PENUNTUN PRAKTIKUM VISKOSITAS BERBASIS …repository.unja.ac.id/3411/1/ARTIKEL...
Transcript of PENUNTUN PRAKTIKUM VISKOSITAS BERBASIS …repository.unja.ac.id/3411/1/ARTIKEL...
PENUNTUN PRAKTIKUM VISKOSITAS BERBASIS KETERAMPILAN
PROSES SAINS MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING
Darmaji1)
, Astalini2)
, Puspa Armandita3)
, Maison4)
124)Dosen Pendidikan Fisika Universitas Jambi
3)Mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Jambi
e-mail: [email protected]
Abstrak: Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang mampu menemukan dan
mengembangkan fakta maupun konsep, penumbuhan dan pengembangan sikap serta nilai.
Keterampilan proses sains akan berkontribusi secara produktif terhadap keunggulan dalam
bidang pendidikan dan dapat diwujudkan dengan mengikuti penyelidikan di laboratorium
sains. Untuk mendukung penyelidikan tersebut perlu adanya penuntun praktikum berbasis
keterampilan proses sains, dilakukan suatu pengembangan pedoman praktikum berbasis
keterampilan proses sains dengan model discovery learning. Tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk menghasilkan penuntun berbasis keterampilan proses sains dengan model discovery
learning dan untuk mengetahui respon mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan dengan menggunakan model Borg & Gall. Pengumpulan data dilakukan
melalui lembar validasi dan angket respon serta data yang diperoleh berupa data kualitatif
dan kuantitatif kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil validasi menunjukkan
bahwa untuk materi dikategorikan sangat baik dengan skor 3,34 dan untuk media
dikategorikan baik dengan skor 3,27. Respon mahasiswa juga menyatakan bahwa penuntun
yang dikembangkan dikategorikan baik.
Kata Kunci: Penuntun Praktikum, Fisika Dasar, Keterampilan Proses, Discovery Learning
Abstract: Science process skills are skills that are able to find and develop the facts and
concepts, growth and development of attitudes and values. Science process skills will
contribute productively towards excellence in education and can be realized by following an
inquiry in the science laboratory. To support these investigations need to be their guiding
science process skills-based lab, conducted a practical guideline development based on
science process skills with a model of discovery learning. The purpose of this research is to
produce science-based science process guide with discovery learning model and to know the
student's response. This research is research development by using the model of the Borg &
Gall. Data collected through the validation sheet and questionnaire responses as well as the
data obtained in the form of qualitative and quantitative data were analyzed with descriptive
statistics. The results of the validation indicate that the material is categorized very well with
a score of 3.34 and zoned for the media both with a score of 3.27. Student response also
stated that the guide being developed are categorized either.
Keywords: Practical Guide, Basic Physics, Process Skills, Discovery Learning
PENDAHULUAN
Kerangka Kualifikasi Nasional
(KKNI) merupakan rumusan kemampuan
yang dinyatakan dengan istilah capaian
pembelajaran. Perguruan tinggi sebagai
penghasil sumber daya manusia terdidik
perlu mengukur lulusannya, apakah
lulusan yang dihasilkan memiliki
kemampuan setara dengan capaian
pembelajaran yang telah dirumuskan
dalam jenjang kualifikasi KKNI
(Kemenristekdikti, 2016). Kurikulum yang
ada pada Program Studi pendidikan Fisika
(2015) terdapat kompetensi lulusan yang
harus dicapai yaitu berupa keterampilan
praktis (practical skill). Keterampilan
praktis (practical skill) ini merupakan
suatu keterampilan yang didapat dari
kegiatan praktikum di laboratorium. Sesuai
dengan tujuan pendidikan sains manurut
Zeidan dan Jayosi (2015) “One of the most
important goals of science education is to
teach students how to get involved in
inquiry”.
Menurut Munayyaroh, dkk
(2013:116), “Praktikum sebagai salah satu
kegiatan laboratorium yang berperan
dalam menunjang keberhasilan proses
belajar sains salah satunya fisika”. Hal ini
sejalan dengan pendapat Sutopo (2013:7)
yang mengatakan bahwa “..practices of
science is the proper way for learning
physics...”. Menurut Hofstein dan Naaman
(2007) dalam Feyzýoðlu (2009:115),
aplikasi laboratorium bertujuan untuk
meningkatkan proses sains dan
keterampilan memecahkan masalah.
Dengan adanya kegiatan praktikum maka
akan meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep dan keterampilan
proses mahasiswa (Munandar, 2016).
Keterampilan proses merupakan suatu
pendekatan belajar-mengajar yang
mengarah pada pertumbuhan dan
pengembangan sejumlah keterampilan
tertentu pada diri mahasiswa calon guru,
agar mampu memproses informasi
sehingga ditemukan hal–hal baru yang
bermanfaat baik berupa fakta, konsep
maupun pengembangan sikap dan nilai.
