PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN …repository.usd.ac.id/31248/2/141414104_full.pdf ·...
Transcript of PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN …repository.usd.ac.id/31248/2/141414104_full.pdf ·...
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN
PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
DALAM UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS SISWA KELAS VII SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh:
Maria Hendrika Putri Marga
141414104
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANTA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN
PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
DALAM UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS SISWA KELAS VII SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh:
Maria Hendrika Putri Marga
141414104
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANTA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh syukur, karya ini saya persembahkan untuk:
Allah Bapa yang Maha Kuasa
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Orangtua tercinta:
Nikodemus Lang
Euphrasia Sara
Kakak-kakak dan adik:
Gaudensius Putra Marga
Gregorius Putra Marga
Apolonia D. Putri Marga
Theresia Maria Y. Putri
Marga
Maria Salvatris Putri Marga
Keluarga besar
Sahabat dan teman-teman
Almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Marga, Maria Hendrika Putri. 2018. Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Dalam Upaya
Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII SMP Joannes
Bosco Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan
Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan Lembar Kerja Siswa
dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi
penyajian data. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui efektifitas
penggunaan Lembar Kerja Siswa dengan pendekatan CTL, 2) mengetahui
efektifitas pengembangan Lembar Kerja Siswa dengan pendekatan CTL dalam
upaya mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) dengan
menggunakan model pengembangan pembelajaran ADDIE, yaitu Analysis, Desain,
Development, Implementation, dan Evaluation. Subjek penelitian ini siswa kelas
VII SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah hasil validasi produk yang dikembangkan, penyebaran
angket, dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) pengembangan lembar Kerja Siswa
dengan pendekatan CTL sudah efektif dan layak digunakan. Berdasarkan hasil
validasi oleh para ahli dan guru, LKS dengan pendekatan CTL memperoleh rata-
rata skor 4,29 dan termasuk dalam kategori baik. Selain itu, brdasarkan hasil angket
respon siswa terkait penggunaan LKS dengan pendekatan CTL memperoleh skor
rata-rata 109 dan termasuk kategori baik. 2) Efektifitas penggunaan LKS dalam
upaya mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa ditinjau berdasarkan
kriteria kemampuan berfikir kritis dari CCTDI, yaitu rasa ingin tahu, sistematis,
analitis, berpikiran terbuka, mencari kebenaran, percaya diri, dewasa, belum dapat
dikatakan efektif. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya dari segi
kemampuan berpikir kritis siswa yang masih kurang, dan segi waktu pembelajaran
yang cukup singkat sehingga pengembangan kemampuan berpikir kritis ini belum
optimal, karena beberapa kriteria dari kemampuan berpikir kritis belum terlihat
dalam kegiatan pembelajaran.
Kata kunci : Lembar Kerja Siswa, Pendekatan CTL, Penelitian dan Pengembangan,
model pengembangan ADDIE, Berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Marga, Maria Hendrika Putri. 2018. Development of Student Worksheet with
Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach. In order to develop the
critical thinking of students ability in Joannes Bosco Junior High School of
Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Mathematic Education Study Program, Faculty
of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.
This research is a research of development of Student Worksheet with
Contextual Teaching and Learning (CTL) approach in presentation material of data.
This research aims to: 1) find out the effectiveness of using Student Worksheet with
CTL approach, 2) to find out the effectiveness of development the Student
Worksheet with CTL approach in order to develop the students’ critical thinking
ability.
This research is a research of development (R&D) by using ADDIE learning
development program, namely: Analysis, Design, Development, Implementation,
and Evaluation. The subject of this research are seventh grade students of Joannes
Bosco Junior High School of Yogyakarta. The researcher used validation of the
results which are developed, questionnaires, and interviews techniques.
The result of this research are: 1) development of Student Worksheet with
CTL approach is effective and feasible to use. The result of Student Worksheet
validation is 4.29 and included into good category. The result of students’
questionnaire of using the Student Worksheet with CTL approach obtained 109
score in average and included into good category. 2) Effectiveness of using Student
Worksheet in order to develop the critical thinking ability of students viewed from
critical thinking skills based on CCTDI criteria, those are: curiosity, systematic,
analytical, open minded, truth-seeking, confident, and maturity, is not effectively.
This result caused by several factors, such as in terms of student critical thinking
skill are still lacking, and in terms of time which short enough that some criteria of
critical thinking skill the critical thinking ability is not optimal yet, because some
criteria of critical thinking skill can’t be seen in the learning activities.
Keywords: Student Worksheet, CTL Approach, Research and Development,
ADDIE Development Model, Critical Thinking.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji, syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul, “Pengembangan
Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning
(Ctl) Dalam Upaya Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII
SMP Joannes Bosco Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Penulis menyadari bahwa selama proses penelitian yang telah terlaksana
tidak lepas dari hambatan dan kesulitan. Akan tetapi, semua dapat teratasi dengan
bantuan dan dukungan, kerjasama serta bimbingan dari bagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan rasa hormat dan
terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Yohanes Harsoyo S.Pd., M.Si., selaku dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Beni Utomo, M. Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Maria Suci Apriani, S.Pd., M. Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik
Pendidikan Matematika Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Yosep Dwi Kristanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan selama
proses penyelesaian skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Ibu Margaretha Madha Mellisa, M.Pd., dan Romo Eko Budi Santoso SJ,
S.Pd., Ph.D., selaku dosen ahli yang telah bersedia menjadi validator
instrumen penelitian.
6. Segenap staf sekretariat JPMIPA yang telah banyak membantu peneliti
selama perkuliahan di Program Studi Pendidikan Matermatika Universitas
Sanata Dharma.
7. Ibu Asterina Saptiyani, S.Pd., selaku Kepala SMP Joannes Bosco
Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
melakukan penelitian di SMP Joannes Bosco Yogyakarta.
8. Bapak Thomas Iskandar K, S.Pd., selaku guru bidang studi matematika
kelas VII SMP Joannes Bosco yang telah membantu peneliti dalam proses
pengambilan data di sekolah.
9. Siswa-siswa kelas VII SMP Joannes Bosco yang telah membantu peneliti
dalam pengambilan data penelitian.
10. Bapak, Mama, Kak Gonsi, Kak Yoris, Kak Anita, Kak Lhya, dan Adik Salvi
yang selalu mendoakan, mendukung, dan menyemangati saya. Terima kasih
untuk semua kasih sayang dan cinta.
11. Teman-teman (Ira Luta, Helen, Jenti, Alma, Eva, Suhardy, Wimba) yang
sudah banyak membantu selama penelitian, selalu memberi dukungan,
semangat dan teman kegalauan skripsi.
12. Seluruh keluarga kost Keasa Kak Gilang, Kak Sisil, Kak Reni, Dara, Dea,
Widya, Yesi, Sinta, Angel, Agnes, yang selalu membantu peneliti, memberi
dukungan dan motivasi selama menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A.Latar belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan masalah......................................................................................... 4
C. Batasan masalah ........................................................................................... 4
D.Batasan istilah .............................................................................................. 5
E. Tujuan penelitian .......................................................................................... 5
F. Manfaat penelitian ........................................................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................... 7
A.Paparan teori................................................................................................. 7
B. Materi Pembelajaran .................................................................................. 18
C. Model Penelitian Dan Pengembangan ....................................................... 38
D.Penelitian yang relevan .............................................................................. 40
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 45
A.Jenis Penelitian ........................................................................................... 45
B. Subyek Penelitian ....................................................................................... 45
C. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 46
D.Prosedur Penelitian dan Pengembangan .................................................... 46
E. Data penelitian ........................................................................................... 50
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
G. Instrumen Penelitian ................................................................................. 52
H. TeknikAnalisisData ................................................................................... 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 63
A.HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ....................................... 63
1. Deskripsi penelitian ............................................................................. 63
2. Hasil penelitian .................................................................................... 65
B. PEMBAHASAN ........................................................................................ 87
C. KETERBATASAN PENELITIAN ............................................................ 90
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 92
A.KESIMPULAN .......................................................................................... 92
B. SARAN ...................................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 95
LAMPIRAN .......................................................................................................... 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh penyajian data dalam bentuk tabel Kontingensi ....................... 26
Tabel 2.2 Contoh penyajian data dalam bentuk tabel Frekuensi .......................... 28
Tabel 2. 3 Contoh penyajian data dalam bentuk Piktogram ................................. 29
Tabel 3. 1 Pelaksanaan Penelitian 46
Tabel 3. 2 Pedoman wawancara ............................................................................ 52
Tabel 3. 3 Kisi-kisi pedoman wawancara setelah uji coba ................................... 53
Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Angket Terkait Keseharian Dan Kebutuhan Siswa .............. 54
Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa ........................................................... 55
Tabel 3. 6 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa .............................................................. 56
Tabel 3. 7 Kisi-kisi Validasi Instrumen ................................................................ 56
Tabel 3. 8 Kriteria Penilaian Kualitas ................................................................... 59
Tabel 3. 9 Kreteria Skor Penilaian Kualitas .......................................................... 60
Tabel 3. 10 Pedoman Penskoran Angket Siswa .................................................... 60
Tabel 3. 11 Skor Hasil Angket Siswa ................................................................... 62
Tabel 4. 1 Pelaksanaan Pengambilan Data 65
Tabel 4. 2 Kompetensi Dasar dan Indikator.......................................................... 68
Tabel 4. 3 Persentase Hasil Angket Terkait Kebutuhan Siswa ............................ 69
Tabel 4. 4 Tabel 4.3 Persentase Hasil Angket Terkait Kebutuhan Siswa ............. 70
Tabel 4.5 Hasil Angket Terkait Karakterstik Siswa............................................. 71
Tabel 4. 6 Hasil Angket Terkait Karakterstik Siswa............................................ 71
Tabel 4. 7 Revisi Tahap I ...................................................................................... 75
Tabel 4. 8 Revisi Desain Produk Tahap II ............................................................ 76
Tabel 4. 9 Tabel Hasil Validasi Ahli ..................................................................... 80
Tabel 4. 10 Hasil Angket Respon Siswa ............................................................... 81
Tabel 4. 11 Hasil Angket Siswa ............................................................................ 83
Tabel 4. 12 Persentase Hasil Angket Respon Siswa ............................................. 84
Tabel 4. 13 Persentase Hasil Anget Respon Siswa ............................................... 85
Tabel 4. 14 Persentase Hasil Angket Respon Siswa ............................................. 86
Tabel 4. 15 Persentase Hasil Angket Respon Siswa ............................................. 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Contoh Diagram Garis ..................................................................... 32
Gambar 2. 2 Contoh Diagram Batang ................................................................... 34
Gambar 2. 3 Contoh Diagram Lingkaran .............................................................. 38
Gambar 2. 4 Proses Pengembangan ...................................................................... 39
Gambar 2. 5 Tahapan Model Pengembangan ADDIE .......................................... 44
Gambar 4. 1 Hasil Uji Keterbacaan Produk 77
Gambar 4. 2 Hasil Uji Keterbacaan Produk .......................................................... 77
Gambar 4. 3 Hasil Uji Keterbacaan Produk .......................................................... 78
Gambar 4. 4 Hasil Kerja Siswa ............................................................................. 78
Gambar 4. 5 Hasil Kerja Siswa ............................................................................. 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian ........................................................................ 98
Lampiran 2: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .......................... 99
Lampiran 3 : Hasil Validasi Lks ....................................................................... 100
Lampiran 4 : Hasil Validasi Instrumen Wawancara .......................................... 109
Lampiran 5: Hasil Validasi Instrumen Angket Terkait Keseharian Siswa ........ 113
Lampiran 6: Hasil Validasi Intrumen Wawancara Setelah Ujicoba Produk ...... 117
Lampiran 7 : Hasil Validasi Instrumen Angket Respon Siswa .......................... 121
Lampiran 8 : Hasil Angket Terkait Keseharian Dan Kebutuhan Siswa............. 125
Lampiran 9: Angket Siswa ................................................................................. 127
Lampiran 10 : Hasil Analisis Angket Respon Siswa ......................................... 139
Lampiran 11: Angket Respon Siswa .................................................................. 141
Lampiran 12 : Hasil Kerja Siswa ....................................................................... 150
Lampiran 13 : Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan (CTL) ............ 167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pemahaman terhadap suatu konsep menjadi dasar yang harus dimiliki
oleh siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika. Dalam
pembelajaran matematika siswa diharapkan mampu untuk berpikir kritis
dalam menyelesaikan masalah matematika yang bersifat abstrak dan
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan teori perkembangan
kognitif Piaget (Al-Tabany, 2014), anak seusia SMP 11-15 tahun belum
sepenuhnya berpikir abstrak, sehingga dalam pembelajarannya masih
diperlukan benda-benda konkret. Namun, pada level SMP ini, anak sudah
masuk dalam tahap operasional dan mulai dapat menerapkan pola berpikir
yang dapat menggiringnya untuk memahami dan memecahkan
permasalahan.
Sering ditemukan kesalahpahaman siswa dalam memahami suatu
konsep yang diberikan oleh guru. Hendriana (Hidayat, 2012) mengatakan
bahwa siswa hanya mencontoh dan mencatat bagaimana cara
menyelesiakan soal yang telah dikerjakan oleh gurunya. Jika diberikan soal
yang berbeda, maka mereka bingung harus memulai dari mana dalam
menyelesaikan soal latihan yang diberikan. Rif”at (Hidayat, 2012) juga
berpendapat bahwa kegiatan pembelajaran seperti ini membuat siswa
cenderung belajar mengingat atau menghafal apa yang diajarkan guru. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
ini akan cenderung membuat siswa mudah lupa dengan apa yang
disampaikan guru karena pembelajaran yang kurang bermakna.
Belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalami apa yang
dipelajari, bukan mengetahuinya (Al-Tabany, 2014). Dalam proses
pembelajaran siswa bukan lagi penerima informasi atau fakta tetapi siswa
diharapkan dapat menemukan sendiri pengetahuan, konsep, teori dan
kesimpulan. Untuk memperoleh suatu pengetahuan diperlukan kemampuan
berpikir kritis. Facione dalam Filsaime (Karim & Normaya, 2015)
mengemukakan enam kemampuan berpikir kritis, yaitu: (1) Interpretasi, (2)
Analisis, (3) Evaluasi, (4) Inferensi, (5) Eksplanasi, (6) Regulasi diri.
Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam menyelesaikan
masalah mulai dari memahami masalah, merencanakan penyelesaian
masalah, melaksanakan rencana hingga melihat/memeriksa kembali
penyelesaian masalah yang telah dilaksnakan. Pada pembelajaran
matematika yang mengandalkan kemampuan daya pikir, perlu
dikembangkan kemampuan berpikir kritis siswa agar mampu
menyelesaikan permasalahan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam upaya merangsang munculnya kemampuan berpikir kritis
siswa, dapat diterapkan suatu pendekatan dalam pembelajaran seperti
pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Pendekatan
Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari
dengan kehidupan sehari-hari siswa dan mendorong siswa membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. CTL mengajarkan langkah-langkah yang dapat
digunakan dalam berpikir kritis. Pendekatan ini melibatkan tujuh
komponen, yakni: (1) Kontruktivisme (contructivism), (2) Bertanya
(questioning), (3) Menemukan (inquiry), (4) Masyarakat belajar (learning
community), (5) Pemodelan (modelling), (6) Refleksi (Reflection), (7)
Penilaian sebenarnya (authentic assessment). Menurut Johnson (2007: 67),
sistem CTL merupakan proses membantu siswa melihat makna di dalam
materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-
subjek akademik dalam konteks keseharian mereka.
Salah satu upaya membantu siswa memahami suatu konsep dalam
pembelajaran matematika, melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan
pendekatan Contextual teaching and Learning (CTL), guru dapat
mengaitkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan pembelajaran
matematika. Lembar Kerja Siswa merupakan salah satu sumber belajar yang
memuat pokok bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional,
dan terarah untuk digunakan siswa. Lembar Kerja Siswa biasanya
digunakan untuk membantu menjelaskan konsep, memberikan latihan soal
dan mengeksplorasi kemampuan siswa.
Berdasarkan pengalaman PPL, dan hasil wawancara yang
dilakukan, penggunaan LKS masih terbatas pada pemberian latihan soal.
Pembelajaran yang masih terfokus pada guru dan kurangnya keaktifan dari
siswa, sehingga siswa tidak terlibat langsung dalam penemuan konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Dalam pembelajaran guru memerlukan suatu bahan ajar yang merangsang
siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Dengan demikian
peneliti tertarik untuk membuat suatu LKS dengan pendekatan Contextual
teaching and Learning (CTL) yang efektif dalam pembelajaran dalam upaya
menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. LKS dengan
pendekatan CTL yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah LKS yang
dikembangkan berorientasi pada pemunculan masalah yang berhubungan
dengan kehidupan nyata.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan
pertanyaan dalam penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana efektivitas penggunaan LKS dengan pendekatan
kontekstual (Contextual Teaching and Learning)?
2. Bagaimana efektivitas penggunaan LKS dengan pendekatan
kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa?
C. Batasan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah serta mempertimbangkan
keterbatasan, kemampuan, pengetahuan, waktu dan biaya, maka penelitian
ini dibatasi untuk membahas tentang pengembangan LKS dengan
pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dalam upaya
membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam
menemukan suatu konsep matematika pada materi penyajian data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Batasan istilah
Batasan-batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Berpikir kritis
Berpikir kritis merupakan kemampuan memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mensitesis, dan mengevaluasi suatu argumen untuk
memecahkan masalah dan mengambil kesimpulan berdasarkan
informasi yang diperoleh.
2. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
merupakan suatu proses pembelajaran yang mengaitkan materi
pembelajaran dengan kehidupan nyata, dan mendorong siswa untuk
membuat hubungan antara apa yang dipelajari dengan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mendorong siswa untuk terlibat
aktif dalam proses pembelajaran.
3. Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa merupakan media pembelajaran yang dapat
digunakan guru dalam meningkatkan ketelibatan aktif dari siswa, dan
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
E. Tujuan penelitian
Sesuai dengan masalah yang akan diteliti, maka tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1. Untuk mengetahui efektivitas pengembangan LKS dengan pendekatan
kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
2. Untuk mengetahui efektivitas pengembangan LKS dengan pendekatan
kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa
F. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi guru
maupun calon guru untuk menerapkan penggunaan LKS dengan
pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kritis serta mengkonstruksi
pengetahuan yang dimiliki siswa untuk menemukan suatu konsep.
2. Penelitian ini memberi pengalaman kepada penulis untuk
meningkatkan wawasan tentang pengembangan LKS dengan
pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang
dapat digunakan dalam pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
KAJIAN TEORI
Berpikir kritis sangat diperlukan bagi kehidupan siswa, agar mereka
mampu menyaring informasi yang mereka terima, dan mampu
menyelesaikan permasalahan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pembelajaran matematika, siswa dilatih untuk menggunakan
kemampuan berpikir kritis yang dimiliki. Dalam upaya merangsang
munculnya kemampuan berpikir kritis siswa, dapat diterapkan suatu
pendekatan dalam pembelajaran seperti pendekatan kontekstual (Contextual
Teaching and Learning). Materi pembelajaran akan tambah berarti jika
siswa mempelajari materi pembelajaran yang disajikan melalui konteks
kehidupan mereka. Salah satu upaya membantu siswa memahami suatu
konsep dalam pembelajaran, melalui Lembar Kerja Siswa yang
dikembangkan dengan berorientasi pada pemunculan masalah yang
berhubungan dengan dunia nyata.
Dalam bab ini peneliti akan memaparkan teori-teori yang terkait dengan
metode pembelajaran yang dipakai dalam penelitian.
A. Paparan teori
1. Berpikir Kritis
Proses berpikir merupakan suatu pengalaman memproses suatu
persoalan untuk mendapatkan dan menentukan gagasan baru sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
jawaban dari persoalan yang dihadapi. Dewey (Susilowati, Sajidan, &
Ramli, 2017), mendefinisikan berpikir kritis sebagai pertimbangan yang
aktif, terus menerus, dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk
pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-
alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang
menjadi kecenderungannya.
Berpikir kritis menurut The National Council for Excelent in Critical
Thingking (Susilowati, Sajidan, & Ramli, 2017) adalah proses disiplin
berpikir yang bersumber pada aktivitas dan kemampuan mengkonsep.
mengaplikasi, menganalisis, sintesis, dan mengevaluasi informasi yang
diperoleh berdasarkan pengalaman refleksi ataupun komunikasi serta
tindakan. Berpikir kritis juga merupakan istilah umum yang diberikan
pada berbagai kemampuan kognitif yang diperlukan untuk secara efektif
mengidentifikasi, menanalisis dan mengevaluasi suatu argumen dan
kebenaran. Beberapa teoretikus telah mengklaim atau mengasumsikan
bahwa berpikir kritis dipahami terbatas pada analisis dan penilaian
pernyataan, argumen atau alasan. Menurut Johnson (Kusumaningsih,
2011) berpikir kritis merupakan sebuah proses terarah yang digunakan
dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil
keputusan, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.
Kemampuan berpikir kritis juga didefinisikan oleh CCTDI
berdasarkan tujuh karakteristik dalam kemampuan berpikir kritis.
California Critical Thingking Disposition Inventory (CCTDI) (Facione,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Facione, & Giancarlo, 1994) merupakan instrumen pertama yang
dirancang untuk mengukur tujuh aspek karakteristik berpikir kritis, yang
deliniasi awal berasal dari laporan Delphi. Tujuh skala kemampuan
berpikir kritis menurut CCTDI, yaitu (1) rasa ingin tahu, dalam skala
pengukuran CCTDI, rasa ingin tahu yaitu keingintahuan seseorang dan
keinginan sesorang untuk belajar bahkan ketika penerapan dari
pengetahuan tidak mudah terlihat. (2) Sistematis, yaitu
terorganisir/terstruktur, rapi, fokus, dan rajin dalam penemuan.
Sistematis merupakan segala usaha yang menguraikan dan merumuskan
sesuatu dalam hubungan yang teratur dan logis. (3) Analitis,
menerapkan penalaran dan penggunaan bukti untuk menyelesaikan
masalah, memperhitungkan kesulitan konseptual atau praktis, dan
mampu menguraikan suatu kesimpulan. (4) Berpikiran terbuka, skala
yang menunjukan yaitu menjadi toleran/menghargai pendapat orang
lain terhadap pandangan yang berbeda (5) Mencari kebenaran, yaitu
berkeinginan untuk mencari pengetahuan dari konteks yang diberikan,
berani mengajukan pertanyaan, dan jujur serta oberktif dalam
menemukan jika yang ditemukan tidak mendukung kepentingan sendiri
atau pendapat sebelumnya. (6) Percaya diri, yakin kepada kemampuan
diri sendiri, serat memilik pengetahuan mereka yang realistis, dan tetap
berppikiran positif. Percaya diri menjadi salah satu aspek penting dalam
kehidupan. (7) Dewasa, yaitu menjadi bijaksana dalam pengambilan
keputusan. Kedewasaan orang yang berpikir kitis dapat dicirikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sebagai orang yang mendekati masalah, menemukan, dan mengambil
suatu keputusan dengan beberapa situasi dapat memberikan lebih dari
satu pilihan yang masuk akal, dan beberapa penilaian yang harus dibuat
berdasarkan standar, konteks, dan bukti yang menghalangi kepastian.
Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk menemukan kebenaran
di tengah banjir informasi dan kejadian yang mengelilingi mereka setiap
hari. Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman
yang mendalam, oleh karena itu dalam proses berpikir kritis
mengharuskan keterbukaan, kerendahan hati dan kesabaran.
2. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Trianto (Al-Tabany, 2014) mendefinisikan pembelajaran
kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar
yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Pembelajaran Kontekstual (Contekstual
Teaching and Learning) memungkinkan siswa menghubungkan isi mata
pelajaran akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari untuk
menemukan makna. Pembelajaran kontekstual memperluas konteks
pribadi siswa lebih lanjut melalui pemberian pengalaman segar yang
akan merangsang otak guna menjalin hubungan baru untuk menemukan
makna baru (Johnson, 2002). Sementara itu, Howey R. Keneth (2001)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
mendefinisikan pembelajaran kontekstual (CTL) sebagai suatu proses
pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar dimana
siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam
berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah
yang bersifat simulatif ataupun nyata, baik secara pribadi maupun
bersama-sama. Menurut Agus (Susilowati C. C., 2017), pembelajaran
kontekstual merupakan prosedur pendidikan yang bertujuan membantu
peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari
dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka
sendiri dalam lingungan sosial dan budaya masyarakat
Sedangkan menurut Wina Sanjaya (Susilowati C. C., 2017),
pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka. Menurut Ridwan Abdullah
(Susilowati C. C., 2017), pada pendekatan kontekstual proses belajar
terjadi ketika siswa memproses baik informasi maupun pengetahuan
baru sedemikian rupa sehingga informasi tersebut dapat beradaptasi
dengan kerangka acuan mereka.
Dari pendapat para pakar tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pendekatan kontekstual adalah suatu proses belajar yang
memungkinkan siswa untuk mencari hubungan tentang apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dipelajari dengan situasi dunia nyata sehingga siswa dapat membuat
hubungan antara pengetahuan yang telah dimilikinya dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan kontekstual dapat mendorong siswa untuk
lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran karena pembelajaran
dilaksanakan secara alamiah, yaitu siswa mengalami sendiri apa yang
dipelajari dan guru hanya sebagai fasilitator yang membantu siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran kontekstual (CTL) memiliki tujuh komponen
utama pembelajaran, yakni:
(1) Kontruktivisme (contructivism), yaitu proses membangun sendiri
pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dan melalui
keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual (CTL) pada dasarnya
mendorong siswa bisa mengkonstruksi pengetahuannya melalui
proses pengamatan dan pengalaman. Ketika siswa dapat
mengaitkan isi dari mata pelajaran akademik seperti matematika,
ilmu pengetahuan alam, atau sejarah dengan pengalaman mereka
sendiri, mereka menemukan makna, dan makna memberikan
mereka alasan untuk belajar (Johnson, Elaine B, 2009: 90).
(2) Bertanya (questioning), yaitu kegiatan yang mendorong siswa,
untuk menggali informasi. Penerapan unsur bertanya dalam
pembelajaran kontekstual harus difasilitasi oleh guru, dimana guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
membimbing siswa melalui pertanyaan yang dianjurkan untuk
mencari dan menemukan kaitan antara konsep yang dipelajari
dalam kaitannya dengan kehidupan nyata. Dengan pengembangan
bertanya, produktivitas pembelajaran akan lebih tinggi karena
dengan bertanya, maka: a) dapat menggali informasi; b) mengecek
pemahaman siswa; c) membangkitkan respon siswa; d) mengetahui
sejauh mana keingintahuan siswa; e) mengetahui hal-hal yang
sudah diketahui siswa; f) memfokuskan perhatian siswa; g)
membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa; dan h)
menyegarkan kembali pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
(3) Menemukan (inquiry), yaitu proses pembelajaran yang didasarkan
pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara
sistematis. Menemukan merupakam kegiatan inti dari CTL, melalui
upaya menemukan akan memberikan penegasan bahwa
pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain
yang diperlukan bukan merupakan hasil mengingat, tetapi
merupakan hasil menemukan sendiri.
(4) Masyarakat belajar (learning community), yaitu proses
pembelajaran dimana hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama
dengan orang lain melalui sharing antar teman atau kelompok.
Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua
arah. Seseorang yang terlibat dalam masyarakat belajar dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
memberi indormasi kepada lawan bicaranya, dan juga dapata
meminta informasi yang diperlukan.
(5) Pemodelan (modelling), yaitu pembelajaran dengan menggunakan
suatu model sebagai contoh untuk membantu pemahaman siswa.
Dalam pembelajaran kontekstual, pemodelan dapat dirancang
dengan melibatkan siswa, berdasarkan pengalaman yang
diketahuinya.
(6) Refleksi (Reflection), yaitu perenungan kembali mengenai apa
yang telah dipelajari atau berpikir tentang apa yang telah dilakukan
di masa lalu. Refleksi merupakan respons terhadap kejadian,
aktivitas, dan pengetahuan yang baru diterima.
(7) Penilaian sebenarnya (authentic assessment), yaitu penilaian yang
dilakukan guru berdasarkan proses pembelajaran. Penilaian
merupakan proses pengumpulan berbagai data dan informasi yang
bisa memberikan gambaran atau petunjuk terhadap pengalaman
belajar siswa. Gambaran atau petunjuk mengenai pengalaman
belajar siswa diperlukan sepanjang proses pembelajaran, maka
penilaian yang dilakukan oleh guru tidak hanya dilakukan di akhir
program pembelajaran, akan tetapi dilakukan selama proses
pembelajaran itu terjadi. Karena penilaian menekankan pada
proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Lembar Kerja Siswa
LKS menurut Indrianto (1998) adalah lembar kerja siswa yang berisi
pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang mencerminkan
keterampilan proses agar siswa memperoleh pengetahuan atau
keterampilan yang perlu dikuasainya. LKS (student worksheet) adalah
lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS
biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu
tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas
kaitannya dengan kompetensi yang akan dicapai (Depdiknas, 2008).
Menurut Darmodjo dan Kaligis (Toyib, Murboyono, & Muslim,
2017) Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan sarana pembelajaran yang
dapat digunakan guru dalam meningkatkan keterlibatan atau aktivitas
siswa dalam proses belajar mengajar. Pendapat lainnya dikemukakan
oleh Surachman (1998: 46) yang menyatakan LKS sebagai jenis hand
out yang dimaksudkan untuk membantu siswa belajar secara terarah
(guided discovery activities). Menurut Fahrie (Fitri, Noviana, &
Fendrik, 2016) Lembar Kerja Siswa adalah lembaran-lembaran yang
digunakan sebagai pedoman di dalam pembelajraan serta berisi tugas
yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam kajian tertentu. Tujuan
penggunaan LKS adalah meningkatkan aktivitas siswa dan
meningkatkan pencapaian atau pemahaman materi pembelajaran
melalui serangkaian kegiatan serta mengoptimalkan pencapaian tujuan
pembelajran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
LKS juga merupakan media pembelajaran, karena dapat digunakan
secara bersama dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang
lain. LKS menjadi sumber belajar dan media pembelajaran tergantung
pada kegiatan pembelajaran yang dirancang. Media pembelajaran
menurut Heinich seperti yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2004: 3)
adalah media yang membawa pesan atau informasi dengan tujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Rossi
Breidle (Sanjaya, 2010) mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan
pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.
Lembar Kerja Siswa selain sebagai media pembelajaran juga
mempunyai beberapa fungsi yang lain, yaitu:
1) Membantu guru mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan
konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri atau kelompok
2) membantu siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar
3) dapat membangkitkan minat siswa jika LKS disusun secara rapi,
sistematis mudah dipahami oleh siswa sehingga mudah menarik
perhatian siswa
4) dapat meningkatkan motivasi belajar dan rasa ingin tahu
5) dapat mempermudah penyelesaian tugas perorangan, kelompok
atau klasikal karena siswa dapat menyelesaikan tugas sesuai
dengan kecepatan belajarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
6) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah.
• Jenis-jenis LKS
Menurut Sadiq (Putri, 2016) dalam LKS dapat dikategorikan menjadi
2, yaitu sebagai berikut:
a. Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur
Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang
berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan
peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran. LKS
merupakan alat bantu mengajar yang dapat dipakai untuk
mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar, berisi
sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja
peserta didik
b. Lembar Kerja Siswa Berstruktur
Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh
dan tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk membimbing peserta
didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan
sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk
mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun
petunjuk dan pengarahannya. Guru tetap mengawasi kelas,
memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi
bimbingan pada setiap siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi menurut Darmojo dan
Kaligia (Ambarwati, 2016) agar LKS menjadi berkualitas baik. Syarat-
syarat tersebut antara lain syarat didaktik, konstruksi, dan teknis.
a. Syarat didaktik. Syarat ini mengatur tentang penggunaan LKS
yang bersifat universal. LKS lebih menekankan pada proses
untuk menemukan konsep. LKS juga diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,
moral, dan estetika.
b. Syarat konstruksi. Syarat ini berhubungan dengan penggunaan
bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran dan
kejelasan dalam LKS
c. Syarat teknis. Syarat ini menekankan pada tulisan, gambar, dan
penampilan dalam LKS
B. Materi Pembelajaran
Materi matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penyajian data. Penjelasan materi tersebut menurut buku guru dan siswa
mata pelajaran matematika kelas VII (As'ari, Tohir, Valentino, Imron, &
Taufiq, Matematika: buku guru. Edisis revisi, 2016), dan buku statistika
(Walpole, Ronald, & Mayers, 1995). Berikut Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar dari materi penyajian data:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Kompetensi Dasar Indikator
3.12 Siswa mampu
menganalisis antara data
dengan cara penyajiannya
(tabel, diagram garis,
diagram batang, dan
diagram lingkaran)
3.12.1 Mengenal data dalam
kehidupan sehari-hari
3.12.2 Membedakan cara
pengumpulan data
3.12.3 Membaca data yang
disajikan dalam bentuk
diagram batang garis
dan lingkaran
4.12 Menyajikan dan
menafsirkan data dalam
bentuk tabel, diagram
garis, diagram batang, dan
diagram lingkaran
4.12.1 Menyajikan data dalam
bentuk piktogram
4.12.2 Menyajikan data dalam
bentuk diagram garis
4.12.3 Menyajikan data dalam
bentuk diagram
lingkaran
4.12.4 Menafsirkan diagram
batang, garis dan
lingkaran
Materi penyajian data tersebut dipaparkan sebagai berikut:
1. Statistik dan statistika
Statistika adalah cabang ilmu matematika terapan yang terdiri dari teori
dan metoda mengenai bagaimana cara mengumpulkan, mengukur,
mengklasifikasi, menghitung, menjelaskan, menganalisis, dan
menafsirkan data yang diperoleh secara sistematis. Sedangkan statistik
merupakan cara pengumpulan, pengolahan, dan analisis suatu data yang
dapat memberikan gambaran tentang suatu data.
