PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

download PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

of 20

description

PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Transcript of PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    1/20

    1

    RINGKASAN BAB 5

    PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

    Disusun Oleh:

    Atabik Sunanul Huda 12504241019

    Priangga Pratama PH 12504241020

    Yusuf Mulyad 12504241021

    Bagus Prasetyo 12504241022

    Kelas A

    PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

    2014

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    2/20

    2

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................... 1

    DAFTAR ISI ................................................................................................ 2

    A. Pengertian dan Pengukuran dan Penilaian .......................................... 3B. Fungsi Evaluasi ................................................................................... 8C. Sifat Evaluasi ..................................................................................... 11D. Prinsip- Prinsip Evaluasi ................................................................... 12E. Alat Evaluasi ...................................................................................... 16F. Kesimpulan ...........................................................................................

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    3/20

    3

    A. Pengertian dan Pengukuran dan PenilaianPengukuran menurut Sutrisno Hadi (1997) adalah suatu tindakan untuk

    mengidentifikasikan besar kecilnya suatu gejala. Menurut Remmes dkk (1960)

    mengartikan measurement berasal dari kara to measure yang berarti suatu

    kegiatan atau proses untuk menetapkan dengan pasti luas, dimensi, dan kuantitas

    tertentu dari sesuatu dengan cara membandingkan terhadap ukuran tertentu.

    Hasil pengukuran dapat berupa angka atau uraian tentang kenyataan yang

    menggambarkan derajat kualitas, kuantitas, dan eksistensi keadaan yang diukur

    dengan apa adanya atau orisinal.

    Tujuan pengukuran dalam kegiatan belajar mengajar adalah untuk mengetahuiseberapa jauh perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati proses belajar. Hasil

    pengukuran berwujud angka maupun pernyataan yang lebih di kenal sebagai prestasi

    belajar.

    Penilaian adalah suatu tindakan suatu tindakan untuk memberikan interpretasi

    terhadap hasil pengukuran dengan menggunakan norma tertentu untuk mengetahui

    tinggi-rendahnya atau baik-buruknya aspek tertentu. Hasil pengukuran tidak akan

    dapat dinilai jika tanpa menggunakan norma tertentu. Jadi semua usahamembandingkan hasil pengukuran terhadap suatu bahan pembanding atau patokan

    atau norma di sebut penilaian.

    Hasil pengukuran tidak ada artinya ketika tidak dibandingkan dengan norma

    tertentu untuk memberikan penilaian. Dalam mengadakan penilaian maka harus

    mempunyai norma sebagai pembanding terhadap hasil pengukuran.

    Secara garis besar norma ada dua macam yaitu norma abstrak dan norma

    kongkrit. Norma abstrak adalah norma yang hanya ada dibenak si penilai, sedangkan

    norma konkret adalah norma ideal dan norma kelompok atau rerata. Norma ideal

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    4/20

    4

    adalah skor maksimum sebagai patokan atau norma sedangkan norma kelompok

    ditentukan dani rerata skor pengukuran.

    Untuk mengetahui tingkat kemampuan sesuatu bagi siswa dapat dipergunakan :

    1. Angka atau skor yang diperoleh kawan sekelasnya.2. Batas penguasaan kompetensi terendah yang harus dicapai untuk dapat

    dianggap lulus(batas lulus)

    3. Prestasi anak itu sendiri di masa lampau4. Kemampuan dasar anak itu sendiri.

    Norma yang digunakan dalam rangka usaha penilaian dikenal dengan istilah

    Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Norma (PAP)

    1. Penilaian Acuan Norma (PAN)Penilaian Acuan Norma adalah penilaian yang dilakukan dengan

    membandingkan hasil belajar seorang siswa terhadap hasil belajar siswa

    lainnya dalam kelompok dengan apa adanya.

    Penilaian acuan norma pada dasarnya menggunakan kurve normal dan

    hasil perhitungannya sebagai dasar penilaian. Dua kenyataan yang ada dalam

    kurve normal yang dipakai untuk membandingkan atau menafsirkan angkayang diperoleh masing-masing siswa yaitu angka rerata (mean) dan angka

    simpangan baku (standar deviation) yang bersifat relatif. Penetapan norma

    dilakukan setelah adanya pengukuran, karena yang ditetapkan sangat

    bergantung hasil pengukuran pada suatu saat.

    Ujian siswa dalam suatu kelompok pada umumnya naik, yaitu

    sebagaimana terlihat dari angka-angka hasil pengukuran yang pada

    umumnya lebih baik dan yang menghasilkan angka rata-rata yang lebih tinggi,

    maka patokan menjadi bergeser ke atas (dinaikkan), sebaliknya, jika hasil

    ujian kelompok itu pada umumnya merosot, patokannya bergeser ke

    bawah (diturunkan). Dengan demikian, angka yang sama pada dua kurve

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    5/20

    5

    yang berbeda akan mempunyai arti yang berbeda. Demikian juga, nilai yang

    sama yang dihasilkan melalui bangunan dua kurve yang berbeda akan

    mempunyai arti umum yang berbeda pula.

    2. Penilaian Acuan Norma (PAP)Penilaian Acuan Norma artinya penilaian yang dilakukan dengan

    membandingkan hasil belajar siswa terhadap suatu patokan yang telah

    ditetapkan sebelumnya. Sebelum usaha atau kegiatan penilaian dilakuakan

    terlebih dahulu ditentukan patokan yang akan dipakai untuk membandingkan

    angka-angka hasil pengukuran agar hasil itu mempunyai arti tertentu. Patokan

    tersebut biasanya disebut batas lulus atau tingkat penguasaan minimum, siswa

    yang dapat mencapai batas lulus dapat mempelajari bahan selanjutnya, dan

    sebaliknya.

    Dapat dimengerti bahwa patokan yang dipakai di dalam PAP bersifat

    tetap. Patokan ini dapat dipakai untuk kelompok siswa yang mana saja

    yang memperoleh pengajaran yang sama. Dengan patokan yang sama ini

    pengertian yang sama untuk hasil pengukuran yang diperoleh dari waktu

    ke waktu oleh kelompok yang sama ataupun berbeda-beda dapat

    dipertahankan.

    3. 3. Penggunaan PAN dan PAPDisebutkan bahwa untuk setiap jenis dan jenjang program

    pendidikan di sekolah tersedia berbagai mata pelajaran dalam setiap

    semester. Dalam rangka usaha penilaian, pendekatan manakah yang dapat

    dipakai untuk suatu mata pelajaran tertentu? Pendekatan PAN dapat

    dipakai untuk semua mata pelajaran, dari mata pelajaran yang paling

    teoritis (penuh dengan materi kognitif) sampai ke mata pelajaran yang

    paling praktis (penuh dengan materi keterampilan). Angka angka hasil

    pengukuran yang menyatakan penguasaan kompetensi-kompetensi kognitif,

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    6/20

    6

    keterampilan, dan bahkan sikap yang dimiliki atau dicapai oleh

    sekelompok siswa sebagai hasil dari suatu pengajaran, dapat dikurvekan.

    Dalam pelaksanaannya dapat ditempuh prosedur yang sederhana. Setelah

    pengajaran diselenggarakan, kelompok siswa yang menerima pengajaran

    tersebut menjawab soal-soal atau melaksanakan tugas-tugas tertentu yang

    dimaksudkan sebagai ujian.

    Hasil ujian ini diperiksa dan angka hasil pemeriksaan diberikan

    untuk masingmasing siswa dan selanjutnya angka tersebut disusun dalam

    bentuk kurve. Kurve dan segala hasil perhitungan yang menyertainya

    (terutama angka rata-rata dan simpangan baku dapat segera dipakai dalam

    rangka PAN).

