
1
3 Guru berperilaku baik untuk mencitrakan
nama baik sekolah
2
4 Guru mampu mengelola pembelajaran yang
membuktikan bahwa guru dihormati oleh
peserta didik, sehingga semua peserta didik
selalu memperhatikan guru dan berpartisipasi
aktiv dalam proses pembelajaran
2
5 Guru bertingkah laku sopan dalam berbicara,
berpenampilan, dan berbuat baik kepada
peserta didik, orang tua dan teman sejawat
1
Total skor 8
Skor maksimum kompentensi 10
Presentase= (total skor/10)x 100 80
73
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa guru PAI di SD
Negeri Kalibening Salatiga dapat melaksanakan proses pembelajaran yang
mengacu pada prinsip-prinsip pembelajaran yang kontekstual, efektif dan
efisien. Selain itu, guru PAI telah melaksanakan pembelajaran sesuai
kaidah-kaidah islami dan modern.
Berdasarkan peran guru ada juga hambatan bagi seorang guru dalam
membentuk perilaku beribadah siswa dalam kehidupan sehari-hari
misalnya dari latar belakang siswa yang berbeda. Antara siswa yang satu
dengan yang lainnya mempunyai karakter orang tua, ekonomi, dan
lingkungan yang berbeda sehingga dari latar belakang tersebut
menimbulkan perilaku-perilaku positif dan negatif siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa mengenai cara
menerapkan materi yang disampaikan oleh guru dalam kehidupan sehari-
hari peneliti dapat mengetahui bahwa siswa dapat memahami serta
menghayati apa yang disampaikan oleh guru dan mampu untuk
mengamalkan dalam kehidupan sehari harinya. Contoh siswa melakukan
sholat jamaah magrib di masjid bersama dengan orang tua, selain itu siswa
membawa tugas yang diberikan oleh guru untuk membawa tanaman,
kemudian menyiraminya setiap pagi.
74
C. Peran Guru Pendidikan Agama Islam pada Perilaku Pembiasaan
Beribadah siswa
Perilaku adalah persepsi yang ditanamkan terhadap anak secara
berulang-ulang. Jika kita memiliki sifat baik terhadap orang, perilaku
kitapun terhadap orang lain akan baik pula. Demikian pula, jika seorang
guru memiliki persepsi atau perilaku positif kepada anak didiknya maka
sikap siswanyapun akan baik dalam sekolah maupun dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini termasuk perilaku mendidik (Setiadarma, 2001:49).
Ada beberapa cara untuk mengubah pembentukan perilaku individu,
diantaranya adalah melalui modifikasi individu. Modifikasi perilaku
merupakan cara mengubah perilaku dengan menerapkan prinsip-prinsip
belajar. Pengubahan akan lebih efektif bila didasarkan pada informasi
yang tepat tentang penyebab perilaku, intensitas perilaku, dan akibat yang
ditimbulkan dari perilaku tersebut.
Modifikasi perilaku sebagai cara mengubah perilaku mempunyai
keunggulan dan kelemahan, diantara keunggulannya adalah bahwa tekhnik
tersebut mengandalkan perilaku yang dapat diamati dan diukur secara
objektif sehingga hasilnya dapat diramalkan. Kelemahan yang sering
dihadapi adalah bahwa perilaku manusia itu kompleks, sehingga untuk
dianalisis secara cermat akan mengalami kesulitan (Purwanto, 2012:5-14).
Begitu pula dengan perilaku sehari-hari siswa SD Negeri Kalibening
Salatiga.
75
Siswa adalah makhluk Allah yang terdiri dari aspek jasmani dan
rohani yang belum mencapai taraf kematangan, baik fisik, mental,
intelektual maupun psikologinya. Siswa harus senantiasa memerlukan
bantuan, bimbingan dan pengarahan pendidik agar dapat mengembangkan
potensinya secara optimal dan membimbingnya menuju kedewasaan.
Berarti siswa mengalami perubahan artinya suatu perkembangan untuk
menciptakan perbaikan dan kebaikan untuk berperilaku dalam kehidupan
sehari-hari.
Perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari di SD Negeri kalibening
salatiga yaitu siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Apabila terdapat siswa yang belum memahami materi yang disampaikan
oleh guru, siswa bisa bertanya langsung kepada guru disaat pembelajaran
di kelas sedang berlangsung, dan bisa juga menemui guru saat istirahat.
