PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENERAPAN ...PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK...
Transcript of PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENERAPAN ...PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK...
PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENERAPAN PENDEKATAN
SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I SD
(Tema 6, Subtema 1, Pembelajaran 3)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Monika Triawardani
NIM: 141134038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini peneliti persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus karena atas rahmatnya yang senantiasa memberkati,
menemani, dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kepada Bapak Redi dan Ibu yang memberikan doa, cinta, dan dukungan kepada
peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik
Kakakku tersayang Suranti dan Supri yang telah memberikan doa, dukungan, dan
semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu, Aku akan meneguhkan, bahkan akan
menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan Kanan-Ku yang
membawa kemenangan.
(Yesaya 41: 10)
Selalu belajar dan berusaha, karena usahamu dalam hidup akan membawamu
dalam sebuah keberhasilan dalam hidupmu
(Monika Triawardani)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENERAPAN PENDEKATAN
SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I SD
(Tema 6, Subtema 1, Pembelajaran 3)
Monika Triawardani
Universitas Sanata Dharma
2018
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan empat
guru kelas bawah, peneliti memperoleh hasil bahwa guru mengalami kesulitan saat
menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik di kelas. Diperkuat
dari hasil kuesioner yang dibagikan peneliti kepada enam guru kelas I SD yang
memperoleh hasil bahwa guru membutuhkan contoh penerapan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran tematik di kelas I SD. Oleh karena itu, peneliti akan
mengembangkan produk berupa prototipe buku penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran tematik kelas I SD.
Penelitian ini menggunakan 6 langkah pengembangan (R&D) dari 10 langkah
yang dikemukakan oleh Borg dan Gall, yaitu 1) analisis masalah, 2) pengumpulan
data, 3) pengembangan produk, 4) validasi produk, 5) revisi produk, 6) uji coba
produk. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa prototipe buku penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD. Produk sudah
divalidasi oleh dua validator. Rata-rata hasil validasi produk adalah 3.46 (dari
rentang 1-4) yang artinya sangat baik.
Uji coba terbatas dilakukan di SD Negeri Nusa Tunggal yang dihadiri 28
peserta didik. Hasil uji coba proses penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran tematik pada langkah mengamati mendapat skor 2.28 (kurang),
menanya memperoleh skor 0.14 (sangat kurang), menalar memperoleh skor 3.57
(sangat baik), mencoba memperoleh skor 3.71 (sangat baik), sedangkan pada
mengkomunikasikan memperoleh skor 3.85 (sangat baik). Hasil tersebut
menunjukkan bahwa langkah yang paling rendah yaitu mengamati dan menanya.
Kata Kunci: prototipe buku, pendekatan saitifik, pembelajaran tematik, kelas I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF A PROTOTYPE BOOK ON THE APPLICATION
OF A SCIENTIFIC APPROACH IN THEMATIC LEARNING IN FIRST
GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL
(theme 6, subtheme 1, learning 3)
Monika Triawardani
Sanata Dharma University
2018
Based on the results of interviews conducted by researchers with four
teachers less class, the researcher found that teachers get difficulties when applying
the scientific approach in thematic learning. Covered by the results of the
questionnaire that given by researcher to six teacher of first grade of elementary
school. The result is teachers need an example of applying a scientific approach in
thematic learning in elementary school. Therefore, the researchers will develop
products in the form of a prototype book application in scientific approach in
thematic learning in elementary school.
This study uses six development steps (R&D), of ten steps proposed on
Borg and Gall, 1.) Problem analysis, 2.) Data collection, 3.) Product development,
4.) Product validation, 5.) Product revision, 6.) Product testing. The result of this
research is in the form of prototype book of application of scientific approach in
thematic teaching of first grade of elementary school. The product has been
validated by two validators. Average product validation result is 3.46 (from range
1-4) which means very good
Limited trials were conducted at SD Negeri Nusa Tunggal with twenty
eighth students. The results of experiments on the process of applying the scientific
approach in the thematic learning in the observing step got a score of 2.28 (less),
asking for a score of 0.14 (very less), reasoning scored 3.57 (excellent), trying to
score 3.71 (very good), while communicating earned a score of 3.85 (very good).
The results show that the lowest step is observing and asking
Keywords: prototype book, scientific approach, thematic learning, class I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti haturkan kepada Tuhan yang telah memberikan kasih
dan pencurahan Roh Kudus-Nya sehingga skripsi berjudul Pengembangan
Prototipe Buku Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik
Kelas I SD (Tema 6, Subtema 1, Pembelajaran 3) ini dapat terselesaikan dengan
baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini telah selesai karena bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan penuh
cinta perkenankanlah peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bimbingan, dukungan, dan motivasi baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi.
Ucapan terimakasih ini peneliti sampaikan kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Kaprodi PGSD
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakaprodi PGSD
4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., selaku dosen pembimbing skripsi I
yang telah membimbing dan memotivasi peneliti untuk menyelesaikan
skripsi ini.
5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi II
yang telah membimbing dan memotivasi peneliti untuk menyelesaikan
skripsi ini.
6. Para dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmunya dalam mendidik peneliti selama kuliah.
7. Para guru, karyawan, dan siswa SD Negeri Nusa Tunggal, yang telah
saling berbagi pengalaman dan memberikan dukungan serta semangat.
8. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
membantu proses perijinan penelitian skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penilitian ................................................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 4
1.5 Definisi Operasional........................................................................................... 5
1.6 Spesifikasi Produk .............................................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 7
2.1 Kajian Pustaka .................................................................................................... 7
2.1.1 Kurikulum 2013 .............................................................................................. 7
2.1.1.1 Pengertian Kurikulum 2013 ........................................................................ 7
2.1.1.2 Karakteristik Pembelajaran Kurikulum 2013............................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.1.3 Tujuan Pembelajaran Kurikulum 2013 ........................................................ 9
2.1.1.4. Tahapan Pembelajaran Kurikulum 2013 ..................................................... 9
2.1.2. Pendekatan Saintifik.................................................................................... 10
2.1.2.1.Pengertian Pendekatan Saintifik ................................................................ 10
2.1.2.2. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik..................................................... 11
2.1.2.3. Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik ............. 21
2.1.2.4. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik .................................. 22
2.1.2.5. Kekhasan Pendekatan Saintifik ................................................................ 22
2.1.2.6. Model-model Pembelajaran Dalam Pendekatan Saintifik ........................ 23
2.1.2.6.1. Model Inquiry Learning ......................................................................... 23
2.1.2.6.2. Model Discovery Learning .................................................................... 24
2.1.2.6.3. Model Project Based Learning .............................................................. 25
2.1.2.6.4. Model Cooperative Learning ................................................................. 26
2.1.3. Pembelajaran Tematik .................................................................................. 27
2.1.3.1. Pengertian Pembelajaran Tematik............................................................. 27
2.1.3.2. Karakteristik Pembelajaran Tematik ......................................................... 28
2.1.3.3. Materi Pembelajaran Kelas I Tema 6, Subtema 1, Pembelajaran 3 .......... 29
2.1.4. Karakteristik Peserta Didik Kelas I SD ........................................................ 31
2.1.4.1. Karakteristik Peserta Didik Menurut Beberapa Tokoh ............................. 31
2.4. Penelitian yang Relevan .................................................................................. 34
2.5. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 36
2.6. Pertanyan Penelitian ........................................................................................ 37
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 38
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................. 38
3.2 Setting Penelitian .............................................................................................. 40
3.2.1 Tempat Penelitian.......................................................................................... 40
3.2.2.Subjek Penelitian ........................................................................................... 40
3.2.3 Objek Penelitian ............................................................................................ 41
3.2.4 Waktu Penelitian ........................................................................................... 41
3.3 Prosedur Pengembangan .................................................................................. 41
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3.4.1. Wawancara ................................................................................................... 46
3.4.2. Kuesioner .................................................................................................... 47
3.5. Instrumen Penelitian....................................................................................... 47
3.5.1. Instrumen Analisis Kebutuhan ..................................................................... 48
3.5.2..InstrumenValidasi Produk ........................................................................... 50
3.5.3. Instrumen Uji Coba Lapangan ..................................................................... 50
3.6. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 50
3.6.1. Data Kualitatif .............................................................................................. 51
3.6.2. Data Kuantitatif ............................................................................................ 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 53
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................ 53
4.1.1 Prosedur Pengembangan Prototipe Buku ...................................................... 53
4.1.1.1 Potensi dan Masalah ................................................................................... 53
4.1.1.2 Pengumpulan Data ..................................................................................... 54
4.1.1.3 Desain Produk ............................................................................................ 56
4.1.1.4 Validasi Desain .......................................................................................... 59
4.1.1.5 Revisi Produk ............................................................................................. 62
4.1.1.6 Uji Coba Produk ......................................................................................... 65
4.1.2 Kualitas Produk ............................................................................................. 69
4.2 Pembahasan ...................................................................................................... 72
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 74
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 74
5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 75
5.3 Saran ................................................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77
LAMPIRAN .......................................................................................................... 80
BIODATA PENELITI ....................................................................................... 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kesimpulan Langkah-langkah 5M ......................................................... 21
Tabel 3.1 Kisi-kisi prototipe buku ......................................................................... 45
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ............................................................................. 48
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara ............................................................................. 48
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara ............................................................................. 49
Tabel 3.5 Pedoman Kuisoner ................................................................................. 49
Tabel 3.6 Konversi Data Kuantitatif ke Kulitatif ................................................... 52
Tabel 4.1 Survei kebutuhan prototipe buku ........................................................... 56
Tabel 4.2 Kisi-kisi Pembuatan Prototipe Buku ...................................................... 57
Tabel 4.3 Rekap Hasil Validasi Guru .................................................................... 61
Tabel 4.4 Hasil Validasi Guru ................................................................................ 62
Tabel 4.5 Komentar Guru Kelas I SD dan Revisi .................................................. 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan .................................. 36
Gambar 4.1 Revisi Produk ..................................................................................... 63
Gambar 4.2 Revisi Produk ..................................................................................... 63
Gambar 4.3 Revisi Produk ..................................................................................... 64
Gambar 4.4 Revisi Produk ..................................................................................... 65
Gambar 4.5 Kegiatan Mengamati ......................................................................... 66
Gambar 4.6 Kegiatan Menanya ............................................................................. 67
Gambar 4.7 Kegiatan Mencoba ............................................................................. 68
Gambar 4.8 Kegiatan Mengkomunikasikan .......................................................... 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Model Penelitian dan Pengembangan (R&D) Menurut Borg & Gall ... 41
Bagan 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan yang Diterapkan Peneliti ...... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis Kebutuhan............................................................................. 81
Lampiran 1a Pedoman Wawancara Potensi dan Masalah...................................... 81
Lampiran 1b Hasil Wawancara Potensi dan Masalah ............................................ 82
Lampiran 1c Pedoman Wawancara Survei Pengetahuan Guru .............................. 86
Lampiran 1d Hasil Wawancara Survei Pengetahuan Guru .................................... 87
Lampiran 1e Instrumen Wawancara ...................................................................... 89
Lampiran 1f Pedoman Wawancara ....................................................................... 89
Lampiran 1g Hasil Wawancara .............................................................................. 90
Lampiran 3 Survei Kebutuhan ............................................................................... 92
Lampiran 3a Pedoman Instrumen Kuesioner ......................................................... 92
Lampiran 3b Hasil Kuesioner ................................................................................ 93
Lampiran 4 Validasi Produk .................................................................................. 99
Lampiran 4a Pedoman Validasi ............................................................................. 99
Lampiran 4b Hasil Validasi ................................................................................. 102
Lampiran 5 Uji Coba Produk ............................................................................... 110
Lampiran 5a Lembar Pengamatan (Uji Coba) ..................................................... 110
Lampiran 5b Hasil Uji Coba ................................................................................ 117
Lampiran 5c Mengamati ..................................................................................... 117
Lampiran 5d Menanya ........................................................................................ 119
Lampiran 5e Menalar .......................................................................................... 120
Lampiran 5f Mencoba ......................................................................................... 121
Lampiran 5g Mengkomunikasikan ..................................................................... 122
Lampiran 5h Rekap nilai peserta didik ............................................................... 124
Lampiran 5 Surat Izin Uji Coba Lapangan .......................................................... 125
Lampiran 6 Surat Balikan Telah Melakukan Uji Coba ........................................ 126
Lampiran 7a TOR ................................................................................................ 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penetian,
manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional. Peneliti akan
menguraikan satu persatu dari keenam bagian tersebut.
1.1.Latar Belakang Masalah
Implementasi kurikulum 2013 dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan
dengan menggunakan pendekatan saintifik dan tematik integratif. Di dalam
kurikulum 2013 memuat tiga kekhasan, yaitu pendidikan karakter, pendekatan
saintifik, dan pembelajaran tematik.
Menurut Samani (2012: 45), pendidikan karakter adalah proses pemberian
tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang
berkarakter dalam dimensi hati, pikiran, raga, serta rasa dan karsa. Menurut
Daryanto (2014: 51), pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik
adalah proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif
mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip-prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data, menganalisis konsep, hukum, atau prinsip yang
“ditemukan”. Menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2011: 147) pembelajaran
tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema atau mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada peserta didik.
Dari hasil wawancara dengan empat guru kelas bawah yaitu, guru kelas 1,
2, dan 3 SD peneliti mendapat informasi bahwa guru belum memahami tentang
penerapan pendekatan saintifik dan pembelajaran tematik di kelas. Dari hasil
wawancara oleh empat guru tersebut yang masih sulit menerapkan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran tematik adalah dua guru kelas I SD. Menurut guru
tersebut, pendekatan saintifik masih sangat sulit diterapkan pada kelas 1.
Terutama pada bagian lima pengalaman belajar (5M), seperti guru masih
kesulitan dalam memfasilitasi pada langkah menanya, menalar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengkomunikasikan, serta peserta didik merasa kesulitan dalam melakukan
langkah tersebut dikarenakan peserta didik kelas 1 masih kurang memiliki rasa
percaya diri dalam mengutarakan pendapat, serta mengaitkan teori dengan
kegiatan yang dilakukan sehari-hari.
Untuk memperkuat data peneliti memberikan kuesioner kepada 6 guru kelas
1 SD, yaitu guru SD Negeri Nusa Tunggal, guru SD Negeri Sampangan, dua
guru SD Budya Wacana, dua guru SDN Ambarukmo. Dari hasil kuesioner yang
diberikan peneliti pada 6 guru tersebut, peneliti memperoleh data bahwa guru
kelas 1 membutuhkan contoh penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran tematik. Kemudian, peneliti melakukan wawancara dengan dua
guru kelas I untuk mengetahui tema/subtema/pembelajaran manakah menurut
guru yang membutuhkan contoh pedoman. Hasil dari wawancara tersebut tiga
guru menyebutkan pada tema 6 subtema 1 dan pembelajaran 3 sangat
membutuhkan contoh pendoman penerapan pendekatan saintifik dengan alasan
agar menjadi contoh penerapan yang dapat guru gunakan.
Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian dan pengembangan (Research and Development). Peneliti
melakukan penelitian dan pengembangan prototipe buku penerapan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1,
pembelajaran ke 3).
Peneliti termotivasi dari penelitian sebelumnya terkait dengan pendekatan
saintifik di kelas I SD. Maksimus (2014) melakukan penelitian yang berjudul
“Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik untuk
meningkatkan aktivitas peserta didik kelas 1 SD”. Penelitian tersebut
menginspirasi peneliti untuk mengembangkan prototipe buku penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik untuk guru kelas I SD.
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti mengembangkan
prototipe buku penerapan pendekatan sintifik dalam pembelajaran tematik yang
ditujukan untuk guru kelas I SD. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Nusa
Tunggal sebagai lokasi sampel uji coba lapangan terbatas. SD Negeri Nusa
Tunggal hanya sebagai sampel, peneliti mengembangkan prototipe buku
penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik yang bisa dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
untuk seluruh guru kelas I SD tidak hanya di SD tersebut. Dengan adanya
prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik
untuk guru kelas I SD ini akan membantu guru dalam melakukan pembelajaran
di kelas tidak hanya berpedoman terhadap buku guru dan buku siswa yang telah
diberikan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Sehingga proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan lancar.
Peneliti mengembangkan produk berupa prototipe buku penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD. Prototipe buku
berisikan dua bagian, yaitu bagian pertama berisikan pengertian pendekatan
saintifik, langkah-langkah 5M dalam pendekatan saintifik, kekhasan
pendekatan saintifik, serta model pembelajaran. Pendekatan saintifik adalah
pendekatan yang mengajak peserta didik lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran melalui 5 pengalaman belajar, yaitu mengamati, menanya,
mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Model-model pembelajaran yang
terdapat pada pendekatan saintifik misalnya, model inquiry learning. Model
inquiry learning adalah sebuah model pembelajaran yang menempatkan peserta
didik sebagai subjek pembelajaran, yang berarti peserta didik memiliki andil
besar dalam menentukan suasana belajar dan model pembelajaran (Anam,
2015: 7). Pada bagian kedua berisikan beberapa bagian utama, yaitu berisikan
materi atau konsep setiap mata pelajaran dalam pembelajaran tematik, berisikan
tabel pemetaan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran, berisikan tabel aktivitas belajar lima langkah pendekatan
saintifik menggunakan model inkuiri, serta berisikan penerapan kegiatan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik Kelas I SD pada tema 6
“Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri”, subtema 1 “Lingkungan Rumahku”,
pembelajaran 3. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang mengaitkan
tema atau beberapa mata pelajaran, sehingga memberikan pengalaman kepada
peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.2.1. Bagaimana mengembangkan prototipe buku penerapan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1,
pembelajaran 3)?
1.2.2. Bagaimana kualitas prototipe buku penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1,
pembelajaran 3?
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah sebagai
berikut:
1.3.1. Mendeskripsikan langkah-langkah pengembangan prototipe buku
penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I
SD (tema 6, subtema 1, pembelajaran 3.
