PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT PERNAFASAN PADA...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT PERNAFASAN PADA...
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ALAT PERNAFASAN PADA MANUSIA
MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V MI
TEGALWATON, KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh:
ILLAA PURWIKA MAAHDIYYANI (115-12-102)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
ii
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ALAT PERNAFASAN PADA MANUSIA
MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V MI
TEGALWATON, KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh:
ILLAA PURWIKA MAAHDIYYANI (115-12-102)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
ii
iii
iv
v
MOTTO
Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat
(pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang
baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan
keberuntungan."
(Qs.Al An"am 135)
Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras.
Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan
(Thomas A. Edison)
Tidak ada kesuksesan tanpa kesusahpayahan, biarkan setetes keringat dan air mata mu menjadi
kebahagiaan yang mengalir setelahnya (Illaa Purwika Maahdiyyani)
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahakan skripsi ini orang-orang yang sangat kukasihi dan kusayangi :
1. Bapak dan ibu tercinta
2. Adikku tercinta Nindiya Anggita
3. Semua keluargaku yang sudah mendoakanku
4. Sahabat Sejati dan seperjuanganku Novita Astuti Wulandari dan Afifah Nur Utami
5. Sahabat yang penuh nasihat Tri Yuriana
6. Teman seperjuangan Nur Ida Fitriyaningsih dan Athi Lutfia
7. Teman-teman PGMI angkatan 2012
8. Teman-teman kerja yang selalu mendukungku Bu Septi, Bu Dian dan Bu Cicik
9. Sahabat yang selalu membantuku Galih Agung T
10. Segenap guru dan kepala sekolah MI Tegalwaton
11. Dari semua itu terimakasih sangat untuk semua cobaan yang menerpaku sehingga aku
dapat bekerja keras untuk kuliah ku dan segera menyelesaikan skripsi ini agar
kehidupanku lebih baik lagi.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan
hidayahNya sehingga Laporan Penelitian ini dapat kami laksanakan dan kami selesaikan sesuai
rencana.
Sebagai guru kita tentunya bangga dengan hasil prestasi siswa yang memuaskan sesuai
dengan tujuan yang direncanakan, dengan menggunakan metode yang tepat dalam proses
pembelajaran merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam belajar, maka dari itu penilitian
kami beri judul Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Materi Alat
Pernafasan pada Manusia dengan Menggunakan Metode Eksperimen pada Siswa Kelas V MI
Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Tahun Ajaran
2016.Pelakasanaan Penelitian ini tidak akan terwujud tanpa adanya pemberian kesempatan,
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan.
3. Ibu Peni Susapti M.Si selaku Ketua Jurusan PGMI.
4. Ibu Dra.Nur Hasanah, M.Pd yang sangat sabar dan teliti di dalam membimbing skripsi
penulis.
5. Guru Kelas V MI Tegalwaton Bapak Asroni S.PdI
6. Bapak serta ibu yang tak henti-hentinya memberikan motivasi baik berupa material
maupun spiritual.
7. Semua keluargaku yang sudah mendoakanku.
8. Sahabat- sahabat sejatiku Novita Astuti W, Afifah Nur U, Tri Yuriana.
viii
ix
ABSTRAK
Maahdiyyani, Illaa Purwika 2016, Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA
Materi Alat Pernafasan pada Manusia dengan Menggunakan Metode Eksperimen
pada Siswa Kelas V MI Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang,
Jawa Tengah, Tahun Ajaran 2016.Skipsi. Fakultas Tarbiyah dan ilmu Keguruan.
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
Pembibing: Dra. Nur Hasanah, M.Pd
Kata Kunci: hasil belajar dan metode eksperimen.
Penelitian ini merupakan upaya untuk peningkatan hasil belajar dengan metode
eksperimen pada siswa kelas V MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang. Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah Apakah
penerapan metode eksperimen mampu meningkatakan hasil belajar siswa terhadap
mata pelajaran IPA materi Alat Pernafasan pada Manusia pada siswa kelas V
Madrasah Ibtidayah Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun
Ajaran 2016? Guna menjawab pertanyaan tersebut peneliti melakukan penelitian
tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Tisap siklusnya merupkan rangkaian
kegiatan yang dimulai dari 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi, dan 4)
Refleksi. Subyek dalam Penelitian ini adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Tegalwaton yang berjumlah 22 siswa, terdiri dari 14 laki-laki dan 8 perempuan
yang pada tahun ajaran 2016 tercatat sebagai siswa kelas V MI Tegalwaton
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Penelelitian ini menggunakan metode
eksperimen.
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
hasil dari penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan
pada siklus I dan II dengan hasil peningkatan hasil belajar siswa yang dapat dilihat
dari kondisi awal dari pembahasan yaitu pra siklus nilai rata-rata kelas 40,90%
siswa yang tuntas belajar, pada siklus I meningkat menjadi 63,7%. Selanjutnya
meningkat lagi pada siklus II menjadi 86,36%. Berdasarkan hasil belajar tersebut
dapat disimpulkan bahwa melalui metode eksperimen dapat meningkatkan hasil
belajar IPA materi Alat Pernafasan pada Manusia pada siswa kelas V MI
Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016.
x
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ iv
MOTTO ................................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
D. Hipotesis .................................................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
F. Definisi operasional .................................................................................. 7
G. Metode Penelitian .................................................................................... 10
H. Sistematika Penulisan ............................................................................... 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian hasil belajar .......................................................................... 20
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................................. 21
3. Penilaian Hasil Belajar ........................................................................... 22
B. Pembelajaran IPA
1. Pengertian IPA ....................................................................................... 26
xi
2. Karakteristik IPA ................................................................................... 27
3. Tujuan IPA ............................................................................................. 28
4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Kelas V SD/MI.................... 29
C. Materi Alat Pernapasan pada Manusia. ....................................................... 30
D. Metode Eksperimen
1. Pengertian Metode Eksperimen ............................................................. 38
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen .................................. 38
3. Langkah-langkah Metode Eksperimen .................................................. 39
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian...................................................................................... 41
B. Deskripsi Pra Siklus ................................................................................. 44
C. Deskripsi Siklus I ...................................................................................... 44
D. Deskripsi Siklus II..................................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Data Prasiklus ................................................................. 52
2. Analisis Data Siklus I.................................................................... 54
3. Analisis Data Siklus II .................................................................. 62
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ................................................................................... 73
B. SARAN ............................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Siklus Penelitian .................................................................................. 13
Bagan 2.1 Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Kelas V SD/MI
Semseter 1 .......................................................................................... 29
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Guru MI Tegalwaton .................................................................... 42
Tabel 3.2 Data Siswa MI Tegalwaton................................................................... 46
Tabel 3.3 Data Ruang MI Tegalwaton ................................................................. 47
Tabel 4.1 Daftar Nilai Prasiklus............................................................................ 52
Tabel 4.2 Data Nilai Siklus I IPA Kelas V............................................................ 55
Tabel 4.3 Data Hasil Pengamatan Siklus 1............................................................. 57
Tabel 4.4 Data Nilai Siklus II IPA Kelas V........................................................... 62
Tabel 4.5 Data Hasil Pengamatan Siklus II............................................................ 64
Tabel 4.6 Data Hasil Rekapitulasi Nilai IPA Persiklus......................................... 69
Tabel 4.7 Data Rekapitulasi Ketuntasan Belajar IPA............................................ 70
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Alat Pernafasan pada Manusia ............................................................... 30
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I RPP Siklus I ...................................................................................... 76
Lampiran II Daftar Nilai Siklus I .......................................................................... 85
Lampiran III Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ..................................... 87
Lampiran IV Lembar Observasi Siswa Siklus I ................................................... 91
Lampiran V RPP Siklus II .................................................................................... 95
LampiranVI Daftar Nilai Siklus II ........................................................................ 103
LampiranVII Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ................................... 105
Lampiran VIII Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ................................ 109
Lampiran IX Gambar Dokumentasi Penelitian..................................................... 113
Lampiran X Lembar Konsultasi Skripsi ............................................................... 115
Lampiran XI Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................... 116
Lampiran XII Surat Keterangan Penelitian ........................................................... 117
Lampiran XIII Lembar Konsultasi Daftar Nilai SK ............................................. 118
Lampiran XIV Daftar Riwayat Hidup Penulis ...................................................... 121
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak disukai siswa
terutama siswa SD/MI. Banyak siswa yang baru mendengar kata IPA saja
langsung bereaksi negatif. Ada yang berfikiran mata pelajaran IPA banyak
menghafal proses maupun bahasa latin, bahkan ada yang berfikiran rumus yang
sulit. Terkadang mereka merasa guru mereka tidak menyenangkan sehingga
materi pelajaran jadi ikut menyebalkan. IPA merupakan salah satu mata
pelajaran yang membutuhkan banyak kemampuan menghafal nama latin dan
rumus yang lebih sehingga banyak siswa yang kurang menyukai mata pelajaran
ini sehinga hasil belajar siswa tidak sesuai yang diharapkan. IPA adalah usaha
manusia dalam memahami alam semesta melui pengamatan yang pada sasaran,
serta mengunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran-penalaran
sehingga mendapat suatu kesimpulan. Pembelajaran IPA didefinisikan sebagai
ilmu tentang alam dan dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu
sebagaimproduk, proses dan sikap (Ahmad Susanto, 2013 : 167). Pengertian ini
dapat membantu guru bahwa dalam belajar IPA memerlukan suatu metode.
Metode pembelajaran IPA yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Proses belajar mengajar yang menyenangkan bisa jadi membuat anak
merasa senang mempelajari IPA sehingga hasil belajarnya dapat sesuai bahkan
meningkat. Dengan begitu orang tua akan merasa bangga dan menaruh
kepercayaan kepada guru karena berhasil mendidik anaknya. Dipandang
2
seperti itu karena sering kali orang tua berfikir jika anak yang pandai adalah
anak yang mendapatkan nilai yang memuaskan setelah belajar. Biasanya
sepulang sekolah jarang orang tua menanyakan, Apakah kamu belajar dengan
sungguh-sungguh di sekolah? Apakah kamu memerhatikan gurumu? Atau hal
yang lain. Orang tua sering kali hanya menyakan, Hari ini kamu mendapat
nilai berapa? Sebagian orang awam pun berpendapat jika yang dinamakan
belajar itu adalah ketika dapat menghafal isi buku atau hal yang diajarkan oleh
guru. S. Nasution mendefinisikan belajar sebagai perbahab-perubahan dalam
sistem saraf, penambahan pengetahuan dan perubahab kelakan berkat
pengalaman dan latihan. Chaplin mengungkapkan definisi belajar menjadi dua
rumusan. Pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang
relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Kedua, belajar adalah
proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus
(Kastolani 2014 : 53). Belajar adalah kegiatan transfer ilmu yang dilakukan
oleh subjek dan objek sehingga menimbulkan suatu pemikiran atau
kemampuan terhadap objek apa yang dipelajarinya yang hasilnya berlaku
seumur hidup. Pembelajaran adalah adanya kegiatan belajar dan mengajar,
dimana pihak yang mengajar adalah guru dan belajar adalah siswa yang
berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada
pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sebagai sasaran
pembelajaran.
3
Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan
untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik
(E. Mulyasa 2009 :243).
Bloom mengemukakan tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif
dan psikomotorik. Bloom menyatakan bahwa variasi dalam Cognitive Entry
Baheviours dan Afektif Entry Characteristic dan kualitas pengajaran
menentukan hasil belajar (Daryanto dan Muljo Rahardjo 2012 : 27). Kualitas
pengajaran yang baik ditentukan salah satunya oleh metode pengajaran.
Metode adalah suatu cara yang dilakukan guru untuk menyampaikan materi
yang akan diajarkannya agar siswa mampu menerima materi tersebut. Metode
mengajar akan mempengaruhi belajar siswa. Metode mengajar guru yang
kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang kurang baik pula. Metode
mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang
persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut
menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap
mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap
pelajaran ataupun gurunya. Akibatnya siswa malas mendengarkan dan
memperhatikan sehingga hasil belajar siswa tidak sesuai harapan. Guru yang
progresif berani mencoba metode-metode maupun strategi mengajar yang baru,
yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar-mengajar, dan
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan
baik, maka metode dan strategi mengajar harus diusahakan yang setepat,
efisien, dan efektif mungkin (Slameto 2010: 65)
4
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V MI Tegalwaton,
dapat disimpulkan bahwa diduga faktor yang lebih dominan dengan penyebab
rendahnya hasil belajar siswa terhadap pelajaran IPA materi alat pernafasan
pada manusisa adalah karena guru kurang inovatif dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada siswa. Hal ini menyebabkan siswa tidak
memperhatikan sehingga hasil belajarnya pun rendah.
Dari masalah yang telah diuraikan diatas, penulis menawarkan sebuah
metode untuk pembelajaran IPA materi alat pernafasan pada manusia yaitu
dengan metode eksperimen. Metode eksperimen yaitu suatu metode mengajar
dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil percobaan itu
disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. (Roestiyah, 2001:80).
Penggunaan tekhnik ini mempnyai tujuan agar sisa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jaaban atau persoalan-persoalan yang
dihadapinya dengan melakukan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih
dalam berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti
kebenaran dari teori yang sedang dipelajarinya. Metode ini bisa digunakan
sebagai metode alternatif yang dirasa lebih memahami karakteristik siswa dan
materi yang dimaksud di atas. Karakteristik siswa yang dimaksud disini adalah
karakter siswa SD/MI yang lebih jelas dalam menerima pelajaran dengan
melihat langsung dan menemukan sendiri. Karakteristik materi pelajaran disini
adalah karakteristik materi yang memaparkan alat pernafasan pada makhluk
5
hidup. Dengan mencoba secara langsung maka siswa akan lebih jelas dalam
menerima materi pelajaran.
Berdasarkan paparan diatas, perlu adanya penyelesaian masalah yang
akan dibahas dalam skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Materi Alat Pernafasan pada
Manusia dengan Menggunakan Metode Eksperimen pada Siswa Kelas V
MI Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa
Tengah, Tahun Ajaran 2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian
ini adalah :
Apakah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar
dalam mata pelajaran IPA materi alat pernafasan pada manusia pada siswa
kelas V MI Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang,
Tahun Ajaran 2016?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai melalui
penelitian ini adalah :
Untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran IPA materi alat
pernafasan manusia pada siswa kelas V MI Tegalwaton, Kecamatan
Tengaran, Kabupaten Semarang, Tahun Ajaran 2016.
6
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Penelitian
Penerapan metode pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan
hasil belajar belajar siswa mata pelajaran IPA materi alat pernafasan pada
manusia pada siswa kelas V di MI Tegalwaton, kecamatan Tengaran,
kabupaten Semarang.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode eksperimen dikatakan efektif apabila indikator
yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan
penulis sebagai berikut :
a. Kriteria ketuntasan klasikal keseluruhan siswa ≥85%.
b. Dalam pembelajaran IPA kriteria ketuntasan minimal kelas V adalah
≥70.
c. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan (continue) dari siklus
I ke siklus II.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Secara Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dan pengembangan berupa kajian ilmu pengetahuan, khusunya dalam
metode pembelajaran eksperimen yang dilakukan di MI Tegalwaton pada
7
pembelajaran IPA materi alat pernafasan pada manusia serta dapat
digunakan untuk pembelajaran yang lainnya.
2. Manfaat Secara Praktis
a. Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V MI
Tegalwaton materi alat pernafasan pada manusia.
b. Sebagai upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran IPA
di MI Tegalwaton.
c. Sebagai masukan bagi guru MI Tegalwaton dalam melakukan inovasi
dan implementasi berbagai metode pembelajaran IPA.
d. Sebagai masukan bagi Madrasah, Mapenda, dan jajaran terkait untuk
melakukan pembinaan guru dalam implementasi penggunaan metode
pembelajaran IPA.
F. Definisi operasional
1. Peningkatan
Kata “peningkatkan” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
kata kerja dengan arti antara lain : 1. Menaikkan (derajat, taraf, dsb)
;mempertinggi; memperhebat (produksi dsb) (Hasan Alwi, 2007 : 1197-
1198).
Sedangkan peningkatan yang penulis maksudkan disini adalah
peningkatanhasilbelajar siswa.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Dalam KBBI
hasil adalah sesuatu yang dapat diraih dari jerih payah (fajri dan senja,
8
2008:351). Chaplin mengungkapkan definisi belajar menjadi dua rumusan.
Pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Kedua, belajar adalah
proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus
(Kastolani 2014 : 53). Belajar adalah kegiatan transfer ilmu yang dilakukan
oleh subjek dan objek sehingga menimbulkan suatu pemikiran atau
kemampuan terhadap objek apa yang dipelajarinya yang hasilnya berlaku
seumur hidup. Pembelajaran adalah adanya kegiatan belajar dan mengajar,
dimana pihak yang mengajar adalah guru dan belajar adalah siswa yang
berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada
pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sebagai sasaran
pembelajaran.
Hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur
perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik (E. Mulyasa
2009 :243). Bloom mengemukakan tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik. Bloom menyatakan bahwa variasi dalam
Cognitive Entry Baheviours dan Afektif Entry Characteristic dan kualitas
pengajaran menentukan hasil belajar (Daryanto dan Muljo Rahardjo 2012 :
27).
3. Materi Alat Pernafasan Pada Manusia
Bernapas adalah kegiatan menghirup udara dan mengeluarkan
udara. Udara mengandung berbagai komponen gas, salah satunya adalah
oksigen (O2). Oksigen inilah yang diperlukan oleh tubuh. Oksigen masuk
9
ke dalam tubuh melalui pernapasan. Selanjutnya, pernapasan
menghasilkan karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan dari dalam tubuh.
Bernapas menggunakan alat-alat pernapasan. Alat pernapasan manusia
terdiri atas hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Proses masuknya udara pernapasan ke dalam paru-paru disebut
inspirasi. Pada saat mengembuskan napas, otot diafragma dan otot
antartulang rusuk mengendur. Akibatnya, rongga dada mengecil dan paru-
paru mengempis sehingga CO2 dalam paru-paru terdorong keluar. Proses
tersebut merupakan proses ekspirasi.
Proses pernapasan dapat terganggu jika ada salah satu alat
pernapasan mengalami gangguan. Beberapa gangguan itu misalnya
flu,sesak nafas, asma, TBC, bronkitis, polip.
Gangguan pada alat-alat pernapasan dapat mengganggu aktivitas sehari-
hari. Oleh karena itu, perlu menjaga kesehatan alat pernapasan dengan
membiasakan diri berpola hidup sehat (Wiyono, 2008 : 2).
4. Metode eksperimen
Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang dilakukan dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan (a way to achieve a goal)
(Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, 2013 : 144). Metode adalah
suatu cara yang dilakukan guru untuk menyampaikan materi yang akan
diajarkannya agar siswa mampu menerima materi tersebut.
Metode eksperimen yaitu suatu metode mengajar dimana siswa melakukan
suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan
10
hasil percobaannya, kemudian hasil percobaan itu disampaikan ke kelas dan
dievaluasi oleh guru (Roestiyah, 2001:80). Penggunaan teknik ini
mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri
berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan
melakukan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam berfikir yang
ilmiah. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori
yang sedang dipelajarinya.
Metode eksperimen dalam pembelajaran IPA tidak lepas dari metode
ilmiah (scientific method) dalam mempelajari IPA serta keterampilan proses
IPA. Hal ini disebabkan, IPA diperoleh melalui suatu metode ilmiah.
Penetahuan IPA ditemukan dari bahasan mengapa dan bagaimana
fenomena-fenomena yang terjadi di alam, penemuan ini dikembangkan oleh
ilmuan sejak dahulu kala secara coba-coba (Asih Widi Wisudawati dan Eka
Sulistyowati, 2013 : 155).
5. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dipiih adalah penelitian tindakan kelas
(PTK). PTK merupakan pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap
kegiata belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersamaan (Suyadi, 2010 : 18). Penelitisan Tindakan Kelas atau
PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting
dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila
diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan
11
baik, artinya pihak yang terlibat dalam PTK mencoba dengan sadar
mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan
masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui
tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau
memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaan-
pelaksanaan untuk mengukur tingkat keberhasilannya (Kunandar, 2011 :
41)
Menurut Arikunto, PTK adalah gabungan dari pengertian dari kata
“penelitian, tindakan, dan kelas”. Penelitian adalah kegiatan mengamati
suatu objek, dengan menggunakan kaidah metodologi tertentu untuk
mendapatkan data yang bermanfaat bagi peneliti dan orang lain demi
kepentingan bersama. Selanjutnya tindakan adalah suatu perlakuan yang
sengaja diterapkan kepada objek dengan tujuan tertentu yang dalam
penerapannya dirangkai menjadi beberapa periode atau siklus. Dan kelas
adalah tempat dimana sekelompok siswa belajar bersama dari seorang
guru yang sama dalam periode yang sama (Suyadi, 2011:18).
Berdasarkan pemahaman-pemahaman tersebut dapat disimpulkan
bahwa PTK adalah metode penelitian yang dilakukan praktisi yang
bertujuan memecahkan permasalahan-permasalahan yang berhubungan
dengan pembelajaran atau pun untuk meningkatkan mutu disekolah dan
bukan untuk menghasilkan teori-teori yang baru.
Beberapa alasan penulis memilih menggunakan PTK dalam metode
penelitiannya yaitu:
12
a. Berdasarkan pada temuan masalah yaitu hasil belajar siswa kelas V
pada mata pelajaran IPA yang rendah serta adanya keinginan guru
untuk memperbaiki hasil belajar dengan memperbaiki metode yang
digunakan. Dan hal tersebut sangat sesuai jika metode penelitian yang
digunakan adalah PTK.
b. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK guru mampu
mengevaluasi dan memperbaiki proses pembelajaran dengan suatu
kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi pada KBM di
kelasnya, khususnya yang menjadi permasalahan di kelasnya.
c. Guru menjadi lebih peka dan kreatif karena selalu mengupayakan
berbagai inovasi untuk mengatasi permasalahan dalam KBM.
2. Subjek Penelitian
a. Subjek penelitian dalam melakukan penelitian ini adalah guru dan
siswa kelas V MI Tegalwaton dengan jumlah siswa 22, yang terdiri 14
laki-laki dan 8 perempuan.
b. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian yang dipilih adalah MI Tegalwaton, kecamatan
Tengaran, kabupaten Semarang.
c. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2016 sampai selesai.
3. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang digunakan berbentuk siklus, dimana
siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga
13
tujuan pembelajaran di kelas tercapai. Siklus tersebut juga melalui
tahapan-tahapan, menurut Arikunto dalam (Arikunto, 2011: 49), tahap –
tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan
penting yaitu perencanaaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Bagan skema siklus PTK Menurut Arikunto (Arikunto, 2011: 50) adalah
sebagai berikut :
Bagan 1.1
Bagan skema siklus PTK
Perencanaan
Siklus I Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
14
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti fokus menyusun skenario (perencanaan) yang
akan dilakukan di lapangan, yaitu kegiatan pembelajaran IPA kelas V
materi perubahan lingkungan fisik dan prosesnya. Adapun tahapan
perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut :
1) Mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk penelitian
dengan cara observasi atau wawancara dengan guru yang
bersangkutan.
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
metode eksperimen.
3) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan dengan materi
pembelajaran.
4) Mempersiapkan alat peraga yang diperlukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung agar proses pembelajaran dengan
metode eksperimen dapat sesuai.
5) Membuat lembar observasi untuk mengetahui kinerja guru dalam
proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode
eksperimen.
6) Menyusun soal evaluasi untuk siswa.
b. Pelaksanaan
15
Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
skenario pembelajaran yang sudah dirancang sebelumnya yaitu yang
sudah dirancang dalam RPP. Tahap ini dilaksanakan selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung, yaitu pada 3 tahap (pendahuluan, inti,
dan penutup). Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran berlangsung yaitu
sesuai RPP (dengan menggunakan metode eksperimen).
c. Pengamatan
Observasi dilakukan untuk mengumpukan informasi-informasi atau
data yang berkaitan dengan penelitian dan tindakan yang berlangsung
di lapangan selama kegiatan sedang berjalan. Pada tahap ini peneliti
melakukan pengamatan dan mencatat semua data serta informasi yang
diperlukan peneliti dengan menggunakan lembar observasi guru dan
tes tertulis khususnya untuk menggali data siswa.
d. Refleksi
Data yang diperoleh dari tahap observasi dikumpulkan kemudian
dianalisis. Berdasarkan analisis tersebut guru dapat mengemukakan
kembali tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Semua
data dari berlangsngnya kegiatan dievaluasi kembali. Sehingga dapat
disajikan landasan untuk memperbaiki kelemahan siklus I, siklus II
atau pun kelemahan lain yang ada.
4. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian yang digunakan peneliti dalam PTK yaitu
16
a. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah alat yang digunakan peneliti dalam kegiatan
mengamati yang digunakan sebagai pedoman observasi berisi
indikator yang sudah disesuaikan dengan fokus penelitian. Mencatat
baaimana ketrampilan guru selama proses pembelajaran yang
menerapkan metode eksperimen.
b. Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk mendapatkan data berupa nilai yang
menggambarkan kemampuan siswa mengerjakan soal yang diperlukan
setelah kegiatan pembelajaran menggunakan metode eksperimen.
c. Dokumentasi
Dokmentasi adalah teknik pengumpulan semua data yang membantu
peneliti dalam mengumpulkan data penelitian berupa foto di setiap
tahapan proses pembelajaran menggunakan metode eksperimen.
Dengan dokumentasi data yang diperoleh menjadi semakin akurat dan
dipercaya.
5. Tekhnik Pengumpulan Data
Pada tahap ini tekhnik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam
PTK yaitu :
a. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan terhadap upaya guru IPA
menggunakan metode eksperimen selama proses pembelajaran mata
pelajaran IPA materi alat pernafasan pada manusia.
17
b. Tes tertulis
Tes tertulis yang digunakan disini termasuk dalam tes formatif, tes
tertulis diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran. Hal tersebut
bertujuan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang
menggambarkan target kompetensi yang harus dicapai serta sejauh
mana hasil belajar siswa mata pelajaran IPA materi alat pernafasan
pada manusia menggunakan metode eksperimen.
c. Analisis Data
Analisis data dilakukan sesuai pembahasan sebeluumnya yaitu dengan
membandingkan antara skor nilai pada setiap siklus dengan KKM
yang telah ditentukan MI Tegalwaton yaitu ≥ 70. Oleh karena itu
setiap siswa kelas V dikatakan tuntas belajar pada mata pelajaran IPA
jika nilainya mencapai atau lebih dari KKM. Sebaliknya siswa
dikatakan belum tuntas belajarnya jika nilai yang diperoleh kurang dari
KKM yang ditentukan. Hasil belajar sisa dikumpulkan dalam bentuk
data. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan
analisis deskriptif prosentase. Rumus prosentasenya adalah sebagai
berikut :
P = 𝑓
𝑁× 100%
Keterangan :
P = Presentase siswa yang tuntas dan belum tuntas
F = Frekuensi/jumlah siswa yang tuntas/belum tuntas
N = Jumlah siswa keseluruhan
18
6. Sistematik Penulisan
Suatu karya ilmiah akan mudah dibaca apabila dibuat sesuai dengan
sistematika, mengikuti setiap tahapan atau proses penelitian yang dilakukan.
Untuk menunjang hal itu maka penulis memaparkannya sebagai berikut :
Bagian awal meliputi sampul, lembar berlogo judul persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto
dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar, dan daftar lampiran.
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, metode penelitian,
definisi operasional, dan sistematika penulisan. Metode penelitian
mencakup rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah
penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.
BAB II Kajian Pustaka
Bab ini berisi pengertian belajar, prinsip-prinsip belajar, pengertian
hasil belajar, penilaian hasil belajar, pengertian IPA, karakteristik IPA,
tujuan pembelajaran IPA, materi alat pernafasan pada manusia, pengertian
metode, pengertian metode eksperimen, langkah-langkah metode
pembelajaran eksperimen, kelebihan dan kekurangan metode eksperimen.
19
BAB III Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang gambaran umum dari MI Tegalwaton,
Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Selain itu, bab ini juga berisi
tentang deskripsi pelaksanaan pra siklus meliputi rencana, tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi
per siklus yang membahas mengenai data dari hasil pengamatan atau
wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan dan berisi pembahasan.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Nawawi
menyatakan bahwa hasil belajar adalah sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yan dinyatakan dalam skor
yang diperolah dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Makna hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
sebagai hasil dari kegiatan belajar ( Ahmad Susanto, 2013 : 4). Hasil
belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, penertian-pengertian, sikap-
sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut bloom hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Merujuk pemikiran Gagne,
hasil belajar berupa:
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan penetahuan dalam
bentuk bahasa, bail lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons
secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut
tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun
penerapan aturan.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari mengkatagorisasi,
21
kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan menembangkan
prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan
kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan meyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilain terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan
menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan
kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku (Agus
Suprijono, 2011 : 6).
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal yaitu faktor
yang ada di dalam diri siwa dan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang
berada di luar diri pelajar.
Yang tergolong faktor internal adalah
a. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan
maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur
tubuh, cacat tubuh dan sebagainya.
22
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupn keturunan
meliputi:
1) Faktor intelektual terdiri atas faktor potensial (intelegensi
dan bakat), faktor aktual (kecakapan nyata dan prestasi).
2) Faktor non intelektual yaitu komponen-komponen
kepribadian tertebtu seperti sikap, minat, kebiasaan,
notivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian diri,
emosional dan sebagainya.
c. Faktor kematangan baik fisik maupun psikis, yang tergolong faktor
eksternal ialah:
1) Faktor sosial meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan masyarakat dan kelompok.
2) Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan dan
teknologi, kesenian dan sebagainya.
3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas
belajar, iklim dan sebagainya.
4) Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung atau
tidak langsung dalam mempengaruhi hasil belajar yang dicapai seseorang
(Daryanto dan Mulyo Rahardjo, 2012 : 28).
3. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian (assment) hasil belajar merupakan komponen penting
dalam kegiatan pembelajaran. Popham mendefinisikan asesmen dalam
23
konteks pendidikan sebagai sebuah usaha secara formal untuk
menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan
pendidikan. Boyer dan Ewel mendefinisikan asesmen sebagai proses yang
menyediakan informasi tentang individu siswa, tentang kurikulum atau
program, tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan
sistem institusi. Allan dan Yen mendefinisikan pengukuran sebagai
penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan
individu (Hasbullah, 1999 : 29-30).
Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan
untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta
didik. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua
bentuk yaitu:
a. Peserta didik akan mempunya perspektif terhadap kekuatan dan
kelemahannya atas perilaku yang diingkan.
b. Mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah
meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga timbul lagi
kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan
perilaku yang diinginkan.
Kesinambungan tersebut merupakan dinamika proses belajar
sepanjang hayat, dan pendidikan yang berkesinambungan.
Penilaian pembelajaran pada umumnya mencakup pre tes, penilaian
proses, dan post tes.
a. Pre Tes (tes awal)
24
Pre tes ini mempunyai banyak kegunaan dalam menjajagi proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itupre tes
memegang peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran.
Fungsi pre tes ini antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena
dengan pre tes maka pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal
yang harus mereka jawab/kerjakan.
2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan
dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat
dilakukan dengan membandingkan hasil pre tes dengan post tes.
3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta
didik mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topik dalam
proses pembelajaran.
4) Untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran
dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai peserta didik, dan
tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian
khusus.
Untuk mencapai fungsi yang ketiga dan keempat maka hasil pre tes
harus segera diperiksa, sebelum pelaksanaan proses pembelajaran inti
dilaksanakan. Pemeriksaan ini harus dilaksanakan secara tepat dan
cermat, jangan sampai menganggu suasana belajar dan jangan sampai
mengalihkan perhatian peserta didik.
b. Penilaian Proses
25
Penilaian proses dimaksudkan untuk menilai kualitas pembelajaran
dan pembentukkan kompetensi dasar pada peserta didik, termasuk
bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan. Kualitas pembelajaran
dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses,
pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya
atau setidak-tidaknya sebagian besar (85%) peserta didik terlibat
secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses
pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang
tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya diri sendiri.
Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil
apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik
seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (85%). Lebih lanjut
proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu
tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan
pembangunan.
c. Post Test
Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post tes.
Sama halnya dengan pre tes, post tes juga memiliki banyak kegunaan,
terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran. fungsi post tes
antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi dasar yang telah ditentukan, baik secara individu
26
maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan
membandingkan antara hasil pre tes dan post tes.
2) Untuk mengetahui kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang dapat
dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dasar dan tujuan-
tujuan yang belum dikuasainya. Sehubungan dengan kompetensi
dasar dan tujuan yang belum dikuasai ini, apabila sebagian besar
belum menguasainya maka perlu dilakukan pembelajaran kembali
(remedial teaching).
3) Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan
remedial, dan yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta
untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam mengerjakan modul
(kesulitan belajar).
4) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap
komponen-komponen pembelajaran (modul), dan proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan,
pelaksanaan maupun penilaian (E.Mulyasa, 2009 : 243-256).
B. IPA
1. Pengertian IPA
IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui
pengamatan yang pada sasaran, serta mengunakan prosedur, dan
dijelaskan dengan penalaran-penalaran sehingga mendapat suatu
kesimpulan. Pembelajaran IPA didefinisikan sebagai ilmu tentang alam
dan dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu sebagai produk,
27
proses dan sikap (Ahmad Susanto, 2013 : 167). IPA adalah rumpun ilmu
yang memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam
yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian
(events) dan hubungan sebab-akibatnya. IPA merupakan ilmu yang pada
awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif)
namun perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan teori (deduktif) (Asih Widi Wisudawati dan Eka
Sulistyowati, 2013 : 22).
2. Karakteristik IPA
IPA juga memiliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya.
Karakteristik tersebut menurut Jacobson dan Bergman (dalam Susanto,
2013:10), meliputi :
a. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum dan teori.
b. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati
fenomena alam, termasuk juga penerapannya.
c. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam
menyingkap rahasia alam.
d. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi sebagian atau
beberapa saja.
e. Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang
bersifat objektif.
28
3. Tujuan IPA
Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan Nasional
Standar Pendidikan (dalam Susanto, 2013: 171) dimaksudkan untuk :
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-
Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman-pemahaman konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antar IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
e. Meninkatkan kesadaran untuk berperan dalam memelihara, menjaga,
dan melestarikan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keturunannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
29
4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Kelas V SD/MI Semester 1
Bagan 2.1
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator
1. Mengidenti
fikasi
fungsi
organ tubuh
manusia
dan hewan.
1.1 Mengidentif
ikasi fungsi
organ
pernafasan
manusia.
Organ tubuh
manusia.
Mengidentifikasi
alat pernafasan
pada manusia.
Mencocokan nama
organ pada saluran
pernapasan
manusia dengan
model/gambar.
Menjelaskan proses
pernapasan
manusia.
Menyebutkan
macam-macam
penyakit yang
mengganggu organ
pada saluran
pernapasan pada
manusia.
Mendiskusikan
30
penyebab penyakit
pernafasan pada
manusia.
Menyebutkan cara
memelihara organ
pada saluran
pernapasan
manusia.
C. Materi Alat Pernapasan pada Manusia.
Bernapas adalah kegiatan menghirup udara dan mengeluarkan udara.
Udara mengandung berbagai komponen gas, salah satunya adalah oksigen
(O2). Oksigen inilah yang diperlukan oleh tubuh. Oksigen masuk ke dalam
tubuh melalui pernapasan. Selanjutnya, pernapasan menghasilkan karbon
dioksida (CO2) yang dikeluarkan dari dalam tubuh. Bernapas menggunakan
alat-alat pernapasan. Apa saja alat-alat pernapasan itu?
Gambar 2.1 Alat Pernafasan pada Manusia
31
1. Alat Pernapasan
Alat pernapasan manusia terdiri atas hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
a. Hidung, hidung merupakan tempat keluar masuknya udara pernapasan.
Udara masuk melalui lubang hidung menuju rongga hidung. Di dalam
rongga hidung terdapat rambut hidung dan selaput lendir. Rambut
hidung dan selaput lendir berfungsi menyaring udara yang masuk agar
bebas dari debu dan kuman. Dengan demikian, udara yang kita hirup
bersih dari kotoran, debu, maupun kuman penyakit. Di dalam hidung
udara juga mengalami penyesuaian suhu dan kelembapan.
b. Tenggorokan (Trakhea) Udara pernapasan dari hidung turun ke
tenggorokan (trakhea). Tenggorokan me- rupakan sebuah saluran yang
panjangnya kira-kira 9 cm. Pada tenggorokan terdapat bulu-bulu halus.
Bulu-bulu halus berfungsi menyaring udara dari kotoran yang masih
dapat lolos ke tenggorokan. Ujung trakhea bercabang menjadi dua
bagian. Cabang- cabang ini disebut bronkus. Bronkus kanan menuju
paru-paru kanan. Bronkus kiri menuju paru-paru kiri.
c. Paru-Paru Paru-paru terdapat di dalam rongga dada di atas diafragma.
Diafragma adalah sekat antara rongga dada dan rongga perut. Paru-
paru ada dua buah yaitu paru- paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru
kiri terdiri atas dua gelambir. Paru-paru kanan terdiri atas tiga
gelambir. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut
pleura. Di dalam paru-paru terdapat cabang-cabang bronkus yang
disebut bronkiolus. Bronkiolus juga memiliki percabangan yang
32
jumlahnya sangat banyak. Cabang-cabang tersebut sangat halus dan
tipis. Tiap- tiap ujung cabang membentuk kantung berdinding tipis
yang disebut alveolus. Alveolus merupakan gelembung yang sangat
tipis. Gelembung tersebut diselimuti pembuluh kapiler darah. Pada
alveolus terjadi pertukaran gas O2 dan CO2. Pada saat udara yang kita
hirup sampai di alveolus, oksigen melewati dinding kapiler darah.
Oksigen diikat oleh hemoglobin (Hb) darah. Setelah itu, darah akan
mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Dalam tubuh, oksigen
digunakan untuk proses pembentukan energi. Pada proses tersebut
dihasilkan energi dan gas karbon dioksida (CO2). CO2 tersebut diikat
kembali oleh hemoglobin darah. Setelah itu, darah akan membawa
CO2 ke paru-paru. CO2 dari paru-paru menuju tenggorokan, kemudian
ke lubang hidung untuk dikeluarkan dari dalam tubuh.
2. Proses Pernafasan
Pada saat menarik napas otot diafragma mengerut. Akibatnya,
diafragma mendatar, rongga dada membesar, dan udara masuk paru-paru.
Selain itu, paru-paru dapat pula terisi udara dengan mengerutnya otot
antartulang rusuk. Otot antar tulang rusuk yang mengerut menyebabkan
rongga dada membesar dan udara masuk ke dalam paru-paru. Proses
masuknya udara pernapasan ke dalam paru-paru disebut inspirasi. Pada
saat mengembuskan napas, otot diafragma dan otot antartulang rusuk
mengendur. Akibatnya, rongga dada mengecil dan paru-paru mengempis
33
sehingga CO2 dalam paru-paru terdorong keluar. Proses tersebut
merupakan proses ekspirasi.
Untuk lebih jelasnya di bawah ini adalah contoh eksperimen sederhana
proses pernafasan pada manusia dengan membuat alat peraga sederhana.
Alat dan Bahan
1. Botol air mineral 1 liter 1 buah.
2. Selang plastik kecil 1 meter.
3. Selang sedotan besar.
4. Balon besar 2 buah.
5. Balon kecil 2 buah.
6. Tali karet.
7. Plastisin secukupnya.
Cara Kerja
1. Ambilah botol air mineral yang tersedia.
2. Potong bagian bawahnya sehingga terbuka.
3. Buatlah lubang pada tutup botol sebesar selang sedotan yang
disediakan.
4. Ambilah selang plastik yang disediakan, potong menjadi dua
bagian bentuk menjadi menyabang dan lilit bagian pangkal
dengan solasi sehingga membentuk huruf Y.
5. Sambungkanlah bagian pangkal dengan selang sedotan
sepanjang 10cm.
6. Sambung dua bagian cabang masing-masing dengan balon.
34
7. Ikat erat pangkal kedua balon agar tidak lepas dari ujung selang
plastik.
8. Masukkan selang plastik berbentuk Y yang sudah disambung
dengan balon dan selang sedotan pada masing-masing
ujungnya ke dalam botol dengan posisi selang sedotan masuk
ke dalam lubang pada tutup toples.
9. Beri plastisin secukupnya pada bagian tutup bodisekitar selang
agar tidak ada celah.
10. Tutuplah bagian bawah botol dengan menggunakan balon
karet.
11. Ikat balon karet agar tidak terlepas dari botol.
Berikut penjelasan pada eksperimen di atas:
1. Paru-paru : botol.
Batang tenggorokan : selang.
Bronkus : percabanan pipa Y.
Paru-paru kanan kiri : balon.
2. Cara penggunaannya yakni dengan cara ditiup. Ini seperti prinsip
ketika menghirup udara bebas, udara yang masuk ke paru-paru
menyebabkan paru-paru mengembang karena terisi dara. Begitu
juga ketika tidak meniupkan udara atau relaksasi, paru-paru
mengempis karena udara ikut keluar.
3. Ketika balon bagian bawah ditarik ke bawah maka balon yang
berada dalam botol mengelembun karena terisi udara, hal ini
35
disebabkan karena tekanan udara di dalam botol berkurang
sedangkan tekanan di luar botol yang tetap menjadi lebih besar
sehingga udara di luar botol akan mengalir ke dalam botol, yang
diumpamakan paru-paru. Proses seperti ini disebut proses inspirasi.
4. Ketika balon bagian bawah dilepas kembali balon dalam botol
mengempis, hal ini disebabkan karena tekanan dalam botol
melebih besar dan tekanan udara di luar lebih mengecil sehingga
udara dalam balon yang berada dalam botol mengeluarkan udara
keluar yang membuatnya mengempis ini yang disebut dengan
proses ekspirasi.
3. Gangguan Pernapasan
Proses pernapasan dapat terganggu jika ada salah satu alat pernapasan
mengalami gangguan. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh kuman
maupun polusi udara. Beberapa gangguan maupun penyakit pada alat
pernapasan sebagai berikut.
a. Influenza (flu) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Orang
yang terserang flu akan mengalami demam, menggigil, batuk, sakit
kepala, bersin-bersin, serta nyeri punggung. Lendir yang keluar dari
hidung menutup lubang hidung sehingga udara terhalang masuk dan
mengganggu pernapasan.
b. Sesak napas merupakan gangguan pernapasan karena udara yang
tercemar oleh asap. Asap dapat berasal dari pembakaran sampah,
36
kendaraan bermotor, dan rokok. Selain asap, debu juga dapat
mengakibatkan sesak napas.
c. Asma yaitu gangguan pernapasan karena penyempitan saluran
pernapasan. Menyempitnya saluran pernapasan dapat terjadi karena
beberapa hal berikut.
1) Udara yang tercemar oleh asap dan debu.
2) Udara yang terlalu dingin.
3) Keadaan jiwa penderita, misalnya stres dan tekanan emosi.
d. Radang paru-paru karena bakteri Tuberkulosis. Radang yang
disebabkan oleh bakteri ini biasa disebut TBC paru-paru.
e. Bronkitis yaitu adanya peradangan pada batang tenggorok (bronkus).
f. Polip merupakan penyempitan saluran pernapasan akibat terjadinya
pembengkakan kelenjar limfe.
Gangguan pada alat-alat pernapasan dapat mengganggu aktivitas
sehari-hari. Oleh karena itu, jagalah kesehatan alat pernapasanmu dengan
membiasakan diri berpola hidup sehat! Pola hidup sehat tersebut di
antaranya sebagai berikut.
a. Berolahraga secara teratur.
b. Menjaga sirkulasi udara di rumah.
c. Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
d. Istirahat teratur.
e. Mengenakan masker saat berkendaraan.
f. Tidak merokok.
37
Untuk lebih jelasnya di bawah ini adalah contoh eksperimen sederhana
penyebab gangguan pernafasan pada manusia yaitu dengan menggunakan
spon.
Alat dan Bahan
1. Kaleng bekas
2. Sandal bekas
3. Korek api
4. Spon
Cara Kerja
1. Ambil kaleng bekas.
2. Potong sandal bekas sesuai yang diinginkan.
3. Masukan potongan sandal ke dalam kaleng bekas.
4. Bakar dengan menggunakan korek api.
5. Letakkan spon tepat di atas kaleng bekas (gunakan spon
sebagai tutup kaleng).
6. Amati perubahan warna spon.
Spon pada eksperimen di atas diibaratkan sebagai alat pernafasan pada
manusia. Spon yang tadinya bersih kuning setelah terkena asap
pembakaran berubah warna menjadi kehitam-hitaman, hal ini karena asap
pembakaran mengandung CO2 sehingga warna spon menjadi berubah.
Begitu pula dengan alat pernafasan pada manusia yang terkena asap
pembakaran secara terus menerus.
38
D. Metode Eksperimen
1. Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari.
Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu.
Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari
kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik
kesimpulan dari proses yang dialaminya itu (Djamarah, 1997 : 47).
Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana
siswa melakukan eksperimen (percobaan) dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar
mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi pengalaman untuk
mengalami sendiri tentang suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan
menarik kesimpulan tentang suatu objek keadaan. Dengan demikian siswa
dituntut untuk mengalami sendiri, mencari suatu kebenaran, mencari
suatu data baru yang diperlukannya, mengolah sendiri, membuktikan
suatu dalil atau hukum dan menarik kesimpulan atas proses yang
dialaminya itu (Sobry, 2014 : 25).
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
Metode eksperimen memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain
sebagai berikut:
39
Kelebihan metode eksperimen :
a. Melatih disiplin diri siswa melalui eksperimen yang dilakukannya
terutama kaitannya dengan keterlibatan, ketelitian, ketekunan dalam
melakukan eksperimen.
b. Kesimpulan eksperimen lebih lama tersimpan dalam ingatan
siswamelalui eksperimen yang dilakukannya sendiri secara langsung.
c. Siswa akan lebih memahami hakikat dari ilmu pengetahuan dan
hakikat kebenaran secara langsung.
d. Mengembangkan sikap terbuka bagi siswa.
e. Metode ini melibatkan aktifitas dan kreatifitas siswasecara langsung
dalam pengajaran sehingga mereka akan terhindar dari verbalisme.
Adapun kelemahan metode eksperimen antara lain:
a. Metode ini memakan waktu yang banyak, jika diterapkan dalam
rangka pelajaran di sekolah, ia dapat menyerap waktu pelajaran.
b. Kebanyakan metode ini cocok untuk sains dan teknologi, kurang tepat
jika diterapkan pada pelajaran lain terutama bidang ilmu pengetahuan
sosial.
c. Pada hal-hal tertentu seperti pada eksperimen bahan-bahan kimia,
kemungkinan memiliki bahaya selalu ada. Dalam hal ini faktor
keselamatan kerja harus diperhitungkan.
d. Metode ini memerlukan alat dan fasilitas yang lengkap jika kurang
salah satu padanya, eksperimen akan gagal (Djamarah, 1997 : 49).
3. Langkah-langkah Metode Eksperimen
40
Untuk terlaksananya dengan baik kita harus tahu langkah-langkah yang
harus ditempuh dalam mengimplementasikan metode eksperimen agar
dapat berjalan dengan lancar dan berhasil. Langkah-langkah eksperimen
yang dikemukakan Ramyulis (2005 : 250) sebagai berikut:
1. Memberi penjelasan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan
dalam eksperimen.
2. Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa dengan
eksperimen.
3. Sebelum eksperimen di laksanakan terlebih dahulu guru harus
menetapkan:
a. Alat-alat apa yang diperlukan
b. Langkah-langkah apa yang harus ditempuh
c. Hal-hal apa yang harus dicatat
d. Variabel-variabel mana yang harus dikontrol
4. Setelah eksperimen guru harus menentukan apakah follow-up (tindak
lanjut) eksperimen contohnya :
a. Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut
b. Mengadakan tanya jawab tentang proses.
c. Melaksanakan teks untuk menguji pengertian siswa.
41
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Visi, dan Misi Madrasah
a. Visi Madrasah
Mewujudkan generasi yang cerdas, terampil dan berakhlakul
karimah.
b. Misi Madrasah
1) Mewujudkan kegiatan pembelajaran dan bimbingan secara aktif,
kreatif, dan menyenangkan.
2) Membekali siswa dengan keterampilan yang berguna agar siswa
dapat berkembang secara optimal.
3) Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru.
4) Mewujudkan pembentukan karakter Islami dengan pembiasaan
yang Islami.
5) Membimbing siswa mengenal lingkungan sehingga memiliki jiwa
sosial yang tinggi.
2. Data Personalia
MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran, memiliki tenaga pendidik
sebanyak 8 orang yang terdiri dari 6 guru kelas, 1 guru mata pelajaran
dan 1 Kepala Sekolah.
42
Tabel 3.1 Data Nama-nama Guru MI Tegalwaton
NO Nama Guru
Tugas
Kelas
Pendidikan
Terakhir
1 Titin Jamaalis Sururiyah,
S.PdI
Kepsek S1
2 Romzatun, S.PdI. Guru Kelas I S1
3 Sri Lestari, S.PdI. Guru Kelas II S1
4 Ratna Setyawati, S.PdI. Guru Kelas III S1
5 Najizah Risma Dewi,
S.Pd.I.
Guru Kelas IV S1
6 Asroni, S.PdI Guru Kelas V S1
7 Aries Wibowo, S.PdI. Guru Kelas VI S1
8 Tamin Maftukhah, S.PdI Guru Bahasa
Inggris
S1
c. Data Siswa
Keadaan jumlah siswa di MI Tegalwaton pada tahun 2013 sampai
2014 tidak ada peningkatan sama sekali, namun kesadaran orang tua yang
ingin anaknya mendapatkan pendidikan umum dan agama dengan
optimal, menjadikan keadaan siswa di MI Tegalwaton kembali
meningkat. Peningkatan jumlah siswa bisa terlihat melalui perbandingan
dalam tabel data jumlah siswa MI Tegalwaton antara tahun Ajaran
2015/2016 dan 2016/2017.
43
Tabel 3.2 Data Siswa di MI Tegalwaton
No Kelas Jumlah Peserta Didik
2015/2016 2016/2017
L P J L P J
1 I 12 6 18 12 11 23
2 II 5 8 13 11 6 17
3 III 7 6 13 5 7 12
4 IV 14 8 22 7 6 13
5 V 9 8 17 14 8 22
6 VI 8 7 15 8 7 15
d. Sarana Prasarana dan Fasilitas
Tabel 3.3 Data Ruang MI Tegalwaton
No Nama Barang
Kondisi
Jumlah
Baik Rusak
1 Gedung Sekolah 1 - 1
2 Ruang Kelas 6 - 6
3 Ruang Kepsek - - -
4 Ruang Guru 1 - 1
5 Ruang Perpustakaan 1 - 1
6 Ruang UKS - - -
7 Toilet 2 - 2
44
8 Gudang 1 - 1
e. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPA kelasV tahun
ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Penelitian tersebut menggunakan jam mata pelajaran sesuai pelajaran
IPA kelas V MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran.
Waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan pra siklus untuk observasi awal pada tanggal 20 Juli
2016.
2) Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2016.
3) Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2016.
B. Deskripsi Pra Siklus
Penelitian siklus ini dilakukan pada hari Rabu tanggal 20 Juli 2016 dikelas
V MI Tegalwaton kecamatan Tengaran. Berdasarkan hasil observasi yang
telah dilakukan peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen nilai dari wali
kelas tentang pelajaran IPA dan tentang kebiasaan siswa saat pembelajaran
berlangsung. Dari situ di dapatkan nilai-nilai siswa masih banyak siswa yang
mendapatkan nilai di bawah rata-rata, hasil tersebut diketahui nilai siswa yang
tuntas atau mencapai KKM sebanyak 9 siswa dan 13 siswa nilainya masih
dibawah standar KKM.
C. Deskripsi Siklus I
45
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada semester I, tanggal 27
Juli 2016. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata
pelajaran IPA kelas V semester I. Siklus I dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang diikuti oleh 22
siswa. Pelaksanaan setiap siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam 4
tahapan, yaitu dengan tahap perencanaan (planning), tindakan (acting),
observasi (observing), dan refleksi (reflekting). Adapun rincian tiap tahapan
kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus I sebagai
berikut :
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut;
a. Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.
b. Menyiapkan bahan ajar.
c. Menyiapkan media atau alat peraga.
d. Membuat lembar obervasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Siklus I dilakukan pada hari Rabu 27 Juli 2016 dengan materi
pembelajaran alat pernapasan pada manusia. Pada siklus ini peneliti
menggunakan metode eksperimen. Tahap-tahap yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama
46
2) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran
3) Guru memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
(a) Guru meminta siswa mendengarkan penjelasan dari guru
apa yang dimaksud dengan alat pernafasan.
(b) Guru meminta siswa menyebutkan alat pernafasan pada
manusia.
(c) Guru mencontohkan model peraga alat pernafan manusia.
(d) Guru meminta siswa mendengarkan penjelasan dari guru
tentang proses pernafasan pada manusia.
(e) Guru menjelaskan eksperimen sederhana proses pernafasan
pada manusia.
(f) Siswa diminta untuk melihat langkah-langkah dalam
melakukan eksperimen.
2) Elaborasi
(a) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang alat
pernafasan pada manusia.
(b) Siswa diminta mencocokan nama organ pernafasan melalui
gambar.
(c) Siswa dibagi menjadi tiga kelompok.
(d) Siswa diminta menyiapkan alat dan bahan.
47
(e) Siwa diminta eksperimen membuat alat peraga pernafasan
pada manusia.
(f) Siswa diminta melakukan eksperimen sederhana proses
pernafasan manusia dengan alat peraga yang telah dibuat.
3) Konfirmasi
(a) Guru memberikan penjelasan mengenai eksperimen
mekanisme proses pernafasan pada manusia yang sudah
dilakukan.
(b) Guru memberikan penjelasan tambahan, penguatan dan
kesimpulan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan
(c) Siswa diminta mengerjakan soal yang telah disediakan
guru.
c. Penutup
1) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang
telah dipelajari hari ini.
2) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses kegiatan
belajar hari ini.
3) Guru menutup pelajaran dengan doa bersama
4) Guru mengucap salam
d. Pengamatan/Observasi
Tahap yang dilakukan setelah pelaksanaan yaitu tahap observasi atau
pengamatan. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan guru
48
dalam mengajar dengan metode ekperimen dalam meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
e. Refleksi
Peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi. Kegiatan ini bertujuan untuk
menilai seluruh kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen.
Sehingga dapat menunjukkan belajar siklus I. Hasil penilaian diketahui
nilai siswa yang tuntas atau mencapai KKM sebanyak 14 siswa dan 8
siswa nilainya masih di bawah standar KKM. Berdasarkan hasil refleksi
ini, dapat diketahui kelemahan pembelajaaran yang dilakukan oleh guru
pada siklus I sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan pada
siklus berikutnya.
D. Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada semester II, tanggal 3
Agustus 2016. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester
mata pelajaran IPA kelas V semester I. Siklus II dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang diikuti oleh 22
siswa. Adapun rincian tiap tahapan kegiatan yang dilakukan selama proses
pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.
b. Membuat kelompok belajar.