Perilaku yang ditanamkan siswa pada saat menerima materi yang
disampaikan yaitu melaksanakan shalat 5 waktu secara berjamaah di
masjid, mencintai atau melindungi binatang dan tanaman.
Berdasarkan materi yang disampaikan oleh guru ada beberapa siswa
yang mengalami hambatan dalam memahami pembelajaran pendidikan
agama islam di SD Negeri Kalibening Salatiga terhadap pembentukan
perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari yaitu, cara guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran di kelas sambil melawak artinya guru
banyak menghibur siswanya sedangkan materi yang disampaikan sedikit.
Hal tersebut membuat siswa tidak dapat memahami materi yang
76
disampaikan oleh guru. Selain itu siswa juga takut untuk bertanya materi
yang belum dipahami.
Hambatan-hambatan diatas siswa dapat menanganinya yaitu
bertanya dengan guru yang lain, yang dianggap siswa lebih nyaman dalam
menyampaikan materi di kelas sehingga siswa dapat berperilaku baik
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan yang diajarkan oleh guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa mengenai contoh penerapan
perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari yaitu siswa setiap magrib
melaksanakan sholat berjamaah di masjid, setelah itu mengaji di rumah
tetangga, dan mencintai binatang serta tumbuh-tumbuhan. Dari hal
tersebut peneliti dapat mengetahui bahwa siswa mampu memahami materi
yang disampaikan oleh guru, kemudian siswa dapat menerapkan materi
tersebut dalam membentuk perilaku sehari-hari. Dengan melakukan hal
tersebut, tidak hanya peran guru, tetapi peran orang tua juga
mempengaruhi pembentukan perilaku siswa.
Peran orang tua dalam mengarahkan perilaku anaknya dalam
kehidupan sehari-hari itu sangat penting. Disamping anak adalah titipan
dari Allah, orang tua juga harus memberikan pengarahan kepada anak
untuk berperilaku baik. Selain itu, orang tua juga berperan dalam
membimbing belajar anaknya yaitu dengan memberikan pembelajaran
umum di sekolah (pagi), dan tidak lupa orang tua juga menyuruh anak
untuk mengaji. Apabila orang tua belum bisa mengajari anaknya sendiri
orang tua menitipkan anaknya ke madrasah aliyah (sekolah sore).
77
Peran orang tua dalam membimbing anaknya di rumah juga sangat
penting selain anaknya memahami pembelajaran umum, anaknya juga
dibekali ilmu keagamaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua
siswa mengenai peran orang tua dalam mengarahkan anaknya untuk
berperilaku positif dalam kehidupan sehari hari, peneliti dapat mengetahui
bahwa peran orang tua dalam membentuk perilaku anaknya sangat
berpengaruh. Anak bisa meniru perilaku orang tua dengan cara orang tua
memberi contoh yang baik. Contohnya orang tua menyuruh anaknya untuk
sholat berjamaah di masjid, kemudian selain orang tua menyuruh anaknya,
orang tua juga melakukan sholat berjamaah di masjid.
Selain itu, peranan orang tua di rumah ada juga yang mengajari
anaknya belajar pembelajaran dengan cara setiap habis magrib anak diajari
mengaji sendiri, setelah selesai mengaji anaknya dibimbing pembelajaran
yang ada di sekolah, sekiranya anak belum memahami apa yang telah
disampaikan oleh guru di sekolah, orang tuanya bisa mengulang di rumah.
Dengan membimbing belajar anaknya, orang tua bisa mengetahui
perkembangan yang ada pada diri anaknya. Dan semakin tumbuh dewasa,
ketergantungan anak semakin berkurang. Jadi, bagaimanapun juga selain
anak mendapat bimbingan dari guru di sekolah, bimbingan dari orang
tuapun sangat diperlukan pada saat anak belum mampu untuk berdiri
sendiri.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian bab III dan IV, dapat diambil kesimpulan
untuk mengetahui tujuan penelitian yaitu: untuk mengetahui peran
guru pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (XI), terhadap
Pembentukan Perilaku siswa dalam Kehidupan Sehari-hari (X2), maka
setelah diadakan penelitian menunjukkan:
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Kalibening
Salatiga yaitu guru pendidikan agama islam didalam memberikan
metode pembelajaran sangat beragam yaitu dengan menggunakan
pendekatan Child Learning Centered artinya pembelajaran berpusat
pada siswa, pembelajaran kontekstual (sesuai dengan lingkungan)
contonya: siswa diajarkan untuk berperilaku baik terhadap
lingkungan, pembiasaan untuk belajar agama sejak dini. Dari
ketiga metode tersebut apabila dilakukan oleh siswa maka karakter
siswa dalam kehidupan sehari-hari menjadi karakter yang islami.
2. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mendidik Perilaku
Beribadah Siswa yaitu dengan cara guru berperan dalam
pembahasan di BAB II mengenai peran guru (11 point). Dari 11
peran guru itu sangat penting salah satu peran guru yang paling
penting yaitu guru sebagai inspirator artinya guu itu harus
memberikanilmu pengetahuan, selain itu itu guru juga
79
memberikanpetunjuk cara belajar yang baik. Yang penting bukan
teorinya, tetapi bagaimana melepaskan masalah yang dihadapioleh
anak didik.
3. Peran guru pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada
penerapan perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari di SD
Negeri Kalibening Salatiga yaitu bahwa kebiasaan untuk sholat,
puasa, infak, shodaqoh, dll dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari engan cara melakukan sholat berjamaah di masjid dan
mengaji durumah tetangga.
B. Saran
1. Bagi Guru
a. Guru perlu adanya kerjasama atau hubungan yang baik
secara terus menerus kepada siswa dalam meningkatkan
pembelajaran pendidikan agama islam terhadap
pembentukan perilaku beribadah siswa dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Guru sebaiknya selalu mempunyai keinginan menjadi guru
yang profesional.
c. Guru sebaiknya memiliki motivasi untuk selalau
meningkatkan pembentukan perilku siswanya.
2. Bagi Siswa
a. Siswa sebaiknya memiliki kemauan atau motivasi yang
besar dalam belajar sehingga dapat membentuk perilaku
80
yang baik dalm kehidupan sehari-hari agar pendidikan di
SD Negeri kalibening salatiga semakin meningkat.
b. Siswa sebaiknya menghormati dan patuh terhadap guru
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar.
c. Siswa sebaiknya lebih percaya diri dan berani bertanya
kepada guru apabila dalam pembelajaran di kelas belum
memahami atau mengerti.
3. Bagi Orang Tua
a. Orang tua sebaiknya memiliki motivasi untuk menjadikan
anaknya berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari
yaitu dengan memberi pengarahan kepada anaknya.
b. Orang tua harus memberi contoh kepada anaknya untuk
berperilaku baik agar anaknya dapat meniru.
c. Orang tua harus mengajarkan kepada anaknya untuk
menghormati orang lain dan juga makhluk hidup lain,
contohnya binatang dan tumbuhan.
81
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Asmani, Jamal Makmur. 2011. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Diva Press.
Daradjat, Zakiah, 1992. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah, Saiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Djohar. 2006. Guru Pendidikan dan Pembinaanya (Penerapannya dalam Pendidikan dan UU Guru). Yogyakarta: Andi Offset.
Hadi, Sutresno. 1995. Metodologi Research untuk Penulis Paper, Skripsi, Thesis dan Desertasi. Yogyakarta: CV. Grafika Indah
Kementrian Agama RI. ALJAMIL AL-QUR’AN tajwid warna, terjemahan perkata, terjemah inggris: Cipta Bagus Segara
Kementrian Agama Republik Indonesia, 2011. Alqur’an dan tafsirnya jilid 9, Jakarta: Widya Cahaya.
Koentjaningrat, 1994. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Mahmud, Dimyati. 1990. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan. Yogyakarta: Anggara IKAPI.
Majid, Abdul. 2015. Belajar dan Pembelajaran PAI. Bandung: PT. Remaja.
Milles Mattew B dan A Michael Hubermen. 1990. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia.
Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Saroni, Muhammad. 2006. Manajemen Sekolah (Kiat Menjadi Pendidik yang Kompeten). Yogyakarta: Ar-Ruzz.
82
Setiadarma, Monty.P. 2001. Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak Dampak Pygmalion didalam Keluarga. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Suharto, Toko. 2006. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Arruzz Media.
Syukur, Abdul. 2014. Profesi Pendidik. Salatiga: STAIN Press.
Perwanto, Edi. 2012. Modifikasi Perilaku Alternatif Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
83
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Siti Nurul Midayanti
Nim : 21108002
Jurusan : Syari’ah/ Ahwal Al SyakhShiyyah
PA : Moh. Khusen, M.A.
No.
