Pengembangan Sistem Instruksional
-
Upload
jamridafrizal -
Category
Documents
-
view
70 -
download
6
description
Transcript of Pengembangan Sistem Instruksional
Dr. Rusmono, M.PdProf. Dr. M. Atwi Suparman, M.Sc DOSEN:
Pengembangan Sistem Instructional
t
DOS
Pascasarjana Teknologi PendidikanUniversitas Negeri Jakarta
Portofolio
Resume Bukudan Model DI Jamridafrizal
TP.A-2015
1
TUGAS INDIVIDUAL LIMA INI BERKAITAN DENGAN DUA HAL YAITU
a. Menyusun blueprint instrumen evaluasi formatifb. Menyusun instrumen evaluasi formatif dan validasinya
Jawaban pertanyaan
a. Menyusun blueprint instrumen evaluasi formatif terdiri dari:
1. Blueprint Evaluasi One-to-one dengan Pakar
InformasiYang Akan
DicariIndikator
TeknikPengumpulan
DataJenis
Instrumen Responden
Kua
litas
Bah
an I
nstr
uksi
onal
a.Kebenaran isi menurutbidang ilmunya
Wawancara Pedomanwawancara
Pakar Materi
b.Kemutakhiran isimenurut bidang ilmunya
Wawancara Pedomanwawancara
Pakar Materi
c.Kebenaran istilah-istilahteknis
Wawancara Pedomanwawancara
Pakar Materi
d.Kualitas teknis bahaninstruksional
Wawancara Pedomanwawancara
Pakar Materi
e.Relevansi DenganTujuan Instruksional
Wawancara Pedomanwawancara
Ahli desaininstruksional
f. Ketepatan PerumusanTIU
Wawancara Pedomanwawancara
Ahli desaininstruksional
g.Ketepatan PerumusanTIK
Wawancara Pedomanwawancara
Ahli desaininstruksional
h.Relevansi TIK denganTIU
Wawancara Pedomanwawancara
Ahli desaininstruksional
i. Memadai tidaknyaanalisis bahaninstruksional
Wawancara Pedomanwawancara
Ahli desaininstruksional
j. Relevansi strategiinstruksional termasukisi dengan tujuaninstruksional
Wawancara Pedomanwawancara
Ahli desaininstruksional
k.Relevansi bahandengan tujuaninstruksional
Wawancara Pedomanwawancara
Ahli desaininstruksional
TUGAS INDIVIDUAL 5
2
InformasiYang Akan
DicariIndikator
TeknikPengumpulan
DataJenis
Instrumen Responden
l. Relevansi tes dengantujuan instruksional (8)
Wawancara Pedomanwawancara
Ahli desaininstruksional
m.Relevansi BahanInstruksional dengan tes
Wawancara Pedomanwawancara
Ahli desaininstruksional
n.Kualitas teknis penulisantes
Wawancara Pedomanwawancara
Ahli bahasa
o.Kualitas Teknis grafis Wawancara Pedomanwawancara
Ahli bahasa
2. Blueprint Evaluasi One-to-one dengan peserta didikInformasiYang Akan
DicariIndikator
TeknikPengumpulan
Data
JenisInstrumen Responden
Kual
itas B
ahan
Inst
ruks
iona
l
a. Bahan Instruksionalmemudahkan pesertadidik untukmemahami topik yangdiajarkan
Wawancara Pedomanwawancara
Pesertadidik
b. Pemahaman pesertadidik terhadap isibahan Instruksional
Wawancara Pedomanwawancara
Peserta
didik
c. Kesulitan memahamibahasa yangdigunakan dalambahan Instruksional
Wawancara Pedomanwawancara
Pesertadidik
d. Kesulitan untukmemahami istilah-istilah yang ada dalambahan Instruksional
Wawancara Pedomanwawancara
Pesertadidik
e. Terdapat banyakcontoh dan uraindalam bahanInstruksional
Wawancara Pedomanwawancara
Pesertadidik
f. Uraian dan contohdalam bahanInstruksionalmemperjelas kontenInstruksional
Wawancara Pedomanwawancara
Pesertadidik
3
3. Blueprint evalusi Small-group dan field trial
KompetensidalamTujuanInstruksional
TesEsei( %/∑)
Tes ObjektifTes
Kinerja( %/∑)
Jumlah
TotalC - 1(%/∑)
C - 2(%/∑)
C - 3(%/∑)
C - 4(%/∑)
C - 5(%/∑)
C – 6(%/∑)
Jumlah(%/∑)
Esei(%/∑)
Objektif(%/∑)
Kinerja(%/∑)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14a.MenghitungNilai Rata-rata (mean)
X X 2 2
b.MenghitungNilai Median(NilaiTengah)
X X 2 2
c.Menghitungnilai Modus
X X 1 1
Total 100% 100% 5(100%)
A. Instrumen Evaluasi Formatif dan Validasinya
1. Instrumen Evaluasi One-to-one dengan ahliNomor Instrumen: 1.01/Ahli Materi
EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN PAKAR MATERI
Tanggal Evaluasi
Nomor Responden
No. Pertanyaan dan Jawaban
1. Apakah bahan Instruksional ini memiliki kebenaran isi sebagai materi Ukuran
Pemusatan pada Mata Kuliah Statistik?
2. Apakah bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini memiliki kemutakhiran
menurut bidang ilmu Statistik?
4
3. Apakah istilah-istilah teknis yang digunakan dalam bahan Instruksional Ukuran
Pemusatan ini memiliki kebenaran menurut bidang Statistik?
4. Bagaimana kualitas teknis bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini menurut
bidang Statistik?
Nomor Instrumen: 1.02/ Ahli Desain Instruksional
EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN AHLI DESAIN INSTRUKSIONAL
Tanggal Evaluasi
Kode Responden
No. Pertanyaan dan Jawaban
1. Apakah bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini memiliki relevansi dengan
tujuan instruksional?
2. Apakah bahan Instruksional Ukuran Pemusatan memiliki ketepatan perumusan
TIU?
3 Bagaimana ketepatan perumusan TIK dalam desain instruksional ini?
5
4 Apakah terdapat relevansi antara TIK dengan TIU?
5. Apakah analisis Bahan instruksional Ukuran Pemusatan sudah memadai?
6 Bagaimana relevansi strategi instruksional dengan tujuan instruksional pada
desain instruksional Ukuran Pemusatan ini?
7 Bagaimana relevansi bahan dengan tujuan instruksional dalam desain
instruksional Ukuran Pemusatan ini
8 Bagaimana relevansi tes dengan tujuan instruksional dalam desain instruksional
Ukuran Pemusatan ini?
9. Bagaimana relevansi bahan instruksional dengan test yang terdapat dalam
bahan Ukuran Pemusatan ini?
6
Nomor Instrumen: 1.03/Ahli Bahasa
EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN AHLI BAHASA
Tanggal Evaluasi
Kode Responden
No. Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimana kualitas teknis penulisan teks dalam bahan Instruksional Ukuran
Pemusatan ini?
2. Bagaimana keterbacaan bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini?
3. Bagaimana kejelasan informasi dalam bahan Instruksional Ukuran Pemusatan
ini?
4. Bagaimana kesesuaian penulisan teks bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini
dengan kaidah penulisan teks Bahasa Indonesia?
5. Apakah penggunaan bahasa dalam bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini
efektif?
6. Apakah penggunaan bahasa dalam bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini
efisien?
7
Nomor Instrumen: 1.04/Ahli Grafis
EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN AHLI GRAFIS
Tanggal Evaluasi
Kode Responden
No. Pertanyaan dan Jawaban
1. Apakah ukuran font dan jenis huruf bahan instruksional ini sudah sesuai ?
Jika belum, beri komentar anda !
2. Apakah Lay out bahan Instruksional ini sudah sesuai?
Jika belum, berikan komentar anda!
3. Apakah llustrasi, grafis, gambar, foto sudah cukup?
Jika belum tuliskan komentar anda!
4. Apakah desain tampilan cukup?
Jika belum
8
2. Instrumen evaluasi one-to-one dengan peserta didik
Nomor Instrumen: 2.01/Peserta Didik
EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN PESERTA DIDIK
Tanggal Evaluasi
Kode Responden
No. Pertanyaan dan Jawaban
1. Apakah anda dapat memahami dengan mudah bahan instruksional ukuranpemusatan ini?, Jika tidak berikan komentar anda!
2. Apakah bahan Instruksional ini membuat anda lebih mudah memahami topikyang diajarkan? Jika tidak berikan komentar anda!
3. Apakah anda menemui kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakandalam bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini? Jika ya berikan komentaranda!
4. Apakah anda menemui kesulitan dalam memahami istilah-istilah yangdigunakan dalam bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini?.Jika ya, berikan komentar anda ?
5. Apakah dalam bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini terdapat uraian dancontoh yang membantu anda untuk memahaminya?
6. Apakah uraian dan contoh dalam bahan Instruksional Ukuran Pemusatan inidapat memperjelas materi?
9
EVALUASI ONE TO ONE KEPADA MAHASISWA (SEBANYAK TIGA MAHASISWA YANG
BERASAL DARI KEMAMPUAN SEDANG, DI ATAS SEDANG, DAN DI BAWAH SEDANG)
MATA KULIAH STATISTIKA
Nama Responden : ___________________________________
Tanggal Evaluasi : ___________________________________
TES KETERBACAAN BAHAN AJAR "STATISTIKA"
Cuplikan materi dari bahan ajar mata kuliah STATISTIKA adalah bahan ajar yang telah
Anda pelajari sebelumnya. Untuk melihat hasil keterbacaan bahan ajar ini mudah
dipahami atau tidak, maka perlu ditinjau keterbacaannya. Oleh karena itu, isilah kolom
yang kosong di bawah ini dengan kata-kata yang Anda pahami atau Anda ingat ketika
mempelajari bahan ajar ini!
Modus adalah Nilai yang sering .....................(1). Cara mencari Modus yang
pertama adalah ...................(2) data dari yang ......................(2) hingga ................ (3).
Selanjutnya ..................... (4) data yang paling banyak muncul. Data itulah sebagai
.....................(5). Jika ............................(6) dua data yang sering muncul maka dua data
tersebut sebagai nilai modus. Jadi dalam hal ini modus bisa ............(7) dari satu nilai.
Jika tidak terdapat nilai yang sering muncul maka ................ (8) nilai dapat di jadikan
modus.
Median adalah ........... (9) yang membagi sekumpulan data menjadi ..............
(10) bagian yang sama besar. Sama .................(11) mencari nilai modus, terlebih dahulu
.................(12) diurutkan dari yang terkecil hingga terbesar. Jika terdapat dua angka,
maka nilai mediannya .....................(13) dengan mencari rata-rata dari kedua data
tersebut.
Mean biasa disebut juga dengan nilai ............... (14). Nilai ini diperoleh dari hasil
.................(15) jumlah seluruh data dengan banyaknya data.
Hasil terakhir selanjutnya dibandingkan dengan kriteria sebagai berikut.
10
Jumlah kata yang benar Tingkat kesulitan
a. > 50% "Mudah" dalam arti pembaca mengerti isi
bacaan
b. > 35%-50% "Agak sukar" dalam arti pembaca memerlukan
bantuan untuk mengerti isi bacaan
c. < 35% "Sangat sukar" dalam arti pembaca tidak
memahami isi bacaan (Sitepu, 2006: 133)
Kunci Jawaban (Tidak dilampirkan ketika diajukan ke mahasiswa)
1. Muncul2. Urutkan3. Terkecil4. Terbesar5. Modus6. Terdapat7. Lebih8. Semua9. Nilai10.Dua11.Seperti12.Data13.Diperoleh14.Rata –rata15.Bagi
11
3. Instrumen Evaluasi Small-Group dan Field Trial
TES POKOK BAHASAN: PEMUSATAN
WAKTU: 60 menit
1. Tentukan rataan hitung (mean) dari data berikut ini ( Teliti sampai satu decimal ):
a. 2, 3, 4, 5, 5, 6, 7, 8
b. 6, 5, 2, 3, 4, 4, 4, 6, 6, 7, 6
2. Nilai ulangan matematika dari 40 orang siswa telah dikelompokkan dalam
table berikut:
Nilai Frekuensi
52 – 58
59 – 65
66 – 72
73 – 79
80 – 86
87 – 93
94 - 100
2
4
5
15
7
4
3
Jumlah 40
Pertanyaan :Berdasarkan tabel diatas, tentukan rataannya!
3. Tentukan modus dari data berikut ini :
a) 2, 3, 4, 5, 5, 6, 7, 8.
b) 5, 6, 10, 5, 12, 7, 13, 5, 2, 5.
c) 8, 9, 7, 8, 5, 6, 9, 10, 7, 9, 9.
12
4. tentukanlah Mean dari data berikut ini
Data f xi fi . xi
21-25 2 23 46
26-30 8 28 224
31-35 9 33 297
36-40 6 38 228
41-45 3 43 129
46-50 2 48 96
Jumlah 30 1020
--------------------------- Selamat Mengerjakan ------------------
13
Kode Form Validasi: 1- 01/Pakar Materi
VALIDASI INSTRUMEN EVALUASI one-to-one PAKAR
Nama Pakar: Darmin Dafid
Tanggal Validasi: 10 Mei 2015
1 = Sangat Setuju, 2 = Setuju, 3 = Netral, 4 = Tidak Setuju, 5 = Sangat Tidak
Setuju
No Konsistensi Butir-Butir Instrumen dengan Blueprint 1 2 3 4 5
A. Instrument Evaluasi One-to-one dengan Pakar Materi
1. Butir-Butir instrumen pada nomor 1 konsisten dengan
blueprint poin a.√
2. Butir-Butir instrumen pada nomor 2 konsisten dengan
blueprint poin b.
√
3. Butir-Butir instrumen pada nomor 3 konsisten dengan
blueprint poin c.
√
4. Butir-Butir instrumen pada nomor 4 konsisten dengan
blueprint poin d
√
Total skor 8
Makna: Butir-butir instrumen konsisten dengan blueprint sehingga berarti
instrumen yang digunakan valid
Validasi instrumen Evaluasi Formatif
14
Kode Form Validasi:1-02/Pakar Instruksional Desain
VALIDASI INSTRUMEN EVALUASI one-to-one PAKAR
Nama Pakar: Ali Rahman
Tanggal Validasi: 11 Mei 2015
1 = Sangat Setuju, 2 = Setuju, 3 = Netral, 4 = Tidak Setuju, 5 = Sangat Tidak Setuju
No Konsistensi Butir-Butir Instrumen dengan Blueprint 1 2 3 4 5
B. Instrument Evaluasi One-to-one dengan Pakar Desain Instruksional
5. Butir-Butir instrumen pada nomor 1 konsisten dengan
blueprint poin e.
√
6. Butir-Butir instrumen pada nomor 2 konsisten dengan
blueprint poin f.
√
7. Butir-Butir instrumen pada nomor 3konsisten dengan
blueprint poin g.
√
8. Butir-Butir instrumen pada nomor 4 konsisten dengan
blueprint poin h.
√
9. Butir-Butir instrumen pada nomor 5 konsisten dengan
blueprint poin i.
√
10. Butir-Butir instrumen pada nomor 6 konsisten dengan
blueprint poin j.
√
11. Butir-Butir instrumen pada nomor 7 konsisten dengan
blueprint poin k.
√
12. Butir-Butir instrumen pada nomor 8 konsisten dengan
blueprint poin l.
√
13. Butir-Butir instrumen pada nomor 9 konsisten dengan
blueprint poin m.
√
14. Butir-Butir instrumen pada nomor 10 konsisten
dengan blueprint poin n.
√
Total Skor 24
Makna: Makna: Butir-butir instrumen konsisten dengan blueprint sehingga berartiinstrumen yang digunakan valid.
15
Kode Form Validasi: 1.03/Pakar Bahasa
VALIDASI INSTRUMEN EVALUASI one-to-one PAKAR
Nama Pakar: Thomas Sutana
Tanggal Validasi: 12 Mei 2015
1 = Sangat Setuju, 2 = Setuju, 3 = Netral, 4 = Tidak Setuju, 5 = Sangat Tidak
Setuju
No Konsistensi Butir-Butir Instrumen dengan Blueprint 1 2 3 4 5
Instrument Evaluasi One-to-one dengan Pakar Bahasa
1 Butir-Butir instrumen pada nomor 1 konsisten
dengan blueprint poin n.
√
2 Butir-Butir instrumen pada nomor 2 konsisten
dengan blueprint poin n.
√
3 Butir-Butir instrumen pada nomor 3 konsisten
dengan blueprint poin n.
√
4 Butir-Butir instrumen pada nomor 4 konsisten
dengan blueprint poin n.
√
5 Butir-Butir instrumen pada nomor 5 konsisten
dengan blueprint poin n.
√
6 Butir-Butir instrumen pada nomor 6 konsisten
dengan blueprint poin n.
√
Total Skor 12
Makna: Butir-butir instrumen konsisten dengan blueprint sehingga berarti
instrumen yang digunakan valid.
16
Kode Form Validasi: 1- 04/Pakar gRAFIS
VALIDASI INSTRUMEN EVALUASI one-to-one PAKAR
Nama Pakar: Yunea Imut
Tanggal Validasi: 14 Mei 2015
1 = Sangat Setuju, 2 = Setuju, 3 = Netral, 4 = Tidak Setuju, 5 = Sangat Tidak
Setuju
No Konsistensi Butir-Butir Instrumen dengan Blueprint 1 2 3 4 5
A. Instrument Evaluasi One-to-one dengan Pakar Materi
1. Butir-Butir instrumen pada nomor 1 konsisten dengan
blueprint poin a.√
2. Butir-Butir instrumen pada nomor 2 konsisten dengan
blueprint poin b.
√
3. Butir-Butir instrumen pada nomor 3 konsisten dengan
blueprint poin c.
√
4. Butir-Butir instrumen pada nomor 4 konsisten dengan
blueprint poin d
√
Total skor 8
Makna: Butir-butir instrumen konsisten dengan blueprint sehingga berarti
instrumen yang digunakan valid
17
Kode Form Validasi: 2.01/Peserta Didik
VALIDASI INSTRUMEN EVALUASI one-to-one PESERTA DIDIK
Nama Pakar: Munir Tubagsu
Tanggal Validasi: 13 Mei 2015
1 = Sangat Setuju, 2 = Setuju, 3 = Netral, 4 = Tidak Setuju, 5 = Sangat Tidak Setuju
No Konsistensi Butir-Butir Instrumen dengan Blueprint 1 2 3 4 5
1.Butir-Butir instrumen pada nomor 1.a konsisten dengan
blueprint poin a.
√
2.Butir-Butir instrumen pada nomor 1.b konsisten dengan
blueprint poin a
√
3.Butir-Butir instrumen pada nomor 2 konsisten dengan
blueprint poin a
√
4.Butir-Butir instrumen pada nomor 3.a konsisten dengan
blueprint poin c
√
5.Butir-Butir instrumen pada nomor 3.b konsisten dengan
blueprint poin c.
√
6.Butir-Butir instrumen pada nomor 3.c konsisten dengan
blueprint poin c
√
7.Butir-Butir instrumen pada nomor 4 konsisten dengan
blueprint poin b
√
Total Skor 14
Makna: Butir-butir instrumen konsisten dengan blueprint sehingga berarti instrumen
yang digunakan valid.
18
Menilai Reliabilitas Instrumen Evaluasi FormatifKode Form Validasi: 1-.01/Pakar Materi
Penilaian Reliabilitas Instrumen Evaluasi One-To-One Pakar
Nama Pakar: Darmin Dafid
Setelah menilai kembali (reassesement) hasil resume validasi Instrumen Evaluasi
one-to-one Pakar, dengan ini saya menyatakan bahwa hasil resume tersebut sudah
benar dan sesuai dengan yang saya maksudkan.
Jakarta: 10 Mei 2015
Validator,
Darmin Dafid
19
Kode Form Validasi: 1.02/Pakar Desain Instruksional
Penilaian Reliabilitas Instrumen Evaluasi One-To-One Pakar
Nama Pakar: Ali rahman
Setelah menilai kembali (reassesement) hasil resume validasi Instrumen Evaluasi
one-to-one Pakar, dengan ini saya menyatakan bahwa hasil resume tersebut sudah
benar dan sesuai dengan yang saya maksudkan.
Jakarta: 11 Mei 2015
Validator,
Ali Rahman
Kode Form Validasi: 1.03/Pakar Bahasa
PENILAIAN RELIABILITAS INSTRUMEN EVALUASI one-to-one PAKAR
Nama Pakar: Thomas Sutana
Setelah menilai kembali (reassesement) hasil resume validasi Instrumen Evaluasione-to-one Pakar, dengan ini saya menyatakan bahwa hasil resume tersebut sudahbenar dan sesuai dengan yang saya maksudkan.
Jakarta: 12 Mei 2015Validator,
Thomas Sutana
20
Kode Form Validasi: 1- 04/Pakar Grafis
PENILAIAN RELIABILITAS INSTRUMEN EVALUASI one-to-one PAKAR
Nama Pakar: Yunea Imut
Setelah menilai kembali (reassesement) hasil resume validasi Instrumen Evaluasi
one-to-one Pakar, dengan ini saya menyatakan bahwa hasil resume tersebut sudah
benar dan sesuai dengan yang saya maksudkan.
Jakarta: 14 Mei 2015Validator,
Yunea Imut
21
TUGASINDIVIDUAL6Tugas Individual 6 terdiri dari dua tugas, yaitu:
A. Melaksanakan Pengumpulan data
B. Analisis data one-to-one experts
C. Merevisi bahan instruksional menjadi draft kedua setelah one to one experts
D. Melaksanakan Pengumpulan data dan analisis data dan one-to-one students
evaluation.
E. Mervisi Bahan instruksional menjadi draft ke tiga setelah one to one student
evaluation
JAWABAN
A. PENGUMPULAN DATA ONE-TO-ONE EXPERTS
1. AHLI MATERI
Nama: Darmin Dafid
Pengalaman mengajar: lebih dari 10 tahun dalam bidang Statik Pendidikan
Buku dan penelitian yang telah dipublikasikan lebih dari 5 judul.
Kode responden: DD-1.01
Nomor Instrumen: 1.01/Materi
EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN AHLI MATERI
Tanggal Evaluasi 10 Mei 2015
Kode Responden DD-1.01
No. Pertanyaan dan Jawaban
1. Apakah bahan pembelajaran ini memiliki kebenaran isi sebagai materi
Ukuran Pemusatan pada Mate Kuliah Statistik? Bahan pembelajaran
Ukuran Pemusatan ini telah sesuai dengan materi ajar statika
untuk mahasiwa bidang pendidikan
2. Apakah bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini memiliki kemutakhiran
menurut bidang ilmu Statistik? Bahan Ukuran Pemusatan yang
TUGAS INDIVIDUAL 6
22
dipergunakan dalan bahan pembelajaran ini sudah
menggunakan panduan Statisitk edisi 2009 yang
merupakan edisi terbaru terbitan Bidang statistika.
3. Apakah istilah-istilah teknis yang digunakan dalam bahan pembelajaran
Ukuran Pemusatan ini memiliki kebenaran menurut bidang Statistik? Istilah
teknis yang digunakan sudah sesuai dengan ilmu statistik
Sebaiknya contoh penggunaan masing-masing istilah
diperbanyak agar peserta didik dapat lebih memahami makna
yang dikandung istilah tersebut.
4. Bagaimana kualitas teknis bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini
menurut bidang Statistik? Kualitas teknis bahan pembelajaran ini secara
keseluruhan sudah memenuhi persyaratan bahan pembelajaran yang
ditetapkan pada Mate Kuliah Statistik, meskipun ada sedikit yang perlu
diperbaiki.
2. AHLI DESAIN INSTRUKSIONAL
Nama: Ali Rahman
Pengalaman mengajar: lebih dari 10 tahun dalam bidang Teknologi Pendidikan
Buku dan penelitian yang telah dipublikasikan lebih dari 10 judul.
Kode responden: AR-1.02
Nomor Instrumen: 1.02/Desain Instruksional
EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN AHLI DESAIN INSTRUKSIONAL
Tanggal Evaluasi 11 Mei 2015
Kode Responden AR-1.02
No. Pertanyaan dan Jawaban
1 Apakah bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan memiliki ketepatan
perumusan TIU? Bahan pembelajaran ini belum memiliki Ketepatan
TIU,,diperlukan perumusan kembali TIU nya
23
2. Apakah bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini memiliki relevansi
dengan tujuan instruksional? bahan ini sudah memiliki relevansi dengan
tujuan instruksionalnya, sehingga dapat dilanjutkan .
3. Apakah analisis instruksional materi Ukuran Pemusatan sudah memadai?
Analisis instruksional materi ini telah memadai sebagai dasar langkah
berikutnya.
4. Apakah terdapat relevansi antara TIK dengan TIU? Belum ada relevansi
antara TIK dan TIU, karena ...lihat catatan point 1
5. Bagaimana ketepatan perumusan TIK dalam desain instruksional ini?
Perumusan TIK dalam desain instruksional ini sudah tepat
dan dapat dijadikan dasar langkah berikutnya.
6. Bagaimana relevansi tes dengan tujuan instruksional dalam desain
instruksional Ukuran Pemusatan ini? Tes yang dibuat dalam bahan
pembelajaran ini sudah relevansinya dengan tujuan instruksional.
khusus
7. Bagaimana relevansi strategi instruksional dengan tujuan instruksional pada
desain instruksional Ukuran Pemusatan ini? Strategi instruksional
pada desain instruksional Ukuran Pemusatan ini memiliki
relevansi dengan tujuan instruksional khusus
8. Bagaimana relevansi materi dengan tes pada bahan pembelajaran Ukuran
Pemusatan ini? Materi telah memiliki relevansi dengan tes pada
bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini.
9. Bagaimana relevansi materi dengan tujuan instruksional dalam desain
Ukuran Pemusatan ini? Materi telah memiliki relevansi dengan
tujuan instruksional pada bahan pembelajaran Ukuran
Pemusatan ini.
24
3. AHLI BAHASA
Nama: Thomas Sutana
Pengalaman mengajar: lebih dari 20 tahun dalam bidang bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris dalam bidang penerbangan.
Buku dan penelitian yang telah dipublikasikan lebih dari 12 judul.
Kode responden: TS.1.03
Nomor Instrumen: 1.03/Bahasa
EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN AHLI BAHASA
Tanggal Evaluasi 12 Mei 2015
Kode Responden TS-01.3
No. Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimana kualitas teknis penulisan teks dalam bahan pembelajaran Ukuran
Pemusatan ini?
Kualitas teknis penulisan teks sudah bagus, hanya perludicermati penulisan tanda baca (titik, koma) seringkaliterlupakan untuk jeda atau mengakhiri kalimat.
2. Bagaimana keterbacaan bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini? Bahan
pembelajaran ini mudah dibaca dan dipahami diperkuat dengan contoh
dan gambar yang memperjelas informasi yang ingin disampaikan.
3. Bagaimana kejelasan informasi dalam bahan pembelajaran Ukuran
Pemusatan ini? Informasi yang ingin disampaikan dapat diterima
dengan jelas bagi pembacanya.
4. Bagaimana kesesuaian penulisan teks bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan
ini dengan kaidah penulisan teks Bahasa Indonesia? Penulisan teks telah
sesuai dengan kaidah penulisan Bahasa Indonesia.
5. Apakah penggunaan bahasa dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan
ini dengan cara yang efektif? Penggunaan Bahasa indonesia dan istilah
bahasa inggris belum effektif khusunya pada uraian materi (alenia ke
3 pembahasan mengenai pengertian). Perlu adanya perbaikan sehingga
menjadi kalimat yang baik dan benar
25
6. Apakah penggunaan bahasa dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan
ini dengan cara yang efisien? Penggunaan bahasa pada uraian materi
(alenia ke 3 pembahasan mengenai pengertian belum efisen). Perlu
adanya perbaikan
B. Analisis data One-to-one Expert
Dari wawancara dengan pakar materi, desain pembelajaran, dan bahasa, diperoleh
masukan sebagai berikut:
1. Pakar materi: Contoh-contoh dengan beragam bentuk mesti ditambah agar
mahasiswa memiliki gambaran akan topik lebih mendalam.
2. Pakar desain: Bahan instruksional belum memiliki Tujuan instruksional Umum
dan Khusus, komponen yang lain dapat dilanjutkan.
3. Pakar bahasa: perlu diperhatikan penulisan tanda baca yang sering kali terlewat
atau terlupakan.Kalimat yang tidak memakai struktur bahasa indonesia yang baik
dan benat, istilah yang berbeda untuk satu entitas sehingga membingungkan
4. Pakar Desain Grafis, penggunaan font belum konsisten (misalnya jika anda
menggunakan font times news roman ukuran 12, maka untuk semua teks pakai
standar ini, kecuali bagian sub point), bahan belum disertai dengan lampiran
presentasi (PPT)
C. MEREVISI BAHAN INSTRUKSIONAL MENJADI DRAFT KEDUA
SETELAH ONE TO ONE EXPERTS (DRAFT KEDUA)
KEGIATAN BELAJAR : TUJUH
UKURAN PEMUSATAN
PENDAHULUAN
Jihan dan 32 orang temannya adalah mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Jakarta
yang sedang mengikuti ujian semester? Setelah dosen memeriksa hasil ujian, ternyata nilai
mereka berbeda satu dengan yang lainnya. Dosen meminta Jihan untuk mencatat nilai
26
semua mahasiswa yang satu kelas denganya kedalam bentuk tabel. Setelah itu Dosen juga
meminta Jihan untuk membuat nilai rata-rata kelas, nilai mahasiswa yang tertinggi, nilai yang
sering muncul dan mahasiswa yang mendapat nilai ditengah-tengah
Apa yang diminta oleh Dosen Kepada Jihan merupakan kegiatan statistik, tepatnya
pengukuran gejala pusat meliputi mean (rata-rata), median (nilai tengah ), modus(nilai yang
sering muncul)
RELEVANISI
Bila anda berkunjung ke bagian adminsitrasi kampus maka akan anda lihat
banyak data-data yang ditempel di di dinding berupa tabel mengenai jumlah
mahasiswa perempuan dan laki-laki, jumlah mahasiswa masing-masing program
studi, dan jumlah mahasiswa pada tiap semesternya, dan jumlah alumni. Bila nanti
anda menjadi dekan atau rektor suatu perguruan tinggi maka akan dapat inspirasi
dari catatan tersebut
TUJUAN
Secara umum tujuan Instruksional ini adalah mahasiswa memahami ukuran
pemusatan dari sekompulan data menurut menurut prinsip statistika.
Adapaun yang menjadi Tujuan khusus yang hendak dicapai setelah
pembelajaran adalah mahasiswa dapat menentukan mean, median dan modus dari
sekumpulan data.
URAIAN MATERI
1. Pengertian
Pengukuran gejala pusat bertujuan memberikan gambaran secara umum
mengenai keadaan suatu nilai. Gejala pusat dalam statistik adalah membahasan
mengenai mean, median, modus, dan kuartal. .
27
Modul ini membahasa pokok bahasan mengenai Pengukuran Gejala Pusat,
yang di dalam nya akan dijelaskan tentang nilai rata-rata, median, modus, kuartil dari
suatu data baik tunggal maupun kelompokn. Untuk dapat memahami pembahasan
ini dengan mudah maka akan diberikan contoh-contoh penerapannya
Ukuran Gejala Pusat atau Ukuran Nilai Pusat kadang-kadang disebut juga
ukuran rata-rata (average), sinonim lain yang sering digunakan adalah ukuran
tendensi pusat (measure of central tendency), ukuran nilai pertengahan (measure of
central value), dan ukuran posisi pertengahan (measure of central position).
Pengertian dari kesemua istilah ini adalah suatu nilai yang dipandang representatif
yang dapat memberikan gambaran secara umum tentang keadaan nilai tersebut.
Nilai rata-rata tersebut memiliki kecenderungan yang terletak di tengah-tengah atau
pada pusat diantara data-data yang ada.
2. Ukuran Rata-Rata Dan Cara Penghitungannya
Secara sederhana ukuran rata-rata atau nilai rata-rata (Arithmetic Mean),
kadang disebut juga mean adalah nilai -nilai data kuantitatif yang dinyatakan dengan
xl, x2,.....xn, apabila dalam kumpulan data itu terdapat n buah nilai, simbol n juga
akan dipakai untuk menyatakan ukuran sampel, yakni banyak data yang diteliti
dalam sampel dengan simbol n dan dipakai untuk menyatakan populasi atau banyak
anggota terdapat dalam populasi. Ukuran rata-rata untuk data kuantitatif yang
terdapat dalam sebuah sampel dihitung dengan cara membagi jumlah nilai data
dengan banyak data.
3. Ukuran Gejala Pusat, dan Ukuran Gejala Letak
Ukuran gejala pusat merupakan ukuran data yang cenderung berada pada
pusat data (disekitar pertengahan). Ukuran gejala pusat meliputi rata-rata hitung
(rata-rata) dan modus. Adapun ukuran gejala letak merupakan ukuran data yang
menyatakan posisi data tertentu terhadap data lainnya setelah diurutkan. Ukuran
gejala letak terdiri dari median, kuartil, desil, dan persentil.
28
1) Rata-Rata Hitung
Rata-rata hitung data tanpa pengelompokan:
n
Xii = 1 x1 + x2 + x3 + ... + xn
Ẋ = ______________ = __________________n n
dengan Ẋ = rata-rata hitung (untuk parameter disimbolkan dengan ) dan n
= banyaknya data
Contoh :
Indeks prestasi 5 orang mahasiswa adalah sbb: 2,7; 3,2; 3; 2,4 dan 2,1
Maka rata-rata indeks prestasi ke 5 mahasiswa tersebut adalah:
2,7+ 3,2+ 3+2,4+ 2,1Ẋ = _________________ = 2,68
5a. Rata-rata hitung data yang dikelompokkan (metode kodifikasi)
Ẋ = Y0 + p _fi.ci dengan Y0 disebut Tanda Kelas
fi
Contoh tabel distribusi :
Nilai fi31 – 40 241 – 50 451 – 60 1061 – 70 1571 – 80 681 - 90 3
Cara menghitung rata-rata untuk data ini adalah sbb
1. Tentukan nilai tengah (Yi) masing-masing kelas interval,
2. Tentukan tanda kelas dan nilai kodenya (Ci)
Setelah itu masukan data seperti tabelnya berikut ini :
29
Nilai fi Yi Ci Fi.Ci
31 – 40 2 35.5 -3 -641 – 50 4 45.5 -2 -851 – 60 10 55.5 -1 -1061 – 70 15 65.5 0 071 – 80 6 75.5 1 681 - 90 3 85.5 2 6
40 -12
1) Rata-rata hitungnya adalah:- 12
Ẋ = 65.5 + 10 _____ = 62,540
Bagaimanakah cara mencari Modus (Mo) dari data ini ?
Modus adalah nilai yang sering muncul.Ada dua jenis modus:
a. Modus data dikelompokkan:
b1Mo = b + p ( ______)
b1 + b2
b = batas bawah kelas modus (kelas dengan frekuensi terbesar)
p = panjang kelas interval
b1= frekuensi kelas modus – frekuensi kelas interval sebelum kelas modus
b2= frekuensi kelas modus – frekuensi kelas interval setelah kelas modus
Contoh tabel distribusi sbb:
Nilai fi
31 – 40 2
41 – 50 4
51 – 60 10
61 – 70 15
30
71 – 80 6
81 - 90 3
b = 60.5; p = 10; b1= 15 – 10 = 5 dan b2 = 15 – 6 = 9 maka
5mo = 60.5 + 10 ( _______) = 61.6
5+9
2) Median (me)
Suatu nilai yang apabila semua data hasil pengamatan diurutkan maka 50%
data hasil pengamatan berada di atas dan di bawah nilai tersebut.
a. Median data tidak dikelompokkan:
Urutkan data, tentukan titik tengahnya ( jika data ganjil maka median tepat
pada satu data, jika data genap maka median terletak antara dua data dan
untuk menentukannya jumlahkan kedua data tersebut dan bagi dua)
Mean (Rata-Rata Hitung) dalah nilai rata-rata hitung dari kumpulan data
baik data tunggal maupun data kelompok.
Rata-rata disimbulkan dengan atau dibaca "eksban"
1. Mean Data Tunggal
Misal x1, x2, x3, .... xn merupakan n buah data dari data tunggal
dirumuskan :
Keterangan :
x = rata-rata
Σ = jumlah
n = banyaknya data
31
Diketahui data sbb: 5, 5, 6, 6, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9, 9, 11 ( n= 14)
Titik tengah terletak antara data ke7 dan data ke 8 (angka 6 dan 7) maka:
6 + 7Me = ______ = 6.5
2
Data : 5, 5, 6, 6, 6, 7, 7, 7, 7, 8, 8, 9, 9,11, 12 ( n = 15) median terletak pada
data ke 8 sehingga Me = 7
2. Mean Data Berkelompok
Contoh 1
Sekelompok anak terdiri dari 50 orang mempunyai tinggi badan rata-
rata 166 cm, 15 diantaranya mempunyai tinggi badan rata-rata 170
cm. Tinggi badan rata-rata 35 anak yang lain adalah ....
Jawab :
Rumus :
• Dengan metode titik tengah kelas
• Dengan metode simpangan rata-rata
32
• Dengan metode coding
Cara mencari media data kelompok
Median data dikelompokkan:
½ n - FMe = b + p ( ____________ )
FArti simbol:b = batas bawah kelas median
p = panjang kelas median
n = banyaknya data
F = jumlah seluruh frekuensi sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
Contoh tabel distribusi ( n = 40)
Nilai fi
31 – 40 2
41 – 50 4
51 – 60 10
61 – 70 15
71 – 80 6
81 - 90 3
Karena n = 40 maka kelas median terletak antara data ke 20 dan data ke 21
atau terletak pada kelas dengan interval 61 – 70, sehingga diperoleh
komponen-komponen:
33
b = 60.5; p = 10; n = 40; F = 16 dan f = 15
( ½.40) -16
Me = 60.5 + 10 ( ___________ ) = 63.2
15
LATIHAN
1. Jika Indeks prestasi 5 orang mahasiswa adalah sbb: 2,7; 3,2; 3; 2,4 dan
2,1, maka maka berapakah rata-rata indeks prestasi ke 5 mahasiswa
tersebut ?
2. Carilah modus dari data yang berikut sudah berurut: 6,5, 5, 7, 6, 6, 7, 8, 7,
7, 8, 11, 9, 9
3. Tentukanlah median dari data berikut ini!
5, 5, 6, 6, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9, 9, 11 ( n= 14)
RANGKUMAN
Setelah kita membahas modul tujuh ini kesimpulan yang dapat kita ambil
adalah bahwa pengukuran gejala pusat dapat memberikan gambaran
secara umum mengenai keadaan nilai tersebut. Nilai rata-rata tersebut
memiliki kecenderungan (tendensi) terletak di tengah-tengah atau pada
pusat diantara data-data yang ada. Pengukuran gejala pusat terbagi menjadi
mean, median, modus, dan kuartal. Modul ini menjelaskan perihal pokok
bahasan mengenai. Pengukuran Gejala pusat, yang di dalam nya di jelaskan
tentang nilai rata-rata, median, modus, kuartil dari data tunggal maupun data
kelompok.
TEST FORMATIF
1. Tentukan rataan hitung (mean) dari data berikut ini ( Teliti sampai satu decimal ):
a. 2, 3, 4, 5, 5, 6, 7, 8
b. 6, 5, 2, 3, 4, 4, 4, 6, 6, 7, 6
34
2. Nilai ulangan matematika dari 40 orang siswa telah dikelompokkan dalam
table berikut:
Nilai Frekuensi
52 – 58
59 – 65
66 – 72
73 – 79
80 – 86
87 – 93
94 - 100
2
4
5
15
7
4
3
Jumlah 40
Berdasarkan tabel diatas, tentukan rataannya!
3. Tentukan modus dari data berikut ini :
a) 2, 3, 4, 5, 5, 6, 7, 8.
b) 5, 6, 10, 5, 12, 7, 13, 5, 2, 5.
c) 8, 9, 7, 8, 5, 6, 9, 10, 7, 9, 9.
4. tentukanlah Mean dari data berikut ini
Data f xi fi . xi
21-25 2 23 46
26-30 8 28 224
31-35 9 33 297
36-40 6 38 228
41-45 3 43 129
46-50 2 48 96
Jumlah 30 1020
35
Petunjuk tentang cara memberi skor hasil tes dan menafsirkannya:
NO TIK JENISSOAL
NOMORSOAL
TINGKATKESUKARAN
BOBOT KET
1. Setelah mempelajari materiukuran pemusatan distribusifrekuensi maka, jika diberikanTabel Distribusi Frekuensi,mahasiswa Jurusan PBIsemester lima akan dapatmenghitung mean, minimal85% benar.
Uraian 1a Mudah 10% Median
2. Setelah mempelajari materiukuran pemusatan distribusifrekuensi maka, jika diberikanTabel Distribusi Frekuensi,mahasiswa Jurusan PBIsemester lima akan dapatmenghitung median minimal85% benar.
Uraian 1b Sedang 20% SimpanganKuartil
3. Setelah mempelajari materiukuran pemusatan distribusifrekuensi maka, jika diberikanTabel Distribusi Frekuensi,mahasiswa Jurusan PBIsemester lima akan dapatmenghitung modus minimal85% benar.
Uraian 3 Sukar 30% Kenormalandata
4. Jika diberikan serangkaiandata dari dua buah variabel,mahasiswa Jurusan PBIsemester lima akan dapatmenganalisis hubungan antarakedua variabel tersebut sertamengetahui pengaruh stauvariabel terhadap variabel lainminimal 85% benar
Uraian 24
SedangSedang
25%25%
KorelasiKoefisienDeterminasi
100%
KUNCI JAWABANKunci Jawaban Latihan
Soal satu
2,7+ 3,2+ 3+2,4+ 2,1Ẋ = _________________ = 2,68
5
36
Soal dua
modus (Mo) data tersebut adalah 7.
Soal tiga.
Titik tengah terletak antara data ke7 dan data ke 8 (angka 6 dan 7)
maka:
6 + 7
Me = ______ = 6.5
2
KUNCI JAWABAN TEST FORMATIF
SOAL 1.Penyelesaian
a. 2 + 3 + 4 + 5 + 5 + 6 +7 +8. = 40
Mean = 58
40
Jadi, mean dari soal diatas adalah 5.
b. 6 + 5 + 2 + 3 + 4 + 4 + 4 + 6 + 6 + 6 + 7 = 53.
Mean =11
53 = 4.8
Jadi, mean dari soal diatas adalah 4.8
SOAL 2 Penyelesaian:
Untuk mencari rataan hitung kita gunakan titik tengah (xi)
Nilai Titik Tengah (xi) fi xf ii
52 – 58
59 – 65
66 – 72
55
62
69
2
4
5
110
248
345
37
73 – 79
80 – 86
87 – 93
94 - 100
76
83
90
97
15
7
4
3
1.140
581
360
291
Jumlah 40 3.075
88.7640
075.31
fxf
xi
i
Jadi, rataan hitungnya adalah 76.88
SOAL 3 Penyelesaian:
a) 2, 3, 4, 5, 5, 6, 7, 8. Modusnya adalah 5.
b) 5, 6, 10, 5, 12, 7, 13, 5, 2, 5. Modusnya adalah 5.
c) 8, 9, 7, 8, 5, 6, 9, 10, 7, 9, 9. Modusnya adalah 9.
Soal 4. Mean dari data berikut adalah
Data f xi fi . xi
21-25 2 23 46
26-30 8 28 224
31-35 9 33 297
36-40 6 38 228
41-45 3 43 129
46-50 2 48 96
Jumlah 30 1020
38
Mean = ∑ (f . xi)———∑fi= 1020/30
= 34
PENUTUPUntuk mendapatkan informasi yang baik tentang materi yang diajarkankepada mahasiswa, maka perlu diketahui bagaimana kemampuanmahasiswa dalam menyelesaikan tes formatif, seh ingga kita mendapatkanfeedback.
GLOSARIUM
TIU : (Tujuan Instruksional Umum) Tujuan yang dirumuskan setelahmelakukan analisis kebutuhan, sehingga teridentifikasi kesenjangankompetensi dari yang diharapkan dan kenyataan yang ada pada pesertadidik.
TIK : (Tujuan Instruksional Khusus) Tujuan ini dirumuskan lebih operasionaldari TIU, karena tujuan ini operasional maka evaluasi hasil belajar harusberpedoman pada TIK ini.
Mean : Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa buah data. Nilai mean dapatditentukan dengan membagi jumlah data dengan banyaknya data.
Media : Median menentukan letak tengah data setelah data disusun menuruturutan nilainya. Bisa juga nilai tengah dari data-data yang terurut.Simbol untuk median adalah Me. Dengan median Me, maka 50% daribanyak data nilainya paling tinggi sama dengan Me, dan 50% dari banyakdata nilainya paling rendah sama dengan Me. Dalam mencari median,dibedakan untuk banyak data ganjil dan banyak datagenap. Untuk banyak data ganjil, setelah data disusun menurut nilainya,maka median Me adalah data yang terletak tepat di tengah
Modus : Modus adalah nilai yang sering muncul. Jika kita tertarik pada datafrekuensi, jumlah dari suatu nilai dari kumpulan data, maka kitamenggunakan modus. Modus sangat baik bila digunakan untuk data yangmemiliki sekala kategorik yaitu nominal atau ordinal.
39
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKASuparman Atwi, Nomida Diana, Situmorang Robinson, Rusmono, 2010, Disain
Pembelajaran (TP 502), Program Studi Teknologi Pendidikan PPs Universitas Negeri
Jakarta, Jakarta.
Suparman Atwi, 2010, Desain Instruksional, Cetakan kedua, Penerbit Universitas Terbuka,
Jakarta.
Situmorang R., 2010, Bahan Kuliah Disain Sistem Pembelajaran, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Jakarta.
LAMPIRAN
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
D. MELAKSANAKAN PENGUMPULAN DATA DAN ANALISISDATA DAN ONE-TO-ONE STUDENTS EVALUATION
MELAKSANAKAN PENGUMPULAN DATA
1. PESERTA DIDIK 1
Nama: Mahmud Ali
Domisili: Jl.Pemuda, no.20 Serang-Banten
Mewakili peserta didik berkemampuan tinggi (informasi dari wali kelas dan wali
akademik merujuk pada data tes penerimaan mahasiswa dan prestasi sehari-hari Ali
saat mengikuti kegiatan pembelajaran).
Kode responden: MA-02.1
Nomor Instrumen: 02.1/Peserta didik
EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN PESERTA DIDIK
Tanggal Evaluasi 16 Mei 2015
Kode Responden MA-02.1
No. Pertanyaan dan Jawaban
50
1. Apakah bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan mudah dipahami? Bahanpembelajaran ini mudah saya pahami. Tes yang diberikan dapat sayakerjakan sesuai waktu pengerjaan 60 menit.
2. Apakah bahan pembelajaran ini membuat anda lebih mudah memahami topik
yang diajarkan? Benar. Saya lebih mudah memahami topik yang
diajarkan setelah membaca bahan pembelajaran ini.
3. Apakah anda menemui kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan
dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini? Saya tidak menemui
kesulitan dalam memahami bahasa asing yang digunakan dalam
bahan pembelajaran ini.
4. Apakah anda menemui kesulitan dalam memahami istilah-istilah yang
digunakan dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini? Saya mudah
memahami istilah-istilah yang ada dalam bahan pembelajaran ini.
5. Apakah dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini terdapat banyak
contoh dan uraian? Contoh dan uraian cukup memberiberikan dalam
bahan pembelajaran ini sehingga saya dapat mempunyai
gambaran yang dimaksud oleh teori yang ada.
6. Apakah uraian dan contoh dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini
dapat memperjelas materi? Betul. Uraian dan contoh sangat
memperjelas materi yang diterangkan.
2. PESERTA DIDIK 2
Nama: Rina Melati
Domisili: Jl.Jend.sud.30 Banten
Mewakili peserta didik berkemampuan sedang (informasi dari wali kelas dan wali
akademik merujuk pada data tes penerimaan calon mahasiswa baru dan prestasi
sehari-hari Rina saat mengikuti kegiatan pembelajaran).
51
Kode responden: RM-02.2
Nomor Instrumen: 02.2/Peserta didik
EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN PESERTA DIDIK
Tanggal Evaluasi 16 Mei 2015
Kode Responden RM-02.2
No. Pertanyaan dan Jawaban
1. Apakah bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan mudah dipahami? Bahan
pembelajaran ini dengan mudah saya mengerti. Namun tes yang
diberikan terlalu banyak dengan waktu pengerjaan 60 menit terlalu
cepat. Saya belum selesai mengerjakan namun waktu sudah habis.
2. Apakah bahan pembelajaran ini membuat anda lebih mudah memahami topik
yang diajarkan? Benar. Saya lebih mudah memahami topik yang
diajarkan setelah membaca bahan pembelajaran ini.
3. Apakah anda menemui kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan
dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini? Saya menemukan
sedikit kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan.
4. Apakah anda menemui kesulitan dalam memahami istilah-istilah yang
digunakan dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini? Saya
menemukan dua istilah sulit yang ada dalam bahan pembelajaran ini.
5. Apakah dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini terdapat banyak
contoh dan uraian? Contoh dan uraian kurang banyak diberikan dalam
bahan pembelajaran ini sehingga saya dapat mempunyai gambaran
yang dimaksud oleh teori yang ada.
6. Apakah uraian dan contoh dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini
dapat memperjelas materi? Bagi saya, uraian dan contoh dapat
memperjelas materi yang diterangkan.
52
3. PESERTA DIDIK 3
Nama: Muhammad Fachri
Domisili: Cikeusal-Serang Banten
Mewakili peserta didik berkemampuan kurang (informasi dari wali kelas dan wali
wali murid).
Nomor Instrumen: 02.03/Peserta didik
EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN PESERTA DIDIK
Tanggal Evaluasi 16 Mei 2015
Kode Responden MF-02.3
No. Pertanyaan dan Jawaban
1. Apakah bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan mudah dipahami? Bahan
pembelajaran ini dapat saya mengerti. Namun tes yang
diberikan terlalu banyak dengan waktu pengerjaan 60 menit
terlalu cepat. Saya baru mengerjakan 4 soal namun waktu
sudah habis.
2. Apakah bahan pembelajaran ini membuat anda lebih mudah memahami topik
yang diajarkan? Saya lebih mudah memahami topik yang diajarkan
setelah membaca bahan pembelajaran ini.
3. Apakah anda menemui kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan
dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini? Kadang saya menemui
kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan dalam bahan
pembelajaran ini, kadang ada sedikit yang saya kurang mengerti, tapi
setelah saya baca sekali lagi akhirnya saya dapat memahaminya.
4. Apakah anda menemui kesulitan dalam memahami istilah-istilah yang
digunakan dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini? Banyak
istilah yang tidak dapat dapat memahami istilah-istilah yang ada
dalam bahan pembelajaran ini.
53
E. Analisis data One-to-one Peserta didik
Dari wawancara dengan peserta didik, siswa yang memiliki kemampuan tertinggi
mengatakan soal dapat dipahami dan dikerjakan sesuai dengan lama waktu yang
diberikan, sedangkan dua siswa lain ( memiliki kemampuan sedang dan rendah )
memberikan komentar bahwa mereka dapat mengerjakan soal, namun waktu selama
60 menit tidak cukup untuk menjawab 7 butir tes yang diberikan. Contoh-contoh dan
uraian kurang banyak, berapa istilah-istilah tidak dapat dipahami.
F. REVISI KETIGA BAHAN INSTRUKSIONAL SETELAH ONETO ONE STUDENT
KEGIATAN BELAJAR : TUJUHUkuran Pemusatan
PENDAHULUAN
Jihan dan 32 orang temannya adalah mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Jakarta
yang sedang mengikuti ujian semester? Setelah dosen memeriksa hasil ujian, ternyata nilai
mereka berbeda satu dengan yang lainnya. Dosen meminta Jihan untuk mencatat nilai
semua mahasiswa yang satu kelas denganya kedalam bentuk tabel. Setelah itu Dosen juga
meminta Jihan untuk membuat nilai rata-rata kelas, nilai mahasiswa yang tertinggi, nilai yang
sering muncul dan mahasiswa yang mendapat nilai ditengah-tengah
5. Apakah dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini terdapat banyak
contoh dan uraian? Contoh dan uraian kurang banyak diberikan dalam
bahan pembelajaran ini sehingga saya tidak dapat gambaran yang
mendalam dari apa yang dimaksud oleh teori yang ada.
6. Apakah uraian dan contoh dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini
dapat memperjelas materi? Uraian dan contoh dapat memperjelas materi
yang diterangkan.
54
Apa yang diminta oleh Dosen Kepada Jihan merupakan kegiatan statistik, tepatnya
pengukuran gejala pusat meliputi mean (rata-rata), median (nilai tengah ), modus(nilai yang
sering muncul)
RELEVANISI
Bila anda berkunjung ke bagian adminsitrasi kampus maka akan anda lihat
banyak data-data yang ditempel di di dinding berupa tabel mengenai jumlah
mahasiswa perempuan dan laki-laki, jumlah mahasiswa masing-masing program
studi, dan jumlah mahasiswa pada tiap semesternya, dan jumlah alumni. Bila nanti
anda menjadi dekan atau rektor suatu perguruan tinggi maka akan dapat inspirasi
dari catatan tersebut
TUJUAN
Secara umum tujuan Instruksional ini adalah mahasiswa memahami ukuran
pemusatan dari sekompulan data menurut menurut prinsip statistika.
Adapaun yang menjadi Tujuan khusus yang hendak dicapai setelah
pembelajaran adalah mahasiswa dapat menentukan mean, median dan modus dari
sekumpulan data.
URAIAN MATERI
Pengertian
Pengukuran gejala pusat bertujuan memberikan gambaran secara umum
mengenai keadaan suatu nilai. Gejala pusat dalam statistik adalah membahasan
mengenai mean, median, modus, dan kuartal. .
Modul ini membahasa pokok bahasan mengenai Pengukuran Gejala Pusat,
yang di dalam nya akan dijelaskan tentang nilai rata-rata, median, modus, kuartil dari
55
suatu data baik tunggal maupun kelompokn. Untuk dapat memahami pembahasan
ini dengan mudah maka akan diberikan contoh-contoh penerapannya
Ukuran Gejala Pusat atau Ukuran Nilai Pusat kadang-kadang disebut juga
ukuran rata-rata (average), sinonim lain yang sering digunakan adalah ukuran
tendensi pusat (measure of central tendency), ukuran nilai pertengahan (measure of
central value), dan ukuran posisi pertengahan (measure of central position).
Pengertian dari kesemua istilah ini adalah suatu nilai yang dipandang representatif
yang dapat memberikan gambaran secara umum tentang keadaan nilai tersebut.
Nilai rata-rata tersebut memiliki kecenderungan yang terletak di tengah-tengah atau
pada pusat diantara data-data yang ada.
4. Ukuran Rata-Rata Dan Cara Penghitungannya
Secara sederhana ukuran rata-rata atau nilai rata-rata (Arithmetic Mean),
kadang disebut juga mean adalah nilai -nilai data kuantitatif yang dinyatakan dengan
xl, x2,.....xn, apabila dalam kumpulan data itu terdapat n buah nilai, simbol n juga
akan dipakai untuk menyatakan ukuran sampel, yakni banyak data yang diteliti
dalam sampel dengan simbol n dan dipakai untuk menyatakan populasi atau banyak
anggota terdapat dalam populasi. Ukuran rata-rata untuk data kuantitatif yang
terdapat dalam sebuah sampel dihitung dengan cara membagi jumlah nilai data
dengan banyak data.
5. Ukuran Gejala Pusat, dan Ukuran Gejala Letak
Ukuran gejala pusat merupakan ukuran data yang cenderung berada pada
pusat data (disekitar pertengahan). Ukuran gejala pusat meliputi rata-rata hitung
(rata-rata) dan modus. Adapun ukuran gejala letak merupakan ukuran data yang
menyatakan posisi data tertentu terhadap data lainnya setelah diurutkan. Ukuran
gejala letak terdiri dari median, kuartil, desil, dan persentil.
56
3) Rata-Rata Hitung
Rata-rata hitung data tanpa pengelompokan:
n
Xii = 1 x1 + x2 + x3 + ... + xn
Ẋ = ______________ = __________________n n
dengan Ẋ = rata-rata hitung (untuk parameter disimbolkan dengan ) dan n
= banyaknya data
Contoh :
Indeks prestasi 5 orang mahasiswa adalah sbb: 2,7; 3,2; 3; 2,4 dan 2,1
Maka rata-rata indeks prestasi ke 5 mahasiswa tersebut adalah:
2,7+ 3,2+ 3+2,4+ 2,1Ẋ = _________________ = 2,68
5b. Rata-rata hitung data yang dikelompokkan (metode kodifikasi)
Ẋ = Y0 + p _fi.ci dengan Y0 disebut Tanda Kelas
fi
Contoh tabel distribusi :
Nilai fi31 – 40 241 – 50 451 – 60 1061 – 70 1571 – 80 681 - 90 3
57
Cara menghitung rata-rata untuk data ini adalah sbb
1. Tentukan nilai tengah (Yi) masing-masing kelas interval,
2. Tentukan tanda kelas dan nilai kodenya (Ci)
Setelah itu masukan data seperti tabelnya berikut ini :
Nilai fi Yi Ci Fi.Ci
31 – 40 2 35.5 -3 -641 – 50 4 45.5 -2 -851 – 60 10 55.5 -1 -1061 – 70 15 65.5 0 071 – 80 6 75.5 1 681 - 90 3 85.5 2 6
40 -12
1) Rata-rata hitungnya adalah:- 12
Ẋ = 65.5 + 10 _____ = 62,540
Bagaimanakah cara mencari Modus (Mo) dari data ini ?
Modus adalah nilai yang sering muncul.Ada dua jenis modus:
b. Modus data tidak dikelompokkan :cara menari modus pada data ini
a) Urutkan data dari yang terkecil hingga terbesar (optional)
b) Tentukan nilai yang paling banyak muncul
c) Nilai modus mungkin lebih dari satu.
Contoh data yang sudah berurut: 5, 5, 6, 6, 6, 7, 7, 7, 7, 8, 8, 9, 9, 11 maka
modus (Mo) data tersebut adalah 7.
c. Modus data dikelompokkan:
b1Mo = b + p ( ______)
b1 + b2
b = batas bawah kelas modus (kelas dengan frekuensi terbesar)
p = panjang kelas interval
58
b1= frekuensi kelas modus – frekuensi kelas interval sebelum kelas modus
b2= frekuensi kelas modus – frekuensi kelas interval setelah kelas modus
Contoh tabel distribusi sbb:
Nilai fi
31 – 40 2
41 – 50 4
51 – 60 10
61 – 70 15
71 – 80 6
81 - 90 3
b = 60.5; p = 10; b1= 15 – 10 = 5 dan b2 = 15 – 6 = 9 maka
5mo = 60.5 + 10 ( _______) = 61.6
5+9
4) Median (me)
b. Suatu nilai yang apabila semua data hasil pengamatan diurutkan maka
50%
data hasil pengamatan berada di atas dan di bawah nilai tersebut.
c. Median data tidak dikelompokkan:
Urutkan data, tentukan titik tengahnya ( jika data ganjil maka median tepat
pada satu data, jika data genap maka median terletak antara dua data dan
untuk menentukannya jumlahkan kedua data tersebut dan bagi dua)
Mean (Rata-Rata Hitung) dalah nilai rata-rata hitung dari kumpulan data
baik data tunggal maupun data kelompok.
59
Rata-rata disimbulkan dengan atau dibaca "eksban"
1. Mean Data Tunggal
Misal x1, x2, x3, .... xn merupakan n buah data dari data tunggal
dirumuskan :
Keterangan :
x = rata-rata
Σ = jumlah
n = banyaknya data
Contoh soal :
Nilai rata-rata ulangan matematika dari kelas 3A, 3B, dan 3C adalah masing-
masing 6, 7, 8. Jumlah siswa kelas 3A adalah 25, jumlah siswa kelas 3B
adalah 30 dan jumlah siswa kelas 3C adalah 45. Nilai rata-rata ketiga kelas
tersebut adalah
Jawab :
Diketahui data sbb: 5, 5, 6, 6, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9, 9, 11 ( n= 14)
Titik tengah terletak antara data ke7 dan data ke 8 (angka 6 dan 7) maka:
6 + 7Me = ______ = 6.5
2
60
Data : 5, 5, 6, 6, 6, 7, 7, 7, 7, 8, 8, 9, 9,11, 12 ( n = 15) median terletak pada
data ke 8 sehingga Me = 7
2. Mean Data Berkelompok
Contoh 1
Sekelompok anak terdiri dari 50 orang mempunyai tinggi badan rata-
rata 166 cm, 15 diantaranya mempunyai tinggi badan rata-rata 170
cm. Tinggi badan rata-rata 35 anak yang lain adalah ....
Jawab :
Rumus :
• Dengan metode titik tengah kelas
• Dengan metode simpangan rata-rata
• Dengan metode coding
Contoh 2:
Misalkan kita ingin mengetahui rata-rata tinggi badan siswa di suatu kelas.Kita bisa mengambil sampel misalnya sebanyak 10 siswa dan kemudiandiukur tinggi badannya. Dari hasil pengukuran diperoleh data tinggi badankesepuluh siswa tersebut dalam ukuran sentimeter (cm) sebagai berikut.
172, 167, 180, 170, 169, 160, 175, 165, 173, 170
61
Dari data di atas dapat dihitung rata-rata dengan menggunakan rumus rata-rata :
Sehingga
Dari hasil penghitungan, bisa diambil kesimpulan bahwa rata-rata tinggi
badan siswa di kelas tersebut adalah 170,1 cm.
Cara mencari media data kelompok
Median data dikelompokkan:
½ n - FMe = b + p ( ____________ )
FArti simbol:b = batas bawah kelas median
p = panjang kelas median
n = banyaknya data
F = jumlah seluruh frekuensi sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
Contoh tabel distribusi ( n = 40)
Nilai fi
31 – 40 2
41 – 50 4
51 – 60 10
61 – 70 15
62
71 – 80 6
81 - 90 3
Karena n = 40 maka kelas median terletak antara data ke 20 dan data ke 21
atau terletak pada kelas dengan interval 61 – 70, sehingga diperoleh
komponen-komponen:
b = 60.5; p = 10; n = 40; F = 16 dan f = 15
( ½.40) -16
Me = 60.5 + 10 ( ___________ ) = 63.2
15
LATIHAN
4. Jika Indeks prestasi 5 orang mahasiswa adalah sbb: 2,7; 3,2; 3; 2,4 dan 2,1,
maka maka berapakah rata-rata indeks prestasi ke 5 mahasiswa tersebut ?
5. Carilah modus dari data yang berikut sudah berurut: 6,5, 5, 7, 6, 6, 7, 8, 7, 7, 8,
11, 9, 9
6. Tentukanlah median dari data berikut ini!
5, 5, 6, 6, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9, 9, 11 ( n= 14)
RANGKUMAN
Setelah kita membahas modul tujuh ini kesimpulan yang dapat kita ambil
adalah bahwa pengukuran gejala pusat dapat memberikan gambaran secara
umum mengenai keadaan nilai tersebut. Nilai rata-rata tersebut memiliki
kecenderungan (tendensi) terletak di tengah-tengah atau pada pusat diantara
data-data yang ada. Pengukuran gejala pusat terbagi menjadi mean, median,
modus, dan kuartal. Modul ini menjelaskan perihal pokok bahasan mengenai.
Pengukuran Gejala pusat, yang di dalam nya di jelaskan tentang nilai rata-rata,
median, modus, kuartil dari data tunggal maupun data kelompok.
63
TEST FORMATIF
3. Tentukan rataan hitung (mean) dari data berikut ini ( Teliti sampai satu decimal ):
a. 2, 3, 4, 5, 5, 6, 7, 8
b. 6, 5, 2, 3, 4, 4, 4, 6, 6, 7, 6
4. Nilai ulangan matematika dari 40 orang siswa telah dikelompokkan dalam
table berikut:
Nilai Frekuensi
52 – 58
59 – 65
66 – 72
73 – 79
80 – 86
87 – 93
94 - 100
2
4
5
15
7
4
3
Jumlah 40
Berdasarkan tabel diatas, tentukan rataannya!
3. Tentukan modus dari data berikut ini :
d) 2, 3, 4, 5, 5, 6, 7, 8.
e) 5, 6, 10, 5, 12, 7, 13, 5, 2, 5.
f) 8, 9, 7, 8, 5, 6, 9, 10, 7, 9, 9.
4. tentukanlah Mean dari data berikut ini
Data f xi fi . xi
21-25 2 23 46
26-30 8 28 224
31-35 9 33 297
36-40 6 38 228
64
41-45 3 43 129
46-50 2 48 96
Jumlah 30 1020
Petunjuk tentang cara memberi skor hasil tes dan menafsirkannya:
NO TIK JENISSOAL
NOMORSOAL
TINGKATKESUKARAN
BOBOT KETERANGAN
1. Setelah mempelajari materiukuran pemusatan distribusifrekuensi maka, jikadiberikan Tabel DistribusiFrekuensi, mahasiswaJurusan PBI semester limaakan dapat menghitungmean, minimal 85% benar.
Uraian 1a Mudah 10% Median
2. Setelah mempelajari materiukuran pemusatan distribusifrekuensi maka, jikadiberikan Tabel DistribusiFrekuensi, mahasiswaJurusan PBI semester limaakan dapat menghitungmedian minimal 85% benar.
Uraian 1b Sedang 20% SimpanganKuartil
3. Setelah mempelajari materiukuran pemusatan distribusifrekuensi maka, jikadiberikan Tabel DistribusiFrekuensi, mahasiswaJurusan PBI semester limaakan dapat menghitungmodus minimal 85% benar.
Uraian 3 Sukar 30% Kenormalandata
4. Jika diberikan serangkaiandata dari dua buah variabel,mahasiswa Jurusan PBIsemester lima akan dapatmenganalisis hubunganantara kedua variabeltersebut serta mengetahuipengaruh stau variabelterhadap variabel lainminimal 85% benar
Uraian 24
SedangSedang
25%25%
KorelasiKoefisienDeterminasi
100%
65
KUNCI JAWABANKunci Jawaban Latihan
Soal satu
2,7+ 3,2+ 3+2,4+ 2,1
Ẋ = _________________ = 2,68
5
Soal dua
modus (Mo) data tersebut adalah 7.
Soal tiga.
Titik tengah terletak antara data ke7 dan data ke 8 (angka 6 dan 7)
maka:
6 + 7
Me = ______ = 6.5
2
KUNCI JAWABAN TEST FORMATIF
SOAL 1.Penyelesaian
c. 2 + 3 + 4 + 5 + 5 + 6 +7 +8. = 40
Mean = 58
40
Jadi, mean dari soal diatas adalah 5.
d. 6 + 5 + 2 + 3 + 4 + 4 + 4 + 6 + 6 + 6 + 7 = 53.
Mean =11
53 = 4.8
Jadi, mean dari soal diatas adalah 4.8
66
SOAL 2 Penyelesaian:
Untuk mencari rataan hitung kita gunakan titik tengah (xi)
Nilai Titik Tengah (xi) fi xf ii
52 – 58
59 – 65
66 – 72
73 – 79
80 – 86
87 – 93
94 - 100
55
62
69
76
83
90
97
2
4
5
15
7
4
3
110
248
345
1.140
581
360
291
Jumlah 40 3.075
88.7640
075.31
fxf
xi
i
Jadi, rataan hitungnya adalah 76.88
SOAL 3 Penyelesaian:
d) 2, 3, 4, 5, 5, 6, 7, 8. Modusnya adalah 5.
e) 5, 6, 10, 5, 12, 7, 13, 5, 2, 5. Modusnya adalah 5.
f) 8, 9, 7, 8, 5, 6, 9, 10, 7, 9, 9. Modusnya adalah 9.
Soal 4. Mean dari data berikut adalah
Data f xi fi . xi
21-25 2 23 46
26-30 8 28 224
67
31-35 9 33 297
36-40 6 38 228
41-45 3 43 129
46-50 2 48 96
Jumlah 30 1020
Mean = ∑ (f . xi)
———
∑fi
= 1020/30
= 34
PENUTUPUntuk mendapatkan informasi yang baik tentang materi yang diajarkankepada mahasiswa, maka perlu diketahui bagaimana kemampuanmahasiswa dalam menyelesaikan tes formatif, seh ingga kita mendapatkanfeedback.
GLOSARIUM
TIU : (Tujuan Instruksional Umum) Tujuan yang dirumuskansetelah melakukan analisis kebutuhan, sehinggateridentifikasi kesenjangan kompetensi dari yangdiharapkan dan kenyataan yang ada pada peserta didik.
TIK : (Tujuan Instruksional Khusus) Tujuan ini dirumuskan lebihoperasional dari TIU, karena tujuan ini operasional makaevaluasi hasil belajar harus berpedoman pada TIK ini.
Mean : Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa buah data. Nilaimean dapat ditentukan dengan membagi jumlah datadengan banyaknya data.
Media : Median menentukan letak tengah data setelah data disusunmenurut urutan nilainya. Bisa juga nilai tengah dari data-data yang terurut. Simbol untuk median adalah Me. Denganmedian Me, maka 50% dari banyak data nilainya paling
68
DAFTAR PUSTAKA
tinggi sama dengan Me, dan 50% dari banyak data nilainyapaling rendah sama dengan Me. Dalam mencari median,dibedakan untuk banyak data ganjil dan banyak datagenap. Untuk banyak data ganjil, setelah data disusunmenurut nilainya, maka median Me adalah data yangterletak tepat di tengah
Modus : Modus adalah nilai yang sering muncul. Jika kita tertarikpada data frekuensi, jumlah dari suatu nilai dari kumpulandata, maka kita menggunakan modus. Modus sangat baikbila digunakan untuk data yang memiliki sekala kategorikyaitu nominal atau ordinal.
DAFTAR PUSTAKASuparman Atwi, Nomida Diana, Situmorang Robinson, Rusmono, 2010, Disain
Pembelajaran (TP 502), Program Studi Teknologi Pendidikan PPs Universitas Negeri
Jakarta, Jakarta.
Suparman Atwi, 2010, Desain Instruksional, Cetakan kedua, Penerbit Universitas Terbuka,
Jakarta.
Situmorang R., 2010, Bahan Kuliah Disain Sistem Pembelajaran, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Jakarta.
69
LAMPIRAN
LAMPIRAN
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
Tugas Individual 7. Tugas tujuh ini terdiri dari dua point penting yaitu
a. Menulis rencana pengumpulan data small-group evaluation atau field try
b. Menulis cara merevisi bahan instruksional menjadi draft keempat.
jawaban
A. Rencana Pengumpulan Data Small-Group Evaluation atau field try
Rencana dari suatu evaluasi ini untuk mengidentifikasi kekurangan kegiatan instruksional
setelah direvisi berdasarkan evaluasi satu-satu, baik oleh pakar maupun oleh peserta
didik. Informasi yang diharapkan bukan saja tentang kualitas bahan instruksional,
melainkan juga proses instruksional.
Dalam kegiatan ini dilakukan terhadap 8-20 mahasiswa, tidak termasuk mereka yang
sudah diuji pada one to one student.
Secara umum langkah-langkah yang harus ditempuh untuk rencana pengumpulan data
Small group Evaluation yaitu :
a. Melakukan tes awal untuk mengetahui kompetensi awal peserta didik dengan
mengacu pada tujuan instruksional.
b. Mengumpulkan peserta yang menjadi sampel di suatu ruangan dan menjelaskan
maksud evaluasi ini, yaitu untuk mendapatkan umpan balik dalam rangka merevisi
produk instruksional tersebut.
c. Menjelaskan kegiatan instruksional yang akan dilakukan dan mendorong peserta
didik untuk memberi komentar dengan leluasa setiap saat, selama dan setelah
TUGAS INDIVIDUAL 7
80
kegiatan tersebut berlangsung. Komentar yang diharapkan mengenai kualitas
produk instruksional. Baik yang menyangkut bahan instruksional maupun dan
proses instruksional.
d. Melaksanakan kegiatan instruksional dengan menggunakan dan membagikan
kepada peserta didik bahan instruksional yang diproduksi dan telah direvisi
berdasarkan review dan evaluasi satu-satu.
e. Menyelenggarakan tes akhir dengan menggunakan tes yang sama atau setara
dengan tes yang digunakan pada tes akhir.
f. Membagikan kuesioner yang telah disusun sebelumnya untuk mendapatkan
penilaian peserta mengenai kualitas bahan instruksional.
g. Menyelenggarakan wawancara dengan beberapa peserta didik untuk
mendapatkan penilaian dan komentar lebih dalam tentang kualitas bahan
instruksional dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
h. Mencatat komentar peserta terhadap proses instruksional dan bahan instruksional
serta komentar mengenai tes yang digunakan, khususnya tentang berbagai
informasi sebagai berikut :
1. Tentang kemampuan pemahaman peserta didik
2. Tentang ketertarikan dan sistimatisan kegiatan instruksional.
3. Mempertanyakan materi yang sulit dipahami dan alasannya.
4. Materi sudah cukup bagus dan durasi waktu mencukupi.
5. Ilustrasi/gambar/grafik yang membantu atau malah mengganggu.
81
6. Keterukuran tes formatif pada kepetensi yang dituju.
7. Reliability antara bahan ajar dan tes.
8. Relevansi antara butir tes dengan bahan ajar
9. Sikap peserta didik dalam penyelenggaraan kegiatan instruksional.
i. Menggunakan hasil evaluasi kelompok kecil untuk merevisi produk instruksional.
Kegiatan revisi ini harus dilakukan oleh pendesain instruksional dengan cermat
agar seluruh masukan dari proses evaluasi kelompok kecil terakomodasi, tidak ada
yang terabaikan. Kesungguhan dalam menggunakan hasil evaluasi ini bukan saja
secara teknis sangat diperlukan agar diperoleh data dan informasi yang akurat,
tetapi secara etika, evaluasi harus dilakukan agar semua data dan informasi yang
berhasil dikumpulkan dianalisis dengan objektif, jujur, dan akuntabel
B. Cara Merevisi Bahan Instruksional Keempat
Menganalisis Data dan Merevisi Produk Instruksional
1. Menganalisis data dan merevisi produk instruksional berdasarkan evaluasi One-
to-One oleh para pakar.
a. Menginterpretasikan hasil wawancara
Pada saat pelaksanaan wawancara dengan para pakar, telah dibuat
rekaman dan transkrip tertulis yang selanjutnya diinterpretasikan oleh
peneliti.
b. Mengkonfirmasikan interpretasi peneliti kepada setiap pakar untuk
menjamin kebenaran dan keakuratan interpretasi tersebui.
c. Menyimpulkan hasil wawancara dengan semua pakar dengan fokus
rekomendasi tentang perbaikan yang harus dilakukan pada bahan
82
instruksional.
d. Merevisi bahan instruksional berdasarkan rekomendasi.
2. Menganalisis data dan merevisi produk instruksional berdasarkan evaluasi One-
to-One oleh para peserta didik
a. Data dan informasi tentang hasil tes awal dan tes akhir, motivasi belajar,
pemahaman bagian materi tertentu, komentar dan keluhan tentang bagian
tertentu dari bahan instruksional termasuk isi, kualitas tes, dan tampilan
fisik dianalisis dan ditaisirkan menjadi rekomendasi untuk revisi.
b. Melakukan revisi berdasarkan rekomendasi evaluasi.
83
Tugas Individual 8
Menulis cara menyusun laporan Small-group evaluation.
Jawab:
Cara menyusun Laporan Small-group evaluation
Evaluasi formatif pada tahap small-group evaluation telah dilaksanakan dan
hasilnya akan digunakan oleh desainer pembelajaran untuk merevisi draft empat.
Format laporan tersebut sama dengan format laporan penelitian pada umumnya. Isi
pokok yang harus ada dalam laporan tersebut adalah:
1. Deskripsi tentang proses tahapan small-group evaluation serta temuan pada
tahap small-group evaluation tersebut.
2. Cara penggunaan temuan pada tahap small-group evaluation dalam merevisi
bahan pembelajaran.
3. Hasil revisi bahan pembelajaran dalam bentuk fisik setelah direvisi pada tahap
small-group evaluation yang merupakan draft empat.
Secara detail dapat digambarkan sebagai berikut
I. Pendahuluan
A. Gambaran umum tentang mall-group evaluation
B. Maksud dan tujuan
C. Definisi Konsep
D. Tinjauan Laporan
II. Dasar Pengembangan Small Group
A. Deskripsi singkat tentang temuan one-to-one evaluation dengan expert
B. Deskripsi singkat tentang temuan one-to-one evaluation dengan students
C. Produk hasil Evaluasi one to one dengan Expert
D. Produk hasil Evaluasi one to one dengan Student
E. Rekomendasi one to one evaluation
TUGAS INDIVIDUAL 8
84
III. Small-Group Evaluation
A. Deskripsi tentang proses tahap small-group evaluation
B. Temuan small-group evaluation
C. Revisi bahan pembelajaran
D. Pemanfaatan Revisi bahan pembelajaran
IV. Kesimpulan dan Rekomendasi
V. Daftar Pustaka
VI. Lampiran-lampiran
PSI-Resume Buku- 2015 1
Pengantar
Secara umum buku ini membahas model desain instruksional model Dick & Carey.
Desain dimulai dengan mengidentifikasi instruksional tujuan menggunakan analisis
front-end,melakukan analisis tujuan,mengidentifikasi subordinasi dan
masuk,keterampilan, menganalisis peserta didik dan konteks,menulis tujuan kinerja,
mengembangkan instrumen penilaian,mengembangkan strategi instruksional,
mengembangkan bahan ajar,merancang dan melaksanakan evalutations formatif,
merevisi bahan ajar,terakhir merancang dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Perancangan pembelajaran menurut pendekatan sistem model yang dikembangkan
oleh Walter Dick dan Lou Carey ada kemiripan dengan model Kemp. Hanya saja
model Kemp dapat dilakukan tidak secara berurutan. Di samping itu, model Dick dan
Carey memiliki komponen melaksanakan analisis pembelajaran yang akan dilewati
pada proses pengembangan dan perencanaan tersebut. Berikut gambar model
pengembangan oleh Dick dan Carey.
Tugas 1-Buku 1 (Pembahasan Bab 9, 10, 11, Dan 12.The SystematicDesign of Instruction.7th- Dick,Walter., Carey, Lou., and Carey, James O. (2009). Ed. NewJersey: Pearson
PSI-Resume Buku- 2015 2
Bab 9: Mengembangkan Dan Memilih Material Pembelajaran.
Latar Belakang
Kegiatan mendesain pengembangan materi pembelajaran sangat penting, karena
pencapaian tujuan yang di tetapkan terinci pada materi pembelajaran. Meskipun begitu
tidak berarti mengesampingkan unsur-unsur lainnyatermasuk siswa, metode, maupun
penilaian. Oleh karena itu pengembangan bahan pembelajaran sebaiknyamelibatkan
pusat sumber belajar baik yang didesain maupun yang tidak didesain. Sehingga
sebagai desainerbahan pembelajaran jangan tergantung pada buku teks saja tetapi
memanfaatkan sumber bahan pembelajaran
Konsep Pengembangan
Sistem Penyampaian dan Pemilihan Material
Pada titik ini dalam proses desain instruksional, sebuah sistem pengiriman ditentukan
dan strategi pengajarantelah dikembangkan, termasuk pengelompokan dan
pengurutan, komponen pembelajaran, pengelompokan siswa, dan tentatif pilihan
media. ada 3 faktor cara pemilihan media yaitu: (1) ketersediaan bahan pembelajaran
yang ada, (2) dapat di implementasikan dan diproduksi, (3) memberi kemudahan pada
instruktur
Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran
Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran
1) Meninjau strategi pengajaran untuk setiap tujuan dalam setiap pelajaran.
2) Survei literatur dan bertanya kepada ahli bidang study untuk menentukan
bahan pengajaranapa yang sudah tersedia.
3) Pertimbangkan bagaimana Anda dapat mengadopsi atau mengadaptasi bahan-
bahan yangtersedia.
4) Menentukan apakah bahan-bahan baru harus dirancang. Jika demikian,
lanjutkan ke langkah Jika tidak, mulai mengatur dan menyesuaikan bahan-
bahan yang tersedia, dengan menggunakan strategi pengajaran sebagai
panduan.
5) Periksa analisis peserta didik dan untuk setiap pelajaran, mempertimbangkan
peran instrukturdalam memfasilitasi instruksi dan menentukan sejauh mana
Anda ingin instruksi untuk diri sendiri atau kelompok-berjalan mondar-mandir.
PSI-Resume Buku- 2015 3
6) Periksa analisis konteks pembelajaran dan asumsi-asumsi Anda tentang
sumber daya yangtersedia untuk mengembangkan bahan. Mempertimbangkan
kembali sistem penyampaian danmedia yang dipilih untuk mempresentasikan
bahan-bahan, untuk memantau praktik danumpan balik, untuk mengevaluasi,
dan untuk meningkatkan memori pelajar dan transfer.
7) Rencana dan menulis bahan-bahan pengajaran berdasarkan strategi pengajaran
dalam bentuk draf.
8) Periksa setiap selesai pelajaran atau sesi belajar untuk kejelasan dan aliran ide.
9) Menggunakan satu unit instruksional yang lengkap, tulis instruksi yang
menyertainya untukmembimbing para siswa melalui kegiatan jika diperlukan.
10) Menggunakan bahan-bahan yang dikembangkan di pertama ini tidak mahal,
konsep kasar,mulai kegiatan evaluasi.
11) Anda mungkin juga mengembangkan bahan-bahan untuk instruktur manual
saat Anda pergi bersama-sama
Bab 10 : Mendisain dan melakukan Evaluasi Formativ
Latar Belakang
Evaluasi formatif adalah pengumpulan data dan informasi selama pengembangan
instruksi yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas instruksi. Evaluasi
formatif awalnya digunakan sebagai proses untukmeningkatkan instruksi setelah draft
pertama pengajaran dikembangkan. Desainer berpengalaman,bagaimanapun,
menemukan bahwa lebih baik untuk mencoba komponen awal dari proses desain,
sehingga menghindari banyak masalah yang akan tidak dapat ditemukan sampai
setelah rancangan instruksi itu selesai
Konsep Pengembangan
Evaluasi formatif adalah proses perancangan untuk memperoleh data yang dapat
digunakan untuk meninjau kembali instruksi agar lebih efisien dan efektif. Penekanan
dalam evaluasi formatif adalah pada pengumpulandan analisis dan revisi dari
instruksi.Ada tiga fase dasar evaluasi formatif. Yang pertama adalah evaluasi
perorangan, evaluasi kelompok kecil dan uji lapangan. Sebelum ini dilaksanakan
PSI-Resume Buku- 2015 4
didahului oleh tinjauan ulang dari ahli yang tidak terlibat tidak langsung tetapi
mempunyai keahlian yang relevan
Merancang Evaluasi Formatif
Kerangka acuan apa yang dapat Anda gunakan untuk merancang evaluasi formatif?
Dengan mengingat bahwatujuan evaluasi formatif adalah untuk menunjukkan
kesalahan-kesalahan tertentu dalam bahan-bahan untuk mengoreksi mereka, termasuk
desain evaluasi instrumen, prosedur, dan kebutuhan personil untuk menghasilkan
informasi tentang lokasi dan alasan untuk setiap masalah
Ada lima bidang pertanyaan yang digunakan untuk mengevaluasi bahan.
1) Apakah bahan sudah sesuai untuk jenis hasil belajar yang diharapkan ?
2) Apakah bahan sudah memadai termasuk instruksi pada bawahan keterampilan?
3) Apakah bahan sudah jelas dan mudah dipahami ?
4) Berapakah nilai motivasi material untuk peserta didik ?
5) Bahan-bahan yang dapat dikelola secara efisien dengan cara mereka dimediasi
Peranan Tenaga Ahli dalam Evaluasi Formatif
Selain adanya data evaluasi dari pembelajar perlu juga melihat analisi dari seorang
ahli. Ketika draf desain selesai terkadang desain tidak bisa melihat permasalahan yang
ada. Resensi atau pendapat dari tenaga ahli perlu dipertimbangkan untuk perbaikan
dan perubahan pada draf pertama desain. Terutama dalam strategi belajar, tipe belajar
dan ketetapatan bahan yang akan digunakan dalam desain pembelajaran
Evaluasi Perorangan
Tujuan evaluasi formatif perorangan adalah untuk mengidentifikasi dan menghapus
kesalahan yang mencolok dalam pengajaran. Evaluasi ini melibatkan 3 atau lebih
peserta didik yang berinteraksi langsung dengan desainer. Ada tiga kriteria utama dan
dalam evaluasi perorangan ini yaitu : Kejelasan, Dampak dan Kelayakan
Ada beberapa pertimbangan dalam melakukan evaluasi perorangan yaitu
1) Memilih Peserta didik
Penentuan pelajar yang dilibatkan dalam evaluasi perorangan harus mewakili populasi
target, baik segi kemampuan maupun karakteristik lainnya. Misal dari segi
PSI-Resume Buku- 2015 5
kemampuan, dipilih yang diatas rata-rata, rata-rata dan di bawah rata-rata. Dilihat dari
motivasi, dipilih yang motivasi positif, netral dan negatif, Atau kalau itu bukan pelajar
bisa dipilih berdasarkan pengalaman, diatas sepuluh tahun, dua sampai lima tahun dan
yang baru
2) Pendataan
Data pendataan atau pengambilan informasi dati evaluasi perorangan seperti diatas,
yaitu : kejelasan, dampak dan kelayakan.
a. Kejelasan
Untuk kejelasan instruksi, ada tiga kategori utama dari informasi yaitu pesan, link, dan
prosedur. Kategori pertama, pesan, meliputi: kosakata, kalimat kompleksitas, dan
struktur pesan.. Kategori kedua, link, bagaimanapesan dasar dirancang mencakup
konteks, contoh, analogi, ilustrasi, demonstrasi, dan sebagainya. Katagoriketiga,
prosedur, mengacu pada instruksi karakteristik seperti urutan, ukuran segmen yang
disajikan, transisiantara segmen, kecepatan, dan variasi yang dibangun ke dalam
presentasi. Ini akan berpengaruh kepada
motivasi dan kecepatan dalam pembelajaran
b. Dampak
Berkaitan dengan sikap pelajar tentang instruksi pada pencapaian tujuan-tujuan
tertentu. Terkait dengan sikap,(1) secara pribadi relevan dengan dia atau dia, (2)
accomplishable dengan usaha yang wajar, dan (3) menarikdan memuaskan untuk
pengalaman
c. Kelayakan
Berkaitan dengan pertimbangan orientasi manajemen yang dapat diperiksa selama
evaluasi sidang.Pertimbangan kelayakan termasuk kemampuan belajar, media
pengajaran, dan pengajaran lingkungan.
PSI-Resume Buku- 2015 6
3) Prosedur
Prosedur yang khas dalam evaluasi perorangan adalah untuk menjelaskan kepada para
pelajar tentang bahan pembelajaran. Reaksi pembelajar terhadap materi, mengetahui
kekurangan materi, mengerjakan soal-soal,mencatat waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan materi. Pebelaajar akan menemukan kesalahan ketik,kelalaian konten,
halaman yang hilang, grafik yang berlabel tidak tepat, tidak sesuai link di halaman web
mereka, dan jenis lainnya. Kesulitan memahami urutan belajar, konsep belajar, dan
soal-soal yang diberikan
4) Penilaian dan Kuesioner
Setelah siswa telah menyelesaikan instruksi dalam evaluasi perorangan, mereka
mengerjakan posttest dan
kuesioner sikap dengan cara yang sama. Desainer akan menemukan tidak hanya
kesalahan, tetapi juga kenapa
terjadi kesalahan. Informasi ini dapat sangat membantu selama proses revisi. Proses
untuk mengevaluasi kinerja,
produk, dan sikap dan pada akhirnya untuk merevisi pembelajaran termasuk butir-butir
soal yang ada.
5) Belajar Sisa
Salah satu kepentingan desainer selama evaluasi perorangan adalah untuk menentukan
jumlah waktu yangdiperlukan bagi pelajar untuk menyelesaikan instruksi.
6) Interpretasi Data
Informasi tentang kejelasan instruksi, dampak pada pelajar, dan kelayakan instruksi
perlu diringkas danterfokus. Aspek-aspek tertentu dari instruksi yang ditemukan untuk
menjadi lemah kemudian dapatdipertimbangkan dalam rangka rencana revisi yang
mungkin untuk meningkatkan instruksi untuk pelajar serupa.
7) Hasil
Hasil dari evaluasi satu-ke-satu adalah instruksi bahwa :
(l) berisi kosa kata yang sesuai, kompleksitas bahasa, contoh, dan ilustrasi untuk
peserta didik
Ada empat tahapan Evaluasi Formatif dalam Bab ini yaitu:
PSI-Resume Buku- 2015 7
1. Expert Review oleh Tim Ahli Contents dan Ahli Desain Pengembangan
Review ahli adalah proses di mana seorang atau beberapa ahli melakukan review
terhadap bentuk media pembelajaran yang masih dalam rancangan, seperti yang
masih berupa naskah atau storyboard. Diharapkan dengan adanya review ahli ini
dapat memberi masukan yang dapat meningkatkan kualitas desain pembelajaran
yang ingin dihasilkan. Selain itu, dalam tahap ini informasi didapatkan dengan
kuesioner, wawancara ataupun dengan diskusi terbuka tentang kualitas desain
pembelajaran.Informasi penting yang digali dalam review ahli ini tergantung dari
pembelajaran apa yang akan direview. Namun demikian, beberapa hal sebagai
berikut dapat dijadikan sebagai panduan. Adapun tujuannya adalah untuk
mengevaluasi kelengkapan dan kualitas serta ketepatan bahan ajar yang telah
dikembangkan
2. One to one Evaluation dilakukan oleh peserta didik sebanyak 3 orang, secara
tertulis maupun wawancara/lisan mengenai keterbacaan bahan ajar. Adapun
kegiatan ini ini dilakukan setelah selesai di review dan dievaluasi oleh Tim Ahli;
evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan komentar siswa ini digunakan untuk
mengindentifikasi dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang secara nyata
terdapat dalam hasil desain pembelajaran. Kemudian dengan adanya hasil evaluasi
ini langsung digunakan untuk merevisi hasil desain pembelajaran yang sedang
dikembangkan. Morrison, Ross & Kemp (2001: 275-276) menambahkan, bahwa
tahap ini bersifat ‘try-out impression’ yang mana tujuannya adalah untuk
memperoleh kejelasan informasi mengenai kesan dan pengaruh, serta
kemungkinan yang terjadi dalam pembelajaran. Hal senada juga diungkapkan Dick
& Carey (2001: 286). Kemungkinan kesalahan (error) yang terjadi adalah seperti
tata bahasa yang lemah, salah pengejaan, salah tanda baca, petunjuk yang tidak
jelas. Selain itu juga berfokus pada kriteria yang lebih instrinsik, seperti kesesuaian
contoh, sistematika materi dan kemudahan penggunaan, kemenarikan, dan bahkan
kepuasan siswa.
3. Small Group Evaluation, adalah evaluasi melalui uji coba terhadap peserta didik
dalam kelompok kecil (sekitar 8-20 orang sebaiknya diluar peserta didik yang
mengevaluasi one to one). Evaluasi iniuntuk mengungkapkan bahwa evaluasi ini
mengukur efektifitas desain pembelajaran setelah direvisi dari tahap pertama.
PSI-Resume Buku- 2015 8
Selain itu juga untuk identifikasi masalah-masalah pembelajaran yang yang
kembali terjadi. Evaluasi kelompok kecil berbedakan dengan evaluasi satu-satu,
walaupun keduanya menggunakan siswa sebagai sumber data utama. Berbeda
dengan evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok kecil berfokus pada data-data
tentang performa siswa guna menegaskan revisi sebelumnya serta menghasilkan
rekomendasi revisi yang baru sebelum uji lapangan. Dalam evaluasi kelompok
kecil, guru memberikan pembelajaran sebagaimana mestinya kepada sekelompok
kecil siswa. Pembelajaran diberikan dalam suatu lingkungan yang sama dimana
pembelajaran tersebut akan digunakan dalam ‘situasi nyatanya’ atau dalam kondisi
yang sebenarnya. Dalam evaluasi kelompok kecil, evaluator akan mencatat
bagaimana siswa dan instruktur melakukan proses pembelajaran dengan
menggunakan desain pembelajaran yang sedang dikembangkan
4. Field Trial, Uji lapangan adalah evaluasi yang dilakukan terhadap suatu media
pembelajaran yang sudah selesai dikembangkan tapi masih membutuhkan atau
memungkinkan untuk direvisi akhir. Uji lapangan yang merupakan tahap akhir
dalam evaluasi formatif ini dilakukan dengan tujuan untuk mengindentifikasi
kekurangan desain pembelajaran yang akan digunakan pada kondisi sebenarnya.
uji coba lapangan merupakan evaluasi di kelas yang sesungguhnya, setelah
merevisi dari hasil evaluasi small group tahap 3. Evaluasi ini dapat menggunakan
15-30 orang peserta didik
Bab 11 Revising Instructional Materials
Latar Belakang
Pada hampir semua model desain instruksional, akan ditemukan penekanan utama
pada konsep evaluasi formatif, yaitu pada pengumpulan data untuk
mengidentifikasi masalah dan merevisi bahan pengajaran. Model
desainpembelajaran sering menunjukkan bahwa setelah data yang telah
dikumpulkan dan diringkas, harus direvisi material pembelajarannya agar lebih
“tepat.”
Ada dua jenis dasar revisi yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan material
PSI-Resume Buku- 2015 9
pembelajaran. Yang pertama adalah perubahan yang dibuat dengan isi atau
substansi bahan untuk membuat mereka lebih akurat atau lebih efektif sebagai
sarana belajar. Tipe kedua perubahan berkaitan dengan prosedur yang digunakan
dalam menggunakan bahan
Konsep Pengembangan
Ada banyak cara yang berbeda di mana data yang dikumpulkan dalam suatu evaluasi
formatif dapat dirangkum untuk menunjukkan daerah kesulitan belajar dan
kemungkinan revisi. Metode-metode yang kita gambarkan di sini adalah hanya
saran. Ketika Anda mulai bekerja dengan data Anda sendiri, Anda mungkin
menemukan teknik lain yang akan membantu Anda memperoleh lebih banyak
wawasan dari mereka. Kita akan melihat dulu apa yang dapat Anda lakukan dengan
data dan informasi dari evaluasi formatif satu-ke-satu, dan kemudian
mempertimbangkan kelompok kecil dan fase uji-lapangan
Tujuan dari bab ini adalah
1) Menjelaskan beberapa cara untuk menyimpulkan data yang dihasilkan dari
evaluasi formatif
2) Menyimpulkan data hasil dari evaluasi formatif
3) Memberikan kesimpulan data evaluasi formatif, mengidentifikasi kelemahahan
materi dan instruktur/guru yang memberikan pengarahan.
4) Memberikan evaluasi data formatif untuk mengatur materi pembelajaran,
mengidentifikasi masalah materi dan memberikan saran untuk merevisi materi.
Ada dua jenis revisi yang sebaiknya Anda terapkan dalam penyusunan materi
pembelajaran Anda. Pertama, perubahan yang perlu dibuat di isi atau bagian materi
untuk membuatnya lebih akurat atau lebih efektif sebagai sanara belajar. Kedua,
mengubah prosedur yang digunakan dalam menggunakan bahan
Kegitanmerevisi materi pembelajaran ini i merupakan tahap 9 dari model desain Dick
& Carey yakni, membicarakan tentang bagaimana melakukan revisi terhadap draft
program pengembangan pembelajaran. Pada langkah ini tidak hanya mengevaluasi
terhadap draft program saja, akan tetapi pada semua sistem pembelajaran mulai dari
analisis instruksional sampai evaluasi formatif. Semua masukan yang disarankan agar
dimasukan melalui perbaikan desain secara keseluruhan, sehingga produk hasil desain
siap untuk digunakan.
PSI-Resume Buku- 2015 10
Bab 12 Designing and Conducting Summative Evaluations.
Latar Belakang
Evaluasi formatif merupakan proses pengumpulan data dan informasi dalam rangka
untuk meningkatkan efektivitas pengajaran. Sedangkan Evaluasi Sumatif adalah
proses pengumpulan data dan informasi dalam rangka untuk membuat keputusan
tentang perolehan tujuan pembelajar yang telah dirancang .
Penilaian formatif dilaksanakan sebagai suatu proses yang bersifat membangun tanpa
mengandung keputusan. Namun, pada suatu titik tertentu, perlu diketahui apakah
pengajaran kita sudah efektif. Agar kita dapat mencapai keputusan itu, penilaian
sumatif perlu dilaksanakan.
Ada dua tahap evaluasi sumatif. Yang pertama berfokus pada hubungan antara
instruksi, minat, dan kebutuhan organisasi. Tahap kedua adalah uji coba lapangan dari
instruksi yang mirip dengan fase ketiga evaluasi formatif, kecuali sekarang dilakukan
untuk tujuan yang berbeda yaitu, untuk menentukan apakah menghasilkan hasil yang
diinginkan untuk pengambil keputusan
Konsep Pengembangan
Evaluasi sumatif didefinisikan sebagai desain studi evaluasi dan pengumpulan data
untuk memverifikasi efektivitas bahan pengajaran dengan target pelajar. Tujuan
utamanya adalah untuk menentukan digunakan atau tidak bahan pengajaran di
lingkungan sekitar dan mengadopsi bahan yang berpotensi untuk kebutuhan
instruksional
Evaluasi sumatif memiliki dua fase utama: penilaian ahli dan uji coba lapangan.
Tujuan dari tahap penilaian ahli untuk menentukan apakah digunakan instruksi atau
instruksi lainnya yang memiliki potensi untuk kebutuhan instruksional. Tujuan dari
tahap uji coba lapangan untuk mendokumentasikan efektivitas pengajaran yang
menjanjikan dengan anggota kelompok sasaran dalam pengaturan dimaksud. Analisis
dan keputusan yang harus dibuat selama setiap tahap.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap penilaian ahli adalah (l) mengevaluasi
kesesuaian antara kebutuhan instruksional pengajaran, (2) mengevaluasi kelengkapan
dan ketepatan pengajaran, (3) mengevaluasi strategi instruksional yang terkandung
PSI-Resume Buku- 2015 11
dalam pengajaran, (4) mengevaluasi utilitas dari instruksi, dan (5) menentukan
kepuasaan pembelajaran.
Tahap uji coba lapangan memiliki dua komponen. Pertama adalah hasil analisis, yang
melibatkan dan menentukan efek instruksi pada peserta didik. Kedua, analisis
manajemen, meliputi penilaian sikap instruktur dan supervisor yang terkait dengan
kinerja pelajar, pelaksanaan kelayakan, dan biaya. Tujuan utama dari percobaan
lapangan adalah untuk menemukan baik kekuatan dan kelemahan dari instruksi,
untuk menentukan penyebabnya, dan untuk mendokumentasikan kekuatan dan
masalah.
Hal-hal yang menarik pada Model Desain Instruksional Dick & Carey:
a. Langkah Pertama (1):
Hal yang menarik pada langkah 1 ini adalah bahwa bila kita akan menyiapkan
Desain Instruksional, harus terlebih dahulu mengidentifikasi dan merumuskan
tujuan instruksional umum (TIU). Tanpa TIU langkah berikutnya tidak bisa
diwujudkan. TIU dapat saja dikembangkan dari performance analysis, dari need
analysis atau pengalaman-pengalaman sebelumnya.
b. Tahap berikutnya sampai dengan langkah sebelum pengembangan bahan
pembelajaran, (2-6):
Hal yang menarik adalah bahwa setelah menganalisis kompetensi-kompetensi
serta pengetahuan yang diperlukan ntuk mencapai TIU yakni analisis
instruksional, dilanjutkan dengan analisis karakteristik learners dan konsteks yang
dapat dilakukan sekaligus. Artinya, kondisi-kondisi apa yang terkait yang sesuai
dengan kemampuan actual yang dimiliki perserta didik, atau juga cara belajarnya
(style). Selanjutnya akan memudahkan merumuskan TIK dengan format ABCD,
mengembangkan Instrumen Assessment (CRT), dan barulah Strategi Instruksional
dapat dirancang (langkah 6).
c. Langkah pada Pengembangan Bahan Pembelajaran:
PSI-Resume Buku- 2015 12
Pada langkah 7 ini kegiatan lebih terarah, karena bahan pembelajaran yang akan
dikembangkan sudah memiliki pedoman terutama berdasarkan TIU dan TIK yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.
Bila saya menjadi konsultan di tempat tugas saya yakni di STKIP Pandegelang-
Banten/atau atas permintaan perusahaan yang mempunyai unit Diklat/Program
Diklat, kesulitan yang mungkin ditemui bila menggunakan model Dick & Carey
ini adalah:
Pada saat melaksanakan langkah ke 10 yakni ada saat mendesain dan
mengembangkan evaluasi sumatif. Karena desain dan pengembangan evaluasi
sumatif secara pengertiannya, harus dilaksanakan oleh orang diluar desainer
pembelajaran. Sedangkan langkah 1 sampai dengan 9 merupakan langkah yang
sangat procedural dan saling terkait satu sama lain. Uniknya oleh Dick & Carey
desain dan pengembangan evaluasi sumatif termasuk ke dalam tahap desain
instruksional, padahal evaluasi sumatif sudah termasuk ke dalam evaluasi pada
saat produk yang didesain sudah diimplementasikan atau sudah dimanfaatkan
secara utuh di lapangan.
PSI-Resume Buku-2015 1
Gambaran umum buku
Buku Principles Of Instructional Design ini memberikan penjelasan kepada kita
bagaimana prinsip mengembangakan dan mendesain sebuah pembelajaran yang
efektif. Dengan mendefenisikan pembelajaran sebagai rangkaian peristiwa dalam
suatu kegiatan yang bertujuan memfasilitasi pembelajaran, seorang guru yang
memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip desain instruksional, memiliki visi yang
lebih luas tentang apa yang dibutuhkan untuk membantu Peserta didik belajar.
Pembelajaran akan lebih efektif jika guru melibatkan para Peserta didik dalam
peristiwa-peristiwa dan kegiatan yang memfasilitasi pembelajaran. Dengan
menggunakan prinsip-prinsip dari desain instruksional, guru dapat memilih atau
merencanakan dan mengembangkan kegiatan terbaik untuk membantu Peserta didik
belajar.
Pembahasan bab 16
Pada bab 16 buku ini berjudul “Evaluating Instruction” yang membahas
tentang 5 type sistem evaluasi pembelajaran, Jenis Evaluasi dan jenis keputusan,
Evaluasi kegiatan pembelajaran dan Bahan Ajar, mengevaluasi Proses Instructional
System Desain, menilai rekasi peserta didik, mengukur prestasi belajar peserta didik,
evaluasi Program Pembelajaran, interpretasi bukti evaluasi dan contoh studi evaluasi.
5 Tipe Evaluasi Sistem Pembelajaran:
1. Evaluasi terhadapa materi pembelajaran;
2. Review terhadap kualitas proses sistem instruksional desain
3. Sikap peserta didik terhadap pembelajaran;
4. Pengukuran terhadap prestasi peserta didik dari tujuan khusus pembelajaran;
5. Perkiraan Konsekuensi pembelajaran.
Tugas 1-Resume Buku 2: (Bab 16)
Principles of InstructionalDesign By: Gagne, Robert,M., Wager, Walter W.,Golas, Khaterine, C.,Keller & Jhon, M. (2005),. ThomsonWA: Australia,
PSI-Resume Buku-2015 2
Tipe evaluasi dan Tipe Keputusan
Tipe evaluasi Tipe keputusan
formative summative
leviel 1 : reaksi peserta didik X1 X
Level.2 : prestasi belajar X X
Level 3 : transver belajarl X2 X
Level 4 : hasil organisasi X x
Evaluasi terhadap materi dan aktivitas instruksional
Ada enam jenis kegiatan evaluasi yang terjadi dalam hal mengevaluasi materi
pembelajaran dan kegiatan yaitu
1. Expert Review
2. Developmental Tryout
3. Pilot test
4. Fild test
5. Interpretasi data
6. Validasi
Evaluasi terhadap Proses sistem desain Instruksional
Evaluasi terhadap proses sistem desain pembelajaran jika diterapkan, kemajuan
yang dicapai bermanfaat di setiap mata pelajaran.
Dari sudut pandang kualitas manajemen secara keseluruhan, dasar dari
implementasi dan evaluasi sisten desai pembeljaran merupakan “formal review”
dari proses pembelajaran peserta didik terhadap kemajuan secara efektif dan
efisien secara terus menerus
Ciri khas dari proses sistem desain pembelajaran ini terdiri dari hasil simpulan
evaluasi yang berkaitan dengan hasil evaluasi tes formatif:
Proses evaluasi yang efektif akan membutuhkan seorang desain pembelajaran
yang siap dalam menunjau kriteria pada setiap tahapan terhadap situasi khusus.
Pertanyaan evaluasi dapat menunjukkan sejauh mana proses itu dimplementasikan
dan menghasilkan produk yang berkualitas.
Kategori soal terbagi menjadi duai :
PSI-Resume Buku-2015 3
1. Proses analisi kebutuhan
2. Proses hasil : sangat bagus, cukup, perlu bimbingan
Penilaian terhadap Reaksi Peserta Didik
Banyak manfaat menilai reaksi yang dilakukan peserta didik melalui kuesioner untuk
kedua tujuan evaluasi formatif dan sumatif. Kritik peserta didik dapat mendukung
keputusan yang akan dilakukan terhadap hasil evaluasi formatif dan sumatif. Manfaat
dari penilaian terhadap reaksi peserta didik ini adalah sbb:
1. Penggunaan pertama adalah untuk masalah penginderaan
2. Penggunaan kedua adalah umpan balik formatif
3. Penggunaan ketigas adalah questioneres adalah keputusan sumatif tentang
penerimaan mata pelajaran atau pengajar
Mengukur prestasi peserta didik
Salah satunya adalah untuk membuat penilaian tentang prestasi belajar,Kedua
adalah untuk menilai berhasilan keseluruhan, tujuan lain adalah untuk menentukan
apakah pelajaran yang diberikan memuaskan dan dapat mencapai tujuannya. Setelah
pembelajaran dikembangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran
prestasi belajar dengan menggunakan tes sumatif. Penggunaan tes sumatif dilakukan
dalam mengevaluasi prestasi belajar peserta didik. Selama ISD berlangsung test
digunakan untuk menentukan apakah materi instruksional efektif dalam
mempersiapkan siswa dalam mencapai tujuan instruksional khusus. Jika siswa belum
suskes maka modifikasi terhadap bahan dapat dilakukan. Dengan demikian tujuan
utama dari penilaian ini adalah untik evaluasi sumative dan tujuan instruksional
umum dari materi pembelajaran
Program Evaluasi Pembelajaran
Tidaklah dapat dipungkiri bahwa sistem evaluasi pembelajaran
mempengaruhi hasil dari suatu pelatihan. Metode evaluasi dapat diterapkan pada surut
pelajaran dan keseluruhan program atau sistem dari sebuah pembelajarn.
Suatu program terdiri dari beberapa kursus dan pengalaman dalam
pembelajaran lainnya seperti pelatihan dalam rangka memberikan kontribusi terhadap
perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Carrol (1963), Gilbert (1978) dkk,
PSI-Resume Buku-2015 4
hasil dari pembelajaran dan penerapan peserta didik terhadap ilmu yang diperoleh
adalah dipengaruhi oleh faktor waktu, kesempatan, dan motivasi sehingga
pemahaman evaluasi harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut guna
mengisolasi dan mengestimasi kefektifan dari suatu sistem pembelajaran. Di samping
pengembangan tes dan jenis-jenis pengukuran lainnya, aspek evaluasi memerlukan
ketelitian dan metode ilmiah guna memastikan bukti-bukti data yang diperoleh itu
jelas.
Variabel dari kajian evaluasi :
1. Variabel hasil
2. Variabel proses
3. Variabel pendukung
4. Variabel kecerdasan
5. Variabel Motivasi
Penafsiran Fakta Evaluasi
1. Pengaturan pengaruh bakat
2. Pengaturan pengaruh variabel pendukung
3. Pengaturan pengaruh variabel proses
4. Pengaturan pengaruh varibel motivasi
5. Pengaturan pengaruh variabel acak
Kesimpulan :
Pada dasarnya pemahaman evaluasi dari bahan ajar, kursus, dan kurikulum
pembelajaran terdiri dari lima area investigasi dan pengaruh timbal balik yaitu
1) Evaluasi materi pembelajaran,
2) Kualitas resensi dari proses sistem desain pembelajran,
3) Penilaian reaksi peserta didik terhadap pembelajaran,
4) Ukuran pencapauan peserta didik terhadap tujuan pembelajaran, dan
5) Perkiraan dari konsikuensi pelajaran
Dari semua konteks ini, evaluasi formatif dilakukan untuk melengkapi
kekurangan fakta dari segi daya tarik, efisiensi, atau efektifitas sebuah
program sehingga pengaruh timbal balik dari program tersebutdapt didukung
dengan revisi dan perbaikan. Proses ini dapt dari pengamat, pengajar dan
peserta didik.
PSI-Resume Buku-2015 5
Evaluasi pembelajaran mengarahkan kepada keputusan hasil tes sumatif
terhadap kemudahan dan penerimaan pembelajarn. Berbagai jenis pengukuran
yang telah dijelaskan sebelumnya, akan sangat membantu dalam hal
mengambil keputusan apakah suatu program, sistem penyajian materi atau
tenaga pengajar tersebut diteruskan atau diberhentikan. Dan adalah tidak
mudah untuk melaksanakan tes formatif guna mencapai kemajuan.
Evaluasi dapat dilakukan melalui sebuah program pembelajaran atau untuk
membandingkan keseluruhan program pembelajaran dengan yang lain. Jenis
kedua studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai aspek kemajuan
atau membuat penilai sumatif terhadap nilai dari sebuah program yang telah
diberikan. Namun demikian, studi komparatif diutamakan untuk tujuan tes
sumatifdikarenakan kerumitan dan biaya
Hasil dari studi ini, sebagai studi pendidikan komparatif internasional, adalah
mengarah kepada berbagai cara investigasi berikutnya untuk mencapai
kemajuan dalam satu atau lebih program dalam pembelajaran. Dari smua studi
ini, berbagai variabel harus dipertimbangkan. Hasil dari program dipengaruhi
oleh berbagai variabel yaitu
1) variabel sikap.
2) variabel proses
3) variabel pendukung dan
4) variabel motivasi,
Karakter tersebut yang berpengaruh harus di atur sehingga dapat menguji
pengaruh dari pembelajaran. pembelajaran yang baru
Studi evaluasi menngunakan berbagai instrumen untuk mengontrol pengaruh
variabel guna menampilakn berbagai pengaruh dari desain. Terkadang
perlakuan dari variabel-variabel dapat dibuat sepadan dengan menentukan
peserta didik, sekolah, atau komuniats secara acak ke dalam berbagai
kelompok untuk diajarkan. Instrumen secara statistik lebih banyak digunakan
untuk menentukan dan membandingkan kepadanan suatu kelompok.
Hal-hal yang menarik dalam Bab 16 ini adalah:
Adanya 5 type evaluasi pembelajaran yang pengambilan keputusannya
dikaitkan dengan level evaluasi. Lima Variabel dalam evaluasi pembelajaran,
PSI-Resume Buku-2015 6
yakni bakat, dukungan, proses, motivasi dan hasil, yang mempengaruhi
keputusan evaluasi.
Bila saya menjadi konsultan di tempat tugas saya yakni di STKIP
Pandegelang-Banten atau atas permintaan perusahaan yang mempunyai unit
Diklat/Program Diklat, kesulitan yang mungkin ditemui bila menggunakan
model ISD Gagne ini adalah:
Pada saat mendesain dan mengembangkan desain evaluasi sumatif. Karena
banyak faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam evaluasi
serta adanya 5 Variabel dalam evaluasi pembelajaran, yakni bakat, dukungan,
proses, motivasi dan hasil, yang mempengaruhi keputusan evaluasi.
Sementara kita baru pada tahap mendesain evaluasi formatif. Tetapi apabila
dicoba untuk melakukannya, pasti bisa karena pedoman evaluasi sumatifnya
sudah diberikan, hanya saja proses variabel baru bisa diketahui apabila sudah
mengimplementasikannya di kelas.
PSI-Resume Buku-2015 1
Tugas 2-Resume buku-3 (bab 3)
Motivational Design for Learning and PerformanceThe ARCS Model Approach
(Author : John Keller)
Pembahasan bab 3 - The Arcs Model of Motivational Design
Pembahasa dalam bab 3 buku ini membahas tentang bagaimana mendesain motivasibelajar dan kinerja dalam pembelajaran yang penulisannya diawali dengan munculnya duapertanyaan:
1. Saya tidak memiliki pemahaman yang baik mengenai semua faktor yangmempengaruhi motivasi siswa , saya tidak memiliki pemahaman yang jelas tentangfaktor-faktor tertentu yang mempengaruhi motivasi peserta didik. Terlalu banyakhal yang harus dipikirkan, dan itu terlalu kabur ... “
2. Saya tidak tahu bagaimana menentukan apa jenis strategi motivasi yang digunakan,berapa banyak digunakan, atau bagaimana merancang motivasi tersebut kedalampembelajaran.
Ada motivasi yang disukai dan yang tidak disukai, (Likes & Dislikes)
Sebagai seorang guru atau dosen dengan pengalaman bertahun tahun dengan siswa atau
mahasiswa, sangat sering juga muncul pertanyaan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi siswa dan bagaimana untuk menentukan strategi apa yang akan
kita gunakan untuk merancang pembelajaran sehingga siswa dapat termotivasi.
Tujuan khusus dari model motivasi ARCS ini untuk memandu kita membuat jawaban
atas pertanyaan tersebut di atas.
PSI-Resume Buku-2015 2
Kategori model ARCS :
No Kategori
model
Pertanyaan proses
1. Attention bagaimana merangsang dan mempertahankan keingintahuan danminat peserta didik. Kategori attention berisi tentang pertanyaanbagaimana saya bisa membuat pengalaman belajar inimerangsang dan menarik?
2. Relevance Mengapa saya harus belajar ini? Sebelum siswa dapattermotivasi untuk belajar, mereka harus percaya bahwapembelajaran tersebut terkait dengan tujuan atau motif pribadiyang penting
3. Confidence Bagaimana melalui pembelajaran kita dapat membantu siswaberhasil dan memungkinkan mereka untuk mengontrolkesuksesan mereka? Kita harus merancang materi pembelajarandan lingkungan belajar yang mendukung , termasuk perilakuguru / dosen , sehingga peserta didik menjadi yakin bahwamereka dapat mempelajari isi dan mengalami kesuksesandalammengerjakan tugas-tugas yang diberikan
4. Satisfaction Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu siswa mempunyaiperasaan yang baik tentang pengalaman sehingga mereka akanmemiliki keinginan untuk terus belajar. Ada dua faktor yangmempengaruhi kepuasan belajar yaitu faktor eksternal dan faktorinternal. Faktor eksternal misalnya nilai, sertifikat dan manfaatyang bisa diperoleh dari pembelajaran. Sedangkan faktorinternal misalnya perasaan harga diri yang meningkat, interaksipositif dengan orang lain, didengar atau dihormati danmenguasai tantangan atau prestasi yang meningkatkan perasaanharga diri mereka
Empat faktor tersebut adalah empat komponen dari model ARCS yang mencakup faktor-
faktor utama yang mempengaruhi motivasi belajar. Faktor-faktor ini berkaitan dengan dua
pertanyaan penting yang harus Anda tanyakan pada diri sendiri ketika Anda sedang
merancang atau mempersiapkan sebuah pembelajaran.
Pertama, apa yang akan kita lakukan untuk membuat pembelajaran yang berharga dan
merangsang bagi siswa Anda?
Kedua, bagaimana kita akan membantu siswa berhasil dan merasa bahwa mereka
bertanggung jawab atas keberhasilan mereka?
Strategi Mendapatkan Perhatian (Attention)
1. Perceptual arousal, Apa yang dapat kita lakukan untuk menangkap minat mereka?
PSI-Resume Buku-2015 3
Ini adalah jenis rasa ingin tahu yang mengacu pada reaksi terhadap rangsangan.
Hampir setiap perubahan tiba-tiba atau tak terduga dalam lingkungan akan
mengaktifkan tingkat persepsi seseorang dari rasa ingin tahu.
2. Inquiry Arousal, Bagaimana kita bisa merangsang rasa ingin tahu mereka? Rasa
ingin tahu dapat diaktifkan dengan menciptakan situasi masalah yang dapat
diselesaikan hanya dengan perilaku mencari pengetahuan.
3. Variability. Bagaimana kita bisa mempertahankan perhatian mereka? Pengajar
dengan metode yang sama serta berulang-ulang akan dapat mempertahankan perhatian
siswa dengan menggunakan variasi suara atau metode yang digunakan..
Strategi Meningkatkan Relevansi (Relevance)
Relevansi adalah faktor kuat dalam menentukan bahwa seseorang termotivasi untuk
belajar. 'Bagaimana, '' mahasiswa yang sadar atau tidak sadar bertanya-tanya, '' apakah
bahan ini berhubungan dengan hidup saya? ''. Seorang pengajar yang sukses adalah yang
mampu membangun jembatan antara materi pelajaran dan kebutuhan dan keinginan
peserta didik, dengan cara
1. Goal Orientation : Bagaimana saya memenuhi kebutuhan peserta didik saya?
(Apakah saya tahu kebutuhan mereka?)
Menetapkan tujuan dan berusaha untuk mencapainya adalah komponen kunci dari
relevansi. Secara umum, orang akan lebih termotivasi untuk belajar jika mereka
menganggap bahwa pengetahuan atau keterampilan baru akan membantu mereka
mencapai tujuan di masa sekarang atau masa depan.
2. Motive Matching: Bagaimana dan kapan saya bisa menyediakan pelajar saya dengan
pilihan yang tepat, tanggung jawab, dan pengaruh? Memahami struktur motif pribadi
siswa dapat mengarah pada pengembangan lingkungan belajar yang kondusif. orang-
orang yang tinggi dalam kebutuhan motif berprestasi menikmati mendefinisikan
tujuan dan standar keunggulan untuk diri mereka sendiri. Mereka juga ingin memiliki
banyak kontrol atas cara untuk mencapai tujuan dan merasa bertanggung jawab secara
pribadi untuk sukses. Mereka sering tidak nyaman dalam kerja kelompok yang
membutuhkan konsensus dalam perencanaan dan tanggung jawab bersama untuk
hasil. Sebaliknya, orang-orang yang tinggi '' kebutuhan akan kerja sama '' menikmati
kebersamaan dengan orang lain dalam situasi kompetitif di mana ada lebih
PSI-Resume Buku-2015 4
kesempatan untuk membangun hubungan yang ramah dan menikmati dialog dalam
kegiatan pembelajaran kolaboratif.
3. Familiarity: Bagaimana saya bisa menghubungkan pembelajaran dengan
pengalaman peserta didik? Siswa cenderung paling tertarik pada materi yang
memiliki beberapa koneksi atau hubungan dengan pengalaman atau kepentingan
mereka sebelumnya. Dalam instruksi, penggunaan contoh konkrit dapat membantu
untuk mencapai relevansi, terutama ketika mengajar materi yang bersifat abstrak.
Beberapa cara untuk mencapai hal ini adalah untuk merangsang keterlibatan pribadi di
kelas. Belajar dan menggunakan nama siswa serta meminta pengalaman dan ide-ide
dari siswa.
Strategi Membangun Rasa Percaya Diri
Pengalaman sukses akan bermakna dan akan merangsang terus memotivasi jika ada
tantangan yang cukup untuk memerlukan tingkat usaha untuk berhasil, tetapi jangan
berlebihan sehingga dapat menciptakan kecemasan yang serius. Ada beberapa konsep
dan strategi yang membantu dalam membangun kepercayaan:
1. Learning requirements: Bagaimana saya dapat membantu dalam membangun
ekspektasi positif untuk sukses? Seorang pengajar dapat menentukan kriteria
yang akan digunakan untuk menentukan kualitas produk akhir dan meyakinkan
untuk poin-poin penting. Juga, memberikan contoh karya orang lain akan
membantu menanamkan kepercayaan.
2. Success opportunities: Bagaimana pengalaman belajar akan meningkatkan
keyakinan siswa dalam kompetensi mereka? Setelah membuat harapan untuk
sukses, penting bagi peserta didik untuk benar-benar berhasil di tugas yang
menantang yang bermakna. Orang yang belajar sesuatu yang baru umumnya ingin
memiliki tantangan tingkat yang cukup rendah yang dikombinasikan dengan
umpan balik yang sering sehingga membantu mereka berhasil. Setelah menguasai
dasar-dasar, orang siap untuk tingkat yang lebih tinggi tantangan, termasuk
kompetisi yang membantu mereka latihan dan mempertajam keterampilan
mereka. Artinya seorang pengajar harus memulai dengan tantangan dari yang
rendah hingga yang lebih tinggi.
PSI-Resume Buku-2015 5
3. Personal control: Bagaimana peserta didik tahu kesuksesan mereka didasarkan
pada upaya dan kemampuan mereka? Untuk membantu siswa meningkatkan
kepercayaan diri mereka, memberikan umpan balik korektif yang membantu
mereka melihat penyebab kesalahan mereka dan bagaimana untuk mengambil
tindakan korektif. Ketika siswa tidak mendapatkan umpan balik sampai mereka
melihat akhir, skor sumatif atau komentar, persepsi siswa tentang penurunan
kontrol dan mereka menjadi lebih terfokus pada berusaha untuk menyenangkan
pengajar bukannya memahami tugas.
Strategi Membangkitkan Kepuasan
Ada tiga kategori strategi untuk memberikan panduan dalam menentukan strategi yang
digunakan untuk mempromosikan kepuasan sbb::
1. Natural consequences: Bagaimana saya bisa memberikan kesempatani bagi peserta
didik untuk menggunakan pengetahuan / keterampilan yang baru diperoleh? Bagi
siswa untuk dapat berhasil dalam tugas yang menantang di akhir kelas dimana dia
tidak bisa melakukan di awal adalah pengalaman yang sangat memuaskan. Salah satu
hasil paling berharga dari instruksi yang berorientasi pada kinerja adalah dengan
menggunakan keterampilan yang baru diperoleh atau pengetahuan.
2. Positive consequences: Apa yang akan memberikan penguatan kepada keberhasilan
peserta didik ? Insentif dalam bentuk penghargaan, piala, dan hak-hak istimewa bagi
orang-orang yang menerima akan merangsang, membentuk dan mempertahankan
perilaku.
3. Equity: Bagaimana saya bisa membantu siswa dalam mempertahankan perasaan
positif tentang prestasi mereka? Cara terbaik untuk menangani masalah ekuitas adalah
untuk memastikan bahwa hasil pembelajaran konsisten dengan penjelasan dan diskusi
di awal pembelajaran mengenai tujuan, harapan dan mempertahankan standar yang
konsisten dan konsekuensi untuk penyelesaian tugas dalam pembelajaran.
Desain Motivasi
Proses desain motivasi, yang mirip dengan proses desain instruksional tradisional,
memiliki 10 kegiatan, atau langkah-langkah, yaitu sebagai berikut
PSI-Resume Buku-2015 6
Langkah 1: Memperoleh Informasi Kursus
Langkah ini dilakukan untuk memilih dan membangkan taktik motivasi yang sesuai dalam
pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam langkah ini adalah karakteristik
peserta didik, tujuan yang ingin di capai, serta kesesuaian waktu dan biaya. Untuk
menghindari efek yang kontraproduktif dari pengaruh diatas maka perlu untuk
mengumpulkan informasi tentang tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Langkah 1 berfokus pada karakteristik belajar dan bagaimana mengimplementasikannya,
gambaran kegiatan dan tujuan pembelajarannya, perencanaan waktu, perencanaan
pelajaran dan desain sebelum mengajarkannya. Ini akan membantu memutuskan berapa
banyak usaha dalam merancang strategi motivasi yang akan dilakukan. Demikian halnya
dengan Karakteristik dari pembelajar harus dipertimbangan ketika merancang dan
mengembangkan materi pembelajaran, seperti gaya kepribadian, pengetahuan, dan
pengalaman memiliki pengaruh yang kuat di lapangan dan penentuan strategi motivasi
yang akan dikembangkan. Tidak ada satu cara terbaik untuk meningkatkan motivasi siswa,
pendekatan terbaik adalah untuk memahami kepribadian dan preferensi individu
pembelajar dan untuk mengembangkan metode dan gaya yang nyaman sebagai
pembelajar.
Langkah 2 : Memperoleh Informasi Peserta didik.
Langkah ini berfokus pada beberapa faktor yang memiliki pengaruh kuat pada motivasi
awal peserta didik dan bagaimana mereka akan menanggapi isi dan strategi pembelajaran
yang akan diterapkan, misalnya, karakteristik peserta didik, sejauh mana kesamaan dan
perbedaan kemampuan akademik mereka, memilih metode dengan menugaskan peserta
didik untuk membantu mengantisipasi entry-level motivasi peserta didik. Informasi dari
langkah pertama dan kedua ini akan memberikan dasar untuk menganalisis peserta didik
yang akan dilakukan pada Langkah 3.
Langkah 3: Analisis Peserta didik
Analisis peserta didik merupakan langkah penting dalam proses mendesain model ARCS.
Keputusan yang diambil akan memiliki pengaruh langsung dalam mendefinisikan tujuan
dan memilih strategi motivasi dalam pembelajaran. Tujuan dari langkah ini adalah untuk
PSI-Resume Buku-2015 7
memperkirakan strategi motivasi apa yang cocok untuk seluruh kelas atau sub-kelompok
atau individu dalam kelas. Salah satu tantangan dalam memecahkan masalah motivasi
adalah bahwa motivasi awal peserta didik bisa terlalu tinggi serta terlalu rendah. Jika
terlalu rendah, prestasi mereka akan rendah karena mereka memiliki sedikit motivasi
berprestasi dan mereka tidak akan mengerahkan usaha yang cukup. Jika tingkat motivasi
mereka terlalu tinggi, maka kualitas kinerja mereka menurun karena stres yang berlebihan
yang menyebabkan mereka tidak dapat mengingat informasi. Dengan melakukan analisis
peserta didik dapat ditentukan secara spesifik jenis masalah motivasi yang ada. Hal ini
juga membantu menghindari masalah yang timbul karena memiliki terlalu sedikit atau
terlalu banyak strategi motivasi.
Langkah 4: Menganalisis Bahan yang Ada
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menganalisis materi pembelajaran saat ini, yang bisa
menjadi sebuah unit, modul, program pembelajaran, atau apapun segmen instruksi yang
ditujukan untuk mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan strategi motivasi. Hal yang
penting untuk dipertimbangkan adalah memeriksa bahan-bahan instruksi untuk
menentukan strategi motivasi apa yang diperlukan, termasuk karakteristik peserta didik,
materi pembelajaran yang sedang digunakan, atau dipertimbangkan untuk diadopsi.
Di sisi lain, perlu juga dipertimbangkan apakah bahan yang ada memiliki kekurangan yang
akan menyebabkan demotivasi. Pertama, jika materi yang ada tidak relevan, maka perlu
dilakukan penambahan, bagian mana yang perlu. Kedua, jika materi mengandung elemen
motivasional terlalu banyak atau kegiatan yang tidak pantas, seperti permainan yang tidak
cocok untuk peserta didik, maka perlu perbaikan seperlunya. Dalam situasi di mana siswa
sangat termotivasi untuk siap mengikuti pembelajaran termasuk penilaian dalam waktu
yang sempit, diupayakan untuk tidak menyisipkan kegiatan yang tidak perlu seperti, game
atau simulasi.
Langkah 5: Daftar Tujuan Motivasi dan Penilaian
Langkah ini dilakukan untuk menulis tujuan desain motivasi dan penilaian. Dalam tujuan
akan digambarkan perilaku motivasi yang ingin diamati dalam peserta didik. Saat menulis
tujuan, pertimbangkan perbedaan antara menutup kesenjangan motivasi dan menjaga
PSI-Resume Buku-2015 8
motivasi. Dalam beberapa pengaturan, seperti yang ditunjukkan oleh analisis audiens, akan
ada masalah motivasi tertentu yang memerlukan perhatian. Upayakan menyertakan strategi
motivasi yang cukup untuk menghindari pembelajaran menjadi membosankan, seperti
meningkatkan kepercayaan peserta didik dengan kegiatan yang menantang.
Langkah 6: Daftar Strategi Potensial
Langkah ini dibutuhkan kemampuan pembelajar untuk menganalisis melalui
diskusi/brainstorming, bukan hanya yang berhubungan dengan tujuan pada Langkah 5,
tetapi juga termasuk strategi yang akan membantu mempertahankan motivasi peserta didik
pada kegiatan pembelajaran. Hasil langkah ini adalah adanya daftar sebanyak mungkin
strategi motivasi sesuai dengan pemikiran kreatif pembelajar. Selanjutnya pada langkah
berikutnya akan diinjau kembali kemungkinan strategi yang paling sesuai yang akan
digunakan.
Langkah dalam memilih strategi. Dapat dilakukan dengan seleksi awal dengan
menyiapkan daftar rencana atau solusi strategi motivasi yang akan dikembangkan, yang
berkaitan dengan tujuan spesifik dan situasi umum. Kemudian, pada Langkah 7, akan
diterapkan satu set kriteria seleksi untuk memilih, menggabungkan, dan mengatur strategi
yang benar-benar akan digunakan.
Langkah 7: Memilih dan Mendesain Strategi
Dalam langkah ini pembelajar akan memilih strategi motivasi untuk benar-benar
dimasukkan ke dalam bahan ajar. Selain beragam strategi potensial yang baru saja di buat,
juga pembelajar telah memiliki informasi tentang lingkungan instruksional, karakteristik
peserta didik, analisis bahan, dan tujuan motivasi , termasuk kriteria yang akan membantu
memilih strategi yang paling dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Biasanya, dalam
memilih dan mendesain strategi yang akan dimasukkan dalam kegiatan pembelajaran tidak
hanya memilih salah satu strategi yang ada tetapi dilakukan dengan menggabungkan satu
atau lebih strategi menjadi sebuah strategi tunggal yang memenuhi beberapa kebutuhan
pembelajaran.
Langkah 8: Mengintegrasikan Strategi Motivasi dengan Desain Pembelajaran
PSI-Resume Buku-2015 9
Langkah ini dilakukan untuk mengintegrasikan strategi motivasi yang sudah dirancang
kedalam unsur-unsur utama pengajaran, yang meliputi tujuan pembelajaran, isi, dan
kegiatan belajar. Saran pertama adalah meninjau unit instruksi yang sedang dikembangkan
dan daftar semua unsur-unsurnya. Kemudian, meninjau strategi motivasi yang dipilih dan
dan menempatkannya dalam situasi pembelajaran dengan tepat. Hal ini dibutuhkan
kesiapan dalam membuat keputusan. Langkah ini sangat berguna karena merupakan
kompinasi dari keseluruhan langkah sebelumnyayang dilakukan secara bersama-sama.
Pengajar yang telah memiliki banyak pengalaman akan sangat mempertimbangkan
langkah ini secara lebih serius. Mereka biasanya akan lebih mempertimbangkan kondisi
internal dan eksternal lingkungan belajarnya secara komprehensif.
Langkah 9 : Memilih dan Mengembangkan Bahan
Dalam langkah ini, akan dilakukan identifikasi jenis strategi motuivasi yang akan
dimasukkan kedalam bahan pembelajaran. Beberapa strategi mungkin tidak akan
memerlukan mencari strategi karena dapat diterapkan secara langsung, atau hanya
memerlukan modifikasi pada konten pembelajaran yang ada. Tapi, jika Anda ingin
menggunakan permainan, simulasi, atau kegiatan pengalaman belajar dan belum memiliki
strategi tertentu dalam pikiran, maka dapat dilakukan dengan mencari strategi bisa
disesuaikan atau, setidaknya dapat berfungsi sebagai model untuk dikembangkan. Dalam
langkah ini jangan lupa untuk mencatat (sebagai dokumentasi) hasil keputusan yang sudah
diambil yakni strategi yang sebenarnya akan dikembangkan dan diintegrasikan ke dalam
pelajaran.
Langkah 10: Evaluasi dan Revisi
Dalam merancang desain pembelajaran formal, langkah ini bagian dari proses yang
tujuannya untuk mengevaluasi materi seberapa baik strategi motivasional yang dilakukan
memiliki pengaruh terhasdap peserta didik. Tetapi kadang-kadang, evaluasi yang berkaitan
dengan aktifitas mungkin tidak diperlukan. Jika sedang mengembangkan sebuah
pembelajaran yang akan digunakan di kelas, maka pembelajar akan mengetahui seberapa
baik berimplikasi kepada peserta didik, untuk itu bisa dilakukan diskusi dengan mereka.
Jika Rancangan kegiatan pembelajaran dilakukan oleh orang lain, atau ingin bukti konkret
PSI-Resume Buku-2015 10
dari reaksi hasil desain motivasional yang telah dirancang maka evaluasi formal perlu
dilakukan.
Hal-hal yang menarik pada Buku Motivasi ARCS Model ini adalah:Adanya proses parallel antara motivasi dengan desain instruksional, yakni:Phase Instructional Design Steps Motivational Design StepsAnalyze Menganalisis analisis Pra-proyek
(mendefinisikan) Melakukan tugas, pekerjaan, atau analisiskontens.Melakukan analisis instruksionalMengidentifikasi penonton masuk Perilaku audiensdan kriteria mengukur tujuan dan kriteria pengukuran
Analisis perilaku motivasiMenulis ujuan criteria motivasi
Design Urutan Desain instruksional
Metode2 Instruksional
Menghasilkan strategi motivasi danstrateg instruksionalPilih strategi integrasi motivasi
Develop Membantu peserta didik percaya / Pilih atau buatmerasa bahwa mereka akan berhasil
Test perkembangan belajar & kinerja (one to one try out)
Pilih atau buat bahan untukmemotivasiMemperluas bahan pembelajaranTes perkembangan untuk motivasi
Implement &Evaluate
Laksanakan dengan target populasiyang representativeMelaksanakan evaluasi formatifPenguatan dan Revisi
Bila saya menjadi konsultan di tempat tugas saya yakni di STKIPPANDEGELANGatau atas permintaan perusahaan yang mempunyai unitDiklat/Program Diklat, kesulitan yang mungkin ditemui bila menggunakanMotivasi ARCS Model adalah:Pada saat memadukan antara desain Instruksional dengan desain proses motivasi,yang berada pada tahap desain strateginya. Dimana Motivasi tersebut harsdirancang mulai dari memancing perhatian peserta didik, menciptakan relevansitujuan dengan motivasi, membangun kepercayaan bahwa pendidikan akanberhasil membelajarkan dan peserta didik juga yakin bahwa akan berhasil, sertamenciptakan rasa puas peserta didik setelah belajar. Karena tidak semua pendidikatau pelatih memahami serta memiliki trik serta strategi memotivasi sebagaimanayang diharapkan oleh ARCS Model ini. Bahkan pada kebanyakan pendidik masihmenggunakan cara-cara yang tidak disukai oleh peserta didik, seperti yangdisampai dan dirasakan oleh penulis buku ini diawal.Sebagian pendidik masih menggunakan cara-cara yang tidak membangkitkanmotivasi belajar bagi peserta didik, bahkan adanya ancaman-ancaman yangmenyebabkan peserta didik menjadi tertekan dan tidak nyaman. Kemungkinankesulitan mendesain motivasi ini yang ditemui, tetapi dengan usaha sungguh-sungguh, apapun bisa dilakukan dan biasanya saya yakin akan berhasil.
PSI-Resume Buku-2015 1
Tugas 2-Resume buku-4
Mastering The Instructional Design ProcessA Systematic Approach
(Author: William J. Rothwell & H. C. Kazanas)
Fondasi dari buku
Buku tentang desain instruksional sering mencerminkan pendapat pribadi penulis
dan belum berdasarkan landasan yang mendasari penelitian yang solid. Namun buku
Mastering the Instructional Design Process: A Systematic Approach, edisi ketiga ini
didasarkan pada pengukuran skala besar Instructional Design Competencies: The
Standar karangan Richey, R., Fields, D., & Foxon, M.
Standar ini mengidentifikasi dua puluh tiga kompetensi untuk pekerjaan desain
instruksional.Setiap kompetensi terdiri dari pertunjukan komponen. Pertunjukan
adalah perilaku yang desainer instruksional dapat melaksanakan untuk menunjukkan
setiap kompetensi
Dalam Standar, setiap kompetensi dan komponen kinerja diberi label sebagai
"penting" atau "maju" untuk menunjukkan tingkat keahlian yang diperlukan.
Sementara kompetensi dan kinerja komponen mereka dapat bervariasi antara
organisasi karena perbedaan budaya perusahaan, Standar tidak memberikan dasar
yang kuat untuk menggambarkan bidang desain instruksional
Mastering the Instructional Design Process: A Systematic Approach, third Edition.
dimaksudkan untuk mengambil tempat pada Standar .
Standar berfokus pada apa desainer instruksional lakukan, buku ini berfokus pada
bagaimana untuk menunjukkan kompetensi kerja desain instruksional. Tujuannya
PSI-Resume Buku-2015 2
adalah demikian untuk menunjukkan jalan menuju mengembangkan dan
meningkatkan kompetensi terkait dengan pekerjaan desain instruksional.
Sasaran Pembaca buku ini
Dapat dipergunakan oleh profesional instruksional desain dan profesional dalam
pembuatan, apa pun jabatan formal mereka.
Dapat juga dimaksudkan sebagai bantuan meja untuk membantu para profesional
melakukan pekerjaan mereka dan sebagai teks untuk siswa
Tinjauan isi
Buku ini diadopsi dari srandar yang menggambar tahapan sebuah model
instruksional desain. Dalam buku ini dipandu bagaimana membuat sebuah
rancangan pembelajaran setahap demi setahap, prosesnya sebagaimana dapat
dilihat dari gambar ini
PSI-Resume Buku-2015 3
Isu Penting, Tren, Dan Perubahan Mempengaruhi Edisi Ketiga
Tiga perubahan besar telah terjadi di tahun-tahun sejak edisi ketiga buku ini
diterbitkan. Perubahan ini dapat dikategorikan sebagai berikut:Isu yang
mempengaruhi buku ini, Tren mempengaruhi kancah dunia, dan Tren terutama
mempengaruhi bidang desain instruksional, Isu yang mempengaruhi buku ini.Buku
ini telah diadopsi secara luas. Para penulis telah berubah apa yang mereka lakukan
sejak buku ini diterbitkan.
Tren mempengaruhi panggung dunia.
Macrotrends tren skala besar yang mendorong kekuatan untuk perubahan yang
mempengaruhi peristiwa dunia.
Macrotrend Pertama: Melanggar teknologi baru telah menjadi urutan hari; mereka
mempengaruhi mode bekerja, belajar, dan mengajar.
Macrotrend kedu : Perubahan yang cepat telah menjadi satu-satunya yang konstan.
Macrotrend Ketiga: Fokus pada pengendalian biaya telah mendorong organisasi
untuk berhemat tenaga kerja mereka, outsourcing kegiatan melampaui kompetensi
inti mereka, dan meningkatkan jumlah strategis, kemitraan sinergis.
Macrotrend Keempat: modal Pengetahuan telah akhirnya diakui sebagai penting
bagi keberhasilan organisasi.
Macrotrend Kelima: Kecepatan dalam perubahan pasar.
Macrotrend Keenam: Globalisasi dan keragaman
Tren terutama mempengaruhi bidang desain instruksional
Microtrend 1: microtrend pertama adalah permintaan untuk meningkatkan
kecepatan dalam menganalisis, merancang, mengembangkan, melaksanakan, dan
mengevaluasi instruksi oleh para pemangku kepentingan seperti manajer puncak dan
manajer operasi.
Microtrend 2: Fokus tumbuh pada kinerja (kerja) pengaturan bukan pada pengaturan
instruksional.
PSI-Resume Buku-2015 4
Microtrend 3: Meningkatkan kesadaran tentang bagaimana orang belajar dan apa
desainer instruksional harus melakukan
Microtrend 4: Meningkatkan harapan pemangku kepentingan bahwa desainer
instruksional akan mengarahkan perhatian mereka lebih dari sekedar merancang
instruksi.
Microtrend 5: Munculnya pandangan luas terkait masalah kinerja melampaui
pengetahuan tradisional, keterampilan, dan sikap.
Microtrend 6: Sebuah pemeriksaan ulang fundamental dari akuntabilitas dari semua
pemangku kepentingan dalam proses desain instruksional
Microtrend 7: Sebuah meningkatnya kesadaran apa yang dialami, desainer
instruksional teladan benar-benar melakukan dan apa keterampilan dan
pengetahuan yang mereka butuhkan untuk melakukan.
Microtrend 8: Peningkatan akuntabilitas keuangan untuk desainer instruksional
Apa tren lainnya yang dapat Anda identifikasi yang membentuk desain instruksional
seperti yang dipraktekkan saat ini?
Bagaimana Anda percaya tren tersebut mempengaruhi praktek desain pembelajaran
saat ini? Dan Tren apa yang cenderung membentuk praktek desain pembelajaran di
masa depan, menurut pendapat Anda
Desain Instruksional Model Mastering The Instructional Design Process (MIDP)
didasarkan pada proses yang sangat terstruktur yang berakar pada penelitian kerja
pada pelatihan efektif yang pada awalnya dilakukan oleh militer Amerika Serikat
(Carnevale, Gainer, dan Villet, 1990). Model ini memiliki setidaknya satu fitur yang
sama yakni instruksi (pelatihan) pada persyaratan kinerja yang dinamis, proses
berurutan, dan multistage. Pada dasarnya langkah dalam Model ini dilakukan ketika
penyebab masalah kinerja karyawan diketahui menunjuk pada solusi instruksional,
Pendesain instruksional kemudian mempersiapkan pelatihan kerja.
Dalam ringkasan ini penulis hanya menganalisis langkah demi langkah dalam buku
Mastering The Instructional Design Process (MIDP) sampai pada langah ke 4 yakni
PSI-Resume Buku-2015 5
Perform job, task, and content analysis. Keempat langkah ini khusus membahas
bagaimana menganalisis kebutuhan instruksional yang mejadi ciri khas dalam buku
MIDP ini. Jika dibandingkan dengan buku lain, maka akan terlihat jelas bahwa langkah
ke-1 sampai langkah ke-4 merupakan analisis yang harus di lakukan dalam
menggunakan model MIDP. Model untuk proses ini ditunjukkan pada gambar
berikut.
A. Menentukan Penilaian Kebutuhan (Conduct a Need Assessment)
Untuk memahami penilaian kebutuhan, pendesain instruksional harus terlebih
dahulu memahami arti dari istilah kunci yang terkait dengan itu. Istilah mencakup
kebutuhan, penilaian kebutuhan, analisis kebutuhan, pelatihan analisis kebutuhan,
perlu perencanaan kegiatan pengkajian, dan kebutuhan rencana penilaian.
Definisi Kebutuhan
Kebutuhan secara tradisional didefinisikan sebagai kesenjangan kinerja memisahkan
apa yang orang tahu, lakukan, atau merasa dari apa yang mereka harus tahu, lakukan,
PSI-Resume Buku-2015 6
atau merasa kompeten untuk melakukan. Kata kebutuhan harus digunakan sebagai
kata benda, bukan sebagai kata kerja (Kaufman, 1986). Alasannya: ketika kebutuhan
digunakan sebagai kata kerja dalam kalimat, "Kita perlu beberapa pelatihan tentang
manajemen waktu," itu berarti sesuatu yang hanya diinginkan bukan sesuatu yang
kompetensi kinerja. Kebutuhan harus selalu dikaitkan dengan pengetahuan yang
esensial, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki individu untuk melakukan
pekerjaan secara kompeten dan dengan demikian mencapai hasil yang diinginkan.
Definisi Penilaian Kebutuhan
Penilaian kebutuhan adalah "mengidentifikasi kesenjangan dalam hasil,
menempatkan mereka dalam urutan prioritas, dan memilih yang paling penting
untuk diperbaiki atau dikurangi" (Watkins dan Kaufman, 1996, hal. 13). Hal ini
dilakukan untuk "mengidentifikasi, dokumen, dan membenarkan kesenjangan antara
apa yang ada dan apa yang harus ada dan menempatkan kesenjangan dalam urutan
prioritas untuk diperbaiki" (Kaufman, 1986, hal. 38). Meskipun kesenjangan tersebut
adalah titik awal tradisional untuk mengembangkan instruksi (Rothwell dan Sredl,
1992), namun menganalisis kesenjangan kadang-kadang penuh dengan masalah
menghadapi tingkat keahlian kinerja dalam kelompok atau organisasi (Lewis dan
Bjorkquist, 1992).
Definisi Analisis Kebutuhan
"Sebuah analisis kebutuhan," tulis Watkins dan Kaufman (1996, hal. 13),
"mengidentifikasi penyebab kesenjangan dalam hasil sehingga metode yang tepat,
cara, taktik, peralatan, dan pendekatan rasional dapat diidentifikasi dan kemudian
dipilih untuk memenuhi kebutuhan. " Dengan demikian dilakukan setelah penilaian
kebutuhan.
Definisi Kebutuhan Pelatihan Perencanaan
Perawatan harus diambil untuk menghindari membuat asumsi terlalu cepat tentang
penyebab kesenjangan. Watkins dan Kaufman (1996, hal. 13) menunjukkan,
'Meskipun istilah' pelatihan penilaian kebutuhan 'sangat populer di lapangan,
tampaknya menjadi sebuah oxymoron. Jika diketahui bahwa pelatihan adalah
PSI-Resume Buku-2015 7
solusinya, kenapa melakukan penilaian kebutuhan? Sebuah label yang lebih akurat
untuk apa yang disebut 'pelatihan penilaian kebutuhan' adalah 'pelatihan analisis
kebutuhan. " Sebuah pelatihan analisis kebutuhan dapat menjadi pendekatan yang
berguna dan penting untuk merancang pelatihan yang akan menanggapi kebutuhan
Anda setelah Anda menetapkannya. " sehingga dapat diketahui apa yang diperlukan.
Definisi Perencanaan Penilaian Kebutuhan
Kebutuhan perencanaan penilaian adalah proses pengembangan cetak biru untuk
mengumpulkan informasi penilaian kebutuhan. Perencanaan adalah suatu proses,sedangkan rencana merupakan produk (Rothwell dan Cookson, 1997). Agar
kebutuhan perencanaan penilaian dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya perencana
harus berpartisipasi dalam setiap langkah merancang penilaian kebutuhan dan
menginterpretasikan hasil. Partisipasi dalam penilaian kebutuhan, seperti di banyakkegiatan organisasi, adalah penting untuk membangun pemahaman tentang masalah
yang sebenarnya.
Dalam arti luas, perencanaan penilaian kebutuhan dapat dikategorikan menjadi dua
jenis: kategori komprehensif dan kategori situasi tertentu. Kategori Komprehensif
adalah perencanaan penilaian kebutuhan yang meliputi kelompok besar dalam atau
di luar organisasi (Rothwell dan Kazanas, 1994a). Kadang-kadang disebut makro
penilaian kebutuhan (Laird, 1985), harus sesuai untuk menentukan pelatihan
berkelanjutan dan yang relatif diprediksi kebutuhan semua pekerja baru, karena
mereka harus berorientasi pada pekerjaan mereka. Hasil dari penilaian kebutuhan
secara komprehensif digunakan untuk menetapkan kurikulum organisasi rencana
instruksional yang meliputi pelatihan dasar untuk setiap kategori pekerjaan. Sebuah
kurikulum memberikan arahan jangka panjang untuk kegiatan belajar terorganisir
(Rothwell dan Kazanas, 1994a, 1994c). Kategori Situasi tertentu adalah perencanaan
penilaian kebutuhan yang lebih sempit. Kadang-kadang disebut mikro penilaian
kebutuhan (Laird, 1985),digunakan untuk memperbaiki masalah kinerja tertentu
yang terdiri dari beberapa orang.
PSI-Resume Buku-2015 8
Menurut Standar (Foshay, Silber, dan Westgaard, 1986, hlm. 27), seorang perencana
need analysis harus membahas tujuh isu kunci:
1. Objectives (Tujuan). Hasil apa yang diinginkan dari penilaian kebutuhan?
2. Target audience. Siapa yang membutuhkan need assessment?
3. Sampling prosedures. Metode apa yang akan digunakan untuk memilih target
audiens untuk berpartisipasi dalam need assessment?
4. Data Collection Methods. Bagaimana informasi mengenai kebutuhan akan
dikumpulkan?
5. Specifications for instruments and protocol. Spesifikasi instrumen dan protokol.
instrumen apa yg harus digunakan selama penilaian kebutuhan, dan bagaimana
mereka harus digunakan? Apa persetujuan atau protokol yang diperlukan untuk
melakukan penilaian kebutuhan, dan bagaimana pendesain instruksional
berinteraksi dengan anggota dari organisasi?
6. Methods of data analysis. Bagaimana informasi yang dikumpulkan selama
penilaian kebutuhan dianalisis?
7. Descriptions of how decisions will be made base on the data. Deskripsi tentang
bagaimana keputusan akan dibuat berdasarkan pada data. Bagaimana kebutuhan
akan diidentifikasi dari hasil pengumpulan data dan analisis?
Langkah-langkah dalam Mengembangkan Rencana Penilaian Kebutuhan
Untuk mengembangkan rencana penilaian kebutuhan, pendesain instruksional harus
terlebih dahulu menjelaskan mengapa mereka melakukan penilaian. Selain itu,
tempat yang tepat untuk memulai tergantung pada masalah yang harus dipecahkan,
jumlah orang yang terpengaruh olehnya, dan rentang waktu yang tersedia untuk
solusi dimaksudkan. Misalnya, titik awal yang tepat untuk penilaian alpha tidak sama
dengan penilaian delta. Demikian juga, titik awal untuk penilaian kebutuhan yang
komprehensif berbeda dari penilaian kebutuhan situasi spesifik. Informasi lebih
lanjut tentang proses ini dapat dilihat pada table berikut.
PSI-Resume Buku-2015 9
1. Menetapkan Tujuan dari Penilaian Kebutuhan
Untuk menetapkan tujuan penilaian kebutuhan, pendesain instruksional harus
mulai dengan menjelaskan apa hasil yang ingin dicapai dari kajian kebutuhan. Ini
adalah aktivitas visi yang harus menghasilkan gambaran mental dari kondisi yang
diinginkan ada pada akhir proses penilaian.
2. Mengidentifikasi Target Audiens
Target audiens adalah karyawan yang kebutuhan instruksional akan diidentifikasi
melalui kebutuhan proses penilaian. Setiap penilaian kebutuhan harus
mengidentifikasi siapa yang saat ini terpengaruh oleh masalah kinerja, berapa
banyak mereka yang terpengaruh, dan di mana mereka berada.
3. Menetapkan Prosedur Sampling
Sampling adalah proses mengidentifikasi kelompok-kelompok kecil untuk
pemeriksaan. Hal ini digunakan untuk menghemat waktu dan biaya untuk
mengumpulkan informasi tentang kebutuhan. Untuk menentukan mana yang
akan digunakan, perancang instruksional harus mempertimbangkan tujuan dari
penilaian kebutuhan, tingkat kepastian yang dibutuhkan dalam kesimpulan,
kemauan pengambil keputusan dalam organisasi untuk memungkinkan informasi
yang akan dikumpulkan untuk studi penilaian kebutuhan, dan sumber daya
(waktu, uang, dan staf) yang tersedia.
4. Menentukan Strategi Pengumpulan data dan Taktik
Langkah inin bertujuan bagaimana informasi tentang kebutuhan instruksional
dikumpulkan. Lima metode yang biasanya digunakan untuk mengumpulkan
informasi tentang kebutuhan instruksional: (1) wawancara (2) observasi langsung
kerja, (3) pemeriksaan langsung dari kinerja atau indikator produktivitas, (4)
kuesioner, dan (5) analisis tugas.
5. Menentukan Instrumen dan Protokol
Instrumen apa yang harus digunakan selama pengkajian kebutuhan, dan
bagaimana mereka harus digunakan? Persetujuan atau protokol apa yang
PSI-Resume Buku-2015 10
diperlukan untuk melakukan penilaian kebutuhan, dan bagaimana pendesain
instruksional berinteraksi dengan anggota dari organisasi?
6. Menentukan Metode Analisis Data
Langkah ini dilakukan untuk menganalisis informasi penilaian kebutuhan yang
telah dikumpulkan. Metode analisis data tergantung pada desain penilaian
kebutuhan, sesuai dengan desain penelitian, yang telah dipilih sebelumnya.
Yakni: (1) sejarah, (2) deskriptif, (3) perkembangan, (4) kasus atau studi lapangan,
(5) korelasional, (6) kausal-komparatif, (7) eksperimental murni, (8) kuasi-
eksperimental , dan (9) penelitian tindakan (Isaac dan Michael, 1984).
7. Menilai kelayakan dari Rencana Penilaian Kebutuhan
Sebelum menyelesaikan rencana penilaian kebutuhan, pendesain instruksional
harus meninjau tiga pertanyaan penting: (1) Apakah bisa dilakukan dengan
sumber daya yang tersedia? (2) Apakah bisa diterapkan dalam budaya organisasi?
dan (3) Apakah semua informasi berlebihan telah dihilangkan dari rencana?
B. Menilai Karakteristik Pebelajar (Assessing Relevant Characteristics of Learners)
PSI-Resume Buku-2015 11
Langkah ini dilakukan untuk menilai karakteristik yang relevan dari peserta didik,
biasa disebut dengan penilaian pembelajar. Bagian ini menggambarkan karakteristik
pembelajar memilih untuk penilaian, menyarankan metode untuk mengidentifikasi
karakteristik pembelajar yang tepat, membahas cara-cara melakukan penilaian
peserta didik, memberikan saran tentang pengembangan profil peserta didik,
menggambarkan perkembangan baru yang mempengaruhi penilaian peserta didik,
dan menawarkan petunjuk untuk menilai dan membenarkan penilaian peserta didik.
Menurut standar, satu kompetensi untuk desain instruksional adalah untuk
"mengidentifikasi dan menggambarkan karakteristik populasi target." Hal ini
dianggap sebagai kompetensi penting. Laporan kinerja yang berhubungan dengan
kompetensi ini menunjukkan bahwa pendesain instruksional harus mampu :(a)
menentukan karakteristik peserta, (b) menganalisis, mengevaluasi, dan memilih data
profil peserta didik untuk digunakan dalam situasi desain tertentu.
Ada tiga kategori dasar dari karakteristik peserta didik yang relevan yaitu karakteristik
yang berhubungan dengan situasi tertentu, masalah kinerja, atau kebutuhan
instruksional. Karakteristik situasi yang berhubungan berasal dari peristiwa seputar
keputusan untuk merancang dan memberikan instruksi. Karakteristik Keputusan
terkait berkaitan dengan mereka yang membuat keputusan tentang partisipasi
peserta didik dalam pembelajaran. Karakteristik pserta didik terkait berasal dari
peserta didik itu sendiri. Ada dua jenis: (1) pengetahuan prasyarat, keterampilan, dan
sikap, dan (2) karakteristik lain peserta didik terkait.
Menentukan Metode untuk Menilai Karakteristik Pembelajar
1. Pendekatan yang diambil (The derived approach).Apakah desainer peserta
didik dapat mengidentifikasi karakteristik peserta didik untuk mengatasi
masalah-masalah kinerja yang benar-benar penting untuk diselesaikan,
kebutuhan peserta didik atau keterbatasan organisasi dengan hanya
melakukan tukar pendapat (brainstorming)?jika demikian maka mereka dapat
memeroleh karakteristik peserta didik yang relevan
PSI-Resume Buku-2015 12
2. Pendekatan yang dirancang (The contrived approach).Jika karakteristik
peserta didik tidak dapat diidentifikasi secara mudah melalui pendekatan
yang diambil (the derived approach), maka desainer peserta didik harus
merancang daftar karakteristik untuk dipertimbangkan
Mengembangkan sebuah profil karakteristik peserta didik:
1. Profil seorang peserta didik adalah deskripsi naratif dari peserta didik untuk
peserta didik yang menyusun asumsi-asumsi kunci mengenai mereka sebagai
masukan persiapan peserta didik
2. Untuk mencukupi, profil peserta didik harus konsisten dengan hasil-hasil
penilaian peserta didik dan cukup lengkap sehingga dapat digunakan untuk
keputusan peserta didik
Pentingya Menilai Karakteristik relevan dari Pembelajar
Pertanyaan-pertanyaan ini mengekspresikan fokus utama keprihatinan di kalangan
banyak teori desain instruksional dalam beberapa tahun terakhir. Behavioris percaya
bahwa perubahan lingkungan dalam bentuk pembelajaran. Pemikiran mereka adalah
dasar bagi pandangan awal desain instruksional (Lamos, 1984). Fokusnya pada
interaksi antara lingkungan eksternal dan internal pelajar. Kognitivisme, meskipun
ide telah ada dalam beberapa bentuk untuk beberapa waktu, merupakan
perkembangan terbaru dalam penilaian peserta didik. Kognitif banyak berfokus pada
apa yang dilakukan peserta didik di dalam proses belajar (yang mengikuti orientasi
mereka) seperti apa yang harus dilakukan pendesain instruksional untuk membentuk
lingkungan yang kondusif untuk belajar.
Pentingnya Learner
Menurut kognitif, peserta didik membuat interpretasi mereka sendiri berdasarkan
pengalaman mereka, harapan, dan keyakinan. Akibatnya, sifat pengalaman-
PSI-Resume Buku-2015 13
pengalaman, harapan, dan keyakinan pada dasarnya penting untuk membantu
pelajar membuat makna informasi atau ide-ide baru.
C. Analisa Karakteristik Pengaturan Kerja (Analyzing Characteristics of A Work
Setting).
Menganalisis karakteristik pengaturan kerja adalah proses pengumpulan informasi
tentang sumber daya organisasi, kendala, dan budaya sehingga instruksi yang akan
dirancang sesuai dengan lingkungan.
Laporan kinerja yang berhubungan dengan kompetensi ini menunjukkan bahwa
pendesain instruksional harus dapat:
1. Mengidentifikasi aspek lingkungan fisik dan sosial yang berdampak pada
pengiriman instruksi.
2. Mengidentifikasi aspek lingkungan dan budaya yang mempengaruhi sikap
terhadap penemuan instruksional.
PSI-Resume Buku-2015 14
3. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan dan budaya yang mempengaruhi
belajar, sikap, dan kinerja.
4. Mengidentifikasi sifat dan peran dari berbagai lingkungan kerja dalam proses
pengajaran dan pembelajaran.
5. Menentukan sejauh mana misi organisasi, filsafat, dan nilai-nilai mempengaruhi
desain dan keberhasilan proyek.
Pentingnya Menetapkan Analisis Kerja
Proses desain pembelajaran adalah upaya perubahan yang dimaksudkan untuk
memenuhi atau mencegah kekurangan dalam pengetahuan, keterampilan, atau
sikap. Hal ini penting dilakukan karena berkaitan dengan lingkungan di mana instruksi
akan dirancang, disampaikan, dan kemudian diterapkan. Jika langkah ini diabaikan,
pendesain instruksional mungkin mendapatkan kendala saat mereka mempersiapkan
pembelajaran.
Mengidentifikasi Faktor-faktor dan Penyelenggaraan Mengatur Analisis
Desainer instruksional harus membuat pemeriksaan sistematis pengembangan,
penyampaian, dan lingkungan aplikasi pada awal proses desain instruksional.
Lingkungan pengembangan adalah pengaturan di mana instruksi akan disiapkan
lingkungan pengiriman adalah pengaturan di mana instruksi akan disajikan, dan
lingkungan aplikasi adalah pengaturan kerja di mana peserta didik akan diharapkan
untuk menerapkan apa yang mereka pelajari.
Menilai Analisis Pengaturan Kerja
Menurut Standar, perancang instruksional harus mampu mengevaluasi analisis
pengaturan untuk menentukan apakah itu dilakukan pada waktu yang tepat dan
terfokus pada isu-isu yang tepat.
PSI-Resume Buku-2015 15
Pertama, pastikan bahwa analisis pengaturan sudah dilakukan. Desainer instruksional
ditugaskan untuk sebuah proyek di tengah atau di akhir pekerjaan harus meminta
rekan satu tim mereka apa karakteristik lingkungan, mengapa mereka dipilih, dan
mengapa karakteristik lain diabaikan. Pertanyaan sederhana yang layak diajukan
adalah:
1. Apa kendala, jika ada, pada proyek?
2. sumber daya yang tersedia?
3. Bagaimana kendala dan tersedia sumber daya proyek telah diperhitungkan pada
proyek sejauh ini?
4. Bagaimana sumber daya yang tersedia dan hambatan yang mempengaruhi
pengaruh proyek pengembangan instruksi?
5. Bagaimana sumber daya yang tersedia dan kendala mempengaruhi pengiriman?
6. Bagaimana mungkin mereka mempengaruhi penerapan instruksi oleh peserta
didik?
7. Bagaimana budaya organisasi, dan bagaimana mungkin hal itu mempengaruhi
pengembangan instruksional, pengiriman, dan aplikasi?
Kedua, periksa apakah analisis itu dilakukan dengan benar. Jika karakteristik
lingkungan kerja telah diteliti, pastikan mereka telah diverifikasi. Carilah bukti
persetujuan dari anggota tim desain instruksional, manajer lini, dan asumsi karyawan
berpengalaman yang telah dibuat tentang pengembangan, pengiriman, dan
pengaturan aplikasi. Jika asumsi tidak dapat diverifikasi, maka bersiaplah untuk
meninjau dan merevisi instruksi.
Ketiga, memastikan bahwa hasil analisis yang digunakan selama pengembangan
instruksional, pengiriman, dan aplikasi. Untuk tujuan ini, secara berkala meminta
PSI-Resume Buku-2015 16
anggota tim desain pembelajaran bagaimana mereka menggunakan apa yang mereka
ketahui tentang pengaturan dan bagaimana mereka merasa mereka harus
menggunakan informasi ini.
D. Analisis Kerja (Performing Work Analysis)
1. Job Analysis
Mendefinisikan Job Analysis
Sebuah analisis pekerjaan adalah pemeriksaan sistematis apa yang orang lakukan,
bagaimana mereka melakukannya, dan apa hasil yang mereka capai dengan
melakukan hal itu (Denis, 1992). Hasil analisis pekerjaan biasanya dapat menjadi titik
awal untuk tugas yang lebih rinci atau analisis isi. Hal ini dilakukan untuk memperjelas
pasang kerja, tanggung jawab, kegiatan, dan masuk kualifikasi (Clifford, 1994).
Mendefinisikan Ketentuan Terkait dengan Job Analysis
Desainer instruksional harus mencurahkan waktu untuk membiasakan diri dengan
nomenklatur analisis jabatan, jika tidak, mereka mungkin menjadi bingung dengan
cepat. Ayub hanya berarti koleksi kegiatan terkait, tugas, atau tanggung jawab. Lebih
dari satu orang menempati pekerjaan. Ditetapkan cara lain, pekerjaan berarti
"sekelompok posisi yang identik sehubungan dengan tugas utama atau penting
PSI-Resume Buku-2015 17
mereka" (Mc Cormick-, 1979, hal. 19).
Posisi biasanya tidak berarti hal yang sama seperti, pekerjaan. Sebuah posisi
berkonotasi tugas dan tugas yang dijalankan oleh satu orang (McCormick, 1979).
Misalnya, suatu organisasi dapat menggunakan empat orang dalam pekerjaan
auditor internal, namun, setiap orang diberi tugas yang berbeda, sehingga benar-
benar empat posisi auditor internal. Mapan adalah orang-orang saat berbagi satu
jabatan.
Pentingnya Job AnalysisAnalisis jabatan penting karena mengidentifikasi apa yang dilakukan orang-atauharus dilakukan-dan dengan demikian menyediakan informasi untuk memilih,
menilai, kompensasi, pelatihan, dan disiplin pegawai. Memang, analisis jabatan
membantu (Werther dan Davis, 1985, hal. 117)
Gambaran Umum Langkah-langkah dalam Melakukan Analisis pekerjaanLangkah 1: Mengidentifikasi Jobs Akan DianalisisMengidentifikasi pekerjaan yang akan dianalisis adalah yang pertama, dan
sederhana, Tempat yang baik untuk memulai setiap analisis pekerjaan adalah denganreview daftar/deskripsi pekerjaan. Setiap pekerjaan diklasifikasikan sesuai dengan
skema yang unik yang menunjukkan keterampilan yang diperlukan.
Langkah 2: Klarifikasi Hasil Berasal dari AnalisisDesainer instruksional harus memusatkan perhatian mereka pada dua pertanyaan:
(1) Mengapa analisis pekerjaan dilakukan? dan
(2) Apa hasil yang dicari? Selalu mulai dengan membahas pertanyaan pertama,sehingga memperjelas tujuan penyelidikan.
Setelah tujuan analisis pekerjaan telah diklarifikasi, desainer instruksional
selanjutnya harus memutuskan apa hasil yang diinginkan. Empat yang mungkin:
1. deskripsi pekerjaan secara harfiah menggambarkan kegiatan, tugas, dantanggung jawab pekerjaan serta aspek lain yang relevan;
2. spesifikasi pekerjaan harfiah menentukan kualifikasi penting untuk berhasil
masuk ke dalam pekerjaan,3. daftar tugas melukiskan, secara rinci, kegiatan yang dilakukan oleh pemegang
PSI-Resume Buku-2015 18
jabatan, dan
4. standar kinerja pekerjaan mengidentifikasi harapan yang ditargetkan atau
minimum untuk kinerja, kadang-kadang dalam hal terukur.Oleh karena itu, hasil analisis jabatan dapat dinyatakan dalam deskripsi pekerjaan,
spesifikasi pekerjaan, daftar tugas (kadang-kadang disebut persediaan tugas),
standar kinerja pekerjaan, atau kombinasi dari keempatnya.
Langkah 3: Mempersiapkan Rencana Job Analysis
Langkah ketiga adalah persiapan rencana untuk membimbing penyelidikan. Rencana
tersebut harus menangani setidaknya pertanyaan-pertanyaan berikut:
(1) Siapa yang akan melakukan analisis pekerjaan?
(2) Apa tujuan utama dari analisis?
(3) Bagaimana hasil analisis tersebut digunakan?
(4) Siapa yang tergantung pada hasil analisis? dan
(5) Apa sumber atau metode harus digunakan untuk mengumpulkan dan
menganalisis informasi pekerjaan?
Langkah 4: Melaksanakan Rencana Analisis pekerjaan
Langkah keempat adalah implementasi analisis jabatan. Pada titik ini, pendesain
instruksional melaksanakan rencana analisis pekerjaan, mengumpulkan informasi
tentang pekerjaan yang sedang diselidiki. Dalam banyak hal, masalah yang dihadapi
dalam langkah ini mirip dengan masalah yang dihadapi dalam mengumpulkan data
tentang kebutuhan pelatihan. Lebih khusus, perancang instruksional harus
menghindari menciptakan harapan palsu dan menghindari kesalahan dalam protokol
selama pengumpulan data.
Langkah 5: Menganalisis dan Menggunakan Hasil Analisis Jabatan
Pendesain instruksional memilih metode untuk menganalisis hasil analisis jabatan
Seperti penilaian kebutuhan. pemilihan ini akan tergantung pada bagaimana
informasi tersebut akan dikumpulkan. Hasil analisis pekerjaan dinyatakan sebagai
deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, daftar tugas, atau standar kinerja
PSI-Resume Buku-2015 19
pekerjaan.
2. Analisis Tugas
Untuk merancang instruksi pekerjaan tertentu, perancang instruksional harus tahu
secara tepat pekerja apa yang akan di lakukan, bagaimana mereka melakukannya,
mengapa mereka melakukannya, apa mental, fisik, dan apa persyaratan peserta didik
untuk melakukannya, dan peralatan apa atau sumber daya lainnya yang harus
mereka melakukan.
Mendefinisikan Analisis Tugas
Analisis tugas adalah pemeriksaan intensif tentang bagaimana orang melakukan
aktivitas kerja. Kadang-kadang dapat melibatkan kritik dan pemeriksaan ulang
aktivitas kerja. Analisis tugas dilakukan untuk
1. menentukan komponen kinerja yang kompeten;
2. mengidentifikasi kegiatan yang dapat disederhanakan atau ditingkatkan;
3. menentukan secara tepat apa yang pekerja harus tahu, lakukan, atau merasa
belajar aktivitas kerja tertentu;
4. menjelaskan kondisi (peralatan dan sumber daya lainnya) yang dibutuhkan untuk
kinerja yang kompeten, dan
5. menetapkan harapan minimum (standar) untuk seberapa baik pemegang jabatan
harus melakukan tugas masing-masing muncul dalam deskripsi pekerjaan
mereka.
Gambaran Umum Langkah-langkah dalam Melakukan Analisis Tugas
Desainer instruksional harus memulai studi analisis tugas dasarnya dengan cara yang
sama mereka mulai analisis pekerjaan:
1. Identifikasi pekerjaan atau tugas yang akan dianalisis.
2. Memperjelas hasil yang diinginkan dari analisis tugas.
3. Siapkan rencana untuk memandu analisis tugas.
4. Melaksanakan rencana analisis tugas.
5. Menganalisis dan menggunakan hasil penyelidikan.
3. Analisis Isi
Analisis isi, kadang-kadang disebut analisis materi pelajaran, "dimaksudkan (1) untuk
PSI-Resume Buku-2015 20
mengidentifikasi dan mengisolasi ide tunggal atau unit keterampilan untuk
pengajaran, (2) untuk bertindak sebagai aturan keputusan obyektif termasuk topik
dari instruksi, dan (3) memberikan bimbingan kepada topik urutan instruksi
"(Gibbons, 1977, hal. 2).
Pentingnya Analisis Isi
Untuk melakukan, pekerja membutuhkan informasi bahwa kebutuhan telah
diterjemahkan ke dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap dan bahwa
kebutuhan telah terorganisir dalam cara yang dapat mereka terapkan dalam
pengaturan kerja. Analisis isi penting, karena merupakan proses penting dalam
mengidentifikasi informasi bahwa kebutuhan peserta didik harus diterjemahkan ke
dalam pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan, keterampilan, dan sikap
melalui pengalaman instruksional yang direncanakan.
Gambaran Umum Langkah-langkah dalam Melakukan Analisis Isi
Pendesain instruksional harus mengambil langkah-langkah berikut ini untuk
melakukan analisis isi (Swanson dan Gradous, 1986):
1. Mengidentifikasi subjek atau topik.
2. Menyelidiki apa pemain berpengalaman tahu tentang topik tersebut.
3. Menyelidiki bagaimana orang melakukan mental (rahasia) kegiatan dengan
a. Meminta mereka.
b. Mengamati hasil aktivitas kerja.
c. Menggunakan metode lain.
4. Melakukan pencarian literatur tentang topik.
5. Mensintesis hasil menggunakan salah satu dari beberapa metode untuk
mengembangkan model subjek.
6. Jelaskan subjek atau konten.
Referensi:
William J. Rothwell & H. C. Kazanas, 2004, Mastering The Instructional Design Process,
A Systematic Appfroach 3th Editions. Pfeiffer, San Fransisco.
PSI-Resume Buku- 2015 1
TUGAS 3-RESUME-5
.
Prolougue.
Pengantar
Buku ini membahasa tentang ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement dan Evaluate).
Landasan filosofis pendekatan ADDIE menekankan pembelajaran bermakna berpusat pada
peserta didik, inovatif, otentik dan inspiratif. Oleh karena itu, pendekatan ini merupakan
sebuah desain yang mendorong pembelajaran yang aktif, multifungsional, situasional dan
inspiratif. Model ADDIE telah banyak digunakan oleh para desainer pembelajaran sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Penerapan ADDIE harus bersifat student center, inovatif,
inspriratif dan otentik. Tujuan penulisan buku ini adalah untuk memperkenalkan
pendekatan ADDIE sebagai landasan proses dalam merancang serta mengembangan desain
pembelajaran secara efektif. Secara gamblang dapat dilihat di bawah ini
Instructional Design : The ADDIE Approach
Evaluate
Analyze
Implement
Develop
Design
Branch, Robert M. (2009). Instructional Design: The ADDIE Approach. New York: Springer. (p.2)
The Instructional Design: The ADDIE Approach/By:Branch, Robert maribe (2009) Springer: New YorkHal.1-20
PSI-Resume Buku- 2015 2
Pada langkah desain kemungkinan ditemui kendala dalam menetapkan pengalaman belajarpeserta didik, karena bila desain membutuhkan biaya untuk rancangannya, bila tidakdidukung institusi, maka akan terkendala.Pada langkah Implements, akan kesulitan, karena butuh tim eksternal yang akanmengimplementasikan, yang belum tentu bisa diterima di lapangan.Kemungkinan juga akan kesulitan pada desain evaluasi.
Ruangan belajar
Tahap belajar merupakan sebuah istilah yang merujuk pada pembelajaran terencana
daripada pembelajaran tidak terencana. Tujuannya adalah untuk menunjukkan perlunya
sebuah sistem yang membantu kompleksitas terkait dengan pembelajaran terencana.
Konsep kelas perlu ditempatkan dalam konteks yang lebih luas, tidak sekedar tempat
dimana pelajaran terjadi. Sebuah kelas dipandang sebagai ruang belajar yang bersifat
dinamis.
Pembelajaran terencana bersifat kompleks karena delapan entitas terikat satu sama lain.
Kompleksitas juga meliputi peserta didik sendiri, konten. Pembelajaran terencana merujuk
pada strategi yang berorientasi pada tujuan. Pembelajaran ini menjadikan peserta didik
mandiri.
PRINSIP DESAIN PEMBELAJARAN
Desain pembelajaran berpusat pada belajar individu, yang menggunakan pendekatan
sistem tentang pengetahuan dan belajar manusia. Kondisi internal mensyaratkan model
pemrosesan informasi yang ditopang oleh faktor eksternal yang telah dikendalikan
sepenuhnya. Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan yang merencanakan
tujuan kinerja, memilih strategi pembelajaran, pemilihan media dan bahan pelajaran dan
evaluasi. Analisisnya dimulai dari awal hingga akhir. Juga perlu dipertimbangkan lainnya,
seperti : sumber daya, persiapan guru dan difusi.
Belajar individual dipengaruhi oleh karakteristik peserta didik, seperti : pengetahuan dan
ketrampilan yang ada, dan pengelolaan memori. Kemampuan adalah karakteristik yang
PSI-Resume Buku- 2015 3
berkaitan dengan alasan, orientasi ruang, dan sikap. Sifat adalah karakteristik pribadi.
Seorang desain pembelajaran hendaknya mengatur faktor belajar eksternal yang
mendukung perbedaan peserta didik dalam proses internal. Sembilan hal yang harus
diperhatikan dalam pembelajaran ( Gagne ) : menarik perhatian, memberitahukankan
peserta didik, mendorong pengingatan kembali, menghadirkan informasi, membimbing,
memperoleh kinerja, adanya umpan balik, mengevaluasi, dan mendorong proses informasi
internal. Pemilihan kegiatan pembelajara, materi pelajaran, dan media bergantung pada
ranah tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran bergantung pada besar-kecilnya
keolompok. Perancang desain pembelajaran hendaknya mengembangkan bahan
pembelajaran bersama dengan pakar di bidangnya. Desain pembelajaran bersifat berpusat
pada peserta didik, orientasi pada tujuan, memusatkan pada kinerja yang bermakna,
mengandaikan tujuannya dapat diukur, prosedur berdasarkan pada bukti empiris,
interaktif, koreksi diri dan usaha team. Peserta didik dan tujuan menjadi pusat prinsip
desain pembelajaran, sedangkan pembelajaran hanyalah sarana memudahkan kinerja
peserta didik.
KONSEP SISTEM
Sebuah sistem mempermudah kompleksitas sebuah konteks merespon aneka situasi,
interaksi dalam konteks. Konsep sistem umum digambarkan sebagai sistematis yang
mengikuti kaidah dan prosedur, sistemik, responsif, saling ketergantungan, dinamis,
sinergistik dan kreatif. Pendekatan sistem menerima tujuan apa saja yang ditetapkan
sebagai orientasinya. Hasil belajar yang berbeda sering menuntut aneka penerapan
terhadap konsep daar, namun komponen utama dipertahankan untuk menjaga kesatuan
konsep dasar. Menerapkan pendekatan sistem terhadap desain pembelajaran membuat
proses desain pembelajaran bersifat deskriptif dan preskriptif. Disebut deskritif karena ia
menunjukkan hubungan, menunjukkan urutan yang terjadi selama proses kreatif,
mendorong interaktif, menjelaskan fenomena. Disebut preskriptif karena desain
pembelajaran menetapkan aturan dan petunjuk untuk mencapai tujuan, mengidentifikasi
model, metode dan prosedur dan strategi untuk mencapai tujuan.
PROSES PARTNERING
PSI-Resume Buku- 2015 4
Saat pembelajaran memberikan pengaruh pada kinerja individu, ada banyak faktor yang
juga mempengaruhi kinerja dan tidak ada yang berkaitan dengan modul pembelajaran.
Alternatif untuk melengkapi modul pembelajaran meliputi, misalkan : informasi,
dokumentasi, bantuan pekerjaan, feedback, perijinan, rekayasa, reorganisasi dan
konsekuensi. Contoh : dari aspek informasi, seorang pekerja tidak dapat bekerja dengan
baik karena sang manajer tidak memberitahukan informasi yang relevan kepada pekerja.
Pembelajaran dikatakan layak apabila kompetensi individu meningkat melalui pengetahuan
atau ketrampilan. Hal ini dibandingkan dengan kinerja nyata dan kinerja yang diharapkan.
Perbedaan itu disebut kesenjangan kinerja ( performance discrepancy ). Ada 3 alasan
mengapa terjadi kesenjangan kinerja : terbatasnya sumber daya, kurangnya motivasi dan
kurangnya pengetahuan atau ketrampilan.
Langah-langkah Desain Model ADDIE
Terdapat lima langkah penting dalam model ADDIE, seperti yang tertera di tabel di bawah
ini :
Model ADDIE sangatlah sensitif terhadap konteks, proaktif, interaktif, dan menjadi alat
komunikasi ideal bagi para stakeholder. Kerjasama pengajaran yang baik dan teori
pembelajaran yang kuat membuat ADDIE menjadi model interindependen, sinergik,
PSI-Resume Buku- 2015 5
dinamis, cybernetic, dan sistematik. ADDIE interdependen untuk menghubungkan berbagai
macam pihak yang terlibat dalam lingkungan belajar; ADDIE sinergik karena
mempresentasikan penjumlaahan bagian-bagian yang membentuk kesatuan yang melebihi
suatu individu; ADDIE dinamis sebagai respon preubahan pembelajaran dalam lingkungan
belajar. ADDIE cybernetic karena memerirntahkan, membimbing, mengautomatisasi,
mereplikasi, dan mencegah kesalahan dari keseluruhan program; ADDIE sistematik karena
dirinya membentuk aturan dan prosedur; ADDIE adalah sistemik karena seluruh komponen
berespon dengan stimulus yang diberikan.
Analyze ( Analisis)
Dalam tahap ini, seorang desainer instruksional melakukan analisis kinerja untuk
mengetahui dan mengklarifikasi apakah terdapat masalah dalam kinerja atau performa dan
memerlukan solusi. Misalnya berkaitan dengan penyelenggaraan program pembelajaran
atau perbaikan manajemen, apakah masalah tersebut adalah benar-benar masalah dan
upaya untuk penyelesaian. Disamping itu kemampuan menganalisis kebutuhan, juga
merupakan langkah yang sangat penting untuk mengetahui kemampuan atau kompetensi
yang perlu dipelajari oleh pebelajar untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.
Langkah-Langkah Analisis : 1.) Validasi kesenjangan kinerja : Mengukur kinerja actual,
Menetapkan kinerja yang ingin dicapai, Mengidentifikasi penyebab; 2.) Merumuskan tujuan
instruksional : Menggunakan taksonomi Bloom, Taksonomi lain; 3. Mengidentifikasi
karakteristik pebelajar : Kemampuan, pengalaman, motivasi, Sikap dan Lain-lain; 4.
Mengidentifikasi sumber-sumber yang dibutuhkan: Mengidentifikasi pilihan-pilihan,
Pertimbangan waktu, Konten, teknologi, fasilitas dan manusia; 5.) Menentukan strategi
pembelajaran yang tepat Mengidentifikasi pilihan-pilihan, Pertimbangan waktu, Biaya
setiap fase ADDIE, Biaya keseluruhan; 6.) Menyusun rencana pengelolaan program/proyek
: Anggota Tim, batas-batas yang berarti, jadwal, Laporan akhir.
Design ( Desain)
Design (Desain) merupakan tahap setelah proses analisis dimana tahap ini adalah tidak
lanjut atau kegiatan inti dari langkah analisis. Desain pembelajaran juga dikatakan sebagai
rancangan dalam proses pembelajaran. Desain disusun dengan mempelajari masalah,
kemudian mencari solusi melalui identifikasi dari tahap analisis kebutuhan pada proses
PSI-Resume Buku- 2015 6
sebelumnya. Salah satu tujuan dari tahap ini adalah menentukan strategi pembelajaran
yang tepat agar peserta didik dapat mencapai tujuan dalam proses pendidikan, khususnya
dalam mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan dalam proses pembelajaran
Tujuan tahap ini adalah memverifikasi kinerja yang akan dicapai dan pemilihan metode tes
yang sesuai. Langkah-langkah umum yang ditempuh dalam mendisain pembelajaran
adalah: 1.) Menyusun daftar tugas-tugas; 2.) Menyusun tujuan kinerja; 3.) Menyusun
strategi tes; 4.) Menghitung investasi/biaya yang dikeluarkan. Komponen Disain yang
digunakan berupa Diagram susunan tugas, Perangkat pelengkap tentang tujuan
pembelajaran, Perangkat tes lengkap, Strategi Tes, Proposal investasi/biaya yang
dikeluarkan.
Develop ( Pengembangan)
Setelah terbentuknya desain pembelajaran pada tahap kedua, tahap selanjutnya
adalahdevelopment atau tahap pengembangan, dimana desain yang sudah tersusun atau
sudah terbuat kemudian ditindak lanjuti prosesnya melaui uji coba. Apakan desain yang
sudah dibuat tersebut layak untuk digunakan atau tidak. Jika memang desain yang sudah
diuji cobakan tersebut berhasil atau dapat digunakan, maka desain harus dikembangkan
agar lebih baik dan tentunya mendukung proses pembelajaran untuk mencapai tujuannya.
Tahap pengembangan ini juga harus dikombinasikan atau dipadukan dengan media – media
yang kiranya dapat mendukung pembelajaran. Selain itu, hal – hal yang berada disekitarnya
tentunya harus berhubungan dan mendukung satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu,
pembelajaran akan berjalan dengan baik jika hal yang satu dengan yang lain berhubungn
dengan baik.
Langkah-langah dalam tahapan ini diantaranya adalah: membuat objek-objek belajar
(learning objects) seperti dokumen teks, animasi, gambar, video dan sebagainya; membuat
dokumen-dokumen tambahan yang mendukung. Langkah pengembangan meliputi kegiatan
membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup kegiatan
memilih, menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk
digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program.
PSI-Resume Buku- 2015 7
Tujuan dari tahap ini adalah menghasilkan dan memvalidasi sumber-sumber belajar melalui
1.) Pembentukan konten; 2.) Memilih dan membentuk media suportif; 3.) Membentuk
panduan untuk para siswa; 4.) Membentuk panduan untuk para guru; 5.) Menyusun revisi
formatif; 5. Membentuk tes pilot atau tes awal dan menyelenggarakannya.
Implement ( Implementasi)
Suatu rencana pembelajaran yang telah dibuat tidak akan kita ketahui hasilnya apabila
tidak ada suatu tindakan yang dilakukan. Adanya tindakan tersebut sangat berarti karena
pembelajaran akan memunculkan hal baru berupa dampak yang dapat dijadikan
pengalaman atau bahkan acuan apabila telah membuahkan hasil, untuk itulah perlu adanya
implementasi yang berarti pelaksanaan atau penerapan dari suatu rencana dimana ini
merupakan salah satu model ADDIE yang menjadi satu kesatuan dengan tahap-tahap
sebelumnya sebagai penyempurna dan cukup berpengaruh dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah mempersiapkan dan memasarkannya ke
target pebelajar dengan menyiapkan Guru dan menyiapkan pebelajar
Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari
model desain sistem pembelajaran ADDIE. Tujuan utama dari langkah ini adalah 1.)
Membimbing pebelajar untuk mencapai tujuan atau kompetensi; 2.) Menjamin terjadinya
pemecahan masalah/ solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh
pebelajar. 3.) Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, pebelajar perlu
memilki kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperlukan.
Evaluate ( Evaluasi)
Perencanaan pembelajaran yang disiapkan secara matang akan melewati tahap-tahap
pengembangan model ADDIE ini dengan lancar dan berakhir pada tahap yang disebut
dengan evaluasi. Evaluasi merupakan tahap dimana tindakan yang dilakukan adalah
bertujuan untuk mengetahui keberhasilan suatu rencana pembelajaran, hal-hal yang
dilakukan guna suksesnya tahap ini tidak semata-mata utuh pada tahap ini saja namun
evaluasi dapat terjadi pula pada tahap-tahap sebelumnya. Dalam pelaksanaan evaluasi
tersebut hendaklah memperhatikan tujuan-tujuan yang hendak dicapai pada awal
perencanaan karena suatu evaluasi atau penilaian memiliki kriteria guna mengetahui
PSI-Resume Buku- 2015 8
ketercapaiannya sampai batas yang ditentukan atau tidak dan dari kegiatan tersebut
diperlukan adanya informasi dan data-data yang diperlukan dari obyek yang akan dievaluasi
guna kelancaran proses evaluasi.
Tujuan dari fase evaluasi adalah mengukur kualitas dari produk dan proses sebelum dan
setelah pelaksanaan kegiatan. Prosedur utama dari proses evaluasi adalah : 1.)
Menentukan kriteria evaluasi; 2.) Memilih alat untuk evaluasi; 3.)Mengadakan evaluasi itu
sendiri. Hasil dari evaluasi adalah perencanaan evaluasi. Komponen dari perencanaan
evaluasi adalah : Sebuah ringkasan tentang tujuan, alat pengumpul data, tanggung jawab
terhadap waktu dan perorangan/group untuk setiap level evaluasi; Satu set kriteria
penilaian evaluasi; Satu set alat untuk evaluasi.
Kendala dalam Implementasi di tempat kerja
Kendala yang mungkin dihadapai dalam implementasi ditempat kerja. Pada tahap analisis:
dimana pada saat melakukan anailisis kinerja dan analisis kebutuhan, kekhawatiran tidak
fokusnya guru dalam menganalisis kinerja dan kebutuhan, apakah analisis yang dilakukan
memang benar-benar suatu hal yang sangat urgen. Jika hal tersebut terjadi maka akan
sangat berpengaruh terhadap tahapan desain selanjutnya.Pada tahap desain: Kendala yang
mungkin dihadapi adalah menetapkan pengalaman belajar kepada pebelajar, hal ini terkait
dengan desain tes, perangkat pembelajaran, yang membutuhkan biaya, kendala utama
adalah jika dalam mengembangkan program tidak didukung oleh dana yang cukup dari
sekolah.
Pada tahap pengembangan: Kendala yang mungkin dihadapi adalah tidak tersedianya
media yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, dan karakteristik pebelajar, padahal
media yang dimaksudkan sangat menunjang ketercapaian kompetensi bagi pebelajar. Pada
tahap Implementasi: Kendala yang dihadapi pada tahap ini, bisa datang dari pembelajar
maupun dari pebelajar itu sendiri, dari pihak pembelajar, adanya ketidak sesuaian metode
yang sudah dirancang sejak awal dengan metode yang dilakukan dilapangan, hal ini
mungkin saja terjadi jika kondisi dilapangan tidak mendukung untuk menerapkan metode
yang telah ditetapkan. Sementara dari pihak pebelajar, adalah menurunnya minat belajar
pada saat penyampaian materi. Pada tahap evaluasi: kendala yang mungkin dihadapi
adalah bagaimana menentukan kriteria evaluasi, memilih alat untuk evaluasi, dan
mengadakan evaluasi secara akurat yang sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
PSI-Resume Buku- 2015 1
PENDAHULUAN
Peran Model dalam Pengembangan Pembelajaran
Sebuah model adalah representasi sederhana dari bentuk, proses dan fungsi
fenomena fisik atau ide yang lebih kompleks. Model menyederhanakan kenyataan
karena seringkali kenyataan terlalu rumit untuk digambarkan. Karena banyak dari
kompleksitas tersebut unik terhadap situasi yang spefisik, model membantu
dengan mengidentifikasi apa saja yang generik dan applicable di banyak konteks.
Seel mengidentifikasi tiga jenis model ID (teoritis / konseptual, organisasi, dan
perencanaan-dan-prognosis), dan ia memberi label review tersebut sebagai model
organisasi yang dapat digunakan sebagai resep umum untuk perencanaan
pembelajaran.
Alat Konseptual dan Komunikasi
Model pengembangan pembelajaran menyampaikan prinsip-prinsip panduan
untuk menganalisis, memproduksi dan merevisi lingkungan belajar
Aspek linear dan concurrent dari Instructional Design
Proses pengembangan pembelajaran dapat didekati sebagai suatu proses linear
tunggal atau sebagai satu set prosedur bersamaan (concurrent) atau rekursif.
Tugas 3-resume buku 6
Survey of Instructional Development Models.Fourth
Edition /Kent L. Gustafson Robert Maribe Branch
PSI-Resume Buku- 2015 2
Sebuah Taksonomi Dari Model Pengembangan Pembelajaran
Gustafson menciptakan taksonomi yang disebut dengan model Gustafson.Skema
Gustafson mengandung tiga kategori di mana model dapat dibagi menjadi: kelas,
produk, dan sistem. Taksonomi ini memiliki tiga kategori: (1) pembelajaran kelas
individu, (2) produk untuk diimplementasikan oleh pengguna lain selain para
pengembang, (3) sistem pembelajaran yang lebih besar dan lebih kompleks yang
diarahkan pada organisasi masalah atau tujuan. Untuk mengkategorikan model,
kami menggunakan sembilan karakteristik berikut masing-masing: (1) typical
output in terms of amount of instruction prepared; (2) resources committed to the
development effort; (3) whether it is a team or individual effort; (4) expected ID
skill and experience the individual or team; (5) whether most instructional
materials will be selected from existing sources or represent original design and
production; (6) amount of preliminary (front-end) analysis conducted; (7)
anticipated technologucal complexity of the development and delivery
environments; (8) amount of tryout and revision conducted; and (9) amount of
dissemination and follow-up occuring after development.Tabel 1 Taksonomi
Model Pengembangan Pembelajaran oleh Gustafson
Selected Characteristics ClassroomOrientation
ProductOrientation
SystemOrientation
Typical Output One or a Few Hoursof Instruction
Self-Instructionalof Instructor-
DeliveredPackaged
Course orEntire
Curriculum
Resources Committed toDevelopment Very Low High High
Team or Individual Effort Individual Usually a Team TeamID Skill/Experience Low High High/Very HighEmphasis on Developmentor Selection Selection Development Development
Amount of Front-EndAnalysis/NeedsAssessment
Low Low to Medium Very High
Technological Complexity Low Medium to High Medium to
PSI-Resume Buku- 2015 3
of Delivery Media HighAmount of Tryout andRevision Low to Medium Very High Medium to
HighAmount ofDistribution/Dissemination None High Medium to
High
A. Classroom-Oriented Models
Model ID yang berorientasi pada kelas (Classroom-Oriented Models) dimaksudkan
untuk para guru profesional yang menerima peran mereka untuk mengajar dan
menyadari bahwa siswa membutuhkan beberapa bentuk pembelajaran.
Beberapa model yang termasuk dalam Classroom-Oriented Model antara lain:
1) The Gerlach and Ely Model
Model yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely ini dimaksudkan sebagai pedoman
perencanaan mengajar. Pengembangan sistem pembelajaran menurut model
dapat dilihat pada gambar berikut.
1) Tahapan-tahapan dalam Model Gerlach dan Ely
2) Merumuskan tujuan pembelajaran (specification of objective)
3) Menentukan isi materi (specification of content)
PSI-Resume Buku- 2015 4
4) Menurut kemampuan awal/penilaian kemampuan awal siswa (Assesment
of Entering behaviors)
5) Menentukan teknik dan strategi (Determination of strategy)
6) Pengelompokan belajar (Organization of groups)
7) Menentukan pembagian waktu (Allocation of times)
8) Menentukan ruang (Allocation of space)
9) Memilih media pembelajaran yang sesuai (Allocation of Resources)
10) Mengevaluasi hasil belajar (evaluation of performance)
11) Menganalisis umpan balik (analisys of feedback)
2. The Heinich, Molenda, Russel and Smaldino Model
R. Heinich, M. Molenda dan J.D. Russel mengajukan sebuah model perencanaan
dan penggunaan media pembelajaran agar efektif kemanfaataannya. Model yang
mereka ajukan dikenal dengan Model ASSURE yang merupakan akronim dari
(Analyze, State, Select, Utilize, Response, dan Evaluate
Tahapan-Tahapan Perencanaan dan Penggunaan Media Pembelajaran
1) Analyze Learner Characteristics
2) State Objectives
3) Select Media and Materials
4) Utilize Media and Materials.
PSI-Resume Buku- 2015 5
5) Require Learner Participation.
6) Evaluate and Revise.
3. The Newby, Stepich, Lehman and Russel Model
Newby, Stepich, Lehman and Russell membuat model PIE yang terdiri atas 3 fase,
yakni: perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Perencanaan mencakup mengumpulkan informasi mengenai peserta didik, konten
dan seting. Bagaimana teknologi dapat menolong dalam membuat pembelajaran
yang efektif dan memotivasi. Implementasi menggunakan berbagai bentuk media
dan metode dengan fokus bagaimana membuat komputer digabungkan dalam
pelajaran. Evaluasi mencakup kinerja peserta didik dan bagaimana data tersebut
dapat digunakan untuk kinerja peserta didik secara berkelanjutan.
4. The Morrison, Ross and Kemp Model
Model desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Morrison, Ross dan Kemp ini
berbentuk lingkaran atau cycle. Model desain pembelajaran yang dikemukakan
oleh Morrison dkk merupakan sebuah model yang berfokus pada perencanaan
kurikulum. Model dengan pendekatan tradisional ini memprioritaskan langkah dan
perspektif siswa yang akan menempuh proses pembelajaran. Faktor penting yang
mendasari penggunaan model desain system pembelajaran Morrison dkk yaitu:
1. Kesiapan siswa dalam mencapai kompetensi dan tujuan pembelajaran.
PSI-Resume Buku- 2015 6
2. Strategi pembelajaran dan karakteristik siswa.
3. Media dan sumber belajar yang tepat.
4. Dukungan terhadap keberhasilan belajar siswa.
5. Menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuaan pembelajaran.
6. Revisi untuk membuat program pembelajaran yang efektif dan efisien.
Model desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Morrison dkk, terdiri atas
komponen-komponen sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi masalah dan menetapkan tujuan pembelajaran.
2. Menentukan dan menganalisis karakteristik siswa.
3. Mengidentifikasi materi dan menganalisis komponen-komponen tugas
belajar yang terkait sengan pencapaian tujuan pembelajaran.
4. Menetapkan tujuan pembelajaran khusus bagi siswa.
5. Membuat sistematika penyampaian materi pelajaran secara sistematik dan
logis.
6. Merancang strategi pembelajaran.
7. Menetapkan metode untuk menyampaikan materi pelajaran.
8. Mengembangkan instrument evaluasi.
9. Memilh sumber-sumber yang dapat mendukung aktivitas pembelajaran.
PSI-Resume Buku- 2015 7
B. Systems Oriented Models
Enam model yang termasuk dalam konteks system adalah sebagai berikut:
1) IPPSI (Interservice Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional Branson,
1975); 2) Model Gentry (1994), 3) Model Dorsey, Goodrum dan Schwen (1997); 4)
Model Diamond (1989) , Model Smith dan Ragan (1999) dan Model Dick, Carey dan
Carey (2001).
1) THE INTERSERVICE PROCEDURES FOR INSTRUCTIONAL SYSTEMS DEVELOPMENT
(IPISD) MODEL
Prosedur Interservice Instruksional Pengembangan Sistem (lPISD). Model IPISD
memiliki beberapa tingkat detail. Tingkat yang paling sederhana memiliki lima
tahap: analisis, desain, pengembangan, pelaksanakan, dan kontrol. Fase-fase inisub-dibagi menjadi dua puluh langkah, yang dapat dibagi lagi menjadi ratusan sub-
langkah. Bahkan, model IPISD adalah salah satu model paling sangat proses yang
sangat rinci. Bagan berikut ini dapat menggambarkan langkah-langkah IPISD Model
PSI-Resume Buku- 2015 8
Secara sederhana IPISD model dapat diuraikan dirinci sbb
1. Analisis
1) Menganalisis Pekerjaan
2) Pilih tugas
3) Membangun ukuran kinerja pekerjaan
4) Menganalisis program yang ada
5) menseleksi setting pembelajaran
2 Desain
1) Mengembangkan tujuan
2) Mengembangkan tugas
3) menggambarkan entry behavior
4) menetapkan uruta dan strukur
3. Mengembangkan
1)Tentukan peristiwa belajar
PSI-Resume Buku- 2015 9
2)Tentukan rencana pengelolaan instruksi & sistem penyampaian
3)Ulasan / bahan yang ada pilih
4) Mengembangkan instruksi
5) Validasi instruksi
4. Melaksanakan
1) Melaksanakan rencana pengelolaan pembelajaran
2) Instruksi Perilaku
5. Kontrol
1) Melakukan evaluasi internal
2) Evaluasi eksternal Perilaku
3) revisi sistem
2) IPDM MODEL ( GENTRY MODEL )Gentry (1994) menciptakan Instruksional Pengembangan dan Manajemen
(lPDM) Proyek Model Model Gentry dibagi menjadi dua kelompok komponen1.Development Components:1) Analisis Kebutuhan -
2) Adopsi -3) Instructional Design
4) Produksi
5) Prototyping.6) Instalasi Produk .
7) Operasi yang sedang berlangsung
8) Satuan Evaluasi Instructional yang sedang berlangsung -
2. Komponen Pendukung:1) Manajemen Proyek
2) Penanganan Informasi
3) Sumber Daya Akuisisi dan Alokasi4) Personil ID Proyek
PSI-Resume Buku- 2015 10
5) Fasilitas
IPDM model
3. The Dick And Carey Systems Approach Model
Komponen Model Pendekatan Sistem, juga dikenal sebagai Dick dan Carey
Model, adalah sebagai berikut
1. Identifikasi Tujuan Instruksional (s)
2. Melakukan Analisis Instruksional
3. Menganalisis Peserta didik dan Konteks
4. Menulis Tujuan Kinerja
5. Mengembangkan Instrumen Penilaian
6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran
7. Mengembangkan dan Pilih Bahan Ajar
8. Desain dan Perilaku Formatif Evaluasi Instruksi
9. Merevisi Instruksi
10. Desain dan melakkan evaluasi sumatif
Kesepuluh komponen di atas digambarkan oleh Dick dan Carey Model sbb
PSI-Resume Buku- 2015 11
4. Dorsey, Goodrum & Schwen ModelDorsey, Goodrum dan Schwen (1997) menyebutkan proses mereka dengan
Rapid, Collaborative. Model ini terdiri dari 5 siklus :
1. Penciptaan visi (Create a vision )
2. Eksplorasi prototipe konseptual (Explore conceptual prototypes)
3. Eksperiment
4. Test prototype (Pilot test working prototypes)
5. Impelementasi penuh dengan visi ( Fully implement the evolving vision)
PSI-Resume Buku- 2015 12
5. DIAMOND MODEL
Diamond Model terdiri dari dua fase disain
1, Tahap Satu: Seleksi Proyek dan Desain
Kelayakan dan keinginan proyek diperiksa
Pilihan yang ideal proyek dibuat
Rencana operasional dikembangkan dengan pertimbangan kendala yang
ada.
2. Phase dua : Production, Implementation, and Evaluation
Bagan Diamond Model
PSI-Resume Buku- 2015 13
6.SMITH & RAGAN
Model Smith dan Ragan dianggap sangat kuat di bidang pengembangan strategi
instruksional, sehingga efektif, instruksional yang berpusat pada pelajar
Modal ini terdiri dari tiga Fase
1. Analisi
1) Menganalisis lingkungan belajar (menetapkan kebutuhan untuk InStr;
menggambarkan envir belajar untuk InStr)
2) menganalisis peserta didik (menggambarkan karakter stabil peserta didik;
menggambarkan perubahan arang peserta didik)
3) Menganalisis tugas belajar (Lat tujuan InStr appr, menulis tujuan InStr appro)
4) Menulis item-item test
5) Tentukan strategi Instruksional
6) Menghasilkan Instruksi (kembangkan bahan Intruksional
7) Melakukan evaluasi formatif
8)Merevisi instruksional
2. strategi,menetapkan hal-hal sbb:
1) strategi organisasi
2)strategi penyampaian
3) strategi pengelolaan, selanjutnya
4) tulis dan produksi instruksional
3.Evaluasi
1) melakukan Evaluasi Formativ
2) merevisi instruksional
PSI-Resume Buku- 2015 14
C. Product-Oriented Model (Model Yang Berorientasi Pada Produk)
Model-model -Berorientasi pada produk, secara alami, terutama berfokus pada
menciptakan produk instruksional. Produk-produk instruksional mungkin untuk
belajar-sendiri, pelatihan berbasis komputer secara mandiri, atau bahan lain yang
dapat digunakan oleh siswa dengan sedikit bimbingan.
Model yang berorientasi pada produk biasanya mengasumsikan jumlah produk
yang akan dikembangkan akan tercipta beberapa jam. atau mungkin beberapa
hari. Sejumlah front-end sebuah model yang berorientasi produk dapat bervariasi.
tetapi sering diasumsikan produk yang canggih seraca teknis akan diproduksi.
Pengguna mungkin tidak memiliki kontak dengan para pengembang kecuali selama
PSI-Resume Buku- 2015 15
uji coba prototipe. Prototype dibuat dalam beberapa model, interaksi dari awal
dan terus menerus dengan pengguna adalah adalah ciri utama dari proses.
1. Model pengembangan produk ditandai dengan empat asumsi utama:
Produk instruksional yang dibutuhkan
2. sesuatu yang perlu diproduksi (bukan dipilih atau dimodifikasi)
3. Uji coba dan revisi
4. produk harus digunakan oleh peserta didik sendiri, sebagai produk yang
berdiri sendiri
Lima model model-model yang berorientasi pada produk yaitu Bergman and
Moore (I990), de Hoog, de Jong and de Vries (I994),Bates(1995), Nievcen (1997),
and Seels and Glasgow (1998).
1. Bergman And Moore (I990)
Bergman dan Moore (1990) menerbitkan model secara khusus dimaksudkan untuk
memandu dan mengelola produksi produk multimedia interaktif. Yang menjadi
dsar untuk pengulsan ini adalah fokus ini pada mengelolaan proses ID model.
Meskipun model mereka termasuk referensi khusus untuk video interaktif (IVD)
dan produk multi-media (MM), umumnya berlaku untuk berbagai teknologi tinggi,
produk yang lebih baru pembelajaran interaktif.
Model Bergman dan Moore berisi enam kegiatan utama:
Analisis, Desain , Pengembangan ,Produksi, Pengarang, Dan validasi. Setiap
spesifikasik Kegiatan meliputi Input, penyampaian (Output), Dan Strategi Evaluasi.
1) Analisis
Tahap analisis, seperti semua tahapan lain dimulai dengan pandangan mendalam
pada masukan, yang pada fase ini adalah proposal proyek. Sepanjang tahap
analisis, manajer proyek mencoba untuk memahami tujuan sebenarnya dari
PSI-Resume Buku- 2015 16
proyek, menghabiskan waktu dan sumber daya untuk melakukan analisis alternatif
masalah yang ia telah digunakan untuk memecahkan melalui produksi produk
multi-media. Deliverable dari tahap analisis adalah dokumen deskripsi aplikasi.
Dokumen ini berfungsi sebagai gambaran umum manajer proyek dari proyek yang
desain rinci akan dikembangkan. Langkah terakhir dalam tahap analisis adalah
evaluasi.
2) desain
Setelah persetujuan sponsor, manajer proyek memandu tim produksi ke dalam
tahap desain. Memiliki sama tiga sub-tahap sebagai tahap analisis, tahap desain
dimulai dengan penelaahan terhadap masukan, yang dalam hal ini adalah aplikasi
dokumentasi deskripsi dari tahap analisis. Tahap desain morphs aplikasi dokumen
deskripsi dalam rencana yang lebih lengkap untuk pengembangan media.
Deliverable dari fase desain belum dokumen lain yang disebut dokumen desain.
Dokumen ini dimulai dengan desain tingkat tinggi, rencana luas yang mencakup
seluruh proyek. Dari sini, manajer proyek memfasilitasi penciptaan dokumen
desain rinci yang memisahkan proyek dalam sub-proyeknya. Bagian akhir dari
tahap desain sekali lagi evaluasi kiriman desain.
3) Pengembangan
Dalam tahap pengembangan, seluruh proyek dijelaskan di atas kertas di mana
tujuannya adalah untuk membuat dokumen yang dapat diproduksi menjadi konten
yang disebut dokumen producible. Selama analisis input dari tahap
pengembangan, manajer proyek membantu tim produksi menggabungkan
deskripsi aplikasi dan dokumentasi desain ke dalam diagram alir produksi yang
komprehensif. Diagram alir dikembangkan lebih lanjut menjadi storyboard untuk
keseluruhan proyek membantu manajer proyek mencapai kohesi antara semua
proyek dan sub-proyek. Kiriman dari tahap pengembangan adalah dokumen
producible yang ketika diberikan kepada pengembang yang tepat akan dibangun
PSI-Resume Buku- 2015 17
ke konten multi-media yang sebenarnya. Sebelum produksi, storyboard, script,
karya seni dan rincian lainnya harus disepakati.
4.) Produksi
Setelah dokumen yang dapat diproduksi telah dianggap kohesif, sekarang saatnya
untuk membawa mereka ke kehidupan. Tahap produksi adalah di mana script,
papan cerita, karya seni dll menjadi media yang nyata. Jika dilakukan dengan
benar, pekerjaan membosankan dari fase sebelumnya akan membuat produksi
media baik waktu dan biaya-ramah. Langkah pertama dari fase produksi, tentu
saja, menganalisis input..
5) Pengarang
Setelah produksi dari banyak sub-proyek individu, fase authoring adalah tempat
sub-proyek digabungkan menjadi bentuk akhir, diuji dan disetel sesuai dengan
dokumentasi yang dibuat dalam fase sebelumnya. Referensi dokumen aplikasi,
dokumen desain, diagram alur dll membantu manajer produksi mencapai
konsistensi dan kualitas dalam produk akhir
6) Validasi
Tahap akhir dari model Bergman dan Moore untuk mengelola proyek video /
multimedia interaktif adalah tahap validasi. Pada fase ini produk multimedia
dimasukkan melalui pengujian yang ketat untuk membuktikan bahwa media yang
dikembangkan memenuhi tujuan yang ditetapkan oleh sponsor proyek. Melalui
ulasan penonton formal, terjadi di lingkungan yang sama dengan yang ditujukan
untuk produk akhir, tim produksi mampu menunjukkan bahwa tujuan obyektif
untuk proyek tersebut telah ditangani. Kiriman dari fase validasi adalah daftar
PSI-Resume Buku- 2015 18
perbaikan yang direkomendasikan untuk proyek bersama dengan laporan validasi
yang menggambarkan efektivitas proyek berdasarkan proses pemeriksaan.
2. DE HOOG, DE JONG AND DE VRIES (1994)
Model ini menggunakan "prototyping cepat" seperti struktur web-. Melibatkan
terjalinnya metodologi, produk dan alat-alat yang termasuk kedalam lima produk
parsial:
1) model konseptual
2) model operasional
3) model pembelajaran
PSI-Resume Buku- 2015 19
4) Model antarmuka
5) Model learner
De Hoog, de Jong dan de Vries (1994) membuat model untuk mengembangkan
simulasi dan sistem pakar. Mereka melaporkan bahwa model mereka sangat
dipengaruhi oleh model spiral Boehm tentang pengembangan perangkat lunak
computer.model ini mendasari dasar dari de Hoog, de jong dan de Vries Model
protoryping cepat, ketersediaan alat komputer untuk memfasilitasi pengembangan
prototipe dan dan lainya, dan "struktur web" untuk elemen yang dibutuhkan yang
harus dipertimbangkan ketika membuat simulasi. Penekanan penciptaan model
yang "terjalinnya metodologi, produk, dan alat-alat memerlukan pendekatan yang
komprehensif," bahwa jika tidak diikuti "mungkin akan melahirkan produk yang
lebih jelek " (de Hoog. De Jong dan de Vries. 1994, hal. 60 ).
Model ini menggambarkan model mereka seperti strucrure web yang meliputi
lima produk parsial: model konseptual. Model operasional, model pembelajaran.
Model antarmuka dan Model pelajar. Produk-produk parsial dianggap sebagai
bagian dari pengembangan keseluruhan dan merupakan fitur penting yang
mendasari simulasi atau system pakar yang dapat dikembangkan oleh anggota tim
yang berbeda. Meskipun tidak secara khusus dinyatakan oleh penulis. kita
menafsirkan deskripsi mereka berarti bahwa produk-produk parsial dapat
beragam, tergantung pada produk secara keseluruhan sedang dikembangkan.
Terpancar dari web yang menyajikan seluruh produk berperran sebagai sumbu
untuk masing-masing produk parsial yang ada sekitat spiral development
dari empat komponen: kepatuhan, qualiry, inregrarion, dan specificiey. Sumbu ini
disebut pengembangan lokal. Dengan demikian. memahami model. perlu untuk
PSI-Resume Buku- 2015 20
berpikir dalam tiga dimensi, dengan spiral mengambil tempat secara bersamaan di
sekitar sumbu dan dengan kelengkapan produk secara bertahap dengan
melahirkan produk parsial menjadi lebih lengkap.
Garis putus-putus pada model mereka mewakili sifat saling tergantung dari
konseptual. operasional. instruksional, antarmuka dan model pembelajar dan
kebutuhan untuk mempertimbangkan bagaimana keputusan di satu area
kemungkinan akan mempengaruhi yang lain. Garis-garis ini juga menunjukkan sifat
yang muncul dari produk akhir. Spiral di sekitar setiap sumbu (hanya satu yang
ditunjukkan pada Gambar merupakan prototipe yang terjadi terkait dengan
kepatuhan, qualicy, integrasi, dan spesifisitas komunikasi menunjukkan penulis
terus memperbaiki dan menerapkan model mereka.
3. Bates Model (1995)
Model Bates disebut desain system front-end memiliki empat fase: kursus
pengembangan garis besar, pemilihan media , pengembangan produksi
bahan,dantivitas
PSI-Resume Buku- 2015 21
4. The Nieveen (Or Cascade) Model
Nieveen (1997) menerbitkan model ID dengan tujuan jangka panjang dari
upaya ini adalah untuk menghasilkan beberapa versi kinerja elektronik sistempendukung berbasis komputer (EPSS) untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi
pengembangan materi kurikulum.Model Nieveen 's telah digunakan untuk
membuat bahan pelajaran dan kursus untuk distribusi ke sekolah-sekolah diseluruh Belanda. Bahan-bahan ini biasanya akan mencakup bahan pelajar, yang
mereka mungkin langsung berinteraksi, dan bahan-bahan pendukung untuk
menjamin keberhasilan pelaksanaan oleh guru.
Kualitas diukur dari sisi validitas (bahan dibuat berdasarkan pengetahuandan secara internal konsisten), kepraktisan (pengguna dapat dan dan jangan
menggunakan bahan seperti yang dirancang), dan efektivitas (peserta didik
PSI-Resume Buku- 2015 22
menikmati materi sebagaimana yang dimaksud dan mencapai tujuan yang
dimaksudkan ) Definisi kualitas berpegang pada perbedaan yang dibuat dalamliteratur tentang perspektif yang berbeda tentang apa yang dimaksud
kurikulum.The dimulai dengan researeh awal seperti apa yang dibutuhkan dandiakhiri dengan evaluasi sumatif. Namun, di antara kegiatan penyokong ini,
proses pengembangan berlangsung melalui beberapa siklus berulang, masing-masing terdiri dari analisis, desain dan kegiatan evaluasi formatif. Model ini
menggambarkan proses berulang-ulang ini memiliki empat tingkat, namun pada
kenyataannya setiap siklus mungkin memiliki beberapa yang berulang untukmencapai tingkat kualitas yang diperlukan. Riset awal mungkin tidak menjadi
bagian dari setiap proyek karena mungkin telah dilakukan sebelumnya pada skala
yang lebih besar, dengan hasil yang diterapkan pada serangkaian upayapengembangan yang lebih kecil. Dengan asumsi riset awal menunjukkan
pengembangan yang harus dilakukan dan dana yang tersedia, sikluspengembangan pertama meliputi menciptakan dan formatif mengevaluasispesifikasi desain. Hal ini dilakukan terutama oleh tim desain. Selama sikluskedua, bahan global yang diciptakan, dengan evaluasi yang sebagian besar
dilakukan oleh penilai ahli. Selama siklus ketiga, bahan yang dirancang sebagian
disusun dan penilaian ahli dan uji coba skala kecil dilakukan. Selama siklusterakhir, bahan lengkap disiapkan dan dilakukan penilaian ahli, pengujian
kelompok kecil, dan uji coba kelompok besar. Evaluasi sumatif terjadi setelah
bahan telah dirilis untuk penggunaan umum dalam berbagai pengaturan
PSI-Resume Buku- 2015 23
5. SEELS AND GLASQOW (1998)
Seels dan Glasgow (1998) menyajikan ISD Model Untuk Praktisi (lihat gambar)
Seels dan Glasgow membandingkan model untuk beberapa orang lain, termasuk
beberapa kerangka generik ADDIE. Seels dan Glasgow menyimpulkan bahwa
model disusun dalam tiga tahap manajemen: manajemen kebutuhan analisis ,
manajemen desain instruksional, dan manajemen implementasi dan evaluasi.
Secara lebih rinci model ini disusun kedalam tiga phase managements:
1) Manajemen Analisis Kebutuhan - penilaian kebutuhan untuk tujuan,
analisis kinerja untuk kebutuhan instruksional, & analisis konteks untuk
hambatan, sumber daya, dan karakteristik peserta didik
2) Manajemen Desain Instruksional - analisis tugas, analisis instruksional,
tujuan dan tes, strategi pembelajaran dan sistem penyampaian,
pengembangan bahan dan evaluasi formatif, dengan umpan balik yang
terus-menerus dan interaksi
PSI-Resume Buku- 2015 24
3) Pelaksanaan evaluasi dan manajemen - mempersiapkan materi pelatihan,
menawarkan pelatihan kepada pengguna, dan melakukan evaluasi sumatif
PSI-Resume Buku 2015 1
Tugas 3 Resume buku ke 7.
Teknologi Pendidikan Dalam Pendidikan Jarak Jauh/Atwi Suparman.Jakarta:UT,2014
Bab 6 (“Aplikasi Konsep Teknologi Pendidikan dalam Pendidikan Jarak Jauh”,
(Hal 142-173)
Pembahasan bab ini bagimana aplikasi konsep teknologi Pendidikan dalam
pendidikan jarak jauh. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan jarak jauh dapat
terselenggara melalui dukungan dengan berbagai faktor teknologi pembelajaran
yang berbasis teknologi tepat guna.
A. Fungsi Desain atau Pengembangan Pembelajaran.
Dalam pembelajaran semua sumber belajar yang tersedia dilapangan itu dapat
dikembangkan dan dipergunakan menjadi bahan pembelajaran dalam pendidikan
jarak jauh. Melalui proses desain dan pengembangan pembelajaran, sumber
belajar yang tersedia dilapangan itu menjadi bahan baku yang dapat dikelola untuk
menghasilkan bahan pembelajaran yang sesuai untuk pendidikan jarak jauh ( PJJ).
Bahan pembelajaran pendidikan jarak jauh mempunyai berbagai ciri sebagai
berikut:
1. Self Intructional. Karateristik bahan pembelajaran yang dapat dipelajari
secara mandiri tanpa tergantung pada bantuan pihak lain misalnya
Pengajar.
2. Self Explanatory power. Karakteristik bahan pembelajaran yang mampu
menyajikan materi dengan jelas sehingga peserta didik tidak membutuhkan
bantuan penjelasan lebih lanjut dari sumber belajar lain.
PSI-Resume Buku 2015 2
3. Self Paced learning. Karakteristik bahan pembelajaran yang memungkinkan
dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan kecepatan belajar masing-
masing.
4. Self Contained.Karakter bahan pembelajaran yang berisikan materi secara
lengkap sehingga peserta didik tidak harus belajar dari sumber belajar lain.
5. Individualized.Karakteristik bahan pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik belajar menurut gaya masing-masing.
6. Communicative and Interactive.Ciri bahan pembelajaran yang mudah
ditangkap oleh peserta didik dan digunakan secara interaktif antara dirinya
dengan pengajar.
7. Multimedia Computer based materials.Ciri bahan pembelajaran yang
menggunakan lebih dari satu media dan dikemas menjadi satu berbasis
komputer
8. Supported by tutorials and study groups.Ciri bahan pembelajaran yang
digunakan pendidikan jarak jauh selalu didesain dengan dukungan kegiatan
tutorial atau kelompok belajar
B. Fungsi Manajemen Pembelajaran
Fungsi manajemen pembelajaran adalah salah satu fungsi utama dari
teknologi pendidikan. Di dalamnya meliputi manajemen pembelajaran
dikelas seperti manajemen pembelajaran dikelas seperti manajemen
diskusi kelompok, manajemen proses belajar mengajar yang menggunakan
setiap mode atau pendekatan.
C. Fokus Pada Peserta Didik. Tujuan , Proses, dan hasil Belajar serta
Peningkatan Kinerja. Salah satunya Karakteristik teknologi pembelajaran
adalah fokus berpusat atau Berpusat atau berpusat pada peserta didik.
Suatu pembelajaran mengandung tujuan.
PSI-Resume Buku 2015 3
D. Penggunaan Sumber Belajar Dalam Skala Luas. Penggunaan sumber
belajar dalam skala luas merupakan salah satu prinsip utama dari teknologi
pendidikan. Pemilihan metode dan media pembelajaran memperhitungkan
variasi kegiatan pembelajaran harus yang menarik bagi peserta didik.
E. Penggunaan Pedekatan Sistem. Pendekatan system( system approach)
didalam dunia pendidikan diadaptasikan dari konsep yang sama pada
sistem persenjataan di Amerika. Dalam pembelajaran pendekatan system
mempunyai komponen pengindentifikasi masalah, pengembangan strategi,
bahan pembelajaran serta pengevaluasi bahan tersebut..
F. Fungsi Studi dan Praktek Etis. Studi mengandung pengertian semua upaya
penelitian dan kajian lain seperti Fokus group discussion, seminar ilmiah,
workshops, kunjungan studi, konferensi, dan semacamnya. Praktek etis
adalah kegiatan pembelajaran yang bukan saja bermanfaat untuk
meningkatkan hasil belajar atau meningkatkan kinerja, tetapi juga sesuai
dengan sistem nilai kehidupan manusia dan masyarakat.
G. Teknologi dalam Pendidikan Jarak Jauh.Karakter pendidikan jarak jauh
menggunakan desktop two-way audio video dengan computer multimedia
berikut dengan camera dan microphone serta koneksi jaringan kecepatan
tinggi ( high-speed net work connection) disamping menggunakan teknologi
yang telah muncul sebelumnya.
1. Teknologi Tepat Guna
Teknologi meliputi perangkat keras ( hard ware) dan perangkat lunak ( soft ware).
Perangkat keras berbentuk mesin sperti alat perekam( recorder) suara dan
gambar, kamera , over head proyektor(OHP), dan komputer, sedangkan perangkat
lunak berbentu bebagai prosedur desain dan pengembangan, manajemen dan
evaluasi instruksional serta berbagai jenis aplikasi teknologi informasi dan
PSI-Resume Buku 2015 4
komunikasi (TIK), operating system, dan moodle yang memungkin isi pendidikan (
contens) disimpan, dikemas, dan dimunculkan ( retrieved)
Pengalaman penulis (Prof Atwi Suparman)
Dalam penyelenggaraan Universitas Terbuka, berbagai ketrampilan sangat
dibutuhkan oleh pengelola pendidikan jaraj jauh:
a. Pengembangan sistem organisasi dan pengelolaan.
b. Pengorganisasian operasi berbagai lembaga yang terlibat sebagai mitra dalam
penyelenggaraan pendidikan jarak jauh seperti PT Pos dan Giro serta lembaga
pendidikan lain, baik formal maupun non formal
c. Pengembangan , produksi dan reproduksi bahan ajar yang sesuai dengan
kebutuhan belajar jarak jauh.
d. Pengembangan sistem distribusi bahan ajar ke daerah-daerah yang meliputi
penggudangan, pengepakan, dan pengiriman.
e. Pengembangan ujian, baik pengembangan bank soal maupun sistem
penyelenggaraan diseluruh dunia.
g. Pengembangan sistem komputerasi data
h. Pengembangan sistem tutorial dan praktikum.
i. Pengembangan sistem komunikasi yang menghubungkan pengelola pusat dan
daerah, pengelola dan siswa, serta antar siswa.
Perbedaan kemajuan teknologi ciri perbedaan antara negara maju dan negara
berkembang. Semakin maju suatu negara , semakin canggih dan mutakhir
teknologi yang digunakan. Dalam bentuk fisik, teknologi itu berbentuk mesin
seperti satelit, computer, pesawat terbang, alat-alat laboratorium dan lain-lain.
Teknologi diasosiasikan dengan kata mesin.
PSI-Resume Buku 2015 5
Hoban( 1965) mengartikan teknologi sebagai suatu organisasi yang kompleks dan
terpadu yang terdiri dari unsur manusia, mesin, ide, prosedur dan manajemen.
Teknologi tidak terbatas kepada mesin saja, tetapi meliputi seluruh proses yang
sistematik untuk memecahkan masalah-masalah praktis.
Kemudian, tahun 1960 an istilah tersebut berkembang menjadi teknologi
pendidikan, yang diartikan sebagai proses yang kompleks dan terpadu untuk
memecahkan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Dalam
proses tersebut terlibat orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk
menganalisis mencari pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola
pemecahan masalah itu sendiri.
Didalam pembelajaran Pendidikan jarak jauh kemampuan berbagai media
dibutuhkan
1. Media mampu memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh
mata maka diperlukan film tentang perkembangan sel atau virus.
2. Media mampu menyajikan benda yang terletak jauh sekali sehingga peserta
didik
dapat melihat melalui media ( isi perut bumi, salju, candi borobudur)
3. Media mampu menyajikan peristiwa yang rumit, berlangsung sangat cepat (
operasi
Jantung, gunung krakatau atau terjadinya gol)
4. Media meningkatkan daya tarik pelajaran seperti penggunaan gambar atau
video
5. Media meningkatkan sistematika pengajaran seperti power point, komputer
dll
PSI-Resume Buku 2015 6
Tabel 2
Kemampuan setiap Jenis Media dan Medan Belajar yang dapat digunakan
Macam belajar
Jenis mediainstruksional
BelajarInformasi
faktual
Belajarpengalaman
BelajarKonsep
Prinsip &aturan
Belajarprosedur
MenyajikanKetrampilan
PersepsiGerak
Mengembang-kan Sikap, opini
dan motivasi
Gambar
diam
Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Rendah
Gambar
bergerak
Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang
Televisi Sedang Sedang Tinggi Sedang rendah Sedang
Objek Tiga
dimensi
Sedang Tinggi rendah Rendah rendah Rendah
Rekaman
Audio
Sedang rendah Rendah Sedang rendah Sedang
Programmed
Intruction
Sedang Sedang sedang Tinggi rendah Sedang
Demonstrasi Sedang Sedang Rendah Tinggi Sedang Sedang
Buku Teks
tercetak
Sedang rendah Sedang Sedang Rendah Sedang
Sajian Oral Sedang rendah sedang sedang rendah sedang
PSI-Resume Buku 2015 7
Ada enam kriteria pedoman memilih media atau jenis belajar yang terkadung
dalam tujuan instruktisional:
1. Kesesuaian dengan macam atau jenis belajar
2. Biaya yang lebih murah dalam pembelian atau pemeliharaan
3. Ketersediaan media
4. Kesusaian karakteristik siswa atau kemampuan peserta didik.
5. Kepraktisan dalam penggunaan. Media yang baik adalah media yang dapat
Digunakan dimana saja dan oleh siapa saja.
Pengambil keputusan menetapkan dahulu jenis media yang akan digunakan,
kemudai pengelola pendidikan jarak jauh memanfaatkan.
Resume bab 12
Bab ini membahas prosedur sistematis mengembangkan bahan istruksional jarak
jauh menggunakan konsep, prinsip, dan prosedur desain instruksional.
A. Desain Instruksional dalam Teknologi Pendidikan
Di dunia dikenal lebih dari 100 model desain instruksional, diantaranya
Design of an Instructional System (Banathy, 1968), The Systematic Design of
Instruction (Dick, carey, and carey, 2009), The ADDIE Aproach (Branch, Robert
M., 2009), dan Model Pengembangan Instruksinal (MPI, Atwi Suparman, 2012)
Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah dalam MPI.
B. Langkah-langkah Pengembangan Bahan Pembelajaran Jarak Jauh Model MPI
1. Mengidentifikasi kebutuhan dan merumuskan tujuan instruksional umum
2. Melakukan analisis instruksional
3. Mengidentifikasi kemampuan dan karakteristik awal peserta didik
4. Mermuskan tujuan instruksional khusus
PSI-Resume Buku 2015 8
5. Membuat tes acuan patokan
6. Menyusun strategi instruksional
7. Mengembangkan draf awal bahan pembelajaran
8. Melakukan efaluasi formatif terhadap draf awal sehingga menjadi bahan
pembelajaran yang siap digunakan dilapangan
9. Implementasi, evaluasi sumatif, dan difusi inovasi yang buka merupakan
bagian dari desain instruksional namun sebagai tiga tahapan lebih lanjut
dari proses pengembangan bahan pemebelajaran
1. Mengidentifikasi kebutuhan dan merumuskan tujuan instruksional umum
1) Kebutuhan pembelajaran: Kesenjangan kompetensi atau prestasi
belajar peserta didik saat ini dibandingkan kompetensi dan prestasi yg
diharapakan.
2) Disebabkan oleh kekurangan pengetahuan, kekurangan keterampilan
fisik, kekuranagan sikap perilaku peserta didik.
3) Kesenjangan kompetensi bukan disebabkan oleh kurangnya sarpras,
kurangnya motivasi, kurangnya insentif
4) Kesenjangan kinerja atau prestasi belajar disebut masalah bila volume
atau cakupan besar, bobotnya signifikan atau penting, bila tidak diatasi
dapat mengganggu sistem organisasi secara keseluruhan.
5) Dalam proses tersebut terungkap secara jelas kompetensi yg
diharapkan dan sekaligus acuan dalam merumuskan tujuan
pembelajaran umum
2. Melakukan Analisis Instruksional.Merupakan proses penjabaran atau
memecah kompetensi umum menjadi kompentensi khusus dan sekaligus
mengidentifikasi hubungan atau kaitan antar kompetensi khusus
3. Mengidentifikasi kemampuan dan karakteristik awal peserta didik
.Hasilnya menunjukkan dua hal penting yaitu kompetensi yang sudah
PSI-Resume Buku 2015 9
dikuasai sebelum mengikuti pembelajaran dan ciri-ciri peserta didik
yangberkaiatan dg kebiasaan atau gaya belajar
4. Merumuskan tujuan instruksional khusus. Berisi daftar kompetensi khusus
yg perlu dipelajari oleh peserta didik. Daftar tersebut diperoleh dari daftar
kompetensi khusus yg dihasilkansetelah melakukan analisis pembelajaran
dikurangi kompetensi khusus yg sudah dikuasai peserta didik sebelum
mengikuti pembelajaran
5. Membuat tes acuan patokan. Menyusun alat penilaian hasil belajar
berdasarkan tujuan pembelajaran
6. Menyusun strategi instruksional. Menyusun strategi pembelajaran
berdasarkan satu atau sekelompok tujuan
pembelajaran yg berisi lima komponen :
1) Urutan kegiatan pembelajarn yg terdiri dari pendahuluan, penyajian,
penutup.
2) Pokok bahasan dan subpokok bahasan yg menunjukkan materi
setiap kegiatan pembelajaran
3) Metode pembelajaran sesuai yang sesuai untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Metode pembelajaran ini mempunyai langkah-
langkah (sintaks) yg sejalan dengan langkah-langkah penyajian.
4) Media dan alat yg dibutuhkan dalam setiap urutan kegiatan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Penentuan media sangat penting
dan harus spesifik ter utama PJJ yg menggunakan multimedia atau
pendekatan blended/hybrid learning. Spesifikasi multimedia yg
digunakan harus dideskripsikan secara rinci
5) Waktu yg dibutuhkan peserta didik pada setiap kegiatan
pembelajaran agar tujuan pembelajran tercapai
PSI-Resume Buku 2015 10
7. Mengembangkan draf awal bahan pembelajaran. Mengembangkan
bahan pembelajaran berdasrkan startegi pembelajaran dan alat penilaian
hasil belajar. Berbentuk media cetak dan atau non cetak sesuai dengan
jenis media yg tercatum dalam startegi pembelajaran
8. Melakukan evaluasi formatif draf awal sehingga menjadi bahan siap
digunakan di lapangan. Menyusun desain dan melaksanakan evaluasi
formatif yg terdiri dari 4 tahap :
1) One-to-one dg pakar
2) One-to-one dengan peserta didik
3) Evaluasi kelompok kecil (small group)
4) Uji coba lapangan (field trial)
9. Implementasi, Evaluasi sumatif, difusi inovasi. Melaksanakan
pembelajaran,melakukan evaluasi sumatif, dan mendifusikan bahan
pembelajaran sebagai produk inovasi
C. Desain Instruksional Sebagai Pekerjaan Kelompok.Pekerjaan mendesain
pembelajaran melibatkan enam keahlian
1. Keahlian pendesain instruksional
2. Keahlian penguasaan materi
3. Ahli tes dan pengukuran
4. Praktisi Profesional produksi media audio-visual
5. Ahli desain grafis
6. Ahli bahasa
PSI-Resume Buku 2015 11
D. Penilaian Hasil Belajar Pembelajaran Jarak Jauh
1. Maksud penilaian
2. Hubungan penilaian hasil belajar dengan tujuan pembelajaran
3. Empat kategori alat penilaian hasil belajar: tes obyektif (MC, B_S, Jawaban
singkat, menjodohkan), tes karangan (subjektif pemeriksa, mengurangi
subjektifitas mengguakan pointer konsep-konsep kunci yg harus ada),
model jawaban, jawaban dibandingkan dg pointers atau model jawaban,
checklist (tes kinerja), skala sikap (penilaian sikap, Standar Rating Scale,
Bahaviorally Anchred Rating Scales/BARS, Numerical Rating scale,Semantic
Differential Scale, Graphic Rating Scale, Likert Rating Scale ), dan strategi
penilaia.
4. Langkah-langkah penilaian hasil belajar :
1) Menentukan maksud penilaian
2) Mengembangkan spesifikasi alat penilaian (blue print)
3) Menulis butir tes & alat penilaian lain
4) Merakit alat penilaian
5) Melaksankan penilaian
6) Memberikan skor dan menafsirkan hasil penilaian
7) Menggunakan hasil penilaian sesuai dg maksud penilaian
5. Stategi penilaian: online, asynchronous dan synchronous communication,
portofolio (makalah dan produk multimedia), kombinasi kertas dan
multimediaPBA, game and simulation, graphic organizer,ongoing non
graded assement, balancing flexibility and structure, using scoring
rubrics, kolaborasi antar peserta didik, kesulitan teknis, da
E. Rangkuman. Secara akademik legitimasi penggunaan konsep, prinsip dan
prosedur desain instruksional dalam PJJ ditandai dengan terbitnya buku
Teaching and learning at aDistance pada tahun 2012. 5 buku tersebut
diadaptasi model The Systemic Design of Instruksion (Model Dick and Carey).
PSI-Resume Buku 2015 12
Kelebihan model tersebut adalah tahapan evaluasi formatif sangat sistematik
dan memenuhi ciri penelitian ilmiah
F. Glosari
Desain instruksional : Kegiatan sistematik yang terarah pada penciptaan
sistem pembelajaran melalui proses menganalisis, mengembangkan,
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran; juga dikenal sebagai desain
sistem pembelajaran
PSI-Resume Buku 2015 1
Instruction Design for Distance learning
Why Plan for Teaching ata Distance?
• An Instracutional design has to consider all aspects of intstracutionalenvironment.
• To be viewed as a SYSTEM
• The instructors, The learners, the materials and thetechnology
• The instrcutional systems design model (dick and carey)
• Systematical process
• When isntructionis designed within a system, Learning occurs
• Instructional design is considered as the intellectualtechniques of the professional who isresponsible forappropriate application of technology to teaching and learningprocess.
• A critical part of the process is to consider the components ofa successful learning system. (these components are thelearners, the content, the method and materials, and theenviroment including technology).
• Because of the emphesis on planning and revising, well-design instruction is repeatable or reuseable.
Planning for instruction at a Distance
Faculty should to the preparation on distance learning
Tugas.3-Bab.5 (149-191)
teaching and learning at a distance foundationsof distance education.fifth edition/SharonSmaldino/Person-2012
PSI-Resume Buku 2015 2
• The focus of instruction shifts to visual presentation, engagedlearners
• Illustrate key concepts using tables, figures and other visualrepresentation
• Plan activities that encourage interactivity at all the sites
• Plan activities that allow for student group work
• Be prepared in the event that technical problems occur.
Issues to address in the planning processWho are the larners?
• Taking time to leArn about the learners in the class yield amore productive learning environment
• Analyze the general abilities of the class
• Anaalyze of the congnitive abilities of the class allowsthe instrcutors to observe how students relate to thecontent of the lesson
• Can be done by using pretest or portofolio reviews
• By knowing more about the learners, the instructor candevelop supporting materials to individualizeinstruction.
• Analyze potential for learner interactivity
• Student who are less social may find disntanceeducation enviroment more comfortable for them
• When design well can encourage group collaboration
• Threaded discussion: the instruction post questionsrelated to reading, viewing and listening toassignments then learners post comments in adiscussion area. Rule of thumb: the instructor shouldpost once for every 4-5 student postings.
• Understanding learning characteristics (age, culture,backgrund, interests, educational level)
PSI-Resume Buku 2015 3
• Help learner understading the context of the learningexperience (orienting context-purpose to be in the course,instructional context-schedule instruction accodingly to thierwork schedule and transfer context-what skills they need)
• Examine The nature of content and the sequence
• Time constraints (the scope of the content for a course need to besuffiecient to ensure the entire learning experience will lead todesired outcomes.
• Goals and objectives for the instracution
• Given........(the condition under which the learning occur)
• The learner will ......(meet some predetermined level ofperformance)
• According to......(a minimum standard)
• The strategy – A student-centered Approach
• Because the separationof learners from instructors,requiresstudents to take more responsibility for learning.
• Such as active learning, discovery information, self-learning
• Media Selection
• Ready-Made madia traditional classroom may need to beadapted, modified to accomodate the technologies involved(enlarged, enhanced to be seen by learners at distance)
• Visualizing Information
• Visuals help learners by simplifiying information (Diagrams,Charts often make it easier to understanding complex indeas
• Rule of thumb for using text (use a large font,use san serif fnt,use few words per line text, used few lines of text per visual,use combination upper dan lower cases, and use plenty ofwhite space to enhace the readability
• Rule of thumb using color is the contrast (dark backgroundand light lettering or vice versa)
• Technology
• Televised distance learning
PSI-Resume Buku 2015 4
• Things to be concerned are time, switching buttom,cameras (what to be seen) and the failure of thesystem (technical glitch)
• Internet based learning
• Thing to be concerned layout, learners’ undertasing oftechnology being used, and the failure of system(technical glitch)
• Resoruces
• Must be avaiable and accessable to the learners.
• CMS – Internet based software that manages student enrollment,track student performance and create andd distrubutes corusecontent.
• Not free (blackboard, webCT)
• Free-Open soruces (Sakai Project, Model: Check it atEdupost)
• Linear designed Instruction (based on linear programmed instrcution,before the learners permitted to continue to next topic within amodule or next module within a unit they must complete theassessment which demonstrate the understading of the learningobjectives)
• Branched-designed Instruction (the same except more sophisticatedassessment – can move to higher module if pass the assessment orvice versa)
• Hypercontent designed Intstruction (learners can move from outtopic to another as please but still within the same module. Aftercompleting the module a learner can move to the next module)
• Learner-directed designed Instruction (No ristriction at all to movewithin a module or among the modules.
• The cost effectiveness of the system
• The opportinity cost of alternative systems and methods
• The availability of technology to the provider and the learners
• The grographical location of the learners
PSI-Resume Buku 2015 5
• The comfort level of learners with any technology that is used
Unit Model Topic (Recommendations for Distance DeliveredInstruction)
• Unit is a significant body of knowledge tht represents a majorsubdivision of coruse’s content. Often one coruse will represent 3-4weeks of instruction. Example “Descrpitive Statsitics”
• Module is a major subdivision of a unit. It is a distinct component of aunit. Usually devided by 3-5 modules per unit. Example: statisticalassumption, measure of central tendancy, and measure of variation
• Topic is an important supporting idea that explain, clarifies or supprota module. A topic would be a lesson or an assignment. Example atopic in module central tendency are mean, median and mode.
• Unit-Module-Topi Guideline
• Each semester Credit – 1 unit
• Each unit = 3-5 modules
• Each module = 3-5 topics
• Each topic
• A typical three credit coruse has 3 unit, 12 modules, 48 topicswith 48 learning outcomes.
• Assessment is defined as the determination and measurement oflearning.
• 1 major assigment per unit
• 1 minor assigment per two to three modules
• A typical three-credit coruse has the following assessment strategy
• 1 examiniation
• 1 ten-page paper
• 1 project
PSI-Resume Buku 2015 6
• 3 quizzes
• 3 small assignment
• Graded threaded discustion, email and chats
PSI-Desain Model- 2015 1
Pengantar
Model ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement dan Evaluate) model yang sudah banyak
dikenal di kalangan instruksional designer. Landasan filosofis pendekatan ADDIE
menekankan pembelajaran bermakna berpusat pada peserta didik, inovatif, otentik dan
inspiratif, namun tidak memiliki nilai teologis pada tiap langkahnya, sehingga perlu masukan
dimensi teologisnya, agar kegiatan desaign instruksional tidak bersifat sekuler. Penulis
mengusulkan agar penerapan ADDIE model berpusat Pada Allah, sebagaimana terlihata pada
gambar, sebagai tujuan segala sesuatu, dengan mempertimbangkan peserta didik sebagai
khalifah Allah, inovatif, inspriratif dan otentik dan islami itulah makna Allah dalam lingkaran
model. Tujuan model ini adalah untuk memperkenalkan pendekatan baru ADDIE sebagai
landasan proses dalam merancang serta mengembangan desain pembelajaran secara efektif,
dengan memasukkan unsur islam pada setiap phasenya
Langah-langkah Desain Model ADDIE-A
Analyze ( Analisis)
Dalam tahap ini, seorang desainer instruksional melakukan analisis kinerja untuk mengetahui
dan mengklarifikasi apakah terdapat masalah dalam kinerja atau performa dan memerlukan
solusi yang selamat dunia dan akhirat
ANALIZING
DESIGNING
DEVELOPINGIMPLEMENTING
EVALUATING
ALLAH
TUGAS 4
PSI-Desain Model- 2015 2
Langkah-Langkah Analisis : 1.) Validasi kesenjangan kinerja : Mengukur kinerja actual sebagai
amal soleh, menetapkan kinerja yang ingin dicapai sebagai wata’a wanu ‘alal birri wa taqwa,
Mengidentifikasi penyebab; 2.) Merumuskan tujuan instruksional : Menggunakan taksonomi
islam: 3. Mengidentifikasi karakteristik peserta didik : Aklak, spiritualitas islami, Kemampuan,
pengalaman, motivasi, Sikap ; 4. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dibutuhkan:
Mengidentifikasi pilihan-pilihan, Pertimbangan waktu, Konten, teknologi, fasilitas dan
manusia, lingkungan islami 5.) Menentukan strategi pembelajaran yang tepat, Pertimbangan
waktu, Biaya keseluruhan; 6.) Menyusun rencana pengelolaan program/proyek
Design ( Desain)
Design (Desain) merupakan tahap setelah proses analisis dimana tahap ini adalah tidak lanjut
atau kegiatan inti dari langkah analisis. Desain disusun dengan mempelajari masalah,
kemudian mencari solusi melalui identifikasi dari tahap analisis kebutuhan pada proses
sebelumnya. Salah satu tujuan dari tahap ini adalah menentukan strategi pembelajaran yang
tepat agar peserta didik dapat mencapai tujuan dalam pendidikan yang selamat dunia dan
akhirat, khususnya dalam mencapai standar kompetensi yang islami telah ditentukan dalam
proses pembelajaran
Tujuan tahap ini adalah memverifikasi kinerja yang akan dicapai dan pemilihan metode tes
yang sesuai. Langkah-langkah umum yang ditempuh dalam mendisain pembelajaran adalah:
1.) Menyusun daftar tugas-tugas sebagai khalifah Allah yang sesuai dengan kebutuhan
sekarang; 2.) Menyusun tujuan kinerja yang hasanah dunia dan akhirat; 3.) Menyusun
strategi yang berahklak karimah ; 4.) Menghitung biaya yang dikeluarkan,dengan menghidari
kemubaziran. Komponen Disain yang digunakan berupa Diagram susunan tugas, Perangkat
pelengkap tentang tujuan pembelajaran yang selamat dunia dan akhirat, Perangkat tes
lengkap, Strategi Tes , Proposal investasi/biaya yang dikeluarkan.
Develop ( Pengembangan)
Setelah terbentuknya desain pembelajaran pada tahap kedua, tahap selanjutnya adalah
development atau tahap pengembangan, dimana desain yang sudah tersusun atau sudah
terbuat kemudian ditindak lanjuti prosesnya melaui uji coba. Apakan desain yang sudah
dibuat tersebut layak untuk digunakan atau tidak. Jika memang desain yang sudah diuji
cobakan tersebut berhasil atau dapat digunakan, maka desain harus dikembangkan agar
PSI-Desain Model- 2015 3
lebih baik dan tentunya mendukung proses pembelajaran untuk mencapai tujuannya yang
selama dunia dan akhirat
Tahap pengembangan ini juga harus dikombinasikan atau dipadukan dengan media – media
yang kiranya dapat mendukung pembelajaran. Selain itu, hal – hal yang berada disekitarnya
tentunya harus berhubungan dan mendukung satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu,
pembelajaran akan berjalan dengan baik jika hal yang satu dengan yang lain berhubungn
dengan baik.
Langkah-langah dalam tahapan ini diantaranya adalah: membuat objek-objek belajar yang
sesuai dengan prinsip-prinsip islam(learning objects) seperti dokumen teks , animasi,
gambar, video dan sebagainya yang memenuhi nilai-nilai islam; membuat dokumen-
dokumen tambahan yang mendukung. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat,
membeli, dan memodifikasi bahan ajar.
Tujuan dari tahap ini adalah menghasilkan dan memvalidasi sumber-sumber belajar melalui
1.) Pembentukan konten yang islami; 2.) Memilih dan membentuk media pendukung ; 3.)
Membentuk panduan untuk peserta didik sebagai khalifah Allah; 4.) Membentuk panduan
untuk para guru yang uswatun hasanah; 5.) Menyusun revisi formatif; 5. Membentuk tes
awal dan menyelenggarakannya.
Implement ( Implementasi)
Suatu rencana pembelajaran yang telah dibuat tidak akan kita ketahui hasilnya apabila tidak
ada suatu tindakan yang dilakukan. Adanya tindakan tersebut sangat berarti karena
pembelajaran akan memunculkan hal baru berupa dampak yang dapat dijadikan pengalaman
atau bahkan acuan apabila telah membuahkan hasil, untuk itulah perlu adanya implementasi
yang berarti pelaksanaan atau penerapan dari suatu rencana dimana ini merupakan salah
satu model ADDIE yang menjadi satu kesatuan dengan tahap-tahap sebelumnya sebagai
penyempurna dan cukup berpengaruh dalam pelaksanaan pembelajaran.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah mempersiapkan dan memasarkannya ke
target peserta didik dengan menyiapkan guru yang uswatun hasanah dan menyiapkan
peserta didik yang taat Allah dan rasulnya
Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari
model desain sistem pembelajaran ADDIE. Tujuan utama dari langkah ini adalah 1.)
PSI-Desain Model- 2015 4
Membimbing peserta didik untuk mencapai tujuan selamat dunia dan akhirat atau
kompetensi yang islami; 2.) Menjamin terjadinya pemecahan masalah/ solusi untuk
mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh peserta didik. 3.) Memastikan bahwa
pada akhir program pembelajaran, peserta didik perlu memilki kompetensi keyakinan
kepada Allah yang satu, pengetahuan yang islami, ketrampilan, dan sikap yang karimah.
Evaluate ( Evaluasi)
Perencanaan pembelajaran yang disiapkan secara matang akan melewati tahap-tahap
pengembangan model ADDIE ini dengan lancar dan berakhir pada tahap yang disebut dengan
evaluasi (hisab). Evaluasi merupakan tahap dimana tindakan yang dilakukan adalah
bertujuan untuk mengetahui keberhasilan suatu rencana pembelajaran, hal-hal yang
dilakukan guna suksesnya tahap ini tidak semata-mata utuh pada tahap ini saja namun
evaluasi dapat terjadi pula pada tahap-tahap sebelumnya. Dalam pelaksanaan evaluasi
tersebut hendaklah memperhatikan tujuan-tujuan yang hendak dicapai pada awal
perencanaan karena suatu evaluasi atau penilaian memiliki kriteria guna mengetahui
ketercapaiannya sampai batas yang ditentukan atau tidak dan dari kegiatan tersebut
diperlukan adanya informasi dan data-data yang diperlukan dari obyek yang akan dievaluasi
guna kelancaran proses evaluasi.
Tujuan dari fase evaluasi adalah mengukur kualitas dari produk dan proses sebelum dan
setelah pelaksanaan kegiatan. Prosedur utama dari proses evaluasi adalah : 1.) Menentukan
kriteria evaluasi; 2.) Memilih alat untuk evaluasi; 3.)Mengadakan evaluasi itu sendiri dengan
cara yang islami. Hasil dari evaluasi adalah perencanaan evaluasi. Komponen dari
perencanaan evaluasi adalah : Sebuah ringkasan tentang tujuan, alat pengumpul data,
tanggung jawab terhadap waktu dan perorangan/group untuk setiap level evaluasi; Satu set
kriteria penilaian evaluasi; Satu set alat untuk evaluasi.
Demikianlah model EDDIE yang diberi dimensi islam ini dibuat untuk menjadi renungan para
desaigner instruksional, sehingga setiap produk yang diciptakan bertujuan membawa
manauis kepada keselatan dunia dan akhirat
Serang, 1 mei 2015
Hamba Allah