PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar...
Transcript of PENINGKATA N PEM BELAJARAN OLOGI PRODUKSI, …lib.unnes.ac.id/18166/1/1402408276.pdf · sebesar...
MATER
PADA S
disajikan s
JUR
PENINRI TEKNTRANS
SISWA KPES
sebagai salahJur
RUSAN PEFAK
UNIVE
NGKATANOLOGSPORTAKELAS IVSURUNG
h satu syarat rusan Pendid
Siti
1
ENDIDIKKULTAS ERSITAS
AN PEMI PRODU
ASI MELAV SEKO
GAN LOR
Skripsi untuk memp
dikan Guru S
oleh
Indah Cahya
1402408276
KAN GURUILMU PE
S NEGERI2012
BELAJAUKSI, KALUI JI
OLAH DAR 1 TEG
peroleh gelaSekolah Dasa
ani
U SEKOLENDIDIKAI SEMAR
ARAN KOMUNIIGSAW ASAR NE
GAL
ar Sarjana Pear
LAH DASAAN
RANG
KASI,
EGERI
endidikan
AR
ii
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa isi skripsi ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain,
baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat
pada skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Tegal, 31 Juli 2012
Siti Indah Cahyani
1402408276
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diuji ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Hari, tanggal : Selasa, 14 Agustus 2012
Tempat : Tegal
Pembimbing I
Dra. Umi Setijowati, M. Pd.
19570115 198403 2 001
Pembimbing II
Drs. Noto Suharto, M. Pd.
19551230 198203 1 001
Mengetahui,
Koordinator PGSD UPP Tegal
Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd.
19630923 198703 1 001
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul Peningkatan Pembelajaran Materi Teknologi Produksi,
Komunikasi, Transportasi Melalui Jigsaw pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal, oleh Siti Indah Cahyani 1402408276, telah
dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada tanggal
14 Agustus 2012.
PANITIA UJIAN
Ketua Sekretaris
Drs. Hardjono, M.Pd. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd. 19510801 197903 1 007 19630923 198703 1 001
Penguji Utama
Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd. 19630923 198703 1 001
Penguji Anggota 1 Penguji Anggota 2
Drs. Noto Suharto, M. Pd. Dra. Umi Setijowati, M. Pd. 19551230 198203 1 001 19570115 198403 2 001
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain, hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap. (Q.S. Al Insyiroh: 6-8)
Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Allah adalah sebaik-baiknya
pelindung. (Q.S. Ali Imran: 173)
Kesempatan anda untuk sukses di setiap kondisi selalu dapat diukur oleh seberapa
besar kepercayaan anda pada diri sendiri. (Robert Collier)
Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan, dan
saya percaya pada diri saya sendiri. (Muhammad Ali)
Ujian bagi seseorang yang sukses bukanlah pada kemampuannya untuk mencegah
munculnya masalah, tetapi pada waktu menghadapi dan menyelesaikan setiap
kesulitan saat masalah itu terjadi. (David J. Schwartz)
Persembahan:
Kepada Allah SWT dzat yang maha kuasa, atas
kebahagiaan ini, saya berbagi kepada:
Abah dan Umi
Kakak-kakak dan adik-adikku, serta
Tunanganku
vi
PRAKATA
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat iman,
keselamatan dan kesehatan kepada penulis. Berkat rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Pembelajaran
Materi Teknologi Produksi, Komunikasi, Transportasi Melalui Jigsaw Pada Siswa
Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal”. Skripsi ini disusun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan pada Universitas
Negeri Semarang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini, tanpa peranan
mereka penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu
penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Drs. Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang.
3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
vii
5. Dra. Umi Setijowati, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
6. Drs. Noto Suharto, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di UPP Tegal
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Makmuri, S.Pd.SD., Kepala SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal yang telah
memberi ijin untuk mengadakan penelitian.
9. Siti Latifah, S.Pd.SD., dan rekan-rekan guru SD Negeri Pesurungan Lor 1
Tegal yang telah membantu jalannya proses penelitian tindakan kelas.
10. Siswa Kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.
11. Semua pihak yang telah nmembantu terselesaikannya skripsi ini, baik secara
moral maupun material yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang berlipat ganda
kepada semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini dan penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Tegal, 31 Juli 2012
Penulis
viii
ABSTRAK
Cahyani, Siti Indah. 2012. Peningkatan Pembelajaran Materi Teknologi Produksi, Komunikasi, Transportasi Melalui Jigsaw pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Umi Setijowati, M.Pd. II: Drs. Noto Suharto, M.Pd.
Kata Kunci: Jigsaw; Pembelajaran IPS; Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi
Berdasarkan latar belakang masalah, hasil belajar IPS materi Teknologi
Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal semester 2 tahun pelajaran 2010/ 2011, termasuk dalam kategori rendah. Dari jumlah 30 siswa, yang memenuhi KKM hanya 6 siswa atau sebesar 20%. Hal ini dimungkinkan karena guru belum mengelola pembelajaran dengan model yang mengaktifkan siswa. Di samping itu, pendayagunaan media dan penggunaan metode belum bervariasi. Berdasarkan kecenderungan tersebut, peneliti mengadakan inovasi pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian meliputi guru dan siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Teknik pengumpulan data berupa tes, observasi, angket, dan dokumentasi. Analisis data berupa analisis data kuantitatif dan kualitatif. Indikator keberhasilan mencakup nilai performansi guru minimal 71 (B), aktivitas belajar siswa minimal 70%, dan rata-rata nilai hasil belajar ≥71 dengan ketuntasan belajar klasikal ≥75%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa performansi guru pada siklus I memperoleh nilai akhir sebesar 81,16 (AB) meningkat menjadi 92,35 (A), dan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memperoleh nilai sebesar 80,56 dengan kriteria AB pada siklus I meningkat menjadi 91,67 dengan kriteria A, pada siklus II. Aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 70,10% dengan kriteria tinggi meningkat pada siklus II menjadi 88,39% dengan kriteria sangat tinggi. Selain itu, aktivitas kelompok pada siklus I sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 92,38% dengan kriteria sangat tinggi, pada siklus II. Selanjutnya, rata-rata nilai tes formatif siklus I sebesar 75,87 meningkat pada siklus II menjadi 93,03. Ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 60,61% meningkat pada siklus II menjadi 87,88%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................................ i
PERNYATAAN .................................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
PENGESAHAN .................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
PRAKATA .......................................................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah....................................... .... 11
1.2.1. Rumusan Masalah................................................................................ ... 11
1.2.2. Pemecahan Masalah............................................................................. ... 11
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................. .... 12
1.3.1. Tujuan Umum...................................................................................... ... 12
1.3.2. Tujuan Khusus..................................................................................... .... 12
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................... .... 13
1.4.1. Bagi Siswa........................................................................................... .... 13
1.4.2. Bagi Guru............................................................................................ .... 13
1.4.3. Bagi Sekolah....................................................................................... .... 14
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teori.................................................................................... .... 15
2.1.1. Pengertian Belajar............................................................................... .... 15
2.1.2. Arti Belajar bagi Siswa SD................................................................. .... 18
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ........................................ .... 19
x
2.1.4. Pengertian Mengajar dan Pembelajaran ............................................. .... 28
2.1.5. Hakekat Mengajar di SD .................................................................... .... 30
2.1.6. Aktivitas Belajar Siswa ...................................................................... .... 31
2.1.7. Hasil Belajar........................................................................................ .... 32
2.1.8. Karakteristik Siswa SD....................................................................... .... 35
2.1.9. Performansi Guru .............................................................................. ..... 41
2.1.10. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .......................................................... ..... 45
2.1.11. Pembelajaran IPS Materi Teknologi Produksi, Komunikasi dan
Transportasi ............................................................................................ 48
2.1.12. Manfaat Mempelajari IPS Materi Teknologi Produksi, Komunikasi
dan Transportasi . .................................................................................... 58
2.1.13. Model Pembelajaran Kooperatif ....................................................... ..... 58
2.1.14. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.................................... ..... 68
2.2. Kajian Empiris ....................................................................................... 74
2.3. Kerangka Berpikir ................................................................................... 76
2.4. Hipotesis Tindakan........................................................................... ....... 79
3. METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian .............................................................................. 80
3.1.1. Perencanaan ............................................................................................. 80
3.1.2. Pelaksanaan ............................................................................................. 81
3.1.3. Pengamatan ............................................................................................. 81
3.1.4. Refleksi .................................................................................................... 82
3.2. Perencanaan Tahap Penelitian ................................................................. 83
3.2.1. Perencanaan Siklus I...................................................................... ......... 83
3.2.2. Perencanaan Siklus II .............................................................................. 87
3.3. Subjek Penelitian ..................................................................................... 92
3.4. Tempat Penelitian .................................................................................... 92
3.5. Data dan Teknik Pengumpulan Data.................................................... ... 93
3.5.1. Jenis Data ................................................................................................ 93
3.5.2. Sumber Data ............................................................................................ 94
3.5.3. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 95
3.5.4. Alat Pengumpul Data .............................................................................. 97
xi
3.6. Teknik Analisis Data ............................................................................... 102
3.6.1. Analisis Angket Siswa ............................................................................ 102
3.6.2. Data Performansi Guru ............................................................................ 103
3.6.3. Data Aktivitas Belajar Siswa ................................................................... 104
3.6.4. Data Hasil Belajar Siswa ......................................................................... 105
3.7. Indikator Keberhasilan.......................................................................... .. 106
3.7.1. Hasil Belajar Siswa ................................................................................ 106
3.7.2. Aktivitas Belajar Siswa .......................................................................... 106
3.7.3. Performansi Guru .................................................................................... 106
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian..................................................................................... .. 107
4.1.1. Deskripsi Data Pelaksanaan Siklus I ....................................................... 112
4.1.2. Deskripsi Data Pelaksanaan Siklus II ...................................................... 130
4.2. Pembahasan ............................................................................................. 149
4.2.1. Pemaknaan Temuan Penelitian ............................................................... 149
4.2.2. Implikasi Hasil Temuan .......................................................................... 164
5. PENUTUP
5.1. Simpulan .................................................................................................. 172
5.2. Saran ........................................................................................................ 174
LAMPIRAN ........................................................................................................ 175
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 230
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif .............................................................. 67
2.2 Predikat Penghargaan Kelompok .............................................................. 74
3.1 Kriteria Respon Siswa ............................................................................... 103
3.2 Konversi Nilai Angka ke dalam Nilai Huruf ............................................. 103
3.3 Kualifikasi Prosentase Keaktifan Siswa .................................................... 104
3.4 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Klasikal ........................................ 106
4.1 Hasil Pretes Siswa Kelas IV Mata Pelajaran IPS Materi Teknologi
Produksi, Komunikasi dan Transportasi .................................................. 110
4.2 Hasil Angket Motivasi Siswa terhadap Mata Pelajaran IPS ...................... 111
4.3 Data Hasil Belajar IPS Siklus I .................................................................. 113
4.4 Nilai Peningkatam dan Kriteria Penghargaan Kelompok Jigsaw Siklus I 115
4.5 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I ................. 117
4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Kelompok Siswa pada Siklus I .................... 119
4.7 Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa pada Siklus I...... 120
4.8 Data Penilaian RPP pada Siklus I .............................................................. 122
4.9 Data Penilaian terhadap Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I ............ 122
4.10 Rekapitulasi Data Penilaian Performansi Guru pada Siklus I ................... 123
4.11 Data Hasil Penilaian terhadap Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siklus I ........................................................ 124
4.12 Data Hasil Belajar IPS pada Siklus II ........................................................ 132
4.13 Nilai Peningkatam dan Kriteria Penghargaan Kelompok Jigsaw Siklus
II ................................................................................................................. 134
4.14 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II ................ 136
4.15 Hasil Pengamatan Aktivitas Kelompok Siswa pada Siklus II ................... 138
4.16 Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa pada Siklus II .... 139
4.17 Data Penilaian RPP pada Siklus II ............................................................ 140
4.18 Data Penilaian terhadap Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus II .......... 140
4.19 Rekapitulasi Data Penilaian Performansi Guru pada Siklus II .................. 141
4.20 Data Hasil Penilaian terhadap Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siklus II ...................................................... 142
xiii
4.21 Hasil Postes Siswa Kelas IV Mata Pelajaran IPS Materi Teknologi
Produksi, Komunikasi dan Transportasi .................................................... 148
4.22 Data Hasil Pengamatan terhadap Perencanaan Pembelajaran ................... 150
4.23 Data Penilaian terhadap Pelaksanaan Pembelajaran.................................. 153
4.24 Data Rekapitulasi Hasil Pengamatan terhadap Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ....................................................... 156
4.25 Data Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Belajar Siswa ........................ 157
4.26 Data Hasil Aspek Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa ........ 158
4.27 Data Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa ................... 159
4.28 Data Hasil Belajar IPS Materi Teknologi Produksi, Komunikasi dan
Transportasi Siswa Kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal ........... 161
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Alat Teknologi Produksi Tradisional ........................................................ 50
2. Alat Teknologi Produksi Modern .............................................................. 50
3. Alur Proses Produksi Pakaian .................................................................... 51
4. Alat Teknologi Komunikasi Tradisional ................................................... 52
5. Alat Teknologi Komunikasi Modern ......................................................... 52
6. Alat Teknologi Transportasi Tradisional ................................................... 53
7. Alat Teknologi Transportasi Modern ........................................................ 54
8. Hasil Produksi Batik Celup Ikat Sederhana .............................................. 55
9. Alat dan Bahan Pembuatan Batik Celup Ikat Sederhana........................... 55
10. Alur Proses Pembuatan Batik Celup Ikat Sederhana ................................. 56
11. Kelas Model Jigsaw ................................................................................... 69
Bagan
2.1 Arus Praktek Batik Celup Ikat ................................................................... 57
2.2 Kerangka Berpikir dalam PTK .................................................................. 79
3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas .......................................................... 82
Diagram
4.1 Hasil Rata-rata Nilai Siklus I ..................................................................... 114
4.2 Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Siklus I ....................................... 115
4.3 Rata-rata Nilai Kelompok Siswa dalam Jigsaw pada Siklus I .................. 116
4.4 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I ................................... 118
4.5 Peningkatan Aktivitas Kelompok Siswa pada Siklus I ............................. 121
4.6 Penilaian Performansi Guru pada Siklus I ................................................. 123
4.7 Hasil Rata-rata Nilai Siklus II ................................................................... 133
4.8 Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Siklus II ...................................... 134
4.9 Rata-rata Nilai Kelompok Siswa dalam Jigsaw pada Siklus II ................. 135
4.10 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II ................................ 137
4.11 Peningkatan Aktivitas Kelompok Siswa pada Siklus II ............................ 139
4.12 Penilaian Performansi Guru pada Siklus II ............................................... 141
4.13 Peningkatan Performansi Guru Siklus I dan II ......................................... 155
xv
4.14 Peningkatan Rata-rata Nilai Hasil Belajar IPS Materi Teknologi
Produksi, Komunikasi dan Transportasi ................................................... 162
4.15 Peningkatan Ketuntasan Belajar Klasikal IPS Materi Teknologi
Produksi, Komunikasi dan Transportasi .................................................... 163
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus IPS Kelas IV SD/ MI ....................................................................... 176
2. Daftar Nilai IPS Kelas IV Semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011 ............ 177
3. Daftar Kelompok Jigsaw ............................................................................. 178
4. Kisi-kisi Instrumen Pretes dan Postes .......................................................... 179
5. Soal Pretes dan Postes .................................................................................. 181
6. Perangkat Pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama ................................. 184
7. Perangkat Pembelajaran Siklus I Pertemuan Kedua .................................... 205
8. Perangkat Pembelajaran Siklus II Pertemuan Pertama ................................ 206
9. Perangkat Pembelajaran Siklus II Pertemuan Kedua ................................... 216
10. Data Skor Perkembangan Kelompok Jigsaw pada Siklus I ......................... 223
11. Data Skor Perkembangan Kelompok Jigsaw pada Siklus II ........................ 224
12. Surat Ijin Penelitian ...................................................................................... 225
13. Surat Keterangan Mengajar ......................................................................... 226
14. Dokumentasi ................................................................................................ 227
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab I Pasal 1 menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari pengertian di atas, pendidikan merupakan kebutuhan manusia
sepanjang hayat. Hal ini, pendidikan memegang peran sangat penting maka perlu
adanya upaya memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM). Berbagai
upaya terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, yang salah
satunya yaitu upaya inovasi di bidang pendidikan dan pembelajaran. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan sebagai tenaga pendidik yaitu meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Mengingat pentingnya peran pendidikan tersebut, maka penyelenggaraan
pendidikan pada setiap jenjangnya harus sesuai dengan kurikulum yang telah
ditetapkan demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu,
pembelajaran yang dilakukan harus benar-benar terarah untuk mencapai tujuan
yang dicapai sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan. Kurikulum ini
disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan
tahap perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan
2
pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
serta sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Pada
semua jenjang pendidikan termasuk sekolah dasar (SD), kurikulum yang
digunakan sekarang ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Di
dalam KTSP terdapat beberapa mata pelajaran yang harus diberikan kepada siswa
di tingkat sekolah dasar. Salah satunya yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS).
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD. Menurut
Sihabuddin (2006: 92), “isi dari materi pembelajaran IPS berjenjang mulai dari
fakta, konsep, generalisasi dan teori.” Sementara, Nasution dalam Masitoh,
Susilo, dan Soewarso (2010: 1), mengutarakan bahwa IPS mempelajari manusia
dalam lingkungan fisik maupun sosial, dan bahan pembelajaran IPS diambil dari
berbagai ilmu-ilmu sosial, seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi,
sosiologi, politik dan psikologi sosial. Bahan pembelajaran IPS dirancang dan
diajarkan untuk mencapai tujuan mata pelajaran IPS. Pencapaian tujuan mata
pelajaran IPS perlu diselaraskan pula dengan fungsi mata pelajaran IPS. Fungsi
mata pelajaran IPS dinyatakan oleh Hernawan, dkk (2008: 8.28), “mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial berfungsi sebagai ilmu pengetahuan untuk
mengembangkan kemampuan dan sikap rasional tentang gejala-gejala sosial, serta
kemampuan tentang perkembangan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia
di masa lampau dan masa kini.” Oleh karena itu, diperlukan serangkaian proses
pembelajaran yang mendukung untuk mencapai tujuan tersebut.
Pada jenjang pendidikan dasar, proses pembelajaran dilaksanakan
berdasarkan ruang lingkup pembelajaran IPS. Dalam Peraturan Menteri
3
Pendidikan Nasional RI No. 14 tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Program
Paket A (Permendiknas 2007: 107), menyatakan bahwa “ruang lingkup mata
pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut (1) manusia, tempat, dan
lingkungan, (2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan, (3) sistem sosial dan
budaya, dan (4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan.” Ruang lingkup tersebut
dapat dijabarkan menjadi tiga pembahasan, yaitu lingkungan lokal (rumah),
lingkup nasional (Indonesia) dan lingkup Internasional (dunia). Adapun materi
pembelajaran IPS SD dimulai dari lingkungan rumah, sekolah, Rukun Tetangga
(RT), Rukun Warga (RW), tingkat kecamatan, kabupaten, dan propinsi sampai
dengan lingkup nasional serta internasional.
Karakteristik bahan materi mata pelajaran IPS yang penuh dengan pesan-
pesan yang bersifat abstrak, berseberangan dengan cara berpikir siswa SD.
Perkembangan kognitif anak pada usia SD berkisar 7-11 tahun berada pada tahap
operasional konkret. Perkembangan kognitif menurut Piaget dalam Haditono
(2006: 223), dijelaskan bahwa anak pada tahap ini sudah mampu untuk
melakukan aktivitas logis dalam situasi yang konkret. Dengan demikian, materi
IPS yang abstrak perlu dikonkretkan agar dapat dipelajari oleh siswa SD. Materi
pembelajaran IPS SD di kelas IV semester dua salah satunya yaitu materi
Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi.
Dalam proses pembelajaran, guru perlu mengaplikasikan materi tersebut
melalui benda konkret maupun praktek langsung agar siswa kelas IV sekolah
dasar dapat menerima dan memahami materi tersebut, serta memperoleh
pengalaman yang bermakna.
4
Masitoh, Susilo, dan Soewarso (2010: 41), berpendapat bahwa
pembelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang kurang populer dikalangan
siswa. Kekurangpopuleran ini menjadikan IPS sebagai ilmu yang kurang menarik
minat dan perhatian siswa. Selain itu, siswa lebih cenderung tertarik pada
keterampilan baca, tulis dan hitung, karena siswa dapat mengetahui jawaban yang
tepat dan pasti atas hasil pekerjaannya. Sementara, mata pelajaran IPS cenderung
sebagai mata pelajaran yang berorientasi pada penguasaan fakta-fakta seperti
nama-nama gunung, sungai, tokoh sejarah, dan sebagainya. Selanjutnya,
Sihabuddin (2006: 91), menyatakan bahwa “IPS lama juga ditandai dengan
pembelajaran rasa nasionalisme yang tidak kritis (dogmatis), dan sangat
berorientasi pada buku teks,” sehingga menjadikan IPS kurang diminati oleh
siswa.
Pada hakekatnya kekurangpopuleran IPS dikarenakan kurang dipahaminya
apa sebenarnya IPS baik oleh guru maupun siswa. Peran guru menjadi salah satu
faktor kurang diminatinya IPS. Proses pembelajaran IPS yang saat ini masih
berpusat pada guru (teacher centre) dan peran siswa hanya menjadi objek
pembelajaran sehingga pola interaksi hanya terjadi satu arah. Menurut Lindgren
dalam Dimyati dan Mudjiono (2009: 119), mengemukakan bahwa “interaksi satu
arah, di mana guru bertindak sebagai penyampai pesan dan siswa sebagai
penerima pesan.” Dalam hal ini, guru kurang dapat berkreasi untuk menciptakan
metode yang inovatif dalam mengajar. Proses pembelajaran yang terjadi
cenderung menggunakan metode ekspositori yang berpusat pada guru sehingga
menyebabkan siswa bersikap pasif. Metode yang sering diterapkan yaitu metode
konvensional yang terlalu verbalistik yaitu penggunaan metode ceramah yang
5
cenderung monoton dan tanpa alat peraga maupun media yang mendukung. Selain
itu, dalam menyampaikan materi pelajaran terkadang guru juga tidak mempunyai
acuan yang jelas sehingga materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat
perkembangan dan konteks kehidupan siswa. Peran guru dalam pembelajaran
belum dapat menjadi fasilitator dan motivator akibatnya kurang dapat
mengaktualisasikan potensi siswa dalam pembelajaran sehingga siswa pasif dan
kurang tertarik untuk belajar mandiri.
Proses evaluasi dalam pembelajaran IPS turut menjadi faktor penentu
diminatinya IPS oleh para siswa. Menurut Sudjana dalam Dimyati dan Mudjiono
(2009: 191), “pengertian evaluasi lebih dipertegas lagi, dengan batasan sebagai
proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan
suatu kriteria tertentu.” Evaluasi mata pelajaran IPS yang telah berlangsung saat
ini hanya menitikberatkan pada penilaian hasil belajar yaitu pada aspek kognitif
yang hanya mencakup materi yang diajarkan. Dalam hal ini, siswa hanya
diberikan fakta-fakta yang harus dihafalkan yang akan keluar dalam soal tes.
Teknik yang digunakan dalam evaluasi yakni dengan teknik tes. Siswa dalam
mengisi soal tes, terkadang dengan berbagai cara mencari jawaban yang paling
tepat agar dapat menjawab benar dari suatu evaluasi. Hal ini menjadikan hasil
belajar siswa kurang optimal. Proses evaluasi yang seharusnya dilakukan yaitu
penilaian terhadap proses dan hasil belajar. Penilaian proses dilaksanakan selama
proses pembelajaran berlangsung dan penilaian hasil belajar dilaksanakan di akhir
pembelajaran. Bloom dalam Sudjana (2010: 22), mengemukakan bahwa
klasifikasi hasil belajar secara garis besar terdiri dari tiga yaitu ranah kognitif,
afektif dan psikomotoris. Jika proses evaluasi mata pelajaran IPS melalui prosedur
6
yang sesuai maka akan menjadikan proses dan hasil belajar siswa lebih optimal
atau bahkan dapat meningkat.
Pembelajaran IPS di SD sebaiknya berlangsung sesuai dengan tujuan
pembelajaran mata pelajaran IPS. Banks (1990) dalam Sihabuddin (2006: 91),
menyatakan bahwa “pengajaran IPS pada abad 21 ini dirancang untuk
mempersiapkan siswa agar mampu berpartisipasi secara efektif pada masyarakat
post-industri.” Hal ini, menjadikan pandangan baru bagi para guru untuk
mengupayakan pencapaian tujuan dan peran pembelajaran IPS. Sebagaimana
“tujuan dan peran kritis/misi IPS, yaitu mendidik dan membekali siswa dengan
seperangkat pengetahuan, sikap, nilai, moral, dan keterampilan untuk memahami
lingkungan sosial masyarakat dapat dicapai” (Solihatin dan Raharjo 2008: 3).
Sementara Masitoh, Susilo, dan Soewarso (2010: 7), menyatakan bahwa
“bahan kajian IPS bukanlah hal yang bersifat hafalan belaka, melainkan yang
mendorong daya nalar yang kreatif.” Pernyataan tersebut, mengandung maksud
bahwa materi pelajaran difokuskan pada upaya membantu dan memfasilitasi
siswa agar mereka memiliki kemampuan untuk berpartisipasi sebagai warga
komunitas, warga negara, dan warga dunia dengan tingkat perubahan yang amat
cepat. Dengan demikian, materi IPS dapat menarik siswa dan melatih siswa untuk
berpikir kritis dan kreatif, sehingga mata pelajaran IPS tidak lagi membosankan.
Selain itu, proses evaluasinya juga tidak hanya berorientasi pada penilaian
hasil saja, melainkan meliputi pula penilaian proses. Penilaian yang dilakukan
perlu mencakup tiga ranah sesuai klarifikasi Bloom yaitu meliputi ranah
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Dalam hal
7
ini, teknik penilaian yang digunakan dalam penilaian juga menggunakan teknik
tes maupun non tes yaitu meliputi penilaian hasil dan proses belajar.
Kondisi yang demikian juga terjadi pada proses pembelajaran IPS di kelas
IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara dengan Siti Latifah guru kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal
diperoleh bahwa pembelajaran IPS yang telah berlangsung selama ini belum
menggunakan model pembelajaran inovatif, melainkan menggunakan metode
ceramah, tanya jawab, penugasan dan diskusi. Dalam proses diskusi belum
berjalan secara maksimal, sehingga aktivitas siswa terlihat pasif. Media yang
digunakan berupa gambar dan peta. Selain itu, di dalam pembelajaran terdapat
permasalahan yang sering muncul yaitu adanya aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran IPS yang tidak terarah. Kebanyakan siswa di SD Negeri Pesurungan
Lor 1 Tegal sering ngobrol sendiri saat diterangkan materi oleh guru. Hal ini
berdampak negatif pada hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS
kelas IV semester dua materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi.
Rata-rata nilai siswa kelas IV mata pelajaran IPS semester dua tahun
pelajaran 2010/ 2011 sebesar 50,67. Ketuntasan belajar klasikal memperoleh
angka sebesar 20%. Artinya, dari jumlah 30 siswa, hanya 6 siswa yang memenuhi
KKM (≥ 61). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
rendah. Hal ini perlu ada upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Data
hasil belajar siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Dari uraian di atas, menegaskan bahwa IPS tidak diminati oleh para siswa.
Akan tetapi, apabila materi pelajaran dikemas dalam sajian yang baru dan
keterampilan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan
8
menyenangkan, maka mata pelajaran IPS dapat menarik minat dan perhatian
siswa. Proses pembelajaran IPS di SD seharusnya tidak lagi berpusat pada guru,
melainkan harus berpusat pada siswa (student centre). Artinya, peran siswa tidak
lagi sebagai penerima pesan atau objek pembelajar tetapi sebagai subjek
pembelajar. Kreativitas guru dalam hal ini sangat penting. Guru seharusnya dapat
menggunakan model pembelajaran inovatif salah satunya yaitu pembelajaran
kooperatif (cooperative learning). Penggunaan model pembelajaran inovatif dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di SD.
Slavin (2010: 4), mengemukakan bahwa “pembelajaran kooperatif
merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam
mempelajari materi pelajaran.” Dalam kegiatan tersebut, pola interaksi yang
terjadi yaitu interaksi multiarah, sehingga potensi siswa dapat berkembang secara
optimal dan siswa mampu belajar mandiri serta bergairah dalam mempelajari IPS.
Juliati dalam Isjoni (2010: 15), mengemukakan bahwa “pembelajaran kooperatif
lebih tepat digunakan pada pembelajaran IPS.” Hal ini membuktikan bahwa
model kooperatif tepat untuk membelajarkan IPS khususnya di jenjang sekolah
dasar.
Model pembelajaran kooperatif terdapat berbagai tipe. Salah satunya yaitu
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw atau disebut juga tim ahli. Model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran yang sesuai
dengan sifat dan tujuan dari proses pendidikan IPS di sekolah. Pernyataan ini juga
disampaikan oleh Lie (2010: 69), mengemukakan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dapat juga diterapkan dalam beberapa mata pelajaran
9
seperti ilmu pengetahuan alam (IPA), ilmu pengetahuan sosial (IPS), matematika,
agama dan bahasa.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat menanamkan
konsep-konsep abstrak mata pelajaran IPS dan memunculkan keaktifan siswa
dalam pembelajaran IPS. Pembelajaran IPS di SD seperti pada materi Teknologi
Produksi, Komunikasi, dan Transportasi akan lebih baik jika pembelajarannya
dilakukan dengan melibatkan keaktifan siswa. Dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini, selain meningkatkan hasil belajar IPS
siswa, juga dapat membangun keakraban antarsiswa serta dapat menanamkan
konsep materi IPS. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berpotensi
menjadikan siswa senang, tidak membosankan, dan memberi ruang bagi siswa
untuk aktif dalam mengikuti proses pembelajaran IPS di kelas.
Penelitian yang mengkaji tentang jigsaw telah banyak dilakukan oleh para
ahli. Penelitian yang relevan yaitu skripsi Sumardi yang dilaksanakan tahun 2011
dengan judul “Peningkatan Aktivitas Belajar IPS melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas IV SDN Siasem 03 Brebes.” Hasilnya
membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar di SDN
Siasem 03 Brebes. Hasil penelitian tersebut menegaskan bahwa jigsaw dapat
meningkatkan pembelajaran IPS.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga diteliti oleh Astiti (2011)
dalam skripsi yang berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD
Negeri Padasugih 01 Brebes pada Materi Perjuangan Mempertahankan
10
Kemerdekaan Indonesia” membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
kelas V pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di SD
Negeri Padasugih 01 Brebes.
Selanjutnya, Ashshiddiqi (2011) dalam skripsinya yang berjudul
“Peningkatan Pembelajaran IPA Materi Rangka dan Alat Indera Manusia melalui
Model Jigsaw di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Watesalit 02 Batang”
menyimpulkan bahwa pembelajaran model jigsaw dapat meningkatkan hasil dan
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran rangka dan alat indera manusia pada
siswa kelas IV SD Negeri Watesalit 02 Batang tahun pelajaran 2011/ 2012.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti terinspirasi untuk mengadakan inovasi
pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan
Pembelajaran Materi Teknologi Produksi, Komunikasi, Transportasi melalui
Jigsaw pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal”.
1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Dalam proses pembelajaran perlu adanya interaksi belajar yang aktif dan
menyenangkan. Untuk menciptakan hal tersebut, maka model pembelajaran
menduduki peran yang sangat penting. Demikian pula dalam pembelajaran IPS
khususnya materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi. Karena hal
tersebut, maka timbul permasalahan sebagai berikut:
(1) Bagaimana cara meningkatkan performansi guru melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPS
11
materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa
kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal?
(2) Bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal?
(3) Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPS materi
Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV
SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal?
1.2.2 Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka pemecahan masalah yang
diajukan yaitu dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
diharapkan dapat meningkatkan performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan
hasil belajar IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi di
kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini terdiri atas tujuan umum dan khusus. Adapun
tujuan penelitian tersebut yaitu sebagai berikut:
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan memberikan alternatif model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yang lebih inovatif dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.
12
1.3.2 Tujuan Khusus
(1) Untuk meningkatkan performansi guru dalam pembelajaran IPS materi
Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi melalui model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri
Pesurungan Lor 1 Tegal.
(2) Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS
materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi melalui model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri
Pesurungan Lor 1 Tegal.
(3) Untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi Teknologi Produksi,
Komunikasi, dan Transportasi melalui model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, diantaranya
yaitu bagi siswa, guru, dan sekolah. Manfaat yang dapat diberikan yaitu :
1.4.1 Siswa
(1) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS
materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi melalui model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri
Pesurungan Lor 1 Tegal.
(2) Dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Teknologi Produksi,
Komunikasi, dan Transportasi melalui model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.
13
(3) Dapat melatih keterampilan sosial siswa secara produktif dalam
pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada
siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.
1.4.2 Guru
(1) Dapat meningkatkan performansi guru dalam pembelajaran IPS materi
Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1
Tegal.
(2) Membantu mengatasi rendahnya hasil belajar dan aktivitas belajar siswa
pada mata pelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.
(3) Sebagai umpan balik bagi guru dalam membelajarkan IPS materi
Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi melalui model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri
Pesurungan Lor 1 Tegal.
1.4.3 Sekolah
(1) Sebagai masukan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran IPS
materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa
kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal melalui model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw .
(2) Membantu tanggung jawab sekolah dalam pelaksanaan kurikulum
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mata
14
pelajaran IPS kelas IV materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi, sehingga dapat membantu memperlancar tercapainya visi
dan misi SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.
(3) Sebagai masukan dalam pemberdayaan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw sehingga dapat diterapkan pada mata pelajaran lain di SD
Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.
15
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Dalam kajian pustaka dipaparkan mengenai kerangka teori, kajian empiris,
kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
2.1 Kerangka Teori
Kerangka teori dalam penelitian ini akan membahas mengenai pengertian
belajar, arti belajar bagi siswa SD, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar,
pengertian mengajar dan pembelajaran, hakekat mengajar di sekolah dasar,
aktivitas belajar siswa, hasil belajar, karakteristik siswa SD, dan performansi guru.
Selanjutnya, membahas mengenai hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi,
manfaat mempelajari IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi, dan model pembelajaran kooperatif, serta model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
2.1.1 Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut para ahli memiliki definisi yang berbeda-beda,
bergantung pada sudut pandang dan pola pikir para ahli. Menurut Skiner dalam
Anni, dkk. (2006: 20), mengemukakan bahwa “belajar merupakan suatu proses
perubahan perilaku.” Sementara, menurut Winkel (1989) mendefinisikan bahwa
Belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan yang relatif menetap/ bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik (Kurnia 2007: 1-3).
16
Kedua pernyataan tersebut ditegaskan lagi oleh Gagne memberikan dua
definisi tentang belajar. Pertama, belajar ialah suatu proses yang mendorong
individu mendapatkan sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan,
maupun perubahan tingkah laku. Kedua, belajar adalah kegiatan yang dilakukan
oleh individu secara sengaja untuk menguasai suatu pengetahuan atau
keterampilan yang diperoleh melalui suatu perintah (Slameto 2010: 13).
Berdasarkan pendapat Gagne, belajar diartikan sebagai suatu sistem di
mana didalamnya terdapat komponen-komponen yang sistematis dan saling
berkaitan. Komponen tersebut meliputi input (siswa), proses, dan output
(perubahan perilaku). Dalam sistem tersebut, mencakup beberapa unsur yang
saling berkaitan dan berkelanjutan. Menurut Gagne, unsur-unsur belajar terbagi
atas empat unsur, yaitu sebagai berikut:
(1) Siswa
Siswa merupakan individu yang memiliki organ penginderaan untuk
menangkap rangsangan, diantaranya yaitu otak untuk
mentransformasikan hasil penginderaan ke dalam memori yang
kompleks, dan syaraf atau otot untuk mempraktekkan atas apa yang
telah dipelajari.
(2) Rangsangan (stimulus)
Rangsangan dapat diterima oleh siswa melalui alat indera. Dalam
proses belajar siswa perlu memfokuskan pada rangsangan tertentu
terhadap apa yang siswa lihat, dengar, dan rasakan.
17
(3) Memori
Memori pada siswa berisi sejumlah kemampuan, baik pengetahuan,
sikap, maupun keterampilan hasil dari kegiatan belajar sebelumnya.
(4) Respon
Respon merupakan aktivitas siswa terhadap memori yang diwujudkan
dalam bentuk tindakan. Respon tersebut dapat diamati melalui setelah
siswa melakukan kegiatan belajar (Rifai dan Anni 2009: 84-5).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku meliputi
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor melalui interaksi dengan lingkungan.
Perubahan tingkah laku tersebut terlihat dengan bertambahnya kemampuan,
misalnya dengan belajar siswa yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak bisa
menjadi bisa dan memiliki sejumlah keterampilan yang bermanfaat dalam
kehidupannya. Selain itu, perubahan tingkah laku tersebut sebagai hasil belajar
yang terjadi secara sadar, bersifat berkelanjutan, relatif permanen, dan mengarah
pada tujuan serta bersifat progresif.
Selanjutnya, Syah (2009: 109), menambahkan bahwa “proses belajar
diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor
yang terjadi dalam diri siswa.” Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh
perubahan tingkah laku meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor melalui
interaksi antara stimulus dengan isi memori. Perubahan tingkah laku tersebut
terlihat dengan bertambahnya kemampuan, misalnya dengan belajar siswa yang
tidak tahu menjadi tahu, yang tidak bisa menjadi bisa, dan memiliki sejumlah
18
keterampilan yang bermanfaat dalam kehidupannya. Selain itu, perubahan yang
terjadi merupakan hasil belajar yang diperoleh secara sadar, berkelanjutan, relatif
permanen, dan mengarah pada tujuan serta bersifat progresif.
Guru yang profesional dan kompeten, mempunyai wawasan landasan atau
teori yang dapat dipakai dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
yang menarik dan menantang. Teori yang dapat digunakan oleh guru dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran IPS yaitu teori belajar
konstruktivisme. Menurut Isjoni (2010: 46), menyatakan bahwa “konstruktivisme
adalah suatu pandangan bahwa siswa membina sendiri pengetahuan atau konsep
secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada.” Sementara,
Suprijono (2010: 39), mengemukakan bahwa “konstruktivisme juga memberikan
kerangka pemikiran belajar sebagai proses sosial atau belajar kolaboratif dan
kooperatif. Belajar merupakan hubungan timbal balik dan fungsional antara
individu dan individu, antara individu dan kelompok, serta kelompok dan
kelompok.”
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa belajar dimaknai sebagai
proses perubahan tingkah laku aktif yang ditunjukkan dengan adanya upaya
membangun pengetahuan sendiri dan keterlibatan antarindividu dalam interaksi
sosial untuk mencapai pemahaman bersama. Proses interaksi sosial tersebut
meliputi siswa bekerja dalam kelompok dan saling bertukar pendapat atau
informasi, sehingga diperoleh pengetahuan dan pemahaman yang utuh.
2.1.2 Arti Belajar bagi Siswa SD
Menurut Sumantri dan Permana (2001: 14), mengemukakan bahwa “dalam
konteks sekolah seorang anak dikatakan telah belajar apabila perubahan-
19
perubahan yang terjadi pada anak sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sekolah
dan masyarakat.” Dalam hal ini, dapat diartikan bahwa walaupun siswa telah
memperoleh pengalaman dan perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan
lingkungan, belum tentu dikatakan belajar. Hal tersebut terjadi karena perubahan
perilaku tersebut bersifat negatif dan tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah dan
masyarakat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa arti belajar bagi siswa SD
yaitu serangkaian proses yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi
perubahan tingkah laku sesuai dengan kebutuhan lingkungan (sekolah dan
masyarakat) sebagai akibat pengalaman.
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar terdiri dari dua faktor, yaitu
faktor internal (dari dalam) dan faktor eksternal (dari luar). Anni dkk (2006: 14),
mengemukakan bahwa “kondisi internal mencakup kondisi fisik, kondisi psikis,
dan kondisi sosial, sedangkan, faktor eksternal meliputi variasi dan derajat
kesulitan materi yang dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan
budaya masyarakat belajar.”
Selanjutnya, menurut Slameto, mengemukakan bahwa faktor intern yang
mempengaruhi belajar, meliputi faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan,
sedangkan faktor ekstern meliputi faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.
2.1.3.1 Faktor Intern
Faktor intern meliputi faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan yaitu:
2.1.3.1.1 Jasmaniah
Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh yaitu:
20
(1) Kesehatan
Kesehatan akan mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Jika
kesehatan siswa terganggu maka akan berdampak negatif pada kesiapan
siswa dalam belajar. Siswa menjadi kurang bersemangat, cepat lelah, dan
adanya gangguan-gangguan pada alat inderanya sehingga dapat
mengganggu proses belajar.
(2) Cacat Tubuh
Cacat tubuh merupakan kurang lengkapnya maupun kurang sempurnanya
alat indera yang dimiliki siswa. Siswa yang cacat tubuh akan merasa
rendah diri di hadapan anak yang sempurna.
2.1.3.1.2 Psikologis
Faktor psikologis terdiri atas inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan. Uraian selengkapnya yaitu sebagai berikut:
(1) Inteligensi
Inteligensi merupakan kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan dalam menghadapi dan menyesuaikan situasi baru secara
cepat dan efektif, menggunakan konsep-konsep abstrak secara efektif dan
mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
(2) Perhatian
Perhatian merupakan langkah awal dalam belajar. Siswa harus memiliki
perhatian terhadap bahan yang sedang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran
tidak menjadi perhatian siswa, maka siswa akan merasa cepat bosan.
21
(3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Jika siswa memiliki minat maka akan
timbul perhatian dan berujung pada rasa senang.
(4) Bakat
Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Jika siswa belajar sesuai
dengan bakatnya, maka hasil belajar akan lebih baik.
(5) Motif
Motif yaitu suatu dorongan yang mendasari untuk melakukan sesuatu.
Motif berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu,
motif sebagai daya penggerak atau pendorong untuk belajar.
(6) Kematangan
Kematangan seseorang berpengaruh terhadap proses belajar. Kematangan
berkaitan dengan tingkat/fase pertumbuhan seseorang. Kematangan
menentukan kesiapan terhadap penerimaan terhadap sesuatu kegiatan.
(7) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon. Kesiapan muncul dari
dalam diri seseorang dan berkaitan erat dengan kematangan.
2.1.3.1.3 Kelelahan
Kelelahan terdiri atas kelelahan jasmani dan rohani (psikis). Kelelahan
jasmani ditunjukkan dengan lemahnya badan dan timbulnya kecenderungan untuk
membaringkan badan, sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya
22
kelesuan dan kebosanan sehingga menurunkan semangat dan minat seseorang
terhadap suatu kegiatan.
2.1.3.2 Faktor Ekstern
2.1.3.2.1 Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan awal siswa. Siswa belajar
dengan kedua orang tuanya. Keberadaan keluarga berpengaruh terhadap proses
belajar siswa. Faktor tersebut meliputi cara mendidik, relasi antaraggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua dan latar belakang
kebudayaan, yaitu sebagai berikut :
(1) Cara Orang Tua Mendidik
Cara mendidik anak dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan siswa belajar di sekolah. Orang tua yang kurang
memperhatikan pendidikan anak, berdampak negatif pada kegagalan
anak tersebut. Sebaliknya, orang tua yang peduli terhadap pendidikan
anak akan menciptakan keberhasilan anak tersebut. Walaupun demikian,
faktor tersebut dipengaruhi pula oleh faktor-faktor lain.
(2) Relasi Antaranggota Keluarga
Hubungan yang baik yaitu hubungan yang penuh pengertian dan kasih
sayang, disertai juga adanya bimbingan dari anggota keluarga. Relasi
atau hubungan yang sehat akan mengantarkan siswa dalam situasi dan
konsi psikis yang sehat pula sehingga siswa tersebut dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik dan memperoleh hasil yang lebih baik.
23
(3) Suasana Rumah
Suasana rumah merupakan tempat di mana siswa tinggal dan menjalani
kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dipengaruhi juga gaya belajar siswa
yang berbeda-beda.
(4) Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga berpengaruh terhadap belajar siswa. Hal
tersebut berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan siswa, misalnya
kebutuhan makan, pakaian, kesehatan dan sebagainya.
(5) Pengertian Orang Tua
Belajar perlu adanya dorongan dan perhatian dari orang tua dan keluarga.
Siswa yang dibebani dengan tugas rumah akan menghambat kegiatan
belajarnya.
(6) Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan dalam keluarga akan berpengaruh
terhadap sikap anak dalam belajar. Kebudayaan berkaitan dengan
pembiasaan pada siswa.
2.1.3.2.2 Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa meliputi metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode
belajar dan tugas rumah. Adapun penjelasannya yaitu:
(1) Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/ jalan yang digunakan dalam
membelajarkan siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya korelasi antara
24
hasil belajar siswa dengan metode yang digunakan. Siswa dapat
menguasai bahan pelajaran jika dikemas dalam sajian yang menarik
perhatian siswa sehingga hasil belajar yang diraih pun akan optimal.
(2) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai seperangkat kegiatan yang diberikan kepada
siswa. Kegiatan tersebut berupa proses mempelajari, menerima,
menguasai dan menerapkan serta mengembangkan bahan pelajaran yang
diberikan guru. Oleh karena itu, peran kurikulum merupakan pondasi
bagi keberlangsungan proses belajar siswa, sehingga perlu disesuaikan
dengan kemampuan, bakat, minat dan perhatian siswa.
(3) Relasi Guru dengan Siswa
Hubungan guru dengan siswa mempengaruhi proses belajar. Jika guru
dan siswa terjalin hubungan yang harmonis dalam pembelajaran maka
akan tercipta suasana menyenangkan dalam kelas. Suasana yang kondusif
akan mendukung proses belajar siswa. Begitu pula dengan keadaan psikis
siswa, dengan pembelajaran yang menyenangkan siswa akan menjadi
lebih perhatian dalam belajar.
(4) Relasi Siswa dengan Siswa
Hubungan sehat yang terjalin antarsiswa akan berdampak positif
terhadap belajar siswa. Hubungan yang baik tersebut dimunculkan
dengan adanya sikap saling manghargai dan persaingan antarsiswa secara
sehat. Suasana demikian akan menjadikan siswa nyaman belajar di kelas.
25
(5) Disiplin Sekolah
Kedisiplinan berkaitan erat dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan
belajar. Kedisiplinan meliputi disiplin pemimpin, guru dan staf
karyawan. Guru yang disiplin akan senantiasa memberi teladan bagi
siswa dalam menaati tata tertib, misalnya siswa yang tidak mengerjakan
PR akan mendapatkan hukuman dan sebagainya. Hal tersebut akan
membangkitkan semangat siswa untuk giat belajar.
(6) Alat Pelajaran
Alat pelajaran dapat berupa alat peraga, media dan sumber belajar yang
digunakan guru dan siswa dalam belajar. Alat pelajaran mempengaruhi
belajar siswa. Dengan adanya alat pelajaran akan memudahkan siswa
menerima, menguasai dan menerapkan bahan materi yang diajarkan
guru. Peran alat pelajaran dapat mengatasi kesulitan belajar siswa.
Penggunaan alat pelajaran disesuaikan dengan gaya belajar siswa, yaitu
visual, audio, audiovisual maupun kinestetis. Peran guru dalam pelaksana
pembelajaran sebaiknya dapat mendayagunakan media pelajaran dengan
optimal. Dengan demikian, diharapkan akan memudahkan siswa belajar
dan meningkatkan hasil belajar siswa.
(7) Waktu Sekolah
Waktu sekolah yang dimaksud yaitu waktu yang ditetapkan oleh sekolah
untuk mengatur jadwal siswa belajar di sekolah. Pengelolaan waktu
sebaiknya menyesuaikan dengan kondisi fisik dan psikis siswa.
26
(8) Standar Pelajaran di atas Ukuran
Standar pelajaran beracuan pada tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan guru. Sebaiknya guru tidak perlu terlalu banyak menuntut agar
siswa dapat menguasai seluruh bahan pelajaran. Hal tersebut akan lebih
baik, namun akan berdampak negatif pada kondisi fisik dan
psikis/kejiawaan siswa. Guru perlu menyesuaikan dan memahami
kebutuhan siswa yang berbeda-beda. Hal utama yang perlu diperhatikan
yaitu tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
(9) Keadaan Gedung
Keadaan gedung berkaitan dengan lingkungan tempat di mana siswa
belajar. Jika keadaan guru tidak memadahi sedangkan jumlah siswa yang
banyak dan variatif, maka akan menganggu konsentrasi siswa.
(10) Metode Belajar
Metode belajar yaitu cara yang digunakan siswa dalam belajar. Siswa
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Metode belajar yang salah
akan berdampak negatif pada hasil belajar. Siswa harus dapat mengatur
waktu dengan baik, misalnya perlu waktu untuk belajar, makan,
beristirahat dan bermain.
(11) Tugas Rumah
Tujuan diadakan tugas rumah yaitu untuk membiasakan siswa
mempelajari kembali materi yang telah dipelajari di sekolah. Namun,
tugas yang tidak sesuai dengan kebutuhan siswa akan menjadikan siswa
terbebani sehingga siswa tidak memiliki waktu untuk melakukan
kegiatan lain seperti bermain dan sebagainya.
27
2.1.3.2.3 Masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan kedua bagi anak. Peran lingkungan
yang baik akan senantiasa mendidik anak menjadi anak yang baik pula.
Keberadaan lingkungan mempengaruhi belajar siswa yang sebagai berikut:
(1) Kegiatan Siswa dalam Masyarakat
Kegiatan siswa di masyarakat perlu ditanamkan sejak dini. Pengenalan
kegiatan kemasyarakatan pada siswa perlu disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa.
(2) Mass Media
Yang termasuk mass media yaitu media hiburan, misalnya bioskop, TV,
radio, majalah/koran/komik/surat kabar dan sebagainya. Mass media
berpengaruh terhadap belajar siswa. Sebaikya mass media yang kurang
cocok dengan siswa tidak diberikan pada siswa.
(3) Teman Bergaul
Pengaruh teman bergaul akan lebih cepat masuk dalam jiwa seorang anak
dibandingkan dengan pengaruh orang tua terhadap anak.
(4) Bentuk Kehidupan Masyarakat
Bentuk kehidupan masyarakat berkaitan dengan kebisaan yang tertanam
dalam lingkungan tersebut. Kebiasaan hidup yang baik turut
mempengaruhi belajar anak (Slameto 2010: 54-72).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar yaitu hasil interaksi antara pembelajar dengan faktor-
faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Pengaruh yang ditimbulkan antarfaktor saling berkaitan sehingga perlu adanya
28
perhatian terhadap keadaan siswa baik fisik, psikis dan lingkungan di mana siswa
tinggal. Keterkaitan antarfaktor tersebut dapat memberikan dampak positif dan
negatif pada siswa. Oleh karena itu, perlua upaya kerjasama antara orang tua,
sekolah dan masyarakat diperlukan agar siswa dapat belajar dengan sebaik-
baiknya.
2.1.4 Pengertian Mengajar dan Pembelajaran
Nasution (2010: 14), memaparkan definisi mengajar yaitu sebagai berikut:
(1) mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak. (2) mengajar adalah
menyampaikan kebudayaan pada anak. (3) mengajar adalah suatu aktivitas
mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Pengertian
tersebut sejalan dengan pendapat Slameto (2010: 29), pengertian mengajar secara
tradisional bahwa “mengajar ialah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-
pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita. Atau mewariskan kebudayaan
masyarakat pada generasi berikut sebagai generasi penerus.”
Dalam hal ini, mengajar diartikan sebagai proses transfer kebudayaan dari
guru kepada siswa sebagai pewaris kebudayaan. Selanjutnya, Alvin dalam
Slameto (2010: 32), mengartikan bahwa “mengajar adalah suatu aktivitas untuk
mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau
mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan
knowledge.” Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada siswa dalam rangka mewariskan
kebudayaan melalui kegiatan membimbing siswa untuk mendapatkan
29
pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sehingga siswa dapat mengaktualisasikan
potensi yang dimilikinya untuk meraih cita-cita dan penghargaan atas prestasinya.
Berdasarkan pengertian mengajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa
mengajar atau pengajaran hanya memfokuskan pada tindakan ajar. Artinya, dalam
proses belajar mengajar, guru hanya mengajar dan siswa belajar. Interaksi dalam
kegiatan tersebut terjalin hanya satu arah, di mana guru sebagai subjek, sedangkan
siswa bertindak sebagai objek pembelajar.
Selanjutnya, pengertian pembelajaran berdasarkan Undang-Undang RI
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1
mendefinisikan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.” Dengan kata lain,
dalam proses pembelajaran terjadi interaksi multi arah antara guru, siswa dan
sumber belajar. Suprijono (2010: 13), mengemukakan bahwa ”pembelajaran
berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari.” Dalam
hal ini, pembelajaran merupakan suatu proses dalam bentuk perbuatan
mempelajari sesuatu pada suatu lingkungan belajar yang dilakukan oleh guru
kepada siswa.
Sementara, Isjoni (2010: 14), menjelaskan bahwa ”pembelajaran pada
dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan
kegiatan belajar.” Dalam hal ini, guru mengajar diartikan sebagai upaya guru
mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran yang berpusat pada siswa,
sehingga guru dan siswa saling berinteraksi edukatif antara satu dengan lainnya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan serangkaian proses organik dan konstruktif dalam
30
menyampaikan materi pembelajaran oleh guru kepada siswa dengan tujuan
membantu siswa belajar yaitu dengan cara-cara yang dipilih dan digunakan untuk
memfasilitasi siswa belajar, sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
2.1.5 Hakekat Mengajar di SD
Mengajar merupakan suatu seni yang berasal dari sifat dan perasaan, serta
naluri seorang guru yang mengutamakan penampilan yang khas dan unik
(Sumantri dan Permana 2001: 21). Penampilan guru dalam mengajar merupakan
kegiatan yang kompleks. Dalam hal ini, mengajar di SD perlu disesuaikan dengan
karekteristik siswa SD yang unik dan khas. Guru perlu mempunyai cara-cara yang
khas dalam mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Menurut Piaget, kegiatan mengajar di SD dapat dilakukan dengan
menyediakan lingkungan belajar yang dapat memfasilitasi siswa menemukan
sesuatu melalui eksperimen, sedangkan menurut Vygotsky mengartikan kegiatan
mengajar di SD dalam rangka mengembangkan belajar siswa perlu disesuaikan
dengan tingkat perkembangan dan tugas perkembangan siswa, kemudian menurut
sudut pandang Bruner, mengungkapkan bahwa mengajar di SD dilakukan dengan
cara menyediakan situasi nyata bagi siswa untuk bereksplorasi melalui benda-
benda sekitar yang sudah dikenal siswa (Sumantri dan Permana 2001: 22-4).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mengajar di SD merupakan
kegiatan yang kompleks dan dilakukan oleh guru kepada siswa dalam rangka
membantu mengembangkan belajar siswa untuk memenuhi tugas
perkembanganya yang disesuaikan dengan karekteristik dan tingkat
perkembangan siswa SD.
31
2.1.6 Pengertian Aktivitas Belajar Siswa
Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar merupakan hal terpenting dalam
melaksanakan penilaian proses pembelajaran. Pengertian aktivitas siswa
dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Chaniago (2010), mengemukakan
bahwa “aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses
interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar.” Keaktifan
tersebut dilakukan baik fisik maupun non fisik. Dalam penelitian ini, aktivitas
yang dimaksud yaitu aktivitas belajar siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Aktivitas siswa selama
proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa
untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri
perilaku meliputi:
(1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, (2) terlibat dalam pemecahan masalah, (3) bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya, (4) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah, (5) melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, (6) menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya, (7) melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, (8) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah
diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya (Sudjana 2010: 61).
Selanjutnya, menurut Diedrich aktivitas siswa digolongkan menjadi
delapan macam yaitu:
(1) Aktivitas Visual, meliputi kegiatan membaca dan memperhatikan
gambar, demonstrasi, percobaan, dan sebagainya.
32
(2) Aktivitas Lisan, meliputi kegiatan bercerita, bertanya, berpendapat,
menanggapi, wawancara, dan sebagainya.
(3) Aktivitas Pendengaran, meliputi kegiatan mendengarkan penjelasan,
musik, pidato, percakapan, diskusi, dan sebagainya.
(4) Aktivitas Menulis, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes,
angket, menyalin, dan sebagainya.
(5) Aktivitas Menggambar, seperti kegiatan menggambar maupun
membuat diagram/grafik, peta, pola/motif, dan sebagainya.
(6) Aktivitas Motorik, seperti melakukan percobaan, membuat
konstruksi/model, bermain, berkebun, membatik, dan sebagainya.
(7) Aktivitas Mental, seperti mengingat, memecahkan soal, memutuskan,
menganalisis, menghubungkan, dan sebagainya.
(8) Aktivitas Emosional, seperti berminat, merasa senang, berani, tenang,
ragu, malu, dan sebagainya (Hamalik 2008: 172-3).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu
proses interaksi antara guru dan siswa dalam suatu kegiatan pembelajaran baik
secara fisik maupun non fisik yang dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan
belajar yakni adanya perubahan tingkah laku baik pada aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotor.
2.1.7 Pengertian Hasil Belajar
Menurut Anni (2006: 5), “hasil belajar merupakan perubahan perilaku
yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.” Perubahan
perilaku tersebut merupakan hasil dari apa yang telah dipelajari oleh siswa.
Sudjana (2010: 22), mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-
33
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”
Pengalaman tersebut berupa perubahan tingkah laku baik pengetahuan, sikap
maupun keterampilan. Menurut Suprijono (2010: 7), mengemukakan bahwa “hasil
belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan, bukan hanya salah satu
aspek potensi kemanusiaan saja.” Dalam hal ini, hasil belajar tersebut tidak
terlihat secara terpisah, melainkan secara keseluruhan (komprehensif).
Selain itu, Sugandi, dkk (2007: 63), mengemukakan bahwa hasil belajar
“merupakan uraian untuk menjawab pertanyaan ‘apa yang harus digali, dipahami,
dikerjakan siswa?’ Hasil belajar ini merefleksikan keleluasaan, kedalaman dan
kompleksitas (secara bergradasi) dan digambarkan secara jelas serta dapat diukur
dengan teknik penilaian tertentu.” Dalam hal ini, proses penilaian hasil belajar
dirancang sedemikian rupa untuk mengukur ketercapaian kompetensi dan
menggambarkan penguasaan konsep tertentu dengan teknik penilaian yang
disesuaikan dengan tujuan penilaian yang dilakukan.
Menurut Bloom, secara garis besar hasil belajar diklasifikasikan menjadi
tiga, yaitu:
(1) Ranah Kognitif, yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan intelektual,
meliputi enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek pertama dan kedua
merupakan kognitif tingkat rendah dan aspek selanjutnya termasuk
kognitif tingkat tinggi.
(2) Ranah Afektif, yaitu berkenaan dengan sikap, meliputi lima aspek,
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi.
34
(3) Ranah Psikomotoris, yaitu berkenaan dengan keterampilan dan
kemampuan bertindak, meliputi enam aspek, yakni gerakan refleks,
gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan,
gerakan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif (Sudjana
2010: 22).
Selanjutnya, salah satu keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat
melalui hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Sudjana (2010: 62), mengemukakan
bahwa aspek hasil belajar yang dilihat melalui:
(1) Perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya;
(2) Kualitas dan kuantitas penguasaan tujuan instruksional oleh para siswa;
(3) Jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional minimal 75 dari jumlah instruksional yang harus dicapai;
(4) Hasil belajar tahan lama diingat dan dapat digunakan sebagai dasar dalam mempelajari bahan berikutnya.
Dalam KTSP, tidak lagi menggunakan istilah tujuan instruksional,
melainkan dengan istilah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar
kompetensi terdiri atas beberapa kompetesi dasar, kompetensi dasar dijabarkan ke
dalam sejumlah indikator, dan indikator dirinci pula menjadi tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran inilah yang hendak dicapai oleh siswa melalui pengukuran
dan pengamatan oleh guru.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ialah perubahan perilaku yang
dimiliki siswa sebagai hasil pengalaman dan belajar yang dilakukan dengan cara
diamati dan diukur. Adapun perubahan perilaku tersebut meliputi aspek kognitif,
afektif dan psikomotor khususnya dalam pembelajaran IPS berupa kemampuan
35
untuk menguasai materi IPS dan memiliki sikap positif serta keterampilan yang
bermanfaat di kehidupan sekolah maupun di masyarakat.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu nilai yang diperoleh
siswa setelah pembelajaran IPS dengan materi Teknologi Produksi, Komunikasi,
dan Transportasi. Pembelajaran IPS dikatakan berhasil jika terjadi pencapaian
hasil belajar siswa memperolah angka lebih dari 71. Nilai tersebut sesuai dengan
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh SD Negeri
Pesurungan Lor 1 Tegal tahun pelajaran 2011/ 2012. Selain itu, keberhasilan
pembelajaran IPS dipengaruhi pula nilai ketuntasan belajar secara klasikal.
2.1.8 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Menurut Piaget, ada empat tingkat perkembangan kognitif anak yaitu
sebagai berikut:
(1) Tahap Sensorimotorik (usia 0-2 tahun).
Dalam tahap perkembangan ini, terbentuknya konsep “kepermanenan
objek” dan kemajuan gradual dari perilaku reflektif ke perilaku yang
mengarah kepada tujuan. Pada akhir tahap ini, akan terlihat pola
sensorimotorik yang lebih kompleks.
(2) Tahap Praoperasional (usia 2-7 tahun).
Tahap perkembangan ini, perkembangan kemampuan menggunakan
simbol-simbol untuk menyatakan objek-objek dunia. Pemikiran anak
masih animisme, egosentris, dan intuitif.
(3) Tahap Operasional Konkret (usia 7-11 tahun).
Pada tahap ini, perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis.
Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif. Di samping itu,
36
pemikiran tidak lagi sentrasi tetapi desentrasi, dan pemecahan masalah
tidak begitu dibatasi oleh keegosentrisan. Kemampuan untuk
menggolongkan sudah ada tetapi belum dapat memecahkan masalah
yang abstrak.
(4) Tahap Operasional Formal (> usia 11 tahun).
Pada tahap ini, anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis. Di
samping itu, anak sudah mampu menyusun rencana untuk pemecahan
masalah-masalah melalui penggunaan eksperimentasi sistematis (Rifai
dan Anni 2009: 27-30).
Berdasarkan teori Piaget tersebut, yang mengutarakan bahwa siswa sekolah
dasar berada direntang usia 7-12 tahun yaitu tahap operasional konkret. Dalam
tahap ini, siswa sudah dapat berpikir secara operasional, cara berfikir logis, dan
adanya kecenderungan pada objek-objek konkret, tetapi belum bisa berpikir
secara abstrak. Sehingga, sulit bagi siswa memahami konsep dalam IPS yang
cenderung masih bersifat abstrak. Jika hal tersebut terjadi, maka akan berdampak
pada pencapaian hasil belajar yang rendah.
Selanjutnya, perkembangan kognitif anak usia sekolah dasar mempunyai
banyak kecakapan yang dapat dikembangkan dalam usia tersebut. Salah satunya
yaitu kecakapan melihat dan memahami persepsi orang lain untuk memperluas
keterampilan komunikasi anak tersebut (Satori 2008: 3.14). Selain itu, anak usia
sekolah dasar sudah dapat mengadakan pembicaraan interaktif dengan orang
dewasa maupun teman sebaya. Dalam hal ini, anak usia sekolah dasar perlu diberi
kesempatan untuk melakukan eksplorasi, berpikir, dan berinteraksi, maupun
37
berkomunikasi dengan anak lain. Salah satunya yaitu dengan memberi
kesempatan kepada siswa sekolah dasar untuk bekerja dalam kelompok kecil.
Manurut Sumantri dan Syaodih (2011: 6.3-4), mengemukakan bahwa
karakteristik yang menonjol pada anak usia sekolah dasar yaitu sebagai berikut :
(1) Senang Bermain
Karakteristik pertama anak SD yaitu senang bermain karena minat dan
kegiatan bermain anak semakin meluas dalam situasi lingkungan yang
bervariasi. Meraka tidak lagi bermain dalam lingkungan keluarga dan
teman di sekitar rumah, melainkan meluas dengan teman-teman di
sekolah. Hal tersebut, menuntut guru SD untuk melakukan kegiatan
pembelajaran yang bermuatan permainan. Guru perlu merancang model
pembelajaran yang memuat unsur permainan, sehingga dapat
menciptakan pembelajaran bermakna sesuai dengan minat dan karakter
anak SD.
(2) Senang Bergerak
Karekteristik kedua yaitu senang bergerak. Anak SD berbeda dengan
orang dewasa, anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar
30 menit. Hal tersebut, menuntut guru agar merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah dari tempat satu ke
tempat yang lain.
(3) Senang Bekerja dalam Kelompok
Senang bekerja dalam kelompok merupakan karakteristik yang ketiga.
Berdasarkan karakter tersebut, anak SD senang bergaul dengan teman
sebaya. Mereka akan merasa lebih mudah menerima atau mempelajari
38
sesuatu dari teman sejawat. Selain itu, melalui kerja kelompok, mereka
dapat belajar aspek-aspek penting dalam proses sosialisasi, meliputi
belajar memenuhi aturan kelompok, menumbuhkan rasa setia kawan,
belajar tidak bergantung pada orang lain, belajar bekerja sama, tanggung
jawab, bersaing secara sehat (sportif), mempelajari olahraga dan
permainan kelompok, serta belajar tentang keadilan dan demokrasi.
(4) Senang Merasakan atau Meragakan Sesuatu secara Langsung
Karakteristik keempat yaitu anak SD senang merasakan sesuatu secara
langsung. Berdasarkan teori perkembangan kognitif, anak SD termasuk
pada tahap operasional konkret. Pada tahap tersebut, siswa belajar
menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep lama. Konsep
tersebut meliputi konsep angka, ruang waktu, moral dan sebagainya.
Dengan demikian, guru sebaiknya merancang model pembelajaran yang
dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan sesuatu
secara langsung, sehingga materi yang diajarkan akan lebih dipahami
oleh siswa.
Sementara, Kurnia (2007: 1.19-20) menambahkan bahwa karakteristik
perkembangan masa anak akhir atau anak usia sekolah dasar sebagai berikut:
(1) Usia yang Menyulitkan
Masa anak akhir berada dalam usia yang menyulitkan karena anak usia
ini lebih baik banyak dipengaruhi oleh teman sebaya daripada orang
tuanya, sehingga sulit diatur dan cenderung tidak menghiraukan perintah
dari orang tuanya.
39
(2) Usia Tidak Rapi
Masa anak akhir juga termasuk pada usia tidak rapi. Mereka cenderung
kurang memperhatikan penampilannya, sehingga mereka sering
meremehkan tanggung jawab atas apa yang mereka kenakan maupun
ceroboh terhadap benda-benda yang mereka miliki.
(3) Usia Bertengkar
Usia bertengkar merupakan karakteristik masa anak akhir. Mereka
cenderung ingin menang sendiri, sehingga sering terjadi perilaku saling
melecehkan satu sama lain yang berujung pada pertengkaran.
(4) Usia Sekolah Dasar
Para pendidik sering menyebutnya sebagai usia sekolah dasar karena
pada usia ini, anak sudah siap untuk belajar di jenjang sekolah dasar agar
mendapat dasar-dasar pengetahuan dan sejumlah keterampilan yang
bermanfaat bagi anak untuk kehidupan di masa depan.
(5) Usia Kritis dalam Dorongan Berprestasi
Anak usia SD juga termasuk dalam usia kritis dalam dorongan
berprestasi karena mereka cenderung memiliki cita-cita dan harapan yang
akan dicapai.
(6) Usia Berkelompok
Anak usia SD disebut juga dalam usia berkelompok. Pada usia ini,
keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota
kelompoknya merupakan perhatian utama dari anak usia SD.
40
(7) Usia Penyesuaian Diri
Usia penyesuaian diri pada anak SD dilakukan ketika mereka bergaul dan
berinteraksi dengan teman sebaya. Mereka akan berusaha menyesuaikan
diri dengan aturan atau standar yang telah dibentuk dan disepakati oleh
kelompoknya, seperti dalam berpenampilan, gaya berbicara, dan
sebagainya.
(8) Usia Kreatif
Usia anak SD termasuk juga sebagai usia kreatif. Mereka memiliki daya
imajinasi yang baik. Kecenderungan kreatif pada anak usia SD perlu
mendapatkan bimbingan dan dukungan dari orang tua maupun guru,
sehingga daya kreatif anak akan terarah dan berkembang ke arah yang
positif serta bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
(9) Usia Bermain
Usia bermain merupakan karakteristik anak usia SD. Mereka cenderung
senang bermain dengan teman sebaya. Tingkah laku anak usia SD pada
usia bermain akan memberi dampak positif terhadap perkembangan
sosial anak. Mereka akan belajar bersosialisasi dengan orang di
sekitarnya khususnya dengan teman sebaya. Selain itu, usia bermain juga
dapat mengarahkan anak pada kemampuan verbal maupun motorik.
Oleh karena itu, guru perlu menerapkan model pembelajaran sesuai dengan
karekteristik siswa SD antara lain melalui model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Melalui model tersebut siswa dapat mengonstruksikan atau membengun
sendiri pemahamannya yang bersifat konkret melalui proses interaksi dan
komunikasi dengan teman sejawat. Selain itu, siswa dapat memecahkan
41
permasalahan dalam pembelajaran IPS sesuai dengan pemahaman konsep yang
mereka miliki. Mereka secara aktif bekerjasama dengan teman sekelompoknya
untuk bekerja sama dalam memahami konsep, sehingga memudahkan dalam
menyelesaikan kesulitan belajar yang dihadapi.memiliki Dengan demikian, hasil
belajar yang dicapai lebih optimal.
2.1.9 Performansi Guru
Performansi berasal dari kata “performance” dalam Bahasa Inggris, yang
artinya kinerja. Menurut Gordon (2011), mengemukakan bahwa “kinerja guru
merupakan suatu upaya untuk mengetahui kecakapan maksimal yang dimiliki
oleh guru bekenaan dengan proses dan hasil pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan atas dasar criteria [sic] tertentu.” Berkaitan dengan pendapat tersebut,
bahwa kecakapan yang ditunjukan untuk melakukan suatu pekerjaan tersebut
berkaitan erat dengan adanya kompetensi. Adapun pengertian kompetensi
menurut Saud (2009: 44), menjelaskan bahwa “kompetensi itu menunjukkan
kepada tindakan (kinerja) rasional yang dapat mencapai tujuan-tujuannya secara
memuaskan berdasarkan kondisi (prasyarat) yang diharapkan.” Kompetensi
tersebut meliputi keterampilan-keterampilan yang menunjang profesi.
Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 Bab
III Pasal 10 Ayat (1), memaparkan bahwa “kompetensi guru sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi.” Hubungan antarkompetensi mempunyai keterhubungan yang hierarkis,
artinya kompetensi satu dapat mendasari kompetensi yang lainnya. Selain itu,
keempat kompetensi tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling berhubungan
42
dan saling mempengaruhi antar kompetensi satu dengan lainnya. Menurut Rifai
dan Anni (2009: 7-11), menjelaskan empat kompetensi pendidik sebagai berikut:
(1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran meliputi pemahaman terhadap siswa, merancang dan
melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar, dan
mengembangkan potensi siswa untuk mengaktualisasikan diri.
Kompetensi pedagogik yang dimiliki guru meliputi penguasaan
karakteristik siswa, menguasai teori dan prinsip-prinsip belajar,
menguasai kurikulum, terampil melakukan kegiatan yang mendidik,
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan
pendidikan, memfasilitasi pengembangan potensi siswa untuk
mengaktualisasikan potensinya, berkomunikasi secara efektif dan efisien
dengan siswa, terampil melakukan penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar, dan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi, serta
melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
(2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
performansi pribadi seorang pendidik. Kompetensi kepribadian meliputi
bertindak sesuai dengan norma dan kebudayaan Indonesia, menampilkan
pribadi yang berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi siswa dan
masyarakat, arif, dan berwibawa. Selanjutnya, kompetensi kepribadian
ditunjukkan dengan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
43
menjadi pendidik, dan rasa percaya diri, serta menjunjung kode etik
profesi pendidik.
(3) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam untuk membimbing siswa
mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam standar
nasional pendidikan. Kompetensi profesional guru, meliputi penguasaan
materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan, serta menguasai
standar kompetensi maupun kompetensi dasar setiap mata pelajaran.
Selanjutnya, profesional guru juga meliputi kreativitas dalam
pengembangan materi pembelajaran, mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan melakkukan refleksi, serta memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka pengembanngan diri.
(4) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan berkomunikasi dan bergaul
secara efektif, baik dengan siswa, guru, tenaga pendidik, oarang tua
siswa, maupun masyarakat. Kompetensi sosial guru, meliputi bersikap
inklusif, objektif, dan tidak diskriminatif, melakukan komunikasi secara
efektif dan santun, dan dapat menyesuaikan diri di tempat tugas, serta
mengadakan komunikasi dengan anggota komunitas seprofesi maupun
dengan anggota profesi lain secara lisan, tulisan, dan sebagainya.
Pencapaian keempat kompetensi diperlukan indikator atau kriteria dalam
kegiatan penilaian. Selanjutnya, perlu ada kriteria tertentu dalam melaksanakan
kompetensi profesional yaitu:
44
kompetensi kinerja profesi keguruan (generic teaching competencies) dalam penampilan aktual dalam proses belajar mengajar, minimal memiliki empat kemampuan, yakni kemampuan (1) merencanakan proses belajar mengajar, (2) melaksanakan dan memimpin/ mengelola proses belajar mengajar, (3) menilai kemajuan proses belajar mengajar, dan (4) menguasai bahan pelajaran. (Saud 2009: 50).
Berdasarkan penjelasan tersebut, kompetensi kinerja profesi guru berkaitan
erat dengan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Keterampilan
tersebut merupakan hal utama dalam keahlian guru yang profesional. Dalam
mengajar, guru memerlukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk
kelancaran proses pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien.
Keterampilan yang dimaksud ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
menciptakan suasana kondusif dalam kegiatan pembelajaran, agar minat dan
perhatian siswa terpusat pada apa yang akan dipelajarinya (Saud 2009: 75).
Keterampilan guru dalam pembelajaran merupakan implementasi atas
kemampuan yang telah dimilikinya, baik dalam hal bahan pembelajaran,
hubungan interaksi dan komunikasi dengan siswa, penguasaan metode
pembelajaran, dan sebagainya. Beberapa indikator untuk menilai dan mengukur
keterampilan atau kemampuan guru dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut:
(1) menguasai bahan pelajaran yang disampaikan kepada siswa, (2) terampil berkomunikasi dengan siswa, (3) menguasai kelas sehingga dapat mengendalikan kegiatan siswa, (4) terampil menggunakan berbagai alat dan sumber belajar, (5) terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan.
(Sudjana 2010: 62).
Adapun wujud keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang
dipaparkan Saud (2009: 56-74), yaitu sebagai berikut:
45
(1) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (2) keterampilan menjelaskan, (3) keterampilan bertanya, (4) keterampilan memberi penguatan, (5) keterampilan menggunakan media pembelajaran, (6) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, (7) keterampilan mengelola kelas, (8) keterampilan mengadakan variasi, dan (9) keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil.
Keterampilan tersebut termasuk dalam kriteria yang digunakan dalam
penilaian proses pembelajaran. Untuk mencapai keberhasilan proses
pembelajaran, maka guru senantiasa memiliki kompetensi dan sejumlah
keterampilan mengajar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa performansi guru merupakan
kinerja guru yang berkaitan dengan kecakapan (keterampilan) guru dalam
melaksanakan tugasnya yang berprinsip pada empat kompetensi dan sembilan
keterampilan demi keberhasilan proses pembelajaran yang berlangsung.
2.1.10 Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Menurut Nasution dalam Masitoh, Susilo, dan Soewarso (2010: 1),
mengemukakan bahwa “IPS suatu program pendidikan yang merupakan suatu
keseluruhan, yang pokoknya mempersoalkan manusia dan lingkungan fisik
maupun lingkungan sosialnya, dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu-
ilmu sosial: geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik, dan
psikologi sosial”. Telah dijelaskan bahwa ilmu sosial meliputi berbagai cabang,
tetapi dalam proses pembelajaran IPS di SD materi ajar disajikan secara terpadu
dan tidak terkotak-kotak.
Berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI Nomor 14 Tahun
2007 tentang Standar Isi untuk Program Paket A (SD/ MI) (2007: 107), “IPS
46
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial. Pada Paket A mata pelajaran IPS memuat materi Geografi,
Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.”
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS adalah
ilmu yang mengkaji tentang manusia dan dunia sekelilingnya, baik lingkungan
fisik maupun lingkungan sosialnya dan bahan kajian IPS merupakan ilmu-ilmu
sosial meliputi sejarah, geografi, dan sebagainya. Mata pelajaran IPS di SD mulai
diajarkan dari kelas satu hingga kelas enam. Kelas satu dan dua, siswa dikenalkan
dengan pengetahuan tentang diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitarnya.
Sementara, kelas tiga sampai dengan kelas enam siswa diajarkan pengetahuan
sosial, dan sejarah yang mencakup pengetahuan tentang lingkungan sosial, ilmu
bumi, ekonomi, dan pemerintahan serta sejarah yang mencakup pengetahuan
tentang proses perkembangan masyarakat Indonesia dari masa lampau hingga
masa kini.
Banks dalam Sihabuddin (2006: 91), menjelaskan bahwa “pengajaran IPS
abad pada 21 dirancang untuk mempersiapkan siswa agar mampu berpartisipasi
secara efektif pada masyarakat post-industri” yaitu memiliki karakteristik yang
serba global. Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik
dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa. Kemampuan dasar tersebut
berguna untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan,
dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi.
Pernyataan tersebut sependapat dengan Solihatin dan Raharjo (2008: 3),
bahwa “tujuan dan peran kritis/ misi IPS yaitu mendidik dan membekali siswa
47
dengan seperangkat pengetahuan, sikap, nilai, moral, dan keterampilan untuk
memahami lingkungan sosial masyarakat dapat dicapai.” Berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan 23 Tahun 2006 menyebutkan bahwa:
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya. (2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
(3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
(4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global (Permendiknas 2006: 159).
Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS, tampaknya perlu
ada suatu pola pembelajaran untuk dapat menjembatani tercapainya tujuan
tersebut. Salah satu upaya untuk menjembatani pencapaian tujuan tersebut
menurut Kosasih yaitu “kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan
menggunakan berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran senantiasa terus
ditingkatkan” (Solihatin dan Raharjo 2009: 15). Peran guru sebagai pelaksana
pembelajaran dan sebagai fasilitator perlu diperkuat dengan memunculkan ide
kreatif dalam menjalankan proses pembelajaran. Kreatifitas guru dituntut untuk
dapat menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna pada siswa.
Pendayagunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu
upaya dalam mewujudkan tujuan pembelajaran IPS.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS yaitu
penguasaan konsep-konsep dalam IPS, melatih siswa berpikir kritis, kreatif dan
48
logis dalam memecahkan masalah, tertanamnya sikap sesuai dengan nilai-nilai
sosial dan memiliki berbagai keterampilan yang bermanfaat untuk dirinya di
masyarakat pada masa yang akan datang.
2.1.11 Pembelajaran IPS Materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi untuk Siswa kelas IV Sekolah Dasar
Pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi diajarkan pada siswa kelas IV semester dua. Berdasarkan
Permendiknas Nomor 22 dan 23 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Kompetensi
Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/ MI (2006: 163), menerangkan bahwa
materi tersebut ada pada standar kompetensi kedua (SK 2) yaitu mengenal sumber
daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan
kabupaten/kota dan provinsi, dan kompetensi dasar ketiga (KD 2.3) yaitu
mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta
pengalaman menggunakannya.
Selanjutnya, materi tersebut menjelaskan tentang pengertian teknologi,
pengertian produksi, komunikasi, dan trasportasi, serta kelebihan dan kekurangan
masing-masing teknologi tersebut, serta berisi materi membandingkan antara
teknologi jaman dahulu dengan sekarang. Selain itu, materi tersebut
mengharapkan agar siswa mempunyai pengalaman menggunakan teknologi baik
produksi, komunikasi, maupun transportasi sesuai dengan kompetensi yang
ditetapkan.
Pujiati dan Yuliati (2008: 164), memaparkan pengertian teknologi bahwa
“teknologi merupakan ilmu yang menggali berbagai ilmu terapan. Teknologi juga
sering dipakai untuk menyebut berbagai jenis peralatan yang mempermudah
49
hidup kita.” Dalam hal ini, teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam
mempermudah manusia dalam menyelesaikan pekerjaan. Teknologi dibedakan
menjadi tiga yaitu teknologi produksi, komunikasi dan trsanportasi. Jenis
teknologi digolongkan menjadi dua yaitu teknologi jaman dahulu (tradisional) dan
jaman sekarang (modern). Teknologi tradisional masih menggantungkan pada
tenaga hewan dan alam, sedangkan teknologi modern sudah memanfaatkan tenaga
mesin.
2.1.11.1 Perkembangan Teknologi Produksi
Radjiman dan Triyono (2009: 137), menjelaskan bahwa “proses untuk
menghasilkan barang-barang itu disebut proses produksi.” Proses produksi
membutuhkan berbagai cara dan peralatan. Peralatan yang canggih dapat
menghasilkan barang dalam waktu yang singkat. Hal tersebut, mendasari
dibutuhkan teknologi dalam proses produksi.
Teknologi produksi merupakan teknologi yang digunakan untuk mengolah
bahan mentah menjadi barang jadi. Teknologi tersebut digolongkan dalam
teknologi produksi tradisional dan modern. Selanjutya, teknologi produksi
dibedakan menjadi teknologi produksi pertanian dan obat-obatan, pakaian dan
bahan bangunan.
(1) Teknologi Produksi Tradisional
Teknologi produksi tradisional di bidang makanan menggunakan
pewarna makanan alami berupa daun pandan dan manggis, bidang
pertanian masih menggunakan alu dan lesung untuk menumbuk padi,
kerbau untuk membajak dan sebagainya. Di bidang pakaian, misalnya
canting dan kompor untuk proses membatik, masih menggunakan alat
50
tenun tenaga manusia dan sebagainya. Jenis produksi tradisional meliputi
pembuatan tempe dan tahu tradisional, pembuatan sapu ijuk, kain tenun,
dan sebagainya. Berikut ini gambar alat teknologi produksi tradisional.
Gambar 2.1 Alat Teknologi Produksi Tradisional
(2) Teknologi Produksi Modern
Alat teknologi produksi modern misalnya pewarna makanan, traktor dan
penggiling padi dalam bidang pertanian, mesin tenun dan cap dalam
bidang pakaian, dan gergaji mesin dalam bidang bangunan. Jenis
produksi modern seperti, minuman dan makanan dalam kemasan, barang
elektronik, mainan anak, dan sebagainya. Berikut ini contoh gambar
teknologi produksi modern.
Gambar 2.2 Alat Teknologi Produksi Modern
K
k
S
b
m
b
g
2
k
y
d
i
Masi
Kelebihan te
kerja lebih
Sementara,
barang lebih
menimbulka
berurutan da
Salah
gambar 2.3.
(Pujiati d
2.1.11.2 Per
Radj
komunikasi
yang dimak
dibedakan m
isyarat. Med
ing-masing
eknologi tra
banyak, sed
kelebihan t
h banyak de
an polusi. Se
an berkesina
h satu cont
dan Yuliani 2
G
rkembangan
iman dan
dapat diartik
sud yaitu m
menjadi tekn
dia komuni
teknologi t
adisional, sal
dangkan kele
teknologi pr
ngan proses
elain itu, seti
mbungan ya
toh alur pro
2008: 170)
Gambar 2.3 A
n Teknologi
Triyono (
kan alat unt
mengirim mau
nologi komu
ikasi juga t
tersebut mem
lah satunya
emahannya
roduksi mo
s yang cepat
iap kegiatan
ang disebut a
oduksi dala
Alur Proses
Komunikas
(2009: 143)
tuk berhubun
upun mener
unikasi lisan
erbagi atas
miliki keleb
yaitu mamp
yaitu biaya
dern yaitu
t, tetapi kele
n produksi m
alur produks
am bidang p
Produksi Pa
si
), mengem
ngan.” Dalam
rima pesan.
n, tertulis da
media ceta
bihan dan k
pu menampu
a produksi le
mampu me
emahannya y
mempunyai s
i.
pakaian ter
akaian
mukakan bah
m hal ini be
Teknologi k
an komunik
ak dan elek
51
kelemahan.
ung tenaga
ebih besar.
emproduksi
yaitu dapat
istem yang
saji dalam
hwa “alat
erhubungan
komunikasi
asi dengan
ktronik. Di
s
k
samping itu
komunikasi j
(1) T
A
s
t
s
w
(2) T
A
A
m
s
k
k
u, teknolog
jaman dahul
Teknologi K
Alat komun
surat, dan ku
teknologi in
sedangkan k
waktu yang
Gam
Teknologi K
Alat teknolo
Alat komun
misalnya m
sebagainya.
kelemahanny
kesehatan.
G
gi komunik
lu dengan ja
Komunikasi T
nikasi jaman
urir (Hisnu d
ni yaitu harg
kelemahanny
cukup lama
mbar 2.4 Al
Komunikasi M
ogi komunik
nikasi jaman
media cetak,
Salah satu k
ya yaitu m
Gambar 2.5 A
kasi terbagi
aman sekaran
Tradisional
n dahulu me
dan Winardi
ganya murah
ya yaitu jang
untuk samp
at Teknolog
Modern
kasi terdiri
n sekarang s
, televisi, r
kelemahanny
menimbulkan
Alat Teknolo
menjadi
ng.
eliputi kento
i 2008: 176)
h dan tidak
gkauan terba
ai ke tujuan.
gi Komunika
atas media
sudah mema
radio, HP,
ya yaitu jang
polusi yan
ogi Komunik
dua, yaitu
ngan, tali, t
). Salah satu
k menimbulk
atas dan mem
.
asi Tradision
cetak dan
anfaatkan al
faximile, e
gkauan luas,
ng dapat m
kasi Modern
52
teknologi
telik sandi,
u kelebihan
kan polusi,
mbutuhkan
nal
elektronik.
lat canggih
e-mail dan
sedangkan
mengganggu
n
2
S
p
b
s
p
t
m
2.1.11.3 Per
“Tran
Sejak zaman
pengangkuta
berbagai jen
sederhana. D
perubahan
transportasi
menjadi dua
(1) Te
Pa
m
m
tra
an
de
pe
ud
Sa
se
rkembangan
nsportasi sam
n dahulu ora
an barang/
nis kendara
Dengan adan
yang pesat.
darat, laut
a yaitu jaman
eknologi Tra
ada jaman
menggunakan
maupun hew
ansportasi t
ngin, uap da
elman, gerob
erahu dayun
dara jaman
alah satu ke
edangkan kel
Gam
n Teknologi
ma artinya a
ang sudah m
orang dari
aan” (Asyari
nya perkemb
. Teknologi
dan udara.
n dahulu (tra
ansportasi Tr
dahulu alat
n mesin, me
wan, seperti
tradisional
an sebagainy
bak, pedati,
ng, perahu l
dahulu men
elebihan tek
lemahannya
mbar 2.6 Ala
Transportas
angkutan” (R
mengenal alat
i satu temp
i, dkk 2008
bangan tekn
i transporta
. Di sampin
adisional) da
radisional
t transporta
lainkan mas
kuda, sap
masih men
ya. Alat tran
dan sebaga
ayar, dan ra
ngandalkan t
knologi ini
a yaitu cukup
at Teknolog
si
Radjiman da
t transportas
pat ke temp
8: 134). Me
nologi, alat tr
asi dibedaka
ng itu, tekn
an jaman sek
asi darat, la
sih mamanfa
pi, dan ker
ggantungkan
sportasi dara
ainya. Alat t
akit. Selanju
tenaga angin
yaitu tidak
p lama untuk
i Transporta
an Triyono 2
i. “Transpor
at lain, me
eskipun ma
ransportasi m
an menjadi
nologi terseb
karang (mode
aut dan ud
aatkan tenag
rbau. Selain
n pada ala
at tradisiona
transportasi
utnya, alat t
n berupa ba
menimbulk
k sampai ke t
asi Tradision
53
2009: 146).
rtasi adalah
nggunakan
asih sangat
mengalami
teknologi
but terbagi
ern).
dara belum
ga manusia
n itu, alat
am, seperti
al misalnya
air seperti
transportasi
alon udara.
kan polusi,
tujuan.
nal
54
(2) Teknologi Transportasi Modern
Sejak ditemukannya mesin uap, berkembang pula kendaraan bermesin
lainnya, seperti sepeda motor, mobil, kereta api, dan sebagaimya. Di
zaman sekarang, alat transportasi semakin banyak model dan jenisnya.
Dengan perkembangan teknologi transportasi, diciptakan alat
transportasi air yang digerakkan dengan uap. Kemudian dikembangkan
lagi menjadi kapal yang menggunakan mesin. Selain itu, perkembangan
teknologi transportasi udara di jaman modern juga berkembang.
Pesawat terbang merupakan salah satu contoh teknologi transportasi
modern. Kelebihan teknologi trasnportasi modern yaitu cepat sampai
tujuan, tetapi kelemahannya yaitu sering terjadi kecelakaan dan dapat
menimbulkan polusi.
Gambar 2.7 Alat Teknologi Transportasi Modern
2.1.11.4 Pengalaman Menggunakan Teknologi
Perkembangan teknologi masa lalu dan masa kini masing-masing memiliki
kelemahan dan kelebihan. Teknologi tradisional cenderung lambat dan hasilnya
sedikit tetapi bebas polusi. Sementara, teknologi modern lebih cepat dan hasilnya
lebih banyak tetapi cenderung menimbulkan polusi. Dalam penelitian ini,
pengalaman menggunakan teknologi produksi berupa kegiatan praktek membuat
batik celup ikat sederhana. Berikut ini salah satu contoh hasil produksi yang dapat
diterapkan pada siswa kelas IV sekolah dasar.
c
p
D
(
d
t
A
p
t
Dala
celup ikat s
panas, air di
Diazo, bahan
(jarum, bena
digunakan m
tangan plast
Alat dan bah
Gam
Sete
pembuatan
tersebut disa
Gambar 2.
am praktek t
sederhana. B
ingin, pewar
n pengikat m
ang, keleren
meliputi emb
tik, dan gun
han tersebut
mbar 2.9 Alat
elah alat da
batik celup
ajikan dalam
8 Hasil Prod
tersebut, dib
Bahan yang
rna Napthol
motif (tali ra
ng, maupun
ber plastik, g
nting (Soem
tersaji dalam
t dan Bahan
an bahan su
p ikat seder
m gambar 2.1
duksi Batik C
butuhkan ala
g perlu dipe
dan garam
afia), dan ba
biji-bijian s
gelas ukur, s
marjadi, Ram
m gambar 2.
Pembuatan B
udah disiapk
rhana. Adap
0.
Celup Ikat S
at dan bahan
ersiapkan m
Diazo, pelar
ahan pemban
sejenis). Di s
sendok plast
manto, dan Z
9.
Batik Celup
kan, kemud
pun alur pro
Sederhana
n dalam pebu
meliputi kain
rut Napthol
ntu pembentu
samping itu
tik (pengadu
Zahri 2001:
Ikat Sederh
dian malaku
oses pembu
55
uatan batik
n putih, air
dan garam
ukan motif
, alat yang
uk), sarung
137-143).
hana
ukan tahap
uatan batik
d
p
m
S
H
k
d
Gam
Prakt
dengan kem
prosedur ter
motif batik d
Sebelum pew
Hal tersebut
kuat sehingg
dalam bagan
mbar 2.10 A
tek membat
mampuan sisw
rsebut diawa
ditentukan se
warnaan, de
t dengan ma
ga tidak pud
n 2.1.
Alur Proses P
tik yang di
wa kelas IV
asi dan dala
ecara bebas,
sain tersebut
aksud untuk
ar saat pewa
Pembuatan B
laksanakan
V SD Negeri
am pengarah
artinya desa
t dikonsultas
mendapatka
arnaan. Lang
Batik Celup I
dalam pene
i Pesurungan
han serta bim
ain sesuai de
sikan dengan
an persetuju
gkah-langkah
Ikat Sederhan
elitian ini d
n Lor 1 Teg
mbingan gu
engan kreatif
n guru terleb
uan guru apa
h tersebut da
56
na
disesuaikan
gal. Semua
uru. Desain
fitas siswa.
bih dahulu.
akah ikatan
apat dilihat
57
(Soemarji, Ramanto, dan Zahri 2001: 155)
Bagan 2.1 Arus Praktek Batik Celup Ikat
Selain itu, dalam materi ini juga membahas pengalaman menggunakan
teknologi komunikasi, berupa pengalaman mengirim pesan melalui HP, telepon,
dan sebagainya, sedangkan, pengalaman menggunakan teknologi transportasi
yaitu dengan menceritakan pengalaman menggunakan alat transportasi seperti
mengendarai sepeda, menaiki angkutan umum seperti taxi, bus, kereta api, dan
sebagainya. Pengalaman menggunakan teknologi tersebut memotivasi siswa giat
belajar sehingga dapat menciptakan berbagai teknologi ramah lingkungan untuk
mempermudah pekerjaan manusia.
Mulai
Buat Desain Motif
Konsultasikan kepada Guru
Apakah Desain Baik
Persiapan Bahan Pengikat
Ikat pada Motif yang didesain
Persiapan Bahan dan Alat Celup
Apakah Desain Baik
Apakah Desain Baik
Apakah Desain Baik
Apakah Desain Baik
Aduk Bahan dan Celupkan Napthol
Aduk Garam Diazo
Celupkan kain sampai merata
Celupkan kain ke dalam Air Dingin
Buka Tali Pengikat
Keringkan Selesai
58
2.1.12 Manfaat Mempelajari IPS Materi Teknologi Produksi, Komunikasi,
dan Transportasi
Setelah mempelajari IPS materri Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi siswa dapat menjelaskan pengertian teknologi baik produksi,
komunikasi, maupun transportasi. Selanjutnya, siswa dapat menyebutkan
kelemahan dan kelebihan dari masing-masing jenis teknologi tersebut. Siswa juga
dapat membandingkan antara teknologi yang satu dengan yang lain.
Di samping itu, materi tersebut bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan
sehari-hari, seperti siswa lebih dapat berhati-hati dan cermat dalam menggunakan
jenis teknologi tertentu dengan mempertimbangkan dampak yang akan terjadi.
Siswa juga dibekali pengalaman yang bermakna dalam menggunakan teknologi
tersebut, sehingga siswa dapat mencipkan teknologi tertentu yang lebih ramah
lingkungan. Praktek penggunaan teknologi produksi dapat memberi pengalaman
yang bermakna bagi siswa yaitu siswa dapat memproduksi batik celup ikat
sederhana dengan memanfaatkan teknologi tradisional yang dikolaborasikan
dengan teknologi modern. Dari kegiatan tersebut akan menambah pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman yang dapat dikembangkan lagi oleh siswa, serta
melatih jiwa wirausaha pada siswa. Demikian juga dengan praktek menggunakan
teknologi komunikasi dan transportasi, di mana dapat memotivasi siswa untuk
memanfaatkan teknologi yang tersedia dan menciptakan teknologi yang lebih
ramah lingkungan.
2.1.13 Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Joyce dalam Trianto (2007: 5), mengutarakan bahwa “model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
59
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.” Dalam hal ini, model pembelajaran
mengarahkan kepada guru untuk mendesain pembelajaran dalam rangka
membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sejalan dengan pendapat di atas, Suprijono (2010: 46), menyatakan bahwa
“model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk
penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di
kelas.”
Selanjutnya, Kardi dan Nur dalam Trianto (2007: 6), mengatakan bahwa
model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi,
metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut yaitu sebagai berikut:
(1) Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya,
(2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai),
(3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil,
(4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
merupakan pola yang dirancang oleh guru dalam suatu kegiatan pembelajaran
yang di dalamnya terdapat sintaks atau rangkaian langkah-langkah pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan demikian dapat didefinisikan bahwa model pembelajaran sebagai
kerangka pembelajaran yang mencakup prosedur sistematis yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan
60
pengelolaan kelas dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar.
Arends mengungkapkan bahwa ada enam model pembelajaran yang sering
digunakan oleh guru yaitu presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep,
pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas
(Trianto 2007: 9).
Dalam penelitian ini, model pembelajaran yang diterapkan yaitu model
pembelajaran kooperatif. Ada beberapa pengertian tentang pembelajaran
kooperatif yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Menurut Lie (2010: 28),
mengemukakan bahwa “falsafah yang mendasari model pembelajaran gotong
royong dalam pendidikan adalah falsafah homo homini socius. Berlawanan
dengan teori Darwin, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk
sosial.” Hal tersebut mengandung arti bahwa dalam kehidupan, manusia
membutuhkan pertolongan dan kerjasama dengan orang lain. Demikian juga
dalam pembelajaran kooperatif, yang menekankan adanya kerjasama dalam
kelompok. sejalan dengan pendapat tersebut, Solihatin dan Raharjo (2008: 4),
bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
mengarahkan siswa memiliki sikap saling membantu dan bekerjasama dalam
kelompok yang terdiri dua orang atau lebih yang berkontribusi terhadap kelompok
untuk mencapai tujuan bersama.
Selanjutnya, Slavin (1985) dalam Isjoni (2010: 15), mengemukakan bahwa
“pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar
dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.” Sementara, Trianto (2007: 41),
61
memaparkan bahwa pembelajaran kooperatif muncul dari konsep di mana siswa
akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit ketika para siswa
saling berinteraksi dan kerkomunikasi untuk mendiskusikan konsep tersebut
dengan teman sekelompoknya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Asma (2006:
12), mengemukakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif menekankan
kerjasama siswa dalam kelompok, di mana masing-masing siswa
bertanggungjawab pada aktivitas belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh
anggota kelompoknya dapat menguasai materi pelajaran dengan baik.
Di samping itu, pembelajaran kooperatif juga disebut sebagai suatu sistem
pembelajaran yang tidak hanya memanfaatkan guru dan sumber belajar tertentu
saja, melainkan memanfaatkan teman sejawat (siswa) sebagai sumber belajar
utama. Menurut pendapat Dyson dan Grineski (2001: 28), mengemukakan bahwa
“It is defined as small-group instruction and practice that uses positive student
interactions as a means of achieving instructional goals. Students work as
heterogeneous teams in an inclusive learning environment, with each student's
contribution needed for team goal achievement.” Berdasarkan pendapat tersebut,
gambaran penggunaan model pembelajaran kooperatif yaitu sebagai suatu
perintah dalam kelompok kecil dan praktek penggunaan interaksi positif
antarsiswa sebagai alat menuju keberhasilan tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan
tersebut, siswa bekerja dalam kelompok heterogen dalam sebuah lingkungan
belajar inklusi, di mana masing-masing siswa diperlukan dan berkontribusi
terhadap pencapaian tujuan keberhasilan kelompok.
Selanjutnya, model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran
yang bernaung pada teori pembelajaran konstruktivis. Vigotsksy dalam Suprijono
62
(2010: 55), menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif berdasarkan paham
konstruktivis “yang menekankan siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan
melalui interaksi sosial dengan orang lain.”
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan suatu sistem yang dirancang dalam sebuah pembelajaran secara
kelompok dengan melibatkan kinerja siswa secara aktif untuk saling bertukar
informasi dan bekerja sama, serta menjalin hubungan ketergantungan positif
dalam rangka mencapai tujuan bersama. Tiga tujuan pembelajaran kooperatif
yang dirangkum Ibrahim, et al, yaitu:
(1) Pencapaian hasil belajar
Pencapaian hasil belajar yang dimaksud yaitu meningkatnya kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik. Dalam pembelajaran kooperatif
selain untuk meningkatkan berbagai tujuan sosial, juga memperbaiki dan
meningkatkan hasil belajar siswa. Adanya proses konstruksi atas konsep
yang akan dipelajari sehingga siswa dapat menerima, menguasai dan
mengembangan submateri yang dipelajarinya. Selain itu, penerapan
model kooperatif dengan pengadaan penghargaan akan membangkitkan
semangat dan persaingan dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik
sehingga terjalin hubungan ketergantungan positif antarsiswa maupun
kelompok.
(2) Penerimaan terhadap perbedaan
Penerimaan yaitu penerimaan secara luas dari orang yang berbeda
berdasarkan, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuan.
Karekteristik siswa siswa SD yang egosentris cenderung mementingkan
63
kepentingan pribadi. Oleh karena itu, dalam pembelajaran kooperatif
guru berperan sebagai fasilitator. Guru bertanggung jawab untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa atas perbedaan-perbedaan
yang terjadi. Terciptanya hubungan yang mengutamakan kebersamaan
dan menghargai perbedaan antarsiswa akan dapat dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran. Penerimaan terhadap perbedaan individu bagi
siswa SD terlihat cukup sulit, oleh karena itu perlu ada kerja keras dan
pembiasaan dari guru.
(3) Pengembangan keterampilan sosial
Pengembangan keterampilan sosial yaitu mengajarkan pada siswa
keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Hal tersebut merupakan tujuan
utama dalam penerapan model pembelajaran kooperatif. Keterampilan
sosial perlu dimiliki siswa sebagai warga masyarakat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dengan keterampilan sosial diharapkan siswa
dapat mengatasi masalah-masalah sosial yang semakin kompleks dan
menghadapi persaingan global (Isjoni 2010: 39-41),
Sejalan dengan tujuan di atas, Trianto (2007: 42), menambahkan bahwa
tujuan pembelajaran kooperatif “untuk meningkatkan partisipasi siswa,
memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat
keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk
berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya”.
Berdasarkan pendapat tersebut, pentingnya penerapan model pembelajaran
kooperatif akan membantu siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
64
Tujuan tersebut tidak hanya pada pencapaian prestasi hasil belajar,
melainkan ditekankan pula pada aspek afektif dan psikomotor. Dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif merupakan langkah yang tepat dalam
melatih dan mengasah kedua aspek tersebut. Implementasi aspek afektif dan
psikomotor dalam kegiatan pembelajaran akan memberi dampak positif dan
menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna.
Dengan demikian, tujuan model pembelajaran kooperatif yaitu untuk
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meliputi perhatian,
keberanian bertanya, bekerja sama, melatih tanggung jawab dan mendidik siswa
mandiri dalam bekerja. Selain itu, model ini juga ditujukan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Sebagaimana tujuan yang dikemukakan oleh Aronson & Patnoe, 1997;
Johnson, Johnson, & Smith, 1991b; Kluge, 1990; Totten et al., mengemukakan
bahwa elemens of cooperative learning. some form of the following five are often
cited as essential elements, (1) possitive interdependence, (2) face to face
interaction all student, (3) individual accountability and personal responsibility,
(4) social skill, and (5) group evaluation of learning goals and group process
(Steiner, S. 1999: 254-5). Berdasarkan pendapat tersebut, menjelaskan bahwa
unsur-unsur terpenting dalam pembelajaran kooperatif terdiri dari lima unsur,
yaitu (1) ketergantungan positif, (2) interaksi (tatap muka) antarsiswa, (3)
tanggung jawab individu, (4) keterampilan sosial, dan (5) pemrosesan kelompok.
Selanjunya, Roger dan David Johnson berpendapat bahwa untuk mencapai
keberhasilan dalam penerapan model kooperatif diperlukan lima unsur yang harus
diterapkan yaitu:
65
(1) Saling ketergantungan positif
Siswa SD memiliki karakteristik senang bermain dalam kelompok.
Namun, proses kelompok yang berlangsung hanya persaingan yang
tidak sehat. Oleh karena itu, perlu upaya untuk mengarahkan proses
kelompok siswa ke dalam hubungan yang positif. Ketergantungan
positif dalam pembelajaran kooperatif terjalin melalui tanggung jawab
individu atas tugas yang menjadi tanggung jawabnya dalam kelompok.
(2) Tanggung jawab perseorangan
Tujuan pembelajaran kooperatif yaitu membentuk anggota kelompok
menjadi pribadi yang kuat dan berjiwa sosial. Oleh karena itu, dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif akan melatih tanggung jawab
siswa terhadap tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
(3) Interaksi promotif
Interaksi promotif akan menciptakan ketergantungan positif. Siswa
akan saling membantu secara efektif dan efisien, bertukar informasi,
mengingatkan, membantu, percaya dan memotivasi untuk mencapai
keberhasilan kelompok.
(4) Komunikasi antaranggota
Komunikasi antaranggota berkaitan dengan keterampilan sosial. Guru
sebagai fasilitator dalam pembelajaran perlu melatih siswa untuk
memiliki kemampuan akademik dan keterampilan sosial. Langkah yang
dapat dilakukan yaitu dengan cara memberikan rasa saling percaya dan
mengenal, melatih berkomunikasi secara efektif, saling menerima dan
mendukung serta menyelesaikan masalah secara konstruktif.
66
(5) Pemrosesan kelompok
Pemrosesan diartikan sebagai proses menilai. Tujuan pemrosesan
kelompok yaitu meningkatkan efektivitas anggota dalam berkontribusi
terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok.
Pemrosesan kelompok dapat mengidentifikasi melalui kegiatan yang
dilakukan siswa dalam kegiatan kelompok sehingga akan terlihat siswa
mana yang membantu dan siswa yang tidak membantu (Suprijono
2010: 58-61).
Selanjutnya, unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut
Lungdren memaparkan tujuh unsur dalam model pembelajaran kooperatif.
(1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”.
(2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
(3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.
(4) Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota kelompok.
(5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
(6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.
(7) Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. (Isjoni 2010: 16-7).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa unsur pembelajaran
kooperatif meliputi ketergantungan positif, interaksi antarsiswa, tanggung jawab
individu, melatih keterampilan sosial dan kerja sama dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran. Tabel 2.1 merupakan sintaks pembelajaran kooperatif.
67
Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Fase-2 Menyampaikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Fase-3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Fase-4 Membimbing kelompok
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
Fase-5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Fase-6 Memberikan penghargaan
Guru mencari cara untuk menghargai, baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
(Trianto 2007: 48-49)
Menurut Slavin (2010: 11) menjelaskan bahwa ada lima metode
pembelajaran kooperatif, meliputi metode Student Teams Achievement Divisions
(STAD), Teams Games Tournament (TGT), jigsaw II, Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC), dan Team Accelerated Instruction (TAI).
Hedeen (2003: 325), mengemukakan bahwa “elementary and secondary
educators have been succesfull with a variety of cooperative learning methods,
including Circles of Learning, Team-Accelerated Instruction, Group
Investigation, and the Jigsaw classroom”. Berdasarkan pendapat tersebut,
menjelaskan bahwa guru di jenjang dasar dan menengah telah berhasil dengan
menggunakan berbagai metode pembelajaran kooperatif, diantaranya yaitu
metode pembelajaran melingkar, percepatan pengejaran kelompok, investigasi
kelompok dan kelas jigsaw.
68
Dengan demikian, pembelajaran kooperatif dapat terbagi atas berbagai
macam tipe yaitu STAD, TGT, jigsaw, CIRC, TAI, GI, Circles of Learning.
Dalam penelitian ini, model yang diterapkan yaitu model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw. Jigsaw termasuk dalam pembelajaran koperatif yang dapat
merangsang keaktifan siswa dalam belajar berkelompok.
2.1.14 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
“Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
untuk mencapai prestasi yang maksimal” (Isjoni 2010: 77). Selanjutnya, menurut
Zaini, Munthe, dan Aryani (2008: 56), mengemukakan bahwa jigsaw merupakan
strategi yang menarik, menyenangkan, dan mengaktifkan siswa karena di
dalamnya mempelajari materi yang terbagi atas beberapa bagian dan siswa dapat
belajar maupun mengajar temannya.
Smith and Chang (2005: 31), mengemukakan bahwa “the jigsaw is a
collaborative learning technique that emphasizes the fact that we can learn by
teaching.” Berdasarkan pendapat tersebut bahwa jigsaw merupakan suatu teknik
belajar kolaboratif yang menekankan fakta bahwa kita dapat belajar dengan
pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dari Aronson
merupakan jigsaw orisinal. Slavin (2010: 237) mengemukakan bahwa “bentuk
adaptasi jigsaw yang lebih praktis dan mudah, yaitu jigsaw II.” Dalam penelitian
ini, menggunakan model pembelajaran koopreatif tipe jigsaw II, yang merupakan
bentuk adaptasi oleh Slavin. “Kelebihan dari jigsaw II adalah bahwa semua siswa
membaca semua materi, yang akan membuat konsep-konsep yang telah disatukan
menjadi lebih mudah untuk dipahami” (Slavin 2010: 245).
69
Dalam jigsaw II para siswa bekerja dalam tim yang heterogen, dan siswa
tersebut diberikan tugas untuk membaca dan lembar ahli yang terdiri atas topik-
topik yang berbeda yang harus menjadi fokus perhatian masing-masing anggota
tim saat mereka membaca. Selanjutnya, siswa dari kelompok berbeda yang
mempunyai fokus topik yang sama bertemu dalam kelompok ahli. Para ahli
tersebut kemudian kembali pada kelompok asal dan secara bergantian mengajari
teman satu kelompoknya mengenai topik yang menjadi tanggung jawabnya.
Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan kegiatan kuis, di mana skor kuis yang
diperoleh setiap siswa akan dikontribusikan ke dalam skor kelompok asal (Slavin
2010: 237).
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa jigsaw adalah salah satu
tipe dari model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dengan
pengelompokan siswa secara heterogen dan mengutamakan kerjasama kelompok,
serta tanggung jawab individu terhadap informasi yang harus dibagikan maupun
melalui teman.
(Wena 2011: 194)
Gambar 2.11 Kelas Model Jigsaw
Kelompok asal
Kelompok ahli
70
Menurut para ahli langkah-langkah jigsaw bervarisi. Variasi tersebut
dipengaruhi oleh sudut pandang yang berbeda. Berikut ini langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut Trianto (2007: 56-57) yaitu:
(1) Siswa dibagi beberapa kelompok (anggotanya 3-4 orang). (2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang
telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab. (3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan
dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya. (4) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab
yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
(5) Guru mengawasi kerja kelompok dan memberikan kesempatan kepada siswa yang akan bertanya.
(6) Tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
(7) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. (8) Guru bersama siswa membuat simpulan. (9) Guru memberikan soal tes/kuis dan menjelaskan cara kerjanya. (10) Guru memberikan evaluasi. (11) Guru memberikan penghargaan
Selanjutnya, Slavin (2010: 241), menjelaskan jigsaw II terdiri atas siklus
regular dari kegiatan-kegiatan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
(1) Membaca yaitu para siswa menerima materi bacaan ahli dan membaca
materi yang diminta untuk menemukan informasi yang menjadi
tanggung jawabnya,
(2) Diskusi kelompok ahli yaitu para siswa dengan keahlian yang sama,
bertemu untuk mendiskusikan materi ahli yang akan diinformasikan
kepada kelompok asal,
(3) Laporan tim di mana para ahli kembali ke dalam kelompok asal untuk
memberikan informasi atas hasil diskusi dari kelompok ahli dan
mengajari materi ahli mereka kepada teman satu timnya,
71
(4) Tes yaitu siswa mengerjakan kuis mencakup semua materi ahli, dan
(5) Rekognisi tim merupakan skor tim berdasarkan skor perkembangan.
Sementara, Priyanto (2007) dalam Wena (2011: 194-5) memaparkan
delapan langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu:
(1) Pembentukan kelompok asal
Pembagian siswa ke dalam kelompok asal yang beranggota 4-5 secara
heterogen. Kelompok asal bertugas sebagai kelompok induk. Artinya,
dalam kelompok asal terdapat berbagai submateri yang akan dibahas
dalam kelompok ahli.
(2) Pembelajaran pada kelompok asal
Pembagian submateri kepada setiap siswa kelompok asal dan meminta
siswa membaca dan mempelajari submateri tersebut.
(3) Pembentukan kelompok ahli
Pembentukan kelompok ahli berdasarkan pada kesamaan submateri
yang menjadi tanggung jawabnya. Masing-masing anggota dengan
submateri sama bertemu membentuk kelompok baru (kelompok ahli).
(4) Diskusi kelompok ahli
Diskusi kelompok ahli yaitu mengerjakan tugas dan saling berdiskusi
mengenai masalah-masalah yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap
anggota kelompok ahli menguasai dan memecahkan masalah kelompok
ahli sehingga mencul kesepakatan dan keyakinan untuk menyampaikan
submateri yang menjadi tanggung jawabnya kepada kelompok asal.
72
(5) Diskusi kelompok asal (induk)
Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal kemudian setiap
anggota kelompok asal menyampaikan informasi yang telah
diperolehnya di kelompok ahli. Masing-masing anggota menjelaskan
dan bertanya jawab mengenai submateri yang menjadi keahliannya.
Demikian berlangsung hingga semua anggota mendapatkan giliran. Hal
tersebut bertujuan menjalin ketergantungan positif antarsiswa.
(6) Diskusi kelas
Diskusi kelas dibimbing oleh guru, dengan tujuan untuk menyamakan
persepsi dan meluruskan kesalahpahaman pada siswa. Bahan diskusi
disesuaikan dengan submateri yang telah dipelajari siswa.
(7) Pemberian kuis
Kuis diberikan kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
Perolehan nilai kuis akan dikontribusikan ke dalam nilai kelompok asal.
Hal tersebut bertujuan agar siswa mampu berkompetisi secara sehat dan
termotivasi untuk mendapatkan penghargaan kelompok.
(8) Pemberian penghargaan kelompok
Penghargaan kelompok diberikan kepada kelompok yang telah berhasil
mendapatkan skor kelompok terbaik. Pemberian penghargaan
disesuaikan dengan nilai perolehan kelompok. Adapun bentuk
penghargaan berupa piagam/sertifikat, bonus nilai, dan sebagainya. Hal
tersebut nertujuan agar siswa termotivasi untuk belajar lebih giat dan
terjalin persaingan yang sehat antarkelompok.
73
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa langkah-
langkah penerapan jigsaw terdiri atas beberapa tahap. Tahap tersebut diawali
dengan pembagian kelompok (kelompok asal dan kelompok ahli) secara
heterogen sesuai dengan submateri yang akan dibahas, siswa ditugaskan untuk
mempelajari submateri yang menjadi tanggung jawabnya untuk didiskusikan
dalam kelompok ahli, kemudian siswa kembali ke kelompok asal untuk
memberikan informasi yang telah diperolehnya. Tahap selanjutnya, diadakan
presentasi dari perwakilan kelompok dan kelompok lain menanggapi. Setelah
presentasi, siswa diberi tes/ kuis individu untuk mengukur penguasaan materi
yang telah dipelajari melalui kelompoknya dan diakhiri dengan pemberian
penghargaan kelompok.
Penilaian model pembelajaran koopertif tipe jigsaw sama dengan penilaian
model pembelajaran kooperatif tipe STAD, seperti yang dikemukakan oleh Slavin
(2010: 244) bahwa “Perhitungan skor untuk jigsaw sama dengan perhitungan
STAD, termasuk untuk skor awalnya, poin-poin kemajuan, dan prosedur
pengitungan skor.” Uraian penghitungan skor dijelaskan sebagai berikut:
(1) Menentukan Skor Awal
Skor awal merupakan skor rata-rata kuis sebelumnya. Dalam memulai
jigsaw, menggunakan rata-rata skor kuis tersebut sebagai skor awal.
Selain itu, hasil nilai terakhir siswa dari tahun lalu juga dapat
digunakan sebagai skor awal (Slavin 2010: 151). Namun, dalam
penelitian ini, skor awal berdasarkan perolehan hasil pretes.
(2) Menghitung Skor Individual dan Tim
Skor perkembangan individu dihitung menggunakan pedoman berikut:
74
Skor Kuis Poin Kemajuan Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 10-1 poin di bawah skor awal 10 Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30 (Slavin 2010: 159)
Slavin mengemukakan bahwa untuk menghitung skor tim,
menggunakan rumus berikut:
N jumlah total perkembangan anggotajumlah anggota kelompok yang ada
(Asma 2006: 91)
(3) Merekognisi prestasi tim
Pemberian penghargaan disesuaikan dengan perolehan poin
perkembangan kelompok. Predikat penghargaan tersebut terbagi
menjadi tiga tingkatan yaitu kelompok baik, hebat, dan super. Tabel
2.2 merupakan sajian predikat penghargaan tersebut.
Tabel 2.2. Predikat Penghargaan Kelompok
No. Perolehan rata-rata poin Predikat
1
2
3
15
20
25
Good Team/kelompok baik
Great Team/kelompok hebat
Super Team/kelompok super
(Asma 2006: 91)
2.2 Kajian Empiris
Beberapa penelitian mengenai model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
yang dapat dijadikan kajian dalam penelitian ini yaitu Sumardi, Astiti dan
Ashshiddiqi.
75
Sumardi (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Aktivitas
Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa
Kelas IV SD Negeri Siasem 03 Brebes” hasilnya membuktikan bahwa rerata nilai
siswa pada siklus I yaitu 55 meningkat pada siklus II menjadi 81,60. Selain itu,
ketuntasan belajar klasikal pada siklus I mencapai 76,00% meningkat pada siklus
II menjadi 92,50%. Aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 54,69%
meningkat menjadi 96,90%, pada siklus II. Selanjutnya, performansi guru pada
siklus I mencapai 90,00 meningkat pada siklus II menjadi 92,50. Begitu juga
terjadi peningkatan pada penerapan jigsaw, pada siklus I mencapai 67,05
meningkat menjadi 82,90, pada siklus II.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga diteliti oleh Pungkas
Astiti (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
Kelas V SD Negeri Padasugih 01 Brebes pada Materi Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia”. Hasilnya membuktikan bahwa
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw efektif untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V pada materi Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di SD Negeri Padasugih 01 Brebes. Hal
ini, dapat dilihat dari keaktifan belajar siswa pada pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw lebih dari 75%, hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, dengan rata-rata nilai hasil
belajar kelas ekperimen 78,14 dan kelas kontrol 70,30.
Selanjutnya, skripsi Ashshiddiqi (2011) yang berjudul “Peningkatan
Pembelajaran IPA Materi Rangka dan Alat Indera Manusia melalui Model Jigsaw
76
di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Watesalit 02 Batang”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil belajar dan aktivitas siswa, baik secara individu
maupun kelompok pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada
siklus I. Rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 68,83 meningkat menjadi
75,33, pada siklus II. Peningkatan hasil belajar diikuti pula peningkatan aktivitas
siswa dalam pembelajaran pada siklus I sebesar 86,04% menjadi 90%, pada siklus
II. Selain itu, aktivitas kelompok pun meningkat yaitu 83,03% pada siklus I
menjadi 98%, pada siklus II.
Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa, serta performansi guru. Aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran lebih terarah untuk saling bekerja sama dan saling
membantu, bertukar informasi dan saling bertanggung jawab atas kerja kelompok
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini berdampak positif
pada peningkatan hasil belajar siswa.
2.3 Kerangka Berpikir
Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang harus dipelajari oleh
siswa SD. Keberadaan IPS dianggap kurang populer dan masih dianggap sebagai
mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Terbukti bahwa materi kajian mata
pelajaran IPS bersifat abstrak dan berisi fakta-fakta masa lalu hingga masa kini
yang harus dihafalkan oleh siswa. Proses pembelajaran saat ini guru belum
menggunakan model pembelajaran inovatif. Hal ini, menyebabkan minat dan
77
perhatian siswa terhadap mata pelajaran IPS menjadi berkurang dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran terlihat pasif. Siswa tidak diberi kesempatan untuk
mengalami kegiatan membangun pengetahuan sendiri. Interaksi sosial antar siswa
juga kurang terbangun. Hal ini dapat berdampak negatif pada rendahnya hasil
belajar siswa.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka perlu adanya upaya peningkatan hasil
belajar dan aktivitas siswa pada pembelajaran IPS khususnya jenjang sekolah
dasar. Salah satu upaya peningkatan pembelajaran IPS yaitu dengan menerapan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Model jigsaw menjadikan siswa
belajar dalam kelompok kecil. Siswa melakukan aktivitas belajar untuk
menemukan konsep, memberi dan menerima pengetahuan, membangun kerja
sama, dan siswa berlatih menerima perbedaan (ras, budaya, kelas sosial, dan
kemampuan) serta dilatih adanya rasa tanggung jawab dan kemandirian serta
ketergantungan positif antarsiswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sudah banyak diterapkan di
sekolah baik jenjang dasar maupun menengah. Namun, masih banyak kekurangan
yang terjadi dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Kekurangan tersebut yaitu kontribusi dari siswa yang berprestasi rendah akan
menjadi kurang. Sementara, siswa yang memiliki prestasi tinggi akan mengarah
pada kekecewaan yang disebabkan karena siswa tersebut harus membantu
temannya yang berkemampuan rendah. Hal ini dikarenakan peran anggota
kelompok yang pandai lebih dominan. Dalam penelitian tindakan kelas ini,
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sedikit berbeda dengan
jigsaw yang telah banyak digunakan. Perbedaan tersebut yaitu dengan cara
78
mengadaptasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan situasi
dan kebutuhan untuk mengatasi kekurangan yang terjadi pada model
pembelajaran kooperatif. Proses adaptasi tersebut berdasarkan pada prinsip-
prinsip dasar yaitu dengan menawarkan semacam penghargaan (rekognisi) bagi
tim yang berhasil dengan baik, mengadakan “kelompok laboratorium” dimana
setiap siswa memiliki tugas dan tanggung jawab membuat laporan tunggal untuk
memotivasi siswa melakukan yang terbaik, dan penentuan sistem skor yang
memberikan kesempatan pada siswa untuk berkontribusi terhadap skor tim yang
harus dicapai.
Selain itu, dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
peneliti juga memodifikasi dengan penggunaan nama kelompok dan identitas
anggota kelompok serta penggunaan media pembelajaran IPS yang lebih
interaktif. Dengan demikian, keberadaan kelompok siswa akan lebih berdayaguna
dan termotivasi supaya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran lebih terarah.
Pembelajaran yang terjadi tidak lagi berpusat pada guru melainkan berpusat pada
siswa. Begitu juga dengan hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar tidak lagi
pada aspek kognitif saja melainkan mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif,
afektif dan psikomotor. Sehingga, dapat mencapai tujuan pembelajaran IPS.
Berikut ini, bagan 2.2 merupakan bagan kerangka berpikir dalam penelitian
tindakan kelas mata pelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dijelaskan tersebut, maka
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil
79
belajar dan aktivitas siswa dalam mata pelajaran IPS materi Teknologi Produksi,
Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1
Tegal.
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir dalam PTK
2.4 Hipotesis Tindakan
Dari latar belakang dan kajian pustaka tersebut, maka peneliti merumuskan
hipotesis tindakan yaitu “melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dapat meningkatkan performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil
belajar IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa
kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.”
1. Guru belum menggunakan model jigsaw 2. Pola interaksi yang terjadi hanya satu arah 3. Siswa pasif dalam pembelajaran 4. Hasil belajar siswa masih rendah
1. Guru menggunakan model jigsaw 2. Pola interaksi yang terjadi yaitu multi arah 3. Siswa berdiskusi baik kelompok ahli/ kelompok
asal 4. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya 5. Kelompok lain memberikan tanggapan 6. Menyimpulkan hasil diskusi 7. Pemberian penghargaan kelompok
1. Hasil belajar IPS meningkat 2. Aktivitas siswa meningkat 3. Performansi guru meningkat
Kondisi awal sebelum
penerapan jigsaw
Pelaksanaan jigsaw
Kondisi akhir setelah penerapan jigsaw
80
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan membahas mengenai rancangan penelitian, perencanaan
tahap penelitian, subjek penelitian, tempat penelitian, data dan teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, dan indikator keberhasilan.
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus
terdiri dari 2 pertemuan. Setiap pertemuan diadakan tes formatif. Sebelum
pelaksanaan tindakan, peneliti menyelenggarakan pretes sebagai kegiatan
penjajagan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan awal siswa. Selanjutnya,
hasil pretes digunakan sebagai skor dasar dalam jigsaw. Selain itu, peneliti juga
mengadakan pengisian angket untuk mengetahui motivasi siswa sebelum
mengikuti pembelajaran IPS khususnya materi Teknologi Produksi, Komunikasi,
dan Transportasi. Pada akhir tindakan, peneliti menyelenggarakan postes untuk
mengetahui kemajuan yang dicapai siswa di akhir program pembelajaran.
Secara garis besar Arikunto memaparkan bahwa terdapat empat tahapan
dalam siklus penelitian tindakan kelas yang lazim digunakan, yaitu tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi (Arikunto, Suhardjono, dan
Supardi 2009: 16). Adapun penjelasan tahapan tersebut yaitu sebagai berikut:
3.1.1 Perencanaan (Planning)
Menurut Suhardjono mengemukakan bahwa tahap perencanaan merupakan
tahapan awal yang berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan
81
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan
tersebut dilakukan (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi 2009: 75). Kegiatan yang
dilakukan dalam perencanaan tindakan yaitu menyusun rancangan sesuai dengan
identifikasi masalah dan alternatif pemecahan masalah. Pada penelitian ini,
rancangan yang disusun mengacu pada model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Selanjutnya, peneliti merancang tindakan yang dilakukan dalam penelitian
meliputi mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, membuat rancangan
pretes, tes formatif, dan postes, menyiapkan lembar observasi, serta angket siswa.
3.1.2 Pelaksanaan (Action)
Menurut Arikunto tahap pelaksanaan merupakan implementasi atau
penerapan isi rancangan (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi 2009: 18). Pada
tahap pelaksanaan, guru sekaligus sebagai peneliti melakukan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan rumusan yang ada dalam rancangan. Pada tahap ini,
peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah
direncanakan. Sebelum penerapan model tersebut (prasiklus), peneliti
melaksanakan pretes dan pengisian angket siswa sesuai dengan kisi-kisi yang
telah disusun. Kemudian, di akhir tindakan diadakan postes. Dalam usaha ke arah
perbaikan, perencanaan tersebut bersifat fleksibel dan siap dilakukan perubahan
sesuai dengan apa yang terjadi dalam proses pelaksanaan di lapangan.
3.1.3 Pengamatan (Observing)
Menurut Arikunto dalam Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2009: 9),
mengemukakan bahwa “pengamatan adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan
oleh pengamat”. Kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan pedoman
observasi yang telah dirancang oleh peneliti. Dengan demikian, observasi
82
merupakan kegiatan pengamatan (pengumpulan data) yang selanjutnya dikaji
secara menyeluruh untuk mengukur seberapa jauh efek tindakan dalam mencapai
sasaran. Dalam penelitian ini, kegiatan pengamatan difokuskan pada aktivitas
belajar siswa dan performansi guru dalam proses pembelajaran.
3.1.4 Refleksi (Reflection)
Menurut Supardi dalam Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2009: 133),
mengemukakan bahwa “refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis
(reflektive) tentang perubahan yang terjadi (a) pada siswa, (b) suasana kelas, dan
(c) guru.” Selanjutnya, Arikunto menyatakan bahwa tahap ini merupakan kegiatan
untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Pada tahap ini, kegiatan
yang dilakukan yaitu mengevaluasi dan menganalisis hasil observasi untuk
mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selain itu,
kekurangan yang diperoleh dari hasil refleksi digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk memperbaiki siklus berikutnya. Bagan 3.1 merupakan bagan
alur penelitian tindakan kelas (PTK) dalam Arikunto, Suhardjono, dan Supardi
(2009: 16).
Bagan 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan
SIKLUS II Pelaksanaan Refleksi
?
83
3.2 Perencanaan Tahap Penelitian
3.2.1 Siklus I
Pada siklus I terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
3.2.1.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan perencanaan untuk
mempersiapkan kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran IPS submateri
Teknologi Produksi dan Komunikasi melalui model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan siklus I yaitu:
(1) Menyusun lembar observasi aktivitas siswa dan performansi guru
selama pembelajaran IPS submateri Teknologi Produksi dan
Komunikasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
(2) Menyusun lembar observasi yang berisi indikator ketercapaian dalam
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
(3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran IPS submateri Teknologi
Produksi dan Komunikasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
(4) Menyiapkan media dan alat peraga berupa benda konkret untuk
pembelajaran IPS submateri Teknologi Produksi dan Komunikasi,
(5) Menyusun materi ajar, lembar kerja siswa (LKS), kuis IPS submateri
Teknologi Produksi dan Komunikasi, dan lembar skor kelompok, dan
(6) Menyusun kisi-kisi dan membuat soal tes formatif IPS submateri
Teknologi Produksi dan Komunikasi, beserta kunci jawaban dan
pedoman penilaian,
84
3.2.1.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan kegiatan melakukan tindakan untuk
mengimplikasikan rencana yang telah disusun. Pada tahap ini, tindakan yang
dilakukan dalam tahap pelaksanaan siklus I sebagai berikut:
(1) Menyiapkan media pembelajaran submateri Teknologi Produksi dan
Komunikasi dan instrumen penelitian yang digunakan meliputi lembar
observasi aktivitas belajar siswa, performansi guru, dan keterlaksanaan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
(2) Pengondisian siswa, mengadakan salam, presensi, menyampaikan
tujuan pembelajaran, apersepsi, dan pemaparan materi pokok,
(3) Menjelaskan submateri Teknologi Produksi dan Komunikasi secara
garis besar dengan memanfaatkan media presentasi power point dengan
bantuan LCD dan alat peraga berupa benda konkret.
(4) Pembagian materi ajar dan meminta siswa untuk membacanya,
(5) Pembagian lembar skor kelompok yang berisi kolom nama siswa, skor
dasar, skor kuis dan skor kemajuan, serta identitas kelompok,
(6) Pembagian kelompok dalam model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw, yaitu dengan membentuk 5 kelompok yang terdiri atas 6-7
siswa secara heterogen yang disebut sebagai kelompok asal. Dalam
kelompok tersebut dibagikan LKS, masing-masing siswa dalam
kelompok tersebut mendapatkan tugas yang berbeda sesuai jumlah soal
dalam LKS; selanjutnya, siswa dengan soal yang sama bertemu dalam
satu kelompok membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli;
di dalam kelompok ahli, siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan
85
dan memecahkan soal LKS yang menjadi tanggung jawabnya; setelah
mendiskusikan dalam kelompok ahli, siswa kembali ke kelompok asal
untuk bertukar informasi pada anggota kelompok asal dan mengisi LKS
yang telah dibagikan; kemudian perwakilan siswa dari masing-masing
kelompok asal maju untuk membacakan hasil LKS yang mereka
kerjakan; selanjutnya diadakan kuis individu; perolehan nilai kuis
dikontribusikan dalam nilai kelompok asal; dilanjutkan dengan
penghitungan skor kemajuan tiap siswa dengan cara membandingkan
skor dasar dengan skor kuis sesuai pedoman penghitungan poin
kemajuan; dan diakhiri dengan pemberian penghargaan sesuai dengan
perolehan rata-rata poin kemajuan kelompok asal.
(7) Konfirmasi dari guru atas hasil presentasi perwakilan kelompok siswa
untuk meluruskan kesalahpahaman pada siswa,
(8) Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran IPS submateri Teknologi
Produksi dan Komunikasi,
(9) Pelaksanaan tes formatif 1 mata pelajaran IPS submateri Teknologi
Produksi dan tes formatif 2 submateri Teknologi Komunikasi,
(10) Pengoreksian tes formatif dan mengevaluasi hasil tes formatif
(11) Pemberian tindak lanjut yaitu remidi bagi siswa yang belum tuntas dan
pengayaan bagi siswa yang tuntas,
(12) Menutup pelajaran dengan salam dan memaparan materi yang akan
diajarkan pada pertemuan berikutnya, dan
(13) Mengimplementasikan tindakan berdasarkan rambu-rambu aktivitas
siswa dan performansi guru selama pembelajaran IPS submateri
86
Teknologi Produksi dan Komunikasi dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
3.2.1.3 Pengamatan
Peneliti dibantu oleh pengamat melakukan kegiatan observasi sesuai dengan
pedoman observasi terhadap aktivitas siswa dan performansi guru dari awal
sampai akhir pembelajaran. Kegiatan pengamatan yang dilakukan yaitu :
(1) Mengamati aktivitas belajar siswa dan aktivitas kelompok selama
pembelajaran dari awal hingga akhir dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS submateri
Teknologi Produksi dan Komunikasi,
(2) Mengamati performansi guru meliputi penguasaan materi, penguasaan
dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
pengelolaan kelas (menejemen kelas) dalam membelajarkan IPS
submateri Teknologi Produksi dan Komunikasi.
3.2.1.4 Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan pada siklus I. Pada tahap refleksi, peneliti melakukan kegiatan sebagai
berikut:
(1) Menilai hasil belajar siswa yaitu dengan menghitung nilai tes formatif,
rata-rata tes formatif, dan ketuntasan belajar klasikal mata pelajaran IPS
submateri Teknologi Produksi dan Komunikasi melalui model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
(2) Menganalisis lembar observasi terhadap aktivitas belajar siswa,
aktivitas kelompok, dan performansi guru selama pembelajaran IPS
87
submateri Teknologi Produksi dan Komunikasi melalui model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
(3) Merancang tindakan baru untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi
pada siklus I dan atau untuk meningkatkan pembelajaran pada siklus II.
3.2.2 Siklus II
Perencanaan tahap siklus II meliputi empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Uraian selengkapnya yaitu sebagai
berikut:
3.2.2.1 Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II merupakan
penyempurnaan dari perencanaan siklus I. Peneliti melakukan perencanaan siklus
II dengan mempersiapkan kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran IPS
submateri Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan Teknologi
melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berdasarkan hasil refleksi
siklus I. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan siklus II yaitu :
(1) Menyusun lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan
performansi guru selama pembelajaran IPS submateri Teknologi
Transportasi dan Pengalaman Menggunakan Teknologi dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
(2) Menyusun lembar observasi yang berisi indikator ketercapaian dalam
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
(3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran IPS submateri Teknologi
Transportasi dan Pengalaman Menggunakan Teknologi dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
88
(4) Menyiapkan media dan alat peraga untuk pembelajaran IPS submateri
Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan Teknologi
sehingga dapat mempermudah tersampaikannya materi pada siswa,
(5) Menyusun uraian materi ajar, lembar kerja siswa (LKS), kuis IPS
submateri Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan
Teknologi, dan lembar skor kelompok, serta identitas kelompok,
(6) Menyusun kisi-kisi dan membuat soal tes formatif IPS submateri
Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan Teknologi,
beserta kunci jawaban dan pedoman penilaian,
3.2.2.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk mengimplikasikan rencana yang
telah disusun. Tindakan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan siklus II yaitu :
(1) Menyiapkan media dan alat peraga pembelajaran IPS submateri
Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan Teknologi, dan
instrumen penelitian yang digunakan meliputi lembar observasi
aktivitas belajar siswa, performansi guru, serta lembar observasi untuk
mengamati keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
(2) Pengondisian siswa, mengadakan salam, presensi, menyampaikan
tujuan pembelajaran, apersepsi, dan pemaparan materi pokok,
(3) Menjelaskan mata pelajaran IPS submateri Teknologi Transportasi dan
Pengalaman Menggunakan Teknologi secara garis besar dengan
memanfaatkan media presentasi power point dengan bantuan LCD dan
alat peraga berupa benda konkret untuk pelaksanaan praktek.
(4) Pembagian materi ajar dan meminta siswa untuk membacanya,
89
(5) Pembagian lembar skor kelompok yang berisi kolom nama siswa, skor
dasar, skor kuis dan skor kemajuan, serta identitas kelompok,
(6) Pembagian kelompok dalam model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw, yaitu dengan membentuk 5 kelompok yang terdiri atas 6-7
siswa secara heterogen yang disebut sebagai kelompok asal. Dalam
kelompok tersebut dibagikan LKS, masing-masing siswa dalam
kelompok tersebut mendapatkan tugas yang berbeda sesuai jumlah soal
dalam LKS; selanjutnya, siswa dengan soal yang sama bertemu dalam
satu kelompok membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli;
di dalam kelompok ahli, siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan
dan memecahkan soal LKS yang menjadi tanggung jawabnya; setelah
mendiskusikan dalam kelompok ahli, siswa kembali ke kelompok asal
untuk bertukar informasi pada anggota kelompok asal dan mengisi LKS
yang telah dibagikan; kemudian perwakilan siswa dari masing-masing
kelompok asal maju untuk membacakan hasil LKS yang mereka
kerjakan; selanjutnya diadakan kuis individu; perolehan nilai kuis
dikontribusikan dalam nilai kelompok asal; dilanjutkan dengan
penghitungan skor kemajuan tiap siswa dengan cara membandingkan
skor dasar dengan skor kuis sesuai pedoman penghitungan poin
kemajuan; dan diakhiri dengan pemberian penghargaan sesuai dengan
perolehan rata-rata poin kemajuan kelompok asal.
(7) Guru dan siswa mengadakan tanya jawab sebagai kegiatan konfirmasi
terhadap hasil presentasi perwakilan kelompok siswa untuk meluruskan
kesalahpahaman pada siswa,
90
(8) Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran IPS submateri Teknologi
Transportasi dan Pengalaman Menggunakan Teknologi,
(9) Siswa diberi kesempatan untuk mencatat hasil simpulan,
(10) Pelaksanaan tes formatif 3 IPS submateri Teknologi Transportasi dan
tes formatif 4 submateri Pengalaman Menggunakan Teknologi,
(11) Pengoreksian tes formatif dan mengevaluasi hasil tes formatif,
(12) Pemberian tindak lanjut yaitu remidi bagi siswa yang belum tuntas dan
pengayaan bagi siswa yang tuntas,
(13) Menutup pelajaran dengan salam, dan
(14) Mengimplementasikan tindakan berdasarkan rambu-rambu aktivitas
siswa dan performansi guru selama pembelajaran,
3.2.2.3 Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan sesuai dengan pedoman observasi terhadap
aktivitas siswa dan performansi guru dari awal sampai akhir pembelajaran. Pada
siklus II kegiatan pengamatan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:
(1) Mengamati aktivitas belajar siswa dan aktivitas kelompok selama
pembelajaran dari awal hingga akhir dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS submateri
Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan Teknologi,
(2) Mengamati performansi guru meliputi penguasaan materi, penguasaan
dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
pengelolaan kelas (menejemen kelas) dalam membelajarkan IPS
submateri Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan
Teknologi.
91
3.2.2.4 Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan
dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan yang dilakuakan pada
siklus II. Pada tahap refleksi, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
(1) Menilai hasil belajar siswa yaitu dengan menghitung nilai tes formatif,
rata-rata tes formatif, dan ketuntasan belajar klasikal mata pelajaran IPS
submateri Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan
Teknologi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
(2) Menganalisis lembar observasi terhadap aktivitas belajar siswa,
aktivitas kelompok, dan performansi guru selama pembelajaran IPS
submateri Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan
Teknologi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
(3) Melakukan penyimpulan apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak.
Jika berhasil, ditandai dengan hasil belajar dan aktivitas siswa serta
performansi guru telah sesuai dengan indikator keberhasilan
(meningkat), maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dikatakan berhasil. Berdasarkan hasil refleksi siklus I dan II,
diperoleh simpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas
IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal maupun performansi guru pada
pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi.
92
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri
Pesurungan Lor 1 Tegal tahun pelajaran 2011/ 2012. Jumlah subjek penelitian
terdapat 33 siswa terdiri dari 14 laki-laki dan 19 perempuan. Karakteristik siswa
kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal memiliki motivasi belajar siswa
pada umumnya rendah, ada beberapa siswa hiperaktif dan kebanyakan siswa
sering ngobrol dengan teman saat pembelajaran sehingga suasana kelas yang
kurang kondusif dan proses pembelajaran tersendat.
Selain itu, guru juga terlibat menjadi subjek dalam penelitian tindakan
kelas ini. Keterlibatan tersebut dikarenakan guru menjadi subjek pelaku tindakan
dalam penelitian. Guru yang dimaksud yaitu peneliti yang juga berperan sebagai
guru kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal dalam membelajarkan IPS
materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
3.4 Tempat Penelitian
Tempat penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri Pesurungan
Lor 1 Tegal yang beralamat di jalan Samadikun 55 Kelurahan Pesurungan Lor
Kecamatan Margadana Kota Tegal. Berdekatan dengan kantor kelurahan
Pesurungan, satu kilometer ke arah barat terdapat terminal Kota Tegal dan satu
kilometer ke arah utara terdapat tempat pembuangan akhir (TPA) serta 200 meter
ke selatan jalan raya Kolonel Sugiono sehingga sering tercium bau tidak sedap
dan kebisingan yang dapat mengganggu proses pembelajaran. Selain itu,
93
disekeliling tempat penelitian, kebanyakan warga bermata pencaharian sebagai
peternak itik sehingga berdampak negatif pada suasana pembelajaran. Hal tersebut
dibuktikan dengan sering tercium aroma tidak sedap yang berasal dari ternak
tersebut.
3.5 Data dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam subbab ini akan membahas tentang: (1) jenis data, (2) sumber
data, (3) teknik pengumpulan data, dan (4) alat pengumpulan data. Uraian
selengkapnya yaitu:
3.5.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan berupa data kuantitatif dan kualitatif. Uraian
selengkapnya sebagai berikut:
3.5.1.1 Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa hasil belajar siswa yang
diperoleh melalui nilai tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif
siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tiga macam yaitu tes
kemampuan awal (pretes) yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan tindakan siklus
I, tes formatif yang dilaksanakan pada akhir setiap pertemuan siklus I dan II, dan
postes yang dilaksanakan setelah akhir program yaitu setelah pelaksanaan
tindakan siklus II.
3.5.1.2 Data Kualitatif
Data kualitatif yang akan dikumpulkan berupa data hasil pengamatan
terhadap aktivitas belajar siswa dan aktivitas kelompok selama pembelajaran
94
dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dan data hasil pengamatan
terhadap performasi guru dalam menerapkan pembelajaran IPS materi Teknologi
Produksi, Komunikasi, dan Transportasi dengan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw.
3.5.2 Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini yaitu segala
sesuatu yang menunjuk pada asal data diperoleh. Adapun sumber data yang
digunakan yaitu sebagai berikut:
3.5.2.1 Siswa
Siswa yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa kelas
IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal tahun pelajaran 2011/ 2012 yang
berjumlah 33 siswa terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 19 perempuan. Informasi
dari siswa berkenaan dengan keadaan dan karekteristik siswa, pandangan siswa
mengenai bahan dan media maupun alat peraga, kemampuan dan sikap guru
dalam pembelajaran, cara belajar siswa di sekolah, cara penilaian hasil belajar,
dan kesulitan belajar siswa, serta hasil belajar yang dicapai siswa.
Dalam penelitian ini, pengambilan data yang berasal dari siswa meliputi:
(1) Aktivitas belajar siswa dan aktivitas kelompok selama proses
pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
(2) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi Teknologi
Produksi, Komunikasi, dan Transportasi melalui model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
95
3.5.2.2 Guru
Guru yang dimaksud dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu peneliti
yang berperan sebagai guru kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal dan
sekaligus sebagai peneliti PTK. Informasi dari guru berkenaan dengan program
pendidikan sebagai sumber kegiatan pembelajaran, sumber dan bahan
pembelajaran, karakteristik dan aktivitas siswa, media pembelajaran dan alat
peraga, interaksi guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, sistem penilaian
yang digunakan, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, sumber data dari guru
berupa performansi guru selama proses pembelajaran IPS dalam menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri
Pesurungan Lor 1 Tegal.
3.5.2.3 Data dokumen
Data dokumen (paper) tidak hanya dibatasi pada kertas, melainkan juga
dalam simbol yang berupa grafis, baik berupa tulisan, gambar, tabel, denah, motif
dan sebagainya (Arikunto dan Jabar 2010: 88). Data dokumen yang dipakai dalam
penelitian ini yaitu data hasil evaluasi siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1
Tegal tahun pelajaran 2010/ 2011, daftar nama siswa kelas IV SD Negeri
Pesurungan Lor 1 Tegal tahun pelajaran 2011/ 2012, identitas siswa, daftar
kelompok siswa, daftar presensi siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
lembar kerja siswa (LKS) dan sebagainya.
3.5.3 Teknik Pengumpulan Data
Secara lebih rinci teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
96
3.5.3.1 Tes
Teknik tes dalam proses pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan
di awal dan akhir pembelajaran pada setiap siklus. Tes digunakan untuk
mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Dalam hal ini, tes
yang digunakan berbentuk tes tertulis dengan bentuk tes pilihan ganda dan uraian.
Tes ini disusun berdasarkan dengan kisi-kisi soal disertai pula kunci jawaban dan
pedoman penilaian.
3.5.3.2 Pengamatan (Observasi)
Menurut Narbuko dan Achmadi (2008: 70) mengemukakan bahwa
pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Senada
dengan pendapat Arikunto dan Jabar (2010: 115) mengemukakan bahwa
“observasi merupakan proses yang kompleks yaitu suatu proses yang tersusun atas
proses biologis dan psikologis.” Yang dimaksud dari proses biologis dan
psikologis tersebut yaitu adanya proses pengamatan oleh alat indera dan proses
ingatan yang berkaitan dengan perhatian.
Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh pengamat
(observer) pada saat pembelajaran berlangsung sesuai dengan panduan
pengamatan. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas siswa dan
performansi guru selama proses pembelajaran.
3.5.3.3 Angket (Kuesioner)
Menurut Narbuko dan Achmadi (2008: 76) mengemukakan bahwa
“metode kuesioner [angket] adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian
97
pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti.” Angket
dalam penelitian ini mengacu pada angket dengan skala Likert. Namun, peneliti
merancang angket tersebut menjadi lebih sederhana dan disesuaikan dengan
karakteristik siswa sekolah dasar (SD). Jenis angket yang akan digunakan dalam
penelitian ini yaitu angket tertutup dan diisi oleh siswa secara langsung. Adapun
tujuan penggunaan angket ini yaitu untuk mengetahui motivasi siswa terhadap
pembelajaran IPS.
3.5.3.4 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang berupa
dokumen. Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam
observasi. Arikunto dalam Sanjaya (2011) mengemukakan bahwa “dokumentasi
adalah mencari data mengenai hal-hal atau variasi yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah kabar, majalah, prasasti, notulen, raport, leger dan
sebagainya.”
Senada dengan pendapat tersebut, Arikunto dan Jabar (2010: 117)
mengemukakan bahwa data yang terkandung dalam dokumen yaitu mengenai
suatu kejadian yang ditulis atau dicetak, seperti surat, catatan harian, dokumen
lainnya yang relevan. Dijelaskan pula bahwa akan lebih sempurna jika peneliti
menggunakan alat perekam seperti kamera foto maupun kamera video.
3.5.4 Alat Pegumpulan Data
Alat pengumpulan data merupakan instrumen yang digunakan untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Alat pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu :
98
3.5.4.1 Tes
Poerwanti (2008: 4-3), “tes secara sederhana dapat diartikan sebagai
himpunan pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan-pertanyaan yang harus
dipilih/ ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes dengan
tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari peserta tes.” Dalam proses
pembelajaran aspek yang dimaksud yaitu indikator pencapaian kompetensi.
Tujuan penulisan soal tes yaitu untuk mengukur hasil belajar khususnya pada
mata pelajaran IPS kelas IV materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis. Hasil
tes berfungsi untuk menunjukkan seberapa besar pemahaman siswa terhadap
bahan ajar yang disampaikan. Terdapat tiga tes yang digunakan yaitu:
(1) Pretes
Pretes dalam penelitian ini dilaksanakan sebelum tindakan siklus I.
Hasil pretes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal
siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal sebelum
pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Selain itu, hasil pretes digunakan pula sebagai skor dasar dalam
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Soal pretes disusun sesuai
dengan kisi-kisi soal dengan bentuk tes objektif 30 soal pilihan ganda.
(2) Tes Formatif
“Tes formatif dilakukan pada saat program pengajaran sedang
berlangsung (progress), tujuannya untuk memperoleh informasi tentang
jalannya pengajaran sampai tahap tertentu” (Poerwanti 2008: 4-8).
99
Dalam penelitian ini diadakan empat tes formatif pada masing-masing
pertemuan dalam setiap siklus. Materi tes formatif dipilih berdasarkan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada tiap submateri. Siklus I
pertemuan pertama mencakup submateri Teknologi Produksi dengan
jumlah soal pilihan ganda sebanyak lima butir dan uraian tiga butir,
sedangkan pada pertemuan kedua meliputi submateri Teknologi
Komunikasi dengan jumlah 10 soal pilihan ganda. Sementara, tes
formatif pada siklus II pertemuan pertama dan kedua mencakup
sebmateri Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan
Teknologi masing-masing berjumlah 10 soal pilihan ganda. Hasil tes
formatif digunakan pula untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran
sehingga hasil tersebut dapat dijadikan sebagai perbaikan pada
pertemuan berikutnya. Penyusunan butir soal disesuaikan dengan kisi-
kisi yang telah dirancang. Selain itu, tes ini telah dikonsultasikan dan
mendapat rekomendasi dari tim ahli yaitu dosen pembimbing dan guru
kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.
(3) Postes
Postes dalam penelitian ini dilaksanakan di akhir program yaitu setelah
tindakan siklus II. Hasil postes digunakan untuk mengetahui tingkat
kemajuan siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal setelah
pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Soal postes yang digunakan sama dengan soal pretes yang
100
disusun sesuai dengan kisi-kisi soal mencakup 30 soal dengan bentuk
tes objektif pilihan ganda.
Dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan uji validitas soal, oleh
karena itu soal-soal tersebut hanya dianalisis oleh ahli yaitu oleh dosen
pembimbing dan guru kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.
3.5.4.2 Non Tes
Alat pengumpulan data teknik non tes berupa angket, lembar observasi,
dan dokumentasi.
(1) Angket
Alat (instrumen) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa
angket motivasi siswa terhadap mata pelajaran IPS. Angket ini disusun
berdasarkan kisi-kisi yang telah dirancang. Tujuan pengisian angket
oleh siswa yaitu untuk mengetahui seberapa besar motivasi siswa
terhadap mata pelajaran IPS. Selain itu, digunakan juga untuk
mengetahui keinginan siswa dalam pembelajaran berkelompok
khusunya jigsaw. Angket tersebut berupa check list yang
disederhanakan yaitu hanya terdapat jawaban “Ya atau Tidak”. Siswa
diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang tersedia dengan
jawaban tersebut. Penyederhanaan ini disesuaikan dengan karakter
siswa SD untuk mempermudah siswa dalam pengisian angket.
(2) Lembar Observasi
Observasi digunakan sebagai pedoman peneliti dan pengamat dalam
melakukan observasi untuk memperoleh data yang diinginkan meliputi
aktivitas belajar siswa kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal
101
selama pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi. Lembar observasi dibuat dan dikonsultasikan pada dosen
pembimbing. Observasi dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV
dan teman sejawat. Observasi ini dilakukan dengan cara memberi tanda
check list lembar observasi yang telah disediakan. Kemudian hasil dari
observasi tersebut dianalisis dan dideskripsikan dalam bentuk uraian
kalimat. Adapun alat (instrumen) yang digunakan untuk mengamati
aktivitas siswa yaitu dengan lembar observasi aktivitas siswa dan
kelompok siswa. Sementara, untuk mengamati performansi guru
menggunaka instrumen berupa alat penilaian kemampuan guru
(APKG). Adapun jenis APKG yaitu APKG 1 untuk penilaian terhadap
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan APKG 2 untuk penilaian
terhadap pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, peneliti melengkapi
dengan instrumen yang digunakan untuk mengamati model
pembelajaran yang diterapkan yaitu dengan lembar observasi model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Lembar observasi dan
deskriptornya secara lengkap ada pada lampiran.
(3) Dokumentasi
Alat dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi silabus,
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), daftar presensi siswa, daftar
kelompok siswa, daftar nilai siswa, dan data lain yang digunakan dalam
penelitian ini. Selain itu, peneliti melengkapi pula dengan foto dan
video hasil rekaman selama proses pembelajaran.
102
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data.
Berdasarkan data dan hasil pengolahan data yang telah terkumpul, kemudian
dianalisis. Semua data dikaji dan dibahas bersama antara peneliti dengan observer.
Selanjutnya, kegiatan refleksi dan kegiatan penyimpulan. Dalam subbab ini akan
membahas tentang teknik analisis data meliputi: (1) analisis angket siswa, (2)
performansi guru, dan (3) aktivitas belajar siswa, serta (4) data hasil belajar siswa.
3.6.1 Analisis Angket Siswa
Angket motivasi siswa terhadap pembelajaran IPS terdiri dari 10 indikator,
setiap indikator terbagi menjadi empat pernyataan sehingga jumlah pernyataan
yang tersedia berjumlah 40 butir. Dengan rincian 20 butir pernyataan positif (+)
dan 20 pernyataan negatif (-).
Penskoran angket tersebut berdasarkan kesesuaian respon dengan
pernyataan angket. Artinya, pernyataan yang bermuatan negatif maka dijawab
“Tidak” dan pernyataan positif dengan jawaban “Ya”. Apabila respon siswa
sesuai dengan pernyataan angket maka mendapat skor 1. Skor yang diperoleh
untuk tiap indikator diakumulasikan menjadi skor perolehan angket. Cara
menghitung persentase menggunakan rumus berikut:
Persentase skor keseluruhan yang diperoleha siswa
jumlah siswa x skor maksimum x 100
(Yonny dkk 2010: 177)
Selanjutnya, persentase hasil angket ditetapkan dengan kualifikasi kriteria
berikut ini:
Tabel 3.1 Kriteria Respon Siswa
103
Prosentase Kriteria
75% - 100% Sangat Tinggi
50% - 74,99% Tinggi
25% - 49,99% Sedang
0% - 24,99% Rendah
(Yonny dkk 2010: 176)
3.6.2 Data Hasil Performansi Guru
Rumus menghitung hasil pengamatan terhadap performansi guru yaitu:
(1) Penilaian lembar pengamatan perencanaan pembelajaran
APKG 1 N1 skor perolehan skor maksimal x 100
(2) Penilaian lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran
APKG 2 N2 skor perolehan skor maksimal x 100
(3) Penentuan nilai akhir menggunakan rumus berikut:
Nilai Akhir NA 2N1 2N2
4
Setelah diperoleh nilai akhir performansi guru, kemudian tetapkan nilai
akhir tersebut dengan tabel kriteria berikut:
Tabel 3.2 Konversi Nilai Angka ke dalam Nilai Huruf
Nilai angka Nilai huruf > 85 – 100 A > 80 – 85 AB > 70 – 80 B > 65 – 70 BC > 60 – 65 C > 55 – 60 CD > 50 – 55 D ≤ 50 E
(Pedoman Akademik UNNES 2009: 49) 3.6.3 Data Aktivitas Belajar Siswa
104
Data kualitatif yaitu hasil observasi sebagai penilaian oleh peneliti dan
pengamat mengenai aspek yang diamati. Data tersebut dianalisis dengan proses
koding untuk mengorganisir data yaitu dengan penggambaran atau deskripsi dari
hasil observasi dan dokumentasi yang telah dikelompokan berdasarkan aspek-
aspek yang menjadi fokus analisis. Data hasil observasi dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil skor pada lembar observasi yang digunakan. Persentase
perolahan skor pada lembar observasi diakumulasi untuk menentukan seberapa
besar keaktifan siswa dalam pembelajaran pada setiap siklusnya.
Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran IPS, maka analisis ini dilakukan pada instrumen lembar pengamatan
dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut (Yonny dkk 2010: 176):
(1) Rumus persentase aktivitas siswa secara individu
Persentase skor keseluruhan yang diperoleh siswa
jumlah siswa x skor maksimum x 100%
(2) Rumus persentase aktivitas kelompok siswa
Persentase skor keseluruhan yang diperoleh kelompok
jumlah kelompok x skor maksimum x 100%
Persentase keaktifan siswa diperoleh dari rata-rata persentase pada setiap
pertemuan. Hasil data observasi dianalisis dengan pedoman berikut:
Tabel 3.3 Kualifikasi Prosentase Keaktifan Siswa
Prosentase Kriteria 75% - 100% Sangat Tinggi
50% - 74,99% Tinggi 25% - 49,99% Sedang 0% - 24,99% Rendah
(Yonny dkk 2010: 175-6) 3.6.4 Data Hasil Belajar Siswa
105
Berdasarkan data penelitian yang sudah terkumpul, maka data tersebut
ditabulasi kemudian dianalisis untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian. Hasil
pretes dibandingkan dengan hasil siklus I, dan hasil siklus I dibandingkan dengan
siklus II. Selanjutnya, hasil siklus II dibandingkan dengan hasil postes.
3.6.1.1 Nilai Akhir Hasil Belajar
Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar siswa yaitu dengan rumus:
Nilai Akhir NASkor PerolehanSkor Maksimal x 100
(BSNP 2007: 25)
3.6.1.2 Rata-rata Kelas
Untuk menentukan nilai rata-rata kelas menggunakan rumus berikut ini:
X∑ XN
Keterangan :
X = Rata-rata (mean)
∑ X = Jumlah seluruh skor
N = Banyaknya subjek
(Sudjana 2010: 109)
3.6.1.3 Tuntas Belajar Klasikal (TBK)
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal menggunakan
rumus sebagai berikut:
p ∑ siswa yang tuntas belajar
∑ siswa x 100%
(Aqib dkk 2010: 41)
Selanjutnya, persentase tersebut disesuaikan dengan kriteria tingkat
keberhasilan belajar dalam tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Klasikal
106
Tingkat Keberhasilan Kriteria > 80% Sangat Tinggi
60-79% Tinggi 40-59% Sedang 20-39% Rendah < 20% Sangat Rendah
(Aqib dkk 2010: 41)
3.7 Indikator Keberhasilan
Untuk dapat mengetahui meningkatnya proses dan hasil belajar IPS pada
siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal melalui jigsaw, maka perlu
dibuat indikator sebagai berikut:
3.7.1 Performansi Guru
Nilai akhir performansi guru dalam pembelajaran minimal 71 (B). Adapun
penjabaran skor perolehan dan nilai minimal untuk setiap APKG yaitu:
(1) APKG I perolehan skor terendah sebesar 23 dengan nilai 71,875.
(2) APKG II perolehan skor terendah sebesar 29 dengan nilai 72,50.
Demikian juga, guru dikatakan berhasil dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw apabila telah mencapai nilai minimal 71 (B).
3.7.2 Aktivitas Belajar Siswa
Siswa dikatakan aktif apabila keaktifan siswa, baik dalam aktivitas belajar
individu maupun kelompok mencapai persentase keaktifan siswa sebesar 70%
dengan kriteria keaktifan tinggi.
3.7.3 Hasil Belajar Siswa
Siswa dikatakan tuntas apabila rata-rata kelas sekurang-kurangnya 71
(KKM IPS kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal tahun pelajaran 2011/
2012) dan persentase ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya 75%.
107
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Sebelum
melakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang berkaitan
dengan pelaksanaan penelitian. Persiapan tersebut meliputi (1) mengajukan surat
ijin penelitian dari lembaga, (2) bertanya kepada siswa mengenai kegiatan
pembelajaran IPS yang telah dilaksanakan di kelas, berkomunikasi dengan guru
kelas mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan dan menanyakan mengenai
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw serta mengkomunikasikan
tentang waktu dan materi serta sumber belajar yang digunakan, (3) meminjam dan
mengkomunikasikan program semester mensinkronisasikan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan perangkat pembelajaran lainnya yang telah dibuat
peneliti kepada guru kelas IV di SD tersebut, serta (4) mengadakan observasi
kelas, pretes dan pengisian angket siswa. Adapun paparan selengkapnya yaitu
sebagai berikut:
4.1 Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru kelas IV SD Negeri
Pesurungan Lor 1 Tegal yang mengelola kegiatan pembelajaran IPS materi
Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Guru kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor
1 Tegal berperan sebagai pengamat dibantu teman sejawat mahasiswa. Penelitian
108
tindakan kelas ini dilakukan sebanyak empat kali pertemuan. Siklus I dua
pertemuan dan siklus II dua pertemuan. Pertemuan pertama siklus I berlangsung
tanggal 25 April 2012. Pertemuan kedua siklus I tanggal 2 Mei 2012, sedangkan
pertemuan pertama siklus II berlangung pada tanggal 12 Mei 2012 dan pertemuan
kedua siklus II tanggal 19 Mei 2012.
Sebelum melaksanakan tindakan siklus I dan II, peneliti memberikan
penjelasan kepada siswa bahwa kegiatan pembelajaran yang diterapkan
merupakan kegiatan pembelajaran kelompok, yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Tahapan jigsaw meliputi: (1) pembentukan
kelompok asal secara heterogen, (2) pembelajaran pada kelompok asal, (3)
pembentukan kelompok ahli, (4) diskusi kelompok ahli, (5) diskusi kelompok
asal, (6) diskusi kelas, (7) pemberian kuis, dan (8) pemberian penghargaan
kelompok. Perlu diketahui bahwa dalam tahapan jigsaw, pemberian penghargaan
berdasarkan pada perolehan rata-rata poin kemajuan yang diperoleh setiap siswa
kemudian dikontribusikan pada nilai kelompok, sedangkan poin kemajuan
diperoleh dari peningkatan skor dasar dengan skor kuis dari masing-masing siswa.
Oleh karena itu, perlu ada skor dasar untuk memulai tahapan jigsaw. Selain tujuan
pretes yang digunakan sebagai tes kemampuan awal siswa, hasil pretes juga
digunakan sebagai skor dasar dalam tahapan jigsaw.
Peneliti juga menjelaskan bahwa dalam kegiatan pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan Lembar Kerja Siswa
(LKS). LKS tersebut dikerjakan secara individu di dalam kelompok asal,
kemudian jawaban yang diperoleh didiskusikan dengan anggota kelompok ahli.
Hasil diskusi kelompok ahli ditulis dalam lembar jawab LKS. Selanjutnya, hasil
109
diskusi tersebut disampaikan kepada anggota kelompok asal. Hal tersebut
dilakukan agar siswa dapat bertukar informasi sehingga siswa dengan mudah
dapat menemukan sendiri pengetahuannya. Selain itu, kegiatan tersebut secara
tidak langsung melatih tanggung jawab siswa dan penerimaan perbedaan individu
di dalam kelompoknya, sehingga terjalin hubungan saling ketergantungan positif
yang berdampak positif pada terciptanya interaksi antarsiswa dalam persaingan
yang sehat.
Kelompok yang sudah selesai dalam mengerjakan tugas diberi kesempatan
untuk mempresentasikan jawaban di depan kelas, kemudian ditanggapi oleh
kelompok lain. Selanjutnya, peneliti mengadakan konfirmasi untuk meluruskan
kesalahpahaman siswa dan pengadaan kuis. Skor kuis dibandingkan dengan skor
awal, sehingga diperoleh poin kemajuan. Akumulasi poin kemajuan tiap siswa
menjadi rata-rata kelompok asal, kemudian dikualifikasi dengan kriteria
penghargaan kelompok jigsaw. Penghargaan kelompok diberikan secara
bertingkat yaitu sesuai dengan perolehan rata-rata nilai kelompok. Adapun kriteria
penghargaan kelompok jigsaw dari kualifikasi tertinggi sampai dengan terendah
meliputi kelompok super, hebat, dan baik. Dalam kegiatan pembelajaran
kelompok, setiap siswa harus berperan aktif agar dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik. Peneliti menjelaskan kepada siswa bahwa dengan belajar kelompok
dapat melatih siswa memiliki kemampuan berkomunikasi, berpendapat, dan
bekerja sama, sehingga bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan bermasyarakat.
Pada subbab ini diuraikan tentang deskripsi data pelaksanaan tindakan
siklus I dan II. Hasil penelitian ini meliputi hasil tes dan non tes. Hasil tes berupa
110
pretes, tes formatif, dan postes, sedangkan non tes berupa hasil angket dan data
observasi terhadap aktivitas belajar siswa dan performansi guru.
Kegiatan pretes bertujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa kelas
IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal pada mata pelajaran IPS materi Teknologi
Produksi, Komunikasi, dan Transportasi, nilai pretes digunakan pula untuk skor
dasar pada penerapan model jigsaw. Kegiatan pretes dilaksanakan pada tanggal 21
April 2012 diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Pretes Siswa Kelas IV Mata Pelajaran IPS Materi Teknologi
Produksi, Komunikasi dan Transportasi
Kelas Interval
Jumlah siswa
Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase Ketuntasan
Belajar Ket.
23 - 34 1 3,03%
21 63,64% Belum tuntas
35 - 46 4 12,12% 47 - 58 14 42,42% 59 - 70 2 6,06% 71 - 82 5 15,15% 12 36,36% Tuntas 83 - 94 7 21,21%
Rata-rata nilai 61,82
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, diperoleh rata-rata nilai pretes mata pelajaran
IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi sebesar 63,64
dengan persentase ketuntasan belajar klasikal mencapai 36,36%. Artinya, hanya
12 siswa yang memenuhi nilai KKM (≥71) dari jumlah 33 siswa kelas IV SD
Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa hasil
belajar IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi sebelum
diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD
Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal dikatakan masih rendah. Hal tersebut dibuktikan
dengan perolehan rata-rata nilai 61,82 dengan ketuntasan belajar klasikal yang
111
baru mencapai 36,36% dan hanya 12 dari 33 siswa yang memenuhi KKM
(mencapai nilai lebih dari sama dengan 71).
Pada kegiatan prasiklus, dilaksanakan pengisian angket untuk mengetahui
seberapa besar motivasi siswa terhadap mata pelajaran IPS. Pengisian angket
dilakukan pada tanggal 23 April 2012 diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Angket Motivasi Siswa terhadap Mata Pelajaran IPS
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa pengisian angket diikuti
oleh 30 siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal yang memperoleh
respon dengan kriteria sangat tinggi ditunjukkan dengan hasil angket rata-rata
sebesar 87,17%. Perolehan angka tersebut berbanding terbalik dengan hasil pretes.
Rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas IV diperkuat dengan perolehan nilai IPS
No. Indikator Skor Persentase Kriteria
1 Memiliki rasa ingin tahu terhadap IPS 110 91,67% Sangat Tinggi2 Memiliki perhatian dalam IPS 107 89,17% Sangat Tinggi3 Memiliki minat mempelajari IPS 104 86,67% Sangat Tinggi
4 Memiliki rasa percaya diri dalam pemecahan masalah 101 84,17% Sangat Tinggi
5 Memiliki kesungguhan dalam melaksanakan nilai-nilai sosial 111 92,50% Sangat Tinggi
6 Memiliki kesadaran untuk menghargai diri sendiri 102 85,00% Sangat Tinggi
7 Memiliki keterampilan berkomunikasi dalam kelompok model jigsaw 100 83,33% Sangat Tinggi
8 Memiliki keterampilan bekerja sama dalam kelompok model jigsaw 105 87,50% Sangat Tinggi
9 Memiliki keterampilan berkompetisi (bersaing) secara sehat model jigsaw 106 88,33% Sangat Tinggi
10 Memiliki keterampilan menghargai perbedaan dalam kelompok 100 83,33% Sangat Tinggi
Rata-rata 104,6 87,17% Sangat Tinggi
112
siswa kelas IV tahun pelajaran 2010/ 2011 dengan persentase ketuntasan belajar
klasikal hanya 20%.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IV SD Negeri
Pesurungan Lor 1 Tegal sudah memiliki motivasi yang sangat tinggi terhadap IPS,
tetapi dengan pembelajaran IPS yang telah berlangsung selama ini mempengaruhi
rendahnya perolehan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perlu adanya upaya
perbaikan dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan
Lor 1 Tegal. Upaya tersebut dilakukan dengan cara menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sehingga diharapkan dapat meningkatkan
proses dan hasil belajar IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.
4.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pertemuan pertama pada siklus I mempelajari submateri Teknologi
Produksi dan pertemuan kedua pada submateri Teknologi Komunikasi. Masing-
masing pertemuan tersedia alokasi waktu tiga jam pelajaran (3JP) atau sama
dengan 3x35 menit. Pada deskripsi data pelaksanaan tindakan siklus I ini akan
membahas deskripsi hasil belajar, deskripsi hasil observasi proses pembelajaran,
refleksi, dan revisi siklus I.
4.1.1.1 Paparan Hasil Belajar
Berdasarkan hasil pretes siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal
tergolong rendah, maka perlu upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi
Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV SD
Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
113
tipe jigsaw. Hasil belajar tersebut meliputi hasil belajar individu dan hasil belajar
yang diperoleh dari kelompok.
Setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terjadi
peningkatan hasil belajar melalui tes formatif baik pertemuan petama maupun
kedua, pada siklus I. Hasil tes formatif pertemuan pertama dan kedua pada siklus I
sebagai berikut:
Tabel 4.3 Data Hasil Belajar IPS Siklus I
Hasil Belajar
Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan 2 Ketuntasan
Belajar Klasikal
Ket. Banyak Siswa
PersentaseBanyak Siswa
Persentase
Skor ≥ 71 18 54,55 22 66,67 60,61% Tuntas
Skor < 71 15 45,45 11 33,33 39,39% Belum Tuntas
Rata-rata nilai
69,32 82,42
Rata-rata 75,87
Berdasarkan tabel 4.3 tersebut, diperoleh nilai rata-rata pada siklus I
pertemuan pertama sebesar 69,32 dan pertemuan kedua meningkat menjadi 82,42.
Selanjutnya, ketuntasan belajar klasikal pada pertemuan pertama memperoleh
angka 54,55% dengan jumlah siswa yang memenuhi KKM sebanyak 18 siswa.
Sementara, ketuntasan belajar klasikal pada pertemuan kedua meningkat menjadi
66,67% dengan jumlah siswa yang telah memenuhi KKM (≥71) sebanyak 22 dari
33 siswa.
Dari pemaparan hasil belajar siklus I, maka dapat dikatakan bahwa
penerapan model kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS materi Teknologi
Produksi, Komunikasi, dan Transportasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
k
p
m
n
m
y
p
p
m
s
kelas IV SD
perbandinga
materi Tekn
nilai pretes
menerapkan
yang dipero
pertemuan s
Selain
pelaksanaan
meningkat p
siklus I dapa
D Negeri Pe
an rata-rata n
nologi Produ
sebesar 6
n model pem
oleh siswa
iklus I dapat
Diag
n itu, kenai
n pretes, ket
pada siklus I
at dilihat dal
Pre Tes
55.12
esurungan L
nilai pretes d
uksi, Komu
1,82 menin
mbelajaran k
pada pelak
t dilihat pada
gram 4.1 Ha
kan terjadi
tuntasan bel
I menjadi 6
am diagram
Perte
2
Lor 1 Tegal.
dengan hasi
unikasi, dan
ngkat menja
ooperatif tip
sanaan pret
a diagram be
sil Rata-Rata
pula pada
lajar klasika
0,61%. Pers
4.2.
emuan 1
69.32
Peningkata
l siklus I pa
Transportas
adi 75,87 p
pe jigsaw. K
tes maupun
erikut ini:
a Nilai Siklu
ketuntasan
al yang han
sentase ketu
Pertemua
82
an tersebut d
ada mata pel
si. Peroleha
pada siklus
Kenaikan rat
pada masi
us I
belajar klas
nya mencap
untasan belaj
an 2
2.42
114
dilihat dari
lajaran IPS
an rata-rata
I setelah
a-rata nilai
ing-masing
sikal. Pada
pai 36,36%
jar klasikal
k
u
s
p
p
y
K
n
D
Walau
ketuntasan b
upaya perba
siklus I m
pembelajara
pada tabel 4
Tabel 4.4 N
Nama kelo
DiponegorPattimuraSoedirmanImam BonjAntasari
Berdas
yang diberik
Kelompok b
nilai pening
Diagram 4.2
upun demik
belajar secar
aikan pada s
menunjukkan
an dengan m
.4.
Nilai Peningk
ompok RP1
ro 1724
n 24njol 2
1
sarkan tabel
kan pada sik
baik diraih o
gkatan kelom
39,39%
Persentase K
ian, pada sik
a klasikal be
siklus beriku
n peningkat
model pemb
katan dan Kr
Rata-rata PoPertemuan
7 4 4 1 5
4.4 di atas,
klus I pertem
oleh kelomp
mpok sebes
60,61%
Ketuntasan B
klus I baik p
elum mencap
utnya yaitu
tan hasil b
belajaran ko
riteria Pengh
oin Kemaju
2 21 25 23 23 16
dapat diketa
muan pertam
pok Diponeg
sar 17 dan
Belajar Klasi
pertemuan p
pai angka 75
pada siklus
belajar kel
operatif tipe
hargaan Kelo
an KriterPertem1 Baik HebatHebatHebatBaik
ahui bahwa p
ma yaitu kelo
goro dan An
15, Kelomp
persentaketuntasklasikal persentaketidaktbelajar k
ikal Siklus I
ertama maup
5%, sehingg
s II. Selanju
ompok sisw
e jigsaw da
ompok Jigsa
ria Pengharmuan
2 HeSuHeHeBa
penghargaan
ompok baik
ntasari denga
pok hebat d
ase san belajar > 75%
ase tuntasan klasikal
115
pun kedua,
a perlu ada
utnya, pada
wa dalam
apat dilihat
aw Siklus I
rgaan
ebat uper ebat ebat aik
n kelompok
dan hebat.
an rata-rata
diraih oleh
116
kelompok Pattimura dan Soedirman dengan rata-rata nilai peningkatan kelompok
sebesar 24, sedangkan kelompok Imam Bonjol dengan rata-rata nilai peningkatan
kelompok sebesar 21. Dengan demikian, kelompok yang mendapatkan
penghargaan dengan kriteria super (rata-rata nilai peningkatan ≥ 25) belum ada.
Pada siklus I pertemuan kedua, terjadi peningkatan penghargaan kelompok
siswa. Penghargaan kelompok yang diberikan pada pertemuan kedua yaitu
kelompok super, hebat dan baik. Kelompok super diraih oleh kelompok Pattimura
dengan rata-rata nilai sebesar 25. Kelompok hebat diraih oleh kelompok
Diponegoro, Soedirman dan Imam Bonjol dengan rata-rata nilai masing-masing
21, 23 dan 23, sedangkan kelompok baik diraih oleh kelompok Antasari dengan
rata-rata nilai 16. Dengan demikian, pada siklus I pertemuan kedua terdapat satu
kelompok yang memperoleh kriteria kelompok super (rata-rata nilai ≥ 25).
Selanjutnya, perolehan rata-rata nilai kelompok siswa dalam jigsaw pada
siklus I dapat digambarkan dalam diagram 4.3 berikut:
Diagram 4.3 Rata-rata Nilai Kelompok Siswa dalam Jigsaw pada Siklus I
Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa kelas IV baik secara individu maupun kelompok dalam pembelajaran IPS
materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi melalui penerapan
020406080
100
Diponegoro Pattimura Soedirman Imam Bonjol
Antasari
Pertemuan 1Pertemuan 2
117
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal
dikatakan meningkat. Akan tetapi, pada ketuntasan belajar klasikal siklus I belum
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan (≥75%) sehingga perlu
adanya upaya perbaikan pada berikutnya yaitu siklus II.
4.1.1.2 Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran
Observasi digunakan untuk memantau proses aktivitas siswa dan peneliti
selama proses pembelajaran. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
4.1.1.2.1 Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I
Tabel 4.5 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I
No. Aspek yang Diamati
Hasil Aktivitas Belajar Siswa (%) Rata-rata
(%) Pertemuan 1 2
1. Kegiatan Pendahuluan 62,50 84,09 73,30
2. Kegiatan Eksplorasi (Penjelasan Materi) 56,82 80,30 68,56
3. Kegiatan Elaborasi 1 (Pembentukan kelompok asal dan pembagian tugas)
67,05 81,06 74,06
4. Kegiatan Elaborasi 2 (diskusi kelompok ahli) 51,14 79,55 65,35
5. Kegiatan Elaborasi 3 (diskusi kelompok asal) 50,76 76,14 63,45
6. Kegiatan Konfirmasi (Pelurusan kasalahpahaman dan penyimpulan)
51,14 83,33 67,24
7. Kegiatan Penutup (Tes formatif dan tindak lanjut) 72,35 85,23 78,79
Jumlah 411,76 569,70 490,73 Rata-rata 58,82 81,39 70,10 Kriteria Tinggi Sangat Tinggi Tinggi
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diketahui bahwa persentase aktivitas belajar
siswa pada siklus I telah mencapai 70,10% dengan kriteria tinggi. Angka tersebut
menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I telah memenuhi
indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 70%. Namun, aktivitas belajar
s
i
d
a
m
6
s
p
l
m
m
s
B
T
p
siswa pada
indikator ke
dan 3 dan
angka 68,56
mengenai m
63,35% khu
sopan, sedan
pada kebera
lain. Selanju
mencapai in
membuat sim
siswa pada
Berikut ini s
Di
Sem
Teknologi P
pembelajara
Tabel
0
50
100
siklus I dap
eberhasilan.
pada kegiat
6% khususn
materi yang
ususnya pad
ngkan pada
anian siswa d
utnya, kegia
ndikator keb
mpulan/ ran
siklus I pad
sajian pening
agram 4.4 P
entara, aktiv
Produksi, K
an kooperatif
l 4.6 Hasil P
.00%
.00%
.00%
at dilihat ba
Aspek terse
tan konfirm
nya pada k
belum jelas
da kegiatan
a kegiatan e
dalam mere
atan konfirm
berhasilan 7
ngkuman pel
da dasarnya
gkatan aktivi
Peningkatan A
vitas kelom
omunikasi,
f tipe jigsaw
engamatan A
Pertemua
ahwa ada em
ebut melipu
masi. Kegiata
kegiatan me
s. Sementara
berani men
eksplorasi 3
spon (menan
masi mempe
70 %, khusu
lajaran. Wal
mengalami
itas belajar s
Aktivitas Be
mpok siswa
dan Transp
pada siklus
Aktivitas Ke
58.82%
an 1
mpat aspek y
uti kegiatan
an eksplora
engajukan p
a, aspek ela
nanggapi pe
mendapatka
nggapi) hasi
eroleh 67,24
usnya pada
laupun dem
peningkatan
siswa pada s
elajar Siswa
dalam pem
ortasi denga
I dapat dilih
elompok Sisw
Pert
yang belum
ekplorasi, e
asi hanya m
pertanyaan
aborasi 2 m
endapat tem
an 63,45%
il presentasi
4% yang ma
aktivitas sis
mikian, aktivi
n di setiap p
etiap pertem
pada Siklus
mbelajaran I
an menerapk
hat pada tabe
wa pada Sik
81.39%
temuan 2
118
memenuhi
elaborasi 2
memperoleh
pada guru
memperoleh
man dengan
khususnya
i kelompok
asih belum
swa dalam
itas belajar
pertemuan.
muan.
I
IPS materi
kan model
el 4.6.
klus I
%
119
No. Aspek yang Diamati Pertemuan
Rata-rata Kriteria 1 2
1 Mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang akan dipelajari secara garis besar.
57,50% 82,50% 70% Tinggi
2 Mempelajari submateri yang telah diberikan guru 57,50% 70% 63,75% Tinggi
3 Kerjasama siswa dalam belajar dengan kelompok ahli 75% 75% 75% Sangat Tinggi
4 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat/ tanggapan 62,50% 77,50% 70% Tinggi
5 Ketekunan siswa dalam tugas yang menjadi tanggung jawab individu 80% 92,50% 86,25% Sangat Tinggi
6
Kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil kerja dengan dengan kelompok ahli kepada anggota kelompok asal
72,50% 72,50% 72,50% Tinggi
7 Kerjasama siswa dalam kelompok asal untuk menyatukan hasil kerja dari masing-masing tim ahli
77,50% 85% 81,25% Sangat Tinggi
8 Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya kepada teman sekelas
80% 80% 80% Sangat Tinggi
9 Pembagian peran dan tugas anggota dalam kelompok 75% 90% 82,50% Sangat Tinggi
10 Ketepatan waktu menyelesaikan tugas 60% 80% 70% Tinggi
Jumlah 697,50% 805,00% 751,25% Rata-rata 69,75% 80,50% 75,13%
Kriteria Tinggi Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, pada siklus I pertemuan pertama, aktivitas
kelompok siswa dalam pembelajaran jigsaw memperoleh angka 69,75% dengan
kriteria tinggi. Meskipun sudah dalam kriteria tinggi, tetapi angka tersebut belum
mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan sebesar 70%, sedangkan
aktivitas kelompok siswa pada pertemuan kedua mencapai 80,50% dengan kriteria
sangat tinggi sehingga pada pertemuan kedua dapat dikatakan berhasil karena
telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
120
Aktivitas kelompok siswa pada siklus I memperoleh rata-rata sebesar
75,13% dengan kriteria sangat tinggi dan angka tersebut telah mencapai indikator
keberhasilan 70%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS materi Teknologi
Produksi, Komunikasi, dan Transportasi dapat meningkatkan aktivitas kelompok
siswa kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Namun, ada satu aspek
yang belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu aspek mempelajari submateri
yang telah diberikan guru. Aspek tersebut memperoleh rata-rata sebesar 63,75%.
Oleh karena itu, perlu upaya perbaikan pada siklus berikutnya. Data hasil
pengamatan terhadap aktivitas kelompok pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Data Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa Siklus I
Nama Kelompok
Nilai Rata-rata (%)
Rata-rata (%)
Kriteria Pertemuan Pertemuan 1 2
1 2 Observer Observer 1 2 1 2
Diponegoro 73 55 90 73 64 81,50 72,75 Tinggi Pattimura 83 65 95 85 74 90 82 Sangat Tinggi Soedirman 80 63 88 75 71,50 81,50 76,50 Sangat Tinggi Imam Bonjol 80 70 83 73 75 78 76,50 Sangat Tinggi Antasari 78 58 80 63 68 71,50 69,75 Tinggi Jumlah 352,5 402,5 377,50
Rata-rata 70,50 80,50 75,50
Kriteria Tinggi Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, aktivitas kelompok siswa pada siklus I
dikatakan meningkat yaitu rata-rata nilai pada pertemuan pertama sebesar 70,50%
dengan kriteria tinggi menjadi 80,50% dengan kriteria sangat tinggi pada
pertemuan kedua. Selanjutnya, rata-rata nilai aktivitas kelompok siswa pada siklus
I memperoleh angka sebesar 75,50% dengan kriteria sangat tinggi. Perolehan rata-
r
d
d
d
A
d
L
m
p
4
p
K
k
d
rata nilai p
ditetapkan. P
dalam diagra
Diag
Kelom
dan dalam
Antasari se
disimpulkan
Lor 1 Tegal
materi Tek
pembelajara
4.1.1.2.2 D
Beriku
pertemuan
Kemampuan
kemampuan
dalam tabel
020406080
100
pada siklus
Peningkatan
am 4.5 berik
gram 4.5 Pen
mpok tertingg
kriteria ting
ebesar 69,7
n bahwa akti
l pada siklus
knologi Pro
an kooperatif
ata Performa
ut ini disaj
1 dan 2. Pe
n Guru (AP
n guru dalam
4.8.
Tabe
6481.5
Diponegoro
I telah m
aktivitas ke
kut:
ningkatan Ak
gi diperoleh
ggi, sedangk
5% dengan
ivitas kelom
s I telah me
oduksi, Kom
f tipe jigsaw
ansi Guru da
jikan data
enilaian per
PKG) melip
m merencan
el 4.8 Data P
7490
Pattimura
Pertemu
mencapai in
elompok sisw
ktivitas Kelo
kelompok P
kan kelomp
n kriteria t
mpok siswa k
eningkat dala
munikasi, d
.
alam Pembe
penilaian p
rformansi gu
puti APKG
nakan pemb
Penilaian RP
71.5 81.5
Soedirma
uan 1 Pert
ndikator keb
wa pada setia
ompok Sisw
Pattimura de
pok terendah
tinggi. Den
kelas IV di S
am pelaksan
dan Transpo
lajaran IPS S
performansi
uru menggu
1 dan 2. B
belajaran (A
PP pada Siklu
755 78
an Imam Bon
temuan 2
berhasilan y
ap pertemua
wa Pada Siklu
engan rata-ra
h diperoleh
ngan demik
SD Negeri P
naan pembel
ortasi deng
Siklus I
guru pada
unakan Alat
Berikut data
APKG 1) y
us I
688 71
njol Antasa
121
yang telah
an disajikan
us I
ata nilai 82
kelompok
ian, dapat
Pesurungan
lajaran IPS
gan model
a siklus I
t Penilaian
a penilaian
ang tersaji
1.5
ari
122
No. Aspek yang diamati Skor
Rata-rata Pertemuan 1 2
1 Indikator pembelajaran 4 4 4 2 Tujuan pembelajaran 3 3 3 3 Materi ajar 3 3 3 4 Alokasi waktu 3 4 3,5 5 Metode pembelajaran 3 4 3,5 6 Kegiatan pembelajaran 3 3 3 7 Penilaian 3 3 3 8 Sumber belajar/ media 3 4 3,5
Jumlah 25 28 26,5 Nilai APKG 1 78,13 87,50 82,81 Kriteria AB
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa rata-rata nilai kemampuan
guru dalam merencanakan pembelajaran pada siklus I memperolah skor 26,5 dan
mencapai nilai 82,81 dengan kriteria A. Perolehan angka tersebut telah sesuai
dengan indikator keberhasilan yaitu perolehan skor APKG 1 minimal 23.
Tabel 4.9 Data Penilaian terhadap Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I
No. Aspek yang diamati Skor
Rata-rataPertemuan 1 2
1 Kegiatan pendahuluan 3 4 3,5 2 Kegiatan Eksplorasi 3 3 3 3 Kegiatan Elaborasi 1 3 3 3 4 Kegiatan Elaborasi 2 3 3 3 5 Kegiatan Konfirmasi 1 3 3 3 6 Kegiatan Konfirmasi 2 3 3 3 7 Kemampuan mengelola kelas 3 3 3 8 Keterapan antara waktu dan materi pelajaran 3 4 3,5
9 Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar dan karakter siswa 3 3 3
10 Kegiatan penutup 3 3 3 Jumlah 30 32 31 Nilai APKG 2 75 80 77,50 Kriteria B
Berdasarkan tabel 4.9, pelaksanaan pembelajaran siklus I memperoleh
nilai 77,50 dalam kriteria B dengan jumlah skor 31. Perolehan angka tersebut
telah sesuai dengan indikator keberhasilan perolehan skor APKG 2 minimal 28,4.
D
p
m
b
d
t
4
p
P
L
Dengan dem
performansi
Tabel 4
No.
1 2
Nilai akhirKriteria
Berdas
memperoleh
bahwa perfo
ditetapkan y
terangkum d
4.1.1.2.3 D
Data
pembelajara
Produksi, K
Lor 1 Tegal
mikian, dap
guru yang d
4.11 Rekapi
APKG
APKG 1 APKG 2 r (NA)
sarkan tabel
h nilai sebes
ormansi guru
yaitu ≥71. P
dalam diagra
Diagram 4
ata Hasil Pe
hasil pe
an kooperati
Komunikasi,
tersaji dalam
0
50
100
pat diperoleh
dapat dirangk
tulasi Data P
JumlahPertem1
25 30
l 4.10 di ata
ar 81,16 den
u pada siklus
Perolehan ha
am 4.6.
4.6 Penilaian
nerapan Mo
enilaian per
f tipe jigsaw
dan Transp
m tabel 4.11.
APKG 1
82.81
h data reka
kum dalam t
Penilaian Pe
h Skor muan
2 28 32
as, nilai akh
ngan kriteria
s I telah men
asil penilaia
n Performans
odel Pembela
rformansi
w pada mat
ortasi siswa
.
APKG 2
77.50
apitulasi has
tabel 4.10.
rformansi G
NilaiPertemua1
78,13 875
hir performa
a AB. Nilai
ncapai indik
an performan
si Guru pada
ajaran Koope
guru dalam
a pelajaran
a kelas IV S
0
sil penilaian
Guru pada Sik
Nsan
2 87,50
80
ansi guru pa
tersebut me
kator keberha
nsi guru pad
a Siklus I
eratif tipe Jig
m penerap
IPS materi
SD Negeri P
123
n terhadap
klus I
Nilai (N) iklus I
82,81 77,50 81,16 AB
da siklus I
enunjukkan
asilan yang
da siklus I
gsaw
an model
Teknologi
Pesurungan
124
Tabel 4.11 Data Hasil Penilaian terhadap Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Jigsaw pada Siklus I
No. Aspek yang diamati Skor
Rata-rata Pertemuan 1 2
1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 3 4 3,5 2 Menyampaikan informasi 4 4 4 3 Pembentukan kelompok asal dan kelompok ahli 3 3 3 4 Membaca materi dan LKS 3 3 3 5 Diskusi kelompok ahli 3 4 3,5 6 Diskusi kelompok asal (laporan kelompok) 3 3 3 7 Diskusi kelas (Laporan Klasikal) 3 3 3 8 Pemberian kuis 3 3 3 9 Pemberian penghargaan kelompok 3 3 3
Jumlah 28 30 29 Nilai 77,78 83,33 80,56 Kriteria AB
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi memperoleh nilai sebesar 80,56 dengan kriteria AB. Nilai tersebut
telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu minimal 71.
4.1.1.3 Refleksi
Data yang diperoleh dalam pelaksanaan siklus I yaitu berupa tes dan non
tes. Hasil tes menggunakan nilai pretes dan tes formatif, sedangkan non tes
menggunakan angket motivasi siswa terhadap IPS, lembar aktivitas belajar siswa
dan aktivitas kelompok, lembar penilaian performansi guru dalam proses
pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi
melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, serta lembar penilaian
performansi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Data-data hasil pengamatan tersebut dilakukan oleh guru mitra dan teman sejawat.
125
Selanjutnya, data tersebut direfleksi oleh peneliti. Tujuan melakukan
refleksi yaitu untuk mengevaluasi hasil tindakan penelitian yang telah dilakukan
pada siklus I. Hasil evaluasi berupa kekurangan-kekurangan pada pelaksanaan
tindakan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mata
pelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada
siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Selanjutnya, hasil evaluasi
digunakan sebagai acuan perbaikan dalam penyusunan rencana tindakan pada
siklus berikutnya (siklus II). Proses evaluasi dilakukan oleh peneliti di akhir setiap
pertemuan pada tindakan siklus I yang didasarkan pada hasil diskusi peneliti
bersama guru mitra dan teman sejawat mengenai hambatan-hambatan dan
masalah yang terjadi dalam melaksanakan pembelajaran siklus I.
Sebelum pelaksanaan siklus I, peneliti mengadakan pretes dan pengisian
angket tentang motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS. Adapun hasil
nilai pretes yang diikuti oleh 33 siswa yaitu sebesar 61,82 (36,36%). Hal ini,
menunjukkan bahwa hasil pretes belum sesuai harapan (KKM ≥71) dan belum
mencapai persentase ketuntasan klasikal sebesar 75%.
Walaupun demikian, motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS
cukup tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil angket memperoleh persentase
87,17% dengan kriteria sangat tinggi. Dengan demikian, hasil belajar siswa
sebelum diadakan tindakan siklus I masih termasuk dalam ketegori rendah.
Rendahnya hasil belajar disebabkan karena guru dalam kegiatan pembelajaran
belum optimal, penggunaan model pembelajaran belum variatif dan inovatif.
Setelah pretes dan pengisian angket, selanjutnya diterapkan tindakan
pembelajaran inovatif yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
126
tipe jigsaw. Rata-rata nilai tes formatif siklus I diperoleh angka sebesar 75,87
(60,61%). Dengan demikian, hasil belajar siswa pada putaran pertama belum
mencapai ketuntasan belajar kasikal 75%. Selain itu, persentase rata-rata aktivitas
belajar siswa sebesar 70,10% dengan kriteria tinggi dan hasil penilaian aktivitas
kelompok siswa memperoleh angka sebesar 75,13% dengan kriteria sangat tinggi.
Berdasarkan rata-rata nilai tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada
siklus I telah mengalami peningkatan secara klasikal. Hal tersebut dibuktikan
dengan adanya perolehan nilai pada siklus I telah melebihi nilai KKM yang telah
ditentukan yaitu 71. Namun, ketuntasan belajar klasikal belum memenuhi
indikator keberhasilan sebesar 75%.
Aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama masih di bawah
indikator keberhasilan yang ditetapkan sebesar 70%, yaitu hanya 58,82% dengan
kriteria tinggi. Hal ini disebabkan siswa kurang percaya diri meskipun mereka
mampu memecahkan masalah dalam kelompok, siswa kurang berani bertanya dan
mengungkapkan pendapat dan siswa terkesan ragu dan malu ketika diberi
kesempatan mengemukakan pendapat. Sementara, pada siklus I pertemuan kedua,
aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 81,39% dengan kriteria
sangat tinggi. Perolehan angka tersebut telah mencapai indikator keberhasilan
sebesar 70%. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada pertemuan kedua siklus I,
ditunjukkan dengan ketika diberi kesempatan, terdapat beberapa siswa yang
berani berpendapat. Terdapat pula beberapa siswa berani menjawab pertanyaan
dari guru mengenai materi yang sedang dipelajari.
Selain itu, aktivitas kelompok siswa pada siklus I juga meningkat.
Dibuktikan dengan meningkatnya rata-rata nilai pada pertemuan pertama sebesar
127
69,75% dengan kriteria tinggi menjadi 80,50% dalam kriteria sangat tinggi.
Dengan demikian, aktivitas kelompok siswa pada siklus I juga telah meningkat
yaitu dengan perolehan rata-rata nilai siklus I mencapai 75,13% dengan kriteria
sangat tinggi dan telah mencapai indikator keberhasilan 70%.
Performansi guru dalam merencanakan pembelajaran pada siklus I
mendapat nilai 82,81 dengan kriteria AB, dan penilaian pelaksanaan pembelajaran
pada siklus I sebesar 77,50 dengan kriteria B. Nilai akhir performansi guru pada
siklus I sebesar 81,16 dengan kriteria AB. Hal tersebut telah mencapai indikator
keberhasilan dalam perfomansi guru sebesar 71.
Pada siklus I pertemuan pertama, performansi guru dalam proses
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
memperoleh nilai sebesar 77,78. Perolehan angka tersebut dapat dikategorikan
dalam kriteria B. Namun, pada pelaksanaan model tersebut, guru terlihat belum
dapat mengondisikan kelas, guru masih berpusat pada satu kelompok tertentu dan
kurang memperhatikan alokasi waktu yang ditentukan sehingga pembelajaran
yang berlangsung terlihat tergesa-gesa. Selain itu, penggunaan media power point
belum dimanfaatkan secara maksimal, terbukti belum adanya interaksi antara
siswa dengan media tersebut. Guru hanya berpusat pada tampilan materi pada
laptop sehingga aktivitas siswa tidak terarah dan diluar bimbingan guru.
Selanjutnya, pada pertemuan kedua, performansi guru dalam menerapkankan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw meningkat menjadi 83,33 dengan
kriteria AB. Perolehan nilai performansi guru dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I sebesar 80,56 dengan kriteria
AB.
128
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada siklus I terjadi
peningkatan pada pertemuan pertama dan kedua. Peningkatan tersebut diupayakan
melalui proses refleksi pada setiap akhir pertemuan. Hal ini bertujuan agar
peningkatan terjadi tidak hanya pada setiap siklus saja, melainkan peningkatan
juga terjadi pada setiap pertemuan. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada
setiap pertemuan dijadikan sebagai acuan perbaikan pada pertemuan selanjutnya
sehingga diharapkan terjadi peningkatan yang berkelanjutan. Walaupun demikian,
peningkatan tersebut belum mencapai indikator keberhasilan.
Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan mencari solusi untuk memecahkan
masalah yang telah diidentifikasi. Kekurangan atau masalah yang berhasil
diidentifikasi saat pelaksanaan tindakan siklus I tersebut diperoleh dari hasil
pengamatan terhadap aktivitas siswa dan performansi guru. Identifikasi masalah
atau hambatan yang berasal dari siswa yaitu:
(1) Keberadaan siswa yang belum terbiasa belajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
(2) Siswa kesulitan dalam mengadakan perpindahan dari kelompok asal ke
kelompok ahli dan sebaliknya,
(3) Ketika pengerjaan LKS atau tes formatif, terlihat ada siswa yang
berusaha mencari jawaban dari teman (mencontek),
(4) Siswa belum berani bertanya maupun berpendapat,
(5) Siswa mengalami kebingungan dalam menghitung skor kemajuan
kelompok dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sehingga
masih dibantu guru,
129
(6) Keberanian siswa dalam menjelaskan materi pada kelompok asal terlihat
ragu dan malu, dikarenakan siswa belum terbiasa mengajar teman
sendiri, dan
Sementara, hasil pengamatan terhadap performansi guru menunjukkan
adanya kekurangan dalam proses pembelajaran. Kekurangan tersebut yaitu:
(1) Guru belum memberi kesempatan siswa untuk bertanya,
(2) Guru belum memberikan arahan dalam pembagian kelompok,
(3) Guru masih terlau cepat dalam menjelaskan materi,
(4) Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa, sehingga beberapa
siswa masih cenderung pasif dalam kegiatan diskusi kelompok,
(5) Guru belum memberi siswa dalam mencatat rangkuman pelajaran,
(6) Guru kurang optimal dalam mengelola pembelajaran, sehingga
kekurangan waktu dalam menganalisis hasil belajar siswa, dan
(7) Guru masih sebagai pusat pembelajaran, sehingga masih banyak siswa
yang pasif dalam mengikuti pembelajaran.
4.1.1.4 Revisi
Berdasarkan data hasil refleksi siklus I, maka perlu ada upaya peningkatan
pembelajaran pada siklus II. Langkah-langkah dalam perbaikan siklus I yaitu:
(1) Mengarahkan siswa untuk lebih berkonsentrasi dan menyimak arahan
dari guru agar proses pembelajaran berjalan efektif dan siswa dapat
menguasai materi dengan lebih baik,
(2) Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya dengan memberikan
penguatan/ hadiah yang diberikan pada siswa yang berani bertanya,
130
(3) Memberi kesempatan berlatih kepada siswa untuk berani
mempresentasikan di depan teman-teman.
(4) Membimbing siswa dalam menghitung poin kemajuan,
(5) Menggunakan media yang konkret,
(6) Menjelaskan langkah-langkah pembentukan kelompok ahli,
(7) Menggunakan penghargaan yang menarik dan bermakna sehingga
menarik kelompok siswa untuk saling berkompetisi,
(8) Menayangkan gambar dan video melalui LCD dan laptop yang
berkaitan dengan materi yang sedang dijelaskan sehingga siswa
memiliki gambaran atas materi yang dipelajari,
(9) Memberi kesempatan bagi siswa untuk mencatat rangkuman pelajaran,
dan
(10) Mengadakan praktek atau percobaan sebagai penanaman pengalaman
siswa terhadap materi yang diajarkan.
Berdasarkan langkah perbaikan di atas, diharapkan dapat meningkatan
proses dan hasil belajar pada siklus II.
4.1.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II mengacu pada perbaikan-perbaikan
masalah yang terdapat pada refleksi siklus I. Berdasarkan perubahan-perubahan
dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, tampak terjadi peningkatan pada
performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar dalam proses
pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di SD Negeri
Pesurungan Lor 1 Tegal.
131
Pelaksanaan tindakan siklus II telah dilakukan dalam dua pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2012 dengan submateri
Teknologi Transportasi dan pertemuan kedua tanggal 19 Mei 2012 pada submateri
Pengalaman Menggunakan Teknologi. Masing-masing pertemuan tersedia alokasi
waktu tiga jam pelajaran (3JP) atau sama dengan 3x35 menit. Pelaksanaan
pembelajaran siklus II pertemuan pertama peneliti menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS submateri Teknologi
Transportasi dengan memanfaatkan media power point dan bantuan LCD.
Sementara, pada pertemuan kedua submateri Pengalaman Menggunakan
Teknologi selain memanfaatkan media tersebut, peneliti juga mengadakan
praktek. Kegiatan praktek tersebut sebagai upaya perbaikan atas kekurangan yang
terjadi pada siklus I. Praktek tersebut disesuaikan dengan materi yang sedang
diajarkan yaitu pengalaman menggunakan teknologi produksi. Dalam penelitian
ini, praktek yang dilakukan yaitu membuat batik berupa batik ikat sederhana.
Pelaksanaan praktek tersebut dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaran IPS
materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi yang telah ditetapkan
dan memberikan pengalaman pada siswa kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1
Tegal. Hal tersebut berdampak positif pada penilaian pada aspek afektif dan
psikomotor siswa.
Pada deskripsi data pelaksanaan tindakan siklus II ini akan membahas
deskripsi hasil belajar, deskripsi hasil observasi proses pembelajaran, refleksi, dan
revisi siklus I. Deskripsi data pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus II secara rinci dipaparkan
sebagai berikut:
132
4.1.2.1 Paparan Hasil Belajar
Berdasarkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1
Tegal pada siklus I yang memperolah rata-rata nilai sebesar 75,87 (60,61%) dan
belum memenuhi ketuntasan belajar klasikal 75%, maka perlu upaya untuk
meningkatkan hasil belajar IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal yaitu dengan
melakukan perbaikan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
pada siklus II. Hasil belajar tersebut meliputi hasil belajar individu dan hasil
belajar yang diperoleh oleh kelompok siswa dalam pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal tersebut ditunjukkan dengan
meningkatnya hasil tes formatif baik pertemuan petama maupun kedua, pada
siklus II. Paparan data hasil tes formatif siklus II tersaji dalam tabel 4.12.
Tabel 4.12 Data Hasil Belajar IPS Submateri Teknologi Transportasi dan Pengalaman Menggunakan Teknologi pada Siklus II
Hasil Belajar
Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2 Ketuntasan
Belajar Klasikal
Ket. Banyak Siswa Persentase Banyak
Siswa Persentase
Skor ≥ 71 27 81,82% 31 93,94% 87,88% Tuntas
Skor < 71 6 18,18% 2 6,06% 12,12% Belum Tuntas
Rata-rata nilai 91,51 94,55 Rata-rata 93,03
Berdasarkan tabel 4.12, pada siklus II pertemuan pertama, hasil belajar
siswa kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 mata pelajaran IPS submateri
Teknologi Transportasi melalui penerapan model kooperatif tipe jigsaw
memperoleh rata-rata nilai 91,51. Sementara, ketuntasan belajar secara klasikal
mendapatkan angka sebesar 81,82%. Artinya, siswa yang mendapatkan nilai ≥71
s
r
p
b
m
k
p
P
k
p
p
I
k
sebanyak 27
rata-rata nil
penerapan m
belajar seca
mendapatkan
ketuntasan b
Dari
penerapan m
Produksi, K
kelas IV SD
perbandinga
pertama mau
II dapat dilih
Selain
ketuntasan b
Nila
i
7 siswa dari
lai IPS sub
model koope
ra klasikal m
n nilai ≥71
belajar terseb
paparan h
model kooper
Komunikasi,
D Negeri Pe
an hasil belaj
upun kedua.
hat pada diag
Diag
itu, kenaika
belajar siklus
8890929496
Nila
i
i 33 siswa.
bmateri Pen
eratif tipe jig
memperolah
sebanyak 3
but telah men
hasil belajar
ratif tipe jigs
dan Transpo
esurungan L
ajar siklus I
. Kenaikan r
gram 4.7 ber
garm 4.7 Has
an terjadi pu
s II dapat dil
Pertemua
9
Selanjutnya
ngalaman M
gsaw mening
h angka sebe
31 siswa dar
ncapai indik
r siklus II
saw pada ma
ortasi dapat
Lor 1 Tegal.
dengan hasi
rata-rata nila
rikut ini:
sil Rata-Rata
la pada ketu
lihat pada di
an 1 Pert
91.51
a, pada siklu
Menggunaka
gkat menjad
esar 93,94%
ri 33 siswa.
kator keberha
, maka dap
ata pelajaran
meningkatk
Peningkata
il belajar sik
ai siswa dis
a Nilai Siklu
untasan belaj
agram 4.8.
temuan 2
94.55
us II pertem
an Teknolog
i 94,55 dan
%. Artinya, s
. Perolehan
asilan 75%.
pat dikatak
n IPS materi
kan hasil be
an tersebut d
klus II, baik
etiap pertem
us II
jar klasikal.
133
muan kedua
gi melalui
ketuntasan
siswa yang
persentase
kan bahwa
Teknologi
lajar siswa
dilihat dari
pertemuan
muan siklus
Persentase
d
s
s
s
s
d
D
m
D
Selanju
dalam pemb
siklus II dap
Tabel 4.13
Nam
DiponPattimSoedImamAntas
Berdas
siklus II per
super diraih
sebesar 27 d
dengan rata
Diponegoro
mendapatkan
Diagram 4.8 P
utnya, penin
belajaran de
pat dilihat pa
Nilai Pening
ma kelompok
negoro mura irman
m Bonjol sari
sarkan tabel
rtemuan pert
h oleh kelom
dan 26, Kelo
a-rata nilai
dengan ra
n pengharga
12,1
Persentase K
ngkatan terj
engan mode
ada tabel 4.13
gkatan dan P
Rata-rata Pertemuan1 20 27 24 26 24
4.13 di atas
tama meliput
mpok Pattim
mpok hebat
24, sedang
ata-rata nila
aan dengan k
12%
Ketuntasan B
adi pula pa
el pembelaja
3.
Penghargaan
Poin Kemajun
2 18 28 30 21 30
s, pengharga
ti kelompok
mura dan Im
diraih oleh k
gkan kelom
ai 20. Den
kriteria super
87,88%
Belajar Klasi
ada hasil be
aran kooper
n Kelompok
uan KriterPertem1 Baik SuperHebatSuperHebat
aan kelompo
k super, heba
mam Bonjol
kelompok A
mpok baik d
ngan demik
r telah diraih
persentabelajar k
persentaketidaktbelajar k
ikal Siklus II
elajar kelom
ratif tipe jig
Jigsaw pada
ria Penghargmuan
2 Baik Super Super Hebat Super
ok yang dibe
at, dan baik.
dengan rata
Antasari dan
diraih oleh
kian, kelom
h oleh dua ke
ase ketuntasaklasikal > 75
ase tuntasan klasikal
134
I
mpok siswa
gsaw pada
a Siklus II
aan
erikan pada
Kelompok
a-rata nilai
Soedirman
kelompok
mpok yang
elompok.
an 5%
p
k
k
D
m
d
m
p
p
P
s
r
d
m
Selanj
penghargaan
kelompok P
kelompok I
Diponegoro
memperoleh
dapat disimp
mengalami
penghargaan
pertama me
Pattimura b
sebagai kelo
rata-rata nil
dalam diagra
Diagram
Berdas
model pem
0
10
20
30
DRat
a-ra
ta N
ilai
utnya, pad
n kelompok
Pattimura, S
Imam Bonj
. Pada sikl
h kriteria ke
pulkan bahw
peningkatan
n hebat ole
enjadi predik
erposisi seb
ompok super
ai kelompok
am berikut:
m 4.9 Rata-ra
arkan papar
mbelajaran k
Diponegoro P
da siklus
siswa. Ada
Soedirman,
jol, sedangk
lus II perte
elompok sup
wa perolehan
n. Hal terse
eh kelompok
kat kelompo
bagai kelom
r pada pertem
k siswa dala
ata Nilai Kel
ran tersebut,
kooperatif t
Pattimura So
Nama
II pertemu
a tiga kelom
dan Antasa
kan kelomp
emuan kedu
per (rata-rat
n hasil belaj
ebut dibuktik
k Soedirma
ok super, p
mpok terbaik
muan pertam
am jigsaw p
lompok Sisw
dapat disim
tipe jigsaw
oedirmanBa Kelompok
uan kedua,
mpok peraih
ari. Kelomp
pok baik d
ua, terdapat
ta nilai ≥ 2
ar kelompok
kan dengan
an dan Ant
ada pertemu
k yang mem
ma dan kedu
pada siklus
wa dalam Jig
mpulkan bah
pada pem
Imam Bonjol
An
k
terjadi p
kelompok s
pok hebat d
diraih oleh
tiga kelom
5). Dengan
k jigsaw pad
peningkata
asari pada
uan kedua.
mperoleh pe
ua, siklus II.
II dapat dig
gsaw pada Si
hwa melalui
mbelajaran I
ntasari
PePe
135
eningkatan
super yaitu
diraih oleh
kelompok
mpok yang
demikian,
da siklus II
an predikat
pertemuan
Kelompok
enghargaan
. Perolehan
gambarkan
iklus II
penerapan
PS materi
ertemuan 1ertemuan 2
136
Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV baik secara individu maupun kelompok.
4.1.2.2 Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran
Observasi digunakan untuk memantau proses aktivitas siswa dan peneliti
selama proses pembelajaran. Observasi pada penelitian ini dilakukan pada tiap
pertemuan. Observasi terhadap siswa dilakukan secara kolaboratif antara guru
mitra dengan teman sejawat, sedangkan observasi terhadap aktivitas peneliti
dilakukan oleh guru mitra. Dalam kegiatan pengamatan pada penelitian ini,
peneliti menggunakan lembar pengamatan sebagai instrumen dalam penelitian.
4.1.2.2.1 Aktivitas Belajar Siswa selama Mengikuti Pembelajaran Siklus II
Hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa pada siklus II tersaji
dalam tabel 4.14.
Tabel 4.14 Data Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
No. Aspek yang Diamati
Aktivitas Belajar Siswa (%) Rata-rata
(%) Kriteria Pertemuan 1 2
1. Kegiatan Pendahuluan 90,53 89,02 89,78 Sangat Tinggi2. Kegiatan Eksplorasi 83,33 88,26 85,80 Sangat Tinggi
3. Kegiatan Elaborasi 1 (pembentukan kelompok asal)
87,50 91,29 89,40 Sangat Tinggi
4. Kegiatan Elaborasi 2 (diskusi kelompok ahli)
83,33 90,15 86,74 Sangat Tinggi
5. Kegiatan Elaborasi 3 (diskusi kelompok asal)
85,23 89,39 87,31 Sangat Tinggi
6. Kegiatan Konfirmasi 84,09 90,15 87,12 Sangat Tinggi7. Kegiatan Penutup 92,80 92,42 92,61 Sangat TinggiJumlah 606,81 630,68 618,75
Rata-rata 86,69 90,10 88,39
Kriteria Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
137
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, diketahui bahwa persentase aktivitas belajar
siswa pada siklus II telah mencapai 88,39% dengan kriteria sangat tinggi. Angka
tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus II telah
memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebesar 70%. Aktivitas
belajar siswa pada siklus II dapat dilihat bahwa semua aspek yang sudah
memenuhi indikator keberhasilan.
Aspek tersebut meliputi kegiatan pendahuluan, ekplorasi, elaborasi 1, 2 dan
3, konfirmasi, dan penutup. Aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama siklus
II sebesar 86,69% dengan kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 90,10%
dengan kriteria sangat tinggi, pada pertemuan kedua. Berikut ini sajian
peningkatan aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan.
Diagram 4.10 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa selama Pembelajaran Siklus II
Selanjutnya, hasil pengamatan terhadap aktivitas kelompok siswa dalam
proses pembelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw pada siklus II tersaji dalam tabel 4.15.
Tabel 4.15 Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa pada Siklus II
86.69%90.10%
80.00%
85.00%
90.00%
95.00%
100.00%
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Aktivitas belajar siswa
138
No. Aspek yang Diamati Pertemuan Rerata 1 2
1 Mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang akan dipelajari secara garis besar. 87,50% 92,50% 90%
2 Mempelajari submateri yang telah diberikan guru 90% 92,50% 91,25% 3 Kerjasama siswa dalam belajar kelompok ahli 90% 95% 92,50%
4 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat/ tanggapan 95% 97,50% 96,25%
5 Ketekunan siswa dalam tugas yang menjadi tanggung jawab individu 92,50% 90% 91,25%
6 Kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil kerja dengan dengan kelompok ahli kepada anggota kelompok asal
100% 97,50% 98,75%
7 Kerjasama siswa dalam kelompok asal untuk menyatukan hasil kerja dari tiap kelompok ahli 90% 100% 95%
8 Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya kepada teman sekelas 90% 92,50% 91,25%
9 Pembagian peran dan tugas anggota kelompok 92,50% 95% 93,75% 10 Ketepatan waktu menyelesaikan tugas 77,50% 90% 83,75% Jumlah 905,00% 942,50% 923,75%Rata-rata 90,50% 94,25% 92,38%
Kriteria Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel 4.15 di atas, pada siklus II pertemuan pertama, aktivitas
kelompok siswa dalam pembelajaran jigsaw memperoleh rata-rata 90,50% dengan
kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 94,25% dengan kriteria sangat tinggi,
sehingga siklus II sudah dikatakan berhasil karena telah mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan sebesar 70%.
Sementara, aktivitas kelompok siswa pada siklus II memperoleh rata-rata
sebesar 92,38% dengan kriteria sangat tinggi dan angka tersebut telah mencapai
indikator keberhasilan 70%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS
materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi dapat meningkatkan
aktivitas kelompok siswa kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.
Tabel 4.16 Data Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa Siklus II
m
r
d
a
d
m
k
p
T
k
Nama Kelompok
Diponegoro Pattimura Soedirman Imam BonjolAntasari Jumlah Rata-rata
Kriteria
Berdas
mengalami p
rata nilai seb
dengan krite
aktivitas ke
dengan krit
mencapai in
kelompok si
Diagr
Denga
pembelajara
Teknologi P
kelompok si
70.00
80.00
90.00
100.00
Nilai Pertemuan
1
Observer 1 2 85 80 97,50 92,592,50 95 95 100 90 87,5
sarkan tabel
peningkatan
besar 91,50%
eria sangat t
elompok sisw
teria sangat
ndikator keb
iswa pada se
ram 4.11 Pen
an demikian,
an kooperatif
Produksi, Ko
iswa kelas IV
82.5087.50
0
0
0
0
Diponegor
n
2
Observer1 287,50 87,
50 100 97,97,50 97,92,50 95
50 95 92,
l 4.16 di at
disetiap per
% dengan kri
tinggi pada
wa pada si
tinggi. Pe
berhasilan y
etiap pertemu
ningkatan A
, dapat disim
f tipe jigsaw
omunikasi, d
V di SD Neg
950
98.7
ro Pattimur
Pertemuan
Rata-ra(%) Pertem
1
,50 82,50 ,50 95 ,50 93,75
97,5 ,50 88,75
457,5091,50 Sangat Tinggi
tas, aktivita
rtemuan. Per
iteria sangat
pertemuan
iklus II me
erolehan rata
yang telah
uan disajikan
Aktivitas Kelo
mpulkan bahw
w dalam pela
dan Transpor
geri Pesurung
93.7575 97.5
ra Soedirm
n 1 Pertem
ata Nilai
Si(%
muan
2
87,50 8598,75 9697,50 9593,75 93,75 91
471,25 494,25 9Sangat Tinggi
SaT
s kelompok
rtemuan pert
t tinggi meni
kedua. Sela
mperoleh a
a-rata nilai
ditetapkan.
n dalam diag
ompok Sisw
wa pada sikl
aksanaan pe
rtasi dapat m
gan Lor 1 Te
97.5050 9
man Imam Bo
muan 2
iklus II %) Krit
5 Sangat6,88 Sangat5,63 Sangat95,63 Sangat1,25 Sangat464,3892,88 angat inggi
k siswa pad
tama mempe
ingkat menja
anjutnya, rata
angka sebes
pada siklu
Peningkatan
gram 4.11 be
wa Pada Siklu
lus II penera
embelajaran
meningkatka
egal.
88.7593.75 93
onjol Antas
139
eria
t Tinggi t Tinggi t Tinggi t Tinggi t Tinggi
a siklus II
eroleh rata-
adi 94,25%
a-rata nilai
ar 92,88%
us II telah
n aktivitas
erikut:
us II
apan model
IPS materi
an aktivitas
.75
ari
140
4.1.2.2.2 Data Performansi Guru dalam Pembelajaran IPS Siklus II
Data penilaian kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran tersaji
dalam tabel 4.17.
Tabel 4.17 Data Penilaian RPP (APKG 1) pada Siklus II
No. Aspek yang diamati Skor
Rata-rata Pertemuan 1 2
1 Indikator pembelajaran 4 4 4 2 Tujuan pembelajaran 4 4 4 3 Materi ajar 3 4 3,5 4 Alokasi waktu 3 3 3 5 Metode pembelajaran 4 4 4 6 Kegiatan pembelajaran 4 4 4 7 Penilaian 3 3 3 8 Sumber belajar/ media 4 4 4
Jumlah 29 30 29,5 Nilai APKG 1 90,63 93,75 92,19 Kriteria A
Berdasarkan tabel 4.17 di atas, diketahui bahwa nilai kemampuan guru
dalam merencanakan pembelajaran pada siklus II dengan jumlah skor 29,5 dan
mencapai nilai 92,19 dengan kriteria A.
Tabel 4.18 Data Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran (APKG 2) pada Siklus II
No. Aspek yang diamati Skor Rata-
rata Pertemuan 1 2
1 Kegiatan pendahuluan 4 4 4 2 Eksplorasi 3 4 3,5 3 Elaborasi 1 4 4 4 4 Elaborasi 2 3 4 3,5 5 Konfirmasi 1 4 4 4 6 Konfirmasi 2 4 4 4 7 Kemampuan mengelola kelas 3 3 3 8 Keterapan antara waktu dan materi pelajaran 3 3 3 9 Menyampaikan materi sesuai hierarki dan karakter siswa 4 4 4
10 Kegiatan penutup 4 4 4 Jumlah 36 38 37 Nilai APKG 2 90 95 92,50 Kriteria A
Berdasarkan tabel 4.18, pada pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dan 2
diperoleh nilai kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran mencapai
92,50 dalam kriteria A dengan skor 37. Perolehan angka tersebut telah sesuai
dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu perolehan skor APKG 2
minimal 28,4. Selanjutnya, diperoleh nilai akhir siklus II tersaji dalam tabel 4.19.
m
b
d
t
4.
Tabel 4
No.
1 A2 A
Nilai akhirKriteria
Berdas
memperoleh
bahwa perfo
ditetapkan y
terangkum d
.1.2.2.3 Dat
Tabel 4.
No.
1 Menyam2 Menyam3 Pemben4 Memba5 Diskus6 Diskus7 Diskus8 Pember9 Pember
Jumlah Nilai Kriteria
4.19 Rekapit
APKG
APKG 1 APKG 2 r (NA)
sarkan tabel
h nilai sebes
ormansi guru
yaitu ≥71. P
dalam diagra
Diagram 4.
ta Pengamat
.20 Data Pen
As
mpaikan tujuan mpaikan informntukan kelompoaca materi dan Li kelompok ahli i kelompok asal i kelas (Laporanrian kuis rian penghargaan
0
50
100
A
tulasi Data P
JumlahPertem1
29 36
l 4.19 di ata
sar 92,35 de
u pada siklus
Perolehan ha
am 4.12 berik
12 Penilaian
tan Penerapa
ngamatan M
spek yang diam
dan memotivasimasi
k asal dan kelomLKS
(laporan kelompn Klasikal)
n kelompok
APKG 1
Penilaian Per
h Skor muan
2 30 38
as, nilai akhi
engan kriteri
s II telah men
asil penilaian
kut ini:
n Performan
an Model Pem
Model Pembe
ati
i siswa
mpok ahli
pok)
APKG 2
92.19
rformansi Gu
NilaiPertemu1
90,63 90
ir performan
ia A. Nilai
ncapai indik
n performan
si Guru pada
mbelajaran K
elajaran Koo
Per1 4 4 3 3 4 4 4 3 3
32 88,89
2
92.50
uru pada Sik
i NSuan
2 93,75
95
nsi guru pad
tersebut me
kator keberha
nsi guru pad
a Siklus II
Kooperatif t
operatif tipe JSkor
rtemuan 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3
34 9 94,44
APKAPK
141
klus II
Nilai (N) Siklus I
92,19 92,50 92,35
A
da siklus II
enunjukkan
asilan yang
da siklus II
ipe Jigsaw
Jigsaw
Rata-rata
4 4
3,5 3 4 4 4
3,5 3 33
91,67 A
KG 1KG 2
142
Berdasarkan tabel 4.20 di atas, penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw pada siklus II memperoleh nilai sebesar 91,67 dengan kriteria A. Nilai
tersebut telah mencapai indikator keberhasilan performansi guru yang ditetapkan
yaitu minimal 71.
4.1.2.3 Refleksi
Data yang diperoleh dalam pelaksanaan siklus II yaitu berupa tes dan non
tes. Hasil tes menggunakan nilai tes formatif, sedangkan non tes menggunakan
lembar aktivitas belajar siswa dan aktivitas kelompok, lembar penilaian
performansi guru dalam proses pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi,
Komunikasi, dan Transportasi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
serta lembar penilaian performansi guru dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Data-data hasil pengamatan tersebut dilakukan oleh
peneliti, guru mitra, dan teman sejawat. Selanjutnya, data tersebut direfleksi oleh
peneliti. Tujuan melakukan refleksi yaitu untuk mengevaluasi hasil tindakan
penelitian yang telah dilakukan pada siklus II.
Pelaksanaan tindakan siklus II didasarkan pada hasil refleksi siklus I.
Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus II yaitu sebagai berikut:
(1) Mengarahkan siswa untuk lebih berkonsentrasi dan menyimak arahan
dari guru agar proses pembelajaran berjalan efektif dan siswa dapat
menguasai materi dengan lebih baik,
(2) Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya dengan memberikan
penguatan/ hadiah yang diberikan pada siswa yang berani bertanya,
(3) Memberi kesempatan berlatih kepada siswa untuk berani
mempresentasikan di depan teman-teman.
143
(4) Membimbing siswa dalam menghitung poin kemajuan,
(5) Menggunakan media yang konkret,
(6) Menjelaskan langkah-langkah pembentukan kelompok ahli,
(7) Menggunakan penghargaan yang menarik dan bermakna sehingga
menarik kelompok siswa untuk saling berkompetisi,
(8) Menayangkan gambar dan video melalui LCD dan laptop yang
berkaitan dengan materi yang sedang dijelaskan sehingga siswa
memiliki gambaran atas materi yang dipelajari
(9) Memberi kesempatan bagi siswa untuk mencatat rangkuman pelajaran,
dan
(10) Mengadakan praktek atau percobaan sebagai penanaman pengalaman
siswa terhadap materi yang diajarkan.
Proses evaluasi dilakukan oleh peneliti di akhir setiap pertemuan pada
tindakan siklus II yang didasarkan pada hasil diskusi peneliti bersama guru mitra
dan teman sejawat mengenai kelebihan dan hambatan-hambatan yang terjadi
dalam melaksanakan pembelajaran siklus II. Pelaksanaan pembelajaran siklus II
pertemuan pertama peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw pada mata pelajaran IPS submateri Teknologi Transportasi dengan
memanfaatkan media power point dan bantuan LCD. Sementara, pada pertemuan
kedua submateri Pengalaman Menggunakan Teknologi selain memanfaatkan
media tersebut, peneliti juga mengadakan praktek. Kegiatan praktek tersebut
sebagai upaya perbaikan atas kekurangan yang terjadi pada siklus I. Praktek
tersebut disesuaikan dengan materi yang sedang diajarkan yaitu pengalaman
menggunakan teknologi produksi. Dalam penelitian ini, praktek yang dilakukan
144
yaitu membuat batik berupa batik ikat sederhana. Pelaksanaan praktek tersebut
dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi,
Komunikasi, dan Transportasi yang telah ditetapkan dan memberikan pengalaman
pada siswa kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Hal tersebut
berdampak positif pada penilaian pada aspek afektif dan psikomotor siswa.
Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus II dengan mengadakan perbaikan
yang terjadi pada siklus I, maka pada siklus II mulai tampak keaktifan belajar
siswa dan performansi guru dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dalam
pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi
melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ditunjukkan dengan aktivitas
sebagai berikut:
(1) Siswa dapat mengadakan perpindahan dari kelompok asal ke kelompok
ahli dan sebaliknya secara efektif,
(2) Munculnya keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan maupun
dalam berpendapat,
(3) Siswa dapat menghitung skor kemajuan kelompok dalam model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tanpa bantuan guru,
(4) Timbulnya rasa percaya diri siswa dalam menjelaskan materi kepada
anggota kelompok asal, sehingga siswa berani mengajar teman sendiri,
dan
(5) Ketika pengerjaan LKS dan tes formatif secara mandiri, siswa
mengerjakan dan berusaha menjawab sesuai dengan kemampuannya
tanpa melihat jawaban teman.
145
Selanjutnya, hasil evaluasi pada siklus II menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan terhadap performansi guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS
materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi melalui model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Peningkatan performansi guru ditunjukkan
dengan aktivitas guru sebagai berikut:
(1) Guru sudah memberi kesempatan siswa untuk bertanya,
(2) Guru memberikan arahan dalam pembagian kelompok,
(3) Guru lebih terampil dalam menjelaskan materi seperti bahasa yang
digunakan sesuai dengan karakter siswa, intonasi tidak terlalu cepat,
lafal jelas dan ekspresi dalam menjelaskan dapat memotivasi siswa
dalam belajar,
(4) Guru sudah memberikan motivasi kepada siswa, sehingga siswa
berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi kelompok,
(5) Guru sudah memberi kesempatan kepada siswa untuk mencatat
rangkuman pelajaran,
(6) Guru dapat mengoptimalkan waktu dalam mengelola pembelajaran,
sehingga waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efektif dan
efisien dalam menganalisis hasil belajar siswa, dan
(7) Pusat pembelajaran berada pada siswa, sehingga aktivitas belajar siswa
terpantau dalam proses pembelajaran.
Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan disetiap
pertemuan. Rata-rata nilai siswa pada siklus II sebesar 93,03 dengan ketuntasan
belajar klasikal 87,88%. Angka tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan
sebesar 75%. Perolehan aktivitas belajar siswa pada siklus II mencapai 88,39%
146
dengan kriteria sangat tinggi dan aktivitas kelompok siswa sebesar 92,38%
dengan kriteria sangat tinggi. Persentase tersebut telah mencapai angka 70%.
Perolehan hasil belajar dan persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II dapat
dikatakan berhasil karena telah mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan.
Sementara, performansi guru pada siklus II memperoleh nilai akhir 92,35
dengan kriteria A. Performansi guru pada kegiatan perencanaan pembelajaran
(APKG 1) memperoleh nilai 92,19 dengan kriteria A dan penilaian terhadap
pelaksanaan pembelajaran (APKG 2) memperoleh nilai 92,50 dengan kriteria A.
Selanjutnya, hasil penilaian terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw memperoleh nilai 91,67 dengan kriteria A. Perolehan performansi guru
pada siklus II sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan sehingga
dikatakan berhasil.
4.1.2.4 Revisi
Berdasarkan hasil refleksi di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran IPS
materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV SD
Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal melalui model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw telah berlangsung dengan baik dan telah mencapai indikator keberhasilan
yang telah ditetapkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran IPS materi
Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV di SD
tersebut mampu mengurangi masalah yang terjadi dan dapat meningkatan
performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar. Peningkatan tersebut
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
147
berhasil meningkatkan pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi,
dan Transportasi pada siswa kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal,
sehingga peneliti tidak perlu melakukan pembelajaran di siklus berikutnya.
Setelah pelaksanaan tindakan siklus II dilanjutkan dengan kegiatan postes
yang dilaksanakan di akhir program. Hasil postes digunakan untuk mengetahui
tingkat kemajuan siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal setelah
pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Soal postes
disamakan dengan soal pretes IPS yang berbentuk pilihan ganda dengan jumlah
soal 30 butir yang mencakup materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi. Kegiatan postes dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2012 diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 4.21 Data Hasil Postes Siswa Kelas IV Mata Pelajaran IPS Materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi
Nilai Jumlah siswa
Ketuntasan Belajar Jumlah
Persentase Ketuntasan
Belajar Ket.
100 23 69,70%
32 96,97% Tuntas
97 2 6,06% 93 2 6,06% 90 2 6,06% 87 1 3,03% 83 0 0% 80 1 3,03% 77 0 0% 73 1 3,03% 70 0 0%
1 3,03% Belum Tuntas67 0 0% 63 1 3,03%
Rata-rata nilai 95,85
148
Berdasarkan tabel 4.21 di atas, diperoleh rata-rata nilai postes (setelah
siklus II) mata pelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi sebesar 95,85 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal
mencapai 96,97%. Artinya, perolehan angka tersebut telah mencapai indikator
75%. Dengan demikian, pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi,
Komunikasi, dan Transportasi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal dapat
dikatakan berhasil.
4.2 Pembahasan
Pada subbab ini membahas mengenai pemaknaan temuan penelitian dan
implikasi hasil penelitian. Pembahasan tersebut didasarkan pada hasil tes dan hasil
nontes yang dilaksanakan dalam dua siklus, baik siklus I maupun siklus II. Hasil
tes, meliputi pretes dan tes formatif yang dilaksanakan disetiap pertemuan dan
diambil rata-rata pada tiap siklusnya. Sementara, hasil nontes, meliputi hasil
respon angket motivasi siswa terhadap IPS, hasil pengamatan terhadap aktivitas
belajar dan aktivitas kelompok siswa kelas IV, serta performansi guru pada
pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi
melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siklus I dan II di SD Negeri
Pesurungan Lor 1 Tegal.
4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian
Kegiatan pemaknaan temuan penelitian meliputi performansi guru dan
aktivitas belajar siswa, serta hasil belajar siswa.
149
4.2.1.1 Performansi Guru
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam
pendidikan formal. Peran guru di bidang pendidikan khususnya dalam
pembelajaran terdiri atas peran guru memahami siswa, mengembangkan
rancangan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran dan menejemen kelas,
serta peran guru dalam evaluasi pembelajaran (Satori 2011: 3.1).
Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan pembelajaran IPS materi
Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV SD
Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal melalui model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Tujuan penelitian tersebut tidak hanya untuk meningkatkan hasil belajar
dan aktivitas belajar siswa, melainkan juga untuk meningkatkan performansi guru
dalam pembelajaran. Pelaksanaan model ini, perlu adanya kemauan dan
kemampuan, serta kreatifitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan
kelas (Isjoni 2010: 91). Oleh karena itu, dituntut adanya kesiapan dan kematangan
dari guru dalam penerapan model ini. Kesiapan dan kemampuan guru dalam
pembelajaran dapat dinilai dan diamati meliputi aspek penilaian dalam merancang
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran.
Selain itu, penilaian juga difokuskan pada penilaian kompetensi
kepribadian dan sosial guru. Alat yang digunakan untuk mengukur sejumlah
kompetensi tersebut menggunakan alat penilaian kemampuan guru yang disebut
APKG. Untuk mengamati kegiatan guru dalam merancang pembelajaran
menggunakan APKG 1 dan untuk mengamati kegiatan guru dalam melaksanakan
pembelajaran menggunakan APKG 2.
150
Tabel 4.22 Data Hasil Pengamatan terhadap Perencanaan Pembelajaran
No. Aspek yang diamati Rata-rata skor Siklus I
Rata-rata skor Siklus II
Keterangan
1 Indikator pembelajaran 4 4 - 2 Tujuan pembelajaran 3 4 Ada Peningkatan 3 Materi ajar 3 3,5 Ada Peningkatan 4 Alokasi waktu 3,5 3 - 5 Metode pembelajaran 3,5 4 Ada Peningkatan 6 Kegiatan pembelajaran 3 4 Ada Peningkatan 7 Penilaian 3 3 - 8 Sumber belajar/ media 3,5 4 Ada Peningkatan Jumlah 26,5 29,5 Ada Peningkatan Nilai APKG 1 82,81 92,19 Ada Peningkatan Kriteria AB A Ada Peningkatan
Berdasarkan tabel 4.22 di atas, dapat diketahui bahwa perolehan nilai
dalam kegiatan merencanakan pembelajaran telah mencapai indikator
keberhasilan 71 (B) di setiap siklusnya. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan
nilai pada siklus I sebesar 82,81 dengan kriteria AB dan pada siklus II meningkat
menjadi 92,19 dengan kriteria A.
Kreatifitas guru dalam merencanakan pembelajaran dibutuhkan ketelitian
dan kecermatan dalam mempertimbangkan komponen-komponen yang
mempengaruhi pembelajaran. Kemampuan guru dalam merencanakan
pembelajaran meliputi merumuskan indikator keberhasilan, tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, maupun sumber belajar dan atau media. Keterkaitan
komponen tersebut akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Selain itu,
kreatifitas guru muncul ketika guru memilih metode pembelajaran yang akan
digunakan. Selajan dengan pendapat Isjoni (2010: 110), mengemukakan bahwa
“guru memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran yang berkaitan erat
dengan kemampuannya dalam memilih model pembelajaran yang dapat memberi
151
keefektivitasan kepada siswa.” Pemilihan metode harus disesuaikan dengan
komponen yang lainnya seperti tujuan pembelajaran, alokasi waktu, materi ajar,
pengelolaan proses pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar atau media yang
akan digunakan.
Pembelajaran IPS yang cenderung abstrak dan banyak materi yang harus
dihafal memposisikan IPS sebagai mata pelajaran yang membosankan sehingga
berdampak negatif pada kepasifan siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut
menginspirasi peneliti untuk berinovasi dalam pembelajaran yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatuf tipe jigsaw. Penelitian ini menuntut
ketelitian dan kecermatan peneliti dalam merencanakan pembelajaran
menggunakan model tersebut. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw cocok
untuk pembelajaran yang berbentuk narasi seperti dalam mata pelajaran IPS
khususnya materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa
kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.
Dengan demikian, pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran. Selain
itu, melatih guru dalam mencermati tujuan pembelajaran sebagai komponen
utama yang harus dicapai, karakteristik materi yang akan diterapkan dengan
jigsaw dan mempertimbangkan alokasi waktu yang tersedia serta penggunaan
media yang mendukung. Apabila guru dapat merencanakan pembelajaran dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan tepat, maka akan
tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna serta tercapainya tujuan
pembelajaran yang direncanakan.
152
Setelah merencanakan pembelajaran, guru melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan rencana yang telah disusun. Peran guru dalam pelaksanaan
kooperatif yaitu sebagai fasilitator, mediator, director motivatori, dan evaluator
(Isjoni 2010: 92). Guru sebagai fasilitator harus mampu menciptakan suasana
kelas yang nyaman dan menyenangkan, memotivasi siswa dalam menyampaikan
gagasannya, menyediakan sumber belajar dan media yang dapat membantu siswa
dalam belajar, dan menjelaskan tujuan dan manfaat kegiatan kelompok dalam
pembelajaran kooperatif. Peran guru sebagai mediator yaitu guru sebagai
penghubung antara materi pelajaran yang sedang dibahas dengan masalah nyata
yang ditemukan di masyarakat. Selain itu, guru sebagai director motivatori, yaitu
guru berperan membimbing kelancaran jalannya diskusi dan memberi semangat
kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. Di
samping itu, peran guru dalam mengelola pembelajaran di kelas harus dapat
menciptakan iklim yang kondusif, agar terjalin komunikasi yang efektif dan
efisien di antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Peran guru
sebagai evaluator yaitu melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang
berlangsung.
Selanjutnya, sajian data hasil pengamatan terhadap performansi guru
dalam pelaksanaan pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi,
dan Transportasi melalui model kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV di SD
Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal dapat dilihat dalam tabel 4.23.
153
Tabel 4.23 Data Hasil Pengamatan terhadap Pelaksanaan Pembelajaran
No. Aspek yang diamati Reerata Siklus I
Rerata Siklus II Keterangan
1 Kegiatan pendahuluan 3,5 4 Ada Peningkatan 2 Eksplorasi 3 3,5 Ada Peningkatan 3 Elaborasi 1 3 4 Ada Peningkatan 4 Elaborasi 2 3 3,5 Ada Peningkatan 5 Konfirmasi 1 3 4 Ada Peningkatan 6 Konfirmasi 2 3 4 Ada Peningkatan 7 Kemampuan mengelola kelas 3 3 - 8 Ketepatan antara waktu dan materi 3,5 3 -
9 Menyampaikan materi sesuai denganhierarki belajar dan karakter siswa 3 4 Ada Peningkatan
10 Kegiatan penutup 3 4 Ada Peningkatan Jumlah 31 37 Ada Peningkatan Nilai APKG 2 77,50 92,50 Ada Peningkatan Kriteria B A Ada Peningkatan
Berdasarkan tabel 4.23 di atas, dapat diketahui bahwa perolehan nilai
dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran telah mencapai indikator keberhasilan
71 (B) di setiap siklusnya. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan nilai pada
siklus I sebesar 77,50 dengan kriteria B dan pada siklus II meningkat menjadi
92,50 dengan kriteria A.
Selanjutnya, dalam penerapan model pembelajaran kooperatif, guru tidak
hanya sebagai satu-satunya nara sumber, tetapi siswa juga dapat belajar dari
temannya. Guru dalam pembelajaran berperan sebagai fasilitator, mediator,
motivator dan evaluator. Hal tersebut disebabkan karena pengetahuan siswa akan
lebih mudah diperoleh jika dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antar
siswa. Siswa lebih mudah mencerna materi pelajaran dari penjelasan teman
daripada penjelasan guru. Oleh karena itu, proses tutor sebaya yang terjalin dalam
model pembelajaran kooperatif akan mengarahkan siswa untuk mencapai prestasi
belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Peran guru dalam pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tidak sepenuhnya sebagai penyampai informasi.
154
Sementara, Stahl (1994) mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan
pembelajaran kooperatif, guru perlu memperhatikan konsep yang mendasari yaitu
(1) kejelasan rumusan tujuan pembelajaran, (2) penerimaan siswa dalam
pembelajaran, (3) saling membutuhkan diantara guru dan siswa, (4) keterbukaan
dalam interaksi pembelajaran, (5) tanggung jawab individu, (6) heterogenitas
kelompok, (7) sikap dan perilaku sosial yang positif, (8) refleksi, dan (9) kepuasan
siswa dalam belajar (Isjoni 2010: 98).
Keberhasilan performansi guru dalam melaksanakan pembelajaran
didukung oleh aktivitas belajar siswa. Keaktifan siswa dalam pembelajaran
kooperatif ditunjukkan dengan penerimaan siswa terhadap keberadaan guru, rasa
ingin tahu siswa yang memotivasi guru untuk lebih mengeksplorasi dan
mengembangkan pengetahuan siswa, dan keterlibatan siswa dalam pemanfaatan
media power point menambah suasana pembelajaran IPS dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw semakin hidup. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Isjoni (2010: 103), mengemukakan bahwa “keberhasilan siswa dalam
pembelajaran ini akan berdampak pada keberhasilan guru dalam mengelola
kelasnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif”.
Pada siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan performansi guru
dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Peningkatan
tersebut dapat dilihat dalam diagram 4.13.
p
P
P
m
n
d
Dia
Selan
pembelajara
Produksi, K
Pesurungan
Tabel 4.2
No. Asp
1 Men2 Men3 Pem4 Mem5 Disk6 Disk7 Disk8 Pem9 PemJumlah Nilai Kriteria
Berd
model pemb
nilai pada s
dengan krite
5
10
Sik
agram 4.13 P
njutnya, rek
an kooperati
Komunikasi,
Lor 1 Tegal
24 Data Rek
Pe
pek yang di
nyampaikannyampaikan
mbentukan kmbaca materkusi kelompkusi kelompkusi kelas (L
mberian kuis mberian peng
dasarkan tab
belajaran ko
siklus I sebe
eria A, pada
0
50
00
APK
82.81
klus I Sik
Peningkatan
kapitulasi ha
f tipe jigsaw
, dan Tran
l tersaji dalam
kapitulasi Ha
embelajaran
iamati
n tujuan dan mn informasi elompok asari dan LKS
pok ahli pok asal (lapoLaporan Kla
ghargaan kel
bel 4.24, m
ooperatif tipe
esar 80,56 d
siklus II.
KG 1
92.19
klus II
Performansi
asil pengam
w pada mat
nsportasi pa
m tabel 4.24
asil Pengama
n Kooperatif
memotivasi
al dan kelom
oran kelompsikal)
lompok
menunjukkan
e jigsaw. Ha
dengan krite
APKG 2
77.592.5
i Guru pada
matan terhad
a pelajaran
ada siswa k
4.
atan terhadap
Tipe Jigsaw
RSi
siswa 3,4
mpok ahli 333,
pok) 33332980A
peningkata
al tersebut t
eria AB men
APK
76.25
88.
Siklus I dan
dap penerap
IPS materi
kelas IV S
p Penerapan
w
Rata-rata skoiklus I S5 4
4 33
5 4 4 4 33
9 330,56 9B A
an dalam m
terbukti dari
ningkat men
KG 3
75155
n II
pan model
Teknologi
SD Negeri
n Model
or iklus II
,5
,5
3 1,67
A
menerapkan
i perolehan
njadi 91,67
156
4.2.1.2 Aktivitas Belajar Siswa
Slavin (2010: 100), mengemukakan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif bukan hanya sebuah teknik pengajaran yang ditujukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, melainkan memiliki manfaat penting untuk
memperluas perkembangan interpersonal dan keefektifan dengan cara
menciptakan keceriaan dan lingkungan yang prososial di dalam kelas. Manfaat
tersebut terjadi pula pada meningkatnya aktivitas belajar siswa, baik secara
individu maupun kelompok yang tersaji dalam tabel 4.25.
Tabel 4.25 Data Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Belajar Siswa
No. Aspek yang Diamati
Hasil Aktivitas Belajar Siswa (%)
Siklus I II
1. Kegiatan Pendahuluan 73,30 89,78 2. Kegiatan Eksplorasi (Penjelasan materi) 68,56 85,80
3. Kegiatan Elaborasi 1 (Pembentukan kelompok asal dan pembagian tugas) 74,06 89,40
4. Kegiatan Elaborasi 2 (Diskusi kelompok ahli) 65,35 86,74 5. Kegiatan Elaborasi 3 (Diskusi kelompok asal) 63,45 87,31
6. Kegiatan Konfirmasi (Pelurusan kasalahpahaman dan penyimpulan) 67,24 87,12
7. Kegiatan Penutup (Tes formatif dan tindak lanjut) 78,79 92,61 Jumlah 490,73 618,75 Rata-rata 70,10 88,39
Kriteria Tinggi Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel 4.25, dapat diketahui bahwa ada peningkatan aktivitas
belajar siswa, baik pada siklus I maupun siklus II. Pada siklus I memperoleh rata-
rata 70,10% dengan kriteria tinggi dan pada siklus II meningkat menjadi 88,39%
dengan kriteria sangat tinggi. Perolehan angka tersebut telah mencapai indikator
157
keberhasilan 70%, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV
di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Selanjutnya, menurut Slavin (2010: 35-6)
“dalam kelompok kooperatif, pembelajaran menjadi sebuah aktivitas yang bisa
membuat para siswa lebih unggul di antara teman-teman sebayanya.” Keunggulan
siswa ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil pengamatan terhadap
aktivitas belajar siswa. Selain itu, data hasil pengamatan terhadap aktivitas
kelompok siswa tersaji pada tabel 4.26.
Tabel 4.26 Data Hasil Aspek Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa
No. Aspek yang Diamati Rerata Nilai Siklus I
Reraata Nilai Siklus II
1 Mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang akan dipelajari secara garis besar. 70% 90%
2 Mempelajari submateri yang telah diberikan guru 63,75% 91,25%
3 Kerjasama siswa dalam belajar dengan kelompok ahli 75% 92,50%
4 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat/ tanggapan 70% 96,25%
5 Ketekunan siswa dalam tugas yang menjadi tanggung jawab individu 86,25% 91,25%
6 Kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil kerja dengan dengan kelompok ahli kepada anggota kelompok asal
72,50% 98,75%
7 Kerjasama siswa dalam kelompok asal untuk menyatukan hasil kerja dari masing-masing tim ahli 81,25% 95%
8 Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya kepada teman sekelas 80% 91,25%
9 Pembagian peran dan tugas anggota dalam kelompok 82,50% 93,75%
10 Ketepatan waktu menyelesaikan tugas 70% 83,75% Jumlah 751,25% 923,75% Rata-rata 75,13% 92,38%
Kriteria Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
158
Berdasarkan tabel 4.26, dapat diketahui bahwa ada peningkatan aktivitas
kelompok. Rata-rata aktivitas kelompok pada siklus I sebesar 75,13% dengan
kriteria sangat tinggi dan pada siklus II meningkat menjadi 92,38% dengan
kriteria sangat tinggi. Perolehan persentase tersebut telah mencapai indikator
keberhasilan 70%, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga meningkatkan aktivitas kelompok siswa
kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.
Selanjutnya, Allport (1954) mengemukakan bahwa dalam menerapkan
metode pembelajaran kooperatif, posisi anggota tim yaitu setara, artinya setiap
siswa memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi yang substansial kepada
timnya (Slavin 2010: 103). Demikian juga dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw, dimana setiap siswa dalam kelompok asal mendapatkan
tugas dan tanggung jawab masing-masing. Hal tersebut bertujuan untuk
memberikan insentif kepada siswa untuk berpartisipasi aktif, saling membantu,
dan memotivasi siswa agar melakukan usaha yang maksimal. Salah satu prinsip
dasar motivasi terpenting dalam penerapan pembelajaran kooperatif bahwa tujuan
kooperatif yaitu menciptakan norma-norma kelompok yang mendukung
pencapaian tinggi (Slavin 2010: 127). Pencapaian tinggi yang dimaksud yaitu
perolehan aktivitas kelompok siswa dalam pembelajaran IPS materi Teknologi
Produksi, Komunikasi, dan Transportasi melalui model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw yang tersaji pada tabel 4.27.
159
Tabel 4.27 Data Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa
Nama Kelompok
Siklus I Siklus II Hasil Aktivitas kelompok (%) Kriteria Hasil Aktivitas
kelompok (%) Kriteria
Diponegoro 72,75 Tinggi 85 Sangat Tinggi Pattimura 82 Sangat Tinggi 96,88 Sangat Tinggi Soedirman 76,5 Sangat Tinggi 95,63 Sangat Tinggi Imam Bonjol 76,5 Sangat Tinggi 95,63 Sangat Tinggi Antasari 69,75 Tinggi 91,25 Sangat Tinggi Jumlah 377,50 464,38Rata-rata 75,50 92,88 Kriteria Sangat Tinggi Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel 4.27 di atas, manunjukkan bahwa ada peningkatan
persentase aktivitas dari tiap kelompok. Pada siklus I rata-rata hasil pengamatan
terhadap aktivitas dari tiap kelompok memperoleh 75,50% dengan kriteria sangat
tinggi. Pada siklus II meningkat menjdi 92,88% dengan kriteria sangat tinggi.
Perolehan angka tersebut telah mencapai indikator keberhasilan 70%.
Dengan demikian, pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi,
Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1
Tegal melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan aktivitas siswa, baik secara individu maupun kelompok. Hal
tersebut dibuktikan melalui penerapan model tersebut memberikan kesempatan
kepada siswa untuk sukses. Siswa berusaha mencapai kesuksesan dan tujuan yang
bermakna. Tujuan yang dimaksud sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS yang
tertuang dalam Permendiknas Nomor 14 tahun 2007, salah satunya yaitu agar
siswa memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, baik di tingkat lokal, nasional maupun global.
160
4.2.1.3 Hasil Belajar
Salah satu tujuan model pembelajaran kooperatif yaitu untuk meningkatkan
hasil belajar akademik. Isjoni (2010: 39), mengutarakan bahwa “para pengembang
model ini telah menunjukkan, model struktur penghargaan kooperatif telah dapat
meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang
berhubungan dengan hasil belajar”. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan
hasil belajar IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi
melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD
Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.
Sebelum proses pembelajaran, siswa dibagi dalam lima kelompok
(kelompok asal) yang terdiri dari 6-7 siswa secara heterogen. Kelompok tersebut
bersifat permanen, artinya dalam pembentukan kelompok asal secara langsung
terbentuk kelompok yang tetap. Sementara, pembentukan kelompok ahli bersifat
dinamis, artinya kelompok ahli terbentuk berdasarkan kesamaan nomor soal dan
tanggung jawab siswa. Dalam pembelajaran kooperatif, para siswa akan saling
belajar satu sama lain mengenai konten materi yang menjadi tanggung jawabnya,
dan dalam proses diskusi akan muncul konflik kognitif maupun argumen yang
kurang tepat, sehingga proses tersebut memunculkan pemahaman siswa dengan
kualitas yang lebih tinggi (Slavin 2010: 38). Pemahaman yang diperoleh siswa
direkonstruksi dengan pengetahuan yang baru sehingga terjadi proses rekonstruksi
pada diri siswa.
Selanjutnya, pengetahuan yang dimiliki siswa tersebut digunakan untuk
memecahkan persoalan atau permasalahan yang dihadapi, khususnya mata
pelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi. Dalam
hal ini, perolehan hasil belajar siswa dilakukan melalui pengisian LKS, kuis
i
i
P
P
s
n
k
T
(
d
s
individu dan
individu dan
Produksi, Ko
Pesurungan
Tabel 4.28
Transp
IndikatoHasil B
Rata-rata Ketuntasan B
Berdas
secara klasik
nilai pretes
kooperatif ti
Tegal tergol
(KKM) sebe
dan postes m
siswa dapat
Diagra
020406080
100
Rat
a-ra
ta N
ilai
n tes formati
n hasil bela
omunikasi, d
Lor 1 Tegal
Data Hasil B
portasi pada
or KeberhasiBelajar Siswa
Belajar Klasik
sarkan tabel
kal pada has
61,82 menu
ipe jigsaw ha
long rendah
esar 71. Sela
memproleh r
dilihat pada
am 4.14 Peni
61.82
Pretes
if. Hasil bela
ajar kelompo
dan Transpo
l dapat diliha
Belajar IPS
a Siswa Kela
lan a
Pr
61kal (%) 36
l 4.28 di at
sil pretes, sik
unjukkan ba
asil belajar s
karena belu
ain itu, hasil
rata-rata nila
diagram 4.1
ingkatan Rat
75.87
Siklus I
ajar dalam p
ok. Data ha
ortasi yang d
at pada tabel
Materi Tekn
as IV SD Neg
retes Rer
Sik1,82 756,36 60
tas, dapat d
klus I, siklus
ahwa sebelum
siswa kelas I
um mencapa
l belajar pad
ai di atas KK
14 berikut:
ta-rata Nilai
93.03
Siklus II
penelitian in
asil belajar
diperoleh sisw
l 4.28.
nologi Produ
geri Pesurun
ata Nilai Tesklus I 5,87 0,61
diketahui ba
s II, dan post
m penerapan
IV di SD Ne
ai nilai kriter
da pelakasan
KM ≥71. Pen
Hasil Belaja
95.85
Postes
ni meliputi h
IPS materi
wa kelas IV
uksi, Komun
ngan Lor 1 T
s Formatif Siklus II
93,03 87,88
ahwa ada p
tes. Peroleha
n model pem
egeri Pesurun
ria ketuntasa
naan siklus I
ningkatan h
ar siswa kel
Rata-
161
asil belajar
Teknologi
SD Negeri
nikasi, dan
Tegal
Postes
95,85 96,97
eningkatan
an rata-rata
mbelajaran
ngan Lor 1
an minimal
I, siklus II,
asil belajar
las IV
-rata Nilai
s
k
k
k
T
r
k
i
I
t
b
P
p
p
m
Selanj
secara klasik
ketuntasan
ketuntasan b
ketuntasan b
Transportasi
rendah kare
ketuntasan b
indikator ke
II mencapai
tersebut tela
berhasil. Pen
Pene
Penerapan
pengetahuan
pembelajara
maksud bah
0%20%40%60%80%
100%
utnya, dapat
kal pada has
belajar kla
belajar sebel
belajar klas
i pada siswa
ena belum
belajar klasik
berhasilan (
87,88% dan
ah mencapa
ningkatan ke
Diagram 4
elitian ini ber
model pe
n, kemampu
an yang demo
hwa dalam p
36.3
Pretes
t diketahui ju
sil pretes, sik
asikal prete
lum penerap
sikal IPS m
a kelas IV di
mencapai
kal sebesar 6
75%). Selan
n postes men
ai indikator
etuntasan bel
4.15 Peningk
rtujuan untu
embelajaran
uan, dan
okratis (Isjo
proses pemb
36%60
Siklus I
uga bahwa a
klus I, siklus
es sebesar
pan model pe
materi Tekno
i SD Negeri
indikator k
60,61%. An
njutnya, ketu
ningkat menj
keberhasilan
lajar klasika
katan Ketunt
uk meningka
kooperatif
keterampila
ni 2010: 43)
belajaran ko
0.61%87
Siklus II
ada peningka
s II, dan post
36,36%,
embelajaran
ologi Produ
Pesurungan
keberhasilan
ngka tersebut
untasan belaj
njadi 96,97%
n 75% sehi
al dapat dilih
asan Belajar
atkan hasil b
f juga da
an secara p
). Pernyataan
ooperatif yan
7.88%9
I Postes
atan ketunta
tes. Peroleha
menunjukka
kooperatif t
uksi, Komun
Lor 1 Tega
75%. Pada
t juga belum
jar klasikal p
%. Perolehan
ingga dapat
hat pada diag
r Klasikal
elajar akade
apat menge
penuh dala
n tersebut m
ng bersifat d
6.97%
KBK
162
asan belajar
an rata-rata
an bahwa
tipe jigsaw
nikasi, dan
al tergolong
a siklus I
m mencapai
pada siklus
persentase
t dikatakan
gram 4.15.
emik siswa.
embangkan
am proses
mengandung
demokratis
Ketuntasan elajar
Klasikal
163
(terbuka) dapat mengarahkan siswa memiliki pengetahuan khususnya IPS materi
Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi.
Di samping itu, pemaknaan penelitian ini juga diarahkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran IPS yaitu membekali siswa dengan kemampuan dasar untuk
berpikir logis dan kritis, memiliki rasa ingin tahu, menemukan pengetahuan
sendiri, dan dapat memecahkan masalah, serta melatih siswa kelas IV di SD
Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal untuk terampil dalam bekerja sama, bertanya,
berpendapat, menerima saran dari orang lain, dan mengurangi timbulnya perilaku
yang menyimpang.
Selanjutnya, penerapan model pembelajaran kooperatif juga berdampak
positif pada aktualisasi diri siswa kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal
baik secara personal maupun dalam proses kelompok. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Weiner dan Kulka, mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif
cenderung dapat meningkatkan kesuksesan aktual para siswa, dan kesuksesan
tersebut menumbuhkan rasa percaya diri sehingga siswa akan lebih berusaha
mencapai kesuksesan dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah
mengalaminya (Slavin 2010: 128). Dengan demikian, penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam penelitian ini dapat meningkatkan hasil
belajar IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa
kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dan
164
aktivitas belajar siswa kelas IV, serta performansi guru pada mata pelajaran IPS
materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi di SD Negeri
Pesurungan Lor 1 Tegal. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tersebut
dapat diimplikasikan pada mata pelajaran selain IPS dan materi pelajaran lain
selain materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi, serta dapat
diimplikasikan di kelas lain maupun di sekolah lain. Walaupun demikian,
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw perlu memperhatikan hal-
hal yang berkaitan dengan komponen pendukung keberhasilan dalam
pembelajaran.
Langkah konkret yang dapat dilakukan dalam mengimplikasikan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu guru perlu menyusun serangkaian
program pembelajaran dengan baik, terarah, simultan, dan berkesinambungan.
Salah satunya yaitu diwujudkan dengan merumuskan tujuan-tujuan kurikulum
berbagai mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya, khususnya tujuan
pembelajaran di setiap mata pelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara
operasional agar dapat diukur dan diamati, serta disesuaikan dengan kondisi kelas
maupun karakter siswa yang akan diajar. Selanjutnya, langkah tersebut
ditindaklanjuti dengan menerapkan pembelajaran sesuai rancangan yang telah
disusun yaitu melaksanakan proses pembelajaran dengan tujuan untuk
memberikan pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman bagi siswa sehingga
siswa dapat memiliki sejumlah kemampuan baik akademik, emosional, maupun
sosial.
Di samping itu, dalam merencanakan pembelajaran, guru juga perlu
memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang paling tepat, antara lain model
165
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dalam model tersebut guru harus
menjelaskan secara rinci mengenai apa yang harus dilakukan, dan apa yang
diharapkan. Selanjutnya, guru memberikan tugas yang paling tepat dalam
pembelajaran, menyiapkan materi, sumber belajar, dan media agar memudahkan
siswa dalam belajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw diawali dengan pengelompokkan siswa, mengembangkan
sistem pujian untuk kelompok maupun perorangan agar siswa termotivasi untuk
lebih giat dalam belajar, dan memberikan bimbingan kepada siswa baik secara
individu maupun dalam kelompok. Kegiatan pembelajaran model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw diakhiri dengan penilaian dan menganalisis, serta
mengevaluasi terhadap hasil belajar siswa yang dikontribusikan dalam penilaian
kelompok.
Apabila akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka
perlu menelaah karakteristik mata pelajaran dan materi yang akan diajarkan.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw cocok untuk diterapkan pada berbagai
mata pelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Juliati (2000)
mengemukakan, model pembelajaran kooperatif lebih tepat diterapkan pada mata
pelajaran IPS, tetapi tidak menutup kemungkinan model pembelajaran kooperatif
juga dapat diterapkan pada mata pelajaran matematika yang berisi materi
berhitung karena pada dasarnya model ini efektif untuk meningkatkan
kemampuan berpikir siswa (Isjoni 2010: 15).
Materi pelajaran yang akan diterapkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw perlu dicermati lebih mendalam agar dalam pelaksanaannya
dapat diorganisir secara efektif. Apabila akan menerapkan model pembelajaran
166
kooperatif tipe jigsaw, maka karekteristik materi ajar yang tepat untuk
dilaksanakan model ini yaitu materi yang memiliki subbagian, sehingga dapat
dipilah menjadi beberapa bagian. Bagian materi tersebut didistribusikan kepada
sejumlah siswa dalam kelompok asal. Hal tersebut sesuai dengan tahapan jigsaw
di mana setiap siswa dalam kelompok asal mendapat tugas dan tanggung jawab
yang berbeda. Siswa dari kelompok asal yang mendapatkan bagian materi yang
sama berkumpul membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli. Di
dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan masalah yang menjadi tanggung
jawabnya untuk dicarikan jawaban yang tepat atas hasil diskusi dengan kelompok
ahli. Hasil diskusi kelompok ahli dijadikan pengetahuan baru yang harus
disampaikan kepada siswa yang berada di kelompok asal sehingga terjadi
interaksi antarsiswa dan tercipta ketergantungan positif. Proses tersebut akan
memudahkan siswa untuk menerima pengetahuan dari temannya. Siswa akan
lebih dapat memahami suatu pengetahuan jika diajar oleh temannya. Hal tersebut
sesuai dengan teori belajar konstruvistik bahwa siswa lebih mudah menemukan
dan memahami konsep yang sulit jika siswa saling mendiskusikan masalah-
masalah tersebut dengan temannya (Isjoni 2010: 121). Dengan demikian,
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw perlu disesuaikan dengan
karekteristik materi yang akan diajarkan.
Selanjutnya, dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
perlu mencermati tingkatan kelas yang akan diajar. Tingkatan kelas
mempengaruhi keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pada
dasarnya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model
pembelajaran berkelompok, di mana siswa dituntut untuk memecahkan masalah
167
melalui diskusi dengan kelompoknya. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik
siswa SD yang senang berkelompok. Dengan demikian, model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dapat diterapkan di jenjang sekolah dasar sehingga
diharapkan dapat melatih siswa dalam memecahkan masalah melalui diskusi
kelompok di jenjang berikutnya. Selain itu, guru juga perlu mengetahui bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih cocok diterapkan pada
siswa kelas tinggi karena tingkat perkembangan kognitif siswa kelas tinggi sudah
dapat berpikir secara kritis dan logis. Siswa kelas tinggi sudah dapat memecahkan
masalah melalui diskusi kelompok. Melalui diskusi akan terjalin komunikasi
antarsiswa, sehingga dapat meningkatkan daya nalar, keterlibatan siswa dalam
pembelajaran, dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya, sedangkan aktivitas siswa dalam berkelompok juga dapat
mengarahkan siswa pada tingkah laku yang positif. Secara tidak langsung siswa
terlatih untuk bekerja sama, saling membantu, dan mendorong teman satu
kelompoknya untuk bersama-sama memecahkan masalah yang menjadi tanggung
jawabnya. Slavin (2010: 123), mengemukakan bahwa “dalam metode jigsaw, para
siswa dibuat supaya merasa penting karena mereka memiliki informasi yang
sangat penting bagi kelompoknya.” Hal tersebut menunjukkan pengaruh positif
dari jigsaw terhadap rasa harga diri para siswa. Dengan demikian, akan terjalin
hubungan kerja sama yang baik di antara siswa dalam proses kelompok.
Selain itu, guru juga harus mampu mengorganisasikan materi dan tugas-
tugas siswa yang mencerminkan siswa kerja dalam kelompok kecil, khususnya
dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pembentukan kelompok terdiri
atas 4-7 siswa. Penerapan model ini dapat diimplikasikan pada kelas dengan
168
jumlah siswa yang tidak terlalu banyak (kelas gemuk) karena dikhawatirkan guru
sulit dalam mengadakan pengelolaan siswa dalam proses diskusi. Pembentukan
kelompok yang lebih dari 7 siswa dimungkinkan terdapat siswa yang hanya
bergantung pada siswa lain. Hal tersebut dapat berdampak negatif pada
pencapaian hasil belajar siswa. Selain itu, aktivitas siswa yang tidak terarah akan
menjadikan suasana kelas menjadi gaduh sehingga materi ajar tidak tersampaikan
secara utuh. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw lebih tepat diterapkan pada kelas yang memiliki siswa tidak terlalu banyak
maupun sedikit. Artinya, jumlah siswa dalam kelas akan mempengaruhi proses
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Pengalokasian waktu pada setiap mata pelajaran turut mempengaruhi
proses implikasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Apabila akan
menerapkan model ini, maka diperlukan mata pelajaran yang memiliki alokasi
waktu minimal tiga jam pelajaran (3JP) karena dalam pelaksanaannya perlu waktu
yang cukup untuk setiap tahapan jigsaw. Tahapan jigsaw yang terdiri dari delapan
tahapan, masing-masing perlu dialokasikan secara cermat agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif. Pengalokasian waktu pada tahapan diskusi
kelompok asal maupun ahli dibutuhkan porsi yang cukup banyak dibanding yang
lain. Dalam pelaksanaan diskusi kelompok asal dan ahli disesuaikan dengan
kemampuan berpikir dan kerja sama siswa. Oleh karena itu, pelaksanaan
pembelajaran berpacu pada alokasi waktu yang direncanakan, tetapi
dimungkinkan di dalam proses pembelajaran terjadi hal-hal di luar rencana
sehingga perlu kreatifitas guru dalam mengelola alokasi waktu tersebut yang
bersifat fleksibel.
169
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga dapat meningkatkan
performansi guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Penggunaan model pembelajaran ini, menjadikan guru lebih cermat dalam
merencanakan pembelajaran. Guru dituntut lebih profesional dalam memilih dan
memodifiksi model pembelajaran ini dalam rangka mencapai keberhasilan
pembelajaran. Dalam menyusun tahapan jigsaw ini mengajak guru untuk
memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu
siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pembelajaran lebih bermakna. Selain
itu, kreativitas guru akan tergali dalam menentukan materi pelajaran yang akan
diajarkan, menyusun LKS dan kuis, menyusun lembar pengamatan aktivitas
belajar siswa, sumber belajar, dan media yang akan digunakan untuk
memudahkan siswa belajar, serta kreatif dalam menentukan penghargaan
kelompok siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru tidak lagi menyampaikan materi
secara utuh karena pemahaman dan pendalaman materi akan dilakukan siswa
ketika belajar bersama dalam kelompok. Guru hanya menjelaskan pokok-pokok
materi dengan tujuan siswa memiliki wawasan dan orientasi mengenai materi
yang diajarkan. Selanjutnya, guru lebih dilatih untuk aktif membimbing siswa
pembentukan kelompok asal maupun ahli, dan dalam proses belajar kelompok.
selain itu, aktivitas guru juga dituntut untuk mengadakan monitoring dan
mengobservasi kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang telah
dirancang. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan peran yang
lebih luas kepada guru. Peran tersebut tidak lagi sebagai penyampai informasi,
melainkan peran guru yang lebih kompleks yaitu sebagai fasilitator, mediator,
170
motivator, dan evaluator. Peran guru sebagai moderator terlihat ketika guru
memberikan kesempatan kepada siswa dari masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerjanya. Hal tersebut termasuk dalam kegiatan
konfirmasi di mana guru mengarahkan dan mengoreksi pemahaman siswa
terhadap materi dan hasil kerja siswa sehingga dapat meluruskan kesalahpahaman
siswa. Sementara, peran guru sebagai evaluator meliputi menyusun instrumen
penilaian, mengadakan penilaian, dan menganalisis hasil penilaian, serta
mengadakan tindak lanjut untuk mengukur ketercapaian pembelajaran yang telah
berlangsung. Peran guru yang kompleks dalam model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw, menuntut guru untuk lebih mendalami teori tentang model
pembelajaran tersebut. Kegiatan tersebut ditujukan agar guru dapat mengetahui
secara jelas mengenai model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sehingga dalam
menerapkan model tersebut guru akan lebih variatif dan inovatif dengan
memadukan media dan sumber belajar yang lebih mendukung.
171
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan performansi guru dalam
pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas
IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal juga meningkat. Dari kegiatan
pembelajaran tersebut, performansi guru pada siklus I memperoleh nilai sebesar
81,16 dengan kriteria AB meningkat menjadi 92,35 dengan kriteria A, pada siklus
II. Kemudian peningkatan terjadi pula pada performansi guru dalam menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pada siklus I performansi guru dalam
menerapkan model jigsaw memperoleh nilai sebesar 80,56 dengan kriteria AB
meningkat menjadi 91,67 dengan kriteria A, pada siklus II.
Pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga
dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.
Hal tersebut dapat ditunjukkan berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan
aktivitas kelompok dalam pembelajaran. Dari kegiatan pembelajaran tersebut,
aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I memperoleh angka sebesar 70,10%
dengan kriteria tinggi dan aktivitas kelompok sebesar 75,13% dengan kriteria
172
sangat tinggi. Kemudian pada siklus II mengalami peningkatan aktivitas siswa
menjadi 88,39% dengan kriteria sangat tinggi dan aktivitas kelompok memperoleh
angka sebesar 92,38% dengan kriteria sangat tinggi.
Selanjutnya, dari segi hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan
Lor 1 Tegal pada mata pelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi juga meningkat. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari rata-rata nilai
siswa, yaitu rata-rata nilai pretes, rata-rata nilai tes formatif siklus I dan siklus II,
serta rata-rata nilai postes. Perolehan rata-rata nilai pretes sebesar 61,82 dengan
ketuntasan belajar klasikal 36,36% yang berarti bahwa dari jumlah 33 siswa,
hanya 12 siswa yang telah memenuhi KKM. Pada siklus I, rata-rata nilai tes
formatif siswa mencapai 75,87 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar
60,61%, sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 93,03
dan ketuntasan belajar klasikal menjadi 87,88%. Artinya, pada siklus II
ketuntasan belajar klasikal telah mencapai indikator keberhasilan sebesar 75%.
Selain itu, peningkatan terjadi pula pada hasil postes dengan rata-rata nilai 95,85
dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 96,97% yang berarti bahwa terdapat 32
siswa yang telah memenuhi KKM dari jumlah 33 siswa.
Dengan demikian, hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan
performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar IPS materi Teknologi
Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri
Pesurungan Lor 1 Tegal.
173
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
(1) Hendaknya guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dalam mengelola pembelajaran di kelas dengan memperhatikan
tahap-tahap pelaksanaannya.
(2) Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, perlu adanya persiapan yang matang
agar pelaksanaannya berjalan efektif dan efisien.
(3) Dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, guru
perlu menguasai materi, menngarahkan tugas secara jelas, membimbing
dan memotivasi siswa dalam diskusi, sehingga penerapan model tersebut
berjalan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
(4) Kepada kepala sekolah, disarankan agar mendukung dan memfasilitasi
para guru untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
sehingga hal tersebut dapat memperlancar tercapainya visi dan misi
sekolah.
SILABUNama SekMata PelaKelas / SeStandar K
KompetenDasar
2.3 Mengenaperkembagan teknologiproduksi komunikadan transportaserta pengala man menggunannya
KarMengetahuKepala SD
Makmuri, NIP. 1961
US kolah : SDajaran : ILMemester : IV /
Kompetensi : 2. M
nsi Materi pokok
Kp
al an
i
a si
a si
nak
Perkembangan teknolo gi produk si, komuni kasi, dan transpor tasi
M Mka Mka m mda mtekprko dtra
akter siswa yang dui,
DN Pesurungan L
S.Pd.SD 0630 198201 1 0
D Negeri PesurungMU PENGETAH/ 2 Mengenal sumber
Kegiatan embelajaran I
Menjelaskan
Membanding an,
Mengelompok an,
menunjukkan
membedakan an
menggunakan knologi roduksi, omunikasi, an ansportasi
Ml M Ms Cd Ml M Ms Cd Ml M Ms C
diharapkan : Di
or 1 Tegal
04
gan Lor 1 Tegal HUAN SOSIAL (I
r daya alam, kegi
Indikator pencap
Membandingkan/lalu dan masa sekMenyebutkan maMenceritakan pensekarang Cara menggunakadan masa kini Membandingkan/lalu dan masa sekMenyebutkan maMenceritakan pensekarang Cara menggunakadan kini Membandingkan/lalu dan masa sekMenyebutkan maMenceritakan pensekarang Cara menggunakaisiplin ( Discipline
IPS)
iatan ekonomi dan
paian kompetens
/membedakan jenkarang acam alat produksngalaman menggu
an secara sederha
/membedakan jenkarang acam alat komunikngalaman menggu
an secara sederha
/membedakan jenkarang acam alat transporngalaman menggu
an teknologi trans), Rasa hormat dan
n kemajuan tekno
si
nis teknologi prod
si masa lalu dan munakan alat produ
ana teknologi pro
nis teknologi kom
kasi masa lalu daunakan alat komu
ana teknologi kom
nis teknologi tran
rtasi masa lalu daunakan alat transp
sportasi masa lalun perhatian ( respec
ologi di lingkung
duksi pada masa
masa kini uksi lalu dan
duksi masa lalu
munikasi pada ma
an kini unikasi lalu dan
munikasi masa lal
sportasi pada ma
an kini portasi lalu dan
u dan kini ct ), Tekun ( dilige
an kabupaten / koPenilaian
Teknik Bent
sa
lu
sa
Tertulis uraian
jawasingk
nce ) , Jujur ( fairnTegaGuru Siti LNIP.
ota dan provinsi
AWtuk Contoh
aban kat
Jelaskan,
membandingkan,
mengelompokkan
menun jukkan,
membe dakan
dan
menggu nakan
1mp1(4m
nes ) dan Ketelitianal, Januari 2012 u Kelas IV
Latifah, S.Pd.SD19640905 19840
174
Alokasi Waktu
SumberBelajarAlat
2 x 35 menit ert 9 - 2 4
minggu)
- BukuIPS kelaIV Asy’ari Erl - Gambarteknologproduksi
- Komunkasi
- Transpotasi
n ( carefulness)
05 2 004
r r/
u as
r gi i
ni
or
LDS
MK MN
Lampiran 2DAFTAR NSDN PESUR
No Nom1 3622 3633 3634 3645 3656 3717 3728 3739 37310 37411 37512 37913 37914 38015 38016 38017 38018 38019 38020 38021 38122 38123 38124 38125 38126 38127 38128 38229 38230 38231 38232 38233 40134 401
Mengetahui, Kepala SDN P
Makmuri, S.PNIP. 1961063
2 NILAI IPS SRUNGAN L
mor Induk 22 38 39 49 55
9 26 34 39 48 51 98 99 00 01 02 03 04 08 09
0 2 4 5 6 7 8
22 25 27 28 29
7 8
Pesurungan Lo
Pd. SD 30 198201 1 0
SEMESTERLOR 1 TEG
Jenis KelaL L L P L L P L P P P L L LP P P L L L L L P L L L P P P P L L L P
or 1
004
R 2 SISWA GAL TAHU
amin NamAhmKhaKhaRismSlamBagaIntanMuhNur SelvTri SAguAdi AlfinCitraDenDwiDewFardIndriImamKhoMegMuhMuhMuhSayiStefaWahWiwZidaAchmNuruNov
KELAS IVUN PELAJA
ma Siswa mad Aris Fauairul Arga Deaerul Miftakhma Indah Sarmet Riyadi as Pangestun Trisna Dhah. Abdul AziJayanti
viana Sopiyanti ung Prasetyo
Saputra n Sopian Sapa Waluya Se
ni Amalia i Oktaviana
wangga Setiadial Asbar i Diaz Permam Kambalierun Nasukh
gawati hammad Nurhammad Rizkhammad Nazidati Asyiyahani Kusuma hyu Nuraidawit Citra Haran Pramudyamad Muhromul Zaeni ia Dewi Les
Tegal, 1Guru Ke Siti LatifNIP. 196
V ARAN 2010/
uzi estianto hudin ri
anti iz
putroejati
a Pratama
ai
ha
r Aziz ky F. zar h Dewi
rtati a P. m Aziz
smana
10 Juni 2011 elas IV,
fah, S.Pd.SD 640905 1984
/ 2011
Nilai 45 45 40 - 50 50 60 65 65 50 60 45 55 60 50 50 35 25 40 - 55 - 45 30 45 80 50 35 65 35 85 65 40 -
05 2 004
175
LDS
MG SN
Lampiran 3DAFTAR KSDN PESUR
Kelom
Pange
Pattim
Jende
Imam
Pange
Mengetahui, Guru Kelas IV
Siti Latifah, S.NIP. 1964090
3 KELOMPORUNGAN L
mpok
eran Diponeg
mura
eral Soedirma
m Bonjol
eran Antasari
Pd.SD 5 198405 2 0
K JIGSAWLOR 1 TEG
N
oro
1234567
123456
n
1234567
1234567
123456
004
W SISWA KEGAL TAHU
omor
ELAS IV UN PELAJA
Nama SiswRangga BaSapta YogNur ‘Afni Dewi RatnEli TrisnawAnita SilviTegar Priy
M. TrijayaM. Riyan EDwi OktavToto SudirWinda YunKholifatun
Rudi RiantNoval SeptNada AdhaNada AdhaSela ZaenaAmanda PSaepul Mu
Eva RifatuAbdul QiroLukman NNoviana NAhmad FauKartika YaNur Alita P
Khaerul mM. MiftakhSefti AnnuSafa RisqiaRia Puji AMuhamad
ARAN 2011/
wa ayu Pamungka PamungkasHidayah
na wati iani
yanto
a Erlangga viani rharjo niati
nnisa
totiawan ani Mubarokaana Mukaroma Sari artisia
ubarok
ul Ilya om
Nur Kusuma Nisa Uljanah
uzi asmin R. Putri
miftakhudin hul Fikri
ur Rifani ana Aulia
Astuti Tegar Prasety Peneliti, Siti Indah CNIM. 14024
/ 2012
kas s
ah mah
yo
Cahyani 408276
176
177
KISI-KISI INSTRUMEN PRETES DAN POSTEST Mata Pelajaran : IPS Kelas/Semester : IV/ 2 Waktu : 60 menit Standar Kompetensi : Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi Kompetensi Dasar
Indikator soal Bentuk Soal
Ranah Kognitif
Tingkat Kesulitan Nomor Soal Mudah Sedang Sulit
2.3 Mengenal perkemba ngan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya
− Siswa dapat menjelaskan pengertian produksi. Pilihan Ganda
C1 1− Disajikan gambar alat produksi zaman dahulu berupa mesin tenun tradisional, Siswa
dapat menyebutkan jenis alat produksi tersebut C1
2
− Disajikan gambar alat produksi zaman sekarang berupa gergaji mesin, siswa dapat menyebutkan kegunaan jenis alat produksi tersebut
C1 3
− Disajikan langkah‐langkah pembuatan minyak goreng, Siswa dapat menentukan nama produk dari proses produksi tersebut.
C3 4
− Disajikan gambar teknologi produksi pada zaman dahulu dan zaman sekarang, siswa dapat membandingkan teknologi tersebut
C2 5
− Disajikan gambar peralatan teknologi produksi zaman dahulu, siswa dapat menjelaskan kelemahan/ kelebihan alat teknologi tersebut.
C2 6
− Disajikan gambar peralatan teknologi produksi zaman sekarang, siswa dapat menjelaskan kelemahan/ kelebihan teknologi tersebut.
C2 7
− Disajikan langkah‐langkah membuat batu bata secara acak, siswa dapat menyusun langkah‐langkah tersebut dengan benar.
C3 8
− Siswa dapat menjelaskan pengertian komunikasi. C1 9
− Siswa dapat menyebutkan jenis alat komunikasi zaman dahulu C1 10
− Siswa dapat menyebutkan jenis alat komunikasi zaman sekarang C1 11
− Siswa dapat menyebutkan 3 macam saluran komunikasi. C2 12
− Disajikan gambar peralatan teknologi komunikasi zaman dahulu dan sekarang, siswa dapat membandingkan keduanya.
C2 13
− Disajikan gambar peralatan teknologi komunikasi zaman dahulu, siswa dapat menjelaskan kelemahan peralatan teknologi tersebut
C2 14
− Disajikan gambar peralatan teknologi komunikasi zaman sekarang, siswa dapat menjelaskan kelebihan teknologi tersebut
C2 15
178
− Siswa dapat mengklasifikasi jenis teknologi komunikasi yang berbentuk media elektronik melalui saluran internet.
C3 16
− Siswa dapat mengurutkan cara berkomunikasi melalui telepon genggam. C3 17
− Siswa dapat menjelaskan pengertian transportasi. C1 18
− Disajikan gambar alat transportasi yang memanfaatkan angin, siswa dapat menyebutkan tenaga yang dimanfaatkan oleh alat transportasi tersebut
C1 19
− Siswa dapat memasangkan satu alat transportasi zaman dahulu dengan tenaga yang digunakan untuk menggerakkannya
C1 20
− Disajikan tabel macam‐macam alat transportasi, Siswa dapat mengklasifikasikan masing‐masing 1 contoh teknologi transportasi darat, laut dan udara zaman dahulu
C2 21
− Disajikan gambar alat transportasi pada zaman dahulu dan zaman sekarang, siswa dapat membandingkan jenis teknologi tersebut
C2 22
− Siswa dapat menjelaskan kelemahan peralatan teknologi transportasi zaman dahulu C2 23
− Siswa dapat menjelaskan kelebihan peralatan teknologi transportasi zaman sekarang C2 24
− Disajikan tabel nama kendaraan dengan tempat peberhentiannya, Siswa dapat memasangkan tempat pemberhentian masing‐masing alat transportasi darat, laut maupun udara.
C2 25
− Siswa dapat menentukan jenis kapal berdasarkan fungsinya. C3 26
− Siswa dapat mendaftar bahan baku pembuatan telur asin. C1 27
− Siswa dapat mengurutkan langkah‐langkah menggunakan mengirim surat lewat pos. C2 28
− Disajikan gambar alat transportasi sepeda, siswa dapat menjelaskan cara menggunakan teknologi transportasi tersebut.
C2 29
− Disajikan gambar sikap tidak tertib lalu lintas, siswa dapat menentukan sikap positif untuk mencegah hal tersebut.
C3 30
Jumlah 10 15 5 30
Keterangan: C1 = pengetahuan C2 = pemahaman C3 = penerapan
L
MKMAH B
2
3
4
5
Lampiran 5
Mata pelajarKelas/ semeMateri pokoAlokasi wakHari/ tangga
Berilah tan1. Proses
barang jaa. konb. dist
2. Gambar
kain, yadisebut d
3. Gambar produksi
4. Perhatika(1) Siapk(2) Kupa(3) Peras(4) Rebu(5) Siap dBerdasarkmenghasi
a. minb. minc. jus d. es k
5. Perhatika
Berdasaryang ben
5 SOAL PR
ran : Ister : I
ok : Tktu : 6al :
da silang (Xmengolah b
adi disebut ...nsumsi tribusi
di bawah inaitu dengan dengan ... .
a. b. c. d.
di bawah modern yang
a. b. c. d.
an urutan berikan buah kelaas dan parutlaslah hingga mus terus-menerdigunakan. kan langkah-lilkan barang b
nyak tanah nyak goreng kelapa
kelapa
an gambar di b
rkan gambarnar yaitu ... .
RETES DA
Ilmu PengetIV / 2 Teknologi P60 menit
X) huruf a, bbahan baku .
c. prodd. kom
ni merupakanalat tradisio
mesin jahitalat sablonalat tenun alat press ini merupa
g berguna untumenggiling membajak smemotong kmenumbuk
kut ini ! apa yang sudaah daging buahmenjadi santan
rus hingga be
langkah terseberupa ... .
bawah ini!
r di atas, p
AN POSTES
tahuan Sosia
Produksi, Ko
b, c, atau d menjadi
duksi misi
n produksi onal yang
akan alat uk .. . padi
sawah kayu padi
ah tua. h kelapa.
n. ening dan
but akan
pernyataan
S
al (IPS)
munikasi da
pada jawaba. tr
sab. ke
sac. tr
sad. tr
un
6. PerhatiSabit tradisiorumputa. lebi
rumb. arit c. mud
mand. pro
7. Perhati
Batik ckeuntuyaitu ..a. prob. menc. hargd. tida
8. Perhatik
ini! (1) Men(2) Bat
diku(3) Tan(4) Ado(5) Bat
diba
an Transport
ban yang tapraktor lebih awah erbau lebih awah raktor lebih lawah raktor dan kentuk membaj
ikan gambar datau arit
onal untukt,kelemahan sih tajam dar
mput lebih tahan l
dah dan prana ses pemotong
ikan gambar d
cap lebih dikeungan menggu.. ses lebih cepanimbulkan poganya mahal ak menggunak
kan urutan m
nyiapkan tanatu bata cetakumpulkan. nah liat digilinonan dicetak tu bata disusakar dan siap
179
asi
pat! cepat untuk
cepat untuk
lambat untuk
erbau sama-saak sawah
di bawah ini!adalah a
k memotosabit yaitu ... ripada mesin
ama (awet) aktis dibawa
gan lama
di bawah ini!
enal daripada unakan alat ba
at dan hasilnyolusi dan murdan lama prokan tenaga m
membuat batu b
ah liat. kan yang su
ng menjadi adsatu per satu.sun dalam t dipakai.
membajak
membajak
k membajak
ama lambat
alat ong .
n pemotong
a kemana -
batik tulis, atik cap
ya banyak rah osesnya
mesin
bata berikut
udah kering
donan. tungku lalu
9
Urutan m... a. (1), b. (1), c. (1), d. (1),
9. Kegiatan
disebut... a. prodb. tran
10. Salah sapada zama. inteb. ken
11. Di bawkomunikmedia ela. hanb. maj
12. Saluran berkomun
a. lisanb. isyac. isyad. lisan
13. Perhatik
Pernyataatas yaitua. Ken
penb. Ken
komc. Pen
komd. Ken
sam14. Perhatik
a. pesab. dimc. prakd. suli
membuat batu
(2), (3), (4), (4), (2), (3), (3), (4), (2), (2), (4), (3),
mengirim .
duksi nsportasi atu alat komuman dahulu yaernet nthongan wah ini ykasi zaman slektronik yaitu
ndphone alah yang dapa
nikasi yaitu ..n, kenthonganarat, majalah, arat, lisan, dann, isyarat, dan
an gambara d
aan yang benau ... . nthongan lebngeras suara nthongan munikasi tradingeras suarmunikasi tradinthongan dan
ma modern an gambar di
Kelemmeng....
an cepat sampmiliki oleh banktis dan modet dan jarang d
u bata yang b
(5) (5) (5) (5)
dan menerim
c. teknd. kom
unikasi yang daitu ... .
c. faximd. e-ma
yang termasekarang yanu ... .
c. korad. sura
at digunaka.. . n dan bedugdan asap
n asap n tulisan
di bawah ini!
ar mengenai g
bih modern
merupakanisional ra merupakisional
n pengeras su
bawah ini! mahan komunggunakan bed
pai nyak orang ern ditemukan
enar yaitu
ma pesan
nologi munikasi digunakan
mile ail suk alat ng berupa
an at an untuk
gambar di
daripada
n alat
kan alat
uara sama-
nikasi dug yaitu
(1)
15. Perhati
a. mudb. hargc. cepd. ban
16. Alat
memana. teb. H
17. Perhatik
telepon(1) An(2) Te(3) Tu(4) BeUrutan benar ya. (1)b. (1)c. (1)d. (1)
18. Kegiatadari sua... . a. tranb. kom
19. Alat trini mena. manb. hewc. angd. batu
20. Perhatik Berdasasesuai dmenggea. Gamb. Gamc. Gamd. Gam
(
ikan gambar dHankomkeuHP
dah dan cepatganya mahal
pat rusak nyak gangguan
komunikasinfaatkan salura
leponHandy Talky (H
kan langkahn berikut ini ! ngkat genggaekan nomor yutup genggamerbicaralah se
menggunakyaitu ... . ), (2), (3), (4) ), (4), (2), (3) ), (3), (4), (2) ), (2), (4), (3) an memindahatu tempat ke
nsportasi munikasi ansportasi launggunakan tenusia
wan gin u bara kan alat trans
arkan gambardengan tenagaerakkannya ymbar (1) digembar (2) digembar (3) digembar (2) dige
(2)
di bawah ini!ndphone merumunikasi masauntungan men
yaitu ... t
n
i elektronan internet ya c. e-mHT) d. be
h-langkah me
am telepon. yang akan ditum telepon. eperlunya. kan telepon
hkan barang e tempat lain
c. pro d. kout pada gambenaga ... .
portasi beriku
r di atas, pasaa yang digunaaitu ... .
erakkan tenagerakkan tenagerakkan tenagerakkan tenag
180
(3)
upakan alat a kini,
nggunakan
nik yang aitu ... . mail edug
enggunakan
uju.
yang
atau orang nnya disebut
oduksi onsumsi bar di bawah
ut ini !
angan yang akan untuk
a hewan ga angin a hewan a angin
2
2
2
2
2
21. Perhatika
Berdasarktransportaa. truk, b. keretac. delmad. delma
22. Perhatik
Berdasaryang bena. Seped
transpb. Seped
transpc. Delm
yang d. Delm
yang
23. Salah satransportaa. seringb. cepatc. lama d. diger
24. Salah sa
transportaa. membb. cepatc. menimd. meng
25. PerhatikaNo
tr1 2 3 Pes
No. Atrans
da1 T2 Kere3 De
an tabel beriku
kan tabel di aasi zaman dahkapal selam, a api, prahu ran, prahu rakan, prahu rak
an gambar di
rkan gambar tnar yaitu ... . da motor portasi tradisida motor portasi yang d
man merupakdigerakkan o
man merupakdigerakkan o
atu kelemahaasi zaman dahg terjadi kecet sampai ke teuntuk sampa
rakkan oleh te
atu keuntungasi zaman sekbutuhkan wakt sampai tujuambulkan polu
ggunakan tenaan tabel beriku
Alat ransportasi
Bus Kereta api awat terbang
Alat sportasi arat
Alat tr
Truk Kapeta api Praelman J
ut ini !
atas, yang termhulu yaitu ... jet
rakit, helikoptit, balon udarit, jet
bawah ini !
tersebut, pern
merupakaional.
merupakadigerakkan olkan alat troleh mesin. kan alat troleh tenaga he
an menggunhulu yaitu ... elakaan empat tujuanai ke tempat tuenaga mesin
an menggunkarang yaitu …ktu perjalananan usi aga hewan ut ini !
Tempembe
BanTerm
g Pela
ransportaslaut tr
pal selamahu rakit HJetski Ba
masuk alat .
ter ra
nyataan
an alat
an alat leh udara. ansportasi
ansportasi ewan.
akan alat .
ujuan
nakan alat … . n lama
mpat rhentian ndaraminal buhan
Alat ransportasi udara Jet
elikopter alon udara
Berdasamanakadengan a. Busb. Kerc. Pesd. Bus
26. Menuru
jenis mengana. Ferrb. Tan
27. Bahan btelur asa. telur b. telur
garamc. telur d. telur
28. Perhatik
berikut (1) M
am(2) Tu(3) Li
am(4) Te(5) Tu(6) SuUrutan benar ya. (1)b. (4)c. (3)d. (2)
29. Perhati
a. dikab. dida
Per
a. ikutb. menc. meld. men
atap
arkan tabel diah yang sesuatempat pemb
s berhenti di breta api berhesawat terbangs berhenti di t
ut fungsinya,kapal. Ka
ngkut minyakrry nker baku yang diin yaitu ... . asin, tanah liasin, kecap,
m asin, kecap, basin, tanah li
kan langkah-ini !
Menyiapkan amplop. ulis surat dengipat dan mmplop empelkan prauliskan alamaurat siap kirim
mengirim yaitu ... . ), (2), (3), (4)), (2), (3), (1)), (4), (2), (1)), (4), (3), (5)ikan gambar d
Alat tmengdenga
ayuh ayungrhatikan gamb
Sikapuntukterseb
t naik di atap nasehati dan tlempari orangnyuruh orangp
i atas, pasangai antara alat tberhentiannyabandara enti di terminag berlabuh di pterminal
, ada bermacapal yang k yaitu kapal .c. Barangd. Tunda gunakan untu
at, batu bata d, pewarna m
batu bata dan at, pewarna d
-langkah men
alat tulis, pr
gan alat tulismasukkan ker
angko pada amat tujuan padam lewat pos surat lelalui
, (5), (6) , (5), (6) , (5), (6) , (6), (1) di bawah ini transportasi d
ggerakkannyaan cara ... . c. ditarikd. didorongbar di bawah p yang harus dk mencegah pbut yaitu dengkereta
tidak ikut-ikug di atap dengg lain agar ik
181
an transportasi a yaitu ... .
al pelabuhan
cam-macam berfungsi
.. .
uk membuat
dan garam akanan dan
garam dan kecap
ngirim surat
rangko dan
rtas dalam
mplop a amplop
pos yang
! di atas, cara a yaitu
ini ! dilakukan
perilaku gan ... .
utan gan batu kut naik ke
182
Lampiran 6 PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah : SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas / semester : IV (empat) / 2 (dua) Alokasi Waktu : 3 x 35 menit ( 3 JP ) Pelaksanaan : Rabu, 25 April 2012 A. Standar Kompetensi
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.
B. Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi
serta pengalaman menggunakannya. C. Indikator
1. Menyebutkan macam-macam alat produksi zaman dahulu dan zaman sekarang
2. Membandingkan jenis teknologi produksi zaman dahulu dan zaman sekarang
3. Membedakan produksi zaman dahulu dan zaman sekarang. D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menyebutkan minimal dua contoh alat produksi zaman dulu kepada guru dan teman sekelasnya.
2. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menyebutkan minimal dua contoh alat produksi zaman sekarang kepada guru dan teman sekelasnya.
3. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat membandingkan minimal satu jenis barang produksi dengan teknologi produksi zaman dahulu dan zaman sekarang kepada guru dan teman sekelasnya.
4. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan minimal satu kekurangan teknologi produksi zaman dahulu kepada guru dan teman sekelompoknya.
5. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan minimal satu kelebihan teknologi produksi zaman dahulu kepada guru dan teman sekelompoknya.
6. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan minimal satu kekurangan teknologi produksi zaman sekarang kepada guru dan teman sekelompoknya.
7. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan minimal satu kelebihan teknologi produksi zaman sekarang kepada guru dan teman sekelompoknya.
8. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menyusun diagram alur proses produksi (minimal satu) kepada guru dan teman sekelasnya.
183
E. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), rasa hormat dan perhatian (respect ), tekun ( diligence ) , jujur ( fairnes ) dan ketelitian (carefulness).
F. Materi Pokok “Perkembangan Teknologi Produksi”
1. Teknologi produksi zaman dahulu No. Jenis Produksi Alat produksi Kegunaan 1
Produksi pertanian
kerbau Untuk membajak sawah cangkul untuk menggemburkan sawahani‐ani atau sabit untuk memotong padi Alu dan lesung untuk menumbuk padi
2 Produksi pakaian
alat tenun dari kayu Untuk membuat kain Daun atau kulit pohon Untuk bahan pewarnanya
3 Produksi bangunan
kapak Untuk memotong kayu Sekop Untuk mengambil pasir
2. Teknologi produksi zaman sekarang No. Jenis Produksi Alat produksi Kegunaan1 Produksi
pertanian
Traktor Untuk membajak sawah untuk menggemburkan sawah
Mesin penggilingan padi untuk menumbuk padi 2
Produksi pakaian Mesin tenun
Untuk membuat kain. ‐Kapas untuk membuat katun. ‐Bulu domba untuk kain wol. ‐Bahan sintetis untuk kain nilon.
Pewarna kimia Untuk bahan pewarnanya 3 Produksi
bangunan Gergaji mesin Untuk memotong kayu Traktor Untuk mengambil pasir
3. Perbandingan teknologi produksi zaman dahulu dengan sekarang
No Teknologi produksi zaman dahulu Teknologi produksi zaman sekarang 1 Pembuatan kain tenun tradisional. Pembuatan kain dengan mesin di pabrik.
2 Pengolahan sawah dengan cangkul atau bajak.
Pengolahan sawah dengan traktor.
3 Pembuatan makanan dan minuman dengan cara tradisional.
Pembuatan makanan dan minuman dalam kemasan dan botol.
4 Pembuatan peralatan rumah tangga tradisional seperti sapu dan tungku.
Pembuatan peralatan rumah tangga modern seperti penyedot debu dan kompor gas.
4. Kelebihan dan kekurangan teknologi produksi zaman dahulu No. Kelebihan Kekurangan 1 Peralatan sederhana, tidak bergantung pada mesin. Produksinya lambat 2 Menggunakan tenaga manusia Bergantung pada kondisi alam. 3 Tidak menimbulkan polusi/ pencemaran,udara, air
maupun suara Tidak dapat memenuhi pesanan dalam jumlah banyak
4 Menampung banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran.
Biaya yang dibutuhkan lebih besar
5 Tidak banyak mengalami hambatan Barang produksi sedikit
N12
3
456
Ta1
2
5. KelebihNo. Kelebih1 Peralat2
Mengg
3 Produkyang d
4 Biaya o5 Tenaga6 Dapat
jumlah
6. Alur prK
produksa. Sib. Buc. Kd. Pee. Re
A
G. Metode1. Cer2. Tan3. Ker4. PenSemua m(Cooper
H. Langka1. Keg
a. Sb. Pc. Md. P
2. Keg
ahap KegMena. M
db. A
BEkspMena. G
han dan kekhan tan canggih
gunakan tenag
ksinya cepat kibutuhkan leboperasional pa kerja lebih smemenuhi peh besar
roses produKelapa merupsi minyak goiapkan buah uah kelapa d
Keroklah/ pareraslah parutebus santan dapun bagan
e Pembelajaramah nya jawab rja kelompoknugasan metode di atrative Learn
ah - langkahgiatan AwalSalam (ramPresensi siswMenyiapkanPengondisia
giatan Inti (8iatan pembenyampaikan tMemberikan dicapai dan pApersepsi : Bertanya jawplorasi nyampaikan iGuru menjela
kurangan te
ga mesin
karena waktubih singkat roduksi kecilsedikit esanan dalam
ksi pakan bahan oreng yaitu s
kelapa yangdikupas. rutlah dagingtan kelapa tekelapa hingg
n alur proses
aran
k
tas, dikolaboning) tipe Jig
h Pembelajal (10 menit)ah) , berdoawa (disiplin)n media dan an siswa dan
85 menit) lajaran tujuan dan mmotivasi de
pentingnya me
ab tentang p
nformasi askan materi
eknologi proKekurangMembutuBanyak mkerusaka
u Dapat meair maupHarus ditMenimbu
m Tidak ber
baku untuk sebagai berikg sudah tua.
g buah kelapersebut menjga menjadi ms produksi m
orasikan dalagsaw.
aran
a (taqwa) ) alat peragapengondisia
emotivasi siswngan menyaempelajari m
roduksi telor
“teknologi pr
oduksi zamaganuhkan modal mengalami han mesin enimbulkan pun suara tangani oleh tulkan banyak
rgantung pad
membuat mkut :
pa tersebut. jadi santan.minyak gore
minyak goren
am model pe
an kelas (per
wa mpaikan tuju
materi ini
asin (rasa ho
roduksi” seca
an sekarang
awal yang sambatan, teru
polusi/ pence
tenaga ahli penganggura
a suasana da
minyak goren
eng siap pakang yaitu :
embelajaran
rsiapan)
uan pelajaran
ormat dan pe
ra keseluruha
184
g
angat besar utama bila ter
maran, baik u
an
n kondisi alam
ng. Alur
ai.
n kooperatif
n yang hend
erhatian)
an.
rjadi
udara,
m
Waktu
dak 10 menit
15 menit
185
b. Siswa diberikan bahan bacaan tentang materi tersebut untuk dipelajari. 3 Elaborasi
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar a. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar secara heterogen. b. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok dan selanjutnya disebut dengan
“kelompok asal” yang beranggotakan 6‐7 siswa. c. Guru membagi tugas kelompok sesuai dengan materi yang akan dipelajari,
masing‐masing siswa dalam “kelompok asal” mendapat tugas yang berbeda‐beda sesuai dengan jumlah soal pada LKS yaitu kelompok I beranggotakan A, B, C, D, E, F dan G. A mengerjakan soal no.1, B mengerjakan soal no 2 dan seterusnya sesuai dengan materi kelompok Jigsaw (terlampir pada bagan).
d. Guru membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
10 menit
4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar a. Guru menugaskan masing‐masing siswa yang memiliki tugas yang sama
berkumpul dalam satu kelompok untuk menjadi “tim ahli” sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Guru menugaskan tim ahli agar belajar bersama, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan memahami hasil temuannya. (dapat dipercaya)
c. Guru membimbing kelompok‐kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
d. Guru melakukan pengamatan terhadap proses kelompok.
25 menit
5 Konfirmasi Evaluasi dan penghargaan a. Setelah tim ahli selesai mengerjakan tugas, guru meminta masing‐masing siswa
dalam tim ahli kembali ke kelompok asal. (tekun) b. Masing‐masing siswa dalam kelompok asal, menyampaikan hasil temuannya
dengan kelompok ahli kepada anggota kelompok asal yang lain. (tanggung jawab dan ketelitian)
c. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil diskusinya. (berani) d. Kelompok lain memberi tanggapan. (rasa hormat dan perhatian) e. Guru mengklarifikasi jawaban kelompok siswa. f. Guru mengadakan kuis (jujur). g. Siswa bersama guru menghitung total skor kelompok. h. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berprestasi. i. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. j. Siswa mengerjakan tes formatif 1.
25 menit
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Guru memberikan tindak lanjut melalui tugas yang dikerjakan di rumah (PR) berupa mengulang kembali pelajaran yang belum dikuasai bagi siswa yang belum tuntas (remidi) dan bagi siswa yang tuntas diberikan tugas membuat kliping yang berkaitan dengan pelajaran hari ini (pengayaan) (tanggung jawab).
b. Guru dan siswa menutup pelajaran dengan salam (ramah).
I. Media d1. Med
GamGamLapLK
2. SumSilabHisn
Asy
Radj
Puji
J. Evaluas
1. ProsedTTT
2. TeknikTN
3. Bentuk4. Kisi-ki5. Alat te6. Pensko7. Remid
SitNIP. 19
dan Sumberdia: mbar teknolombar teknoloptop dan LC
KS yang dilenmber belajarbus IPS kelanu, Tantya d
Jakarta: y’ari, dkk. 20
Erlanggdjiman dan T
SekolahHalama
iati, Retno Huntuk KHalama
si dur Tes awal Tes dalam pTes akhir k Tes Non tes k Tes isi soal
es oran di dan pengay
Observer,
ti Latifah, S.P9640905 1984
r Belajar
ogi produksiogi produksiD ngkapi dengar: as IV semestdan Winardi,
Pusat Perbu008. BSE IPSga. Halaman Triyono, A. 2h Dasar Kelan 136 - 142.
Heny dan YuKelas IV SD/M
n 163-171.
: ada (roses : ada (
: ada (
: LKS: lemb: pilih: terlam: terlam: terlam
yaan : terlam
d.SD 405 2 004
Kepala S
NI
i zaman dahui zaman seka
an gambar-g
ter 2 SD/ MI P. 2008. BS
ukuan, DepdS SD untuk K125-131.
2009. BSE Ilas IV. Jakarta. liati, Umi. 2MI. Jakarta:
(kegiatan aw(pada saat si(pada kegiata
dan tes formbar observasian ganda dampir mpir mpir mpir
MengeSD Negeri Pes
Makmuri,P. 19610630
ulu (power parang (power
gambar
I SE IPS untukdiknas. HalamKelas IV KTS
lmu Pengetaha: Pusat Perb
2008. CerdasPusat Perbu
wal sebelum tswa bekerja an akhir)
matif i n uraian
T
SN
etahui, surungan Lor
, S.Pd.SD 198201 1 004
point) r point)
k SD/ MI kelman 169-174
TSP 2006. Jak
huan Sosial bukuan, Dep
s Pengetahuaukuan, Depdi
tindakan) kelompok)
Tegal, 25 April
Peneliti,
Siti Indah CahNIM. 140240
1 Tegal
4
186
las 4. 4. karta:
4 untuk pdiknas.
an Sosial 4 iknas.
l 2012
hyani 8276
187
Siswa A mendapat tugas no. 1 (sebutkan minimal dua contoh alat produksi zaman dulu dan gambarkan 1 bagan proses produksi zaman dahulu)
Siswa B mendapat tugas no. 2,
(sebutkan minimal dua contoh alat produksi zaman sekarang dan gambarkan 1 bagan proses produksi zaman sekarang) )
Siswa C mendapat tugas no. 3,
(bandingkan minimal satu jenis barang produksi dengan teknologi produksi
zaman dahulu dan zaman sekarang)
Siswa F mendapat tugas no. 6
(jelaskan minimal satu kelebihan teknologi produksi zaman sekarang)
Siswa D mendapat tugas no. 4
(jelaskan minimal satu kekurangan teknologi produksi zaman dulu)
Nama kelompok: .......................... Anggota: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Siswa E mendapat tugas no. 5
(jelaskan minimal satu kelebihan teknologi produksi zaman dulu)
Siswa G mendapat tugas no. 7
(jelaskan minimal satu kekurangan teknologi produksi zaman sekarang)
188
Nama : ............................ No absen : ............................ Kelompok : ............................ Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Salah satu kelemahan teknologi produksi masa lalu yaitu ... .
a. prosesnya lama c. menimbulkan polusi b. menggunakan mesin d. hasilnya kurang bagus
2. Bahan baku pembuatan kertas yaitu ... .
a. karet c. kapas b. kayu d. bambu
3. Industri tekstil yaitu industri yang menghasilkan ... .
a. kain c. mobil b. ban d. kertas
4. Proses mengolah bahan baku menjadi barang jadi disebut ... . a. konsumsi c. distribusi b. produksi d. komisi
5. Langkah awal membuat telur asin yaitu ... . a. rebus telur bebek dan pangganglah b. bungkus telur dengan adonan batu bata dan siap dijual c. panggang telur asin dan telur asin siap dijual d. bersihkan telur dan siapkan adonan batu bata
***** Selamat Mengerjakan ***** Kunci Jawaban: 1. a 2. b 3. a 4. b 5. d Penilaian Nilai = Jumlah Jawaban Benar x 100 Skor Maksimal
189
KISI-KISI SOAL TES FORMATIF I SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA “MATERI TEKNOLOGI PRODUKSI”
Mata Pelajaran : IPS Kelas/Semester : IV/ 2 Hari/ tanggal : Waktu : 10 menit Standar Kompetensi : Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi
Kompetensi Dasar Indikator soal Jenis Soal
Ranah Kognitif
Tingkat Kesukaran
Nomor Soal
2.3
Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya
Siswa dapat menyebutkan macam alat produksi masa lalu
Pilihan Ganda
C1 Mudah 1
Siswa dapat menyebutkan macam alat produksi masa kini C1 Mudah 2
Disajikan gambar teknologi produksi bidang pertanian, membandingkan/membedakan jenis teknologi produksi pada masa lalu dan masa sekarang
C4 Sedang 3
Siswa dapat menjelaskan kelemahan peralatan teknologi produksi masa lalu C2 Sedang 4
Siswa dapat menjelaskan kelebihan peralatan teknologi produksi modern C2 Sedang 5
Siswa dapat menjelaskan kelemahan dan kelebihan teknologi produksi zaman dahulu.
Uraian C3 Sulit 6
Siswa dapat menyusun rancangan bagan alur proses produksi minyak goreng C3 Sulit 7
Jumlah Butir Soal 7 Keterangan: C1 = pengetahuan C2 = pemahaman C3 = penerapan C4 = analisis
IB
2
3
4
5
I67 *
I Pilihan GaBerilah tand1. Teknolo
a. bajakb. traktc. ani-ad. kerba
2. Pengolaha. Sedeb. Supec. Kunod. mode
3. Berdasar
a. traktb. kerbac. traktd. trakt
4. Salah sata. mengb. menic. prosed. peke
5. Salah sata. proseb. menic. mengd. hasil
II Uraian 6. Jelaskan7. Buatlah
***** selam
Nama No. AbseWaktu
anda da silang (X)gi pertanian k or
ani au han bahan-berhana er o ern rkan gambar
or lebih cepaau lebih cepor lebih lamor dan kerbatu kelemahaggunakan tenimbulkan poesnya lama rjanya sediktu keuntungaesnya lama imbulkan poggunakan tenlnya cepat da
n 1 kelebihanh (susunlah) a
mat mengerja
TESD NEGER
IPS KE
: .......en : .......
: 10 m
a, b, c, atausekarang da
ahan di pabr
r di bawah in
at untuk memat untuk mem
mbat untuk mau sama-saman teknologi naga mesin
olusi
kit an menggun
olusi naga manusian banyak
n dan kekuralur proses p
akan *****
ES FORMARI PESURUELAS IV SE
...............
........ menit
u d pada jawaalam mengol
rik yang bes
ni, pernyataa
mbajak sawambajak sawa
membajak sawma lambat un
produksi zam
nakan teknolo
ia
rangan dari tproduksi min
ATIF 1 UNGAN LOEMESTER 2
aban yang palah tanah me
ar digunakan
an yang bena
ah ah wah ntuk membajman dahulu
ogi produksi
teknologi pronyak goreng
OR 1
aling tepat ! enggunakan
n teknologi
ar yaitu:
ak sawah yaitu ….
i modern yai
oduksi zamag dalam bentu
….
... .
itu ….
an dahulu ! uk bagan !
190
J
PSUS
Jawaban pi1. b. trakto2. d. mode3. a. trakto4. c. Prose5. d. hasiln
Jawaban U6. Kelebih
o Peralo Mengo Tidako Mena
Kelemao Tidako Prodo Bergo Tidako Biayo Bara
7.
a. Siapkb. Buahc. Kerod. Perase. Rebu
(jawa
Pilgan Setiap jawabUraian Setiap jawab
ilihan gandaor ern or lebih cepaesnya lama nya cepat da
Uraian han teknologlatan sederhaggunakan tek menimbulkampung ban
ahan teknolok banyak me
duksinya lamgantung padak dapat mema yang dibutng produksi
kan buah keh kelapa dikuoklah/ parutlaslah parutan us santan kelaban dengan
ban yang ben
ban yang ben
KUNCI JAW
SKO
SD NEGERIPS KE
a
at untuk mem
an banyak
gi produksi zana, tidak be
enaga manuskan polusi
nyak tenaga k
ogi produksiengalami ham
mbat a kondisi alamenuhi pesantuhkan lebihsedikit
lapa tua. upas. ah dagingnykelapa.
lapa hingga mn hanya gamb
nar diberi sk
nar diberi sk
WABAN
R PENILAIA
RI PESURUELAS IV SE
mbajak sawa
zaman dahuergantung paia
kerja.
i zaman dahmbatan
m nan dalam juh besar
ya.
menjadi minbar skor 10,
kor 10, S
kor 25, S
AN
UNGAN LOEMESTER 2
ah
ulu (minimaada mesin.
hulu (minim
umlah banya
nyak goreng jika jawaba
Skor maksim
Skor maksimTotal skor
OR 1
al satu) :
mal satu) :
ak
siap pakai. an lengkap sk
mal 50
mal 50 r 100
kor 25)
+
191
I
2345I6
7
Buat
ada s
I. Pilgan 1. a 2. a 3. a 4. a 5. a II. Uraian 6. ................
...............7. ................ ................
tlah klipin
si daerah
b c b c b c b c b c
................................................................................
Bacalah k
REM
PENG
LEMBAR
ng tentan
hmu !
SD NEGERIPS KE
d dd d d
................................................................................
kembali mat
IDI
GAYAAN
R JAWAB
ng bagan
RI PESURUELAS IV SE
...............................................................................
teri tentang
alur pros
UNGAN LOEMESTER 2
...............................................................................
“ teknolog
ses produk
OR 1
...............................................................................
gi produksi
ksi yang
.......... .......... .......... ..........
” !
192
193
BAGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW MATERI “TEKNOLOGI PRODUKSI” SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA
KELOMPOK AHLI I
PRODUKSI ZAMAN DULU
KELOMPOK ASAL II
KELOMPOK ASAL III
KELOMPOK ASAL IV
KELOMPOK ASAL I
KELOMPOK ASAL V
PRODUKSI ZAMAN SEKARANG
PERBANDINGAN PRODUKSI
KELEMAHAN PRODUKSI ZAMAN DULU
KELEMAHAN PRODUKSI ZAMAN SEKARANG
KELOMPOK AHLI II
KELOMPOK AHLI III
KELOMPOK AHLI IV
KELOMPOK AHLI V
KELOMPOK AHLI VI
KELOMPOK AHLI VII
KELEBIHAN PRODUKSI ZAMAN DULU
KELEBIHAN PRODUKSI ZAMAN SEKARANG
194
Lampiran 7 PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN KEDUA Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah : SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas / semester : IV (empat) / 2 (dua) Alokasi Waktu : 3 x 35 menit ( 3 JP ) Pelaksanaan : A. Standar Kompetensi
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.
B. Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi
serta pengalaman menggunakannya. C. Indikator
1. Menyebutkan macam-macam alat komunikasi zaman dahulu dan zaman sekarang
2. Membandingkan jenis teknologi komunikasi zaman dahulu dan zaman sekarang
3. Membedakan komunikasi zaman dahulu dan zaman sekarang D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menyebutkan minimal dua contoh alat komunikasi zaman dulu kepada guru dan teman sekelasnya.
2. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menyebutkan minimal dua contoh alat komunikasi zaman sekarang kepada guru dan teman sekelasnya.
3. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat membandingkan minimal satu jenis barang komunikasi dengan teknologi komunikasi zaman dahulu dan zaman sekarang kepada guru dan teman sekelasnya.
4. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan minimal satu kelebihan teknologi komunikasi zaman dahulu kepada guru dan teman sekelasnya.
5. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan minimal satu kekurangan teknologi komunikasi zaman dahulu kepada guru dan teman sekelasnya.
6. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan minimal satu kelebihan teknologi komunikasi zaman sekarang kepada guru dan teman sekelasnya.
7. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan minimal satu kekurangan teknologi komunikasi zaman sekarang kepada guru dan teman sekelasnya.
8. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menuliskan langkah-langkah menggunakan alat komunikasi (minimal satu) kepada guru dan teman sekelasnya.
195
E. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), rasa hormat dan perhatian (respect ), tekun ( diligence ) , jujur ( fairnes ) dan ketelitian (carefulness).
F. Materi Pokok “Perkembangan Teknologi Komunikasi”
1. Teknologi komunikasi zaman dahulu, yaitu : a. Kentongan b. Telik sandi c. Kurir d. Tali Pohon
2. Teknologi komunikasi zaman sekarang, yaitu sebagai berikut : a. Surat e. Radio b. Telepon f. Televisi c. Hand Phone (HP) g. Media Cetak d. HT (Handy Talkie) h. Internet
3. Perbandingan teknologi komunikasi zaman dahulu dengan sekarang
No. Jenis Komunikasi
Zaman Dahulu Zaman Sekarang
1 Komunikasi lisan
pesawat telepon tali pohon telik sandi
Radio, Telepon seluler (HP) Televisi Internet (web cam)
2 Komunikasi tertulis
daun, pelepah pohon, kulit batang,
kertas dengan cara tulis tangan atau diketik
koran, majalah, buku surat SMS (Short Message Service) e‐mail (surat elektronik)
Kurir(pengantar surat)
dengan berjalan kaki / menunggang kuda
Pak pos (pengantar surat) melalui kantor pos lewat faksimile
3 Komunikasi melalui isyarat
kentongan bedug lonceng asap
alarm pengeras suara sirine lampu
4. Kelebihan dan kekurangan teknologi komunikasi zaman dahulu No. Kelebihan Kekurangan 1 murah jangkauannya terbatas 2 alatnya sederhana susah dibawa kemana‐mana 3 jika rusak, memperbaikinya mudah lama dalam menyampaikan pesan 4 tidak terlalu bergantung pada alat Sulit ditemukan di zaman sekarang 5 tidak mengganggu kesehatan Perlu tenaga dan biaya dalam menggunakan
196
5. Kelebihan dan kekurangan teknologi komunikasi zaman sekarang No. Kelebihan Kekurangan 1 jangkauannya luas harganya mahal2 alatnya modern dan canggih sangat tergantung pada alat/onderdil 3 dapat dibawa kemana‐mana (praktis) jika rusak sulit memperbaiki perlu tenaga ahli 4 cepat dalam menyampaikan pesan bisa mengganggu kesehatan 5 Hemat tenaga dan biaya dalam
menyampaikan pesan Perlu pengetahuan untuk menggunakannya.
G. Metode Pembelajaran
1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Kerja kelompok 4. Penugasan Semua metode di atas, dikolaborasikan dalam model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) tipe Jigsaw.
H. Langkah - langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit) a. Salam (ramah) , berdoa (taqwa) b. Presensi siswa (disiplin) c. Menyiapkan media dan alat peraga d. Pengondisian siswa Pengondisian kelas (persiapan)
2. Kegiatan Inti (85 menit)
Tahap Kegiatan pembelajaran Waktu1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa a. Memberikan motivasi dengan menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak
dicapai dan pentingnya mempelajari materi ini b. Apersepsi :
Menanyakan kepada siswa bagaimana cara menyampaikan berita kepada orang lain/ saudara di luar kota? (Perhatian)
10 menit
2 Eksplorasi Menyampaikan informasi a. Guru menjelaskan materi “teknologi komunikasi”. b. Siswa diberikan bahan bacaan tentang materi tersebut untuk dipelajari.
15 menit
3 Elaborasi Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar a. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar secara heterogen. b. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok disebut dengan “kelompok
asal” yang beranggotakan 6‐7 siswa. c. Guru membagi tugas kelompok sesuai dengan materi yang akan dipelajari,
masing‐masing siswa dalam “kelompok asal” mendapat tugas yang berbeda‐beda sesuai dengan jumlah soal pada LKS yaitu kelompok I beranggotakan A, B, C, D, E, F dan G. A mengerjakan soal no.1, B mengerjakan soal no 2 dan seterusnya sesuai dengan materi kelompok Jigsaw (terlampir pada bagan).
10 menit
197
d. Guru membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
a. Guru menugaskan masing‐masing siswa yang memiliki tugas yang sama berkumpul dalam satu kelompok untuk menjadi “tim ahli” sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Guru menugaskan tim ahli agar belajar bersama, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan memahami hasil temuannya. (dapat dipercaya)
c. Guru membimbing kelompok‐kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
d. Guru melakukan pengamatan terhadap proses kelompok. e. Setelah tim ahli selesai mengerjakan tugas, guru meminta siswa dalam tim
ahli kembali ke kelompok asal. f. Masing‐masing siswa dalam kelompok asal, menyampaikan hasil
temuannya dengan kelompok ahli kepada anggota kelompok asal. (tanggung jawab)
g. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil diskusinya. h. Kelompok lain memberi tanggapan. i. Guru mengklarifikasi jawaban kelompok siswa. j. Guru mengadakan kuis (jujur). k. Siswa bersama guru menghitung total skor kelompok. l. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berprestasi.
30 menit
5
Konfirmasi Evaluasi dan penghargaan a. Guru dan siswa mengadakan tanya jawab dalam rangka meluruskan
kesalahpahaman siswa pada saat kerja kelompok. b. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran materi “teknologi
komunikasi”. c. Siswa diberi kesempatan untuk mencatat hasil pelajaran. d. Siswa mengerjakan tes formatif II.
20 menit
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Guru mengevaluasi hasil tes formatif II. b. Guru menganalisis hasil evaluasi. c. Guru memberikan tindak lanjut melalui tugas yang dikerjakan di rumah
(PR) berupa mengulang kembali pelajaran yang belum dikuasai bagi siswa yang belum tuntas (remidi) dan bagi siswa yang tuntas diberikan tugas yang berkaitan dengan pelajaran hari ini (pengayaan).
d. Guru dan siswa menutup pelajaran dengan salam (ramah).
I. Media dan Sumber Belajar 1. Media:
a. Gambar teknologi komunikasi zaman dahulu (power point) b. Gambar teknologi komunikasi zaman sekarang (power point) c. Laptop dan LCD d. Hand Phone (HP) dan Telepon kabel. e. Kertas surat, Amplop dan Prangko.
2. SumSilabHisn
Asy
Radj
Puji
J. Evaluas1. Prosed
a. Teb. Tec. Te
2. Teknika. Teb. N
3. Bentuk4. Kisi-ki5. Alat te6. Pensko7. Remid
SitNIP. 19
mber belajarbus IPS kelanu, Tantya d
Jakarta: y’ari, dkk. 20
Erlanggdjiman dan T
SekolahHal. 143
iati, Retno Huntuk K172-175
si dur es awal es dalam proes akhir k es on tes k Tes isi soal
es oran di dan pengay
Observer,
ti Latifah, S.P9640905 1984
r: as IV semestdan Winardi,
Pusat Perbu008. BSE IPSga. Hal. 131-Triyono, A. 2h Dasar Kela3-145.
Heny dan YuKelas IV SD/M5.
: ada (oses : ada (
: ada (
: LKS: lemb: pilih: terlam: terlam: terlam
yaan : terlam
d.SD 405 2 004
Kepala S
NI
ter 2 SD/ MI P. 2008. BS
ukuan, DepdS SD untuk K133.
2009. BSE Ilas IV. Jakarta
liati, Umi. 2MI. Jakarta:
(kegiatan aw(pada saat si(pada kegiata
dan tes formbar observasian ganda mpir mpir mpir mpir
MengeSD Negeri Pes
Makmuri,P. 19610630
I SE IPS untukdiknas. Hal. 1Kelas IV KTS
lmu Pengetaha: Pusat Perb
2008. CerdasPusat Perbu
wal sebelum tswa bekerja an akhir)
matif i
T
SN
etahui, surungan Lor
, S.Pd.SD 198201 1 004
k SD/ MI kel175-182.
TSP 2006. Jak
huan Sosial bukuan, Dep
s Pengetahuaukuan, Depdi
tindakan) kelompok)
Tegal, 2 Mei 2
Peneliti,
Siti Indah CahNIM. 140240
1 Tegal
4
198
las 4.
karta:
4 untuk pdiknas.
an Sosial 4 iknas. Hal.
2012
hyani 8276
199
Siswa A mendapat tugas no. 1 (sebutkan minimal dua contoh alat komunikasi zaman dulu)
Siswa B mendapat tugas no. 2,
(sebutkan minimal dua contoh alat komunikasi zaman sekarang)
Siswa F mendapat tugas no. 6
sebutkan minimal satu kelemahan teknologi komunikasi zaman sekarang!
Siswa E mendapat tugas no. 5
sebutkan minimal satu kelebihan teknologi komunikasi zaman dulu !
Siswa C mendapat tugas no. 3,
(bandingkan minimal satu jenis barang komunikasi dengan teknologi
Komunikasi zaman dahulu dan zaman sekarang)
Siswa G mendapat tugas no. 7
sebutkan minimal satu kelebihan teknologi komunikasi zaman sekarang!
Nama Kelompok: ............................. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
200
Nama: .......... No. : .......... Silanglah huruf a, b,c atau d pada jawaban yang benar! 1. Di bawah ini yang termasuk alat komunikasi tradisional yaitu ....
a. HP c. telepon b. HT d. telik sandi
2. Kelebihan menggunakan Hand Phone yaitu ... .
a. mahal c. jangkauan sempit b. praktis d. prosesnya lama
3. Yang menemukan pesawat telepon yaitu ... .
a. James Watt c. A. Graham Bell b. G. Marconi d. John L. Baird
4. Kelamahan menggunakan TV yaitu ... .
a. mengganggu kesehatan b. prosesnya cepat c. canggih dan modern d. jangkauan luas
5. Perbandingan e-mail dengan faximile yaitu ... .
a. E-mail menggunakan telepon b. Faximile menggunakan jaringan komputer c. Faximile dan e-mail menggunakan telepon d. E-mail menggunakan jaringan komputer
Kunci Jawaban: 1. d 2. b 3. c 4. a 5. d Penilaian Nilai = Jumlah Jawaban Benar x 100 Skor Maksimal
201
KISI-KISI SOAL TES FORMATIF 2 SIKLUS I PERTEMUAN KEDUA MATERI “TEKNOLOGI KOMUNIKASI”
Mata Pelajaran : IPS Kelas : IV (empat) Waktu : 10 menit Semester : 2 (dua) Standar Kompetensi : Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi
Kompetensi Dasar Indikator soal Bentuk Soal
Ranah Kognitif
Tingkat Kesulitan
Nomor Soal
2.3
Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya
Siswa dapat menyebutkan macam alat komunikasi zaman dahulu. Pilihan Ganda
C1 Mudah 1
Siswa dapat menyebutkan bahan pembuatan alat komunikasi zaman dahulu. C1 Mudah 2
Siswa dapat menyebutkan alat komunikasi elektronik di zaman sekarang. C1 Mudah 3
Disajikan gambar radio, siswa dapat menjelaskan sarana pemanfaatan radio. C2 Sedang 4
Disajikan gambar kentongan dan pengeras suara, siswa dapat membandingkan keduanya. C4 Sulit 5
Siswa dapat menjelaskan kelemahan peralatan teknologi komunikasi zaman dahulu seperti tali pohon.
C2 Sedang 6
Siswa dapat menjelaskan kelebihan menggunakan Handy Talkie (HT). C2 Sedang 7
Disajikan langkah‐langkah mengirim pesan singkat (SMS). Siswa dapat mengurutkan langkah‐langkah mengirim SMS dengan benar.
C4 Sulit 8
Disajikan gambar laptop, siswa dapat menjelaskan kelemahan laptop. C2 Sedang 9
Disajikan langkah‐langkah mengirim surat melalui pos secara acak, siswa dapat menyusun kembali langkah‐langkah tersebut dengan benar.
C4 Sulit 10
Jumlah Butir Soal 10 Keterangan: C1 = pengetahuan C2 = pemahaman C4 = analisis
NNWB
2
3
4
5
6
7
Nama No. Absen Waktu Berilah tan1. Salah sat
pada zama. inteb. ken
2. Bedug m
dahulu ya. besib. plas
3. Yang te
media ela. hanb. maj
4. Gambar
gambar dapat dim
a. gamb. suar
5. Perhatikini perny
a. Kenpen
b. Kenkom
c. Penkom
d. Kensam
6. Kelemahpohon yaa. murb. murc. prakd. rum
7. Handy T
elektroniyaitu... a. dap
SD
: ............: ............: 10 men
da silang (Xtu alat komun
man dahulu yaernet ntongan
merupakan alyang terbuat di stik
ermasuk alalektronik yaitu
ndphone alah
di sampingalat komunik
manfaatkan mmbar c.ra d.
an gambar d
yataan yang b
nthongan lebngeras suara nthongan munikasi tradingeras suarmunikasi tradinthongan dan
ma modern
han komunikaitu ... . rah dan praktirah dan mudaktis dan mode
mit dan jarang
Talkie merupik, kelebiha
at digunakan
TES D NEGERI P
IPS KELA.......... ... nit
X) a, b, c, atnikasi yang d
aitu ... . c. faximd. e-ma
lat komunikadari ... .
c. kacad. kulit
t komunikasu ...
c. kentd. sura
g ini yaitu kasi modern
melalui ... gerak .suara dan gam
di bawah ini, benar yaitu ...
bih modern
merupakanisional ra merupakisional
n pengeras su
kasi menggun
is ah didapatern ditemukan
pakan alat koan mengguna
jarak jauh
FORMATIPESURUNG
AS IV SEME
au d pada jdigunakan
mile ail
asi zaman
a t sapi
si berupa
tongan at
mbar
di bawah .
daripada
n alat
kan alat
uara sama-
nakan tali
omunikasi akan HT
IF 2 GAN LOR ESTER 2
awaban yanb. lac. had. ce
8. Langka
Handp(1)(2)(3)(4)
Urutana. (1b. (2c. (3d. (4
9. Laptop
kelemaa. rin
mb. dac. ped. m
10. Perhatik
mengiri(1) Men
amp(2) Tul(3) Lip
amp(4) Tem(5) Tul
amp(6) SurUrutan yaitu ..a. (1)b. (4)c. (3)d. (2)
***** Selam
1
ng paling teama sampai keanya dapat diepat rusak dan
ah-langkah mphone (HP) ya) kirim ke no) klik menu p) aktifkan HP) tulis pesan n langkah yan1),(2),(3),(4) 2),(4),(1),(3) 3),(2),(4),(1) 4),(2),(1),(3)
p telah dimahan menggunngan dan m
mana apat terhubunerlu orang ahl
mudah ditemui
kan urutim surat beriknyiapkan alaplop. lis surat dengapat dan masuplop mpelkan pranliskan alamatplop rat siap kirim
mengirim su.. . ), (2), (3), (4)), (2), (3), (1)), (4), (2), (1)), (4), (3), (5)
mat Mengerj
202
epat ! e tujuan igunakan jaran butuh tenag
mengirim pesaitu sebagai bomor yang ditupesan P
ng benar yaitu
miliki banynakan laptop
mudah dibaw
ng dengan inteli jika terjadi i dan murah
tan langkkut ini ! at tulis, pra
an alat tulis ukkan kertas
gko pada ampt yang akan
lewat pos urat lewat pos
, (5), (6) , (5), (6) , (5), (6) , (6), (1)
jakan *****
ak dekat ga ahli
san melalui erikut: uju
u ... .
yak orang, yaitu ...
wa kemana-
ernet kerusakan
kah-langkah
angko, dan
s ke dalam
plop dituju pada
s yang benar
J12345
PS
I
2345
Buatlah
kemudia
Jawaban pi1. b 2. d 3. a 4. b 5. b
Pilgan Setiap jawab
I. Pilihan ga1. a 2. a 3. a 4. a 5. a
Bac
surat pri
an kirimla
SD
ilihan ganda6. d 7. a 8. c 9. c 10. a
ban yang ben
anda b c b c b c b c b c
KUN
SKOR PEN
alah kemba
REMIDI
PENGAYAA
LEMBAR J
ibadi (beb
lah melalu
D NEGERI PIPS KELA
a
nar diberi sk
ddddd
NCI JAWAB
ILAIAN
ali materi te
AN
JAWAB
bas) yang
ui pos !
PESURUNGAS IV SEME
kor 10, S
6.7.8.9.10.
BAN
entang “ tek
dutujuka
GAN LOR ESTER 2
Skor maksim
a ba ba ba ba b
knologi kom
an kepada
1
mal 100
b c db c db c db c db c d
munikasi ” !
203
da guru,
d d d d d
204
BAGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW MATERI “TEKNOLOGI KOMUNIKASI” SIKLUS I PERTEMUAN KEDUA
KELOMPOK AHLI I
KOMUNI KASI ZAMAN DULU
KELOMPOK ASAL II
KELOMPOK ASAL III
KELOMPOK ASAL IV
KELOMPOK ASAL I
KELOMPOK ASAL V
KOMUNI KASI ZAMAN SEKARANG
PERBANDINGAN KOMUNIKASI
KELEMAHAN KOMUNIKASI ZAMAN DULU
KELEMAHAN KOMUNIKASI ZAMAN SEKARANG
KELOMPOK AHLI II
KELOMPOK AHLI III
KELOMPOK AHLI IV
KELOMPOK AHLI V
KELOMPOK AHLI VI
KELOMPOK AHLI VII
KELEBIHAN KOMUNIKASI ZAMAN DULU
KELEBIHAN KOMUNIKASI ZAMAN SEKARANG
205
Lampiran 8 PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN PERTAMA Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah : SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas / semester : IV (empat) / 2 (dua) Alokasi Waktu : 3 x 35 menit ( 3 JP ) Pelaksanaan : A. Standar Kompetensi
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.
B. Kompetensi Dasar
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
C. Indikator 1. Menyebutkan macam-macam alat transportasi zaman dahulu dan zaman
sekarang 2. Membandingkan jenis teknologi transportasi zaman dahulu dan zaman
sekarang 3. Membedakan alat transportasi zaman dahulu dan zaman sekarang
D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui tabel isian, siswa dapat menyebutkan tiga contoh alat
transportasi darat, air, dan udara. 2. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat membandingkan
alat transportasi jaman dahulu dengan zaman sekarang melalui tabel isian.
3. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan kelebihan dan kekurangan teknologi jaman dahulu maupun jaman sekarang.
4. Melalui contoh alat transportasi darat, siswa dapat menuliskan langkah-langkah menggunakan salah satu alat transportasi darat (sepeda, motor, bus, kereta api, ataupun becak).
K. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), rasa hormat
dan perhatian (respect ), tekun ( diligence ) , jujur ( fairnes ) dan ketelitian (carefulness).
L. Materi Pokok
“Perkembangan Teknologi Transportasi” 1. Teknologi transportasi zaman dahulu a) Alat transportasi darat
Delman atau andong (kereta kuda) digerakkan oleh tenaga kuda Gerobak ditarik oleh tenaga lembu/ sapi, kerbau, keledai Pedati ditarik oleh sapi
b) Alat transportasi air • perahu dayung digerakkan dengan tenaga manusia.
206
• rakit digerakkan dengan tenaga manusia. • perahu layar digerakkan dengan tenaga angin.
c) Alat transportasi udara • balon udara yang mengandalkan tenaga angin.
2. Teknologi transportasi zaman sekarang
a) Alat transportasi darat - Sepeda listrik - kereta api diesel - becak bermotor - Taxi - sepeda motor - kereta api listrik. - Bus Way, bus, truk - mobil
b) Alat-alat transportasi air • Kapal sudah digerakkan dengan mesin diesel dan nuklir :
- Kapal barang - Kapal riset - Kapal penumpang - Kapal perang - Kapal tanker. - Kapal tunda - Kapal ikan
c) Alat transportasi udara • Helikopter - Pesawat penumpang - Pesawat tempur (jet)
3. Perbandingan teknologi transportasi zaman dahulu dengan sekarang
Kereta Kuda Kereta ApiKeunggulan Kelemahan Keunggulan Kelemahan Tidak menyebabkan polusi
Kuda tidak secepat kereta api
Lebih cepat dari pada kuda
Menyebabkan polusi
Pembuatannya mudah dan murah daripada kereta api
Kuda membutuhkan perawatan khusus
Pembuatannya sulit dan mahal daripada kereta kuda
Harga perawatan kereta api lebih mahal dan perlu tenaga ahli
Tidak membutuhkan jalur khusus
Jumlah penumpang terbatas
Mengangkut lebih banyak penumpang
Membutuhkan rel khusus
4. Kelemahan teknologi transportasi zaman dahulu
a) mudah rusak dan sulit ditemui b) jalannya tidak cepat dan jangkauan terbatas c) jumlah barang terbatas dan tidak banyak diminati d) masih menggantungkan pada tenaga manusia dan hewan
5. Kelebihan teknologi transportasi zaman dahulu
a) biayanya murah dan tidak bergantung pada mesin b) bahan yang digunakan mudah didapat c) aman dipergunakan dan tidak mengganggu kesehatan d) dapat dijadikan koleksi dan mudah untuk memperbaikinya e) tidak menimbulkan polusi baik udara, tanah atau air
6. Kelemahan teknologi transportasi zaman sekarang a) harganya mahal dan pembuatannya sulit b) bergantung pada mesin dan perlu tenaga ahli untuk memperbaikinya c) menimbulkan polusi dan dapat mengganggu kesehatan
207
7. Kelebihan teknologi transportasi zaman sekarang
a) bisa cepat jalannya dan tersedia dimana saja b) diminati banyak orang dan waktunya lebih cepat c) nyaman digunakan dan praktis
G. Metode Pembelajaran
1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Kerja kelompok 4. Penugasan Semua metode di atas, dikolaborasikan dalam model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) tipe Jigsaw.
H. Langkah - langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Salam (ramah) , berdoa (taqwa) b. Presensi siswa (disiplin) c. Menyiapkan media dan alat peraga d. Pengondisian siswa e. Pengondisian kelas (persiapan)
2. Kegiatan Inti (85 menit)
Tahap Kegiatan pembelajaran Waktu1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa a. Memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya mempelajari
materi ini b. Apersepsi :
Menyanyikan lagu “delman” secara bersama-sama (rasa hormat dan perhatian)
c. Menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai.
10 menit
2 Eksplorasi Menyampaikan informasi a. Guru menjelaskan materi “teknologi transportasi” secara keseluruhan. b. Siswa diberikan bahan bacaan untuk dipelajari.
15 menit
3 Elaborasi Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar a. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar secara heterogen. b. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok disebut dengan “kelompok
asal” yang beranggotakan 6-7 siswa. c. Guru membagi tugas kelompok sesuai dengan materi yang akan
dipelajari, masing-masing siswa dalam “kelompok asal” mendapat tugas yang berbeda-beda sesuai dengan jumlah soal pada LKS yaitu kelompok I beranggotakan A, B, C, D, E, F dan G. A mengerjakan soal no.1, B mengerjakan soal no 2 dan seterusnya sesuai dengan materi kelompok Jigsaw (terlampir pada bagan).
10 menit
208
d. Guru membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
a. Guru menugaskan masing-masing siswa yang memiliki tugas yang sama berkumpul dalam satu kelompok untuk menjadi “tim ahli” sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Guru menugaskan tim ahli agar belajar bersama, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan memahami hasil temuannya. (dapat dipercaya)
c. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
d. Guru melakukan pengamatan terhadap proses kelompok. e. Setelah tim ahli selesai mengerjakan tugas, guru meminta siswa dalam
tim ahli kembali ke kelompok asal. f. Masing-masing siswa dalam kelompok asal, menyampaikan hasil
temuannya kepada anggota kelompok asal. g. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil diskusinya. h. Kelompok lain memberi tanggapan. i. Guru mengklarifikasi jawaban kelompok siswa. j. Guru mengadakan kuis (jujur). k. Siswa bersama guru menghitung total skor kelompok. l. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berprestasi.
30 menit
5 Konfirmasi Evaluasi dan penghargaan a. Guru dan siswa mengadakan tanya jawab dalam rangka meluruskan
kesalahpahaman siswa pada saat kerja kelompok. b. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran materi “teknologi
transportasi”. c. Siswa diberi kesempatan untuk mencatat hasil pelajaran. d. Siswa mengerjakan tes formatif III.
20 menit
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Guru mengevaluasi hasil tes formatif III. b. Guru menganalisis hasil evaluasi. c. Guru memberikan tindak lanjut melalui tugas yang dikerjakan di rumah
(PR) berupa mengulang kembali pelajaran yang belum dikuasai bagi siswa yang belum tuntas (remidi) dan bagi siswa yang tuntas diberikan tugas yang berkaitan dengan pelajaran hari ini (pengayaan).
d. Guru dan siswa menutup pelajaran dengan salam (ramah).
I. Media dan Sumber Belajar 1. Media:
a. Gambar teknologi transportasi zaman dahulu (power point) b. Gambar teknologi transportasi zaman sekarang (power point) c. Laptop dan LCD d. LKS dan materi bacaan yang disertai gambar-gambar
2. Sumber belajar: Silabus IPS kelas IV semester 2 SD/ MI
Hisn
Asy
Radj
Puji
J. Evaluas1. Prosed
a. Teb. Tec. Te
2. Teknika. Teb. N
3. Bentuk4. Kisi-ki5. Alat te6. Pensko7. Remid
SitNIP. 19
nu, Tantya dJakarta:
y’ari, dkk. 20Erlangg
djiman dan TSekolahHal. 146
iati, Retno Huntuk KHal.176
si dur es awal es dalam proes akhir k es on tes k Tes isi soal
es oran di dan pengay
Observer,
ti Latifah, S.P9640905 1984
dan Winardi,Pusat Perbu
008. BSE IPSga. Hal. 134-Triyono, A. 2h Dasar Kela6-151.
Heny dan YuKelas IV SD/M6 - 184.
: ada (oses : ada (
: ada (
: LKS: lemb: pilih: terlam: terlam: terlam
yaan : terlam
d.SD 405 2 004
Kepala S
NI
P. 2008. BSukuan, DepdS SD untuk K138.
2009. BSE Ilas IV. Jakarta
liati, Umi. 2MI. Jakarta:
(kegiatan aw(pada saat si(pada kegiata
dan tes formbar observasian ganda mpir mpir mpir mpir
MengeSD Negeri Pes
Makmuri,P. 19610630
SE IPS untukdiknas. Hal. 1Kelas IV KTS
lmu Pengetaha: Pusat Perb
2008. CerdasPusat Perbu
wal sebelum tswa bekerja an akhir)
matif i
T
SN
etahui, surungan Lor
, S.Pd.SD 198201 1 004
k SD/ MI kel182-190.
TSP 2006. Jak
huan Sosial bukuan, Dep
s Pengetahuaukuan, Depdi
tindakan) kelompok)
Tegal, 12 Mei
Peneliti,
Siti Indah CahNIM. 140240
1 Tegal
4
209
las 4.
karta:
4 untuk pdiknas.
an Sosial 4 iknas.
2012
hyani 8276
210
Siswa A mendapat tugas no. 1 Sebutkan minimal dua contoh alat transportasi zaman dulu ! Siswa B mendapat tugas no. 2, Sebutkan minimal dua contoh alat transportasi zaman sekarang ! Siswa C mendapat tugas no. 3, Bandingkan minimal satu jenis barang transportasi dengan teknologi transportasi zaman dahulu dan zaman sekarang ! Siswa D mendapat tugas no. 4 Sebutkan minimal satu kelemahan teknologi transportasi zaman dahulu ! Siswa E mendapat tugas no. 5 Sebutkan minimal satu kelebihan teknologi transportasi zaman dulu ! Siswa F mendapat tugas no. 6 Sebutkan minimal satu kelemahan teknologi transportasi zaman sekarang ! Siswa G mendapat tugas no. 7 Sebutkan minimal satu kelebihan teknologi transportasi zaman sekarang !
Mata pelajaran : IPS Kelas/ Semester : IV (empat)/ 2 (dua) Materi :“Teknologi Transportasi”
Nama kelompok: .......................... Anggota: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
TMKHWNNB
2
3
4
5
6
TES FORMMata pelajarKelas/ semeHari/tanggalWaktu Nama No. Absen Berilah tan1. Berikut i
darat zama. sepedb. keretc. becakd. delm
2.
a. manub. hewa
3. Berdasaryang ben
a. Perahb. Perah
kapalc. Kapad. Perah
penum
4. Salah satransportaa. tidak b. cepatc. menimd. meng
5. Salah sa
transportaa. seringb. cepatc. lebih d. diger
6. Perhatika
MATIF 3 ran : Ister : Il :
: : ............: ............
da silang (xini yang term
man dahulu yada listrik a listrik k bermotor an
Alat gambarmenggu
usia c.an d.
rkan gambar nar yaitu … .
hu lebih cepathu menimbulkl mesin al mesin lebihhu dapat mpang daripa
atu keuntungasi zaman dahmenimbulka
t sampai tujuambulkan polu
ggunakan tena
atu kelemahaasi masa kini g terjadi kecet sampai tujuamurah
rakkan oleh tean gambar
Pembtranspdi ...
Ilmu PengetIV / 2
10 menit ....... .......
x) pada hurumasuk alat traitu …
transportasr di unakan tenag angin . batu bara
di bawah in
t daripada kapkan polusi air
h cepat daripamenampung
ada kapal mes
an menggunhulu yaitu …
an polusi an usi aga mesin
an menggunyaitu ... .
elakaan an
enaga mesin di baw
berhentian portasi terseb
tahuan Sosia
uf a, b, c ataansportasi
i pada samping,
ga ... .
ni, kalimat
pal mesin r daripada
da perahu banyak
sin
nakan alat .
akan alat
wah ini! alat
but yaitu
al (IPS)
au d pada jaa. pelab. termc. stasd. ban
7.
a. manb. hewc. angd. batu
8. Berdasyang b
a. Septran
b. Septran
c. Delyan
d. Delyan
9. Salah stranspoa. memb. cepc. mend. men
10. Perhati
a. pelab. termc. stasd. ban
awaban yanabuhan minal siun ndara
Alat gambmem
nusiawan gin u bara
sarkan gambabenar yaitu ...
peda motonsportasi tradipeda motonsportasi yangman merup
ng digerakkan man merup
ng digerakkan
satu keuntunrtasi masa kinmbutuhkan w
pat sampai tujnimbulkan ponggunakan teikan gamb
pemtrandi ..
abuhan minal siun ndara
ng paling be
transportabar di anfaatkan ten
ar di bawah .
or merupaisional or merupag digerakkan oakan alat oleh mesin akan alat oleh tenaga h
ngan mengguni yaitu … .
waktu perjalanuan
olusi enaga hewanbar di bamberhentian nsportasi ters..
211
enar!
asi pada samping,
naga ... .
ini, kalimat
akan alat
akan alat oleh udara transportasi
transportasi hewan
unakan alat
nan lama
awah ini, alat
sebut yaitu
SI J12345 S
2345
Siapka
SD NEGERIPS KELAS
Jawaban te1. d 2. b 3. c 4. a 5. a
Setiap jawab
1. a 2. a 3. a 4. a 5. a
B
an alat da
RI PESURUS IV SEMES
s formatif 36. c 7. c 8. d 9. b 10. b
ban yang ben
b c b c b c b c b c
KUNCI JA
SKOR PEN
Bacalah kem
REMIDI
LEMBAR J
an bahan
UNGAN LOSTER 2
3
nar diberi sk
ddddd
AWABAN
ILAIAN
mbali mater
dan PENG
JAWAB
n untuk pe
R 1
kor 10, S
6.7.8.9.10.
ri tentang “
GAYAAN
embuatan
Skor maksim
a ba ba ba ba b
“ teknologi
N
n batik ik
mal 100
b c db c db c db c db c d
transportas
at!
d d d d d
si ” !
212
213
BAGAN JIGSAW DALAM PEMBAGIAN MATERI “TEKNOLOGI TRANSPORTASI”
SIKLUS II PERTEMUAN PERTAMA
KELOMPOK AHLI I
TRANSPORTASI ZAMAN DULU
KELOMPOK ASAL II
KELOMPOK ASAL III
KELOMPOK ASAL IV
KELOMPOK ASAL I
KELOMPOK ASAL V
TRANSPORTASI ZAMAN SEKARANG
PERBANDINGAN TRANSPORTASI
KELEMAHAN TRANSPORTASI ZAMAN DULU
KELEMAHAN TRANSPORTASI ZAMAN SEKARANG
KELOMPOK AHLI II
KELOMPOK AHLI III
KELOMPOK AHLI IV
KELOMPOK AHLI V
KELOMPOK AHLI VI
KELOMPOK AHLI VII
KELEBIHAN TRANSPORTASI ZAMAN DULU
KELEBIHAN TRANSPOR TASI ZAMAN SEKARANG
214
Lampiran 9 PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN KEDUA Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah : SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas / semester : IV (empat) / 2 (dua) Alokasi Waktu : 3 x 35 menit ( 3 JP ) Pelaksanaan : A. Standar Kompetensi
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.
B. Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi
serta pengalaman menggunakannya. C. Indikator
1. Menceritakan pengalaman menggunakan teknologi produksi. D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan guru tentang teknologi produksi pembuatan batik ikat (celup), siswa dapat menyebutkan 3 alat dan bahan yang digunakan untuk membuat batik ikat (celup).
2. Melalui penugasan, siswa dapat menggambar 3 pola dasar batik ikat (celup) pada kain.
3. Melalui tanya jawab, siswa dapat menjelaskan langkah-langkah membatik dengan teknik ikat (celup).
4. Melalui kerja kelompok, siswa dapat membuat produk batik ikat (celup) sederhana.
E. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), rasa hormat dan perhatian (respect ), tekun ( diligence ) , jujur ( fairnes ) dan ketelitian (carefulness).
F. Materi Pokok Pengalaman Menggunakan Teknologi Produksi “ Produksi Batik Ikat (Celup) Sederhana “
Produksi adalah proses menghasilkan barang dengan cara mengolah bahan mentah menjadi barang jadi. Produksi batik ikat (celup) merupakan salah satu teknik membatik sederhana. Batik ikat (celup) berciri khas menggunakan motif ikatan-ikatan tali atau benang.
Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat betik ikat (celup) yaitu sebagai berikut: 1. Kain putih. 2. Pewarna tekstil (indantrent meupun naptol) dan garam (soda) 3. Tali 4. Benang 5. Jarum 6. Kelereng atau sejenisnya 7. Air panas 8. Tempat air panas semacam ember
215
9. Sarung tangan 10. Pengaduk
Adapun bentuk motif dasar batik ikat (celup) antara lain: 1. Lingkaran kelereng atau biji-bijian 2. Jelujur jarum dan benang yang dibentuk sesuai keinginan 3. Wiru lipatan kain secara berulang dan berturut-turut
Cara pembuatan batik ikat (celup) yaitu sebagai berikut: 1. Siapkan pola pada selembar kain putih 2. Buat bentuk sesuai pola yang telah digambar pada kain 3. Larutkan pewarna dan air panas pada ember yang telah tersedia 4. Celupkan kain tersebut pada larutan pewarna 5. Angkat dan tiriskan kain yang telah diwarnai 6. Masukkan kain tersebut pada larutan garam (soda) 7. Angkat dan keringkan. 8. Lepaskan ikatan-ikatan pada kain 9. Cuci bersih dan keringkan 10. Batik ikat (celup) siap digunakan.
Pengalaman menggunakan teknologi memotivasi kita untuk giat belajar agar dapat menciptakan berbagai teknologi yang mempermudah pekerjaan manusia dan juga ramah lingkungan. G. Metode Pembelajaran
1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Kerja kelompok 4. Penugasan
Semua metode di atas, dikolaborasikan dalam model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) tipe Jigsaw.
H. Langkah - langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit) a. Salam (ramah) , berdoa (taqwa) b. Presensi siswa (disiplin) c. Menyiapkan media dan alat peraga d. Pengondisian siswa dan pengondisian kelas (persiapan)
2. Kegiatan Inti (85 menit) Tahap Kegiatan pembelajaran Waktu 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
a. Memberikan motivasi dengan Menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai.
b. Apersepsi : Bertanya jawab tentang materi sebelumnya mencakup alat teknologi produksi dan bertanya jawab melalui gambar batik yang ditampilkan guru. (rasa hormat dan perhatian)
10 menit
2 Eksplorasi Menyampaikan informasi a. Guru menjelaskan materi “batik ikat (celup)” secara keseluruhan. b. Siswa diberikan bahan bacaan tentang materi tersebut untuk dipelajari.
15 menit
3 Elaborasi 10
216
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar a. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar secara heterogen. b. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok dan selanjutnya disebut dengan
“kelompok asal” yang beranggotakan 5‐7 siswa. c. Guru membagi tugas kelompok sesuai dengan materi yang akan dipelajari,
masing‐masing siswa dalam “kelompok asal” mendapat tugas yang berbeda‐beda sesuai jumlah soal LKS. yaitu kelompok I beranggotakan A, B, C, dan seterusnya. Siswa A tugas no. 1, Siswa B mendapat tugas no. 2, dan seterusnya.
d. Guru membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
menit
4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar a. Guru menugaskan masing‐masing siswa yang memiliki tugas yang sama
berkumpul dalam satu kelompok untuk menjadi “tim ahli” sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Guru menugaskan tim ahli agar belajar bersama, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan memahami hasil temuannya. (dapat dipercaya)
c. Guru membimbing kelompok‐kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
d. Guru melakukan pengamatan terhadap proses kelompok. e. Setelah tim ahli selesai mengerjakan tugas, guru meminta siswa kembali ke
kelompok asal. f. Masing‐masing siswa dalam kelompok asal, menyampaikan hasil temuannya
dengan kelompok ahli kepada anggota kelompok asal. (tanggung jawab) g. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil diskusinya. h. Kelompok lain memberi tanggapan. i. Guru mengklarifikasi jawaban kelompok siswa. j. Guru mengadakan kuis (jujur). k. Siswa bersama guru menghitung total skor kelompok. l. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berprestasi.
30 menit
5 Konfirmasi Evaluasi dan penghargaan a. Guru dan siswa mengadakan tanya jawab dalam rangka meluruskan
kesalahpahaman siswa pada saat kerja kelompok. b. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran. c. Siswa diberi kesempatan untuk mencatat hasil pelajaran. d. Siswa mengerjakan tes formatif IV.
20 menit
3. Kegiatan Akhir (10 menit) a. Guru mengevaluasi hasil tes formatif IV. b. Guru menganalisis hasil evaluasi. c. Guru memberikan tindak lanjut melalui tugas yang dikerjakan di rumah
(PR) berupa mengulang kembali pelajaran yang belum dikuasai bagi siswa yang belum tuntas (remidi) dan bagi siswa yang tuntas diberikan tugas yang berkaitan dengan pelajaran hari ini (pengayaan).
d. Guru dan siswa menutup pelajaran dengan salam (ramah). I. Media dan Sumber Belajar
1. Media: a. Gambar teknologi produksi b. Gambar contoh batik ikat (celup)
c.d.
2. SumSilabAsy’
Hisn
Pujia
Radj
Soe
J. Evaluas
1. Proseda. Teb. Tec. Te
2. Teknika. Teb. N
3. Bentuk4. Kisi-ki5. Alat te6. Pensko7. Remid
SitNIP. 19
Batik ikat (Alat dan ba1) Kain p2) (indan3) Tali, B4) Air pa5) Tempa6) Sarung
mber belajarbus IPS kelas’ari, dkk. 200
Hal. 125nu, Tantya dan
Pusat Peati, Retno He
Kelas IVjiman dan Tri
Dasar Kemarjadi, M.
Malang
si dur es awal es dalam proes akhir k es on tes k Tes isi soal
es oran di dan pengay
Observer,
ti Latifah, S.P9640905 1984
(celup) ahan pembuputih dan Pewntrent meupuBenang, Jaruanas at air panas sg tangan danr: IV semester
08. BSE IPS S-137. n Winardi, P.rbukuan, Depny dan Yuliat
V SD/MI. Jakaiyono, A. 200
Kelas IV. Jakar. Ramanto, d: Penerbit U
: ada (oses : ada (
: ada (
: LKS: lemb: pilih: terlam: terlam: terlam
yaan : terlam
d.SD 405 2 004
Kepala S
NI
atan batik ikwarna tekstiun naptol) da
um, Kelereng
semacam emn Pengaduk
2 SD/ MI SD untuk Kela
. 2008. BSE IPpdiknas. Hal. ti, Umi. 2008
arta: Pusat Per09. BSE Ilmu Prta: Pusat Perdan W. Zahrniversitas N
(kegiatan aw(pada saat si(pada kegiata
dan tes formbar observasian ganda mpir mpir mpir mpir
MengeSD Negeri Pes
Makmuri,P. 19610630
kat (celup) anl an garam (sog atau sejeni
mber
as IV KTSP 20
IPS untuk SD/171-189.
8. Cerdas Penrbukuan, DepPengetahuan
rbukuan, Depdri. 2001. Pen
Negeri Malan
wal sebelum tswa bekerja an akhir)
matif i
T
SN
etahui,surungan Lor
, S.Pd.SD 198201 1 004
ntara lain :
oda) snya
006. Jakarta:
/ MI kelas 4. J
ngetahuan Sospdiknas. Hal. n Sosial 4 untudiknas. Hal. 1
ndidikan Ketng. Hal. 134
tindakan) kelompok)
Tegal, 19 Mei
Peneliti,
Siti Indah CahNIM. 140240
1 Tegal
4
217
Erlangga.
Jakarta:
sial 4 untuk 180. uk Sekolah 137-148. terampilan. - 157.
2012
hyani 8276
218
Siswa A mendapat tugas no. 1 Siswa B mendapat tugas no. 2, (buatlah motif 2 lingkaran!) Siswa C mendapat tugas no. 3, (buatlah motif 1 wiru!) Siswa D mendapat tugas no. 4 (buatlah motif 3 lingkaran susun!) Siswa E mendapat tugas no. 5 (buatlah motif 2 tepi wiru !) Siswa F mendapat tugas no. 6 (Buatlah 2 tepi wiru dan 2 motif lingkaran!) Siswa G mendapat tugas no. 7 (Buatlah 2 tepi wiru, 3 lingkaran kecil, dan 3 lingkaran susun!)
(buatlah motif 1 lingkaran!)
Mata pelajaran : IPS Kelas/ Semester : IV (empat)/ 2 (dua) Submateri :“Pengalaman menggunakan Teknologi”
Nama kelompok: .......................... Anggota: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
219
Nama: .......... No. : .......... Silanglah huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Di bawah ini yang termasuk alat produksi batik celup ikat tradisional yaitu ....
a. mesin tenun c. tali dan biji-bijian b. mesin jahit d. malam dan canting
2. Langkah awal pembuatan batik ikat yaitu ... .
a. membuat pola c. penjemuran b. pewarnaan d. pelepasan ikatan
3. Pewarna yang digunakan yaitu pewarna ... .
a. indantrend c. sintetis b. naptol d. malam
4. Motif lipatan dihasilkan dengan teknik ... .
a. kelereng b. tusukan c. jelujur d. wiru
5. Langkah membuat batik celup ikat yaitu ... .
a. Pola, pewarnaan, penggaraman, pencucian b. Pencucian, penggaraman, pewarnaan, pola c. Pencucian, pola, penggaraman, pewarnaan d. Pewarnaan, pola, penggaraman, pencucian
*****Selamat Mengerjakan***** Kunci Jawaban: 1. c 2. a 3. b 4. d 5. a Penilaian Nilai = Jumlah jawaban benar x 100
Skor Maksimal
MKHW NNB
2
3
5
6
Mata pelajarKelas/ semeHari/tanggalWaktu
Nama No. Absen Berilah tan1. Berikut
produksi a. besi b. mesinc. kelerd. malam
2.
a. napthb. indan
3. Berdasartersebut
a. ikat b. jeluju
4. Batik cteknologa. modeb. cangg
5. Langkah
ikat yaitua. diangb. langs
pewac. langsd. memb
6.
a. mencb. mempc. tangad. akses
TES FORran : Ister : Il :
:
: .............: .............
da silang (xini yang terbatik celup ik
n tenun eng/ biji-bijiam dan canting
Psydp
hol ntrend
rkan gambarmenggunakan
ur
elup ikat segi produksi zaern gih
awal dalam u ... . gkat dan ditisksung diceluarna sung dicelupkbuat pola pad
Pesaala...
cegah reaksi bpercantik tang
an menjadi indsoris tangan a
RMATIF 4Ilmu PengetIV / 2
10 menit
.......
....... x) huruf a, brmasuk alat kat yaitu … .
an g
Perhatikan gsamping, yang telah ddalam batik pewarna ... .
c. sinted. alam
r di bawah n teknik … .
c. keled. cap
ederhana meaman … .
c. mutad. tradi
membuat ba
kan upkan pada
kan pada larutda kain
erhatikan gaamping ini, at tersebut ya
bahan pewarngan yang memdah
agar lebih bag
tahuan Sosia
b, c, atau d pteknologi
gambar di pewarna
digunakan ikat yaitu
esis mi
ini, Pola
reng
enggunaka
akhir isional
atik celup
a cairan
tan garam
ambar di kegunaan
aitu untuk
na kimia mbuat
gus
al (IPS)
pada jawab7.
a. pewb. garc. pemd. pew
8. Untuk digunaa. jelub. wiruc. bijid. sila
9. Berikut
batik ce(1) Mas
(sod(2) Lep(3) Celu(4) Cuc(5) Siap
bentUrutan a. (1),b. (2),c. (4),d. (5),
10. Pengal
memotmencip
a. memjuga
b. memmen
c. mensum
d. memmen
an yang benPesapepe...
warna naptholam napthol
manis buatan warna dan gar
membentuk akan yaitu tekujur ru
ang
t ini langkelup ikat sedesukkan kain teda) paskan ikatan-ikupkan kain tersci bersih dan kepkan pola padtuk pola terseblangkah-lang, (2), (3), (4), , (4), (1), (3), , (3), (1), (2), , (3), (1), (2),
laman mentivasi untuk ptakan berbagmpermudah a ramah lingkmcemari ndapatkan unncegah polu
mber daya alammpermudah ncemari lingk
220
nar! erhatikan gamping, encelupan kertama yaitu p . l
ram
motif bulat, knik... .
kah-langkah erhana! ersebut pada la
katan pada kaisebut pada larueringkan
da selembar kabut gkah yang ben
(5) (5) (5) (4)
nggunakan giat belajar
gai teknologi pekerjaan m
kungan lingkungan
ntung usi dan mem
pekerjaakungan
gambar di langkah
kain yang pada larutan
teknik yang
pembuatan
arutan garam
n utan pewarna
ain putih dan
nar yaitu ... .
teknologi, agar dapat
yang.... manusia dan
n dan
enghabiskan
an dan
SI J12345 S
2345
Buatla
SD NEGERIPS KELAS
Jawaban te1. c 2. a 3. b 4. d 5. d
Setiap jawab
1. a 2. a 3. a 4. a 5. a
lah kliping
RI PESURUS IV SEMES
s formatif 36. a 7. b 8. c 9. d 10. a
ban yang ben
b c b c b c b c b c
KUNCI JA
SKOR PEN
Catatlah al
REMIDI
LEMBAR J
g tenteng
UNGAN LOSTER 2
3
nar diberi sk
ddddd
AWABAN
ILAIAN
at, bahan, d
dan PENG
JAWAB
g batik cel
R 1
kor 10, S
6.7.8.9.10.
dan cara pem
GAYAAN
lup ikat!
Skor maksim
a ba ba ba ba b
mbuatan ba
N
mal 100
b c db c db c db c db c d
atik celup ik
d d d d d
kat !
221
222
Lampiran 10 DAFTAR SKOR PERKEMBANGAN KELOMPOK JIGSAW SIKLUS I
Nama Siswa
Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua Kuis Kuis Skor Dasar
Skor Kuis
Skor Kemajuan
Skor Dasar
Skor Kuis
Skor Kemajuan
Diponegoro Rangga Bayu P. 90 80 20 75,0 80 20 Sapta Yoga P. 47 - - - 60 30 Nur ‘Afni Hidayah 83 60 5 75,0 80 20 Dewi Ratna 80 60 5 77,5 60 5 Eli Trisnawati 73 80 20 77,5 - - Anita Silviani 47 80 30 50,0 80 30 Tegar P. 50 60 20 65,0 80 20 Rata-rata 17 21 Kriteria BAIK HEBAT Pattimura M. Trijaya 57 100 30 75 80 20 M. Riyan Erlangga 43 - - - 80 30 Dwi Oktaviani 63 80 30 75 80 20 Toto Sudirharjo 87 80 5 77 100 30 Winda Yuniati 40 80 30 75 80 20 Kholifatunnisa 23 - - - 60 30 Rata-rata 24 25Kriteria HEBAT SUPER Soedirman Rudi Rianto 53 80 30 72,5 80 20 Noval S. 83 100 30 67,5 60 10 Nada Adhani M. 47 60 30 68,5 80 30 Nada Adhana M. 53 80 30 77,5 80 20 Sela Zaena Sari 57 60 20 77,5 80 20 Amanda Partisia 47 20 5 37,5 60 30 Saepul Mubarok 87 80 20 75,0 100 30 Rata-rata 24 23 Kriteria HEBAT HEBAT Imam Bonjol Eva Rifatul Ilya 57 80 30 67,5 60 10 Abdul Qirom 93 60 5 80,0 100 30 Lukman Nur K. 87 60 5 75,0 100 30 Noviana Nisa U. - 80 30 67,5 60 10 Ahmad Fauzi 40 60 30 62,5 80 30 Kartika Yasmin R. 43 80 30 62,5 80 30 Nur Alita Putri 77 80 20 75,0 80 20 Rata-rata 21 23 Kriteria HEBAT HEBAT Antasari Khaerul M. 53 40 5 60 60 10 M. Miftakhul Fikri 70 100 30 75 - - Sefti Annur Rifani 57 60 20 70 60 10 Safa Risqiana A. 57 60 20 75 60 10 Ria Puji Astuti 73 60 10 75 80 20 M. Tegar P. 73 40 5 55 80 30 Rata-rata 15 16 Kriteria BAIK BAIK
223
Lampiran 11 DAFTAR SKOR PERKEMBANGAN KELOMPOK JIGSAW SIKLUS II
Nama Siswa
Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua Kuis Kuis Skor Dasar
Skor Kuis
Skor Kemajuan
Skor Dasar
Skor Kuis
Skor Kemajuan
Diponegoro Rangga Bayu P. 100 75 5 80 100 30 Sapta Yoga P. 60 75 30 100 80 5 Nur Afni Hidayah 100 100 30 100 90 10 Dewi Ratna 100 100 30 90 100 30 Eli Trisnawati 60 75 30 90 80 10 Anita Silviani 100 75 5 100 90 10 Tegar P. 70 75 10 100 100 30 Rata-rata 20 18 Kriteria BAIK BAIK Pattimura M. Trijaya 90 100 20 100 100 30 M. Riyan Erlangga 60 100 30 90 90 20 Dwi Oktaviani 80 100 30 100 100 30 Toto Sudirharjo 90 100 20 100 100 30 Winda Yuniati 80 100 30 70 90 30 Kholifatunnisa 80 100 30 70 90 30 Rata-rata 27 28Kriteria SUPER SUPER Soedirman Rudi Rianto 70 100 30 100 100 30 Noval S. 90 75 5 100 100 30 Nada Adhani M. 60 100 30 100 100 30 Nada Adhana M. 80 100 30 90 100 30 Sela Zaena Sari 70 100 30 70 100 30 Amanda Partisia 70 100 30 70 100 30 Saepul Mubarok 90 100 20 100 100 30 Rata-rata 25 30 Kriteria HEBAT SUPER Imam Bonjol Eva Rifatul Ilya 80 100 30 100 100 30 Abdul Qirom 100 100 30 90 80 10 Lukman Nur K. 100 100 30 100 100 30 Noviana Nisa U. 80 100 30 80 100 30 Ahmad Fauzi 70 50 5 70 60 10 Kartika Yasmin R. 60 75 30 60 80 30 Nur Alita Putri 100 100 30 100 70 5 Rata-rata 26 21 Kriteria SUPER HEBAT Antasari Khaerul M. 80 100 30 100 100 30 M. Miftakhul Fikri 60 100 30 100 100 30 Sefti Annur Rifani 90 100 20 100 100 30 Safa Risqiana A. 100 80 5 100 100 30 Ria Puji Astuti 100 100 30 100 100 30 M. Tegar P. 80 100 30 100 100 30 Rata-rata 24 30 Kriteria HEBAT SUPER
Lammpiran 13
224
225
L
Lampiran 1D
14 DOKUMEN
P
NTASI PENE
P
Pemanfaata
Penga
ELITIAN P
Pengisian An
an media LC
awasan oleh
PEMBELAJ
ngket
CD dan Gam
Pe
Pengamat
JARAN JIG
mbar
enjelasan M
GSAW
Materi
226
227
Diskusi Kelompok Asal Diskusi Kelompok Ahli
Keberanian Siswa
Presentasi Kelompok Asal
Membimbing Kelompok Siswa
Antusias Siswa dalam Bertanya
Pengisian Kuis dan Tes Formatif
Perhatian Siswa terhadap Media Pembelajaran (Power Point)
Prakktek Membu
H
Peng
DAF
uat Batik Ce
Hasil Karya
ghargaan K
TAR PU
elup Ikat Se
Siswa
Kelompok
USTAKA
ederhana
228
229
Anni, C.T. dkk. 2006. Psikologi Belajar (Edisi Revisi). Semarang: Penerbit Universitas Negeri Semarang.
Aqib, Z. dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung:
Yrama Widya. Arikunto, S. dan S. A. Jabar. 2010. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis
Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan (Edisi Kedua). Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Ashshiddiqi, M. H. 2011. Peningkatan Pembelajaran IPA Materi Rangka dan Indera
Manusia melalui Model Jigsaw di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Watesalit 02 Batang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Asma, N. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti
Direktorat Ketenagaan. Astiti, P. 2011. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Padasugih 01 Brebes pada Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Asyari. dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial SD untuk Kelas IV. Jakarta: Erlangga. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di
Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Dirjen Mendikdasmen Direktorat Pembinaan TK dan SD.
Chaniago, D. A. (2010). Aktivitas Belajar. Online
http://id.shvoong.com/sosialscieces/1961162-aktivitas-belajar/ [diakses 24/12/11]
Daftar Nilai Siswa Kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal Tahun Pelajaran 2010/
2011. Tegal: SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dyson, B. dan S. Grineski. 2001. Using Cooperative Learning Structures in Physical
Education. JOPERD--The Journal of Physical Education, Recreation & Dance. Gale Education, Religion and Humanities Lite Package. 72/2: 28 - 33.
Hamalik, O. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
230
Hedeen, T. 2003. The Reverse Jigsaw: A Process of Cooperative Learning and Discussion. Teaching Sociology ProQuest Sociology. 31/3: 325 - 32.
Hernawan, A. H. dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
Penerbit Universitas Terbuka. Hisnu, T. dan Winardi. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/ MI Kelas 4. Jakarta:
Pusat Perbukuan Depdiknas. Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar
Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Konsep Kinerja Guru. Online at http://elearning.unesa.ac.id/tag/pengertian-kinerja-guru
[diakses 08/03/12] Kurnia, I. dkk. 2007. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas. Lie, A. 2010. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-
ruang Kelas. Jakarta: Gramedia. Masitoh, Susilo, dan Soewarso. 2010. Pendidikan IPS di Sekolah Dasar. Salatiga:
Widya Sari. Monks, F. J. dan A. M. P. Knoers. 1982. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam
Berbagai Bagiannya. Diterjemahkan oleh Haditono, S. R. 2006. Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada.
Narbuko, C. Dan A. Achmadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Nasution, S. 2010. Didakdik Asas-asas Mengajar (Edisi Kedua). Jakarta: Bumi Aksara. Pedoman Akademik Universitas Negeri Semarang 2009/ 2010. Semarang: Penerbit
Universitas Negeri Semarang. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia tentang Standar Penilaian
Pendidikan dan Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Cipta Jaya.
Poerwanti, E. dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Pujiati, R. H. dan U. Yuliati. 2008. Cerdas Pengetahuan Sosial untuk SD/ MI Kelas IV.
Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Radjiman dan A. Triyono. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Kelas 4. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas. Rifai, A. dan C. T. Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Penerbit Universitas
Negeri Semarang.
231
Sanjaya, A. 2011. Metode Penelitian. Online
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/metode-penelitian.html [diakses 03/03/12]
Satori, D. dkk. 2008. Profesi Keguruan (Edisi Kesatu). Jakarta: Penerbit Universitas
Terbuka. Saud, U. S. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta. Sihabuddin, R. 2006. Indahnya Pelangi dalam Kesadaran Multikultur Masyarakat
Indonesia. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Edisi Revisi).
Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Diterjemahkan oleh
Yusron, N. 2010. Bandung: Nusa Media. Smith, J. I. dan L. Chang. 2005. Teaching Community Ecology as a Jigsaw. The
American Biology Teacher ProQuest Biology Journals. 67/1: 31 - 6. Soemarjadi, M. Ramanto, dan W. Zahri. 2001. Pendidikan Keterampilan. Malang:
Penerbit Universitas Negeri Malang. Solihatin, E. dan Raharjo. 2008. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran
IPS. Jakarta: Bumi Aksara. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/ MI
Peraturan Mendiknas No. 22 dan 23 Tahun 2006. Jakarta: Cipta Jaya. Steiner, S. et al. 1999. Using Cooperative Learning Strategies in Social Work
Education. Journal of Social Work Education ProQuest Sociology. 35/2: 253 - 63.
Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Sugandi, A. dan Haryanto. 2007. Teori Pembelajaran (Edisi Revisi). Semarang:
Penerbit Universitas Negeri Semarang. Sumantri, M. dan J. Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Maulana. Sumantri, M. dan N. Syaodih. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka. Sumardi. 2011. Peningkatan Aktivitas Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas IV SDN Siasem 03 Brebes. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
232
Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Syah, M. 2009. Psikologi Belajar (Edisi Revisi). Jakarta: Rajawali. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik
Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Undang-Undang
RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.
Undang-Undang Guru dan Dosen beserta Angka Kredit Guru dan Pengawas Sekolah
Tahun 2005. Semarang: Duta Nusindo Semarang. Wena, M. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Yonny, A. dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia. Zaini, H., B. Munthe, dan S. A. Aryani. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
Pustaka Insani Madani.