1.3.2. Mendeskripsikan kualitas prototipe buku penerapan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1,
pembelajaran 3.
1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1. Bagi Peneliti
Bagi peneliti memperoleh pengalaman melakukan penelitian
Research and Development (R&D) dalam upaya mengembangkan
produk berupa prototipe buku penerapan saintifik dalam pembelajaran
tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1, pembelajaran 3).
1.4.2. Bagi Guru
Bagi guru mendapatkan pengalaman bagaimana cara menggunakan
pendekatan saintifik dan memperoleh prototipe buku penerapan
pendekatan saintik dalam pembelajaran tematik yang mengacu pada
5M pada tema 6, subtema 1, dan pembelajaran 3 Kelas 1 sekolah
dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.4.3. Bagi Sekolah
Bagi sekolah dapat memperoleh produk berupa buku pembelajaran
yang digunakan untuk guru kelas 1 sekolah dasar dan memperoleh
bahan bacaan tambahan terkait dengan Research and Development
(R&D) dalam upaya mengembangkan produk berupa buku.
1.5.Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai beberapa istilah yang digunakan
dalam penelitian ini, maka beberapa istilah tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1.5.1. Prototipe adalah produk yang berupa draf atau buku sederhana yang
belum dipublikasikan secara luas.
1.5.2. Pendekatan Saintifik adalah suatu pendekatan yang terdapat dalam
kegiatan pembelajaran yang mengajak peserta didik lebih aktif
melalui 5 pengalaman belajar, yaitu mengamati, menanya, menalar,
mencoba, dan mengkomunikasikan sesuai dengan kegiatan para
peserta didik di dalam kelas, yang di dalamnya berisikan model
pembelajaran seperti model pembelajaran inquiry learning, discovery
learning, dll.
1.5.3. Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran yang mengaitkan tema
atau mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik dan mengajak peserta didik
untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, misalnya
pembelajaran tematik matematika dan PPKn.
1.5.4. Peserta didik kelas I adalah peserta didik yang duduk dibangku
sekolah dasar dan memiliki umur kurang lebih 7 tahun.
1.6.Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah prototipe buku penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I Sekolah Dasar (tema
6, subtema 1, pembelajaran 3), yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1.6.1. Produk berupa prototipe buku yang berjudul “Prototipe Buku
Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik Kelas I
SD tema 6, subtema 1, pembelajaran 3” terdiri dari dua bagian utama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
yaitu bagian pertama berisikan artikel tentang pendekatan saintifik,
serta bagian kedua berisi penerapan kegiatan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran tematik Kelas I SD pada tema 6 “Lingkungan
Bersih, Sehat, dan Asri”, subtema 1 “Lingkungan Rumahku”,
pembelajaran 3.
1.6.2. Prototipe buku terdiri dari halaman sampul, kata pengantar, daftar isi,
pada bagian pertama berisi tentang beberapa teori yang membahas
tentang pendekatan saintifik. Selain itu juga, pada bagian pertama
berisikan pengertian pendekatan saintifik, langkah-langkah 5M dalam
pendekatan saintifik, kekhasan pendekatan saintifik, serta model
pembelajaran. Pada bagian kedua berisikan beberapa bagian utama,
yaitu berisikan materi atau konsep setiap mata pelajaran, berisikan
tabel pemetaan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan
tujuan pembelajaran, berisikan tabel aktivitas belajar lima langkah
pendekatan saintifik menggunakan model inkuiri, serta berisikan
penerapan kegiatan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
tematikkKelas I SD pada tema 6 “Lingkungan Bersih, Sehat, dan
Asri”, subtema 1 “Lingkungan Rumahku”, pembelajaran 3.
1.6.3. Produk prototipe buku dibuat dengan kertas ivory 230gr (kertas
berwarna sebagai cover) dan kertas HVS 80gr untuk bagian isi
berbentuk landscape. Jenis font yang digunakan adalah Times New
Roman dengan ukuran font 12 dan pada bagian bagan penerapan
menggunakan font 12. Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa
yang sederhana dan mudah dipahami oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai kajian pustaka, penelitian
yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian. Keempat hal tersebut
akan diuraikan sebagai berikut.
2.1.Kajian Pustaka
2.1.1. Kurikulum 2013
2.1.1.1.Pengertian kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang diterapkan pada
tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang
dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft
skills dan hard skills yang berupa kemampuan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan (Fadillah, 2014: 16). Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut
dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada
tahun 2004. KBK atau (Competency Based Curriculum) dijadikan acuan
dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai
ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam seluruh
jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah
(Mulyasa, 2014: 66). Junaini (2015: 7) Kurikulum 2013 adalah seperangkat
rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Jadi, dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
kuriukulum 2013 merupakan seperangkat acuan dan pedoman mengenai
kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan berbagai ranah
bagi peserta didik baik pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah dengan menerapkan
pembelajaran tematik integratif dan menggunakan pendekatan saintifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2.1.1.2.Karakteristik Pembelajaran Kurikulum 2013
Adapun karakteristik dari kurikulum 2013 yang diuraikan oleh
Kunandar (2014: 26) adalah sebagai berikut:
1.) Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam
bentuk Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut
Kompetensi Dasar (KD).
2.) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategonal mengenai
kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk jenjang sekolah,
kelas, dan mata pelajaran.
3.) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta
didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
4.) Penekanan kompetensi ranah kognitif, sikap, psikomotorik, dan
pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran ditandai
oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD pengembangan
sikap menjadi kepedulian utama kurikulum.
5.) Kompetensi Inti (KI) menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan
konsep, generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan
“disciplinary-based curriculum” atau “ contnet-based curriculum”.
6.) Kompetensi Dasar (KD) yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.
7.) Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi
pada tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karateristik
konten kompetisi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat tunas
(mastery). Keterampilan psikomotorik adalah kemampuan penguasaan
konten yang dapat dilatihkan. Sedangklan keterampilan sikap adalah
kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan
memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung.
8.) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat
formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial
untuk memastikan penguasaan kompetensi ada tingkat memuaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
(kriteria ketuntasan minimum/ KKM dapat dijadikan tingkat
memuaskan).
2.1.1.3.Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013
Mulyasa (2014: 65), menyatakan bahwa pengembangan kurikulum
2013 memiliki tujuan sebagai berikut:
1.) Menghasilkan insan Indonesia yang: produktif, kreatif, inovatif, efektif
melalui pengetahuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi.
2.) Pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi
dan karakter peserta didik, berupa panduan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud
pemahaman terhadap konsep yang dipelajari secara kontekstual.
3.) Memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam
proses pencapaian sarana belajar, yang mencerminkan penguasaan dan
pemahaman terhadap apa yang dipelajari.
4.) Peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi dan
karakter yang dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga
para peserta didik dapat mempersiapkan dirinya melalui penguasaan
terhadap sejumlah kompetensi dan karakter tertentu.
2.1.1.4.Tahapan Pembelajaran Kurikulum 2013
Sundayana (2014: 28–29), menyatakan bahwa pedoman
implementasi kurikulum 2013 menfokuskan pada empat tahap
pembelajaran mulai dari mengamati (observing), menanya (questioning),
melakukan percobaan (experimenting), mengumpulkan dan
menghubungkan informasi (collecting and associating), dan
mengkomunikasikan (communicating). Berdasarkan pedoman tersebut,
tahapan pembelajaran tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1.) Mengamati; dalam kegiatan kegiatan mengamati, guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui
melihat, menyimak, mendengar, dan membaca hal-hal yang terkait
dengan tema dan subtema yang dibahas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2.) Menanya; peserta didik akan melakukan upaya mencari atau
mengumpulkan informasi dan mengaitkan apa yang dilihat, dan
didengarnya dengan apa yang berasal dari pengetahuan, pengalaman,
dan informasi yang dikumpulkannya.
3.) Melakukan percobaan; dalam melakukan percobaan, guru memilih
bentuk percobaan terkait dengan tema atau subtema yang sedang
dibicarakan.
4.) Mengumpulkan dan mengasosiasikan; tindak lanjut dari bertanya adalah
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai
informasi.
5.) Mengkomunikasikan hasil; tindak lanjut dari tahap pembelajaran
sebelumnya, mengamati gambar situasi, percobaan dan peragaan,
menanyakan dan memprediksi berdasarkan pengetahuan setiap peserta
didik dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terkait
tema atau subtema yang dibahas serta menghubungkan informasi
tersebut.
2.1.2. Pendekatan Saintifik
2.1.2.1.Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan yang terdapat dalam
kegiatan pembelajaran yang mengajak peserta didik lebih aktif melalui 5
pengalaman belajar, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan sesuai dengan kegiatan para peserta didik di dalam
kelas.
Diperkuat dengan teori dari tiga ahli yang memiliki pandangan
mengenai pendekatan saintifik yang pada dasarnya mengajak peserta didik
untuk melakukan lima proses pengalaman belajar saat proses pembelajaran.
Pendapat yang pertama diungkapkan oleh Susilo (2014: 51), mengatakan
bahwa pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang merujuk pada teknik-
teknik investigasi dan fenomena atau gejala memperoleh pengetahuan baru
atau mengoreksi, dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Pendapat ini
juga sejalan dengan pendapat Hosnan (2014: 34), menyatakan bahwa
pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
sedemikian rupa agar peserta didik menjadi aktif mengkonstruksi konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengkomunikasikan konsep, hukum, dan prinsip yang “ditemukan”.
Berkaitan dengan pendapat tersebut, Fadillah (2014: 176), menyatakan
bahwa pendekatan scientific ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan
melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengkomunikasikan, dengan kegiatan ini dapat membentuk sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik secara maksimal.
2.1.2.2.Langkah-langkah Pendekatan Saintifik
Langkah-langkah pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:
1.) Mengamati (observasi)
Mengamati merupakan kegiatan yang merangsang rasa keingin
tahuan peserta didik menggunakan lima inderanya melalui pengamatan
langsung pada objek yang akan dipelajari (Hosnan, 2014: 39). Menurut
Abidin (2014: 133) mengamati merupakan kegiatan yang mengajak
peserta didik untuk menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek
yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru
untuk memenuhi rasa ingin tahu peserta didik. Sedangkan menurut
Bundu (dalam Limiansih, 2015: 15) mengatakan bahwa mengamati
adalah kegiatan menggunakan pancaindera untuk memperoleh
informasi. Jadi peneliti meyimpulkan bahwa mengamati merupakan
kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran
menggunakan alat inderanya, seperti melihat, mendengar, meraba, dan
sebagainya untuk memenuhi rasa ingin tahu peserta didik.
Hosnan (2014: 41) kegiatan observasi peserta didik menemukan
fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi
pembelajaran yang dilakukan. Observasi dapat dilakukan dengan
kegiatan melihat, menyimak, membaca dan mendengarkan. Kegiatan
melihat dapat dilakukan peserta didik dengan cara melihat objek atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
benda (tanpa atau menggunakan alat) seperti gambar dan video yang
sudah disediakan oleh guru. Pada kegiatan menyimak peserta didik
diharapkan mampu menyimak penjelasan guru saat guru menjelaskan
mengenai kegiatan mengamati atau saat guru menjelaskan tentang alat
yang digunakan oleh guru dan peserta didik juga dapat menyimak
penjelasan teman yang sedang menyampaikan hasil pengamatannya.
Dalam kegiatan mendengar peserta didik mampu mendengarkan suara
guru saat menjelaskan atau suara video yang sudah disiapkan oleh guru.
Pada saat guru menyiapkan media pada saat mengamati adalah sebuah
bacaan, peserta didik diajak untuk membaca ceita tersebut. Guru
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih
peserta didik untuk melihat, mendengar, menyimak, membaca hal yang
penting dari suatu benda atau objek.
Menurut Abidin (2014: 133) kegiatan mengamati dalam
pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah berikut ini:
a. Menentukan objek apa yang akan diobservasi.
b. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang
akan diobservasi.
c. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi,
baik primer maupun sekunder.
d. Menentukan dimana tempat objek yang akan diobservasi.
e. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan
untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
f. Menentukan cara dan melakukan percatatan atas hasil observasi,
seperti menggunakan buku, catatan, kamera, tape recorder,
video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Harlen dan Qualter (dalam Limiansih, 2014: 16) menyatakan
beberapa siswa SD dikatakan terampil apabila melakukan hal-hal
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
a. Menggunakan berbagai indera untuk mengkaji objek atau
material.
b. Mengidentifikasi perbedaan dan persamaan antara
objek/material.
c. Mengidentifikasi perbedaan yang relevan dan detail antara
objek-objek atau materi dan mengidentifikasi persamaan antara
objek-objek yang perbedaannya lebih jelas dari persamaannya.
d. Menggunakan indera dengan bantuan alat bantu untuk
meningkatkan jangkauan pengamatan.
e. Membuat tahapan pengamatan yang memadai untuk menjawab
pertanyaan atau menguji prediksi yang sedang diselidiki.
f. Melakukan langkah-langkah untuk memastikan hasil
pengamatan akurat, logis, dan reliabel.
Keterkaitan kegiatan mengamati dengan proses pembelajaran dalam
pendekatan saintifik adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam
proses pembelajaran menggunakan alat inderanya, seperti melihat,
mendengar, meraba, dan sebagainya untuk memenuhi rasa ingin tahu
peserta didik. Peserta didik dikatakan terampil mengamati jika mereka
mampu menggunakan berbagai indera untuk mengkaji objek/material.
Semakin banyak indera yang terlibat, maka peserta didik akan semakin
banyak data tentang dari suatu objek/material (Limiansih, 2015: 16)
2.) Menanya
Dalam kegiatan bertanya guru memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang
sudah di observasi sebelumnya. Kegiatan bertanya bertujuan untuk
mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik, kreativits peserta didik,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis
yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Hosnan (2014: 48) menjelaskan bahwa menanya merupakan
kegiatan mengajukkan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang telah diamati. Menurut Abidin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
(2014: 136) menjelaskan bahwa menanya merupakan kegiatan
membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberikan jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Guru mampu
membimbing atau memandu peserta didik saat mengajukan pertanyaan
atau menjawab pertanyaan dengan baik, ketika itu pula guru mendorong
peserta didik untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Jadi
dapat disimpulkan bahwa menanya merupakan kegiatan peserta didik
untuk memperoleh informasi tambahan dari apa yang telah mereka
alami dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang apa yang
kurang mereka pahami.
Hosnan (2014: 49) menjelaskan bahwa bertanya merupakan salah
satu pintu masuk untuk memperoleh pengetahuan. Karena itu, bertanya
dalam kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan guru untuk
mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.
Demikian pula, bertanya merupakan bagian penting dalam
melaksanakan pembelajaran inquiry, yaitu menggali informasi,
mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan
perhatian pada aspek yang belum diketahui. Aktivitas yang dapat
dilakukan peserta didik dan didorong dengan pancingan guru peserta
didik dapat melakukan beberapa hal, yaitu mampu membuat pertanyaan,
mampu membuat pertanyaan menggunakan kalimat tanya apa, siapa,
dimana, kapan, darimana, dll, guru dapat memancing peserta didik
menggunakan pertanyaan-pertanyaan, dan peserta didik dapat
berdiskusi dengan teman di kelas untuk sebuah pertanyaan. Keterkaitan
kegiatan menanya dengan proses pembelajaran dalam pendekatan
saintifik adalah untuk memenuhi rasa ingin tahu peserta didik dan
memperjelas hal-hal yang dipahami serta mencari informasi baru yang
terkaitan dengan struktur pengetahuannya.
Suhendar (dalam Misrah, 2014: 56) mengemukakan bahwa kalimat
tanya yang dapat digunakan peserta didik saat bertanya dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
digolongkan berdasarkan sifat dan maksud pertanyaan, yaitu sebagai
berikut:
Menanyakan tentang benda atau hal: apa?, dari apa?, untuk apa?
Menanyakan tentang manusia: siapa?, dari siapa?
Menanyakan tentang jumlah: berapa?
Menanyakan tentang waktu: kapan?
Menanyakan tentang keadaan atau situasi: bagaimana?
Menanyakan tentang sebab: mengapa?, apa sebab?
Menanyakan tentang manfaat: untuk apa?
Menanyakan tentang tempat : dari mana?
Harlen dan Qualter (dalam Limiansih, 2015: 19) menyatakan
beberapa indikator pengembangan keterampilan menanya siswa SD
antara lain:
a. Mengajukan berbagai pertanyaan.
b. Berpartisipasi aktif dalam mendiskusikan cara memperoleh jawaban
pertanyaan.
Abidin (2014: 137) menjelaskan bahwa kriteria pertanyaan yang
baik adalah sebagai berikut:
a. Singkat dan jelas.
b. Menginspirasi jawaban.
c. Memiliki fokus.
d. Bersifat probing dan divergen
e. Bersifat validatif atau penguatan.
f. Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang.
g. Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif.
h. merangsang proses interaksi.
3.) Menalar
Menalar adalah proses belajar yang logis dan sistematis atas fakta-
fakta yang diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan
(Hosnan, 2014: 67). Sedangkan menurut Abidin (2014: 139) menalar
merupakan proses berpikir logis dan sistematis atas fakta yang
diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
karena itu peserta didik mampu mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan melalui beberapa aktivitas di dalam kelas, seperti
menyebutkan kegiatan setelah bangun tidur, melakukan operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan menggunakan data yang diperoleh, dan
mampu menyimpulkan kegiatan apa yang sering mereka lakukan setelah
bangun tidur. Jadi dapa disimpulkan bahwa menalar merupakan
kegiatan belajar peserta didik yang mengajak peserta didik untuk
melakukan observasi pada suatu fakta untuk memperoleh informasi
berupa pengetahuan
Abidin (2014: 139) menjelaskan bahwa daya menalar peserta didik
dapat ditingkatkan melalui 8 cara, yaitu:
a. Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap
sesuai dengan tuntutan kurikulum.
b. Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode
kuliah.
c. Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis,
dimulai dari yang sederhana sampai pada yang kompleks.
d. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang diukur dan
diamati.
e. Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki.
f. Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang
diinginkan dapat menjadi kebiasaan.
g. Evaluasi atau penilaian didasari atau diperilaku yang nyata atau
otentik.
h. Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan
memberikan tindakan perbaikan.
4.) Mencoba
Untuk memperoleh pengalaman yang menarik dan membekas bagi
peserta didik, guru dapat meminta peserta didik untuk mencoba atau
melakukan percobaan yang disesuaikan dengan tujuan dan materi
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut Hosnan (2014: 58) mengatakan bahwa mencoba
merupakan kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data
untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Sedangkan
menurut Abidin (2014: 140) mengatakan bahwa mencoba merupakan
kegiatan untuk memperoleh hasil belajar yang nyata yang dilakukan
peserta didik dalam suatu percobaan terutama untuk materi yang sesuai,
misalnya peserta didik harus memahami suatu konsep dalam suatu mata
pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik juga harus
memiliki keterampilan proses untuk mengembangakan pengetahuan
tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan
bersikap ilmiah untuk masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari,
seperti peserta didik mampu mengumpulkan data melalui
mewawancarai teman yang ada di kelas mengenai kegiatan di rumah,
serta mampu mengerjakan soal yang berhubungan dengan materi yang
disampaikan pada hari tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan
mencoba merupakan kegiatan peserta didik untuk melakukan suatu
percobaan yang dilakukan peserta didik untuk memperoleh hasil atau
data untuk menjawab suatu masalah yang ditemukan peserta didik.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan tahap uji
coba adalah sebagai berikut:
a. Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan.
b. Usahakan peserta didik terlibat langsung dalam kegiatan
eksperimen.
c. Sebelum diadakan eksperimen sebaikannya peserta didik
diberikan pengarahan terlebih dahulu.
d. Peserta didik mampu bekerja dalam kelompok atau individu
untuk melakukan percobaan.
e. Melaporkan hasil percobaan secara tertulis (Hosnan, 2014: 62).
5.) Mengkomunikasikan
Pada kegiatan ini guru diharapkan dapat memberi kesempatan
kepada peserta didik, untuk menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan apa yang telah dipelajari. Dengan kegiatan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
diharapkan dapat mengembangkan kemampuan peserta didik seperti:
kemampuan menulis dan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat,
dengan singkatan dan jelas, mengembangkan kemampuan bebahasa
dengan baik dan benar. Syarat yang sangat penting untuk bisa
melakukan langkah mengkomunikasikan adalah memerlukan rasa
percaya diri. Percaya diri adalah kemampuan individu untuk dapat
memahami dan meyakini seluruh potensinya agar dapat dipergunakan
dalam menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan hidupnya.
Mengkomunikasikan merupakan kegiatan menyampaikan hasil
pekerjaan peserta didik yang telah disusun baik secara bersama-sama
dalam kelompok atau secara individu dari hasil kesimpulan yang dibuat
bersama baik disampaikan secara lisan, tertulis, atau media lainnya
(Hosnan, 2014: 75-76). Menurut Abidin (2014: 141)
mengkomunikasikan merupakan kemampuan menyampaikan hasil yang
telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu,
aktivitas yang dapat dilakukan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran seperti peserta didik mampu menyusun laporan/hasil
wawancara secara tertulis, peserta didik mampu menyampaikan hasil
wawancara, peserta didik mampu menyebutkan hasil wawancara, serta
peserta didik mampu menyimpulkan pembelajaran pada hari tersebut.
Maka dapat disimpulkan bahwa mengkomunikasikan merupakan
kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam menyampaikan hasil
diskusinya secara kelompok atau secara mandiri dengan cara tertulis
maupun tidak tertulis dan juga disampaikan di depan kelas.
Pada kegiatan ini peserta didik diharapkan mampu
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Dalam
kegiatan mengkomunikasikan, peserta didik diharapkan sudah dapat
mempresentasikan hasil temuannya untuk kemudian ditampilkan
dikhalayak ramai sehingga rasa berani dan percaya dirinya lebih terasah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Harlen dan Qualter (dalam Limiansih, 2015: 24-25) menyatakan
bahwa terdapat beberapa indikator pengembangan keterampilan
mengkomunikasikan untuk siswa SD antara lain:
a. Mengungkapkan dengan bebas tentang kegiatan dan ide-ide
yang dimiliki, dengan atau tanpa membuat catatan tertulis.
b. Mendengarkan ide orang lain dan melihat hasilnya.
c. Menggunakan gambar, tulisan, model, lukisan untuk
mempresentasikan ide dan temuan.
d. Menggunakan tabel, grafik dan diagram untuk merekam dan
melaporkan hasil percobaan.
e. Menggunakan bahasa ilmiah yang sesuai dalam melaporkan
hasil percobaan.
Berikut ini kesimpulan langkah-langkah 5M dalam pendekatan
saintifik yang akan digunakan peneliti dalam mengembangkan produk
adalah sebagaik berikut:
Langkah 5M Pengertian Aktivitas Proses Pembelajaran
Mengamati
Mengamati merupakan proses pembelajaran
yang dilakukan peserta didik dalam proses
pembelajaran yang dilakukan peserta didik
dengan cara melihat langsung suatu objek
atau benda dengan menggunakan indera yang
mereka miliki, bukan hanya melihat peserta
didik juga dapat mendengar dan lain-lain
dengan menggunakan alat inderanya
Guru memfasilitasi peserta didik
menggunakan inderanya, yaitu
indera penglihat, pendengar,
penciuman, pencicip, dan peraba.
Peserta didik dapat melakukan
kegiatan menggunakan indera
adalah sebagai berikut:
- Peserta didik melihat suatu
objek atau benda (tanpa dan
dengan alat) yang sudah
disediakan oleh guru.
- Peserta didik menyimak
penjelasan guru tentang
kegiatan mengamati dan
penjelasan guru tentang gambar
- Peserta didik mampu
menyimak teman yang sedang
menyampaikan hasil
pengamatan
Literature
Mengamati
merupakan kegiatan
yang merangsang
rasa keingin tahuan
peserta didik
menggunakan lima
inderanya melalui
pengamatan
langsung pada objek
yang akan dipelajari
(Hosnan, 2014: 39).
Mengamati
merupakan kegiatan
yang mengajak
peserta didik untuk
menemukan fakta
bahwa ada hubungan
antara objek yang
dianalisis dengan
materi pembelajaran
yang digunakan oleh
guru untuk memenuhi
rasa ingin tahu peserta
didik (Abidin, 2014:
133).
Menanya merupakan kegiatan peserta didik untuk memperoleh informasi tambahan
dari apa yang telah mereka alami dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan
tentang apa yang kurang mereka pahami
Literature
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Menanya
Menanya
merupakan kegiatan
mengajukkan
pertanyaan tentang
informasi yang
tidak dipahami dari
apa yang diamati
atau pertanyaan
untuk mendapatkan
informasi tambahan
tentang apa yang
telah diamati
(Hosnan, 2014: 48)
Menanya merupakan
kegiatan
membangkitkan
keterampilan peserta
didik dalam berbicara,
mengajukan
pertanyaan, dan
memberikan jawaban
secara logis,
sistematis, dan
menggunakan bahasa
yang baik dan benar
(Abidin, 2014: 48)
Guru memancing atau mendoorng
peserta didik menggunakan
pertanyaan-pertanyaan sederhana.
Aktivitas yang dapat dilakukan
peserta didik adalah sebagai
berikut:
- Peserta didik mampu
membuat dan
mengajukan pertanyaan.
- Peserta didik mampu
membuat pertanyaan
menggunakan kalimat
tanya
- Peserta didik mampu
mengajukan pertanyaan
dari pancingan guru
- Peserta didik dapat
berdiskusi dengan peserta
didik lain tentang
informasi yang belum
dipahami dan informasi
tambahan yang ingin
diketahui.
Menalar
Menalar merupakan kegiatan belajar peserta
didik yang mengajak peserta didik untuk
melakukan observasi pada suatu fakta untuk
memperoleh informasi berupa pengetahuan
Guru dapat mengajak peserta didik
untuk mengolah informasi yang
sudah dikumpulkan dengan cara
sebagai berikut:
- Peserta didik mampu
menyebutkan kegiatan
mereka yang dilakukan
setelah bangun tidur
- Peserta didik mampu
melakukan operasi hitung
penjumlahan dan
pengurangan
- Peserta didik mampu
menyimpulkan kegiatan
apa yang sering mereka
lakukan
Literature
Menalar adalah
proses belajar yang
logis dan sistematis
atas fakta-fakta
yang diobservasi
untuk memperoleh
simpulan berupa
pengetahuan
(Hosnan, 2014: 67).
Menalar merupakan
proses berpikir logis
dan sistematis atas
fakta yang
diobservasi untuk
memperoleh
simpulan berupa
pengetahuan (Abidin,
2014: 139)
Mencoba
Mencoba merupakan kegiatan peserta didik
untuk melakukan suatu percobaan yang
dilakukan peserta didik untuk memperoleh
hasil atau data untuk menjawab suatu
masalah yang ditemukan peserta didik
Guru mengajak peserta didik untuk
melakukan beberapa hal sebagai
berikut:
- Peserta didik dapat
mengumpulkan data
dari narasumber melalui
angket, wawancara, dan
memodifikasi/mengemba
ngkan/menambahi. - Peserta didik mampu
menuliskan hasil
wawancara
- Peserta didik mampu
mewawancarai 5 teman
- Peserta didik mampu
menyelesaikan soal
Literature
Mencoba
merupakan kegiatan
terinci yang
direncanakan untuk
menghasilkan data
untuk menjawab
suatu masalah atau
menguji suatu
hipotesis (Hosnan,
2014: 58)
Mencoba merupakan
kegiatan untuk
memperoleh hasil
belajar yang nyata
yang dilakukan
peserta didik dalam
suatu percobaan
terutama untuk materi
yang sesuai, misalnya
peserta didik harus
memahami suatu
konsep dalam suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mata pelajaran
dengan kehidupan
sehari-hari (Abidin,
2014: 140)
Mengkomunika
sikan
Mengkomunikasikan merupakan kegiatan
yang dilakukan peserta didik dalam
menyampaikan hasil diskusinya secara
kelompok atau secara mandiri dengan cara
tertulis maupun tidak tertulis dan juga
disampaikan di depan kelas
- Peserta didik mampu
menyajikan laporan dalam
bentuk bagan, diagram,
atau grafik.
- Peserta didik dapat
menyusun laporan tertulis.
- Peserta didik dapat
menyajikan laporan
meliputi proses, hasil,
dan kesimpulan yang
disampaikan secara lisan
maupun tulisan.
Literature
Mengkomunikasika
n merupakan
kegiatan
menyampaikan
hasil pekerjaan
peserta didik yang
telah disusun baik
secara bersama-
sama dalam
kelompok atau
secara individu dari
hasil kesimpulan
yang dibuat
bersama baik
disampaikan secara
lisan, tertulis, atau
media lainnya
(Hosnan, 2014: 75-
76)
Mengkomunikasikan
merupakan
kemampuan
menyampaikan hasil
yang telah
dilaksanakan baik
secara lisan maupun
tulisan (Abidin, 2014:
141)
Tabel 2.1. Kesimpulan Langkah-langkah 5M
2.1.2.3.Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik
Beberapa karakteristik pembelajaran saintifik yang dijabarkan oleh
Hosnan (2014: 36) adalah sebagai berikut:
1.) Berpusat pada peserta didik
2.) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep,
hukum atau prinsip
3.) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi
peserta didik
4.) Dapat mengembangkan karakter peserta didik.
Adapun beberapa prinsip pembelajaran peserta didik yang dikemukakan
oleh Hosnan (2014: 37) adalah sebagai berikut:
1.) Pembelajaran berpusat pada peserta didik
2.) Pembelajaran membentuk students seif concept
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3.) Pembelajaran terhindar dari verbalisme
4.) Pembelajaran memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
menganalisis dan mengkomodasi konsep, hukum, dan prinsip
5.) Pembelajaran mendorong terjainya peningkatan kemampuan berpikir
peserta didik
6.) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan motivasi
mengajar guru
7.) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih
kemampuan dalam komunikasi
8.) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang
dikonstruksi peserta didik dalam struktur kognitifnya.
2.1.2.4.Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Anggila (2016: 29), tujuan pembelajaran dengan pendekatan
saintifik adalah sebagai berikut:
1.) Meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan berpikir
tingkat tinggi peserta didik.
2.) Membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik.
3.) Memperoleh hasil belajar yang tinggi.
4.) Melatih peserta didik dalam mengkomunikasikan ide-ide, khusunya
dalam menulis karya ilmiah.
5.) Mengembangkan karakter peserta didik.
2.1.2.5.Kekhasan Pendekatan Saitifik
Dalam pendekatan saintifik yang dilakukan diterapkan di dalam
kelas memiliki kekhasan tersendiri. Menurut Hosnan (2014: 38)
menjelaskan bahwa pendekatan saintifik memiliki kekhasan dalam proses
pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
1. Materi pembelajaran yang digunakan berbasis pada fakta atau fenomena
yang dapat dijelaskan dengan logika, bukan sebatas kira-kira, khayalan,
legenda atau dongeng semata.
2. Berbasis pada konsep, teori dan fakta yang dapat dipertanggung
jawabkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun
menarik sistem penyajiannya.
4. Penjelasan guru merespon peserta didik untuk melakukan interaksi
antara guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta,
memiliki pemikiran yang subjektif, atau memiliki penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk berpikir secara kritis
dan analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
6. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk berpikir secara
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain
dari materi pembelajaran.
7. Mendorong dan menginspirasi peserta didik agar mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir rasional dan objektif
dalam merespon materi pembelajaran.
2.1.2.6.Model-model Pembelajaran Dalam Pendekatan Saintifik
2.1.2.6.1. Model Inquiry Learning
Model pembelajaran menggunakan model inquiry learning biasanya
cocok digunakan pada pembelajaran matematika, tetapi mata pelajaran
lainnya juga dapat menggunakan model inquiry learning asal sesuai
dengan karakteristik KD atau materi pembelajaran. Model inquiry
learning adalah sebuah model pembelajaran yang menempatkan peserta
didik sebagai subjek pembelajaran, yang berarti peserta didik memiliki
andil besar dalam menentukan suasana belajar dan model pembelajaran
(Anam, 2015: 7). Menurut Sufairoh (2016: 7-8), langkah dalam model
inkuiri terdiri atas:
1. Observasi/mengamati berbagai fenomena gejala. Kegiatan ini
memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana
mengamati berbagai fakta atau fenomena dalam mata pelajaran
tertentu menggunakan gambar, video, maupun lingkungan sekitar.
2. Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi. Tahap ini
melatih peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kegiatan menanya baik terhadap guru, teman, atau melalui sumber
lain.
3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahap ini
peserta didik dapat mengasosiasikan atau melakukan penalaran
terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
4. Mengumpulkan data yang terkait dengan dugaan atau pertanyaan
yang diajukan, sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik dapat
memprediksi dugaan atau yang paling tepat sebagai dasar untuk
merumuskan suatu kesimpulan.
5. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah
diolah atau dianalisis, sehingga peserta didik dapat
mempresentasikan atau menyajikan hasil temuanya.
2.1.2.6.2. Model Discovery Learning
Model Discovery Learning merupakan proses pembelajaran yang
berfokus pada penemuan masalah (sumber belajar) yang berasal dari
pengalaman-pengalaman nyata siswa. Upaya yang diharapkan dalam
model Discovery Learning adalah untuk membangun pengetahuan
secara induktif dari pengalaman-pengalaman siswa dan pengalaman
merupakan sumber materi yang dapat dieksplorasi dalam proses
pembelajaran (Anam, 2015: 110).
Menurut Sufairoh (2016: 8), langkah dalam model discovery
learning terdiri atas:
1. Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru
memberikan stimulus melalui bacaan, gambar, atau situasi sesuai
dengan materi pembelajaran/tema yang dibahas, sehingga peserta
didik mendapat pengalaman mengamati pengetahuan konseptual
melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.
2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah). Pada tahap ini
peserta didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang
dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta didik diberikan
pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan merumuskan
masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3. Data Collecting (mengumpulkan data). Tahap ini peserta didik
diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan data/informasi
yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan
masalah yang dihadapi. Pada tahap ini melatih ketelitian peserta
didik, kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari
dan merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah.
4. Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data akan
melatih peserta didik untuk mencoba dan mengeksplorasi
kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada
kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga melatih keterampilan
berfikis logis dan aplikatif.
5. Verfication (memferifikasi). Tahap ini mengarahkan peserta didik
untuk mengecek peserta didik untuk mengecek kebenaran atau
keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara
lain bertanya kepada teman, berdiskusi, atau mencari sumber lain
baik buku atau media, serta mengasosiasikan sehingga menadi
kesimpulan.
6. Generalization (menyimpulkan). Tahap ini peserta didik digiring
untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian
atau permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat
melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.
2.1.2.6.3. Model Project Based Learning
Menurut Sufairoh (2016: 8-9), langkah dalam model project based
learning terdiri atas:
1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai
langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap
pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
2. Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab
pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa
melalui percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3. Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek.
Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai
dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.
4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan
monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek.
Peserta didik mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
5. Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian
dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
6. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk
mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek
pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.
2.1.2.6.4. Model Cooperative Learning
Cooperative Learning merupakan suatu model pembelajaran yang
mana peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang
memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas
kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk
memahami suatu bahan pembelajaran. Anggota kelompok dalam model
pembelajaran ini biasanya terdiri dari 4-5 orang (Shoimin, 2014: 45).
Langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Learning dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Guru mendorong peserta didik untuk menemukan dan
mengekspresikan ketertarikan mereka terhadap subjek yang akan
dipelajari.
2. Guru mengatur peserta didik ke dalam kelompok yang terdiri dari
4-5 peserta didik.
3. Guru membiarkan peserta didik memilih topik untuk kelompok
mereka.
4. Tiap kelompok membagi topik untuk membuat pembagian tugas
diantara anggota kelompok.
5. Setelah para peserta didik membagi topik kelompok mereka
menjadi kelompok-kelompok kecil, mereka akan bekerja secara
individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
6. Setelah peserta didik mengerjakan tugas secara individu, mereka
mempresentasikan topik kecil pada teman satu kelompoknya.
7. Peserta didik didorong untuk memadukan semua topik kecil dalam
presentasi kelompok.
8. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya pada topik
kelompok.
9. Evaluasi
Berdasarkan empat model pembelajaran dalam pendekatan saintifik
diatas, peneliti terdorong untuk mengembangkan produk prototipe buku
penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik
menggunakan model pembelajaran inquiry learning. Alasan peneliti
menggunakan model inquiry learning dikarenakan peneliti mengajak
peserta didik berperan secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran
agar terciptanya pengalaman belajar melalui langkah 5M (mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan) pada kegiatan
pembelajaran di tema 6 subtema 1 pembelajaran 3.
2.1.3. Pembelajaran Tematik
2.1.3.1.Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah program pembelajaran yang berangkat
dari satu tema/topik tertentu dan kemudian dielaborasikan dari berbagai
aspek atau tinjauan dari berbagai perspektif mata pelajaran yang biasa
diajarkan di sekolah. Pada dasarnya pembelajaran tematik
diimplementasikan pada kelas awal (kelas 1 sampai dengan kelas 3) sekolah
dasar atau madrasah ibtidaiyah (Kadir, 2014: 1). Menurut Depdiknas (dalam
Trianto, 2011: 147) pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model
pembelajaran ter padu yang menggunakan tema atau mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
peserta didik. Sedangkan menurut Abdul Majid (2014: 80), pembelajaran
tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (integrated
instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
memungkinkan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok aktif
menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara
holistik, bermakna, dan otentik.
Jadi, dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang mengaitkan tema atau
mengaitkan dengan beberapa mata pelajaran sehingga memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik dan mengajak peserta didik untuk
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2.1.3.2.Karakteristik Pembelajaran Tematik
Menurut Abdul Majid (2014: 89 – 90), pembelajaran tematik memiliki
karakteristik adalah sebagai berikut:
a. Berpusat pada peserta didik (student centered)
Pembelajaran tematik berpusat pada peserta didik sesuai dengan
pendekatan pembelajaran modern yang lebih banyak menempatkan
peserta didik sebagai subjek belajar, sedangkan guru sebagai fasilitator
yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk
melakukan aktivitas belajar.
b. Memberikan pengalaman langsung
Dengan pengalaman langsung ini, dihadapkan sesuatu yang nyata
(konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang abstrak.
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, namun lebih berfokus pada
pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang dekat
berkaitan dengan kehidupan peserta didik.
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Penyajian konsep dari berbagai mata pelajaran bertujuan untuk
membantu peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
e. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat fleksibel dimana guru dapat mengaitkan
mata pelajaran satu dengan lainnya, bahkan mengaitkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kehidupan peserta didik dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan
peserta didik berada.
f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain menyenangkan.
2.1.3.3.Materi Pembelajaran Kelas I Tema 6, Subtema 1, Pembelajaran 3
Di dalam tema 6, subtema 1, pembelajaran 3 terdapat 2 mata
pelajaran yang dikolaborasikan kedalam pembelajaran tematik. Mata
pelajaran yang terdapat pada tema 6, subtema 1, pembelajaran 3 adalah
matematika dan PPKn. Materi yang ada dalam pembelajaran tematik pada
tema 6, subtema 1, pembelajaran 3, yaitu penjumlahan dan pengurangan
pada bilangan cacah sampai 99 dan peraturan atau tata tertib di rumah.
1. Materi Aturan dalam kehidupan sehari-hari di rumah
Aturan atau tertib merupakan sikap baik dan teratur yang dilakukan
seseorang baik di rumah, sekolah, masyarakat, dan lain-lainnya. Aturan
di dalam rumah meliputi: menyayangi orang tua, kakak, adik,
membereskan tempat tidur setelah bangun tidur, merapikan mainan
selesai bermain, mandi dan gosok gigi sebelum berangkat ke sekolah,
dan lain-lain. Selain itu juga Suliasih (2008: 40) aturan yang dapat
dilakukan oleh peserta didik di rumah adalah sebagai berikut:
a. Mencuci tangan, duduk dengan rapi, dan berdoa sebelum makan.
b. Pamit pada orang tua sebelum pergi ke sekolah dan pergi bermain.
c. Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.
2. Materi Operasi Bilangan Cacah
Secara umum bilangan cacah merupakan bilangan yang diawali
dengan angka 0 (nol) dan tidak ada angka yang bernilai negatif.
Diperkuat dengan penjelasan para ahli mengenai bilangan cacah.
Menurut Arnidha (2015: 57), mengatakan yang dimaksud dengan
bilangan cacah adalah bilangan asli yang dimulai dari (0, 1, 2, 3, 4, 5,
.....). Pendapat ini juga sesuai dengan pendapat Sri Subariah (dalam
Sutanti, 2014: 20) yang menyatakan bahwa bilangan cacah adalah
barisan bilangan hasil pencacahan himpunan yang dinyatakan dengan
lambang-lambang 0, 1, 2, 3, 4, 5,.... Bilangan cacah adalah bilangan
yang terdiri atas semua himpunan semua bilangan asli dan bilangan nol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Dalam operasi bilangan cacah pada matematika memiliki konsep,
meliputi:
a. Operasi Penjumlahan Bilangan Cacah
Operasi penjumlahan adalah pengerjaan menjumlah pada bilangan
untuk menentukan hasil penjumlahan dari dua bilangan atau lebih
(Arnidha, 2015: 57). Menurut Nita Ariani (dalam Sutanti, 2014: 21)
penjumlahan adalah salah satu operasi dasar dalam matematika yang
digunakan untuk memperoleh jumlah dari dua bilangan atau lebih.
Sedangkan menurut Sutanti (2015: 21) menjelaskan bahwa
penjumlahan bilangan cacah artinya operasi hitung yang digunakan
untuk mencari hasil atau jumlah dari penjumlahan dua bilangan cacah
yang sudah diketahui.
Berdasarkan uraian diatas penjumlahan adalah operasi pada
bilangan cacah untuk menentukan atau memperoleh hasil penjumlahan
dari dua bilangan atau lebih. Penjumlahan adalah sama halnya dengan
menambahkan. Tanda baca yang digunakan dalam penjumlahan
adalah tanda + yang dibaca ditambah.
Contoh operasi penjumlahan pada bilangan cacah:
1. 5 + 8 = 13 2. 9 + 5 = 14
b. Operasi Pengurangan Bilangan Cacah
Operasi pengurangan adalah pengerjaan mengurang pada bilangan
untuk menentukan hasil pengurangan dari dua bilangan atau lebih
(Arnidha, 2015: 58). Berdasarkan pengertian tersebut, pengurangan
adalah operasi bilangan dengan mengurangkan pada bilangan untuk
menentukan hasil pengurangan dari dua atau lebih bilangan. Konsep
pengurangan dapat disampaikan kepada peserta didik adalah dengan
kata mengurangi atau mengambil. Tanda baca yang digunakan dalam
pengurangan adalah tanda - yang dibaca dikurang.
Contoh operasi pengurangan pada bilangan cacah:
1. 6 – 3 = 3
2. 7 – 5 = 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Pengenalan bilangan 0 (nol) pada peserta didik kelas I dapat
meggunakan obyek-obyek sehari-hari misal dengan menggunakan
gambar buah, gambar hewan, gambar alat-alat transportasi, dan lain-
lain, selain itu dapat disampaikan sebagai kumpulan obyek yang tak
memiliki anggota.
2.1.4. Karakteristik Peserta Didik Kelas I SD
2.1.4.1.Karakteristik Peserta Didik Menurut Beberapa Tokoh
Menurut Jean Piaget (dalam Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih, 2009:
115) mengemukakan empat tahap proses anak sampai mampu berpikir seperti orang
dewasa, yaitu :
1. Tahap sensori motor (0,0 - 2,0)
Pada tahap ini mencakup hampir keseluruhan gejala yang berhubungan
langsung dengan panca indra. Anak saat mulai mencapai kematangan dan mulai
memperoleh keterampilan berbahasa , mereka menerapkannya dalam objek
yang nyata dan anak mulai memahami hubungan antara nama yang diberikan
pada suatu benda.
2. Tahap praoperasional (2,0 – 7,0)
Pada tahap ini, anak berkembang sangat pesat. lambang-lambang bahasa yang
digunakan untuk menunjukkan suatu benda konkret bertambah pesat serta
mampu mengambil keputusan berdasarkan intuisi, bukan berdasarkan rasional
serta mampu mengambil suatu kesimpulan atas apa yang telah diketahuinya
walaupun hanya sebagian kecil.
3. Tahap operasional konkret (7,0 – 11,0)
Pada tahap ini, anak sudah mampu untuk berpikir secara logis. Mereka mampu
berpikir secara sistematis untuk mencapai suatu pemecahan masalah. Pada
tahap ini permasalahan yang muncul pada anak adalah permasalahan yang
konkret. Anak akan menemui kesulitan apabila diberi tugas untuk
mengungkapkan sesuatu yang tersembunyi.
4. Tahap operasional formal (11,0 – 15,0)
Pada tahap ini anak sudah memiliki pola pikir seperti orang dewasa. Mereka
mampu menerapkan cara berpikir dari berbagai permasalahan yang dihadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Anak sudah mampu memikirkan buah pikirannya, dapat membentuk suatu ide
dan mampu berpikir tentang masa depan secara realistis.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Charlotte Buhler (dalam Alex, 2009:
131) tentang pembagian fase perkembangan anak adalah sebagai berikut:
1. Fase Pertama (0-1 tahun)
Pada fase/tahap ini anak yang berkembang sedang menghayati berbagai objek
di luar diri sendiri. Anak sedang melatih fungsi-fungsi, khususnya fungsi
motorik, yakni fungsi yang berhubungan dengan gerakan-gerakan anggota
badan.
2. Fase Kedua (2-4 tahun)
Fase ini merupakan fase pengenalan dunia objektif di luar diri sendiri, yang
mulai disertai dengan penghayatan yang bersifat subjektif. Mulai dari
pengenalan pada “aku” sendiri, dengan bantuan bahasa dan kemauan diri
sendiri. Anak tidak mengenal dunia luar berdasarkan pengamatan yang objektif,
melainkan memindahkan keadaan batinnya pada benda-benda di luar dirinya.
Anak sering bercakap-cakap dengan boneka atau berbincang-bincang dengan
hewan.
3. Fase Ketiga (5-8 tahun)
Pada tahap/fase ini bisa dikatakan sebagai masa sosialisasi anak. Pada masa ini,
anak sudah belajar untuk memasuki dunia luar atau masyarakat luas seperti
taman kanak-kanak, sekolah dasar maupun pergaulan dengan teman-teman
sepermainannya. Anak mulai belajar mengenal arti prestasi, pekerjaan, dan
tugas-tugas kewajiban. Jadi, yang penting untuk diperhatikan dalam fase/tahap
ini adalah berlangsungnya proses sosialisasi.
4. Fase Keempat (9-11 tahun)
Fase ini adalah masa Sekolah Dasar. Pada periode ini, anak mencapai
objektivitas tertinggi. Pada tahap ini dapat dikatakan sebagai tahap menyelidik,
mencoba, dan bereksperimen yang distimulasi oleh dorongan-dorongan
menyelidik dan rasa ingin tahu yang besar, masa pemusatan dan penimbunan
tenaga untuk berlatih, menjelajah, dan bereksplorasi. Pada masa ini, secara tidak
sadar anak berpikir tentang dirinya sendiri dan anak sering mengasingkan diri
dan mulai “menemukan diri sendiri”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
5. Fase Kelima (14-19 tahun)
Fase ini merupakan masa tercapainya syinthese di antara sikap ke dalam batin
sendiri dengan sikap ke luar, pada dunia objektif dan pada fase ini untuk kali
kedua anak bersikap subjektif dalam kehidupannya. Dengan tiba masa ini, masa
perkembangan anak sudah selesai dan berganti memasuki masa kedewasaan.
Berdasarkan pendapat ahli yang telah disebutkan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa karakteristik siswa kelas I Sekolah Dasar adalah pada tahap
Praoperasional. Pada tahap ini, anak menunjukkan perkembangan yang sangat
pesat. Anak mampu menunjukkan suatu benda yang konkret, serta mampu
membuat kesimpulan atas apa yang diketahuinya walaupun hanya sebagaian kecil.
Pada tahap ini juga dapat dikatakan sebagai tahap menyelidik, mencoba, dan
bereksperimen yang didorong oleh rasa ingin tahu anak yang besar. Dari hal
tersebut, karakteristik yang mucul pada peserta didik kelas I SD harus mendapatkan
dukungan lebih dari guru dan orang tua. Terutama dari guru ketika pembelajaran di
kelas. Pada tahap ini juga anak sedang mengalami proses sosialsiasi dengan dunia
luar. Pada saat kegiatan mengamati dan menanya guru mampu menyediakan benda
yang konkret (nyata) yang dapat dilihat peserta didik menggunakan inderanya.
Selain itu juga, guru dapat memfasilitasi rasa ingin tahu peserta didik dengan cara
mengajak peserta didik untuk mewawancari teman/guru untuk menambah
informasi yang dibutuhkan (mencoba) dan mengajak peserta didik untuk
mengaitkan materi pembelajaran dengan kegiatan sehari-hari yang pernah mereka
lakukan (menalar), serta melatih peserta didik untuk mampu mengutarakan
pendapat yang dimiliki melalui presentasi atau membacakan hasil pekerjaannya di
depan teman-temannya (mengkomunikasikan) yang merupakan cara sederhana
agar anak mampu bersosialisai dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2.4.Penelitian Yang Relevan
Penelitian pengembangan prototipe buku penerapan saintifik dalam
pembelajaran tematik kelas 1 Sekolah Dasar merupakan hal yang baru sehingga
belum tersedia sumber yang relevan dengan penelitian ini. Oleh sebab itu,
peneliti mencoba menggunakan sumber lain yang hampir sama dengan
penelitian pengembangan perangkat pembelajaran berikut ini adalah beberapa
penelitian relevan yang hampir sama dengan penelitian pengembangan buku:
Penelitian pertama berupa skipsi. Penelitian ini mengacu pada penelitian
terdahulu yang relevan. Pertama, penelitian yang berjudul “Analisis
Pendekatan Saintifik (Scientific Appoach) Dalam Pembelajaran Tematik
Kurikulum 2013 Peserta Didik Sekolah Dasar Kelas I Di Gresik” oleh
Yunitasari (2014). Hasil penelitian ini adalah Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa : (1) guru telah melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
(scientific approach) (mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengkomunikasikan) pada kegiatan inti namun dalam pelaksanaan
pembelajaran kurang berjalan sempurna karena kegiatan mengkomunikasikan
tidak dilaksanakan, (2) guru mengalami tiga hambatan dalam penerapan
pendekatan saintifik (scientific approach) dalam pembelajaran tematik 2013
yaitu kurangnya kemampuan membaca peserta didik, emosi peserta didik yang
masih labil dan penilaian yang masih berubah-ubah, (3) guru melakukan
solusi/upaya untuk mengatasi hambatan yang ditemui dalam penerapan
pendekatan saintifik yaitu mengadakan les tambahan di rumah guru,
memberikan reward untuk peserta didik dan melakukan KKG setiap akhir
minggu.
Penelitian kedua merupakan artikel penelitian dengan judul “Penerapan
Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan
Aktivitas Peserta Didik Kelas 1 SD” oleh Maksimus (2014). Hasil penelitian ini
berdasarkan observasi melalui pendekatan saintifik dapat meningkatkan
aktivitas peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan
penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan
aktivitas belajar peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Penelitian ketiga merupkan jurnal dengan judul “Pengembangan Buku
Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Peserta didik Kelas 1
Semester Genap Sekolah Dasar Negeri Borosuci” oleh Sutrisni (2016). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa produk buku yang dikembangkan layak
digunakan dan memberikan dampak yang baik dalam proses maupun hasil
belajar. Dapat dilihat dari hasil validasi yang memperoleh skor rata-rata 4,94
dengan kategori “sangat baik”.
Berdasarkan ketiga penelitian diatas, dapat dilihat kesamaan dan
perbedaannya. Penelitian diatas sama-sama mengembangkan buku,
menggunakan pendekatan saintifik, memuat pembelajaran tematik, dan untuk
jenjang pendidikan sekolah dasar kelas 1. Namun yang membedakan adalah
pengembangan prototipe buku ditujukan untuk guru kelas 1 Sekolah Dasar dan
materi yang digunakan berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan
2.4.Kerangka Berpikir
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan untuk
meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills
yang berupa kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Namun,
terdapat permasalahan dengan kurikulum yang digunakan di Sekolah Dasar,
masih banyak sekolah yang belum menggunakan atau mengaplikasikan
kurikulum terbaru di sekolah, yaitu kurikulum 2013. Nilai positif yang diterima
guru saat menggunakan kurikulum 2013 adalah guru dapat membantu peserta
didik berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang mengacu
pada pendekatan saintifik (kegiatan 5M). Namun bukti di lapangan, guru masih
kesulitan dalam menerapakan pendekatan saintifik.