    Pendekatan PAP tidak berorientasi pada apa adanya. Pertama,

    pendekatan ini tidak semata-mata mempergunakan angka rata-rata yang

    dihasilkan oleh kelompok yang diuji, melainkan telah terlebih dahulu

    menetapkan kriteria keberhasilan, yaitu batas lulus penguasaan bahan

    pelajaran. Siswa yang telah mencapai batas ini dianggap telah berhasil

    dalam belajar dan diperkenankan mempelajari bahan pelajaran yang lebih

    tinggi, sedangkan yang belum mencapai batas tersebut dianggap belum

    berhasil dan diharuskan memantapkan kembali pelajarannya itu. Kedua,

    dalam proses pengajaran, tenaga pengajar tidak begitu saja membiarkan

    siswa menjalani sendiri proses belajarnya, melainkan terusmenerus secara

    langsung ataupun tidak langsung merangsang dan memeriksa kemajuan

    belajar siswa serta membantunya melewati tahap-tahap pengajaran secara

    berhasil.

    Sesuai dengan ciri utama PAP, pendekatan ini menuntut usaha

    yang lebih terarah dan terencana sejak sebelum, selama dan seusai

    penyelenggaraan pengajaran. Sejak sebelum pengajaran dimulai tenaga

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    7/20

    7

    pengajar harus telah menetapkan kriteria keberhasilan yang harus dicapai

    oleh siswa jika dia ingin lulus dalam mata pelajaran tertentu. Apabila hal ini

    dihubungkan dengan pokok-pokok pikiran tentang belajar untuk

    penguasaan kompetensi, dapat dikatakan bahwa kriteria keberhasilan ini

    harus dikaitkan pada penguasaan kompetensi tertentu oleh siswa sebagai

    hasil belajarnya. Bagaimana mengkaitkan kedua hal ini merupakan usaha

    yang teramat penting yang perlu dilakukan oleh tenaga pengajar sebelum

    memulai pengajaran jika dia hendak melaksanakan PAP.

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    8/20

    8

    B. Fungsi Evaluasi

    Suryabrata (1986) menjelaskan fungsi evaluasi meliputi:

    1. Fungsi Psikologi- Bagi siswa memperolah kepastian tentang status didalam kelasnya.- Bagi guru merupakan suatu pertanggung jawaban sampai seberapa jauh

    usaha mengajarnya dikuasai oleh siswa-siswanya.

    2. Fungsi Didaktis- Bagi anak didik, keberhasilan maupun kegagalan belajar akan berpengaruh

    besar pada usaha-usaha berikutnya.

    - Bagi pendidik, penilaian hasil belajar dapat menunjukan keberhasilan ataukegagalan mengajarnya termasuk di dalamnnya metode mengajar yang

    dipergunakan.

    Secara Didakti bagi pendidik, evaluasi pendidikan setidaknya memiliki lima

    macam fungsi, yaitu:

    - Fungsi diagnostik: Memberikan landasan untuk menilai hasil usahaatau prestasi yang telah dicapai oleh peserta didiknya.

    -

    Fungsi penempatan: Memberikan informasi yang sangat bergunauntuk mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-

    tengah kelompoknya.

    - Fungsi selektif: Memberikan bahan yang sangat penting untuk

    memilih dan menetapkan status peserta didik.

    - Fungsi bimbingan: Memberikan pedoman untuk mencari dan

    menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang

    memerlukannya.

    - Fungsi intruksional: Memberikan petunjuk tentang sejauh mana

    program pengajaran (kompetensi yang telah ditentukan) bisa

    tercapai.

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    9/20

    9

    3. Fungsi AdministratifPenilaian dalam bentuk rapor dapat dipenuhi berbagai fungsi administratif

    yaitu:

    - Merupakan inti laporan kepada orang tua siswa, pejabat, guru, dan siswaitu sendiri.

    - Merupakan data bagi siswa apabila akan naik kelas, pindah sekolah, sertamelamar pekerjaan.

    - Berfungsi sebagai status anak didalam kelasnya.- Memberikan informasi tentang segala hasil usaha yang dilakukan lembaga

    pendidikan.

    Wuradji (1974) mengemukakan fungsi evaluasi kedalam 3 golongan yaitu:

    1. Fungsi evaluasi hasil belajar untuk kepentingan murid- Untuk mengetahui kemajuan belajar- Dapat digunakan sebagai dorongan (motivasi) belajar- Untuk memberikan pengalaman dalam belajar

    2. Fungsi evaluasi hasil belajar untuk kepentingan pendidik- Untuk menyeleksi murid yang selanjutnya berguna untuk meramalkan

    keberhasilan studi berikutnya- Untuk mengetahui sebab-sebab kesulitan belajar murid, yang selanjutnya

    berguna untuk memberikan bimbingan belajar kepada murid

    - Untuk pedoman mengajar- Untuk mengetahui ketepatan metode mengajar- Untuk menempatkan murid dalam kelas (ranking, penjurusan, kelompok

    belajar dan lainya)

    3. Fungsi evaluasi hasil belajar untuk kepentingan organisasi atau lembagapendidikan

    - Untuk mempertahankan standar pendidikan- Menilai ketepatan kurikulum yang disediakan

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    10/20

    10

    - Untuk menulai kemajuan sekolah yang bersangkutanThorndike dan Hagen (1961) tujuan dan kegunaan penilaian pendidikan dapat

    diarahkan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut:

    1. Pengajaran2. Hasil belajar3. Diagnosis dan usaha perbaikan4. Penempatan5. Seleksi6. Bimbingan dan konseling7. Kurikulum8. Penilaian kelembagaan

    Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Menurut Remmers and Gage (1965)

    1. To maintain standards2. To select student3. To motivate learning4. To guide teaching5. To appraise teachers, teaching methodes, books, and curricular content6. Self evaluationFungsi Evaluasi Hasil Belajar Menurut Arden N, Fransend (1967)

    1. Placement of pupils2. Diagnosis of learning difficulties3. Guidance of learning4. Assessment of progress5. Prediction of subsequent learning6. Evaluation of curriculer and methodes

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    11/20

    11

    C. Sifat Evaluasi

    1. Tidak langsung (Indirect)Tidak dapat secara langsung mengamati keadaan siswa secara fisik. Untuk

    dapat mengamati harus melalui prosedur atau proses yang benar dan

    menggunakan instrumen yang tepat sesuai dengan tujuan yang kita kehendaki,

    karena dalam evaluasi harus melalui prosedur atau proses dan menggunakan

    alat yang relevan.

    2. KuantitatifMeskipun dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berkaitan dengan penilaian

    yang bersifat abstrak misalnya kemampuan berbahasa, kemampuan

    matematikan, sikap, bakat, inteligensi dsb, namun dalam prakteknya hal-hal

    yang bersifat abstrak tersebut dalam penilaiannya selalu dikuantitatifkan,

    misaInya IQ = 100, kemampuan maternatika diskor 8,

    kemampuan berbahasa di skor 7 dsb. Karena hal-hal yang abstrak tersebut

    selalu dikuantitatifkan, maka evaluasi pendidikan bersifat kuantitatif yaitu

    hasil evaluasi yang diberikan skor atau nilai dalam bentuk angka.

    3. Relatif (tidak mutlak)Evaluasi pendidikan bersifat relatif artinya setiap mengadakan penilaian

    kemungkinan terjadi adanya perubahan, atau dengan kata lain penilaian tidak

    selalu sama atau tetap dari satu waktu ke waktu. yang lain. Misalnya seorang

    siswa yang mendapat skor matematika 9, tidak selamanya bila ulangan atau

    ujian skornya 9.

    4. Menggunakan unit-unit yang tetapSifat yang keempat penilaian pendidikan ialah menggunakan unit-unit yang

    tetap artinya dalam mengungkap atau mengukur sesuatu obyek akan selalu

    men unakan satuan ukuran tertentu sesuai dengan obyek yang dlukur atau

    dinilai misalnya antara 100-110 termasuk normal, IQ 80-99 termasuk lamban

    dsb.

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    12/20

    12

    D. Prinsip-Prinsip Evaluasi

    Prinsip-prinsip dalam evaluasi harus diperhatikan untuk mendapatkan penilaian

    yang akurat. Prinsip-prinsip evaluasi yaitu:

    1. KontinyuEvaluasi harus dilaksanakan secara terus menerus pada masa-masa tertentu.

    Penilaian dilakukan secara berulang kali dengan maksud agar memperoleh

    gambaran yang pasti tentang subyek yang dievaluasi. Ditinjau dari kapan dan

    di mana harus diadakan evaluasi, maka evaluasi dibedakan menjadi:

    a. Evaluasi formatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada saat proseskegiatan pendidikan masih berlangsung, dengan tujuan untuk mengetahui

    hambatan atau gangguan yang terjadi selama proses pembelajaran dan

    secara tepat dan cepat dapat membetulkan setiap proses pelaksanaan yang

    tidak sesuai dengan rencana pendidikan. Evaluasi formatif disebut juga

    penilaian proses.

    b. Evaluasi sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada pertengahan atauakhir suatu proses pembelajaran, dengan tujuan untuk mengetahui

    penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan. Evaluasi

    sumatif disebut juga penilaian hasil/produk.

    2. KomprehensifPenilaian dikatakan komprehensif apabila penilaiannya mampu mengungkap

    keseluruhan aspek yang seharusnya dinilai (aspek kognitif, afektif, dan

    psikomotor). Pengukuran disini harus mampu mencerminkan butir-butir soal

    yang representative terhadap tujuan pendidikan yang telah dijabarkan secara

    tuntas.

    3. ObyektifEvaluasi harus obyektif berarti hasil penilaian sesuai dengan kenyataannya

    (faktanya). Di dalam penilaian hasil pendidikan, penilai tidak boleh

    memasukkan factor-faktor subyektif dalam memberikan nilai kepada siswa.

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    13/20

    13

    Jadi penilaian dikatakan obyektif apabila penilaiannya hanya ada sati

    interpretasi.

    4. KoherensiEvaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang telah dipelajari dan

    sesuai ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur.

    5. PedagogisPerlunya ada alat penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap

    dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator

    bagi diri siswa.

    6. AkuntabilitasHasil evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan

    pertanggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seperti orang tua siswa,

    sekolah, dan lainnya.

    7. Dalam melaksanakan evaluasi harus menggunakan alat pengukur yang baik.a. Valid

    Alat pengukur harus valid, dimana kadar ketelitian alat pengukur untuk

    dapat memenuhi fungsinya dalam menggambarkan keadaan aspek yang

    diukur dengan tepat dan teliti. Pengertian ini terkandung pada 2 buah

    problem, yaitu:

    1) Problem ketepatan/ kejituan :alat pengukur dikatakan tepat bila ia tepat mengenai

    sasarannya. Jadi alat pengukur tepat bila ia mampu mengerjakan

    fungsinya dengan tepat fungsi yang diserahkan kepadanya, fungsi apa

    alat pengukur itu dipersiapkan.

    2) Problem ketelitian :Alat pengukur dikatakan teliti jika memiliki kemampuan dengan

    cermat menunjukkan ukuran besar kecilnya gejala atau bagian gejala

    yang diukur. Seberapa teliti alat ukur dapat memberikan pembacaan,

    dapat menunjukkan keadaan gejala yang diukur.

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    14/20

    14

    Menurut Sutrisno Hadi, macam-macam validitas dibedakan menjadi:

    1) Face validity, yaitu membicarakan bagaimana kelihatannya suatualat pengukur benar-benar mengukur apa yang akan diukur.

    2) Logical validity, konsep validitas logic bertitik tolak dari konstruksiteoritis tentang sesuatu yang akan diukur oleh alat pengukur.

    3) Factorial validity, yaitu penilian validitas factor suatu alat pengukurharus ditinjau dari segi apakah butir soal yang diduga mengukur

    factor-faktor tertentu telah benar-benar dapat memenuhi fungsinya

    mengukur factor yang dimaksud.

    4) Content validity, yaitu alat pengukur yang butir-butir soalnya sudahmencakup keseluruhan hal-hal yang hendak diukur.