Jenis- jenis berdasarkan tahapan dan tujuan analisisnya:
a. Statistika deskriptif:
Statistika deskriptif ialah bagian dari statistika yang membahas
tentang penyusunan data ke dalam daftar-daftar atau jadwal,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pembuatan grafik-grafik, pengolahan data yang bersifat analisis,
dan penafsiran data. Pada bagian ini belum menghasilkan atau
melibatkan penarikan kesimpulan yang berlaku secara umum.
Statistika deskriptif berkaitan dengan penerapan metode statistik
mengenai pengumpulan, pengolahan, dan penyajian suatu gugus
data sehingga bisa memberikan informasi yang berguna.
b. Statistika Inferensial atau statistika induktif:
Statistika inferensi (inference statistics) merupakan cabang ilmu
statistik yang berkaitan dengan penerapan metode‐metode statistik
untuk menaksir dan/atau menguji karakteristik populasi yang
dihipotesiskan berdasarkan data sampel. Statistika yang
menggunakan data dari suatu sampel untuk menarik kesimpulan
mengenai populasi dari mana sampel tersebut diambil
2. Data Statistik
Data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran
tentang suatu keadaan, baik berupa angka-angka maupun yang
berbentuk kategori, seperti baik, buruk, tinggi, rendah dan sebagainya.
Data dapat dikelompokan menjadi dua jenis data yaitu sebagai
berikut:
a. Menurut sifatnya
1) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka.
Misalnya penjualan merosot, mutu barang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2) Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka.
b. Menurut cara memperolehnya
1) Data primer
Data primer adalah data yang diolah sendiri oleh suatu
perusahaan dengan mendatangi langsung narasumber untuk
memperoleh informasi tertentu.
Contoh: Data mata pelajaran yang disukai dengan memberikan
angket kepada siswa.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh suatu organisasi
atau perusahaan yang diperoleh secara tidak langsung (dari
pihak lain).
Contoh: Data tentang jumlah siswa SMP dalam suatu
kota/kabupaten, diperoleh dari Dinas Pendidikan.
3. Skala Pengukuran
Pengukuran adalah proses hal mana suatu angka atau simbol dilekatkan
pada karakteristik atau properti suatu stimuli sesuai dengan
aturan/prosedur yang telah ditetapkan (Imam Ghozali, 2005).
Ada empat skala pengukuran dalam Statistika:
a. Skala Nominal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Skala nominal adalah skala yang semata-mata hanya untuk
memberikan indeks, atau nama saja dan tidak mempunyai makna
yang lain atau tidak memiliki arti hitung.
Contoh:
Dalam suatu penelitian yang dilakukan, seorang peneliti
menghadapi data yang berkaitan dengan jenis kelamin (perempuan
dan laki-laki). Agar peneliti dapat menggunakan statistik dalam
analisisnya, maka melakukan perubahan data tersebut menjadi
bentuk angka. Jika peneliti menggunakan angka 1 sebagai symbol
siswa perempuan dan angka 2 sebagai symbol siswa laki-laki,
maka angka 1 dan 2 hanya merupakan inisial atau symbol yang
mewakili siswa perempuan dan laki-laki.
b. Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala ranking, di mana kode yang diberikan
memberikan urutan tertentu pada data, tetapi tidak menunjukkan
selisih yang sama dan tidak ada nol mutlak. Hasil pengukuran skala
ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat tetapi tidak
mengukur jarak antar peringkat.
Contoh:
Hasil ujian mahasiswa Pendidikan matematika B : (1) Siswa A
mendapat peringkat 1 ; (2) siswa B mendapat peringkat 2; (3) Siswa
C sebagai juara 3.; dsb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
c. Skala Interval
Skala interval adalah skala pengukuran yang mempunyai selisih
sama antara satu pengukuran dengan pengukuran yang lain, tetapi
tidak memiliki nilai nol mutlak. Contoh: nilai siswa mempunyai
rentang 0 sampai dengan 10 (atau lebih). Maksud dari nilai nol
mutlak, Dalam kasus ini siswa yang mendapat nilai 0 bukan berarti
tidak memiliki pengetahuan. Rentangan ini bersifat konstan
d. Skala Rasio (Skala Nisbah)
Skala rasio adalah skala pengukuran yang paling tinggi di mana
selisih tiap pengukuran adalah sama dan mempunyai nilai nol
mutlak. Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan
pada hasil pengukuran yang bisa dibedakan, diurutkan, mempunyai
jarak tertentu, dan bisa dibandingkan (paling lengkap, mencakup
semuanya dibanding skala-skala dibawahanya).
Contoh: ukuran tinggi badan, berat, dll. Maksud dari memiliki
angka nol mutlak, dalam contoh seperti diatas adalah jika ada orang
yang memiliki tinggi 0 cm, maka orang tersebut tidak memilki
tinggi badan.
4. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Mundir (2012: 14) menyatakan populasi adalah seluruh objek
(orang, wilayah, benda) yang akan diberlakukan generalisasi
kesimpulan hasil penelitian. Generalisasi adalah pemberlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
generalisasi kesimpulan hasil penelitian. Generalisasi adalah
pemberlakuan hasil kesimpulan penelitian terhadap seluruh objek
berdasarkan data yang diperoleh. Menurut Walpole, populasi
merupakan keseluruhan pengamatan yang ingin di teliti, berhingga
atau tidak. Sedangkan menurut Nawawi (2000: 24) menyatakan
populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari
manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa
sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam
suatu penelitian.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa,
populasi merupakan keseluruhan objek pengamatan yang akan
diteliti.
b. Sampel
Dalam bidang statistika, penarikan kesimpulan mengenai suatu
populasi, tidak mungkin atau tidak praktis mengamati himpunan
seluruh pengamatan yang membentuk populasi tersebut. Karena itu,
kita menggunakan sebagian pengamatan dari populasi tersebut.
Sebagian dari populasi yang digunakan untuk mengambil
kesimpulan disebut sampel.
5. Pengumpulan data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
wawancara, angket/kuisioner, dan observasi langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik atau cara pengumpulan data dengan cara
dialog dengan tujuan-tujuan tertentu dengan mengajukan pertanyaan
secara langsung kepada narasumber.
b. Angket/Kuisioner
Angket adalah cara pengumpulan data brupa daftar pertanyaan atau
pernyataan secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh
responden sesuai denganpetunjuk pengisiannya.
c. Observasi langsung
Observasi langsung adalah teknik pengumpulan data dengan cara
pengamatan secara langsung terhadap hal-hal yang diamati dan
kemudian dicatat pada alat observasi.
Contoh: Data tinggi badan atau berat badan siswa dalam satu kelas,
maka dapat melakukan pengamatan dari kegiatan pengukuran
terhadap tinggi badan atau berat badan siswa dalam satu kelas.
6. Penyajian Data
Setellah melakukan pengumpulan data, maka selanjutnya yang
dilakukan adalah menyajikan data tersebut. Berikut beberapa bentuk
penyajian data, yaitu:
a. Penyajian data dalam bentuk tabel
Tabel merupakan perpaduan baris dan kolom yang menghasilkan
sel-sel tabel dalam jumlah tertentu. Pada dasarnya terdapat dua jenis
tabel yang digunakan dalam deskripsi data, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1) Tabel Kontingensi (Tabel Faktorial)
Tabel kontingensi (tabel faktorial) adalah tabel yang
mendeskripsikan dua variabel dalam satu perpaduan baris dan
kolom.
Contoh:
Diberikan tabel banyak pelajar sekolah Negeri tahun2017/2018
dalam wilayah Provinsi D.I Yogyakarta berdasarkan Jenis
Kelamin dan Tingkat Pendidikan.
Tabel 2.1 Contoh penyajian data dalam bentuk tabel
Kontingensi
Jenis
Kelamin
Tingkat Pendidikan Jumlah
SD SMP SMA
Laki-Laki 111.346 44.073 14.045 169.464
Perempuan 102.952 46.142 23.448 172.542
Jumlah 214.298 90.215 37.493 342.006
Sumber data: http://statistik.data.kemdikbud.go.id
2) Tabel Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi adalah penyebaran tingkat keseringan
kemunculan suatu data atau variable, baik data nominal maupun
kontinu dalam sebuah tabel. Tabel distribusi frekuensi memiliki
sejumlah komponen penunjang yaitu kelas interval, titik tengah,
tepi kelas, frekuensi kumulatif kurang dari, dan frekuensi
kumulatif lebih dari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
a) Kelas interval
Kelas interval kolom yang memuat sejumlah kelas interval
yang dibutuhkan dengan jarak rentang tertentu. Setiap kelas
interval terdiri dari 2 batas kelas, yaitu:
i. Batas Atas Kelas, yaitu nilai pembatas kelas
interval bagian atas atau yang terletak disebelah
kanan kelas interval.
ii. Batas Bawah Kelas, yaitu nilai pembatas pada kelas
interval bagian bawah atau nilai yang terletak
sebelah kiri pada kelas interval.
b) Frekuensi
Frekuensi adalah jumlah atau banyak data yang muncul
atau masuk pada setiap kelas interval. Frekuensi data
adakalanya tampak dalam bentuk angka rill dengan tanpa
menghitung perbandingannya dengan total data yang ada.
Inilah yang disebut Frekuensi absolut. Frekuensi juga
adakalanya tampak dalam bentuk persentase (%) sebagai
hasil perbandingan dengan total data yang ada, inilah yang
disebut Frekuensi Relatif.
c) Titik Tengah
Titik tengah yaitu titik tengah kelas interval yang diperoleh
dari penjumlahan nilai batas kelas atas dengan nilai batas
kelas bawah dibagi 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
d) Tepi Kelas
Tepi kelas yaitu nilai tengah antara batas kelas atas suatu
kelas interval dan batas kelas bawah interval dan batas kelas
bawah interval diatasnya.
e) Frekuensi komulatif Kurang dari
Frekuensi kumulatif kurang dari yaitu jumlah frekuensi
kumulatif yang dihitung dari tepi kelas kebawah.
f) Frekuensi komulatif lebih dari
Frekuensu kumulatif lebih dari yaitu jumlah frekuensi yang
dihitung dari tepi kelas keatas.
Contoh:
Berikut diberikan data nilai ulangan Matematika Kelas VII-
I
Tabel 2.2 Contoh penyajian data dalam bentuk tabel
Frekuensi
No. Nilai Tally/Turus Frekuensi
1. 50 ||| 3
2. 60 |||| || 7
3. 70 |||| |||| 9
4. 80 |||| 5
5. 90 || 2
Jumlah 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
b. Penyajian data dalam bentuk diagram
1) Piktogram
Dalam piktogram, data disajikan dalam bentuk gambar yang
mewakili suatu data.
Contoh:
Jumlah penduduk di suatu kecamatan adalah sebagai berikut
Kelurahan A sebanyak 800 orang
Kelurahan B sebanyak 650 orang
Kelurahan C sebanyak 700 orang
Data jumlah penduduk tersebut disajikan ke dalam bentuk
diagram sebagai berikut:
Tabel 2. 3 Contoh penyajian data dalam bentuk
Piktogram
Kelurahan Jumlah Penduduk
A
B
C
Keterangan :
2) Diagram Garis
Diagram garis biasanya digunakan untuk menyajikan data yang
berkesinambungan/ kontuinu, misalnya pertambahan jumlah
= 100 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
penduduk tiap tahun, hasil pertanian setiap tahun. Dalam
diagram garis, sumbu mendatar menyatakan waktu pengamatan,
dan sumbu tegak menyatakan nilai data pengamatan dalam
suatu waktu tertentu.
Langkah-langkah menggambar diagram garis
a) Membuat sumbu mendatar (sumbu-𝑥)
b) Membuat sumbu tegak (sumbu-𝑦)
c) Menetapkan titik 0 (titik potong sumbu-𝑥 dan sumbu-𝑦)
d) Menetapkan skala/nilai pada sumbu tegak.
e) Menentukan titik dari setiap data
f) Gambar batang sesuai dengan data
Contoh:
Diberikan tabel penerimaan siswa baru SMP Cakrawala
Tabel Jumlah Siswa SMP Cakrawala tahun 2010-2014
Tahun Jumlah siswa
2010 1500
2011 1650
2012 1750
2013 1700
2014 1850
Gambarlah diagram garis dari data diatas.
Penyelesaian:
a) Membuat sumbu mendatar (sumbu-𝑥)
b) Membuat sumbu tegak (sumbu-𝑦)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
c) Menetapkan titik 0 (titik potong sumbu-𝑥 dan sumbu-𝑦)
d) Menetapkan skala/nilai pada sumbu tegak.
e) Buatlah titik dari setiap data
14001450150015501600165017001750180018501900
2010 2011 2012 2013 2014
Jum
lah s
isw
a
Tahun
Jumlah Siswa SMP Cakrawala 2010-
2014
1400
1450
1500
1550
1600
1650
1700
1750
1800
1850
1900
2010 2011 2012 2013 2014
Jum
lah s
isw
a
Tahun
Jumlah Siswa SMP Cakrawala 2010-
2014
𝑥
𝑦
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
f) Hubungkan setiap titik
g) Diagram garis dari data jumlah siswa tersebut.
Gambar 2. 1 Contoh Diagram Garis
3) Diagram Batang
Diagram batang biasanya digunakan untuk menggambarkan
perkembangan nilai suatu objek dalam kurun waktu tertentu.
Diagram ini sangat tepat untuk menyajikan data yang
variabelnya berbentuk kategori, dapat juga data tahunan. Dalam
diagram batang dibutuhkan sumbu datar yang menyatakan
kategori dan sumbu tegak untuk menyatakan nilai data. Sumbu
tegak dan sumbu datar dibagi menjadi beberapa skala yang
sama.
Langkah-langkah Menyajikan data dalam diagram batang:
a) Menyajikan data dalam bentuk tabel
b) Membuat sumbu mendatar (sumbu-𝑥)
c) Membuat sumbu tegak (sumbu-𝑦)
14001450150015501600165017001750180018501900
2010 2011 2012 2013 2014
Jum
lah S
isw
a
Tahun
Jumlah Siswa SMP Cakrawala 2010-
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
d) Menetapkan titik 0 (titik potong sumbu-𝑥 dan sumbu-𝑦)
e) Menetapkan skala/nilai pada sumbu mendatar dan sumbu
tegak.
f) Gambar batang sesuai dengan data
Contoh:
Data nilai rata-rata tes UAS pelajaran Matematika kelas 7 di
SMP Cendrawasih disajikan dalam tabel berikut
Tabel Nilai UAS Pelajaran Matematika Kelas 7
85 90 70 75 100 80 80
70 75 80 70 85 70 95
75 85 80 85 80 95 70
95 90 75 100 70 80 70
Gambarlah diagram batang untuk data tersebut:
a) Menyajikan data dalam bentuk tabel frekuensi
Tabel Nilai UAS dan Banyak siswa
70 7
75 5
80 6
85 4
90 2
95 3
100 2
b) Membuat sumbu mendatar (sumbu-𝑥)
c) Membuat sumbu tegak (sumbu-𝑦)
d) Menetapkan titik 0 (titik potong sumbu-𝑥 dan sumbu-𝑦)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
e) Menetapkan skala/nilai pada sumbu mendatar dan
sumbu tegak.
f) Gambar batang sesuai dengan data
Gambar 2. 2 Contoh Diagram Batang
0
1
2
3
4
5
6
7
8
70 75 80 85 90 95 100
Ban
yak
Sis
wa
Nilai UAS
Nilai UAS Matematika Kelas 7
0
1
2
3
4
5
6
7
8
70 75 80 85 90 95 100
Ban
yak
Sis
wa
Nilai UAS
Nilai UAS Matematika Kelas 7
𝑥
𝑦
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
4) Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah penyajian data dengan menggunakan
gambar yang berbentuk lingkaran. Bagian dari daerah lingkaran
menunjukan bagian-bagian atau persen dari keseluruhan.
Penyajian data dalam lingkaran dapat disajikan dalam besar
sudut dan dalam bentuk persen (%). Besar sudut dalam satu
lingkaran penuh adalah 3600, sedangkan besar persentase dari
satu lingkaran penuh adalah 100%.
Langkah-langkah menggambar diagram lingkaran:
a) Dalam persentase
i. Menghitung total frekuensi dari data
ii. Menentukan besar persentase dari tiap data
menggunakan rumus:
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙× 100%
iii. Menggambar lingkaran
iv. Membagi lingkaran menjadi juring-juring berdasarkan
besar persentase dari setiap data
b) Dalam besar sudut
i. Menghitung total frekuensi dari data
ii. Menentukan besar persentase dari tiap data
menggunakan rumus:
𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 =𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙× 3600
iii. Menggambar lingkaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
iv. Membagi lingkaran menjadi juring-juring berdasarkan
besar sudut dari setiap data.
