Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhanrepository.stimart-amni.ac.id/1315/2/ISI BAB...
Transcript of Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhanrepository.stimart-amni.ac.id/1315/2/ISI BAB...
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
Menurut Tim Penyususun Karya Tulis STIMART “AMNI” Semarang
dalam buku pedoman penyusunan karya tulis menyatakan bahwa tinjauan
pustaka berisikan teori-teori atau konsep yang melandasi judul karya tulis
tersebut. Teori atau konsep yang dikemukakan dalam tinjauan pustaka ini
harus benar-benar relevan terhadap judul karya tulis. Uraian teori atau konsep
tersebut harus merujuk sumber pustaka.
1. Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhan
a. Pengertian bongkar muat
(Menurut A. Edy Hidayat N. Tahun 2009:60) Bongkar muat adalah
salah satu kegiatan yang dilakukan dalam proses forwading (pengiriman)
barang. Yang dimaksud dengan kegiatan muat adalah proses
memindahkan barang dari gudang, menaikan lalu menumpuknya di atas
kapal lalu menyusunya di dalam gudang atau stockpile atau container.
Sedangkan untuk Lingkup kegiatan bongkar muat meliputi:
1. Stevedoring adalah pekerjaan membongkar barang dari kapal ke
dermaga/tongkang/truk atau memuat dari dermaga tongkang/truk
kedalam kapal sampai dengan tersusun dalam palka dengan
menggunakan derek palka atau Derek darat.
2. Cargodoring adalah pekerjaan melepaskan barang dari tali/jala-jala (ex
tackle) di dermaga dan mengangkut dari dermaga ke gudang atau
lapangan penumpukan barang atau sebaliknnya.
3. Receiving/Delivery adalah pekerjaan memindahkan barang dari
timbunan/tempat penumpukan di gudang/lapangan penumpukan dan
menyerahakan sampai tersususn di atas kendaraan di pintu
gudang/lapangan penumpukan atau sebaliknnya.
8
2. Pengertian Perusahaan Bongkar Muat
Menurut Drs. Suwarno. Tahun 2011:129 Sejalan dengan
pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia, kegiatan ekspor-
import berperan dalam kelancaran arus barang dan jasa tentunya
dalam kegiatan ini tidak lepas dari peran Perusahaan Bongkar Muat
(PBM) Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No.60 Tahun
2014 Perusahaan Bongkar Muat adalah Badan Usaha yang melakukan
kegiatan Bongkar Muat Barang dari dan ke kapal dipelabuhan.
Dengan memahami pengertian PBM di atas menunjukan bahwa
kegiatan perusahaan jasa ini pada prinsipnya merupakan bagian dari
kegiatan pengangkutan barang melalui kapal laut.Dalam hal ini setiap
barang angkutan yang akan di angkut di atas kapal memerlukan
pembongkaran dan di pindah ke gudang Lini I di Pelabuhan maupun
langsung ke alat angkutan barang berikutnya.
3. Fungsi Perusahaan Bongkar Muat
Menurut R. P. Suyono. Tahun 2007:319 Perusahaan Pelayaran
dalam kedudukan sebagai pengangkut dalam kedudukannya sebagai
pengangkut dalam menyelenggarakan pengangkutan barang kegiatan
usaha Bongkar Muat barang dari ke kapal di Pelabuhan, secara khusus
di atur dalam keputusan menteri perhubungan No.KM.88/AL.305/Phb
tentang Perusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke kapal. Dalam
hal mana pasal 3 keputusan tersebut menetapkan:
1. Penyelenggara Bongkar Muat barang dari dan ke kapal dilakukan
oleh perusahaan yanh khusus didirikan untuk kegiatan bongkar
muat tersebut.
2. Perusahaan Pelayaran dilarang menyelenggarakan Bongkar Muat
barang dari dan ke kapal.
Berdasarkan ketentuan di atas, dapat diketahui bahwa perusahaan
pelayaran (pengankut) yang menyelenggarakan pengangkutan
9
barang melalui laut dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya tidak
diperbolehkan melakukan kegiatan Bongkar Muat barang
angkutannya sendiri, akan tetapi kegiatan harus di serahkan pada
pihak yang lain atau perusahaan lain yang bergerak di bidang
Bongkar Muat barang yaitu PBM. Sedangkan fungsi PBM dalam
kedudukannya sebagai mata rantai kegiatan pengangkutan melaui
laut sebagaimana ketetuan pasal 3 ayat (1) Keputusan Menteri
Perhubungan No.KM.88/AL.305/Phb-85 yaitu memindahkan
barang angkutan dari dan ke kapal.
Dalam melakukan fungsi tersebut, sesuai dengan ketentuan pasal 1
ayat (a) Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.88/AL.305.Phb-
85, PBM dapat melakukan bongkar muat barang dari dan ke kapal
baik dalam bentuk Kegiatan Stevedoring,Cargodoring maupun
Receiving/Delivery. Dengan demikian dalam melakukan
fungsinnya untuk memindahkan barang angkutan dari dan ke kapal
baik dari gudang lain I yang berada di Pelabuhan maupun
pemindahan barang angkutan secara langsung dari dan ke alat
angkutan darat.
4. Pengertian Dermaga
Dermaga adalah tempat kapal ditambatkan di pelabuhan, didermaga
dilakukan bermacam aktivitas seperti pembongkaran muatan, pengisisan
fresh water, dan naik turun penumpang.(Peraturan Pemerintah No 61
Tahun 2010).
Menurut R.P. Suyono. tahun 2007:18 Dermaga adalah tempat dimana
kapal dapat berlabuh atau sandar guna menakukan kegiatan, baik
bongka/muat atau kegiatan lainnya.
10
5. Pengertian Pelabuhan
Menurut A. Edy Hidayat N. Tahun 2009:46 Pelabuhan adalah tempat
yang terdiri atas daratan dan perairan dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan pengusahaan yang digunakan
sebagai tepat kapal bersandar, naik turunya penumpang, dan
pembongkaran barang berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan dan
antarmoda transportasi. (Keputusan Menteri Perhubungan No KM 14
Tahun 2005).
6. Pengertian Kapal
Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun yang
digerakan dengan tenaga mekanik, mesin atau tunda, termasuk kendaraan
berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat
apung dan bangunan terapung yang berpindah-pindah. (Peraturan
Pemerintah nomor 17 tahun 2011)
Menurut A. Edy Hidayat N. Tahun 2009:18 Kapal Niaga di bagi
berdasarkan rute yaitu masing-masing kapal bertrayek (jalur) tetap atau
teratur reguler (service) dan kapal tramper (jalur tidak tetap)
7. Ruamg Lingkup Perusahaan Bongkar Muat
Menurut Wahyu Agung Prihartanto. Tahun 2014 Sebagaimana
telah diterangkan di atas, bahwa fungsi PBM adalah memindahkan
barang angkutan dari dan ke kapal baik dari dan ke Gudang Lini I
maupun langsung ke alat angkutan Dalam hal mana, kegiatan
pemindahan barang tersebut dari kegiatan Stevedoring, Cargodoring
maupun Receiving/Delivery.
Lebihlanjutkeputusan Menteri perhubungan No.KM.88/AL.305/Phb-
85 tentang Perusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke kapal
11
menegaskan bahwa ruang lingkup kegiatan bongkar muat barang di
pelabuhan meliputi:
a. Kegiatan Stevedoring yaitu kegiatan jasa pelayanan membongkar
dari/ke kapal, dermaga, tongkang, truk atau memuat dari/ke
dermaga.Tongkang, truk, dermaga, tongkang, truk ke/dalam palka
kapal dengan mengunakan Derek kapal.
b. Shifting adalah memindahkan muatan di dalam palka yang sama
atau palka yang berbeda atau lewat darat.
c. Lashing/unlashing adalah mengikat/memperkuat muatan atau
sebaliknya, melepas ikatan/penguat muatan.
d. Dunnaging adalah memasang alat/memisah muatan (dunnage
separation)
e. sweeping adalah mengumpulkan muatan-muatan yang tercecer.
f. Bagging/unbagging adalah memasukan muatan curah kekarung atau
sebaliknya, yaitu mencurah muatan dari karung.
g. Restowage adalah menyusun kembali muatan di dalam palka kapal.
h. Sorting adalah pekerjaan memilih/memisahkan muatan yang
tercampur atau muatan yang rusak.
i. Trimming adalah meratakan muatan dalam palka kapal.
j. Cleaning adalah pekerjaan membersihkan palka kapal.
k. Opening/closing hatches adalah membuka/menutup palka kapal
l. Rain-tent cover up adalah pekerjaan menutup palka dengan
menggunakan plastik/tenda hujan pada waktu hujan.
Lebih lanjut Keputusan Mentri Perhubungan No. KM.88/AL.305/Phb-
85 tentang Perusahaan Bongkar Muat dari dan ke kapal menegaskan
bahwa ruang lingkup di pelabuhan meliputi :
a. Kegiatan Cargodoring, yaitu kegiatan jasa pelayanan yang berupa
pekerjaan mengeluarkan sling (extackle) dari lambung kapal di atas
dermaga, dan menyusun di dalam gudang lini I atau lapangan
penumpukan barang atau sebaliknya.
Kegiatan diatas belum termasuk meliputi:
12
1) Longdistance adalah kegiatan memindahkan barang dari
samping kapal (aks tackle) ke gudang/tempat penumpukan lain
yang merupakan gudang/tempat penumpukan dimana kapal
sandar atau sebaliknya yang jaraknya melebihi 130 meter.
2) Overbrengen (pindah lokasi) adalah memindahkan barang dari
gudang/tempat penumpukan yang satu ke gudang/tempat
penumpukan lainnya dalam daerah pelabuhan atau dari ship-side
ke gudang khusus untuk itu.
3) Angkutan Bandar adalah alat angkut untuk memindah barang
dari kapal ke dermaga atau, sebaliknya, dengan menggunakan
tongkang.
b. Kegiatan Receiving/Delivery, yaitu kegiatan jasa palayanan yang
berupa pekerjaan mengambil dari timbunan barang/tempat
penumpukan barang di gudang lini I atau lapangan penumpukan
barang dan menyerahkan barang sampai tersusun di atas
kendaraan/alat angkut secara rapat di pintu darat lapangan
penumpukan barang atau sebaliknya.
c. Tugas dan tanggung jawab Supervisi PBM
1) Foreman adalah tenaga kerja harian lepas, tugas dan tanggung
jawabnya melaksanakan dan mengatur penataan barang
didalam palka/dermaga pada kegiatan bongkar muat dari dan
ke kapal/dermaga/gudang/lapangan penumpukan barang atau
sebaliknya dan bertanggung jawab atas kesetabilan kapal dan
mambuat laporan periodik hasil kegiatan bongkar muat pada
setiap pergantian shift.
2) Asisten Foreman adalah tenaga kerja harian lepas, tugas dan
tanggung jawabnya membantu melaksanakan tugas-tugas
Foreman dan tanggung jawab atas pembuatan laporan periodik
hasil kegiatan abongkar muat pada setiap pergantian shift.
3) Tallyman adalah tenaga kerja haria lepas, tugas dan tanggung
jawabnya mencatat pergerakan kegiatan bongkar muat per
13
palka, merk dan kondisi setiap gerakan barang berdasrkan
dokumen serta membuat laporan ada setiap pergantian shift.
4) Administrasi Operasional adalah tenaga harian lepas, Tugas
dan tanggung jawab melaksanakan dan melakukan pencatatan
jumlah barang, nomor kendaraan berdasarkan surat pengiriman
yang telah di buat atau di bongkar serta membuat laporan
harian hasil kerja bongkar muat pada setiap pergantian shift.
5) Mandor Harian adalah tenaga kerja harian lepas, tugas dan
tanggung jawabnya melakukan pelaksanaan pengaturan dan
kebutuhan tenaga kerja harian koordinasi foreman dan
stevedore serta membuat laporan jumlah orang yang digunakan
kepada stevedore pada setiap pergantian shift.
6) Tenaga Harian adalah tenaga kerja harian lepas, tugas dan
tanggung jawabnya membuat pelaksanaan kegiatan bongkar
muat, membersihkan dermaga dan tugas-tugas lain yang
diberikan oleh Mandor.
7) Tenaga Peralatan adalah tenaga harian lepas, tugas dan
tanggung jawabnya menyiapkan/memperbaiki dan mencatat
peralatan bongkar muat yang sedang berjalan.
Berdasarkan jenis kegiatan bongkar muat barang di
pelabuhantersebut, dapat diketahui bahwa pada hakekatnya ruang
lingkup kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan terdiri dari 3
bentuk kegiatan bongkar muat barang dari dan ke
kapal.Mengingat dari ketiga pemindahan barang dari dan ke
kapal. Mengingat dari ketiga kegiatan pemindahan barang di
pelabuhan tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan secara
bersamaan waktunya, makalebih lanjut lampiran Inpres No. 3
tahun 1991 tentangKebijaksanaan Kelancaran Arus Barang
untukMenunjangKegiatan Ekonomi, telah mengatur jadwal
kegiatan pemuatan barang sebagai berikut:
a. Kerja I :pukul 08.00-16.00
14
b. Giliran Kerja II :pukul 16.00-24.00
c. Giliran Kerja III :pukul 24.00-08.00
Dengan adanya pembagian giliran kerja (shift) dalam kegiatan
pemuatan barang di pelabuhan tersebut, menunjukkan adanya
upaya pemerintahan (Departemen Perhubungan) dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan bongkar
muat barang di pelabuhan, di samping untuk lebih meningkatkan
pelayanan kepada para pemakai jasa bongkar muat barang. Muat
barang dengan meningkatkan efisiensi dan efektifitas serta
pelayanan kegiatan bongkar muat barang tersebut, maka
dimungkinkan mampu meningkatkan kelancaran arus barang dan
keamanan lalu lintas di pelabuhan. Hal ini selaras dengan sasaran
yang digariskan pemerintah melalui Keputusan Menteri
Perhubungan No.KM.88/AL.305/Phb-85, yaitu: “Bahwa peranan
pengusaha Stevedoring, Cargodoring dan
Receiving/Deliverydapat menunjang pembangunan ekonomi
danmeningkatkanpelayanan kepada masyarakat demi kelancaran
dan keamanan lalu lintas di pelabuhan.
8. Batas Tanggung Jawab Perusahaan Bongkar Muat (PBM) di
Pelabuhan.
Menurut Suyono. Tahun 2007:332 Sebagaimana telah dirumuskan di
tentang kebijaksanaan kelancaran Arus Barang untuk Menunjang
Kegiatan Ekonomi berikut pelaksanaannya, maka tanggung jawab
pelaksanaan pemuatan dan pembongkaran barang angkutan dari dan
ke kapal tidak lagi menjadi beban pihak perusahaan pelayaran
(pengangkut), melainkan dilimpahkan kepada perusahaan Bongkar
Muat Barang (PBM). Dengan demikian batas tanggung jawab PBM
dalam menyelenggarakan kegiatannya antara lain meliputi:
a. Tercapainya kelancaran dan keselamatan kegiatan bongkar muat
barang angkutan, berikut barang dan penerimaan barang angkutan.
15
b. Terjadinnya keselamatan kerja dari para tenaga kerja PBM selama
melaksanakan kegiatan bongkar muat barang angkutan.
c. Tersedia peralatan dan perlengkapan untuk melaksanakan kegiatan
bongkar muat barang angkutan yang memadai.
d. Terselesaikannya kewajiban PBM terhadap perum pelabuhan.
e. Terjaminnya kebenaran dari isi laporan muat barang angkutan.
2.2 Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinnya PT. PELINDO III (persero) Cabang Intan
Cilacap.
Pada tahun 1832-1836 dibuatlah kanal kali yasa yang telah
menghabiskan dana kurang lebih 90.000 gulden, yang mana bagian
hulunya diawali dari dari sungai serayu sampai bermuara di
pelabuhan Cilacap, hal ini dimaksudkan untuk memperlancas
angkutan air untuk barang dan orang dsri pedalaman ke pelabuhan,
pada tahun 1837 Gubernur Jendral DominiqueJacques (1836-1840)
mendampingi pangeran Hendrik dari Belanda melakukan
perjalanan air dari pedalaman (Banyumas) ke pelabuhan Cilacap
yang memakan waktu kurang lebih 9 (Sembilan) hari.
Pada tahun 1836 juga ada kunjungan 3 (tiga) kapal asing yang
melakukan kegiatan bongkar dan muat di pelabuhan Cilacap antara
lain kapal: Schelde, Aurora dan Elisabeth, kapal-kapal tersebut
melakukan kegiatan pemuatan kopi 702 pikul dan pembongkaran
nilai (indigo) 299 peti, garam 25.760 pikul. Gubernur Jendral J.J
Rochussen yang mejabat pada tahun 1845 s/d 1851 pada hari senin
legi tanggal 29 November 1847 membuat keputusan untuk
membuka secara resmi Pelabuhan Cilacap bagi kegiatan dan hasil
pertanian lainnya. (Besluit nomor 1, tgl 29November 1847). Pada
tahun 1855 pemerintah Hindia Belanda membangun sarana bantu
navigasi yang berupa mercusuar di Cimiring ujung paling Timur
Nusa Kambangan, suar di Teluk Penyu sebelah kanan pintu masuk
16
dan rambu suar penuntun diTanjung Sodong Nusa Kambangan
yang di maksud untuk membantu dan mempermudah bagi kapal-
kapal niaga yang akan menyinggahi Pelabuhan Cilacap.
Pada tahun 1885 Pemerintah mulai mempersiapkan fasilitas
pelabuhan berupa pembangunan dermaga 505 m’ dan derek dengan
kapasitas 15 ton, dan pada tahun 1886 pemerintah penduduk
Belanda membuat kebijakan untuk memajukan peran pelabuhan
Cilacap dengan memperluas kapasitas dermaga, dan pada saat itu
pemerintah mengeluarkan kebijakan bahwa kalangan swasta boleh
ikut berperan aktif/berpartisipasi dipelabuhan dengan membuka
kantor-kantor perdagangan dan lain-lain. Pelabuhan Cilacap
dikembangkan lagi pada tahun 1888 oleh pemerintah Hindia
Belanda pada masa pemerintah Bupati ke IV (RMAA Tjakwara-
daja) yang menjabat pada tahun 1882 s/d 1927yang saat itu masih
berbentuk BANDAR yang akhirnya berubah menjadi Pelabuhan
Cilacap dengan 4 dermaga /tambatan antara lain:
1. Dermaga Adipati Donan atau sekarang dikenal dengan:
dermagaI,
2. Dermaga Singa Menggala ataun sekarang dikenal dengan:
dermagaII,
3. Dermaga Tjakrawerdaja atau sekarang dikenal dengan:
dermagaIII,
4. Dermaga Mantri Tambak atau sekarang dikenal dengan:
dermaga IV,
Dengan perkembangan jaman Dermaga di Pelabuahan Tanjung
Intan Cilacap mengalami penambahan FasilitasDermaga saat ini
masih di gunakan untuk kegiatan bongkar muat. Dengan adanya
perkembangan dan penambahan fasilitas Nama-nama Deramaga
juga dibagi menjadi beberapa nama sebagai berikut:
17
TABEL 1.1
Kondisi dan Nama Dermag Tanjung Intan Cilacap
Nama Dermaga Panjang
(M’)
Kedalaman
(LWS)
Daya Dukung
Lantai(T/M’)
Dermaga I 157 -11 2,5
Dermaga II 134 -11 3,0
Dermaga III 50 -11 3,0
Dermaga IV 72 -10 3,0
Dermaga Multipurpose 150 -11,5 3,0
Dermaga VI 120 -11 3,0
Dermaga Kapal Tunda
(Kepanduan)
50 -4 2,0
Dermaga Batu Bara 70 -7,5 2,5
Sumber : PT PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Intan Cilacap
Oleh karena perkembangan pelabuhan dan semakin meningkatnya
traffic maka rambu suar pembantu yang berada di Tanjung Sodong Nusa
Kambangan tersebut pada tahun 1984/1985 dipindahkan atau digeser
posisinya ke arah Barat sejauh kurang lebih 400 m’ pergeseran susar
pembantu ini bertepatan dengan pembangunan dermaga khusus pupuk
Sriwijaya. Pada tanggal 18 juni 1969 Pelabuhan Cilacap oleh pemerintah
ditetapkan sebagai Pelabuhan laut yang terbuka untuk perdagangan umum
luar negeri, dengan Surat Keputusan Bersama: Menteri Perdagangan,
18
Menteri Keuangan dan Menteri Perhubungan dengan Nomor :
114/Kpb/VI69, Nomor : Kep.408/MK/4/6/1969 dan Nomor: 0.10/3/18
MBHB.
Pada Tahun 1996 terjadi perubahan nama Pelabuhan Laut Cilacap
menjadi Pelabuhan Laut Tanjung Intan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor : KM. 39 Tahun 1996 dan peresmianya
dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 1996 sekaligus pemansangan tiang
pancang tiang pancang penyambungan Dermaga I & II oleh Menko
bidang POLKAM H. Soesilo Soedarman dan Gubernur Jawa Tengah H.
Suwardi. Pada Tahun 1997 penetapan Pelabuhan Laut Janjung Intan
menjadi Pelabuhan kelas I di jawa Tengah berdasarkan Surat Keputusan
Direksi PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia III Surabaya dengan
Nomor : KEP.16.4/RP.1.16/PIII-97 tanggal 10 April 1997.
2. Visi dan Misi PT. PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Intan
Cilacap
VISI
Menjadikan Pelabuhan Tanjung Intan sebagai Pelabuhan dengan Laju
Pertumbuhan Tinggi.
MISI
a. Menyediakan dan Memberikan Jasa Kepelabuhanan yang bermutu
tinggi bagi kepentingan pelayanan masyarakat umum serta memupuk
keuntungan melalui pengelolaan perusahaan yang professional.
b. Memberikan konstribusi kepada Negara dengan menerapkan prinsip-
prinsip perseroan Terbatas.
c. Turut serta melaksanakan kebijakan program pemerintah di bidang
ekonomi/pembangunan serta perkembangan dunia usaha guna
mendorong/menumbuh kembangkan perekonomian wilayah.
d. Menciptakan nilai tambah ekonomis bagi para stakeholder melalui
kegiatan jasa-jasa inti Kepelabuhanan dan jasa-jasa terkait dengan
mempertimbangkan etika usaha yang sehat
19
GAMBAR 1
STRUKTUR ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB FUNGSI
MASING-MASING BAGIAN
Sumber : PT. PELINDO III (PERSERO) CABANG TANJUNG INTAN
CILACAP
DIREKTUR
MARKETING
STAF
PERSONALIA
KEPALA
BIDANG
OPERASIONAL
KEPALA
BIDANG
KEUANGAN DAN
AKUTANSI
KEPALA BIDANG
PELAYARAN
KEPALA
BAGIAN
BONGKAR
MUAT
KEPALA BAGIAN
GENERAL
KONTRAKTOR
KEPALA BAGIAN
PERALATAN
Ka Sub. Bagian
GUDANG
Ka Sub Bagian
LAPANGAN
Ka Sub Bagian
20
A. Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Bagian
Dalam menjalankan kegiatan masing-masing bagian memiliki tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :
1. Direktur
Tugas dan tanggung jawab adalah mewakili perusahaan didalam dan diluar
hukum merumuskan kebijakan umum perusahaan dalam bidang
operasional, administrasi, personalia, keuangan dan tata tertib organisasi
serta sebagai pimpinan utama bagi para kepala bagian.
2. Staf Marketing
Staf marketing bertanggung jawab kepada direktur dan mempunyai tugas-
tugas pokok sebagai berikut :
a. Mencari pengguna jasa sebanyak-banyaknya.
b. Menyusun anggaran produksi.
c. Menjaga hubungan baik dengan pengguna jasa yang telah ada.
d. Mengawasi kelancaran laporan-laporan ke kantor pusat.
3. Kepala Bidang Personalia
Kepala bidang personalia bertanggung jawab kepada direktur mempunyai
tugas-tugas sebagai berikut :
a. Membantu direktur dalam pembinaan dan pengurusan segala sesuatu
yang bersifat umum.
b. Menyimpulkan, memiliki dan mempersiapkan data-data kegiatan di
segala bidang untuk menyusun program kerja.
4. Kepala Bidang Operasional
Kepala bidang operasional bertanggung jawab kepada direktur yang
mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut :
a. Mengecek dan menyelesaikan permohonan fasilitas pelabuhan serta
dalam hal pembayaran.
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan administrasi serta pekerjaan yang
berhubungan dengan pelayaran kapal.
21
c. Melayani kebutuhan kapal yang berhubungan dengan crew maupun
untuk pengisian air.
5. Kepala Bidan Keuangan dan Akutansi
Kepala bidang keuangan dan akutansi bertanggung jawab kepada direktur
dan mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut:
a. Mengatur tersedianya dana untuk kelancaran operasional perusahaan.
b. Menjamin terselenggaranya administrasi umum keuangan dan
akutansi sesuai dengan nominal yang ada.
c. Mengkoordinir penyusunan anggaran dana investasi perusahaan.
6. Kepala Bagian Pelayaran
Kepala bagian pelayaran bertanggung jawab kepada direktur dan
mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut :
a. Memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan di bagian pelayaran.
b. Merencanakan dan menyusun semua kegiatan di bagian penanganan
kapal.
c. Menyelesaikan dan memberi saran terhadap permasalahan yang ada di
dalam kegiatan pelayaran.
7. Kepala Bagian Bongkar Muat
Kepala bagian bongkar muat bertanggung jawab kepada direktur dan
mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut :
a. Merencanakan dan menyusun kegiatan di bagian bongkar muat barang.
b. Memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan di bagian bongkar muat
barang.
c. Menyelesaikan dan memberi saran terhadap permasalahan yang ada di
dalam kegiatan bongkar muat barang.
8. Kepala Bagian General Kontraktot
Kepala bagian General Kontraktor bertanggung jawab kepada direktur dan
mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut :
a. Memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan di bagian general
kontraktor.
b. Merencanakan dan menyusun kegiatan di bagian general kontraktor.
22
c. Menyelesaikan dan memberi saran terhadap permasalahan yang ada di
dalam kegiatan general kontraktor.
9. Kepala Sub. Bagian Peralatan
Kepala Sub. Peralatan tidak langsung bertanggung jawab kepada direktur
melainkan bertanggung jawab kepada kepala bagian bongkar muat dan
mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut :
a. Menyiapkan semua peralatan mekanis non mekanis
b. Mengkoordinir pengoperasian semua peralatan serta mengadakan
perawatan dan pemeliharaan terhadap semua peralatan bongkar muat.
10. Kepala Sub. Bagian Gedung
Kepala Sub. Bagian Gudang tidak langsung bertanggung jawab kepala
direktur namun bertanggung jawab kepada kepala bagian bongkar muat
dan mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :
a. Menyiapkan dan menyediakan penyimpanan pralatan bongkar muat.
b. Merawat dan memelihara gudang apabila terjadi kerusakan pada
gudang.
c. Bekerja sama dalam mengkoordinir pengoperasian peralatan bongkar
muat bersama kepala sub.bagian peralatan.
11. Kepala Sub. Bagian Lapangan
Kepala Sub. Bagian Lapangan tidak langsung bertanggung jawab kepada
direktur namun bertanggung jawab kepada kepala bagian bongkar muat
dan mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :
a. Memeriksa dan memastikan apakah tempat kerja bongkar muat di
pelabuhan sudah dapat di lakukan.
b. Menyelesaikan semua masalah yang timbul di dalam lapangan tempat
kerja bongkar muat.