PENGEMBANGAN LKS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …etheses.uinmataram.ac.id/1536/1/Ilham...
Transcript of PENGEMBANGAN LKS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …etheses.uinmataram.ac.id/1536/1/Ilham...
i
PENGEMBANGAN LKS PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MEMAHAMI MATERI LINGKARAN
Oleh
ILHAM DWI NOVALDIN NIM:151.1.44.056
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2018
ii
PENGEMBANGAN LKS PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MEMAHAMI MATERI LINGKARAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Oleh:
ILHAM DWI NOVALDIN NIM:151.1.44.056
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTASTARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2018
iii
iv
vi
vii
MOTTO:
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah SWT akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujaadilah : 11)1
1Al-Qur‟an (Al-Mujaadilah : 11)
viii
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
kasih sayangnya, shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda
Rasulullah SAW beserta seluruh sahabat-sahabat beliau.
Skripsi ini Saya persembahkan untuk:
Kedua orang tuaAyahanda Adnan Pakaruddin A.Md, danIbu Siti Maryam
yang tercinta, terimakasih atas kasih sayang, perhatian dan dukungan baik
moral maupun material, ananda hanya bisa mempersembahkan tulisan ini.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam
dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Aamiin
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian proposal ini tidak akan
sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu, antara lain adalah:
1. Bapak Dr. Alkusairi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Tadris Matematika
dan BapakErpin Evendi, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Tadris
Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Mataram.
2. Bapak Erpin Evendi, M.Pd, selaku pembimbing I beserta Bapak M.
Syawahid,M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan saran,
bimbingan dan pengarahan selama penyusunan proposal ini, sehingga bisa
terselesaikan
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Tadris Matematika, atas bimbingan dan
ilmu yang telah diberikan tanpa mengenal lelah.
4. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah
memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberikan
bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama dikampus tanpa pernah
selesai.
x
5. Bapak Akhmad Saeful Muslim, S.Pd.I, selaku kepala Madrasah MTs Dakwah
Islamiyah Putra Kediri, dan Bapak Nariadi, M.Pd selaku guru mata pelajaran
Matematika kelas VIII MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri, beserta semua
staf tenaga kependidikan MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri yang telah
memberikan bantuan, informasi dan data selama penulis melakukan
penelitian.
6. Ayahanda dan Ibunda Tercinta, Adnan Pakaruddin dan Siti Maryam
terimakasih atas bantuan berupa do‟a, motivasi, dan semangat yang telah
diberikan untuk menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah SWT membalasnya.
7. Untuk kakak dan adikku yang tercinta Andi Hasliyati Ike Safitri dan Putri
Agustina. Terimakasih atas kasih sayang dan dukungannya serta perhatiannya
selama ini.
8. Teman-teman yang telah membantu memberi semangat menyelesaikan skripsi
ini baik langsung maupaun tidak langsung (teman-teman seperjuanganku kelas
B Anggkatan 2014).
9. Almamaterku tercinta UIN MATARAM.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang
berlipat ganda dari Allah SWT. Dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
semesta. Aamiin.
i
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... vi
MOTTO ............................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN .............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
ABSTRAK ...................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 6
C. Tujuan Pengembangan .................................................................... 7
D. Spesifikasi Produk ........................................................................... 7
E. Urgensi Pengembangan ................................................................... 7
F. Asumsi dan Keterbatasan ................................................................ 8
G. Definisi Istilah ................................................................................. 9
H. Sistematika Pembahasan.................................................................. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Lembar Kegiatan siswa (LKS) ........................................................ 12
B. Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) ...................... 14
C. Materi Lingkaran ............................................................................. 19
D. Macam-Macam Model Pengembangan ........................................... 23
ii
ii
BAB III METODE PENGEMBANGAN
A. Model Pengembangan ..................................................................... 27
B. Prosedur Pengembangan.................................................................. 30
C. Uji Coba Produk . ............................................................................ 34
BAB IVHASIL PENGEMBANGAN
A. Penyajian Data Uji Coba ................................................................ 43
B. Analisis Data .................................................................................. 58
C. Revisi Produk ................................................................................. 64
BAB VPENUTUP
A. Kajian Produk yang Telah Direvisi ................................................ 66
B. Saran Pemanfaatan dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut ...... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iii
iii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel1 KI, KD, dan Indikator 32
Tabel 2 Kriteria Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif 37
Tabel 3 Kategori Nilai Validasi Instrumen 38
Tabel 4 Kategori Nilai Kevalidan LKS 40
Tabel 5 Kategori Kepraktisan LKS Respon Siswa 41
iv
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 3 Angket Penilaian Kevalidan Oleh Ahli
Lampiran 4 Angket Penilaian Kepraktisan Oleh Siswa
Lampiran 5 Lembar Observasi Kektifan Siswa Dalam Belajar
Lampiran 6 Data HasilPre-tes
Lampiran 7 Data HasilPost-tes
Lampiran 8 Analisis Uji Normalitas Pre-tes
Lampiran 9 Analisis Uji Normalitas Post-tes
Lampiran 10 Uji Homogenitas
Lampiran 11 Uji Hipotensi (Uji t-2 Sampel Independen)
Lampiran 12 Tabel L
Lampiran 13 Tabel F
Lampiran 14
Lampiran 15
Tabel T
Produk LKS, Lembar Isi dan Kunci Jawaban
v
v
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Hasil Wawancara Observasi Awal
Hasil Wawancara Setelah Diberikan LKS
Uji Lapangan dan Uji Kelas Terbatas Aplikasi SPSS 15
Foto Dokumentasi Penelitian
vi
vi
PENGEMBANGAN LKS PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MEMAHAMI MATERI LINGKARAN
Oleh
Ilham Dwi Novaldin NIM. 151.144.056
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa bahan ajar dalam bentuk Print Out yaitu LKS yang merupakan sebuah perangkat pembelajaran yang seringkali digunakan selama dalam proses belajar mengajar. LKS ini dirancang dengan Metode Inquiri berbasis RME agar mampu menumbuhkembangkan pemahaman matematika siswa dengan realita lingkungan sekolahnya.Metode penelitian ini yaitu penelitian pra-eksperimentaldengan menggunakan LKS dengan hasil pengembangan ini menjadikan siswa sebagai Centre dalam menggali dan memunculkan pemahamannya melalui intruksi dan stimulus yang dipaparkan lewat LKS, sehingga mampu menjadikan siswa aktif dalam belajar. Sedangkan guru disini hanya menjadi seorang pembimbing. Untuk memperoleh tujuan penelitian, peneliti menggunakan instrumen berupa angket, lembar penilaian tingkat aktivitas belajar siswa dan pemberian tes.Sertadalam pengeloaan data digunakan analisis data normalitas dan homogenitas.Hasil analisis data, diperoleh tingkat kevalidan LKS berada pada kategori valid. Sedangkan kepraktisan LKS diperoleh melalui angket yang diberikan kepada siswa dengan kategori praktis, untuk tingkat keefektifan LKS diperoleh dengan menggunakan statistik deskriptif, yaitu melalui pemberian Pre-test dan Post-test. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini dengan menggunakan uji-t diperoleh bahwa thitung = 14,03 ≥ ttabel = 2,021maka diketahui nilai thitung = (14,03) ≥ ttabel = (2,021)dengan dk yang besarnya dk = n1 + n2 – 2 dengan taraf signifikannya 5%. Karena thitung lebih besar dari ttabel pada taraf signifikan 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima, atau dapat disimpulkan penggunaan LKS efektif. Jadi LKS Pembelajaran Matematika Valid, Praktis dan Efektif. Kata Kunci: Pengembangan,Kevalidan, Kepraktisan, Keefektifan,LKS
vii
vii
LKS LEARNING MACHINERY DEVELOPMENT FOR UNDERSTANDING CIRCULAR MATERIALS
By
Ilham Dwi Novaldin NIM. 151.144.056
ABSTRACT This study aims to develop products in the form of teaching materials in the form of print out that is LKS LKS which is a learning device that is often used during the teaching and learning process. LKS is designed with RMEbased Inquiri method in order to be able to cultivate students' understanding of mathematics with the reality of the school environment. This research method is pre-experimental research using LKS with the results of this development makes the students as a center in digging and raising understanding through instruction and stimulus presented through LKS , so as to make students active in learning. While the teachers here just become a mentor. To obtain the purpose of research, the researcher uses the instrument in the form of questionnaire, the assessment sheet of the students' learning activity level and the giving of test. In the data management used the data analysis of normality and homogeneity. The result of data analysis, obtained the validity level and LKS is in valid category. While the practicality of LKS obtained through questionnaire given to students with practical categories, for the effectiveness of LKS obtained by using descriptive statistics, namely through the provision of Pre-test and Post-test. Based on the results of analysis and discussion in this study by using t-test obtained that tcount = 14.03 ≥ ttable = 2.021 then it is known tcount value = (14,03) ≥ ttabel = (2,021) with dk of magnitude dk = n1 + n2 - 2 with a significance level of 5%. Because tcount is greater than ttable at 5% significant level then H0 is rejected and H1 accepted, or it can be concluded the effective use of LKS. So LKS Mathematical Learning Valid, Practical and Effective. Keywords: Development, Kevalidan, Practicality, Effectiveness, LKS
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dinyatakan dalam GBPP Permendikbud tentang Standar Isi (SI)
bahwa pengajaran matematika di sekolah terutama bertujuan untuk
mempersiapkan peserta didik menghadapi perubahan dunia yang dinamis
dengan menekankan pada penalaran logis, rasional, dan kritis, serta
memberikan keterampilan kepada mereka untuk mampu menggunakan
matematika dan penalaran matematika dalam memecahkan berbagai masalah
dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mempelajari bidang ilmu lain.2
Niss dalam buku mengatakan bahwa salah satu alasan utama diberikan
matematika kepada siswa-siswa di sekolah adalah untuk memberikan kepada
setiap individu pengetahuan yang dapat membantu mereka untuk mengatasi
berbagai hal dalam kehidupan, seperti pendidikan atau pekerjaan, kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, dan kehidupan sebagai warga negara.3 Matematika
merupakan bidang ilmu yang dipandang sebagai bagian ilmu mendasar yang
berkembang baik dari teori maupun aplikasinya. Oleh karena itu kehadiran
pembelajaran matematika di sekolah sangat diharapkan adanya
perkembangan dan pembangunan yang lebih baik sehingga mampu
mengantarkan kepada tujuan pendidikan yang diharapkan.
2 Sutarto Hadi, Pendidikan Matematika Realistik dan Implementasinya, (Banjarmasin:
Tulip, 2005), hlm. 3. 3Ibid., hlm. 3.
1
2
Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan
manusia dan juga mendasari perkembangan teknologi modern, serta
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia. Untuk menguasai teknologi di masa depan, diperlukan penguasaan
dan pemahaman atas matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran
matematika perlu diberikan kepada siswa untuk membekali siswa dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif,
serta kemampuan bekerjasama.4
Menurut Jannah, ada banyak faktor di luar materi keilmuan yang
membuat pelajaran tersebut sulit dan menjadi momok menakutkan bagi
siswa. Beberapa diantaranya adalah kesan negatif yang selama ini disebarkan,
metode pembelajaran yang kurang tepat, guru yang tidak benar-benar bisa
mengajar dengan baik dan lain sebagainya.5
Berdasarkan studi PISA (Programme for Internasional Student
Asessment) yaitu studi tentang penelitian siswa tingkat internasional tiap 3
tahun sekali terhadap kemampuan siswa berusia 15 tahun dalam membaca,
matematika, dan sains, hasil yang dicapai siswa indonesia jauh dari
memuaskan. Kemampuan matematika pada penyelenggaran PISA tahun
2009, Indonesia untuk matematika berada pada ranking 61 dari 65 negara
dengan perolehan skor 371. Pada PISA tahun 2012, Indonesia untuk
matematika hanya mampu menempati posisi 64 dari 65 negara dengan skor
4 Alia Lulu‟ Khusniati, Suparman, “The 5th Urecol Proceeding ”Analisis Kebutuhan
Pengembangan Desain PembelajaranMatematika Smp Kelas VII Menggunakan STAD Berbasis Penemuan”, Uad Yogyakarta, Vol. , Nomor , 18 February 2017, hlm. 1-2.
5Ibid., hlm. 2.
3
375. Sementara PISA tahun 2015, Indonesia untuk matematika berada pada
ranking 63 dari 70 negara dengan perolehan skor 386.6
Setelah dianalisis yang menjadi penyebab utama dilihat dari
rendahnya kinerja guru, kreativitas mengajar guru, metode mengajar guru,
pengalaman guru yang cukup dalam mengajar matematika, SDM guru.
Metode mengajar guru yang tidak baik akan mempengaruhi belajar siswa
yaitu kurang persiapan guru, kurang penguasaan materi dari guru, kurang
kreativitas mengajar guru, sehingga mengakibatkan siswa kurang termotivasi
untuk belajar. Dengan inovasi metode ataupun kreativitas mengajar bagi guru
dengan menggunakan LKS, guru dapat menumbuhkan semangat dan
memotivasi siswa unuk belajar.
Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang ideal
adalah dengan adanya bahan ajar yang berkualitas. Bahan ajar merupakan
informasi alat dan teks yang diperlukan oleh guru atau instruktur untuk
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Salah satu bahan
ajar yang paling populer digunakan adalah bahan ajar dalam bentuk media
cetak (Print Out)yang berupa Handout, Chat, Bagan, maupun LKS.
Penggunaan media cetak ini dapat dikatakanmerupakan sistem yang sudah
kuno, namun masih diyakini menyumbangkan andil besar dalam keefektifan
pembelajaran. Salah satu bahan ajar yang paling diminati disetiap sekolah
adalah LKS yang kontennya mirip dengan buku teks namun dengan
penyampaian yang lebih lugas. Berdasarkan visi dan misi pendidikan yang
6 OECD 2016, PISA 2015 Result In Focus, (Paris: 0CED, 2016), Hlm. 05.
4
terdapat didalam Undang-Undang, maka selayaknya konten LKS dirancang
bukan hanya mengandung konten materi maupun latihan soal yang hanya
menguji aspek kognitif siswa semata, melainkan juga mengandung konten
yang dapat membuat siswa menjadi lebih kritis, kreatif, dan merasakan
makna dari pembelajaran yangberlangsung dengan menggunakan objek yang
dekat dalam kehidupan mereka sehari-hari.7
Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang berbeda
dengan pembelajaran pada umumnya, dimana diperlukan adanya pemahaman
konsep yang utuh dan menyeluruh melibatkan pemahaman dan pengalaman
lapangan dalam kehidupan sehari-hari sebelum menginjak pada konsep teori.
Namun yang menjadi kenyataan dalam proses pembelajaran matematika
didalam kelas mengalami hambatan yang dikarenakan oleh penyampaian
guru yang hanya monoton menggunakan metode ceramah, ini hanya akan
membuat siswa akan terbelakangi dari sisi pemahaman konsep nyata dari
materi matematika itu sendiri, dikarenakan hanya mampu memberikan
pemahaman yang cenderung monoton dan kemahiran dalam mengandalkan
sebatas hafalan, sehingga pemahaman siswa pada materi matematika
mengalami keterbelakangan konsep yang utuh dan menyeluruh. Maka dari itu
perlu adanya pengembangan terhadap bahan ajar yang dapat membantu siswa
dalam memudahkan memahami konsep-konsep matematika secara utuh dan
menyeluruh, sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.
7 Anjani Dewi, “pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis Realistic
Matematic Education (RME) Materi Himpunan Dengan Interkoneksi Nilai Keislaman Pada Pembelajaran Matematika Kelas VII MTs Putri Darul Muhajirin Praya Tahun Ajaran 2015/2016“, (Skripsi, FTK IAIN Mataram, Mataram, 2016), hlm. 1-2.
5
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di MTs Dakwah
Islamiyah Putra Nurul Hakim Kediri pada hari Selasa tanggal 27 Oktober
2017 adalah penggunaan LKS yang masih sangat kurang dan jarang sekali
digunakan oleh guru sehingga pemahaman siswa tentang materi yang
diajarkan, dengan demikian pengembang ingin mendesain LKS agar
pembelajaran tidak monoton pada modul dan metode ceramah dari guru yang
mengajar, sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar dan terarah.
Jarangnya penggunaan LKS dalam kelas matematika setiap jenjang
pendidikan dikarenakan kurangnya kualitas yang mencakup kepratisan, dan
keefektifan LKS yang mampu memberi daya tarik siswa dalam
penggunaannya padahal kepratisan dan keefektifan penggunaan LKS sangat
mempengaruhi daya serap dan penguasaan materi matematika khususnya
konsep matematika.
Pemberian LKS dalam sebuah kelas matematika sangatlah penting.
Dikarenakan dalam pembelajaran matematika tidak hanya untuk penguasaan
materi secara teori saja namun penalaran juga diperlukan. Agar menunjang
penalaran siswa dalam memahami pembelajaran matematika maka peran aktif
dari siswa dalam proses penyampaian materi oleh guru sangat diperlukan.
Dengan kurangnya penggunaan LKS di sekolah-sekolah cenderung
mengakibatkan siswa tidak mau tahu terhadap materi pembelajaran yang
tengah disampaikan oleh gurunya, sebab siswa tidak diberikan sebuah bentuk
rangsangan atau sesuatu hal yang dapat menarik perhatiannya supaya fokus
dalam menerima dan memahami pembelajarannya. Oleh sebab itu
6
pengembang menawarkan pengembangan bahan ajar berupa LKS yang dapat
memberikan interkoneksi antara teori dan realita pada paserta didik sehingga
nantinya pembelajaran matematika di dalam kelas tidak monoton dengan satu
metode yang hanya berpusat pada ceramah. LKS ini juga menggunakan
pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) guna membantu untuk
menjiwai materi matematika sehingga pembelajaran akan dapat berpusat pada
siswa (Student Centred) dalam mengembangkan potensi dan pemahaman
siswa sendiri, dalam merespon maupun menerima konsep matematika yang
dipelajari. Hal ini akan merangsang untuk lebih mengembangkan daya logika
dalam mengkaitkan dengan fakta atau realita konsep matematika dalam
kehidupannya sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang diajukan dalam
pengembangan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana validitas LKS pembelajaran Matematika untuk memahami
materi lingkaran berbasis RME?