Contoh:
Diberikan data hobi 50 siswa SMP Pelita, sebagai berikut:
Hobi Banyak Siswa
Menggambar 3
OLahraga 11
Bersepeda 8
Berenang 9
Bermain Game 16
Mendengarkan musik 3
Jumlah 50
Buatlah diagram lingkaran dari data diatas.
i. Menentukan besar persentase dari tiap data
menggunakan rumus:
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙× 100%
𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 =𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙× 3600
Hobi Banyak
Siswa Persentase Sudut
Menggambar 3 3
50× 100%
= 6%
3
50× 3600
= 21,60
OLahraga 11 11
50× 100%
= 22%
11
50× 3600
= 79,20
Bersepeda 8 8
50× 100%
= 16%
8
50× 3600
= 57,60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Berenang 9 9
50× 100%
= 18%
9
50× 3600
= 64,8
Bermain Game 16 16
50× 100%
= 32%
16
50× 3600
= 115,2
Mendengarkan
musik
3 3
50× 100%
= 6%
3
50× 3600
= 21,60
ii. Menggambar lingkaran
iii. Membagi lingkaran berdasarkan persentase
Main
Game
32%
Berenang
18%
Bersepeda
16%
Olahraga
22%
Menggambar
6%
Mendengarkan
musik
6%
HOBI SISWA KELAS VII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
iv. Membagi lingkaran berdasarkan sudut
Gambar 2. 3 Contoh Diagram Lingkaran
C. Model Penelitian Dan Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan atau Research and
Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk. Salah
satu model dalam penelitian dan pengembangan, yaitu model ADDIE.
Model ADDIE merupakan singkatan dari proses-proses utama dari
proses pengembangan system pengembangan, yaitu Analysis (analisis),
Design (desain), Development (pengembangan), Implementation
(Implementasi) and Evaluation (evaluasi) yang dikembangkan oleh
Dick and Carry.
Model ADDIE adalah desain model pembelajaran yang sistematis
dan terdiri dari 5 tahap yang meliputi desain keseluruhan proses
pembelajaran yang sistematik.
Main Game
115,2°
Berenang
64,8°
Bersepeda
57,6°
Olahraga
79,2°
Menggambar
21,6°
Mendengarkan
musik
21,6 °
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
1. Analisis (Analysis)
Pada tahap ini, kegiatan utama adalah proses analisis
kebutuhan, mengidentifikasi masalah (kebutuhan) dan
melakukan analisis tugas. Out put yang dihasilkan berupa
karakteristik atau profil calon peserta didik, identifikasi
kebutuhan dan analisis tugas berdasarkan kebutuhan.
2. Desain (Design)
Pada tahap desain terdiri dari perumusan tujuan umum yang
dapat diukur, mengklasifikasikan pembelajar menjadi beberpa
tipe, memilih aktifitas pembelajar dan memilih media. Kegiatan
ini merupakan proses sistematik yang dimulai dari menetapkan
tujuan belajar, merancang scenario atau kegiatan belajar
mengajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang
materi pembelajaran dan alat evaluasi hasil pembelajaran.
Analyze
Design Implement
Develop
Evaluation
Gambar 2. 4 Proses Pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3. Pengembangan (Development)
Tahap pengembangan meliputi menyiapkan material untuk
pebelajar dan pengajar sesuai denggan spesifikasi produk yang
dikembangkan. pada tahap ini segala sesuatu yang dibutuhkan
atau yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya
harus dipersiapkan.
4. Implementasi (Implementation)
Pada tahap ini hasil pengembangan yang sudah
dipersiapkan pada tahap desain diterapkan dalam pembelajaran.
Setwlah produk siap, maka dapat diujicobakan melalui
kelompok besar kemudian dievaluasi dan direvisi.
5. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah produk yang
dikembangkan sesuai dengan tujuan dari pengembangan produk
yang dibuat. Tahap evaluasi meliputi evaluasi formatif dan
sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulkan data
pada setiap tahapan yang digunakan untuk menyempurnakan,
dan evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program untuk
mengukur kompetensi akhir dari mata pelajaran atau tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
D. Penelitian yang relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan
yaitu salah satunya penelitian oleh Syahbana (2012). Penelitian ini tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa SMP melalui
pendekatan Contextual Teaching and Learning. Tujuan dari penelitian yang
dilakukan adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan
berpikir kritis antara siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan
kontekstual (Contekstual Teaching and Learning) dan diajar dengan
menggunakan pendekatan Konvensional, yang ditinjau dari level siswa,
serta interaksi antara pendekatan pembelajaran dan level pengetahuan awal
matematika siswa dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis
siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Hasil
penelitian yang dilakuka Syahbana menunjukan terdapat perbedaan
signifikan dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa,
antara yang pembelajarannya menggunakan Pendekatan Contekstual
Teaching and Learning dan menggunakan pendekatan Konvensional,
terdapat perbedaan signifikan dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis
matematis antara siswa pada level pengetahuan awal matematika tinggi,
sedang, dan rendah, dan tidak terdapat interaksi antara pendekatan
pembelajaran dan level pengetahuan awal matematika siswa terhadap
peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.
Penelitian lainnya yaitu penelitian oleh Dyah Shinta Damayanti, Nur
Ngazizah, Eko Setyadi K (2012/2013). Penelitian ini tentang pengembangan
Lembar Kerja Siswa dengan pendekatan inkuiri terbimbing untuk
mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Metode
penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Instrument pengumpulan data penelitian menggunakan angket, observasi,
wawancara dan tes. Hasil dari penelitian berupa ketercapaian hasil belajar
apeserta didik yang menunjukan rata-rata nilai yang diperoleh peserta didik
sebesar 81,23 dan sudah mencapai KKM 70,0.
Adapun penelitian lain yang dilakukan oleh Agung Kartika, Tastra
dan Wy Suwatra. Penelitian ini tentang Pengembangan Media Video
Pembelajaran Dengan Model ADDIE Pada Pembelajaran Bahasa Inggris,
bertujuan untuk menghasilkan suatu produk yaitu sebuah media video
pembelajaran yang layak pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (Research and Development. Setelah melalui tahap produksi
dihasilkan produk awal kemudian dilakukan validasi oleh seorang ahli isi
mata pelajaran, ahli desain pembelajaran dan media pembelajaran.
Selanjutnya produk diujicobakan kepada siswa melalui tiga tahap, yaitu uji
coba perorangan (6 orang siswa), uji coba kelompok kecil (12 orang siswa)
dan uji coba lapangan (20 orang siswa). Data yang diperoleh kemudian
dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan produk media video
pembelajaran ini memiliki tingkat validitas yang layak untuk digunakan
dalam proses pembelajaran serta dapat menambah sumber belajar pada mata
pembelajaran Bahasa Inggris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
E. Kerangka berpikir
Masalah yang sering dihadapi siswa adalah memahami materi yang
diberikan. Sebagian dari siswa mampu menyelesaikan soal yang diberikan
guru tetapi belum tentu siswa memahami dengan baik materi yang
diajarkan. Dengan kata lain pengetahuan yang diperoleh siswa hanya
sekedar hafalan tanpa memahami apa yang dipelajari.
LKS menjadi salah satu media yang dapat digunakan guru dalam
menyampaikan materi kepada siswa serta dapat membantu siswa dalam
memahami suatu konsep. LKS tidak hanya berisi ringkasan materi dan soal-
soal latihan, tetapi dapat berisi masalah-masalah dalam kehidupan sehari-
hari yang berkaitan dengan matematika yang dapat
membimbing/mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri suatu konsep.
Oleh karena itu, peneliti mengembangkan Lembar Kerja Siswa yang dapat
membantu siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui masalah-
masalah yang diberikan. Pengembangan Lembar Kerja Siswa tersebut
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
Masalah-masalah yang disajikan dihubungkan dengan kehidupan sehari-
hari siswa. Melalui LKS tersebut, kemampuan berpikir kritis siswa juga
dikembangkan. Dalam upaya mengembangkan kemampuan berpikir kritis
siswa, peneliti menggunakan tujuh karakteristik kemampuan berpikir kritis
berdasarkan California Critical Thingking Dispotition Inventory (CCTDI),
yaitu rasa ingin tahu, mencari kebenaran, berpikiran terbuka, analitis,
sistematis, percaya diri, dewasa. Dalam melakukan penelitian, peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
menggunakan salah satu model desain pembelajaran yaitu model ADDIE
(Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation) yang
merupakan tahapan dalam model desain pembelajaran tersebut.
Gambar 2. 5 Tahapan Model Pengembangan ADDIE
Analysis (Analisis)
Desain (Desain/Perancangan)
Development (Pengembangan)
Implementation (Implementasi)
Evaluation (Evaluasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).
Penelitian pengembangan menurut (Seels & Richey, 1994) didefinisikan
sebagai: “Penelitian pengembangan sebagaimana dibedakan dengan
pengembangan pembelajaran yang sederhana, didefinsikan sebagai kajian
secara sistematik untuk merancang, mengembangkan dan mengevaluasi
program-program, proses dan hasil-hasil pembelajaran yang harus
memenuhi kriteria konsistensi dan keefektifan secara internal”. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian dan pengembangan
ADDIE. Model ADDIE merupakan singkatan dari langkah-langkah dalam
penelitiannya yaitu Analysis, Design, Development or Production,
Implementation or Delivery and Evaluation yang dikembangkan oleh Dick
and Carry (1996).
Dalam penelitian ini akan mengembangkan sebuah produk yaitu
Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan pendekatan CTL pada materi penyajian
data.
B. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Joannes
Bosco, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta. Objek dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
adalah produk LKS dengan pendekatan CTL dalam upaya mengembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa yang dikembangkan peneliti. LKS tersebut
diujicobakan untuk memastikan jika LKS dengan pendekatan CTL telah
layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Penelitian dilaksanakan di kelas VII SMP Joannes Bosco, Baciro,
Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta,
55225.
2. Pelaksanaan penelitian ini pada semester genap Tahun Ajaran
2017/2018 semester II
Tabel 3. 1 Pelaksanaan Penelitian
D. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Sebagaimana telah diuraikan, penelitian yang dilakukan
menggunakan penelitian dan pengembangan (R&D), dengan model
pengembangan yang digunakan adalah ADDIE (Analysis, Design,
Development, Implementation and Evaluation). Langkah-langkah yang
dilakukan dalam penelitian ini mengikuti model pengembangan ADDIE.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2.Pengambilan
data
3. Analisis data
Menyusun
Bab 1-5
Minggu
1
1.
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu MingguNo. Kegiatan
Bulan
Des-17 Feb-18 Mar-18 Apr-18 Mei- 18 Jun-18 Jul-18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
1. Analisis (Analysis)
Pada tahap ini, peneliti menganalisis masalah apa yang
melatarbelakangi munculnya pengembangan media pembelajaran
berupa LKS dengan pendekatan CTL dalam upaya untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Analisis yang
dilakukan terbagi menjadi analisis kurikulum, analisis kebutuhan,
dan analisis karakteristik siswa.
a. Analisis kurikulum yaitu menganalisis kurikulum yang
digunakan di kelas VII SMP Joannes Bosco. Berdasarkan hasil
analisis tersebut maka dapat diketahui kompetensi apa yang
ingin dicapai pada materi penyajian data.
b. Analisis Kebutuhan, yaitu menganalisis kebutuhan siswa terkait
media yang dapat digunakan dalam pembelajaran yang dapat
membantu siswa memahami materi pembelajaran sesuai dengan
kurikulum yang digunakan. Berdasarkan analisis tersebut, maka
peneliti dapat mengembangkan LKS yang mudah dipahami serta
menarik bagi siswa.
c. Analisis Karakteristik Siswa dilakukan untuk mengetahui
karakteristik siswa dalam kegiatan pembelajaran. Menurut
Piaget, anak seusia SMP sudah masuk dalam tahap operasional
dan mulai dapat menerapkan pola pikir yang dapat
menggiringnya untuk memahami dan memecahkan suatu
pemasalahan. Pemikiran absrak dan murni simbolis mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dilakukan. Piaget menemukan bahwa penggunaan operasi
formal bergantung pada keakraban dengan daerah subjek
tertentu.
2. Perencanaan (Design)
Pada tahap ini, peneliti merancang LKS pada materi penyajian data
sesuai dengan yang diharapkan dan sesuai dengan kriteria kualitas
LKS. Adapun tahapan yang dilakukan dalam merancang LKS, yaitu
perumusan indikator dan tujuan pembelajaran, pembuatan perangkat
pembelajaran, dan pembuatan draft LKS dengan materi penyajian
data.
Penyusunan desain adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan referensi yang berkaitan dengan produk yang akan
dikembangkan.
b. Menyusun desain produk
Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini berupa
LKS dengan pendekatan kontekstual
3. Pengembangan (Development)
Tahap ini merupakan tahap mewujudkan desain menjadi kenyataan.
Tahap ini peneliti mengembangkan LKS dengan materi penyajian
data untuk siswa kelas VII SMP Joannes Bosco, Yogyakarta.
Langkah-langkah pengembangan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Pengembangan desain produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Produk yang dikembangkan berupa LKS dengan pendengan
pendekatan CTL.
b. Validasi desain
Desain produk yang telah dikembangkan, kemudian divalidasi
oleh beberapa ahli yaitu dosen dan guru matematika.
Validasi yang dilakukan berupa validasi isi.
1) Validasi isi (content validity)
Validasi isi sering pula dinamakan validasi kurikulum
yang mengandung arti bahwa suatu alat ukur dipandang
valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang akan
diukur. Validasi isi menunjukan bahwa item-item yang
dimaksudkan untuk mengukur sebuah konsep,
memerikan kesan mampu mengungkap konsep yang
hendak diukur.
c. Revisi
Setelah produk yang divalidasi, kemudian peneliti melakukan
revisi untuk memperbaiki produk yang dikembangkan.
4. Implementasi (Implementation)
Tahap ini, akan dilakukan uji coba produk. LKS yang telah
divalidasi dan direvisi, akan diimplementasikan pada siswa kelas VII
SMP Joannes Bosco, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
5. Evaluasi (Evaluation)
Tahap akhir dari penelitian pengembangan dengan model ADDIE
adalah evaluasi terhadap produk berupa LKS yang dihasilkan.
Evaluasi yang dilakukan sangat berperan penting untuk perbaikan
produk Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan.
E. Data penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan
guru matematika kelas VII SMP Joannes Bosco. Sedangkan data
kuantitatif diperoleh berdasarkan hasil validasi oleh ahli dan guru
matematika, dan angket siswa.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa ini diperlukan instrument
untuk mendapatkan informasi mengenai apa saja yang harus dilakukan,
sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas, menarik,
memudahkan siswa dalam belajar, dan mengetahui produk yang dihasikan
efektif untuk pembelajaran. Berikut Teknik dan instrumen pengumpulan
data yang diperlukan dalam penelitian ini.
1. Wawancara
Wawancara ini akan peneliti lakukan kepada guru untuk menganalisis
kebutuhan terhadap LKS dengan pendekatan CTL. Wawancara ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
berisi pertanyaan-pertanyaan terkait dengan LKS, model
pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran, dan
masukan-masukan yang bermanfaat bagi pengembangan LKS.
2. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab. Pemberian angket dilakukan kepada siswa untuk mengetahui
keseharian siswa, cara belajar siswa, serta motivasi siswa dalam
belajar. Hasil angket terkait keseharian siswa ini digunakan sebagai
data untuk menganalisis kebutuhan siswa. Pemberian angket juga
dilakukan untuk mengetahui respon siswa terkait produkyang
dikembangkan. Peneliti juga memvalidasi LKS yang dikembangkan
dan instrument penelitian dengan cara meminta bantuan para ahli
untuk mengisi angket validasi.
3. Uji coba produk
Uji coba produk ini dilakukan untuk menguji kelayakan LKS yang
telah dikembangkan
1) Desain uji coba
i. Validasi oleh beberapa ahli (dosen dan guru
Matematika). validasi dilakukan untuk mengetahui
tanggapan dari para ahli terkait dengan pengembangan
LKS ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
ii. Uji keterbacaan
Uji coba terbatas dilakukan pada beberapa siswa agar
mengetahui kualitas rancangan produk yang telah
dikembangkan
iii. Uji coba lapangan
Uji coba lapangan dilakukan dengan responden yang
lebih banyak, yaitu dilakukan pada siswa dalam satu
kelas.
2) Revisi Produk
Revisi produk dilakukan ketika produk tersebut telah
divalidasi oleh ahli sehingga mendapat saran-saran, dan
kemudian dapat diujicobakan kepada siswa.
G. Instrumen Penelitian
1. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara berisi hal-hal apa saja yang akan ditanyakan
peneliti kepada narasumber terkait metode pembelajaran yang
digunakan dalam pembelajaran.
Tabel 3. 2 Pedoman wawancara
No Pertanyaan
1. Kurikulum apa yang digunakan di sekolah?
2. Pendekatan pembelajaran apa saja yang biasa diterapkan dalam
pembelajaran?
3. Sejauh mana pemahaman bapak terhadap pendekatan CTL?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
4. Apakah bapak sudah pernah menerapkan pendekatan CTL dalam
pembelajaran di kelas VII?
5. Bagaimana respon siswa terhadap pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran matematika?
6. Media pembelajaran apa saja yang sering digunkan dalam
pembelajaran?
7. Apakah media pembelajaran seperti LKS sering bapak gunakan dalam
pembelajaran?