JENIS KEGIATAN
PELAKSANAAN JABATAN NILAI
1. Orientasi Program Studi dan Pengenalan Kampus (OPSPEK)
25 s.d 27 Agustus 2008
Peserta 3
2. Seminar “radikalisme keagamaan di Indonesia” oleh PERCIK
23 Juni 2011 Peserta 2
3. Kegiatan pendidikan dan latihan calon pramuka pandega ke 18 oleh Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi oleh Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandi Salatiga
6-9 November 2008
Peserta 3
4. Seminar sehari “pemahaman makna al-qur’an dan al-hadits” oleh Kementrian Agama Salatiga
30 Oktober 2010 Peserta 2
5. Sarasehan dan buka bersama Dema & HMJ Syariah “optimalisasi peran BAZ dalam pengelolaan zakat sebagai upaya pengentasan kemiskinan” oleh DEMA dan HMJ Syari’ah.
14 September 2009
Peserta 2
6. Seminar regional “peran lembaga publik
22 Maret 2010 Peserta 4
84
sebagai alat kontrol pemerintah demi terciptanya good governance” oleh SEMA
7. Work shop leadership “kepemimpinan dalam mahasiswa sebagai gerakan koreksi dan nurani bangsa” oleh HMJ syari’ah, ITTAQO dan SSC STAIN Salatiga
23-25 juli 2011 Peserta 3
8. Seminar regional “meningkatkan nasionalisme di tengah goncangan disintegrasi dan pengikisan ideologi nasional”
26 Oktober 2011 Peserta 4
9. Seminar regional “negara islam dalam tinjauan islam indonesia dan NKRI” oleh IPNU Kab. Semarang dan PMII Kota Salatiga
30 November 2011
Peserta 4
10. Praktikum Pelatihan Ikhtibar al-Lughah al-Arabiyah Ka lughah ajnabiyah (ILAIK) oleh UPK STAIN Salatiga
31 Juli s.d 22 Agustus 2010
Peserta 3
11. Seminar nasional dan bekah buku “terpesona di sidrotul muntaha” karya Ir. KH. Agus Mustofa oleh yayasan pendidikan Islam al hijrah dan DEMA STAIN Salatiga.
15 Juli 2011 Peserta 6
12. Public hearing dengan tema “membangun demokrasi kampus yang harmonis”
15 Mei 2010 Peserta 2
13 Sarasehan “Peran Dunia Kampus dan
28 Oktober 2010 Peserta 2
85
Program Perpolisian Masyarakat di dalam Mendukung Terciptanya Suasana Damai Menjelang Pemilukada 2011 di Kota Salatiga” oleh lembaga percik Salatiga.
14. Seminar keperempuanan dengan tema “menumbuhkan jiwa kekartinian dalam ranah kampus” oleh SEMA STAIN Salatiga
17 Mei 2011 Peserta 2
15 Javanese Public Speaking Training (JPST) LDK dengan tema nguri-uri boso jawi oleh LDK
7 januari 2011 Peserta 2
16 Diskusi bersama polisi dan civitas akademika, kontribusi peran pemangku hak dalam arena pemilukada kota Salatiga 8 Mei 2011 oleh lembaga PERCIK.
24 Maret 2011 Peserta 2
17 Seminar nasional enterpreneurship 2012 dengan tema “tren bisnis berbasis multimedia dan teknologi informatika sebagai wujud pasar modern”
21 April 2012 Peserta 6
18 Seminar enterpreneurship dan koperasi oleh KOPMA dan KASEI
25 Agustus 2011 Peserta 2
19 Seminar Internasional “Accelerating the Corruption Eradication in Indonesia: positive
14 juli 2011 Peserta 7
86
and Islamic law perspectives” oleh jurusan syari’ah.
20 Bedah buku “super teens super leader” oleh KAMMI
28 Oktober 2011 Peserta 2
21 SK HMJ Syari’ah 2010-2011 Bendahara HMJ 4 22 Seminar nasional
dengan tema problematika dan solusi dan pengajaran bahasa “upaya menjawab kompleksitas persoalan pengajaran bahasa arab” oleh ITTAQO STAIN Salatiga
2 Juni 2012 Peserta 6
Jumlah 73
Salatiga, 23 Juni 2012
Mengetahui,
Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan
H. Agus Waluyo, M. Ag.
NIP. 197502112000031003
87
Pedoman wawancara
A. Guru
Data yang dibutuhkan adalah data yang berkenaan dengan peran guru
pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan perilaku pembiasaan
beribadah dalam kehidupan sehari-hari di SD Negeri Kalibening Salatiga.
1. Bagaimana peran guru pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD
Negeri kalibening salatiga?
2. Sesuai dengan APKG (Alat Penilaian Kinerja Guru), Bagaimana peranan
guru PAI dalam mengajarkan pembelajaran pendidikan agama islam di SD
Negeri Kalibening Salatiga?
3. Bagaimana guru membiasakan siswa untuk berperilaku beribadah agar
mau berjamaah di masjid?
4. Untuk menjadikan karakter yang islami, Apa saja penghambat
pembelajaran PAI di SD Negeri Kalibening Salatiga?
5. Bagaimana metode pembelajara PAI di SD Negeri Kalibening Salatiga?
6. Bagaimana cara mengetahui latar belakang siswa yang berbeda-beda?
7. Bagaimana cara guru menjelaskan materi agar siswa dapat mengamalkan
ajarannya dalam kehidupan sehari-hari?
8. Apa saja peran guru PAI dalam membiasakan beribadah siswa dalam
kehidupan sehari-hari?
88
B. Siswa
Data yang dibutuhkan adalah data dari siswa, peneliti mendapatkan
data-data tentang pembiasan beribadah dan perilaku siswa dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Apakah benar guru PAI memberikan tugas di rumah?
2. Apakah siswa melakukan hal yang disampaikan oleh guru?
3. Bagaimana siswa melakukan perilaku pembiasaan beribadah di rumah?
(misalnya melakukan sholat secara berjamaah)
4. Bagaimana siswa memahami metode guru dalam menjelaskan
pembelajaran PAI di kelas?
5. Bagaimana siswa menerapkan materi yang disampaikan oleh guru dalam
kehidupan sehari-hari?
6. Apa saja hambatan bagi siswa dalam pembelajaran PAI di SD Negeri
Kalibening Salatiga?
C. Orang Tua
Data yang dibutuhkan adalah data yang berkenaan dengan perilaku
putra putrinya dalam hal perilaku kehidupan sehari-hari.
1. Bagaimana peran orang tua untuk membimbing belajar putra putrinya di
rumah?
2. Bagaimana cara orang tua mengarahkan anak untuk berperilaku positif?
(misalnya menyuruh anak untuk sholat berjamaah di masjid)
3. Apa saja hambatan bagi orang tua dalam pembentukan perilaku anak?
89
4. Bagaimana cara orang tua untuk membujuk anaknya supaya mau sholat
berjamaah di masjid?
90
HASIL WAWANCARA
1. Hasil Wawancara dengan Guru PAI (Sujono S.Pd)
Peneliti : bagaimana peran guru pada Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SD Negeri Kalibening Salatiga?
Informan :“peran guru PAI cukup penting dalam rangka mengantar siswa
dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-
ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari contohnya siswa
mengetahui hak dan kewajiban terhadap Tuhan artinya
kewajiban untuk melaksanakan sholat berjamaah di masjid
atau di mushola secara berjamaah” (GA1/12-8-
2015/10.10/RG).
Peneliti : Meskipun begitu bagaimana peranan guru pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam?
Informan : “saya tidak hanya memberi materi kepada siswa, tetapi saya
mengajak siswa untuk mempraktekkan tata cara shalat
berjamaah dimushola, dengan cara satu anak laki-laki saya
suruh menjadi imam didepan, kemudian teman-teman yang lain
mengikuti dan menata shof dengan rapi, apabila didalam
membacakan bacaan sholat belum benar saya membenarkan
sampai siswa memahami” (GA1/04-9-2015/08.10/RG).
91
Peneliti : Dan bagaimana cara guru PAI dalam membentuk perilaku
siswa agar mau berjamaah di masjid?
informan : “didalam pembelajaran saya mengajarkan kepada siswa
melalui tiga metode yaitu Child Learning Centered
(pembelajaran berpusat pada siswa), pembelajaran
kontekstual (sesuai dengan lingkungan) contonya: siswa
diajarkan untuk berperilaku baik terhadap lingkungan,
pembiasaan untuk belajar agama sejak dini. Dari ketiga
metode tersebut apabila dilakukan oleh siswa maka
karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari menjadi
karakter yang islami” (GA2/12-8-2015/10.15/RG).
Peneliti : Untuk menjadikan siswa mempunyai karakter yang islami
apa saja penghambat pembelajaran PAI di SD Negeri
Kalibening Salatiga?
Informan : “saya harus mengetahui latar belakang siswa yang
berbeda artinya dari segi orang tua, ekonomi dan
lingkungan? (GA3/12-8-2015/10.18/RG).
Peneliti : Bagaimana responden bisa mengetahui latar belakang
siswa yang berbeda-beda?
Informan : “saya bertanya dengan siswa mengenai sikap orang tua
dirumah dan lingkungan sekitar rumahnya. Dari
jawaban siswa saya dapat mengetahui karakter siswa
masing-masing” (GA4/12-8-2015/10.20/RG).
92
2. Hasil Wawancara dengan guru Kelas (Rusman S.Pd)
Peneliti: Berdasarkan hasil wawancara dengan informanyang lain
mengenai peran guru PAI dalam mengajarkan pembelajaran
pendidikan agama islam di SD Negeri Kalibening?
Informan : “saya mengetahui guru agama sedang memberikan tugas
kepada siswa kelas lima untuk membawa tanaman,
kemudian setiap pagi menyuruh siswa untuk menyiraminya.
Dan ini adalah salah satu hal supaya anak bisa mencintai
tanaman” (GK/ 04-9-2015/08.20/RG).
3. Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah (Muhammad Rohani S.Pd)
Peneliti: Dari hasil wawancara dengan informanyang lain?
Informan : “setiap ada pelajaran agama khususnya praktek ibadah, siswa
diajak ke mushola untuk praktek sholat bersama-sama” (KS/
04-9-2015/08.20/RKS).
4. Hasil Wawancara dengan Siswa
Peneliti :Meskipun begitu hasil wawancara dengan siswa
mengenai apakah benar guru memberi tugas untuk
melakukan sholat berjamaah di masjid?
Informan : “iya” (SN/ V/ 04-9-2015/09.00/RK).
Peneliti : Kalau iya apakah kamu melakukan hal tersebut di rumah?
Informan : “iya saya sholat berjamaah setiap magrib, setelah itu mengaji
di rumah tetangga” (SN/ V/ 04-9-2015/09.00/RK).
93
Peneliti : guru dalam menjelaskan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dikelas, siswa paham atau tidak?
Informan : “saya mudeng karena guru menjelaskan materi dengan santai”
(SA/ VI/ 13-8-2015. 10.00/ R6).
Peneliti : Dari hasil wawancara dengan informan yang lain?
Informan : “iya paham jika saya belum paham, saya akan bertanya
kepada guru agama” (SV/ V/ 13-8-2015. 10.30/ R5).
Peneliti : Meskipun begitu bagaimana siswa menerapkan materi
yang disampaikan oleh guru dalam kehidupan sehari-hari?
Informan : “saya melakukan sholat lima waktu, mencintai atau melindungi
binatang dan tanaman” (SN/ V/ 13-8-2015. 10.07/ R6).
Peneliti : Dari hasil wawancara dengan informanyang lain?
Informan : “setiap magrib saya selalu berjamaah ke masjid bersama
dengan orang tua” (SJ/ V/ 13-8-2015. 10.40/ R5).
Peneliti : Dengan melakukan hal-hal yang disampaikan oleh guru
dalam kehidupan sehari-hari apakah ada hambatan bagi
siswa dalam pembelajaran PAI di SD Negeri Kalibening
terhadap pembentukan perilaku siswa:
Informan : “ ada, guru menerangkan pembelajaran di kelas sambil
melawak” (SA/ VI/ 13-8-2015. 10.02/ R6).
Peneliti : Dari hasil wawancara dengan informanyang lain?
94
Informan : “jika tidak mudeng dengan pembelajaran guru di kelas saya
tidak berani bertanya” (SJ/ V/ 13-8-2015. 10.40/ R5).
5. Hasil Wawancara dengan Orang Tua
Peneliti ; bagaimana peran orang tua untuk membimbing belajar putra
putrinya di rumah?
Informan : “selain memberikan pembelajaran umum di sekolah pagi, saya
memberi pengarahan kepada anak untuk belajar mengaji
(sekolah sore) di madrasah krasak” (OTS/ 14-08-2015/ 17.30).
Peneliti: Dari hasil wawancara dengan informanyang lain?
Informan : “setiap selesai sholat maghrib, saya mengajari ngaji anak
saya, setelah itu saya bimbing untuk belajar” (OTG/ 14-08-
2015/ 19.30).
Peneliti: Meskipun begitu bagaimana cara orang tua untuk mengarahkan
anak untuk berperilaku positif dalam kehidupan sehari-hari
(misalnya menyuruh anak untuk sholat berjamaah di masjid)?
Informan : “selain menyuruh anak untuk berjamaah ke masjid saya sendiri
yang harus sholat berjamaah di masjid, agar anak saya meniru
apa yang saya lakukan” (OTS/ 14-08-2015/ 17.35).
Peneliti: Dari hasil wawancara dengan informanyang lain?
Informan : “kalau sudah pukul 17.00 saya mengajarkan anak untuk sudah
di rumah, apabila bunyi adzan berkumandang saya langsung
menyuruh anak ke masjid, tidak hanya sholat lima waktu tetapi
jum’atan juga” (OTG/ 14-08-2015/ 19.35).
95
Peneliti: Dengan menyuruh anak untuk berjamaah di masjid apa ada
hambatan bagi orang tua dalam pembentukan perilaku anak
dalam kehidupan sehari-hari?
Informan : “sangat banyak, salah satunya yaitu selalu susah untuk saya
suruh berjamaah di masjid, banyak alasan yang diberikan yaitu
ada acara nonton TV, mengerjakan PR, dll.” (OTS/ 14-08-
2015/ 17.36).
Peneliti: Dari hasil wawancara dengan informan yang lain?
Informan : “selalu pulang terlambat dan alasannya maen sama terman-
temannya” (OTG/ 14-08-2015/ 19.37).
Peneliti: Meskipun begitu, bagaimana cara orang tua untuk membujuk
anaknya supaya mau sholat berjamaah di masjid?
Informan :“selain saya sendiri mengajarkan jamaah di masjid, anak saya
selalu saya tekankan setiap mendengar adzan langsung saya
suruh wudhu, dan saya mengajak bersama ke masjid” (OTS/
14-08-2015/ 17.37).
96
TRIANGULASI DATA
1. Hasil Wawancara dengan Guru PAI (Sujono S.Pd)
Peneliti: bagaimana peran guru pada Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SD Negeri Kalibening Salatiga?
Informan : “peran guru PAI cukup penting dalam rangka mengantar siswa
dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran
islam dalam kehidupan sehari-hari contohnya siswa mengetahui
hak dan kewajiban terhadap Tuhan artinya kewajiban untuk
melaksanakan sholat berjamaah di masjid atau di mushola
secara berjamaah” (GA1/12-8-2015/10.10/RG).
Peneliti: Meskipun begitu bagaimana peranan guru pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam?
Informan : “saya tidak hanya memberi materi kepada siswa, tetapi saya
mengajak siswa untuk mempraktekkan tata cara shalat
berjamaah dimushola, dengan cara satu anak laki-laki saya
suruh menjadi imam didepan, kemudian teman-teman yang lain
mengikuti dan menata shof dengan rapi, apabila didalam
membacakan bacaan sholat belum benar saya membenarkan
sampai siswa memahami” (GA1/04-9-2015/08.10/RG).
Peneliti: Dan bagaimana cara guru PAI dalam membentuk perilaku siswa
agar mau berjamaah di masjid?
Informan : “didalam pembelajaran saya mengajarkan kepada siswa
melalui tiga metode yaitu Child Learning Centered
97
(pembelajaran berpusat pada siswa), pembelajaran kontekstual
(sesuai dengan lingkungan) contonya: siswa diajarkan untuk
berperilaku baik terhadap lingkungan, pembiasaan untuk
belajar agama sejak dini. Dari ketiga metode tersebut apabila
dilakukan oleh siswa maka karakter siswa dalam kehidupan
sehari-hari menjadi karakter yang islami” (GA2/12-8-
2015/10.15/RG).
Peneliti: Untuk menjadikan siswa mempunyai karakter yang islami apa
saja penghambat pembelajaran PAI di SD Negeri Kalibening
Salatiga?
Informan : “saya harus mengetahui latar belakang siswa yang berbeda
artinya dari segi orang tua, ekonomi dan lingkungan” (GA3/12-
8-2015/10.18/RG).
Peneliti: Bagaimana responden bisa mengetahui latar belakang siswa yang
berbeda-beda?
Informan : “saya bertanya dengan siswa mengenai sikap orang tua
dirumah dan lingkungan sekitar rumahnya. Dari jawaban siswa
saya dapat mengetahui karakter siswa masing-masing”
(GA4/12-8-2015/10.20/RG).
98
1. Hasil Wawancara dengan guru Kelas (Rusman S.Pd)
Peneliti: Berdasarkan hasil wawancara dengan informanyang lain
mengenai peran guru PAI dalam mengajarkan pembelajaran
pendidikan agama islam di SD Negeri Kalibening?
