Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)
description
Transcript of Pengukuran Nilai Tengah (Stat-Deskriptif)
STATISTIKA DESKRIPTIF
PENGUKURAN NILAI TENGAH
Apa Itu Nilai Tengah Tendensi sentral atau nilai tengah: ialah angka yang mewujudkan nilai yang terletak
ditengah dari hasil observasi pada suatu data.
Macam tendensi sentral:1. Mean2. Median
3. Modus
Mean Mean adalah nilai yang diperoleh dengan cara menjumlahkan semua nilai
pengamatan dibagi jumlah semua pengamatan dalam agregat
Sifat mean adalah: Mempertimbangkan semua nilai pengamatan Dapat dimanipulasi secara matematis, sehingga dapat dipergunakan untuk keperluan
statistik
Hanya berlaku untuk data kuantitatif
Rumus Mean Data Distribusi Tunggal
X = ∑x / n
X = mean ∑x = hasil penjumlahan nilai observasi
n = jumlah observasi
Contoh Sepuluh pegawai di PT Samudra penghasilan sebulanya dalam satuan ribu rupiah adalah
sebagai berikut: 90, 120, 160, 180, 190, 90, 180, 70, 160, 100
Me = (90+120+160+180+190+90+180+70+160+100) : 10 = 150
Jadi penghasilan rata-rata pegawai di PT Samudra = Rp.150.000,-
Median Median: merupakan nilai observasi yang terletak ditengah setelah data pengamatan
diurutkan menurut besar kecilnya (array data)
1
Sifat nilai median: Median mudah dihitung dan mudah dimengerti Dipengaruhi jumlah observasi
Tidak dipengaruhi oleh nilai observasi
Digunakan pada data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif berskala ratio, interval maupun ordinal
Contoh Tinggi badan 11 Mhs Stikes Pemda: 180, 171, 170, 167, 166, 165, 164, 160, 147, 145, 144 Berat badan 10 Mhs Stikes Pemda: 39, 45, 52, 43, 37, 51, 65, 56, 71, 44
Pendidikan 5 Dosen Stikes Pemda: D3, S2, S1, S1, D3
50, 60, 70 Median à 60
50, 60, 70, 100.000 Median à (60+70)/2 = 65
SD, SMP, PT Median à SMP
SD, SD, SD, PT Median à SD
SD, SD, SMP, PT Median à antara SD dan SMP
Modus Modus adalah nilai yang memiliki frekuensi terbanyak atau yang sering muncul
Sifat modus adalah: Tidak dipengaruhi nilai ekstrim Digunakan baik pada data kualitatif (nominal dan ordinal) maupun data kuantitatif
(interval dan rasio)
Contoh
Data kualitatif Kebanyakan Mahasiswa di Jogja naik sepeda Kebanyakan pemuda Indonesia merokok
Pada umumnya Pegawai Negeri Sipil tidak disiplin
Pada umumnya warna mobil tahun 70-an adalah cerah, sedangkan tahun 80-an adalah gelap
Data kuantitatif Data umur pegawai di Departemen X adalah: 20, 45, 60, 56, 45, 45, 20, 19, 57, 45, 45,
51, 35
2
Modus Data Kelompok
Modus = b + p (f1 / (f1+f2))
b = batas klas bawah frekuensi terbanyak p = panjang klas
f1 = frek klas terbanyak – f sebelumnya
f2 = frek klas terbanyak – f sesudahnya
Median Data Kelompok
Median = b + p (1/2n – F / f)
b = batas bawah, dimana median akan terletak p = panjang klas
n = banyak data
F = cf = jumlah semua frekuensi sebelum klas median
f = frekuensi klas median
Mean Data Kelompok
Mean = ∑f x / n
n = jumlah data x = nilai rata-rata batas interval/ midpoint kelas interval
3
Misal interval : 21 – 30 → x = 21 + 30 / 2 = 25,5
Contoh Soal Nilai TengahHitungan Modus
Klas modus = klas ke-4 (f=30) b = 51 – 0,5 = 50,5
f1 = 30 – 18 = 12
f2 = 30 – 20 = 10
Modus = 50,5 + 10 (12 / (12+10)) = 55,95
Hitungan MedianKlas median = klas ke-4 (f=30)
b = 51 – 0,5 = 50,5 p = 10
f = 30
F = cf = 2 + 6 + 18 = 26
Median = 50,5 + 10 ((50-26) / 30)
Hitungan Mean Mean = 6072/100 = 60,72
Latihan Hasil pemeriksaan tinggi badan pada 10 Mhs: 171, 168, 158, 172, 165, 158, 169, 164,
178, 163 Berapa tinggi rata-rata atau mean tinggi badan Mhs tersebut ?
Mean = 166,6 cm
Hasil ujian UTS biostatistik Mahasiswa Stikes dengan nilai rata-rata 65,9. sedangkan hasil ujian UAS rata-rata 71,2. Berapa mean nilai tersebut jika UTS diberi bobot 1 dan UAS diberi bobot 2
(65,9 x 1) + (71,2 x 2) / (1 + 2) =
Mean = 69,4
Berat badan 15 Mhs Stikes: 51, 54, 55, 58, 63, 64, 65, 68, 69, 71, 72, 78, 79, 80
Berapa mean, median, modus ?
Mean = 65,7
Median = 65
4
Modus = 58
REFERENSI:
1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara
3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara
5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia
6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
PENGUKURAN DISPERSI
Pengertian Dispersi Ukuran Dispersi/ Variasi/ Penyimpangan adalah ukuran yang menyatakan seberapa
jauh penyimpangan nilai-nilai individu terhadap nilai pusatnya (rata-rata) Jenis ukuran dispersi ada 4:
Jangkauan = Range
Deviasi rata-rata = Simpangan rata-rata
Varians
Simpangan baku = Standar Deviasi
Range Range atau Jangkauan adalah selisih nilai terbesar dengan nilai terkecil Range data tunggal:
Contoh: Tentukan range data berikut:
7, 4, 11, 1, 9, 8
Range = 11 – 1 = 10
Contoh Sepuluh pegawai Stikes Jombang, gaji masing-masing tiap bulanya dalam ribuan
rupiah adalah sbb: 50, 75, 150, 170, 175, 190, 200, 400, 600, 700
Berapa range gaji pegawai tsb ?
5
Range: 700 – 50 = 650
Makin besar range → makin bervariasi
Range Data Kelompok
Cara menghitung range data kelompok:1. Selisih titik tengah kelas tertinggi dengan titik tengah kelas terendah 2. Selisish tepi atas kelas tertinggi dengan tepi bawah kelas terendah
Contoh Soal Range
Hitung range data kelompok di atas : Titik tengah kelas terendah = 142 Titik tengah kelas tertinggi = 172
Tepi bawah kelas terendah = 139,5
Tepi bawah kelas tertinggi = 174,5
Range = 172 – 142 = 30
Range = 174,5 – 139,5 = 35
Deviasi Rata-rata
Deviasi rata-rata: adalah nilai rata-rata hitung dari harga mutlak simpangannya
Deviasi rata-rata data tunggal:
DR = ∑ ⅼX – X1ⅼ/ n
6
X = nilai individuX1 = nilai rata-rata n = jumlah dataContohTentukan deviasi rata-rata dari:
2, 3, 6, 8, 11 X1 = (2+3+6+8+11) / 5 = 6
Cara mencari deviasi rata-rata dapat menggunakan tabel bantu sbb:
DR = 14 / 5 = 2,8
Tabel
Deviasi Rata-rata Kelompok
Rumus:
DR = ( ∑ fⅼX – X1ⅼ) / n
f = frekuensi kelompok X = nilai tengah kelompok
X1 = rata-rata nilai tengah kelompok
N = jumlah f
Contoh Soal Deviasi Kelompok 1
7
Contoh Soal Deviasi Kelompok 2
DR = ( ∑ fⅼX – X1 ) / n
DR = 282 / 50 = 5,64
Varians Varians merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individu terhadap rata-rata
nilai kelompok Akar varians disebut standart deviasi atau simpangan baku
Varians sampel = S2
Varians populasi = σ2 (sigma)
8
Varians Data Tunggal
Untuk sampel besar ( > 30 )
S2 = ∑ (X – X1)2 / n
S2 = varians X = nilai individu
X1 = nilai rata-rata
n = jumlah data
Untuk sampel kecil ( n ≤ 30 )
S2 = ∑ (X – X1)2 / n -1
S2 = Varians X = nilai individu
X1 = nilai rata-rata
n = jumlah data
Varians Data Kelompok
Untuk sampel besar ( > 30 )
S2 = ∑ f(X – X1)2 / n
S2 = Varians f = frekuensi kelompok
X = nilai tengah kelompok
X1 = rata-rata nilai tengah kelompok
n = jumlah f
Untuk sampel kecil ( n ≤ 30 )
S2 = ∑ f(X – X1)2 / n -1
S2 = Varians f = frekuensi kelompok
X = nilai tengah kelompok9
X1 = rata-rata nilai tengah kelompok
n = jumlah f
Contoh Tentukan varians dari data:
2, 3, 6, 8, 11 n = 5
X1 = (2+3+6+8+11)/5 = 6
Contoh Soal Varian
S2 = ∑ (X – X1)2 / n -1
= (54)/ (5-1) = 13,5
Contoh Soal Varians 2
10
Contoh Soal Varians 3
X1 = (66+69+72+75+78+81) / 6 = 73,425
S2 = ∑f (X – X1)2 / n
S2 = (467,790) / 40 = 11,694
Standart Deviasi (SD) Simpangan Baku atau Standart deviasi adalah akar dari varians
11
Standart Deviasi sampel = S
Standart Deviasi populasi = σ (sigma)
Untuk sampel besar ( > 30 )
S = √ ∑ (X – X1)2 / n
S = Standart Deviasi X = nilai individu
X1 = nilai rata-rata
n = jumlah data
Untuk sampel kecil ( n ≤ 30 )
S = √ ∑ (X – X1)2 / n-1
S = Standart Deviasi X = nilai individu
X1 = nilai rata-rata
N = jumlah data
Data Kelompok
Untuk sampel besar ( > 30 )
S = √ ∑ f (X – X1)2 / n
S = Standart Deviasi f = frekuensi kelompok
X = nilai tengah kelompok
X1 = rata-rata nilai tengah kelompok
n = jumlah f
12
Untuk sampel kecil ( n ≤ 30 )
S = √ ∑ f(X – X1)2 / n -1
S = Standart Deviasi f = frekuensi kelompok
X = nilai tengah kelompok
X1 = rata-rata nilai tengah kelompok
n = jumlah f
Contoh Berikut adalah sampel nilai UTS Biostatistik dari sekelompok Mahasiswa Stikes Pemda Jombang:30, 35, 42, 50, 58, 66, 74, 82, 90, 98Tentukan Simpangan Bakunya!
Contoh soal varians 4
S = √ ∑ (X – X1)2 / n -1
S = √ 4.950,5 / 9
= √ 550,056 = 23,45
13
Contoh Soal Varians 5
Contoh Soal Varians 6
X1 = ∑fx / ∑f = 5.585 / 100 = 55,85
S = √ ∑ (X – X1)2 / n
S = √ (5.342,75) / 100 = 7,31
14
REFERENSI:1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara
3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara
5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia
6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit
VARIABEL STATISTIK
Apa Itu Variabel Variabel: adalah suatu sifat atau fenomena yang menunjukan sesuatu yang dapat
diamati dan nilainya berbeda-beda.
Sesuatu dikatakan variabel, jika: Mempunyai nama Dapat diamati atau diukur
Nilainya berbeda-beda
Memiliki definisi verbal
Ada kelompok penggolongan atau satuan
Contoh variabel tinggi badan: Nama : tinggi badan Dapat diukur : dapat
Nilai pengukuran : berbeda
Definisi verbal : jarak antara kepala – kaki
Satuan : centimeter
Bagian dari variabel disebut: atribut
Variabel: jenis kelamin, tingkat pendidikan
Atribut: laki, perempuan → atribut dari variabel jenis kelamin
Atribut: SD, SMP, SMA, PT → atribut dari variabel tingkat pendidikan
15
Subyek dan Obyek Penelitian Jika kita akan meneliti tingkat pengetahuan ibu hamil → maka ibu hamil disebut
subyek penelitian → sedangkan tingkat pengetahuan disebut obyek penelitian Meneliti jumlah kunjungan Puskesmas → Puskesmas: subyek, kunjungan: obyek
Meneliti kemanjuran obat → obat: subyek, kemanjuran: obyek
Macam Variabel Variabel Tergantung/ Akibat / Terpengaruh/ Dependen → variabel yang dipengaruhi
oleh variabel lain Variabel Bebas/ Sebab/ mempengaruhi/ Independen → variabel yang mempengaruhi
variabel lain
Contoh: variabel pendidikan dan pekerjaan → variabel pendidikan (variabel bebas), variabel pekerjaan (tergantung) → sebab pendidikan mempengaruhi pekerjaan
Sebutkan, mana yang termasuk variabel bebas dan variabel tergantung1. Jenis olah raga dan bakat2. Pekerjaan dan jenis kelamin
3. Kepribadian, pendidikan, dan keturunan
Hubungan Antar Variabel1. Hubungan Asimetris2. Hubungan Simetris
3. Hubungan Timbal Balik (Resiprocal)
Hubungan Variabel Asimetris Hubungan variabel Asimetris adalah hubungan suatu variabel yang mempengaruhi
variabel lainya X → Y
X = variabel bebas, independent, pengaruh, prediktor
Y = variabel tergantung, dependent, terpengaruh, kriterium
Hubungan Variabel Simetris Hubungan simetris artinya kedua variabel ada hubungan tetapi tidak saling
mempengaruhi
16
Contoh: variabel Tinggi badan (Y1) dan Berat Badan (Y2) dipengaruhi oleh variabel pertumbuhan (X)
Antara Y1 dan Y2 ada hubungan, tetapi tidak saling mempengaruhi
Hubungan Variabel Timbal Balik Hubungan antar dua variabel yang saling mempengaruhi Misal: hubungan antara variabel malnutrisi dan variabel malabsorbsi
Malabsorbsi akan menyebabkan malnutrisi
Malnutrisi akan menyebabkan atropi mukosa usus halus → malabsorbsi
Variabel Perantara Variabel perantara atau penghubung: variabel yang menjadi penghubung antara
variabel bebas dan variabel tergantung Misal: modernisasi (status wanita) dapat mempengaruhi fertilitas, tetapi tidak secara
langsung, namun melalui kontrasepsi atau penundaan usia perkawinan → variabel kontrasepsi dan penundaan usia perkawinan disebut : Variabel Perantara
Variabel Penekan/ Pra Kondisi Variabel penekan atau prakondisi adalah variabel yang merupakan prasyarat
bekerjanya variabel bebas dan variabel tergantung Contoh: Kuman M. TB (variabel bebas) menyebabkan penyakit TB (varibel tergantung)
→ proses diatas dapat berlangsung pada saat kondisi tubuh lemah (variabel penekan/ prakondisi)
Variabel Pengganggu/ Distorter Variabel pengganggu/ distorter adalah variabel yang mengganggu bekerjanya variabel
bebas dan variabel tergantung Contoh: Hipotesis: akseptor KB ekonomi lemah akan lebih banyak daripada ekonomi
tinggi → ternyata hipotesis tersebut salah, hal ini disebabkan ada variabel pengganggu yaitu variabel status pekerjaan: PNS dan Non PNS → ternyata hipotesis tsb benar pada pegawai non PNS
Definisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah seperangkat instruksi yang lengkap untuk menetapkan apa
yang akan diukur dan bagaimana cara mengukur variabel. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun definisi operasional sebuah variabel
adalah:
Nama variabel
Definisi verbal variabel
Kelompok penggolongan variabel
suatu cara untuk menggolongkannya17
Agar variabel dapat diamati dan diukur, maka setiap konsep yang ada dalam permasalahan atau yang ada dalam hipotesis harus disusun Definisi Operasional.
Definisi operasional dari variabel sangat diperlukan terutama untuk menentukan alat atau instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data.
Sebagai contoh konsep orang lapar: Orang lapar dapat didefinisikan sebagai:
Orang yang dapat menghabiskan sepiring nasi dalam waktu kurang dari dua menit
Orang yang kelihatan mengantuk, tidak suka berbicara dan kelihatan lesu.
Untuk menentukan seseorang lapar atau tidak, berdasarkan definisi 1 diperlukan sepiring nasi dan sebuah pencatat waktu, sedang definisi 2 tidak diperlukan alat, kecuali indera pengamatan
Tuliskan Definisi Operasional Variabel Berikut:1. Pengetahuan2. Persepsi
3. Sikap
4. Perilaku
5. Kinerja
6. Adat
7. Tradisi
8. Budaya
REFERENSI:1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara
3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara
5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia
6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
18
POPULASI – SAMPEL - SAMPLING
Apa Itu Populasi Populasi : kumpulan individu atau obyek yang mempunyai karakteristik yang akan
dihitung/diukur Misal : penduduk Jombang, pasien poli kandungan, perawat puskesmas
Macam Populasi:
Populasi Finit (terhingga): diketahui jumlahnya
Populasi Infinit (tak terhingga): tidak diketahui jumlahnya, dapat diubah menjadi terhingga dengan cara membatasi wilayah atau jumlah
Apa Itu Sampel Sampel: adalah perwakilan dari populasi, yang dapat menggambarkan keadaan
populasi yang sebenarnya Pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak/random → agar semua anggota
pupolasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih
Apa Itu Sampling Sampling adalah cara memperoleh sampel dari populasi Sampling dibedakan menjadi dua; random dan non random
Random Sampling1. Simple Random Sampling2. Systematic Random Sampling3. Stratified Random Sampling4. Cluster Random Sampling5. Multistage Random Sampling
Non Random Sampling1. Asidentil sampling2. Kuota sampling3. Purposive sampling
Simple Random Sampling Pengambilan sampel dengan menggunakan tabel random atau diundi Tabel Random Sampling: 88, 00, 23, 67, 14, 45, 17, 48, 79, 59, 42, 08, 54, 65, 61, 84,
86, 33, 64, 90, 15, 69, 97, 58, 80, 25, 72, 52, 35, 40, 98, 24, 21, 66, 01, 08, 23, 15, 55, 02, 32, 83, 24, 54, 52, 07, 44, 53, 64, 33, 80, 87, 18, 01, 39, 84, 62, 25, 72, 07, 17, 52, 86, 14, 06, 33, 70, 75, 89, 10, 22, 91 dst
Sistematic Random Sampling19
Populasi diurutkan terlebih dahulu Pemilihan random diperoleh dengan cara mencari angka kelipatan
Angka kelipatan diperoleh dari: populasi/sampel → misal: 100/50 =2
Hasil pemilihan sampel dengan angka kelipatan 2 adalah: 00, 02, 04, 06, 08, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22 dst
Stratified Random Sampling Populasi dibagi menjadi beberapa kelompok atau strata → baru dilakukan random
sampling Misal penelitian IQ siswa SD → dikelompokan dulu per kelas → lalu masing2 kelas
dilakukan random sampling
Misal jumlah sampel 60 siswa → maka masing2 kelas diambil 10 sampel dipilih secara random
Cluster Random Sampling Cluster sampling dipergunakan saat unit samplingnya terdiri lebih dari satu elemen
populasi Misalnya: survey kualitas air minum penduduk didesa
Penduduk kita kelompokan dulu → dapat berdasar RT/RW, jalan, sungai
Multistage Random Sampling Teknik pemilihan sampel yang dilakukan secara bertingkat dan biasanya berdasarkan
pembagian wilayah kerja suatu pemerintahan Misal: survey jamban di jawa timur → kita tentukan dulu berapa kabupaten/kota yang
disampling →berapa kecamatan → berapa desa → berapa dusun → berapa RW → berapa RT
Assidentil Sampling Pengambilan sampel secara kebetulan Misalnya, pada hari dan jam kapan peneliti sempat atau pengunjung Puskesmas yang
saat itu datang
Kuota sampling Pengambilan sampel yang jumlahnya telah ditentukan oleh peneliti
Purposive sampling Pengambilan sampel yang kriterianya sesuai dengan keinginan atau tujuan peneliti
Pengumpulan Data1. Sensus: mencari data dengan mengamati atau mengukur semua responden2. Survey: mencari data dengan mengamati atau mengukur sebagian responden
20
Keuntungan survey:
Biaya murah, waktu dan tenaga sedikit, data lebih valid
Kerugian survey:
Data bersifat sesaat, tidak dapat menggambarkan perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu
Teknik Pengumpulan Data1. Pengamatan2. Wawancara
3. Angket
4. Pengukuran
Instrumen Pengumpulan Data1. Formulir isian2. Check list
3. Kuesioner tertutup atau terbuka
4. Alat ukur: timbangan, tersimeter
Formulir Isian Formulir isian → menggunakan beberapa pertanyaan yang berisi apa yang akan
diamati dan pengamat hanya menulis hasil dari obyek yang diamati Tidak ada komunikasi antara responden dan peneliti
Misal: Apakah penyakit Flu burung membahayakan?
Check List Check list terdiri dari beberapa pertanyaan yang jawabanya sudah disediakan oleh
peneliti, responden tinggal memberi tanda centang (√) Misal: Pendidikan saudara: □ SD, □ SMP, □ SMA, □ PT
Kuesioner Kuesioner: daftar pertanyaan yang sudah tersusun secara tertulis dan responden
tinggal menulis jawabanya Kuesioner tertutup: jika jawaban sudah disediakan peneliti, responden tinggal memilih
jawaban yang telah disediakan
Kuesioner terbuka: jika jawaban tidak disediakan peneliti, responden harus menulis jawaban dimana jawabannya tergantung pemikiran responden
21
REFERENSI:1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara
3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara
5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia
6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
PENGOLAHAN DATA
Langkah Pengolahan Data Editing → (melengkapi, memperbaiki, memperjelas, pengecekan logis) jawaban
responden Coding → memberikan jawaban secara angka atau kode sehingga mudah diolah →
misal: SD (1), SMP (2), SMA (3), PT (4)
Transfering → memindahkan jawaban/kode jawaban ke dalam media pengolah/kartu kode
Tabulating → menyusun data dalam bentuk tabel/grafik
Editing Editing satuan: Umur: hari, minggu, bulan, tahun
Berat: gram, kilogram, ton, ons
Editing pekerjaan:
Wiraswasta: pedagang, penjual bakso, makelar
Swasta: pekerja pabrik, pelayan toko, pegawai bank
Coding Coding jenis kelamin: laki (1), wanita (2) Coding pekerjaan: PNS (1), swasta (2), wiraswasta (3), lain-lain (4)
Coding kepuasan: (skala Lickert)
1. Sangat tidak puas : 1
2. Tidak puas : 2
22
3. Cukup : 3
4. Puas : 4
5. Sangat puas : 5
Transfering
TabulasiMenyusun data dalam bentuk tabel:
1. Tabel distribusi atau tabel frekuensi2. Tabel silang atau cross tabulating
Distribusi Distribusi: kumpulan data yang kita amati dalam suatu karakteristik tertentu Data yang tidak dikelompokan disebut: distribusi tunggal
Misal umur tenaga kesehatan: 34, 45, 24, 37, 55, 19, 21, 36, 33, 44, 28
Data yang dikelompokan disebut: distribusi kelompok (frekuensi)
Tabel Disribusi/ Tabel Frekuensi
23
Cara membuat Distribusi Frekuensi Carilah rentang nilai dengan cara nilai terbesar dikurangi nilai terkecil Hasil rentang nilai dibagi dengan banyaknya kelas interval yang diinginkan.
Banyaknya kelas interval mulai 5 s/d 15
Hasil pembagian rentang nilai dengan banyaknya kelas merupakan panjang dari kelas interval
Penyajian Data1. Narasi: tulisan, karangan, textular2. Tabel:
3. Tabel Distribusi Frekuensi
4. Tabel Silang (Cross Tabulation)
5. Grafik:
Grafik Batang; Histogram, Single Bar, Sub Divided Bar, Multiple Bar
Grafik Garis: Poligon, Ogive, Propotional Line Diagram, Propotional Change Line Diagram, Grafik Garis Tunggal, Grafik Garis Berganda, Hi-Lo
Grafik Grafik Gambar (Pictogram) Grafik Lingkaran (Pie Diagram)
Grafik Tebar (Scater Diagram)
Grafik Batang
Contoh Tabel Distribusi
24
Contoh Tabel Silang Raw
Contoh Tabel Silang Colum
Contoh Tabel Silang Total
25
Contoh Grafik Histogram
Latihan SoalBuat Table Disribusi Frekuensi berdasarkan:
1. Umur dengan interval 10 tahun2. Pendidikan
3. Status perkawinan
4. Kinerja
Buat Tabel Silang antara1. Umur dengan pendidikan2. Pendidikan dengan status perkawainan
3. Pendidikan dengan kinerja26
REFERENSI:1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara
3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara
5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia
6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
DATA STATISTIK
Apa itu Data? Data (jamak → datum): himpunan angka yang berasal dari hasil pengukuran peneliti Kumpulan data disebut: agregat
Klasifikasi data Menurut pengolahannya:
Raw data: data mentah dan belum diolah Misal: umur mhs: 20, 31, 45, 23, 19
Array data: data yang belum diolah, tetapi sudah diurutkan
Misal: umur mhs: 19, 20, 23, 31, 45
Ungrouped data: raw data yang belum dikelompokan
Misal: A(23, Pria, Islam), B (30, Pria, Katolik), C (25, Wanita, Islam), D (19, Pria, Kristen)
Gruoped data: data yang telah dikelompokan dalam kelas tertentu:
Misal: Umur: kelompok (11-20), (21-29), (31-39)
Agama: Islam, Katolik
Menurut bentuk angka Data Diskrit: data yang angkanya bulat Data kontinue: data yang angkanya pecahan (desimal)
27
Menurut Sifatnya Data Kuantitatif: data yang berwujud angka Data Kualitatif: data yang tidak berwujud angka
Menurut Sumbernya Data Primer: data yang diukur atau dihitung sendiri oleh peneliti Data Skunder: data yang didapat dari sumber lain, yang tidak diukur atau dihitung
sendiri oleh peneliti
Menurut Skala Pengukurannya Skala Nominal: data yang hanya dapat membedakan (mengkatagorikan), tidak
diketahui tingkat perbedaanya dan tidak ada urutanya Misal: jenis kelamin, agama, alamat, status perkawinan
Skala Ordinal: data yang mempunyai kategori, mempunyai tingkat perbedaanya, teapi tidak diketahui berapa nilai tingkat perbedaanya
Misal: golongan, pangkat, tingkat pendidikan
Skala Interval: data yang mempunyai kategori, diketahui tingkat perbedaanya, ada urutan, tidak ada nilai nol mutlak (artinya mempunyai nilai nol →realnya ada nilai nol)
Misal: suhu badan, nilai ujian
Data Skala Ratio: data yang mempunyai kategori, diketahui tingkat perbedaanya, ada urutan, mengakui nilai nol mutlak (artinya realnya tidak ada)tidak ada nilai nol
Misal: berat badan, umur
REFERENSI:1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara
3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara
5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia
6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
MEMBACA TABEL
28
Cara Membaca Tabel Narasi tabel: menyangkut What, Where, When dan How much
Contoh: 90% tenaga kesehatan di RS swadana Jombang pada tahun 2006 adalah Bidan
Diantara bidan yang bekerja di RS swadana Jombang pada tahun 2004 yang sudah menikah adalah 57%
Contoh Tabel Distribusi
Latihan:1. Jumlah paramedis?2. Tenaga kesehatan terbesar?
3. Tenaga kesehatan terkecil?
4. Diantara paramedis, berapa % yang pendidikanya SPK?
5. Diantara paramedis, berapa % yang pendidikanya Akper?
Tabulasi Silang
29
Latihan Soal:1. Berapa % tenaga medis yang motivasi tinggi?2. Berapa % tenaga paramedis yang motivasi sedang?
3. Berapa % perawat SPK yang motivasi rendah?
4. Diantara perawat SPK, berapa % yang motivasinya tinggi?
1. Diantara tenaga medis, berapa % yang motivasinya sedang?
2. Diantara tenaga kesehatan yang motivasinya tinggi, berapa % yang pendidikanya Akper?
3. Diantara tenaga kesehatan yang motivasinya rendah, berapa % yang pendidikanya dokter?
4. Berapa % tenaga dokter yang motivasinya sedang?
5. Diantara tenaga kesehatan yang motivasinya sedang, berapa % yang pendidikanya dokter?
30
Tenaga Kesehatan
Buat Tabel untuk Menjawab Pertanyaan Berikut:1. Berapa % tenaga kesehatan yang pendidikanya dokter?2. Berapa % paramedis yang rumahnya Cukir?
3. Diantara perawat SPK, berapa % yang agamanya Islam?
4. Diantara tenaga kesehatan yang alamatnya Jombang, berapa % yang bekerja di UGD
5. Berapa %, tenaga kesehatan yang bekerja di Poli tetapi agamanya Hindu?
Referensi1. Noor, 1997, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta2. Bustan, 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta
3. Bustan, 2002, Pengantar Epidemiologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta
4. Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar, Jakarta, PT. Rineka Cipta
5. Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti
6. Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB
31
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
Apa Itu Epidemiologi Deskriptif Epidemiologi deskriptif adalah ilmu yang menggambarkan penyebaran/distribusi
penyakit yang terjadi di masyarakat berdasarkan variabel epidemiologi yang mempengaruhinya.
Variabel epidemiologi tersebut dikelompokan menurut: orang (person), tempat (place) dan waktu (time)
Variabel Orang/ Person: Meliputi: umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, etnik/suku, status perkawinan,
besarnya keluarga, paritas
Variabel Templat/ Place: Meliputi: alamat, RT, RW, dusun, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, pulau,
negara. Kota, desa, pantai, pegunungan, hutan, rawa, Pasar, mal, jalan raya, stasiun, tempat wisata, hotel
Variabel Waktu/Time: Jam, hari, bulan, tahun, tanggal, Musim penghujan, kemarau, Terus menerus, berkala,
insidentil, Musim buah, perayaan, upacara
Cara Penyajian Data1. Narasi2. Tabel Distribusi3. Tabulasi Silang4. Diagram/Grafik/Gambar
Komponen tabel:1. Ada judul: yang memuat What, Where dan When2. Ada Badan Tabel3. Ada Sumber: nama (nama pengarang, institusi), tahun
Contoh Judul: Tabel 1.2: Distribusi tenaga kesehatan menurut pendidikan di Puskesmas Jombang Tahun
2010
Contoh Badan Tabel Distribusi/frekuensi:
Tabel 1.2: Distribusi tenaga kesehatan menurut pendidikan di Puskesmas Jombang Tahun
32
2010
Sumber: Suparyanto, 2010
Contoh Badan Tabel Silang (Raw):
Tabel 1.3: Distribusi tenaga kesehatan menurut pendidikan di Puskesmas Jombang Tahun
2010
Sumber: Suparyanto, 2010
Contoh Badan Tabel Silang (Colum):
Tabel 1.4: Distribusi tenaga kesehatan menurut pendidikan di Puskesmas Jombang Tahun
2010
33
Contoh Badan Tabel Silang (Total):
Tabel 1.5: Distribusi tenaga kesehatan menurut pendidikan di Puskesmas Jombang Tahun
2010
Histogram:Untuk grafik, gambar, cara penulisan judul ada dibawah grafik, baru sumbernya
Grafik 1.2: Distribusi tenaga kesehatan menurut pendidikan di Puskesmas Jombang Tahun 2010
34
Latihan soal:
Tugas Individu:Buat tabel frekuensi berdasarkan:1. Umur dengan interval 10 tahun2. Pendidikan3. Status perkawinan4. Kinerja
Buat tabel silang antara:1. Pendidikan dan status perkawinan (raw)2. Umur (kelas interval 10) dan kinerja (colum)3. Status perkawinan dan kinerja (total)
Buat Grafik Histogram1. Pendidikan2. Status perkawinan3. KinerjaWaktu pengerjaan 1 minggu, ditulis dalam kertas HVS atau folio bergaris
Referensi1. Noor, 1997, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta
35
2. Bustan, 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta
3. Bustan, 2002, Pengantar Epidemiologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta
4. Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar, Jakarta, PT. Rineka Cipta
5. Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti
6. Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB
DIAGNOSIS SAKIT
Cara Diagnosis Diagnosis adalah upaya untuk menegakan atau mengetahui jenis penyakit yang
diderita oleh seseorang atau masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat
Cara diagnosis: (Ahlbom)1. Anamnesis2. Pemeriksaan fisik
3. Tes Penunjang
Anamnesis Anamnesis adalah upaya untuk mencari keluhan yang berupa gejala (simptom) yang
dirasakan pasien Berdasarkan apa yang dirasakan pasien (hasil observasi objektif pasien)
Contoh: sakit kepala, mual, sakit perut, linu-linu
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik adalah upaya untuk mencari Tanda (sign) yaitu hasil pengamatan
obyektif dokter/tenaga kesehatan terhadap keluhan pasien Berdasarkan apa yang ditemukan tenaga kesehatan dalam pemeriksaan
Contoh: panas, edem, memar, kembung
Test Pemeriksaan Test pemeriksaan adalah upaya untuk membantu menegakan diagnosis dengan
Pemeriksaan laboratorium atau alat lain (USG, EKG, Rontgen) Contoh: pemeriksaan darah lengkap, widal, foto dada, USG abdomen
36
Beda Diagnosis Sakit antara UKM dan UKP
Definisi Kasus Kasus adalah mereka yang menderita suatu penyakit (UKP) atau masalah kesehatan
(UKM) Upaya diagnosis adalah upaya mendefinisikan jenis penyakit atau masalah kesehatan
Pada UKP, diagnosis perlu untuk intervensi Terapi
Pada UKM, diagnosis perlu untuk strategi pemberantasan atau pencegahan penyakit di masyarakat
Untuk mendefinisikan kasus perlu kriteria diagnosis:1. Pemisahan sehat dan sakit2. Status sakit: mungkin (possibel); barangkali (probable); pasti (definitif)
3. Status sakit: ringan; sedang; berat
4. Stadium penyakit: stadium I; II; III dan IV
Contoh Kasus TB Diagnosis Possible jika ada keluhan batuk berdahak > 2 minggu Diagnosis Probable jika ada respon dengan pengobatan anti TB atau gejala batuk
berdahak warna kuning kehijauan dan batuk darah (hematemisis)
Diagnosis Definitif jika ditemukan BTA dalam sputum
37
Apa diagnosis possible, probable dan definitif untuk kasus: Polio, kusta, DBD, HIV/AIDS
Status Kesehatan1. The Traditional (Ecological) Model2. The Health Field Concept (H.L. Laframboise, 1973)3. The Environment of Health (Hendrik L. Blum, 1974)
The Traditional (Ecological) Model
Status kesehatan menurut model ekologi adalah hasil interaksi antara Host, Agent & Environment
Status kesehatan Sehat, jika hasil interaksi ketiga faktor dalam keadaan seimbang
Status kesehatan Sakit jika hasil interaksi negatif atau ada gangguan
Gangguan Keseimbangan Kemampauan agent meningkat misal virulensi bertambah atau resistensi bertambah Kepekaan Host meningkat misal gizi turun, kecapekan, kekebalan tubuh menurun
Pergeseran lingkungan yang meningkatkan kemampuan agent misal lingkungan kotor, hujan
Perubahan lingkungan yang meningkatkan kepekaan Host misal kepadatan penduduk, hujan, kemarau
The Health Field Concept (Laframboise)
38
Status Kesehatan Sehat menurut Model Laframboise jika semua faktor mendukung Status Kesehatan Sakit, jika ada salah satu atau lebih faktor tidak mendukung
The Environment of Health (Blum)
Status Kesehatan Sehat menurut Blum, jika semua faktor mendukung Status Kesehatan Sakit, jika satu atau lebih faktor tidak mendukung
Bedanya dengan konsep Lamframboise adalah pada model Blum telah ditentukan faktor prioritas terhadap faktornya
Prioritas faktor:1. Lingkungan2. Perilaku
3. Pelayanan kesehatan
4. Keturunan
39
Referensi Noor, 1997, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta Bustan, 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta
Bustan, 2002, Pengantar Epidemiologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta
Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar, Jakarta, PT. Rineka Cipta
Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti
Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB
KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
Segitiga Epidemiologi Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi gambaran
tentang hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya
Segitiga epidemiologi merupakan interaksi antara Host (penjamu), Agent (penyebab) dan Environment (lingkungan)
Segitiga Epidemiologi
Keadaan di masyarakat dikatakan ada masalah kesehatan jika terjadi ketidak seimbangan antara Host, Agent dan Environment
Pada saat terjadi ketidakseimbangan antara Host, Agent dan Environment akan menimbulkan penyakit pada individu atau masalah kesehatan di masyarakat
Faktor Host
Adalah faktor yang melekat pada Host
40
Genetik: DM, asma, hipertensi Umur: osteoporosis, campak, polio, ca servix, ca mammae
Jenis kelamin: ca servik, BPH, ca paru
Suku/ras/warna kulit: negro lebih kuat dari kulit putih
Fisiologis: kelelahan, kehamilan, pubertas, stres, kurang gizi
Imunologis: ASI, imunisasi, sakit
Perilaku: gaya hidup, personal higienis, HAM, rekreasi, merokok, napza
Faktor Agent
Faktor yang menyebabkan penyakit atau masalah kesehatan
Gizi: kurang gizi, vitamin, mineral, kelebihan gizi Kimia: pengawet, pewarna, asbes, cobalt, racun, antigen
Fisik: radiasi, trauma, suara, getaran
Biologis: amoeba, bakteri, jamur, riketsia, virus, plasmodium, cacing
Faktor Environment
Faktor lingkungan yang mempengaruhi Host dan Agent
Fisik: iklim (kemarau dan hujan), geografis (pantai dan pegunungan), demografis (kota dan desa)
Biologis: flora dan fauna
Sosial: migrasi/urbanisasi, lingkungan kerja, perumahan, bencana alam, perang, banjir
Karakteristik Host Resistensi: kemampuan Host untuk bertahan hidup terhadap infeksi (agent) Imunitas: kemampuan Host mengembangkan sistem kekebalan tubuh, baik didapat
maupun alamiah
Infectiousness: potensi Host yg terinfeksi untuk menularkan penyakit yang diderita kepada orang lain
Karakteristik Agent Infektivitas: kesanggupan agent untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan Host
untuk mampu tinggal, hidup dan berkembang biak dalam jaringan Host Patogenesitas: kesanggupan agent untuk menimbulkan reaksi patologis (penyakit)
pada Host setelah infeksi
Virulensi: kesanggupan agent untuk menghasilkan reaksi patologis berat yang menyebabkan kematian
41
Toksisitas: kesanggupan agent untuk memproduksi toksin yang merusak jaringan Host
Invasivitas: kesanggupan agent untuk penetrasi dan menyebar kedalam jaringan Host
Antigenisitas: kesanggupan agent merangsang reaksi imunologis Host (membentuk antibodi)
Karakteristik Environment Topografi: situasi lokasi tertentu (letak/posisi/peta), baik alamiah maupun buatan
manusia, yang mempengaruhi terjadinya dan penyebaran penyakit tertentu (danau, sungai, hutan, sawah)
Geografis: keadaan yang berhubungan dengan permukaan bumi (struktur geologi, iklim, penduduk, flora, fauna) yang mempengaruhi terjadinya dan penyebaran penyakit tertentu (tanah pasir atau tanah liat)
Portal of Entry dan Portal of Exit Portal of entry: pintu masuknya Agent kedalam Host contoh: oral, kulit, nafas, kemih Portal of exit: pintu keluarnya Agent dari Host contoh: nafas, anal, darah, cairan tubuh
Transmisi: vektornya?
Bagaimana preventifnya? Cuci tangan sebelum makan Menolong partus memakai sarung tangan
Jangan meludah sembarang tempat
Kejadian Penyakit Dalam Komunitas Endemis: penyakit yang menetap pada suatu tempat, populasi dan masyarakat
tertentu (minimal 3 tahun berturut-turut) wabahEpidemi: terjadi peningkatkan penyakit melebihi normal (2 x lipat sebelumnya)
di masyarakat
Pandemi: epidemi yang terjadi pada daerah yang sangat luas (mendunia)
Tugas Individu: buat makalah
Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Tujuan
Tinjuan Pustaka
1. Faktor Agent
2. Faktor Host42
3. Faktor Environment
4. Port of entry and exit
5. Transmisi
Pembahasan
1. Pencegahan
2. Pemberantasan
3. Pengobatan/ Penatalaksanaan
Penutup 1. Kesimpulan2. Saran
Referensi1. Noor, 1997, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta2. Bustan, 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta
3. Bustan, 2002, Pengantar Epidemiologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta
4. Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar, Jakarta, PT. Rineka Cipta
5. Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti
6. Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB
KONSEP SEHAT DAN MASALAH KESEHATAN
Apa Itu Sehat? Keadaan sejahtera sempurna fisik, mental dan sosial, tidak terbatas pada bebas dari
penyakit dan kelemahan (WHO) Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU 23 th 1992 tentang Kesehatan)
Komponen Sehat
43
1. Sehat fisik: sehat anatomi dan fungsi2. Sehat mental: rasional, emosi sesuai dengan realita, spiritual
3. Sehat sosial: bersosialisasi dengan lingkungan
4. Sehat ekonomi: mampu membiayai atau mengurusi dirinya sendiri atau menunjukan prestasi
Ruang Lingkup Masalah KesehatanMenurut Fletcher →6 D
1. Death → kematian2. Disease → penyakit
3. Disability → kecacatan
4. Discomfort → kekurang nyamanan
5. Dissatisfaction → kekurang puasan
6. Destitution → kelemahan (minder)
Ruang Lingkup Epidemiologi Epidemiologi → pendekatan khusus terhadap masalah kesehatan (mencari solusi) Mulai mengidentifikasi masalah →mengkaji apa penyebab masalah kesehatan →
tindak lanjut → implementasi →evaluasi
Ruang lingkup epidemiologi → 6E Etiologi; Efikasi; Efisiensi; Efektivitas; Evaluasi; Edukasi
Etiologi Mengidentifikasi apa penyebab penyakit dan masalah kesehatan Misal: penyakit DBD
Etiologis → virus dengue
Masalah Prevalensi DB: meningkat
Penyebab Masalah → sarang nyamuk, partisipasi masyarakat, kebodohan, sarana kesehatan
Apa penyebab dan masalah:1. KB2. HIV/AIDS
3. Kehamilan pra nikah
4. TB
5. Kusta
44
6. Pengangguran
Efikasi Efek atau daya optimal yang dapat diperoleh (mencapai tujuan) dari adanya intervensi
kesehatan Imunisasi → efikasi 90% → artinya dengan imunisasi didapat kekebalan sebanyak
90% balita yang diimunisasi
PSN 3M → dapat menurunkan ABJ (Angka Bebas jentik) →menurunkan morbiditas DBD
1. Apa efikasi Alat kontrasepsi?
2. Apa efikasi ANC?
3. Apa efikasi Sex education?
4. Apa efikasi Pap smear?
5. Apa efikasi General Check Up?
6. Apa efikasi Olah raga?
Efektivitas Besarnya hasil yang dapat diperoleh (mencapai tujuan) dari suatu tindakan (intervensi)
kesehatan Misal: peningkatan kasus DBD 70% →dilakukan fogging → kasus menurun 50% →
fogging efektif menurunkan kasus DBD 20%
Efektivitas penurunan kasus diare setelah kaporisasi sumur dan penyuluhan
Intervensi kesehatan akan efektif jika intervensi sesuai dengan causa masalah kesehatan
Causa kesehatan dapat diketahui dengan epidemiologi analitik (penelitian)
Intervensi dikatakan efektif jika output sesuai dengan tujuan
Intervensi apa yang efektif menurunkan penyakit DBD?
1. Penyuluhan tentang penyakit DBD
2. PSN 3M
3. Fogging
Intervensi apa yang efektif menurunkan Angka kematian bayi?
45
1. ANC
2. Imunisasi TT
3. Memimpin partus sesuai SOP
Efisiensi Pengaruh yang dapat diperoleh (mencapai tujuan) dengan menggunakan sumber
daya yang ada seminimal mungkin Imunisasi BCG → 1X, tidak efisien jika diberikan 2x
PSN → cukup 3M → tidak efisien jika membersihkan semua lingkungan
Efektif atau Efisien?1. Pemeriksaan ANC setiap bulan2. KB dengan metode kalender
3. Sectio pada kehamilan fisiologis
4. Memimpin partus letak lintang
5. Mengobati anemia berat dengan banyak makan sayuran hijau
6. Menentukan umur kehamilan dengan tinggi fundus
Evaluasi Penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu intervensi kesehatan Evaluasi baru dapat dilaksanakan jika ada perencanaan (target)
Intervensi dikatakan berhasil →jika mampu mencapai target yang telah ditetapkan atau melebihi
Imunisasi TT bumil >90% akan menurunkan morbiditas Tetanus neonatorum
Edukasi Intervensi berupa peningkatan pengetahuan tentang kesehatan sebagai upaya
pencegahan penyakit Penyuluhan gejala DBD →segera merujuk ke RS → kematian DBD dapat diturunkan
Penyuluhan tanda bahaya kehamilan → kematian ibu dapat diturunkan → menghindari 3 terlambat (diagnosis, keputusan, rujuk)
Materi apa yang perlu diberikan untuk menurunkan penyakit:1. TB2. HIV/AIDS
46
3. Abortus
4. Tetanus neonatorum
5. Campak
Konsep Sehat Sehat dan sakit → merupakan suatu rangkaian proses yang berjalan terus menerus
dalam kehidupan masyarakat Sehat → sakit → sehat → sakit
Sakit awalnya single-cause → multiple-cause
Seseorang dikatakan sehat jika memenuhi syarat sehat WHO atau UUK atau tidak mempunyai masalah kesehatan (6D menurut Fletcher)
Konsep Sakit Untuk menjadi sakit → seseorang harus terpapar dengan kausa (agent) dan rentan
terhadap keterpaparan agent tsb Untuk mencegah sakit:
Menghindari terpapar agent → disinfektan; cuci tangan; pakai masker; pakai sarung tangan
Menurunkan kerentanan →meningkatkan daya tahan →makan bergizi, istirahat cukup, Olah Raga teratur, PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Referensi1. Noor, 1997, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta2. Bustan, 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta
3. Bustan, 2002, Pengantar Epidemiologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta
4. Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar, Jakarta, PT. Rineka Cipta
47
5. Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti
6. Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB
MASALAH KESEHATAN
Apa Itu Masalah Masalah: adalah sesuatu yang perlu dipecahkan mengingat adanya kesenjangan
antara tujuan yang diharapkan dengan kenyataan Masalah adalah kesenjangan antara:
Harapan dan Kenyataan
Tujuan dan Hasil/Capaian
Kebutuhan dan Ketersediaan
Target dan Cakupan
Narasi Masalah Penulisan masalah minimal menjawab pertanyaan: What?; Where?; When?; lebih
lengkap jika ada How much?
Contoh: Rendahnya cakupan Imunisasi Campak di wilayah kerja Puskesmas Jombang pada
tahun 2007 dimana terdapat kesenjangan cakupan -30% dari target yang seharusnya 90%
Meningkatnya kasus Avian Influensa di Indonesia pada tahun 2007 yaitu 40 kasus dibanding tahun 2006
Kurang lengkapnya sarana pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Jombang pada tahun 2006
Menurunnya kinerja perawat di Rumah Sakit Jombang pada tahun 2005
Apa Itu Sistem Sistem adalah suatu tatanan yang terdiri dari berbagai komponen/subsistem dimana
antara komponen satu dengan lainnya saling berhubungan dan mempengaruhi
Komponen sistem dikelompokan:1. Input2. Proses
48
3. Output
4. Lingkungan
Komponen Input Man: pasien, direktur, pegawai, pejabat Money: anggaran, retribusi, tarif
Material: spuit, bed, bangunan, obat
Machine: ambulance, EKG, USG, X-ray
Methode: protap, peraturan, SK
Market: masyarakat, siswa, anggota organisasi
Komponen Proses Proses adalah upaya mengubah input menjadi output
Contoh: Manajemen Kesehatan: P1: Perencanaan
1. Rencana Usulan kegiatan
2. Rencana pelaksanaan Kegiatan
P2: Pelaksanaan dan Pengendalian
1. Pengorganisasian
2. Penyelenggaraan
3. Pemantauan
P3: Pengawasan dan Pertanggungjawaban
1. Pengawasan internal dan eksternal
2. Pertanggungjawaban
Komponen Output AKB: angka kematian bayi AKI: angka kematian ibu
Prevalensi penyakit
Morbiditas
49
Mortalitas
Umur Harapan Hidup
Letak Masalah Masalah letaknya ada di output:
Contoh: Meningkatnya AKI di Kabupaten Jombang pada tahun 2007 Meningkatnya AKB di Kabupaten Jombang pada tahun 2007
Menurunya jumlah akseptor KB di Puskesmas Jombang pada tahun 2005
Menurunya cakupan imunisasi Polio di Desa Jombang pada tahun 2004
Letak Penyebab Masalah Penyebab masalah letaknya ada di: Input atau Proses
Contoh: Rendahnya anggaran pemberantasan penyakit DBD di Puskesmas Jombang tahun
2007 Kurangnya tenaga perawat di Rumah Sakit Jombang pada tahun 2002
Tidak ada perencanaan pelaksanaan Posyandu di desa Jombang pada tahun 2006
Penyelesaian Masalah Menetapkan prioritas masalah Mengidentifikasi penyebab masalah
Merencanakan Tindak lanjut
Tugas Kelompok: Membuat makalah tentang: Penyelesaian masalah kesehatan Mahasiswa dibagi dalam 10 kelompok
Makalah ditulis dalam kertas HVS kwarto, margin: kiri 1,5 inchi, kanan, atas, bawah 1 inchi, spasi double, huruf: Time New Roman atau Arial dengan besar font: 12
Dijilid dengan sampul biru muda dengan disertai softcopy dalam CD
Kerangka Makalah:50
Pendahuluan:
1. Latar Belakang
2. Masalah
3. Tujuan: Umum dan Khusus
4. Manfaat
Tinjauan Pustaka
Berisi materi yang diambil minimal 5 sumber dengan batasan penerbitan maksimal 10 tahun
Sumber dapat berupa: buku, journal, majalah kedokteran, internet
Pembahasan:
Membahas cara menyelesaikan masalah dengan cara mencari penyebab masalah dan merencakan tindak lanjut berdasarkan teori yang ada
Penutup:
1. Kesimpulan: menjawab tujuan penulisan baik tujuan umum maupun khusus
2. Saran: menyampaikan saran untuk perbaikan baik untuk institusi maupun masyarakat
Topik Bahasan1. Imunisasi2. Gizi Buruk
3. KB
4. Posyandu
5. Sampah
6. Kebersihan lingkungan
7. DBD
8. HIV
9. TB
10. Avian Influenza
11. Merokok
51
12. Napza
KONSEP PUSKESMAS
Pengertian Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja UPT tugasnya adalah menyelenggarakan sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan
Pembangunan Kesehatan maksudnya adalah penyelenggara upaya kesehatan
Pertanggung jawaban secara keseluruhan ada diDinkes dan sebagian ada di Puskesmas
Wilayah Kerja dapat berdasarkan kecamatan, penduduk, atau daerah terpencil
Visi Puskesmas Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat
Indikator Kecamatan Sehat: (1) lingkungan sehat, (2) perilaku sehat, (3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu(4) derajat kesehatan penduduk kecamatanMisi Puskesmas
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya
Fungsi Puskesmas1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan 2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
4. Pelayanan Kesehatan Perorangan
52
5. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Kedudukan Sistem Kesehatan Nasional → sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama
yang bertanggungjawab menyelenggarakan UKP dan UKM di wilayah kerjanya. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota → sebagai UPT Dinas Kesehatan yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan Kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
adalah sebagai unit pelaksana teknisSistem Pemerintahan Daerah dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama → sebagai mitra dan sebagai pembina upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa dan Pos UKK.
Struktur Organisasi Kepala Puskesmas Unit Tata Usaha:
1. Data dan Informasi,
2. Perencanaan dan Penilaian,
3. Keuangan, Umum dan Kepegawaian
Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:
1. UKM / UKBM
2. UKP
Jaringan pelayanan Puskesmas:
1. Unit Puskesmas Pembantu
2. Unit Puskesmas Keliling
3. Unit Bidan di Desa/Komunitas
Tata Kerja Kantor Camat → koordinasi Dinkes → UPT → bertanggung jawab ke Dinkes
Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama → sebagi mitra
53
Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat → sebagai pembina
Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan →kerjasama
Lintas sektor → koordinasi
Masyarakat → perlu dukungan/partisipasi →BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Badan Penyantun Puskesmas (BPP)Pengertian :
Suatu organisasi yang menghimpun tokoh-tokoh masyarakat peduli kesehatan yang berperan sebagai mitra kerja Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi: Melayani pemenuhan kebutuhan penyelenggaraan pembangunan kesehatan oleh
Puskesmas (to serve) Memperjuangkan kepentingan kesehatan dan keberhasilan pembangunan kesehatan
oleh Puskesmas (to advocate)
Melaksanaan tinjauan kritis dan memberikan masukan tentang kinerja Puskesmas (to watch)
Upaya Puskesmas Ada dua: UKM DAN UKP
Upaya kesehatan Wajib → upaya berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta punya daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta wajib diselenggarakan puskesmas di wilayah Indonesia.
Upaya Kesehatan Pengembangan → upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas
Upaya Kesehatan Wajib:1. Upaya Promosi Kesehatan 2. Upaya Kesehatan Lingkungan 3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana 4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Upaya Pengobatan
Upaya Kesehatan Pengembangan1. Upaya Kesehatan Sekolah,2. Upaya Kesehatan Olah Raga,
54
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat,4. Upaya Kesehatan Kerja, 5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, 6. Upaya Kesehatan Jiwa 7. Upaya Kesehatan Mata,8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut,9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.
Azas Penyelenggaraan Azas Pertanggungjawaban Wilayah →bertanggung jawab meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya Azas Pemberdayaan Masyarakat → Puskesmas wajib memberdayakan perorangan,
keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas
Azas Keterpaduan
1. Azas keterpaduan lintas program → MTBS, UKS, PUSLING, POSYANDU
2. Azas Keterpaduan Lintas Sektor → UKS, GSI, UKK
Azas Rujukan
1. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan → kasus, spesimen, ilmu pengetahuan
2. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat → sarana dan logistik, tenaga, operasional
Manajemen Puskesmas P1: Perencanaan
1. Rencana Usulan Kegiatan
2. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
P2: Pelaksanaan dan Pengendalian
1. Pengorganisasian
2. Penyelenggaraan
3. Pemantauan
P3: Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan internal dan eksternal
Pertanggungjawaban55
Referensi:
Depkes, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan, Nomor: 128/Menkes/ SK/ II/ 2004, Tentang Pelayanan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
KEPERAWATAN TRANSKULTURAL
Pengertian Budaya Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Unsur/Komponen Budaya1. Alat-alat teknologi 2. Sistem ekonomi 3. Keluarga 4. Kekuasaan politik
Wujud Budaya1. Gagasan, 2. Aktivitas3. Artefak.
Gagasan : adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak
Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat.
Aktivitas (tindakan): adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.
Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.
Artefak (karya) adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan
56
Komponen Budaya
1. Komponen Material
2. Komponen Non Material Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat
terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci Kebudayaan non material adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari
generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional
Hubungan Antar Unsur Kebudayaan Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi) Sistem mata pencaharian hidup
Sistem kekerabatan dan organisasi sosial
Bahasa
Kesenian
Sistem kepercayaan
Sistem ilmu dan pengetahuan
Teknologi Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta
memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam
cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian
Sistem Kekerabatan Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki
hubungan darah atau hubungan perkawinan
Bahasa Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling
berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat)
Kesenian Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat
manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga.
57
Keyakinan keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga
mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya.
Sistem Ilmu dan Pengetahuan Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia
tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan.
Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error).
Kelompok Ilmu Pengetahuan1. Pengetahuan tentang alam 2. Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya
3. Pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia
4. Pengetahuan tentang ruang dan waktu
Penetrasi Kebudayaan Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu
kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
1. Penetrasi damai (penetration pasifique)
2. Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Penetrasi Damai Penetrasi damai (penetration pasifique) Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan
damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi
memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat.
Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.
Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.
58
Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India.
Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru (gabungan keduanya).
Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
Penetrasi kekerasan Penetrasi kekerasan (penetration violante) Masuknya sebuah kebudayaan dengan
cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan
disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.
Referensi1. Reese, W.L. 1980. Dictionary of Philosophy and Religion: Eastern and Western Thought, p.
488.2. Templat:Cite study, based on American Jewish Year Book. 106. American Jewish Committee.
2006. http://www.ajcarchives.org/main.php?GroupingId=10142.
3. Adherents.com - Number of Christians in the world
4. Miller, Tracy, ed. (2009), Mapping the Global Muslim Population: A Report on the Size and Distribution of the World’s Muslim Population, Pew Research Center, http://pewforum.org/newassets/images/reports/Muslimpopulation/Muslimpopulation.pdf, hlm.4"
5. Boritt, Gabor S. Lincoln and the Economics of the American Dream, p. 1.
PENGANTAR BIOSTATISTIK (BIOSTATISTIC INTRODUCTION)
Sejarah Statistik Statistik berasal dari bahasa Yunani (states): artinya negara, waktu itu banyak
digunakan untuk urusan negara misalnya biaya pajak, jumlah penduduk sehingga muncul istilah statistik penduduk, statistik pendidikan, statistik kelahiran, statistik kematian
Statistika adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan data, serta sifat-sifat data
Biostatistik adalah statistik tentang makluk hidup (termasuk kesehatan)59
Statistika: metode (prosedur, ilmu) untuk pengumpulan, pengorganisasian, penyajian, dan analisa data
Statistik: ukuran (karakter, besaran) dari sampel, merupakan informasi
Contoh: rata-rata hitung (rerata, mean), median, modus, proporsi, jangkauan (range)
BB (berat badan) adalah data , bukan statistik
Rata-rata BB mahasiswa Stikes Pemda adalah Statistik
Langkah Statistik:1. Pengumpulan data2. Pengolahan data
3. Penyajian data
4. Penganalisaan data
5. Penarikan kesimpulan
Langkah berurutan, tidak dapat dibolak-balik Statistik merubah data menjadi informasi
Contoh Statistik Data umur mahasiswa: 18, 19, 18, 20, 21, 20, 19, 23, 19, 20, 19, 20, 21, 22, 20 Informasi apa yang dapat diambil dari data umur mahasiswa diatas?
Syarat Statistik1. Merupakan agregat 2. Diperoleh dengan menghitung atau mengukur 3. Mempunyai variabilitas
Agregat Agregat adalah kumpulan fakta yang diperoleh dari obyek yang kita amati Cara memperoleh agregat: mengamati satu/sekelompok obyek secara berulang
Misal: Agregat umur: 12, 13, 12, 15, 16 Agregat agama: Islam, Katolik, Kristen, Budha, Hindu
Agregat status nikah: tidak menikah, menikah, duda, janda
60
Beda Menghitung dan Mengukur Menghitung: tidak ada alat ukurnya, bentuk angkanya bulat, tidak ada satuanya Misal: jumlah mahasiswa, jumlah buku
Mengukur: ada alat ukurnya, bentuk angkanya desimal, ada satuanya
Misal: suhu tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi badan
Kegunaan Statistik Memberikan gambaran tentang suatu objek secara lengkap dan ringkas Membandingkan kejadian satu dengan kejadian lainya dengan memakai acuan waktu
atau tempat
Membuat ramalan pada kejadian yang sama dimasa yang akan datang
Ruang Lingkup Statistik deskriptif/deduktif adalah statistik yang bertujuan menggambarkan ciri suatu
obyek berdasarkan data yang diperoleh, tanpa tindak lanjut (mencari penyebab) Misal:
Statistik kunjungan Puskesmas
Statistik penderita Ca servix di poli kandungan
Statistik Inferensial/ induktif adalah statistik bertujuan menaksir secara umum suatu populasi dengan menggunakan hasil sampel, termasuk didalamnya teori penaksiran dan pengujian teori
Misal:
Uji faktor yang mempengaruhi kunjungan Puskesmas
Uji faktor pengaruh antara umur ibu dengan ca servix
Pendekatan Statistik Pendekatan/ cara berpikir statistik dibagi: Cara berpikir Deduktif adalah mengambil kesimpulan dari data yang bersifat umum ke
kesimpulan yang bersifat spesifik
Kesimpulan yang ditarik adalah benar, jika premis (dasar pemikiran) benar dan prosedur penarikan kesimpulan benar
Contoh: Premis mayor: semua manusia akan mati
61
Premis minor: Si Fulan adalah manusia
Kesimpulan: Si Fulan akan mati
Cara berpikir Induktif adalah mengambil kesimpulan dari data yang bersifat sfesifik ke kesimpulan yang bersifat umum
Walaupun premis benar, prosedur penarikan kesimpulan sah, kesimpulan belum tentu benar, tetapi bisa dikatakan bahwa kesimpulan tsb mempunyai peluang benar
Contoh: Si Amir berkaki dua Si Santi berkaki dua
Si Heru berkaki dua
Si Lina berkaki dua
Si Hasan berkaki dua
Amir, Santi, Heru, Lina, Hasan adalah manusia
Kesimpulan: semua manusia (mempunyai peluang besar) berkaki dua
REFERENSI:1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi
Aksara
3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara
5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia
6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Macam Saraf1. Saraf sensoris adalah saraf yang membawa impuls dari reseptor ke SSP (Sistem
Saraf Pusat)2. Saraf konektor adalah saraf menghubungkan saraf sensoris dan saraf motoris di
medula spinalis pada gerak reflek
3. Saraf motoris adalah saraf yang membawa impuls dari SSP ke efektor
62
Macam Saraf
Sistem Lokomotorius
Gerak Reflek Gerak reflek adalah gerak (respon terhadap impuls sensoris) yang tidak disadari Jarasnya: reseptor → saraf sensoris → saraf konektor (medulla spinalis) → saraf
motorik → efektor
Reseptor Sensoris Reseptor sensorik adalah organ/sel yang berfungsi menerima rangsang/stimulasi
lingkungan menjadi impuls saraf Reseptor dibagi berdasarkan:
63
Sumber (lokasi) sensasi
Jenis sensasi yang terdeteksi
Macam Reseptor Eksteroseptor: reseptor yang menerima rangsang dari luar tubuh. (sentuhan, tekanan,
nyeri, suhu, penciuman, penglihatan, pendengaran) Propioseptor: reseptor yang menerima rangsang dari dalam tubuh. (otot, tendon,
persendian, keseimbangan)
Interoseptor/viseroseptor: reseptor yang terletak di organ visera dan pembuluh darah yang diinervasi oleh SSO. (digesti, ekskresi dan sirkulasi)
Mekanoreseptor: reseptor untuk rangsangan mekanik. (vibrasi, tekanan, propriosepsi, pendengaran, keseimbangan, tekanan darah)
Termoreseptor: reseptor untuk suhu
Reseptor nyeri/nosiseptor: reseptor untuk kerusakan jaringan
Fotoreseptor: reseptor untuk cahaya
Kemoreseptor: reseptor untuk zat kimia
Sistem Saraf Sistem Saraf Pusat (SSP) terdiri dari cerebrum dan medulla spinalis Sistem Saraf Tepi (SST) adalah saraf yang keluar dari SSP yang terdiri dari nervi
cranialis dan nervi spinalis
Sistem Saraf Otonom (SSO) adalah saraf SST yang sifatnya tidak sadar (involunter) terdiri dari nervi simpatis dan nervi parasimpatis
Jaras Saraf Sensoris Jaras mulai dari reseptor → cortex sensoris cerebri → membawa impuls dari reseptor
ke SSP Badan sel saraf sensoris ada di ganglion radik posterior dekat medulla spinalis
Kerusakan pada jaras sensoris menyebabkan anestesia
Ada dua jalur:1. Untuk Sentuhan/posisi saraf berjalan mulai ganglion radix posterior kemudian melalui
serabut sentralis naik didalam kolumna dorsalis lalu menyilang di medulla oblongata dan berakhir di cortex sensoris cerebri
64
2. Untuk Nyeri/suhu saraf berjalan mulai ganglion radix posterior kemudian memotong medulla spinalis lalu naik pada traktus antero lateral sisi yang berlawanan menuju cortex sensoris cerebri
Jaras Motoris Jaras motoris adalah jaras saraf mulai dari cortex motorik cerebri sampai ke efektor
(otot, kelenjar) Jaras menyilang di medulla oblongata
Dibagi dua yaitu:
1. UMN
2. LMN
Upper Motor Neuron (UMN) Jaras saraf mulai dari cortex motorik cerebrum sampai cornu anterior medulla spinalis Kerusakan pada jaras UMN akan menyebabkan paralisa yang bersifat spastik
Lower Motor Neuron (LMN) Jaras saraf mulai dari cornu anterior medulla spinalis sampai ke efektor Kerusakan LMN akan mengakibatkan paralise yang bersifat flacid (layuh)
Fungsi Hemisfer:Fungsi hemisfer kiri:
Fungsi motorik/sensorik tubuh kanan Fungsi berbahasa
Berpikir matematik atau logis
Fungsi hemisfer kanan: Fungsi motorik/sensorik tubuh kiri Mengendalikan ruang
Pemikiran abstrak/imajiner/seni
Sinap: Sinap adalah hubungan satu neuron dengan neuron lain Pada motorneuron siap terjadi pada soma atau dendrit (ribuan)
Diantara bongkol sinap (synaptic knob) ada yang bersifat eksitasi atau inhibisi
65
Bongkol sinap disebut juga terminal knob atau terminal presinaptik
Antara terminal sinaptik dan soma neuron terdapat celah sinap
Didalam bongkol sinap terdapat vesikel sinaptik dan mitokondria
Vesikel sinaptik mengandung senyawa transmiter yang bila dilepaskan kedalam celah sinap dapat merangsang atau menghambat neuron
Mitokondria menyediakan ATP yang digunakan untuk mensintesis transmiter baru
Bila potensial aksi menyebar sampai bongkol sinaptik, depolarisasi membran menyebabkan pengosongan sejumlah kecil vesikel kedalam celah sinap
Neurotransmiter akhirnya menyebabkan eksitasi / inhibisi
Neurotransmiter: Suatu transmiter akan menyebabkan eksitasi atau inhibisi tak hanya ditentukan oleh
sifat transmiter tetapi juga oleh sifat reseptor didalam membran presinaptik Misal :
Neuron yang sama akan terangsang oleh sinap yang melepaskan asetilkolin , tetapi terinhibisi oleh sinap lain yang melepaskan glisin
Jadi membran saraf mengandung reseptor eksitasi untuk asetilkolin dan reseptor inhibisi untuk glisin
Satu neuron hanya melepaskan satu jenis transmiter
Organisasi Sistem Saraf: Tugas pokok terpenting dari sistem saraf adalah mengatur kegiatan tubuh, dengan
cara: Kontraksi otot rangka → untuk gerak sadar (volunter)
Kontraksi otot polos (didalam organ internal) →untuk gerak otonom
Sekresi kelenjar eksokrin dan endokrin
Pengolahan Informasi: Sebenarnya > 99 % dari semua informasi sensoris terus dibuang oleh otak karena
tidak penting, misal : Orang sama sekali tidak menyadari bahwa pakaianya bersentuhan dengan kulit
Orang tidak menyadari tekanan pada tempat duduknya
Tempat pengaturan penghantaran impul saraf ada pada sinap66
Ada sinap yang menghantarkan impuls dengan mudah ada juga yang sulit
Juga impuls fasilitasi atau inhibisi dari daerah lain didalam sistem saraf dapat ikut mengatur kegiatan sinaptik
Ada neuron yang bereaksi dengan sejumlah impuls dan ada yang sedikit
Jadi sinap merupakan tempat melakukan tindakan selektif impuls saraf
Hanya sebagian kecil informasi sensoris yang menyebabkan reaksi motorik segera
Sebagian besar informasi sensoris digunakan untuk mengatur kegiatan motorik dimasa yang akan datang dan untuk digunakan dalam proses berpikir
Letak penyimpanan memori ada di korteks serebri, dan proses penyimpanan informasi disebut daya ingat
Pada isyarat sensoris tertentu yang melalui serangkaian sinap, sinap tersebut akan lebih cepat menghantarkan isyarat yang sama pada kesempatan berikutnya, proses ini disebut : fasilitasi
Tingkat Sistem Saraf1. Tingkat Medulla Spinalis 2. Tingkat Otak rendah (batang otak/ truncus encephali)3. Tingkat Otak tinggi / korteks cerebri
Tingkat Medulla Spinalis Pada dasarnya semua reaksi motorik medulla spinalis bersifat otomatis dan terjadi
hampir segera sebagai reaksi terhadap isyarat sensoris yang disebut : Reflek Contoh : Otot teregang tiba tiba → muscle spindle (sensoris) →medulla spinalis →
motor neuron cornu anterior → Otot (efektor) → kontraksi
Tingkat Otak Rendah Hampir semua kegiatan bawah sadar tubuh diatur didalam otak yang lebih rendah,
seperti : Medulla Oblongata, Pons, Mesensefalon, Hipotalamus, Talamus, Serebelum, Ganglia
basalis
Tekanan darah arteria & pernafasan → pusatnya ada di medulla oblongata & pons
Keseimbangan pusatnya ada di serebelum, medulla oblongata, pons, mesensefalon
Gerakan yang terkoordinasi antara kepala, seluruh tubuh, mata pusatnya ada di mesensefalon, serebelum, ganglia basalis
67
Reflek makanan seperti pengeluaran air liur merupakan koordinasi antara medulla oblongata, pons, mesensefalon, hipotalamus
Tingkat Otak Tinggi: Korteks serebri merupakan suatu daerah penyimpanan informasi yang luas sekali Cortex serebri juga berfungsi sebagai proses berpikir
Bagian otak yang berfungsi menerima impuls sensoris disebut: Area sensoris
Bagian otak yang berfungsi mengatur impuls motoris disebut: Area motoris
Tugas Individu1. Mengapa pada penderita kusta, dapat terjadi mati rasa. Apa yang diserang? Bagaimana prosesnya?2. Pada penderita polio, kakinya lumpuh layuh dan menjadi kecil. Apa yang diserang? Bagaimana prosesnya?3. Penderita yang menjalani operasi lokal, dia sadar tetapi tidak merasa sakit. Mengapa itu bisa terjadi, jelaskan?
REFERENSI
1. Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher Boston, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, EGC
2. Verralis, Sylvia, 1997, Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan, Jakarta, EGC
3. Pearce, 1999, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta, Gramedia
4. Landan, 1980, Essential Human Anatomy and Physiology, Scott Foresman and Company Gienview
5. Martini, 2001, Fundamentals of Anatomy and Physiology, Prentice Hall, New Jersey
6. Gibson, 1995, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, Jakarta, EGC
7. Ganong, 1995, Review of Medical Physiology, Philadelphia
8. Guyton, 1995, Tex Book of Medical Physiology, Philadelphia
9. Watson, R., 2002, Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat, edisi 10, EGC, Jakarta
10. Kahle, W., et all, 1991, Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia, EGC, Jakarta
11. Lutjen, et all, 2001, Atlas foto anatomi: struktur dan fungsi tubuh manusia, edisi 2, EGC, Jakarta
68
69