8. LKS seperti apa yang sering bapak gunakan dalam pembelajaran?
9. Apakah LKS tersebut mendukung siswa dalam belajar?
Tabel 3. 3 Kisi-kisi pedoman wawancara setelah uji coba
No Pertanyaan
A. Pendekatan/strategi Pembelajaran
1. Adakah kesulitan yang Bapak temui ketika menggunakan
pendekatan kontekstual (CTL)?
2. Bagaimana respon siswa terhadap proses pembelajaran
menggunakan pendekatan CTL?
B. Materi Pembelajaran
1. Bagaimana Tanggapan Bapak dengan LKS yang digunakan?
2. Apakah siswa dapat menerima penyampaian materi yang
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari?
3. Apakah kendala yang dialami oleh siswa saat proses
pembelajaran menggunakan LKS dengan pendekatan CTL?
4. Bagaimana antusias dan respon siswa terhadap pembelajaran
dengan pendekatan CTL yang digunakan?
5. Apakah penggunaan LKS dengan pendekatan CTL
menumbuhkan keaktifan siswa dan kemampuan berpikir kritis
siswa dalam pembelajaran berlangsung?
2. Angket
Angket akan diberikan pada siswa untuk mengetahui keseharian siswa,
bagaimana cara siswa belajar, motivasi serta untuk mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tanggapan siswa terhadap LKS yang dikembangkan. Terdapat 30
pernyataan dalam angket, yang berisi 13 pernyataan negatif dan 17
pernyataan positif. Angket memiliki alternatif jawaban yaitu Sangat
Setuju (SS), S (Setuju), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak
Setuju (STS).
Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Angket Terkait Keseharian Dan
Kebutuhan Siswa
No Aspek Indikator
Kategori
Pernyataan
Positif Negatif
A. Keseharian siswa
1 Motivasi
Mengikuti pembelajaran dengan aktif 2 6
Menghubungkan materi dengan
kehidupan sehari-hari
4, 19 28
Semangat mengikuti pembelajaran 1, 10 3
Menyelesaikan tugas 8 25
2. Cara belajar
Mempelajari materi sebelum pelajaran 22 15
Mandiri dalam belajar 12, 13 5
Mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan materi yang diberikan guru 11 21
Ulet dalam menghadapi kesulitan 16 7
3. Bekerjasama
Membantu teman yang mengalami
kesulitan 9 14
Berpartisipasi dalam kelompok 17 20
Menghargai pendapat teman 18 23
B. Kebutuhan Siswa
4.
Penggunaan
sumber
belajar
Mencari bahan lain selain buku paket
yang diberikan sebagai sumber belajar 26, 29 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
5. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam sumber
belajar (buku paket) mudah di
mengerti 30 27
Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa
No Aspek Indikator
Kategori
Pernyataan
Positif Negatif
1 Motivasi
Mengikuti pembelajaran dengan aktif 6, 20 19
Menghubungkan materi dengan
kehidupan sehari-hari 12, 11 3, 22
Semangat mengikuti pembelajaran 2, 23 1, 10
Pembelajaran yang menarik 9 14
2. Berpikir kritis
Mampu menyelesaikan masalah 7 28
Mampu mengkonstruksi
pengetahuannya 5 15
Menumbuhkan rasa ingin tahu 24 8
3. Bekerjasama Berparisipasi dalam diskusi
kelompok 21 17
4. Materi
Membantu siswa dalam memahami
materi pembelajaran matematika
terkait penyajian data
13, 26 4, 18
5. Bahasa Bahasa yang digunakan dalam
LKS mudah di mengerti 25 29
6. Tampilan
LKS Menarik perhatian siswa 16, 30 27
3. Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa dalam penelitian ini berupa lembar kerja yang
dibuat oleh peneliti dan diberikan kepada para siswa. Lembar Kerja
Siswa ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
siswa serta membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran
yang diberikan.
Tabel 3. 6 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa
No Indikator
1. Mengenal dan memahami data dalam kehidupan sehari-hari
2. Memahami cara mengumpulkan data
3. Menyajikan data dalam bentuk pictogram
4. Menyajikan data dalam bentuk diagram batang
5. Menyajikan data dalam bentuk diagram garis
6. Menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran
7. Membaca diagram batang, garis, dan lingkaran
4. Lembar Validasi
Lembar validasi digunakan untuk menguji validitas dari LKS yang
dikembangkan oleh peneliti. LKS yang dikembangkan, divalidasi oleh
2 dosen sebagai ahli dan guru sebagai calon pengguna. Berikut kisi-kisi
validasi
Tabel 3. 7 Kisi-kisi Validasi Instrumen
KOMPONEN PENIALAIAN WAWANCARA
A. Komponen Pedoman Wawancara
1. Ketercukupan komponen-komponen pedoman wawancara
sebagai penunjang ketercapaian pelaksanaan penelitian
B. Identifikasi Pedoman Wawancara
1. Kelengkapan identitas pedoman wawancara
C. Rumusan
1. Kesesuaian rumusan pedoman wawancara dengan tujuan
penelitian
D. Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
1. Bahasa yang digunakan komunikatif
2. Bahasa yang digunakan sesuai dengan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar
KOMPONEN PENILAIAN LKS
No Komponen Penilaian
A. Format LKS
1. Kejelasan materi
2. Petunjuk LKS sederhana sehingga mudah dipahami siswa
3. Tampilan LKS yang menarik
B. Isi
1. Kesesuaian dengan indikator yang dicapai
2. Kebenaran konsep
3. Kesesuaian dengan pendekatan Contextual Teaching
and Learning
4. Menumbuhkan rasa ingin tahu
5. Mendorong siswa untuk berpikir kritis
C. Bahasa
1. Kesederhanaan struktur kalimat
2. Menggunakan Bahasa yang sesuai dengan kaidah
Bahasa Indonesia yang baku
3. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat
perkembangan kognisis siswa dan mudah dipahami
4. Jenis huruf dan ukuran huruf
KOMPONEN PENILAIAN ANGKET
No Komponen Penilaian
A. Komponen Angket
1. Ketercukupan komponen-komponen angket sebagai
penunjang ketercapaian pelaksanaan penelitian
B. Identitas Angket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. Kelengkapan identitas lembar angket
C. Rumusan
4. Kesesuaian rumusan angket keseharian dan kebutuhan
belajar siswa dengan tujuan penelitian
5. Kesesuaian pernyataan angket dengan kisi-kisi
D. Bahasa
6. Bahasa yang digunakan komunikatif sehingga mudah
dipahami
7. Kejelasan Bahasa yang digunakan sehingga tidak
menimbulkan penafsiran ganda
8. Menggunakan Bahasa yang sesuai dengan kaidah
Bahasa Indonesia yang baku
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif
dan kuantitatif. Analisis dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh
dari hasil wawancara, validasi oleh ahli, kajian literatur, angket siswa serta
uji keterbacaan produk. Analisis data yang diperoleh dilakukan dengan
dua cara, yaitu:
1. Analisis data kualitatif
Data penlitian kualitatif diperoleh dari hasil wawancara.
a) Analisis hasil wawancara
Analisis hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru untuk
mengetahui kebiasaan belajar siswa serta metode pembelajaran
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hasil wawancara
tersebut dianalisis dengan cara kualitatif yaitu mendeskripsikan
hasil wawancara kemudian menjadi kesimpulan secara umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Analisis data kuantitatif
Data penelitian kuantitatif diperoleh dari hasil validasi produk oleh
ahli, uji keterbacaan, dan hasil angket siswa.
a) Hasil validasi oleh ahli dan guru matematika dianalisis dengan
cara kuantitatif yaitu diperoleh berdasarkan skala yang sudah
terdapat pada instrument penilaian. Validasi dilakukan oleh 2
dosen ahli dan guru matematika.
Berikut kriteria penilaian kualitas menurut Widoyoko (2010:
238)
Tabel 3. 8 Kriteria Penilaian Kualitas
Interval Skor Kategori
𝑋 > �̅�𝑖 + 1,8 𝑆𝑏𝑖 Sangat Baik
�̅�𝑖 + 0,6 𝑆𝑏𝑖 < 𝑋 ≤ �̅�𝑖 + 1,8 𝑆𝑏𝑖 Baik
�̅�𝑖 − 0,6 𝑆𝑏𝑖 < 𝑋 ≤ �̅�𝑖 + 0,6 𝑆𝑏𝑖 Cukup Baik
�̅�𝑖 − 1,8 𝑆𝑏𝑖 < 𝑋 ≤ �̅�𝑖 − 0,6 𝑆𝑏𝑖 Kurang Baik
𝑋 ≤ �̅�𝑖 − 1,8 𝑆𝑏𝑖 Sangat Kurang
Keterangan:
𝑋 = Skor empiris yang diperoleh
Rata-rata ideal (�̅�𝑖) = 1
2(𝑠kor maksimum ideal + skor
minimum ideal)
Simpangan baku (𝑆𝑏𝑖) =1
6 (Skor maksimun ideal – skor
minimum ideal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Berdasarkan tabel kriteria penilaian diatas, dapat ditentukan
rata-rata skor dari setiap aspek berdasarkan kategori penilaian
menurut Widoyoko (2010:243).
Tabel 3. 9 Kreteria Skor Penilaian Kualitas
Interval Skor Kategori
𝑋 > 4,2 Sangat Baik
3,4 < 𝑋 ≤ 4,2 Baik
2, 6 < 𝑋 ≤ 3,4 Cukup Baik
1,8 < 𝑋 ≤ 2,6 Kurang Baik
𝑋 ≤ 1,8 Sangat Kurang
Selanjutnya, peneliti membandingkan hasil validasi dengan kriteria
penilaian kualitas lembar validasi produk.
b) Hasil angket siswa
Hasil angket respon siswa dinilai berdasarkan respon siswa terhadap
produk yang dikembangkan pada desain produk dan telah diuji
cobakan. Hasilangket siswa ini juga digunakan sebagai salah satu
penentu kualitas dari LKS yang dikembangkan.
Tabel 3. 10 Pedoman Penskoran Angket Siswa
Pilihan Jawaban
Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Data hasil angket siswa dapat dianalisis dengan menghitung skor
total jawaban siswa. Untuk menghitung skor total jawaban semua
siswa yaitu dengan mengalikan banyaknya siswa dengan skor pada
setiap jawaban.
1) Skor total pernyataan positif = (Jumlah siswa yang menjawab
𝑆𝑆 × 5) + (Jumlah siswa yang menjawab 𝑆 × 4) + (Jumlah
siswa yang menjawab 𝑅 × 3) + (Jumlah siswa yang menjawab
𝑇𝑆 × 2) + (Jumlah siswa yang menjawab 𝑆𝑇𝑆 × 1)
2) Skor total pernyataan negatif = (Jumlah siswa yang menjawab
𝑆𝑆 × 1) + (Jumlah siswa yang menjawab 𝑆 × 2) + (Jumlah
siswa yang menjawab 𝑅 × 3) + (Jumlah siswa yang menjawab
𝑇𝑆 × 4) + (Jumlah siswa yang menjawab 𝑆𝑇𝑆 × 5)
Hasil respon siswa yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan
tabel kriteria respon siswa. Berikut kriteria respon siswa menurut
Widoyoko (2016:110).
Skor maksimum : 5 × 30 = 150
Skor minimum : 1 × 30 = 30
Range (Jarak) : 150 − 30 = 120
Banyak kategori : 5
Panjang Kelas Setiap katergori : 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒
𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖=
120
5= 24
Jadi skor untuk setiap kategori dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 3. 11 Skor Hasil Angket Siswa
Skor Klasifikasi
127 − 150 Sangat baik
103 − 126 Baik
79 − 102 Kurang Baik
55 − 78 Tidak Baik
30 − 54 Sangat Tidak Baik
c) Kriteria Kualitas produk yang dikembangkan
Untuk mengetahui kriteria kualitas produk berupa LKS dengan
pendekatan CTL, peneliti membandingkan hasil validasi dengan
kriteria penilaian lembar validasi produk dan berdasarkan hasil
angket respon siswa setelah menggunakan produk. Produk yang
dikembangkan dikatakan valid jika hasil validasi ahli memenuhi
kategori baik dan hasil angket respon siswa memenuhi kategori baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
63
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
1. Deskripsi penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan Lembar kerja
Siswa dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning di kelas
VII SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Sebelum melakukan penelitian,
peneliti melakukan persiapan yang meliputi perijinan di sekolah,
diskusi dengan guru matematika kelas VII SMP Joannes Bosco yaitu
Bapak Thomas Iskandar K. S.Pd., menyiapkan instrumen-instrumen
penelitian, dan melakukan validasi instrumen oleh ahli.
Penelitian yang dilaksanakan di SMP Joannes Bosco Yogyakarta,
diawali dengan analisis yang dilakukan peneliti terkait kurikulum yang
digunakan dan metode yang digunakan dalam pembelajaran
matematika, dan analisis terkait karakteristik siswa. Sekolah ini belum
sepenuhnya menerapkan kurikulum 2013. Maksudnya, kurikulum 2013
hanya diterapkan di kelas VII sedangkan kelas VIII dan IX belum
menerapkan kurikulum 2013 dan masih menerapkan kurikulum
sebelumnya.
Selanjutnya, sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan
validasi instrumen yang digunakan dalam penelitian, yaitu angket dan
pedoman wawancara. Angket dan pedoman wawancara divalidasi oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
dosen pendidikan matematika yaitu Eko Budi Santoso, SJ, S.Pd., Ph.D.,
dan Margaretha Madha Mellisa, M.Pd. Setelah divalidasi, angket terkait
keseharian siswa direvisi dan kemudian diberikan kepada siswa.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru matematika kelas VII
terkait metode yang digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil
wawancara, penggunaan LKS dalam pembelajaran masih terbatas
latihan yang terdiri dari beberapa soal, belum mendorong siswa untuk
menemukan sendiri suatu konsep dari materi yang dipelajari.
Langkah selanjutnya adalah membuat Lembar Kerja Siswa
dengan pendekatan CTL berdasarkan hasil angket keseharian siswa dan
hasil wawancara dengan guru matematika. Lembar Kerja Siswa yang
telah didesain kemudian divalidasi oleh para ahli (dua dosen pendidikan
matematika dan guru matematika). Setelah divalidasi, peneliti merevisi
Lembar Kerja Siswa tersebut berdasarkan kritik dan saran dari
validator, dan kemudian melakukan uji keterbacaan terhadap beberapa
siswa dari kelas yang berbeda dengan kelas yang menjadi subjek uji
coba produk.
Peneliti melaksanakan uji coba terhadap Lembar kerja Siswa yang
telah validasi dan telah direvisi di kelas VII-D SMP Joannes Bosco
Yogyakarta. Uji coba dilakukan satu kali pertemuan dengan alokasi
waktu 3 x 40 menit. Pada awal pembelajaran guru matematika
memberikan salam dan menjelaskan kepada siswa terkait pembelajaran
dengan materi penyajian data akan menggunakan LKS dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
pendekatan CTL. Siswa kemudian dibagi dalam beberapa kelompok
untuk berdiskusi menyelesaikan masalah-masalah yang disajikan di
dalam LKS. Diakhir pembelajaran, peneliti menyebarkan angket untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan
LKS dengan pendekatan CTL. Peneliti juga melakukan wawancara
dengan guru matematika terkait tanggapan guru terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan dengan menggunakan LKS dengan pendekatan
CTL. Berikut tabel pelaksanaan pengambilan data di SMP Joannes
Bosco Yogyakarta:
Tabel 4. 1 Pelaksanaan Pengambilan Data
2. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil penelitian berupa
Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation.
No. Hari/Tanggal Rincian Kegiatan
1. 3 Mei 2018 Pelaksanaan wawancara guru
matematika
2. 8 Mei 2018 Penyebaran angket siswa
3. 16 Mei 2018 Uji coba keterbacaan produk
4.
17 Mei 2018
Uji coba produk,
5. Penyebaran angket respon siswa,
6. Wawancara guru setelah uji coba
produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
a. Analysis (Analisis)
Tahap analisis merupakan langkah paling awal yang dilakukan
dalam penelitian. Tahap analisis dalam penelitian ini meliputi:
1) Analisis Kurikulum
Hasil wawancara dengan guru matematika kelas VII SMP
Joannes Bosco, menyatakan kelas VII sudah menerapkan
Kurikulum 2013 dalam pembelajarannya. Pendekatan
pembelajaran yang digunakan di sekolah disesuaikan dengan
situasi dan materi pembelajaran. Pada tahap analisis ini,
peneliti mengidentifikasi kompetensi inti dan kompetensi
dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS) dalam materi penyajian data dengan
menggunakan pendekatan kontekstual (Contekstual
Teaching and Learning). Implementasi kurikulum 2013,
dirancang agar peserta didik secara aktif mengkontruksi
konsep melalui tahap-tahap mengamati, merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,
menganalisis, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan
konsep yang ditemukan.
Berikut hasil wawancara peneliti dengan guru matematika
terkait kutikulum dan pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
P : “Kurikulum apa yang digunakan disekolah ini
Pak?’
G : “Untuk kelas VII sendiri sudah menggunakan
kurikulum 2013, kalo kelas VIII dan IX masih
menggunakan kurikulum lama.”
P : “Untuk pendekatan/model pembelajarannya
sendiri, model pembelajaran apa yang Bapak
gunakan dalam pembelajaran?”
G : “Kalo pendekatan pembelajarannya saya
biasanya tergantung situasinya, misalnya kalau
harus pake Saintifik ya saya pake Saintifik,
kadang juga diskusi kelompok.”
P : “Bagaimana respon siswa terhadap pendekatan
yang bapak gunakan?”
G : “Lebih bagus sih mbak daripada konvensional. ”
P : “tadi bapak bilang untuk pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran tergantung situasi
ya Pak, nah untuk pendekatan CTL sendiri
bagaimana Pak? Apakah Bapak sudah pernah
menerapkan Pendekatan CTL dalam
pembelajaran?”
G : “Pendekatan CTL belum pernah saya terapkan ya
mbak, ini baru saya lihat ini, nanti mungkin baru
saya pelajari.”
Peneliti mengembangkan LKS dengan pendekatan
CTL pada materi penyajian data, maka peneliti
menetapkan beberapa indikator terkait materi penyajian
data. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian
kompetensi dapat dilihat pada tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 4. 2 Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
3.12 Siswa mampu
menganalisis antara data
dengan cara
penyajiannya (tabel,
diagram garis, diagram
batang, dan diagram
lingkaran)
3.12.4 Mengenal data dalam
kehidupan sehari-hari
3.12.5 Membedakan cara
pengumpulan data
3.12.6 Membaca data yang
disajikan dalam bentuk
diagram batang garis dan
lingkaran
4.12 Menyajikan dan
menafsirkan data dalam
bentuk tabel, diagram
garis, diagram batang,
dan diagram lingkaran
4.12.5 Menyajikan data dalam
bentuk piktogram
4.12.6 Menyajikan data dalam
bentuk diagram garis
4.12.7 Menyajikan data dalam
bentuk diagram lingkaran
4.12.8 Menafsirkan diagram
batang, garis dan
lingkaran
2) Analisis Kebutuhan Siswa
Analisis dilakukan untuk mengetahui kebutuhan siswa
terkait media pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran matematika. Penggunaan media pembelajaran
berupa LKS di SMP Joannes Bosco kelas VII masih berupa
soal-soal latihan yang terdapat pada buku paket yang
digunakan. Berdasarkan hasil wawancara, pembelajaran
yang dilakukan masih berpusat pada guru, dimana guru
memberikan konsep kepada siswa tanpa memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri konsep
dari materi yang dipelajari. Dalam pembelajaran guru juga
menggunakan beberapa metode pembelajaran. Metode yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
sering digunakan dalam pembelajaran yaitu diskusi
kelompok. Berikut hasil wawancara yang dilakukan peneliti
dengan guru matematika:
P : “Bagaimana dengan media pembelajaran yang
Bapak gunakan dalam pembelajaran?”
G : “Media pembelajaran tidak semua materi saya
gunakan, hanya unutk beberapa materi saja yang
menggunakan media pembelajaran.”
P : “Bagaimana dengan media seperti LKS?
G : “Untuk LKS jarang saya gunakan mbak, saya
biasanya menggunakan soal-soal latihan yang ada
di buku.”
P : “Berarti untuk LKS yang sering digunakan
berupa soal latihan saya ya Pak.”
G : “Iya Mbak, daripada saya harus buat soal lagi
mbak, nanti takutnya ada materi yang terlewatkan
atau tidak sesuai.”
Selain melalui hasil wawancara dengan guru
matematika, untuk menganalisis terkait kebutuhan dan
keseharian siswa peneliti juga menyebarkan angket kepada
siswa.
Berikut persentase hasil angket terkait kebutuhan dan
keseharian siswa:
i. Memahami materi jika dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari:
Tabel 4. 3 Persentase Hasil Angket Terkait
Kebutuhan Siswa
Pilihan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 12 32
Setuju 15 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Ragu-ragu 6 16
Tidak Setuju 3 8
Sangat Tidak Setuju 1 3
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa
pembelajaran dengan menghubungkan materi yang
dipelajari dengan kehidupan sehari-hari dapat membantu
siswa memahami materi yang dipelajari.
3) Analisis Karakteristik Siswa
Selanjutnya peneliti menganalisis karakteristik siswa. Dalam
menganalisis karakteristik siswa, peneliti menyebarkan
angket yang sudah divalidasi oleh ahli dan wawancara
dengan guru matematika kelas VII. Dari hasil analisis angket
terkait karakteristik siswa dan hasil wawancara, peneliti
menyimpulkan dengan metode yang digunakan guru dalam
pembelajaran siswa masih cenderung pasif.
Berikut persentase hasil angket terkait karakteristik siswa:
i. Diam ketika ditanya apakah sudah memahami materi
yang diberikan guru
Tabel 4. 4 Tabel 4.3 Persentase Hasil Angket
Terkait Kebutuhan Siswa
Pilihan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 4 11
Setuju 3 8
Ragu-ragu 13 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tidak Setuju 15 41
Sangat Tidak Setuju 2 5
Tabel diatas menunjukan bahwa beberapa siswa diam
ketika ditanya terkait pemahaman mereka dengan materi
yang diajarkan guru.
ii. Mencari tahu hubungan antara apa yang dipelajari
dengan kehidupan sehari-hari
Tabel 4.5 Hasil Angket Terkait Karakterstik
Siswa
Pilihan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 8 22
Setuju 14 38
Ragu-ragu 12 32
Tidak Setuju 3 8
Sangat Tidak Setuju 0 0
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa sebagian
besar siswa memiliki rasa ingin tahu terhadap hubungan
antara materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-
hari.
iii. Lebih memahami materi dengan mengerjakan soal-soal
secara mandiri
Tabel 4. 6 Hasil Angket Terkait Karakterstik
Siswa
Pilihan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 6 16
Setuju 13 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Ragu-ragu 13 35
Tidak Setuju 5 14
Sangat Tidak Setuju 0 0
Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar siswa
lebih memahami materi dengan mengerjakan latihan-
latihan secara mandiri, yaitu 16% responden
menyatakan sangat setuju, 35% menyatakan setuju,
35% responden menyatakan ragu-ragu, dan 14%
responden menyatakan tidak setuju.
b. Design (Desain)
Setelah melakukan analisis terhadap kurikulum, analisis
kebutuhan dan analisis karakteristik siswa, peneliti
menyimpulkan kelas VII SMP Joannes Bosco sudah menerapkan
kurikulum 2013, namun dengan pendekatan dan metode yang
digunakan guru siswa masih cenderung pasif dalam kegiatan
pembelajaran. Siswa juga lebih memahami materi yang dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, selanjutnya peneliti
menyusun desain untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa
dengan pendekatan CTL. Hasil dari tahap desain yang telah
dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan buku refrensi yang berkaitan dengan model
pembelajaran yang akan dikembangkan. Peneliti telah
menyiapkan beberapa buku referensi yang berkaitan Lembar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Kerja Siswa dan yang berkaitan dengan pendekatan
pembelajaran yang digunakan yaitu pendekatan Contekstual
Teaching and Learning (CTL), dan materi pembelajaran
yang dikembangkan, yaitu penyajian data. Buku referensi
yang peneliti gunakan yaitu model-model pembelajaran
Contekstual Teaching and Learning (CTL) (Johnson, 2010),
buku “Matematika SMP Kurikulum 2013 kelas VII edisi
revisi 2016, Matematika SMP Kelas VII semester 2” (As'ari,
Tohir, Valentino, Imron, & Taufiq, Matematika: buku guru.
Edisis revisi, 2016).
2) Menyusun desain produk
Produk yang didesain oleh peneliti berupa Lembar Kerja
Siswa (LKS). Penyusunan desain produk ini dirancang sesuai
dengan materi dan pendekatan pembelajaran yang dipilih
oleh peneliti, yaitu penyajian data dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL). Lembar Kerja
Siswa yang didesain terdiri dari petunjuk, judul, identitas
siswa, kompetensi dasar, indikator, dan langkah kegiatan.
Lembar kerja siswa di desain dengan memberikan beberapa
contoh dan pertanyaan yang memacu siswa untuk menggali
informasi dalam menemukan konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
c. Development (Pengembangan)
Tahap selanjutnya adalah mewujudkan desain yang telah dibuat
pada tahap sebelumnya. Langkah-langkah pengembangan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan desain produk
Peneliti mempersiapkan desain produk yang berupa LKS
yang digunakan dalam pembelajaran matematika dengan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk
materi penyajian data. LKS dikembangkan sebagai media
dalam upaya mengembangkan kemampuan berpikir kritis
siswa, untuk mengkontruksi pengetahuannya sendiri
berdasarkan informasi-informasi yang diberikan dan
diperoleh untuk menemukan sendiri konsep terkait penyajian
data.
2) Validasi produk
Desain LKS yang telah dikembangkan pastilah akan
diujicobakan, oleh karena itu LKS tersebut perlu divalidasi
oleh ahli (dosen) dan guru matematika sebagai calon praktisi
terlebih dahulu. Validator LKS yang dikembangkan peneliti
terdiri dari 2 dosen pendidikan matematika dan guru
matematika kelas VII SMP Joannes Bosco. Hasil validasi
oleh beberapa ahli kemudian dirata-rata dan hasilnya
dicocokan sesuai kategori yang telah ditentukan. Validasi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan kevalidan
Lembar Kerja Siswa yang telah dikembangkan oleh peneliti
sehingga dapat diimplementasikan dalam pembelajaran.
3) Revisi Tahap I
Produk yang telah di desain kemudian divalidasi oleh dosen
pembimbing sebagai validator umum. Pada tahap validasi,
validator memberikan beberapa masukan untuk perbaikan
produk yang dikembangkan. Berikut hasil revisi produk
tahap I:
Tabel 4. 7 Revisi Tahap I
Sebelum Sesudah
LKS
Awal LKS sebaiknya
diberikan contoh terkait
penyajian data.
Diberikan masalah
statistik yang diambil
dari siswa.
LKS dikasih tabel untuk
pengukuran yang akan
diisi oleh siswa, seperti
berat badan, tinggi
badan, banyaknya kata
dalam sebuah nama.
Diberikan tabel berupa
banyaknya kata dalam
satu nama
4) Revisi Tahap II
Desain produk yang telah divalidasi oleh para ahli,
selanjutnya direvisi sesuai dengan kritik dan saran yang
diberikan oleh para validator. Tujuan dilakukan revisi
terhadap produk yang dikembangkan, agar produk yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
akan diujicobakan dapat lebih valid dan layak untuk
diimplementasikan.
Tabel 4. 8 Revisi Desain Produk Tahap II
Sebelum Sesudah
LKS
Awal LKS diberikan
contoh terkait penyajian
data.
Diberikan masalah
statistik yang diambil
dari siswa.
Indikator dari tiap
kompetensi dasar
dipisahkan, tidak
dijadikan satu
Indikator dipisah
antara KD 3.12 dan
KD 4.12
Gambar pada diagram
lingkaran tidak
menggunakan
background dan
keterangan ditulis dalam
diagram lingkaran.
Diagram lingkaran
dibedakan dengan
memberikan
keterangan terkait
data dalam diagram
lingkaran,
Kesalahan pada penulisan
kata
Memperbaiki
kesalahan pada
penulisan kata
Ditambah latihan soal
tekait menafsirkan data
yang telah disajikan
Menambah latihan
soal terkait
menyajikan data
d. Implementation (Implementasi/Penerapan)
1) Uji keterbacaan
Produk yang telah divalidasi oleh para ahli dan guru
matematika, dan telah direvisi, kemudian dilakukan uji
keterbacaan. Uji keterbacaan produk yang dikembangkan
dilaksanakan dengan beberapa siswa dari kelas VII D SMP
Joannes Bosco Yogyakarta. Tujuan dari uji keterbacaan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
adalah untuk mengetahui penggunaan Bahasa dalam produk
yang dikembangkan, dapat dimengerti oleh siswa.
Gambar 4. 1 Hasil Uji Keterbacaan Produk
Gambar 4. 2 Hasil Uji Keterbacaan Produk
2) Uji coba produk
Produk yang telah divalidasi oleh para ahli, telah direvisi, serta
diuji keterbacaan terhadap beberapa siswa, selanjutnya
diujicobakan. Uji coba produk dilaksanakan di kelas VII C
SMP Joannes Bosco Yogyakarata. Tujuan dari uji coba produk
LKS dengan pendekatan CTL ini adalah untuk meyakinkan
bahwa produk yang telah dibuat peneliti layak digunakan
dalam kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Gambar 4. 3 Hasil Uji Keterbacaan Produk
Gambar 4. 4 Hasil Kerja Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Gambar 4. 5 Hasil Kerja Siswa
3) Revisi Tahap III
Produk yang telah selesai diujicobakan kemudian direvisi
kembali berdasarkan masukan atau saran dari guru dan angket
siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
Lembar Kerja Siswa dengan pendekatan CTL.
e. Evaluation (Evaluasi)
Tahap akhir dari model pengembangan ADDIE adalah tahap
evaluasi. Evaluasi dilakukan oleh peneliti dengan menganalisis
data hasil penelitian yang diperoleh yaitu hasil validasi ahli,
angket respon siswa terhadap penggunaan LKS dalam
pembelajaran, serta wawancara guru matematika kelas VII SMP
Joannes Bosco. Data hasil validasi ahli dan guru matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
digunakan untuk mengetahui kelayakan dari Lembar Kerja Siswa
(LKS). Data angket siswa digunakan untuk mengetahui
tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan
LKS dengan pendekatan CTL. Wawancara guru matematika
digunakan untuk mengetahui tanggapan dari guru matematika
sebagai praktisi dari produk yang dikembangkan.
1) Analisis hasil validasi ahli
Hasil validasi para ahli (dosen) dan guru matematika dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4. 9 Tabel Hasil Validasi Ahli
No Validator Rata-rata Kriteria
1. Validator 1 4,82 Sangat baik
2. Validator 2 3,91 Baik
3. Validator 3 3,64 Baik
Rata-rata total 4,12 Baik
Hasil validasi oleh para ahli guru matematika dengan rata-
rata secara keseluruhan 4,12 yang menunjukan Lembar Kerja
Siswa yang dikembangkan termasuk dalam kriteria “BAIK”.
2) Analisis angket siswa
Berdasarkan hasil angket terkait respon siswa terhadap
pembelajaran dengan menggunakan LKS dengan pendekatan
CTL yang telah diberikan diakhir pelajaran memperoleh rata-
rata skor 109. Dalam tabel kriteria menurut Widoyoko, LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
dengan pendekatan CTL ini termasuk dalam kriteria
“BAIK”.
Tabel 4. 10 Hasil Angket Respon Siswa
Kode
Siswa Skor Kriteria
S1 100 Cukup
S2 74 Kurang Baik
S3 124 Baik
S4 98 Cukup
S5 107 Baik
S6 100 Cukup
S7 110 Baik
S8 109 Baik
S9 114 Baik
S10 86 Cukup
S11 119 Cukup
S12 125 Baik
S13 102 Cukup
S14 135 Sangat Baik
S15 88 Cukup
S16 112 Baik
S17 144 Sangat Baik
S18 124 Baik
S19 100 Cukup
Rata-rata 109 Baik
3) Analisis hasil wawancara guru Matematika
Berdasarkan hasil wawanara dengan guru matematika
sebagai praktisi dari produk yang dikembangkan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
pembelajaran dengan menggunakan LKS dengan pendekatan
CTL lebih mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
Siswa juga memberikan respon positif terhadap LKS yang
digunakan.
P : “Bagaimana tanggapan Bapak setelah melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan LKS dengan
pendekatan?’
G : “anak-anak lebih aktif sih mbak untuk diskusi dalam
kelompoknya”
P : “Apakah ada kesulitan yang Bapak temui ketika
menggunakan pendekatan kontekstual?”
G : “Kesulitan tidak ada ya mbak, malah lebih membantu
siswa karenakan materinya itu ada disekitar mereka.
Kesulitan lebih ke siswanya karenakan ini materinya juga
baru ya, jadi mereka sedikit bingung.”
P : “pembelajaran dengan LKS tadi, apakah sudah
mendorong siswa dalam menemukan sendiri?”
G : “sebagian sudah menurut saya, karena dalam
pembelajaran biasanya saya yang mengarahkan mereka,
tetapi dengan LKS tadi mereka lebih aktif menemukan
sendiri, mereka juga lebih aktif bertanya kalau bingung
menyelesaikan latihan yang ada di LKS.”
4) Analisis kemampuan berpikir kritis siswa
Berdasarkan karakteristik kemampuan berpikir kritis
menurut skala California Critical Thingking Disposition
Inventory (CCTDI), yaitu:
a) Mencari kebenaran
Dalam menyelesaikan latihan yang ada dalam LKS,
siswa juga menggunakan sumber belajar lain. Berikut
persentase penggunaan sumber belajar lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel 4. 11 Hasil Angket Siswa
Pilihan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 11 29,73
Setuju 14 37,84
Ragu-ragu 10 27,03
Tidak Setuju 1 2,7
Sangat Tidak
Setuju
1 2,7
Tabel 4.10 menunjukan sebagian besar siswa
menggunakan sumber belajar lain, seperti buku paket
dalam menyelesaikan latihan yang ada dalam LKS,
yaitu 29,73% responden atau 11 siswa menyatakan
sangat setuju, dan 37,84% responden atau 14 siswa
menyatakan setuju.
b) Rasa ingin tahu
Selain karakteristik mencari kebenaran yang tampak
pada pembelajaran dengan menggunakan LKS dengan
pendekatan CTL, karakteristik lain yang nampak yaitu
rasa ingin tahu dari siswa untuk memperoleh informasi
baik dari guru maupun teman. Hal tersebut dapat
dilihat dari hasil angket siswa. Berikut persentase hasil
angket siswa terkait karakteristik rasa ingin tahu.
