Pengenalan Alat Dan Bahan Eko
-
Upload
eko-sumiyanto -
Category
Documents
-
view
268 -
download
0
Transcript of Pengenalan Alat Dan Bahan Eko
1
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM DAN
PENGENALAN BUDAYA KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA (K3)
Nama Anggota:
Ayu Novi Rianti (1157040008)
Chansa Luthfia Hirzi (1157040011)
Eko Sumiyanto (1157040019)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2015
2
3
NAMA : EKO SUMIYANTO
KELAS : KIMIA 1A
NIM : 1157040019
A. TUJUAN mengenal dan alat-alat kimia kepada mahasiswa
mengetahui Fungsi dan cara kerja alat-alat kimia yang ada di laboratorium
mampu menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja K3 di laboratorium
dengan baik dan benar
B. TEORI DASAR
Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga
akan melakukan kita juga akan melakukan langkah-langkah yang hampir sama
seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut
penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dilakukan
di laboratorium dimana sifat - sifat dapat diteliti dalam kondisi terkontrol, jadi
hasil eksperimen itu dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy, 1999: 5).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami
cara kerja serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari
kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-
masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna
(Walton, 1998).
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam
diantaranya alat pemanas yang terdiri dari kompor gas, kaki tiga, segitiga
perselin, kasa, gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cangkir porselen dan
piring porselen). Selain itu juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan
alat-alat gelas harus diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas
diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat digunakan gelas
4
ukur, labu ukur (labu takar), pipet ukur (pipet gondok dan pipet mohr), dan
buret. Sedangkan alat-alat lain seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer, corong,
semprot, kertas saring, timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga
memiliki kegunaan dan fungsi masing-masing yang berguna untuk
memudahkan praktikan dalam melaksanakan praktikum (Subroto, 2000: 110).
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-alat
yang akan digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya
membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian, misalnya praktikan memeriksa alat
tersebut apa ada yang cacat atau rusak. Untuk memindahkan zat-zat kimia yang
berwujud cair kita sering menghadapi suatu kesulitan yang mungkin
disebabkan oleh tekanan biasa yang mempengaruhi dalam menentukan volume
cairan itu dengan tepat. Maka dari itu dapat digunakan pipet dan buret yang
gunanya untuk memindahkan volume cairan (Arifin, 1996: 9).
Analisis tidak dapat dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat
kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang
analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari
oleh lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam
suatu wadah yang terkontaminasi, air tidak terbuang secara seragam dari
permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan atau
kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sisir seperti
Bekker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau deterjen
sintetik. Pipet, buret, atau labu volumetri mungkin membutuhkan larutan
deterjen panas untuk bisa benar-benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih
membuang airnya secara seragam, mungkin perlu digunakan larutan pembersih,
yang sifat oksidasi kuatnya dapat memastikan kebersihan permukaan kaca
keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu hendaknya dibilas beberapa kali
dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling, dan akhirnya mengering
sendiri. (Day dan Underwood, 1999: 577-578).
5
Dalam pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan pengkuran
dengan alat ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur massa zat dalam
satuan gram sedangkan timbangan analitis sampai miligram. Jika sejumlah zat
ditimbang dengan kedua timbangan maka didalam jumlah angka yang berbeda.
Jumlah digit dari pengukuran yang menyangkut masalah kecermatan dan
ketelitian (Syukri, 1994: 4).
Kebenaran hipotesis dapat diketahui setelah diuji dengan percobaan di
laboratorium. Data yang diperoleh mungkin sesuai dengan hipotesis, tetapi
mungkin juga tidak. Jika tidak, berarti kesalahan mungkin saja terjadi pada
percobaan atau hipotesisnya yang keliru. Ada hipotesis, seperti yang
dirumuskan Einstein, belum dapat diuji kebenarannya sampai saat ini, karena
keterbatasan alat dan kemampuan manusia. Suatu penelitian membutuhkan
dana, tenaga dan waktu yang banyak, maka kesalahan hipotesis akan
mengakibatkan percobaan yang dilakukan sia-sia. Oleh karena itu
penanganannya harus sesuai dengan petunjuk. Demikian juga dengan
pemakaian alat laboratorium yang sebagian terbuat dari gelas yang mudah
pecah (Syukri, 1999: 3).
Sebelum praktikan memasuki laboratorium, perhatikan hal-hal berikut ini:
A. Persiapan
Setiap kali melakukan percobaan di laboratorium, perhatikan dan persiapkan
hal-hal berikut ini:
1. Jas laboratorium
2. Kacamata laboratorium
3. Sarung tangan laboratorium
4. Kertas kerja
B. Materi Praktikum
Materi yang akan dipraktikumkan harus sudah dipelajari terlebih dahulu.
6
Praktikan harus sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan, alat dan bahan
yang diperlukan, cara kerja, serta hal-hal khusus seperti bahaya yang mungkin
terjadi.
C. Keamanan di Laboratorium
Selama berada di laboratorium, praktikan harus menjaga ketertiban,
keselamatan diri dan orang lain. Jangan melakukan sesuatu, misalnya
mencampur bahan kimia yang tidak Anda pahami dengan baik, apalagi diluar
prosedur percobaan. Laporkan setiap kecelakaan yang terjadi kepada dosen
atau guru pembimbing.
D. Beberapa Indikator atau Larangan
Berikut ini beberapa petunjuk atau larangan umum yang harus
diperhatikan setiap kali melakukan percobaan. Perhatikanlah petunjuk umum
dan petunjuk khusus pada setiap percobaan yang ada dikertas kerja. Selain itu
eksperimen dan praktek laboratorium merupakan bagian dari pengajaran sains.
Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda
nyata dan juga mengamati perubahan yang terjadi. Ketika sains bergerak
melampaui dunia pengalaman menuju generalisasi yang lebih abstrak yang
memungkinkan penjelasan dan peramalan, pengalaman secara dekat adalah titik
awal untuk generalisasi ilmiah dan pembuatan teori. Sehingga praktik
laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam
pengajaran sains sebagai produk ini.
(Wahyudi, 2011).
7
C. ALAT dan BAHAN
No Nama Alat Nama Bahan
1. Pipet Volum Asam klorida
2. Pipet Ukur Asam asetat
3. Labu ukur Tersier butanol
4. Gelas ukur phenlylhidrazin
5. Gelas beker napthalin
6. Buret Barium carbonat
7. Erlemnyer Calcium sulfate dihidrat
8. Tabung reaksi Kupfer (II)asetat
9. Corong Diamonium oksalat
10. Timbangan analitik Potassium iodide
11. Gelas arloji Kalium nitrat
12. Spatula Ammonia
13. Pipet tetes Ammonium sulfate
14. Spektofotometer dan kuvet Aseton
15. Desikator Asam oksalat
16. Oven Kalium dikromat
17. Rak tabung reaksi Hydrogen peroxide
18. Purnace Gliserin
19. Lemari asam Asam fosfat
20. Lumpang dan alu Asam nitrat
8
D. DAFTAR NAMA ALAT ALAT DI LABORATORIUM
No. Nama dan Gambar
Alat
Fungsi dan Cara Penggunaan
Alat
Keterangan
1 Gelas kimia Fungsi :
1. menampung zat kimia
2. menampung cairan
3. media pemanasan cairan
cara penggunaan:
1. masukkan zat kimia yang berupa
cairan atau pada tahun ke dalam
gelas kimia
gelas kaca
2 Kawat kasa Fungsi :
1. digunakan sebagai alat dalam
penyebaran panas yang berasal
dari suatu pembakar
Cara penggunaan:
1. Letakkan kawat kasa di atas kaki
mirip seperti Saringan
yang terbuat dari kawat
9
tiga selalu panas kan juga
pembakar yang umumnya dari
spiritus
3 Gelas ukur Fungsi :
1. untuk mengukur volume larutan
tidak memerlukan ketelitian tinggi
dalam jumlah tertentu
Cara penggunaan:
1. masukkan larutan yang akan
diukur ke dalam gelas lalu
lakukanlah yang ukuran larutan
tersebut
Gelas Kaca
4 Corong Fungsi :
1. untuk menyaring cairan kimia
2. untuk lebih mengepaskan larutan
saat larutan dimasukkan ke dalam
suatu gelas ukur agar tidak
berceceran
seperti corong yang
digunakan untuk
membantu memasukkan
10
Cara penggunaan:
1. masukkan campuran bahan kimia
ke dalam corong lalu saringlah
bahan kimia tersebut ke dalam
corong
minyak tanah pada
suatu sorong, namun
terbuat dadi kaca dan
ukurannya jauh lebih
kecil
5 Batang pengaduk Fungsi :
1. digunakan untuk mengaduk cairan
di dalam gelas kimia
Cara penggunaan:
1. Aduklah larutan yang sudah
tersedia di gelas kimia
menggunakan batang pengaduk
berbentuk batang yang
terbuat dari kaca
6 Kaki tiga Fungsi :
1. digunakan untuk menahan kawat
kasa dalam pemanasan
Cara penggunaan:
1. simpan kawat kasa di atas kaki
tiga
penyangga yang terbuat
dari semacam besi
11
7 Cawan petri Fungsi :
1. digunakan untuk menguapkan
larutan
Cara penggunaan:
1. dalam suatu percobaan simpan
larutan pada cawan petri
8 Plat tetes Fungsi :
1. untuk menguji suatu zat dalam
jumlah kecil
Cara penggunaan:
1. teteskan zat yang akan diuji pada
bulatan yang ada di plat tetes
berbentuk persegi
panjang dan terdapat
bulatan bulatn di
tengahnya
9 Tabung reaksi Fungsi :
1. untuk memisahkan endapan dan
12
larutan bisa juga untuk
mereaksikan larutan
Cara penggunaan:
1. masukkan zat ke dalam tabung
sentrifuge kocok terlebih dahulu
seperti gelas mini yang
terbuat dari kaca
10 Kaca arloji Fungsi :
1. untuk menyimpan suatu zat yang
akan diuapkan
2. sebagai penutup gelas kimia saat
memanaskan sample
Cara penggunaan:
1. Letakkan kerja Roji di atas gelas
kimia saat memanaskan sample
berbentuk seperti
kepiting yang terbelah
dua atau dua bagian
keping yang terbuat dari
kaca
11 Spatula Fungsi :
1. untuk mengambil zat kimia
berbentuk padatan
2. untuk mengaduk larutan
Cara penggunaan:
13
1. zat kimia dengan menggunakan
spatula lalu masukkan ke dalam
gelas kimia dan aduk larutan
menggunakan spatula
terbuat dari besi
12 Ball Filler Fungsi :
1. untuk mengambil atau menyedot
cairan dan memompa cairan
Cara penggunaan:
1. masukkan pipet seukuran tekkan
habis filler sampai Kempis
dengan menggunakan bulatan A
sesudah pipet dimasukkan cairan
tekan tombol untuk menyedot
terbuat dari karet
13 Desikator Fungsi :
1. untuk menguapkan air dari sampel
yang sudah panas
Cara penggunaan:
1. masukkan cawan yang sudah
dipanaskan ke dalam desikator
tunggu sampai 15 menit angkat
lalu timbang
14 Labu erlenmeyer Fungsi :
1. untuk menyimpan dan
memanaskan larutan
Cara penggunaan:
1. simpanlah larutan ke dalam labu
seperti gelas berbentuk
labu yang terbuat dari
14
Erlenmeyer kemudian panaskan
larutan tersebut
kaca
15 Lumpangdan halu Fungsi :
1. untuk menghancurkan,
menghaluskan padatan, dan
mencampurkan padatan
Cara penggunaan:
1. masukkan bahan kimia yang
berupa padatan ke dalam lumpang
lalu hancurkan dengan
menggunakan halu dan padatan
pun akan tercampur
seperti lumpang dan alu
pada umumnya tetapi
ukurannya lebih kecil
bahan pembuatnya dari
keramik atau tanah liat
16 Buret Fungsi :
1. untuk mengeluarkan larutan
dengan volume tertentu biasanya
digunakan untuk titrasi
Cara penggunaan:
1. keluarkan larutan dari dalam
Buret dengan cara membuka kran
yang terdapat pada buret
seperti tabung reaksi
dan terbuat dari kaca
yang dibatasi oleh kran
15
17 Termometer Fungsi :
1. untuk mengukur suhu atau
perubahan suhu
Cara penggunaan:
1. masukkan thermometer ke dalam
cairan yang akan diukur suhunya
nanti akan terlihat Berapa ukuran
suhunya
terbuat dari kaca yang
diisi cairan atau larutan
Raksa
18 Botol semprot Fungsi :
1. untuk menyimpan aquades dan
membersihkan antara cairan dan
padatan
16
Cara penggunaan:
1. semprotkan aquades ke alat yang
Akan dibersihkan
terbuat dari plastik
19 Piknometer Fungsi :
1. untuk menentukan berat atau
massa jenis
Cara penggunaan:
1. masukkan zat yang akan diuji
Biasanya berupa cairan timbang
piknometer pada neraca
20
Tak tabung reaksi Fungsi :
1. untuk menyimpan tabung reaksi
Cara penggunaan:
17
1. simpan tabung reaksi pada lubang
rak tabung reaksi
terbuat dari kayu
A. DAFTAR SIMBOL SIMBOL BAHAYA
No Gambar Dan Lambang KeteranganTindakan Dan Contoh Bahan
Kimia
1. coorosive (C) Bahan yang bersifat korosif dapat
merusak jaringan hidup,
menyenbabkan iritasi pada kulit,
menyebabkan gatal-gatal, kulit
mengelupas.
Hindari kontak langsung pada
kulit, dan benda- benda yang
bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH
(72%)
18
2. Toxic (T) Bahan yang bersifat racun, dapat
menyebabkan sakit serius, bahkan
kematian bila tertelan dan terhirup.
Jangan ditelan dan jangan
dihirup, hindari kontak lagsung
dengan kulit.
Contoh : methanol, benzene.
3. very toxic (T+) bahan yang bersifat sangat beracun
dan lebih sangat berbahaya bagi
kesehatan juga menyebabkan sakit
kronis hingga kematian.
hindari kontak langsung dengan
tubuh, dan alat pernafasan.
contoh : klaium sianida, atripin.
4. explosive (E) Bahan kimia yang mudah meledak,
dengan adanya panas atau percikan
bunga api, gesekan atau benturan.
Hindari pukulan, atau benturan,
gesekan, pemanasan, ataus
sumber nyala lain Bahkan tanpa
oksigen.
Contoh: KCIO3
5. dangerous for the
environment
(N)
Bahan kimia yang berbahaya bagi
satu / beberapa komponen dan dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem.
Hindari bercampur dengan
lingkungan yang dapat
membahayakan mahluk hidup.
Contoh : petroleum bensin,
tetraklorometan.
6. irritant (Xi) Bahan yang dapat menyebabkan
gatal-gatal, iritasi.
Hindari kontak langsung dengan
kulit.
Contoh : NaOH, C6H6OH, Cl2
7. oxidizing (O) Bahan kimia bersifat pengoksidasi,
dapat menyebabkan kebakaran,
dengan menghasilkan panas saat
kontak dengan bahan organic dan
bahan pereduksi.
Hindari dari panas dan reduktor.
Contoh : hydrogen peroksida,
kaliu perklorat.
8. poison Simbol yang digunakan pada
transportasi dan penyimpanan bahan-
bahan yang beracun (belum tentu
Contoh : cyanohydrin, carbon
tetraklorida.
19
gas).
9. Poison gas Symbol yang digunakan pada
transportasi, dan penyimpanan
material gas sberacun.
Jauhkan dari pernafasan kita.
Contoh : Chlorin, metil bromide,
nitrit oxide.
10. falammable Bahan kimia yang mempunyai titik
nyalal rendah,mudah terbakar
dengan api busen, permukaan metal
panas ayau loncatan bunga api.
Jauhkan dari benda-benda yang
berpotensimengeluarkan api.
Contoh: minyal terpentin
11. highly flammable (F) Mudah terbakar di bawah kondisi
atmosferik biasa atau mempunyai
titik nyala rendah dan mudah
terbakar di bawah pengaruh lembab.
Hindari dari sumber api, api
terbuka dan pengaruh,
kelembapan tertentu.
Contoh: aseton, logam natrrium
12. extremely falmmable
(F+)
Bahan kimia yang amat mudah
terbakar berupa gas dan udara yan
membentuk suatu campuran yang
mudah meledak.
Jauhkan dari campuran udara
dan api.
Contoh: dtil eter (cair), propane
(gas)
13. flammable gas Simbol pengaman yang digunakan
untuk tempat penyimpanan material
gas yang mudah terbakar.
Jauhkan darinpanas dan percikan
api.
Contoh: LPG, hydrogen,
acetylene
14. Organic peroxide Symbol keamana bahan kimia dalam
transportasi dan penyimpanan
peroksida organic.
Coontoh : benzole peroxide,
dietyl pedicarbonate
15. oxidizer Material yang mudah menimbulakn
api ketika kontak dengan material
lain yang mudah terbakar dan dapat
menimbulkan ledakan.
Contoh : calcium hypoclorit,
sodium peroxide, ammonium
docromate.
20
B. DAFTAR NAMA SENYAWA KIMIA YANG ADA DI LABORATORIUM
No. Nama senyawa Rumus kimia Sifat fisik Sifat kimia Keterangan
1. Kalium nitrat KNO3
Solid (padat
kristal), berwarna
putih, berbau, titik
didih 400C, berat
molekul 101,9
g/mol.
Mudah larut dalam
air panas dan air
dingin, larut dalam
dietil eter,
ammonia cair.
Bersifat irritant
dan toxic
2.Calcium sulfat
dihidrat
CaSO4 +
2H2O
Padatan, berwarna
putih, tidak larut
dalam air, pH di air
5-8
Gypsum sintetik
harus dihindari
dari senyawa
asam, posfor dan
logam alumunium.
Bersifat toxic
3. ammonia NH3
Berat molekul
17,03 g/mol titik
didih -33,35%, titik
beku -77,7%
Larut dalam air
membentuk
NH4OH, bersifat
hygroskopis
menyerap air.
Bersifat toxic
gas, dan korosif.
4.Ammonium
sulfat(NH4)2 SO4
Berbentuk Kristal
putih, pH 5, berat
molekul 132,14
g/mol, titik lebur
5120C,
terdekomposisi
2800C
Pada sistem
terbuka mulai
terdekomposisi
pada 1000C
menghasilkan NH3
dan ammonium
bisulfat NH4 HSO4
Bersifat irritant
5. Asam klorida HCl
Cairan, tak
berwarna, warna
nyala kuning, titik
didih 1080C
Larut dalam air
panas dan air
dingin dan dietil
eter.
Bersifat sangat
korosif.
6. Asam asetat CH3COOH Cairan, tidak Bereaksi dengan Bersifat korrosif
21
berwarna, bau
tajam, titik lebur
170C dan titik didih
1160C-1180C
alcohol
menghasilkan
ester.
dan fammable.
7. Asam sulfate H2SO4
Cairan, tak
berwarna, titik didih
2700C dan titik
beku 10,490C,
terdekomposisi
3400C
Larut dalam air
dingin dan air
panas
Bersifat
higroskopik,
oksidator dan
termasuk asam
kuat.
8. Asam nitrat HNO3
Cairan dan tidak
berwarna
Kepekatannya
sampai 65%
(14M)
Merupakan
oksidator dan
termasuk asam
kuat.
9. Aseton CH3COCH3
Cairan, tidak
berwarna, mudah
terbakar.
Digunakan sebagai
pelarut
Bersifat irritant
10. Asam oksalat H2C2O4.2H2O
Berbentuk Kristal,
tidak berwarna
Bisa larut dalam
air
Bersifat toxic.
11. Asam fosfat H3PO4
Berupa cairan, tidak
berwarna, dan
kental.
Merupakan
senyawa yang
stabil dan
mengandung unsur
besi
Termasuk asam
lemah yang
korrosif.
12.Hydrogen
peroxideH2O2
Berupa cairan yang
tidak berwarna.
Mudah terurai.
13. Kalium dikromat K2Cr2O7
Berupa padatan
yang tidak berwarna
Larut dalam air Digunakan
sebagai
indokator.
22
14. Gliserin C3H5(OH)3
Berupa cairan yang
tidak berwarna dan
kental
Digunakan sebagai
bahan peledak.
15. Kalsium oksida CaO
Merupakan padatan,
berwarna putih
Bereaksi dengan
air, dan
menimbulkan
panas.
Digunakan
sebagai bahan
pengering.
C. Budaya Kesehatan dan Keselematan Kerja (K3) Dalam Praktikum kimia
Praktikum Kimia merupakan praktikum yang dilaksanakan di laboratorium kimia
dengan aktivitas yang sebagian besar melibatkan bahan kimia. Bahan kimia terdiri dari
berbagai ragam dengan karakter yang sangat bervariasi dan bahkan beberapa di antaranya
banyak yang memiliki risiko bahaya. Untuk menghindari bahaya bahan kimia hendaknya
para mahasiswa dapat memahami dan mengimplementasikan budaya Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium kimia.
Keterampilan bekerja di laboratorium dapat diperoleh mahasiswa melalui kegiatan
praktikum. Semakin sering dan serius mahasiswa bekerja di laboratorium maka mereka
akan semakin terampil. Keterampilan ini sangat diperlukan untuk mendukung kelancaran
penelitian tugas akhir atau bahkan sebagai penunjang kelancaran tugas apabila sudah
terjun ke dunia kerja suatu saat nanti. Mahasiswa, Laboratorium, dan praktikum seolah
menjadi suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Di sisi lain laboratorium merupakan
tempat yang sangat mengerikan. Karena di dalam laboratorium berisi berbagai alat dan
bahan kimia yang sangat potensial menimbulkan bahaya. Kemungkinan bahaya tersebut
23
di antaranya adalah akibat adanya bahan-bahan kimia yang bersifat karsinogenik (dapat
menyebabkan kanker) baik karena uapnya atau karena paparan bahan tertentu di kulit,
bahaya kebakaran, bahaya keracunan, serta pontensi bahaya lainnya. Di samping hal itu
orang yang bekerja di laboratorium (praktikan, laboran, dan lainnya) dihadapkan pada
pekerjaan dengan resiko yang besar, yang disebabkan karena dalam setiap percobaan
digunakan:
Bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak, mudah terbakar, korosif,
karsinogenik, dan beracun.
Alat-alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tubuh kita.
Alat-alat listrik seperti: kompor listrik, oven, lampu pemanas, lampu UV dan lain
sebagainya, yang menyebabkan terjadinya sengatan listrik.
Penangas air atau minyak yang bersuhu tinggi yang dapat terpercik.
Untuk menghindari kecelakaan kerja yang mungkin terjadi, mahasiswa hendaknya
menggunakan alat perlindungan diri sesuai ketentuan. Pada tabel berikut disajikan
beberapa contoh alat perlindungan diri. Untuk melaksanakan praktikum kimia,
mahasiswa minimal harus menggunakan jas laboratorium lengan panjang dan kacamata
pelindung (gogle).
Adanya potensi bahaya ini tidak harus ditakuti secara berlebihan dengan selalu
menghindari kegiatan praktikum atau bersifat pasif di dalam setiap acara praktikum.
Namun kita harus bertindak lebih aktif dan mencari tahu setiap potensi bahaya yang dapat
timbul di dalam laboratorium agar kita selalu waspada dan berhati-hati dalam setiap
tindakan agar selalu terhindar dari setiap bahaya yang dapat terjadi kapan saja.
Hal-hal yang seharusnya kita lakukan pada saat bekerja di laboratorium antara lain
adalah:
1. Tahap persiapan
Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) apa yang akan dikerjakan pada acara
praktikum, dengan mambaca petunjuk praktikum, mengetahui tujuan dan cara kerja serta
24
bagaimana data percobaan akan diperoleh, mengetahui hal-hal atau tindakan yang harus
dihindarkan, misalnya menjauhkan bahan yang mudah terbakar dengan sumber api,
membuang sampah dan limbah praktikum pada tempat yang telah ditentukan dan
sebagainya.
Mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan apakah bersifat mudah terbakar,
bersifat racun, karsinogenik atau membahayakan dan sebagainya, sehingga dapat
terhindar dari potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari bahan kimia yang digunakan.
Mengetahui alat dan bagaimana merangkai alat serta cara kerja alat yang akan digunakan.
Mempersiapkan peralatan pelindung tubuh seperti, jas laboratorium berwarna putih
lengan panjang, kacamata gogle, sarung tangan karet, sepatu, masker, dan sebagainya
sesuai kebutuhan praktikum.
2. Tahap pelaksanaan
Mengenakan peralatan pelindung tubuh dengan baik.
Mengambil dan memeriksa peralatan dan bahan yang akan digunakan.
Merangkai alat yang digunakan dengan tepat, dan mengambil bahan kimia secukupnya.
Penggunaan bahan kimia JANGAN SAMPAI BERLEBIHAN karena dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan.
Membuang sisa percobaan pada tempatnya sesuai dengan sifat sisa bahan yang
digunakan.
Bekerja dengan tertib, tenang dan tekun, catat data-data yang diperlukan.
3. Tahap pasca pelaksanaan
Kembalikan peralatan dan bahan yang digunakan sesuai posisi semula.
Hindarkan bahaya yang mungkin terjadi dengan mematikan peralatan listrik, kran air,
menutup tempat bahan kimia dengan rapat (dengan tutupnya semula).
Bersihkan tempat atau meja dimana kalian bekerja.
25
Keluarlah dari laboratorium dengan tertib.
Kenyataan yang terjadi hingga saat ini, bekerja di laboratorium tidak pernah
memperhatikan resiko yang terjadi di laboratorium. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pengetahuan resiko atau bahaya bekerja di laboratorium atau kurangnya
kesadaran terhadap kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium.
D. TUGAS
1.Berilah masing-masing 2 contoh bahan kimia pada symbol berbahaya!
JAWABAN
Toxic (Sangat beracun), Kode T+ : Arsen Triklorida, MercuryKlordia
Corrosive (Korosif), Kode C : Belerang, Klorin
Explosive (Bersifat mudah meledak),
Kode E: Amonium Nitrat, Nitroselulosa
Oxidizing (Pengoksidasi), Kode O : Hidrogen Peroksida, Kalsium Perklorat
Flammable (Sangat mudah terbakar),
Kode F: Benzoat, Aseton
Harmful (Berbahaya), Kode Xn, Xi : Benzyl Alcohol, Amonia
2. Carilah MSDS (Material Safety Data Sheet) pada masing-masing bahan kimia
yang anda sebutkan pada no.1!
JAWABAN
Harmfull (Berbahaya) : 1. Amonia (NH3)
Amonia merupakan suatu bahan kimia berbentuk gas yang tidak berwarna namun berbau
tajam. Bahan ini bersifat mengiritasi atau korosif terhadap jaringan terbuka. Menghirup
uapnya dapat menyebabkan edema paru dan pneumonitis. Bahan ini sedikit mudah
terbakar. Amonia juga bersifat tidak stabil. Bahan ini dapat bereaksi keras dengan fluor,
26
klor, HCl, HBr, nitrosyl klorida, chromyl klorida, nitrogen dioksida, trioxygen difluoride
dan triklorida nitrogen(Sutresna,2007).
2. Benzyl Alkohol
Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), dari inhalasi. Sedikit
berbahaya jika terjadi kontak kulit (Permeator), menelan. Berbentuk cair, tak berwarna
dan berbau aromatik. Bahan ini bersifat stabil dan reaktif terhadap oksidator dan
asam(Parthasarati,2005).
Flammable(Sangat mudah terbakar) : 1. Benzoat Senyawa kimia yang dapat menyebabkan iritasi apabila bersentuhan langsung
dengan kulit. Berbentuk padatan kristal berwarna putih, mudah larut dalam air dan
berbau aromatik. Bahan ini stabil dan reaktif terhadap oksidator. Mudah terbakar pada
suhu tinggi(Rahayu,2005).
2. Aseton
Senyawa ini berbentuk cairan, tak berwarna dan mudah terbakar. Senyawa ini dapat
menyebabkan iritasi dan sedikit berbahaya apabila bersentuhan langsung dengan kulit.
Senyawa ini juga reaktif dengan oksidator, asam dan alkali(Pringgodigdo,2004).
Oxidizing (Pengoksidasi) : 1. Hidrogen peroksida Senyawa berbentuk senyawa bening, sedikitkental dan merupakan
oksidator kuat. Dapat menyebabkan iritasi kulit dan inhlasi (sensitizer paru) apabila
dihirup. Senyawa ini reaktif terhadap pereduksi dan bersifat sedikit mudah
terbakar(H.Stem,2004)..
2. Kalsium Perklorat (KclO4) Senyawa ini dapat menyebabkan iritasi bila bersentuhan
langsung dengan kulit. Berbentuk kristal/padatan yang tak berwarna dan tak berbau.
Senyawa ini dapat mengalami dekomposisi yang berbahaya, reaktif pada kondisi shock
atau jika terjadi peningkatan suhu atau tekanan secara tiba-tiba(H.Stem,2004).
27
Explosive (bersifat mudah meledak) : 1. Amonium nitrat Berbentuk kristal putih yang mudah larut dalam air dan bersifat
mudah meledak. Dapat menyebabkan iritasi, luka bakar dan gangguan bernafas. Bersifat
reaktif terhadap pereduksi, bahan mudah terbakar, bahan organik, logam dan
alkalis(Pringgodigdo,2004).
2. Nitroselulosa Senyawa ini merupakan bahan baku dari bahan peledak. Berbentuk
padat dan mudah terbakar. Senyawa ini daat menyebabkan iritasi kulit dan iritasi saluran
pernafasan. Dapat dengan mudah meledak apabila terkena ppanas, kejutan dan
gesekan(A.Tracton,2005).
Corrosive (Korosif) : 1. Belerang Berbentuk padatan berwarna kuning tidak berbau dan tidak berasa. Bersifat
korosif dan dapat menyebabkan iritasi mata. Senyawa ini juga mudah
terbakar(Salirawati,2008).
2. Klorin Berbentuk gas kuning kehijauan, bersifat korosif dan beracun. Dapat
menyebabkan iritasi mata dan kulit serta kerusakan lingkungan. Senyawa ini dapat
menghasilkan gas beracun apabila bereaksi dengan asam(Rahayu,2005).
Toxic (Sangat Beracun) : 1. Arsen Triklorida Senyawa ini sangat berbahaya apabila tertelan. Berbentuk padat, tak
berbau dan tak berwarna. Bersifat reaktif dengan oksidator, asam dan kelembaban serta
bersifat sedikit mudah terbakar pada suhu tinggi(Clarkson,2008).
2. Mercury Klorida Senyawa ini sangat berbahaya apabila tertelan, dapat menyebabkan
iritasi kulit dan mata. Berbentuk padatan putih tak berbau. Mudah larut dalam air,
metanol dan dietil eter. Reaktif terhadap oksidator, logam, asam dan
alkali(Clarkson,2008).
28
3. Apa fungsi lemari asam dalam laboratorium kimia?
JAWABAN
Lemari asam (Fume Hood) adalah salahsatu alat keselamatan kerja didalam
laboratorium kimia. Lemari asam berfungsi untuk mencegah agar gas-gas yang
dikeluarkan dari bahan kimia yang tergolong asam/basa kuat tidak membahayakan orang
atau praktisi laboratorium yang sedang bekerja. Bahaya bahan kimia yang bersifat
asam/basa kuat tersebut dapat menyebabkan iritasi atau terbakarnya kulit dan gangguan
pernafasan yang disebabkan gas beracun yang dihasilkan bahan kimia tersebut. Bahan
kimia yang dapat merusak kulit seperti Asam Sulfat (H2SO4), Asam Chlorida (HCl),
Asam Nitrate (HNO3) dan masih banyak lagi bahan kimia lainnya yang berbahaya.
Bahan kimia tersebut selain dapat merusak kulit juga dapat menghasilkan gas beracun
yang dapat mengganggu pernafasan atau bisa juga keracunan yang akhirnya bisa
menyebabkan kematian. (Clarkson,2008).
Daftar pustaka
4. Johari J.M.C,. Rachmawati W. 2010. Chemistry 1A for senior high school grade x
semester 1. Jakarta. PT. Gelora Aksara Pratama.
5. Cahyono, A B. 2004. Keselamatan Kerja Bahan Kimia di Industri. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
6. Yunita. 2009. Panduan Pengelolaan Laboratorium Kimia. Bandung. CV Insan
Mandiri.
7. https://www.academia.edu/8328903/
MSDS_MATERIAL_SAFETY_DATA_SHEET_PRAKTIKUM_KIMIA_ANORGANIK.
diposkan oleh Dwi niche diakses pada tanggal 14 oktober 2015 pukul 16:37 WIB
8. https://www.academia.edu/8729183/Praktikum_Pengenalan_Alat_dan_Budaya_K3 diakses pada tanggal 14 oktober 2015 pukul :14: 42 WIB
29