Penyakit Asmatikus

download Penyakit Asmatikus

of 17

description

bagus

Transcript of Penyakit Asmatikus

Penyakit Asmatikus BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Secara umum Status Asmatikus adalah penyakit asma yang berat disebabkan oleh peningkatan respon dari trachea dan bronkus terhadap bermacam macam stimuli yang ditandai dengan penyempitan bronkus atau bronkhiolus dan sekresi yang berlebih lebihan dari kelenjar kelenjar di mukosa bronchus. Hal tersebut dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi, baik dari faktor ekstrinsik dan instrinsik.Di dalam Faktor Ekstrinsik memperlihatkan Asma yang timbul karena reaksi hipersensitivitas yang disebabkan oleh adanya IgE yang bereaksi terhadap antigen yang terdapat di udara ( antigen inhalasi ), seperti debu rumah, serbuk serbuk dan bulu binatang, sedangkan pada faktor instrinsik nya memperlihatkan bahwa asma timbul akibat infeksi baik itu virus, bakteri dan jamur, cuaca iritan, bahan kimia, emosional, dan aktifitas yang berlebihan. Penyakit asma ini berlangsung dalam beberapa jam sampai beberapa hari, yang tidak memberikan perbaikan pada pengobatan yang lazim. Status asmatikus merupakan kedaruratan yang dapat berakibat kematian.Asma diklasifikasikan sebagai penyakit, intermiten reversibel, obstruktif dari paru-paru. Ini adalah berkembang masalah kesehatan di Amerika Serikat, dengan sekitar 20 juta orang terkena dampak. Dalam 20 tahun terakhir, jumlah anak dengan asma telah meningkat nyata, dan tidak terkemuka serius penyakit kronis pada anak-anak. Sayangnya, sekitar 75% anak dengan asma terus memiliki masalah kronis di masa dewasa. Jumlah kematian setiap tahunnya dari asma telah meningkat lebih dari 100% sejak tahun 1979 di Amerika Serikat. Asma adalah penyakit saluran udara yang ditandai oleh peradangan saluran napas dan hyperreactivity (Meningkat tanggap terhadap berbagai pemicu). Hyper-reaktivitas mengarah ke saluran napas karena onset akut kejang otot pada otot polos dari tracheobronchial obstruksi pohon, sehingga mengarah ke lumen menyempit. Selain kejang otot, terdapat pembengkakan mukosa, yang menyebabkan edema. Terakhir, kelenjar lendir peningkatan jumlah, hipertrofi, dan mengeluarkan lendir tebal. Pada asma, kapasitas total paru (TLC), kapasitas residu fungsional (FRC), dan sisa volume (RV) meningkat, tetapi tanda penyumbatan saluran napas adalah pengurangan rasio paksa expiratory volume dalam 1 detik (FEV1) dan FEV1 dengan kapasitas vital paksa (FVC). Meskipun asma dapat disebabkan oleh infeksi (khususnya virus) dan iritasi dihirup, hal itu sering terjadi hasil reaksi alergi.Sebuah alergen (antigen) diperkenalkan untuk tubuh, dan kepekaan seperti antibodi imunoglobulin E (IgE) terbentuk. LgE antibodi mengikat untuk sel mast jaringan dan basofil di mukosa bronkiolus, jaringan paru-paru, dan nasofaring. Antigen-antibodi reaksi melepaskan zat mediator primer seperti histamin dan zat bereaksi lambat dari anaphylaxis (SRS-A) dan lain-lain. Ini menyebabkan mediator kontraksi kelancaran otot dan edema jaringan. Selain itu, sel goblet mengeluarkan lendir tebal ke saluran udara yang menyebabkan obstruksi. Asma intrinsik hasil dari semua penyebab lain kecuali alergi, seperti infeksi (Khususnya virus), menghirup iritasi, dan penyebab lainnya atau etiologi. The parasimpatis sistem saraf menjadi terangsang, yang meningkatkan nada bronchomotor, mengakibatkan bronkokonstriksi.

B. Tujuan1. Tujuan UmumSetelah mempelajari makalah ini mahasiswa Keperawatan A6.1 Universitas Respati yogyakarta dapat mengetahui tentang penyakit asma tikus dan asuhan keperawatan terhadap klien dengan penyakit asmatikus.

2. Tujuan Khususa. Mahasiswa dapat mengetahui definisi penyakit asmatikusb. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi penyakit asmatikusc. Mahasiswa dapat mengetahui tanda dan gejala penyakit asmatikusd. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi penyakit asmatikuse. Mahasiswa dapat mengetahui pathway penyakit asmatikus f. Mahasiswa dapat mengetahui Penatalaksanaan dan asuhan keperawatan penyakit asmatikus

BAB IITINJAUAN TEORIA. DefinisiAsthma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996).

Asthma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasme yang reversibel. (Joyce M. Black : 1996).

Asthma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001).Asmatikus adalah Suatu serangan asma yang berat, berlangsung dalam beberapa jam sampai beberapa hari, yang tidak memberikan perbaikan pada pengobatan yang lazim.Status asmatikus merupakan kedaruratan yang dapat berakibat kematian, oleh karena itu :a. Apabila terjadi serangan, harus ditanggulangi secara tepat dan diutamakan terhadap usaha menanggulangi sumbatan saluran pernapasan.b. Keadaan tersebut harus dicegah dengan memperhatikan faktor-faktor yang merangsang timbulnya serangan (debu, serbuk, makanan tertentu, infeksi saluran napas, stress emosi, obat-obatan tertentu seperti aspirin, dan lain-lain).

Status asmatikus adalah asma yang berat dan persisten yang tidak berespons terhadap terapi konvensional. Serangan dapat berlangsung lebih dari 24 jam. Infeksi, ansietas, penggunaan tranquiliser berlebihan, penyalahgunaan nebulizer, dehidrasi, peningkatan blok adrenergic, dan iritan nonspesifik dapat menunjang episode ini. Epidsode akut mungkin dicetuskan oleh hipersensitivitas terhadap penisilin.

Status asmatikus adalah suatu keadaan darurat medic berupa seranganasam berat kemudian bertambah berat yang refrakter bila serangan 1 2 jam pemberian obat untuk serangan asma akut seperti adrenalin subkutan, aminofilin intravena, atau antagonis tidak ada perbaikan atau malah memburuk.

B. Etiologi1. Faktor EkstrinsikAsma yang timbul karena reaksi hipersensitivitas yang disebabkan oleh adanya IgE yang bereaksi terhadap antigen yang terdapat di udara (antigen inhalasi ), seperti debu rumah, serbuk serbuk dan bulu binatang.2. Faktor Intrinsika. Infeksi : - virus yang menyebabkan ialah para influenza virus, respiratory syncytial virus (RSV)- bakteri, misalnya pertusis dan streptokokkus- jamur, misalnya aspergillus3. Cuaca :perubahan tekanan udara, suhu udara, angin dan kelembaban dihubungkan dengan percepatan.4. Iritan bahan kimia, minyak wangi, asap rokok, polutan udara.5. Emosional : takut, cemas dan tegang.6. Aktifitas yang berlebihan, misalnya berlari.

C. MANIFESTASI KLINIK1. Wheezing2. Dyspnea dengan lama ekspirasi, penggunaan otot- otot asesori pernapasan3. Pernapasan cuping hidung4. Batuk kering ( tidak produktif) karena secret kental dan lumen jalan napas sempit5. Diaphoresis6. Sianosis7. Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernapasan8. Kecemasan, labil dan penurunan tingkat kesadarn9. Tidak toleran terhadap aktifitas : makan, bermain, berjalan, bahkan bicara

D. PATHOFISIOLOGI Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernapas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhiolus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. (Tanjung, 2003) Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor - faktor ini akan menghasilkan edema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat. (Tanjung, 2003) Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest. (Tanjung, 2003) a. Pencetus serangan (alergen, emosi/stress, obat-obatan, infeksi) b. Kontraksi otot polosc. Edema mukusad. Hipersekresie. Penyempitan saluran pernapasan (obstruksi)f. Hipoventilasig. distribusi ventilasi tak merata dengan sirkulasi darah paru h. Gangguan difusi gas di alveolii. Hipoxemia j. Hiperkarpia

E. PathwayTelampir.

F. Pemeriksaan PenunjangA. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan sputum Pemeriksaan sputum pada penderita asma akan didapati :a. Pemeriksaan sputumPemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:1. Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari Kristal eosinopil.2. Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus.3. Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.4. Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.

b. Pemeriksaan darah1. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.2. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.3. Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.4. Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.

B. Pemeriksaan Radiologi Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:a. Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.b. Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin bertambah.c. Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru.d. Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.e. Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.C. Pemeriksaan tes kulitDilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.

D. ElektrokardiografiGambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu :a. perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation.b. Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (Right bundle branch block).c. Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau terjadinya depresi segmen ST negative.

E. Scanning paruDengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.

F. SpirometriUntuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik. Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari 20%. Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek pengobatan. Benyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.

G. KomplikasiKomplikasi yang ditimbulkan oleh status asmatikus adalaha. Atelaktasis b. Hipoksemiac. Pneumothoraks Ventild. Emfisemae. Gagal napas.

H. Penatalaksanaan Medis Prinsip-prinsip penatalaksanaan status asmatikus adalah :1. Diagnosis status asmatikus. Faktor penting yang harus diperhatikan : Saatnya serangan Obat-obatan yang telah diberikan (macam obatnya dan dosisnya).2. Pemberian obat bronchodilator.3. Penilaian terhadap perbaikan serangan 4. Pertimbangan terhadap pemberian kortikosteroid 5. Setelah serangan mereda : Cari faktor penyebab modifikasi pengobatan penunjang selanjutnya.6. Oksigen dosis 2-4 liter/ menit

I. Konsep Asuhan Keperawatan1. Pengkajian keperawatanHal-hal yang perlu dikaji pada pasien asma adalah sebagai berikut:a. Riwayat kesehatan yang lalu:1. Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya.2. Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor lingkungan.3. Kaji riwayat pekerjaan pasien.b. Aktivitas1. Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernapas.2. Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan3. Aktivitas sehari-hari.4. Tidur dalam posisi duduk tinggi.C. Pernapasan1. Dipsnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan.2. Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang ditempat tidur.3. Menggunakan obat bantu pernapasan, misalnya: meninggikan bahu, melebarkan hidung.4. Adanya bunyi napas mengi.5. Adanya batuk berulang.d. Sirkulasi1. Adanya peningkatan tekanan darah.2. Adanya peningkatan frekuensi jantung.3. Warna kulit atau membran mukosa normal/ abu-abu/ sianosis.4. Kemerahan atau berkeringat.e. Integritas ego1. Ansietas2. Ketakutan3. Peka rangsangan4. Gelisahf. Asupan nutrisi1. Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan.2. Penurunan berat badan karena anoreksia.

g. Hubungan sosial1. Keterbatasan mobilitas fisik.2. Susah bicara atau bicara terbata-bata.3. Adanya ketergantungan pada orang lain.h. Seksualitas1. Penurunan libido

J. Diagnosa Keperawatan1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan adanya bronkhokonstriksi, bronkhospasme, edema mukosa dan dinding bronkus, serta sekresi mucus yang kental.2. Resiko tinggi ketidakefektifan pola napas yang berhubungan dengan penignkatan kerja pernapasan, hipoksemia, dan ancaman gagal napas.3. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan serangan asma menetap.4. Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan penurunan nafsu makan.5. Gangguan ADL yang berhubungan dengan kelemahan fisik umum, keletihan.6. Cemas yang berhubugan dengan adanya ancaman kematian yang dibayangkan (ketidakmampuan untuk bernapas).

7. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan informasi tidak adekuat mengenai proses penyakit dan pengobatan.K. Rencana Intervensi1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas tidak efektif yang berhubungan dengan bronkhokontriksi, bronkhospasme, edema mukosa dan dinding bronkus, serta sekresi mucus yang kental.Tujuan dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan intervensi kebersihan jalan napas kembali efektif.Kriteria evaluasi :a. Dapat mendemonstrasikan batuk efektifb. Dapat menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresic. Tidak ada suara napas tambahan dan wheezing (-).d. Pernapasan klien normal (16-20x/menit) tanpa ada penggunaan otot bantu napas.Rencana Intervensi :a. Kaji warna, kekentalan, dan jumlah sputumRasional : Karakteristik sputum dapat menunjukkan berat ringannya obstruksi.b. Atur posisi semifowlerRasional : Meningkatkan ekspansi dadac. Ajarkan cara batuk efektifRasional : Batuk yang terkontrol dan efektif dapat memudahkan keluarnya secret yang melekat di jalan napas.d. Bantu klien latihan napas dalamRasional : Ventilasi maksimal membuka lumen jalan napas dan meningkatkan gerakan secret ke dalam jalan napas besar untuk dikeluarkane. Pertahankan intake cairan sedikitnya 2500ml/hari kecuali tidak diindikasikanRasional : Hidrasi yang adekuat membantu mengencerkan secret dan mengefektifkan pembersihan jalan napas.f. Lakukan fisioterapi dada dengan teknik postural drainase, perkusi, dan fibrasi dada.Rasional : Fisioterapi dada merupakan strategi untuk mengeluarkan secret.g. Kolaborasi pemberian obatBronkodilator golongan B21.1. Nebulizer (via inhalasi) dengan golongan terbutaline 0,25mg, fenoterol HBr 0,1% Solution, orciprenaline sulfur 0,75mg.Rasional : Pemberian bronkodilator via ihalasi akan langsung menuju area bronkus yang mengalami spasme sehingga lebih cepat berdilatasi.1.2. Intravena dengan golongan theophyline ethilenediamine (Aminofilin) bolus IV 5-6 mg.Rasional : Pemberian secara intravena merupakan usaha pemeliharaan agar dilatasi jalan napas dapat optimal.h. Agen mukolitik dan ekspektorantAgen mukolitik menurunkan kekentalan dan perlengketan secret paru untuk memudahkan pembersihan.Agen ekspektoran akan memudahkan secret lepas dari perlengketan ajaln napas.

i. Kortikosteroid.Rasional : Kortikosteroid berguna pada keterlibatan luas dengan hipoksemia dan menurunkan reaksi inflamasi akibat edema mukosa dan dinding bronchus.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATANA. KASUSNn.B 18 thn ,Agama Islam,dan nama walinya adalah Tn. Eko. Masuk kerumah sakit pada tanggal 27 april 2011klien masuk melalui poliklinik penyakit dalam , dengan keluhan sesak napas , saat dilakukan pemeriksaan, Nn. B mengeluh sesak pada saat ia bernapas, batuk kering dan nyeri pada dada dan abdomen. Klien juga mengatakan lemah,lemas dan hanya bias berbaring saja karena susah bernapas jika beraktifitas, aktivitas sehari hari klien di bantu oleh keluarganya. Skala nyeri klien adalah 5 . Klien mengatakan 3 tahun yang lalu pernah, ia pernah dirawat di rumah sakit dengan sakit yang sama, dan dokter saat itu mengatakan bahwa dia sakit asma. Nn.B tampak lelah, dan nmengatakan adanya alergi pada debu, dan sangat rentan kena asma pada udara malam.ny. N Menggunakan otot bantu pernapasan, tampak adanya pernapasan cuping hidung. Pada saat pengkajian klien tampak susah bernapas dan ketika ekspirasi terdengar bunyi wheezing. Dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan TD : 120/80, RR : 29 x/mnt , Nadi : 113x/mnt, klien tampak lemah dan letih, wajah klien tampak pucat. Hasil pemeriksaan radiologi paru Nn.B , didapati hiperinflasi pada parunya.PengkajianNama Perawat : Perawat DilaTanggal Pengkajian : 28 April 2011 Ruang Perawatan Dahlia, Rumah Sakit RespatiJam Pengkajian : 08.00 wibTanggal Masuk : 27 April 2011

1. Biodata :Pasien Nama : Nn. BAgama : IslamPendidikan : SMAPekerjaan : -Status Pernikahan : Belum MenikahAlamat : JogjakartaDiagnosa Medis : Status Asmatikus

Penanggung Jawab Nama : Tn. EkoAgama : IslamPendidikan : Sarjana EkonomiPekerjaan : Admin di sebuah perusahaan swastaStatus Pernikahan : MenikahAlamat : JogjakartaHubungan dengan klien : Orang tua

2. Keluhan utama :Klien mengeluh sesak napas.3. Riwayat Kesehatan :a. Riwayat Penyakit Sekarang :Klien masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas. b. Riwayat Penyakit Dahulu :Klien menderita penyakit asma sejak 3 tahun yang lalu.4. Basic Promoting physiology of Health1. Aktivitas dan latihanKlien sangat lemah sehingga untuk aktivitas yang berat dibantu keluarga dan aktivitas yang dikerjakan pasien hanya sebatas ringan saja, seperti membaca buku, dan menonton TV. 2. Tidur dan istirahatUntuk istirahat klien mengatakan tidak pernah mengalami masalah, kecuali pada saat penyakitnya kambuh.3. Kenyamanan dan nyeriKlien mengatakan nyeri yang dirasakannya mengganggu. Saat dilakukan pengkajian nyeri didapatkan :P : saat terkena debu dan udara malamQ : nyeri yang dirasakan klien terus menerusR : pada dadaS : skala nyeri 5T : sekitar 15 menit

4. NutrisiKlien masuk rumah sakit dengan BB 50 kg, sebelum masuk rumah sakit nafsu makan klien baik. Sejak masuk rumah sakit, klien mengatakan nafsu makannya kurang. 5. Cairan, elektrolit dan asamPasien mengatakan dalam sehari minum pasien minum 6 gelas blimbing, dalam 1 gelas ukurannya 200 cc.Minum 6 gelas sehari = 6 x 200 = 1200 mlInfus 500 cc/6 jam = 4 x 500 cc = 2000Air metabolisme 5/kg BB/hari=5x69=345mlIntake=1200+2000+345=3545mlUrin = 5 x 300= 1200 ml/hariIWL =14/kg/hari=15 x 69= 1035mlIWL = IWL+200 (suhu sekarang - 370C) = 1035 + 200(38 - 37) = 1235Output=1500+100+1235=2835BC =Intake-Output=4545-2835= + 1710mlpH =7,28

6. OksigenasiPada saat masuk rumah sakit klien mengalami sesak nafas dan dyspnea / sakit saat bernafas, RR karakteristik pernapasan.7. Eliminasi fekal/bowelKlien BAB normal dalam sehari 1X, klien mengatakan jarang sekali menderita diare.8. Eliminasi urinKlien BAK dengan mudah dan tidak merasa sakit saat BAK ataupun ada keluhan lain saat BAK.9. Sensori, persepsi dan kognitifKlien tidak mengalami gangguan persepsi sensori. Kllien juga tidak menggunakan alat bantu penglihatan dan alat bantu untuk berjalan. Pendengaran klien masih normal dan tidak mengalami gangguan. Penciuman klien masih normal.

5. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum pasien tampak lemah dan wajah tampak pucat. GCSkuanti berapa, kualinya apa??? Pemeriksaan TTV didapatkan hasil : TD : 100/70 mmHg, nadi : 110x/menit, RR : 26x/menit, suhu : 37,7 0C.b. Pemeriksaan kepala (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi): bentuk kepala klien mesochepal, tidak terdapat lesi, tidak ada hematom, rambut klien bersih tidak rontok. Pemeriksaan muka : muka klien tampak pucat, berkeringat, tidak ada lesi pada muka klien. Sklera klien berwarna putih bersih, terdapat sekret pada mata, konjunctiva anemis. Hidung klien simetris, tidak ada septum deviasi, tidak ada lesi juga tidak ada epistaksis, tidak ada polip. Pada pemeriksaan bibir klien didapatkan bibir klien kering, tidak ada stomatitis. Pada telinga klien bentuknya simetris, telinga klien sedikit kotor.c. Pemeriksaan leher , leher klien simetris tidak ada penyimpangan, tidak ada pembesaran kelenjar tyhroid, saat dilakukan pengukuran JVP didapatkan nilai 2 cm, tidak ada kaku kuduk, tidak terjadi kesusahan dalam menelan.d. Pemeriksaan dada dibagi jadi 2 : a) Pulmonal /paru - Inpeksi : bentuk tulang dada simetris, tetapi saat bernapas klien terlihat pengembangan dada yang tidak simetris.- Palpasi : pada saat dilakukan palpasi volal fremitus dapat terasa getaran yang berat .- Perkusi : suara perkusi yang dapat dihasilkan dari paru-paru klien terdapat pekak yang menunjukkan banyak sekret.- Auskultasi : saat dilakukan auskultasi terdapat suara whweezing pada pernapasan klien.b) Coroner / jantung Auskultasi = Terdapat suara bunyi jantung yaitu S1 dan S2 yang berarti tidak ada gannguan pada jantung. e. Pemeriksaan abdomen 1. Inspeksi : bentuk abdomen klien simetris, tidak asites ataupun kemerahan2. Auskultasi : karakter bunyi peristaltiknya normal, frekuensi peristaltic ususnya didapatkan nilai 12x/menit masih dalam rentang normal.3. Palpasi : saat dilakukan palpasi terdapat terdapat nyeri tekan, karena adanya pengaruh otot pada abdomen.4. Perkusi : Kajian jenis & lokasi bunyitympani (normal pd usus) hypertimpani (kembung), menentukan batas hepar.f. Pada Genetalia klien warnanya sama dengan warna kulit,tidak terdapat lesi pada vulva, Pada palpasi tidak terdapat nyeri.g. Pengkajian ekstremitas, klien terdapat edema dan kekuatannya ototnya melemah.

B. Diagnosa Keperawatana) Analisa DataNo Data Fokus Etiologi Problem1. DS : klien mengatakan sesak pada saat ia bernapas, batuk kering dan nyeri pada dada dan abdomen. adanya alergi pada debu.

DO : klien tampak susah bernapas dan ketika ekspirasi terdengar bunyi wheezing. Dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan TD : 120/80, RR : 29 x/mnt , Nadi : 113x/mnt Spasme jalan napas Bersihan jalan napas tidak efektif2. Ds: Klien mengatakan sesak pada saat bernafas,nyeri pada dada dan abdomen.

Do: Klien tampak lemah,letih, dan wajah tampak pucat.Hasil pemeriksaan Radiologi menunjukan terjadi Hiperinflasi pada parunya .Menggunakan otot bantu pernapasan, tampak adanya pernapasan cuping hidungPada TTV klien menunjukkan :TD : 120/80.RR : 29x/menit.Nadi : 113x/menit. Penurun energi/kelelahan. Pola nafas tidak efektif.3. Ds: Klien mengatakan sesak saat bernapas , batuk kering, dan nyeri pada dada dan abdomen.Klien juga mengatakan lemah, lemas, dan hanya bisa berbaring saja karena susah bernapas saat beraktivitas.DO : Terlihat TTV klien :TD: 120/80, RR : 29 x/menit, dan nadi 113 x/menit.Wajah Klien tampak pucat.Aktivitas Sehari klien dibantu oleh kelurga Kelemahan Intoleransi Aktivitas

b) Diagnosa Prioritas 1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhungan dengan Spasme jalan napas yang ditandai dengan klien mengatakan sesak pada saat ia bernapas, batuk kering dan nyeri pada dada dan abdomen. adanya alergi pada debu dan klien tampak susah bernapas dan ketika ekspirasi terdengar bunyi wheezing. Dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan TD : 120/80, RR : 29 x/mnt , Nadi : 113x/mnt.2. Pola napas tidak efektif berhungan dengan penurunan energi atau kelelahan ditandai dengan Klien mengatakan sesak pada saat bernafas,nyeri pada dada dan abdomen, Klien tampak lemah,letih, dan wajah tampak pucat ,Hasil pemeriksaan Radiologi menunjukan terjadi Hiperinflasi pada parunya dan Pada TTV klien menunjukkan TD : 120/80, RR : 29x/menit dan Nadi : 113x/menit.3. Intoleransi aktivitas berhungan dengan kelemahan yang dintai dengan Klien mengatakan sesak saat bernapas , batuk kering, dan nyeri pada dada dan abdomen, Klien juga mengatakan lemah, lemas, dan hanya bisa berbaring saja karena susah bernapas saat beraktivitas dan Terlihat TTV klien TD: 120/80, RR : 29 x/menit, dan nadi 113 x/menit. Wajah Klien yang tampak pucat dan aktivitas- aktivitas Sehari klien dibantu oleh kelurga.

c) Rencana Tindakan KeperawatanNama : Nn.B No. CM : 12455Umur : 18 tahun Tanggal masuk RS : 28 april 2011Ruang : - Diagnosa : Status Asmatikus

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi TTD1 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d spasme jalan napas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pada Tn.A, diharapkan jalan nafas klien menjadi efektik dengan kriteria hasil :1. Klien merasa nyaman ditandai dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada serta abdomen yang diarasakan klien berkurang.2. Klien tidak mengeluh sakit saat batuk.3. TTV klien dalam rentang normal yaitu :RR : 16 24x/menitNadi : 60 100x/menit4. bunyi nafas bronkhovesikuler pada daerah bronkus5. bunyi nafas vesikuler di semua lapang paru 1. Kaji TTV2. Lakukan pemeriksaan austulkasi3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai dengan indikasi bronkodilator4. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat antibiotik 1. Untuk mengetahui perubahan keadaan klien meliputi nadi, TD, RR, dan suhu2. Untuk mengetahui adanya bunyi tambahan3. Untuk merelaksasikan otot halus dan menurunkan spasme jalan nafas, mengi, dan produksi mukosa4. Untuk membunuh kuman yang terdapat pada sputum ( staphilococcus ) Dila2 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi atau kelelahan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien B,selama 2x24 jam. Diharapkan pola nafas dapat kembali normal. Dengan kriteria hasil:1. Sesak napas klien mulai berkurang2. Tidak lagi menggunakan otot bantu pernapasan3. Tidak ada lagi pernapasan cuping hidung4. TTV dalam batas normal yaitu TD : 110/70-120/80mmHg, RR : 16-24x/menit, nadi : 60-100x/menit, suhu : 36,5-37,50C 1. Kaji TTV klien.2. Beritahu klien untuk banyak istirahat3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian oksigen ( 2-4 liter/menit )4. Ajarkan klien untuk nafas dalam5. kalaborasi dengan ahli terapi pernapasan untuk memastikan keadekuatan ventilator mekanis.1. Mengidentifikasi keadaan umum klien.2. Untuk memulihakan kondisi kelelahan klien3. Agar kebutuhan oksigen klien terpenuhi 4. Agar dapat mengatur pernapasan klien5. Untuk merencanakn terapi oksigen yg akan diberikan pada klien.Dila3 Intoleransi aktivitas b.d kelemahan Setelah dilakukan tindakan kepada Nn. b selama 3 x 24 jam pasien mampu melakukan aktivitas, dengan kriteria hasil :a. Keadaan umum baik..b. Klien mampu memenuhi kebetuhan sehari-hari dibantu keluarga dan perawat seminimal mungkin.c. klien dapat melakukan ROM pasif1. Observasi KU klien2. Dekatkan alat- alat yang dibutuhkan klien.3. Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.4. Kolaborasi dengan ahli gizi 1. Dengan mengobservasi keaadaan umum pasien.2. Dengan mendekatkan alat-alat yang dibutuhkan pasien dapat melatih pasien untuk tidak bergantung dengan orang lain.3. Dengan membantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari akan dapat mengurangi aktivitas klien.4. Untuk memenuhi kebutuhan klien Dila

d) Catatan PerkembanganNama : Nn.B No. CM : 12455Umur : 18 tahun Tanggal masuk RS : 28 april 2011Ruang : - Diagnosa : Status AsmatikusDx Tanggal Waktu Implementasi Evaluasi TTD1 28/4/2011 07.00

07:00

11:00

11:301. Mengkaji KUS : Klien bersedia diukur TTV nya.O : RR : 26x/menit. bunyi pernapasan wheezing2. Melakukan pemeriksaan auskultasiS : pasien bersedia dilakukan pemeriksaan bunyi napasO : terdengar suara napas wheezing yang semakin berkurang

3. berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai dengan indikasi bronkodilator (sanbutamol)4. berkolaborasi dengan dokter pemberian obat antibiotic amoxiline 500mgS : klien mengeluh masih terasa sedikit sesak saat bernapas

O : RR : 26x/menitBunyi napas wheezing

A : Tujuan belum tercapai.

P : Intevensi 1,2,3,4,dan 5 dilanjutkan

2. 28/04/2011 07:00

07:30

11:00

11:30

12.001. mengkaji TTV klien.S : klien mengatakan masih susah untuk bernapasO: di dapati TTV klien RR : 29 x/mnt , tampak pernapasan cuping hidung, pasien tampak menggunakan otot bantu pernapasan

2. memberitahu klien untuk banyak istirahatS : klien mau mendengarkan saran perawatO: klien tampak dengan sungguh sungguh melakukan saran perawat3. mengkolaborasi dengan dokter untuk pemberian oksigen ( 2-4 liter/menit )4. mengajarkan klien untuk nafas dalamS; klien memperhatikan dengan baik pengajaran perawatO: klien dapat melakukan dengan benar tapi masih susah untuk bernapas5. mengkolaborasi dengan ahli terapi pernapasan untuk memastikan keadekuatan ventilator mekanis.03/05/2011

S: klien mengatakan belum merasa nyaman dalam bernafas.

O: klien masih tampak sesak napas

A: tujuan belum tercapai

P: Lanjutkan intervensiNo: 1, 2, 3,dan 4 3. 28/04/2011 07.00

07:30

11:00

11:30

12.30 1. Mengobservasi Keadaan Umum O : Keadaan umum lemah.2. Mendekatkan alat-alat yang dibutuhkan klien.S : Klien mengatakan tidak bisa mengambil alat-alat yang dibutuhkan.O : Klien terlihat kesulitan mengambil alat-alat yang dibutuhkan.3. Membantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.S : Klien mengatakan bahwa klien merasa terbantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya.O : Kebutuhan sehari-hari klien dapat terpenuhi.4. Melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien.O : Keluarga klien mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien karena keluarga belum terbiasa.5. Mengkolaborasi dengan ahli gisi dengan dalam pemberian nutrisiTanggal 03/ 05 / 2011 Pukul 13.50S : Klien mengatakan belum dapat melakukan aktivitas sendiri.

O : Keadaan umum lemahKlien menunjukkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara mandiri.Intake nutrisi klien terpenuhi dengan baik.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi 1,2,3,dan 4 dilanjutkan.

Dx Tanggal Waktu Implementasi Evaluasi TTD1. Mengkaji KUS : Klien bersedia diukur TTV nya.O : RR : 24x/menit. Suara napas bronkovesikuler2. Melakukan pemeriksaan austulkasiS : pasien bersedia dilakukan pemeriksaan bunyi napasO : terdengar suara napas bronkovesikuler3. berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai dengan indikasi bronkodilator ( sanbutamol)4. berkolaborasi dengan dokter pemberian obat antibiotic amoxiline 500mgS : klien mengatakan sudah tidak terasa sesak saat bernapas

O : RR : 24x/menitBunyi napas bronkovesikuler

A : Tujuan tercapai.

P : Intevensi dipertahankan

1. Mengobservasi Keadaan Umum O : Keadaan Umum Baik.2. Mendekatkan alat-alat yang dibutuhkan klien.S : Klien mengatakan dapat mengambil alat-alat yang dibutuhkan.O : Klien terlihat mampu mengambil alat-alat yang dibutuhkan.3. Membantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.S : Klien mengatakan bahwa klien merasa terbantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya.O : Kebutuhan sehari-hari klien dapat terpenuhi.4. Melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien.O : Keluarga klien sangat antusias dalam membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien.5. Monitor intake nutrisi.O : Intake nutrisi klien terpenuhi dengan baik.Tanggal 08/05/ 2011 Pukul 13.50S : Klien mengatakan sudah dapat melakukan aktivitas sendiri.

O : Keadaan umum baikKlien mampu melakukan aktivitas secara mandiri. Intake nutrisi klien terpenuhi dengan baik.

A : Masalah teratasi.

P : Intervensi dipertahankan.

BAB VPENUTUP1. KesimpulanStatus Asmatikus adalah penyakit asma yang berat disebabkan oleh peningkatan respon dari trachea dan bronkus terhadap bermacam macam stimuli yang ditandai dengan penyempitan bronkus atau bronkhiolus dan sekresi yang berlebih lebihan dari kelenjar kelenjar di mukosa bronchus.Pada status asmatikus Serangan dapat berlangsung lebih dari 24 jam. Infeksi, ansietas, penggunaan tranquiliser berlebihan, penyalahgunaan nebulizer, dehidrasi, peningkatan blok adrenergic, dan iritan nonspesifik dapat menunjang episode ini. Epidsode akut mungkin dicetuskan oleh hipersensitivitas terhadap penisilin.

2. Sarana) Mahasiswa Untuk mahasiswa calon perawat sebaiknya sungguh-sungguh dalam belajar, supaya dalam praktik nanti, ketika menemukan kasus-kasus gangguan status asma tikus, mahasiswa calon perawat sudah dapat melakukan tindakan keperawatan professional dengan tepatb) Perawat Untuk perawat dan tim kesehatan, tingkatkan lagi keprofesionalan dalam melayani pasien.Tunjukkan karakteristik keperawatan yang baik dengan komunikasi terapeutik dan tindakan yang cepat, tepat,sikap ramah dan lembut, sehingga mengurangi sakitnya klien.Perawat harus bisa memotifasi klien dan keluarganya dalam proses keperawatan klien, supaya klien dapat semangat dalam kesembuhannya

DAFTAR PUSTAKA

1. Brunner and Suddarth.(2002). Keperawatan Medikal Bedah.EGC Jakarta2. http://anwarbaharuddin.blogspot.com/2010/11/asuhan-keperawatan-asma-bronchial.html3. http://kep-2a.blogspot.com/2008/09/askep-asma-bronkial_16.html4. http://nursingbegin.com/tag/askep-asma/5. http://zulpatinnasri.blogspot.com/asma-tikus/6. Karnen G. Baratawidjaya, Samsuridjal. (1994). Pedoman Penatalaksanaan Asma Bronkial. CV Infomedika Jakarta.7. NANDA8. NIC-NOC