Bertanya kepada guru atau teman jika kurang
memahami latihan-latihan yang ada dalam LKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel 4. 12 Persentase Hasil Angket Respon Siswa
Pilihan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 5 26
Setuju 8 42
Ragu-ragu 1 5
Tidak Setuju 3 16
Sangat Tidak
Setuju
2 11
Tabel 4.11 diatas menunjukan keaktifan siswa untuk
bertanya kepada guru maupun teman kelompok
dalam menyelesaikan latihan-latihan yang ada di
dalam LKS, yaitu 26% responden atau sebanyak 5
siswa menyatakan sangat setuju, 42% responden atau
sebanyak 8 siswa menyatakan setuju. Hal ini
menunjukan rasa ingin tahu siswa yang besar
sehingga mendorong mereka untuk menggali
informasi dalam menyelesaikan latihan yang
diberikan.
Selain berdasarkan kriteria kemampuan berpikir kritis,
peneliti juga melakukan analisis keterampilan berpikir kritis
siswa berdasarkan hasil angket respon siswa. Berikut persentase
hasil angket respon siswa terhadap penggunaan LKS dengan
pendekatan CTL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
a) Pembelajaran dengan menggunakan LKS dengan pendekatan
CTL mendorong siswa untuk menyelesaikan masalah-
masalah matematika tekait penyajian data.
Berikut tabel persentase hasil angket yang menunjukan
pembelajaran menggunakan LKS dengan pendekatan CTL
memotovasi siswa dalam menyelesaikan masalah.
Tabel 4. 13 Persentase Hasil Anget Respon Siswa
Pilihan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 5 26,3
Setuju 9 47,4
Ragu-ragu 4 21
Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 1 5,3
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa sebagian
besar siswa termotivasi dalam pembelajaran dengan
menggunakan LKS dengan pendekatan CTL, yaitu 26,3%
responden menyatakan sangat setuju, 47,4% responden
menyatakan setuju, dan 21% responden menyatakan ragu-
ragu.
b) Mampu menemukan konsep sendiri
Berikut tabel persentase hasil angket siswa yang
menunjukan siswa mampu menemukan sendiri konsep
terkait penyajian data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tabel 4. 14 Persentase Hasil Angket Respon
Siswa
Pilihan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 3 16
Setuju 7 37
Ragu-ragu 8 42
Tidak Setuju 1 5
Sangat Tidak
Setuju
0 0
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa sebagian
siswa dapat menemukan konsep terkait penyajian data,
yaitu 16% menyatakan sangat setuju, 37% menyatakan
setuju dan 42% menyatakan ragu-ragu.
c) Lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran
Berikut persentase hasil angket siswa:
Tabel 4. 15 Persentase Hasil Angket Respon Siswa
Pilihan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 2 11
Setuju 8 42
Ragu-ragu 6 31
Tidak Setuju 1 5
Sangat Tidak Setuju 2 11
Tabel diatas menunjukan pembelajaran dengan
menggunakan LKS mendorong siswa untuk lebih aktif
dalam pembelajaran, yaitu 11% responden menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
sangat setuju, 42% menyatakan setuju, dan 32%
menyatakan ragu-ragu.
B. PEMBAHASAN
Pada bagian ini peneliti akan menjawab mengenai rumusan
masalah berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. Peneliti
mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi penyajian data
yang telah dilaksanakan di kelas VII SMP Joanne Bosco Yogyakarta.
Peneliti menggunakan prosedur penelitian dengan model ADDIE. Uji
keterbacaan dan uji coba produk dilaksanakan pada tanggal 16 dan 17
Mei 2018. Uji keterbacaan LKS dikakukan terhadap 6 orang siswa yang
dipilih secara acak dari kelas VII D SMP Joannes Bosco Yogyakarta.
Sedangkan uji coba produk dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan
selama 3 x 40 menit di kelas VII C SMP Joannes Bosco Yogyakarta.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dari
penggunaan produk yang dikembangkan berupa Lembar Kerja Siswa
(LKS) dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) dan mengetahui efektivitas penggunaan LKS dengan
pendekatan CTL dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis
siswa SMP
Penggunaan LKS dengan pendekatan Kontekstual (Contextual
Teaching and Learning) sudah efektif. Hasil validasi dari para ahli
terhadap kelayakan produk yang dikembangkan berupa LKS dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
pendekatan CTL memperoleh skor 4,12 dan termasuk kriteria “BAIK”.
Selain itu, hasil angket respon siswa terhadap penggunaan LKS tersebut
menunjukan skor rata-rata 109, dan termasuk dalam kategori baik. Hal
ini menunjukan bahwa penggunaan LKS dengan pendekatan CTL
mendapat respon positif dari siswa. Pembelajaran akan lebih bermakna
jika guru mengaitkan materi pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari siswa. Dalam implementasi kurikulum 2013, siswa diajak
untuk dapat menemukan sendiri konsep terkait suatu materi yang sedang
dipelajari, melalui kegiatan-kegiatan mengamati, menanya, menggali
informasi, mencoba, dan mengkomunikasikan. Prinsip pembelajaran
kontekstual (CTL) agar siswa dapat mengembangkan cara belajarnya
sendiri dan selalu mengaitkan dengan apa yang telah diketahui dengan
apa yang ada dalam masyarakat. pembelajaran menggunakan LKS
dengan pendekatan CTL ini yang disajikan dengan tampilan yang dibuat
menarik mendorong dan menarik perhatian siswa dalam memelajari
materi terkait penyajian data.
Penggunaan LKS dengan pendekatan Kontekstual (Contextual
Teaching and Learning) dalam mengembangkan kemampuan berpikir
kritis siswa belum dapat dikatakan efektif. Kemampuan berpikir kritis
siswa ditinjau berdasarkan karakteristik kemampuan berpikir kritis dari
CCTDI, yaitu rasa ingin tahu, sistematis, analitik, mencari kebenaran,
berpikiran terbuka, percaya diri dan dewasa. Berdasarkan tujuh
karakkteristik kemampuan berpikir kritis siswa, beberapa karakteristik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tidak nampak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
kemampuan berpikir kritis siswa yang masih kurang, dan dari segi waktu
yang cukup singkat dalam penggunaan LKS. Selain itu, efektifitas
penggunaan LKS dengan pendekatan CTL dalam upaya
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa juga dapat dilihat dari
keaktifan siswa. Keaktifan yang dimaksud yaitu keaktifan siswa untuk
bertanya kepada guru dan teman, dan saling bertukar pendapat, dan
membuat kesimpulan. Hasil angket siswa menunjukan sebagian besar
siswa masih cenderung diam dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan
hasil wawancara dan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti selama
kegiatan pembelajaran, sebagian siswa menjadi lebih aktif dalam
menyelesaikan latihan pada LKS maupun berdiskusi dalam kelompok.
Materi yang disajikan yang diambil dari kehidupan sehari-hari siswa
memudahkan siswa dalam menemukan konsep terkait penyajian data.
Namun, keaktifan siswa ini belum optimal, karena hanya beberapa siswa
yang aktif dalam pembelajaran.
Adapun beberapa penelitian terkait dengan penelitian ini, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Syahbana (2012). Penelitian dengan judul
“Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui
Pendekatan CTL”. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan tujuan mengetahui perbedan peningkatan
kemampuan berpikir kritis matematis antara siswa yang diajar dengan
menggunakan pendekatan CTL dan pendekatan Konvensional. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
analisis data melalui uji statistik yang dilakukan menunjukan adanya
perbedaan yang signifikan pada peningkatan kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan
CTL dengan siswa yang diajar dengan pendekatan Konvensional.
Penelitian lain yang terkait yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Khasanah dan Sunarti (2016), yaitu Pengembangan lembar kerja siswa
menggunakan metode ADDIE pada materi gerak lurus di MAN
Surabaya. Tujuan dari penelitin ini untuk mengembangkan LKS yang
valid, praktis, dan efektif, yang dapat membantu siswa dalam melakukan
percobaan. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan LKS yang
digunakan dalam kegiatan praktikum membantu siswa dalam melakukan
percobaan. Hal tersebut dapat dilihat dari ketuntasan rata-rata kelas yang
menyatakan siswa tuntas dalam pembelajaran dengan materi gerak lurus,
serta respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan memperoleh
kriteria sangat baik. Kelayakan LKS yang dikembangkan dengan
menggunakan petunjuk penggunaan alat dan dilengkapi gambar
memudahkan siswa dalam melakukan percobaan.
C. KETERBATASAN PENELITIAN
Dalam Proses pengembangan Lembar Kerja Siswa dengan
pendekatan CTL pada materi penyajian data memiliki keterbatasan dalam
penelitian, diantaranya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan LKS hanya
dilaksanakan sebanyak 1 pertemuan, dikarenakan bersamaan dengan
persiapan Ujian Kenaikan Kelas. Hal ini membuat penelitian yang
tidak sesuai dengan apa yang direncanakan.
2. Peneliti tidak melakukan wawancara kepada siswa untuk mengetahui
tanggapan siswa terhadap penggunaan produk, dikarenakan
keterbatasan waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengembangan Lembar Kerja Siswa dengan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) dapat dikatakan efektif dan layak digunakan.
Hal ini berdasarkan pada dua alat ukur. Pertama, hasil validasi dari 2 ahli
matematika dan validasi guru matematika selaku calon praktisi dari produk
yang dikembangkan. Hasil validasi tersebut memperoleh rata-rata skor 4,12
yang termasuk dalam kategori “BAIK”. Kedua, hasil angket siswa terkait
tanggapan atau respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan
LKS dengan pendekatan CTL yang dikembangkan, dengan rata-rata skor
109 yang termasuk dalam kategori “BAIK”.
Penggunaan LKS dengan pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching
and Learning) dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa
belum dapat dikatakan efektif. Kemampuan berpikir kritis siswa ditinjau
berdasarkan karakteristik kemampuan berpikir kritis dari CCTDI, yaitu
rasa ingin tahu, sistematis, analitik, mencari kebenaran, berpikiran terbuka,
percaya diri dan dewasa. Berdasarkan tujuh karakkteristik kemampuan
berpikir kritis siswa, beberapa karakteristik tidak nampak. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kemampuan berpikir kritis
siswa yang masih kurang, dan dari segi waktu yang cukup singkat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
penggunaan LKS. Selain itu, efektifitas penggunaan LKS dengan
pendekatan CTL dalam upaya mengembangkan kemampuan berpikir kritis
siswa juga dapat dilihat dari keaktifan siswa. Keaktifan yang dimaksud
yaitu keaktifan siswa untuk bertanya kepada guru dan teman, dan saling
bertukar pendapat, dan membuat kesimpulan. Namun, upaya keaktifan
siswa belum optimal, karena hanya beberapa siswa yang aktif dalam
pembelajaran.
B. SARAN
Berdasarkan penelitian “Pengembangan Lembar Kerja Siswa dengan
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam upaya
mengembangkan kemampuan Berpikir Kritis Siswa kelas VII SMP Joannes
Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018”, peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Teknis:
a. Persiapan yang lebih matang serta komunikasi dengan guru
apabila terjadi perubahan terhadap jadwal penelitian.
b. Sebaiknya melakukan observasi yang lebih mendalam
terkait karekteristik siswa yang akan dilibakan sebagai
subjek penelitian.
c. Uji coba sebaiknya dilakukan lebih dari sekali sehingga
siswa dapat diberi kesempatan untuk mengemukakan hasil
diskusi kelompok, sehingga dapat diamati kemampuan
berpikir kritis siswa secara lebih optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
2. Penelitian selanjutnya:
a. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan LKS yang
lebih menarik bagi siswa, dan pemberian latihan dalam LKS
disesuaikan dengan kemampuan siswa dan alokasi waktu dalam
kegiatan pembelajaran.
b. Bagi penelitian selanjutnya, dalam upaya mengembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa, dapat memperhatikan
karakteristik kemampuan berpikir kritis lainnya.
c. Peneliti selanjutnya dapat mencoba mengembangkan LKS
dengan pendekatan CTL pada materi lainnya.
2. Penerapan:
a. Pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan
yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Pendekatan CTL
lebih menekankan pada penyajian materi yang dihubungkan
dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga siswa dapat
menghubungkan apa yang dialami dengan apa yang dipelajari.
b. Guru maupun calon guru dapat menerapkan pendekatan dan
metode pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga siswa tidak
merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Pemilihan
pendekatan dan metode dapat disesuaikan dengan karakteristik
siswa dan materi yang akan dipelajari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
DAFTAR PUSTAKA
Al-Tabany, T. I. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, &
Kontekstual. Jakarta: Kencana.
Ambarwati, D. (2016). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Model Inkuiri
Terbimbing Berbasis Pendekatan Kontekstual Pada Materi Gaya dan
Penerapannya. Skripsi.
As'ari, A. R., Tohir, M., Valentino, E., Imron, Z., & Taufiq, I. (2016). Matematika:
Buku Guru untuk SMP/MTs Kelas VII. Edisi Revisi. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
As'ari, A. R., Tohir, M., Valentino, E., Imron, Z., & Taufiq, I. (2016). Matematika:
buku guru. Edisis revisi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
As'ari, A. R., Tohir, M., Valentino, E., Imron, Z., & Taufiq, I. (2016). Matematika:
Buku siswa untuk SMP/MTs Kelas VII. Edisi Revisi. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan .
Damayanti, D. S., Ngazizah, N., & K, E. S. (2013). Pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS)dengan Pendekatan inkuiri terbimbing untuk mengoptimalkan
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis
SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Ajaran 2012/2013. Radiasi.
Djumanta, Wahyudi, & Susanti, D. (2008). Belajar Matematika Aktif dan
Menyenangkan: untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat KUrikulum
Departemen Pendidikan Nasional.
Elannor, C. M. (2017). Pengembangan Perangakat Pembelajaran MAtematika
Berbasis Proyek Materi LUas Daerah Segitiga Pada Siswa Kelas VII SMP
Institut Indonesia Yogyakarta. Skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Facione, N. C., Facione, P. A., & Giancarlo, C. A. (1994). The Disposition Toward
Critical Thingking as a Measure of Competent Clinical Judgment: The
Development of the California Critical Thingking Dispotition Inventory.
Nursing Education, 345-350.
Fitri, R. A., Noviana, E., & Fendrik, M. (2016). Pengembangan LKS Pada Mata
Pelajaran Matematika Kelas 5 Sekolah Dasar (Penelitian Pengembangan
Dengan MAteri Volume Kubus Dan BAlok).
Hidayat, W. (2012). Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan
Penerapan MIPA. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif
Matematik Siswa SMA Melalui Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write
(TTW).
Johnson, E. B. (2010). CTL: Contextual Teaching & Learning. Bandung: Kaifa.
Karim, & Normaya. (2015). Kemampuan Berpikir Kritis siswa dalam Pembelajaran
Matematika dengan Menggunakan Model Jucama Di Sekolah Menengah
Pertama. EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, 92-105.
Khasanah, Ainun, & Sunarti, T. (2016). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
menggunakan Model ADDIE pada Materi Gerak Lurus Di MAN Surabaya.
Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 45-48.
Kusumaningsih, D. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Kelas X-C SMA N !! Yogyakarta Melalui Pembelajaran Matematika
Dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Materi
Perbandingan Trigonometri. Skripsi.
Pribadi , B. A. (2014). Desain dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis
Kompetensi: Implementasi Model ADDIE. Jakarta: Prenada Media Grup.
Pribadi, B. A. (2014). Desain dan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi:
Implementasi Model ADDIE. Jakarta: Prenada Media Grup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Putri, M. R. (2016). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Pada Pembelajaran
Peluang Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas IX SMP
Santo Yusup Bandung Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi .
Rahmadona, Sisca, & Fitriyani. (2011). Penerapan Pembelajaran Kontekstual pada
Mata Pelajaran Matematika untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
SMA. Majalah Ilmiah Pembelajaran, 76-95.
Sanjaya, P. D. (2010). Perencanaan dan Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Setyosari, P. H. (2010). Metode Penelitian dan Pengembangan. Jakarta: Kencana.
Susilowati, C. C. (2017). Penerapan Pendekatan COntextual Teaching And
Learning Pada Pembelajaran MAtematika Materi Garis Dan Sudut Pada
Siswa Kelas VII C di SMP Kanisius Gayam. Skripsi.
Susilowati, Sajidan, & Ramli, M. (2017). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa Madrasah Aliyah Negeri Di Kabupaten Magetan. Seminar
Nasiom=nal Pendidikan Sains , 223-225.
