Kelembagaan Pengembangan Agribisnis Indigofera-Prosiding ...
PENGEMBANGAN TEKNIK PENANGGULANGAN GANGGUAN LISTRIK …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
Transcript of PENGEMBANGAN TEKNIK PENANGGULANGAN GANGGUAN LISTRIK …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat NuklirSerpong, 20 Nopember 2007
ISSN 1693-3346
PENGEMBANGAN TEKNIK PENANGGULANGAN GANGGUAN LISTRIKPADA OPERASI TUNGKU REDUKSI ME-ll
Achmad Suntoro
Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN
ABSTRAK
Telah dibuat sebuah pengembangan rangkaian listrik untuk menanggulangi gangguan
listrik padam dari PLN ketika operasi reduksi tungku ME-II dijalankan untuk mengakhiri
operasi tungku secara aman. Ide dasar dari pengembangan ini adalah dengan memberi
aliran listrik kepada komponen-komponen terkait yang diperlukan untuk sistem tungku
agar dapat mengakhiri proses secara aman ketika gangguan aliran listrik PLN padam
terjadi. Disain pengembangan ini dibuat dalam bentuk state-machine sehingga semua
status selama proses tungku berjalan dapat terlihat dengan jelas. Makalah ini hanya
membahas secara detail masalah supply listik akibat litrik PLN padam. Secara simulasi
(terlepas dari sistem tungku) rangkaian listrik back-up ini telah dicoba dan bekerja sesuai
dengan yang diharapkan. Proses konstruksi dan instalasi secara terpadu dan menyeluruh
dalam sistem tungku ME-II sedang berjalan ketika makalah ini dibuat.
Kata Kunci: Gangguan listrik PLN, proses reduksi, switching line-nol UPS.
ABSTRACK
A development of electrical circuits in a furnace system to overcome PLN electrical failure
during a reduction process has been done to close-down the furnace operation safely. The
basic idea of this development is to supply electrical energy to components that are
responsible to end the reduction process in action safely if the PLN electrical failure
happened. The design of this development is presented using a state-machine so that the
flow and related protection due to the electrical failure will be clearly understood. This
paper only discusses in detail the solving-poblem of electrical supply whenever PLN
electrical failure happened. By simulation (tested in separated unit) the electrical system
13
Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat NuklirSerpong, 20 Nopember 2007
ISSN 1693-3346
back-up works as required, while its construction and installation integratedly with other
systems in the furncae system are being done at the time this paper writen.
Keyword: PLN Electrical fault, Redusction process, Line-zero switching of UPS.
1. PENDAHULUAN
Keselamatan kerja merupakan prioritas utama dalam segal a tindakan operasi,
eksperimen, dan atau penelitian dalam lingkup kerja di instalasi nuklir. Penggunaan gas
hidrogen pada proses reduksi, misalnya, memerlukan perhatian disain yang mendalam
mengingat gas tersebut dapat menimbulkan ledakan pad a kondisi tertentu. Sistem
keselamatan akibat gangguan listrik pada tungku reduksi ME-II di PTBN
mengandalkan back-up sentral, yaitu gen-set cadangan yang akan segera aktif ketika
gangguan listrik dari PLN terjadi (padam). Artinya sistem tungku ME-II ketika dibuat
didisain untuk tidak boleh terjadi gangguan listrik ketika sistem tungku tersebut
beroperasi.
Dalam dunia instrumentasi nuklir, redundancy adalah metoda yang sering digunakan,
bahkan ada yang diharuskan untuk menggunakannya dalam disain instrumentasi dalam
rangka menanggulangi problematika keselamatan[l]. Sistem redundacy penanggulangan
akibat gangguan sumber daya listrik dari PLN akan diterapkan pada sistem tungku ME
11 dengan memasang UPS (Uniterruptible Power Supply) hanya untuk komponen yang
berhubungan langsung dengan proses penghentian operasi secara aman. State-machine
sistem kelistrikan dari tungku ME-II menggunakan UPS akan diturunkan sehingga
terlihat kerangka disain penanggulangan atas gangguan akibat aliran listrik yang
mensuply ke sistem tungku tersebut.
2. BATASAN DISAIN PENGEMBANGAN (Design Requirements)
Batasan umum (general requirement) disain kelistrikan sistem tungku ME-II adalah
harus mampu memberi aliran listrik untuk menjalankan sistem tungku dalam operasi
kalsinasi dan reduksi secara benar dan aman. Tiga prosedur kegiatan yang dikaitkan
dengan gangguan listrik PLN padam merupakan batasan design yang akan dibahas
dalam makalah ini. Bagan keterkaitan tiga prosedur terse but (A, B, dan C) serta
14
Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat NuklirSerpong, 20 Nopember 2007
ISSN 1693-3346
kemungkinan solusi teknik penanggulangan terhadap gangguan Iistrik digambarkan
seperti pada Gambar 1. Ketiga parameter tersebut adalah sebagai berikut.
KEMUNGKINAN GANGGUAN LlSTRIK-PADAM DARI PLN
1111111
Gambar 1. Pengembangan teknik penanggulangan gangguan Iistrik.
A. Prosedur persiapan operasi meliputi memberi masukan parameter operasi, kesiapan
sistem untuk: udara tekan, gas nitrogen, gas hidrogen, gas elpiji, pendingin, dan proses
vakum. Jika dalam status menjalankan prosedur persiapan terse but terjadi gangguan
listrik-padam dalam waktu lama, maka prosedur persiapan tersebut harus diulang
kembali dari awal. Tetapi jika padam nya hanya sebentar, tidak perlu diulang dari awal
dan tergantung pada posisi prosedur awal yang sedang dijalankan saat gangguan
terjadi.
B. Prosedur saat operasi dimulai ketika operator mengaktitkan filamen tungku. Jika
operasi tungku sedang berjalan dan terjadi gangguan listrik, maka sistem tungku harus
diarahkan untuk dihentikan operasinya dengan mengikuti prosedur akhir operasi.
Tetapi jika gangguan listrik tersebut hanya sebentar dan status persyaratan untuk
tungku beroperasi tidak terganggu (ketika gangguan listrik telah berlalu) operasi
tungku dapat dilanjutkan.
c. Berakhirnya operasi sistem tungku ditandai dengan telah dilewatinya nilai parameter
waktu operasi yang ditetapkan pada prosedur persiapan operasi, dan pada kondisi
tersebut prosedur mengakhiri operasi harus dijalankan. Jika pad a kondisi tersebut
15
Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat NuklirSerpong, 20 Nopember 2007
ISSN 1693-3346
terjadi gangguan Iistrik, maka prosedur mengakhiri operasi harns tetap dapat
dijalankan.
Ketiga prosedur tersebut harns diimplementasikan secara urut (skwensial), oleh
karena itu rangkaian listrik untuk memfasilitasi ketiga prosedur tersebut harus dibuat
dalam bentuk pengembangan terhadap rangkaian listrik yang telah ada pada sistem
tungku.
3. PENGEMBANGAN
Sistem kerja tungku reduksi ME-II didisain oleh pabrik pembuatnya untuk
bekerja dengan kondisi tidak boleh terjadi gangguan listrik-padam. Sistem untuk
mengatasi terjadinya gangguan listrik-padam akan dipasang pad a sistem tungku ME-II
tersebut dengan menggunakan sebuah UPS (Uniterruptable Power Supply) hanya
untuk komponen tungku sehingga sistem tungku dapat mengakhiri operasi tungku
secara amanjika terjadi gangguan listrik padam dari PLN.
3.1. DISAIN KONSEP
Untuk penyederhanaan penjelasan, maka didefinisikan status kondisi-awal
tungku, yaitu kondisi sistem tungku ketika sedang tidak digunakan. Kondisi ini
ditandai dengan putusnya semua hubungan kelistrikan, aliran gas, dan sistem
pendingin ke tungku oleh alat pemutus yang tersedia pada sistem tungku tersebut.
Kondisi-awal ini dimasuki jika sistem tungku harus beristirahat karena sedang tidak
digunakan atau setelah selesai digunakan. Sehingga setiap prosedur awal operasi
akan dimulai dari kondisi-awal ini.
Ada dua jenis gangguan listrik yang akan ditanggulangi dalam disain
pengembangan ini. Pertama, listrik padam dalam waktu singkat (kurang dari 3 menit)
untuk kemudian hidup lagi.
Kedua, listrik padam dalam waktu lama (lebih dari 3 menit). Angka 3 menit tersebut
bersifat variabel yang merupakan perkiraan waktu yang diperlukan untuk mendorong
gas hidrogen di dalam tungku keluar tungku dan dibakar.
Potensi bahaya akibat gangguan listrik-padam yang harus menjadi perhatian terletak
pada penggunaan gas hidrogen[2] dan elpiji[3]. Tetapi kedua katup gas tersebut telah
16
Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat NuklirSerpong, 20 Nopember 2007
ISSN 1693-3346
didisain bersifat normally close, sehingga potensi bahaya akibat gangguan listrik
padam telah teratasi. Pada status persiapan operasi, katup gas hidrogen akan selalu
tertutup karena belum saatnya untuk dibuka, dan status katup gas elpiji bisa pada
posisi tertutup ataupun terbuka. Jika katup elpiji telah terbuka maka katup tersebut
didisain untuk dapat tetap terbuka (oleh UPS) pada selang waktu tertentu meskipun
terjadi gangguan listrik-padam. Diagram state-machine prosedur persiapan operasi
dan ketika operasi dalam disain ini ditunjukkan pada Gambar 2.
Prosedur
persiapanoperasi
Prosedurketika
operasi
-+--+---~
Status prosedur:A Memasukkan parameter operasi tungkuB. Mengaktifkan sistem pendingin, udara tekan,
dan supply gas nitrogen.C. Proses vakum
D. Buka katup manual gas elpiji.E. Buka katup manual gas hidrogen.F. Mengatur tekanan dan aliran gas.G. Buka katup elpiji.H. Sistem tungku beke~a untuk proses reduksiI. Prosedur menghentikan sistem tungku
secara normal.
J. Prosedur menghentikan sistem tungkusecara emergency.
Tindakan operator pindah status prosedur
Perpidahan status akibat gangguan listrik-padam dalam waktu lama
Perpindahan status akibat gangguan listrik-padam dalam waktu sebentar
Gambar 2. State-machine persiapan dan saat operasi.
Ada dua kemungkinan untuk mengakhiri operasi reduksi yang sedang berjalan (I dan
J pada Gambar 2), yaitu secara normal dan secara emergency. Penghentian secara
normal terjadi apabila tidak ada muncul gangguan selama operasi tungku sampai
pada status tungku untuk dihentikan beroperasinya, karena proses telah selesai.
Namun demikian harus diantisipasi jika pada status penghentian secara normal
terse but terjadi gangguan listrik padam. Sedangkan penghentian sistem tungku secara
emergency terjadi jika gangguan listrik PLN padam ketika sistem tungku sedang
17
Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat NuklirSerpong, 20 Nopember 2007
ISSN 1693-3346
beroperasi, atau karena suatu gangguan lain dan dengan sengaja operator hams
menghentikan operasi sistem tungku. State-machine untuk mengakhiri proses operasi
ditunjukkan dengan Gambar 3.
nonnal
tungku berisigas nitrogen
emergensi
Status Drosedur:K. Putar OFF switch filamen tungku dan tutup katup gas hidrogen.L. Tutup katup manual gas LPG dan tekan switch reset.M. Menunggu suhu dalam tungku turun mencapai < 80°C.N. Mengosongkan dengan pompa vakum kemungkinan gas
hidrogen yang tersisa dalam pipa-pipa sistem tungku.O. Tutup katup manual gas nitrogen dan udara tekan, putar OFF
switch utama listrik dari PLN ke sistem tungku.P. Atur sistem tungku pada posisi kondisi awal, sistem tungku
selesai beroperasi dalam status emergensi.Q. Dengan switch yang tersedia atur sehingga gas yang mengalir
ke tungku adalah nitrogen untuk menggantikan gas hidrogen.putar OFF switch fila men tungku, dan tutup katup gas hidrogen.
R. Menunggu hingga semua gas hidrogen dalam tungku telahkeluar semua (3 menit).
-+ Tindakan operator pindah status prosedur
~ Perpidahan status akibat gangguan listrik-padam dalam waktu lama
- - - ~ Perpindahan status akibat gangguan listrik-padam dalam waktu sebentar
Gambar 3. State-machine mengakhiri operasi.
Gangguan listrik pad am sebentar tidak mempengamhi proses untuk mengakhiri
operasi sistem tungku sehingga operasi sistem tungku dapat diakhiri secara
sempuma, sampai ke status selesai. Untuk gangguan Iistrik dalam waktu lama,
operasi sistem tungku diarahkan berakhir dalam status selesai-emergensi, yaitu
operator membah status tungku ke kondisi awal dan selesai secara emergensi.
Status selesai-emergensi berarti j ika nanti listrik PLN telah normal hidup kembali,
maka sebuah prosedur hams dilakukan agar sistem tungku benar-benar pada posisi
status selesai. Status selesai-emergensi diciptakan karena untuk antisipasi
keberadaan gas hidrogen sisa di dalam pipa-pipa sistem tungku disebabkan status
N tidak dapat diselesaikan secara sempuma akibat gangguan Iistrik tersebut.
Penghentian operasi tungku secara emergensi diawali dengan putusnya aliran listrik
ke sistem tungku. Hal ini terjadi jika operator tungku menekan switch emergency
atau rangkaian listrik yang didisain khusus untuk mengaktifkan switch emergensi
terse but meskipun tidak ditekan oleh operator. Ada dua kondisi penting yang hams
dibedakan dalam tindakan penghentian secara emergensi ini, status tungku berisi gas
18
Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Pcrangkat NuklirSerpong, 20 Nopember 2007
ISSN 1693-3346
hidrogen atau gas nitrogen. Status Q dan R pada Gambar 3 dilakukan agar gas
hidrogen dalam tungku telah diddorong keluar dari tungku dan dibakar.
3.2. Prosedur Mengatasi Status Selesai-Emergensi
Prosedur berikut ini harus dilakukan karena sistem tungku sebelumnya tidak dapat
diakhiri secara normal karena terjadi gangguan listrik PLN dalam waktu yang lama.
Kondisi tersebut diarahkan untuk tungku menjadi pada status selesai-emergensi. Hal
ini ditandai dengan masih adanya gas hidrogen yang terkukungkung dalam ruang
tungku dan atau dalam pipa-pipa sistem tungku yang belum bisa dikeluarkan karena
gangguan listrik dari PLN tersebut.
Dari status selesai-emergensi
Status prosedur:S Putar ON switch saluran listrik ke sistem tungku dari PLNT. Buka katup manual gas nitrogen dan LPG.U. Tekan switch pengatur keluar gas LPG dan secara otomatis gas
LPG terbakar.V. Tekan switch katup saluran keluar tungku.W. Menunggu semua gas hidrogen dalam tungku keluar (3 menit).X. Tutup katup manual gas LPG dan tekan switch reset.Y. Proses vakum.Z. Putar OFF switch saluran listrik ke sistem tungku dari PLN dan
tutup katup manual gas nitrogen.
--. Tindakan operator pindah status prosedur
--.. Perpidahan status akibat gangguan listrik-padam dalam waktu lama
- - - •. Perpindahan status akibat gangguan listrik-padam dalam waktu sebentar
Gambar 4. State-machine mengakhiri status selesai-emergensi.
State-machine pada gambar 4 digunakan untuk tujuan mengakhiri status selesai
emergensi, yang pad a prinsipnya hanya membuang keluar gas hidrogen dan
membakamya di ruang bakar dengan cara mendorongnya dengan gas nitrogen.
19
Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat NuklirSerpong, 20 Nopember 2007
3.2. DISAIN DASAR
ISSN 1693-3346
Hal utama yang harus diatasi dalam pengembangan teknik penanggulangan gangguan
Iistrik ini adalah membuat cadangan (back up) sumber Iistrik untuk komponen
komponen dalam sistem tungku yang bertanggung jawab sesuai dengan state
machine yang digambarkan di atas. Dari skematik diagram sistem tungku ME-II [4]
dapat di disain sistem aliran supply listrik untuk sistem pengembangan ini seperti
pada Gambar 5. Sistem tungku memiliki sumber tegangan AC 220V dan II OV serta
DC 12V dan 24V.
LI
h
220V I IIOV
Switch h: close untuk reduksi
open untuk kalsinasi
2
I.l
LI-I-ll.z...24V
D 1
12V
DC2
AC/DC
GND
2
-L2
Gambar 5. Rangkaian dasar supply kelistrikan penanggulangan gangguan Iistrik.
Dari pelacakan skematik yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa supply
listrik yang bertanggung jawab untuk implementasi state-machine dalam konsep
disain diatas adalah tegangan listrik DC I, DC2 dan 27U seperti pad a Gambar 5. Oleh
karena itu sistem UPS dipasang hanya untuk ketiga jenis tegangan tersebut. Line-27U
digunakan untuk tetap mensupply katup LPG dan katup saluran keluar tungku,
sehingga pembakaran gas yang keluar dari tungku tetap terjadi meskipun ada
ganguan dari PLN. Tegangan DC digunakan untuk pengendalian penyalaan api LPG
dan aliran gas.
3.3. DISAIN DETIL
Implementasi dari basic disain Gambar 5 digunakan UPS umum yang mudah
diperoleh di pasaran. Kesulitan yang dihadapi dalam penentuan jenis UPS yang
disesuaikan dengan rangkaian Iistrik yang telah ada pada sistem tungku adalah
20
Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat NuklirSerpong, 20 Nopember 2007
ISSN 1693-3346
sebagai berikut. Tegangan AC yang harus disediakan untuk rangkaian listrik
penanggulangan ini bertegangan 110 Volt sedangkan sistem UPS yang ada dipasaran
pada umumnya bekerja untuk tegangan 220 Volt dan mempunyai line-no I antara
input dan output UPS terhubung. Penggunaan transformator step-down 220V ke
110V bisa dilakukan, tetapi transformator step-down yang tersedia di pasaran juga
mempunyai line-nol antara kumparan primer dan sekundemya terhubung (karena
menggunakan sistem autotravo). Untuk itu rangkaian listrik tambahan
menggunakan sistem relay digunakan untuk mengatasi kesulitan tersebut. Detail
rangkaian ditunjukkan pada Gambar 6 menggunakan relay RI dan R2 untuk
mengatasi masalah line-nol UPS dan autotravo yang ada di pasaran. Tidak semua
detail rangkaian untuk implementasi state-machine dari konsep disain akan dimuat
dan dibahas dalam makalah ini, hanya yang berkaitan dengan implementasi Gambar
5 saja. Implementasi untuk pemasalahan penyalaan dan pembakaran gas LPG dan
hidrogen telah dibahas di [5].
LI
1•. 27
~.h
redu1:.si: close
2
L2
...£LRI
3 Amp
220 Volt
110 Volt
+24V
LI
27U
DCl
2
L2
Gambar 6. Detail rangkaian supply kelistrikan penanggulangan gangguan listrik.
21
Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat NuklirSerpong, 20 Nopember 2007
ISSN 1693-3346
• UPS tidak bekerja secara kontinyu dan hanya dipakai sebagai backup, kondisi ini
dijalankan menggunakan relay R I-<D. Line-nol UPS akan terhubung dengan L2
yang berarti UPS di-isi oleh listrik PLN dan line-phase UPS terputus dari 27U jika
listrik PLN aktif (tidak padam).
• Jika V3 ditekan maka R2 aktif dan UPS telah siap menjadi backup. Rangkaian
sistem kendali yang berkaitan dengan state-machine dalam konsep disain ini
menjadi aktif, yaitu dipicu oleh relay CS. (Detail rangkaian akibat aktifnya relay
CS dapat dilihat di [6]) Relay R2 digunakan untuk menampung jika operator
menekan switch emergensi yang menghendaki sistem tungku harus berhenti
operasi, dan R2 yang menyebabkan UPS tidak aktif mensupply listrik jika switch
emergensi ditekan. (Relay CE diaktifkan oleh switch emergensi).
• Saklar g dan h berkaitan dengan switch Oksidasi-Reduksi, akan tertutup jika
operasi reduksi. Untuk operasi reduksi relay PW aktif dan digunakan untuk
keperluan proses vakum dan lampu indikator UPS. Relay PW dipakai sebagai
proteksi bahwa proses vakum hanya bisa dijalankan untuk proses reduksi. (Detail
rangkaian listrik sistem vakum dapat dilihat di [6]).
• Relay ZV akan aktif hanya jika relay PC aktif. Relay PC akan aktif jika proses
vakum telah mencapai tekanan yang diinginkan. Jika proses vakum belum
dijalankan, maka relay R2 dan CS tidak akan pernah aktif sehingga proses reduksi
tidak bisa dilaksanakan. Kondisi ini dibuat sebagai proses skwensial interlock
untuk keselamatan operasi.
• Jika listrik PLN padam RI akan OFF sehingga 27 disupply dari UPS menjadi 27U,
line-nol UPS putus dari L2 tersambung ke 2 yang merupakan line-nol tegangan
IIOV, dan indikator UPS nyala indikator listrik PLN padam. Kondisi ini juga
mengaktifkan komponen delay DL #1 (lihat [6]) yang diatur 3 menit untuk
memberi kesempatan gas yang ada dalam tungku didorong keluar oleh gas nitrogen
dan dibakar di luar tungku, sebelum sistem tungku dihentikan bekerja akibat
padamnya PLN tersebut.
• Jika listrik PLN ada maka Rl akan ON sehingga 27 di supply dari PLN kembali
dan indikator UPS padam dan indikator listrik PLN nyaJa.
22
Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat NuklirSerpong, 20 Nopember 2007
ISSN 1693-3346
• Jika Push-OFF RST ditekan maka berakibat akan menghentikan aliran listrik DC
selama ditekan. Kondisi ini akan membuat relay R2 dan CS pada posisi OFF,
sehingga hal ini identik dengan ketika untuk pertama kali switch power utama dari
PLN di aktifkan.
3.4. ANALISIS
Sebagai akibat UPS digunakan tidak secara kontinyu dan hanya dipakai sebagai
cadangan, maka akan berakibat terjadi gap kehilangan tegangan listrik secara singkat
selama waktu yang diperlukan kontak relay R I berpindah posisi. Dari segi keperluan
akan daya listrik untuk menjaga agar katup aliran gas keluar dan gas LPG tetap
terbuka, terjadinya gap tersebut tidak menjadi masalah. Menutup dan membuka
kembali katup secara singkat tidak menjadi masalah bagi rangkaian pemantik dan
pembakar gas LPG karena telah didisain untuk dapat mengtasinya, sehingga kondisi
gap terse but boleh terjadi.
Keuntungan dibalik terjadinya gap aliran listrik tersebut adalah bahwa sistem
UPS hanya bertindak sebagai cadangan, sehingga dalam operasi reduksi tetap
bertumpu pad a Iistrik PLN. Sehingga jika sistem UPS terjadi kerusakan dalam
operasi reduksi tersebut, hal ini tidak akan mempengaruhi operasi tersebut karena
sistem UPS hanya digunakan jika listrik PLN padam. Pertimbangan keuntungan
inilah yang dijadikan acuan dipilihnya UPS bekerja tidak kontinyu dan digunakan
hanya sebagai cadangan.
23
Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Pcra IgJ.:atNuklirSerpong, 20 Nopembcr 2007
4. KESIMPULAN
ISSN 1693-3346
Dengan menggunakan teknik pengembangan dalam mengatasi gangguan listrik
padam dari PLN seperti yang dirancang dalam makalah ini, maka sistem redundansi
atas operasi reduksi sistem tungku ME-II terhadap gangguan listrik padam PLN
tersedia untuk mengakhiri operasi tungku secara aman. Makalah ini hanya membahas
detail disain rangkaian listrik yang berkenaan dengan penyediaan supply listrik yang
telah melibatkan penggunaan sistim cadangan UPS dengan mengatasi masalah line
nol pada UPS dan autotravo. Proses simulasi diluar sistem tungku secara menyeluruh
telah dilakukan dan dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Ketika makalah
ini ditulis, proses konstruksi dan pemasangan sistem pengembangan ini secara
menyeluruh sedang berjalan.
5. REFERENSI
1. lAEA, Nuclear Power Plant Instrumentation and Control - A Guidebook., Technical
Reports Series No. 239., Interational Atomic Energy Agency, Vienna, 1984.
2. ES & H Manual, Volume II, Part 18, Document 18.4 Hydrogen, Revision 3,
January 12, 2006.
3. LPG FOR YOU, http://www.lpgforyou.com/physicalproperties.htm
4. Alamari., Operation Directions for the Furnace Type RM/20., SATAN RSG-LP
Quality Lifetime Document., 35.0591.24., 1987.
5. Suntoro A, Pemantik
6. Suntoro A, Dokumen Tekis Operasi dan Hasil Modifikasi, Modifikasi Kendali Logik
(Switching) Tungku ME-II, revisi 0, 2006.
24