    5) Empirical validity, yaitu kriterianya adalah derajat kesesuaianAntara apa yang dinyatakan oleh hasil pengukuran dengan keadaan

    yang senyatanya.

    b. ReliabelReliabilitass alat pengukur berkisar pada seberapa suatu alat pengukur

    dapat menunjukkan kestabilan hasil pengukurannya ketika digunakan

    untuk menguji subyek yang sama tapi pada waktu yang berbeda. Berikut

    teknik-teknik pengujian reliabilitas alat pengukur:

    1) Teknik ulangan (retest)2) Teknik bentuk parallel3) Teknik belah dua4) Teknik alpha crown bach

    c. Daya pembedaDaya pembeda suatu soal yaitu seberapa jauh suatu soal mampu

    membedakan Antara yang mampu dengan yang tidak mampu. Jadi suatu

    butir soal dikatakan memiliki daya pembeda bila suatu butir soal mampu

    membedakan tentang keadaan yang diukur apabila memang keadaannya

    berbeda, misalnya: anak yang sangat pandai dengan anak pandai.

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    15/20

    15

    Pengujian daya beda dilakukan dengan cara:

    1) Cara sederhana untuk mengetahui daya beda soal: denganmenggunakan perbedaan proporsi subyek yang menjawab betul pada

    kelompok atas dengan proporsi subyek yang menjawab betul pada

    kelompok bawah. Bd= Pa-Pb.

    2) Dengan rumus statistic signifikan yaitu dengan perhitungan statisticdengna rumus t test dan chi kuadrat

    d. ObyektifPenilai hendaknya menilai apa adnya tanpa dipengaruhi oleh subyektif

    penilai atau factor lainnya.

    e. Komprehensiff. Terstandardg. Praktis

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    16/20

    16

    E. ALAT EVALUASI

    Untuk dapat mengevaluasi dengan baik, kita melakukan pengukuran dengan

    baik pula. Untuk dapat mengukur dengan baik atau tepat, kita harus menggunakan

    alat pengukur yang baik atau memenuhi persyaratan. Adapun alat untuk mengukur

    atau mengevaluasi kegiatan pendidikan khususnya hasil belajar pada garis besarnya

    dapat dibedakan dalam 2 macam yaitu berupa tes dan non tes.

    Tes merupakan alat ukur yang standar dan obyektif sehingga dapat digunakan

    secara meluas untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku

    individu. Apabila yang dipergunakan sebagai alat ukur adalah tes, maka individu

    yang dievaluasi dihadapkan pada situasi yang telah distandarisasikan sedemikian rupa

    sehingga semua individu yang dites mendapat perlakuan yang sama. Dengan situasi

    yang terstandar tersebut testee akan menerima perintah atau tugas yang sama,

    sehingga setiap individu yang dites akan memperoleh skor tertentu sebagai

    penggamabaran dari hasil yang telah mereka laksanakan. Adapun ciri-ciri situasi yang

    terstandar adalah sebagai berikut:

    1. Semua individu yang dites akan memberikan jawaban dari pertanyaan danperintah yang sama.

    2. Semua individu akan mendapat perintah yang sama dan perintah tersebutharus jelas sehingga semua individu memahami makna perintah tersebut.

    3. Cara koding terhadap hasil tes harus dibuat seragam sehingga jawaban yangsama akan mendapat skor yang sama.

    4. Waktu dan penyelenggaraan tes juga harus seragam dalam arti setiap individumempunyai kesempatan dan waktu yang sama dalam melaksanakan tugas atau

    dalam menerima pertanyaan.

    Di samping individu dihadapkan dengan situasi yang terstandar, ada sesuatu

    yang penting di dalam menggunakan score. Skore disini berarti bilangan yang

    menunjukkan atau menggambarkan tindakan atau performance individu yang dites.

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    17/20

    17

    Karena dengan skore yang berupa bilangan dapat memberikan kejelasan secara tepat

    tentang hasil perbuatan dari individu yang di tes. Dengan skore yang berupa angka,

    akan diketahui adanya perbedaan prestasi diantara dua individu walaupun

    perbedaannya kecil. Disamping itu dengan skore yang berupa angka dimungkinkan

    hasil tindakan individu yang di tes dapat dianalisis secara stastistik. Tanpa

    dilakukannya perhitungan perhitungan secara statistic tidak akan mungkin dapat

    diperoleh keputusan yang valid atau tepat tentang efektifitas dari tes untuk

    memberikan keputusan tentang pendidikan.

    Sebagai alat evaluasi hasil belajar, tes minimal mempunyai dua fungsi, yaitu:

    a. Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau tingkat

    pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu.

    b. Untuk menentukan kedudukan atau seperangkat siswa dalam kelompok, tentang

    penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran.

    Apabila yang dipergunakan sebagai yang dievaluasi tidak dihadapkan kepada

    situasi terstandar yaitu situasi yang diatur dan dikendalikan sesuai tujuan. Dengan

    non tes situasi dibiarkan berjalan seperti apa adanya, tanpa diperngaruhi oleh tester.

    Teknik nontes sangat penting dalam mengevaluasi siswa pada ranah afektif dan

    psikomotor, berbeda dengan teknik tes yang lebih menekankan asfek kognitif.

    Kegiatan-kegiatan pendidikan yang dapat dievaluasi dengan non tes misalnya

    tentang kerajinan, kelancaran berbicara di muka kelas, aktivitas dalam diskusi,

    dsb. Alat yang dapat dipergunakan untuk mengevaluasi antara lain pedoman

    wawancara, pedoman observasi, dokumentasi, angket, dsb.

    Berikut ini akan disajikan keterangan khususnya alat evaluasi jenis tes:

    a. Tes merupakan prosedur atau alat yang digunakan untuk mengetahui ataumengukur sesuatu dalam suasana yang telah ditentukan, dan dengan cara serta

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    18/20

    18

    aturan-aturan yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes bergantung dari

    petunjuk yang diberikan.

    b. Performance test (tes perbuatan) yaitu tes dalam bentuk perbuatan atautindakan tertentu. Dengan tes perbuatan testee ditugasi untuk menentukan

    perbuatan atau tindakan tertentu seperti yang dimaksudkan oleh tester.

    Contohnya tes keterampilan mengetik, menari, menggambar, dan

    keterampilan dalam bidang olahraga.

    c. Verbal test (tes verbal) yaitu tes yang jawabannya diharapkan dari testeeberupa uraian dalam bentuk bahasa. Jawaban atau respon tersebut dapat

    dinyatakan dalam bentuk bahasa yang diucapkan (lisan) dan dapat pula

    dinyatakan dalam bentuk bahasa tertulis.

    d. Nonverbal test yaitu tes dalam bentuk bahasa isyarat atau gerakan tertentu,sedang tugas testee mengartikan atau menafsirkan gerakan atau isyarat yang

    diberikan oleh tester. Misalnya tes yang dilaksanakan di sekolah luar biasa

    (bisu tuli), dalam pendidikan kepramukaan, dsb.

    e. Essay test (tes subyektif) ialah suatu pertanyaan yang jawabannya diharapkandari testee berupa uraian menurut kemampuan yang dimiliki. Pertanyaan-

    pertanyaan pada tes subyektif biasanya menggunakan kalimat-kalimat pendek,

    sedang jawaban yang diharapkan testee berupa uraian yang panjang lebar dan

    bebas, dengan gaya bahasa serta susunan kalimat masing-masing.

    f. Obyektif test (tes obyektif) ialah tes yang disusun sedemikian rupa sehinggajawaban yang diharapkan dari testee berupa kata-kata singkat dan bahkan

    pada tipe tertentu cukup hanya dengan tanda-tanda chek (V), tanda silang (X),

    atau lingkaran (0).

    g. Supply test (tes menyajikan) ada dua tipe:a) Short answer test (tes jawab singkat) disebut juga simple question test

    merupakan pertanyaan tes yang disusun sedemikian rupa sehingga

    jawaban yang diminta cukup hanya dengan kalimat pendek saja, bahkan

    cukup denagn satu atau dua kata saja.

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    19/20

    19

    b) Completion test (tes melengkapi), tes tipe ini merupakan serangkaiankalimat, yang bagian-bagian penting dari kalimat tersebut dikosongkan

    untuk diisi oleh testee.

    h. Selection test (tes pilihan) ada lima tipe:a) True false test (tes benar-salah), butir-butir soalnya berupa pernyataan-

    pernyataan, pernyataan-pernyataan tersebut ada yang benar ada yang

    salah, tugas testee adalah membenarkan taua menyalahkan pernyataan

    tersebut dengan memberi tanda silang atau menulis B bila benar atau S

    bila salah.

    b) Multiple choice test (tes pilihan ganda), terdiri atas suatu keterangan ataupemberitahuan tentang sesuatu pengertian yang belum lengkap. Untuk

    melengkapinya testee harus memilih satu diantara jawaban yang telah

    disediakan.

    c) Matching test (ter menjodohkan) yaitu tes yang terdiri dari satu seripertanyaan dan satu seri jawaban. Maisng-masing pertanyaan mempunyai

    jawaban yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas testee ialah mencari

    dan menjodohkan jawaban-jawaban sehingga cocok atau sesuai dengan

    pertanyaannya.

    d) Analogy test (tes analogi) meminta pada testee untuk menjawab soal-soaldengan mencari bentuk kesesuaianny dengan pengertian yang telah

    disebutkan terdahulu.

    e) Rearrangement test (tes menyusun kembali), tes ini memerintahkan padatestee untk menyusun rangkaian pengertian atau urutan-urutan proses

    menurut tata cara tang sebenarnya dari suatu urutan yang sengaja dibuat

    tidak teratur. Urutan tersebut dapat berupa urutan kronologis, urutana

    kesukarannya, urutan panjangnya, beratnya, tingginya dsb.

  • 7/13/2019 PENGUKURAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    20/20

    20

    Daftar pustaka

    Nanang. 2012. Prinsip-prinsip evaluasi. Diakses dari :

    http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Nanang%20Erma%20Gunawan,%

    20S.Pd./004.%20Evaluasi%20Belajar%20Power%20Point.pdfpada tanggal 25 Mei

    2014.

    Reitha. 2011. Prinsip evaluasi hasil belajar. Diakses dari :

    http://reithatp.blogspot.com/2012/04/konsep-dari-fungsi-evaluasi-prinsip.htmlpada

    tanggal 25 Mei 2014.

    Rahmat. 2011. Syarat-syarat alat ukur hasil belajar. Diakses dari :http://r-

    doc.blogspot.com/2009/11/syarat-syarat-alat-ukur-hasil-belajar.htmlpada tanggal 25

    Mei 2014.

    http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Nanang%20Erma%20Gunawan,%20S.Pd./004.%20Evaluasi%20Belajar%20Power%20Point.pdfhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Nanang%20Erma%20Gunawan,%20S.Pd./004.%20Evaluasi%20Belajar%20Power%20Point.pdfhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Nanang%20Erma%20Gunawan,%20S.Pd./004.%20Evaluasi%20Belajar%20Power%20Point.pdfhttp://reithatp.blogspot.com/2012/04/konsep-dari-fungsi-evaluasi-prinsip.htmlhttp://reithatp.blogspot.com/2012/04/konsep-dari-fungsi-evaluasi-prinsip.htmlhttp://r-doc.blogspot.com/2009/11/syarat-syarat-alat-ukur-hasil-belajar.htmlhttp://r-doc.blogspot.com/2009/11/syarat-syarat-alat-ukur-hasil-belajar.htmlhttp://r-doc.blogspot.com/2009/11/syarat-syarat-alat-ukur-hasil-belajar.htmlhttp://r-doc.blogspot.com/2009/11/syarat-syarat-alat-ukur-hasil-belajar.htmlhttp://r-doc.blogspot.com/2009/11/syarat-syarat-alat-ukur-hasil-belajar.htmlhttp://r-doc.blogspot.com/2009/11/syarat-syarat-alat-ukur-hasil-belajar.htmlhttp://reithatp.blogspot.com/2012/04/konsep-dari-fungsi-evaluasi-prinsip.htmlhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Nanang%20Erma%20Gunawan,%20S.Pd./004.%20Evaluasi%20Belajar%20Power%20Point.pdfhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Nanang%20Erma%20Gunawan,%20S.Pd./004.%20Evaluasi%20Belajar%20Power%20Point.pdf