Syahbana, A. (2012). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
SMP Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning. Edumatica,
45-57.
Toyib, Murboyono, R., & Muslim, F. (2017). Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Berbasis Discovery Learning Pada MAteri Koperasi Kelas X IPS SMA
Negeri 10 Kota Jambi. Skripsi.
Wagiyo, A., & dkk. (2008). Matematika 3 Untuk SMP?MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat
Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Walpole, Ronald, & Mayers, R. H. (1995). Ilmu Peluang dan Statistika untuk
Insinyur dan Ilmuwan, edisi ke-4. Bandung: ITB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 2: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 3 :
HASIL VALIDASI LKS
Validator 1:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Validator 2:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Validator 3 : Guru Matematika Kelas VII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 4 :
HASIL VALIDASI INSTRUMEN WAWANCARA
Validator 1:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Validator 2:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 5:
HASIL VALIDASI INSTRUMEN ANGKET TERKAIT KESEHARIAN
SISWA
Validator 1:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Validator 2:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 6:
HASIL VALIDASI INTRUMEN WAWANCARA SETELAH UJICOBA
PRODUK
Validator 1:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Validator 2:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 7 :
HASIL VALIDASI INSTRUMEN ANGKET RESPON SISWA
Validator 1:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Validator 2:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 8 :
HASIL ANGKET TERKAIT KESEHARIAN DAN KEBUTUHAN SISWA
Kode
Siswa
Pernyataan Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 2 3 5 5 1 3 2 3 4 1 5 4 3 1 4 4 4 4 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 90
2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 5 4 4 4 5 4 5 4 3 5 5 5 4 4 4 3 5 119
3 4 4 1 2 2 4 3 1 5 2 1 3 4 2 3 5 3 4 2 5 3 3 4 5 5 4 2 4 4 5 99
4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 2 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 101
5 4 5 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 3 4 4 3 109
6 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 106
7 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 5 4 3 3 4 4 103
8 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 1 3 5 4 2 5 5 132
9 4 4 1 5 3 1 1 2 4 3 2 2 2 4 2 4 4 5 4 2 3 2 5 1 1 5 3 5 1 3 88
10 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 5 3 4 5 4 2 4 5 3 5 5 4 5 4 4 4 3 110
11 3 4 3 5 3 3 4 3 4 5 5 4 3 5 3 4 4 5 5 5 4 3 5 5 4 4 4 4 4 3 120
12 5 4 4 4 5 4 4 2 4 4 3 5 4 5 2 4 4 4 3 2 5 2 5 2 5 5 5 4 2 5 116
13 4 3 3 3 4 2 5 3 4 4 3 3 3 5 4 4 5 4 3 4 5 3 5 4 4 5 4 5 4 5 117
14 5 5 1 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 103
15 4 3 2 3 3 3 2 1 4 5 4 3 3 4 3 4 5 5 4 5 3 2 5 3 2 5 2 5 5 4 106
16 4 5 3 4 3 5 3 2 3 4 3 4 5 5 3 5 5 5 4 3 5 3 5 4 1 5 3 2 5 4 115
17 5 4 3 5 4 3 2 3 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 1 5 3 4 5 5 125
18 5 5 3 5 1 1 5 1 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 1 3 5 5 5 5 5 5 5 5 126
19 5 3 2 4 4 5 2 4 3 5 3 4 5 3 3 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 3 3 5 4 3 118
20 4 3 2 5 3 2 3 2 3 4 2 3 2 4 3 4 4 4 3 4 4 3 5 5 5 5 4 3 5 4 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
21 4 4 3 4 3 4 3 2 3 5 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 103
22 5 5 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3 5 4 3 3 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 4 4 116
23 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 134
24 4 3 2 2 3 4 3 2 5 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 5 4 105
25 5 5 5 1 3 1 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 3 5 3 5 128
26 4 3 2 4 2 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 96
27 4 3 2 2 4 3 2 2 5 4 3 3 2 5 1 3 4 4 2 3 4 2 5 1 4 5 3 2 3 5 95
28 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 5 5 4 4 5 4 3 4 3 5 4 4 4 4 3 5 5 118
29 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 5 5 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 98
30 4 3 1 5 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 1 4 4 3 3 4 1 3 3 3 4 2 2 3 3 3 85
31 4 5 2 5 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 3 3 5 3 1 4 3 5 5 4 117
32 4 3 1 4 1 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 94
33 4 4 3 5 3 3 3 4 4 5 3 4 3 4 3 4 5 5 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 110
34 4 3 2 4 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 92
35 4 5 5 5 5 5 1 4 3 5 5 4 3 3 1 3 5 5 5 5 5 1 2 5 5 5 1 2 5 4 116
36 4 4 2 5 4 3 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 119
37 4 5 3 4 3 5 4 4 5 5 3 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 3 4 3 2 4 3 4 4 3 114
Rata-rata 109,4595
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 9:
ANGKET SISWA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 10 :
HASIL ANALISIS ANGKET RESPON SISWA TERHADAP PENGGUNAAN LKS DENGAN PENDEKATAN CTL
Kode
Siswa
Pernyataan Total Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 5 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 100 Cukup
2 3 1 3 4 2 1 1 4 2 4 1 3 1 2 2 2 4 2 3 5 3 1 1 3 3 1 4 2 3 3 74 Kurang
Baik
3 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 3 4 5 5 124 Baik
4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 98 Cukup
5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 5 4 3 5 4 4 3 4 4 4 2 3 2 3 107 Baik
6 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 100 Cukup
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 110 Baik
8 5 5 1 5 5 1 4 5 5 5 4 5 1 3 1 5 5 1 1 1 5 5 4 2 3 5 5 2 5 5 109 Baik
9 4 3 3 5 3 3 5 5 5 5 3 3 5 3 3 5 5 3 1 3 3 3 5 3 3 5 5 3 5 4 114 Baik
10 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 5 3 2 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 86 Cukup
11 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 5 3 1 5 5 1 5 5 5 5 5 3 4 5 119 Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
12 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 125 Baik
13 4 4 3 4 3 4 4 2 4 2 3 2 3 4 4 3 5 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 102 Cukup
14 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 2 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 135 Sangat
baik
15 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 4 4 2 3 3 3 4 2 3 3 3 88 cukup
16 2 3 4 4 3 4 4 3 4 5 3 4 3 5 3 4 4 5 2 5 5 3 4 4 3 4 4 3 4 4 112 Baik
17 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 144 Sangat
baik
18 4 4 4 5 4 4 5 1 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 2 1 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 124 Baik
19 3 4 3 3 3 3 4 5 3 3 3 3 3 3 1 5 3 3 3 4 3 3 5 5 5 4 3 1 1 5 100 Cukup
Total 70 69 60 76 69 64 74 69 73 74 66 67 65 71 58 73 80 65 52 68 77 59 72 74 71 78 73 59 69 76
Rata-rata 109 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 11:
ANGKET RESPON SISWA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 12 :
HASIL KERJA SISWA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran 13 :
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Kompetensi Dasar Indikator
3.12 Siswa mampu menganalisis
antara data dengan cara
penyajiannya (tabel, diagram
garis, diagram batang, dan
diagram lingkaran)
3.12.7 Mengenal data dalam kehidupan sehari-hari
3.12.8 Membedakan cara pengumpulan data
3.12.9 Membaca data yang disajikan dalam bentuk
diagram batang garis dan lingkaran
4.12 Menyajikan dan menafsirkan
data dalam bentuk tabel,
diagram garis, diagram
batang, dan diagram
lingkaran
4.12.9 Menyajikan data dalam bentuk piktogram
4.12.10 Menyajikan data dalam bentuk diagram garis
4.12.11 Menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran
4.12.12 Menafsirkan diagram batang, garis dan lingkaran
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Pokok Bahasan : Penyajian data
Hari, Tanggal :
Nama :
Kelas/Semester :
Petunjuk:
1. Lengkapi identitas terlebih dahulu.
2. Bacalah dan cermati setiap pentunjuk yang ada pada setiap kegiatan
3. Isilah jawaban untuk setiap kegiatan pada kolom yang telah disediakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
A. MENGENAL DATA
Amati contoh berikut!
1. Diruang guru atau ruang kepala sekolah, terdapat data terkait jumlah siswa setiap
kelasnya. Data jumlah siswa tersebut disajikan dalam bentuk tabel, seperti tabel
berikut ini
Tabel Data Jumlah Siswa Kelas VII
Kelas Jumlah Siswa
VII-1 36
VII-2 38
VII-3 41
VII-4 39
Jumlah siswa pada tabel diatas disebut sebagai data, sedangkan unsur unsur yang
terdapat dalam data seperti jumlah siswa kelas VII-1 adalah 36 disebut datum.
Hubungan data dan datum sebagai berikut
36 38 41 39
datum datum datum datum
2. Tuliskan beberapa nama siswa dan banyaknya kata dari nama-nama siswa tersebut
pada tabel berikut.
No Nama siswa Banyaknya kata
(dalam satu nama)
1. Hendra Hermawan 2
2. Marinus Baruno Dwi Wicaksono …
3.
4.
5.
6.
AYO KITA
AMATI
Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Perhatikan tabel nama siswa diatas. Banyaknya kata dari nama Hendra Hermawan
adalah 2, merupakan contoh datum. Sedangkan kumpulan dari banyaknya kata dari
nama-nama siswa diatas disebut data.
Perhatikan diagram pertumbuhan pendudukan suatu desa berikut
Informasi apa yang dapat kalian peroleh dari diagram di atas?
Berdasarkan beberapa contoh pada kegiatan “Ayo Kita Amati” dan “Ayo Kita Menalar”,
maka dapat disimpulkan
1450
1500
1550
1600
1650
1700
1750
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Jum
lah
Tahun
Diagram pertumbuhan penduduk
Data adalah
1.
2.
3.
AYO KITA
MENALAR
AYO KITA
MENALAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
B. MENGOLAH DAN MENYAJIKAN DATA
Setelah mengumpulkan data, maka data masih belum dapat memberikan informasi yang
lengkap. Agar data memiliki makna, maka data harus diolah dan disajikan dalam berbagai
bentuk penyajiannya. Untuk memudahkan membaca data, biasanya data disajikan dalam
bentuk tabel dan diagram.
1. Menyajikan data dalam bentuk tabel
a) Data Tunggal
Amati contoh data tunggal berikut!
Diketahui data nilai ulangan Matematika siswa kelas VII-1 adalah sebagai berikut:
60 80 70 60 60 50 70 80 80 50
90 90 80 60 70 70 70 60 80 70
100 80 80 60 60 50 90 90 70 60
Lengkapi tabel berikut!
No. Nilai Tally atau turus frekuensi
1. 50 || 2
2. 60 |||| ||| …
3. … … …
4. …. … …
5. … … …
6. … … …
2. Menyajikan data dalam bentuk diagram
a) Piktogram
Amati penyajian data berikut!
AYO KITA
AMATI
AYO KITA
AMATI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Jumlah penduduk di suatu kecamatan adalah sebagai berikut
Kelurahan A sebanyak 800 orang
Kelurahan B sebanyak 650 orang
Kelurahan C sebanyak 700 orang
Data jumlah penduduk tersebut disajikan kedalam bentuk diagram sebagai
berikut:
Kelurahan Jumlah Penduduk
A
B
C
Keterangan :
Penyajian data seperti pada contoh diatas disebut Piktogram.
1) Berikut diberikan data cabang olahraga kesukaan siswa kelas VII
Bulu tangkis : 20 siswa
Basket : 20 Siswa
Tenis : 35 Siswa
Sepak Bola : 40 siswa
Tenis Meja : 15 siswa
Buatlah piktogram untuk data cabang olahraga kesukaan siswa kelas VII tersebut
= 100 orang
Keterangan :
AYO KITA
MENALAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
2) Berdasarkan contoh pada kegiatan “ayo mengamati”, dapat disimpulkan
3) Dapatkah kamu menyajikan data dengan jumlah penduduk sebanyak 675 orang
dalam Piktogram? Berikan alasanmu.
b) Diagram Batang
Perhatikan contoh data penjualan buah-buahan di sebuah pasar tradisional yang
disajikan dalam bentuk diagram berkut.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
32
Mangga Pepaya Durian Apel
Penjualan Buah-buahan dalam Dua Hari
Hari pertama
Hari kedua
Piktogram adalah
AYO KITA
AMATI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Informasi apa yang kalian peroleh dari diagram diatas?
1. Berdasarkan kegiatan “ayo mengamati” pada diagram batang diatas, maka dapat
diperoleh
2. Perhatikan data tentang nilai rata-rata tes Ulangan Akhir Semester pelajaran
matematika kelasVII pada tabel berikut
Tabel Nilai UAS pelajaran matematika kelas VII
Untuk mengetahui berapa banyak siswa yang mendapat nilai 65, 70, 75, 80, 85,
90, 95, dan 100 tentu kita akan mengalami kesulitan dan membutuhkan waktu
yang cukup lama. Untuk memudahkan kita, data diatas, sajikan data diatas dalam
diagram batang
85 90 70 75 90 80 85 90 70 65
70 75 80 80 85 95 100 70 65 60
75 85 80 85 90 70 80 75 100 90
AYO KITA
MENALAR
Diagram batang adalah
1.
2.
3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
3. Langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan, dalam menggambar diagram
batang?
1) Sajikan data nilai UAS pelajaran Matematika kelas VII tersebut dalam tabel
berikut
No Nilai Turus/Tally Frekuensi
1
2
3
4
5
6
7
8
2) Buatlah diagram batang untuk data nilai UAS pelajaran matematika kelas
VII
1.
2.
3.
4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
c) Diagram Garis
1. Amati penyajian data diagram garis tentang nilai tukar rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat pada tahun 2015
Bulan Kurs Rupiah (Rp)
Januari 9.800
Februari 9.900
Maret 10.000
April 10.100
Mei 10.300
Juni 10.200
Juli 10.000
Agustus 10.500
September 10.900
Oktober 11.000
November 11.400
Desember 11.700
8.8009.0009.2009.4009.6009.800
10.00010.20010.40010.60010.80011.00011.20011.40011.60011.80012.000
Kurs
Rupia
h t
erhad
ap D
oll
ar A
S
Tahun 2013
Kurs Rupiah (Rp)
AYO KITA
AMATI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
2. Diberikan tabel penerimaan siswa baru SMP Maju Terus
Tahun Jumlah Siswa
2003 1.500
2004 1.550
2005 1.600
2006 1.700
2007 1.750
Buatlah diagram garis dari data penerimaan siswa baru SMP Maju Terus
1. Informasi apa yang dapat diperoleh dari diagram garis no. 1 pada kegiatan
mengamati diatas?
AYO KITA
MENALAR
1)
2)
3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
2. Berdasarkan contoh-contoh pada kegiatan “Ayo Mengamati” pada bagian
diagram garis, maka dapat disimpulkan bahwa
3. Tuliskan langkah-langkah apa saja dalam menggambar diagram garis.
d) Diagram Lingkaran
Berbeda dengan diagram batang dan diagram garis, diagram lingkaran tidak
memerlukan garis vertikal dan garis horizontal. Dalam menentukan diagram
lingkaran, terdapat dua syarat yang harus dipenuhi yaitu menentukan banyaknya
data dalam presentase, dan menentukan besar sudut satu lingkaran penuh atau
derajat.
Diagram lingakaran biasanya digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk
persentase dan derajat.
Diagram Garis adalah
Catatan:
Besarnya persentase dalam satu lingkatan 𝟏𝟎𝟎%
Besarnya sudut dalam satu lingkaran penuh adalah 𝟑𝟔𝟎°
AYO KITA
AMATI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Diketahui data hobi yang disukai 50 anak di suatu sekolah:
Menggambar : 3 Siswa
Olahraga : 11 Siswa
Bersepeda : 8 Siswa
Berenang : 9 Siswa
Bermain game : 16 Siswa
Mendengarkan musik : 3 Siswa
Coba amati diagram lingkaran berikut
• disajikan dalam bentuk derajat:
• disajikan dalam persentase berikut:
Main Game
115,2°
Berenang
64,8°
Bersepeda
57,6°
Olahraga
79,2°
Menggambar
21,6°
Mendengarkan
musik
21,6 °
Main Game
32%
Berenang
18%
Bersepeda
16%
Olahraga
22%
Menggambar
6%
Mendengarkan
musik
6%
HOBI SISWA KELAS VII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
1. Berdasarkan hasil pengamatan diatas, informasi apa yang dapat kalian
peroleh?
2. Berdasarkan hasil pengamatan, maka
3. Apakah perbedaan dan persamaan diagram lingkaran dengan diagram
batang dan diagram garis
1. Hasil pengumpulan data tentang ukuran sepatu siswa diperoleh data
sebagai berikut
AYO KITA
MENALAR
Diagram Lingkaran adalah
AYO KITA
MENGGALI
INFORMASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
No Ukuran Sepatu Frekuensi
1 33 2
2 34 4
3 35 3
4 36 2
5 37 6
6 38 4
7 39 3
Total 24
a) Sajikan data ukuran sepatu siswa tersebut dalam diagram lingkaran.
b) Langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam menyajikan data
dalam bentuk diagram lingkaran?
1.
2.
3.
4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI