Pengenalan klon

49
PENDAHULUAN Kemajuan produksi tanaman karet yang spektakuler dicapai setelah dihasilkan beberapa klon unggul baru selama tiga siklus periode seleksi. Penggunaan klon unggul baru dapat meningkatkan produktivitas menjadi 5 kali lipat lebih baik dari 500 kg/ha/th dengan menggunakan tanaman semaian menjadi 2000 2500 kg/ha/th dengan pemakaian bahan tanam unggul baru (Azwar, 1998). Di samping terjadi peningkatan potensi produksi lateks Sifat primer) juga terjadi perbaikan sifat-sifat lain yang menunjang produksi (sifat sekunder) diantaranya pertumbuhan, ketahanan terhadap penyakit, mutu lateks, dan sifat karet. Pada saat ini sesng berlangsung siklus seleksi keempat, yang juga masih mamperlihatkan peluang dalam peningkatan potensi produksi lateks, pemendekan masa TBM, dan peningkatan potensi biomassa. Dengan adanya peluang-peluang untuk perbaikan genetik tanaman untuk sifat-sifat tersebut di atas memungkinkan budidaya karet tidak hanya diharapkan dari segi lateks tetapi lateks- kayu. Produksi biomassa non lateks pada saat ini bernilai ekonomi tinggi, karena kayu karet dapat mensubsttusi kayu ramin maupun kayu hutan lainnya (Azwar, 1998); Siagian, 1997). Dari rangkaian kegiatan pemuliaan tanaman karet tersebut, sampai dengan saat ini pemuliaan tanaman karet di Indonesia telah memasuki seleksi tahap ke empat. Pengelompokan klon berdasarkan generasi pemuliaan telah dikelompokkan sebagai berikut . • Generasi I (1910 – 1985) : Semaian terpilih Semaian terpilih • Generasi II (1935 – 1960) : Pil B 84, PB 86, Tjir 1, GT 1, LCB 1320, LCB 479, PR 107, WR 101, AVROS 2037, Generasi III (1960 – 1985) : PR 255, PR 261, PR 228, PR 300, PR 303, BPM 1, TM 2, TM 8 • Generasi IV (1985 – 1910) : BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, IRR 112, IRR 118 1

Transcript of Pengenalan klon

Page 1: Pengenalan klon

PENDAHULUAN

Kemajuan produksi tanaman karet yang spektakuler dicapai setelah dihasilkan beberapa klon unggul baru selama tiga siklus periode seleksi. Penggunaan klon unggul baru dapat meningkatkan produktivitas menjadi 5 kali lipat lebih baik dari 500 kg/ha/th dengan menggunakan tanaman semaian menjadi 2000 2500 kg/ha/th dengan pemakaian bahan tanam unggul baru (Azwar, 1998).

Di samping terjadi peningkatan potensi produksi lateks Sifat primer) juga terjadi perbaikan sifat-sifat lain yang menunjang produksi (sifat sekunder) diantaranya pertumbuhan, ketahanan terhadap penyakit, mutu lateks, dan sifat karet. Pada saat ini sesng berlangsung siklus seleksi keempat, yang juga masih mamperlihatkan peluang dalam peningkatan potensi produksi lateks, pemendekan masa TBM, dan peningkatan potensi biomassa. Dengan adanya peluang-peluang untuk perbaikan genetik tanaman untuk sifat-sifat tersebut di atas memungkinkan budidaya karet tidak hanya diharapkan dari segi lateks tetapi lateks-kayu. Produksi biomassa non lateks pada saat ini bernilai ekonomi tinggi, karena kayu karet dapat mensubsttusi kayu ramin maupun kayu hutan lainnya (Azwar, 1998); Siagian, 1997).

Dari rangkaian kegiatan pemuliaan tanaman karet tersebut, sampai dengan saat ini pemuliaan tanaman karet di Indonesia telah memasuki seleksi tahap ke empat. Pengelompokan klon berdasarkan generasi pemuliaan telah dikelompokkan sebagai berikut .

• Generasi I (1910 – 1985) : Semaian terpilih Semaian terpilih• Generasi II (1935 – 1960) : Pil B 84, PB 86, Tjir 1, GT 1, LCB

1320, LCB 479, PR 107, WR 101, AVROS 2037,

• Generasi III (1960 – 1985) : PR 255, PR 261, PR 228, PR 300, PR 303, BPM 1, TM 2, TM 8

• Generasi IV (1985 – 1910) : BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, IRR 112, IRR 118

Peningkatan produktivitas setiap tahap seleksi lebih tinggi dibandingkan dari produktivitas klon generasi sebelumnya. Produktivitas aktual di pertanaman komersial klon generasi pertama (G-I) berkisar antara 500 – 750 kg/ha/th, klon pada generasi kedua (G-II) berkisar antara 1000 – 1500 kg/ha/th, klon pada generasi kedua (G-II) berkisar antara 1500 – 2000 kg/ha/th (Azwar dan Suhendry, 1992).

REKOMENDASI KLON KARET 2006- 2010

Berdasarkan Undang-undang No. 12 tahun 1992 pasal 13 disebutkan bahwa klon/varietas yang dapat disebar luaskan harus berupa benih bina. Benih bina adalah varietas/klon yang sudah dilepas dengan SK Menteri Pertanian. Sejak terbitnya Undang-undang No. 12 tersebut, maka klon-klon karet anjuran harus dilengkapi dengan SK pelepasan. Berdasarkan hasil rumusan Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet tanggal 22-23 Nopember 2005 yang diadakan oleh Pusat Penelitian Karet, klon-klon karet yang direkomendasikan untuk periode 2006-2010 adalah sebagai berikut :

1

Page 2: Pengenalan klon

Klon anjuran komersial :

• Klon penhasil lateks : BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, dan PB 260.

• Klon penhasil lateks-kayu : BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 112, IRR 118.

• Klon penhasil kayu : IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78.

Klon harapan : IRR 24, IRR 33, IRR 41, IRR 54, IRR 64, IRR 105, IRR 107, IRR 111, IRR 119, IRR 141, IRR 208, IRR 211, IRR 220.

Klon-klon yang sudah dilepas seperti GT1, PR 255, PR 261, PR 300, PR 303, RRIM 600, RRIM 712, tetapi tidak masuk dalam rekomendasi masih dapat digunakan, dengan beberapa pertimbangan, antara lain dengan memperhatikan kepentingan pengguna untuk penanaman klon tersebut pada wilayah tertentu (Rumusan Lokakarya Pemuliaan Tanaman Karet, 2005).

Potensi Produksi Klon-klon Anjuran Selama masa penyadapan 15 tahun, klon anjuran penghasil lateks mempunyai tingkat produksi yang bervariasi antara 29 -32 ton karet kareing per hektar. Sedangkan klon penghasil lateks-kayu memiliki produksi yang lebih rendah dari klon penghasil lateks (Tabel 1).

