Penggunaan Media Sumber Belajar€¦ · Web viewMAKALAH UNTUK MENDAPATKAN NILAI DALAM. MATA KULIAH...
Transcript of Penggunaan Media Sumber Belajar€¦ · Web viewMAKALAH UNTUK MENDAPATKAN NILAI DALAM. MATA KULIAH...
Analisis Model Interaksi Edukatif
OLEH :
DYAH RAHAYU WIDIARNI
IV.308.002
MAKALAH UNTUK MENDAPATKAN NILAI DALAMMATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
PROGRAM AKTA IVUNIVERSITAS ISLAM DJAKARTA
2 0 0 8PENDAHULUAN
Interaksi edukatif adalah hubungan dua arah antara guru dan anak didik
dengan sejumlah norma sebagai mediumnya untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Dalam kegiatan interaksi edukatif ada 2 yaitu :
1.Kegiatan guru, antara lain :
a. Memahami prinsip-prinsip interaksi edukatif
b. Menyiapkan bahan dan sumber belajr
c. Memilih metode, alat dan alat bantu pengajaran
d. Memilih pendekatan
e. Mengadakan evaluasi setelah akhir pengajaran
2.Kegiatan anak didik
Guru mempunyai gaya sendiri dalam mengajar dan anak didik belajar
dengan gayanya sendiri, selain mengajar guru juga belajar memahami suasana
psikologis anak didik dan kondisi kelas.
Dalam interaksi edukatif :
1.Guru bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing
2.Guru harus berusaha anak didik aktif dan kreatif
3.Menciptakan interaksi edukatif yang kondusif
1
A.Prinsip – Prinsip Interaksi Edukatif
Interaksi edukatif adalah sebuah interaksi yang tidak pernah sepi dari
masalah misalnya petencanaan yang dianggap baik ternyata dalam
pelaksanaan terkadang ditemui masalah yang tak terduga sebelumnya.
Masallah dapat muncul pada anak didik misalnya anak didik kurang mampu
menerapkan yang telah dipelajarinya baik berupa pengetahuan, ketrampilan
maunpun sikap dan nilai kedalam situasi yang nyata.
Dalam rangka menjangkau dan memenuhi sebagian besar kebutuhan
anak didik, dikembangkan beberapa prinsip dalam interaksi edukatif , dengan
haraoan mampu menjembatani dan memecahkan masalah yang sedang guru
hadapai dalam kegiatan interaksi edukatif. Prinsip tersebut harus dikuasi oleh
guru agar dapat tercapai tujuan pengajara.
Prinsip - prinsip tersebut adalah :
1. Prinsip Motivasi
Agar setiap anak dapat memiliki motivasi dalam belajar. Apabila anak
didik telah memiliki motivasi dalam dirinya disebut motivasi intrinsik,
sangat memudahkan guru memberikan pelajaran , namun apabila anak
tersebut tidak meilikinya, guru akan memberikan motivasi ekstrinsik yaitu
motivasi yangbersumber dari luar diri anak didik tersebut dan dapat
berbentuk ganjaran, pujian , hadiah dan sebaginya.
2. Prinsip Berangkat dari Persepsi yang Dimiliki
Bila ingin bahan pelajaran mudah dikuasai oleh sebagian atau seluruh
anak, guru harus memperhatikan bahan apersepsi yang dibawa anak
didik dari lingkungan kehidupan mereka. Penjelasan yang diberikan
2
mengaitkan dengan pengalaman dan pengetahuan anak didik akan
memudahkan mereka menanggapi dan memahami pengalaman yang
baru dan bahkan membuat anak didik memusatkan perhatiannya.
3. Prinsip Mengarah kepada Titik Pusat Perhatian Tertentu atau Fokus
Tertentu
Pelajaran yang direncanakan dalam suatu pola tertentu akan mampu
mengaitkan bagian-bagian yang terpisah dalam suatu pelajarn. Tanpa
suatu pola, pelajaran dapat terpecah-pecah dan para anak didik akan sulit
memusatkan perhatian . Titik pusat akan :
a. tercipta melalui upaya merumuskan masalah yang hendak
dipecahkan
b. Merumuskan pertanyaan yang hendak dijawab
c. Merumuskan konsep yang hendak ditemukan
d. Membatasi keluasan dan kedalaman tujuan belajar serta
e. Memberikan arah kepada tujuannya
4. Prinsip Keterpaduan
Keterpaduan dalam pembahasan dan peninjauan akan membantu anak
didik dalam memadukan perolehan belajar dalam kegiatan interaksi
edukatif.
5. Prinsip Pemecahan Masalah yang Dihadapi
Salah satu indikator keandaian anak didik banyak ditemukan oleh
kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Pemecahan
masalah dapat mendorong anak didik untuk lebih tegar dalam
3
menghadapi berbagai masalah belajar dan anak didik akan cepat tanggap
dan kreatif.
6. Prinsip Mencari, Menemukan dan Mengembangkan Sendiri
Guru yang bijaksana akan membiatkan dan memberi kesempatan kepada
anak didik untuk mencari dan menemukan sendiri informasi.
Kepercayaan anak didik untuk selalu mencari dan menemukan sendiri
informasi adalah pintu gerbang kearah CBSA yang merupakan konsep
belajar mandiri yang bertujuan melahirkan anak didik yang aktif – kreatif.
7. Prinsip Belajar Sambil Bekerja
Artinya belajar sambil melakukan katifitas lebih banyak mendatangkan
hasil untuk anak didik sebab kesan yang didapatkan anak didik lebih
tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik.
8. Prinsip Hubungan Sosial
Hal ini untuk mendidik anak didik terbiasa bekerja sama dalam kebaikan.
Kerja sam memberikan kesan bahwa kondisi sosialisasi juga diciptakan di
kelas yang akan mengakrabkan hubungan anak didik denga anak didik
lainnya dalam belajar.
9. Prinsip Perbedaan Individual
Sudut pandang untuk melihat aspek perbedaan anak didik adalah segi
bilologis, intelektual dan psikologis.Semua perbedaan ini memudahkan
guru melakukan pendekatan edukatif kepada setiap anak didik.
Banyak kegagalan guru menuntaskan penguasaan anak didik terhadap
bahan pelajaran salah satunya disebabkan karena guru gagal memahami
sifat anak didik secara individual.
4
B.Tahap – Tahap Interaksi Edukatif
R.D Corners, mengidentifikasikan tugas mengajar guru yang bersifat
suksesif menjadi tiga tahap yaitu tahap sebelum pengajaran (pre-active), tahap
pengajaran ( inter-active) dan tahap sesudah pengajaran (post-active)
1. Tahap Sebelum Pengajaran
Tahap ini guru menyusun program tahunan pelaksanaan kurikulum,
program semester atau catur wulan program satuan pelajaran dan
perencanaan program pengajaran. Dalam merencanakan program-
program tersebut perlu dipertimbangkan aspek – aspek :
a. Bekal Bawaan Anak didik / entering behaviour
b. Perumusan Tujuan Pembelajaran
c. Pemilihan Metode
d. Pemilihan Pengalaman – pengalaman Belajar
e. Pemilihan bahan dan Peralatan Belajar
f. Mempertimbangkan Jumlah dan Karakteristik Anak didik
g. Mempertimbangkan Jumlah Jam Pelajaran yang Tersedia
h. Mempertimbangkan Pola Pengelompokan
i. Mempertimbangkan Prinsip – Prinsip Belajar
2. Tahap Pengajaran
Dalam tahap ini berlangsung interaksi antara guru dengan anakdidik,
anak didik dengan anak didik, anak didik dengan kelompok atau anak
didik secara individual. Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan yang
5
telah direncanakan. Ada beberap aspek yang perlu dipertimbangkan
adalah :
a. Pengelolaan dan Pengendalian Kelas
b. Penyampaian Informasi
c. Penggunaan Tingkah laku Verbal dan Non verbal
d. Merangsang Tanggapan Balik dari Anak Didik
e. Mempertimbangkan Prinsip – Prinsip Belajar
f. Mendiagnosis Kesulitan Belajar
g. Mempertimbangkan Perbedaan Individual
h. Mengevaluasi Kegiatan Interaksi
3. Tahap Sesudah Pengajaran
Tahap ini merupakan kegiatan atau perbuatan setelah pertemuan tatap
muka dengan anak didik. Kegitan yang dilakukan guru ditahap ini antara
lain adalah :
a. Menilai Pekerjaan Anak Didik
b. Menilai Pengajaran Guru
c. Membuat Perencanaan untuk Pertemuan Berikutnya
C. CBSA dalam Interaksi Edukatif
1. Penerapan CBSA dalam Interaksi Edukatif
CBSA yang diharapkan diterapkan dalam kegiatan interaksi edukasi harus
tercermin dalam perencanaan dalam wujud satuan pelajaran. Satuan
6
eplajaran berisi komponen tujuan pembelajaran , bahan pelajaran,
pelajaran berisi komponen tujuan pembelajaran , bahan pelajaran, KBM,
alat dan sumber pelajaran dan evaluasi.
Guru yang mengajar dengan penekanan CBSA harus memikirikan hal – hal
yang akan dilakukan serta menuangkannya secara tertulis ke dalam
satuan pelajaran. Merumuskan pelajaran harus diatur agar menantang
anak didik aktif mempelajarinya. Kegiatan belajar anak didik ditetapkan
dan diurutkan secara sostematis sehingga memberi peluang kegiatan
belajar bersama, kegiatan belajar kelompok dan kegiatan belajar mandiri
atau perorangan. Metode mengajar , alat dan sumber belajar diusahakan
dan dipilih oleh guru agar menunbuhkan belajar aktif anak didik, bukan
mengajar aktif guru dan menempatkan guru sebagai pembimbing dan
fasilitator bagi anak didik. Guru juga sudah menyiapkan daftar
pertanyaan yang problematis, sehingga menuntut anak didik
mencurahkan pemikirannya secar optimal, bila perlu diberikan tgas-tugas
yang harus dikerjakan oleh anak didik di kelas atau dirumah.
2. Derajat Aktivitas Belajar yang optimal
Aktivitas belajar anak didik tidak selalu sama. Hal ini dipengaruhi oleh
metode dan pendekatan belajar mengajar serta orientasi belajar. Ketidak
samaan aktivitas tersebut melahirkan kadar aktivitas belajar yang
bergerak dari aktivitas belajar yang rendah sampai pada aktivitas belajar
yang tinggi.
Raka Joni , LP2TK membuat hierarki kadar aktivitas belajar . Dibawah ini adalah kadar
aktivitas mental dalam proses belajar anak didik berserta karateristiknya :
7
Level
Aktivitas
Jenis Aktivitas
Mental
Metode Mengajar
Yang Utama
Pendekatan
Belajar
Mengajar
Orientasi
Belajar
I
1. Mengingat
2. Mengenal
3. Menjelaskan
4. Membedakan
Menyimpulkan
Ceramah
Tanya Jawab
Tegas
Ekspository /
Informasi
Produk
II
5. Menerapkan
6. Menganalisis
7. Menyintensis
8. Menilai
9. Meramalkan
Pelatihan
Diskusi
Interaksi
sosial
Proses
10.
11.
12.
hipotesis
13.
dan mengolah
data
14.
masalah
15.
keputusan
Problem
solving
Eksperimen
Praktikum
laboratorium
Inquiry /
Discovery
Proses
dan
Produk
8
Ada sejumlah tuntutan kualifikasi guru , yaitu :
a. Mengenal dan memahami karakteristik anak didik seperti kemampuan,
minat, motivasi belajar dan aspek kepribadian lainya.
b. Menguasai bahan pengajaran dan cara mempelajari bahan pengajaran.
c. Menguasai pengetahuan tetntang belajar dan mengajar seperti teori-
teori belajar, prinsip –prinsip belajar, teori pengajaran, prinsip-prinsip
mengajar dan model – model mengajar.
d. Terampil membelajarkan anak didik , termasuk merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran seperti membuat satuan
pelajaran, melaksanakan strategi belajar mengajar, memilih dan
menggunakan media serta alat dan alat bantu pengajaran, meilih dan
menggunakan metode-metode mengajar dan memotivasi belajar anak
didik.
e. Terampil menilai proses dan hasil belajar anak didk sperti membuat
alat-alat penilaian, mengolah data hasil penilaian, menafsirkan dan
meramalkan hasil penilaina, mendiagnosis kesulitan belajar dan
memanfaatkan hasil penilaian untuk penyempurnaan proses belajar
mengajar.
f. Terampil melaksanakan penilitian dan pengkajian proses belajar
mengajar serta memanfaatkan hasil-hasilnya untuk kepentingan tugas
– tugas profesinya
9
g. Bersikap positif terhadap tugas profesinya, mata pelajaran (keahliannya), anak didik,
rekan sejawat, dan terhadap berbagai inovasi dalam pendidikan dan pengajaran.
KOMPETENSI KARAKTERISTIK
1. Profesional 1. Menguasai mataeri bidang studi yang diajarkan, konsep dan pola pikir keilmuanyang mendukung mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar Mata pelajaran Yang diampu
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
4. Mengembangklan profesionalitas secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri
2. Pedagogik 1. Penguasaan Karakteristik Peserta didik2. Penguasaan Teori belajar dan prinsip-prinsip belajar3. Pengembangan kurikulum terkait dengan mata pelajaran yang
diampu4. Penyelenggaraan pembelajaran yang membelajarkan5. Pemanfaatan teknologi kokmunikasi untuk pembelajaran6. Pengembangan fasilitas pengembangan potensi peserta didik7. Penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar8. Pemanfaatan hasil penilaian dan evaluasi untuk pembelajaran9. Pemberian tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran10. Mampu membuat Rencana Pembelajaran11. Memilih dan menggunakan metode yang tepat12. Mengelola kelas
3. Kepribadian 1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, bertindak sesuai aturan hukum, norma susila dan menghargai kebudayaan Indonesia
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik
3. manmpilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa.
4. menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasabangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru6. Berkepribadian menarik, hangat, harmonis, terbuka, kasih
sayang, penolong, sabar dan adil, dan bersikap demokratis.
4. Sosial 1. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik
2. Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
3. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
4. Beradaptasi di tempat tugas di seluruh wilayah republik Indonesia
10
yang memiliki karagaman budaya.5. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain
secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
3. Indikator CBSA
Indikator CBSA akan dilihat dari lima komponen yaitu :
a. Aktivitas Belajar Anak Didik
Belajar , secara individual untuk menerapkan konsep, prinsip dan
generalisasi
Belajar dalam bentuk kelompok untuk memecahkan masalah
(problem solving)
Berpartisipasi dalam melaksanakan tugas belajarnya melalui
berbagai cara
Berani mengajukan pendapat
Ada aktiviitas belajar analisis, sintesis, penilaian dan kesimpulan
Terjalin hubungan sosial dalam melaksanakan kegiatan belajar
Bisa mengomentari dan memberikan tanggapan terhadapa
pendapat anak didik lainnya
Berkesempatan menggunaan berbagai sumber belajar yang
tersedia.
Berupaya menilai hasil belajar yang dicapainya
Ada upaya untuk bertanya kepada guru dan atau meminta
pendapat guru dalam upaya kegatan belajarnya
b. Aktivitas Guru Mengajar
Memberikan konsep esensial bahan pelajaran
11
Mengajukan masalah dan atau tugas –tugas belajar kepada anak
didik , baik secara individual atau kelompok.
Memberikan bantuan mempelajari bahan pengajaran dan atau
memecahkan masalahnya
Memberi kesempatan kepada anak didik untuk bertanya
Memberikan bantuan mempelajari uamh diperlukan oleh anak
didik
Mengusahakan sumber belajar yang diperlukan
Mendorong motivasi belajar anak didik melalui penghargaan dan
atau hukuman
Menggunakan berbagai metode dan media pengajaran dalam
proses mengajarnya
Melaksanakan penilaian dan monitoring terhadap proses dan hasil
belajar anak didik
Menjelaskan tercapainya tujuan belajar dan menyimpulkan
pengajaran serta tindak lanjutnya.
c. Program Belajar
Disajikan dalam bentuk uraian dan masalah harus dipelajari dan
dipecahkan oleh anak didik
Bahan pelajaran mengandung fakta, konsep prinsip , generalisasi
dan ketrampilan
Setiap bahan pengajaran dapat mengembangkan kemampuan
penalaran anak didik
Bahan pengajaran diperkaya dengan media dan alat bantu
12
Bahan pengajaran menantang anak didik untuk melakukan
berbagai aktivitas belajar
Lingkup bahan pengajaran sesuai dengan kemampuan anak didik
mengacu kepada kurikulum yang berlaku
Urutan bahan pengajaran disusun secara sistematis mulai dari
yang sederhaa menuju yang lebih kompleks
Bahan pengajaran yang dipelajari anak didik dimulai dari apa yang
telah diketahui
Dituangkan dalam bentuk satuan pelajaran yang siap dipakai dan
diopersikan
Dapat melayani perbedaan kemampuan anak didik
d. Suasana Belajar
Terciptanya suasana belajar yang bebas untuk melakukan
interaksi sosial dengan anak didik lainnya
Terjalin hubungan sosial yang baik antar guru dan anak didik
Ada persaingan yang sehat antar kelompok belajar anak didik
Tercipta suasana belajar anak didik yang menyenangkan dan
menggairahkan , bukan paksaan dari guru
Dimungkinkan aktivitas belajar di luar kelas
e. Sarana Belajar
Berbagai sumber belajar tersedia dan dapat digunakan oleh anak
didik
13
Fleksibilitas pengaturan ruang dan tempat belajar
Media dan alat bantu pengajaran tersedia dan dapt dimanfaatkan
oleh anak didik
Setiap anak didik dapat menjadi sumber belajar bagi anak didik
lainnya
Guru bukan satu-satunya sumber belajar bagi anak didik
4. Indikator Keberhasilan Belajar
Ada sejumlah indikator yang dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan belajar
anak didik yaitu :
a. Anak didik menguasai bahan pengajaran yang telah dipelajarinya
b. Anak didik menguasai teknik dan cara mempelajari bahan
pengajaran
c. Waktu yang diperlukan untuk menguasai bahan pengajaran relatif
lebih singkat
d. Teknik dan cara belajar yang telah dikuasai dapat digunakan untuk
mempelajari bahan pengajaran lain yang serupa
e. Anak didik dapat mempelajari bahan pengajaran lain secara sendiri
f. Timbulnya motivasi instrinsik untuk belajar lebih lanjut
g. Tumbuh kebiasaan anak didik untuk selalu mempersiapkan diri
dalam mengahdapi kegiatan di sekolah
h. Anak didik terampil memecahkan masalah yang dihadapinya
i. Tumbuh kebiasaan dan keterampilan membina kerjasama dan atau
hubungan sosial dengan orang lain
14
j. Kesediaan anak didik untuk menerima pandangan orang lain dan
memberikan pendapat atau komentar terhadap gagasan orang lain’
D.Keberhasilan Interaksi Edukatif
1. Pengertian
Suatu proses interaksi edukatif tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan
berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran khusus bahan
tersebut
2. Indikator
Yang menjadi petunjuk , bahwa suatu proses belajar berhasil adalah :
a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang dianjarkan mencapai
prestasi tertinggi, baik secara indvidual maupun kelompok
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran khusus ( TPK )
telah dicapai oleh anak didik , baik secara individual maupun kelompok
Namun indikator yang paling banyak dipakai adalah daya serap.
3. Penilaian Keberhasilan
Tes prestasi belajar dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan dan dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut :a . Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk menguur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap anak didik terhadap pokok bahasan tersebut.Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses balajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu
b. Tes Subsumatif
15
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu, bertujuan untuk memperoleh gambaran daya serap anak didik untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar anak didik.Hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor
c. Tes SumatifTes ini dilakukan untuk mengukur daya serap anak didik terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester atau dua tahun pelajaran,Tes ini bertujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar anak didik dalam suatu periode belajar tertentu.Hasil tes ini daigunakan untuk kenaikan kelas, menyusun rangking atau sebagai ukuran mutu sekolah
4. Tingkat KeberhasilanUntuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses belajar yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar guru, kita dapat menggunakan tingkat acuan sebagai berikut: a. Istimewa / maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu
dapat dikuasai siswa,b. Baik sekal i/ optimal: apabila sebagian besar (85% s/d 94%) bahan
pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa,c. Baik / minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% s/d
84% dikuasai siswad. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75%
dikuasai siswa.
Proses belajar mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa atau unjuk kerja siswa .
5. Program Perbaikan16
Tingkat keberhasilan proses mengajar dapat ddigunakan dalam berbagai usaha antara lain dengan kelangsungan proses belajar mengajar itu sendiri.Ada dua point yang dapat dilihat dari hasil tingkat keberhasilan proses belajar mengajar :
a. Apabila 75 % anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai tingkat keberhasilan minimal, optimal atau maksimal, maka dapat dilanjutkan ke proses belajar untuk pokok bahasan yang baru
b. Apabila 75 % anak didik kurang (dibawah taraf minimal ) dalam mencapai tingkat keberhasilan , maka proses belajar mengajar berikutnya adalah perbaikan
KESIMPULAN
Pengajaran adalah suatu system yang melibatkan sejumlah komponen
pengajaran . Tidak ada satu pun dari komponen itu dapt diabaikan dalam
perencanaan pengajaran , karena semua nay saling terkait dan saling
menunjang dalam rangka dalam rangka pencapaiana tujuan pengajaran.
Dalam mengajar guru perlu menerapkan prinsip-prinsip motivasi,
berangkat dari persepsi yang dimiliki anak didik, focus tertentu, keterpaduan ,
pemacahan masalah , mencari , menemukan dan mengembangkan sendiri ,
belajar sambil bekerja, hubungan sosial dan perbedaan individual agar
kegauirahan belajar anak didik dapat bertahan dalam waktu yang relatife lama
dengan suasana kelas yang kondusif.
Keberhasilan belajar mengajar dipengaruhi berbagai aspek baik guru , anak didik dan suasana lingkungan belajar mengajar di sekolah.
Keberhasilan belajar mengajar dapat diukur dalam nilai yang berbentuk nilai rapor anak didik dan mutu sekolah itu sendiri
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Drs Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain; Strategi Belajar Mengajar, :Penerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tiga , Agustus 2006, Jakarta
2. Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata,; Landasan Psikologis Proses Pendidikan,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan ke dua, Oktober 2004, Bandung.
3. Roestiyah N K; Strategi Belajar Mengajar ; Penerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tujuh , Maret 2008, Jakarta
4. Moh Uzer Usman dan Lilis Setiawati; Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, ,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan pertama, 1993, Bandung.
5. Hamalik, O, Psikologi Belajar dan Mengajar, Sinar Baru, 19926. Tohirin, Psikologi Pembelajaran PAI, Rineka Cipta, Jakarta, 20057. Prof. Dr Azhar Arsyad,M.A , Media Pembelajaran, PT Rajagrafindo, edisi ke
9 , 2007. Jakarta
18
19