PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GETARAN...
Transcript of PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GETARAN...
1
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI MELALUI
MODEL STUDENT TEAMS-ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)
PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PABELAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
DINA ERAWATI KUMALA
NIM. 23060150029
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TABIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN 2019
2
3
4
5
6
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“DIA YANG PERGI UNTUK MENCARI ILMU PENGETAHUAN,
DIANGGAP SEDANG BERJUANG DI JALAN ALLAH SAMPAI DIA
KEMBALI” HR. TIRMIDZI
PERSEMBAHAN
Ayahanda Sunoto dan Ibunda Siti Qomariyah tercinta yang selama ini
menjadi malaikatku di dunia, terimakasih atas kesabarannya, perjuangannya
dengan cucuran keringat, kalimah do’a dan kasih sayangnya.
Adek-adekku tercinta Nanda Pramusinta dan Sally
Muhibbatunnuronnaini.
Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. yang telah sabar dalam memberikan
bimbingan dan arahan selama perkuliahan maupun dalam penyusunan
skripsi ini.
Bapak Sigit Setyo Atmoko,S.Pd.,M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP
Negeri 2 Pabelan yang telah mengijinkan penelitian.
Sahabat hidupku Johandy Yahya yang selalu menemani dan memberikan
motivasi saat penulis butuhkan.
Teman-teman senasib seperjuangan terlebih untuk sahabatku Amalia
Khoirunnisa, Zaidatul Aslamiah, Nur Laela Fitrianingrum, Eka Yirvi
Rina Avida, Diyah Risma Maulani, Ahmad Khoirudin dan M. Faqqih
S.
7
Sahabat-sahabat Tadris IPA angkatan 2015 khususnya IPA A sebagai teman
berdialektika di perkuliahan dan teman canda tawa.
Kakak-kakak Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi yang telah
menemani dan membantu saat perkuliahan maupun dalam penyusunan
skripsi.
KATA PENGANTAR
8
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini
dengan judul : “Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA
Materi Getaran, Gelombang dan Bunyi Melalui Model Student Teams Achievment
Divisions (STAD) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa rislah islam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup
kita di dunia dan di akhirat.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi serta memenuhi syarat
guna memperoleh gelar sarjana pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (S. Pd) IAIN
Salatiga. Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi,M. Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd. selaku ketua jurusan Tadris IPA IAIN
Salatiga, sekaligus pembimbing yang telah tulus ikhlas dan senantiasa
berkenan memberikan sumbangsih pikiran serta waktunya untuk membimbing
penulis dalam menyelesaikan penulisan Skripsi ini.
9
4. Bapak Arif Billah, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang telah
ikhlas membimbing penulis hingga jenjang terakhir pendidikan.
5. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staff karyawan IAIN Salatiga.
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta serta adek-adekku tersayang.
7. Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Pabelan, guru, karyawan serta seluruh siswa
dan siswi yang telah berkenan membantu penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini.
Semoga amal baik dan jasa-jasanya diterima oleh Allah SWT dan
mendapatkan imbalan yang layak dari-Nya. Peneliti menyadari bahwa
penulisan skripsi ini masih kurang sempurna, maka dari itu apabila pembaca
menemukan kekurangan, mohon dengan hormat demi kesempurnaannya
sudilah memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kami dan
pembaca yang budiman. Semoga kita bersama mendapatkan rahmat dan
petunjuk dari Allah SWT.
Salatiga, 22 Maret 2019
Penulis
ABSTRAK
10
Kumala, Dina, Erawati. 2019. Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Mata
Pelajaran IPA Materi Getaran, Gelombang dan Bunyi Melalui Model
Student Teams Achievment Divisions (STAD) pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 2 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2018/2019. Skripsi, Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga. Pembimbing : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Kata Kunci : keaktifan, hasil belajar, IPA, model student teams-achievment
divisions (STAD).
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan
dan hasil belajar IPA materi getaran, gelombang dan bunyi melalui model Student
Teams-Achievment Divisions (STAD) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan
tahun pelajaran 2018/2019.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap
yaitu perencanaan, pengamatan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian ini
adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Pabelan sejumplah 32 siswa yang terdiri
dari 16 siswa laki-laki dan 16 siswa Perempuan. Instrumen penelitian meliputi
lembar pedoman observasi, soal dan pedoman dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Student Teams-
Achievment Divisions (STAD) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Pabelan tahun pelajaran 2018/2019. Dalam
keaktifan siklus I siswa masih cukup baik dalam kaktifan hal ini ditandai dengan
hasil keaktifan baru mencapi 1,75. Pada siklus II mengalami peningkatan dari 1,75
menjadi 2,28, akan tetapi hasil ini masih dikatan cukup baik karena ≤ 2,5. Dan pada
siklus III mengalami peningkatan yaitu tingkat keberhasilan mencapai 2,9 artinya
pada siklus ini dikatakan berhasil karena ≥ 2,5. Sedangkan peningkatan siswa yang
tuntas belajar pada Siklus I 37,5% siswa tuntas belajar, Siklus II 81% siswa tuntas
belajar dan Siklus III 99% siswa tuntas belajar.
DAFTAR ISI
11
SAMPUL.........................................................................................................
HALAMAN JUDUL ……………………..…………....................................
LEMBAR LOGO............................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………………….........................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………..........................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................
ABSTRAK …………………………………………......................................
DAFTAR ISI ………………………………………......................................
DAFTAR TABEL …………………………………......................................
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN …………………………..........................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …….……….......................................................
B. Rumusan Masalah ……………………......................................................
C. Tujuan Penelitian........................................................................................
D. Manfaat Penelitian …………………….....................................................
1. Manfaat Teoritis.....................................................................................
2. Manfaat Praktis......................................................................................
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan.........................................
F. Definisi Operasional...................................................................................
G. Metode Penelitian.......................................................................................
I
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
xi
xii
xvi
xviii
xix
1
5
6
6
6
6
7
8
10
12
H. Sistematika Penulisan.................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori …………..……………....................................................
1. Belajar Konsep dan Hasil Belajar..........................................................
a. Pengertian Belajar.............................................................................
b. Pengertian Hasil Belajar....................................................................
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar.............................
2. Keaktifan................................................................................................
a. Pengerian Keaktifan..........................................................................
b. Indikator Keaktifan............................................................................
3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)...............................................................
4. Materi Getaran, Gelombang dan Bunyi.................................................
a. Kompetensi Inti.................................................................................
b. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi..............
c. Getaran, Gelombang dan Bunyi......................................................
B. Model Student Teams-Achievment Divisions (STAD)...............................
1. Pengertian Model Student Teams-Achievment Divisions (STAD).........
C. Kajian Pustaka............................................................................................
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolahan ……………………….................................
1. Identitas Sekolah....................................................................................
2. Visi dan Misi..........................................................................................
3. Keadaan Guru.........................................................................................
21
23
23
23
27
30
38
38
39
41
43
43
44
44
53
53
56
60
60
60
61
13
4. Keadaan Siswa.......................................................................................
5. Waktu Pelaksaan Penelitian...................................................................
6. Subyek dan Kolabolator Peneliti............................................................
B. Pelaksanaan Penelitian …………...............................................................
1. Deskripsi Pra Siklus...............................................................................
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I..............................................................
a. Perencanaan.......................................................................................
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I..........................................................
c. Observasi ..........................................................................................
d. Refleksi .............................................................................................
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II.............................................................
a. Perencanaan.......................................................................................
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II.........................................................
c. Observasi...........................................................................................
d. Refleksi .............................................................................................
4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III............................................................
a. Perencanaan.......................................................................................
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III.......................................................
c. Observasi ..........................................................................................
d. Refleksi..............................................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ……………………............................................................
B. Analisis Data dan Penelitian Per Siklus……………..................................
63
63
64
65
65
67
67
68
74
75
76
76
77
83
84
85
85
85
92
92
93
93
14
DAFTAR TABEL
1. Pra Siklus................................................................................................
2. Siklus I....................................................................................................
3. Siklus III..................................................................................................
4. Siklus III.................................................................................................
C. Pembahasan …………………………........................................................
1. Pra Siklus................................................................................................
2. Siklus I....................................................................................................
3. Siklus II..................................................................................................
4. Siklus III.................................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………....................................................
B. Saran ………………………………...........................................................
C. Penutup........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................
93
95
102
107
113
113
114
118
120
127
128
130
131
133
15
Tabel 1.1 Siklus dan Tahapan Penelitian Menurut Arikunto.............................. 14
Tabel 2.1 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi.................. 44
Tabel 2.2 Cepat Rambat Bunyi pada Berbagai Medium..................................... 52
Tabel 3.1 Daftar Guru SMP Negeri 2 Pabelan.................................................... 62
Tabel 3.2 Data Keadaan Peserta Didik SMP Negeri 2 Pabelan.......................... 63
Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian............................................................ 63
Tabel 3.4 Nama Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Pabelan Tahun Ajaran
2018/2019............................................................................................................
64
Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus....................................... 66
Tabel 4.1 Nilai Siswa pada Prasiklus.................................................................. 94
Tabel 4.2 Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran dengan Model
Student Teams-Achievment Divisions (STAD) Siklus I.......................................
96
Tabel 4.3 Keaktifan Siswa Siklus I...................................................................... 98
Tabel 4.4 Nilai Siswa pada Siklus I..................................................................... 99
Tabel 4.5 Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran dengan Model
Student Teams-Achievment Divisions (STAD) Siklus II......................................
102
Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa pada Siklus II.......................... 102
Tabel 4.7 Nilai Siswa pada Siklus II................................................................... 105
Tabel 4.8 Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran dengan Model
Student Teams-Achievment Divisions (STAD) Siklus III.....................................
108
Tabel 4.9 Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa pada Siklus III........................ 109
Tabel 4.10 Nilai Siswa pada Siklus III................................................................ 111
Tabel 4.11 Hasil Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus I................................. 115
16
Tabel 4.12 Hasil Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus II .............................. 118
Tabel 4.13 Hasil Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus III ............................. 121
DAFTAR GAMBAR
17
Gambar 2.1 Bandul
Sederhana.....................................................................
45
Gambar 2.2 Grafik Simpangan terhadap Arah
Rambat................................
47
Gambar 2.3 Rapatan dan Regangan pada Gelombang
Longitudinal............
48
Gambar 2.4 Gelombang Bunyi yang Merambat Menuju
Telinga................
50
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Pra
Siklus................................................
113
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Siklus
I....................................................
116
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Siklus
II..................................................
119
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Siklus
III.................................................
123
Gambar 4.5 Diagram Ketuntasan Hasil
Belajar...........................................
125
18
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran......................................
134
Lampiran 2. Lembar
Observasi..................................................................
168
Lampiran 3. Lembar Nilai Butir
Soal.........................................................
174
Lampiran 4. Daftrar Nilai
Siswa................................................................
180
Lampiran 5. Soal-
soal................................................................................
181
Lampiran 6. Foto
Kegiatan.........................................................................
194
19
Lampiran 7. Surat
Keterangan...................................................................
196
Lampiran 8. Lembar
Konsultasi.................................................................
200
Lampiran 9. Daftar
SKK............................................................................
205
Lampiran 10. Daftar Riwayat
Hidup..........................................................
213
BAB I
PENDAHULUAN
20
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan usaha manusia dalam
memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran serta
menggunakan prosedur yang benar dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih
sehingga dihasilkan kesimpulan yang benar. Menurut Djumhana (2009: 4) IPA
berbeda dengan agama, IPA digunakan untuk mencari penjelasan tentang asal,
hakikat, dan proses yang terjadi di alam semesta yang secara fisik dapat dilihat.
Sedangkan agama dipakai untuk mencari penjelasan tentang makna dari
keberadaan manusia di dunia ini, untuk memahami jiwa manusia, menetapkan
apa yang terjadi sesudah kematian serta menetapkan bentuk ibadah yang
semestinya dilakukan oleh manusia.
IPA bukan merupakan suatu kebenaran yang pasti, IPA hanya mencari
penjelasan tentang alam semesta dan penjelasan IPA diuji berdasarkan evidensi-
evidensi yang berasal dari alam semesta itu sendiri. Evidensi-evidensi tersebut
diperoleh melalui panca indra. Pengetahuan IPA cukup reliable walaupun
bersifat tentatif. Oleh karena itu IPA tidak dogmatis dan kebenaran IPA siap
untuk ditinjau kembali, siap direvisi dan siap ditelaah ulang.
Pembelajaran IPA di SMP merupakan upaya guru dalam
membelajarkan siswa melalui penerapan berbagai model pembelajaran yang
dipandang sesuai dengan karakteristik anak SMP. Keberhasilan pembelajaran
IPA tergantung pada strategi dan metode belajar yang tepat, dan keberhasilan
siswa tidak hanya tergantung pada sarana dan prasaran pendidikan, kurikulum
maupun metode, akan tetapi guru mempunyai posisi yang sangat strategis dalam
21
meningkatkan prestasi siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran yang
tepat dan mampu memotivasi siswa dalam pembelajaran IPA.
Pembelajaran IPA di sekolah saat ini cenderung menekankan pada
produk IPA saja, seperti fakta, hukum, teori mendapatkan porsi yang dominan,
sehingga aspek dan proses dan sikap kurang mendapatkan porsi yang cukup.
Hal ini diperkuat dengan pelaksanaan pembelajaran IPA yang ada di lapangan
dimana guru lebih banyak memberikan ceramah dan sejumlah materi-materi
yang yang harus terpaksa dihafal oleh siswa, agar mereka dapat mengerjkan
soal-soal. Bahkan tidak jarang siswa mengeluh karena tidak memahami materi
atau konsep yang diajarkan oleh guru. Ini sangat bertolak belakang dengan
hakekat dengan pembelajaran IPA yang mencakup produk, proses dan sikap.
Hal ini menyebabkan siswa kurang terlatih untuk mengembangkan daya
nalarnya dalam memecahkan permasalahan dan mengaplikasikan konsep-
konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata (Sulistyorini, 2007: 9).
Fakta yang terjadi di sekolah-sekolah terutama di tingkat SMP atau
Madrasah Tsanawiyah, mata pelajaran IPA bukanlah merupakan mata pelajaran
yang menyenangkan melainkan kurang menarik. Mulai dari tingkatan kelas VII
sampai kelas IX, mata pelajaran ini kurang diminati oleh kebanyakan siswa. Hal
ini berdasarkan survei awal yang peneliti lakukan pada siswa kelas VIII B SMP
Negeri 2 Pabelan Kabupaten Semarang. Keaktifan dan hasil belajar IPA di SMP
Negeri 2 Pabelan Kabupaten Semarang masih rendah terbukti dengan siswa
yang pasif dalam hal bertanya, menjawab pertanyaan maupun maju ke depan
kelas ketika proses belajar. Dan hasil belajar siswa yang masih banyak belum
22
mencapai KKM 65. Hal ini di karenakan guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah sehingga sulit dipahami
oleh siswa. Gaya belajar siswa sangat mempengaruhi siswa dalam memahami
materi pembelajaran, sehingga metode pembelajaran yang dipilih oleh guru
harus di ubah menjadi metode pembelajaran yang dapat memfasilitasi semua
jenis gaya belajar. Sehingga proses pembelajaran IPA kurang berhasil, hal itu
membuat siswa cenderung kurang memperhatikan penjelasan guru dan sibuk
sendiri, yang akibatnya suasana kelas menjadi gaduh dan tidak terarah.
Untuk menunjang pembelajaran di kelas diperlukan sarana dan
prasarana pendukung berupa alat bantu atau media. Dalam dunia pendidikan,
sering kali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara
bergantian atau sebagai pengganti istilah pengganti istilah media pendidikan
(pembelajaran). Melalui penggunaan alat bantu berupa media ini memberi
harapan meningkatnya hubungan komunikasi sehingga dapat berjalan dengan
lancar dan dengan hasil yang maksimal. Sebuah media adalah segala alat fisik
yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Dalam pengertian
ini, buku/modul, tape recorder, kaset, video recorder, camera video, televisi,
radio, film, slide, gambar dan komputer adalah merupakan media pembelajaran.
Selain menggunakan metode yang dapat mendukung proses
pembelajaran dan merupakan sarana untuk pencapaian ketuntasan belajar
diperlukan suatu media atau media pembelajaran yang mampu menambah
keinginan dan rasa ingin tau siswa tentang suatu permasalahan karena dengan
adanya media pembelajaran siswa dapat melihat langsung bentuk replika
23
sesuatu yang dijelaskan oleh guru sehingga siswa dapat memahami pelajaran
yang akan diberikan oleh guru. Pemakaian media pembelajaran dalam proses
belajar juga dapat meningkatkan pemahaman konsep dan dapat meningkatkan
kreativitas siswa, membuat siswa lebih tertarik untuk memperhatikan
penjelasan dari guru dan juga dapat membentu siswa untuk menerima informasi
dengan seluruh panca indra. Menurut Hamdu (2011 : 9), menyatakan bahwa
prestasi belajar atau pemahaman konsep merupakan tingkat kemanusiaan yang
dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang
diperoleh dalam proses belajar mengajar.
Dari persoalan yang telah dijelaskan sebelumnya, banyak kriteria
metode yang diperlukan. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut,
metode yang digunakan haruslah menarik, tidak membosankan dan mampu
mengatasi problematika yang ada. Dalam penelitian ini, penulis mencoba
menerapkan model Student Teams-Achievment Divisions (STAD). Karena
model Student Teams-Achievment Divisions (STAD) adalah model diskusi yang
lebih dikembangkan sehingga menjadi diskusi yang menarik. Model ini
mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran IPA. Dengan cara-
cara seperti ini siswa dapat lebih berekspresi sehingga mudah menguasai materi
pembelajaran IPA.
Hal-hal di atas menjadi dorongan bagi peneliti untuk membantu
meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar dalam kelas. Upaya tersebut
dilaksanakan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas. Hal ini karena,
Penelitian Tindakan Kelas pada hakekatnya bertujuan untuk memperbaiki dan
24
meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan yang pada
dasarnya melekat penuaian misi profesional pendidikan yang diemban oleh
guru. Upaya tersebut dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas yang
berjudul “Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Materi Getaran,
Gelombang dan Bunyi Melalui Model Student Teams-Achievment Divisions
(STAD) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2018/2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diangkat permasalahan
sebagai berikut:
a. Apakah penerapan model Student Teams-Achievment Divisions (STAD)
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pelajaran IPA materi Getaran,
Gelombang, dan Bunyi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019?
b. Apakah penerapan model Student Teams-Achievment Divisions (STAD)
dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Getaran, Gelombang dan
Bunyi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan pelajaran IPA materi Getaran,
Gelombang dan Bunyi dengan penerapan model Student Teams-
25
Achievment Divisions (STAD) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
b. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi Getaran,
Gelombang dan Bunyi dengan penerapan model Student Teams-
Achievment Divisions (STAD) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
D. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa
manfaat sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
1) Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan bagi dunia
pendidikan Islam sehingga pendidikan Islam dapat berkembang.
2) Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu
pengetahuan dan wawasan dalam dunia pendidikan.
b. Manfaat Praktis
Ada beberapa manfaat secara langsung yang dapat dipetik dari
penelitian ini antara lain:
a. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan sebagai dasar dalam upaya pengembangan diri untuk
meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat memberikan
motivasi untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik yang
26
sesuai dengan tuntutan situasi terkini, serta mencari solusi terhadap
permasalahan pendidikan yang muncul di lapangan.
b. Bagi Sekolah/Lembaga
Hasil penelitian dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam
menentukan kebijakan dimasa yang akan datang. Untuk memberikan
gambaran dalam pengembangan sekolah agar memiliki daya saing
yang kuat.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah:
a. Penerapan model Student Teams-Achievment Divisions (STAD) dapat
meningkatkan keaktifan pelajaran IPA pada materi Getaran,
Gelombang dan Bunyi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
b. Penerapan model Student Teams-Achievment Divisions (STAD) dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi Getaran, Gelombang dan
Bunyi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan Kecamatan
Pabelanan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Indikator Keberhasilan
a. Secara Individu
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan
individu) jika hasil belajar siswa mencapai KKM yaitu 65.
27
Adapun untuk keaktifan siswa Dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah jika siswa mendapatkan skor rata-rata dari tabel
keaktifan yaitu ≥ 2,5 maka siklus dikatakan berhasil dan akan berhenti.
b. Secara Klasikal
Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal)
jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas
belajarnya. (Trianto, 2010: 241)
Adapun indikator keberhasilan keaktifan secara klasikal yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruhnya atau setidak-
setidaknya sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran yang dilihat dari tiga indikator dalam penelitian
ini yaitu : perhatian, keterlibatan, kerjasama.
F. Definisi Operasional
Lebih jelasnya penulis akan menjelaskan mengenai istilah-istilah
yang digunakan dalam pembahasan judul dan penelitian tersebut. Istilah
yang terdapat dalam judul penelitian tersebut terdiri dari :
1. Peningkatan
Yaitu upaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas
pembelajaran yang menekankan pada proses dan hasil belajar siswa
dengan menggunakan tekhnik yang tepat dan waktu yang efektif.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku, baik yang menyangkut
kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Tidak semua perubahan perilaku
dapat digolongkan ke dalam hasil belajar.
28
3. Keaktifan
keaktifan belajar adalah kegiatan atau kesibukan peserta didik
dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah yang
menunjang keberhasilan belajar siswa.
4. IPA Materi Getaran, Gelombang dan Bunyi
Getaran adalah gerak bolak-balik melalui titik setimbang.
Sedangkan gelombang adalah usikan atau getaran yang merambat.
Gelombang transversal terdiri dari lembah dan bukit, sedangkan
gelombang longitudinal terdiri dari rapatan dan regangan. Contoh
gelombang longitudinal adalah gelombang bunyi. Bunyi adalah bentuk
energi yang merambat dalam bentuk gelombang longitudinal.
5. Model Student Teams-Achievment Divisions (STAD)
Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di
Universitas John Hopkin. Menurut Slavin (2007) model STAD (Student
Teams-Achievment Divisions) merupakan variasi pembelajaran
kooperatif yang paling banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah
diadaptasi, telah digunakan dalam Matematika. IPA, IPS, Bahasa Inggris,
tekhnik dan banyak subjek lainnya, dan pada tingkat sekolah dasar
sampai perguruan tinggi.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
29
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bukanlah hal yang asing
lagi di dunia pendidikan, karena saat ini berbagai sumber dan
pendapat tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sudahlah tidak
sedikit lagi. Selain itu, sekarang sudah mulai muncul peneliti-
peneliti baru yang mencoba menerapkan dalam rangka memperbaiki
dan meningkatkan mutu pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Istilah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam bahasa
Inggris adalah Classroom Action Research (CAR). Menurut
Suharsimi Arikunto, (2007 : 3) dkk. Menyatakan bahwa berdasarkan
rangkaian ketiga kata tersebut dapat dijelaskan tiga pengertian yaitu:
1) Penelitian
Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu
objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu
untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting
bagi peneliti.
2) Tindakan
Kata tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang
sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian
berbentuk rangkaian siklus kegiatan siswa.
3) Kelas
30
Kelas, dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang
kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Yang
dimaksud dengan istilah kelas yaitu sekelompok siswa dalam
waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Kelas di sini
bukan terbatas pada sebuah ruangan kelas, tetapi dimanapun
tempatnya, yang penting terdapat sekelompok anak yang sedang
belajar.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama.Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan
arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Merencanakan suatu
kegiatan merupakan aktivitas sehari-hari. Penelitian Tindakan
Kelas merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya
muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang
bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa
permasalahan dalam penelitian tindakan kelas diperoleh dari
persepsi atau lamunan seorang ahli.
b. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1) Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebaiknya tidak
mengganggu pelaksanaan pembelajaran di kelas.
31
2) Pelaksanaan teknik pengumpulan data tak mengganggu waktu dan
proses pembelajaran.
3) Pengurutan tata kajian hendaknya memungkinkan pendidik dapat
merumuskan hipotesis yang sesuai.