Menurut Sheeba (2013:108-109), “The
science process skills are the intellectual
skills needed for scientific investigation
attained by students as a result of learning
science”. Selain itu Shebaa juga
mengatakan bahwa science process skills
would productively contribute towards
global excellence in education. Aydin
(2013:52) berpendapat bahwa
keterampilan proses sains adalah
kemampuan berpikir yang kita gunakan
untuk menciptakan pengetahuan,
merenungkan masalah dan merumuskan
hasil. Keterampilan proses sains dirancang
untuk membantu mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan (Rezba, dkk, 1995). “Science
process skills are beneficial in that
students can be realized by participating
in inquiry the science laboratory. Science
process skills are inseparable in practice”
(Karamustafaoglu, 2011:26). Melalui
keterampilan proses, konsep yang
diperoleh mahasiswa calon guru akan lebih
bermakna karena keterampilan berfikir
mahasiswa akan lebih berkembang
(Wardani, 2008:317-318).
Untuk mensukseskan kegiatan
praktikum, selain menggunakan alat yang
baik juga harus ditunjang dengan sebuah
panduan pelaksanaan praktikum atau
penuntun praktikum. Panduan praktikum
merupakan salah satu bahan ajar yang
dijadikan pedoman mahasiswa dalam
melaksanakan praktikum (Hidayah,
2014:20). Menurut Saha (2001) dalam
Killinc (2007) mengatakan bahwa
“However, in many school science
programs these laboratories are used in a
cookbook fashion to verify scientific facts
and not promote laboratory or science
process skills to investigate the natural
phenomena”. Pernyataan ini sesuai dengan
yang terdapat pada panduan praktikum
yang ada di pendidikan fisika.
Hasil dari telaah terhadap panduan
praktikum Fisika Dasar I khususnya materi
viskositas, didalamnya hanya terdapat
beberapa aspek keterampilan proses.
Berdasarkan hasil telaah tersebut, pada
saat pelaksanaan praktikum akhirnya
menunjukkan bahwa keterampilan proses
yang dimiliki mahasiswa program studi
pendidikan fisika sangat tidak baik. Faktor
yang mempengaruhi yaitu, “(1)
pengalaman awal mahasiswa sebelum
praktikum Fisika Dasar I; (2) pengetahuan
mahasiswa tentang konsep dalam materi
praktikum; (3) ketersediaan alat-alat
praktikum; dan (4) pedoman praktikum
yang tidak melatih KPS” (Normayanti,
2017). Santiani (2013:3) mengatakan,
“Penuntun praktikum sebagai salah satu
sumber belajar pada kegiatan praktikum
seharusnya menjadi panduan bagi siswa
dalam menumbuhkan keteramplan proses
sains”.
Dari paparan di atas muncul gagasan
untuk melakukan inovasi dalam kegiatan
praktikum Fisika Dasar I melalui
pengembangan penuntun praktikum
menggunakan Model Discovery Learning.
Model Discovery Learning menurut
Susanti, dkk (2016:36) merupakan model
pembelajaran yang mengarahkan pada
kegiatan yang dapat mengembangkan
keterampilan sains dapat menemukan dan
menyelidiki sendiri tentang suatu konsep
sains sehingga pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki bukan hasil
mengingat seperangkat fakta melainkan
hasil temuan sendiri. Menurut Tompo, dk
(2016:5666) “The knowledge gained by
learning the invention (discovery) allows
the knowledge that last a long time or is
more easily remembered”. Kemudian
model discovery learning ini merupakan
model untuk pembelajaran aktif, hal ini
sesuai dengan pendapat Martaida, dkk
(2017:2):
Discovery learning is a model for
developing active student learning by
finding out on their own, investigating on
its own so that the results obtained will be
long lasting in memory, not easily forgotten
by students.
Dengan demikian perlu dilakukan
pengembangan penuntun praktikum
dengan menggunakan model discovery
learning sehingga mampu
memberdayakan keterampilan proses
sains mahasiswa. Tujuan dari peneitian ini
untuk menghasilkan penuntun praktikum
fisika dasar I berbasis keterampilan proses
sains dengan menggunakan model
discovery learning pada materi viskositas
dan untuk mengetahui respon dari
penuntun yang dikembangkan.
METODE
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan model
pengembangan Borg dan Gall (1983).
Menurut Borg dan Gall (2003):
R & D is an industry based development
model in which the findings of research are
used to design new products and procedures,
which then are systematically field-tested,
evaluated, and refined until they meet
specified criteria of effectiveness, quality, or
similiar standards.
Langkah-langkah pengembangan Borg dan
Gall dalam Setyosari (2012) terdapat 10
langkah yang disederhanakan menjadi 4
langkah yaitu: (1) studi pendahuluan; (2)
Desain Produk; (3) Hasil Validasi; (4)
Hasil Uji Coba. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini berupa lembar validasi
dan angket respon. Lembar validasi yaitu
berupa lembar validasi ahli materi dan ahli
media. Berikut Lembar validasi ini
diberikan kepada 2 orang dosen sebagai
ahli bidang materi dan ahli praktisi desain.
Berikut kisi-kisi lembar validasi materi
terhadap penuntun praktikum Fisika Dasar
I berbasis keterampilan proses sains
dengan model discovery learning pada
materi viskositas.
