PENINGKATAN KUALITAS MEMBACA AL-QURAN SECARA...
Transcript of PENINGKATAN KUALITAS MEMBACA AL-QURAN SECARA...
1
PENINGKATAN KUALITAS MEMBACA AL-QURAN
SECARA TAHQIQ DENGAN METODE TALAQQI
PADA SISWA KELAS IX H SMP NEGERI 10 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
MUHAMMAD CHOLILUL ASHAR
111-14-129
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
i
PENINGKATAN KUALITAS MEMBACA AL-QURAN
SECARA TAHQIQ DENGAN METODE TALAQQI
PADA SISWA KELAS IX H SMP NEGERI 10 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
MUHAMMAD CHOLILUL ASHAR
111-14-129
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
i
ii
iii
iv
Skripsi ini diperbolehkan untuk di Publikasikan oleh
Perpustakaan IAIN Salatiga.
v
MOTTO
“Keridhoan Allah itu di dalam Keridhoan Orang Tua,
Dan Kemarahan Allah itu di dalam Kemarahan Orang Tua.”
(HR. At-Tirmidzi)
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
serta karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Almarhum Bapak Muh Suyuthi dan Ibu Nur Asrifah yang selalu
membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalam
kehidupanku.
2. Saudara kandungku kakak Atika Nurusshofa, Adik Maila Khusnul Milah, dan
Afta Nur Khoirina yang tercinta.
3. Sahabat dan teman dekatku Machzum yang selalu merepotkan, Agus Rohman
yang tahu tentang permasalahan game, Danang yang selalu memberikan solusi
masalah IT, Lutfi yang tidak pernah lepas dari perempuan, Kholiq yang selalu
bercerita, Pras yang selalu bertanya, Fajar & Aziz yang menjadi teman
bercerita tentang Wanpis, Bion yang selalu membuat semua tertawa, Rifan
yang menjadi penceramah ketika berkumpul, dan teman-teman seperjuangan
Jurusan PAI Angkatan 2014 yang selalu menemani sejak awal kuliah sampai
Akhir dan memberikan motivasi kepadaku juga membantu menyelesaikan
skripsi ini.
4. Keluarga besar dan kanda yunda Jam‟iyyatul Qura‟wal Huffadz Al Furqan
IAIN Salatiga.
5. Teman PPL SMP N 10 Salatiga 2017 Imam Syahroni, Elfa, Ami, Desi, Nurul
Fadhillah, Rokhanah, Merliyana, Mega Aji, Iqbal Fauzi, Luthfia, dan Putri.
6. Keluarga KKN Posko 104 Duwaran Kayen Faiz, Umi, Rohmah, Heni, Tyak,
Faizza, Anisah.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul: PENINGKATAN KUALITAS MEMBACA AL-
QURAN SECARA TAHQIQ DENGAN METODE TALAQQI PADA SISWA
KELAS IX H SMP NEGERI 10 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019.
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya
yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-
satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman
kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,
sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa
hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua
pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama
kepada yang saya hormati:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. sekalu Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.
3. Ibu Dra. Ulfah Susilawati, M.SI selaku pembimbing akademik sekaligus
pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan
meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
viii
4. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta
karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang
pendidikan S1.
5. Ibu Yati Kurniawati, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Salatiga
serta dewan guru dan staf karyawan SMP Negeri 10 Salatiga yang telah
memberikan semangat dan kerjasamanya.
6. Orang tua yang telah mengasuh, mendidik dan memberikan doa dengan
setulus hati kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Segenap keluarga yang memberi semangat dan dukungan yang tiada henti
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman PAI angkatan 2014 yang telah membantu penulis hingga
terselesaikannya skripsi ini.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca
pada umumnya. Aamiin.
Salatiga, 1 Maret 2019
Penulis
Muhammad Cholilul Ashar
111-14-129
ix
ABSTRAK
Ashar, Muhammad Cholilul.2019. Peningkatan Kualitas Membaca Al-Quran
Secara Tahqiq dengan Metode Talaqqi pada Siswa kelas IX H SMP
Negeri 10 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Ulfah Susilawati, M.SI.
Kata kunci: Kualitas, Membaca Al-Qur‟an, Tahqiq, dan Metode Talaqqi.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kualitas membaca Al-
Quran pada Siswa SMP Negeri 10 Salatiga. Hal ini disebabkan karena SMP
Negeri 10 Salatiga menekankan proses pembelajarannya pada kajian ilmu sekuler.
Sementara kajian bidang keilmuan agama belum terwadahi secara maksimal,
terutama dalam pembelajaran Al-Quran. Dan faktor lain yang mempengaruhinya
yaitu belum fahamnya seorang guru dalam metode penyampaian bembelajaran Al-
Quran yang dapat diterima oleh siswa dengan baik. Masalah yang ingin dijawab
dalam penelitian ini adalah: Apakah Penggunaan Metode Talaqqi Dapat
Meningkatkan Kualitas Membaca Al-Quran Secara Tahqiq Pada Siswa Kelas IX
H SMP Negeri 10 Salatiga Tahun 2018/2019 ?
Pada dasarnya, metode pembelajaran merupakan inti dari pembelajaran
tersebut. Penggunaan metode yang tepat akan mempermudah guru dalam
menyampaikan pembelajaran, dan juga mempermudah siswa dalam menerima
pembalajaran yang disampaikan oleh guru.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus,
yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklusnya terdapat empat tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data yaitu : tes, observasi dan catatan selama
penelitian berlangsung.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan Metode Talaqqi
Dapat Meningkatkan Kualitas Membaca Al-Quran Secara Tahqiq Pada Siswa
Kelas IX H SMP Negeri 10 Salatiga. Hal ini dilihat dari hasil analisis data akhir
yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 69,63 menjadi 76.35
pada siklus II. Untuk angka ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebanyak 11
siswa atau sebesar 45,83 % meningkat menjadi 21 siswa atau sebesar 87,5 % pada
siklus II. Jadi angka ketuntasan belajar dari siklus I sampai siklus II meningkat
sebesar 41,67 % atau sebanyak 10 anak. Dengan demikian, dapat diambil
kesimpulan bahwa penggunaan Metode Talaqqi Dapat Meningkatkan Kualitas
Membaca Al-Quran Secara Tahqiq Pada Siswa Kelas IX H SMP Negeri 10
Salatiga.
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................... i
Nota Pembimbing ............................................................................................... ii
Surat Pengesahan ............................................................................................... iii
Surat Pernyataan ................................................................................................. iv
Motto .................................................................................................................... v
Persembahan ...................................................................................................... vi
Kata Pengantar .................................................................................................. vii
Abstrak ............................................................................................................... ix
Daftar Isi ............................................................................................................... x
Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii
Daftar Gambar .................................................................................................. xiv
Daftar Lampiran ................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
D. Hipotesis Tindakan ................................................................................... 5
E. Definisi Operasional ................................................................................. 5
1. Pengertian Peningkatan ...................................................................... 5
2. Pengertian Kualitas Membaca Al-Quran ........................................... 6
3. Membaca Al-Quran Secara Tahqiq .................................................... 7
xi
4. Pengertian Metode Talaqqi ................................................................ 7
F. Kegunaan Penelitian ................................................................................. 8
1. Bagi Siswa .......................................................................................... 8
2. Bagi Guru ........................................................................................... 8
3. Bagi Sekolah ...................................................................................... 8
G. Metode Penelitian ..................................................................................... 8
1. Rancangan Penelitian ......................................................................... 8
2. Langkah-Langkah Penelitian ............................................................. 9
3. Subjek Penelitian .............................................................................. 11
4. Instrumen Penelitian ......................................................................... 11
5. Pengumpulan Data ........................................................................... 11
6. Analisis Data .................................................................................... 12
H. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................................ 13
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 15
A. Kajian Teori ........................................................................................... 15
1. Membaca Al-Quran .......................................................................... 15
a. Pengertian Al-Quran .................................................................. 15
b. Keutamaan Membaca Al-Quran ................................................ 17
c. Adab-Adab Membaca Al-Quran ................................................ 20
d. Membaca Al-Quran Secara Tahqiq ............................................ 27
e. Indikator Kualitas Membaca Al-Quran ...................................... 29
2. Penggunaan Metode Talaqqi dalm Membaca Al-Quran .................. 31
a. Pengertian Metode Talaqqi ........................................................ 31
xii
b. Sejarah Metode Talaqqi ............................................................. 32
c. Membaca Al-Quran Menggunakan Metode Talaqqi ................. 35
B. Kajian Pustaka ........................................................................................ 37
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................ 42
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .............................................................. 43
1. Perencanaan ...................................................................................... 46
2. Pelaksanaan ...................................................................................... 47
3. Pengamatan ...................................................................................... 48
4. Refleksi ............................................................................................ 49
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................................. 50
1. Perencanaan ...................................................................................... 53
2. Pelaksanaan ...................................................................................... 53
3. Pengamatan ...................................................................................... 55
4. Reflesksi ........................................................................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 57
A. Deskripsi Per Siklus ............................................................................... 57
1. Siklus I ............................................................................................. 57
2. Siklus II ............................................................................................ 62
B. Pembahasan ............................................................................................ 67
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 71
A. Kesimpulan ............................................................................................ 71
B. Saran ....................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 73
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Siswa Kelas 9 H SMP Negeri 10 Salatiga Tahun Pelajaran
2018/2019 ........................................................................................................... 42
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa pada Guru dalam
Siklus I ............................................................................................................... 57
Tabel 4.2 Hasil Tes Membaca pada Siklus I ...................................................... 58
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Terhadap Guru pada Siklus I ............................... 60
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa pada Guru dalam
Siklus II .............................................................................................................. 62
Tabel 4.5 Hasil Tes Membaca pada Siklus II .................................................... 64
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Terhadap Guru pada Siklus II .............................. 65
Tabel 4.7 Rekap Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa ......................... 67
Tabel 4.8 Rekap Hasil Membaca Al-Quran Secara Tahqiq Siswa Kelas IX H
SMP Negeri 10 Salatiga dengan Menggunakan Metode Talaqqi ...................... 68
Tabel 4.9 Rekap Hasil Pengamatan Mitra Terhadap Guru ................................ 69
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tahap-Tahap Penelitian Tindakan Kelas ........................................... 9
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : RPP
Lampiran 2 : Lembar Observasi
Lampiran 3 : Foto Dokumentasi
Lampiran 4 : Surat keterangan telah selesai melaksanakan penelitian
Lampiran 5 : SKK
Lampiran 6 : Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi yang saat ini sangat pesat, mengakibatkan
kehidupan kita dihadapkan pada masalah moral dan akhlaq yang cukup serius,
baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah maupun negara. Hal
yang lebih berbahaya, berbagai perilaku yang tidak mencerminkan Akhlaq
yang mulia itu, justru dilakukan oleh para generasi muda. Perilaku tersebut
jika dibiarkan akan menghancurkan masa depan bangsa. Banyak anak muda
yang terlibat dalam pencurian, kenakalan, tawuran antar sekolah, serta
kekerasan-kekerasan yang lain. Selain itu, kemajuan ilmu bidang pengetahuan
dan tekhnologi juga menawarkan kemudahan dan kenyamanan hidup, dan
membuka peluang kejahatan yang lebih canggih apabila ilmu pengetahuan dan
teknologi itu disalah gunakan.
Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang sangat berharga.
Untuk membentuk generasi penerus bangsa yang unggul dan berkualitas,
diperlukan penanaman pendidikan serta jiwa keagamaan yang baik. Mereka
harus belajar dan menyiapkan diri sendiri untuk menghadapi era baru itu
dengan sikap dan kemampuan yang tepat dan memadai, yaitu kemampuan
mengantisipasi, mengakomodasi, mereorientasi, dan menangani masalah
(Prayitno, 2013:8).
Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah membentuk manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk mewujudkan
2
manusia Indonesia yang beriman. Pendidikan Agama Islam mempunyai
peranan yang sangat penting, sangat perlu diberikan sejak usia dini, sebelum
pengaruh dunia luar merasuk ke dalam jiwa anak. Pendidikan Islam
mengandung berbagai aspek, yaitu akidah, ibadah, akhlaq, hukum-hukum,
peringatan, sejarah-sejarah atau kisah-kisah, serta dorongan untuk berfikir.
Semua hal tersebut tersirat dan tersurat dalam susunan ayat-ayat kitab suci Al-
Quran. Oleh karena itu kita sebagai umat Islam, diwajibkan untuk
merenungkan dan memahami makna, perintah dan larangannya, kemudian
mengamalkannya (Ahmad, 2015:23).
Mempelajari dan mengajarkan Al-Quran kepada anak adalah
kewajiban bagi orang tua. Dalam memberi pengetahuan dasar tentang agama
Islam, orang tualah yang sangat berperan. Sebagaimana Sabda Rasulullah
SAW.: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci bersih. Dan
sesungguhnya kedua orang tuanya itulah yang menjadikannya sebagai orang
Yahudi, atau Majusi, atau Nasrani” HR. Bukhori 1271 (Al Albani, 2013:546)
& Muslim 4804 (Al Albani, 2012:329). Maksudnya, pertama kalinya seorang
anak melihat dunia ini, orang tua sudah wajib memberikan asupan-asupan
keagamaan. Terlebih lagi pada usia remaja atau usia SMP, orang tua harus
benar-benar memberikan perhatian lebih kepada anak. Karena usia remaja
banyak anak yang lebih mementingkan gadget daripada belajar ilmu umum
ataupun ilmu keagamaan, terutama dalam belajar ilmu Al-Quran. Untuk itu,
sekolah harus memberikan pelajaran agama seperti membaca Al-Quran.
Begitu pula orang tua yang bertanggung jawab ketika anaknya berada di
3
rumah. Yaitu dengan memberi kasih dan sayang, menemani belajar,
mengajarkan Al-Quran dan sebagainya.
SMP Negeri 10 Salatiga adalah lembaga pendidikan menengah yang
menekankan proses pembelajarannya pada kajian ilmu sekuler. Sementara
kajian bidang keilmuan agama belum terwadahi secara maksimal, terutama
dalam pembelajaran Al-Quran. Masih terdapat siswa SMP Negeri 10 Salatiga
yang kurang mengetahui tentang ilmu baca tulis Al-Quran. Hal tersebut
dikarenakan belum adanya pembelajaran Al-Quran yang dominan dalam
lembaga tersebut, dan juga karena kurangnya perhatian orang tua kepada anak
terhadap ilmu baca tulis Al-Quran. Untuk mengatasi masalah tersebut
seyogyanya guru (khususnya guru PAI), memberi pelajaran tambahan tentang
baca tulis Al-Quran. Agar siswa SMP Negeri 10 Salatiga (khususnya yang
muslim) dapat mengerti sedikit demi sedikit tentang ilmu baca tulis Al-Quran.
Menurut Teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses perkembangan,
di mana perkembangan sendiri memerlukan sesuatu yang baik yang berasal
dari dirinya sendiri maupun pengaruh dari lingkungan (Susanto, 2013:12).
Berdasarkan teori ini, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal yaitu siswa
itu sendiri dan lingkungan. Yang mencakup dari dalam diri siswa yaitu
kemampuan berfikir, motivasi, minat, dan kesiapan siswa. Sedangkan dari
lingkungan yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreatifitas guru,
sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan keluarga, maupun
lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, guru memiliki peran penting dalam
mengajar, profesionalisme seorang guru sangat mempengaruhi keberhasilan
4
siswa. Pada SMP Negeri 10 Salatiga, guru PAI belum menggunakan
pembelajaran Al-Quran dengan maksimal. Karena Metode dalam mengajarkan
Al-Quran masih menggunakan metode yang kurang pas, yaitu dengan
menunggu siswa membaca kemudian membenarkannya. Mengganti metode
mengajar sangatlah dianjurkan, karena selain memberi pengalaman baru
kepada guru, mengganti metode juga bisa meningkatkan semangat belajar
siswa dalam mempelajari Al-Quran. Metode Talaqqi sangat sesuai dalam
pembelajaran Al-Quran. Metode ini merupakan metode pembelajaran Al-
Quran paling awal, yaitu pada saat Al-Quran diturunkan. Caranya yaitu
dengan guru melafalkan satu kata/kalimat sesuai dengan makharijul huruf dan
tajwid-nya, kemudian siswa memperhatikan dan menirukan dengan tepat.
Cara ini sesuai dengan tata cara membaca Al-Quran secara tahqiq, yaitu
membaca Al-Quran dengan memberikan hak-hak setiap huruf secara tegas,
jelas, dan teliti sesuai makharijul huruf dan tajwid-nya.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan diatas,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 10 Salatiga terkait
dengan upaya meningkatkan kualitas membaca Al-Quran siswa siswi
disekolah tersebut. Maka judul yang diajukan dalam skripsi ini yaitu
“Peningkatan Kualitas Membaca Al-Quran Secara Tahqiq dengan
Metode Talaqqi Pada Siswa Kelas IX H SMP Negeri 10 Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019”
5
B. Rumusan Masalah
Bagaimana peningkatan kualitas membaca Al-Quran Secara Tahqiq
dengan Metode Talaqqi pada Siswa kelas IX H SMP Negeri 10 Salatiga tahun
pelajaran 2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yang
akan dicapai adalah untuk meningkatkan kualitas membaca Al-Quran Secara
Tahqiq dengan Metode Talaqqi pada Siswa Kelas IX H SMP Negeri 10
Salatiga Tahun 2018/2019.