49
c. Menyiapkan bahan ajar.
d. Menyiapkan media atau alat peraga
e. Membuat lembar obervasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Siklus II dilakukan pada tanggal 3 Agustus 2016 dengan materi
pembelajaran gangguan pernafasan pada manusia. Pada siklus ini peneliti
menggunakan metode eksperimen. Tahap-tahap yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama
2) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran
3) Guru memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
(a) Guru meminta siswa mendengarkan penjelasan dari guru apa
yang dimaksud dengan gangguan pernafasan.
(b) Guru menjelaskan eksperimen sederhana salah satu penyebab
ganguan pernafasan pada manusia yaitu terkena asap.
(c) Siswa diminta untuk melihat langkah-langkah dalam
melakukan eksperimen.
(d) Siswa diminta mendengarkan penjelasan dari guru bagaimana
cara memelihara organ pada saluran pernapasan manusia.
50
2) Elaborasi
(a) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang macam-macam
penyakit gangguan pernapasan pada manusia.
(b) Siswa dibagi menjadi tiga kelompok.
(c) Siswa diminta menyiapkan alat dan bahan.
(d) Siswa diminta melakukan eksperimen sederhana salah satu
penyebab ganguan pernafasan pada manusia (terkena asap).
3) Konfirmasi
(a) Guru memberikan penjelasan mengenai eksperimen penyebab
gangguan pernafasan pada manusia yang sudah dilakukan.
(b) Guru memberikan penjelasan tambahan, penguatan dan
kesimpulan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
(c) Siswa diminta mengerjakan soal yang sudah disediakan guru.
c. Penutup
1) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dipelajari hari ini.
2) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses kegiatan
belajar hari ini.
3) Guru menutup pelajaran dengan doa bersama.
4) Guru mengucap salam.
d. Pengamatan/Observasi
Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar
siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran melalui metode
51
eksperimen. Aspek pengamatan dalam penelitian siklus II ini sama dengan
siklus I, yaitu mencakup aspek pengamatan pada guru dan siswa.
e. Refleksi
Pada siklus II, bertujuan agar adanya peningkatan dari siklus I dan
berkurangnya kendala-kendala yang terjadi pada pembelajaran dengan
metode eksperimen pada siklus II. Berdasarkan perolehan nilai dapat
diketahui bahwa nilai yang didapat lebih baik dari pada saat siklus I.
Pembelajaran pada siklus II ini telah mencapai standar minimal KKM, hal
ini menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan telah mencapai hasil
yang maksimal. Selain itu, nilai yang diperoleh siswa telah mencapai
kriteria ketuntasan klasikal 86,36% dari jumlah seluruh siswa. Untuk itu
tidak perlu mengadakan tindak lanjut dengan memberikan perbaikan
kepada siswa.
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Data Prasiklus
Penelitian prasiklus dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Juli 2016
selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui keadaan siswa dan nilai siswa terhadap mata
pelajaran IPA.
Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari dokumen wali
kelas. Data hasil tes siswa kelas V pada mata pelajaran IPA materi Alat
Pernafasan pada Manusia menunjukkan tingkat kelulusan siswa masih
rendah. Masih banyak nilai siswa yang belum mencapai KKM. Data nilai
tes IPA siswa kelas V tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1 Data Daftar Nilai Prasiklus
Hari/Tanggal : Rabu, 20 Juli 2016
No L/P Nama Siswa Nilai Keterangan
1 L Fajar Fitriyanto 40 Tidak Tuntas
2 L Ghaulam Ahmad Rosyd 40 Tidak Tuntas
3 L Ahmad Al Mawadah 70 Tuntas
4 L Berlian 50 Tidak Tuntas
53
5 P Devia 70 Tuntas
6 P Dwi Mindarsih 70 Tuntas
7 L Edo Kusuma 40 Tidak Tuntas
8 P Erna Yulianti 40 Tidak Tuntas
9 L Elgan Jundullah 50 Tidak Tuntas
10 P Frida Nabila 70 Tuntas
11 L Khamid Musthofa 70 Tuntas
12 L Susilo 60 Tidak Tuntas
13 L Robert K 50 Tidak Tuntas
14 P Salsa Ayu 70 Tuntas
15 L Ghulam Bagus 40 Tidak Tuntas
16 P Vina Vauza 70 Tuntas
17 P Zdirwaul silma 70 Tuntas
18 L Zaidan Rafi 60 Tidak Tuntas
19 P Fikri Hidayati 50 Tidak Tuntas
20 L Habib Zawawi 50 Tidak Tuntas
21 L M. Ridwan 50 Tidak Tuntas
22 L Faisal 60 Tuntas
Jumlah 1260
Rata-Rata 56,36 Tidak Tuntas
Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa :
54
∑ nilai seluruh peserta didik (F) = 1240
∑ peserta didik yang tuntas belajar (Ftb) = 9
∑ peserta didik (N) = 22
Ketuntasan belajar (%) = 𝐹𝑡𝑏
𝑁 X 100 %
=9
22 x 100 %
= 40,90 %
Sehingga, nilai rata–rata (x) = 𝐹
𝑁
= 1240
22
= 56,36
Berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan pra siklus ini,
ternyata tingkat ketuntasan belajar siswa masih dalam kategori rendah
yaitu hanya 9 siswa yang tuntas (40,90 %) dan sebanyak 13 siswa yang
tidak tuntas (59,1 %) dengan nilai rata-rata kelas 56,36. Dengan data yang
telah diperoleh tersebut, selanjutnya peneliti akan melakukan penelitian
tindakan kelas dengan menerapkan motode pembelajaran eksperimen
dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA tentang Alat Pernafasan pada Manusia.
2. Analisis Data Siklus I
a. Data Prestasi
55
Pada siklus I ini pembelajaran IPA dengan materi Alat
Pernafasan pada Manusia sudah menerapkan metode eksperimen.
Dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini, selain menyampaikan
materi pelajaran peneliti juga melakukan pengamatan terhadap aktifitas
siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Kegiatan pembelajaran ini diakhiri dengan mengerjakan soal
tes, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
menguasai materi. Hasil nilai siswa tersebut juga dijadikan sebagai
indikator keberhasilan pembelajaran dengan metode eksperimen. Data
nilai tes siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2 Data Nilai Siklus I IPA Kelas V
No L/P Nama Siswa Nilai Keterangan
1 L Fajar Fitriyanto 50 Tidak Tuntas
2 L Ghaulam Ahmad Rosyd 60 Tidak Tuntas
3 L Ahmad Al Mawadah 80 Tuntas
4 L Berlian 60 Tidak Tuntas
5 P Devia 70 Tuntas
6 P Dwi Mindarsih 80 Tuntas
7 L Edo Kusuma 50 Tidak Tuntas
8 P Erna Yulianti 60 Tidak Tuntas
9 L Elgan Jundullah 70 Tuntas
56
10 P Frida Nabila 80 Tuntas
11 L Khamid Musthofa 80 Tuntas
12 L Susilo 70 Tuntas
13 L Robiet K 70 Tuntas
14 P Salsa Ayu 80 Tuntas
15 L Ghulam Bagus 50 Tidak Tuntas
16 P Vina Vauza 80 Tuntas
17 P Zdirwaul silma 80 Tuntas
18 L Zaidan Rafi 70 Tuntas
19 P Fikri Hidayati 70 Tuntas
20 L Habib Zawawi 60 Tidak Tuntas
21 L M. Ridwan 60 Tidak Tuntas
22 L Faisal 70 Tuntas
Jumlah 1500
Rata-rata 68,18
Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa :
∑ nilai seluruh peserta didik (F) = 1500
∑peserta didik yang tuntas belajar (Ftb) = 14
∑ peserta didik (N) = 22
Ketuntasan belajar (%) = 𝐹𝑡𝑏
𝑁 x 100 %
57
= 14
22 x 100 %
= 63,7 %
Sehingga nilai rata-rata (x) = 𝐹
𝑁
=1500
22
= 68,18
Berdasarkan data di atas, setelah menerapkan metode pembelajaran
eksperimen dalam siklus I, nilai dan jumlah ketuntasan siswa mengalami
peningkatan yaitu menjadi 63,7%. Meskipun telah mengalami peningkatan
namun jumlah ketuntasan belajar siswa belum mencapai target. Sehingga
peneliti akan melanjutkan penelitian di siklus selanjutnya dengan metode
pembelajaran yang sama yaitu metode pembelajaran eksperimen dengan
memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang menjadi siklus I.
b. Data Pengamatan
Tabel 4.3 Data Hasil Pengamatan Siklus I
No Aspek yang diamati Skala Partisipasi
A B C D
Kemampuan Guru Membuka
Pelajaran
1 Memeriksa kemampuan siswa
2 Memberi motivasi awal
58
3 Memberikan apresiasi (kaitan materi
yang sebelumnya dengan materi yang
akan disampaikan)
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan diberikan
Sikap Guru Dalam Proses
Pembelajaran
5 Kejelasan artikulasi
6 Variasi gerakan badan tidak mengganggu
perhatian siswa
7 Mobilitas posisi mengajar
Penguasaan Bahan Belajar (materi
pelajaran)
8 Bahan belajar disajikan sesuai langkah-
langkah yang direncanakan di RPP yakni
dengan menerapkan metode eksperimen
9 Kejelasan dalam menjelaskan bahan
belajar (materi)
10 Kejelasan dalam memberikan contoh
Kegiatan Belajar Mengajar (proses
pembelajaran)
11 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan atau indikator yang telah
59
ditetapkan
12 Memilih keterampilan mengatur siswa
saat penerapan metode eksperimen
13 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen
14 Melaksanakan proeses pembelajaran
dengan penerapan metode eksperimen
15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu yang disediakan
Pemanfaatan Media Pembelajaran
dan Sumber Belajar
16 Menggunakan media secara efektif dan
efisien
17 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
Evaluasi Pembelajaran
18 Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
19 Penilaian yang diberikan sesuai dengan
RPP
60
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
20 Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
21 Memberi kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
22 Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
Tindak Lanjut (Follow Up)
23 Memberikan tugas kepada siswa baik
secara individu maupun kelompok
24 Menginformasikan materi atau bahan
belajar yang akan dipelajari berikutnya
Jumlah 8 24 28
Skor Total 60
Kategori Cukup
Keterangan
Skor :
A : 4 (sangat baik)
B : 3 ( baik)
C : 2 (sedang)
61
D : 1 (buruk) (Rusman, 2010 : 98)
Jadi, dapat ditentukan kategori sebagai berikut:
Nilai 79 – 96 = baik sekali
Nilai 61 – 78 = baik
Nilai 43 – 60 = cukup
Nilai 24 – 42 = buruk
c. Refleksi
Setelah menerapkan metode eksperimen aktifitas pembelajaran
dapat berlangsung menarik, ini terlihat dari siswa yang sangat antusias
dalam mempraktekkan alat peraga. Selain itu nilai belajar siswa juga
mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pada saat pra
siklus, namun belum mencapai target.
Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan masalah-
masalah, yaitu :
1) Guru belum mampu memotivasi siswa.
2) Guru belum mampu mengaitkan materi sebelumnya dengan materi
yang akan disampaikan.
3) Guru belum mampu mengatur posisi siswa sesuai dengan metode
pembelajaran.
62
4) Kondisi kelas kurang kondusif karena pengelolaan tata ruang kelas
yang kurang rapi.
5) Siswa perempuan masih penakut dan kurang aktif dalam
pembelajaran.
6) Siswa masih sering bergurau dan berbicara sendiri sehingga kurang
memperhatikan.
3. Analisis Data Siklus II
a. Data Prestasi
Pada siklus II ini pembelajaran IPA masih menerapkan metode
eksperimen dengan melakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan
refleksi pada siklus I.
Pada akhir pembelajaran, guru memberikan soal tes untuk
dikerjakan siswa. Tujuan tes ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa dalam menguasai materi. Hasil nilai siswa tersebut juga dijadikan
sebagai indikator keberhasilan pembelajaran dengan metode
eksperimen. Data nilai tes siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4 Data Nilai Siklus II IPA Kelas V
No L/P Nama Siswa Nilai Keterangan
1 L Fajar Fitriyanto 60 Tidak Tuntas
2 L Ghaulam Ahmad Rosyd 80 Tuntas
3 L Ahmad Al Mawadah 100 Tuntas
63
4 L Berlian 70 Tuntas
5 P Devia 80 Tuntas
6 P Dwi Mindarsih 90 Tuntas
7 L Edo Kusuma 60 Tidak Tuntas
8 P Erna Yulianti 70 Tuntas
9 L Elgan Jundullah 80 Tuntas
10 P Frida Nabila 90 Tuntas
11 L Khamid Musthofa 90 Tuntas
12 L Susilo 80 Tuntas
13 L Robiet K 90 Tuntas
14 P Salsa Ayu 90 Tuntas
15 L Ghulam Bagus 60 Tidak Tuntas
16 P Vina Vauza 90 Tuntas
17 P Zdirwaul silma 80 Tuntas
18 L Zaidan Rafi 80 Tuntas
19 P Fikri Hidayati 80 Tuntas
20 L Habib Zawawi 70 Tuntas
21 L M. Ridwan 70 Tuntas
22 L Faisal 80 Tuntas
Jumlah 1740
Rata-rata 79,09
Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa :
64
∑ nilai seluruh peserta didik (F) = 1740
∑ peserta dididk yang tuntas belajar (Ftb) = 19
∑ peserta didik (N) = 22
Ketuntasan belajar (%) = 𝐹𝑡𝑏
𝑁 x 100%
= 19
22 x 100%
= 86,36 %
Sehingga nilai rata-rata (x) = 𝐹
𝑁
= 1740
22
= 79,09
Berdasarkan data di atas, setelah melakukan perbaikan-perbaikan
dalam melaksanakan siklus II sudah dikategorikan berhasil karena tingkat
ketuntasan belajar siswa sudah melampaui target yaitu 86,36 % dengan
nilai rata-rata kelas 79,09.
b. Data Hasil Pengamatan
Tabel 4.5 Data Hasil Pengamatan Siklus II
No Aspek yang diamati Skala Partisipasi
A B C D
65
Kemampuan Guru Membuka
Pelajaran
1 Memeriksa kemampuan siswa
2 Memberi motivasi awal
3 Memberikan apresiasi (kaitan materi
yang sebelumnya dengan materi yang
akan disampaikan)
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan diberikan
Sikap Guru Dalam Proses
Pembelajaran
5 Kejelasan artikulasi
6 Variasi gerakan badan tidak mengganggu
perhatian siswa
7 Mobilitas posisi mengajar
Penguasaan Bahan Belajar (materi
pelajaran)
8 Bahan belajar disajikan sesuai langkah-
langkah yang direncanakan di RPP yakni
dengan menerapkan metode eksperimen
9 Kejelasan dalam menjelaskan bahan
belajar (materi)
10 Kejelasan dalam memberikan contoh
66
Kegiatan Belajar Mengajar (proses
pembelajaran)
11 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan atau indikator yang telah
ditetapkan
12 Memilih keterampilan mengatur siswa
saat penerapan metode eksperimen
13 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen
14 Melaksanakan proeses pembelajaran
dengan penerapan metode eksperimen
15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu yang disediakan
Pemanfaatan Media Pembelajaran
dan Sumber Belajar
16 Menggunakan media secara efektif dan
efisien
17 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
Evaluasi Pembelajaran
18 Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
67
19 Penilaian yang diberikan sesuai dengan
RPP
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
20 Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
21 Memberi kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
22 Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
Tindak Lanjut (Follow Up)
23 Memberikan tugas kepada siswa baik
secara individu maupun kelompok
24 Menginformasikan materi atau bahan
belajar yang akan dipelajari berikutnya
Jumlah 24 56
Skor Total 78
Kategori Baik
Keterangan
Skor :
A : 4 (sangat baik)
68
B : 3 ( baik)
C : 2 (sedang)
D : 1 (buruk) (Rusman, 2010 : 98)
Jadi, dapat ditentukan kategori sebagai berikut:
Nilai 79 – 96 = baik sekali
Nilai 61 – 78 = baik
Nilai 43 – 60 = cukup
Nilai 24 – 42 = buruk
c. Refleksi
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti telah berhasil
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA materi Alat Pernafasan
Manusia pada siswa kelas V MI Tegalwaton yaitu sebesar 86% telah
mencapai KKM. Oleh karena itu pelaksanaan siklus berhenti pada
siklus II.
Guru harus tetap melakukan upaya inovasi dalam melaksanakan
pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif
dan menenangkan.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I dan
siklus II dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen menunjukkan
69
adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Alat
Pernafasan pada Manusia. Data tersebut dapat kita lihat pada tabel rekapitulasi
4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Data Hasil Rekapitulasi Nilai IPA Persiklus
No L/P Nama Siswa Pra Siklus Sikluus I Siklus II
1 L Fajar Fitriyanto 40 50 60
2 L Ghaulam Ahmad Rosyd 40 60 80
3 L Ahmad Al Mawadah 70 80 100
4 L Berlian 50 60 70
5 P Devia 70 70 80
6 P Dwi Mindarsih 70 80 90
7 L Edo Kusuma 40 50 60
8 P Erna Yulianti 40 60 70
9 L Elgan Jundullah 50 70 80
10 P Frida Nabila 70 80 90
11 L Khamid Musthofa 70 80 90
12 L Susilo 60 70 80
13 L Robert K 50 70 90
14 P Salsa Ayu 70 80 90
15 L Ghulam Bagus 40 50 60
16 P Vina Vauza 70 80 90
70
17 P Zdirwaul silma 70 80 80
18 L Zaidan Rafi 60 70 80
19 P Fikri Hidayati 50 70 80
20 L Habib Zawawi 50 60 70
21 L M. Ridwan 50 60 70
22 L Faisal 60 70 80
Jumlah 1260 1500 1740
Rata-rata 56,63 68,18 79,09
Tabel 4.7 Data Rekapitulasi Ketuntasan Belajar IPA
Pelaksanaan /
ketuntasan
Pra siklus Siklus I Siklus II
Tuntas 9 14 19
Tidak tuntas 13 8 3
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti pada
saat pra siklus dikelas V MI Tegalwaton khususnya mata pelajaran IPA,
dari data dokumen guru nilai IPA materi Alat Pernafasan Manusia
sebanyak 13 siswa masih di bawah KKM yang telah ditentukan yaitu 70.
Selanjutnya dari hasil pengamatan pra siklus tersebut, peneliti
berusaha untuk menawarkan dan melakukan inovasi belajar dengan cara
menerapkan metode pembelajaran eksperimen pada mata pelajaran IPA
71
materi Alat Pernafasan Manusia. Dengan menggunakan metode
eksperimen tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Peneliti mulai melakukan tindakan siklus I dengan menggunakan
metode eksperimen yang dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2016. Pada
siklus ini siswa terlihat sangat antusias dan penasaran dalam mengikuti
pelajaran. Guru menjelaskan eksperimen sederhana proses pernafasan
pada manusia. Siswa diminta untuk melihat langkah-langkah dalam
melakukan eksperimen. Siswa diminta eksperimen membuat alat peraga
pernafasan pada manusia. Siswa diminta melakukan eksperimen sederhana
proses pernafasan manusia dengan alat peraga yang telah dibuat. Guru
memberikan penjelasan mengenai eksperimen mekanisme proses
pernafasan pada manusia yang sudah dilakukan. Dalam kegiatan ini siswa
sangat antusias karena penasaran dengan hasil eksperimen mereka.
Sebelum pelajaran selesai, guru membagikan soal tes. Ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
dalam memahami materi yang telah disampaikan sekaligus sebagai
indikator keberhasilan pembelajaran.
Dari hasil tes siklus I tersebut menunjukan hasil belajar siswa
mengalami peningkatan. Dari sebelumnya pada pra siklus yang tuntas
hanya 9 siswa (40,90%), pada siklus I ini yang tuntas meningkat sebanyak
14 siswa (63,7%). Dalam pelaksanaan siklus I ini masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki. Selain itu, meskipun ketuntasan belajar
siswa mengalami peningkatan, namun belum mencapai target yaitu
72
sebanyak 85% ketuntasan siswa. Oleh karena itu akan dilanjutkan pada
siklus II.
Penelitian siklus II dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2016.
Dalam siklus II ini peneliti masih menggunakan metode pembelajaran
yang sama dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan dari siklus I.
Berbeda dengan siklus I sebelumnya, pembelajaran siklus II ini
bisa berjalan lebih kondusif dan siswa juga lebih konsentrasi dan tidak
berbicara sendiri. Seperti sebelumnya, sebelum pembelajaran selesai guru
membagikan soal tes untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
memahami materi yang telah disampaikan sekaligus indikator keberhasilan
pembelajaran.
Dari hasil tes siklus II, menunjukkan peningkatan hasil belajar
siswa sebanyak 19 siswa (86,36%) telah mencapai KKM. Oleh karena itu,
pembelajaran IPA materi Alat Pernafasan pada Manusia dengan metode
eksperimen dianggap berhasil karena telah melampaui target yaitu 85%
ketuntasan klasikal dan pelaksanaan berhenti pada siklus II.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahawa metode eksperimen
dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Alat Pernafasan pada
Manusia pada siswa kelas V MI Tegalwaton.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, penelitian ini dapat
dikatakan berhasil, hal ini bisa dilihat dari rekapitulasi nilai rata-rata siswa
pra siklus yang mengalami peningkatan, dari nilai rata-rata kelas mulai pra
siklus yang presentasenya tuntas KKM adalah sebanyak 9 siswa atau
40,90% dan yang belum tuntas 13 siswa atau 59,1% dengan rata-rata kelas
56,36. Selanjutnya siklus I presentasenya yang tuntas KKM adalah
sebanyak 14 siswa atau 63,7% dan yang belum tuntas sebanyak 8 atau
36,3% siswa dengan rata-rata kelas 68,18 , siklus II presentasenya adalah
yang tuntas KKM sebanyak 19 siswa atau 86,36% dan rata-rata kelasnya
79,09. Pada siklus II ketuuntasan klasikal sudah melampaui target yaitu
85%.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapaparkan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V mata pelajaran IPA materi Alat Pernafasan Manusia di
MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
74
B. Saran
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya
serta data yang diperoleh dan bukti-bukti yang riil yang terjadi dilapangan
bahwa setelah menggunakan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA
materi Alat Pernafasan Manusia ternyata mampu meningkatkan hasil belajar
siswa, untuk itu dapat dikemukakan beberapa saran antara lain:
1. Bagi Siswa
Siswa diharapkan agar berpartisipasi secara aktif dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga didapatkan pengetahuan
yang komprehensif baik secara afektif, kognitif, maupun psikomotorik.
2. Bagi Guru
Pembelajaran IPA perlu dilaksanakan dengan metode yang
bervariasi dan kreatif lagi, sehingga kegiatan pembelajaran dapat
berlangsung menyenangkan dan bermakna serta siswa tidak cepat bosan
dalam mengikuti pembelajaran dikelas.
Guru hendaknya selalu berusaha untuk melibatkan siswa secara
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas (student centered)
bukan hanya guru yang aktif, peran guru sebagai fasilitator dan motivator
siswa.
3. Bagi sekolah
Sekolah hendaknya menyediakan berbagai sarana dan prasarana
yang menunjang keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Agar prestasi
belajar siswa meningkat.
75
DAFTAR PUSTAKA
Alwi Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Daryanto, dkk. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media
Djamarah, Syaiful Bahri dkk. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rineka Cipta.
Hasbullah. 1999. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Ggrafindo
Persada
Kastolani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif Teori dan Aplikasi. Salatiga:
STAIN Salatiga Press
Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT RAJA GRAFINDO PERSADA
Mulyasa. 2009. Kurikulum yang disempurnakan Pengembangan SK dan KD.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Roestiyah N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Ramyulis. 2005. Penerapan Metode Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
S, Arikunto, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Supatmo. 2000. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Suprijono, Agus.Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta : Kencana Perdana Media Group
Sutikno, Sobry. 2014. Metode dan Model-model Pembelajaran. Jakarta:
Holistica.
Wisudawati, Asih Widi dan Eka Sulistyowati, dkk. 2013. Metodologi
Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara
Wiyono, Edy. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SD dan MI kelas IV. Jakarta:
PT. Hafamira.
76
LAMPIRAN I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah / Madrasah : MI Tegalwaton
Mata Pelajaran :IPA
Kelas / Semester : V / 1
Materi Pokok : Organ Tubuh Manusia
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengidentifikasi fungsi organ pernafasan manusia.
C. Indikator
1.1.1 Mengidentifikasi alat pernafasan pada manusia.
1.1.2 Mencocokan nama organ pada saluran pernapasan manusia dengan model/gambar.
1.1.3 Menjelaskan proses pernapasan manusia.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui metode eksperimen siswa mampu mengidentifikasi alat pernafasan pada
manusia.
2. Melalui metode eksperimen siswa mampu mencocokan nama organ pada saluran
pernapasan manusia dengan model/gambar.
3. Melalui eksperimen siswa mampu menjelaskan proses pernafasan pada manusia.
E. Materi Pembelajaran
Bernapas adalah kegiatan menghirup udara dan mengeluarkan udara. Udara
mengandung berbagai komponen gas, salah satunya adalah oksigen (O2). Oksigen inilah
yang diperlukan oleh tubuh. Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan.
Selanjutnya, pernapasan menghasilkan karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan dari
77
dalam tubuh. Bernapas menggunakan alat-alat pernapasan. Apa saja alat-alat pernapasan
itu?
Gambar 2.1 Alat Pernafasan pada Manusia
5. Alat Pernapasan
Alat pernapasan manusia terdiri atas hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
d. Hidung , hidung merupakan tempat keluar masuknya udara pernapasan. Udara
masuk melalui lubang hidung menuju rongga hidung. Di dalam rongga hidung
terdapat rambut hidung dan selaput lendir. Rambut hidung dan selaput lendir
berfungsi menyaring udara yang masuk agar bebas dari debu dan kuman. Dengan
demikian, udara yang kita hirup bersih dari kotoran, debu, maupun kuman
penyakit. Di dalam hidung udara juga mengalami penyesuaian suhu dan
kelembapan.
e. Tenggorokan (Trakhea)
Udara pernapasan dari hidung turun ke tenggorokan (trakhea). Tenggorokan me-
rupakan sebuah saluran yang panjangnya kira-kira 9 cm. Pada tenggorokan
terdapat bulu-bulu halus. Bulu-bulu halus berfungsi menyaring udara dari kotoran
yang masih dapat lolos ke tenggorokan. Ujung trakhea bercabang menjadi dua
bagian. Cabang- cabang ini disebut bronkus. Bronkus kanan menuju paru-paru
kanan. Bronkus kiri menuju paru-paru kiri.
78
f. Paru-Paru, paru-paru terdapat di dalam rongga dada di atas diafragma. Diafragma
adalah sekat antara rongga dada dan rongga perut. Paru-paru ada dua buah yaitu
paru- paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir. Paru-
paru kanan terdiri atas tiga gelambir. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru
yang disebut pleura. Di dalam paru-paru terdapat cabang-cabang bronkus yang
disebut bronkiolus. Bronkiolus juga memiliki percabangan yang jumlahnya sangat
banyak. Cabang-cabang tersebut sangat halus dan tipis. Tiap- tiap ujung cabang
membentuk kantung berdinding tipis yang disebut alveolus. Alveolus merupakan
gelembung yang sangat tipis. Gelembung tersebut diselimuti pembuluh kapiler
darah. Pada alveolus terjadi pertukaran gas O2 dan CO2. Pada saat udara yang kita
hirup sampai di alveolus, oksigen melewati dinding kapiler darah. Oksigen diikat
oleh hemoglobin (Hb) darah. Setelah itu, darah akan mengedarkan oksigen ke
seluruh tubuh. Dalam tubuh, oksigen digunakan untuk proses pembentukan energi.
Pada proses tersebut dihasilkan energi dan gas karbon dioksida (CO2). CO2
tersebut diikat kembali oleh hemoglobin darah. Setelah itu, darah akan membawa
CO2 ke paru-paru. CO2 dari paru-paru menuju tenggorokan, kemudian ke lubang
hidung untuk dikeluarkan dari dalam tubuh.
6. Proses Pernafasan
Pada saat menarik napas otot diafragma mengerut. Akibatnya, diafragma
mendatar, rongga dada membesar, dan udara masuk paru-paru. Selain itu, paru-paru
dapat pula terisi udara dengan mengerutnya otot antartulang rusuk. Otot antartulang
rusuk yang mengerut menyebabkan rongga dada membesar dan udara masuk ke dalam
paru-paru. Proses masuknya udara pernapasan ke dalam paru-paru disebut inspirasi.
Pada saat mengembuskan napas, otot diafragma dan otot antartulang rusuk
mengendur. Akibatnya, rongga dada mengecil dan paru-paru mengempis sehingga
CO2 dalam paru-paru terdorong keluar. Proses tersebut merupakan proses ekspirasi.
Untuk lebih jelasnya di bawah ini adalah contoh eksperimen sederhana proses
pernafasan pada manusia dengan membuat alat peraga sederhana.
79
Lembar Kegiatan 1.1.3
Alat dan Bahan
8. Botol air mineral 1 liter 1 buah.
9. Selang plastik kecil 1 meter.
10. Selang sedotan besar.
11. Balon besar 2 buah.
12. Balon kecil 2 buah.
13. Tali karet.
14. Plastisin secukupnya.
Cara Kerja
12. Ambilah botol air mineral yang tersedia.
13. Potong bagian bawahnya sehingga terbuka.
14. Buatlah lubang pada tutup botol sebesar selang sedotan yang disediakan.
15. Ambilah selang plastik yang disediakan, potong menjadi dua bagian bentuk
menjadi menyabang dan lilit bagian pangkal dengan solasi sehingga
membentuk huruf Y.
16. Sambungkanlah bagian pangkal dengan selang sedotan sepanjang 10cm.
17. Sambung dua bagian cabang masing-masing dengan balon.
18. Ikat erat pangkal kedua balon agar tidak lepas dari ujung selang plastik.
19. Masukkan selang plastik berbentuk Y yang sudah disambung dengan balon
dan selang sedotan pada masing-masing ujungnya ke dalam botol dengan
posisi selang sedotan masuk ke dalam lubang pada tutup toples.
20. Beri plastisin secukupnya pada bagian tutup bodisekitar selang agar tidak ada
celah.
21. Tutuplah bagian bawah botol dengan menggunakan balon karet.
22. Ikat balon karet agar tidak terlepas dari botol.
Berikut penjelasan pada eksperimen di atas:
5. Paru-paru : botol.
Batang tenggorokan : selang.
Bronkus : percabanan pipa Y.
Paru-paru kanan kiri : balon.
80
6. Cara penggunaannya yakni dengan cara ditiup. Ini seperti prinsip ketika menghirup
udara bebas, udara yang masuk ke paru-paru menyebabkan paru-paru mengembang
karena terisi dara. Begitu juga ketika tidak meniupkan udara atau relaksasi, paru-paru
mengempis karena udara ikut keluar.
7. Ketika balon bagian bawah ditarik ke bawah maka balon yang berada dalam botol
mengelembun karena terisi udara, hal ini disebabkan karena tekanan udara di dalam
botol berkurang sedangkan tekanan di luar botol yang tetap menjadi lebih besar
sehingga udara di luar botol akan mengalir ke dalam botol, yang diumpamakan paru-
paru. Proses seperti ini disebut proses inspirasi.
8. Ketika balon bagian bawah dilepas kembali balon dalam botol mengempis, hal ini
disebabkan karena tekanan dalam botol melebih besar dan tekanan udara di luar lebih
mengecil sehingga udara dalam balon yang berada dalam botol mengeluarkan udara
keluar yang membuatnya mengempis ini yan disebut dengan proses ekspirasi.
F. MetodePembelajaran
Eksperimen
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
4) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama
5) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran
6) Guru memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Guru meminta siswa mendengarkan penjelasan dari guru apa yang dimaksud
dengan alat pernafasan.
81
2) Guru meminta siswa menyebutkan alat pernafasan pada manusia.
3) Guru mencontohkan model peraga alat pernafan manusia.
4) Guru meminta siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang proses
pernafasan pada manusia.
5) Guru menjelaskan eksperimen sederhana proses pernafasan pada manusia.
6) Siswa diminta untuk melihat langkah-langkah dalam melakukan eksperimen.
b. Elaborasi
1) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang alat pernafasan pada manusia.
2) Siswa diminta mencocokan nama organ pernafasan melalui gambar.
3) Siswa dibagi menjadi tiga kelompok.
4) Siswa diminta menyiapkan alat dan bahan.
5) Siwa diminta eksperimen membuat alat peraga pernafasan pada manusia.
6) Siswa diminta melakukan eksperimen sederhana proses pernafasan manusia
dengan alat peraga yang telah dibuat.
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan penjelasan mengenai eksperimen mekanisme proses
pernafasan pada manusia yang sudah dilakukan.
2) Guru memberikan penjelasan tambahan, penguatan dan kesimpulan terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan
3) Siswa diminta mengerjakan soal yang telah disediakan guru.
82
d. Penutup
4) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari
hari ini.
5) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses kegiatan belajar hari
ini.
6) Guru menutup pelajaran dengan doa bersama
7) Guru mengucap salam
H. Media, Alat Pembelajaran, Sumber Belajar
Media dan Alat :
1. Gambar alat pernafasan pada manusia.
2. Botol air mineral 1 liter 1 buah.
3. Selang plastik kecil 1 meter.
4. Selang sedotan besar.
5. Balon besar 2 buah.
6. Balon kecil 2 buah.
7. Tali karet.
8. Plastisin secukupnya.
9. Papan tulis.
Sumber Belajar :
1. Buku Paket Erlangga, SAINS untuk SD/MI Kelas V
2. Buku Sekolah Elektronik IPA Saling Temas SD/MI KELAS V
3. Modul Pegangan Guru IPA untuk SD/MI Kelas V
I. Penilaian
1. Penilaian Tertulis.
83
Lembar Penilaian
No Nama Siswa Jumlah Benar Nilai
1
2
3
Nilai : jumlah benar x 10.
Soal
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan benar!
1. Kegiatan menghirup udara dan mengeluarkan udara disebut.....
2. Gas yang diperlukan untuk bernapas adalah.....
3. Yang merupakan tempat keluar masuknya udara pernapasan yaitu.....
4. Cabang trakhea disebut juga dengan.......
5. Paru-paru terdapat di dalam rongga dada di atas......
6. Paru-paru dibungkus dengan selaput paru-paru yang disebut.....
7. Gelembung yang sangat tipis yang terdapat di ujuung cabang bronkiolus disebut.......
8. Yang berfungsi menyaring udara dari kotoran yang masih dapat lolos ke tengorokan
adalah......
9. Proses masuknya udara pernapasan ke dalam paruu-paru disebut......
10. Pada saat menghembuskan napas, otot diafragma dan otot antar tulang rusuk
mengendur, proses tersebut merupakan proses.......
Jawaban
1. Bernapas.
2. O2
3. Hidung.
4. Bronkus.
84
85
LAMPIRAN II
Daftar Nilai Siklus I
No L/P Nama Siswa Nilai Keterangan
1 L Fajar Fitriyanto 50 Tidak Tuntas
2 L Ghaulam Ahmad Rosyd 60 Tidak Tuntas
3 L Ahmad Al Mawadah 80 Tuntas
4 L Berlian 60 Tidak Tuntas
5 P Devia 70 Tuntas
6 P Dwi Mindarsih 80 Tuntas
7 L Edo Kusuma 50 Tidak Tuntas
8 P Erna Yulianti 60 Tidak Tuntas
9 L Elgan Jundullah 70 Tuntas
10 P Frida Nabila 80 Tuntas
11 L Khamid Musthofa 80 Tuntas
12 L Susilo 70 Tuntas
13 L Robiet K 70 Tuntas
14 P Salsa Ayu 80 Tuntas
15 L Ghulam Bagus 50 Tidak Tuntas
16 P Vina Vauza 80 Tuntas
17 P Zdirwaul silma 80 Tuntas
86
18 L Zaidan Rafi 70 Tuntas
19 P Fikri Hidayati 70 Tuntas
20 L Habib Zawawi 60 Tidak Tuntas
21 L M. Ridwan 60 Tidak Tuntas
22 L Faisal 70 Tuntas
Jumlah 1500
Rata-rata 68,18
87
LAMPIRAN III
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
SIKLUS I
No Aspek yang diamati Skala Partisipasi
A B C D
Kemampuan Guru Membuka
Pelajaran
1 Memeriksa kemampuan siswa
2 Memberi motivasi awal
3 Memberikan apresiasi (kaitan materi
yang sebelumnya dengan materi yang
akan disampaikan)
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan diberikan
Sikap Guru Dalam Proses
Pembelajaran
5 Kejelasan artikulasi
6 Variasi gerakan badan tidak mengganggu
perhatian siswa
7 Mobilitas posisi mengajar
88
Penguasaan Bahan Belajar (materi
pelajaran)
8 Bahan belajar disajikan sesuai langkah-
langkah yang direncanakan di RPP yakni
dengan menerapkan metode eksperimen
9 Kejelasan dalam menjelaskan bahan
belajar (materi)
10 Kejelasan dalam memberikan contoh
Kegiatan Belajar Mengajar (proses
pembelajaran)
11 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan atau indikator yang telah
ditetapkan
12 Memilih keterampilan mengatur siswa
saat penerapan metode eksperimen
13 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen
14 Melaksanakan proeses pembelajaran
dengan penerapan metode eksperimen
89
15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu yang disediakan
Pemanfaatan Media Pembelajaran
dan Sumber Belajar
16 Menggunakan media secara efektif dan
efisien
17 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
Evaluasi Pembelajaran
18 Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
19 Penilaian yang diberikan sesuai dengan
RPP
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
20 Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
21 Memberi kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
22 Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
90
Tindak Lanjut (Follow Up)
23 Memberikan tugas kepada siswa baik
secara individu maupun kelompok
24 Menginformasikan materi atau bahan
belajar yang akan dipelajari berikutnya
Jumlah 8 24 28
Skor Total 60
Kategori Cukup
91
LAMPIRAN IV
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MI Tegalwaton Kec. Tengaran
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : V/I
Materi Pokok : Organ tubuh manusia
Pokok Bahasan :Alat Pernafasan dan Proses Pernafasan pada Manusia.
Hari/Tanggal : Rabu, 27 Juli 2016
No Nama Siswa Aspek Pengamatan Juml
ah A B C D E F G H
1 Fajar Fitriyanto 3 2 2 1 2 3 2 3 18
2 Ghaulam Ahmad Rosyd 2 3 3 2 3 2 3 3 21
3 Ahmad Al Mawadah 3 3 2 3 3 2 3 3 22
4 Berlian 3 2 3 1 2 2 3 2 18
5 Devia 3 3 3 3 2 3 3 2 22
6 Dwi Mindarsih 3 3 3 3 3 3 2 3 23
7 Edo Kusuma 2 3 2 1 2 2 3 2 17
8 Erna Yulianti 2 2 3 3 3 2 2 2 19
9 Elgan Jundullah 3 3 2 2 3 2 2 3 20
10 Frida Nabila 3 3 2 3 3 3 2 3 22
11 Khamid Musthofa 3 2 3 2 3 3 3 3 22
92
12 Susilo 3 2 2 2 3 2 2 3 19
13 Robert K 3 2 3 2 2 3 1 2 18
14 Salsa Ayu 3 3 3 2 3 3 3 2 22
15 Ghulam Bagus 2 2 1 2 3 3 2 3 18
16 Vina Vauza 3 2 3 3 3 3 3 3 23
17 Zdirwaul silma 3 2 3 2 3 3 3 3 22
18 Zaidan Rafi 2 1 2 3 3 3 2 3 19
19 Fikri Hidayati 3 2 2 1 3 2 3 3 19
20 Habib Zawawi 3 1 3 2 2 2 3 2 17
21 M. Ridwan 2 2 3 3 3 2 2 2 19
22 Faisal 3 2 3 3 2 2 3 3 21
Jumlah 61 44 56 49 60 57 55 58 441
Presentasi 62,625
Kualifikasi Cukup
1. Aspek pengamatan
Kode Kategori aktivitas Indikator
A Visual Activities Kelancaran dalam mengemukakan ide atau pendapat.
B Oral Activities Kelancaran siswa dalam menjawab pentanyaan.
C Listening Activities Mendengarkan penjelasan guru.
D Writing Activities Keaktifan siswa dalam menulis materi.
E Drawing Actifities Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.
F Motor Actifities Kemampuan siswa bekerjasama dengan anggota
kelompoknya.
G Mental Actifities Kekondusifan dan perhatian siswa dalam
pembelajaran dengan metode eksperimen.
H Emosional Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran
93
Activities dengan metode eksperimen.
2. Keterangan penelitian
Skor Kriteria Penilaian
4 Aktivitas belajar siswa sangat baik
3 Aktivitas belajar siswa baik
2 Aktivitas belajar siswa cukup baik
1 Aktivitas belajar siswa kurang baik
3. Kriteria penilaian
Tingkat keberhasilan (%) Arti
85 – 100% Sangat Baik (SB)
65 – 84 % Baik (B)
55 – 64 % Cukup (C)
0 – 54 % Kurang (K)
94
95
LAMPIRAN V
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah / Madrasah : MI Tegalwaton
Mata Pelajaran :IPA
Kelas / Semester : V / 1
Materi Pokok : Organ Tubuh Manusia
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan.
B. Kompetensi Dasar
1.2 Mengidentifikasi fungsi organ pernafasan manusia.
C. Indikator
1.2.1 Menyebutkan macam-macam penyakit yang mengganggu organ pada saluran
pernapasan pada manusia.
1.2.2 Mendiskusikan penyebab penyakit pernafasan pada manusia.
1.2.3 Menyebutkan cara memelihara organ pada saluran pernapasan manusia.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui metode eksperimen siswa mampu menyebutkan macam-macam penyakit
yang mengganggu organ pada saluran pernapasan pada manusia.
96
2. Melalui metode eksperimen siswa mampu mendiskusikan penyebab penyakit
pernafasan pada manusia.
3. Melalui metode eksperimen siswa mampu menyebutkan cara memelihara organ pada
saluran pernapasan manusia.
E. Materi Pembelajaran
Proses pernapasan dapat terganggu jika ada salah satu alat pernapasan mengalami
gangguan. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh kuman maupun polusi udara.
Beberapa gangguan maupun penyakit pada alat pernapasan sebagai berikut.
g. Influenza (flu) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Orang yang terserang
flu akan mengalami demam, menggigil, batuk, sakit kepala, bersin-bersin, serta nyeri
punggung. Lendir yang keluar dari hidung menutup lubang hidung sehingga udara
terhalang masuk dan mengganggu pernapasan.
h. Sesak napas merupakan gangguan pernapasan karena udara yang tercemar oleh asap.
Asap dapat berasal dari pembakaran sampah, kendaraan bermotor, dan rokok. Selain
asap, debu juga dapat mengakibatkan sesak napas.
i. Asma yaitu gangguan pernapasan karena penyempitan saluran pernapasan.
Menyempitnya saluran pernapasan dapat terjadi karena beberapa hal berikut.
a. Udara yang tercemar oleh asap dan debu.
b. Udara yang terlalu dingin.
c. Keadaan jiwa penderita, misalnya stres dan tekanan emosi.
j. Radang paru-paru karena bakteri Tuberkulosis. Radang yang disebabkan oleh bakteri
ini biasa disebut TBC paru-paru.
97
k. Bronkitis yaitu adanya peradangan pada batang tenggorok (bronkus).
l. Polip merupakan penyempitan saluran pernapasan akibat terjadinya pembengkakan
kelenjar limfe.
Gangguan pada alat-alat pernapasan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh
karena itu, jagalah kesehatan alat pernapasanmu dengan membiasakan diri berpola hidup
sehat! Pola hidup sehat tersebut di antaranya sebagai berikut.
g. Berolahraga secara teratur.
h. Menjaga sirkulasi udara di rumah.
i. Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
j. Istirahat teratur.
k. Mengenakan masker saat berkendaraan.
l. Tidak merokok.
Untuk lebih jelasnya di bawah ini adalah contoh eksperimen sederhana penyebab
gangguan pernafasan pada manusia yaitu dengan menggunakan spon.
Lembar Kegiatan 1.1.2
Alat dan Bahan
5. Kaleng bekas
6. Sandal bekas
7. Korek api
8. Spon
Cara Kerja
7. Ambil kaleng bekas.
98
8. Potong sandal bekas sesuai yang diinginkan.
9. Masukan potongan sandal ke dalam kaleng bekas.
10. Bakar dengan menggunakan korek api.
11. Letakkan spon tepat di atas kaleng bekas (gunakan spon sebagai tutup kaleng).
12. Amati perubahan warna spon.
Spon pada eksperimen di atas diibaratkan sebagai alat pernafasan pada manusia. Spon
yang tadinya bersih kuning setelah terkena asap pembakaran berubah warna menjadi
kehitam-hitaman, hal ini karena asap pembakaran mengandung CO2 sehingga warna spon
menjadi berubah. Begitu pula dengan alat pernafasan pada manusia yang terkena asap
pembakaran secara terus menerus.
F. MetodePembelajaran
Eksperimen
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama
b. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran
c. Guru memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
99
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Guru meminta siswa mendengarkan penjelasan dari guru apa yang dimaksud
dengan gangguan pernafasan.
2) Guru menjelaskan eksperimen sederhana salah satu penyebab ganguan
pernafasan pada manusia yaitu terkena asap.
3) Siswa diminta untuk melihat langkah-langkah dalam melakukan eksperimen.
4) Siswa diminta mendengarkan penjelasan dari guru bagaimana cara memelihara
organ pada saluran pernapasan manusia.
b. Elaborasi
1) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang macam-macam penyakit
gangguan pernapasan pada manusia.
2) Siswa dibagi menjadi tiga kelompok.
3) Siswa diminta menyiapkan alat dan bahan.
4) Siswa diminta melakukan eksperimen sederhana salah satu penyebab ganguan
pernafasan pada manusia (terkena asap).
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan penjelasan mengenai eksperimen penyebab gangguan
pernafasan pada manusia yang sudah dilakukan.
2) Guru memberikan penjelasan tambahan, penguatan dan kesimpulan terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan.
3) Siswa diminta mengerjakan soal yang sudah disediakan guru.
100
d. Penutup
5) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari
hari ini.
6) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses kegiatan belajar hari ini.
7) Guru menutup pelajaran dengan doa bersama.
8) Guru mengucap salam.
H. Media, Alat Pembelajaran, Sumber Belajar
Media dan Alat :
1. Kaleng bekas
2. Sandal bekas
3. Korek api
4. Spon
5. Papan tulis.
Sumber Belajar :
1. Buku Paket Erlangga, SAINS untuk SD/MI Kelas V
2. Buku Sekolah Elektronik IPA Saling Temas SD/MI KELAS V
3. Modul Pegangan Guru IPA untuk SD/MI Kelas V
I. Penilaian
1. Penilaian Tertulis.
Lembar Penilaian
No Nama Siswa Jumlah Benar Nilai
101
1
2
3
Nilai : jumlah benar x 10.
Soal
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan benar!
1. Jika salah satu alat pernapasan mengalami gangguan maka alat pernapasan
akan......
2. Penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus adalah......
3. Sesak napas merupakan gangguan pernapasan yang disebabkan oleh debu dan.......
4. Gangguan pernapasan karena penyempitan saluran pernapasan disebut......
5. Penyakit paru-paru karena bakteri Tuberkolosis disebut......
6. Penyakit yang akibat peradangan pada batang tenggorokan adalah.........
7. Penyempitan saluran pernapasan akibat terjadinyapembengkakan kelenjar limfe
dapat mengakibatkan penyakit.....
8. Agar udara di dalam rumah tetap segar dan berganti maka harus ada.......udara di
dalam rumah.
9. Jika sedang berkendaraan agar alat pernapasan tidak terkena udara kotor dan
angin, maka kita perlu memakai.....
102
103
LAMPIRAN VI
Daftar Nilai Siklus II
No L/P Nama Siswa Nilai Keterangan
1 L Fajar Fitriyanto 60 Tidak Tuntas
2 L Ghaulam Ahmad Rosyd 80 Tuntas
3 L Ahmad Al Mawadah 100 Tuntas
4 L Berlian 70 Tuntas
5 P Devia 80 Tuntas
6 P Dwi Mindarsih 90 Tuntas
7 L Edo Kusuma 60 Tidak Tuntas
8 P Erna Yulianti 70 Tuntas
9 L Elgan Jundullah 80 Tuntas
10 P Frida Nabila 90 Tuntas
11 L Khamid Musthofa 90 Tuntas
12 L Susilo 80 Tuntas
13 L Robiet K 90 Tuntas
14 P Salsa Ayu 90 Tuntas
15 L Ghulam Bagus 60 Tidak Tuntas
104
16 P Vina Vauza 90 Tuntas
17 P Zdirwaul silma 80 Tuntas
18 L Zaidan Rafi 80 Tuntas
19 P Fikri Hidayati 80 Tuntas
20 L Habib Zawawi 70 Tuntas
21 L M. Ridwan 70 Tuntas
22 L Faisal 80 Tuntas
Jumlah 1740
Rata-rata 79,09
105
LAMPIARAN VII
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
SIKLUS II
No Aspek yang diamati Skala Partisipasi
A B C D
Kemampuan Guru Membuka
Pelajaran
1 Memeriksa kemampuan siswa
2 Memberi motivasi awal
3 Memberikan apresiasi (kaitan materi
yang sebelumnya dengan materi yang
akan disampaikan)
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan diberikan
Sikap Guru Dalam Proses
Pembelajaran
5 Kejelasan artikulasi
6 Variasi gerakan badan tidak mengganggu
perhatian siswa
7 Mobilitas posisi mengajar
106
Penguasaan Bahan Belajar (materi
pelajaran)
8 Bahan belajar disajikan sesuai langkah-
langkah yang direncanakan di RPP yakni
dengan menerapkan metode eksperimen
9 Kejelasan dalam menjelaskan bahan
belajar (materi)
10 Kejelasan dalam memberikan contoh
Kegiatan Belajar Mengajar (proses
pembelajaran)
11 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan atau indikator yang telah
ditetapkan
12 Memilih keterampilan mengatur siswa
saat penerapan metode eksperimen
13 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen
14 Melaksanakan proeses pembelajaran
dengan penerapan metode eksperimen
107
15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu yang disediakan
Pemanfaatan Media Pembelajaran
dan Sumber Belajar
16 Menggunakan media secara efektif dan
efisien
17 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
Evaluasi Pembelajaran
18 Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
19 Penilaian yang diberikan sesuai dengan
RPP
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
20 Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
21 Memberi kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
22 Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
108
Tindak Lanjut (Follow Up)
23 Memberikan tugas kepada siswa baik
secara individu maupun kelompok
24 Menginformasikan materi atau bahan
belajar yang akan dipelajari berikutnya
Jumlah 24 56
Skor Total 78
Kategori Baik
109
LAMPIRAN VIII
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : MI Tegalwaton Kec. Tengaran
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : V/I
Materi Pokok : Organ tubuh manusia
Pokok Bahasan : Gangguan pada Organ Pernafasan Manusia.
Hari/Tanggal : Rabu, 3 Agustus 2016
No Nama Siswa Aspek Pengamatan Juml
ah A B C D E F G H
1 Fajar Fitriyanto 4 3 3 2 3 4 3 4 26
2 Ghaulam Ahmad Rosyd 3 4 4 4 3 3 4 4 29
3 Ahmad Al Mawadah 4 4 4 3 3 4 4 4 30
4 Berlian 4 4 4 3 3 3 4 3 28
5 Devia 4 4 4 3 3 4 4 3 29
6 Dwi Mindarsih 4 4 4 4 3 3 3 4 29
7 Edo Kusuma 3 4 3 3 3 3 4 3 26
8 Erna Yulianti 3 4 4 4 3 3 3 3 27
9 Elgan Jundullah 3 3 3 3 4 3 3 4 26
10 Frida Nabila 4 4 3 4 4 4 3 3 29
11 Khamid Musthofa 4 3 3 4 3 4 4 4 29
110
12 Susilo 3 3 3 3 4 4 4 4 28
13 Robert K 3 3 4 3 3 4 2 3 25
14 Salsa Ayu 4 4 4 3 4 4 4 3 30
15 Ghulam Bagus 3 3 2 3 4 3 3 4 25
16 Vina Vauza 3 3 3 4 4 4 4 4 29
17 Zdirwaul silma 4 3 4 3 4 4 4 3 29
18 Zaidan Rafi 3 2 3 3 3 4 3 4 25
19 Fikri Hidayati 4 3 3 2 4 3 4 4 27
20 Habib Zawawi 3 2 4 3 3 3 4 3 21
21 M. Ridwan 3 3 4 4 4 3 4 4 29
22 Faisal 3 3 3 4 3 3 3 4 26
Jumlah 76 73 76 72 75 77 78 79 602
Presentasi 85,5
Kualifikasi Sangat baik
1. Aspek pengamatan
Kode Kategori aktivitas Indikator
A Visual Activities Kelancaran dalam mengemukakan ide atau pendapat.
B Oral Activities Kelancaran siswa dalam menjawab pentanyaan.
C Listening Activities Mendengarkan penjelasan guru.
D Writing Activities Keaktifan siswa dalam menulis materi.
E Drawing Actifities Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.
F Motor Actifities Kemampuan siswa menghimpun hasil diskusi,
bekerjasama dengan anggota kelompoknya.
G Mental Actifities Kekondusifan dan perhatian siswa dalam
pembelajaran dengan metode eksperimen.
H Emosional Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran
111
Activities dengan metode eksperimen.
2. Keterangan penelitian
Skor Kriteria Penilaian
4 Aktivitas belajar siswa sangat baik
3 Aktivitas belajar siswa baik
2 Aktivitas belajar siswa cukup baik
1 Aktivitas belajar siswa kurang baik
3. Kriteria penilaian
Tingkat keberhasilan (%) Arti
85 – 100% Sangat Baik (SB)
65 – 84 % Baik (B)
55 – 64 % Cukup (C)
0 – 54 % Kurang (K)
112
113
LAMPIRAN IX
Gambar IX.1 saat guru menjelaskan langkah-langkah eksperimen.
Gambar IX.2 siswa eksperimen membuat alat peraga.
114
Gambar IX.3 siswa melakukan eksperimen proses pernafasan.
Gambar IX.4 siswa melakukan eksperimen gangguan pernafasan.
115
LAMPIRAN X
116
117
LAMPIRAN XII
118
LAMPIRAN XIII
119
120
121
LAMPIRAN XIV
RIWAYAT HIDUP PENULIS
NAMA LENGKAP : ILLAA PURWIKA MAAHDIYYANI
ALAMAT :PENDEM, RT 2 RW 3, ARGOMULYO SALATIGA.
NO.HP : 081578513722
TEMPAT/TGL LAHIR : SALATIGA, 24 FEBRUARI 1994
AGAMA : ISLAM
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
GOL.DARAH : B
RIWAYAT PENDIDIKAN : SD N LEDOK 01 SALATIGA 2006
: SMP N 1 KARANGRAYUNG 2009
: SMA N 1 KARANGRAYUNG 2012
: IAIN SALATIGA (PGMI) PROSES
PENGALAMAN BEKERJA : - MENGAJAR SENI TARI DI SANGGAR SAKUNTALA
SALATIGA
- SEBAGAI PENGAJAR DI TK KARTIKA IX-25, YAYASAN
KARTIKA JAYA, KOSTRAD.
MOTTO HIDUP : Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Tidak ada yang
dapat menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu
yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan (Thomas
A. Edison)
Tidak ada kesuksesan tanpa kesusahpayahan, biarkan setetes
keringat dan air mata mu menjadi kebahagiaan yang mengalir
setelahnya (Illaa Purwika Maahdiyyani)
Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu,
sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan
mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil
122
yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu
tidak akan mendapatkan keberuntungan." (Qs.Al An"am 135).