PENGERTIAN ANGKA PENGGANDA

11
TUGAS PENGANTAR EKONOMI MAKRO MULTIPLIER DAN AKSELERATOR OLEH : KELOMPOK 8 NI MADE RISKA DWI CAHYATI ( 1306205057 ) YOSUA LAPIAN ( 1306205067 ) I PUTU DIPA WAHYU PRATAMA ( 1306205077 ) UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

description

PENGERTIAN ANGKA PENGGANDA

Transcript of PENGERTIAN ANGKA PENGGANDA

Page 1: PENGERTIAN ANGKA PENGGANDA

TUGAS PENGANTAR EKONOMI MAKRO

MULTIPLIER DAN AKSELERATOR

OLEH :

KELOMPOK 8

NI MADE RISKA DWI CAHYATI ( 1306205057 )

YOSUA LAPIAN ( 1306205067 )

I PUTU DIPA WAHYU PRATAMA ( 1306205077 )

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

TAHUN 2013

Page 2: PENGERTIAN ANGKA PENGGANDA

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan ekonomi di Indonesia tidak lepas dari keterlibatan sektor-sektor

moneter dan keuangan. Sebagai salah satu unsur oenting, sektor moneter dan keuangan sering

dianggap mampu untuk memecahkan berbagai masalah ekonomi. Ini mengakibatkan sektor

moneter dan sektor keuangan mempunyai fungsi yang mampu memberikan pelayanan bagi

berlangsungnya sektor riil. Hal ini didukung pula dengan adanya angka pengganda dan

akselerator.

Sangat beralasan, karena dengan adanya angka pengganda dan akselerator ini dapat

mempermudah dalam perhitungan barang dan keuangan yang ada di sekitar kita. Mengingat

hal tersebut pada bahasan kali ini, akan dijelaskan secara rinci pengertian angka pengganda

(multiplier) dan percepatan (akselerator), faktor-faktor yang mempengaruhi miltiplier,

perumusan multiplier investasi, pengertian dan perhitungan akselerator, serta faktor-faktor

akselerator. Dengan demikian secara elastik dapat digambarkan adanya pertumbuhan dalam

miningkatkan pengetahuan dalam perhitungan keuangan.

Page 3: PENGERTIAN ANGKA PENGGANDA

BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN ANGKA PENGGANDA (MULTIPLIER)

Multiplier atau angka pengganda adalah hubungan kausal antara variabel tertentu

dengan variabel pendapatan nasional. Jika angka pengganda tersebut mempunyai angka yang

tinggi, maka perubahan yang terjadi pada variabel tersebut akan mempengaruhi terhadap

tingkat pendapatan nasional juga besar dan sebalikanya. Perubahan pendapatan nasional itu

ditunjukan oleh suatu angka pelipat yang disebut dengan koefisien multiplier. Sedangkan

Keynes mendefinisikan Multiplier sebagai “Rasio pasti antara pendapatan dan investasi serta,

subyek penyederhanaan tertentu, antara jumlah pekerjaan dan tenaga kerja yang dipekerjakan

pada investasi langsung.”

Angka pengganda menggambarkan perbandingan diantara jumlah

pertambahan/pengurangan dalam pendapatan nasional dengan jumlah

pertambahan/pengurangan dalam pengeluaran agregat yang telah menimbulkan perubahan

dalam pendapatan nasional. ( Sumber : Sadono Sukirno : 2011 ).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MULTIPLIER

Keynes berpendapat bahwa setiap masyarakat mempunyai kebiasaan tertentu

mengenai berapa dari pendapatan rumah tangga yang dibelanjakan untuk barang dan jasa (C)

dan berapa yang ditabung (S). Biasanya untuk negara-negara yang tingkat penghasilannya

tinggi, persentase dari penghasilan yang ditabung makin tinggi, (misalnya 30%-40%) atau

dengan kata lain persentase dari penghasilannya yang dibelanjakan relatif rendah, yaitu 60%-

70%. Sebaliknya persentase yang ditabung biasanya kecil bagi negara-begara yang tingkat

penghasilannya belum tinggi (negara-negara sedang berkembang), mungkin sekitar 5%-10%

atau, persentase penghasilan yang dibelanjakan adalah tinggi, sekitar 90%-95%. Ini tentunya

sesuai dengan pengalaman yang bisa kita lihat sehari-hari, bahwa semakin besar penghasilan

seseorang, semakin besar bagian dari penghasilan yang bisa disisihkan untuk ditabung tanpa

ia harus menderita kekurangan makanan/pakaian dan sebagainya. Persentase dari penghasilan

yang ditabung disuatu masyarakat menunjukkan perilaku sektor rumah tangga secara

Page 4: PENGERTIAN ANGKA PENGGANDA

keseluruhan dalam mengalokasikan penghasilan mereka. Persentase ini disebut dengan istilah

propensity to save (kecenderungan untuk menabung) dari masyarakat tersebut. Sedang

persentase dari penghasilan yang dibelanjakan disebut propensity to consume

(kecenderungan untuk berkonsumsi). Kalau s, adalah propensity to save, dan c adalah

propensity to consume, maka S = sY

PERUMUSAN MULTIPLIER INVESTASI

Untuk menghitung nilai multiplier investasi, dimisalkan nilai investasi bertambah dari I menjadi I1 dan besarnya pertambahannya adalah ΔI. Perhitungan nilai multiplier diterangkan menggunakan pemisalan- pemisalan yaitu :

C = a + bYd adalah fungsi konsumsi Dua bentuk system pajak akan digunakan. Dalam pajak tetap yaitu T = Tx, sedangkan

pajak proporsional yaitu T = tY. Fungsi investasi yang asal adalah I dan fungsi pengeluaran adalah pemerintah yang

asal adalah G.

1. Sistem pajak tetap, dalam perekonomian bersistem pajak tetap, keseimbangan pendapatan nasionalnya adalah :

Y = C + I + G

Y = a + bYd + I + G

Y = a + b (Y – Tx) + I + G

Y = a + bY – bTx + I + G

Y – bY = a - b Tx + I + G

Y 1

1−b= ( a - b Tx + I + G )

Pertambahan investasi sebanyak ΔI ( dari I menjadi I1 ) menyebabkan pendapatan nasional meningkat menjadi Y1, dan nilainya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

Y1 = C + I + ΔI G

Y1 = a + bYd + I + ΔI + G

Y1 = a + b (Y1 – Tx) + I + ΔI + G

Y1 = a + bY1 – bTx + I + ΔI + G

Page 5: PENGERTIAN ANGKA PENGGANDA

Y1 – bY1 = a - b Tx + I + ΔI + G

Y1 = 1

1−b ( a - b Tx + I + ΔI + G )

Perhitungan di atas menunjukan pertambahan investasi sebesar ΔI akan menambah pendapatan nasional dari

Y = 1

1−b ( a - b Tx + I + G ) menjadi Y1 =

11−b

( a - b Tx + I + ΔI + G )

Dengan demikian proses multiplier menambah pendapatan nasional sebesar seperti yang dinyatakan persamaan berikut :

ΔY = Y1 – Y = 1

1−b ΔI

Dari persamaan ini dapat disimpulkan bahwa dalam perekonomian tiga sector dengan pajak tetap, pertambahan investasi sebanyak ΔI akan menambahkan pendapatan nasional sebanyak

(1

1−b¿ kali pertambahan investasi. Dengan demikian nilai multiplier yaitu ΔY / ΔI adalah :

Multiplier investasi ( pajak tetap ) = 1

1−b

2. Sistem pajak proporsional, sebelum ada kenaikan investasi tingkat pendapatan nasional dalam perekonomian adalah :

Y = C + I + G

Y = a + bYd + I + G

Y = a + b (1 – t) Y + I + G

Y = a + bY – btY + I + G

Y – bY + btY = a + I + G

Y ( 1 – b + bt ) = a + I + G

Y = 1

1−b+bt ( a + I + G )

Pertambahan investasi sebanyak ΔI ΔI ( dari I menjadi I1 ) menyebabkan pendapatan nasional meningkat menjadi Y1, dan nilainya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

Y1 = a + bYd + I + ΔI + G

Y1 = a + bY1 – btY1 + ΔI + G

Page 6: PENGERTIAN ANGKA PENGGANDA

Y1 ( 1 – b + bt ) = a + I + ΔI + G

Y1 = 1

1−b+bt ( a + I + ΔI + G )

Dari perhitungan di atas nyatalah bahwa pertambahan investasi sebanyak ΔI akan menaikkan pendapatan nasional dari

Y = 1

1−b+bt ( a + I + G ) menjadi Y1 =

11−b+bt

( a + I + ΔI + G )

Yaitu suatu kenaikan pendapatan nasional (ΔY) sebanyak :

ΔY = Y1 – Y = 1

1−b+bt ΔY

Dengan demikian pertambahan pendapatan nasional (ΔY ) yang akan terwujud dalam

perekonomian tiga sector dengan system pajak proporsional adalah (1

1−b+bt¿ kali lipat dari

pertambahan investasi ΔI yang berlaku. Berarti nilai multiplier adalah

Multiplier investasi ( pajak proporsional ) = 1

1−b+bt =

11−b (1−t)

PENGERTIAN AKSELERATOR DAN PERHITUNGAN AKSELERATOR

Pengertian akselerator adalah alat pemercepat partikal subatomic agar mempunyai

energy yang sangat besar untuk menimbulkan transmutasi inti yang dikehendaki. Alat

pengukurnya disebut akselerometer yang bekerja berdasarkan hukum kedua Newton

(F = m . a) termasuk akselerator antara lain siklotron, betatron, generator van de graff, dan

sinkrotron.

Perhitungan keekonomian sangat dibutuhkan pada setiap perusahaan agar dapat

mengetahui proyek yang akan atau sedang dilaksanakan apakah layak secara ekonomis atau

tidak. Demikian juga halnya dengan proyek akselerator elektron, dimana jasa perhitungan

keekonomian ter-hadap akselerator sangat diperlukan untuk mengetahui kelayakan

ekonominya. Perbandingan biaya iradiasi pada kasus referensi dengan kasus indonesia serta

analisis sensitivitasnya dapat dipakai untuk mencari pemecahan yang optimal dalam

pengambilan keputusan. Diasumsikan nilai tukar sebesar Rp6500 tiap 1 US dollars, umur

ekonomis 20 tahun dan data referensi yang sudah disesuaikan dengan keadaan sekarang.

Page 7: PENGERTIAN ANGKA PENGGANDA

Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan nilai NPV, IRR dan B/C untuk masing-masing

kasus. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa kasus referensi sebaiknya tidak diambil sebab

tidak layak secara ekonomi, karena NPV negatif, B/C kurang dari 1 .Demikian halnya dengan

kasus Indonesia walaupun biaya iradiasi lebih tinggi dari kasus referensi, tetapi untuk NPV,

B/C, maupun IRR sama dengan kasus referensi oleh karena itu tidak layak juga secara

ekonomi. Untuk layak secara ekonomi sebaiknya menggunakan kasus referensi dengan biaya

iradiasi minimal sebesar'Rp1432/ kg, karena NPV menjadi positif, B/C lebih dari 1.

Demikian juga untuk kasus Indonesia sebaiknya menggunakan biaya iradiasi minimal sebesar

Rp 2600/ kg. agar layak secara ekonomi. ( Sumber : Mochamad Nasrullah dkk : 2000 ).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSELERATOR

Faktor akselerator dapat dilihat dari asasnya yaitu akselerator menerengkan

bagaimana dan berapa besar tambahan tingkat konsumsi masyarakat akan mendorong

tambahan tingkat investasi masyarakat, melalui proses tambah tingkatan pendapatan

masyarakat. Apabila terdapat tambahan permintaan akan barang-barang konsumsi

dalam jumlah yang besar sekali, sedangkan tidak cukup dilayani dengan persediaan

yang ada, maka akibatnya timbul dorongan bagi para pengusaha mengadakan

penanaman-penanaman baru dalam pembelian barang-barang modal ataupun

perluasan pabrik untuk menghasilkan barang-barang konsumsi.

Page 8: PENGERTIAN ANGKA PENGGANDA

BAB III

PENUTUP

KESIMPULANMultiplier atau angka pengganda adalah hubungan kausalantara variabel

tertentu dengan variabel pendapatan nasional. Sedangkan akselerator adalah alat

pemercepat partikal subatomic agar mempunyai energy yang sangat besar untuk

menimbulkan transmutasi inti yang dikehendaki. Kedua materi ini sangat dibutuhkan

dalam kehidupan sehari-hari. Baik didalam dunia keuangan ataupun bisnis.

Page 9: PENGERTIAN ANGKA PENGGANDA

DAFTAR PUSTAKA

http://jim11108077.blogspot.com/2010/05/ii_17.html

Sadino, Sukirno. 2011. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta : Rajawali Pers

http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2105098-pengertian-akselerasi/#ixzz1QAGC9HGp

http://boenga-tidur.blogspot.com/2012/02/multiplier-efek

http://ratihseptiaryani.blogspot.com/2011/02/perumusan-multiplier-angka-penggandaan.html

Nasrullah, Mochamad. 2000. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir. Batan : Pusat Pengembangan Energi Nuklir.