Informan : “saya mengetahui guru agama sedang memberikan tugas
kepada siswa kelas lima untuk membawa tanaman, kemudian
setiap pagi menyuruh siswa untuk menyiraminya. Dan ini
adalah salah satu hal supaya anak bisa mencintai tanaman”
(GK/ 04-9-2015/08.20/RG).
2. Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah (Muhammad Rohani S.Pd)
Peneliti: Dari hasil wawancara dengan informanyang lain?
Informan : “setiap ada pelajaran agama khususnya praktek ibadah, siswa
diajak ke mushola untuk praktek sholat bersama-sama” (KS/
04-9-2015/08.20/RKS).
3. Hasil Wawancara dengan Siswa
Peneliti:Meskipun begitu hasil wawancara dengan siswa mengenai apakah
benar guru memberi tugas untuk melakukan sholat berjamaah di
masjid?
Informan : “iya” (SN/ V/ 04-9-2015/09.00/RK).
Peneliti: Kalau iya apakah kamu melakukan hal tersebut di rumah?
Informan : “iya saya sholat berjamaah setiap magrib, setelah itu mengaji
di rumah tetangga” (SN/ V/ 04-9-2015/09.00/RK).
99
KESIMPULAN
Dari hasil wawancara yang diperoleh dari guru PAI dengan hasil
wawancara yang diperoleh dari guru kelas dan kepala sekolah dapat
disimpulkan bahwa Peran guru pada pembelajaran Pendidikan Agama
Islam terhadap pembentukan perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari
di SD Negeri Kalibening Salatiga yaitu guru memberikan pembelajaran
kepada siswa dengan cara menyampaikan materi yang dapat diserap oleh
siswa, dan apabila siswa belum mengerti siswa dapat bertanya langsung
dengan guru kemudian siswa dapat mengamalkan ajaran-ajaran yang
disampaikan oleh guru dalam kehidupan sehari-harinya. Misalnya seorang
guru menjelaskan tentang tata cara shalat, kemudian bagaimana seorang
siswa itu mampu melaksanakan shalat secara berjamaah dalam kehidupan
sehari-hari.
100
REDUKSI DATA
Data yang diperoleh pada penelitian ini yaitu tentang peran guru pada
pembelajaran pendidikan agama islam dan perilaku pembiasaan beribadah siswa
dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti melakukan observasi mulai tanggal 5
Agustus 2015 sampai selesai. Peneliti mengamati secara langsung proses
pembelajaran dari awal sampai akhir.
Data yang diperoleh peneliti tentang peran guru pada pembelajaran
pendidikan agama islam di SD Negeri Kalibening Salatiga yaitu guru
menyampaikan materi dengan menggunakan beberapa metode. Salah satu metode
pengajaran guru PAI yaitu metode Child Learning Centered dimana pembelajaran
berpusat pada siswa, artinya siswa harus bisa memahami, menghayati apa yang
disampaikan oleh guru kemudian siswa dapat mengamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Contohnya: sholat, puasa, infak, membaca al-Qur’an, dll
Selain itu, peneliti juga memperoleh data tentang perilaku pembiasaan
beribadah siswa dalam kehidupan sehari-hari, artinya siswa itu bisa mengamalkan
sholat secara berjamaah di masjid dan dipantau oleh orang tua ketika di rumah,
sedangkan di sekolah guru PAI mengajarkan kepada siswa untuk praktek bersama
di mushola dan memahami bacaan ayat Al-Qur’an.
101
FOTO-FOTO DI SD NEGERI KALIBENING
Foto Lokasi Sekolah SDN Kalibening
102
Foto Perpustakaan SDN Kalibening
Foto Wawancara dengan Guru PAI Bapak Sujono, S.Pd.I
103
Foto Wawancara dengan Kepala Sekolah Bapak Rohani, S.Pd.
Pembelajaran PAI Menggunakan Metode Child Learning Centered
104
Foto Wawancara dengan Siswa
105
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Wawaladun Sholichatui Yad’ngulahu
NIM : 11111202
Tempat, Tanggal Lahir: Salatiga, 26 Februari 1993
Alamat : Tegalsari Kalibening 03/02
Kec. Tingkir Kota Salatiga
Agama : Islam
Email : [email protected]
Pendidikan : 1. SD Negeri Kalibening Salatiga (1999-2005)
2. SMP Negeri 8 Salatiga (2005-2008)
3. SMK Negeri 3 Salatiga (2008-2011)
4, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga masuk 2011