Tabel 1. Kisi-kisi Penilaian Materi
Kriteria Indikator Pencapaian
Penyajian Teknik Penyajian
Pendukung Penyajian Materi
Kelayakan Isi
Cakupan materi
Akurasi materi
Kemutakhiran
Mengembangkan keterampilan
proses sains
Kebahasaan
Sesuai dengan perkembangan
mahasiswa
Komunikatif
Dialogis dan interaktif
Lugas
Koherensi dan keruntutan alur
pikir
Penggunaan istilah
(Fajriani, 2017)
Selanjutnya untuk kisi-kisi lembar validasi
media terhadap penuntun praktikum Fisika
Dasar I berbasis keterampilan proses sains
dengan model discovery learning pada
materi viskositas. Berikut dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Kisi-kisi Penilaian Media
Aspek Penilaian Indikator
Kecukupan Isi
Penuntun
Kesesuaian isi penuntun
Penyajian
Ketepatan Isi
penuntun
Organisasi
Format
Konsistensi
Bentuk dan ukuran
huruf
Kemenarikan isi
penuntun
Kebahasaan
Desain penuntun
(Octaviandari, A. 2016)
Kemudian untuk angket respon diberikan
kepada mahasiswa Pendidikan Fisika
Universitas Jambi. Kisi-kisi angket respon
dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Kisi-kisi Angket Respon Uji Coba Produk
No Aspek Indikator
1 Ketertarikan Ketertarikan terhadap
penggunaan penuntun
praktikum Fisika Dasar I
Ketertarikan isi penuntun
praktikum
2 Keruntutan Keruntutan langkah
praktikum
3 Kemudahan Tingkat kesukaran
Jenis data pada penelitian ini
dikelompokkan menjadi dua yaitu berupa
data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kuantitatif yang diperoleh berupa hasil dari
lembar validasi dan angket respon
sedangkan data kualitatif yang dihimpun
dari segi penilaian, tanggapan, kritik, dan
saran perbaikan dari hasil validasi dan
respon mahasiswa. Teknik analisis data
kuantitatif yaitu berupa menggunakan
statistik deskriptif dengan melakukan
analisis validitas logis, analisis reliabilitas
angket respon.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil pengembangan menggunakan
model Borg dan Gall adalah sebagai
berikut:
(1) Studi Pendahuluan
Dalam kurikulum program studi
pendidikan fisika terdapat kompetensi
keterampilan praktis. Keterampilan praktis
merupakan keterampilan bidang kerja.
Program studi Pendidikan Fisika sendiri
memiliki berbagai macam mata kuliah
yang dapat mewujudkan keterampilan
tersebut salah satunya yaitu mata kuliah
Fisika Dasar 1. Dari deskripsi mata kuliah
Fisika Dasar I terdapat praktikum Fisika
Dasar I dan tertulis bahwa tujuan dari
praktikum Fisika Dasar I yaitu melalui
kegiatan praktikum diharapkan mahasiswa
memiliki kemampuan melakukan
pengukuran dasar dan melakukan
percobaan fisika sederhana, serta dapat
menganalisis data dengan menggunakan
teori kesalahan dan menulis laporan
Pada penuntun praktikum Fisika Dasar
I khususnya pada materi viskositas, materi
yang disajikan sudah bagus hanya saja saat
prosedur praktikum hanya terdapat
beberapa keterampilan proses. Kondisi
saat praktikum juga kurang kondusif
dikarenakan alat yang kurang lengkap
sehingga tidak semua mahasiswa dapat
melakukan percobaan, inilah yang
menyebabkan keterampilan proses
mahasiswa tidak terlihat. Hal tersebut
didukung dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Kuswanto (2017) pada
materi viskositas. Berikut hasil observasi
yang didapat:
Gambar 1. Phie Chart Observasi Keterampilan
Proses Sains Merancang Praktikum viskositas
Gambar 2. Phie Chart Observasi Keterampilan
Proses Sains Mahasiswa Dalam Analisis
Praktikum viskositas
Gambar 3. Phie Chart Observasi Keterampilan
Proses Sains mendeskripsikan hubungan
diantara variabel praktikum viskositas
Gambar 4. Phie Chart Observasi Keterampilan
Proses Sains Mahasiswa Dalam melakukan
Praktikum viskositas
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh
Normayanti (2017) pada materi viskositas
didapatkan hasil sebagai berikut:
Gambar 5. Diagaram Observasi Keterampilan
Proses Sains Mendefinisikan Variabel Secara
Operasional Praktikum viskositas
Gambar 6. Diagaram Observasi Keterampilan
Proses Sains Mengukur Praktikum viskositas
SB
0%
B
0% TB
26%
STB
74%
PHIE CHART OBSERVASI
KETERAMPILAN PROSES SAINS
MAHASISWA MERANCANG
PRAKTIKUM VISKOSITAS FISIKA
DASAR
SB
0% B
0%
TB
2%
STB
98%
PHIE CHART OBSERVASI
KETERAMPILAN PROSES SAINS
MAHASISWA DALAM ANALISIS
PRAKTIKUM VISKOSITAS FISIKA
DASAR
SB
0% B
0%
TB
7%
STB
93%
PHIE CHART OBSERVASI
KETERAMPILAN PROSES SAINS
MAHASISWA DALAM
MENDESKRIPSIKAN HUBUNGAN
ANTAR VARIABEL PRAKTIKUM
VISKOSITAS FISIKA DASAR
SB
0%
B
0% TB
36%
STB
64%
PHIE CHART OBSERVASI
KETERAMPILAN PROSES SAINS
MAHASISWA DALAM MELAKUKAN
PRAKTIKUM VISKOSITAS FISIKA
DASAR
59%
39%
2% 0%
Diagram KPS Mendefinisikan Variabel
secara Operasional Praktikum Viskositas
Sangat Tidak Terampil Tidak Terampil
Terampil Sangat Terampil
51% 31%
18%
0% Diagram KPS Mengukur Praktikum
Viskositas
Sangat Tidak Terampil Tidak Terampil
Terampil Sangat Terampil
Gambar 7. Diagaram Observasi Keterampilan
Proses Sains Memproses Data Praktikum
viskositas
Gambar 8. Diagram KPS Membuat Tabel
praktikum viskositas
Pada penelitian yang dilakukan Lestari
(2017), pada praktikum viskositas
didapatkan hasil sebagai berikut:
Gambar 9. (a) Diagram Keterampilan Proses Sains
Observasi; dan (b) Diagram Keterampilan Proses Sains
Prediksi) Mahasiswa Pada Praktikum Fisika Dasar 1
(Viskositas)
Gambar 10. (a) Diagram Keterampilan Proses Sains
Klasifikasi; dan (b) Diagram Keterampilan Proses
Sains Kesimpulan Mahasiswa Pada Praktikum Fisika
Dasar 1 (Viskositas)
100%
0% 0% 0%
Diagram KPS Memperoleh dan
Memproses Data Praktikum Viskositas
Sangat Tidak Terampil Tidak Terampil
Terampil Sangat Terampil
93%
7% 0% 0%
Diagram KPS Membuat Tabel Data
Praktikum Viskositas
Sangat Tidak Terampil Tidak Terampil
Terampil Sangat Terampil
95%
5% 0%
0%
Diagram Keterampilan Proses
Sains Observasi Mahasiswa
Pada Praktikum Fisika Dasar 1
(Viskositas)
Sangat Tidak
Baik
Tidak Baik
Baik
Sangat Baik
(a)
74%
26%
0%
0%
Diagram Keterampilan Proses
Sains Prediksi Mahasiswa
Pada Praktikum Fisika Dasar
1 (Viskositas)
Sangat Tidak
Baik
Tidak Baik
Baik
Sangat Baik
(b)
100%
0% 0% 0%
Diagram Keterampilan Proses
Sains Klasifikasi Mahasiswa
Pada Praktikum Fisika Dasar 1
(Viskositas)
Sangat Tidak
Baik
Tidak Baik
Baik
Sangat Baik
87%
13%
0%
0%
Diagram Keterampilan Proses
Sains Kesimpulan Mahasiswa
Pada Praktikum Fisika Dasar 1
(Viskositas)
Sangat Tidak
Baik
Tidak Baik
Baik
Sangat Baik
(b)
(a)
Dari ketiga penelitian tersebut
menunjukkan bahwa mahasiswa
Pendidikan Fisika tidak memiliki
keterampilan proses sains yang tidak baik.
Hal ini disebabkan karena kurangnya
pengalaman mahasiswa dalam praktikum
fisika di SMA/MAN dan kurangnya
pengetahuan keterampilan proses sains
serta pedoman praktikum yang kurang
melatih keterampilan proses sains.
(2) Desain Produk
Tahap ini merupakan tahap rancangan
produk penuntun praktikum fisika dasar I
berbasis keterampilan proses dengan
model discovery learning pada materi.
Berikut desain produk yang dihasilkan:
a. Cover
Dirancang sesuai dengan judul
praktikum dan gambar-gambar yang
sesuai dengan perpaduan warna biru
dan merah maroon muda.
Gambar 11. Desain Cover
b. Isi penuntun praktikum.
Isi penuntun praktikum dibuat
menyerupai buku paket dengan warna
merah maroon sebagai batas atas dan
batas bawah serta diberi bingkai.
Margin yang digunakan kiri 4 cm,
kanan, bawah dan atas yaitu 3 cm.
Gambar 12. Desain Isi Penuntun Praktikum
(3) Hasil Validasi
Setelah produk dikembangkan
dilakukan validasi untuk mengetahui
kelayakan penuntun praktikum fisika dasar
I berbasis keterampilan proses sains
dengan model discovery learning yang
dikembangkan. Validasi dilakukan oleh
dua orang dosen ahli. Tahap validasi
dimaksudkan untuk menilai penuntun
praktikum agar valid dan dapat digunakan.
Penilaian tersebut terdiri dari beberapa
aspek yaitu dari segi materi dan media.
Hasil validasi penuntun praktikum fisika
dasar I berbasis keterampilan proses sains
oleh ahli materi tahap I dapat dilihat pada
Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Hasil Validasi tahap I Materi Penuntun
Praktikum
No Indikator Skor Kategori
1 Teknik Penyajian 2,75 Baik
2 Pendukung
Penyajian Materi 2,5
Tidak
Baik
3 Cakupan Materi 2,67 Baik
4 Akurasi Materi 3 Baik
5 Kemutakhiran 2
Tidak
Baik
6 Mengembangkan 3 Baik
Keterangan:
1. Logo Universitas
2. Nama
Laboratorium
3. Judul Praktikum
4. Gambar
Pendukung
5. Identitas
Praktikan
6. Program Studi
Keterangan:
1. Sub judul: Tujuan
Praktikum
2. Isi Tujuan
Praktikum
3. Sub Judul: Langkah
Discovery Learning
(Stimulation)
4. Isi
5. Gambar Pendukung
6. Halaman
No Indikator Skor Kategori
Keterampilan
proses sains
7 Sesuai dengan
perkembangan
mahasiswa
2 Tidak
Baik
8 Komunikatif 2,5
Tidak
Baik
9 Dialogis dan
interaktif 2,5
Tidak
Baik
10 Lugas 2
Tidak
Baik
11 Konherensi dan
keruntutan alur
piker
2 Tidak
Baik
12 Penggunaaan 2,33
Tidak
Baik
Rata-Rata 2,44
Kategori Tidak Baik
Setelah dilakukan validasi tahap I
selanjutnya dilakukan revisi dan kemudian
diakukan validasi tahap II. Berikut hasil
validasi materi tahap II pada penuntun
praktikum.
Tabel 5. Hasil Validasi tahap II Materi Penuntun
Praktikum
No Indikator Skor Kategori
1 Teknik Penyajian 3 Baik
2 Pendukung
Penyajian Materi 2,83 Baik
3 Cakupan Materi 3 Baik
4 Akurasi Materi 3,25 Baik
5 Kemutakhiran 2
Tidak
Baik
6 Mengembangkan
Keterampilan
proses sains
3,25 Baik
7 Sesuai dengan
perkembangan
mahasiswa
2,5 Tidak
Baik
8 Komunikatif 3 Baik
9 Dialogis dan
interaktif 2
Tidak
Baik
10 Lugas 3 Baik
11 Konherensi dan
keruntutan alur
piker
3 Baik
12 Penggunaaan 3 Baik
Rata-Rata 2,78
Kategori Baik dengan revisi
Setelah pada tahap validasi tahap II,
ternyata didapatkan hasil bahwa penuntun
praktikum harus dilakukan validasi lagi.
Maka dari itu dilakukan revisi kemudian
dilanjutkan kembali untuk dilakukan revisi
tahap III. Berikut hasil validasi materi
tahap III pada penuntun praktikum.
Tabel 6. Hasil Validasi tahap III Materi
Penuntun Praktikum
No Indikator Skor Kategori
1 Teknik Penyajian 3,5
Sangat
Baik
2 Pendukung
Penyajian Materi 3,5
Sangat
Baik
3 Cakupan Materi 3,33
Sangat
Baik
4 Akurasi Materi 3,25 Baik
5 Kemutakhiran 3 Baik
6 Mengembangkan
Keterampilan
proses sains
3,5
Sangat
Baik
7 Sesuai dengan
perkembangan
mahasiswa
3,5
Sangat
Baik
8 Komunikatif 3 Baik
9 Dialogis dan
interaktif 3
Baik
10 Lugas 3 Baik
11 Konherensi dan
keruntutan alur
piker
3,5
Sangat
Baik
12 Penggunaaan 4
Sangat
Baik
Rata-Rata 3,34
Kategori Sangat Baik
Kemudian hasil validasi penuntun
praktikum fisika dasar I berbasis
keterampilan proses sains oleh ahli media
dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil Validasi Media Penuntun Praktikum
No Indikator Skor Kategori
1 Kesesuaian Isi
Penuntun 3
Baik
2 Penyajian 3,67
Sangat
Baik
3 Organisasi 3 Baik
4 Format 3,5 Sangat
No Indikator Skor Kategori
Baik
5 Konsistensi 4
Sangat
Baik
6 Bentuk Ukuran
Huruf 3
Baik
7 Kebahasaan 3 Baik
8 Desain Penuntun 3 Baik
Jumlah 3,27
Kategori Baik
(4) Hasil Uji Coba
Penuntun praktikum yang telah
divalidasi kemudian dilakukan uji
kelompok kecil untuk melihat respon
mahasiswa terhadap penuntun yang
dikembangkan. Tabel 4 berikut
menunjukkan rekapitulasi respon
mahasiswa terhadap penuntun praktikum
Fisika Dasar I berbasis keterampilan
proses sains dengan menggunakan model
discovery learning. Hasil angket respon
mahasiswa terhadap penuntun praktikum
fisika dasar I berbasis keterampilan proses
sains dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Rekapitulasi respon mahasiswa terhadap
penuntun praktikum
No Aspek Skor Kategori
1 Ketertarikan 3,17 Baik
3 Keruntutan 3,10 Baik
4 Kemudahan 3,06 Baik
Pembahasan
Penuntun yang dihasilkan yaitu
dengan menggunakan tahap-tahap
discovery learning dan pada setiap langkah
kerja terdapat seluruh keterampilan proses
sains. Produk dilakukan validasi untuk
mengetahui kelayakan sebuah produk
penuntun. Validasi menurut Tavakol dan
Dennick (2011:53) mengatakan bahwa
“Validity is concerned with the extent to
which an instrument measures what it is
intended to measure”. Maka dari itu perlu
dilakukan validasi terhadap produk yang
dikembangkan. Validasi yang dilakukan
berupa validasi materi dan validasi media.
Validasi materi dilakukan sebanyak 3
tahap sedangkan untuk validasi media
dilakukan sebanyak 1 kali. Hasil validasi
yang didapat diklasifikasikan menjadi 4
yaitu sangat baik, baik, tidak baik dan
sangat tidak baik (Widoyoko, 2014).
Berdasarkan validasi materi tahap I
pada Tabel 4, bahwa penuntun praktikum
berbasis keterampilan proses sains dengan
menggunakan model discovery learning
pada materi viskositas didapatkan hasil
sebesar 2,44 dengan kategori tidak baik,
yang artinya masih banyak yang perlu
diperbaiki dari segi penyusunan kalimat,
ketertautan antar kalimat, kesesuaian
dengan perkembangan sosial dan ilmu
pengetahuan, dan keterpahaman
mahasiswa terhadap pesan yang
disampaikan. Kemudian pada validasi
materi tahap II berdasarkan Tabel 5
didapatkan hasil yaitu sebesar 2,78 dengan
kriteria baik namun perlu dilakukan
beberapa revisi lagi. Selanjutnya pada
validasi materi tahap III berdasarkan Tabel
6 didapatkan hasil sebesar 3,34 dengan
kriteria sangat baik dan layak digunakan
sehingga dapat dilanjutkan pada tahap
selanjutnya. Untuk hasil validasi media
berdasarkan Tabel 7 didapatkan hasil
sebesar 3,27 dengan kategori sangat baik.
Hasil dari revisi produk yang telah
divalidasi dapat dilihat dibawah ini.
Gambar 13. Cover Sebelum Revisi (a), Cover
Setelah Revisi (b)
Gambar 14. Tampilan Tata Tertib Pelaksanaan
Praktikum sebelum revisi
Gambar 15. Tampilan Tata Tertib Pelaksanaan
Praktikum Setelah Revisi
Gambar 16. Tampilan Tata Tertib Penilaian, Sanksi
sebelum revisi
Gambar 17. Tampilan Tata tertib Penilaian, Sanksi
Setelah Revisi
Gambar 18. Tampilan Identifikasi Masalah
(Problem Statement) Sebelum Revisi
Gambar 19. Tampilan Identifikasi Masalah
(Problem Statement) Setelah Revisi
Gambar 20. Tampilan Langkah Kerja Sebelum
Revisi
(b) (a)
Gambar 21. Tampilan Langkah Kerja Setelah
Revisi
Gambar 22. Tampilan Analisis Data Sebelum
Revisi
Gambar 23. Tampilan Analisis Data Setelah Revisi
Setelah produk penuntun praktikum
Fisika Dasar I berbasis keterampilan
proses sains menggunakan model
discovery learning pada materi viskositas
selesai validasi, dilakukanlah uji coba. Uji
coba dilakukan terhadap mahasiswa
Pendidikan Fisika Universitas Jambi. Uji
coba dilakukan dengan menggunakan
angket respon. Angket digunakan untuk
mengetahui tanggapan peserta didik
terhadap kegiatan pembelajaran yang
menggunakan perangkat praktikum
(Subamia, dkk, 2014:33). Angket respon
yang telah dibuat dilakukan analisis
validitas untuk menyatakan bahwa suatu
instrument dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang hendak diukur.
Analisis validitas dilakukan dengan
validitas logis yang diperoleh dengan
usaha yang sangat hati-hati sehingga
secara logika instrumen itu dicapai
menurut validitas yang dikehendaki. Selain
itu validitas angket dilakukan dengan
berkonsultasi dengan pakar peneliti yaitu
dosen pembimbing.
Setelah dilakukan analisis validitas,
selanjutnya dilakukan uji reliabilitas untuk
melihat ukuran suatu kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab hal
yang berkaitan dengan konstruk
pernyataan dalam suatu bentuk kuisioner
(Sujarweni, 2015). Angket yang
digunakan menggunakan skala Likert,
untuk itu perlu dilakukan analisis
reliabilitas menggunakan koefisien Alpha
Cronbach’s, seperti pendapat Quansah
(2017:57), mengatakan bahwa “The
reliability estimate for items on a Likert
scale is measured using the reliability
method known as Cronbach Alpha”.
Analisis reliabilitas menggunakan
persamaan Alpha Cronchbach’s dengan
bantuan Microsoft Excel. Dari perhitungan
menggunakan persamaan Alpha
Cronbach’s diperoleh nilai reliabilitas
angket sebesar r11= 0,7310 dengan
kategori memiliki reliabilitas yang tinggi,
sehingga dapat disimpulkan bahwa angket
penelitian dapat dipercaya dan digunakan
untuk mengambil data respon mahasiswa
terhadap kelayakan penuntun praktikum
Fisika Dasar I. Setelah dilakukan analisis
reliabilitas kemudian diberikan produk
hasil pengembangan kepada mahasiswa
Pendidikan Fisika Universitas Jambi untuk
diujicobakan kemudian mahasiswa
diberikan angket respon. Angket respon
yang diberikan terdiri dari 3 aspek yaitu
ketertarikan, keruntutan dan kemudahan.
