PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH
MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
(Penelitian Tindakan Kelas VIII di MTs Al-Ihsan Pondok Gede Bekasi)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
MUHANNIMAH
NIM 1110011000057
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIHMELALUI MODEI PROBLEM BASED LEARNING(Penelitian Tindakan Kelas vrrl di MTs Al-Ihsan pondok Gede Bekasi)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana pendidikan Islam
Oleh
MUHANNIMAH
NIM 1110011000057
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) .
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
Dosen Pembimbing:
NIP: 19670328 200003 1 001
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang beg'udul Peningkatan Ilasil Belajar Fiqih Melalui Model problem
Based Learning (Penelitian Tindakan Kelas VIII di MTs AI-Ihsan pondok
Gede Bekasi) disusun oleh MUHANNIMAH Nomor Induk Mahasiswa
1110011000057, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatuilah Jakarta. Telah melaluibimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikanpada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan fakultas.
Jakarta,12 Apil2016
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
Dr. H. SAPIUDIN SHIDIO. NI.Ag
NIP: 19670328 200003 1 001
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMTAH
Yang bertanda tangandibawah ini
Nama : Muhannimah
NIM
Jurusan
Nama
NIP
Demikian
menerima
sendiri.
Bahwa skripsi yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Melalui Model
Problem Based Learning (Penelitian Tindakan Kelas VIII di MTs Al-Ihsan
Pondok Gede) adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen
: Dr. H. Sapiudin Shidiq, M.Ag
:19670328 200003 1 001
surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
segala konsekuensi apabila terbukti skripsi ini bukan hasil karya
Jakarta,12 April2016
Mahasiswa
:1110011000057
: Pendidikan Agama Islam
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
NIM: 1110011000057
Muhannimah
i
ABSTRAK
Muhannimah (1110011000057). Peningkatan Hasil Belajar Fiqih melalui
Model Problem Based Learning.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui bagaimana penerapan
pelaksanaan pembelajaran fiqih dengan menggunakan model problem based
learning, (2) untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar dengan
diterapkannya model problem based learning, dan (3) untuk menggambarkan
hasil pembelajaran fiqih dengan model problem based learning.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi
permasalahan yang muncul di dalam kelas. Metode ini dilakukan empat tahap,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Keempat tahap tersebut
merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan
langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada pembelajaran diskusi sebagai
praktik dari keterampilan pemecahan masalah melalui problem based learning.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan
menggunakan model problem based learning mengalami peningkatan.
Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui siklus yang telah dilakukan. Pada siklus
I, nilai rata-rata pretest adalah 29,26 dan nilai rata-rata posttest adalah 73,68.
Untuk siklus II, nilai rata-rata pretest yaitu 47,68 dan nilai rata-rata posttest yaitu
86. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada nilai N-gain, yakni N-gain siklus I
adalah 0,621 sedangkan N-gain siklus II adalah 0,751. Hasil belajar siswa pada
mata pelajaran fiqih dengan menggunakan model problem based learning dirasa
sudah maksimal karena pencapaian ketuntasan nilai KKM mencapai 86,84%.
Kata Kunci: Fiqih, Problem Based Learning
ii
ABSTRACT
Muhannimah (1110011000057). To Increase the Result of Student’s Learning
Fiqih Via Problem Based Learning Model.
The purpose of this study is: (1) to determine how the application execution
Fiqh learning using problem based learning model, (2) to determine whether
there is an increase in learning outcomes with the implementation of problem
based learning model, (3) to describe the learning outcomes of jurisprudence with
problem based learning model.
The method used in this study is the method of Classroom Action Research
(CAR). CAR efforts undertaken to overcome the problems that arise in the
classroom. This method is done with four stages, namely planning, action,
observation, and reflection. There are four stages in a cycle that is repeated with
the same steps and remain focused on discussion as practice from problem
solving by using a method of problem based learning.
The results of this study indicate that student learning outcomes increased
using this method problem based learning. This increase can be seen from the
results of each cycle is done. Details of the average value of the first cycle of the
pretest average 29,26 whereas the second cycle pretest averaged 47,68. Posttest
first cycle of the average 73,68, whereas the second cycle posttest average 86.
Improved learning outcomes can be seen from the value of the gain normali each
cycle, the first cycle of N-gain 0,621, whereas the second cycle of N-gain 0,751.
Student learning outcomes in subjects jurisprudence by using problem based
learning because it is considered a maximum value above KKM achievement
already exceeds the target is quite high at 86,84%.
Keyword: Fiqih, Problem Based Learning
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi
yang telah memberikan berbagai macam nikmat yang tidak terhingga terutama
nikmat Iman, Islam, dan serta sehat wal’afiat. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada putra Abdullah dan
buah hati Siti Aminah, pemimpin umat kita nabi besar Muhammad SAW dan
keluarganya, sahabat-sahabatnya serta para pengikutnya sampai akhir zaman.
Skripsi ini adalah bentuk dari setetes ilmu yang Allah berikan kepada manusia,
walaupun demikian tidak mudah untuk mendapatkannya. Penyusun skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan dan saran dari orang-orang di sekeliling penulis. Secara
khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag dan Ibu Marhamah Saleh, Lc. MA
Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. H. Sapiudin Shidiq, M.Ag selaku dosen pembimbing skripsi yang
disela-sela kesibukannya bersedia meluangkan waktunya membimbing dan
mengarahkan penulis.
4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama
di bangku perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
5. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur
yang di butuhkan.
6. Kepala sekolah Bapak Umaryadi Abbas, dan Bapak Jayadi, S.Pd.I selaku
guru pengajar Fiqih kelas VIII yang telah memberikan kesempatan kepada
iv
penulis untuk melakukan penelitian, staf TU serta siswa siswa kelas VIII MTs
Al-Ihsan Pondok Gede yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
penelitian.
7. Teristimewa untuk Ayahanda Ahmad Dzullul dan Ibunda Turiyah yang
memberikan kasih sayang, nasehat, semangat, do’a, dan terus mendukung
penulis dalam menyelesaikan skripsi. Semua ini saya persembahkan untuk
kalian. “Letihmu untukku, letihku untukmu”
8. Adikku tersayang Ummy Sholihati, terima kasih selalu memberikan motivasi
serta berbagi cita-cita, impian dan harapan untuk membahagiakan kedua
orang tua.
9. Teman-teman P20AI yang telah mengisi buku hati penulis dengan kenangan
yang tiada pernah terhapus selama mengikuti perkuliahan.
Terima kasih kepada pihak yang memberikan semangat, do’a, bahan-bahan
pemikiran dan dukungan yang tidak dapat disebutkan satu per satu, penulis mohon
maaf. Dengan penuh kesadaran penulis akui skripsi ini banyak kekurangan, untuk
itu penulis harapkan adanya teguran serta kritikan yang konstruktif dari semua
pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin.
Jakarta, 12 April 2016
Muhannimah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………………………. i
ABSTRACT …………………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………..………………..…. iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. v
DAFTAR TABEL …………………………………………………………...... vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. viii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………..…… 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ……………………………... 5
C. Pembatasan Fokus Penelitian ……………………………………….. 5
D. Perumusan Masalah Penelitian ……………………………………... 5
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ……………………………... 5
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Hasil Belajar …………...……..……………………………….…….. 7
1. Pengertian Hasil Belajar …………...……...………..…………... 7
2. Jenis-jenis Hasil Belajar ………………………………………... 9
B. Pembelajaran Fiqih ………………………………………………... 11
1. Pengertian Pembelajaran Fiqih ……………………………….. 11
2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Fiqih ………………………. 13
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih …..…………………….. 15
C. Model Problem Based Learning …….…………………………….. 16
1. Pengertian Model Pembelajaran ……………………………… 16
2. Pengertian Problem Based Learning …………………………. 17
3. Tokoh Problem Based Learning …………………………….... 18
4. Ciri-ciri Problem Based Learning ……………………………. 19
5. Pelaksanaan Problem Based Learning ……………………….. 19
6. Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning ……….. 21
vi
D. Hasil Penelitian yang Relevan …………………………………….. 22
E. Hipotesis Tindakan ………………………………………………… 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………... 24
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ………..………………... 24
C. Subjek Penelitian …………………………………………………... 26
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ………………………... 26
E. Tahapan Intervensi Tindakan ………..…………………………….. 26
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ……..………………... 28
G. Data dan Sumber Data ……..…………………………………….... 29
H. Instrumen-instrumen Penelitian …….……………………………... 29
I. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………….... 30
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ……..……………………….. 31
K. Analisis Data dan Interprestasi Data ………………………………. 32
L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan ……………. 33
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Pra Penelitian Tindakan Kelas ……………………. 34
B. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus I ………………………... 36
C. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus II ………………………. 41
D. Analisis Data dan Pembahasan …………………………………..... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………………………………………………………… 49
B. Saran ……………………………………………………………….. 50
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 51
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sintaks Problem Based Learning ………………………………. 20
Tabel 3.1 Tahapan Pelaksanaan Tiap Siklus ……………………………… 27
Tabel 3.2 Data dan Sumber Data …………………………………………. 29
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………... 30
Tabel 4.1 Sintaks Problem Based Learning Siklus I …………………...… 37
Tabel 4.2 Hasil Tes Hasil Belajar Siswa pada Siklus I …………………… 40
Tabel 4.3 Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Siklus I …………………. 40
Tabel 4.4 Sintaks Problem Based Learning Siklus II …………………….. 42
Tabel 4.5 Hasil Tes Hasil Belajar Siswa pada Siklus II …………………... 44
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan 4 Tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas …………... 25
Gambar 4.1 Aktivitas Diskusi Siswa Siklus I ……………………………….. 39
Gambar 4.2 Aktivitas Presentasi Hasil Diskusi Siklus I …………………….. 39
Gambar 4.3 Aktivitas Diskusi Siswa Siklus II ………………………………. 44
Gambar 4.4 Aktivitas Presentasi Hasil Diskusi Siklus II ……………………. 44
Gambar 4.5 Diagram Persentase Hasi Belajar Siswa………………………... 46
Gambar 4.6 Diagram Persentase Aktivitas Siswa …………………………… 47
Gambar 4.7 Diagram Persentase Aktivitas Guru ……………………………. 47
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I …………… 54
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II …………... 59
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan ke-1 ………….. 64
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan ke-2 ………….. 65
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Pertemuan ke-3 …………. 66
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Pertemuan ke-4 …………. 67
Lampiran 7 Soal Pretest dan Posttest Siklus I ………………………………. 68
Lampiran 8 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest Siklus I ……………... 72
Lampiran 9 Soal Pretest dan Posttest Siklus II ……………………………… 73
Lampiran 10 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest Siklus II …………….. 76
Lampiran 11 Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes Siklus I …. 77
Lampiran 12 Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes Siklus II … 82
Lampiran 13 Tabel Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I …………... 87
Lampiran 14 Tabel Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II ………….. 89
Lampiran 15 Tabel Skor N-Gain Siklus I …………………………………….. 91
Lampiran 16 Tabel Skor N-Gain Siklus II …………………………………… 93
Lampiran 17 Hasil Observasi Aktivitas Guru ………………………………... 95
Lampiran 18 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ……………………………….. 97
Lampiran 19 Catatan Lapangan Siklus I …….……………………………….. 99
Lampiran 20 Catatan Lapangan Siklus II ……..…………………………….. 101
Lampiran 21 Hasil Wawancara Guru Bidang Studi Fiqih (Pra Penelitian) …. 103
Lampiran 22 Hasil Wawancara Guru Bidang Studi Fiqih (Pasca Penelitian) 105
Lampiran 23 Hasil Wawancara Siswa (Pra Penelitian) ……………………... 107
Lampiran 24 Hasil Wawancara Siswa (Pasca Penelitian) …………………... 109
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu pilar kehidupan bangsa. Masa depan suatu
bangsa diketahui melalui sejauh mana komitmen masyarakat, bangsa ataupun
negara dalam menyelenggarakan pendidikan nasional. Pendidikan juga
merupakan kerja budaya yang menuntut peserta didik untuk selalu
mengembangkan potensi dan daya kreatifitas yang dimilikinya agar tetap survive
dalam hidupnya. Karena itu daya aktif dan partisipatif harus selalu muncul dalam
jiwa peserta didik.
Sejatinya, proses pendidikan yang diselenggarakan baik secara formal
maupun non formal diharapkan dapat memberikan bantuan (guidance) kepada
peserta didik untuk mampu mengatasi masalahnya sendiri. Hal inilah barangkali
yang dimaksud dengan kedewasaan peserta didik. Dengan kata lain bahwa peserta
didik tidak selamanya dibimbing namun diharapkan mampu mandiri. Kegiatan
belajar diarahkan agar peserta didik mampu menerima dan memahami
pengetahuan dan keterampilan yang diberikan oleh pendidik.1
Dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 dijelaskan pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.2 Jelas dalam UU Sisdiknas ditegaskan bahwa pendidikan adalah jalan
mewujudkan dan mengembangkan potensi serta keterampilan yang diperlukan
oleh siswa, masyarakat, bangsa dan negara.
1 Slamet Imam Santoso, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1987),
h. 81 2 Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 Tahun
2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), Cet. IV, h. 3
2
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di
dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi; otak
anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi, dituntut untuk
memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika anak didik kita lulus dari sekolah,
mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi. Oleh karena itu,
pendidik atau guru harus mengutamakan keterampilan dasar dan meningkatkan
tingkat berpikir kritis yang harus dimiliki peserta didik agar mereka dapat
memahami konsep dengan sistematis, baik secara teoritis maupun aplikasinya.3
Abduhzen, pengamat pendidikan, mengungkapkan pada Okezone “belum
maksimal dalam memberikan kemampuan berpikir, karena pembelajaran selama
ini lebih banyak pada mengisi pikiran saja.” Abduhzen mengimbuhkan, pelajar
Indonesia kini lebih banyak diharuskan menghafal lantaran kemampuan itulah
yang akan dipakai saat ujian nasional. Para pendidik lupa mengajarkan
pemahaman atas konsep yang dipelajari para siswa. Guru kurang mengoptimalkan
keterlibatan siswa dalam pembelajaran. “Padahal siswa perlu terlibat. Itu sebabnya
pembelajaran harus bersifat terbuka, sehingga siswa bisa mengekspresikan
pikirannya. Mereka juga bisa berekspresi dengan tubuhnya dan perasaanya
sehingga kemampuan berpikirnya berkembang. Karena tindakan manusia itu
berdasarkan atas apa yang ada dipikirannya,” paparnya. Kondisi berbeda akan
terlihat pada siswa yang hanya dicekoki informasi dan diharuskan menghafalnya.
Mereka tidak bisa berekspresi dengan baik tetang apa yang dirasakan dan
dipikirkan.4
Menurut Suwarna, mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan guru
untuk menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
belajar bagi peserta didik. Dalam mengajar, guru tidak hanya sekedar
3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2009), h. i 4 Afriani Susanti, “Siswa hanya Fokus Menghafal”, http://m.okezone.com, Jakarta, 5 Mei
2016
3
menerangkan dan menyampaikan sejumlah materi pelajaran kepada peserta didik,
namun guru hendaknya selalu memberikan rangsangan dan dorongan agar pada
diri siswa terjadi proses belajar.5 Oleh sebab itu, setiap guru perlu menguasai
berbagai metode mengajar dan dapat mengelola kelas secara baik sehingga
mampu menciptakan iklim kondusif.
Dalam setiap kegiatan mengajar, pada dasarnya meliputi tiga kegiatan, yaitu
kegiatan sebelum pembelajaran, kegiatan pelaksanaan pembelajaran, dan kegiatan
sesudah pembelajaran. 6
Agar kegiatan mengajar dapat berjalan efektif, maka guru
harus mampu memilih metode mengajar yang paling sesuai. Proses pembelajaran
akan efektif jika berlangsung dalam situasi dan kondisi yang kondusif, hangat,
menarik, menyenangkan, dan wajar. Oleh karena itu guru perlu memahami
berbagai metode mengajar dengan berbagai karakteristiknya, sehingga mampu
memilih metode yang tepat dan mampu menggunakan metode mengajar yang
bervariasi sesuai dengan tujuan maupun kompetensi yang diharapkan.
Fiqih merupakan salah satu diantara mata pelajaran yang lebih ditekankan
dibanding mata pelajaran lain. Tetapi banyak siswa yang merasa kurang mampu
dalam mempelajari fiqih. Kenyataan yang banyak dijumpai di sekolah selama ini
adalah pembelajaran fiqih berlangsung secara tradisional yang meletakkan guru
sebagai pusat belajar bagi siswa. Karena siswa memiliki kebutuhan belajar,
teknik-teknik belajar, dan berperilaku belajar, guru harus menguasai metode dan
teknik pembelajaran, memahami materi dan bahan ajar yang cocok dengan
kebutuhan belajar, dan berperilaku membelajarkan siswa. Guru dituntut untuk
dapat memilih kegiatan pengajarannya sehingga siswa terhindar dari kebosanan
dan tercipta kondisi belajar yang interaktif, efektif dan efisien. Guru berperan
memotivasi, menunjukkan dan membimbing siswa supaya siswa melakukan
kegiatan belajar. Sedangkan siswa berperan untuk mempelajari kembali,
memecahkan masalah guna meningkatkan taraf hidup dengan berpikir dan berbuat
di dalam dan terhadap dunia kehidupan. Untuk memecahkan masalah
pembelajaran yang demikian, perlu dilakukan upaya pengembangan
5 Suwarna, Pengajarnan Mikro Pendekatan Praktis Menyiapkan Pendidikan Profesional,
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), h. 54 6 Ibid., h. 55
4
pembelajaran. Pengembangan pembelajaran yang diperlukan saat ini adalah
pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan kreatifitas siswa, serta
memberikan iklim yang kondusif dalam perkembangan daya nalar siswa.
Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, model pembelajaran
yang dipilih dalam penelitian ini adalah problem based learning pada materi
zakat, karena materi zakat merupakan salah satu materi yang dianggap sulit oleh
siswa. Hal ini terbukti dengan rendahnya rata-rata ulangan harian kelas VIII MTs
Al-Ihsan Pondok Gede tahun ajaran 2013/2014, sehingga dibutuhkan salah satu
model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar. Selain itu, diharapkan
dengan model problem based learning dapat meningkatkan pastisipasi siswa
dalam aktifitas pembelajaran.
Dalam problem based learning, pembelajaran yang berdasarkan struktur
masalah yang nyata dalam kehidupan sehari-hari dan berkaitan dengan materi
zakat yang dipelajari. Dengan cara ini siswa mengetahui mengapa mereka belajar.
Semua informasi akan mereka kumpulkan melalui penelaahan materi ajar,
eksperimen, ataupun melalui diskusi dengan temannya, untuk dapat memecahkan
masalah yang dihadapi.
Problem based learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana
siswa mengerjakan permasalah yang autentik dengan maksud untuk menyusun
pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir
tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri. Dalam model
pembelajaran ini guru memandu siswa dalam menguraikan rencana pemecahan
masalah menjadi tahap-tahap kegiatan.7
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Fiqih melalui Model
Problem Based Learning”
7 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010), h.
92
5
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasikan beberapa masalah yaitu:
1. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir.
2. Pembelajaran fiqih berlangsung secara tradisional yang meletakkan guru
sebagai pusat belajar bagi siswa (teacher centred).
3. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar
4. Rendahnya hasil belajar fiqih siswa
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memberikan batasan masalah diantaranya
yaitu:
1. Cakupan materi fiqih pada penelitian ini dibatasi hanya pada materi zakat.
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah problem
based learning.
3. Hasil belajar fiqih yang ingin dicapai sesuai dengan KKM yaitu 75.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
Apakah penerapan model problem based learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi zakat kelas VIII MTs Al-Ihsan Pondok Gede Bekasi?
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi
zakat kelas VIII MTs Al-Ihsan Pondok Gede Bekasi dengan penerapan problem
based learning.
6
Penelitian ini diharapkan berguna bagi para pendidik untuk memanfaatkan
model problem based learning menjadi aternatif penggunaan media yang efektif
dalam pengajaran fiqih.
1. Bagi sekolah
Menjadi bahan masukan untuk para guru untuk mengembangkan
kompetensinya, terutama yang berkaitan dengan aktivitas belajar siswa
dengan penerapan model problem based learning dalam pembelajaran fiqih.
2. Bagi guru
Menjadi bahan masukan untuk para praktisi pendidikan khususnya guru fiqih
dalam penggunaan model problem based learning agar mengarah kepada
keaktifan siswa sehingga hasil belajar dapat tercapai dengan maksimal.
3. Bagi siswa
Penelitian ini dapat membantu siswa mengaktifan dirinya dalam proses
belajar mengajar sehingga keinginan siswa untuk belajar meningkat. Selain
itu dengan menggunakan model problem based learning dapat menunjukkan
cara berpikir siswa, serta saling tukar menukar pengalaman informasi.
4. Bagi peneliti sendiri bermanfaat untuk mengenalkan dan memanfaatkan
problem based learning kepada siswa sebagai alternatif penggunaan media
yang efektif dan peneliti dapat memahami lebih jauh penggunaan model
problem based learning.
7
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya yaitu hasil dan belajar. Dalam KBBI dijelaskan pengertian “hasil
adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha.”1 Pengertian
lain “hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu
aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.”2
Dapat disimpulkan bahwa hasil yang ingin dicapai perlu adanya usaha berupa
proses maupun aktifitas.
“Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman
atau latihan.”3
Selain itu juga belajar dapat diartikan sebagai “tahapan perubahan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatakan proses kognitif.”4
Dalam definisi
lain menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.”5 Dari beberapa definisi di atas mengenai belajar dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari pengalaman atau latihan dan proses berpikir.
1 Tim Penyususn Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka: 1998), Cet. I, h. 300 2 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), h. 44
3 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 55
4 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), h. 92-93 5 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
Cet. VI, h. 2
8
Jadi, “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”6 “Hasil belajar merupakan prestasi
belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar
dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan.”7 Sedangkan menurut
Djamroh “hasil belajar adalah apa yang diperoleh oleh siswa setelah dilakukan
aktivitas belajar.”8 Sementara itu, Nana Sudjana mengatakan “hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajar.”9
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal: pretest, proses, dan
posttest. Ketiga hal tersebut dijelaskan berikut ini.
a. Pretest (tes awal)
Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pretest.
Pretest ini memiliki banyak kegunaan dalam menjajagi proses pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu pretest memegang peranan yang
cukup penting dalam proses pembelajaran.
b. Proses
Proses disini dimaksudkan sebagai kegiatan dari pelaksanaan proses
pembelajaran, yakni bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan melalui
modul. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi
hasil. Dari segi proses pembelajaran dikatakan berkualitas apabila seluruhnya
atau setidak-tidaknya sebagian besar 75% peserta didik terlihat secara aktif,
baik fisik, mental maupun, sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari
segi hasil proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan
perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidaktidaknya
6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006), cet.10, h. 22 7 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h. 212 8 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet.2,
h.10 9 Nana Sudjana, loc. cit.
9
sebagian besar 75%. Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila masukan merata menghasilkan output yang banyak dan
bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat
dan pembangunan.
c. Posttest
Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan posttest. Posttest
memiliki banyak pengetahuan terutama dalam melihat keberhasilan
pembelajaran.10
Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan suatu pencapaian untuk mengukur seberapa jauh belajar yang siswa
peroleh setelah melalui serangkaian proses belajar mengajar yang bertujuan untuk
mengukur suatu hasil pada pencapaian tujuan indikator pembelajaran yang telah
ditentukan.
2. Jenis-jenis Hasil Belajar
Howard Kingsley membagi “tiga macam hasil belajar, yakni keterampilan
dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita.”11
Gagne juga membuat semacam sistematika jenis belajar. Menurutnya
sistematika tersebut mengelompokan hasil-hasil belajar yang mempunyai ciri-ciri
sama dalam satu kategori. Kelima hal tersebut adalah sebagai berikut.
a. Keterampilan intelektual, kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan
lingkungannya dengan menggunakan simbol huruf, angka, kata atau gambar.
b. Informasi verbal, seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu fakta
atau suatu peristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara
menggambar.
c. Strategi kognitif, kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya
sendiri, mengingat dan berfikir.
d. Keterampilan motorik, seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur
dalam urutan tertentu.
e. Sikap, keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan
pilihan-pilihan dalam bertindak.12
10
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h.100-102 11
Nana Sudjana, loc. cit. 12
Eveline Siregar dan Hertini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), cet.1, h.8
10
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual perilaku yang
merupakan proses berfikir atau perilaku yang termasuk hasil kerja otak. Beberapa
kemampuan kognitif tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Hafalan: Kemampuan memanggil kembali fakta yang disimpan dalam otak
digunakan untuk merespons suatu masalah.
b. Pemahaman: Kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta.
c. Penerapan: Kemampuan kognitif untuk memahami aturan, hukum, rumus
atau sebagainya dan menggunakan untuk memecahkan masalah.
d. Analisis: Kemampuan memahami sesuatu dengan menguraikannya ke dalam
unsur-unsur.
e. Sintesis: Kemampuan memahami dengan mengorganisasikan bagian-bagian
ke dalam kesatuan.
f. Evaluasi: Kemampuan membuat penilaian dan mengambil. 13
Kawasan afektif, meliputi tujuan belajar yang berkenaan dengan minat,
sikap dan nilai serta pengembangan penghargaan dan penyesuaian diri. Kawasan
ini dibagi dalam lima jenjang tujuan, yaitu sebagai berikut:
a. Penerimaan: Kesediaan menerima rangsangan dengan memberikan perhatian
kepada rangsangan yang datang kepadanya.
b. Partisipasi/Merespon: Kesediaan memberikan respons dengan
berpartisipasi.
c. Penilaian/Penentuan Sikap: Kesedian untuk menentukan pilihan sebuah
nilai dari rangsangan tersebut.
d. Organisasi: Kesediaan mengorganisasikan nilai-nilai yang dipilihnya untuk
menjadi pedoman yang mantap dalam perilaku.
13
Purwanto, op. cit., h. 50-51
11
e. Karakterisasi: Menjadikan nilai-nilai yang diorganisasikan untuk tidak
hanya menjadi pedoman perilaku tetapi juga menjadi bagian dari pribadi
dalam perilaku sehari-hari.14
Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak.
a. Persepsi: Kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala lain.
b. Kesiapan: Kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan.
c. Gerakan Terbimbing: Kemampuan melakukan gerakan meniru model yang
dicontohkan.
d. Gerakan Terbiasa: Kemampuan melakukan gerakan tanpa ada model contoh
kemampuan dicapai karena latihan berulang-ulang sehingga menjadi
kebiasaan.
e. Gerakan Kompleks: Kemampuan melakukan serangkaian gerakan dengan
cara, urutan dan irama yang tepat.
f. Kreatifitas: Kemampuan menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak ada
sebelumnya atau mengkombinasikan gerakan-gerakan yang ada menjadi
kombinasi gerakan baru yang orisinal.15
Dari berbagai penjelasan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa hasil
belajar bukan hanya diukur dari hasil kognitif akan tetapi membawa ke aspek
yang lain pula diantaranya aspek afektif yang mana aspek ini melihatkan
perubahan sikap dan nilai, dan juga membawa kepada aspek psikomotor berkaitan
pada keterampilan dan kemampuan baik secara bertingkah laku, fisik dan
psikologis.
B. Pembelajaran Fiqih
1. Pengertian Pembelajaran Fiqih
Pada tingkatan Madrasah Tsanawiyah (MTs), mata pelajaran fiqih
merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mereka bisa mengenal,
14
Ibid., h. 52 15
Ibid., h. 53
12
memahami dan mengamalkan syariat Islam yang kemudian menjadi dasar
pandangan hidupnya dalam bermasyarakat.
Secara etimologi, “fiqih berarti paham yang mendalam.”16
Dengan definisi
lain dalam buku Zakiah Daradjat, “fiqih artinya faham atau tahu.”17
Dan dalam
firman Allah SWT surat at-Taubah ayat 122 dijelaskan:
“tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya.”18
Tahu atau paham yang dimaksud di atas adalah tahu dan paham tentang
masalah-masalah agama. Pengertian fiqih seperti tergambar pada ayat di atas
merupakan pengertian yang sebenarnya. Pengertian tersebut pada perkembangan
selanjutnya mengalami penyempitan makna. Hal ini sebagaimana dikemukakan
oleh Prof. Quraisy Shihab bahwa “fiqih yang mulanya dimaksudkan sebagai
pengetahuan yang menyeluruh tentang agama, mencakup hukum, keimanan,
akhlak, al-Qur’an dan hadits.”19
Tetapi istilah itu kemudian dipakai khusus
menyangkut pengetahuan tentang hukum agama saja.
Sedangkan menurut istilah yang digunakan para ahli fiqih (fuqaha),
fiqih itu ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syariat Islam yang
diambil dari dalil-dalilnya yang terperinci. Dilihat dari segi ilmu pengetahuan
yang berkembang dalam kalangan ulama Islam, fiqih itu ialah ilmu
pengetahuan yang membicarakan, membahas, memuat hukum-hukum Islam
yang bersumber pada al-Qur’an, sunah dan dalil-dalil syar’i yang lain, setelah
16
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih Jilid I, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 2 17
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),
h. 78 18
Departemen Agama Republik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahan, (Semarang: CV Adi
Grafika, 1994), h. 301 19
M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1994), h. 383
13
diformulasikan oleh para ulama dengan mempergunakan kaidah-kaidah ushul
fiqih.20
Dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud
fiqih yaitu ilmu yang menerangkan segala hukum-hukum yang berhubungan
dengan perbuatan mukallaf yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinci.
Adapun pengertian mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah
Tsanawiyah adalah:21
a. Mata pelajaran fiqih adalah bimbingan untuk mengetahui ketentuan-ketentuan
syari’at Islam. Materi yang sifatnya memahami, menghayati dan mengamalkan
pelaksanaan syariat tersebut yang kemudian menjadi dasar pandangan dalam
kehidupannya, keluarga dan masyarakat lingkungannya.
b. Bentuk bimbingan tersebut tidak terbatas pada pemberian pengetahuan, tetapi
lebih jauh seorang guru dapat menjadi contoh dan tauladan bagi siswa dan
masyarakat lingkungannya. Dengan keteladanan guru diharapkan para orang
tua dan masyarakat membantu secara aktif pelaksanaan fiqih di dalam rumah
tangga dan masyarakat lingkungannya.
Dari penjelasan diatas, dapat penulis pahami tentang pengertian mata
pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah yaitu mata pelajaran yang
diarahkan untuk memberikan pegetahuan, pemahaman dan bimbingan kepada
siswa mengenai ketentuan-ketentuan syariat Islam untuk diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Fiqih
Fiqih sebagai bagian dari syari’at Islam, maka sudah barang tentu tujuannya
identik dengan tujuan syari’at Islam itu sendiri. Hanya saja tujuan ilmu fiqih lebih
terinci dan tegas daripada tujuan syari’at, karena objeknya adalah segala
perbuatan orang-orang mukallaf dalam melakukan segala aktifitasnya untuk
mendidik rohani dan jiwanya. Diantara tujuannya yaitu:
20
Zakiah Daradjat, loc. cit. 21
Depag RI, GBPP MTs Mata Pelajaran Fikih, (Dirjen pembinaan Kelembagaan Agama
Islam, 1993), Cet. I, h. 1
14
a. Melaksanakan ibadah shalat dengan baik lengkap dengan rukun dan sifat-
sifatnya, dapat mendidik rohani dan membersihkan jiwa sehingga mampu
menjadi sumber kebaikan bagi dirinya sendiri.
b. Melaksanakan ibadah zakat dengan ikhlas, dapat melatih diri bersifat sosial
dan membersihkan jiwa dari sifat-sifat kikir serta untuk memperbaiki
hubungan antara si kaya dan si miskin.
c. Melaksanakan ibadah puasa dengan ikhlas, dapat meningkatkan kesadaran
untuk mencapai takwa yang merupakan kunci segala kebahagiaan.
d. Melaksanakan ibadah haji dengan ikhlas, dapat memberikan pengalaman dan
wawasan yang lebih luas, tentang kebesaran dan kekuasaan Allah, pencipta
berbagai bangsa manusia dan alam.
e. Melaksanakan muamalah; jual beli, sewa menyewa, gadai, titipan dan
sebagainya penuh dengan amanah (kejujuran) dan menjauhi segala perbuatan
yang dapat merugikan sesama manusia.
f. Melaksanakan munakahat dengan baik, sebagai suatu lembaga pembentukan
dan pembinaan masyarakat yang baik dan dari masyarakat yang baik inilah
yang dapat menjadi masyarakat yang adil dan makmur.22
Adapaun tujuan pembelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah untuk
membekali peserta didik agar dapat: (1) mengetahui dan memahami pokok-pokok
hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan
manusia dengan Allah yang diatur dalam fikih ibadah dan hubungan manusia
dengan sesama yang diatur dalam fikih muamalah. (2) Melaksanakan dan
mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah
kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan
ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang
tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.23
Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat
memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk
22
Muhammadiyah Djafar, Pengantar Ilmu Fiqih, (Jakarta: Kalam Mulia, 1993), Cet. I, h. 17 23
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi pendidikan Agama Islam dan Baasa Arab di Madrasah,
(Jakarta: Bp. Mediatama Pustaka Mandiri, 2009), Cet. I, h. 90
15
diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat
menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna).
Dapat disimpulkan bahwa tujuan mempelajari fiqih yaitu selain mengetahui
hukum-hukum yang telah ditetapkan syari’at Islam juga didalamnya terdapat
nilai-nilai spiritual yang menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan
sosial serta dapat menimbulkan kedisiplinan yang tinggi.
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih
Para penulis kitab-kitab fiqih Syafi’iyah membagi pembahasan fiqih kepada
empat bagian, yaitu:
a. Aspek ibadah meliputi masalah-masalah yang dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok thaharah, sholat, puasa, zakat, haji, qurban, jenazah serta aqiqah.
b. Aspek mua’amalat meliputi masalah-masalah yang dikelompokkan ke dalam
kelompok persoalan harta kekayaan, harta milik, harta kebutuhan, cara
mendapatkannya dan menggunakannya seperti jual beli, khiyar, gadai,
jaminan dan lain-lainnya.
c. Aspek munakahat yang meliputi masalah-masalah yang dikelompokkan
dalam kelompok persoalan pernikahan.
d. Aspek jinayat yang meliputi masalah-masalah yang dikelompokkan dalam
kelompok persoalan pelanggaran, kejahatan, pembalasan, hukuman dan
sebagainnya.24
Adapun ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah
meliputi ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan sesama manusia.
Adapun ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah meliputi:
a. Aspek fiqih ibadah meliputi: ketentuan dan tata cara taharah, shalat fardu,
shalat sunnah dan shalat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan iqamah,
berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan
akikah, makanan, perawatan jenazah, dan ziarah kubur.
24
Zakiah Darajdat, op. cit., h. 80
16
b. Aspek fiqih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, qirad, riba,
pinjam-meminjam, utang piutang, gadai, dan upah. 25
C. Model Problem Based Learning
1. Pengertian Model Pembelajaran
Joyce dan Weil dalam Rusman berpendapat bahwa “model pembelajaran
adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.” 26
Definisi lain mengungkapkan bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat kita gunakan untuk merancang pembelajaran tatap
muka di dalam kelas atau dalam latar tutorial dan dalam membentuk materiil-
materiil pembelajaran termasuk buku-buku, film-film, pita kaset, dan program
media computer, serta kurikulum (serangkaian studi jangka panjang).27
Adapun Soekamto dkk dalam Trianto mengemukakan maksud dari
model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematis dan mengorganisasikan pengalamanbelajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
aktifitas belajar mengajar.28
Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa
model pembelajaran adalah serangkaian rencana yang memberikan gambaran
tentang prosedur sistematis rancangan pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Model pembelajaran mencakup berbagai hal yang
terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran, termasuk didalamnya adalah
penerapan metode dan strategi, penggunaan media, pemberian evaluasi, dan lain
sebagainya.
25
Ibid., 92 26
Rusman, op. cit., h. 133 27
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 198 28
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2011), Cet. IV, h. 22
17
Model pembelajaran memiliki urgensi yang sangat penting dalam
pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan model pembelajaran
merupakan panduan atau pedoman bagi para pendidik dalam hal pelaksanaan
proses belajar mengajar. Pentingnya model pembelajaran ini menuntut keharusan
kepada para pendidik agar dapat merancang dan menentukan model pembelajaran
seperti apa yang akan diterapkan dalm proses pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Pengertian Problem Based Learning
Problem Based Learning adalah kurikulum dan proses pembelajaran.
Dalam kurikulumnya, di rancang masalah-masalah yang menuntut siswa
mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan
pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi
tantangan yang nanti diperlukan dalam karir dan kehidupan sehari-hari.29
“Pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan belajar.”30
Strategi pembelajaran berdasarkan masalah adalah menyodorkan
masalah kepada peserta didik untuk dipecahkan secara individu atau
kelompok, strategi ini pada intinya melatih keterampilan kognitif peserta
didik terbiasa dalam pemecahan masalah mengambil keputusan, menarik
kesimpulan, mencari informasi dan membuat artefak sebagai laporan
mereka.31
Dilihat dari aspek psikologi, pembelajaran berbasis masalah bersandarkan
kepada psikologi kognitif yang berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Belajar bukan semata-mata
proses menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara
individu dan lingkungannya. Melalui proses ini sedikit demi sedikit siswa akan
berkembang secara utuh. Artinya, perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada
29
Materi pelatihan penerapan Metode PBL di IBII, Elsa Krisanti & Kamarza Mulia, 2004
dalam M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Bagaimana
Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. II, h. 21 30
Ali Mudlofir, Aplikasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Bahan Ajar
dalam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pres, 2011), Cet. I, h. 64 31
Martinis Yamin, Strategi dan Metode dalam Pembelajaran, (Jakarta: GP Press Group,
2013) Cet. I, , h. 81
18
aspek kognitif tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik melalui penghayatan
secara internal akan problema yang dihadapi.32
“Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam
kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan
dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan
kompleksitas yang ada.”33
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning) adalah sebuah model pembelajaran
yang memanfaatkan masalah yang nyata, dengan tujuan mempersiapkan dan
membiasakan siswa menghadapi masalah yang akan dihadapi dalam
kehidupannya.
3. Tokoh Problem Based Learning
Tiga orang tokoh konstuktivistik yang banyak berbicara tentang
pembelajaran berorientasi masalah, masing-masing adalah;
a. John Dewey menyatakan bahwa sekolah merupakan laboraterium bagi peserta
didik untuk penyelidikan dan pengatasan masalah kehidupan sehari-hari dalam
dunia nyata. Pedagogi Dewey mendorong guru untuk melibatkan peserta didik
di berbagai proyek berorientasi masalah dan membantu mereka menyelidiki
berbagai proyek masalah sosial dan intelektual penting. Dewey berpendapat
bahwa dalam proses belajar peserta didik harus diberikan kebebasan
mengeluarkan pendapat. Peserta didik harus aktif dan tidak hanya menerima
pengetahuan yang diberikan oleh guru. Begitu pula guru, guru harus
menciptakan suasana agar peserta didik senantiasa merasa haus akan
pengetahuan.34
b. Kilpatrick menjelaskan bahwa pembelajaran di sekolah seharusnya purposeful
(memiliki maksud yang jelas) dan tidak abstrak. Pembelajaran yang purposeful
itu dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan memerintah anak-anak dalam
32
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2007), Cet. VII, h. 213 33
Rusman, op. cit., h. 232 34
Martinis Yamin, op. cit., h. 65
19
kelompok kecil untuk menangani proyek-proyek yang mereka minati dan
mereka pilih sendiri.35
c. Jean Piaget membenarkan bahwa anak-anak memiliki sifat bawaan ingin tahu
dan terus berusaha memahami dunia disekitarnya. Keingintahuan anak
terhadap lingkungan yang dialaminya, dia berusaha mengkonstruksikan secara
aktif refresentasi-refresentasi dibenaknya tentang lingkungan yang dia alami.36
4. Ciri-ciri Problem Based Learning
Strategi pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning
memiliki tiga ciri utama, yaitu:
a. Problem based learning merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya
dalam implementasi problem based learning ada sejumlah kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa. Problem based learning tidak mengharapkan siswa
hanya mencatat, mendengar kemudian mengafal mata pelajaran, akan tetapi
siswa dituntut untuk aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data,
dan akhirnya menyimpulkan.
b. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, problem
based learning menempatkan masalah sebagai kunci utama dalam proses
pembelajaran.
c. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir
secara ilmiah, yaitu proses berpikir yang sistematis dan empiris.37
5. Pelaksanaan Problem Based Learning
Pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah lebih sulit karena
membutuhkan banyak latihan dan harus mengambil keputusan tertentu selama
perencanaan dan pelaksanaannya. PBL mempersiapkan peserta didik untuk
banyak berpikir untuk memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan
dunia nyata.
35
Ibid., h. 65-66 36
Ibid., h. 66 37
Rusman, op. cit., h. 214-215
20
Pertama, peserta didik dikelompokkan ke dalam kelompok kecil yang
terdiri dari 3 orang dan maksimal 5 orang. Kedua, menentukan sarana dan tujuan
pelajaran berbasis masalah adalah salah satu diantara tiga pertimbangan penting
perencanaan. PBL dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan seperti meningkatkan
keterampilan intelektual dan penyelidikan dan membantu peserta didik memiliki
keterampilan mandiri.38
Tabel 2.1 Sintaks Problem Based Learning39
Fase Aktivitas Guru
Fase 1
Mengorientasikan
siswa pada masalah
Menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang
diperlukan, memotivasi siswa terlibat aktif pada
aktifitas pemecahan masalah yang dipilih
Fase 2
Mengorganisasi siswa
untuk belajar
Membantu siswa membatasi dan mengorganisasi tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah yang
dihadapi
Fase 3
Membimbing
penyelidikan individu
maupun kelompok
Mendorong siswa mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen, dan mencari untuk
penjelasan dan pemecahan
Fase 4
Mengembangkan dan
menyajikan laporan
Membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya
yang sesuai seperti laporan, video, dan model, dan
membantu mereka untuk berbagi tugas dengan
temannya
Fase 5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Membantu siswa melakukan refleksi terhadap
penyelidikan dan proses-proses yang digunakan selama
berlangsungnya pemecahan masalah
38
Martinis Yamin, op. cit., h. 69-70 39
Richard I Arends dalam Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta:
Aswaja Pressindo, 2013), Cet. II, h. 96
21
6. Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning
Sebagai suatu strategi pembelajaran, problem based learning memiliki
beberapa keunggulan, diantaranya:
a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih
memahami isi pelajaran
b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa
c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran siswa
d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dan kehidupan nyata
e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan. Di samping itu, pemecahan masalah itu juga dapat
mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun
proses belajar
f. Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap
mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang
harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari
buku-buku saja.
g. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa
h. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir
kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru
i. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata
j. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk terus menerus
belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir
Kelebihan yang lain dipaparkan secara singkat sebagai berikut:
a. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar
diserap dengan baik.
b. Dilatih untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain.
22
c. Dapat memperoleh dari berbagai sumber. 40
Disamping keunggulan, problem based learning juga memiliki kelemahan,
diantaranya:
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasa enggan untuk mencoba
b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui pemecahan masalah
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka
ingin pelajari41
Adapun kekurangan lain sebagai berikut:
a. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
b. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
c. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.42
D. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian terkait pembelajaran dengan model pembelajaran
berbasis masalah, diantaranya sebagai berikut:
1. Hasil penelitian Lin Suciani Astuti (2011) yang berjudul: “Peningkatan Hasil
Belajar Konsep Kesetimbangan Kimia melalui Model Pembelajaran PBL
(Problem Based Learning)”, menyatakan penerapan model pembelajaran
PBL (Problem based Learning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
konsep kesetimbangan kimia.43
2. Hasil penelitian Robiatul Adawiyah (2011) yang berjudul: “Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam Al-Fatah Jakarta
40
Iif Khoiru Ahmadi, dkk., Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakarta: PT Prestasi
Pustaka, 2011), Cet. I, h. 56-57 41
Wina Sanjaya, op. cit., h. 220-221 42
Iif Khoiru Ahmadi, loc. cit. 43
Lin Suciani Astuti, Peningkatan Hasil Belajar Konsep Kesetimbangan Kimia Melalui
Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning), (Jakarta: FITK UIN, 2011), h. 70
23
Utara)”, menyatakan bahwa ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa
dengan adanya penerapan model pembelajaran problem based learning.44
3. Hasil penelitian Nabila Syafi’i (2009) yang berjudul “Pengaruh Metode
Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Kimia pada
Pembelajaran Kimia Terintegrasi Nilai”, menyatakan terdapat perbedaan hasil
belajar kimia antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, selain itu juga
pada kelas yang menggunakan metode PBL lebih baik dari kelas yang
menggunakan metode konvensional.45
Dari penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan
strategi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) berpengaruh
terhadap proses belajar. Karena untuk meraih prestasi yang maksimal dipengaruhi
strategi pengajaran yang efektif.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan permasalahan yang ada, maka hipotesis yang diajukan
pada penelitian ini sebagai berikut: Melalui model problem based learning dapat
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Al-
Ihsan.
44
Robiatul Adawiyah, Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam Al-Fatah Jakarta
Utara), (Jakarta: FITK UIN, 2011), h. 60 45
Nabila Syafi’i, Pengaruh metode Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar
Kimia pada Pembelajaran Kimia Terintegrasi Nilai, (Jakarta: FITK UIN, 2011), h. 64
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII MTs Al-Ihsan yang beralamat di
Jalan Masjid Nurul Ihsan No 1 Jatiwaringin – Pondok Gede – Bekasi. Waktu
pelaksanaan penelitian pada bulan November semester ganjil tahun ajaran
2014/2015.
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas
(classroom action research) dengan model problem based learning mencoba
untuk memperbaiki proses belajar mengajar di dalam kelas tersebut.
Penelitian tindakan kelas berkembang dari penelitian tindakan. Oleh karena
itu, untuk memahami pengertian penelitian tindakan kelas (PTK) perlu kita
telusuri pengertian penelitian tindakan. Menurut Kemmis, “penelitian tindakan
adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti
dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka.”
Pendapat lain tentang penelitian tindakan dikemukakan oleh Elliot yang
menyatakan “penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan
maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari pengaruh yang
ditimbulkannya.”1
“Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris classroom action
research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk
mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas
tersebut.”2 Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu penelitian yang
1 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), Cet. II, h.
24-25 2 Paizaluddin dan Ermalinda, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research),
(Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. I, h. 6
25
dikembangkan berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar
mengajar di kelas.
Pada penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat rangkaian kegiatan yang
dilakukan dalam siklus berulang, pada penelitian ini peneliti menggunakan 2
siklus. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahap kegiatan setiap siklus,
yaitu:
1. Perencanaan (planning)
Dalam tahap ini peneliti merencanakan dengan merumuskan pertanyaan apa,
mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan dilakukan.
2. Tindakan (action)
Pada tahap ini peneliti melaksanakan apa yang telah direncanakan pada tahap
perencanaan.
3. Pengamatan (observing)
Peneliti melakukan pengamatan pada siswa selama proses belajar mengajar
berlangsung dengan lembar observasi.
4. Refleksi (reflection)
Pada tahap ini peneliti beserta guru menganalisis data yang telah diperoleh
dari kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
direncanakan. Hal ini kemudian dianalisis dan akan digunakan untuk
merencanakan tindakan selanjutnya.
Gambar 3.1 Bagan 4 Tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas
Refleksi
Refleksi
Pengamatan
Pelaksanaan
Perencanaan
Pengamatan
Pelaksanaan SIKLUS I
SIKLUS II
Perencanaan
26
C. Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII/E MTs Al-Ihsan Pondok Gede
semester ganjil 2014/2015 yang berjumlah 38 orang. Pihak yang terkait dalam
penelitian ini adalah guru bidang studi fiqih, observer, serta seluruh siswa kelas
VIII/E.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam pelaksanaanya, peran dan posisi peneliti dalam penelitian bertindak
sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran fiqih dengan menerapkan
model pembelajaran berbasis masalah. Sedangkan guru bidang studi fiqih dalam
penelitian ini terlibat sebagai kolaborator dan observer. Dimana guru membantu
peneliti dalam hal membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
membantu dalam melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan yang
akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya. Selain itu, guru bidang studi sebagai
pemberi penilaian terhadap peneliti dalam mengajar dengan menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah dan mengamati seluruh aktivitas belajar fiqih
siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Peneliti dan guru bidang studi masing-masing memiliki kedudukan yang
setara, artinya masing-masing mempunyai peran dan posisi yang saling
membutuhkan satu sama lain dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan, peneliti melakukan
penelitian pendahuluan (pra penelitian). Kemudian akan dilanjutkan dalam dua
siklus pada mata pelajaran fiqih. Hal ini dimaksudkan untuk melihat
perkembangan aktivitas siswa pada setiap siklus setelah diberikan tindakan. Bila
pada siklus I terdapat masalah dalam tindakan dan indikator keberhasilan belum
tercapai. Selanjutnya, dilakukan tindakan ulang melalui siklus berikutnya (siklus
II) lebih banyak diarahkan pada perbaikan dan penyempurnaan terhadap
kekurangan yang terdapat pada siklus I.
27
Adapun uraian dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Tahapan Pelaksanaan Tiap Siklus
Tahap Kegiatan
Pendahuluan 1. Observasi ke sekolah
2. Mengurus surat izin penelitian
3. Membuat instrumen penelitian
4. Menyiapkan perlengkapan penelitian
5. Melakukan wawancara kepada guru bidang studi fiqih di
sekolah tersebut dan menentukan kelas subjek penelitian
Perencanaan 1. Menyiapkan kelas tempat penelitian
2. Membuat RPP dengan menggunakan model Pembelajaran
Berbasis Masalah
3. Mendiskusikan RPP dengan dosen pembimbing dan
kolaborator
4. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan
model Pembelajaran Berbasis Masalah
5. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
6. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, wawancara
dan catatan lapangan serta keperluan observasi lainnya
7. Menyiapkan sumber belajar
Pelaksanaan 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan model Pembelajaran
Berbasis Masalah dengan metode diskusi
3. Membagi lembar tugas untuk didiskusikan secara kelompok
4. Memonitor kegiatan-kegiatan siswa pada saar proses
pembelajaran
5. Meminta hasil kerja setiap kelompok dikemukakan di depan
kelas
6. Menyimpulkan materi pelajaran bersama-sama siswa
28
7. Pemberian tugas kepada siswa pada materi yang akan
dibahas selanjutnya
Pengamatan Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang
akurat untuk perbaikan pada siklus selanjutnya
Refleksi Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali
apa yang sudah dilakukan. Hasil evaluasi dijadikan feedback
dalam merencanakan perbaikan untuk pelaksanaan tindakan
selanjutnya. Serta melakukan analisis terhadap semua data
yang telah terkumpul dari hasil observasi, hasil tes dan
menentukan keberhasilan dan kelemahan atau kekurangan pada
siklus I yang akan dijadikan dasar perbaikan pada pelaksanaan
siklus berikutnya
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Penelitian ini mengungkapkan masalah rendahnya hasil belajar siswa. Data
rendahnya hasil belajar siswa diperoleh dari hasil observasi pra
penelitian.kemudian dengan memanfaatkan teori-teori yang ada sebagai bahan
pendukung dilakukan penelitian tindakan yaitu dengan mengubah pembelajaran
bersifat konvensional dengan model problem based learning. Penerapan model
problem based learning dilakukan berdasarkan asumsi bahwa hasil belajar siswa
akan meningkat setelah diterapakan model problem based learning.
Penelitian tindakan ini diupayakan untuk memberikan solusi terhadap
masalah yang dihadapi yakni meningkatkan hasil belajar siswa. Jika hasil yang
diharapakan sudah tercapai maka penenlitian ini dihentikan atau siklus berakhir.
Penelitian ini berakhir atau dihentikan dengan indikator keberhasilan sebagai
berikut:
1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih yang di
lihat dari ketercapaian KKM. Indikator keberhasilan ketuntasan belajar (hasil
belajar siswa) yang di harapkan mencapai persentase 75% dengan nilai KKM
75.
29
2. Adanya peningkatan partisipasi aktif siswa pada proses pembelajaran yang di
lihat dari lembar observasi.
G. Data dan Sumber Data
Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa nilai tes hasil belajar siswa
yang mencakup hasil tes belajar pretest dan posttest dan aktivitas siswa terhadap
model problem based learning. Selain itu data didapatkan dari wawancara
terhadap guru bidang studi fiqih sebagai kolaborator.
Table 3.2 Data dan Sumber Data
Data Sumber Data Instrumen
Keadaan Pra Penelitian
dan Setiap Siklus
Guru Wawancara
Kegiatan Siswa
Siswa
Catatan lapangan
Aktifitas Siswa Lembar Observasi
Penguasaan Konsep Pretest dan Posttest
H. Instrumen-instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penenlitian ini
terdiri atas dua jenis, yaitu:
1. Instrumen Tes
Tes tertulis ini berupa tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Tes awal
(prestes) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan
kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
tentang materi yang akan diajarkan. Sedangkan tes akhir (postes) adalah
bahan-bahan pelajaran yang telah di ajarkan kepada para peserta didik dan
biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.
2. Instrumen Non Tes
Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut:
a. Lembar observasi
30
“Observasi adalah kegiatan pengamatan untuk memotret seberapa jauh
efek tindakan telah mencapai sasaran.”3
Lembar observasi yang
digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi untuk melihat
aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dan lembar
observasi kegiatan guru. Aktivitas siswa yang diamati ketika proses
pembelajaran disesuaikan dengan sintaks model problem based learning.
b. Catatan Lapangan
“Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra
yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek
penelitian tindakan kelas.”4
Catatan lapangan ini memuat kondisi siswa
pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan model problem based
learning.
c. Lembar wawancara
Peneliti mewawancarai guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui secara langsung kondisi siswa serta untuk mengetahui
gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-
masalah yang dihadapi di kelas.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data
Instrumen Teknik Pengumpulan Data
Wawancara Wawancara dilakukan untuk mengetahui
respons/tanggapan guru dan siswa mengenai pelaksanaan
model problem based learning dalam pembelajaran.
Lembar Observasi Data diperoleh dari lembar observasi yang di isi oleh
observer pada setiap pertemuan, hasil observasi guru dan
3 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2010), h. 143 4 Ibid., 197
31
aktifitas siswa terhadap mata pelajaran fiqih.
Catatan Lapangan Dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung,
yang diamati berupa kondisi siswa selama proses
pembelajaran menggunakan model problem based
learning.
Tes Hasil belajar Data yang diperoleh dari test mata pelajaran fiqih yang
dilakukan pada setiap akhir siklus.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan teknik yang dikemukakan oleh Lexy J. Moleong, yaitu triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui
sumber lainnya.5
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam penelitian. Hal itu dapat dicapai dengan jalan:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan wawancara
2. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang seperti bagian kepala madrasah, koordinator mata
pelajaran, guru, dan juga staf jika penelitiannya disebuah madrasah/sekolah.
3. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
4. Membandingkan hasil temuan dengan teori.6
Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-
perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu
mengumpulkan data tentang kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan.
5Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009,
h. 330 6 Ibid., h. 331
32
Dengan kata lain bahwa dengan tirangulasi, peneliti dapat merecheck temuannya
dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori.7
K. Analisis Data dan Interprestasi Data
Analisis data dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul.
Proses analisis diawali dengan mendata seluruh data yang ada dari berbagai
sumber, baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Setelah itu mengadakan
reduksi data, menyusunnya dalam satuan-satuan serta mengkategorikannya. Data
yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan data tentang aktifitas guru dan siswa,
diubah menjadi kalimat yang bermakna dan ilmiah. Analisis data tersebut
berlangsung pada saat pengumpulan dan dengan pertimbangan analisis dilakukan
berdasarkan analisis logis.
Pengujian teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dari tiap
siklus dan dengan menggunakan N-Gain untuk melihat selisih antara pretest dan
posttest pada setiap siklus, untuk melihat perbedaan hasil belajar pada setiap
siklus. Penelitian ini berhasil jika setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan
hasil belajar pada materi.
Gain adalah selisih antara nilai pretest dan posttest, gain menunjukan
peningkatan atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh
guru. Untuk perhitungan N-Gain. Uji normal gain digunakan untuk menghindari
bias pada penelitian dan menggunakan rumus menurut Meltzer.
N-Gain =
Dengan kategorisasi perolehan :
g tinggi : nilai (g) > 0,70
g sedang : 0,70 > (g) > 0,3
g rendah : nilai (g) < 0,3
7 Ibid., h. 332
33
L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang
diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu meningkatnya hasil belajar
siswa, maka akan ditindaklanjuti sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Siklus
ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta
analisis dan refleksi pada siklus I, indikator keberhasilan belum tercapai maka
penenlitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Penenlitian ini berakhir, apabila
peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji penerapan model
problem based learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
34
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Pra Penelitian Tindakan Kelas
Kegiatan pra penelitian tindakan kelas dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan data awal mengenai keadaan sekolah, kelas dan siswa yang akan
menjadi objek penelitian. Kegiatan pra penelitian yang dilakukan meliputi
kegiatan wawancara dengan guru dan siswa serta kegiatan observasi di dalam
kelas.
1. Kegiatan Wawancara Pra Penelitian
Kegiatan wawancara pra penelitian tindakan kelas dilakukan dengan
guru dan siswa. Guru yang diwawancarai merupakan guru bidang studi fiqih,
sedangkan siswa yang diwawancarai adalah beberapa orang siswa kelas
VIII/E yang merupakan kelas objek penelitian. Kegiatan wawancara dengan
guru dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengetahui gambaran tentang hasil
belajar fiqih kelas VIII serta aktifitas belajar siswa pada saat proses
berlangsung. Sedangkan kegiatan wawancara dengan siswa dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai mata pelajaran fiqih dan
cara belajar fiqih siswa. Berdasarkan hasil kegiatan wawancara yang telah
dilakukan dengan guru dan siswa, diperoleh informasi sebagai berikut:
a. Hasil belajar fiqih siswa kelas VIII untuk angkatan 2014/2015 sudah
cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari karakteristik umum siswa
dalam hal belajar, daya serap siswa terhadap materi pelajaran dan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Namun hal tersebut tetap
membutuhkan upaya yang optimal untuk lebih meningkatkan
pemahaman siswa.
b. Hasil belajar siswa kelas VIII/E berada di bawah rata-rata tingkat hasil
belajar kelas VIII/A, B, C atau D. Oleh karena itu, guru bidang studi
mengusulkan untuk melakukan kegiatan penelitian di kelas VIII/E.
35
c. Guru memberikan gambaran tentang suasana kelas pada saat kegiatan
pembelajaran dan gambaran tentang perbandingan tingkat pemahaman
dan keaktifan serta hasil belajar siswa. Berdasarkan gambaran-gambaran
tersebut, guru merekomendasikan kelas VIII/E sebagai kelas yang akan
dilakukan penelitian.
d. Beberapa siswa menyukai mata pelajaran fiqih, tetapi sebagian siswa
lainnya kurang senang dengan mata pelajaran fiqih. Sebaian besar siswa
yang kurang senang dengan mata pelajaran fiqih berpendapat bahwa
materi pada pelajaran fiqih membosankan.
2. Kegiatan Observasi Pra Penelitian
Kegiatan observasi pra penelitian tindakan kelas dilakukan dengan
tujuan untuk mengamati proses pembelajaran fiqih di kelas. Kegiatan
observasi ini dilakukan dalam waktu 1 hari.
Berdasarkan kegiatan pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa
guru masih menggunakan model pembelajaran yang terpusat pada guru
(teacher centred). Hal tersebut terlihat dari keseluruhan proses yang
dilakukan, dimana pembelajaan fiqih cenderung didominasi oleh guru.
Metode pembelajaran yang diterapkan pun masih berupa metode
pembelajaran konvensional, yaitu metode ceramah dan tanya jawab.
Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran akan terlihat hanya ketika guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Hal tersebut menyebabkan sebagian besar siswa mengalami kejenuhan
dalam belajar. Padahal, karakteristik sebagian besar siswa di kelas bersifat
aktif. Meskipun karakteristik sebagian besar siswa sama-sama aktif, namun
terlihat bahwa karakteristik siswa kelas VIII/E jauh lebih aktif jika
dibandingkan dengan kelas lain. Siswa kelas VIII/E cenderung sulit diatur
dan dikendalikan.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan, disertai
dengan pertimbangana atas saran dan masukan yang diberikan oleh guru bidang
36
studi fiqih, maka peneliti memutuskan untuk melakukan kegiatan penelitian di
kelas VIII/E.
B. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus ini dimulai dengan mengidentifikasi
permasalahan yang terdapat disekolah. Kemudian menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan Lembar Kerja
Siswa (LKS). Selanjutnya RPP yang telah dibuat didiskusikan dengan guru
kolaborator serta sehubungan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan soal test awal (pretest) dan soal test
akhir (postest), membuat instrumen penelitian, membuat lembar observasi
siswa, membuat lembar observasi guru, dan catatan lapangan.
Penelitian dilaksanakan di kelas VIII/E yang berjumlah 38 siswa , siswa
di bentuk menjadi 6 kelompok dengan jumlah masing-masing anggota
kelompok berjumlah 6-7 orang. Penentuan kelompok dilakukan secara
bersama-sama oleh guru agar tercipta kerjasama dan tidak saling iri.
Pengelompokan ini dipergunakan pada saat siswa melakukan diskusi
kelompok pada saat diskusi berlangsung di dalam kelas.
Pada tahap ini, peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan
menggunakan model problem based learning dalam proses pelaksanaannya
mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Tahap Pelaksanaan
Siklus pertama ini dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu dua kali
pertemuan. Pertemuan pertama yaitu mengerjakan soal test awal (pretest)
yang diikuti 38 siswa guna untuk menyiapkan siswa dalam proses belajar.
Setelah mengadakan pretest, dilanjutkan dengan membahas materi tentang
ketentuan-ketentuan zakat fitrah. Sedangkan pelaksanaan posttest dilakukan
37
pada akhir pertemuan yang kedua. Langkah-langkah tindakan pada siklus I
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Sintaks Problem Based Learning Siklus I
Fase Aktivitas
Fase 1
Mengorientasikan
siswa pada masalah
Fase ini terlaksana dalam kegiatan inti berupa
eksplorasi yang ada di dalam RPP, yakni guru
menjelaskan tentang model Problem Based Learning
terhadap siswa. Guru memotivasi siswa agar ikut aktif
dalam diskusi pemecahan masalah. Selain itu guru
juga sudah menyiapkan logistik yang diperlukan
berupa LKS contoh kasus yang harus dikerjakan setiap
kelompok diskusi, serta lembar observasi aktifitas
siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan
model Problem Based Learning.
Fase 2
Mengorganisasi
siswa untuk belajar
Di kegiatan inti berupa elaborasi, guru membagi siswa
menjadi beberapa kelompok untuk mengorganisir
siswa dalam proses diskusi.
Fase 3
Membimbing
penyelidikan
individu maupun
kelompok
Setelah LKS contoh kasus telah dibagikan pada setiap
kelompok siswa, guru berkeliling mengamati setiap
kelompok serta mempersilahkan siswa bertanya
tentang soal diskusi yang kurang dimengerti.
Fase 4
Mengembangkan
dan menyajikan
laporan
Siswa dituntut untuk membuat laporan berupa
jawaban-jawaban dari contoh kasus yang telah
diberikan. Dalam kegiatan inti yaitu konfirmasi,
masing-masing kelompok diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.
Fase 5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
Setelah semua kelompok mempresentasikan jawaban
dari contoh kasus yang telah diberikan, guru beserta
seluruh siswa bersama-sama menganalisis apakah
38
pemecahan masalah jawaban yang telah dipresentasikan sudah benar.
Ketika ditemukan jawaban yang kurang pas atau salah
guru meluruskan dan memberikan penjelasan materi
agar siswa mengerti pemecahan masalah dari contoh
kasus tersebut. Dengan begitu secara tidak langsung,
siswa telah menerima materi pelajaran tanpa merasa
bosan dengan guru yang hanya menerangkan materi
saja.
3. Tahap Pengamatan
a. Hasil Observasi Aktifitas Guru
Observasi dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar mata
pelajaran fiqih dengan menggunakan problem based learning pada materi
zakat fitrah. Pengamatan dilakukan oleh observer (guru bidang studi fiqih)
dengan mencatat seluruh keadaan di ruang kelas dengan berbagai aktifitas
yang dilakukan guru selama proses pembelajaran. Hasil observasi aktifitas
guru dimuat dalam lampiran 17. Pada pertemuan I didapatkan hasil
presentase 84% sedangkan pada pertemuan II didapatkan hasil presentase
94% sehingga pada siklus I didapatkan rata-rata presentase 89%. Hal
tersebut menunjukkan kesesuaian cara mengajar guru dalam menerapkan
model problem based learning pada proses pembelajaran dengan kategori
sangat baik.
b. Hasil Observasi Aktifitas Siswa
Observasi dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar mata
pelajaran fiqih dengan menggunakan problem based learning pada materi
zakat fitrah. Pengamatan dilakukan oleh observer (guru bidang studi fiqih)
dengan mencatat seluruh keadaan di ruang kelas dengan berbagai aktifitas
yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Hasil observasi
aktifitas siswa dimuat dalam lampiran 18. Pada pertemuan I didapatkan
hasil presentase 67,5% sedangkan pada pertemuan II didapatkan hasil
presentase 92,5% sehingga pada siklus I didapatkan rata-rata presentase
39
80%. Hal tersebut menunjukkan kesesuaian cara mengajar guru dalam
menerapkan model problem based learning pada proses pembelajaran
dengan kategori baik.
Gambar 4.1 Gambar 4.2
Aktivitas Diskusi Siswa Siklus I Aktivitas Presentasi Hasil
Diskusi Siklus I
c. Catatan Lapangan
Pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dimuat dalam
catatan lapangan yang ada pada lampiran 19. Berdasarkan hasil catatan
lapangan, aktifitas siswa masih didapatkan hasil yang kurang maksimal.
Hal ini dikarenankan beberapa sebab, diantaranya siswa masih belum
mengenal guru, belum mengerti serta belum terbiasa dengan model
problem based learning.
d. Wawancara
Setelah selesai menerapkan model problem based learning pada
siklus I, wawancara pun dilakukan dengan guru bidang studi fiqih. Dari
hasil wawancara didapatkan kesimpulan bahwa masih banyak kekurangan
dalam pelaksanaan model problem based learning pada siklus I
diantaranya siswa masih ada yang bercanda saat diskusi kelompok, siswa
juga masih belum berani dalam memaparkan hasil diskusi kelompok.
Selain itu dari pihak guru juga belum bisa mengendalikan siswa.
e. Hasil Belajar
40
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dari aspek kognitif
siswa pada siklus I dilakukan tes hasil belajar siswa. Adapun hasil dari tes
hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Tes Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
Pretest Posttest N-Gain
Jumlah 1112 2800 23,61716
Rata-rata 29,26316 73,68421 0,621504
Pada siklus I, sebelum dilakukan tindakan mendapatkan skor rata-
rata 29,26. Namun skor rata-rata meningkat menjadi 73,68 setelah
dilakukan tindakan. Untuk mengetahui tingkat efektifitas penerapan
tindakan dalam penelitian tindakan kelas pada siklus I, maka data skor
siswa di analisis dengan N-Gain. Dari selisih skor rata-rata pretest dan
rata-rata posttest didapatkan nilai N-Gain sebesar 0,62 dengan kategori
sedang (g sedang : 0,70 > (g) > 0,3). Tabel skor N-Gain siswa siklus I
dipaparkan secara lengkap pada lampiran 15. Namun hasil posttest siklus I
hanya mencapai 60,52% siswa yang mencapai KKM dan belum memenuhi
indikator keberhasilan dimana 75% siswa harus mencapai nilai KKM.
Tabel ketuntasan siswa dalam mencapai KKM untuk siklus I terdapat pada
lampiran 13.
4. Tahap Refleksi
Berdasarkan analisis hasil observasi, catatan lapangan serta wawancara
ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus I dan diperlukan
tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Hal tersebut dijelaskan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3 Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Siklus I
Kekurangan Perbaikan
Perhatian siswa belum fokus di kelas Guru memberikan ice breaking untuk
memfokuskan perhatian siswa
Siswa gaduh dalam pembagian Guru memberikan batas waktu
41
kelompok pembagian kelompok serta ikut
mengatur pembagian kelompok agar
cepat, tenang dan rapi
Siswa tidak mengerti dengan soal-
soal LKS berbasis masalah
Mengelilingi setiap kelompok serta
memberikan pengarahan
Masih banyak siswa yang tampak
bercanda dan mengobrol saat diskusi
dengan teman sekelompok
Mendatangi kelompok yang bercanda
dan mengobrol
Siswa masih malu-malu dan tidak
mau menyampaikan hasil diskusi di
depan kelas
Guru memberikan motivasi agar
siswa bersemangat untuk berlomba-
lomba menyampaikan hasil diskusi
C. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II ini dimulai dengan menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan Lembar
Kerja Siswa (LKS), sedangkan materi yang diajarkan pada siklus II ini adalah
zakat mal. Selanjutnya RPP yang telah dibuat didiskusikan dengan guru
kolaborator serta sehubungan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan soal test awal (pretest) dan soal test
akhir (postest), membuat instrumen penelitian, membuat lembar observasi
siswa, membuat lembar observasi guru, dan catatan lapangan.
2. Tahap Pelaksanaan
Siklus kedua ini dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu dua kali
pertemuan. Pertemuan pertama sesuai dengan rencana yaitu dengan
mengadakan soal test awal (pretest) yang diikuti 38 siswa guna untuk
menyiapkan siswa dalam proses belajar. Setelah mengadakan pretest,
dilanjutkan dengan membahas materi tentang ketentuan-ketentuan zakat mal.
Sedangkan pelaksanaan postest dilakukan pada akhir pertemuan yang kedua.
42
Langkah-langkah tindakan pada siklus I disajikan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada lampiran 2.
Tabel 4.4 Sintaks Problem Based Learning Siklus II
Fase Aktivitas
Fase 1
Mengorientasikan
siswa pada masalah
Fase ini terlaksana dalam kegiatan inti berupa
eksplorasi yang ada di dalam RPP, yakni guru
menjelaskan tentang model Problem Based Learning
terhadap siswa. Guru memotivasi siswa agar ikut aktif
dalam diskusi pemecahan masalah. Selain itu guru
juga sudah menyiapkan logistik yang diperlukan
berupa LKS contoh kasus yang harus dikerjakan setiap
kelompok diskusi, serta lembar observasi aktifitas
siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan
model Problem Based Learning.
Fase 2
Mengorganisasi
siswa untuk belajar
Di kegiatan inti berupa elaborasi, guru membagi siswa
menjadi beberapa kelompok untuk mengorganisir
siswa dalam proses diskusi.
Fase 3
Membimbing
penyelidikan
individu maupun
kelompok
Setelah LKS contoh kasus telah dibagikan pada setiap
kelompok siswa, guru berkeliling mengamati setiap
kelompok serta mempersilahkan siswa tentang soal
diskusi yang kurang dimengerti.
Fase 4
Mengembangkan
dan menyajikan
laporan
Siswa dituntut untuk membuat laporan berupa
jawaban-jawaban dari contoh kasus yang telah
diberikan. Dalam kegiatan inti yaitu konfirmasi,
masing-masing kelompok diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.
Fase 5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
Setelah semua kelompok mempresentasikan jawaban
dari contoh kasus yang telah diberikan, guru beserta
seluruh siswa bersama-sama menganalisis apakah
43
pemecahan masalah jawaban yang telah dipresentasikan sudah benar.
Ketika ditemukan jawaban yang kurang pas atau salah
guru meluruskan dan memberikan penjelasan materi
agar siswa mengerti pemecahan masalah dari contoh
kasus tersebut. Dengan begitu secara tidak langsung,
siswa telah menerima materi pelajaran tanpa merasa
bosan dengan guru yang hanya menerangkan materi
saja.
3. Tahap Pengamatan
a. Hasil Observasi Aktifitas Guru
Kegiatan guru selama proses pembelajaran diamati dengan
menggunakan lembar observasi. Hasil observasi aktifitas guru diuraikan
pada lampiran 17. Pada pertemuan III didapatkan hasil presentase 96%
kemudian pada pertemuan IV juga didapatkan hasil presentase 96%
sehingga pada siklus II didapatkan rata-rata presentase 96%. Hal tersebut
menunjukkan kesesuaian cara mengajar guru dalam menerapkan model
problem based learning pada proses pembelajaran dengan kategori sangat
baik.
b. Hasil Observasi Aktifitas Siswa
Hasil observasi aktifitas siswa diuraikan pada lampiran 18. Pada
pertemuan III didapatkan hasil presentase 87,5% kemudian pada
pertemuan IV didapatkan hasil presentase 97,5% sehingga pada siklus II
didapatkan rata-rata presentase 92,5%. Hal tersebut menunjukkan
kesesuaian cara mengajar guru dalam menerapkan model problem based
learning pada proses pembelajaran dengan kategori sangat baik.
Presentase pada pertemuan III mengalami penurunan dibanding dengan
pertemuan II, namun pada pertemuan IV kembali mengalami peningkatan
aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan problem
based learning.
44
Gambar 4.3 Gambar 4.4
Aktivitas Diskusi Siswa Siklus II Aktivitas Presentasi Hasil
Diskusi Siklus II
c. Catatan Lapangan
Pengamatan selama proses pembelajaran siklus II berlangsung
dimuat dalam catatan lapangan yang ada pada lampiran 20. Berdasarkan
hasil catatan lapangan aktifitas siswa sudah jauh meningkat, tampaknya
mereka sudah mulai mengerti dan terbiasa dengan model problem based
learning.
d. Wawancara
Setelah selesai menerapkan model problem based learning pada
siklus II, wawancara pun dilakukan dengan guru bidang studi fiqih. Dari
hasil wawancara didapatkan kesimpulan bahwa pembelajaran fiqih dengan
model problem based learning sudah berjalan dengan baik.
e. Hasil Belajar
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dari aspek kognitif
siswa pada siklus II dilakukan tes hasil belajar siswa. Adapun hasil dari tes
hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Tes Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
Pretest Posttest N-Gain
Jumlah 1812 3268 28,56074
Rata-rata 47,68421 86 0,751598
45
Pada siklus II, sebelum dilakukan tindakan mendapatkan skor rata-
rata 47,68. Namun skor rata-rata meningkat menjadi 86 setelah dilakukan
tindakan. Untuk mengetahui tingkat efektifitas penerapan tindakan dalam
penelitian tindakan kelas pada siklus II, maka data skor siswa di analisis
dengan N-Gain. Dari selisih skor rata-rata pretest dan rata-rata posttest
didapatkan nilai N-Gain sebesar 0,75 dengan kategori tinggi (g tinggi :
nilai (g) > 0,70). Tabel skor N-Gain siswa siklus II dipaparkan secara
lengkap pada lampiran 16. Tes posttest siklus II telah mencapai
keberhasilan sebesar 86,84% siswa yang mencapai KKM dan sudah
memenuhi indikator keberhasilan sebesar 75%. Ketuntasan siswa dalam
mencapai KKM untuk siklus II terdapat pada lampiran 14.
4. Tahap Refleksi
Berdasarkan analisis hasil observasi, catatan lapangan serta wawancara
peran guru pada pembelajaran siklus II ini benar-benar tidak mendominasi
kelas seperti pada siklus I. Waktu banyak diberikan untuk siswa terlibat
langsung dalam pembelajaran. Siswa tampak lebih bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran karena termotivasi dengan masalah kehidupan
sehari-hari pada materi zakat. Siswa juga sudah mulai serius dan fokus dalam
mengikuti pembelajaran. Selain itu siswa sudah berani untuk tampil di depan
kelas memaparkan hasil diskusi kelompok.
D. Analisis Data dan Pembahasan
Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas yaitu dengan menerapkan model
problem based learning (PBL) pada materi zakat, hasil belajar fiqih siswa
meningkat khususnya dalam materi zakat. Pada siklus I terjadi peningkatan nilai
rata-rata dari pretest 29,26 menjadi 73,68 nilai rata-rata posttest. Hal ini mungkin
disebabkan siswa masih belum mengerti bagaimana langka-langkah pembelajaran
problem based learning yang baru mereka dapatkan. Selama proses pembelajaran
guru bidang studi belum pernah menerapkan model pembelajaran seperti ini.
Sehingga siswa merasa kebingungan dan sulit untuk beradaptasi dengan proses
46
pembelajaran baru. Pada hasil belajar kognitif siklus I, jumlah siswa yang
mencapai nilai KKM yaitu sebanyak 23 siswa dan jumlah siswa yang tidak
mencapai KKM sebanyak 15 siswa. Ada kemungkinan siswa yang belum
mencapai KKM ini disebabkan belum bisa menangkap atau menerima dengan
baik model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Skor N-gain yang didapatkan
pada siklus I sebesar 0,62 dengan kategori sedang.
Pada siklus II peningkatan nilai rata-rata pretest 47,68 menjadi 86 nilai rata-
rata posttest. Siswa yang mencapai KKM pada siklus II yaitu 33 siswa dan 5
siswa yang tidak mencapai KKM. Skor N-gain dari siklus I ke siklus II
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dengan skor N-gain di
siklus I 0,62 sedangkan menjadi 0,75 dengan kategori tinggi untuk siklus II.
Diagram 4.5 Persentase Hasil Belajar Siswa
Aktifitas siswa pada siklus I telah menunjukkan rata-rata keterlaksanaan
langkah-langkah model problem based learning dengan kategori baik sebesar
80%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian tindakan dengan menerapkan model
problem based learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat
langsung dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, siswa masih kurang
memunculkan tahap mengembangkan dan menyajidakan laporan serta tahap
mengevaluasi proses pemecahan masalah. Siswa belum terlatih dalam
47.68
86
86,84%
0.75
29.26
73.68
60,52%
0.62
NILAI RATA-RATAPRETEST
NILAI RATA-RATA POSTTEST
PENCAPAIAN KKM
N-GAIN
Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa
SIKLUS I SIKLUS II
47
kemandirian belajar atau selalu mengandalkan guru untuk mengungkapkan suatu
konsep dari suatu permasalahan.
Peningkatan siklus II pula ditunjukkan dengan data observasi siswa yang
menunjukkan terlaksananya langkah-langkah problem based learning diantaranya
yaitu orientasi siswa pada masalah, pengorganisasikan siswa untuk belajar,
penyelidikan kelompok, pengembangkan dan penyajikan laporan, dan
pengevaluasi proses pemecahan masalah. Sehingga dihasilkan rata-rata
keterlaksanaan langkah-langkah problem based learning dari siklus I dan siklus II
yaitu dari katgori baik (80%) menjadi sangat baik (92,5%).
Diagram 4.6 Persentase Aktifitas Siswa
Untuk diagram aktifitas guru dalam menerapkan model problem based
learning di kelas adalah sebagai berikut:
Diagram 4.7 Persentase Aktifitas Guru
70% 75% 80% 85% 90% 95%
SIKLUS I
SIKLUS II
Diagram Persentase Aktifitas Siswa
80% 82% 84% 86% 88% 90% 92% 94% 96% 98%
SIKLUS I
SIKLUS II
Diagram Persentase Aktifitas Guru
48
Diagram menunjukan adanya hasil presentase kegiatan guru yang diperoleh
pada siklus I dengan menerapkan model problem based learning sebesar 86%
dengan kategori sangat baik, sedangkan hasil persentase kegiatan guru yang
diperoleh pada siklus II sebesar 96%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
peningkatan kegiatan guru pada siklus I dan siklus II dalam menerapkan model
problem based learning.
Penerapan model problem based learning yang berkelanjutan dalam dua
siklus telah menunjukkan peningkatan pada setiap aspek langkah-langkah
problem based learning. Bila dianalisis setiap aspeknya, maka tiap-tiap aspek
telah menunjukkan peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua, dan pada
siklus kedua semua aspek telah menunjukkan kategori baik. Hal ini berarti siswa
telah mengalami perubahan dalam belajar dan memahami suatu konsep dengan
baik pula.
Selain itu, berdasarkan dari hasil wawancara siswa telah memberikan
tanggapan-tanggapan yang positif terhadap pembelajaran yang telah diterapkan
karena siswa diberikan pembelajaran secara langsung dan aktif serta diberi
kesempatan untuk mengungkapkan gagasan-gagasan baru dalam menyajikan hasil
karya penyelesaian masalah selama proses belajar mengajar yang berlangsung di
kelas. Sehingga pembelajaran pun terasa menyenagkan dan tidak membosankan.
Dari penjelasan di atas, menunjukkan bahwa penerapan model problem
based learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung,
aktif, mandiri, kreatif, berpikir kritis selama pembelajaran serta pembentukan
suatu konsep yang real dan sistematis. Sehingga pembelajaran mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan dan meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena
itu, melalui model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran fiqih untuk materi zakat.
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah sebuah
model pembelajaran yang memanfaatkan masalah yang nyata, dengan tujuan
mempersiapkan dan membiasakan siswa menghadapi masalah yang akan dihadapi
dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah
diuraikan dapat disimpulkan penerapan model problem based learning pada
materi zakat dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Al-Ihsan
Pondok Gede. Peningkatan tersebut terlihat dari nilai rata-rata posttest siklus I
yaitu 73,68 dengan nilai ketuntasan mencapai 60,52%. Sedangkan nilai rata-rata
posttest siklus II yaitu 86 dengan nilai ketuntasan mencapai 86,84%. Dengan
demikian penerapan model problem based learning dianggap berhasil dalam
meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi zakat karena telah mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga penelitian ini tidak perlu
dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Selain itu beberapa hal yang bisa disimpulkan berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan yang telah diuraikan sebagai berikut:
1. Penggunaan model problem based learning mampu meningkatkan aktifitas
belajar siswa.
2. Penggunaan model problem based learning mampu meningkatkan prosentase
jumlah siswa yang tuntas belajar.
3. Model problem based learning membuat siswa lebih mudah memahami
materi zakat.
4. Melihat keberhasilan penerapan model problem based learning sebagaimana
di atas, guru merasa tertantang untuk lebih inovatif dan kreatif dalam setiap
kegiatan pembelajaran.
50
B. Saran
Agar pelaksanaan model problem based learning dapat mencapai hasil
yang optimal maka terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan,
diantaranya:
1. Guru dapat mengembangkan model problem based learning yang tidak hanya
mengembangkan kemampuan kognitif siswa akan tetapi juga meningkatkan
dan melatih kemampuan berpikir siswa.
2. Guru diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan model problem
based learning dengan baik di dalam kelas. Hal ini dapat dilakukan apabila
guru siap dengan segala fasilitas yang dibutuhkan untuk model problem
based learning.
3. Siswa hendaknya bisa lebih aktif serta kondusif dalam diskusi kelompok.
51
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, Robiatul. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di
SMP Islam Al-Fatah Jakarta Utara. Jakarta: FITK UIN, 2011
Ahmadi, Iif Khoiru dkk. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: PT
Prestasi Pustaka, 2011
Amir, M. Taufiq. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,
Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan.
Jakarta: Kencana, 2010
Astuti, Lin Suciani. Peningkatan Hasil Belajar Konsep Kesetimbangan Kimia
Melalui Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning). Jakarta:
FITK UIN, 2011
Daradjat, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
Aksara, 1995
Depag R. GBPP MTs Mata Pelajaran Fikih. Dirjen Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam, 1993
Departemen Agama Republik Indonesia. al-Qur’an dan Terjemahan. Semarang:
CV Adi Grafika, 1994
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2002
E. Mulyasa. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2009
-----. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006
Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2010
Mudlofir, Ali. Aplikasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Bahan
Ajar dalam Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pres, 2011
Paizaluddin dan Ermalinda. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Bandung: Alfabeta, 2013
52
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi pendidikan Agama Islam dan Baasa
Arab di Madrasah. Jakarta: Bp. Mediatama Pustaka Mandiri, 2009
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009
Redaksi Sinar Grafika. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No.
20 Tahun 2003). Jakarta: Sinar Grafika, 2011
Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011
Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group, 2010
-----. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana, 2009
Santoso, Slamet Imam. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Universitas Indonesia
Press, 1987
Shihab, M. Quraisy. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1994
Siregar, Eveline dan Hertini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia, 2010
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta, 2003
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006
Susanti, Afriani. “Siswa hanya Fokus Menghafal”. http://m.okezone.com. Jakarta.
5 Mei 2016
Suwarna. Pengajarnan Mikro Pendekatan Praktis Menyiapkan Pendidikan
Profesional. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006
Syafi’i, Nabila. Pengaruh metode Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil
Belajar Kimia pada Pembelajaran Kimia Terintegrasi Nilai. Jakarta: FITK
UIN, 2011
Syah, Muhibin. Psikologi Pendidikan dan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004
53
Syaifuddin, Amir. Ushul Fiqih Jilid I. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011
Tim Penyususn Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka: 1998
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta: Kencana,
2010
Yamin, Martinis. Strategi dan Metode dalam Pembelajaran. Jakarta: GP Press
Group, 2013
54
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Nama Madrasah : MTs Al-Ihsan
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : VIII/1
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2 x pertemuan)
Standar Kompetensi : Melaksanakan tata cara zakat
Kompetensi Dasar :
1. Menjelaskan ketentuan zakat fitrah
2. Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat fitrah
3. Mempraktikkan pelaksanaan zakat fitrah
Indikator :
1. Menjelaskan pengertian zakat
2. Menyebutkan macam-macam zakat
3. Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan dalilnya
4. Menjelaskan hukum zakat fitrah
5. Menyebutkan syarat zakat fitrah
6. Menjelaskan waktu mengeluarkan zakat fitrah
7. Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat fitrah
8. Mempraktikkan pelaksanaan zakat fitrah
Tujuan Pencapaian :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian zakat
2. Siswa dapat menyebutkan macam-macam zakat
3. Siswa dapat menjelaskan pengertian zakat fitrah dan dalilnya
4. Siswa dapat menjelaskan hukum zakat fitrah
5. Siswa dapat menyebutkan syarat zakat fitrah
6. Siswa dapat menjelaskan waktu mengeluarkan zakat fitrah
7. Siswa dapat menjelaskan orang yang berhak menerima zakat fitrah
8. Siswa dapat mempraktikkan pelaksanaan zakat fitrah
55
Materi : Zakat Fitrah
Sumber/Alat Pembelajaran :
al-Qur’an terjemah, buku paket fikih cetakan ntimedia, buku LKS al-Hikmah,
LKS contoh kasus.
Metode Pembelajaran :
Problem Based Learning, Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan
Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
No Uraian Kegiatan Waktu
A. Kegiatan Awal
1. Mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan berdoa sebagai
implementasi nilai religious
2. Pengkodisian kelas dan mengabsen siswa sebagai nilai
disiplin
3. Penyampaian tujuan pembelajaran
10
menit
B. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1. Guru memberikan uji tes sebelum pembelajaran (pretest)
kepada siswa
2. Guru menjelaskan kepada siswa tentang model Problem
Based Learning
3. Siswa mendengarkan penjelasan guru
b. Elaborasi
1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
2. Guru memberikan soal atau permasalahan (LKS) kepada
setiap kelompok untuk didiskusikan
3. Siswa berdiskusi berdasarkan masalah yang diberikan
c. Konfirmasi
1. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya dan ditanggapi oleh guru dan
15
menit
30
menit
15
menit
56
kelompok lain
2. Bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran
C. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
kinerjanya bagus
2. Guru memberi tugas untuk membaca materi selanjutnya
10
menit
Pertemuan II
No Uraian Kegiatan Waktu
A. Kegiatan Awal
1. Mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan berdoa sebagai
implementasi nilai religious
2. Pengkodisian kelas dan mengabsen siswa sebagai nilai
disiplin
3. Penyampaian tujuan pembelajaran
10
menit
B. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1. Guru menjelaskan kepada siswa tentang model Problem
Based Learning
2. Siswa mendengarkan penjelasan guru
b. Elaborasi
1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
2. Guru memberikan soal atau permasalahan (LKS) kepada
setiap kelompok untuk didiskusikan
3. Siswa berdiskusi berdasarkan masalah yang diberikan
c. Konfirmasi
1. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya dan ditanggapi oleh guru dan
kelompok lain
2. Bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan
10
menit
30
menit
15
menit
57
pembelajaran
C. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
kinerjanya bagus
2. Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran
(posttest)
3. Guru memberi tugas untuk membaca materi selanjutnya
15
menit
Penilaian
Indikator Jenis
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
1. Menjelaskan pengertian zakat
2. Menyebutkan macam-macam zakat
3. Menjelaskan pengertian zakat fitrah
dan dalilnya
4. Menjelaskan hukum zakat fitrah
5. Menyebutkan syarat zakat fitrah
6. Menjelaskan waktu mengeluarkan
zakat fitrah
7. Menjelaskan orang yang berhak
menerima zakat fitrah
8. Mempraktikkan pelaksanaan zakat
fitrah
Tes Tulis
Pilihan
Ganda
Lembar
Kerja
Siswa
Contoh
Kasus
Terlampir
Bekasi, 7 November 2014
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Fiqih Mahasiswa
Jayadi, S.Pd.I Muhannimah
58
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Nama Madrasah : MTs Al-Ihsan
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : VIII/1
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2 x pertemuan)
Standar Kompetensi : Melaksanakan tata cara zakat
Kompetensi Dasar :
1. Menjelaskan ketentuan zakat mal
2. Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat mal
3. Mempraktikkan pelaksanaan zakat mal
Indikator :
1. Menjelaskan pengertian zakat mal dan dalilnya
2. Menjelaskan hukum zakat mal
3. Menyebutkan syarat zakat mal
4. Menyebutkan macam-macam harta yang wajib dizakati
5. Menjelaskan nisab zakat mal
6. Menjelaskan haul zakat mal
7. Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat mal
8. Mempraktikkan pelaksanaan zakat mal
Tujuan Pencapaian :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian zakat mal dan dalilnya
2. Siswa dapat menjelaskan hukum zakat mal
3. Siswa dapat menyebutkan syarat zakat mal
4. Siswa dapat menyebutkan macam-macam harta yang wajib dizakati
5. Siswa dapat menjelaskan nisab zakat mal
6. Siswa dapat menjelaskan haul zakat mal
7. Siswa dapat menjelaskan orang yang berhak menerima zakat mal
8. Siswa dapat mempraktikkan pelaksanaan zakat mal
59
Materi : Zakat Mal
Sumber/Alat Pembelajaran :
al-Qur’an terjemah, buku paket fikih cetakan Intimedia, buku LKS al-Hikmah,
LKS contoh kasus
Metode Pembelajaran :
Problem Based Learning, Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan
Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
No Uraian Kegiatan Waktu
A. Kegiatan Awal
1. Mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan berdoa sebagai
implementasi nilai religious
2. Pengkodisian kelas dan mengabsen siswa sebagai nilai
disiplin
3. Penyampaian tujuan pembelajaran
10
menit
B. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1. Guru memberikan uji tes sebelum pembelajaran (pretest)
kepada siswa
2. Guru menjelaskan kepada siswa tentang model Problem
Based Learning
3. Siswa mendengarkan penjelasan guru
b. Elaborasi
1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
2. Guru memberikan soal atau permasalahan (LKS) kepada
setiap kelompok untuk didiskusikan
3. Siswa berdiskusi berdasarkan masalah yang diberikan
c. Konfirmasi
1. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya dan ditanggapi oleh guru dan kelompok lain
15
menit
30
menit
15
menit
60
2. Bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran
C. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
kinerjanya bagus
2. Guru memberi tugas untuk membaca materi selanjutnya
10
menit
Pertemuan II
No Uraian Kegiatan Waktu
A. Kegiatan Awal
1. Mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan berdoa sebagai
implementasi nilai religious
2. Pengkodisian kelas dan mengabsen siswa sebagai nilai
disiplin
3. Penyampaian tujuan pembelajaran
10
menit
B. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1. Guru menjelaskan kepada siswa tentang model Problem
Based Learning
2. Siswa mendengarkan penjelasan guru
b. Elaborasi
1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
2. Guru memberikan soal atau permasalahan (LKS) kepada
setiap kelompok untuk didiskusikan
3. Siswa berdiskusi berdasarkan masalah yang diberikan
c. Konfirmasi
1. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya dan ditanggapi oleh guru dan kelompok lain
2. Bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran
10
menit
30
menit
15
menit
C. Kegiatan Akhir 10
61
1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
kinerjanya bagus
2. Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran
(posttest)
3. Guru memberi tugas untuk membaca materi selanjutnya
menit
Penilaian
Indikator Jenis
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
1. Menjelaskan pengertian zakat mal
dan dalilnya
2. Menjelaskan hukum zakat mal
3. Menyebutkan syarat zakat mal
4. Menyebutkan macam-macam harta
yang wajib dizakati
5. Menjelaskan nisab zakat mal
6. Menjelaskan haul zakat mal
7. Menjelaskan orang yang berhak
menerima zakat mal
8. Mempraktikkan pelaksanaan zakat
mal
Tes Tulis
Pilihan
Ganda
Lembar
Kerja
Siswa
Contoh
Kasus
Terlampir
Bekasi, 21 November 2014
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Fiqih Mahasiswa
Jayadi, S.Pd.I Muhannimah
62
Lampiran 3
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I
Pertemuan ke- : 1
Materi Pokok : Zakat Fitrah
Kelompok :
1. _________________________ 5. _________________________
2. _________________________ 6. _________________________
3. _________________________ 7. _________________________
4. _________________________ 8. _________________________
Kasus
1. Menjelang hari raya Idul Fitri, SMP Negeri 19 biasa melaksanakan kegiatan
membayar zakat di sekolah. Samuel salah satu siswa kelas VII yang
beragama Kristen ternyata ikut membawa beras seperti teman muslim yang
lain dengan maksud membayar zakat juga. Bagaimana hukum Samuel
membayar zakat? Berikan alasan dan jelaskan!
2. Pak Rudi adalah seorang kakek yang sudah berusia 75 tahun. Pada malam
takbir hari raya Idul Fitri, tepatnya pukul 21.00 WIB kondisi Pak Rudi kritis
sehingga harus masuk rumah sakit. Tak lama setelah dokter menangani Pak
Rudi, beliau meninggal dunia. Apakah Pak Rudi tetap harus membayar zakat?
Berikan alasan dan jelaskan!
3. Pada tanggal 7 Ramadhan, keluarga Syarif pergi ke Masjid Istiqlal untuk
membayarkan zakat fitrah pada amil zakat. Bagaimana hukumnya membayar
zakat fitrah pada waktu tersebut? Berikan alasan dan jelaskan!
63
Lampiran 4
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I
Pertemuan ke- : 2
Materi Pokok : Zakat Fitrah
Kelompok :
1. _________________________ 5. _________________________
2. _________________________ 6. _________________________
3. _________________________ 7. _________________________
4. _________________________ 8. _________________________
Kasus
1. Haji Syihab memiliki keluarga besar yang terdiri dari 2 orang tua, 1 isteri, dan
4 anak. Pada akhir bulan Ramadhan, Haji Syihab akan mengeluarkan zakat
fitrah untuk keluarganya. Berapa banyak zakat fitrah yang harus dikeluarkan
oleh Haji Syihab untuk semua anggota keluarganya?
2. Keluarga Pak Dadang mengeluarkan zakat pada akhir bulan Ramadhan
dengan langsung memberikan kepada fakir miskin yang ada di sekitar
rumahnya. Sedangkan keluarga Pak Dudung mengeluarkan zakat pada akhir
bulan Ramadhan dengan menyerahkan kepada amil zakat (pengurus zakat)
yang ada di mushola dekat rumahnya. Bagaimana pendapat kalian tentang hal
ini?
64
Lampiran 5
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II
Pertemuan ke- : 3
Materi Pokok : Zakat Mal
Kelompok :
1. _________________________ 5. _________________________
2. _________________________ 6. _________________________
3. _________________________ 7. _________________________
4. _________________________ 8. _________________________
Kasus
1. Ibu Nurika menyimpan hartanya berupa perak selama dua tahun
a. Pada tahun pertama, peraknya mencapai 1500 gram, berapa zakat yang
harus dikeluarkan?
b. Karena suatu sebab, ditahun kedua Ibu Nurika menjual peraknya. Sisa
perak yang dimiliki menjadi 500 gram. Bagaimana zakatnya?
2. Pak Hari seorang peternak sukses, ia memiliki kambing sebanyak 55 ekor.
a. Berapa zakat yang harus dikeluarkan Pak Hari?
b. Pada tahun kedua, ternaknya menjadi 70 ekor, berapa zakat yang
dikeluarkan?
c. Pada tahun ketiga, kambing tinggal 35 ekor. Bagaimana zakatnya?
3. Dalam ketentuan zakat mal, hewan yang wajib dikeluarkan zakatnya ada 3
macam yaitu unta, sapi atau kerbau dan kambing. Apabila telah mencapai
nisab dan haul maka wajib untuk dikeluarkan zakatnya. Namun sekarang ini
banyak pula hewan jenis lain yang diternakan secara besar-besaran, misalnya
saja ikan. Bagaimana pendapat Kamu tentang hal ini?
65
Lampiran 6
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II
Pertemuan ke- : 4
Materi Pokok : Zakat Mal
Kelompok :
1. _________________________ 5. _________________________
2. _________________________ 6. _________________________
3. _________________________ 7. _________________________
4. _________________________ 8. _________________________
Kasus
1. Haji Ahmad seorang petani sukses. Ia memiliki lahan pertanian seluas 2
hektar. Dalam satu tahun ia dapat memanen padi sebanyak tiga kali. Pada
tahun ini, panen pertamanya mencapai 7 ton.
a. Berapakah zakat yang harus dikeluarkan oleh Haji Ahmad jika pengairan
sawahnya secara tadah hujan?
b. Pada panen kedua, Haji Ahmad memanen hasil sawahnya sebnayak 5 ton
dengan pengairan biaya irigasi. Berapa zakat yang harus dikeluarkan?
2. Istri Haji Faqih yang bernama ibu Aisyah memiliki simpanan emas sebanyak
350 gram. Ia ingin mengeluarkan zakatnya
a. Berapakah zakat yang harus dikeluarkan oleh ibu Aisyah?
b. Apabila satu gram tersebut dihargai Rp. 250.000, berapakah zakat yang
harus dikeluarkan jika dalam bentuk uang?
66
Lampiran 7
SOAL PRETEST DAN POSTTEST SIKLUS I
Nama :
No Absen :
Berilah tanda silang (X) salah satu huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
benar!
1. Berikut ini merupakan pengertian zakat secara bahasa, kecuali…
a. Harta c. bersih
b. berkah d. berkembang
2. Pengertian muzakki adalah…
a. orang yang menerima zakat c. orang yang mengelola zakat
b. orang yang membayar zakat d. orang yang membagikan zakat
3. Orang atau lembaga yang menerima dan mengelola zakat disebut…
a. amil zakat c. gharim
b. b. sabilillah d. ibnu sabil
4. Lanjutan penggalan ayat berikut adalah…
وأقيموا الصلوة واتوا ...
a. الزكوة c. الصيام
b. الحج d. اإلسلام
5. Zakat merupakan bagian dari…
a. rukun islam c. rukun iman
b. b. rukun ihsan d. rukun ijtihad
6. Macam-macam zakat terbagi atas…
a. islam dan ihsan c. qada dan qadar
b. halal dan haram d. fitrah dan mal
7. Zakat yang diperintahkan sebagai penyempurna puasa adalah zakat…
a. zakat fitrah c. zakat mal
b. b. zakat harta d. zakat turunan
8. Zakat fitrah disebut juga dengan zakat…
a. zakat diri c. zakat harta
67
b. zakat benda d. zakat hewan
9. Zakat fitrah seharusnya berupa…
a. pakaian c. makanan
b. bahan makanan pokok d. uang
10. Hukum mengeluarkan zakat fitrah yaitu…
a. fardu ‘ain c. sunah muakad
b. fardu kifayah d. mubah
11. Berikut ini yang tidak berkewajiban mengeluarkan zakat fitrah adalah…
a. anak kecil c. orang musyrik
b. orang merdeka d. budak
12. Zakat fitrah diberikan kepada golongan di bawah ini, kecuali…
a. fakir & miskin c. amil & muallaf
b. riqah gharim d. sabilillah & ibnu sabil
13. Di dalam al-Quran, perintah untuk berzakat selalu beriringan dengan
perintah…
a. Iman b. syahadat c. shalat d. haji
14. Zakat Fitrah dikeluarkan pada waktu…
a. bulan ramadhan c. hari raya Idul Adha
b. awal Ramadhan sampai Idul Fitri d. hari raya Idul Fitri
15. Berikut merupakan penggalan kalimat yang menjelaskan zakat fitrah,
kecuali…
a. dikeluarkan setelah shalat Idul Fitri
b. dikeluarkan sehubungan dengan hari raya Idul Fitri
c. dikeluarkan sebagai penyempurna puasa
d. dikeluarkan untuk membersihkan dir
16. Ukuran zakat fitrah yang harus dikeluarkan adalah…
a. 1 sha’ b. 1 dinar c. 1 wasaq d. 1 dirham
17. 1 sha’ sama dengan…
a. 2,5 kg b. 25 kg c. 5,2 kg d. 52 kg
18. Orang yang berhak menerima zakat disebut…
a. musta’in b. mustaqim c. mustahiq d. mustaqim
68
19. Waktu yang afdhal (sunah) untuk membayar zakat fitrah adalah…
a. tanggal 1 – akhir Ramadhan
b. terbenam matahari akhir Ramadhan – sebelum shalat subuh 1 Syawal
c. sesudah shalat subuh 1 Syawal – sebelum shalat Id
d. setelah shalat Id
20. Semenjak terbenam matahari akhir bulan Ramadhan sampai dengan sebelum
shalat subuh pada tanggal 1 Syawal adalah waktu pembayaran zakat fitrah
yang…
a. diperbolehkan c. disunahkan (afdhal)
b. diwajibkan d. tidak diperbolehkan
21. Pembayaran zakat setelah sholat Id dihukumi seperti…
a. shadaqah biasa c. zakat benda
b. zakat fitrah d. zakat mal
22. Cara pembayaran zakat bisa secara langsung kepada mustahiqnya atau
kepada…
a. panitia zakat c. penyalur zakat
b. amil zakat d. semua benar
23. Bayi yang lahir sebelum terbenam matahari hukumnya … membayar zakat
a. wajib b. sunah c. mubah d. haram
24. Orang yang meninggal setelah terbenam matahari akhir Ramadhan hukumnya
… membayar zakat
a. Haram b. mubah c. sunah d. wajib
25. Pengertian fakir untuk mustahiq zakat adalah…
a. orang yang mempunyai penghasilan, tetapi penghasilannya tidak
mencukupi kebutuhan sehari-hari
b. orang yang bertugas mengumpulkan dan membagi-bagikan zakat dari
muzakki
c. orang yang hidupnya sengsara, yang tidak mempunyai harta untuk
kehidupannya sehari-hari, dan tidak punya penghasilan sama sekali
d. orang yang baru masuk Islam, selama keadaan imannya masih lemah
69
Lampiran 8
KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST DAN POSTTEST
SIKLUS I
NO Jawaban NO Jawaban NO Jawaban
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
B
A
A
A
D
A
A
B
A
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
C
A
C
B
A
A
A
B
C
C
21
22
23
24
25
A
D
A
D
C
70
Lampiran 9
SOAL PRETEST DAN POSTTEST SIKLUS II
Nama :
No Absen :
Berilah tanda silang (X) salah satu huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
benar!
1. Zakat berupa harta yang wajib ditunaikan (dikeluarkan) bagi pemilik harta
setiap tahun sekali pengertian dari…
a. zakat mal c. zakat rikaz
b. zakat fitrah d. zakat tijarah
2. Hukum mengeluarkan zakat mal adalah…
a. Wajib b. haram c. mubah d. sunah
3. Dibawah ini adalah syarat wajib zakat mal, kecuali…
a. Budak b. haul c. nisab d. islam
4. Haul dalam zakat mal untuk menyebut…
a. setelah 1 tahun c. setelah 3 tahun
b. setelah 2 tahun d. setelah 4 tahun
5. Nisab berarti…
a. batasan jumlah harta c. batasan cara
b. batasan waktu d. batasan tempat
6. Berikut ini macam-macam harta yang wajib dizakati, kecuali…
a. perjudian c. perdagangan dan harta temuan
b. pertanian dan peternakan d. emas dan perak
7. 20 misqal sama dengan…gram emas
a. 93,6 b. 94,6 c. 95,6 d. 96,6
8. 20 dirham sama dengan…gram perak
a. 624 b. 625 c. 626 d. 627
9. Kadar zakat untuk emas dan perak adalah…
a. 2,5 % b. 25% c. 5,2 % d. 52%
10. Dibawah ini binatang ternak yang wajib dizakati, kecuali…
71
a. Unta b. Sapi/kerbau c. kambing d. ayam
11. Nisab kambing adalah…
a. 40 ekor b. 50 ekor c. 60 ekor d. 70 ekor
12. Nisab sapi/kerbau adalah…
a. 30 ekor b. 40 ekor c. 50 ekor d. 60 ekor
13. Nisab unta adalah…
a. 5 ekor b. 6 ekor c. 7 ekor d. 8 ekor
14. 5 wasaq dalam ketentuan pertanian sama dengan…
a. 750 kg b. 760 kg c. 770 kg d. 780 kg
15. Apabila penyiraman pertanian tanpa menggunakan biaya atau hanya
mengandalkan air hujan, maka kadar zakatnya adalah…
a. 10% b. 20% c. 30% d. 40%
16. Apabila penyiraman pertanian menggunakan biaya, maka kadar zakatnya
adalah…
a. 5% b. 6% c. 7% d. 8%
17. Nisab harta temuan sama dengan nisab…
a. Emas dan perak c. pertanian
b. Peternakan d. hasil tambang
18. Pengeluaran zakat 20% diperuntukkan bagi…
a. harta temuan c. pertanian
b. peternakan d. emas dan perak
19. Zakat perdagangan dan perniagaan, nisab dan kadar zakatnya sama dengan…
a. Emas dan perak c. pertanian
b. Peternakan d. hasil tambang
20. Mustahik zakat mal tercantum dalam…
a. QS at-Taubah: 60 c. QS at-Taubah: 62
b. QS at-Taubah: 61 d. QS at-Taubah: 63
21. Mustahik zakat mal ada … asnaf (golongan)
a. 8 b. 9 c. 10 d. 11
22. Orang yang bertugas membagi zakat yang juga termasuk mustahik zakat
adalah…
72
a. amil b. gharim c. sabilillah d. ibnu sabil
23. Diantara orang yang berhak menerima zakat adalah gharim, maksudnya
adalah orang yang…
a. banyak utang c. penghasilannya tidak cukup
b. baru masuk islam d. hidup serba kekurangan
24. Riqab dalam bahasa Indonesia disebut juga…
a. hamba sahaya c. panitia zakat
b. orang yang banyak utang d. orang yang baru masuk Islam
25. Di bawah ini adalah hikmah zakat bagi diri sendiri, kecuali…
a. menjadikan kemiskinan c. menumbuhkan rasa syukur
b. membersihkan diri dari harta d. mendekatkan diri kepada Allah
73
Lampiran 10
KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST DAN POSTTEST
SIKLUS II
NO Jawaban NO Jawaban NO Jawaban
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
B
A
A
D
A
A
A
A
A
A
21
22
23
24
25
A
A
A
A
A
SKOR DATA DIBOBOT=================
Jumlah Subyek = 32Jumlah butir = 25Bobot jwb benar = 1Bobot jwb salah = 0Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah)Nama berkas: D:\SKRIPSI\SIKLUS I.TXT
No Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1 A 24 1 0 24 24 2 I 24 1 0 24 24 3 D 23 2 0 23 23 4 AC 22 3 0 22 22 5 AD 20 5 0 20 20 6 G 19 6 0 19 19 7 X 16 9 0 16 16 8 K 15 10 0 15 15 9 AE 15 10 0 15 15 10 L 14 11 0 14 14 11 C 13 12 0 13 13 12 F 13 12 0 13 13 13 M 13 12 0 13 13 14 Y 13 12 0 13 13 15 Z 13 12 0 13 13 16 P 12 13 0 12 12 17 U 12 13 0 12 12 18 W 12 13 0 12 12 19 AB 12 13 0 12 12 20 B 11 14 0 11 11 21 H 11 14 0 11 11 22 J 11 14 0 11 11 23 O 11 14 0 11 11 24 Q 11 14 0 11 11 25 S 11 14 0 11 11 26 T 11 14 0 11 11 27 AA 11 14 0 11 11 28 N 10 15 0 10 10 29 E 5 20 0 5 5 30 R 4 21 0 4 4 31 V 4 21 0 4 4 32 AF 4 21 0 4 4
RELIABILITAS TES================
Rata2= 13,13Simpang Baku= 5,32KorelasiXY= 0,72Reliabilitas Tes= 0,83Nama berkas: D:\SKRIPSI\SIKLUS I.TXT
No.Urut Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 A 12 11 23 2 B 6 4 10 3 C 6 6 12 4 D 10 12 22 5 E 2 3 5 6 F 7 6 13 7 G 9 10 19 8 H 3 8 11 9 I 11 12 23 10 J 6 4 10 11 K 6 8 14 12 L 6 7 13 13 M 6 6 12 14 N 4 6 10
15 O 4 7 11 16 P 7 4 11 17 Q 5 5 10 18 R 1 3 4 19 S 5 6 11 20 T 7 4 11 21 U 5 7 12 22 V 4 0 4 23 W 6 6 12 24 X 8 7 15 25 Y 7 6 13 26 Z 5 8 13 27 AA 4 7 11 28 AB 4 7 11 29 AC 11 10 21 30 AD 9 10 19 31 AE 6 9 15 32 AF 2 1 3
Kel Unggul & Asor=================
Kelompok UnggulNama berkas: D:\SKRIPSI\SIKLUS I.TXT
No.Urut Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 A 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 I 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 D 23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 AC 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 AD 20 - 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 6 G 19 - 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 7 X 16 - - 1 1 1 1 1 - 1 1 - 8 K 15 - - 1 1 1 1 1 1 - - 1 9 AE 15 - - 1 1 1 1 1 - - - 1 Jml Jwb Benar 4 6 9 9 9 9 9 5 7 7 8
No.Urut Kode/Nama Subyek 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 A 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 I 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 3 D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 4 AC 1 1 1 1 1 1 - 1 1 - 1 - 5 AD 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 6 G 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 - 1 7 X 1 - 1 - 1 1 - 1 - - 1 1 8 K - 1 - - - 1 1 - 1 1 1 1 9 AE 1 - 1 1 1 1 1 1 - 1 - 1 Jml Jwb Benar 8 5 8 7 7 9 6 7 7 7 5 8
No.Urut Kode/Nama Subyek 24 25 1 A 1 1 2 I 1 1 3 D - 1 4 AC 1 1 5 AD - 1 6 G 1 - 7 X 1 1 8 K - 1 9 AE - - Jml Jwb Benar 5 7
Kelompok AsorNama berkas: D:\SKRIPSI\SIKLUS I.TXT
No.Urut Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Q 11 - - 1 - 1 1 1 - - 1 - 2 S 11 - - 1 1 1 1 1 - - 1 1 3 T 11 - - 1 1 1 1 1 - - - - 4 AA 11 - - - 1 1 1 1 - 1 1 1 5 N 10 - - - 1 1 1 1 1 1 - - 6 E 5 - - 1 1 - - - - 1 1 - 7 R 4 1 - 1 - - 1 - - - - - 8 V 4 - 1 - - - 1 - - - - - 9 AF 4 - 1 - - - - - - - - 1 Jml Jwb Benar 1 2 5 5 5 7 5 1 3 4 3
No.Urut Kode/Nama Subyek 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 Q 1 - - - 1 1 1 1 - - - - 2 S 1 - - 1 1 1 - - - - - - 3 T 1 - 1 - 1 1 1 - 1 - - - 4 AA 1 - - - - 1 - 1 - - - 1 5 N - - - 1 - - - 1 - 1 1 - 6 E - - - - - - - - - 1 - - 7 R - - - 1 - - - - - - - - 8 V - - 1 - - - - - 1 - - - 9 AF 1 - - - - - - - - - - - Jml Jwb Benar 5 0 2 3 3 4 2 3 2 2 1 1
No.Urut Kode/Nama Subyek 24 25 1 Q - 1 2 S - - 3 T - - 4 AA - - 5 N - - 6 E - - 7 R - - 8 V - - 9 AF - 1 Jml Jwb Benar 0 2
DAYA PEMBEDA============
Jumlah Subyek= 32Klp atas/bawah(n)= 9Butir Soal= 25Nama berkas: D:\SKRIPSI\SIKLUS I.TXT
No Butir Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 4 1 3 33,33 2 6 2 4 44,44 3 9 5 4 44,44 4 9 5 4 44,44 5 9 5 4 44,44 6 9 7 2 22,22 7 9 5 4 44,44 8 5 1 4 44,44 9 7 3 4 44,44 10 7 4 3 33,33 11 8 3 5 55,56 12 8 5 3 33,33 13 5 0 5 55,56 14 8 2 6 66,67 15 7 3 4 44,44 16 7 3 4 44,44 17 9 4 5 55,56 18 6 2 4 44,44 19 7 3 4 44,44 20 7 2 5 55,56 21 7 2 5 55,56
22 5 1 4 44,44 23 8 1 7 77,78 24 5 0 5 55,56 25 7 2 5 55,56
TINGKAT KESUKARAN=================
Jumlah Subyek= 32Butir Soal= 25Nama berkas: D:\SKRIPSI\SIKLUS I.TXT
No Butir Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 6 18,75 Sukar 2 11 34,38 Sedang 3 22 68,75 Sedang 4 27 84,38 Mudah 5 27 84,38 Mudah 6 30 93,75 Sangat Mudah 7 26 81,25 Mudah 8 11 34,38 Sedang 9 19 59,38 Sedang 10 18 56,25 Sedang 11 18 56,25 Sedang 12 26 81,25 Mudah 13 7 21,88 Sukar 14 14 43,75 Sedang 15 13 40,63 Sedang 16 17 53,13 Sedang 17 25 78,13 Mudah 18 12 37,50 Sedang 19 18 56,25 Sedang 20 13 40,63 Sedang 21 12 37,50 Sedang 22 8 25,00 Sukar 23 17 53,13 Sedang 24 7 21,88 Sukar 25 16 50,00 Sedang
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL=================================
Jumlah Subyek= 32Butir Soal= 25Nama berkas: D:\SKRIPSI\SIKLUS I.TXT
No Butir Korelasi Signifikansi 1 0.478 Signifikan 2 0.422 Signifikan 3 0.389 Signifikan 4 0.487 Signifikan 5 0.586 Sangat Signifikan 6 0.425 Signifikan 7 0.592 Sangat Signifikan 8 0.460 Signifikan 9 0.409 Signifikan 10 0.418 Signifikan 11 0.442 Signifikan 12 0.440 Signifikan 13 0.536 Sangat Signifikan 14 0.520 Sangat Signifikan 15 0.454 Signifikan 16 0.429 Signifikan 17 0.576 Sangat Signifikan 18 0.425 Signifikan 19 0.442 Signifikan
20 0.527 Sangat Signifikan 21 0.450 Signifikan 22 0.427 Signifikan 23 0.513 Sangat Signifikan 24 0.536 Sangat Signifikan 25 0.418 Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH=================
Jumlah Subyek= 32Butir Soal= 25Nama berkas: D:\SKRIPSI\SIKLUS I.TXT
No Butir a b c d * 1 6** 0-- 1-- 25--- 0 2 17--- 11** 0-- 4+ 0 3 22** 4++ 4++ 2+ 0 4 27** 2++ 3-- 0-- 0 5 27** 0-- 5--- 0-- 0 6 2--- 0-- 0-- 30** 0 7 26** 2++ 2++ 2++ 0 8 11** 0-- 16--- 5+ 0 9 0-- 19** 4++ 9--- 0 10 18** 6+ 8- 0-- 0 11 5++ 8- 18** 1-- 0 12 26** 2++ 2++ 2++ 0 13 10++ 5+ 7** 10++ 0 14 14--- 14** 0-- 4+ 0 15 13** 5++ 11- 3- 0 16 17** 10-- 4++ 1-- 0 17 25** 3+ 3+ 1- 0 18 7++ 4+ 12** 9+ 0 19 5++ 6+ 18** 3+ 0 20 13--- 2- 13** 4+ 0 21 12** 8++ 2- 10+ 0 22 18--- 1-- 5+ 8** 0 23 17** 10-- 4++ 1-- 0 24 4- 15-- 6+ 7** 0 25 9- 5++ 16** 2- 0
Keterangan: ** : Kunci Jawaban++ : Sangat Baik+ : Baik- : Kurang Baik-- : Buruk---: Sangat Buruk
SKOR DATA DIBOBOT=================
Jumlah Subyek = 32Jumlah butir = 25Bobot jwb benar = 1Bobot jwb salah = 0Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah)Nama berkas: D:\SKRIPSI\SIKLUS II.TXT
No Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1 A 22 3 0 22 22 2 B 1 24 0 1 1 3 C 22 3 0 22 22 4 D 4 21 0 4 4 5 E 22 3 0 22 22 6 F 17 8 0 17 17 7 G 25 0 0 25 25 8 H 25 0 0 25 25 9 I 25 0 0 25 25 10 J 17 8 0 17 17 11 K 25 0 0 25 25 12 L 16 9 0 16 16 13 M 20 5 0 20 20 14 N 22 3 0 22 22 15 O 24 1 0 24 24 16 P 21 4 0 21 21 17 Q 22 3 0 22 22 18 R 20 5 0 20 20 19 S 24 1 0 24 24 20 T 24 1 0 24 24 21 U 22 3 0 22 22 22 V 19 6 0 19 19 23 W 24 1 0 24 24 24 X 25 0 0 25 25 25 Y 1 24 0 1 1 26 Z 21 4 0 21 21 27 AA 1 24 0 1 1 28 AB 23 2 0 23 23 29 AC 21 4 0 21 21 30 AD 17 8 0 17 17 31 AE 22 3 0 22 22 32 AF 22 3 0 22 22
RELIABILITAS TES================
Rata2= 19,25Simpang Baku= 7,18KorelasiXY= 0,93Reliabilitas Tes= 0,96Nama berkas: D:\SKRIPSI\SIKLUS II.TXT
No.Urut Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 A 11 10 21 2 B 1 0 1 3 C 10 11 21 4 D 3 1 4 5 E 10 11 21 6 F 9 7 16 7 G 12 12 24 8 H 12 12 24 9 I 12 12 24 10 J 8 8 16 11 K 12 12 24 12 L 7 8 15 13 M 9 10 19 14 N 10 11 21
15 O 12 11 23 16 P 8 12 20 17 Q 10 11 21 18 R 8 11 19 19 S 12 11 23 20 T 12 11 23 21 U 10 11 21 22 V 9 9 18 23 W 12 11 23 24 X 12 12 24 25 Y 1 0 1 26 Z 10 10 20 27 AA 0 1 1 28 AB 11 11 22 29 AC 11 9 20 30 AD 8 8 16 31 AE 10 11 21 32 AF 10 11 21
Kel Unggul & Asor=================
Kelompok UnggulNama berkas: D:\SKRIPSI\SIKLUS II.TXT
No.Urut Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 G 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 H 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 I 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 K 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 X 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 O 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 S 24 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 8 T 24 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 9 W 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Jml Jwb Benar 9 9 7 9 9 9 9 9 9 9 9
No.Urut Kode/Nama Subyek 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 G 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 H 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 K 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 O 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 W 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - Jml Jwb Benar 9 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9 8
No.Urut Kode/Nama Subyek 24 25 1 G 1 1 2 H 1 1 3 I 1 1 4 K 1 1 5 X 1 1 6 O 1 1 7 S 1 1 8 T 1 1 9 W 1 1 Jml Jwb Benar 9 9
Kelompok AsorNama berkas: D:\SKRIPSI\SIKLUS II.TXT
No.Urut Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 V 19 - - - 1 1 1 1 - 1 1 1 2 F 17 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 J 17 1 - 1 1 1 1 1 1 1 - 1 4 AD 17 - 1 - - 1 1 1 - 1 - 1 5 L 16 1 1 - - - - 1 - - 1 1 6 D 4 - - - - - 1 - 1 - - - 7 B 1 - - - - - - - - - - - 8 Y 1 - - - - - - - 1 - - - 9 AA 1 - - - - - - - - 1 - - Jml Jwb Benar 2 3 2 3 4 5 5 4 5 3 5
No.Urut Kode/Nama Subyek 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 2 F 1 1 1 - - 1 - - 1 - 1 - 3 J 1 1 1 - - - 1 1 1 - - - 4 AD 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 5 L 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 - 6 D - - - - - - 1 - - - - 1 7 B - - - - - - - - - - - - 8 Y - - - - - - - - - - - - 9 AA - - - - - - - - - - - - Jml Jwb Benar 5 4 5 3 3 4 5 4 4 3 4 1
No.Urut Kode/Nama Subyek 24 25 1 V - 1 2 F - 1 3 J 1 1 4 AD - 1 5 L - 1 6 D - - 7 B 1 - 8 Y - - 9 AA - - Jml Jwb Benar 2 5
DAYA PEMBEDA============
Jumlah Subyek= 32Klp atas/bawah(n)= 9Butir Soal= 25Nama berkas: D:\SKRIPSI\SIKLUS II.TXT
No Butir Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 9 2 7 77,78 2 9 3 6 66,67 3 7 2 5 55,56 4 9 3 6 66,67 5 9 4 5 55,56 6 9 5 4 44,44 7 9 5 4 44,44 8 9 4 5 55,56 9 9 5 4 44,44 10 9 3 6 66,67 11 9 5 4 44,44 12 9 5 4 44,44 13 8 4 4 44,44 14 9 5 4 44,44 15 9 3 6 66,67 16 9 3 6 66,67 17 9 4 5 55,56 18 9 5 4 44,44 19 9 4 5 55,56 20 9 4 5 55,56 21 9 3 6 66,67
22 9 4 5 55,56 23 8 1 7 77,78 24 9 2 7 77,78 25 9 5 4 44,44
TINGKAT KESUKARAN=================
Jumlah Subyek= 32Butir Soal= 25Nama berkas: D:\SKRIPSI\SIKLUS II.TXT
No Butir Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 25 78,13 Mudah 2 25 78,13 Mudah 3 21 65,63 Sedang 4 26 81,25 Mudah 5 27 84,38 Mudah 6 28 87,50 Sangat Mudah 7 28 87,50 Sangat Mudah 8 25 78,13 Mudah 9 27 84,38 Mudah 10 12 37,50 Sedang 11 27 84,38 Mudah 12 27 84,38 Mudah 13 26 81,25 Mudah 14 28 87,50 Sangat Mudah 15 26 81,25 Mudah 16 26 81,25 Mudah 17 26 81,25 Mudah 18 26 81,25 Mudah 19 24 75,00 Mudah 20 22 68,75 Sedang 21 24 75,00 Mudah 22 26 81,25 Mudah 23 15 46,88 Sedang 24 21 65,63 Sedang 25 28 87,50 Sangat Mudah
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL=================================
Jumlah Subyek= 32Butir Soal= 25Nama berkas: D:\SKRIPSI\SIKLUS II.TXT
No Butir Korelasi Signifikansi 1 0,800 Sangat Signifikan 2 0,768 Sangat Signifikan 3 0,575 Sangat Signifikan 4 0,855 Sangat Signifikan 5 0,892 Sangat Signifikan 6 0,776 Sangat Signifikan 7 0,936 Sangat Signifikan 8 0,415 Signifikan 9 0,649 Sangat Signifikan 10 0,384 Signifikan 11 0,819 Sangat Signifikan 12 0,831 Sangat Signifikan 13 0,765 Sangat Signifikan 14 0,936 Sangat Signifikan 15 0,844 Sangat Signifikan 16 0,844 Sangat Signifikan 17 0,787 Sangat Signifikan 18 0,583 Sangat Signifikan 19 0,664 Sangat Signifikan
20 0,596 Sangat Signifikan 21 0,715 Sangat Signifikan 22 0,799 Sangat Signifikan 23 0,392 Signifikan 24 0,500 Sangat Signifikan 25 0,936 Sangat Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH=================
Jumlah Subyek= 32Butir Soal= 25Nama berkas: D:\SKRIPSI\SIKLUS II.TXT
No Butir a b c d * 1 25** 0-- 2++ 5--- 0 2 25** 0-- 0-- 7--- 0 3 21** 3++ 5+ 3++ 0 4 26** 0-- 3+ 3+ 0 5 27** 0-- 2++ 3-- 0 6 28** 0-- 3--- 1+ 0 7 28** 2+ 2+ 0-- 0 8 25** 1- 0-- 6--- 0 9 27** 1+ 0-- 4--- 0 10 19--- 0-- 1-- 12** 0 11 27** 0-- 0-- 5--- 0 12 27** 5--- 0-- 0-- 0 13 26** 0-- 4-- 2++ 0 14 28** 0-- 0-- 4--- 0 15 26** 3+ 1- 2++ 0 16 26** 2++ 4-- 0-- 0 17 26** 2++ 2++ 2++ 0 18 26** 3+ 1- 2++ 0 19 24** 3++ 4+ 1- 0 20 22** 5+ 2+ 3++ 0 21 24** 4+ 1- 3++ 0 22 26** 3+ 1- 2++ 0 23 15** 3+ 3+ 11-- 0 24 21** 2+ 5+ 4++ 0 25 28** 1+ 2+ 1+ 0
Keterangan: ** : Kunci Jawaban++ : Sangat Baik+ : Baik- : Kurang Baik-- : Buruk---: Sangat Buruk
84
Lampiran 13
TABEL PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR
SIKLUS I
N
O
Nama Siswa Pretest Posttest KKM Ketuntasan
1 Abdul Mu'nim Dwi S 64 80 75 Tuntas
2 Agus Susanto 36 80 75 Tuntas
3 Ahmad Priyadi 16 60 75 Belum Tuntas
4 Akhmad Ahkim Djunaidi 52 88 75 Tuntas
5 Amelia Agustina 8 76 75 Tuntas
6 Anggita Fitari 12 76 75 Tuntas
7 Anisa Awaliyah 24 80 75 Tuntas
8 Annisa Sekar Ayu R 60 84 75 Tuntas
9 Asrul Arbia 36 76 75 Tuntas
10 Bagus Nugraha 16 88 75 Tuntas
11 Dada Firdaus 24 84 75 Tuntas
12 Daffa Yudistira 16 60 75 Belum Tuntas
13 Devi Fitri Andriyani 4 72 75 Belum Tuntas
14 Endah Fajarwati 40 60 75 Belum Tuntas
15 Fadlurrohman 40 72 75 Belum Tuntas
16 Febi Diani 28 76 75 Tuntas
17 Gugun Marcelino P 32 60 75 Belum Tuntas
18 Husnul Fajriah 20 88 75 Tuntas
19 Irgi Ahmad Ariski 16 76 75 Tuntas
20 Krisna Rama Wardana 8 40 75 Belum Tuntas
21 M. Rafif Fahrizal 32 76 75 Tuntas
22 Merinda Salsabila 32 78 75 Tuntas
23 M. Rizki 28 72 75 Belum Tuntas
24 M. Fajar 36 80 75 Tuntas
25 M. Faiz Akmal 36 76 75 Tuntas
26 Nabila Umayroh 20 60 75 Belum Tuntas
27 Ning Zakiyah 32 84 75 Tuntas
28 Nur Saidi 28 80 75 Tuntas
29 Rangga Yusdri R 28 56 75 Belum Tuntas
30 Riky Triaji Saputra 28 72 75 Belum Tuntas
31 Rima Alfiyanti 8 66 75 Belum Tuntas
85
Jumlah siswa yang mencapai KKM yaitu
32 Salsabila Viandra 20 60 75 Belum Tuntas
33 Sigit Alwi 28 68 75 Belum Tuntas
34 Sukma Indriyani 64 80 75 Tuntas
35 Syahril 44 80 75 Tuntas
36 Syahrul Adamsyah 40 84 75 Tuntas
37 Wijayanti Astuti 24 92 75 Tuntas
38 Yudi Heryanto 32 60 75 Belum Tuntas
86
Lampiran 14
TABEL PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR
SIKLUS II
NO Nama Siswa Pretest Posttest KKM Keterangan
1 Abdul Mu'nim Dwi S 68 96 75 Tuntas
2 Agus Susanto 68 100 75 Tuntas
3 Ahmad Priyadi 20 92 75 Tuntas
4 Akhmad Ahkim Djunaidi 56 100 75 Tuntas
5 Amelia Agustina 52 92 75 Tuntas
6 Anggita Fitari 56 92 75 Tuntas
7 Anisa Awaliyah 60 92 75 Tuntas
8 Annisa Sekar Ayu R 64 92 75 Tuntas
9 Asrul Arbia 68 96 75 Tuntas
10 Bagus Nugraha 52 92 75 Tuntas
11 Dada Firdaus 28 72 75 Belum Tuntas
12 Daffa Yudistira 20 88 75 Tuntas
13 Devi Fitri Andriyani 60 80 75 Tuntas
14 Endah Fajarwati 52 88 75 Tuntas
15 Fadlurrohman 52 96 75 Tuntas
16 Febi Diani 56 84 75 Tuntas
17 Gugun Marcelino P 52 80 75 Tuntas
18 Husnul Fajriah 60 92 75 Tuntas
19 Irgi Ahmad Ariski 52 92 75 Tuntas
20 Krisna Rama Wardana 48 76 75 Tuntas
21 M. Rafif Fahrizal 36 64 75 Belum Tuntas
22 Merinda Salsabila 36 80 75 Tuntas
23 M. Rizki 32 76 75 Tuntas
24 M. Fajar 40 92 75 Tuntas
25 M. Faiz Akmal 48 96 75 Tuntas
26 Nabila Umayroh 24 80 75 Tuntas
27 Ning Zakiyah 36 84 75 Tuntas
28 Nur Saidi 56 92 75 Tuntas
29 Rangga Yusdri R 32 56 75 Belum Tuntas
30 Riky Triaji Saputra 68 100 75 Tuntas
31 Rima Alfiyanti 40 64 75 Belum Tuntas
32 Salsabila Viandra 24 76 75 Tuntas
87
Jumlah siswa yang mencapai KKM yaitu
33 Sigit Alwi 68 100 75 Tuntas
34 Sukma Indriyani 40 64 75 Belum Tuntas
35 Syahril 48 96 75 Tuntas
36 Syahrul Adamsyah 44 84 75 Tuntas
37 Wijayanti Astuti 60 92 75 Tuntas
38 Yudi Heryanto 36 80 75 Tuntas
88
Lampiran 15
TABEL SKOR N-GAIN SIKLUS I
NO Nama Siswa Pre Post Post-
Pre
Max-
Pre
N-
Gain
Ket
1 Abdul Mu'nim Dwi S 64 80 16 36 0,444 Sedang
2 Agus Susanto 36 80 44 64 0,687 Sedang
3 Ahmad Priyadi 16 60 44 84 0,523 Sedang
4 Akhmad Ahkim D 52 88 36 48 0,75 Tinggi
5 Amelia Agustina 8 76 68 92 0,739 Tinggi
6 Anggita Fitari 12 76 64 88 0,727 Tinggi
7 Anisa Awaliyah 24 80 56 76 0,736 Tinggi
8 Annisa Sekar Ayu R 60 84 24 40 0,6 Sedang
9 Asrul Arbia 36 76 40 64 0,625 Sedang
10 Bagus Nugraha 16 88 72 84 0,857 Tinggi
11 Dada Firdaus 24 84 60 76 0,789 Tinggi
12 Daffa Yudistira 16 60 44 84 0,523 Sedang
13 Devi Fitri Andriyani 4 72 68 96 0,708 Tinggi
14 Endah Fajarwati 40 60 20 60 0,333 Sedang
15 Fadlurrohman 40 72 32 60 0,533 Sedang
16 Febi Diani 28 76 48 72 0,666 Sedang
17 Gugun Marcelino P 32 60 28 68 0,411 Sedang
18 Husnul Fajriah 20 88 68 80 0,85 Tinggi
19 Irgi Ahmad Ariski 16 76 60 84 0,714 Tinggi
20 Krisna Rama Wardana 8 40 32 92 0,347 Sedang
21 M. Rafif Fahrizal 32 76 44 68 0,647 Sedang
22 Merinda Salsabila 32 78 46 68 0,676 Sedang
23 M. Rizki 28 72 44 72 0,611 Sedang
24 M. Fajar 36 80 44 64 0,687 Sedang
25 M. Faiz Akmal 36 76 40 64 0,625 Sedang
26 Nabila Umayroh 20 60 40 80 0,5 Sedang
27 Ning Zakiyah 32 84 52 68 0,764 Tinggi
28 Nur Saidi 28 80 52 72 0,722 Tinggi
29 Rangga Yusdri R 28 56 28 72 0,388 Sedang
30 Riky Triaji Saputra 28 72 44 72 0,611 Sedang
31 Rima Alfiyanti 8 66 58 92 0,630 Sedang
32 Salsabila Viandra 20 60 40 80 0,5 Sedang
33 Sigit Alwi 28 68 40 72 0,555 Sedang
89
34 Sukma Indriyani 64 80 16 36 0,444 Sedang
35 Syahril 44 80 36 56 0,642 Sedang
36 Syahrul Adamsyah 40 84 44 60 0,733 Tinggi
37 Wijayanti Astuti 24 92 68 76 0,894 Tinggi
38 Yudi Heryanto 32 60 28 68 0,411 Sedang
JUMLAH 1112 2800 23,61
Sedang RATA-RATA 29,26 73,68 0,621
90
Lampiran 16
TABEL SKOR N-GAIN SIKLUS II
No Nama Siswa Pre Post Post –
Pre
Max -
Pre
N-
Gain
Ket
1 Abdul Mu'nim Dwi S 68 96 28 32 0,875 Tinggi
2 Agus Susanto 68 100 32 32 1 Tinggi
3 Ahmad Priyadi 20 92 72 80 0,9 Tinggi
4 Akhmad Ahkim D 56 100 44 44 1 Tinggi
5 Amelia Agustina 52 92 40 48 0,833 Tinggi
6 Anggita Fitari 56 92 36 44 0,818 Tinggi
7 Anisa Awaliyah 60 92 32 40 0,8 Tinggi
8 Annisa Sekar Ayu R 64 92 28 36 0,777 Tinggi
9 Asrul Arbia 68 96 28 32 0,875 Tinggi
10 Bagus Nugraha 52 92 40 48 0,833 Tinggi
11 Dada Firdaus 28 72 44 72 0,611 Sedang
12 Daffa Yudistira 20 88 68 80 0,85 Tinggi
13 Devi Fitri Andriyani 60 80 20 40 0,5 Sedang
14 Endah Fajarwati 52 88 36 48 0,75 Tinggi
15 Fadlurrohman 52 96 44 48 0,916 Tinggi
16 Febi Diani 56 84 28 44 0,636 Sedang
17 Gugun Marcelino P 52 80 28 48 0,583 Sedang
18 Husnul Fajriah 60 92 32 40 0,8 Tinggi
19 Irgi Ahmad Ariski 52 92 40 48 0,833 Tinggi
20 Krisna Rama Wardana 48 76 28 52 0,538 Sedang
21 M. Rafif Fahrizal 36 64 28 64 0,437 Sedang
22 Merinda Salsabila 36 80 44 64 0,687 Sedang
23 M. Rizki 32 76 44 68 0,647 Sedang
24 M. Fajar 40 92 52 60 0,866 Tinggi
25 M. Faiz Akmal 48 96 48 52 0,923 Tinggi
26 Nabila Umayroh 24 80 56 76 0,736 Tinggi
27 Ning Zakiyah 36 84 48 64 0,75 Tinggi
28 Nur Saidi 56 92 36 44 0,818 Tinggi
29 Rangga Yusdri R 32 56 24 68 0,352 Sedang
30 Riky Triaji Saputra 68 100 32 32 1 Tinggi
31 Rima Alfiyanti 40 64 24 60 0,4 Sedang
32 Salsabila Viandra 24 76 52 76 0,684 Sedang
33 Sigit Alwi 68 100 32 32 1 Tinggi
91
34 Sukma Indriyani 40 64 24 60 0,4 Sedang
35 Syahril 48 96 48 52 0,923 Tinggi
36 Syahrul Adamsyah 44 84 40 56 0,714 Tinggi
37 Wijayanti Astuti 60 92 32 40 0,8 Tinggi
38 Yudi Heryanto 36 80 44 64 0,687 Sedang
JUMLAH 1812 3268 28,56
Tinggi RATA-RATA 47,68 86 0,751
92
Lampiran 17
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU
Aspek yang Diobservasi
Siklus I Siklus
Pertemuan Pertemuan
1 2 3 4
Tahap orientasi siswa kepada masalah
Guru mengorientasikan siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
logistik yang diperlukan
Guru memotivasi siswa terlibat aktif dalam
kegiatan pemecahan masalah yang dipilih
4
3
4
5
5
4
5
4
5
5
5
4
Tahap mengorganisasikan siswa untuk belajar
Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok heterogen
Guru mengorganisasikan tugas belajar yang
berkaitan dengan masalah tersebut
5
3
5
4
5
5
4
5
Tahap penyelidikan kelompok
Guru menginstruksikan setiap kelompok untuk
berdiskusi dan melakukan penyelidikan
terhadap masalah dalam menyelesaikan
masalah tersebut
Guru membimbing siswa dalam proses
pemecahan masalah tersebut
4
4
5
5
4
5
5
5
Tahap mengembangkan dan menyajikan
laporan
Guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk
memaparkan penyelidikan dan pemecahan
masalah tersebut melalui presentasi
5
4
5
5
Tahap mengevaluasi proses pemecahan
93
masalah
Guru menanggapi semua penyelidikan dan
pemecahan masalah tersebut
Guru mengevaluasi penyelidikan masalah dan
proses-proses dalam pemecahan masalah
5
5
5
5
5
5
5
5
Jumlah 42 47 48 48
Persentase tiap pertemuan 84% 94% 96% 96%
Persentase tiap siklus 89% 96%
Kategori Sangat baik Sangat baik
Keterangan: 0 – 20% = kurang baik
21% - 40% = cukup baik
41% - 60% = sedang
61% - 80% = baik
81% - 100% = sangat baik
Bekasi, 1 Desember 2014
Observer
Jayadi, S. Pd.I
94
Lampiran 18
HASIL OBSERVASI AKTIFITAS SISWA
Aspek yang Diobservasi
Siklus I Siklus II
Pertemuan Pertemuan
1 2 3 4
Tahap orientasi siswa pada masalah
Siswa disajikan masalah untuk mencari
pemecahan masalah tersebut
Siswa memperhatikan pelajaran guru terkait
tujuan pembelajaran dan logistik yang
diperlukan
4
3
4
5
5
4
5
5
Tahap mengorganisasikan siswa untuk belajar
Siswa duduk secara berkelompok
Siswa membatasi dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berkaitan dengan masalah tersebut
3
3
5
4
5
4
5
4
Tahap penyelidikan kelompok
Siswa mulai berdiskusi dan melakukan
penyelidikan terhadap masalah untuk
menyelesaikan masalah tersebut
Siswa mendapat bimbingan dalam proses
pemecahan masalah tersebut
4
4
5
5
4
5
5
5
Tahap mengembangkan dan menyajikan
laporan
Perwakilan dari setiap kelompok memaparkan
penyelidikan dan pemecahan masalah tersebut
melalui presentasi
3
4
4
5
Tahap mengevaluasi proses pemecahan
masalah
Siswa menyiapkan semua proses penyelidikan dan
3
5
4
5
95
proses pemecahan masalah tersebut yang akan
dievaluasi oleh guru
Jumlah 27 37 35 39
Presentase tiap pertemuan 67,5
%
92,5
%
87,5
%
97,5
%
Presentase tiap siklus 80% 92,5%
Kategori Baik Sangat baik
Keterangan: 0 – 20% = kurang baik
21% - 40% = cukup baik
41% - 60% = sedang
61% - 80% = baik
81% - 100% = sangat baik
Bekasi, 1 Desember 2014
Observer
Jayadi, S. Pd.I
96
Lampiran 19
CATATAN LAPANGAN SIKLUS I
AKTIVITAS SISWA
1. Pemberian soal pretest
Saat siswa diberikan soal pretest, mereka bertanya-tanya mengapa petemuan
pertama dan di awal pelajaran sudah diberikan soal-soal. Bahkan ada
sebagian kecil siswa yang tak segan menolak untuk mengerjakannya. Namun
guru memberi pengertian bahwa soal yang diberikan itu bertujuan untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa tentang materi zakat fitrah, serta sebagai
alat untuk mengukur peningkatan pemahaman kalian terhadap pelajaran.
Guru pun menyampaikan agar siswa mengerjakan soal sesuai kemampuan
masing-masing.
2. Pembagian kelompok heterogen
Pembagian kelompok di pertemuan pertama dilakukan dengan cara satu baris
di bagi menjadi 2 kelompok, dalam satu kelas terdapat 4 baris sehingga
terdapat 8 kelompok yang terdiri dari 4 – 5 orang siswa. Kendala dalam
pembagian kelompok ini ialah siswa masih belum bisa membagi kelompok
dengan rapi, tenang dan cepat. Guru harus bisa membantu siswa agar
pembagian kelompok ini bisa berjalan dengan rapi, tenang dan cepat.
Pembagian kelompok di pertemuan kedua, siswa mulai terbiasa dan bisa
berkelompok dengan rapi, tenang dan cepat.
3. Penugasan LKS
LKS berbasis masalah disajikan kepada siswa untuk dikerjakan dan
didiskusikan secara berkelompok. Siswa tampak binggung dan belum terbiasa
dengan LKS berbasis masalah tersebut. Sehingga guru menghampiri satu
persatu kelompok untuk menjelaskan soal yang belum dipahami oleh siswa.
4. Presentasi hasil LKS
Siswa masih banyak yang malu dan kurang bisa menyampaikan hasil diskusi
dan penyelesaian soal-soal LKS berbasis masalah. Sehingga guru perlu
97
memberikan motivasi bahkan apresiasi untuk menggugah semangat dan
kepercayaan diri siswa untuk mempresentasikan hasil LKS.
AKTIVITAS GURU
1. Guru memperkenalkan diri sambil mengenal satu persatu peserta didik,
kemudian masuk ke materi umum namun belum dapat menguasai peserta
didik seluruhnya karena masih dalam proses adaptasi sehingga belum bisa
maksimal dalam mengkondisikan kelas.
2. Guru belum dapat memusatkan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran
sehingga kondisi belum kondusif
3. Pembelajaran problem based learning belum berjalan secara optimal
PROSES PEMBELAJARAN
1. Pelaksanaan proses pembelajaran masih belum kondusif karena siswa masih
dalam proses adaptasi
2. Metode pembelajaran problem based learning pun masih belum optimal,
masih banyak yang malas mengerjakan LKS serta bercanda saat berdiskusi
dengan teman kelompok
3. Siswa masih malu dan takut untuk mengemukakan jawaban
98
Lampiran 20
CATATAN LAPANGAN SIKLUS II
AKTIVITAS SISWA
1. Pemberian soal pretest
Siswa langsung mengerjakan soal pretest tanpa bertanya-tanya lagi. Karena
siswa sudah mengetahui tujuan dan kegunaan soal pretest serta sudah
diberikan pemahaman sebelumnya.
2. Pembagian kelompok heterogen
Pembagian kelompok di pertemuan ketiga dilakukan dengan cara yang
berbeda dengan siklus I, dengan harapan agar tercipta kelompok heterogen.
Kelompok terbagi menjadi 6 dengan jumlah 6 – 7 orang siswa. Kendala pada
pertemuan ini banyak siswa yang tidak ingin berubah kelompok dari
kelompok sebelumnya.
3. Penugasan LKS
Penugasan LKS pada siklus II ini siswa sudah mengerti teknis mengerjakan
LKS berbasis masalah, siswa sesekali bertanya soal yang mereka tidak
mengerti saja.
4. Presentasi hasil LKS
Siswa sudah percaya diri bahkan berebut untuk mempresentasikan hasil
diskusi LKS berbasis masalah.
AKTIVITAS GURU
1. Guru sudah bisa memusatkan perhatian siswa dengan ice breaking juga
karena murid
2. Guru sudah dapat memusatkan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran
sehingga kondisi lebih kondusif dibanding dengan siklus I
3. Pembelajaran problem based learning sudah berjalan secara optimal
PROSES PEMBELAJARAN
1. Pelaksanaan proses pembelajaran sudah kondusif karena siswa sudah mulai
terbiasa dengan model problem based learning
99
2. Metode pembelajaran problem based learning sudah optimal
3. Siswa sudah berani memaparkan hasil diskusi
100
Lampiran 21
HASIL WAWANCARA GURU BIDANG STUDI FIQIH
Tahap : Pra Penelitian
Hari/Tanggal : Senin/03 November 2014
Responden : Jayadi, S.Pd.I
Hasil Wawancara
Peneliti: sudah berapa lama Bapak mengajar fiqih di MTs Al-Ihsan Pondok Gede?
Guru : saya mengajar di sini mulai tahun 2004, jadi sudah 10 tahun saya
mengajar di MTs Al-Ihsan Pondok Gede
Peneliti: kelas berapa saja yang Bapak ajarkan?
Guru : semua kelas dengan pembagian kelas VII ada 6, kelas VIII ada 6, dan
kelas IX ada 3.
Peneliti: apa yang Bapak persiapkan dalam melaksanakan proses pembelajaran?
Guru : seperti biasanya RPP, silabus, buku paket serta LKS, absen kelas, bahan
ajar, dan media pembelajaran.
Peneliti: apakah pada pembelajaran fiqih sudah berjalan dengan efektif?
Guru : saya rasa masing kurang efektif, jika di lihat dari lokasi MTs Al-Ihsan
yang berada di kawasan mall dan pasar Pondok Gede tentunya menjadi
kendala tersendiri dalam ketenangan siswa belajar.
Peneliti: strategi dan metode apa yang selama ini digunakan dalam pembelajran
fiqih?
Guru : biasanya saya menggunakan ceramah, namun saya juga pernah
mempraktekkan metode lain seperti jigsaw.
Peneliti: apakah Bapak selalu melibatkan siswa untuk turut serta aktif dalam
kegiatan pembelajaran?
Guru : tentu saja, dan tentunya setiap siswa memiliki perbedaan dalam hal turut
aktif dalam kelas. Apabila dipresentasekan kira-kira 60% siswa aktif dan
40% siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Peneliti: apakah Bapak mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan
sehari-hari?
101
Guru : tentu saja, saya sering mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.
Peneliti: apakah sebelumnya Bapak pernah menerapkan model problem based
learning? Jika pernah apakah sudah efektif dan bagaimana hasilnya?
Guru : sebelumnya saya pernah memberikan semacam soal cerita lalu
memerintahkan mereka untuk mencari solusi dari masalah tersebut, tapi
ternyata hasilnya kurang efektif. Mungkin karena siswa di MTs Al-Ihsan
masih bergantung pada guru.
Peneliti: bagaimana pendapat Bapak jika model problem based learning
diterapkan pada mata pelajaran fiqih?
Guru : model problem based learning sebenarnya bagus untuk diterapkan dalam
mata pelajaran fiqih, apalagi banyak masalah dalam kehidupan sehari-
hari yang perlu pemahaman ilmu fiqih. Namun kembali lagi dari faktor
siswanya, karena siswa mempunyai model belajar yang berbeda-beda.
102
Lampiran 22
HASIL WAWANCARA GURU BIDANG STUDI FIQIH
Tahap : Pasca Penelitian
Hari/Tanggal : Sabtu/29 November 2014
Responden : Jayadi, S.Pd.I
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar fiqih
siswa
Hasil Wawancara
Peneliti: Menurut bapak, apakah penerapan model problem based learning ini
cocok diterapakan pada mata pelajaran fiqih?
Guru : Untuk materi zakat menurut saya sangat cocok, namun untuk materi lain
saya rasa masih kurang cocok
Peneliti: Apakah terdapat kemajuan dalam belajar fiqih siswa setelah dilakukan
model problem based learning?
Guru : Saya mengamati banyak kemajuan pada siswa dalam belajar fiqih dengan
menerapkan model problem based learning
Peneliti: Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama bapak melakukan
pengamatan?
Guru : Banyak sekali diantaranya semangat belajar siswa dalam berdiskusi
untuk menyelesaikan LKS berbasis masalah, keberanian siswa dalam
menyampaikan hasil diskusinya serta hasil belajar yang meningkat dari
siklus I sampai siklus II.
Peneliti: Apakah siswa terlihat menyukai model problem based learning?
Guru : Di awal penerapan problem based learning memang terlihat siswa tidak
menyukai model pembelajaran tersebut, namun dari tiap pertemuan
tampaknya siswa mulai menyukainya. Ini mungkin karena faktor
prmbiasaan saja.
Peneliti: Faktor apa yang menjadi penghambat dalam proses penerapan model
problem based learning?
Guru : Menurut saya faktor penghambat dalam proses penerapan problem based
103
learning adalah siswa, dimana banyak siswa yang belum terbiasa dengan
model pembelajaran tersebut.
Peneliti: Bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan problem based learning?
Guru : Memberikan penjelasan tentang teknik dan prosedur model problem
based learning pada siswa, mempersiapakan semua kebutuhan untuk
penerapan model problem based learning dengan baik.
Peneliti: Apakah model problem based learning sudah dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar fiqih siswa?
Guru : Pada siklus II tampak sekali bahwa model problem based learning dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fiqih siswa
104
Lampiran 23
HASIL WAWANCARA SISWA
Tahap : Pra Penelitian
Hari/Tanggal : Senin/ 03 November 2014
Responden : Ning Zakiyah (S27), Devi Fitri A (S13) dan Daffa
Yudistira (S12)
Tujuan Wawancara : Untuk mengidentifikasi kondisi awal proses pembelajaran
pada kelas yang akan diteliti
Hasil Wawancara
Guru : Apakah kamu menyukai pelajaran fiqih?
S27 : suka
S13 : biasa saja
S12 : tidak suka
Guru : Dari jawaban no 1 berikan alasan!
S27 : guru menjelaskan dengan jelas
S13 : tidak tertarik dengan pelajaran fiqih
S12 : pelajarannya membosannkan
Guru : Apakah menurut kamu pelajaran fiqih penting untuk dipelajari?
S27 : penting, untuk mengerti hukum-hukum Islam
S13 : penting
S12 : biasa saja
Guru : Pembelajaran seperti apa yang lebih kamu sukai?
S27 : ceramah
S13 : ceramah
S12 : ceramah
Guru : Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar fiqih?
S27 : ceramah disertai dengan contoh yang jelas
S13 : seperti biasanya, ceramah saja
S12 : sambil bermain
105
Lampiran 24
HASIL WAWANCARA SISWA
Tahap : Pasca Penelitian
Hari/Tanggal : Sabtu/29 November 2014
Responden : Ning Zakiyah (S27), Devi Fitri A (S13) dan Daffa
Yudistira (S12)
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar fiqih
siswa
Hasil Wawancara
Guru : Apakah kamu menyukai pembelajaran fiqih menggunakan model
problem based learning?
S27 : sangat suka
S13 : suka
S12 : tidak suka
Guru : Metode manakah yang paling kamu sukai, pembelajaran seperti biasa
atau model problem based learning?
S27 : PBL
S13 : keduanya
S12 : ceramah seperti biasanya
Guru : Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar fiqih menggunakan
model problem based learning?
S27 : lebih mengerti menerapkan hukum zakat dalam kehidupan sehari-hari
S13 : lebih mudah dimengerti karena disertai contoh masalah
S12 : lebih faham materi yang diterangkan, hanya sedikit sulit dalam
memecahkan masalah
Guru : Apakah kamu lebih sulit memahami pelajaran fiqih dengan menggunakan
model problem based learning?
S27 : tidak, justru lebih mudah memahami materi
S13 : menurut saya tidak
S12 : sulit untuk memecahkan masalahnya
106
Guru : Apakah kamu aktif dalam menjawab masalah yang terdapat dalam LKS?
S27 : iya, tapi saya sebal banyak teman sekelompok yang tidak mau membantu
S13 : iya
S12 : tidak terlalu, karena saya kurang mengerti
Guru : Apakah model problem based learning ini memotivasi kamu untuk lebih
mempelajari fiqih?
S27 : sangat memotivasi saya
S13 : lumayan membantu memberikan semangat belajar fiqih
S12 : biasa saja
Guru : Menurut kamu apa kekurangan dan kelebihan pembelajaran fiqih dengan
model problem based learning?
S27 : kekurangnya banyak teman-teman yang enggan bekerja sama dalam
diskusi memecahkan masalah, kelebihannya jadi lebih tau cara
menerapkan dalam kehidupan nyata
S13 : karena belum pernah belajar dengan model problem based learning jadi
terasa sedikit rumit, tapi dengan belajar seperti ini saya jadi lebih faham
materi fiqih
S12 : rumit dalam memecahkan masalah,
Nama
NIM
Jurusan/Fakultas
Judul Skripsi
LEMBAR UJI RE,FERENSI
Muhannimah
1 I 1001 10000s7
Pendidikan Agama Islam/Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Melalui Model
Problem Based Learningi (Penelitian Tindakan Kelas
VIII di MTs Al-Ihsan Pondok Gede Bekasi)
NO REFERENSI PARAF1 Afriani Susanti, "Siswa hanya Fokus Menghafal",
http://m.okezone.com, J akarta. 5 Mei 20 1 6 (2 Ali Mudlofir, Aplikasi Kurikulum Tingkat Satuan. Pendidikan
6fSP) dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:Raiawali Pres, 2011)
(
J Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,2007) a
4 Amir Syaifuddin, Ushul Fiqih Jilid I, (Jakarta: Logos WacanaIlmu, 1997) I
5 Depag R. GBPP MTs Mata Pelajaran Fildih, Dirjen PembinaanKelembagaan Agama Islam, 1993 ('
6 Departemen Agama Republik Indonesia, al-Qur'an danTeriemahaz, (Semarang: CV Adi Grafika,1994) 6
1 Dimyati dan Mudjiono, Belcjor dan Pembelcjaran, (Jakarla:Rineka Cipta, 20025
(8 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
(Jakarla: Bumi Aksara, 2009) 69 E. Mulyasa, Kurikttlum Berbasis Kontpetensi: Konsep,
Karalrteristik, dan Implententasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2oo6)
d
10 Eveline Siregar dan Hertini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2010) {
11 Iif I(hoiru Ahrnadi, dkk.. Srraregi Pen$elojctron Sekolah Ter1:odu,(Jakarta: PT Prestasi Pustaka, 20 I 1) d
I2 Kunanclar. Lunglrolt ,l,Iutloh Pcitcliticttt Tintlol;on Kelcts. (Jakar-ta:
Raja Grafrnclo Persada. 2010) {l3 Lin Suciani Astr,rti. Pcnittglialctn IIasil Bclof ar Kortscp
Keselitnbortgon Kitniu ,\,lclcLltti .\[odcl Petttbelof ctrart PB[- ('ProblcntBasetl Lcantin.?). (Jakarta: FITK U]N.2011)
(
14 M. Quraisy Shihab. l|enthmilion -,11-OLrr'an. (Bandung: lvlizan.199,+)
a\
15 M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikqn Melalui Problem BasedLearning, Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di EraP engetahuan, (J akarta: Kencana, 20 1 0)
/)t)
16 Martinis Yamin, Strategi dan Metode dalam Pembelajaran,(Jakarta: GP Press Group, 2013) fr
t7 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dan Pendekatan Baru,(Bandung: Rernai a Rosdakaryu 2004) u
18 Nabila Syaf i, Pengaruh metode Problem Based Learning (PBL)terhadap Hasil Belajar Kimia pada Pembelajaran KimiaTerintegrasi Nilai, (Jakarta: FITK UIN, 2011)
a
19 Nana Sudjana, Penilqian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Remaja Rosdakary a, 2006\
()
20 Paizaluddin dan Ermalinda, Penelitian Tindakan Kelas (ClassroomAction Res ear ch), (B andtlrlg: Alfabgta, 207 3) 0
21 Peraturan Menteri Agama Republik lndonesia No. 2 Tahun 2008Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi pendidikanAgama Islam dan Baasa Arab di Madrasah, (Jakarta: Bp.Mediatama Pustaka Mandiri, 2009)
022 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2009\ A
23 Redaksi SinarNasional (UU2011)
Grafika, Undang-undang Sistem PendidikanN No. 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, /
24 Robiatul Adawiyah, Penerapan Model Pembelajaran ProblemBased Learning untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam Al-Fatah Jakarta (Jtara),(Jakarta: FITK UIN, 2011)
025 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 201 1)t)
26 Slamet Imam Santoso, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: UniversitasIndonesia Press, 1987)
(t27 Slameto, Belajar dan Faktor-foktor yang Mempengaruhinyo,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2003) ,6
28 Suwama. Pengajarnan Mikro Pendekatan Praktis MenyiapknnP e n di di kan P r o fe s i o n a/. Yo gyakarta : Ti ara W acana, 200 6 {)
29 Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. Kurikuh:mdan Pembelaiaran, (Jakarta: Raia Grafindo Persada. 2011) {
30 Tim Penursusn Kamus Pusat Pernbinaan dan Penger-nbangan,I{amus Bcsor Bahaso Indonesict. (Jakarta: Balai Pustaka: 1998)
AP
31 Trianto. illcnclesoin l,lodel Petnbelctjctran Inot'cttif- Progt'esif,(Jakarla: Kencana. 20 1 0) 6)
-): Wina Sanjaya. Penelition Tindakcur Kclas, (Jakarta: Prenacla NlecliaCroup.2010) (
JJ Wina Sarrja va, Strtttegi Petn bel cj ot'an B ero riertctsi Stctnclot' I'ros es
Pendicl ikan. (Jakarla: Kencana, 2009) v
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,Jakarta: Bumi Aksara. 199
Jakarta,12 Apnl2016
NIP: 19670328 200003 1 001
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputal 15412 lndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 0'l
Ha 1t1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.0 1/F. 1 IKM .Ot 3 l?.?.lJ ..*-D-14Lamp. : outlineHal : Bimbingan Skripsi
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
Terrbusan:1. Dekan FITK2. Mahasisr.va 1'bs.
Jakarta, 04 Oktober 2014
Kepada Yth.
Dr. H. Sapiudin Shidiq, M.AgPembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta.
As s alamu' alaikum wr.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing VII(materi/tekni s) penulisan slaip si mahasiswa :
Muhannimah
1 1 1001 1000057
Pendidikan Agama Islarl
IX (Sembilan)
Peningkatan Hasil Belajar Fiqih rnelalui Model Problent Bctsetl
Learning
Judul tersebut teiah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 17 September2014 , abstraksi/oatline ierlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional padajudul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbingmenghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam wakru 6 (enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wqs s alamu' qlaikum wr.wb.
idikan Agama Islam
Majid Khon, M.Ag7 198703 1 005
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl lr H Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
Tgl Terbit : 1 Maret 2010No. Revisi: : 01
Ha 1t1
S U RAT PERMOHOruafrt-tZt f.t pe fl e UftAru
Nomor : Un.01 lF .1lKM 01 .3/31 3t2014Lamp.'. Outline/ProposalHal : Permohonan lzin Penelitian
Tembusan:1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan
Jakarta, 28 Oktober 2014
Kepada Yth.
Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-lhsandiTempat
Assal am u' al aiku m wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama : Muhannimah
NIM : 1110011000057
Jurusan . Pendidikan Agama lslam
Semester : lX (Sembilan)
Judul Skripsi . Model Problem Based Learning dalam peningkatan Hasil
Belajar Siswa pada Mata pelajaran Fiqih
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakartayang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi/sekolah/madrasah yang Saudara ptmptn.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wa ssal am u' a I aiku m wr. wb.
17 199203 1
YAYASAN AL- IHSAN
IVIADRASAII TSAI,IAWTYAII AL-MTs. ( MP) AL-IHSADI
JI Rava Masjid - Ti,lHitl:;'-',ii[#in;1,t"tp
(021) 847 1 8 1 e
SURAT KETERANGANNomor : 03 1/NzITS -AI1XII12}I4
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
Jabatan
Unit Kerja
Dengan ini menerangkan,
Umaryadi Abas, S.Pd
Kepala Sekolah
MTs. AL-IHSAN
Muhannimah
I l 1001 1000057
Pendidikan Agama Islam
Ilmu Tarbi yah & Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Nama
NIMProgram Studi
Fakultas
Perguruan Tinggi Asal
Nama tersebut diatas, telah melaksanakan penelitian dalam rangka penyelesaian tugas akhir.
Terhitung mulai bulan November.
Demikian surat keterangan ini kami buat agar dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bekasi, 5 Desember 2014