2. Bagaimana praktikabilitas LKS pembelajaran Matematika untuk
memahami materi lingkaran berbasis RME?
3. Bagaimana keefektifan LKS pembelajaran Matematika untuk memahami
materi lingkaran berbasis RME?
7
C. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan dari pengembangan ini adalah :
1. Untuk mendapatkan bentukpedoman desain LKSyang valid, praktis, dan
efektif untuk membantu siswa dalam memahami materi lingkaran
berbasis RME.
2. Untuk mengetahui karakteristik LKS yang valid, praktis, dan efektif
untuk membantu siswa dalam memahami materi lingkaran yang berbasis
RME.
D. Spesifikasi Produk
Produk yang dihasilkan berupa LKS Matematika untuk siswa dengan
spesifikasi sebagai berikut :
1. Adapun bentuk fisik dari spesifikasi produk yang dihasilkan dalam
pengembangan ini adalah bentuk LKS Matematika pada materi lingkaran
kelas VIII berbasis RME.
2. LKS ini menyediakan lembaran yang mengidentifikasikan gambar agar
mampu dikaitkan dengan konsep nyata dalam kehidupan siswa sehari-hari.
3. Materi dalam LKS pada pengembangan ini akan difokuskan berdasarkan
materi yang disesuaikan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar
pada kurikulum 2013.
E. Urgensi Pengembangan
Pengembangan LKS Matematika pada materi lingkaran kelas VIII
berbasis RME mempunyai peranan penting sebagai berikut:
a. Untuk Siswa, pengembangan ini diharapkan dapat berguna sebagai
masukan agar siswa lebih berminat dan termotivasi dalam mempelajari
konsep matematika serta mendorong siswa untuk berperan aktif dalam
proses pembelajaran.
8
b. Untuk Guru, pengembangan ini diharapkan dapat ,memberikan
sumbangan bagi guru matematika SMP/MTs dan sederajatnya dalam
memilih metode pembelajaran dengan mengenalkan LKS sehingga siswa
tidak merasa jenuh dan bosan terhadap pembelajaran matematika yang
hanya monoton dengan metode ceramah.
c. UntukSekolah, diharapkan pengembangan ini dapat memberikan
sumbangan perbaikan dalam tatanan perbaikan proses pembelajaran guna
meningkatkan kualitas dan ketuntasan pembelajaran matematika.
d. Untuk Pembaca, diharapkan melalui adanya pengembangan pada LKS ini
dapat memperkaya wawasan dan pemahaman bagi pembaca dalam
menemukan metode yang sesuai untuk diterapan dalam pembelajaran
matematika kedepannya.
F. Asumsi Dan Keterbatasan
1. Asumsi
Adanya pengembangan LKS berbasis RME, diharapkan dapat
membantu siswa dalam memahami materi matematika secara utuh dan
menyeluruh serta memberikan sumbangan pada guru mata pelajaran
dalam meningkatkan potensi guru untuk mengembangkan bahan ajar yang
efektif dan praktis yang tidak hanya monoton dan berpatokan pada bahan
ajar yang diterbitkan oleh pemerintah dan penerbit.
2. Keterbatasan
a. Pengembangan bahan ajar LKS berbasis RME pada materi lingkaran
kelas kelas VIII, yaitu memuat pembahasan pada definisi lingkaran,
menentukan bagian-bagian dan unsur dalam lingkaran, menentukan
keliling dan luas lingkaran.
9
b. Pengembangan bahan ajar LKS berbasis RME pada materi lingkaran
hanya diperuntukkan bagi siswa MTs Dakwah Islamiyah Putra Nurul
Hakim Kediri kelas VIII pada pembelajaran matematika.
c. Pengembangan bahan ajar LKS berbasis RME pada materi lingkaran
kelas VIIIdiperuntukan bagi siswa di MTs Dakwah Islamiyah Putra
Nurul Hakim Kediri.
G. Definis Istilah
Menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam proposal
pengembangan LKS ini, dijelaskan beberapa istilah yang berkaitan
diantaranya :
1. Penegasan Konseptual
a. Penelitian pengembangan (Research and Development) merupakan
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.
b. LKS adalah bagian dari tempat untuk siswa menyelesaikan seluruh
masalah yang ada pada Buku Siswa (BS).
c. Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) atau
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) adalah suatu pendekatan
yang mengacu kepada pendapat Freudenthal yang mengatakan
matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan
aktivitas manusia. Ini berarti matematika harus dijiwai dan masuk
kedalam bagian kehidupan siswa dan relevan dengan situasi atau
keadaan siswa sehari-hari.
10
2. Penegasan Operasioanal
a. Penelitian pengembangan (Research and Development) merupakan
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.8
b. LKS adalah bagian dari tempat untuk siswa menyelesaikan seluruh
masalah yang ada pada Buku Siswa (BS).9
c. Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) atau
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) adalah suatu pendekatan
yang mengacu kepada pendapat Freudenthal yang mengatakan
matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan
aktivitas manusia. Ini berarti matematika harus dijiwai dan masuk
kedalam bagian kehidupan siswa dan relevan dengan situasi atau
keadaan siswa sehari-hari.10
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam rancangan penelitian ini memuat
tentang gambaran menarik dari pengembangan desain pembelajaran pada
LKS Matematika berbasis RME pada materi lingkarankelas VIII denganfokus
pengembangan pada penelitian ini dibahas dalam rumusan masalah.
Bagaimana proses desain pembelajaran dalam pengembangan LKS berbasis
RME pada materi lingkaran SMP/MTs, dan bagaimana hasil dari
pengembangan LKSberbasis RME pada materi lingkaran kelas VIII.
Sedangkan sistematika pembahasan dalam penelitian pengembangan ini
memuat:
8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit
Afabeta, 2011) hlm. 297. 9Irzani dan Alkusaeri, Pengembangan Program Pembelajaran Matematika, (Mataram :
Yazidopress, 2013), . 12. hlm 10Ibid., hlm. 13.
11
BAB I : Pendahuluan, memuat latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan pengembangan, spesifikasi pengembangan, urgensi pengembangan,
asumsi dan keterbatasan, definisi istilah, sistematika pembahasan.
BAB II : Kajian Pustaka, memuat kajian teori LKS yang terdiri dari definisi
LKS, tujuan pengembangan LKS, manfaat pengembangan LKS, dan teori
RME.
BAB III : Metode Pengembangan, memuat model pengembangan, prosedur
pengembangan, dan uji coba produk.
BAB IV : Hasil Pengembangan, memuat penyajian data uji coba, analisis
data, dan revisi produk.
BAB V : Penutup, memuat kajian produk yang telah direvisi, saran
pemanfaatan dan pengembangan produk lebih lanjut.
12
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan
penyelidikan untuk pemecahan masalah. LKS dapat berupa panduan untuk
latihan pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan
eksperimen atau demonstrasi.11
LKS dapat memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus
dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya
pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar
yang harus ditempuh.
Pengaturan awal (advance organizer) dari pengetahuan dan
pemahaman siswa diberdayakan melalui penyediaan media belajar pada
setiap kegiatan eksperimen sehingga situasi belajar menjadi lebih bermakna
dan dapat terkesan dengan baik pada pemahaman siswa. Karena nuansa
keterpaduan konsep merupakan salah satu danpak pada kegiatan
pembelajaran maka materi setiap satu LKS pada setiap kegiatannya
diupayakan agar dapat mencerminkan hal tersebut.
Komponen LKS meliputi judul eksperimen, teori singkat tentang
materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan serta
11 Trianto, Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning di
Kelas). Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h.148.
13
pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi. LKS memiliki beberapa
fungsi dalam kegiatan pembelajaran yakni sebagai berikut.
a. Sebagai LKS yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih
mengaktifkan peserta didik.
b. Sebagai LKS yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi
yang disampaikan.
c. Sebagai LKS yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.
d. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.12
LKS mengacu kepada model pembelajaran yang dikembangkan
terutama pada komponen sistem pendukung. LKS digunakan siswa sebagai
tempat menyelesaikan seluruh masalah yang ada pada Buku Siswa (BS). Pada
LKS disajikanlankah-langkah serta petunjuk pemecahan masalah dan
penemuan berbagai konsep dan prinsip secara efektif serta bagian akhir akan
disajikan soal atau permasalahan yang akan diselesaikan siswa sebagai
aplikasi konsep dan prinsip dalam matematika yang telah ditemukan.
Komponen LKS yang disusun, yaitu :
1. Kompetensi Dasar
2. Indikator Pencapaian (KD)
3. Petunjuk Pelaksanaan LKS
4. Sajian Langkah-Langkah dan Petunjuk Pemecahan Masalah.13
12Ibid., hlm. 150 13 Irzani dan Alkusaeri, Pengembangan Program Pembelajaran Matematika, (Mataram :
Yazidopress, 2013), hlm. 111.
14
B. Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)
Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) atau dalam
bahasa indonesianya Pendidikan Matematika Realistik (PMR) yaitu
pendekatan belajar matematika yang dikembangkan atas dasar masalah
kontekstual. RME menggabungkan pandangan tentang apa itu matematika,
bagaimana siswa belajar matematika, dan bagaimana matematika harus
diajarkan.14 Matematika merupakan suatu rangkaian memahami kegiatan
manusia, ini menunjukan bahwa RME tidak menempatkan matematika
sebagai produk jadi dengan guided reinvention. Oleh karena itu RME
menjadi target alternatif pembelajaran matematika dalam pengembangan ini.
Penelitian ini menggunakan sebuah pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR). Pendekatan ini dipilih dalam penyusunan
perangkat bertujuan untuk mengkonstruksi konsep matematika yang berasal
dari dunia nyata atau informal ke dalam bentuk formal. Siswa diberi
kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat
membangun sendiri pengetahuan dari realita yang ada di
sekitarnya.15Pembelajaran kontekstual berangkat dari suatu keyakinan bahwa
seseorang tertarik untuk belajar apabila ia melihat makna dari apa yang
dipelajarinya. Sistem pembelajaran kontekstual didasarkan pada anggapan
bahwa makna memancar dari hubungan antara isi dan konteksnya.
Pembelajaran kontekstual memungkinkan siswa mampu menghubungkan
14Hadi, S.Pendidikan Matematika Realistik dan implementasinya. (Banjarmasin:
Tulip.2005), hlm.7-8. 15Dewi Santi, Titik Sugiarti, Arika Indah K, Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan Lingkaran Kelas VIII SMP, Kadikma, Vol. 6, No. 1, hal 86, April 2015.
15
pembelajaran disekolah dengan konteks nyata dalam kehidupan sehari-hari
sehingga mengetahui makna apa yang dipelajari.
Pendekatan pembelajaran ini mengacu pada pendapat Freudental yang
menyatakan bahwa matematika adalah aktivitas manusia. Pendekatan ini di
Belanda dikenal dengan nama Realistic Mathematics Education. RME mulai
diperkenalkan di Indonesia sejak April 1998 oleh Jan de Lange Hans.
Freudenthal berpendapat bahwa matematika bukan merupakan produk yang
siap ditransfer dari seseorang ke orang lain, siswa harus aktif melakukan
matematisasi untuk menemukan kembali konsep-konsep matematika yang
telah ditemukan oleh para matematikawan.16
Menurutnya pendidikan seharusnya mengarahkan siswa mengambil
inisiatif dalam segala situasi dan kesempatan untuk menemukan kembali
matematika dengan cara mereka sendiri. Banyak hal yang dapat diangkat dari
situasi (konteks) yang dirasa bermakna ketika dijadikan sebagai sumber
pengetahuan dan pembelajaran. Konsep matematika muncul dari proses yang
dimulai dari penyelesaian yang memiliki keterkaitan dengan konteks, siswa
secara terus menerus akan mampu mengembangkan pemahaman-pemahaman
matematik ketingkat yang lebih formal.
Penelitian dengan pendekatan pembelajaran matematika yang
berorientasi pada pemanfaatan realitas dan lingkungan sebagai sumber belajar
untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah matematika adalah
pembelajaran matematika realistik (PMR). Pendekatan ini mengacu pada
16 Munawarah, Usman Mulbar, Ilham Minggi , Desain Pembelajaran Matematika Realistik Di Kelas V SD (Studi Pada Sd Inpres 6/75 Kading) . Jurnal Matematika Dan Pembelajaran (MAPAN), Vol. 1 No. 1 Desember 2013. Hal 96
16
asumsi bahwa matematika harus dikaitkan dengan realitas dan matematika
merupakan aktivitas manusia.17PMR pada dasarnya adalah memanfaatkan
realita dan lingkungan yang dikenal peserta didik untuk memudahkan dan
melancarkan proses pembelajaran matematika secara lebih baik. Didalam
PMR, pembelajaran dimulai sesuatu yang nyata sehingga siswa dapat terlibat
dalam proses pembelajaran secara bermakna. Ini berarti dalam proses
pembelajaran PMR siswa akan diberi kesempatan untuk mengkreasikan
pemahaman matematik kedalam lingkungan hidup sehari-harinya, sehingga
dalam menerima setiap pembelajaran matematika lebih hidup dan terarah
secara bermakna.
1. Karakteristik Realistic Mathematics Education (RME) atau
Pendidikan Matematika Realistik (PMR)
Treffers merumuskan lima karakteristik PMR, yaitu:
a. Penggunaan konteks
Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal
pembelajaran matematika. Konteks tidak harus berupa dunia nyata
namun bisa dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga, atau
situasi lain selama hal tersebut bermakna dan bisa dibayangkan dalam
pikiran siswa.
Hasil eksplorasi siswa tidak hanya bertujuan untuk menemukan
jawaban akhir permasalahan yang diberikan, tetapi juga diarahkan
agar mampu mengembangkan berbagai strategi penyelesaian masalah
17Luh Dewi Murniati, I Made Candiasa, I Made Kirna, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 46, Nomor 2, Juli 2013, hlm.115
17
yang bisa digunakan. Manfaat lain penggunaan konteks diawal
pembelajaran adalah untuk meningkatkan motivasi dan ketertarikan
siswa dalam belajar matematika. Pembelajaran yang diawali dengan
pembelajaran matematika formal cenderung menimbulkan rasa kaget
dan kurang siap dari siswa untuk menerima pembelajaran.
b. Penggunaan model untuk matematisasi progesif
Model PMR digunakan dalam melakukan matematisasi secara
progresif. Penggunaan model berfungsi sebagai jembatan (bridge) dari
pengetahuan dan matematika tingkat konkret menuju matematika
tingkat formal.
c. Pemanfaatan hasil konstruksi siswa
Hasil kerja dan konstruksi siswa selanjutnya digunakan sebagai
landasan pengembangan konsep matematika. Dalam karakteristik ini
tidak hanya bermanfaat untuk membantu siswa memahami konsep
matematika, tetapi sekaligus mengembangkan aktivitas dan kreativitas
siswa.
d. Interaktivitas
Interaksi dalam pembelajaran matematika bermanfaat untuk
mengembangkan kemampuan kognitif dan avektif siswa secara
simultan. Kata pendidikan memiliki implikasi bahwa proses yang
berlangsung tidak hanya mengajarkan pengetahuan yang bersifat
kognitif, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai untuk mengembangkan
kecerdasan interpersonal siswa.
18
e. Keterkaitan
Konsep-konsep dalam matematika tidak bersifat parsial, namun
banyak konsep memiliki keterkaitan. PMR menempatkan keterkaitan
antar konsep matematika sebagai hal yang harus dipertimbangkan
dalam proses pembelajaran. Melalui keterkaitan ini, satu pembahasan
matematika diharapkan akan mampu membangun lebih dari satu
konsep matematika secara bersamaan (walau ada konsep yang
dominan).
2. Langkah-Langkah Pembelajaran Realistik Mathematic
Education(RME)
Beberapa langkah dalam RME yakni sebagai berikut:
a. Memahami masalah kontekstual
Guru memberikan masalah kontekstual sesuai dengan materi
pelajaran yang sedang dipelajari siswa, kemudian siswa diminta
untuk memahami masalah kontekstual tersebut. Jika terdapat hal-hal
yang kurang dipahami siswa maka guru memberikan petunjuk
seperlunya kepada siswa. Karakteristik PMR yang muncul pada
langkah ini adalah menggunakan masalah kontekstual sebagai titik
tolak dalam pembelajaran, dan karakteristik keempat yakni interaksi.
b. Menyelesaikan masalah kontekstual
Siswa mendeskripsikan masalah kontekstual. Melakukan interpretasi
masalah yang dimaksud dan memikirkan strategi pemecahan
masalah. Selanjutnya siswa bekerja sama untuk menyelesaikan
19
masalah dengan caranya sendiri berdasarkan pengetahuan awal yang
dimilikinya. Sehingga memungkinkan adanya perbedaan cara
penyelesaian antara siswa yang satu dengan yang lainnya.
c. Membandingkan dan mendiskusikan jawaban
Guru memberikan waktu bagi siswa untuk menyampaikan pendapat
mereka tentang penyelesaian masalah yang sudah mereka temukan
kemudian membandingkan hasil diskusi antar kelompok agar siswa
berani mengajukan pendapat mereka. Pada tahap ini karakteristik
yang muncul adalah karakteristik yang ketiga yakni menggunakan
kontribusi siswa.
d. Menyimpulkan
Berdasarkan hasil diskusi maka guru mengajak siswa untuk menarik
kesimpulan kepada konsep yang dipelajari. Hal ini menunjukkan
adanya interaksi antara guru dan siswa.18
C. Materi Lingkaran
1. Pengertian Lingkaran
Lingkaran adalah garis lengkung yang kedua ujungnya bertemu
dan semua titik yang terletak pada garis lengkung itu mempunyai jarak
yang sama terhadap sebuah titik tertentu. Dan titik tertentu itu disebut
sebagai titik pusat lingkaran.19
18 Anjani Dewi, “pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis Realistic
Matematic Education (RME) Materi Pokok Himpunan Dengan Interkoneksi Nilai Keislaman Pada Pembelajaran Matematika Kelas VII MTs Putri Darul Muhajirin Praya Tahun Ajaran 2015/2016“, (Skripsi, FTK IAIN Mataram, Mataram, 2016), hlm. 17-20..
19 M. Cholik Adinawan Dkk, Matematika Untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta, Penerbit Erlangga, 2007), hlm. 3.
20
2. Unsur-Unsur dan Bagian-Bagian Lingkaran
a. Titik Pusat, adalah titik yang berada dipusat lingkaran. P merupakan
titik pusat lingkaran.
b. Jari-jari, adalah jarak dari pusat lingkaran ke titik pada lingkaran. PA,
PB, PC, dan PD merupakan jari-jari lingkaran.
c. Tali Busur, adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik pada
lingkaran. AB merupakan tali busur lingkaran.
d. Diameter (Garis Tengah), adalah tali busur yang melalui pusat
lingkaran. AC merupakan diameter dan tali busur terpanjang pada
lingkaran.
e. Apotema, adalah jarak tali busur ke busur lingkaran. EP merupakan
apotema talibusur AB pada lingkaran.
f. Busur, adalah garis lengkung yang menghubungkan dua titik pada
lingkaran. Busur merupakan bagian dari keliling lingkaran. Garis AB
merupakan busur lingkaran.
B
E
F
P
C
D A
21
g. Juring, adalah daerah yang dibatasi oleh dua jari-jari dan sebuah busur.
Juring merupakan bagian dari luas lingkaran. Daerah PCD merupakan
juring lingkaran.
h. Tembereng, adalah daerah yang dibatasi oleh sebuah tali busur dan
busurnya. Daerah AFB merupakan sebuah tembereng lingkaran.20
3. Keliling dan Luas Lingkaran
a. Menentukan Nilai Phi ( )
Menentukan nilai pendekatan untuk perbandingan keliling terhadap
diameter lingkaran.
Untuk menentukan nilai perbadingan
b. Pendekatan Nilai Phi ( )
=
Bilangan phi tidak dapat dinyatakan secara tepat dalam bentuk
pecahan biasa maupun pecahan desimal. Bilangan phi merupakan
bilangan irasional yang berada antara 3,14 dan 3,143. Oleh karena itu
nilai phi hanya dapat dinyatakan dengan nilai pendekatan saja, yaitu
3,14 dengan pembulatan hanya sampai pada dua tempat desimal.
Pecahan jika dinyatakan dalam pecahan desimal menjadi
20 Hilda Yohana, Rumus Sakti Matematika Untuk SMP/MTs Kelas 7, 8, 9, (Dunia Cerdas,
Yudhistira, 2013), hlm. 132-133.
22
3,142857... dan dibulatkan sampai dua tempat desimal menjadi 3,14.
Jadi adalah pecahan yang mendekati nilai , yaitu 3,14
4. Keliling Lingkaran
Perbandingan sama dengan . Jika K adalah keliling
lingkaran dan d adalah diameternya maka, =
jadi, K = d
oleh karena d = 2r, dengan r = jari-jari, maka K = 2r
= 2 r
Dengan demikian dapat disimpulkan:
5. Luas Lingkaran
a. Menghitung pendekatan luas lingkaran dengan menghitung persegi
satuan.
Luas lingkaran adalah daerah yang dibatasi oleh busur lingkaran atau
keliling lingkaran.
b. Menentukan Rumus Luas Lingkaran
Rumus luas lingkaran adalah :
L = r2
Untuk setiap lingkaran berlaku rumus berikut :
Keliling = atau Diameter = 2r
Dengan d = diameter , r = jari-jari, dan atau 3,14
23
L= Luas, = ( atau 3,14), r = Jari-jari lingkaran.21
D. Macam-Macam Model Pengembangan
Pengembangan merupakan penelitian yang diarahkan untuk
menghasilkan produk, desain dan proses. Dalam dunia pendidikan dan
pembelajaran khususnya penelitian pengembangan memfokuskan kajiannya
pada bidang desain atau rancangan, apakah itu berupa model, desain, dan
desain LKS, produk misalnya media, dan juga proses.22 Dengan demikian
produk pengembangan adalah salah satu bentuk komponen sistem
pembelajaran yang sengaja dirancang untuk kepentingan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran.
Pengembangan model terdapat bebarapa model pengembangan yang dapat
digunakan, diantaranya:
1. Model Dick & Carey
Dick and Carey mengembangkan model desain sistem
pembelajaran ini berdasarkan pada pemikiran dan karya besar Robert M.
Gagne, “The Conditions of Learning.” Dalam edisi perdana, buku ini
menggunakan pendekatan sistem dan teori belajar behavioristik yang
menekankan pada respon siswa terhadap situasi stimulus yang dihadirkan.
Edisi selanjutnya, Dick memasukkanunsur dan pandangan kognitif dalam
proses belajar dan pembelajaran di dalam bukunya.
21 M Cholik Adinawan, dkk, Matematika Untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta, Erlangga,
2007), hlm. 8-13. 22 Setyosari Punaji, Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan, (Jakarta:
Kencana, 2013), hlm. 221.
24
Komponen sekaligus langkah-langkah utama dari model desain sistem
pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick and Carey terdiri atas:
a) Mengidentifikasi tujuan pembelajaran
b) Melakukan analisis intruksional
c) Menganalisis karakteristik siswa dan konteks pembelajaran
d) Merumuskan tujuan pembelajaran khusus
e) Mengembangkan instrumen penilaian
f) Mengembangkan strategi pembelajaran
g) Mengembangkan dan memilih bahan ajar
h) Melakukan revisi teradap program pembelajaran
i) Merancang dan mengembangkan evaluasi sumatif.
2. Model ASSURE
Smaldino, James D. Russel, Robert Heinich, dan Michael Molenda
(2005) mengemukakan sebuah model dalam sistem pembelajaran yang
diberi nama ASSURE. Model Assure lebih difokuskan pada perencanaan
pembelajaran untuk digunakan dalam situasi pembelajaran di dalam kelas
secara aktual.
Pengembangan model desain sistem pembelajaran ASSURE,
Smaldon, dkk. Mendasari pemikirannya pada pandangan-pandangan
Robert M. Gagne (1985) tentang peristiwa pembelajaran atau “Evenst of
Instruction”. Menurut Gagne,desain pembelajaran yang efektif harus
dimulai dari upaya yang dapat memicu atau memotivasi seseorang untuk
belajar.
Adapun langkah-langkah dalam model pengembangan ASSURE yaitu:
25
a) Melakukan analisis karakteristik siswa/analyze learner
b) Menetapkan tujuan pembelajaran/state objectives
c) Memilih media, metode pembelajaran, dan LKS/select methods,
mediam and LKS
d) Memanfaatkan LKS/utilize LKS
e) Melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran/equire learners
partipation
f) Mengevaluasi dan merevisi program pembelajaran/evaluate and
revise.
3. Model Borg & Gall
Menurut Borg & Gall prosedur penelitian dan pengembangan pada
dasarnya terdiri atas dua tujuan utama yaitu, (1) Mengembangkan produk,
(2) menguji keefektifan produk. Tujuan pertama disebut sebagai fungsi
pengembangan, sedangkan tujuan kedua disebut sebagai fungsi validasi.
Adapun tahapan penelitian terdiri atas sepuluh langkah yaitu sebagai
berikut:
a. Penelitian dan pengumpulan informasi awal
b. Perencanaan
c. Pengembangan format produk awal
d. Uji coba awal
e. Revisi produk
f. Uji coba lapangan
g. Revisi produk
h. Uji lapangan
26
i. Revisi produk akhir
j. Desiminisasi dan implementasi.
Menurut Borg & Gall (1983:772) prosedur penelitian dan
pengembangan pada dasarnya terdiri atas dua tujuan utama, yaitu (1)
Mengembangkan produk, (2) menguji keefektifan produk. Tujuan pertama
disebut sebagai fungsi pengembangan, sedangkan tujuan kedua disebut
sebagai fungsi validasi. Adapun tahapan penelitian terdiri atas sepuluh
langkah yaitu sebagai berikut:
1) Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi,
2) Melakukan perencanaan
3) Mengembangkan bentuk produk awal
4) Melakukan uji coba lapangan permulaan
5) Melakukan revisi terhadap produk utama
6) Melakukan uji lapangan utama
7) Melakukan revisi terhadap produk operasional
8) Melakukan uji lapangan operasional
9) Melakukan revisi terhadap produk akhir
10) Mendiseminasikan serta mengimplementasikan produk.
Kesepuluh langkah tersebut dapat diringkas menjadi empat
langkah penelitian, yaitu perencanaan, pengembangan, uji lapangan dan
diseminasi.23
23 Irzani Alkusairi, Pengembangan Program Pembelajaran Matematika, (Mataram:
Sukses Mandiri Pers, 2013), hlm. 17-18.
27
27
BAB III
METODE PENGEMBANGAN
A. Model Pengembangan
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau
Research and Development (R&D). Menurut Borg and Gall, penelitian
pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam
pendidikan dan pembelajaran.24
Menurut Sugiyono penelitian dan pengembangan adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut.25Penelitian ini dirancang dengan menggunakan
model pengembangan LKS Borg & Gall dalam model penelitian yang
dikembangkan menetapkan 10 langkah prosedural dalam pengembangan LKS
yaitu; (1) Research and information collecting, (2) planning, (3) develop
preliminary form of product, (4) preliminary field testing, (5) main product
revision, (6) main field testing, (7) operational product revision, (8)
operational field testing, (9) final product revision, (10) dissemination and
distribution.
Penelitian pengembangan LKS dengan pendekatan RME, hanya
Sembilan langkah dalam Borg and Gall dipergunakan. Langkah yang
digunakan adalah (1) penelitian dan pengumpulan informasi awal, (2)
24 Sugiyono, Metode Pendekatan Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm.9.
25Ibid.,hlm. 6.
28
perencanaan, (3) pengembangan format produk awal, (4) uji coba awal, (5)
revisi produk, (6) uji coba lapangan, (7) revisi produk,(8) uji lapangan, (9)
revisi produk akhir. Langkah yang tidak digunakan dalam penelitian ini yaitu,
desiminisasi dan implementasi, yaitu penyebaran produk secara luas, karena
terbatasnya waktu dan minimnya biaya yang ada.
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Penelitian dan pengumpulan informasi awal (Research and
Information Collecting)
Peneliti melakukan pengamatan dan observasi pada proses
pembelajaran di kelas VIII MTs Dakwah Islamiyah Putra Nurul Hakim
Kediri. Untuk mengetahui karakteristik siswa dan kebutuhan-kebutuhan
siswa yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Selain itu peneliti juga
melakukan wawancara kepada guru matematika untuk mengenal lebih
dalam informasi tentang kondisi siswa, karakteristik LKS yang
mendukung bagi siswa dan hasil belajar mereka di kelas.
2. Perencanaan (Planning)
Setelah peneliti menggali informasi lebih mendalam kepada guru
melalui wawancara, maka peneliti menentukan kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang akan digunakan dalam pengembangan LKS yang
diinginkan.
29
3. Pengembangan format produk awal (Develop Preliminary Form of
Product).
Tahap ketiga atau draf I ini bertujuan untuk mengembangkan
produk awal dan menyusun produk LKS matematika dengan pendekatan
RME dan menyusun seperangkat evaluasi.
4. Uji coba awal
Pengembangan LKS yang dihasilkan pada tahap sebelumnya akan
diuji cobakan. Tahap uji coba dilakukan untuk mengevaluasi dan
memvalidasi LKS yang dihasilkan. Evaluasi dan validasi akan dilakukan
oleh ahli bahasa, ahli materi, dan ahli desain.
5. Revisi produk(Main Product Revision)
Revisi produk pada draf II ini dilakukan berdasarkan dari hasil
penilaian melalui angket kepada validator para ahli antara lain ahli bahasa,
ahli materi, ahli desain, dan ahli praktisi pembelajaran untuk mengetahui
tingkat kelayakan LKS sebelum diujicobakan kepada siswa.
6. Uji coba Lapangan
Setelah LKS diperbaiki berdasarkan hasil penilain, kritik dan saran
dari masing-masing validator. Selanjutnya melakukan uji lapangan dengan
uji coba kelompok kecil atau uji coba kelas terbatas dengan mengambil
siswa pada kelas eksperimen dengan jumlah 10 siswa di kelas VIII B.
7. Revisi Produk
Revisi produk pada draf III ini dilakukan berdasarkan komentar
dan penilaian subjek uji coba dari uji coba lapangan tahap pertama.
30
8. Uji lapangan
Adapun tahap uji lapangan yaitu, mengujikan LKS kepada
sekelompok siswa (satu kelas) yang berjumlah 25 siswa di kelas VIII A
MTs Dakwah Islamiyah Putra Nurul Hakim Kediri, setelah LKS direvisi
dari hasil uji coba lapangan kelas terbatas.
9. Revisi produk akhir
Revisi produk akhir pada draf IV merupakan tahap terakhir dalam
pengembangan LKS. Revisi produk dilakukan berdasarkan hasil Uji
lapangan. Revisi dilakukan berdasarkan komentar dan penilaian subjek uji
coba.
B. Prosedur Pengembangan
Langkah-langkah pengembangan produk dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengembangan dan Pengumpulan Data (Research and Information
Collection)
Pengembangan memilih mengembangkan LKS pada materi lingkaran
berbasis RME. Pengembangan ini dilakukan di MTs Dakwah Islamiyah
Putra Nurul Hakim Kediri kelas VIII, setelah melakukan wawancara
dengan beberapa orang guru disana diperoleh informasi dan keterangan
sebagai berikut :
a. Jarang digunakan LKS dalam kelas matematika setiap jenjang
pendidikan dikarenakan kurangnya kereativitas dan kualitas LKS yang
mampu memberikan daya tarik bagi siswa dalam penggunaannya.
b. Siswa kurang menyukai pembelajaran matematika.
31
c. Dikarenakan sistem pembelajaran mengarah kepada pendidikan
pondok sehingga pembelajaran matematika tidak disukai karena tidak
mampu memberikan daya tarik bagi siswa.
d. Kebosanan belajar matematika dikarenakan LKS yang tidak memberi
daya tarik ketika proses belajar mengajar.
2. Perencanaan (Planning)
Ada beberapa hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan
pengembangan LKS dengan pendekatan RME ini. Yang dimulai dari
buku-buku yang membahas LKS yang akan dikembangkan, pemilihan
materi dan sub materi, pemilihan desain yang tepat, serta menyiapkan
bahan-bahan sebagai evaluasi LKS.
3. Pengembangan Draf Produk (Develop Preliminary Form of Product).
Pengembangan produk melalui beberapa tahapan, diantaranya:
a. Menentukan judul LKS
LKS yang dikembangkan berjudul “Lembar Kerja Siswa Materi
Lingkaran untuk Kelas VIII Semester 2”
b. Standar Isi
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) ditentukan
berdasarkan kompetensi yang ingin dicapai oleh peserta didik sesuai
dengan materi dan tujuan pembelajaran. Berikut disajikan tabel 3.1
tentang KI, KD, dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK):
32
Tabel 3.1 KI, KD, dan Indikator Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami unsur, keliling, dan luasdarilingkaran
2. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
3. Mengolah,menyaji, dan menalardalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
c. Realistic Mathematic Education (RME)
RME merupakan pendekatan yang digunakan dalam proses belajar
mengajar.
d. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS dijadikan sebagai latihan soal sekaligus sebagai standar dalam
menentukan keberhasilan kompetensi dasar yang ingin dicapai. LKS
dibuat dengan pendekatan RME yang diharapkan mampu
memberikemajuan pembelajaran siswa dalam proses belajar mengajar.
33
4. Uji Coba Lapangan Awal
Pada tahap ini LKS dinilai dan divalidasi oleh ahli. Dalam tahap
validasi ahli dilakukan proses memvalidasi agar mendapatkan saran dan
perbaikan konten LKS. Validator yang dipilih terdiri dari ahli bahasa, ahli
materi dan ahli desain LKS.
5. Merevisi Hasil Uji Coba (Main Product Revision)
LKS kemudian direvisi sesuai dengan masukan dan saran yang
menjadi tolak ukur kekurangan maupun kesalahan-kesalahan setelah
sebelumnya melakukan validasi ahli. Saran dan masukan tersebut
kemudian akan dipertimbangkan dan dijadikan sebagai acuan untuk
melakukan revisi pada LKS.
6. Uji Coba Lapangan Kecil (Main Field Testing)
Uji coba lapangan ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran
2017/2018, di MTs Dakwah Islamiyah Putra Nurul Hakim Kediri kelas
VIII B sebanyak 10 orang siswa. Pada tahap ini, produk dinilai letak
kepraktisan dan keefektifannya. Jika belum terpenuhi maka pengembang
akan melakukan revisi kembali.
7. Uji Pelaksanaan Lapangan
Setelah melalui proses uji coba lapangan kecil dan merevisi produk
yang dinyatakan valid, praktis dan efektif, maka langkahberikutnya adalah
melakukan uji lapangan dengan skala yang lebih luas. Uji lapangan yang
lebih luas ini dilakukan pada kelas VIII A dengan jumlah siswa sebanyak
25 orang.
34
C. Uji Coba Produk
Uji coba produk bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat dan
digunakan untuk melakukan revisi (perbaikan), menetapkan tujuan validitas,
praktikabilitas, dan keefektifan produk yang dihasilkan. Dalam uji coba
produk ini akan diuraikan tentang desain penilaian, subjek penilaian, jenis
data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.
1. Desain Penilaian
Tahap penilaian dari pengembangan ini melalui beberapa tahap berikut:
a. Tahap Konsultasi
Tahap konsultasi terdiri dari beberapa kegiatan berikut:
Pengembang melakukan revisi LKS berdasarkan hasil konsultasi yang
telah dilakukan.
b. Tahap Validasi Ahli
Tahap validasi ahli terdiri dari beberapa ahli yaitu ahli bahasa, ahli
materi, dan ahli desain.
2. Subjek Penilaian
a. Ahli Bahasa
Validator bahasa yang dipilih adalah seorang Dosen di Universitas
Muhammadiyah Mataram. Beliau adalah Supratman, M.Pd yang ahli
di bidang bahasa.
b. Ahli Desain dan Penyajian LKS
Ahli dalam bidang desain media pembelajaran memilih untuk
menggunakan validator yakni Syaharuddin, M.Si
35
c. Ahli Materi
Ahli matematika adalah orang yang ahli dan berpengalaman dalam
bidang matematika, yaitu seorang dosen jurusan Tadris Matematika
yakni Sofyan Mahfudy, M.Pd
d. Siswa kelas VIII MTs Dakwah Islamiyah Putra Nurul Hakim
Kediri
Uji coba lapangan dilakukan pada kelas VIII A MTsDakwah
Islamiyah Putra Nurul Hakim Kediri tahun ajaran 2017/2018.
3. Jenis Data
Jenis data dalam pengembangan LKS ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif.
a. Data Kualitatif
Data kualitatif didapatkan dari kritik, saran, dan komentar dari para ahli
dalam LKS. Sedangkan pada uji coba lapangan, data kualitatif
diperoleh dari observasi.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif didapatkan dari angket atau kuesioner yang diberikan
kepada validator untuk menilai produk pengembangan LKS.
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam pengembangan LKS ini adalah Tes,
angket, observasi dan wawancara.
36
a. Tes
Tes adalah sekumpulan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok sebagaimana
kegiatan atau aktivitas yang terjadi ketika belajar.
Teknik juga dapat disebut sebagai cara yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data yang berupa pertanyaan atau latihan untuk
mengukur pemahaman peserta didik terhadap suatu materi pelajaran.
b. Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Angket akan diberikan kepada
validator dan siswa untuk menilai produk pengembangan, karena
dalam pengembangan ini ada 2 macam angket yang digunakan, yaitu
angket untuk validator dan angket untuk siswa.
c. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologi dan psikologis. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi dalam bukunya Sugiyono yang
berjudul Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Observasi
dalam pengembangan ini dilakukansecara langsung untuk mengukur
tingkat keefektifan dan kepraktisan dari produk pengembangan.26
26Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
hlm.137-145.
37
d. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil.27Sebelum melakukan penelitian dalam
kelas, peneliti melakukan wawancara terhadap seorang siswa sebagai
bahan observasi awal terhadap penggunaan LKS dalam kelas
Matematika. Pada proses wawancara ini juga peneliti mencari tau
kepraktisan dan keefektifan LKS bagi siswa.
5. Teknik Analisis Data
a. Analisis data kelayakan instrumen
Sebelum instrumen digunakan untuk menilai validitas,
praktikabilitas, dan keefektifan produk, perlu dilakukan analisis secara
kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif, teknik yang digunakan
yaitu dengan meminta pertimbangan ahli untuk memberikan penilaian
dan memberikan saran perbaikan langsung pada teks instrumen.
Selanjutnya secara kuantitatif, kelayakan instrumen dapat diukur dari
validitas isi yakni validitas tampilan, dan validitas logis. Validitas
logis diperoleh melalui pemeriksaan terhadap item-item instrumen
untuk membuat kesimpulan bahwa instrumen mengukur aspek yang
relevan, yang didapat dengan membuat tabel spesifikasi yang
menggambarkan hal yang diukur.
27Ibid; hlm. 137.
38
Skor validasi instrumen penelitian yang diperoleh, selanjutnya
diubah menjadi kriteria kualitatif. Untuk keperluan tersebut, peneliti
mengacu kepada kategorisasi penilaian dari Saifudin Azwar seperti
yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Kriteria Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif
Interval skor Kriteria
Sangat Valid
Valid
Cukup
Tidak Valid
Sangat Tidak Valid
Keterangan:
Skor aktual = rata-rata ideal
Sbi = Simpangan baku ideal
Skor maksimal ideal = 5,Skor minimum ideal =1
Untuk nilai validasi instrumen, item validasi untuk
instrumen ada 8 item. Skor minimum ideal 8, skor maksimum ideal
40. Dengan mengacu pada tabel 3.2 kategori kevalidan untuk
masing-masing instrumen dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.3 Kategori Nilai Validasi Instrumen
Interval Skor Nilai Kategori
A Sangat Valid
(skor maksimal ideal + skor minimum ideal)
Sbi = (skor maksimum ideal ‒ skor minimum ideal)
39
B Valid
C Cukup Valid
D Tidak Valid
E Sangat Tidak Valid
Instrumen dapat digunakan, jika penilaian dari validator
menunjukkan skor aktual validasi Instrumen pada kategori minimal
valid. Jika ada masukan yang diberikan oleh validator, maka akan
direvisi sesuai dengan masukan.
b. Analisis Data Penelitian
Data hasil evaluasi LKS berupa tanggapan dan saran dari ahli
media dan ahli materi dirangkum dan disimpulkan untuk selanjutnya
digunakan sebagai bahan perbaikan terhadap LKS yang telah disusun
sebelum diujicobakan. Sementara itu, data hasil evaluasi berupa
tanggapan dan saran dari guru dan siswa dijadikan pertimbangan untuk
LKS setelah diuji cobakan.
1) Analisis Kevalidan LKS
Data yang berupa skor tanggapan validator yang diperoleh
melalui lembar validasi LKS dengan pendekatan RME disediakan
lima pilihan untuk memberikan tanggapan tentang kevalidan LKS
yang dikembangkan yaitu: Sangat valid (5), valid (4), cukup valid
(3), tidak valid (2), sangat tidak valid (1).
Skor yang diperoleh dari validator dijumlahkan dan
ditentukan rata-rata skornya menjadi skor aktual kevalidan isi ( ),
skor aktual kevalidan bahasa ( ), skor aktual kevalidan penyajian
40
( ), dan skor aktual kevalidan kualitas kegrafikan
( ).Selanjutnya, untuk melihat kategorisasi skor digunakan acuan
kategorisasi menurut Saifudin Azwar. Untuk acuan kategori
kevalidan dapat dilihat pada tabel 3.3
Untuk nilai kevalidan kelayakan isi, item validasi terdiri dari
14 item. Skor minimum ideal 14, skor maksimum ideal 70.
Sedangkan untuk nilai kevalidan bahasa terdiri atas 14 item. Skor
minimum ideal 14, skor maksimum ideal 70. Sedangkan untuk
kevalidan penyajian terdiri atas 7 item. Skor minimum ideal 7, skor
maksimum ideal 35. Sedangkan untuk nilai kevalidan kegrafikan
terdiri atas 15 item. Skor minimum ideal 15, skor maksimum ideal
75.
Tabel 3.4 Kategori Nilai Kevalidan LKS
Interval Skor Kategori
Isi Bahasa Penyajian Kegrafikan
Sangat Valid
Valid
Cukup Valid
Tidak Valid
Sangat Tidak Valid
Keterangan: = Skor aktual kevalidan isi, = Skor aktual kevalidan penyajian, = Skor aktual kevalidan bahasa, = Skor aktual kevalidan kegrafikan
41
LKS yang dikembangkan dikatakan valid, jika penilaian dari
validator menunjukkan skor masing-masing minimal berada pada
kategori valid.
2) Analisis kepraktisan LKS
Kepraktisan LKS diukur berdasarkan hasil penilaian siswa
yang didapat dari instrumen angket respon siswa. Untuk nilai
kepraktisan LKS dengan pendekatan RME, item pada angket
respon siswa ada 13 item. Skor minimum ideal 13, skor maksimal
ideal 65. Dengan mengadaptasi interval nilai pada tabel 3.5, maka
interval kategorisasi kepraktisan LKS berdasarkan respon siswa
disajikan pada tabel 3.6.
Tabel 3.6
Kategori Kepraktisan LKS Respon Siswa
Interval Skor Kategori
Sangat Praktis
Praktis
Cukup Praktis
Kurang Praktis
Sangat Kurang Praktis
Selanjutnya, berdasarkan analisis secara keseluruhan, LKS
yang dikembangkan dikatakan praktis jika 75% siswa memberikan
penilaian yang menunjukkan nilai aktual kepraktisan berada
minimal pada kategori praktis.
42
3) Analisis keefektifan LKS
Keefektifan model pembelajaran diketahui berdasarkan Tes
Hasil Belajar (THB) siswa. Tes Hasil Belajar (THB) digunakan
untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar siswa. Pemberian
skor dengan menggunakan skala bebas, tergantung besarnya bobot
setiap butir soal. Kepada setiap siswa diberikan lembar THB dan
lembar jawaban yang sudah tersedia di dalam LKS. Mereka diminta
untuk menjawab setiap soal secara individual.
Total skor yang diperoleh setiap siswa dalam pelaksanaan
THB pada akhir pertemuan merupakan data hasil belajar siswa.
Hasil Pre-testt dan post-testt kemudian dianalisis menggunakan t-
test atau uji-t. Rumus uji-t yang digunakan adalah rumus sampel
related atau sampel berkorelasi/berpasangan, misalnya
membandingkan sebelum dan sesudah perlakuan. Adapun rumus
related yakni:
Keterangan:
t = Nilai t yang dihitung 1X = Rata-rata sampel 1 (sistem kerja lama)
2X = Rata-rata sampel 2 (sistem kerja baru) S1 = Simpangan baku sampel 1 (sistem kerja lama) s2 = Simpangan baku sampel 2 (sistem kerja baru) S1
2 = Varians sampel 1 S2
2 = Varians sampel 2 n1 = Banyak sampel 1 n2 = Banyak sampel 2
43
r = Korelasi product moment.28
Kriteria pengujiannya untuk uji-t atau t-test:
Jika –ttabel<thitung<ttabel, makatidakberbeda secarasignifikan, dan
Jika thitung ttabel atau thitung ttabel,maka terdapat perbedaan yang
signifikan (Efektif).29
28 Sugiyono, Metode Pendekatan Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm.314. 25 Alfira Mulya Astuti, Statistika Penelitian (Mataram: Insan Madani Publishing, 2016),
h.102.
53
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN
A. Penyajian Data Uji Coba
Sesuai dengan tujuan diadakannya pengembangan LKS adalah untuk
mengembangkan bahan ajar matematika berupa LKS pada pokok bahasan
lingkaran dengan pendekatan RME untuk MTs Dakwah Islamiyah Putra
Nurul Hakim Kediri, maka berikut dijelaskan hasil penelitian pada setiap
tahapan pengembangan, yakni sebagai berikut:
1. Penelitian dan pengumpulan informasi awal (Research and Information
Collecting)
Peneliti melakukan observasi disekolah yang akan dijadikan tempat
penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara terhadap siswa
untuk mengetahui apakah pernah diajarkan menggunakan LKS
sebelumnya atau belum sama sekali, dan jawaban yang peneliti dapatkan
adalah pernah diajarkan menggunakan LKS akan tetapi LKS yang biasa-
biasa saja atau dengan kata lain tidak menunjang keefektivan dan
kepraktisan dalam belajar. Dengan demikian peneliti berinisiatif
membuat dan mendesain LKS agar lebih menunjang keefektivan dan
kepraktisan dalam belajar siswa sehingga LKS yang digunakan peneliti
lebih menarik dan membuat siswa merasa tidak jenuh untuk belajar dan
juga LKS yang digunakan tidak terlalu monoton dengan LKS apa yang
dipaparkan di dalam LKS sebelumnya.
54
Setelah mendapatkan informasi, langkah selanjutnya peneliti
memutuskan untuk merancang LKS dengan pendekatan RME dan sesuai
dengan lingkungan pondok pesantren agar siswa lebih termotivasi untuk
belajar sehingga menimbulkan rasa ingin tahu dan juga lebih mudah
untuk memahami materi lingkaran. LKS ini juga dirancang dengan
metode inquiri yang menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran.
2. Perencanaan (Planning)
Peneliti melakukan wawancara dengan guru bidang studi tentang
materi yang sesuai untuk siswa pondok dengan pendekatan RME dalam
bahan ajar. Peneliti memutuskan untuk mengambil materi lingkaran yang
merupakan materi yang sederhana dan sesuai dengan kondisi kontekstual
siswa pondok, sehingga nantinya siswa akan mudah membangun
pemahamannya sesuai konteks dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Kemudian langkah berikutnya, peneliti memilih desain yang akan
digunakan, konten yang sesuai, serta bahan-bahan yang akan menjadi
evaluasi LKS.
3. Pengembangan format produk awal (Develop Preliminary Form of
Product)
Setelah mengumpulkan data, selanjutnya peneliti merancang draft
produk awal untuk pengembangan LKS. Dalam tahapan ini, peneliti
merancang produk LKS dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
55
a. Cover dan Judul LKS
Cover yang dibuat peneliti dirancang dengan variasi tulisan serta
gambar berwarna pada ujung-ujung kertas agar lebih menarik. Pada
cover terdapat jenjang untuk SMP/MTs kelas VIII, judul LKS, Sub
Materi serta beberapa gambar yang merepresentasikan bentuk
lingkaran dan menjelaskan definisi lingkaran secara umum. Bentuk
rancangan awal dari peneliti akan di paparkan sebagai berikut :
Gambar 4.1 Rancangan Cover LKS
b. Kompetensi Dasar dan Indikator
Rancangan berikutnya adalah konten yang memuat Kompetensi
Dasar dan Indikator yang di gunakan. Dalam desain awal dari peneliti
adalah sebagai berikut:
56
Gambar 4.2 gambar Rancangan KD dan Indikator LKS
c. Kegiatan Belajar dan Materi
Kegiatan belajar dan evaluasi peneliti sesuaikan dengan
kemampuan siswa dalam menerima materi belajar baik secara
individu maupun berkelompok. Berikut merupakan tampilan materi
dan kegiatan belajar siswa dalam LKS yang di desain oleh peneliti:
Gambar 4.3 Gambar Rancangan Materi dan Kegiatan Siswa
57
d. Tampilan Materi
Dalam rancangan materi peneliti memberikan beberapa penjelasan
terkait materi lingkaran dalam LKS dengan judul „Aku Tahu”
sebagaimana akan dipaparkan pada gambar berikut:
Gambar 4.4 Gambar Rancangan Materi LKS
4. Uji Coba Awal (Pleriminary Field Testing)
a. Tahap Konsultan
Setelah mengembangkan produk awal, peneliti melakukan
konsultasi dengan dosen pembimbing yaitu Bapak M. Syawahid,
M.Pd dan Bapak Erpin Evendi, M.Pd untuk memberikan masukan
terkait rancangan konten LKS awal yang di buat oleh peneliti. Hasil
dari konsultasi tersebut, memuat hal-hal sebagai berikut :
1) Materi masih kurang
2) Warna dan gambar yang digunakan masih terlalu polos untuk
tingkatan siswa SMP/MTs
58
3) Gambar dalam ilustrasi belum sepenuhnya bersifat aktual dalam
kehidupan siswa pondok
4) Sebaiknya pada konten di tuntut agar siswa dapat membangun
sendiri pemahaman dengan menarik benda-benda yang ada di
sekitar lingkungn pondok.
b. Tahap Uji Validasi Ahli
Setelah melalui tahap konsultasi dan medapatkan perbaikan pada
produk, selanjutnya peneliti melakukan uji coba validasi ahli dimana
sebagai subjeknya merupakan dosen-dosen yang memiliki ahli di
bidangnya. Dalam hal ini, peneliti melakukan validasi produk kepada
tiga validator ahli, berupa ahli materi, ahli bahasa, dan ahli
grafik/desain serta satu guru sebagai praktisi pembelajaran/guru
matematika. Adapun nama-nama, ahli dan profesi beliau-beliau
adalah:
Tabel 4.1 Nama Pemberi Nilai Uji Validasi
No. Nama Ahli Profesi
1. Sofyan Mahfudy, M.Pd Materi Dosen
2. Supratman, S.Pd., M.Pd Bahasa Dosen
3. Syaharuddin, M.Si Desain Dosen
4. Nariadi, M.Pd Materi Guru
59
Tahap validasi, para penilai/ahli memberikan penilaian
terhadap LKS yang telah dikembangkan peneliti yaitu dengan
mengisi angket validasi sesuai dengan aspek penilaiannya. Berikut
hasil penilaiannya.
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Ahli
No. Aspek Validator Skor Total Kriteria
1. Isi I 45 Valid
II 48 Valid
2. Penyajian I 24 Valid
II 24 Valid
3. Bahasa III 56 Valid
4. Grafik/Desain IV 56 Valid
1) Validator Materi
Validator materi yang peneliti jadikan sebagai subjek uji
coba validasi adalah kepada seorang dosen Matematika di UIN
Mataram, beliau adalah Bapak Sofyan Mahfudy M. Pd dan
Bapak Nariadi M. Pd selaku guru mata pelajaran Matematika
di MTs Dakwah Islamiyah Putra Nurul Hakim Kediri. Sebagai
dasar peneliti mengambil beliau-beliau sebagai ahli validasi
materi sebab beliau-beliau adalah dosen dan guru matematika
yang sesuai dengan materi yang peneliti pakai dalam
LKS.Jumlah skor yang diberikan oleh ahli materi pada aspek
Isi yaitu 45, berada pada kategori Valid mengacu pada tabel
3.4. Sedangkan jumlah skor yang diberikan oleh praktisi
60
pembelajaran/ guru matematika yaitu 48 berada pada kategori
valid, maka hasil validasi LKS dari aspek isi adalah Valid.
2) Validator Penyajian
Jumlah skor yang diberikan oleh ahli materi pada aspek
penyajian yaitu 24, berada pada kategori Valid mengacu pada
tabel 3.4. Sedangkan jumlah skor yang diberikan oleh praktisi
pembelajaran/guru matematika yaitu 24 berada pada kategori
Valid, maka hasil validasi LKS dari aspek penyajian adalah
Valid.
3) Validator Bahasa
Validator bahasa yang peneneliti temui adalah seorang
dosen Bahasa Indonesia di UMM. Beliau adalah Bapak
Supratman M. Pd. Alasan peneneliti menemui beliau sebagai
subjek validasi produk karena beliau memang ahli pada bidang
kebahasaan.Jumlah skor yang diberikan oleh ahli bahasa yaitu
56, berada pada kategori Valid mengacu pada tabel 3.4.
4) Validator Grafik/Desain
Validator grafik/desain yang peneliti jadikan sebagai subjek
validasi produk adalah Bapak Syaharuddin, M. Si. Beliau
adalah dosen Matematika di UIN Mataram dan memang
memiliki keahlian dalam grafik/desain produk pengembangan.
Jumlah skor yang diberikan oleh ahli grafik/desain yaitu
56,berada pada kategori Valid mengacu pada tabel 3.4.
61
5. Revisi Produk (Main Product)
Setelah melakukan uji coba lapangan awal, peneliti melakukan
revisi sebelum melanjutkannya kepada tahap selanjutnya. Dengan
mengacu kepada saran dan revisi yang diberikan oleh konsultan dan
validator. Adapun revisi yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Referensi materi
Berdasarkan saran dari validator dan konsultan bahwa untuk
pembahasan dan materi ditambahkan, yang dari awal digunakan
dalam LKS hanya materi unsur dan bagian lingkaran, tetapi ditambah
lagi dengan materi luas dan keliling lingkaran.
b. Pemilihan gambar ilustrasi
Berdasarkan saran yang telah diberikan oleh validator. Ada
beberapa gambar yang belum sesuai untuk diberikan kepada siswa
pondok. Dikarenakan gambar yang masih abstrak untuk mampu di
rekontruksi oleh penalaran dan pengetahuan siswa di pondok.
c. Tingkat kejelasan ilustrasi
Ada beberapa gambar yang perlu diganti dengan alasan, terlalu
polos unntuk merekonstruksi pemahaman siswa SMP/MTs, dan ada
gambar yang tidak jelas.
d. Pemilihan judul kegiatan sesuai RME
Saran yang diberikan validator adalah terkait poin ini. Terdapat
sebuah perintah sebagai judul kegiatan dalam LKS yaitu
“berimajinasi” yang kemudian di ganti dengan “giat mengukur” yang
mengacu kepada pokok bahasan menentukan luas lingkaran.
62
e. Penggunaan Font
Validator memberikan saran tentang konsistensi penggunaan font
yang terlalu kecil. Peneliti melakukan revisi berupa konsistensi
penggunaan font menjadi lebih besar dan seragam.
6. Uji Coba Lapangan Kecil (Main Field Testing)
Tahap ini juga disebut dengan uji kelas terbatas. Setelah dilakukan
uji validitas pada validator ahli, dan melakukan revisi sesuai dengan saran
yang diberikan oleh para validator, kemudian langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah melakukan uji kelas terbatas. Uji kelas terbatas
dilakukan disekolah yang sama akan tetapi dikelas yang berbeda. Pada
tahap ini, peneliti menggunakan 10 orang siswa dari kelas VIII B sebagai
subjek uji coba.
Dengan memberikan Pre-test dan post-test pada 10 orang siswa pada
kelas terbatas. Adapun data hasil Pre-test dan post-test pada kelas terbatas
di paparkan pada bagian berikutnya :
Data Pre-test di sajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 3 Data hasil Pre-test kelas terbatas No No Absensi Nama Jumlah Skor
1 2 3 4
1 01 A 45
2 02 B 35
3 03 C 45
4 04 D 35
5 05 E 40
6 06 F 35
7 07 G 45
8 08 H 55
63
9 09 I 50
10 10 J 35
Jumlah
Pada tahap awal pembelajaran, peneliti diawal-awal memberikan
gambaran materi berupa pertanyaan kepada siswa tentang apakah ada
kaitan antara gambar kontekstual yang ada di lingkungan pondok dengan
matematika, dan siswapun menjawab tidak ada. Tahap selanjutnya,
peneliti memperlihatkan LKS yang akan digunakan atau diuji cobakan
pada siswa yang akan dinilai selama proses pembelajaran.
Selama proses berlangsung, kegiatan pembelajaran dinilai oleh seorang
observer mengamati dan sekaligus memperhatikan keaktifan siswa dari
penggunaan LKS selama proses pembelajaran.
Setelah proses pembelajaran selesai, tahap selanjutnya adalah siswa
diberikan post-test.
Data post-test di sajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 4 Data hasil post-test kelas terbatas
No No Absensi Nama Jumlah Skor
1 2 3 4
1 01 A 75
2 02 B 80
3 03 C 95
4 04 D 75
5 05 E 80
6 06 F 85
64
7 07 G 70
8 08 H 85
9 09 I 95
10 10 J 85
Jumlah
Kemudian peneliti memberikan angket kepada siswa yang berisi
penilaian tentang LKS yang digunakan. Angket tersebut berisi pendapat
siswa tentang LKS yang digunakan tersebut.Hasil analisis angket yang
dilakukan pada tahap kelas terbatas di kelas VIII B MTs Dakwah
Islamiyah Putra Nurul Hakim Kediri dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Skor Nilai Angket Untuk Siswa
No. Pernyataan Skor Ketera
ngan
1 2 3 4 5
A. Aspek Tampilan
1. Teks pada LKS ini mudah dibaca 2 8 Praktis
2. Gambar yang disajikan menarik 1 9 Praktis
3. Gambar yang disajikan sesuai dengan materi
2 8 Praktis
B. Aspek Penyajian Materi
4. Materi yang disajikan menggunakan ilustrasi masalah dalam kehidupan sehari-hari
3 7 Praktis
5. LKS ini mendorong saya untuk berdiskusi dengan teman-teman yang lain.
2 8 Praktis
6. Saya dapat memahami materi dengan mudah
4 6 Praktis
65
7. Saya dapat dengan mudah memahami kalimat yang digunakan dalam LKS ini.
3 7 Praktis
8. Saya dapat memahami lambang atau symbol yang digunakan pada LKS ini.
5 5 Praktis
C. Aspek Manfaat
9. Saya dapat memahami materi lingkaran menggunakan LKS ini dengan mudah.
4 6 Praktis
10. Saya merasa lebih mudah belajar menggunakan LKS ini.
2 8 Praktis
11. Saya sangat tertarik dalam belajar matematika.
2 8 Praktis
12. Saya lebih rajin belajar dengan menggunakan LKS ini.
4 6 Praktis
13. Saya mampu membangun pemahaman dengan menyesuaikan keadaan di lingkungan pondok saya
3 7 Praktis
Berdasarkan data dari angket yang di berikan kepada siswa
terdapat respon dari siswa yang rata-rata adalah poin nomor 4 dan 5
yang menandakan kategori “Praktis” dan “Sangat Praktis”. Dengan
demikian LKS tidak perlu dilakukan revisi dan dapat diuji cobakan
pada tahap uji lapangan.
7. Uji Lapangan (Operasional Field Testing)
Tahap selanjutnya adalah melakukan uji lapangan. Proses
pembelajaran yang dilakukan sama seperti pada tahap uji kelas terbatas,
akan tetapi jumlah siswa yang menjadi subjek uji coba lebih banyak yakni
25 siswa yang merupakan kelas VIII A. Hasilnya pemberian Pre-test dan
post-test dipaparkan pada tabel berikut:
66
Tabel 4.6 Data Hasil Pre-test Uji Lapangan
No No Absensi Nama Jumlah Skor
1 2 3 4 5 6
1 001 A 40
2 002 B 60
3 003 C 45
4 004 D 55
5 005 E 55
6 006 F 45
7 007 G 50
8 008 H 55
9 009 I 50
10 010 J 55
11 011 K 60
12 012 L 40
13 013 M 45
14 014 N 70
15 015 O 65
16 016 P 50
17 017 Q 50
18 018 R 65
19 019 S 70
20 020 T 40
21 021 U 50
22 022 V 55
23 023 W 60
24 024 X 70
25 025 Y 45
67
Jumlah
Kemudian setelah pemberian materi dan memberikan LKS kepada
siswa, peneliti memberikan Post-test. Adapan data hasil post-test akan di
paparkan pada tabel berikut:
Tabel 4.7DataHasil Post-test Pada Uji Lapangan
No No Absensi Nama Jumlah Skor
1 2 3 4 5 6
1 001 A 80
2 002 B 85
3 003 C 80
4 004 D 90
5 005 E 80
6 006 F 90
7 007 G 85
8 008 H 85
9 009 I 90
10 010 J 95
11 011 K 80
12 012 L 70
13 013 M 95
14 014 N 85
15 015 O 80
16 016 P 80
17 017 Q 95
18 018 R 85
19 019 S 80
20 020 T 95
21 021 U 90
68
22 022 V 80
23 023 W 85
24 024 X 95
25 025 Y 90
Jumlah
Kemudian peneliti memberikan angket kepada siswa yang berisi
penilaian tentang LKS yang digunakan. Angket tersebut berisi pendapat
siswa tentang LKS yang digunakan tersebut.Hasil analisis angket yang
dilakukan pada tahap kelas terbatas di kelas VIII A MTs Dakwah
Islamiyah Putra Nurul Hakim Kediri dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Skor Nilai Angket Untuk Siswa
No.
Pernyataan Skor Keterangan
1 2 3 4 5
A. Aspek Tampilan
1. Teks pada LKS ini mudah dibaca 7 18 Praktis
2. Gambar yang disajikan menarik 10 15 Praktis
3. Gambar yang disajikan sesuai dengan materi
10 15 Praktis
B. Aspek Penyajian Materi
1. Materi yang disajikan menggunakan ilustrasi masalah dalam kehidupan sehari-hari
8 17 Praktis
2. LKS ini mendorong saya untuk berdiskusi dengan teman-teman yang lain.
9 16 Praktis
69
3. Saya dapat memahami materi dengan mudah
9 16 Praktis
4. Saya dapat dengan mudah memahami kalimat yang digunakan dalam LKS ini.
13 12 Praktis
5. Saya dapat memahami lambang atau symbol yang digunakan pada LKS ini.
7 18 Praktis
C. Aspek Manfaat
1. Saya dapat memahami materi lingkaran menggunakan LKS ini dengan mudah.
11 14 Praktis
2. Saya merasa lebih mudah belajar menggunakan LKS ini.
8 17 Praktis
3. Saya sangat tertarik dalam belajar matematika.
7 18 Praktis
4. Saya lebih rajin belajar dengan menggunakan LKS ini.
11 14 Praktis
5. Saya mampu membangun pemahaman dengan menyesuaikan keadaan di lingkungan pondok saya
10 15 Praktis
Berdasarkan data dari angket yang di berikan kepada siswa yang
berjumlah 25 orang terdapat respon dari siswa yang rata-rata adalah
memberikan penilaian pada poin nomor 4 dan 5 yang menandakan
kategori “Praktis” dan “Sangat Praktis”.
B. Analisis Data
1. Hasil Analisi data Uji Validasi Ahli
70
Berdasarkan hasil data, diperoleh bahwa tingkat kevalidan LKS
berada pada kategori “Valid”. Jumlah skor yang diberikan oleh ahli
materi pada aspek Isi yaitu 45, berada pada kategori Valid. Sedangkan
jumlah skor yang diberikan oleh praktisi pembelajaran/ guru matematika
yaitu 48 berada pada kategori valid, maka hasil validasi LKS dari aspek
isi adalah Valid.
Jumlah skor yang diberikan oleh ahli materi pada aspek penyajian
yaitu 24, berada pada kategori Valid. Sedangkan jumlah skor yang
diberikan oleh praktisi pembelajaran/guru matematika yaitu 24 berada
pada kategori Valid, maka hasil validasi LKS dari aspek penyajian adalah
Valid.
Jumlah skor yang diberikan oleh ahli bahasa yaitu 56,berada pada
kategori Valid. Dan jumlah skor yang diberikan oleh ahli grafik/desain
yaitu 56,berada pada kategori Valid. Ini merujuk pada tabel 4.3.
2. Hasil Analisis data Uji Kelas Terbatas
a. Analisi Data Kepraktisan
Berdasarkan data dari angket yang diberikan kepada 10 orang
siswa pada lembar angket. Pada penilaian siswa rata-rata memberikan
skor penilaian pada poin 4 dan 5, yang berarti berada pada kategori
“Praktis” dan “Sangat Praktis”.
b. Analisis Data Keefektivan
Untuk mengetahui kefetifan dari LKs maka langkah berikutnya
adalah mencarinya dengan menggunakan uji t. Adapun langkah-
71
langkah yang dilakukan peneliti sebelum melakukan uji t-test, terlebih
dahulu ada uji prasyarat analisis hipotesis yaitu:
1) Uji Normalitas Data
Data yang diperoleh akan di uji kenormalannya terlebih
dahulu. Data skor total nilai post-test siswa dan data nilai Pre-test
ini diuji kenormalannya menggunakan Microsoft Exel dengan hasil
dapat ditunjukkan pada tebel 4.8
Tabel 4.9 Uji Normalitas
Statistik hitung2 tabel2 df
Pre-test 0.236 0.258 2 0.05
Post-test 0.180 0.258 2 0.05
Tabel 4.8 Menunjukkan bahwa data berdistribusi normal hal
ini di karenakan hitung2 < tabel2 . Data yang diperoleh dari
hasil Pre-test dan hasil post-test.
2) Uji Homogenitas
Diketahui bahwa jumlah responden pada penelitian ini
yaitu 10 responden. Rata-rata tes awal yaitu hasil data diperoleh
dari data Pre-test, dan tes akhir di dapatkan data dari hasil post-test
dengan datanya adalah 42 dan 82,5.
Analisis uji homogenitas sampel dilakukan untuk
menguji kesamaan atau homogenitas beberapa bagian sampel
yakni seragam atau tidaknya variasi sampel-sampel yang diambil
dari populasi yang sama. Uji Homogenitas yang diperoleh sebesar,
72
nilai Fhitung = 1.33dan Ftabel = 2.98dengan taraf signifikan 5 %. Jadi
Fhitung < Ftabel Hal ini menunjukkan bahwa data homogen.
3) Pengujian Hipotesis
Setelah mengetahui bahwa data berdistribusi normal dan
homogen, selanjutnya dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui
apakah pembelajaran menggunakan LKS dapat berpengaruh atau
efektif di gunakan.Namum sebelum melakukan uji hipotesis
peneliti terlebih dahulu melakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Merumuskan Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh dari penggunan LKS atau
efektifitas dalam penggunaannya maka diajukan hipotesis
sebagai berikut:
H0 =Tidak terdapat pengaruh dalam penggunaan LKS
H1 = Terdapat pengaruh dalam penggunaan LKS
2) Menentukan level of significance (α) sebesar 5% danderajat
kebebasan df= 18.
3) Uji hipotesis dengan menggunakan uji-t dengan rumus
separated varians. Uji-t separated varians ditentukan
berdasarkan hasil uji prasyarat yang telah dilakukan
sebelumnya. Dimana diperoleh bahwa data berdistribusi
normal dan data tersebut homogen.
Hasil analisis uji-t dengan separated varians menunjukkan
bahwa thitung yang diperoleh sebesar 13.82, dan untuk taraf
73
signifikan 5% didapatkan nilai ttabel = 2. 228. dan dk = n1 + n2 –
2 = 10 + 10 – 2 = 18 adalah = 2.228. Karena thitung lebih besar
dari ttabel (thitung = ,82> ttabel = 2.228) maka H0 ditolak dan H1
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya
pengaruh/efektif dalam penggunaan LKS.
3. Hasil Analisis data Uji Lapangan
a. Analisi Data Kepraktisan
Berdasarkan data dari angket yang diberikan kepada 25 orang
siswa pada lembar angket. Pada penilaian siswa rata-rata memberikan
skor penilaian pada poin 4 dan 5, yang berarti berada pada kategori
“Praktis” dan “Sangat Praktis”.
b. Analisis Data Keefektifan
Untuk mengetahui kefetifan dari LKs maka langkah berikutnya
adalah mencarinya dengan menggunakan uji t. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan peneliti sebelum melakukan uji t-test, terlebih
dahulu ada uji prasyarat analisis hipotesis yaitu:
1) Uji Normalitas Data
Data yang diperoleh akan di uji kenormalannya terlebih
dahulu. Data skor total nilai post-test siswa dan data nilai Pre-
test ini diuji kenormalannya menggunakan Microsoft Exel
dengan hasil dapat ditunjukkan pada tebel 4.8
Tabel 4.10 Uji Normalitas
Statistik hitung2 tabel2 df
74
Pre-test 0.159 0.173 2 0.05
Post-test 0.171 0.173 2 0.05
Tabel 4.8 Menunjukkan bahwa data berdistribusi normal hal
ini di karenakan hitung2 < tabel2 . Data yang diperoleh dari
hasil Pre-test dan hasil post-test.
2) Uji Homogenitas
Diketahui bahwa jumlah responden pada penelitian ini
yaitu 25 responden. Rata-rata tes awal yaitu hasil data
diperoleh dari data Pre-test, dan tes akhir di dapatkan data dari
hasil post-test dengan datanya adalah 54,2 dan 85,8.
Analisis uji homogenitas sampel dilakukan untuk
menguji kesamaan atau homogenitas beberapa bagian sampel
yakni seragam atau tidaknya variasi sampel-sampel yang
diambil dari populasi yang sama. Uji Homogenitas yang
diperoleh sebesar, nilai Fhitung = 2.06dan Ftabel = 3.39 dengan
taraf signifikan 5 %. Jadi Fhitung < Ftabel Hal ini menunjukkan
bahwa data homogen.
3) Pengujian Hipotesis
Setelah mengetahui bahwa data berdistribusi normal dan
homogen, selanjutnya dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui
apakah pembelajaran menggunakan LKS dapat berpengaruh
atau efektif di gunakan. Namum sebelum melakukan uji
75
hipotesis peneliti terlebih dahulu melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Merumuskan Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh dari penggunan LKS
atau efektifitas dalam penggunaannya maka diajukan
hipotesis sebagai berikut:
H0 =Tidak terdapat pengaruh dalam penggunaan LKS
H1 = Terdapat pengaruh dalam penggunaan LKS
b) Menentukan level of significance (α) sebesar 5%
danderajat kebebasan df= 18.
c) Uji hipotesis dengan menggunakan uji-t dengan rumus
separated varians. Uji-t separated varians ditentukan
berdasarkan hasil uji prasyarat yang telah dilakukan
sebelumnya. Dimana diperoleh bahwa data berdistribusi
normal dan data tersebut homogen.
Hasil analisis uji-t dengan separated varians
menunjukkan bahwa thitung yang diperoleh sebesar -13.30,
dan untuk taraf signifikan 5% didapatkan nilai ttabel
=2.060. dan dk = n1 + n2 – 2 = 25 + 25 – 2 = 48 adalah
2.060. Karena thitung lebih besar dari ttabel (thitung = - ,30>
ttabel = 2.060) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa adanya
pengaruh/efektif dalam menggunakan LKS.
76
C. Revisi Produk
Angket yang diberikan kepada validator, peneliti memberikan bagian
kritik dan saran untuk para validator ahli dapat memberikan masukan-
masukan perbaikan pada LKS. Berikut ini adalah komentar yang diberikan
oleh validator:
1. Validator Materi
Validator untuk ahli materi adalah Sofyan Mahfudy, M.Pd yang
merupakan salah satu Dosen Tadris Matematika FTK UIN Mataram.
Saran yang diberikan beliau terkait LKS adalah sebagai berikut:
a. Petunjuk aktivitas diperjelas agar mudah dimengerti oleh siswa.
b. LKS yang dikembangkan dengan pendekatan/berbasis RME harus
menonjolkan prinsip-prinsip RME.
c. Tampilan sebaiknya sesuai dengan kelas VIII MTs, font jangan terlalu
besar.
d. Desain cover dan halaman harus lebih menarik.
2. Validator Bahasa
Validator untuk ahli bahasa adalah Supratman M.Pd. Beliau lebih
menekankan pada indikator kebakuan istilah dan kalimat yang digunakan
harus mudah dipahami oleh peserta didik.
3. Validator Desain
Validator desain LKS menggunakan validator yang bernama
Syaharuddin, M.Si. Saran yang beliau berikan adalah sebagai berikut:
a. Perbaikan ukuran ilustrasi/gambar.
77
b. Huruf belum bervariasi
c. Bentuk, warna, ukuran, dan font harus lebih menarik.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kajian Produk yang Telah Direvisi
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang ada dalam penelitian
pengembangan ini, maka revisi yang telah peneliti lakukan adalah sebagai
berikut:
1. LKS yang dihasilkan pada penelitian pengembangan adalah sebagai
berikut :
a. Adanya Penggunaan Ilustrasi
LKS ini banyak menampilkan ilustrasi gambar secara
kontekstual dengan kehidupan pondok pesantren, sehingga dapat
menstimulus siswa agar mampu menemukan konsep dengan
sendirinya ketika dalam kegiatan belajar. Berbeda jauh dengan LKS
yang gunakan sebelumnya yang hanya menampilkan ilustrasi sebagai
Prolog dan tidak mampu memberikan ilustrasi yang secara
kontekstual dengan kehidupan pondok.
b. Adanya Pendekatan RME
LKS sebelumnya tidak memberikan pendekatan secara
khusus, karena hanya fokus pada pemberian materi saja. Pada LKS ini
memberikan pendekatan RMEagar siswa dapat dengan mudah
memahami materi pembelajarannya dengan kontekstual kehidupan
pondok, atau akan memudahkan siswa dalam mengambil konsep
matematika ketika dalam kegiatan belajar.
78
79
c. Berdasarkan hasil analisis datadiperoleh bahwa tingkat kevalidan LKS
berada pada kategori Valid.Jumlah skor yang diberikan oleh ahli
materi pada aspek Isi yaitu 45, berada pada kategori Valid. Sedangkan
jumlah skor yang diberikan oleh praktisi pembelajaran/ guru
matematika yaitu 48 berada pada kategori valid, maka hasil validasi
LKS dari aspek isi adalah Valid.
Jumlah skor yang diberikan oleh ahli materi pada aspek
penyajian yaitu 24, berada pada kategori Valid. Sedangkan jumlah
skor yang diberikan oleh praktisi pembelajaran/guru matematika yaitu
24 berada pada kategori Valid, maka hasil validasi LKS dari aspek
penyajian adalah Valid. Begitu juga dengan jumlah skor yang
diberikan oleh ahli bahasa yaitu 56,berada pada kategori Valid.
Jumlah skor yang diberikan oleh ahli grafik/desain yaitu 56,berada
pada kategori Valid. Ini mengacu pada tabel 3.4.
Untuk kepraktisan ini diperoleh dari angket yang diberikan
kepada 10 orang siswa diuji coba lapangan/kelas terbatas dan 25
orang siswa di uji lapangan yang rata-rata memberikan penilaian
sebagai standar kepraktisan LKS yaitu pada poin 4 dan 5 yang yang
menunjukkan kategori “praktis” dan “sangat praktis”. Kemudian
untuk keefektifannya sebagaimana yang telah dipaparkan pada bagian
analisis data yaitu, pada uji coba lapangan/kelas terbatas terdapat hasil
analisis uji-t dengan separated varians menunjukkan bahwa thitung
yang diperoleh sebesar 13.82, dan untuk taraf signifikan 5%
80
didapatkan nilai ttabel = 2. 228. dan dk = n1 + n2 – 2 = 10 + 10 – 2 = 18
adalah = 2.228. Karena thitung lebih besar dari ttabel (thitung = ,82 > ttabel
= 2.228), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa adanya pengaruh/efektif dalam penggunaan LKS.
Pada uji lapangan hasil analisis uji-t dengan separated
varians menunjukkan bahwa thitung yang diperoleh sebesar -13.30, dan
untuk taraf signifikan 5% didapatkan nilai ttabel =2.060. dan dk = n1 +
n2 – 2 = 25 + 25 – 2 = 48 adalah 2.060. Karena thitung lebih besar dari
ttabel (thitung = - ,30 > ttabel = 2.060), maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh/efektif
dalam menggunakan LKS.
Kepraktisan dan kefektifan LKS juga terlihat dari hasil
observasi yang menunjukkan bahwa kualitas keaktifan siswa
mencapai 4-5 % yang berada pada kriteria “Praktis” dan “Sangat
Praktis”. Hal ini berarti LKS “Efektif”. Selain itu, berdasarkan hasil
angket yang dibagikan kepada siswa, siswa paham dengan bahasa
LKS yang digunakan, petunjuk LKS, materi dalam LKS yang tidak
membingungkan siswa, dan sangat memudahkan siswa dalam
memahami setiap materinya, sehingga LKS dikatakan
“Praktis”.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil akhir yang
diperoleh dari LKS “Valid, Praktis, dan Efektif” untuk digunakan
sebagai bahan ajar.
81
2. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan aplikasi SPSS 16, diperoleh
bahwa tingkat kepraktisan dan keaktifan LKS juga dapat dilihat pada hasil
observasi yang menunjukkan bahwa kualitas keaktifan siswa yang berada
pada kriteria Praktis dan Sangat Praktis.Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hasil akhir yang diperoleh dari LKS “Valid, Praktis,
dan Efektif” untuk digunakan sebagai bahan ajar.
B. Saran Pemanfaatan dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut
1. Saran Pemanfaatan
a. Untuk sekolah, LKS ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
oleh pihak sekolah dalam memilih buku pedoman siswa atau LKS
yang sesuai dengan keadaan lingkungan kehidupan yang ditemui
siswa.
b. Untuk guru, LKS ini dapat dijadikan oleh guru mata pelajaran
matematika sebagai model pengembangan dan ide dalam mengambil
bahan ajar pada materi lain yang relevan.
c. Untuk siswa, LKS ini dapat dijadikan sebagai motivasi siswa dalam
membangun semangat untuk memahami materi pembelajaran
matematika secara kontekstual.
2. Pengembangan Produk Lebih Lanjut
a. Perlu adanya revisi yang berlanjut pada LKS agar mampu
menghasilkan produk LKS yang lebih bagus.
b. LKS yang dikembangkan untuk materi yang berbeda dengan
menerapkan pendekatan RME agar dapat memudahkan dan
memotivasi siswa untuk lebih mudah memahami setiap materi
matematika.
82
DAFTAR PUSTAKA
AdinawanM Cholik, dkk, Matematika Untuk SMP Kelas VIII,Jakarta, Erlangga, 2007.
Anjani Dewi.“pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis Realistic
Matematic Education (RME) Materi Pokok Himpunan Dengan Interkoneksi Nilai Keislaman Pada Pembelajaran Matematika Kelas VII MTs Putri Darul Muhajirin Praya Tahun Ajaran 2015/2016“. Skripsi, FTK IAIN Mataram, Mataram, 2016.
Astuti Alfira Mulya, Statistika Penelitian, Mataram: Insan Madani Publishing,
2016. Dewi Santi, Titik Sugiarti, Arika Indah K, Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan Lingkaran Kelas VIII SMP, Kadikma, Vol. 6, No. 1, April 2015.
Hadi Sutarto. “Pendidikan Matematika Realistik dan Implementasinya”,
Banjarmasin: Tulip, 2005. Irzani dan Alkusaeri, Pengembangan Program Pembelajaran Matematika,
Mataram : Yazidopress, 2013. Kamus Besar Besar Indonesia Khusniati Alia Lulu, dkk,“Analisis Kebutuhan Pengembangan Desain
PembelajaranMatematika Smp Kelas VII Menggunakan STAD Berbasis Penemuan”. Uad Yogyakarta, 18 February 2017.
Luh Dewi Murniati, dkk, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika
Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 46, Nomor 2, Juli 2013.
Munawarah, dkk, Desain Pembelajaran Matematika Realistik Di Kelas V SD
(Studi Pada Sd Inpres 6/75 Kading) . Jurnal Matematika Dan Pembelajaran (MAPAN), Vol. 1 No. 1 Desember 2013.
OECD 2016, PISA 2015 Result In Focus, Paris: Oced, 2016 Setyosari Punaji, Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan, Jakarta:
Kencana, 2013.
83
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Penerbit Afabeta, 2011.
Trianto, Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning di Kelas). Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Yohana Hilda, Rumus Sakti Matematika SMP/MTs Kelas 7, 8, 9, Jakarta Timur:
Dunia Cerdas, 2013.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
lampiran 1
SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/ MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIII
KURIKULUM 2013
Sekolah : MTs Dakwah Islamiyah Putra Nurul Hakim Kediri
Kelas : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : II (Dua)
Pokok Pembahasan : Lingkaran
Kompetensi Dasar** Materi Pokok*** Pendekatan Pembelajaran****
Instrumen Penilaian*****
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
080306 Memahami unsur, keliling, dan luas dari lingkaran
080307 Memahami hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring
080406 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring
Lingkaran MENGAMATI
Mengamati gambar, foto, video atau secara langsung peristiwa, kejadian, fenomena, konteks atau situasi yang berkaitan dengan konsep lingkaran
MENANYA
Guru memotivasi, mendorong kreatifitas dalam bentuk bertanya, memberi gagasan yang menarik dan menantang untuk didalami misal: bagaimana konsep dan bentuk lingkaran digunakan oleh manusia untuk membuat roda, mempermudah gerak benda dsb
Membahas dan diskusi mempertanyakan berbagai ekspresi aljabar dan khususnya persamaan linear dua variabel, misal: apa kelebihan dan manfaat benda bentuk lingkaran, bagaimana terampil melukis lingkaran dengan media yang tersedia, dsb
TUGAS Merancan
g dan melakukan percobaan menentukan nilai
TES Keliling
dan luas, sudut pusat, busur dan juring
Problem lingkaran
4 x 5 JP
Buku teks matematika Kemdikbud, lingkungan
Alat peraga lingka ran, jangka
EKPLORASI Mendikusikan, mendeskripsikan dan
menjelaskan nilai estetika dan fungsi berbagai benda berbentuk lingkaran atau memiliki permukaan lingkaran
Menggambar atau melukis lingkaran dengan jangka atau dengan koin serta membahas, mendiskusikan dan menjelaskan unsur-unsur lingkaran (titik pusat, tali busur, sector, jari-jari, diameter, busur, tembereng)
Melakukan percobaan mengukur diameter dan keliling berbagai lingkaran untuk menemukan dan menjelaskan nilai rasio atau perbandingan keliling dengan diameter sebagai π dengan nilai kira-kira 3.14
Melakukan percobaan dengan memotong kertas berbentuk lingkaran ke dalam sector-sektor yang kecil serta digabung menjadi bangun mirip persegi panjang dengan ukuran panjang setengah kelilingnya dan lebar sebesar jari-jari untuk menemukan rumus luas lingkaran
Berlatih menentukan jari-jari, diameter, keliling, luas ataupun unsur lainnya yang berkaitan dengan masalah lingkaran
Mendikusikan, mendeskripsikan dan menjelaskan serta menggambar atau mengarsir daerah juring lingkaran dengan sudut pusat tertentu
Melakukan percobaan mengukur berbagai sudut, panjang busur, dan luas juring untuk menemukan dan menjelaskan bahwa besar sudut pusat, panjang busur dan luas juring adalah senilai/seharga/sebanding/linear
Berlatih menentukan besar sudut pusat,
Menjelaskan atau mendeskripsikan masalah ke dalam bahasa sendiri, diagram, table, gambar/ilustrsi yang lebih sederhana, jelas dan lengkap
Membahas, mengidentifikasi, dan menentukan konsep serta mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan berkaitan dengan masalah sudut pusat, busur dan juring dengan merepresentasikan secara matematis, melalui model atau melalui diagram
Menyusun, membuat atau merumuskan model atau kalimat matematika yang tepat, lengkap dan cukup berdasarkan masalah sudut pusat, busur dan juring, serta syarat keberlakuan modelnya
Menggunakan, memanfaatkan dan memilih algoritma atau prosedur operasi serta manipulasi matematika yang tepat dalam menyelesaikan model dari masalah sudut pusat, busur dan juring
Menentukan dan menafsirkan solusi atau penyelesaian masalah serta memberikan alasan kebenaran solusi berkaitan dengan sudut pusat, busur dan juring
Mendikusikan, menjelaskan dan menarik kesimpulan berdasarkan tahapan dan prosedur penyelesaian masalah sudut pusat, busur dan juring
ASOSIASI Menyelidiki, menganalisis dan membedakan
menjelaskan melalui contoh kejadian, peristiwa, situasi atau fenomena alam dan aktifitas sosial sehari-hari yang merupakan penerapan konsep lingkaran atau lainnya
Menganalisis dan menyimpulkan rumus keliling dan luas lingkaran berdasarkan hasil pengamatan, percobaan
KOMUNIKASI Menyajikan secara tertulis atau lisan hasil
pembelajaran, apa yang telah dipelajari, keterampilan atau materi yang masih perlu ditingkatkan, atau strategi atau konsep baru yang ditemukan (menurut siswa) berdasarkan apa yang dipelajari pada tingkat kelas atau tingkat kelompok
Memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, sanggahan dan alasan, memberikan tambahan informasi, atau melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya
Melakukan resume secara lengkap, komprehensif dan dibantu guru dari konsep yang dipahami, keterampilan yang diperoleh maupun sikap lainnya.
EKPLORASI Menggambar atau melukis berbagai bentuk
segitiga siku-siku dengan penggaris, busur atau jangka serta membahas, mendiskusikan dan menjelaskan unsur, jenis dan sifat segitga siku-siku
Melakukan percobaan mengukur sisi-sisi berbagai segitiga siku-siku atau melalui peragaan untuk menemukan dan menjelaskan teorema Pythagoras
Menjelaskan, mendeskripsikan strategi mempediksi pola bilangan ke dalam diagram, table, gambar/ilustrsi yang lebih sederhana, jelas dan lengkap, dan mendiskusikan ciri, sifat dan karakteristik serta menemukan strategi untuk membentuk pola bilangan yang memenuhi sifat triple Pythagoras
Berlatih menentukan sisi-sisi suatu segitiga ataupun unsur lainnya yang berkaitan dengan teorema Pythagoras
Menjelaskan atau mendeskripsikan masalah ke dalam bahasa sendiri, diagram, table, gambar/ilustrasi yang lebih sederhana, jelas dan lengkap
Membahas, mengidentifikasi, dan menentukan konsep serta mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan berkaitan dengan masalah penerapan teorema Pythagoras dengan merepresentasikan secara matematis, melalui model atau melalui diagram
Menyusun, membuat atau merumuskan model atau kalimat matematika yang tepat, lengkap dan cukup berdasarkan masalah penerapan teorema Pythagoras, serta syarat keberlakuan modelnya
Menggunakan, memanfaatkan dan memilih algoritma atau prosedur operasi serta manipulasi matematika yang tepat dalam menyelesaikan model dari masalah penerapan teorema Pythagoras
Menentukan dan menafsirkan solusi atau penyelesaian masalah serta memberikan alasan kebenaran solusi berkaitan dengan penerapan teorema Pythagoras
Mendikusikan, menjelaskan dan menarik kesimpulan berdasarkan tahapan dan prosedur penyelesaian masalah penerapan teorema Pythagoras
Menjelaskan atau mendeskripsikan masalah nyata ke dalam bahasa sendiri, diagram, table, gambar/ilustrsi yang lebih sederhana, jelas dan lengkap
Menjelaskan, mendeskripsikan dan mengklasifikasi objek-objek yang termasuk ke dalam pola dari masalah nyata, serta menyajikannya ke dalam berbagai bentuk representasi matematika
Membahas, mengidentifikasi, dan menentukan konsep serta mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan, serta menemukan pola atau sifat dari gejala matematis dari masalah nyata untuk membuat generalisasi
Menyusun, membuat atau merumuskan model atau kalimat matematika yang tepat, lengkap dan cukup berdasarkan masalah, serta syarat keberlakuan modelnya
Menggunakan, memanfaatkan dan memilih algoritma atau prosedur operasi serta manipulasi matematika yang tepat dalam menyelesaikan model dari masalah
ASOSIASI Menyelidiki, menganalisis dan membedakan
menjelaskan melalui contoh kejadian, peristiwa, situasi atau fenomena alam dan aktifitas sosial sehari-hari yang merupakan penerapan teorema Pythagoras dan pola bilangan
Menyelidiki dan menguji kebenaran, syarat keberlakuan teorema Pythagoras dan pola bilangan menggunakan contoh atau logika berpikir
Menyelidiki, menganalisis dan menyimpulkan sifat teorema Pythagoras dan pola bilangan
KOMUNIKASI Menyajikan secara tertulis atau lisan hasil
pembelajaran, apa yang telah dipelajari, keterampilan atau materi yang masih perlu ditingkatkan, atau strategi atau konsep baru yang ditemukan (menurut siswa) berdasarkan apa yang dipelajari pada tingkat kelas atau tingkat kelompok
Memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, sanggahan dan alasan, memberikan tambahan informasi, atau melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya
Melakukan resume secara lengkap, komprehensif dan dibantu guru dari konsep yang dipahami, keterampilan yang diperoleh maupun sikap lainnya.
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MTs Dakwah Islamiyah Putra Nurul Hakim Kediri
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/2
Materi Pokok : Lingkaran
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
2. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
3. Mengolah,menyaji, dan menalardalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
1.2 Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik dan kreatif, konsisten dan teliti,
bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam
menyelesaikan masalah sehari-hari, yang merupakan pencerminan sikap
positif dalam bermatematika
1.3 Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri dan ketertarikan pada matematika serta
memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang terbentuk
melalui pengalaman belajar
1.4 Memahami unsur, keliling, dan luas dari lingkaran
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Tekun dalam mempelajarimateri lingkaran sebagai cermin menghayati ajaran
agama yang dianutnya
2. Jujur dalam menyelesaikan tugasyang berkaitan dengan lingkaran sebagai cermin
menghayati ajaran agama yang dianutnya
3. Aktif dalam kerja kelompok (gotong royong)
4. Tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan masalah matematika
5. Suka bertanya kepada guru atau teman lain selama proses pembelajaran
D. Tujuan Pembelajaran
1. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan unsur dan bagian lingkaran
2. Menentukan keliling lingkaran
3. Menentukan luas dan keliling lingkaran
E. Materi Pembelajaran
6. Pengertian Lingkaran
Lingkaran adalah garis lengkung yang kedua ujungnya bertemu dan semua
titik yang terletak pada garis lengkung itu mempunyai jarak yang sama terhadap
sebuah titik tertentu. Dan titik tertentu itu disebut sebagai titik pusat lingkaran.
7. Unsur-Unsur dan Bagian-Bagian Lingkaran
a. Titik Pusat, adalah titik yang berada dipusat lingkaran.
b. Jari-jari, adalah jarak dari pusat lingkaran ke titik pada lingkaran.
c. Tali Busur, adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik pada
lingkaran.
d. Diameter (Garis Tengah), adalah tali busur yang melalui pusat lingkaran.
e. Apotema, adalah jarak tali busur ke busur lingkaran.
f. Busur, adalah garis lengkung yang menghubungkan dua titik pada
lingkaran. Busur merupakan bagian dari keliling lingkaran.
g. Juring, adalah daerah yang dibatasi oleh dua jari-jari dan sebuah busur.
Juring merupakan bagian dari luas lingkaran.
h. Tembereng, adalah daerah yang dibatasi oleh sebuah tali busur dan
busurnya.
8. Keliling dan Luas Lingkaran
c. Menentukan Nilai Phi ( )
Menentukan nilai pendekatan untuk perbandingan keliling terhadap diameter
lingkaran.
Untuk menentukan nilai perbadingan
d. Pendekatan Nilai Phi ( )
= Bilangan phi tidak dapat dinyatakan secara tepat dalam bentuk
pecahan biasa maupun pecahan desimal. Bilangan phi merupakan
bilangan irasional yang berada antara 3,14 dan 3,143. Oleh karena itu
nilai phi hanya dapat dinyatakan dengan nilai pendekatan saja, yaitu 3,14
dengan pembulatan hanya sampai pada dua tempat desimal. Pecahan
jika dinyatakan dalam pecahan desimal menjadi 3,142857... dan
dibulatkan sampai dua tempat desimal menjadi 3,14. Jadi adalah
pecahan yang mendekati nilai , yaitu 3,14
9. Keliling Lingkaran
Perbandingan sama dengan . Jika K adalah keliling
lingkaran dan d adalah diameternya maka, = jadi, K = d
oleh karena d = 2r, dengan r = jari-jari, maka K = 2r
= 2 r
Dengan demikian dapat disimpulkan:
Untuk setiap lingkaran berlaku rumus berikut :
Keliling = atau Diameter = 2r
Dengan d = diameter , r = jari-jari, dan atau 3,14
10. Luas Lingkaran
c. Luas lingkaran adalah daerah yang dibatasi oleh busur lingkaran atau keliling
lingkaran.
d. Menentukan Rumus Luas Lingkaran
Rumus luas lingkaran adalah :
L = r2
L= Luas, = ( atau 3,14), r = Jari-jari lingkaran
F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Realistic Matematic Education (RME)
2. Strategi : Cooperative Learning
3. Metode Pembelajaran : Diskusi dan tanya jawab
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Oriantasi
Melakukan pembukaan dengan mengucapkan
salam dan berdo‟a sebelum mulai belajar.
Memeriksa kehadiran peserta didik.
Menyiapkan kesiapan fisik dan psikis peserta
didik sebelum memulai kegiatan pembelajaran
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
8 menit
Kegiatan Inti Tahap pembelajaran
Pengenalan Masalah Kontektual
Guru menanyakan kepada siswa tentang
benda-benda yang berbentuk lingkaran
disekeliling kelas
Guru memberikan petunjuk tentang kegiatan
yang akan dilakukan siswa sesuai perintah
dalam
Guru membagi siswa menjadi berapa kelompok
kecil
Menyeleaikan Masalah Kontekstual
Guru memberikan bimbingan ketika siswa
melakukan diskusi kelompok
Guru meminta siswa untuk menyelesaikan
soal yang terdapat disetiap kegiatan 1, 2, dan
3 yang terdapat di LKS
Generalisasi/Menarik Kesimpulan
Guru meminta masing-masing siswa untuk
maju mengkomunikasikan hasil diskusinya
Guru meminta siswa untuk menyimpulkan
setiap persoalan dengan pemahaman siswa.
30 Menit
Penutup Guru memberika PR berupa kegiatan yang ada pada lembar kegiatan “Pekerjaan Rumah” untuk dikerjakan secara berkelompok
Menutup proses pembelajaran dengan do‟a.
7 Menit
H. Media/Alat, Bahan dan Sumber Belajar
1. Media/Alat : Papan Tulis, Spidol, LKS
2. Sumber Belajar : Hilda Yohana, Rumus Sakti Matematika Untuk SMP/MTs
Kelas 7, 8, 9. Dunia Cerdas, Yudhistira.
Mengetahui, Kediri, tanggal......................2018
Guru Bidang Studi Mahasiswa Peneliti
Nariadi, M.Pd (Ilham Dwi Novaldin) NIP.197112042005011004 NIM: 151.14.4.056
Lampiran 4 ANGKET RESPON SISWA
TERHADAP LKS MATEMATIKA
Nama : Pelajaran : Pokok Bahasan : Sekolah : A. Petunjuk:
1. Bacalah pernyataan di bawah ini dengan cermat dan pilihlah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu
2. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain atau jawaban temanmu
3. Berilah tanda centang (√) pada pernyataan yang sesuai pilihanmu 4. Catat responmu pada lembar jawaban pada lembaran yang tersedia
Keterangan pilihan jawaban: 1. = Sangat Setuju 2. = Setuju 3. = KurangSetuju 4. = TidakSetuju 5. = Sangat TidakSetuju
No PERNYATAAN SS
S KS
TS
S T S
1 LKS matematika yang digunakan dalam pembelajaran menggunakan bahasa yang mudah dipahami
2 Materi dalam LKS matematika ini mudah untuk saya pahami
3 Dengan LKS matematika ini menyadari saya ada benda-benda yang permukaannya berbentuk lingkaran disekitar saya
4 Saya merasa puas adanya pembelajaran LKS Matematika
5 LKS Matematika inidapat menghilangkan rasa bosansaya saat belajar
6 LKS Matematika ini membuat aktivitas saya untuk belajar semakin meningkat
7 LKS Matematikaini membuat saya semangat untuk mempelajari materi lingkaran
8 LKS Matematika inimemudahkan sayauntuk bekerjasama dengan teman kelompok
9 LKS Matematika inisangat cocok digunakan pada pembelajaranlingkaran kelas VIII
10 LKS Matematika inimembuat saya bersungguh- sungguh mempelajari materi lingkaran
11 LKS matematika ini membuat saya memahami penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari
12 Saya merasa dari awal pembelajaran ,sudah tertarik dengan LKS Matematika
13 Saya setuju bahwa LKS Matematika adalah pengembangan yang efektif dan inovatif
14 LKS Matematikaini membuat saya lebih berkonsentrasi mengikuti pembelajaran
15 LKS Matematikaini menggunakan desain yang rapi menarik
16 Dengan LKS ini saya mampu menghubungkan pemahaman saya tentang lingkaran dengan benda-benda nyata
17 Isi dalam LKS ini sangat mudah untuk dipahami dan sangat bermanfaat bagi saya
18 Saya senang mempelajari lingkaran menggunakan LKS ini
19 LKS Matematikasangat menarik untuk memahami materi lingkaran
20 LKS Matematikaini sudah cukup baik untuk digunakan
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIVAN SISWA DALAM BELAJAR
Sekolah / Kelas :_________________ Hari / Tanggal :_________________ Nama Guru :_________________ Nama Observer :_________________ Tujuan :
1. Merekam data berapa banyak siswa di suatu kelas aktif dalam kegiatan/aktivitas belajar
2. Merekam data tingkat aktivitas belajar siswa
Petunjuk :
1. Observer harus berada pada posisi yang tidak mengganggu
pembelajaran tetapi tetap dapat memantau setiap kegiatan yang
dilakukan siswa.
2. Observer memberikan skor sesuai dengan petunjuk berikut :
a. Banyak siswa : 1 bila 0 sampai 20%; 2 bila 20% sampai 40%; 3 bila 40%
sampai 60%; 4 bila 60% sampai 80%; dan 5 bila 80% sampai 100%
aktif.
b. Kualitas Aktivitas Belajar Siswa : 1 = Sangat Kurang; 2 = Kurang; 3 =
Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat Baik
NO. AKTIVITAS BELAJAR SISWA Banyak
siswa yang
Aktif
Kualitas
Keaktifan
A. Pengetahuan Dialami, Dipelajari, Dan Ditemukan Oleh Siswa
1. Melakukan pengamatan atau penyelidikan --- ---
2. Membaca dengan aktif (misalnya dengan
pulpen di tangan untuk menggaris bawahi
atau membuat catatan kecil atau tanda-tanda
tertentu pada teks)
--- ---
3. Mendengarkan dengan aktif (menunjukkan
respon, misal tersenyum atau tertawa saat
mendengar hal-hal lucu yang disampaikan,
terkagum-kagum bila mendengar sesuatu
yang menakjubkan, dsb)
--- ---
B. Siswa Melakukan Sesuatu Untuk Memahami Materi Pelajaran
(Membangun Pemahaman)
1. Berlatih (misalnya mencobakan sendiri
konsep-konsep misal berlatih dengan soal-
soal)
--- ---
2. Berpikir kreatif (misalnya mencoba
memecahkan masalah-masalah pada latihan
soal yang mempunyai variasi berbeda
dengan contoh yang diberikan)
--- ---
3. Berpikir kritis (misalnya mampu
menemukan kejanggalan, kelemahan atau
kesalahan yang dilakukan orang lain dalam
--- ---
menyelesaikan soal atau tugas)
C. Siswa Mengomunikasikan Sendiri Hasil Pemikirannya
1. Mengemukakan pendapat --- ---
2. Menjelaskan --- ---
3. Bertukar pendapat antar teman dalam
kelompok
--- ---
4. Aktif dalam berdiskusi --- ---
5. Bekerja sama dengan teman satu kelompok --- ---
6. Merespon jawaban teman --- ---
7. Mengambil keputusan dari semua jawaban
yang dianggap paling benar
--- ---
8. Mempresentasikan jawaban di depan kelas --- ---
D. Siswa Berpikir Reflektif
1. Mengomentari dan menyimpulkan proses
pembelajaran
--- ---
2. Memperbaiki kesalahan atau kekurangan
dalam proses pembelajaran
--- ---
3. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan
kata-katanya sendiri
--- ---
Lampiran 6 DATA HASIL PENELITIAN PRE-TES
No Siswa Jumlah Skor
1 Ahmad Izomi 40 2 Ahmad Arbi Syahid 60 3 Surya Ramadhan 45 4 Imam Gazali 55 5 L. Abdul Halik 55 6 L. M. Hadil Umam 45 7 M. Arif Zamhari 50 8 Ahmad Erlanul Affan 55 9 Radi Hidayatullah 50
10 Reza Hulaifi 55 11 Dandi Muliadi 60 12 Soneta Husnuzzhoni 40 13 M. Haikal Ridho 45 14 Mahlil Fikri 70 15 L. M. Afif Wahyu 65 16 L. Ricky Martin 50 17 Arif Paeruza Ramdan 50 18 Azka Mubarok Abdulloh 65 19 Danil Amrian Malik 70 20 A fathir Febrian Hakim 40
21 Yasir Abdullah 50 22 Fathur Rozi 55 23 Ahmad Najih Al-Farih 60 24 Muhajjatul Intizom 70 25 Imam Zaki Ibnu Sina 45
Jumlah
Skor Maksimum : 70
Skor Minimum : 40
N : 25
x Rata-rata x-Rata-Rata (x-(rata-rata))^2
40 53,8 -13,8 190,44
60 53,8 6,2 38,44
45 53,8 -8,8 77,44
55 53,8 1,2 1,44
55 53,8 1,2 1,44
45 53,8 -8,8 77,44
50 53,8 -3,8 14,44
55 53,8 1,2 1,44
50 53,8 -3,8 14,44
55 53,8 1,2 1,44
60 53,8 6,2 38,44
40 53,8 -13,8 190,44
45 53,8 -8,8 77,44
70 53,8 16,2 262,44
65 53,8 11,2 125,44
50 53,8 -3,8 14,44
50 53,8 -3,8 14,44
65 53,8 11,2 125,44
70 53,8 16,2 262,44
40 53,8 -13,8 190,44
50 53,8 -3,8 14,44
55 53,8 1,2 1,44
60 53,8 6,2 38,44
70 53,8 16,2 262,44
45 53,8 -8,8 77,44
JUMLAH 2114
Menghitung Rata-Rata : =
=
= 53,8
Menghitung Varians : S2 =
=
=
= 88,083
Menghitung Standar Devisiansi : S =
=
=
= = 9.385
Lampiran 7 DATA HASIL PENELITIAN POST-TES
No Siswa Jumlah Skor
1 Ahmad Izomi 80 2 Ahmad Arbi Syahid 85 3 Surya Ramadhan 80 4 Imam Gazali 90 5 L. Abdul Halik 80 6 L. M. Hadil Umam 90 7 M. Arif Zamhari 85 8 Ahmad Erlanul Affan 85 9 Radi Hidayatullah 90
10 Reza Hulaifi 95 11 Dandi Muliadi 80 12 Soneta Husnuzzhoni 70 13 M. Haikal Ridho 95 14 Mahlil Fikri 85 15 L. M. Afif Wahyu 80 16 L. Ricky Martin 80 17 Arif Paeruza Ramdan 95 18 Azka Mubarok Abdulloh 85 19 Danil Amrian Malik 80 20 A fathir Febrian Hakim 95
21 Yasir Abdullah 90 22 Fathur Rozi 80 23 Ahmad Najih Al-Farih 85 24 Muhajjatul Intizom 95 25 Imam Zaki Ibnu Sina 90
Jumlah
Skor Maksimum : 95
Skor Minimum : 70
N : 25
x rata-rata x-Rata-Rata (x-(rata-rata))^2
80 85,8 -5,8 33,64
85 85,8 -0,8 0,64
80 85,8 -5,8 33,64
90 85,8 4,2 17,64
80 85,8 -5,8 33,64
90 85,8 4,2 17,64
85 85,8 -0,8 0,64
85 85,8 -0,8 0,64
90 85,8 4,2 17,64
95 85,8 9,2 84,64
80 85,8 -5,8 33,64
70 85,8 -15,8 249,64
95 85,8 9,2 84,64
85 85,8 -0,8 0,64
80 85,8 -5,8 33,64
80 85,8 -5,8 33,64
95 85,8 9,2 84,64
85 85,8 -0,8 0,64
80 85,8 -5,8 33,64
95 85,8 9,2 84,64
90 85,8 4,2 17,64
80 85,8 -5,8 33,64
85 85,8 -0,8 0,64
95 85,8 9,2 84,64
90 85,8 4,2 17,64
JUMLAH 1034
Menghitung Rata-Rata : =
=
= 85,8
Menghitung Varians : S2 =
=
=
= 43,083
Menghitung Standar Devisiansi : S =
=
=
= = 6,563
Lampiran 8 ANALISIS NORMALITAS DATA PRE-TES
Pengujian normalitas data dilakukan dengan uji Liliefors pada taraf signifikasi 0,05, dengan persamaan berikut:
L = [F(zi) – S(zi)]
Dimana:
F(zi) = Frekuensi kumulatif teoritis
S(zi) = Frekuensi kumulatif observasi
L = Nilai L hitung
Xi F rank Zi f(zi) s(zi) f(zi)-s(zi)
40 4 4 -2,16338 0,015256 0,16 0,144744
45 2 6 -1,40163 0,080513 0,24 0,159487
50 4 10 -0,63987 0,261127 0,4 0,138873
55 7 17 0,121881 0,548503 0,68 0,131497
60 3 20 0,883636 0,811554 0,8 0,011554
65 2 22 1,645391 0,950055 0,88 0,070055
70 3 25 2,407146 0,991961 1 0,008039
Menentukan nilai L tabel
Ltabel = L(N)(α) = L(25)(0,05) = 0,173
Keterangan:
Jika Lhitung> Ltabel maka data tidak terdistribusi normal
Jika Lhitung< Ltabel maka data terdistribusi normal
Dengan menggunakan rumus liliafors, maka diperoleh: Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Lhitung = 0,159 dan Ltabel
= 0,173 pada taraf signifika α = 0,05. Sehingga disimpulkan Lhitung< Ltabel.Hal ini menunjukkan bahwa data yang diperoleh terdistribusi normal.
Lampiran 9 ANALISIS NORMALITAS DATA POST-TES
Pengujian normalitas data dilakukan dengan uji Liliefors pada taraf signifikasi
0,05, dengan persamaan berikut:
L = [F(zi) – S(zi)]
Dimana:
F(zi) = Frekuensi kumulatif teoritis
S(zi) = Frekuensi kumulatif observasi
L = Nilai L hitung
Xi f rank Zi f(zi) s(zi) f(zi)-s(zi)
70 1 1 -2,40715 0,008039 0,04 0,031961
80 8 9 -0,88364 0,188446 0,36 0,171554
85 6 15 -0,12188 0,451497 0,6 0,148503
90 5 20 0,639874 0,738873 0,8 0,061127
95 5 25 1,401629 0,919487 1 0,080513
Menentukan nilai L tabel
Ltabel = L(N)(α) = L(25)(0,05) = 0,173
Keterangan:
Jika Lhitung> Ltabel maka data tidak terdistribusi normal
Jika Lhitung< Ltabel maka data terdistribusi normal
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Lhitung = 0,171 dan Ltabel
= 0,173 pada taraf signifika α = 0,05. Sehingga disimpulkan Lhitung< Ltabel.Hal ini
menunjukkan bahwa data yang diperoleh terdistribusi normal.
Lampiran 10
UJI HOMOGENITAS UJI ANALISIS VARIANS
Nilai varians terbesar :88.916 Nilai varians terkecil :43,083
Fhitung =
=
= 2,063 Menentukan Ftabel :
Ftabel = df (n1) = k – 1
= 2 – 1
= 1
df (n2) = n – k
= 25 – 2
= 23
Ftabel = 3.42
Keterangan: Jika Fhitung> Ftabel maka varians data tidak homogen Jika Fhitung< Ftabel varians data homogeny Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh nilai Fhitung = 2,063 dan Ftabel =
3.42 pada taraf signifikan α = 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa Fhitung< Ftabel,
sehingga disimpulkan bahwa varians antara data pre-tes dan data post-tes homogen.
Lampiran 11 UJI HIPOTENSI (UJI t 2 SAMPEL INDEPENDEN)
Uji Hipotensi (Uji t-2 sampel independen) 1. Merumuskan hipotensi secara statistik
Ho : 1 = o
H1 : 1 > o
Keterangan:
H0 : Penggunaan LKS tidak berpengaruh
H1 : Penggunaan LKSberpengaruh
2. Menentukan nilai derajat kebebasan (dk)
Dk = N1 + N2 – 2 dengan α = 0,05
= 25 + 25 - 2
= 48
3. Menentukan nilai ttabel pada α = 0,05
Ttabel = t (dk)
= t (48)
= 2,021
Melampirkan T Tabel
4. Menentukan nilai thitung
t =
= –
=
=
=
= 13,79
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat ditunjukkan bahwa thitung = 13,79 ≥
ttabel = 2,021. Hal ini dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan
kata lain, penggunaan LKS dapat berpengaruh.
Untuk SMP/MTs
Kelas VIII
Lembar Kegiatan Siswa
Materi : Lingkaran
Sub Materi :
Pengertian Lingkaran
Menentukan Unsur-Unsur Dan Bagian-Bagian Lingkaran
Menghitung keliling dan luas Lingkaran
Oleh
:IlhamDwiNov
aldin
LINGKARAN
LEMBAR KEGIATAN
SISWA
LINGKARAN
Pernahkah kamu memperhatikan benda, bagunan, kolam,
maupun buah-buahan disekitarmu yang memiliki
permukaan yang berbentuk lingkaran ?
Dan pernahkah memiliki benda, bangunan, kolam,
maupun buah-buahan yang ternyata memiliki permukaan
yangberbentuk lingkaran ?
Naah !!! jika kalian mempelajari LKS ini dengan baik dan
sunggguh-sungguh, maka kalian akan menemukan cara
untuk menentukan atau mendeskripsikan benda maupun
buah-buahan disekitarmu sebagai suatu unsur
danbagian lingkaran ataupun bentuk permukaan yang
berbentuk lingkaran seutuhnya.
KEGIATAN 1
Memahami Unsur, keliling, dan luas dari Lingkaran
Kompetensi Dasar
Menentukan Unsur dan bagian-bagian Lingkaran
Menghitung keliling dan luas Lingkaran
INDIKATOR
Tujuan :
Siswa mampu menentukan unsur dan bagian dari
Lingkaran
ANGGOTA KELOMPOK
1. ......................................
2. ......................................
3. ......................................
Petunjuk :
Isilah jawaban dari soal yang terdapat pada bagian
jadilah detective
Jika sudah selesai, maka lanjutlah pada lembaran
Menebak Gambar !
Tentukanlah nama unsur dan bagian lingkaran yang
diwakilkan oleh gambar yang diarsir pada masing-
masing gambar berikut ini !
Dari gambar berikut ini, manakah diantaranya yang
memiliki permukaan yangberbentuk lingkaran...............
Jadilah Detective
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Menebak
Gambar
1. .................................................................
2. .................................................................
3. .................................................................
4. ..................................................................
Penyelesaian
Jadi Yang Dimaksud
dengan
LingkaranAdalah
.........
KESIMPULAN
Apakah itu
Lingkaran ???
KEGIATAN 2
Tujuan :
Siswa mampu menentukan keliling/phi dari
Lingkaran
Petunjuk :
Untuk kegiatan Eksperimen sediakan tiga buah
benda berbentuk lingkaran dengan tali !
Lilit tali pada tiga buah benda berbentuk
lingkaranmengelilingi/melingkari bagian tepi sampai
ujung tali saling bertemu. Dan berikan tanda tepat
pertemuan ujung tali.
dan gunakan penggaris untuk mengukur panjang
talipada kegiatan eksperimen !
Kemudian isilah tabel yang telah tersedia pada
bagian berikutnya !
Jika sudah selesai lanjutkan pada kegiatan giat
mengukur!
No Benda Panjang
Tali/Keliling
Panjang
Tali/Diameter
1
2
3
Eksperimen
1. Pada gambar jam berikut ini memiliki diameter
30cm, maka tentukanlah keliling dari Lingkaran
jam !
2. Jika kolam berbentuk lingkaran berikut ini
memiliki panjang jari-jari 50 m, maka
tentukanlah keliling lingkarannya !
Petunjuk: Kerjakanlah dengan teman kelompokmu !
Bahan : Kertas berwarna, gunting, jangka, dan
pensil/pulpen
Buatlah lingkaran dengan jari-jari r pada
kertas berwarna menggunakan jangka. (Gambar
1)
Lipat kertas itu menjadi 16 bagian. (Gambar 2)
Gunting juring-juring itu dan susun sehingga
membentuk gambar yang mendekati sebuah
persegi panjang. (Gambar 3)
Bagaimana rumus luas lingkaran ?
Jika langkahmu tepat, kamu akan dapat rumus
luas lingkaran berikut :
L = 𝜋 r2
KEGIATAN 3
Tujuan :
Siswa mampu menentukanluas dari lingkaran
Kita sudah mempelajari apa itu lingkaran, bentuk
dari lingkaran, unsur dan bagian dari lingkaran,
maupun keliling serta luas lingkaran. Selanjutnya,
ayo bermain cerdas untuk mengingat pengetahuan
kita tentang lingkaran, unsur dan bagian
Lingkaran maupun keliling serta luas lingkaran dari
soal dibawah ini !
1. Berilah nama bentuk dari kumpulan benda berikut
ini !
2. Sebutkanlah bentuk dari unsur dan bagian
lingkaran yang di beri warna hijau pada potongan
buah berikut ini!
3. Sebuah taman bungaakan dibuat berbentuk
lingkaran dengan diameter 100 m. Disekeliling
taman akan dibuat pembatas yang terdiri dari
keramik dengan panjang keramik 30 cm. Tentukan
banyakkeramik yang dibutuhkan.
Lingkaran ada disekitar mu. Banyak benda, bangunan,
kolam, maupun buah-buahan yang memiliki
permukaan yangberbentuk seperti lingkaran bahkan
dengan jelas menyerupai unsur dan bagian-bagian
Lingkaran.
1. Lingkaran adalah garis lengkung yang kedua
ujungnya bertemu dan semua titik yang terletak
pada garis lengkung itu mempunyai jarak yang
sama terhadap sebuah titik tertentu. Dan titik
tertentu itu disebut sebagai titik pusat
lingkaran.
AKU TAHU
2. Unsur-Unsur dan Bagian Lingkaran
a. Titik Pusat, adalah titik yang berada
dipusat lingkaran. P merupakan titik
pusat lingkaran
b. Jari-jari, adalah jarak dari pusat
lingkaran ke titik pada lingkaran. PA,
PB, PC, dan PD merupakan jari-jari
lingkaran.
c. Tali Busur, adalah ruas garis yang
menghubungkan dua titik pada lingkaran.
AB merupakan tali busur lingkaran.
d. Diameter (Garis Tengah), adalah tali
busur yang melalui pusat lingkaran. AC
merupakan diameter dan tali busur
terpanjang pada lingkaran.
B
E
F
P
C
D A
e. Apotema, adalah jarak tali busur ke busur
lingkaran. EP merupakan apotema
talibusur AB pada lingkaran.
f. Busur, adalah garis lengkung yang
menghubungkan dua titik pada lingkaran.
Busur merupakan bagian dari keliling
lingkaran. Garis AB merupakan busur
lingkaran.
g. Juring, adalah daerah yang dibatasi oleh
dua jari-jari dan sebuah busur. Juring
merupakan bagian dari luas lingkaran.
Daerah PCD merupakan juring lingkaran.
h. Tembereng, adalah daerah yang dibatasi
oleh sebuah tali busur dan busurnya.
Daerah AFB merupakan sebuah
tembereng lingkaran.
3. Keliling Lingkaran
Perbandingan sama dengan .
Jika K adalah keliling Lingkaran dan d adalah
diameternya maka, =
jadi, K = d
4. Luas Lingkaran
Luas lingkaran adalah daerah yang dibatasi
oleh busur lingkaran atau keliling lingkaran.
Rumus Luas Lingkaran adalah :
L = r2
r = d
Keterangan :
L = Luas,
= ( atau 3,14),
r = Jari-jari Lingkaran
Pekerjaan Rumah
Lakukanlah kegiatan sebagai berikut secara
berkelompok !
Buatlah kelompok belajar yang terdiri dari 5
orang.
Foto dan catatlah beberapa benda yang ada
disekitar mu mewakili unsur dan bagian-bagian
Lingkaran !
Selanjutnya diskusikanlah dengan teman kelompok
mu agar mampu menghitung keliling dan luas
lingkaran yang
diwakiliolehbentukbendamaupunbuah-
buahantersebut !
Presentasikan hasil jawaban kelompok kalian
didepan kelas serta tempelkan foto-foto tersebut
dipapan tulis, pada jam matematika berikutnya !
KRITIK & SARAN
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
Lampiran 17
HASIL WAWANCARA SETELAH DIBERIKAN LKS
Peneliti : “Assalamu‟alaikum adek?”
Siswa : “Waalaikum salam kak”
Peneliti : “Boleh kakak minta waktunya sebentar dek? Ada yang mau kakak
tanyakan soal LKS yang kakak gunakan sekarang”
Siswa : “Nggih kak, silahkan”
Peneliti : “Apakah adek-adek senang belajar dengan menggunakan LKS yang
kakak bawa ini?”
Siswa : “Senang kak, ada gambarnya juga, kita jadi lebih semangat belajarnya
dan mudah memahami materinya”
Peneliti : “Alhamdulillah, tapi ada bahasa yang kurang adek-adek pahami
tidak dalam LKS ini?”
Siswa : “Tidak ada kak, justru bahasanya buat kita paham”
Peneliti : “Pernah belajar menggunakan LKS seperti ini tidak sebelumnya?”
Siswa : “Belum pernah kak, kemarin pernah kita diajarkan menggunakan
LKS, tapi LKS yang biasa saja kak”
Peneliti : “LKS yang biasa itu maksudnya kayak gimana dek?”
Siswa : “Itu kak, yang isinya tulisan semua, tidak seperti LKS yang kakak
bawa ini ada gambarnya yang buat kita mudah untuk memahaminya”
Peneliti : “Menurut adek-adek LKS yang kakak bawa ini perlu tidak
digunakan buat belajar?”
Siswa : “Perlu sekali kak, karena baru kali ini kita belajar matematika ada
kaitanya dengan gambar dalam kehidupan kita sehari-hari”
Peneliti : “Menurut adek-adek lebih suka belajar menggunakan LKS yang
kakak bawa ini atau LKS yang biasa saja?”
Siswa : “Lebih suka yang kakak bawa ini, karena lebih cepat kita paham,
soalnya juga langsung kita pahami dengan adanya gambar”
Peneliti : “Sekarang adek-adek menyadari kan bahwa Matematika itu bukan
hanya tentang angka dan rumus saja? Karena sebenarnya matematika itu ada
disekitar kita”
Siswa : “Nggih kak, kita baru menyadari ternyata matematika itu tidak sesulit
yang kita pikirkan”
Peneliti : “Iya dek, sekarang pertanyaan terakhir, menurut adek-adek LKS
yang kakak bawa ini layak digunakan atau tidak?”
Siswa : “Menurut kita layak sekali kak”
Peneliti : “Alhamdulillah, kalau begitu kakak ucapkan terima kasih kepada
adek-adek yang sudah memberikan jawaban dari pertanyaan kakak tadi”
Siswa : “Nggih kak, sama-sama”
Peneliti : “Semoga adek-adek menjadi siswa yang pintar dan sukses,
Wassalamu‟alaikum...”
Siswa : “Aamiin, Wa‟alaikum salam kak”
Lampiran 18
UJI LAPANGAN
1. Uji Normalitas Kolmogrof Smirnof
a. Kelas A
Berdasarkan analisis data menggunakan SPPS yaitu Uji normalitas (kolmogrof
smirnof) diperoleh bahwa nilai Asymp. Sig sebesar 0,454. Karena nilai tersebut lebih
besar dari taraf signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data sampel kelas A
berdistribusi Normal.
b. Kelas B
Berdasarkan analisis data menggunakan SPPS yaitu Uji normalitas (kolmogrof
smirnof) diperoleh bahwa nilai Asymp. Sig sebesar 0,734. Karena nilai tersebut lebih
besar dari taraf signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data sampel kelas B
berdistribusi Normal.
2. Uji Homogenitas
Berdasarkan analisis data menggunakan SPPS yaitu Uji Homogenitas diperoleh
Signifikansi sebesar 0,366. Karena nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikan 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa data sampel kelas A dan kelas B memiliki varians yang
sama. Angka Levence Statistic menunjukkan semakin kecil nilainya maka semakin besar
homogenitasnya. df1 = jumlah kelompok data adalah 3 atau 4-1=3. sedangkan df2 =
jumlah kelompok data adalah 20 atau 24-4=20.
UJI TERBATAS
1. Uji Normalitas
a. Kelas A
Berdasarkan analisis data menggunakan SPPS yaitu Uji normalitas (kolmogrof
smirnof) diperoleh bahwa nilai Asymp. Sig sebesar 0,632. Karena nilai tersebut lebih
besar dari taraf signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data sampel kelas A
berdistribusi Normal.
b. Kelas B
Berdasarkan analisis data menggunakan SPPS yaitu Uji normalitas (kolmogrof
smirnof) diperoleh bahwa nilai Asymp. Sig sebesar 0,899. Karena nilai tersebut lebih
besar dari taraf signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data sampel kelas B
berdistribusi Normal.
2. Uji Homogenitas
Berdasarkan analisis data menggunakan SPPS yaitu Uji Homogenitas diperoleh
Signifikansi sebesar 0,087. Karena nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikan 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa data sampel kelas A dan kelas B memiliki varians yang
sama. Angka Levence Statistic menunjukkan semakin kecil nilainya maka semakin besar
homogenitasnya. df1 = jumlah kelompok data adalah 3 atau 4-1=3. sedangkan df2 =
jumlah kelompok data adalah 5 atau 9-4=5.