D. Hipotesis Tindakan
Penerapan pembelajaran Al-Quran menggunakan metode Talaqqi
dapat meningkatkan kualitas membaca Al-Quran Secara Tahqiq pada Siswa
Kelas IX H SMP Negeri 10 Salatiga tahun 2018/2019.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan pemahaman yang mungkin terjadi oleh
pemaham, maka perlu penulis jelaskan:
1. Pengertian Peningkatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata peningkatan
berasal dari kata tingkat yang berarti susunan yang berlapis, tinggi rendah
martabat. Imbuhan Pe-an merubah makna menjadi kata kerja. Dan
peningkatan berarti proses cara perbuatan meningkatkan (KBBI,
2007:1197-1198). Jadi, dalam hal ini peningkatan adalah sebuah proses
6
yang di upayakan oleh guru dalam rangka meningkatkan kualitas
kemampuan siswa.
2. Pengertian Kualitas Membaca Al-Quran
Kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu (KBBI, 2007:603),
sedangkan membaca adalah melihat isi dari apa yang tertulis (dengan
melisankan atau hanya dalam hati), mengeja atau melafalkan apa yang
tertulis, mengucapkan (KBBI, 2007:83). Jadi, kualitas membaca adalah
tingkat baik buruknya pelafalan seseorang pada suatu hal yang ia baca.
Al-Quran adalah kitab suci kaum muslimin yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan
maknanya. Al-Quran bermakna “bacaan” atau “yang dibaca”. Yang
merupakan kata benda bentukan (mashdar) dari kata kerja (fiil) qara-a,
“membaca” (Sugianto, 2004:15). Karena nama Al-Quran merupakan
bacaan, maka setiap muslim yang mau membaca Al-Quran secara ikhlas,
ia termasuk beribadah dan akan mendapat pahala. Sebagaimana yang
dikutip oleh Munjahid (2007:25), bahwasanya Muhammad Ali Ash-
Shobuny berpendapat Al-Quran adalah kalam Allah yang melemahkan
tangan musuh (mu‟jizat) yang diturunkan kepada Nabi atau Rasul yang
terakhir dengan perantaraan malaikat jibril, tertulis dalam beberapa mushaf,
dipindahkan (dinukil) kepada kita secara mutawatir, merupakan ibadah
dengan membacanya, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan
surat An-Nas. Menurut Al-Buraey (1986:64), Al-Quran secara harfiah
berarti bacaan/rujukan, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
7
malaikat jibril. Pertama kali turun di makkah dan kemudian di madinah.
Proses turunnya Al-Quran ini berlangsung lebih dari 22 tahun.
Jadi, Kualitas Membaca Al-Quran adalah tingkatan baik buruk
dalam melafalkan Al-Quran sesuai dengan kaidah atau tatacara membaca
Al-Quran.
3. Membaca Al-Quran Secara Tahqiq
Tahqiq adalah membaca Al-Qur‟an dengan pelan, tenang, dan
huruf keluar pada mahraj dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya,
baik asli maupun yang tidak asli/aksidental (hukum-hukumnya), serta
memperhatikan makna ayat. Bacaan tahqiq dapat dikenal dengan
penggunaan tempo yang terpanjang dalam hal terdapat pilihan sepetri
antara dua, empat, dan enam harokat (Al-Buraey, 1986:291).
4. Pengertian Metode Talaqqi
Metode Talaqqi adalah metode belajar bacaan Al-Quran dengan
dicontohkan terlebih dahulu oleh seorang guru Al-Quran, kemudian siswa
mengikutinya dan membacakan Al-Quran di depannya untuk kemudian
diawasi dan dikoreksi terkait dengan kesalahan-kesalahan yang ada ketika
siswa membacanya (Achmadi, 2014). Dengan Metode Talaqqi, siswa juga
dapat belajar bagaimana membaca huruf-huruf Al-Quran yang sesuai
dengan kaidah-kaidah yang ada, bagaiman makhraj, sifat huruf, hukum
tajwid, dan lain-lainnya.
8
F. Kegunaan Penelitian
Setelah melaksanakan penelitian sementara dengan anak dan para guru
yang lain maka diharapkan pembelajaran Al-Quran dengan menggunakan
Metode Talaqqi, berguna :
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan kualitas membaca Al-Quran
b. Meningkatkan penguasaan membaca Al-Quran
2. Bagi Guru
a. Meningkatkan professional guru
b. Penelitian tindakan kelas sebagai upaya perbaikan pembelajaran
3. Bagi Sekolah
a. Mengimplementasikan visi, misi, dan tujuan sekolah
b. Mengadakan pembaharuan bagi pendidikan di sekolah
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
yaitu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja di munculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang
dilakukan oleh siswa (Arikunto, 2006:3). Sedangkan menurut Suyadi
(2015:22), Penelitian Tindakan Kelas yaitu pencermatan yang dilakukan
oleh orang orang yang terlibat di dalamnya (guru, peserta didik, dan kepala
9
sekolah) dengan menggunakan metode refleksi diri dan bertujuan untuk
melakukan perbaikan di berbagai aspek pembelajaran.
Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), memiliki lebih dari 1
siklus. Di mana setiap siklusnya terdapat 4 tahapan yang harus dilalui.
Gambar 1. Tahap-Tahap Penelitian Tndakan Kelas
2. Langkah-Langkah Penelitian
a. Tahap 1: Perencanaan
1) Identifikasi Masalah
Terdapat empat langkah untuk mengidentifikasi masalah
yaitu masalah harus real (sesuai dengan kenyataan), masalah harus
problematik (permasalahan yang bisa dipecahkan oleh guru,
mendapat dukungan literatur yang memadai, dan kewenangan
untuk mengatasinya secara penuh), manfaatnya harus jelas, dan
10
masalah harus fleksibel (dapat diatasi dengan mempertimbangkan
kemampuan peneliti, waktu, biaya, tenaga, sarana prasarana, dan
lain sebagainya).
2) Merumuskan Masalah
Menganalisis berbagai kemungkinan penyebab munculnya
permasalahan yang diangkat. Dan sebelum itu, peneliti harus
menemukan akar masalah yang mendasari munculnya masalah
tersebut. Dengan cara menyebar angket, wawancara, ataupun
observasi langsung (pengamatan).
3) Pemecahan Masalah
Akar masalah yang telah ditemukan, adalah tumpuan dalam
proses pemecahan masalah. Sebab, solusi masalah sebenarnya
merupakan kebalikan dari akar masalah.
b. Tahap 2: Pelaksanaan
Memeragakan apa yang telah direncanakan pada tahap satu,
yaitu bertindak di kelas.
c. Tahap 3: Pengamatan
Proses pengumpulan data untuk melihat seberapa jauh efek
tindakan telah mencapai sasaran.
d. Tahap 4: Refleksi
Kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah
dilakukan.
11
e. Tambahan: Siklus Siklus dalam PTK
Siklus dalam PTK adalah satu putaran penuh dalam tahapan
tahapan PTK. Jadi ketika peneliti melakukan penelitian dengan PTK
dan menggunakan lebih dari 1 siklus, maka siklus kedua dan
selanjutnya merupakan putaran ulang daru tahapan sebelumnya.
3. Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada seluruh siswa kelas 9
H SMP Negeri 10 Salatiga yang berjumlah 10 siswa laki-laki dan 14 siswa
perempuan, total 24 siswa.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang dibutuhkan pada waktu
penelitian berlangsung dalam menggunakan suatu metode (Arikunto,
2006:149). Agar penelitan ini berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan,
maka instrumen yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas anatara
lain: Rencana Pembelajaran (RP), Buku, Al-Quran, sarana prasarana,
Buku Daftar Nilai dan Evaluasi.
5. Pengumpulan Data
Untuk mendapat data–data yang akurat dan releven penulis
menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan
agar metode yang satu dengan yang lain saling melengkapi. Adapun
metode-metode yang penulis gunakan adalah:
12
a. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan catatan, transkrip, buku, surat kabar, notulen, agenda
dan lain sebagainya (Arikunto, 2006:149). Metode ini penulis gunakan
untuk mencari data mengenai jumlah siswa, nilai siswa, perkembangan
siswa dan keadaan sarana dan prasarana SMP Negeri 10 Salatiga.
b. Tes
Tes yaitu serentetan pertanyaan-pertanyaan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, intelegensi, bakat, yang
dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2006:158). Penulis
menggunakan metode ini untuk mengukur kemampuan siswa dalam
membaca Al-Quran dan memahami huruf Al-Quran.
6. Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan
membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah
ditentukan oleh sekolah yakni sebesar 70. Oleh karena itu setiap siswa
dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM 70 jika nilai perolehan
siswa ≥ 70. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau
belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa < 70.
Selanjutnya, untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-
siklus digunakan tolak ukur kriteria ketuntasan klasikal. Adapun KKM
yang dipilih sebesar 85% (Trianto, 2009:241 ).
13
Menurut Djamarah (2000:225-226), dalam membuktikan hipotesis
maka hasil penelitian akan dilakukan analisis dengan:
a. Menghitung nilai rata rata kelas dengan rumus sebagai berikut:
𝑀 =∑𝑥
𝑁
Keterangan:
M : Nilai rata-rata
∑x : Jumlah semua nilai siswa
N : Jumlah Siswa
b. Rumus presentase ketuntasan klasikal sebagai berikut:
𝑃 =𝐹
𝑁× 100%
Keterangan:
P : Persentase
F : Jumlah siswa yang tuntas belajar
N : Jumlah semua siswa
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi ini terdiri atas lima bab yang tersusun dengan
sistematika sebagai berikut:
Bagian awal berisi sampul, lembar berlogo, judul, nota pembimbing,
pengesahan kelulusan, surat pernyataan, motto, persembahan, kata pengantar,
abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
14
Bab I berisi pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian,
definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II berisi landasan teori yang meliputi: Kajian Teori dan Kajian
Pustaka.
Bab III berisi tentang deskripsi pelaksanaan siklus I dan deskripsi
pelaksanaan siklus II.
Bab IV berisi deskripsi per siklus, pembahasan dan pengambilan
kesimpulan.
Bab V berisi kesimpulan dan saran-saran.
Bagian akhir berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar
riwayat hidup.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Membaca Al-Quran
a. Pengertian Al-Quran
Al-Quran adalah kitab suci kaum muslimin yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafal
dan maknanya. Al-Quran bermakna “bacaan” atau “yang dibaca”.
Yang merupakan kata benda bentukan (mashdar) dari kata kerja (fiil)
qara-a, “membaca” (Sugianto, 2004:15). Karena nama Al-Quran
merupakan bacaan, maka setiap muslim yang mau membaca Al-Quran
secara ikhlas, ia termasuk beribadah dan akan mendapat pahala.
Sebagaimana yang dikutip oleh Munjahid (2007:25), bahwasanya
Muhammad Ali Ash-Shobuny berpendapat Al-Quran adalah kalam
Allah yang melemahkan tangan musuh (mu‟jizat) yang diturunkan
kepada Nabi atau Rasul yang terakhir dengan perantaraan malaikat
jibril, tertulis dalam beberapa mushaf, dipindahkan (dinukil) kepada
kita secara mutawatir, merupakan ibadah dengan membacanya,
dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas.
Al-Quran merupakan kumpulan wahyu ilahi, memiliki 114
surat (urut-urutannya sebagaimana ditetapkan oleh Rasulullah SAW)
yang tidak sama panjang dan pendeknya. Surat terpanjang terdiri atas
286 ayat (surat Al-Baqarah), dan surat terpendek terdiri atas 3 ayat
16
( surat Al-Kautsar). Semua surat kecuali surat kesembilan (surat At-
Taubah) dimulai dengan basmalah. Setiap surat mempunyai nama yang
diambil dari kata yang terdapat pada permulaan surat (seperti surat
Yasin dan surat Taaha), atau diambil dari kata yang menjadi tema
pembicaraan di dalam surat yang bersangkutan (seperti surat Al-
Baqarah, surat Ali Imran dan surat An-Nisa‟). Menurut perhitungan
ulama Kufah, seperti Abu Abdurrahman Al-Salmi, Al-Quran terdiri
atas 6.236 ayat, sedangkan menurut As-Suyuti, terdiri atas 6.000 ayat
lebih, dan ada pula yang menyebutkan 6.666 ayat. Kemudian untuk
memudahkan pembacaan dan penghafalan, para ulama membagi Al-
Quran ke dalam 30 juz (bagian) yang sama panjang (Sugianto,
2004:20).
Al-Quran adalah kitab yang sangat mengagumkan bagi orang-
orang yang mau menggunakan akal dan mata hati untuk memikirkan
dan mernungkannya. Al-Quran mengandung banyak hal yang tersirat
dan tersurat di dalamnya. Kandungan Al-Quran meliputi akidah,
ibadah dan muamalah, akhlaq, hukum, sejarah, dan dasar-dasar ilmu
pengatahuan. Ar-Ramli (2007:27) menegaskan bahwa Al-Quran adalah
firman Allah SWT yang menjadi sumber aqidah kita. Secara mutlak,
Al-Quran merupakan perkataan yang paling agung dan paling mulia.
Oleh karena itu, dengan kita berpegang teguh pada kitab Al-Quran
(mempelajari dan mengamalkan), kita tidak akan melenceng dari
ajaran Agama Islam.
17
b. Keutamaan Membaca Al-Quran
Seorang yang selalu berinteraksi dengan Al-Quran yakni
dengan mengimaninya, menerapkan tajwid dan mkhraj dalam
membacanya, mendengarkan, menghafalkan, memahami makna,
ataupun mengaamalkannya dengan menjadikan sebagai pedoman dan
hujjah dalam kehidupannya, maka ia akan mendapat keutamaan dan
kemuliaan disisi Allah SAW baik di dunia maupun di akhirat. Menurut
Sugianto (2004:32-36), terdapat 3 keutamaan membaca Al-Quran, di
antaranya sebagai berikut:
1) Nilai Pahala
Membaca Al-Quran di dalam ajaran agama Islam dinilai
sebagai ibadah. Orang yang membacanya dijanjikan pahala di sisi
Allah SWT. Banyak hadits Nabi SAW yang menerangkan
keutamaan membaca Al-Quran, antara lain hadits yang
diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab shahihnya:
“Riwayat dari Musa ra., dia berkata: Rasulullah SAW telah
bersabda: Perumpamaan orang mukmin yang suka membaca Al-
Quran adalah seperti buah utrujah; baunya harum dan rasanya
lezat. Dan orang mukmin yang tidak suka membaca Al-Quran
adalah seperti buah kurma; baunya tidak begitu harum tapi
rasanya manis. Orang munafiq yang suka membaca Al-Quran
ibarat sekuntum bunga; baunya harum tapi rasanya pahit. Dan
orang munafiq yang tidaksuka membaca Al-Quran tak ubahnya
buah handhalah; tidak berbau dan juga pahit rasanya.” HR.
Muslim 2104 (Al-Albani, 2012:801).
Adapun pahala orang yang membaca Al-Quran menurut Ali
bin Abi Thalib, berbeda-beda. Pahala orang yang membaca Al-
18
Qur.an di dalam shalat adalah 50 kebaikan untuk tiap-tiap huruf
yang diucapkannya. Sedangkan pahala orang yang membaca Al-
Quran di luar shalat, tetapi dalam keadaan berwudhu adalah 25
kebaikan untuk setiap huruf yang dibacanya. Dan 10 kebaikan
untuk setiap huruf yang dibacanya bagi orang yang membaca Al-
Quran di luar shalat tanpa berwudhu (Sugianto, 2004:35).
Sebagaimana hadits berikut:
“Riwayat dari Abdullah bin Mas‟ud dia berkata, Nabi telah
bersabda: Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran,
Allah akan membalasnya dengan kebaikan 10 kali lipat. Bukanlah
yang di maksud Alif-Lam-Mim itu satu huruf, akan tetapi Alif satu
hutuf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” HR. Tirmidzi 2910
(Al-Albani, 2013:237).
Kedudukan orang yang mahir membaca Al-Quran adalah
bersama para Nabi dan Rasul, sebagaimana hadits berikut:
“Riwayat dari Aisyah ra. dia berkata; bahwa Rasulullah SAW
telah bersabda: Orang yang mahir membaca Al-Quran kelak
tempatnya bersama-sama para Nabi dan para Rasul lagi baik-baik.
Dan orang yang ada kemauan membaca Al-Quran tetapi tertegun
(susah lidahnya), kepadanya diberi dua pahala (satu pahala
kemauannya dan satu pahala membacanya).” HR. Muslim 2105
(Al-Albani, 2012:802) & HR. Tirmidzi 2904 (Al-Albani,
2013:234).
Pahala tidak hanya diberikan kepada orang yang membaca
Al-Quran. Bagi orang yang mendengarkan pun disediakan pahala
oleh Allah SWT, bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa
pahala yang diterima oleh orang-orang yang mendengarkan bacaan
19
Al-Quran sama dengan pahala orang yang membacanya. Mengenai
perintah mendengarkan bacaan Al-Quran, Allah SWT berfirman:
“Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah, dan
diamlah, agar kamu mendapat rahmat.” QS. Al-A‟raf [7]:204
(Departemen Agama RI, 2009:559).
2) Memberikan Syafaat
Al-Quran dapat memberikan syafa‟at kepada para
pembacanya dan dapat memasukkannya ke dalam surga. Dari Abi
Umamah Al-Bahily, ia mengatakan pernah mendengar Rasulullah
SAW bersabda:
“Bacalah Al-Quran, maka sesungguhnya ia akan datang pada hari
kiamat nanti sebagai syafa‟at kepada pemiliknya.” HR. Muslim
2137 (Al Albani, 2012:823)
3) Sebagai Obat
Al-Quran merupakan sebaik-baiknya bacaan orang mukmin,
baik dibaca di kala senang maupun susah. Dan bukan hanya itu,
namun juga sebagai obat dan penawar bagi orang yang sedang
gelisah jiwanya. Sebagaimana hadits Nabi SAW:
“Dan kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi
penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-
Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim
selain kerugian.” QS. Al- Isra‟ [17]:82 (Departemen Agama RI,
2009:673)
Demikianlah keutamaan-keutamaan orang yang membaca Al-
Quran, membaca saja tanpa dihafal, faham atau tidak, pakai niat atau
tidak, Allah akan memberikan balasan kebaikan tersendiri.
20
c. Adab-Adab Membaca Al-Quran
Setiap kegiatan individu ataupun kelompok, pasti terdapat
tatacara, adab, dan hal-hal lain yang yang hasus dipenuhi sebelum
ataupun saat melakukan kegiatan tersebut. Dalam rangka menghormati
dan mengagungkan Al-Quran sebagai Kitab Suci, Wahyu Ilahi, dan
buku pedoman hidup manusia, terdapat beberapa adab ketika
seseorang membaca Al-Quran. Berikut beberapa adab sebelum dan
ketika membaca Al-Quran:
1) Berpenampilan Bersih dan Rapi
Ketika seseorang akan membaca Al-Quran, hendaknya
berpenampilan bersih dan rapi, karena yang akan dibacanya adalah
Kitab Suci, bukan sembarang bacaan. Tidak boleh
memperlakukannya seperti membaca koran. Apalagi ketik
membaca Al-Quran hakikatnya berarti tengah berkomunikasi
dengan Allah SWT. Sebagai bagian dari berpenampilan bersih dan
rapi ialah terlebih dahulu berwudhu untuk menghilangkan hadats
(kotoran) kecil, bahkan kalau perlu mandi dan memakai wangi-
wangian sebelum menyentuh dan membaca Al-Quran (Syarifuddin,
2004:87).
2) Membersihkan Mulut
Mulut sebagai tempat keluarnya bacaan Al-Quran
hendaknya terlebih dahulu dibersihkan dengan menggosok gigi
(bersiwak) dan berkumur-kumur. Tidak sepantasnya membaca Al-
21
Quran sedangkan mulut penuh dahak, penuh sisa-sisa makanan,
dan kotoran lainnya (Syarifuddin, 2004:88).
3) Di Tempat yang Bersih
Dalam rangka memuliakan Al-Quran, membacanya
hendaklah dilakukan di tempat yang bersih, seperti di rumah, di
mushola, di masjid, dan di tempat-tempat lain yang dianggaap
bersih. Tapi, tempat yang utama adalah di masjid seraya duduk
dengan tenang, menghadap kiblat, memegang mushaf dengan
tangan kanan, dan meletakkan mushaf di atas tempatnya
(Syarifuddin, 2004:88).
4) Diawali Membaca Ta‟awudz
Setiap kali membaca Al-Quran hendaknya terlebih dahulu
diawali dengan membaca ta‟awudz, yaitu ungkapan meminta
perlindungan kepada Allah SWT dari godaan setan yang terkutuk.
Menurut sebagian Ulama, hukum mengawali dengan ta‟awudz
adalah wajib karena itu adalah perintah Allah SWT, sedangkan
sebagian ulama yang lain menghukumi sunnah (Syarifuddin,
2004:89).
5) Membaca Basmalah Tiap Awal Surah
Di samping membaca ta‟awudz, ketika membaca Al-Quran
ditekankan pula memulai denagn membaca basmalah di setiap
awal surah. Setiap kali membaca awal surah hendaknya memulai
dengan membaca basmalah terlebih dahulu, kecuali pada awal
22
surah Baraah atau surah At-Taubah (surat ke-9) tidak
diperkenankan mengawalinya dengan membaca basmalah.
Penekanan membaca basmalah tiap awal surah ini karena
didasarkan pendapat mayoritas para ulama yang menyatakan
bahwa basmalah termasuk bagian dari setiap surah-surah di dalam
Al-Quran (Syarifuddin, 2004:90).
6) Dengan Suara yang Bagus
Agar rasa keagungan Al-Qur‟sn lebih merasuk kedalam
jiwa, ditekankan membaca Al-Quran dengan suara yang bagus,
indah, dan enak yang dimiliki masing-masing orang. Orang yang
kebetulan dikaruniai suara yang merdu merupakan suatu
kebahagiaan tersendiri. Melagukan dengan suara yang bagus
hukumnya dianjurkan, selama tidak melanggar ketentuan-
ketentuan dan tatacara membaca sebagaimana telah ditetapkan
dalam ilmu qiraat dan tajwid, seperti menjaga panjang dan
pendeknya, harakatnya, idgham-nya, dan lain-lainnya. Sedangkan
melagukan Al-Quran dengan cara bermain-main, dibuat-buat
hingga kelewat batas, serta melanggar ketentuan-ketentuan yang
telah ditetapkan hukumnya adalah haram. Orang yang
membacanya dianggap fasik dan orang yang mendengarkanya
tanpa mengarahkannya turut berdosa (Syarifuddin, 2004:90).
23
7) Bertajwid
Anak adabnya diajarkan membaca Al-Quran secara baik
dan benar sejak dini. Bila tidak, maka akan sulit membenahinya
bila terlanjur “salah membaca” hingga dewasa. Agar bacaan tertata
baik dan benar, anak harus mempraktikkan kaidah-kaidah
bertajwid. Tajwid ialah memperbaiki bacaan Al-Quran dalam
bentuk mengeluarkan huruf-huruf dari tempatnya dengan
memberikan sifat-sifat yang dimilikinya, baik yang asli maupun
yang datang kemudian (Syarifuddin, 2004:91).
8) Konsentrasi
Walaupun dunia anak adalah dunia bermain, namun saat
belajar membaca Al-Quran, anak hendaknya ditekankan untuk
khusyu‟, tenang, dan memusatkan pikiran serta perhatian
(konsentrasi) hanya pada Kitab Suci Al-Quran. Anak perlu ditakut-
takuti agar tidak bersenda gurau, bermain-main gaduh, dan tengok
kanan-kiri yang mengganggu pelajaran. Karena sikap itu memberi
kesan meremehkan Al-Quran, dan tidak menghormatinya
(Syarifuddin, 2004:92).
9) Tidak Melalaikan Bacaan
Adab lain ketika membaca Al-Quran ialah tidak melalaikan
bacaan itu setelah mempelajarinya. Bacaan maupun hafalan Al-
Quran yang telah dimiliki harus dilestarikan sepanjang hayat
sebagai bekal mati. Melalaikan Bacaan Al-Quran, merupakan suatu
24
dosa besar. Cara efektif untuk melestarikan bacaan Al-Quran ialah
membacanya secara rutin, kalau perlu menjadikannya sebagai
wirid setiap hari, sesuai dengan kadar yang disanggupi, meski
hanya seperempat atau setengah juz seharinya, kapan dan dimana
saja. Membaca Al-Quran secara rutin merupakan bukti
mencintainya (Syarifuddin, 2004:93).
10) Memuliakan Mushaf
Mushaf Al-Quran adalah lembaran-lembaran yang di
dalamnya tertulis ayat-ayat Al-Quran, menuntut untuk dihormati
dan dimuliakan. Penghormatan dan kemuliaan merupakan hak
mushaf karena ia memuat firman Allah SWT. Barang mulia sudah
selayaknya diperlakukan secara mulia (Syarifuddin, 2004:94).
11) Tradisi Khataman
Cara membaca Al-Quran yang utama adalah membacanya
sesuai dengan urutan mushaf yang ada saat ini. Dimulai dari surah
Al-Fatihah (surah pertama), kemudian Al-Baqarah (surat kedua),
kemudian Ali Imran (surah ketiga), dan seterusnya hingga surah
terakhir, yaitu An-Naas, surah ke-114. Bila anak belajar membaca
Al-Quran secara rutin dan tekun, halaman demi halaman, surah
demi surah, dan juz demi juz, dia akhirnya akan khatam (tamat).
Bagi orang tua yang beriman, rasanya tidak ada kebahagiaan
melebihi anaknya dapat membaca Al-Quran sampai khatam. Anak
juga demikian, ia merasa berbahagia dapat menghatamkan Al-
25
Quran, apalagi bila khatam itu merupakan pengalaman pertamanya
(Syarifuddin, 2004:95).
Kaitannya dengan khatam Al-Quran, para ulama
mempraktikkan adab-adab dalam tradisi khatam Al-Quran ini,
diantaranya: (Syarifuddin, 2004:95)
a) Berpuasa
Pada hari seorang khatam Al-Quran dia disunnahkan
melakukan puasa. Riwayat disunnahkannya berpuasa
bertepatan khatam Al-Quran ini diceritakan oleh Ibnu Abu
Dawud dari segolongan tabiin (Syarifuddin, 2004:95).
b) Mengundang Keluarga dan Kerabat
Sewaktu khatam, dianjurkan mengundang keluarga,
kerabat, teman, dan tetangga dekat untuk menyaksikan prosesi
khataman, dan juga untuk memberikan doa restu (Syarifuddin,
2004:95-96).
c) Bertakbir sejak surah Adh-Dhuha
Pada saat prosesi khatam, bila bacaan sampai pada
surah Adh-Dhuha hingga surah terakhir hendaknya disela
dengan takbir. Hal ini merupakan tradisi orang-orang Mekah
dahulu (Syarifuddin, 2004:96).
d) Mengulang surah Al-Ikhlas Tiga Kali
Tradisi yang berjalan pada proses khatam Al-Quran
yang lain adalah ketika sampai pada surah Al-Ikhlas hendaknya
26
surah penting yang berintikan tauhid ini diulang tiga kali.
Diceritakan bahwa surah Al-Ikhlas kedudukannya sebanding
dengan sepertiga Al-Quran. Mengulangi tiga kali diharapkan
dapat satu khataman Al-Quran. Mengulangi surah Al-Ikhlas
tiga kali juga dimaksudkan untuk menambal cacat atau
kekeliruan yang dilakukan selama membaca Al-Quran
(Syarifuddin, 2004:96).
e) Berkelanjutan
Adab khatam Al-Quran berikutnya adalah jika telah
membacanya sampai khatam, yaitu telah usai membaca surah
An-Naas, hendaknya memulai lagi, yakni dilanjutkan dengan
membaca surah berikutnya yaitu surah Al-Fatihah disusul
kemudian surah Al-Baqarah ayat 1-5 secara berurutan. Hal ini
dimaksudkan agar ada kesinambungan dalam tradisi membaca
Al-Quran. Tidak terjadi kemandekan (stagnasi) begitu usai
khatam Al-Quran. Khatam Al-Quran bukanlah batas akhir,
melainkan batas dari satu proses ke proses berikutnya
(Syarifuddin, 2004:97).
f) Berdo‟a
Setelah selesai mengkhatamkan Al-Quran, prosesi
selanjutnya adalah membaca doa khatam Al-Quran. Hal ini
hukumnya disunnahkan. Mengenai do‟a apa yang dibaca saat
khatam Al-Quran tidak didapati nash yang menerangkannya.
27
Atas dasar ini berarti diperbolehkan berdo‟a dengan do‟a apa
saja, baik doa yang berkaitan dengan membaca Al-Quran,
maupun do‟a-do‟a agar dipenuhi hajat duniawi dan ukhrawi
(Syarifuddin, 2004:98).
d. Membaca Al-Quran Secara Tahqiq
Tata cara membaca Al-Quran menurut para ulama terbagi
menjadi empat macam, yaitu: 1) membaca secara tahqiq, 2) membaca
secara tartil, 3) membaca secara tadwir, dan 4) membaca secara hadr
(Syarifuddin, 2004:79).
1) Membaca Secara Tahqiq
Tahqiq ialah membaca Al-Quran dengan membarikan hak-
hak setiap huruf secara tegas, jelas, dan teliti seperti
memanjangkan mad, menegaskan hamzah, menyempurnakan
harakat, serta melepas huruf secara tastil‟ pelan-pelan, memper
hatikan panjang pendek, waqaf, dan ibtida‟, tanpa sambelawa dan
merampas huruf. Untuk memenuhi hal-hal itu, metode tahqiq
kadang tampak memenggal-menggal dan memutus-mutus dalam
membaca huruf dan kalimat-kalimat Al-Quran (Syarifuddin,
2004:79).
2) Membaca Secara Tartil
Tartil maknanya hampir sama dengan tahqiq, hanya tartil
lebih luwes dibanding tahqiq. Syarifuddin (2004:79) mengutip
pernyataan Az-Zarkasyi yang mengatakan bahwa kesempurnaan
28
tartil ialah menebalkan kalimat sekaligus menjelaskan huruf-
hurufnya. Perbedaan lain adalah tartil lebih menekankan aspek
memahami dan merenungi kandungan ayat-ayat Al-Quran, sedang
tahqiq tekanannya pada aspek bacaan.
3) Membaca Secara Tadwir
Tadwir ialah membaca Al-Quran dengan memanjangkan
mad, hanya tidak sampai penuh. Tadwir merupakan cara membaca
Al-Quran di bawah tartil diatas hadr (tingkatan keempat)
(Syarifuddin, 2004:79).
4) Membaca Secara Hadr
Hadr ialah membaca Al-Quran dengan cepat, ringan, dan
pendek, namun tetap dengan menegakkan awal dan akhir kalimat
serta meluruskannya. Suara mendengung tidak sampai hilang.
Meski cara membacanya cepat dan ringan, ukurannya harus sesuai
dengan standar riwayat-riwayat shahih yang di ketahui oleh para
ahli qiro‟ah. Cara ini lazim dipraktikkan oleh para penghafal Al-
Quran pada kegiatan khataman Al-Quran sehari (12 jam)
(Syarifuddin, 2004:79).
Membaca Al-Quran secara tahqiq sangat lazim digunakan
untuk mengajarkan Al-Quran dengan sempurna. Dengan membaca dan
mengajarkan Al-Quran secara tahqiq kita dapat mengetahui secara
detail sesuai dengan hak-hak huruf, seperti memanjangkan bacaan mad,
memperjelas bacaan hamzah, menyempurnakan harakat, menyesuaikan
29
dengan hukum bacaan dan tasydidnya, memperjelas bacaan setiap
huruf, membaca dengan jelas dan pelan, memperhatikan ketentuan-
ketentuan waqaf yang benar, dan tidak memendekkan bacaan panjang
dan menyamarkan huruf, atau tidak mensukunkan harakat dan
mengidghomkannya („Alawi, 2003:51). Sebagaiman Firman Allah
dalam Q.S Muzammil ayat 4 yang artinya: “dan bacalah Al Quran itu
dengan tartil (perlahan-lahan)” (Depertemen Agama RI, 2009:298).
Cara membaca seperti ini sangat berguna untuk melatih lidah dan
meluruskan pembacaan setiap kata dalam Al-Quran. Dengan demikian,
itulah pentingnya mempelajari guna untuk mengetahui bagaimana
tatacara membaca al-Quran dengan baik dan teratur. Karena al-Quran
berbeda dengan teks-teks sebelumnya (injil, taurat, zabur), dan juga
membaca al-Quran bukan layaknya membaca koran, asal membaca
saja.
e. Indikator Kualitas Membaca Al-Quran
Indikator-indikator kemampuan membaca Al-Quran dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Kelancaran
Lancar ialah kencang tidak terputus-putus, tidak tersangkut-
sangkut, dan cepat (KBBI, 2007:897). Yang dimaksud penulis
dengan lancar adalah membaca Al-Quran dengan cepat dan tidak
terputus-putus.
30
2) Fasih
Sebelum membaca Al-Quran, sebaiknya seseorang terlebih
dahulu mengetahui makhraj dan sifat-sifat huruf. Makharijul huruf
adalah membaca huruf-huruf sesuai dengan tempat keluarnya huruf
seperti tenggorokan, ditengah lidah, antara dua bibir dan lain-lain
(Khon, 2008:44).
Secara garis besar makharijul huruf terbagi menjadi 5
(Asy‟ari, 1987:46), yaitu:
a) Jawf artinya rongga mulut.
b) Halq artinya tenggorokan.
c) Lisan artinya lidah.
d) Syafatani artinya dua bibir.
e) Khoisyum artinya dalam hidung.
3) Sesuai dengan Kaidah Ilmu Tajwid
Ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari tentang
pengucapan setiap huruf (Al-Quran) sesuai dengan makhrajnya
menurut sifat-sifat huruf yang seharusnya di ucapkan (Hasanuddin,
1995:118). Ilmu tajwid berguna untuk memelihara bacaan Al-
Quran dari kesalahan perubahan serta memelihara lisan dari
kesalahan membacanya. Adapun hukum membaca Al-Quran
dengan memakai aturan-aturan tajwid adalah fardlu 'ain atau
kewajiban pribadi.
31
Mengutip dari kitab Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap
dijelaskan:
"Tidak ada perbedaan pendapat bahwasanya mempelajari ilmu
tajwid hukumnya fardlu kifayah, sementara mengamalkannya
(membaca Al-Quran) hukumnya fardlu 'ain bagi setiap muslim dan
muslimah yang telah mukalaf ” (Abdurrochim, 2003:6).
Dengan demikian hal ini menjadi kewajiban kita sebagai
seorang muslim, bahwa kita harus menjaga dan memelihara
kehormatan, kesucian, dan kemurnian Al-Quran dengan cara
membaca Al-Quran secara baik dan benar sesuai dengan kaidah
ilmu tajwidnya.
2. Penggunaan Metode Talaqqi dalam Membaca Al-Quran
a. Pengertian Metode Talaqqi
Talaqqi menurut bahasa berarti bertemu langsung. Istilah ini
terdapat dalam metodologi mengajarkan Al-Quran. Sedangkan secara
istilah talaqqi adalah suatu metode mengajarkan Al-Quran secara
langsung, artinya pengajaran Al-Quran itu diterima dari generasi ke
generasi, dari seorang guru yang mengajarkan secara langsung dari
mulu ke mulut kepada muridnya (Ahsin, 2012:228). Metode Talaqqi
adalah metode belajar bacaan Al-Quran daengan dicontohkan terlebih
dahulu oleh seorang guru Al-Quran, kemudian siswa mengikutinya dan
membacakan Al-Quran di depannya untuk kemudian diawasi dan
dikoreksi terkait dengan kesalahan-kesalahan yang ada ketika siswa
membacanya (Achmadi, 2014).
32
Jadi, Metode Talaqqi adalah metode belajar Al-Quran dengan
bimbingan guru yang telah faham tentang bacaan Al-Quran, sehingga
siswa dapat mencontoh bacaan Al-Quran sesuai dengan kaidah-kaidah
yang ada, bagaiman makhraj, sifat huruf, hukum tajwid, dan lain-
lainnya. Dengan metode ini, maka akan muncul rangkaian sanad
(silsilah guru) dengan jelas bersambung sehingga sampai kepada
Rasulullah SAW.
b. Sejarah Metode Talaqqi
Metode Talaqqi adalah suatu cara belajar dan mengajar Al-
Quran dari Rasulullah SAW kepada para sahabat beliau, dan kemudian
oleh mereka diteruskan ke generasi selanjutnya hingga kini. Metode ini
terbukti paling lengkap dalam mengajarkan bacaan Al-Quran yang
benar, dan paling mudah diterima oleh semua kalangan. Metode ini
menjadi bukti historis keaslian Al-Quran yang bersumber dari Allah
SWT (PDA, 2014).
Metode Talaqqi pertama kali digunakan adalah oleh Rasulullah
SAW yang belajar Al-Quran dari Malaikat Jibril. Dengan cara ayat
demi ayat dibacakan dengan tartil kemudian Rasul mengikutinya
sebagaimana bacaan yang disampaikan oleh malaikat jibril, bahkan
metode ini Allah ceritakan didalam Al-Quran ketika Allah subhaanahu
wata'ala sedikit memperingatkan Nabi Muhammad untuk tidak terlalu
cepat mengikuti bacaannya Malaikat Jibril ketika Al-Quran dibacakan
kepadanya karena dengan harapan lebih cepat menguasai dan
33
menghafalnya, padahal terekamnya bacaan Al-Quran yang
disampaikan oleh Malaikat Jibril ke dalam dada Nabi Muhammad
SAW itu adalah semata-mata tanggungan Allah SWT (Achmadi, 2014).
Yaitu di dalam Al-Quran surat Al-Qiyamah ayat 16 – 18 berikut:
“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran
karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya, Sesungguhnya atas
tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaannya itu” QS. Al-Qiyamah
[75]:16-18 (Departemen Agama RI, 2009:447).
Metode Talaqqi juga digunakan oleh Rasulullah SAW ketika
mengajarkan Al-Quran kepada para sahabat. Rasul menyampaikan
sebuah ayat kemudian dibacakan kepada para sahabat, para sahabat
memperhatikan dengan seksama bagaimana cara membacanya
sebagaimana yang Rasulullah bacakan, kemudian dihafal dan diulang-
ulang, lalu para sahabat menyebarkannya kepada para sahabat yang
lain yang belum mendengarkan juga dengan bacaan yang berasal dari
hafalan bukan dari tulisan, sementara bentuk tulisan hanya sekedar
media pembantu saja didalam proses pembukuan Al-Quran, misalnya
di pelepah kurma, di batu-batu, didalam lembaran2 (suhuf) dan lainnya
(Achmadi, 2014).
Metode Talaqqi sangat efektif pada saat zaman Rasulullah. Dan
begitu juga halnya pada hari ini dalam proses pembelajaran Al-Quran,
maka metode yang paling tepat dan baik adalah dengan menggunakan
metode talaqqi, yaitu kita belajar bacaan Al-Quran dengan dicontohkan
34
oleh seorang Guru Al-Quran kemudian kita mengikutinya dan kita
membacakan Al-Quran didepannya untuk kemudian diawasi dan
dikoreksi terkait dengan kesalahan-kesalahan yang ada ketika kita
membacanya. Kita juga belajar bagaimana membaca huruf-huruf Al-
Quran yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada, bagaimana
makhraj, sifat huruf dan lain-lainnya.
Penjelasan lain tentang hal-hal dalam proses menuntut ilmu
terdapat dalam Kitab Nadhom „Alala, yang ditulis oleh Ibnu Abdil
Muhith ( -:2 ). Berikut 2 Nadhom pertama dalam Kitab Nadhom „Alala:
Ingatlah, engkau tidak akan mendapat ilmu, melainkan dengan enam
perkara.
Akan kukabarkan kepadamu rinciannya dengan jelas
Kecerdasan, kemauan keras, sabar, bekal yang cukup,
bimbingan ustadz, dan waktu yang lama.
(Muhith -:2)
Proses “Irsyadi ustaadz” (bimbingan guru/ustadz) menjadi
sebuah harga mati yang harus ada jika kita mau belajar memahami
agama ini dengan benar, karena agama ini tidak akan mungkin
dipahami secara kaaffah kecuali dengan bantuan dan bimbingan
seorang guru/ustaadz.
35
c. Membaca Al-Quran Menggunakan Metode Talaqqi
Penggunaan Metode Talaqqi dalam membaca Al-Quran sudah
disinggung dalam paparan materi di atas. Bahwasannya penggunaan
Metode Talaqqi adalah dengan bimingan guru/ustadz. Yaitu dengan
dicontohkan oleh seorang Guru Al-Quran kemudian murid
mengikutinya dan murid membacakan Al-Quran didepannya untuk
kemudian diawasi dan dikoreksi terkait dengan kesalahan-kesalahan
yang ada ketika murid membacanya. Murid juga belajar bagaimana
membaca huruf-huruf Al-Quran yang sesuai dengan kaidah-kaidah
yang ada, bagaimana makhraj, sifat huruf dan lain-lainnya (Achmadi,
2014).
Sebagai contoh misalkan saja kata “ ” (orang-orang zhalim)
didalam Al-Quran, bagaimana siswa mengetahui bacaan huruf “ ”
yang benar dan sesuai kaidah? apakah siswa hanya akan mengandalkan
transliterasi huruf yang ada seperti tulisan “ ”? pasti tidak akan bisa,
karena huruf-huruf hijaiyah memiliki ke-khas-an didalam
pengucapannya yang tidak bisa sekedar disamakan dengan huruf latin
ketika ditransliterasi, bagaimana huruf itu keluar, yang benar suaranya
seperti apa, posisi mulut dan lidahnya seperti apa itu akan didapatkan
hanya dengan proses talaqqi. Begitu juga yang lain misalnya untuk
kata “ ” didalam Al-Quran, bagaimana cara siswa membaca huruf
36
“ ” yang sesuai dengan kaidah yang ada, bagaimana membedakan
huruf “ ” dengan huruf “ ” dan “ ” ? suaranya yang benar seperti
apa, posisi lidah dan mulut seperti apa, dan bagaimana perubahan yang
terjadi ketika fathah, kasrah dan tanwin? dan bagaimana untuk huruf
“ ”nya, suaranya yang benar seperti apa? dan bagaimana posisi lidah
ketika mengeluarkan huruf tersebut dan bagaimana kita
membedakannya dengan huruf “ ”? sekali lagi itu semua hanya akan
siswa dapatkan melalui metode proses pembelajaran Al-Quran yang
disebut Talaqqi.
Sesuai dengan penjabaran materi di atas, dapat penulis
simpulkan bahwa penggunaan Metode Talaqqi dalam mengajarkan Al-
Quran adalah dengan 5 (lima) langkah, yaitu:
1) Bertatap muka, bertemu, atau dalam satu majlis.
2) Guru memberikan contoh membaca ayat dalam Al-Quran kepada
siswa secara baik dan benar.
3) Siswa menirukan bacaan yang dicontohkan oleh guru secara
berulang.
4) Guru mengoreksi bacaan siswa dan mencontohkan kembali bacaan
yang baik dan benar.
5) Siswa kembali menirukan bacaan yang dicontohkan oleh guru.
37
Jadi, penggunaan Metode Talaqqi dalam belajar membaca Al-
Quran adalah metode yang menekankan kepada guru agar lebih aktif,
sabar, tekun dan ulet dalam mengajarkan Al-Quran. Agar terciptanya
siswa yang pandai dalam membaca Al-Quran. Bukan hanya lancar
membaca hurufnya saja melainkan lancar pula tajwidnya.
B. Kajian Pustaka
Guna kesempurnaan dan kelengkapan penelitian ini, maka perlu
merujuk beberapa penelitian terdahulu yang pokok permasalahannya hampir
sama atau bisa dikatakan relevan dengan penelitian ini. Berikut beberapa
penelitian yang relevan tersebut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Churmain (2017)
Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Churmain (2017) yang
berjudul “Peningkatan Kualitas Membaca Al-Qur‟an Secara Tartil dengan
Metode Qiro‟ati pada Siswa Kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo
Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017” dengan rumusan
masalah Apakah Metode Qiro‟ati mampu meningkatkan kualitas membaca
Al-Quran secara tartil pada Siswa Kelas X TKR 1 SMK Ma‟arif Tegalrejo
Kab. Magelang Pelajaran 2016/2017?.
Penggunaan Metode Qiro‟ati dapat meningkatkan kualitas
membaca Al-Quran secara tartil, hal ini bisa dilihat dari hasil yang
diperoleh siswa. Dengan nilai rata-rata secara klasilal ketika siklus I dan
siklus II meningkat dari 71,66 menjadi 76,85. Siswa yang mencapai
ketuntasan minimal pada siklus I hanya berjumlah 19 siswa atau 70,4%
38
meningkat pada siklus II menjadi 24 siswa atau 88,9 %. Dari hasil tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan Metode Qiro‟ati dapat
meningkatkan kualitas membaca Al-Quran secara tartil.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Nur Aini (2011)
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Nur Aini (2011) yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran Dengan Metode
Struktural Analitik Sintetik Siswa Kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto,
Bancak, Semarang Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011” dengan
rumusan masalah Apakah metode SAS dapat meningkatkan kemampuan
membaca Al Qur'an pada siswa kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto
Kec. Bancak Kab. Semarang?.
Penggunaan Metode SAS dapat meningkatkan kemampuan
membaca Al-Quran, hal ini dapat terlihat dari hasil evaluasi proses
perbaikan pembelajaran pada tiap siklusnya. Adapun ketuntasan belajar,
dapat dilihat pada siklus I, siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa atau 42,3 %
dari jumlah seluruh siswa dan yang belum tuntas sebanyak 15 atau 57,7 %
dari jumlah seluruh siswa. Meningkat pada siklus II siswa yang tuntas
sebanyak 15 siswa atau 57,7 % dari jumlah seluruh siswa dan yang belum
tuntas sebanyak 11 siswa atau 42,3 % dari jumlah seluruh siswa. Dan pada
siklus ke III, siswa yang tuntas sebanyak 23 siswa atau 88,46 % dari
jumlah seluruh siswa. Dan yang belum tuntas sebanyak 3 siswa atau 11,54 %
dari jumlah seluruh siswa.
39
Data tersebut menunjukkan bahwa dari siklus I siswa yang tuntas
belajar hanya 11 peserta didik atau 42,3 % . Pada siklus II peningkatan
siswa yang tuntas menjadi 15 peserta didik atau 57,7 % dan 23 siswa atau
88,46 % yang tuntas pada siklus III. Dengan demikian maka tiap siklus
mengalami peningkatan pemahaman dan penguasaan materi pembelajaran
sehingga dapat meningkat pula prestasi belajarnya.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Muniri (2009)
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Muniri (2009) yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran Melalui
Metode Qiro‟ati pada Siswa Kelas V MI Ma‟arif Kutowinangun Tingkir
Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009” dengan rumusan masalah adakah
pengaruh penerapan Metode Qiro‟ati dalam meningkatkan kemampuan
membaca Al-Quran pada Siswa Kelas V MI Ma‟arif Kutowinangun
Tingkir Salatiga?.
Penggunaan Metode Qiro‟ati dapat meningkatkan kemampuan
membaca Al-Quran, hal ini dapat dilihat dari hasil rekapitulasi nilai siswa
dari siklus I, siklus II dan siklus III, terdapat peningkatan jumlah siswa
yang mencapai nilai tinggi dalam membaca Al-Quran dengan metode
Qiro‟ati, yaitu yang mendapat nilai rata-rata lebih dari 80. Pada siklus I
jumlah siswa yang mendapat nilai tinggi sebanyak 3 siswa atau 27,27 %
dari keseluruhan siswa yang ber jumlah 11. Pada siklus II jumlah siswa
yang mendapat nilai tinggi sebanyak 5 siswa atau 45,45 % dari
keseluruhan siswa yang ber jumlah 11. Pada Siklus III jumlah siswa yang
40
mendapat nilai tinggi sebanyak 9 siswa atau 81,82 % dari keseluruhan
siswa yang ber jumlah 11. Ini menunjukkan peningkatan terhadap hasil
pembelajaran Al-Quran menggunakan metode Qiro‟ati dimana nilai rata-
rata pada siklus I yaitu 65,85, meningkat pada siklus II menjadi 71,97, dan
meningkat lagi pada siklus III menjadi 80,94. Dengan menggunakan
Metode Qiro‟ati ternyata dapat meingkatkan kemampuan membaca Al-
Quran siswa.
Dari tiga hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan Metode Qiro‟ati dan SAS dapat meningkatkan kemampuan
siswa pada membaca atau melafalkan Al-Quran. Perbedaan yang terdapat
dalam penelitian ini dengan tiga penelitian di atas adalah
1. Metode
Metode yang penulis gunakan berbeda dengan para peneliti diatas,
dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Talaqqi yang tidak
digunakan dalam petelitian di atas.
2. Lembaga Sekolah
Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah yang berbasis
Negeri, sedangkan dari tiga penelitian diatas dilakukan pada sekolah yang
berbasis Madrasah.
3. Materi Pelajaran
Ketiga penelitian di atas, dilakukan dengan mengikuti maateri
pelajaran yang ada yaitu materi Al-Quran. Sedangkan dalam penelitian ini,
dilakukan pada materi umum PAI dikarenakan penelitian ini dilakukan
41
pada Sekolah yang berbasis Negeri, maka pembelajaran Al-Quran
tercakup dalam pelajaran PAI.
42
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini penulis lakukan pada bulan September 2018. Peneltian ini
dilakukan pada pertengahan semester gasal tahun ajaran 2018/2019. Penelitian
dilakukan selama kurang lebih 3 minggu (2 siklus atau 2 pertemuan).
Siklus I hari Selasa, 4 September 2018
Siklus II hari Selasa, 18 September 2018
Penelitian ini penulis lakukan di ruang yang biasa digunakan dalam proses
belajar mengajar siswa kelas 9 H SMP Negeri 10 Salatiga Tahun Pelajaran
2018/2019. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 9 H SMP Negeri 10
Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 24 siswa.
Adapun secara rinci daftar siswa kelas 9 H SMP Negeri 10 Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019. Sebagai berikut:
Tabel 3.1
Daftar Siswa Kelas 9 H SMP Negeri 10 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
No Nama Siswa Jenis Kelamin
1 Adi Candra Kurniawan L
2 Ahmad Asrori L
3 Aldi Saputro L
4 Aliyya Handriana Fatmasari P
5 Amelia Vanesia P
6 Ani Oktafiana P
7 Arman Maulana L
8 Daniel Agusto L
43
9 Dicky Tegar Wironata L
10 Dinda Karisanisa Safitri P
11 Eka Yona Saputri P
12 Falah Akbar L
13 Fatia Rahma Maharani P
14 Felix Aditya L
15 Jihan Aisya Noor P
16 Luthfiani Mutiara Sari P
17 Muhammad Catur Adiwibowo L
18 Muamaroh Chamila P
19 Muhammad Rifqi L
20 Nova Elisa Fatma P
21 Novia Putri Ramadhani P
22 Octavia Dela Antafani P
23 Yuli Astuti P
24 Yuliana Santriani P
A. Dekripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan Siklus Pertama adalah sebagai berikut:
Hari dan Tanggal : Selasa, 4 September 2018
Waktu : Jam Pelajaran ke 3-5 (08:30 – 11:00 WIB)
Ruang : Ruang Kelas 9 H SMP Negeri 10 Salatiga
Adapun Materi yang diajarkan sebagai berikut:
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : IX (Sembilan)/Ganjil
Materi : Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar, dan
Tawakal
44
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (3 x 45 menit)
Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak
mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/ teori.
Kompetensi Dasar :
1. Menghargai sikap optimis, ikhtiar, dan tawakal sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Az-Zumar [39] 53, Q.S. An-
Najm [53] 39-42 dan Q.S. Ali Imran [3] 159.
2. Memahami Q.S. Az-Zumar [39] 53, Q.S. An-Najm [53] 39-42 dan
Q.S. Ali Imran [3] 159 tentang optimis, ikhtiar, dan tawakal.
45
3. Membaca Q.S. Az-Zumar [39] 53, Q.S. An-Najm [53] 39-42 dan
Q.S. Ali Imran [3] 159 sesuai dengan kaedah tajwid dan makhrajul
huruf.
Indikator :
1. Menyebutkan ciri orang yang memiliki sikap Optimis, Ikhtiar dan
Tawakal
2. Menjelaskan arti sikap Optimis, Ikhtiar dan Tawakal
3. Mengartikan tiap kata (mufradat) ayat Al-Quran tentang optimis,
ikhtiar dan tawakal
4. Menterjemahkan ayat Al-Quran tentang optimis, ikhtiar dan
tawakal
5. Menjelaskan kandungan ayat tentang optimis, ikhtiar dan tawakal
6. Membaca ayat Al-Quran tentang optimis, ikhtiar dan tawakal
7. Mengidentifikasi bacaan tafkhim dan tarqiq dan menerapkannya
8. Menghafal ayat Al-Quran tentang optimis, ikhtiar dan tawakal
Tujuan Pembelajaran :
1. Membaca Q.S. Az-Zumar [39] 53, Q.S. An-Najm [53] 39-42 dan
Q.S. Ali Imran [3] 159 dengan benar.
2. Menerapkan hukum bacaan tafkhim dan tarqiq pada Q.S. Az-
Zumar [39] 53, Q.S. An-Najm [53] 39-42 dan Q.S. Ali Imran [3]
159 dengan benar.
3. Mengartikan secara mufradat Q.S. Az-Zumar [39] 53, Q.S. An-
Najm [53] 39-42 dan Q.S. Ali Imran [3] 159 dengan benar.
46
4. Mengartikan secara keseluruhan Q.S. Az-Zumar [39] 53, Q.S. An-
Najm [53] 39-42 dan Q.S. Ali Imran [3] 159 dengan benar.
5. Menjelaskan kandungan Q.S. Az-Zumar [39] 53, Q.S. An-Najm
[53] 39-42 dan Q.S. Ali Imran [3] 159 dengan benar.
6. Berperilaku optimis, ikhtiar dan tawakal dalam kehidupan sehari-
hari dengan benar.
Materi Pelajaran : 1. Optimis, Ikhtiar dan Tawakal
2. Al-Quran Surat Az-Zumar [36] 53
Metode Pembelajaran : 1. Saintifik
2. Ceramah
3. Metode Talaqqi
Langkah-Langkah :
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas
sebagai berikut:
1. Perencanaan
a. Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu materi
Optimis, Ikhtiar dan Tawakal serta bacaan Al-Quran Surat Az-Zumar
[36] 53.
b. Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan
belajar mengajar.
c. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk guru guna
mengetahui perubahan dan perkembangan.
47
d. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk siswa guna
mengetahui perubahan dan perkembangan.
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan Awal
1) Guru menyapa dengan meminta siswa untuk tenang dan bersikap
duduk yang baik.
2) Guru membuka pelajaran dengan salam.
3) Guru mengawali pembelajaan dengan berdo‟a dengan penuh
khidmat.
4) Guru menanyakan kabar siswa.
5) Guru mengabsensi siswa.
6) Guru mempersilahkan siswa untuk mempersiapkan alat tulis.
7) Guru melakukan appersepsi dengan bertanya materi sebelumnya
yang telah dipelajari oleh siswa.
8) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
1) Guru menyampaikan materi.
2) Guru memberi motivasi untuk mendengarkan materi yang
disampaikan.
3) Siswa mendengarkan guru menyampaikan materi pelajaran.
4) Guru menjelaskan cara membaca Al Quran yang benar.
5) Guru memberikan contoh dalam membaca ayat tentang materi.
6) Siswa menirukan membaca ayat tentang materi pelajaran.
48
7) Guru memberikan bimbingan selama praktik bersama dalam
membaca ayat Al Quran.
8) Siswa menirukan kembali membaca ayat tentang materi pelajaran.
9) (dalam 45 menit terakhir) Guru memberikan tugas membaca ayat
tentang materi pelajaran satu persatu.
c. Kegiatan Akhir
1) Guru memberikan refleksi dari kegiatan yangtelah dilakukan
dengan bertanya kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
2) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan siswa
untuk belajar di rumah.
3) Guru menutup pembelajaran dengan do‟a dan mengucapkan salam.
3. Pengamatan
Adapun hal-hal yang diamati sebagai berikut
a. Siswa
Hal-hal yang diamati pada siswa meliputi:
1) Kehadiran siswa.
2) Perhatian siswa terhadap guru.
3) Ketekunan siswa dalam membaca.
4) Hasil tes membaca Al-Quran Surat Az-Zumar [36] 53. Nilai yang
diambil adalah dari kelancaran dan kefasihan membaca dan
ketepatan tajwid.
49
b. Guru
Hal-hal yang diamati pada guru meliputi:
1) Kehadiran guru.
2) Penampilan guru di depan kelas.
3) Penyampaian materi pelajaran.
4) Pengelolaan kelas.
5) Pandangan dan suara guru.
6) Bimbingan guru kepada siswa.
7) Ketepatan waktu.
4. Refleksi
Pada pelaksanaan siklus I ini, dari 24 siswa masih terdapat
beberapa siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran ini. Hal
ini disebabkan karena model pembelajaran yang baru dikenal serta
kurangnya persiapan materi pembelajaran dari guru. Guru juga belum
menerapkan metode talaqqi dengan benar, hanya melakukan 3 langkah
saja dari 5 langkah menerapkan metode talaqqi. Pada Siklus I siswa masih
menganggap melafalkan secara bersama-sama itu merupakan mainan saja
yang tidak mengandung unsur pendidikan, maka bimbingan guru dan
motivasi sangat diperlukan agar siswa benar-benar mengerti maksud dan
tujuan kegiatan pembelajaran ini. Dengan melihat hasil tes individu dari 24
siswa, masih sebagian besar siswa yang belum berhasil mencapai nilai
minimum, yaitu berjumlah 13 siswa (54,17 %). Sedangkan yang berhasil
lulus berjumlah 11 siswa (45,83 %).
50
B. Dekripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan Siklus Kedua adalah sebagai berikut:
Hari dan Tanggal : Selasa, 18 September 2018
Waktu : Jam Pelajaran ke 3-5 (08:30 – 11:00 WIB)
Ruang : Ruang Kelas 9 H SMP Negeri 10 Salatiga
Adapun Materi yang diajaran sebagai berikut:
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : IX (Sembilan)/Ganjil
Materi : Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar, dan
Tawakal
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (3 x 45 menit)
Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan,teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian
yang tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
51
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/ teori.
Kompetensi Dasar :
1. Menghargai sikap optimis, ikhtiar, dan tawakal sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Az-Zumar [39] 53, Q.S. An-
Najm [53] 39-42 dan Q.S. Ali Imran [3] 159.
2. Memahami Q.S. Az-Zumar [39] 53, Q.S. An-Najm [53] 39-42 dan
Q.S. Ali Imran [3] 159 tentang optimis, ikhtiar, dan tawakal.
3. Membaca Q.S. Az-Zumar [39] 53, Q.S. An-Najm [53] 39-42 dan
Q.S. Ali Imran [3] 159 sesuai dengan kaedah tajwid dan makhrajul
huruf.
Indikator :
1. Menyebutkan ciri orang yang memiliki sikap Optimis, Ikhtiar dan
Tawakal
2. Menjelaskan arti sikap Optimis, Ikhtiar dan Tawakal
3. Mengartikan tiap kata (mufradat) ayat Al-Quran tentang optimis,
ikhtiar dan tawakal
4. Menterjemahkan ayat Al-Quran tentang optimis, ikhtiar dan
tawakal
5. Menjelaskan kandungan ayat tentang optimis, ikhtiar dan tawakal
6. Membaca ayat Al-Quran tentang optimis, ikhtiar dan tawakal
7. Mengidentifikasi bacaan tafkhim dan tarqiq dan menerapkannya
52
8. Menghafal ayat Al-Quran tentang optimis, ikhtiar dan tawakal
Tujuan Pembelajaran :
1. Membaca Q.S. Az-Zumar [39] 53, Q.S. An-Najm [53] 39-42 dan
Q.S. Ali Imran [3] 159 dengan benar.
2. Menerapkan hukum bacaan tafkhim dan tarqiq pada Q.S. Az-
Zumar [39] 53, Q.S. An-Najm [53] 39-42 dan Q.S. Ali Imran [3]
159 dengan benar.
3. Mengartikan secara mufradat Q.S. Az-Zumar [39] 53, Q.S. An-
Najm [53] 39-42 dan Q.S. Ali Imran [3] 159 dengan benar.
4. Mengartikan secara keseluruhan Q.S. Az-Zumar [39] 53, Q.S. An-
Najm [53] 39-42 dan Q.S. Ali Imran [3] 159 dengan benar.
5. Menjelaskan kandungan Q.S. Az-Zumar [39] 53, Q.S. An-Najm
[53] 39-42 dan Q.S. Ali Imran [3] 159 dengan benar.
6. Berperilaku optimis, ikhtiar dan tawakal dalam kehidupan sehari-
hari dengan benar.
Materi Pelajaran : 1. Optimis, Ikhtiar dan Tawakal
2. Al-Quran Surat An-Najm [53] 39-42 dan Ali
Imran [3] 159
Metode Pembelajaran : 1. Saintifik
2. Ceramah
3. Metode Talaqqi
53
Langkah-Langkah :
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas
sebagai berikut:
1. Perencanaan
a. Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu materi
Optimis, Ikhtiar dan Tawakal serta bacaan Al-Quran Surat An-Najm
[53] 39-42 dan Ali Imran [3] 159.
b. Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan
belajar mengajar.
c. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk guru guna
mengetahui perubahan dan perkembangan.
d. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk siswa guna
mengetahui perubahan dan perkembangan.
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan Awal
1) Guru menyapa dengan meminta siswa untuk tenang dan bersikap
duduk yang baik.
2) Guru membuka pelajaran dengan salam.
3) Guru mengawali pembelajaan dengan berdo‟a dengan penuh
khidmat.
4) Guru menanyakan kabar siswa.
5) Guru mengabsensi siswa.
6) Guru mempersilahkan siswa untuk mempersiapkan alat tulis.
54
7) Guru melakukan appersepsi dengan bertanya materi sebelumnya
yang telah dipelajari oleh siswa.
8) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
1) Guru menyampaikan materi.
2) Guru memberi motivasi untuk mendengarkan materi yang
disampaikan.
3) Siswa mendengarkan guru menyampaikan materi pelajaran.
4) Guru menjelaskan cara membaca Al Quran yang benar.
5) Guru memberikan contoh dalam membaca ayat tentang materi.
6) Siswa menirukan membaca ayat tentang materi pelajaran.
7) Guru memberikan bimbingan selama praktik bersama dalam
membaca ayat Al Quran.
8) Siswa menirukan kembali membaca ayat tentang materi pelajaran.
9) (dalam 45 menit terakhir) Guru memberikan tugas membaca ayat
tentang materi pelajaran satu persatu.
c. Kegiatan Akhir
1) Guru memberikan refleksi dari kegiatan yangtelah dilakukan
dengan bertanya kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
2) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan siswa
untuk belajar di rumah.
3) Guru menutup pembelajaran dengan do‟a dan mengucapkan salam.
55
3. Pengamatan
Adapun hal-hal yang diamati sebagai berikut
a. Siswa
Hal-hal yang diamati pada siswa meliputi:
1) Kehadiran siswa.
2) Perhatian siswa terhadap guru.
3) Kualitas (Kelancaran, Fasih dan Tajwid) siswa dalam membaca.
4) Hasil tes membaca Al-Quran Surat An-Najm [53] 39-42 dan Ali
Imran [3] 159. Nilai yang diambil adalah dari kelancaran dan
kefasihan membaca dan ketepatan tajwid.
b. Guru
Hal-hal yang diamati pada guru meliputi:
1) Kehadiran guru.
2) Penampilan guru di depan kelas.
3) Penyampaian materi pelajaran.
4) Pengelolaan kelas.
5) Pandangan dan suara guru.
6) Bimbingan guru kepada siswa.
7) Ketepatan waktu.
4. Refleksi
Pada Siklus II ini, siswa yang kurang memperhatikan sudah
berkurang, jika dibandingkan dengan Siklus I. Hal ini dikarenakan guru
sudah menguasai materi, menguasai metode dan mampu menguasai kelas.
56
Guru juga telah melaksanakan 5 langkah menerapkan metode Talaqqi.
Sehingga siswa sudah mulai memperhatikan materi dan contoh yang
diberikan guru dengan baik. Selain itu, bimbingan guru dan juga motivasi
yang diberikan dapat diterima oleh siswa, sehingga siswa dapat mengerti
maksud dan tujuan kegiatan pembelajaran ini. Dari hasil tes individu siswa
terjadi peningkatan kemampuan membaca, terdapat 21 siswa (87,5 %)
yang mampu melebihi nilai minimum, dan hanya 3 siswa (12,5 %) yang
belum bisa lulus.
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Siklus I
Pembelajaran siklus I pada siswa kelas IX H SMP Negeri 10
Salatiga dilaksanakan pada hari Selasa 4 September 2018. Pada siklus ini,
diperoleh data tentang perhatian siswa terhadap guru sebagaimana tersaji
dalam tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1
Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa pada Guru dalam
Siklus I
No Nama Siswa Perhatian Siswa
Baik Cukup Kurang
1 Adi Candra Kurniawan √
2 Ahmad Asrori √
3 Aldi Saputro √
4 Aliyya Handriana Fatmasari √
5 Amelia Vanesia √
6 Ani Oktafiana √
7 Arman Maulana √
8 Daniel Agusto √
9 Dicky Tegar Wironata √
10 Dinda Karisanisa Safitri √
11 Eka Yona Saputri √
12 Falah Akbar √
13 Fatia Rahma Maharani √
58
14 Felix Aditya √
15 Jihan Aisya Noor √
16 Luthfiani Mutiara Sari √
17 Muhammad Catur Adiwibowo √
18 Muamaroh Chamila √
19 Muhammad Rifqi √
20 Nova Elisa Fatma √
21 Novia Putri Ramadhani √
22 Octavia Dela Antafani √
23 Yuli Astuti √
24 Yuliana Santriani √
Keterangan:
Siswa yang memperhatikan dengan baik : 14 siswa (58,33 %)
Siswa yang cukup memperhatikan : 5 siswa (20,83 %)
Siswa yang kurang memperhatikan : 5 siswa (20,83 %)
Adapun dari hasil tes membaca Al-Quran Surat Az-Zumar [36] 53
pada siklus ini, didapatkan hasil sebagaimana tersaji dalam tabel 4.2
berikut.
Tabel 4.2
Hasil Tes Membaca pada Siklus I
No Nama Siswa Aspek yang Dinilai Rata-
rata L/TL
Lancar Fasih Tajwid
1 Adi Candra Kurniawan 75 65 70 70 L
2 Ahmad Asrori 75 60 60 65 TL
3 Aldi Saputro 70 60 60 63,4 TL
4 Aliyya Handriana F 85 75 80 80 L
59
5 Amelia Vanesia 80 75 75 76,7 L
6 Ani Oktafiana 75 60 69 68,4 TL
7 Arman Maulana 75 70 60 68,4 TL
8 Daniel Agusto 70 60 60 63,4 TL
9 Dicky Tegar Wironata 80 75 75 76,7 L
10 Dinda Karisanisa Safitri 70 65 60 65 TL
11 Eka Yona Saputri 60 50 60 56,7 TL
12 Falah Akbar 85 65 70 73,4 L
13 Fatia Rahma Maharani 80 65 75 73,4 L
14 Felix Aditya 80 85 80 81,7 L
15 Jihan Aisya Noor 65 60 50 58,4 TL
16 Luthfiani Mutiara Sari 80 75 60 71,7 L
17 Muhammad Catur A. 85 60 55 66,7 TL
18 Muamaroh Chamila 85 75 75 78,4 L
19 Muhammad Rifqi 75 50 50 58,4 TL
20 Nova Elisa Fatma 85 70 70 75 L
21 Novia Putri Ramadhani 70 65 70 68,4 TL
22 Octavia Dela Antafani 70 50 65 61,7 TL
23 Yuli Astuti 85 80 80 81,7 L
24 Yuliana Santriani 70 65 70 68,4 TL
Keterangan:
Lulus (L) : 11 siswa (45,83 %)
Tidak Lulus (TL) : 13 siswa (54,17 %)
(kriteria lulus didapatkan dari nilai rata-rata yang lebih besar dari 70)
Adapun hasil pengamatan terhadap guru selama Siklus I diperoleh
data sebagaimana dalam tabel 4.3 berikut.
