pengembangan waralaba

12
1 PENGEMBANGAN USAHA WARALABA I. Latar Belakang Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya. Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah yang pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba ini di AS. Kemudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S Pemberton, pendiri Coca Cola 1 . Namun, menurut sumber lain, yang mengikuti Singer kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan sebuah industri otomotif AS, General Motors Industry ditahun 1898 2 . Contoh lain di AS ialah sebuah sistem telegraf, yang telah dioperasikan oleh berbagai perusahaan jalan kereta api, tetapi dikendalikan oleh Western Union 3 serta persetujuan eksklusif antar pabrikan mobil dengan dealer 4 Waralaba atau Franchising (dari . bahasa Perancis untuk kejujuran atau kebebasan 5 ) adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan 6 . Menurut Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Waralaba adalah Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No.42/2007, yang dimaksud dengan Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian Waralaba. 1 http://www.referenceforbusiness.com/encyclopedia/For-Gol/Franchising.html 2 http://paroki-teresa.tripod.com/Tonikum_WARALABA1.htm 3 http://invention.smithsonian.org/resources/fa_wu_index.aspx#series2 4 http://findarticles.com/p/articles/mi_m0FJN/is_n8_v30/ai_18728418 5 Random House Webster's Unabridged Dictionary, 2nd Edition 6 Oxford Learners Pocket Dictionary, New Edition

description

waralaba di Indonesia

Transcript of pengembangan waralaba

Page 1: pengembangan waralaba

1

PENGEMBANGAN USAHA WARALABA

I. Latar Belakang

Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac

Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi

penjualan mesin jahitnya. Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah

yang pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba ini di AS.

Kemudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S

Pemberton, pendiri Coca Cola1. Namun, menurut sumber lain, yang

mengikuti Singer kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan sebuah industri

otomotif AS, General Motors Industry ditahun 18982. Contoh lain di AS ialah

sebuah sistem telegraf, yang telah dioperasikan oleh berbagai perusahaan

jalan kereta api, tetapi dikendalikan oleh Western Union3 serta persetujuan

eksklusif antar pabrikan mobil dengan dealer4

Waralaba atau Franchising (dari

.

bahasa Perancis untuk kejujuran atau

kebebasan5) adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun

layanan6. Menurut Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Waralaba adalah

Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir,

dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau

perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur

dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu

meliputi area tertentu. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No.42/2007,

yang dimaksud dengan Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang

perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha

dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil

dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan

perjanjian Waralaba.

1 http://www.referenceforbusiness.com/encyclopedia/For-Gol/Franchising.html 2 http://paroki-teresa.tripod.com/Tonikum_WARALABA1.htm 3 http://invention.smithsonian.org/resources/fa_wu_index.aspx#series2 4 http://findarticles.com/p/articles/mi_m0FJN/is_n8_v30/ai_18728418 5 Random House Webster's Unabridged Dictionary, 2nd Edition 6 Oxford Learners Pocket Dictionary, New Edition

Page 2: pengembangan waralaba

2

Berdasarkan definisi waralaba diatas dapat disimpulkan bahwa waralaba

merupakan salah satu bentuk dari kemitraaan yang memiliki resiko minim

(low risk) serta menguntungkan bagi kedua belah pihak. Dengan demikian,

konsep kemitraan yang terkandung dalam Peraturan Pemerintah No.42/2007

tidak bisa dilepaskan dengan apa yang telah diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan dimana disebutkan

bahwa “Kemitraan” adalah kerjasama usaha antara Usaha Kecil dengan

Usaha Menengah dan Usaha Besar disertai dengan pembinaan dan

pengembangan oleh Usaha Menengah dan Usaha Besar dengan

memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling

menguntungkan.

Keterkaitan Peraturan Pemerintah No.42/2007 dengan peraturan lain,

salah satunya, adalah mengenai Toko Modern (retail), sebut saja Alfamart

dan Indomaret. Perkembangan waralaba yang demikian pesat di Indonesia

tentu saja berimplikasi pada perkembangan definisi terminologis dari Toko

Modern itu sendiri. Oleh karena itu, terminologis Toko Modern tidak boleh

lepas dari apa yang telah ditetapkan dalam Bab I (satu) pasal 5 Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 Tentang Penataan Dan

Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern, dimana

disebutkan bahwa “Toko Modern” adalah toko dengan system pelayanan

mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk

Minimarket, Supermarket, Department Store, Hypermarket ataupun grosir

yang berbentuk Perkulakan. Tidak hanya itu, pada pasal 6 di Peraturan yang

sama juga di definisikan tentang Pengelolaan Jaringan Minimarket, yang

menyebutkan bahwa “Pengelola Jaringan Minimarket” adalah pelaku usaha

yang melakukan kegiatan usaha di bidang Minimarket melalui satu kesatuan

manajemen dan sistem pendistribusian barang ke outlet yang merupakan

jaringannya.

II. Tujuan

Perkembangan usaha dengan menggunakan sistem waralaba di Indonesia

saat ini dan di masa mendatang mempunyai prospek yang baik dan semakin

pesat kemajuannya, karena dapat menjanjikan manfaat mikro yakni bagi

Page 3: pengembangan waralaba

3

Pemberi waralaba maupun Penerima Waralaba sendiri, dan manfaat makro

bagi konsumen yang mendapatkan jaminan produk bermutu, serta membuka

kesempatan berusaha dan lapangan kerja baru bagi angkatan kerja Indonesia

sekaligus dapat pula memperluas akses pasar bagi Barang dan/atau Jasa

produksi dalam negeri.

Pengembangan usaha dengan Sistem Waralaba bertujuan untuk

mendorong berkembangnya spesialisasi dan modernisasi usaha tradisional,

sehingga dapat menumbuhkan kreatifitas dalam mengembangkan inovasi

berusaha yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan efisiensi usaha,

distribusi dan nilai tambah aktifitas produksi nasional. Oleh karena itu usaha

Waralaba (Franchise) dapat dijadikan sebagai salah satu lahan usaha bagi

UKM, baik sebagai mitra usaha/Penerima Waralaba maupun sebagai

penyedia pemasok barang kepada Franchise.

Bidang atau jenis usaha yang potensial diwaralabakan antara lain:

Kuliner, hotel, properti, percetakan, pusat kebugaran, salon kecantikan,

pendidikan/kursus-kursus bahasa.

III. Peran Daerah Dalam Pengembangan Waralaba

Dalam Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2007 Tentang Waralaba, peran

Pemerintah Daerah sangat dibutuhkan untuk mendorong dalam

pengembangan usaha-usaha yang potensial diwaralabakan, baik itu sebagai

franchisor, franchisee maupun sebagai pemasok barang dan/atau jasa,

khususnya yang dilakukan oleh pengusaha-pengusaha kecil menengah.

Beberapa contoh daerah yang memiliki UKM dibidang kuliner/makanan

khas tradisional yang berpotensi untuk dikembangkan dengan sistem

waralaba: Solo; di kawasan Gladak tempat dikumpulkannya 76 UKM yang

khusus mengelola makanan tradisional yang masing-masing memiliki ciri

khasnya sendiri.

Pada tahun 2007 dan 2008, Departemen Perdagangan berkerjasama

dengan Dinas Perindag Propinsi Yogyakarta dan Jawa Timur telah

melakukan pelatihan kepada 30 pelaku usaha kecil menengah yang potensial

diwaralabakan di masing-masing daerah, seperti makanan, cafe, retail, jasa

laundry, perbengkelan, pendidikan.

Page 4: pengembangan waralaba

4

IV. Beberapa Contoh Usaha Waralaba dan Potensial Diwaralabakan

A. INDOMARET

Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan

pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200

M2. Dikelola oleh PT Indomarco Prismatama, cikal bakal pembukaan

Indomaret di Kalimantan dan toko pertama dibuka di Ancol, Jakarta

Utara. Tahun 1997 perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba

pertama di Indonesia, setelah Indomaret teruji dengan lebih dari 230

gerai. Pada Mei 2003 Indomaret meraih penghargaan "Perusahaan

Waralaba 2003" dari Presiden Megawati Soekarnoputri.

Hingga Mei 2008 Indomaret mencapai 2636 gerai. Dari total itu 1539

gerai adalah milik sendiri dan sisanya 1097 gerai waralaba milik

masyarakat, yang tersebar di kota-kota di Jabotabek, Jawa Barat, Jawa

Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Bali dan Lampung. Di DKI Jakarta

terdapat sekitar 300 gerai.

Indomaret mudah ditemukan di daerah perumahan, gedung

perkantoran dan fasilitas umum karena penempatan lokasi gerai

didasarkan pada motto "mudah dan hemat".

Lebih dari 3.500 jenis produk makanan dan non-makanan tersedia

dengan harga bersaing, memenuhi hampir semua kebutuhan konsumen

sehari-hari. Didukung oleh 10 pusat distribusi, yang menggunakan

teknologi mutakhir, Indomaret merupakan salah satu aset bisnis yang

sangat menjanjikan. Keberadaan Indomaret diperkuat oleh anak

perusahaan di bawah bendera grup INTRACO, yaitu Indogrosir, Finco,

BSD Plaza dan Charmant.

Page 5: pengembangan waralaba

5

B. Alfamart

PT Sumber Alfaria Trijaya (SAT) atau Alfamart merupakan

perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang perdagangan umum dan

jasa eceran yang menyediakan kebutuhan pokok dan sehari-hari.

Alfamart dapat dimiliki masyarakat luas dengan cara kemitraan.

Didirikan pada 27 Juni 1999 oleh PT Alfa Mitramart Utama dengan

rincian kepemilikan saham; PT Alfa Retailindo, Tbk sebanyak 51% dan

PT Lancar Distrindo sebanyak 49%. Gerai pertama dibuka pada 18

Oktober 1999 di Tangeran dengan nama Alfa Minimart dengan rincian

kepemilikan saham; PT HM Sampoerna, Tbk sebanyak 70% dan PT

Sigmantara Alfindo sebanyak 30%. Pada 1 Agustus 2002 kepemilikan

beralih ke PT Sumber Alfaria Trijaya (SAT) yang berimplikasi pada

penggantian nama Alfa Minimart menjadi Alfamart.

C. Circle – K

Circle K Stores Inc. adalah perusahaan yang berdiri dan berdomisili

di United States of America, sebelumnya dikenal sebagai The Circle K

Corporation, yang telah membuat dan mengembangkan system bisnis

Circle K di United States dan di Negara-negara lain di luar United States.

Circle K Stores Inc. dan perusahaan pendahulunya adalah pemilik merk

Page 6: pengembangan waralaba

6

dan nama dagang Circle K beserta nama dagang yang lain yang

digunakan dalam hubungannya dengan system bisnis Circle K.

PT. Circleka Indonesia Utama adalah pemegang lisensi dari Circle K

Store Inc, untuk wilayah geografis negara Republik Indonesia,

berdasarkan amendment No. 2 tertanggal 1 Agustus 2004 dari perjanjian

lisensi terdahulu yang dibuat pada tanggal 15 Agustus 1986 antara The

Circle K Corporation dengan PT Circle K Indonesia Waserba. PT.

Circleka Indonesia Utama memiliki hak, sebagaimana disebutkan dalam

perjanjian, untuk melisensikan kepada pihak lain merk dagang Circle K

di wilayah negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan-ketentuan

yang diisyaratkan dalam perjanjian lisensi. Saat ini jumlah outlet yang

tersebar di beberapa kota di Indonesia sebanyak 171 outlet.

D. Autobridal (Jasa Pencucian Mobil)

The Auto Bridal adalah perusahaan yang memfokuskan diri pada

perawatan mobil dengan konsep utama adalah look new & wet look

Tindak lanjut dari penandatanganan ini adalah dibukanya tiga outlet

sekaligus. Outlet pertama berlokasi di salah satu SPBU milik Petronas,

kedua di Mall, dan ketiga di Parking area Rich Pace Sdn Bhd. Sementara

itu pemasaran sub-franchisenya akan dilakukan pada pameran FIM 2008

bulan Agustus 2008 di PWTC, Kuala Lumpur. Adapun target yang telah

dicanangkan adalah dengan masa kontrak franchisee selam 15 tahun

maka The Auto Bridal Malaysia bisa mengembangka hingga 100 outlet

.

Salah satu gebrakan Perusahaan ini adalah melakukan ekspansi bisnis ke

Negeri Malaysia. Hal ini dibuktikan dengan ditandatanganinya Master

Franchise Agreement antara The Auto Bridal International dengan Rich

Pace Sdn Bhd pada tanggal 17 Juni 2008 di Malaysia dan tanggal 29 Juni

2008 pada pembukaan Pameran International Franchise, License &

Business Concept Expo & Conference di Jakarta Convention Center.

7

LISIDU didirikan di surabaya pada tahun 1997 oleh Listianto (52th),

pria kelahiran kota Solo. Dengan idealisme beliau menghadirkan citarasa

.

E. Sate Lisidu (Makanan Khas)

7 Majalah Info Franchise Indonesia, 7/III/15 Juli-!4 Agustus 2008, hal 46-7

Page 7: pengembangan waralaba

7

sate ayam yang prima. Konsistensi dalam menjaga kualitas hidangannya

membuahkan prestasi yang membanggakan. Tahun 2005, 2006 dan 2007

Sate Ayam LISIDU menjadi hidangan resmi perayaan Hari Kemerdekaan

RI di Istana Negara Jakarta.

Merek "LISIDU" sudah terdaftar dengan sertifikat nomor : IDM 0000

84133 tertanggal 14 Agustus 2006, sementara merek Sate Ayam "BK"

sedang dalam proses pendaftaran dengan Surat Permohonan pendaftaran

merek nomor: W.10.HC.01.01-08.

F. Bebek Goreng Mbah Wongso (Makanan Khas)

Bebek Goreng “Mbah Wongso” adalah rumah makan yang

menyajikan menu khas spesial bebek goreng dan aneka olahan daging

bebek dengan cita rasa khas masakan Indonesia. Berdiri pada 18 Agustus

2001, dalam rentang waktu beberapa tahun telah memiliki 4 cabang di

kota asalnya, Yogyakarta. Merk “Mbah Wongso” sudah didaftarkan di

Dirjen HKI dengan nomor pendaftaran J00-2006022839.

Konsep franchise yang ditawarkan adalah mini resto engan investasi

Rp.70 juta. Nilai investasi tersebut belum termasuk tempat dan cadangan

operasional tetapi sudah termasuk franchise fee sebesar Rp.25 Juta untuk

5 tahun, semua peralatan, meja kursi, SOP, interior dan eksterior. Royalti

fee dikenakan kepada franchisee sebesar 5% per bulan dari omset. Untuk

mendukung operasional franchisee akan di-support mulai dari suplai

bebek, pelatihan, pendampingan, quality control, dll8

Gudeg Ceker Bu Wiryo Solo sudah berdiri sejak tahun 1952,

didirikan oleh Bu Wiryo sesuai nama usaha ini. Pada awal berdiri sempat

diberi nama "Gudeg SIDO MAREM" karena rasanya betul - betul mantap

ada juga konsumen yang memberi nama Gudeg Ujung, karena berada di

ujung jalan Teuku Umar Solo. Pada awal berdiri sampai tahun 1980 menu

yang disajikan hanya nasi gudeg dengan lauknya berupa ayam, telur, atau

tahu. Baru pada awal tahun 1981 Ibu Wiryo punya gagasan untuk

.

G. Gudeg Ceker Bu Wiryo (Makanan Khas)

8 Ibid, hal 20

Page 8: pengembangan waralaba

8

memperkenalkan menu baru yang masih cocok dengan bila

dikombinasikan dengan GUDEG yaitu CEKER AYAM dan opor9

A. Pokok-Pokok Yang Diatur

.

H. Bakso Malang Kota “Cak Eko” (Makanan Khas)

Perusahaan ini memulai melakukan usahanya dalam bentuk penjualan

berformat waralaba pada akhir 2004, dalam waktu kurang lebih dua tahun

yakni sampai dengan akhir tahun 2007, ada beberapa pemilik modal yang

telah membeli hak waralaba dengan membuka di Jakarta, Makassar,

Surabaya, Batam, Kediri, Samarinda, Manado, Ternate dan kota lainnya

termasuk kota Malang sendiri. Sementara itu, sampai sekarang, ada

beberapa permohonan dari kota-kota di Pulau Jawa maupun di luar Pulau

Jawa yang sedang dalam proses seleksi dan penyelesaian perjanjiannya.

V. Rancangan Perubahan Peraturan Menteri Perdagangan No.12 Tahun 2006 Tentang Waralaba

1. Penetapan kriteria Waralaba, dengan tujuan menghindarkan

masyarakat/calon investor Franchisee dari penipuan yang mungkin

dilakukan oleh pengusaha yang tidak beritikad baik dengan menawarkan

kerjasama sistem Waralaba padahal bukan Waralaba (Business

Opportunity/Konvensional).

2. Larangan menggunakan istilah dan/atau nama Waralaba untuk nama

dan/atau kegiatan usaha apabila tidak memenuhi kriteria Waralaba.

3. Kewajiban Franchisor untuk mendaftarkan Prospektus Penawaran

Waralaba, dengan ketentuan bahwa kegiatan usahanya telah terbukti

berhasil/menguntungkan selama kurang lebih 5 (lima) tahun yang

dibuktikan dengan laporan keuangan.

4. Franchisor diwajibkan memberikan Prospektus Penawaran Waralaba

kepada calon Franchisee paling sedikit 2 (dua) minggu sebelum

penandatanganan perjanjian Waralaba, dengan demikian calon Franchisee

mempunyai waktu yang cukup untuk mempelajari sebelum menetapkan

sikap menerima atau tidak.

9 Ibid, hal 21

Page 9: pengembangan waralaba

9

5. Franchisor diwajibkan memberikan pembinaan secara berkesinambungan

kepada Franchiseenya, dengan tujuan agar Franchisee dapat berhasil

menjalankan usahanya dengan baik sesuai sistem yang diterapkan.

6. Kewajiban Franchisee untuk mendaftarkan perjanjian Waralaba, dengan

demikian ada kepastian bahwa hak dan kewajiban kedua belah pihak

telah diatur dan ditetapkan dalam perjanjian tertulis.

7. Kewajiban Franchisor dan Franchisee untuk mengutamakan penggunaan

barang dan/atau jasa produksi dalam negeri sepanjang memenuhi standar

mutu.

8. Franchisor harus bekerja sama dengan UKM setempat sebagai Franchisee

atau pemasok barang dan/atau jasa sepanjang memenuhi ketentuan yang

ditetapkan.

9. Bagi yang melanggar peraturan ini dapat dikenakan sanksi administratif

berupa peringatan tertulis paling banyak 3 (tiga) kali berturut-turut

dengan tenggang waktu masing-masing 2 (dua) minggu, pemberhentian

sementara dan pencabutan STPW, serta sanksi denda paling banyak Rp.

100.000.000,- (seratus juta rupiah) yang diawali dari Rp.2.500.000,- (dua

juta lima ratus ribu rupiah) dalam 3 (tiga) bulan pertama, dan setiap

keterlambatan 3 (tiga) bulan berikutnya dikenakan denda tambahan dalam

kurun waktu 3 s/d 5 tahun.

B. Tujuan Pengaturan

1. Menciptakan tertib usaha dengan sistem Waralaba sehingga Franchisor,

Franchisee, pemasok dan konsumen memperoleh jaminan perlindungan.

2. Mendorong pertumbuhan dan pengembangan usaha dengan sistem

Waralaba khususnya usaha-usaha tradisional yang memiliki ciri khas,

kreatifitas, dan daya saing tinggi.

3. Mendorong peningkatan pemasaran barang dan/atau jasa produksi dalam

negeri melalui sistem Waralaba baik untuk pasar nasional maupun pasar

internasional.

4. Meningkatkan peran serta UKM dalam kegiatan usaha dengan sistem

Waralaba baik sebagai Franchisor maupun Franchisee, karena sistem

Waralaba mempunyai standar operasional prosedur (SOP) yang jelas dan

Page 10: pengembangan waralaba

10

baku sehingga mempunyai jaminan keberhasilan yang cukup tinggi

dibandingkan dengan sistem usaha lainnya.

5. Meningkatkan transparansi Franchisor melalui Prospektus Penawaran

Waralaba yang diberikan kepada calon Franchisee, dan pengelolaan

kegiatan usaha (keuangan dan managemen) oleh Franchisee dilakukan

secara terbuka.

VI. Penutup

A. Beberapa Keuntungan Dari Sistem Waralaba10

1. Mengurangi risiko – Waralaba biasanya memiliki tingkat kegagalan yang

lebih rendah daripada bisnis yang didirikan sejak awal. Alasannya? Anda

membeli konsep bisnis di mana sebagian besar kesulitannya telah

diselesaikan oleh orang lain.

:

2. Anda mendapatkan paket lengkap – Kegiatan coba-coba yang biasanya

dilakukan oleh bisnis yang baru berdiri sudah diselesaikan. Paket total

Anda dapat memasukkan merek dagang, akses mudah ke produk yang

sudah mapan; metode pemasaran yang sudah terbukti; perlengkapan;

inventaris, dll.

3. Kekuatan dalam jumlah – Pada saat Anda menjadi seorang pemegang

waralaba, Anda memiliki daya beli dari seluruh jaringan, yang dapat

membantu Anda mendapatkan produk dan bersaing dengan rangkaian

bisnis berskala nasional yang lebih besar.

4. Proses bisnis – Banyak pemilik waralaba yang menyediakan berbagai

sistem yang sudah teruji kepada pemegang waralaba termasuk sistem

keuangan dan akuntansi; pelatihan dan dukungan yang terus menerus;

penelitian dan pengembangan; bantuan penjualan dan pemasaran;

perencanaan dan peramalan; pengelolaan inventaris, dll. Mereka akan

menunjukkan kepada Anda teknik yang telah membuat bisnis berhasil

dan membantu Anda memanfaatkannya dalam mengembangkan bisnis

Anda sendiri.

5. Bantuan keuangan dan pemilihan tempat – Beberapa perusahaan akan

membantu Anda dalam membiayai waralaba awal Anda, yang

10 http://indonesia.smetoolkit.org/indonesia/id/content/id/580/Dasar-dasar-Waralaba

Page 11: pengembangan waralaba

11

memberikan kesempatan kepada Anda membayar uang muka sekecil

mungkin. Mereka juga bisa membantu dalam memilih tempat, untuk

menjamin bahwa bisnis Anda berada di tempat dimana dapat tumbuh

dengan subur.

6. Pemasangan Iklan dan promosi – Anda tidak hanya diuntungkan oleh

kampanye iklan dan promosi berskala nasional atau regional dari pemilik

waralaba, namun mereka juga bisa membantu Anda dalam sejumlah

bidang lain – mulai dari menyediakan gambar yang siap cetak untuk iklan

Anda sendiri hingga pengembangan bahan didalam toko yang telah

dirancang untuk menarik minat nasabah Anda. Anda bisa menghabiskan

banyak uang apabila melakukan sendiri bahan-bahan seperti ini.

B. Kekurangan Waralaba11

1. Kurang pengendalian – Intisari sebuah waralaba – yaitu membeli dan

mengoperasikan konsep yang telah teruji – dapat membuat Anda lebih

seperti seorang manajer daripada seorang bos. Ini mungkin sulit diterima

bagi sebagian orang, terutama mereka yang lebih berjiwa wirausaha.

Orang semacam ini mungkin akan mengalami kesulitan menyesuaikan

dengan sistem orang lain.

:

Waralaba tentu saja tidak cocok untuk semua orang. Berikut ini adalah

potensi kekurangannya:

2. Biaya – Mungkin diperlukan uang dalam jumlah banyak untuk membuka

dan mengoperasikan waralaba. Biaya pada saat permulaan mungkin

cukup besar, dan Anda mungkin menemukan bahwa biaya royalti yang

dikeluarkan secara rutin akan berdampak besar pada arus kas Anda.

3. Anda tidak sendirian – Sebagaimana reputasi pemilik waralaba yang

dapat menguntungkan bisnis Anda sendiri, kesulitan yang dihadapi

pemilik waralaba juga akan menjadi kesulitan Anda. Jadi, apabila

perusahaan induk sedang mengalami masa-masa sulit, maka waralaba

Anda mungkin juga turut menderita, karena begitu eratnya kaitan antara

keduanya.

11 Ibid

Page 12: pengembangan waralaba

12

4. Anda telah terikat perjanjian – Perjanjian waralaba merupakan sebuah

kontrak yang mengikat, dan dapat sangat membatasi. Anda akan terkunci

kedalam praktik bisnis tertentu, dan terikat pada biaya dan bahkan

penampilan bisnis Anda. Apabila Anda tidak setuju, maka Anda tidak

mempunyai jalan lain daripada mengikuti pedoman yang digariskan ini.

VII. Kesimpulan

Pengembangan usaha dengan Sistem Waralaba bertujuan untuk

mendorong berkembangnya spesialisasi dan modernisasi usaha tradisional,

sehingga dapat menumbuhkan kreatifitas dalam mengembangkan inovasi

berusaha yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan efisiensi usaha,

distribusi dan nilai tambah aktifitas produksi nasional. Oleh karena itu usaha

Waralaba (Franchise) dapat dijadikan sebagai salah satu lahan usaha bagi

UKM, baik sebagai mitra usaha/Penerima Waralaba maupun sebagai

penyedia pemasok barang kepada Franchisor.

Sesuai dengan perkembangan usaha dengan Sistem Waralaba yang cukup

pesat, baik secara nasional maupun internasional dan dalam rangka

menciptakan kepastian hukum dan perlindungan bagi usaha waralaba

nasional, maka peraturan tentang waralaba yang saat ini masih dalam tahap

pembahasan telah sesuai, saling terkait dan bahkan saling melengkapi dengan

peraturan terkait.