4) Penelitian yang diidentifikasi pendidik seharusnya dimulai dari
permasalahan yang merisaukan.
5) Pendidik dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, harus
konsisten dan peduli terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan
pekerjaan.
6) Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sejauh mungkin dalam
perfektif misi sekolah, tidak terbatas hanya dalam kontek kelas.
c. Manfaat dan Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
a) Manfaat Akademik
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bermanfaat untuk
membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan
relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki pembelajaran
jangka pendek.
b) Manfaat praktis.
a. Sebagai inovasi pembelajaran dari bawah.
b. Sebagai pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan
tingkat kelas.
32
c. Sebagai peningkatan profesionalisme melalui latihan
sistimatis secara berkelanjutan.
2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Tujuan utama dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran secara
berkesinambungan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) juga berarti
bahwa penelitian tindakan sebagai suatu bentuk yang melakukan
perbaikan sistem, metode kerja proses, isi kompetensi dan situasi.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian
tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar
terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi atau pengamatan dan refleksi.
d. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan dalam tiga siklus.
Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap penelitian. Keempat
tahapan tersebut seperti yang terlihat pada bagan di bawah ini :
Perencana
Pengamat
SIKLUS
Perencana
Pelaksana
Pelaksana
Perencana
Pengamat
SIKLUS
Refleksi
Refleksi
33
Gambar 1.1 Siklus dan Tahapan Penelitian Menurut Arikunto
(Sumber: Arikunto, 2003: 16)
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa
kelas VIII B SMP Negeri 2 Pabelan Kabupaten Semarang dengan jumlah
keseluruhan 32 siswa yaitu 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
3. Langkah-langkah Penelitian
Arikunto (2006 : 20), mengemukakan bahwa tahap-tahap Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting, meliputi : (1)
Planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation
(pengamatan), (4) Reflection (refleksi). Untuk lebih jelasnya sebagai
berikut :
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan perlu diketahui kapan, dimana,
oleh siapa, apa, mengapa dan bagaimana tindakan tersebut
dilaksanakan. Rencana penelitian harus dilakukan bersama antara
34
guru yang akan melakukan tindakan dengan peneliti yang akan
mengamati proses tindakan, hal tersebut untuk mengurangi unsur
subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang
dilakukannya. Pada tahap ini peneliti memerlukan tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi dan menganalisa masalah. Masalah harus
benar–benar nyata terjadi di lapangan, masalah bersifat umum
di kelas.
2) Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang
akan melatar belakangi penelitian tindakan kelas.
3) Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya
maupun kalimat pernyataan.
4) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menentukan
jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan.
5) Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan
menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai
instrumen pengumpulan data yang dapat dipakai untuk
menganalisa indikator keberhasilan.
6) Membuat secara rinci rancangan tindakan.
b. Pelaksanaan tindakan
Tindakan ini dilaksanakan untuk memperbaiki masalah yang
timbul di kelas. Pada saat pelaksanaan guru harus mengambil peran
dalam pemberdayaan siswa sehingga mereka menjadi agent of
35
change bagi diri dan kelas. Selama melaksanakan tindakan, guru
sebagai pelaksana intervensi tindakan mengacu pada program yang
telah dipersiapkan dan disepakati bersama dengan teman sejawat.
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kelemahan dalam
pelaksanaan tindakan, persiapan dalam perencanaan perlu dilakukan
secara maksimal, agar pelaksanaan tidak mengalami kesulitan.
Kerjasama antar tim peneliti atau hasil masukan yang
disampaikan oleh para pakar pendidikan perlu mendapat perhatian.
Utuk itu, perbaikan kekurangan dan kelemahan yang dilakukan guru
harus disikapi secara positif tentang apa yang disampaikan oleh
teman sejawat demi perbaikan pembelajaran, agar kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan rencana.
c. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data)
untuk mengetahui sejauh mana dampak dari tindakan penelitian.
Untuk mendapatkan data yang akurat perlu disusun instrumen yang
valid. Instrumen yang valid adalah instrumen yang mampu dengan
tepat mengukur apa yang hendak diukur.
Dalam pengamatan (observasi) guru sebagai peneliti
mencatat hal-hal yang diperlukan selama kegiatan penelitian
berlangsung. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif
(hasil test, kuis, nilai, tugas dan lain-lain) atau data kualitatif
(keaktifan siswa, antusias siswa dan lain-lain).
36
Data yang terkumpul memerlukan analisis, baik untuk
mempermudah penggunaan maupun untuk kesimpulan.
d. Refleksi
Refleksi dalam penilaian tindakan kelas dipahami sebagai
kegiatan analisis sintetis, pemaknaan, penjelasan dan evaluasi
terhadap informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan.
Pelaksanaan tindakan tidak hanya dilakukan diakhir tindakan,
melainkan dilakukan pada saat merancang tindakan, saat tindakan
dilakukan dan saat setelah tindakan berakhir. Kegiatan refleksi
diarahkan tidak saja pada diri guru, melainkan seluruh konteks
pembelajaran yang dilakukannya, termasuk siswa dan
lingkungannya.
Data yang diperoleh melalui observasi akan dikumpulkan
dan dianalisis. Hasil dari observasi, guru merefleksi diri tentang
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sehingga dapat
disajikan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas mencakup analisa sintesis
dan penelitian terhadap hasil pengamatan tindakan yang dilakukan,
jika terdapat masalah dari proses refleksi maka perlu mengkaji ulang
melalui siklus berikutnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penilaian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
:
37
a. Pedoman observasi
Pedoman observasi ini untuk mengamati kegiatan siswa dan
guru dalam proses pembelajaran yang menggunakan model Student
Teams-Achievment Divisions (STAD).
b. Soal
Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Student
Teams-Achievment Divisions (STAD) pada pelajaran IPA materi
Getaran, Gelombang dan Bunyi. Soal tes ini berisi pertanyaan-
pertanyaan tulisan baik pilihan ganda maupun uraian.
c. Pedoman dokumentasi
Dokumentasi untuk mengetahui keadaan sekolah sebagai
tempat penelitian yang berisi tentang profil sekolah, data sekolah dan
foto sekolah. Pedoman ini juga berisi dokumen-dokumen nilai siswa
sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan dan membuat RPP.
5. Tekhnik pengumpulan data
Untuk tekhnik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi berjalan bersamaan dengan pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi
keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Dalam kegiatan ini
yang diobservasi secara langsung meliputi observasi aktivitas
38
kegiatan siswa, observasi kegiatan guru dan pengelolaan kelas, dan
bagaimana proses belajar mengajar yang berkaitan dengan upaya
dari guru IPA dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran
yakni hasil belajar melalui model Student Teams-Achievment
Divisions (STAD) untuk membuat kesimpulan pelaksanaan
pembelajaran pada siklus tersebut yang akan direfleksikan pada
siklus berikutnya.
b. Tes
Dalam pengumpulan data melalui tes, peneliti membuat dan
menggunakan lembar tertulis untuk mengetahui sejauh mana siswa
menguasai materi. Tekhnik tes ini dilakukan setelah siswa
melaksanakan pelajaran IPA dengan model Student Teams-
Achievment Divisions (STAD) dengan tujuan untuk mendapatkan
data akhir apakah ada perbedaan antara siklus pertama dengan siklus
kedua. Bentuk tes yang diberikan berupa tes objektif pilihan ganda
4 option (a, b, c dan d) dan tes uraian.
c. Dokumentasi
Dalam penelitian ini data yang diambil dari dokumentasi
adalah data tentang sekolah secara keseluruhan. Model ini
mencakup data tentang rencana pembelajaran dikelas. Dokumentasi
ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan nilai siswa
sebelum diterapkan model Student Teams-Achievment Divisions
(STAD) pada pelajaran IPA.
39
6. Analisis Data
Data yang telah terkumpul perlu di analisis sesuai dengan tujuan
penelitian, yang dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), analisis
dilakukan sejak awal dan mencakup setiap aspek kegiatan penelitian.
Ketika pencatatan lapangan melalui observasi atau pengamatan tentang
kegiatan pembelajaran di kelas, peneliti dapat langsung menganalisis apa
yang di amatinya, iklim kelas, suasana pembelajaran, cara guru mengajar
dan interaksi pembelajaran. Guru peneliti perlu memahami tekhnik
analisis data yang tepat agar hasil penelitiannya dapat memberikan
manfaat dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara tepat, sesuai
dengan kondisi yang terjadi di dalam kelas.
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini :
a. Mengumpulkan hasil data pengamatan dan tes
b. Menentukan kriteria nilai (65-100 tuntas dan 0-65 tidak tuntas)
c. Data keaktifan siswa diambil dari keaktifan siswa, ketika
pembelajaran.
d. Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan tes antar siklus
maupun indikator kinerja. Nilai pra siklus dan post tes dibandingkan
maka dapat dirumuskan mengetahui seberapa efektif menggunakan
model Student Teams-Achievment Divisions (STAD) dalam
pembelajaran IPA.
H. Sistematika Penulisan
40
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian
awal, bagian inti dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari : Halaman
Judul, Lembar Logo IAIN, Persetujuan Pembimbing, Pernyataan Keaslian
Tulisan, Pegesahan Kelulusan, Motto dan Persembahan, Kata Pengantar,
Abstrak, Daftar isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar dan Daftar Lampiran.
Sedangkan pada bagian inti skripsi terdapat lima bab yang terdiri
dari :
Bab I berisi Pendahuluan yang mencakup Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator
Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Difinisi Operasional, Metode
Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
Bab II berisi Landasan Teori yang mencakup Kajian Teori, Kajian
Materi Pembelajaran dan Kajian Pustaka.
Bab III berisi Pelaksanaan Penelitian yang mencakup Deskripsi
Pelaksanaan Pra Siklus, Deskripsi Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi
Pelaksanaan Siklus II dan Deskripsi Pelaksanaan Siklus III.
Bab IV berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan yang mencakup
Analisis Hasil Pra Siklus, Analisis Hasil Siklus I, Analisis Hasil Siklus II,
Analisis Hasil Siklus III dan Pembahasan.
Bab V berisi Penutup tentang Kesimpulan dan Saran. Sedangkan
pada bagian akhir terdiri dari Daftar Pustaka dan lampiran-lampiran yaitu :
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Surat Keterangan, Soal Siklus
I,II dan III, Dokumentasi kelas dan Daftar Riwayat Hidup.
41
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Belajar Konsep dan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan usaha untuk mendapatkan suatu kepandaian
atau keahlian. Secara umum belajar dapat diartikan suatu perubahan
dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada
tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah
kepada tingkah laku yang lebih buruk. Pendapat ini diperkuat oleh
42
pendapat Slameto yang mengemukakan bahwa “Belajar merupakan
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 :
باسم ربك الذي خلق )نسان من علق )1اقرأ ( الذي علم 3( اقرأ وربك الكرم )2( خلق ال
نسان ما لم يعلم )4بالقلم ) (5( علم ال
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5).
Surat Al A’laq ayat 1-5 adalah ayat Al Qur’an yang pertama kali
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ketika
sedang berkhalwat di Gua Hiro. Surat di atas proses belajar mengajar
berlangsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui
metode membaca (Iqro’). Iqro’ (fi’il amr) yang tidak memiliki obyek
atau maf’ulnya. Hal ini menunjukkan bahwa yang dibaca itu mencakup
berbagai hal yang amat luas. Iqro’ terambil dari kata kerja qara’a yang
pada mulanyan berarti menghimpun. Tetapi di sini iqro’ diartikan
membaca, menelaah, menyampaikan. Perintah iqro’ mencakup telaah
43
terhadap alam raya, masyarakat, dan diri sendiri, dan tidak hanya
membaca yang tersurat atau tertulis melainkan termasuk yang tersirat
atau tidak tertulis.
Kholaqol innsaana min‘alaq Ayat pertama bagaikan
menyatakan : Bacalah wahyu-wahyu illahi yang sebentar lagi akan
banyak kau terima, dan baca juga alam dan masyarakatmu. Bacalah agar
engkau membekali dirimu dengan kekuatan pengetahuan. Bacalah
semua itu tetapi dengan syarat hal tersebut harus engkau lakukan dengan
atau demi nama Tuhan yang selalu memelihara dan membimbingmu
dan yang mencipta semua makhluk kapan dan dimanapun.
Iqro’ warobbukal akrom Ayat kedua menjelaskan bahwa Allah
adalah Pencipta segala yang wujud, maka ayat dua menjelaskan ciptaan-
Nya, yang kepada-Nya ditujukan wahyu-wahyu Alqur’an yakni
manusia yang diciptakan-Nya dari a’alaq (segumpal darah)
Sesungguhnya Dzat Yang Menciptakan manusia dari segumpal darah,
kemudian membekalinya dengan kemampuan berfikir, sehingga bisa
menguasai seluruh makhluk bumi, mampu pula menjadikan Nabi
Muhammad SAW. Bisa membaca, sekalipun beliau tidak pernah belajar
membaca dan menulis (Kitab Tafsir Al Maraghi, 1987 : 346).
Iqro’ warobbukal akrom, ayat ketiga mengulangi perintah
membaca sambil memperkenalkan Allah sebagai Dzat yang akram,
yakni Maha Baik dan Maha Pemurah, yang kemurahannya tidak dapat
dilukiskan karena melampaui batas harapan, Kerjakanlah apa yang Aku
44
perintahkan, yaitu membaca. Perintah ini diulang-ulang, sebab
membaca tidak akan bisa meresap ke dalam jiwa, melainkan setelah
berulang-ulang dan dibiasakan. Berulang-ulangnya perintah Ilahi
berpengertian sama dengan berulang-ulangnya membaca. Dengan
demikian maka membaca itu merupakan bakat Nabi Muhammad SAW.
Perhatikan firman Allah berikut ini :
سنقرئك فالتنسى
“Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) maka
kamu tidak akan lupa”. (QS Al A’la : 6).
Ayat ke 4 dan 5 menjelaskan sebagian dampak kemurahan-Nya
dengan menyatakan bahwa Dia yang mengajar manusia dengan pena,
yakni melalui sarana yang diusahakan oleh manusia. Allah menjadikan
Nabi-Nya pandai membaca, pada ayat ke 5 terbuktilah tentang tingginya
nilai membaca, menulis ilmu pengetahuan, nabi yang mengaku kepada
malaikat jibril tidak pandai membaca dengan mengemukakan dua
hujjah. Pertama : Allah mengajar manusia dengan pena, Kedua : Allah
mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya. Dengan pena atau
qalam melatih mereka kemahiran menulis dan keupayaan mencatat
sejarah manusia, pengetahuan dan budaya mereka.
Di sini Allah menyatakan bahwa diri-Nyalah yang telah
menciptakan manusia dari ‘Alaq, kemudian mengajari manusia dengan
perantaraan qalam. Demikian itu agar manusia menyadari bahwa
45
dirinya diciptakan dari sesuatu yang paling hina, hingga ia mencapai
kesempurnaan kemanusiaannya dengan pengetahuannya tentang
hakikat segala sesuatu. Seolah-olah ayat ini mengatakan,
“Renungkanlah wahai manusia! Kelak engkau akan menjumpai dirimu
telah berpindah dari tingkatan yang paling rendah dan hina, kepada
tingkatan yang paling mulia. Demikian itu tentu ada kekuatan yang
mengaturnya dan kekuasaan yang menciptakan kesemuanya dengan
baik” (Kitab Tafsir Al Maraghi, 1987: 347-348).
Setiap manusia akan selalu mengalami perubahan dalam
hidupnya dan selalu melaksanakan kegiatan/aktivitas dengan individu
lain dan bahkan dengan lingkungannya yang menjadi pendukung
interaksi tersebut. Sekolah, keluarga, alam sekitar, dan berbagai
aktivitas menjadi proses interaksi terhadap lingkungannya. Dari
interaksi itu akan mendapat pengalaman dan hasil pengalaman itu
adalah hasil-hasil dari belajar. Tanpa belajar manusia tidak akan
mendapatkan pengalaman.
Belajar juga bisa dilatih dengan kebiasaan, karena kebiasaan itu
menjadikan manusia itu untuk terbiasa belajar bukan hanya aktivitas
belajar saja. Dengan banyak latihan dan kebiasaan maka dalam belajar
kita akan lebih mudah dan ringan serta menyenangkan karena memori
kita selalu diasah sehingga akan lebih mudah untuk dimasuki ilmu-ilmu
pengetahuan yang bermanfaat.
46
Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat
disimpulkan, bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku
yang relatif tetap dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, dan usaha
yang disengaja.
b. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Masitoh dan Dewi (2009 : 5) mendefinisikan hasil
belajar merupakan perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif,
psikomotorik, maupun afektif. Tidak semua perubahan perilaku dapat
digolongkan ke dalam hasil belajar. Perilaku yang tidak tergolong hasil
belajar yaitu; pertama, perilaku karena kematangan fisik seperti : dapat
merangkak, duduk, berdiri, maupun berjalan. Kedua perilaku yang tidak
disadari seperti perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh pengaruh
minuman keras. Menurut pengertian ini, perubahan perilaku hasil
belajar adalah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi
dengan lingkungan), dimana proses emosional dan mental terjadi.
Dimana perubahan tersebut menyangkut tiga ranah (kawasan) sebagai
berikut; pengetahuan (kognitif), ketrampilan motorik (psikomotorik),
dan penguasaan nilai-nilai atau sikap (afektif).
Sriyanti (2010 : 19) menyatakan proses belajar sangatlah luas,
sebagian perilaku manusia diperoleh dari aktivitas belajar, sebagian
besar perkembangan manusia ditentukan oleh faktor belajar. Hanya
sebagian kecil saja perkembangan seseorang yang bukan merupakan
hasil belajar. Beberapa perilaku yang muncul bukan karena proses
47
belajar, yakni : pertama, gerakan reflek yaitu gerakan yang dipicu sistem
syaraf yang bekerja secara spontan untuk mengadaptasi lingkungan.
Misalnya, mata kita akan memejam tanpa dikomando saat ada benda
asing akan masuk kedalam mata. Kedua, insting adalah perilaku yang
kompleks yang diperoleh secara genetik. Misalnya perilaku bertahan
hidup, membangun rumah, reproduksi dan seterusnya.
Sedangkan hasil belajar masih menurut Syah (2010 : 68) dapat
dilihat adanya Sembilan wujud perubahan; pertama perubahan
kebiasaan artinya orang yang berhasil belajar akan mengurangi
kebiasaan-kebiasaan yang tidak diperlukan sehingga menjadikan
seseorang berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis. Kedua
ketrampilan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf
dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini membutuhkan koordinasi
gerak yang teliti dam memerlukan kesadaran yang tinggi. Oleh sebab itu
hasil belajar dapat dilihat dari ketrampilan yang ada dalam diri individu.
Ketiga pengamatan diartikan proses menerima, menafsirkan dan
mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indera, terutama
mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan menghasilkan
pengamatan yang obyektif dan benar. Keempat perubahan berfikir
asosiatif dan daya ingat, artinya orang yang belajar akan mudah
melakukan berfikir asosiatif dan memiliki daya ingat yang lebih baik.
Kelima berfikir rasional dan kritis artinya individu yang sudah
belajar akan berfikir secara rasional berarti mampu menggunakan logika
48
untuk menentukan sebab akibat, menganalisis, menyimpulkan, bahkan
meramalkan sesuatu. Keenam sikapnya akan berubah, hasil belajar akan
ditandai muncul kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam
menghadapi suatu obyek , tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.
Ketujuh inhibisi artinya dalam konteks belajar dapat diartikan
kesanggupan individu untuk mengurangi atau menghentikan tindakan
yang tidak perlu dan mampu memilih dan melakukan tindakan lain yang
lebih baik. Kedelapan apresiasi maksudnya orang yang belajar akan
muncul kemampuan untuk menilai dan menghargai terhadap suatu
obyek tertentu. Kesembilan tingkah lakunya akan menjadi efektif,
artinya seseorang dikatakan berhasil belajar jika orang tersebut memiliki
tingkah laku yang efektif, yaitu tingkah laku yang memiliki manfaat.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku yang bersifat permanen yang
merupakan hasil dari proses belajar yang menyangkut tiga ranah
(kawasan) sebagai berikut; pengetahuan (kognitif), ketrampilan motorik
(psikomotorik), dan penguasaan nilai-nilai atau sikap (afektif).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Berhasil atau tidak seseorang dalam belajar disebabkan beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Faktor-
faktor yang mempengaruhi banyak jenisnya, tetapi digolongkan menjadi
dua golongan, yaitu faktor intern, dan faktor ekstern.
1) Faktor intern
49
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu seperti
faktor kesehatan, bakat, perhatian, sedangkan faktor eksternal
adalah faktor yang ada di luar individu seperti keluarga, sekolah,
masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
membaca adalah sebagai berikut:
a) Faktor Biologis
(1) Faktor Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar
pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Jika seseorang
kesehatannya terganggu misalnya sakit pilek, demam,
pusing, batuk, dan sebagainya, dapat mengakibatkan cepat
lelah, tidak bergairah, dan tidak bersemangat untuk belajar.
Demikian halnya jika kesehatan rohani (Jiwa)
seseorang kurang baik, misalnya mengalami perasaan
kecewa karena putus cinta atau sebab lainnya, ini bisa
mengganggu atau mengurangi semangat belajar. Oleh
karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi
setiap orang, baik fisik maupun mental, agar badan tetap
kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam
melaksanakan kegiatan belajar.
(2) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang
baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat tubuh
50
seperti buta, tuli, patah kaki, lumpuh dan sebagainya bisa
mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga
terganggu. Sebenarnya jika hal itu terjadi hendaknya anak
atau siswa tersebut dilembagakan pendidikan khusus supaya
dapat menghindari atau mengurangi kecacatannya itu.
2) Faktor Psikologis
Ada banyak faktor psikologis, tapi di sini penulis mengambil
beberapa saja yang ada relevansinya dengan pembahasan skripsi ini.
Faktor-faktor tersebut adalah perhatian, minat, kesiapan, dan bakat
atau intelegensi.
3) Faktor-faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
adalah faktor keluarga, sekolah, dan faktor masyarakat. Uraian
berikut akan membahas ketiga faktor tersebut.
b) Faktor Keluarga
Prestasi belajar siswa bisa dipengaruhi oleh keluarga
seperti cara orang tua mendidik, suasana rumah dan keadaan
ekonomi keluarga. Akan diuraikan sebagai berikut:
(1) Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya sangat besar
pengaruhnya terhadap belajar anak. Keluarga adalah
lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Jika orang tua
tidak memperhatikan pendidikan anaknya (acuh tak acuh
51
terhadap belajar anaknya) seperti tidak mengatur waktu
belajar, tidak melengkapi alat belajarnya dan tidak
memperhatikan apakah anaknya belajar atau tidak, semua ini
berpengaruh pada semangat belajar anaknya, bisa jadi anak
tersebut malas dan tidak bersemangat belajar. Hasil yang
didapatkannya pun tidak memuaskan bahkan mungkin gagal
dalam studinya.
Mendidik anak tidak baik jika terlalu dimanjakan dan
juga tidak baik jika mendidik terlalu keras. Untuk itu, perlu
adanya bimbingan dan penyuluhan yang tentunya
melibatkan orang tua, yang sangat berperan penting akan
keberhasilan bimbingan tersebut.
(2) Suasana rumah
Suasana rumah dimaksudkan adalah situasi atau
kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga,
dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh,
ramai dan semprawut tidak memberi ketenangan kepada
anaknya yang belajar. Biasanya ini terjadi pada keluarga
yang besar dan terlalu banyak penghuninya, suasana rumah
yang tegang, ribut, sering cekcok, bisa menyebabkan anak
bosan di rumah, dan sulit berkonsentrasi dalam belajarnya.
Akibatnya anak tidak semangat dan bosan belajar, karena
terganggu oleh hal-hal tersebut.
52
Untuk memberikan motivasi yang mendalam pada
anak-anak perlu diciptakan suasana rumah yang tenang,
tentram dan penuh kasih sayang supaya anak tersebut betah
di rumah dan bisa berkonsentrasi dalam belajarnya.
(3) Keadaan ekonomi keluarga
Dalam kegiatan belajar, seorang anak kadang-kadang
memerlukan sarana prasarana atau fasilitas-fasilitas belajar
seperti buku, alat-alat tulis dan sebagainya. Fasilitas ini
hanya dapat dipenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang,
jika fasilitas tersebut dapat dijangkau oleh keluarga. Ini bisa
menjadi faktor penghambat dalam belajar. Tapi si anak
hendaknya diberi pengertian tentang hal itu, agar anak bisa
mengerti dan tidak sampai mengganggu belajarnya. Tetapi
jika memungkinkan untuk mencukupi fasilitas tersebut maka
penuhilah fasilitas itu, agar anak bersemangat dan senang
belajar.
c) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar
siswa mencakup metode mengajar, kurikulum, pekerjaan rumah.
(1) Metode mengajar
53
Metode mengajar adalah suatu cara yang harus
dilalui dalam mengajar, metode mengajar ini mempengaruhi
prestasi belajar siswa. Jika metode mengajar guru kurang
baik, dalam artian guru kurang menguasai materi-materi,
kurang persiapan, guru tidak mengguna-kan variasi dalam
menyampaikan pelajaran alias monoton, semua ini bisa
berpengaruh tidak baik bagi semangat belajar siswa. Siswa
bisa malas belajar, bosan, mengantuk, dan akibatnya siswa
tidak berhasil dalam menguasai materi pelajaran.
Oleh karena itu untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa, guru hendaknya menggunakan metode mengajar yang
tepat, efisien, dan efektif yakni dengan dilakukannya
keterampilan variasi dalam menyampaikan materi.
(2) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang
diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah
menyajikan bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang
seharusnya disajikan itu sesuai dengan kebutuhan bakat dan
cita-cita siswa juga masyarakat setempat. Jadi kurikulum
bisa dianggap tidak baik jika kurikulum tersebut terlalu
padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat,
minat dan perhatian siswa.
54
Perlu diingat bahwa sistem instruksional sekarang
menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan
kebutuhan siswa. Guru perlu memahami siswa dengan baik,
agar dapat melayani siswa dan memberi semangat belajar
siswa. Adanya kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan-
kebutuhan siswa, akan meningkatkan semangat, dan minat
belajar siswa sehingga siswa mendapatkan hasil belajar yang
memuaskan.
(3) Pekerjaan rumah
Pekerjaan rumah yang terlalu banyak dibebankan
oleh guru kepada murid untuk dikerjakan di rumah
merupakan momok penghambat dalam kegiatan belajar,
karena membuat siswa cepat bosan. Pekerjaan rumah itu bisa
membuat siswa tidak memiliki kesempatan untuk
mengerjakan kegiatan yang lain. Untuk menghindari
kebosanan tersebut, guru janganlah terlalu banyak memberi
tugas rumah (PR), berilah kesempatan siswa untuk
melakukan kegiatan yang lain, agar siswa tidak merasa
bosan dan lelah dengan belajar.
d) Faktor masyarakat
Masyarakat juga berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa, berikut ini penulis membahas beberapa faktor masyarakat
yang bisa mempengaruhi prestasi belajar siswa yakni:
55
(1) Kegiatan dalam masyarakat
Di samping belajar, anak juga mempunyai kegiatan-
kegiatan lain di luar sekolah, misalnya TPA, menari,
olahraga dan lain sebagainya. Bila kegiatan-kegiatan
tersebut dilakukan dengan berlebih-lebihan bisa
menurunkan semangat belajar siswa, karena anak sudah
terlanjur senang dalam organisasi atau kegiatan di
masyarakat. Dan perlu diingatkan tidak semua kegiatan di
masyarakat berdampak baik bagi anak.
Maka dari itu, orang tua perlu memperhatikan
kegiatan anak-anaknya, supaya jangan atau tidak hanyut
dalam kegiatan-kegiatan yang tidak menunjang belajar anak.
Jadi orang tua hendaknya membatasi kegiatan siswa dalam
masyarakat agar tidak mengganggu belajarnya, dan orang
tua juga mengikut sertakan siswa pada kegiatan yang
mendukung semangat belajarnya seperti kursus bahasa
inggris dan komputer.
(2) Teman bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih
cepat masuk dalam jiwa anak. Jika teman bergaulnya baik
akan berpengaruh baik pada siswa, begitu juga sebaliknya.
Jika teman bergaulnya jelek pasti mempengaruhi sifat yang
jelek pada diri siswa. Seyogyanya orang tua memperhatikan
56
pergaulan anak-anaknya, jangan sampai anaknya berteman
dengan anak yang memiliki tingkah laku yang tidak
diharapkan. Usahakan agar siswa memiliki teman bergaul
yang baik yang bisa memberikan semangat belajar yang
baik.
Tugas orang tua hanya mengontrol dari belakang,
jangan terlalu dibebaskan. Harus bijaksana, agar siswa tidak
terganggu dan terhambat belajarnya. Masih banyak
pengaruh-pengaruh eksternal terhadap prestasi belajar siswa.
Lingkungan sekitar juga bisa mempengaruhi, untuk itu
usahakan agar lingkungan di sekitar kita itu baik, agar dapat
memberi pengaruh yang positif terhadap siswa/anak
sehingga anak terdorong atau bersemangat belajar.
2. Keaktifan
a. Pengertian Keaktifan
Secara harfiah keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti
sibuk, giat (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia: 17). Aktif mendapat
awalan ke- dan –an, sehingga menjadi keaktifan yang mempunyai arti
kegiatan atau kesibukan. Jadi, keaktifan belajar adalah kegiatan atau
kesibukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah
maupun di luar sekolah yang menunjang keberhasilan belajar siswa.
Menurut teori kognitif, belajar menunjukan adanya jiwa yang
sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak
57
sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi Gage
and Berline (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006 : 45). Menurut
teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu
merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk mencari, menemukan
dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Dalam proses
belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi, merumuskan
masalah, mencari dan menentukan fakta, menganalisis, menafsirkan
dan menarik kesimpulan. Dari teori – teori di atas dapat disimpulkan
bahwa keaktifan adalah siswa aktif mengolah informasi yang diterima
dan berusaha dengan seluruh anggota badannya untuk
mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menentukan
fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.
b. Indikator Keaktifan
Menurut (Sudjana 2010: 61) keaktifan siswa dapat dilihat dalam
hal:
a) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
b) Terlibat dalam pemecahan masalah
c) Bertanya kepada siswa lain / kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya
d) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk
pemecahan masalah
e) Melaksanakan diskusi kelompok
f) Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya
58
g) Kesempatan menggunakan / menerapkan apa yang diperolehnya
dalam menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya
h) Kesempatan menggunakan / menerapkan apa yang diperolehnya
dalam menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya
Dari ciri–ciri keaktifan menurut Sudjana di atas, maka dapat
diambil delapan indikator :
a) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
Maksud dari indikator ini adalah siswa ikut serta dalam
proses pembelajaran misalnya siswa mendengarkan,
memperhatikan, mencatat dan mengerjakan soal dan sebagainya.
b) Terlibat dalam pemecahan masalah
Maksud dari indikator tersebut adalah ikut aktif dalam
menyelesaikan masalah yang sedang dibahas dalam kelas,
misalnya ketika guru memberi masalah / soal siswa ikut membahas.
c) Bertanya kepada siswa lain / kepada guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya
Maksud dari indikator tersebut adalah jika tidak memahami
materi / penjelasan dari guru hendaknya siswa melontarkan
pertanyaan, baik pada guru / siswa lain.
d) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk
pemecahan masalah
59
Maksud indikator tersebut adalah berusaha mencari
informasi /cara yang bisa digunakan dalam menyelesaikan suatu
masalah / soal. Yaitu siswa mencari informasi dari buku.
e) Melaksanakan diskusi kelompok
Maksud dari indikator tersebut adalah melakukan kerja
sama dengan teman diskusi untuk menyelesaikan masalah / soal.
f) Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya
Maksud dari indikator tersebut adalah menilai kemampuan
dirinya yaitu dengan mencoba mengerjakan soal setelah guru
menerangkan materi.
g) Melatih diri dalam memecahkan soal / masalah, yaitu siswa dapat
mengerjakan soal / permasalahan, dengan mengerjakan LKS.
Maksud dari indikator tersebut adalah dapat menyelesaikan
soal / masalah yang pernah diajarkan / dibahas bersama. Yaitu siswa
mengerjakan LKS.
h) Kesempatan menggunakan / menerapkan apa yang diperolehnya
dalam menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya
Maksud dari indikator tersebut adalah menggunakan /
menerapkan rumus / langkah – langkah yang telah diberikan dalam
soal yang dihadapi dalam kelas.
3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
60
IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta
melalui pengamatan yang tepat pada sasaran serta menggunakan prosedur
yang benar dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih sehingga dihasilkan
kesimpulan yang betul.
Menurut (Djumhana 2009: 4) IPA berbeda dengan agama, IPA
digunakan untuk mencari penjelasan tentang asal, hakikat, dan proses yang
terjadi di alam semesta yang secara fisik dapat dilihat sedangkan agama
dipakai untuk mencari penjelasan tentang makna dari keberadaan manusia
di dunia ini, untuk memahami jiwa manusia, menetapkan apa yang terjadi
sesudah kematian serta menetapkan bentuk ibadah yang semestinya
dilakukan oleh manusia.
Walaupun demikian, IPA bukan merupakan suatu kebenaran yang
pasti, Ilmu Pengetahuan Alam hanya mencari penjelasan tentang alam
semesta dan penjelasan IPA diuji berdasarkan evidensi-evidensi yang
berasal dari alam semesta itu sendiri. Evidensi-evidensi tersebut diperoleh
melalui panca indra. Pengetahuan IPA cukup reliable walaupun bersifat
tentative. Oleh karena IPA tidak dogmatis dan kebenaran IPA siap untuk
ditinjau kembali, siap direvisi dan siap ditelaah ulang. Pembelajaran IPA di
SMP merupakan upaya guru dalam membelajarkan siswa melalui penerapan
berbagai model pembelajaran yang dipandang sesuai dengan karakteristik
anak SMP.
Keberhasilan pembelajaran IPA tergantung pada strategi dan
metode belajar yang tepat, dan keberhasilan siswa tidak hanya tergantung
61
pada sarana dan prasarana pendidikan, kurikulum maupun metode, akan
tetapi guru mempunyai posisi yang sangat strategis dalam meningkatkan
prestasi siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dan
mampu memotivasi siswa dalam pembelajaran IPA.
Dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang
menuntut seseorang untuk menginterpretasikan simbol-simbol tulisan
dengan aktif dan kritis sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri agar
pembaca dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi
sebagai proses transmisi pemikiran untuk mengembangkan intelek-tualitas
dan pembelajaran sepanjang hayat.
4. Materi Getaran, Gelombang dan Bunyi
a. Kompetensi Inti
1. KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur,
disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
2. KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik
sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
62
teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
3. KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan
komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang teori.
b. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Tabel 2.1 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.11 Menganalisis konsep
getaran, gelombang,
dan bunyi dalam
kehidupan sehari-
hari termasuk sistem
pendengaran
manusia dan sistem
sonar pada hewan
1. Menganalisis konsep getaran
2. Menganalisis konsep gelombang
3. Menganalisis konsep bunyi
4. Memahami sistem pendengaran pada
manusia
5. Menjelaskan pemanfaatan gelombang
bunyi dalam kehidupan sehari-hari
6. Memahami sistem sonar pada hewan
4.11 Menyajikan hasil
percobaan tentang
getaran, gelombang,
dan bunyi
1. Menyajikan hasil percobaan tentang
getaran, gelombang, dan bunyi
63
c. Getaran, Gelombang dan Bunyi
1. Getaran
Semua benda akan bergetar apabila diberi gangguan. Benda yang
bergetar ada yang dapat terlihat secara kasat mata karena simpangan yang
diberikan besar, ada pula yang tidak dapat dilihat karena simpangan
kecil. Benda dapat dikatakan bergetar jika benda bergerak bolak-balik
secara teratur melalui tittik keseimbangan.
A B
O
Gambar 2.1 Bandul Sederhana
(Sumber : Dokumen Penulis)
Sebuah bandul sederhana mula-mula diam dalam kedudukan O
(kedudukan setimbang). Bandul tersebut ditarik ke kedudukan A (diberi
simpangan kecil). Pada saat benda di lepas dari kedudukan A, bandul
akan bergerak bolak-balik secara teratur melalui titik A-O-B-O-A dan
64
gerakan bolak balik ini di sebut satu getaran. Salah satu ciri dari getaran
adalah adanya amplitudo atau simpangan terbesar.
2. Gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat. Contohnya apabila
sebuah panci yang diletakkan di dekat wadah plastik dipukul dan di atas
wadah plastik tersebut diberi beras, maka beras akan bergetar. Getaran
akan merambat dalam bentuk gelombang. Pada perambatan gelombang
yang merambat adalah energi, sedangkan zat perantaranya tidak ikut
merambat (hanya ikut bergetar). Pada saat kita mendengar, getaran akan
merambat dalam bentuk gelombang yang membawa sejumlah energi,
sehingga ke saraf yang menghubungkan ke otak kita.
Berdasarkan energinya, gelombang dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu gelombang mekanis dan gelombang elektromagnetik.
Perambatan gelombang mekanis memerlukan medium (perantara), misal
gelommbang tali, gelombang air, dan gelombang bunyi. Perambatan
gelombang elektromagnetik tidak memerluka medium, misal gelombang
cahaya.
Pada saat menggetarkan tali, gelombang akan merambat pada tali
ke arah temanmu, tetapi karet gelang yang diikatkan tidak ikut merambat
bersama gelombang. Demikian pula dengan tali juga tidak ikut
merambat. Jadi hal tersebut membuktikan bahwa gelombang merambat
hanya menghantarkan energi, mediumnya tidak ikut merambat.
65
Berdasarkan arah rambat dan arah getarnya, gelombang dibedakan
menjadi gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
Gelombang Transversal
Ketika tali diberi simpangan, tali akan bergetar dengan arah
getaran ke atas dan ke bawah. Pada tali gelombang merambat tegak
lurus dengan arah getarannya. Bentukan seperti ini disebut gelombang
transversal. Contoh lain gelombang transversal ada pada permukaan
air. Panjang gelombang transversal sama dengan jarak satu bukit
gelombang dan satu lembah gelombang (a-b-c-d-e pada Gambar 2.2).
Panjang satu gelombang dilambangkan dengan lamda dengan satuan
meter. Simpangan terbesar dari gelombang itu disebut amplitudo (bb’
atau dd’ pada Gambar 2.2). Dasar gelombang terletak pada titik
terendah gelombang, yaitu d dan h, dan puncak gelombang terletak
pada titik tertinggi yaitu b dan f. Lengkungan c-d-e dan g-h-i
merupakan lembah gelombang. Lengkungan a-b-c dan e-f-g
merupakan bukit gelombang.
Gambar 2.2 Grafik Simpangan terhadap Arah Rambat
(Sumber : www.google.com)
66
Waktu yang diperlukan untuk menempuh satu gelombang
disebut periode gelombang, satuannya sekon (s) dan dilambangkan
dengan T. Jumlah gelombang yang terbentuk dalam 1 sekon disebut
frekuensi gelombang. Lambang untuk frekuensi adalah f dan
satuannya Hertz (Hz). Gelombang yang merambat dari ujung satu ke
ujung yang lain memiliki kecepatan tertentu, dengan menempuh jarak
tertentu dalam waktu tertentu pula.
Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal dapat kamu amati pada slinki atau
pegas yang diletakkan di atas lantai. Ketika slinki digerakkan maju-
mundur secara terus menerus, akan terjasi gelombang yang merambat
pada slinki dan membentuk pola rapatan dan renggangan. Gelombang
longitudinal memiliki arah rambat yang sejajar dengan arah
getarannya.
Contoh gelombang longitudinal adalah gelombnag bunyi. Satu
gelombang longitudinal terdiri atas satu rapatan dan satu regangan
seperti pada Gambar 2.3. Besaran-besaran yang digunakan pada
gelombang longitudinal sama dengan besaran-besaran pada
gelombang transversal.
67
Gambar 2.3 Rapatan dan Regangan pada Gelombang
Longitudinal
(Sumber : www.google.com)
Hubungan anatara Panjang Gelombang, Frekuensi, Cepat Rambat dan
Periode Gelombang
Perhatikan cahaya kilat dan bunyi guntur beberapa saat
setelah cahaya kilat terlihat. Walaupun guntur dan cahaya kilat
muncul dalam waktu yang bersamaan, terlihat cahaya kilat lebih
dahulu karena cahaya merambat jauh lebih cepat daripada bunyi.
Cahaya merampat dengan kecepatan 3X108 m/s, sedangkan bunyi
hanya merambat dengan kecepatan 340 m/s. Cepat rambat
gelombang dilambangkan dengan v, dengan satuan m/s.
Karena gelombang menempuh jarak satu panjang
gelombang dalam waktu satu periode gelombang (T), maka kecepatan
gelombang dapat ditulis λ = v / f. Karena T=1/f, maka cepat rambat
gelombang dapat juga dinyatakan sebagai berikut v = λ . f.
Pemantulan Gelombang
Pemantulan gelombang adalah peristiwa membaliknya
gelombang setelah mengenai penghalang. Seperti gelombang tali
68
yang mencapai ujung akan memberikan gaya ke atas pada penopang
yang ada di ujung, sehingga penopang memberikan gaya yang sama
tetapi berlawanan arah ke bawah pada tali. Gaya ke bawah pada tali
inilah yang membangkitkan gelombang pantulan yang terbalik.
Pada peristiwa pemantulan gelombang, ada dua
kemungkinan yang terjadi pada fase gelombang pantul. Apabila
gelombang itu merambat dalam medium yang kurang rapat sampai
pada batas medium yang lebih rapat, maka fase gelombang pantul
akan berbeda 0,5 dengan fase gelombang datang. Dalam hal ini
gelombang datang dikatakan mengalami perubahan fase 0,5.
3. Bunyi
a. Bunyi Merambat Melalui Zat Antara
Gambar 2.4 Gelombang Bunyi yang Merambat Menuju
Telinga
(Sumber : www.centralparkent.net)
Molekul udara tidak berpindah, tetapi hanya merapat dan
merenggang. Bunyi sampai di telinga karena merambat dalam bentuk
gelombang. Gelombang yang tersusun dari rapatan dan regangan
69
adalah gelombang longitudinal. Tanpa adanya medium atau zat
perantara, bunyi tidak dapat merambat. Hal ini mengakibatkan bunyi
termasuk jenis gelombang mekanis. Begitu pula ketika kita
mendengar bunyi akan rambatan ke telinga kita melalui udara. Jadi,
dapat di simpulkan bahwa bunyi dapat terdengar bila ada 1) sumber
bunyi, 2) medium/zat perantara, 3) alat penerima/pendengar.
b. Cepat Rambat Bunyi
Jika kamu memukul batu di dalam air, kamu akan
mendengar suara pukulan tersebut. Demikian juga, ikan yang sedang
berenang di dalam kolam yang jernih, kamu akan beranggapan ikan-
ikan tersebut tidak bersuara. Akan tetapi, jika kamu menyelam ke
dalam air, kamu akan mendengar suara kibasan ekor dan sirip ikan
tersebut. Hal ini membuktikan bahwa bunyi dapat merambat di dalam
zat cair.
Ahli fisika bernama Miller melakukan percobaan untuk
mengukur kecepatan bunyi di udara dengan menembakkan peluru
sebagai sumber bunyi dan meletakkan detektor pada jarak tertentu.
Pada percobaan tersebut, kecepatan bunyi tergantung pada
temperatur. Semakin rendah suhu udara, maka semakin besar
kecepatan bunyi. Hal ini yang menjelaskan mengapa pada malam hari
bunyi terdengar lebih jelas daripada siang hari. Pada siang hari
gelombang bunyi dibiaskan ke arah udara yang lebih panas (ke arah
atas) karena suhu udara di permukaan bumi lebih dingin dibandingkan
70
dengan udara di bagian atasnya. Berlawanan pada malam hari,
gelombang bunyi dipantulkan ke arah yang lebih rendah karena suhu
permukaan bumi lebih hangat dibandingkan dengan udara pada
bagian atasnya.
Selain dipengaruhi oleh suhu, cepat rambat bunyi di udara
juga dipengaruhi oleh jenis medium.
Tabel 2.2 Cepat Rambat Bunyi pada Berbagai Medium
(Sumber : Dokumen Penulis)
Medium Cepat Rambat Bunyi (m/s)
Udara (0⁰C) 331
Udara (15⁰C) 340
Air (25⁰C) 1490
Air Laut (25⁰C) 1530
Alumunium (20⁰C) 5100
Tembaga (20⁰C) 3560
Besi (20⁰C) 5130
Bantuan alat seismograf para ahli gempa dapat mendeteksi
getaran gempa bumi. Getaran lebih kuat jika jaraknya lebih dekat
pada sumber getar. Dari contoh-contoh tersebut, dapat disimpulkan
bahwa bunyi yang terdengar bergantung pada jarak antara sumber
bunyi dan pendengar. Jarak yang ditempuh bunyi tiap satuan waktu
disebut cepat rambat bunyi (v).
c. Frekuensi Gelombang Bunyi
71
Berdasarkan hasil penelitian, pendengaran telinga manusia
normal berada pada frekuensi 20 Hz sampai 20.000 Hz. Daerah ini
disebut daerah audiosonik. Frekuensi di bawah 20 Hz di sebut
daerah infrasonik, sedangkan daerah di atas frekuensi 20.000 Hz di
sebut ultrasonik.
Daerah infrasonik tidak dapat didengar oleh manusia, tetapi
hanya binatang-binatang tertentu saja yang dapat mendengarnya.
Binatang yang dapat mendengar suara infrasonik adalah anjing,
sedangkan binatang yang dapat mendengar suara ultrasonik, antara
lain lumba-lumba, burung robin, anjing, kucing, dan kelelawar.
Manusia hanya mampu memancarkan gelombang bunyi
dalam daerah yang sempit, yaitu sekitar 85 Hz sampai 1.100 Hz.
Beberapa binatang tertentu dapat memancarkan gelombang bunyi
dengan frekuensiyang tinggi (ultrasonik), diantaranya ikan lumba-
lumba, kelelawar dan jangkrik. Anjing memiliki pendengaran yang
sangat peka terhadap frekuensi bunyi. Dia dapat mendengar bunyi
dari daerah infrasonik sampai daerah ultrasonik. Inilah yang
menyebabkan anjing sering dimanfaatkan manusia sebagai
penjaga.
B. Model Student Teams-Achievment Divisions (STAD)
1. Pengertian Model Student Teams-Achievment Divisions (STAD)
Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di
Universitas John Hopkin. Menurut Slavin (2007) model STAD (Student
72
Teams-Achievment Divisions) merupakan variasi pembelajaran kooperatif
yang paling banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah diadaptasi, telah
digunakan dalam Matematika. IPA, IPS, Bahasa Inggris, tekhnik dan
banyak subyek lainnya, dan pada tingkat sekolah dasar sampai perguruan
tinggi. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat
orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru
memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok
memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran
tersebut. Akhirnya siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi
tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama
lain. Nilai-nilai hasil kuis siswa dibandingkan dengan nilai rata-rata mereka
sendiri yang diperoleh sebelumnya, dan nilai-nilai itu diberi hadiah
berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau
seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya. Nilai-nilai ini
kemudian dijumlah untuk mendapat nilai kelompok, dan kelompok yang
dapat mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-
hadiah yang lainnya. Keseluruhan siklus aktivitas itu, mulai dari paparan
guru ke kerja kelompok sampai kuis, biasanya memerlukan tiga sampai lima
kali pertemuan kelas. STAD adalah yang paling tepat untuk mengajarkan
materi-materi pelajaran ilmu pasti, seperti perhitungan dan penerapan
matematika, penggunaan bahasa dan mekanika, geografi dan ketrampilan
perpetaan, dan konsep-konsep sains lainnya.
73
Lebih jauh Slavin memaparkan bahwa: “Gagasan utama dibelakang
STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu
sama lain untuk menguasai ketrampilan yang diajarkan guru”. Jika siswa
menginginkan kelompok memperoleh hadiah, mereka harus membantu
teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran. Mereka harus
mendorong teman sekelompok umtuk melakukan yang terbaik,
memperlihatkan norma-norma bahwa belajar itu penting, berharga dan
menyenangkan. Para siswa diberi waktu untuk bekerja sama setelah
pelajaran diberikan oleh guru, tapi tidak saling membantu ketika menjalani
kuis, sehingga setiap siswa harus menguasai materi itu (tanggung jawab
perseorangan).
Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif Model STAD:
a. Penyampaian tujuan dan motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
b. Pembagian kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap
kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan
heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis
kelamin, rasa atau etnik.
c. Presentasi dari guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu
menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan
74
tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru
memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif.
d. Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru
menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok,
sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan
kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan,
memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja
tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.
e. Kuis (evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang
materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi
hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara
individual tidak dibenarkan bekerja sama.
f. Penghargaan (prestasi tim)
Setelah peaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan
diberikan angka dengan rating 0-100. Selanjutnya pemberian
penghargaan atas keberhasilan kelompok.
Tujuan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat lebih membiasakan
kepada siswa untuk belajar berkelompok dalam rangka memecahkan
masalah atau mengerjakan tugas. Di samping itu pembelajaran kooperatif
tipe STAD dapat membantu siswa memahami konsep-konsep pelajaran
75
yang sulit serta menumbuhkan kemampuan kerjasama, berfikir kritis, dan
mengembangkan sikap sosial siswa.
C. Kajian Pustaka
Hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitan ini
adalah sebagai berikut :
1. Putri (2010), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa Strategi
Student Teams-Achievment Division (STAD) dalam pembelajaran
Matematika di SMP Negeri 1 Teras, Boyolali Kelas VII Semester II
dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa dalam pembelajaran
Matematika. Hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata
kondisi awal siswa 65,5%, siklus I sebesar 70,2 % kemudian pada siklus
II 73,6%.
2. Hidayat (2013), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran kooperative Tipe STAD pada mata diklat proses
dasar perlakuan logam di SMKN 1 dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Penelitian ini ditandai dengan kondisi awal rata-rata
62,5%, siklus I sebesar 71,16% dan siklus II sebesar 80,7%.
3. Herning (2016), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa pengaruh
pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievment Division (STAD)
terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Ekosistem (studi
eksperimen pada siswa kelas VII MTs Ma’arif Penajawa Lampung
Timur semester genap tahun pelajaran 2015/2016) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Hal ini di buktikan dengan hasil angket tanggapan
76
siswa terhadap penggunaan model pembelajaran STAD untuk
pernyataan senang mempelajari materi pokok ekosistem melalui model
pembelajaran STAD sebanyak 86,67%.
4. Afifah (2016), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa pengaruh
pembelajaran cooperative tipe STAD (Student Teams-Achievment
Divisions) terhadap hasil belajar IPS peserta didik kelas V MIN 6
Bandar Lampung tahun ajaran 2016 dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini di buktikan dengan nilai rata-rata hasil belajar
menggunakan model STAD mencapai 79,556 lebih tinggi dari rata-rata
hasil belajar peserta didik dengan metode ceramah dengan nilai 73.
5. Ignasius (2017), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan
pembelajaran cooperative tipe STAD (Student Teams-Achievment
Divisions) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
tekhnologi dasar otomotif (TDO) kelas X di SMK Ma’arif Salam dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari adanya
peningkatan hasil belajar dari nilai awal siswa yang hanya 20%
meningkat sebesar 60% pada siklus I dan meningkat 80% pada siklus
II.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu memiliki
kesamaan yang dilaksankan oleh peneliti yang penggunaan model
pembelajaran Student Teams-Achievment Divisions (STAD) untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar, sedangakan perbedaannya
77
terdapat pada subjek , materi pelajaran, tempat, waktu pelaksanaan
penelitian dan hasil dari penelitian yang dilakukan.
Berdasarkan lima hasil penelitian tentang penggunaan model
pembelajaran Student Teams-Achievment Divisions (STAD) di atas,
menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa
melalui model pembelajaran Student Teams-Achievment Divisions
(STAD). Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah
penelitian dengan judul “Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA
Materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi Melalui Model Student Teams-
Achievment Divisions (STAD) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2
Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019”.
78
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolahan
1. Identitas Sekolah
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Pabelan
Kabupaten Semarang. SMP Negeri 2 Pabelan awal berdiri pada tahun 1985,
yang terletak di Desa Jembrak Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.
Awal berdiri di prakasi pemuka-pemuka desa karena belum ada sekolah
negeri yang berada di daerah setempat. Awal berdiri dikenal dengan sebutan
SMP Negeri Salatiga Luar Kota. Sekolah ini sudah terakreditasi A sejak
tanggal 27 Oktober 2011dan menjadi sekolah unggulan di daerah tersebut
selain SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 3 Pabelan.
2. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Pabelan
Visi SMP Negeri 2 Pabelan :
79
“Meningkatkan pengetahuan ketrampilan dan kemandirian dengan sikap
yang positif berdasarkan iman dan taqwa kepada Tuhan yang maha ESA”
Misi SMP Negeri 2 Pabelan :
a. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang beriman,
bertaqwa, berprestasi akademik, non akademik dan terampil dalam
karya.
b. Mewujudkan kurikulum yang holistik, berkualitas, sesuai dengan potensi
kebutuhan siswa dan konteks sekolah.
c. Mewujudkan proses pembelajaran yang dinamis, kreatif, inovatif dan
menyenangkan dengan menggunakan pendekatan.
d. Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadahi dari segi
kuantitas dan kualitas.
e. Mewujudkan sumber daya manusia, tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan, yang berkualitas profesional bertanggung jawab dan
berdedikasi tinggi.
f. Mewujudkan pengelolaan sekolah berdasarkan konsep menejemen
berbasis sekolah, dengan mengembangkan komunikasi kekeluargaan,
kemitraan dan kedinasan secara terpadu.
g. Mewujudkan pembiayaan pendidikan yang memadai dengan
memberdayakan semua pihak yang terkait.
h. Mewujudkan sistem penilaian yang menyeluruh, autentik, objektif, dan
berkelanjutan yang mampu mengukur kompetensi siswa secara utuh.
80
i. Mewujudkan budaya dan lingkungan sekolah yang sehat, serta bersih,
indah dan nyaman (BERIMAN).
3. Keadaan Guru
Guru atau tenaga pendidik SMP Negeri 2 Pabelan sebanyak 33
orang guru termasuk kepala sekolah, staf TU dan petugas kebersihan. Untuk
lebih jelasnya tentang pengajar dan staf yang lainnya yang membantu
jalannya proses pendidikan di SMP Negeri 2 Pabelan , dapat dilihat dari
hasil penelitian yang penulis sajikan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1 Daftar Guru SMP Negeri 2 Pabelan
NO NAMA Jenis
Kelamin
Jabatan Pendidikan
1 Sigit Setyo Atmoko,
M.Pd.
L Kepala
Sekolah
S2
2 Hari Triyono, S.Pd. L Guru S1
3 Drs. Sunu Pancariatno L Guru S1
4 Dastono, S.Pd. L Guru S1
5 Drs. Muhson Effendi L Guru S1
6 Suwarta L Guru
7 Tutik Muzaiyanah,
S.Ag.
P Guru S1
8 Suhartono, S.Pd. L Guru S1
9 A. SaptoYunarso,S.Pd. L Guru S1
10 Bibit Subandria, S.Pd. L Guru S1
11 Eko Pratiwi, S.Pd. P Guru S1
12 Isma Purwani, S.Pd. P Guru S1
13 Mardiyana, S.Pd. L Guru S1
14 Nur Fakhiroh, S.Pd. P Guru S1
15 Evin Nurbiyati, S.Pd. P Guru S1
16 Istiqomah, S.Pd. P Guru S1
17 Bambang Sudewo,
S.Pd.
L Guru S1
18 Slamet Hirno, S.Pd. L Guru S1
19 Titik Setyaningsih,
S.Kom.
P Guru S1
20 Emy Setyowati, S.Pd. P Guru S1
81
21 Salsabil Mukodompit,
S.Sn.
L Guru S1
22 Sri Sulastri, S.PdI P Guru S1
23 Desy Shynta Ediyana
Putri, S.Pd.
P Guru S1
24 Priyadi L
25 Hariyati P
26 Bambang Heriyanto L
27 Ana Dewi Yeni Astuti P
28 Paiman L
29 Ediati Tri Suryandari P
30 Rofiah P
31 Bintoro L
32 Maskur L
33 Riwayatun, S.Pd P Guru S1
4. Keadaan Siswa
SMP Negeri 2 Pabelan memiliki 15 kelas dengan jumplah
keseluruhan sebanyak 488 siswa, yang terdisi dari kelas VII-IX untuk lebih
jelasnya penulis sajikan rincian dalam tabel berikut :
Tabel jumlah siswa SMP Negeri 2 Pabelan Tahun Pelajaran 2018/2019
Tabel 3.2 Data Keadaan Peserta Didik SMP Negeri 2 Pabelan
No Uraian Detail Jumlah Total
1 Kelas 7 L 85
168 P 83
2 Kelas 8 L 87
166 P 79
3 Kelas 9 L 83
154 P 71
JUMLAH 488 siswa
5. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap
bulan Maret tahun pelajaran 2018-2019. Waktu pelaksanaannya dimulai
82
tanggal 12 Maret 2019 sampai dengan tanggal 15 Maret 2019. Penelitian
dilakasanakan sesuai dengan jadwal mata pelajaran IPA kelas VIII B SMP
Negeri 2 Pabelan. Sehingga tidak menganggu mata pelajaran yang lainnya.
Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Waktu Kegiatan
1 12 Maret 2019 Pelaksanaan pra siklus
2 13 Maret 2019 Pelaksanaan siklus I
3 14 Maret 2019 Pelaksanaan siklus II
4 15 Maret 2019 Pelaksanaan siklus III
6. Subyek dan Kolaborator Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 2
Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran
2018/2019 berjumlah 32 anak, dengan rincian laki-laki 16 anak dan
perempuan 16 anak.
Berikut ini adalah nama-nama siswa kelas VIII B SMP Negeri
2 Pabelan :
Tabel 3.4 Nama Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Pabelan
Tahun Ajaran 2018/2019
No NIS Nama
1 5330 AP
2 5347 AO
3 5356 BA
4 5360 DAF
5 5364 DAN
6 5373 DMP
7 5375 DF
83
8 5379 ERA
9 5389 HSAP
10 5392 INF
11 5393 IAPA
12 5398 IZW
13 5399 IPL
14 5411 MI
15 5419 MHM
16 5422 MMKM
17 5425 NBL
18 5429 NANS
19 5431 NI
20 5441 RH
21 5447 RDA
22 5450 RF
23 5453 SA
24 5456 SWP
25 5458 SS
26 5462 SC
27 5466 SPY
28 5472 TR
29 5474 TN
30 5479 VSP
31 5483 YF
32 5486 YM
7. Kolaborator Penelitian
Kolabolator dalam penelitian ini adalah teman sejawat sebagai
pengamat sikap yang dilakukan oleh guru bidang studi IPA, sehingga dalam
mengelola data dapat valid dan sesuai dengan hasil yang diharapkan.
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Deskripsi pra siklus
Kondisi awal merupakan tindakan awal pembelajaran sebelum
dilakukan tindakan penelitian. Hasil belajar atau tes pra siklus dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal hasil belajar siswa kelas VIII
84
pada pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Pabelan Tahun Pelajaran 2018/2019.
Hasil pra siklus diperoleh melalui tes tertulis berupa hasil belajar atau nilai
sebelum diadakan penelitian pada mata pelajaran IPA.
Berdasarkan tes awal didapat bahwa rata-rata hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimal
yang telah ditetapkan yaitu 65. Sedangkan nilai yang diperoleh 53% dari
seluruh total siswa adalah nilai siswa yang tidak tuntas. Hal ini dikarenakan
dalam penggunaan metode belum variatif sehingga hasil belajarnya masih
kurang memuaskan. Hasil belajar pra siklus dapat dilihat pada tabel berikut
:
Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
KKM : 65
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 AP 70 Tuntas
2 AO 80 Tuntas
3 BA 80 Tuntas
4 DAF 80 Tuntas
5 DAN 60 Belum tuntas
6 DMP 60 Belum tuntas
7 DF 80 Tuntas
8 ERA 75 Tuntas
9 HSAP 60 Belum tuntas
10 INF 75 Tuntas
11 IAPA 60 Belum tuntas
12 IZW 80 Tuntas
13 IPL 85 Tuntas
14 MI 60 Belum tuntas
15 MHM 60 Belum tuntas
16 MMKM 60 Belum tuntas
17 NBL 60 Belum tuntas
18 NANS 75 Tuntas
19 NI 60 Belum tuntas
20 RH 75 Tuntas
85
21 RDA 60 Belum tuntas
22 RF 55 Belum tuntas
23 SA 80 Tuntas
24 SWP 60 Belum tuntas
25 SS 80 Tuntas
26 SC 75 Tuntas
27 SPY 80 Tuntas
28 TR 60 Belum tuntas
29 TN 60 Belum tuntas
30 VSP 60 Belum tuntas
31 YF 55 Belum tuntas
32 YM 60 Belum tuntas
Dilihat dari Tabel 3.5 di atas, masih banyak siswa yang belum
tuntas, pada proses pembelajaran pra siklus siswa tidak bersemangat dan
bermalas-malasan karena siswa merasa bosan dalam membaca materi.
Selain itu siswa belum aktif bertanya dan merasa takut saat diminta untuk
maju kedepan. Untuk itu untuk menumbuhkan semangat siswa dalam
memahami materi getaran, gelombang dan bunyi maka perlu dilakukan
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model Student Teams-
Achievment Divisions (STAD). Perbaikan tersebut dilakukan melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tiga tahap, yaitu pembelajaran
siklus I, siklus II dan siklus III.
2. Deskripsi pelaksanaan siklus I
A. Perencanaan
Tahap perencanaan siklus I meliputi :
1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I
2) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran
3) Membuat instrumen penelitian yaitu :
86
a. Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa dalam pembelajaran dan kegiatan guru selama kegiatan
pembelajaran (lembar observasi terlampir).
b. Tes formatif sebagai alat pengukur tingkat penguasaan siswa
pada materi yang telah di sampaikan melalui model STAD (soal
terlampir).
c. Menyiapkan bahan model STAD sebagai alat untuk
menyampaikan materi.
B. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
1) Kegiatan Awal (10 Menit)
Guru :
Orientasi
a. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan
syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
b. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
c. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Apersepsi :
a. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya.
b. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
87
c. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan
pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi :
a. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
b. Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan
sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik
diharapkan dapat menjelaskan tentang materi Getaran.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung.
d. Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan :
a. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
b. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung.
c. Pembagian kelompok belajar.
d. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
2) Kegiatan Inti ( 60 Menit )
a. Stimulation
1. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik materi Getaran
88
2. Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
3. Lembar kerja materi Getaran
4. Pemberian contoh-contoh materi Getaran untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
5. Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah
dengan membaca materi dari buku paket atau buku-buku
penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan
dengan Getaran.
6. Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait
Getaran.
7. Pemberian materi Getaran oleh guru.
8. Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai materi Getaran
b. Problem
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui
kegiatan belajar, contohnya mengajukan pertanyaan tentang
materi Getaran
c. Data collection
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
89
1. Mengamati dengan seksama materi Getaran yang sedang
dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang
disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
2. Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari
dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna
menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi
Getaran yang sedang dipelajari.
3. Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat
dipahami dari kegiatan mengamati dan membaca yang akan
diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Getaran yang
sedang dipelajari.
4. Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Getaran
yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.
5. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas
contoh dalam buku paket mengenai materi Getaran.
6. Mencatat semua informasi tentang materi Getaran yang
telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi
dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
7. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri Getaran
sesuai dengan pemahamannya.
d. Data processing
90
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
hasil pengamatan dengan cara :
1. Berdiskusi tentang data dari Materi Getaran
2. Mengolah informasi dari materi Getaran yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya
mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi
Getaran.
e. Verification (pembuktian)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber melalui kegiatan menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja
keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang
materi Getaran. Antara lain dengan : Peserta didik dan guru
secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah
dikerjakan oleh peserta didik.
91
f. Generalization
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan :
1. Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Getaran berupa
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan sopan.
2. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
tentang materi Getaran
3. Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan
tentang materi Getaran dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan.
4. Bertanya atas presentasi tentang materi Getaran yang
dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
5. Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi
Getaran.
6. Menjawab pertanyaan tentang materi Getaran yang terdapat
pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang
telah disediakan.
92
7. Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan materi Getaran yang akan selesai dipelajari
8. Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Getaran yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar
kerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
3) Penutup (10 Menit)
Peserta didik :
a. Membuat resume (creativity) dengan bimbingan guru tentang
point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
tentang materi Getaran yang baru dilakukan.
b. Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Getaran
yang baru diselesaikan.
c. Mengagendakan materi atau tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai
pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
a. Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa
untuk materi pelajaran Getaran.
93
b. Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf
serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran
Getaran.
c. Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Getaran kepada
kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
C. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi/pengamatan pelaksanaan
pembelajaran berlangsung, antara lain :
1) Mengamati tingkah laku peserta didik pada saat kegiatan
pembelajaran.
2) Digunakan lembar observasi oleh peneliti untuk mengamati aktivitas
guru dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
D. Refleksi
Hal-hal yang mendukung serta hal-hal yang menghambat suatu
pelaksanaan pembelajaran siklus I akan dijadikan sebagai bahan refleksi
untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
1) Hal-hal yang mendukung :
a. Siswa duduk rapi pada tempat yang telah ditentukan
b. Semua siswa membawa buku IPA
c. Siswa nihil
94
2) Hal-hal yang menghambat :
a. Ada 5 siswa yang tidak fokus dalam pelaksanaan tahap survey
sehingga siswa kesulitan untuk mencari sub materi yang akan
dipelajari.
b. Terdapat 3 siswa yang merasa malas untuk membuat pertanyaan
sehingga akan mengalami kesulitan pada tahap berikutnya.
c. Dua siswa merasa tidak percaya diri saat mengungkapkan materi
yang telah dipahami.
d. Tiga siswa merasa bingung saat mereview materi yang telah di
pelajari.
3) Ide perbaikan
a. Mengalokasikan waktu sesuai yang di tentukan.
b. Memberi arahan lebih detail lagi dalam penggunaan metode
STAD.
c. Memberi perhatian dan bimbingan terhadap siswa yang masih
kurang pada setiap kegiatan pertahap.
3. Deskripsi pelaksanaan siklus II
A. A. Perencanaan
Tahap perencanaan siklus II
1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II
2) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran
3) Membuat instrumen penelitian yaitu :
95
a. Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa dalam pembelajaran dan kegiatan guru selama kegiatan
pembelajaran.
b. Tes formatif sebagai alat pengukur tingkat penguasaan siswa
pada materi yang telah disampaikan melalui model STAD.
c. Menyiapkan pedoman pelaksanaan pembelajaran berupa RPP
siklus II.
d. Perbaikan siklus I yaitu :
1. Mengalokasikan waktu sesuai dengan yang ditentukan.
2. Memberi arahan lebih detail lagi dalam penggunaan metode
STAD.
3. Memberi perhatian dan bimbingan terhadap siswa yang masih
kurang pada setiap kegiatan pertahap.
4. Motivasi siswa yang kurang aktif
B. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1) Kegiatan Awal (10 Menit)
Guru :
Orientasi
a. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan
syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
b. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
96
c. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Apersepsi :
a. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya.
b. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
c. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan
pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi :
a. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
b. Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan
sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik
diharapkan dapat menjelaskan tentang materi Gelombang
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung.
d. Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan :
a. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
b. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
97
c. Pembagian kelompok belajar
d. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
2) Kegiatan Inti ( 60 Menit )
a. Stimulation
1. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik materi Gelombang
2. Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
3. Lembar kerja materi Gelombang
4. Pemberian contoh-contoh materi Gelombang untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
5. Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan
membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang
lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan
Gelombang.
6. Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait
Gelombang.
7. Pemberian materi Gelombang oleh guru.
8. Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang
materi pelajaran mengenai materi Gelombang
b. Problem
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
98
dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar, contohnya Mengajukan pertanyaan tentang materi
Gelombang.
c. Data collection
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
1. Mengamati dengan seksama materi Gelombang yang sedang
dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang
disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
2. Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari
dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna
menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi
Gelombang yang sedang dipelajari.
3. Mengerjakan projek yang sudah ditentukan oleh guru secara
berkelompok dengan model STAD.
4. Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Gelombang
yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.
5. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh
dalam buku paket mengenai materi Gelombang.
6. Pelaksanaan STAD
Guru meminta siswa dalam masing-masing kelompok
mengerjakan soal yang sudah di persiapkan oleh guru.
99
Siswa menanyakan kepada guru apabila ada yang kurang
dimengerti ketika melakukan kegiatan.
7. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri sesuai
dengan pemahamannya.
d. Data processing
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara :
1. Berdiskusi tentang data dari Materi Gelombang
2. Mengolah informasi dari materi Gelombang yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau
pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi
Gelombang.
e. Verification (pembuktian)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber melalui kegiatan menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan
100
sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam membuktikan tentang materi Gelombang Antara
lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta
didik.
f. Generalization
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan :
1. Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Gelombang
berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan.
2. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
tentang materi Gelombang
3. Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan
tentang materi Gelombang dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan.
4. Bertanya atas presentasi tentang materi Gelombang yang
dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
5. Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa
101
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi
Gelombang.
6. Menjawab pertanyaan tentang materi Gelombang yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja
yang telah disediakan.
7. Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan materi Gelombang yang akan selesai dipelajari
8. Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Gelombang yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar
lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
3) Penutup (10 Menit)
Peserta didik :
a. Membuat resume (creativity) dengan bimbingan guru tentang point-
point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang
materi Gelombang yang baru dilakukan.
b. Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Gelombang
yang baru diselesaikan.
c. Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk
kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam
sekolah atau dirumah.
Guru :
102
a. Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk
materi pelajaran Gelombang.
b. Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf serta
diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran
Gelombang.
c. Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Gelombang kepada
kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
C. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi/pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain :
1) Mengamati tingkah laku peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.
2) Digunakan lembar observasi oleh peneliti untuk mengamati aktivitas
guru dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
D. Refleksi
1) Hal-hal yang mendukung :
a. Siswa duduk rapi sesuai kelompoknya.
b. Semua siswa membawa buku IPA.
c. Siswa sudah banyak yang mengerti tata cara menggunakan model
STAD dengan baik.
103
d. Siswa mengalami peningkatan dalam melaksanakan kegiatan setiap
tahap.
e. Semua siswa mulai percaya diri dan aktif dalam bertanya dan
menjawab.
2) Hal-hal yang menghambat :
a. Masih terdapat beberapa siswa yang belum aktif dalam bertanya dan
menjawab.
b. Siswa masih bergantung pada teman ketika proses belajar kelompok.
3) Ide perbaikan
Guru memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa yang
belum aktif bertanya dan menjawab, dan memotivasi siswa yang masih
bergantung pada teman ketika proses belajar kelompok.
4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
A. Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi :
b. Menentukan waktu pelaksanaan siklus III.
c. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
d. Membuat instrumen penelitian, yaitu : Lembar observasi untuk
mengumpulkan data tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran.
e. Tes formatif sebagai alat ukur tingkat pemahaman siswa pada materi
yang telah disampaikan melalui metode STAD.
B. Pelaksanaan Tindakan Siklus III
1) Kegiatan Awal (10 Menit)
104
Guru :
Orientasi :
a. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan
syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
b. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
c. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Apersepsi :
a. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya.
b. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
c. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan.
Motivasi :
a. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
b. Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan
dapat menjelaskan tentang materi Bunyi
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung.
105
d. Mengajukan pertanyaan
e. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
f. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
g. Pembagian kelompok belajar
h. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
2) Kegiatan Inti ( 60 Menit )
a. Stimulation
1. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik materi Bunyi.
2. Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
3. Lembar kerja materi Bunyi
4. Pemberian contoh-contoh materi Bunyi untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
5. Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan
membaca materi dari buku paket atau buku-buku
penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan
dengan Bunyi
6. Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait
Bunyi
7. Pemberian materi Bunyi oleh guru.
106
8. Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai materi Bunyi
b. Problem
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui
kegiatan belajar, contohnya Mengajukan pertanyaan tentang
materi Bunyi
c. Data collection
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
1. Mengamati dengan seksama materi Bunyi yang sedang
dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang
disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
2. Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari
dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna
menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi
Bunyi yang sedang dipelajari.
3. Mengerjakan lembar kerja siswa yang sudah di siapkan oleh
guru dengan menggunakan model STAD.
4. Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Bunyi
yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.
107
5. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas
contoh dalam buku paket mengenai materi Bunyi.
6. Pelaksanaan STAD
Guru meminta siswa dalam masing-masing kelompok
mengerjakan LKS yang sudah di persiapkan oleh guru.
Siswa menanyakan kepada guru apabila ada yang kurang
dimengerti ketika melakukan kegiatan.
7. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri materi
Bunyi sesuai dengan pemahamannya.
d. Data processing
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
hasil pengamatan dengan cara :
1. Berdiskusi tentang data dari Materi Bunyi
2. Mengolah informasi dari materi Bunyi yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau
pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi
Bunyi.
e. Verification (pembuktian)
108
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber melalui kegiatan menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja
keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang
materi Bunyi antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara
bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah
dikerjakan oleh peserta didik.
f. Generalization
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan :
1. Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Bunyi berupa
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan sopan.
2. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
tentang materi Bunyi
109
3. Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan
tentanag materi Bunyi dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan.
4. Bertanya atas presentasi tentang materi Bunyi yang dilakukan
dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
5. Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi
Bunyi.
6. Menjawab pertanyaan tentang materi Bunyi yang terdapat
pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang
telah disediakan.
7. Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan materi Bunyi yang akan selesai dipelajari
8. Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Bunyi yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar
lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
3) Penutup (10 Menit)
Peserta didik :
110
a. Membuat resume (creativity) dengan bimbingan guru tentang
point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
tentang materi Bunyi yang baru dilakukan.
b. Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Bunyi
yang baru diselesaikan.
c. Mengagendakan materi atau tugas projek / produk / portofolio /
unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya
di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
a. Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa
untuk materi pelajaran Bunyi.
b. Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf
serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran
Bunyi.
c. Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Bunyi kepada
kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
C. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi/pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain :
1) Mengamati tingkah laku peserta didik pada saat kegiatan
pembelajaran.
111
2) Digunakan lembar observasi oleh peneliti untuk mengamati
aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
D. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran
baik siswa maupun guru pada siklus III ini, terjadi peningkatan yang
cukup signifikan, hambatan atau permasalahan yang muncul pada
siklus I dan II, sudah tidak terlihat lagi di siklus III.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Dilihat dari permasalahan yang terjadi di sekolah yang kami teliti,
metode pembelajaran yang dipakai cenderung monoton dan kurang menarik,
bahkan siswa merasa bosan, apalagi mata pelajaran IPA cenderung dianggap
sulit bagi siswa, sehingga peserta didik tidak dapat mamahami secara mudah
materi yang disampaikan guru. Keadaan seperti ini sangat menyedihkan jika
mata pelajaran IPA pada siswa tingkat menengah dengan nilai di bawah KKM,
112
seperti yang terjadi di SMP Negeri 2 Pabelan Kabupaten Semarang , yaitu 6,50.
Dengan menggunakan metode Student Teams-Achievment Divisions (STAD) ini
diharapkan para peserta didik dapat meningkat hasil belajarnya.
B. Analisis Data dan Penelitian Per Siklus
1. Pra siklus
Data pra siklus diperoleh dari nilai sebelum dilakukannya Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Adapun nilai ketuntasan pembelajaran IPA
menggunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas VIII SMP
Negeri 2 Pabelan pada mata pelajaran IPA yaitu 65.
Nilai hasil belajar pada pra siklus ini merupakan indikator
peningkatan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA yang hasilnya
akan berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa.
Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa kelas
VIII SMP Negeri 2 Pabelan masih rendah. Yaitu dari jumlah 32 siswa, baru
ada 15 siswa yang mendapatkan nilai tuntas dan 17 siswa lainnya masih di
bawah kriteria ketuntasan minimal.
Hasil evaluasi pembelajaran siswa pada pra siklus dapat dilihat pada
Tabel 4.1, didapat siswa yang mencapai KKM adalah 47% atau 15 siswa
dari 32 siswa, berarti ada 53 % atau 17 siswa yang belum tuntas belajar,
rata-rata siswa tidak bisa mengerjakan soal nomor 3, 4, dan 5. Berdasarkan
hasil pengamatan disebabkan karena kurangnya motivasi siswa dalam
belajar, untuk itu perlu diadakan perbaikan pembelajaran.
Tabel 4.1 Nilai Siswa pada Pra Siklus
113
KKM: 65
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 AP 70 Tuntas
2 AO 80 Tuntas
3 BA 80 Tuntas
4 DAF 80 Tuntas
5 DAN 60 Belum tuntas
6 DMP 60 Belum tuntas
7 DF 80 Tuntas
8 ERA 75 Tuntas
9 HSAP 60 Belum tuntas
10 INF 75 Tuntas
11 IAPA 60 Belum tuntas
12 IZW 80 Tuntas
13 IPL 85 Tuntas
14 MI 60 Belum tuntas
15 MHM 60 Belum tuntas
16 MMKM 60 Belum tuntas
17 NBL 60 Belum tuntas
18 NANS 75 Tuntas
19 NI 60 Belum tuntas
20 RH 75 Tuntas
21 RDA 60 Belum tuntas
22 RF 55 Belum tuntas
23 SA 80 Tuntas
24 SWP 60 Belum tuntas
25 SS 80 Tuntas
26 SC 75 Tuntas
27 SPY 80 Tuntas
28 TR 60 Belum tuntas
29 TN 60 Belum tuntas
30 VSP 60 Belum tuntas
31 YF 55 Belum tuntas
32 YM 60 Belum tuntas
2. Siklus I
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang
terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I, soal tes formatif I,
114
alat-alat pengajaran yang mendukung, serta mempersiapkan lembar
observasi pengelolaan pembelajaran yang akan diisi oleh pengamat
(teman sejawat).
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus I dilaksanakan
pada tanggal 13 Maret 2019 di kelas VIII B dengan jumlah 32 siswa.
Proses pembelajaran mengacu pada program pelaksanaan pembelajaran
yang telah dipersiapkan. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan pembelajaran.
c. Hasil Pengamatan Terhadap Guru
Tabel 4.2 berikut adalah hasil pengamatan terhadap guru yang
dilakukan teman sejawat pada siklus I :
Tabel 4.2
Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran dengan Model
Student Teams-Achievment Divisions (STAD) Siklus I
No Aspek yang diamati Penilaian
Ya Tdk 1 2 3 4 Ket
I A. Pendahuluan
1. Memotivasi
siswa
√ √
2. Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
√ √
B. Kegiatan inti
1. Menyampaikan
langkah
kegiatan
√ √
2. Membimbing
siswa
√ √
115
melakukan
kegiatan
3. Membimbing
siswa
mendiskusikan
hasil kegiatan
dalam
kelompok dan
mempresentasi
kannya
√
√
4. Memberi
kesempatan
pada siswa
untuk bertanya
jawab baik
antar kelompok
siswa maupun
kepada guru
√ √
5. Membimbing
siswa
menemukan
konsep dan
merumuskan
kesimpulan
materi
√
√
II Pengelolaan waktu √
√
III Antusias kelas
Antusias siswa √ √
Antusias guru √
√
Keterangan nilai
1 = Kurang
2 = Cukup baik
3 = Baik
4 = Sangat baik
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, aspek-aspek yang mendapatkan
kriteria kurang baik adalah :
116
a) Memotivasi siswa
Guru kurang terampil dalam memotivasi siswa agar semangat dalam
mengikuti proses pembelajaran.
b) Guru baik membimbing siswa dalam berdiskusi dan menemukan
konsep dan merumuskan kesimpulan materi.
c) Guru sudah baik dalam memperhatikan pengelolaan waktu,
sehingga waktu pelaksanaan pembelajaran sesuai yang
direncanakan.
d) Siswa masih kurang antusias dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, karena metode ini masih dirasakan siswa belum
terbiasa.
Keempat aspek yang mendapatkan kurang baik di atas,
merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I, dan akan
dilakukan perbaikan pada siklus II.
d. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa
Berikut adalah data hasil pengamatan perhatian siswa pada
siklus I adalah terlihat pada Tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3 Keaktifan Siswa Siklus I
No Nama
Indikator Keaktifan
Perhatian Keterlibatan Kerjasama Rata-rata
K C B SB K C B SB K C B SB
1. AP
√
√
√ 2
2. AO
√
√
√ 3
3. BA
√
√
√ 3
4. DAF
√ √
√ 3
5. DAN √
√
√
1
6. DMP √
√
√
1
117
7. DF
√ √
√ 3
8. ERA √ √
√ 2
9. HSAP √
√
√
1
10. INF
√
√
√ 2
11. IAPA
√
√ 1
12. IZW
√ √
√ 3
13. IPL
√ √
√ 3
14. MI √
√
√
1
15. MHM √
√
√
1
16. MMKM √
√
√
1
17. NBL √
√
√
1
18. NANS √
√
√
1
19. NI √ √
√ 2
20. RH √
√
√
1
21. RDA √ √
√ 2
22. RF √
√
√
1
23. SA √
√
√
1
24. SWP
√ √
√ 3
25. SS √
√
√
1
26. SC
√ √ √
√ 3
27. SPY √ √
√ 2
28. TR
√ √
√ 3
29. TN √
√
√
1
30. VSP √
√
√
1
31. YF √
√
√
1
32. YM √
√
√
1
Jumlah 17 7 8 - 17 8 7 - 18 6 8 - 56
Keterangan : 1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas keaktifan siswa masih sangat
kurang. Pada aspek perhatian siswa yang kurang memperhatikan ada 17
siswa, 7 siswa cukup dan 8 siswa baik. Dan pada aspek keterlibatan
siswa juga masih belum bisa seluruhnya terlibat. 17 siswa kurang
118
terlibat, 8 siswa cukup dan 8 siswa baik. Sedangkan pada aspek kerja
sama tidak ada bedanya dengan aspek perhatian dan keterlibatan. Pada
siklus I ini 18 siswa kurang berkerja sama, 6 cukup dan 8 baik dalam
bekerja sama.
e. Hasil Belajar Siswa
Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti
terlihat pada Tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4 Nilai Siswa pada Siklus I
No. Nama Siswa Nilai
Tugas
Nilai
Tes
Rata-
rata Keterangan
1 AP 75 70 72,5 Tuntas
2 AO 75 80 77,5 Tuntas
3 BA 90 80 85 Tuntas
4 DAF 85 80 82,5 Tuntas
5 DAN 70 60 65 Tuntas
6 DMP 60 60 60 BelumTuntas
7 DF 80 80 80 Tuntas
8 ERA 75 80 72,5 Tuntas
9 HSAP 50 60 55 Belum tuntas
10 INF 80 70 75 Tuntas
11 IAPA 60 60 60 Belum tuntas
12 IZW 60 80 70
Tuntas
13 IPL 80 90 85
Tuntas
14 MI 65 60 62,5 Belum tuntas
15 MHM 60 60 60 Belum tuntas
16 MMKM 65 60 62,5 Belum tuntas
17 NBL 70 60 65
Tuntas
18 NANS 75 70 72,5
Tuntas
119
19 NI 75 60 67,5 Tuntas
20 RH 70 70 70 Tuntas
21 RDA 60 60 60 Belum tuntas
22 RF 65 60 62,5 Belum tuntas
23 SA 85 80 82,5
Tuntas
24 SWP 65 60 62,5
Belum tuntas
25 SS 80 80 80 Tuntas
26 SC 90 80 85 Tuntas
27 SPY 90 80 85 Tuntas
28 TR 60 60 60
Belum tuntas
29 TN 70 70 70 Tuntas
30 VSP 70 60 65 Tuntas
31 YF 65 60 62,5 Belum tuntas
32 YM 60 60 60 Belum tuntas
Dari Tabel 4.4 nilai siswa pada siklus I diatas menunjukkan
bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas belajarnya yaitu siswa
yang tuntas hanya ada 20 siswa atau 62,5% dan yang belum tuntas
sebanyak 12 siswa atau 37,5%.
f. Refleksi
Penerapan model Student Teams-Achievment Divisions (STAD)
pada siklus I masih belum dimengerti oleh para siswa. Hal tersebut
dikarenakan harus ada beberapa tahap yang harus mereka lalui.
120
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus
I ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut
:
1) Siswa belum bisa mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan
baik dan masih banyak yang bingung.
2) Kemampuan siswa dalam memahami materi belum maksimal
sehingga guru harus mengulang-ulang tahap-tahap yang harus
dilaksanakan saat mempelajari materi.
3. Siklus II
a. Hasil Pengamatan Terhadap Guru
Setelah pembelajaran siklus II selesai, pengamatan terhadap
aktivitas guru yang dilaksanakan oleh guru kelas VIII dapat diketahui
melalui lembar observasi siklus II. Dari 10 butir jenis pengamatan
tercatat 4 butir mendapatkan tanggapan sangat baik, dan 6 butir
mendapat tanggapan baik.
Tabel 4.5
Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran dengan Metode
Student Teams-Achievment Divisions (STAD) Siklus II
No Aspek yang diamati Penilaian
Ya Tdk 1 2 3 4 Ket
I A. Pendahuluan
121
1. Memotivasi siswa √ √
2. Menyampaikan
tujuan pembelajaran
√ √
B. Kegiatan inti
1. Menyampaikan
langkah kegiatan
√ √
2. Membimbing siswa
melakukan kegiatan
√ √
3. Membimbing siswa
mendiskusikan hasil
kegiatan dalam
kelompok dan mem-
Presentasikannya
√ √
4. Memberi kesempatan
pada siswa untuk
bertanya jawab baik
antar kelompok siswa
maupun kepada guru
√ √
5. Membimbing siswa
menemukan konsep
dan merumuskan
kesimpulan materi
√ √
II Pengelolaan waktu √ √
III Antusias kelas
Antusias siswa √ √
Antusias guru √ √
Keterangan nilai
1 = Kurang
2 = Cukup baik
3 = Baik
4 = Sangat baik
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, pada siklus II guru sudah baik
dalam mengelola kelas. Diantaranya adalah :
a) Guru sudah terampil dalam memotivasi siswa agar semangat
dalam mengikuti proses pembelajaran.
122
b) Guru sangat baik membimbing siswa dalam berdiskusi dan
menemukan konsep dan merumuskan kesimpulan materi.
c) Guru sudah baik dalam memperhatikan pengelolaan waktu,
sehingga waktu pelaksanaan pembelajaran sesuai yang
direncanakan.
d) Siswa sudah mulai antusias dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, karena metode ini masih dirasakan siswa belum
terbiasa.
Keempat aspek yang masih belum cukup baik pada siklus
II akan diperbaiki pada siklus III.
b. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa
Tabel 4.6
Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa pada Siklus II
No Nama
Indikator Keaktifan
Perhatian Keterlibatan Kerjasama Rata-rata
K C B SB K C B SB K C B SB
1. AP
√
√
√ 4
2. AO
√
√
√ 3
3. BA
√
√
√ 4
4. DAF
√ √
√ 3
5. DAN √
√
√
2
6. DMP √
√ √
2
7. DF
√ √
√ 3
8. ERA √ √
√ 2
9. HSAP √
√
√
1
10. INF
√
√
√ 2
11. IAPA
√
√
√ 3
12. IZW
√
√
√ 4
13. IPL
√
√
√ 4
14. MI √
√
√
1
123
15. MHM √
√
√
1
16. MMK
M
√
√
√
1
17. NBL √ √
√ 2
18. NANS √ √
√ 2
19. NI √
√
√
1
20. RH √ √
√ 2
21. RDA
√
√
√ 4
22. RF √
√
√
1
23. SA
√ √
√ 3
24. SWP √
√
√
1
25. SS
√ √
√ 3
26. SC √ √
√ 2
27. SPY
√ √
√ 3
28. TR
√ √ √ 2
29. TN
√ √
√ 3
30. VSP
√
√
√
1
31. YF √ √ √
1
32. YM
√ √
√ 2
Jumlah 8 10 8 6 7 10 10 5 9 10 8 5 73
Keterangan : 1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas keaktifan siswa sudah mulai
terlihat. Pada aspek perhatian siswa yang kurang memperhatikan ada 8
siswa, 10 siswa cukup, 8 siswa baik dan 6 siswa sangat baik. Dan pada
aspek keterlibatan siswa juga masih belum bisa seluruhnya terlibat.
Masih ada 7 siswa kurang terlibat, 10 siswa cukup, 10 siswa baik dan 5
siswa sangat baik. Sedangkan pada aspek kerja sama sudah mulai ada
peningkatan pada siklus II ini 9 siswa kurang berkerja sama, 10 cukup,
8 baik dalam bekerja sama dan 5 sangat baik dalam bekerja sama.
124
c. Hasil Belajar Siswa
Adapun hasil belajar siswa dalam siklus II disajikan dalam Tabel
4.7 sebagai berikut :
Tabel 4.7
Nilai Siswa pada Siklus II
No. Nama Siswa Nilai
Tugas
Nilai
Tes
Rata-
rata Keterangan
1 AP 90 90 90 Tuntas
2 AO 75 80 77,5 Tuntas
3 BA 100 90 95 Tuntas
4 DAF 85 80 82,5 Tuntas
5 DAN 85 80 82,5 Tuntas
6 DMP 65 70 67,5 Tuntas
7 DF 80 80 80 Tuntas
8 ERA 75 80 77,5 Tuntas
9 HSAP 65 60 62,5 Belum tuntas
10 INF 80 80 80 Tuntas
11 IAPA 70 70 70 Tuntas
12 IZW 80 80 80
Tuntas
13 IPL 95 90 92,5
Tuntas
14 MI 65 60 62,5 Belum tuntas
15 MHM 60 70 65 Tuntas
16 MMKM 65 60 62,5 Belum tuntas
17 NBL 75 80 77,5
Tuntas
18 NANS 80 70 75
Tuntas
19 NI 75 60 67,5 Tuntas
20 RH 70 80 75 Tuntas
21 RDA 70 80 75 Tuntas
125
22 RF 65 60 62,5 Belum tuntas
23 SA 85 80 82,5
Tuntas
24 SWP 65 60 62,5
Belum tuntas
25 SS 80 80 80 Tuntas
26 SC 90 80 85 Tuntas
27 SPY 90 100 95 Tuntas
28 TR 75 80 77,5
Tuntas
29 TN 70 70 70 Tuntas
30 VSP 70 60 65 Tuntas
31 YF 60 60 62,5 Belum tuntas
32 YM 80 70 75 Tuntas
Berdasarkan Tabel 4.7 pada siklus II ini siswa sudah mulai
mengerti apa yang di instruksikan oleh guru dibandingkan dengan
siklus I, hal ini dikarenakan guru mengadakan sosialisasi terlebih
dahulu sebelum pembelajaran di mulai. Dan hasil belajar siswa
mengalami peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal,
terbukti dari 32 siswa 26 atau 81% tuntas dan 6 siswa tidak tuntas atau
19%.
a. Refleksi
Siswa yang mengikuti pembelajaran hasilnya telah
meningkat serta lebih memerhatikan saat pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan pengamatan pembelajaran sklus II, peneliti menemukan
peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA dengan
126
menggunkan model Student Teams-Achievment Divisions (STAD) pada
siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Pabelan sebagai berikut :
1) Hasil tes siklus II lebih bagus dari tes siklus I.
2) Pemahaman siswa dalam belajar IPA dengan Menggunakan model
Student Teams-Achievment Divisions (STAD) ada peningkatan.
4. Siklus III
a. Hasil Pengamatan Terhadap Guru
Setelah pembelajaran siklus III selesai, pengamatan terhadap
aktivitas guru yang dilaksanakan oleh guru kelas III dapat diketahui
melalui lembar observasi siklus III. Dari 10 butir jenis pengamatan
tercatat 8 butir mendapatkan tanggapan sangat baik, dan 2 butir
mendapat tanggapan baik.
Tabel 4.8
Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran dengan Model
Student Teams-Achievment Divisions (STAD) Siklus III
No Aspek yang diamati Penilaian
Ya Tdk 1 2 3 4 Ket
I A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa √ √
2. Menyampaikan
tujuan pembelajaran
√ √
B. Kegiatan inti
1. Menyampaikan
langkah kegiatan
√ √
2. Membimbing siswa
melakukan kegiatan
√ √
3. Membimbing siswa
mendiskusikan hasil
√ √
127
kegiatan dalam
kelompok dan mem-
Presentasikannya
4. Memberi
kesempatan pada
siswa untuk
bertanya jawab baik
antar kelompok
siswa maupun
kepada guru
√ √
5. Membimbing siswa
menemukan konsep
dan merumuskan
kesimpulan materi
√ √
II Pengelolaan waktu √ √
III Antusias kelas
Antusias siswa √ √
Antusias guru √ √
Keterangan nilai :
1 = Kurang
2 = Cukup baik
3 = Baik
4 = Sangat baik
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas pada siklus III ini hasil observasi
guru sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
a) Guru sudah terampil dalam memotivasi siswa agar semangat dalam
mengikuti proses pembelajaran.
b) Guru sangat baik membimbing siswa dalam berdiskusi dan
menemukan konsep dan merumuskan kesimpulan materi.
128
c) Guru sudah baik dalam memperhatikan pengelolaan waktu,
sehingga waktu pelaksanaan pembelajaran sesuai yang
direncanakan.
d) Siswa sudah antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
b. Hasil Pengamatan Motivasi Siswa
Tabel 4.9
Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa pada Siklus III
No Nama
Indikator Keaktifan
Perhatian Keterlibatan Kerjasama Rata-rata
K C B SB K C B SB K C B SB
1. AP
√
√
√ 4
2. AO
√
√
√ 3
3. BA
√
√
√ 4
4. DAF
√ √
√ 3
5. DAN
√
√ √
4
6. DMP √
√ √
1
7. DF
√ √
√ 3
8. ERA √ √
√ 3
9. HSAP
√ √
√ 4
10. INF
√
√
√ 3
11. IAPA
√
√
√ 4
12. IZW
√
√
√ 4
13. IPL
√
√
√ 4
14. MI √
√
√
3
15. MHM
√ √
√ 4
16. MMKM
√ √
√ 3
17. NBL √ √ √ 2
18. NANS √ √
√ 2
19. NI
√ √
√ 4
20. RH √ √
√ 2
21. RDA
√
√
√ 3
22. RF
√
√
√ 4
23. SA
√ √
√ 3
24. SWP
√ √
√ 4
25. SS
√ √
√ 3
26. SC √
√ √ 2
27. SPY
√
√
√ 3
129
28. TR
√
√
√ 3
29. TN
√ √
√ 3
30. VSP √
√
√
1
31. YF √ √
√ 3
32. YM √ √
√ 3
Jumlah 2 9 11 10 3 7 10 12 2 8 13 9 93
Keterangan : 1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas kekatifan siswa pada siklus III
sangatlah baik. Pada aspek perhatian siswa yang kurang
memperhatikan ada 2 siswa, 9 siswa cukup, 11 siswa baik dan 10 siswa
sangat baik. Dan pada aspek keterlibatan siswa juga sebagian besar
sudah terlibat 3 siswa kurang terlibat, 7 siswa cukup, 10 siswa baik dan
12 siswa sangat baik. Sedangkan pada aspek kerja sama mengalami
peningkatan yang sangat drastis, yaitu pada siklus III ini 2 siswa kurang
berkerja sama, 8 cukup, 13 baik dalam bekerja sama dan 9 sangat baik
dalam bekerja sama.
c. Hasil Belajar Siswa
Adapun hasil prestasi belajar siswa pada siklus III adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.10 Nilai Siswa pada Siklus III
No. Nama Siswa Nilai
Tugas
Nilai
Tes
Rata-
rata Keterangan
1 AP 90 100 95 Tuntas
2 AO 80 90 85 Tuntas
130
3 BA 100 90 95 Tuntas
4 DAF 80 90 85 Tuntas
5 DAN 80 90 85 Tuntas
6 DMP 70 70 70 Tuntas
7 DF 85 90 87,5 Tuntas
8 ERA 80 90 85 Tuntas
9 HSAP 70 70 70 Tuntas
10 INF 80 80 80 Tuntas
11 IAPA 80 70 75 Tuntas
12 IZW 75 90 82,5
Tuntas
13 IPL 100 100 100
Tuntas
14 MI 65 60 62,5 Belum tuntas
15 MHM 65 80 72,5 Tuntas
16 MMKM 70 70 70 Tuntas
17 NBL 80 90 85
Tuntas
18 NANS 70 90 80
Tuntas
19 NI 75 80 77,5 Tuntas
20 RH 70 80 75 Tuntas
21 RDA 75 90 87,5 Tuntas
22 RF 70 80 75 Tuntas
23 SA 85 90 87,5
Tuntas
24 SWP 75 70 72,5
Tuntas
25 SS 90 90 90 Tuntas
26 SC 90 80 85 Tuntas
27 SPY 100 100 100 Tuntas
28 TR 75 80 77,5
Tuntas
131
29 TN 80 90 85 Tuntas
30 VSP 80 70 75 Tuntas
31 YF 80 80 80 Tuntas
32 YM 90 80 85 Tuntas
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas diketahui 31 siswa atau 99%
yang telah mampu mencapai ketuntasan. Pada tes pra siklus yang
dilakukan sebelumnya didapati siswa yang memperoleh nilai tuntas
masih sedikit. Rata-rata yang di peroleh dari siklus III ini sebanyak 90.
Pada siklus ini, peneliti telah berhasil dalam meningkatkan hasil belajar
IPA melalui model Student Teams-Achievment Divisions (STAD) pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan.
C. Pembahasan
1. Pra Siklus
Dari data hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan model Student Teams-Achievment Divisions (STAD)
dapat diketahui bahwa belajar IPA siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan
masih rendah yaitu dari jumlah 32 siswa, baru ada 15 siswa yang
mendapatkan nilai tuntas dan 17 siswa lainnya masih di bawah kriteria
ketuntasan minimal. Lima belas siswa yang sudah tuntas merupakan siswa
yang memang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata sehingga dengan
metode ceramah saja mereka sudah dapat memahami isi dari materi yang
diajarkan. Hal ini dapat dilihat pada gambar diagram berikut :
132
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Pra Siklus
Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa
terhadap materi pembelajaran IPA masih rendah. Untuk itu diterapkan
metode pembelajaran baru yang berusaha meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa yaitu dengan penggunaan model Student Teams-Achievment
Divisions (STAD).
2. Siklus I
Pada siklus I pengumpulan data menggunakan lembar observasi
kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan guru dan tes formatif . Dari
lembar observasi belajar siswa, diperoleh data tentang perhatian siswa
dalam menerima materi, keaktifan dalam proses pembelajaran dan
kemampuan siswa bekerja sama di dalam kelompoknya dengan tujuan
menanamkan kemampuan untuk bersosialisasi dan bekerja sama dengan
12
17
0
5
10
15
20
25
30
35
Tuntas Tidak Tuntas
Ju
mla
h S
isw
a
Tuntas
Tidak Tuntas
133
orang lain. Sedangkan hasil belajar siswa didapat dari nilai penugasan dan
nilai tes.
Keaktifan dan perhatian siswa merupakan indikator adanya motivasi
dari faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal tersebut
adalah pemilihan pendekatan dan penggunaan metode yang tepat bagi
siswa, serta kesesuaian pendekatan dan metode yang dipilih dengan materi.
Oleh karena itu empat aspek dari siswa yaitu nilai hasil belajar, perhatian,
keaktifan dan kemampuan bekerjasama di dalam kelompok merupakan hal
pokok yang menjadi sorotan dalam penelitian. Sedangkan observasi
kegiatan guru untuk mengetahui aspek-aspek dari guru yang mempengaruhi
dalam proses pembelajaran.
a. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Dari hasil pengamatan aktivitas guru tercatat 1 butir mendapat
tanggapan sangat baik, 8 butir baik, 2 butir mendapat tanggapan sangat
baik. Hasil ini menuntut guru dan peneliti untuk melakukan perbaikan-
perbaikan dalam sisklus II
b. Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Berdasarkan analisis hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa
yang mencakup perhatian, keterlibatan dan kerjasama siswa ketika
pembelajaran berlangsung pada siklus I dapat terlihat dalam Tabel
4.11berikut :
Tabel 4.11
Hasil Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus I
134
Rata-rata Keaktifan Jumlah Siswa Hasil Kriteria
56 32 1,75 Cukup
Keterangan : 1 – 2,5 = Cukup
2,6 - 4 = Baik
Dari data hasil observasi pada kegiatan pembelajaran siklus I
tentang keaktifan siswa dalam Tabel 4.11 di atas dapat dijelaskan bahwa
rata-rata keaktifan dari siklus I berjumlah 56 dibagi dengan jumlah
siswa menghasilkan hasil akhir yaitu 1,75. Artinya keaktifan pada siklus
I masih dikatakan cukup aktif dan masih perlu perbaikan di sklus II.
1) Hasil Prestasi Belajar Siswa
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Siklus I
20
12
0
5
10
15
20
25
30
35
Tuntas Tidak Tuntas
Ju
mla
h S
isw
a
Tuntas
Tidak Tuntas
135
Menurut diagram di atas, dari hasil penugasan dan nilai tes
formatif dalam Tabel 4.4 terlihat bahwa sudah ada 20 siswa yang sudah
mendapatkan nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal karena:
1. Siswa-siswa tersebut tergolong cepat dalam memahami dan
menemukan konsep di dalam materi.
2. Siswa-siswa tersebut terlibat aktif dalam proses pembelajaran
sehingga dapat memahami materi secara utuh.
Sedangkan 12 siswa yang belum tuntas mayoritas dari siswa-
siswa tersebut disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1) Siswa belum menunjukkan perhatian yang serius selama proses
pembelajaran berlangsung.
2) Siswa belum terbiasa untuk aktif dalam proses pembelajaran.
3) Siswa belum bisa bekerjasama dengan teman dalam satu kelompok.
c. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian,
yaitu hasil pengamatan siswa dan guru serta hasil nilai tes dan nilai
penugasan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi
pembelajaran pada siklus I ini, peneliti dapat menemukan kelemahan
pembelajaran sebagai berikut:
1) Siswa masih banyak yang kurang mengerti tentang Getaran.
2) Suasana kelas kurang kondusif, masih ada beberapa siswa yang
kurang memperhatikan penjelasan guru.
136
3) Penggunaan waktu kurang efektif.
4) Penggunaan media kurang menarik siswa.
5) Keberanian siswa untuk bertanya ataupun menjawab pertanyaan
masih kurang.
6) Nilai evaluasi belum sesuai dengan harapan, karena masih banyak
siswa yang nilainya dibawah kriteria ketuntasan minimal.
3. Siklus II
a. Hasil Observasi Guru
Setelah pembelajaran siklus II selesai, diketahui dari lembar
pengamatan bahwa dari 10 butir jenis pengamatan tercatat 8 butir
mendapatkan tanggapan sangat baik, dan 2 butir mendapat tanggapan
baik. Hal ini menunjukkan bahwa dalam siklus II ini sudah lebih baik
dari pelaksanaan siklus I namun masih perlu peningkatan dalam
beberapa hal yaitu pengaturan waktu dan penggunaan metode yang
bervariasi sehingga tidak menimbulkan kebosanan pada siswa.
b. Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Berdasarkan analisis hasil pengamatan terhadap sikap siswa
yang mencakup perhatian, keterlibatan dan kerjasama siswa ketika
pembelajaran berlangsung pada siklus II disajikan dalam Tabel 4.12
berikut:
137
Tabel 4.12
Hasil Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus II
Rata-rata Keaktifan Jumlah Siswa Hasil Kriteria
73 32 2,28 Cukup
Keterangan : 1 – 2,5 = Cukup
2,6 - 4 = Baik
Dari data hasil observasi pada kegiatan pembelajaran siklus
II tentang keaktifan siswa dalam Tabel 4.12 di atas dapat dijelaskan
bahwa rata-rata keaktifan dari siklus II berjumlah 73 dibagi dengan
jumlah siswa menghasilkan hasil akhir yaitu 2,28. Artinya keaktifan
pada siklus II masih dikatakan cukup aktif dan masih perlu perbaikan di
sklus III.
1) Hasil Prestasi Belajar Siswa
Peningkatan perhatian, keaktifan dan kerjasama siswa sangat
berpengaruh terhadap peningkatan hasil prestasi belajar siswa. Dari
data analisis hasil penugasan dan tes formatif siswa pada siklus II
dalam Tabel 4.7 terlihat bahwa ada 26 siswa yang sudah
mendapatkan nilai kriteria ketuntasan minimal, ini menunjukkan
bahwa ada 6 siswa yang dalam siklus II belum tuntas seperti gambar
diagram di bawah ini:
138
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Siklus II
Hal ini terjadi karena ada beberapa faktor diantaranya:
1) Siswa tersebut sudah terlibat aktif dalam proses pembelajaran
sehingga dapat merekonstruksikan pengetahuannya sendiri.
2) Pemanfaatan tutor sebaya membantu siswa yang belum tuntas untuk
memperdalam pemahaman materi.
3) Kerjasama di dalam kelompok menghilangkan sikap individualisme
siswa yang pandai untuk menularkan ilmunya kepada siswa yang
lain.
c. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran
pada siklus II ini, peneliti masih menemukan kelemahan pembelajaran
sebagai berikut:
26
6
0
5
10
15
20
25
30
35
Tuntas Tidak Tuntas
Ju
mla
h S
isw
aTuntas
Tidak Tuntas
139
1) Masih ada beberapa siswa yang belum aktif dalam diskusi
kelompok.
2) Pengelolaan waktu masih perlu ditingkatkan.
3) Dari hasil evaluasi masih ada beberapa siswa yang nilainya di bawah
kriteria ketuntasan minimal.
4. Siklus III
a. Hasil Observasi Terhadap Guru
Setelah pembelajaran siklus III selesai, pengamatan terhadap
aktivitas guru yang diketahui melalui lembar observasi siklus III. Dari
10 butir jenis pengamatan tercatat 7 butir mendapatkan tanggapan
sangat baik, dan 3 butir mendapat tanggapan baik.
b. Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Perhatian, keterlibatan dan kerjasama siswa pada siklus III
ditunjukkan dalam Tabel berikut ini:
Tabel 4.13
Hasil Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus III
Rata-rata Keaktifan Jumlah Siswa Hasil Kriteria
93 32 2,9 Baik
Keterangan : 1 – 2,5 = Cukup
2,6 - 4 = Baik
Dari data hasil observasi pada kegiatan pembelajaran siklus III
tentang keaktifan siswa dalam Tabel 4.13 di atas dapat dijelaskan bahwa
140
rata-rata keaktifan dari siklus III berjumlah 93 dibagi dengan jumlah
siswa menghasilkan hasil akhir yaitu 2,90. Artinya keaktifan pada siklus
III sudah mencapai indikator keberhasilan dan pelaksanaan siklus pun
dihentikan.
Dari hasil pengamatan dalam Tabel 4.13 di atas dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Perhatian siswa dalam siklus III menunjukkan peningkatan yang
optimal, terlihat dalam Tabel 4.9 pengamatan bahwa 10 siswa
tercatat dalam aspek perhatian mendapat kategori sangat aktif 11
siswa tercatat dalam aspek perhatian mendapat kategori aktif 9
siswa tercatat dalam aspek perhatian mendapat kategori cukup aktif
dan 2 siswa tercatat dalam aspek perhatian mendapat kategori
kurang aktif. Dalam siklus III, masih ada beberapa siswa yang belum
terfokus pada proses pembelajaran.
2) Keterlibatan siswa dalam siklus III juga mengalami peningkatan
yaitu 12 siswa termasuk dalam kategori sangat aktif. 10 siswa
termasuk dalam kategori aktif, 7 siswa termasuk dalam kategori
cukup aktif, dan 3 siswa termasuk dalam kategori kurang aktif.
Dalam siklus III ini terlihat bahwa antusias siswa sangat terasa
karena seluruh siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, baik
saat penjelasan materi maupun saat diskusi kelompok dan sampai
pada perumusan kesimpulan materi.
141
3) Kerjasama siswa dalam siklus III sudah tebina dengan baik. Siswa
sudah terbiasa memecahkan segala permasalahan dalam materi IPA
secara bersama-sama baik dalam satu kelompok maupun dengan
kelompok yang lain. Dari Tabel 4.9 diatas tercatat 9 siswa termasuk
dalam kategori sangat baik dan 13 siswa tercatat dalam kategori
baik, 8 siswa dalam kategori cukup baik, dan 2 siswa dalam kategori
kurang. Hal ini menunjukkan bahwa kerjasama antar siswa telah
terbentuk dengan baik sehingga tujuan pembelajaran siswa dalam
hal pembentukan kemampuan hidup bermasyarakat dan manusia
sebagai makhluk sosial sudah terbentuk dalam karakter diri siswa.
c. Hasil Belajar Siswa
Secara keseluruhan dari Tabel 4.9 perhatian, keaktifan serta
kerjasama yang disajikan di atas dapat dijelaskan bahwa siswa
menunjukkan peningkatkan hasil belajar yang tinggi terhadap
pembelajaran IPA dengan penggunaan model Student Teams-
Achievment Divisions (STAD). Peningkatan yang baik tercermin dari
tingkat perhatian dan keaktifan siswa yang tinggi selama proses
pembelajaran berlangsung. Tingginya perhatian dan keaktifan siswa
tercermin pada hasil belajar siswa yang tinggi pada siklus III ini. Hal ini
dibuktikan pada gambar diagram di bawah ini :
142
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Siklus III
Diagram di atas hasil penugasan dan tes formatif siswa pada
siklus III, menunjukkan 31 siswa sudah dinyatakan tuntas karena sudah
mendapatkan nilai sama atau lebih dari nilai kriteria ketuntasan minimal
yaitu 65, sedangkan 1 siswa masih tetap mendapatkan nilai dibawah
kriteria ketuntasan minimal. Hal ini dikarenakan 1 siswa ini sering
membolos pada saat jam pelajaran dan tidak memperhatikan guru.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran
baik siswa maupun guru pada siklus III ini, terjadi peningkatan yang
cukup signifikan, hambatan atau permasalahan yang muncul pada siklus
I dan II sudah tidak terlihat pada siklus III. Hal ini menunjukkan bahwa
31
1
0
5
10
15
20
25
30
35
Tuntas Tidak Tuntas
Ju
mla
h S
isw
a
Tuntas
Tidak Tuntas
143
penggunaan model Student Teams-Achievment Divisions (STAD) yang
diterapkan dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri
2 Pabelan telah berhasil meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa.
Berdasarkan perbandingan pra siklus, siklus I, siklus II dan
siklus III maka dapat dinyatakan hasil belajar IPA mengalami
penigkatan dan ketuntasan belajar siswa juga meningkat. Hal ini dapat
dilihat pada diagaram ketuntasan hasil belajar siswa sebagai berikut:
Gambar 4.5 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus III
Pada diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari kegiatan
Pra Siklus tingkat ketuntasan 47% dan tidak tuntas 53% meningkat
pada Siklus I dengan tingkat ketuntasan 62,5% dan tidak tuntas 37,5%.
Pada Siklus ke II meningkat kembali dengan tingkat ketuntasan 81%
dan tidak tuntas 19%, sampai pada Siklus III pun msih terus meningkat
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pra
Siklus
Siklus I Siklus II siklus III
53%
37,50%
17%
1%
47%
62,50%
83%
99%
Ket
unta
san
Tidak Tuntas Tuntas
144
dan hampir menuju sempurna yaitu dengan tingkat ketuntasan 99% dan
tidak tuntas hanya 1% saja.
Penelitian terdahulu yang sama juga dilakukan oleh
(Christiawan: 2013), pada penelitiannya yang berjudul “Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Melalu Model Pembelajaran Kooperative
Tipe Student Teams-Achievment Divisions (STAD) pada Pelajaran
Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA N 1 Pengasih Tahun Ajaran
2012/2013” menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif Tipe
Student Teams-Achievment Divisions (STAD) sudah berhasl
meningkatkan hasil belajar pada ranah afektif minat siswa. Hal tersebut
terbukti bahwa jumplah siswa yang memperoleh kriteria sangat baik
dan atau baik lebih dari 15 siswa atau 75% dalam satu kelas. Hasil
belajar Akuntansi Ranah Afektif minat siswa siklus I yang mencapai
kriteria adalah 85% dan pada siklus II 100%. Dapat di simpulkan hasil
belajar akuntansi afektif minat dari siklus I ke siklus II meningkat
sebesar 15%.
145
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah diadakan penelitian di SMP Negeri 2 Pabelan dari perbaikan
pembelajaran IPA di kelas VIII B materi pelajaran tentang Getaran,
Gelombang, dan Bunyi dari siklus I sampai dengan siklus III, dapat diambil
beberapa kesimpulan antara lain:
1. Penggunaan model Student Teams-Achievment Divisions (STAD) dapat
meningkatkan keaktifan siswa terhadap pelajaran IPA, terlihat dari :
a. Keaktifan siswa pada siklus I tergolong rendah, karena tingkat
keberhasilannya masih tergolong cukup baik yaitu 1,75.
b. Keaktifan pada siklus II terjadi peningkatan. Hal ini ditandai dengan
meningkatnya keaktifan dari 1,75 menjadi 2,28. Akan tetapi hasil ini
masih dikatakan cukup baik karena ≤ 2,5.
146
c. Sedangkan keaktifan pada siklus III terjadi peningkatan, karena pada
siklus ini tingkat keberhasilan menunjukkan hasil 2.90, yang artinya
jumlah tersebut sudah ≥ 2,5 dan tergolong baik. Pada siklus ini
penelitian dikatakan berhasil dan siklus akan berhenti.
2. Penggunaan model Student Teams-Achievment Divisions (STAD) hasil
belajar siswa pada pelajaran IPA dapat ditingkatkan, terbukti pada tiap
siklus mengalami peningkatan hasil belajar :
a. Hasil belajar pada siklus I tergolong rendah, terlihat dari banyaknya
siswa yang tidak tuntas sebanyak 12 siswa atau 38 % siswa memperoleh
nilai dibawah standar ketuntasan belajar.
b. Hasil belajar siswa pada siklus II tergolong rendah, terlihat dari
banyaknya siswa yang tidak tuntas sebanyak 26 siswa atau 83 % siswa
memperoleh nilai dibawah standar ketuntasan belajar.
c. Hasil belajar siswa pada siklus III tergolong baik, terlihat dari
banyaknya siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa atau 99% siswa
memperoleh nilai standar ketuntasan belajar. Artinya penelitian
mencapai tujuan dan target yang diharapkan.
B. Saran
Setelah peneliti menarik kesimpulan, sebagai tindak lanjut yang
dipandang perlu demi peningkatan prestasi belajar khususnya dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) serta mata pelajaran yang lainnya,
maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Siswa
147
a. Perbanyak waktu untuk rajin membaca buku terutama yang
berhubungan dengan materi pelajaran di sekolah.
b. Berani untuk mengemukakan pendapat.
c. Kerjakan soal-soal dari yang paling mudah dulu baru ke soal yang lebih
sulit.
d. Teliti dan cermatlah dalam membaca dan mengerjakan soal serta jangan
tergesa-gesa.
e. Belajar terus dan jangan patah semangat, walaupun itu sulit.
f. Coba membaca materi yang lain dengan mempraktekkan konsep yang
telah dipelajari, jangan tergantung pada teman ataupun guru.
2. Guru
a. Sebelum pembelajaran terlebih dahulu guru menanyakan kesiapan
siswa dengan memberikan motivasi kepada siswa agar siswa tertarik
dengan pelajaran.
b. Siapkan segala sesuatu sebelum pembelajaran, gunakan media yang
tepat dan menarik, sehingga siswa lebih mudah memahami materi
tersebut.
c. Tanamkan konsep dasar membaca kepada siswa.
d. Berikan penguatan dan penghargaan bagi anak yang hasilnya bagus.
e. Berikan perhatian khusus bagi anak yang belum paham dengan materi
pembelajaran.
f. Berikan pekerjaan rumah, agar siswa mau belajar di rumah.
3. Wali Murid
148
a. Berikan dorongan atau motivasi kepada anak agar mau belajar dengan
baik.
b. Bantu dan bimbing anak bila ada bacaan dan atau soal yang sulit.
c. Bila tidak mampu membantu, mintalah bantuan kepada orang lain yang
mampu untuk membimbing anaknya dalam belajar.
d. Tanyakan kepada guru apa yang belum dikuasai oleh anak.
C. Penutup
Dengan ucapan Alhamdulillaahirabbil'aalamiin. Peneliti memanjatkan
rasa syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat, inayah, taufik dan hidayah-
Nya sehingga peneliti bisa menyelesaikan penyusunan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini.
Besar harapan peneliti, Penelitian Tndakan Kelas (PTK) ini bisa
bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.
Dengan berbagai usaha dan kemampuan yang ada, peneliti menyelesaikan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Tentunya masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu peneliti mengharap kritik dan saran yang membangun sehingga dapat
menutup kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam penyusunan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu
penyelesaian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, penulis ucapkan banyak
terimakasih, semoga Allah SWT memberi balasan sesuai dengan amal baiknya.
149
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Djumhana. (2009). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta Pusat:
Direktorat Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia.
Karim, Saeful, dkk. (2008). Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar.
Surabaya : cv. KARYA UTAMA.
Kurniawan, A.D. (2013). Metode Inkuiri Terbimbing dalam Pembuatan Media
Pembelajarn Biologi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan
Kreativitas Siswa SMP. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Vol.2 No.1.
2013. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2503
Kunandar. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press.
Lubis, A. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Pokok Gerak Lurus Di Kelas X
SMA Swasta UISU Medan. Jurnal Pendidikan IPA Vol.1 No.1. 2012.
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf
Muldayanti, N.D. (2013). Pembelajaran Biologi Model STAD dan TGT Ditinjau
dari Keingintahuan dan Minat Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia Vol.2 No.1 2013. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii
Qomariyah, Siti. (2014). Peningkatan Hasil Belajar dan Keaktifan dalam Mata
Pelajaran IPA pada Materi Gerak Benda Melalui Penerapan Cooperative
Script pada Siswa Kelas III MI Miftahul Falah Kadirejo Kecamatan
Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi.
Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
150
Rumaysho. (2013). Tafsir Surat Iqro’ (1) : Bacalah dan Bacalah!
https://rumaysho.com/3505-tafsir-surat-iqro-1-bacalah-dan-bacalah.html.
Diakses pada tanggal 12 Februari 2019.
Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Slameto, dkk. (1991). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soetomo. (1993). Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha
Nasional.
Taufik, M, dkk. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran IPA Terpadu
Berkarakter Peduli Lingkungan Tema “Konservasi” Berpendekatan
Science-Edutainment. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Vol.3 No. 2.
2014. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/3113
Wahidah, Nur. (2015). Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Melalui
Metode SQ3R pada Siswa Kelas V MI Al Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga
Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Wibowo, N. (2016). Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Pembelajaran
Berdasarkan Gaya Belajar di SMK Negeri 1 Saptosari. ELINVO Vol.1
No.2.2016.
https://journal.uny.ac.id/index.php/elinvo/article/viewFile/10621/8996
Wicaksana. (2012). Penerapan pembelajaran IPA dengan Strategi Mind Mapping
(Peta Pikiran) Terhadap Hasil Siswa pada Materi Ekosistem Kelas VII
SMP Negeri 3 Madiun. PENSA E-JURNAL.
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/pensa/article/view/223
Zubaidah, Siti. (2017). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
151
LAMPIRAN-LAMPIRAN
152
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 2 Pabelan
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Getaran, Gelombang, dan Bunyi
Alokasi Waktu : 6 Jam Pelajaran @40 Menit
A. Kompetensi Inti
4. KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya
diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
5. KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
6. KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah
153
konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.11 Menganalisis konsep
getaran, gelombang, dan
bunyi dalam kehidupan
sehari-hari termasuk
sistem pendengaran
manusia dan sistem
sonar pada hewan
7. Menganalisis konsep getaran
8. Menganalisis konsep gelombang
9. Menganalisis konsep bunyi
10. Memahami sistem pendengaran pada
manusia
11. Menjelaskan pemanfaatan gelombang
bunyi dalam kehidupan sehari-hari
12. Memahami sistem sonar pada hewan
4.11 Menyajikan hasil
percobaan tentang
getaran, gelombang, dan
bunyi
13. Menyajikan hasil percobaan tentang
getaran, gelombang, dan bunyi
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
• Menganalisis konsep getaran
• Menganalisis konsep gelombang
• Menganalisis konsep bunyi
• Memahami sistem pendengaran pada manusia
• Menjelaskan pemanfaatan gelombang bunyi dalam kehidupan sehari-hari
• Memahami sistem sonar pada hewan
• Menyajikan hasil percobaan tentang getaran, gelombang, dan bunyi
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
Getaran
Gelombang
Bunyi
154
Sistem pendengaran pada manusia
Pemanfaatan gelombang bunyi dalam kehidupan sehari-hari
Sistem sonar pada hewan
2. Teori
a. Getaran
Semua benda akan bergetar apabila diberi gangguan. Benda
yang bergetar ada yang dapat terlihat secara kasat mata karena
simpangan yang diberikan besar, ada pula yang ridak dapat dilihat
karena simpangan kecil. Benda dapat dikatakan bergetar jika benda
bergerak bolak-balik secara teratur melalui tittik keseimbangan.
Gambar 1. Bandul Sederhana
Sumber : www.google.com
Sebuah bandul sederhana mula-mula diam dalam kedudukan O
(kedudukan setimbang). Bandul tersebut ditarik ke kedudukan A (diberi
simpangan kecil). Pada saat benda di lepas dari kedudukan A, bandul akan
bergerak bolak-balik secara teratur melalui titik A-O-B-O-A dan gerakan
bolak balik ini di sebut satu getaran. Salah satu ciri dari getaran adalah
adanya amplitudo atau simpangan terbesar.
155
b. Gelombang
Jika kamu memukul panci di dekat wadah berlapis plastik yang di
atasnya ditaruh segenggam beras, maka beras akan bergetar. Mengapa hal
itu dapat terjadi? Ternyata, energi yang dihasilkan dari pukulan panci akan
merambat, sehingga menyebabkan plastik ikut bergerak. Dalam bentuk apa
energi getaran merambat? Energi getaran akan merambat dalam bentuk
gelombang. Pada perambatan gelombang yang merambat adalah energi,
sedangkan zat perantaranya tidak ikut merambat (hanya ikut bergetar). Pada
saat kita mendengar, getaran akan merambat dalam bentuk gelombang yang
membawa sejumplah energi, sehingga ke saraf yang menghubungkan ke
otak kita.
Berdasarkan energinya, gelombang dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu gelombang mekanis dan gelombang elektromagnetik.
Perambatan gelombang mekanis memerlukan medium (perantara), misal
gelommbang tali, gelombang air, dan gelombang bunyi. Perambatan
gelombang elektromagnetik tidak memerluka medium, misal gelombang
cahaya.
Pada saat menggetarkan tali, gelombang akan merambat pada tali ke
arah temanmu, tetapi karet gelang yang diikatkan tidak ikut merambat
bersama gelombang. Demikian pula dengan tali juga tidak ikut merambat.
Jadi hal tersebut membuktikan bahwa gelombang merambat hanya
menghantarkan energi, mediumnya tidak ikut merambat. Berdasarkan arah
156
rambat dan arah getarnya, gelombang dibedakan menjadi gelombang
transversal dan gelombang longitudinal.
Gelombang Transversal
Ketika tali diberi simpangan, tali akan bergetar dengan arah
getaran ke atas dan ke bawah. Pada tali gelombang merambat tegak
lurus dengan arah getarannya. Bentukan seperti ini disebut gelombang
transversal. Contoh lain gelombang transversal ada pada permukaan air.
Panjang gelombang transversal sama dengan jarak satu bukit
gelombang dan satu lembah gelombang (a-b-c-d-e pada Gambar. 2).
Panjang satu gelombang dilambangkan dengan lamda dengan satuan
meter. Simpangan terbesar dari gelombang itu disebut amplitudo (bb’
atau dd’ pada Gambar. 2). Dasar gelombang terletak pada titik terendah
gelombang, yaitu d dan h, dan puncak gelombang terletak pada titik
tertinggi yaitu b dan f. Lengkungan c-d-e dan g-h-i merupakan lembah
gelombang. Lengkungan a-b-c dan e-f-g merupakan bukit gelombang.
Gambar 2. Grafik Simpangan terhadap Arah Rambat
Sumber : www.google.com
Waktu yang diperlukan untuk menempuh satu gelombang
disebut periode gelombang, satuannya sekon (s) dan dilambangkan
157
dengan T. Jumplah gelombang yang terbentuk dalam 1 sekon disebut
frekuensi gelombang. Lambang untuk frekuensi adalah f dan satuannya
hertz (Hz). Gelombang yang merambat dari ujung satu ke ujung yang
lain memiliki kecepatan tertentu, dengan menempuh jarak tertentu
dalam waktu tertentu pula.
Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal dapat kamu amati pada slinki atau
pegas yang diletakkan di atas lantai. Ketika slinki digerakkan maju-
mundur secara terus menerus, akan terjasi gelombang yang merambat
pada slinki dan membentuk pola rapatan dan renggangan. Gelombang
longitudinal memiliki arah rambat yang sejajar dengan arah getarannya.
Contoh gelombang longitudinal adalah gelombnag bunyi. Satu
gelombang longitudinal terdiri atas satu rapatan dan satu regangan
seperti pada Gambar. 3. Beasaran-besaran yang digunakan pada
gelombang longitudinal sama dengan besaran-besaran pada gelombang
transversal.
Gambar 3. Rapatan dan Regangan pada Gelombang
Longitudinal
Sumber : www.google.com
158
Hubungan anatara Panjang Gelombang, Frekuensi, Cepat Rambat dan
Periode Gelombang
Pernahkan kamu memperhatikan cahaya kilat dan bunyi
guntur? Kamu akan mendengar bunyi guntur beberapa saat setelah
cahaya kilat terlihat. Walaupun guntur dan cahaya kilat muncul dalam
waktu yang bersamaan , kamu akan melihat cahaya kilat lebih dahulu
karena cahaya merambat jauh lebih cepat daripada bunyi. Cahaya
merampat dengan kecepatan 3X108 m/s, sedangkan bunyi hanya
merambat dengan kecepatan 340 m/s. Cepat rambat gelombang
dilambangkan dengan v, dengan satuan m/s.
Karena gelombang menempuh jarak satu panjang gelombang
dalam waktu satu periode gelombang (T), maka kecepatan gelombang
dapat ditulis λ = v / f.
Karena T=1/f, maka cepat rambat gelombang dapat juga
dinyatakan sebagai berikut v = λ . f.
Pemantulan Gelombang
Pemantulan gelombang adalah peristiwa membaliknya
gelombang setelah mengenai penghalang. Seperti gelombang tali pada
Gambar. 4, gelombang yang mencapai ujung akan memberikan gaya ke
atas pada penopang yang ada di ujung, sehingga penopang memberikan
gaya yang sama tetapi berlawanan arah ke bawah pada tali. Gaya ke
bawah pada tali inilah yang membangkitkan gelombang pantulan yang
terbalik.
159
c. Bunyi
1) Bunyi Merambat Melalui Zat Antara
Gambar 4. Gelombang Buny yang Merambat Menuju Telinga
Sumber : www.centralparkent.net
Apakah molekul udara berpindah? Molekul udara tidak
berpindah, tetapi hanya merapat dan merenggang. Bunyi sampai
ditelinga karena merambat dalam bentuk gelombang. Gelombang
yang tersusun dari rapatan dan regangan adalah gelombang
longitudinal. Tanpa adanya medium atau zat perantara, bunyi tidak
dapat merambat. Hal ini mengakibatkan bunyi termasuk jenis
gelombang mekanis. Begitu pula ketika kita mendengar bunyi akan
rambatan ke telinga kita melalui udara. Jadi, dapat di simpulkan
bahwa bunyi dapat terdengar bila ada 1) sumber bunyi, 2)
medium/zat perantara, 3) alat penerima/pendengar.
2) Cepat Rambat Bunyi
Jika kamu memukul batu di dalam air, kamu akan
mendengar suara pukulan tersebut. Demikian juga, ikan yang
berenang didalam kolam yang jernih, kamu akan beranggapan ikan-
160
ikan tersebut tidak bersuara. Akan tetapi, jika kamu menyelam ke
dalam air, kamu akan mendengar suara kibasan ekor dan sirip ikan
tersebut. Hal ini membuktikan bahwa bunyi dapat merambat di
dalam zat cair.
Dengan banyuan alat seismografi, para ahli gempa dapat
mendeteksi getaran gempa bumi. Getaran lebih kuat jika jaraknya
lebih dekat pada sumber getar. Dari contoh-contoh tersebut, kamu
dapat menyimpulkan bahwa bunyi yang terdengar bergantung pada
jarak antara su ber bunyi dan pendengar. Jarak yang ditempuh bunyi
tiap satuan waktu disebut cepat rambat bunyi (v). Secara matematis,
hal itu di tuliskan sebagai berikut.
3) Frekuensi Gelombang Bunyi
Berdasarkan hasil penelitian, pendengaran telinga manusia
normal berada pada frekuensi 20 Hz sampai 20.000 Hz. Daerah ini
disebut daerah audiosonik. Frekuensi di bawah 20 Hz di sebut
daerah infrasonik, sedangkan daerah di atas frekuensi 20.000 Hz di
sebut ultrasonik.
Daerah infrasonik tidak dapat di dengar oleh manusia, tetapi
hanya binatang-binatang tertentu saja yang dapat mendengarnya.
Binatang yang dapat mendengar suara infrasonik adalah anjing,
sedangkan binatang yang dapat mendengar suara ultrasonik, antara
lain lumba-lumba, burung robin, anjing, kucing, dan kelelawar.
161
Manusia hanya mampu memancarkan gelombang bunyi
dalam daerah yang sempit, yaitu sekitar 85 Hz sampai 1.100 Hz.
Beberapa binatang tertentu dapat memancarkan gelombang bunyi
dengan frekuensiyang tinggi (ultrasonik), di antaranya ikan lumba-
lumba, kelelawar dan jangkrik. Anjing memiliki pendengaran yang
sangat peka terhadap frekuensi bunyi. Dia dapat mendengar bunyi
dari daerah infrasonik sampai daerah ultrasonik. Inilah yang
menyebabkan anjing sering dimanfaatkan manusia sebagai penjaga.
Tabel 1. Cepat Rambat Bunyi pada Berbagai Medium
(Sumber : Dokumen Penulis)
Medium Cepat Rambat Bunyi (m/s)
Udara (0⁰C) 331
Udara (15⁰C) 340
Air (25⁰C) 1490
Air Laut (25⁰C) 1530
Alumunium (20⁰C) 5100
Tembaga (20⁰C) 3560
Besi (20⁰C) 5130
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan
Scientific
Model Pembelajaran
Student Teams-Achievment Divisions (STAD)
Metode Pembelajaran
Ceramah
Diskusi
Unjuk Kerja
F. Media Pembelajaran
Media :
162
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
Laboratorium IPA sekolah
Alat/Bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
Slide presentasi (ppt)
G. Sumber Belajar
a. Bagi Guru
Zubaidah, Siti, dkk. 2014. IPA SMP/Mts kelas VIII Buku
Siswa. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Karim, Saeful, dkk, (2008). Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam
Sekitar. Surabaya : cv. KARYA UTAMA.
b. Bagi Siswa
Zubaidah, Siti, dkk. 2014. IPA SMP/Mts kelas VIII Buku Siswa. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
H. Penguatan Karakter
a. Religius
b. Nasionalis
c. Disiplin
d. Tanggung jawab
e. Jujur
f. Toleran
g. Kerjasama/Gotong royong
h. Percaya diri
163
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur
kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Aperpepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang materi :
Getaran
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
164
1. Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 60 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik materi Getaran
dengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
Mengamati
Pemberian contoh-contoh materi Getaran untuk
dapat dikembangkan peserta didik, dari media
interaktif dan sebagainya.
Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di
sekolah dengan membaca materi dari buku paket
atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi
yang berhubungan dengan Getaran.
Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan
terkait Getaran.
Mendengar
165
1. Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
Pemberian materi Getaran oleh guru.
Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis
besar/global tentang materi pelajaran mengenai
materi :
Getaran
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan
kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan
dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Getaran
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa
ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk
hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Data
collection
(pengumpulan
data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan
untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi
melalui kegiatan:
Mengamati obyek/kejadian
166
1. Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
Mengamati dengan seksama materi Getaran yang
sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide
presentasi yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya.
Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan
mencari dan membaca berbagai referensi dari
berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang materi Getaran yang sedang
dipelajari.
Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang
belum dapat dipahami dari kegiatan mengamati dan
membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan
dengan materi Getaran yang sedang dipelajari.
Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi
Getaran yang telah disusun dalam daftar pertanyaan
kepada guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok
untuk:
Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas contoh dalam buku paket mengenai
materi Getaran.
Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Getaran
yang telah diperoleh pada buku catatan dengan
167
1. Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri
Getaran sesuai dengan pemahamannya.
Saling tukar informasi tentang materi :
Getaran
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari
kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai
bahan diskusi kelompok kemudian, dengan
menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja
yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara
yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar
dan belajar sepanjang hayat.
Data
processing
(pengolahan
Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah
data hasil pengamatan dengan cara :
Berdiskusi tentang data dari Materi :
Getaran
Mengolah informasi dari materi Getaran yang
sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan
168
1. Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati
dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan
pada lembar kerja.
Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
materi Getaran.
Verification
(pembuktian)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data
atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi
dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam membuktikan tentang materi :
Getaran
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara
bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang
telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization
(menarik
kesimpulan)
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
Menyampaikan hasil diskusi tentang materi
Getaran berupa kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
169
1. Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan sopan.
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal tentang materi :
Getaran
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan tentanag materi Getaran dan ditanggapi
oleh kelompok yang mempresentasikan.
Bertanya atas presentasi tentang materi Getaran
yang dilakukan dan peserta didik lain diberi
kesempatan untuk menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Menyimpulkan tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang
materi :
Getaran
Menjawab pertanyaan tentang materi Getaran yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
lembar kerja yang telah disediakan.
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau
guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada
siswa berkaitan dengan materi Getaran yang akan
selesai dipelajari
Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi
Getaran yang terdapat pada buku pegangan peserta
didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan
170
1. Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
secara individu untuk mengecek penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Getaran berlangsung, guru mengamati
sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme,
disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi
masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
Peserta didik :
Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang
point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang
materi Getaran yang baru dilakukan.
Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Getaran yang
baru diselesaikan.
Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja
yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah
atau dirumah.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk
materi pelajaran Getaran.
Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf serta
diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Getaran.
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Getaran kepada
kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
2. Pertemuan Kedua (2 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Guru :
171
2. Pertemuan Kedua (2 x 40 Menit)
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur
kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Aperpepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang materi :
Gelombang
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
172
2. Pertemuan Kedua (2 x 40 Menit)
Kegiatan Inti ( 60 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik materi Gelombang
dengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
Mengamati
Pemberian contoh-contoh materi Gelombang
untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari
media interaktif, dsb
Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di
sekolah dengan membaca materi dari buku paket
atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi
yang berhubungan dengan Gelombang.
Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan
terkait Gelombang.
Mendengar
Pemberian materi Gelombang oleh guru.
Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis
besar/global tentang materi pelajaran mengenai
materi :
Gelombang
173
2. Pertemuan Kedua (2 x 40 Menit)
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan
kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan
dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Gelombang
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa
ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk
hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Data
collection
(pengumpulan
data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan
untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi
melalui kegiatan:
Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Gelombang
yang sedang dipelajari dalam bentuk
gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan
mencoba menginterprestasikannya.
Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan
mencari dan membaca berbagai referensi dari
174
2. Pertemuan Kedua (2 x 40 Menit)
berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang materi Gelombang yang sedang
dipelajari.
Aktivitas
Melaksanakan pembelajaran dengan model STAD
dengan langkah-langkah :
1. Guru membagi kelompok belajar
2. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
3. Siswa belajar dalam kelompok yang sudah
dibentuk
4. Guru mengadakan evaluasi
5. Guru memberikan penghargaan atas
keberhasilan kelompok dalam melaksanakan
tugas.
Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi
Gelombang yang telah disusun dalam daftar
pertanyaan kepada guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok
untuk:
Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas contoh dalam buku paket mengenai
materi Gelombang.
Mengumpulkan informasi
Pelaksanaan STAD
175
2. Pertemuan Kedua (2 x 40 Menit)
Guru meminta siswa dalam masing-masing
kelompok mengerjakan soal yang sudah di
persiapkan oleh guru.
Siswa menanyakan kepada guru apabila ada yang
kurang dimengerti ketika melakukan kegiatan.
Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri
Gelombang sesuai dengan pemahamannya.
Saling tukar informasi tentang materi :
Gelombang
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari
kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai
bahan diskusi kelompok kemudian, dengan
menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja
yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara
yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar
dan belajar sepanjang hayat.
Data
processing
(pengolahan
Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah
data hasil pengamatan dengan cara :
Berdiskusi tentang data dari Materi :
176
2. Pertemuan Kedua (2 x 40 Menit)
Gelombang
Mengolah informasi dari materi Gelombang yang
sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan
sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati
dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan
pada lembar kerja.
Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
materi Gelombang.
Verification
(pembuktian)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data
atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi
dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam membuktikan tentang materi :
Gelombang
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara
bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang
telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization
(menarik
kesimpulan)
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
Menyampaikan hasil diskusi tentang materi
Gelombang berupa kesimpulan berdasarkan hasil
177
2. Pertemuan Kedua (2 x 40 Menit)
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan sopan.
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal tentang materi :
Gelombang
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan tentanag materi Gelombang dan
ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.
Bertanya atas presentasi tentang materi Gelombang
yang dilakukan dan peserta didik lain diberi
kesempatan untuk menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Menyimpulkan tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang
materi :
Gelombang
Menjawab pertanyaan tentang materi Gelombang
yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
lembar kerja yang telah disediakan.
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau
guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada
siswa berkaitan dengan materi Gelombang yang
akan selesai dipelajari
Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi
Gelombang yang terdapat pada buku pegangan
178
2. Pertemuan Kedua (2 x 40 Menit)
peserta didik atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk mengecek
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Gelombang berlangsung, guru mengamati
sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme,
disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi
masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
Peserta didik :
Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang
point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang
materi Gelombang yang baru dilakukan.
Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Gelombang
yang baru diselesaikan.
Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja
yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah
atau dirumah.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk
materi pelajaran Gelombang.
Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf serta
diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Gelombang.
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Gelombang kepada
kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
3 . Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
179
3 . Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur
kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Aperpepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang materi :
Bunyi
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
180
3 . Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 60 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik materi Bunyi dengan
cara :
Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
Mengamati
Pemberian contoh-contoh materi Bunyi untuk
dapat dikembangkan peserta didik, dari media
interaktif, dsb
Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di
sekolah dengan membaca materi dari buku paket
atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi
yang berhubungan dengan Bunyi.
Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan
terkait Bunyi.
Mendengar
Pemberian materi Bunyi oleh guru.
Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis
besar/global tentang materi pelajaran mengenai
materi :
181
3 . Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)
Bunyi
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan
kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan
dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Bunyi
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa
ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk
hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Data
collection
(pengumpulan
data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan
untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi
melalui kegiatan:
Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Bunyi yang
sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide
presentasi yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya.
Membaca sumber lain selain buku teks
182
3 . Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan
mencari dan membaca berbagai referensi dari
berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang materi Bunyi yang sedang
dipelajari.
Aktivitas
Melaksanakan pembelajaran dengan model STAD
dengan langkah-langkah :
1. Guru membagi kelompok belajar
2. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
3. Siswa belajar dalam kelompok yang sudah
dibentuk
4. Guru mengadakan evaluasi
5. Guru memberikan penghargaan atas
keberhasilan kelompok dalam melaksanakan
tugas.
Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi
Bunyi yang telah disusun dalam daftar pertanyaan
kepada guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok
untuk:
Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas LKS yang dikerjakan mengenai materi
Bunyi.
Mengumpulkan informasi
Pelaksanaan STAD
183
3 . Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)
Guru meminta siswa dalam masing-masing
kelompok mengerjakan LKS yang sudah di
persiapkan oleh guru.
Siswa menanyakan kepada guru apabila ada yang
kurang dimengerti ketika melakukan kegiatan.
Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri
Bunyi sesuai dengan pemahamannya.
Saling tukar informasi tentang materi :
Bunyi
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari
kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai
bahan diskusi kelompok kemudian, dengan
menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja
yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara
yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar
dan belajar sepanjang hayat.
Data
processing
(pengolahan
Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah
data hasil pengamatan dengan cara :
184
3 . Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)
Berdiskusi tentang data dari Materi :
Bunyi
Mengolah informasi dari materi Bunyi yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan
sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati
dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan
pada lembar kerja.
Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
materi Bunyi.
Verification
(pembuktian)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data
atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi
dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam membuktikan tentang materi :
Bunyi
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara
bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang
telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization
(menarik
kesimpulan)
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
185
3 . Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)
Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Bunyi
berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan sopan.
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal tentang materi :
Bunyi
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan tentanag materi Bunyi dan ditanggapi oleh
kelompok yang mempresentasikan.
Bertanya atas presentasi tentang materi Bunyi yang
dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan
untuk menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Menyimpulkan tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang
materi :
Bunyi
Menjawab pertanyaan tentang materi Bunyi yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
lembar kerja yang telah disediakan.
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau
guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada
siswa berkaitan dengan materi Bunyi yang akan
selesai dipelajari
186
3 . Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)
Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Bunyi
yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
pada lembar lerja yang telah disediakan secara
individu untuk mengecek penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Bunyi berlangsung, guru mengamati sikap
siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa
percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
Peserta didik :
Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang
point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang
materi Bunyi yang baru dilakukan.
Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Bunyi yang
baru diselesaikan.
Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja
yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah
atau dirumah.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk
materi pelajaran Bunyi.
Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf serta
diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Bunyi.
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Bunyi kepada
kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
J. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
187
1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada
peserta didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai
kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat
objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai,
kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan
merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format
penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh
format penilaian :
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai
1
Selama diskusi,
saya ikut serta
mengusulkan
ide/gagasan.
50
250 62,50 C 2
Ketika kami
berdiskusi, setiap
anggota
mendapatkan
kesempatan untuk
berbicara.
50
3
Saya ikut serta
dalam membuat
kesimpulan hasil
diskusi kelompok.
50
4 ... 100
Catatan :
188
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4
x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250
: 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi
pengetahuan dan keterampilan
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)
- Penugasan (Lihat Lampiran)
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku
peserta didik
b. Peserta didik meminta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa
mereka telah mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah
dikerjakan untuk mendapatkan penilaian.
c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen
penilaian ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
189
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
4 Kemampuan menyelesaikan masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
- Penilaian Proyek (Lihat Lampiran)
- Penilaian Produk (Lihat Lampiran)
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti
catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4
2. Instrumen Penilaian (terlampir)
a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan Ketiga
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal
(KKM), maka guru bisa memberikan soal tambahan misalnya sebagai
berikut :
1) Jelaskan tentang perbedaan gelombang dan getaran secara rinci!
2) Jelaskan perbedaan antara gaung dan kerdam!
190
3) Jelaskan proses terjadinya pemantulan bunyi!
CONTOH PROGRAM REMIDI
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
N
o
Nama
Pesert
a
Didik
Nilai
Ulanga
n
Indikat
or yang
Belum
Dikuasa
i
Bentuk
Tindaka
n
Remedi
al
Nilai
Setelah
Remedi
al
Keterang
an
1
2
3
4
5
6
ds
t
b. Pengayaan
191
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan
sebagai berikut :
192
193
194
195
196
197
198
199
ANALISA BUTIR SOAL
SIKLUS I
Nama No Butir Soal Pilihan ganda
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AP 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 7
AO 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
BA 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8
DAF 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8
DAN 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 6
DMP 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 6
DF 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8
ERA 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8
HSAP 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 6
INF 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7
IAPA 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 6
IZW 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8
IPL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
9
MI 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 6
MHM 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 6
MMKM 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 6
NBL 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 6
NANS 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 7
NI 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 6
RH 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7
RDA 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 6
RF 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 6
SA 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8
SWP 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8
SS 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8
SC 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
SPY 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 6
TR 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8
TN 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 6
VSP 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7
YF 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 6
YM 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 6
200
AP 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 6
Jumlah 21 22 25 25 19 15 20 29 26 20
Presentase 0,66 0,69 0,78 0,78 0,59 0,47 0,63 0,91 0,81
0,63
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa soal nomor 1, 2, 5,6 ,7 dan 10 termasuk
soal sedang, soal nomor 3, 4, 5, 8, dan 9 termasuk soal mudah, dan tidak ada soal
yang sukar.
201
ANALISA BUTIR SOAL
SIKLUS II
Nama No Butir Soal Pilihan Ganda
Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AP 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
AO 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
BA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
DAF 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8
DAN 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8
DMP 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7
DF 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8
ERA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
HSAP 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 6
INF 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8
IAPA 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 7
IZW 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8
IPL 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
MI 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 6
MHM 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 7
MMKM 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 6
NBL 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
NANS 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7
NI 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 6
RH 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8
RDA 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8
RF 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 6
SA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
SWP 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 6
SS 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8
SC 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8
SPY 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10
TR 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8
TN 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7
VSP 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 6
YF 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 6
YM 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 7
202
Jumlah 20 29 24 26 15 20 24 23 27 22
Presentase 0,63 0,91 0,75 0,81 0,47 0,63 0,75 0,71 0,84
0,69
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa soal nomor 1, 5, 6, dan 10
termasuk soal sedang, soal nomor 2, 3, 4, 7, 8 dan 9 termasuk soal mudah,
dan tidak ada soal yang sukar.
203
ANALISA BUTIR SOAL
SIKLUS III
Nama No Butir Soal Pilihan Ganda
Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
AO 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
BA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
DAF 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
DAN 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
DMP 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7
DF 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
ERA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
HSAP 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7
INF 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8
IAPA 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 7
IZW 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
IPL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
MI 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 6
MHM 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8
MMKM 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7
NBL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
NANS 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
NI 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 8
RH 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8
RDA 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
RF 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8
SA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
SWP 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7
SS 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
SC 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8
SPY 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10
TR 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8
TN 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
VSP 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7
YF 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8
YM 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8
204
Jumlah 26 29 25 26 24 23 29 26 30 28
Presentase 0,81 0,91 0,78 0,81 0,75 0,72 0,91 0,81 0,94
0,88
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa soal yang diberikan tergolong
soal yang mudah, dan tidak ada soal yang sukar.
DAFTAR NILAI PELAJARAN IPA MATERI GETARAN, GELOMBANG
DAN BUNYI KELAS VIII SMP NEGERI 2 PABELAN
205
SOAL PRA SIKLUS
NO Nama Prites T/TT Siklus
I T/TT
Siklus
II T/TT
Siklus
III T/TT
1 AP 70 T 72,5 T 90 T 95 T
2 AO 80 T 77,5 T 77,5 T 85 T
3 BA 80 T 85 T 95 T 95 T
4 DAF 80 T 82,5 T 82,5 T 85 T
5 DAN 60 TT 65 T 82,5 T 85 T
6 DMP 60 TT 60 TT 67,5 T 70 T
7 DF 80 T 80 T 80 T 87,5 T
8 ERA 75 T 72,5 T 77,5 T 85 T
9 HSAP 60 TT 55 T 62,5 TT 70 T
10 INF 75 T 75 T 80 T 80 T
11 IAPA 60 TT 60 TT 70 T 75 T
12 IZW 80 T 70 T 80 T 82,5 T
13 IPL 85 T 85 T 92,5 T 100 T
14 MI 60 TT 62,5 TT 62,5 TT 62,5 TT
15 MHM 60 TT 60 TT 65 T 72,5 T
16 MMKM 60 TT
62,5 TT
62,5 TT
70 T
17 NBL 60 TT 65 T 77,5 T 85 T
18 NANS 75 T 72,5 T 75 T 80 T
19 NI 60 TT 67,5 T 67,5 T 77,5 T
20 RH 75 T 70 T 75 T 75 T
21 RDA 60 TT 60 TT 75 T 87,5 T
22 RF 55 TT 62,5 TT 62,5 TT 75 T
23 SA 80 T 82,5 T 82,5 T 87,5 T
24 SWP 60 TT 62,5 TT 62,5 TT 72,5 T
25 SS 80 T 80 T 80 T 90 T
26 SC 75 T 85 T 85 T 85 T
27 SPY 80 T 85 T 95 T 100 T
28 TR 60 TT 60 TT 77,5 T 77,5 T
29 TN 60 TT 70 T 70 T 85 T
30 VSP 60 TT 65 T 65 T 75 T
31 YF 55 TT 62,5 TT 62,5 TT 80 T
32 YM 60 TT 60 TT 75 T 85 T
206
A. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Jelaskan penegertian tentang getaran!
2. Jelaskan pengertian tentang gelombang!
3. Berdasarkan arah rambat dan arah getarnya gelombang dibedakan
menjadi?sebutkan!
4. Jelaskan pengertian tentang gema dan gaung!
5. Termasuk gelombang apa bunyi itu?
JAWABAN :
207
1. Getaran adalah gerak bolak-balik melalui titik setimbang, satu getaran di
definisikan sebagai satu kali bergetar penuh.
2. Gelombang adalah usikan atau getaran yang merambat.
3. Menjadi 2 yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
4. Gema : adalah bunyi pantul yang terdengar beberapa saat setelah bunyi asli.
Gaung : adalah bunyi pantul yang hanya terdengar sebagian bersamaan
dengan dengan bunyi asli.
5. Bunyi adalah bentuk energi yang merambat dalam bentuk gelombang
longitudinal.
SOAL SIKLUS I
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat
208
1. Gerakanbolak-balikmelaluititiksetimbangdisebut . . . .
a. Getaran
b. Amplitude
c. Periode
d. Frekuensi
2. Sebuahbandulsederhanabergetar 50 kali dalamwaktu 5 sekon.
Frekuensigetarantersebutadalah…
a. 5 Hz
b. 10 Hz
c. 25 Hz
d. 50 Hz
3. Sebuahgetaranmenghasilkanfrekuensi 50 Hz. Periodegetarannyaadalah…
a. 0,5 sekon
b. 0,2 sekon
c. 0,02 sekon
d. 0,05 sekon
4.
Satu periode adalah waktu yang diperlukan bandul untuk bergerak dari titik...
a. 1-2
b. 1-2-3-2
c. 2-1-2-3
d. 1-2-3-2-1
5. Perhatikan gambar nomor 4! Amplitudo getarannya adalah...
209
a. 1-2
b. 1-3
c. 1-2-3
d. 1-2-3-2
6. Banyaknya getaran yang terjadi dalam satu detik disebut...
a. Frekuensi
b. Amplitudo
c. Periode
d. Panjang gelombang
7. Sebuah getaran menghasilkan frekuensi 25 Hz. Periode getarannya adalah...
a. O,4 sekon
b. 0,2 sekon
c. 0,02 sekon
d. 0,04 sekon
8. Suatu pegas melakukan 100 getaran dalam waktu 0,25 menit. Frekuensi
getaran pegas adalah...
a. 0,15 Hz
b. 25 Hz
c. 6,7 Hz
d. 400 Hz
9. Frekuensi suatu getaran 25 Hz, artinya...
a. Terjadi 25 getaran dalam 1 menit
b. Terjadi 25 getaran dalam 1 detik
c. Terjadi 1/25 getaran dalam 1 menit
d. Terjadi 1/25 getaran dalam 1 detik
10. Gelombang adalah getaran yang merambat. Ketika merambat maka ada
yang berpindah yaitu...
a. Partikel bendanya
b. Getarannya
210
c. Sumber getarannya
d. Energinya
KUNCI JAWABAN
1. D
2. C
3. D
211
4. C
5. D
6. A
7. B
8. B
9. A
10. A
SOAL SIKLUS II
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat
1. Dualembahdanduabukitgelombangsamadengan ….
a. 1/2 lamda
212
b. 1 lamda
c. 1,5 lamda
d. 2 lamda
2. Kelelawarmenangkapgelombangbunyi ....
a. Infrasonic
b. Audiosonik
c. Ultrasonic
d. Supersonic
3. Frekuensisebuahgelombangadalah 400 Hz danpanjanggelombangnya 25 cm,
makacepatrambatgelombangtersebutadalah ….
a. 1600 m/s
b. 1000 m/s
c. 400 m/s
d. 100 m/s
4. Cepatrambatgelombangbunyibergantungpada ....
a. suhumediumnya
b. jenismediumnya
c. jenisdansuhumediumnya
d. Frekuensinya
5. Frekuensisebuahgelombangadalah 400 Hz danpanjanggelombangadalah 50 cm.
Cepatrambatgelombangtersebutadalah ....
a. 1600 m/s
b. 800 m/s
c. 400 m/s
d. 200 m/s
6.
213
Amplitudodarigelombang yang ditampilkanpadagambar di atasadalah ....
a. 1 m
b. 2 m
c. 4 m
d. 8 m
7. Sebuahbandulbergetarsebanyak 50 kali dalamwaktu 10 sekon.
Frekuensibandultersebutadalah . . . .
a. 2 Hz
b. 5 Hz
c. 10 Hz
d. 100 Hz
8. Sebuahgelombangmempunyaifrekuensi 5 Hz danpanjanggelombangnya 20 m.
Kecepatangelombangtersebutadalah ….
a. 4 m/s
b. 100 m/s
c. 200 m/s
d. 8 m/s
9. Perhatikangambar di bawahini!
Bukit gelombangditunjukkanoleh . . .
a. A-B-C
b. B-C-D
c. C-D-E
214
d. D-E-F
10. Bunyi merupakan gelombang ...
a. Elektromagnetik
b. Mikro
c. Mekanik
d. Terquantisasi
KUNCI JAWABAN :
215
1. A
2. B
3. B
4. D
5. A
6. A
7. A
8. D
9. B
10. B
SOAL SIKLUS III
216
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat
1. Bunyi yang frekuensinya tidak beraturan disebut...
a. Gema c. Gaung
b. Desah d. Nada
2. Gelombang bunyi merupakan contoh bentuk gelombang…..
a. Cahaya c. Transversal
b. Elektromagnetik d. Longitudinal
3. Gelombang bunyi tidak dapat merambat melalui...
a. Zat cair c. Zat gas
b. Zat padat d. Ruang hampa udara
4. Kuat lemahnya bunyi tergantung pada jarak dan…
a. Frekuensi c. Gema
b. Amplitudo d. Resonansi
5. Resonansi hanya dapat terjadi apabila...
a. Amplitudonya berbeda
b. Amplitudonya sama
c. Frekuensinya sama
d. Frekuensinya berbeda
6. Jenis bunyi yang hanya dapat didengar oleh jangkrik adalah….
a. Infrasonik c. Audiosonik
b. Ultrasonik d. Ultrasonografi
7. Bunyi pantul yang terdengar sesudah bunyi asli disebut…
a. Gaung c. Kerdam
b. Gema d. Nada
8. Pesawat super sonic adalah pesawat terbang yang…..
a. Kelajuannya di atas 340 m/s
b. Kelajuannya di bawah 340 m/s
c. Memancarkan frekuensi di atas 20 000 hz
d. Memancarkan frekuensi di bawah20 000 hz
9. Cepat rambat bunyi bergantung pada….
217
a. Jenis suhu dan mediumnya
b. Jenis mediumnya
c. Suhu mediumnya
d. Frekuensinya
10. Bunyi pantul terdengar 0,1 sekon setelah bunyi asli. Jika cepat rambat bunyi
dalam air laut 1500 m/s,
Hitunglah kedalaman air laut itu ?
a . 150 m c. 50 m
b . 75 m d. 25 m
KUNCI JAWABAN
218
1. B
2. D
3. D
4. A
5. C
6. A
7. B
8. A
9. A
10. B
FOTO KEGIATAN
219
Gambar 1. Siswa Mencatat Materi yang Di Jelaskan Oleh Guru
Gambar 2. Siswa Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar Menggunakan Model
Student Teams-Achievment Divisions (STAD)
220
Gambar 3. Siswa Bekerja Sama dalam Mengerjakan Soal yang Diberikan Oleh
Guru
Gambar 4. Siswa Mengerjakan Soal Siklus Secara Individu
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
SATUAN KETERANGAN KEGIATAN
Nama : Dina Erawati Kumala Jurusan : Tadris IPA
NIM : 23060 – 15 – 0029 Dosen P.A : Arif Billah, M.Pd.
NO NAMA KEGIATAN PELAKSANAAN SEBAGAI NILAI
1. INTERNATIONAL
FORUM ON SCIENCE
(IFoS) 2018
PESERTA 10
2. SEMINAR NASIONAL
EPISTEMOLOGI
TAFSIR
KONTEMPORER
30 SEPTEMBER
2015
PESERTA 8
3. SEMINAR REGIONAL
HMJ PGRA
“SPIRITUAL DAN
PROPHETIC
PARENTING DI ERA
DIGITAL”
14 SEPTEMBER
2016
PESERTA 6
4. LATGAB PERTI XII
BRIGSUS NOGO
SOSRO SABUK INTEN
RACANA STAIN
KUDUS DAN
BRIGSUS NAGA
SANDHI RACANA
IAIN SALATIGA
13-15 MEI 2017 PESERTA 6
5. LATGAB WATER
RESCUE BIRAWA UIN
25-27 AGUSTUS
2017
PESERTA 6
231
WALISONGO
SEMARANG
6. PERKEMAHAN
WIRAKARYA
DAERAH IX
17-23 OKTOBER
2017
PESERTA 6
7. PROTOCOL SCHOOL
DAY WUKUF
NASIONAL 2 UIN
SUNAN GUNUNG
DJATI BANDUNG
21-22 ARIL 2018 PESERTA 6
8. SURAT KEPUTUSAN
KETUA JURUSAN
TADRIS ILMU
PENGETAHUAN
ALAM FTIK IAIN
SALATIGA
24 MARET 2016 PENGURUS
BENDAHARA
HMJ
4
9. PENDIDIKAN DAN
LATIHAN CALON
PRAMUKA PANDEGA
(PLCPP) XXVI
30 SEPTEMBER
– 2 OKTOBER
2016
FASILITATOR
/ PANITIA
4
10. GLADI WIRA
BRIGSUS KE-23 (GWB
XXIII)
28-31 OKTOBER
2016
SATUAN
TUGAS/
PANITIA
4
11. PEMBRIVETAN DAN
PELANTIKAN
(VETTIK) KE – 23
12 – 13
NOVEMBER
2016
SATUAN
TUGAS /
PANITIA
4
12. LOMBA
KECERDASAN DAN
KETANGKASAN
LOMBA
01, 02 DAN 15-16
APRIL 2017
JURI 4
232
PENGGALANG
PENEGAK (LK2PP) XII
SE-EKS
KARESIDENAN
SURAKARTA IAIN
SURAKARTA
13. KONSERVASI ALAM
“MEWUJUDKAN
GENERASI PRAMUKA
YANG PEDULI
LINGKUNGAN”
22 APRIL 2017 SATGAS/
PANITIA
4
14. SURAT KEPUTUSAN
TENTANG
PENYELENGGARA,
PEMATERI DAN
MODERATOR OPAK
IAIN SALATIGA
TAHUN 2017
27 JULI 2017 PANITIA 4
15. PENDIDIKAN TAMU
RACANA (DIKTARA)
21 – 25
SEPTEMBER
2017
REKA KERJA
/PANITIA
4
16. PEMBRIVETAN DAN
PELANTIKAN KE – 24
(VETTIK XXIV)
11 – 12
OKTOBER 2017
SATUAN
TUGAS/
PANITIA
4
17. GLADI WIRA
BRIGSUS KE-24 (GWB
XXIV)
27-30 OKTOBER
2017
SATGAS/
PANITIA
4
18. KONSERVASI ALAM
“MEWUJUDKAN
GENERASI PRAMUKA
02 DESEMBER
2017
SATGAS/
PANITIA
4
233
YANG PEDULI
LINGKUNGAN”
19. SURAT KEPUTUSAN
REKTOR IAIN
SALATIGA TENTANG
PENGANGKATAN
PENGURUS DEWAN
RACANA KUSUMA
DILAGA – WORO
SRIKANDHI IAIN
SALATIGA MASA
BAKTI 2018
29 JANUARI
2018
PENGURUS
BENDAHARA
BRISUS
4
20. GLADI TANGGUH
BRIGSUS KE-13 (GTB
XIII)
09-10 FEBRUARI
2018
SATGAS/
PANITIA
4
21. SURAT KEPURUSAN
KOMANDAN
BRIGADE KHUSUS
NAGA SANDHI
TENTANG
PENGANKATAN
SATUAN TUGAS
GLADI TANGGUH
BRIGSUS KE XIII IAIN
SALTIGA MASA
BAKTI 2018
10 APRIL 2018 SATGAS/
PANITIA
4
22. GLADIAN PIMPINAN
PANDEGA (GPP)
31 – 1 APRIL
2018
REKA KERJA /
PANITIA
4
23. AMALAN
RAMADHAN
24-27 MEI 2018 REKA KERJA/
PANITIA
4
234
RACANA (ARR XX)
TAHUN 2018
24. LATIHAN
GABUNGAN
PERGURUAN TINGGI
KE XIII (LATGAB
PERTI XIII) SE – JAWA
DAN NTB
15 – 17 JULI
2018
SATUAN
TUGAS /
PANITIA
4
25. PELATIHAN
KEPRAMUKAAN FTIK
19 – 21 JULI
2018
PEMATERI 4
26. PENERIMAAN
SELEKSI CALON
BRIGSUS KE-25 (PSCB
XXV)
29-30
SEPTEMBER
2018
SATUAN
TUGAS/
PANITIA
4
27. PEMBRIVETAN DAN
PELANTIKAN KE 25
(VETTIK XXV)
03-04
NOVEMBER
2018
SATUAN
TUGAS/
PANITIA
4
28. OPAK IAIN
SALATIGA TAHUN
2015
10-18 Agustus
2015
PESERTA 3
29. PENDIDIKAN DAN
LATIHAN CALON
PRAMUKA PANDEGA
(PLCPP) XXV
25 – 27
SEPTEMBER
2015
PESERTA 3
30. GLADI WIRA
BRIGSUS KE-22 (GWB
XXII) BRIGADE
KHUSUS NAGA
SANDHI IAIN
SALATIGA
24 – 27
OKTOBER 2015
PESERTA 3
235
31. PEMBRIVETAN DAN
PELANTIKAN KE - 22
(VETTIK XXII)
BRIGADE KHUSUS
RACANA KUSUMA
DILAGA-WORO
SRIKANDHI IAIN
SALATIGA
28 – 29
NOVEMBER
2015
PESERTA 3
32. SURAT KEPUTUSAN
PENETAPAN PANTER
02 DESEMBER
2015
PESERTA 3
33. SARASEHAN TADRIS
IPA “WAHANA
MEWUJUDKAN
SOLIDARITAS ANTAR
MAHASISWA
JURUSAN TADRIS
IPA”
26 MEI 2016 PANITIA 3
34. MIMBAR ILMIAH
SAINS INDONESIA I
28 JUNI 2016 PANITIA 3
35. SALATIGA SCIENCE
OLIMPIAD I (SSO I)
15 OKTOBER
2016
PANITIA 3
36. MAKRAB “ASIK
SEMALAM BERSAMA
SCIENTIST IN LAGA”
02 DESEMBER
2016
PANITIA 3
37. GLADHI TANGGUH
BRIGSUS KE – 12
(GTB XII)
18 – 19
FEBRUARI 2017
PESERTA 3
38. SK TENTANG
PENETAPAN
PENJURUSAN
05 APRIL 2017 PESERTA 3
236
PANTER BRIGSUS
NAGASANDHI IAIN
SALATIGA
39. AMALAN
RAMADHAN
RACANA
01 – 04 JUNI
2017
PESERTA 3
40. UKM FAIR IAIN
SALATIGA 2017
“GALI POTENSI
TEMUKAN JATI DIRI”
09 AGUSTUS
2017
PANITIA 3
41. PELATIHAN
KEPROTOKOLAN
DAN MASTER OF
CEREMONY
19 – 20
AGUSTUS 2017
PESERTA 3
42. MAS DAN MBAK
DUTA IAIN
SALATIGA TAHUN
2017
02 OKTOBER
2017
PESERTA 3
43. LIBRARY USER
EDUCATION
21 AGUSTUS
2015
PESERTA 2
44. SEMINAR “STAY
POSITIF “
26 MEI 2016 PESERTA 2
45. STUDY INTENSIF
BAHASA ARAB
30 JUNI 2016 PESERTA 2
46. STUDY INTENSIF
BAHASA INGGRIS
30 JUNI 2016 PESERTA 2
47. KONSERVASI ALAM
“KONSERVASI ALAM
SEBAGAI INVESTASI
LINGKUNGAN
27 NOVEMBER
2016
PESERTA 2
237
BERSIH DIMASA
DEPAN”
48. SOSIALISASI DAN
DESIMINASI BUKU
“MODEL
PENDEKATAN
SAINTIFIK DALAM
KEHIDUPAN
KEAGAMAAN”
28 DESEMBER
2016
PESERTA 2
49. RAMADHAN WITH
TADRIS IPA AND
SOCIAL EVENT IN
PANTI ASUHAN
BAITUL FALAH
08 JUNI 2017 PESERTA 2
50. APRESIASI
AKADEMIK DOSEN
DAN MAHASISWA
TADRIS IPA FTIK
IAIN SALATIGA
20 SEPTEMBER
2017
PESERTA 2
51. APRESIASI
AKADEMIK DOSEN
DAN MAHASISWA
TADRIS IPA FTIK
IAIN SALATIGA
TAHUN 2018
06 OKTOBER
2018
PESERTA 2
Jumlah 191
238
239