PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF TIPE TAI DALAM … · yaitu: (a) guru terlebih dahulu memahami isi...
-
Upload
nguyendien -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF TIPE TAI DALAM … · yaitu: (a) guru terlebih dahulu memahami isi...
PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF TIPE TAI DALAM
MENGANALISIS TEMA DAN AMANAT
NOVEL KETIKA IBU MELUPAKANKU
KARYA DY SUHARYA DAN DIAN PURNOMO UNTUK
PEMBELAJARAN SASTRA SISWA SMA KELAS XI
SEMESTER 1
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh
Septinlovenia Indrati
121224098
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF TIPE TAI DALAM
MENGANALISIS TEMA DAN AMANAT
NOVEL KETIKA IBU MELUPAKANKU
KARYA DY SUHARYA DAN DIAN PURNOMO UNTUK
PEMBELAJARAN SASTRA SISWA SMA KELAS XI
SEMESTER 1
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh
Septinlovenia Indrati
121224098
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kelancaran dalam
penyusunan skripsi ini.
2. Kedua orang tua saya Bapak Agus Supriyadi dan Ibu Suharni yang telah
memberikan semangat, motivasi serta doa.
3. Kedua adik saya Yuli Putri Haryadi Wicaksono dan Putra Bagus Nasichin
Asrofi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTO
Tidak akan ada hasil yang menghianati usaha dan kerja keras
Dalam setiap langkah usaha dan tetesan keringat akan memberikan hasil yang
sesuai
Kerjakan apa yang kita bisa kerjakan sekarang juga
Bukan nanti ataupun esok
Kerjakan....kerjakan....dan kerjakan.....
Dalam buih-buih keringat dan usaha yang telah kita lakukan ada sebuah harapan
yang menanti
Kita harus tetap berusaha walaupun harus berkali-kali jatuh dan bangkit sampai
hari yang kita impikan itu....
TERWUJUD.
“LoVenia”
(masih dalam tahap ahkir penantian WISUDA)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Indrati, Septinlovenia. 2016. Penggunaan Metode Kooperatif Tipe TAI dalam
Menganalisis Tema dan Amanat Novel Ketika Ibu Melupakanku Karya Dy
Suharya dan Dian Purnomo untuk Pembelajaran Sastra Siswa SMA Kelas
XI Semester 1. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata
Dharma.
Penelitian ini mengkaji tentang metode kooperatif tipe TAI (Team Assited
Individualization atau Team Accelarated Instruction) dalam pembelajaran tema
dan amanat novel Ketika Ibu Melupakanku karya Dian Purnomo dan Dy Suharya.
Tujuan penelitian ini adalah menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe
TAI dalam pembelajaran tema dan amanat novel Ketika Ibu Melupakanku karya
Dian Purnomo dan Dy Suharya untuk siswa SMA kelas XI semester I. Metode ini
digunakan untuk mendeskripsikan tema dan amanat. Agar mudah dianalisis
peneliti menggunakkan langkah-langkah untuk membuktikan dalam setiap
kutipan kata-kata.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan implementasi langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam tema dan amanat novel novel Ketika Ibu
Melupakanku karya Dian Purnomo dan Dy Suharya. Langkah-langkah tersebut
yaitu: (a) guru terlebih dahulu memahami isi novel dan membuat sinopsis
keseluruhan novel, (b) guru mencari dan menentukan tema secara keseluruhan dan
amanat dalam setiap bab dan menyimpulkan keseluruhan amanat dalam novel (c)
guru memberikan tugas secara individu untuk mempelajari unsur-unsur instrinsik
novel yaitu tema dan amanat (d) guru menilai tugas tersebut sebagai penilaian
awal, (e) guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok. Guru memberikan
tugas secara kelompok untuk mencari tema dan amanat (f) siswa
mengkomunikasikan kepada teman kelompoknya mengenai tugas individu
tentang unsur instrinsik tema dan amanat yang telah di kerjakan secara individu.
(g) guru memberikan kuis secara individu dari tugas kelompok yang sudah
dikerjakan. (h) guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan
peringkat individu siswa yang tergabung dalam satu kelompok. (i) guru memberi
tugas secara individu mengenai unsur instrinsik tema dan (j) siswa
mengkomunikasikan kepada teman kelompok mengenai amanat yang terdapat
pada “Ketika Ibu Melupakanku” dengan cara menghubungkan amanat tersebut
dengan kehidupan nyata yang pernah dialami. (k) siswa mengkomunikasikan
kepada teman sekelas mengenai amanat yang terdapat pada novel, dengan cara
menghubungkan amanat tersebut dengan kehidupan nyata yang pernah dialami.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyusun silabus dan RPP yang dapat
digunakkan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I.
Peneliti kemudian merelevansikan silabus dan RPP yang dapat digunkan untuk
mencapai Standar Kompetensi Membaca, memahami berbagai hikayat, novel
Indonesia/terjemahan, dengan Kompetensi Dasar menganalisis unsur-unsur
instrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Indrati, Septinlovenia. 2016. The use of Cooperative Type of Tai Models in
analyzing Theme and Message From Novel By Dy Suharya and Dian
Purnomo entitled Ketika Ibu Melupakanku for Literature Learning of High
School Students Grade XI Semester 1. Thesis. Yogyakarta: PBSI, FKIP,
Sanata Dharma University.
This study examines about cooperative methods of TAI type (Team Assited
Individualization or Team Accelarated Instruction) in learning theme and
message from the novel Ketika Ibu Melupakanku by Dian Purnomo and Dy
Suharya. The purpose of this study is to implement cooperative learning methods
of TAI type in learning theme and message of the novel Ketika Ibu Melupakanku
by Dian Purnomo and Dy Suharya for High School students grade XI semester I.
This methods is used to describe theme and message. To be easily analyzed
researchers use steps to prove in any citation words.
The result of analysis of this study shows implementation the steps of
cooperative learning of TAI type in theme and message from the novel Ketika Ibu
Melupakanku by Dian Purnomo and Dy Suharya. The steps are: (a) teahers must
first understand the content of the novel and make a synopsis of the entire novel,
(b) teachers seek and determine the overall themes and messages in each chapter
and concluded the overall messages of the novel, (c) teachers give excercises to
the students individualy to learn the intrinsic elements from the novel, there are
theme and message, (d) teacher assess the task as a preliminary assessment, (e)
teachers form students into groups. The teacher gives a group task to explore the
theme and message (f) students communicate to their group's friends on their
individual tasks on the intrinsic elements of the theme and the message that has
been done individually, (G) teacher gives a individual quiz from the group task
that has been done, (H) teacher gives awards to groups based on individual rank
students who are members of one group, (I) teacher gives a individual task
regarding the intrinsic elements of a theme and message, (j) students communicate
to their student group’s friends of the message contained in “Ketika Ibu
Melupakanku” by connecting the message to real life experiences, (K) students
communicate to classmates about the message that contained in the novel, by
linking the message to real life experiences.
Based on this study, Researcher create a syllabus and RPP that can be used as
a literature learning material in high school grade XI semester 1. Then, Researcher
relevance syllabus and RPP that can be used to achieve Read Standards
Competency, understand the various tales, Indonesian novels / translation, through
Basic Competence analyze the intrinsic and extrinsic elements of Indonesian
novels / translation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Penggunaan Metode Kooperatif Tipe TAI dalam Menganalisis
Tema dan Amanat Novel Ketika Ibu Melupakanku Karya Dy Suharya dan Dian
Purnomo untuk Pembelajaran Sastra Siswa SMA Kelas XI Semester 1”. Skripsi
ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan gelar kesarjanaan di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, secara langsung maupun tidak langsung, karena itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih, kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
2. Dr. Yulianan Setianingsih M.Pd., selaku Ketua Program Studi PBSI
yang selalu memberikan dorongan bagi penulis untuk menyelesaikan
skripsi.
3. Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing pertama yang
telah mengarahkan dan membimbing dengan telaten dalam penulisan
skripsi ini.
4. Drs. P. Hariyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing kedua yang telah
mengarahkan dan membimbing dengan sabar dalam penyusunan
skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Seluruh dosen PBSI yang telah memberikan pengetahuan, wawasan,
dan ilmu yang dapat menjadi bekal masa depan bagi penulis.
6. Bapak Robertus Marsidiq selaku sekretaris PBSI yang telah
memberikan pelayanan administrasi Prodi PBSI.
7. Ayahanda Agus Supriyadi dan Ibunda Suharni, selaku orang tua
penulis yang telah memberikan kasih sayang serta untaian doa yang
tidak pernah putus.
8. Yuli Putri Haryadi Wicaksono dan Putra Bagus Nashichin Asrofi,
selaku adik kandung yang telah memberikan semangat dan motivasi.
9. Ady Desetyawan terkasih, yang selalu memberikan semangat dan
motivasi selama penyusunan skripsi.
10. Sahabatku Elicha Bonita Turnip, Maria Oki, Dewi Yulianti, Christina
Cahyaning Apsari, Hilarion Wahyu Prasetya Widi, Erwanda Wardani,
Theresia Novita, dan Erlita Mega Ananta yang selalu memberikan
dukungan doa, inspirasi, dan motivasi disetiap penulis mengerjakan
skripsi.
11. Teman-teman PBSI 2012 kelas C, terima kasih atas kebersamaan kita
selama berdinamika di PBSI Universitas Sanata Dharma.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan untuk menyelesaikan skrpsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi kajian yang
bermanfaat bagi pembaca, pendidik dan penulis sendiri.
Yogyakarta, 23 Agustus 2016
Penulis
Septinlovenia Indrati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
MOTO ..................................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
1.5 Batasan Istilah ............................................................................................... 7
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................................. 10
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Novel ............................................................................... 12
2.2.2 Pengertian Tema ................................................................................ 13
2.2.3 Amanat .............................................................................................. 15
2.2.4 Metode Pembelajaran ........................................................................ 17
2.2.5 Metode Pembelajaran Kooperatif ...................................................... 17
2.2.5.1 Tujuan Pembelajaran Kooperatif .......................................... 20
2.2.6 Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ................................................... 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.2.7 Pembelajaran Sastra di SMA ............................................................. 24
2.2.8 Pelaksanaan Pembelajaran KTSP ...................................................... 25
2.2.9 Silabus dan RPP ................................................................................ 27
2.2.9.1 Silabus Bahasa Indonesia ...................................................... 27
2.2.9.1.1 Langkah-langkah Penyusunan Silabus ................... 29
2.2.9.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................... 31
2.2.9.2.1 Alur penyusunan RPP Bahasa Indonesia ............... 33
2.2.9.2.2 Komponen dan Format RPP .................................. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 34
3.2 Metode Penelitian ........................................................................................ 34
3.3 Data dan Sumber Data ................................................................................. 35
3.4 Instrumen Penelitian .................................................................................... 35
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 36
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data ............................................................................................. 39
4.2 Pembahasan metode kooperatif tipe TAI dalam Pembelajaran Novel Dy
Suharya dan Dian Purnomo yang berjudul
Ketika Ibu Melupakanku ............................................................................ 39
SILABUS ............................................................................................................. 116
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) ............................ 119
BAB V
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 142
5.2 Saran .......................................................................................................... 144
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 145
BIODATA PENULIS ......................................................................................... 148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Moral dan karakter merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi
Indonesia sekarang ini. Banyak masyarakat khususnya para pelajar tidak
mendapatkan pendidikan moral yang sesuai, sehingga banyak perilaku-
perilaku menyimpang oleh pelajar seperti tawuran, pemerkosaan, narkoba, dan
lain-lain.
Moral dan karakter siswa sebenarnya bisa dibentuk melalui pembelajaran
sastra. Sastra bisa mengembangkan cipta dan rasa seorang pembacanya. Sastra
juga dapat membentuk, moral, watak dan karakter.
Pembelajaran moral dan karakter bisa diambil dari karya sastra khususnya
novel. Karya sastra mampu dijadikan sebagai penggambaran wujud dari dunia
nyata dalam kehidupan. Karya sastra bisa menjadi bahan instropeksi diri bagi
siswa di dunia nyata. Masalah moral dan karakter bisa dibantu melalui
pembelajaran sastra dengan cara mendidik siswa untuk menemukan solusi dari
masalah-masalah yang dihadapi.
Karya sastra mempunyai pengaruh dan peranan dalam kehidupan
masyarakat. Karya sastra fiksi senantiasa menawarkan pesan moral yang
berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan
martabat manusia (Nurgiyantoro, 2010: 321). Siswa dapat mengambil amanat
dan dijadikan sebagai pembelajaran yang terkait dengan moral dari karya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sastra. Akan tetapi, banyak masalah yang harus dihadapi guru dalam
pembelajaran sastra.
Masalah pembelajaran yang sering dihadapi adalah lemahnya proses
pembelajaran. Saat proses pembelajaran berlangsung, anak kurang didorong
mengembangkan kemampuan berpikir. Anak hanya menghafal materi yang
diberikan, sehingga setelah anak lulus mereka hanya pandai secara teoritis,
tetapi sulit untuk mengaplikasikan pelajaran dalam kehidupan mereka sehari-
hari. Agar anak dapat menerima pembelajaran dengan baik serta dapat
mengaplikasikan apa yang didapat di dunia pendidikan dibutuhkan proses
pembelajaran yang tepat. Salah satu agar proses pembelajaran dapat berjalan
sesuai dengan tujuan yaitu dengan menggunakan motode dan pendekatan.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat menentukan kualitas
proses dan hasil pembelajaran. Implementasi proses pembelajaran mengenal
beberapa metode dan pendekatan pembelajaran. Salah satu motode
pembelajaran adalah motode pembelajaran kooperatif.
Motode pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran
yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok (Daryanto, 2012: 241).
Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuannya
masing-masing. Tingkat kempuan setiap siswa pastilah berbeda-beda. Motode
pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa yang lemah kemampuannya,
karena di dalam kelompok siswa yang mempunyai kemampuan lebih dapat
membantu siswa yang tingkat kemampuannya kurang. Metode pembelajaran
kooperatif lebih mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki
oleh siswa.
Motode pembelajaran kooperatif mempunyai banyak model yaitu:
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pembelajaran kooperatif tipe NHT (
Number Heads Together), pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions), pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assited
Individualization atau Team Accelarated Instruction). Salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang menurut peneliti cocok digunakan dalam
pembelajaran sastra adalah model pembelajaraan kooperatif tipe TAI (Team
Assited Individualization atau Team Accelarated Instruction). Motode
pembelajaran tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini
mengkombinasikan keunggulan pembelajaran koopeeratif dan pembelajaran
individual. Menurut Daryanto (2012: 246), tipe pembelajaran ini dirasa cocok
digunakan karena siswa akan menguasai materi secara individual terlebih
dahulu. Setelah setiap individu memahami materi, materi tersebut
didiskusikan secara kelompok agar siswa yang punya pemahaman lemah akan
lebih terbantu. Selain untuk membantu pemahaman siswa, tipe TAI juga
dapat digunakan untuk mengontrol kelas dengan mudah. Memahami materi
secara individu akan lebih mengontrol ketenangan kelas. Setelah siswa
memahami materi secara individu, dan dibawa ke kelompok, pada saat itulah
siswa dapat bertukar pendapat dengan siswa yang lain untuk memperdalam
materi yang diajarkan. Dengan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI,
siswa diharapkan akan lebih memahami konsep dari bahan yang diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Oleh karena itu peneliti akan mencoba meneliti bagaimana penggunaan
metode kooperatif model TAI (Team Assited Individualization atau Team
Accelerated Instruction) dalam pembelajaran sastra di SMA melalui salah satu
novel karya Dy Suharya dan Dian Purnomo yang berjudul Ketika Ibu
Melupakanku.
Novel tersebut dirasa cocok digunakan sebagai bahan pembelajaran,
karena novel tersebut mengandung tema dan amanat yang bermanfaat bagi
siswa. Novel Dy Suharya dan Dian Purnomo yang berjudul Ketika Ibu
Melupakanku menceritakan kisah nyata yang dialami oleh DY Suharya.
Dalam novel tersebut DY Suharya menceritakan bagaimana ketika ibu
melupakannya. Ibu DY Suharya terkena penyakit Alzheimer. DY merasa tidak
betah berada dirumahnya karena pertengkaran ayah dan ibunya yang terlalu
sering terjadi, sampai-sampai DY Suharya menyarankan ayah dan ibunya
bercerai. Ia merasa aneh dengan sifat-sifat yang dimiliki ibunya seperti
meributkan hal sepele, merasa minder dan sebagainya. Hari-hari di dalam
rumah diwarnai pertengkaran. Menghadapi perilaku ibunya yang tidak masuk
akal, membuat emosi dan jengkel, sering menjadikan rumahnya kehilangan
kehangatan. DY Suharya mangalami depresi sehingga dia memutuskan untuk
melanjutkan sekolah ke luar negeri agar dia tidak lama-lama tinggal dirumah.
Saat itu DY Suharya belum menyadari bahwa keanehan yang dialami ibunya
tersebut merupakan gejala Alzheimer. Lambat laun penyakit tersebut membuat
ibunya lupa dengan anak serta suaminya. Penyakit ini juga yang membawa
keluarga DY Suharya dalam keharmonisan. Setelah DY Suharya menyadari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
tentang penyakit yang diderita ibunya, dia akhirnya merawat sang ibu dengan
kasih sayang. Kekesalan DY Suharya terhadap ibunya ternyata karena dia
tidak mengetahui tentang penyakit Alzheimer yang diderita ibunya. Penyakit
Alzheimer umumnya diderita oleh orang tua berusia 65 tahun ke atas.
Penyakit ini menyerang sel saraf otak sehingga penderita mengalami
kepikunan dan sering kali tidak ingat kepada orang-orang disekitarnya. Rasa
sesal akan kesalahpahaman terhadap sang ibu kini dialami oleh DY Suharya.
Melalui novel Dy Suharya dan Dian Purnomo yang berjudul Ketika Ibu
Melupakanku dapat dijadikan pembelajaran bagi siswa karena novel ini
memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi siswa tentang penyakit
Alzheimer. Selain itu novel ini juga mengandung banyak pesan moral bagi
siswa untuk senantiasa menyayangi ibunya.
Dari latar belakang diatas peneliti merumuskan judul “Penggunaan
Metode Kooperatif Tipe TAI dalam Menganalisis Tema dan Amanat Novel
Ketika Ibu Melupakanku Karya Dy Suharya dan Dian Purnomo untuk
Pembelajaran Sastra Siswa SMA Kelas XI Semester 1”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan masalah di atas, masalah yang akan diteliti pada
penelitian ini adalah: bagaimana penggunaan metode kooperatif tipe TAI
(Team Assited Individualization atau Team Accelerated Instruction) dalam
menganalisis tema dan amanat novel Dy Suharya dan Dian Purnomo Ketika
Ibu Melupakanku untuk Pembelajaran Sastra Siswa SMA Kelas XI Semester
1?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah:
mendeskripsikan penerapan penggunaan metode kooperatif tipe TAI (Team
Assited Individualization atau Team Accelerated Instruction) dalam
menganalisis tema dan amanat novel Dy Suharya dan Dian Purnomo Ketika
Ibu Melupakanku untuk Pembelajaran Sastra Siswa SMA Kelas XI Semester
1.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
1.4.1 Bagi Universitas Sanata Dharma
Bagi Universitas Sanata Dharma penelitian ini dapat bermanfaat
sebagai bacaan tentang metode kooperatif metode TAI (Team Assited
Individualization atau Team Accelerated Instruction) di SMA kelas XI
semester I.
1.4.2 Bagi Peneliti
Bagi peneliti penelitian ini mempunyai manfaat agar peneliti dapat
mengetahui bagaimana metode kooperatif metode TAI (Team Assited
Individualization atau Team Accelerated Instruction) di SMA kelas XI
semester I dan peneliti memperoleh pengalaman kongkret dalam
melaksanakan penelitian kependidikan serta mendapat pengetahuan
baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.4.3 Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah untuk
mengembangkan proses pembelajaran melalui metode kooperatif
model TAI (Team Assited Individualization atau Team Accelerated
Instruction) agar tujuan proses belajar mengajar dapat tercapai.
1.4.4 Bagi Guru
Bagi guru penelitian ini dapat bermanfaat untuk membantu guru
dalam menyampaikan pembelajaran sastra melalui metode kooperatif
model TAI (Team Assited Individualization atau Team Accelerated
Instruction).
1.4.5 Bagi Siswa
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa yaitu membantu dalam
memahami pembelajaran sastra di sekolah. Siswa dapat memahami
materi unsur instrinsik sastra khususnya tema dan amanat pada karya
sastra novel.
1.5 Batasan Istilah
1.5.1 Novel
Novel merupakan cerita rekaan menyajikan tentang kehidupan
manusia yang lebih mendalam yang senantiasa berubah-ubah dan
merupakan kesataun dinamis yang bermakna (Wahyuningtyas, 2010:
47). Kehidupan itu sendiri sebagian besar terdiri atas kenyataan sosial
walaupun juga ada yang meniru dan subjektivitas manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.5.2 Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makluk hidup menjadi belajar (Depdiknas, 2008: 23)
1.5.3 Tema
Tema adalah kesimpulan dari keseluruhan analisis fakta-fakta dari
cerita yang dicerna (Rahmanto, 1988: 75).
1.5.4 Amanat
Amanat ialah pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada
pembaca atau pendengar. Karena itu amanat merupakan gagasan yang
mendasari karya sastra (Hendy, 1988: 66)
1.5.5 Metode Pembelajaran kooperatif
Motode pembelajaran kooperatif merupakan suatu model
pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok
(Raharjo, 2012: 241). Setiap siswa yang ada dalam kelompok-
kelompok mmpunyai tingkat kemampuan yang berbeda (tinggi,
sedang, dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok
berasal dari ras, suku dan budaya yang berbeda serta memperhatikan
kesetaraan gender.
1.5.6 Silabus
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar ke dalam materi ajar dengan indikator pencapaian tujuan secara
teratur melalui prosedur penilaian (Suryaman, 2012: 197).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1.5.7 RPP
Rencana Pelaksaan pembelajaran (RPP) adalah perencanaan proses
pembelajaran berupa ihktisar (garis besar) tata kelola (prosedur) dan
mekanisme (tata kerja) penyajian materi pembelajaran (Suryaman,
2012: 198).
1.6 Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari 5 bab, bab I pendahuluan, bab II landasan teori, bab
III metodologi penelitian, bab IV pembahasan dan bab V penutup. Adapun
setiap babnya dibagi menjadi beberapa sub bab yaitu : bab I terdiri dari latar
belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah,
sistematika penyajian; bab II terdiri dari, penelitian yang relevan, kajian teori;
bab III terdiri dari, jenis penelitian, metode penelitian, data dan sumber data,
teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data, bab
IV pembahasan dan penerapan metode koopertif tipe TAI, bab V kesimpulan
dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian adalah sebagai berikut:
1) Penelitian pertama yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rosalia Sri
Nurhayati. Penelitian ini dilakukan tahun 2012 dengan judul
“Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik
Bertukar Pasangan untuk Meningkatkan Keaktifan dan Kemampuan
Siswa dalam Memahami Unsur Instrinsik Cerpen Kelas X2 SMA
Kristen Wonosobo Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa metode kooperatif berpengaruh terhadap
peningkatan keaktifan dan nilai siswa . Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindak Kelas (PTK) melalui 2 siklus.
2) Penelian kedua yaitu penelitian yang dilakukan oleh Lucia Pipin
Ernawati pada tahun 2014 dengan judul “Peningkatan Pemahaman
Membaca Teks Bacaan Nonsastra melalui Model Pembelajaran
Kooperatif pada Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2014/2014 SMA
Pangudi Luhur S.T Louis IX Sedayu”. Hasil penelitian ini
menunjukakan adanya peningkatan pemahaman membaca karya
nonsastra dengan menggunakan metode kooperatif. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindak Kelas (PTK) melalui 2 siklus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Penelitian ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Alexander Johan
Wahyudi. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012 dengan judul
“Peningkatan Kemampuan Menceritakan Kembali Cerita Anak yang
dibaca dengan Menggunakan Metode Kooperatif Teknik Berpasangan
Siswa Kelas VII Semester I SMP Kanisius Sleman Tahun Ajaran
2011/2012”. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan siswa menceritakan kembali cerita anak yang dibaca
dengan menggunakan metode koopertatif dengan teknik berpasangan.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindak Kelas (PTK) dengan
menggunakan 2 siklus.
Dari ketiga penelitian tersebut belum ada yang menggunakan metode
kooperatif tipe TAI. Dalam penelitian ini peneliti akan mencoba
menggunakan metode kooperatif tipe TAI untuk pembelajaran sastra sebagai
analisis unsur instrinsik dalam novel Dy Suharya dan Dian Purnomo Ketika
Ibu Melupakanku” khusunya tema dan amanat bagi siswa SMA kelas XI
semester I. Ketiga penelitian terdahulu yang sudah dijabarkan, merupakan
Penelitian Tindak Kelas (PTK). Peneliti akan menggunakan penelitian
kualitatif untuk menjabarkan penggunaan metode kooperatif tipe TAI sebagai
analisis unsur instrinsik dalam novel Dy Suharya dan Dian Purnomo yang
berjudul Ketika Ibu Melupakanku khusunya tema dan amanat bagi siswa
SMA kelas XI semester.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Novel
Novel seperti halnya bentuk prosa cerita lain, sering memiliki
struktur yang komplek dan biasanya dibangun dari unsur-unsur yang
dapat didiskusikan seperti berikut: latar, perwatakan, cerita, teknik
cerita, bahasa, tema (Rahmanto, 1988: 70)
Novel merupakan cerita rekaan yang menyajikan tentang aspek
kehidupan manusia yang mendalam yang senantiasa berubah-ubah
dam merupakan kesatuan dinamis yang bermakna (Santoso dan
Wahyuningtyas: 2010: 47).
Novel adalah kisahan yang lebih singkat dari roman. Novel tidak
mengisahkan pelaku secara panjang lebar, dan rentang usia yang
panjang (Hendy, 1988 : 20).
Novel adalah hasil karya kreatif, yakni yang menyajikan bukan
kenyataan yang ada dalam dunia ini, tetapi perlambangan dari
kenyataan itu (Hoed, 1989: 6).
Sumarjo (dalam Santoso dan Wahyuningtyas: 2010: 47)
mengatakan bahwa novel adalah produk masyarakat. Novel berada di
masyarakat karena novel dibentuk oleh anggota masyrakat
berdasarkan desakan-desakan emosional atau rasional dalam
masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Jadi dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa novel adalah cerita fiksi yang mengisahkan kehidupan manusia
mirip dengan aslinya.
2.2.2 Tema
Tema ialah gagasan, ide, atau pikiran utama dalam karya sastra
yang terungkap secara jelas atau terselubung (tersembunyi). Tema
sama dengan topik (pokok masalah). Sebuah tema dapat dijabarkan
menjadi beberapa pokok masalah. Untuk menemukan tema sebuah
cerita yang kita baca perlu memperhatikan dan memahami bagian
cerita yang melukiskan keadaan memuncak, klimaks, dan
penyelesaian cerita. Bagian ini akan sangat menolong kita untuk
membuka tabir hal-hal tersirat sebelumnya, dan mengungkapkan
keutuhan cerita . Jika gambaran dan kesan umum cerita itu telah kita
temukan akan mudah kita menemukan temanya (Hendy, 1988: 66).
Tema adalah menemukan kesimpulan dari seluruh analisis
fakta-fakta dalam cerita yang telah dicerna. Dalam pengajaran tema
dalam suatu novel, hendaknya tidak langsung diberikan oleh guru.
Mereka harus dibiarkan agar tumbuh kesadarannya, sebagai hasil
pengalaman-pengalaman mereka sendiri dalam menggauli novel-
novel tersebut lewat diskusi-diskusi yang terarah dan cermat.
Diskusi-diskusi harus dilaksanakan secara berkesinambungan
berawal dari hal-hal yang mudah dan berlanjut mengarah ke hal-hal
yang cukup sulit (Rahmanto, 1988: 75). Para siswa hendaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
setidaknya mempunyai konsep sederhana mengenai unsur yang
membangun sebuah novel.
Tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang
melatarbelakangi ciptaan karya sastra. Sastra merupakan refleksi
kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dalam karya
sastra bisa sangat beragam. Tema bisa berupa persoalan moral, etika,
agama, sosial budaya, teknologi, tradisi yang terkait erat dengan
masalah kehidupan. Namun, tema bisa berupa pandangan pengarang,
ide, atau keinginan pengarang dalam menyiasati persoalan yang
muncul (Fananie, 200: 84).
Tema menurut Nurgiyantoro (2009: 70), dapat digolongkan
menjadi dua, tema tradisional dan tema nontradisional. Tema
tradisional adalah tema yang biasa atau sudah diketahui secara
umum oleh masyarakat. Tema ini banyak digunakan dalam berbagai
cerita seperti, kebenaran dan keadilan mengalahkan kejahatan,
kawan sejati adalah kawan di masa dulu, atau setelah menderita
orang baru mengingat Tuhan. Tema tradisional bersifat universal dan
novel-novel serius sering menggunakan tema tradisional dalam
menyajikan kisah-kisahnya. Tema nontradisional adalah lawan dari
tema tradisional yang artinya tema yang tidak sesuai dengan harapan
pembaca atau melawan arus. Pada dasarnya pembaca menggemari
hal-hal yang baik, jujur, kesatria, atau sosok protagonis harus selalu
menang, namun pada tema nontradisional tidak seperti itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Tema merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah
karya sastra, ada beberapa macam teman menurut Waluyo (1987:
106 118).
Sudjiman memaparkan ada tiga langkah yang dapat diambil
dalam menentukkan tema. Pertama, harus dilihat persoalan yang
paling menonjol. Kedua, secara kualitatif, persoalan yang benyak
menimbulkan konflik, konflik yang melahirkan peristiwa. Ketiga
langkah tersebut digunakan secara berurutan,apabila menggunakan
langkah pertama belum terjawab temanya, maka langkah berikutnya
yang diambil adalah cara kedua, demikian seterusnya sampai tema
yang dicari dapat ditemukkan dengan tepat (Sudjiman, 199: 92).
2.2.3 Amanat
Amanat adalah tema yang tersirat dalam sebuah cerita, tentu
pengarang mempunyai maksud dan tujuan agar pembaca mengambil
manfaat dan menjauhi hal-hal yang tidak baik (Hendy, 1988: 31).
Amanat ialah pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada
pembaca dan pendengar. Karena itu amanat merupakan gagasan
yang mendasari karya sastra. Dalam karya sastra lama amanat dapat
dengan mudah kita pahami, tapi dalam karya sastra modern amanat
ini lebih tersirat sehingga kita harus dapat menemukan simpulan-
simpulannya agar dapat mengetahui hal-hal yang diamanatkan
penulis (Hendy, 1988: 66).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Amanat adalah segala sesuatu yang ingin disampaikan
pengarang, yang ingin disampaikan pengarang, yang ingin
ditanamkannya secara tidak langsung ke dalam benak para penonton
(Akhmad, 1996: 67) .
Amanat seringkali disebut dengan moral. Moral menurut
Kenny (via Nurgiyantoro, 2007: 321) biasanya diwujudkan dalam
suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang
bersifat praktis, dan dapat diambil lewat cerita yang dibaca. Jenis
atau wujud pesan moral yang terdapat pada karya sastra akan
bergantung pada keyakinan, keinginan, dan interes pengarang yang
bersangkutan. Ajaran moral ini dapat mencakup keseluruhan
persoalan yang menyangkut harkat dan martabat manusia. Persoalan
hidup manusia ini dapat menyangkut hubungan manusia dengan diri
sendiri, hubungan manusia dengan orang lain, hubungan manusia
dengan alam, maupun hubungan manusia dengan Tuhannya
(Nurgiyantoro, 2007: 323).
Teknik penyampaian moral bersifat implisit dan ekplinsit,
langsung dan tidak langsung, secara terang-terangan atau
terselubung (Nurgiyantoro, 2005: 267).
Amanat bukan hanya sekedar pesan biasa, tetapi ada pesan
moral yang dapat diambil hikmahnya untuk kehidupan yang nyata.
Penyampaian pesan moral ini bisa tersurat maupun tersirat. Maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
pembaca harus memahami keseluruhan isi cerita yang dibacanya,
agar dapat menarik pesan moral yang terdapat didalam cerita.
Teknik penyampaian moral atau amanat pada sebuah karya
satra secara implisit ataupun secara eksplisit. Implisit jika jalan
keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh
menjelang cerita berakhir. Eksplisit jika pengarang pada tengah atau
akhir cerita menyampaikan seruan, saran, berkenaan dengan gagasan
yang mendasari cerita itu (Sudjiman, 1988: 57 ).
2.2.4 Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah seperangkat komponen yang
telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran
menurut Riyanto (dalam Tukiran, 2011: 1)
Metode adalah penerapan strategi pembelajaran berupa
perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan pembelajaran (Suryaman, 2012: 85)
2.2.5 Motode Pembelajaran Kooperatif
“In cooperative learning mothods, students work together in
four member teams to master material initially presented by the
teacher” (Isjoni, 2009: 15). Pendapat tersebut berarti bahwa motode
pembelajaran kooperatif terdiri dari 4-6 orang yang berolaborasi
untuk merangsang siswa bergairah dalam belajar. Pembelajaran
kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberikan
kesempatan untuk belajar secara berkelompok. Di dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
saling bekerjasama untuk menyelesaikan tugas-tugas yang
terstruktur. Belajar kooperatif bukan sekedar belajar secara
berkelompok tetapi ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat
kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secar
terbuka dan hubungan yang bersifat independen efektif.
Motode pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar
belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dalam pembelajaran
kooperatif learning yang membedakannya dengan pembagian
kelompok yang dilakukan asal-asalan (Lie A, 2008: 29).
Motode pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran
yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok (Raharjo, 2012:
241). Setiap siswa yang ada dalam kelompok-kelompok mempunyai
tingkat kemampuan yang berbeda (tinggi, sedang, dan rendah) dan
jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, suku dan
budaya yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.
Metode pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama dalam
menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan
ketrerampilan dalam rangka mencapai struktur tugas, struktur tujuan,
dan struktur penghargaan. Dalam proses pembelajaran kooperatif
siswa didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan
mereka harus mengkoordinasi usahanya untuk menyelesaikan tugas
tersebut. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
akademik siswa meningkat. Menurut Nur (dalam Raharjo, 2012:
242), prinsip dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab
atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam
kelompoknya.
b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui
bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan
yang sama.
c. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi
tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota
kelompoknya.
d. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai
evaluasi
e. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi
kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk
belajar bersama selama proses belajarnya.
f. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta
mempertanggungjawabkan secara individual materi
yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a. Siswa dalam kelompok secara kooperatif
menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar
yang akan dicapai.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki
kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat
kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin
anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang
berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.
c. Penghargaan lebih menekankan pada masing-masing
individu.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan
komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan
saling belajar kritis, saling menyampaikan pendapat dan ilmu yang
telah dipelajari. Menurut Raharjo (2012: 245), terdapat enam langkah
dalam pembelajaran kooperatif. Langkah indikator tingkah laku guru:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai
serta memotivasi siswa.
b. Menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi
kepada siswa.
c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok
belajar. Guru menginformasikan pengelompokan siswa.
d. Membimbing kelompok belajar. Guru memotivasi serta
memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok-kelompok
belajar.
e. Evaluasi. Guru mengaluasi hasil belajar tentang materi
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
f. Memberikan penghargaan. Guru memberi penghargaan
hasil belajar individual dan kelompok.
Menurut Roger dan David Jonson (dalam Tukiran, 2012: 58),
mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap kooperatif
learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model
pembelajaran gotong royong harus diterapkan, yang meliputi:
a. Saling ketergantungan positif, artinya bahwa keberhasilan
suatu karya keberhasilan suatu karya sangat tergantung
pada usaha setiap anggotanya.
b. Tanggung jawab perorangan, artinya setiap siswa akan
merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang
terbaik.
c. Tatap muka, maksudnya bahwa setiap kelompok harus
diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi.
d. Komunikasi antar anggota, artinya agar para pembelajar
dibekali dengan berbagai keterampilan komunikasi.
e. Evaluasi proses kelompok, pengajaran perlu
menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama
mereka agar selanjutnya dapat bekerja dama lebih efektif.
2.2.5.1 Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok
tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, dimana
keberhasilan individu dioretasikan pada kegagalan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Sedangkan menurut Slavin 1994 (dalam Tukiran, 2012: 60),
tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi
dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh
keberhasilan kelompoknya. Model pembelajar kooperatif setidak-
tidaknya mencapai tiga tujuan pembelajaran yaitu : meningkatkan
hasil akademik, menerima perbedaan teman-temannya yang
mempunyai perbedaan latar belakang belajar, mengembangkan
keterampilan sosial siswa.
Prosedur Pembelajaran kooperatif mempunyai empat
langkah yaitu orientasi, kerja kelompok, kuis dan pemberian
penghargaan.
a. Orientasi bertujuan untuk memahami dan menyepakati
bersama tentang apa yang dipelajari serta bagaimana
strategi pembelajarannya.
b. Kerja kelompok sebagai inti pembelajaran. Kerja kelompok
dapat dalam bentuk kegiatan memecahkan masalah, atau
memahami dan menerapkan suatu konsep yang dipelajari.
c. Tes sebagai evaluasi pembelajaran yang telah berlangsung.
Diharapkan siswa sudah mempunyai konsep pemahaman
mengenai pembelajaran yang diajarkan. Penghargaan
sebagai bentuk apresiasi guru kepada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2.2.6 Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assited
Individualization atau Team Accelarated Instruction)
Pembelajaran kooperatif tipe TAI dikembangkan oleh Slavin.
Pembelajaran ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran
kooperatif dan pembelajaran individual (Daryanto, 2012: 246). Tipe
ini dirancang agar mempermudah siswa dapat mengatasi permasalah
belajar yang dihadapi secara individual. Tipe pembelajaran ini
mempunyai ciri khas setiap siswa belajar secara individual kemudian
di bawa ke dalam kelompok-kelompok untuk didiskusikan bersama.
Menurut Daryanto (2012: 246), langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe TAI sebagai berikut:
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mempelajari materi pembelajaran secara individual
yang sudah dipersiapkan.
b. Guru memberikan kuis secara individual kepada
siswa untuk mendapat skor dasar atau skor awal.
c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan
yang bebeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi,
sedang, dan rendah) jika mungkin anggota kelompok
berasal dari ras, budaya, suku, yang berbeda serta
kesetaraan gender.
d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan
dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap
anggota saling memeriksa jawaban teman satu
kelompok.
e. Guru memberikan kuis kepada siswa secara
individual.
f. Guru memberi penghargaan pada kelompok
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar
individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya
(terkini).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Dari pendapat di atas peneliti merumuskan langkah-langkah
yang akan digunakan dalam pembelajaran sebagai berikut :
(1) Guru terlebih dahulu memahami isi novel dan membuat sinopsis
keseluruhan novel dalam setiap bab.
(2) Guru mencari dan menentukan tema dan amanat dalam setiap bab
dan menyimpulkan keseluruhan tema dan amanat dalam novel
yang digunakan sebagai pembelajaran
(3) Guru memberikan tugas secara individu untuk mempelajari
unsur-unsur instrinsik novel yaitu tema dan amanat yang dibuat
oleh guru.
(4) Guru menilai tugas tersebut sebagai penilaian awal.
(5) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Guru
memberikan tugas secara kelompok untuk mencari tema dan
amanat yang terdapat dalam satu atau dua bab novel karya Dy
Suharya dan Dian Purnomo yang berjudul Ketika Ibu
Melupakanku yang telah disiapkan oleh guru.
(6) Siswa mengkomunikasikan kepada teman kelompoknya
mengenai tugas individu tentang unsur instrinsik tema dan amanat
yang telah di kerjakan secara individu.
(7) Guru memberikan kuis secara individu.
(8) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan
peringkat individu siswa yang tergabung dalam satu kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
(9) Guru memberi tugas tentang unsur instrinsik tema dan amanat
dari satu atau dua bab yang menjadi tugas siswa dalam novel
karya Dy Suharya dan Dian Purnomo yang berjudul Ketika Ibu
Melupakanku.
(10) Siswa mengkomunikasikan kepada teman sekelas mengenai
amanat yang terdapat pada novel karya Dy Suharya dan Dian
Purnomo yang berjudul Ketika Ibu Melupakanku dengan cara
menghubungkan amanat tersebut dengan kehidupan nyata yang
pernah dialami.
2.2.7 Pembelajaran Sastra di SMA
Dari segi pembelajaran, kegiatan bersastra ditujukan untuk
meningkatkan apresiasi terhadap sastra agar siswa memiliki kepekaan
terhadap sastra yang baik dan bermutu yang akhirnya berkeinginan
untuk membacanya (Suryaman, 2012: 27). Salah satu bentuk
pengajaran sastra di sekolah adalah melalui kewajiban bagi siswa
untuk membaca karya sastra bermutu. Kewajiaban untuk membaca
karya sastra bertujuan agar siswa terlatih dan terbentuk kebiasaan dan
kesenangan untuk membaca buku.
Menurut Rahmanto (1988: 16), masalah yang kita hadapi
sekarang adalah menentukan bagaimana pengajaran sastra dapat
memberikan sumbangan yang maksimal untuk pendidikan secara
utuh, dapat ditujukkan bahwa pengajaran sastra dapat membantu
pendidikan secara utuh apabila meliputi empat manfaat, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
membantu ketrampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan
budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan
watak yang penting untuk pengajaran.
Pengajaran sastra adalah pengajaran yang menyangkut seluruh
aspek sastra, yang meliputi: teori sastra, sejarah sastra, kritik sastra,
sastra perbandingan dan apresiasi sastra (Ismawati E, 2013: 1).
2.2.8 Pelaksanaan Pembelajaran KTSP
KTSP dirancang untuk meningkatkan partisipasi kreatif guru
dan proses belajar yang berpusat pada siswa. Partisipasi kreatif guru
dapat diterjemahkan ke dalam upaya guru untuk menciptakan suasana
belajar yang kontekstual dengan lingkungan sosial siswa serta
menyenangkan. (Suryaman, 2012: 8). Berikut ini beberapa prinsip
dasar di dalam pengembangan KTSP, termasuk untuk kepentingan
pengembangan silabur dan RPP mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Menurut Mulyasa (2008: 178), implementasi KTSP akan
bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, yakni bagaimana agar isi
atau pesan-pesan kurikulum (SK-KD) dapat dicerna oleh peserta didik
secara optimal. Implementasi kurikulum KTSP merupakan hasil
terjemahan guru terhadap kurikulum (SK-KD) yang dijabarkan ke
dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembalajaran (RPP) sebagai
rencana yang tertulis. Berikut beberapa prinsip dasar di dalam
pengembangan silabus dan RPP dalam KTSP:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, serta
kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya. Untuk mencapai tujuan tersebut
pengembangan kompetensi.
b. Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan keberagaman karakteristik siswa.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar
kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, isi
kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan
kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan termasuk di dalam kehidupan
masyrakat.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kerikulum
mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang
pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada
proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
peserta didik agar mampu dan mau belajar yang
berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, non
formal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan
daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
kepentigan nasional dan kepentingan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Berikut adalah Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
yang sesuai dengan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I:
Berdasarkan SK dan KD tersebut dapat dirumuskan indikator sesuai
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah ditentukan
sebagai berikut:
Mampu menjelaskan unsur-unsur instrinsik meliputi tema dan
amanat.
Mampu mengidentifikasi unsur tema.
Mampu mengidentifikasi unsur amanat.
Mampu menganalisis tema dan amanat berdasarkan langkah
penentu dan teknik penyampaian dalam novel Dy Suharya dan
Dian Purnomo yang berjudul Ketika Ibu Melupakanku.
2.2.9 Silabus dan RPP
Dalam konteks mata pelajaran bahasa Indonesia para guru
mengembangkan silabus dan RPP.
2.2.9.1 Silabus Bahasa Indonesia
Silabus bahasa Indonesia adalah rencana pembelajaran pada mata
pelajaran bahasa Indonesia yang mencakup standar kompetensi,
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Membaca
7. Memahami berbagai hikayat,
novel Indonesia/ novel terjemahan.
7.2 Menganalisis unsur-unsur
instrinsik dan ekstrinsik novel
Indonesia/ terjemahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar. Dengan demikian silabus merupakan
bagian KTSP yang dipergunakan dalam proses pembelajaran
(Suryaman, 2012: 197). Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi ajar dengan
indikator pencapaian tujuan secara terukur melalui prosedur penilaian.
Berdasarkan silabus guru dapat menilai seberapa jauh kemampuan
siswa mentransformasikan pengalaman belajar tercapai atau tidak.
Pengalaman belajar pada akhirnya menjadi bekal berkembangnya
kompetensi dasar peserta didik agar kemudian hari mampu mengakses
sumber belajar di lingkungannya.
Silabus merupakan garis besar ringkasan atau iktisar pokok-
pokok materi pembelajaran. Menurut Salim (dalam Muslich, 2007:
23), istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk
pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-
pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka
pencapaian SK dan KD.
Landasan di dalam pengembangan silabus adalah Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses. Adapun prinsip-prinsip yang perlu dijadikan kriteria di dalam
penyusunan silabus adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Ilmiah, yakni keseluruhan materi dan kegiatan yang
menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Relevan, yakni cakupan, kedalam, tingkat kesukaran,
dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai
dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan spiritual peserta didik.
Sistematika, yakni komponen-komponen silabus saling
berhubungan secara fungsional dalam mencapai
kompetensi.
Konsisten, yakni adanya hubungan yang konsisten
antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan penilaian.
Aktual dan Kontekstual, yakni cakupan indikator,
materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian, diperhatikan secara segi
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir
dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi.
Fleksibel, keseluruhan komponen silabus dapat
mengamodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta
dinamika perubahan yang terjadi di sekolaha dan
tuntutan masyarakat.
Menyeluruh, keseluruhan komponen silabus mencakup
keseluruhan ranah kompetens, baik kognitif, afektif,
maupun psikomotorik.
2.9.9.1.1 Langkah-langkah penyusunan silabus
Terdapat beberapa langkah di dalam penyusunan silabus
bahasa Indonesia. Langkah-langkah tersebut adalah:
Analisis kebutuhan
Silabus yang akan disusun harusnya memperhatikan
kebutuhan siswa. Penyusunan ini hendaknya
memperhatikan potensi siswa, serta konteks-konteks
kehidupan mereka. Penyusunan silabus harus
mengidentifikasi, menelaah, dan merumuskan potensi-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
potensi yang ada pada siswa, serta konteks-kontek yang ada
dalam kehidupan mereka.
Perencanaan
Tahap perencanaan bertujuan untuk mengintegrasikan
dengan kompetensi-kompetensi berbahasa dan bersastra
yang harus tumbuh pada diri siswa. Guru harus menyiapkan
SI (Standar Isi) dan mengumpulkan informasi terkait
dengan materi pembelajaran.
Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan guru dituntut memahami semua
perangkat dalam penyusunan silabus. Perangkat-perangkat
tersebut meliputi: mengkaji SK dan KD, merumuskan
indikator keberhasilan siswa, mengidentifikasi materi
pembelajaran, mengembangkan pengalaman belajar siswa,
menentukan jenis penilaian, menentukan alokasi waktu,
serta menentukan media dan sumber belajar.
Penelaahan
Silabus yang telah disusun perlu ditelaah sebelum
digunakan dalam pembelajaran. Penelaahan ini dapat
dilakukan oleh guru sendiri, teman guru dari sekolah lain,
atau dari para ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Perbaikan
Masukan dari penelaahan silabus dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk memperbaiki silabus yang telah
disusun.
Contoh format silabus:
Berdasarkan komponen-komponen di dalam silabus format silabus
meliputi: SK dan KD, indikator, materi, kegiatan, penilaian, alokasi
waktu, serta sumber dan media.
Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Alokasi Waktu :
Standar Kompetensi :
KD Indikator Materi Kegiatan Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber dan
Media
2.2.9.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Menurut Suryaman (2012: 204), Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) bahasa Indonesia adalah perencanaan proses
pembelajaran berupa iktisar (garis besar), tata kelola (prosedur), dan
mekanisme (tata kerja).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Berdasarkan RPP seorang guru diharapkan bisa menerapkan
pembelajaran secara terprogram baik menyusun RPP itu sendiri
maupun yang bukan. RPP juga harus memiliki daya terap yang tinggi.
Tanpa rencana yang matang, mustahil target pembelajaran bisa
tercapai secara maksimal (Muslich, 2007: 45).
Sesuai dengan prinsip KTSP, setiap guru bahasa Indonesia pada
satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis. Tujuan dibuatnya RPP agar pembelajaran barbahasa dan
bersastra berlangsung secara intektif, inspiratif, menyenangkan, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan minat, bakat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta
didik.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dianalisis bahwa RPP
disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih. Guru merancang RPP untuk setiap pertemuan
yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Landasan pengembangan RPP Bahasa Indonesia adalah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomeor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses. Adapun prinsip-prinsip pengembangannya
meliputi:
a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.
b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik.
c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.
d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
e. Keterkaitan dan keterpaduan.
f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi
informasi dan komunikasi secara terintigrasi, sistematis, dan efektif
sesuai dengan situasi dan kondisi.
2.2.9.2.1 Alur Penyusunan RPP Bahasa Indonesia
Di dalam penyusunan RPP, terdapat alur yang perlu
diperhatikan, yakni menelaah silabus, mengindentifikasi SK-KD
dan indikator, mengisi komponen RPP, dan mendiskusikan RPP
dengan teman guru.
2.2.9.2.2 Komponen dan Format RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdiri dari:
identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar,
tujuan pembelajaran, meteri ajar, motode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan RPP menurut Suryaman (2012: 209) adalah:
a. Menetapkan identitas mata pelajaran lengkap dengan
nama sekolah.
b. Memindahkan standar kompetensi dari silabus.
c. Memindahkan kompetensi dasar dari silabus.
d. Merumuskan tujuan pembelajaran.
e. Menetapkan materi pembelajaran.
f. Menentukan dan merumuskan metode pembelajaran.
g. Menyusun langkah-langhkah pembelajaran (kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup).
h. Menentukan bhan, alat/media, dan sumber belajar.
i. Menyusun instrumen penilaian lengkap dengan cara
mengolah dan rubik penilaiaannya.
j. Menuliskan identitas penyusun dan kepala sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kualitatif, karena data
utama dalam penelitian ini berupa kata-kata dan bertujuan untuk
mendeskripsikan tema dan amanat. Penelitian ini menggunakan media bahan
bacaan berupa novel karya Dy Suharya dan Dian Purnomo yang berjudul
Ketika Ibu Melupakanku.
Menurut Moelong (2006: 6), penelitian kualitatif merupakan penelitian
yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur
analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.
3.2 Motode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
karena penelitian ini menghasilkan data yang tertulis dan berupa kata-kata.
Hasil penelitian tersebut adalah pendeskripsian tema dan amanat yang
terkandung dalam novel yang berjudul novel karya Dy Suharya dan Dian
Purnomo yang berjudul “Ketika Ibu Melupakanku”. Menurut Hadari (2005:
73) menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah metode yang digunakan
sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan/melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang,
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Oleh karena itu peneliti menggunakan teknik membaca karya sastra
berupa novel karya Dy Suharya dan Dian Purnomo yang berjudul Ketika Ibu
Melupakanku, kemudian mencatat hal yang penting untuk diteliti.
3.3 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kalimat-kalimat yang
terdapat pada novel Ketika Ibu Melupakanku. Sumber data yang digunakan
adalah novel Ketika Ibu Melupakanku karya Dy Suharya dan Dian Purnomo
yang terbit tahun 2014 dan diterbitkan oleh Gramedika Pustaka Utama.
Judul : Ketika Ibu Melupakanku
Pengarang : Dy Suharya dan Dian Purnomo
Halaman : 175 halaman
Penerbit : Gramedika Pustaka Utama
Tahun terbit : 2014
Cetakan I : November 2014
Kota terbit : Jakarta
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah, lebih cermat,
lengkap, sistematis, dan mudah untuk diolah (Arikunto, 2002: 136). Menurut
Sugiyono (2013: 240), berpendapat instrumen penelitian yang digunakan oleh
peneliti ialah dokumentasi. Teknik dokumentasi merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, dan karya-
karya monumental dari seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah teks yang berupa
isi dari novel karya Dy Suharya dan Dian Purnomo yang berjudul Ketika Ibu
Melupakanku. Selain itu digunakan alat bantu berupa ringkasan penting
terkait isi novel. Ringkasan tersebut digunakan sebagai alat bantu untuk
menemukan unsur tema dan amanat dalam novel karya Dy Suharya dan Dian
Purnomo yang berjudul Ketika Ibu Melupakanku.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan teknik menyimak dan mencatat bagian yang dianggap penting
untuk dianalisis sebagai unsur instriksik novel bagian tema dan amanat dalam
novel karya Dy Suharya dan Dian Purnomo yang berjudul Ketika Ibu
Melupakanku. Dengan mencari, mencatat dan mengutip bagian yang
dianggap penting dalam novel tersebut peneliti akan mendapatkan bahan-
bahan untuk diteliti dan diterapakan pada pembuatan RPP dan Silabus.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan
data (Sugiyono, 2010: 224). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah teknik baca dan teknik catat.
a. Teknik baca
Peneliti membaca novel karya Dy Suharya dan Dian Purnomo yang
berjudul Ketika Ibu Melupakanku, untuk memahami keseluruhan isi
cerita novel tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
b. Teknik Catat
Setelah membaca novel karya Dy Suharya dan Dian Purnomo yang
berjudul Ketika Ibu Melupakanku, peneliti mencatat hal-hal penting
dalam novel yang menyangkut unsur instriksik novel tersebut,
khusunya tema dan amanat.
Peneliti menggunakan penelitian terdahulu yang relevan, buku-buku
terkait unsur instrinsik novel, metode kooperatif, teori sastra, sebagai
pedoman. Selain itu peneliti juga mempelajari metode pembelajaran
kooperatif tipe TAI yang sesuai dengan pembelajaran sastra di SMA. Metode
tersebut kemudian dijadikan gambaran untuk penelitian ini agar sesuai
dengan metode yang digunakan. Metode ini juga dapat digunakan sebagai
acuan untuk membuat RPP dan Silabus.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan yaitu berupa data kualitatif.
Menurut Moelong (1989: 248), analisis data kualitatif prosesnya berjalan
sebagai berikut (1) mencatat yang menghasilkan data lapangan, dengan hal itu
diberikan kode agar sumber datanya tetap ditelusuri, (2) mengumpulkan,
memilah-milah, mengklarifikasi, mensintesiskan, membuat ikstisar, dan
membuat indeksnya, (3) berfikir untuk membuat katagori data itu mempunyai
makna, dengan cara mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan,
dan membuat temuan umum.
Analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif. Langkah-langkah yang akan dilakukan oleh penelitu yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
(1) Peliti membaca keseluruhan isi novel karya Dy Suharya dan Dian
Purnomo yang berjudul Ketika Ibu Melupakanku.
(2) Peneliti mencatatat hal-hal penting terkait tema dan amanat novel
karya Dy Suharya dan Dian Purnomo yang berjudul Ketika Ibu
Melupakanku.
(3) Peneliti membuat sinopsis novel karya Dy Suharya dan Dian Purnomo
yang berjudul Ketika Ibu Melupakanku dalam setiap bab dan
menyimpulkan secara keseluruhan.
(4) Peneliti menganalisis unsur-unsur instrinsik tema dan amanat dalam
novel karya Dy Suharya dan Dian Purnomo yang berjudul Ketika Ibu
Melupakanku dalam setiap bab dan menyimpulkan secara keseluruhan.
(5) Peneliti merelevansikan unsur instrinsik khususnya tema dan amanat
novel karya Dy Suharya dan Dian Purnomo yang berjudul Ketika Ibu
Melupakanku ke dalam pembelajaran sastra untuk siswa SMA kelas XI
semester I pada KD tentang menganalisis unsur instrinsik dan unsur
ekstrinsik dalam novel. Peneliti merelevansikan unsur instrinsik
tersebut kedalam pembelajaran sastra dengan menggunakan motode
kooperatif tipe TAI. Pada penelitian ini hanya mencari unsur instrinsik
khusunya pada tema dan amanat dalam novel karya Dy Suharya dan
Dian Purnomo yang berjudul Ketika Ibu Melupakanku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Dalam bab ini akan dikemukakan data implementasi metode kooperatif
tipe TAI terhadap pembelajaran tema dan amanat novel Dy Suharya dan Dian
Purnomo yang berjudul “Ketika Ibu Melupakanku”. Novel ini terdiri dari 20
bab. Analisis unsur tema dan amanat yang terdapat dalam novel Dy Suharya
dan Dian Purnomo yang berjudul “Ketika Ibu Melupakanku” akan dituangkan
dengan metode kooperatif tipe TAI agar para siswa dapat dengan mudah
menemukan unsur tema dan amanat yang terdapat dalam novel tersebut, serta
penerapan di dalam kelas mengenai unsur instrinsik dapat dengan mudah
dipahami oleh siswa-siswi.
4.2 Pembahasan Metode Kooperatif tipe TAI dalam Pembelajaran Novel Dy
Suharya dan Dian Purnomo yang berjudul Ketika Ibu Melupakanku.
1. Guru terlebih dahulu memahami isi novel dan membuat sinopsis
keseluruhan novel dalam setiap bab dan menyimpulkan secara
keseluruhan.
2. Guru menentukan tema secara keseluruhan dan amanat dalam setiap bab,
kemudian menyimpulkan keseluruhan amanat dalam novel yang
digunakan sebagai pembelajaran
3. Guru memberikan tugas secara individu untuk mempelajari unsur-unsur
intrinsik novel yaitu tema dan amanat yang dibuat oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
4. Guru menilai tugas tersebut sebagai penilaian awal.
5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Guru memberikan
tugas secara kelompok untuk mencari tema dan amanat yang terdapat
dalam bab tujuh belas novel karya Dy Suharya dan Dian Purnomo yang
berjudul Ketika Ibu Melupakanku yang telah disiapkan oleh guru.
6. Siswa mengkomunikasikan kepada teman kelompoknya mengenai tugas
individu tentang unsur intrinsik tema dan amanat yang telah di kerjakan
secara individu.
7. Guru memberikan kuis secara individu dari tugas kelompok yang sudah
dikerjakan.
8. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan peringkat
individu siswa yang tergabung dalam satu kelompok.
9. Guru memberi tugas secara individu mengenai unsur intrinsik tema dan
amanat dari bab sembilan belas yang menjadi tugas siswa dalam novel
karya Dy Suharya dan Dian Purnomo yang berjudul “Ketika Ibu
Melupakanku”.
10. Siswa mengkomunikasikan kepada teman kelompok mengenai amanat
yang terdapat pada novel karya Dy Suharya dan Dian Purnomo yang
berjudul “Ketika Ibu Melupakanku” dengan cara menghubungkan amanat
tersebut dengan kehidupan nyata yang pernah dialami.
11. Siswa mengkomunikasikan kepada teman sekelas mengenai amanat yang
terdapat pada novel karya Dy Suharya dan Dian Purnomo yang berjudul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
“Ketika Ibu Melupakanku” dengan cara menghubungkan amanat tersebut
dengan kehidupan nyata yang pernah dialami.
4.2.1 Guru terlebih dahulu membaca dan membuat sinopsis agar
memahami keseluruhan isi dari novel Dy Suharya dan Dian Purnomo
yang berjudul Ketika Ibu Melupakanku
1. Bab satu
Pada bab satu, menceritakan tentang tokoh utama yang dimintai
bantuan oleh sahabatnya untuk membuat naskah video sebagai hadiah
ulang tahun perkawinan orang tahun sahabatnya yang ke 50 tahun.
Tokoh utama aku melakukan wawancara dengan kedua orang tua
sahabatnya tersebut. Dalam wawancara aku menemukan kejanggalan
karena jawaban orang tua sahabatnya selalu berubah-ubah ketika
menjawab pertanyaan yang sama. Menurut aku hal ini wajar terjadi
karena usia orang tua sahabatnya yang tidak lagi muda.
2. Bab dua
Pada bab dua menceritakan tokoh aku melihat kejadian tragis yaitu
pengeboman yang terjadi di gedung yang berjarak 30 blok dari Jalan
Broadway dan Houston Street, New York City, USA. Tokoh aku
segera berlari menuju gedung, melewati orang-orang yang lari
ketakutan. Dipikiran tokoh aku adalah melihat lebih dekat apa yang
terjadi dan segera menolong korban ledakan tersebut, karena aku
adalah seorang jurnalis. Hiruk pikuk orang-orang yang berlari
ketakutan tidak dapat ditembus oleh tokoh aku yang ingin melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
kejadian lebih dekat. Keadaan yang terjadi bertambah parah karena
terjadi lagi peristiwa yang mengejutkan orang-orang. Teror terus
menerus dilakukan oleh teroris yang ingin mengacak-acak keadaan.
Dari kejadian tersebut tokoh aku segera menelpon kedua orang tuanya.
Orang tua tokoh aku sangat resah dengan keadaan yang terjadi.
3. Bab tiga
Bab tiga menceritakan tentang tokoh aku yang tersadar untuk
kembali ke kampung halaman. Aku memutuskan untuk kembali ke
Jakarta dan berkumpul bersama keluarganya. Aku juga segera
menemui ketiga sahabatnya untuk berbagi cerita. Sahabat aku
menyebutnya sebagai anak yang durhaka karena lebih nyaman tinggal
di New York daripada tinggal di Jakarta bersama orang-orang yang
dicintai.
4. Bab empat
Bab empat menceritakan tentang aku yang kehilangan makna
rumah, aku menganggap New York sebagai tempatnya berpulang, kini
menjadi tempat yang mengerikan. Aku menganggap Jakarta adalah
rumahnya kini, tempat dimana dia dilahirkan dan dibesarkan. New
York hanyalah tempatnya belajar dan bekerja menjadi jurnalis.
5. Bab lima
Bab lima menceritakan tentang aku yang mengulas kembali tentang
kejadian teror di New York, aku berfikiran bahwa dengan kejadian
itulah dia ingat untuk pulang ke tempat asalnya di Jakarta. Aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kemudian mencari kerja di Jakarta, dan memulai kehidupan barunya.
Aku lebih senang dan nyaman ketika berada di kantor daripada di
rumahnya. Rumah hanya dianggap sebagai tempat makan dan bertemu
keluarga saja. Tokoh aku menceritakan tentang pertemuan mama dan
papanya hingga akhirnya mereka menikah. Mama adalah orang yang
ramah dan baik dengan siapa pun. Mama kini tidak seperti dulu, dia
sering marah-marah karena hal yang kecil. Mama mengalami
perubahan drastis, mama sering membesar-besarkan masalah sepele
dan menjadikan tokoh aku tidak betah mendengarkan cacian ibunya.
6. Bab enam
Bab enam menceritakan tokoh aku mendapatkan kerja di aceh, dan
membuatnya bahagia karena jauh dari suasana rumah yang tidak
nyaman baginya. Di Aceh aku mulai menata hidupnya, kemudian dia
dipindahkan kerja di kota Yogyakarta. Aku hanya bisa kembali ke
Jakarta dua atau tiga hari saja karena pekerjaannnya yang padat. Aku
merasa lebih nyaman tinggal jauh dari suasana rumah, aku merasa
damai dengan kesendiriannya di Yogyakarta. Perlahan-lahan aku
memikirkan masa depannya sendiri, karena tidak hanya dia anak satu-
satunya yang bisa mengurus kedua orang tuanya, aku beranggapan
bahwa ayah dan ibunya masih cukup kuat untuk bekerja.
7. Bab tujuh
Bab ini menceritakan tentang saudara-saudara aku yang jarak
umurnya begitu jauh, aku tidak begitu akrab dengan mereka. Hingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
aku sadar penyebab saudara-saudara mereka menikah, yaitu untuk
melarikan diri dari rumah, karena bagi saudara-saudara aku rumahnya
sudah tidak nyaman dengan sifat-sifat mama. Ketika kakak aku
menikah, mama terlihat sangat cuek dengan pernikahan anak
pertamanya, dan mama justru menggap dia dinomorduakan. Hal ini
sangatlah aneh bagi tokoh aku, padahal kakak tokoh aku sudah
mengajak mama untuk ikut rapat pernikahan, tetapi mama menolaknya
dan berkata “sudah terserah, kalian saja”, akan tetapi ketika keluarga
besar memutuskan untuk memakai baju berwarna merah, mama malah
kesal dan marah, karena dia menginginkan untuk memakai baju
berwarna hijau. Kekesalan demi kekesalan terus terjadi di keluarga ini,
hanya karena mama yang sudah berubah. Bagi mereka mama terlalu
cuek, ribet, dan seperti anak kecil.
8. Bab delapan
Bab delapan menceritaklan tokoh aku yang penasaran mengenai
faktor penyebab mamanya berubah drastis. Dia ingin sekali mama
mengikuti kegiatan untuk menghilangkan depresi yang dialami, agar
mama tidak terus terusan marah-marah karena hal sepele.
9. Bab sembilan
Bab sembilan menceritakan tentang tokoh aku yang harus belajar
dari ayahnya, ayahnya adalah orang yang efisien waktu. Bab ini juga
menceritakan ketika tokoh aku atau Dy namanya, diajak reuni dengan
teman-teman sekolahnya. Dy merasa pertemuan reuni tidak efisien,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
karena orang-orang yang hadir tidak semua dikenalnya. Pada reuni ini
mereka ngobrol sampai berjam-jam. Bab sembilan juga menceritakan
tentang keanehan mama. Mama marah-marah ketika dia merasa tidak
diantar ke supermarket oleh ayah Dy, hanya karena ayah mampir ke
kantor pos sebentar. Mama menganggap bahwa dirinya tidak
diutamakan. Pada bab ini keanehan mama terus diceritakan.
Kemarahan pada penggarap sawah milik mama juga ikut menjadi
bagian bab ini. Mama marah, hanya karena penggarap sawah tidak
komunikasi untuk menanami sawah itu, menurut mama sawahnya
harus diberi jeda agar bisa ditanami kembali.
10. Bab sepuluh
Bab sepuluh menceritakan tokoh aku yang menyesal, karena
menganggap mama sebagai seorang pemarah. Kini aku atau Dy
menyadari bahwa kemarahan dan keanehan mama adalah gejala
demensia. Salah satu gejala demensia adalah sulitnya untuk
mengontrol emosi. Keluarga Dy tidak mengetahui banyak hal tentang
demensia.
11. Bab sebelas
Bab sebelas menceritakan tentang Dy Suharya yang ingin
memutuskan untuk pergi dari Indonesia. Dia tidak tahan dengan
keadaan Ayah dan Ibunya. Dy Suharya merasa bahwa dia harus
memilih jalannya sendiri. Dia memutuskan untuk tinggal dan mencari
teman-teman baru di luar negeri yang membuatnya merasa suasana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
hangat, tidak seperti suasana yang ada di dalam rumah. Di bab ini Dy
Suharya kembali menceritakan tentang keadaan rumah yang
menurutnya aneh.
Menceritakan ketika mama harus sungkan untuk masuk ke
kamarnya. Menceritakan tentang mama yang tidak menghargai usaha
keras papa. DY Suharya menganggap ada perang dingin di rumah.
Ketika DY Suharya pamit untuk tinggal di luar negeri, mama hanya
menanggapinya dengan dingin, seolah mama tidak merasa kehilangan
ketika putri bungsunya itu jauh darinya.
12. Bab dua belas
Bab ini menceritakan tentang perjalanan pendidikannya, mulai dari
kuliah D3 Sastra Inggris di Universitas Indonesia kemudian
meneruskan S-1 di Ohio State University untuk major Jurnalistik. Dy
Suharya juga menceritakan tentang pekerjaannya di media, UNICEF,
dan komunikasi kesehatan. DY Suharya beranggapan bahwa
kehidupannya jauh dari mama yang sering kali menganggap semua hal
yang sulit itu tidak mungkin terjadi. Dy Suharya adalah orang yang
selalu optimis dalam hal apapun. Pada bab ini Dy Suharya juga
menceritakan kembali tentang mama yang dianggapnya aneh dan beda
dari mama yang lain. Mama mulai berubah ketika Dy Suharya
mengetahui bahwa mama tidak lagi suka untuk bersosialisasi, bahkan
ketika teman-teman Dy Suharya main ke rumah mama tidak
menyukainya. Mama menganggap bahwa ketika ada tamu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
berkunjung ke rumah itu merepotkan, mama harus menyiapkan
minum, membuang waktu untuk menemani ngobrol dan harus mencuci
gelas bekas para tamu. Mama juga mulai bertingkah aneh ketika dia
mengoleksi barang-barang yang sebenarnya sudah tidak berfungsi,
seperti kaleng bekas makanan yang disimpannya dari beberapa tahun
lalu.
Dy Suharya juga merasa kontras dengan Ayahnya. Ayah
menganggap Dy Suharya tidak setia dengan pekerjaannya, karena
sering berpindah-pindah kerja. Ayah selama hidupnya hanya bekerja di
dua perusahaan. Bagi Dy Suharya berpindah kerja bukanlah masalah
dia tidak setia,tetapi itu merupakan pengalaman berharga untuknya.
13. Bab tiga belas
Bab tiga belas menceritakan tentang mama yang akan menjalani
operasi, tetapi Dy Suharya tidak bisa pulang menemani mama karena
berbenturan dengan ujian akhirnya. Dy Suharya tidak berhenti
menangis ketika dia tdak bisa berada di samping mama untuk
menemani operasi mama. Dy Suharya tidak berhenti untuk menelpon
kakak-kakaknya untuk memastikan keadaan mama. Ketika akhirnya
Lelly menelpon memberi kabar bahwa operasi mama berjalan lancar,
dan kondisi mama bahkan dikatakan lebih baik dari ekspekstasi dokter
Dy Suharya baru bernafas lega. Dy Suharya berpesan kepada ayahnya
untuk selalu mencatat kegiatan yang dilakukan oleh mama dan
bagaimana perkembangan mama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Setelah pemulihan pasca operasi mama menjadi sulit untuk
makan. Dia menolak untuk minum air putih, pahit rasanya. Papa yang
sehari-hari merawat mama mengalami kesulitan untuk memberi makan
mama, selain itu emosinya menjadi sangat tidak stabil dan menjadi
mudah marah. Masa-masa mengetahui kondisi kesehatan mama yang
semakin memburuk adalah masa yang berat dan bebannya terasa
sampai di Perth. Dokter juga memvonis mama mengalami malnutrisi.
Pemeriksaan dokter ahli geriatrik dan psikiatri geriatrik juga
menunjukkan mama di diagnosis terkena vascular demetia atau sering
disebut dengan demensia vaskuler. Pertanyaan-pertanyaan sederhana
yang diajukan untuk mama sudah tidak bisa dijawabnya, seperti mama
tidak tahu dia berada dimana, tidak tahu berapa usiannya, tidak tahu
tanggal dan bulan apa sekarang.
Dy Suharya mencari tahu sendiri apa itu demensia, alzheimer
setelah mendengar cerita dari papa. Sampai detik ini alzheimer belum
ditemukan obatnya, kalau mama memang terkena demensia atau
alzheimer maka tahap ke tahap selanjutnya akan cepat dilalui, delapan
sampai sembilan tahun adalah normalnya usia alzheimer di tubuh
seseorang, sampai dia merenggut nyawanya. Alzheimer memang tidak
bisa merenggut nyawa seseorang akan tetapi penyakit tumpangannya
yang akan merenggut nyawa seorang penderitanya. Penyakit
tumpangan itu seperti malnutrisi, infeksi saluran kemih, dan pnumonia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
14. Bab empat belas
Bab ini menceritakan Dy Suharya liburan dari Perth ke rumah
(Jakarta) pada tahun 2009. Dy Suharya tidak lagi menemukan
senyuman di wajah mama, bahkan mama sekarang sering
memanggilnya dengan sebutan Dewi, bukan lagi dengan sebutan DY
(Diwai). Mendapati mama tidak ada dikamarnya papa mengatakan
bahwa mama sekarang sering tidur di kamar papa. Selama puluhan
tahun hidup Dy Suharya baru kali ini mama tidur sekamar dengan
papa. Papa merasa tidak tega untuk meninggalkan mama tidur sendiri
di kamar, karena mama sering mengigau, dan mama sekarang sudah
mau tidur ditemani papa. papa selalu mencatat apa saja yang
dikerjakan oleh mama dan bagaimana perkembangan kesehatan mama.
Dy Suharya merasa sedih setelah membaca catatan dari buku papa,
karena banyak waktu yang terbuang bersama mama.
15. Bab lima belas
Bab lima belas menceritkan tentang Dy Suharya yang
mendapatkan beasiswa, tetapi saat itu keadaannya tidak membuat
merasa senang karena harus merasakan kondisi Mama yang sedang
sakit. Hal ini membuat Dy merasa binggung akan melanjutkan
sekolahnya atau dia akan menemani mama di rumah. Ketika bertubi-
tubi mendapat kabar dari papa tentang kondisi mama Dy harus
memilih prioritas dari hidupnya yaitu memilih keluarga. Maka Dy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Suharya berkemas setelah menyelesaikan surat penguduran dirinya dan
memilih untuk pulang.
16. Bab enam belas
Bab enam belas menceritakan tentang kepulangan Dy di Jalan
Kayu Putih Tengah di salah satu sudut kota Jakarta Timur pada
usianya yang menginjak 40 tahun. Kali ini senyuman mama menyabut
kepulangan Dy Suharya, walaupun mama bertanya berkali-kali apakah
Dy Suharya adalah anaknya. Ingatan jangka pendek mama semakin
lama semakin menipis dari waktu ke waktu. Tidak semua ingatannya
persis dengan apa yang terjadi. Mama nyaris tidak bisa melakukan
apa-apa lagi dan harus dibantu orang lain. Dy Suharya menyesali
perbuatannya dua puluh tahun lalu ketika mama mulai berubah dan Dy
tidak betah untuk tinggal di rumah. Kini Dy Suharya memilih untuk
merawat mama dan berada di dekat mama. Perasaan selalu ingin
berada di dekat mama baru dia sadari setelah usianya menginjk 40
tahun. Dia merasa bahwa keluarganya baru berfungsi pada tahun ini,
dimana papa beserta saudaranya merawat mama dengan penuh kasih
sayang. Berat mama kini hanya tinggal 45 kg, sangat kurus. Bisa
dikatakan tubuh mama tinggal tulang berbungkus kulit. Mama yang
sekarang adalah mama yang berbeda, dia adalah mama yang tenang,
Dy sudah tidak pernah lagi mendengar omelan mama, dia sekarang
menjadi lebih kanak-kanak. Tuhan memberikan kesempatan kedua
untuk Dy Suharya memulai hubungan baik dengan keluarganya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
17. Bab tujuh belas
Bab tujuh belas menceritakan tentang tingkah mama yang kembali
seperti anak-anak. Setiap kali akan melakukan sesuatu mama harus di
ajak menyanyikan lagu untuk membujuknya, mandi ataupun makan
misalnya. Dalam bab ini juga menceritakan tentang mama yang
semakin lupa dengan nama panggilan anak-anaknya.
Dy Suharya juga menceritakan tentang keluarga besar mama yang
baru saja dia ketahui. Kakeknya mempunyai istri banyak, sehingga
dulu mama tidak terlalu dekat dengan kakeknya. Mama tidak pernah
menceritakan silsilah keluarga besarnya. Dy Suharya juga bercerita
mengenai mama yang dulu selalu curiga terhadap Papa. Mungkin itu
terjadi karena mama menyamakan papa dengan kakeknya yang punya
istri banyak. Padahal Papa bekerja di kantor yang ber-AC sehingga
membuat wangi farfumnya masih tercium ketika sore hari sepulang
bekerja. Dy Suharya banyak bercerita tentang pangalaman yang telah
dilalui bersama keluarganya, terutama bersama mama.
18. Bab Delapan Belas
Bab delapan belas menceritakan tentang penyakit alzheimer. Ada
banyak hal yang tidak pernah dipelajari dan dikuasai oleh seorang Dy
Suharya. Gejala yang ditujukkan mama sekitar 10 sampai 15 tahun
sebelum akhirnya pada tahun 2009 beliau divonis demensia vaskuler
oleh dokter ahli. Demensia vaskuler adalah kerusakan daya kognitif
yang disebabkan oleh pembuluh darah di otak. Menurut literatur, hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
ini dapat disebabkan oleh strok atau serangan otak kecil selama
beberapa tahun. Almaizher adalah bentuk demensia yang paling umum
terjadi. Penyakit ini menyebabkan penurunan kemampuan kognitif
seseorang secara berangsur-angsur, sering bermula dengan kehilangan
daya ingat, peubahan emosi, dan disfungsi eksekutif.
Berangkat dari pengalaman yang dialami oleh Dy Suharya bersama
dengan sekelompok orang dari berbagai profesi yang peduli dengan isu
alzheimer berinisiatif mengagas berdirinya Yayasan Alzheimer
Indonesia atau biasa dikenal dengan ALZI di tahun 2013. Melihat
pengalaman dari keluarganya Dy Suharya merasa memiliki tanggung
jawab agar tidak ada lagi orang seperti keluarganya yang tidak tahu
tentang alzheimer sehingga terlambat dalam menanganinya. Dy
Suharya berjanji untuk membantu siapapun yang membutuhkan
melalui penyebaran informasi dan lainnya, agar tidak mengalami apa
yang terjadi pada mama dan keluarganya.
19. Bab Sembilan Belas
Pada Bab ini Dy Suharya menceritakan tentang yayasan yang
didirikannya. Pada tanggal 3 Agustus 2013 pendirian yayasannya
resmi ditandatangani. Dy Suharya beserta teman-teman mengurus
segala persyaratan untuk pendirian yayasan tersebut. Akhirnya tepat
pada hari ulang tahun Mama yang ke-79 tahun, Dy dan teman-teman
dipanggil untuk menandatangani akta pendirian yayasan tersebut. Dy
Suharya merasa seluruh semesta mendukung dan dia pulang untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
menebus apa yang hilang. Dia pulang untuk mendapatkan kembali apa
yang dicari yang dipikir berada di luar rumah ternyata di rumahnya
sendirilah dia bermuara.
20. Bab Dua Puluh
Bab dua puluh menceritakan tentang perkembangan yayasan yang
didirikan oleh Dy Suharya dan teman-temannya. Dy Suharya bercerita
tentang banyaknya orang yang mengalami hal sama sepertinya. Hal
inilah yang membuat Dy Suharya bersemangat untuk membantu
orang-orang yang terkenal alzheimer. Dy Suharya juga menuliskan
cerita-cerita dari orang yang mempunyai keluarga yang terkena
alzheimer. Dalam bab ini juga diceritakan kembali tentang kondisi
mama yang semakin tidak memungkinkan, sehingga papa
mengumpulkan anak-anaknya untuk menerima barang-barang koleksi
mama agar tetap disimpan sebagai tanda kenangan.
Berdasarkan analisis sinopsis dari bab satu sampai bab dua puluh
dapat disimpulkan bahwa novel yang berjudul Ketika Ibu
Melupakanku ini menceritakan tentang seorang Dy Suharya yang tidak
menyadari tentang penyakit yang di derita oleh ibunya. Pada awalnya
Dy Suharya mengira bahwa ibunya telah berubah, sehingga dia tidak
betah untuk tinggal dirumah. Dy Suharya selalu menghidar dari
suasana rumah yang tidak nyaman baginya. Dia pergi ke luar negeri
dan bekerja jauh dari rumah untuk mencari ketenangan. Hingga pada
akhirnya kondisi ibunya memburuk dan Dy Suharya mencari tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tentang penyakit ibunya. Dy Suharya baru menyadari bahwa ibunya
menderita penyakit alzheimer dan membuatnya merasa telah banyak
membuang waktu bersama ibunya. Setelah Dy Suharya mengalami
pengalaman yang sangat berharga baginya, dia mencoba membantu
orang-orang yang mengalami hal sama dengan mendirikan sebuah
yayasan bagi orang-orang yang menderita alzheimer. Dy Suharya
berusaha untuk membantu orang-orang tersebut bersama teman-
temannya. Dia terus menginformasikan tentang penyakit alzheimer dan
terus mengembangkan yayasannya.
4.2.2 Setelah guru membuat sinopsis keseluruhan novel Dy Suharya dan
Dian Purnomo yang berjudul Ketika Ibu Melupakanku. Guru
menganalisis tema dan amanat yang terdapat dalam novel tersebut.
Karya sastra khusunya novel tidak akan lepas dari unsur intrinsik
yang membangunnya. Unsur intrinsik dalam sebuah novel meliputi tema,
amanat, tokoh dan penokohan, latar, alur, sudut pandang dan gaya.
Dalam penelitian ini peneliti secara khusus hanya meneliti unsur
tema dan amanat dalam novel Dy Suharya dan Dian Purnomo yang
berjudul Ketika Ibu Melupakanku,oleh sebab itu siswa harus terlebih
dahulu memahami apa itu tema dan amanat yang terdapat dalam sebuah
novel kemudian mengetahui langkah-langkah dalam menemukan tema
agar tema dalam novel dapat ditemukan.
4.2.2.1 Tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang
melatarbelakangi ciptaan karya sastra. Karena sastra merupakan refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kehidupan masyarakat , maka tema yang diungkapkan dalam karya sastra
bisa sangat beragam. Tema bisa berupa persoalan moral, etika, agama,
sosial budaya, teknologi, tradisi yang terkait erat dengan masalah
kehidupan. Namun, tema bisa berupa pandangan pengarang, ide, atau
keinginan pengarang dalam menyiasati persoalan yang muncul (Fananie,
2001:84). Sudjiman memaparkan ada tiga langkah yang dapat diambil
dalam menentukkan tema. Pertama, harus dilihat persoalan yang paling
menonjol. Kedua, secara kualitatif, persoalan yang benyak menimbulkan
konflik, konflik yang melahirkan peristiwa. Ketiga langkah tersebut
digunakan secara berurutan,apabila menggunakan langkah pertama belum
terjawab temanya, maka langkah berikutnya yang diambil adalah cara
kedua, demikian seterusnya sampai tema yang dicari dapat ditemukkan
dengan tepat (Sudjiman, 1991: 92).
1. Persoalan yang Paling Menonjol.
Berikut persoalan yang paling menonjol yang terdapat dalam
novel Dy Suharya dan Dian Purnomo yang berjudul Ketika Ibu
Melupakanku:
1) Bab Satu
Persoalan yang paling menonjol pada bab satu adalah tentang
ulang tahun orang tua Dy Suharya yang ke-50. Hal itu tampak pada
kutipan di bawah ini.
(1) Di Juni 2008, aku pernah berkunjung ke rumah
seorang teman yang meminta bantuan untuk
dibuatkan naskah video dokumenter sebagai kado
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
ulang tahun perkawinan ke-50 kedua orang tuanya
(Suharya, 2014: 1)
(2) Lima dekade pernikahan Om Yaya dan Tante Tien
adalah cerita yang membuatku melirik siapapun laki-
laki yang ada disampingku dan gatal ingin bertanya, “
Will you be like him, if I lost my memory?” (Suharya,
2014: 3).
Dari kutipan di atas, bab satu bertemakan kemanusiaan, karena
bab ini menceritakan bagaimana seseorang membantu teman untuk
membuatkan naskah video sebagai kado ulang tahun orang tuanya.
2) Bab dua
Peristiwa yang menonjol pada bab dua adalah tentang
pengeboman yang terjadi di Newyork tempat Dy Suharya tinggal,
dia juga memikirkan betapa orangtuanya kwatir atas peristiwa
tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan di bawah ini.
(3) Malam ini pekerjaan dan peristiwa paginya
membuatku tidak bisa tidur. Aku memikirkan apa pun
tentang diriku sendiri, hanya ada dua wajah yang
terus-menerus berlari di depanku. Mama dan Papa.
Mereka pasti sangat mengkhawatirkanku. Aku sendiri
berusaha menelpon mereka beberapa kal, tetapi
karena jaringan telepon di Manhattan dan New York
sibuk aku yakin semua orang melakukan hal yang
sama senganku, menghubungi atau dihubungi oleh
orang yang mereka sayangi di kota atau negara lain
maka yang berkali-kali kudengar hanya nada tulalit.
(Suharya, 2014:10).
(4) Pagi kemarin, semua wajar saja. Tidak ada firasat atau
tanda-tanda akan terjadi teror yang mencekam ini.
Tadi pagi, kedua gedung itu mengingatkanku pada
film-film perang dunia kedua yang berwarna hitam
putih dan abu-abu saja. Sekarang seluruh kota sedang
berduka. Bukan hanya berduka, karena entah berapa
ribu rumah yang menangis kehilangan anggota
keluarga mereka, tapi kota ini juga kehilangan
nyawanya. Kota Manhattan yang biasanya hiruk
pikuk full sirene, tiba-tiba seperti kota mati yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
penuh dengan lilin (condlelight vigil) yang dinyalakan
untuk menunjukkan duka cita pada keluarga yang
menjadi korban 911. (Suharya,2014: 11).
Bab dua bertemakan kemanuasian, dibuktikan dari kutipan di
atas yang menceritakan tentang Dy Suharya yang selalu
memikirkan orang tuanya ketika dia berada jauh dari kedua orang
tuanya.
3) Bab tiga
Peristiwa yang menonjol pada bab tiga adalah Dy Suharya yang
tidak merindukkan rumah. Dy Suharya juga disebut anak durhaka
oleh teman-temnnya karena dia lebih betah tinggal di Newyork
dibandingkan tinggal di rumahnya Jakarta. Hal ini dapat dibuktikan
dari kutipan di bawah ini.
(5) Tetapi anehnya, aku tidak semerindukan rumah itu
dibandingkan flat yang sekarang ku tempati di New
York. Aku merasa tempat inilah rumahku. Aku lebih
nyaman berada disini. (Suharya, 2014: 13)
(6) Ide tentang anak durhaka sering dilontarkan teman-
temanku kalau aku bilang bahwa aku segera pulang ke
New York karena aku merindukan kota itu lebih dari
merindukan Jakarta. Aku mungkin memang anak
durhaka. Bukan saja karena aku merAsa tidak ingin
pulang ke rumah dan menetap di sana menemani
orang tuaku menua, tapi juga karena aku merasa
bahwa Indonesia, khususnya Jakarta bukan tempat
untuk ditinggali. (Suharya, 2014: 15).
Bab tiga bertemakan kemanusiaan, dibuktikan dari kutipan di
atas permasalahan Dy Suharya yang tidak betah tinggal dirumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4) Bab empat
Peristiwa yang menonjol pada bab empat adalah Dy Suharya
yang kini tidak betah tinggal di Newyork karena terjadi teror. Hal
ini dibuktikkan dari kutipan berikut.
(7) Kalau dulu aku merasa New York adalah rumahku,
sekarang aku tidak lagi merasa rumah di sini. New
York mendadak menjadi kota di dalam snow globe,
indah untuk dilihat dari luar, tetapi dingin dan rapuh.
The snow is everywhere. It’s so cold in here. Orang
yang dulu ramah, jadi mendadak memandang orang
Islam penuh prasangka. Walaupun tidak memakai
atribut agama Islam, tetapi hampir semua orang yang
kukenal tahu bahwa aku Islam (Suharya, 2014: 17).
Bab empat bertemakan kemanusiaan, dimana dalam bab ini Dy
Suharya masih menceritakan tentang masalahnya dengan ibunya,
sehingga membuat Dy Suharya tidak betah tinggal dirumah.
5) Bab lima
Peristiwa yang menonjol pada bab lima adalah
ketidakinginannya untuk pulang ke rumah tetapi terpaksa harus
kembali ke rumahnya. Hal ini dibuktikkan dengan kutipan berikut.
(8) Dan aku tidak menemukan satu pun defisi pulang
yang tepat untuk menggambarkan kepulanganku ke
Jakarta. Maka butuh waktu juga untukku akhirnya
memutuskan pulang (Suharya, 2014: 21).
(9) Teror yang kualami berkenaan dengan kata pulang.
Pulang ke Jakarta artinya aku harus meninggalkan
apartemenku yang hangat ini (Suharya, 2014: 22).
(10) Tahun pertama di Jakarta di awal usia 30-anku berlalu
dengan lambat. Aku mersa lebih senang berada di
kantor atau di luar rumah (Suharya, 2014: 24).
(11) Satu tahun yang lama dan membosankan membuatku
segera mencari-cari pekerjaan lain yang bisa
membawaku keluar dari Jakarta. Aku melihat bahwa
konsep dan perasaan ‘pulang’ yang kucari tidak ku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
temukan di Jakarta. Aku tidak merasa rumahku
seperti the home, as where the heart is. Aku pulang
dan menemukan mama mengomel tentang ini itu,
berteriak di dalam telepon memaki seseorang entah
siapa, lalu menghabiskan beberapa jam lain untuk
menelpon orang yang bisa menjadi suporternya
(Suharya, 2014: 25).
(12) Tidak ada lagi masalah kecil di rumah ini. Semua
masalah adalah masalah besar. Mama mencari
pembenaran untuk bisa melampiakan emosinya. Dia
berubah menjadi orang yang paling menyebalkan di
dunia dan menganggap semua orang yang berargumen
dan tidak bersepakat dengannya adsalah musuh.
Sementara Papa, dia tetap seefisien seperti yang
pernah kulihat selama ini (Suharya, 2014: 28).
Bab lima mengandung tema kemanusiaan, berdasarkan kutipan
di atas. Kutipan di atas menunjukkan adanya permasalahan yang
dialami oleh Dy Suharya dengan mama.
6) Bab Enam
Peristiwa yang menonjol pada bab enam adalah Dy Suharya
yang tidak betah tinggal di rumahnnya karena dia merasa tidak ada
kedamaian di rumahnya. Hal ini dibuktikkan dari kutipan berikut.
(13) Aku yakin aku bukan satu-satunya orang di rumah
yang merasa bahwa rumah kami tidak menawarkan
tenteram, tenang, dan damai sejahtera di dalamnya.
Tidak ada keintiman, canda tawa maupun diskusi.
Kakak-kakakku juga pasti merasakan hal yang
sama.kalau mekanisme pertahanan diriku adalah
pergi, kurasa mekanisme pertahanan diri meraka
adalah menikah secepat mungkin setelah lulus kuliah
(Suharya, 2014: 30).
Berdasarkan kutipan di atas bab enam bertemakan
kemanusiaan, dibuktikan dari gejolak yang dialami Dy Suharya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
yang merasa bahwa rumahnya yang tidak menawarkan tenteram
dan kedamaian.
7) Bab tujuh
Peristiwa yang menonjol pada bab tujuh adalah Dy Suharya
yang mengganggap pernikahan kakaknya adalah cara untuk
melarikan diri dari rumah, karena mama yang bersifat berlebihan.
Hal ini dapat dibuktikkan dengan kutipan berikut.
(14) Sekarang, setelah aku melihat sendiri dengan
kacamata yang lebih lebar, aku pikir pernikahan
kakak-kakakku ketika itu adalah upaya mereka untuk
mempertahankan diri, melarikan diri dari rumah yang
tidak memberikan ketentraman buat mereka dan
membina rumah tangga masing-masing dengan damai
sejahtera tanpa intervensi apapun (Suharya, 2014: 34).
(15) Sejak insiden Rudi,aku memilih bertemu dengan
orang-orang yang berpotensi menjadi kekasihku di
luar rumah. Ini jauh lebih aman. Menghindarkan
awkward moment di mana Mama mencoba
menyakinkan dirinya bahwa anaknya berada di tangan
yang aman, bahwa semua kekhawatirannya akan
hidup yang tidak mapan tidak perlu dialami oleh sang
anak. Tapi please, harusnya bukan begitu caranya.
Alih-alih mendapatkan calon menantu dambaan,
malah akan mengusir calon mantu yang sudah di
depan mata (Suharya, 2014: 40).
Bab tujuh bertemakan kemanusiaan, berdasarkan bukti dari
kutipan di atas yang menceritakan tentang kakak Dy Suharya yang
memilih menikah untuk menghidari orang tuanya. Selain itu juga
ditunjukkan melalui jalan cerita Dy Suharya yang susah mencari
pasangan, karena ada tekanan batin dari mama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
8) Bab delapan
Peristiwa yang menonjol pada bab delapan adalah Dy Suharya
yang menyesal karena ketidaktahuan atas penyakit yang diderita
oleh ibunya. Hal ini dapat dibuktikkan dari kutipan berikut.
(16) SEANDAINYA aku tahu kalau depresi dan marah-
marah yang terjadi pada mama bisa menjadi faktor
risiko atan entry point/pintu masuk demensia, maka
dari dulu-dulu aku akan berusaha mengajak Mama
untuk melakukan sesuatu yang mengalihkan
perhatiannya dari kemarahan dan depresinya
(Suharya, 2014: 41).
Berdasarkan kutipan di atas bab delapan mengandung tema
kemanusiaan. Di tunjukkan dengan ketidakadilan dalam harkat dan
martabat, ketika Dy Suharya menyesali kebenciaanya terhadap
mama.
9) Bab sembilan
Peristiwa yang menonjol pada bab sembilan adalah Dy Suharya
yang membandingkan sifat mama dan papa yang jauh berbeda dari
dia. Peristiwa yang menonjol lagi adalah Dy Suharya yang
menganggap tidak adanya pertalian suami istri antara mama dan
papanya. Hal ini dapat dibuktikkan dari kutipan di bawa ini.
(17) KARENA lebih banyak melihat Papa bekerja, aku
jadi belajar bagaimana menjadi orang yang efisien.
Walaupun banyak bicara, tapi aku berusaha benar
memilih dengan siapa berbicara dan membicarakan
apa. Aku bisa berbicara berjam-jam tanpa berhenti,
jika menurutku itu perlu. Tetapi menghabiskan lima
menit untuk berbasa-basi bisa membuat isi kepalaku
berloncat keluar, pada dasarnya menghabiskan waktu
berapa lama melakukan apa pun adalah valid asalkan
tujuannya jelas di awal. Namun begitu tujuannya tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
jelas, hal itu bisa memicu untuk masuk ke area yang
kurang nyaman untukku (Suharya, 2015: 43).
(18) Dan di rumah ini, baik mataku, apalagi hatiku, tidak
melihat ada pertalian antara suami istri yang
kupanggil Mama dan Papa. Mereka berdua menjalani
perkawinan secara fisik selama lebih dari 40 tahun,
tetapi sebenarnya mereka masih hidup di planet yang
berbeda, yang jaraknya ribuan tahun cahaya satu sama
lain. Seseorang mentorku di New York pernah
mengatakan bahwa a great marriage atau relationship
adalah di mana kedua pasangan saling membantu dan
mendukung satu sama lain dalam mengaktivitaskan
potensi Ilahinya yang tertinggi (Suharya, 2014: 51).
Dari kutipan di atas bab sembilan bertemakan kemanusiaan, di
tunjukkan dengan adanya cerita tentang papa yang bekerja secara
efisien, dan cerita tenta perkawinan mama dan papa yang hanya
perkawinan secacar fisik. Papa dan mama tidak saling menjukkan
perhatian mereka.
10) Bab sepuluh
Peristiwa yang menonjol pada bab sepuluh adalah Dy Suharya
yang menyesal karena ketidaktahuan Dy tentang penyakit ibunya,
justru dia malah membesar-besarkan masalah yang dialami oleh
mama. Hal ini dapt dibuktikkan dari kutipan berikut.
(19) Sayangnya aku justru menjadi orang yang meng-
entertain kemarahan Mama. Setiap kali Mama marah
dan berteriak, maka dengan senang hati biasannya aku
jadi ikut berteriak juga. Ini seolah-olah menjadi
pembenaran bahwa kalu orang marah harus
diekspresikan sedemikian rupa, dengan berteriak atau
gedubrakan (Suharya, 2014: 53).
(20) Seandainya aku tahu bahwa Mama tidak benar-benar
menjadi dirinya saat itu. Seandainya aku tahu bahwa
kemarahan Mama yang meluap-luap, kesulitanya
mengontrol emosi, semata-mata hanyalah gejala
demensia yang sudah mulai muncul, mestinya aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
tidak akan memperlakukan Mama seperti itu
(Suharya, 2014: 53).
Dari kutipan di atas bab sepuluh bertemakan kemanusiaan, di
tunjukkan dengan cerita ketika Dy Suharya adalah orang yang
paling memperhatikkan kemarahan mama. Ditunjukkan juga saat
Dy Suharya berandai-andai bahwa dia tahu bagaimana keadaan
mama sebenarnya.
11) Bab sebelas
Hal yang menonjol pada bab ini adalah perang dingin yang
terjadi antara mama dan papa. Dy Suharya menginginkan
keluarganya seperti film yang ditontonnya. Hal ini dapat
dibuktikkan dengan kutipan berikut.
(21) Aku memang harus memilih jalanku sendiri, aku
sudah mencoba untuk kembali dan mengela negeri ini.
Aku sudah pernah tinggal dan bekerja di Aceh,
Yogyakarta, dan Semarang. Tidak semua provinsi
memang, tapi semoga andilku terasa di kota-kota yang
pernah ku tinggali. Aku juga tinggal cukup lama di
Jakarta untuk mencoba menyelamatkan yang
terkoyak, untuk mencoba dekat dan mengenal
keluargaku sendiri. Tetapi semakin mencoba
mengenal dekan dan memperbaiki kesalahan, aku
justru semakin merasa melesak ke dalam pasir isap
dan semakin sulit menemukan jalan keluar (Suharya,
2014: 55).
(22) Aku berharap di satu tiik hidupku, manusia yang sejak
aku bisa berkata kupanggil Mama, seperti perempuan-
perempuan di dalam film itu. Tapi ini, jangankan
menjadi matahari pagi yang menghangatkan, masuk
kamar dan membangunkanku di pagi hari pun dia
ragu-ragu (Suharya, 2014: 56).
(23) Mungkin aku adalah korban perang dingin. Memang
tidak ada bentakan atau teriakan saling memaki,tidak
ada piring atau peralatan dapur yang melayang di
rumah kami, tidak ada pukulan atau tangisan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
teriakan di rumah, tetapi duduk di meja makan
menyaksikan kedua orang tuaku dengan
ketidakstabilan emosi serta saling memunggungi sama
sekali bukan sesuatu yang lebih baik dari bentakan,
makian dan tamparan (Suharya, 2014: 62).
(24) Jika perkawinan membunuh perasaan hangat dan
indah yang kurasakan pada orang yang kucintai, maka
aku memilih untuk tidak menikahinya. Jika
perkawinan adalah kumpulan kewajiban dan
keharusan hingga membohongi hati nurani, maka aku
memilih melakukan sesuatu yang benar-benar ku
inginkan dan kupilih (Suharya, 2014: 62).
Bab sebelas masih bertemakan tentang kemanusiaan. Di
tunjukkan dari kutipan di atas seorang Dy Suharya yang bercerita
tentang dia tidak pernah betah tinggal di rumah, dan dia adalah
korban dari perang dingin antara mama dan papanya.
12) Bab dua belas
Pada Bab dua belas peristiwa yang menonjol adalah kontrasnya
kehidupan Dy Suharya dengan mama dan papanya. Hal ini dapat
dibuktikkan dengan kutipan berikut.
(25) Kadang hidup memperlakukan kita dengan aneh. Kita
mendapatkan apa yang kita cari di tempat yang paling
tidak kita harapkan. Untunglah aku tidak menuruni
kebiasaan Mama yang suka pesimis dan paling hobi
mengatakan ‘tidak bisa’ dan ‘tidak mungkin’
(Suharya, 2014: 64).
(26) Aku tidak tahu kapan Mama mulai menjadi antisosial.
Dia dulunya adalah seorang sosialita Cimahi yang
memiliki pergaulan luas dan penggemar di
kampungnya. Mungkin ini Cuma dugaanku Mama
mengalami metamorfosis karena kesibukannya
sebagai istri dan ibu (Suharya, 2014: 65).
(27) Aku juga kontrasnya Papa dalam hal pekerjaan. Papa
sering mengkomplain karena merasa aku terlalu
sering berpindah-pindah pekerjaan. Seumur hidupnya
Papa hanya bekerja di dua perusahaan. Itupun
keduanya adalah bank. Aku tidak. Aku bekerja di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
banyak organisasi, dari media ke perpustakaan
multinational, international agencies, lalu
volunteering, lalu menjadi intern di badan PBB,
asisten dosen, researcher dan menjadi sopir bus
(Suharya, 2014: 67).
Bab dua belas bertemakan kemanusiaan. Berdasarkan kutipan
di atas, Dy Suharya menceritakkan bagaimana perbedaan sifat dan
tingkah laku yang jauh berbeda dengan mama ataupun papanya.
13) Bab tiga belas
Peristiwa yang menonjol pada bab tiga belas adalah penyesalan
Dy Suharya karena tidak bisa menemani operasi ibunya. Peristiwa
yang menonjolpada bab ini juga menceritakan tentang penyakit
alzheimer yang belum diketahui obatnnya. Hal ini dapat
dibuktikkan dengan kutipan berikut.
(28) Aku tidak bisa menemani Mama operasi waktu itu,
karena berbenturan dengan ujian. Tetapi aku
memastikan kakak-kakakku mengawal prosesnya.
Papa tidak bisa sendirian saja menemani Mama. Aku
hanya menangis dan berdoa di sudut kamar, di ujung
dunia yang lain, sepanjang jalannya operasi Mama
(Suharya, 2014: 71).
(29) Masa-masa mengetahui kondisi kesehatan Mama
yang memburuk adalah masa yang erat dan bebannya
tersa sampai di Perth. Aku menangi setiap malam
berdoa untuk kebaikan dan kesehatan Mama
(Suharya,2014: 73).
(30) Sampai detik ini Alzheimer belum ditemukan
obatnya. Kalau memang Mama terkena demensia atau
Alzheimer, maka tahap ke tahap yang kan dilaluinya
akan cepat. Delapan sampai sembilan tahun adalah
normalnya usia Alzheimer di tubuh seseorang
manusia, sampai merenggut nyawanya. Alzheimer
sendiri tidak akan membunuh sesorang, tetapi
penyakit tumpangannya yang akan merenggut nyawa
orang dengan Alzheimer. Dan menurut literatur
penyakit yang paling banyak merenggut mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
adalah malnutrisi,infeksi saluran kemih, dan
pnuumonia (Suharya, 2014: 76).
Bab tiga belas bertemakan kemanusiaan. Dibuktikkan dari
kutipan di atas yang menceritakkan tentang keadaanya mama yang
sedang operasi dan Dy tidak bisa menemani mama ketika operasi.
Selain itu Dy Suharya juga menceritakkan penyakit alzheimer yang
diderita oleh mama.
14) Bab empat belas
Peristiwa yang menonjol pada bab ini adalah Dy Suharya yang
bersyukur karena orangtuannya saling mengasihi satu sama lain.
Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan berikut.
(31) Aku tidak membayangkan ini akan terjadi. Selama
puluhan tahun hidupku, tidak sekalipun melihat
Mama dan Papa tidur di kamar yang sama. Sekarang,
di usia senja mereka, Tuhan menyatukan mereka
karena sesuatu yang sebenarnya tidak bisa ku syukuri.
Mereka bersatu karena Mama sakit. Mereka dipaksa
oleh keadaan untuk saling mendekat satu sama lain
(Suharya, 2014: 80).
(32) Tahun 2009 aku tidak ada di antara keluargaku untuk
merayakan ulang tahun perkawinan orangtuaku yang
ke-51. Di antara kediaman, kemarahan yang
dipendam, keinginan yang tidak tersampaikan, kasih
sayang yang tidak diungkapkan, mereka bertahan
melawan waktu. Aku pernah menyuruh mereka
bercerai kalau tidak bisa menyelesaikan masalah
mereka, tetapi mereka tidak pernah melakukannya
(Suharya, 2014: 83).
Bab empat belas bertemakan kemanusiaan. Dalam kutipan di
atas di ceritakkan tentang mama dan papa yang selalu bersama,
tidak seperti biasa yang mereka lakukan. Dalam bab ini
diceritakkan juga bahwa kedua orang tua mereka selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
mempertahankan hubungan untuk tidak bercerai, meskipun banyak
masalah yang dihadapi.
15) Bab lima belas
Peristiwa yang menonjol pada bab lima belas adalah
kebimbangan Dy Suharya dengan beasiswa yang diterimanya,
hingga akhirnya Dy Suharya memutuskan untuk pulang ke Jakarta
agar bisa mengurus mama. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan
berikut.
(33) NORMALNYA, orang yang mendapat beasiswa akan
merasa bahagia dan bangga, dan ingin
membagikannya dengan orang-orang yang dia
sayangi. Tetapi perasaanku ketika itu jauh dari kedua
kata tersebut. Mungkin perasaanku bangga masih
terselip diantara kepahitan yang kurasakan di antara
kondisi kesehatan Mama yang belum juga membaik
(Suharya, 2014: 85).
(34) Saat itu, menyalahkan keadaan adalah yang paling
mengurangi rasa bersalahku. Iya, keadaan.
Konsentrasiku buyar karena setiap saat aku sering
mengkhawatirkan kondisi Mama serta support system
yang ada di rumah Jakarta. Aku seperti dipaksa
menjadi doktor dan harus mengetahui banyak hal di
luar kapasitasku (Suharya, 2014: 86).
(35) Maka kembali aku berkemas. Setelah menyelesaikan
urusan pengunduran diri di kampus, aku
memantapkan kaki dan berkata,”Aku pulang”
(Suharya, 2014: 89).
Bab lima belas mengandung tema kemanusiaan. Dalam
kutipan di atas di tunjukkan dengan cerita keresahan Dy Suharya
yang resah karena beasiswanya, tetapi dia memikirkkan mama
yang sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
16) Bab enam belas
Peristiwa yang menonjol pada bab enam belasadalah
kepulangan Dy Suarya ke Jakarta dan merawat ibunya yang
menderita alzheimer. Dy Suharya merawat mama bersama
keluarga.hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan berikut.
(36) Aku pulang kembali ke Jalan Kayu Putih Tengah di
salah satu sudut Jakarta Timur pada usia tersebut.
Alzheimer yang diderita Mama yang membawaku
pulang (Suharya, 2014: 89).
(37) Bersama Papa, kami bekerja sama untuk membantu
Mama hidup dengan kualitas yang lebih baik. Mama
yang sudah nyaris tidak bisa melakukan apa-apa lagi
tanpa dibantu oleh orang lain, membutuhkan
perhatian ekstra. Asisten rumah tangga paling betah di
rumah adalah asisten kami kali ini (Suharya, 2014:
91)
(38) Satu tahun aku merasa bahwa keluargaku berfungsi
sebagaimana mestinya. Perasaan ingin pulang yang
selama ini kucari, kutemukan di usia ke-40 (Suharya,
2014: 95).
(39) Berat Mama sekarang hanya tinggal 45 kg, sangat
kurus. Bisa dikatakan tubuh Mama tinggal tulang
berbungkus kulit. Mama yang sekrang adalah Mama
yang berbeda. Dia adalah Mama yang tenang, aku
tidak pernah lagi mendengarnya marah-marah atau
mengomel tentang segala sesuatu. Mama yang ada
sekarang adalah Mama yang menjadi seperti kanak-
kanak (Suharya, 2014: 98).
Bab enam belas mengandung tema kemanusiaan. Hal ini di
tunjukkan dengan kutipan di atas, yang menceritakkan kepulangan
Dy Suharya di rumah Jakarta, demi mendampingi mama agar hidup
berkualitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
17) Bab tujuh belas
Peristiwa yang menonjol pada bab tujuh belas adalah Dy
Suharya yang kembali dekat dengan keluarganya. Peristiwa yang
menonjol lainnya adalah mama Dy Suharya kembali menjadi
bersifat kanak-kanak karena penyakit yang dideritanya. Hal ini
dapat dibuktikan dari kutipan berikut.
(40) Mama kembali menjadi anak-anak. Ingat kan, ketika
masih kecil dulu, orangtua atau guru kita melakukan
hal itu? Membuat kita tenang duduk di bangku
sekolah dengan lagu, “Tangan di atas, tangan di
depan, tangan bersilang, duduk dengan tenang.”
(Suharya, 2014: 102).
(41) Ada yang mengatakan bahwa menjadi seorang anak,
tidaklah pernah menjadi sebuah pilihan. Kita tidak
pernah tahu akan dilahirkan di dalam keluarga seperti
apa. Ayah dan ibu adalah paket yang tidak
tergantikan, sejak kita diputuskan berada dalam rahim
seorang perempuan. Demikian juga ketika kita
tumbuh. Sering kali kita dipaksa untuk memilih sisi.
Anak Papa atau anak Mama. Tidak dalam arti
sesungguhnya tentu saja, tetapi biasannya kita
mengadopsi salah satu sisi dengan lebih dominan.
Lebih dekat dengan Mama atau Papa (Suharya, 2014:
108).
(42) Seandainya apa yang kukatakan pada Papa wktu itu
didengarnya, lalu mereka bercerai, mungkin aku akan
menjadi anak yang paling menyesal ketika itu. Tapi
sungguh, maksudku adalah tidak ingin membuat
kedua orangtuaku bercerai. Aku hanya ingin memaksa
Papa untuk menyelesaikan masalah mereka berdua
(Suharya, 2014: 109).
Dari kutipan di atas bab tujuh belas bertemakan kemanusiaan.
Bab ini menceritakkan tentang keadaan mama yang menjadi seperti
anak-anak kembali. Bab ini juga menceritakkan bagaimana papa
mempertahankan hubungan suami istri dengan mama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
18) Bab delapan belas
Peristiwa yang menonjol pada bab delapan belas adalah
penyesalan Dy Suahrya yang tidak banyak memoerjari tentang
gejala alzheimer. Dari penyesalan dan pengalaman yang dia alami
Dy Suharya bersama dengan teman-temanya mengagas berdirinya
Yayasan Alzheimer Indonesia atau lebih dikenal dengan ALZI. Hal
ini dapat dibuktikan dengan kutipan berikut.
(43) ADA banyak hal yang kusesalkan tidak pernah
kupelajari dan kuasai dari sejak awal. Gejala yang
ditujukkan oleh Mama, Mild Cognitive Impairment
(MCI) sekitar 10 sampai 15 tahun sebelum akhirnya
di 2009 beliau divonis demensia vaskuler ileh doktor
ahli, terlambat kami sadari. Kami orang-orang di
sekeliling Mama buta sama sekali tentang apa yang
dialami Mama. Kami semua tidak memperhatikan dan
menggangapnya gejala yang ditunjukkan oleh Mama
adalah hal yang berhubungan dengan karakternya
yang sulit dipahami maupun dituruti, hingga
terkadang membuats emua menjauhinya (Suharya,
2014: 111).
(44) Berangkat dari pemikiran dan pengalaman yang
dialami di keluarga, yang sama sekali tidak sadar akan
adanya gejala penurunan fungsi otak Mama, bersama-
sama dengan sekelompok orang dari berbagai profesi
yanng peduli tentang isu Alzheimer, aku berinisiatif
dan mengagas berdirinya Yayasan Alzheimer
Indonesia atau biasa dikenal dengan ALZI di 2013
(Suharya, 2014: 112).
(45) Jadi aku di sini dengan keterbatasan yang kumiliki,
bersama teman-teman dari berbagai latar belakang
profesional dokter saraf, geriatrik, psikiatri, gigi, gizi,
umum, kulit, hingga ahli hukum/pengacara, psikolog,
dan berbagai profesi lainnya, yang sepakat dan
berkomitmen mau berjuang untuk memperbaiki
kondisi serta kualitas kehidupan orang dengan
Alzheimer dan keluarga serta pendamping mereka
atau biasa di kenal caregivers. Yang kami kerjakan
sama sekali bukan perkara mudah. Di negara dengan
sejuta masalah yang belum terselesaikan ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Alzheimer seperti belum manjadi prioritas (Suharya,
2014: 115).
(46) Alangkah kejamnya Alzheimer, menghapus begitu
saja semua yang berarti dalam hidup manusia. Maka
janjiku adalah, membantu siapapun yang
membutuhkan melalui penyebaran informasi dan
lainnya, agar tidak mengalami apa yang terjadi pada
Mama dan keluarga kami (Suharya, 2014: 118).
Bab delapan belas mengandung tema kemanusiaan. Dalam bab
ini diceritakaan tentang Dy Suharya yang mengagas berdirinya
yayasan untuk orang yang terkena penyakit alzheimer. Dy Suharya
dibantu dengan teman-teman, akhirnya mewujudkan mimpi untuk
membantu orang-orang yang membutuhkan dengan mendirikan
Yayasan Alzheimer Indonesia (ALZI).
19) Bab sembilan belas
Peristiwa yang menonjol pada bab sembilan belas adalah
pengesahan yayasan ALZI serta dukungan dari berbagai pihak atas
pendirian yayasan tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan
berikut.
(47) TANGGAL 3 Agustur 2013, Notaris Sarida Sada S.H.
meminta kami, para Pendiri, Pembina, Pengawas, dan
Pengurus Alzheimer Indonesia yang terdiri dari para
dokter ahli, pengacara, caregivers/ pandamping/
perawat, Orang Dengan Demensia (ODD), praktisi
sosial dan pemerhati lansia menandatangani surat
pendirian yayasan. Ajaib. Tidak ada yang merancang
penandatanganan untuk jatuh tepat di hari itu. Hari
ulang tahun Mamaku tercinta, dan juga hari ulang
tahun sahabat SMP-ku, Sakurayuki, dan juga
merupakan seorang Pembina di Yayasan ini. Yuki
tergerak untuk bergabung dan mendukung ALZI
karena salah satu keluarga yang sangat dicintai diduga
memiliki gejala Alzheimer (Suharya, 2014: 121).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
(48) Sekarang, ketika semua support system-nya sudah
siap, satu persatu seperti terungkap sekaligus
menemukan solusinya sendiri. Mama dan Papa
menjadi pasangan suami istri yang sesungguhnya.
Aku menjadi anak yang merasa kedekatan
orangtuannya, seperti yang selama ini kuharapkan.
Aku bertemu dengan teman-teman yang mendukung
apa yang kulakukan. Setiap jajaring yang kubangun
memberi dukungan yang luar biasa positif. Semesta
berada di pihakku saat ini (Suharya, 2014: 123).
Bab sembilan belas menceritakkan tentang diresmikannya
yayasan alzheimer yang digagas oleh Dy Suharya. Bab ini juga
menceritakkan bagaimana banyak orang yang mendukung Dy
Suharya. Dari kutipan di atas maka bab ini bertemakan
kemanusiaan.
20) Bab dua puluh
Peristiwa yang menonjol pada bab dua puluh adalah keyakinan
Dy Suharya untuk mendirikan yayasan karena banyak orang yang
membutukan bantuannya. Selain itu peristiwa yang menonjo adalah
Dy Suharya yang merasa kehilangan ibunya sebelum benar-benar
ibunya meninggalkannya, karena penyakit alzheimer yang di derita
ibunya. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan berikut.
(49) SALAH satu hal yang membuatku keukeuh merekeuh
untuk mengagas berdirinya Yayasan Alzheimer
Indonesia adalah karena keyakinanku yang sangat
kuat bahwa ada banyak orang di luar sana yang butuh
dibantu dan pasti ada cara untuk memperbaiki
kehidupan orang-orang dengan demensia dan
keluarganya. Tetapi tentu saja mimpi besarku ini tidak
mungkin kukerjakan sendiri. Maka satu-satunya jalan
adalah menyatukan banyak kepala, banyak orang,
banyak pihak, untuk bisa membantu memperbaiki
kehidupan mereka (Suharya, 2014: 123).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
(50) Aku kehilangan Mama sebelum dia benar-benar pergi
menghilang dariku. Mama ada tapi tidak benar-benar
ada. Terbayang tidak, kita kehilangan seseorang yang
masih ada secara fisik di depan kita. Rasa dukanya
sedang menyusup ke tulangku sebelum kepergiannya
yang sesungguhnya suatu saat nanti. Aku tesenyum di
depan Mama setiap saat mata kami bersitatap, tapi
jauh di dalam hatiku, ada air mata yang belum saatnya
tertumpah, tetapi sudah mengenang di hatiku
(Suharya, 2014: 151).
Bab dua puluh bertemakan kemanusiaan. Hal ini dibuktikan
dari kutipan di atas, yang menceritakkan tentang kepeduliaan Dy
Suharya dengan orang-orang yang membutuhkan bantuan karena
terkena alzheimer. Dalam bab ini Dy Suharya juga menceritakkan
tentang perasaannya kehilangan sosok ibu, sebelum ibunya benar-
benar meninggalkannya.
Dari bagian atau cerita yang menonjol terdapat 50 kutipan dari
dua puluh bab dalam novel Ketika Ibu Melupakanku.
Setelah menganalisis tema dengan langkah pertama
berdasarkan persoalan yang menonjol dalam novel, maka dapat
disimpulkan bahwa tema novel tersebut menceritakan tentang
seorang Dy Suharya yang mempunyai ibu dengan penyakit
demensia atau alzheimernya. Ibu dari Dy Suharya mengalami
perubahan secara emosional yang membuat keluarganya merasa
ibunya telah berubah. Akan tetapi setelah DY Suharya menyadari
tentang penyakit ibunya dia merasa menyesal telah mebuang
banyak waktu bersama ibunya. Berdasarkan pengalaman yang
dialami oleh DY Suharya, beliau mengagas berdirinya Yayasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Alzheimer Indonesia (ALZI) untuk membantu orang-orang yang
terkena penyakit tersebut.
2. Persoalan yang banyak menimbulkan konflik
Di dalam dua puluh bab novel Ketika Ibu Melupakanku terdapat
beberapa persoalan yang menimbulkan konflik. Berikut analisis perbab
persoalan yang banyak menimbulkan konfik.
1) Bab satu
Pada bab satu persoalan yang banyak menimbulkan konflik
adalah saat teman Dy Suharya mewawancarai orangtua Dy dia
mendapat jawaban yang berbeda-beda. Teman Dy Suharya diminta
untuk membuat video sebagai hadiah ulang tahun perkawinan yang
ke-50.
2) Bab dua
Peristiwa yang menimbulkan konflik pada bab dua adalah
ketegangan Dy Suharya ketika ada kejadian tragis yaitu pengeboman
di New York tempat dia tinggal. Dy Suharya gelisah karena berfikir
atas kekwatiran orangtuanya atas peristiwa tersebut.
3) Bab tiga
Pada bab tiga persoalan yang menimbulkan konflik adalah ketika
Dy Suharya disebut anak durhaka oleh teman-temannya karena lebih
betah tinggal di New York daripada tinggal di Jakarta tanah
kelahiran dan tempat orangtuanya berada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
4) Bab empat
Perisiwa yang menimbulkan konflik pada bab empat adalah Dy
Suharya yang kehilangan makna rumah dan memilih tempat lain
sebagai tempat tinggalnya.
5) Bab lima
Peristiwa yang menimbulkan konflik pada bab lima adalah
kepulangan Dy di Jakarta, akan tetapi dia tidak betah tinggal di
rumah dan memilih untuk menyibukkan diri bekarja, hal ini dapat
terjadi kerena ibunya yang berubah menjadi sering marah-marah.
6) Bab enam
Peristiwa yang menimbulkan konflik pada bab enam adalah Dy
Suharya yang senang karena mendapatkan pekerjaan yang jauh dari
rumahnya.
7) Bab tujuh
Peristiwa yang menimbulkan konflik pada bab tujuh adalah
seluruh keluarganya yang tidak betah dengan sifat-sifat mama yang
sering marah. Dy Suharya mengira bahwa pernikahan kakaknya
hanyalah cara untuk menghidar dari suasana rumah yang tidak
nyaman untuk ditinggali.
8) Bab delapan
Peristiwa yang menimbulkan konflik pada bab delapan adalah
Dy Suharya yang mencari faktor mengapa ibunya berubah drastis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Dy Suharya ingin mencarikan kegiatan untuk ibunya agar tidak
terus-terusan marah.
9) Bab sembilan
Peristiwa yang menimbulkan konflik pada bab sembilan adalah
kemarahan mama yang semakin menjadi. Hal sepele apapun bisa
menjad besar ketika ibu Dy Suharya merasa itu tidak membuatnya
nyaman.
10) Bab sepuluh
Pada bab sepuluh peristiwa yang menimbulkan konflik adalah
penyesalan Dy Suharya karena ketidaktahuannya tentang penyakit
yang diderita oleh ibunya, yaitu alzheimer atau demensia.
11) Bab sebelas
Pada bab sebelas peristiwa yang menimbulkan konflik adalah
kepergian Dy Suharya dari Indonesia karena tidak betah tinggal di
rumah bersama ayah dan ibunya yang selalu bertengkar.
12) Bab dua belas
Peristiwa yang menimbulkan konflik pada bab dua belas adalah
kekontrasan sifat ayah dan ibunya. Dy suharya menceritakan
bagaimana mama tidak suka bersosialisasi yang menerima tamu di
rumah.
13) Bab tiga belas
Peristiwa yang menimbulkan konflik pada bab tiga belas adalah
ketika pasca operasi mama menjadi sulit makan dan dinyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
malnutrisi oleh doktor. Dari peristiwa tersebut Dy Suharya baru
menyadari bahwa ibunya menderita demensia atau alzheimer.
14) Bab empat belas
Peristiwa yang menimbulkan konflik pada bab empat belas
adalah mama yang kehilangan ingatan jangka pendeknya, bahkan
mama sering lupa nama anak-anaknya.
15) Bab lima belas
Peristiwa yang menimbulkan konflik pada bab lima belas adalah
pengunduran diri Dy Suharya atas beasiswa yang diterimanya karena
dia ingin merawat mama.
16) Bab enam belas
Peristiwa yang menimbulkan konflik pada bab enam belas adalah
kepulangan Dy Suharya di Jakarta dan merawat mama. Dy Suharya
merasa bahwa keluarganya kembali utuh, dia menemukan
kenyamanan di dalam keluarganya setelah bertahun-tahun dia
merindukan hal itu.
17) Bab tujuh belas
Peristiwa yang menimbulkan konflik pada bab tujuh belas adalah
ibunya yang menjadi seperti anak-anak, karena penyakit yang di
derita oleh ibunya.
18) Bab delapan belas
Peristiwa yang menimbulkan konflik pada bab delapan belas
adalah pengalama Dy Suharya tentang penyakit alzheimer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
membawanya untuk mengagas berdirinya sebuah yayasan alzheimer
yang sering di sebut dengan ALZI.
19) Bab sembilan belas
Peristiwa yang menimbulkan konflik pada bab sembilan belas
adalah penandatangan resminya yayasan ALZI yang didirikan oleh
Dy Suharya beserta teman-temannya.
20) Bab dua puluh
Peristiwa yang menimbulkan konflik pada bab dua puluh adalah
bermanfaatnya yayasan ALZI bagi orang-orang yang membutuhkan.
Langkah kedua dalam penentuan tema adalah persoalan atau
peristiwa yang banyak menimbulkan konflik. Dalam novel Ketika
Ibu Melupakkanku terdapat beberapa peristiwa yang menimbulkan
konflik yang telah dipaparkan di atas.
Peristiwa yang banyak menimbulkan konflik dalam novel
tersebut yaitu ibu Dy Suharya yang berubah menjadi sangat sensitif
dan sering marah-marah. Hal ini membuat Dy Suharya tidak betah
tinggal di rumahnya.
Langkah ketiga dalam menentukkan tema yaitu mencari waktu
penceritaan peristiwa atau tokoh. Berikut pemaparan waktu peristiwa
atau tokoh dari bab satu sampai bab dua puluh novel Dy Suharya dan
Dian Purnomo Ketika Ibu Melupakanku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3. Pemaparan waktu penceritaan
1) Bab satu
Bab satu menggambarkan waktu penceritaan peristiwa yang
meliputi bulan dan tahun terjadinya peristiwa tersebut. Hal ini
dapat dibuktikan dengan kutipan di bawah ini.
(1) Di Juni 2008, aku pernah berkunjung ke rumah
seorang teman yang meminta bantuan untuk
dibuatkan naskah video dokumenter sebagai kado
ulang tahun perkawinan ke-50 kedua orang tuanya
(Suharya, 2014: 1)
2) Bab dua
Bab dua menggambarkan waktu penceritaan peristiwa yang
meliputi tempat dan tanggal kejadian pengeboman yang
meresahkan hati Dy Suharya. Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan
berikut.
(2) New York City, USA, Selasa, pukul 07.30 pagi yang
hiruk pikuk di persimpangan Jalan Broadway dan
Houston Street, seorang laki-laki berjas gelap
memegang tas jinjing kulit berwarna hitam di tangan
kiri dan tangan kanan dibantu bahu mencoba
mempertahankan telepon genggam nyaris sebesar
pisang cavendish dengan sirip hiu berwarna kuning
di bagian atasnya, sementara perempuan bercelana
jeans, kardigan hijau lumut dan syal Burberry
berjalan cepat menyalipnya (Suharya, 2014: 5).
(3) Baru sore harinya aku tahu bahwa ternyata tidak
banyak orang yang mendapatkan tumpangan untuk
menjauhi menara kembar itu. Bus banayk yang
berubah trayek, subway berhenti beroperasi karena
menghindari adanya serangan yang lain. Akhirnya
jadi penuh dengan pejalan kaki yang berlari menuju
rumah mereka. Semua taksi occupied, bahkan
banyak yang terpaksa sharing, it’s a riot. New York,
11 September 2001 adalah sebuah keriuhan besar
(Suharya, 2014: 8).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
3) Bab tiga
Bab tiga menggambarkan waktu penceritaan peristiwa yang
meliputi waktu Dy Suharya tinggal di Jakarta untuk tahun
pertamanya. Hal ini dapat dibuktikkan dari kutipa berikut.
(4) KATA-kata itu membawaku pulang ke rumah. I
have a family back home in Jakarta. Itu jika
keluarga yang dimaksud adalah ayah, ibu, anak.
Kedua orangtuaku tinggal di Jakarta, aku punya
rumah di mana kuhabiskan lebih dari 20 tahun
pertamaku hidup di sana (Suharya, 2014: 13).
4) Bab empat
Bab empat menggambarkan waktu penceritaan peristiwa yang
meliputi waktu kejadian terorisme yang terjadi di New York. Hal
ini dapat dibuktikan dengan kutipan berikut.
(5) 11 SEPTEMBER 2001 atau kejadian 911, terorisme
dan pulang menjadi isu besar dalam hidupku sampai
12 bulan setelah peristiwa runtuhnya menara WTC
New York (Suharya, 2014: 17).
5) Bab lima
Bab lima menggambarkan waktu penceritaan peristiwa yang
meliputi peristiwa perkawinan mama dan papa Dy Suharya. Hal ini
dapat dibuktikkan dari kutipan berikut.
(6) Sepulang dari Belanda, Mama dan Papa bertemu di
sebuah perta perkawinan di Subang. Papa adalah
teman pengantin laki-laki, mama teman pengantin
perempuan (Suharya, 2014: 26).
(7) Setelah kurang lebih setahun berpacaran jarak jauh,
akhirnya mereka menikah tahun 1958 (Suharya,
2014: 26).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
6) Bab enam
Bab enam menggambarkan waktu penceritaan peristiwa yang
meliputi perjalan Dy Suharya berpetualang mencari pekerjaan demi
menghindari rumah yang tidak nyaman baginya. Hal ini dapat
dibuktikan dengan kutipan berikut.
(8) Dari Aceh, tahun 2006 aku berpindah ke Yogyakarta
dan Semarang, bekerja untuk UNICEF (Suharya,
2014: 29).
7) Bab tujuh
Bab tujuh menggambarkan waktu penceritaan peristiwa yang
meliputi tahun kakak-kakak Dy Suharya yang segera menikah demi
menghidar dari kehidupan rumah yang tidak nyaman. Hal ini dapat
dibuktikan dengan kutipan berikut.
(9) Jadi ketika tahun 1985-1989 kakaku secara
berurutan memilih menikah, tadinya kupikir itu
karena memang mereka sangat intens dengan
pacarnya, sangat mencintai mereka sehingga tidak
ingin berpisah sedikit pun lagi, maka mereka
memilih segera menikah (Suharya, 2014: 33).
(10) Sekarang, setelah aku melihat sendiri dengan
kacamata yang lebih lebar, aku pikir pernikahan
kakak-kakakku ketika itu adalah upaya mereka
untuk mempertahankan diri, melarikan diri dari
rumah yang tidak memberikan ketentraman buat
mereka dan membina rumah tangga masing-masing
dengan daman sejahtera tanpa intervensipun
(Suharya, 2014: 33 34).
8) Bab delapan
Bab delapan menggambarkan waktu penceritaan peristiwa
yang meliputi waktu mama berada dalam kemarahan yang tidak
berujung. Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
(11) Sayang, pengetahuanku datang terlambat, ketika
sudah puluhan tahun Mama berada di dalam depresi
dan kemarahan yang tidak berujung (Suharya, 2014:
41).
9) Bab sembilan
Bab sembilan menggambarkan waktu penceritaan peristiwa
yang meliputi kemarahan mama dan usia pernikahan mama. Hal ini
dapat dibuktikan dengan kutipan berikut.
(12) Pukul 6 pagi dan aku sudah harus mendengar suara
berteriak-teriak Mama di telepon (Suharya, 2014:
46).
(13) Mereka berdua menjalani pernikahan fisik selama
lebih dari 40 tahun, tetapi sebenarnya mereka masih
hidup di planet yang berbeda, yang jaraknya ribuan
tahun cahaya satu sama lain. Seseorang mentorku di
New York pernah mengatakan bahwa a great
marriage atau relationship adalah di mana kedua
pasangan saling membantu dan mendukung satu
sama lain dalam mengaktivitaskan potensi Ilahinya
yang tertinggi (Suharya, 2014: 51).
10) Bab sepuluh
Bab sepuluh menggambarkan waktu penceritaan peristiwa yang
meliputi waktu penyesalan Dy Suharya karena dia tidak tahu gejala
penyakit demenesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan
berikut.
(14) Seandainya aku tahu bahwa Mama tidak benar-
benar menjadi dirinya saat itu. Seandainya aku tahu
bahwa kemarahan Mama yang meluap-luap,
kesulitanya mengontrol emosi, semata-mata
hanyalah gejala demensia yang sudah mulai muncul,
mestinya aku tidak akan memperlakukan Mama
seperti itu (Suharya, 2014: 53).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
11) Bab sebelas
Bab sebelas menggambarkan waktu penceritaan peristiwa yang
meliputi tahun kelahiran mama dan ulang tahun mama yang ke 63
tahun. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan berikut.
(15) Tahun 1997, pada ulang tahunnya yang ke-63, Papa
membelikan hadian uloang tahun sebuah mobil
Toyota Starlet berwarna merah dengan plat nomor
tanggal ulang tahun Mama, 208. Tiga Agustus 1934,
Mama lahir ke muka Bumi (Suharya, 2014: 59).
12) Bab dua belas
Bab dua belas menggambarkan waktu penceritaan peristiwa
yang meliputi tempat Dy Suharya menuntut ilmu. Hal ini dapat
dibuktikan dengan kutipan berikut.
(16) Di Curtin University aku mengambil master Public
Health Communication. (Suharya, 2014: 63)
(17) Aku kuliah D3 Sastra Inggris di UI, setelah lulus
SMA (Suharya, 2014: 63).
13) Bab tiga belas
Bab tiga belas menggambarkan waktu penceritaan peristiwa
yang meliputi saat operasi mama. Hal ini dapat dibuktikan dengan
kutipan berikut.
(18) Aku tidak bisa menemani Mama operasi waktu itu,
karena berbenturan dengan ujian. Tetapi aku
memastikan kakak-kakakku mengawal prosesnya.
Papa tidak bisa sendirian saja menemani Mama. Aku
hanya menangis dan berdoa di sudut kamar, di ujung
dunia yang lain, sepanjang jalannya operasi Mama
(Suharya, 2014: 71).
(19) Masa-masa mengetahui kondisi kesehatan Mama
yang memburuk adalah masa yang erat dan
bebannya tersa sampai di Perth. Aku menangi setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
malam berdoa untuk kebaikan dan kesehatan Mama
(Suharya, 2014: 73).
14) Bab empat belas
Bab empat belas menggambarkan waktu penceritaan peristiwa
yang meliputi tahun liburan Dy Suharya ke Jakarta dan ulang tahun
perkawinan mama. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan
berikut.
(20) TAHUN 2009 aku pulang liburan dari Perth ke
rumah (Jakarta) (Suharya, 2014: 79)
(21) Tahun 2009 aku tidak ada di antara keluargaku
untuk merayakan ulang tahun perkawinan
orangtuaku yang ke-51. Di antara kediaman,
kemarahan yang dipendam, keinginan yang tidak
tersampaikan, kasih sayang yang tidak diungkapkan,
mereka bertahan melawan waktu. Aku pernah
menyuruh mereka bercerai kalau tidak bisa
menyelesaikan masalah mereka, tetapi mereka tidak
pernah melakukannya (Suharya, 2014: 83).
15) Bab lima belas
Bab lima belas menggambarkan waktu penceritaan peristiwa
yang meliputi ketika Dy Suharya memilih pulang untuk menemani
mama. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan berikut.
(22) Saat itu, menyalahkan keadaan adalah yang paling
mengurangi rasa bersalahku. Iya, keadaan.
Konsentrasiku buyar karena setiap saat aku sering
mengkhawatirkan kondisi Mama setra support
system tang ada di rumah Jakarta. Aku seperti
dipaksa menjadi doktor dan harus mengetahui
banyak hal di luar kapasitasku (Suharya, 2014: 86).
(23) Maka kembali aku berkemas. Setelah menyelesaikan
urusan pengunduran diri di kampus, aku
memantapkan kaki dan berkata,”Aku pulang”
(Suharya, 2014: 89).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
16) Bab enam belas
Bab enam belas menggambarkan waktu penceritaan peristiwa
yang meliputi usia Dy Suharya dan lama Dy Suharya merasakan
kembali keluarga yang utuh. Hal ini dapat dibuktikan dengan
kutipan berikut.
(24) Di usia 40 tahun orang diharapkan sudah matang,
sudah tahu arah hidupnya, hendak kemana dia, dan
pengalaman hidupnya akan menjadi penopang untuk
apa yang dilakukan di sisa hidupnya (Suharya, 2014:
88).
(25) Satu tahun aku merasa bahwa keluargaku berfungsi
sebagaimana mestinya. Perasaan ingin pulang yang
selama ini kucari, kutemukan di usia ke-40
(Suharya, 2014: 95).
17) Bab tujuh belas
Bab tujuh belas menggambarkan waktu penceritaan peristiwa
yang meliputi tahun ketika keluarga Dy suharyadi boyong papa ke
New York. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan berikut.
(26) Tahun 1973-1977 waktu kami sekeluarga diboyong
Papa ke New York sebagai Resepresentative Bank
EXIM, Mama harus beradaptasi dengan suasana
baru, sekolah anak-anak, kesibukan menyiapkan ini
itu di pagi hari untuk suami dan anak-anak, get
things done sebelum mereka semua
pulang.(Suharya, 2014: 97).
18) Bab delapan belas
Bab delapan belas menggambarkan waktu penceritaan peristiwa
yang meliputi tahun ketika mama divonis menderita demensia serta
tahun didirikannya yayasan alzheimer Indonesia. Hal ini dapat
dibuktikan dengan kutipan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
(27) ADA banyak hal yang kusesalkan tidak pernah
kupelajari dan kuasai dari sejak awal. Gejala yang
ditujukkan oleh Mama, Mild Cognitive Impairment
(MCI) sekitar 10 sampai 15 tahun sebelum akhirnya
di 2009 beliau divonis demensia vaskuler ileh doktor
ahli, terlambat kami sadari. Kami orang-orang di
sekeliling Mama buta sama sekali tentang apa yang
dialami Mama. Kami semua tidak memperhatikan
dan menggangapnya gejala yang ditunjukkan oleh
Mama adalah hal yang berhubungan dengan
karakternya yang sulit dipahami maupun dituruti,
hingga terkadang membuats emua menjauhinya
(Suharya, 2014: 111).
(28) Berangkat dari pemikiran dan pengalaman yang
dialami di keluarga, yang sama sekali tidak sadar
akan adanya gejala penurunan fungsi otak Mama,
bersama-sama dengan sekelompok orang dari
berbagai profesi yanng peduli tentang isu Alzheimer,
aku berinisiatif dan mengagas berdirinya Yayasan
Alzheimer Indonesia atau biasa dikenal dengan
ALZI di 2013 (Suharya, 2014: 112).
19) Bab sembilan belas
Bab sembilan belas menggambarkan waktu penceritaan
peristiwa yang meliputi waktu diresmikannya yayasan alzheimer
atau ALZI. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan berikut.
(29) TANGGAL 3 Agustus 2013, Notaris Sarida Sada
S.H. meminta kami, para Pendiri, Pembina,
Pengawas, dan Pengurus Alzheimer Indonesia yang
terdiri dari para dokter ahli,pengacara,
caregivers/pandamping/perawat Orang Dengan
Demensia (ODD), praktisi sosial dan pemerhati
lansia menandatangani surat pendirian yayasan.
Ajaib. Tidak ada yang merancang penandatanganan
untuk jatuh tepat di hari itu. Hari ulang tahun
Mamaku tercinta, dan juga hari ulang tahun sahabat
SMP-ku, Sakurayuki, dan juga merupakan seorang
Pembina di Yayasan ini. Yuki tergerak untuk
ergabung dan mendukung ALZI karena salah satu
keluarga yang sangat dicintai diduga memiliki gejala
Alzheimer (Suharya, 2014: 121).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
20) Bab dua puluh
Bab dua puluh menggambarkan waktu penceritaan peristiwa
yang meliputi tempat yang tidak menutupi penyakit alzheimer.
Dalam bab ini juga ditunjukkan tahun catatan papa tentang mama.
Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan berikut.
(30) Di Amerika atau di beberapa negara lain yang sudah
lebih maju, menjadi orang dengan Alzheimer
bukanlah sesuatu yang ditutup-tutupi (Suharya,
2014: 123).
(31) Tahun 2009 di jurna Mama, aku masih melihat
catatan papa, bahwa Mama mau dibantu salat
dengan berdiri (Suharya, 2014: 150).
Dengan langkah ketiga dalam penentuan tema novel, maka
dapat disimpulkan bahwa waktu penceritaan peristiwa adalah dari
Dy Suharya berumur 20 tahun hingga berumur sekita 40 tahunan.
Umur pernikahan kedua orangtuanya yaitu sekitar 53 tahun. Dari
tahun 2001 hingga tahun-tahun berikutnya mama mulai berubah
karena penyakit demensia sampai tahun 2009 mama divonis
demensia. Akhirnya Dy Suharya beserta teman-temannya
mendirikan yayasan alzheimer di tahun 2013 dan diresmikan pada
tanggal 3 Agustus 2013 tepat hari ulang tahun mama.
Berdasarkan penentuan tema secara keseluruhan maka dapat
disimpulkan bahwa tema dalam novel Ketika Ibu Melupakanku ini
diklasifikasikan sebagai tema “Kemanusiaan”. Dalam kutipan
novel tersebut banyak diceritakan betapa tingginya harkat dan
martabat manusia, ditunjukkan dengan betapa pedulinya seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Dy Suharya dengan keluarga dan orang-orang yang
membutuhkannya. Dalam 50 kutipan dari novel tersebut juga
menceritakan perbedaan kekayaan, pangkat dan kedudukan
seseorang tidak boleh menjadi sebab adanya perbedaan perlakuan
terhadap kemanusiaan seseorang. Hal ini ditandai dengan pangkat
atau pendidikan seorang Dy Suharya yang tidak menjadi sebab
untuk beliau peduli terhadap orang-orang yang terkena alzheimer,
bahkan beliau juga mendirikan Yayasan Alzheimer Indonesia
sebagai wadah untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.
4.2.2.2 Amanat
Amanat dalam sebuah novel seringkali disebut dengan moral.
Moral menurut Kenny (via Nurgiyantoro, 2007: 321), diwujudkan dalam
suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat
praktis, dan dapat diambil lewat cerita yang dibaca. Jenis atau wujud pesan
moral yang terdapat pada karya sastra akan bergantung pada keyakinan,
keinginan, dan interes pengarang yang bersangkutan. Ajaran moral ini
dapat mencakup keseluruhan persoalan yang menyangkut harkat dan
martabat manusia. Persoalan hidup manusia ini dapat menyangkut
hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan orang
lain, hubungan manusia dengan alam, maupun hubungan manusia dengan
Tuhannya (Nurgiyantoro, 2007: 323).
Amanat bukan hanya sekedar pesan biasa, tetapi ada pesan moral
yang dapat diambil hikmahnya untuk kehidupan yang nyata. Penyampaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
pesan moral ini bisa tersurat maupun tersirat. Maka pembaca harus
memahami keseluruhan isi cerita yang dibacanya, agar dapat menarik
pesan moral yang terdapat didalam cerita. Teknik penyampaian moral atau
amanat pada sebuah karya satra secara implisit ataupun secara eksplisit.
Implisit jika jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah
laku tokoh menjelang cerita berakhir. Eksplisit jika pengarang pada tengah
atau akhir cerita menyampaikan seruan, saran, berkenaan dengan gagasan
yang mendasari cerita itu (Sudjiman, 1988: 57 ).
Berdasarkan teknik penyampaian moral di atas, berikut akan
dianalisis amanat dalam novel Ketika Ibu Melupakkanku. Di bawah ini
akan di jelaskan amanat dalam novel tersebut dari bab satu sampai bab dua
puluh.
1. Bab satu
Bab satu mengungkapkan pesan moral secara eksplisit. Amanat
secara eksplisit ditunjukkan pengarang oleh kejadian dalam novel ini
saat seseorang berada di antara sepasang suami istri yang merayakan
ulang tahun pernikahan ke-50.
(1) Maka berada di antara sepasang suami istri yang akan
merayakan kebersamaan mereka selama 50 tahun sangat
menarik rasa keingintahuanku. Waktu itu terbelsit di
kepala adalah suatu saat aku akan menulis tentang
perjuangan pasangan suami istri yang bertahan selama itu
(Suharya, 2014: 1)
Kutipan tersebut menunjukkan pesan moral agar kita senantiasa setia
kepada pasangan kita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
2. Bab dua
Bab dua mengungkapkan pesan moral secara eksplisit, ditunjukkan
dengan penceritaan dalam novel ini ketika Dy Suharya mengingat untuk
memberi kabar tentang keadaannya kepada orang tuanya.
(2) Malam ini pekerjaan dan peristiwa paginya membuatku
tidak bisa tidur. Aku tidak bisa memikirkan apa pun
tentang diriku sendiri, hanya ada dua wajah ya terus
menerus berlari di depanku. Mama dan Papa. Mereka pasti
sangat mengkwatirkanku. Aku sendiri berusaha menelpon
mereka beberapa kali, tetapi karena jaringan telepondi
Manhattan dan New York sibuk-aku yakin semua orang
melakukan hal yang sama denganku, menghubungi atau
dihubungi oleh orang yang mereka sayangi di kota atau
negara lain maka yang berkali-kali kudengar hanya nada
tulalit. Baru malam harinya telepon kami tersambung.
Aku berhasil mendengar suara kedua orang tuaku
(Suharya, 2014: 10).
Kutipan tersebut menunjukkan pesan moral bahwa di mana pun
kita berada dan bagaimana keadaan kita, kita hendaknya menghubungi
orang yang melahirkan kita agar mereka tidak cemas.
3. Bab tiga
Bab tiga menggungkapkan pesan moral secara eksplisit
ditunjukkan pada kutipan berikut
(3) Ide tentang anak durhaka sering dilontarkan teman-
temanku kalau aku bilang bahwa aku mau segera pulang
ke New York karena aku merindukan kota itu lebih dari
merindukan Jakarta. Aku mungkin memang anak durhaka.
Bukan saja karena aku merasa tidak ingin pulang ke
rumah dan menetap di sana menemani orangtuaku menua,
tapi aku merasa bahwa Indonesia, khususnya Jakarta
bukan tempat yang layak untuk ditinggali (Suharya, 2014:
15).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Kutipan ini mengandung pesan moral agar kita tetap mengingat
bahwa tempat asal kita adalah tempat untuk berpulang bagaimana
keadaannya.
4. Bab empat
Bab empat menunjukan pesan moral secara eksplisit, hal ini
ditunjukkan dengan kutipan sebagai berikut
(4) Terkadang tulang lututku sampai mati rasa. Aku merasa
bahwa aku harus pulang. Ada sesuatu yang
‘memanggil’untuk pulang. Soulful calling. Aku bisa saja
berasa di dalam gedung itu, dan mungkin jiwaku akan
menyesal selamanya karena tidak pernah mencoba
mengenal Indonesia. Dan yang paling utama, karena aku
juga tidak berusaha terlalu keras untuk mengenal orang
tuaku sendiri (Suharya, 2014: 19).
Kutipan tersebut mempunyai amanat bahwa kita harus dekat secara
pribadi dengan kedua orang tua kita.
5. Bab lima
Bab lima mengandung amanat secara eksplisit di tunjukkan dengan
pengisahan tokoh mama dalam novel tersebut
(5) Tidak ada lagi masalah kecil di rumah saat ini. Semua
masalah adalah masalah besar. Mama mencari
pembenaran untuk bisa melampiaskn emosinya. Dia
berubah menjadi orang yang paling menyebalkan di dunia
dan menganggap semua orang yang berargumen dan tidak
sepakat dengannya adalah musuh. Sementara Papa, dia
tetap seefisien seperti yang pernah kulihat selama ini
(Suharya, 2014: 28).
Kutipan pengisahan tokoh mama ini mempunyai amanat yaitu
apabila kita mempunyai masalah sebaiknya diselesaikan secara baik-
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
6. Bab enam
Bab ini menunjukkan amanat secara ekplisit dan inplisit, hal ini
ditunjukkan dengan kutipan berikut.
(6) Aku yakin aku bukan satu-satunya orang di rumah yang
merasa bahwa rumah kami tidak menawarkan tenteram,
tenang, dan damai sejahtera di dalamnya. Tidak ada
keintiman, canda tawa maupun diskusi. Kakak-kakakku
juga pasti merasakan hal yang sama. Kalau mekanisme
pertahanan diriku adalah pergi,kurasa mekanisme
pertahanan diri mereka adalah menikah secepat mungkin
setelah lulus kuliah (Suharya, 2014: 30).
Kutipan ini menyampaikan amanat agar kita menyelesaikan
masalah apapun yang ada di keluarga, agar tercipta keluarga yang
harmonis, dan keluarga yang kita inginkan.
(7) Mama dan Papa beruntung memiliki anak-anak yang
pintar. Menuruti Papa, itu karena Mama selalu mendoakan
anak-anak mereka. Aku ingat setiap mau ujian, pagi
harinya Mama menyiapkan air putih di dalam gelas yang
dibacakannya Surat Yaasiin. Lalu kami disuruh meminum
air putih itu sampai habis. Aku percaya doa ibu memang
yang paling ampuh (Suharya, 2014: 30)
Kutipan di atas menyampaikan pesan moral secara jelas yaitu kita
harus percaya doa ibu adalah doa yang paling ampuh.
7. Bab tujuh
Bab tujuh mengandung amanat secara ekplisit hal ini ditunjukkan
dengan percakapan yang terdapat di dalam bab tersebut
(8) Mama benar-benar berdiri dan menuju ke belakang, tetapi
rupanya penderitaanku belum berakhir.
“Ini Rudi yang sering Tante lihat diTV itu kan?”
“Iya Tante.”
“Gajinya besar kan,kerja di TV? Lebih besar dari gaji DY
kan?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Aku tidak tahu apakah semua orangtua akan menanyakan
hal seperti itu di pertemuan pertamanya dengan laki-laki
yang datang apel ke anak-anak perempuan mereka. Kalau
ternyata hanya aku yang mengalaminya, maka aku tidak
heran kalau pernikahan menjadi prioritas terakhir dalam
hidupku. Pertama karena aku tidak mendapatkan contoh
yang baik tentang pernikahan, jadi kurasa aku memang
tidak perlu menirunya. Kedua, aku bahkan merasa bhwa
Mama sndiri yang menghambat kemungkinanku untuk
menemukan pasangan yang bisa diajak menikah, jika
melihat kasus Rudi dan VW Kodok-nya (Suharya, 2014:
39).
Dalam kutipan tersebut menunjukkan bahwa sebagai orang tua kita
hendaknya memberi kebebasan kepada anak untuk memilih pasangan
hidupnya, bukan karena harta yang dimiliki oleh calon pendamping
hidupnya.
8. Bab delapan
Dalam bab ini menunjukkan pesan moral secara eksplisit, hal ini
ditunjukkan oleh cerita Dy Suharya yang menyesal karena tidak tahu
tentang penyakit ibunya.
(9) SEANDAINYA aku tahu kalau depresi dan marah-marah
yang terjadi pada Mama bisa menjadi faktor risiko atan
entry point/pintu masuk demensia, maka dari dulu-dulu
aku akan berusaha mengajak mama untuk emlakukan
sesuatu yang mengalihkan perhatiannya dari kemarahan
dan depresinya (Suharya, 2014: 41).
Kutipan tersebut ingin menyampaikan pesan moral yaitu agar kita
lebih perhatian kepada kesehatan ibu kita, agar nantinya kita tidak
menyesal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
9. Bab sembilan
Bab sembilan menyajikan pesan moral secara ekplisit dan implisit,
hal ini ditunjukkan dengan kutipan berikut
(10) KARENA lebih banyak melihat Papa bekerja, aku jadi
belajar bagaimana menjadi orang yang efisien. Walaupun
banyak beicara, tapi aku berusaha benar memilih dengan
siapa berbicara dan membicarakan apa. Aku bisa berbicara
berjam-jam tanpa berhenti, jika menurutku itu perlu.
Tetapi menghabiskan lima menit untuk berbasa-basi bisa
membuat isi kepalaku berloncat keluar,pada dasarnya
menghabiskan waktu berapa lama melakukan apa pun
adalah valid asalkan tujuannya jelas di awal. Namun
begitu tujuannya tidak jelas, hal itu bisa memicu untuk
masuk ke area yang kurang nyaman untukku (Suharya,
2014: 43).
Kutipan ini menyampaikan pesan moral agar kita efisien dalam
menggunakan waktu kita.waktu akan terbuang sia-sia untuk hal yang
kurang penting.
(11) Dan di rumah ini, baik mataku, apalagi hatiku, tidak
melihat ada pertalian antara suami istri yang kupanggil
Mama dan Papa. Mereka berdua menjalani perkawinan
secara fisik selama lebih dari 40 tahun, tetapi sebenarnya
mereka masih hidup di planet yang berbeda, yang jaraknya
ribuan tahun cahaya satu sama lain. Seseorang mentorku
di New York pernah mengatakan bahwa a great marriage
atau relationship adalah di mana kedua pasangan saling
membantu dan mendukung satu sama lain dalam
mengaktivitaskan potensi Ilahinya yang tertinggi
(Suharya, 2014: 51).
Kutipan ini ingin menyampaikan pesan moral bahwa pernikahan
adalah di mana kedua pasangan saling membantu dan mendukung satu
sama lain dalam hal apapun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
10. Bab sepuluh
Bab sepululuh menyampaikan amanat secara eksplisit hal ini
ditunjukkan dengan pengisahan Dy Suharya yang menyesal karena
tidak tahu tentang keadaan mama yang sebenarnya. Dibuktikan dengan
kutipan sebagai berikut
(12) Seandainya aku tahu bahwa Mama tidak benar-benar
menjadi dirinya saat itu. Seandainya aku tahu bahwa
kemarahan Mama yang meluap-lupa, kesulitannya
mengontrol emosi, semata-mata hanyalah gejala demensia
yang sudah mulai muncul, mestinya aku tidak akan
memperlakukan Mama seperti itu. Sayangnya aku dan
keluarga tidak belajar banyak. Sayangnya kami terlena
mengikuti dan menganggap Mama sebagai orang
menyebalkan (Suharya, 2014: 53).
Kutipan ini menunjukkan pesan moral yaitu sebagai seorang anak
seharusnya kita lebih perhatian terhadap orang tua kita.
11. Bab sebelas
Bab sebelas menunjukkan pesan moral secara eksplisit hal ini
ditunjukkan dengan kutipan berikut
(13) Seandainya bisa memilih, tentu aku memilih penya rumah
yang orangtuanya saling bercanda, yang ibunya
menyambut anak-anaknya pulang sekolah dengan es krim
atau kue-kue buatannya, yang ayahnya memeluk sang ibu
sebelum pergi dan mengatakan betapa dia sangat
mencintainnya, atau sesuatu yang seperti itu (Suharya,
2014: 62)
Kutipan tersebut ingin menyampaikkan pesan moral bahwa
bagaimanapun keadaan keluarga kita merekalah orang-orang yang kita
cintai dan orang-orang yang kita butuhkan.
(14) Jika perkawinan membunuh perasaan hangat dan indah
yang kurasakan pada orang yang kucintai, maka aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
memilih tidak pernah menikahinya. Jika perkawinan
adalah kumpulan kewajiban dan keharusan hingga
membohongi hati urani, maka aku memilih melakukan
sesuatu yang benar-benar kuinginkan dan kupilih
(Suharya, 2014: 62).
Kutipan diatas menunjukkan pesan moral bahwa kita bisa memilih
jalan hidup kita masing-masing agar nantinya tidak menyesal.
12. Bab dua belas
Bab dua belas menyampaikkan pesan moral secara implisit dan
eksplisit, hal ini ditunjukkan dengan kutipan berikut :
(15) Kadang hidup memperlakukkan kita dengan aneh. Kita
mendapatkan apa yang kita cari di tempat yang paling kita
harapkan. Untungnya aku tidak menuruni kebiasaan
Mama yang suka pesimis dan paling hobi mengatakan
‘tidak bisa’ dan ‘tidak mungkin’(Suharya, 2014: 62)
Kutipan ini menunjukkan bahwa sebagai manusia sebaikkan kita
selalu optimis dalam melakukan hal apapun.
(16) Aku Aku tidak tahu kapan Mama mulai menjadi
antisosial. Dia dulunya adalah seorang sosialita Cimahi
yang memiliki pergaulan luas dan penggemar di
kampungnya. Mungkin ini Cuma dugaanku Mama
mengalami metamorfosis karena kesibukannya sebagai
istri dan ibu (Suharya, 2014: 65).
Kutipan ini menunjukkan amanat bahwa sebaiknya kita menjalin
sosial dengan orang lain.
(17) Aku juga kontrasnya Papa dalam hal pekerjaan. Papa
sering mengkomplain karena merasa aku terlalu sering
berpindah-pindah pekerjaan. Seumur hidupnya Papa hanya
bekerja di dua perusahaan. Itupun keduanya adalah bank.
Aku tidak. Aku bekerja di banyak organisasi, dari media
ke perpustakaan multinational, international agencies, lalu
volunteering, lalu menjadi intern di badan PBB, asisten
dosen, researcher dan menjadi sopir bus (Suharya, 2014:
67).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Hal ini menyampaikkan pesan moral bahwa dimanapun tempat kita
bekerja kita harus menjalaninya dengan senang hati, berpindah-pindah
pekerjaan bukanlah masalah dia tidak setia kepada pekerjaan tersebut.
13. Bab tiga belas
Pada bab ini menyampaikan amanat secara eksplisit dan inplisit,
dapat di tunjukkan dari kutipan di bawah ini:
(18) Aku tidak bisa menemani Mama operasi waktu itu, karena
berbenturan dengan ujian. Tetapi aku memastikan kakak-
kakakku mengawal prosesnya. Papa tidak bisa sendirian
saja menemani Mama. Aku hanya menangis dan berdoa di
sudut kamar, di ujung dunia yang lain, sepanjang jalannya
operasi Mama (Suharya, 2014: 71)
Kutipan di atas ingin menyampaikkan pesan moral bahwa ibu
adalah orang yang berharga bagi kita, walaupun kita berada jauh
darinya kita harus selalu mendoakan ibu.
(19) Masa-masa mengetahui kondisi kesehatan Mama yang
memburuk adalah masa yang erat dan bebannya tersa
sampai di Perth. Aku menangi setiap malam berdoa untuk
kebaikan dan kesehatan Mama (Suharya, 2014: 73)
Kutipan tersebut menunjukkan pesan moral bahwa kita harus selalu
mendoakan orang tua kita, karena mereka sangat berharga dan tidak
akan terganti.
(20) “Dan tiadalah Kami mengutus kamu,melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam”. Itu yang kubaca
Q.S. Al-Anbiyaa’ :107. Aku rasa, setelah sekian lama
menjadi laki-laki yang hanya memenuhi kebutuhan
keluarga dan menjadi suami bagi Mama, kali ini Papa
menjalankan fungsi yang jauh lebih besar dari itu. Papa
sedang menjadi rahmat bagi Mama, begitu juga sebaliknya
(Suharya, 2014: 77).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Kutipan di atas menunjuukan pesan moral secara inplisit, karena
terlihat jelas pesan yang akan disampaikan, yaitu Tuhan mengutus
manusia untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. Kita harus
senantiasa saling membantu sesama manusia.
14. Bab empat belas
Bab empat belas menunjukkan amanat secara eksplisit, hal ini
ditunjukkan dengan kutipan berikut :
(21) Aku tidak membanyangkan ini akan terjadi. Selama
puluhan tahun hidupku, tidak sekalipun melihat Mama dan
Papa tidur di kamar yang sama. Sekarang, di usia senja
mereka, Tuhan menyatukan mereka karena sesuatu yang
sebenarnya tidak bisa kusyukuri. Mereka bersatu karena
Mama sakit. Mereka dipaksa oleh keadaan untuk saling
mendekat satu sama lain (Suharya, 2014: 80)
Kutipan di atas ingin menyampaikan pesan moral yaitu kita tidak
bisa hidup seorang diri, kita akan tetap memerlukkan bantuan orang
lain. Hendaknya menjadi pasangan suami istri adalah saling
menyayangi satu sama lainnya.
(22) Tahun 2009 aku tidak ada di antara keluargaku untuk
merayakan ulang tahun perkawinan orangtuaku yang ke-
51. Di antara kediaman, kemarahan yang dipendam,
keinginan yang tidak tersampaikan, kasih sayang yang
tidak diungkapkan, mereka bertahan melawan waktu. Aku
pernah menyuruh mereka bercerai kalau tidak bisa
menyelesaikan masalah mereka, tetapi mereka tidak
pernah melakukannya (Suharya, 2014: 83).
Kutipan di atas ingin menyampaikan amanat yaitu kasih sayang
adalah hal yang berharga dalam kehidupan keluarga, bagaimanapun
masalah yang dihadapi bercerai bukanlah solusi yang terbaik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
15. Bab lima belas
Bab lima belas menunjukkan pesan moral secara implisit, hal ini
dapat di tunjukkan dari kutipan berikut :
(23) Merenungkan apa yang dikatakan temanku, mengingat
kembali yang diajarkan guru mengajiku, bahwa di dalam
Kitab Suci Al-Quran Surat Al Ahqaaf:15 dituliskan,
bahwa prioritas kita untuk berbuat baik pertama adalah
kedua orangtua. Al Ahqaaf yang kalau tidak salah artinya
hamparan lembah atau bukit pasir ini menceritakan
tentang alam semesta (Suharya, 2014: 87).
Kutipan tersebut menunjukkan pesan moral secara inplisit yaitu
terdapat pada kalimat yang berpesan bahwa prioritas kita untuk
berbuat baik pertama adalah kudua orang tua kita.
16. Bab enam belas
Bab enam belas menyamaikan pesan moral secara eksplisit dan
implisit, hal ini ditunjukkan pada kutipan berikut:
(24) Bersama Papa, kami bekerja sama untuk membantu Mama
hidup dengan kualitas yang lebih baik. Mama yang sudah
nyaris tidak bisa melakukan apa-apa lagi tanpa dibantu
oleh orang lain, membutuhkan perhatian ekstra. Asisten
rumah tangga paling betah di rumah adalah asisten kami
kali ini (Suharya, 2014: 91)
Kutipan di atas menyampaikan pesan moral, bahwa kita harus
saling membantu satu sama lain.
(25) Hal baru yang kumulai di usia ini adalah, aku merasa
bahwa ketika pulang ke rumah, bukan hanya Ran Tan
Plan, anjing herder kampung yang ingin kutemui dan
menyambut kedatanganku. Ran Tan Plan tetap heboh di
usianya yang senja. Dia menyalak manja setiap mobilku
masuk gerbang. Tapi sekarang juga ada Papa dan Mama
yang kalau aku pulang hari masih benderang, mereka
biasanya sedang duduk di halaman depan ditemani Ran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Tan Plan dan sekawan ikan di akuarium teras rumah
(Suharya, 2014: 95).
(26) Satu tahun aku merasa bahwa keluargaku berfungsi
sebagaimana mestinya. Perasaan ingin pulang yang selama
ini kucari, kutemukan di usia ke-40 (Suharya, 2014: 95).
Kutipan 25 dan 26 menunjukkan amanat secara eksplisit yang
berarti bahwa keluarga adalah hal yang berharga, dan rumah adalah
tempat untuk kita berpulang.
(27) Iya, melalui Mama, Tuhan memberiku kesempatan kedua
untuk memulai hubungan baik dengan keluargaku lagi.
Aku harus memanfaatkan waktuku dengan baik, karena
sungguh, tidak ada satu pun dari kita yang tahu, berapa
lama lagi waktu kita tersisa (Suharya, 2014: 98).
Kutipan di atas menunjukkan bahwa pesan moral disampaikan
secara eksplisit yaitu kita harus bersyukur kepada Tuhan.
17. Bab tujuh belas
Bab tujuh belas menyampaikan pesan moral secara eksplisit. Hal
ini ditunjukkan dengan kutipan sebagai berikut:
(28) Teori lain yang mungkin juga masuk akal untuk dijadikan
alasan kenapa Mama mengingatku dengan baik adalah,
karena aku rajin berkirim surat. Secara fisik aku memang
meninggalkan Mama dan apa di Jakarta. Aku
menghabiskan sepuluh tahun hidupku di Amerika,
kemudian pulang ke Indonesia hanya kurang lebih lima
tahun, lalu pergi ke Australia (Suharya, 2014: 107)
Kutipan di atas ingin menyampaikan pesan moral bahwa di
manapun anak berada ibu tetaplah ibu yang tidak boleh dilupakan.
(29) Bukan berarti kalau memiliki kesempatan aku mengganti
orangtuaku. Aku hanya akan membuat mereka tidak
menjadi seperti sekarang. Aku berharap punya
kemampuan lebih untuk mencegah sakitnya Mama datang
(Suharya, 2014: 108)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Kutipan di atas ingin menyampaikan pesan moral bahwa orang
tua kita tidak bisa tergantikan oleh siapa pun serta ingin
menyampaikan pesan moral bahwa penyesalan itu ada diakhir.
(30) Seandainya apa yang kukatakan pada Papa wktu itu
didengarnya, lalu mereka bercerai, mungkin aku akan
menjadi anak yang paling menyesal ketika itu. Tapi
sungguh, maksudku adalah tidak ingin membuat kedua
orangtuaku bercerai. Aku hanya ingin memaksa Papa
untuk menyelesaikan masalah mereka berdua (Suharya,
2014: 109).
Kutipan di atas ingin menyampaikan pesan moral yaitu bercerai
bukanlah solusi untuk mengatasi masalah yang ada di dalam rumah
tangga.
18. Bab delapan belas
Bab ini menyampaikan pesan moral secara ekplisit dan implisit,
hal ini bisa di lihat dari penyampaian si pengarang dalam
menceritakan tentang penyakit alzheimer.
(31) ADA banyak hal yang kusesalkan tidak pernah kupelajari
dan kuasai dari sejak awal. Gejala yang ditujukkan ileh
Mama, Mild Cognitive Impairment (MCI) sekitar 10
sampai 15 tahun sebelum akhirnya di 2009 beliau divonis
demensia vaskuler oleh doktor ahli, terlambat kami sadari.
Kami orang-orang di sekeliling Mama buta sama sekali
tentang apa yang dialami Mama. Kami semua tidak
memperhatikan dan menggangapnya gejala yang
ditunjukkan oleh Mama adalah hal yang berhubungan
dengan karakternya yang sulit dipahami maupun dituruti,
hingga terkadang membuats emua menjauhinya (Suharya,
2014: 111).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Kutipan di atas ingin menyampaikan pesan moral yaitu sebaiknya
kita lebih mengetahui apa yang dialami oleh orang tua kita, dan kita
harus belajar banyak tentang ilmu pengetahuan.
(32) Berangkat dari pemikiran dan pengalaman yang dialami di
keluarga, yang sama sekali tidak sadar akan adanya gejala
penurunan fungsi otak Mama, bersama-sama dengan
sekelompok orang dari berbagai profesi yanng peduli
tentang isu Alzheimer, aku berinisiatif dan mengagas
berdirinya Yayasan Alzheimer Indonesia atau biasa
dikenal dengan ALZI di 2013 (Suharya, 2014: 112).
Kutipan di atas akan menyampaikan pesan moral secara eksplisit
yaitu kita harus saling tolong menolong kepada orang yang
membutuhkan bantuan.
(33) Jadi aku di sini dengan keterbatasan yang kumiliki,
bersama teman-teman dari berbagai latar belakang
profesional dokter saraf, geriatriki, psikiatri, gigi, gizi,
umum, kulit, hingga ahli hukum/pengacara, psikolog, dan
ber4bagai profesi lainnya, yang sepakat dan berkomitmen
mau berjuang untuk memperbaiki kondisi serta kualitas
kehidupan orang dengan Alzheimer dan keluarga serta
pendamping nereka atau biasa di kenal caregivers. Yang
kami kerjakan sama sekali bukan perkara mudah. Di
negara dengan sejuta masalah yang belum terselesaikan
ini, Alzheimer seperti belum manjadi prioritas (Suharya,
2014: 115).
Kutipan di atas menunjukkan pesan secara eksplisit yaitu kita
sebaiknya menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan.
(34) Alangkah kejamnya Alzheimer, menghapus begitu saja
semua yang berarti dalam hidup manusia. Maka janjiku
adalah, membantu siapapun yang membutuhkan melalui
penyebaran informasi dan lainnya, agar tidak mengalami
apa yang terjadi pada Mama dan keluarga kami (Suharya,
2014: 118).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Kutipan di atas ingin menyampaikan pesan moral secara inplisit
bahwa kita sebaiknya membantu siapapun yang membutuhkan
bantuan.
19. Bab sembilan belas
Bab ini menyampaikan pesan moral secara eksplisit yaitu tentang
kesabaran akan membuahkan hasil. Hal ini dapat di buktikan melalui
kutipan berikut :
(35) “Sabar ya...Yang mau bukin yayasan kan bukan Cuma
Alzheimer Indonesia saja. Nanti kalau semua sudah selesai
pasti dikabari (Suharya, 2014: 122).
(36) Sekarang, ketika semua support system-nya sudah siap,
satu persatu seperti terungkap sekaligus menemukan
solusinya sendiri. Mama dan Papa menjadi pasangan
suami istri yang sesungguhnya. Aku menjadi anak yang
merasa kedekatan orangtuannya, sepertu yang selama ini
kuharapkan. Aku bertemu dngan teman-teman yang
mendukung apa yang kulakukan. Setiap jajaring yang
kubangun memberi dukungan yang luar biasa positif.
Semesta berada di pihakku saat ini (Suharya, 2014: 123).
20. Bab dua puluh
Bab dua puluh menyampaikan pesan moral secara eksplisit dna
implisit, disampaikan melalui kutipan berikut :
(37) Bantuan dan support yang diperlukan oleh orang dengan
demensia dan keluarganya mungkin hanaya bantuan
finansial saat ini, tetapi kebutuhan mendapatkan informasi,
kebutuhan untuk ditemani, untuk tidak merasa sendiri,
tidak merasa seorang diri, adalah sesuatu yang lebih
berharga dari uang (Suharya, 2014: 123)
Kutipan di atas ingin menyampaikan pesan moral bahwa bantuan
apapun yang kita berikan akan menjadi bermanfaat bagi orang yang
membutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
(38) Maka, bersama teman-teman yang peduli Alzheimer
Indonesia, atau biasa disingkat ALZI, kami berusaha
untuk secara rutin dapat berkumpul bersama caregivers. Di
dalam pertemuan, kami mendengar suara
mereka,memberikan pelatihan-pelatihan sederhana tentang
merawat orang dengan Alzheimer, meniupkan spirit
bahwa mereka melakukan hal yang sangat mulia, tetapi
jangan melupakan kebahagiaan dan kebutuhan diri sendiri
(Suharya, 2014: 124)
Kutipan di atas ingin menyampaikan pesan moral yaitu perbuatan
membantu orang lain adalah perbuatan yang sangat mulia, akan tetapi
jangan sampai melupakan kebahagiaan dan kebutuhan diri sendiri.
Pesan moral inni disampaikan secara imsplisit.
(39) Aku kehilangan Mama sebelum dia benar-benar pergi
menghilang dariku. Mama ada tapi tidak benar-benar ada.
Terbayang tidak, kita kehilangan seseorang yang masih
ada secara fisik di depan kita. Rasa dukanya sedang
menyusup ke tulangku sebelum kepergiannya yang
sesungguhnya suatu saat nanti. Aku tesenyum di depan
Mama setiap saat mata kami bersitatap, tapi jauh di dalam
hatiku, ada air mata yang belum saatnya tertumpah, tetapi
sudah mengenang di hatiku (Suharya, 2014: 151).
Kutipan di atas menyampaikan pesan moral secara eksplisit, yaitu
agar kita menyayangi ibu,sebelum nanti pada akhirnya kita benar-
benar kehilangan ibu.
Berdasarkan teknik penyampaian moral yang telah dianalisis
yaitu teknik implisit dan eksplisit novel “Ketika Ibu Melupakanku”
karya Dy Suharya dan Dian Purnomo terdapat 39 kutipan yang
menyampaikan pesan moral. Secara keseluruhan karya sastra
berbentuk novel ini ingin menyampaikan pesan moral bahwa orangtua
adalah sangat berharga dan tidak akan tergantikan, selain itu novel ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
juga ingin menyampaikan pesan moral agar kita membantu orang lain
yang membutuhkan bantuan kita.
4.2.3 Setelah guru mengetahui isi novel dengan membuat sinopsis, mencari
amanat dan tema perbab dan membuat simpulan secara keseluruhan,
guru memberikan materi mengenai tema dan amanat kepada siswa
secara individu.
1. Novel: Novel seperti halnya bentuk prosa cerita lain, sering memiliki
struktur yang kompleks dan biasanya dibangun dari unsur-unsur yang
dapat didiskusikan seperti berikut : latar, perwatakan, cerita, teknik
cerita, bahasa, tema ( Rahmanto, 1988: 70). Novel merupakan cerita
rekaan yang menyajikan tentang aspek kehidupan manusia yang
mendalam yang senantiasa berubah-ubah dam merupakan kesatuan
dinamis yang bermakna (Santoso dan Wahyuningtyas, 2010: 47).
2. Tema: Tema ialah gagasan, ide, atau pikiran utama dalam karya sastra
yang terungkap secara jelas atau terselubung (tersembunyi). Tema sama
dengan topik (pokok masalah). Sebuah tema dapat dijabarkan menjadi
beberapa pokok masalah. Untuk menemukan tema sebuah cerita yang
kita baca perlu memperhatikan dan memahami bagian cerita yang
melukiskan keadaan memuncak, klimaks, dan penyelesaian cerita.
Bagian ini akan sangat menolong kita untuk membuka tabir hal-hal
tersirat sebelumnya, dan mengungkapkan keutuhan cerita. Jika
gambaran dan kesan umum cerita itu telah kita temukan akan mudah
kita menemukan temanya (Hendy, 1988: 66).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
3. Sudjiman memaparkan ada tiga langkah yang dapat diambil dalam
menentukkan tema. Pertama, harus dilihat persoalan yang paling
menonjol. Kedua, secara kualitatif, persoalan yang benyak
menimbulkan konflik, konflik yang melahirkan peristiwa. Ketiga
langkah tersebut digunakan secara berurutan,apabila menggunakan
langkah pertama belum terjawab temanya, maka langkah berikutnya
yang diambil adalah cara kedua, demikian seterusnya sampai tema yang
dicari dapat ditemukkan dengan tepat (Sudjiman, 1991: 92).
4. Amanat : Amanat adalah tema yang tersirat dalam sebuah cerita, tentu
pengarang mempunyai maksud dan tujuan agar pembaca mengambil
manfaat dan menjauhi hal-hal yang tidak baik (Hendy, 1988: 31).
Amanat ialah pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada
pembaca dan pendengar. Karena itu amanat merupakan gagasan yang
mendasari karya sastra. Dalam karya sastra lama amanat dapat dengan
mudah kita pahami, tapi dalam karya sastra modern amanat ini lebih
tersirat sehingga kita harus dapat menemukan simpulan-simpulannya
agar dapat mengetahui hal-hal yang diamanatkan penulis (Hendy, 1988:
66).
Teknik penyampaian moral atau amanat pada sebuah karya satra secara
implisit ataupun secara eksplisit. Implisit jika jalan keluar atau ajaran
moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita
berakhir. Eksplisit jika pengarang pada tengah atau akhir cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
menyampaikan seruan, saran, berkenaan dengan gagasan yang
mendasari cerita itu (Sudjiman, 1988: 57 )
4.2.4 Setelah guru memberi tugas kepada siswa guru tentang materi yang
telah dipelajarai dan guru memberikan penilaian awal secara individu.
4.2.5 Setelah guru memberikan penilaian, guru membentuk siswa menjadi
beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Guru memberikan
tugas secara berkelompok untuk mencari tema dan amanat yang
terdapat dalam bab tujuh belas yang terdapat dalam novel yang
berjudul Ketika Ibu Melupakanku karya Dian Purnomo dan Dy
Suharya.
1. Berikut sinopsis bab tujuh belas:
Bab tujuh belas menceritakan tentang tingkah Mama yang kembali
seperti anak-anak. Setiap kali akan melakukan sesuatu Mama harus di
ajak menyanyikan lagu untuk membujuknya, mandi ataupun makan
misalnya. Dalam bab ini juga menceritakan tentang Mama yang
semakin lupa dengan nama panggilan anak-anaknya.
Dy Suharya juga menceritakan tentang keluarga besar Mama yang
baru saja dia ketahui. Kakeknya mempunyai istri banyak, sehingga dulu
Mama tidak terlalu dekat dengan kakeknya. Mama tidak pernah
menceritakan silsilah keluarga besarnya. Dy Suharya juga bercerita
mengenai Mama yang dulu selalu curiga terhadap Papa. Mungkin itu
terjadi karena Mama menyamakan Papa dengan Kakeknya yang punya
istri banyak. Padahal Papa bekerja di kantor yang berAC sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
membuat wangi farfumknya masih tercium ketika sore hari sepulang
bekerja. Dy Suharya banyak bercerita tentang pangalaman yang telah
dilalui bersama keluarganya, terutama bersama Mama.
2. Tema dan amanat yang terdapat pada bab tujuh belas sebagai berikut:
1) Tema
a. Peristiwa yang menonjol pada bab tujuh belas adalah Dy Suharya
yang kembali dekat dengan keluarganya. Peristiwa yang menonjol
lainnya adalah mama Dy Suharya kembali menjadi bersifat
kanak-kanak karena penyakit yang dideritanya. Hal ini dapat
dibuktikan dari kutipan berikut.
(1) Mama kembali menjadi anak-anak. Ingat kan, ketika
masih kecil dulu, orangtua atau guru kita melakukan
hal itu? Membuat kita tenang duduk di bangku
sekolah dengan lagu, “Tangan di atas, tangan di
depan, tangan bersilang, duduk dengan tenang.”
(Suharya, 2014: 102).
(2) Ada yang mengatakan bahwa menjadi seorang anak,
tidaklah pernah menjadi sebuah pilihan. Kita tidak
pernah tahu akan dilahirkan di dalam keluarga
seperti apa. Ayah dan ibu adalah paket yang tidak
tergantikan, sejak kita diputuskan berada dalam
rahim seorang perempuan. Demikian juga ketika kita
tumbuh. Sering kali kita dipaksa untuk memilih sisi.
Anak Papa atau anak Mama. Tidak dalam arti
sesungguhnya tentu saja, tetapi biasannya kita
mengadopsi salah satu sisi dengan lebih dominan.
Lebih dekat dengan Mama atau Papa (Suharya,
2014: 108).
(3) Seandainya apa yang kukatakan pada Papa wktu itu
didengarnya, lalu mereka bercerai, mungkin aku
akan menjadi anak yang paling menyesal ketika itu.
Tapi sungguh, maksudku adalah tidak ingin
membuat kedua orangtuaku bercerai. Aku hanya
ingin memaksa Papa untuk menyelesaikan masalah
mereka berdua (Suharya, 2014: 109).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Dari kutipan di atas bab tujuh belas bertemakan
kemanusiaan. Bab ini menceritakkan tentang keadaan mama yang
menjadi seperti anak-anak kembali. Bab ini juga menceritakkan
bagaimana papa mempertahankan hubungan suami istri dengan
mama.
b. Peristiwa yang menimbulkan konflik
Peristiwa yang menimbulkan konflik pada bab tujuh belas
adalah ibunya yang menjadi seperti anak-anak, karena penyakit
yang di derita oleh ibunya.
c. Waktu penceritaan peristiwa
Bab tujuh belas menggambarkan waktu penceritaan peristiwa
yang meliputi tahun ketika keluarga Dy suharyadi boyong papa
ke New York. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan berikut.
(1) Tahun 1973-1977 waktu kami sekeluarga diboyong
Papa ke New York sebagai Resepresentative Bank
EXIM, Mama harus beradaptasi dengan suasana
baru, sekolah anak-anak, kesibukan menyiapkan
ini itu di pagi hari untuk suami dan anak-anak, get
things done sebelum mereka semua pulang.
3. Amanat
Amanat yang terdapat dalam bab tujuh belas dapat disimpulkan
melalui kutipan-kutipan berikut :
(1) Teori lain yang mungkin juga masuk akal untuk
dijadikan alasan kenapa Mama mengingatku
dengan baik adalah, karena aku rajin berkirim
surat. Secara fisik aku memang meninggalkan
Mama dan apa di Jakarta. Aku menghabiskan
sepuluh tahun hidupku di Amerika,kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
pulang ke Indonesia hanya kurang lebih lima
tahun, lalu pergi ke Australia. (Suharya, 2014: 107)
Kutipan di atas ingin menyampaikan pesan moral bahwa di
manapun anak berada ibu tetaplah ibu yang tidak boleh dilupakan.
(2) Bukan berarti kalau memiliki kesempatan aku
mengganti orangtuaku. Aku hanya akan membuat
mereka tidak menjadi seperti sekarang. Aku
berharap punya kemampuan lebih untuk mencegah
sakitnya Mama datang (Suharya, 2014: 108)
Kutipan di atas ingin menyampaikan pesan moral bahwa orang tua
kita tidak bisa tergantikan oleh siapapun serta ingin menyampaikan
pesan moral bahwa penyesalan itu ada diakhir.
(3) Seandainya apa yang kukatakan pada Papa wktu
itu didengarnya, lalu mereka bercerai, mungkin aku
akan menjadi anak yang paling menyesal ketika
itu. Tapi sungguh, maksudku adalah tidak ingin
membuat kedua orangtuaku bercerai. Aku hanya
ingin memaksa Papa untuk menyelesaikan masalah
mereka berdua (Suharya, 2014: 109).
Kutipan di atas ingin menyampaikan pesan moral yaitu bercerai
bukanlah solusi untuk mengatasi masalah yang ada di dalam rumah
tangga.
Secara keseluruhan bab ini mengandung pesan moral secara
ekplisit yaitu keluarga adalah hal yang berharga, dan apabila ada
masalah bisa diselesaikan secara baik-baik.
4.2.6 Guru memberikan perintah untuk mengkomunikasikan amanat dan
tema yang terdapat dalam bab tujuh belas yang telah dikerjakan siswa
secara berkelompok dengan teman sekelompoknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
4.2.7 Guru memberikan tugas secara individu kepada siswa. Tugas tersebut
adalah pertanyaan mengenai tema dan amanat yang terdapat pada bab
tujuh belas novel karya Dian Purnomo dan Dy Suharya yang berjudul
Ketika Ibu Melupakanku.
Berikut pertanyaan dari kuis tersebut :
1. Ceritakan sinopsis dari bab tujuh belas novel karya Dian Purnomo dan
Dy Suharya yang berjudul “Ketika Ibu Melupakanku”?
2. Apa tema bab tujuh belas dalam novel karya Dian Purnomo dan Dy
Suharya yang berjudul “Ketika Ibu Melupakanku”?
3. Apa amanat yang terdapat pada bab tujuh belas karya Dian Purnomo
dan Dy Suharya yang berjudul “Ketika Ibu Melupakanku”
4.2.8 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan
peringkat individu siswa yang tergabung dalam satu kelompok.
4.2.9 Guru memberikan tugas secara individu untuk membuat sinopsis dan
menentukan tema dan amanat yang terdapat dalam bab sembilan belas
dalam novel karya karya Dian Purnomo dan Dy Suharya yang
berjudul Ketika Ibu Melupakanku.
1. Berikut sinopsis, tema, dan amanat yang terdapat dalam novel tersebut :
Sinopsis bab sembilan belas novel karya Dian Purnomo dan Dy
Suharya yang berjudul Ketika Ibu Melupakanku.
Pada Bab ini Dy Suharya menceritakan tentang yayasan yang
didirikannya. Pada tanggal 3 Agustus 2013 pendirian yayasannya resmi
ditandatangani. Dy Suharya beserta teman-teman mengurus segala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
persyaratan untuk pendirian yayasan tersebut. Akhirnya tepat pada hari
ulang tahun Mama yang ke-79 tahun, Dy dan teman-teman dipanggil
untuk menandatangani akta pendirian yayasan tersebut. Dy Suharya
merasa seluruh semesta mendukung dan dia pulang untuk menebus apa
yang hilang. Dia pulang untuk mendapatkan kembali apa yang dicari
yang dipikir berada di luar rumah ternyata di rumahnya sendirilah dia
bermuara.
2. Tema dalam bab sembilan belas
1) Peristiwa yang menonjol pada bab sembilan belas adalah pengesahan
yayasan ALZI serta dukungan dari berbagai pihak atas pendirian
yayasan tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan berikut.
(1) TANGGAL 3 Agustus 2013, Notaris Sarida Sada S.H.
meminta kami, para Pendiri, Pembina, Pengawas, dan
Pengurus Alzheimer Indonesia yang terdiri dari para
dokter ahli, pengacara, caregivers/ pandamping/
perawat, Orang Dengan Demensia (ODD), praktisi
sosial dan pemerhati lansia menandatangani surat
pendirian yayasan. Ajaib. Tidak ada yang merancang
penandatanganan untuk jatuh tepat di hari itu. Hari
ulang tahun Mamaku tercinta, dan juga hari ulang tahun
sahabat SMP-ku, Sakurayuki, dan juga merupakan
seorang Pembina di Yayasan ini. Yuki tergerak untuk
bergabung dan mendukung ALZI karena salah satu
keluarga yang sangat dicintai diduga memiliki gejala
Alzheimer (Suharya, 2014: 121).
(2) Sekarang, ketika semua support system-nya sudah siap,
satu persatu seperti terungkap sekaligus menemukan
solusinya sendiri. Mama dan Papa menjadi pasangan
suami istri yang sesungguhnya. Aku menjadi anak yang
merasa kedekatan orangtuannya, seperti yang selama
ini kuharapkan. Aku bertemu dengan teman-teman
yang mendukung apa yang kulakukan. Setiap jajaring
yang kubangun memberi dukungan yang luar biasa
positif. Semesta berada di pihakku saat ini (Suharya,
2014: 123).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Bab sembilan belas menceritakkan tentang diresmikannya
yayasan alzheimer yang digagas oleh Dy Suharya. Bab ini juga
menceritakkan bagaimana banyak orang yang mendukung Dy
Suharya. Dari kutipan di atas maka bab ini bertemakan kemanusiaan.
2) Persoalan yang banyak menimbulkan konflik
Peristiwa yang menimbulkan konflik pada bab sembilan belas
adalah penandatangan resminya yayasan ALZI yang didirikan oleh Dy
Suharya beserta teman-temannya.
3) Waktu penceritaan peristiwa
Bab sembilan belas menggambarkan waktu penceritaan peristiwa
yang meliputi waktu diresmikannya yayasan alzheimer atau ALZI.
Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan berikut.
(1) TANGGAL 3 Agustus 2013, Notaris Sarida Sada S.H.
meminta kami, para Pendiri, Pembina, Pengawas, dan
Pengurus Alzheimer Indonesia yang terdiri dari para
dokter ahli,pengacara, caregivers/pandamping/perawat
Orang Dengan Demensia (ODD), praktisi sosial dan
pemerhati lansia menandatangani surat pendirian
yayasan. Ajaib. Tidak ada yang merancang
penandatanganan untuk jatuh tepat di hari itu. Hari
ulang tahun Mamaku tercinta, dan juga hari ulang tahun
sahabat SMP-ku, Sakurayuki, dan juga merupakan
seorang Pembina di Yayasan ini. Yuki tergerak untuk
ergabung dan mendukung ALZI karena salah satu
keluarga yang sangat dicintai diduga memiliki gejala
Alzheimer (Suharya, 2014: 121).
Dari ketiga langkah tersebut maka dapat disimpulkan bab sembilan
belas bertemakan kemanusiaan, karena pada bab ini diceritakan
tentang kepedulian Dy Suharya untuk mengagas berdirinya Yayasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Alzheimer Indonesia (ALZI), selain itu bab ini juga menceritakan
tentang dukungan dari orang lain untuk Dy Suharya.
3. Amanat pada bab sembilan belas
Amanat yang terdapat pada bab sembilan belas dapat kita simpulkan
melalui kutipan cerita berikut :
(1) “Sabar ya...Yang mau bukin yayasan kan bukan Cuma
Alzheimer Indonesia saja. Nanti kalau semua sudah
selesai pasti dikabari (Suharya, 2014: 122).
(2) Sekarang, ketika semua support system-nya sudah siap,
satu persatu seperti terungkap sekaligus menemukan
solusinya sendiri. Mama dan Papa menjadi pasangan
suami istri yang sesungguhnya. Aku menjadi anak yang
merasa kedekatan orangtuannya, sepertu yang selama
ini kuharapkan. Aku bertemu dngan teman-teman yang
mendukung apa yang kulakukan. Setiap jajaring yang
kubangun memberi dukungan yang luar biasa positif.
Semesta berada di pihakku saat ini (Suharya, 2014:
123).
Bab ini menyampaikan pesan moral secara ekplinsit yaitu tentang
kesabaran akan membuahkan hasil.
4.2.10 Siswa mengkomunikasikan kepada teman sekelas mengenai amanat
yang terdapat pada novel karya Dy Suharya dan Dian Purnomo yang
berjudul “Ketika Ibu Melupakanku” dengan cara menghubungkan
tema dan amanat tersebut dengan kehidupan nyata yang pernah
dialami.
Contoh tema dan amanat dalam kehidupan nyata yang pernah
dialami oleh siswa :
1. Saat kita meminta uang jajan tetapi ibu tidak mempunyai uang, tetapi
kita malah memarahi ibu karena tidak memberikan uang jajan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
(1) Tema : kemanusiaan
(2) Amanat : jangan durhaka kepada orang tua dan selalu
bersabar.
2. Saat kita teman kita membutuhkan bantuan, misalnya saat teman kita
jatuh sakit yang membutuhkan biaya dan kita mempunyai uang, maka
kita harus membantu teman kita yang membutuhkan tersebut.
(1) Tema : kemanusiaan
(2) Amanat : kita hendaknya memberikan bantuan kepada orang
yang membutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
SILABUS
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XI
Semester : Satu
Tahun Ajaran : 2016-2017
Standar Kompetensi : Membaca (Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/terjemahan).
Kompetensi Dasar :7.2 Menganalisis unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Kegiatan Belajar Indikator
Pencapaian
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
1. Menganalisis
unsur-unsur
instrinsik
dan
ekstrinsik
novel
Indonesia/
terjemahan
1. Membaca novel bab
tujuh belas dan
sembilan belas
novel Ketika Ibu
Melupakanku karya
Dian Purnomo dan
Dy Suharya.
2. Unsur instrinsik
tema dan amanat
dalam bab tujuh
belas dan sembilan
belas novel Ketika
Ibu Melupakanku
1. Guru menjelaskan
pengertian novel
2. Siswa secara
individu
mempelajari materi
tentang tema dan
amanat yang telah
diberikan oleh guru
3. Guru menjelaskan
unsur instrinsik tema
dan amanat.
4. Guru membentuk
siswa menjadi
1. Siswa mampu
menjelaskan
pengertian novel.
2. Siswa mampu
menjelaskan
pengertian unsur
instrinsik novel
yaitu tema dan
amanat.
3. Siswa mampu
menganalisis unsur
tema dan amanat
dalam novel Ketika
Jenis tagihan:
1. Tugas
Individu
2. Tugas
kelompok
Bentuk
Instrumen
1. Uraian
Bebas
4 JP Hendy,
Zainal.1998.
Pelajaran
Sasra. Jakarta:
Gramedia
Ismawati, E.
2013.
Pengajaran
Sastra.
Yogyakarta:
Ombak.
Nurgiyantoro,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
beberapa kelompok
yang terdiri dari 4-5
siswa.
5. Guru memberi tugas
secara kelompok
untuk membuat
sinosis, mencari
tema dan amanat
novel Ketika Ibu
Melupakanku karya
Dian Purnomo dan
Dy Suharya.
6. Siswa berdiskusi
secara kelompok
tentang hasil tugas
yang telah
diselesaikan.
7. Guru memberi kuis
kepada siswa secara
individu
8. Guru memberi
penghargaan kepada
kelompok
berdasarkan
peringkat individu
9. Guru memberikan
tugas secara individu
untuk membuat
Ibu Melupakanku
karya Dian
Purnomo dan Dy
Suharya.
Burhan. 2005.
Sastra Anak
Pengantar
Pemahaman
Dunia Anak.
Yogyakarta:
Gajah Mada
University
Press.
Rahmanto, B.
1988. Metode
Pengajaran
Sastra.
Yogyakarta:
Kanisius.
Siswanto,
Wahyudi. 2008.
Pengantar Teori
Sastra. Jakarta:
Grasindo
Sudjiman,
Panuti. 1988.
Memahami
cerita rekaan.
Jakarta: Pustaka
Jaya.
Wahyuningtyas,
Sri dan Wijaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
sinopsis, mencari
tema dan amanat bab
sembilan belas dari
novel Ketika Ibu
Melupakanku.
10. Siswa membacakan
sinopsis bab
sembilan belas novel
Ketika Ibu
Melupakanku
11. Siswa mengkomuni-
kasikan kepada
teman sekelas
tentang tema dan
amanat yang terdapat
pada bab sembilan
belas novel Ketika
Ibu Melupakanku
serta mengkaitkan
dengan kehidupan
sehari-hari.
Heru Santoso.
2010. Apresiasi
Prosa.
Surakarta:
Yuma Pustaka.
Waluyo, J.
Herman. 1987.
Teori dan
Apresiasi Puisi.
Jakarta:
Erlangga.
Suharya, Dy dan
Dian Purnomo.
2014. Ketika Ibu
Melupakanku.
Jakarta: Kompas
Gramedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SATUAN PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Atas
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER : XI/I
ALOKASI WAKTU : 4 JP ( 4 x 45 menit)
A. Standar Kompetensi
Membaca 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ novel
terjemahan.
B. Kompetensi Dasar
7.2 Menganalisis unsur instrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ novel
terjemahan.
C. Indikator
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian novel.
2. Siswa mampu menjelaskan pengertian tema dan amanat.
3. Siswa mampu menganalisis unsur instrinsik tema dan amanat
berdasarkan langkah-langkah penentu novel Ketika Ibu Melupakanku
karya Dy Suharya dan Dian Purnomo.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran siswa diharapkan :
1. Mampu menjelaskan pengertian novel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
2. Mampu menjelaskan pngertian tema dan amanat novel.
3. Mampu menganalisis unsur instrinsik tema dan amanat berdasarkan
langkah-langkah penentu novel Ketika Ibu Melupakanku karya Dy
Suharya dan Dian Purnomo.
E. Materi
1. Bab tujuh belas dan bab sembilan belas novel Ketika Ibu Melupakanku
karya Dian Purnomo dan Dy Suharya.
Novel : Novel seperti halnya bentuk prosa cerita lain, sering
memiliki struktur yang komplek dan biasanya dibangun dari unsur-
unsur yang dapat didiskusikan seperti berikut: latar, perwatakan,
cerita, teknik cerita, bahasa, tema ( Rahmanto, 1988: 70). Novel
merupakan cerita rekaan yang menyajikan tentang aspek kehidupan
manusia yang mendalam yang senantiasa berubah-ubah dam
merupakan kesatuan dinamis yang bermakna (Wahyuningtyas, 2010:
47).
2. Tema : Tema ialah gagasan, ide, atau pikiran utama dalam karya sastra
yang terungkap secara jelas atau terselubung (tersembunyi). Tema
sama dengan topik (pokok masalah). Sebuah tema dapat dijabarkan
menjadi beberapa pokok masalah. Untuk menemukan tema sebuah
cerita yang kita baca perlu memperhatikan dan memahami bagian
cerita yang melukiskan keadaan memuncak, klimaks, dan penyelesaian
cerita. Bagian ini akan sangat menolong kita untuk membuka tabir hal-
hal tersirat sebelumnya, dan mengungkapkan keutuhan cerita. Jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
gambaran dan kesan umum cerita itu telah kita temukan akan mudah
kita menemukan temanya. (Hendy, 1988: 66).
3. Amanat : Amanat adalah tema yang tersirat dalam sebuah cerita, tentu
pengarang mempunyai maksud dan tujuan agar pembaca mengambil
manfaat dan menjauhi hal-hal yang tidak baik (Hendy,1988: 31).
Amanat ialah pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada
pembaca dan pendengar. Karena itu amanat merupakan gagasan yang
mendasari karya sastra. Dalam karya sastra lama amanat dapat dengan
mudah kita pahami, tapi dalam karya sastra modern amanat ini lebih
tersirat sehingga kita harus dapat menemukan simpulan-simpulannya
agar dapat mengetahui hal-hal yang diamanatkan penulis (Hendy,
1988: 66).
Teknik penyampaian moral atau amanat pada sebuah karya satra
secara implisit ataupun secara eksplisit. Implisit jika jalan keluar atau
ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita
berakhir. Eksplisit jika pengarang pada tengah atau akhir cerita
menyampaikan seruan, saran, berkenaan dengan gagasan yang
mendasari cerita itu (Sudjiman, 1988: 57 ).
F. Metode Pembelajaran
Metode : Kooperatif
Model : TAI (Team Assited Individualization atau Team Accelarated
Instruction).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
G. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan pertama: 2 x 45 menit
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
1 Kegiatan Awal/ Apersepsi
Doa pembuka/salam pembuka dan presensi siswa.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
memaparkan langkah-langkah pembelajaran hari
ini tentang unsur instrinsik tema dan amanat.
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa apakah
mereka pernah membaca karya sastra novel dan
novel apa saja yang pernah mereka baca.
Siswa mengungkap pendapatnya apa yang
diketahui tentang karya sastra novel.
Guru merangkum semua pendapat siswa mengenai
pengertian karya sastra novel.
20 menit
2 Kegiatan inti
1. Eksplorasi
Guru mengajak siswa untuk berdiskusi
mengenai novel dan pengertiannya.
Siswa diberikan pertanyaan lisan tentang apa
saja unsur instrinsik yang terdapat dalam novel.
Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana siswa
memiliki pengetahuan tentang unsur instrinsik.
Siswa diberikan kesempatan untuk menjawab
apa saja yang diketahui tentang unsur instrinsik
novel secara acak.
55 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
2. Elaborasi
Guru memberikan materi tentang pengertian
tema dan amanat karya sastra novel kepada
siswa. Siswa mempelajari secara mandiri.
Guru memberikan tugas tentang tema dan
amanat karya sastra novel.
Guru memberikan nilai tugas tentang tema dan
amanat karya sastra novel, sebagai penilaian
awal.
Guru membentuk siswa menjadi beberapa
kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa.
Guru memberikan tugas untuk membuat
sinopsis, menganalisis tema dan amanat yang
terdapat dalam bab tujuh belas dalam novel
Ketika Ibu Melupakanku karya Dian Purnomo
dan Dy Suharya. Tugas tersebut dikerjakan
secara berkelompok.
Siswa mengkomunikasikan kepada kelompok
mengenai tugas sinopsis, mencari tema dan
amanat bab tujuh belas dalam novel Ketika Ibu
Melupakanku karya Dian Purnomo dan Dy
Suharya tersebut.
Guru memberikan kuis secara individu tentang
sinopsis, mencari tema dan amanat bab tujuh
belas dalam novel Ketika Ibu Melupakanku
karya Dian Purnomo dan Dy Suharya dari tugas
kelompok yang sudah dikerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
3. Konfirmasi
Kelompok memberikan tanggapan dan komentar
kepada individu yang mempresentasikan hasil
diskusi tentang tema dan amanat bab tujuh belas
dalam novel Ketika Ibu Melupakanku karya Dian
Purnomo dan Dy Suharya.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
berdasarkan peringkat individu siswa yang
tergabung dalam satu kelompok.
3 Kegiatan akhir/ penutup
Guru memberi tugas untuk membuat sinopsis,
serta mencari unsur instrinsik tema dan amanat
dari bab sembilan belas secara individu dalam
novel karya Dy Suharya dan Dian Purnomo yang
berjudul Ketika Ibu Melupakanku.
Guru memberikan apresiasi kepada siswa tentang
bagaimana kagiatan mempelajari unsur instrinsik
tema dan amanat hari ini.
Guru menutup pembelajaran dengan
menyampaikan materi pembelajaran yang sudah
dipelajari hari ini.
Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa.
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Pertemuan kedua : 2x 45 menit
No
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
1 Kegiatan Awal/ Apresiasi
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa.
Guru menyampaikan materi yang sudah dibahas pada
pertemuan sebelumnya, unsur intrinsik tentang tema
dan amanat dalam karya sastra novel.
Siswa mendengarkan guru tentang penjelasan
mengenai pembelajaran yang akan disampaikan
10 menit
2 Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berkumpul bersama kelompok yang telah dibentuk
pada pembelajaran sebelumnya.
Guru memberikan waktu untuk berdiskusi tentang
tugas individu yang diberikan minggu lalu kepada
teman kelompoknya.
2. Elaborasi
Di dalam kelompok siswa mendiskusikan hasil
membuat sinopsis, serta analisis tema dan amanat
bab sembilan belas novel karya Dian Purnomo dan
Dy Suharya yang berjudul Ketika Ibu Melupakanku.
Setelah berdiskusi siswa menentukan tema dan
amanat bab sembilan belas novel karya Dian
Purnomo dan Dy Suharya yang berjudul “Ketika Ibu
Melupakanku” secara berkelompok dan siswa
mengakaitkan tema dan amanat tersebut ke dalam
kehidupan sehari-hari dengan membuat contoh
65 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
nyata hal yang pernah dialami.
Siswa mengkomunikasikan hasil diskusi dari
kelompok tentang tema dan amanat yang terdapat
dalam bab sembilan belas novel karya Dian
Purnomo dan Dy Suharya yang berjudul “Ketika Ibu
Melupakanku” kepada seluruh siswa, di depan
kelas.
3. Konfirmasi
Kelompok memberikan tanggapan dan komentar
kepada kelompok yang mempresentasikan hasil
diskusi mereka tentang tema dan amanat yang
terdapat dalam bab sembilan belas novel karya Dian
Purnomo dan Dy Suharya yang berjudul “Ketika Ibu
Melupakanku.
3 Kegiatan Akhir/ Penutup
Guru menyimpulkan hasil dari diskusi kelompok yang
telah dipresentasikan tentang tema dan amanat yang
terdapat dalam bab sembilan belas novel karya Dian
Purnomo dan Dy Suharya yang berjudul “Ketika Ibu
Melupakanku.
Guru menyimpulkan hasil pembelajaran tema dan
amanat mulai dari pertemuan pertama hingga
pertemuan kedua.
Guru memberikan tugas refleksi dari pembelajaran
hari ini yaitu siswa membuat pesan dan kesan dari
pertemuan hari ini.
Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang sudah
bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya.
Guru menutup pembelajaran hari ini dengan berdoa.
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
H. Sumber Belajar dan Alat Pembelajaran
1. Sumber belajar :
Hendy, Zaidan. 1988. Pelajaran Sastra 1. Jakarta: Gramedia.
Hendy, Zaidan. 1988. Pelajaran Sastra 2. Jakarta: Gramedia.
Ismawati, E. 2013. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Ombak.
Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak Pengantar Pemahaman
Dunia Anak. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta:
Kanisius.
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra.Jakarta: Grasindo
Suharya, Dy dan Dian Purnomo. 2014. Ketika Ibu Melupakanku.
Jakarta: Kompas Gramedia
Sudjiman,Panuti. 1988. Memahami cerita rekaan. Jakarta: Pustaka
Jaya.
Wahyuningtyas, Sri dan Wijaya Heru Santoso. 2010. Apresiasi
Prosa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Waluyo, J. Herman. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta:
Erlangga.
2. Alat : LCD, laptop, papan tulis, dan novel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
I. Penilaian
1. Jenis tagihan : Tugas individu dan tugas kelompok (tes tulis dan
tes lisan)
2. Bentuk instrumen : Unjuk kerja dan uraian bebas
Tugas individu (skor maksimal 10)
Setelah membaca bab sembilan belas novel “Ketika Ibu
Melupakanku” karya Dian Purnomo dan Dy Suharya, kemudian
jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
(1) Jelaskan pengertian novel dan Jelaskan cara mencari tema. Jelaskan
apa yang dimaksud dengan amanat beserta teknik penyampaiannya
dalam karya sastra yaitu novel !
(2) Buatlah sinopsis bab sembilan belas novel “Ketika Ibu
Melupakanku” kerya Dian Purnomo dan Dy Suharya!
(3) Analisislah tema dan amanat bab sembilan belas novel Ketika Ibu
Melupakanku karya Dian Purnomo dan Dy Suharya !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Kunci Jawaban
1. Pengertian novel, tema dan amanat.
a. Novel seperti halnya bentuk prosa cerita lain, sering memiliki struktur
yang komplek dan biasanya dibangun dari unsur-unsur yang dapat
didiskusikan seperti berikut: latar, perwatakan, cerita, teknik cerita,
bahasa, tema (Rahmanto, 1988: 70). Novel adalah produk masyarakat.
Novel berada di masyarakat karena novel dibentuk oleh anggota
masyrakat berdasarkan desakan-desakan emosional atau rasional dalam
masyarakat, Sumarjo dalam (Santoso dan Wahyuningtyas: 2010: 47).
b. Tema : Menurut (Waluyo, 1987: 106 118) tema merupakan suatu hal
yang sangat penting dalam sebuah karya sastra, dan tema dibagi
menjadi beberapa macam.
c. Amanat adalah tema yang tersirat dalam sebuah cerita, tentu pengarang
mempunyai maksud dan tujuan agar pembaca mengambil manfaat dan
menjauhi hal-hal yang tidak baik (Hendy,1988: 31). Amanat ialah pesan
yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca dan pendengar.
Karena itu amanat merupakan gagasan yang mendasari karya sastra.
Teknik penyampaian moral atau amanat pada sebuahkarya satra secara
implisit ataupun secara eksplisit. Implisit jika jalan keluar atau ajaran
moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita
berakhir. Eksplisit jika pengarang pada tengah atau akhir cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
menyampaikan seruan, saran, berkenaan dengan gagasan yang
mendasari cerita itu (Sudjiman, 1988: 57 ).
2. Sinopsis bab sembilan belas novel karya Dian Purnomo dan Dy Suharya
yang berjudul Ketika Ibu Melupakanku
Pada Bab ini Dy Suharya menceritakan tentang yayasan yang
didirikannya. Pada tanggal 3 Agustus 2013 pendirian yayasannya resmi
ditandatangani. Dy Suharya beserta teman-teman mengurus segala
persyaratan untuk pendirian yayasan tersebut. Akhirnya tepat pada hari
ulang tahun Mama yang ke-79 tahun, Dy dan teman-teman dipanggil
untuk menandatangani akta pendirian yayasan tersebut. Dy Suharya
merasa seluruh semesta mendukung dan dia pulang untuk menebus apa
yang hilang. Dia pulang untuk mendapatkan kembali apa yang dicari yang
dipikir berada di luar rumah ternyata di rumahnya sendirilah dia bermuara.
3. Tema yang terdapat dalam bab sembilan belas novel karya Dian Purnomo
dan Dy Suharya yang berjudul “Ketika Ibu Melupakanku”
a. Tema dalam bab sembilan belas
1) Peristiwa yang menonjol pada bab sembilan belas adalah pengesahan
yayasan ALZI serta dukungan dari berbagai pihak atas pendirian
yayasan tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan berikut.
(1) TANGGAL 3 Agustus 2013, Notaris Sarida Sada S.H.
meminta kami, para Pendiri, Pembina, Pengawas, dan
Pengurus Alzheimer Indonesia yang terdiri dari para
dokter ahli, pengacara, caregivers/ pandamping/ perawat,
Orang Dengan Demensia (ODD), praktisi sosial dan
pemerhati lansia menandatangani surat pendirian
yayasan. Ajaib. Tidak ada yang merancang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
penandatanganan untuk jatuh tepat di hari itu. Hari ulang
tahun Mamaku tercinta, dan juga hari ulang tahun
sahabat SMP-ku, Sakurayuki, dan juga merupakan
seorang Pembina di Yayasan ini. Yuki tergerak untuk
bergabung dan mendukung ALZI karena salah satu
keluarga yang sangat dicintai diduga memiliki gejala
(Suharya, 2014: 121).
(2) Sekarang, ketika semua support system-nya sudah siap,
satu persatu seperti terungkap sekaligus menemukan
solusinya sendiri. Mama dan Papa menjadi pasangan
suami istri yang sesungguhnya. Aku menjadi anak yang
merasa kedekatan orangtuannya, seperti yang selama ini
kuharapkan. Aku bertemu dengan teman-teman yang
mendukung apa yang kulakukan. Setiap jajaring yang
kubangun memberi dukungan yang luar biasa positif.
Semesta berada di pihakku saat ini (Suharya, 2014: 123).
Bab sembilan belas menceritakkan tentang diresmikannya
yayasan alzheimer yang digagas oleh Dy Suharya. Bab ini juga
menceritakkan bagaimana banyak orang yang mendukung Dy
Suharya. Dari kutipan di atas maka bab ini bertemakan kemanusiaan.
2) Persoalan yang banyak menimbulkan konflik
Peristiwa yang menimbulkan konflik pada bab sembilan belas
adalah penandatangan resminya yayasan ALZI yang didirikan oleh
Dy Suharya beserta teman-temannya.
3) Waktu penceritaan peristiwa
Bab sembilan belas menggambarkan waktu penceritaan
peristiwa yang meliputi waktu diresmikannya yayasan alzheimer
atau ALZI. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan berikut.
(3) TANGGAL 3 Agustus 2013, Notaris Sarida Sada S.H.
meminta kami, para Pendiri, Pembina, Pengawas, dan
Pengurus Alzheimer Indonesia yang terdiri dari para
dokter ahli,pengacara, caregivers/pandamping/perawat
Orang Dengan Demensia (ODD), praktisi sosial dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
pemerhati lansia menandatangani surat pendirian
yayasan. Ajaib. Tidak ada yang merancang
penandatanganan untuk jatuh tepat di hari itu. Hari
ulang tahun Mamaku tercinta, dan juga hari ulang tahun
sahabat SMP-ku, Sakurayuki, dan juga merupakan
seorang Pembina di Yayasan ini. Yuki tergerak untuk
ergabung dan mendukung ALZI karena salah satu
keluarga yang sangat dicintai diduga memiliki gejala
Alzheimer (Suharya, 2014: 121).
Dari ketiga langkah tersebut maka dapat disimpulkan bab
sembilan belas bertemakan kemanusiaan, karena pada bab ini
diceritakan tentang kepedulian Dy Suharya untuk mengagas
berdirinya Yayasan Alzheimer Indonesia (ALZI), selain itu bab ini
juga menceritakan tentang dukungan dari orang lain untuk Dy
Suharya.
b. Amanat pada bab sembilan belas
Amanat yang terdapat pada bab sembilan belas dapat kita simpulkan
melalui kutipan cerita berikut :
(4) “Sabar ya...Yang mau bukin yayasan kan bukan Cuma
Alzheimer Indonesia saja. Nanti kalau semua sudah
selesai pasti dikabari (Suharya, 2014: 122).
(5) Sekarang, ketika semua support system-nya sudah siap,
satu persatu seperti terungkap sekaligus menemukan
solusinya sendiri. Mama dan Papa menjadi pasangan
suami istri yang sesungguhnya. Aku menjadi anak yang
merasa kedekatan orangtuannya, sepertu yang selama
ini kuharapkan. Aku bertemu dngan teman-teman yang
mendukung apa yang kulakukan. Setiap jajaring yang
kubangun memberi dukungan yang luar biasa positif.
Semesta berada di pihakku saat ini (Suharya, 2014:
123).
Bab ini menyampaikan pesan moral secara ekplinsit yaitu tentang
kesabaran akan membuahkan hasil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Pedoman Penilaian untuk soal 1 dan 2
No.
Soal
Kriteria Skor
1. a. Siswa dapat mendefinisikan pengertian novel,
pengertian tema berserta jenis-jenisnya dan
amanat beserta teknik penyampaiannya dengan
lengkap dan benar.
b. Siswa hanya dapat mendefinisikan sedikit
pengertian novel, pengertian tema berserta jenis-
jenisnya dan amanat beserta teknik
penyampaiannya dan kurang lengkap.
c. Siswa tidak dapat mendefinisikan pengertian
novel, pengertian tema berserta jenis-jenisnya
dan amanat beserta teknik penyampaiannya
dengan lengkap dan benar.
2
1
0
2. a. Siswa dapat membuat sinopsis bab sembilan
belas novel Ketika Ibu Melupakanku karya Dian
Purnomo dan Dy Suharya dengan lengkap dan
benar.
b. Siswa dapat membuat sinopsis bab sembilan
belas novel Ketika Ibu Melupakanku karya Dian
Purnomo dan Dy Suharya sebagian saja.
c. Siswa tidak dapat membuat sinopsis bab
sembilan belas novel Ketika Ibu Melupakanku
karya karya Dian Purnomo dan Dy Suharya
4
3
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Pedoman penilaian untuk soal nomer 3
Nilai akhir = Skor Pemerolehan X 100
Skor maksimal
No.
soal
Kriteria skor
3. a. Siswa dapat menganalisis tema dan amanat bab
sembilan belas novel Ketika Ibu Melupakanku
karya Dian Purnomo dan Dy Suharya dengan
lengkap dan benar.
b. Siswa dapat menganalisis tema dan amanat bab
sembilan belas novel “Ketika Ibu Melupakanku
karya Dian Purnomo dan Dy Suharya kurang
lengkap dan benar.
c. Siswa tidak dapat menganalisis tema dan amanat
bab sembilan belas novel Ketika Ibu
Melupakanku karya Dian Purnomo dan Dy
Suharya dengan lengkap dan benar.
4
3
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
2. Tugas kelompok
1) Buatlah sinopsis bab tujuh belas novel karya Dian Purnomo dan Dy
Suharya!
2) Tentukan tema dengan mengunakan mengutip bagian penting atau inti
cerita dari bab tersebut!
3) Tentukan amanat atau pesan moral yang ingin disampaikan pada bab
tujuh belas novel karya Dian Purnomo dan Dy Suharya dengan
mengutip bagian yang penting!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Kunci jawaban tugas kelompok
1. Bab tujuh belas menceritakan tentang tingkah Mama yang kembali seperti
anak-anak. Setiap kali akan melakukan sesuatu Mama harus di ajak
menyanyikan lagu untuk membujuknya, mandi ataupun makan misalnya.
Dalam bab ini juga menceritakan tentang Mama yang semakin lupa
dengan nama panggilan anak-anaknya.
Dy Suharya juga menceritakan tentang keluarga besar Mama yang
baru saja dia ketahui. Kakeknya mempunyai istri banyak, sehingga dulu
Mama tidak terlalu dekat dengan kakeknya. Mama tidak pernah
menceritakan silsilah keluarga besarnya. Dy Suharya juga bercerita
mengenai Mama yang dulu selalu curiga terhadap Papa. Mungkin itu
terjadi karena Mama menyamakan Papa dengan Kakeknya yang punya
istri banyak. Padahal Papa bekerja di kantor yang berAC sehingga
membuat wangi farfumknya masih tercium ketika sore hari sepulang
bekerja. Dy Suharya banyak bercerita tentang pangalaman yang telah
dilalui bersama keluarganya, terutama bersama Mama.
2. Tema yang terdapat pada bab tujuh belas sebagai berikut :
1) Peristiwa yang menonjol pada bab tujuh belas adalah Dy Suharya yang
kembali dekat dengan keluarganya. Peristiwa yang menonjol lainnya
adalah mama Dy Suharya kembali menjadi bersifat kanak-kanak
karena penyakit yang dideritanya. Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
(6) Mama kembali menjadi anak-anak. Ingat kan, ketika masih
kecil dulu, orangtua atau guru kita melakukan hal itu?
Membuat kita tenang duduk di bangku sekolah dengan lagu,
“Tangan di atas, tangan di depan, tangan bersilang, duduk
dengan tenang.” (Suharya, 2014: 102).
(7) Ada yang mengatakan bahwa menjadi seorang anak,
tidaklah pernah menjadi sebuah pilihan. Kita tidak pernah
tahu akan dilahirkan di dalam keluarga seperti apa. Ayah
dan ibu adalah paket yang tidak tergantikan, sejak kita
diputuskan berada dalam rahim seorang perempuan.
Demikian juga ketika kita tumbuh. Sering kali kita dipaksa
untuk memilih sisi. Anak Papa atau anak Mama. Tidak
dalam arti sesungguhnya tentu saja, tetapi biasannya kita
mengadopsi salah satu sisi dengan lebih dominan. Lebih
dekat dengan Mama atau Papa (Suharya, 2014: 108).
(8) Seandainya apa yang kukatakan pada Papa wktu itu
didengarnya, lalu mereka bercerai, mungkin aku akan
menjadi anak yang paling menyesal ketika itu. Tapi
sungguh, maksudku adalah tidak ingin membuat kedua
orangtuaku bercerai. Aku hanya ingin memaksa Papa untuk
menyelesaikan masalah mereka berdua (Suharya, 2014:
109).
Dari kutipan di atas bab tujuh belas bertemakan kemanusiaan. Bab
ini menceritakkan tentang keadaan mama yang menjadi seperti anak-anak
kembali. Bab ini juga menceritakkan bagaimana papa mempertahankan
hubungan suami istri dengan mama.
2) Peristiwa yang menimbulkan konflik
Peristiwa yang menimbulkan konflik pada bab tujuh belas adalah
ibunya yang menjadi seperti anak-anak, karena penyakit yang di derita
oleh ibunya
3) Waktu penceritaan peristiwa
Bab tujuh belas menggambarkan waktu penceritaan peristiwa yang
meliputi tahun ketika keluarga Dy suharyadi boyong papa ke New
York. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
(1) Tahun 1973 1977 waktu kami sekeluarga diboyong Papa ke
New York sebagai Resepresentative Bank EXIM, Mama
harus beradaptasi dengan suasana baru, sekolah anak-anak,
kesibukan menyiapkan ini itu di pagi hari untuk suami dan
anak-anak, get things done sebelum mereka semua pulang.
3. Amanat
Amanat yang terdapat dalam bab tujuh belas dapat disimpulkan
melalui kutipan-kutipan berikut :
(1) Teori lain yang mungkin juga masuk akal untuk dijadikan
alasan kenapa Mama mengingatku dengan baik adalah,
karena aku rajin berkirim surat. Secara fisik aku memang
meninggalkan Mama dan apa di Jakarta. Aku menghabiskan
sepuluh tahun hidupku di Amerika,kemudian pulang ke
Indonesia hanya kurang lebih lima tahun, lalu pergi ke
Australia. (Suharya, 2014: 107).
Kutipan di atas ingin menyampaikan pesan moral bahwa di
manapun anak berada ibu tetaplah ibu yang tidak boleh dilupakan.
(2) Bukan berarti kalau memiliki kesempatan aku mengganti
orangtuaku. Aku hanya akan membuat mereka tidak
menjadi seperti sekarang. Aku berharap punya kemampuan
lebih untuk mencegah sakitnya Mama datang (Suharya,
2014: 108)
Kutipan di atas ingin menyampaikan pesan moral bahwa orang tua
kita tidak bisa tergantikan oleh siapapun serta ingin menyampaikan pesan
moral bahwa penyesalan itu ada diakhir.
(3) Seandainya apa yang kukatakan pada Papa wktu itu
didengarnya, lalu mereka bercerai, mungkin aku akan
menjadi anak yang paling menyesal ketika itu. Tapi
sungguh, maksudku adalah tidak ingin membuat kedua
orangtuaku bercerai. Aku hanya ingin memaksa Papa untuk
menyelesaikan masalah mereka berdua (Suharya, 2014:
109).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Kutipan di atas ingin menyampaikan pesan moral yaitu bercerai
bukanlah solusi untuk mengatasi masalah yang ada di dalam rumah
tangga.
Secara keseluruhan bab ini mengandung pesan moral secara
ekplisit yaitu keluarga adalah hal yang berharga, dan apabila ada masalah
bisa diselesaikan secara baik-baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Pedoman Penilaian Afektif
No. Kriteria Penilaian Skor
1. a. Siswa dapat mengemukakan ide secara logis dalam diskusi
unsur tema pada bab tujuh belas novel Ketika Ibu
Melupakanku karya Dian Purnomo dan Dy Suharya.
6
b. Siswa dapat menghargai pendapat kelompok dalam diskusi
unsur tema pada bab tujuh belas novel Ketika Ibu
Melupakanku karya Dian Purnomo dan Dy Suharya.
4
2. a. Siswa dapat mengemukakan ide secara logis dalam diskusi
unsur amanat pada bab tujuh belas novel Ketika Ibu
Melupakanku karya Dian Purnomo dan Dy Suharya.
6
b. Siswa dapat menghargai pendapat kelompok dalam diskusi
unsur amanat pada bab tujuh belas novel Ketika Ibu
Melupakanku karya Dian Purnomo dan Dy Suharya.
4
Total Skor maksimal = 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Pedoman Penilaian Kognitif
Yogyakarta, 02 Juli 2016
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah
Nama. Septinlovenia Indrati
No. Kriteria Penilaian Skor
1. a. Siswa dapat menjelaskan tema pada bab tujuh belas
novel Ketika Ibu Melupakanku karya Dian Purnomo
dan Dy Suharya secara lengkap berdasarkan langkah
penentu.
6
b. Siswa dapat menjelaskan tema pada bab tujuh belas
novel Ketika Ibu Melupakanku karya Dian Purnomo
dan Dy Suharya secara kurang lengkap berdasarkan
langkah penentu.
4
2. a. Siswa dapat menjelaskan amanat pada bab tujuh belas
novel Ketika Ibu Melupakanku karya Dian Purnomo
dan Dy Suharya secara lengkap berdasarkan langkah
penentu.
6
b. Siswa dapat menjelaskan amanat pada bab tujuh belas
novel Ketika Ibu Melupakanku karya Dian Purnomo
dan Dy Suharya secara kurang lengkap berdasarkan
langkah penentu.
4
Total skor maksimal 12
Nilai akhir = Skor pemerolehan x 100
Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pembelajaran model kooperatif tipe TAI (Team Assited Individualization
atau Team Accelarated Instruction) adalah pembelajaran yang
mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran
individual. Tipe pembelajaran ini dirasa cocok digunakan karena siswa akan
menguasai materi secara individual terlebih dahulu. Setelah setiap individu
memahami materi, materi tersebut didiskusikan secara kelompok agar siswa
yang punya pemahaman lemah akan lebih terbantu. Selain untuk membantu
pemahaman siswa, tipe TAI juga dapat digunakan untuk mengontrol kelas
dengan mudah. Memahami materi secara individu akan lebih mengontrol
ketenangan kelas. Setelah siswa memahami materi secara individu, dan
dibawa ke kelompok, pada saat itulah siswa dapat bertukar pendapat dengan
siswa yang lain untuk memperdalam materi yang diajarkan. Dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI, siswa diharapkan akan lebih memahami
konsep dari bahan yang diajarkan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif melalui metode deskrpsi. Data yang diambil berupa kata-kata, dan
hasil penelitiannya berupa data tertulis dalam pembelajaran tema dan amanat
yang terkandung dalam novel Ketika Ibu Melupakanku karya Dian Purnomo
dan Dy Suharya. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
dapat disimpulkan bahwa implementasi menggunakan metode kooperatif tipe
TAI (Team Assited Individualization atau Team Accelarated Instruction) pada
analisis tema dan amanat novel Ketika Ibu Melupakanku karya Dian Purnomo
dan Dy Suharya dalam pembelajaran sastra di SMA kelas IX semester I
menggunakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team
Assited Individualization atau Team Accelarated Instruction) tersebut adalah
sebagai berikut: (a) guru terlebih dahulu memahami isi novel dan membuat
sinopsis keseluruhan novel dalam setiap bab dan menyimpulkan secara
keseluruhan, (b) guru mencari dan menentukan tema secara keseluruhan dan
amanat dalam setiap bab dan menyimpulkan keseluruhan amanat dalam novel
yang digunakan sebagai pembelajaran, (c) guru memberikan tugas secara
individu untuk mempelajari unsur-unsur instrinsik novel yaitu tema dan
amanat yang dibuat oleh guru, (d) guru menilai tugas tersebut sebagai
penilaian awal, (e) guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang.
Guru memberikan tugas secara kelompok untuk mencari tema dan amanat
yang terdapat dalam bab tujuh belas novel karya Dy Suharya dan Dian
Purnomo yang berjudul Ketika Ibu Melupakanku yang telah disiapkan oleh
guru. (f) siswa mengkomunikasikan kepada teman kelompoknya mengenai
tugas individu tentang unsur instrinsik tema dan amanat yang telah di kerjakan
secara individu. (g) guru memberikan kuis secara individu dari tugas
kelompok yang sudah dikerjakan. (h) guru memberikan penghargaan kepada
kelompok berdasarkan peringkat individu siswa yang tergabung dalam satu
kelompok. (i) guru memberi tugas secara individu mengenai unsur instrinsik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
tema dan amanat dari bab sembilan belas yang menjadi tugas siswa dalam
novel karya Dy Suharya dan Dian Purnomo yang berjudul Ketika Ibu
Melupakanku, (j) siswa mengkomunikasikan kepada teman kelompok
mengenai amanat yang terdapat pada novel karya Dy Suharya dan Dian
Purnomo yang berjudul Ketika Ibu Melupakanku dengan cara menghubungkan
amanat tersebut dengan kehidupan nyata yang pernah dialami. (k) siswa
mengkomunikasikan kepada teman sekelas mengenai amanat yang terdapat
pada novel karya Dy Suharya dan Dian Purnomo yang berjudul Ketika Ibu
Melupakanku dengan cara menghubungkan amanat tersebut dengan kehidupan
nyata yang pernah dialami. Dalam mencari tema dan amanat siswa
menggunakan langkah-langkah penentu yaitu dengan membuat sinopsis dan
mencari kalimat inti atau inti dari cerita yang akan dianalisis.
5.2 Saran
Saran ini ditujukan kepada para pengajar bahasa Indonesia dan peneliti
selanjutnya yang akan memnggunakan metode kooperatif tipe TAI (Team
Assited Individualization atau Team Accelarated Instruction) sebagai
rancangan pembelajaran sastra. Bagi pengajar, diharapkan motede kooperatif
tipe TAI dapat dijadikan stategi pembelajaran sastra di SMA. Selanjutnya,
bagi peneliti berikutnya, metode kooperatif tipe TAI bukan hanya menilik
pada unsur instrinsik novel, tetapi dapat diimplementasikan dalam karya sastra
lainnya ataupun sebagai metode pembelajaran di luar pembelajaran sastra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, Saliman. 1996. Teori dan Aplikasi Kajian Naskah Drama: Surakarta
Khasanah Ilmu.
Arikunto, Suharsimi.2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto dan Muijo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Gava Media.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ernawati, Lucia Pipin. 2014. “Peningkatan Pemahaman Membaca Teks Bacaan
Nonsastra melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Siswa Kelas X
Tahun Ajaran 2014/2014 SMA Pangudi Luhur S.T Louis IX Sedayu”.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Fananie, Zainuddin. 2010.Telaah Saatra.Surakarta: Muhammadiyah University
Press.
Hadari, Nawawi. 2005. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Hendy, Zaidan. 1988. Pelajaran Sastra 1. Jakarta: Gramedia.
-------------------. 1988. Pelajaran Sastra 2. Jakarta: Gramedia.
Hoed, Benny. 1989. Kala dalam Novel. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Santifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
abad 21. Bogor: Gramedia Indonesia.
Isjoni.2009. Cooperative Learning Evektivitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung: Alfabeta.
Ismawati, E. 2013. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Ombak.
Lie, A. 2008. Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperative Learning di
Ruang Kelas. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdinas.
Moelong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Mulyasa, E. 2014. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Rosda.
Muslich, Mansyur. 2007. Pembelajaran Visioner. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 2011c. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Nurhayati, Rosalia Sri. 2012. “Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif
dengan Teknik Bertukar Pasangan untuk Meningkatkan Keaktifan dan
Kemampuan Siswa dalam Memahami Unsur Instrinsik Cerpen Kelas X2
SMA Kristen Wonosobo Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41. 2007.
Standar Proses. Jakarta: Direktoral Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Rahardjo, Muijo dan Daryanto. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Gava Media.
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta.
Sugiono. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.
Suharya, Dy dan Dian Purnomo. 2014. Ketika Ibu Melupakanku. Jakarta: Kompas
Gramedia.
Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami cerita rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Suryaman, Maman. 2012. Metode Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta. UNY
Press.
Slavin, Robert. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Tukiran Rahmanto, dkk. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung:
Alfabeta.
Wahyudi, Alexander Johan. 2012. ”Peningkatan Kemampuan Menceritakan
Kembali Cerita Anak yang dibaca dengan Menggunakan Metode
Kooperatif Teknik Berpasangan Siswa Kelas VII Semester I SMP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Kanisius Sleman Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Wahyuningtyas, Sri dan Wijaya Heru Santoso. 2010. Apresiasi Prosa. Surakarta:
Yuma Pustaka.
Waluyo, J. Herman. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
BIODATA PENULIS
Septinlovenia Indrati sering disapa Loven adalah anak
pertama dari tiga bersaudara. Loven merupakan anak
pasangan dari Bapak Agus Supriyadi dan Ibu Suharni.
Penulis tugas akhir skripsi yang berjudul “Penggunaan
Metode Kooperatif Tipe TAI dalam Menganalisis Tema
dan Amanat Novel Ketika Ibu Melupakanku Karya Dy
Suharya dan Dian Purnomo untuk Pembelajaran Sastra Siswa SMA Kelas XI
Semester 1” ini lahir di Sleman pada tanggal 9 September 1994. Penulis
menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Ngemplak pada tahun 1999-
2006, tahun 2006-2009 menjadi siswa di SMP Negeri 1 Ngemplak, kemudian
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Ngaglik dan lulus pada tahun 2012.
Setelah tamat SMA pada tahun 2012, penulis melanjutkan pendidikan di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sejak tahun 2012 penulis tercatat sebagai
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Masa
pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai
tugas akhir pada tahun 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI