PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF ALFABET …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4099/1/skripsi...
Transcript of PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF ALFABET …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4099/1/skripsi...
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF
ALFABET DENGAN ALAT PERGA KARTU HURUF
KELOMPOK B DI RA ASSHOLIKHIN KEC. BAWEN
KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ULFA ARIYANTI
NIM. 116 13 02
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
ii
iii
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF
ALFABET DENGAN ALAT PERGA KARTU HURUF
KELOMPOK B DI RA ASSHOLIKHIN KEC. BAWEN
KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ULFA ARIYANTI
NIM. 116 13 02
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
iv
v
vi
vii
MOTTO
“Jangan berdoa agar hidup ini menjadi ringan, tetapi berdoalah agar kau jadi
orang yang tahan banting.”
(ponpes pebelan)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Seluruh anggota keluarga, orang tuaku, adikku, yang telah memotivasiku,
memberi dukungan serta bantuan dan mendo‟akanku
2. Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si yang sabar membimbingku dari semester awal hingga
semester akhir
3. Dra. Hj. Nurhasanah, M.Pd yang dengan sabar membimbingku dalam
penulisan skripsi
4. Semua dosen IAIN Salatiga yang dengan ikhlas dan sabar mendidikku
5. Semua teman-teman dan sahabat-sahabatku
6. Guru-guru dan siswa-siswi RA Assholikhin kec. Bawen kab. Semarang
yang dengan sabar mengajariku
7. Semua pihak yang telah berperan dalam penulisan skripsi ini, terimakasih
atas bantuannya.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWt yang telah
memberikan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peningkatan Kemampuan
Membaca Huruf Alfabet Dengan Alat Peraga Krtu Huruf Kelompok B di
RA Assholikhin Kec. Bawen Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta
para pengikutnya yang setia. Beliau adalah utusan Allah untuk
membebaskan manusia dari kejahiliahan dengan membawa agama islam.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bpk Suwardi, M.Pd. selaku dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si selaku Ketua Jurusan PIAUD IAIN
Salatiga.
4. Dra. Hj. Nur Hasanah, M. Pd selaku Dosen Pembimbing skripsi yang
telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai
ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
6. Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta
bantuan.
7. Semua anggota keluargaku ayah serta ibuku, dan anggota keluarga
yang lain yang telah menemani, membantu, dan memberikan motivasi
kepada penulis.
8. Teman-teman senasib seperjuangan , khususnya PIAUD angkatan
2013. Terima kasih atas dukungan dan bantuannya.
x
xi
ABSTRAK
Ariyanti, Ulfa. 2018. Peningkatan Kemampuan Membaca Huruf Alfabet dengan
Alat Perga Kartu Huruf Kelompok B RA.Assholikhin Tahun
Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam
Negeri Salatiga. Pembimbing. Dra. Hj. Nurhasanah, M. Pd.
Kata Kunci : membaca huruf alfabet, kartu huruf, ra
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca huruf
alfabet dengan alat peraga kartu huruf di RA Assholikhin kelompok B
Kec. Bawen Kab. Semarang tahun pelajaran 2016/2017. Pertanyaan utama yang
akan dijawab melalui penelitian ini adalah bagaimana penggunaan alat peraga
kartu huruf untuk meningkatkan kemampuan membaca pada anak didik di RA
Assholikhin Kec. Bawen Kab. Semarang tahun pelajaran 2016/2017?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan
penelitian tindakan kelas (action research) sebanyak dua siklus.alasan penelitian
menggunakan metode ini adalah karena peneliti terlibat langsung dalam penelitian
sehingga peneliti berkeinginan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dikelas.
Tahap-tahap penelitian ini adalah tahap perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi.
Dari analisis data didapatkan bahwa hasil dari mengenal huruf alfabet di
RA Assholikhin Kec. Bawen Kab. Semarang tahun pelajaran 2016/2017
mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya, yaitu sebelum dilaksanakan
penelitian tindakan kelas sebesar 28%, setelah dilakukan tindakan yang disepakati
yaitu membaca huruf alfabet dengan alat peraga kartu huruf diperoleh pada siklus
I 75% dan siklus II 93%. yang tidak tuntas sebanyak 7% dikarekan tingkat
kemandirian anak yang belum berkembang.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
NOTA PEMBIMBING ................................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... iv
MOTO …………………………………………………………………… ... v
PERSEMBAHAN………………………………………… .......................... vi
KATA PENGANTAR………………………………………… ................... vii
ABSTRAK………………………………………… ..................................... ix
DAFTAR ISI………………………………………… .................................. x
DAFTAR TABEL………………………………………… .......................... xii
DAFTAR GAMBAR………………………………………… ..................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… .................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 5
E. Kegunaan Penelitian .................................................................... 5
F. Definisi Operasional .................................................................... 6
xiii
G. Metode Penelitian ........................................................................ 9
H. Sistematika Penulisan ................................................................. 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Peningkatan Kemampuan Membaca ............................................ 18
1. Pengertian Kemampuan Membaca .............................................. 19
2. Tahap Perkembangan Membaca ................................................. 20
3. Tujuan Membaca……………………… ...................................... 21
4. Fungsi Membaca……………………………………………….. 22
B. Pengertian Huruf Alfabet……………………….. ....................... 23
1. Jenis Huruf ……………………… .............................................. 24
C. Hakikat Alat Peraga Edukatif…………………………............... 25
1. Pengertian Alat Peraga Edukati………………………………… 29
2. Syarat Alat Permaianan Edukatif…….………………………… 29
3. Manfaat Alat Peraga Edukati…………………………………… 30
4. Karekteristik Pemilihan Alat Peraga Edukatif untuk Anak…….. 31
5. Jenis – jenis Alat Permaianan Edukatif………………………… 32
D. Pengertian Kartu Huruf……………………...…………………… 32
1. Metode Penggunaan Kartu Huruf……………………….. .......... 33
2. Cara Membuat Kartu Huruf……………………….. ................... 33
3. Cara Menggunakan Kartu Huruf……………………….. ............ 34
4. Manfaat Menggunakan Kartu Huruf…………………………….. 35
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek ……………. .................... 36
B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra .......................................... 39
C. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I ................................... 40
xiv
D. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II…………………… .. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus .................................................................... 47
B. Pembahasan ................................................................................. 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 58
B. Saran ............................................................................................ 59
C. Penutup……………………………………………………….. ... 62
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
Riwayat Hidup Penulis
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak …..………. 16
Tabel 1.2 Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus dengan Indikator
Keberhasilan…………………………………….. 17
Tabel 3.1 Daftar Siswa ………………………………………………. 37
Tabel 3.2 Daftar Nama Guru………………...………………………... 38
Tabel 4.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak…………... 48
Tabel 4.2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus………………………… 49
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra Siklus………………………………….. 50
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus I…………………………………….. 51
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siklus II……………………………………. 53
Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan Indikator
Keberhasilan………………………………………….…….. 55
Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus I dengan Indikator
Keberhasilan………………………………………………... 56
Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus II dengan Indikator
Keberhasilan…………………………………………….….. 57
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 5 Indikator Tiap Siklus yang Diamati
Lampiran 6 Lembar Observasi
Lampiran 7 RKH
Lampiran 8 Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran 9 Lembar Kerja Anak
Lampiran 10 Surat Keterangan Kegiatan
Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsanagn pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun
2003 pasal 28 ayat 1,2,3 tentang pendidikan anak usia dini yang berisi :
1. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar.
2. Pendidikan anak usia dini di selenggarakan melalui jalur pendidikan
formal, nonformal, informal.
3. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman
Kanak –Kanak ( TK ) Raudhotul Athfal ( RA ).
Peranan guru dalam pembelajaran tercantum dalam UU No. 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 1 yang berbunyi :
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
Membaca merupakan suatu kegiatan menelusuri, memahami hingga
mengeksplorasi berbagai simbol.
2
Simbol dapat berupa rangkaian huruf – huruf, dalam suatu tulisan atau
bacaan, bahkan gambar. Walaupun membaca diartikan demikian, tetapi
secara khusus membaca diartikan mengerti tulisan. Sekarang bagaimana
menjadikan anak mampu membaca dengan baik ?. Untuk menjadiakan anak
mampu membaca yang terpenting dilalukan orangtua dan guru adalah
memilih media atau sarana yang dapat membantu mengasah kemampuan
anak dengan cara yang menyenangkan.
Pendidikan di RA AS-SHOLIKHIN dilaksanakan dengan prinsip bermain
sambil belajar atau belajar seraya bermain sesuai dengan perkembangan anak
didik. Pelaksanaan pendidikan tersebut harus terencana, terprogram dan tetap
memperhatikan tinggkat perkembangan anak. Penggunaan strategi, metode
dan sumber atau media belajar mengajar harus disesuaikan dengan
kebutuhan, minat dan kemampuan anak didik.
Membaca dalam proses pembelajaran memegang peranan yang sangat
penting. Membaca merupakan sarana utama untuk bagi seorang anak untuk
mengasah keingintahuannya. Anak –anak yang memiliki kemampuan yang
baik pula dalam mengungkapkan pemikiran, perasaan serta tindakan
interaktif dengan lingkungnnya.
Begitu pentinggya membaca, Allah menjelaskan dalam AI- Qur‟an surat Al
„alaq ayat 1 sampai 5 yang berbunyi:
3
Artinya :
1 . Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan
2 . Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
3 . Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha mulia
4 . Yang mengajar ( manusia ) dengan pena
5 . Dan mengajarkan manusia yang tidak diketahuinya.
Oleh karena itu, perkembangan kemampuan membaca anak dalam
proses pembelajaran harus memperoleh perhatian yang serius bagi pendidik (
utamanya guru dan orangtua atau keluarga ). Perkembangan kemampuan
membaca anak dapat diamati dalam kemampuan bercerita, bercakap-cakap,
menyanyi dan sebagainya, yang kesemuanya ini dapat diperoleh dari
berbagai sumber baik melalui bahan bacaan, diceritakan orang lain atau
mendengar siaran-siaran media masa baik lewat radio tau televisi. Upaya
untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak di RA. As-sholikhin, dapat
dilakukan melalui berbagai cara dan tahapan-tahapan tertentu.
Dalam rangka untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka perlu adanya
usaha yang dilakukan secara bertahap. Karena membaca merupakan proses
yang lebih rumit dibandingkan dengan proses komunikasi secara lisan.
4
Hal tersebut menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi anak
terhadap pembelajaran. Dari 15 anak yang berhasil hanya 3 anak, baru
mencapai 28%. Itu yang terjadi di RA. As-sholikhin.
Oleh karena itu usaha yang harus ditempuh oleh seorang guru adalah
membentuk kebiasaan dan kegemaran membaca melalui alat peraga yang
dipilih dengan tujuan anak dapat tertarik minat bacanya sejak dini. Alat
peraga itu adalah kartu huruf agar pembelajaran lebih menyenangkan dan
tentunya lebih meningkatkan hasil kemampuan membaca siswa di Ra As-
assholikhin.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti mangambil judul
“Peningkatan Kemampuan Membaca Huruf Alfabet dengan Alat Peraga
Kartu Huruf Kelompok B Ra. As-Sholikhin Tahun Pelajaran 2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar balakang masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana penggunaan alat peraga kartu huruf dalam meningkatkan
kemampuan membaca pada anak usia dini di RA. As-sholikhin ?
5
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
Mendiskripsikan penggunaan alat peraga kartu huruf untuk meningkatkan
kemampuan membaca pada anak usia dini.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian merupakan praduga atau asumsi yang harus diuji
melalui data atau fakta yang diperoleh dengan jalan penelitian (2012 ).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah,
“penggunakan alat peraga edukatif kartu huruf dapat meningkatkan
kemampuan membaca huruf alfabat kelompok B di RA As-sholikhin tahun
ajaran 2016/2017”
E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan melalui
perbaikan pembelajaran di tempat pendidikan, diperoleh banyak sekali
manfaat baik bagi siswa, guru maupun sekolah.
1. Secara Teoritis
a. Sebagai pendorong untuk meningkatkan pelaksanaan pendidik
sehingga dapat menjadi produk pengetahuan bagi orangtua guru.
b. Sebagai informasi pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan
bahasa anak terutama membaca.
2. Secara Praktis
a. Manfaat bagi siswa
1) Meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar anak dalam aspek
pembelajaran bahasa.
6
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap
Konsep-konsep perkembangan bahasa yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Manfaat bagi guru
1) Memperoleh revrensi dalam memilih dan menggunakan
alternative pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi
bahasa, khususnya membaca.
2) Menambah pengalaman dalam dunia pendidikan dan kemampuan
guru dalam melaksanakan perencanaan dan evaluasi kemampuan
siswa.
3) Dapat memperbaiki proses pembelajaran setiap guru dan
mengembangkan profesionalisme guru.
c. Manfaat bagi sekolah
1) Siswa yang bersangkutan akan lebih maju karena siswa dan
gurunya sama-sama memiliki kemaampuan yang bagus.
2) Sekolah tidak akan enggan atau ragu untuk melengkapi fasilitas
dan prasarana demi tuntutan kemajuan pembelajaran.
3) Sekolah dipercaya dan didukung oleh masyarakat jika mutu atau
SDM siswa dan gurunya bagus.
F. Definisi Oprasional
1. Pengertian Kemampuan Membaca
Menurut Nurbiana Dhieni, membaca merupakan satu persatua
kegiatan yang terpadu yang mencangkup beberapa kegiatan seperti
7
mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkan dengan bunyi, maknanya
serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan.
Menurut Yeti Mulyati, membaca merupakan kemampuan
mengenali, memahami dan memetik makna atau maksud dari lambang-
lambang yang tersaji dalam bahasa tulis (2011:45).
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa membaca adalah
kemampuan berbahasa yang bersifat reseptif dalam mengenali huruf dan
kata melalui berbagai lambang atau simbol yang tersaji dalam bahasa
tulis.
2. Pengertian Alat Peraga
Menurut Sudjana, alat peraga pendidikan ialah sebuah alat yang
bisa diserap oleh mata juga telinga yang bertujuan untuk membantu guru
supaya proses belajar mengajar siswa dapat lebih efektif dan juga efisien
(2009: 3).
Menurut Nasution, alat peraga ialah alat pembantu di dalam
mengajar agar bisa efektif (1985:2).
Menurut Faizal, alat perga pendidikan ialah sebagai sebuah
instrument audio ataupun visual yang bisa digunakan untuk membantu
sebuah proses pembelajaran agar menjadi lebih mudah dan juga
membangkitkan minat siswa di dalam memahami sebuah materi. ( 2010:
10)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah
seluruh sesuatu yang dapat untuk digunakan dan juga bisa untuk
dimanfaatkan agar dapat menjelaskan konsep-konsep dari pembelajaran
materi yang juga bersifat abstrak ataupun kurang jelas sehingga menjadi
8
nyata dan jelas sehingga bisa untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan juga minat dari para siswa yang akan menjurus kearah
terjadinya sebuah proses belajar mengajar.
3. Pengertian Kartu Huruf
Kartu Huruf merupakan abjad-abjad A – Z yang dituliskan pada
potongan-potongan suatu media baik karton, kertas maupun papan tulis
atau tripleks. Potongan-potongan kartu huruf tersebut dipindah-pindahkan
sesuia keinginan pembuat suku kata, kata maupun kalimat. Penggunaan
kartu huruf ini sangat menarik perhatian anak dan sangat mudah
digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan. Selain itu kartu
huruf juga melaih kreatif anak dalam menyusun kata-kata sesuai dengan
keinginanya.
Perlu di ketahui bahwa dunia pendidikan pada anak usia dini
memiliki prinsip belajar sambil bermain sehingga dapat menimbulkan
kreativitas pada anak. Prinsip inilah yang perlu di tanamkan pada anak
usia dini. Atas dasar itu materi atau kegiatan bermain sambil belajar di
TK harus disusun dengan tepat sesuai dengan tingkat perkembangan
anak. Materi atau kegiatan ini harus di siapkan secara matang, terperinci
dan jelas.
Bermain sambil belajar sangat cocok untuk dilaksanakan oleh
semua guru sebab pendidikan di TK baru bersifat pengenalan, antara lain
pengenalan angka dan huruf. Salah satu alat peraga yang di jadikan
sebagai media pembelajaran dalam mengenalkan ngka dan huruf ditaman
pendidikan anak usia dini adalah permainan kartu huruf.
9
G. Metode Penelitian
Metodologi penelitian merupakan ilmu yang membahas metode ilmiah
dalam proses penelitian. Untuk mendapat hasil penelitian yang baik, cermat
dan akurat, maka pada penelitian ini akan digunakan tahap-tahap berikut :
1. Rencana Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindak kelas atau
PTK (classroom action research). Penelitian tindak kelas adalah
penelitian yang khusus dimaksudkan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung
berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Jadi penelitian tindakan
kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan
bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada,
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar guru sehingga mampu
menghasilkan anak didik yang berprestasi.
Melalui perubahan , dengan mendorong guru untuk memikirkan
praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan
agar mau untuk mengubahnya Harjodipuro (1997) menjabarkan
sebagai berikut :
Identifikasi masalah
Refleksi
10
SIKLUS I
SIKLUS II
: Kegiatan
: Hasil kegiatan
: Kegiatan berlangsung secara bersamaan
: Urutan pelaksanaan kegiatan
Gambar 1.1. Penelitian Tindak Kelas Kemeis dan Tanggart
Pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen yakni perencanaan (planning),
tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok B RA-Assholikhin
1 kelompok B yang berlokasi di Jalan Mtri Supeno Bawen Desa Manggis,
Pelaksanaan
Perencanaan I observasi
Perencanaan II
observasi
Refleksi
Pelaksanaan
Hasil refleksi
dst
Keterangan
11
Kelurahan Bawen, Kecamatan Bawen, Kab.Semarang tahun pelajaran
2016/2017 yang berjumlah 15 anak yang terdiri dari 6 laki-laki dan 9
perempuan.
Peneliti memilih kelompok B karena usia perkembangan bahasa
sangat penting untuk lebih di prioritaskan semenjak dini, dengan
penguasaan kosa kata bahasa maka anak kelompok B akan mudah
mempelajari aspek perkembangan lainnya (nilai agama dan moral,
kognitif, fisik motorik, sosial emosional dan seni). Semakin banyak anak
didik kelompok B dalam menguasi kosakata bahasa maka akan semakin
cepat mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang baru. Untuk itu
peneliti menggunakan alat peraga kartu huruf sehingga mempermudah
anak untuk mengenal kosakata dan belajar membaca.
3. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca
pada anak usia dini melalui alat peraga kartu huruf. Adapun rencana
penelitian tindakan kelas dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Penyusunan Instrumen Penelitian
Persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melaksanakan
penelitian tindakan kelas ialah melakukan observasi awal untuk
mengetahui permasalahan di kelas terkait dengan kemampuan membaca
anak. Setelah observasi kemudian peneliti menganalisis dan
mendiskusikan dengan guru untuk menemukan pemecahan masalah
dengan menggunakan alat peraga kartu huruf.
b. Sekenario Tindakan
12
Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan sebanyak dua siklus,
setelah sampai pada siklus dua baru peneliti mengambil kesimpulan.
1) Siklus I
a) Perencanaan (planning)
Kegiatan yang di lakukan pada tahap perencanaan tindakan ini adalah :
1) Membuat rencana kegiatan harian (RKH)
2) Mempersiapankan sarana dan media pembelajaran yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
3) Mempersiapkan lembar observasi, dokumentasi, catatan lapangan
yang akan digunakan dalam pembelajaran.
4) Mengkondisikan kelas agar anak focus dalam pembelajaran.
5) Guru harus mengkondisikan anak agar tetap fokus dala
pembelajaran.
6) Guru memberikan evaluasi.
7) Guru mengambil kesimpulan.
b) Tindakan (acting)
Setelah memperoleh gambaran kelas terkait dengan keaktifan
siswa, maka di lakukan tindakan yaitu dengan menggunakan alat peraga
kartu huruf yang mana rencana pembelajarannya telah disusun oleh guru
yang akan di berikan sebagai dasar akan melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan kegiatan harian atau (RKH).
c) Observasi (observing)
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
tindakan yaitu dengan mengamati setiap tindakan yaitu dengan
mengamati setiap tindakan yang dilaksanakan meliputi aktifitas yang
13
dilakukan guru dengan murid, interaksi antara guru dan murid, interaksi
murid dengan murid tentang kegiatan yang sedang berlangsung.
Observasi ini dilakukan untuk merekan aktivitas belajar anak pada saat
pembelajaran.
d) Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan dan mengidentifikasi data
yang di peroleh, yaitu dari pelaksanaan tindakan dan observasi tersebut,
maka diperoleh informasi tentang penggunaan alat peraga kartu huruf.
Kemudian hasil tersebut dianalisa dan di simpulkan bersama guru dengan
observer untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan tindakan yang
sudah dilaksanakan. Apabila tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang diinginkan dari hasil diskusi tersebut dijadikan sebuah
refleksi dalam menyusun perencanaan siklus berikutnya.
e) Siklus II
Pada tahap siklus yang ke-2 ini mengikuti tahapan pada siklus 1.
Siklus 2 merupakan perbaikan dari siklus 1. Artinya rencana tindakan
siklus II disusun berdasarkan hasil hasil ferleksi pada siklus I. Pada
kegiatan siklus II dilakukan sebagai penyempurnaan atau perbaikan dari
siklus I terhahap pelaksanaan pembelajaran dengan alat peraga kartu
huruf. Pada siklus II terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan,
pengamatan dan refleksi hasil yang telah dilakukan.
4. Instrumen Pengumpulan Data
a. Lembar Observasi
14
Observasi adalah instrumen yang sering digunakan dalam
penelitian di bidang pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan 2 panca inderanya yaitu penglihatan dan pendengaran.
Menurut Sukardi (2009 :78) menyatakan bahwa observasi akan lebih
efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta
alami, tingkah laku dan hasil kerja anak didik dalam situasi alami.
Dalam hal ini peneliti mengamati proses belajar, cara membaca
huruf alfabet dengan menggunakan alat peraga kartu huruf saat
pembelajaran berlangsung.
b. Dokumentasi
Dokumentasi Ini berupa foto-foto kegiatan anak selama
pembelajaran berlangsung yang diambil melaui kamera digital dan
melihat secara langsung peristiwa-peristiwa penting selama
kegiatan. Yang meliputi gambaran umum sekolah, keadaan guru,
keadaan sarana prasarana dan keadaan siswa.
c. Pedoman Wawancara
Sebuah wawancara peneliti menyusun pedoman wawancara
terlebih dahulu sesui dengan data yang diperoleh. Wawancara ini
berupa pertanyaan yang terkait dengan aktivitas pembelajaran anak.
Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Simbol Bintang Skor /
Nilai
Kategori Kriteria/ketentuan
15
1 Belum Muncul
(BM)
Jika anak mencoba kurang
tepat atau anak tidak mau
mencoba
2 Mulai Muncul
(MM)
Jika anak nisa dengan bantuan
meniru teman
3 Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
Jika anak bisa dengan bantuan
awalan
4 Berkembang sangat
baik (BSB)
Jika anak bisa tanpa bantuan
Pada penelitian tindak kelas ini digunakan analisis berdasarkan observasi
kegiatan pembelajaran maupun dari hasil tindakan yang telah dilakukan.
Analisis data observasi terhadap guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran
digunakan untuk melakukan refleksi, agar peneliti dapat menentukan tindakan
yang dapat diambil pada siklus berikutnya. Analisi data terhadap anak
dilakukan beberapa tahap seperti Mulyasa(2009:101) yaitu:
1. Menjumlah skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan.
2. Menghitung presentase peningkatan pengenalan huruf alfabet pada
anak.
Presentase pencapaian kemauan rumusan yaitu :
Jumlah Skor Maksimum = skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
Prosentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%
Jumlah skor maksimum
Prosentase Keberhasilan Kelas = Tolal prosentase pencapaian kelas x 100%
16
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan serta memberikan gambaran selintas kepada para
pembaca, maka penulisan skripsi ini dibuat sistematika sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Pendahuluan ini berisi beberapa masalah meliputi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian,
sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka
Pada bab ini akan membahas tentang membaca huruf
alfabet untuk anak usia dini, dan langakah memainkan
kartu huruf.
BAB III : Laporan hasil penelitian
Pada bab ini berisi tentang gambaran umun lokasi, subyek
penelitian, penyajian data, dan diskripsi pelaksanaan siklus
BAB IV : Hasil penelitian dan Pembahasan
BAB V : Penutup
Berisi kesimpulan dan saran.
Bagian akhir dari skripsi ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-
lampiran dan riwayat hidup penulis.
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Membaca Huruf Alfabet
1. Pengertian Kemampuan Membaca
Kemampuan bisa juga disebut sebagai potensi. Kemampuan atau
potensi yang ada di dalam diri setiap individu bisa dipelajari,
dikembangkan, dan diasah agar menjadi lebih baik dari kata mampu yang
bermakna kuasa, bisa, sanggup, dapat, dalam melakukan sesuatu; kaya,
berada, mempunyai harta lebih. Secara umum pengertian kemampuan
menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah suatu kesanggupan
dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan memiliki kemampuan
atau mampu bila ia bisa dan sanggup melakukan sesuatu yang memang
harus dilakukannya. Pengertian lain menyebutkan bahwa kemampuan
merupakan suatu kecakapan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan
atau menguasai hal – hal baru yang ingin dikerjakannya dalam satu
pekerjaan dan hal tersebut bisa dilihat dari masingn – masing individu.
Menurut Robbin, kemampuan adalah suatu kapasitas yang dimiliki oleh
seseorang untuk melakukan tugasnya sehingga bisa menjadi penilaian
atau ukuran mengenai apa yang dilakuakan oleh orang tersebut.
Menurut Yeti Mulyati (2011 : 45) menyatakan bahwa membaca
merupakan kemampuan mengenali, memahami dan memetik makna
atau maksud dari lambang-lambang yang tersaji dalam bahasa tilus. Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kemampuan
18
berbahasa yang bersifat reseptif dalam mengenali huruf dan kata melalui
berbagai lambang atau simbol yang tersaji dalam bahasa tulis.
Menurut saya kesimpulan kemampuan membaca adalah meningkatkan
kemampuan yang di miliki anak untuk lebih mudah mengenal huruf dan
bisa merangkainya menjadi kata.
2. Tahap-tahap Perkembangan Membaca
Kemampuan membaca pada anak berkembang dalam beberapa tahap
menurut Cohrane Efal dalam Bewer (1992 : 260). Perkembangan
membaca anak berlangsung dalam beberapa tahap sebagai berikut :
a. Tahap Fantasi (Magical Stage). Pada tahap ini anak mulai belajar
menggunakan buku, melihat, dan membalik lembar buku, ataupun
membawa buku kesukaannya.
b. Tahap Penmbentukan Konsep diri (self concept syage). Pada tahap ini
anak mulai memandang dirinya sebagai pembaca dimana terlihat
keterlibatan anak dalam kegiatan membaca, berpura-pura membaca
buku, memakai gambar berdasarkan pengalaman yang diperoleh
sebelumnya, dan menggunakan bahasa buku yang tidak sesuai
dengan tulisannya.
c. Tahap membaca gambar (Bridging Reading Stage). Pada tahapan ini
pada diri anak mulai tumbuh kesadaran akan tulisan dalam buku dan
menemukan kata yang pernah ditemui sebelumnya, dapat
mengungkapkan kata-kata yang bermakna yang berhubungan
dengan dirinya, sudah mengenal tusisan kata-kata puisi, lagu dan
sudah mengenal abjad.
19
d. Tahap pengenalan bahasa (Take Of Reader Stage). Anak mulai
tertarik pada bacaan, dapat mengingat tulisan dalam konteks
tertentu, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan, serta
membaca sebagai macam tanda seperti pada papan iklan, kotak susu,
pasta gigi, dan lainnya.
e. Tahap membaca lancar (Independent Reader Stage). Pada tahap ini
anak dapat membaca berbagai jenis buku.
1. Tujuan Membaca
Meskipun pelajaran membaca formal biasanya dimulai di kelas
satu, Taman Kanak – kanak mengembangkan banyak ketrampilan
yang mempersiapkan mereka untuk belajar membaca. Anak – anak
yang rutinitas dan kegiatan sehari – harinya member “ kesempatan
membaca” akan mulai mengidentifikasi tulisan – tulisan lingkungan (
West dan Engly, 1998 ). Nama – nama di pintu kamar tidur, di ruang –
ruang kecil di sekolah, dan di bagian belakang kemasan memberi
banyak dan berbagai kesmpatan bagi anak – anak untuk mengenali
nama. Dengan pengenalan berulang pada sebuah buku, anak – anak
usia tiga, empat, dan lima tahun bisa “membaca” cerita. Mrs. Bands
sudah membacakan The Three Billy Goats Gruff di kelasnya, berkali –
kali selama tiga pecan terakhir. Dengan pengetahuan cukup
mengenai buku itu, anak – anak di kelasnya bisa mengantisipasi
kambing – kambing berjalan menyebrangi jembatan dan ikut serta
dalam sebuah nyayian “Trip, Trap, Trip, Trap”.
Lingkungan yang kaya dengan buku dan tulisan membantu anak
untuk mulai membedakan makna tulisan itu (Vacca dan Vacca : 2013).
20
Apa yang tampaknya hanya coret – coret pada suatu halaman mulai
mengembangkan makna ketika anak – anak mulai mengerti bahwa
tulisan itu menyampaikan sebuah pesan (Sulzby : 1992). Anak – anak
belajar menegenali huruf –huruf dan kata – kata dan akhirnya
menjadi dasar akan hubungan antara bunyi dan huruf dab kata – kata
( Bowman : 2002). Beberapa anak di TK tanpa susah payah
“memecahkan kode” itu dan mulai mengidentifikasi dan
membunyikan kata – kata dengan pengungkapan pada tulisan itu
terus – menerus. Bagi TK lainnya, membaca akan membutuhkan lebih
banyak usaha dan menuntut lebih banyak pelajaran formal di kelas
satu dan dua.
2. Fungsi Bahasa
Halliday dalam Suhartono (2005: 9) menyatakan bahwa fungsi
bahasa perorangan yaitu suatu pemakaian bahasa atas dasar individu
anak yang masih kecil. Halliday meneliti penggunaan bahasa yang
dipakai oleh anaknya sendiri. Dari hasil penelitian tersebut Halliday
mengklasifikasikan bahasa anak kecil menjadi tujuh fungsi yaitu :
1) Fungsi Instrumental, terdapat dalam ungkapan bahasa, termasuk
bahasa bayi untuk meminta sesuatu (makanan, barang dan
sebagainya)
2) Fungsi menyuruh (regulatory) ialah ungkapan untuk menyuruh
orang lain berbuat sesuatu.
3) Fungsi interaksi terdapat dalam ungkapan yang menciptakan
sesuatu iklim untuk hubungan antar pribadi.
21
4) Fungsi kepribadian (personal) ialah yang terdapat dalam ungkapan
yang menyatakan atau mengakhiri partisipasi
5) Fungsi pemecahan masalah (heuristic) terdapat dalam ungkapan
yang meminta atau menyatakan jawaban kepada suatu masalah
atau persoalan.
6) Fungsi khayalan (imaginative) ialah ungkapan yang mengajak
pendengar untuk berpura –pura atau simulasi suatu keadaan
seperti yang dilakukan oleh anak-anak kalau bermain rumah-
rumahan atau sekolah-sekolahan.
7) Fungsi informative yang memberitahukan suatu hal (informasi)
kepada orang lain.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dari ketujuh
fungsi bahasa tersebut antara satu dengan yang lainnya saling
berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu alangkah baiknya
pengenalan bahasa pada anak usia dini diharapkan sesuai dengan
fungsi tersebut di atas.
B. Pengertian Huruf Alfabert
Alphabet adalah sebuah sistem tulisan yang berdasarkan lambang Fonem
Vocal dan Konsonan. Kata alphabet diambil dari bahaya yunani, dari dua
huruf pertama tulisan mereka yaitu alfa dan beta. Alfabet berbeda dengan
abjad, yang biasanya tidak memeliki lambang vokal, dan berbeda dengan
ambugida dan aksara silabis, yang setiap hurufnya melambangkan fonem
namun dalam bentuk suku kata.
Suatu fonem yang tidak dikandung dalam suatu alphabet dapat ditulis
dengan dwihuruf atau tanda diakritik (akut,aksen,tilad,dsb), yang lazim terjadi
22
dalam alphabet latin. Contohnya dwihuruf / ng / untuk fonem [n] ( konsonan
sengau langit – langit belakang ) dalam bahasa Indonesia; huruf N dengan
tanda ( ) untuk fonem [n]( konsonan sengau langit – langit ) dalam bahasa
sepayol ( William Caslon, wikipidi B.indonrsia )
a. Jenis – jenis Huruf
1) Huruf Abjad
Pengertian huruf (abjad) adalah suatu kumpulan huruf berdasarkan
urutan yang umum atau baku .
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf
yang berikut. Nama setiap huruf disertakan di kolom ketiga.
Huruf
Kapital Kecil Nama
A. a. a
B. b. Be
C. c. Ce
D. d. De
E. e. E
F. f. Ef
G. g. Ge
H. h. Ha
23
2) Huruf Vokal
Huruf vokal adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari
paru – paru tidak terkena hambatan atau halangan.
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf a, e, i, o, dan u. Berikut contoh pemakaian huruf vokal dalam kata.
Hufur
Vokal
Contoh pemakaian dalam kalimat
Posisi
Awal
Posisi
Tengah
Posisi
Akhir
a, api,
asing
Padi, pasir,
pari
Lusa,
maya,
nama
e*, enak Petak Sore
e, emas kena Tipe
i, itu Simpan Murni
o, oleh kota Radio
u, ulang Bumi Ibu
24
Keterangan:
*untuk keperluan pelafalan kata yang benar, tanda akses (‘) dapat
digunakan jika ejaan kata menimbulkan keraguan.
3) Huruf Konsonan
Huruf konsonan adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari
paru – paru mendapatkan hambatan atau halangan.
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf –huruf b, c, d, h, I, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan, z.
Huruf Konsonan
Contoh Pemakaian Dalam Kata
Posisi
Awal
Posisi
Tengah
Posisi
Akhir
d, bahasa Debut Adab
c, cakap Kaca -
d, dua Ada Adad
f, fakir Kafir Maaf
g, guna Tiga gudeg
h, hari Saham Tuah
25
j, jalan Manja mikrij
k, kami Paksa politik
l, lekas Alas Akal
m, maka Kami Diam
n, nasi Tangga makan
4) Huruf Diftong
Diftong adalah dua vokal yang diucapkan sekaligus. Di dalam bahsa
Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, oi.
Huruf
Diftong
Contoh pemakaian dalam kata
Posisi
Awal
Posisi
Tengah
Posisi
Akhir
ai, ainun Malaikat Pandai
au, aula saudara Harimau
oi, - boikot Amboi
26
5) Gabungan Huruf Konsonan
Huruf Konsonan
Contoh pemakain dalam kata
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Kh, khsusus Akhir Tarikh
ng, ngilu bangun Senang
ny, nyata Banyak -
sy, syarat Isyarat Arasy
Catatan:
Nama orang, bandan hokum, dan nama diri yang lain ditulis sesuai
dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang benar .
6) Terjadinya Bunyi Bahasa (Fonasi)
Udara dipompakan dari paru – paru melalui batang
tenggorokan ke pangkal tenggorokan, yang di dalamnya terdapat
pita suara. Pita suara itu harus terbuka supaya udara bisa keluar,
melalui rongga mulut atau rongga hidung atau melalui kedua –
duanya. Udara tadi diteruskan ke udara bebas. Apabila udara
keluar tanpa mendapat hambatan di mana pun maka kita tidak
mendengar bunyi apapun. Hambatan terhadap udara atau arus
27
udara yang keluar dari paru – paru itu dapat terjadi mulai dari
tempat yang paling dalam, yaitu pita suara, samapai pada tempat
yang paling luar, yaitu bibir atas bawah dan bawah. Hambatan –
hambatan itu antara lain antara pita suara, antara akar lidah, dan
dinding kerongkongan.
Berkenaan dengan hambatan pada pita suara ini, perlu
dijelaskan adanya empat macam posisi pita suara, yaitu (a), pita
suara terbuka lebar (b) pita suara terbuka agak lebar, (c) pita
suara terbuka sedikit, dan (d) pita suara tertutup rapat –rapat.
Kalau pita suara terbuka agak lebar (lihat bagan a), maka tidak
akan terjadi bunyi bahasa. Posisi ini adalah posisi untuk bernafas
secara normal. Kalau pita suara terbuka agak lebar (lihat bagan
b), maka akan terjadi bunyi bahasa yang disebut tak bersuara
(voiceless). Kalau pita suara terbuka sedikit (lihat bagan c), maka
akan terjadi bunyi bahasa yang disebut bunyi bersuara (Voiced).
Kalau pita suara tertutup rapat, maka akan terjadilah bunyi
hamzah atau glottal stop.
28
(a) (b)
(c) (d)
Terbuka lebar Terbuka agak Terbuka sedikit Tertutup
lebar sama
sekali
C. Pengertian Alat Peraga Edukatif
1. Pengertian alat permainan edukatif
Alat permainan edukatif adalah sarana yang digunakan oleh anak untuk
bermain, yang mengandung nilai pendidikan dan dan dapat mengembangkan
seluruh kemampuan anak. Alat permainan edukatif digunakan oleh anak untuk
bermain sambil belajar, artinya alat dan bermain itu sendiri merupakan sarana
belajar yang menyenangkan.
2. Syarat alat permainan edukatif
29
a. Syarat edukatif
1) Pembuatan alat permainan edukatif disesuaikan dengan memperhatikan
program kegiatan pembelajaran atau kurikulum yang berlaku.
2) Pembuatan alat permainan edukatif disesuaikan dengan proses
pembelajaran.
b. Syarat teknis
1) Alat permainan edukatif dirancang sesuai dengan tujuan dan fungsi
sarana.
2) Alat permainan edukatif sebaiknya multiguna agar banyak aspek
perkembangan anak yang ditingkatkan.
3) Aman dan tidak mengandung unsur yang dapat membahayakan anak,
seperti tajam dan beracun.
4) Awet, kuat, dan tahan lama.
5) Mudah digunakan, menambah kesenangan anak untuk bereksperimen
dan bereksplorasi.
6) Dapat digunakan secara individual, kelompok, dan klasikal.
c. Syarat estetika
1) Bentuk yang elastis, ringan (mudah dibawa oleh anak).
2) Keserasian ukuran (tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil).
3) Warna (kombinasi warna) serasi dan menarik.
3. Manfaat alat permainan edukatif
a. Alat permainan edukatif sangat membantu peryumbuhan fisik dan
seluruh aspek perkembangan (moral dan agama, bahasa, kognitif, fisik,
sosial-emosional dan seni).
30
b. Alat permainan edukatif dapat mendorong aktivitas bermain
berkualitas dan munculnya bakat yang dimiliki anak.
4. Kriteria pemilihan alat permainan edukatif yang tepat untuk anak
Pendidik harus memiliki pengetahuan untuk memilih alat
permainan edukatif yang tepat untuk anak sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan anak, oleh karena itu pendidik harus mengetahui
kriteria memilih alat permainan edukatif, antara lain:
a. Mengandung unsure edukatif.
b. Alat permainan tidak berbahaya bagi anak.
c. Dasar pemilihan alat permainan edukatif adalah minat dan
kebutuhan anak terhadap mainan tersebut.
d. Alat permainan sebaiknya beraneka macam, sehingga anak dapat
bereksplorasi dengan berbagai macam alat permainannya.
e. Tingkat kesulitan sebaiknya disesuaikan pada rentang usia anak.
Permainan tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah bagi anak.
f. Dasar pemilihan alat permainan lebih ditekankan pada
pertumbuhan fisik dan tingkat perkembangan anak secara individu
bukan berdasarkan usia. Perkembangan biologis dan fisik pada
anak yang umurnya sama dapat saja berbeda.
g. Peralatan permainan buatan sendiri diupayakan dapat bertahan
lama atau awet, mudah dibuat, bahan mudah diperleh dan mudah
digunakan anak.
31
5. Jenis-jenis alat permainan edukatif
a. Alat permainan edukatif outdoor, adalah alat permainan edukatif yang
digunakan diluar ruangan untuk melatih keterampilan fisik dan
pengembangan aspek lainnya.
b. Alat permainan edukatif indoor, adalah alat permainan edukatif yang
biasa digunakan di dalam ruangan untuk member motivasi dan
merangsang anak agar melakukan eksplorasi dan bereksperimen
sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi pengembangan anak,
baik bahasa, kognitif, social-emosional, fisik, agama dan moral, dan
seni.
C. Pengertian Kartu Huruf
Kartu huruf merupakan abjad – abjad yang dituliskan pada potongan –
potongan suatu media baik karton, kertas, maupun papan tulis atau tripleks. Potongan –
potongan kartu huruf tersebut dapat dipindah – pindahkan sesuai keinginan pembuat
suku kata, kata maupun kalimat. Penggunaan kartu huruf ini sangat menarik perhatiian
anak dan sangat mudah digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan. Selain itu
kartu huruf juga melatih kreatif anak dalam menyusun kata – kata sesuai dengan
keinginnya.
Perlu diketahui bahwa dunia pendidikan pada anak usia dini mamiliki
prinsip belajar sambil bermain sehingga dapat menimbulkan kreativitas pada anak.
Prinsip inilah yang perlu ditanamkan pada anak usia dini. Atas dasar itu materi atau
kegiatan bermain sambil belajar di TK harus disusun dengan tepat sesuai dengan tingkat
32
perkembangan anak . Materi atau kegiatan ini harus di siapkan secara matang,
terperinci, dan jelas. Bermain sambil belajar pada anak sangat cocok untuk dilaksanakan
oleh semua guru sebab pendidikan di TK baru bersifat pengenalan angka dan huruf.
Salah satu metode yang dijadikan sebagai media pembelajaran dalam mengenalkan
angka dan huruf ditaman pendidikan anak usia dini adalah bermain kartu huruf.
a) Metode Penggunaan Kartu Huruf
Penggunaan metode ini bertujuan merangsang kemampuan membaca
anak dengan teknik fonik.
1) Untuk anak usia 2 – 4 tahun dapat dilakukan permainan dengan mengoleksi
huruf yang sama dan huruf lepas.
2) Untuk anak usia 3 – 4 tahun, permainan huruf awal lebih cepat. Caranya, anak
diminta mencari huruf awal yang sama pada beberapa kata yang ada.
3) Untuk Tk B, permainan susun huruf dan kata lepas lebih menarik, karena anak
tertantang untuk memberikan hurufnya sehingga dapat membentuk sebuah
kata.
b) Cara Membuat Kartu Huruf
Abjad – abjad dibuat dari karton agak tebal dengan ukuran 5 cm X 5 cm.
Konsonan dibuat dengan warna merah dan vokal dibuat dengan warna biru.
Konsonan dibuat dua stel dengan menggunakan warna yang kontras tanpa
membedakan konsonan dan vokalnya.
33
c) Cara Menggunakan Kartu Huruf
Dalam pengajaran membaca permulaan Hainstock (1999 : 2o5)
menjelsakan bahwa kartu huruf yang telah dibuat dengan cara sebagai berikut :
1) Biarkan anak mengenal dirinya sendiri dengan huruf – huruf dengan cara
menemukan huruf – huruf sebagaimana yang diterima.
2) Pilihlah kata yang terdiri dari tiga huruf, ucapkan kata – kata itu pada anak dan
biarkan mereka mencari huruf – huruf yang ia dengar.
3) Teruskan membuat kata – kata dengan cara ini hingga anak mampu berkerja
sendiri, dengan kata – kata pilihannya sendiri.
4) Berikan gambar dan meminta anak untuk menyebutkan namanya kemudian
menyusun nama tersebut pada papan.
5) Kata – kata itu bisa di baca dan ditulis setelah mereka susun.
d) Manfaat Menggunakan Kartu Huruf
1) Anak dapat membaca sendiri mungkin.
2) Mengembangkan daya ingat otak kanan.
3) Melatih kemampuan konsentrasi anak.
4) Memperbanyak perbehendaraan kata.
34
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya RA As-sholikhin
Ra As-Sholikhin Manggis berdiri tahun 1970 dengan nama awal
TK islam manggis bawen di bawah naungan dinas pendidikan.
Kemudian pada tahun 1990 berubah menjadi ra as-sholikhin manggis
di bawah naungan kementrian agama dengan struktur kepengurusan
berbasis masyarakat. Awal gedung ra hanya bermukim di rumah bapak
rw 08 sampai tahun 1990 kurang lebih 15 tahun dan sering berpindah-
pindah tempat kemudian menempati gedung bekas madrasah
ibtidaiyah dan sampai sekarang sudah mempnyai gedung dan lokasi
bermain dari tanah wakaf. Jumlah murid sekarang 133 dan
perkembangan sudah pesat dari awal samapi sekarang .
2. Profil Sekolah
Profil atau identitas sekolah adalah sebagai berikut :
1) Nama Sekolah : RA As-sholikhin
2) Nomor Statistik : 101233220124
3) NPSN : 69742389
4) Provinsi : Jawa Tengah
5) Kota : Kab.Semarang
6) Kecamatan : Bawen
7) Desa : Manggis
8) Jalan dan Nomor : Jl. Menteri Supeno Bawen
9) Kode Pos : 50661
10) Daerah : Pedesaan
11) Status Sekolah : Swasta
12) Akreditasi : A
13) Tahun Pendirian Sekolah : 1998
14) Manajemen : sendiri
35
3. Letak Geografis RA AS-sholikhin
Lembaga pendidikan RA As-sholikhin tepatnya berada di Jl.
Mentri Supeno Bawen, Kecamatan Bawen, Kab. Semarang dengan
kode pos 50661.
4. Visi , Misi dan Tujuan RA As-sholikhin
a. Visi
Adapun visi RA As-sholikhin yaitu :
“Membentuk generasi MUSLIM yg CERDAS dan
BERKUALITAS dengan biaya terjangkau “.
b. Misi
Adapun misi RA As-sholikhin yaitu :
1) Menanamkan nilai-nilai agama dan moral sebagai pondasi
utama pada generasi muslim sejak dini
2) mengenalkan konsep iptek dan seni agar peserta didik
berkembang sesuai dengan tuntutan zaman
3) memberikan pelayanan pada anak usia dini yang bermutu
dangan biaya terjangkau oleh masyarakat lingkungan sekitar .
c. Tujuan
1) Meletakkan dasar dan menanamkan nilai–nilai Agama Islam
dalam jiwa anak sejak dini melalui pembiasaan beribadah agar
dikemudian hari menjadi anak yang beriman kuat dan berakhlak
mulia.
2) Mengembangkan aktivitas dan kreativitas anak melalui berbagai
kegiatan edukatif, eksplorasi, kreatif dan menyenangkan agar
anak memiliki keterampilan, kemampuan dan pengalaman yang
bermanfaat dimasa mendatang.
3) Menyiapkan anak untuk mengikuti pendidikan selanjutnya
dengan kualitas yang baik secara intelektual dan religious.
36
5. Keadaan Siswa dan Guru
a. Daftar Nama Siswa
Adapun nama-nama siswa kelompok B di RA-Assholikhin yang
akan diamati terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelompok B
NO NAMA TTL
1 Ashifa Dwi Rmadhani Kab.smg 28/05/2011
2 Azza Masayu Pramesti Kab.smg 30/05/2011
3 Daffa Kab.smg 17/09/2012
4 Dian Senja Kab.smg 03/05/2012
5 Dini Sari Oktaviani Kab.smg 26/10/2012
6 Ilyas Maulana Saputra Kab.smg 02/11/2011
7 Muhammad Sugeng Pratama Kab.smg 19/08/2012
8 Muhammad Nur Falextama Kab.smg 16/05/2011
9 Muhammad Nasril Ilham Kab.smg 30/10/2011
10 Novita Sari Kab.smg 05/11/2011
11 Nasya Dewi Anjani Kab.smg 13/11/2012
12 Reza Alvaro Yudistira Kab.smg 12/05/2012
13 Qurotul Aini Salsabila Kab.smg 08/01/2012
14 Ridho Alfurkhon Kab.smg 23/09/2011
15 Salendra Akbar Satrio Kab.smg 06/10/2011
16 Sabrina aulia putri Kab.smg 28/05/2011
37
b. Daftar Nama Guru
Adapun nama-nama guru di RA AS-sholikhin terlihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA AS-sholikhin
NO NAMA Tanggal lahir TMT
1 Wahyu Kusuma Dewi,
S.Pd
03/12/1979 1 Juli 2004
2 Sri Darwati, S.Pd 04/11/1978 1 Oktober
2010
3 Sumarti 03/09/1966 6 Juli 2000
4 Ulfa Ariyanti 23/06/1995 1 Juli 2014
6. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi di RA AS-Sholikhin terlihat pada
gambar dibawah ini :
38
Gambar 3. 1 Struktur Organisasi RA AS-Sholikhin
2. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus
Pencarian fakta dan data dilakukan melalui diskusi dan wawancara
dengan kepala sekolah dan anak kelompok B di RA AS-sholikhin.
Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara, peneliti dan teman sejawat
perlu mengambil langkah untuk meningkatkan Membaca Huruf Alphabet.
Peneliti dan teman sejawat sepakat untuk melaksanakan tindakan Siklus I
pada hari Senin, 23 Oktober 2017, siklus II pada hari Kamis, 30 Oktober
2017.
Tindakan yang akan dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran
membaca huruf Alfabet dengan alat peraga kartu huruf. Selama ini
pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab serta
menirukan ucapan guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data
bahwa sebagian besar anak kurang tertarik belajar Bahasa Membaca Huruf
KOMITE
Sobrodin Ahmad
Ghozali, S.Ag
KEPALA
SEKOLAH
Wahyu Kusuma dewi,
S.Pd
GURU A1
Sumarti
GURU A2
Sri Darwati, S.Pd
GURU B1
Ulfa Ariyanti
GURU B2
Wahyu Kusuma
dewi, S.Pd
SISWA
39
Alphabet karena masih banyak yang mengalami kesulitan dalam belajar
pengucapannya.
Hasil pembelajaran Pra Siklus yang dilakukan di RA AS-sholikhin
khususnya kelompok B diperoleh daya tangkap anak atau penguasaan
tehadap Membaca Huruf Alphabet mencapai 28 %. Indikator keberhasilan
yang ditetapkan dalam pembelajaran ini adalah 75 %. Jika hasil
penguasaan Membaca Huruf Alphabet belum mencapai angka yang telah
ditetapkan. Maka pebelajaran Pra Siklus belum berhasil.
3. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Tahap ini peneliti menyusun semua persiapan untuk pelaksanaan
proses pembelajaran yaitu RKH yang mengacu pada RKM dan tema
serta sub tema. Tema yang diangkat pada penelitian ini adalah tema
lingkunganku dengan sub tema anggta keluarga dan peran keluarga.
Adapun alat peraga / media yang di gunakan adalah kartu huruf dan
lembar kerja sisa (LKA), metode yang akan di gunakan adalah
penugasan, Tanya jawab, bercerita, dan hasil kariya. Waktu yang
digunakan mulai pukuk 08.00 – 09.00 wib.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan penerapan dari semua tahap perancanaan yang
telah disusun. Setiap siklus pembelajaran terbagi menjadi 3 tahap, yaitu
pembukaan, kegiatan inti, dan penutup.
Adapun kegiatan dalam siklus I ini adalah membaca huruf alfabet
dengan media kartu huruf. Kegiatan tersebut di lakuakan stiap 2 (dua)
kali pertemuan setiap pertemuan. Setiap pertemuan selama 60 menit.
Membaca huruf alfabet dengan media kartu huruf di lakukan secara
berulang – ulang sehingga siswa akan lebih cepat mengingat dan bisa
membaca huruf alfabet.
3. Tahap Observasi
Observasi dilakukan saat pelaksanaan pembelajar membaca huruf
alfabet dengan media kartu huruf sedang berlangsung.
40
Aspek yang di amati dalam kegiatan inti sesuai dengan indikator
bahasa yang meliputi:
1) Mengenal Huruf Abjad
2) Membaca Satu atau dua Kata Sederhana
4. Tahap Refleksi
Tahap ini untuk mengkaji seluruh tindakan yang dilakukan
berdasarkan data observasi yang telah dikumpulkan kemudian
dilakukan evaluasi terhadap kemampuan bahasa anak. Berdasarkan
hasil observasi tersebut, peneliti dan teman sejawat melakukan analisa
terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Serta melihat
kekurangan - kekurangan yang ada, selain itu peneliti dan teman
sejawat juga berpedoman pada indikator lembar observasi, membaca
huruf alfabet menggunakan alat peraga kartu huruf yang diamati.
Hasil analisa tersebut menunjukkan bahwa :
1) Sebagian besar anak tertarik, antusias, semangat, dengan metode
yang telah dilaksanakan oleh peneliti
2) Guru kurang dapat membagi perhatiannya kepada semua anak,
karena terdapat anak yang terus meminta perhatian
3) Terbatasnya waktu pada saat anak diminta satu per satu mengulang
membaca huruf alfabet yang telah di contohkan oleh guru
4) Sudah ada peningkatan membaca huruf alfabet dengan alat peraga
kartu bhuruf dibandingkan dengan pengunaan metode sebelumnya,
akan tetapi hasil tersebut belum maksimal, ini berarti bahwa peneliti
perlu memperbaiki proses pembelajaran
5) Peningktan kemampuan membaca huruf alfabet dengan alat peraga
kartu huruf anak satu kelas kurang merata dikarenakan ada anak
yang mempunyai kemampuan lebih dan ada anak yang mempunyai
kemampuan rendah
6) Ada huruf alfabet yang mudah diingat anak dan ada pula huruf
alfabet yang sulit diingat anak, yaitu huruf alfabet yang memiliki
bentuk hampir sama dan yang susah di ucapkan oleh anak
41
Dari hasil analisis tersebut, peneliti dan teman sejawat merasa
bahwa dari hasil analisis tersebut belum maksimal, oleh sesab itu
peneliti dan teman sejawat membuat perencanaan untuk tindakan pada
siklus berikutnya.
4. Diskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Siklus II ini dilakuakan ketika pencapaian indikator peningkatan
kemampuan membaca huruf alfabet dengan alat peraga kartu huruf
belum optimal pada siklus I. Siklus II dilakukan untuk mengatasi
kendala – kendala yang menghambat peningkatan kemampuan siswa
pada siklus I. Perencanaan pada siklus II ini membaca huruf alfabet
dengan alat peraga kartu huruf yang di siapkan adalah lembar kerja
siswa (LKA).
Proses pembelajaran membaca huruf alfabet dengan kartu huruf
pada siklus I pada umumnya sudah cukup baik namun belum
memenuhi indikator keberhasilan yaitu 75 % masih ada anak kurang
memuaskan dalam peningkatan membaca huruf alfabet dengan alat
peraga kartu huruf. Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I, maka
pada hari senin 30 Oktober 2017 peneliti dan teman sejawat
merencanakan tindakan pada siklus II. Peneliti dan teman sejawat
setelah melakukan diskusi, bersepakat melakukan beberapa hal yang
sebaiknya dilakukan dalam pembelajaran.
Hal – hal tersebut antara lain yaitu :
1) Peneliti memaksimalkan tindakan yang lebih intensif dan interaktif
denagan anak didik, peneliti member motivasi, balikan dan
penguatan.
2) Agar anak tidak bosan, tema di kembangkan lagi menjadi sub tema,
tema yang digunakan adalah “ Bintang” sub tema yang di gunakan
adalah “ Ciri – ciri Binatang “.
3) Adanya anak yang kurang memperhatikan, maka peneliti mencoba
memberikan contoh ucapan huruf dengan kartu huruf dan
memintanya untuk menirukan.
42
4) Peneli juga memberikan reward kepada anak sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya dengan jumlah porsi yang berbeda.
5) Ada huruf yang mudah diingat anak dan ada huruf yang sulit
diingat anak untuk mengatasi huruf yang sulit diingat oleh anak,
bacaan tersebut diulangi beberapa kali baik pada saat pembelajaran
dan pada saat review.
Urutan tindakan yang telah direncanakan dan akan digunakan pada
siklus II adalah sebagai berikut :
a) Peneliti penyiapkan sumber dan alat pemebelajaran
b) Peneliti mengkondisikan anak agar siap belajar
c) Peneliti membuka pelajaran dengan doa dan menggunakan
salam
d) Tanya jawab tentang bacan huruf alfabet yang sudah diajarkan
pada pertemuan lalu
e) Peneliti memberikan apresiasi
f) Peneliti menunjukkan gambar ciri – cirri binatang dengan alat
peraga gambar dan kartu huruf.
g) Peneliti mengajak anak untuk memperhatikan dan mengikuti
setiap ejaan dan ejaan dalam membaca huruf alfabet.
h) Peneliti mengucapkan ejaan huruf alfabet lalu anak menirukan
bersama – sama
i) Peneliti lalu memanggil nama anak satu per satu dan meminta
menirukan ejaan membaca huruf alfabet yang telah diajarkan.
j) Peneliti memberi reward pada anak berupa tanda bintang di
tangan.
k) Peneliti mengulang lagi ejaan bacaan huruf alfabet dengan alat
peraga kartu huruf pada pertemuan lalu dan pertemuan hari ini.
l) Peneliti menutup pembelajaran dengan menyanyikan lagu a, b,
c, d, - z.
43
Secara umum pembelajaran pada siklus II, seperti tersebut diatas,
sama proses pembelajaran pada siklus I, setiap pertemuan adalah
menambah jumlah bacaan huruf alfabet baru denagan metode yang
menarik dan kegiatan yang bervariasi.
Pada siklus I membaca dan menirukan apa yang diucapkan guru,
sedangkan pada siklus II anak di ajak menirukan ejaan membaca huruf
alfabet dan anak manirukan dengan maju satu persatu ke depan kelas
dengan memilih kartu huruf yang disukai anak, serta diakhiri dengan
menyanyi bersama dan kegiatan Tanya jawab. Anak yang mampu
membaca huruf alfabet dengan benar akan diberian reward berupa
bintang.
Dalam siklus II peneliti membuat rencana program kegiatan
peningkatan membaca huruf alfabet dengan alat peraga kartu huruf
sebagai revisi dari siklus I. Peneliti juga membuat lembar observasi
sesuai indikator pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap kegiatan pada siklus II ini adalah peningkatan kemampuan
membaca huruf alfabet dengan alat peraga kartu huruf , kegiatan
tersebut dilakukan selama 1 ( satu ) kali pertemuan, pertemuan selama
60 menit. Gerakan diberikan secara bertahap dan berulang – ulang
sehingga siswa akan lebih cepat membaca huruf alfabet dengan alat
peraga kartu huruf yang diajarkan.
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, maka peneliti dan
teman sejawat melakukan tindakan pada siklus II, pelaksanaan tindakan
pada suklus II yaitu pada hari senin 30 Oktober 2017, selama 60 menit,
dimulai dari jam 08.00 – 09.00 Wwib.
Peneliti pada awalnya mengkondisikan anak agar siap belajar .
Peneliti mengatur tempat duduk anak agar semua anak dapat melihat
dan mendengar guru dengan jelas, peneliti memulai pembelajaran
membaca huruf alfabet dengan alat peraga kartu huruf dengan salam,
berdoa dan bernyanyi, sebelum menyampaikan materi peneliti
mengulang kembali bacaan huruf alfabet yang telah diajarkan pada
pertemuan lalu, peneliti memberi apresepsi tentang cirri – ciri binatang.
44
Setelah anak – anak selesai malakukan tanya jawab anak – anak
diajak bernyanyi “a-z“
Pada akhir pembelajran peneliti melakukan review, mengajukan
pertanyaan untuk bacaan yang telah diajarkan dan meminta untuk
memperbaikinya dengan benar. Guru akan memberiakan reward berupa
bintang di tangan anak bila anak mampu membca huruf alfabet dengan
benar.
Peneliti mencatat hasil observasi yang telah dibuat untuk di
amati.Paparan tersebut di atas merupakan proses pembelajaran siklus II
pertemuan pertama, sebagaimana yang telah direncanakan secara garis
besar prosespembelajaran seperti yang telah dibuat diatas. Namun
demikian pada pertemuan kedua dilakukan dengan menambah bacaan
huruf alfabet dengan alat peraga kartu huruf serta lagu – lagu untuk
anak.
3. Tahap Observasi
Observasi dilakukan dengan mencatat semua hal yang diperlukan
dan terjadi selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan
menggunakan lembar observasi yang mencangkup indikator untuk
peningkatan membaca huruf alfabet dengan alat peraga kartu huruf
pada siklus II.
Kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajaran observasi
digunakan untuk mengetahui penguasaan membaca huruf alfabet
dengan alat peraga kartu huruf , semangat, minat, keaktifan, dan
motivasi anak didik dalam mengikuti pembelajaran peningkatan
membaca huruf alfabet.
Dalam kegiatan ini penelitin di bantu teman sejawat sebagain
kolaborator, di RA Assholikhin Bawen. Observasi ini berpedoman pada
tiga indikator yang tertuang dalam lembar observasi yang di buat
peneliti, yaitu penilaian pada Indikator Mengenal Huruf Abjad dan
Membaca satu atau dua kata sederhan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti bersama teman
sejawat diperoleh data sebagai berikut :
45
a) Sebagian besar anak tertarik dan antusias mengikuti kegiatan
pembelajaran membaca huruf alfabet dengan alat peraga kartu huruf.
b) Ada beberapa anak yang mengikuti pembelajaran namun harus
dimotivasi guru terlebih dahulu karena anak ingin diperhatikan.
c) Pada pertemuan pertama, pelaksanaan masih kurang karena anak
lupa akan bacaac huruf alfabet setelag di selingi dengan percakapan,
sehingga harus diulang kembali untuk meningkatkan bacan huruf
alfabet yang telah diajarkan.
Hasil peningkatan kemampuan membaca huruf alfabet engan alat
peraga kartu huruf sudah menunjukkan peningkatan yang sangat baik
yaitu dari siklus I sebesar 50 % dan pada siklus II mencapai 80 %. Hasil
observasi peningkatan membaca huruf alfabet dengan alat peraga
edukatif anakmjuga menunjukkan ada 15 anak yang mendapat nilai
tertinggi.
4.Refleksi
Proses tindakan pada siklus II berjalan dengan baik kelemahan
yang ada pada siklus I dapat teratasi. Hal ini membuat kualitas
peningkatan pembelajaran dapat terlihat dari tercapainya indikator yang
ditetapkan, yaitu tampak peningkatan kemampuan membaca huruf
alfabet dengan alat peraga kartu huruf dari siklus I dan siklus II.
46
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Per Siklus
1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data
Adapun penilaian yang diberikan pada lembar kerja anak didik, berupa
simbol gambar bintang, yang mana simbol tersebut akan diubah ke
data yang bersifat angka atau kuantitatif untuk sementara, kemudian
akan diolah ke dalam bahasa kualitatif, dengan ketentuan sebagai
berikut :
Tabel 4. 1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Simbol
Bintang
Skor/
Nilai
Kategori Kriteria/Ketentuan
1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba, kurang
tepat atau anak tidak mau
mencoba.
2 Mulai Muncul (MM) Jika anak bisa dengan
bantuan meniru teman
3 Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
Jika anak bisa dengan
bantuan awalan
4 Berkembang Sangat
Baik (BSB)
Jika anak bisa tanpa
bantuan
Adapun indikator yang digunakan tiap siklus adalah berbeda, dan
kosakata serta kreasi gambar yang digunakan pada setiap pertemuan
47
juga bervariasi. Seperti terlihat pada tabel indikator yang akan diamati
tiap Siklus dibawah ini :
Tabel 4. 2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus
No Tingkat
Pencapaian
Perkembanga
n
Indikator (Butir
Amatan)
Yang Diamati
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
1 Mengenal
huruf alfabet
1. Menyimak urutan
huruf alfabet A -
Z
V V V
2 Melfalkan
huruf alfabet
A – z
2. Mengidentifiksi
pelafalan dan
pemahaman huruf
alfabet A – z
V V V
3 Menghafal
huruf algabet
A – z dengan
lagu
3. Menghafal huruf
alfabet A – Z
dengan menyanyi
V V V
4 Megabungka
huruf alfabet
menjadi kata
4. Menggabungkan
huruf alfabet
menjadi dan
membacanya
V V V
Peneliti berdiskusi bersama teman sejawat dan kepala sekolah, bahwa
penentuan indikator keberhasilan dalam peningkatan Membaca Huruf
48
Alfabet dengan Alat Peraga Kartu Huruf, berdasarkan kesepakatan
bersama pihak sekolah, maka diputuskan indicator keberhasilan dalam
proses pembelajaran yaitu sebesar 75%. Bila anak mampu mencapai
nilai/hasil pencapaian lebih dari 75% pada Siklus II, anak dapat
dikatakan sudah menguasai Membaca Huruf Alfabet dengan baik, dan
sebaliknya jika hasil pencapaian kurang dari 75% pada Siklus II, maka
anak dikatakan belum mampu Membaca Huruf Alfabet dengan baik.
2. Data Hasil Pengamatan Pra Siklus
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data
pada Pra Siklus, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra Siklus
No
Nama
Anak
Nilai pada Indikator Pra Siklus
Prosentase
Pencapaian
Melakukan
Dua
Perintah
Secara
Sederhana
Mendengarkan
Orang Tua/
Guru Berbicara
Menirukan
Kembali 3–
4 Urutan
Kata
Dapat
Mejawab
Pertanyaan
“ Apa”
1 Asyifa 2 1 1 1 31
2 Azza 1 1 1 1 25
3 Daffa 2 1 1 1 31
4 Senja 2 1 2 1 31
5 Dini 2 1 2 1 31
6 Ilyas 1 1 1 1 25
49
Prosentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
7 Tama 1 1 1 1 25
8 falex 1 1 1 2 31
9 Nazril 1 1 1 1 25
10 Novita 2 1 1 1 31
11 Nasya 2 1 1 1 31
12 Varo 1 1 1 1 25
13 Zita 1 1 1 2 31
14 Ridho 1 1 1 2 31
15 Sabrina 1 1 1 1 25
16 Salendra 1 1 1 1 25
Total prosentase pencapaian kelas 454
Keterangan :
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
= 4 x 4 = 16
Contoh :
Nama Anak Asyifa = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
50
= 4 x 100% = 25 %
16
Prosentase Keberhasilan Kelas = Total prosentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
= 454 x 100 %
16
= 28 %
Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui prosentase pencapaian tiap
anak, karena nilainya dibawah indikator keberhasilan yaitu 75%, maka
dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan masih
memerlukan perbaikan. Sedang rata–rata prosentase pencapaian kelas
pada saat Pra Siklus sebesar 28%
3. Data Hasil Pengamatan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data
pada Siklus I, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus I
No
Nama
Anak
Nilai pada Indikator Siklus I
Prosentase
Pencapaian
Melakukan
Dua
Perintah
secara
Sederhana
Menirukan
Gambar
yang
Berkaitan
dengan Kata
Benda
Menirukan
Kata yang
Disampaikan
Secara Tepat
Mengulang
Kembali
Kata yang
Baru
Diingatnya
1 Asyifa 3 3 3 3 75
51
2 Azza 2 1 1 2 38
3 Daffa 2 1 2 2 50
4 Senja 3 3 3 3 75
5 Dini 2 2 3 2 56
6 Ilyas 2 2 2 2 50
7 Tama 2 2 2 2 50
8 falex 2 2 3 2 56
9 Nazril 2 1 1 2 38
10 Novita 2 2 3 2 56
11 Nasya 3 3 3 3 75
12 Varo 2 2 2 2 50
13 Zita 2 2 2 2 50
14 Ridho 2 2 2 2 50
15 Sabrina 2 1 1 2 38
16 Salendra 2 1 1 2 38
Total prosentase pencapaian kelas 795
Keterangan :
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
= 4 x 4 = 16
Prosentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
52
Contoh :
Nama Anak Asyifa = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
= 12 x 100% = 75 %
16
Prosentase Keberhasilan Kelas = Total prosentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
= 795 x 100 %
16
= 50 %
Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui prosentase pencapaian tiap
anak, ada 3 anak yang nilai pencapaiannya sama dengan indikator
keberhasilan yaitu 75%, akan tetapi 13 anak lainnya masih dibawah
indikator keberhasilan, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar
anak belum maksimal, dan masih memerlukan perbaikan. Peningkatan
dari rata–rata prosentase pencapaian kelas pada saat Pra Siklus sebesar
28% dan pada Siklus I sebesar 50%.
4. Data Hasil Pengamatan Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data
pada Siklus II, maka dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
53
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siklus II
No
Nama
Anak
Nilai Pada Indikator Siklus II
Prosentase
Pencapaian
Melakukan 2-
3 Perintah
secara
Bersamaan
Memusatkan
Perhatian
dalam Jangka
Waktu
Tertentu
Menjawab
Pertanyaan
Tentang
Informasi
Mengulang
Kembali
Kata yang
Baru
Diingatnya
1 Asyifa 4 4 4 4 100
2 Azza 3 3 3 3 75
3 Daffa 4 3 4 4 94
4 Senja 4 4 4 4 100
5 Dini 4 4 4 4 100
6 Ilyas 4 3 4 4 94
7 Tama 4 4 4 4 100
8 falex 4 4 4 4 100
9 Nazril 4 3 4 3 88
10 Novita 4 4 4 4 100
11 Nasya 4 4 4 4 100
12 Varo 4 4 4 4 100
13 Zita 4 4 4 4 100
14 Ridho 4 3 4 4 94
15 Sabrina 3 2 3 3 69
54
16 Salendra 4 4 3 3 88
Total prosentase pencapaian kelas 1502
Keterangan :
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
= 4 x 4 = 16
Prosentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
Contoh :
Nama Anak Asyifa = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
= 16 x 100% = 100 %
16
Prosentase Keberhasilan Kelas = Total prosentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
= 1502 x 100 %
16
= 93 %
Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui prosentase pencapaian tiap
anak, ada 15 anak yang nilai pencapaiannya sama atau lebih besar
dengan indikator keberhasilan yaitu 75%, akan tetapi ada 1 anak yang
55
masih dibawah indikator keberhasilan, sehingga dapat dikatakan
bahwa hasil belajar anak dalam kelas sudah maksimal, dan tidak
memerlukan perbaikan. Mungkin dikarenakan anak kurang kosentrasi
dalam belajar, anak sedang sakit, atau usianya yang terlalu muda
sehingga mempengaruhi daya serap dan daya pemahaman anak
tersebut. Peningkatan dari rata–rata prosentase pencapaian kelas pada
saat Pra Siklus sebesar 28% , pada Siklus I sebesar 50% dan pada
Siklus II sebesar 93% . Artinya bahwa ada peningkatan yang baik dari
tiap Siklus.
B. Pembahasan
1. Ketentuan Hasil Akhir Peningkatan Membaca Huruf Alfabet
Apabila prosentase pencapaian anak lebih kecil dari porsentase
keberhasilan (indikator keberhasilan yaitu 75%) maka anak tersebut
dikatakan belum menguasai membaca huruf alfabet yang diajarkan,
dilambangkan “B”
Apabila prosentase pencapaian anak sama atau lebih besar dari
porsentase keberhasilan (indikator keberhasilan yaitu 75%) maka anak
tersebut dikatakan sudah menguasai membaca huruf alfabet yang
diajarkan, dilambangkan “S”.
2. Perbandingan Hasil Prosentase Pencapaian dengan Prosentase
Indikator Keberhasilan Pra Siklus.
Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Pra Siklus didapatkan
hasil prosentase pencapaian peningkatan membaca huruf alafabet
sebagai berikut :
56
Tabel 4. 6 Perbandingan Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan Indikator
Keberhasilan
No
Nama
Anak
Prosentase
Pencapaian
Prosentase
Keberhasilan
Status
Pencapaian
1 Asyifa 31 75 B
2 Azza 25 75 B
3 Daffa 31 75 B
4 Senja 31 75 B
5 Dini 31 75 B
6 Ilyas 25 75 B
7 Tama 25 75 B
8 falex 31 75 B
9 Nazril 25 75 B
10 Novita 31 75 B
11 Nasya 31 75 B
12 Varo 25 75 B
13 Zita 31 75 B
14 Ridho 31 75 B
57
15 Sabrina 25 75 B
16 Salendra 25 75 B
Rata-rata
pencapaian kelas 25
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata peningkatan
membaca huruf alfabet dalam satu kelas yaitu 25%, masih jauh dari
indikator keberhasilan yang disepakati peneliti dengan pihak sekolah
yaitu 75%. Sehingga perlu diadakan tindakan perbaikan yaitu perlu
adanya Siklus I.
3. Hasil Pencapaian dengan Indikator Keberhasilan Siklus I
Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Siklus I didapatkan hasil
pencapaian peningkatan membaca huruf alfabet berikut :
Tabel 4. 7 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus I dengan Indikator
Keberhasilan
No
Nama
Anak
Prosentase
Pencapaian
Prosentase
Keberhasilan
Status
Pencapaian
1 Asyifa 75 75 S
2 Azza 38 75 B
3 Daffa 50 75 B
4 Senja 75 75 S
5 Dini 56 75 B
6 Ilyas 50 75 B
58
7 Tama 50 75 B
8 falex 56 75 B
9 Nazril 38 75 B
10 Novita 56 75 B
11 Nasya 75 75 S
12 Varo 50 75 B
13 Zita 50 75 B
14 Ridho 50 75 B
15 Sabrina 38 75 B
16 Salendra 38 75 B
Rata-rata
pencapaian kelas 50
Dari tabel diatas bahwa rata-rata peningkatan membaca huruf alfabet
dalam satu kelas yaitu 50%, masih jauh dari indikator keberhasilan
yang disepakati peneliti dengan pihak sekolah yaitu 75%. Sehingga
perlu diadakan tindakan perbaikan yaitu perlu adanya Siklus II.
4. Perbandingan Hasil Pencapaian dengan Indikator Keberhasilan Siklus
II
Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Siklus II didapatkan hasil
pencapaian peningkatan membaca huruf alfabet sebagai berikut :
59
Tabel 4. 8 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus II dengan Indikator
Keberhasilan
No Nama Anak
Prosentase
Pencapaian
Prosentase
Keberhasilan
Status
Pencapaian
1 Asyifa 100 75 S
2 Azza 75 75 S
3 Daffa 94 75 S
4 Senja 100 75 S
5 Dini 100 75 S
6 Ilyas 94 75 S
7 Tama 100 75 S
8 falex 100 75 S
9 Nazril 88 75 S
10 Novita 100 75 S
11 Nasya 100 75 S
12 Varo 100 75 S
13 Zita 100 75 S
14 Ridho 94 75 S
15 Sabrina 69 75 B
16 Salendra 88 75 S
Rata-rata 93
60
pencapaian kelas
Dari tabel diatas bahwa rata-rata peningkatan membaca huruf alfabet
dalam satu kelas yaitu 93%, diatas indikator keberhasilan yang
disepakati peneliti dengan pihak sekolah yaitu 75%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa adanya peningkatan membaca huruf alfabet
dengan sangat baik. Dari data diatas dapat disimpulkan ada 15 anak
yang mempunyai kategori “S” yaitu sudah memenuhi indikator
keberhasilan, dan ada 1 anak yang mempunyai kategori “B” artinya
yaitu ada 1 anak yang belum memenuhi indikator keberhasilan.
Dapat disimpulkan dari data yang telah disajikan, bahwa membaca
huruf alfabet dengan media kartu huruf dapat meningkatkan membaca
huruf alfabet. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan dari Pra
Siklus yang rata-rata pencapaian kelas bernilai 25% meningkat pada
Siklus I yang rata–rata pencapaian kelas bernilai 50%, ditambah lagi
adanya peningkatan pada Siklus II dimana rata-rata pencapaian kelas
bernilai 95%.
Jadi membaca huruf alfabet dengan media kartu huruf terbukti dapat
meningkatkan membaca huruf alfabet pada anak usia dini di RA
Assholikhin tahun pelajaran 2016/2017 dengan sangat baik.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang dilaksanakan pada
Siklus I dan Siklus II dalam peningkatan kemampuan membaca huruf
alfabet dengan alat peraga kartu huruf pada anak usia dini di RA
Assholikhin tahun pelajaran 2016/2017 dapat disimpulkan sebagai berikut
:
1. Metode membaca menggunakan kartu huruf yang digunakan dalam
pembelajaran akan memberikan hasil sesuai harapan, ketika dalam
penyajiannya guru memperhatikan situasi dan kebutuhan anak didik
pada waktu proses pembelajaran berlangsung, seperti kartu huruf
disesuaikan dengan tema yang sedang digunakan. Selain itu kreasi
kartu huruf dibuat sederhana dan menarik bagi anak didik, guru
dituntut kreatif. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan
beberapa anak didik setelah terlaksananya proses pembelajaran dengan
menggunakan metode membaca menggunakan kartu huruf, kosakata
sederhana dalam Bahasa Indonesia mudah diserap, dipahami dan
diingat oleh siswa.
2. Pembelajaran membaca melalui metode kartu huruf alfabet yang
disampaikan dengan sistematis dan menarik sesuai materi, dapat
meningkatkan penguasaan membaca huruf alfabet pada anak usia dini
khususnya kelompok B di RA Assholikhin yang telah dilakukan
penelitian. Hal ini dapat dibuktikan dari data hasil observasi
pembelajaran pada tiap siklus. Sebelum tindakan kemampuan
62
membaca huruf alfabet dengan alat peraga kartu huruf anak didik
sebesar 28% meningkat pada Siklus 1 sebesar 75% dan ketika
dilanjutkan pada Siklus II meningkat menjadi sebesar 93% . Total
peningkatan yang terjadi dari sebelum tindakan (Pra Siklus) sampai
Siklus II sebesar 65%, yaitu dari 28% menjadi 93%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan tindakan dan analisis peneliti
terkait dengan peningkatan kemampuan membaca huruf alfabet dengan
alat peraga kartu huruf perlu adanya perbaikan dan saran yang
membangun. Adapun saran-saran tersebut antara lain :
1. Kepada Siswa
Siswa hendaknya berperan secara aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran membaca huruf alfabet dengan alat peraga kartu huruf,
sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal.
Agar anak didik dapat berperan aktif dalam pembelajaran, perlu
diberikan motivasi baik berupa nasihat, keteladanan maupun
penyediaan sumber belajar yang dapat membangkitkan minat dan
semangat belajar. Karena melalui sumber belajar yang menarik akan
memudahkan bagi anak didik untuk memahami materi yang akan
disampaikan.
2. Kepada Guru
Guru hendaknya senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran yang
dilaksanakan, dengan menerapkan metode yang bervariasi dan disertai
dengan sumber belajar yang sesuai dengan materi. Dengan
mempertimbangkan penggunaan metode membaca huruf alfabet
63
dengan alat peraga kartu huruf dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan bagi anak didik. Dan menambah
wawasan, ilmu pengetahuan dan memudahkan mengungkapkan kata-
kata bagi anak didik serta hasil belajar ini akan sangat berguna di
kemudian hari.
3. Kepala Sekolah
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya peningkatan
membaca huruf alfabet menggunakan alat peraga kartu huruf , maka
kompetensi guru perlu ditingkatkan. Kompetensi tersebut berpengaruh
pada kinerja guru dalam pembelajaran di kelas. Oleh karena itu Kepala
Sekolah disarankan untuk memotivasi guru, guna untuk meningkatkan
kompetensinya, misal dengan melakukan Penelitian Tindakan kelas
dan mengikutsertakan guru dalam forum-forum ilmiah seperti seminar
pendidikan, diklat dan lain sebagainya. Selain itu, Kepala Sekolah
perlu memotivasi guru agar lebih memperluas wawasan mengenai
membaca dengan alat peraga kartu huruf .
64
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1995. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Bina Aksara.
Arsyad, Rohman. 2002. Mendia Pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Barbara, Carol. 2008. Pendidikan Anak Uasia Dini, Jakarta : PT Macanan Jaya
Cemerlang.
Darajat, Zakiah. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto & Rahmawati, Tutik. 2015. Supervisi Pembelajaran. Yogyakarta: Gava
Media.
Depatemen Agama Republik Indonesia. 1989. Al Qur’an dan Terjemahnya.
Semarang: CV Toha Putra.
Dhieni, Nurbiaya. 2008. Metode Pengembangan Bahasa, Jakrarta : Universitas
Terbuka.
Glen Doman. 2010. Ajaklah Balita Anda Membaca, Yogyakarta : Kaukaba.
http://achmadsuhaidi.wordpreess.com. (Diakses pada 25 Juli 2017)
http://akhmasudrajat.wordpress.com. (Diakses pada 25 Juli 2017)
http://sakhan3.blogspot.com. (Diakses pada24 Juli 2017)
http://ulvyastianingsih088.blogspot.com (Diakses pada 24 Juli 2017)
http://www.infodiknas.com. (Diakses pada 23 februari 2015)
http://www.infodiknas.com. (Diakses pada 28 Juli 2017))
Mustofa, Fahmi. 2005. Agar Anak Gemar Membaca, Jakarta : Hikmah
Pedoman penulisan Skripsi dan Tugas Akhir STAIN SALATIGA 2008.
Penulis Tim. 2011. Madrasah dan Pelestarian Lingkungan. Salatiga. CV.
Orbittrust Corp.
Tabroni Rusyan, Cece Wijaya. 2003. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
LEMBAR OBSERVASI KELOMPOK B PRA SIKLUS
MENINGKATKAN MEMBACA HURUF ALFABET
DENGAN ALAT PERGA KARTU HURUF
HARI / TGL : Senin 30 Oktober 2017
MINGGU KE : 13
ASPEK PERK.
NAMA ANAK
1
INDKTR
PERK.
NILAI
2
INDKTR
PERK.
NILAI
3
INDKTR
PERK.
NILAI
4
INDKTR
PERK.
NILAI
Asyifa BB 1 MB 2 BB 1 MB 2
Azza BB 1 BB 1 MB 2 BB 1
Bunga BB 1 BM 2 BB 1 BB 1
Daffa BB 1 BB 1 MB 2 BB 1
Senja MB 2 BM 2 BB 1 BB 1
Dini BB 1 BB 1 BB 1 BB 1
Ilyas BB 1 BB 1 BB 1 BB 1
Tama BB 1 BB 1 BB 1 BB 1
Falex BB 1 MB 2 BB 1 BB 1
Nazril BB 1 BB 1 BB 1 BB 1
Nasya BB 1 BB 1 BB 1 BB 1
Sita BB 1 BB 1 BB 1 BB 1
Varo BB 1 BB 1 BB 1 BB 1
Ridho BB 1 BB 1 MB 2 BB 1
Sabrina BB 1 BB 1 BB 1 BB 1
Salendra BB 1 MB 2 BB 1 MB 2
LEMBAR OBSERVASI KELOMPOK B SIKLUS I
MENINGKATKAN MEMBACA HURUF ALFABET
DENGAN ALAT PERGA KARTU HURUF
HARI / TGL : Kamis 01 November 2017
MINGGU KE : 14
ASPEK PERK.
NAMA ANAK
1
INDKTR
PERK.
NILAI
2
INDKTR
PERK.
NILAI
3
INDKTR
PERK.
NILAI
4
INDKTR
PERK.
NILAI
Asyifa BSH 3 BSH 3 BSH 3 BSH 3
Azza MB 2 MB 2 MB 2 MB 2
Bunga MB 2 MB 2 MB 2 MB 2
Daffa MB 2 MB 2 MB 2 MB 2
Senja MB 2 MB 2 MB 2 MB 2
Dini MB 2 MB 2 BB 1 BB 1
Ilyas BB 1 BB 1 BB 1 BB 1
Tama MB 2 MB 2 BB 1 BB 1
Falex BB 1 MB 2 MB 2 BB 1
Nazril BB 1 MB 2 MB 2 BB 1
Nasya BB 1 BB 1 MB 2 MB 2
Sita MB 2 MB 2 MB 1 MB 1
Varo MB 2 MB 2 BB 1 BB 1
Ridho BSH 3 MB 2 BB 1 BB 1
Sabrina MB 2 MB 2 MB 2 BB 1
Salendra MB 2 MB 2 MB 2 MB 2
LEMBAR OBSERVASI KELOMPOK B SIKLUS II
MENINGKATKAN MEMBACA HURUF ALFABET
DENGAN ALAT PERAGA KARTU HUTUF
HARI / TGL :
MINGGU KE :
ASPEK PERK.
NAMA ANAK
1
INDKTR
PERK.
NILAI
2
INDKTR
PERK.
NILAI
3
INDKTR
PERK.
NILAI
4
INDKTR
PERK.
NILAI
Asyifa BSB 4 BSB 4 BSB 4 BSB 4
Azza BSB 4 BSH 3 BSB 4 BSB 4
Bunga BSB 4 BSB 4 BSB 4 BSB 4
Daffa BSB 4 BSB 4 BSB 4 BSB 4
Senja BSB 4 BSB 4 BSB 4 BSB 4
Dini BSB 4 BSH 3 BSB 4 BSH 3
Ilyas BSB 4 BSH 3 BSB 4 BSB 4
Tama BSH 3 BSH 3 BSH 3 BSH 3
Falex BSB 4 BSB 4 BSB 4 BSB 4
Nazril BSB 4 BSH 3 BSB 4 BSB 4
Nasya BSB 4 BSB 4 BSB 4 BSB 4
Sita BSH 3 BSH 3 BSB 4 BSB 4
Varo BSH 3 BSH 3 BSB 4 BSB 4
Ridho BSB 4 BSH 3 BSB 4 BSB 4
Sabrina BSB 4 BSH 3 BSH 3 BSB 4
Salendra BSB 4 BSB 4 BSB 4 BSB 4
Siswa Siswi RA. Assholikhin Kegiatan menebalkan kata sederhana
Kegiatan menarik garis Kegiatan mencocok gambar sederhana
Hasil karya anak mencocok hasil karya anak menebal dan
mewarnai
Hasil karya menarik garis kegiatan membaca dengan kartu huruf
SURAT KETERANGAN KEGIATAN
Nama : Ulfa Ariyanti
NIM : 116-13-002
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : S1 – Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Dosen PA : Dra. Hj. Nurhasanah, M.Pd
No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
1 OPAK STAIN Salatiga 27 Agustus
2013
Peserta
2 OPAK TARBIYAH
29 Agustus
2013
Peserta
3 LIBRARY USER
EDUCATION
(Pendidikan Pemakai
Perpustakaan)
16 September
2013
Peserta
4 SK Aktif Mengajar 2014 – 2017 Guru
5 Pengembangan Program
Studi Pendidikan Guru
Raudhatul Athfal
27 November
2013
Peserta
6 Wrokshop “ICE
BREAKER”
29 Januari
2015
Peserta
7 SK Aktif Mengajar 2014 – 2017 Guru
pendamping
8 Workshop Smart
Teaching oleh Biro
Konsultasi Psikologi
Tazkia IAIN Salatiga
20 November
2015
Peserta
9 Pelatihan Pembuatan APE
dari bahan bekas layak
pakai di selenggarakan
oleh Jurusan PGRA IAIN
Salatiga
22 Oktober
2016
Peserta
10 Seminar Membumikan
Peran dan Tanggung
Jawab Pemuda dalam
Masyarakat Ekonomi
ASEAN
22 April 2015 Peserta
11 Hari Santri Nasional 27 Oktober
2107
Panitia