PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI … fileii peningkatan kemampuan menulis argumentasi...
Transcript of PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI … fileii peningkatan kemampuan menulis argumentasi...
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA
KELAS XI UPW 3 DI SMK NEGERI 6 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
Andi Sumarsono
K1208065
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS XI UPW
3 DI SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012.
Oleh:
Andi Sumarsono
K1208065
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan S-1
Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah in :
Nama : Andi Sumarsono
NIM : K1208065
Jurusan /Program Studi : PBS/ Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN
MENULIS ARGUMENTASI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO
VISUAL PADA SISWA KELAS XI UPW 3 DI SMK NEGERI 6
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012.” ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi in hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, 19 Juli 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Herman J Waluyo, M.Pd Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum NIP 19470919 1968061 001 NIP 197610132002121005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Kamis
Tanggal : 19 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dr. Rr. E. Nugraheni Eko W, S.S., M.Hum _______________
Sekretaris : Dr. Andayani M.Pd _______________
Anggota I : Prof. Dr. Herman J Waluyo, M.Pd _______________
Anggota II : Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum _______________
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP 196007271987021001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Andi Sumarsono. K1208065. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULSIS ARGUMENTASI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS XI UPW 3 DI SMK NEGERI 6 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012.Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah : 1) untuk meningkatkan kemampuan menulis
argumentasi dengan penerapan media audio visual pada siswa Kelas XI UPW 3 di SMK N 6 Surakarta, 2) untuk menemukan prosedur dan cara menerapkan media audio visual pada siswa Kelas XI UPW 3 di SMK N 6 Surakarta, 3) untuk menemukan kendala-kendala yang terjadi dalam menulis Argumentasi dengan penggunaan Audio Visual pada siswa Kelas XI UPW 3 di SMK N 6 Surakarta.
Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas. Tempat dan waktu penelitian berada di SMK N 6 Surakarta pada sejak Oktober 2011 sampai dengan Maret 2012. Langkah-langkah penelitian ada empat tahap meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Populasi dan sampel kelas XI UPW 3 sejumlah 31 orang, 27 perempuan dan empat laki-laki. Indikator penelitian adalah meningkatnya kemampuan menulis argumentasi melalui argumentasi melalui penggunaan media audio visual jika siswa mendapat nilai >75 mencapai 75%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: Peningkatan Kemampuan Menulis Argumentasi Dengan Penggunaan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas XI UPW 3 di SMK Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 terbukti meningkatkan hasil maupun proses pembelajaran hal itu dibuktikan dari:
Hal itu dibuktikan adanya perubahan dan peningkatan aktivitas siswa dan guru maupun hasil skor tulisan argumentasi siswa menjadikan pembelajaran menulis argumentasi lebih menarik, memberikan semangat, serta meningkatkan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Rata-rata nilai siswa sebelum ada tindakan 60,19 dengan kelulusan diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak lima orang.
Pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 12,74 atau 21,17% menjadi 72,94, sedangkan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 11,26 atau 15,44% menjadi 84,19. Oleh karena itu, penggunaan media audio visual sangat berpengaruh atas peningkatan kemampuan menulis argumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
" Sukses bukanlah akhir dari segalanya, kegagalan bukanlah sesuatu yang
fatal: namun keberanian untuk meneruskan kehidupanlah yang
diperhatikan "
(Sir Winston Churchill)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan dengan segala
cintaku untuk:
1. Orang tua tercinta, Bapak Harsono S.pd dan
Ibu Sumini S.pd yang selalu memberikan restu
dalam setiap langkahku;
2. Adiku, Prima Mahendra yang membuatku
mengerti indahnya berbagi dalam ikatan
persaudaraan;
3. Vera Pebriani S.Kep.Ns, seseorang yang
selalu memotivasiku dan memberiku semangat
untuk maju, semoga kelak kita bisa bersama;
4. Bapak Fatkul Rujito S.pd dan sahabatku
Ahmad Ali Ihsanudin, orang yang selalu
membimbing, memberi solusi sampai bisa
seperti ini ;
5. Teman-teman Bastind Angkatan 2008,
begitu indah hari-hari yang terlewati bersama
kalian;
6. Jajaran Redaksi PT Aksara Solopos yang
telah memberikan pengalaman, kesempatan dan
tantangan masa depan dan
7. Teman - teman Pengurus HIMPROBSI
periode 2010/2011 yang memberikan sejuta
pengalaman dan kesan yang mendalam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN KEMAMPUAN
MENULIS ARGUMENTASI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO
VISUAL PADA SISWA KELAS XI UPW 3 DI SMK NEGERI 6
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dr. Kundharu Saddhono, S.S.,M.Hum, Ketua Program Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Dr. Herman J Waluyo, M.Pd, selaku Pembimbing I, yang selalu
memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Dr. Muhammad Rohmadi, M. Hum, selaku Pembimbing II yang selalu
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dr. Rr. E. Nugraheni Eko W, S.S., M.Hum selaku ketua penguji skripsi dan
Dr. Andayani, M. Pd, selaku sekretaris penguji skripsi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang
telah memberikan bekal ilmu kepada penulis.
7. Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan motivasi untuk terus
berkarya dan berjuang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
8. Adik-adikku yang selalu memberikan semangat untuk terus menjadi yang
terbaik.
9. Seseorang yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepadaku
10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta,19 Juli 2012
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .................................................................................................... i
PERNYATAAN ...................................................................................... ii
PENGAJUAN ......................................................................................... iii
PERSETUJUAN ..................................................................................... iv
PENGESAHAN ...................................................................................... v
ABSTRAK .............................................................................................. vi
MOTTO .................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ ix
DAFTAR ISI ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………..... 1 B. Rumusan Masalah………………………………………....... 4 C. Tujuan Dan Indikator Tujuan……………………………….. 5 D. Manfaat Hasil Penelitian…………………………………….. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Menulis ..................................................................................... 7
1. Pengertian Menulis................................................................... 7 2. Tujuan Menulis........................................................................ 8 3. Manfaat Menulis..................................................................... 8 4. Faktor yang Mempengaruhi Menulis.................................... 9 5. Jenis-jenis Menulis................................................................. 10
B. Argumentasi............................................................................. 11 1. Pengertian Argumentasi.................................................... 11
2. Tujuan Argumentasi........................................................... 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
3. Penerapan Argumentasi...................................................... 12
4. Proposisi............................................................................. 13
5. Interferensi dan Implikasi .................................................. 14
6. Wujud Evidensi ................................................................. 14
C. Media Pembelajaran............................................................... 14 1. Pengertian Pembelajaran.................................................... 14 2. Tujuan Media Pembelajaran.............................................. 16 3. Manfaat Media Pembelajaran............................................ 17 4. Prinsip-prinsip Pemilihan Media....................................... 19
D. Media Audio Visual 1. Pengertian Dan Fungsi Audio............................................ 22 2. Macam-macam Audio Visual............................................. 23 3. Pengertian Audio Visual..................................................... 28
E. Penelitian yang Relevan.......................................................... 29 F. Kerangka Berpikir................................................................... 32 G. Hipotesis Tindaka................................................................... 32 BAB III METODE PENELITIAN.......................................................... 33
A. Tempat dan Waktu Penelitian........................................... 34 B. Subjek Penelitian.............................................................. 34 C. Teknik Pengumpulan Data............................................... 34 D. Teknik Analisis Data........................................................ 34 E. Prosedur Penelitian........................................................... 35 F. Jadwal Penelitian.............................................................. 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Setting Penelitian..................................................................... 40
B. Deskripsi Sildus Per Siklus...................................................... 40
C. Hasil Peneitian......................................................................... 46
D. Pembahasan Hasil Penelitian................................................... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 72
B. Implikasi................................................................................... 74
C. Saran......................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 75 LAMPIRAN (misalnya data pengumpulan data)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman 1. Skema Kerangka Berpikir ........................................................................ 32
2. Prosedur Penelitian ................................................................................... 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman 1. Tabel Rencana Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 40
2. Tabel Pratindakan, Siklus I dan Siklus II ................................................... 57
3. Tabel Presentase Pratindakan sampai siklus II………………………….. 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : 1.Data Penelitian
2.Hasil Penelitian
3.Perencanaan Penelitian
4.Daftar Nama Siswa Kelas XI UPW 3 SMK N 6 Surakarta
5.Catatan Lapangan
6.Print Screen Media Audio Visual
7.Contoh Hasil Tulisan Argumentasi
8.Foto Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
9.Surat Penyusunan Skripsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan bahasa ini tertuang dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
Oleh karenanya, pengayaan mata pelajaran bahasa Indonesia hendaknya memiliki
perhatian yang lebih bagi guru dan siswa. Sebab, banyak guru maupun siswa yang
kurang menguasai ketrerampilan-keterampilan berbahasa. Selain itu, pelajaran
bahasa Indonesia sering dianggap sukar oleh sebagian siswa. Agar
pengembangan pembelajaran bahasa dapat berkembang dengan baik dan
menghasilkan hasil yang optimal, guru hendaknya mampu menerapkan model
pembelajaran yang sesuai dengan kriteria siswa. Penggunaan model pembelajaran
yang sesuai akan memaksimalkan kualitas dan efektivitas dalam pembelajaran
bahasa.
Kemampuan berbahasa harus dikuasi sejak dini. Semua aspek
keterampilan bahasa akan sangat menunjang dalam kehidupan sehari-hari. Mulai
dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis sangat dibutuhkan untuk
berkomunikasi dalam kehidupan manusia. Maka dari itu keterampilan berbahasa
harus ditanamkan sejak dini agar nantinya dapat dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari yang menuntut kesigapan dalam hal komunikasi.
Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.
Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan agar siswa
terampil berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa selain
untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan
kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat, persetujuan,
keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan
memperluas wawasan. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia haruslah
diarahkan pada hakikat bahasa dan sastra Indonesia sebagai alat komunikasi.
Sebagaimana diketahui bahwa sekarang ini orientasi pembelajaran bahasa berubah
dari penekanan pada pembelajaran aspek bentuk ke pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
menekankan pada aspek fungsi. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses
negoisasi pesan dalam suatu konteks atau situasi (Sampson, dalam Depdiknas
2005:7).
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam
kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat
penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis itu sangat penting
karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh
siswa. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan
gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat
mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung (Nunan, 2001:86). Menulis adalah
suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan cara berpikir yang
teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Keterampilan seseorang untuk
mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman
sebagai suatu keterampilan yang produktif. Menulis dipengaruhi oleh
keterampilan produktif lain, seperti aspek berbicara maupun keterampilan reseptif
yaitu aspek membaca dan menyimak serta pemahaman kosa kata, diksi,
keefektifan kalimat, penggunaan ejaan dan tanda baca.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang ditetapkan sebagai
Kurikulum 2006 telah diberlakukan di sekolah-sekolah mulai tahun 2006.
Kurikulum 2006 ini juga diterapkan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan perlu ditegaskan bahwa
tugas sebagai guru adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswalah yang
harus didorong agar secara aktif berlatih menggunakan bahasa khususnya pada
keterampilan menulis. Tugas guru adalah menciptakan situasi dan kondisi agar
siswa belajar secara optimal untuk berlatih menggunakan bahasa agar kompetensi
yang diharapkan dapat tercapai.
Seorang guru terlebih dahulu harus mengenal/memahami karakter
siswanya dengan baik agar dalam proses belajar mengajar dapat memilih media
yang baik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Anak didiksiswa dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
diidentifikasi melalui dua tipe karakteristik, yaitu karakteristik umum dan
karakteristik khusus. Karakteristik umum meliputi umur, jenis kelamin,
jenjang/tingkat kelas, tingkat kecerdasan, kebudayaan ataupun faktor sosial
ekonomi. Karakteristik khusus meliputi pengetahuan, kemampuan, serta sikap
mengenai topik atau materi yang disajikan/diajarkan.
Hal ini penting karena langsung berpengaruh dalam hal pengambilan
keputusan untuk memilih media dan metode mengajar (Latuheru, 1998:3).Kondisi
belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam
belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang.
Minat ini memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar sebab dengan minat
seseorang akan melakukan sesuatu, sebaliknya tanpa minat tidak mungkin
melakukan sesuatu. Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaiatannya dengan sifat-
sifat siswa, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang
bersifat afektif, seperti motivasi, rasa percaya diri, dan minatnya (Usman,
2002:27). Minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat
keefektifan belajar siswa. Jadi, unsur efektif merupakan faktor yang menentukan
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran (James dalam Usman,
2002:27).
Berkaitan dengan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, dalam
standar isi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Standar kompetensi
Bahasa dan Sastra Indonesia yang merupakan kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan
berbahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu
Standar kompetensi adalah dasar bagi siswa untuk dapat memahami dan
mengakses perkembangan lokal, regional, dan global.
Dalam menulis dibutuhkan adanya ketelitian, kepaduan, keruntutan dan
kelogisan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain, antara karangan dengan
karangan berikutnya sehingga akan membentuk sebuah karangan yang baik dan
utuh. Pembelajaran menulis, khususnya menulis karangan argumentasi adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
keterampilan yang bertujuan untuk mengungkapkan sesuatu dengan disertai
alasan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu media pembelajaran
yaitu sebuah media audio-visual pada mata pelajaran bahasa Inggris kelas VIII
semester II yang dapat memotivasi siswa, layak pakai dan sesuai dengan
kebutuhan siswa serta mampu memberikan daya tarik untuk belajar, sehingga
siswa mampu memahami materi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
proses dan hasil belajar. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut.
1. Ketrampilan menulis siswa tergolong rendah.
2. Adanya anggapan bahwa SMK hanya berorientasi pada kegiatan praktek
kejuruan.
3. Cara menyampaikan materi oleh guru,masih dilakukan dengan metode
ceramah.
4. Siswa kesulitan dalam menuangkan ide dan gagasanya dalam bentuk tulisan.
5. Minat dan motivasi belajar siswa dalam menulis argumentasi masih rendah.
6. Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang dapat merangsang dan
menarik minat siswa untuk menulis argumentasi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk meningkatkan kemampuan
menulis argumentasi peneliti merasa perlu mengadakan penelitian mengenai
peningkatan kemampuan menulis argumentasi dengan penggunaan media audio
visual pada siswa Kelas XI UPW 3 di SMK N 6 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut.
1. Apakah penerapan media audio visual dapat meningkatkan hasil
kemampuan menulis argumentasi pada siswa Kelas XI UPW 3 di SMK
Negeri 6 Surakarta?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2. Bagaimana proses menerapkan media audio visual pada siswa Kelas XI UPW
3 di SMK Negeri 6 Surakarta dalam peningkatan kemampuan menulis
argumentasi?
C. Tujuan Dan Indikator Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. untuk meningkatkan hasil kemampuan menulis argumentasi dengan
penerapan media audio visual pada siswa Kelas XI UPW 3 di SMK N 6
Surakarta,
2. untuk menemukan proses menerapkan media audio visual pada siswa Kelas
XI UPW 3 di SMK N 6 Surakarta,
Indikator Penelitian merupakan rumusan sebagai tolak ukur keberhasilan
penelitian yang dilakukan. Indikator yang ingin dicapai dalam peneltian ini adalah
meningkatnya kemampuan menulis argumentasi melalui penggunaan media
Audio Visual jika siswa yang mendapat nilai >75 mencapai 75%. Adapun
indikator yang hendak dicapai adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan gambar dan suara/film dengan beberapa kalimat.
2. Mendeskripsikan gambar dan suara/film dengan beberapa paragraf.
3. Menyusun kerangka Penulisan Argumentasi berdasarkan gambar dan suara
/film dan dikembangkan menjadi paragrap.
4. Menuliskan Argumentasi berdasarkan media Audio Visual.
5. Menceritakan kembali penayangn film dalam bentuk Argumentasi.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat penelitian ini terdiri atas dua macam yaitu : manfaat teoretis dan praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini secara teoretis dapat memberikan sumbangan kepada
pembelajaran Bahasa Indonesia.
b. Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan penelitian yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1. Bagi siswa, dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat dari perkembangan
teknologi pembelajaran Penulisan Argumentasi berbasis Ausio Visual.
2. Bagi guru, dapat mengukur keberhasilan pembelajaran dari perkembangan
teknologi yang sedang berkembang Penggunaan Audio Visual.
3. Bagi sekolah, dapat digunakan media audio visual pada guru kelas yang lain
terutama untuk pembelajaran Bahasa Indonesia.
4. Bagi kolaborator, dapat memperoleh pengalaman dan wawasan nyata tentang
penerapan pembelajaran menulis argumentasi dengan menggunakan media
audio visual .Selain itu, juga dapat meningkatkan kemitraan antara peneliti
dan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kajian pustaka yang mendukung
dalam penelitian. Adapun kajian teori yang terkait dalam penelitian ini adalah :
a)menulis, b) argumentasi, c) media pembelajaran,d) audio visual. Berikut ini
dijelaskan mengenai beberapa hal tersebut.
A. Menulis
1. Pengertian Menulis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 140) menulis ialah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat
membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan
gambaran grafik itu. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis
adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi membaca tertentu dan bagi
waktu tertentu. Salah satu tugas terpenting sang penulis adalah menguasai prinsip-
prinsip menulis dan berpikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud
dan tujuannya. Yang paling penting di antara prinsip-prinsip yang dimaksudkan
itu adalah penemuan, susunan, dan gaya. Secara singkat belajar menulis adalah
belajar berpikir dalam/dengan cara tertentu (Angelo, 1980:5).
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa menulis adalah suatu
kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media
dengan menggunakan aksara.
Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti
pena atau pensil. Pada awal sejarahnya, menulis dilakukan dengan menggunakan
gambar, contohnya tulisan hieroglif (hieroglyph) pada zaman Mesir Kuno.Tulisan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
dengan aksara muncul sekitar 5000 tahun lalu. Orang-orang Sumeria (Irak saat
ini) menciptakan tanda-tanda pada tanah liat. Tanda-tanda tersebut mewakili
bunyi, berbeda dengan huruf-huruf hieroglif yang mewakili kata-kata atau benda.
2. Tujuan Menulis
Orang boleh saja menulis tanpa tujuan, tetapi lazimnya orang menulis guna
mencapai tujuan tertentu, Hugo Hartig dalam (Skripsi Dia Sintawati tahun 2009 :
hal 10) seperti:
1. tujuan penugasan (assignment purpose), yaitu menulis tanpa tujuan sama sekali
, hanya karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri,
2. tujuan altuistik (altuistic purpose) yaitu penulis bertujuan menyenangkan
pembaca,
3. tujuan persuasife (persuasife purpose) yaitu untuk meyakinkan para pembaca
akan kebenaran gagasan yang diutarakan,
4. tujuan informasional (informational purpose) yaitu bertujuan untuk memberi
informasi kepada pembaca,
5. tujuan pernyataan diri (self-ekspresive) bertujuan memperkenalkan dari sang
pengarang kepada pembaca,
6. tujuan kreatif (creative purpose) bertujuan mencapai nilai-nilai kesenian,
7. tujuan pemecahan masalah,yaitu penulis ingin memecahkan masalah tertentu.
3. Manfaat Menulis
Hasil sebuah penelitian di Amerika yang dilakukan oleh seorang Psikolog
yaitu Dr.Pennebaker dalam (Skripsi Siti Badriyah : 11) menemukan berbagai
manfaat
menulis sebagai berikut.
1.Menulis menjernihkan pikiran.
Saat kita mengalami masalah yang berat dan rumit,menuliskan semua
masalah kita ternyata berdampak positif untuk menjernihkan pikiran kita sehingga
akan lebih memudahkan dalam menyelesaikan masalah.
2.Menulis mengatasi trauma.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Dengan menuliskan trauma yang pernah kita alami,kita akan lebih mudah
mengelola trauma kita sehingga kita bisa mengatasai trauma tersebut.Mereka yang
tidak menuliskan traumanya lebih rentan dan tidak sembuh dari trauma
tersebut.Jadi angan-angan kalo ada trauma atau phobia dengan menulis trauma
tersebut akan memudahkan kita untuk sembuh.
3.Menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi.
Belajar dengan menulis akan membuat ingatan kita jauh lebih
tajam.Seperti pepatah "ikatlah ilmu dengan menulis",menulis membuat sayarf
otak kita lebih aktif sehingga kita bisa lebih mengingat pelajaran yang kita
pelajari.Bandingkan dengan belajar yang hanya membaca maka kita akan mudah
terlupa.
4.Menulis membantu memecahkan masalah.
Menulis masalah yang kita hadapi akan membuat kita fokus terhadap
masalah itu daripada hanya dengan memikirkannya.Memikirkan masalah saja
akan membuat pikiran dan otak kita kemana-mana.Dan ini yang membuat kita
merasa lebih tertekan.Dengan demikian kita juga akan dengan lebih mudah
mencari solusinya.
5.Menulis membantu ketika kita harus menulis.
Tugas disekolah ataupun kuliah memaksa kita harus menulis.Mengapa
skripsi begitu berat? karena kita tidak terbiasa menulis. Kita bisa berpikir dan
berbicara tetapi menulis adalah ketrampilan yang harus dipelajari.Dengan terbiasa
menulis maka disaat kita harus menulis seperti mengerjakan tugas atau skripsi kita
akan lebih mudah melakukannya.
4. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menulis
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis. Namun, pada
prinsipnya dapat dikategorikan dalam dua faktor yakni faktor eksternal dan faktor
internal. Faktor eksternal di antaranya belum tersedia fasilitas pendukung, berupa
keterbatasan sarana untuk menulis. Faktor internal mencakup faktor psikologis
dan faktor teknis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
5. Jenis-jenis Menulis
Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut
pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas
dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.
Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua menghasilkan
pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu; karangan narasi, eksposisi,
deskripsi, dan argumentasi. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu.
a. Eksposisi
Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk
karanganyang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu
pokokpikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan
seseorang.Penulis berusaha memaparkan kejadian atau masalah secara analisis
danterperinci memberikan interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan.
Dalamtulisan eksposisi, teramat dipentingkan informasi yang akurat dan lengkap.
Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikanuraian
ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi, atau artikel pada suratkabar atau
majalah. Jika hendak menulis bagaimana peraturan bermain sepakbola, cara kerja
pesawat, bagaimana membuat tempe, misalnya, maka jenistulisan eksposisi sangat
tepat untuk digunakan. Ekposisi berusaha menjelaskanatau menerangkan.Parera
(1993 : 5)
b. Deskripsi
Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata
suatubenda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis
deskripsimengharapkan pembacanya, melalui tulisannya, dapat ‘melihat’ apa
yangdilihatnya, dapat ‘mendengar’ apa yang didengarnya, ‘merasakan’ apa
yangdirasakanya, serta sampai kepada ‘kesimpulan’ yang sama dengannnya.
Darisini dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan hasil dari obesrvasi
melaluipanca indera, yang disampaikan dengan kata-kata (Marahimin. 1993.46)
c. Narasi (kisahan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Narasi atau kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan
menceritakanrangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan
perkembangan dariwaktu ke waktu. Paragraf narasi itu dimaksudkan untuk
memberi tahu pembacaatau pendengar tentang apa yang telah diketahui atau apa
yang dialami olehpenulisnya. Narasi lebih menekankan pada dimensi waktu dan
adanya konflik(Pusat Bahasa. 2003.46).
d. Argumentasi
Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan
pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar menerima
pendapatnya. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca. Cara
menyakinkanpembaca itu dapat dilakukan dengan jalan menyajikan data, bukti,
atau hasil-hasil penalaran (Pusat Bahasa. 2001. 45).
e. Persuasi
Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk, ataupun
berdayahimbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini
danmenuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh
penulis.Dengan kata lain, persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi
oranglain lewat bahasa.Contoh Persuasi:Bahasa adalah alat komunikasi. Sebagai
alat, bahas saangat luwes dalammenjalankan fungsinya, bahasabdapat dipakai
oleh pemakaiannya untukkepentingan apa saja selama dalam batas-batas
fungsinya sebagai alat komunikasi.
B. Hakikat Argumentasi
1. Pengertian Argumentasi
Definisi argumentasi menurut Vivian (via Ahmadi, 1988:90) adalah suatu
bentuk wacana yang tujuan utamanya adalah untuk mempersuasi orang lain untuk
mengambil suatu doktrin atau sikap tertentu atau suatu perbuatan tertentu.
Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam
penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan,
maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat
(KBBI:2008).
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain,agar orang lain percaya dan
akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau
pembicara (Gorys Keraf: 2011)
Dari berbagai pendapat diatas sehingga disimpulkan bahwa argumentasi
adalah suatu bentuk tulisan yang isinya mengungkapkan pendapat penulis tentang
suatu objek permasalahan dan berusaha untuk mempengaruhi pembaca agar
pembaca mengambil sikap suatu sikap tertentu atau sesuai dengan pendapat
penulis.
2. Tujuan Argumentasi
Dilihat dari struktur informasinya, dalam paragraf argumentasi akan ditemukan.
A. Pendahuluan, bertujuan untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan
perhatian pembaca kepada argumen yang akan disampaikan, atau menunjukkan
dasar-dasar mengapa argumentasi dikemukakan.
B. Tubuh argumen, bertujuan untuk membuktikan kebenaran yang akan
disampaikan dalam paragraf argumentasi sehingga kesimpulan yang akan dicapai
juga benar. Kebenaran yang disampaikan dalam tubuh argument harus dianalisis,
disusun, dan dikemukakan dengan mengadakan observasi, eksperimen, penyusun
fakta, dan jalan pikiran yang logis.
C. Kesimpulan atau ringkasan, bertujuan untuk membuktikan kepada pembaca
bahwa kebenaran yang ingin disampaikan melalui proses penalaran memang dapat
diterima sebagai sesuatu yang logis (Skripsi Dia Sintawati: hal 12).
3. Penerapan Menulis Argumentasi
Penerapan model pembelajaran berbasis informasi ini sebagai alternatif
pembelajaran menulis karangan argumentasi sehingga diharapkan siswa akan
lebih tertarik untuk menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
diharapkan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam pembelajaran menulis.
Untuk itu, diperlukan sebuah model pembelajaran yang baru agar dapat
memberdayakan siswa.
Pembelajaran berbasis mencari informasi merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat. Siswa diberi kesempatan dan kebebasan untuk mencari
informasi sebagai sumber belajar. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran
diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah
dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer
pengetahuan dari guru ke siswa, jadi siswa lebih proaktif untuk memperoleh
pengetahuan, pengalaman dan keterampilan. Strategi pembelajaran lebih
dipentingkan daripada hasil (Zeni, 2008).
Guru memang harus kreatif karena guru yang penuh inovasi akan selalu
ditunggu para muridnya, tentunya kreasi dan inovasi yang positif. Bagaimana
mungkin seorang guru mengajarkan muridnya supaya aktif kalau ia sendiri kontra
produktif.
Tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya,
guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi, tetapi
justru siswa yang aktif mencari informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai
sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota
kelas guru. Guru juga dapat mengembangkan kemandirian dan kemampuan siswa
dalam menulis argumentasi pada informasi yang diperolehnya.
4. Proposisi
Proposisi adalah pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarnya atau dapat
ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya. Sebuah pernyataan dapat
dibenarkan bila terdapat fakta-fakta untuk membuktikanya. Sebaliknya, sebuah
pernyataan proposisi dapat disangkal atau ditolak bila terdapat fakta-fakta yang
menentangnya. Proposisi selalu berbentuk kalimat, tetapi tidak semua kalimat
adalah proposisi. Hanya kalimat deklaratif yang dapat mengandung proposisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
menentangnya. Proposisi selalu berbentuk kalimat, tetapi tidak semua kalimat
adalah proposisi. Hanya kalimat deklaratif yang dapat mengandung proposisi.
5. Inferensi dan Implikasi
Inferensi adalah kesimpulan yang diturunkan dari apa yang ada atau dari
fakta-fakta yang ada. Dan implikasi itu sendiri adalah suatu rangkuman yang
dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri.
Banyak dar kesimpulan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis disusun
dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dalam evidensi
(=implikasi) dan kesimpulan yang masuk akal berdasarkan impilkasi
(=inferensi).
6. Wujud Evidensi
Unsur yang paling penting dalam suatu tulisan argumentasi adalah
evidensi. Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua
kesaksian, semua informasi atau autoritas dan sebagainya yang dihubung-
hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran.
C. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
tengah,perantara atau pengantar. Heinich (1982) mengemukakan bahwa medium
sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Semua
bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau
menyebar ide,gagasan yang dikemukakan sampai penerima yang dituju
(Hamidjojo:1993) .
Arsyad (2007) menyatakan bahwa media sebagai semua bentuk perantara
yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan,
atau pendapat sehingga ide,gagasan ataupun pendapat yang dikemukakan itu
sampai kepada penerima yang dituju, sementara itu (Gagne dan Brigs:1975)
komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang
berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Dan, dalam Bahasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Indonesia, kata “medium” dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau
meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima
pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat
digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (AECT, 1977:162).
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal
dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut
instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim
digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media
pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul
istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya
media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif
sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli komunikasi atau ahli bahasa
tentang pengertian media yaitu:
(1) orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga
memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterapilan, dan sikap
yang baru, dalam pengertian meliputi buku, guru, dan lingkungan sekolah
(Gerlach dan Ely dalam Ibrahim, 1982:3),
(2) saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara
sumber (pemberi pesan) dengan penerima pesan (Blake dan Horalsen dalam
Latuheru, 1988:11),
(3) komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan
disampaikan kepada pembelajar bisa berupa alat, bahan, dan orang (Degeng,
1989:142),
(4) media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dan pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang
pildran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa,
sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien
sesuai dengan yang diharapkan (Sadiman, dkk., 2002:6),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
(5) alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi, yang terdiri
antara lain buku, tape-recorder, kaset, video kamera, video recorder, film,
slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer (Gagne dan Briggs dalam
Arsyad, 2002:4).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi
edukatif antara guru dan anak didik dapat berlangsung secara efektif dan efesien
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dicita-citakan.
2. Tujuan Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran sangat diperlukan dalam kaitannya dengan
peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran membaca puisi.
Achsin (1986:17-18) menyatakan bahwa tujuan penggunaan media pembelajaran
yaitu :
(1) agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan
tepat guna dan berdaya guna,
(2) untuk mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan informasi
materi kepada anak didik,
(3) untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima serta
memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik,
(4) untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak
dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik,
(5) untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara anak didik
yang satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh
guru/pendidik.
Sudjana, dkk. (2002:2) menyatakan tentang tujuan pemanfaatan media
adalah (1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menimbulkan motivasi, (2) bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
dapat lebih dipahami,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
(3) metode mengajar akan lebih bervariasi, dan (4) siswa akan lebih banyak
melakukan kegiatan belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah (1)
efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar, (2) meningkatkan
motivasi belajar siswa, (3) variasi metode pembelajaran, dan (4) peningkatan
aktivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum manfaat penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan
belajar mengajar, yaitu :
(1) media pembelajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik
terhadap materi pembelajaran yang disajikan,
(2) media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar anak didik
berdasarkan latar belakang sosil ekonomi,
(3) media pembelajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan
pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain,
(4) media pembelajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara
teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar mereka,
misainya menyaksikan pemutaran film tentang suatu kejadian atau peristiwa.
(5) rangkaian dan urutan kejadian yang mereka saksikan dan pemutaran film tadi
akan dapat mereka pelajari secara teratur dan berkesinambungan,
(6) media pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk
berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan,
(7) media pembelajaran dapat mengurangi adanya verbalisme dalain suatu proses
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) (Latuheru, 1988:23-24).
Sadiman, dkk. (2002:16) menyatakan media pembelajaran dapat
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya (1) obyek yang
terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film, atau model, (2) obyek
yang kecil bisa dibantu dengan menggunakan proyektor, gambar, (3) gerak yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography, (4)
kejadian atau peristiwa di masa lampau dapat ditampilkan dengan pemutaran film,
video, foto, maupun VCD, (5) objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-
mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan (6) konsep yang
terlalu luas (misalnya gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat
divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan lain-lain.
Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar perlu
direncanakan dan dirancang secara sistematik agar media pembelajaran itu efektif
untuk digunakan dalam proses belajar mengajar.
Ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran, yaitu (1)
pemanfaatan media dalam situasi kelas atau di dalam kelas, yaitu media
pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan
pemanfaatannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas,
(2) pemanfaatan media di luar situasi kelas atau di luar kelas, meliputi (a)
pemanfaatan secara bebas yaitu media yang digunakan tidak diharuskan kepada
pemakai tertentu dan tidak ada kontrol dan pengawasan dad pembuat atau
pengelola media, serta pemakai tidak dikelola dengan prosedur dan pola tertentu,
dan (b) pemanfaatan secara terkontrol yaitu media itu digunakan dalam
serangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan untuk dipakai oleh sasaran pemakai (populasi
target) tertentu dengan mengikuti pola dan prosedur pembelajaran tertentu hingga
mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut, (3) pemanfaatan media
secara perorangan, kelompok atau massal, meliputi (a) pemanfaatan media secara
perorangan, yaitu penggunaan media oleh seorang saja (sendirian saja), dan (b)
pemanfaatan media secara kelompok, baik kelompok kecil (2—8 orang) maupun
kelompok besar (9—40 orang), (4) media dapat juga digunakan secara massal,
artinya media dapat digunakan oleh orang yang jumlahnya puluhan, ratusan
bahkan ribuan secara bersama-sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa seorang
guru dalam memanfaatkan suatu media untuk digunakan dalarn proses belajar
mengajar harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:
(1) tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
(2) isi materi pelajaran,
(3) strategi belajar mengajar yang digunakan,
(4) karakteristik siswa yang belajar.
Karakteristik siswa yang belajar yang dimaksud adalah tingkat
pengetahuan siswa terhadap media yang digunakan, bahasa siswa, artinya isi
pesan yang disampaikan melalui media harus disesuaikan dengan tingkat
kemampuan berbahasa atau kosakata yang dimiliki siswa sehingga memudahkan
siswa dalam memahami isi materi yang disampaikan melalui media. Selain itu,
penting juga untuk memperhatikan jumlah siswa. Artinya media yang digunakan
hendaknya disesuaikan dengan jumlah siswa yang belajar.
4. Prinsip-prinsip Pemilihan Media
Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran merujuk pada pertimbangan
seorang guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran untuk
digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini disebabkan
adanya beraneka ragam media yang dapat digunakan atau dimanfaatkan dalam
kegiatan belajar mengajar.
Rumampuk (1988:19) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip pemilihan media
adalah :
(1) Harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa,
(2) Pemilihan media hams secara objektif, bukan semata-mata didasarkan atas
kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan atau hiburan. pemilihan media itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
benar-benar didasarkan atas pertimbangan untuk meningkatkan efektivitas belajar
siswa,
(3) tidak ada satu pun media dipakai untuk mencapai semua tujuan. Setiap media
memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk menggunakan media dalam kegiatan
belajar mengajar hendaknya dipilih secara tepat dengan melihat kelebihan media
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu,
(4) pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar dan materi
pembelajaran, mengingat media merupakan bagian yang integral dalam proses
belajar mengajar,
(5) untuk dapat memilih media dengan tepat, guru hendaknya mengenal ciri-ciri
dan masing-masing media, dan
(6) pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan.
Ibrahim (1991:24) menyatakan bahwa beberapa pedoman yang dapat digunakan
untuk memilih media pembelajaran, antara lain :
(1) sebelum memilih media pembelajaran, guru harus menyadari bahwa tidak ada
satupun media yang paling baik untuk mencapai semua tujuan. masing-masing
media mempunyai kelebihan dan kelemahan. penggunaan berbagai macam media
pembelaiaran yang disusun secara serasi dalam proses belajar mengajar akan
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran,
(2) pemilihan media hendaknya dilakukan secara objektif, artinya benar-benar
digunakan dengan dasar pertimbangan efektivitas belajar siswa, bukan karena
kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan,
(3) pernilihan media hendaknya memperhatikan syarat-syarat (a) sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (b) ketersediaan bahan media, (c) biaya
pengadaan, dan (d) kualitas atau mutu teknik. Jadi dapat disimpulkan bahwa
prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran adalah
(1) media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran, metode
mengajar yang digunakan serta karakteristik siswa yang belajar (tingkat
pengetahuan siswa, bahasa siswa, dan jumlah siswa yang belajar),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
(2) untuk dapat memilih media dengan tepat, guru harus mengenal ciri-ciri dan
tiap tiap media pembelajaran,
(3) pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada siswa yang belajar,
artinya pemilihan media untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa,
(4) pemilihan media harus mempertimbangkan biaya pengadaan, ketersediaan
bahan media, mutu media, dan lingkungan fisik tempat siswa belajar.
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diturunkan sejumlah faktor yang
mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran yang dapat
dipakai sebagai dasar dalam kegiatan pemilihan.
Adapun faktor-faktor tersebut adalah:
(1) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
(2) karakteristik siswa atau sasaran,
(3) jenis rangsangan belajar yang diinginkan,
(4) keadaan latar atau lingkungan,
(5)kondisi setempat, dan
(6) luasnya jangkauan yang ingin dilayani (Sadiman 2002:82).
Pemilihan media pembelajaran oleh guru dalam pembelajaran berbasis
kompetensi membaca puisi juga harus berpedornan pada prinsip-prinsip pemilihan
media yang dilatari oleh sejumlah faktor di atas. Pemilihan media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar harus disesuaikan dengan tujuan instruksional
membaca puisi yang akan dicapai, isi materi pelajaran pembelajaran membaca
puisi, metode mengajar yang akan digunakan, dan karakteristik siswa.
Sehubungan dengan karakteristik siswa, guru harus memiliki pengetahuan tentang
kemampuan intelektual siswa usia SMA, agar guru dapat memilih media yang
benar-benar sesuai dengan siswa yang belajar. Ketepatan dalam pemilihan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
akan dapat meningkatkan mutu proses belajar mengajar membaca puisi sehingga
guru dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
D. Media Audio Visual
1. Pengertian dan fungsi media audio
Media audio Menurut sadiman ( 2005:49 ) adalah media untuk menyampaikan
pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang–lambang auditif, baik verbal
(kedalam kata–kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal.
Media Audio menurut Sudjana dan Rivai ( 2003 :129 ) media audio untuk
pembelajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif ( pita
suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemauan sisiwa sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Pengembangan media audio sama halnya dengan pengembangan media
lainnya, yang secara garis besar meliputi kegiatan perencanaan, produksi dan
evaluasi. Dalam perencanaan meliputi kegiatan–kegiatan penentuan tujuan,
menganalisis keadaan sasaran, penentuan materi, format yang akan dipergunakan
dan penulisan skrip. Sedangkan produksi adalah kegiatan perekaman bahan,
sehingga seluruh program yang telah direncanakan dapat direkan dalam pita suara
atau piringan suara. Dan untuk evaluasi dimaksudkan sebagai kegiatan untuk
menilai program apakah program tersebut bisa dipakai apa tidak, atau perlu
direvisi.
Fungsi media audio menurut Arsyad ( 2003 : 44 ) beliau mengutip pendapat
sudjana dan Rivai ( 1991 : 130 ) adalah untuk melatih segala kegiatan
pengembangan keterampilan terutama yang berhubungan dengan aspek–aspek
keterampilan pendengaran, yang dapat dicapai dengan media audio ialah berupa :
a) pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian.
b) mengikuti pengarahan
c) melatih daya analisis
d) menentukan arti dan konteks.
e) memilih informasi dan gagasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
f) merangkum, mengingat kembali dan menggali informasi.
Fungsi lain dari media audio adalah sebagi alat Bantu bagi para pendidik,
karena sifatnya hanya sekedar membantu, maka dalam pemamfaatannya
memerlukan bantuan metode atau media lain, sehingga pengalaman dan
pengetahuan siap dimiliki oleh pendengar yang akan membantu keberhasilan.
Selain itu juga sudjana (2005 : 129 ) menambahkan Pamamfaatan fungsi media
audio dalam pembelajaran terutama digunakan dalam:
a. pembelajaran musik literaty (pembacaan sajak), dan kegiatan dokumentasi.
b. pembelajaran bahasa asing, apakah secara audio ataupun secara audiovisual.
c. pembelajaran melalui radio atau radio pendidikan.
d. paket-paket belajar untuk berbagai jenis materi, yang memungkinkan siswa
dapat melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi.
2. Macam – macam media audio
Contoh media Audio adalah radio, alat perekam pita, magnetik, piringan hitam,
laboratorium bahasa.
a. Radio pendidikan
Radio pendidikan, Hamalik ( 1994 : 107 ) adalah suatu perlengkapan elektronik
yang diciptakan berkat kemajuan dalam teknologi modern. Fungsi radio
pendidikan dalam pembelajaran adalah untuk memperkaya pengalaman
pendidikan dan ide – ide kreatif.
Menurut Hamalik ( 1994 : 108 ) Nilai radio pendidikan dalam
pembelajaran adalah:
1. memberikan berita yang up to date dan beritanya autentik berdasar pada
kenyataan.
2. mempunyai tinjauan yang luas dan memberikan gambaran yang jelas.
3. menarik minat
4. mendorong kreatifitas
5. integrasi dan diskriminasi.
b. Alat perekam pita
• Rekaman pendidikan Menurut Hamalik ( 1994 : 99 ) rekaman pendidikan
berasal dari bahasa asing yaitu “recording” adalah sejenis alat audio. Rekaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
adalah alat pembantu bagi pendidikan anak – anak. Dalam hal ini berarti rekaman
berfungsi sebagai alat bantu guru. Makna rekaman yang lain menurut Danim (
1995 : 19 ) rekaman pendidikan adalah alat audio yang tidak diikuti dengan audio
visual.
Nilai rekaman dalam pendidikan Hamalik ( 1994 : 101 -102 ) yaitu :
1. rekaman dapat memberikan bermacam-macam bahan pelajaran dikelas,
2. bahan yang diperoleh asli,menjadikan pelajaran lebih kongkret,
3. masyarakat dapat dibawa kedalam kelas melalui rekaman,
4. mendorong berbagai kegiatan belajar serta motivasi belajar,
5. rekaman akan memberikan latihan,
6. efisiensi dalam pembelajaran bahasa.
Nilai rekaman menurut Rivai ( 2005 :133 ) nilai dari rekaman seperti :
a. sebagai alat perespon dan evaluasib. Rekaman dapat membantu melatih
keterampilan berbicara dan pidato.
b. rekaman juga dapt dilakukan oleh sendiri sehingga siswa dapat mengevaluasi.
• Rekaman audio-Tape
Dalam dunia pendidikan Rekaman audio-Tape Arsyad ( 2003 : 44) adalah isi
pesan dan pelajaran yang dimaksudkan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan siswa sebagai upaya mendukung terjadinya proses
belajar. Materi rekaman audio- tape adalah cara ekonomis untuk menyiapkan isi
pelajaran atau jenis informasi tertentu.
Jenis rekaman menurut Hamalik ( 1994 : 102 ) meliputi : rekaman musik,
kesusastraan dan drama, studi sosial terutama sejarah, bahasa asing, bercakap –
cakap dan olahraga.
3.Keuntungan dan kekurangan menggunakan media audio Sadiman ( 2005 :50 ).
a. Harga murah dan variasi program lebih banyak daripada TV.
b. Sifatnya mudah untuk dipindahkan.
c. Dapat digunakan bersama–sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat
diulang atau diputar kembali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
d. Dapat merangsang partisifasi aktif pendengaran siswa, serta dapat
mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dna sebagainya.
e. Dapat memusatkan perhatian siswa seperti membaca puisi, sastra, menggambar
musik dan bahasa.
Keuntungan lainnya dari media audio sadiman ( 2005 : 51 ) .
a. Dapat menggantikan guru dengan lebih baik misalnya menghadirkan ahli
dibidang – bidang tertentu, sehingga kelemahan guru dalam mengajar dapat
digantikan.
b. Pelajaran lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah dan metodis. Ini
mengingat guru kita terkadang jarang mempunyai waktu yang luang dan sumber
untuk mengadakan penelitian.
c. Dapat menyajikan laporan seketika, karena biasanya siaran–siaran yang aktual
itu dapat memberikan kesegaran pada sebagian besar topic.
d. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
Keuntungan media audio Arsyad ( 2003 : 45 ) adalah :
a. merupakan peralatan yang sangat murah dan lumrah sehingga mudah
dijangkau oleh masyarakat,
b. rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga isi pesan
dapat berada ditempat secara bersamaan,
c. merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian.
d. rekaman dapat digunakan sendiri oleh siswa untuk mendengarkan diri
sendiri sebagai alat diagnosis guna untuk membantu meningkatkan
keterampilan membaca, mengaji dan berpidato,
e. dalam pengoprasiannya relatif sangat mudah.
Keterbatasan media audio Arsyad( 2003 : 46 ).
a. Dalam suatu rekaman sulit menemukan lokasi suatu pesan atau informasi,
jika pesan atau informasi tersebut berada di tengah–tengah pita, maka akan
memakan waktu yang lama untuk menemukannya, apalagi jika radio-tape
tidak memiliki angka- angka penentuan putaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
b. Kecepatan rekaman dan pengaturan trek yang bermacam – macam
menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam
pada suatu mesin perekam yang berbeda.
Penggunaan media audio dalam dunia pembelajaran Rivai ( 2005 : 131 ) memiliki
kekurangan antara lain :
a) memerlukan suatu pemusatan pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu,
sehingga pengertinnya harus didapat dengan cara belajar yang khusus.
b) media audio yang menampilkan simbol digit dan analog dalam bentuk auditif
adalah abstrak, sehingga pada hal-hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman
visual.
c) karena abstrak, tingkatan pengertinnya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan
penguasaan pembendaharaan kata–kata atau bahasa, serta susunan kalimat.
d) media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah
mempunyai kemampuan dalam berpikir abstrak.
e) penampilan melalui ungkapaqn perasaan atau symbol analog lainnya dalm
bentuk suara harus disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog tersebut
pada si penerima. Bila tidak bisa terjadi ketidak mengertian dan bahkan
kesalahpahaman.
4. Cara penggunaan media audio
Dalam pembuatan atau penggunaan media ada beberapa peralatan pokok
yang harus diperhatikan diantaranya : mikrofon, alat perekam (recorder ), alat
pemutar hasil rekaman ( player), alat penyampur sumber suara (mixer) dan
beberapa fasilitas lainnya yang diperlukan. Rivai ( 2005 : 152 ).
Langkah–langkah untuk mempersiapkan media audio Arsyad¬ (2003:46 ) adalah:
a) Mempersiapkan diri
b) Mempersiapkan kesiapan siswa
c) Mendiskusikan membahas materi program audio.
d) Mendengarkan materi audio yang akan dibahas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Langkah–langkah yang harus dipersiapkan dalam menggunakan media audio
meliputi tiga hal menurut Sudjana ( 2005 : 130 ) yaitu :
1) langkah persiapan meliputi : persiapan dalam merencanakan, memberikan
pengarahan terhadap siswa mengenai ide – ide yang sulit, menentukan sasaran,
periksa peralatan.
2) langkah penyajian meliputi : menyajikan waktu yang tepat, mengatur situasi
ruangan, berikan motivasi untuk siswa
3) tindak lanjut.
Teknik penggunaan rekaman menurut Hamalik ( 1994 :¬ 103 ) antara lain :
a) kelas harus dibawa kearah belajar mendengarkan rekaman secara aktif
b) guru hendaknya mengenal dan memahami rekaman tersebut
c) menguasai penggunaan rekaman dan cakap mempergunakan rekaman dalam
belajar
d) kegiatan lanjutan.
Teknik dalam perekaman radio pendidikan sudjana ( 2005: 139 ), mengusulkan
hal– hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. pilih subjek atau tema yang menarik dan mengundang perhatian mereka,
b. tentukan garis- garis besar cerita atau membuat synopsis,
c. tentukan pemain, pelaku, penangungjawab dan sebagainya,
d. adakan latihan diluar studio untuk melatih penjiwaan mereka,
e. pilih sound effect yang sesuai, kemudian coba rekam dan adakan revisi.
5. Evalusi penilaian hasil dari media audio
Untuk mengukur atau mengevaluasi sejauh mana perkembangan kemampuan
siswa mendengar, memahami, dan menghargai materi audio antara lain :
1) dengan memberikan tugas untuk mendengar rekaman kuliah atau pidato,
siswa disuruh mengajukan pertanyaan atas apa yang didengarnya,
2) untuk mendengarkan sebuah drama yang belum dikenal siswa ditugaskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3) untuk mengidentifikasi berbagai unsur seperti pembicara, waktu, peristiwa
dan gagasan – gagasan,
4) untuk drama atau pidato kuliah, mintalah siswa secara kritis untuk
mengevaluasi gagasan, pengucapan bicara, ekspresi dan aspek lainnya,
5) dengarkan sebuah cerita atau masalah dan hentikan cerita sebelum
berakhir, kemudian minta siswa untuk mengungkapkan akhir bagaimana
akhir dari cerita atau masalah tersebut menurut versi mereka sendiri.
Media Audio merupakan bentuk pembelajaran yang murah dan terjangkau.
Media ini berfokus pada pendengaran,disamping menarik dan memotivasi siswa
untuk mempelajari materi lebih banyak, materi audio dapat digunakan untuk :
1. mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang elah
didengar.
2. mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan mengungkapkan
pendapat-pendapat para ahli yang berada jauh dari lokasi.
3. menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa.
4. mempersiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat
kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah.
3. Pengertian Audio Visual
Merupakan pengabungan penggunaan suara dengan gambar untuk menggali
sebuah informasi (Gorys Keraf:2011: hal 3).
Langkah kegiatan Media Audio Visual dalam pembelajaran menulis
argumentasi adalah sebagai berikut:
1) guru mengungkapkan manfaat menulis argumentasi,
2) guru menyampaikan materi sesuai topik pembelajaran,
3) guru membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok,
4) guru mendemonstrasikan film dengan media Audio Visual,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
5) guru menginformasikan kepada tiap kelompok mengenai langkah
pembelajaran Media Audio Visual yang akan dilaksanakan,
6) guru berkeliling mengawasi kerja kelompok,
7) secara bergiliran, wakil dari setiap kelompok membacakan hasil
diskusinya di depan kelas,
8) kelompok yang lain memberikan tanggapan dan guru memberikan umpan
balik serta atas materi yang telah dipresentasikan siswa secara singkat,
9) guru memberikan skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan
kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dengan baik,
10) pada akhir kegiatan guru bisa memberikan tes untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa.
Berdasarkan Buku Penilaian Belajar Bahasa, Burhan Nurgiantoro (Hal 440),
contoh penilaianya seperti berikut :
No. Komponen Yang Dinilai Rentangan Skor Skor
1. Isi gagasan yang dikemukakan 13-30
2. Organisasi isi 7-20
3. Tata bahasa 5-25
4. Gaya pilihan struktur dan kosakata 7-15
5. Ejaan dan tata tulis 3-10
Jumlah
E. Penelitian yang relevan
1.Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Melalui Penggunaan Media
Visual Siswa Kelas V SD Barengan Kecamatan Teras Boyolali Tahun Ajaran
2010/2011 (Oleh Siti Badriyah).
a.Perbedaan : penelitian Siti Badriyah hipotesisnya pada peningkatan kemampuan
menulis karangan secara umum, jadi bisa argumentasi, deskripsi, narasi dan
ekposisi, sedangkan pada skripsi ini berfokus pada satu masalah pada penulisan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
argumentasi. Selain itu pengunaan media Siti Badriyah menggunakan satu media
yaitu visual, sedangkan skripsi ini dengan audio dan visual.
b.Persamaan: penelitian ini sama-sama menggunakan media visual dan
meningkatkan salah kemampuan dalam mengarang argumentasi.
2. Penerapan Pendekatan Pembelajaran CTL Berbantuan Media Audio Visual
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SMP Negeri 4 Ngawen Gunung
Kidul (Oleh Sunartri)
a. Perbedaan : Pada skripsi Sunarti menggunakan metode dan media untuk
meningkatkan hasil dan prses belajar sedangkan skripsi ini menggunakan media
saja.
b. Persamaan : Skripsi ini sama-sama menggunakan media audio visual untuk
meningkatkan hasil dan proses pembelajaran.
3.Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Penerapan Media Buku
Cerita Bergambar (Audio Visual) Pada Siswa VII B SMP AL Islam Al Hadi
Mojolaban Tahun Ajaran 2008/2009 (Oleh Endang Susilowati)
a. Perbedaan : Hipotesis skripsi Endang Susilowati berfokus pada peningkatan
menulis Narasi sedangkan pada penelitian ini berfokus pada penulisan
argumentasi.
b. Persamaan : sama-sama menggunakan media audio visual.
4. Upaya Peningkatan Ketrampilan Menulis Argumentasi Dengan Menggunakan
Media Tajuk Rencana Siswa Kelas XI SMK Negeri I Pundong, Bantul (Oleh Dia
Sintawati)
a. Perbedaan : Dia Sintawati menggunakan media tajuk rencana namun pada
skripsi ini menggunakan media audio visual.
b. Persamaan : Banayak hal yang sama dari skripsi ini dengan skripsi Dia
Sintawati terkait kajian pustaka tentang menulis argumentasi, hipotesis sama-sama
berfokus pada penulisan argumentasi. Selain itu persamaan lain penelitian ini
sama-sama ditujuan pada siswa SMK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
F. Kerangka Berpikir
Siswa Kelas XI UPW 3 SMK Negeri 6 Surakarta mengalami kesulitan
pada saat kegiatan menulis, terutama pada kompetensi dasar menulis argumentasi.