60
Tabel 4.3
Hasil Pengamatan Terhadap Guru pada Siklus I
Item yang diamati Nilai
Pendahuluan
a. Ketepatan kehadiran
b. Penampilan
c. Apersepsi
4,0
4,0
2,5
Penyerapan
a. Penyampaian materi
b. Bantuan terhadap siswa
c. Keaktifan berkeliling
3,5
3,0
3,0
Penutup
a. Ketepatan waktu
b. Pembagian tugas
c. Menutup Kelas
3,5
3,0
3,0
Rata-Rata 3,28
Keterangan:
Nilai A : 3,1 – 4,0
Nilai B : 2,1 – 3,0
Nilai C : 1,1 – 2,0
Nilai D : 0,1 – 1,0
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I ini, dari 24
siswa masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran ini. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran yang
baru dikenal serta kurangnya persiapan materi pembelajaran dari guru.
61
Guru juga belum menerapkan metode talaqqi dengan benar, hanya
melakukan 3 langkah saja dari 5 langkah menerapkan metode talaqqi. Pada
Siklus I siswa masih menganggap melafalkan secara bersama-sama itu
merupakan mainan saja yang tidak mengandung unsur pendidikan, maka
bimbingan guru dan motivasi sangat diperlukan agar siswa benar-benar
mengerti maksud dan tujuan kegiatan pembelajaran ini. Dengan melihat
hasil tes individu dari 24 siswa, masih sebagian besar siswa yang belum
berhasil mencapai nilai minimum, yaitu berjumlah 13 siswa (54,17 %).
Sedangkan yang berhasil lulus berjumlah 11 siswa (45,83 %).
Dari data dan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Siklus
I ini diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Adanya beberapa siswa yang masih kurang memahami model
pembelajaran yang dilakukan, karena kurang sosialisasi dari guru.
Oleh karena itu, selain menjelaskan materi pelajaran, guru juga harus
menjelaskan bagaimana model pembelajaran yang akan digunakan
oleh guru.
b. Adanya beberapa siswa yang kurang dapat mengikuti proses
pembelajaran, karena kurangnya penguasaan kelas oleh guru sehingga
terdapat beberapa siswa yang berbicara pada temanya.
c. Kurangnya penguasaan guru terhadap metode Talaqqi, dimana guru
hanya menggunakan 3 langkah dari 5 langkah menerapkan metode
Talaqqi.
62
d. Adanya siswa yang belum dapat membaca dengan benar, meskipun
sudah membaca namun terdapat banyak kesalahan dalam hukum
tajwidnya. Hal ini dikarenakan ketika siswa mengalami kesulitan
membaca cenderung untuk mengucapkan secara asal-asalan yang
penting membaca. Oleh karena itu, guru dalam memberikan penjelasan
materi jangan hanya memperhatikan yang pandai saja, sehingga siswa
yang kurang pandai tertinggal. Di samping itu juga, dalam memberikan
contoh jangan terlalu cepat agar bisa diterima oleh siswa yang kurang
pandai.
e. Secara garis besar Siklus I berlangsung cukup baik dan kondusif.
2. Siklus II
Pembelajaran Siklus II pada siswa kelas IX H SMP Negeri 10
Salatiga dilaksanakan pada hari Rabu 18 September 2018. Pada siklus ini
diperoleh data tentang perhatian siswa terhadap guru sebagaimana tersaji
dalam tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4
Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa pada Guru dalam
Siklus II
No Nama Siswa Perhatian Siswa
Baik Cukup Kurang
1 Adi Candra Kurniawan √
2 Ahmad Asrori √
3 Aldi Saputro √
4 Aliyya Handriana Fatmasari √
63
5 Amelia Vanesia √
6 Ani Oktafiana √
7 Arman Maulana √
8 Daniel Agusto √
9 Dicky Tegar Wironata √
10 Dinda Karisanisa Safitri √
11 Eka Yona Saputri √
12 Falah Akbar √
13 Fatia Rahma Maharani √
14 Felix Aditya √
15 Jihan Aisya Noor √
16 Luthfiani Mutiara Sari √
17 Muhammad Catur Adiwibowo √
18 Muamaroh Chamila √
19 Muhammad Rifqi √
20 Nova Elisa Fatma √
21 Novia Putri Ramadhani √
22 Octavia Dela Antafani √
23 Yuli Astuti √
24 Yuliana Santriani √
Keterangan:
Siswa yang memperhatikan dengan baik : 20 siswa (83,33)
Siswa yang cukup Memperhatikan : 3 siswa (12,50)
Siswa yang kurang memperhatikan : 1 siswa (4,17)
Adapun dari hasil tes membaca Al-Quran Surat An-Najm [53] 39-
42 dan Ali Imran [3] 159 pada siklus ini, didapatkan hasil sebagaimana
tersaji dalam tabel 4.5 berikut.
64
Tabel 4.5
Hasil Tes Membaca pada Siklus II
No Nama Siswa Aspek yang Dinilai Rata-
rata L/TL
Lancar Fasih Tajwid
1 Adi Candra Kurniawan 80 75 75 76,7 L
2 Ahmad Asrori 80 75 70 75 L
3 Aldi Saputro 80 70 75 75 L
4 Aliyya Handriana F 90 85 85 86,7 L
5 Amelia Vanesia 85 80 80 81,7 L
6 Ani Oktafiana 80 75 70 75 L
7 Arman Maulana 80 80 75 78,4 L
8 Daniel Agusto 80 75 65 73,4 L
9 Dicky Tegar Wironata 85 80 85 83,4 L
10 Dinda Karisanisa Safitri 85 75 70 76,7 L
11 Eka Yona Saputri 70 65 60 65 TL
12 Falah Akbar 85 75 75 78,4 L
13 Fatia Rahma Maharani 85 75 75 78,4 L
14 Felix Aditya 80 90 85 85 L
15 Jihan Aisya Noor 75 65 60 66,7 TL
16 Luthfiani Mutiara Sari 85 70 65 73,4 L
17 Muhammad Catur A. 85 75 65 75 L
18 Muamaroh Chamila 90 80 85 85 L
19 Muhammad Rifqi 80 65 65 70 L
20 Nova Elisa Fatma 85 75 70 76,7 L
21 Novia Putri Ramadhani 75 70 75 73,4 L
22 Octavia Dela Antafani 70 60 65 65 TL
23 Yuli Astuti 90 90 85 88,4 L
24 Yuliana Santriani 75 70 70 71,7 L
65
Keterangan:
Lulus (L) : 21 siswa (87,5 %)
Tidak Lulus (TL) : 3 siswa (12,5 %)
(kriteria lulus didapatkan dari nilai rata-rata yang lebih besar dari 70)
Adapun hasil pengamatan terhadap guru selama Siklus II diperoleh
data sebagaimana dalam tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6
Hasil Pengamatan Terhadap Guru pada Siklus II
Item yang diamati Nilai
Pendahuluan
a. Ketepatan kehadiran
b. Penampilan
c. Apersepsi
4,0
4,0
3,0
Penyerapan
a. Penyampaian materi
b. Bantuan terhadap siswa
c. Keaktifan berkeliling
3,7
3,5
3,5
Penutup
a. Ketepatan waktu
b. Pembagian tugas
c. Menutup Kelas
4,0
3,0
3,5
Rata-Rata 3,58
66
Keterangan:
Nilai A : 3,1 – 4,0
Nilai B : 2,1 – 3,0
Nilai C : 1,1 – 2,0
Nilai D : 0,1 – 1,0
Pada Siklus II ini, siswa yang kurang memperhatikan sudah
berkurang, jika dibandingkan dengan Siklus I. Hal ini dikarenakan guru
sudah menguasai materi, menguasai metode dan mampu menguasai kelas.
Guru juga telah melaksanakan 5 langkah menerapkan metode Talaqqi.
Sehingga siswa sudah mulai memperhatikan materi dan contoh yang
diberikan guru dengan baik. Selain itu, bimbingan guru dan juga motivasi
yang diberikan dapat diterima oleh siswa, sehingga siswa dapat mengerti
maksud dan tujuan kegiatan pembelajaran ini.
Dari hasil tes individu siswa terjadi peningkatan kemampuan
membaca, terdapat 21 siswa (87,5 %) yang mampu melebihi nilai
minimum, dan hanya 3 siswa (12,5 %) yang belum bisa lulus.
Dari data dan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Siklus
II ini diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Secara keseluruhan, semua siswa dapat memperhatikan guru dengan
baik, karena guru mampu menguasai materi, metode, dan kelas.
b. Suasana kelas dalam pembelajaran sudah mulai efektif, sebagian besar
siswa sudah memperhatikan dengan baik. Hanya saja terdapat
beberapa siswa yang masih kurang memperhatikan, dikarenakan
67
terdapat siswa yang sering mengganggu temannya untuk mencari
perhatian.
c. Guru telah melaksanakan 5 Langkah menerapkan Metode Talaqqi.
d. Sebagian besar siswa sudah benar dalam tes membaca individual,
walaupun sebagian kecil siswa masih salah dikarenakan keterlambatan
berfikir, sehingga keterangan guru kurang difahami.
e. Secara garis besar, pelaksanaan Siklus II berlangsung dengan baik dan
kondusif serta hasil tes membaca juga meningkat.
B. Pembahasan
Berikut adalah data rangkuman dari hasil yang terjadi dalam
penjelasan tiap siklus di atas. Data tentang perhatian siswa dalam proses
membelajaran sebagaimana tersaji dalam tabel 4.7.
Tabel 4.7
Rekap Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa
Perhatian Siswa Siklus I Siklus II
Memperhatikan 14 anak (58,33 %) 20 siswa (83,33)
Kurang Memperhatikan 5 anak (20,83 %) 3 siswa (12,50)
Tidak Memperhatikan 5 anak (20,83 %) 1 siswa (4,17)
Hasil tes membaca Siswa kelas IX H SMP Negeri 10 Salatiga dengan
menggunakan Metode Talaqqi adalah tersaji sebagaimana dalam tabel 4.8
berikut.
68
Tabel 4.8
Rekap Hasil Membaca Al-Quran Secara Tahqiq Siswa Kelas IX H SMP
Negeri 10 Salatiga dengan Menggunakan Metode Talaqqi
No Nama Siswa Siklus I Siklus II
1 Adi Candra Kurniawan 70 76,7
2 Ahmad Asrori 65 75
3 Aldi Saputro 63,4 75
4 Aliyya Handriana Fatmasari 80 86,7
5 Amelia Vanesia 76,7 81,7
6 Ani Oktafiana 68,4 75
7 Arman Maulana 68,4 78,4
8 Daniel Agusto 63,4 73,4
9 Dicky Tegar Wironata 76,7 83,4
10 Dinda Karisanisa Safitri 65 76,7
11 Eka Yona Saputri 56,7 65
12 Falah Akbar 73,4 78,4
13 Fatia Rahma Maharani 73,4 78,4
14 Felix Aditya 81,7 85
15 Jihan Aisya Noor 58,4 66,7
16 Luthfiani Mutiara Sari 71,7 73,4
17 Muhammad Catur Adiwibowo 66,7 75
18 Muamaroh Chamila 78,4 85
19 Muhammad Rifqi 58,4 68,4
20 Nova Elisa Fatma 75 76,7
21 Novia Putri Ramadhani 68,4 73,4
22 Octavia Dela Antafani 61,7 65
23 Yuli Astuti 81,7 88,4
24 Yuliana Santriani 68,4 71,7
69
Rata-Rata 69,63 76,35
Rekap:
Siklus I Siklus II
Lulus 11 Siswa (45,83 %) 21 Siswa (87,5 %)
Tidak Lulus 13 Siswa (54,17 %) 3 Siswa (12,5 %)
Sedangkan data tentang hasil pengamatan mitra terhadap guru adalah
sebagaimana tersaji dalam tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9
Rekap Hasil Pengamatan Mitra Terhadap Guru
Item yang Diamati Siklus I Siklus II
Pendahuluan 3,50 3,67
Penerapan 3,17 3,57
Penutup 3,17 3,50
Rata-Rata 3,28 3,58
1113
21
3
Lulus Tidak Lulus
Perbandingan Jumlah Siswa Lulusdari Siklus I dan II
Siklus I Siklus II
70
Dari hasil penelitian tersebut, maka diperoleh suatu hasil bahwa
Metode Talaqqi mampu meningkatkan kualitas membaca Al-Quran Secara
Tahqiq pada Siswa Kelas IX H SMP Negeri 10 Salatiga Tahun Pelajaran
2018/2019.
Sehingga hipotesis yang dirumuskan sebelumnya yaitu: “Penerapan
Metode Talaqqi Dapat Meningkatkan Kualitas Membaca Al-Quran
secara Tahqiq Pada Siswa Kelas IX H SMP Negeri 10 Salatiga Tahun
2018/2019” terbukti secara meyakinkan.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa Metode Talaqqi mampu meningkatkan kualitas membaca
Al-Qur‟an secara tahqiq pada Siswa Kelas IX H SMP Negeri 10 Salatiga
Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan baik dan benar serta lancar sesuai dengan
Tajwid.
Hal ini dapat dilihat pada:
1. Rekap hasil pengamatan terhadap perhatian siswa pada siklus I dan II
meningkat dari 14 siswa (58,33 %) menjadi 20 siswa (83,33).
2. Rekap hasil tes membaca pada siklus I dan II meningkat dari 11 siswa
(45,83 %) yang lulus, menjadi 21 siswa (87,5 %).
3. Rekap hasil pengamatan mitra terhadap guru pada siklus I dan II
meningkat, dari rata-rata 3,28 menjadi 3,58.
B. Saran
1. Kepada seluruh siswa, jangan puas denga hasil yang kamu dapat saat ini.
Teruslah berlatih dan juga lebih giat lagi belajar. Ketika di dalam kelas
perhatikanlah guru yang ada di depan, yang sedang menyampaikan
pelajaran.
2. Kepada guru khususnya guru PAI, sebaiknya menambah jam pelajaran
tentang membaca Al-Quran di luar KBM dibuat dalam sistem
ekstrakurikuler.
72
3. Kepada seluruh guru, sebaiknya lebih variatif dalam menyampaikan
pembelajaran. Tidak ada salahnya untuk mencoba metode baru, yang lebih
menyenangkan. Tetapi jangan lupa untuk mempelajari bagaimana metode
tersebut bekerja, agar pembelajaran tersampaikan.
4. Kepada pihak sekolah diharapkan memberikan dorongan serta himbauan
kepada para guru untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi
pelajaran di dalam kelas.
73
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrohim. 2003. Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap. Bandung: Diponegoro.
Achmadi, Donny. 2014. Metode Talaqqi dalam Pembelajaran Al-Qur‟an,
(Online). (http://donnyachmadi.blogspot.com/2014/04/metode-talaqqi-
dalam-pembelajaran-al.html?m=1 , diakses pada hari Senin, 30 Juli 2018).
Ahmad, Ukasyah Habibu. 2015. Didiklah Anakmu Ala Rasulullah. Yogyakarta:
Saufa.
Alawi, Muhammad Ibnu. 2003. Samudra Ilmu-Ilmu Al-Quran, Ringkasan Kitab
Al-Itqan Fi Ulum Al-Quran Karya Al-Imam Jalal Al-Din Al-Suyuthi.
Terjemahan oleh Tarmana Abdul Qosim. Bandung: Mizan.
Al Albani, Muhammad Nashiruddin. 2012a. Ringkasan Shahih Muslim. Jilid 2.
Terjemahan oleh Subhan, Imran Rosadi. Jakarta: Pustaka Azzam.
2012b. Ringkasan Shahih Muslim. Jilid 4.
Terjemahan oleh Subhan, Imran Rosadi. Jakarta: Pustaka Azzam.
2013a. Ringkasan Shahih Bukhari. Jilid 4.
Terjemahan oleh Rahmatullah, dkk. Jakarta: Pustaka Azzam.
2013b. Ringkasan Shahih At Tirmidzi. Jilid
3. Terjemahan oleh Fakhturrazi. Jakarta: Pustaka Azzam.
Al-Buraey, Muhammad A. 1986. Islam: Landasan Altrnatif Administrasi
Pembangunan. Terjemahan oleh Achmad Nasir Budiman. Jakarta:
Rajawali.
Al-Hafidz, Ahsin W. 2012. Kamus Ilmu Al-Qur‟an. Jakarta: Amzah.
Ar-Ramli, Muhammad Syauman. 2007. Air Mata Pembaca Al-Quran, Rahasia
Kejujuran Tangis Para Salaf. Solo: Aqwam.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Asy‟ari, Abdullah. 1987. Pelajaran Tajwid. Surabaya: Apollo.
Departemen Agama RI. 2009a. Alqur‟an dan Terjemahannya (Edisi yang
Disempurnakan). Jilid 2. Jakarta: Departemen Agama RI.
74
. 2009b. Alqur‟an dan Terjemahannya (Edisi yang
Disempurnakan). Jilid 3. Jakarta: Departemen Agama RI.
Djamarah. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hafizh, Muhammad Nur Abdul. 1997. Mendidik Anak Bersama Rasulullah.
Terjemah oleh Kuswandani, dkk. Bandung: Al Bayan.
Hasanuddin. 1995. Perbedaan Qiraat dan Pengaruhnya Terhadap Istimbath
Hukum dalam Al-Qur‟an. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Khon, Abdul Majid. 2008. Praktikum Qira‟at: Keanehan Bacaan Al-Qur‟an
Qira‟at Ashim dari Hafash. Jakarta: Amzah.
Muhith, Ibnu Abdil. tanpa tahun. „Alala Tanalul „Ilma. Surabaya: Balai Buku.
Munjahid. 2007. Strategi Menghafal 10 Bulan Khatam : Kiat-Kiat Sukses
Menghafal Al-Quran. Yogyakarta: Idea Press.
Prayitno, dan Erman Amti. 2013. Dasar-Dasar Bimbingan & Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugianto, Ilham Agus. 2004. Kiat Praktis Menghafal Al-Quran. Bandung:
Mujahid Press.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Suyadi. 2015. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Pres.
Syarifuddin, Ahmad. 2004. Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-
Qur‟an. Jakarta: Gema Insani Press.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI). Jakarta: Balai Pustaka.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Group.
http://www.pusat-dakwah-alquran.com/talaqqi/pengertian : Pengertian Talaqqi.
(diakses pada hari Senin, 30 Juli 2018).
75
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Sekolah : SMP Negeri 10 Salatiga
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semeter : IX (Sembilan)/Ganjil
Materi : Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar, dan
Tawakal
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (3 x 45 menit)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi, seni budaya
terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/
teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
2.1 Menghargai sikap optimis,
ikhtiar, dan tawakal sebagai
implementasi dari pemahaman
Q.S. Az-Zumar/39:53, Q.S. An-
Najm/53:39-42 dan Q.S. Ali
Imrān/3:159 dan hadis terkait.
Menyebutkan ciri orang yang
memiliki sikap Optimis, Ikhtiar dan
Tawakal.
Menjelaskan arti sikap Optimis,
Ikhtiar dan Tawakal
3.1 Memahami Q.S. Az-
Zumar/39:53, Q.S. An-
Najm/53:39-42 dan Q.S. Ali
Imrān/3:159 serta hadits terkait
tentang optimis, ikhtiar, dan
tawakal serta hadis terkait.
Mengartikan tiap kata (mufradat)
ayat al-Qur‟ān tentang optimis,
ikhtiar dan tawakal
Menterjemahkan ayat al-Qur‟ān
tentang optimis, ikhtiar dan tawakal
Menjelaskan kandungan ayat tentang
optimis, ikhtiar dan tawakal
4.1 Membaca Q.S. Az-Zumar/39:53,
Q.S. An-Najm/53: 39-42 dan
Q.S. Ali Imrān/3:159 sesuai
dengan kaedah tajwid dan
makhrajul huruf.
Membaca ayat alQur‟ān tentang
optimis, ikhtiar dan tawakal
Mengidentifikasi bacaan tafkhim
dan tarqiq dan menerapkannya
Menghafal ayat alQur‟ān tentang
optimis, ikhtiar dan tawakal
C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu
1. Membaca Q.S. Az-Zumar/39:53, Q.S. An-Najm/53:39-42 dan Q.S. Ali
Imrān/3:159 dengan benar.
2. Menerapkan hukum bacaan tafkhim dan tarqiq pada Q.S. Az-Zumar/39:53,
Q.S. An-Najm/53:39-42 dan Q.S. Ali Imrān/3:159 dengan benar.
3. Mengartikan secara mufradat Q.S. Az-Zumar/39:53, Q.S. An-Najm/53:39-
42 dan Q.S. Ali Imrān/3:159 dengan benar.
4. Mengartikan secara keseluruhan Q.S. Az-Zumar/39:53, Q.S.
AnNajm/53:39-42 dan Q.S. Ali Imrān/3:159 dengan benar.
5. Menjelaskan kandungan Q.S. Az-Zumar/39:53, Q.S. An-Najm/53:39-42
dan Q.S. Ali Imrān/3:159 dengan benar.
6. Berperilaku optimis, ikhtiar dan tawakal dalam kehidupan sehari-hari
dengan benar.
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan Pertama
(QS. Az-Zumar [39] 53)
1. Membaca dan Mengartikan
Az-Zumar [39] 53
Artinya:
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya
Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
2. Mufrodat
3. Kandungan Ayat
Di dalam ayat ini Allah Swt. menyeru hamba-hamba-Nya yang
melampaui batas agar tidak berputus asa dari rahmat Allah Swt. Perbuatan
yang melampaui batas artinya adalah perbuatan dosa, perbuatan yang
melanggar hukum-hukum Allah Swt. Hukum dan ketentuan Allah sudah
tertulis di dalam al-Qur‟ān dan al-Hadis. Jadi, setiap perbuatan yang
bertentangan dengan al-Qur‟ān dan al-Hadis adalah perbuatan melampaui
batas atau perbuatan dosa. Dosa kecil ataupun dosa besar yang pernah
dilakukan seseorang harus segera dimintakan ampunan (maghfirah)
kepada Allah Swt. Allah Swt. memiliki sifat Maha Pengampun dan Maha
Penyayang.
Allah Swt. akan mengampuni semua dosa asalkan hamba-Nya mau
bertaubat. Artinya memohon ampunan kepada Allah Swt. Taubat juga
mengandung pengertian menyesali perbuatan dosa dan berjanji tidak akan
mengulangi lagi, serta mengikutinya dengan kebajikan. Taubat yang
demikian disebut taubat nasµ¥a (taubat yang sebenarbenarnya). Allah Swt.
telah mengajarkan kepada kita untuk senantiasa beristigfar. Mengapa
demikian? Karena bisa jadi kita ini melakukan dosa yang tidak disengaja,
baik kepada sesama manusia maupun kepada Allah Swt. Dosa kepada
Allah Swt. bisa diampuni dengan cara membaca kalimat istigfar. Namun,
dosa kepada sesama manusia tidak cukup hanya dengan membaca istigfar.
Di samping istighfar harus ada permintaan maaf kepada orang yang
bersangkutan.
Berputus asa dari rahmat Allah Swt. termasuk sikap tercela.
Sebagai seorang mukmin kita harus selalu optimis akan mendapat rahmat
Allah Swt. Rahmat Allah Swt. akan diberikan kepada mereka yang
bersungguh-sungguh mendekatkan diri kepada-Nya. Setiap manusia pasti
pernah melakukan dosa dan salah, kecuali para Nabi dan Rasul. Dosa dan
kesalahan tersebut jangan sampai membuat kita putus asa dari rahmat
Allah Swt.
Setan akan selalu menggoda orang beriman supaya terjerumus ke
dalam dosa. Setelah terjerumus ke dalam dosa, setan akan menanamkan
sifat putus asa dalam diri manusia. Orang-orang yang berdosa akan merasa
hina di hadapan sesama manusia dan di hadapan Allah. Kemudian ia akan
larut dalam kesedihan. Setelah larut dalam kesedihan, setan akan
membisikkan ke dalam hati manusia bahwa Allah Swt. tidak mungkin
memberi ampunan, karena dosa-dosanya sangat besar. Dan pada akhirnya
manusia akan putus asa dari rahmat Allah.
4. Hukum Bacaan Tafkhim dan Tarqiq
a. Hukum Bacaan Lam
Lafal Allah dinamakan lafal jalalah. Huruf lam pada lafal
Allah tersebut disebut lam jalalah. Lam jalalah dibaca tafkhim (tebal)
apabila lafal Allah didahului harokat fatah atau dhommah.
Sedangkan lam jalalah dibaca tarqiq (tipis) apabila lafal Allah
didahului dengan harokat kasroh.
b. Hukum Bacaan Ra‟
Huruf ra‟ dibaca tafkhim (tebal) apabila:
1) Ra‟ berharokat fatah atau fatahtain.
2) Ra‟ berharokat dhommah atau dhommahtain.
3) Ra‟ sukun didahului huruf berharokat fatah.
4) Ra‟ sukun didahului huruf berharokat dhommah.
Huruf ra‟ dibaca tarqiq (tipis) apabila:
1) Ra‟ berharokat kasroh atau kasrohtain.
2) Ra‟ berharokat yang didahului oleh ya sukun.
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode pembelajaran : Ceramah, Talaqqi.
F. Alat/Media dan Sumber Pembelajaran
1. Sumber pembelajaran : Buku Paket PAI, Al-Qur‟an
2. Alat/Media pembelajaran : papan tulis, dan spidol.
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Guru menyapa dengan meminta siswa untuk tenang dan bersikap
duduk yang baik.
b. Guru membuka pelajaran dengan salam.
c. Guru mengawali pembelajaan dengan berdo‟a dengan penuh khidmat.
d. Guru menanyakan kabar siswa.
e. Guru mengabsensi siswa.
f. Guru mempersilahkan siswa untuk mempersiapkan alat tulis.
g. Guru melakukan appersepsi dengan bertanya materi sebelumnya yang
telah dipelajari oleh siswa.
h. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menyampaikan materi.
b. Guru memberi motivasi untuk mendengarkan materi yang disampaikan.
c. Siswa mendengarkan guru menyampaikan materi pelajaran.
d. Guru menjelaskan cara membaca Al Qur‟an yang benar.
e. Guru memberikan contoh dalam membaca ayat tentang materi.
f. Siswa menirukan membaca ayat tentang materi pelajaran.
g. Guru memberikan bimbingan selama praktik bersama dalam membaca
ayat Al Qur‟an.
h. (dalam 45 menit terakhir) Guru memberikan tugas membaca ayat
tentang materi pelajaran satu persatu.
3. Penutup
a. Guru memberikan refleksi dari kegiatan yangtelah dilakukan dengan
bertanya kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
b. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan siswa
untuk belajar di rumah.
c. Guru menutup pembelajaran dengan do‟a dan mengucapkan salam.
H. Penilaian
1. Jenis Tes/Teknik Penilaian
Tes Lisan/Membaca Al Qur‟an
2. Instrument Penilaian
Lembar soal pilihan ganda dan uraian.
LAMPIRAN 1: SOAL TES LISAN
Petunjuk: Bacalah ayat dibawah ini dengan Tartil !
Pedoman Penilaian
Tes Lisan Membaca Ayat
No Penilaian 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
1. Kelancaran
2. Fasih
3. Hukum Tajwid
Jumlah
Guru Mata Pelajaran
PAI dan Budi Pekerti
Fera Ulfa Zahria, S.Pd.I
NIP................................
Salatiga, 4 September 2018
Penulis
Muhammad Cholilul Ashar
NIM. 111-14-129
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Yati Kurniawati, M.Pd
NIP. 19761102 200212 2 003
LEMBAR PENGAMATAN GURU SIKLUS I
Nama Sekolah : SMP Negeri 10 Salatiga
Guru : Fera Ulfa Zahria, SPd. I
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Materi Pelajaran : Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar, dan
Tawakal
Kelas/Semester : IX H/Ganjil
Petunjuk : Skor diisi dengan memberi tanda cek (√)
No Aspek yang Diamati Pengamatan Guru
Ya Tidak
1. Pendahuluan
a. Guru membuka pelajaran dengan membaca doa
b. Guru memberikan Motivasi
c. Guru menyampaikan apersepsi
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaan
√
√
√
√
2. Kegiatan Inti
a. Guru menyampaikan materi yang disajikan
dengan jelas
b. Guru menyampaikan tatacara membaca yang baik
dan benar
c. Guru menuntun siswa membaca dengan benar
d. Guru memberikan tugas sebelum tes individu
e. Guru memberikan tes individual kepada siswa
√
√
√
√
√
3. Penutup
a. Guru memberikan kesimpulan pembelajaran
b. Guru mengadakan evaluasi terhadap hasil tes
individu
c. Guru menutup pembelajaran
√
√
√
Jumlah 8 4
Salatiga, 4 September 2018
Peneliti,
Muhammad Cholilul Ashar
NIM. 111-14-129
LEMBAR PENGAMATAN SISWA SIKLUS I
Nama Sekolah : SMP Negeri 10 Salatiga
Guru : Fera Ulfa Zahria, SPd. I
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Materi Pelajaran : Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar, dan
Tawakal
Kelas/Semester : IX H/Ganjil
Petunjuk : Skor diisi dengan memberi tanda cek (√)
No Aspek yang Diamati Pengamatan Siswa
Ya Tidak
1. Pendahuluan
e. Siswa khusyu‟ dalam berdo‟a
f. Siswa menyimak guru menyampaikan apresepsi
g. Siswa menyimak guru menyampaikan motivasi
dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru
h. Suswa menyimak guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
√
√
√
√
2. Kegiatan Inti
f. Siwa mendengarkan materi yang disampaikan
oleh guru
g. Siswa memperhatikan guru dalam menyampaikan
tatacara membaca dengan baik dan benar
h. Siswa membaca bersama yang dipimpin guru
√
√
√
i. Siswa mengerjakan tugas dengan tenang
j. Siswa melaksanakan tes membaca individu
√
√
3. Penutup
d. Siswa memperhatikan guru ketika menyampaikan
kesimpulan
e. Siswa memperhatikan guru ketika menyampaikan
evaluasi bacaan siswa
f. Siswa berdo‟a bersama
√
√
√
Jumlah 6 6
Salatiga, 4 September 2018
Peneliti,
Muhammad Cholilul Ashar
NIM. 111-14-129
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Sekolah : SMP Negeri 10 Salatiga
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semeter : IX (Sembilan)/Ganjil
Materi : Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar, dan
Tawakal
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (3 x 45 menit)
I. Kompetensi Inti
5. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
6. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
7. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi, seni budaya
terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.
8. Mencoba,mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/
teori.
J. Kompetensi Dasar dan Indikator
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
2.1 Menghargai sikap optimis,
ikhtiar, dan tawakal sebagai
implementasi dari pemahaman
Q.S. Az-Zumar/39:53, Q.S. An-
Najm/53:39-42 dan Q.S. Ali
Imrān/3:159 dan hadis terkait.
Menyebutkan ciri orang yang
memiliki sikap Optimis, Ikhtiar dan
Tawakal.
Menjelaskan arti sikap Optimis,
Ikhtiar dan Tawakal
3.1 Memahami Q.S. Az-
Zumar/39:53, Q.S. An-
Najm/53:39-42 dan Q.S. Ali
Imrān/3:159 serta hadits terkait
tentang optimis, ikhtiar, dan
tawakal serta hadis terkait.
Mengartikan tiap kata (mufradat)
ayat al-Qur‟ān tentang optimis,
ikhtiar dan tawakal
Menterjemahkan ayat al-Qur‟ān
tentang optimis, ikhtiar dan tawakal
Menjelaskan kandungan ayat tentang
optimis, ikhtiar dan tawakal
4.1 Membaca Q.S. Az-Zumar/39:53,
Q.S. An-Najm/53: 39-42 dan
Q.S. Ali Imrān/3:159 sesuai
dengan kaedah tajwid dan
makhrajul huruf.
Membaca ayat alQur‟ān tentang
optimis, ikhtiar dan tawakal
Mengidentifikasi bacaan tafkhim
dan tarqiq dan menerapkannya
Menghafal ayat alQur‟ān tentang
optimis, ikhtiar dan tawakal
K. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu
7. Membaca Q.S. Az-Zumar/39:53, Q.S. An-Najm/53:39-42 dan Q.S. Ali
Imrān/3:159 dengan benar.
8. Menerapkan hukum bacaan tafkhim dan tarqiq pada Q.S. Az-Zumar/39:53,
Q.S. An-Najm/53:39-42 dan Q.S. Ali Imrān/3:159 dengan benar.
9. Mengartikan secara mufradat Q.S. Az-Zumar/39:53, Q.S. An-Najm/53:39-
42 dan Q.S. Ali Imrān/3:159 dengan benar.
10. Mengartikan secara keseluruhan Q.S. Az-Zumar/39:53, Q.S.
AnNajm/53:39-42 dan Q.S. Ali Imrān/3:159 dengan benar.
11. Menjelaskan kandungan Q.S. Az-Zumar/39:53, Q.S. An-Najm/53:39-42
dan Q.S. Ali Imrān/3:159 dengan benar.
12. Berperilaku optimis, ikhtiar dan tawakal dalam kehidupan sehari-hari
dengan benar.
L. Materi Pembelajaran
Pertemuan Pertama
(QS. An-Najm [53] 39-42 & QS. Ali Imran [3] 159)
1. Membaca dan Mengartikan
An-Najm [53] 39-42
Artinya:
39. dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya,
40. dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya).
41. kemudian akan diberi Balasan kepadanya dengan Balasan yang paling
sempurna,
42. dan bahwasanya kepada Tuhamulah kesudahan (segala sesuatu),
Ali Imran [3] 159
Artinya:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu
ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya.
2. Mufrodat
An-Najm [53] 39-42
Ali Imran [3] 159
3. Kandungan Ayat
An-Najm [53] 39-42
Melalui ayat ini Allah Swt. berjanji akan memberi balasan
sempurna kepada orang yang mau berusaha keras. Setiap usaha atau
ikhtiar untuk memenuhi kebutuhan hidup hendaknya diawali dengan niat
karena Allah Swt. semata. Seorang pedagang menjajakan dagangannya di
pasar dengan penuh harap akan mendapatkan rezeki banyak. Petani
mencangkul di sawah berharap hasil panennya melimpah. Tukang becak
mengayuh becaknya sekuat tenaga untuk mengantarkan penumpang
menuju tujuan. Karyawan bekerja di kantor agar pekerjaannya segera
selesai. Pedagang, petani, tukang becak, karyawan atau profesi lainnya,
bekerja sesuai keahliannya masing-masing. Mereka bekerja keras mencari
nafkah, tanpa mau berpangku tangan. Mereka enggan dikasihani, dan tidak
mau menjadi beban orang lain. Sungguh mereka adalah orang-orang mulia
karena telah bekerja keras menafkahi keluarga dengan cara halal.
Allah Swt. akan mengaruniakan pahala berlipat ganda kepada
mereka. Pahala tersebut akan menjadi bekal meraih kebahagiaan di akhirat.
Dan amal saleh yang telah mereka lakukan akan dibalas dengan surga.
Surga merupakan balasan sempurna dari Allah Swt. bagi hamba-hamba-
Nya yang saleh.
Untuk meraih surga seorang hamba perlu ikhtiar sekuat tenaga. Di
antaranya melaksanakan perintah Allah Swt. dan menjauhi laranganNya.
Salat, zakat, puasa dan ibadah lainnya juga merupakan sarana meraih
surga. Ibadah-ibadah tersebut harus dikerjakan dengan penuh ikhlas dan
sungguh-sungguh. Bagi hamba yang beribadah sekedarnya saja, maka dia
akan dibalas oleh Allah Swt. sesuai usahanya itu. Demikian pula dalam
urusan duniawi, setiap manusia akan mendapatkan sesuai hasil usahanya.
Manusia harus bekerja keras agar hidup berkecukupan. jika ingin meraih
juara maka ia harus rajin belajar, berlatih, dan berdoa. Jika ingin menang
dalam pertandingan olah raga, maka ia harus latihan keras dan disiplin.
Demikian pula kalian, jika ingin meraih cita-cita maka harus
berikhtiar sekuat tenaga dan berdoa kepada Allah Swt. Segala usaha kalian
dalam meraih cita-cita akan bernilai ibadah jika niatnya lurus karena Allah
Swt. Dengan ikhtiar sekuat tenaga dan niat yang benar, serta berdoa
kepada Allah Swt. maka kesuksesan hidup akan mudah dicapai.
Ali Imran [3] 159
Ayat ini mengandung pesan-pesan mulia bagi umat Nabi
Muhammad saw. Melalui ayat ini Allah Swt. menyatakan bahwa
Rasulullah saw. memiliki kepribadian yang lemah lembut, santun, dan
berbudi pekerti luhur. Akhlak mulia Rasulullah saw. tersebut merupakan
rahmat dari Allah Swt. Rahmat Allah Swt. merupakan karunia sangat
berharga bagi kehidupan seorang manusia. Kita harus berusaha dan berdoa
supaya mendapat rahmat dari Allah Swt. Usahausaha untuk mendapatkan
rahmat Allah Swt. diantaranya dengan selalu mendekatkan diri kepada-
Nya, melaksanakan semua perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Rasulullah saw. tidak bersikap keras dan tidak berhati kasar kepada
orang-orang di sekeliling Nabi. Jika Nabi bersikap keras dan berhati kasar
tentu orang-orang di sekeliling Nabi akan menjauhkan diri. Pada dasarnya
setiap orang ingin diperlakukan lemah lembut dan dihargai pendapatnya.
Sikap keras dan kasar kepada orang lain hanya akan menyemai
permusuhan. Padahal Islam mengajarkan kasih sayang kepada sesama.
Sikap santun, lemah lembut seperti ini harus ditunjukkan dalam pergaulan
sehari-hari. Akhlak mulia seperti ini akan menarik simpati orang lain
sehingga mereka makin dekat dan akrab dengan kita.
Melalui ayat ini Allah Swt. memerintahkan Nabi Muhammad saw.
untuk memaafkan dan memohonkan ampun atas dosa dan kesalahan orang
lain, terutama sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw. Demikian pula
dengan kita, sebelum seseorang meminta maaf kepada kita hendaknya kita
memberi maaf terlebih dahulu. Dengan saling memaafkan maka hidup
menjadi tenang, harmonis dan tercipta kerukunan. Lebih dari itu, ayat ini
juga memerintahkan untuk mendoakan orang lain agar mendapat ampunan
dari Allah Swt. Berdoa kepada Allah Swt. merupakan inti ibadah dalam
Islam. Melalui doa itu kita meminta segala sesuatu kepada Allah Swt. Dan
kita berharap Allah Swt. mengabulkan semua doa kita. Namun, Islam
mengajarkan untuk mendoakan orang lain, bukan hanya berdoa untuk diri
sendiri. Di antara doa terbaik untuk orang lain adalah berdoa agar Allah
Swt. mengampuni semua dosa dan kesalahannya.
Nabi Muhammad saw. adalah manusia paling sempurna di muka
bumi dan tentu bisa menyelesaikan semua masalah dengan petunjuk Allah
Swt. Meski demikian, Nabi Muhammad saw. bermusyawarah dengan para
sahabat untuk menyelesaikan masalah. Nabi Muhammad saw. mengajak
para sahabat untuk ikut memikirkan solusi atas masalah yang dihadapi
ketika itu. Musyawawah bertujuan mencari solusi terbaik atas sebuah
masalah. Agar tujuan ini tercapai, perlu dijunjung tinggi etika
bermusyawarah. Etika tersebut diantaranya bersikap lemah lembut, santun
dalam berpendapat, menghargai pendapat orang lain, dan tidak mudah
menyalahkan orang lain. Jika hasil musyawarah sudah diputuskan maka
semua harus menerima dan melaksanakannya. Hasil musyawarah
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan bertawakal kepada Allah
Swt. Allah Swt. mencintai orang-orang yang bertawakal. Tawakal artinya
menyerahkan hasil usaha kepada Allah Swt. Manusia wajib berusaha
sekuat tenaga, setelah itu pasrahkan hasilnya kepada Allah Swt.
M. Metode Pembelajaran
3. Pendekatan : Saintifik
4. Metode pembelajaran : Ceramah, Talaqqi.
N. Alat/Media dan Sumber Pembelajaran
3. Media pembelajaran : Al-Qur‟an
4. Alat pembelajaran : Buku Paket PAI, papan tulis, dan spidol.
O. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
4. Pendahuluan
i. Guru menyapa dengan meminta siswa untuk tenang dan bersikap
duduk yang baik.
j. Guru membuka pelajaran dengan salam.
k. Guru mengawali pembelajaan dengan berdo‟a dengan penuh khidmat.
l. Guru menanyakan kabar siswa.
m. Guru mengabsensi siswa.
n. Guru mempersilahkan siswa untuk mempersiapkan alat tulis.
o. Guru melakukan appersepsi dengan bertanya materi sebelumnya yang
telah dipelajari oleh siswa.
p. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Kegiatan Inti
i. Guru menyampaikan materi.
j. Guru memberi motivasi untuk mendengarkan materi yang disampaikan.
k. Siswa mendengarkan guru menyampaikan materi pelajaran.
l. Guru menjelaskan cara membaca Al Qur‟an yang benar.
m. Guru memberikan contoh dalam membaca ayat tentang materi.
n. Siswa menirukan membaca ayat tentang materi pelajaran.
o. Guru memberikan bimbingan selama praktik bersama dalam membaca
ayat Al Qur‟an
p. (dalam 45 menit terakhir) Guru memberikan tugas membaca ayat
tentang materi pelajaran satu persatu.
6. Penutup
d. Guru memberikan refleksi dari kegiatan yangtelah dilakukan dengan
bertanya kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
e. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan siswa
untuk belajar di rumah.
f. Guru menutup pembelajaran dengan do‟a dan mengucapkan salam.
P. Penilaian
3. Jenis Tes/Teknik Penilaian
Tes Lisan/Membaca Al Qur‟an
4. Instrument Penilaian
Lembar soal pilihan ganda dan uraian.
LAMPIRAN 1: SOAL TES LISAN
Petunjuk: Bacalah ayat dibawah ini dengan Tartil !
An-Najm [53] 39-42
Ali Imran [3] 159
Pedoman Penilaian
Tes Lisan Membaca Ayat
No Penilaian 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
1. Kelancaran
2. Fasih
3. Hukum Tajwid
Jumlah
Guru Mata Pelajaran
PAI dan Budi Pekerti
Fera Ulfa Zahria, S.Pd.I
NIP................................
Salatiga, 18 September 2018
Penulis
Muhammad Cholilul Ashar
NIM. 111-14-129
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Yati Kurniawati, M.Pd
NIP. 19761102 200212 2 003
LEMBAR PENGAMATAN GURU SIKLUS II
Nama Sekolah : SMP Negeri 10 Salatiga
Guru : Fera Ulfa Zahria, SPd. I
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Materi Pelajaran : Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar, dan
Tawakal
Kelas/Semester : IX H/Ganjil
Petunjuk : Skor diisi dengan memberi tanda cek (√)
No Aspek yang Diamati Pengamatan Guru
Ya Tidak
1. Pendahuluan
i. Guru membuka pelajaran dengan membaca doa
j. Guru memberikan Motivasi
k. Guru menyampaikan apersepsi
l. Guru menyampaikan tujuan pembelajaan
√
√
√
√
2. Kegiatan Inti
k. Guru menyampaikan materi yang disajikan
dengan jelas
l. Guru menyampaikan tatacara membaca yang baik
dan benar
m. Guru menuntun siswa membaca dengan benar
n. Guru memberikan tugas sebelum tes individu
o. Guru memberikan tes individual kepada siswa
√
√
√
√
√
3. Penutup
g. Guru memberikan kesimpulan pembelajaran
h. Guru mengadakan evaluasi terhadap hasil tes
individu
i. Guru menutup pembelajaran
√
√
√
Jumlah 12 0
Salatiga, 18 September 2018
Peneliti,
Muhammad Cholilul Ashar
NIM. 111-14-129
LEMBAR PENGAMATAN SISWA SIKLUS II
Nama Sekolah : SMP Negeri 10 Salatiga
Guru : Fera Ulfa Zahria, SPd. I
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Materi Pelajaran : Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar, dan
Tawakal
Kelas/Semester : IX H/Ganjil
Petunjuk : Skor diisi dengan memberi tanda cek (√)
No Aspek yang Diamati Pengamatan Siswa
Ya Tidak
1. Pendahuluan
m. Siswa khusyu‟ dalam berdo‟a
n. Siswa menyimak guru menyampaikan apresepsi
o. Siswa menyimak guru menyampaikan motivasi
dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru
p. Suswa menyimak guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
√
√
√
√
2. Kegiatan Inti
p. Siwa mendengarkan materi yang disampaikan
oleh guru
q. Siswa memperhatikan guru dalam menyampaikan
tatacara membaca dengan baik dan benar
r. Siswa membaca bersama yang dipimpin guru
√
√
√
s. Siswa mengerjakan tugas dengan tenang
t. Siswa melaksanakan tes membaca individu
√
√
3. Penutup
j. Siswa memperhatikan guru ketika menyampaikan
kesimpulan
k. Siswa memperhatikan guru ketika menyampaikan
evaluasi bacaan siswa
l. Siswa berdo‟a bersama
√
√
√
Jumlah 10 2
Salatiga, 18 September 2018
Peneliti,
Muhammad Cholilul Ashar
NIM. 111-14-129
DOKUMENTASI
DAFTAR NILAI SATUAN KREDIT
Nama : Muhammad Cholilul Ashar
NIM : 111-14-129
Jurusan : S-1 Pendidikan Agama Islam
Dosen PA : Dra. Ulfah Susilawati, M.Si.
No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
1
Sertifikat Opak Stain Salatiga 2014
“Aktualisasi Gerakan Mahasiswa Yang
Beretika, Disiplin dan Berfikir Terbuka”
18-19 Agustus 2014 Peserta 3
2
Sertifikat Opak Jurusan Tarbiyah Stain
Salatiga 2014
“ Aktualisasi Pendidikan Karakter Sebagai
Pembentuk Generasi yang Religius,
Educatif, dan Humanis”
20-21 Agustus 2014 Peserta 3
3
Sertifikat Orientasi Dasar Keislaman
(ODK)
“Pemahaman Islam Rahmatan Lil‟alamin
Sebagai Langkah Awal Menjadi
Mahasiswa Berkarakter”
21 Agustus 2014 Peserta 2
4
Sertifikat Achievment Motivation Training
(AMT)
“Dengan AMT Semangat Menyongsong
Prestasi”
23 Agustus 2014 Peserta 2
5 Sertifikat UPT Perpustakaan
“library user education” 28 Agustus 2014 Peserta 2
6 Sertifikat “Training Pembuatan Makalah” 17 September 2014 Peserta 2
7 Sertifikat Diskusi Terbuka
“Mahasiswa Menulis” 25 September 2014 Peserta 2
8 Sertifikat Seminar Nasional 29 September 2014 Peserta 8
“Peran Mahasiswa dalam Mengawal Masa
Depan Indonesia Pasca Pilpres 2014”
9 Sertifikat “Bedah Buku Membidik
Bintang” 1 Oktober 2014 Peserta 3
10
Sertifikat Ibtida‟ 2014
“Ikatan Bingkai Cinta dalam Titian
Dakwah Menuju Insan Kamil”
18-19 Oktober 2014 Peserta 3
11 Sertifikat Kegiatan Diklat Microteaching 8 November 2014 Peserta 2
12 Sertifikat “Seminar Nasional
Entrepreneurship” 16 November 2014 Peserta 8
13
Sertifikat
“PERBASIS (Perbandingan Bahasa Arab
Bahasa Inggris) / CEA (Comparison
English Arabic)”
27 November 2014 Peserta 4
14
Sertifikat PAB (Penerimaan Anggota Baru)
JQH Al-Furqan Stain Salatiga
“Menumbuhkan Karakter Islami dan
Qur‟ani”
13-14 Desember
2014 Peserta 5
15 Sertifikat “SIBA-SIBI Training UAS
Semester Ganjil tahun 2014”
19-20 Desember
2014 Peserta 3
16 Sertifikat “SIBA-SIBI Training UAS
Semester Genap tahun 2015” 17-18 April 2015 Peserta 3
17 Sertifikat “Training Kepribadian” 19 Mei 2015 Peserta 2
18
Sertifikat Seminar Nasional “Implementasi
Nilai-nilai Pancasila Sebagai Benteng
dalam Menolak Gerakan Radikalisme”
10 Februari 2016 Peserta 8
19
Surat Keterangan
“Pengurus Jam‟iyyatul Qurro‟ Wal
Huffadz (JQH) Al-Furqan
14 Maret 2016 Pengurus 6
20 Sertifikat Seminar Nasional HMJ PAI 21 Mei 2016 Peserta 8
IAIN Salatiga
“Pendidikan Agama Menjadi Pelopor
Kebangkitan Nasional di Era Modern”
21
Sertifikat Penerimaan Anggota Baru (PAB)
JQH Al-Furqan 2016
“Keep on Loving Holy Qur‟an to Reach a
Peacefullness of Life”
12 November 2016 Panitia 6
22 Sertifikat Digital Literacy – Youth
Conference 31 Maret 2018 Peserta 2
23 Sertifikat Seminar Nasional PMB PKN-
STAN Part II 8 April 2018 Peserta 8
24
Sertifikat Lomba Kreativitas dan Inovasi
Pembelajaran Al-Quran Bagi
Ustadz/Ustadzah TPQ Tingkat Kabupaten
Semarang
28 Oktober
Juara III
Harapan
Putra
5
Jumlah 100
Salatiga, 20 Februari 2019
Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Dan Kerjasama
Achmad Maimun, M.Ag.
NIP. 197005101998031003
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dengan ini saya mencantumkan daftar riwayat hidup, sebagai berikut:
Nama : Muhammad Cholilul Ashar
Tempat/Tanggal Lahir : Kab. Semarang / 07 Agustus 1996
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Nama Orang Tua,
1. Nama Ayah : Muh. Suyuthi (Alm)
2. Nama Ibu : Nur Asrifah
Alamat : Dsn. Kadipurwo, Ds. Bener, Kec. Tengaran
Kebangsaan : Indonesia
Riwayat Pendidikan
1. TK Pertiwi Tingkir Tengah Lulusan Tahun 2002
2. SD Negeri Tingkir Tengah 01 Lulusan Tahun 2008
3. SMP Alternatif Bumi Madania Tingkir Lor Lulusan Tahun 2011
4. SMK Al-Falah Salatiga Lulusan Tahun 2014
Demikian daftar riwaya hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Kadipurwo, 1 Maret 2019
Muhammad Choliul Ashar
NIM. 111-14-129