PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI...
Transcript of PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI...
PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN
PENGGUNAAN METODE EXAMPLE NON EXAMPLE SISWA SDN
KAMPUNG BAMBU III, KABUPATEN TANGERANG
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
Irhan Inranda Marpid
1111018300015
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul “Peningkatkan Keterampilan Menulis Narasi dengan
Penggunaan Metode Example Non Example Siswa SDN Kampung Bambu III,
Kabupaten Tangerang” disusun oleh Irhan Inranda Marpid, NIM 1111018300015,
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah
melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiyah yang berhak untuk
diajukan pada siding munaqosah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
fakultas.
Jakarta, Desember 2015
Yang mengesahkan,
Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN
PENGGUNAAN METODE EXAMPLE NON EXAMPLE SISWA SDN
KAMPUNG BAMBU III, KABUPATEN TANGERANG
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
i
ABSTRAK
Irhan Inranda Marpid, “Peningkatkan Keterampilan Menulis Narasi dengan
Penggunaan Metode Example Non Example Siswa SDN Kampung Bambu III,
Kabupaten Tangerang”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran bahasa Indonesia khusunya keterampilan menulis karangan dengan
menggunakan Metode example non example. Penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan di SDN Kampung
Bambu III, Kab. Tangerang. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus
terdiri dari beberapa tahapan, seperti Membuat rencana tindakan (planning),
Melaksanakan rencana yang telah dibuat (acting), Mementau/observasi (observing),
Memberikan refleksi (reflecting). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah instrumen tes dan non tes. Instrumen tes yang digunakan berupa hasil menulis
narasi siswa, sedangkan instrumen non tes yang digunakan adalah lembar observasi
guru dan siswa, serta lembar dokumentasi.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terjadi peningkatan hasil
belajar siswa setelah menggunakan metode example non example. Pada siklus ke-1,
skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 61,53. Dan pada siklus ke-2, skor rata-rata
yang diperoleh siswa adalah 73,33. Dapat disimpulkan bahwa terdapat dampak positif
dari penggunaan metode Example Non Example sehingga terjadi peningkatan hasil
belajar menulis siswa.
Kata kunci: menulis narasi, metode example non example, penelitian tindakan kelas.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan rasa syukur kepada Allah SWT karena atas berkah
dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi dengan judul “Upaya
Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Siswa dengan Menggunakan Metode
Example Non Example di SDN Kampung Bambu III, Kab. Tangerang”. Serta
shalawat serta salam penulis sampaikan kepada nabi Muhammad Saw yang telah
menyebarkan agama yang penuh rahmat.
Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.Ag selaku ketua prodi PGMI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Nafia Wafiqni, M.Pd selaku dosen pembimbing penulis yang selama ini
membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih atas waktu, tenaga,
dan pikiranya.
4. Dr. Didi Suprijadi selaku dosen penasehat akademik PGMI yang telah
memberikan bimbingan dan motivasinya.
5. Dindin Ridwanuddin, M.Pd selaku dosen PGMI. Terima kasih karena telah
memberikan masukan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
6. Kedua orang tua penulis Bapak Marpid dan ibu Iin Nurilawati. Penulis
ucapkan terima kasih atas doa, dukungan, dan semangatnya yang selalu
diberikan.
7. Kakak dan adik-adik tersayang. Ilham Ibrahim Marpid, Tasya Chasana
Marpid, Nuravifah Novembriana Marpid, Adrin Marpid, Devana Naila
Marpid atas senyum dan semangat yang diberikan kepada penulis.
iii
8. Suminta, S.Pd., MM. selaku Kepala Sekolah SDN Kampung Bambu III.
Terima kasih atas bantuannya karena telah bersedia mengijinkan penulis
untuk melakukan penelitian ditempatnya.
9. Jalaludin, S.Pd., MM. selaku wali kelas 3. Terima kasih atas kesediaanya turut
serta dalam penelitian penulis.
10. Teman-teman PGMI angkatan 2011, DzulFahmi Pratama, Muhammad Arif,
Chusen Alfani, Ahmad Barqu Syudjai, Adi Pambudi, Hana Maulana, Akbar
Asha Putra, dan teman-teman yang tidak bisa saya sebut satu persatu. Terima
kasih atas bantuannya semala penulis menumpuh studi S1 di UIN Jakarta.
11. Terima kasih kepada Sisi Rahma Liyanti yang telah memberi dukungan
kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. Dukungan yang diberikan
sangatlah berarti. Serta seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu, semoga bantuan, bimbingan, doa, semangat dan dukungan yang telah
diberikan kepada penulis dapat dibalas oleh Allah SWT. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini dikarenakan
keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis. Akhir kata
semoga tulisan ini dapat bermanfaat banyak bagi penulis pada khususnya serta
bagi semua pembaca pada umumnya.
Jakarta, Desember 2015
Irhan Inranda Marpid
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 5
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat penelitian ............................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 7
A. Keterampilan Menulis Narasi .................................................................. 7
1. Pengertian Menulis............................................................................. 7
2. Tujuan Menulis ................................................................................ 10
3. Manfaat Menulis .............................................................................. 12
4. Strategi Meningkatkan Keterampilan Menulis ................................ 14
5. Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI/SD ....................................... 15
6. Pengertian Narasi ............................................................................. 17
B. Metode Example Non Example .............................................................. 19
1. Pengertian Example Non Example ................................................... 19
v
2. Langkah-langkah pembelajaran Example Non Example .................. 21
C. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 24
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 24
B. Metode Penelitian................................................................................... 24
C. Subyek Penelitian ................................................................................... 28
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................................ 28
E. Tahap Intervensi Tindakan ..................................................................... 28
F. Hasil Intervensi yang Diharapkan .......................................................... 29
G. Data dan Sumber Data ........................................................................... 30
H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................ 31
I. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 32
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ..................................................... 34
K. Analisis Data dan Interpretasi Data........................................................ 34
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................................. 38
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN .............. 39
A. Deskripsi Data ........................................................................................ 39
B. Analisis data ........................................................................................... 43
1. Deskripsi Siklus 1 ............................................................................ 44
2. Deskripsi Siklus 2 ............................................................................ 55
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 65
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 69
A. Simpulan ................................................................................................ 69
B. Saran ....................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 70
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Guru ........................................ 31
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa..................................................... 32
Tabel 3.3 Skor Penlilaian Menulis Narasi ............................................................ 35
Tabel 3.4 Pedoman Penilaian Menulis Karangan ................................................. 35
Tabel 4.1 Daftar Guru dan Tenaga Kependidikan ................................................ 41
Tabel 4.2 Daftar Peserta Didik .............................................................................. 43
Tabel 4.3 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 (Pertemuan Pertama) .... 47
Tabel 4.4 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 (Pertemuan Kedua) ...... 48
Tabel 4.5 Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus 1 (Pertemuan
Pertama) ................................................................................................................ 49
Tabel 4.6 Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus 1 (Pertemuan
Kedua) ................................................................................................................... 50
Tabel 4.7 Analisis Data Siklus 1 ........................................................................... 52
Tabel 4.8 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 (Pertemuan Pertama) .... 58
Tabel 4.9 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 (Pertemuan Kedua) ...... 59
Tabel 4.10 Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus 2 (Pertemuan
Pertama) ................................................................................................................ 60
Tabel 4.11 Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus 2 (Pertemuan
Kedua) ................................................................................................................... 61
Tabel 4.12 Analisis Data Siklus 2 ......................................................................... 62
Tabel 4.13 Nilai menulis narasi dari siklus 1 ke siklus 2 ...................................... 66
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc Taggart .... 27
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peran untuk membangun kehidupan masa kini dan
masa depan yang lebih baik dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan bermasyarakat yang lebih baik.1 Berbicara tentang pendidikan tentu
berkaitan dengan pembelajaran. Pembelajaran berarti sebagai suatu kegiatan yang
dengan sengaja direncanakan oleh seorang guru untuk memberikan atau
menyampaikan ilmu atau pelajaran kepada peserta didik dengan tujuan tertentu.
Setiap mata pelajaran tentu memiliki tujuan masing-masing yang hendak
dicapai. Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan
disekolah tentu memiliki peran yang sangat senral. Karena fungsi utama pelajaran
bahasa Indonesia adalah membuat siswa mampu berkomunikasi dengan lisan
maupun tulisan sehingga mampu berinteraksi dengan orang lain. Selanjutnya
Bahasa selain sebagai alat komunikasi juga memiliki peran lain dalam
masyarakat, seperti alat pengembangan intelaktual, sosial, dan spiritual. Agar
dapat berbahasa dengan baik dan benar maka diperlukan pendidikan dan
pembelajaran berbahasa. Pembelajaran bahasa Indonesia secara fungsional dan
komunikatif adalah pembelajaran yang menekankan kepada siswa untuk belajar
berbahasa. Dalam hal ini siswa tidak hanya belajar pengetahuan bahasa saja,
melainkan belajar menggunakan bahasa sebagai sebuah alat untuk keperluan
berkomunikasi.
Dalam berbahasa terdapat empat keterampilan. Pertama, keterampilan
berbicara. Keterampilan ini merupakan keterampilan berbahasa yang pertama kali
1 Permendikbud, Nomor 67 Tahun 2013
2
dikuasai oleh manusia. Kedua, keterampilan membaca. Setelah berbicara,
biasanya keterampilan yang selajutnya diajarkan adalah membaca. Keterampilan
ini adalah keterampilan yang melibatkan pancaindera yaitu mata dan lambang-
lambang bacaan. Ketiga, keterampilan menyimak. Keterampilan menyimak
adalah keterampilan memperoleh informasi dengan menggunakan pancaindera
telinga yang bertujuan untuk memperoleh informasi secara lisan dari orang lain.
Keempat, keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan
berkomunikasi secara tidak langsung atau memerlukan media sebagai alat
pengantar. Menulis juga merupakan keterampilan berbahasa yang menggunakan
ragam bahasa tulis dalam pengaplikasiannya.
Berbeda dengan ketiga keterampilan berbahasa lainnya, keterampilan
menulis tidak akan diperoleh begitu saja secara tiba-tiba, melainkan perlu adanya
bimbingan secara efektif, latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Oleh
karena itu, pembelajaran menulis di sekolah perlu mendapat perhatian yang lebih
optimal guna memenuhi target keterampilan menulis yang diharapkan. Namun
dewasa ini masih dapat ditemukan permasalahan dalam pembelajaran menulis,
hal ini ditandai oleh beberapa hal, seperti guru tidak menggunakan metode,
model, maupun strategi pembelajaran yang menarik dan memotivasi siswa dalam
pembelajaran menulis di kelas. Kenyataanya guru dalam pembelajaran menulis
masih sering menggunakan ceramah. Tidak melibatkan siswa lebih banyak ketika
pembelajaran berlangsung. Siswa kurang memiliki kemampuan dalam
menuangkan gagasan, ide atau pikirannya ke dalam tulisan. Siswa kurang
menyadari kelemahan dan kesalahannya dalam menulis, terutama kesalahan
dalam menulis kalimat dan ejaan yang digunakan. Jumlah siswa dalam kelas
terlalu banyak sehingga kurang kondusif. Hal ini berdampak pada banyaknya
siswa yang mengobrol, bercanda, dan bermain yang cenderung tidak
memperhatikan penjelasan guru. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
3
Menyadari belum optimalnya keterampilan berbahasa siswa khususnya
menulis yang ditandai dengan masalah-masalah di atas, menurut penulis perlu
dilakukan perbaikan proses pembelajaran, agar keterampilan siswa dalam menulis
dapat lebih ditingkatkan lagi. Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan keterampilan menulis siswa serta aktifitas siswa
dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan metode example non
example.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode example
non example diharapkan dapat mengatasi rendahnya keterampilan menulis siswa
kelas III SDN Kampung Bambu III, Kabupaten Tangerang. Dalam proses
pembelajaran, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok belajar, guru
menampilkan gambar, selanjutnya siswa bersama teman kelompoknya
menganalisis gambar. Secara individu, siswa menulis karangan berdasarkan
gambar yang diberikan oleh guru, kemudian dilanjutkan dengan memberi
simpulan.
Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, maka penulis tertarik
mengadakan penelitian dengan mengambil judul “Peningkatkan Keterampilan
Menulis Narasi dengan Penggunaan Metode Example Non Example Siswa SDN
Kampung Bambu III, Kabupaten Tangerang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan oleh penulis di atas, maka
hal-hal yang dapat di identifikasi sebagai berikut:
1. Guru tidak menggunakan metode, model, maupun strategi pembelajaran yang
menarik dan memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis di kelas
2. Siswa kurang memiliki kemampuan dalam menuangkan gagasan, ide atau
pikirannya ke dalam tulisan
4
3. Siswa kurang menyadari kelemahan dan kesalahannya dalam menulis,
terutama kesalahan kalimat dan ejaan yang digunakan
4. Jumlah siswa dalam kelas terlalu banyak sehingga kurang kondusif. Hal ini
berdampak pada banyaknya siswa yang mengobrol dan cenderung tidak
memperhatikan penjelasan guru
5. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian
pada:
1. Yang dimaksud dengan menulis narasi, yaitu suatu kegiatan produktif dalam
rangka membuat sebuah karangan yang mengisahkan, menceritakan
pengalaman, peristiwa beserta tokohnya, dan karangan ini bisa bergaya sudut
pandang orang pertama atau pengarang sehingga terasa begitu objektif.
2. Metode Example Non Example ialah salah satu pendekatan Group
Investigation dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi interaksi siswa dan meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran
yang dilakukan di dalam kelas dengan menggunakan contoh-contoh berupa
gambar. Tujuan pengunaan media gambar adalah untuk mendorong siswa
berpikir kritis.
3. Materi pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu SK. 4.
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk paragraf dan
puisi dengan KD. 4.1 Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia
dengan memperhatikan penggunaan ejaan.
4. Siswa yang dimaksud kelas III di SDN Kampung Bambu III, Kabupaten
Tangerang tahun akademik 2015-2016.
D. Rumusan Masalah
5
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah, maka
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut: “Bagaimana upaya peningkatan keterampilan menulis narasi siswa kelas
III dengan menggunakan metode example non example di SDN Kampung Bambu
III, Kabupaten Tangerang?”
E. Tujuan penelitian dan manfaat penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa kelas III SDN Kampung Bambu
III, Kab. Tangerang. Sedangkan manfaat dari penelitian ini antara lain:
a. Manfaat bagi siswa:
- Meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa
- Meningkatkan motivasi dan aktifitas belajar siswa dalam proses belajar-
mengajar
b. Manfaat bagi guru:
- Memberi wawasan, pengalaman, dan meningkatkan keterampilan guru
dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran yang inovatif yakni
salah satunya dengan metode example non example.
c. Manfaat bagi sekolah:
- Sebagai masukan baru bagi sekolah untuk lebih meningkatkan kualitas
pembelajaran di dalam kelas
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Keterampilan Menulis Narasi
1. Pengertian Menulis
Secara mendasar terdapat empat keterampilan dalam berbahasa, yakni
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan
keterampilan menulis. Keterampilan mendengarkan dan keterampilan
membaca digolongkan menjadi keterampilan berbahasa yang reseptif,
sedangkan keterampilan menulis dan berbicara merupakan keterampilan
produktif.
Kegiatan menulis merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses belajar-mengajar yang dijalani di tiap jenjang pendidikan. Mulai dari
mencatat, mengerjakan tugas, dan lain-lain tentunya sering sekali dilakukan
oleh seorang pelajar.
Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa yang produktif tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari. Hampir semua orang melakukan
kegiatan ini setiap hari. Apalagi sebagai seorang pelajar, tentunya
keterampilan ini sangat diperlukan. Dalam proses menulis dibutuhkan sebuah
pengalaman, waktu, keterampilan khusus, dan pengajaran langsung mengenai
hal ini agar menghasilkan sebuah tulisan yang baik. Hal ini senada dengan
pendapat Henry Guntur Tarigan dalam bukunya yang berjudul Menulis
Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, ia berpendapat bahwa ”menulis
menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, pelatihan, keterampilan-
keterampilan khusus, dan pengajaran langsung sebagai penulis”.2
2 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), edisi revisi, hlm.9
7
Banyak sekali para ahli yang berpendapat mengenai definisi dari
keterampilan menulis. Seperti yang diungkapkan oleh Suparno dan
Muhammad Yunus, menulis didefinisikan sebagai “Suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai
suatu alat atau mediumnya”.3 Menulis merupakan suatu proses kreatif
memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan.4
Selanjutnya Dindin Ridwanuddin dalam bukunya yang berjudul
Bahasa Indonesia, bahwa ”menulis merupakan suatu proses kreatifitas
menuangkan gagasan ataupun ide yang ada di dalam pikiran ke dalam bentuk
tulisan dengan tujuan tertentu.”5 Pada dasarnya hasil tulisan yang dibuat
seseorang merupakan hasil dari sebuah rekaman atau ingatan atas segala
sesuatu yang pernah dilihat, dialami, dirasakan, dipelajari, dan pernah
didengar. Keterampilan menulis sangat memperhatikan siapa audiensi atau
pembacan yang menjadi sasarannya. Namun, hasil tulisan haruslah mudah
dibaca dan dipahami oleh semua orang dari berbagai kalangan atau level.
Kemudian Alek dan H. Achmad, H.P. dalam bukunya yang berjudul
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi menjelaskan bahwa ”menulis
adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada
suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa dilakukan pada
kertas dengan menggunakan alat-alat, seperti pena atau pensil.”6 Jika dilihat
dari penjelasan Alek dan H. Achmad, H.P, maka menulis dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan produktif atau dapat menghasilkan suatu tulisan dapat
berupa catatan ataupun tulisan yang berisikan informasi yang dirangkum
dengan menggunakan bahasa tulis. Dalam kegiatan ini diperlukan suatu media
3 Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Menulis, (Jakarta: UT,2007), hlm. 1.3
4 M. Atar Semi, Dasar-dasar Keterampilan Menulis, (Bandung: Angkasa, 2007), hlm.14
5 Dindin Ridwanuddin, Bahasa Indonesia,(Jakarta: UIN PRESS, 2015), hlm.165
6 Alek dan H. Achmad, H.P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi ,(Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011), hlm. 106
8
berupa kertas sebagai tempat atau alas untuk menulis dan pena atau pensil
untuk menggoreskan bahasa tulis ke dalam media kertas.
Menurut Isah Cahyani, “menulis adalah keterampilan produktif
dengan menggunkan tulisan.”7 Kegiatan menulis juga dinilai rumit karena
bukan hanya sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat semata,
melainkan perlu mengembangkan ide, gagasan dan menuangkannya dalam
suatu struktur tulisan yang teratur. Terbukti bahwa tidak semua orang
memiliki keterampilan menulis.
Keterampilan menulis memiliki dimensi yang luas untuk dipelajari,
jika seseorang ingin menjadi atau menghasilkan sebuah tulisan yang baik.
Dalam keterampilan ini, ketelitian penulis dalam memilih kosa kata,
menggunakan tanda baca, dan penguasaan tentang struktur jenis tulisan
sangatlah diperlukan dan merupakan hal yang penting sehingga harus dikuasai
oleh seorang penulis. Dalam standar kompetensi dasar menulis terdapat
tujuan-tujuan yang hendak dicapai, yakni:
1. Membantu para siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis dapat
melayani mereka, dengan jalan menciptakan situasi-situasi di dalam kelas
yang jelas memerlukan karya tulis dan kegiatan menulis.
2. Mendorong para siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam
menulis.
3. Mengajar para siswa menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam
ekspresi tulis.
7 Isah cahyani, Kemampuan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar,(Bandung: UPI PRESS,
2007), hlm. 10
9
4. Mengembangkan pertumbuhan bertahap dalam menulis dengan cara
membantu para siswa menulis dengan sejumlah maksud dengan sejumlah
cara dengan penuh keyakinan pada diri sendiri secara bebas.8
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan dalam
menyampaikan sesuatu berupa gagasan, ide, konsep, perasaan, dan pikiran
kepada audensi atau pembaca dengan menggunakan bahasa tulis.
Keterampilan ini juga tidak dapat dimiliki oleh orang begitu saja, melainkan
butuh pembelajaran khusus dan perlu dilatih secara terus-menerus. Dan agar
menghasilkan tulisan yang baik, seorang penulis harus menguasai struktur
tulisan yang hendak ditulisnya, seperti deksripsi, narasi, atau persuasi.
Selanjutnya menguasai kosa kata yang cukup baik, dan seorang penulis harus
memilih audiensi atau level mana yang hendak jadi sasaran baca dari
tulisannya.
2. Tujuan Menulis
Setiap kegiatan pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai atau
diharapkan. Begitu juga dengan kegiatan menulis, sebagai penulis yang baik
hendaklah ia memiliki tujuan yang jelas ketika menulis. Hal yang menarik
disampaikan oleh Tarigan, menurutnya terdapat beberapa fungsi dari kegiatan
menulis, yakni:
1. Memberitahukan atau mengajar
2. Meyakinkan atau mendesak
3. Menghibur atau menyenangkan
4. Mengutarakan/mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.9
8 Tarigan. Loc. Cit.
9 Tarigan. Op. Cit. hlm. 24
10
Lebih jauh lagi Hugo Hartig sebagaimana dikutip oleh Tarigan,
mengemukakan tujuan menulis sebagai berikut:
1. Tujuan penugasan atau assignment purpose yaitu penulis melakukan atau
menghasilkan sebuah tulisan karena berdasarkan tugas, bukan karena
keinginan sendiri.
2. Tujuan altruistik atau altruistic purpose yaitu penulisan yang dilakukan
bertujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindari kedukaan para
pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan
dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca menjadi lebih
menyenangkan.
3. Tujuan persuasive atau persuasive purpose yaitu penulis membuat atau
menghasilkan sebuah tulisan yang bertujuan untuk mempengaruhi
pembaca, agar pembaca yakin mengenai gagasan, ide, atau pikiran yang
diutarakan oleh penulis.
4. Tujuan informasional atau informational puspose yaitu penulis
menghasilkan sebuah tulisan yang bertujuan untuk memberi informasi
kepada pembacanya.
5. Tujuan pernyataan diri atau self expressive purpose yaitu penulis membuat
tulisan yang bertujuan mengenalkan identitasnya kepada pembaca, ini
seperti biografi diri atau orang lain.
6. Tujuan kreatif atau creative purpose yaitu penulis menghasilkan tulisan
yang bertujuan agar para pembaca memiliki nilai-nilai artistik atau seni.
7. Tujuan pemecahan masalah atau problem solving purpose yaitu penulis
menghasilkan tulisannya yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi.10
10
Tarigan. Op. Cit. hlm. 25-26
11
3. Manfaat menulis
Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa merupakan salah
satu kegiatan yang rumit dan kompleks, karena penulis harus bisa menyusun
dan mengorganisasikan tulisannya menjadi satu kesatuan yang padu. Namun,
dibalik kerumitan dan kekompleksan menulis, ternyata menulis memiliki
beberapa manfaat yang dapat dirasakan. Henry Guntur Tarigan berpendapat,
“pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi
tidak langsung.”11
Serta menulis juga menolong kita berpikir secara kritis.12
Menurut Novi Resmini, dkk dalam bukunya yang berjudul Pendidikan
Bahasa & Sastra Indonesia di kelas Tinggi, menungkapkan bahwa terdapat
beberapa manfaat atau fungsi menulis, antara lain sebagai berikut:
a. Fungsi penataan, ketika kegiatan menulis dilakukan terjadi penataan
terhadap gagasan, ide, pikiran pendapat, dan lainnya terhadap penggunaan
bahasa untuk mewujudkannya
b. Fungsi pengawetan, mengarang mempunyai fungsi mengawetkan
pengutaraan sesuatu dalam wujud dokumen tertulis
c. Fungsi penciptaan, dengan mengarang kita menciptakan sesuatu yang baru
d. Fungsi penyampaian, dengan mengarang kita dapat menyampaikan
sesuatu berupa ide, gagasan atau pendapat kepada orang lain baik yang
dekat maupun berjauhan.13
Kemudian menurut Syafi’I dalam buku Dindin Ridwanuddin,
setidaknya terdapat enam fungsi dari kegiatan menulis, sebagai berikut:
1. Mengubah keyakinan atau pandangan pembaca
2. Menanamkan pemahaman terhadap sesuatu kepada pembaca
11
Tarigan. Op. Cit. hlm. 22 12
Tarigan. Loc. Cit 13
Novi Resmini, dkk, Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia di kelas Tinggi, (Bandung: UPI
PRESS, 2007), hlm. 116
12
3. Memicu proses berpikir pembaca
4. Memberikan perasaan senang atau menghibur pembaca
5. Memberikan suatu informasi atau memberitahukan sesuatu kepada
pembaca
6. Memicu motivasi14
Dalam keterampilan menulis terdapat beberapa manfaat yang bisa kita
dapat. Menurut Suparno dan Yunus, beberapa manfaat yang bisa kita dapat
melalui kegiatan menulis, diantaranya dalam hal:
1. Peningkatan kecerdasan;
2. Pengembangan daya inisiatif dan kreatif;
3. Penumbuhan keberanian, dan
4. Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.15
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa manfaat atau fungsi dari menulis sangatlah banyak, diantaranya
sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu alat atau cara berkomunikasi
2. Sebagai alat untuk mengekspersikan diri
3. Sebagai alat untuk mempengaruhi pikiran orang lain
4. Sebagai alat untuk peningkatan kecerdasan
5. Sebagai alat menyampaikan informasi
6. Sebagai alat untuk memecahkan masalah yang dihadapi
7. Sebagai alat untuk membantu manusia memperdalam daya tanggap atau
persepsi
8. Menolong orang berpikir secara kritis
14
Dindin, Op. Cit,. hlm. 166 15
Suparno & Muhamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2009), hlm. 1.4, cet, Ke- 20
13
9. Dan sebagai alat untuk pendorong semangat dalam menggali dan
mengumpulkan informasi.
4. Strategi meningkatkan keterampilan menulis
Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
Indonesia memiliki tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirancang tentu dibutuhkan strategi,
teknik, atau metode pembelajaran yang baik. Namun perlu diingat, setiap
strategi atau metode pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Menurut M. Subana tidak ada satu teknik pun yang dianggap
paling baik dibandingkan dengan teknik yang lainnya.16
Ahmadi dalam
Zulfiani, dkk menjelaskan bahwa dalam memilih strategi atau metode
pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Metode mengajar yang digunakan harus dapat membangkitkan motif,
minat atau gairah belajar siswa
2. Metode mengajar yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan
kegiatan kepribadian siswa
3. Metode mengajar yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan
bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya
4. Metode mengajar yang digunakan harus dapat merangsang keinginan
siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi
5. Metode mengajar yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam
teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha
pribadi
16
M. Subana, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia), Cet
ke- 3, hlm. 195
14
6. Metode mengajar yang digunakan harus dapat meniadakan penyajian yang
bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang
nyata yang bertujuan
7. Metode mengajar yang digunakan harus dapat menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam
cara kebiasaan bekerja yang baik dalam kebiasaan sehari-hari.17
Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan
disekolah tentu membutuhkan teknik, strategi atau metode pembelajaran yang
baik untuk mendukung proses pembelajaran di kelas. Menurut Djago Tarigan
dan H.R Tarigan, suatu teknik pengajaran keterampilan berbahasa dapat
dikatakan baik apabila teknik pengajaran tersebut:
1. Memikat, menantang, atau merangsang siswa untuk belajar
2. Memberikan kesempatan yang luas serta mengaktifkan siswa
secara mental dan fisik dalam belajar. Keaktifan itu dapat
berwujud latihan, praktek atau mencoba melaksanakan sesuatu
3. Tidak terlalu menyulitkan bunyi guru dalam penyusunan,
pelaksanaan, dan penilaian program pengajaran
4. Dapat mengarahkan kegiatan belajar ke arah tujuan pengajaran
5. Tidak menuntut peralatan yang rumit, mahal, dan sukar
mengoperasikannya
6. Mengembangkan kreativitas siswa
7. Mengembangkan penampilan siswa secara individu maupun secara
kelompok
8. Meningkatkan kadar CBSA dalam belajar
9. Mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.18
5. Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI/SD
Pembelajaran merupakan perubahan kata dari “instruction” yang
banyak digunakan dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat atau “learning”
yang berasal dari bahasa Inggris. Istilah ini dipenagruhi oleh para aliran
17
Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains,(Jakarta:Lembaga penelitian UIN Jakarta, 2009)
hlm. 96-97 18
Djago Tarigan dan H.G Tarigan, Teknik pengajaran keterampilan berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 1986), hlm. 40-41
15
psikologi kognitif-holistik yang menempatkan siswa sebagai sumber dari
kegiatan belajar. Pembelajaran dapat diartikan sebagai sebuah proses yang
dilakukan bersama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan berbagai
sumber baik yang ada di dalam diri siswa, seperti minat, bakat, dan
kemampuan dasar siswa maupun sumber yang berasal dari lingkungan belajar,
seperti sarana dan prasarana belajar, dan sumber belajar lainnya untuk
mencapai tujuan belajar tertentu.19
Ana poedjiadi dalam Trianto memaknai “pembelajaran sebagai proses
interaksi antar guru dan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas dengan
menggunakan berbagai sumber belajar sebagai bahan kajian.”20
oleh karena
itu, pembelajaran mencakup kegiatan mengajar dan belajar yang di dalamnya
memanfaatkan berbagai sumber belajar. Dalam UU Sisdiknas menjelaskan
bahwa pembelajaran merupakan proses interaksional peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.21
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran adalah kegiatan belajar dan mengajar yang melibatkan guru dan
siswa dalam suatu lingkungan belajar yang memanfaatkan berbagai sumber
belajar utnuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan.
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan kegiatan yang memiliki
rencana dan tujuan. Adapun tujuan dalam pembelajaran bahasa Indonesia
seperti dikutip dari permendiknas No. 20 tahun 2006, antara lain sebagai
berikut:
19
Wina Sanjaya, Perencanaa dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2010) cet.
Ke-3, hlm. 26 20
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya,
2011),cet. Ke-2, hlm.23 21
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 Tahun 2003
16
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulisan
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat
dan kreatif untuk berbagai tujuan
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai
khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.22
Dalam permendiknas No.20 tahun 2006 tentang standar isi mata
pelajaran bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara
lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia. Disebutkan pula dalam Permendiknas No. 6
Tahun 2006 tentang standar isi pelajaran bahasa Indonesia SD/MI bahwa
pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI mencakup kemampuan berbahasa
dan kemampuan bersastra meliputi aspek-aspek sebagai mendengarkan,
berbicara, menulis, dan membaca.
6. Pengertian Narasi
Istilah narasi berasal dari bahasa Inggris narration yang berarti cerita
dan narrative yang berarti yang menceritakan. Sedangkan menurut Eriyanto
narasi berasal dari kata latin narre, yang artinya membuat tahu.23
Sebuah
karangan yang disebut narasi menyajikan serangkaian peristiwa menurut
urutan kejadian atau kronologis terjadinya sebuah peristiwa. Dengan kata lain,
22
Permendiknas No.20 tahun 2006 tentang standar isi mata pelajaran bahasa Indonesia 23
Eriyanto, Analisis Naratif, Dasar-dasar dan penerapannya dalam analisis teks berita
media, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 1, cet, ke-1
17
narasi merupakan tulisan yang tujuannya adalah menceritakan kronologis
peristiwa kehidupan manusia.24
Marahimin dalam bukunya yang berjudul Menulis Secara Populer,
menjelaskan bahwa “narasi adalah cerita didasarkan pada urutan-urutan suatu
(atau serangkaian) kejadian atau peristiwa. Di dalam kejadian itu ada tokoh
(atau beberapa tokoh), dan tokoh ini mengalami atau menghadapi sesuatu atau
serangkaian konflik atau tikaian.”25
Narasi bisa bergaya sudut pandang orang
pertama sehingga terasa subjektivitas pengarangnya, walaupun kebanyakan
berupa nonfiksi (novel, cerpen), narasi bisa berisi fakta, misalnya kisah
pengalaman.26
Selanjutnya Kujana Rahardi menjelaskan bahwa narasi berkaitan erat
dengan penceritaan atau pendongengan dari sesuatu. Narasi banyak
ditemukan di dalam cerita pendek, novel, hikayat, dan lain-lain.27
Dengan
demikian sebuah karangan narasi mengandung unsur utama berupa kejadian
atau perbuatan dan waktu, dan keduanya terjalin menjadi satu kesatuan.
Kemudian Gorys Keraf dalam bukunya yang berjudul Argumentasi
dan Narasi berpendapat bahwa, ”narasi adalah suatu bentuk wacana yang
berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu
peristiwa yang telah terjadi.”28
Jika dilihat dari penjelasan Gorys Keraf, maka
narasi adalah salah satu bentuk tulisan yang mengisahkan suatu kejadian atau
peristiwa yang telah terjadi dan berusaha menggambarkannya dengan jelas
kepada para pembaca.
24
M. Atar Semi, op. cit., hlm. 53 25
Ismail Marahimin, Menulis Secara Populer (Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 2009) cet.
Ke-8, hlm. 96 26
Mudrajat Kuncoro, Mahir Menulis, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 77 27
R. Kujana Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang, (Jakarta:
Erlangga, 2009), cet. Ke-1, hlm. 167 28
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003),
hlm.136
18
Sedangkan menurut Niknik M. Kuntarto menjelaskan bahwa, “narasi
adalah suatu bentuk karangan yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-
jelasnya kepada pembaca tentang peristiwa pada suatu waktu pada
pembaca.”29
Sehingga unsur yang paling penting dalam sebuah karangan
narasi adalah unsur perbuatan dan tindakan. Agar peristiwa yang ingin
disampaikan dapat digambarkan dengan sangat jelas. Namun, masih terdapat
unsur lain yang terdapat dalam karangan narasi, seperti tokoh atau pemeran
dalam cerita, latar atau tempat yang diceritakan, dan tema.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa, narasi adalah sebuah karangan yang mengisahkan,
menceritakan pengalaman, peristiwa beserta tokohnya, dan karangan ini bisa
bergaya sudut pandang orang pertama atau pengarang sehingga terasa bergitu
objektif. Karangan narasi memiliki beberapa unsur, seperti tokoh, tema, latar
atau tempat peristiwa terjadi. Namun, Terkadang dalam sebuah karangan
narasi terdapat bagian-bagian dalam sebuah peristiwa yang tidak diceritakan
atau dianggkat karena atau dengan alasan tertentu.
B. Metode Example non example
1. Pengertian example non example
Metode example non example merupakan salah satu pendekatan
Group Investigation dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi interaksi siswa dan meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran
kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja
kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru.30
29
Niknik M. Kuntarto, Cermat dalam berbahasa teliti dalam berpikir, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2013), hlm. 276 30
Agus Suprijono, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014), Cet, Ke- 13, hlm. 54
19
Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang
saat ini banyak digunakan untuk mengaktifkan kegiatan siswa sehingga
belajar-mengajar berpusat pada siswa. Model pembelajaran kooperatif ada
empat pendekatan dalam pelaksanaannya Student Team Achievement
Division (STAD), jigsaw, group investigation, dan pendekatan struktural.
Pembelajaran kooperatif yang menggunakan pendekatan group investigation
salah satunya adalah model example non example.
Pembelajaran dengan metode example non example adalah
pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dengan menggunakan contoh-
contoh berupa gambar. Tujuan pengunaan media gambar adalah untuk
mendorong siswa berpikir kritis. Kemudian siswa diminta berdiskusi
kelompok untuk menganalisis gambar yang diberikan oleh guru. Setelah itu
murid berpikir secara kritis dan kreatif dalam menganalisis gambar, dan guru
mengarahkan siswa untuk berani mengutarakan pendapatnya.
Lebih jauh Iru dan Arihi berpendapat bahwa tipe example non
example adalah model pembelajaran kooperatif yang menggunakan gambar-
gambar sebagai sebuah media, alat peraga, atau sesuatu untuk menyampaikan
yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran untuk mempermudah guru
dalam menjelaskan pelajaran.31
Gambar-gambar yang dipilih harus sesuai
dengan materi dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Gambar-gambar
yang digunakan nantinya akan lebih memotivasi siswa dalam belajar dan
dapat mempermudah proses berpikir siswa ketika pembelajaran berlangsung.
31
Aprilia Hadi Lestari, dkk. Peningkatan Hasil Belajar Biologi pada Materi Kingdom
Animalia melalui Penerapan Model Teams Games Tournament dan Example non example,2015,
(http://ejurnal.unpak.ac.id)
20
Sehingga penerapan metode example non example dapat meningkatkan
aktifitas dan hasil belajar siswa.32
2. Langkah-langkah pembelajaran example non example
Dalam pembelajaran yang manggunakan metode example non
example terdapat beberapa langkah-langkah yang harus dilalui. Menurut Agus
Suprijono dalam bukunya yang berjudul Cooperatif Learning Teori dan
Aplikasi, memaparkan langkah-langkah dalam metode example non example
sebagai berikut:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan
dengan materi yang dibahas sesuai dengan kompetensi dasar.
2. Guru menempelkan gambar atau ditayangkan melalui LCD atau OHP, jika
ada dapat pula menggunakan projektor. Pada tahapan ini guru juga dapat
meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar yang telah dibuat
sekaligus pembentukan kelompok siswa.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik
untuk memperhatikan/menganalisis gambar. Biarkan siswa melihat dan
menelaah gambar yang disajikan secara seksama, agar detil gambar dapat
dipahami oleh siswa. Selain itu, guru juga memberikan deskripsi jelas
tentang gambar yang sedang diamati siswa.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari
analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. Kertas yang digunakan akan
lebih baik jika disediakan oleh guru.
32
Nurul Astuti Yensy.B, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non
Example dengan Menggunakan Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas VIII
SMPN 1 Argamakmur, Jurnal Exacta, Vol. X No.1, 2012, hlm. 34-35
21
5. Tiap kelompok diberikan kesempatan membacakan hasil diskusinya.
Siswa dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui perwakilan
kelompok masing-masing.
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Setelah memahami hasil dari
analisa yang dilakukan siswa, maka guru mulai menjelaskan materi sesuai
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
7. Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran.33
C. Penelitian yang Relevan
Hasil-hasil penelitian yang terkait dengan upaya meningkatkan
keterampilan menulis narasi, adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Atiah yang berjudul “Upaya Meningkatan
Keterampilan Menulis Paragraf Narasi melalui Menulis Jurnal pada Siswa
Kelas V MI Darul Muqinin Kebun Jeruk, Jakarta Barat Tahun Ajaran
2012-2013.” Berdasarkan data penelitian, keterampilan menulis narasi
melalui penulisan jurnal dapat meningkat pada siklus ke-II dengan rata-
rata hasil belajar meningkat menjadi 72,85.
Adapun perbedaan penelitian Atiah dengan judul skripsi ini dapat dilihat
dari metode atau cara yang digunakan. Atiah menggunakan cara melalui
menulis jurnal untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi yang
dilakukan pada kelas V MI Darul Muqinin Kebun Jeruk. Sementara
penulis menggunakan example non example dalam meningkatkan
keterampilan menulis narasi siswa kelas III SDN Kampung Bambu III,
Kab. Tangerang.
33
Ibid, hal. 20
22
2. Penelitian Hilda Dwi Oktaviani dengan judul “ Peningkatan keterampilan
menulis narasi dengan media gambar seri siswa kelas X.8 SMAN 1
Leuwiliang, Kab. Bogor 2012.” Berdasarkan data penelitian, keterampilan
menulis narasi dengan menggunakan media gambar seri dapat meningkat
pada siklus ke II dengan 33 siswa dari 38 siswa memperoleh skor
minimal, yaitu 15, dan 5 siswa mendapat nilai 20.
Adapun perbedaan penelitian Hilda Dwi Oktaviani dengan judul skripsi
ini terletak pada media dan metode. Hilda menggunakan media gambar
seri dalam penelitiannya, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan
metode example non example. Kemudian jenjang pendidikan yang dipilih,
Hilda memilih jenjang pendidikan SMA kelas X.8 di SMAN 1
Leuwiliang, sedangkan penulis memilih jenjang pendidikan SD kelas III
di SDN Kampung Bambu III
3. Nurma Ulfah dengan judul penelitian “Peningkatan kemampuan menulis
karangan narasi dengan media teks wawancara pada siswa SMA Taruna
Mandiri Pamulang-Tangerang Selatan.” Berdasarkan data penelitian,
keterampilan menulis narasi dengan menggunakan media teks wawancara
dapat meningkat kemapuan menulis karangan narasi di SMA Taruna
Mandiri. Hal ini dilihat dari perolehan rata-rata pada siklus I yang
mencapai 78,6%, kemudian meningkat pada siklus II yang mencapai
83,2%.
Adapun perbedaan penelitian Nurma Ulfah dengan judul skripsi ini
terletak pada jenjang pendidikan yang dipilih. Nurma melakukan
penelitian pada jenjang pendidikan SMA di SMA Taruna Mandiri,
sedangkan penulis pada jenjang pendidikan SD di SDN Kampung Bambu
III. Kemudian perbedaan selanjutnya terletak pada media dan metode
23
yang digunakan, Nurma menggunakan media teks wawancara, sedangkan
penulis menggunakan metode example non example.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III di SDN Kampung Bambu III, Kab.
Tangerang. Pelaksanaan penelitian ini laksanakan pada bulan Februari 2015-
November 2015.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan
kelas, atau biasa disebut dengan PTK. Penelitian ini merupakan penelitian yang
digunakan oleh guru, yang bekerja sama dengan teman sejawat lain sebagai
observer, di kelas tempat guru mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan
atau meningkatnya proses dan hasil belajar siswa.
Lebih jauh lagi, Suharsimi Arikunto, dkk dalam bukunya yang berjudul
Penelitian Tindakan Kelas mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan
memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik pembelajaran.34
Penelitian ini berbasis kelas, karena dilakukan dengan melibatkan
komponen yang terdapat di dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, materi
pelajaran, dan media pembelajaran. Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian
kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif.
34
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 58
25
Seperti yang dijelaskan di atas, PTK bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam
memecahkan masalah pembelajaran di sekolah. Maksudnya adalah dengan
Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat meningkatkan atau memperbaiki
kualitas berbagai aspek pembelajaran sehingga kompetensi yang menjadi target
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal sesuai harapan yang dimaksud guru.
Desain siklus penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis
dan Mc Taggart. Model penelitian ini dipilih karena dengan menggunakan model
ini apabila pada awal pelaksanaan tindakkan ditemukan adanya kekurangan, maka
perencanaan dan pelaksanaan tindakan dapat dilanjutkan pada siklus selanjutnya
hingga target yang diharapkan tercapai. Rancangan penelitian ini terdapat
beberapa tahapan pada setiap siklusnya, yaitu:
1. Membuat rencana tindakan (planning)
2. Melaksanakan rencana yang telah dibuat (acting)
3. Mementau/observasi (observing)
4. Memberikan refleksi (reflecting)
Melalui metode ini, peneliti menerapkan penelitian tindakan kelas sebagai
sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas terhadap suatu proses
belajar mengajar penulisan narasi dengan menggunakan metode example non
example dengan dua siklus dan apabila hasil belajar siswa masih kurang mencapai
yang diharapkan maka bisa dilanjutkan ke siklus berikutnya hingga hasil belajar
meningkat.
Adapun penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan
(prapenelitian) dan penelitian ini akan berhenti apabila kriteria keberhasilan yang
telah dicapai sesuai dengan kriteria keberhasilan yang diharapkan oleh guru atau
peneliti. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan siklus adalah satu putaran penuh
26
atau satu kegiatan beruntun yang kemudian kembali kelangkah semula, di mana
tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan kegiatan, yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
Dalam tahapan ini, peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) berikut dengan instrumen penelitiannya. Instrumen
penelitian yang dimaksud adalah lembar tugas siswa, lembar observasi untuk
siswa dan guru.
2. Tindakan (Acting)
Tahap tindakan ini adalah pelaksanaan atau penerapan dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat oleh guru pada tahap planning yaitu
melaksanakan tindakan kelas.
3. Pengamatan (Observing)
Dalam tahapan ini, peneliti melakukan pengamatan atau observasi yang
dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan untuk mendapatkan data yang
akurat untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Observasi yang dimaksud adalah
sebagai pengamatan, menggali, dan mendokumentasikan semua gejala yang
terjadi selama proses penilaian. Dalam melakukan observasi ini, peneliti dibantu
oleh guru kelas yang berperan sebagai observer dan kolaborator.
4. Refleksi (Reflecting)
Tahapan ini merupakan tahapan terakhir pada setiap siklus. Maksud dari
siklus ini untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, hasil yang
didapat dari semua instrumen dianalisa bersama oleh peneliti dan kolaborator,
sehingga dapat diketahui kekurangan siklus I dan dapat dijadikan acuan pada
silkus II.
Disain intervensi tindakan pada model penelitian tindakan kelas
(classroon action research) menurut Kemmis dan Mc Taggart dapat digambarkan
sebagai berikut:
27
DAN SETERUSNYA
Gambar 3.1
Model siklus penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart
S
I
K
L
U
S
1
PLANNING
ACTION &
OBSERVATION
REFLECTION
RE-PLANNING
ACTION &
OBSERVATION
REFLECTION S
I
K
L
U
S
2
28
C. Subyek Penelitian
Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah seluruh siswa kelas III
SDN Kampung Bambu III, Kab. Tangerang.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti berperan langsung dalam
proses pembelajaran sebagai guru yang mengampu pelajaran bahasa Indonesia.
Untuk observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan oleh satu
orang guru sebagai observer, yaitu guru kelas III SDN Kampung Bambu III, Kab.
Tangerang. Kemudian evaluasi dan refleksi dilakukan bersama antara peneliti
dengan observer.
E. Tahap Intervensi Tindakan
Sebelum peneliti melakukan penelitian, terlebih dahulu melakukan
pengamatan awal di kelas III SDN Kampung Bambu III, Kab. Tangerang.
Pengamatan ini dimaksudkan agar peneliti dapat mempelajari secara baik situasi
subyek yang akan diteliti. Adapun tahap-tahap intervensi tindakan ini ditempuh
melalui empat tahap pada tiap-tiap siklus, yang dapat diuraikan sebagai berikut
ini:
a. Perencanaan
Sebelum melakukan tindakan, terlebih dahulu harus disusun sebuah
rancangan yang matang. Pada tahap ini, peneliti melakukan perencanaan
dengan membuat skenario pembelajaran atau rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode example non example. Kemudian
peneliti menyusun instrumen-instrumen pengumpulan data yang dibutuhkan.
b. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah menerapkan atau
melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun.
29
Pelaksanaan pembelajaran dengan disertakan latihan untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa dalam menulis narasi dengan menggunakan metode
example non example.
c. Pemantauan
Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan.
Tujuan dilakukan pengamatan adalah mendapatkan data yang akurat ketika
pembelajaran berlangsung. Peneliti memilih kolaborator (guru kelas 3)
sebagai teman sejawat yang mengamati situasi di kelas.
d. Refleksi
Catatan hasil pengamatan observer ketika proses pembelajaran.
Catatan ini nantinya dijadikan kajian dan acuan untuk pembuatan rancangan
pada siklus selanjutnya. Dengan harapan terdapat perubahan proses dan hasil
belajar yang signifikan pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya
keterampilan menulis narasi.
F. Hasil Intervensi yang Diharapkan
Hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan
kemampuan menulis narasi dengan menggunakan metode example non example
kelas 3. Penelitian dikatakan berhasil, apabila melalui pengamatan secara klasikal,
lebih dari 95% siswa telah berhasil mencapai nilai 70 atau lebih, dengan ini siswa
telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), yaitu 70 dan presentase
aktifitas siswa telah mencapai angka 100%. Jika kedua target pencapaian telah
tercapai, maka tindakan akan dihentikan. Berikut merupakan rumus perhitungan
ketuntasan belajar, dan rumus daya serap klasikal:
1. Rumus ketuntasan belajar
KB=
X 100%
Keterangan:
NS= Jumlah siswa yang mendapat nilai > dari 70
30
N= Jumlah siswa
2. Daya serap klasikal
DS=
X 100%
Keterangan:
DS= Daya serap
NS= Jumlah nilai seluruh siswa
S= Jumlah siswa
NI= Jumlah skor ideal
G. Data dan Sumber Data
1. Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas: data pemantauan
(action), dan data penelitian (research). Data pemantauan merupakan data yang
digunakan untuk menentukan kesesuaian rencana dangan pelaksanaan, yakni hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas 3 SDN
Kampung Bambu III, Kab. Tangerang, melalui metode example non example.
Sementara, data penelitian adalah fokus penelitian, yakni hasil belajar mengarang
narasi pada siswa kelas 3 SDN Kampung Bambu III. Selanjutnya data-data yang
diperoleh digunakan untuk dianalisis sehingga diperoleh gambaran pelaksanaan
tindakan dan peningkatan dari fokus penelitian.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu sumber
data observasi dan sumber data fokus penelitian. Sumber data observasi dalam
penelitian ini adalah proses pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan
metode example non example yang dilakukan di kelas 3 SDN Kampung Bambu
III. Sedangkan sumber data fokus penelitian adalah siswa-siswi kelas SDN
Kampung Bambu III yang berjumlah 45 orang.
31
H. Instrumen Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diambil melalui hasil pengamatan tentang hasil
belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas 3 SDN Kampung Bambu III.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa lembar pengamatan, dan
hasil belajar. Adapun lembar pengamatan yang dimaksud dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.1
Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Guru
No. Aspek yang diamati Hasil Penelitian
Keterangan Ya Tidak
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar atau
ditayangkan melalui LCD atau OHP.
3.
Guru memberi petunjuk dan memberi
kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisis gambar.
4.
Guru membagi siswa ke dalam 8
kelompok yang masing-masing terdiri
dari 5-6 orang
5.
Guru membimbing pelaksanaan diskusi
siswa di kelas masing-masing kelompok
sesuai dengan arahan yang diberikan
6.
Guru memberikan kesempatan tiap
kelompok untuk membacakan hasil
diskusinya.
7.
Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa,
guru mulai menjelaskan materi sesuai
tujuan yang ingin dicapai.
8. Guru dan siswa menyimpulkan materi
sesuai dengan tujuan pembelajaran
32
Presentase Aktivitas guru =
X 100%
Tabel 3.2
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
No. Aspek yang diamati Hasil Penelitian
Keterangan Ya Tidak
1. Siswa berdoa bersama dengan tertib
selagi guru mempersiapkan gambar
2. Siswa mengkondisikan kelas dengan
tenang dan tertib
3.
Siswa mendengarkan petunjuk guru dan
memperhatikan/menganalisis gambar
yang tersedia
4.
Siswa mengkondisikan diri ke dalam 8
kelompok yang masing-masing terdiri
dari 5-6 orang
5. Siswa melakukan diskusi kelompok
dengan bimbingan guru
6. Setiap perwakilan kelompok
membacakan hasil diskusi kelompoknya.
7. Siswa memperhatikan penjelasan guru
terkait materi yang diajarkan
8. Siswa bersama guru menyimpulkan
materi pelajaran.
Presentase Aktivitas siswa =
X 100%
I. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data,
yaitu teknik tes dan teknik non tes.
1. Teknik tes
Manurut Trianto “tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja,
atau sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan,
33
keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian.”35
Data yang
diperoleh dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan sebuah tes. Tes
yang dilakukan dalam penelitian ini berupa tes tertulis dalam bentuk essay yang
diberikan kepada siswa. Dalam lembar tugas tersebut terdapat perintah kepada
siswa untuk memilih salah satu gambar yang menarik kemudian siswa membuat
sebuah karangan dengan memperhatikan EYD. Sebelum siswa mengerjakan
lembar tugasnya terlebih dahulu mengamati gambar dengan seksama agar mudah
mengerjakannya.
Hasil tes ini dijadikan sebagai tolak ukur bagi peneliti dalam mengetahui
peningkatan keberhasilan siswa dalam menulis karangan narasi setelah
pembelajaran berlangsung. Tes menulis narasi ini berupa lembar tugas yang berisi
perintah kapada siswa untuk menulis narasi.
2. Teknik non tes
Teknik non tes yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, dan dokumentasi foto,
a. Lembar Observasi
Lembar observasi diisi oleh observer, yaitu wali kelas 3 SDN
Kampung Bambu III, Kab. Tangerang. Lembar observasi ini digunakan untuk
melihat aktivitas guru dan juga siswa ketika aktivitas belajar-mengajar sedang
berlangsung. Selain itu juga digunakan sebagai bahan refleksi untuk
pembelajaran berikutnya.
b. Lembar Dokumentasi
Lembar dokumentasi ini berisi foto-foto ketika proses pembelajaran
sedang berlangsung. Pengambilan foto ini dilakukan ketika siswa sedang
menulis teks narasi.
35
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan,(Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hal. 264
34
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Untuk memperoleh data yang valid maka diperlukan juga instrumen
penelitian yang baik. Sugiono mengatakan jika instrumen dikatakan valid berarti
menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid
sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur yang
seharusnya diukur.36
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes
menulis karangan narasi. Berdasarkan hal tersebut maka uji validitas untuk
menentukan apakah instrumen yang digunakan layak atau tidak, yaitu dengan
pengujian validitas konstruk. Untuk melakukan uji validitas konstruksi, dapat
menggunakan pendapat dari ahli (Judgment expert). Sebuah instrument yang
digunakan dalam penelitian dapat dikatakan memiliki validitas konstruk apabila
soal yang membangun tes tersebut dapat mengukur tiap aspek berpikir seperti
yang disebutkan dalam tujuan interaksional khusus.37
Setelah instrumen telah
disusun berdasarkan aspek-aspek berpikir yang akan diukur berdasarkan teori
tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli dengan cara meminta
pendapatnya tentang instrumen yang telah selesai disusun.
K. Analisis data dan Interpretasi data
Metode deskriptif adalah metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini. Yaitu dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan
dengan setelah tindakan. Penelitian ini dikatakan berhasil jika hasil belajar siswa
meningkat. Penilaian kemampuan siswa dalam tes menulis karangan meliputi
aspek isi, organisasi, kosakata, pengembangan bahasa dan mekanik. Berikut tabel
skor penilaian menyusun karangan narasi:
36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2009), cet. Ke-10, hal.329 37
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2009), cet. Ke-9, hal. 67
35
Tabel 3.3
Skor Penlilaian Menulis Narasi38
Aspek Skori
Isi 30
Organisasi 20
Kosakata 20
Pengembangan bahasa 25
Mekanik 5
Jumlah 100
Tabel 3.4
Pedoman Penilaian Menulis Karangan39
Aspek Skor Kriteria
Isi
27-30
SANGAT BAIK-SEMPURNA:
Padat informasi, substansif,
pengembangan tesis tuntas, relevan
dengan permasalahan dan tuntas
22-26
CUKUP-BAIK:
Informasi cukup, substansi cukup,
pengembangan tesis terbatas, relevan
dengan permasalahan tapi tidak
lengkap
17-21
SEDANG-CUKUP:
Informasi terbatas, substansi kurang,
pengembangan tesis tidak cukup,
permasalahan tidak cukup
38
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta, 2001), hal. 308 39
ibid
36
13-16
SANGAT-KURANG:
Tidak berisi, tidak ada substansi, tidak
ada pengembangantesis , tidak ada
permasalahan
Organisasi
18-20
SANGAT BAIK-SEMPURNA:
Ekspresi lancer, gagasan diungkapkan
dengan jelas, padat, tertata dengan
baik. Urutan logis dan kohesif
14-17
CUKUP-BAIK:
Kurang lancer, kurang terorganisir
tetapi ide utama terlihat, beban
pendukung terbatas, urutan logis tetapi
tidak lengkap
10-13
SEDANG-CUKUP:
Tidak lancer, gagasan kacau,
terpotong-potong, urutan dan
penegmbangan tidak logis
7-9 SANGAT-KURANG:
Tidak komunikatif, tidak terorganisir,
tidak layak nilai
Kosakata
18-20
SANGAT BAIK-SEMPURNA:
Pemanfaatan potensi kata canggih,
pilihan kata dan ungkapan tepat,
menguasai pembentukan kata
14-17
CUKUP-BAIK:
Pemanfaatan kata agak canggih,
pilihan kata dan ungkapan kadang-
kadang kurang tepat tetapi tidak
mengganggu
10-13
SEDANG-CUKUP:
Pemanfaatan potensi kata terbatas,
sering terjadi kesalahan penggunaan
kosakata dan dapat merusak makna
7-9
SANGAT-KURANG:
Pemanfaatan potensi kata asal-asalan,
pengetahuan tentang kosakata rendah
dan tak layak nilai
37
Penggunaan bahasa
22-25
SANGAT BAIK-SEMPURNA:
Konstruksi kompleks tetapi efektif,
hanya terjadi sedikit kesalahan
penggunaan bentuk kebahasaan
18-21
CUKUP-BAIK:
Konstruksi sederhana tetapi efektif,
kesalahan kecil pada konstruksi
kompleks, terjadi sejumlah kesalahan
tetapi makna tidak kabur
11-17
SEDANG-CUKUP:
Terjadi kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat, makna
membingungkan atau kabur
5-10
SANGAT-KURANG:
Tidak menguasai aturan sintaks,
terdapat banyak kesalahan, tidak
komunikatif, tidak layak nilai
Mekanik 5
SANGAT BAIK-SEMPURNA:
Menguasai aturan penulisan, hanya
terdapat beberapa kesalahan ejaan
4 CUKUP-BAIK:
Kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan
tetapi tidak mengaburkan makna
3 SEDANG-CUKUP:
Sering terjadi kesalahan ejaan, mekna
membingungkan atau kabur
2
SANGAT-KURANG:
Tidak menguasai aturan penulisan,
terdapat benyak kesalahan ejaan,
tulisan tidak terbaca, tidak layak nilai
Jumlah 100
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah intervensi tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil
yang diperoleh belum mencapai keberhasilan yang diharapkan, maka akan
38
diadakan tindak lanjut (siklus II) dengan rencana perbaikan pembelajaran.
Penelitian ini akan berakhir, apabila hasil belajar siswa telah sesuai atau bahkan
telah dikatakan berhasil dalam menulis narasi dengan menggunakan metode
example non example.
39
BAB IV
DEKSRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi data
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas III
SDN Kampung Bambu III selama dua siklus penelitian. pada bab IV ini akan
dijelaskan deskripsi awal penelitian, perencaan pembelajaran yang akan
berlangsung, pelaksanaan pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan
motode example non example, serta mendeksripsikan hasil penelitian yeng telah
dicapai dalam proses pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan motode
example non example.
Berikut merupakan deskripsi singkat SDN Kampung Bambu III:
1. Profil Sekolah
Nama Sekolah : SDN Kampung Bambu III
NPSN/NSS : 20602987/101280036033
Status Sekolah : Negeri
Lokasi Sekolah : Perum Dasana Indah
RT?RW : 8/18
Desa/Kelurahan : Bojong Nangka
Kecamatan : Bojong Nangka
Kota/kabupaten : Kabupaten Tangerang
Provinsi : Banten
Kode pos : 15821
Luas Tanah : 2030m
Nomer Telepon : 021 54201178
Email : [email protected]
Akreditasi : A
40
2. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi :
Berkepribadian, cerdas, berimtaq serta menguasai dasar – dasar teknologi.
Misi :
1. Memotivasi kreatifitas siswa agar unggul dalam bidang teknologi.
2. Memupuk dan mengembangkan bakat siswa.
3. Menumbuh kembangkan semangat belajar secara optimal, berjiwa
kreatif, inovatif dan produktif
4. Menanamkan nilai-nilai kejujuran, sopan santun dan disiplin
5. Meningkatkan profesional guru
6. Meningkatkan sarana dan prasana
7. Meningkatkan kegiatan ekstrakuler yang membentuk karakter
bangsa
Tujuan sekolah :
1. Menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dibidang
Komputer dan Internet.
2. Mempunyaitim MIPA yang handal.
3. Mempunyai tim Kesenian yang handal.
4. Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan
pembiasaan
5. Memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan dasar negeri yang
unggul.
6. Dapat menggunakan dan mengembangkan berbagai macam alat
musik tradisional maupun modern.
7. Dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
41
3. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tabel 4.1
Daftar Guru dan Tenaga Kependidikan
No. Nama Gelar NIP Kepegawaian Jabatan
1. Abas Tenaga Honor
Sekolah Lainnya
2. Abdul Fatah M.Pd 197302092008011003 PNS Guru
Kelas
3. Ahmad Duri MM. 196901181991031007 PNS Guru
Kelas
4. Ahyani MM. 197207021997031005 PNS Guru
Kelas
5. Asnawiah S.Pd.I Guru Honor
Sekolah
Guru Mata
Pelajaran
6. Daris
Salamah S.Pd 197308152008012005 PNS
Guru
Kelas
7. Devi Novia M.Pd 198111042005012011 PNS Guru
Kelas
8. Dian
Prasetiawati
Tenaga Honor
Sekolah
Guru
Kelas
9. Durachman Tenaga Honor
Sekolah Lainnya
10. Haerudin Guru Honor
Sekolah
Guru Mata
Pelajaran
11. Hardijah S.Pd.I 196209131982122002 PNS Guru
Kelas
12. Hartono Guru Honor
Sekolah
Guru Mata
Pelajaran
13. Hayati
Komarawati S.Pd 197210292006042011 PNS
Guru
Kelas
14. Henny Laila
Sari S.Pd
Guru Honor
Sekolah
Guru Mata
Pelajaran
15. Imron
Rosyadi MM. 196903272008011007 PNS
Guru
Kelas
16. Jalaludin S.Ag.M
M 197007062008011013 PNS
Guru
Kelas
17. Juriadi M.Pd 197704272009021002 PNS Guru
Kelas
42
18. Kasiati Dra Guru Honor
Sekolah
Guru
Kelas
19. M. Sujud S.Pd Guru Honor
Sekolah
Guru
Kelas
20. Masitoh M.Pd Guru Honor
Sekolah
Guru
Kelas
21. Muhammad
Nuur MM. 196806302005011001 PNS
Guru Mata
Pelajaran
22. Nur
Rismawati S.Pd.I
Guru Honor
Sekolah
Guru
Kelas
23. Rahmawati M.Pd 196810051990032005 PNS Guru
Kelas
24. Rohaeni S.Pd 197101012006020420 PNS Guru
Kelas
25.
Romanda
Novi Citra
Dewi
S.Pd Guru Honor
Sekolah
Guru
Kelas
26. Saleha S.Pd.S
D 196804082008012004 PNS
Guru
Kelas
27. Sarnan Tenaga Honor
Sekolah Lainnya
28. Sirojudin S.Pd.I 197106182007011009 PNS Guru
Kelas
29. Siti Aisyah 196405052007012009 PNS Guru
Kelas
30. Suminta, S.Pd.,M
M 196005201982041010 PNS
Guru
Kelas
31. Sutrianah S.Pd.,M
M 197006152003122005 PNS
Guru
Kelas
32. Tri Irian
Ningsih S.Pd 196808102007012022 PNS
Guru
Kelas
33. Yani
Apriyani S.S.
Guru Honor
Sekolah
Guru Mata
Pelajaran
34. Yatriwarni Dra 196309052007012005 PNS Guru
Kelas
35. Yurniati S.Pd.S
D 196412022007012003 PNS
Guru
Kelas
36. Yusuf
Iskandar
Tenaga Honor
Sekolah Lainnya
43
4. Data Peserta Didik SDN Kampung Bambu III
Tabel 4.2
Daftar Peserta Didik
No. Nama
Rombel
Laki-laki Perempuan Jumlah Wali Kelas
1 Kelas 1A 17 23 40 Rohaeni
2 Kelas 1B 19 21 40 Rohaeni
3 Kelas 1C 18 19 37 Daris Salamah
4 Kelas 1D 17 20 37 Daris Salamah
5 Kelas 1E 20 19 39 Masitoh
6 Kelas 2A 16 16 32 Yurniati
7 Kelas 2B 16 15 31 Rahmawati
8 Kelas 2C 14 18 32 Dian Prasetiawati
9 Kelas 2D 20 13 33 Ahmad Duri
10 Kelas 2E 20 11 31 Devi Novia
11 Kelas 3A 22 24 46 Nur Rismawati
12 Kelas 3B 23 21 44 Siti Aisyah
13 Kelas 3C 24 21 45 Kasiati
14 Kelas 3D 25 20 45 Jalaludin
15 Kelas 4A 21 25 46 Abdul Fatah
16 Kelas 4B 20 23 43 Sirojudin
17 Kelas 4C 21 24 45 M. Sujud
18 Kelas 4D 16 27 43 Saleha
19 Kelas 5A 14 22 36 Hayati Komarawati
20 Kelas 5B 21 20 41 Juriadi
21 Kelas 5C 24 17 41 Tri Irian Ningsih
22 Kelas 5D 24 18 42 Yatriwarni
23 Kelas 6A 19 25 44 Hardijah
24 Kelas 6B 21 23 44 Ahyani
25 Kelas 6C 23 20 43 Sutrianah
26 Kelas 6D 13 32 45 Imron Rosyadi
Total 509 537 1046
B. Analisis Data
Penelitian tindakan kelas atau classroom action research ini dimulai
dengan melakukan penelitian pendahuluan yang dilakukan di SDN Kampung
44
Bambu III. Kegiatan ini meliputi wawancara dengan guru kelas, dan observasi
atau pengamatan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas.
Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi ketika
proses pembelajaran bahasa Indonesia khusunya menulis narasi. KKM atau
kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan untuk pelajaran bahasa Indonesia
adalah 70 dan bagi siswa yang mendapatkan nilai di bawah standar KKM harus
mengikuti ujian perbaikan nilai.
Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan yang dilakukan, dan
wawancara dengan guru kelas bahwa metode pembelajaran bahasa Indonesia
yang selama ini digunakan adalah dengan menggunakan metode ceramah,
diskusi, dan latihan. Guru tidak menggunakan metode, strategi ataupun media
pembelajaran yang sesuai sehingga tidak meningkatkan minat belajar bahasa
Indonesia khususnya menulis narasi. Kemudian jumlah siswa yang terlalu banyak
menyebabkan pembelajaran bahasa Indonesia menjadi tidak efektif dan efisien.
Banyak siswa yang tidak mendengarkan perintah guru, ada yang sibuk bercanda
dan mengobrol.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, maka peneliti merasa perlu
mengadakan tindak lanjut dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia khusunya
menulis narasi. Dan proses pembelajaran bahasa Indonesia bisa berlangsung lebih
kondusif dan efektif. Sehingga, hasil belajar siswa bisa mencapai kriteria
ketuntasan minimum (KKM).
1. Deskripsi Siklus 1
1.1 Perencanaan Tindakan
Dalan tahap ini, peneliti terlebih dahulu menyusun RPP dan
instrumen yang hendak digunakan dalam penelitian. Adapun
instrumen yang digunakan adalah lembar observasi guru dan siswa,
lembar tugas siswa, dan dokumentasi. Selanjutnya RPP dan
45
instrumen didiskusikan bersama bapak Jalaludin S,Ag., MM. selaku
guru kelas 3.
1.2 Pelaksanaan Tindakan
Setelah RPP dan instrumen disetujui oleh bapak Jalaludin,
maka RPP dan instrumen siap untuk digunakan. Pertemuan pertama
dilakukan pada hari Rabu, 28 Oktober 2015 dan pertemuan kedua
Kamis, 29 Oktober 2015. Pada pertemuan pertama peneliti
memperkenalkan diri kepada siswa serta menjelaskan bahwa selama
masa penelitian berlangsung, peneliti akan menjadi guru bagi anak-
anak di kelas III untuk materi menulis narasi. Setelah itu, peneliti
memulai pelajaran pertama dengan mengucap salam dan berdoa.
Pertemuan pertama, guru memulai pelajaran dengan
menanyakan materi pelajaran yang sebelumnya dan mengaitkannya
dengan pelajaran yang akan dibahas. Awalnya guru bertanya “apakah
mereka suka bercerita?, atau pernah membuat cerita?”. Suasana kelas
saat itu sangat ramai dan gaduh. Bahkan ada beberapa anak yang
bermain, bercanda, dan tidak memperhatikan. Namun, terdapat
beberapa anak yang antusias menjawab.
Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan gambar yang
disediakan. Kemudian guru mengarahkan siswa untuk membuat
kelompok yang beranggotakan 5-6 orang tiap kelompoknya. Pada
proses ini siswa mulai tampak ramai dan gaduh kembali. Kelompok 2
dan 3 tampak gaduh, salah seorang siswa asik mengganggu teman
kelompoknya sehingga teman kelompok yang lain jadi ikut bercanda.
Guru meminta siswa mejelaskan gambar apa yang ditampilkan.
Namun, hanya beberapa siswa yang tampak antusias menjawab.
46
Guru menjelaskan secara singkat mengenai paragraf narasi,
penggunaan huruf kapital, serta tanda koma dan titik. Sesekali guru
memancing siswa untuk memberikan contoh dan meminta
menyebutkan peraturan penggunaan huruf kapital. Ternyata masih
banyak siswa yang belum mengetahui aturannya.
Kemudian guru memberi lembar tugas kepada tiap kelompok
untuk mengidentifikasi penggunaan huruf kapital, serta tanda koma
dan titik. Proses identifikasi ini digunakan secara kelompok dengan
berdiskusi.
Setelah itu guru mengarahkan siswa untuk membacakan
hasilnya. Kelompok 3 dan 8 tidak membacakan hasil diskusinya.
Kemudian guru meluruskan kekeliruan yang terjadi selama proses
pembelajaran terjadi. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya mengenai hal yang kurang dipahaminya. Guru
menjawab beberapa pertanyaan siswa sambil meluruskan kekeliruan
yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.
Kegiatan penutup guru mengulas secara singkat materi
pelajaran. Kemudian menyimpulkannya bersama dengan siswa. Akhir
pelajaran ditutup dengan doa dan salam.
Pada pertemuan kedua, guru memulai pelajaran dengan salam
dan berdoa. Guru menanyakan kabar siswa sambil mengabsen satu-
persatu siswa. Guru mengarahkan siswa berkelompok yang masing-
masing kelompok terdiri dari 5-6 orang dan memperhatikan gambar
yang telah disajikan. Ketika proses membagi kelompok tidak seramai
dan segaduh pertemuan pertama. Selanjutnya siswa membagi
kelompok dengan cukup tertib.
47
Guru mengarahkan siswa berdiskusi secara kelompok sambil
memberikan motivasi kepada siswa bahwa pelajaran bahasa Indonesia
juga penting, dan memberi nasihat agar berlajar dengan giat. Setelah
itu guru mengarahkan siswa untuk membacakan hasilnya. Namun,
kelompok 6 dan 7 tidak membacakan hasil diskusinya. Kemudian guru
memberikan lembar tugas individu kepada tiap siswa. Dalam lembar
tugas tersebut siswa diminta membuat sebuah karangan narasi
berdasarkan gambar yang telah disediakan. Setelah seluruh siswa
menyelesaikan tugas individu, guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya dan guru meluruskan kekeliruan yang terjadi
selama proses pembelajaran berlangsung.
Bagian penutup pembelajaran guru mengulas secara singkat
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru dan
siswa bersama-sama memberi kesimpulan. Kegiatan pembelajaran
diakhiri dengan doa dan salam.
1.3 Observasi
Kegiatan observasi ini dilaksanakan oleh guru beserta dengan
observer, yaitu bapak Jalaludin. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengamati kegiatan/aktifitas siswa dan guru selama proses
pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
guru dan observer terhadap kegiatan/aktifitas siswa dalam proses
pembelajaran di kelas, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.3
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
Siklus 1
(Pertemuan Pertama)
No. Aspek yang diamati Hasil
Penelitian Keterangan
48
Ya Tidak
1. Siswa berdoa bersama dengan tertib
selagi guru mempersiapkan gambar √
2. Siswa mengkondisikan kelas dengan
tenang dan tertib √
Masih terdapat beberapa
siswa yang bercanda dan
bermain
3.
Siswa mendengarkan petunjuk guru dan
memperhatikan/menganalisis gambar
yang tersedia
√
Siswa melaksanakan
petunjuk guru dengan
baik
4.
Siswa mengkondisikan diri ke dalam 8
kelompok yang masing-masing terdiri
dari 5-6 orang
√ Situasi kelas menjadi
gaduh
5. Siswa melakukan diskusi kelompok
dengan bimbingan guru √ Beberapa siswa bercanda
6.
Setiap perwakilan kelompok
membacakan hasil diskusi
kelompoknya.
√ Kelompok 3 dan 8 tidak
membacakan hasil
7. Siswa memperhatikan penjelasan guru
terkait materi yang diajarkan √
8. Siswa bersama guru menyimpulkan
materi pelajaran. √
Hanya sedikit siswa yang
menyimpulkan pelajaran
bersama guru
Presentase aktivitas siswa =
X 100%
=
X 100%
= 62,5%
Tabel 4.4
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
Siklus 1
(Pertemuan Kedua)
No. Aspek yang diamati
Hasil
Penelitian Keterangan
Ya Tidak
49
1. Siswa berdoa bersama dengan tertib
selagi guru mempersiapkan gambar √
2. Siswa mengkondisikan kelas dengan
tenang dan tertib √
3.
Siswa mendengarkan petunjuk guru dan
memperhatikan/menganalisis gambar
yang tersedia
√
Siswa melaksanakan
petunjuk guru dengan
baik
4.
Siswa mengkondisikan diri ke dalam 8
kelompok yang masing-masing terdiri
dari 5-6 orang
√ Situasi kelas menjadi
gaduh
5. Siswa melakukan diskusi kelompok
dengan bimbingan guru √ Beberapa siswa bercanda
6.
Setiap perwakilan kelompok
membacakan hasil diskusi
kelompoknya.
√ Kelompok 6 dan 7 tidak
membacakan hasil
7. Siswa memperhatikan penjelasan guru
terkait materi yang diajarkan √
8. Siswa bersama guru menyimpulkan
materi pelajaran. √
Presentase aktivitas siswa =
X 100%
=
X 100%
= 87,5%
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer terhadap
kegiatan/aktifitas guru dalam proses pembelajaran di kelas, maka
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.5
Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Guru
Siklus 1
(Pertemuan Pertama)
No. Aspek yang diamati Hasil Penelitian Keterangan
50
Ya Tidak
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar
sesuai dengan tujuan pembelajaran. √
2. Guru menempelkan gambar atau
ditayangkan melalui LCD atau OHP. √
3.
Guru memberi petunjuk dan memberi
kesempatan pada peserta didik untuk
memperhatikan/menganalisis gambar.
√
4.
Guru mengarahkan siswa ke dalam 8
kelompok yang masing-masing terdiri
dari 5-6 orang
√
5.
Guru membimbing pelaksanaan diskusi
siswa di kelas masing-masing kelompok
sesuai dengan arahan yang diberikan
√
6.
Guru memberikan kesempatan tiap
kelompok untuk membacakan hasil
diskusinya.
√
7.
Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta
didik, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai.
√
8.
Guru dan peserta didik menyimpulkan
materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran
√
Presentase aktivitas guru =
X 100%
= x 100%
= 87,5%
Tabel 4.6
Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Guru
Siklus 1
(Pertemuan Kedua)
No. Aspek yang diamati Hasil Penelitian
Keterangan Ya Tidak
51
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar
sesuai dengan tujuan pembelajaran. √
2. Guru menempelkan gambar atau
ditayangkan melalui LCD atau OHP. √
3.
Guru memberi petunjuk dan memberi
kesempatan pada peserta didik untuk
memperhatikan/menganalisis gambar.
√
4.
Guru membagi siswa ke dalam 8
kelompok yang masing-masing terdiri
dari 5-6 orang
√
5.
Guru membimbing pelaksanaan diskusi
siswa di kelas masing-masing kelompok
sesuai dengan arahan yang diberikan
√
6.
Guru memberikan kesempatan tiap
kelompok untuk membacakan hasil
diskusinya.
√
7.
Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta
didik, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai.
√
8.
Guru dan peserta didik menyimpulkan
materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran
√
Presentase aktivitas guru =
X 100%
=
x 100%
= 100%
1.4 Refleksi
Refleksi pada tahap siklus 1 ini merupakan pengkajian
terhadap proses pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil kajian ini dapat
berupa kekurangan peneliti dalam menyampaikan materi
pembelajaran, atau peneliti kurang menumbuhkan motivasi siswa
dalam proses pembelajaran. Kemudian kekurangan-kekurangan yang
52
ditemui perlu dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Refleksi
yang dilakukan berupa diskusi antara peneliti dengan guru kelas
selaku observer untuk mencari solusi agar menjadi tuntunan dalam
memperbaiki proses pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru kelas
sebagai observer, ditemukan adanya penyebab kurang berhasilnya
pembelajaran pada siklus pertama, yaitu peneliti kurang bisa
mengkondisikan kelas, hal ini terlihat masih adanya siswa yang
kurang aktif dan tidak memperhatikan guru. Guru kelas memberikan
saran untuk menggunakan hiburan atau permainan untuk menarik
minat dan perhatian siswa. Serta lebih mengkondisikan kelas dengan
baik.
Berdasarkan hasil penelitian keterampilan menulis siswa
dengan menggunakan metode example non example pada siklus 1
diperoleh rata-rata hasil belajar siswa mencapai 61,53. Dengan nilai
tertinggi 73 dan nilai terendah 46. Berikut merupakan analisis data
siklus 1:
Tabel 4.7
Analisis Data Siklus 1
No Nama
Respnden
Kriteria
Skor Keterangan Isi Organisasi Kosakata
Pengem.
bahasa Mekanik
1. A 17 14 13 17 3 64 Belum mencapai
KKM
2. B 17 11 12 17 3 60 Belum mencapai
KKM
3. C 17 13 10 17 3 60 Belum mencapai
KKM
4. D 21 13 13 15 3 65 Belum mencapai
53
KKM
5. E 21 16 15 17 4 73 Mencapai KKM
6. F 20 14 15 17 3 69 Belum mencapai
KKM
7. G 20 15 15 17 3 70 Mencapai KKM
8. H 21 14 12 15 3 65 Belum mencapai
KKM
9. I 17 13 11 17 3 61 Belum mencapai
KKM
10. J 16 9 9 19 2 46 Belum mencapai
KKM
11. K 17 14 11 17 3 62 Belum mencapai
KKM
12. L 21 13 14 15 3 66 Belum mencapai
KKM
13. M 20 14 13 15 3 65 Belum mencapai
KKM
14. N 21 15 14 15 3 68 Belum mencapai
KKM
15. O 20 13 12 17 3 65 Belum mencapai
KKM
16. P 18 14 11 17 3 63 Belum mencapai
KKM
17. Q 17 14 13 15 3 62 Belum mencapai
KKM
18. R 17 13 13 15 3 61 Belum mencapai
KKM
19. S 17 13 13 14 3 60 Belum mencapai
KKM
20. T 16 9 9 18 3 46 Belum mencapai
KKM
21. U 16 11 10 15 3 55 Belum mencapai
KKM
22. V 17 14 12 16 3 62 Belum mencapai
KKM
23. W 14 11 8 14 3 50 Belum mencapai
KKM
54
24. X 16 11 10 15 3 55 Belum mencapai
KKM
25. Y 17 13 13 14 3 60 Belum mencapai
KKM
26. Z 15 14 13 15 3 60 Belum mencapai
KKM
27. AA 20 13 12 17 3 65 Belum mencapai
KKM
28. AB 20 14 15 18 3 70 Mencapai KKM
29. AC 17 14 10 16 3 60 Belum mencapai
KKM
30. AD 19 14 15 17 3 68 Belum mencapai
KKM
31. AE 20 15 15 17 3 68 Belum mencapai
KKM
32. AF 20 13 12 17 3 65 Belum mencapai
KKM
33. AG 16 12 10 16 3 57 Belum mencapai
KKM
34. AH 14 11 8 13 3 49 Belum mencapai
KKM
35. AI 20 15 15 17 3 70 Mencapai KKM
36. AJ 21 14 12 15 3 65 Belum mencapai
KKM
37. AK 21 15 15 16 3 70 Mencapai KKM
38. AL 16 9 9 18 3 46 Belum mencapai
KKM
39. AM 20 15 15 17 3 70 Mencapai KKM
40. AN 14 11 10 12 3 50 Belum mencapai
KKM
41. AO 20 13 14 15 3 65 Belum mencapai
KKM
42. AP 16 11 8 14 3 52 Belum mencapai
KKM
43. AQ 17 13 13 16 3 62 Belum mencapai
KKM
55
44. AR 20 13 12 17 3 65 Belum mencapai
KKM
45. AS 17 13 13 13 3 59 Belum mencapai
KKM
Jumlah 2.769
Rata-rata 61,53
Daya Serap Klasikal =
x 100%
=
x 100%
= 61,53
Ketuntasan Belajar =
x 100%
=
x 100%
= 13,33 %
Analisis menulis narasi siklus 1:
Dalam hal ini, peneliti menggolongkan tingkat keberhasilan
menulis menjadi 3 kelompok. Pertama, keberhasilan rendah, yakni
siswa yang memperoleh nilai 50-65. Kedua, keberhasilan sedang,
yakni siswa yang memperoleh nilai 66-80. Ketiga, keberhasilan tinggi,
yakni siswa yang memperoleh nilai lebih besar dari 80. Berikut hasil
analisis menulis narasi siswa pada siklus ke-1:
a. Hasil menulis anak bernama Q.
Informasi dan substansi dalam karangan narasi Q masih
terdapat kekurangan. Penggunaan huruf kapital juga belum
baik dan benar, masih perlu latihan lebih baik. Kemudian
56
penggunaan kosa kata tidak begitu baik, masih sedikit kosa
kata yang digunakan. Pengorganisasian kurang lancar.
b. Hasil menulis anak bernama X.
Informasi dalam karangan siswa bernama X sudah cukup baik,
cukup banyak informasi pendukung dalam menulis karangan
narasinya. Kemudian penggunaan huruf kapital masih terdapat
beberapa kesalahan. Dan pemilihan kosa kata yang digunakan
masih terbatas. Pengorganisasian kurang lancar.
c. Hasil menulis anak bernama AC.
Informasi dalam karangan siswa bernama AC masih kurang
baik, dan masih terdapat beberapa kesalahan dalam
penggunaan huruf kapital. Penggunaan kata yang dipilih masih
cukup sederhana. Masih diperlukan beberapa informasi
pendukung untuk menghasilkan karangan yang baik.
2. Deskripsi Siklus 2
2.1 Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan siklus ke-2 ini merujuk pada hasil
refleksi dengan guru kelas. Pada tahap ini guru terlebih dahulu
menyusun RPP sesuai saran dan diskusi dengan guru kelas. Peneliti
menggunakan ice breaking berupa nyanyian sebagai alat/cara yang
digunakan untuk menarik minat dan semangat siswa dalam menulis
narasi.
2.2 Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus ini dilakukan dua pertemuan, pertemuan pertama
pada hasi rabu, 04 November 2015 dan pertemuan kedua pada hari
kamis, 05 November 2015. Pertemuan pertama siklus ke-2, guru
memulai pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa.
57
Selanjutnya menanyakan kabar siswa sambil mengabsen. Sebelum
memulai proses pembelajaran guru mengajak siswa melakukan ice
breaking. Guru mengajak siswa bernyanyi lagu “andai saja turun
hujan”. Seketika kelas menjadi ramai dan siswa tampak bersemangat
mengikuti arahan guru. Kemudian guru mengkondisikan kelas agar
tertib. Setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
Guru menampilkan gambar, mengarahkan siswa untuk
mengamati dengan baik gambar yang ditampilkan, dan guru
mengarahkan siswa untuk berkelompok. Berbeda dengan siklus
sebelumnya, kelas kali ini mejadi lebih tertib dan tenang. Secara
singkat guru menjelaskan pengertian paragraf dan penggunaan EYD
dengan baik dan benar. Sesekali terdapat 2-3 orang bertanya mengenai
materi yang dijelaskan. Setelah menjelaskan secara singkat tentang
paragraf dan penggunaan EYD, kemudian guru memberikan tugas
kepada tiap kelompok untuk mengidentifikasi kesalahan penulisan
EYD. Tugas ini diselesaikan secara kelompok melalui diskusi
kelompok dengan arahan dan bimbingan guru. Kemudian guru
mengarahkan perwakilan kelompok untuk membacakan hasil
diskusinya, satu-persatu perwakilan kelompok membacakan hasil
diskusinya. Selanjutnya guru meluruskan kekeliruan yang terjadi
selama proses pembelajaran berlangsung. Tahap terakhir guru bersama
siswa mengulas secara singkat dan memberikan kesimpulan.
Pembelajaran ditutup dengan membaca doa dan salam.
Pada pertemuan kedua, guru memulai proses pembelajaran
dengan mengucap salam dan berdoa. Kemudian dilajutkan dengan
mengabsen siswa. Sebelum memulai pelajaran guru melakukan ice
58
breaking dengan menyanyikan lagu “binatang kecil” dan “sayonara”
sambil senam kecil. Ketika sedang melakukan senam kecil sambil
bernyanyi sayonara kelas menjadi sangat ramai. Ini terlihat bahwa
siswa memperhatikan arahan guru dengan baik. Dan tampak antusias
dan minat siswa ketika melakukan senam kecil tadi. Selanjutnya guru
bertanya mengenai materi yang telah dibahas dipertemuan lalu dan
mengaitkannya dengan pembelajaran yang hendak dilakukan. Guru
mempersiapkan gambar yang hendak ditampilkan sedangkan siswa
mengkondisikan diri dengan tertib dan tenang. Guru mengarahkan
siswa untuk membentuk 8 kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri dari 5-6 orang. Siswa mengkondisikan diri kedalam
kelompoknya dengan tertib.
Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan gambar yang
disajikan. Guru mengarahkan setiap kelompok untuk berdiskusi
sambil memonitoring kegiatan siswa. Sebelum guru mengarahkan
siswa membacakan hasil diskusinya, guru memberikan motivasi
kepada siswa untuk lebih giat dan tekun belajar. Guru juga bertanya
apa cita-cita siswa jika besar kelak, sambil mengaitkan dengan pesan
dan motivasi yang diberikan. Kemudian satu persatu perwakilan
membacakan hasil diskusinya. Guru meminta pendapat dari kelompok
lain tentang hasil diskusi temannya yang lain.
Selanjutnya guru memberikan lembar tugas individu. Lembar
tugas ini berisi perintah untuk membuat sebuah karangan dengan
menggunakan gambar yang terlebih dahulu dipilih oleh siswa. Setelah
seluruh siswa mengumpulkan tugas individu, guru memberikan
kesempatan siswa untuk bertanya mengenai hal yang tidak
dipahaminya. Namun, tidak ada yang bertanya. Selanjutnya guru
59
bersama siswa mengulas secara singkat dan memberikan kesimpulan
dari pembelajaran yang telah berlangsung. Pembelajaran ditutup
dengan doa dan salam.
2.3 Observasi
Kegiatan observasi ini dilaksanakan oleh guru beserta dengan
observer, yaitu bapak Jalaludin, selaku guru kelas 3. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengamati kegiatan/aktifitas siswa dan guru selama
proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan guru dan observer terhadap kegiatan/aktifitas siswa dalam
proses pembelajaran di kelas, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.8
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
Siklus 2
(Pertemuan Pertama)
No. Aspek yang diamati Hasil Penelitian
Keterangan
Ya Tidak
1. Siswa berdoa bersama dengan tertib
selagi guru mempersiapkan gambar √
2. Siswa mengkondisikan kelas dengan
tenang dan tertib √
3.
Siswa mendengarkan petunjuk guru dan
memperhatikan/menganalisis gambar
yang tersedia √
4.
Siswa mengkondisikan diri ke dalam 8
kelompok yang masing-masing terdiri
dari 5-6 orang √
5. Siswa melakukan diskusi kelompok
dengan bimbingan guru √
6. Setiap perwakilan kelompok
membacakan hasil diskusi kelompoknya. √
60
7. Siswa memperhatikan penjelasan guru
terkait materi yang diajarkan √
8. Siswa bersama guru menyimpulkan
materi pelajaran. √
Presentase aktivitas siswa =
X 100%
=
x 100%
= 100
Tabel 4.9
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
Siklus 2
(Pertemuan Kedua)
No. Aspek yang diamati Hasil Penelitian
Keterangan
Ya Tidak
1. Siswa berdoa bersama dengan tertib
selagi guru mempersiapkan gambar √
2. Siswa mengkondisikan kelas dengan
tenang dan tertib √
3.
Siswa mendengarkan petunjuk guru dan
memperhatikan/menganalisis gambar
yang tersedia √
4.
Siswa mengkondisikan diri ke dalam 8
kelompok yang masing-masing terdiri
dari 5-6 orang √
5. Siswa melakukan diskusi kelompok
dengan bimbingan guru √
6. Setiap perwakilan kelompok
membacakan hasil diskusi kelompoknya. √
7. Siswa memperhatikan penjelasan guru
terkait materi yang diajarkan √
61
8. Siswa bersama guru menyimpulkan
materi pelajaran. √
Presentase aktivitas siswa =
X 100%
=
x 100%
= 100
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer terhadap
kegiatan/aktifitas guru dalam proses pembelajaran di kelas, maka
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.10
Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Guru
Siklus 2
(Pertemuan Pertama)
No. Aspek yang diamati Hasil Penelitian
Keterangan Ya Tidak
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar
sesuai dengan tujuan pembelajaran. √
2. Guru menempelkan gambar atau
ditayangkan melalui LCD atau OHP. √
3.
Guru memberi petunjuk dan memberi
kesempatan pada peserta didik untuk
memperhatikan/menganalisis gambar. √
4.
Guru membagi siswa ke dalam 8
kelompok yang masing-masing terdiri
dari 5-6 orang √
5.
Guru membimbing pelaksanaan diskusi
siswa di kelas masing-masing kelompok
sesuai dengan arahan yang diberikan √
6.
Guru memberikan kesempatan tiap
kelompok untuk membacakan hasil
diskusinya. √
7. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta √
62
didik, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai.
8.
Guru dan peserta didik menyimpulkan
materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran √
Presentase aktivitas guru =
X 100%
= x 100%
= 100
Tabel 4.11
Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Guru
Siklus 2
(Pertemuan Kedua)
No. Aspek yang diamati Hasil Penelitian
Keterangan Ya Tidak
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar
sesuai dengan tujuan pembelajaran. √
2. Guru menempelkan gambar atau
ditayangkan melalui LCD atau OHP. √
3.
Guru memberi petunjuk dan memberi
kesempatan pada peserta didik untuk
memperhatikan/menganalisis gambar. √
4.
Guru membagi siswa ke dalam 8
kelompok yang masing-masing terdiri
dari 5-6 orang √
5.
Guru membimbing pelaksanaan diskusi
siswa di kelas masing-masing kelompok
sesuai dengan arahan yang diberikan √
6. Guru memberikan kesempatan tiap
kelompok untuk membacakan hasil √
63
diskusinya.
7.
Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta
didik, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai. √
8.
Guru dan peserta didik menyimpulkan
materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran √
Presentase aktivitas guru =
X 100%
= x 100%
= 100
2.4 Refleksi
Hasil refleksi yang dilakukan peneliti dengan guru kelas adalah
pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia sudah sesuai dengan RPP
yang telah direncanakan. Peneliti sudah cukup baik dalam
mengkondisikan kelas, serta terlihat adanya peningkatan terhadap
keaktifan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Kelas terlihat
lebih kondusif dan tenang.
Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti telah melaksanakan
langkah-langkah pembelajaran yang sesuai. Pada awalnya siswa
terlihat ramai ketika pembagian kelompok, namun peneliti dapat
mengkondisikan situasi. Kemudian berdasarkan pengamatan aktifitas
siswa, siswa terlihat lebih antusias dan bersemangat dalam
mempelajari materi menulis narasi dengan metode example non
64
example, walau masih terlihat beberapa siswa yang masih kurang
aktif.
Berdasarkan hasil pengamatan, dan diskusi antara peneliti
dengan guru kelas, maka ditentukan bahwa penelitian dikatakan
berhasil memenuhi kriteria ketercapaian yang telah ditentukan.
Berikut merupakan analisis data siklus 2
Tabel 4.12
Analisis Data Siklus 2
No. Nama
Respnden
kriteria
Skor Keterangan Isi Organisasi Kosakata Peng.
bahasa
Mekanik
1. A 21 15 15 17 3 71 Mencapai KKM
2. B 23 15 15 17 3 73 Mencapai KKM
3. C 21 17 15 17 3 73 Mencapai KKM
4. D 20 15 15 17 3 70 Mencapai KKM
5. E 22 17 17 21 5 82 Mencapai KKM
6. F 21 17 17 18 4 77 Mencapai KKM
7. G 21 17 17 17 3 75 Mencapai KKM
8. H 24 17 17 21 4 83 Mencapai KKM
9. I 20 15 15 17 3 70 Mencapai KKM
10. J 21 14 15 17 3 70 Mencapai KKM
11. K 21 15 15 18 3 71 Mencapai KKM
12. L 21 15 15 18 3 72 Mencapai KKM
13. M 20 15 15 17 3 70 Mencapai KKM
14. N 20 17 17 17 4 75 Mencapai KKM
15. O 21 15 17 17 3 73 Mencapai KKM
65
16. P 21 15 15 18 3 72 Mencapai KKM
17. Q 21 17 17 18 4 77 Mencapai KKM
18. R 21 15 17 15 4 72 Mencapai KKM
19. S 21 15 13 18 4 71 Mencapai KKM
20. T 20 15 15 17 3 70 Mencapai KKM
21. U 21 15 15 15 4 70 Mencapai KKM
22. V 21 17 17 17 3 75 Mencapai KKM
23. W 21 15 15 18 4 72 Mencapai KKM
24. X 21 17 17 17 3 70 Mencapai KKM
25. Y 21 17 17 21 3 79 Mencapai KKM
26. Z 20 17 18 17 3 70 Mencapai KKM
27. AA 22 17 17 15 3 70 Mencapai KKM
28. AB 26 17 13 18 4 78 Mencapai KKM
29. AC 22 17 17 18 3 77 Mencapai KKM
30. AD 24 17 17 19 4 81 Mencapai KKM
31. AE 21 17 17 17 3 75 Mencapai KKM
32. AF 21 17 17 17 3 75 Mencapai KKM
33. AG 21 15 17 17 3 73 Mencapai KKM
34. AH 20 15 15 17 3 70 Mencapai KKM
35. AI 22 17 17 20 3 79 Mencapai KKM
36. AJ 21 17 17 17 3 75 Mencapai KKM
37. AK 21 15 17 17 3 72 Mencapai KKM
38. AL 20 15 17 17 3 72 Mencapai KKM
39. AM 21 17 17 20 3 78 Mencapai KKM
40. AN 21 17 17 17 3 75 Mencapai KKM
41. AO 21 14 16 16 4 70 Mencapai KKM
66
42. AP 21 14 15 17 3 70 Mencapai KKM
43. AQ 20 15 15 17 3 70 Mencapai KKM
44. AR 22 15 15 15 3 70 Mencapai KKM
45. AS 21 14 15 17 3 70 Mencapai KKM
Jumlah 3.300
Rata-rata 73,33
Daya Serap Klasikal =
x 100%
=
x 100%
= 73,33
Ketuntasan Belajar =
x 100%
=
x 100%
= 100 %
Analisis menulis narasi siklus 2:
Penulis menganalisis hasil karangan menulis siswa
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Berikut hasil analisis
menulis narasi siswa pada siklus ke-2:
a. Hasil menulis anak bernama S.
Informasi yang disajikan dalam karangan siswa bernama S
sedang dan cukup. Masih terdapat beberapa kesalahan dalam
penggunaan huruf kapital. Kosa kata yang digunakan juga
67
masih terbatas namun cukup baik. Urutan cukup logis tetapi
masih memerlukan beberapa gagasan penguat lagi.
b. Hasil menulis anak bernama AB.
Ide atau informasi yang diberikan cukup baik. Organisasi isi
juga cukup baik meski sedikit kurang lancar. Pemanfaatan kosa
kata dalam penulisan masih sederhana. Penggunaan huruf
kapital sudah baik namun tulisan kurang rapih.
c. Hasil menulis anak bernama E.
Informasi yang disajikan dalam tulisan cukup baik.
Penggunaan huruf kapital dalam tulisan tidak mengalami
kendala. Pemanfaatan kata yang digunakan cukup baik. Urutan
cerita sudah baik.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data pada siklus 1 dan siklus 2 diperoleh data
sebagai berikut:
1. Ketuntasan belajar pada siklus 1 sebesar 13,33% meningkat pada siklus 2
menjadi 100%
2. Skor rata-rata yang diperoleh siswa meningkat dari 61,53% pada siklus 1
menjadi 73,33% pada siklus 2
3. Presentase aktifitas siswa didalam kelas meningkat dari 62,5%
dipertemuan pertama dan 87,5 % di pertemuan kedua pada siklus ke-1
menjadi 100% di pertemuan pertama dan kedua pada siklus ke-2. Hal ini
68
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan positif terhadap aktifitas siswa
ketika pembelajaran berlangsung.
4. Hasil penelitian ini merupakan akibat dari intervensi tindakan yang
dilakukan yakni penggunaan metode example non example. Melihat
pencapaian dari hasil menulis narasi menggunakan metode example non
example mulai dari tindakan intervensi yang dilakukan pada siklus 1
kemudian dilanjutkan ke siklus 2 telah mencapai tingkat keberhasilan
yang diinginkan, maka peneliti memutuskan untuk menghentikan
penelitian.
Tabel 4.13
Nilai menulis narasi dari siklus 1 ke siklus 2
No Nama Respnden Siklus 1 Siklus 2 Keterangan
1. A 64 70 Meningkat
2. B 60 73 Meningkat
3. C 60 73 Meningkat
4. D 65 70 Meningkat
5. E 73 82 Meningkat
6. F 69 77 Meningkat
7. G 70 75 Meningkat
8. H 65 83 Meningkat
9. I 61 70 Meningkat
10. J 46 70 Meningkat
11. K 62 71 Meningkat
12. L 66 72 Meningkat
13. M 65 70 Meningkat
14. N 68 75 Meningkat
69
15. O 65 73 Meningkat
16. P 63 72 Meningkat
17. Q 62 77 Meningkat
18. R 61 72 Meningkat
19. S 60 70 Meningkat
20. T 46 70 Meningkat
21. U 55 70 Meningkat
22. V 62 75 Meningkat
23. W 50 72 Meningkat
24. X 55 70 Meningkat
25. Y 60 79 Meningkat
26. Z 60 70 Meningkat
27. AA 65 70 Meningkat
28. AB 70 78 Meningkat
29. AC 60 77 Meningkat
30. AD 68 81 Meningkat
31. AE 68 75 Meningkat
32. AF 65 75 Meningkat
33. AG 57 73 Meningkat
34. AH 49 70 Meningkat
35. AI 70 79 Meningkat
36. AJ 65 75 Meningkat
37. AK 70 72 Meningkat
38. AL 46 72 Meningkat
39. AM 70 78 Meningkat
40. AN 50 75 Meningkat
70
41. AO 65 70 Meningkat
42. AP 52 70 Meningkat
43. AQ 62 70 Meningkat
44. AR 65 70 Meningkat
45. AS 59 70 Meningkat
Jumlah 2.769 3.300 Meningkat
Rata-rata 61,53 73,33 Meningkat
Hasil ini menunjukkan adanya efek atau dampak positif yang terjadi pada
siswa ketika pembelajaran bahasa menggunakan metode example non example.
Hal ini juga membuktikan pendapat Nurul Astuti Yensy bahwa penerapan metode
example non example dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa adalah
benar. Pemilihan metode example non example terbukti dapat meningkatkan
hasil, dan aktifitas belajar siswa khususnya dalam pembelajaran menulis narasi di
kelas 3. Terlepas dari pendapat M. Subana bahwa tidak ada satu teknik
pembelajaran yang dianggap paling baik dibandingkan teknik yang lainnya,
namun metode example non example dapat dinyatakan sebagai metode
pembelajaran yang baik dan dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. Seperti pendapat Djago Tarigan tentang teknik pengajaran
keterampilan bahasa yang baik. Karena metode example non example telah
memenuhi syarat sebagai salah satu metode pembelajaran bahasa yang baik,
seperti:
1. Memikat, menantang, atau merangsang siswa untuk belajar
2. Memberikan kesempatan yang luas serta mengaktifkan siswa secara
mental dan fisik dalam belajar. Keaktifan itu dapat berwujud latihan,
praktek atau mencoba melaksanakan sesuatu
71
3. Tidak terlalu menyulitkan bunyi guru dalam penyusunan, pelaksanaan,
dan penilaian program pengajaran
4. Dapat mengarahkan kegiatan belajar ke arah tujuan pengajaran
5. Tidak menuntut peralatan yang rumit, mahal, dan sukar
mengoperasikannya
6. Mengembangkan kreativitas siswa
7. Mengmbangkan penampilan siswa secara individu maupun secara
kelompok
8. Meningkatkan kadar CBSA dalam belajar
9. Mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
72
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa penggunaan metode example non example terbukti dapat
meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa kelas III di SDN Kampung
Bambu III, Kab. Tangerang. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar pada
siklus 1 sebesar 13,33% kemudian meningkat pada siklus ke 2 menjadi 100%.
Demikian juga dari skor rata-rata yang diperoleh siswa, pada siklus 1 skor yang
diperoleh 61,53% meningkat pada siklus 2 menjadi 73,33%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka saran yang
diberikan untuk beberapa pihak terkait, sebagai berikut:
1. Hendaknya guru lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi
pembelajaran, agar tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dapat
terealisasi dengan baik.
2. Guru sebagai tenaga pendidik hendaknya juga memperhatikan aktifitas
siswa ketika pembelajaran berlangsung. Agar siswa lebih berani
mengemukakan pendapat, lebih kreatif, dan bersemangat dalam belajar.
3. Diharapkan guru bisa lebih sering menggunakan ice breaking atau
permainan guna mencairkan suasana belajar apabila siswa sudah terlihat
jenuh.
70
DAFTAR PUSTAKA
Alek dan Achmad. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011.
Arikunto, Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2009
-------- Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009.
Astuti Yensy.B, Nurul .Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example
Non Example dengan Menggunakan Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa di Kelas VIII SMPN 1 Argamakmur, Jurnal Exacta, Vol. X
No.1, 2012.
Cahyani, Isah. Kemampuan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: UPI
PRESS, 2007.
Eriyanto. Analisis Naratif, Dasar-dasar dan penerapannya dalam analisis teks berita
media. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013.
Hadi Lestari, Aprilia. dkk. Peningkatan Hasil Belajar Biologi pada Materi Kingdom
Animalia melalui Penerapan Model Teams Games Tournament dan Example
non example. 2015 http://ejurnal.unpak.ac.id
Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Kuncoro, Mudrajat. Mahir Menulis, Jakarta: Erlangga, 2009.
Marahimin, Ismail. Menulis Secara Populer. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 2009.
M. Kuntarto, Niknik. Cermat dalam berbahasa teliti dalam berpikir. Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2013.
Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001.
Permendiknas No.20 tahun 2006.
Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013.
71
Rahardi, R. Kujana. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang,
Jakarta: Erlangga, 2009.
Resmini, Novi dkk. Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia di kelas Tinggi.
Bandung: UPI PRESS, 2007.
Ridwanuddin, Dindin. Bahasa Indonesia. Jakarta: UIN PRESS, 2015.
Semi, M. Atar .Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa, 2007.
Subana M. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D.Bandung: Alfabeta, 2009.
Sanjaya, Wina. Perencanaa dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana,
2010.
Suparno & Yunus, Muhamad. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2009.
-------- Keterampilan Menulis. Jakarta: UT,2007.
Suprijono, Agus, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2014.
Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa, 2008.
Tarigan, Djago dan Tarigan, Henry Guntur. Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa, 1986.
Trianto. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan
dan Tenaga Kependidikan.Jakarta: Prenada Media Group, 2010.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 Tahun 2003.
Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta:Lembaga penelitian UIN Jakarta,
2009.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Siklus 1
Nama sekolah : SDN Kampung Bambu III
Mata Pelajaran : B. Indonesia
Kelas/Semester : III/ satu
Alokasi waktu : 2x35 menit
Pertemuan : ke-1
1. Standar Kompetensi : 4. Menulis
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam bentuk paragraf dan puisi
2. Kompetensi Dasar :
4.1 Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan
penggunaan ejaan
3. Indikator :
1. Siswa dapat menentukan tema
2. Siswa dapat menentukan judul karangan
3. Siswa dapat mengidentifikasi kesalahan penggunaan huruf kapital, tanda koma,
dan tanda titik
4. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menentukan tema dari sebuah karangan
2. Siswa dapat menentukan judul dari sebuah karangan
3. Siswa dapat mengidentifikasi kesalahan penggunaan huruf kapital, tanda koma,
dan tanda titik
5. Karakter yang diharapkan :
Disiplin, tanggung jawab, percaya diri, sopan dan santun, aktif, saling menghargai
6. Materi ajar
Menulis karangan
A. Pengertian Karangan
Karangan adalah sebuah cerita yang dihasilkan dari rangkaian/ susunan
kejadian. Karangan terdiri dari beberapa paragraf yang berkaitan. Setiap
paragraf terdiri dari kalimat-kalimat yang saling berkaitan dan mendukung
sehingga menjadi paragraf yang utuh.
Langkah-langkah dalam membuat karangan:
1. Menentukan tema
2. Menyusun kerangka karangan
3. Menegmbangkan kerangka karangan yang telah dibuat
B. Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan
yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal,
tengah, dan akhir.
C. Menggunakan huruf kapital:
1. Huruf kapital pada awal kalimat.
Contoh: Mobil ini baru dibeli
2. Unsur-unsur nama orang
Contoh: Muslihat, Bahar, Ujang, Komar, Dikdik, Purnomo
3. Nama negara, provinsi, bulan dan hari
Contoh: Indonesia, Jawa Barat, April, Jumat
D. Penggunaan tanda titik:
1. Mengakhiri kalimat
Contoh: Saya pergi ke pasar.
2. Memisahkan angka jam dengan menit
Contoh: pukul 03.03 Wib
7. Metode, dan Strategi pembelajaran
Metode : ceramah, Tanya-jawab, diskusi
Strategi : Example non example
8. Langkah-langkah kegiatan
Aktifitas Guru Aktivitas Siswa Nilai Karakter
Kegiatan Awal
Guru memulai pelajaran
dengan mengucap salam
dan berdoa sebelum
memulai kegiatan
pembelajaran
Guru menanyakan kabar
siswa sambil mengabsen
siswa
Guru menanyakan kepada
siswa materi yang telah
dibahas pada pertemuan
sebelumnya dan
mengaitkan dengan materi
yang akan dibahas pada
pertemuan ini
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai pada pertemuan
tersebut
Siswa menjawab salam
guru dan berdoa bersama
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan saat guru
mengabsen
Siswa menjawab
pertanyaan dan menyimak
penjelasan dari guru
Siswa mendengarkan apa
yang guru sampaikan
Disiplin
Aktif
Percaya diri
Saling
menghargai
Sopan dan
santun
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru bertanya kepada
siswa, : apakah mereka suka
bercerita? Atau pernah
membuat cerita?
Guru mengarahkan siswa
untuk mengamati gambar
yang telah disediakan
Guru mengarahkan siswa
untuk membentuk 8
kelompok
Sisiwa menjawab
pertanyaan guru
Siswa memperhatikan
gambar dengan seksama
Siswa membagi menjadi 8
kelompok
Aktif
Percaya diri
Kreatif
Saling
menghargai
Elaborasi
Guru menjelaskan
pengertian paragraf dan
penggunaan huruf kapital,
tanda koma, dan tanda titik
dengan baik dan benar
Guru memberikan lembar
latihan kepada tiap
kelompok untuk
mengidentifikasi kesalahan
penggunaan huruf kapital,
tanda koma, dan tanda titik
Guru mengarahkan proses
diskusi kelompok
Siswa menyimak dengan
baik penjelasan guru
Siswa bertanya kepada guru
mengenai hal yang kurang
dipahaminya
Siswa mengerjakan tugas
yang diberikan guru
Siswa mengikuti arahan
guru
Aktif
Berani
Percaya diri
Kerjasama
Kreatif
Konfirmasi
Guru mengarahkan siswa
untuk membacakan hasil
diskusi kelompoknya
Guru meluruskan
kekeliruan yang terjadi
selama pembelajaran
Perwakilan tiap kelompok
membacakan hasil
pekerjaannya
Siswa menyimak dengan
seksama dan penuh
perhatian, serta mencatat
hal-hal penting yang
disampaikan guru
Aktif
Berani
Saling
menghargai
Kegiatan Penutup
Guru mengulas secara
singkat kegiatan
pembelajaran yang telah
dilakukan
Guru bersama siswa
memberi kesimpulan
Guru bersama siswa berdoa
untuk mengahkiri kegiatan
pembelajaran
Siswa memperhatikan
ulasan singkat guru
Siswa bersama guru
meyimpulkan pembelajaran
Siswa bersama buru berdoa
untuk mengahkiri kegiatan
pembelajaran
Aktif
Percaya diri
Berani
Religius
9. Alat dan sumber belajar :
1. Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas III Pegangan Guru
2. Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas III Pegangan Siswa
3. Pengalaman guru
4. LCD, gambar, dan video
10. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa
a. Penilaian proses diskusi
No Indikator Penilaian Skor
1. Kerjasama a. Sangat bekerjasama
b. Bekerjasama
c. Cukup bekerjasama
d. Kurang bekerjasama
e. Tidak bekerjasama
5
4
3
2
1
2. Keaktifan a. Sangat aktif
b. Aktif
c. Cukup aktif
d. Kurang aktif
e. Tidak aktif
5
4
3
2
1
3. Partisipasi a. Sangat berpartisipasi
b. Berpartisipasi
c. Cukup berpartisipasi
d. Kurang berpartisipasi
e. Tidak berpartisipasi
5
4
3
2
1
b. Kriteria penilaian hasil belajar
Indikator pencapaian
kompetensi
Penilaian
Teknik
penilaian
Bentuk
instrument Instrumen/soal
1. Siswa dapat menentukan
tema dari sebuah
karangan
2. Siswa dapat menentukan
judul dari sebuah
karangan
3. Siswa dapat
mengidentifikasi
kesalahan penggunaan
huruf capital, tanda
koma, dan tanda titik
Tes tulis Uraian 1. Tentukanlah tema dan judul
yang sesuai dengan gambar
berikut!
2. Salinlah dilembar tugas
yang disediakan dan
lengkapi dengan huruf
kapital, dan tanda baca yang
sesuai.
No. Aspek Kriteria Skor
1. Penggunaan
huruf kapital
Tidak terdapat kesalahan dalam
penggunaan huruf kapital
Terdapat 1-3 kesalahan dalam penggunaan
huruf kapital
Terdapat 4-7 kesalahan dalam penggunaan
huruf kapital
Terdapat banyak (lebih dari 7) kesalahan
dalam penggunaan huruf kapital
50
40
30
20
11. Rubik penilaian menulis karangan
Jakarta, Oktober 2015
Telah diperiksa
Guru Kelas,
Jalaludin, S,ag.MM
Peneliti,
Irhan Inranda Marpid
2. Penggunaan
tanda baca
Tidak terdapat kesalahan dalam
penggunaan tanda baca
Terdapat beberapa (tidak lebih dari 3)
kesalahan dalam penggunaan tanda baca
Terdapat beberapa (antara 4-6) kesalahan
dalam penggunaan tanda baca
Terdapat banyak (lebih dari 6) kesalahan
dalam penggunaan tanda baca
50
40
30
20
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Siklus 1
Nama sekolah : SDN Kampung Bambu III
Mata Pelajaran : B. Indonesia
Kelas/semester : III/ satu
Alokasi waktu : 2x35 menit
Pertemuan : ke-2
3. Standar Kompetensi : 4. Menulis
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam bentuk paragraf dan puisi
4. Kompetensi Dasar :
4.1 Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan
penggunaan ejaan
3. Indikator :
1. Siswa dapat membuat karangan dengan memperhatikan huruf kapital
2. Siswa dapat membuat karangan dengan memperhatikan tanda koma, dan tanda
titik dengan baik dan benar.
4. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat membuat karangan dengan memperhatikan huruf kapital
2. Siswa dapat membuat karangan dengan memperhatikan tanda koma,dan tanda
titik dengan baik dan benar
5. Karakter yang diharapkan :
Disiplin, tanggung jawab, percaya diri, sopan dan santun, aktif, saling menghargai
6. Materi ajar
Menulis karangan
A. Pengertian Karangan
Karangan adalah sebuah cerita yang dihasilkan dari rangkaian/ susunan
kejadian. Karangan terdiri dari beberapa paragraf yang berkaitan. Setiap
paragraf terdiri dari kalimat-kalimat yang saling berkaitan dan mendukung
sehingga menjadi paragraf yang utuh.
B. Menggunakan huruf kapital:
4. Huruf kapital pada awal kalimat.
Contoh: Mobil ini baru dibeli
5. Unsur-unsur nama orang
Contoh: Muslihat, Bahar, Ujang, Komar, Dikdik, Purnomo
6. Nama negara, provinsi, bulan dan hari
Contoh: Indonesia, Jawa Barat, April, Jumat
C. Penggunaan tanda titik:
3. Mengakhiri kalimat
Contoh: Saya pergi ke pasar.
4. Memisahkan angka jam dengan menit
Contoh: pukul 03.03 Wib
7. Metode, dan Strategi pembelajaran
Metode : ceramah, Tanya-jawab, diskusi
Strategi : Example non example
8. Langkah-langkah kegiatan
Aktifitas Guru Aktivitas Siswa Nilai Karakter
Kegiatan Awal
Guru memulai pelajaran
dengan mengucap salam
dan berdoa sebelum
memulai kegiatan
pembelajaran
Guru menanyakan kabar
siswa sambil mengabsen
siswa
Guru menanyakan kepada
siswa materi yang telah
Siswa menjawab salam
guru dan berdoa bersama
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan saat guru
mengabsen
Siswa menjawab
pertanyaan dan menyimak
Disiplin
Aktif
Percaya diri
Saling
menghargai
Sopan dan
santun
dibahas pada pertemuan
sebelumnya dan
mengaitkan dengan materi
yang akan dibahas pada
pertemuan ini
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai pada pertemuan
tersebut
penjelasan dari guru
Siswa mendengarkan apa
yang guru sampaikan
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru bertanya kepada
siswa, : apakah mereka suka
bercerita? Atau pernah
membuat cerita?
Guru mengarahkan siswa
untuk memperhatikan
gambar yang disajikan
Guru mengarahkan siswa
untuk membentuk 8
kelompok
Sisiwa menjawab
pertanyaan guru
Siswa mengamati dengan
seksama gambar yang
disajikan
Siswa membentuk 8
kelompok
Aktif
Percaya diri
Kreatif
Saling
menghargai
Elaborasi
Guru mengarahkan siswa
untuk mengamati gambar
yang disajikan
Guru mengarahkan setiap
kelompok untuk berdiskusi
dan memberikan kertas
kepada tiap kelompok
untuk mencatat hasil
diskusi
Guru melakukan
monitoring terhadap
kegiatan siswa
Siswa mengamati gambar
yang diasjikan guru
Siswa berdiskusi secara
kelompok dan mencatat
hasil diskusinya dikertas
yang telah dibagikan
Siswa bertanya kepada guru
mengenai hal yang kurang
dipahaminya
Aktif
Berani
Percaya diri
Kerjasama
Kreatif
Guru memberikan motivasi
kepada siswa
Guru mengarahkan siswa
untuk membacakan hasil
diskusi kelompoknya
Guru memberikan lembar
tugas kepada siswa
Siswa mendengarkan
motivasi dari guru
Siswa membacakan hasil
diskusi kelompoknya
Siswa mengerjakan tugas
dengan baik dan benar
Konfirmasi
Guru memberi kesempatan
kepasa siswa bertanya
tentang hal yang kurang
dipahaminya
Guru meluruskan
kekeliruan yang terjadi
selama pembelajaran
Siswa menanyakan materi
yang belum dimengerti
Siswa menyimak dengan
seksama dan penuh
perhatian, serta mencatat
hal-hal penting yang
disampaikan guru
Aktif
Berani
Saling
menghargai
Kegiatan Penutup
Guru mengulas secara
singkat kegiatan
pembelajaran yang telah
dilakukan
Guru bersama siswa
memberi kesimpulan
Guru bersama siswa berdoa
untuk mengahkiri kegiatan
pembelajaran
Siswa memperhatikan
ulasan singkat guru
Siswa bersama guru
meyimpulkan pembelajaran
Siswa bersama buru berdoa
untuk mengahkiri kegiatan
pembelajaran
Aktif
Percaya diri
Berani
Religius
9. Alat dan sumber belajar :
5. Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas III Pegangan Guru
6. Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas III Pegangan Siswa
7. Pengalaman guru
8. LCD, gambar, dan video
10. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa
a. Penilaian proses diskusi
No Indikator Penilaian Skor
1. Kerjasama a. Sangat bekerjasama
b. Bekerjasama
c. Cukup bekerjasama
d. Kurang bekerjasama
e. Tidak bekerjasama
5
4
3
2
1
2. Keaktifan a. Sangat aktif
b. Aktif
c. Cukup aktif
d. Kurang aktif
e. Tidak aktif
5
4
3
2
1
3. Partisipasi a. Sangat berpartisipasi
b. Berpartisipasi
c. Cukup berpartisipasi
d. Kurang berpartisipasi
e. Tidak berpartisipasi
5
4
3
2
1
b. Kriteria penilaian dalam menuliskan karangan narasi
Indikator pencapaian
kompetensi
Penilaian
Teknik
penilaian
Bentuk
instrument Instrumen/soal
1. Siswa dapat membuat
karangan dengan
memperhatikan huruf
kapital
2. Siswa dapat membuat
karangan dengan
memperhatikan tanda
Tes tulis Uraian 3. Lanjutkan paragraf dibawah
ini hingga menjadi cerita
yang utuh!
4. Gunakan huruf kapital,
tanda koma, dan tanda titik
yang baik dan benar!
5. Terlampir.
koma,dan tanda titik
dengan baik dan benar
11. Rubik penilaian menulis karangan
Jakarta, Oktober 2015
Telah diperiksa
Guru Kelas,
Jalaludin, S,ag.MM
Peneliti,
Irhan Inranda Marpid
No. Aspek Skor
1. Isi 30
2. Organisasi 20
3. Kosa kata 20
4. Pengembangan bahasa 25
5. Mekanika 5
Total skor 100
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Siklus 2
Nama sekolah : SDN Kampung Bambu III
Mata Pelajaran : B. Indonesia
Kelas/Semester : III/ satu
Alokasi waktu : 2x35 menit
Pertemuan : ke-1
5. Standar Kompetensi : 4. Menulis
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam bentuk paragraf dan puisi
6. Kompetensi Dasar :
4.1 Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan
penggunaan ejaan
3. Indikator :
1. Siswa dapat menentukan tema
2. Siswa dapat menentukan judul karangan
3. Siswa dapat mengidentifikasi kesalahan penggunaan huruf kapital, tanda koma,
dan tanda titik
4. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menentukan tema dari sebuah karangan
2. Siswa dapat menentukan judul dari sebuah karangan
3. Siswa dapat mengidentifikasi kesalahan penggunaan huruf kapital, tanda koma,
dan tanda titik
5. Karakter yang diharapkan :
Disiplin, tanggung jawab, percaya diri, sopan dan santun, aktif, saling menghargai
6. Materi ajar
Menulis karangan
E. Pengertian Karangan
Karangan adalah sebuah cerita yang dihasilkan dari rangkaian/ susunan
kejadian. Karangan terdiri dari beberapa paragraf yang berkaitan. Setiap
paragraf terdiri dari kalimat-kalimat yang saling berkaitan dan mendukung
sehingga menjadi paragraf yang utuh.
Langkah-langkah dalam membuat karangan:
4. Menentukan tema
5. Menyusun kerangka karangan
6. Menegmbangkan kerangka karangan yang telah dibuat
F. Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan
yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal,
tengah, dan akhir.
G. Menggunakan huruf kapital:
7. Huruf kapital pada awal kalimat.
Contoh: Mobil ini baru dibeli
8. Unsur-unsur nama orang
Contoh: Muslihat, Bahar, Ujang, Komar, Dikdik, Purnomo
9. Nama negara, provinsi, bulan dan hari
Contoh: Indonesia, Jawa Barat, April, Jumat
H. Penggunaan tanda titik:
5. Mengakhiri kalimat
Contoh: Saya pergi ke pasar.
6. Memisahkan angka jam dengan menit
Contoh: pukul 03.03 Wib
7. Metode, dan Strategi pembelajaran
Metode : ceramah, Tanya-jawab, diskusi
Strategi : Example non example
8. Langkah-langkah kegiatan
Aktifitas Guru Aktivitas Siswa Nilai Karakter
Kegiatan Awal
Guru memulai pelajaran
dengan mengucap salam
dan berdoa sebelum
memulai kegiatan
pembelajaran
Guru menanyakan kabar
siswa sambil mengabsen
siswa
Guru melakukan Ice
Breaking
Guru menanyakan kepada
siswa materi yang telah
dibahas pada pertemuan
sebelumnya dan
mengaitkan dengan materi
yang akan dibahas pada
pertemuan ini
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai pada pertemuan
tersebut
Siswa menjawab salam
guru dan berdoa bersama
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan saat guru
mengabsen
Siswa melakukan instruksi
yang diberikan oleh guru
Siswa menjawab
pertanyaan dan menyimak
penjelasan dari guru
Siswa mendengarkan apa
yang guru sampaikan
Disiplin
Aktif
Percaya diri
Saling
menghargai
Sopan dan
santun
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru bertanya kepada
siswa, : apakah mereka suka
bercerita? Atau pernah
membuat cerita?
Guru mengarahkan siswa
untuk mengamati gambar
yang telah disediakan
Guru mengarahkan siswa
untuk membentuk 8
kelompok
Sisiwa menjawab
pertanyaan guru
Siswa memperhatikan
gambar dengan seksama
Siswa membagi menjadi 8
kelompok
Aktif
Percaya diri
Kreatif
Saling
menghargai
Elaborasi
Guru menjelaskan
pengertian paragraf dan
penggunaan huruf kapital,
tanda koma, dan tanda titik
dengan baik dan benar
Guru memberikan lembar
latihan kepada tiap
kelompok untuk
mengidentifikasi kesalahan
penggunaan huruf capital,
tanda koma, dan tanda titik
Guru mengarahkan proses
diskusi kelompok
Siswa menyimak dengan
baik penjelasan guru
Siswa bertanya kepada guru
mengenai hal yang kurang
dipahaminya
Siswa mengerjakan tugas
yang diberikan guru
Siswa mengikuti arahan
guru
Aktif
Berani
Percaya diri
Kerjasama
Kreatif
Konfirmasi
Guru mengarahkan siswa
untuk membacakan hasil
diskusi kelompoknya
Guru meluruskan
kekeliruan yang terjadi
selama pembelajaran
Perwakilan tiap kelompok
membacakan hasil
pekerjaannya
Siswa menyimak dengan
seksama dan penuh
perhatian, serta mencatat
hal-hal penting yang
disampaikan guru
Aktif
Berani
Saling
menghargai
Kegiatan Penutup
Guru mengulas secara
singkat kegiatan
pembelajaran yang telah
dilakukan
Guru bersama siswa
memberi kesimpulan
Guru bersama siswa berdoa
untuk mengahkiri kegiatan
pembelajaran
Siswa memperhatikan
ulasan singkat guru
Siswa bersama guru
meyimpulkan pembelajaran
Siswa bersama buru berdoa
untuk mengahkiri kegiatan
pembelajaran
Aktif
Percaya diri
Berani
Religius
9. Alat dan sumber belajar :
9. Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas III Pegangan Guru
10. Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas III Pegangan Siswa
11. Pengalaman guru
12. LCD, gambar, dan video
10. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa
a. Penilaian proses diskusi
No Indikator Penilaian Skor
1. Kerjasama a. Sangat bekerjasama
b. Bekerjasama
c. Cukup bekerjasama
d. Kurang bekerjasama
e. Tidak bekerjasama
5
4
3
2
1
2. Keaktifan a. Sangat aktif
b. Aktif
c. Cukup aktif
d. Kurang aktif
e. Tidak aktif
5
4
3
2
1
3. Partisipasi a. Sangat berpartisipasi
b. Berpartisipasi
c. Cukup berpartisipasi
d. Kurang berpartisipasi
e. Tidak berpartisipasi
5
4
3
2
1
b. Kriteria penilaian hasil belajar
Indikator pencapaian
kompetensi
Penilaian
Teknik
penilaian
Bentuk
instrument Instrumen/soal
1. Siswa dapat menentukan
tema dari sebuah
karangan
2. Siswa dapat menentukan
judul dari sebuah
karangan
3. Siswa dapat
mengidentifikasi
kesalahan penggunaan
huruf capital, tanda
koma, dan tanda titik
Tes tulis Uraian 6. Tentukanlah tema dan judul
yang sesuai dengan gambar
berikut!
7. Salinlah dilembar tugas
yang disediakan dan
lengkapi dengan huruf
kapital, dan tanda baca yang
sesuai.
No. Aspek Kriteria Skor
1. Penggunaan
huruf kapital
Tidak terdapat kesalahan dalam
penggunaan huruf kapital
Terdapat 1-3 kesalahan dalam penggunaan
huruf kapital
Terdapat 4-7 kesalahan dalam penggunaan
huruf kapital
Terdapat banyak (lebih dari 7) kesalahan
50
40
30
11. Rubik penilaian menulis karangan
Jakarta, Oktober 2015
Telah diperiksa
Guru Kelas,
Jalaludin, S.ag.MM
Peneliti,
Irhan Inranda Marpid
dalam penggunaan huruf kapital 20
2. Penggunaan
tanda baca
Tidak terdapat kesalahan dalam
penggunaan tanda baca
Terdapat beberapa (tidak lebih dari 3)
kesalahan dalam penggunaan tanda baca
Terdapat beberapa (antara 4-6) kesalahan
dalam penggunaan tanda baca
Terdapat banyak (lebih dari 6) kesalahan
dalam penggunaan tanda baca
50
40
30
20
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Siklus 2
Nama sekolah : SDN Kampung Bambu III
Mata Pelajaran : B. Indonesia
Kelas/semester : III/ satu
Alokasi waktu : 2x35 menit
Pertemuan : ke-2
7. Standar Kompetensi : 4. Menulis
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam bentuk paragraf dan puisi
8. Kompetensi Dasar :
4.1 Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan
penggunaan ejaan
3. Indikator :
1. Siswa dapat membuat karangan dengan memperhatikan huruf kapital
2. Siswa dapat membuat karangan dengan memperhatikan tanda koma, dan tanda
titik dengan baik dan benar.
4. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat membuat karangan dengan memperhatikan huruf kapital
2. Siswa dapat membuat karangan dengan memperhatikan tanda koma,dan tanda
titik dengan baik dan benar
5. Karakter yang diharapkan :
Disiplin, tanggung jawab, percaya diri, sopan dan santun, aktif, saling menghargai
6. Materi ajar
Menulis karangan
I. Pengertian Karangan
Karangan adalah sebuah cerita yang dihasilkan dari rangkaian/ susunan
kejadian. Karangan terdiri dari beberapa paragraf yang berkaitan. Setiap
paragraf terdiri dari kalimat-kalimat yang saling berkaitan dan mendukung
sehingga menjadi paragraf yang utuh.
J. Menggunakan huruf kapital:
10. Huruf kapital pada awal kalimat.
Contoh: Mobil ini baru dibeli
11. Unsur-unsur nama orang
Contoh: Muslihat, Bahar, Ujang, Komar, Dikdik, Purnomo
12. Nama negara, provinsi, bulan dan hari
Contoh: Indonesia, Jawa Barat, April, Jumat
K. Penggunaan tanda titik:
7. Mengakhiri kalimat
Contoh: Saya pergi ke pasar.
8. Memisahkan angka jam dengan menit
Contoh: pukul 03.03 Wib
7. Metode, dan Strategi pembelajaran
Metode : ceramah, Tanya-jawab, diskusi
Strategi : Example non example
8. Langkah-langkah kegiatan
Aktifitas Guru Aktivitas Siswa Nilai Karakter
Kegiatan Awal
Guru memulai pelajaran
dengan mengucap salam
dan berdoa sebelum
memulai kegiatan
pembelajaran
Guru menanyakan kabar
siswa sambil mengabsen
siswa
Guru melakukan Ice
Breaking
Siswa menjawab salam
guru dan berdoa bersama
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan saat guru
mengabsen
Siswa melakukan instruksi
yang diberikan oleh guru
Disiplin
Aktif
Percaya diri
Saling
menghargai
Sopan dan
santun
Guru menanyakan kepada
siswa materi yang telah
dibahas pada pertemuan
sebelumnya dan
mengaitkan dengan materi
yang akan dibahas pada
pertemuan ini
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai pada pertemuan
tersebut
Siswa menjawab
pertanyaan dan menyimak
penjelasan dari guru
Siswa mendengarkan apa
yang guru sampaikan
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru bertanya kepada
siswa, : apakah mereka suka
bercerita? Atau pernah
membuat cerita?
Guru mengarahkan siswa
untuk memperhatikan
gambar yang disajikan
Guru mengarahkan siswa
untuk membentuk 8
kelompok
Sisiwa menjawab
pertanyaan guru
Siswa mengamati dengan
seksama gambar yang
disajikan
Siswa membentuk 8
kelompok
Aktif
Percaya diri
Kreatif
Saling
menghargai
Elaborasi
Guru mengarahkan siswa
untuk mengamati gambar
yang disajikan
Guru mengarahkan setiap
kelompok untuk berdiskusi
dan memberikan kertas
kepada tiap kelompok
untuk mencatat hasil
diskusi
Guru melakukan
Siswa mengamati gambar
yang diasjikan guru
Siswa berdiskusi secara
kelompok dan mencatat
hasil diskusinya dikertas
yang telah dibagikan
Siswa bertanya kepada guru
Aktif
Berani
Percaya diri
Kerjasama
Kreatif
monitoring terhadap
kegiatan siswa
Guru memberikan motivasi
kepada siswa
Guru mengarahkan siswa
untuk membacakan hasil
diskusi kelompoknya
Guru memberikan lembar
tugas kepada siswa
mengenai hal yang kurang
dipahaminya
Siswa mendengarkan
motivasi dari guru
Siswa membacakan hasil
diskusi kelompoknya
Siswa mengerjakan tugas
dengan baik dan benar
Konfirmasi
Guru memberi kesempatan
kepasa siswa bertanya
tentang hal yang kurang
dipahaminya
Guru meluruskan
kekeliruan yang terjadi
selama pembelajaran
Siswa menanyakan materi
yang belum dimengerti
Siswa menyimak dengan
seksama dan penuh
perhatian, serta mencatat
hal-hal penting yang
disampaikan guru
Aktif
Berani
Saling
menghargai
Kegiatan Penutup
Guru mengulas secara
singkat kegiatan
pembelajaran yang telah
dilakukan
Guru bersama siswa
memberi kesimpulan
Guru bersama siswa berdoa
untuk mengahkiri kegiatan
pembelajaran
Siswa memperhatikan
ulasan singkat guru
Siswa bersama guru
meyimpulkan pembelajaran
Siswa bersama buru berdoa
untuk mengahkiri kegiatan
pembelajaran
Aktif
Percaya diri
Berani
Religius
9. Alat dan sumber belajar :
13. Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas III Pegangan Guru
14. Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas III Pegangan Siswa
15. Pengalaman guru
16. LCD, gambar, dan video
10. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa
a. Penilaian proses diskusi
No Indikator Penilaian Skor
1. Kerjasama a. Sangat bekerjasama
b. Bekerjasama
c. Cukup bekerjasama
d. Kurang bekerjasama
e. Tidak bekerjasama
5
4
3
2
1
2. Keaktifan a. Sangat aktif
b. Aktif
c. Cukup aktif
d. Kurang aktif
e. Tidak aktif
5
4
3
2
1
3. Partisipasi a. Sangat berpartisipasi
b. Berpartisipasi
c. Cukup berpartisipasi
d. Kurang berpartisipasi
e. Tidak berpartisipasi
5
4
3
2
1
b. Kriteria penilaian dalam menuliskan karangan narasi
Indikator pencapaian
kompetensi
Penilaian
Teknik
penilaian
Bentuk
instrument Instrumen/soal
1. Siswa dapat membuat
karangan dengan
memperhatikan huruf
kapital
2. Siswa dapat membuat
karangan dengan
memperhatikan tanda
koma,dan tanda titik
dengan baik dan benar
Tes tulis Uraian 8. Lanjutkan paragraf dibawah
ini hingga menjadi cerita
yang utuh!
9. Gunakan huruf kapital,
tanda koma, dan tanda titik
yang baik dan benar!
10. Terlampir.
11. Rubik penilaian menulis karangan
Jakarta, Oktober 2015
Telah diperiksa
Guru Kelas,
Jalaludin, S.ag.MM
Peneliti,
Irhan Inranda Marpid
No. Aspek Skor
1. Isi 30
2. Organisasi 20
3. Kosa kata 20
4. Pengembangan bahasa 25
5. Mekanika 5
Total skor 100
Lembar Kerja Siswa
(Siklus 1)
Nama :
Kelas :
A. B.
C.
Buatlah karangan dengan ketentuan berikut:
1. Pilihlah 1 gambar yang kamu sukai.
2. Berilah judul yang sesuai dengan gambar yang kamu pilih!
3. Gunakan ejaan yang benar (huruf kapital, tanda koma, dan tanda titik dengan baik dan
benar
Ciputat, 16 Oktober 2015
Judgement Ahli Terhadap Validitas Instrumen
Lembar Kerja Siswa
(Siklus 2)
Nama :
Kelas :
B. B.
D.
Buatlah karangan dengan ketentuan berikut:
4. Pilihlah 1 gambar yang kamu sukai.
5. Berilah judul yang sesuai dengan gambar yang kamu pilih!
6. Gunakan ejaan yang benar (huruf kapital, tanda koma, dan tanda titik dengan baik dan
benar
Ciputat, 16 Oktober 2015
Judgement Ahli Terhadap Validitas Instrumen
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
Siklus 1
(Pertemuan Pertama)
No. Aspek yang diamati
Hasil
Penelitian Keterangan
Ya Tidak
1. Siswa berdoa bersama dengan tertib
selagi guru mempersiapkan gambar √
2. Siswa mengkondisikan kelas dengan
tenang dan tertib √
Masih terdapat beberapa
siswa yang bercanda dan
bermain
3.
Siswa mendengarkan petunjuk guru dan
memperhatikan/menganalisis gambar
yang tersedia
√
Siswa melaksanakan
petunjuk guru dengan
baik
4.
Siswa mengkondisikan diri ke dalam 8
kelompok yang masing-masing terdiri
dari 5-6 orang
√ Situasi kelas menjadi
gaduh
5. Siswa melakukan diskusi kelompok
dengan bimbingan guru √ Beberapa siswa bercanda
6.
Setiap perwakilan kelompok
membacakan hasil diskusi
kelompoknya.
√ Kelompok 3 dan 8 tidak
membacakan hasil
7. Siswa memperhatikan penjelasan guru
terkait materi yang diajarkan √
8. Siswa bersama guru menyimpulkan
materi pelajaran. √
Hanya sedikit siswa yang
menyimpulkan pelajaran
bersama guru
Presentase aktivitas siswa =
X 100%
=
X 100%
= 62,5%
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
Siklus 1
(Pertemuan Kedua)
No. Aspek yang diamati
Hasil
Penelitian Keterangan
Ya Tidak
1. Siswa berdoa bersama dengan tertib
selagi guru mempersiapkan gambar √
2. Siswa mengkondisikan kelas dengan
tenang dan tertib √
3.
Siswa mendengarkan petunjuk guru dan
memperhatikan/menganalisis gambar
yang tersedia
√
Siswa melaksanakan
petunjuk guru dengan
baik
4.
Siswa mengkondisikan diri ke dalam 8
kelompok yang masing-masing terdiri
dari 5-6 orang
√ Situasi kelas menjadi
gaduh
5. Siswa melakukan diskusi kelompok
dengan bimbingan guru √ Beberapa siswa bercanda
6.
Setiap perwakilan kelompok
membacakan hasil diskusi
kelompoknya.
√ Kelompok 6 dan 7 tidak
membacakan hasil
7. Siswa memperhatikan penjelasan guru
terkait materi yang diajarkan √
8. Siswa bersama guru menyimpulkan
materi pelajaran. √
Presentase kemampuan siswa =
X 100%
=
X 100%
= 87,5%
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
Siklus 2
(Pertemuan Pertama)
No. Aspek yang diamati Hasil Penelitian
Keterangan
Ya Tidak
1. Siswa berdoa bersama dengan tertib
selagi guru mempersiapkan gambar √
2. Siswa mengkondisikan kelas dengan
tenang dan tertib √
3.
Siswa mendengarkan petunjuk guru dan
memperhatikan/menganalisis gambar
yang tersedia √
4.
Siswa mengkondisikan diri ke dalam 8
kelompok yang masing-masing terdiri
dari 5-6 orang √
5. Siswa melakukan diskusi kelompok
dengan bimbingan guru √
6. Setiap perwakilan kelompok
membacakan hasil diskusi kelompoknya. √
7. Siswa memperhatikan penjelasan guru
terkait materi yang diajarkan √
8. Siswa bersama guru menyimpulkan
materi pelajaran. √
Presentase kemampuan siswa =
X 100%
=
x 100%
= 100%
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
Siklus 2
(Pertemuan Kedua)
No. Aspek yang diamati Hasil Penelitian
Keterangan
Ya Tidak
1. Siswa berdoa bersama dengan tertib
selagi guru mempersiapkan gambar √
2. Siswa mengkondisikan kelas dengan
tenang dan tertib √
3.
Siswa mendengarkan petunjuk guru dan
memperhatikan/menganalisis gambar
yang tersedia √
4.
Siswa mengkondisikan diri ke dalam 8
kelompok yang masing-masing terdiri
dari 5-6 orang √
5. Siswa melakukan diskusi kelompok
dengan bimbingan guru √
6. Setiap perwakilan kelompok
membacakan hasil diskusi kelompoknya. √
7. Siswa memperhatikan penjelasan guru
terkait materi yang diajarkan √
8. Siswa bersama guru menyimpulkan
materi pelajaran. √
Presentase kemampuan siswa =
X 100%
=
x 100%
= 100%
BIODATA PENULIS
Nama : Irhan Inranda Marpid
Tempat, Tanggal Lahir : Depok, 03 April 1993
Alamat : Perum Dasana Indah, blok UE 02 No. 31 Kelapa Dua,
Kabupaten Tangerang
Email ;[email protected]
Riwayat Pendidikan :
SDN Kampung Bambu III 1999-2005
SMPN 13 Tangerang 2005-2008
SMAN 18 Garut 2008-2011
Prodi PGMI UIN Jakarta 2011-2016
Hobi : Membaca dan bermain sepak bola
Nama Ayah : Marpid
Nama Ibu : Iin Nurilawati
Anak Ke- : Dua dari Enam bersaudara
Nama saudara kandung :
dr. Ilham Ibrahim Marpid
Tasya Chasanah Marpid, S.E
Nuravifah Novembriana Marpid
Adrin Daila Marpid
Devana Naila Marpid