Hal tersebut diakibatkan karena kurangnya minat dan motivasi siswa terhadap
pelajaran membaca khususnya menulis argumentasi. Apalagi guru hanya
memberikan materi menulis argumentasi dari buku teks yang sudah dibaca di
rumah, sehingga siswa menjadi bosan dan tidak termotivasi dalam pembelajaran
tersebut. Pada pembelajaran menulis argumentasi, guru hanya menggunakan
sumber buku teks dengan metode pembelajaran yang konvensional. Selain itu,
apabila menggunakan materi yang baru, siswa malas menulis karena banyaknya
bacaan atau kurangnya motivasi dalam dirinya, sehingga apabila diperintahkan
untuk menulis siswa menggunakan waktunya untuk melamun atau bermain. Hal
ini menyebabkan siswa kurang berminat dan bosan dengan pembelajaran menulis,
yang mengakibatkan hasil evaluasi menulis siswa tidak maksimal.
Untuk itu perlu pembelajaran yang inovatif, seperti menggunakan media
Audio Visual, agar semakin menarik antusiasme siswa. Penggunaan metode ini
dalam pembelajaran menulis argumentasi akan mengakibatkan siswa berperan
aktif dalam kelompok untuk menguasai materi yang disajikan guru. Siswa juga
lebih leluasa menyampaikan ide mereka dengan teman-teman sejawatnya.
Hasilnya diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam
pembelajaran menulis argumentasi, sehingga hasil evaluasi menulis argumentasi
pun baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Gambar 1: Bagan Kerangka Berpikir
Kondisi sebelum tindakan
<50% yang mampu menulis Argumentasi, Siswa Pasif dalam pembelajaran, Tulisan Argumentasi tidak runtut, Tulisan Argumentasi
kurang dari satu halaman
Penerapan media Audio Visual dalam menulis argumentasi
>75% siswa mampu menulis argumentasi, Siswa aktif selama pembelajaran, Tulisan argumentasi siswa runtut,
Tulisan argumentasi lebih dari satu halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
G. Hipotesis Tindakan
Dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:
1.penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil kemampuan
menulis argumentasi pada siswa Kelas XI UPW 3 SMK Negeri 6 Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Dapat mengetahui proses penggunaan media audio visual dalam
kemampuan menulis argumentasi pada siswa Kelas XI UPW 3 SMK Negeri 6
Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 6 Surakarta, Kota Surakarta.
Dipilihnya sekolah tersebut sebagai tempat penelitian karena pertama guru di
sekolah tersebut merasa kesulitan untuk menerapkan pembelajaran menulis
argumentasi karena siswa merasa sulit untuk memahami argumentasi yang
diberikan oleh guru dan kurang termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran
menulis argumentasi, serta guru merasa kesulitan mengambil model pembelajaran
yang cocok untuk pembelajaran menulis argumentasi. Kedua sekolah tersebut
meskipun dikategorikan sebagai salah satu sekolah ternama di Kota Solo yang
cenderung belum memiliki perbendaharaan model pembelajaran yang dapat
mengembangkan potensi siswa. Ketiga, tempat ini belum pernah digunakan
sebagai objek penelitian sejenis sehingga terhindar adanya penelitian ulang.
Pra penelitian ini dilakukan sejak bulan Oktober dan November 2011 dan
penelitian bulan Februari hingga bulan Maret 2012. Namun, secara efektif
penelitian tersebut dilaksanakan pada bulan Februari dan Maret 2012. Kegiatan
perencanaan (penyusunan proposal) dilaksanakan pada bulan Januari, pelaksanaan
pembelajaran pada bulan Februari dan Maret, sedangkan penyusunan laporan
pada bulan Maret minggu ke IV sampai April minggu ke II. Penetapan Kelas XI
semester II didasarkan kurikulum KTSP, aspek kemampuan menulis argumentasi.
Jadwal kegiatan penelitian yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan
penyusunan laporan hasil penelitian dibuat dalam bentuk tabel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan ini adalah guru kelas dan siswa Kelas XI
semester 2 SMK Negeri 6 Surakarta, Kota Surakarta. Siswa tersebut berjumlah 31
orang, terdiri dari 4 laki-laki dan 27 perempuan. Penelitian ini bersifat kolaboratif
yang melibatkan peneliti sebagai kolaborator, dan guru sebagai subjek penelitian
yaitu Fatkul Rujito, S. Pd.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi
observasi, wawancara , diskusi dan kajian dokumen. Observasi dilakukan dalam
kelas, tempat terjadinya pembelajaran dan mencatat semua kegiatan yang ada
dalam pembelajaran tersebut. Agar dapat membantu menentukan tindakan-
tindakan yang akan diberikan dalam setiap siklus. Wawancara dan diskusi
dilakukan dengan guru Kelas XI SMK Negeri 6 Surakarta, dan siswa yang aktif
dan tidak aktif dalam pembelajaran. Kajian dokumen yakni dokumen lembar kerja
hasil pembelajaran menulis argumentasi.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis pengumpulan data yakni mengunakan analisis data dari
Miles dan Huberman yakni menggunakan model mengalir. Peneliti mengunakan
data yang bergerak. Pengumpulan data, displai data, reduksi data dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi dapat dilakukan secara interaktif.
a. Reduksi data
Sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data kasaran yang muncul dari catatan-catatan
yang tertulis di lapangan.
b. Penyajian data
Sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan.
c. Penarikan Kesimpulan Atau Verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan sebagian kegiatan , pemikiran kembali
atau tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan.
E. Prosedur Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Dalam pelaksanaan PTK ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam
siklus (direncanakan tiga siklus), yang setiap siklusnya tercakup empat kegiatan,
yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan intepretasi, dan (4)
analisis dan refleksi.
Langkah-langkah penelitian tindakan kelas meliputi tahapan –tahapan
yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun langkah-
langkahnya digambarkan sebagai berikut:
Rancangan siklus I
1) Tahap perencanaan,peneliti membuat persiapan pelaksanaan pembelajaran
dengan skenario lengkap dan mencakup kegiatan:
a) Menyusun silabi dan rencana pembelajaran (RP) dengan materi
menulis argumentasi.
b) Merancang skenario pembelajaran menulis argumentasi dengan
menggunakan laporan kegiatan sekolah, dengan langkah-langkah (a)
guru memperkenalkan laporan kegiatan sekolah sebagai bahan
pelajaran menulis argumentasi, (b) guru meminta siswa untuk
membentuk kelompok kecil yang beranggotakan empat orang yang
heterogen, (c) secara berkelompok siswa mencatat hal-hal yang
penting dalam laporan kegiatan sekolah tersebut tersebut, (d) siswa
menganalisis hal-hal yang mungkin akan ditanyakan dalam laporan
kegiatan sekolah tersebut, (e) guru memberikan pertanyaan yang
berkaitan dengan laporan kegiatan tersebut, (f) masing-masing
kelompok memberikan jawaban dan dipresentasikan di depan kelas
diwakili oleh ketua kelompok, (g) siswa saling memberi tanggapan
PLANNING
REFLECTING OBSERVING
ACTING
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
antara kinerja kelompok yang lain, dan (h) guru mengevaluasi hasil
kerja siswa.
c) Guru memberikan refleksi atas pembelajaran tentang menulis
argumentasi.
2) Tahap pelaksanaan, kolaborator melaksanakan proses pembelajaran sesuai
dengan RPP yang telah dibuat dan dilakukan dengan mengadakan
pembelajaran yang dalam satu siklus dua kali tatap muka, yakni 2 x 45
menit, sesuai dengan skenario pembelajaran dan RP pada siswa. Pada
siklus I ini, pembelajaran dilakukan oleh guru kelas, sedangkan
kolaborator melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan
wawancara siswa setelah pembelajaran berakhir.
3) Tahap observasi, dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran
(aktivitas guru dan siswa). Kegiatan observasi telah direncanakan dengan
membuat penilaian pada kriteria tertentu yang telah disiapkan oleh
peneliti. Agar data dapat lebih akurat, peneliti melakukan kegiatan
wawancara kepada siswa agar pembelajaran bisa lebih baik di siklus
selanjutnya.
4) Tahap analisis dan refleksi, dilakukan dengan menganalisis pekerjaan
siswa, hasil observasi, dan hasil wawancara. Berdasarkan hasil analisis
tersebut akan diperoleh hal-hal yang perlu diperbaiki atau disempurnakan.
Kualitas proses pembelajaran dinyatakan mengalami perbaikan apabila
capaian pada indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sesuai target.
a. Rancangan siklus II
Pada siklus ke II akan dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus pertama.
1) Tahap perencanaan, mencakup kegiatan:
a) Menyusun silabi dan rencana pembelajaran (RP) dengan materi
menulis argumentasi yang berbeda dengan siklus pertama.
b) Merancang skenario pembelajaran menulis argumentasi dengan
menggunakan materi informasi dari rubrik/kolom, dengan langkah-
langkah (a) guru memperkenalkan informasi dari rubrik/kolom sebagai
bahan pelajaran menulis argumentasi, (b) guru meminta siswa untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
membentuk kelompok kecil yang beranggotakan empat orang yang
heterogen, (c) secara berkelompok siswa mencatat hal-hal yang
penting dalam informasi dari rubrik/kolom tersebut tersebut, (d) siswa
menganalisis hal-hal yang mungkin akan ditanyakan dalam informasi
dari rubrik/kolom tersebut, (e) guru memberikan pertanyaan yang
berkaitan dengan informasi dari rubrik/kolom tersebut, (f) masing-
masing kelompok memberikan jawaban dan dipresentasikan di depan
kelas diwakili oleh ketua kelompok, (g) siswa saling memberi
tanggapan antara kinerja kelompok yang lain, dan (h) guru
mengevaluasi hasil kerja siswa.
c) Guru memberikan refleksi atas pembelajaran tentang menulis
argumentasi.
2) Tahap pelaksanaan, dilakukan dengan mengadakan pembelajaran yang
dalam satu siklus satu kali tatap muka, yang masing-masing 2 x 45 menit,
sesuai dengan skenario pembelajaran dan RP pada siswa. Pada siklus II
ini, pembelajaran dilakukan oleh guru kelas, sedangkan kolaborator
melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan wawancara siswa
setelah pembelajaran berakhir.
3) Tahap observasi, dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran
(aktivitas guru dan siswa). Kegiatan observasi telah direncanakan dengan
membuat penilaian pada kriteria tertentu yang telah disiapkan oleh
peneliti. Agar data dapat lebih akurat, peneliti melakukan kegiatan
wawancara kepada siswa agar pembelajaran bisa lebih baik di siklus
selanjutnya.
4) Tahap analisis dan refleksi, dilakukan dengan menganalisis pekerjaan
siswa, hasil observasi, dan hasil wawancara. Berdasarkan hasil analisis
tersebut akan diperoleh hal-hal yang perlu diperbaiki atau disempurnakan.
Kualitas proses pembelajaran dinyatakan mengalami perbaikan apabila
capaian pada indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sesuai target.
b. Rancangan siklus III
1) Tahap perencanaan, mencakup kegiatan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
a) Menyusun silabi dan rencana pembelajaran (RP) dengan materi
menulis argumentasi dengan memperbaiki kekurangan dalam siklus II.
b) Merancang skenario pembelajaran menulis argumentasi dengan materi
teks drama, dengan langkah-langkah (a) guru memperkenalkan teks
drama sebagai bahan pelajaran menulis argumentasi, (b) guru meminta
siswa untuk membentuk kelompok kecil yang beranggotakan empat
orang yang heterogen, (c) secara berkelompok siswa mencatat hal-hal
yang penting dalam teks drama tersebut tersebut, (d) siswa
menganalisis hal-hal yang mungkin akan ditanyakan dalam teks drama
tersebut, (e) guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan teks
drama tersebut, (f) masing-masing kelompok memberikan jawaban dan
dipresantasikan di depan kelas diwakili oleh ketua kelompok, (g) siswa
saling memberi tanggapan antara kinerja kelompok yang lain, dan (h)
guru mengevaluasi hasil kerja siswa.
c) Guru memberikan refleksi atas pembelajaran tentang menulis
argumentasi.
2) Tahap pelaksanaan, dilakukan dengan mengadakan pembelajaran yang
dalam satu siklus dua kali tatap muka, yang masing-masing 2 x 45 menit,
sesuai dengan skenario pembelajaran dan RP pada siswa. Pada siklus III
ini, pembelajaran dilakukan oleh guru kelas, sedangkan kolaborator
melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan wawancara siswa
setelah pembelajaran berakhir.
3) Tahap observasi, dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran
(aktivitas guru dan siswa). Kegiatan observasi telah direncanakan dengan
membuat penilaian pada kriteria tertentu yang telah disiapkan oleh
peneliti. Peneliti melakukan kegiatan wawancara kepada siswa tentang
pembelajaran yang sudah terjadi dalam tiga siklus tersebut.
4) Tahap analisis dan refleksi, dilakukan dengan menganalisis pekerjaan
siswa, hasil observasi, dan hasil wawancara. Apabila target pembelajaran
tercapai, maka perencanaan siklus dapat dihentikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
F. Jadwal Penelitian
Tabel Jadwal Penelitian
Kegiatan Desember Januari Februari Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4A. Persiapan X
X
X
-
-
X
X
X
X
X x
X
X
X
X
X
X
X
X
X
1. Menyusun
Proposal 2. Koordinasi
dengan guru dan KS
3. Menyusun instrument
4. Mengadakan simulasi
B. Pelaksanaan pembelajaran
1. Siklus I a. Perencanaan b. Pelaksanaan c. Observasi d. Analisis dan
refleksi 2. Siklus II
a. Perencanaan b. Pelaksanaan c. Observasi d. Analisis dan
refleksi 3. Siklus III
a. Perencanaan b. Pelaksanaan c. Observasi d. Analisis dan
refleksi C. Penyusunan
laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB IV
BASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 6 Surakarta yang memiliki 3
tingkatan kelas, yaitu kelas X, XI, dan XII. SMK Negeri 6 Surakarta, membuka
lima jurusan, yaitu jurusan 1) Administrasi Perkantoran (AP), 2) Usaha Perjalanan
Wisata (UPW), 3) Akutansi (AK), 4) Multimedia (MM) dan 5) Manajemen Bisnis
(MB). Setiap tingkatan terdiri dan tiga jurusan dengan jumlah 13 kelas. Jadi,
keseluruhanjumlah kelas di SMK Negeri 6 Surakarta, hli yaitu 39 kelas.
Penelitian mi dilakukan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari sampai
dengan Maret 2012, pada semester genap Tahun Ajaran 2011/2012. Waktu
penelitian jul disesuaikan dengan Kurikulwn Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) di
SMK yang menyatakan bahwa kompetensi dasar mengenai keterampilan menulis
ada di kelas XI semester genap.
Subjek penelitian mi hanya satu kelas saja, yaitu kelas XI jurusan UPW-III.
Dan yang bertindak sebagai kolaborator dalam penelitian adalah guru Bahasa
Indonesia
B. Deskripsi Siklus Per Siklus
1. Pratindakan
Penelitian melakukan observasi awal pada tanggal 15 Desember 2011. Pada
waktu observasi, peneliti melakukan wawancara dengan guru untuk mengatahui
tingkat keterampilan siswa dalam menulis. Wawancara yang dilakukan
memperoleh keterangan bahwa keterampilan menulis siswa kelas XI UPW III
adalah yang paling rendah dibandingkan dengan kelas lainnya, dan segera
dibutuhkan perbaikan. Berdasarkan diskusi antara guru dan peneliti, diputuskan
kelas XI UPW III yang dijadikan pengambilan data.
Pengaturan jadwal rencana tindakan disusun sebelum tindakan dilakukan.
Pengaturan jadwal rencana tindakan didiskusikan antara peneliti dan guru Bahasa
Indonesia kelas XI. Jadwal pelaksanaan tindakan menulis argumentasi
menggunakan media audio visual dapat dilihat pada lampiran 5. Guru dan peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
sepakat untuk melaksanakan tindakan menulis argumentasi dengan menggunakan
media audio visual sesuai jadwal mata pelajaran Bahasa Indonsia setiap
minggunya, yaitu pada hari Rabu jam ke 7-8 (12.30 WIB-14.00 WIB). Setiap satu
jam pelajaran terdiri dari 45 menit. Jadi, waktu yang digunakan untuk pelaksanaan
tindakan yaitu 90 menit.
Untuk mengetahui pengetahuan awal dan keterampilan siswa dalam
menulis argumentasi, dilakukan pengisian angket, wawaneara terhadap siswa dan
tes awal menulis argumentasi. Instrumen tes awal ini disusun oleh peneliti dengan
persetujuan guru. Tes awal yang dilakukan adalah menulis argumentasi dengan
tema bebas. Hasil yang diperoleh pada tahap pratindakan akan dianalisis
permasalahan dan kekurangannya, kemudian diperbaiki pada tahap selanjutnya,
yaitu siklus I dan siklus II.
2. Siklus I
Pada siklus 1 ini ada beberapa tahap yang dilakukan, yaitu pereneanaan,
implementasi tindakan, pengamatan, dan evaluasi dan refleksi. Berikut mi
dijelaskan tahapan yang dilakukan dalam penelitian.
a. Perencanaan
Pada awal siklus I ini, kegiatan yang dilakukan adalah pereneanaan
berdasarkan basil pratindakan. Permasalahan yang ditemukan pada saat
pratindakan yaitu pengetahuan dan keterampilan siswa tentang menulis
argumentasi masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil angket,
wawancara dan basil tulisan argumentasi siswa. Hasil tulisan argumentasi
siswa sebagian besar tidak mengandung unsur argument. Melainkan
cenderung ke bentuk narasi atau cerita. Permasalahan tersebut akan
diperbaiki pada siklus I dengan memberikan materi seputar argumeatasi
lebih lengkap. Adapun perencanaan yang dilakukan sebagai berikut.
1) Menentukan jadwal pelaksanaan tindakan menulis argumentasi dengan
menggunakan media audio visual, yaitu dalam 2 kali pertemuan.
Tindakan dilakukan pada han Rabu, tanggal 8 dan 15 Februani 2012.
2) Menyiapkan materi tentang argumentasi.
3) Menyiapkan instrumen pembelajaran yang akan digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
b. Implementasi Tmdakan
Implementasi tindakan menulis argumentasi dengan menggunakan
media audio visual pada siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan.
Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan pada penelitian ini sebagai
berikut.
1) Pertemuan I
Kegiatan awal yang dilakukan yaitu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu dengan menayangkan
Media Audio Visual tentang “Lingkungan Indonesia”. Siswa
menyimak penayangan video, kemudian setelah selesai penayangan
video, siswa diminta untuk mendiskusikan agar bisa bertukar fikiran
tentang argumentasi masing-masing siswa. Setelah itu siswa
menuliskan argumentasi mereka di kertas yang telah disediakan
peneliti.
2) Pertemuan II
Kegiatan awal yang dilakukan yaitu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan , yaitu dengan menayangkan
Video Audio Visual tentang “Bahaya Narkoba”. Siswa menyimak
penayangan video, kemudian setelah selesai penayangan video siswa
dimiinta untuk mendiskusikan agar bisa bertukar fikiran tentang
argumentasi masing-masing siswa. Setelah itu siswa menuliskan
argumentasi mereka di kertas yang telah disediakan peneliti.
c. Pengamatan
Pengataman yang dilakukan yaitu pengamatan terhadap proses
pembelajaran dan pengamatan terhadap produk pembelajaran (tulisan
argumentasi siswa). Pengamatan terhadap proses pembelajaran dan
catatan lapangan. Pengamatan yang dilakukan terdiri dari dua hal yaitu
aktivitas siswa dan guru. Aspek yang diamati pada siswa dalam proses
pembelajaran yaitu perhatian, gairah belajar, keaktifan, dan situasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
KBM di kelas, sedangkan aktivitas guru yang diamati adalah
penyampaian materi, interaksi, penugasan, dan pemantauan.
d. Evaluasi dan Refleksi
Setelah dilakukan tindakan menulis dengan menggunakan media
audio visual, peneliti dan guru menganalisis dan mengevaluasi hasil
tulisan argumentasi siswa dan hasil pengamatan situasi pembelajaran di
kelas. Kegiatan diskusi ini dilakukan untuk menemukan permasalahan
dan kekurangan-kekurangan selama kegiatan pada siklus 1 dan mencari
pemecahan masalah.
Hasil yang ditemukan pada siklus I yaitu dan hasil tulisan argumentasi
siswa, diperoleh informasi bahwa skor rata-rata kemampuan menulis argumentasi
mengalami peningkatan yang lebih baik dan pada waktu pratindakan.. Namun,
meskipun hasil tulisan siswa mengalami peningkatan, tetapi sebagian hasil tulisan
siswa masih terkesan kebingungan untuk mengembangkan kerangka penulisan
argumentasi berdasarkan gambar dan suara/ film menjadi paragraph, untuk
mengatasi hal tersebut direncanakan pada siklus II guru akan membentuk
kelompok kecil dan setiap kelompok diminta untuk mencatat hal-hal yang penting
kemudian siswa menganalisis hal-hal yang mungkin akan ditanyakan dalam
informasi dan media audio visual tersebut. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih
aktif dan dapat menuangkan ide mereka dengan maksimal.
Situasi kelas yang kurang mendukung juga merupakan masalah yang muncul
pada siklus I ini. Hal ini disebabkan banyak siswa yang ramai dan kurang
memperhatikan penjelasan guru. Ada beberapa siswa yang berjalan mondar-
mandir di dalam kelas dan bercakap-cakap dengan temannya saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Diskusi antara guru dan siswa juga tidak berjalan dengan
baik karena hanya siswa yang pintar saja yang diberi pertanyaan oleh guru. Siswa
yang pasif tidak diberi kesempatan untuk bertanyajawab.
Perencanakan pada siklus II guru lebih meningkatkan perannya sebagai
pendidik dengan kegiatan diskusi yang lebih menarik minat siswa dalam
pembelajaran menulis argumentasi. Guru akan meningkatkan interaksi dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
siswa dalam diskusi maupun saat pemberian materi. Pembimbingan dalam tulisan
argumentasi siswa juga akan lebih ditingkatkan lagi agar hasil tulisan yang
diperoleh siswa lebih baik.
3. Siklus II
a. Rencana Terevisi
Rencana terevisi dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil
refleksi siklus I. Hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I
menunjukkan bahwa kemampuan menulis argumentasi siswa
mengalami peningkatan dan pratindakan, namun masih perlu dilakukan
perbaikan. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada pratindakan yaitu
60,19, sedangkan pada siklus I skor rata-rata yang diperoleh yaitu
72,94. Berdasarkan hash skor tersebut, terjadi peningkatan skor rata-
rata sebesar 12,74 atau 2 1,17%. Namun, peningkatan yang terjadi
belum sesuai harapan peneliti dan guru, karena skor rata-rata yang
diperoleh masih dibawah standar ketuntasan pelajaran, yaitu di bawah
75.
Dilihat dan tulisan siswa, dapat dilihat bahwa siswa masih
kebingungkan dalam menuangkan ide dalam bentuk kalimat. Hal
tersebut menyebabkan pendapat yang dikemukakan siswa masih
terbatas dan tidak bisa menceritakan dengan maksimal. Oleh karena itu,
perlu dilakukan tindakan perbaikan keadaan tersebut pada siklus II.
Pada dasarnya pereneanaan pada siklus II hampir sama dengan
perencanaan pada siklus I, yaitu:
1) Menentukan jadwal pelaksanaan tindakan menulis argumentasi
dengan menggunakan media audio visual, yaitu selama 5 kali
pertemuan. Tindakan dilakukan pada hari Rabu, tanggal 1 Februari,
8 Februari, 15 Februari, 22 Februari dan 29 Februari 2012.
2) Menyiapkan instrument pembelajaran yang akan digunakan yaitu
media audio visual pada pertemuan I dengan judul “Pernikahan
dibawah umur” dan pada pertemuan II dengan judul “korupsi” serta
lembar kerja siswa sejumlah 31 lembar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
3) Menyiapkan instrument penelitian berupa lembar pengamatan
situasi pembelajaran di kelas, catatan lapangan, pedoman penilaian
tulisan siswa, angket pascatindakan, perekam dan kamera
4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
ditentukan dan disetujui oleh guru.
b. Implementasi Tindakan
Pada dasamya yang dilakukan pada siklus II ini sama dengan
siklus I dan pertemuan pertama hingga pertemuan terakhir. Hanya saja,
jenis media audio visual yang digunakan ada siklus II berbeda, yaitu
pada pertemuan I dengan judul “Pernikahan Dibawah Umur” dan pada
pertemuan II dengan judul “Korupsi”, dan teknik yang digunakan dalam
pembelajaran menulis argumentasi ada sedikit variasi dibandingkan
pada siklus I. Agar suasana pembelajaran menulis argumentasi lebih
“hidup” dan menarik lagi guru meminta siswa untuk membentuk
kelompok kecil lalu mencatat kemudian menganalisa hal-hal yang
penting mengenai informasi dalam media audio visual tersebut
selanjutnya masing-masing kelompok memberikan jawaban dan
dipresentasikan di depan kelas diwakili oleh ketua kelompok. Cara ini
sebagai upaya untuk memperbaiki tulisan argumentasi siswa pada siklus
I yang terkesan masih kebingungan dalam menuangkan ide untuk
menulis argumen mereka tentang topik dalam media audio visual
tersebut.
Pertemuan terakhir pada siklus II ini juga melakukan kegiatan publikasi.
Selanjutnya, dilakukan pengisian angket refleksi (pascatindakan) dan wawancara
terhadap siswa. Angket dan wawancara pascatindakan tersebut digunakan untuk
mengukur tingkat pengetahuan dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran
menulis argumentasi dengan menggunakan media audio visual yang telah
dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
c. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan juga masih sama seperti pada siklus I, yaitu
aktivitas siswa dan guru dengan aspek yang sama juga. Selain pengamatan
aktivitas siswa dan guru, pangamatan dan penilaian tulisan argumentasi siswa
yang dilakukan dengan pedoman penilaian tulisan argumentasi oleh Nurgiyantoro
(2001 : 307-308) setelah proses pembelajaran selesai.
d. Evaluasi dan Refleksi
Evaluasi hasil akhir penelitian dilakukan utnuk menyimpulkan hasil
tindakan yang diterapkan. Evaluasi dan reflesi pada siklus II dilakukan oleh
peneliti dan guru. Hasil observasi pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan
yang cukup berarti. Perubahan dan pratindakan sampai ke siklus II menuju ke arah
yang lebih baik, dilihat dan segi produk tulisan siswa maupun dan segi proses
pembelajaran.
C. Hasil Peneitian
Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini ada tiga hal, yaitu (1)
basil pratindakan, (2) peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis
argumentasi dengan menggunakan media audio visual, dan (3) peningkatan
kualitas produk pembelajaran menulis argumentasi dengan menggunakan media
audio visual. Berikut ini diuraikan mengenai tiga hal tersebut.
1) Hasil Pratindakan
Sebelum dilakukan tindakan menulis argumentasi menggunakan media
audio visual, terlebih dahulu dilakukan pengisian angket, wawancara, dan tes awal
menulis argumentasi. Pratindakan ini dilakukan untuk mengukur tingkat
pengetahuan awal dan keterampilan siswa dalam menulis argumentasi.
Dan data hasil angket check..list pengetahuan awal dan keterampilan awal
siswa dalam menulis argumentasi pada lampiran 1, dengan jumlah responden 31
siswa diperoleh keterangan sejumlah 21 siswa atau 67,74% siswa menyatakan
mengetahui tentang menulis argumentasi, sedangkan yang menjawab kadang-
kadang menulis argumentasi hanya sejumlah 10 siswa atau 32,26%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Mengenai jenis-jenis tulisan, dan keselunthan siswa yang berjumlah 31,
sejumlah 18 siswa atau 58,06% siswa menyatakan mengetahui dan 13 siswa atau
41,94% siswa menyatakan kadang-kadang.
Perolehan materi menulis yang diberikan oleh guru di sekolah dinyatakan
oleh 22 siswa atau 70,97% siswa, sedangkan 6 siswa atau 19,35% siswa
menyatakan kadang-kadang dan sejumlah 3 siswa atau 9,68% menyatakan tidak.
Sejumlah 4 siswa atau 12,90% siswa menyatakan mereka melakukan
kegiatan menulis argumentasi hanya karena tuntutan sekolah, 16 siswa atau 5
1,61% siswa menyatakan kadang-kadang dan 11 siswa atau 35,48% siswa
menyatakan tidak.
Dan sejumlah 31 siswa sejumlah 6 siswa atau 19,35% menyatakan sering
melakukan kegiatan menulis argumentasi di sekolah, namun ada 22 siswa atau
70,97% siswa menyatakan kadang-kadang dan 3 siswa atau 9,68% siswa
menyatakanjarang melakukan kegiatan menulis di sekolah.
Pertanyaan nomor 6 yaitu menanyakan perasaan siswa jika mendapat tugas
menulis dan guru. Sejumlah 10 siswa atau 32,26% siswa menyatakan senang, 17
siswa atau 54,84% siswa menyatakan kadang-kadang senang, dan ada 4 siswa
atau 12,90% siswa tidak senang dengan tugas menulis yang diberikan oleh guru.
Siswa kadang-kadang melakukan kegiatan menulis argumentasi di luar
sekolah seperti mading, kotak saran, surat kabar dan lainnya dengan jumlah
responden 16 siswa atau 51,61% siswa, sedangkan 12 siswa atau 38,71%
menyatakan tidak pernah melakukan kegiatan menulis argumentasi di luar
sekolah, sisanya sejumlah 3 siswa atau 9,68% siswa menyatakan kadang-kadang
melakukannya.
Keterampilan berbahasa selain menulis yaitu membaca disenangi oleh 24
siswa atau 77,42% siswa dan 7 siswa atau 22,58% siswa yang kadang-kadang
senang membaca. Keterampilan berbahasa lainnya yaitu menyimak juga kadang-
kadang disenenangi oleh 12 siswa atau 38,71% sebanyak 5 siswa atau 16,13%
tidak menyukai kegiatan menyimak, dan hanya 14 siswa atau 45,16% siswa yang
menyatakan menyukai kegiatan menyimak. Berbicara sebagai salah satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
keterampilan berbahasa disenangi oleh 23 siswa atau 74,79%, sedangkan sejumlah
namun ada 8 siswa atau 25,81%siswa yang kadang-kadang menyenangi berbicara.
Hasil angket tanggapan siswa terhadap pengetahuan awal menulis
argumentasi dengan jawaban uraian dapat dilihat pada lampiran 1. Berdasarkan
hasil angket tersebut dapat diinformasikan bahwa pembelajaran menulis
argumentasi mendapat tanggapan negative, yaitu sebesar 45,16%, tanggapan
positif siswa mencapai 25,81% dan sejumlah 29,03% siswa menanggapi biasa
saja.
Dan keseluruhan jumlah responden yaitu 31 siswa, ada 15 siswa atau
48,39% siswa yang menyatakan tidak menyukai pembelajaran menulis
argumentasi, sedangkan 5 siswa atau 16,13% siswa menyatakan kadang-kadang
menyukai kegiatan menulis dan sebanyak 11 siswa atau 35,48% menyatakan
menyukai kegiatan menulis.
Menurut 3 siswa atau 9,68% siswa, menulis argumentasi itu mudah dan
juga menyenangkan, sedangkan 8 siswa atau 23,53% siswa manyatakan kadang-
kadang menulis argumentasi itu mudah dan menyenangkan sisanya menyatakan
tidak mudah dan tidak menyenangkan dalam menulis argumentasi, yaitu 20 siswa
atau 64,52% siswa.
Untuk jawaban pertanyaan ketiga yaitu sejumlah 7 siswa atau 22,58%
siswa menyatakan belum mendapat meteri menulis argumentasi dengan cukup di
sekolah, sejumlah 14 siswa atau 45,16% siswa menyatakan kadang-kadang
mendapatkan materi menulis argumentasi dan sebanyak 10 siswa atau 32,26%
menyatakan sudah cukup mendapat materi menulis argumentasi disekolah.
Berdasarkan presentase yang diperoleh pada hasil angket di atas dapat
disimpulkan bahwa menulis argumentasi tidak menarik dan sulit karena siswa
kurang memiliki wawasan yang luas dan porsi praktik menulis argumentasi di
sekolah kurang, sedangkan praktik menulis di sekolah maupun di luar sekolah
jarang atau kurang mereka lakukan. Kondisi tersebut menyebabkan keterampilan
dalam menulis argumentasi mengalami permasalahan dan harus secepatnya
dilakukan tindakan untuk memperbaikinya. Salah satunya yaitu dengan
menggunakan media audio visual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Hasil wawancara yang dilakukan pada pratindakan juga diperoleh
informasi beberapa siswa menyatakan kurang berminat terhadap pembelajaran
menulis argumentasi. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan wawancara yang
dilakukan peneliti dengan siswa berikut.
Peneliti
S 1
S 2
S 3
: Apakah kalian tertarik dengan kegiatan menulis argumentasi,
baik itu di sekolah maupun di luar sekolah? Sebutkan
Alasannya?
: Enggak, mas. Soalnya kalo nulis itu kan pakai kata-kata
banyak banget. Jadi, aku nya yang males.
: Enggak suka juga, mas. Sulit dan bahan buat dikomentari,
nanti takutnya malah salah nulis”.
: Sedikit tertanik, sih. Kalo’ nggak salah tentang berpendapat,
ya, Mas?”
Dan kutipan wawancara tersebut kegiatan menulis dinyatakan tidak
menarik oleh siswa karena sulit mencari ide topik untuk dikomentari,
membosankan karena yang dilakukan hanya berhadapan dengan tulisan, dan
kurang memahami jenis-jenis tulisan. Tetapi, salah satu siswa menyatakan sedikit
menyukai menulis argumentasi karena dapat mengemukakan pendapatnya.
Kurang terampil siswa dalam menulis argumentasi juga dapat dilihat pada basil
skor rata-rata pratindakan menulis argumentasi pada lampiran 2.
Dan hasil pratindakan tulisan argumentasi siswa, diperoleh skor rata-rata
60,19 yang berarti skor rata-rata tersebut masih dibawah standar ketuntasan
pelajaran, yaitu diatas 75. Skor tertinggi diperoleh S24 (Nurul) dengan skor 84,
sedangkan skor terendah diperoleh S20 (Bilal) dengan skor 40. Skor rata-rata
pratindakan dilihat dan aspek ini menunjukkan angka 18,45 dengan kategori
sedang-cukup, aspek organisasi menunjukkan angka 12,65 dengan kategori
sedang-cukup, aspek kosakata menunjukkan angka 11,94 dengan kategori
sedangcukup, aspek peng bahasa menunjukkan angka 14,06 dengan kategori
sedangcukup, dan aspek mekanik menunjukkan angka 3,10 dengan kategori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
sedang-cukup. Dan skor rata-rata pada tiap aspek yang diperoleh tersebut
diketahui bahwa hasil tulisan siswa belum menunjukkan ketegori cukup-baik.
Perolehan skor yang rendah tersebut disebabkan siswa kurang menguasai
materi menulis argumentasi, kurangnya wawancara tentang topik, pengetahuan
kebahasaan rendah, kurang menguasai tata tulis yang baik, dan lain- lain. Hal ini
menyebabkan hasil tulisan siswa mengalami banyak kesalahan, baik dan segi isi
maupun mekanis.
Berdasarkan basil wawancara, angket, dan pratindakan menulis
argumentasi di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis argumentasi
kurang menarilc minat siswa karena kurangnya latihan dan pengetahuan siswa
dalam penulisan argumentasi yang berpengaruh terhadap hasil skor tulisan
argumentasi siswa.
2) Peningkatan Proses Pemelajaran Menulis Argumentasi Dengan
Menggunakan Media Audio Visual
Penelitian mi dilaksanakan dalam 2 siklus, dan setiap siklus terdiri dan 2
kali pertemuan. Setiap aktivitas siswa dan guru sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini yang dijadikan pengamatan
yaitu aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran menulis argumentasi dengan
menggunakan media audio visual.
Sebelum memasuki tahap tindakan menulis argumentasi dengan
menggunakan media audio visual , terlebih dahulu dilakukan pratindakan menulis
argumentasi dengan tema bebas. Pada tahap pratindakan ini situasi kelas menjadi
gaduh dan tidak terkendali karena siswa kurang terlihat kurang siap untuk
menerima pembelajaran menulis. Sebagian siswa mengajukan protes dengan
pembelajaran yang akan dilakukan saat itu karena bingung dengan apa yang akan
mereka tulis. Proses pembelajaran pada tahap pratindakan terkesan kurang
kondusif karena sebagian besar siswa kurang serius dalam mengeijakan
pratindakan mi.
Setelah pratindakan menulis argumentasi selesai, kemudian memasuki
siklus I dilakukan tindakan menulis argumentasi dengan menggunakan media
audio visual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Aktivitas siswa dan guru dan siklus I dapat dilihat pada lampiran 3.
Berdasarkan informasi hasil aktivitas tersebut, dapat dijelaskan bahwa aktivitas
siswa pada siklus I masih mengalami kendala dalam kegiatan pembelajaran.
Aktivitas siswa kurang berja1an dengan baik karena siswa yang aktif kurang lebih
banya 5 orang saja. Pada saat guru membenikan materi menulis argumentasi,
sebagian besar siswa kurang tertarik. Hal ini berdasarkan pengamatan yang
dilakukan yaitu siswa masih bermalas-malasan dalam memperhatikan penjelasan
dan guru. Siswa cenderung sibuk dengan kegiatannya sendiri yaitu berbincang-
bincang dengan temannya, mempermamkan buku, melamun, dll. Hal ini dapat
dilihat pada kutipan catatan lapangan berikut.
Pada tahap pengembangan kerangka tulisan argumentasi ini,
beberapa siswa masih terlihat kurang berminat dan bersemangat. Hal ini
terlihat dan tingkah laku siswa yang masih bermalas-malasan, berbincang-
bincang dengan temannya, mempermainkan buku, melamun, dll. Respon
siswa yang kurang bagus juga terlihat ketika ada siswa yang berkomentar.
Siswa I:
“Arep nulis opo ki, aku ra dong”. Ada juga siswa yang
berkomentar seperti benikut. Siswa 2 : “Pak, nggak usah banyak-banyak
nulisnya ya? Aku ki ra seneng nulis’e.” guru menjawab:
“ya, kalau ingin pinter nulis dan nilainya bagus, ya dikerjakan
dengan baik dan teliti.”
Catatan Lapangan 2
Dalam proses diskusi pun interaksi antara guru dan siswa kurang berhasil.
Hanya siswa yang cerdas saja yang sering menjawab pertanyaan dan guru. Itu pun
harus dengan ditunjuk oleh guru saat diberi pertanyaan. Peran guru pada tahap
membimbing dan memantau siswa dalam mengembangkan tulisan argumentasi
belum diterapkan dengan baik. Guru hanya mengawasi aktivitas siswa dan depan
kelas sambil sibuk membaca buku. Siswa juga sening mengomentari pertanyaan
dan guru denganjawaban asal saja. Hal ini terlihat catatan lapangan berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Guru mencoba memberikan pancingan kepada siswa agar
menjawab pertanyaan yang dilontarkan.
Guru “Ada empat jenis tulisan atau karangan. Sekarang coba
kalian sebutkan apa saja?”
Siswa 1 : “Mengarang bebas, Pak”.
Siswa 2 : “Huu, ngarang le njawab.”
Siswa 3 “ngaranganyar, Pak.” (sambil tertawa)
Catatan Lapangan I
Dari beberapa keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan media
audio visual dalam meningkatkan keterampilan menulis argwnentasi pada siklus I
ini belum berhasil. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan pengelolaan kelas pada
siklus II.
Aktivitas siswa dan guru pada siklus II dapat dilihat dalam lampiran 3. Dan
hasil pengamatan tersebut diketahui bahwa aktivitas siswa dan guru semakin
menunjukkan peningkatan yang berarti. Proses diskusi berjalan dengan baik, hal
ini dibuktkan dengan penilaian Baik dan Baik Sekali pada format observasi. Pada
siklus II ini siswa yang aktif dan berani mengajukan pertanyaan dalam diskusi
meningkat dibandingkan pada siklus I, yaitu lebih dan 16 siswa.
Siswa menunjukkan perubahan positif dalam menerima pembelajaran yang
dilakukan. Hal ini terliliat pada aktivitas siswa yang mulai antusias dan tenang
saat mengerjakan tugas menulis dan berkurangnya siswa yang bermalas-malasan
maupun berbincang-bincang dengan temannya. Keadaan tersebut dapat dilihat
pada kutipan catatan lapangan berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Pada inti pembelajaran guru menanyangkan media audio visual
yang berjudul “Perkawinan Dibawah Umur”. Pada pertemuan kali ini
guru akan membentuk kelompok kecil dan setiap kelompok diminta
untuk mencatat hal-hal yang penting kemudian siswa menganalisis hal-
hal yang mungkin akan ditanyakan dalam informasi dan media audio
visual tersebut Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih aktif dan dapat
menuangkan ide mereka dengan maksimal. Pada tahap ini reaksi siswa
berubah dibandingkan pada siklus I. siswa lebih antusias dalam
mengikuti pembelajaran karena biasanya tidak pernah dilakukan teknik
seperti itu. Proses pembelajaran Iebih menyenangkan dan siswa mulai
merespon positif dengan berkurangnya siswa yang bermalas-malasan,
berbincang-bincang dengan temannya, dan memperhatikan penjelasan
materi oleh guru.
Catatan Lapangan 4
Saat proses pengerjaan tugas menulis argumentasi pun guru melakukan
pembimbingan dan pemantauan terhadap tulisan siswa agar tulisan yang
dihasilkan lebih baik dan siklus I. Guru sesekali berkeliling kelas untuk
mengontrol kegiatan siswa dalam menuis argumentasi (lihat lampiran I). Tulisan
siswa diperiksa untuk mengontrol kesalahan yang mungkin terjadi, namun tidak
semua pekerjaan siswa diperiksa oleh guru karena membutuhkan waktu yang
lama.
Siklus II dapat diselesaikan dengan baik. Kegiatan selanjutnya yaitu
pembagian angket pascatindakan yang digunakan untuk mengukur tingkat
pengetahuan dan anggapan siswa setelah dilakukan pembelajaran menulis
argumentasi dengan menggunakan media audio visual . Hasil angket yang
diperoleh tersebut dapat dilthat pada lampiran I.
Pernyataan nomor I mengenai keterampilan menulis argumentasi setelah
dilakukan tindakan menggunakan media audio visual, terdapat 16 siswa atau 5
1,61 % yang menjawab belum terampil sebelum dilakukan tindakan menulis
argumentasi dengan menggunakan media audio visual, sedangkan 10 atau 32,26%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
menjawab kadang-kadang terampil dan sebanyak 5 atau 16,13% menjawab sudah
terampil.
Pertanyaan nomor 2 mengenai tanggapan siswa setelah dilakukan
tindakan, sejumlah 21 siswa atau 67,74 % menyatakan semakin paham menulis
argumentasi, sejumlah 10 siswa atau 32,26% dan menyatakan kadang-kadang
paham.
Pertanyaan nomor 3 mengenai peran media audio visual dalam perolehan
ide dan gagasan, siswa menyatakan terbantu dalam menuangkan ide dan gagasan
dengan media audio visual sebanyak 24 atau 77,42%, dan 7 atau 22,58%
menyatakan kadang-kadang.
Dan sedangkan pertanyaan nomor 4 mengenai rasa tertarik dalam menulis
argumentasi setelah dilakukannya tindakan menggunakan media media audio
visual dinyatakan oleh 22 siswa atau 70,97% sedangkan sejumlah 8 siswa atau
25,81% menyatakan kadang-kadang dan 1 siswa atau 3,23% menyatakan tidak
tertarik.
Hasil angket yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa siswa
menjadi lebih paham dan terampil dalam menulis argumentasi, juga siswa
semakin tertarik dengan pembelajaran menulis argumentasi karena dengan
menggunakan media-media audio visual dapat membantu memperoleh ide dan
gagasan yang akan dikemukakannya.
3) Penmgkatan Produk Pembelajaran Menulis Argumentasi dengan
Menggunakan Media Audio Visual
Keberhasilan penelitian ini diukur dan meningkat atau tidaknya kegiatan
belajar mengajar di kelas. Peningkatan tersebut meliputi aktivitas siswa dan guru,
serta hasil tulisan argumentasi siswa. Peningkatan hasil tulisan argumentasi siswa
dianalisis menggunakan pedoman penilaian karangan angumentasi dan
Nurgiyantoro (2001 : 307-308). Dan ketiga tahap penelitian yang dilakukan, yaitu
pratindakan, siklus I, dan siklus II didapatkan hasil skor rata-rata tulisan
argumentasi siswa meningkat lebih baik. Peningkatan hasil tulisan argumentasi
siswa dan pratindakan sampai siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel I
Skor Peningkatan Keterampilan Menulis Argumentasi Siswa
Pratindakan, Siklus I, Siklus II
No Subjek Skor
Pratindakan Siklus Pert I
Siklus I Pert II
Siklus II Pert II
Siklus IIPert II
1 S1 (Abdillah) 46 76 76 94 93 2 S2 (Agil) 45 69 70 77 77 3 S3 (Agus) 50 70 73 80 81 4 S4 (Agustin) 64 75 75 88 88 5 S5 (Astri) 65 75 77 91 95 6 S6 (Ayu Tri) 41 74 73 94 94 7 S7 (Cyntia) 75 72 72 72 73 8 S8 (Defi I) 79 78 69 89 90 9 S9 (Devi Arista) 83 71 75 93 96 10 S10 (Devi I) 44 76 78 89 91 11 S11 (Dias) 72 80 75 76 77 12 S12 (Diva) 65 61 60 90 96 13 S13 (Dwi M) 65 73 75 86 85 14 S14 (Dwi S) 65 74 75 91 91 15 S15 (Putri S W) 43 74 72 74 75 16 S16 (Fitriawati) 65 72 74 76 75 17 S17 (Indastri) 43 59 70 82 83 18 S18 Liza) 75 70 71 92 61 19 S19 (Niagara) 46 68 71 77 7620 S20 (Bilal) 40 54 58 62 60 21 S21 (Niken) 69 69 67 79 80 22 S22 (Nila Octa) 70 75 77 90 92 23 S23 (Novi S) 72 72 72 79 79 24 S24 (Nurul) 84 86 75 86 89 25 S25 (Reza) 64 70 71 78 76 26 S26 (Ridho) 44 69 75 78 82 27 S27 (Rina P) 75 86 86 93 96 28 S28 (Septiana) 62 81 79 91 92 29 S29 (Wiwin) 69 71 72 76 77 30 S30 (Yuli) 68 80 83 85 85 31 S31 (Yulianti) 44 55 65 73 75 Jumlah 1866 2225 2261 2581 2610 Rata-Rata 60.19 71.77 72.94 83.26 84.19 Skor Teringgi 84 86 86 94 96 Skor Terendah 40 54 58 62 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Skor rata-rata yang diperoleh soal pratindakan yaitu 60,19 dengan skor
tertinggi 84 dan skor terendah 40. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan
mengenai tulisan argumentasi masih rendah dan siswa belum terbiasa menulis
argumentasi. Dengan diadakannya menulis argumentasi pada siklus I diperoleh
hasil skor rata-rata tulisan argumentasi siswa sebesar 72,94 dengan nilai tertinggi
86 dan nilai terendah 58. Hal ini menunjukkan skor rata-rata pada pratindakan
mengalami peningkatan yang baik. Namun demikian, tulisan argumentasi siswa
masih perlu ditingkatkan lagi karena skor rata-rata yang diperoleh belum
mencapai angka di atas 75.
OIeh karena itu, dilanjutkan tindakan menulis argumentasi menggunakan
media audio visual pada siklus II. Siklus II memperoleh skor rata-rata 84,19
dengan skor tertinggi 96 dan skor terendah 80. Hal ini berarti penelitian yang
dilakukan dapat dikatakan memenuhi kriteria keberhasilan tindakan karena sudah
mencapai skor rata-rata diatas 75. Peningkatan skor rata-rata tulisan argumentasi
siswa juga tampak pada setiap aspek penilaian menulis argumentasi dan
pratindakan sampai siklus II berikut.
Tabel 2
Skor Rata-Rata Peningkatan Setiap Aspek
Keterampilan Menulis Argumentasi Siswa
Dari Pertindakan Sampai Siklus II
No Aspek Skor Rata-Rata Peningkatan Persentase Pratindakan Siklus I Siklus II 1 Isi 18.45 22.35 26.32 7.87 42.66 % 2 Organisasi 12.65 14.81 17 4.35 34.39 % 3 Kosakata 11.94 14.35 16.55 4.61 38.61 %
4 Penggunaan Bahasa 14.06 17.29 20.06 6 42.67 %
5 mekanik 3.10 4.13 4.26 1.46 37.42 % Jumlah 6.19 72.94 84.19 24 39.87 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas dapat diperoleh
keterangan peningkatan skor rata-rata pada setiap aspek berikut.
a. Aspek Isi
Pada aspek isi tulisan argumentasi ada beberapa hal yang dinilai yaitu
kesesuaian isi dengan tema, ruang lingkup isi, dan kualitas isi. Pada
pratindakan skor rata-rata yang diperoleh yaitu 60,19 sedangkan pada siklus I
memperoleh skor 72,94. Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan isi
tulisan argumentasi siswa. Akan tetapi, peningkatan tersebut belum
memuaskan karena hanya meningkat 3,9 angka atau 2 1,14% saja dan
temasuk kategori cukup. Pada siklus II terlihat peningkatan yang cukup baik,
dan skor rata-rata pratindakan 18,45 menjadi 26.32 dan skor maksimal
penilaian tulisan argumentasi aspek isi yaitu 30. Siklus II tersebut mengalami
peningkatan 7.87 atau 42.66 % dan dikategorikan baik.
b. Aspek Organisasi
Aspek organisasi meiputi kesatuan alinea, kepaduan ailnea, kejelasan
hubungan antar alinea, dll. Skor maksimal penilaian tulisan argumentasi pada
aspek: organisasi adalah 20. Skor rata-rata yang diperoleh pada pratindakan
sebesar 12.65 dan mengalami peningkatan 2,16 angka atau 17,08 % menjadi
14,81 dengan kategori cukup. Siklus I mengalami peningkatan sebesar 4,35
angka atau 34,39% pada siklus II, sehingga skor rata-rata yang diperoleh
sebesar 17 dengan kategori baik.
c. Aspek Kosakata
Pada aspek kosakata ada beberapa hal yang dinilai yaitu penggunaan
ungkapan atau istilah, kecanggihan pemanfaatan kata, penguasaan kosakata,
dli. Kosakata pada pratindakan menunjukkan kriteria sedang karena skor rata-
rata yang diperoleh adalah 11.94, sedangkan skor maksimal penilaian pada
aspek kosakata yaitu 20. Terjadi peningkatan 2,41 angka atau 20,18% pada
siklus I menjadi 14,35. Peningkatan juga teiadi pada siklus II sebesar 2,2
angka atau 15,33% menjadi 16,55. Dilihat dan pratindakan hingga siklus II,
peningkatan yang tei:jadi sebesar 4,61 atau 38,61%. Hal itu menandakan
peningkatan yang didapatkan dikategorikan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
d. Aspek Penggunaan Bahasa
Hal-hal yang dinilai pada aspek penggunaan bahasa meliputi struktur
kalimat atau penguasaan siklus, variasi penggunaan panjang pendek kalimat,
kalimat ringkas dengan makna luas, dll. Skor maksimal panilaian tulisan
argumentasi pada aspek penggunaan bahasa adalah 25. Skor pada pratindakan
yaitu 14,06 dan terjadi peningkatan angka sebesar 3,23 atau 22,97%, sehingga
skor rata-rata yang diperoleh pada siklus I menjadi 17,29. Dan, pada siklus II
mengalami peningkatan sebesar 6 atau 37,2% dan skor rata-rata pratindakan
menjadi 20,06 dan termasuk kategoni baik.
e. Skor Mekanik
Skor maksimal penilaian tulisan argumetasi pada aspek mekanik
adalah 5 dengan beberapa hal yang dinilai, yaitu ejaan, tanda baca,
penguasaan EYD, bahasa buku, dan kerapihan. Aspek mekanik pada
pratindakan memperoleh skor rata-rata 3.10 dan meningkat sebesar 1,03
angka atau 33,23% menjadi 4,13. Skor rata-rata siklus II mengalami
peningkatan sebesar 1,16 angka atau 37,42% dibandingkan pada saat
pratindakan. Perolehan skor rata-rata tersebut dikategorikan cukup.
Dengan demikian, dan hasil penelitian yang diperoleh sejak pratindakan
hingga siklus II dapat dikatakan penggunaan media audio visual temyata
membantu siswa mendapatkan ide atau gagasan yang memunculkan berbagai
pendapat yang berpengaruh terhadap peningkatan menulis argumentasi.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam pembahasan mi ada tiga hal yang akan dibahas dan diuraikan yaitu
(1) pratindakan, (2) peningkatan proses pembelajaran menulis argumentasi dengan
menggunakan media audio visual, dan (3) peningkatan produk pembelajaran
menulis argumentasi dengan menggunakan media audio visual. Berikut ini
penjelasannya.
1. Pratindakan
Penelitian tindakan menulis argumentasi dengan menggunakan media
audio visual ini dilaksanakan dalam dua siklus. Sebelum tindakan dilakukan,
terlebih dahulu dilakukan pratindakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
pengalaman siswa dalam menulis argumentasi. Pratindakan ini dilakukan dengan
cara pengisian angket, wawancara, dan tes menulis argumentasi. Angket yang
disusun ada 10 butir pertanyaan check list dan 3 soal uraian.
Beberapa pertanyaan yang diajukan peneliti kepada siswa yaitu tentang
pengetahuan meteri menulis argumentasi dan jenis-jenis tulisan lainnya,
kecukupan pemberian materi argumentasi oleh guru, daripada perolehan materi
argumentasi, ketertarikan dan pengalaman dalam menulis argumentasi, dimana
siswa biasa melakukan kegiatan menulis argumentasi, ketertarikan empat
keterampilan berbahasa selain menulis, kendala dalam menulis argumentasi, dan
lainnya.
Dari hasil angket pengetahuan awal dan keterampilan siswa dalam menulis
argumentasi pada lampiran I, dapat disimpulkan bahwa siswa kurang tertarik dan
tidak senang dengan kegiatan menulis argumentasi karena kurang memahami
perihal argumentsi. Kekurang pahaman siswa terhadap menulis argumentasi
tersebut disebabkan oleh kurangnya latihan menulis argumentasi di sekolah, dan
siswa melakukan kegiatan itu pun hanya karena tuntutan sekolah. Siswa tidak
pernah melakukan kegiatan menulis argumentasi di luar sekolah, misalnya
mading, kotak saran, surat kabar, dll. Pengetahuan mengenai tulisan argumentasi
pun hanya didapatkan dan sekolah sedangkan porsi pelajaran Bahasa Indonesia
berdasarkan kurikulum di sekolah masih sangat minim, yaitu 2 jam pelajaran (2 x
45 menit) dalam 1 kali pertemuan setiap minggunya. Hal tersebut juga
mempengaruhi kemampuan siswa dalam menulis argumentasi. Keterampilan
berbahasa selain menulis, yaitu membaca, menyimak dan berbicara, juga hanya
disukai oleh sebagian siswa saja.
Wawancara yang dilakukan terhadap siswa dan guru juga menunjukkan
faktor-faktor penyebab kurang terampilnya siswa dalam menulis argumentasi,
diantaranya siswa merasa kesulitan dalam menuangkan ide dan gagasan karena
kurangnya pengetahuan tentang materi menulis argumentasi yang dilakukan oleh
siswa, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Kurangannya semangat dan
kreatifitas guru juga menjadi penyebab icurang berhasilnya pembelajaran menulis
argumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Peroleban skor rata-rata tulisan argumentasi siswa pada pratindakan ini
juga dikategorikan rendah, yaitu 60,19. Faktor-faktor penyebab kurang
terampilnya siswa dalam menulis argumentsi siswa tersebut mempengaruhi
perolehan skor tulisan argumentasi.
Dan hasil angket, wawancana, dan tes menulis argumentasi pada tahap
pratindakan di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum siswa menganggapi
pembelajaran menulis dengan negatif, wawasan dan pengetahuan siswa kurang
luas, dan kurangnya praktik menulis di sekolah maupun di luar sekolah
menyebabkan siswa kurang terampil dalam menulis, khususnya menulis
argumentasi.
2. Peningkatan Proses Pembalajaran Menulis Argumentasi dengan
Menggunakan Media Media audio visual
Tahap awal dalam penelitian ini adalah wawancara dengan siswa dan guru
Bahasa Indonesia kelas XI UPW III Fatkul Rujito , S.Pd, kemudian dilanjutkan
dengan pengisian angket yang diberikan kepada siswa dan pratindakan menulis
argumentasi. Wawancara yang dilakukan dengan guru untuk mengetahui hasil
tulisan argumentasi siswa pada pembelajaran sebelumnya dan untuk menggali
informasi mengenai teknik dan kesulitan yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran selama ini. Angket, wawancara, dan tes menulis argumentasi yang
dilakukan terhadap siswa juaga dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menulis argumentasi.
Pada akhir siklus II kembali dilakukan wawancara untuk mengetahui
tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan media audio visual dalam
meningkatkan keterampilan menulis argumentasi. Berdasarkan hasil wawancara
terhadap guru dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual untuk
meningkatkan keterampilan menulis argumentasi ternyata memberikan manfaat
yang besar terhadap siswa. Siswa menjadi mudah dalam mendapatkan ide dan
gagasan dalam mengembangkan tulisan argumentasi, siswa menjadi paham tata
cara menulis argumentasi dengan baik dan benar, pengetahuan siswa juga
bertambah seputar hal yang dibahas dalam teks, semangat belajar siswa menjadi
meningkat, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Selama proses pembelajaran berlangsung, aktivitas siswa dan guru diamati
untuk dianalisis kekurangannya dan akan diperbaiki pada siklus selanjutnya.
Berdasarkan informasi hasil pengamatan proses belajar mengajar pada lampiran 3
dapat dijelaskan bahwa alctivitas siswa pada siklus I masih dibawah standar
keberhasilan kegiatan pembelajaran. Pada siklus I masalah yang muncul yaitu saat
guru memberiman materi menulis argumentasi, sebagian besar siswa kurang
tertarik. Hal ini berdasarkan pengamatan yang dilakukan yaitu siswa masih malas
dalam memperhatikan penjelasan dan guru. Siswa cenderung sibuk dengan
kegiatannya sendiri yaitu berbincang-bincang dengan temannya. Peran guru dalam
mengembangkan tulisan argumentasi belum diterapkan dengan baik karena tidak
membimbing dan memantau pekerjaan siswa. Guru hanya mengawasi aktivitas
siswa dan depan kelas sambil sibuk membaca buku. Hal ini menyebabkan siswa
kurang serius dalam belajar karena guru tidak menegur siswa yang ramai.
Dalam proses diskusi pun interaksi antara guru dan siswa kurang benhasil.
Hanya siswa yang cerdas saja yang sering menjawab pertanyaan dan guru. Peran
guru sebagai pengajar juga kurang malcsimal karena hanya mengajukan
pertanyaan kepada siswa yang cerdas dan aktif saja, sedangkan siswa yang pasif
dan kurang cerdas tidak diajak berpartisipasi dalam diskusi. Proses diskusi pada
pertemuan terakhir siklus I menunjukkan bahwa siswa kurang tertarik dan
bersemangat mengikuti diskusi.
Pada tahap publikasi hasil tulisan argumentasi siswa, guru
mempersilahkan salah satu siswa untuk membacakannya didepan kelas. Namun,
publikasi yang dilakukan hanya dan bangku tempat duduk siswa tersebut. Siswa
enggan untuk maju ke dapan kelas karena ragu-ragu dengan hasil tulisannya.
Pembelajaran menulis argumentasi pada siklus I dinilai kurang berhasil menarik
minat dan semangat siswa.
Informasi hasil pengamatan situasi pembelajaran yang diperoleh pada
lampiran 3 yaitu situasi pembelajaran menulis argumentasi di kelas pada siklus II
menunjukkan aktivitas siswa dan guru mengalami peningatan yang berarti. Proses
diskusi beijalan dengan baik, hal ini dibuktikan dengan penilaian Baik dan Baik
Sekali pada format observasi. Dilihat dan segi proses pembelajaran menulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
argumentasi, siswa mulai berani mengajukan pendapat saat berdiskusi dengan
guru. Diskusi dilakukan dengan saling bertanya jawab antara guru dengan siswa.
Siswa yang kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar menjadi lebih berani
mengemukakan ide maupun pendapatnya. Hal ini dikarenakan pada siklus II guru
mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan penunjukan secara acak. Tidak
hanya siswa yang pandai saja yang mampu menjawab pertanyaan dan guru.
Tetapi, siswa yang kurang pandai pun turut untuk menyimak dan mampu berificir
kritis. Siswa yang kelihatannya pendiam dan pasif bukan berarti pengetahuannya
kurang atau tidak tertanik, namun hal itu disebabkan siswa kurang percaya
didalam melakukan diskusi maupun publikasi.
Pada tahap pemahaman topik media audio visual , siswa menjadi lebih
tertarik dan antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Suasana kelas
menjadi lebih santai karena adanya interaksi antara guru dengan siswa pada saat
diskusi dilakukan. Guru mengajukan pertanyaan kepada beberapa siswa yang
kunang aktif agar mampu mengemukakan pendapatnya. Hal-hal yang
didiskusikan seputar topik yang dibaca yaitu ‘Pemikahan dibawah umur’. Pada
topik ini siswa menjadi semangat untuk mengomentarinya karena fenomena ini
banyak teiadi pada remaja sekarang. Jadi, topik yang dipilih tepat dan sesuai
sebagai bahan pembelajaran siswa untuk tidak melakukan pernikahan dibawah
umur. Ketepatan pemilihan topik ini juga mendukung berhasilnya pembelajaran
menulis argumentasi dengan menggunakan media audio visual.
Peningkatan ini sangat berarti karena suasana kelas yang awalnya
cenderung pasif, kemudian berubah menjadi aktif dan bersemangat. Aktivitas guru
dalam mengelola situasi kelas pun mengalami peningkatan. Guru mempersilahkan
siswa untuk bertanya tentang hal yang kurang dipahami. Guru mampu melakukan
pembimbingan dalam proses menulis kepada siswa. Guru tidak sekedar ceramah,
dan siswa duduk dan mencatat, tetapi guru melakukan pengamatan dan
pembimbingan kepada seluruh siswa dengan berkeliling kelas untuk memeriksa
pekeijaan siswa.
Hal ini mempengaruhi minat dan semangat siswa dalam kegiatan
belajarnya. Proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
dilakukan tindakan dinilai berhasil meningkatkan aktivitas dan semangat siswa
dalani belajar. Keseluruhan proses pembelajaran menulis argumentasi dan
pratindakan hingga akhir siklus II menunjukkan adanya peningkatan dan
perubahan arah yang lebih baik.
3. Peningkatan produk Pembelajaran Menulis Argumentasi dengan
Menggunakan Media Audio Visual
Penelitian mi menggunakan tekuik tes menulis untuk menjaring data hasil
tulisan argumentasi siswa. Tes yang dilakukan berawal dan pratindakan,
kemudian siklus I dan siklus II. Hasil belajar siswa secara keseluruhan dalam
menulis argumentasi dapat dilihat pada lampiran 2. Skor yang diperoleh
mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Hasil pratindakan menulis argumentasi yang diperoleh yaitu skor rata-rata
tulisan siswa 60,19, sedangkan hasil skor rata-rata tulisan siswa ditinjau dan setiap
aspek ialah (1) isi 18,45 (2) organisasi 12,65, (3) kosakata 11,94 (4) penggunaan
bahasa 14,06, dan (5) mekanik 3,10, sedangkan skor rata-rata pratindakan yang
diperoleh yaitu 60,19. Skor tertinggi diperoleh S24 (Nurul) dengan skor 84,
sedangkan skor terendah diperoleh S 20 (Bilal) dengan skor 40. Skor rata-rata
yang diperoleh tersebut dikategorikan rendah karena standar nilai menulis yang
balk adalah diatas 70, sedangkan skor rata-rata yang diperoleh tersebut di bawah
70.
Skor rata-rata siklus I pertemuan I tulisan argumentasi siswa yaitu 71,77.
Rata-rata skor tertinggi untuk aspek isi yaitu 26 dan skor rata-rata terendah 16,
pada aspek organisasi rata-rata skor tertinggi yang diperoleh yaitu 23 dan skor
rata-rata terendahnya 10, kosakata pada tulisan siswa mendapatkan rata-rata
tertinggi 18 dan 10 untuk rata-rata skor terendahnya, tulisan argumentasi siswa
menggunakan bahasa dengan kategori cukup karena skor rata-rata tertinggi yang
diperoleh adalah 22 dan rata-rata skor terendah 12, dan dan aspek mekanik skor
rata-rata tertinggi dengan jumlah 5 dan skor rata-rata terendah 3.
Skor rata-rata siklus I pertemuan II tulisan argumentasi siswa yaitu 72,94.
Rata-rata skor tertinggi untük aspek isi yaitu 27 dan skor rata-rata terendah 15,
pada aspek organisasi rata-rata skor tertinggi yang diperoleh yaitu 18 dan skor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
rata-rata terendahnya 11, kosakata pada tulisan siswa mendapatkan rata-rata
tertinggi 19 dan 10 untuk rata-rata skor terendahnya, tulisan argumentasi siswa
menggunakan bahasa dengan kategori cukup karena skor rata-rata tertinggi yang
diperoleh adalah 22 dan rata-rata skor terendah 12, dan aspek mekanik skor rata-
rata tertinggi dengan jumlah 5 dan skor rata-rata terendah 3.
Skor rata-rata siklus II pertemuan I tulisan argumentasi siswa yaitu 83,26.
Rata-rata skor tertinggi untuk aspek isi yaitu29 dan rata-rata skor terendahnya 21,
pada aspek organisasi rata-rata skor tertinggi yang diperoleh yaitu 20 dan rata-rata
skor terendahnya 13, kosakata pada tulisan siswa mendapatkan rata-rata tertinggi
20 dan 13 untuk rata-rata skor terendahnya, tulisan argumentasi siswa
menggunakan bahasa dengan kategori cukup karena skor rata-rata tertinggi yang
diperoleh adalah 25 dan rata-rata skor terendah 12 dan dan aspek mekanik skor
rata-rata tertinggi dengan angka 5 dan skor rata-rata terendah 3.
Skor rata-rata siklus II pertemuan II tulisan argumentasi siswa yaitu 84,19.
Rata-rata skor tertinggi untuk aspek isi yaitu 30 dan rata-rata skor terendahnya 16,
pada aspek organisasi rata-rata skor tertinggi yang diperoleh yaitu 20 dan rata-rata
skor terendahnya 13, kosakata pada tulisan siswa mendapatkan rata-rata tertinggi
20 dan 13 untuk rata-rata skor terendahnya, tulisan argumentasi siswa
menggunakan bahasa dengan kategori cukup karena skor rata-rata tertinggi yang
diperoleh adalah 25 dan rata-rata skor terendah 15 dan dan aspek mekanik skor
rata-rata tertinggi dengan angka 5 dan skor rata-rata terendah 3.
Dibawah mi disajikan contoh tulisan argumentasi siswa pada pratindakan.
Data S 05
Malam tahun baru suasana kota Jakarta mulai mencekam
dan memburuk. Hujan yang tak kunjung reda membuat
genangan-genangan air di sepanjang jalan raya yang
mengalir bersama sampah-sampah vane meluap dan sungai.
Angin yang bertiup kencang dan petir yang menyambar
membuat suasana malam tahun baru di kota Jakarta semakin
mencekam dan menakutkan semakin terasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Dan contoh tulisan argwnentasi diatas, dapat dilihat dan segi isi tulisan
data S 05 bukanlah tulisan argumentasi. Tulisan yang dibuat berjenis narasi
kerena tulisan S 05 tersebut menjelaskan runtutan sebuah kejadian atau cerita, dan
tidak mengandung unsur argumennya sama sekali. Pada data S 05 terdapat
kesalahan dalam konstruksi kalimat yang terkesan membingungkan. Tulisan S 05
seharusnya ditulis seperti ini.
Data S 05 Suasana Malam tahun baru suasana kota Jakarta mulai mencekam dan memburuk. Hujan yang tak kunjung reda menyebabkan adanya genangan air di sepanjang jalan raya, dan sungai yang meluap mengalir bersama sampah-sampah. Angin yang bertiup kencang dan petir yang menyambar membuat suasana malam tahun baru di kota Jakarta semakin terasa mencekam dan menakutkan
Pada siklus I pertemuan I teijadi peningkatan hasil tulisan siswa yang
tadinya skor rata-rata pratindakan sebesar 60,19 meningkat sebesar 11,58 atau
19,24 % menjadi 7 1,77. Hasil skor rata-rata tulisan siswa pada siklus I ini yaitu
71,77. Rata-rata skor tertinggi untuk aspek isi yaitu 26 dan skor terendahnya 16,
pada aspek organisasi rata-rata skor tertinggi yang diperoleh yaitu23 dan skor
terendahnya 10, kosakata pada tulisan siswa mendapatkan rata-rata skor tertinggi
18 dan 10 untuk skor terendahnya, tulisan argumentasi siswa menggunakan
bahasa dengan kategori cukup karena skor rata-rata tertinggi yang diperoleh
adalah 22 dan skor terendah 12, dan aspek mekanik skor rata-rata tertinggi dengan
angka 5 dan terendah 3. Berikut ini disajikan contoh tulisan argumentasi siswa
pada siklus I pertemuan I.
Data S 05 Keadaan alam di Indonesia yang tadinya sangat indah
berubah menjadi hancur karena tertimpa suatu bencana tsunami. Seakan-akan Allah dan alam marah kepada umat manusia karena ulah mereka. Dimana-mana terjadi kriminalitas, penggunaan narkoba, pembunuhan dan peijudian meraja lela. Bencana memporak-porandakan seluruh isi bumi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Sebagai umat yang masih diberi kesempatan seharusnya
kita harus saling bergotong royong menjaga bumi kim.
Jangan biarkan pildran kita menjadi gelap karena dapat
menyebabkan perpecahan dibumi kim. Jagalah bumi kita
selagi kita masih mampu dan masih biasa. Agar nantinya
anak cucu kita tidak kesusahan.
Skor tertinggi diperoleh S 05 pada pratindakan yaitu 65 mengalami
peningkatan 10 angka pada siklus I menjadi 75. Hal mi menunjukkan bahwa hasil
tulisan S 05 mengalami peningkatan yang lebih baik.
Pada siklus I pertemuan II teijadi peningkatan hasil tulisan siswa yang
tadinya skor rata-rata siklus I pertemuan I sebesar 71,77 meningkat sebesar 1,17
atau 1,63 % menjadi 72,94. Hasil skor rata-rata tulisan siswa pada siklus I
pertemuan II ini yaitu 72,94. Rata-rata skor tertinggi untuk aspek isi yaitu 27 dan
skor terendahnya 15, pada aspek organisasi rata-rata skor tertinggi yang diperoleh
yaitu 18 dan skor terendahnya 11, kosakata pada tulisan siswa mendapatkan
ratarata skor tertinggi 19 dan 10 untuk skor terendahnya, tulisan argumentasi
siswa menggunakan bahasa dengan kategori cukup karena skor rata-rata tertinggi
yang diperoleh adalah 22 dan skor terendah 12, dan aspek mekanik skor rata-rata
tertinggi dengan angka 5 dan terendah 3. Berikut ini disajikan contoh tulisan
argumentasi siswa pada siklus I pertemuan II.
S 05 Narkoba kini semakin dekat dengan Iingkungan
manusia. Sudah tidak asing lagi. Bahaya narkoba sekarang tidak untuk kalangan dewasa saja, kini narkoba sudah banyak dikonsumsi untuk kalangan remaja bahkan anak-anak. Adanya penggunaan narkoba disebabkan oleh factor lingkungan, pergaulan maupun pengawasan dan keluarga yang kurang.
Narkoba merenggut generasi-generasi muda yang berprestasi. Berbagai cara akan dilakukan seseorang demi mendapatkan uang untuk membeli barang baram tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
seperti mencuri, merampok. Sekali mencoba barang tersebut seperti tidak ada celah untuk dapat keluar dan barang tersebut.
Dan pada waktu digunakan untuk hal-hal seperti itu sebaiknya kita gunakan untuk beribadah, belajar, bermain (sepak bola, main sama teman-teman, maupun makan bareng). Jangan gunakan untuk hal yang tidak berguna dan merugikan.
Skor tertinggi diperoleh S 05 pada siklus I pertemuan I yaitu 75
mengalami peningkatan 2 angka pada siklus I pertemuan II menjadi 77. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil tulisan S 05 mengalami peningkatan yang lebih baik
dalam segi isi maupun kosakata.
Peningkatan yang teijadi pada siklus II pertemuan I juga menunjukkan
adanya perbaikan dan perubahan yang lebih baik. Hal ini tenlihat skor rata-rata
tulisan siswa pada siklus I pertemuan II sebesar 72,94, meningkat sebesar 10,32
atau 14,15% menjadi 83,26 Rata-rata skor tertinggi untuk aspek isi yaitu 29 dan
skor terendahnya 21, pada aspek organisasi rata-rata skor tertinggi yang diperoleh
yaitu 20 dan skor terendahnya 13, kosakata pada tulisan siswa mendapatkan rata-
rata skor tertinggi 20 dan 13 untuk skor terendahnya, tulisan argumentasi siswa
menggunakan bahasa dengan kategori cukup karena skor rata-rata tertinggi yang
diperoleh adalah 25 dan skor terendah 12, dan dan aspek mekanik skor rata-rata
tertinggi dengan angka 5 dan terendah 3. Berikut ini disajikan contoh tulisan
argumentasi siswa pada siklus II pertemuan I yang mengalami peningkatan.
S 05 Dikalangan masyarakat menganggap Syekh Puji
mempunyai kepribadian yang aneh. Tenlebih lagi pada saat Syekh Puji menikahi seorang gadis yang berumur 12 th yaitu Luffiana Ulfa. Menurut Syekh Puji pernikahan tersebut tidak masalah, karena sudah mendapat persetujuan dan pihak orang tua dan pihak gadis tersebut. Sejak dulu Syekh Puji terkenal dengan kebiasaanya berganti-ganti pasangan. Meskipun dan berbagai banyak pihak yang menentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
kebiasaannya tersebut namun Syekh Puji seakan-akan tutup telinga dengan komentar maupun tentangan dan masyarakat.
Dengan kekuasaan dan kekayaan yang dimiliki Syakh Puji, menurut Syekh Puji yang boleh-boleh saja dirinya memiliki banyak istri. Yang terpenting sama-sama suka, cinta dan sama-sama mau. Target selanjutnya yang akan dinikahi adalah gadis yang berumur 11 th, 9 th dan l th.
Namun pernikahannya tersebut menurut hokum telah melanggar hak penlindungan anak dan melanggar UUD. Meskipun pnikaha tetsebut di1akaiaka secára ini menurut saksi maupun masyanakat penilaku Syekh Puji tersebut sebenarnya hanya untuk mencari sensasi saja. Sebenarnya perilakunya tersebut tidak pantas untuk orang yang mengaku bahwa dirinya adalah Syekh.
Sampai saat mi masalah tersebut masih banyak yang membicarakannya, karena sebagian kelompok menjawab bahwa pernikahan tersebut sah namun ada sebagian kalangan juga yang beranggapan bahwa pernikahan tersebut tidak sah karena sebagian kalangan beranggapan bahwa Lutfiana Ulfa masih belum bias dan belum pantas menjadi seorang ibu rumah tangga dengan umur yang masih dikatakan dibawah umur. Remaja anak yang berusia dibawah umur harusnya masih merasakan suka dan asyiknya masa-masa remaja.
Skor tertinggi diperoleh S 05 pada siklus II pertemuan I yaitu T7
mengalaini peningkatan 14 angka pada siklus II pertemuan I menjadi 83,26. Hal
ini menunjukkan bahwa hasil tulisan S 05 mengalami peningkatan yang lebih baik
dalam segi isi maupun kosakata.
Pada siklus II pertemuan II terjadi peningkatan hasil tulisan siswa yang
tadinya skor rata-rata sikus I pertemuan II sebesar 83,26 meningkat sebesar 1,12
atau 0,93 % menjadi 84,19. Hasil skor rata-rata tulisan siswa pada siklus II
pertemuan II ini yaitu 84,19. Rata-rata skor tertinggi untuk aspek isi yaitu 30 dan
skor terendahnya 16, pada aspek organisasi rata-rata skor tertinggi yang diperoleh
yaitu 20 dan skor terendahnya 13, kosakata pada tulisan siswa mendapatkan rata-
rata skor tertinggi 20 dan 13 untuk skor terendahnya, tulisan argumentasi siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
menggunakan bahasa dengan kategori cukup karena skor rata-rata tertinggi yang
diperoleh adalah 25 dan skor terendah 15, dan dan aspek mekanik skor rata-rata
tertinggi dengan angka 5 dan terendah 3. Benikut mi disajikan contoh tulisan
argumentasi siswa pada siklus II pertemuan II.
S 05
Saat ini jumlah koruptor di Indonesia semakin banyak.
Korupsi telah terjadi diberbagai macam bidang, misalnya
pendidikan, pendapatan Negara, perdagangan, maupun dana
pembangunan sarana prasarana Negara. Para koruptor tidak
pemah memikirkan batapa susah dan sengsaranya
masyarakat/ warga Negara Indonesia yang belum tersentuh
mendapatkan bantuan dan pemenintah. Terasa memilukan
melihat masih banyak orang yang kelaparan diluar sana,
anak yang putus sekolah akibat kekurangan biaya, orang-
orang sakit parah yang tidak bias berobat karena terbelit
biaya dan masih banyak orangorang yang buta aksara.
Pengawasan yang kurang menyebabkan bebas
berkeliarnya para koruptor. Mereka hanya bisa bersenang-
senang dan puas tersenyum diatas penderitaan orang 1ain
Adanya korupsi menyebabkan kerugian Negara yang sangat
banyak. Tidak sepantasnya para pejabat Negara yang
menjadi contoh wargawarganya melakukan hal semacam itu.
Meskipun dan pihak lembaga BPK niaupun KPK sudah
berusaha membantu untuk memberantas, namun semua akan
sia-sia jika tidak adanya kesadaran dan pihak-pihak yang
terkait.
Seharusnya pendapatan Negara dipergunakan untuk
hal-hal yang bermanfaat. Seperti, melaksanakan
pembangunan sarana dan prasarana, dipergunakan untuk
memajukan pendidikan di Negara ini dan digunakan untuk
membuat lapangan pekerjaan untuk mengurangi angka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
kemiskinan dan pengangguran di Indonesia, Masih banyak
orang yang membutuhkan bantuan. Untuk para koruptor
sebaiknya dihukum seberat mungkin agar mereka menyesal
dan mereka tidak akan mengulangi kesalahan mereka
kembali.
Selain kesadaran dan pelaku maupun pihak-pihak
yang terkait, tata kelola dan pengawasan harus segera
diperbaiki, supaya tidak bertambah jumlah koruptor di
negeri ini. Agan Negara Indonesia menjadi Negara yang
maju dan makmur tingkat pendapatan Negara juga menaik
dan tidak ada kekurangan/ penyimpangan Negara mi dimata
Negara lain sehingga mereka beranggapan positifterhadap
Negara kita.
Korupsi menyebabkan seluruh aspek-aspek maupun
sectorsektor untuk pembangunan Negara menjadi terhambat.
Memperbaiki tata kelola di sektor-sektor dengan membuka
ruang partisipasi public seluas-luasnya guna mendorong
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran
dan perumusan kebijakan-kebijakan sehingga bisa
menghindari penyimpangan-penyimpangan dan
penyelewengan.
Penegak hukum (kejaksaan, kepolisian, dan KPK)
harus berusaha mengusut tuntas semua kejahatan koruptor
dan semua kasus korupsi di seluruh Indonesia.
Skor tertinggi diperoleh S 05 pada siklus II pertemuan I yaitu 91
mengalami peningkatan 4 angka pada siklus II pertemuan II menjadi 95. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil tulisan S 05 mengalami peningkatan yang lebih baik.
Dan keempat contoh tulisan argumentasi pada S 05 diatas dapat dikatakan
bahwa hasil penelitian tindakan yang dilakukan berhasil meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
keterampilan menulis argumentasi siswa dan telah mencapat standar nilai menulis
yang diinginkan yaitu skor rata-rata di atas 75.
Berdasarkan hasil penelitian dan pratindakan, siklus I, siklus II yang
diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telah mencapai
keberhasilan karena adanya peningkatan yang signifikan. Media audio visual yang
digunakan sebagai media pembelajaran dalam menulis argumentasi ternyata dapat
meningkatkan keterampilan dan skor hasil tulisan argumentasi dalam proses
belajar mengajar di kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dalam
meningkatkan keterampilan menulis argumentasi siswa kelas XI SMK Negeri 6
Surakarta dinilai berhasil dan berpengaruh besar terhadap keterampilan siswa
dalam menulis argumentasi.
Penelitian ini juga menemukan prosedur dan cara menerapkan audio visual
sehingga mempermudah guru maupun siswa dalam proses pembelajaran
selanjutnya dengan penggunaan media audio visual.
Kendala-kendala yang terjadi dalam menulis argumentasi dengan
penggunaan audio visual telah dijabarkan dalam penelitian ini, sehingga memberi
solusi terbaik dalam penulisan argumentasi.
Hal itu dibuktikan dari hasil dan proses penelitian tindakan kelas ini
diantaranya:
1. Proses pembelajaran menulis argumentasi sebelum ada tindakan mendapat
tanggapan kurang baik oleh siswa karena dinilai membosankan yang akhirnya
berpengaruh terhadap keterampilan menulis argumentasi siswa. Namun, setelah
dilakukan tindakan menggunakan media audio visual, terbukti keterampilan siswa
dalam menulis argumentasi meningkat dan mendapatkan respon positif oleh
siswa. Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam mengemukakan pendapatnya
dalam bentuk tertulis. Media audio visual menambah daya khayal dan imajinasi
siswa tentang gambaran keadaan yang akan ditulis.
Hal itu dibuktikan adanya perubahan dan peningkatan aktivitas siswa dan
guru maupun hasil skor tulisan argumentasi siswa menjadikan pembelajaran
menulis argumentasi lebih menarik, memberikan semangat, serta meningkatkan
perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Sebelum dilakukan tindakan menulis argumentasi menggunakan media
audio visual, pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menulis argumentasi
masih rendah. Rata-rata nilai siswa sebelum ada tindakan 60,19 dengan kelulusan
diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak lima orang.
Pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 12,74 atau 21,17% menjadi
72,94, sedangkan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 11,26
atau 15,44% menjadi 84,19. Oleh karena itu, penggunaan media audio visual
sangat berpengaruh atas peningkatan kemampuan menulis argumentasi.
2. Penelitian ini menemukan proses menerapkan pembelajaran audio visual. Hal
itu dibuktikan dari langkah-langkah dalam penggunaan media mulai dari
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Pada tahap perencanaan dilihat dari pratindakan dari kegiatan penentuan
jadwal, menyiapkan materi argumentasi dan menyiapkan instrument pembelajaran
yag akan digunakan.
Pada tahap tindakan dilihat dari kegiatan setiap pertemuanya. Pengamatan
dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran. Pengamatan terhadap siswa
dan guru.
Pada tahap refleksi, penelit dan guru menganalisis dan mengevaluasi
terhadap hasil tulisan argumentasi siswa dan hasil dari pengamatan situasi
pebelajaran di dalam kelas.
3.Kendala-kendala yang muncul dalam penulisan argumentasi dengan
penggunaan media audio visual diantara lain kurangnya segi sarana dan prasarana
yang ada di sekolah sehingga peneliti harus membawa peralatan demi kelancaran
peneletian.
Selain itu kompetensi guru mengajar baru mahir mengoperasikan
computer sehingga proses pembelajaran berjalan relatif lama. Kendala lain
perlunya persiapan matang dari peneliti dengan subjek penelitian khususnya guru
pengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian yang telah dikemukakan di
atas, dapat diimplikasikan sebagai berikut:
1) penggunaan media audio visual memberikan sumbangan yang besar
terhadap keberhasilan peningkatan keterampilan menulis argumentasi. Dengan
demikian, dampak dari proses pembelajaran yaitu penggunaan media audio
visual mempunyai pengaruh yang besar sehingga mampu meningkatkan
keterampilan menulis argumentasi siswa serta perubahan sikap siswa menjadi
lebih aktif dan kreatif).
2) penggunaan media audio visual memberikan suasana pembelajaran
yang lebih menarik, menumbuhkan semangat, mengaktifkan siswa dalam berpikir,
dan memberikan pengetahuan baru dalam pembelajaran menulis argumentasi. Hal
itu berdampak pada hasil pasca tindakan, nilai rata-rata kelas meningkat dari
60,19 menjadi 84,19. Dampak lain jumlah kelulusan dari lima orang (16%)
menjadi 29 orang (94%).
C. Saran
Berdarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, saran yang dapat disampaikan
sebagai berikut.
1. Saran bagi guru,
terutama guru Bahasa Indonesia, agar menggunakan media
pembelajaran yang menarik dalam memberikan materi seperti media
audio visual karena terbukti dapat meningkatkan menulis
argumentasi.
2. Saran bagi siswa,
Dalam pembelajaran agar lebih memperhatikan materi pembelajara
yang disampaikan oleh guru karena hal ini sangat penting dalam
penerapannya di masa kini maupun masa mendatang.
3. Saran bagi peneliti,
Bagi peneliti yang lain agar dapat memanfaatkan penelitian ini
sebagai bahan acuan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
DAFTAR PUSTAKA
Achsin.2011. Media Pembelajaran. Diunduh dari http://guruit07.blogspot.com
2011/01/ pemanfaatan media pembelajaran, selasa 18 agustus 2011 pukul
22.05 WIB.
Arief S. Sadiman. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Azhar, Arsyad. 2011. Media Pembelajaran.Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Blake dan Horalsen dalam Latuheru, 1988. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja
Algesindo.
Burhan, Nurgiantoro. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
D’Anggelo, Frank J.(1980). Process and Thought compation in composition
2nd.ed. With handbook Winthroop Publisher. Cambridge:Massachesets.
Dia, Sintawati. 2009. ”Upaya Peningkatan Menulis Argumentasi Dengan
Menggunakan Media Tajuk Rencana Siswa Kelas XI SMK Negeri I
Pundong, Bantul”. Yogyakarta: Skripsi UNY.
Djente, Borman, Rumampuk. 1988. Media Intruksional. IPS. Jakarta : Depdiknas.
Endang, Susilowati.2008. ”Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Melalui
Penerapan Media Buku Cerita Bergambar (Audio Visual) Pada Siswa
VII B SMP AL Islam Al Hadi Mojolaban Tahun Ajaran 2008/2009”.
Surakarta: Skripsi UNS.
Enre, Fachrudin Ambo. 1988. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Gorys, Keraf. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Grameda Pustaka Utama
Grafindo Persada.
Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan, cetakan ke-7. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti.
Heinich, R, Molenda, M., dan Russell, J.D. 1982. Instructional Media and The
New Technologies of Instruction. New York : John Wiley & Sons.
Ibrahim Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Grafindo Persada.
Latuheru, J.D. 1993. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar-Mengajar Kini.
Ujung Pandang : Penerbit IKIP Ujung Pandang.
Marahimin, Ismail. 1999. Menulis Secara
Populer. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
Nana Sudjana dan A. Riva’i. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Parera, Jos Daniel. 1993. Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga.
Siti, Badriyah.2009. “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Melalui
Penggunaan Media Visual Siswa Kelas V SD Barengan Kecamatan
Teras Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011”. Surakarta : Skripsi UNS.
Sunartri.2008. “ Penerapan Pendekatan Pembelajaran CTL Berbantuan Media
Audio Visual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SMP Negeri
4 Ngawen Gunung Kidul” . Yogyakarta: Skripsi UNS.
Tarmidzi.2011. Media Pembelajaran. Diunduh dari YY9 2011/01/jenis-jenis-
membaca-dan.html pada Senin, 17 Agustus 2011 pukul 21.33 WIB.
Wina, Sanjaya. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Prenada Media
Group.
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user