Yunitasari (2014) dengan
judul: “Analisis
Pendekatan Saintifik
(Scientific Appoach)
Dalam Pembelajaran
Tematik Kurikulum 2013
Peserta Didik Sekolah
Dasar Kelas I Di Gresik”
Maksimus (2014) dengan
judul: “Penerapan
Pendekatan Saintifik
Dalam Pembelajaran
Tematik Untuk
Meningkatkan Aktivitas
Peserta Didik Kelas 1 SD”
Sutrisni (2016) dengan
judul: “Pengembangan
Buku Suplemen Muatan
Pelajaran Bahasa
Indonesia Untuk Peserta
didik Kelas 1 Semester
Genap Sekolah Dasar
Negeri Borosuci
Penelitian mengenai teori
pendekatan saintifik
menginspirasi peneliti
dalam penelitiannya
Penelitian diatas
menginspirasi peneliti
tentang penerapan
pendekatan saintifik dalam
pembelajaran tematik
Penelitian diatas tentang
pengembangan buku
bermanfaat bagi peneliti
Pengembangan prototipe pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas
I Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Dengan adanya permasalahan mengenai penerapan pendekatan saintifik
pada proses belajar di kelas peneliti mencoba memberikan solusi untuk
mengembangkan prototipe buku yang berisi artikel tentang pendekatan saintifik
dan penerapannya di dalam kelas. Dengan adanya prototipe buku ini diharapkan
dapat mendorong para guru untuk menggunakan pendekatan saintifik pada
setiap pembelajaran di kelas. Peneliti ingin meyakinkan kepada guru bahwa
dengan menggunakan pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013 di dalam
pembelajaran di kelas, dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran dan menjadikan peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran.
Dengan pendekatan saintifik ini guru mampu mengajak peserta didik untuk
melakukan kegiatan dalam pendekatan saintifik, yaitu mengamati, menanya,
mencoba, menalar, dan prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran tematik kelas 1 Sekolah Dasa. Dengan adanya prototipe buku ini
diharapkan dapat membantu guru dalam menerapkan pendekatan saintifik dan
meningkatkan pemahaman guru mengenai pendekatan saintifik.
2.5.Pertanyaan Penelitian
1.) Bagaimana mengembangkan prototipe buku penerapan pendekatan
saintifik untuk guru kelas I Sekolah Dasar?
2.) Bagaimana kualitas prototipe buku penerapan pendekatan saintifik untuk
guru kelas I Sekolah Dasar?
3.) Bagaimana kualitas prototipe buku penerapan pendekatan saintifik untuk
guru kelas I Sekolah Dasar menurut hasil uji coba terbatas?
4.) Langkah-langkah pendekatan saintifik manakah yang masih sulit dilakukan
peserta didik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODE PENELITIAN
Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, prosedur
pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis
data.
3.1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Ingris disebut dengan Reseach
and Development (R&D). Penelitian dan pengembangan adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji
keefektifan produk tertentu (Sugiyono, 2014: 407). Untuk dapat menghasilkan
produk ynag baik diperlukan kegiatan analisis kebutuhan dan untuk menguji
keaktifan produk tersebut supaya dapat digunakan oleh guru. Produk yang akan
dihasilkan dari penelitian ini berupa prototipe buku penerapan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I Sekolah Dasar.
Model penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini
diadopsi dari model Borg & Gall. Model yang digunakan oleh peneliti adalah
model penelitian dan pengembangan Borg & Gall. Langkah-langkah penelitian
dan pengembangan menurut Borg & Gall (dalam Sukmadinata, 2015: 169)
adalah sebagai berikut:
1. Potensi dan masalah
Potensi adalah sesuatu yang jika didayagunakan akan memiliki nilai
tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan apa
yang terjadi. R&D dapat ditentukan suatu model, pola, atau sistem
penanganan yang efektif dan efisien untuk mengatasi masalah yang
ditemui. Suatu masalah juga dapat dijadikan sebagai potensi jika dapat
mendayagunakan dengan baik.
2. Pengumpulan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Setelah potensi dan masalah telah ditemukan, maka selanjutnya perlu
dikumpulkan data atau informasi yang digunakan untuk perencanaan
produk untuk mengatasi masalah yang ditemui pada potensi dan masalah.
3. Desain produk
Hasil dari langkah ini adalah sebuah produk baru yang dilengkapi dengan
spesifikasinya. Desain ini merupakan desain awal yang belum terbukti
keefektivitasnya.
4. Validasi desain
Validasi desain adalah proses atau kegiatan untuk menilai rancangan
produk yang telah dikembangkan. Validasi dapat dilakukan oleh pakar atau
tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang dibuat
oleh peneliti. Dari hasil validasi tersebut akan diketahui kekuatan dan
kelemahan produk yang telah dibuat.
5. Revisi desain
Revisi dilakukan setelah mengetahui kelemahan produk yang telah dibuat.
Kelemahan produk tersebut diperbaiki berdasarkan kritik dan saran yang
diberikan oleh pakar. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil atau
produk yang lebih baik.
6. Uji coba produk
Produk yang telah divalidasi dan direvisi diuji cobakan pada subjek yang
sesuai. Dengan demikian akan diketahui manfaat atau keefektifan produk
yang telah dibuat.
7. Revisi Produk
Jika terdapat kelemahan pada saat uji coba maka perlu dilakukan
perbaikan/revisi kembali pada produk yang telah dikembangkan tersebut.
8. Uji coba pemakaian
Produk yang telah direvisi berdasakan kelemahan pada tahap uji coba
lapangan, maka produk tersebut diuji cobakan kepada subjek yang lebih
luas. Pada tahap ini, produk tetap harus dinilai kelemahannya atau
kekurangannya yang muncul guna perbaikan lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
9. Revisi desain
Revisi produk yang dilakukan setelah dilakukan uji coba produk jika
ditemui kekurangan dan kelemahan produk yang dihasilkan. Revisi ini
diawali dengan evaluasi kinerja untuk mengetahui kelemahan dan
kekurangan yang ada. Dengan demikian, kekurangan dapat diatasi untuk
penyempurnaan produk tersebut.
10. Pembuatan produk masal
Pembuatan produk maslah ini dilakukan jika produk baru yang telah diuji
cobakan beberapa kali dan dinyatakan efektif, serta layak untuk diproduksi
masalah.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian dan
pengembangan atau R & D (Reseach and Development) adalah jenis
penelitian untuk menghasilkan dan mengembangkan produk tertentu
melalui prosedur atau langkah sistematis. Penelitian ini disebut penelitian
pengembangan (Reseach and Development) karena peneliti menghasilkan
dan mengembangkan suatu produk berupa prototipe buku penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas 1 Sekolah Dasar.
Setelah itu peneliti akan menguji keefektifan produk tersebut.
3.2.Setting Penelitian
Pada setting ini akan dibahas mengenai tempat penelitian, subjek
penelitian, objek penelitian, dan waktu penelitian.
3.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini diawali dengan wawancara pada dua guru kelas 1 SD. Guru
pertama adalah guru SD Negeri Nusa Tunggal, guru SD Negeri Sampangan,
dan guru SD Budya Wacana. Kemudian peneliti menyebarkan angket
analisis kebutuhan dan melakukan uji coba produk di SD Negeri Nusa
Tunggal, Belitang III, Sumatera Selatan.
3.2.2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru kelas I Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3.2.3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah prototipe buku penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran tematik kelas 1 Sekolah Dasar, yang
diimplementasikan untuk guru kelas I.
3.2.4. Waktu Penelitian
Penelitian ini memerlukan waktu selama 11 bulan. Terhitung dimulai sejak
wawancara sampai pada revisi desain produk dilakukan mulai Juli 2017
sampai Mei 2018.
3.3.Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian pengemabnagn ini menggunakan tahapan menurut Borg
& Gall yang memuat 10 langkah penggunaan metode penelitian, yaitu 1.)
Potensi dan masalah, 2.) Pengumpulan data, 4.) Validasi desain, 5.) Uji coba
pemakaian, 6.) Revisi produk, 7.) Uji coba produk, 8.) Revisi desain, 9.) Revisi
produk, 10.) Produksi masal.
Bagan 3.1. Model Penelitian dan Pengembangan (R&D) menurut Borg & Gall
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Berdasarkan sepuluh langkah tersebut, peneliti menggunakan enam langkah
dalam penelitian dan pengembangan ini. Keenam langkah tersebut adalah: 1.)
potensi dan masalah yang didapat peneliti dari obsevasi, wawancara, dan
kuesioner pada guru sebagai survei kebutuhan, 2.) pengumpulan data dari
analisis kebutuhan, 3.) desain produk (prototipe buku), 4.) validasi desain, 5.)
revisi desain, dan 6.) uji coba produk. Prosedur pengembangan tersebut
dilakukan untuk menghasilkan prototipe buku penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran tematik kelas 1 Sekolah Dasar. Penelitian dan
pengembangan ini masih memerlukan masukan dan saran semua pihak agar
produk berupa prototipe buku ini semakin baik dan berkembang sesuai dengan
kebutuhan guru, sehingga kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dapat
efektif dan membuat peserta didik lebih antusias dalam belajar. Berikut peneliti
akan menjelaskan keenam langkah tersebut dalam sebuah bagan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Bagan 3.2. Prosedur Penelitian dan Pengembangan yang Diterapkan Peneliti
Pengembangan Prototipe Buku Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam
Pembelajaran Tematik Kelas 1 Sekolah Dasar
Tahap 1
Potensi dan Masalah
Potensi: pendekatan saintifik
yang menjadi salah satu ciri khas
kurikulum 2013
Masalah: belumterdapat buku
yang membanu guru dalam
menerapkan pendekatan saintifik Tahap 2
Pengumpulan Data Wawancara dengan guru kelas
bawah
Pembangian kuesioner pra
penelitian
Tahap 3
Desain Produk Menyusun artikel mengenai
pendekatan saintifik
Menyusun kegiatan dalam
menerapakn pendekatan saintfiik Tahap 4
Validasi Desain Prototipe yang telah disusun,
divalidasi oleh guru
Tahap 5
Revisi Desain
Revisi prototipe berdasarkan
kritik dan saran dari validator
Tahap 6
Uji Coba Produk
Uji coba produk yang telah direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Adapun penjelasan dari langkah-langkah penelitian pengembangan sebagai
berikut:
3.3.1. Potensi dan masalah
Penelitian ini diangkat karena adanya potensi dan masalah. Potensi pada
penelitian ini adalah pendekatan saintifik adalah salah satu kekhasan
kurikulum 2013. Peneliti melakukan wawancara dengan empat guru pada
guna mengetahui aspek mana yang sulit dilakukan pada kurikulum 2013.
Hasil dari wawancara tersebut keempat guru mengalami kesulitan dibagian
pembelajaran tematik dan menerapkan pendekatan saintifik di dalam kelas.
Analisis kebutuhan dilakukan dengan pembagain kuesioner bertujuan untuk
mengetahui kebutuhan guru mengenai pedoman buku tentang pendekatan
saintifik dan penerapannya. Oleh karena itu, prototipe buku penerapan
pendekatan saintifik ini disusun dan dikembangkan untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.
3.3.2. Pengumpulan data
Pada tahap pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara dengan guru
kelas bawah (1,2,3) untuk mengetahui kesulitan guru dalam menerapkan
aspek kekhasan dalam kurikulum 2013 dan mewawancarai guru kelas I
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman guru mengenai pendekatan
saintifik. Peneliti melakukan teknik kuesioner dengan cara membagikan
kuesioner kepada guru kelas 1 SD. Kuesioner diberikan kepada guru SD
Negeri Nusa Tunggal, guru SD Negeri Sampangan, dua guru SD Budya
Wacana, dua guru SDN Ambarukmo. Pengumpulan data ini bertujuan untuk
mengetahui kebutuhan prototipe buku dan informasi yang digunakan
sebagai bahan penyusun produk. Dengan demikian, produk yang disusun
akan menjadi sarana literasi dan membantu guru untuk mengetahui lebih
banyak tentang pendekatan saintifik dan cara penerapannya di dalam
pembelajaran tematik di kelas.
3.3.3. Desain produk
Desain produk prototipe buku penerapan pendekatan saintifik yang terdiri
dari artikel tentang pendekatan saintifik dan kegiatan penerapan pendekatan
saintifik. Desain produk meliputi artikel tentang pendekatan saintifik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
memuat informaasi mengenai teori pendekatan saintifik, langkah 5M dalam
pendekatan saintifik, dan kekhasan pendekatan saintifik. Selanjutnya
peneliti membuat kegiatan penerapan pendektan saintifik dalam kegiatan
5M.
Tabel 3.1. Kisi-kisi prototipe buku
3.3.4. Validasi desain
Validasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan buku yang dibuat oleh
peneliti. Produk yang telah dibuat, selanjutnya divalidasi oleh para ahli.
Peneliti menggunakan validasi guru untuk mengevaluasi desain produk
prototipe buku penerapan pendekatan saintifik. Validasi dilakukan oleh dua
validator, yaitu dua guru kelas 1 SD. Kegiatan validasi ini bertujuan untuk
mengetahui kelemahan dan kelebihan desain produk yang telah
dikembangkan oleh peneliti, sekaligus sakan didapatkan kritik dan saran
guna merevisi dan meningkatkan kualitas desain yang telah dibuat.
3.3.5. Revisi desain
Revisi dilakukan setelah produk divalidasi atau dievaluasi oleh validator.
Revisi produk dilakukan oleh peneliti berdasarkan validasi yang telah
dilakukan oleh dua validator. Kritik dan saran yang didapatkan dari guru
sebagai acuan untuk memperbaiki desain produk yang berupa prototipe
buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas 1
SD. Setelah produk diperbiki, diharapkan lebih mudah untuk dipahami dan
digunakan oleh guru. untuk memperbaiki kelemahan produk berdasarkan
No. Teks dalam buku Deskripsi Ilustrasi
gambar
1. Cover Judul prototipe Gambar
2. Kata Pengantar Isi kata pengantar -
3. Bagian I Artikel pendekatan
saintifik
Gambar
Bagian II Artikel penerapan
pendekatan saintifik
Gambar
4. Kepustakaan Daftar refrensi -
5. Biodata Nama penulis Gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
hasil penilaian kelima validator. Hasil revisi akan menjadi produk akhir
berupa buku pendekatan saintifik untuk guru kelas I Sekolah Dasar.
3.3.6. Uji Coba Produk
Tahap uji coba dilakukan setelah produk direvisi dan siap diuji cobakan.
Prototipe buku direvisi berdasarkan kritik dan saran dari hasil validasi yang
dilakukan oleh dua validator. Uji coba bertujuan untuk mengetahui
keefektivan produk dan mengumpulkan data, guna mengetahui kualitas
prototipe buku yang telah disusun peneliti, apakah prototipe buku
membantu guru untuk mengetahui tentang pendekatan saintifik dan
penerapannya. Melalui uji coba produk ini, prototipe buku yang telah
dikembangkan oleh peneliti benar-benar telah teruji secara empiris. Uji coba
produk dilaksanakan di kelas I SD Negeri Nusa Tunggal, Belitang III,
Sumatera Selatan.
3.4.Teknik Pengumpulan data
Richey and klein dalam (Sugiyono, 2015: 200) menjelaskan bahwa teknik
pengumpulan data merupakan hal yang paling utama dalam penelitian, karena
tujuan dari sebuah penelitian adalah mendapatkan data. tahap pengumpulan
data sangat penting untuk menentukan kevalidan dari sebuah penelitian. dalam
penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan tiga teknik, yaitu teknik
observasi, teknik wawancara dan teknik kuesioner.
3.4.1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak
langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011:
233). Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua
pihak, yaitu pewawancara sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan
dan yang diwawancarai sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu
(Suwandi, 2008: 127). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2009: 137).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Teknik pengumpulan data dengan wawancara dalam
penelitian ini dilakukan kepada empat guru kelas bawah, yaitu guru SD
Negeri Nusa Tunggal, guru SD Negeri Sampangan, dan SD Budya Wacana.
Wawancara pertama dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai 3
aspek kekhasan kurikulum 2013 yang sulit dilakukan, penerapan lima
langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik, dan harapan guru
dalam mengalami kesulitan melakukan pendekatan saintifik. Wawancara
kedua dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai sejauh mana guru
kelas bawah memahami pendekatan saintifik, apa yang dimaksud
mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan, serta
langkah apa yang paling sulit dilakukan sampai yang paling mudah
dilakukan, serta wawancara ketiga dilakukan untuk memperoleh informasi
tentang tema/subtema/pembelajaran manakah yang menurut guru
membutuhkan contoh pedoman.
3.4.2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 142). Peneliti
menggunakan kuesioner dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data
mengenai analisis kebutuhan guru terkait dengan produk. Kuesioner
diberikan kepada enam guru kelas I di empat SD yang berbeda yaitu SD
Negeri Nusa Tunggal, SD Negeri Sampangan, SD Budya Wacana, SDN
Ambarukmo. Pembagian kuisoner untuk memperoleh analisis kebutuhan
terkait dengan produk. Selain itu, kuesioner validasi produk ditujukan
kepada guru kelas I SD untuk menilai kelayakan produk berupa prototipe
buku yang sudah dibuat.
3.5.Instrumen Penelitian
Menurut sugiyono dalam (widoyoko, 2012: 51), instrumen penelitian
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial
yang diamati. Dalam penelitian ini digunakan dua instrumen yaitu pedoman
observasi, wawancara, dan angket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3.5.1. Instrumen Analisis Kebutuhan
3.5.1.1.Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan sebanyak tiga kali dan ditujukan kepada guru
kelas I , yaitu guru SD Negeri Nusa Tunggal, guru SD Negeri Sampangan.,
dan SD Budya Wacana. Peneliti menggunakan pedoman wawancara hanya
berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan kepada narasumber.
Adapun panduan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas bawah
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2. Panduan wawancara
No. Pertanyaan Wawancara Jawaban
1. Didalam kurikulum 2013 memiliki
kekhasan, yaitu:
a. Pendidikan karakter
b. Menerapkan pembelajaran
tematik
c. Menggunakan pendekatan
saintifik
Dari ketiga aspek diatas, menurut
Bapak/Ibu mengalami kesulitan dibagian
aspek mana?
2. Coba jelaskan secara rinci kesulitan-
kesulitan yang Bapak/Ibu alami!
3. Apa yang Bapak/Ibu harapkan supaya
dapat mengatasi kesulitan tersebut?
Tabel 3.3. Panduan wawancara
No Pertanyaan wawancara Jawaban
1. Sejauh mana Bapak/Ibu memahami
tentang pendekatan saintifik?
2. Menurut Bapak/Ibu yang dimaksud
dengan kegiatan mengamati dalam
pendekatan saintifik?
3. Menurut Bapak/Ibu yang dimaksud
dengan kegiatan menanya dalam
pendekatan saintifik?
4. Menurut Bapak/Ibu yang dimaksud
dengan kegiatan menalar dalam
pendekatan saintifik?
5. Menurut Bapak/Ibu yang dimaksud
dengan kegiatan mencoba dalam
pendekatan saintifik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
6. Menurut Bapak/Ibu yang dimaksud
dengan kegiatan mengkomunikasikan
dalam pendekatan saintifik?
7. Apakah Bapak/Ibu dapat mengurutkan
kegiatan yang paling sulit dilakukan
sampai dengan yang paling mudah
dilakukan? Mengapa?
Tabel 3.4. Pedoman Wawancara
No. Pertanyaan Wawancara Jawaban Alasan
1. Menurut Bapak/Ibu
tema/subtema/pembelajaran
manakah yang kiranya
membutuhkan contoh pedoman
penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran tematik?
3.5.1.2.Pedoman Kuesioner
Peneliti menggunakan kuesioner sebagai pelengkap data
penelitian tentang pembuatan prototipe buku penerapan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran tematik. Peneliti membagikan kuisoner
kepada dua guru kelas I dengan lima daftar pertanyaan. Adapun kisi-kisi
kuisoner yang dilakukan dengan guru kelas I dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.5. Panduan kuesioner
No. Daftar Pertanyaan Pernyataan Alasan
1. Apakah Bapak/Ibu memerlukan
panduan untuk membantu
peserta didik menggunakan 5
inderanya dalam proses
mengamati?
Ya/Tidak
2. Apakah Bapak/Ibu memerlukan
panduan untuk memancing
peserta didik bertanya
mengenai hasil pengamatan?
Ya/Tidak
3. Apakah Bapak/Ibu memerlukan
panduan untuk membantu
peserta didik dalam mengaitkan
kegiatan pembelajaran dengan
kehidupan sehari-hari?
Ya/Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
4. Apakah Bapak/Ibu memerlukan
panduan untuk membantu
peserta didik dalam mencoba
hal baru?
Ya/Tidak
5. Apakah Bapak/Ibu memerlukan
panduan untuk membantu
peserta didik dalam
menyampaikan hasil
pengamatan?
Ya/Tidak
3.5.2. Instrumen Validasi Produk
Instrumen validasi produk oleh validator berupa kuesioner
dilakukan untuk mengetahui kualitas produk yang berupa prototipe buku.
Kuesioner validasi produk berupa kuesioner tertutup dengan pilihan
jawaban berskala likert. Rentang skala yang disediakan yaitu 1-4 dengan
jawaban skala (1) sangat kurang baik, (2) kurang baik, (3) baik, (4)
sangat baik. Validasi produk dilakukan oleh dua guru. Kuesioner berisi
pernyataan yang berjumlah 14 butir. Setiap butir pernyataan dibagi
kedalam 3 item yang dinilai, yaitu bahasa, format penulisan prototipe buku,
dan isi (Instrumen Validasi dilihat pada lampiran 4a, halaman 99).
3.5.3. Instrumen Uji Coba Lapangan
Penilaian uji coba terbatas dilakukan oleh pengamat. Instrumen uji
coba terbatas berupa kuesioner yang diisi oleh pengamat untuk mengetahui
penerapan produk yang berupa prototipe buku dapat terlaksana atau tidak.
Kuesioner berisi pernyataan yang berjumlah 20 butir. Setiap butir
pernyataan dibagi kedalam 5 langkah pendekatan saintifik, yaitu
mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan
(Panduan instrumen uji coba dapat dilihat pada lampiran 5a halaman 110).
3.6.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara
kualitatif dan kuantitatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3.6.1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berisikan dokumen pribadi, catatan
lapangan, dan dokumen lainnya (Sugiyono, 2012: 15). Data kualitatif dapat
berupa kritik dan saran yang dikemukakan oleh ahli ilmu pengetahuan dan
guru yang dikumpulkan untuk memperbaiki dan mengetahui kebutuhan
produk pengembangan buku tersebut dapat membantu guru dalam
menggunakan pendekatan saintifik. Selain itu, data diperoleh dari angket
yang disebarkan oleh peneliti dan diisi oleh guru yang akan memberikan
masukan apakah guru membutuhkan produk pengembangan buku
pendekatan saintifik. Selain itu juga, data yang diperoleh peneliti dari
kuesioner yang sudah diisi oleh guru dan validator. Data dianalisis dan
dibandingkan sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan
produk yang dihasilkan.
3.6.2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil validasi produk oleh validator
dan hasil uji coba yang diamati oleh pengamat. Analisis validasi produk
dilakukan dengan menggunakan skala likert 1-4. Setiap skala dilengkapi
dengan kriteria yang memudahkan penilai dalam memberikan penilaian.
Data dianalisis oleh peneliti untuk mengetahui kelayakan produk yang telah
disusun oleh peneliti. Pedoman penskoran yang digunakan peneliti adalah
nilai skala 1-4. Peneliti tidak menggunakan skala 1-5 karena responden akan
cenderung memilih alternatif jawaban yang ada ditengah yaitu 3, karena
dirasa aman dan paling gampang (Arikunto, 2010: 284). Skala penilaian
terhadap produk yang dikembangkan yaitu sangat baik (4), baik (3), tidak
baik (2), sangat tidak baik (1). Setelah nilai diperoleh dari validator, maka
dianalisis rerata skor dengan rumus sebagai berikut:
Skor yang diperoleh kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif
menggunakan tabel konversi nilai skala empat. Berikut adalah tabel
konversi data kuantitatif ke kualitatif menurut Widoyoko (2012: 112) yang
disajikan dalam tabel berikut.
Rerata skor =Jumlah skor yang diperoleh
jumlah item skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 3.6 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif
Interval Skor Kategori Keterangan
˃ 3,25 – 4,00 Sangat Baik Keseluruhan instrumen sudah layak
digunakan
˃ 2,50 – 3,25 Baik Keseluruhan instrumen sudah layak
digunakan namun perlu perbaikan
˃1,75 – 2,50 Kurang Keseluruhan instrumen kurang layak
digunakan
1,00 – 1,75 Sangat Kurang Keseluruhan instrumen tidak layak
digunakan
Pada tahap uji coba terbatas, peneliti memperoleh data dari hasil uji
coba yang diamati oleh pengamat. Pada hasil penilaian uji coba terdapat 20
pertanyaan untuk pengamat mengetahui berapa peserta didik yang
melakukan pendekatan saintifik pada saat uji coba. Jawaban tersebut lalu
dikonversi menggunakan nilai skala empat. Data yang diperoleh disajikan
dalam bentuk prosentase dengan rumus sebagai berikut:
Pada tahap uji coba produk, peneliti memperoleh data dari hasil
pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Pada lembar pengamatan
terdapat 20 pertanyaan yang diisi oleh pengamat. Hasil pengamatan
dikonversi menjadi skor untuk menentukan kualitas produk yang telah diuji
cobakan. Untuk menentukan skor dari hasil pengamatan, peneliti membuat
instrumen pengamatan (Lampiran 5a, halaman 110).
Rerata skor =Jumlah siswa memperoleh skor 4 X 4
Jumlah seluruh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan
4.1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian berisi mengenai prosedur pengembangan, dan kualitas
produk.
4.1.1. Prosedur Pengembangan Prototipe Buku
Prosedur pengembangan yang diterapkan peneliti terdiri dari enam
tahap, yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi
desain, revisi desain, dan uji coba produk.
4.1.1.1.Potensi dan Masalah
Tahap pertama penelitian dan pengembangan (R&D) adalah potensi dan
masalah, dimana peneliti mengidentifikasi potensi dan masalah yang
berkaitan dengan penelitian. Pada awal penelitian ini, peneliti melakukan
wawancara dengan empat guru kelas bawah Sekolah Dasar. Wawancara
dilakukan mengetahui aspek yang sulit dilakukan oleh guru pad akurikulum
2013 dan mengetahui sejauh mana guru kelas I memahami pendekatan
saintifik, kesulitan guru dalam menerapkan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran tematik, dan harapan guru untuk mengatasi kesulitannya
tersebut, serta tema/subtema/pembelajaran manakah yang menurut guru
membutuhkan contoh panduan penerapan pendekatan saintifik.
Hasil wawancara yang didapatkan peneliti kemudian dijadikan acuan
untuk menyusun kuesioner kebutuhan guru. Setelah itu, peneliti
menyebarkan kuesioner kepada enam guru di tiga SD yang berbeda yaitu
SD Negeri Nusa Tunggal, SD Negeri Sampangan, SD Budya Wacana, SDN
Ambarukmo. Hasil kuisoner yang sudah dibagikan kepada enam guru kelas
I menunjukkan bahwa keenam guru kelas I (100%) membutuhkan sebuah
panduan untuk mengajar dengan menggunakan pendekatan saitifik dalam
pembelajaran tematik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
4.1.1.2.Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner.
Berikut hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti.
1. Hasil Wawancar
Peneliti melakukan wawancara dengan empat guru. Wawancara
yang pertama berpedoman pada 3 butir pertanyaan untuk melakukan
survei potensi dan masalah yang dihadapi oleh guru. Kesimpulan
wawancara dari empat guru melalui 3 butir pertanyaan, yaitu: pada
pertanyaan pertama mengenai kekhasan kurikulum 2013 yang masih
sulit dilakukan oleh guru memperoleh hasil dua guru tersebut
mengalami kesulitan dalam menerapkan aspek pembelajaran tematik
dan penerapan pendekatan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di
dalam kelas, serta dua guru mengalami kesulitan dalam menggunakan
pembelajaran tematik. (Hasil wawancara survei potensi dan masalah
dapat dilihat pada lampiran 1b halaman 82).
Dalam wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru tersebut,
peneliti menarik kesimpulan bahwa guru masih mengalami kesulitan
dalam menerapkan pembelajaran tematik dan menerapkan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran sehari-hari. Terutama dalam pembelajaran
tematik guru masih kesulitan dalam mengaitkan materi pelajaran satu
dengan materi pembelajaran lainnya dalam pembelajaran yang bebeda
pula. Selain itu, peserta didik sangat sulit diajak berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran menggunakan lima aspek pengalaman belajar
(5M).
Oleh karena itu, peneliti melakuan wawancara dengan dua guru
kelas I yang memiliki kesulitan yang sama, dengan berpedoman pada 7
butir pertanyaan yang berbeda yang akan digunakan untuk melakukan
survei mengenai pengetahuan guru mengenai pendekatan saintifik.
Kesimpulan wawancara dari dua guru melalui 7 butir pertanyaan, yaitu:
pada item pertama menurut guru pendekatan saintifik adalah pendekatan
yang mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan melalui langkah
5M. Pada item 2 sampai 6 mengenai langkah 5M guru sudah mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kegiatan apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Pada item 7 guru
dapat mengurutkan kegiatan mana yang paling sulit dilakukan sampai
paling mudah dilakukan pada langkah 5M. (Hasil pengetahaun guru
mengenai pendekatan saintifik dapat dilihat pada lampiran 1d halaman
87).
Hasil surevei pengetahuan guru mengenai pendekatan saintifik
adalah guru sudah sedikit memahami mengenai pendekatan saintifik dan
proses melakukan pembelajaran menggunakan lima pengalaman belajar
5(M). Namun untuk mengetahui apakah guru membutuhkan bantuan
sebuah buku untuk lebih mempermudah guru dalam melakukan
pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, peneliti menyebar
kuesioner dengan menggunakan pedoman pada 5 butir pertanyaan yang
berbeda yang akan digunakan untuk melakukan survei kebutuhan terkait
dengan pengembangan prototipe buku penerapan pendekatan saintifik.
Setelah peneliti membagikan kuesioner kepada 6 guru kelas I SD,
peneliti kembali melakukan wawancara dengan dua guru kelas I SD
guna mengetahui tema/subtema/pembelajaran manakah yang menurut
guru membutuhkan contoh panduan penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran tematik di kelas I SD. Hasil dari wawancara
tersebut adalah guru membutuhkan contoh panduan pada tema 6/
subtema 1/ pembelajaran 3 (hasil wawancra dapat dilihat pada lampiran
1g halaman 90).
2. Hasil Kuesioner
Peneliti membuat kuisoner yang berisikan lima pertanyaan yang
dijawab oleh enam guru kelas I di empat Sekolah Dasar yang berbeda.
Kelima pertanyaan tersebut dibuat untuk melengkapi data penelitian
tentang prototipe buku penerapan pembelajaran saintifik dalam
pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1, pembelajaran 3).
Berikut ini disajikan rekapitulasi kuisoner guru (hasil kuesioner dapat
dilihat pada lampiran 3b halaman 93):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah Bapak/Ibu memerlukan
panduan untuk membantu peserta
didik menggunakan 5 inderanya
dalam proses mengamati?
6 guru (100%) memjawab membutuhkan
panduan untuk kegiatan mengamati, agar
kegiatan tersebut terlaksana dengan baik dan
lebih bervariatif.
2. Apakah Bapak/Ibu memerlukan
panduan untuk memancing peserta
didik bertanya mengenai hasil
pengamatan?
6 guru (100%) menjawab membutuhkan
panduan untuk kegiatan menanya, agar guru
dapat tahu bagaimana cara memancing
peserta didik agar mereka berani untuk
bertanya, sehingga mampu megajak peserta
didik lebih aktif bertanya
3. Apakah Bapak/Ibu memerlukan
panduan untuk membantu peserta
didik dalam mencoba hal baru?
6 guru (100%) menjawab membutuhakn
panduan untuk kegiatan mencoba, agar guru
dapat lebih mengajak anak dalam mencoba
sesuatu kegiatan yang berkaitan dengan
materi dan kegiatan pembelajaran lebih
bervariatif
4. Apakah Bapak/Ibu memerlukan
panduan untuk membantu peserta
didik dalam mengaitkan kegiatan
pembelajaran dengan kehidupan
sehari-hari?
6 guru (100%) menjawab membutuhkan
panduan untuk kegiatan menalar, agar guru
dapat memancing peserta didik untuk
mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan
sehari-hari.
5. Apakah Bapak/Ibu memerlukan
panduan untuk membantu peserta
didik dalam menyampaikan hasil
pengamatan?
6 guru (100%) menjawab membutuhkan
panduan untuk kegiatan
mengkomunikasikan, agar guru dapat
membantu peserta didik dalam
menyampaikan pendapat atau hasil kerja
kelompok saat peserta didik diminta untuk
menyampaikannya di depan kelas atau di
depan umum
Tabel 4.1. survei kebutuhan prototipe buku
4.1.1.3.Desain Produk
Pada tahap desain produk, peneliti mendesain produk berupa prototipe
buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I
(tema 6, subtema 1, pembelajaran 3) berdasarkan data analisis kebutuhan
yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan kuisoner. Prototipe buku
yang disusun berjudul ”Prototipe Buku Penerapan Pendekatan Saintifik
Dalam Pembelajaran Tematik Kelas I (Tema 6, Subtema 1, Pembelajaran
3)”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
A. Kisi-kisi Pembuatan Prototipe Buku
Tabel 4.2 Kisi-kisi Pembuatan Prototipe Buku
No. Teks dalam
buku Deskripsi Ilustrasi gambar
1. Cover Judul dari prototipe “Prototipe Buku
Penerapan Pendekatan Saintifik dalam
Pembelajaran Tematik Kelas I Sekolah
Dasar Pada Tema 6, Subtema 1,
Pembelajaran 3 ”
Guru mengajak
peserta didik
membaca/menga
mati
2. Kata pengantar Tujuan penulisan prototipe dan ucapan
terima kasih kepada beberapa pihak yang
telah membantu penulis dalam
penyusunan prototipe buku.
-
3. Bagian I Artikel tentang pendekatan saintifik.
isinya:
a. Pengertian pendekatan saintifik
adalah pendekatan yang mengajak
peserta didik lebih aktif melalui
kegiatan mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan.
b. 5 langkah pendekatan saintifik, yaitu
mengamati, menanya, menalar,
mencoba, dan mengkomunikasikan.
c. Kekhasan pendekatan saintifik
adalah materi pembelajaran yang
digunakan berbasis fakta dan mampu
mendorong peserta didik untuk
memecahkan masalah.
Peserta didik dan
guru sedang
mengamati
gambar/bacaan
Bagian II Artikel penerapan kegiatan pendekatan
Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik
Kelas I Pada Tema 6, Subtema 1,
Pembelajaran 3, yaitu:
a. Materi PPKn : Konsep aturan di
rumah. Maksudnya kegiatan apa saja
yang dapat dilakukan peserta didik
setelah bangun tidur sampai sebelum
berangkat sekolah.
b. Materi Matematika : konsep
bilangan cacah pada operasi
penjumlahan dan pengurangan.
Maksudnya dari kegiatan
menyebutkan kegiatan yang
dilakukan peserta diidik setelah
bangun tidur, peserta didik mampu
mengoperasikan penjumlahan dan
pengurangan melalui data yang
diperoleh.
c. Tabel pemetaan KI, KD, Indikator,
dan Tujuan. KI memaparkan tentang
Peseta didik
sedang
mengamati
gambar/bacaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sikap yang akan dikembangkan
peserta didik, KD, Indikator, dan
Tujuan memaparkan pencapaian apa
yang akan dicapai pada proses
pembelajaan.
d. Tabel indikator 5 langkah
pendekatan saintifik yang
diintegrasikan ke dalam
pembelajaran tematik PPKn dan
matematika.
e. Penerapan kegiatan pembelajaran
tematik PPKn dan matematika.
a. 4
.
Kepustakaan 3 sumber tentang pendekatan saintfiik, 2
sumber tentang kurikulum 2013, 3
sumber materi matematika, dan 1
sumber materi PPKn
-
4. Biodata singkat
penulis
Monika Triawardani Foto penulis
B. Sampul Prototipe Buku
Sampul prototipe buku dibuat dengan menggunakan Photoshop cs
6. Dalam sampul terdapat gambar guru dan siswi yang sedang membaca
sebuah buku, serta terdapat pula gambar guru yang mengajak siswi berbaris.
Sampul prototipe buku ini diberi judul yaitu “Prototipe Buku Penerapan
Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Kelas 1 SD. Di bawah
judul prototipe buku terdapat nama penulis yaitu “Monika Triawardani”,
dan illustrator, yaitu “ Akhmad Susanto, S.Kom”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
C. Bagian-bagian Buku
Buku ini mempunyai empat bagian. Bagian-bagian tersebut adalah kata
pengantar, isi buku, daftar pustaka, biodata penulis. Berikut ini akan
dijelaskan bagian-bagian buku:
a. Kata Pengantar
Kata pengantar muncul satu kali di bagian depan bagian buku. Kata
pengantar ini berisikan Tujuan penulisan prototipe dan ucapan terima
kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam
penyusunan prototipe buku.
b. Isi Prototipe Buku
Prototipe Buku ini berisikan dua bagian pening, yaitu:
1.) Bagian pertama berisikan artikel tentang pendekatan saintifik,
langkah-langkah 5M dalam pendekatan saintifik, dan kekhasan
pendekatan saintifik.
2.) Bagian kedua berisikan materi dalam pembelajaran tematik
PPKn dan matematika, terdapat tabel pemetaan KI, KD,
Indikator, dan Tujuan Pembelajaran dan terdapat tabel indikator
langkah-langkah 5M, serta bagan penerapan kegiatan
pembelajaran pada tema 6 subtema 1 pembelajaran 3.
D. Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi sumber-sumber yang digunakan dalam pengembangan
prototipe buku. Sumber yang digunakan dalam menyusun isi buku seperti
buku dan internet.
E. Biodata Penulis
Biodata penulis berisi tentang biografi penulis dari nama penulis, tempat
tanggal lahir penulis, sampai pendidikan penulis.
4.1.1.4.Validasi Desain
Produk awal yang telah disusun dalam bentuk prototipe buku ini
kemudian diserahkan kepada validator, yaitu dua guru kelas I SD. Validator
kemudian menilai produk ini yaitu dengan memvalidasi. Validasi ini
dilakukan untuk mengetahui seberapa baik kualitas dan kelayakan produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
yang dikembangkan oleh peneliti. Validasi ini menggunakan penyekoran
skala lima menurut Widoyoko (2009: 238).
Berikut ini rekapan hasil validasi dua guru, adalah sebagai berikut
(hasil validasi dapat dilihat pada lampiran 4b halaman 102):
No. Item yang
Dinilai
Keterangan Skor
(1-4)
Saran
1. Bahasa
Bahasa sesuai dengan
kaidah penulisan EBI
Guru 1:
4
Guru 2:
3
-
-
2. Format
penulisan
prototipe
buku
Prototipe disusun sesuai
dengan kaidah penulisan
buku
Guru 1:
4
Guru 2:
4
-
-
Menggunakan
kepustakaan yang sesuai
dengan teori pendekatan
saintifik
Guru 1:
3
Guru 2:
3
-
-
3. Isi Artikel berisi informasi
sederhama mengenai
pendekatan saintifik
Guru 1:
4
Guru 2:
4
-
-
Artikel menjelaskan
langkah-langkah
pendekatan saintifik
Guru 1:
4
Guru 2:
4
-
-
Artikel menguraikan
kekhasan dalam
pendekatan saintifik
Guru 1:
3
Guru 2:
3
-
-
Memuat bagan
pelaksanaan kegiatan
pembelajaran tematik
dengan pendekatan
saintifik mengacu pada
tema 6 “ Lingkungan
Bersih, Sehat, dan Asri”,
subtema 1 “ Lingkungan
Rumahku”, pembelajaran
3 di kelas 1 SD
Guru 1:
3
Guru 2:
3
-
-
Materi matematika
memuat materi bilangan
cacah dan operasi hitung
dalam bilangan cacah
Guru 1:
3
Guru 2:
4
-
-
Materi PPKn memuat
aturan-aturan yang
dilakukan dalam kegiatan
sehari-hari di rumah
Guru 1:
3
Guru 2:
4
-
-
Memuat langkah-langkah
kegiatan mengamati
Guru 1:
3
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Guru 2:
4
-
Memuat langkah-langkah
kegiatan menanya
Guru 1:
3
Guru 2:
4
-
-
Memuat langkah-langkah
kegiatan mencoba
Guru 1:
3
Guru 2:
3
-
-
Memuat langkah-langkah
kegiatan menalar
Guru 1:
3
Guru 2:
3
-
-
Memuat langkah-langkah
kegiatan
mengkomunikasikan
Guru 1:
3
Guru 2:
4
-
-
Tabel 4.3. Rekapan Hasil Validasi
Data Validasi Guru SD Kelas Bawah dan Revisi Produk
Guru yang menjadi validator dalam produk penelitian ini adalah Ibu SR. Ibu
SR adalah guru kelas I di SD N Samirono, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Validasi dilakukan oleh Ibu SR pada tanggal 14 Maret 2018. Ada beberapa
aspek yang diberi komentar Ibu SR. Berdasarkan hasil validasi oleh guru SD N
Samirono, Ibu SR memperoleh skor 3,36 dengan kategori “Sangat Baik”.
Prototipe buku ini dinyatakan layak untuk digunakan/diuji coba lapangan
dengan revisi sesuai saran dan komentar. Selain itu juga, peneliti juga
melakukan validasi pada guru kelas I di SD Negeri Percobaan 2, Depok,
Sleman, Yogyakarta. Validasi dilakukan oleh Bapak AB memperoleh skor 3,57
dengan kategori “Sangat Baik”. Prototipe buku ini dinyatakan layak untuk
digunakan/diuji coba lapangan dengan revisi sesuai saran dan komentar.
Ibu SR dan Bapak AB tidak memberikan saran yang ditulis pada lembar
validasi, tetapi Ibu SR dan Bapak AB memberikan komentar dan masukan
secara lisan untuk menjadikan prototipe buku menjadi lebih baik lagi. Komentar
secara umum yang diberikan oleh Ibu SR dan Bapak AB hampir sama ialah
lebih diperhatikan lagi penulisan kalimat pada produk yang dikembangkan,
selain itu beliau juga memberikan masukan secara lisan, yaitu Ibu SR memberi
masukan untuk mengurangi penggunaan kalimat, misalnya penulis mengulang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
kalimat yang sudah ditulis. Selain itu, Bapak AB memberikan masukan agar
pengetikan kata lebih diperhatikan kesalahannya.
Tabel 4.4 Hasil Validasi Guru
Validator Skor Kategori
Ibu SR 3,36 Sangat Baik
Bapak AB 3,57 Sangat Baik
Rata-rata 3,46 Sangat Baik
4.1.1.5.Revisi Produk
Peneliti melakukan revisi produk prototipe buku penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6,
subtema 1, pembelajaran 3) sesuai dengan komentar berupa saran
perbaikan. Komentar berupa saran tersebut serta revisi akan dijabarkan
dalam tabel berikut:
Tabel 4.5 Komentar Guru Kelas I SD dan Revisi
No Komentar Pakar Revisi
1 Penulisan saintifik pada
sampul terjadi kesalahan,
yaitu sintifik
Penulisan saintifik pada sampul sudah
diperbaiki menjadi saintifik
2 Ada kalimat yang ditulis
secara berulang
Mengurangi kalimat yang dianggap
perlu dikurangi setelah divalidasi
3 Penggunaan kata yang
bercetak miring
Mengamati dan membenarkan kalimat
yang perlu dicetak miring
4 Masih ada beberapa kalimat
yang salah ketik.
Mengganti dan membenarkan kalimat –
kalimat yang salah ketik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Berikut ini disajikan contoh perbaikan prototipe buku yang dilakukan peneliti.
a. Revisi Cover
Sebelum Direvisi Sesudah Direvisi
Gambar 4.1 Revisi produk
Membenarkan penulisan kalimat yang salah pada sampul, yaitu
penulisan sintifik menjadi saintifik. Pada gambar sebelah kiri, yaitu salah
satu contoh gambar yang belum direvisi oleh peneliti yaitu gambar sampul
prototipe buku yang belum direvisi . Pada gambar sebelah kanan ialah salah
satu contoh gambar yang sudah direvisi oleh peneliti, yaitu membenarkan
penulisan sintifik menjadi saintifik.
b. Revisi Penulisan kalimat berulang
Sebelum Direvisi Sesudah Direvisi
Gambar 4.2 Revisi produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Peneliti melakukan revisi dari guru, yaitu membenarkan kalimat
yang ditulis secara berulang. Pada gambar sebelah kiri, yaitu salah satu
contoh gambar yang belum direvisi oleh peneliti yaitu gambar kalimat
berulang yang belum direvisi . Pada gambar sebelah kanan ialah salah satu
contoh gambar yang sudah direvisi oleh peneliti, yaitu membenarkan
kalimat berulang, yaitu “Guru mengajak peserta didik untuk
membandingkan aturan yang mereka sebutkan tersebut apakah sudah
dilakukan dengan baik di rumah dan guru dapat menanyakan kepada peserta
didik apakah aturan tersebut sudah dilaksanakan dengan baik” menjadi
“Guru mengajak peserta didik untuk membandingkan aturan yang mereka
sebutkan tersebut apakah sudah dilakukan dengan baik di rumah”.
c. Revisi Kesalahan Ketik
Berikut salah satu contoh kesalahan ketik pada saat validasi:
Sebelum Direvisi Sesudah Direvisi
Gambar 4.3 Revisi produk
Peneliti melakukan revisi dari guru, yaitu membenarkan kalimat
yang salah ketik. Pada gambar sebelah kiri, yaitu salah satu contoh gambar
yang belum direvisi oleh peneliti. Pada gambar sebelah kanan ialah salah
satu contoh gambar yang sudah direvisi oleh peneliti, yaitu membenarkan
kalimat yang salah ketik, yaitu “mengmbangkan dan dpat” menjadi
“mengembangkan dan dapat”. Dari validator pertama terdapat kesalahan
ketik pada bagian 1 sebanyak 8 kesalahan ketik. Pada bagian 2 terdapat
kesalahan ketik sebanyak 4 kesalah ketik. Dari validator kedua terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
kesalahan ketik pada bagian 1 sebanyak 4 bagian yang salah ketik dan pada
bagian 2 sebanyak 6 kesalahan ketik.
d. Revisi Kalimat Yang Belum Bercetak Miring
Sebelum Direvisi Sesudah Direvisi
Peneliti melakukan revisi dari guru, yaitu membenarkan kalimat
yang belum bercetak miring. Pada gambar sebelah kiri, yaitu salah satu
contoh gambar yang belum direvisi oleh peneliti. Pada gambar sebelah
kanan ialah salah satu contoh gambar yang sudah direvisi oleh peneliti, yaitu
membenarkan kalimat yang belum bercetak miring, yaitu “scientific”
menjadi “scientific”.
4.1.1.6.Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan setelah prototipe buku sudah direvisi
sesuai saran dari validator. Peneliti melakukan uji coba produk di kelas I SD
Negeri Nusa Tunggal yang terletak di Jalan Raya Nusa Tunggal, Belitang
III, Sumatera Selatan. Uji coba terbatas diikuti oleh 28 peserta didik kelas I
SD Negeri Nusa Tunggal. Uji coba produk dilaksanakan pada hari Selasa,
22 Maret 2018. Tujuan dari uji coba produk adalah untuk mengetahui
keefektifan dan kualitas produk, apakah prototipe buku penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6,
subtema 1, pembelajaran 3) yang telah disusun dapat membantu guru dalam
menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik.
Gambar 4.4 Revisi produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Selama uji coba produk, peneliti mengajar peserta didik kelas I
menggunakan prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1, pembelajaran 3).
Kegiatan pembelajaran sesuai dengan penerapan kegiatan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1,
pembelajaran 3) pada bagian 2 prototipe buku.
Penilaian uji coba terbatas dilakukan oleh pengamat pada saat
pembelajaran berlangsung. Pengamat penilaian uji coba terbatas dilakukan
oleh guru kelas 1, yaitu Ibu Suwarni,S.Pd (hasil penilaian uji coba produk
dapat dilihat pada lampiran 5b halaman 117)
Kegiatan uji coba yang dilakukan peneliti menggunakan penerapan
pendekatan saintifik di kelas adalah sebagai berikut:
a. Mengamati
Pada langkah mengamati terdapat 28 peserta didik yang menyimak
penjelasan guru mengenai kegiatan mengamati menggunakan gambar.
Setelah itu ada 28 siswa yag melihat gambar yang sudah disediakan oleh
guru dan 24 peserta didik menyimak penjelasan guru tentang gambar.
Namun, saat peserta diajak menyimak teman yang menyampaikan hasil
pengamatan hanya ada 18 peserta didik yang menyimak dikarenakan 10
peserta didik tidak menyimak dan mengerjakan kegiatan lain, seperti
mengobrol dengan temannya, bermain, dan sebagainya.
Gambar 4.5 Kegiatan Mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
b. Menanya
Pada langkah menanya saat peserta didik diajak membuat pertanyaan
mengenai gambar yang sudah diamati hanya ada 1 peserta didik yang
mampu mengajukan pertanyaan dan membuat pertanyaan. Begitu juga
saat guru memancing hanya ada 1 peserta didik mengajukan pertanyaan.
Sama halnya pada saat peserta didik diajak mengajukan pertanyaan
melalui tulisan atau lisan hanya ada 1 peserta didik.
Gambar 4.6 Kegiatan Menanya
c. Menalar
Pada langkah menalar ada 26 peserta didik yang mampu
menyebutkan 5 kegiatan yang mereka lakukan setelah bangun tidur
sampai sebelum berangkat ke sekolah. Pada langkah ini juga anak diajak
melakukan operasi hitung penjumlahan dan penguran dan ada 28 peserta
didik yang mampu melakukan operasi hitung tersebut. Setelah itu siswa
diajak untuk mengerjakan soal pada lembar yang disediakan namun
hanya ada 25 peserta didik yang melakukannya dikarenakan 3 peserta
diidk lainnya melakukan kegiatan lain seperti bermain.
d. Mencoba
Pada langkah mencoba ini peserta didik diajak mewawancarai teman
yang ada di kelas mengenai kegiatan teman yang ada di kelas setelah
bangun tidur sampai sebelum berangkat ke sekolah. Ada 28 peserta
didik yang melakukan kegiatan wawancara. Namun saat peserta didik
diminta untuk mewawancara 5 teman yang ada di kelas hanya ada 26
peserta didik yang mampu melakukannya dikarenakan 2 peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
hanya mewawancarai 3 teman. Setelah itu, peserta didik diminta
menuliskan laporan hasil wawancara pada lembar yang disiapkan guru
hanya ada 26 peserta didik yang mampu melakukannya, dikarenakan 2
peserta didik lain masih kesulitan dalam menulis. Setelah kegiatan
tersebut peserta didik diminta untuk mengerjakan soal-soal yang sudah
disiapkan oleh guru, hasilnya ada 28 peserta didik yang melakukan
kegiatan tersebut.
Gambar 4.7 Kegaiatan Mencoba
e. Mengkomunikasikan
Pada langkah mengkomunikasikan peserta didik diajak menyusun
laporan/hasil wawancara secara tertulis dan hanya 26 siswa yang
melakukan karena 3 lainnya belum lancar menulis. 28 peserta didik
mampu diajak mempresentasikan hasil wawancara dan menyebutkan
kegiatan yang dilakukan teman saat diwawancara. Namun, pada saat
menyimpulkan pembelajaran hari itu hanya ada 25 yang dapat
menyimpulkan pembelajaran hari itu, 3 lainnya hanya bermain tidak
mendengarkan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 4.8 Kegiatan Mengkomunikasikan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pengamatan
mengenai proses penerapan kegiatan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran tematik pada langkah mengamati mendapat skor 2,28
(kurang) hal tersebut karena peserta didik lemah dalam menyimak ketika
teman menyampaikan hasil pengamatan, langkah menanya memperoleh
skor 0,14 ( sangat kurang) dikarenakan peserta didik masih kesulitan dalam
mengajukan pertanyaan dan membuat pertanyaan, langkah menalar
memperoleh skor 3,57 (sangat baik) pada saat langkah ini peserta didik
mampu menyebutkan kegiatan yang ditanyakan dan melakukan operasi
hitung penjumlahan dan pengurangan walapun dengan bantuan media
pembelajaran seperti pensil, penghapus, dan lain-lain, langkah mencoba
memperoleh skor 3,71 (sangat baik) hal ini dikarenakan peserta didik
melakukan kegiatan wawancara denga baik, sedangkan pada langkah
mengkomunikasikan memperoleh skor 3,85 (sangat baik) dikarenakan
seluruh peserta didik mampu menyampaikan hasil wawancara dengan
pancingan guru, seperti memberikan stiker ketika peserta didik bersedia
mempresentasikan hasil wawancaranya.
4.1.2. Kualitas Produk
Produk yang disusun peneliti berupa prototipe buku penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD. Prototipe buku
tersebut berjudul prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1, pembelajaran 3) yang
terdiri dari dua bagian. Bagian pertama mengenai penjelasan tentang artikel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
pendekatan saintifik dan bagian kedua mengenai penerapan kegiatan
pendekatan saiantifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6,
subtema 1, pembelajaran 3). Produk tersebut divalidasi oleh dua validator.
Berdasarkan hasil validasi dari dua guru, guru kelas pertama mendapat skor
3,36 dengan kategori ”Sangat Baik”, sedangkan validasi guru kedua
mendapat skor 3,57 dengan kategori ”Sangat Baik”. Ketiga aspek tersebut
memperoleh skor rata-rata 3,46 dengan kategori “Sangat Baik”. Dari aspek
yang divalidasi oleh validator masih ada yang belum terpenuhi skor 4
dikarenakan masih lemahnya teori pendekatan saintifik.
