penulisan karangan beta.docx
-
Upload
sastria-madang-kara -
Category
Documents
-
view
31 -
download
2
Transcript of penulisan karangan beta.docx
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangB. Rumusan masalah
BAB I
PENULISAN KARANGAN
A. Pengertian mengarang dan karanganB. Jenis-jenis karangan
BAB II
PENUTUP
A. SimpulanB. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami begitu banyak nikmat dan pertolongan
sehingga kami mampu membuat makalah ini. Tanpa pertolongan dia mungkin kami tidak dapat
menyusun makalah ini.
Makalah yang kami tulis ini kami beri judul “PENULISAN KARANGAN”. Oleh karena itu,
kami berharap makalah ini dapat membantu mahasiswa untuk memperluas wawasan tentang cara
penulisan karangan yang selama ini banyak digunakan dalam bidang kependidikan.
Kami menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu besar
harapan kami mendapatkan saran, masukan ataupun kritik yang bersifat membangun sehingga
dapat menjadi koreksi bagi kami untuk penulisan yang lebih baik berikutnya. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian mengarang dan karangan
2. Berapa macem jenis karangan
A. Latar Belakang
Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir.
Keduanya saling melengkapi. Menurut Syafie’ie (1988:42), secara psikologis menulis
memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasan, kemauan yang keras. Menulis dan
berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama dan berulang-ulang. Dengan
kata lain, tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan
menulis, penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat
meningkatkan kemampuannya dalam menulis.
Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah. di samping dituntut kemampuan
berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya, misalnya penguasaan materi
tulisan, pengetahuan bahasa tulis, dan motivasi yang kuat. Untuk menghasilkan tulisan yang
baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu
keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan keterampilan pewajahan. Ketiga
keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi. Kegagalan dalam salah satu komponen
dapat mengakibatkan gangguan dalam menuangkan ide secara tertulis.
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis
karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentasi, dan persuasi.
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu
karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis,
logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan
agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka
karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis
tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
http://rahmatsolihien.blogspot.com/2012/07/karangan-dan-kerangka-karangan_4060.html
BAB I
PENULISAN KARANGAN
A. Pengertian Mengarang dan Karangan
Mengarang berarti menyusun atau merangkai, pada awalnya kata merangkai tidak
berkaitan dengan kegiatan menulis. Operasional atau cakupan makna kata merangkai mula-mula
terbatas pada pkerjaan yang berhubungan dengan benda konkret seperti merangkai bunga atau
merangkai atau merangkai benda orang lain. Sejalan dengan kemajuan komukasi dan bahasa,
lama-kelamaan timbul istilah merangkai kata. Lalu berlanjut dengan merangkai kalimat,
kemudian jadilah apa yang disebut sebagai karangan. Orang yang merangkai atau menyusun
kata, kalimat, dan alinea tidak disebut perangkai. Tetapi penyusun atau pengarang untuk
membedakannya dengan perangkai bunga. Belakangan muncul sebutan penulis karena karangan
tertulis juga disebut tulisan.
Sebenarnya, mengarang tidak hanya dan tidak harus tertulis. Seperti halnya
berkomunikasi, kegiatan mengarang yang juga menggunakan bahasa sebagai mediumnya dapat
berlansung secara lisan. Seseorang yang berbicara misalnya, dalam sebuah diskusi atau berpidato
secara serta merta (improntu) otaknya terlebih dahulu harus mengarang sebelum mulutnya
berbicara.
Penulis berpendapat bahwa mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, atau
paragraph dalam rangka menjabarkan atau mengulas topic dan tema tertentu untuk memperoleh
hasil akhir berupa karangan. Untuk bahan perbandingan, disini dikutipkan pendapat
Widyanmartaya dan Sudiati (1911:77). Menurut keduanya , mengarang adalah “keseluruhan
rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui
bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami”.
Jadi karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang
suatu topic atau pokok bahasan. Setiap karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian
yang lebih tinggi atau lebih luas dari paragraph. Selain itu, karangan juga mempunyai arti lain
yaitu bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan
tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan
perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
B. Jenis-jenis Karangan
1. Berdasarkan Bentuknya
a. Puisi adalah karangan yang mengutamakan keindahan bentuk dan bunyi serta kepadatan
makna. Puisi pada umunya berbentuk monolog.
b. Drama adalah karangan yang berupa dialog sebagai pembentuk alurnya.
c. Prosa, adalah jenis karangan yang disusun secara bebas dan terperinci. Bentuknya merupakan
percangkokan monolog dengan dialog. Prosa terbagi dalam dua macam.
1) Fiksi, adalah karangan yang disusun dalam bentuk alur yang menekankan aturan sistematika
perceritaan. Contohya : novel dan cerpen.
2) Nonfiksi, adalah karangan yang menekankan aturan sistematika ilmiah, dan aturan-aturan
kelogisan. Contohnya: essay, laporan penelitian, dan biografi
2. Berdasarkan Cara Penyajiannya
a. Karangan narasi, adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan
tujuan agar pembaca seolah-o؛ah mengalami kejadian yang diceritakan itu.
b. Karangan deskripsi, adalah karangan yang menggambarkan suatu objek dengan tujuan agar
pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu.
c. Karangan eksposisi, adalah karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau
informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-
jelasnya. Dikemukakan data dan fakla untuk memperjelas pemaparan.
d. Karangan argumentasi, adalah karangan yang bertujuan untuk membuktikan suatu cebenaran
sehingga pembaca meyakini kebenaran itu. Pembuktian memerlukan data dan fakta yang
meyakinkan.
e. Larangan persuasi, adalah karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca. Karangan
ini pun memerlukan data sebagai penunjang.
3. Berdasarkan Masalah yang Disajikannya
a. Karangan populer, adalah karangan yang membahas sehari-hari dengan menggunakan ragam
bahasa yang biasa digunakan masyarakat pada umumnya.
b. Karangan ilmiah, adaiah karangan yang membahas masalah-masalah yang berkain dengan
disiplin ilmu tertentu. Ragam bahasa yang digunakan bersifat teknis yang hanya dapat dipahami
masyarakat tertentu.
c. Karangan ilmiah populer, adalah karangan yang membahas masalah-masalah keilmuan
dengan munggunakan ragam bahasa yang dipahami masyarakat pada umumnya.
d. Surat merupakan karangan yang mengupas beragam persoalan dalam berbagai kepentingan
Pembacanya dinyatakan secara khusus, tertentu.
e. Karangan sastra, adalah karangan yang berisi cerita rekaan dengan bahasa, gaya, c؛tra rasa
yang indah. Cerita-cerita yang dinyatakannya lebih bersifat individual.
C. Langkah-langkah Mengarang
Penyusunan karangan sebaiknya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Menentukan Topik, Tema, dan Tujuan Karangan
Topik berasal dari kata Yunani topoi, yang berarti ‘tempat’. Dalam perkembangan
selanjutnya, topik diartikan sebagai ‘pokok pembicaraan’ suatu karangan. Berdasarkan topik
itulah, penulis menempatkan tujuan beserta tema karangannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, topik sering dikacaukan pemakaiannya dengan istilah tema.
Menurut asal katanya, Tema merupakan kata Yunani tithenai, yang berarti menempatkan. Dar
segi proses penulisan karangan, tema dan topik memiliki rumusan yang berlainan walaupun
nantinya apa yang dirumuskan keduanya memiliki hakikat yang sama. Apabila topik bermakna
pokok karangan, maka tema diartikan sebagai suatu perumusan dari topik yang dijadikan
landasan penyusunan karangan. Berdasarkan pengertian tersebut, jelaslah bahwa topik lebih
singkat dan lebih abstrak daripada tema. Topik dirumuskan lebih dahulu dari tema.
Untuk merumuskan topik yang baik dipergunakan ukuran berikut.
a. Menarik perhatian penulis
Topik yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha untuk secara
serius mencari data yang penting dan relevan dengan masalah yang ia karang. Penulis akar؛
terdorong terus-menerus agar karangannya itu dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya
Sebaliknya, suatu topik yang sama sekali tidak disenangi, dapat menimbulkan kesalahan apabila
terdapat hambatan-hambatan. Penulis tidak akan berusaha menemukan data dan fakta dalam
memecahkan persoalan-persoalan yang ia hadapi.
b. Dikuasai penulis
Topik yang digarap harus pula dikuasai penulis. Sekurang-kurangnya ia mengetahui hai-
hal mendasar dari persoalan yang hendak dikarangnya. Idealnya, topik itu merupakan sesuatu
yang lebih diketahui penulis daripada pembacanya.
c. Menarik dan aktual
Suatu karangan disusun tidak lain untuk dibaca oleh orang lain, oeh karena itu, minat
pembaca merupakan hal penting yang harus diperhatikan penulis. Walaupun yang menarik minat
itu amat bergantung pada situasi dan latar belakang pembaca itu sendiri, namun hal- hal berikut
merupakan sesuatu yang diminati masyarakat secara umum: yang aktual, penting, penuh
konflik, rahasia, humor. atau hal-hal lain yang bermanfaat bagi pembaca.
d. Ruang lingkupnya terbatas
Apabila topik itu terlalu luas, pembahasannya akan dangkal. Pada akhimya karangan itu
tidak menarik bagi pembaca. Pembatasan ruang lingkup topik, memungkinkan penulis untuk
mengarang dengan penuh keyakinan dan kepercayaan diri. Pembatasan topik dapat memberikan
kesempatan bagi penulis untuk menelaah dan meneliti masalah yang akan ditulisnya secara
intensif.
2. Merumuskan Judul Karangan
Erat kaitannya dengan topik atau tema serta tujuan karangan, adalah judul. Apabila topik
merupakan gagasan pokok yang akan dibahas, maka judul merupakan nama yang diberikan
untuk bahasan atau karangan itu. Judul berfungsi pula sebagai slogan promosi untuk menarik -
ninat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Sering kali judul dirumuskan lebih dulu
sebelum karangan dibuat. Namun demikian, judul dapat pula dirumuskan setelah karangan itu
selesai.
Judul yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a. Relevan, ada hubungannya dengan isi karangan.
b. Provokatif dapat menimbulkan hasrat ingin tahu pembaca.
c. Singkat, mudah dipahami dan enteng diingat.
3. Menyusun Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis besar suatu karangan.
Manfaat kerangka karangan:
a. Memudahkan penyusunan karangan sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan teratur.
b. Memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dengan yang tidak penting;
c. Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan;
d. Membantu pengumpulan data dan sumber-sumber yang diperlukan.
Berdasarkan bentuknya, kerangka karangan dapat dibedakan ke dalam bentuk kerangka
kalimat dan kerangka topik.
a. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat merupakan suatu bentuk kerangka karangan yang berupa pernyataan-
pernyataan lengkap, yang perumusannya berupa kalimat berita atau kalimat tanya.
b. Kerangka topik
Kerangka topik dinyatakan dalam kata atau frase. Dari segi kejelasannya, kerangka topiL
tidak sejelas kerangka kalimat. Namun demikian, kerangka topik sifatnya lebih longgar daa tidak
kaku. Penyusunannya pun lebih mudah.
Langkah-langkah penyusunan kerangka karangan adalah sebagai berikut.
4. Mengumpulkan Bahan/Data
Untuk memperkaya pemahaman dan pengetahuannya, seorang penulis harus
mengumpulkan data, informasi, atau pengetahuan tambahan yang berkaitan dengan tema
karangan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan membaca bahan acuan tertentu
mengadakan wawancara, atau pengamatan lapangan. Kita dapat langsung mengamati objek yang
akan kita karang dan dapat pula kita mengadakan percobaan. Kedua cara tersebut penting
dilakukan agar data yang kita peroleh lebih mantap dan tidak meragukan.
Semua bahan yang kita peroleh, kita catat supaya tidak mudah dilupakan. Catatan harus
rapi dan teratur sehingga mudah dalam pemanfaatannya.
Tiap-tiap data yang kita peroleh kita catat di atas kartu atau lembaran kertas yang lepas
Kartu atau kertas lepas sangat mudah kita susun menurut keperluan kita dan mudah puli
menyisihkannyajika sebuah catatan ternyata tidak kita perlukan lagi. Buku tulis dapat juga kiti
pakai, tetapi tidak praktis, sebab halamannya terikat dan tidak mudah disusun.
5. Mengembangkan Kerangka Karangan
Langkah berikutnya adalah mengembangkan kerangka karangan itu menjadi karangan
yang lengkap dan utuh.
Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan
dalam pengembangan karangan, di antaranya adalah dengan pola pengembangan urutan
pemecahan masalah. Bila pola ini yang dipilih, maka penyusunan karangan dimulai dari
penyajiar. masalah tertentu. Kemudian, pembahasannya bergerak menuju analisis dan
kesimpulan- kesimpulan. Dengan demikian, karangan berpola urutan pemecahan masalah
dibentuk oleh tiga bagian utama, yaitu:
a. Deskripsi mengenai suatu masalah yang akan dibahas,
b. Analisi terhadap sebab-sebab atau akibat-akibat dari masalah itu, dan
c. Alternatif atau kesimpulan sebagai pemecahan masalah.
6. Cara Pengakhiran dan Pcnyimpulan
Baik itu pengakhiran maupun penyimpulan, sama-sama terletak pada bagian penutup suatu
karangn. Dengan demikian, dari segi letak, keduanya memiliki persamaan. Bedanya dalam hal
fungsi dan cara perumusannya. Pengakhiran merupakan bagian bacaan yang fungsinya
menandakan bahwa bacaan itu selesai atau sudah berakhir. Bagian pengakhiran masih
merupakan fungsinya sebagai penutup dari suatu perincian. Hubungan bagian pengakhiran
bagian sebelumnya terbentuk dalam pola umum-khusus.
Hal ini berbeda dengan penyimpulan . Adalah betul bahwa bagian penyimpulan pun
umumnya terletak pada bagian akhir suatu karangan. Hanya saja, kesimpulan berfungsi pula
sebagai pemaknaan kembali atas uraian-uraian sebelumnya. Hubungan antara bagian kesimpulan
dengan bagian sebelumnya bersifat khusus-umum. Bagian tersebut merupakan sebuah
generalisasi atas rurnum dari uraian sebelumnya.
Contoh:
Kalau kamu adalah salah seorang pengurus OSIS atau organisasi lainnya, sebaiknya
kamu memanfaatkan kesempatan itu untuk latihan komunikasi di depan tak perduli sebatas apa
kemampuanmu dalam menggunakan kata-kata. Bila pertama kali kamu berbicara terpatah-
patah dan sedikit deg-degan, itu hal biasa. Lama-kelamaan kamu akan terbiasa dengan latihan
semacam itu. Apalagi kalau kamu diundang seminar, acara diskusi, atau rapal lainnya,
berbahagialah kamu dan kamu manfaatkan kesempatan itu untuk mengasah lidahmu agar
terbiasa dan dan lancar untuk mengeluarkan mengeluarkan pendapat pada orang lain.
Paragraf di atas fungsinya hanya sebagai penanda bahwa uraian atas bacaan yang berjudul
“Remajad an Aprehensi Komunikasi” sudah berakhir. Dalam paragraf tersebut tidak ditemukan
rumusan kesimpulan.
7. Menyempurnakan Karangan
Menyusun karangan, baik itu karangan ilmiah, populer, maupun karangan sastra, yang
sekali jadi memang cukup sulit. Kecuali bagi yang sudah betul-betul ahli, sangat jarang orang
yang bisa menyusun karangan yang langsung sempurna. Ada saja kesalahan atau kekeliruan
yang harus diperbaiki, baik itu dengan sistematika penulisan, kelogisan ide, istilah yang
digunakan atau pun ejaannya. Karena itu, pembahasan dan peninjauan ulang atas karangan yang
telah dibuat, merupakan sesuatu yang penting dilakukan.
8. Penggolongan Karangan Menurut Bobot Isinya
Berdasarkan bobot isinya. karangan dapat dibagi atas tiga jenis. yaitu (1) karangan ilmiah,
(2) karangan semi-ilmiah atau ilmiah populer. dan (3) karangan non-ilmiah. Yang tergolong ke
dalam karangan ilmiah antara lain adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.
Sementara itu, yang tergolong ke dalam karangan semi- ilmiah antara lain adalah artikel,
editorial, opini. feature, tips, dan reportase. Selanjutnya, yang tergolong ke dalam karangan non-
ilmiah antara lain adalah anekdot, hikayat, cerpen, novel, roman, puisi. dar. naskah drama.
Ketiga jenis karangan tersebut tadi memiliki karakteristik yang berbeda. Karangan ilmiah
memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan
penggunaan bahasa. Kebalikan dari karangan ilmiah adalah karangan non-ilmiah. yaitu karangan
yang tidak terikat pada aturan baku tadi. Sementara itu, karangan semi-ilmiah berada di antara
keduanya.
Yang akan dibahas dalam buku ini hanya dua jenis karangan pertama saja, yaitu karangan
ilmiah dan semi-ilmiah/populer karena kedua jenis karangan inilah yang banyak diperlukan oleh
mahasiswa.
Antara karangan ilmiah dan karangan ilmiah populer tidak banyak perbedaan yang
mendasar. Perbedaan yang paling jelas hanya pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi
karangan. Jika pada Karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus di bidang ilmu tertentu
pada karangan ilmiah populer bahasa yang terlalu teknis tersebut kadang-kadang dihindari dan
sebagai gantinya digunakan istilah umum.
9. Sistematika Karangan
Secara umum bagian-bagian karangan itu sama, yaitu adanva gian awai, bagian inti, dan
bagian penutup. Akan tetapi, dalam materi perkuliahan ini hanya ditampilkan bagian-bagian
makalah miah. Fokus kajian adalah pengembangan isi bagian-bagian atau isi stematika makalah,
khususnya bagian inti.
a. Bagian Awal
1. Halaman Sampul dan Halaman Judul
1) Judul atau nama karangan. Halaman judul mencantumkan narru karangan, penjelasan adanya
tugas, nama pengarang, kelengkapan indentitas pengarang (nomor induk/registrasi, klas, nomor
absen). nama unit studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, universitas), nama kota,
dan tahun penulis.
2) Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memeperhatikan unsur-unsur
sebagai berikut.
(1) Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
(2) Judul harus menarik pembaca, baik makna maupun penulisannya.
(3) Sampul berisi nama karangan, penulis, dan penerbit.
(4) Halaman judul berisi nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, dan penerbit.
(5) Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetris (untuk karangan formal) atau model
lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal)
(6) Bagian-bagian yang tertulis pada halaman judul:
a. Judul diketik dengan huruf kapital
b. Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat. Misalnya:
Makalah ini disusun untuk melengkapi Tugas Ujian Akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Semester Genap 2008
c. Nama penulis ditulis dengan huruf kapital. Kemudian, di bawah nama dituliskan Nomor
Induk Mahasiswa (NIM). Misalnya: SATRIAH
320321564
d. Logo universitas untuk skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah tidak harus
menggunakan
e. Data institusi. Mahasiswa harus mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, universitas,
nama kota dan tahun dengan huruf kapital. Misalnya:
JURUSAN GEOGRAFI, FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
AR-RANIRY BANDA ACEH, 2008
2. Kata Pengantar
Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis karangan
ini dilakukan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau
laporan formal ilmiah harus menggunakan Kata Pengantar. Urutan cara penulisan dan unsur-
unsur informasi yang harus dicantumkan dalam kata pengantar adalah sebagai berikut.
1) Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2) penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah;
3) penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah;
4) penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekelompok orang, atau
organisasi/lembaga;
5) ucapan terima kasih kepada seseorang/lembaga yang membantu;
6) harapan penulis atas karangan tersebut:
7) manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran;
8) penyebutan nama kota, tanggai, bulan, tahun. dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi
tanda tangan. -
Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah sehingga sifatnya formal
dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dalam bahasa Indonesia yang baku dan
benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan atau hal-hal lain yang tertulis dalam
pendahuluan, naskah utama, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata
pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.
Hal-hal yang harus dihindari dalam pembuatan kata pengantar:
1) menguraikan isi karangan;
2) mengungkapkan perasaan berlebihan:
3) menyalahi kaidah bahasa;
4) menunjukan sikap kurang percaya diri;
5) kurang meyakinkan;
6) kata pengantar terlalu panjang:
7) menulis kata pengantar semacam sambutan.
3. Daftar isi
Daftar isi adalah bagian pelengkapan pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan
ilmiah secara lengkap dan menyeluruh dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis
sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan ilmiah. Daftar isi berfungsi untuk
merujuk halaman judul bab, subbab, dan unsur-unsur pelengkap dari sebuah buku yang
bersangkutan.
Daftar isi disusun secara konsisten, baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul
bab dan sub-subbab. Konsisten ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan. Jika menggunakan
angka desimal, angka pertama nomor Bab I pada baris pertama harus diikuti secara lurus dengan
angka pertama nomor Bab II, Bab III, dan seterusnya. Untuk menghasilkan daftar isi yang baik,
perhatikan hal- hal berikut ini.
1) Setiap judul bab dan subbab disusun secara paralel atau konsisten.
2) Nomor dan penggunan huruf (harus kapital dan huruf kecil) berfungsi sebagai ciri atau
penanda judul bab, subbab, dan rincian ditulis dengan huruf kapital pada setiap awai kata,
sedangkan kata tugas (misalnya: yang, kepada, dari) ditulis dengan huruf kecil seluruhnya.
3) Nomor halaman berfungsi untuk merujuk judul bab, subbab, dan rincian. Untuk memudahkan
pembacaan, judul dan nomor halaman dihubungkan dengan titik-titik.
4) Tajuk bab, subbab, dan rincian harus menggambarkan isi karangan, dan disusun dengan
ragangan.
5) Skripsi dan makalah yang lebih dari 10 halaman harus menggunakan daftar isi.
6) Daftar isi tidak sama dengan ragangan karangan. Ragangan menggambarkan uraian (analisis
dan sintetis) bagian utama karangan, sedangkan daftar isi mencantumkan seluruh unsur
pelengkap pendahuluan, bagian utama (isi) karangan, dan pelengkap penutup.
4. Daftar Gambar
Setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis di dalam daftar gambar.
Daftar gambar menginformasikan judul gambar dan nomor halaman.
5. Daftar Tabel
Setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar ini
menginformasikan nama tabel dan nomor halaman.
b. Bagaian Inti/Utama
1. Pendahuluan
Pendahuluan dalam makalah terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan, pembahasan,
dan pembatasan masalah. Keseluruan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi
yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan. '
a) Latar belakang masalah, menyajikan
1) Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaar. yang akan diuraikan
jawabnya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan di jawab atau
ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas. misalnya: deduktif, sebab-
akibat, atau induktif.
2) Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan
dalam membuat keputusan dan memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan
datang.
3) Pengetahuan tentang studi perpustakaan dengan menggunakan infoimasi mutakhir dari
buku-buku ilmiah. jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis
hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbitan baru.
4) Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan dengan menggunakan
kata tanya yang menuntut adanva analisis, misalnya bagaimana..., mengapa..... Contoh:
Bagaimana pengaruh teknologi terhadap pelestarian budaya sendiri? Bagaimana hubungan X
terhadap Y? Bagaimana upaya mengatasi kemiskinan masyarakat kumuh di Kelurahan Pulo
Gadung? Mengapa budaya tradisi kurang berkembang?
5) Tidak menggunakan kata apa karena kata tersebut tidak menuntut adanya analisis, tetapi
cukup dijawab ya atau tidak.
b) Tujuan penulisan berisi
1) Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X
terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru;
menguraikan pengaruh X terhadap Y.
2) Upaya pokok yang harus dilakukan. misalnya: mendiskripsikan data primer tentang kualitas
budaya tradisi penduduk asli Jakarta; mendeskripsikan data sekunder tentang kuaiitas tradisi
penduduk asli Jakarta; mendeskripsiksn kreativitas baru yang merupakan sinergi budaya tradisi
dan teknologi muktakhir; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan
kreativitas baru; membuktikan bahwa pembagunan lingkungan permukiman kumuh yang tidak
layak huni memerlukan bantuan pemerintah.
3) Tuiuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan
dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua. tujuan juga dirinci menjadi dua.
2. Inti Karangan
Bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian oembahasan masalah.
http://khaidirsyafruddin.blogspot.com/2013/02/penulisan-karangan.html
BAB II
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah dibahas dalam bab sebelumnya akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis
karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentasi, dan persuasi.
Sedangkan Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar
dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara
sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah
penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan
kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan
penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
Jadi kedua pembahasan ini sangatlah berkaitan karena jika kita ingin membuat suatu
karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur maka sebelum pembuatan karangan
itu harus terlebih dulu kita membuat sebuah kerangka karangan agar pada karangan tersebut
menjadi terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju.
B. Saran
Dalam pembuatan karangan haruslah di buat suatu kerangka karangan agar mendapatkan
suatu hasil karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur dan teratur tentunya akan
menghasilkan suatu karangan yang berkualitas.
http://rahmatsolihien.blogspot.com/2012/07/karangan-dan-kerangka-karangan_4060.html
DAFTAR PUSTAKA
http://rahmatsolihien.blogspot.com/2012/07/karangan-dan-kerangka-karangan_4060.html
http://khaidirsyafruddin.blogspot.com/2013/02/penulisan-karangan.html