Klon-klon penghasil leteks pada umumnya memiliki rata-rata potensi produksi antara 1990 s/d 2100 kg/ha/th, meskipun memiliki tingkat pertumbuhan batang yang digolongkan sedang. Akan tetapi beberapa klon tipe penghasil lateks-kayu juga memiliki potensi hasil lateks di atas 2000 kg/ha/th seperti PB 340, IRR 112, dan IRR 118. Sebagian lainnya memiliki produktivitas rata-rata sekitar 1600 kg/ha/th yang masuk dalam tipe penghasil lateks-kayu karena memiliki potensi yang cukup tinggi seperti IRR 5, IRR 32, dan IRR 39.

2

Page 3: Pengenalan klon

Tabel 1. Produksi karet kering (kg/ha) klon-klon karet anjuran

s/d tahun sadap keKlon -------------------------------------------------- Rataan

5 10 15

BPM 24 8.942 20.423 30.007 2.007BPM 107 8.738 19.828 - 1.982BPM 109 9.372 19.798 - 1.979IRR 104 9.938 - - 1.987PB 217 7.103 19.154 29.181 1.946PB 260 9.989 21.996 31.946 2.129BPM 1 7.402 19.908 29.795 1.986PB 330 8.699 - - 1.774PB 340 10.900 - - 2.018RRIC 100 690 21.010 29.963 1.997AVROS 2037 7.088 18.554 29.899 1.993IRR 5 8.046 - - 1.609IRR 11 7.767 11.405 - 1.630IRR 32 7.336 11.512 - 1.644IRR 39 7.278 11.485 - 1.640IRR 42 8.488 13.924 - 1.989IRR 112 10.973 - - 2.195IRR 118 10.056 - - 2.011

Pola Produksi dan Pertumbuhan

Kecuali klon PB 217, umumnya klon penghasil lateks memiliki tingkat produksi tinggi sampai sangat tinggi pada awal penyadapan (1-2 tahun) dan tetap tinggi dan tetap tinggi pada tahun berikutnya. Sedangkan klon penghasil lateks-kayu memiliki produksi tinggi pada awalnya kecuali RRIC 100, AVROS 2037, IRR 32, dan IRR 42 dan memiliki rentang sedang sampai tinggi pada penyadapan lanjutan.

Pertumbuhan klon lateks-kayu umumnya jagur sampai sangat jagur baik selama masa TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) maupun sebelum TM (Tanaman Mmenghasilkan). Sedangkan pertumbuhan klon lateks kayu umumnya jagur pada TBM dan sedang setelah TM.

Kesesuaian Lingkungan

Beberapa hasil pengujian menunjukkan bahwa pada umunya tidak ada klon yang sesuai untuk semua kondisi lingkungan tumbuh. Berdasarkan pertimbangan beberapa faktor lingkungan yang menjadi pembatas, terdapat lima kondisi lingkungan yang dinilai memiliki resiko medium untuk daerah penanaman karet yaitu :

3

Page 4: Pengenalan klon

Tabel 2. Pola Produksi dan kriteria pertumbuhan klon-klon karet anjuran

Potensi PertumbuhanKlon ------------------------- --------------------------------

Awal Lanjutan TBM TM TK

BPM 24 4 4 3 4 3BPM 107 4 5 4 3 3BPM 109 4 5 4 4 4IRR 104 5 4 4 4 4PB 217 2 5 4 3 3PB 260 5 4 4 3 3BPM 1 4 4 4 5 4PB 330 4 5 5 4 3RRIC 100 2 4 5 4 4AVROS 2037 2 4 5 4 5IRR 5 5 4 5 4 4IRR 32 3 4 4 4 3IRR 39 2 4 5 5 5IRR 42 3 4 5 4 4IRR 112 5 4 4 4 3IRR 118 4 3 5 4 3Skoring : 1 = jelek, 2 = kurang, 3 = sedang, 4 = baik, 5 = sangat baikTBM = Tanaman Belum Menghasilkan, TM = Tanaman Menghasilkan, TK = Tebal Kulit.

• Daerah bercurah hujan 2500 -3500 mm/th, tanpa bulan kering (D1)• Daerah bercurah hujan 1500 -2000 mm/th, dengn 2-4 bulan kering (D2)• Daerah bercurah hujan 30 -50 km/jam (D3)• Daerah bergelombang sampai dengan sedikit berbukit dengan kemiringan 17-40%

(D4)• Daerah dengan ketinggian 300-600 m di atas permukaan laut (D5).

Tingkat kesesuaian klon terhadap kelima kondisi lingkungankaret disajikan pada Tabel 3. Dari pengelompokan tersebut dapat diketahui bahwa klon-klon yang :

• Cocok disemua lokasi sesuai : BPM 107, IRR 104, IRR 32, IRR 118• Kurang cocok di daerah basah : BPM 24, BPM 109, PB 217, PB 330, IRR 42, IRR

112• Kurang cocok di daerah kering : AVROS 2037, IRR 5, PB 340, RRIC 100,• Klon rawan angin : BPM 24, PB 260, PB 330• Kurang cocok di daerah dataran tinggi : BPM 1, BPM 24, PB 217, PB 330.

Sifat-sifat Sekunder

Sifat-sifat lain yang perlu diamati dari setiap klon adalah ketahanan terhadap angin (KA), tahan kering alur sadap (KAS), respon terhadap stimulan (RS), dan resisten terhadap Oidium (Oi), Colletotricum (Col), Corynespora(Cory), dan jamur upas (JU). Keragaan sifat sekunder masing-masing klon anjuran disajikan pada Tabel 4.

4

Page 5: Pengenalan klon

Tabel 3. Kesesuaian klon karet anjuran terhadap beberapa kendala lingkungan

KlasifikasiKlon --------------------------------------------------------------------

D1 D2 D3 D4 D5

BPM 24 - + - + -BPM 107 + + ++ ++ +BPM 109 - + + ++ +IRR 104 + + ++ ++ +PB 217 - ++ + ++ -PB 260 ++ ++ - ++ +PB 340 + - + + ++BPM 1 + + + + -PB 330 - + - ++ -RRIC 100 ++ - + - ++AVROS 2037 + - ++ - +IRR 5 + - + + +IRR 32 + + + + +IRR 39 + + + - +IRR 42 - ++ + + +IRR 112 - + + + +IRR 118 + + ++ ++ +

D1 = Daerah basah (ch : 2500-3000 mm/th, tanpa bulan kering). D2 = Daerah kering (ch : 1500-1000 mm/th, 2-4 bulan kering), D3 = Daerah angin kecepatan 30-50 km/jam, D4 = Daerah bergelombang s/d berbukit, D5 = Daerah dengan ketinggian 300-600m dpl.

- = tidak sesuai, + = sesuai, ++ = cukup sesuai.

