PERAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MENGATASI PERILAKU …
Transcript of PERAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MENGATASI PERILAKU …
PERAN GURU AKIDAH AKHLAK
DALAM MENGATASI PERILAKU HEDONIS SISWA KELAS XII
SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu Pendidikan
Disusun Oleh:
Enggar Sari WeningNIM 14410061
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2018
@or? univeFitas Islan N€qeri sunan Kalijaqa
SI]ILAT PERSEIUJUAN SI(RIPSI
FM-UrNSk-BM Os-O3/RO
Yth. Detan Faluitas llmu Tarbiyrh dM KegndrnUIN Sban Kal,jrea Yogyakdr
Assalmu alrikun *r ivb ,
Serclah nenb.c.. nenellli, bmbdikan petujuk dd nrensoEksi scnamen8adokar lob3itm sepcnunl,a, mdka kaD selatn pehbinbine berpcndaFar
suda! dapdt dirjukan kepada Proertrn Studr I,endidika! Asma Islam lakullasIlmr Tarbiyal db Kegutuan UIN Suron Krlilrg! Yoglakaara selagai sal.n satusyarar untukmmpetuleh geld s{ana stlsrx sxld Pendidjkar
Densan ini kmi 'ndrsharap
xgarsknrsi S drra tcrsclur di 6 dapat segeradinunaqsyahkan. Atas Ferhxtiannyd kani ucrpkm tcnmrt6ih.
Wasellnu eleihhs Nl
Perm Guru Alidrl Allrlrk dnlm Meng asi rerilaioHedonis Sisn'r Kelas xn s r{K Muhamdiyah pmbdnan
DE lmiAd He m) NlEh itlA
NL\'I
Nlt 19530922 t99tt2 r 00r
ffioiD UnlveBlio! klom Nesed Sunon Kollloaa FM-urNsK-BM-os-07/Ro
\\lM
Telrndin nrqaslxbkmtrldl
Nil.i Niumqxsyalr
De dinyatlm telah dnenna
Ds. H Radino. Nl Ag.
^.'tP 1966090,1 t99,101 I {J0l
\.g..r,.. rL3 aPR ?lllB
PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIRNoror B,2,]liun02rDt Pt 0t l/l/2013
Skripsirl ueas ^krn
d.nean juduL :
PERN\ CL RU AKIDAH KHLAK
Ydg dipe^iapkan da. dhusuD oleh:
HIlSenil hlflaL 12 NJ .t l0l8
F*!118llmr ldlb,lah d Keguruan
NtP r95S0921rrf0t r 00r
,1lhl/'1""Dr. Ntrr Nl rjn. tr'l.S
NtP 19630110 t9990t I 002
v
MOTTO
یر بس, وتصدق في غ ل اصلى الله علیھ وسلم (كل, واشرب, و
البخاري أخرجھ أبو داود, وأحمد, وعلقھ ة) یل سرف, ولا مخ
Artinya:
Dari Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya radhiyallāhu 'anhum,
dia berkata bahwa Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
"Makanlah, minumlah, kenakan pakaian, dan berinfaklah tanpa berlebihan dan
tanpa perasaan tinggi hati." (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan Al-Bukhari secara
mu’allaq).1
1 Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalany, Syarah Kitab Al-Jami’, terj. Ahmad Dzulfikar,(Solo: Pustaka Arafah, 2017), hal. 59.
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada almamater tercinta,
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
vii
KATA PENGANTAR
ا بعد على ا والمرسلین و لھ و صحبھ أجمعین أم
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir dengan judul “Peran Guru Akidah Akhlak dalam Mengatasi Perilaku
Hedonis Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman”.
Penulis menyadari penyusunan tugas akhir ini tidak akan terwujud tanpa
bantuan berbagai pihak-pihak yang memberikan dukungan dan bimbingan, baik
secara moril maupun materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak, terutama kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Dr. Usman, SS, M.Ag. selaku penasihat akademik.
4. Drs. Ahmad Hanany Naseh, MA selaku pembimbing skripsi.
5. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
viii
6. Kepala dan Wakil Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan, serta seluruh siswa
SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman yang telah menerima dengan baik
serta menjadi keluarga baru bagi penulis.
7. Guru PAI SMA Negeri 1 Rongkop (almamater penulis) yang telah
memotivasi penulis untuk menjadi seorang guru Pendidikan Agama Islam.
8. Ibunda tercinta (Ibu Mulyatini) serta Ayahanda terkasih (Bapak Kamino)
yang tidak henti-hentinya memberikan doa, dukungan, motivasi, serta
semangat yang luar biasa bagi penulis.
9. Seluruh keluarga besar serta kerabat yang selalu memberikan dukungan dan
semangat kepada penulis.
10. Telo’s Family (sahabat until jannah) dan Srowol Squash (squad KKN
terhebat) yang selalu memberikan bantuan serta dukungan yang luar biasa
bagi penulis.
11. Keluarga besar Bizantium PAI 2014, BOM-F LPM Paradigma, UKM
Kalimasada, serta Muntasiroh FC yang telah menjadi rumah kedua bagi
penulis selama berkuliah di UIN Sunan Kalijaga.
Teriring doa yang tulus dari penulis, semoga Allah SWT membalas segala
budi baik serta amal mereka dengan pahala yang setimpal. Aamiin.
Yogyakarta, 29 Januari 2018
Penulis
Enggar Sari Wening
NIM 14410061
ix
ABSTRAK
Enggar Sari Wening. Peran Guru Akidah Akhlak dalam MengatasiPerilaku Hedonis Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman.Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018. Latar belakang penelitian ini adalahbahwa usia remaja merupakan usia dimana seseorang rentan terpengaruh hal-halnegatif dari luar. Salah satunya, yakni paham hedonisme. Perilaku hedonisapabila tidak segera diatasi dapat menimbulkan dampak yang buruk. Sehinggadibutuhkan pengawasan serta bimbingan, khususnya oleh guru akidah akhlakkarena pendidikan moral dan agama dapat membantu untuk mengendalikantingkah laku remaja. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian iniadalah: apa bentuk perilaku hedonis, apa faktor penyebab perilaku hedonis,bagaimana peran guru akidah akhlak dalam mengatasi perilaku hedonis, sertaapa hambatan yang dihadapi guru akidah akhlak dalam mengatasi perilakuhedonis siswa kelas XII SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk perilaku dan faktorpenyebab perilaku hedonis serta peran sekaligus hambatan guru dalammengatasi perilaku hedonis siswa kelas XII. Penelitian ini merupakan penelitiankualitatif dengan mengambil latar SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dandokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Bentuk perilaku hedonis siswa meliputisikap konsumtif, mengikuti trend, dan pandangan hidup materialistis. (2) Faktorpenyebab perilaku hedonis siswa ada 3, yaitu faktor keluarga, lingkungan, sertaperkembangan zaman. (3) Terdapat 4 peran guru akidah akhlak dalam mengatasiperilaku hedonis siswa, yakni penekanan materi, menekankan penilaian padaperilaku, melakukan pendekatan, serta pertemuan dengan orang tua. (4)Hambatan guru akidah akhlak dalam mengatasi perilaku hedonis siswa, yaknikurangnya respon, orang tua pasif, waktu pengawasan kurang, serta adanyaprovokasi dari luar.
Kata kunci: Peran Guru, Akidah Akhlak, Perilaku Hedonis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
HALAMAN SURAT PERNYATAAN .................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ......................................................................... vii
HALAMAN ABSTRAK ........................................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR ISI ....................................................................................... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ............................................................................... xii
HALAMAN DAFTAR BAGAN .............................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 6
D. Kajian Pustaka ......................................................................................... 7
E. Landasan Teori ........................................................................................ 12
F. Metode Penelitian .................................................................................... 22
G. Sistematika Pembahasan ......................................................................... 28
BAB II. GAMBARAN UMUM ............................................................................... 30
A. Profil SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman ................................... 30
xi
B. Letak Geografis ....................................................................................... 31
C. Sejarah Perkembangan ............................................................................ 32
D. Visi, Misi, dan Tujuan ............................................................................. 34
E. Struktur Organisasi ................................................................................. 35
F. Keadaan Guru, Siswa, dan Karyawan ..................................................... 45
G. Sarana dan Prasarana ............................................................................... 51
BAB III. PERAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MENGATASI
PERILAKU HEDONIS SISWA KELAS XII SMK
MUHAMMADIYAH PRAMBANAN SLEMAN ................................... 55
A. Bentuk-bentuk Perilaku Hedonis ............................................................ 55
B. Faktor Penyebab Perilaku Hedonis ......................................................... 70
C. Peran Guru Akidah Akhlak ...................................................................... 83
D. Hambatan yang Dihadapi Guru Akidah Akhlak ...................................... 89
BAB IV. PENUTUP ................................................................................................ 96
A. Kesimpulan ............................................................................................. 96
B. Saran-saran .............................................................................................. 99
C. Kata Penutup ........................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 102
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data guru SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman ............................. 45
Tabel 2. Daftar wali kelas dan jumlah siswa tahun pelajaran 2017/2018 ............... 47
Tabel 3. Data ekonomi orang tua siswa .................................................................. 49
Tabel 4. Data tenaga kependidikan ......................................................................... 49
Tabel 5. Prasarana SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman .............................. 51
Tabel 6. Status lahan SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman .......................... 53
Tabel 7. Data listrik SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman ........................... 54
Tabel 8. Data internet SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman ......................... 54
Tabel 9. Data air SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman ................................. 54
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Struktur organisasi SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman .............. 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam hukum di Indonesia, tampaknya hanya Undang-Undang
Perkawinan saja yang mengenal konsep “remaja” walaupun secara
tidak terbuka. Usia minimal untuk suatu perkawinan menurut undang-
undang tersebut adalah 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria
(UU Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 7 tentang Perkawinan). Jelas bahwa
undang-undang tersebut menganggap orang di atas usia tersebut bukan
lagi anak-anak sehingga mereka sudah boleh menikah (batas usia ini
dimaksudkan untuk mencegah perkawinan pada anak-anak). Walaupun
begitu, selama seseorang belum mencapai usia 21 tahun masih
diperlukan izin orang tua untuk menikahkan orang tersebut. Baru
setelah berusia di atas 21 tahun ia boleh menikah tanpa izin orang tua
(UU Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 6 ayat 2). Tampaklah di sini bahwa
walaupun undang-undang tidak menganggap mereka yang di atas usia
16 tahun (untuk wanita) atau 19 tahun (untuk laki-laki) sebagai bukan
anak lagi, tetapi mereka juga belum dapat dianggap sebagai dewasa
penuh, sehingga masih diperlukan izin orang tua untuk mengawinkan
2
mereka. Waktu antara 16/19 tahun sampai 21 tahun inilah yang dapat
disejajarkan dengan pengertian “remaja” dalam ilmu sosial.1
Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja yang
lebih bersifat konseptual, yakni remaja adalah suatu masa di mana: (1)
individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-
tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan
seksual, (2) individu mengalami perkembangan psikologis dan pola
identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa, (3) terjadi peralihan
dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang
relatif lebih mandiri. Sedangkan dari segi sosial psikologis,
Csikszentimihalyi dan Larson menyatakan bahwa puncak
perkembangan jiwa itu ditandai dengan adanya proses perubahan dari
kondisi entropy, yakni keadaan di mana kesadaran manusia masih
belum tersusun rapi, menuju ke kondisi negentropy, yakni keadaan di
mana isi kesadaran tersusun dengan baik.2
Dalam jiwa remaja, moral dan agama merupakan bagian yang
cukup penting. Moral merupakan suatu kebutuhan tersendiri karena
remaja sedang dalam keadaan membutuhkan pedoman atau petunjuk
dalam rangka mencari jalannya sendiri. Di Indonesia, salah satu moral
yang penting adalah agama, karena agama merupakan salah satu faktor
pengendali tingkah laku remaja.
1 Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994),hal. 7-8.
2 Ibid., hal. 12-14.
3
Sebagian orang berpendapat bahwa moral dan agama dapat
mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak dewasa, sehingga ia
tidak melakukan hal-hal yang merugikan atau bertentangan dengan
kehendak dan pandangan masyarakat. Terlebih di zaman sekarang ini,
di mana banyak terjadi degradasi moral yang sering menimbulkan
kasus-kasus perilaku menyimpang di kalangan remaja. Salah satunya,
yakni paham hedonisme yang telah menyebar di kalangan remaja
khususnya di Indonesia. Hedonisme sendiri merupakan suatu
pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi
sebagai tujuan utama dalam hidup.3 Dalam kehidupan sehari-hari,
perilaku hedonis ditunjukkan dalam beberapa bentuk, antara lain:4 (1)
Sikap konsumtif. Konsumtif merupakan pemakaian (pembelian) atau
pengonsumsian barang-barang yang sifatnya tuntutan gengsi semata
dan bukan menurut tuntutan kebutuhan yang dipentingkan.5 (2)
Berpakaian modis dan trendy. Mode adalah bentuk perubahan yang
terjadi pada penampilan atau gaya berpakaian atau segala bentuk yang
melekat pada sikap dan perilaku yang terus disesuaikan dengan trend
dan model yang sedang berlaku.6 (3) Pandangan hidup materialistis.
Materialisme merupakan pandangan atau ajaran yang menekankan
3 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar BahasaIndonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)
4 Idy Subandy Ibrahim, Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalamMayarakat Komoditas Indonesia, (Bandung: Mizan, 1997), hal. 35.
5 Muis A. Partanto dan M. Dahlan, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arloka,1994), hal. 427.
6 Tim Sanggar Talenta, Remaja tentang Hedonisme, (Yogyakarta: Kanisius,2006), hal. 20.
4
keunggulan faktor-faktor material atas yang spiritual dalam metafisika.
Adapun pengikut materialisme selalu lebih mementingkan hal-hal
yang bersifat kebendaan (harta, uang, dsb.) dalam hidupnya.7
Perilaku-perilaku tersebut, apabila tidak segera diatasi dapat
menimbulkan dampak negatif, baik bagi si pelaku hedonis maupun
orang lain. Terlebih pada usia remaja yang memang merupakan masa
peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Masa di mana mereka telah
menganggap diri mereka sebagai orang dewasa yang dapat memilih
sesuatu sesuai dengan keinginan sendiri, akan tetapi belum
memikirkan dengan matang dampak dari apa yang mereka pilih atau
lakukan. Di masa ini pula, seseorang rentan terpengaruh hal-hal dari
luar, bisa dari lingkungan masyarakat, sekolah, maupun dari media
massa. Sehingga, paham-paham semacam hedonisme seperti yang
telah disebutkan di awal dapat menyebar di kalangan remaja dengan
cepat.
Oleh karena itu, dibutuhkan pengawasan serta bimbingan, baik dari
orang tua maupun guru. Dalam hal ini, guru Pendidikan Agama Islam,
khususnya guru akidah akhlak memegang peranan yang penting dalam
upaya mengatasi perilaku hedonis pada siswa remaja, karena persoalan
hedonisme merupakan persoalan akhlak siswa yang juga berhubungan
dengan akidah dari siswa yang bersangkutan. Sebagaimana di bagian
7 Yasraf Amir Piliang, Posrealitas…, hal. 365.
5
awal telah disebutkan bahwa moral dan agama dapat mengendalikan
tingkah laku anak yang beranjak dewasa.
Sehubungan dengan itu, penulis memutuskan untuk meneliti hal
tersebut, yakni peran guru Akidah Akhlak dalam mengatasi perilaku
hedonis siswa, dan memilih SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman
sebagai tempat penelitian. Hal ini bukan tanpa alasan, penulis memilih
jenjang sekolah menengah karena siswa pada jenjang ini merupakan
anak yang sedang berada di usia remaja, dan menurut hasil observasi
pra-penelitian yang telah dilakukan selama 2 bulan, penulis
menemukan fakta bahwa mayoritas siswa di SMK Muhammadiyah
Prambanan Sleman memiliki kecenderungan berperilaku hedonis.
Kemudian dari para siswa tersebut, kecenderungan perilaku hedonis
paling terlihat pada siswa kelas XII, dimana mayoritas dari mereka
menunjukkan bentuk-bentuk perilaku hedonis sebagaimana telah
disebutkan sebelumnya, yakni memiliki sikap konsumtif,
berpenampilan modis dan trendy, serta memiliki sikap materialistis.
Misalnya untuk sikap konsumtif, mayoritas siswa kelas XII belum
memikirkan skala prioritas kebutuhan mereka. Seringkali mereka
membeli suatu barang yang kurang penting, seperti handphone baru
hanya untuk memenuhi gengsi di saat SPP bulanan mereka pun bahkan
belum dibayarkan. Sehingga, penulis merumuskan judul penelitian,
yakni “Peran Guru Akidah Akhlak dalam Mengatasi Perilaku Hedonis
Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman”.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja bentuk-bentuk perilaku hedonis siswa kelas XII SMK
Muhammadiyah Prambanan Sleman?
2. Apa saja faktor penyebab perilaku hedonis siswa kelas XII
SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman?
3. Bagaimana peran guru Akidah Akhlak dalam mengatasi
perilaku hedonis siswa kelas XII SMK Muhammadiyah
Prambanan Sleman?
4. Apa saja hambatan yang dihadapi guru Akidah Akhlak dalam
mengatasi perilaku hedonis siswa kelas XII SMK
Muhammadiyah Prambanan Sleman?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bentuk-bentuk perilaku hedonis siswa kelas
XII SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman.
b. Untuk mengetahui faktor penyebab perilaku hedonis siswa
kelas XII SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman.
7
c. Untuk mengetahui peran guru Akidah Akhlak dalam mengatasi
perilaku hedonis siswa kelas XII SMK Muhammadiyah
Prambanan Sleman.
d. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi guru Akidah
Akhlak dalam mengatasi perilaku hedonis siswa kelas XII
SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
1) Untuk menambah wawasan ilmu tentang konsep perilaku
hedonis.
2) Sebagai sumbangan pemikiran tentang cara mengatasi
perilaku hedonis.
b. Kegunaan Praktis
Penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai pedoman
bagi pendidik atau guru, khususnya guru Pendidikan Agama
Islam dalam upaya mengatasi perilaku hedonis. Sehingga,
paham hedonisme tidak semakin menyebar di kalangan peserta
didik ataupun masyarakat pada umumnya.
D. Kajian Pustaka
Berdasarkan hasil penelusuran terhadap berbagai karya ilmiah
yang telah dilakukan sebelumnya, didapatkan beberapa karya yang
dapat dijadikan sebagai tinjauan dalam penelitian ini, antara lain:
8
1. Skripsi yang disusun oleh Rakhmawati, jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2010 dengan judul
“Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kenakalan
Remaja pada Siswa SMK N 1 Depok Sleman Yogyakarta”.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk
mengetahui peran serta hambatan guru Pendidikan Agama Islam
dalam mengatasi kenakalan remaja pada siswa SMK N 1 Depok
Sleman. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan: a) upaya guru PAI dalam menangani kenakalan
remaja di SMK N 1 Depok, yaitu dengan cara menasihati,
mengintensifkan bimbingan konseling, dan melakukan penyuluhan
kesadaran hukum, b) bentuk kenakalan remaja di SMK N 1 Depok
dikategorikan dalam 3 macam, yakni kenakalan ringan, sedang,
dan berat, c) faktor penghambat upaya guru PAI dalam mengatasi
kenakalan remaja di SMK N 1 Depok, antara lain faktor siswa,
faktor lingkungan, dan pengaruh media massa, teknologi dan
informasi yang digunakan tidak sebagaimana mestinya.8
2. Skripsi yang disusun oleh Sahidin jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2012 dengan judul
8 Rakhmawati, Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam MengatasiKenakalan Remaja pada Siswa di SMK N 1 Depok Sleman Yogyakarta, Skripsi, FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010.
9
“Peran Guru Akidah Akhlak dalam Membina Akhlak Siswa Kelas
X B MA Wahid Hasyim Yogyakarta dalam Menghadapi Kemajuan
IPTEK”. Penelitian ini bersifat kualitatif dan pengumpulan datanya
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan atau observasi,
dokumentasi, serta wawancara. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengupas bagaimana peran guru akidah akhlak dan menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku akhlak siswa kelas Xb
MA Wahid Hasyim dalam mengahadapi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
peran guru akidah akhlak dalam membina akhlak siswa kelas Xb,
yaitu dengan cara pengenalan pelajaran dan jati diri para siswa,
guru sebagai tempat mencari solusi atas permasalahan siswa, serta
mendekati siswa yang dinilai terlalu nakal sehingga ada perhatian
penuh.9
3. Skripsi yang disusun oleh Abdul Aziz jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2005 dengan judul “Tanggapan
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga terhadap Fenomena Perilaku
Hedonis Mahasiswa Fakultas Dakwah”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana mahasiswa berperilaku dalam
lingkungan sosial kampus dalam menyikapi globalisasi dan
9 Sahidin, Peran Guru Akidah Akhlak dalam Membina Akhlak Siswa Kelas XBMA Wahid Hasyim Yogyakarta dalam Menghadapi Kemajuan Ilmu Pengetahuan danTeknologi, Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan KalijagaYogyakarta, 2012.
10
korelasinya dengan konteks perkembangan sosial. Dari penelitian
ini, didapatkan hasil bahwa masyarakat Indonesia semakin terjebak
pada persoalan materialis dan lupa akan yang transenden (agama).
Dengan demikian, nilai-nilai lokal dan norma agama telah
tereduksi atau bahkan sama sekali terabaikan. Etika dan agama
tidak lagi menjadi suatu kebutuhan primer, akan tetapi hanya
menjadi pelengkap.10
4. Skripsi yang disusun oleh Novita Abidatussyarifah jurusan
Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta tahun 2015 dengan judul “Hubungan antara
Kecenderungan Kepribadian Ihsan dan Gaya Hidup Hedonisme
pada Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup hedonis
dan kepribadian ihsan pada mahasiswa Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogayakarta. Metode pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan skala psikologi gaya hidup hedonis
dan kepribadian ihsan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan negatif yang signifikan antara gaya hidup
hedonis dan kepribadian ihsan pada mahasiswa Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.11
10 Abdul Aziz, Tanggapan Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga terhadap FenomenaPerilaku Hedonis Mahasiswa Fakultas Dakwah, Skripsi, Fakultas Dakwah UIN SunanKalijaga Yogyakarta, 2005.
11 Novita Abidatussyarifah, Hubungan antara Kecenderungan KepribadianIhsan dan Gaya Hidup Hedonisme pada Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015.
11
Berdasarkan kajian pustaka yang penulis temukan, karya ilmiah
pertama meneliti tentang peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
mengatasi kenakalan remaja pada siswa di SMK N 1 Depok, karya
ilmiah kedua meneliti tentang peran guru akidah akhlak dalam
membina akhlak siswa kelas Xb MA Wahid Hasyim dalam
menghadapi kemajuan IPTEK, karya ilmiah ketiga meneliti tentang
fenomena perilaku hedonis mahasiswa Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, dan karya ilmiah keempat meneliti
tentang hubungan antara kecenderungan kepribadian ihsan dan gaya
hidup hedonisme pada mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Sedangkan, penelitian yang akan dilakukan oleh penulis bertujuan
untuk mengetahui bagaimana peran guru Akidah Akhlak dalam
mengatasi perilaku hedonis siswa kelas XII SMK Muhammadiyah
Prambanan Sleman. Oleh karena itu, penelitian yang akan dilakukan
oleh penulis berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Adapun posisi penelitian ini adalah untuk memperkaya hasil penelitian
sebelumnya.
12
E. Landasan Teori
1. Peran Guru
Kata peran memiliki arti sesuatu yang diharapkan dimiliki
oleh orang yang memiliki kedudukan dalam masyarakat.12 Istilah
peran sering diucapkan oleh banyak orang, dan biasanya dikaitkan
dengan posisi atau kedudukan seseorang.
Sedangkan guru merupakan pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur
pendidikan formal.13 Guru memiliki banyak tugas, baik yang
terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian.
Apabila dikelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru, yaitu tugas
dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik,
mengajar, dan melatih peserta didik. Tugas guru dalam bidang
kemanusiaan di sekolah, yakni harus dapat menjadikan dirinya
sebagai orang tua kedua bagi peserta didik. Sedangkan dalam
bidang kemasyarakatan, guru ditempatkan di tempat yang lebih
terhormat di lingkungan masyarakat karena dari seorang guru
diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan.14
12 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar BahasaIndonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 835.
13 Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung:Alfabeta, 2013), hal. 1.
14 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1996), hal. 6-7.
13
Melaksanakan tugas-tugas tersebut bukanlah hal yang
mudah, oleh karena itu tidak sembarang orang dapat melakukan
tugas guru. Akan tetapi hanya orang-orang tertentu yang
memenuhi persyaratan yang dipandang mampu, yakni pertama
bertaqwa kepada Allah SWT. Dalam hal ini mudah dipahami
bahwa guru yang tidak taqwa sangat sulit atau tidak mungkin bisa
mendidik muridnya menjadi bertaqwa kepada Allah SWT. Kedua,
berilmu. Guru yang dangkal penguasaan ilmunya, akan mengalami
kesulitan dalam berinteraksi dengan muridnya, apalagi untuk masa
kini dan yang akan datang. Saat ini saja para murid telah berpikir
bahwa sumber pengetahuan sangat banyak, misalnya TV, radio,
internet, diskusi, konferensi, email, majalah, buku-buku, dan
sebagainya. Bila guru tidak menunjukkan kebolehannya dalam
menampilkan dirinya sebagai guru, niscaya akan ditinggalkan oleh
muridnya, sekurang-kurangnya akan diacuhkan. Ketiga,
berkelakuan baik. Mengingat tugas guru antara lain untuk
mengembangkan akhlak yang mulia, maka sudah barang tentu dia
harus memberikan contoh untuk berakhlak mulia terlebih dahulu.
Dan keempat, sehat jasmani. Kendatipun kesehatan psikis jauh
lebih penting untuk dimiliki guru, bukan berarti kesehatan fisik
atau jasmani tidak diperlukan. Kesehatan fisik, yakni guru tersebut
tidak mengalami sakit yang kronis, menahun, atau jenis penyakit
lain sehingga menghalangi untuk menunaikan tugasnya sebagai
14
guru.15 Selain itu, seorang guru juga harus memiliki empat
kompetensi wajib bagi pendidik sebagaimana tercantum dalam PP
Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 28 Ayat 3 dan UU Nomor 14 Tahun
2005 Pasal 10 Ayat 1 yang menyatakan, “Kompetensi pendidik
sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: (a) kompetensi
pedagogik, (b) kompetensi kepribadian, (c) kompetensi
profesional, dan (d) kompetensi sosial.”16
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam
pengelolaan peserta didik. Sedangkan kompetensi kepribadian
apabila dilihat dari aspek psikologi menunjukkan kemampuan
personal yang mencerminkan kepribadian mantab dan stabil,
dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, serta memiliki akhlak
mulia dan dapat diteladani oleh peserta didik. Berbeda dengan
kompetensi sosial yang terkait dengan kemampuan guru sebagai
makhluk sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Serta
kompetensi profesional yang berkaitan dengan bidang studi.
Dalam melaksanakan tugasnya, guru bukanlah sebatas kata-
kata. Akan tetapi juga dalam bentuk perilaku, tindakan, dan
contoh-contoh. Peranan guru sangat menentukan keberhasilan
proses pembelajaran. Guru yang digugu dan ditiru adalah suatu
profesi yang mengutamakan intelektualitas, kepandaian,
15 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,(Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 21-22.
16 Ibid., hal. 30.
15
kecerdasan, keahlian berkomunikasi, kebijaksanaan, dan kesabaran
tinggi.17 Peranan guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku
yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu
serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan
perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.18
2. Akidah Akhlak
a. Akidah
Hasan al-Banna mengatakan bahwa aka’id (bentuk jamak
dari akidah) artinya beberapa perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketenteraman jiwa,
menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan
keragu-raguan. Sedangkan Abu Bakar Jabir al-Jazairy
mengatakan akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat
diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu,
dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati
dan diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti, dan
ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.
Akidah biasanya dijumbuhkan dengan istilah iman, yaitu
sesuatu yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan
diamalkan dengan perbuatan. Akidah juga dijumbuhkan
dengan istilah tauhid, yakni mengesakan Allah (Tauhidullah).
17 Ibid., hal. 40.18 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional…, hal. 4.
16
Hasan al-Banna menunjukkan empat bidang yang berkaitan
dengan lingkup pembahasan mengenai akidah, yaitu:
a. Ilahiyyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan Illah (Tuhan, Allah), seperti wujud
Allah, asma Allah, sifat-sifat yang wajib pada Allah, dan
lain-lain.
b. Nubuwwat, pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan rasul-rasul Allah, termasuk kitab suci,
mukjizat, dan lain-lain.
c. Ruhaniyyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan alam roh atau metafisik, seperti malaikat,
jin, iblis, setan, roh, dan lain-lain.
d. Sam’iyyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya
bisa diketahui melalui sam’i (dalil naqli: Al-Qur’an dan
As-Sunnah), seperti surga dan neraka, alam barzakh,
akhirat, kiamat, dan lain-lain.19
Beberapa ulama juga menunjukkan lingkup
pembahasan mengenai akidah dalam arkanul iman (rukun
iman) berupa:
a. Iman kepada Allah.
b. Iman kepada para Malaikat-Nya.
c. Iman kepada Kitab-kitab Suci-Nya.
19 Zaky Mubarok Latif, dkk, Akidah Islam, ( Yogyakarta: UII Press, 2006), hal.29-30.
17
d. Iman kepada Rasul-rasul-Nya.
e. Iman kepada hari akhir.
f. Iman kepada takdir Allah.20
Seperti sudah dimaklumi, agama Islam itu berasal dari
empat sumber, yakni Al-Qur’an, Hadis/Sunah Nabi, ijma’, dan
qias. Akan tetapi, untuk akidah Islam sumbernya hanya dua
saja, yakni Al-Qur’an dan hadis mutawatir, yaitu hadis yang
diriwayatkan oleh banyak orang yang tidak mungkin mereka
sepakat untuk berdusta dalam meriwayatkan hadis itu. Dengan
kata lain, untuk menjadi sumber akidah, maka asal dan
indikasinya haruslah pasti dan meyakinkan, serta tidak
mengandung sebarang keraguan. Hal ini bermakna, akidah
mempunyai sifat keyakinan dan kepastian sehingga tidak
mungkin ada peluang bagi seseorang untuk meragukannya.21
b. Akhlak
Menurut bahasa (etimologi) perkataan akhlak ialah bentuk
jamak dari khuluq (khuluqun) yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku, atau tabiat.22 Akhlak diartikan sebagai
ilmu tata krama.23
Dilihat dari istilah (terminologi), para ahli berpendapat
mengenai pengertian akhlak, antara lain:
20 Ibid., hal. 31.21 Ahmad Daudy, Kuliah Akidah Islam, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1997), hal. 23.22 A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hal. 11.23 Husin Al-Habsyi, Kamus Al-Kautsar, (Surabaya: Assegaf, tt), hal. 87.
18
1) Abdul Hamid mengatakan akhlak ialah ilmu tentang
keutamaan yang harus dilakukan dengan cara mengikutinya
sehingga jiwanya terisi dengan kebaikan, dan tentang
keburukan yang harus dihindarinya sehingga jiwanya
kosong (bersih) dari segala bentuk keburukan.
2) Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan
baik dan buruk. Contohnya apabila kebiasaan memberi
sesuatu yang baik, maka disebut akhlaqul karimah dan bila
perbuatan itu tidak baik disebut akhlaqul madzmumah.24
3) Menurut Al-Ghazali akhlak adalah hal ihwal batin manusia
yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan
tanpa pertimbangan yang mendahuluinya (min ghoiri fikrin
wa ruwiyyatin).
4) Ibnu Miskawaih menegaskan bahwa akhlak merupakan
suatu keadaan jiwa yang menyebabkan jiwa bertindak tanpa
pikir atau pertimbangan secara mendalam.25
Akhlak mengandung jangkauan pengertian yang luas,
meliputi hubungan manusia dengan Khaliqnya dalam bentuk
ibadah dan hubungan manusia dengan sesama manusia bahkan
hubungannya dengan alam semesta. Sedangkan etika adalah
pengetahuan yang berhubungan dengan budi pekerti atau
aturan-aturan yang normatif tentang perbuatan manusia.
24 Yatimin Abdullah, Studi Akkhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, (Amzah, 2007),hal. 3.
25 Zaky Mubarok Latif, dkk, Akidah Islam…, hal. 38-39.
19
Ditinjau dari segi akhlak Islam, maka etika itu baru merupakan
sebagian daripadanya.
Akhlak berbeda dengan ilmu akhlak. Akhlak adalah
sifat batiniyah yang telah meresap dan bersifat praktis.
Sedangkan ilmu akhlak adalah pengetahuan tentang sifat itu
dan bersifat teoritis. Adapun objek ilmu akhlak ialah semua
perbuatan manusia untuk ditetapkan apakah perbuatan itu
termasuk baik atau buruk.26
3. Perilaku Hedonis
Perilaku merupakan tanggapan atau reaksi individu
terhadap rangsangan atau lingkungan.27 Sedangkan hedonis adalah
sebutan untuk pengikut hedonisme, di mana hedonisme sendiri
merupakan pandangan yang menganggap kesenangan dan
kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Hedonisme
berasal dari bahasa Yunani, yakni hedone yang berarti nikmat atau
kegembiraan. Hedonisme bertolak dari anggapan bahwa manusia
hendaknya hidup sedemikian rupa sehingga ia dapat semakin
bahagia.28 Ukuran baik dan buruk menurut aliran Hedonisme ini
ialah kebahagiaan, kelezatan, dan kenikmatan yang merupakan
tujuan akhir dari pada kehidupan manusia.29 Kelezatan ialah
26 Sahilun A. Nasir, Tinjauan Akhlaq, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1991), hal. 18-19.27 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Kamus Besar Bahasa
Indonesia cet. 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990)28 Franz Magnis Suseno, Etika Dasar: Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral,
(Yogyakarta: Kanisius, 2002), hal. 113.29 Sahilun A. Nasir, Tinjauan Akhlaq…, hal. 87.
20
ketenteraman jiwa yang berarti keseimbangan badan. Hedonisme
ada yang berpola spiritualistis, materialistis sensualistis, individual,
dan sosial.30
Hedonisme tersebar luas. Paham ini menampak sebagai
suatu sikap hidup yang wajar, tetapi juga muncul dalam bentuk
sebuah teori etika. Hedonisme secara jelas menyingkapkan sifatnya
ketika mengajarkan bahwa kenikmatan itu sendiri adalah berharga,
sehingga yang penting bukanlah sifat kenikmatannya, melainkan
semata-mata jumlah kenikmatannya. Semakin banyak kenikmatan
yang diperoleh, kian baik bagi manusia yang bersangkutan.
Mengenai apakah yang dinikmatinya tidaklah dipersoalkan.31
Aliran hedonisme ada dua macam, yaitu Egoistic
Hedonisme dan Universalistic Hedonisme. Adapun aliran Egoistic
Hedonisme berpendapat demikian: “Sesungguhnya manusia itu
harus mencari kesenangan yang sebesar-besarnya untuk
kepentingan diri pribadinya. Dia harus mengarahkan semua
perbuatannya untuk menghasilkan kesenangan itu. Menurut aliran
ini bahwa apabila orang itu ragu-ragu di antara dua macam
perbuatan atau ragu-ragu mengerjakan semua perbuatan, maka
dia harus memperhitungkan manakah yang mengandung kelezatan
dan penderitaan bagi dirinya. Perbuatan yang lebih besar
mengandung kelezatan, itulah kebaikan namanya. Sedangkan
30 Barmawi Umary, Materi Akhlak, (Solo: Ramadhani, 1993), hal. 41.31 De Vos, Pengantar Etika, ( Yogyakarta: Tiara Wacana, 1987), hal. 161-162.
21
perbuatan yang lebih besar mengandung penderitaan itu
dinamakan keburukan. Dan perbuatan yang sama (seimbang)
antara mengandung kelezatan dan penderitaan itu boleh dipilih
(terserah mana yang hendak dikerjakan).”
Sedangkan aliran Universalistic Hedonisme berpendapat:
“Sesungguhnya hal-hal yang harus diusahakan orang dalam
hidupnya ialah mencapai sebesar-besar kebahagiaan untuk umat
manusia, bahkan sekalian makhluk yang bernyawa.”32
Setelah meninjau secara seksama tentang tolok ukur
perbuatan manusia dengan kebahagiaan, ada beberapa kelemahan
yang terdapat di dalamnya, antara lain:
a. Nilai yang diberikan bersifat lokal dan temporal. Artinya, suatu
perbuatan memberi manfaat bagi suatu bangsa, tetapi
merugikan bagi bangsa lain. Menyenangkan pada hari ini,
tetapi menyedihkan pada hari esok.
b. Nilai yang diberikan bersifat subjektif, yakni tergantung pada
masing-masing orang yang membutuhkannya. Jika sesuai
keinginan, mendatangkan kebahagiaan baginya, belum tentu
bagi orang lain.
c. Paham ini hanya memandang hasil dari suatu perbuatan, tanpa
melihat pada niat dan cara si pembuat dalam menjalankan
32 Ibid., hal. 91.
22
perbuatannya. Hal ini tidak dibenarkan dalam ajaran akhlaqul
karimah.
d. Pendapat ini mengatakan bahwa tujuan hidup itu hanya
mencari kelezatan dan menjauhi kepedihan merendahkan
martabat manusia.33
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dari sisi pengumpulan datanya, penelitian ini merupakan
penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang
dilakukan dengan cara terjun langsung ke lokasi penelitian yang
bertujuan untuk menerangkan fenomena sosial atau peristiwa yang
terjadi dan apa yang dialami oleh subjek penelitian.34 Dalam hal
ini, penulis terjun langsung atau meneliti secara langsung berkaitan
dengan perilaku hedonis siswa kelas XII serta peran guru akidah
akhlak dalam mengatasi perilaku tersebut di SMK Muhammadiyah
Prambanan Sleman.
Sedangkan dari sisi analisis, penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif, yakni suatu strategi inquiry yang menekankan
pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol,
maupun deskripsi tentang suatu fenomena, fokus dan multimetode,
33 Yatimin Abdullah, Studi Akkhlak…, hal. 28.34 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi, 1989), hal. 4.
23
bersifat alami dan holistik, mengutamakan kualitas, menggunakan
beberapa cara, serta disajikan secara naratif.35
Dalam penelitian ini, penulis menekankan tentang bentuk-
bentuk perilaku hedonis siswa kelas XII dan apa yang
menyebabkan mereka menjadi berperilaku demikian, bagaimana
peran guru akidah akhlak untuk mengatasi hal tersebut, serta
hambatan apa yang menghalangi upaya yang dilakukan oleh guru
akidah akhlak dalam perannya untuk mengatasi perilaku hedonis
siswa kelas XII.
Untuk mengetahui hal-hal tersebut, peneliti melakukan
observasi kepada siswa kelas XII, dan juga melakukan wawancara
kepada siswa serta guru akidah akhlak. Kemudian hasil dari
penelitian ini dijabarkan oleh penulis dalam bentuk teks narasi
yang menjelaskan keadaan sesungguhnya berkaitan dengan peran
guru akidah akhlak dalam mengatasi perilaku hedonis siswa kelas
XII SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, subjek merupakan sumber data
yang akan diteliti dalam konteks sosial-budaya.36 Sehingga
subjek dalam penelitian ini adalah guru akidah akhlak SMK
Muhammadiyah Prambanan Sleman.
35 Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan PenelitianGabungan, (Jakarta: Kencana, 2015), hal. 329.
36 Ibid., hal. 369.
24
b. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian kualitatif merupakan situasi sosial
yang ingin diungkap dan dideskripsikan secara mendalam “apa
yang terjadi di dalamnya”, yang mencakup tiga unsur utama,
yaitu pelaku (actors), tempat (place), dan aktivitas
(activities).37 Sehingga yang menjadi objek dalam penelitian ini
adalah perilaku hedonis dari siswa kelas XII di SMK
Muhammadiyah Prambanan Sleman.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Marshall sebagaimana yang dikutip oleh Sugiyono
menyatakan bahwa, “Through observation, the researcher
learn about behavior and the meaning attached to those
behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku,
dan makna dari perilaku tersebut. Di sisi lain, Sanafiah Faisal
mengklasifikasikan observasi menjadi observasi partisipatif
(participant observation), observasi terang-terangan dan
tersamar (overt observation and covert observation), dan
observasi tak tersrtuktur (unstructured observation).38
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
teknik observasi, khususnya observasi terang-terangan. Karena
dalam melakukan pengumpulan data, penulis menyatakan terus
37 Ibid., hal. 368.38 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung:
Alfabeta, 2013), hal. 309-310.
25
terang kepada sumber data atau subjek penelitian, bahwa ia
sedang melakukan penelitian.
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
sejauh mana perilaku hedonis siswa kelas XII SMK
Muhammadiyah Prambanan Sleman dan respon mereka
terhadap guru serta pembelajaran Akidah Akhlak.
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa wawancara (interview)
adalah suau kejadian atau proses interaksi antara pewawancara
(interviewer) dan sumber informasi atau orang yang
diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung.39
Penulis menggunakan teknik wawancara multistage
random sampling (sampel acak bertingkat), yakni penulis
menarik klaster di mana individu berada. Kemudian, menarik
anggota dalam gugus atau klaster itu sebagai sampel.40 Di sini,
peneliti memilih kelas XII yang terdiri dari 10 kelas, kemudian
dari 10 kelas tersebut penulis mengambil beberapa siswa dari
tiap kelas secara acak sebagai perwakilan untuk diwawancarai.
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan secara langsung
kepada guru akidah akhlak SMK Muhammadiyah Prambanan
39 Muri Yusuf, Metode Penelitian…, hal. 372.40 Eriyanto, Teknik Sampling: Analisis Opini Publik, (Yogyakarta: Lkis
Yogyakarta, 2007), hal. 139.
26
Sleman berkaitan dengan perannya dalam mengatasi perilaku
hedonis siswa serta hambatan apa saja yang dihadapi selama
upaya itu dilakukan. Selain itu, penulis juga melakukan
wawancara kepada sejumlah siswa untuk memperoleh
informasi tentang sejauh mana perilaku hedonis yang
berkembang di kalangan siswa kelas XII SMK Muhammadiyah
Prambanan Sleman serta apakah mereka menyadari perilaku
tersebut atau tidak.
c. Dokumentasi
Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada
tulisan, penulis menggunakan metode dokumentasi. Dokumen
ini bisa berupa tulisan, gambar, atau karya seni seseorang.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara.41 Metode ini digunakan oleh penulis
untuk memperoleh informasi tentang profil sekolah, struktur
organsisasi, visi dan misi sekolah, keadaan guru, karyawan,
siswa, sarana dan prasarana, serta dokumen lain yang berkaitan
dengan masalah penelitian.
4. Analisis Data
Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan sebagaimana
yang dikutip oleh Sugiyono menyatakan bahwa, “Data analysis is
the process of systematically searching and arranging the
41 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, KebijakanPublik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 329.
27
interview transcripts, field notes, and other materials that you
accumulate to increase your own understanding of them and to
enable you to present what you have discovered the others”.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami,
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.42
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan
menggunakan pendekatan psikologi, yakni tepatnya dengan
menggunakan teori dari Edward A. Roos sebagaimana yang
dikutip oleh Slamet Santoso yang menyatakan bahwa tingkah laku
individu berhubungan dengan lingkungan dan masyarakatnya.
Kemudian inti dari ajarannya adalah penerapan sugesti dan imitasi
pada macam-macam gejala sosial.43 Selain pendekatan tersebut,
penelitian ini menggunakan metode berpikir induktif, yaitu suatu
cara mengambil keputusan dari pernyataan atau fakta-fakta yang
bersifat khusus menuju kesimpulan yang bersifat umum.
Agar data yang terkumpul tersebut dapat menghasilkan
kesimpulan yang dapat menjawab permasalahan yang diajukan
dalam penelitian ini, maka diperlukan adanya penganalisaan dan
penafsiran terhadap data tersebut. Proses analisis data pada
dasarnya melalui beberapa tahapan, yaitu:
42 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi…, hal. 332.43 Slamet Santoso, Teori-teori Psikologi Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama,
2010), hal. 14.
28
a. Reduksi data, yaitu proses pemilihan pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, dan transformasi data (kasar) yang muncul
dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
b. Penyajian data, yaitu proses di mana data yang telah diperoleh
diidentifikasi dan dikategorisasi kemudian disajikan dengan
cara mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori yang
lainnya.
c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan
merupakan tahapan mencari arti benda-benda, mencatat
keteraturan, pola-pola, penjelasan konfigurasi-konfigurasi yang
mungkin alur sebab akibat dan proposisi. Sedangkan verifikasi
merupakan tahap untuk menguji kebenaran, kekokohan, dan
kecocokannya.44
G. Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan gambaran pembahasan secara menyeluruh dan
sistematis dalam skripsi ini penulis menuangkan hasil penelitian dalam
empat bab pembahasan disertai bagian awal dan akhir sebagai berikut:
Bagian awal yang terdiri dari halaman judul, halaman surat
pernyataan, halaman persetujuan skripsi, halaman pengesahan,
halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar
isi, dan daftar lampiran.
44 Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif: BukuSumber tentang Metode-Metode Baru, (Jakarta: UI Press, 1992), hal. 17-20.
29
Bab I berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka,
landasan teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II berisi gambaran umum SMK Muhammadiyah Sleman yang
meliputi profil sekolah, letak geografis, sejarah perkembangan, visi,
misi, dan tujuan, struktur organisasi, keadaan guru, siswa, dan
karyawan, serta sarana dan prasarana.
Bab III berisi tentang pemaparan hasil penelitian dan pembahaan
mengenai peran guru akidah akhlak dalam mengatasi perilaku hedonis
siswa kelas XII SMK Muhammadiyah Sleman.
Bab IV berisi penutup yang memuat kesimpulan, saran-saran, dan
kata penutup. Bab ini merupakan akumulasi dari keseluruhan
penelitian.
Adapun bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka, lampiran-
lampiran yang berkaitan dengan penelitian, dan daftar riwayat hidup
penulis. Bagian akkhir berfungsi sebagai pelengkap dan pengayaan
informasi, sehingga skripsi ini menjadi karya yang komprehensif.
96
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain sebagai
berikut.
1. Terdapat tiga bentuk perilaku hedonis dari siswa kelas XII SMK
Muhammadiyah Prambanan Sleman, antara lain adanya sikap konsumtif
dari para siswa, gaya hidup yang sering kali mengikuti trend, serta
adanya pandangan hidup yang materialistis. Pertama, sikap konsumtif
siswa kelas XII terlihat dari kecenderungan mereka dalam mendahulukan
keinginan-keinginan mereka akan hal-hal yang tidak penting daripada
kewajiban mereka untuk membayar uang SPP sekolah. Dalam hal ini,
siswa belum dapat memberikan prioritas mana yang sebenarnya mereka
butuhkan dan mana yang hanya sekedar mereka inginkan. Kedua,
mengikuti trend, dimana mayoritas siswa cenderung gemar mengikuti
perkembangan, baik dalam hal penampilan atau fashion maupun
teknologi tanpa melihat apakah orang tua mampu memenuhi keinginan
mereka tersebut ataupun tidak. Dan ketiga, sikap materialistis, yang
dalam hal ini siswa kelas XII sering kali menilai seseorang hanya dari
tampilan luarnya saja. Sehingga hal tersebut pun menyebabkan mereka
berlomba-lomba untuk dapat terlihat menarik dengan segala macam cara.
97
Atau dengan kata lain, suatu image menjadi sangat penting di kalangan
para siswa.
2. Faktor yang menyebabkan munculnya perilaku hedonis pada siswa kelas
XII SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman terbagi menjadi 3, yaitu
faktor keluarga, faktor lingkungan, dan perkembangan zaman. Pertama,
faktor keluarga. Keluarga menjadi faktor penyebab siswa berperilaku
hedonis karena beberapa alasan, antara lain siswa tidak dibekali dengan
pendidikan agama yang cukup dari keluarga, kurangnya pengawasan
langsung dari orang tua, keadaan broken home yang membuat anak
menjadi kurang diperhatikan, kurangnya pendidikan orang tua, serta
orang tua yang juga berperilaku hedonis. Kedua, faktor lingkungan.
Dalam hal ini, siswa kelas XII banyak bergaul dengan orang-orang yang
berperilaku hedonis, sehingga mereka menjadi terpengaruh dan akhirnya
ikut terjerumus dalam perilaku tersebut. Ketiga, perkembangan zaman,
yakni siswa kelas XII menjadi berperilaku hedonis karena tuntutan
zaman. Karena apabila mereka tidak “sama” seperti teman-temannya
akan dicap sebagai anak yang kudet (kurang update).
3. Dalam perannya untuk mengatasi perilaku hedonis siswa kelas XII, guru
akidah akhlak SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman melakukan 4
macam upaya, yakni pertama, melakukan penekanan materi akidah
akhlak. Dalam hal ini, guru berusaha supaya para siswa dapat meresapi
makna dari materi yang sedang dibahas dalam pembelajaran, yang mana
dari situ diharapkan akan membuahkan hasil, yaitu perubahan perilaku
98
siswa menjadi tidak hedonis. Kedua, menekankan penilaian pada
perilaku siswa. Melalui upaya ini, diharapkan siswa menjadi termotivasi
untuk selalu berperilaku positif baik saat di sekolah maupun di luar
sekolah, serta menjauhi perilaku negatif yang salah satunya adalah
perilaku hedonis. Ketiga, melakukan pendekatan kepada siswa. Melalui
upaya ini, guru dapat menjadi lebih dekat dengan siswa, kemudian
menjadi tahu dan paham mengenai masalah siswa, yang pada akhirnya
siswa akan menganggap guru sebagai teman dan mereka dapat lebih
mudah untuk dinasihati. Terakhir, melakukan pertemuan dengan orang
tua/wali siswa. Hal tersebut dilakukan dalam beberapa kesempatan,
antara lain ketika rapat dengan orang tua/wali, penerimaan rapor, sengaja
mengirimkan surat panggilan kepada orang tua, ketika home visit, serta
pengajian orang tua. Pertemuan dengan orang tua dimaksudkan untuk
menjalin kedekatan antara kedua belah pihak, serta untuk melaporkan
perilaku siswa ketika ada di sekolah sehingga antara guru dan orang tua
dapat menjalin kerja sama untuk memperbaiki perilaku siswa yang
menyimpang, yang dalam hal ini adalah kepada perilaku hedonis.
4. Terdapat beberapa hambatan yang dihadapi guru akidah akhlak selama
menjalankan perannya untuk mengatasi perilaku hedonis siswa kelas XII,
antara lain kurangnya respon, baik dari siswa maupun orang tua siswa.
Hal mendasar yang menyebabkan mereka kurang merespon upaya guru
akidah akhlak adalah paham mereka yang kurang memprioritaskan
sekolah atau menganggap sekolah sebagai sesuatu yang kurang penting.
99
Kemudian orang tua yang pasif pun juga menjadi hambatan. Dalam hal
ini, seharusnya orang tua memberikan perhatian lebih pada perubahan
perilaku anak, yang dapat dilakukan dengan cara mengintensifkan kerja
sama dengan pihak sekolah yang salah satunya adalah guru akidah
akhlak. Selain itu, waktu pengawasan dari sekolah yang kurang pun turut
menjadi hambatan dari upaya untuk mengatasi perilaku hedonis siswa
kelas XII. Hal ini karena siswa hanya menghabiskan waktu mereka
selama 10 jam pelajaran di sekolah, di luar itu mereka sudah tidak
diawasi lagi oleh sekolah. Sehingga, pengaruh-pengaruh negatif
semacam hedonisme dapat masuk pada diri siswa dengan mudah.
Kemudian, hambatan terakhir yang dialami oleh guru akidah akhlak
adalah adanya provokasi dari pihak luar. Di sini, pergaulan siswa
menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan, karena pergaulan yang positif
dapat membuat siswa menjadi pribadi yang positif, begitupun sebaliknya
pergaulan yang negatif, seperti teman-teman yang gemar berperilaku
hedonis dapat menjerumuskan siswa ke dalam perilaku hedonis pula.
B. Saran-saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, terdapat
beberapa saran atau masukan yang dapat diperhatikan oleh guru akidah
akhlak, antara lain:
1. Ada baiknya guru menyelenggarakan suatu penyuluhan tentang apa itu
hedonisme dan bagaimana dampak yang dapat timbul dari perilaku
100
tersebut. Karena, dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada para
siswa, mayoritas dari mereka belum paham akan apa yang disebut
dengan hedonis dan tidak tahu bahwa sebenarnya perilaku mereka saat
ini sudah tergolong dalam perilaku hedonis.
2. Selain untuk siswa, penyuluhan sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya juga bisa diselenggarakan bagi orang tua/wali siswa, supaya
mereka memiliki wawasan berkaitan dengan perilaku hedonis sehingga
di kemudian hari para orang tua siswa tersebut dapat mengambil
tindakan apabila anak-anaknya masih berperilaku demikian. Hal tersebut
dikarenakan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis menunjukkan
bahwa banyak siswa yang akhirnya terjerumus ke dalam perilaku negatif
ini karena kurangnya pengawasan orang tua yang penyebabnya tidak lain
adalah karena faktor wawasan atau pengetahuan orang tua yang sangat
kurang berkaitan dengan hedonisme.
3. Selain melakukan penyuluhan, guru akidah akhlak pun dapat mengajak
para siswa untuk datang ke tempat, seperti panti asuhan dimana dari situ
mereka dapat belajar tentang beberapa hal, pertama, mereka menjadi
tahu bahwa masih banyak orang yang hidupnya serba kekurangan dan
sangat membutuhkan bantuan. Kedua, mereka menjadi sadar bahwa di
satu sisi mereka jauh lebih beruntung daripada anak-anak di panti
asuhan, yakni karena mereka masih memiliki orang tua. Ketiga, mereka
akan menyadari dan belajar untuk bersyukur atas apa yang Allah berikan
kepada mereka. Dari situ, diharapkan para siswa menjadi sadar bahwa
101
perilaku mereka selama ini salah, seperti memaksa orang tua untuk
membelikan sesuatu di luar batas kemampuan orang tua, menghambur-
hamburkan harta orang tua untuk hal-hal yang tidak penting di saat orang
lain sangat membutuhkan bantuan secara finansial, serta menghabiskan
waktu untuk hal-hal yang tidak penting di saat anak-anak lain
menggunakan waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat, misalnya untuk
membaca Al-Qur’an. Kemudian, dengan mengajak para siswa
mendatangi panti asuhan pun secara tidak langsung dapat meningkatkan
jiwa sosial siswa, yakni dengan saling membantu antar umat manusia.
C. Kata Penutup
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat yang
telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penulis
menyadari bahwa penelitian ini tentunya tidak lepas dari ketidaksempurnaan,
karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu, kritik
serta saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis butuhkan
demi terciptanya karya atau penelitian yang lebih berkualitas.
Kemudian, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat,
baik bagi penulis secara pribadi, bagi pembaca pada umumnya, bagi pihak
sekolah, yakni SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman, maupun bagi
almamater penulis, yakni Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan
Kalijaga. Semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk dan meridhoi
langkah kita. Aamiin.
102
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Yatimin. Studi Akkhlak dalam Perspektif Al-Qur’an. Tkt:Amzah. 2007.
Abidatussyarifah, Novita. “Hubungan antara Kecenderungan KepribadianIhsan dan Gaya Hidup Hedonisme pada Mahasiswa UIN SunanKalijaga Yogyakarta”. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial danHumaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2015.
Al-Asqalany, Al-Hafizh Ibnu Hajar. Syarah Kitab Al-Jami’. Solo: PustakaArafah. 2017.
Al-Habsyi, Husin. Kamus Al-Kautsar. Surabaya: Assegaf.
Aziz, Abdul. “Tanggapan Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga terhadapFenomena Perilaku Hedonis Mahasiswa Fakultas Dakwah”.Skripsi. Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2005.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, KebijakanPublik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. 2007.
Danim, Sudarwan. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung:Alfabeta. 2013.
Daudy, Ahmad. Kuliah Akidah Islam. Jakarta: Bulan Bintang. 1997.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dampak Globalisasi terhadapKehidupan Sosial Budaya Mayarakat di DIY. Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan. 1996.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Kamus Besar BahasaIndonesia cet. 3. Jakarta: Balai Pustaka. 1990.
Effendi, Usman . Psikologi Konsumen. Jakarta: Rajawali Pers. 2016.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi. 1989.
Hadisubroto, Subino, dkk. Keluarga Muslim dalam Masyarakat Modern.Bandung: Remaja Rosdakarya. 1994.
Halim, Deddy Kurniawan. Psikologi Lingkungan Perkotaan. Jakarta:Bumi Aksara. 2008.
103
Ibrahim, Idy Subandy. Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalamMayarakat Komoditas Indonesia. Bandung: Mizan. 1997.
Ibrahim, Idi Subandy. Lifestyle Ecstasy: Kebudayaan Pop dalamMasyarakat Komoditas Indonesia. Yogyakarta: Jalasutra. 2008.
Latif, Zaky Mubarok, dkk. Akidah Islam. Yogyakarta: UII Press. 2006.
Mangunwijaya, Y. B. Teknologi dan Dampak Kebudayaannya Vol. II.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 1987.
Miles, Mathew B. dan A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif:Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.1992.
Mustofa, A. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia. 1997.
Nasir, Sahilun A. Tinjauan Akhlaq. Surabaya: Al-Ikhlas. 1991.
Partanto, Muis A. dan M. Dahlan. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya:Arloka. 1994.
Piliang, Yasraf Amir. Posrealitas, Realitas Kebudayaan dalam EraPosmetafisika. Yogyakarta: Jalasutra. 2004.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar BahasaIndonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2005.
Rakhmawati. “Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam MengatasiKenakalan Remaja pada Siswa di SMK N 1 Depok SlemanYogyakarta”. Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINSunan Kalijaga Yogyakarta. 2010.
Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.Bandung: Alfabeta. 2013.
Sahidin. “Peran Guru Akidah Akhlak dalam Membina Akhlak SiswaKelas XB MA Wahid Hasyim Yogyakarta dalam MenghadapiKemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi”. Skripsi. FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.2012.
Sarwono, Sarlito W. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.1994.
104
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:Alfabeta. 2013.
Suseno, Franz Magnis. Etika Dasar: Masalah-Masalah Pokok FilsafatMoral. Yogyakarta: Kanisius. 2002.
Thohir, Umar Faruq, dkk. Etika Islam dan Transformasi Globalisasi.Yogyakarta: Pustaka Ilmu. 2013.
Tim Sanggar Talenta. Remaja tentang Hedonisme. Yogyakarta: Kanisius.2006.
Umary, Barmawi. Materi Akhlak. Solo: Ramadhani. 1993.
Usman, Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.1996.
Vos, De. Pengantar Etika. Yogyakarta: Tiara Wacana. 1987.
Yusuf, Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan PenelitianGabungan. Jakarta: Kencana. 2015.
Observasi Perilaku Siswa Kelas XII
SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman
Subjek Penelitian: Seluruh Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah Prambanan
Sleman
Tujuan Penelitian: Mengetahui sejauh mana perilaku hedonis siswa dan respon
mereka terhadap guru serta pembelajaran Akidah Akhlak
No Indikator yang Diamati AdaTidakAda Keterangan
Sikap Konsumtif Siswa
1Menggunakan kendaraanbermotor ke sekolah √
Mayoritas jarak rumahsiswa ke sekolah dekat
2Menggunakan handphonecanggih dan mahal √
Mayoritas harga handphonesiswa di atas 2 juta rupiah
3 Menggunakan sepatu mahal √
Mayoritas harga sepatusiswa di atas 200 riburupiah
4 Menggunakan tas mahal √Sebagian harga tas siswa diatas 200 ribu rupiah
5Sering nongkrong di kantinsekolah √
Mayoritas siswa banyakmenghabiskan waktu dikantin
Mengikuti Trend
6Keseragaman minat merkmotor √
Sedang ada trend merkmotor KLX di kalangansiswa
7Keseragaman minat merkhandphone √
Trend handphone merkIphone, Samsung, danXiaomi
8Keseragaman minat merksepatu √
Trend sepatu merk Adidas,Vans, dan Piero
9Keseragaman minat padaaksesoris tertentu √
Penggunaan gelangberwarna yang dilarangsekolah
10 Berpenampilan trendy √Tidak terlihat di sekolahkarena siswa berseragam
Sikap Siswa dalamPembelajaran AkidahAkhlak
11Tidak memperhatikanpembelajaran √
Tidak antusias padapelajaran dan berbicaradengan teman
12Bermain handphone saatpembelajaran √
Mengakses medsos dangame online pada jampelajaran
13Tidur pada saatpembelajaran √
Sebagian siswa sengajatidur saat pembelajaran
14Pergi ke kantin saatpembelajaran √
Sebagian siswa sengaja kekantin saat pembelajaran
15Tidak mengerjakan tugasyang diberikan √
Siswa mengabaikan tugasdan tidak mementingkannilai
Instrumen Wawancara 1
Narasumber : Guru Akidah Akhlak SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman
Tujuan : Mengetahui peran guru akidah akhlak dalam mengatasi perilaku
hedonis siswa kelas XII serta hambatan yang dialami selama upaya
tersebut dilakukan.
Daftar pertanyaan:
1. Sudah berapa lama bapak/ibu mengajar sebagai guru akidah akhlak di
SMK Muhammadiyah Prambanan?
2. Selama mengajar di sini, apakah bapak/ibu guru menemukan perilaku-
perilaku yang menyimpang dari para siswa?
3. Dalam pengamatan penulis, banyak siswa di sini yang sering
menggunakan barang-barang mewah, mulai dari kendaraan, handphone,
tas, ataupun sepatu yang bermerk mahal. Bagaimana pendapat bapak/ibu
berkaitan dengan hal tersebut?
4. Menurut bapak/ibu apa penyebab para siswa gemar memakai barang-
barang mewah tersebut? Apakah memang sudah menjadi tradisi bahwa
siswa di sini senang memakai barang-barang mewah? Ataukah karena
latar belakang keluarga siswa yang memang berasal dari kalangan
mampu? Atau adakah alasan lain?
5. Menurut buku yang berjudul Life Style Ecstasy karya Idy Subandy,
perilaku-perilaku tersebut merupakan bentuk dari perilaku hedonis.
Bagaimana pendapat bapak/ibu?
6. Untuk mengatasi hal tersebut, adakah upaya dari bapak/ibu selaku guru
akidah akhlak di SMK Muhammadiyah Prambanan?
7. Pernahkah bapak/ibu mengadakan suatu penyuluhan berkaitan dengan
hedonisme kepada siswa?
8. Bagaimana dengan orang tua? Apakah mereka juga diikutsertakan dalam
upaya mengatasi hal ini?
9. Bagaimana bentuk kerjasama bapak/ibu selaku guru akidah akhlak dengan
guru BK dalam mengatasi perilaku hedonis siswa?
10. Apa saja hambatan yang bapak/ibu hadapi dalam upaya tersebut?
Instrumen Wawancara 2
Narasumber : Siswa SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman
Tujuan : Mengetahui peran guru akidah akhlak dalam mengatasi perilaku
hedonis, bentuk-bentuk perilaku hedonis yang berkembang di
kalangan siswa kelas XII, serta faktor penyebab perilaku hedonis
siswa kelas XII.
Daftar pertanyaan:
1. Apakah Anda pernah mendengar kata hedonis?
2. Apakah Anda mengetahui maksud dari kata hedonis?
3. Penulis mengamati, siswa-siswa di sini banyak menggunakan barang-
barang mewah. Menurut Anda apakah itu termasuk hedonis?
4. Menurut sepengetahuan Anda, sejauh mana sikap konsumtif dari rekan-
rekan Anda (siswa SMK Muhammadiyah Prambanan)?
5. Bagaimana dengan gaya berpakaian dari siswa-siswa di sini?
6. Apakah pandangan hidup materialistis juga berkembang di kalangan siswa
di sini?
7. Kegiatan apa saja yang biasanya sering dilakukan oleh siswa SMK
Muhammadiyah Prambanan di luar jam sekolah?
8. Apakah Anda dan teman-teman sering nongkrong, misalnya di cafe
ataupun di mall?
9. Menurut Anda, apakah faktor yang menyebabkan siswa di sini berperilaku
demikian?
10. Pernahkah guru, khususnya guru akidah akhlak memberi peringatan
berkaitan dengan sikap hedonis?
Catatan Lapangan 1
Metode Pengumpulan Data: Observasi
Waktu : 2 Januari s.d. 24 Januari 2018
Lokasi : SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman
Sumber Data : Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman
Deskripsi Data:
Subjek dari observasi yang dilakukan oleh penulis adalah seluruh siswa
kelas XII SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman. Observasi ini dilakukan
selama proses penelitian berlangsung, yakni dimulai sejak tanggal 2 Januari
sampai 24 Januari 2018. Pelaksanakan observasi ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana perilaku hedonis siswa kelas XII dan respon mereka terhadap guru
serta permbelajaran akidah akhlak di SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, didapatkan hasil bahwa
indikator dari perilaku hedonis terdapat pada sebagian besar siswa kelas XII SMK
Muhammadiyah Prambanan Sleman. Indikator-indikator tersebut, antara lain
menggunakan barang-barang mewah dan mahal ke sekolah serta adanya kesamaan
minat pada suatu barang atau merk tertentu. Selain itu, penulis juga menemukan
fakta bahwa mayoritas siswa kurang memperhatikan pembelajaran yang
disampaikan oleh guru akidah akhlak. Beberapa dari para siswa justru dengan
sengaja meninggalkan kelas atau bolos dan pergi ke kantin, tidur, atau
mengoperasikan handphone ketika pembelajaran akidah akhlak tengah
berlangsung.
Interpretasi:
Mayoritas siswa kelas XII SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman
memang memiliki kecenderungan berperilaku hedonis, dimana hal tersebut
terlihat dari perilaku sehari-hari mereka di sekolah. Kemudian hal tersebut pun
diperparah dengan kebiasaan mereka yang kurang memperhatikan pembelajaran
akidah akhlak, dimana akidah akhlak di sini sebenarnya diharapkan menjadi salah
satu jalan dalam membentuk perilaku mereka menjadi lebih baik.
Catatan Lapangan 2
Metode Pengumpulan Data: Dokumentasi
Hari, tanggal : Selasa, 2 Januari 2018
Waktu : 10.00 s.d. 11.00 WIB
Lokasi : Ruang Tata Usaha SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman
Sumber Data : Bapak Wagiman, S.Si. (WKS Bagian Kurikulum)
Deskripsi Data:
Informan adalah Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum SMK
Muhammadiyah Prambanan Sleman. Dokumentasi ini merupakan bagian dari
proses penelitian yang dilakukan oleh penulis. Dokumentasi ini dilakukan oleh
penulis untuk mendapatkan beberapa informasi berkaitan dengan gambaran umum
SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman, antara lain profil sekolah, letak
geografis, sejarah perkembangan, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru,
siswa, karyawan, serta sarana dan prasarana.
Berdasarkan hasil dokumentasi yang diperoleh penulis, diketahui bahwa
SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman telah berdiri sejak tahun 1967, yakni
tepatnya pada tanggal 1 Januari. Visi dari sekolah ini adalah terwujudnya SMK
Muhammadiyah Prambanan sebagai pencetak sumber daya manusia yang
berakhlak mulia, profesional, dan berwawasan global. Saat ini sekolah telah
membuka 5 jurusan, yakni Multimedia, Teknik Elektronik, Teknik Kendaraan
Ringan, Teknik Sepeda Motor, serta Teknik Permesinan dengan jumlah
keseluruhan siswa sebanyak 881 anak.
Sekolah yang berlokasikan di sebelah selatan Candi Prambanan ini
dikepalai oleh Drs. H. Iskak Riyanto dengan jumlah guru sebanyak 75 orang dan
karyawan 22 orang.
Interpretasi:
Pembelajaran di SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman tidak hanya
bertujuan untuk dapat menghasilkan output yang profesional, akan tetapi juga
berakhlak mulia dan berwawasan global. Hal tersebut tentunya dapat terwujud,
terlebih dengan adanya sarana prasarana serta tenaga kependidikan yang
memadai.
Catatan Lapangan 3
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari, tanggal : Jumat, 5 Januari 2018
Waktu : 13.00 s.d. 14.00 WIB
Lokasi : Ruang Guru SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman
Sumber Data : Ibu Aslianah, S.Ag. (Guru Akidah Akhlak)
Deskripsi Data:
Informan adalah salah seorang guru akidah akhlak di SMK
Muhammadiyah Prambanan Sleman. Wawancara ini dilakukan oleh penulis
sebagai bagian dari proses penelitian. Dalam wawancara ini, penulis mencoba
untuk menggali informasi tentang bagaimana peran guru akidah akhlak dalam
mengatasi perilaku hdonis siswa kelas XII serta hambatan yang dialami selama
upaya tersebut dilakukan.
Ibu Aslianah telah menjadi guru akidah akhlak di SMK Muhammadiyah
Prambanan Sleman sejak tahun 1997. Dalam lebih dari 20 tahun masa kerjanya,
beliau mengaku bahwa kenakalan remaja dulu dengan sekarang sangat berbeda.
Dulu yang paling sering adalah siswa ketahuan merokok atau membawa rokok ke
sekolah, akan tetapi saat ini kenakalan mereka lebih cenderung kepada kenakalan
teknologi. Selain itu, Ibu Aslianah pun mengaku bahwa mayoritas siswa kelas XII
di SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman memiliki perilaku hedonis. Dari situ,
beliau mencoba beberapa upaya untuk mengatasi hal tersebut, antara lain dengan
melakukan pendekatan personal dengan siswa dan sering melakukan pertemuan
dengan orang tua/wali siswa kelas XII.
Akan tetapi dalam perannya tersebut, Ibu Aslianah pun juga mengalami
hambatan-hambatan, antara lain adalah karena pandangan, baik dari siswa
maupun orang tua bahwa sekolah bukanlah suatu prioritas atau bukan sebuah hal
yang penting, dimana hal tersebut membuat mereka seringkali mengabaikan
peringatan yang diberikan oleh guru maupun sekolah berkaitan dengan perilaku
hedonis yang siswa lakukan.
Interpretasi:
Di era globalisasi ini, siswa dapat dengan mudah mengetahui suatu
kebudayaan, baik positif maupun negatif. Hal tersebut akan menjadi dampak
buruk bagi siswa ketika mereka tidak memiliki filter dalam dirinya, sehingga tidak
dapat memilah mana yang seharusnya diikuti dan mana yang harus ditinggalkan.
Dalam hal ini, hedonis menjadi salah satu budaya negatif yang telah
terlanjur masuk dalam pribadi siswa kelas XII. Dari situ, guru akidah akhlak
melakukan berbagai upaya untuk dapat mengatasi perilaku negatif tersebut. Salah
satunya dengan melakukan pendekatan personal kepada siswa. Dengan begitu,
guru berharap sedikit demi sedikit dapat menghilangkan kebiasaan berperilaku
hedonis siswa terlepas dari segala hambatan di dalamnya.
Catatan Lapangan 4
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari, tanggal : Senin, 8 Januari 2018
Waktu : 08.30 s.d. 09.15 WIB
Lokasi : Ruang Al-Islam SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman
Sumber Data : Bapak Muhtar Zudi, MA. (Guru Akidah Akhlak)
Deskripsi Data:
Informan adalah salah seorang guru akidah akhlak di SMK
Muhammadiyah Prambanan Sleman. Wawancara ini dilakukan oleh penulis
sebagai bagian dari proses penelitian. Dalam wawancara ini, penulis mencoba
untuk menggali informasi tentang bagaimana peran guru akidah akhlak dalam
mengatasi perilaku hdonis siswa kelas XII serta hambatan yang dialami selama
upaya tersebut dilakukan.
Bapak Muhtar Zudi menjadi guru akidah akhlak di SMK Muhammadiyah
Prambanan Sleman sejak tahun 2004, sebelum itu beliau mengajar sebagai guru
bahasa Arab. Menurut Bapak Muhtar Zudi, penekanan materi akidah akhlak
sangat penting untuk dilakukan dalam upaya memperbaiki akhlak siswa,
khususnya untuk mengatasi hedonisme. Selain itu, siswa juga harus selalu
diingatkan tentang bahaya atau dampak buruk dari perilaku hedonis.
Kemudian beliau menambahkan, bahwa dalam perannya menangani
perilaku hedonis pun juga terdapat beberapa kendala atau hambatan, antara lain
waktu pengawasan terhadap para siswa yang sangat kurang dan juga pihak orang
tua yang pasif dalam melakukan controlling terhadap anak-anaknya.
Interpretasi:
Akidah akhlak digadang-gadang mampu membantu siswa dalam
pembentukan akhlakul karimah mereka. Sehingga penekanan materi akidah
akhlak perlu dilakukan dengan maksud supaya apa yang dipelajari dalam mata
pelajaran ini dapat diresapi dan terpatri dalam diri siswa. Dengan begitu, dengan
sendirinya akan terbentuk suatu filter yang mana akan berguna untuk dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Catatan Lapangan 5
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari, tanggal : Senin, 8 Januari 2018
Waktu : 10.00 s.d. 11.00 WIB
Lokasi : Ruang Guru SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman
Sumber Data : Ibu Siti Fatimah, BA. (Guru Akidah Akhlak)
Deskripsi Data:
Informan adalah salah seorang guru akidah akhlak di SMK
Muhammadiyah Prambanan Sleman. Wawancara ini dilakukan oleh penulis
sebagai bagian dari proses penelitian. Dalam wawancara ini, penulis mencoba
untuk menggali informasi tentang bagaimana peran guru akidah akhlak dalam
mengatasi perilaku hdonis siswa kelas XII serta hambatan yang dialami selama
upaya tersebut dilakukan.
Ibu Siti Fatimah telah mengajar sebagai guru akidah akhlak di SMK
Muhammadiyah Prambanan Sleman selama lebih dari 30 tahun, yakni sejak tahun
1986. Menurut beliau, kenakalan remaja telah mengalami banyak perubahan.
Dulu, anak-anak hanya nakal secara lisan. Akan tetapi saat ini telah banyak jenis-
jenis kenakalan baru, yang penyebabnya adalah penggunaan gadget yang tidak
semestinya. Untuk mengatasi hal tersebut, Ibu Siti Fatimah berupaya untuk
memperbaiki akhlak para siswa dengan menekankan nilai mata pelajaran akidah
akhlak pada perbuatan sehari-hari siswa. Dari situ diharapkan perilaku siswa
dapat menjadi lebih baik. Selain itu, Ibu Siti Fatimah pun juga melakukan
pendekatan kepada siswa, sehingga siswa dapat lebih mudah untuk diajak
berkomunikasi dan dinasihati.
Akan tetapi, apa yang telah diupayakan tersebut pun tetap mengalami
hambatan, yakni dengan adanya provokasi dari pihak luar yang membuat siswa
seringkali kembali berperilaku negatif.
Interpretasi:
Suatu kebiasaan positif seringkali dimulai dari paksaan. Dalam hal ini,
guru akidah akhlak secara tidak langsung memaksa siswa untuk selalu berperilaku
terpuji, yakni dengan menekankan penilaian pada perilaku sehari-hari. Dari situ,
diharapkan siswa akan terbiasa berperilaku positif terlepas dari nilai yang akan
diberikan oleh guru.
Selain itu, menjalin serta menjaga komunikasi yang baik dengan siswa
dilakukan dengan maksud supaya kedekatan emosional antara guru dan siswa
tersebut dapat menjadi benteng penahan diri siswa dari provokasi yang datang
dari pihak luar yang hanya akan menyesatkan siswa.
Catatan Lapangan 6
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari, tanggal : Senin, 8 Januari 2018
Waktu : 09.30 s.d. 10.00 WIB
Lokasi : Lobi SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman
Sumber Data : Kusniyatun Nur Shofi dan Lia Andini (Siswa Kelas X TE)
Deskripsi Data:
Informan adalah siswa kelas X TE yang juga merupakan anggota OSIS
SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman. Wawancara ini dilakukan oleh penulis
sebagai bagian dari proses penelitian. Dalam wawancara ini, penulis mencoba
untuk menggali informasi tentang bentuk-bentuk perilaku hedonis yang
berkembang di kalangan siswa kelas XII serta bagaimana peran guru akidah
akhlak dalam mengatasi perilaku hedonis siswa kelas XII tersebut.
Menurut pemaparan dari Shofi dan Lia, penulis mengetahui bahwa secara
umum siswa SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman memiliki kecenderungan
untuk berperilaku hedonis. Akan tetapi, kelas XII dipandang lebih menonjolkan
perilaku tersebut karena seringkali dari mereka memiliki kebiasaan nongkrong
dan berpenampilan trendy, dimana hal tersebut hanya untuk mengikuti gengsi
semata.
Kemudian, berkaitan dengan peran guru akidah akhlak dalam mengatasi
perilaku hedonis tersebut, Shofi dan Lia mengungkapkan bahwa memang guru
akidah akhlak terkadang memberi tahu siswa terkait hedonisme, biasanya guru
seperti melarang, akan tetapi sebenarnya guru menasihati yang mana hal tersebut
juga untuk kebaikan siswa sendiri.
Interpretasi:
Kelas XII biasanya memang menjadi sorotan atau bahkan panutan bagi
adik-adik kelasnya. Dalam hal ini, kelas XII SMK Muhammadiyah Prambanan
Sleman memang dikenal oleh para siswa kelas X sebagai anak-anak yang gemar
nongkrong dan seringkali berpenampilan trendy. Hal tersebut apabila terus
dibiarkan akan menyebakan kelas XI dan X pun menjadi berperilaku demikian.
Oleh karena itu, guru akidah akhlak sering kali memberikan peringatan berkaitan
dengan hal ini.
Catatan Lapangan 7
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari, tanggal : Senin, 8 Januari 2018
Waktu : 13.00 s.d. 13.30 WIB
Lokasi : Lobi SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman
Sumber Data : Aminah dan Khoirunnisa (Siswa Kelas X MMB)
Deskripsi Data:
Informan adalah siswa kelas X MMB SMK Muhammadiyah Prambanan
Sleman. Wawancara ini dilakukan oleh penulis sebagai bagian dari proses
penelitian. Dalam wawancara ini, penulis mencoba untuk menggali informasi
tentang bentuk-bentuk perilaku hedonis yang berkembang di kalangan siswa kelas
XII serta faktor apa yang menyebabkan perilaku tersebut.
Menurut Aminah dan Khoirunnisa, siswa kelas XII SMK Muhammadiyah
Prambanan Sleman memang sudah dapat dikatakan berperilaku hedonis, karena
kebanyakan dari mereka selalu mengikuti perkembangan zaman atau suka
mengikuti gaya-gaya anak sekarang. Kemudian untuk sikap konsumtif, menurut
Aminah dan Khoirunnisa, siswa kelas XII memang gemar membeli sesuatu yang
tidak penting atau kurang penting. Menurut mereka, perilaku-perilaku tersebut
disebabkan oleh lingkungan pergaulan mereka yang juga berperilaku demikian
sehingga para siswa kelas XII menjadi terpengaruh.
Interpretasi:
Pergaulan dapat menentukan akan menjadi seperti apa seseorang kelak.
Hal ini pula yang dirasakan oleh siswa kelas XII SMK Muhammadiyah
Prambanan Sleman yang menjadi hedonis karena terpengaruh oleh pergaulan
yang salah.
Catatan Lapangan 8
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari, tanggal : Senin, 15 Januari 2018
Waktu : 09.40 s.d. 10.00 WIB
Lokasi : Ruang Kelas XI TPD SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman
Sumber Data : Wahyu Aji dan Bagas Ahmada (Siswa Kelas XI TPD)
Deskripsi Data:
Informan adalah siswa kelas XI TPD SMK Muhammadiyah Prambanan
Sleman. Wawancara ini dilakukan oleh penulis sebagai bagian dari proses
penelitian. Dalam wawancara ini, penulis mencoba untuk menggali informasi
tentang bentuk-bentuk perilaku hedonis yang berkembang di kalangan siswa kelas
XII serta faktor apa yang menyebabkan perilaku tersebut.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada Wahyu Aji
dan Bagas Ahmada, didapatkan hasil bahwa mayoritas siswa kelas XII SMK
Muhammadiyah Prambanan Sleman memang berperilaku hedonis. Hal itu terlihat
dari kebiasaan mereka yang sering nongkrong dan jalan-jalan ke mal. Selain itu,
siswa kelas XII juga banyak mengikuti trend, terutama motor. Menurut keduanya,
pergaulan siswa kelas XII menjadi alasan mengapa mereka menjadi berperilaku
demikian.
Interpretasi:
Tanda seseorang berperilaku hedonis, salah satunya adalah tidak dapat
menempatkan prioritas akan suatu hal secara tepat. Hal ini pula yang terjadi pada
siswa kelas XII SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman, yang mana mereka
tidak menggunakan waktu secara tepat. Waktu yang sebenarnya dapat digunakan
untuk belajar atau melatih kemampuan sesuai jurusan justru digunakan hanya
untuk nongkrong di tempat yang tidak jelas atau melakukan hal-hal yang tidak
bermanfaat.
Catatan Lapangan 9
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari, tanggal : Senin, 8 Januari 2018
Waktu : 12.00 s.d. 12.30 WIB
Lokasi : Lobi SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman
Sumber Data : Aldianto, Dandi, dan M. Ramdhan (Siswa Kelas XII TKRA)
Deskripsi Data:
Informan adalah siswa kelas XII TKRA SMK Muhammadiyah Prambanan
Sleman. Wawancara ini dilakukan oleh penulis sebagai bagian dari proses
penelitian. Dalam wawancara ini, penulis mencoba untuk menggali informasi
tentang bentuk-bentuk perilaku hedonis yang berkembang di kalangan siswa kelas
XII serta bagaimana peran guru akidah akhlak dalam mengatasi perilaku hedonis
siswa kelas XII tersebut.
Menurut hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan ketiga siswa
tersebut, diketahui bahwa mereka gengsi ketika harus sekolah tanpa menggunakan
motor dan beralasan bahwa membelikan motor sudah menjadi kewajiban dari
orang tua. Selain itu, mereka juga mengaku bahwa hampir setiap malam mereka
nongkrong bersama teman-temannya, dan terkadang juga pergi ke mal.
Kemudian, penulis juga mendapat informasi bahwa guru akidah akhlak
terkadang memberi tahu siswa kelas XII untuk tidak berlebihan dalam
berpenampilan dan tidak menggunakan barang-barang mewah.
Interpretasi:
Budaya gengsi dan mengutamakan penampilan fisik adalah suatu hal yang
negatif. Apabila tidak segera ditangani, akan berdampak buruk, baik bagi si
pelaku gengsi maupun orang lain. Misalnya ketika demi gengsi seseorang sampai
rela melakukan hal-hal yang kurang terpuji atau bahkan merugikan orang lain.
Tentunya hal tersebut tidak pernah diharapkan oleh setiap guru terhadap anak
didiknya.
Oleh karena itu, guru akidah akhlak SMK Muhammadiyah Prambanan
Sleman mencoba menasihati dari hati ke hati kepada para siswa kelas XII supaya
menjauhi perilaku-perilaku negatif tersebut, yang mana hal ini dapat mengurangi
kemungkinan siswa melakukan perbuatan yang merugikan.
Catatan Lapangan 10
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari, tanggal : Senin, 15 Januari 2018
Waktu : 10.00 s.d. 10.20 WIB
Lokasi : Ruang Kelas XII TPD SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman
Sumber Data : Deni Caraco dan Akif Muslim (Siswa Kelas XII TPD)
Deskripsi Data:
Informan adalah siswa kelas XII TPD SMK Muhammadiyah Prambanan
Sleman. Wawancara ini dilakukan oleh penulis sebagai bagian dari proses
penelitian. Dalam wawancara ini, penulis mencoba untuk menggali informasi
tentang bentuk-bentuk perilaku hedonis yang berkembang di kalangan siswa kelas
XII serta faktor apa yang menyebabkan perilaku tersebut.
Menurut Deni dan Akif, banyak teman-teman mereka, yakni siswa kelas
XII SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman yang memiliki perilaku hedonis.
Buktinya, banyak siswa kelas XII yang berasal dari keluarga sederhana tetapi
sering menggunakan barang-barang mewah dan mahal. Kemudian, kebanyakan
dari mereka pun juga tidak mau menggunakan baju atau pakaian yang asal-asalan,
jadi dalam hal penampilan pun mereka menggunakan pakaian yang mahal dan
bermerk.
Deni dan Akif menambahkan bahwa yang melatarbelakangi perilaku
mereka sehingga menjadi seperti itu adalah semakin berkembangnya zaman,
sehingga ketika mereka tidak mengikuti perkembangan akan dicap sebagai anak
yang ketinggalan zaman.
Interpretasi:
Memang pada dasarnya manusia harus selalu mengikuti perkembangan
zaman, akan tetapi yang perlu diingat adalah jangan sampai kita terbawa oleh
majunya zaman. Dalam hal ini, kontrol diri sangat penting. Selain itu, dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk pun juga dapat menjadi bekal
dalam menghadapi berkembangnya zaman. Sehingga akidah dan akhlak manusia,
yang dalam hal ini adalah siswa kelas XII harus benar-benar matang.
KEMENTERIAN AGAI\IA REPI]BLIK INDONESIAUNJVERSITAS SLAM NEGERI SUNAN KALIJAGAFAKULTAS IL|!IU fARBiYAH DAti KEGURUAN
Nono. : B- ?3t run.02es.PAr/Pt.05.3/l I D017Lmpiru : I (s!lu)j ilid pFtFsalldinal : Pcnunjukitr Pcobimbing SkrirNi
Tenbusd rtknnn kqrad, ]dr
DN Ahnad llsnny Ns.h, MA.Do*n JLnrj$ PAI Fdk'nls ll,nu Ta6i.h.ian KcenNor
a\.alan lalaikatav. t Z.
Bcrd..Mka hasil mpal pinpintu Fahfts llnu T.rbilah da Kegmm tlN SmmKaliiaga Yor5al?fr pa{la trggal 20 NolFmblr 2olr p€rihal Pengqrrm Prcpos'lSLnFi Ma!Ni$2 Proemr Saj&a (S'r) 10l,un Aladcmik 2016/2017 selelan
prcposl led.but airpal d$hrjui FakulLs, nal. Dapaklbu iclah diteupka scbagai
pcnbmbins Skipsi Sa'd{JNma : Eng-lFr Sri wdingNIM : 14410061
Judll : fEMN
Demili& aed nrenjadi fraHur da daPat dilalsnmLd scbaik-baihva
w o r. rt m u' a Ia k u h t lll Wb
@oio
KEN,lENTER]AN AGAN,lA REPUBLIK INDONESIAL] N VERSI IAS ISLAM N EC ER SI]NAN KALIJAGAFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
BTIKTI SEMINAR PROPOSAL
PEN'DIDI(AN AGAT4A ISI,A\I
: vll:2017/2018
: PERAN GIJRU AK]D H AKHLAK DALA! MENCAIASIPEI'TLA(U HEDONIS SIS\IA SM( MUILAMII,ADIYAIIPRAMtsANAN SLEMAN
Telal mengi k uli seminar riset tanggrl i 5 Desenbe r 2 0 I 7
S€ldjubya- repda Mahasn*a tesebul suFava be o. ltasi kepada pembinbine
b*dasdk;r ha;il hsil smina. ulxk pentenpuodn Proposal lebih lejul
1",1:Jr ada,5 Descmbcr 2017
Dr Ahnad Iluany Naseh, Mr\NIP 195809221991021001
PFMFRINTAI] IJAERAII DAERA]! IITIMEWA !OCYAI:ARI B.\D.\N KESATI]AN BAN(;SA DA\ POLITIK
.ll Jen{lerul Su!rmanNo5 \'ogrAkarta 55211l.l.toD (017t) 551ll6. j5l:rj, Far (027r1) 551!l?
074/i00s6/Kesbangpol/2c1i
YoalJkada 12Desember2017
Kepa a D ms Ptrddrkm: Pemud: d4
mu T.rb yari dan Kesutuan u N sunan Ka l3!a: 3 3192/LJn 02/DI,]/PN.J.1/1212017
ne 3ksanakan rserpen€rr an darm mnoka
MENGATASI PERILAKU HEOONIS S SWA
: ENCCARSAR WEN NC
uruan ulN su.ai Ka rasa: srirK M|ham'#d yarr t,:mbanan sena.
Sehubunqa. denqa.
f.akuka. 's-Al/pener
:n yanqkarann!a'renrFn!du ris.vpener l'en &n.tsud.
Su,ar rckomendas n dapa! dpeFanraig naks'n: 2pa ns amb:i 7 (lulurrl
K4baiqpo orY seamt,al-
1du4 kal deisan nenuir*ranhar kerja seberun b€rakh rnva
r,"mbsai dsamFrql€oada Yrh
i:::,."/"t'rs'LH. Rekomendas
PEMER NTAN DAERAH DAERAI 5T][1E\!A YOCYAI(ARIADINAS PENDIDIKAN, PEMI]DA, DAN OLAHRAGA
srcgFkart. icepon (or7itl11r22, r:x r41r2,Lle!:rilylvdrkpoErosFpr.vso 0., em: d kpoia@Fgl:prcvso d
Yooyakarta. 13 Desehb--r 2ar7
Dengan h mat memperhaikan suratda, Badan Kesatuan tsangsa dan polilikP_emerinlah Oaerah Daerah sthew. yogyakafta
".r",,074/10086/Kesba.gpot/2017 ta.g!al j2 Desember 2017 p;ihar Rekomenda,f: - ,- " ." ". o" rd D.," o-..o d. or-.ar dr. oi. .scDlYnemberlan n etom..das peneri rn teF.dr
r4410061: Pendrd kan Agaha tsamlm! T.rb ldh d..
^e. ru:nUNSufanl\aiao:ELD,N e ^. Dr.p. r D^ dvV,_i ,,A:
P o -1. , DOl,' , ., d \r. v .. ^vv .D ,At_PFAN4BANAN SLFM/ N
: Sl,4K Mlhammad yah p:ambanar S ema.l2 D.sember2Dl7 s i 3i Janr.r 201S
DeNga. keientu.n seb.gatbcr tu1
I j i inihanya diperg!.akan uniuk keperlar imtah. dan peoegafs irtn waiibmentaat keientuan yang bertaku d ok.sipene iian.2 llin yang d ber ka. dapal dibala kan selrakiu wakt! apabi a pemegang jl n initi.ak memenuh kete.tuan ya.g berlaku
Ai.s perhatandan kerjasame yang ba,k. krm me.yampaikan termakasih
Pe.en€n.an daf Sra.daris'qi
1 Kepa a Drfas D kpora D y2 Kepala Bidanq DikhentiDtkpora Dty
5:#f.:s#'i:r'*"'
N|\4
ffirytKEMENTERIAN ACAMA REPUBI,I( INDONESIA
UNI!'ERSITAS TSLAM NNCERI SUNAN I( LIJAGAFAKTII,TAS II,MTJ TARBTYAH DAN KEGURUAN
Nonor : &rDzlun.0rlDr.1/PN.01.t12lr01,
hh xep.la sMK Muhammadlyah Prambanan
Dengan hormat, bmibe tshukan b.hw. untul lelenskapan penyusu^an sllipsidENgAN ]UdU "PERAN GURU A(IDAH AI(NIAX OAIAM MENCATA5I PERITAXU
PRAMSANAN sLEMAN., diOETIUKAN
Oleh ka'ena itu kamlmensh ap dapat,r ltriyr Bapak/ bu berkenan memberlzin kepada mahas swa kami
Nana : En$arsar Wenins
lurdsan :Pendidikan4amahlamAlamai iiyonoB,Petn,Rorykop,cununskidul
untukmensadakanpenelitiandisMxMuhanmadiyahPEmb.nan,den8an metode penCumpulan dar3 obse^:si, Wawan.a c, dan Dokunentasi.
: Desenbe, 2017-lanuar 2013Dem khn atas Derkenan Sapal/lbu, kamismpaikan terima kaslh.
wdkllDekai sidangAkademik
lW
1 Dekan Gebasai laporan)
3. MahasirwaYadgbe6a4kurah
/) ..SMK NII]IL\NIMADI\ II I(\MB,\N.\N .::-.r'.' t€l '.
. ,1l!1tdttiliaEr. uDkoriaro.P,,"b (0r7,rt 106 r 70 fx\ r0rrr i le1ooo\r tb \!r]!!!!]rr@[!rr]!\!!r] cnr L I .r::Drir rji urr,r rrr \rrr Ll
SURAT IZINNo : 9080.o/REl/'lllt.4.AUlF/Xll/2o17
I4empehatikan sorat pemahonan rzin peieltan dan Wakl Dekan BdangAkademik Unversilas slam Neger Fakuias llm.r Ta.byah dan Keguruan NomorB 3792/Un 02/DT l/PN 01.'l1121201T Enangga 08 Desember 2017 untuk
N]NI r14410061:V I (tujuh): Pendid kan Agaha ls.m
i\4aka dengan n Kepala SllK N4uhammadyah Prambanan mengabllkanpermohonan izin penelrlan dan memberkan kesempalan unluk diakukannyakegatanpefgambrandalapadatangga 02-r3Januari20lSgunamenylslf Skripsl
"PERAN GURU AQIDAH AXHLAK DALAM MENGATASI PERILAKTJ HEDONISSISWA SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN SLEIIIIAN"
Demik an s!ral z. inidrbual asardapat dipeQLnakaf sebagaimana mesl nya
UniveBilos |tlam r.lesen sunon (qlldgd Fll uflisx 3M os-o2/Ro
DE. Ahmad Hanany Naeh, |tA.
PeEn Gutu Akid.h Akhlak dalam Menqtrbsi P€ laku Hedons ssa SMK
Muhammadiyah Pdmbamn seron
I m! Tabir€h d.n Kesuruai
s
Y(&r:da, s D€*mb€r 2017
Dd. Alrmad Hanany Nash, f4A
€
9
E
I9!=?,Fiza
Fg]F:-d F itLri6
d iu 5sg
=.;i^OJ .6iZ
RR* F<;eP :1E4
o = :;i P A:
viFJ-e3;
ea!hPE6
fr i.'E
+.)t:
\ F-r_J,_\\\Ei I+-r
\lJV)
I
I
zz
Is,lI
azgEzl427qtE<4==th31
z
9
F= q*
-f-O=c\,1 :,-,?4'ta=,(E-_ i(E0
3N ..9 '.4 :.thi :o9
!o
F.!< 6;!t:
;c <1x l+.1 : .i
@ N'Jt! oi,^ it c)
o>(Lo
co.oYo6N6q-o:)
\l
8,<
- n:
..1
I?ao7
t{.,rt2tt
!(!dlz0)!ci(o];--dc)a:
!
-rt l'rE
CEXJIC.a
trY
I
KEMEI\]'IERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIAUNMIRSIIAS ISLrl NllG[lU SUNAN IALI.IAGA
IAIiI]LIAS tr,MU tlllu rAfi DAN t{tlGUllUANrp. 10?7rJ 5r3056. F.i. (01?.r) $6n7
' : nrr 4uh_ska.ic_id v*y!rr{! s5131
Sertffi iatNomor : B-1950/un02/DT.l'PP0l/068017
NIM
ENGGAR SARI WIINING
14410061
Pendidikar Agama lslxh
Drs- Moch. Fu.d.Il.Pd.
ymc reloh nrelaksxnalar kesiah Praklik Pengalana.
Lapmgo/Magms ll hnggal20 Februari s.d 2.rmi 2017 dengu nildi:
96,7s (A)
Sertifikat ini diberik sebagai bLilli lulusMagug ll sekalisus sebagai
syaBt untuk nensikud Magang ll1.
Yosrrkai!,20Juni20l?
dn \\'nkil Dekan Bidang Akadenik
NIP 19R00901 200801 I 0ll
u
FlgKEMENTERIAN AGATIA REPUBLIK INI,ONESIA
uioUNlVllRSl'lAS lsldll Nl linl SUNAN [rU,l.lAGAIIAI{U AS ll, U TrlRlllIrul DAN I|IGUIUANibnrrir.lrr6ds{dirLirro.rdp.(0rrl.n16rr.5rr{71,|,r.(0r11)i36rrr
*1s-
r"* tfr l)
Nomor: 8.4032/Un.02lWD.T / PP.A2 /12 / 2A17
NIM
Jurusan/Pogrrnr Studi
: f,NGGAR SAltl WENING
:1.1410061
: Pendidik.n Agrm, hl.nr
rang relah nelakslnak,n kesiartu \l.gans Ill r rrral i OLrobe. sxdrpxi densan
2l Norenber 2017 di dengxn Dos.n PflnLrnnb i! Llprngan (DPL) Ds \4och
Fuad, N1.Pd din diirlalaklr lLhLsdcig.D nilai96.0lr(.\)
YoglL.trrd 29 Desc.rb.r l0l7
(etu 1,.!orabriun Pendidikm
NIP.
_!.rlr' r;slL\o r bo"" s Pd,r.i40t1'1u080 | 001
KEIVENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIAUNIVERSITAS ISLAIV] NEGERI SUNAN KALIJAGA
LEMBAGA PENELITIAN DANPENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M)
yang tearr meaksanakan Kurah xelarahun akadem'k 2016,2017 (Aqrkaran
Kepada Mas€€kd ILPPM)
Gununskdu 31 Asusrus 1995
Nyala IKKN) i regmsi rdenoneks s6m6ner Pondek
or Phil. Al Makin, S As., M.A
SERTIFIKAT
LULUS d€nsan nia' s537 (A)
Serrrkat n d berkan sebaoa buKr yanq boEanskuran relah meraksanakan ku ah Kerla Nyara
(KKN)densan dd6 mda kurah n
ffitJio
iflti:slR\ | rft (,I)(r:ir\rLj l].::r,Tl: l- -1llli.I li:!FFlll\ Sti\:.\ h', ,ri: :1r(,\.'.li\il ICFNTER FOR LANGUAGE DFVI-I OI '4ENT
Enggar Sari Wening
August 31, 1995
42
43
NI
TEST ot ENGLISH COtIPETEIICE CERTIFICATE
\.: I I\ 0zll,Ul'Nl.0l.2r.Jl.l 1.l09/2017
Th s rs to ce.tiry that:
Date of B rth
achieved the folow ng scores on ihe Test of English Compeience (TOEC)
hed on December 14, 20'17 by Cenier for Language Developmeni of Slaielsiamic University S!nan Kalraga:
CONVERTED SCORE
L isrcn ing Comprehens ion
Struclure & Written Exprclsion
t{(Jdir! Comfr(hd \ion
TotrlScoreValjdjtv: 2 veat. sjnce the cedificate't issuett
Yogyalarra Deember 11 20 -
{+! rjtl'rirr:;rl_d .JrJ .!:41 r-r rlF r*:
i.rallL i.Aill )al
3rt+*:,
4+. JRil 4rltl I F lj: Jr i ' ',1urN 02/r,tPv.03 2/6ll rr/1)r8 l.!!\
ffiuiio
r-1\sgJ\ 41L
tr.J\ tci'\:4\ .:,\ *J\ , :..r r'l\ .',|<\F\\
.:t'.1s\\ qe.+-
ri*l\e)i.-+!;'.1 "dL- \J\'*
Dr Scmbodo Ardi Widodo, S A{..
tr,
0t ,,.r +\ ;,J\ F)- i )\\\ srj,j
Enggal Sari w.ning :
. . -. r .' .' . .y;L . *r urJ\ ;ll ; \j< r!.!\ J 3Jl; 5i
iti.\
s@' rrr,. i r:, rlr ' r, c ."J:i\
m,l!{'!Al
! :E
6:!3
oY
=f=oYzoa
=dol!=6oJozYUJFo=zdF
=
F
FIr
FIJ]tt
E
s23<:r-
i4-':iY.;Ez-=!<l:'zz:i-1 ,
4
z!e
p
ffiE
9
z
k9.!<:!'?::E 6bg:6sn:.sP!Eek
--:"-[]6 NF gF9E 5
fiF!9 S "'o ol z) @F9vrF d<d,=b; *E=qgE5 *
:.;NE E
EY.? hL
3qs:gii-r9;'
(',zzt!=&
&(J(Jzt!
€
E{
fft{trt{HfrFIa
_g.F
,fF
FcGE
n.,rGi!!'{faDit:
Bugisan Street 32nd
, Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta
Mobile +6282340687228
Email [email protected]
ENGGAR SARI WENING
PERSONAL DATA
Date of Birth August 31st, 1995
Place of Birth Gunungkidul
Sex Female
Civil Status Unmarried
Religion Islam
Father’s Name Kamino
Mother’s Name Mulyatini
EDUCATIONAL BACKGROUND
Elementary School SD Negeri Petir 2 (2002-2008)
Junior High School SMP Negeri 1 Rongkop (2008-2011)
Senior High School SMA Negeri 1 Rongkop (2011-2014)
University Islamic Education Department,
State Islamic University of Sunan Kalijaga Yogyakarta
(Undergraduate)
EXPERIENCE
Selected student interviewed by the assessors in the activity AUN – QA
(ASEAN University Network–Quality Assesment) for Islamic Education Department
April 4 – 6th
, 2017