Keruntutan merupakan susunan
penyajian isi bahan ajar. Keruntutan bahan
ajar mempermudah peserta dalam belajar,
dan juga menuntun peserta untuk terbiasa
berpikir runtut (Wuryanto, 2010).
Berdasarkan Tabel 8, pada aspek
keruntutan didapatkan hasil sebesar 3,10
dengan kategori baik. Selanjutnya yaitu
pada aspek ketertarikan didapatkan hasil
sebesar 3,17 dengan kategori baik.
Siskawati, dkk (2016:74) menyatakkan
bahwa adanya suatu ketertarikan sifatnya
tetap di dalam diri seseorang yang sedang
mengalaminya terhadap hal tertentu dan
adanya rasa senang terhadap bidang atau
hal tersebut, sehingga seseorang
mendalaminya. Dari pernyataan tersebut
disesuaikan dengan skor yang didapatkan
bahwa pengguna saat menggunakan
produk yang dikembangkan memiliki rasa
senang sehingga ingin menggunakan
penuntun yang dikembangkan.
Untuk aspek kemudahan pada Tabel 8
didapatkan hasil sebesar 3,06 dengan
kategori baik. Faradila dan Soesanto
(2013:151) menyatakan bahwa,
penggunaan panduan pembelajaran
berhubungan dengan mudah atau tidaknya
buku digunakan oleh pembaca. Jika
komponen-komponen pada panduan dan
sulit dipelajari, pengguna panduan
pembelajaran cenderung mengurungkan
niatnya dalam mempelajari penuntun. Dari
skor dapat disimpulkan bahwa penuntun
yang dikembangkan tesebut mudah untuk
digunakan. Berdasarkan hasil angket
respon yang telah diisi oleh mahasiswa,
dapat disimpulkan bahwa respon
mahasiswa terhadap penuntun yang
dikembangkan dikategorikan baik
meskipun ada beberapa mahasiswa yang
beranggapan bahwa dengan menggunakan
penuntun yang telah dikembangkan ini
menemui kesulitan.
PENUTUP
Penelitian ini menghasilkan penuntun
praktikum Fisika Dasar I berbasis
keterampilan proses sains dengan
menggunakan model discovery learning
pada materi viskositas. Hasil validasi
menunjukkan bahwa penuntun yang
dikembangkan ini dikategorikan baik dan
layak digunakan. Respon mahasiswa saat
menggunakan penuntun praktikum Fisika
Dasar I berbasis keterampilan proses sains
dengan menggunakan model discovery
learning pada materi viskositas
menunjukkan kategori baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aydın, A. 2013. Representation of Science
Process Skills in The Chemistry
Curricula for Grades 10, 11 And
12/Turkey. International Journal
of Education and Practice, 1(5),
51-63.
Borg, W. R. & Gall, M. D. 2003.
Educational Research An
Introduction. United States of
America: Pearson Education, Inc.
Fajriani. 2017. Pengembangan Modul
Praktikum Kimia Dasar
Terintegrasi Ilmu Fisika
Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Fisika. Skripsi UIN Alauddin
Makassar
Faradila, R. S. N., & Soesanto, H. (2016).
Analisis Pengaruh Persepsi
Kemudahan Penggunaan dan
Persepsi Manfaat terhadap Minat
Beli dengan Kepercayaan Sebagai
Variabel Intervening (Studi pada
Pengunjung Toko Online
berrybenka. com di Kalangan
Mahasiswa Universitas
Diponegoro). Diponegoro Journal
of Management, 5(3), 239-250. Feyzýoðlu, B. 2009. An investigation of
the relationship between science
process skills with efficient
laboratory use and science
achievement in chemistry
education. Journal of Turkish
Science Education, 6(3), 114-132.
Hidayah, M. 2013. Model Pembelajaran
Asam Basa Berbasis SCS (Science
Process Skills) Melalui Kegiatan
Laboratorium Sebagai Wahana
Pendidikan Sains Siswa MTS.
Jurnal PHENOMENON, 2(1).
Karamustafaoglu, S. 2011. Improving the
Science Process Skills Ability of
Science Student Teachers Using I
Diagrams. Eurasian J. Phys. Chem.
Educ, 3(1):26-38
Kementrian Riset dan Teknologi
Pendidikan Tinggi. 2016. Panduan
Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi Tahun 2016. Jakarta:
Kemenristekdikti
Kilinc, A. 2007. The opinions of Turkish
highschool pupils on inquiry based
laboratory activities. TOJET: The
Turkish Online Journal of
Educational Technology, 6(4)
Kuswanto, 2017. Profil Kemampuan Awal
Keterampilan Proses Sains
Mahasiswa Baru Pendidikan
Fisika Tahun Ajaran 2016/2017
Dalam Melakukan Praktikum
Fisika Dasar I Di Universitas
Jambi. Skripsi tidak diterbitkan.
Jambi: FKIP PMIPA Universitas
Jambi.
Lestari, U. 2017. Deskripsi Keterampilan
Proses Sains Mahasiswa
Pendidikan Fisika Universitas
Jambi Pada Kegiatan Praktikum
Fisika Dasar I (Keterampilan
Proses Sains: Observasi, Prediksi,
Klasifikasi dan Kesimpulan).
Skripsi tidak diterbitkan. Jambi:
FKIP PMIPA Universitas Jambi.
Martaida, T., Nurdin Bukit dan Eva
Marlina Ginting. 2017. The Effect
of Discovery Learning Model on
Student’s Critical Thinking and
Cognitive Ability in Junior High
School. IOSR Journal of Research
& Method in Education (IOSR-
JRME), 7(6): 1-8
Munandar, Kukuh. 2016. Pengenalan
Laboratorium IPA Biologi Sekolah.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Munayyaroh, dkk. 2013. Efektivitas
Pelaksanaan Asistensi Praktikum
Fisika Dasar II Terhadap Sikap
Sains Mahasiswa Semester II
Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Muhammadyah
Purworejo. Jurnal Berkala
Pendidikan Fisika, 3(2):116-119.
Muyanto, A. 2010. Pengembangan Bahan
Ajar, Online,
(https://aguswuryanto.wordpress.co
m/2010/09/02/pengembangan-
bahan-ajar), diakses 11 Januari
2018.
Normayanti. 2017. Deskripsi
Keterampilan Proses Sains
Mahasiswa Pendidikan Fisika
Universitas Jambi pada Kegiatan
Praktikum Fisika Dasar I (KPS:
Mendefinisikan Variabel Secara
Operasional, Mengukur,
Memperoleh dan Memproses Data,
dan Membuat Tabel Data). Skripsi
tidak diterbitkan. Jambi: FKIP
PMIPA Universitas Jambi.
Nurgiyantoro, B Gunawan, dan Marzuki.
2012. Statistik Terapan. Gadjah
Mada University Press: IKAPI
Octaviandari, Arniza Resti. 2016.
Pengembangan Modul Fisika
Berbasis Keterampilan Proses
Sains Pada Materi Alat-alat Optik
Untuk Peserta Didik SMP Kelas
VIII.Skripsi. Universitas Islam
Negeri Sunan Kali Jaga.
Yogyakarta
Quansah, F. 2017. The Use Of Cronbach
Alpha Reliability Estimate In
Research Among Students In
Public Universities In Ghana.
Africa Journal of Teacher
Education, A Journal of Spread
Corporation, 6(1): 56-64
Rezba, R J, Constance. SS, Ronald. F,
James. F, James. O, Harold. H J,
1995. Learning and Asseing
science process skills. Kndall:
Hunt publishing company
Santiani, S. 2013. Kemampuan
Keterampilan Proses Sains
Mahasiswa Fisika Stain Palangka
Raya Pada Praktikum Fisika
Dasar I. Edu Sains: Jurnal
Pendidikan Sains & Matematika,
1(2)
Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Sheeba, M. N. (2013). An Anatomy of
Science Process Skills in The Light
of the Challenges to Realize
Science Instruction Leading to
Global Excellent in Education.
Education Confab, 2(14), 108-123.
Siskawati, M., Pargito, P., & Pujiati, P.
2016. Pengembangan Media
Pembelajaran Monopoli Untuk
Meningkatkan Minat Belajar
Geografi Siswa. Jurnal Studi
Sosial, 4(1): 72-80.
Subamia, I. D. P., Wahyuni, I. G. A. N. S.,
& Widiasih, N. N. 2014.
Pengembangan Perangkat
Penunjang Praktikum IPA SMP
Berbasis Lingkungan. Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran, 47(1):
29-39.
Sujarweni, V. Wiratna. 2015. SPSS Untuk
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.
Susanti, E., Mohamad Jamhari dan
Samsurizal M. Suleman. 2016.
Pengaruh Model Pembelajaran
Discovery Learning Terhadap
Keterampilan Sains Dan Hasil
Belajar Siswa Kelas VIII Tentang
IPA SMP Advent Palu. Jurnal
Sains dan Teknologi Tadulako,
5(3):36-41.
Sutopo (2013). Improving Students’
Representational Skill And Generic
Science Skill Using
Representational Approach. Jurnal
Ilmu Pendidikan, 19(1):7-16
Tavakol, Mohsen dan Reg Dennick. 2011.
Making sense of Cronbach’s alpha.
International Journal of Medical
Education. 2:53-55.
Tompoa, Bosman, Arifin Amad dan Muris
Murisa. 2016. The Development of
Discovery-Inquiry Learning Model
to Reduce the Science
Misconceptions of Junior High
School Students. International
Journal Of Environmental &
Science Education, 11(12):5666-
5686
Wardani, S. 2008. Pengembangan
keterampilan proses sains dalam
pembelajaran kromatografi lapis
tipis melalui praktikum skala
mikro. Jurnal Inovasi Pendidikan
Kimia, 2(2):317-322.
Widoyoko, Eko Putro. 2014. Teknik
Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Zeidan, A.H., & Jayosi, M. R. 2015.
Science Process Skills and
Attitudes toward Science among
Palestinian Secondary School
Students. World Journal of
Education, 5(1):13-24