Beberapa klon anjuran kurang tahan terhadap angin seperti PB 330, BPM 24, dan PB 260. Klon yang tidak tahan terhadap kering alur sadap adalah PB 260 dan RRIC 100. Respon klon-klon anjuran terhadap pemberian stimulan bervariasi dari sedang dan sangat respon. Klon yang sangat respon adalah PB 217, RRIC 100, dan AVROS 2037. Pada umumnya klon-klon anjuran menunjukkan ketahanan yang cukup baik terhadap penyakit daun utama tanaman karet, kecuali PB 217 dan AVROS 2037 yang kurang tahan terhadap penyakit Oidium serta BPM 24 dan IRR 32 yang kurang tahan jamur upas.

5

Page 6: Pengenalan klon

Tabel 4. Sifat-sifat sekunder klon karet anjuran

Respon terhadap Ketahanan penyakitKlon ------------------------- --------------------------------

KA KAS RS Oid Coll Cory JU

BPM 24 3 3 3 4 4 5 3BPM 107 5 4 4 4 4 4 5BPM 109 4 5 4 4 4 5 4IRR 104 5 4 3 4 5 4 4PB 217 4 3 5 2 4 4 4PB 260 3 2 3 4 4 4 5BPM 1 4 3 4 4 5 5 4PB 330 2 3 3 4 4 4 5PB 340 4 4 3 4 4 5 4RRIC 100 4 2 5 5 5 4 4AVROS 2037 5 4 5 3 4 4 4IRR 5 4 4 4 5 4 4 4IRR 32 3 4 4 4 4 5 3IRR 39 3 4 3 5 5 5 4IRR 42 4 4 4 4 3 5 4IRR 112 5 4 3 4 3 5 4IRR 118 5 4 4 5 4 5 4

6

Page 7: Pengenalan klon

PENGENALAN KLON KARET

Tanaman karet yang seragam dapat diperoleh dari bahan tanam hasil okulasi. Bibit yang baik diperoleh dari semaian batang bawah yang dianjurkan dengan menggunakan sumber mata okulasi dari kebun entres yang baik dan murni. Kemurnian kebun entres harus dipelihara terus menerus dengan melakukan pemurnian setiap dua tahun sekali. Teknik yang digunakan yaitu dengan mengenal ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh masing-masing klon melalui latihan yang cukup intensif. Ciri-ciri yang spesifik dari masing-masing klon merupakan tampialan genetik yang dimilikinya, yaitu dengan melihat secara morfologi dari tanaman muda (umur 6-18 bulan) dan tanaman dewasa (umur ± 5 tahun) (Lasminingsih, 1994; 1998; Aidi-Daslin dan S. Woelan, 2003).

Pengenalan Klon Pada Tanaman Muda

Pengenalan klon pada tanaman muda dilakukan di kebun kayu okulasi (kebun entres) dengan cara mengamati ciri-ciri morfologisnya. Pengamatan dilakukan setelah tanaman tersebut mencapai pertumbuhan 3-6 payung di kebun kayu okulasi ataupun dipertanaman di lapang. Untuk mendapatkan ciri-ciri yang benar sesuai dengan sifat genetiknya maka pengamatan harus dilakukan pada tanaman yang tumbuh normal. Pertumbuhan normal artinya jagur, tidak terserang penyakit, dan langsung terkena sinar matahari.

Ciri-ciri yang digunakan untuk pengenalan klon pada tanaman muda :

1. Helaian daun (laminae) :

Warna daun, kilauan daun, tektur daun, kekakuan daun, bentuk daun (daun tengah), pinggiran helai daun, ujung daun, penampang memanjang daun tengah, penampang melintang daun tengah, posisi daun, lebar kiri/kanan tulang daun, bentuk kiri/kanan daun terhadap daun tengah.

2. Anak tangkai daun (petiolules) :

Posisi, ukuran panjang dan sudut.

3. Tangkai daun (petioles) :

Posisi, bentuk, ukuran panjang, ukuran bekas tangkai daun (ukuran kaki), dan bentuk bekas tangkai daun (bentuk kaki).

4. Payung daun :

Bentuk payung, ukuran payung, kerapatan permukaan payung, jarak antar payung.

5. Mata (bud)

Letak mata, dan bekas pangkal tangkai daun.

6. Kulit batang :

Corak kulit gabus, dan warna kulit gabus.

7. Warna lateks

7

Page 8: Pengenalan klon

CIRI-CIRI BERBAGAI KLONKLON BPM 24

(GT 1 x AVROS 1734)Deskripsi1. Helaian daun

a. Warna : hijau mudab. Kilauan : kusamc. Tekstur : halusd. Kekakuan : lembute. Bentuk : elipsf. Pinggiran daun : agak bergelombangg. Penampang memanjang : lurush. Penampang melintang : agak cekungi. Posisi helaian daun : bersinggunganj. Simetris daun pinggir : tidak simetrisk. Ukuran daun : 2,6 : 1l. Ujung daun : agak panjang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : agak ke atas (terjungkat)b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Sudut : sempit

3. Tangkai dauna. Posisi : mendatar agak ke atas b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : rata

4. Tangkai dauna. Payung : kerucut terpotong b. Besar : sedangc. Kerapatan permukaan : agak terbukad. Jarak antar payung : agak rapat - sedang

5. Mataa. Letak mata : rata b. Bekas tangkai daun : agak menonjol

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : memanjang b. Warna kulit gabus : coklat muda

7. Warna lateks : putih kekuningan

Produksi BPM 24Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8g/p/s 24,91 38,18 53,35 59,42 50,24 51,50 55,49 60,13kg/ha/th 985 1.510 2.110 2.350 1.987 2.037 2.630 2.378

9 10 11 12 13 14 15 Rata-rata56,69 55,47 50,11 54,44 47,38 41,94 50,32 50,692.242 2.194 1.982 2.153 1.870 1.659 1.990 2.005

8

Page 9: Pengenalan klon

KLON BPM 107(Klon Primer)

Deskripsi1. Helaian daun

a. Warna : hijau tuab. Kilauan : mengkilapc. Tekstur : halusd. Kekakuan : kakue. Bentuk : bulat telur di atasf. Pinggiran daun : ratag. Penampang memanjang : lurush. Penampang melintang : bentuk Vi. Posisi helaian daun : terpisah-bersinggunganj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,4 : 1l. Ujung daun : pendek

2. Anak tangkai dauna. Posisi : agak besar (terjungkat)b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Sudut : (≤ 60˚C)

3. Tangkai dauna. Posisi : mendatar b. Bentuk : lurusc. Panjang : agak panjangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : rata

4. Tangkai dauna. Payung : setengah lingkaran b. Besar : sedangc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : agak rapat

5. Mataa. Letak mata : rata b. Bekas tangkai daun : menonjol

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : bentuk jala terputus-putusb. Warna kulit gabus : coklat

7. Warna lateks : putih

Produksi BPM 107Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8g/p/s 24,17 32,69 54,31 51,45 58,31 56,49 61,95 57,90kg/ha/th 985 1.293 2.148 2.035 2.306 2.234 2.450 2.290

9 10 Rata-rata50,11 53,96 50,111.982 2.134 1.982

9

Page 10: Pengenalan klon

KLON BPM 109(BPM 107 x BPM 13)

Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau tuab. Kilauan : kusamc. Tekstur : halusd. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : elipsf. Pinggiran daun : rata-agak bergelombangg. Penampang memanjang : lurush. Penampang melintang : lurusi. Posisi helaian daun : bersinggunganj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,4 : 1l. Ujung daun : panjang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : agak ke atas (terjungkat)b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Sudut : (≤ 60˚C)

3. Tangkai dauna. Posisi : mendatar b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : rata

4. Tangkai dauna. Payung : setengah lingkaran b. Besar : sedangc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : sedang

5. Mataa. Letak mata : menonjol b. Bekas tangkai daun : menonjol

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : bentuk jala sambung-menyambungb. Warna kulit gabus : coklat

7. Warna lateks : putih

Produksi BPM 109Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8g/p/s 22,71 34,61 52,19 61,49 65,97 54,56 50,97 52,38kg/ha/th 838 1.369 2.064 2.432 2.609 2.158 2.016 2.072

9 10 Rata-rata55,47 50,22 50,012.194 1.986 1.976

10

Page 11: Pengenalan klon

KLON PB 217(PB 5/51 x PB 6/9)

Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau b. Kilauan : kusamc. Tekstur : halusd. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : bulat telur f. Pinggiran daun : rata agak bergelombangg. Penampang memanjang : ratah. Penampang melintang : ratai. Posisi helaian daun : bersinggunganj. Simetris daun pinggir : tidak simetrisk. Ukuran daun : 2,4 : 1l. Ujung daun : sedang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : mendatar agak ke atas (terjungkat)b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Sudut : sedang (≤ 60˚C)

3. Tangkai dauna. Posisi : mendatar b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : rata

4. Tangkai dauna. Payung : kerucut b. Besar : sedangc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : sedang

5. Mataa. Letak mata : rata b. Bekas tangkai daun : tebal

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : memanjangb. Warna kulit gabus : coklat

7. Warna lateks : putih-kekuningan

Produksi PB 217Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8g/p/s 19,32 29,08 39,85 46,04 45,21 59,67 52,72 65,23kg/ha/th 764 1.150 1.580 2.821 1.788 2.360 2.085 2.410

9 10 11 12 13 14 15 Rata-rata65,23 66,14 54,03 55,78 49,56 45,06 49,10 49,182.258 2.616 1.137 2.206 1.960 1.782 1.912 1.945

11

Page 12: Pengenalan klon

KLON PB 260(PB 5/51 x PB 49)

Deskripsi1. Helaian daun

a. Warna : hijau tuab. Kilauan : mengkilapc. Tekstur : halusd. Kekakuan : kakue. Bentuk : bulat telur f. Pinggiran daun : agak bergelombangg. Penampang memanjang : lurush. Penampang melintang : bentuk Vi. Posisi helaian daun : terpisah-bersinggunganj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,4 : 1l. Ujung daun : sedang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : agak terkulai b. Bentuk : lurusc. Panjang : agak panjangd. Sudut : sempit (≤ 60˚C)

3. Tangkai dauna. Posisi : mendatar b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : rata

4. Tangkai dauna. Payung : kerucut b. Besar : sedangc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : sedang

5. Mataa. Letak mata : rata b. Bekas tangkai daun : rata

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : bentuk jala terputus-putusb. Warna kulit gabus : coklat tua

7. Warna lateks : putih-kekuningan

Produksi PB 260Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8g/p/s 30,69 47,81 61,34 56,76 57,65 68,01 71,05 52,59kg/ha/th 1.214 1.891 2.426 2.245 2.280 2.690 2.810 2.080

9 10 11 12 13 14 15 Rata-rata59,42 50,82 64,73 53,45 48,19 43,49 41,72 53,832.350 2.010 2.580 2.114 1.906 1.720 1.650 2.129

12

Page 13: Pengenalan klon

KLON PR 261(Tjir 1 x PR 107)

Deskripsi1. Helaian daun

a. Warna : hijau b. Kilauan : kusamc. Tekstur : kasard. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : agak bulat telur f. Pinggiran daun : rata agak bergelombangg. Penampang memanjang : lurush. Penampang melintang : agak cekungi. Posisi helaian daun : terpisahj. Simetris daun pinggir : tidak simetrisk. Ukuran daun : 2,4 : 1l. Ujung daun : pendek

2. Anak tangkai dauna. Posisi : lurusb. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Sudut : sedang (≤ 60˚C)

3. Tangkai dauna. Posisi : mendatar-agak ke atas b. Bentuk : cekung ke atasc. Panjang : panjangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : agak berlekuk

4. Tangkai dauna. Payung : busurb. Besar : sedangc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : sedang

5. Mataa. Letak mata : menonjolb. Bekas tangkai daun : agak menonjol

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : alur sempitb. Warna kulit gabus : coklat tua

7. Warna lateks : putih

Produksi PR 261Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8g/p/s 19,32 29,08 39,85 46,04 45,21 59,67 52,72 65,23kg/ha/th 764 1.150 1.580 2.821 1.788 2.360 2.085 2.410

9 10 11 12 13 14 15 Rata-rata65,23 66,14 54,03 55,78 49,56 45,06 49,10 49,182.258 2.616 1.137 2.206 1.960 1.782 1.912 1.945

13

Page 14: Pengenalan klon

KLON IRR 104(BPM 101 x RRIC 110)

Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau b. Kilauan : kusamc. Tekstur : kasard. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : agak bulat telur f. Pinggiran daun : rata-rata agak bergelombangg. Penampang memanjang : lurush. Penampang melintang : agak cekung (bentuk V)i. Posisi helaian daun : terpisahj. Simetris daun pinggir : tidk simetrisk. Ukuran daun : 2,4 : 1l. Ujung daun : pendek

2. Anak tangkai dauna. Posisi : lurusb. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Sudut : sedang

3. Tangkai dauna. Posisi : mendatar-agak ke atas b. Bentuk : lurusc. Panjang : panjangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : agak berlekuk

4. Tangkai dauna. Payung : busur setengah lingkaran b. Besar : sedangc. Kerapatan permukaan : agak tertutupd. Jarak antar payung : sedang

5. Mataa. Letak mata : menonjol b. Bekas tangkai daun : agak menonjol

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : alur sempitb. Warna kulit gabus : coklat tua-hitam

7. Warna lateks : putih-kekuningan

Produksi IRR 104Tahun 1 2 3 4 5 6 7 Rata-ratag/p/s 33,60 36,90 34,20 49,40 47,20 49,90 39,60 41,50kg/ha/th 1.512 1.661 1.539 2.223 2.124 2.246 1.782 1.869

14

Page 15: Pengenalan klon

KLON AVROS 2037(AVROS 156 X AVROS 352)

Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau tuab. Kilauan : mengkilapc. Tekstur : halusd. Kekakuan : lembute. Bentuk : bulat telur f. Pinggiran daun : rata-agak bergelombangg. Penampang memanjang : agak cembungh. Penampang melintang : rata agak cekungi. Posisi helaian daun : bersinggungan-bertindihj. Simetris daun pinggir : tidak simetrisk. Ukuran daun : 2,4 : 1l. Ujung daun : pendek

2. Anak tangkai dauna. Posisi : agak ke atas (terjungkat)b. Bentuk : lurusc. Panjang : pendekd. Sudut : sempit

3. Tangkai dauna. Posisi : lurus-agak ke bawah b. Bentuk : agak cembungc. Panjang : panjangd. Ukuran kaki : kecile. Bentuk kaki : agak berlekuk

4. Tangkai dauna. Payung : setengah lingkaran b. Besar : besarc. Kerapatan permukaan : agak terbukad. Jarak antar payung : sedang

5. Mataa. Letak mata : dalam lekuan b. Bekas tangkai daun : agak menonjol

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : bentuk jala dan sempitb. Warna kulit gabus : coklat tua

7. Warna lateks : putih-kekuningan

Produksi AVROS 2037Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8g/p/s 14,21 24,93 37,60 45,16 57,32 57,98 51,82 53,73kg/ha/th 562 985 1.487 1.786 2.267 2.050 2.125 2.316

9 10 11 12 13 14 15 Rata-rata58,56 67,81 64,73 55,98 60,94 54,89 50,32 50,392.316 2.582 2.560 2.214 2.410 2.171 1.990 1.983

15

Page 16: Pengenalan klon

KLON BPM 1(AVROS 163 X AVROS 308)

Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau tuab. Kilauan : mengkilapc. Tekstur : kasard. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : agak bulat telur f. Pinggiran daun : bergelombangg. Penampang memanjang : lurush. Penampang melintang : cekung huruf Vi. Posisi helaian daun : terpisahj. Simetris daun pinggir : tidak simetrisk. Ukuran daun : 2,4 : 1l. Ujung daun : pendek

2. Anak tangkai dauna. Posisi : agak ke atas (terjungkat)b. Bentuk : agak melengkungc. Panjang : sedangd. Sudut : sempit

3. Tangkai dauna. Posisi : lurus ke atas (terjungkat) b. Bentuk : lurusc. Panjang : pendek d. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : rata

4. Tangkai dauna. Payung : setengah lingkaran b. Besar : sedangc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : pendek

5. Mataa. Letak mata : dalam lekukan b. Bekas tangkai daun : agak menonjol

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : bentuk jala terputus-putusb. Warna kulit gabus : coklat muda

7. Warna lateks : putih-kekuningan

Produksi BPM 1Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8g/p/s 21,21 49,91 27,33 50,44 44,32 71,58 61,69 67,16kg/ha/th 839 1.174 1.081 1.995 1.753 2.831 2.440 2.656

9 10 11 12 13 14 15 Rata-rata65,41 50,37 52,84 57,65 50,97 49,61 38,91 50,212. 587 1.992 2.090 2.280 2.016 1.962 1.539 1.986

16

Page 17: Pengenalan klon

KLON IRR 5(PBIG SR 30/3)

Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau kekuninganb. Kilauan : tidak mengkilapc. Tekstur : halusd. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : elipsf. Pinggiran daun : ratag. Penampang memanjang : ratah. Penampang melintang : ratai. Posisi helaian daun : terpisahj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,4 : 1l. Ujung daun : sedang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : mendatarb. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Sudut : sedang

3. Tangkai dauna. Posisi : mendatar b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : berlekuk

4. Tangkai dauna. Payung : setengah lingkaran b. Besar : agak kecilc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : sedang

5. Mataa. Letak mata : rata b. Bekas tangkai daun : tebal

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : celah sempit terputus-putusb. Warna kulit gabus : coklat

7. Warna lateks : putih

Produksi IRR 5Tahun 1 2 3 4 5 6 Rata-ratag/p/s 35,50 48,70 47,40 57,40 57,10 74,50 53,40kg/ha/th 1.404 1.925 1.873 2.271 1.257 2.929 2.110

17

Page 18: Pengenalan klon

KLON IRR 32(LCB 1320 x AVROS 1734)

Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau mudab. Kilauan : kusamc. Tekstur : halusd. Kekakuan : kakue. Bentuk : bulat telur f. Pinggiran daun : agak bergelombangg. Penampang memanjang : ratah. Penampang melintang : ratai. Posisi helaian daun : terpisahj. Simetris daun pinggir : tidak simetrisk. Ukuran daun : 2,4 : 1l. Ujung daun : sedang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : lurus ke atas (terjungkat)b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Sudut : sedang

3. Tangkai dauna. Posisi : mendatar b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : rata

4. Tangkai dauna. Payung : setengah lingkaranb. Besar : agak kecilc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : sedang

5. Mataa. Letak mata : rata b. Bekas tangkai daun : tebal

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : terputusb. Warna kulit gabus : coklat

7. Warna lateks : putih

Produksi IRR 32Tahun 1 2 3 4 5 6 7 Rata-ratak/p/s 32,66 35,04 31,93 38,58 47,26 53,39 53,19 41,57kg/ha/th 1.292 1.386 1.263 1.526 1.869 2.072 2.10 1.544

18

Page 19: Pengenalan klon

KLON IRR 39(LCB 1320 x FX 25)

Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau kekuninganb. Kilauan : tidak mengkilatc. Tekstur : halusd. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : bulat telur di atasf. Pinggiran daun : ratag. Penampang memanjang : ratah. Penampang melintang : ratai. Posisi helaian daun : terpisahj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,4 : 1l. Ujung daun : sedang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : lurus ke bawah b. Bentuk : lurusc. Panjang : panjangd. Sudut : agak berlekuk

3. Tangkai dauna. Posisi : mendatar b. Bentuk : lurusc. Panjang : agak panjangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : agak berlekuk

4. Tangkai dauna. Payung : kerucut terpotongb. Besar : sedangc. Kerapatan permukaan : tertutupd. Jarak antar payung : dekat

5. Mataa. Letak mata : rata b. Bekas tangkai daun : tebal

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : alur lebarb. Warna kulit gabus : coklat

7. Warna lateks : putih-kekuningan

Produksi IRR 39Tahun 1 2 3 4 5 6 7 Rata-ratag/p/s 32,69 32,92 35,39 37,69 45,92 52,74 53,63 41,47kg/ha/th 1.293 1.302 1.400 1.467 1.816 2.860 2.121 1.640

19

Page 20: Pengenalan klon

KLON IRR 42(LCB 1320 x FX 351)

Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau b. Kilauan : kusamc. Tekstur : halusd. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : belah ketupatf. Pinggiran daun : ratag. Penampang memanjang : rata (lurus)h. Penampang melintang : rata (lurus)i. Posisi helaian daun : bersinggunganj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,5 : 1l. Ujung daun : sedang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : mendatarb. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Sudut : sedang

3. Tangkai dauna. Posisi : lurus mendatar b. Bentuk : cekung lurusc. Panjang : sedangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : berlekuk

4. Tangkai dauna. Payung : kerucut b. Besar : agak besarc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : sedang

5. Mataa. Letak mata : rata b. Bekas tangkai daun : tebal

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : memanjang tidak teraturb. Warna kulit gabus : coklat

7. Warna lateks : putih

Produksi IRR 42Tahun 1 2 3 4 5 6 7 Rata-ratag/p/s 32,39 36,64 31,68 54,97 58,94 66,65 70,80 50,29kg/ha/th 1.281 1.449 1.253 2.174 2.331 2.636 2.800 1.989

20

Page 21: Pengenalan klon

KLON IRR 107(BPM 101 x FX 2784)

Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau kekuninganb. Kilauan : tidak mengkilatc. Tekstur : halusd. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : elipsf. Pinggiran daun : ratag. Penampang memanjang : ratah. Penampang melintang : ratai. Posisi helaian daun : terpisahj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,4 : 1l. Ujung daun : sedang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : ke bawahb. Bentuk : lurusc. Panjang : panjangd. Sudut : sedang (< 60˚)

3. Tangkai dauna. Posisi : mendatar b. Bentuk : lurusc. Panjang : agak panjangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : agak berlekuk

4. Tangkai dauna. Payung : kerucut terpotongb. Besar : sedangc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : rapat

5. Mataa. Letak mata : rata b. Bekas tangkai daun : tebal

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : alur lebar tidak teraturb. Warna kulit gabus : coklat

7. Warna lateks : putih

Produksi IRR 107Tahun 1 2 3 4 5 6 7 Rata-ratag/p/s 32,69 32,92 35,39 37,69 45,92 52,74 53,63 41,47kg/ha/th 1.293 1.302 1.400 1.467 1.816 2.860 2.121 1.640

21

Page 22: Pengenalan klon

KLON IRR 111(IAN 873 x RRIC 100)

Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau b. Kilauan : kusamc. Tekstur : halusd. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : elipsf. Pinggiran daun : agak bergelombangg. Penampang memanjang : ratah. Penampang melintang : ratai. Posisi helaian daun : bersinggunganj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,4 : 1l. Ujung daun : sedang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : lurusb. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Sudut : sedang

3. Tangkai dauna. Posisi : lurus-mendatar b. Bentuk : lurusc. Panjang : panjangd. Ukuran kaki : besare. Bentuk kaki : agak berlekuk

4. Tangkai dauna. Payung : busurb. Besar : agak besarc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : rapat

5. Mataa. Letak mata : agak menonjol b. Bekas tangkai daun : menonjol

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : alur sempitb. Warna kulit gabus : coklat

7. Warna lateks : putih

Produksi IRR 111Tahun 1 2 3 4 5 6 7 Rata-ratag/p/s 32,69 32,92 35,39 37,69 45,92 52,74 53,63 41,47kg/ha/th 1.293 1.302 1.400 1.467 1.816 2.860 2.121 1.640

22

Page 23: Pengenalan klon

KLON IRR 112(IAN 873 x RRIC 110)

Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau mudab. Kilauan : tidak mengkilatc. Tekstur : kasard. Kekakuan : agak lembute. Bentuk : elipsf. Pinggiran daun : agak bergelombangg. Penampang memanjang : cembungh. Penampang melintang : bentuk Vi. Posisi helaian daun : terpisahj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,5 : 1l. Ujung daun : sedang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : lurus-agak ke atasb. Bentuk : lurusc. Panjang : panjang (21 cm)d. Sudut : besar

3. Tangkai dauna. Posisi : lurus ke atas (terjungkat)b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedang (21 cm)d. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : berlekuk

4. Tangkai dauna. Payung : setengah lingkaranb. Besar : agak besarc. Kerapatan permukaan : agak tertutupd. Jarak antar payung : rapat (16,9 cm)

5. Mataa. Letak mata : agak rata b. Bekas tangkai daun : agak menonjol

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : alur sempit, terputusb. Warna kulit gabus : coklat tua

7. Warna lateks : kekunin-muda

Produksi IRR 112Tahun 1 2 3 4 5 6 7 Rata-ratag/p/s 32,69 32,92 35,39 37,69 45,92 52,74 53,63 41,47kg/ha/th 1.293 1.302 1.400 1.467 1.816 2.860 2.121 1.640

23

Page 24: Pengenalan klon

KLON IRR 118(LCB 1320 x FX 2784)

Deskripsi1. Helaian daun

a. Warna : hijau mudab. Kilauan : kusamc. Tekstur : halusd. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : agak bulat telur f. Pinggiran daun : ratag. Penampang memanjang : ratah. Penampang melintang : ratai. Posisi helaian daun : terpisahj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,4 : 1l. Ujung daun : sedang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : mendatarb. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Sudut : sedang (<60˚)

3. Tangkai dauna. Posisi : lurus-mendatar b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : mata agak berlekuk

4. Tangkai dauna. Payung : kerucut setengah lingkaranb. Besar : sedangc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : sedang

5. Mataa. Letak mata : rata b. Bekas tangkai daun : tebal

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : alur sempit, tidak teraturb. Warna kulit gabus : coklat

7. Warna lateks : putih

Produksi IRR 118Tahun 1 2 3 4 5 6 7 Rata-ratag/p/s 32,69 32,92 35,39 37,69 45,92 52,74 53,63 41,47kg/ha/th 1.293 1.302 1.400 1.467 1.816 2.860 2.121 1.640

24

Page 25: Pengenalan klon

KLON IRR 220(PB 260 x IAN 873)

Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau mudab. Kilauan : kusamc. Tekstur : halusd. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : elipsf. Pinggiran daun : ratag. Penampang memanjang : lurush. Penampang melintang : agak cekungi. Posisi helaian daun : terpisahj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,6 : 1l. Ujung daun : sedang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : lurus b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Sudut : sedang

3. Tangkai dauna. Posisi : mendatar b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : agak kecil

4. Tangkai dauna. Payung : setengah lingkaranb. Besar : agak besarc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : sedang

5. Mataa. Letak mata : rata b. Bekas tangkai daun : menonjol

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : memanjangb. Warna kulit gabus : coklat muda

7. Warna lateks : putih

Produksi IRR 220Tahun 1 2 3 4 5 6 7 Rata-ratag/p/s 32,69 32,92 35,39 37,69 45,92 52,74 53,63 41,47kg/ha/th 1.293 1.302 1.400 1.467 1.816 2.860 2.121 1.640

25

Page 26: Pengenalan klon

KLON PB 330(PB 5/51 x PB 32/36)

Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau tuab. Kilauan : kusamc. Tekstur : halusd. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : bulat telur f. Pinggiran daun : ratag. Penampang memanjang : mendatarh. Penampang melintang : mendatari. Posisi helaian daun : bertindihj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,5 : 1l. Ujung daun : sedang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : mendatarb. Bentuk : ratac. Panjang : sedangd. Sudut : sedang

3. Tangkai dauna. Posisi : mendatar b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : agak berlekuk

4. Tangkai dauna. Payung : busurb. Besar : agak besarc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : panjang

5. Mataa. Letak mata : rata b. Bekas tangkai daun : tebal

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : alur memanjangb. Warna kulit gabus : coklat

7. Warna lateks : putih

Produksi PB 330Tahun 1 2 3 4 5 6 7 Rata-ratag/p/s 32,69 32,92 35,39 37,69 45,92 52,74 53,63 41,47kg/ha/th 1.293 1.302 1.400 1.467 1.816 2.860 2.121 1.640

26

Page 27: Pengenalan klon

KLON PB 340(LCB 235 x PR 107)

Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau tuab. Kilauan : kusamc. Tekstur : agak halusd. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : bulat telur f. Pinggiran daun : lurusg. Penampang memanjang : lurush. Penampang melintang : lurus-Vi. Posisi helaian daun : bersinggungan-terpisahj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,5 : 1l. Ujung daun : sedang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : lurus ke atasb. Bentuk : lurusc. Panjang : panjangd. Sudut : kecil (< 60˚)

3. Tangkai dauna. Posisi : lurus-ke atasb. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Ukuran kaki : besare. Bentuk kaki : agak rata

4. Tangkai dauna. Payung : besarb. Besar : sedangc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : sedang

5. Mataa. Letak mata : menonjolb. Bekas tangkai daun : menonjol

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : alur terputus-putusb. Warna kulit gabus : coklat

7. Warna lateks : putih

Produksi PB 340Tahun 1 2 3 4 5 6 7 Rata-ratag/p/s 32,69 32,92 35,39 37,69 45,92 52,74 53,63 41,47kg/ha/th 1.293 1.302 1.400 1.467 1.816 2.860 2.121 1.640

27

Page 28: Pengenalan klon

KLON RRIC 100(RRIC 52 x PB 85)

Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau mudab. Kilauan : kusamc. Tekstur : halusd. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : elipsf. Pinggiran daun : agak bergelombangg. Penampang memanjang : lurush. Penampang melintang : agak cekungi. Posisi helaian daun : bertindihj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,6 : 1l. Ujung daun : sedang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : lurus b. Bentuk : agak melengkungc. Panjang : pendekd. Sudut : sedang (≤ 60˚)

3. Tangkai dauna. Posisi : lurus-agak ke atasb. Bentuk : lurusc. Panjang : panjangd. Ukuran kaki : besare. Bentuk kaki : agak berlekuk

4. Tangkai dauna. Payung : busur-setengah lingkaranb. Besar : agak besar-besarc. Kerapatan permukaan : agak tertutupd. Jarak antar payung : sedang

5. Mataa. Letak mata : menonjol b. Bekas tangkai daun : menonjol

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : alur terputus-putusb. Warna kulit gabus : coklat tua

7. Warna lateks : putih

Produksi RRIC 100Tahun 1 2 3 4 5 6 7 Rata-ratag/p/s 32,69 32,92 35,39 37,69 45,92 52,74 53,63 41,47kg/ha/th 1.293 1.302 1.400 1.467 1.816 2.860 2.121 1.640

28

Page 29: Pengenalan klon

KLON RRIM 600(Tjir 1 x PB 86)

Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau kekuninganb. Kilauan : kusamc. Tekstur : halusd. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : bulat telur di atasf. Pinggiran daun : rata-agak sedikit bergelombangg. Penampang memanjang : lurush. Penampang melintang : bentuk Vi. Posisi helaian daun : terpisahj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,4 : 1l. Ujung daun : sedang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : lurus ke atas (terjungkat)b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Sudut : sedang (≤ 60˚)

3. Tangkai dauna. Posisi : mendatar b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : agak berlekuk

4. Tangkai dauna. Payung : setengah lingkaran-kerucut b. Besar : kecil-sedangc. Kerapatan permukaan : agak tertutupd. Jarak antar payung : panjang

5. Mataa. Letak mata : rata b. Bekas tangkai daun : tipis

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : alur sempitb. Warna kulit gabus : coklat

7. Warna lateks : putih

Produksi RRIM 600

Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8g/p/s 21,52 28,60 40,20 49,20 49,33 53,60 64,10 66,73kg/ha/th 851 1.131 1.590 1.946 1.951 2.120 2.535 2.639

9 10 11 12 13 14 15 Rata-rata62,93 60,73 63,46 50,82 57,55 65,23 62,71 53,122. 489 2.402 2.510 2.010 2.276 2.580 2.480 2.101

29

Page 30: Pengenalan klon

KLON GT 1(Klon Primer)

Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau tuab. Kilauan : mengkilatc. Tekstur : halusd. Kekakuan : sedange. Bentuk : elipsf. Pinggiran daun : ratag. Penampang memanjang : lurush. Penampang melintang : bentuk Vi. Posisi helaian daun : terpisah s.d. bersinggunganj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,5 : 1l. Ujung daun : panjang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : lurus-mendatarb. Bentuk : lurusc. Panjang : panjangd. Sudut : sedang < 60˚

3. Tangkai dauna. Posisi : lurus agak ke atas (terjungkat) b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : mata agak berlekuk

4. Tangkai dauna. Payung : setengah lingkaranb. Besar : sedangc. Kerapatan permukaan : tertutupd. Jarak antar payung : sedang

5. Mataa. Letak mata : rata b. Bekas tangkai daun : rata

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : alur bentuk jalab. Warna kulit gabus : coklat

7. Warna lateks : putih

Produksi GT 1Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9g/p/s 17,29 25, 03 29,88 31,45 38,26 45,56 52,09 41,09 34,74kg/ha/th 684 990 1.150 1.244 1.513 1.802 2.040 1.623 1.374

10 11 12 13 14 15 16 17 1835,52 32,92 29,91 30,80 30,80 35,07 45,89 40,20 29,101.405 1.302 1.183 1.216 1.218 1.387 1.815 1.590 1.15119 20 21 22 23 24 25 Rata-rata30,92 27,06 31,61 38,13 40,33 41,57 40,13 36,69

1.223 1.106 1.831 1.500 1.595 1.644 1.567 1.451

KLON RRIM 712

30

Page 31: Pengenalan klon

(RRIM 605 x RRIM 701)Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau tuab. Kilauan : mengkilatc. Tekstur : halusd. Kekakuan : kakue. Bentuk : bulat telur di atasf. Pinggiran daun : rata sampai sedikit bergelombangg. Penampang memanjang : lurush. Penampang melintang : bentuk Vi. Posisi helaian daun : terpisahj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,5 : 1l. Ujung daun : panjang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : lurus b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Sudut : besar

3. Tangkai dauna. Posisi : lurus mendatar b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : rata

4. Tangkai dauna. Payung : setengah lingkaranb. Besar : besarc. Kerapatan permukaan : rapatd. Jarak antar payung : pendek

5. Mataa. Letak mata : menonjolb. Bekas tangkai daun : tebal

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : alur bentuk jalab. Warna kulit gabus : coklat

7. Warna lateks : putih

Produksi RRIM 712Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8g/p/s 24,68 38,76 50,32 58,00 62,88 53,38 53,22 52,77kg/ha/th 976 1.533 1.990 2.294 2.512 2.111 2.105 2.087

9 10 11 12 13 14 15 Rata-rata53,86 50,24 52,21 53,53 52,84 49,84 53,13 50,682.130 2.967 2.065 2.110 2.090 1.971 2.102 2.004

KLON PR 300

31

Page 32: Pengenalan klon

(RRIM 605 x RRIM 701)Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau tuab. Kilauan : kusamc. Tekstur : halusd. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : lonjong memanjangf. Pinggiran daun : bergelombangg. Penampang memanjang : lurush. Penampang melintang : cekungi. Posisi helaian daun : berantaraj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,4 : 1l. Ujung daun : panjang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : lurus ke atasb. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Sudut : sedang

3. Tangkai dauna. Posisi : mendatar b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : berlekuk

4. Tangkai dauna. Payung : busurb. Besar : besarc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : sedang (30 cm)

5. Mataa. Letak mata : ratab. Bekas tangkai daun : menonjol

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : alur sempitb. Warna kulit gabus : coklat kehitaman

7. Warna lateks : kunin gmuda

Produksi PR 300Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Rata-ratag/p/s 18,51 21,29 25,99 31,45 32,95 35,30 28,37 25,31 32,77 27,84kg/ha/th 732 842 1.028 1.244 1.303 1.396 1.122 1.001 1.296 1.107

KLON PR 303

32

Page 33: Pengenalan klon

(Tjir 1 x PR 107)Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau tuab. Kilauan : kusamc. Tekstur : agak halusd. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : bulat telur f. Pinggiran daun : bergelombangg. Penampang memanjang : lurush. Penampang melintang : cekungi. Posisi helaian daun : terpisah-bersinggunganj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,4 : 1l. Ujung daun : sedang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : lurus-mendatar b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Sudut : kecil (≤ 60˚)

3. Tangkai dauna. Posisi : lurus-mendatar b. Bentuk : lurusc. Panjang : panjangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : agak berlekuk

4. Tangkai dauna. Payung : setengah lingkaranb. Besar : sedangc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : sedang

5. Mataa. Letak mata : menonjolb. Bekas tangkai daun : tebal

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : alur lebarb. Warna kulit gabus : coklat

7. Warna lateks : putih-kekuningan

Produksi PR 303

Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8g/p/s 19,70 19,80 35,30 43,50 42,20 43,70 49,00 45,30kg/ha/th 780 785 1.398 1.721 1.670 1.730 1.938 1.928

9 10 Rata-rata39,30 34,00 37,201.554 1.343 1.471

KLON IRR 70

33

Page 34: Pengenalan klon

(Klon Primer)Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau mudab. Kilauan : kusamc. Tekstur : halusd. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : elipsf. Pinggiran daun : rata g. Penampang memanjang : lurush. Penampang melintang : cekungi. Posisi helaian daun : terpisahj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,6 : 1l. Ujung daun : sedang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : lurus-ke bawah b. Bentuk : lurusc. Panjang : panjangd. Sudut : sedang (≤ 60˚)

3. Tangkai dauna. Posisi : lurus-ke atas (terjungkat) b. Bentuk : lurusc. Panjang : agak panjangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : berlekuk

4. Tangkai dauna. Payung : busurb. Besar : agak besarc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : sedang-panjang

5. Mataa. Letak mata : ratab. Bekas tangkai daun : menonjol

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : memanjangb. Warna kulit gabus : coklat

7. Warna lateks : putih

KLON IRR 71

34

Page 35: Pengenalan klon

(Klon Primer)Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau b. Kilauan : kusamc. Tekstur : halusd. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : elipsf. Pinggiran daun : rata g. Penampang memanjang : lurush. Penampang melintang : cekungi. Posisi helaian daun : terpisahj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,4 : 1l. Ujung daun : sedang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : lurus ke bawahb. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Sudut : sempit (≥ 60˚)

3. Tangkai dauna. Posisi : lurus-besar b. Bentuk : lurusc. Panjang : sedangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : rata-agak berlekuk

4. Tangkai dauna. Payung : busur-setengah lingkaranb. Besar : sedangc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : rapat

5. Mataa. Letak mata : ratab. Bekas tangkai daun : menonjol

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : alur sempit, terputusb. Warna kulit gabus : coklat tua

7. Warna lateks : putih

KLON IRR 72

35

Page 36: Pengenalan klon

(Klon Primer)Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : hijau mudab. Kilauan : kusamc. Tekstur : halusd. Kekakuan : agak kakue. Bentuk : elipsf. Pinggiran daun : agak bergelombangg. Penampang memanjang : lurush. Penampang melintang : agak cekungi. Posisi helaian daun : terpisahj. Simetris daun pinggir : simetrisk. Ukuran daun : 2,4 : 1l. Ujung daun : sedang

2. Anak tangkai dauna. Posisi : lurus-ke bawah b. Bentuk : lurusc. Panjang : panjangd. Sudut : sedang (≤ 60˚)

3. Tangkai dauna. Posisi : lurus ke atas (terjungkat) b. Bentuk : lurusc. Panjang : agak panjangd. Ukuran kaki : sedange. Bentuk kaki : agak berlekuk

4. Tangkai dauna. Payung : busurb. Besar : besarc. Kerapatan permukaan : terbukad. Jarak antar payung : sedang-panjang

5. Mataa. Letak mata : ratab. Bekas tangkai daun : menonjol

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : sempit, terputusb. Warna kulit gabus : coklat

7. Warna lateks : putih

KLON …………

36

Page 37: Pengenalan klon

Deskripsi

1. Helaian dauna. Warna : b. Kilauan : c. Tekstur : d. Kekakuan : e. Bentuk : f. Pinggiran daun : g. Penampang memanjang : h. Penampang melintang : i. Posisi helaian daun : j. Simetris daun pinggir : k. Ukuran daun : l. Ujung daun :

2. Anak tangkai dauna. Posisi : b. Bentuk : c. Panjang : d. Sudut :

3. Tangkai dauna. Posisi : b. Bentuk : c. Panjang : d. Ukuran kaki : e. Bentuk kaki :

4. Tangkai dauna. Payung : b. Besar : c. Kerapatan permukaan : d. Jarak antar payung :

5. Mataa. Letak mata : b. Bekas tangkai daun :

6. Kulit batanga. Corak kulit gabus : b. Warna kulit gabus :

7. Warna lateks :

37