PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI...
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI MEMBACA MENGGUNAKAN METODE SPEED
READING DENGAN MEDIA AUDIO - VISUAL PADA SISWA
KELAS IIIB MI MA’ARIF KUMPULREJO 02 KECAMATAN
ARGOMULYO KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh:
NINDY HENING MAULIDA
NIM. 23040160079
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
إضاعة الىقث أشد مه المىت ؛ لأن إضاعة الىقث جقطعك عه الله والدار الآخرة، والمىت يقطعك عه
الدويا وأهلها
“Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya dari kematian, karena menyia-nyiakan
waktu akan memutuskanmu dari Allah dan negeri akhirat, sedangkan kematian
hanya memutuskan dirimu dari dunia dan penduduknya”.
(Ibnul Qayyim Al-Jauziyah)
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,
skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Ayahanda Endi Darminto dan Ibunda Siti Chuzaenun yang selalu
menjadi penyemangat utamaku dan selalu mendoakanku tiada henti.
2. Ibu Nyai Rosilah, Ibu Nyai Kamalah Isom, Bapak Kyai Ma‟arif, Bapak
Ustadz Khusnul Kirom yang memberikan do‟a restunya dan tentunya
selalu memberikan dukungan dan do‟a.
3. Saudara kandungku Rahma Amalia dan Anugrah Faris Permana yang
selalu memberikan dukungan dan do‟a.
4. Pakde Sumarji dan Bude Indarti yang selalu memberikan semangat dan
do‟a.
5. Teman-temanku Siska, Ana, Virgi, Ico, Vivi yang selalu memberikan
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Sahabat dan teman Pondokku dek Naswa, dek Risma, dek Luluk, dek
Inka, dek Dani, dek Khalim, Hany, Istyana, Baiti, Izzatul, Tika, Farid,
Topik, Fahmi yang selalu membrikan semangat untuk menyelesiakan
skripsi.
7. Teman-teman PPL Ulfi, Mozaik, Yesinta, Eka, Yolanda, Devi, Fitri,
Bahruddin yang selalu memberikan semangat.
8. Teman-teman KKN Audina, Sofi, Novita, Septi, Nova, Selvia, Apan,
Miftah yang selalu membrikan dukungan.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang selalu memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Tidak lupa
shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa‟atnya.
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, sehingga
pengarahan dan bantuan telah banyak penulis peroleh dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Dr. Peni Susapti, M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah.
4. Bapak Imam Mas Arum, M. Pd. selaku dosen pembimbing akademik dan
sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan segala tenaga,
pikiran dan bimbingannya dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang
telah mendidik dan membekali ilmu pengetahuan selama penulis menimba
ilmu di IAIN Salatiga.
ix
6. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Kumpulrejo Ibu Istiqah Rahayu dan Guru kelas
IIIB Bapak Rokha Subkhan Habib yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melaksanakan penelitian.
7. Seluruh pihak yang ikut terlibat dalam proses pembuatan penelitian ini yang
tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Demikan ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa
berdoa semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal kebaikan yang akan
mendapatkan balasan berlipat ganda. Akhir kata, Penulis menyadari atas
keterbatasan yang dimiliki dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, sehingga
masih banyak ditemui kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan. Namun demikian
sekecil apapun karya ini, penuis berharap skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Salatiga, 11 Maret 2020
Nindy Hening Maulida
NIM. 23040160079
x
ABSTRAK
Maulida, Nindy Hening. 2020. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Materi Membaca Menggunakan Metode Speed Reading
Dengan Media Audio-Visual Pada Siswa Kelas IIIB MI Ma’arif
Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun
Pelajaran 2019/2020. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
Agma Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M. Pd.
Kata Kunci: Membaca, Speed Reading, Audio-Visual
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode speed
reading dengan media audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar
membaca siswa kelas IIIB MI Ma‟arif Kumpulrejo 02 Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga Tahun Ajaran 2019/2020. Sebagaimana latar
belakang dari penelitian kali ini masih kurangnya kemempuan siswa dalam
keterampilan membaca.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menggunakan dua siklus yang dalam siklus ini mencakup beberapa kegiatan
yaitu Rencana Tindakan, Pelaksanaan Tindakan, Observasi dan Refleksi.
Subyek Penelitian ini adalah siswa kelas IIIB MI Ma‟arif Kumpulrejo 02.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menggunakan
metode speed reading dengan media audio-visual dapat meningkatkan
kemampuan membaca teks bacaan Bahasa Indonesia siswa kelas IIIB MI
Ma‟arif Kumoulrejo 02 tahun pelajaran 2019/2020. Hal itu dapat dilihat dari
persentase hasil kemampuan membaca teks bacaan Bahasa Indonesia siswa
yang terus meningkat. Pra siklus yang awalnya tuntas hanya 5 siswa atau
25% dan 15 siswa atau 75% siswa belum tuntas dengan rata-rata nilai 62,37
saja. Kemudian nilai meningkat ketika menggunakan metode speed reading
dengan media audio-visual. Siklus I sebanyak 13 siswa atau 65% tuntas dan
7 siswa atau 35% siswa belum tuntas dengan rata-rata nilai 70,12. Hasil dari
penelitian pada siklus ke II sebanyak 18 siswa atau 90% tuntas dan 2 siswa
atau 10% siswa belum tuntas dengan rata-rata nilai 76,75. Karena pada
siklus II sudah mengalami peningkatan hasil belajar 90% maka siklus
dihentikan dan penelitian dinyatakan berhasil.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR .............................................................................. i
LEMBAR BERLOGO IAIN ................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ...................................................... v
MOTTO ................................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
ABSTRAK .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5
1. Manfaat Teoritis .................................................................................... 5
2. Manfaat Praktis ...................................................................................... 6
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ........................................ 6
F. Metode Penelitian ....................................................................................... 7
xii
1. Rancangan Penelitian ............................................................................ 7
2. Subyek Penelitian ................................................................................... 8
3. Langkah-langkah Penelitian ................................................................... 8
4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 11
5. Instrumen Penelitian ............................................................................ 12
6.Analisis Data ........................................................................................ 12
G. Definisi Operasional ................................................................................ 15
H. Sistematika Penulisan .............................................................................. 16
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar ........................................................... 18
1. Pengertian Belajar ................................................................................ 18
2. Prinsip Belajar ...................................................................................... 19
3. Ciri-ciri Belajar .................................................................................... 20
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ......................................... 20
a. Faktor Internal ................................................................................. 20
b. Faktor Eksternal .............................................................................. 23
5.Tujuan Belajar ...................................................................................... 24
6. Hasil Belajar ......................................................................................... 24
7. Penilaian Hasil Belajar ......................................................................... 25
B. Bahasa Indonesia...................................................................................... 26
1.Pengertian ............................................................................................ 26
2. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia ............................................ 27
3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia .............................................. 29
xiii
4. Bahasa Indonesia Bagian dari Kelas 3 ................................................. 31
F. Membaca .................................................................................................. 32
1. Pengertian ............................................................................................ 32
2. Tujuan Membaca ................................................................................. 34
3. Membaca sebagai Suatu Keterampilan ................................................ 36
4. Aspek-aspek Membaca ........................................................................ 38
5. Membaca Merupakan Bagian dari Bahasa Indonesia Kelas Rendah ... 39
D. Metode Speed Reading ............................................................................ 39
1. Pengertian ............................................................................................ 39
2. Manfaat Metode Speed Reading .......................................................... 41
3. Faktor Mempengaruhi Kecepatan Membaca ....................................... 43
4. Kebiasaan Penghambat Speed Reading ............................................... 44
5. Penilaian Metode Speed Reading ......................................................... 46
E. Media Audio-Visual ................................................................................ 47
1. Pengertian ............................................................................................ 47
2. Jenis-jenis Media Audio-Visual ........................................................... 48
F. Kajian Pustaka .......................................................................................... 53
BAB III DESKRIPSI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian .................................................................................... 55
B. Kolaborator Penelitian ............................................................................. 55
C. Deskripsi Awal (Pra Siklus) ..................................................................... 56
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus .................................................................. 57
1. Siklus I ................................................................................................. 57
xiv
2. Siklus II ................................................................................................ 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Persiklus .................................................................................. 68
1. Pra Siklus ............................................................................................. 68
2. Siklus I ................................................................................................. 68
3. Siklus II ................................................................................................ 70
B. Pembahasan .............................................................................................. 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 77
B. Saran......................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tingkat Kecepatan Membaca ................................................................ 46
Tabel 3.1 Keadaan Siswa ...................................................................................... 56
Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus .......................................................................... 68
Tabel 4.2 Daftar Nilai Siklus I ............................................................................... 71
Tabel 4.3 Dftar Nilai Siklus II................................................................................ 73
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa yang Mencapai KKM ............................................ 75
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ..................................... 10
Gambar 4.1 Peningkatan Persentase Hasil Belajar Siswa ...................................... 76
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Foto Hasil penelitian
2. Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
3. Lampiran 3 Lembar Penilaian Siswa Siklus I
4. Lampiran 4 Pedoman Pengamatan Guru Siklus I
5. Lampiran 5 Pedoman Pengamatan Siswa Siklus I
6. Lampiran 6 Materi Bahan Ajar Siklus I
7. Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
8. Lampiran 8 Lembar Penilaian Siswa Siklus II
9. Lampiran 9 Pedoman Pengamatan Guru Siklus II
10. Lampiran 10 Pedoman Pengamatan Siswa Siklus II
11. Lampiran 11 Materi Bahan Ajar Siklus II
12. Lampiran 12 Presensi Kehadiran Siswa
13. Lampiran 13 Surat Tugas Pembimbing
14. Lampiran 14 Surat Izin Penelitian
15. Lampiran 15 Surat Bukti Observasi
16. Lampiran 16 Lembar Konsultasi
17. Lampiran 17 Nilai Satuan Kredit Kegiatan (SKK)
18. Lampiran 18 Riwayat Hidup Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam
situasi yang bertujuan memberdayakan diri (Suyomukti,2010:27). Pendidikan
memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup
negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan
dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (Mulyasa,2003:15). Bahkan
agama Islam sendiri memberi perhatian khusus terhadap pendidikan. Hal itu
terdapat dalam (Q.S. Al „Alaq: 1-5), sebagai berikut:
Artinya:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
Dalam bidang pendidikan guru berperan sebagai sumber belajar (learning
resources) bagi peserta didik. Peserta didik akan belajar dari apa yang keluar dari
apa yang telah disampaikan guru. Seiring dengan perkembangan zaman,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, guru bukanlah satu-satunya
2
sumber belajar bagi peserta didik. Peserta didik bisa mendapatkan berbagai
informasi lewat internet, buku, dan sebagainya untuk menambah pengetahuan.
Dengan demikian, tanpa adanya guru siswa bisa belajar dan mendapatkan
informasi dari berbagai sumber dengan catatan siswa harus memiliki motivasi dan
minat membaca.
Membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Keterampilan
membaca memberikan banyak sekali manfaat. Oleh karenanya, membaca menjadi
aspek penting dalam kehidupan manusia khususnya dalam bidang pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, aktivitas dan tugas membaca merupakan suatu hal yang
tidak dapat ditawar lagi. Karena sebagian besar perolehan ilmu yang didapat
peserta didik adalah dari aktifitas membaca. Pada semua jenjang pendidikan,
membaca merupakan keterampilan wajib yang harus dikuasai siswa.
Keterampilan membaca idealnya dimiliki oleh setiap orang, terutama
siswa SD/MI agar mampu berkomunikasi secara tertulis. Oleh sebab itu,
keterampilan membaca menjadi aspek yang sangat penting dalam kehidupan
terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Kegiatan membaca harus
dibiasakan sejak dini, yakni dari siswa pertama kali mengenal huruf.
Keterampilan membaca sudah menjadi suatu kebutuhan dan menjadi hal yang
menyenangkan bagi sebagian besar siswa. Di zaman yang serba cepat seperti
sekarang ini, menjadikan setiap orang dituntut untuk menghasilkan sesuatu yang
banyak dalam waktu yang singkat, begitu pula yang harus diterapkan untuk
mencari informasi. Seseorang membutuhkan metode dengan media khusus dalam
3
membaca agar mendapatkan informasi yang lebih banyak dalam kurun waktu
yang relatif singkat untuk membaca. Metode dan media yang cocok digunakan
untuk mempermudah siswa dalam membaca adalah metode speed reading dengan
menggunakan media audio-visual.
Kesalahan yang banyak terjadi pada siswa ketika membaca ialah proses
pemahaman bacaan yang masih sangat lamban dan juga hanya membaca sekedar
melihat simbol-simbol yang menarik dalam bacaan, ataupun deretan kata yang ada
dalam bacaan tanpa melibatkan proses berfikir, sehingga sangat sedikit
pemahaman serta informasi atau pengetahuan yang dimilikinya. Seperti halnya di
sekolah tempat penulis melakukan observasi, penulis mendapatkan masih
banyaknya siswa yang membaca dengan lamban, masih terbata-bata, dan
terkadang hanya sekedar membaca tanpa menggunakan proses berfikir, hal itu
dapat dilihat ketika seorang siswa ditanya oleh gurunya dan ia belum paham
dengan apa yang sudah dibacanya, mereka hanya mengingat simbol atau gambar
yang menonjol pada teks bacaan mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Dari hasil observasi dapat diuraikan bahwa pembelajaran Bahasa
Indonesia pada keterampilan membaca di kelas IIIB MI Ma‟arif Kumpulrejo 02
yaitu kurangnya keterampilan membaca pada siswa dapat dilihat dari sebagian
besar nilai membaca siswa yang tidak mencapai KKM yakni 70. Dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia pada keterampilan membaca, dari 20 siswa di kelas
IIIB hanya 5 orang atau sebesar 25% saja yang sudah mencapai sedangkan siswa
yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 15 siswa atau sebesar 75%. Hal
4
tersebut sangat memprihatinkan melihat keterampilan membaca merupakan kunci
dari bertambahnya ilmu pengetahuan.
Faktor yang menyebabkan kurangnya siswa dalam keterampilan membaca
yang pertama adalah faktor dari pengajaran guru yang monoton, yakni hanya
menggunakan metode ceramah saja. Hal ini tentu saja mengurangi minat siswa
dalam keterampilan membaca. Yang kedua adalah faktor yang berasal dari siswa
itu sendiri. Kurangnya motivasi pada diri siswa, menyebabkan siswa enggan
berusaha untuk bisa menguasai keterampilan membaca. Yang ketiga adalah faktor
yang berasal dari sarana prasarana yang digunakan siswa dalam belajar membaca.
Di sekolah, sarana prasarana yang mendukung keterampilan siswa agar dapat
membaca hanya menggunakan buku paket saja. Yang keempat adalah faktor yang
berasal dari keluarga siswa itu sendiri. Sebagian besar orang tua siswa kelas IIIB
di MI Ma‟arif Kumpulrejo 02 tidak membiasakan anaknya untuk belajar di rumah
khusunya dalam hal membaca. Karena pada umumnya orang tua mereka kurang
memberi perhatian lebih, hal tersebut dikarenakan orang tua sibuk bekerja. Yang
kelima adalah faktor lingkungan siswa. Lingkungan tempat tinggal siswa dirasa
kurang mendukung untuk menjadikan siswa termotivasi belajar membaca. Hal
tersebut dapat dilihat dari lingkungan sekitar misalnya, siswa yang hanya bermain
saja tanpa meluangkan waktunya untuk belajar bersama.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai peningkatan hasil belajar membaca dengan menggunakan
metode membaca cepat atau speed reading dengan media audio-visual pada siswa.
5
Penulis akan menuangkannya dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Materi Membaca Menggunakan Metode Speed Reading dengan
Media Audio-Visual Pada Siswa Kelas IIIB MI Ma’arif Kumpulrejo 02
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dirumuskan permasalahan
dalam penelitian ini sebagai berikut: apakah penerapan metode speed reading
dengan media audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar membaca pada siswa
kelas IIIB MI Ma‟arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga
Tahun Pelajaran 2019/2020?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hasil belajar membaca siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
pada siswa kelas IIIB MI Ma‟arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020.
D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan dari dunia
pendidikan, sehingga dapat memperkaya khasanah dalam pendidikan
khususnya pembelajaran yang menggunakan metode speed reading dengan
media audio-visual pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar.
2) Dapat memberikan kontribusi yang positif bagi guru yang nantinya
dapat dijadikan pedoman dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Bagi Mahasiswa
1) Sebagai bahan penelitian yang bisa dipakai lebih lanjut.
2) Sebagai bahan belajar untuk memahami metode dengan media yang
dapat dipakai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
c. Bagi Peserta Didik
1) Meningkatkan motivasi belajar siswa lewat metode pembelajaran
speed reading dengan media audio-visual.
2) Meningkatkan kemampuan membaca siswa terutama dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia mengguakan metode speed reading
dengan media audio-visual.
3) Mengubah cara pandang siswa tentang belajar membaca terutama
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dikenal membosankan.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis Tindakan adalah jawaban sementara yang ditetapkan dalam
perencanaan tindakan kelas (PTK). Adapun hipotesis dalam penelitian ini
adalah metode speed reading dengan media audio-visual dapat meningkatkan
hasil belajar Bahasa Indonesia pada materi membaca pada siswa kelas IIIB MI
7
Ma‟arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran
2019/2020.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
a. Ketuntasan Individu
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini jika masing-masing
siswa telah mencapai ketuntasan minimal dengan nilai 70 dan rata-rata
kecepatan membaca subjek penelitian meningkat minimal mampu
membaca 150 kata per menit dan mampu memahami isi pokok tes bacaan
Bahasa Indonesia.
b. Ketuntasan Klasikal
Indikator pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini jika
masing-masing siswa telah mencapai ketuntasan minimal dengan
persentase ≥85% dari jumlah seluruh siswa kelas IIIB.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang ditempuh peneliti
dalam mencapai tujuan penelitian, yaitu untuk menjawab pertanyaan penelitian
atau hipotesis penelitian (Asra, 2015:60).
1. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang memaparkan sebab-
akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi ketika
8
perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian
perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan tersebut. (Arikunto, 2015: 1)
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui apakah
dengan metode speed reading dengan media audio-visual dapat meningkatkan
hasil belajar Bahasa Indonesia pada materi membaca pada siswa kelas IIIB MI
Ma‟arif Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif, artinya peneliti melakukan
penelitian dengan kolaborasi atau bekerjasama dengan guru kelas IIIB MI
Ma‟arif Kumpulrejo 02.
2. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas IIIB MI Ma‟arif Kumpulrejo 02
dengan jumlah siswa 20 orang dengan rincian 11 siswa laki-laki dan 9 siswa
perempuan. Karena siswa yang mengikuti pelajaran ini sebagian besar belum
bisa membaca dengan lancar. Maka dari itu, untuk meningkatkan kemampuan
membaca di kelas ini menggunakan metode speed reading dengan media
audio-visual.
3. Langkah-langkah penelitian
Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam
penelitian tindakan kelas ini, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi (Arikunto, 2014:16). Adapun penjelasannya akan diuraikan
sebagai berikut:
9
a. Perencanaan (Planning)
1) Membuat Rencana Pelaksanan Pembelajran (RPP) dengan
menerapkan metode speed reading dengan media audio-visual.
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana prasarana pendukung yang
diperlukan saat proses pembelajran berlangsung dengan menggunakan
metode speed reading dengan media audio-visual.
3) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode speed
reading dengan media audio-visual.
4) Menyusun soal/tes formatif untuk siswa.
5) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran dengan menggunakan
metode speed reading dengan media audio-visual.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pada tahapan ini guru menerapkan apa yang telah direncanakan
yaitu penerapan pembelajaran harus sesuai dengan skenario yang tertulis
pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga
kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.
c. Pengamatan (Observation)
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati
jalannya kegiatan untuk melihat apakah tindakan-tindakan yang dilakukan
sesuai dengan yang direncanakan. Segala aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran diamati, dicatat, dinilai, dan dianalisis untuk dijadikan umpan
balik.
10
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang telah dilakukan. Tahap ini digunakan untuk mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan. Kemudian berdasarkan data
yang telah terkumpul dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan
selanjutnya. Untuk lebih jelasnya langkah-langkah siklus penelitian
tindakan kelas dapat dilihat bagan di bawah ini:
Gambar 1.1
Langkah-langkah penelitian tindakan kelas
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah paling utama dalam suatu
penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
PENGAMATAN SIKLUS 1
REFLEKSI
PELAKSANAAN
PERENCANAAN PENGAMATAN
REFLEKSI
SIKLUS 2
11
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang sudah diterapkan
(Sugiyono, 2011: 308). Pengumpulan data dalam peneliti ini adalah sebagai
berikut:
a. Pengamatan
Pengamatan adalah metode yang sering digunakan dalam
penelitian. Hal ini bertujuan untuk membaca gambaran kondisi yang
diteliti sebelum mendokumentasikan informasi yang didapat. Selain itu,
pedoman pengamatan bertujuan mempermudah peneliti dalam menyusun
rencana penelitian yang dilakukan. Pengamatan yang dilakukan peneliti
antara lain:
1) Cara-cara atau metode yang digunakan guru untuk meningkatkan atau
memperbaiki keadaan (masalah) sudahkan berjalan dengan
semestinya.
2) Alat bantu pengajaran atau sarana prasarana yang digunakan apakah
sudah tepat atau belum.
b. Wawancara
Metode ini digunakan untuk mengetahui informasi lebih dalam
dengan subyek penilitian dan ke arah fokus penilitian. Pihak yang
diwawancarai yaitu guru kelas IIIB, yaitu untuk memperoleh informasi
mengenai proses pembelajaran Bahasa Indonesia.
12
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan peneliti untuk memperoleh data
tentang jumlah guru dan siswa, sarana dan prasarana, alat atau media yang
digunakan dan lain sebagainya yang dianggap penting.
d. Tes membaca
Guru mempraktikan metode speed reading dengan media audio-
visual sesuai dengan buku panduan metode speed reading.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat ukur yang digunkana untuk mendapatkan
informasi tentang karakteristik data secara objektif. Instrumen ynag digunakan
oleh peneliti adalah sebgaai berikut:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk
melakasanakan pengamatan di dalam kelas. Dari lembar observasi inilah
peneliti bisa mengetahui gambaran aktivitas yang dilakukan guru dan
siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia materi membaca
menggunakan metode speed reading dengan media audio-visual. Lembar
observasi berupa lembar checklist tentang aktivitas pembelajaran yang
dilakukan guru bersama siswa. Melalui lembar observasi ini, peneliti dapat
mengatasi kendala-kendala yang dihadapi guru serta memperbaiki
kekurangan-kekurangan selama pembelajaran berlangsung.
13
b. Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan
yang dilakasankana dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan
(Sudijono, 2012: 82). Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa kelas
IIIB MI Ma‟arif Kumpulrejo 02 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Wwancara dilkaukan untuk mengetahui pendapat mereka tentang
perbedaan mengenai pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan
metode speed reading dengan media audio-visual.
c. Soal Tes
Tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengeukuran dan
penilaian di bidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas atau
serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan perintah-perintah
sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau
prestasi (Sudijono, 2012: 66).
Untuk mengukur hasil belajar siswa, peneliti menggunakan tes
bacaan Bahasa Indonesia sesuai dengan buku Tema siswa. Siswa
membaca teks bacaan tersebut menggunakan metode speed reading yang
sudah diajarkan. Untuk mengukur pemahaman siswa tentang teks bacaan
yang sudah dibaca menggunakan metode speed reading, siswa diberi soal
tes tertulis tentang teks bacaan Bahasa Indonesia tersebut.
14
d. Dokumentasi
Melalui dokumentasi peneliti bisa mengetahui berita, data-data
yang terkait dengan siswa seperti nilai hasil belajar dan foto yang
menggambarkan situasi saat pembelajaran berlangsung. Dokumentasi ini
sangat membantu dalam pengumpulan data dan sebagai pendukung dalam
proses penelitian.
6. Analisis Data
Menurut Aqib (2017:65) Teknik analisis data digunakan untuk
mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian
ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode yang
menggunakan metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau
fakta sesuai dengan data yang diperoleh. Untuk menganalisis tingkat
keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap siklusnya. Analisis
dapat dilakukan dengan menghitung statistik sederhana berikut:
a. Untuk menilai tes ulangan atau tes formatif
Peneliti mencari rata-rata dengan melakukan penjumlahan nilai
yang diperoleh siswa kemudian dibagi dengan jumlah siswa di kelas, maka
dapat dirumuskan sebagai berikut:
∑
∑
Dengan:
= Nilai rata-rata
∑ = Jumlah semua nilai
15
∑ = Jumlah siswa
b. Untuk Ketuntasan Belajar
Ketuntasan Belajar dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu
individual dan klasikal. Kelas disebut tuntas apabila di kelas tersebut
masing-masing siswa telah mencapai ketuntasan minimal dengan
persentase ≥85% dari mumlah seluruh siswa kelas IIIB. Berikut adalah
rumus persentase ketuantasan kelas:
∑
∑
G. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan dalam persepsi judul di atas, maka penelitian
akan memberikan definisi operasional sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Menurut Bloom dalam Thobroni (2017: 21-22) hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif dan juga psikomotorik. Selain itu Lindgren dalam
Thobroni (2017: 22) juga mengemukakan mengenai hasil belajar mencakup
kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.
2. Bahasa Indonesia
Berdasarkan pidato Mohammad Yamin, Bahasa Indonesia diusulkan
sebagai bahasa Nasional. Sumpah Pemuda menetapkan bahasa bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan. Bila mengacu pada Undang-Undang Dasar
(UUD) 1945, Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa negara. Sementara
berdasarkan keputusan Kongres Bahasa Indonesia II yang dilaksanakan di
Medan pada tanggal 28 Oktober – 02 November 1954, Bahasa Indonesia
16
disepakati sebagai bahasa kebangsaan dan sekaligus sebagai bahasa Negara
(Achmad, 2015: 16)
3. Membaca
Menurut Hodgson dalam Tarigan (2015: 7) membaca adalah suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa
tulis.
4. Metode Speed Reading
Menurut Nurhadi (2008: 31) mengungkapkan bahwa membaca cepat
dan efektif yaitu jenis membaca yang mengutamakan kecepatan, dengan tidak
meninggalkan aspek pemahaman terhadap aspek yang dibacanya.
Berbeda dengan Nurhadi, Soedarsono (2006: 18) mengatakan bahwa
membaca cepat adalah kemampuan membaca dengan memperhatikan tujuan
dari membaca.
5. Audio-Visual
Audio-visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan
gambar bergerak dan bersuara. Panduan antara gambar dan suara membentuk
karakter sama dengan objek aslinya. (Sanaky, 2015: 119)
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan bertujuan untuk memperjelas gambaran umum
tentang isi penelitian tindakan kelas ini, yang terdiri dari tiga bagian yaitu bagian
awal, inti dan bagian akhir.
17
Untuk memudahkan dalam memahami masalah-masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini, maka penulis menyusun dengan sistematika sebagai
berikut:
1. Bagian Awal
Bagian awal terdiri dari halaman sampul, halaman judul, lembar logo
IAIN, persetujuan pembimbing, pernyataan keaslian tulisan, pengesahan
kelulusan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.
2. Bagian Inti
BAB I Pendahuluan meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan
Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II Landasan Teori meliputi Kajian Teori dan Kajian Pustaka yang
membahas tentang tinjauan umum keterampilan membaca, metode speed
reading, media audio visual dan penelitian yang relevan.
BAB III Pelaksanaan Penelitian, bab ini merupakan deskripsi penelitian
yang di dalamnya akan dipaparkan mengenai keadaan siswa dan deskripsi
persiklus.
BAB IV Hasil Penelitian dan pembahasan, bab ini merupakan deskripsi
dari setiap siklus yang meliputi (data hasil pengamatan/evaluasi), refleksi serta
pembahasan setiap siklus.
BAB V Penutup meliputi kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir meliputi daftar pustaka dan lampiran.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Gagne dalam buku Cooperative Learning makna belajar
adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai atau kemampuan
yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan Disposisi tersebut bukan
diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.
Menurut Morgan belajar memiliki arti perubahan perilaku yang bersifat
permanen sebagai hasil dari pengalaman. (Suprijono, 2009: 2)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha untuk
memperoleh pengetahuan yang dapat memberikan perubahan pada pribadi
seseorang.
Dari pengertian di atas merupakan sebagian kecil alas an Allah
menyatakn bahwa antara orang-orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu
tidak boleh disamakan. Sebab hanya orang yang berilmulah yang dapat
mengambil pelajaran, sehingga ia dapat mengambil manfaat dari proses
kehidupan ini.
Sebagaimana firman Allah SWT:
ه هو قاوت ن آواء الليل ساجدا وقائما يحذر الخزة ويزجو رحمت ربه قل هل يستوي الذيه يعلمو أم
والذيه ل يعلمون إوما يتذكز أولو اللباب
19
Artinya:
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang
yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia
takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-
orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran.
2. Prinsip Belajar
Adapun prinsip belajar menurut Suprijono (2009: 4) adalah sebagai
berikut:
a. Perubahan Perilaku, adapun perubahan perilaku sebagi hasil belajar
memiliki ciri-ciri:
1) Sebagi hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang
disadari.
2) Berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
3) Bermanfaat sebagi bekal hidup.
4) Positif atau berakumulasi.
5) Sebagi usaha yang direncanakan dan dilakukan.
6) Permanen atau tetap.
7) Bertujuan dan terarah.
8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
9) Belajar merupakan proses.
10) Belajar merupakan bentuk pengalaman.
20
3. Ciri-ciri Belajar
Belajar bukan hanya berarti membaca pelajaran saja akan tetapi, belajar
dapat memiliki arti luas yang mencakup keseluruhan proses perubahan
individu. Perubahan tersebut meliputi topik kepribadian, intelek maupun sikap,
baik yang nampak maupun tidak. Dalam hal ini Suardi & Syofrianisda (2018:
8-10) menjelaskan ciri-ciri belajar adalah sebagi berikut:
a. Belajar adalah perbuatan yang sudah mungkin sewaktu terjadinya
prioritas.
b. Belajar terjadi melalui pengalaman yang bersifat pengalaman individual.
c. Perubahan yang terjadi bersifat menyeluruh dan terintegrasi.
d. Belajar adalah proses interaksi. Maksudnya adalah jika itu dalam sebuah
lingkup sekolah adanya peran dan usaha yang aktif antara guru dan murid.
e. Perubahan berlangsung dari yang sederhana ke arah yang lebih kompleks.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Bahruddin (2008: 19-28) mengatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar banyak jenisnya, akan tetapi faktor tersebut dapat di
klasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor internal merupaka faktor yang timbul dari diri pribadi
manusia. Dalam hal ini adalah peserta didik. Dalam pembahasan faktor ini
beliau mengklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: faktor fisiologis dan faktor
psikologis.
21
1) Faktor Jasmaniah
a) Faktor Kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
Proses belajar seseorang akan terganggu apabila kesehatan
seseorang terganggu, selain itu akan cepat merasakan lelah,
pusing, kurang bersemangat dan badan juga terasa lemah.
Sehingga seseorang harus mengupayakan kesehatan badannya
sehingga dapat belajar dengan baik.
b) Keadaan Fungsi Jasmani
Keadaan fungsi jasmani juga mempengaruhi belajar.
Siswa yang memiliki kelainan pada tubuh maka proses belajarnya
akan terganggu. Sehingga siswa yang memiliki kelainan atau
cacat tubuh, hendaknya belajar pada lembaga pendidikan khusus
atau bisa dengan memberikan fasilitas khusus bagi siswa yang
menyandang cacat tubuh supaya dapat belajar dengan baik.
2) Faktor Psikologis
a) Intelegensi
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.
Setiap siswa memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda, ada
yang tinggi dan ada juga yang rendah. Akan tetapi bukan berarti
siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil
dalam belajarnya, karena belajar adalah suatu proses yang
kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya dan
22
intelegensi adalah salah satu faktor di antara berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Jika faktor lainnya bersifat menghambat atau
berpengaruh negatif terhadap proses belajar siswa, maka dalam
proses belajarnya siswa bisa gagal.
b) Motivasi
Menurut Slavin, 1994 dalam Bahruddin (2008: 22),
motivasi adalah proses di dalam individu yang aktif, mendorong,
memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat. Sehingga
motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi keefektifan
belajar siswa yang ingin melakukan kegiatan belajar.
c) Minat
Minat merupakan kecenderungan yang tepat
memperhatikan dan mengenang kegiatan. Minat besar
pengaruhnya bagi belajar. Apabila bahan pelajaran yang dipelajari
tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa akan segan untuk
belajar. Untuk menumbuhkan minat terhadap proses belajar dapat
diupayakan dengan menjelaskan hal-hal yang menarik dan
berguna bagi kehidupan dan juga yang berhubungan dengan cita-
cita yang dikaitkan dengan bahan pembelajaran.
d) Bakat
Bakat dapat mempengaruhi belajar. Karena siswa yang
memiliki bakat memiliki bahan pembelajaran yang sesuai maka
23
hasil belajarnya akan lebih baik karena sesuai dengan bakat yang
dimiliki siswa.
e) Sikap
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan
senang atau tidak senang pada performanya guru, pelajaran atau
lingkungan sekitarnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka
guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang baik,
professional dan bertanggung jawab terhadap profesi yang
dipilihnya.
b. Faktor Eksetrnal
Faktor eksternal merupakan suatu faktor yang timbul dari luar
pribadi, menurut Syah dalam Bahruddin (2008:26) menjelaskan faktor-
faktor eksternal meliputi:
1) Faktor Lingkungan Sosial
Adapun pengaruh dari lingkungan sosial meliputi: lingkungan
sosial sekolah, lingkungan sosial masyarakat dan lingkungan sosial
keluarga.
2) Faktor Lingkungan Non Sosial
Pengaruh dari lingkungan non sosial meliputi: lingkungan
alamiah, faktor instrumental (komponen yang ada di sekolah), faktor
materi pelajaran.
24
5. Tujuan Belajar
Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan belajar
yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim
dinamakan Instrictional effect, yang biasa berbentuk pengetahuan dan
keterampilan. Sementara tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan
belajar instruksional yang lazim disebut nurturant effects. Bentuknya berupa
kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, dan
menerima orang lain dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis
dari peserta didik “menghidupi” suatu sistem lingkungan belajar tertentu.
(Suprijono, 2009: 5).
6. Hasil Belajar
Reigeluth (2019: 4) berpendapat bahwa hasil belajar atau pembelajaran
dapat dipakai sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari
metode (strategi) alternatif dalam kondisi yang berbeda. Ia juga mengatakan
secara spesifik bahwa hasil belajar adalah suatu kinerja (performance) yang
diindikasikan sebagai suatu kapabilitas (kemampuan) yang telah diperoleh,
hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk tujuan (khusus) perilaku (unjuk
kerja).
Sedangkan menurut Gagne dalam Suprijono (2009: 5) hasil belajar
adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi dan keterampilan.
Secara sederhana dari beberapa pengertian mengenai hasil belajar di
atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tolak ukur yang dapat
25
digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran.
7. Penilaian Hasil Belajar
Menurut Sudjana (1990: 3), penilaian dapat diartikan sebagai suatu
proses menentukan nilai pada suatu objek. Sehingga pengertian penilaian hasil
belajar adalah suatu proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang
dicapai oleh peserta didik dengan kriteria-kriteria tertentu. Dan penjelasan
tersebut dapat diketahui objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa.
Adapun tujuan penilaian hasil belajar dalam (Sudjana, 1990: 4) adalah
sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui kecakapan belajar peserta didik baik itu kelebihan atau
kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang
ditempuhnya.
b. Sebagian tolak ukur keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku
peserta didik ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.
c. Sebagai upaya untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal
program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya.
d. Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak
pemerintah, masyarakat dan juga orangtua peserta didik.
26
B. Bahasa Indonesia
1. Pengertian
Menurut Achmad (2015: 16-17) dari sudut pandang linguistik, Bahasa
Indonesia dipahami sebagai salah satu dari banyak ragam Bahasa Melayu.
Dasar yang dipakai pada Bahasa Indonesia adalah Bahasa Melayu Riau sejak
abad ke-19. Dalam perkembangannya, Bahasa Indonesia mengalami proses
pembakuan pada abad ke-20.
Penamaan Bahasa Indonesia diawali sejak diikrarkan Sumpah Pemuda.
Akibat dari Sumpah Pemuda tersebut, maka terjadilah proses pembedaan
antara Bahasa Melayu yang digunakan di Riau dan Semenanjung Melayu
dengan Bahasa Indonesia yang terus mengalami perekembangan hingga awal
abad ke-21.
Berdasarkan pidato Mohammad Yamin, Bahasa Indonesia diusulkan
sebagai bahasa Nasional. Sumpah Pemuda menetapkan bahasa bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan. Bila mengacu pada Undang-Undang Dasar
(UUD) 1945, Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa negara. Sementara
berdasarkan keputusan Kongres Bahasa Indonesia II yang dilaksanakan di
Medan pada tanggal 28 Oktober – 02 November 1954, Bahasa Indonesia
disepakati sebagai bahasa kebangsaan dan sekaligus sebagai bahasa negara.
Bahasa Indonesia bukan bahasa ibu. Mengingat sebagian besar warga
Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa ibu. Sungguhpun demikian,
Bahasa Indonesia digunakan sangat luas semisal di perguruan, media massa,
27
sastra, perangkat lunak, atau surat-menyurat resmi. Dari sini dapat dikatakan,
bahasa Indonesia telah digunakan oleh semua warga Indonesia.
2. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia
Achmad (2015: 16-17) berpendapat bahwa manfaat pembelajaran
bahasa Indonesia bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkampungan
terpencil dan jauh dari sentuhan pendidikan formal cenderung menggunakan
bahasa ibu (bahasa daerah). Bahkan sebagian besar dari masyarakat itu tidak
bisa berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia. Dikarenakan mereka tidak
pernah mengenyam pendidikan formal Bahasa Indonesia di sekolah. Mereka
juga tidak pernah bergaul dengan orang-orang dari kota besar yang lebih suka
menggunakan Bahasa Indonesia ketimbang bahasa ibu.
Bahasa Indonesia hampir tidak pernah digunakan sebagai bahasa
komunikasi di lingkup masyarakat internal. Padahal, Bahasa Indonesia
seharusnya dipelajari oleh setiap warga Indonesia baik melalui pendidikan
formal maupun informal. Hal ini dikarenakan Bahasa Indonesia memiliki
banyak manfaat antara lain:
a. Sebagai Media berkomunikasi
Seorang dari pengguna bahasa ibu (daerah) yang satu dapat
berbahasa Indonesia dengan baik akan dapat berkomunikasi dengan
pengguna bahasa ibu lainnya, misal: orang Jawa dengan orang Bali, orang
Kalimantan dengan orang Sulawesi, orang Sumatera dengan orang
Ambon. Dari sini dapat disimpulkan bahawa Bahasa Indonesia sebagai
28
bahasa komunikasi antar warga Indonesia yang tinggal di berbagai pulau
dengan menggunakan bahasa ibu yang berbeda-beda.
b. Sebagai Media Mempelajari Ilmu Pengetahuan
Dengan menguasai bahasa Indonesia secara lisan atau tertulis,
seorang akan dapat mempelajari ilmu pengetahuan baik yang disampaikan
oleh para guru (dosen) maupun buku-buku yang menggunakan Bahasa
Indonesia. Dari sini dapat dikatakan, bahwa Bahasa Indonesia merupakan
jembatan bagi seseorang yang ingin mendapatkan ilmu pengetahuan. Di
samping itu, orang tersebut akan mudah mendapatkan informasi (berita) di
media massa atau media sosial yang ditulis dengan menggunakan Bahasa
Indonesia.
c. Sebagai Media Penyampaian Kreatif
Seorang yang menguasai Bahasa Indonesia secara tertulis, akan
berpeluang menjadi sastrawan atau penulis yang menyampaikan ide
kreatifnya melalui karya tulis baik fiksi maupun non fiksi. Tentu saja,
Bahasa Indonesia yang ia gunakan adalah bahasa baku dan benar menurut
EYD. Dengan demikian, penguasaan terhadap EYD merupakan tuntunan
bagi sastrawan dan penulis.
Di samping karya fiksi atau non fiksi, seorang yang menguasai
bahasa Indonesia secara tertulis akan dapat menulis surat resmi, surat
lamaran pekerjaan, biografi, abstrak untuk karya ilmiah, proposal dengan
baik dan benar. Dengan baik dan benarnya tulisan tersebut akan
29
menimbulkan kesan positif dari pembaca terhadap kepribadian dan tingkat
intelektual si penulis.
d. Sebagai Modal Utama dalam Penyuntingan Naskah
Seorang editor yang bekerja di sebuah kantor penerbitan atau
media massa harus menguasai Bahasa Indonesia secara tekstual. Tanpa
menguasai Bahasa Indonesia dengan baik, seorang editor bukannya
menyempurnakan naskah, melainkan merusak naskah tersebut melalui
kerja editing-nya.
e. Sebagai Bahasa Nasional, Persatuan, dan Negara
Bagi Negara, Bahasa Indonesia bermanfaat untuk meningkatkan
spirit nasionalisme dan persatuan bangsa. Dengan demikian, Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan. Di samping itu,
Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara. Bahasa yang menceritakan
kepribadian dan kebudayaan Negara Indonesia di mata dunia
Internasional.
3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
a. Pembelajaran Bahasa Indonesia di lingkup dunia akademik khusunya dan
mayarakat pada umumnya memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1) Mendidik anak didik dan masyarakat agar dapat berkomunikasi
dengan menggunakan Bahasa Indonesia secara efektif, efisien, baik,
dan benar sesuai etika dan kesopanan.
30
2) Supaya anak didik dan masyarakat semakin dapat menghargai serta
merasa bangga terhadap Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu
bangsa.
3) Supaya anak didik dan masyarakat bisa memahami Bahasa Indonesia
dan mampu menggunakannya secara tepat.
4) Supaya anak didik dan masyarakat bisa menggunakan Bahasa
Indonesia guna semakin meningkatkan kemampuannya.
5) Supaya anak didik dan masyarakat mampu membaca yang merupakan
syarat mutlak di dalam memperluas wawasan serta memperluas budi
pekerti.
6) Supaya anak didik dan masyarakat bisa mampu menghayati karya
sastra Indonesia yang fungsinya dapat memberikan inspirasi, edukasi,
dan rekreasi yang sehat.
7) Supaya anak didik dan masyarakat bisa menyampaikan gagasannya ke
dalam karya tulis baik fiksi maupun non fiksi. (Achmad, 2015: 20-21)
b. Menurut Khair (2018: 4) Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
jenjang SD/MI diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Siswa menghargai dan mengembangkan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan (nasional) dan bahasa Negara.
2) Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk makna, dan
fungsi, serta menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk
bermacammacam tujuan, keperluan dan keadaan.
31
3) Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan itelektual, kematangan emosional, dan
kematangan social.
4) Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan
menulis).
5) Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia
4. Bahasa Indonesia Bagian dari Kelas 3
Menurut Khair (2018: 3-4) Sekolah dasar (SD) sebagai penggalan
pertama pendidikan dasar, seyongyanya dapat membentuk landasan yang kuat
untuk tingkat pendidikan selanjutnya. Dengan tujuan sekolah harus membekali
lulusannya dengan kemampuan dan keterampilan dasar yang memadai, yaitu
kemampuan proses strategis.
Adapun kemampuan proses strategis adalah keterampilan berbahasa.
Dengan kemampuan berbahasa yang dimiliki, siswa mampu menimba berbagai
pengetahuan mengapresiasi sastra, serta mengembangkan diri secara
berkelanjutan. Dengan kemampuan berbahasa yang dimiliki siswa, siswa akan
mampu menimba berbagai ilmu pengetahuan yang terutama dan ditujukan
dalam memahami materi bahasa Indonesia, bersastra, bahasa seni dan sastra.
Dengan bahasa orang dapat: menjadi makhluk sosial berbudaya, membentuk
pribadi yang baik, menjadi makhluk berpribadi, menjadi warganegara, serta
untuk memahami dan berpartisipasi dalam proses pembangunan masyarakat,
32
untuk masa sekarang dan yang akan datang. Masa mendatang kita dipacu oleh
kemajuan global salah satunya yang sangat nyata bidang teknologi dan
informasi yang semakin canggih dengan kemampuan membaca, menulis
seiring kemajuan zaman haruslah kita kembangkan secara sungguh-sungguh,
agar semua kemajuan dapat kita ikuti dengan baik, benar dan tepat guna.
Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang dipelajari di sekolah
dasar mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Pembelajaran di SD ini dapat dibagi
menjadi pembelajaran kelas rendah dan kelas tinggi. Pembelajaran Bahasa
Indonesia di kelas rendah memiliki kekhasan sendiri. Kekhasan ini tampak dari
pendekatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik. Kekhasan
juga tampak secara jelas dari materi bahan ajar yang diajarkan di SD kelas
rendah.
C. Membaca
1. Pengertian
Menurut Soedarso dalam Samniah (2016: 2) membaca adalah aktivitas
sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Membaca sebagai kegiatan yang
meliputi pengenalan lambang-lambang tertulis atau lambang-lambang bunyi .
Bahasa berperan sebagai stimlulus untuk mengingat makna yang dibangun
pada pengalaman yang lalu dan menyusun makna-makna baru itu dengan jalan
memanipulasi konsep-konsep yang dimiliki pembaca.
Menurut Hodgson dalam Tarigan (2015: 7) membaca adalah suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
33
pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa
tulis.
Selain itu Anderson dalam Tarigan (2015: 7) juga memaparkan dari
segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan
pembacaan sandi (a recording and decoding prosess), berlainan dengan
berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Di
samping pengertian atau batasan yang telah diuraikan, membaca pun dapat
pula diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan berkomunikasi
dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain, yaitu
mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-
lambang tertulis. Bahkan, ada pula bebrapa penulis yang seolah-olah
beranggapan bahwa “membaca” adalah suatu kemampuan untuk melihat
lambang-lambang tertulis tersebut melalui fonik (phonics = suatu pengjaran
metode membaca, ucapan, ejaan berdasarkan interpretasi fonetik terhadap
ejaan biasa) menjadi/ menuju membaca lisan (oral reading). Membaca dapat
pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang
tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis.
Tingkatan hubungan antara makna yang hendak dikemukakan oleh penulis dan
penafsiran atau interpretasi pembaca turut menentukan ketepatan membaca.
Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis, tetapi berada pada pikiran
pembaca. Demikianlah, makna itu akan berubah karena setiap pembaca
memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dia pergunkan sebagai alat
untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut.
34
Finochiaro dan Bonomo dalam Tarigan (2015: 9) juga mengatakan
secara singkat bahwa reading adalah bringing meaning to and getting meaning
from printed or written material, memetik serta memahami arti atau makna
yang terkandung dalam bahan tertulis. Jelaslah bagi kita bahwa membaca
adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Oleh karena itu, para
pelajar haruslah dibantu untuk menanggapi atau memberi respons terhadap
lambing-lambang visual yang menggambarkan tanda-tanda auditori yang sama
yang telah mereka tanggapi sebelum itu. Ketika membaca, kita membuat bunyi
dalam krongkongan kita. Kita membaca lebih capat kalau kita tahu bagaimana
cara mengatakan serta mengelompokkan bunyi-bunyi tersebut dan kalau kita
tidak tertegun-tegun melakukannya. Oleh karena itu, sangat penting sekali
diingat agar setiap kesulitan yang berkenaan dengan bunyi, urutan bunyi,
intonasi, atau jeda haruslah dijelaskan sebelum para pelajar disuruh membaca
dalam hati ataupun membaca lisan.
Menurut Lado dalam Tarigan (2015: 9) Kesimpulan yang dapat ditarik
dari pembicaraan di atas adalah bahwa “membaca” ialah memahami pola-pola
bahasa dari gambaran tertulisnya.
2. Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh
informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning)
serat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam
membaca. Berikut ini, dikemukakan menutut Anderson dalam tarigan (2015: 9-
11) beberapa hal penting:
35
a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang
telah dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh; apa yang
telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah
yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk
memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or
facts).
b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik
dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari
atau yang dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh
tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca
untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
c. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang telah terjadi pada
setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan
ketiga/seterusnya/ - setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah,
adegan-adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi. Ini disebut
membaca untuk mengetahuai urutan atau susunan, organisasi cerita
(reading for sequence or organization).
d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh
pengarang kepada pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-
kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau
gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi
(reading for inference).
36
e. Membaca untuk menukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak
wajar menganai seseorang tokoh apa yang lucu dalam cerita, atau apakah
cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk
mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (rading to
classify).
f. Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat
oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini
disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi (rading for evaluate).
g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah,
bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana
dua cerita mempunyai perasamaan, dan bagimana tokoh menyerupai
pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau
mempertentangkan (reading to compare or contrast).
3. Membaca sebagai Suatu Keterampilan
Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar bahwa
membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang
mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih
kecil. Menurut Broughton dalam Tarigan (2015: 11-12) dengan perkataan lain,
keterampilan-keterampilan mencakup tiga komponen, yaitu:
a. Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca.
b. Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur lingusitik
yang formal.
37
c. Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning.
Keterampilan A merupakan suatu kemampuan untuk menganal bentuk-
bentuk yang disesuaikan dengan mode yang beruapa gambar, gambar di atas
suatu lembaran, lengkungan-lengkungan, garis-garis, dan titik-titik. Dalam
hubungan-hubungan berpola yang teratur rapi.
Keterampilan B merupakan suatau kemampuan untuk menghubungkan
tanda-tanda hitam di atas kertas yaitu gambar-gambar berpola tersebut dengan
bahasa. Adalah tidak mungkin belajar membaca tanpa kemampuan belajar
memperoleh serta memahami bahasa. Hubungan-hubungan itu jelas sekali
terlihat terjadi antara unsur-unsur dari pola-pola tersebut di atas kertas dan
unsur-unsur bahasa yang formal. Sesuai dengan hakikat unsur-unsur linguistik
yang formal tersebut, pada hakikatnya sifat keterampilan itu akan selalu
mengalami perubahan-perubahan pula. Unsur-unsur itu dapat merupakan
kelompok bunyi kompleks yang dapat disebut sebaga kata, frase, kalimat,
paragraf, bab, atau buku. Unsur itu dapat pula berupa unsur yang paling dasar,
yaitu bunyi-bunyi tunggal yang disebut fonem.
Keterampilan ketiga atau C yang mencakup keseluruhan keterampilan
membaca, pada hakikatnya merupakan keterampilan intelektual, ini merupakan
kemampuan atau abilitas untuk menghubungkan tanda-tanda hitam di atas
kertas melalui unsur-unsur bahasa yang formal, yaitu kata-kata bunyi, dengan
makna yang dilambangkan oleh kata-kata tersebut.
38
4. Aspek-aspek Membaca
Telah diutarakan di atas bahwa membaca merupakan suatu
keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang
lebih kecil lainnya.
Menurut Broughton dalam Tarigan (2015: 12-13) terdapat dua aspek
penting dalam membaca, yaitu:
a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat
dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek ini
mencakup:
1) Pengenalan bentuk huruf.
2) Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafen, kata, frase, pola
klausa, kalimat dan lain-lain.
3) Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi
(kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”)
4) Kecepatan membaca taraf lambat.
b. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat
dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini
mencakup:
1) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal).
2) Memahami signifikasi atau makna (maksud dan tujuan pengarang,
relevansi/ keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca).
3) Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk).
39
4) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan
keadaan.
5. Membaca merupakan Bagian dari Bahasa Indonesia Kelas Rendah
Menurut Hendrayani (2017: 2) Pembelajaran bahasa Indonesia di
sekolah secara umum ditujukan agar peserta didik mempunyai kompetensi
dalam keempat aspek berbahasa yaitu mendengarkan/menyimak, berbicara,
membaca dan menulis. Keempat aspek berbahasa tersebut pada dasarnya
merupakan satu kesatuan, merupakan catur tunggal. Tanpa mengesampingkan
ketiga aspek lainnya, aspek berbahasa yang penting dan perlu mendapat
perhatian lebih pada jenjang sekolah dasar khususnya pada kelas rendah (kelas
1, 2, dan 3) adalah aspek membaca. Aspek membaca menjadi cukup penting
pada kelas rendah jenjang sekolah dasar karena masih banyak peserta didik
yang baru pertama kali belajar membaca (dan tentunya menulis) saat memasuki
jenjang sekolah dasar, selain itu tidak dapat dipungkiri jika sebagian besar
sumber belajar (bahan ajar) seluruh mata pelajaran di sekolah masih berupa
media cetak yang hanya akan bisa dieksplorasi dengan baik jika peserta didik
mempunyai kemampuan membaca yang baik.
D. Metode Speed Reading
1. Pengertian
Somadyo dalam Risdayanti (2018: 6) metode speed reading adalah
salah satu cara dalam membantu siswa agar siswa dapat memahami suatu teks
bacaan dengan cepat, karena metode ini merupakan metode yang
40
menyenangkan bagi siswa dan tidak akan membuat siswa merasa bosan dalam
melakukan kegiatan membaca.
Menurut Nurhadi (2008: 31) mengungkapkan bahwa membaca cepat
dan efektif yaitu jenis membaca yang mengutamakan kecepatan, dengan tidak
meninggalkan aspek pemahman terhadap aspek yang dibacanya.
Berbeda dengan Somadyo dan Nurhadi, Soedarsono (2006: 18)
mengatakan bahwa membaca cepat adalah kemampuan membaca dengan
memperhatikan tujuan dari membaca. Kecepatan membaca harus fleksibel,
artinya kecepatan tidak harus selalu sama, ada kalanya diperlambat karena
bahan-bahan dan tujuan kita membaca. Kecepatan membaca dapat disesuaikan
dengan kebutuhan membaca apabila kata-kata dalam bacaan tergolong tidak
asing, atau bacaan ringan dapat dilalui dengan cepat. Namun, apabila ada kata-
kata yang tergolong asing atau bersifat analisis kecepatan membaca dapat
diperlambat untuk memahami makna kata tersebut.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian metode
speed reading adalah salah satu cara dalam membantu siswa agar siswa dapat
memahami suatu teks bacaan dengan cepat tanpa meninggalkan aspek tujuan
dari membaca itu sendiri.
Soedarsono (2006: 84) mengatakan bahwa metode speed reading dapat
dilakukan dengan menggunakan dua teknik, yakni:
a. Teknik Membaca dengan skimming
Teknik membaca dengan skimming adalah cara membaca yang
hanya untuk mendapatkan ide pokoknya saja.
41
b. Teknik Membaca dengan scanning
Teknik membaca dengan menggunakan scanning adalah cara yang
hanya membutuhkan suatu fakta tertentu saja, atau informasi tertentu saja,
atau data statistik tertentu saja, misalnya kita perlu melompati bacaan
lainnya dan langsung mencari ke hal tertentu saja. Teknik melompat untuk
langsung ke sasaran yang kita cari disebut scanning.
2. Manfaat Metode Speed Reading
Menurut Noer (2010: 22-23) membaca cepat sangat bermanfaat bagi
semua orang. Membaca cepat dan efektif akan membantu dalam tiga hal
penting:
a. Memilah Informasi Penting dan Tidak
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, kita telah memasuki zaman
ledakan informasi di mana terdapat begitu banyak sumber bacaan. Di satu
sisi hal ini membantu untuk mengetahui apa saja yang ingin kita ketahui.
Namun di sisi lain informasi yang terlalu banyak membuat kita bingung
mana yang penting dan mana yang tidak. Mana informasi yang relevan
untuk dipelajari dan mana yang hanya akan membuang waktu saja tanpa
memberi manfaat berarti.
Kemampuan membaca cepat berguna ketika kita hendak
memutuskan apakah suatu buku, dokumen atau bahan bacaan merupakan
materi yang penting dan relevan atau tidak.
Jika kita telah menguasai membaca cepat, maka keputusan untuk
memilah informasi yang penting dan yang tidak dapat dilakukan lebih
42
mudah dan cepat. Caranya adalah dengan membaca cepat dan sekilas judul
buku, sub judul, daftar isi, halaman belakang, kata pengantar dan secara
cepat melihat sekilas judul-judul bab dan heading-nya. Dalam tempo 1-3
menit kita sudah bisa memutuskan apakah buku tersebut cocok buat Anda
atau tidak. Hal yang sama berlaku dengan e-book.
b. Menguasai Informasi Dengan Cepat
Setelah melakukan langkah pertama, kemampuan membaca cepat
akan membantu kita menguasai informasi dengan lebih cepat serta lebih
baik. Jika sebelumnya kita menghabiskan waktu satu minggu untuk
menyelesaikan sebuah buku setebal 300 halaman, maka dengan
kemampuan membaca cepat buku yang sama dapat diselesaikan dalam
satu hari. Bahkan beberapa orang terlatih bisa menyelesaikan dengan
tuntas dalam tempo 1-2 jam saja. Sungguh merupakan penghematan waktu
yang sangat berharga.
c. Meningkatkan Pemahaman
Membaca cepat akan membuat pemahaman menjadi lebih baik. Jadi
tidak hanya kita mengusai materi lebih cepat, bahkan bisa memahami
dengan lebih baik. Hal ini terjadi karena membaca cepat akan mengajak
kita fokus pada persoalan dan melihat lebih jernih hubungan antar-bab,
antar-paragraf, maupun antar-pemikiran yang disampaikan dalam materi
bacaan.
43
3. Faktor Mempengaruhi Kecepatan Membaca
Menurut Wiryodijoyo (1989: 124) ada tiga faktor yang mempengaruhi
faktor kecepatan membaca diantaranya, yaitu:
a. Gerak Mata
Waktu membaca mata bergerak mengikuti tulisan, dari kiri ke
kanan (untuk tulisan latin). Mata melihat tulisan guna mengenali kata demi
kata untuk diketahui artinya, selanjutnya isi seluruh kalimat. Gerakan mata
ini tidak sama antara pembaca yang satu dengan yang lain, ada yang cepat
dan ada yang lambat. Pembaca yang terlatih dan terbiasa membaca gerak
matanya lebih cepat dan sebaliknya.
b. Kosakata
Hubungan kosakata dengan kecepatan membaca tentu mudah
dimengerti. Apabila pembaca menghadapi bahan bacaan yang semua kata-
katanya telah diketahui tentu dia dapat membaca dengan kecepatan yang
maksimal tanpa terganggu pemahamannya.
c. Konsentrasi
Agar dapat membaca dengan efektif pembaca harus memusatkan
pikiran kepada apa yang dibaca. Membaca efektif harus dilakukan dengan
kesungguhan. Perbuatan semacam ini mempergunakan keterampilan
membaca secara lengkap. Orang yang sedang membaca sebenarnya tidak
senang diganggu perhatiannya. Buktinya kalau sedang membaca orang
biasanya mencari tempat yang tidak terlalu sering terganggu.
44
4. Kebiasaan Penghambat Speed Reading
Menurut Soedarsono (2006: 5-9) ada beberapa kebiasaan penghambat
membaca cepat atau speed reading antara lain:
a. Vokalisasi
Vokalisasi atau membaca dengan bersuara sangat sangat
memperlambat membaca, karena itu berarti mengucapkan kata demi kata
dengan lengkap. Menggumam, sekalipun dengan mulut terkatup dan suara
tidak terdengar, jelas termasuk membaca dengan bersuara.
b. Gerakan Bibir
Menggerakan bibir atau komat-kamit sewaktu membaca, sekalipun
tidak mengeluarkan suara, sama lambatnya dengan membaca bersuara.
Kecepatan membaca bersuara ataupun dengan gerakan bibir hanya
seperempat dari kecepatan membaca diam. Dengan menggerakan bibir kita
lebih sering regresi (kembali ke belakang), sebab ketika mata dapat dengan
cepat bergerak maju suara kita masih di belakang.
c. Gerakan Kepala
Menggerakan kepala dari kiri ke kanan untuk dapat membaca
baris-baris bacaan secara lengkap itu sangat menghambat membaca sebab
menggerakan mata itu lebih cepat dan lebih mudah dilakukan daripada
menggerakan kepala.
45
d. Menunjuk dengan Jari
Cara membaca dengan menunjuk dengan jari atau benda lain itu
sangat menghambat membaca sebab gerakan tangan lebih lambat daripda
gerakan mata.
e. Regresi
Kebiasaan mata yang selalu kembali (regresi) ke belakang untuk
melihat kata atau beberapa kata yang baru dibaca itu menjadi hambatan
yang sangat serius dalam membaca. Regresi bisa diakibatkan karena
kurang percaya diri, merasa kurang tepat menangkap arti, merasa
kehilangan sesuatu, atau salah baca sebuah kata.
f. Subvokalisasi
Subvokalisasi atau melafalkan dalam batin/pikiran kata-kata yang
dibaca juga dilakukan oleh pembaca yang kecepatannya tinggi.
Subvokalisasi juga sangat menghambat karena kita menjadi lebih
memperhatikan bagaimana melafalkan secara benar daripada berusaha
memahami ide yang dikandung dalam kata-kata yang kita baca itu.
Dengan menghilangkan sepenuhnya cara membaca dengan
melafalkan dalam batin apa yang kita baca memang tidak mungkin, tetapi
masih dapat diusahakan dengan cara melebarkan jangkauan mata sehingga
satu fiksasi (pandangan mata) dapat menangkap beberapa kata sekaligus
dan langsung menyerap idenya daripada melafalkannya.
46
5. Penilaian Metode Speed Reading atau Membaca Cepat
Penilaian kemampuan membaca dapat dilakukan dengan sebagai
berikut:
a. Kecepatan Membaca
Kecepatan membaca seseorang diukur dengan kpm (kata per
menit). Menurut Soedarsono kecepatan membaca (2006: 14) menggunakan
rumus sebagai berikut:
Sebagai contoh, seorang pembaca yang dapat menyelesaikan
bacaan 1.600 kata dalam 3 menit dan 20 detik atau total 200 detik, maka
kecepatannya:
Berikut ini menurut Keumalasari (2012: 4) tabel penilaian tingkat
kecepatan membaca:
Tabel 2.1
Tingkat Kecepatan Membaca
No. Kecepatan Membaca
Kata Per Menit (kpm)
Kategori
1 201- …. Baik Sekali
2 151-200 Baik
3 101-150 Cukup Baik
4 50-100 Kurang
47
Tabel di atas merupakan tingkatan membaca untuk jenjang atas
atau setara dengan SMA/MA dan perguruan tinggi. Sedangkan untuk
siswa tingkat SD/MI kecepatan membacanya adalah minimal mampu
membaca 150 kata per menit.
b. Pemahaman Membaca
Pemahaman diukur dengan nilai antara 1-100, yaitu menunjukkan
jawaban yang benar. Misalnya seorang pembaca yang telah selesai
membaca teks dapat menjawab 8 dari 10 pertanyaan benar, berarti nilai
pemahamannya sebesar 80%. Untuk mengetahui kemampuan baca secara
keseluruhan, nilai kecepatan digabungkan dengan nilai pemahaman. Jadi
kalau nilai kecepatan dan nilai pemahaman pada contoh di atas
digabungkan, maka menjadi sebagai berikut: 80/100 x 150 KPM = 120
KPM. (Wiryodijoyo, 1989: 16)
E. Media Audio-Visual
1. Pengertian
Menurut Bretz dalam Triyadi (2015: 232-233) mengatakan media visual
adalah jenis media yang hanya bisa dilihat saja tanpa mengandung unsur suara.
Media ini melibatkan indera penglihatan saja ketika memahami sesuatu hal.
Media audio adalah jenis media yang hanya bisa didengar saja tanpa
mengandung unsure penglihatan. Media ini ganya melibatkan unsure
pendengaran saja ketika sedang memahami sesuatu hal. Media audio-visual
adalah jenis media yang selain mengandung unsur suara, juga mengandung
48
unsur gambar yang bisa dilihat. Media ini melibatkan indera pendengaran dan
penglihatan sekaligus dalam satu proses.
Menurut Sanaky (2013: 119) media audio-visual adalah seperangkat
alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Panduan
antara gambar dan suara membentuk karakter sama dengan objek aslinya.
Media jenis ini memiliki kinerja yang cukup baik karena meliputi dua jenis
media auditif (pendengaran dan penglihatan), diantara jenis media-audio visual
ini adalah media telvisi, video, media sound slide (slide suara).
Dapat diuraikan secara sederhana dari pemaparan di atas, bahwa media
audio-visual adalah sperangkat alat yang mengandung unsur suara dan gambar
yang bisa dilihat.
2. Jenis-jenis Media Audio-Visual
a. Televisi (TV)
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang
berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, kata
“Televisi” merupakan gabungan dari kata tele “Jauh” dari bahasa yunani
dan vision “Penglihatan” dari bahasa latin, sehingga televisi dapar
diartikan sebagai “Alat Penglihatan” (Sukiman, 2012: 191)
Televisi menggunakan program video yang diharapkan mampu
mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menjadi
penyiar, tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik. Sebagai media
pembelajaran selalu ada kelebihan dan kelamahan. Diantara kelebihan
media televisi adalah sebagai berikut.
49
1) Televisi dapat memancarkan berbagai jenis audio-visual termasuk
gambar, film, objek, spesimen dan drama.
2) Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi
peserta didik.
3) Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah dan kelas-kelas,
seperti orang tempat-tempat, dan peristiwa melalui penyiaran
langsung atau rekaman.
Adapun kelemahan yang dimiliki media televisi adalah sebagai
berikut:
1) Televisi hanya menyajikan komunikasi satu arah.
2) Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada
kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan
kemampuan individual peserta didik.
3) Guru tidak dapat merevisi film sebelum disiarkan. (Sukiman, 2012:
193-194)
b. Video VCD
Video dan film yang sama-sama gamar bergerak dan disertai unsur
suara, dapat ditayangkan melalui video dan video compact disk (VCD).
Video memiliki beberapa features yang sangat bermanfaat untuk
digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu features tersebut adalah
slow motion dimana peristiwa tertentu dapat digerakan dengan sangat
cepat atau diatur sangat lambat.
50
Video sebagai media pembelajaran memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1) Gambar bergerak dan disertai unsur suara.
2) Dapat digunakan untuk sekolah jarak jauh.
3) Memiliki perangkat slow motion untuk memperlambat proses atau
peritiwa yang berlangsung.
Sebagai media pembelajaran pastilah video pembelajaran memiliki
kelamahan dan kelebihan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Kelebihan video pembelajaran:
a) Menyajikan objek belajar secara konkret atau pesan pembelajaran
secara realistik, sehingga sangat baik untuk menambah
pengalaman belajar.
b) Sifat yang dimiliki audio-visual, sehingga memiliki daya tarik
tersendiri dan dapat menjadi pemicu atau memotivasi
pembelajaran untuk belajar.
c) Dapat mengurangi kejenuhan belajar.
2) Kelemahan media video pembelajaran:
a) Pengadaannya memerlukan biaya mahal.
b) Tergantung pada energi listrik, sehingga tidak dapat dihidupkan
di segala tempat.
c) Sifat komunikasi searah, sehingga tidak dapat memberi peluang
untuk terjadinya umpan balik.
51
c. Media Sound Slide (Slide Bersuara)
Media Sound slide merupakan media yang bersifat audio-visual.
Secara fisik, slide suara adalah gambar tunggal dalam bentuk film positif
tembus pandang yang dilengkapi dengan bingkai yang diproyeksikan.
Pada saat penggunaannya dapat dikombinasikan dengan audio kaset atau
juga dapat digunakan secara tunggal tanpa suara.
Sound slide sebagai media pembelajaran juga memiliki kelebihan
dan kelemahan sebagai berikut:
1) Kelebihan media sound slide:
a) Dapat menyajikan gambar dengan proyeksi depan maupun
belakang.
b) Portable, berukuran kecil dan mudah didistribusikan sehingga
praktis penggunaannya.
c) Dapat dikontrol sesuai dengan keinginan pengguna.
2) Kelemaham media sound slide:
a) Pengadaannya memerlukan biaya yang mahal.
b) Tergantung pada energi listrik, sehingga tidak dapat secara praktis
dapat dihidupkan dan diputar di segala tempat.
c) Cukup rumit pembuatannya, karena harus memiliki kamera foto
dan juga harus memiliki keahlian fotografi yang benar-benar
mumpuni. (Sanaky, 2013: 123-126)
52
Menurut Arsyad (2014: 147) keefektivan penyajian pelajaran
melalui media audio-visual memerlukan perhatian khusus kepada faktor-
faktor seperti berikut ini:
1) Sajikan konsep-konsep dan gagasan-gagasan satu per satu. Pesan yang
lebih dari satu, baik melalaui visual maupun verbal, akan membagi
perhatian siswa sehingga kedua pesan itu akhirnya tidak terserap oleh
siswa.
2) Gunakan bidang penayangan di layar untuk tujuan-tujuan tertentu
untuk menyampaikan pesan atau materi pelajaran. Satu gambar yang
ditayangkan di layar mungkin perlu tetap diproyeksikan ke layar
selama diperlukan atau ingin visual itu mendapat penekanan, dan
siswa dapat memahami pesan yang terkandung dalam visual itu.
3) Susunlah unsur-unsur gambar-gambar itu dan aturlah hubungan antara
unsur-unsur itu, dengan pertimbangan bahwa pesan utama diletakkan
di tengah-tenagh layar dan informasi lainnya pada ruang di sisi
ruangan.
4) Pilihlah slide yang berkualitas baik menurut teknis dan estetis.
5) Pilihlah musik yang dapat menyentuh perasaan untuk penyajian, tetapi
perhatikan jangan sampai musik mengatasi narasi.
6) Gunakan efek suara asli untuk memberikan bayangan realisme dalam
penyajian.
7) Jangan terlalu banyak narasi, biarkanlah gambar-gambar yang
menyajikan informasi atau pesan-pesan.
53
8) Dalam bebrapa hal, penggunaan lebih dari satu suara dalam narasi
akan membuat penyajian lebih dinamis.
F. Kajian Pustaka
1. Skripsi Zakia Yasmin, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di UIN Ar-Raniry Banda Aceh dengan judul
“Peningkatan Kemampuan Membaca Siswa Melalui Metode Speed Reading
Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MIS Lamgugob Banda
Aceh”. Hasil penelitian menurut penulis pada kemampuan membaca dengan
menggunakan metode speed reading mengalami peningkatan ditunjukkan pada
siklus I yaitu 65,8%,dan siklus II yaitu 87,8 berdasarkan data tersebut maka
tidak hanya tuntas dengan nilai KKM 70 tetapi juga tuntas secara klasikal yaitu
85%.
2. Skripsi Rahmat Hidayat, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Bahasa dan Seni di Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul
”Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Wacana Deskripsi Dengan Media
Teks Bergerak Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negari 2 Pleret”. Hasil
menunjukan kemampuan membaca dengan menggnakan metode speed reading
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti pada test siklus I
menunjukkan dengan hasil kecepatan membaca meningkat dari 170 kata per
menit menjadi 180 kata per menit dan pada hasil siklus II meningkat menjadi
meningkat kembali menjadi 180 kata per menit.
3. Jurnal Penelitian Eva Betty Simanjuntak, Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD
FIP Unimed dan Dewi Ana, Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP
54
Unimed dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Dengan
Menggunakan Metode Speed Reading Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Di Kelas V SDN 014610 Sei Renggas”. Hasil menunjukan bahwa dengan
menggunakan metode speed reading dapat meningkatkan kemampuan
membaca siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini terbukti dari
tindakan pada siklus I pertemuan I dan II diperoleh data kemampuan siswa
dengan nilai rata-rata kelas 63,75 dan 68,9 dengan ketuntasan klasikal tuntas
17 orang (53%), dan 20 orang (62%). Pada siklus II nilai rata-rata 76,88 dan
86,25 dengan ketuntasan klasikal 28 orang (67%) tuntas.
Persamaan dari penelitian penulis dengan penelitian Zakia Yasmin,
Rahmat Hidayat dan Eva Betty Simanjuntak yaitu sama-sama meneliti tentang
metode speed reading atau membaca cepat. Sedangkan perbedaan peneliti dengan
penelitian terdahulu terdapat pada jumlah siswa, tahun, tempat dan juga medianya.
Dalam skripsi Zakia Yasmin dan Eva Betty Simanjuntak hanya menggunakan
media teks bacaan dalam buku siswa saja sebagai pendukung penelitian metode
speed reading, Sedangkan skripsi Rahmat Hidayat menggunakan media teks
bergerak yakni microsoft power point saja.
Peneliti tertarik untuk meneliti kembali mengenai penelitian yang sejenis
guna untuk melengkapi teori yang sudah ada. Yang membuat penelitian berbeda
dengan penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan oleh Zakia Yasmin, Rahmat
Hidayat dan Eva Betty Simanjuntak adalah pada medianya. Penulis akan meneliti
dengan menggunakan media teks bacaan yang ada dalam buku siswa dan media
audio-visual yakni dengan menggunakan microsoft power point dan juga video.
55
BAB III
DESKRIPSI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
a. Penelitian dikakukan di MI Ma‟arif Kumpulrejo 02 yang beralamat di
Desa Ngronggo, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo Kota
Salatiga.
b. Subyek penelitian yaitu siswa MI Ma‟arif Kumpulrejo 02 yang berjumlah
20 orang dengan perincian 11 laki-laki dan 9 perempuan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada bulan Januari
2020. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IIIB MI Ma‟arif Kumpulrejo 02
yang beralamt di Desa Ngronggo, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga. Siswa di kelas IIIB di MI Ma‟arif Kumpulrejo 02
berjumlah 20 orang dengan perincian 11 laki-laki dan 9 perempuan. Penelitian
tindakan kelas ini dilaksankan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat
tahap yakni, perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan
(observation) dan refleksi (reflecting).
B. Kolaborator Penelitian
Kolaborator penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah orang
yang membantu untuk mengumpulkan data –data mengenai penelitian yang
sedang dikerjakan bersama peneliti, peneliti membantu membuat dan menyiapkan
media pembelajaran yakni media audio-visual. Kolaborator dalam peneliti ini
56
adalah Bapak Rokha Subkhan Saiful Khabib, S.Pd. selaku guru kelas IIIB MI
Ma‟arif Kumpulrejo 02 Kota Salatiga.
C. Diskripsi Awal (Pra Siklus)
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan tindakan ini dimulai dengan mempersiapkan RPP yang
telah dibuat, disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
serta perangkat pembelajaran meliputi absensi, lembar observasi, lembar
penilaian dan soal tes, lembar pengamatan siswa dan guru dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menyesuaikan program
pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Pra Siklus
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di kelas IIIB MI Ma‟arif
Kumpulrejo 02. Jumlah siswa terdapat 20 siswa dengan perincian 11 laki-laki
dan 7 perempuan. Selama proses penelitian semua siswa mengikuti pelajaran
tanpa ada yang izin sakit atau tanpa alasan. Berikut ini adalah tabel mengenai
daftar siswa kelas IIIB MI Ma‟arif Kumpulrejo 02.
Tabel 3.1
Keadaan Siswa Kelas IIIB MI Ma’arif Kumpulrejo 02
No Nama Siswa Jenis Kelamin
1. Dimas Galuh Saputra Laki-laki
2. Afif Iqiyan Shaputra Laki-laki
57
3. Islakh Atta Maulana Laki-laki
4. Nurohmah Roemadhani Perempuan
5. Vickto Lucky Maulana Laki-laki
6. Arya Bunga Pertiwi Perempuan
7. Cahya Dewi Anggaraeni Perempuan
8. Nuri Safaridha Perempuan
9. Vian Renaldi Laki-laki
10. Afla Emalia K. Perempuan
11. Adhitiya Putra Setiaji Tama Laki-laki
12. Muhammad Miftahudin Lkai-laki
13. Andika Maulana Laki-laki
14. Fadila Dwi Andini Perempuan
15. Febriana Wahiddatul Ulum Perempuan
16. Rista Ramadanis Laki-laki
17. Nofiana Perempuan
18. Wahyu Eka Setyaningsih Perempuan
19. Willy Nur Dyansyah A. Lkai-laki
58
20. Rajwa Dzaki Arifiaanino Laki-laki
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus
1. Siklus I
Pada Tahap ini peneliti mengadakan pertemuan dengan guru untuk
berdiskusi dan bertanya-tanya tentang persiapan penelitian tersebut. Kemudian
dilanjutkan mempersiapkan materi pembelajaran, sumber belajar, dan
perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran). Di dalam RPP memuat seluruh konsep pembelajaran, sumber
pembelajaran, media pembelajaran, metode pembelajaran, strategi
pembelajaran, dan tentunya menyusun soal evaluasi pembelajaran siswa.
Penelitian ini juga menyiapkan lembar-lembar soal yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pembelajaran sebagai tolak ukur hasil belajar siswa dan
kemampuan belajar siswa di sekolah. Selain itu, juga menyiapkan lembaran
observasi aktivitas guru untuk merekam jalannya pembelajaran yang
berlangsung.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus 1 dilaksanakan pada
hari Selasa, 14 Januari 2020. Target yang ingin dicapai adalah siswa mampu
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria Ketuntasan Minimal
ini merupakan kesepakatan bersama dari persatuan guru kelas IIIB MI Ma‟arif
Kumpulrejo 02. Adapun untuk kegiatan pelaksanaan tindakan dalam siklus I
ini dilakukan 4 (empat) tahapan yakni, perencanaan (planning), pelaksanaan
59
(action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflecting). secara garis besar
pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Rancangan tindakan merupakan bagian awal yang harus dilakukan
peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Pada tahap ini,
peneliti menjelaskan sudah melakukan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode speed reading. Adapun rincian tahapan siklus I
adalah sebagai berikut:
1) Dalam hal ini peneliti membuat RPP yang akan dilaksanakan pada
tahap kedua pada siklus I yaitu tahap pelaksanaan tindakan (action)
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas
Dalam hal ini peneliti mempersiapkan media pembelajaran
atau sarana pendukung lainnya yang juga diperlukan saat
pembelajaran dilaksanakan.
3) Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data
mengenai proses dan hasil tindakan
Dalam hal ini peneliti membuat instrumen yang diperlukan
untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses belajar
maupun hasil pembelajaran.
60
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pada tahap ini peneliti membuat rancangan kegiatan yang akan
dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung. Adapun kegiatan yang
akan dilaksanakan diantaranya:
1) Kegiatan awal
a) Guru mengucapkan salam, lalu berdo‟a bersama dengan dipimpin
oleh salah satu siswa.
b) Guru memeriksa kesiapan siswa dengan melakukan presensi
kehadiran siswa.
c) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
hari ini .
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang yang ingin
dicapai pada hari ini.
e) Guru menyampaikan bahwa hari ini mereka akan belajar tentang
membaca cepat (speed reading) dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
f) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
pada hari ini
61
2) Kegiatan Inti
a) Mengamati:
(1) Guru memberikan stimulasi agar siswa bertanya tentang apa
ditampilkan pada LCD atau media audio-visual yang sedang
ditampilkan.
(2) Siswa mengamati penjelasan tentang pengertian metode speed
reading dan megamati tentang latihan gerakan kecepatan mata
dalam video yang ditampilkan dalam media audio-visual
tersebut.
b) Menanya:
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa seperti:
(1) ”Disini siapa yang sudah tahu apa itu metode membaca cepat
(speed reading)?”
(2) ”Adakah yang sudah pernah membaca dengan menggunakan
metode membaca cepat (speed reading)?”
c) Mengumpulkan Data
(1) Dari pertanyaan yang disampaikan, siswa menjawab dengan
jawaban yang berbeda-beda.
(2) Siswa bersama guru membaca tentang metode speed reading
yang sedang ditampilkan.
(3) Siswa bersama guru melakukan latihan kecepatan gerakan
mata pada media yang sedang ditampilkan.
62
(4) Siswa diminta mempraktikan metode speed reading dalam
teks bacaan pada buku siswa.
(5) Siswa menjawab soal dari guru tentang teks bacaan yang
sudah dibaca tadi.
c) Mengasosiasi
(1) Guru memberi penguatan tentang metode speed reading.
d) Menyimpulkan
(1) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang telah
dipelajari dipertemuan hari ini, yakni menggunakan metode
speed reading.
3) Kegiatan Penutup
a) Menyimpulkan materi yang telah disampaikan kepada siswa dan
melakukan refleksi.
b) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
c) Guru bersama siswa menutup pembelajaran dengan salam dan
kemudian membaca do‟a
c. Tahap Pengamatan (Observation)
Pengamatan dilakukan oleh pengamat, segela aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dimulai, kemudian
dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi
keaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran, dan untuk
63
mengamati aktivitas guru ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung,
antara lain:
1) Digunakan lembar observasi oleh guru untuk mengamati partisipasi
peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.
2) Digunakan lembar observasi oleh guru kolaborator untuk mengamati
aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Refleksi (Reflection)
Berdasarkan kegiatan di atas maka peneliti memperoleh berbagai
data baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Selanjtnya data
tersebut dikelompokkan dan di analisis dengan teknik yang sesuai. Adapun
kegiatan guru selama proses ini adalah :
1) Mencermati hasil pembelajaran dan mengkaji sejauh mana
kompetensi yang telah dikuasai oleh siswa
2) Mengevaluasi mekanisme tindakan, jika ditemukan langkah-langkah
tindakan yang kurang tepat, maka perlu dilakukan tindakan lagi secara
lebih terfokus
3) Menegaskan kembali tentang hasil yang telah dicapai
4) Menindaklanjuti hasil pencapaian siswa
5) Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian
Pada siklus 1 ini, guru dituntut tidak hanya monoton dengan
melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan buku saja, sehingga
menyebabkan siswa jenuh dan tidak memperhatikan pembelajaran di
64
kelas. Disini tugas guru harus bisa kreatif dalam menggunakan media atau
teknik pembelajaran yang baru agar siswa lebih tertarik dan mau
memperhatikan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung karena
pembelajaran yang menyenangkan akan membuat hasil belajar siswa
meningkat.
2. Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 22
Januari 2020. Pada siklus II ini melaksanakan tindak lanjut siklus I. Pada siklus
II ini peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran meliputi RPP, lembar soal,
lembar soal observasi, lembar evaluasi dan menambah materi bacaan
pembelajaran Bahasa Indonesia.
Adapun untuk kegiatan pelaksanaan tindakan dalam siklus II ini
dilakukan 4 (empat) tahapan yakni, perencanaan (planning), pelaksanaan
(action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflecting), secara garis besar
pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini dilaksankan perencanaan sebelum pembelajaran
dimulai dengan tujuan supaya ketika pembelajaran dapat terstruktur
dengan baik. Adapun tahapan dalam perencanaan pembelajaran
diantaranya:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
65
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas.
3) Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data
mengenai proses dan hasil tindakan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pada tahap ini peneliti membuat rancangan kegiatan yang akan
dilakukan dalam pembelajaran. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan
diantaranya:
1) Kegiatan awal
a) Guru mengucapkan salam, lalu berdo‟a bersama dengan dipimpin
oleh salah satu siswa.
b) Guru memeriksa kesiapan siswa dengan melakukan presensi
kehadiran siswa.
c) Guru menanyakan wawasan peserta didik terkait dengan metode
speed reading yang sudah dilakukan pada siklus I kemarin.
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada
hari ini.
2) Kegiatan Inti
a) Mengamati:
Siswa mengamati penjelasan tentang pengertian metode speed
reading pada LCD dan juga mengamati tentang latihan gerakan
kecepatan mata dalam video yang ditampilkan dalam LCD.
66
b) Menanya:
Peserta didik dengan peneliti yang sebagai guru pada kegaiatan
pembelajaran tersebut atau antar peserta didik melakukan tanya
jawab tentang cara membaca dengan menggunakan metode speed
reading.
c) Mengumpulkan informasi (Mengeksplorasikan)
Siswa diberi waktu untuk membaca kembali secara bersama-sama
tentang metode speed reading untuk mengingat kembali materi
yang telah diajarkan kemarin.
d) Mengasosiasi
Peserta didik menyimpulkan tentang cara membaca dengan
menggunakan metode speed reading.
e) Mengkomunikasikan
(1) Peserta didik membaca teks bacaan yang memiliki kosa kata
lebih banyak dari yang ada pada siklus I pada buku Tema
masing-masing dengan mengaplikasikan metode speed
reading yang sudah dijelaskan.
(2) Peserta didik mengeisi lembar pertanyaan dari guru untuk
mengetahui apakah siswa sudah mampu mengerti tentang
bacaan yang dibacanya dengan menggunakan metode speed
reading.
67
f) Kegiatan Penutup
(1) Menyimpulkan materi yang telah disampaikan kepada siswa
dan melakukan refleksi.
(2) Guru memberikan motivasi agar peserta didik
mengimplementasikan metode membaca cepat (speed
reading) ketika membaca, agar lebih menghemat waktu.
(3) Guru bersama siswa menutup pembelajaran dengan salama
dan kemudian membaca do‟a.
c. Tahap Pengamatan (Observation)
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran berlangsung proses pembelajaran, guru mengamati selama
proses pembelajaran dengan mengunakan metode speed reading selama
proses pembelajaran. Aspek-aspek yang diamati sebagai berikut:
1) Digunakan lembar observasi untuk mengamati partisipasi dan
perhatian peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
2) Digunakan lembar observasi oleh peneliti untuk mengamati aktivitas
dan kinerja peneliti dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
3) Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan
metode pembelajaran speed reading yang sedang berlangsung.
68
4) Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-
kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan
saran perbaikan untuk pembelajaran kedepannya.
5) Guru memberi bimbingan dan pengarahan terhadap siswa yang masih
kurang maksimal dalam mengerjakan tugasnya ataupun siswa yang
kurang antusias dan keaktifan di dalam proses belajar mengajar.
d. Tahap Refleksi (Reflection)
Pada siklus II ini jumlah siswa yang belum mencapai target KKM
sudah berkurang jika dibanding dengan siklus I. Hal ini dikarenakan guru
bersama peneliti sudah menggunakan model pembelajaran yang sesuai,
sehingga peserta didik banyak yang memperhatikan seksama dan tidak
merasa jenuh ketika kegiatan membaca pada saat pembelajaran Bahasa
Indonesia menggunakan metode speed reading. Selain itu bimbingan dan
motivasi guru cukup untuk membuat mereka mengerti akan materi yang
akan disajikan. Sehingga membuat peserta didik bersemangat dan merasa
senang ketika mengikuti kegiatan belajar tersebut melalui metode speed
reading. Dari hasil tes evaluasi dan kinerja siswa juga menunjukkan
perubahan dan peningkatan.
69
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Persiklus
Dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan II siklus. Dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis untuk mengukur
kemampuan ketika membaca dengan menggunakan metode speed reading.
Adapun hasil penelitian sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Untuk mengetahui hasil penguasaan materi peserta didik, yang
dijadikan sebagai tolak ukur perbandingan penguasaan materi sebelum dan
sesudah adanya penelitian tindakan kelas, maka perlu adanya pra siklus.
a. Data Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Berikut ini peneliti menyajikan hasil nilai pada pra siklus siswa
kelas IIIB MI Ma‟arif Kumpulrejo 02.
Tabel 4.1
Nilai Harian Membaca Pra Siklus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Siswa Kelas IIIB MI Ma’arif Kumpulrejo 02
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. Siswa 1 70 50 Belum Tuntas
2. Siswa 2 70 70 Tuntas
3. Siswa 3 70 50 Belum Tuntas
70
4. Siswa 4 70 60 Belum Tuntas
5. Siswa 5 70 60 Belum Tuntas
6. Siswa 6 70 75 Tuntas
7. Siswa 7 70 65 Belum Tuntas
8. Siswa 8 70 75 Tuntas
9. Siswa 9 70 60 Belum Tuntas
10. Siswa 10 70 75 Tuntas
11. Siswa 11 70 60 Belum Tuntas
12. Siswa 12 70 55 Belum Tuntas
13. Siswa 13 70 57,5 Belum Tuntas
14. Siswa 14 70 55 Belum Tuntas
15. Siswa 15 70 70 Tuntas
16. Siswa 16 70 55 Belum Tuntas
17. Siswa 17 70 60 Belum Tuntas
18. Siswa 18 70 65 Belum Tuntas
19. Siswa 19 70 65 Belum Tuntas
20. Siswa 20 70 60 Belum Tuntas
71
KKM = 70
Berdasarkan data di atas pelaksanaan Pra siklus dapat diperoleh
data dengan jumlah sisiwa yang tuntas 5 siswa dan 15 siswa yang belum
tuntas. Adapun siswa yang dinyatakan tuntas yaitu siswa yang
mendapatkan nilai mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu
70. Rata-rata yang diperoleh dari data di atas yaitu 62,37
Persentase Ketuntasan =
× 100%
=
× 100%
= 25%
b. Refleksi
Berdasarkan pengamatan peneliti, pembelajaran yang dilakukan
guru ketika mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam materi membaca
dirasa kurang efektif, maka peneliti dalam pembelajaran selanjutnya yakni
pada siklus I akan menggunakan metode speed reading.
Rata-rata kelas 62,37
Persentase ketuntasan 25%
Siswa tidak tuntas 75%
72
2. Siklus I
Untuk mengukur kemampuan membaca siswa dalam membaca teks
bacaan yang telah dipelajari dalam siklus I, maka penliti memberikan teks
bacaan dan juga soal tes tertulis untuk mengukur kemampuan membaca siswa
dan tingkat pemahaman siswa dalam memahami teks bacaan.
a. Data Hasil Belajar Siswa Sklus I
Berikut ini peneliti menyajikan hasil nilai pada siklus I siswa kelas
IIIB MI Ma‟arif Kumpulrejo 02.
Tabel 4.2
Daftar Nilai Siklus I Siswa Kelas IIIB MI Ma’arif Kumpulrejo 02
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. Siswa 1 70 55 Belum Tuntas
2. Siswa 2 70 82,5 Tuntas
3. Siswa 3 70 60 Belum Tuntas
4. Siswa 4 70 67,5 Belum Tuntas
5. Siswa 5 70 65 Belum Tuntas
6. Siswa 6 70 80 Tuntas
7. Siswa 7 70 75 Tuntas
8. Siswa 8 70 77,5 Tuntas
73
9. Siswa 9 70 70 Tuntas
10. Siswa 10 70 80 Tuntas
11. Siswa 11 70 70 Tuntas
12. Siswa 12 70 65 Belum Tuntas
13. Siswa 13 70 70 Tuntas
14. Siswa 14 70 60 Belum Tuntas
15. Siswa 15 70 75 Tuntas
16. Siswa 16 70 65 Belum Tuntas
17. Siswa 17 70 70 Tuntas
18. Siswa 18 70 70 Tuntas
19. Siswa 19 70 75 Tuntas
20. Siswa 20 70 70 Tuntas
KKM = 70
Rata-rata kelas 70,12
Persentase ketuntasan 65%
Siswa tidak tuntas 35%
74
Bahwa nilai siklus I yang dicantumkan di atas, sudah memenuhi
kriteria 150 kata per menit (kpm). Pelaksanaan Sikluas I jumlah siswa
yang tuntas 13 siswa dan 7 siswa yang belum tuntas. Adapun siswa yang
dinyatakan tuntas yaitu siswa yang mendapatkan nilai mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Rata-rata diperoleh data di atas
yaitu 70,12
Persentase Ketuntasan =
× 100%
=
× 100%
= 65%
b. Refleksi
Berdasarkan pengamatan peneliti, pembelajaran yang dilaksanakan
kurang maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari siswa yang mengikuti
kegiatan pembelajaran tersebut. Masih ada siswa yang bercanda dengan
temannya, mengobrol dengan temannya dan juga masih melakukan
kegiatan lain sehingga kurang memperhatikan guru ketika proses
pembelajaran berlangsung.
3. Siklus II
Pada siklus II ini pelaksanaannya masih sama dengan siklus I, akan
tetapi masih perlu perbaikan dari evaluasi siklus I, maka dari itu peneliti
menindaklanjuti untuk memperbaiki nilai dan melakukan siklus II.
75
a. Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
Berikut ini peneliti menyajikan hasil nilai pada siklus I siswa kelas
IIIB MI Ma‟arif Kumpulrejo 02.
Tabel 4.3
Daftar Nilai Siklus II Siswa Kelas IIIB MI Ma’arif Kumpulrejo 02
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. Siswa 1 70 60 Belum Tuntas
2. Siswa 2 70 85 Tuntas
3. Siswa 3 70 65 Belum Tuntas
4. Siswa 4 70 75 Tuntas
5. Siswa 5 70 75 Tuntas
6. Siswa 6 70 90 Tuntas
7. Siswa 7 70 80 Tuntas
8. Siswa 8 70 85 Tuntas
9. Siswa 9 70 75 Tuntas
10. Siswa 10 70 85 Tuntas
11. Siswa 11 70 75 Tuntas
12. Siswa 12 70 70 Tuntas
76
13. Siswa 13 70 75 Tuntas
14. Siswa 14 70 70 Tuntas
15. Siswa 15 70 85 Tuntas
16. Siswa 16 70 75 Tuntas
17. Siswa 17 70 80 Tuntas
18. Siswa 18 70 75 Tuntas
19. Siswa 19 70 80 Tuntas
20. Siswa 20 70 75 Tuntas
KKM = 70
Bahwa nilai siklus II yang dicantumkan di atas, sudah memenuhi
kriteria 150 kata per menit (kpm). Pada siklus II mengalami penikatan
dengan jumlah siswa yang tuntas 18 siswa atau 10% belum tuntas dengan
rata-rata 76,75
Rata-rata kelas 76,75
Persentase ketuntasan 90%
Siswa tidak tuntas 10%
77
Persentase Ketuntasan =
× 100%
=
× 100%
= 90%
Berdasarkan indikator keberhasilan klasikal, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus II ini sudah berhasil karena
mencapai 90%.
B. Pembahasan
Data di bawah ini diperoleh berdasrakan penelitian yang dilakukan melalui
2 siklus. Berikut ini adalah rangkaian data siswa yang mengalami peningkatan
dari siklus I ke siklus II.
Tabel 4.4
Hasil Belajar Siswa yang Mencapai KKM
Uraian Siswa yang Tuntas Siswa yang Tidak
Tuntas
Frekuensi % Frekuensi %
Pra Siklus 5 25% 15 75%
Siklus I 13 65% 7 35%
Siklus II 18 90% 2 10%
78
Dari tabel di atas menunjukan adanya peningkatan persentase hasil belajar
siswa. Akan lebih jelas apabila dilihat dari grafik di bawah ini.
Gambar 4.1
Peningkatan Persentase Hasil Belajar Siswa
1. Pada siklus I persentase siswa yang tuntas sebanyak 65%
2. Pada siklus II persentase siswa yang tuntas sebanyak 90%
Jadi, berdasarkan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dengan
menggunkaan metode speed reading dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas IIIB MI Ma‟arif
Kumpulrejo 02 Tahun Pelajaran 2019/2020.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas IIIB MI Ma‟arif
Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun pelajaran 2019/2020,
dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode speed reading dengan media audio-
visual dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi membaca pada
kelas IIIB MI Ma‟arif Kumpulrejo 02.
Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar
Bahasa Indonesia materi membaca pada setiap siklus. Pra siklus yang awalnya
tuntas hanya 5 siswa atau 25% dan 15 siswa atau 75% siswa belum tuntas dengan
rata-rata nilai 62,37 saja. Kemudian nilai meningkat dengan menggunakan metode
speed reading dengan media audio-visual. Siklus I tuntas sebanyak 13 siswa atau
65% dan 7 siswa atau 35% belum tuntas dengan rata-rata nilai 70,12. Karena pada
kelas IIIB belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 85% maka
dilanjutkan siklus II. Hasil dari penelitian pada siklus ke II sebnayak 18 siswa
atau 90% dan 2 siswa atau 10% siswa belum tuntas dengan rata-rata nilai 76,75.
Karena pada siklus II persentase hasil belajar Bahasa Indonesia materi membaca
sudah melampaui batas pencapaian secara klasikal yaitu 90% maka siklus
dihentikan.
80
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut:
1. Saran Bagi Guru
Selalu berikan motivasi sebelum pembelajaran dimulai, agar siswa
bersemangat ketika pembelajaran berlangsung. Selain itu, buatlah proses
pembelajaran semenarik mungkin, agar siswa tertarik dan tidak merasa bosan.
Bagi siswa yang belum tuntas, diharapkan guru memberikan tindak lanjut
untuk diperhatikan dengan cara membimbing dan mengarahkan mereka agar
lebih giat lagi dalam belajar terutama dalam membaca teks bacaan Bahasa
Indonesia.
2. Saran Bagi Siswa
Hendaknya dapat berperan aktif ketika proses pembelajaran
berlangsung. Hal itu dilakukan agara proses pembelajaran menjadi hidup dan
dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, siswa hendaknya lebih percaya diri
dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru dan selalu fokus dalam
mengikuti proses pembelajaran agar mendapatkan hasil yang optimal.
3. Saran Bagi Sekolah
Sekolah senantiasa menyarankan kepada guru untuk menggunkan
berbagai metode pembeljaaran yang tepat dan sesuai denga materi yang sedang
diajarkan.
81
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Sri Wintala. 2015. Buku Induk Mahir Bahasa Sastra Indonesia
Pedoman Praktis Menulis Dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Araska.
Aqib, Zainal, dkk. 2017. Penelitian Tindakan Kelas SMA/MA-SMK/ MAK.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Cetakan XIV. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharismi, dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Asra, Abuzar. 2015. Metode Penelitian. Bogor: IN Media.
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hendrayani, Ade. 2017. Peningkatan Minat Baca Dan Kemampuan Membaca
Peserta Dididk Kelas Rendah Melalui Penggunaan Reading Corner.
Jurnal Penelitian Pendidikan.
(https://ejournal.upi.edu/index.php/JER/article/view/9617, diakses tanggal
25 Maret 2020).
Hidayat, Toni, dkk. 2019. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil
Belajar Siswa Kelas IV Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning
Pada Tema Indahnya Keberagaman di Negeriku. Jurnal Pendidikan
UNSIKA. Vol.7, No.1
(https://journal.unsika.ac.id/index.php/judika/article/view/1798/1445,
diakses tanggal 20 Desember 2019).
Keumalasari, Vidya. 2012. Latihan Membaca Cepat Sebagai Upaya
Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat dan Pemahaman Bacaan.
Medan: Unimed.
82
Khair, Ummul. 2018. Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra (BASASTRA) di
SD dan MI. AR-RIAYAH: Jurnal Pendidikan Dasar. Vol. 2, No. 1
(https://doi.org/10.29240/jpd.v2i1.261, diakses tanggal 25 Maret 2020).
Mulyasa E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi;konsep, karakteristik dan
implementasi. Bandung:PT Remaja Rosda Karya.
Noer, Muhammad. 2010. Speed Reading for Beginners Pnduan Membaca Lebih
Cepat, Lebih Cerdas, dan Pemahaman yang Lebih Baik.
(http://www.MembacaCepat.com, diakses tanggal 2 Desember 2019).
Nurhadi. 2008. Membaca Cepat dan Efektif (Teori dan Latihan). Jakarta: Sinar
Dunia Algensindo.
Risdayanti, Yayu. 2018. Pengaruh Metode Speed Reading Terhadap Kemampuan
Membaca Pemahaman Siswa kelas V SDN 5 Ampenan. Jurnal Skripsi. Nusa Tenggara Barat: Universitas Mataram.
(http://fkipunram.rf.gd/ifkip3.php?nim=E1E214112&i=1, diakses tanggal
16 desember 2019).
Samniah, Naswiani. 2016. Kemampuan Memahami Isi Bacaan Siswa Kelas VII
MTs Swasta Labibia. Jurnal Humanika. No.16, Vol.1, Maret 2016/ISSN
1979-8296. ( http://ojs.uho.ac.id/index.php/HUMANIKA/article/view/690,
diakses tanggal 16 Desember 2019).
Sanaky, Hujair AH. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta:
Kaukaba Dipantara.
Simanjuntak, Eva Betty, Dewi Ana. 2014. Meningkatkan Kemampuan Membaca
Siswa Dengan Menggunakan Metode Speed Reading Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN 014610 Sei Renggas. Jurnal
Unimed.
(https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/handayani/article/view/2148/7
358, diakses tanggal 27 Maret 2020).
Soedarsono. 2006. Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
83
Suardi, M.Syofriyanisda. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Dua
Satria Offset.
Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Sukiman. 2012. Perkembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyomukti, Nurani. 2010. Teori-Teori Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Tarigan, Henry Guntur. 2015. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa.Bandung: CV Angkasa.
Thobroni, M. 2017. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Triyadi, Slamet. 2015. Efektivitas Penggunaan Media Audio-Visual untuk
Meningkatkan Keterampilan Menyimak Siswa Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Bahasa Indonesia. Jurnal Pendidikan UNSIKA. , Vol.3, No. 2
(https://journal.unsika.ac.id/index.php/judika/article/view/215/210, diakses
tanggal 20 Desember 2019).
Wiryodijoyo, Suwaryono. 1989. Membaca: Strategi Pengantar dan
Tekniknya.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
FOTO HASIL PENELITIAN SIKLUS I
Foto 1 Penjelasan Materi
Foto 2 Penjelasan Materi Menggunakan Media Audio-Visual
Foto 3 Mempraktikan Metode Speed Reading
FOTO HASIL PENELITIAN SIKLUS II
Foto 1 Penjelasan Materi
Foto 2 Penjelasan Materi Menggunakan Media Audio-Visual
Foto 3 Mempraktikan Metode Speed Reading
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Satuan Pendiidikan : MI Ma’arif Kumpulrejo 02
Kelas / Semester : III / II
Tema 5 : Cuaca
Sub Tema 2 : Perubahan Cuaca
Pembelajaran ke : 5
Alokasi waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 menit)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 :
KI 2 :
KI 3 :
KI 4 :
Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.
Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan pada rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainnya di
rumah dan di sekolah.
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Bahasa Indonesia
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 3.3 Menggali informasi tentang
perubahan cuaca dan pengaruhnya
terhadap kehidupan manusia yang
disajikan dalam bentuk lisan, tulis, dan
visual.
3.3.1 Menyusun informasi tentang
pengaruh perubahan cuaca
terhadap kehidupan manusia
dalam bentuk kalimat efektif
dengan tepat.
2 4.3 Menyajikan hasil penggalian informasi
tentang konsep perubahan cuaca dan
pengaruhnya terhadap kehidupan
manusia dalam bentuk tulis
menggunakan kosakata baku dan
kalimat efektif.
4.3.1 Menceritakan kembali pokok-
pokok informasi yang berkaitan
dengan pengaruh perubahan
cuaca terhadap kehidupan
manusia dengan menggunakan
bahasa sendiri dengan lengkap
dan tepat.
PPKn
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 1.4 Mensyukuri makna bersatu dalam
keberagaman di lingkungan sekitar
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa.
1.4.1. Menjelaskan dan menuliskan
Pentingnya sikap bersatu dalam
keberagaman dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan sekitar
dengan lengkap
2 2.4 Menampilkan sikap kerja sama
sebagaiwujud bersatu dalam
keberagaman di lingkungan sekitar..
2.4.1 Bersikap peduli dengan tolong-
menolong sebagai wujud bersatu
dalam keberagaman di lingkungan
sekitar.
3 3.4 Memahami makna bersatu dalam
keberagaman melalui penerapan
kehidupan sehari-hari.
3.4.1Memahami arti penting bersatu
dalam kehidupan sehari-hari.
4 4.4 Menceitakan perilaku sesuai dengan
makna bersatu dalam keberagaman
melalui penerapan kehidupan sehari-
hari.
4.4.1 Menceritakan pengalaman
kebersatuan di lingkungan
sekitar dengan benar.
Matematika
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 3.4 Mengeneralisasi ide pecahan
sebagaibagian dari keseluruhan
menggunakan benda-benda konkret
3.4.1 Membandingkan dua pecahan
berpembilang sama dengan
benar.
2 4.4 Menyajikan pecahan sebagai bagian
dari keseluruhan menggunakan benda-
benda konkret.
4.4.1 Menyajikan perbandingan dua
pecahan berpembilang sama
dengan tepat.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan membaca, siswa dapat menyusun informasi tentang pengaruh perubahan cuaca
terhadap kehidupan manusia dalam bentuk kalimat efektif dengan tepat.
2. Dengan membaca, siswa dapat menceritakan kembali pokok-pokok informasi yang
berkaitan dengan pengaruh perubahan cuaca terhadap kehidupan manusia dengan
menggunakan bahasa sendiri dengan lengkap dan tepat.
3. Dengan menyimak penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan dan menuliskan
pentingnya sikap bersatu dalam keberagaman dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
sekitar dengan lengkap.
4. Dengan menyimak penjelasan dari guru, siswa dapat bersikap peduli dengan tolong-
menolong sebagai wujud bersatu dalam keberagaman di lingkungan sekitar.
5. Dengan menyimak penjelasan dari guru, siswa dapat memahami arti penting bersatu
dalam kehidupan sehari-hari.
6. Dengan mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menceritakan pengalaman
kebersatuan di lingkungan sekitar dengan benar.
7. Dengan menyimak penjelsana dari guru, siswa dapat membandingkan dua pecahan
berpembilang sama dengan benar.
8. Dengan menyimak penjelsana dari guru, siswa dapat menyajikan perbandingan dua
pecahan berpembilang sama dengan tepat.
D. Materi Pembelajaran
1. Membaca Teks “Pengaruh Cuaca Bagi Kehidupan Manusia”
Beberapa hari ini cuaca berubah tak menentu. Terkadang hari ini cerah, esok
cuaca hujan. Bahkan cuaca dapat juga berubah-ubah dalam sehari.
Sore ini, Lani dan teman-teman sedang bermain di lapangan desa. Mereka
menikmati sejuknya udara dan hembusan angina.
Sinar matahari bersinar dari celah-celah awan. Lani dan teman-teman beristirahat
sejenak dari permainan mereka. Mereka duduk-duduk di pingggir lapangan. Lani lalu
bercerita tentang berita tadi malam di rdio. Ternyata pengaruh cuaca terhadap
kehidupan manusia itu sangat besar.
Pengaruh cuaca terhadap kehidupan manusia sangat besar. Apa saja pengaruh
cuaca bagi kehidupan manusia?
Saat cuaca hujan, tanah akan menjadi basah. Berbagai jenis tumbuhan menyukai
kondisi seperti ini. Cuaca panas berpengaruh terhadap kegiatan menjemur pakaian
basah. Pakaian yang kita jemur akan cepat kering. Cuaca juga berpengaruh terhadap
pakaian yang kamu gunakan. Saat cuaca hujan, suhu udara sangat dingin. Kita memakai
pakaian tebal agar tubuh tidak kedinginan. Saat cuaca panas, tubuh kita berkeringat.
Kita membutuhkan pakaian yang dapat menyerap keringat.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Metode : Ceramah, tanya jawab, speed reading (membaca cepat).
F. Media Pembelajaran
1. Audio-visual
2. Teks bacaan “Pengauh Cuaca Bagi Kehidupan Manusia”
G. Sumber Pembelajaran
1. Kusumawati, Yun dan Panca Ariguntar. 2018. Buku Guru SD/MI Kelas III Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Tema Cuaca. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Kursumawati, Yun dan Panca Ariguntar. 2018. Buku Siswa SD/MI Kelas III Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Tema Cuaca. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
H. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan Guru mengucapkan salam, lalu berdo‟a bersama
dengan dipimpin oleh salah satu siswa.
Guru memeriksa kesiapan siswa dengan
melakukan presensi kehadiran siswa.
Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan hari ini .
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
yang ingin dicapai pada hari ini.
Guru menyampaikan bahwa hari ini mereka
akan belajar tentang membaca cepat (Speed
reading) dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai pada hari ini.
10 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Inti Mengamati
Guru memberikan stimulasi agar siswa bertanya
tentang apa ditampilkan pada LCD atau media
audio-visual yang sedang ditampilkan.
Siswa mengamati penjelasan tentang pengertian
metode speed reading dan megamati tentang
latihan gerakan kecepatan mata dalam video
yang ditampilkan dalam media audio-visual
tersebut.
Menanya
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa seperti:
1. ”Disini siapa yang sudah tahu apa itu metode
membaca cepat (speed reading)?”
2. ”Adakah yang sudah pernah membaca dengan
menggunakan metode membaca cepat (speed
reading)?”
Mengumpulkan Data
Dari pertanyaan yang disampaikan, siswa
menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda.
Siswa bersama guru membaca tentang metode
speed reading yang sedang ditampilkan.
Siswa bersama guru melakukan latihan
kecepatan gerakan mata pada media yang sedang
ditampilkan.
Siswa diminta mempraktikan metode speed
reading dalam teks bacaan pada buku siswa.
Siswa menjawab soal dari guru tentang teks
bacaan yang sudah dibaca tadi.
50 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Mengasosiasi
Guru memberi penguatan tentang metode speed
reading.
Menyimpulkan
Siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dipelajari dipertemuan
hari ini, yakni menggunakan metode speed
reading.
Penutup Sebelum pembelajaran berakhir, guru
memberikan motivasi semangat belajar untuk
menggapai cita-cita kepada siswa.
Guru mengajak semua siswa berdo‟a menurut
agama dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran).
10 menit
I. I. Penilaian
Penilaian Hasil Pembelajaran
A. Teknik penilaian
1. Penilaian Sikap
Observasi
2. Penilian Keterampilan
Unjuk Kerja
B. Bentuk Istrumen Penilaian
1. Penilaian Sikap
No Nama
Siswa
Santun Peduli Tanggung
Jawab
T BT T BT T BT
1 …
2 …
3 …
4 …
dst. …
Keterangan:
T: Terlihat BT: Belum Terlihat
2. Penilaian Keterampilan
No. Aspek Penilaian
4
(Sangat Baik)
3
(Baik)
2
(Kurang
Baik)
1
(Perlu
Bimbingan)
1 Tingkat
kecepatan
membaca
Kecepatan
membaca
melebihi 150
Kpm
Kecepatan
membaca
100-149Kpm
Kecepatan
membaca
50-99 Kpm
Kecepatan
membaca
kurang dari
50 Kpm
2 Tingkat
pemahaman
bacaan
Menjawab
pertanyaan isi
bacaan
dengan benar
dan
menyebutkan
kalimat
utama
paragraf
Menjawab
pertanyaan isi
bacaan
dengan benar
dan
menyebutkan
kalimat
utama
paragraf
Menjawab
pertanyaan isi
bacaan
dengan benar
dan
menyebutkan
kalimat
utama
paragraf
Menjawab
pertanyaan
isi bacaan
dengan benar
dan
menyebutkan
kalimat
utama
paragraf
benar 76% -
100%
minimal 50%
-75%
minimal
benar 25% -
49%
maksimal
benar 25%
PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Penilaian Pengetahuan
Nama :
Kelas :
Bacalah teks bacaan di bawah ini!
“Pengaruh Cuaca Bagi Kehidupan Manusia”
Beberapa hari ini cuaca berubah tak menentu. Terkadang hari ini cerah, esok
cuaca hujan. Bahkan cuaca dapat juga berubah-ubah dalam sehari.
Sore ini, Lani dan teman-teman sedang bermain di lapangan desa. Mereka
menikmati sejuknya udara dan hembusan angina.
Sinar matahari bersinar dari celah-celah awan. Lani dan teman-teman
beristirahat sejenak dari permainan mereka. Mereka duduk-duduk di pingggir
lapangan. Lani lalu bercerita tentang berita tadi malam di rdio. Ternyata pengaruh
cuaca terhadap kehidupan manusia itu sangat besar.
Pengaruh cuaca terhadap kehidupan manusia sangat besar. Apa saja pengaruh
cuaca bagi kehidupan manusia?
Saat cuaca hujan, tanah akan menjadi basah. Berbagai jenis tumbuhan
menyukai kondisi seperti ini. Cuaca panas berpengaruh terhadap kegiatan menjemur
pakaian basah. Pakaian yang kita jemur akan cepat kering. Cuaca juga berpengaruh
terhadap pakaian yang kamu gunakan. Saat cuaca hujan, suhu udara sangat dingin.
Kita memakai pakaian tebal agar tubuh tidak kedinginan. Saat cuaca panas, tubuh
kita berkeringat. Kita membutuhkan pakaian yang dapat menyerap keringat.
Soal :
1. Lani bercerita kepada teman-temannya tentang berita yang ia dengakan lewat…
a. Radio
b. Televisi
c. Koran
d. Majalah
2. Saat cuaca hujan, tanah akan menjadi…
a. Basah
b. Kering
c. Keras
d. Jawaban a, b, c benar
3. Saat menjemur pakaian basah ketika cuaca panas, pakaian akan …
a. Cepat kering
b. Tetap basah
c. Tidak ada bedanya
d. Tambah basah
4. Saat musim hujan, kita memakai pakaian..
a. Tipis
b. Tebal
c. Menyerap keringat
d. Jawaban a, c, dan d benar
Pedoman Pengamatan Guru Siklus I
No. Kegiatan
Skor
1 2 3
1 Persiapan guru dalam mengajar:
a. Menyiapkan RPP
√
b. Menyiapkan presensi siswa √
c. Menyiapkan lembar observasi √
d. Menyiapkan perlengkapan mengajar √
2 Kemampuan guru dalam membuka pelajaran
dan melakukan apersepsi:
a. Salam pembuka
√
b. Mengkondisikan kelas √
c. Menyampikan tujuan pembelajaran √
d. Memberikan motivasi untuk belajar √
3 Ketepatan guru menggunakan strategi:
a. Guru paham dengan metode speed reading
√
b. Guru mampu menguasai metode speed reading √
4 Kemampuan guru dalam menguasai kelas:
a. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya
√
b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan √
5 Kemampuan guru dalam menutup kegiatan
pembelajaran:
a. Kesimpulan
√
b. Melakukan evaluasi √
c. Memberikan tindak lanjut √
d. Salam penutup √
Keterangan Skor:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Pedoman Pengamatan Siswa Siklus I
No. Aspek Pengamatan
Skor
1 2 3
1 Siswa menjawab salam dengan semangat √
2 Siswa merespon panggilan presensi dari guru √
3 Siswa memperhatikan penjelasan dari guru √
4 Siswa semangat mengikuti pembelajaran Bahasa
Indonesia
√
5 Siswa memberi umpan balik dari penjelasan √
6 Siswa mengerjakan soal evaluasi √
7 Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru √
Keterangan Skor:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Satuan Pendiidikan : MI Ma’arif Kumpulrejo 02
Kelas / Semester : III / II
Tema 5 : Cuaca
Sub Tema 3 : Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Kehidupan Manusia
Pembelajaran ke : 3
Alokasi waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 menit)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 :
KI 2 :
KI 3 :
KI 4 :
Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.
Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan pada rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainnya di
rumah dan di sekolah.
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
SBDP
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 3.1 Mengetahui unsur-unsur rupa dalam
karya dekoratif
3.1.1. Mengidentifikasi kombinasi garis,
bidang, dan warna dalam sebuah
karya dekoratif dengan benar.
2 4.1 Membuat karya dekoratif 4.1.1. Menggunakan kombinasi garis,
bidang, dan warna dalam sebuah
karya dekoratif dengan benar.
Matematika
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 3.5 Menjelaskan dan melakukan
penjumlahan dan pengurangan
pecahan berepnyebut sama.
3.5.1. Menjelaskan cara penjumlahan
pecahan berpenyebut sama
dengan baik.
2 4.5 Menyelesaikan masalah penjumlahan
dan pengurangan pecahan
berepnyebut sama.
4.5.1. Menyelesaikan masalah sehari-
hari yang melibatkan
penjumlahan berpenyebut sama
dengan benar.
Bahasa Indonesia
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
1 3.5 Menggali informasi tentang perubahan
cuaca dan pengaruhnya terhadap
kehidupan manusia yang disajikan
dalam bentuk lisan, tulis, visual dan
atau eksplorasi lingkungan.
3.5.1. Memahami ciri- ciri Perubahan
Cuaca dan Pengaruhnya terhadap
Kehidupan Manusia dengan baik.
2 4.3 Menyajikan hasil penggalian informasi
tentang konsep perubahan cuaca da
4.3.1. Mencarikan pokok-pokok
informasi yang berkaitan dengan
pengaruhnya terhadap kehidupan
manusia dalam bentuk tulis
menggunakan kosa kata baku dan
kalimat efektif
perubahan cuaca terhadap
kehidupan manusia menggunakan
kosakata baku dan kalimat
efektif dengan baik.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menyimak penjelasar guru, siswa dapat mengidentifikasi kombinasi garis,
bidang, dan warna dalam sebuah karya dekoratif dengan benar.
2. Dengan mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menggunakan kombinasi garis,
bidang, dan warna dalam sebuah karya dekoratif dengan benar.
3. Dengan menyimak penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan cara penjumlahan
pecahan berpenyebut sama dengan baik.
4. Dengan menyimak penjelasan dari guru, siswa dapat menyelesaikan masalah sehari- hari
yang melibatkan penjumlahanberpenyebut sama dengan benar.
5. Dengan menyimak penjelasan dari guru, siswa dapat memahami ciri- ciri perubahan
cuaca dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dengan baik.
6. Dengan mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat mencarikan pokok-pokok
informasi yang berkaitan terhadap kehidupan manusia mengunakan kosakata baku dan
kalimat efektif dengan baik.
D. Materi Pembelajaran
1. Membaca Teks “Cerita Opa”
Lani tiba di rumah Opa dengan perasaan senang,. Opa pandai bercerita. Berbagai
kisah Opa ceritakan. Lebih sering pengalaman Opa saat muda dulu. Kali ini, Opa
bercerita pengalamannya naik pesawat saat hujan.
Saat itu, Opa diajak berlibur oleh mama dan papanya. Mereka naik pesawat. Opa
senang sekali terbang di udara. Melihat pemandangan di bawah yang sangat indah.
Tiba-tiba, Opa merasakan guncangan. Pramugari mengumumkan cuaca mulai
hujan. Suara petir terdengar mengelegar. Awan putih berganti kelabu. Bersyukur, tak
lama kemudian cuaca mulai berubah. Ketika masuk wilayah yang dituju, cuaca cerah.
Matahari terlihat bersinar. Pesawat pun dapat mendarat dengan aman di bandara.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Metode : Ceramah, tanya jawab, speed reading (membaca cepat).
F. Media Pembelajaran
1. Audio-visual
2. Teks bacaan “Cerita Opa”
G. Sumber Pembelajaran
1. Kusumawati, Yun dan Panca Ariguntar. 2018. Buku Guru SD/MI Kelas III Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Tema Cuaca. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan..
2. Kursumawati, Yun dan Panca Ariguntar. 2018. Buku Siswa SD/MI Kelas III Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Tema Cuaca. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
H. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan Guru mengucapkan salam, lalu berdo‟a bersama
dengan dipimpin oleh salah satu siswa.
Guru memeriksa kesiapan siswa dengan
melakukan presensi kehadiran siswa.
Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan hari ini .
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
yang ingin dicapai pada hari ini.
10 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Guru menyampaikan bahwa hari ini mereka
akan belajar tentang membaca cepat (Speed
reading) dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai pada hari ini.
Inti Mengamati
Guru memberikan stimulasi agar siswa bertanya
tentang apa ditampilkan pada LCD atau media
audio-visual yang sedang ditampilkan.
Siswa mengamati penjelasan tentang pengertian
metode speed reading dan megamati tentang
latihan gerakan kecepatan mata dalam video
yang ditampilkan dalam media audio-visual
tersebut.
Menanya
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa seperti:
3. ”Disini siapa yang sudah tahu apa itu metode
membaca cepat (speed reading)?”
4. ”Adakah yang sudah pernah membaca dengan
menggunakan metode membaca cepat (speed
reading)?”
Mengumpulkan Data
Dari pertanyaan yang disampaikan, siswa
menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda.
Siswa bersama guru membaca tentang metode
speed reading yang sedang ditampilkan.
50 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Siswa bersama guru melakukan latihan
kecepatan gerakan mata pada media yang sedang
ditampilkan.
Siswa diminta mempraktikan metode speed
reading dalam teks bacaan pada buku siswa.
Siswa menjawab soal dari guru tentang teks
bacaan yang sudah dibaca tadi.
Mengasosiasi
Guru memberi penguatan tentang metode speed
reading.
Menyimpulkan
Siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dipelajari dipertemuan
hari ini, yakni menggunakan metode speed
reading.
Penutup Sebelum pembelajaran berakhir, guru
memberikan motivasi semangat belajar untuk
menggapai cita-cita kepada siswa.
Guru mengajak semua siswa berdo‟a menurut
agama dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran).
11 menit
I. I. Penilaian
Penilaian Hasil Pembelajaran
A. Teknik penilaian
1. Penilaian Sikap
Observasi
2. Penilian Keterampilan
Unjuk Kerja
B. Bentuk Istrumen Penilaian
1. Penilaian Sikap
No Nama
Siswa
Santun Peduli Tanggung
Jawab
T BT T BT T BT
1 …
2 …
3 …
4 …
dst. …
Keterangan:
T: Terlihat BT: Belum Terlihat
2. Penilaian Keterampilan
No. Aspek Penilaian
4
(Sangat Baik)
3
(Baik)
2
(Kurang
Baik)
1
(Perlu
Bimbingan)
1 Tingkat
kecepatan
Kecepatan
membaca
Kecepatan
membaca
Kecepatan
membaca 50-
Kecepatan
membaca
membaca melebihi 150
Kpm
100-149 Kpm 99 Kpm kurang dari
50 Kpm
2 Tingkat
pemahaman
bacaan
Menjawab
pertanyaan isi
bacaan
dengan benar
dan
menyebutkan
kalimat
utama
paragraf
benar 76% -
100%
Menjawab
pertanyaan isi
bacaan
dengan benar
dan
menyebutkan
kalimat
utama
paragraf
minimal 50%
-75%
Menjawab
pertanyaan isi
bacaan
dengan benar
dan
menyebutkan
kalimat
utama
paragraf
minimal
benar 25% -
49%
Menjawab
pertanyaan
isi bacaan
dengan benar
dan
menyebutkan
kalimat
utama
paragraf
maksimal
benar 25%
PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
2. Penilaian Pengetahuan
Nama :
Kelas :
Bacalah teks bacaan di bawah ini!
“Cerita Opa”
Lani tiba di rumah Opa dengan perasaan senang,. Opa pandai bercerita.
Berbagai kisah Opa ceritakan. Lebih sering pengalaman Opa saat muda dulu. Kali
ini, Opa bercerita pengalamannya naik pesawat saat hujan.
Saat itu, Opa diajak berlibur oleh mama dan papanya. Mereka naik pesawat.
Opa senang sekali terbang di udara. Melihat pemandangan di bawah yang sangat
indah.
Tiba-tiba, Opa merasakan guncangan. Pramugari mengumumkan cuaca mulai
hujan. Suara petir terdengar mengelegar. Awan putih berganti kelabu. Bersyukur, tak
lama kemudian cuaca mulai berubah. Ketika masuk wilayah yang dituju, cuaca
cerah. Matahari terlihat bersinar. Pesawat pun dapat mendarat dengan aman di
bandara.
Soal :
1. Lani tiba di rmah Opa dengan perasaan…
a. Sedih
b. Senang
c. Biasa saja
d. Marah
2. Opa bercerita pengelamannnya naik…
a. Kapal
b. Pesawat
c. Becak
d. Bus
3. Opa diajak berlibur oleh….
a. Teman
b. Sahabat
c. Mama dan papa
d. Kakek dan nenek
4. Saat di pesawat tiba-tiba pramugari mengumumkan cuaca mulai…
a. Hujan
b. Panas
c. Kemarau
d. Turun salju
Pedoman Pengamatan Guru Siklus II
No. Kegiatan
Skor
1 2 3
1 Persiapan guru dalam mengajar:
e. Menyiapkan RPP
√
f. Menyiapkan presensi siswa √
g. Menyiapkan lembar observasi √
h. Menyiapkan perlengkapan mengajar √
2 Kemampuan guru dalam membuka pelajaran
dan melakukan apersepsi:
e. Salam pembuka
√
f. Mengkondisikan kelas √
g. Menyampikan tujuan pembelajaran √
h. Memberikan motivasi untuk belajar √
3 Ketepatan guru menggunakan strategi:
c. Guru paham dengan metode speed reading
√
d. Guru mampu menguasai metode speed reading √
4 Kemampuan guru dalam menguasai kelas:
c. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya
√
d. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan √
5 Kemampuan guru dalam menutup kegiatan
pembelajaran:
e. Kesimpulan
√
f. Melakukan evaluasi √
g. Memberikan tindak lanjut √
h. Salam penutup √
Keterangan Skor:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Pedoman Pengamatan Siswa Siklus II
No. Aspek Pengamatan
Skor
1 2 3
1 Siswa menjawab salam dengan semangat √
2 Siswa merespon panggilan presensi dari guru √
3 Siswa memperhatikan penjelasan dari guru √
4 Siswa semangat mengikuti pembelajaran Bahasa
Indonesia
√
5 Siswa memberi umpan balik dari penjelasan √
6 Siswa mengerjakan soal evaluasi √
7 Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru √
Keterangan Skor:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Nindy Hening Maulida Jauruasan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
NIM : 23040160079 Dosen P.A : Imam Mas Arum, M. Pd.
N
o.
Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1. OPAK IAIN Salatiga 2016
dengan tema “Peranan
Budaya di Perguruan Tinggi
dalam Membentuk Karakter
Pendidik yang Profesional
dan Bermartabat”
22 Agustus 2016 Peserta 3
2. Sertifikat “Library User
Education” UPT
Perpustakaan
30 Agustus 2016 Peserta 3
3. Seminar Nasional dengan
tema “Tax Amnesti, Faktor-
Faktor yang
Melatarbelakangi Lahirnya
Amnesty Pajak dan
Dampaknya Terhadap
Perekonomian di Indonesia”
12 Oktober 2016 Peserta 8
4. Sertifikat “Personality Plus
Seminar”
12 November
2016 Peserta 3
5. Ziarah dan Wisata Religi
Pondok Pesantren Al-Hasan
Salatiga Tahun 2016
13 November
2016 Peserta 3
6. Seminar Nasional dengan
tema “Sastra Islam dan
Perananya dalam
Pembentukan Moral
Bangsa”
16 November
2016 Peserta 8
7. SK Pengurus Pondok
Pesantren Al-Hasan Tahun
2016/2017
08 Januari 2017 Sie. Keeshatan 4
8. Pengajian Akbar dalam
Rangka Khotmil Qur‟an
Pondok Pesantren Al-Hasan
30 April 2017 Panitia 4
9. Sertifikat Penghargaan Masa
Orientasi Santri Pondok
Pesantren Al-Hasan Tahun
2017
12 Juli 2107 Panitia 4
10. Sertifikat Malam Keakraban
PGMI dengan tema
“Wahana Raketing
Memitra”
16 September
2017 Peserta 3
11. Sertifikat Kajian Keagamaan
dengan tema “Momentum
Menyambut Kemuliaan 10
Muharam”
26 september
2107 Peserta 3
12. Seminar Kebudayaan
dengan tema “Ngudi
30 September
2017 Peserta 3
Kaweruh Hayuning Budaya
Jawi”
13. Talk Show & Cooking Class
yang bertajuk “ Siapkan
Dirimu, Jemput Jodohmu”
01 Oktober 2017 Peserta 3
14. Kegiatan Apresiasi &
Talkshow Literasi “Baca
Saja Dulu Nanti Juga
Paham”
12 Oktober 2017 Peserta 3
15. Pengurus Pondok Pesantren
Al-Hasan Tahun 2016/2017
01 November
2017 Sie. Kesehatan 4
16. Kegiatan Jalan Sehat
Semarak Festifal Hari jadi
PGMI ke 10 “Bersama Kita
Bisa”
15 November
2017 Peserta 3
17. Kegiatan Pameran Media
Pembelajaran PGMI Tahun
Angkatan 2016
29 November
2017 Peserta 3
18. Pengajian Akbar dalam
Rangka Memperingati
Maulid Nabi Muhammad
SAW. Tahun 2017
05 Desember
2017 Panitia 4
19. SK Pengurus Pondok 16 Desember Bendahara 6
Pesantren Al-Hasan Tahun
2017/2018
2017
20. Pengajian Akbar dalam
Rangka Khotmil Qur‟an
Pondok Pesantren Al-Hasan
29 April 2018 Panitia 4
21. SK Pengurus MaDin Pondok
Pesantren Al-Hasan Tahun
2018/2019
05 Juli 2018 Sie. Pembantu
Umum 4
22. Motivasi Literasi dengan
tema “Menumbuhkan
Semangat Literasi Santri di
Era Milenial”
12 Juli 2018 Panitia 4
23. Sertifikat Penghargaan Masa
Orientasi Santri Pondok
Pesantren Al-Hasan Tahun
2018
15 Juli 2018 Panitia 4
24. Ziarah dan Wisata Religi di
Jawa Timur dengan tema
“Wajah Pesantren Indonesia
Berbudaya Santri dalam
Negeri” Tahun 2018
27 Agustus 2018 Panitia 4
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Nindy Hening Maulida
Umur : 21 Tahun
Tempat/ Tanggal Lahir : Kabupaten Semarang, 26 Juni 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Mangunsari RT 02/ RW 05 Kelurahan
Pakintelan Kecamtan Gunung Pati
Kota Semarang
Riwayat Pendidikan : 1. RA Aisyah (Lulus Tahun 2004)
2. SD Negeri Mangunsari 02 (Lulus Tahun
2010)
3. SMP Negeri 2 Ungaran (Lulus Tahun
2013)
4. MA Negeri Salatiga (Lulus tahun 2016)
5. IAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (Lulus Tahun 2020)
Berikut daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 11 Maret 2020
Nindy Hening Maulida
NIM. 23040160079