Dari indikator ketiga aspek tersebut yang belum memenuhi skor 4
adalah pada aspek format penulisan prototipe buku masih lemah dalam
menggunakan kepustakaan yang sesuai dengan teori pendekatan saintifik,
pada aspek isi masih lemah pada bagian artikel tentang kekhasan
pendekatan saintifik, serta masih lemahnya pada aspek mencoba dan
menalar. Hal tersebut dikarenakan peneliti masih lemah dalam mencari
kepustakaan yang sesuai dengan teori pendekatan saintifik sehingga dalam
langkah-langkah pendekatan saintifik yang diketerapkan dalam
pembelajaran kurang maksimal dan kurang bervariasi. Prototipe buku
tersebut dinyatakan layak untuk digunakan atau diuji coba dengan revisi
sesuai saran.
Produk setelah divalidasi kemudian diperbaiki peneliti sesuai
dengan saran yang diberikan oleh validator. Peneliti melakukan uji coba
produk dengan mengajar kelas I sesuai dengan penerapan kegiatan
pendekatan saiantifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6,
subtema 1, pembelajaran 3) yang ada di prototipe buku bagian 2. Uji coba
produk dihadiri 28 peserta didik kelas I SD Negeri Nusa Tunggal. Penilaian
uji coba terbatas dilakukan oleh pengamat pada saat pembelajaran
berlangsung. Pengamat penilaian uji coba terbatas dilakukan oleh guru
kelas, yaitu Ibu Suwarni,S.Pd dengan mengisi rubrik penilaian uji coba.
Hasil uji coba produk adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan kegiatan mengamati pada lampiran 5c halaman 117
peneliti mendapatkan data ada 16 siswa yang mampu melakukan 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
indikator yang dinilai oleh pengamat. Dengan hasil tersebut pada
langkah mengamati memperoleh skor 16 𝑥 4
28= 2,28 dengan kategori
“kurang”.
b. Berdasarkan kegiatan menanya pada lampiran 5d halaman 119 peneliti
mendapatkan data ada 1 siswa yang mampu melakukan 4 indikator yang
dinilai oleh pengamat. Dengan hasil tersebut pada langkah menanya
memperoleh skor 1 𝑥 4
28= 0,14 dengan kategori “sangat kurang”.
c. Berdasarkan kegiatan menalar pada lampiran 5e halaman 120 peneliti
mendapatkan data ada 25 siswa yang mampu melakukan 4 indikator
yang dinilai oleh pengamat. Dengan hasil tersebut pada langkah menalar
memperoleh skor 25 𝑥 4
28= 3,57 dengan kategori “sangat baik”.
d. Berdasarkan kegiatan mencoba pada lampiran 5f halaman 121 peneliti
mendapatkan data ada 26 siswa yang mampu melakukan 4 indikator
yang dinilai oleh pengamat. Dengan hasil tersebut pada langkah
mencoba memperoleh skor 26 𝑥 4
28= 3,71 dengan kategori “sangat baik”.
e. Berdasarkan kegiatan mengkomunikasikan pada lampiran 5g halaman
122 peneliti mendapatkan data ada 27 siswa yang mampu melakukan 4
indikator yang dinilai oleh pengamat. Dengan hasil tersebut pada
langkah mengkomunikasikan memperoleh skor 27 𝑥 4
28= 3,85 dengan
kategori “sangat baik”.
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa langkah yang paling rendah
yaitu mengamati dan menanya. Dikarenakan peserta didik masih kesulitan
dalam menyimak teman yang sedang menyampaikan hasil pengamatannya,
serta peserta didik masih kesulitan dalam mengajukan dan membuat
pertanyaan. Berdasarkan nilai peserta didik pada saat pembelajaran
didapatkan nilai 85 (1 peserta didik), 80 (13 peserta didik), 75 (8 peserta
didik), 70 (5 peserta didik), dan 65 (1 peserta didik). Dari nilai peserta didik
tersebut didapatkan 14 peserta didik yang memperoleh nilai di atas 80,
sehingga rata-rata yang mendapat nilai diatas 80 adalah 50% dari 28 peserta
didik yang ada di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
4.2. Pembahasan
Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan yang terdapat dalam kegiatan
pembelajaran yang mengajak peserta didik lebih aktif melalui 5 pengalaman
belajar, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan. Kegiatan tersebut mengajak peserta didik untuk lebih
aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Dalam penerapan prototipe buku yang telah dilakukan peneliti pada
penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik PPKn mengenai
aturan yang ada dirumah dan matematika mengenai operasi bilangan cacah,
serta hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas I SD N Nusa Tunggal
terdapat 2 langkah pendekatan saintifik yang masih lemah diterapkan di kelas,
yaitu mengamati dan menanya.
1. Mengamati
a. Pada kegiatan mengamati dapat dilakukan dengan kegiatan melihat,
menyimak, membaca dan mendengarkan. Peserta didik dapat
melakukan kegiatan tersebut dengan melihat gambar atau video yang
disediakan oleh guru, menyimak penjelasan guru ataupun menyimak
teman yang sedang menyampaikan hasil pengamatan, mendengarkan
penjelasan guru, atau membaca bacaan yang disediakan guru. Namun
pada saat peneliti melakukan uji coba prototipe buku memperoleh hasil
pengamatan dari guru kelas I bahwa peserta didik masih lemah dalam
menyimak teman yang sedang menyampaikan hasil pengamatan.
Peserta didik cenderung melakukan kegiatan lain seperti bermain,
mengobrol, ataupun jalan-jalan di dalam kelas. Guru juga masih
kesulitan dalam mengajak peserta didik untuk dapat memperhatikan
teman yang sedang menyampaikan hasil pengamatan tersebut.
b. Aktivitas yang diperlukan guru untuk membantu peserta didik dalam
mengoptimalkan kegiatan mengamati adalah menggunakan indera
dengan bantuan alat bantu untuk meningkatkan jangkauan pengamatan.
Ketika teman sedang menyampaikan hasil pengamatan guru dapat
membantu peserta didik menggunakan gambar dengan ukuran yang
lebih besar agar peserta didik yang menyimak ikut melihat gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
tersebut dan tertarik untuk menyimak teman yang akan menyampaikan
hasil pengamatannya.
2. Menanya
a. Pada dasarnya kegiatan bertanya bertujuan untuk mengembangkan rasa
ingin tahu siswa, kreativits siswa, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat. Namun fakta dilapangan peserta didik masih
kesulitan dalam membuat ataupun mengajukan pertanyaan, dikarenakan
peserta didik masih kesulitan dalam merumuskan kalimat tanya yang
akan digunakan. Selain itu juga peserta didik masih merasa kurang
percaya diri saat menyampaikan pendapat. Gurupun sudah berusaha
untuk memancing siswa bertanya menggunakan beberapa pertanyaan,
namun peserta didikpun masih kurang terdorong untuk membuat dan
mengajukkan pertanyaan.
b. Guru dapat mendorong peserta didik untuk bertanya dengan memancing
siswa melalui beberapa pertanyaan atau menggunakan media yang
memancing rasa ingin tahu siswa. Solusi lain yang dapat dilakukan guru
adalah dengan menyiapkan gambar dan meminta peserta didik untuk
membuat pertanyaan sesuai dengan gambar dan kegiatan tersebut
dilakukan di dalam kelompok ataupun individu. Selain itu juga guru
dapat membantu peserta didik untuk membuat pertanyaan
menggunakan kalimat tanya, seperti apa, siapa, mengapa, dimana,
kapan, bagaimana, darimana, untuk apa. Hal tersebut dilakukan untuk
mempermudah peserta didik dalam membuat dan mengajukan
pertanyaan secara lisan maupun tulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang buku
pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik (kelas I SD) untuk
guru, maka dapat disimpulkan berikut:
5.1.1. Penelitian dan pengembangan prototipe buku penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik (kelas I SD)
untuk guru menggunakan model penelitian dan pengembangan
yang diadopsi dari penelitian dan pengembangan Borg dan Gall.
Hasil dari penelitian dan pengembangan Borg dan Gall terdapat
enam langkah. Enam langkah tersebut ialah 1) analisis masalah
(potensi dan masalah), 2) pengumpulan data, 3) pengembangan
produk, 4.) validasi produk, 5) revisi produk hasil validasi, 6)
uji coba lapanagan.
5.1.2. Kualitas prototipe buku penerapan pendekatan saintifik untuk
guru kelas I SD ini, menurut validator guru kelas I SD
memperoleh skor rata-rata 3.46 (sangat baik) dan hasil uji coba
pada langkah mengamati mendapat skor 2.28 (kurang), langkah
menanya memperoleh skor 0.14 (sangat kurang), langkah
menalar memperoleh skor 3.57 (sangat baik), penghapus, dan
lain-lain, langkah mencoba memperoleh skor 3.71 (sangat baik),
sedangkan pada langkah mengkomunikasikan memperoleh skor
3.85 (sangat baik).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
5.2.Keterbatasan Penelitian
Produk buku pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik
(kelas I SD) untuk guru ini memiliki keterbatasan. Keterbatasan ini
kemudian dipaparkan sebagai berikut:
5.2.1. Wawancara analisis kebutuhan hanya dilakukan dengan empat
guru kelas bawah, sehingga data yang diperoleh belum
sepenuhnya mewakili permasalahan yang dialami oleh semua
guru kelas I SD, serta penyebaran kuesioner hanya dibagikan
kepada enam guru kelas I SD.
5.2.2. Pengembangan buku ini menggunakan pendekatan saintifik
hanya sampai pada enam langkah menurut Borg dan Gall, yaitu
1.) analisis masalah (potensi dan masalah), 2.) pengumpulan
data, 3.) pengembangan produk, 4.) validasi produk, 5.) revisi
produk hasil validasi, 6.) uji coba lapanagan.
5.2.3. Panduan penerapan pendekatan saintifik pada tema 6, subtema
1, dan pembelajaran 3.
5.2.4. Pelaksanaan uji coba lapangan dipadatkan karena pihak sekolah
membatasi waktu untuk penelitian.
5.2.5. Guru hanya sedikit menggunakan gambar untuk mendukung
proses pembelajaran.
5.3.Saran
Saran yang dapat diberikan peneliti yang akan mengembangkan
produk buku menggunakan pendekatan saintifik selanjutnya adalah
sebagai berikut:
5.3.1. Melakukan wawancara analisis kebutuhan terhadap peserta
didik agar mengetahui kebutuhan peserta didik peserta didik
saat melakukan kegiatan 5M dalam proses pembelajaran.
5.3.2. Melaksanakan uji coba produk agar produk akhir lebih dijamin
kualitasnya.
5.3.3. Produk yang dikembangkan diusahan mewakili materi yang ada
pada tema 6 “Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri, Subtema 1
“Lingkungan Rumahku”, pembelajaran 3 di kelas I SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
5.3.4. Pelaksanaan uji coba lapangan sebaiknya tidak mendekati ujian
semester karena sekolah akan membatasi penelitian kita karena
dirasa oleh sekolah akan mengganggu belajar peserta didik.
5.3.5. Kegiatan siswa pada contoh penerapan pendekatan saintifik bisa
lebih bervariatif dan kreatif, serta media yang digunakan lebih
banyak sehingga lebih mendukung proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, M. (2014). Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Alex, S. (2009). Psikologi umum. Bandung: CV. Pustaka Setia
Anam, K. (2015). Pembelajaran berbasis inkuiri: metode dan aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Anggilia, F. (2016). Evaluasi implementasi pembelajaran dengan pendekatan
saintifik kurikulum 2013 pada mata pelajaran ekonomi SMA Negeri 1
Kutowinangun. Yogyakarta: Unviersitas Sanata Darma
Arifin, Z. (2011). Konsep dan model pengembangan kurikulum: konsep, teori,
prinsip, prosedur, komponen, pendekatan, model, evaluasi & inovasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Arnidha, Y. (2015). Analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal operasi hitung
bilangan cacah. Prongsewu. STKIP Muhammadiyah Pringsewu. Jurnal e-
DuMath Vol 1 No. 1. Januari 2015. Hlm 52-63
Daryanto. (2014). Pendekatan pembelajaran saintifik kurikulum 2013. Yogyakarta:
Gava Media
Fadlillah, M. (2014). Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI,
SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-ruzz Media
Hosnan. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad
21. Bogor: Ghalia Indonesia
Junaini. (2015). Pengembangan pembelajaran mengacu kurikulum 2013 pada
subtema gemar berolahraga untuk siswa kelas I SD. Yogyakarta: Skripsi
USD
Kadir. (2014). Pembelajaran tematik. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Kunandar. (2014). Penilaian autentik: penilaian hasil belajar peserta didik
berdasarkan kurikulum 2013. Jakarta: Rajawali Pers
Limiansih, K. (2015). Analisis kesesuaian kegiatan di buku siswa SD kurikulum
2013 dalam mendukung pembelajaran IPA dengan pendekatan saintifik.
Bandung: Tesis Universitas Pendidikan Indonesia
Maksimus. (2014). Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik
untuk meningkatkan aktivitas peserta didik kelas 1 SD. Pontianak: Skripsi
Universitas Tanjungpura
Misrah. (2014). Peningkatan kemampuan siswa membuat kalimat tanya melalui teknik 5w
1h di kelas IV SD Inpres Lobu Gio. Lobu Gio: Universitas Tadulako
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Mulyani, S dan Nana, S. (2009). Perkembangan peserta didik. Jakarta: Universitas
Terbuka
Mulyasa. H. E. (2014). Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013.
Bandung: Remaja Rosadakarya
Samani. (2012). Konsep dan model pendidikan karakter. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Shoimin, A. (2014). 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta:
AR-RUZZ MEDIA
Sufairoh. (2016). Pendekatan saintifik & model pembelajaran K-13. Malang.
SMPN I Malang. pendidikan profesional. vol 5. No. 3. Desember 2016.
Sugiyono. (2009). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2015). Metode penelitian & pengembangan research and development.
Bandung: Alfabeta
Sukamdinata. (2015). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Suliasih. dkk. (2008). PKn 1 SD dan MI Kelas I. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Susanti, H. (2014). Peningkatan prestasi belajar operasi hitung penjumlahan
bilangan cacah menggunakan pendekatan teori belajar Jerome Bruner
pada siswa kelas I SD N I Bentan, Gantiwarno, Klaten. Yogyakarta: Skripsi
Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Susilo, A. (2014). Pengembangan buku berbasis pembelajaran saintifik untuk
peningkatan kemampuan mencipta peserta didik dalam proses
pembelajaran akuntansi peserta didik kelas XII SMA N I Slogohimo.
Surakarta: UNS. Jurnal pendidikan ilmu sosial. vol 26. Juni 2016. ISSN:
1412-3835
Sutrisni. (2016). Pengembangan buku suplemen muatan pelajaran bahasa
Indonesia untuk peserta didik kelas 1 semester genap Sekolah Dasar Negeri
Borosuci. Yogyakarta: Skripsi USD
Suwandi dan Barowo,M. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Trianto. (2009). Mengembangkan model pembelajaran tematik. Jakarta: Prestasi
Pustaka
Widoyoko, E. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:
Pustaka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Widoyoko. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Widyastono. (2014). Pengembangan kurikulum di era otonomi daerah. Jakarta:
Bumi Aksara
Yunitasari. (2014). Analisis pendekatan saintifik (scientific appoach) dalam
pembelajaran tematik kurikulum 2013 peserta didik Sekolah Dasar kelas I
di Gresik. Malang: Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 1 Analisis Kebutuhan
Lampiran 1a Pedoman Wawancara Potensi dan Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 1b Hasil Wawancara Potensi dan Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 1c Pedoman Wawancara Survei Pengetahuan Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 1d Hasil Wawancara Survei Pengetahuan Guru
Guru 1 : Bu Maharita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Guru 2 : Bu Suwarni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 1e Instrumen Wawancara (Mengetahui
tema/subtema/pembelajaran)
Lampiran 1f Pedoman Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 1g Hasil Wawancara
Guru 1: Bu Maharita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Guru 2: Bu Suwarni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 3 Survei Kebutuhan
Lampiran 3a Instrumen Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 3b Hasil Kuesioner
Narasumber: 6 guru Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 4 Validasi Produk
Lampiran 4a Pedoman Validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 4b Hasil Validasi
Validator 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Validator 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 5 Uji Coba Produk
Lampiran 5a Lembar Pengamatan (Uji Coba)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 5b Hasil Uji Coba
Lampiran 5c Mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 5d Menanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 5e Menalar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 5f Mencoba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 5g Mengkomunikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 5h Rekap Nilai Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 6 Surat Izin Uji Coba Lapangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 7 Surat Balikan Telah Melakukan Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 8 TOR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
BIODATA PENULIS
Monika Triawardani, lahir di Nusa Tunggal, 26 Januari
1996. Pendidikan dimulai dari SD Negeri Nusa Tunggal
pada tahun 2002 dan lulus pada tahun 2008. Penulis
kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri I
Nusa Bakti, lulus pada tahun 2011. Pendidikan selanjutnya
yang ditempuh penulis adalah di SMA Negeri I Nusa Bakti
dan lulus pada tahun 2014. Pada saat ini penulis sedang
menempuh Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi, peneliti
mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan. Kegiatan-kegiatan tersebut
diantaranya sebagai berikut:
No. Nama Kegiatan Tahun Peran
1. Iniasi Unversitas Sanata Dharma 2014 Peserta
2. Inisiasi Fakultas 2014 Peserta
3. Inisiasi Prodi (Insipro PGSD) 2014 Peserta
4. English Club Program For 4 Semester 2014 - 2016 Peserta
5. Pelatihan Pengembangan Kepribadian
Mahasiswa I
2014 Peserta
6. Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar
(KMD)
2015 Peserta
7. Pelatihan Pengembangan Kepribadian
Mahasiswa II
2015 Peserta
8. Inisiasi Fakultas 2015 Divisi Dampok
9. Deseminasi Kurikulum Internasional
dan Pendidikan Inklusi
2015 Panitia
10. Inisiasi Fakultas 2016 Koordinator
Divisi Dampok
11. Himpunan Mahasiswa Program Studi
(HMPS) PGSD
2016 Divisi
Insidental
12. Pelepasan Calon Wisuda PGSD 2016 Koordinator
Sie Keamanan
13. Workshop 2015 Panitia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI