PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN C.pdf · Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi...
-
Upload
vuongthien -
Category
Documents
-
view
279 -
download
19
Transcript of PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN C.pdf · Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi...
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI C Penulis: Drs. Supandi, M.Pd. PPPPTK PKn dan IPS Drs. H. Haryono Adipurnomo PPPPTK PKn dan IPS Rahma Tri Wulandari, S.Pd. PPPPTK PKn dan IPS Magfirotun Nur Insani, S.Pd. PPPPTK PKn dan IPS Gatot Malady, S.IP., M.Si. PPPPTK PKn dan IPS Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. Universitas Negeri Malang Dr. Sri Untari, M.Pd., M.Si. Universitas Negeri Malang Dr. Rasyid Al Atok, M.H., M.Pd. Universitas Negeri Malang Siti Awaliyah, S.Pd., S.H., M.Hum Universitas Negeri Malang Yudarini Probowati, S.Pd. SMP Nasional, Malang Warih Sutji Rahayu, S.Pd., M.Pd SMP N 21 Malang Murthofiatis Zahrok, S.Pd., M.Pd. SMP N 21 Malang
Penyunting: Murthofiatis Zahrok Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis Copyright © 2017 Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
PPKn SMP KK C
iii
Kata Sambutan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah
daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi
guru.
Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam
upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan
kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil
UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan
pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut
dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut
pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada
tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar
utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda
Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap
muka dengan daring).
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK
KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah
(LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal
iv
Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan
perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya.
Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka
dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan
modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas
kompetensi guru.
Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk
mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.
Jakarta, April 2017
Direktur Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan,
Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP. 195908011985031002
PPKn SMP KK C
v
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah
Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),
Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak
lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan
kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran
yang diampunya.
Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat,
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan
review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah
terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas,
serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta
selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah
Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para
peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi
pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.
vi
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan
PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika,
PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya
dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah
Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para
widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan
tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.
Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat
meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi
pendidikan anak didik kita.
Jakarta, April 2017
Direktur Pembinaan Guru
Pendidikan Dasar
Poppy Dewi Puspitawati NIP. 196305211988032001
PPKn SMP KK C
vii
Daftar Isi Hal.
Kata Sambutan .................................................................................................... iii Kata Pengantar ..................................................................................................... v Daftar Isi .............................................................................................................. vii Daftar Gambar ..................................................................................................... xi Daftar Tabel ......................................................................................................... xii
Pendahuluan ......................................................................................................... 1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 Tujuan .......................................................................................................... 2 Peta Kompetensi ......................................................................................... 3 Ruang Lingkup ............................................................................................ 4 Saran Penggunaan Modul .......................................................................... 5
Bagian I Kompetensi Profesional .......................................................... 17
Kegiatan Pembelajaran 1 Ruang Lingkup PPKn ............................................ 19 Tujuan Pembelajaran ................................................................................ 19 Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 19 Uraian Materi ............................................................................................. 19 Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 24 Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 26 Rangkuman ............................................................................................... 28 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ............................................................... 28
Kegiatan Pembelajaran 2 Persamaan dan Perbedaan Usulan Dasar Negara ................................................................................................................. 29
Tujuan Pembelajaran ................................................................................ 29 Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 29 Uraian Materi ............................................................................................. 29 Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 39 Latihan/ Kasus /Tugas ............................................................................... 40 Rangkuman ............................................................................................... 44 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ............................................................... 45
Kegiatan Pembelajaran 3 Perbedaan Baik dan Buruk dalam Bertutur Kata Berperilaku dan Bersikap Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila .................... 46
Tujuan Pembelajaran ................................................................................ 47 Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 47 Uraian Materi ............................................................................................. 48 Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 56 Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 58 Rangkuman ............................................................................................... 62 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ............................................................... 63
viii
Kegiatan Pembelajaran 4 Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ........................................................................ 65
Tujuan Pembelajaran ................................................................................. 65 Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................. 65 Uraian Materi ............................................................................................. 66 Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 72 Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 74 Rangkuman ................................................................................................ 79 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ................................................................ 80
Kegiatan Pembelajaran 5 Makna Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 . 81 Tujuan Pembelajaran ................................................................................. 81 Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................. 81 Uraian Materi Pembelajaran 1 ................................................................... 81 Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 84 Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 86 Rangkuman ................................................................................................ 90 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ................................................................ 91
Kegiatan Pembelajaran 6 Hubungan Antar Lembaga Negara dalam UUD Negara RI tahun 1945 ......................................................................................... 92
Tujuan Pembelajaran ................................................................................. 93 Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................. 93 Uraian Materi ............................................................................................. 93 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 101 Latihan/Tugas .......................................................................................... 103 Rangkuman .............................................................................................. 108 Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 108
Kegiatan Pembelajaran 7 Jaminan Perlindungan Hak Dan Kewajiban Asasi Manusia Di Indonesia ....................................................................................... 110
Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 111 Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 111 Uraian Materi ........................................................................................... 111 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 121 Latihan/Tugas/Kasus ............................................................................... 123 Rangkuman .............................................................................................. 125 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. .............................................................. 126
Kegiatan Pembelajaran 8 Persamaan dan Perbedaan Norma dalam Masyarakat ........................................................................................................ 127
Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 127 Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 127 Uraian Materi ........................................................................................... 127 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 132
PPKn SMP KK C
ix
Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 134 Rangkuman ............................................................................................. 137 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ............................................................. 138
Kegiatan Pembelajaran 9 Lembaga-Lembaga Peradilan ............................. 139 Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 139 Indikator Pencapain Kompetensi ............................................................ 139 Uraian Materi .......................................................................................... 139 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 146 Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 148 Rangkuman ............................................................................................. 151 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ............................................................. 152
Kegiatan Pembelajaran 10 Norma & Kebiasaan Antar Daerah di Indonesia ........................................................................................................... 153
Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 153 Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 153 Uraian Materi ........................................................................................... 153 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 161 Latihan/Tugas/Kasus ............................................................................... 163 Rangkuman ............................................................................................. 167 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ............................................................. 168
Kegiatan Pembelajaran 11 Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda Bagi Bangsa Indonesia ............................................................................................. 169
Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 169 Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 169 Uraian Materi ........................................................................................... 170 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 175 Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 177 Rangkuman ............................................................................................. 181 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ............................................................. 182
Kegiatan Pembelajaran 12 Semangat Kebangsaan dalam Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan NKRI .................................................................... 183
Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 183 Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 183 Uraian Materi ........................................................................................... 183 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 193
x
Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 195 Rangkuman .............................................................................................. 198 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. .............................................................. 199
Bagian II Kompetensi Pedagogik ......................................................... 201
Kegiatan Pembelajaran 13 Prosedur Penerapan Pendekatan Saintifik ...... 203 Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 203 Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 203 Uraian Materi ........................................................................................... 203 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 210 Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 212 Rangkuman .............................................................................................. 214 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. .............................................................. 214
Kegiatan Pembelajaran 14 Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran..................................................................................................... 215
Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 215 Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 215 Uraian Materi ........................................................................................... 216 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 224 Latihan/Tugas/Kasus ............................................................................... 226 Rangkuman .............................................................................................. 227 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. .............................................................. 228
Kegiatan Pembelajaran 15 Sasaran Penilaian Hasil Belajar PPKn ............. 229 Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 229 Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 229 Uraian Materi ........................................................................................... 229 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 234 Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 236 Rangkuman .............................................................................................. 237 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. .............................................................. 238
Kegiatan Pembelajaran 16 Prosedur Penyusunan RPP PPKn .................... 239 Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 239 Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 239 Uraian Materi ........................................................................................... 240 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 241 Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 243 Rangkuman .............................................................................................. 244 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. .............................................................. 244
PPKn SMP KK C
xi
Kegiatan Pembelajaran 17 Kriteria Pemilihan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran PPKn SMP ................................................................................ 245
Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 245 Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 245 Uraia Materi ............................................................................................. 245 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 251 Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 253 Rangkuman ............................................................................................. 255 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ............................................................. 256
Kegiatan Pembelajaran 18 Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas .................................................................................................................. 257
Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 257 Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 257 Uraian Materi .......................................................................................... 257 Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 263 Latihan/ Kasus /Tugas ............................................................................. 263 Rangkuman ............................................................................................. 265 Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ............................................................. 265
Kunci Jawaban Latihan//Kasus/Tugas ........................................................... 267 Evaluasi Akhir ................................................................................................... 277 Penutup ............................................................................................................. 291 Daftar Pustaka .................................................................................................. 293 Glosarium .................................................................. Error! Bookmark not defined.
Daftar Gambar
Hal. Gambar 1. Ruang Lingkup .................................................................................... 4 Gambar 2. Alur Model PembelajaranTatap Muka ................................................. 5 Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ................................................ 6 Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In .................................. 8 Gambar 5. Aktivitas Pembelajaran Moda Tatap Muka Penuh ............................. 57 Gambar 6. Lembaga-Lembaga dalam Sistem Ketatanegaraan .......................... 99 Gambar 7. Struktur Organisasi Pengadilan Negeri ........................................... 140 Gambar 8. Struktur organisasi Pengadilan Militer Jakarta ................................ 144 Gambar 9. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek ..... 216
xii
Daftar Tabel
Hal. Tabel 1. Peta Kompetensi ..................................................................................... 3 Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul .................................................................... 10 Tabel 3. Kisi-Kisi Ujian Sekolah SMP/MTs – PPKn ............................................ 13 Tabel 4. Ruang Lingkup Materi Pelajaran PPKn SMP ........................................ 23 Tabel 5. Perbedaan Usulan Dasar Negara oleh Para Pendiri Negara ................ 34 Tabel 6. Bertutur Kata Baik Menurut Nilai-Nilai Pancasila ................................... 49 Tabel 7. Bertutur Kata Buruk Menurut Nilai Pancasila ....................................... 50 Tabel 8. Aktivitas Pembelaran 4 (Tatap Muka Penuh) ........................................ 73 Tabel 9. Aktivitas Pembelajaran 5 Pada Tatap Muka Penuh .............................. 84 Tabel 10. Latihan/Tugas pada Kegiatan Pembelajaran 6 .................................. 103 Tabel 11. HAM dalam Pembukaan UUD Tahun 1945 ....................................... 112 Tabel 12. HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999 .................................................. 117 Tabel 13. Perilaku penerapan norma ................................................................ 135 Tabel 14. Putusan Kongres Pemuda II .............................................................. 171 Tabel 15. Format Analisis Keterkaitan KI dan KD dengan IPK & Materi Pembelajaran ..................................................................................................... 204 Tabel 16. Contoh Analisis Keterkaitan KI dan KD dengan IPK & Materi Pembelajaran. .................................................................................................... 205 Tabel 17. Perancangan Penerapan Prosedur Pendekatan Saintifik ................. 210 Tabel 18. Aktivitas Pembelajaran 13 (Tatap Muka Penuh) ............................... 210 Tabel 19. Penilaian Aspek Sikap ....................................................................... 231 Tabel 20. Penilaian Aspek Pengetahuan ........................................................... 232 Tabel 21. Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Keterampilan Abstrak Berupa Kemampuan Belajar ................................................................ 233 Tabel 22. Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik .................................. 233
PPKn SMP KK C
1
Pendahuluan
Latar Belakang
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib
melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar
dapat melaksanakan tugas profesionalnya. Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga
Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan
untuk meningkatkan profesionalitasnya.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan
guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga
kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan
mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi
yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang
dipersyaratkan.
Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri
maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga
pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan
diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan
diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu
sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang
untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode,
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan
menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan
tingkat kompleksitasnya.
Pendahuluan
2
Pedoman penyusunan modul diklat PKB bagi guru dan tenaga kependidikan ini
merupakan acuan bagi penyelenggara pendidikan dan pelatihan dalam
mengembangkan modul pelatihan yang diperlukan guru dalam melaksanakan
kegiatan PKB.
Tujuan
Modul diklat Kelompok Kompetensi C ini merupakansalah satu sumber belajar
bagi guru PPKn SMP dalam memahami materi PPKn Sekolah Menengah
Pertama. Modul ini bertujuan dalam upaya peningkatan kompetensi professional
dan pedagogik materi PPKn SMP sebagai tindak lanjut dari UKG tahun 2015.
Modul ini memberi fasilitasi kepada Anda untuk mengkaji materi yang terdiri atas
materi profesional dan materi pedagogik. Materi profesional terkait dengan
penguasaan materi PPKn, yang meliputi: (1) Ruang lingkup PPKn; (2) Persamaan
dan Perbedaan usulan dasar negara; (3) Perbedaan Baik dan buruk dalam
bertutur kata, berperilaku, dan bersikap; (4) Perubahan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945; (5) Makna Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; (6) Hubungan antarlembaga-lembaga Negara dalam UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945; (7) Jaminan perlindungan Hak Asasi
Manusia; (8) Persamaan dan Perbedaan Norma dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara; (9) Lembaga-lembaga PeradilaN; (10) Norma antardaerah di
Indonesia; (11) Semangat dan komitmen Sumpah Pemuda; dan (12) Semangat
Kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI.
Sedangkan materi pedagogik berhubungan dengan materi yang mendukung
proses pembelajaran yang meliputi: (1) Prosedur Penerapan Pendekatan Saintifk;
(2) Langkah-langkah penerapan Model Pembelajaran; (3) Prosedur Penyusunan
RPP; (4) Sasaran Penilaian Hasil Belajar; (5) Kriteria Pemilihan Sumber dan Media
Belajar; dan (6) serta Penyusunan PTK
Dan secara keseluruhan materi yang ada modul ini telah diintegrasi dengan
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan pengembangan soal USBN
PPKn SMP KK C
3
Peta Kompetensi
Setelah peserta diklat mempelajari Modul ini diharapkan memiliki kompetensi
sebagai berikut.
Tabel 1. Peta Kompetensi
Pembelajaran ke - Kompetensi yang Dicapai
1. Menguraikan ruang lingkup PPKn. 2. Menguraikan persamaan dan perbedaan usulan dasar negara 3. Menguraikan perbedaan baik dan buruk dalam bertutur kata,
berperilaku, dan bersikap. 4. Menjabarkan perubahan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 5. Menguraikan makna Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 6. Menguraikan hubungan antar lembaga-lembaga negara
dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 7. Menguraikan jaminan perlindungan hak asasi manusia (HAM) 8. Menguraikan persamaan dan perbedaan norma dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara 9. Menguraikan lembaga-lembaga peradilan 10. Menguraikan norma antardaerah di Indonesia 11. Menguraikan semangat dan komitmen Sumpah Pemuda 12. Menguraikan semangat kebangsaan dalam mempertahankan
dan mengisi kemerdekaan NKRI 13. Menguraikan prosedur penerapan Pendekatan Saintifk, 14. Menguraikan langkah-langkah penerapan model
pembelajaran 15. Menguraikanpenilaian PPKn di SMP 16. Menguraikan prosedur penyusunan RPP PPKn di SMP 17. Menguraikan kriteria pemilihan Sumber dan Media Belajar 18. Menguraikan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Pendahuluan
4
Ruang Lingkup
Gambar 1. Ruang Lingkup
Mat
eri P
PK
n S
MP
Profesional
Ruang lingkup PPKn.
Persamaan dan Perbedaan usulan dasar negara
Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.
Perubahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
Makna Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Hubungan antar-Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Jaminan perlindungan Hak Asasi Manusia
Persamaan dan Perbedaan Norma dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
Lembaga-lembaga Peradilan
Norma antardaerah di Indonesia
Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda
Semangat Kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI
Pedagogik
Pendekatan Saintifik PPKn SMP
Model pembelajaran PPKn SMP
Penilaian hasil belajar
Penyusunan RPP PPKn SMP
Sumber dan Media Pembelajaran PPKn SMP
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
PPKn SMP KK C
5
Saran Penggunaan Modul
Agar peserta berhasil menguasai dan memahami materi dalam modul ini, lalu
dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran di sekolah, maka cermati dan ikuti
petunjuk berikut.
1. Awali penguasaan materi modul dengan menguasai dulu materi modul
kelompok professional (Kegiatan 1 sampai 12), untuk mengenal secara
akademik tentang karakteristik matapelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn).
2. Selanjutnya masuklah pada penguasaan materi modul Kelompok
pedagogik(kegiatan 13 sampai dengan 18).
3. Ketika Anda mengkaji masing-masing materi modul baik untuk Kelompok
profesional maupun Kelompok pedagogik, bacalah dengan teliti setiap tujuan
pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi pada masing-masing
kegiatan pembelajaran agar Anda mengetahui pokok-pokok isi modul yang akan
Anda pelajari
4. Selama mempelajari modul ini, Anda dipersilahkan memperkaya diri dengan
membaca seperangkat referensi yang dianjurkan.
5. Dalam aktivitas pembelajaran harap dicermati dengan baik. Karena modul tatap
muka ini juga mengakomodir untuk kegiatan In-On-In maka dalam aktivitas
pembelajaran dibagi 2 di setiap kegiatan pembelajaran. Point 1 untuk peserta
tatap muka penuh dan point 2 bagi peserta In-On-In.
Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.
Gambar 2. Alur Model PembelajaranTatap Muka
Pendahuluan
6
1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan
oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat
lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu
waktu yang di pandu oleh fasilitator.
Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat
dilihat pada alur dibawah.
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari :
latar belakang yang memuat gambaran materi
tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran langkah-langkah penggunaan modul
PPKn SMP KK C
7
b. Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi C, fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi
yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil
belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual
maupunberkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada
fasilitator.
c. Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan
menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan
kasus.
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana
menerapkan pemahamanmateri-materi yang berada pada kajian materi.
Pada aktivitas pembelajaranmateri ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.
d. Presentasi dan Konfirmasi Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan
fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada
bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh
kegiatan pembelajaran
e. Persiapan Tes Akhir Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
Pendahuluan
8
2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.
Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai
berikut,
a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan
In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :
latar belakang yang memuat gambaran materi
tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
langkah-langkah penggunaan modul
PPKn SMP KK C
9
b. In Service Learning 1 (IN-1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi C, fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari
materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian
hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara
individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan
kepada fasilitator.
Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu
oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini
akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung
berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan
metodeberfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi
kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun
sesuai dengan kegiatan pada IN1.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran
pada on the job learning.
c. On the Job Learning (ON) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi C,guru
sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in
service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan
mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas
yang ditagihkan kepada peserta.
Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada
IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada
modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi,
Pendahuluan
10
implementasi, peer discussionyang secara langsung di dilakukan di
sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja
yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.
Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif
menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data denganmelakukan
pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.
d. In Service Learning 2 (IN-2) Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON
yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini
juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan
pembelajaran
e. Persiapan Tes Akhir Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
3. Lembar Kerja Modul pembinaan karir guru kelompok kompetensi C terdiri dari beberapa kegiatan
pembelajaran yang di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai
pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul
No Kode LK Nama LK Keterangan 1. LK.1.1 Ruang lingkup PPKn TM, IN1
2. LK.1.2 Ruang lingkup PPKn ditinjau dari aspek dasar Negara, UUDNRI, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI
ON
3. LK. 2.1. Persamaan dan perbedaan usulan dasar negara
TM, IN1
4. LK 2.2 Kesepakatan yang terjadi atas perbedaan usulan dasar negara
ON
5. LK.3.1 Identifikasi Perbedaan baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap
TM, IN1
PPKn SMP KK C
11
No Kode LK Nama LK Keterangan 6. LK 3.2 Akibat dari bertutur kata, bersikap dan
berperilaku buruk yang yang pernah terjadi di Indonesia.
ON
7. LK. 4.1 Dasar Pemikiran Perubahan UUD NRI Tahun 1945
TM, IN1
8. LK 4.2 Perubahan Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945
ON
9. LK. 5.1 Makna Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 TM, IN1
10. LK. 5.2 Membuat makalah makna Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
ON
11 LK.6.1 Diskusi tentang seleksi pimpinan lembaga negara
TM, IN1
12 LK.6.2 Hubungan antar lembaga-lembaga negara dalam UUD NRI Tahun 1945
ON
13 LK. 7.1 Jaminan perlindungan hak asasi manusia (HAM)
TM, IN1
14 LK 7.2 Meresume materi jaminan perlindungan hak asasi manusia (HAM)
ON
15 LK 8.1 Perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan norma di lingkungan sekolah, Masyarakat dan Negara
TM, IN1
16 LK 8.2 Persamaan dan perbedaan norma dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
ON
17 LK. 9.1 Lembaga-lembaga peradilan TM, IN1
18 LK 9.2 Membuat rangkuman tentang lembaga-lembaga peradilan di Indonesia
ON
19 LK. 10.1 Perbedaan norma dan kebiasaan daerah di Indonesia
TM, IN1
20 LK. 10.2 Arti penting sikap saling menghargai keberagaman norma dan kebiasaan antardaerah yang ada di Indonesia
ON
21 LK. 11.1 Semangat dan komitmen Sumpah Pemuda TM, IN1
22 LK 11.2 Membuat Makalah semangat dan komitmen Sumpah Pemuda
ON
23 LK. 12.1 Semangat kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI
TM, IN1
24 LK.12.2 Identifikasi Semangat kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI pada era sekarang
ON
25 LK.13.1 Prosedur penerapan pendekatan saintifik TM, IN1
Pendahuluan
12
No Kode LK Nama LK Keterangan 26 LK.13.2 Membuat model penerapan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran PPKn ON
27 LK. 14.1. Penerapan model pembelajaran TM, IN1
28 LK. 14.2 Pemahaman tentang langkah-langkah penerapan model pembelajaran
ON
29 LK. 15.1 Penilaian PPKn di SMP TM, IN1
30 LK.15.2 Komponen-komponen dalam penilaian ON
31 LK.16.1 Prosedur penyusunan dan komponen penyusunan RPP
TM, IN1
32 LK.16.2 Menyusun RPP ON
33 LK. 17.1 Pemilihan Sumber belajar dan media belajar
TM, IN1
34 LK. 17.2 Permasalahan pemilihan Sumber belajar dan media belajar
ON
35 LK. 18.1 Proposal Tindakan Kelas TM, ON
Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In Service Learning 1
ON : Digunakan pada On the Job Learning
PPKn SMP KK C
13
4. Kisi-kisi Ujian sekolah SMP/MTs – PPKn
KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH
KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
Tabel 3. Kisi-Kisi Ujian Sekolah SMP/MTs – PPKn
LEVEL KOGNITIF
LINGKUP MATERI PANCASILA
SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
NORMA DAN KONSTITUSI
KOMITMEN TERHADAP
KEUTUHAN NKRI
Pengetahuan dan Pemahaman • Mengidentifikasi • Menunjukkan • Menjelaskan • Mendeskripsikan
Siswa dapat memahami dan menguasai : • Proses
perumusan Pancasila
• Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila
Siswa dapat memahami dan menguasai : • Proses
perumusan UUD NRI Tahun 1945
• Penerapan Norma
• Lembaga negara berdasarkan UUD NRI 1945
• Hak Asasi Manusia
Siswa dapat memahami dan menguasai : • Aspek-aspek
pengokohan NKRI
• Keberagaman dalam masyarakat
• Semangat persatuan dan kesatuan
Aplikasi • Memberi contoh • Menentukan • Menerapkan • Menginterpretasi • Mengurutkan
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : • Proses
perumusan Pancasila
• Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : • Proses
perumusan UUD NRI Tahun 1945
• Penerapan Norma
• Lembaga negara berdasarkan UUD NRI 1945
• Hak Asasi Manusia
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : • Aspek-aspek
pengokohan NKRI
• Keberagaman dalam masyarakat
• Semangat persatuan dan kesatuan
Pendahuluan
14
LEVEL KOGNITIF
LINGKUP MATERI PANCASILA
SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
NORMA DAN KONSTITUSI
KOMITMEN TERHADAP
KEUTUHAN NKRI
Penalaran • Menganalisis • Mengevaluasi • Mengaitkan • Menyimpulkan
Siswa dapat menganalisis : • Proses
perumusan Pancasila
• Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila
Siswa dapat menganalisis : • Proses
perumusan UUD NRI Tahun 1945
• Penerapan Norma
• Lembaga negara berdasarkan UUD NRI 1945
• Hak Asasi Manusia
Siswa dapat menganalisis : • Aspek-aspek
pengokohan NKRI
• Keberagaman dalam masyarakat
• Semangat persatuan dan kesatuan.
KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH
KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
LEVEL KOGNITIF
LINGKUP MATERI
ATURAN DAN
IDEOLOGI
HAK dan KEWAJIBAN
WARGA NEGARA
KEDAULATAN RAKYAT
GLOBALISASI DAN
PRESTASI DIRI
Pengetahuan dan Pemahaman • Mengidentifi
kasi • Menunjukka
n • Menjelaskan • Mendeskrips
ikan
Siswa dapat memahami dan menguasai : • Norma • Konstitusi
dan Proklamasi
• Bahaya Korupsi
• Pancasila
Siswa dapat memahami dan menguasai : • Hak Asasi
Manusia • Usaha Bela
Negara
Siswa dapat memahami dan menguasai : • Demokrasi
dan Kedaulatan
• Kemerdekaan mengemukakan pendapat
• Otonomi daerah
Siswa dapat memahami dan menguasai : • Globalisasi • Prestasi diri
Aplikasi • Memberi
contoh • Menentukan
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan
PPKn SMP KK C
15
LEVEL KOGNITIF
LINGKUP MATERI
ATURAN DAN
IDEOLOGI
HAK dan KEWAJIBAN
WARGA NEGARA
KEDAULATAN RAKYAT
GLOBALISASI DAN
PRESTASI DIRI
• Menerapkan • Menginterpr
etasi • Mengurutkan
pemahaman tentang : • Norma • Konstitusi
dan Proklamasi
• Bahaya Korupsi
• Pancasila
pemahaman tentang : • Hak Asasi
Manusia • Usaha Bela
Negara
pemahaman tentang : • Demokrasi
dan Kedaulatan
• Kemerdekaan mengemukakan pendapat
• Otonomi daerah
pemahaman tentang: • Globalisasi • Prestasi diri
Penalaran • Menganalisis • Mengevaluasi • Mengaitkan • Menyimpulk
an
Siswa dapat menganalisis : • Norma • Konstitusi
dan Proklamasi
• Bahaya Korupsi
• Pancasila
Siswa dapat menganalisis : • Hak Asasi
Manusia • Usaha Bela
Negara
Siswa dapat menganalisis: • Demokrasi
dan Kedaulatan
• Kemerdekaan mengemukakan pendapat
• Otonomi daerah
Siswa dapat menganalisis • Globalisasi • Prestasi diri
PPKn SMP KK C
19
Kegiatan Pembelajaran 1 Ruang Lingkup PPKn
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menguraikanruang lingkup
mata pelajaran PPKn secara benar
2. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menjelaskan ruang lingkup
materi PPKn secara benar
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menguraikan ruang lingkup mata pelajaran PPKn
2. Menguraikan ruang lingkup materi PPKn
Uraian Materi
1. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PPKn Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran penyempurnaan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) yang semula dikenal dalam Kurikulum 2006. Penyempurnaan tersebut
dilakukan atas dasar pertimbangan: (1) Pancasilasebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa diperankan dan dimaknai sebagai entitas inti yang
menjadi sumber rujukan dan kriteria keberhasilan pencapaian tingkat
kompetensi dan pengorganisasian dari keseluruhan ruang lingkup mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) substansi dan jiwa
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945, nilai dan
semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia ditempatkan sebagai bagian integral dari Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, yang menjadi wahana psikologis-pedagogis pembangunan
warganegara Indonesia yang berkarakter Pancasila.
Kegiatan Pembelajaran 1
20
a. Pancasila sebagai dasar negara, ideologi dan pandangan hidup bangsa Dalam kehidupan bangsa dan negara, kiranya Pancasila bukanlah barang
asing bagi bangsa Indonesia. Sejak awal Pancasila diposisikan menjadi milik
bangsa Indonesia secara keseluruhan dan bukan sebuah golongan,
kelompok, suku bangsa ataupun organisasi tertentu yang ada di Indonesia.
Pancasila adalah ‘label nasional’ yang menggambarkan identitas bangsa
Indonesia. Label nasional ini telah disepakati, sejak bangsa Indonesia
memikirkan dasar-dasar yang digunakan, menjelang Indonesia merdeka
pada saat itu. Lewat kesepakatan ‘pendiri negara’ (the founding fathers)
dalam sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945, ditetapkan bahwa dasar
negara Indonesia bernama Pancasila, yang di dalamnya mengandung lima
nilai-nilai dasar yang digunakan sebagai gambaran kelakuan berpola bangsa
Indonesia, yang erat dengan jiwa, moral dan kepribadian bangsa (Al-Hakim,
2014).
Pancasila menempati dua kedudukan utama, yakni sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa. Sebagai dasar negara, Pancasila dijadikan
sebagai dasar ayau landasan dalam mendirikan bangunan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Perwujudan Pancasila sebagai dasar negara,
ditampakkan dalam hukum nasional, dimana Pancasila harus menjadi
sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia. Sedangkan
sebagai pandangan hidup bangsa (way of life), Pancasila memberikan
tuntunan pada seluruh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Di samping dua kedudukan utama Pancasila di atas, kita mengenal juga
fungsi-fungsi Pancasila, antara lain: (1) sebagai kepribadian bangsa
Indonesia, Pancasila merupakan sikap mental, tingkah laku dan amal
perbuatan bangsa Indonesia yang bersifat khas yang berbeda dengan
kepribadian bangsa-bangsa lain; (2) Pancasila sebagai jiwa dan moral
bangsa Indonesia, artinya Pancasila itu merupakan jiwanya bangsa
Indonesia, (3) Pancasila sebagai perjanjian luhur, maksudnya Pancasila itu
merupakan hasil perjanjian dari wakil-wakil rakyat yang mengesahkan
perjanjian itu; (4) sebagai falsafah yang mempersatukan bangsa Indonesia,
dalam arti bahwa Pancasila merupakan sarana yang ‘ampuh’ untuk
mempersatukan bangsa Indonesia; dan (5) sebagai ideologi negara dan
PPKn SMP KK C
21
bangsa Indonesia, maksudnya Pancasila itu merupakan prinsip yang
mengantarkan bangsa Indonesia dalam mengejar cita-cita nasionalnya.
Sebagai kepribadian bangsa, Pancasila harus menggambarkan identitas
bagi kepribadian bangsa Indonesia. Konsep kepribadian bangsa harus diberi
makna sebagai sebuah ‘komitmen bersama’ anggota masyarakat dalam
bentuk bangsa, yang diangkat dari realitas empirik (pengalaman nyata) dan
akar kultural (budaya) masyarakat yang tergambarkan pada pola-pola hidup,
nilai-nilai dan moral kehidupan yang dipandang baik dan dapat digunakan
sebagai perwujudan ‘jati diri bangsa’. Dengan demikian, kepribadian bangsa
adalah sebuah ‘label psikologis’ suatu bangsa yang tercermin dalam bentuk
aktivitas dan pola tingkah lakunya yang dapat dikenali oleh seluruh bangsa
sendiri dan bangsa-bangsa lain.
Berdasarkan Naskah Akademik PPKn (2012), substansi utama Pancasila
adalah Sejarah (latar belakang, proses perumusan, proses pengesahan, dan
perkembangannya), Substansi (filosofi, konsep, prinsip, dan norma) dan
Penerapan; dan dijabarkan menjadi
1) Latar belakang lahirnya Pancasila sebagai dasar negara
2) Proses perumusan dan pengesyahan Pancasila sebagai dasar negara
3) Penerapan Pancasila sebagai pandangan dan sikap hidup bangsa
Indonesia;
4) Masalah-masalah aktual Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
5) Nilai-nilai historis dari perumusan UUD 1945
6) Pembukaan UUD 1945 sebagai kaidah fundamental negara
7) Sistem pemerintahan menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945
8) Nilai, konsep, azas, norma, dan sistem yang terkandung dalam
Pembukaan dan pasal-pasal UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945
9) Kesadaran berkonstitusi berdasarkan pemahaman latar belakang, proses
perumusan dan pengesahan, dan perkembangan aktualisasi UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kegiatan Pembelajaran 1
22
10) Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk
Negara Republik Indonesia
b. UUD NRI Tahun 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi
landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
c. Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk
Negara Republik Indonesia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah sebuah negara
kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan
hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.Adanya wilayah merupakan
suatu syarat berdirinya sebuah negara.
d. Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang melandasi dan
mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.“Bhinneka Tunggal Ika”, semboyan yang bertujuan menghargai
perbedaan/keberagaman, tetapi tetap bersatu dalam ikatan sebagai bangsa
Indonesia, bangsa yang memiliki kesamaan sejarah dan kesamaan cita-cita
untuk mewujudkan masyarakat yang “adil dalam kemakmuran” dan “makmur
dalam keadilan” dengan dasar negara Pancasila dan dasar konstitusional
UUD 1945.
Sesuai dengan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016tentang Standar isi
dijelaskan bahwa tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi PPKn pada
SMP/MTs/SMPLB/PAKET B,adalah tingkat kompetensi 4 dan 4a, tingkat kelas
VII, VIII, IX dengan kompetensi dan ruang lingkup materi sebagai berikut.
PPKn SMP KK C
23
Tabel 4. Ruang Lingkup Materi Pelajaran PPKn SMP
Kompetensi Ruang Lingkup Materi Menjelaskan komitmen para pendiri Negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila. Menganalisis proses
pengesahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Menunjukkan sikap toleransi dalam makna keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Menjelaskan karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka NKRI.
Menunjukkan perilaku menghargai dengan dasar: moral, norma, prinsip dan spirit kewarga
Komitmen para pendiri Negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila.
Proses perumusan dan pengesahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Norma hukum dan kepatutan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Harmoni keutuhan wilayah dan kehidupan dalam konteks NKRI.
Makna keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Menunjukkan sikap dalam dinamika perwujudan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari secara individual dan kolektif. Menganalisis nilai dan moral
yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Menjelaskan masalah yang muncul terkait keberagaman masyarakat dan cara pemecahannya.
Menerapkan perilaku kewarganegaraan berdasarkan prinsip saling menghormati, dan menghargai dalam rangka pengokohan NKRI.
Menghargai dan menghayati dengan dasar: kesadaran nilai, moral, norma, prinsip dan spirit keseluruhan entitas kehidupan kebangsaan.
Dinamika perwujudan nilai dan moral Pancasila dalam kehidupan sehari-hari .
Esensi nilai dan moral Pancasila dalam Pembukaan
Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Makna ketentuan hukum yang berlaku dalam perwujudan kedamaian dan keadilan.
Semangat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman masyarakat.
Aspek-aspek pengokohan NKRI.
Kegiatan Pembelajaran 1
24
Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Ruang Lingkup
PPKn”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Ruang Lingkup PPKn”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau
kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul
(LK.1.1). Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok,
berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda
serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.
h. Penyampaian hasil diskusi;
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada diskusi dan kerja kelompok
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
PPKn SMP KK C
25
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Ruang Lingkup
PPKn”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai
berikut.
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Ruang
Lingkup PPKn”.
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami materi modul
Kegiatan on
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK 1.2 yang ada.
b. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
Menyimpulkan hasil pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Kegiatan Pembelajaran 1
26
Latihan/Kasus/Tugas
Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas, kini tiba saatnya anda
meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. Anda dapat
mengerjakan latihan secara individual atau bersama dengan teman anda. Lakukan
kegiatan sebagai berikut.
Aktivitas: Menguraikan ruang lingkup PPKn LK.1.1 Ruang lingkup PPKn Prosedur kerja
1. Identifikasi materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan
dengan Pancasila!
2. Identifikasi materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan
dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945!
3. Identifikasi materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan
dengan Bhinneka Tunggal Ika!
4. Identifikasi materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan
dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia!
Setelah mengerjakan latihan, anda dapat membaca alternatif jawaban latihan
untuk membandingkan tingkat ketepatan hasil kerja anda. Jika anda menganggap
hasil latihan anda belum sempurna, maka sebaiknya anda menganalisis
penyebabnya dan kemudian memperbaikinya.
LK.1.2 Ruang lingkup PPKn ditinjau dari aspek dasar Negara, UUDNRI, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI Membuat makalah dengan tema ruang lingkup materi PPKn ditinjau dari aspek
cakupan dasar negara, UUD NRI, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Petunjuk Pembuatan 1. Makalah adalah betul-betul karya Saudara sendiri. Hal-hal yang bukan karya
Saudara dalam makalah tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
2. Sistematika Makalah: a. Pendahuluan/ Latar belakang Masalah b. Isi c. Penutup/ Kesimpulan
PPKn SMP KK C
27
3. Ketentuan lain a. Makalah terdiri dari 7 sampai 10 halaman. b. Jenis huruf: Arial c. Besar/ukuran huruf atau font adalah 11. d. Spasi:1,5 spasi
Jangan lupa untuk mencantumkan identitas Saudara pada makalah.
Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Yang bukan termasuk ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan adalah …. A. Pancasila C. Bhinneka Tunggal ika B. UUD NRI 1945 D. HAM
2. Pancasila menempati dua kedudukan utama, yakni sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa Pengertian Pancasila sebagai dasar negara adalah .... A. Pancasila memberikan tuntunan pada seluruh bangsa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari B. Pancasila menjadi sumber hukum nasional yang ada di Indonesia C. maksudnya Pancasila itu merupakan hasil perjanjian dari wakil-wakil
rakyat yang mengesahkan perjanjian itu D. Pancasila itu merupakan prinsip yang mengantarkan bangsa Indonesia
dalam mengejar cita-cita nasionalnya
3. Di samping dua kedudukan utama Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup, kita mengenal juga fungsi-fungsi Pancasila, antara lain: sebagai kepribadian bangsa. Pancasila sebagai kepribadian bangsa adalah …. A. Pancasila menjadi sumber hukum nasional yang ada di Indonesia B. maksudnya Pancasila itu merupakan hasil perjanjian dari wakil-wakil
rakyat yang mengesahkan perjanjian itu C. Pancasila itu merupakan prinsip yang mengantarkan bangsa Indonesia
dalam mengejar cita-cita nasionalnya D. Pancasila merupakan sikap mental, tingkah laku dan amal perbuatan
bangsa Indonesia yang bersifat khas yang berbeda dengan kepribadian bangsa-bangsa lain
4. Landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Republik Indonesia adalah …. A. Pancasila C. Undang-undang B. UUD NRI 1945 D. Peraturan Menteri
5. Permendikbud dibawah ini yang mengatur tentang Standar isi yang berkaitan
dengan kompetensi dan ruang lingkup materi PPKn SMP adalah …. A. Pemendikbud Nomor 20 Tahun 2016 B. Pemendikbud Nomor 21 Tahun 2016 C. Pemendikbud Nomor 22 Tahun 2016 D. Pemendikbud Nomor 24 Tahun 2016
Kegiatan Pembelajaran 1
28
Rangkuman
Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat
rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan
rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini.
1. Ruang lingkup mata pelajaran PPKn meliputi: (1) Pancasila, sebagai dasar
negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa;(2) UUD 1945 sebagai
hukum dasar tertulis yang menjadi landasan konstitusional kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; (3) Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk Negara Republik Indonesia;
(4) Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang
melandasi dan mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
2. Ruang lingkup mata pelajaran PPKn sesuai dengan Permendikbud Nomor
21 Tahun 2016 tentang Standar isi terdiri atas tingkat kompetensi dan ruang
lingkup materi
Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja/ tes formatif,
Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum
mencapai 80%, dipersilakan mempelajari kembali. Sebaiknya apabila sudah
mencapai 80% ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran
berikutnya (nilai tanggung jawab, komitmen moral)
Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK C
29
Kegiatan Pembelajaran 2 Persamaan dan Perbedaan Usulan Dasar Negara
Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menguraikan
persamaan dan perbedaan usulan dasar negara oleh para pendiri negara dengan
benar
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menguraikan ragam usulan rumusan dasar negara
2. Menguraikan persamaan usulan dasar negara oleh para pendiri negara
3. Menguraikan perbedaan usulan dasar negara oleh para pendiri negara
4. Menguraikan kesepakatan para pendiri negara dalam Sidang PPKI
5. Menjelaskan nilai juang dalam Proses Perumusan Pancasila
Uraian Materi
1. Ragam Usulan Rumusan Dasar Negara Dasar negara merupakan fondasi berdirinya sebuah negara. Jika diibaratkan
sebuah bangunan, tanpa adanya pondasi yang kuat, bangunan tidak akan mampu
berdiri dengan kokoh. Fondasi sebuah dasar negara harus disusun sebaik
mungkin. Membuat rumusan dasar negara bukanlah suatu perkara yang mudah.
Pada proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, mengalami berbagai
perbedaan pendapat dan pandangan, dikarenakan bangsa Indonesia memiliki
berbagai macam keragaman, baik itu keragaman suku, agama, budaya adat
istiadat dan lain sebagainya.
Berikut kita ikuti pemikiran usulan mengenai dasar negara Indonesia yang dalam
sidang pertama BPUPKI secara berurutan dikemukakan oleh Mr. Mohammad
Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.
a. Mr. Mohammad Yamin (29 Mei 1945)
Kegiatan Pembelajaran 2
30
Mr. Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya tentang dasar negara
Indonesia merdeka di hadapan sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945
yang diberi judul “Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia”.
Secara lisan, Mr. Mohammad Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia
merdeka yang intinya sebagai berikut :
Peri Kebangsaan
Peri Kemanusiaan
Peri Ketuhanan
Peri Kerakyatan
Kesejahteraan Rakyat.
Setelah menyampaikan pidatonya, Mr. Mohammad Yamin menyampaikan
usul tertulis naskah Rancangan Undang-Undang Dasar. Di dalam Pembukaan
Rancangan UUD itu tercantum rumusan lima asas dasar negara yang berbunyi
sebagai berikut:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kebangsaan Persatuan Indonesia
3) Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Perumusyawaratan/ Perwakilan
5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
b. Mr. Soepomo Mr. Soepomo mengemukakan pemikirannya di sidang BPUPKI pada tanggal
31 Mei 1945. Dalam pidatonya, Mr. Soepomo menguraikan teori-teori negara
atau juga dikenal dengan teori landasan yang digunakan untuk mendirikan
negara, sebagai berikut:
1) Teori negara perseorangan (individualistik) sebagaimana yang diajarkan oleh
Thomas Hobbes (abad 17), Jean Jacques Rouesseau (abad 18), Herbert
Spencer (abad 19), Hj. Laski (abad 20), yang menegaskan bahwa negara
adalah masyarakat hukum (Legal Society) yang disusun atas kontrak seluruh
individu (Contract Social)
PPKn SMP KK C
31
2) Paham negara kelas (Class Theory) atau Teori Kolektivisme, yang diajarkan
oleh Karl Marx, F. Engels, Lenin. Negara tidak lebih hanyalah “instrument”
atau alat. Alat kelas yang berkuasa (borjuis – kapitalis) untuk menindas kelas
yang tidak berdaya (buruh - proletar), karena itu kaum proletar harus bersatu
mengalahkan kaum borjuis. Merebut kekuasaan, kemudian ganti menindas
kaum penindas.
3) Paham negara integralistik. Negara yang didirikan seperti yang diajarkan oleh
Hegel, Adam Muller, Spinoza. Jika teori pertama Negara dibentuk untuk
menjamin kepentingan individu. Teori kedua, negara dibentuk untuk
menjamin kepentingan golongan (kelompok), maka teori integralistik
menjamin kepentingan keseluruhan (totalitas). Negara menjamin
kepentingan keseluruhan sebagai “persatuan organis”, semua unsur
berhubungan sebagai satu kesatuan. Negara menjamin penghidupan seluruh
negara, tidak memihak golongan yang kuat, paling besar, dan tidak
menjadikan kepentingan individu sebagai pusat. Negara menjamin dan
melindungi kepentingan keseluruhan sebagai suatu persatuan yang utuh.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan filsafat negara Indonesia, Mr. Soepomo
mengusulkan hal-hal sebagai berikut :
1) Negara tidak menyatukan diri dengan golongan terbesar, terkuat, tapi
mengatasi semua golongan besar atau kecil. Dalam Negara yang bersatu
seperti itu maka urusan agama diserahkan pada golongan – golongan
pemeluk agama yang bersangkutan.
2) Hendaknya para warga negara beriman takluk kepada Tuhan. Setiap waktu
selalu ingat pada Tuhan.
3) Negara Indonesia hendaknya berdasarkan kerakyatan, dalam susunan
pemerintahan negara Indonesia harus dibentuk sistem badan
permusyawaratan. Kepala Negara akan terus berhubungan erat dengan
Badan Permusyawaratan, dengan begitu kepala negara senantiasa tahu dan
merasakan rasa keadilan dan cita-cita rakyat. Kepala negara terus menerus
bersatu jiwa dengan rakyat.
4) Dalam penyelenggaraan bidang ekonomi hendaknya ekonomi Negara
bersifat kekeluargaan. Kekeluargaan merupakan sifat masyarakat timur yang
harus dijunjung tinggi. Sistem tolong menolong, sistem koperasi hendaknya
Kegiatan Pembelajaran 2
32
dijadikan dasar ekonomi Negara Indonesia yang makmur, bersatu, berdaulat,
adil.
5) Negara Indonesia hendaknya melakukan hubungan antar negara, antar
bangsa. Soepomo mengajarkan supaya negara Indonesia bersifat Asia Timur
Raya, sebab Indonesia menjadi bagian kekeluargaan Asia Timur Raya.
Dalam pidatonya, Mr. Soepomo memberikan penekanan pada karakteristik
negara persatuan, kebersamaan atau populer sebagai paham integralistik.
Secara garis besar dalam sidang ini Mr. Soepomo menyampaikan rumusan
Pancasila sebagai berikut :
1) Persatuan
2) Kekeluargaan
3) Keseimbangan Lahir dan Batin
4) Musyawarah
5) Keadilan Rakyat
c. Ir. Soekarno
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mendapat kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya yang terdiri dari lima asas sebagai berikut ini :
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3) Mufakat atau demokrasi
4) Kesejahteraan sosial
5) Ketuhanan yang berkebudayaan.
Lima prinsip sebagai dasar negara tersebut kemudian oleh Soekarno
diusulkan agar diberi nama “Pancasila” atas saran salah seorang teman beliau
seorang ahli bahasa. Berikutnya Soekarno kelima sila tersebut bisa diperas
menjadi “Tri Sila" yaitu: (1) sosio-nasionalisme yang merupakan sintesis dari
Sila kebangsaan dengan peri kemanusiaan, (2) Sosio-demokrasi yang
merupakan sintesis dari Sila mufakat atau demokrasi dengan Kesejahteraan
Sosial, dan (3) Ketuhanan yang berkebudayaan. Kemudian Tri Sila tersebut
dapat diperas lagi menjadi Eka Sila, yaitu Gotong Royong.
Beliau mengusulkan Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan
PPKn SMP KK C
33
pandangan hidup bangsa atau “Philosofhische grondslag” juga pandangan
dunia yang setingkat dengan aliran-aliran besar dunia atau dikenal sebagai
“weltanschauung” dan di atas dasar itulah kita didirikan. Selanjutnya 1 Juni kita
peringati sebagai hari Lahir Istilah Pancasila.
Dari sidang BPUPKI yang pertama, bisa ditarik kesimpulan bahwa segenap
tokoh pendiri bangsa (founding fathers) berusaha untuk merumuskan dasar
negara yang akan menjadi tumpuan utama bagi kokohnya bangsa Indonesia.
Setiap tokoh walaupun memiliki pemikiran yang tidak persis sama, akan tetapi
memiliki satu pemikiran yaitu untuk memberikan yang terbaik bangi bangsa,
dimana setiap usulan yang ada tidak terlepas dari karakteristik yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia.
2. Persamaan Usulan Dasar Negara Oleh Para Pendiri Negara Walaupun rumusan Pancasila sebagaimana dikemukakan oleh ketiga tokoh (Mr.
Mohammad Yamin, Mr. Soepomo dan Ir. Soekarno) terdapat perbedaan, akan
tetapi rumusan-rumusan tersebut memiliki persamaan dari segi materi dan
semangat yang menjiwainya.
Mr. Moh. Yamin mengemukakan bahwa Indonesia merupakan suatu negara
kebangsaan dan berdasarkan kepada kebudayaan Indonesia. Walaupun dalam
pidatonya tidak terdapat uraian terperinci mengenai lima dasar negara dan juga
tidak dikemukakan nama Pancasila, akan tetapi dalam lampiran rancangan
Undang-Undang Dasar Negara yang disampaikannya, ada terdapat perumusan
mengenai lima dasar. Mr. Soepomo mengemukakan bahwa staatsidee dan
rechtsidee itu harus selaras dengan struktur dan kebudayaan masyarakat. Negara
Indonesia harus didasarkan kepada alam pikiran Indonesia. Pemikiran kedua
tokoh tersebut sejalan dengan pemikiran yang disampaikan oleh Ir. Soekarno yang
disampaikan dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 yang mengungkapkan
ideologi kebangsaan mengenai dasar negara.
Selain persamaan tentang pandangan kebangsaan, ketiga tokoh tersebut dalam
setiap pemikiran yang dikemukakan tidak pernah terlepas dari pentingnya nilai
Ketuhanan dalam kehidupan bengsa Indonesia.
Secara garis besar ada beberapa persamaan yang bisa kita simpulkan dari
Kegiatan Pembelajaran 2
34
berbagai pandangan dari ketiga tokoh tersebut, antara lain :
1) Semua para pendiri bangsa berpikir tentang bagaimana memajukan suatu
negara agar bisa menjadi makmur dan sejahtera
2) Ingin menyatukan NKRI, menciptakan kesetaraan sosial, membuat dasar
negara yang kokoh dari ancaman bangsa lain, dengan kata lain sama sama
memiliki cita cita besar untuk bangsa dan negara ini
3) Sama-sama mementingkan orang banyak/rakyat, tujuannya sebagai pemersatu,
ada unsur Tuhan didalamnya, kesejahteraan rakyat, keadilan, bermusyawarah 4) Dasar negara harus selaras dengan struktur, budaya dan kepribadian bangsa.
3. Perbedaan Usulan Dasar Negara Oleh Para Pendiri Negara Pada proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, selain terdapat
beberapa persamaan pemikiran oleh para tokoh bangsa, terdapat pula berbagai
perbedaan pendapat dan pandangan.
Tabel 5. Perbedaan Usulan Dasar Negara oleh Para Pendiri Negara
Mr. Moh. Yamin Mr. Soepomo Ir. Soekarno
1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan
Rakyat.
1. Persatuan 2. Kekeluargaan 3. Keseimbangan Lahir
dan Batin 4. Musyawarah 5. Keadilan Rakyat
1. Kebangsaan Indonesia. 2. Internasionalisme atau
Peri Kemanusiaan. 3. Mufakat atau demokrasi. 4. Kesejahteraan sosial. 5. Ketuhanan yang
berkebudayaan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pemikiran mengenai rumusan Pancasila terus
mengalami perkembangan selama sidang dilaksanakan. Terdapat perbedaan tiga
ideologi yang melatar belakangi antara lain ideologi kebangsaan, ideologi Islam
dan ideologi Barat Modern Sekular. Dengan semua perbedaan dan usulan yang
ada, walaupun sempat mengalami kemacetan, akhirnya dapat disepakati melalui
Panitia Sembilan yang bertugas untuk menyelaraskan mengenai hubungan
negara dan agama.
Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan berhasil merumuskan dasar negara
yang diberi nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter oleh Mr. Mohammad
PPKn SMP KK C
35
Yamin, yang merupakan persetujuan antara pihak Islam dan pihak kebangsaan.
Panitia Sembilan telah berhasil mencapai satu persetujuan yang selanjutnya
dicantumkan dalam suatu rancangan pembukaan atau preambule hukum dasar
dan dilaporkan dalam sidang BPUPKI kedua tanggal 10 Juli 1945.
Rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta, dapat dikemukakan sebagai
beriku.
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
4. Kesepakatan Para Pendiri Negara dalam Sidang PPKI Berkaitan dengan UUD, terdapat perubahan dari bahan yang dihasilkan
sebelumnya oleh BPUPKI, antara lain:
1) Kata Mukadimah diganti dengan kata Pembukaan.
2) Pada pembukaan alenia keempat anak kalimat “Ketuhanan dengan
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti dengan
Ketuhanan yang Maha Esa.
3) Pada pembukaan alinea keempat anak kalimat ".... menurut kemanusiaan
yang adil dan beradab" diganti menjadi ".... kemanusiaan yang adil dan
beradab".
4) Kalimat “… dalam suatu Hukum Dasar Negara Indonesia …” dalam Piagam
Jakarta diganti dengan “… dalam suatu UUD Negara Indonesia ....”
5) Pada pasal 6 ayat 1 yang semula berbunyi Presiden ialah orang Indonesia
asli dan beragama Islam diganti menjadi Presiden adalah orang Indonesia
asli.
6) Pada pasal 29 ayat 1 dengan mencoret kalimat “dengan kewajiban dan lain-
lain”.
Kegiatan Pembelajaran 2
36
7) Selanjutnya Moh. Hatta menjelaskan perubahan-perubahan berkenaan
dengan pasal 4 ayat 2, pasal 5, pasal 6 ayat 2, pasal 7, pasal 8 ayat 1 dan
ayat 2, pasal 9, pasal 33, pasal 24 pasal 25 dan pasal 26.
Berikut ini merupakan kronologi beberapa usulan perubahan yang terjadi dalam
pembahasan Pembukaan:
Nama Usulan Keterangan
Hadi Koesoemo
Kata “menurut dasar kemanusiaan” diganti dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adl dan Beradab
Usul diterima
Otto Iskandardinata Kata “pintu gerbang” dihilangkan saja Usul tidak diterima
I Gusti Ktut Pudja Kata “Atas berkat Rahmat Allah” pada alinea 3 diganti dengan “atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa”
Usul diterima
Tanggal 18 Agustus tercatat pula merupakan perjalanan sejarah paling
menentukan bagi rumusan Pancasila. Hari itu akan disyahkan Undang-Undang
Dasar untuk negara Indonesia merdeka. Sementara rumusan Pancasila menjadi
bagian dari preambul (pembukaan) Undang-Undang Dasar negara tersebut.
Namun demikian sehari sebelum tanggal ini ada peristiwa penting. Sore hari
setelah kemerdekaan Negara Indonesia diproklamirkan, Moh. Hatta menerima
Nisyijima (pembantu Laksamana Mayda/Angkatan Laut Jepang) yang
memberitahukan bahwa ada pesan berkaitan dengan Indonesia merdeka. Pesan
tersebut, kaitannya berasal dari wakil-wakil Indonesia bagian Timur di bawah
penguasaan Angkatan Laut Jepang. Isi pesannya menyatakan bahwa wakil-wakil
Protestan dan Katolik dari daerah-daerah yang dikuasai Angkatan Laut Jepang
keberatan dengan rumusan sila pertama dan mengancam akan mendirikan
negara sendiri apabila kalimat tersebut tidak diubah.
Ketika itu Hatta menyadari bahwa penolakan terhadap pesan tersebut akan
mengakibatkan pecahnya negara Indonesia Merdeka yang baru saja dicapai. Jika
hal itu terjadi tidak menutup kemungkinan daerah (Indonesia) luar Jawa akan
kembali dikuasai oleh kaum Kolonial Belanda. Akhirnya bung Hatta dan beberapa
PPKn SMP KK C
37
tokoh Islam mengadakan pembahasan sendiri untuk mencari penyelesaian
masalah kalimat ”... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya” pada kalimat ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tokoh-tokoh Islam yang membahas adalah Ki
Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimejo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, dan Teuku
Moh. Hassan.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, dicapai kesepakatan untuk menghilangkan
kalimat ”... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya”. Hal ini dilakukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia. Kita harus menghargai nilai juang para tokoh-tokoh yang sepakat
menghilangkan kalimat ”.... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya”. Para tokoh PPKI berjiwa besar dan memiliki rasa
nasionalisme yang tinggi. Mereka juga mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Adapun tujuan diadakan
pembahasan sendiri tidak pada forum sidang agar permasalahan cepat selesai.
Rumusan sila-sila Pancasila yang ditetapkan oleh PPKI dapat dilihat selengkapnya
dalam naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan
5) Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Rumusan inilah kemudian dijadikan dasar negara hingga sekarang bahkan hingga
akhir perjalanan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia bertekad bahwa Pancasila
sebagai dasar negara tidak dapat diubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR hasil
pemilu. Jika mangubah dasar negara Pancasila berarti membubarkan negara hasil
proklamasi (tap MPRS No. XX/MPRS/1966). Selanjutnya untuk mengamankan
rumusan sila-sila Pancasila yang benar dan sah maka dikeluarkanlah Instruksi
Presiden (Inpres) Nomor 12 tahun 1968 pada tanggal 13 April 1968 yang isinya
menegaskan bahwa pengucapan dan penulisan Pancasila adalah seperti yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Selanjutnya dikeluarkan Tap MPR No.
Kegiatan Pembelajaran 2
38
XVII/MPR/1998 tentang Penegasan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan
dinyatakan didalamnya bahwa Pancasila mengandung makna sebagai ideologi
nasional dan sebagi cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
5. Nilai Juang Nilai Juang dalam Proses Perumusan Pancasila Berdasarkan uraian materi di atas, proses perumusan Pancasila melewati tahapan
yang tidak mudah, dikarenakan terdapat berbagai pendapat dan pandangan yang
berbeda. Tanpa melalui rasa persatuan dan semangat kemerdekaan, segala
perbedaan yang ada dapat semakin menghancurkan bangsa Indonesia yang pada
saat itu sedang berjuang dalam meraih kemerdekaannya. Dengan sikap
kenegarawanan para tokoh, pada akhirnya proses perumusan Pancasila dapat
mencapai kesepakatan bersama, yang dijadikan sebagai landasan bagi bangsa
Indonesia.
Pancasila merupakan karya besar para tokoh-tokoh besar pendiri negara yang
“digali” dari ibu Pertiwi. Hasil “renungan” sedalam-dalamnya dari dalam hidup dan
kehidupan bangsa Indonesia sejak dulu kala. Konsensus bersama, janji para
pahlawan tokoh nasional, komitmen untuk menjadi suatu sistem yang diyakini
kebenarannya, serta menjadi pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai luhur Pancasila terlahir dari sikap dan tindakan luhur para bapak bangsa.
Mustahil pikiran besar lahir dari manusia yang tidak memiliki konsepsi besar, jiwa
besar, kemampuan membaca tanda-tanda jaman dalam memperjuangkan masa
depan menjadi lebih baik. Namun tetap kuat berakar pada jati diri kepribadian
bangsa sendiri sosio-budaya sendiri. Karena itulah generasi penerus perlu
meneladani menjadikannya “panutan” dalam bertutur, bersikap, bertindak dalam
kehidupan sehari-hari.
PPKn SMP KK C
39
Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 2 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh a. Penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kajian referensi dan
diskusi, peserta pelatihan dapat menjelaskan persamaan dan perbedaan
usulan dasar negara oleh para pendiri negara b. Peserta diminta melakukan aktivitas belajar sebagai berikut:
1) Mencermati uraian materi di atas tentang persamaan dan perbedaan
usulan dasar negara oleh para pendiri negara
2) Peserta membentuk kelompok (idealnya anggota kelompok
berjumlah 5-6 orang). Masing-masing kelompok menerima tugas
yang berbeda, yaitu:Kelompok ganjil (1,3 dan 5) mengidentifikasi
persamaan usulan dasar negara oleh para pendiri negara. Kelompok
genap (2,4 dan 6) mengidentifikasi perbedaan usulan dasar negara
oleh para pendiri negara (LK 2.1)
3) Hasil diskusi dipresentasikan dan kelompok lain menanggapi
c. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan klarifikasi dari fasilitator terhadap
hasil diskusi kelas dan Refleksi
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1
1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul
2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta
tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta
dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas
dan kerja keras memahami terhadap materi modul
Kegiatan Pembelajaran 2
40
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK 2.2 yang ada.
c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan peserta
lain menyampaikan pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Latihan/ Kasus /Tugas
Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas
diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan
pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut.
Aktivitas : Menguraikan persamaan dan perbedaan usulan dasar negara LK. 2.1. Persamaan dan perbedaan usulan dasar negara
1. Buatlah telaah tentang beberapa persamaan pandangan dari ketiga tokoh
perumus Pancasila!
2. Buatlah telaah tentang beberapa perbedaan pandangan dari ketiga tokoh
perumus Pancasila!
LK 2.2 Kesepakatan yang terjadi atas perbedaan usulan dasar negara 1. Identifikasikan kesepakatan yang terjadi atas perbedaan usulan dasar negara!
2. Membuat analisis 1-2 halaman terkait dengan persamaan dan perbedaan
usulan dasar negara oleh para pendiri negara
PPKn SMP KK C
41
3. Menganalisis dalam 1-2 halaman tentang dihilangkannya kata dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya pada sila 1
dan diganti dengan Ketuhanan Yang Maha Esa
Tes Formatif untuk Umpan balik 1. Tokoh dibawah ini yang mengusulkan rumusan dasar negara adalah....
A. Ir Soekarno dan Drs.Moh Hatta B. Ir Soekarno dan Mr Muhamad Yamin C. Drs.Moh Hatta dan Mr Muhamad Yamin D. Drs.Moh Hatta dan Mr Supomo
2. Ir. Soekarno dan Muh. Yamin memiliki persamaan dalam menyampaikan
usulan tentang dasar negara yakni berkaitan dengan .... A. Keseimbangan lahir batin C. Ketuhanan B. Keadilan rakyat D. Kekeluargaan
3. Pernyataan :
1) Adanya diskriminasi bagi warga negara yang beragama non Islam 2) Bangsa Indonesia tidak hanya Islam, tetapi bermacam-macam
agama yang dipeluk warganya 3) Bangsa Indonesia banyak yang muslim 4) Ada yang berkeberatan dengan isi dari rumusan dasar negara
tersebut Dari pernyataan tersebut, yang merupakan alasan perubahan sila rumusan dasar negara pada Piagam Jakarta yang menyebutkan bahwa: “...dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” ditunjukkan pada nomor .... A. 1,2 dan 3 C. 1, 3 dan 4 B. 1,2 dan 4 D. 2, 3 dan 4
4. Kebangsaan Indonesia Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, Mufakat
atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan yang Berkebudayaan. Usulan dasar Negara menurut... A. Mr Mohamad Yamin C. Ir Sukarno B. Mr Soepomo D. Drs. Mohamad Hatta
5. Ketuhanan Yang Maha Esa, Kebangsaan persatuan Indonesia, Rasa
kemanusiaan yang adil dan beradab, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Usulan dasar Negara menurut... A. Mr Mohamad Yamin C. Ir Sukarno B. Mr Soepomo D. Drs. Mohamad Hatta
Kegiatan Pembelajaran 2
42
AKTIVITAS: PENGEMBANGAN BUTIR SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C
Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan seperti pada saran penggunaan modul E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format
berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1
Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai- nilai Pancasila
Menjelaskan Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi Negara
VIII
Pancasila sebagai dasar
Negara
Menguraikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2
Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai- nilai Pancasila
Menjelaskan Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi Negara
VIII
Pancasila sebagai dasar
Negara
Menguraikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara
PG Level Aplikasi
3
Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai- nilai Pancasila
Menjelaskan Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi Negara
VIII
Pancasila sebagai dasar
Negara
Menguraikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara
PG Level Penalaran
4. VIII
Pancasila sebagai dasar
Negara
Menguraikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara
Uraian Level Aplikasi
5. VIII
Pancasila sebagai dasar
Negara
Menguraikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara
Uraian Level Penalaran
PPKn SMP KK C
43
b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No Kompetensi Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 VII Proses perumusan Pancasila
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2
VII Proses perumusan Pancasila
PG Level Aplikasi
3
VII Proses perumusan Pancasila
PG Level Penalaran
4
VII Proses perumusan Pancasila
Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman
5
VII Proses perumusan Pancasila
uraian Level Aplikasi
6
VII Proses perumusan Pancasila
Uraian Level Penalaran
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ penilaian berbasis kelas pada
lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Persamaan dan perbedaan usulan dasar negara Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ uraian
BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :
Kegiatan Pembelajaran 2
44
Rangkuman
1. Dasar negara merupakan pondasi berdirinya sebuah negara. bila diibaratkan
sebuah bangunan, tanpa adanya pondasi yang kuat, bangunan tidak akan
mampu berdiri dengan koko
2. Walaupun rumusan Pancasila sebagaimana dikemukakan oleh ketiga tokoh
(Mr. Mohammad Yamin, Mr. Soepomo dan Ir. Soekarno) terdapat perbedaan,
akan tetapi rumusan-rumusan tersebut memiliki persamaan dari segi materi dan
semangat yang menjiwainya.Masing-masing tokoh perumus Pancasila memiliki
pandangan yang berbeda, akan tetapi rumusan-rumusan tersebut memiliki
persamaan dari segi materi dan semangat yang menjiwainya.
3. Pada proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, mengalami berbagai
perbedaan pendapat dan pandangan, dikarenakan bangsa Indonesia memiliki
berbagai macam keragaman, baik itu keragaman suku, agama, budaya adat
istiadat dan lain sebagainya.
4. Pancasila merupakan karya besar para tokoh-tokoh besar pendiri negara yang
“digali” dari ibu Pertiwi. Hasil “renungan” sedalam-dalamnya dari dalam hidup
dan kehidupan bangsa Indonesia sejak dulu kala. Konsensus bersama, janji
para pahlawan tokoh nasional, komitmen untuk menjadi suatu sistem yang
diyakini kebenarannya, serta menjadi pandangan hidup bagi bangsa Indonesia
dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Dengan sikap
kenegarawanan para tokoh, pada akhirnya proses perumusan Pancasila dapat
mencapai kesepakatan bersama, yang dijadikan sebagai landasan bagi bangsa
Indonesia.
PPKn SMP KK C
45
Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan
jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai
80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%
ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai
tanggung jawab, komitmen moral)
Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK C
47
Kegiatan Pembelajaran 3 Perbedaan Baik dan Buruk dalam Bertutur Kata Berperilaku dan Bersikap Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila
Tujuan Pembelajaran
1. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan maksud
bertutur kata baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
2. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan maksud
bertutur kata buruk yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
3. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan
perbedaan bertutur kata baik dan buruk menurut nilai-nilai Pancasila
4. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan bersikap
baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
5. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan bersikap
buruk yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
6. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan
perbedaan bersikap baik dan buruk menurut nilai-nilai Pancasila
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. peserta diklat mampu menjelaskan bertutur kata baik dan buruk menurut
dengan nilai-nilai Pancasila.
2. peserta diklat mampu menjelaskan perbedaan bertutur kata baik dan buruk
menurut nilai-nilai Pancasila
3. peserta diklat mampu menjelaskan bersikap baik dan buruk menurut dengan
nilai-nilai Pancasila.
4. peserta diklat mampu menjelaskan perbedaan bersikap baik dan buruk
menurut nilai-nilai Pancasila
5. peserta diklat mampu menjelaskan perilaku baikdan buruk menurut nilai-nilai
Pancasila.
Kegiatan Pembelajaran 3
48
6. peserta diklat mampu menjelaskan perbedaan berperilaku baik dan buruk
menurut nilai-nilai Pancasila
Uraian Materi
1. Bertutur Kata Baik Dan Buruk Menurut Nilai-Nilai Pancasila Pancasila disepakati secara nasional oleh bangsa Indonesia sebagai dasar negara
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pandangan hidup bangsa,namun
dalam upaya implementasinya mengalami berbagai hambatan,sejak jaman
Presiden Soekarno sampai jaman Presiden Joko Widodo.
Gerakan reformasi mengajukan tuntutan untuk melaksanakan demokratisasi di
segala bidang, menegakkan hukum dan keadilan, menegakkan hak asasi manusia
(HAM), memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), melaksanakan
otonomi daerah dan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah,
serta menata kembali peran dan kedudukan TNI dan POLRI. Hal ini hanya akan
menjadi cita-cita tanpa realita jika tidak dibarengi dengan perubahan mendasar
dalam tutur kata , sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Pemerintah Presiden Joko Widodo terus menggelorakan semangat perubahan,
antara lain yang dikenal dengan revolusi mental. Jadi yang diubah mentalitasnya
yakni mentalitas sebagai warga bangsa yang cerdas dan baik (good and smart
citizen). Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan karakter bangsa. Dengan
pendidikan karakter melalui PPKn diharapkan peserta didik mengetahui baik dan
buruk menurut standar nilai yang berlalu yakni sesuai dengan nilai nilai Pancasila
a. Bertutur kata Baik Menurut Nilai-Nilai Pancasila Kondisi masyarakat Indonesia nampak mengalami perubahan dalam tutur
kata. Tanda atau indikasi penggunaan tutur kata dapat diperhatikan dalam
pecakapan sehari-hari. Apakah yang dimaksud baik ? Baik berarti pantas,
santun, bagus dan masih banyak padanan lainnya. Dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia (1995:78) baik artinya elok, apik, tidak ada cela. Sedangkan
buruk artinya jahat, tidak menyenangkan. Tutur kata baik adalah cermin akhlaq
yang mulia. Perangai beradab penuh kelembutan masih perlu ditingkatkan
dalam kehidupan. Memang bahasa dan tutur kata sering tergantung pada adat
PPKn SMP KK C
49
dan kebiasaan yang bersifat lokalitas, artinya ada tutur kata kasar menurut
penilaian orang dan kelompok masyarakat, ternyata tutur kata yang biasa atau
yang baik baik saja menurut lainnya.
Tutur kata adalah perkataan yang diucapkan atau berbincang-bincang. Ajaran
moral menuntun manusia dalam bertutur kata untuk senantiasa menghiasi
lisan dengan tutur kata yang manis. Ucapan yang mengandung tutur kata yang
manis pasti mengandung sesuatu yang bermanfaat. Tutur kata yang manis,
membuat sejuk, nyaman dan sopan, sehingga diucapkan dihadapan orang lain
tidak akan marah, tersinggung, sakit hati ataupun kecewa. Sebaliknya tutur
kata yang tidak baik menurut nilai-nilai Pancasila adalah tutur kata yang
berakibat seseorang yang kita ajak berbicara kecewa, marah, tersinggung dan
sakit hati
Tutur kata baik yang dimaksudkan disini adalah tutur kata sesuai nilai-nilai
Pancasila yang dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Tutur kata
baik adalah tutur kata yang secara umum diterima oleh masyarakat Indonesia,
atau tutur kata yang mengandung nilai-nilai etika dan kesopanan yang jika
diucapkan dipandang sopan oleh siapa saja di seluruh Indonesia.
Berikut daftar tutur kata yang dianggap sebagai tutur kata yang baik:
Tabel 6. Bertutur Kata Baik Menurut Nilai-Nilai Pancasila
Tutur Kata Baik Jujur Tulus Mengalah
rendah hati berprasangka baik Memuji
menghormati sesama melaksanakan tugas menunjukkan empati
menyenangkan, menghargai
patuh pada yang punya otoritas
kata-kata standar
berbicara sesuai konteks memuji dengan tulus ada penanda lingual (maaf, tolong, terima kasih)
Lembut Mendukung Sederhana
hormat pada orang tua humor lucu sesuai konvensi
Sapaan menentramkan, meredam
berbicara sesuatu yang nyata
Pantas Sabar Halus
tidak kaku, toleran mudah dipahami pujian tulus
b. Bertutur Kata Buruk Menurut Nilai Pancasila Tutur kata buruk adalah tutur kata yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila,
Kegiatan Pembelajaran 3
50
yakni yang bertentangan ajaran agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia
(nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa), misalnya tutur kata menghujat,
menghina, memfitnah. Tutur kata yang tidak menempatkan kedudukan
manusia pada harkat dan martabatnya (nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan
Makmur, misalnya menyebut manusia dengan sebutan hewan. Tutur kata
buruk adalah tutur kata yang dapat menimbulkan perpecahan, pertengkaran,
konflik antar suku , agama, ras, antar golongan (SARA) , hal ini berarti tutur
kata yang menciderai sila Persatuan Indonesia, misalnya menghina suku,
agama. Tutur kata buruk adalah yang mau menang sendiri, sehingga menutup
jalan musyawarah, ini bertentangan dengan sila Kerakyatan Yang dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan. Dan tutur
kata buruk adalah yang senantiasa memperlakukan secara semena-mena,
sehingga menghinakan, merendahkan sehingga merasa tidak mendapat
keadilan. Ini bertentangan dengan Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Adapun tutur kata yang buruk sebagai berikut:
Tabel 7. Bertutur Kata Buruk Menurut Nilai Pancasila
Tidak Baik/buruk bohong, fitnah tidak menggunakan
sapaan (njangkar) menjatuhkan mental
sombong, diksi vulgar, kasar humor olok-olok melecehkan kaku menyulut emosi, memanas-memanasi melukai tidak tulus (ada
maksud, basa-basi) ngotot
berbicara seenaknya
menuduh mempermalukan
kasar mengabaikan tugas tidak peduli kasar pada orang tua
kurang ajar kata-kata campuran (bahasa daerah)
merendahkan, memuji tapi ironi tidak menggunakan penanda kesopanan menyakiti melanggar aturan berbelit-belit (tidak pernah minta maaf, tidak
mengenal kata terima kasih , dan tidak pernah menggunakan kata tolong)
arogan berbicara hal yang dibuat-dibuat
memanas-memanasi
superior status sosial lebih bawah
provokatif
marah-marah pujian berlebihan menyindir tidak peduli konteks
menyalahkan menyalahkan
nada tinggi berani pada otoritas tidak toleran
2. Bersikap Baik dan Buruk Menurut Nilai-Nilai Pancasila Sikap yang baik yakni yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila merupakan
sesuatu yang harus terus dibiasakan , sedangkan sikap yang tidak baik harus
PPKn SMP KK C
51
sedapat mungkin dikurang bahkan kalau bias dihilangkan. Bersikap yang baik dan
buruk menurut nilai-nilai Pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut
a. Bersikap yang baik Menurut Nilai Pancasila Sikap (attitude) yaitu ekspresi kejiwaan, suatu pernyataan evaluatif, baik yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau
peristiwa. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara
merasakan, jalan pikiran, dan perilaku.Sikap menempatkan posisi seseorang
untuk berpikir mengenai suka (like) atau tidak suka( dislike) sesuatu. Dengan
demikian bersikap baik menurut nilai-nilai Pancasila adalah yang sesuai
dengan keluhuran budi bangsa Indonesia. Untuk itu perlu terus dibangun
dengan pembinaan dan kebiasaan. Ada sikap positif sebagai adopsi dari
pikiran dari negara lain namun relevan dengan kepribadian Indonesia adalah:
(1). Sikap proaktif, 2).sikap memulai dengan tujuan akhir.3).sikap
mendahulukan yang utama , 4). Sikap membangun saling menang(win-win),
5). Sikap memahami, baru dipaham, 6)sikap sinergi dan 7).sikap senantiasa
mengasah kemampuan
Sikap mulia yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sebenarnya cukup
banyak , yang senantiasa menjadi ajaran kebaikan bagi warga negara
Indonesia dan sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menjadi lebih
baik: ikhlas rendah hati, tidak menyombongkan diri, amanah, taubat,
prasangka baik terhadap orang lain, pemaaf, pemurah, syukur,zuhud (tidak
terpaut pada dunia),tenggang rasa ,sabar ,ridha dengan ketentuan Allah
,berani ,lapang dada,lemah lembut ,kasih sayang ,selalu ingat mati ,tawakal
,takut Allah ,suka dengan ilmu pengetahuan ,rasa malu, terutama jika berbuat
salah ,kasih saying.
Sikap baik diatas jika dibasiskan pada nilai-nilai luhur Pancasila , akan
melahirka perilaku yang mencerminkan keluhuran budi dan karakter baik pula.
Kegiatan Pembelajaran 3
52
b. Bersikap yang buruk Menurut Nilai Pancasila Bersikap buruk buruk tentu saja kebalikan dengan sikap yang baik, jika
dipandang dari nilai-nilai Pancasila , tentu saja sikap buruk adalah sikap yang
menyimpang dari ajaran agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia ( nilai-
nilai Ketuhanan Yang Maha Esa), misalnya sikap tidak jujur, tidak ikhlas, tidak
amanah. Sikap yang tidak menempatkan kedudukan manusia pada harkat dan
martabatnya (nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab) misalnya
sombong,tidak pemaaf dan sebagainya. Sikap buruk adalah sikap yang dapat
menimbulkan perpecahan, pertengkaran, konflik antar suku , agama, ras, antar
golongan (SARA) , hal ini berarti sikap yang menciderai sila Persatuan
Indonesia, misalnya diskriminasi, etnosentris, fanatik berlebihan pada
agamanya. Sikap buruk adalah yang mau menang sendiri, sehingga menutup
jalan musyawarah, ini bertentangan dengan sila Kerakyatan Yang dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan. Dan sikap
buruk adalah yang senantiasa memperlakukan secara semena-mena,
sehingga terhinakan, terendahkan sehingga merasa tidak merasa mendapat
keadilan. Ini bertentangan dengan Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
3. Perbedaan Berperilaku Baik dan buruk menurut Nilai-Nilai Pancasila Pengertian perilaku kondisi jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain
sebagainya sebagai refleksi dari berbagai macam dimensi , baik fisik maupun
non fisik.Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari
uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua
kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang
tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan dalam
pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang
dilakukan oleh makhluk hidup.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan perilaku adalah tanggapan atau
reaksi terhadap rangsangan atau lingkungan.Pengertian perilaku dapat
dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain
sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik
PPKn SMP KK C
53
maupun non fisik.
a. Berperilaku baik Perilaku berasal dari kata peri artinya cara berbuat, kelakuan, perbuatan dan
laku artinya perbuatan, cara menjalankan tindakan. Perilaku menurut Skinner
sebagaimana di sitir Al Atok (2012) ada 2 macam yakni (1) perilaku alami
(innate behaviour) tidak lain perilaku yang dibawa sejak manusia dilahirkan
dalam bentuk reflek dan insting. (2) perilaku operan (operant behaviour) adalah
perilaku yang dibentuk melalui proses belajar.
Perilaku baik adalah perilaku yang sesuai dengan nilai, norma dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian perilaku baik menurut
Pancasila adalah segala perbuatan, tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Perilaku baik menurut nilai Pancasila menggambarkan karakter
bangsa antara lain sebagai berikut:
Sila Ketuhanan yang Maha Esa : 1) Percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agama
yang dianut
2) Melaksanakan kepercayaan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa
menurut dasar kemanusaiaan yang adil dan beradap
3) Membina saling menghormati antara pemeluk agama
4) Membina kerjasama dan toleransi antar pemeluk agama
5) Menginginkan adanya kerukunan pemeluk agama
6) Mengaku bahwa hubungan antara manusia dengan Tuhan merupakan hak
manusia yang paling hakiki
7) Menjunjung tinggi pengakuan bahwa tiap warga negara bebas menjalankan
ibadah sesuai dengan agamanya
8) Tidak memaksakan suatu agama pada orang lain
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab 1) Berlapang dada
2) Mengutamakan kepentingan orang banyak dengan tidak melupakan unsur
individu yang juga memerlukan perlindungan
3) Iklhas dan bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap keputusan
4) Menghargai pendapat orang lain
Kegiatan Pembelajaran 3
54
5) Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
Sila Persatuan Indonesia Perilaku yang sesuai dengan nilai pancasila sila ketiga antara lain:
1) Cinta tanah air
2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
3) Menempatkan persatuan, kesatuan serta keselamatan bangsa dan negara
di atas kepentingan pribadi dan golongan
4) Berjiwa inovatif, kreatif dan kompotitif
5) Tidak mudah menyerah
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan
1) Mengutamakan kepentingan bersama
2) Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambilan keputusan
4) Mengutamakan musyawarah untuk mufakat dengan diliputi oleh semangat
kekeluargaan
5) Menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah
6) Melaksanakan musyawarah dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur
7) Mengambil keputusan dengan pertanggung jawaban secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat serta
nilai-nilai kebenaran dan keadilan
Sila Keadilan sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia 1) Mengembangkan perbuatan yang luhur yang mencerminkan suasana
kekeluargaan dan gotong royong
2) Berbuat adil
3) Menjaga keseimbangan hak dan kewajiban
4) Menghormati hak orang lain
5) Suka memberi pertolangan pada orang lain
6) Tidak boros
7) Tidak bergaya hidup mewah
8) Suka bekerja keras
PPKn SMP KK C
55
b. Berperilaku buruk Perilaku buruk merupakan kebalikan dari perilaku baik. Perilaku burukadalah
perilaku yang tidak sesuai dengan nilai, norma dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dengan demikian perilaku buruk menurut Pancasila
adalah segala perbuatan, tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila. Perilaku buruk menurut nilai Pancasila merusak karakter bangsa
antara lain sebagai berikut:
Sila Ketuhanan yang Maha Esa : 1) Ingkar atas perintah terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agama
yang dianut
2) Melaksanakan kepercayaan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa
menurut dasar kemanusaiaan yang adil dan beradap
3) Senantiasa melakukan konflik antara pemeluk agama
4) Tidak mentoleransi antar pemeluk agama
5) Tidak menginginkan adanya kerukunan pemeluk agama
6) memaksakan suatu agama pada orang lain secara terselubung atau terang-
terangkan
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab 1) Egois
2) Mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompo ataupun keluarganya dari
pada kepentingan bangsa dan negara
3) Tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap keputusan
4) Tidak menghargai pendapat orang lain
5) memaksakan kehendak pada orang lain
Sila Persatuan Indonesia
Perilaku yang sesuai dengan nilai Pancasila sila ketiga antara lain:
1) Merusak lingkungan
2) Tidak menghargai suku, ras lain
3) Mengutamakan daerah asalnya
4) Tidak mau berpartisipasi
5) Mudah menyerah
Kegiatan Pembelajaran 3
56
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 1) Mengutamakan kepentingan pribadi
2) memaksakan pendapat dan kehendak pada orang lain
3) memilih perselisihan dibandingkan menggunakan musyawarah dalam
mengambilan keputusan
4) menciderai hasil keputusan musyawarah
5) Memilih debat dari pada musyawarah dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur
Sila Keadilan sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia 1) Tidak menghargai karya orang lain
2) Berbuat tidak adil
3) Mengutamakan hak dan mengabaikan kewajiban
4) Tidak menghormati hak orang lain
5) Tidak peduli kesulitan orang lain
6) Perilaku boros
7) Bergaya hidup mewah
8) Malas bekerja
Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 3 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Kegiatan moda tatap muka penuh Aktivitas pembelajaran yang digunakan dalam aktivitas pembelajar ini adalah
ceramah bervariasi dan diskusi kelompok. Adapun skenario atau alur aktivitas
pembelajaran sebagai berikut:
PPKn SMP KK C
57
Gambar 5. Aktivitas Pembelajaran Moda Tatap Muka Penuh
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In
a. Aktivitas In -1
1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul
2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras (Mandiri) memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK 3.2 yang ada.
Penyampaian informasi oleh nara sumber dan membaca
modul 15 menit(Mengamati)
Curah Pendapat diiringi sharing pengalaman praktis
25 menit(Menanya)
Kerja kelompok, diskusi kelompok 50 menit(Mencari Informasi)
Membuat Laporan hail keja kelompok 20 menit
(Mengasosiasi)
Presentasi hasil unjuk kerja kelompok50 menit
(mengomunikasi)
Tanggapan, masukan dan refleksi serta refisi hasil kerja
kelompok(20 Menit)
Kegiatan Pembelajaran 3
58
c. Kegiatan In 2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan peserta
lain menyampaikan pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Latihan/Kasus/Tugas
Pemahaman Anda akan semakin mendalam atas materi ini manakala anda
mengerjakan latihan berikut:
Aktivitas : Menguraikan perbedaan baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap LK.3.1 Identifikasi Perbedaan baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap (LK 3.1 digunakan untuk peserta Tatap muka penuh dan IN 1) Perhatikan orang-orang di sekitarmu yang senantiasa berkomunikasi dengan
bahasa Indonesia maupun bahasa daerahnya. Coba anda identifikasi bagaimana
tutur kata, sikap dan perilaku mereka selam diklat, identifikasikan dalam tabel
berikut
Tabel 7.Latihan/Kasus/Tugas Kegiatan Pembelajaran 3
Aspek Yang Diamati Baik Buruk
Tutur kata
Sikap
Perilaku
PPKn SMP KK C
59
LK 3.2 Akibat dari bertutur kata, bersikap dan berperilaku buruk yang yang pernah terjadi di Indonesia.
1) Setelah membaca bahan bacaan pada kegiatan pembelajaran 3
2) Carilah dari berbagai sumber dan media tentang kasus akibat dari
bertutur kata, bersikap dan berperilaku buruk yang yang pernah terjadi
di Indonesia.
3) Berdasarkan kasus tersebut, bertutur kata, bersikap dan berperilaku
yang bagaimana yang seharusnya dilakukan!
4) Jangan lupa untuk melengkapi isian identitas Saudara
Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Dibawah ini yang bukan merupakan contoh bertutur kata yang menciderai sila
Persatuan Indonesia adalah …. A. Memuji daerah lain dan tidak membeda-bedakan B. Tidak menghardik suku lain C. Menghina suku, agama dan antar golongan lain D. Mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok ataupun keluarganya
dari pada kepentingan bangsa dan negara
2. Yang bukan termasuk contoh bertutur kata buruk menurut nilai Pancasila adalah …. A. Berbohong C. Memfitnah B. Memuji tapi ironi D. Memuji
3. Dibawah ini yang bukan termasuk sikap mulia yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila adalah …. A. Ikhlas C. Prasangka baik B. Rendah diri D. Amanah
4. Yang bukan perilaku baik yang sesuai dengan Pancasila sila ke-1 adalah….
A. Membina saling menghormati antara pemeluk agama B. Membina kerjasama dan toleransi antar pemeluk agama C. Menginginkan adanya kerukunan antar kelompoknya saja D. Menginginkan adanya kerukunan pemeluk agama
5. Pernyataan :
1) Tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap keputusan 2) Tidak egois 3) Mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok ataupun
keluarganya dari pada kepentingan bangsa dan negara 4) Tidak menghargai pendapat orang lain 5) Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
Kegiatan Pembelajaran 3
60
Yang termasuk perilaku buruk yang tidak sesuai dengan nilai, norma dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ditunjukkan pada nomor …. A. 1, 2, dan 3 C. 1, 4 dan 5 B. 1, 3, dan 4 D. 2, 4 dan 5
AKTIVITAS: PENGEMBANGAN BUTIR SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C
Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan seperti pada Saran Penggunaan Modul bagian E.4
3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format
berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 2 3 1. 2.
b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No Kompetensi Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1
Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.
2
Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.
PG Level Aplikasi
Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.
PPKn SMP KK C
61
3
Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.
PG Level Penalaran
Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.
4
Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.
Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman
Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.
5
Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.
Uraian Level Aplikasi
Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.
6
Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.
Uraian Level Penalaran
Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ penilaian berbasis kelas pada
lingkup materi yang dipelajari pada modul ini.
5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs.
6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal
7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
Kegiatan Pembelajaran 3
62
KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : IX Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku,
dan bersikap. Bentuk Soal : Pilihan Ganda/uraian
BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :
Rangkuman
1. Tutur kata baik yang dimaksudkan adalah tutur kata sesuai nilai-nilai Pancasila
yang dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Tutur kata baik adalah
tutur kata yang secara umum diterima oleh masyarakat Indonesia, atau tutur
kata yang mengandung nilai-nilai etika dan kesopanan yang jika diucapkan
dipandang sopan oleh siapa saja di seluruh Indonesia
2. Bertutur kata buruk tentu saja kebalikan dengan tutut kata yang baik, jika
dipandang dari nilai-nilai Pancasila , tentu saja tutur kata buruk adalah tutur kata
yang menyimpang dari ajaran nilai norma moral secara umum diterima oleh
masyarakat Indonesia.
3. Sikap mulia yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila senantiasa menjadi ajaran
kebaikan bagi warga negara Indonesia dan sangat dibutuhkan untuk
membangun bangsa menjadi lebih baik: ikhlas rendah hati , tidak
menyombongkan diri,amanah ,taubat,prasangka baik terhadap orang lain,
pemaaf, pemurah, syukur ,zuhud (tidak terpaut pada dunia), tenggang
rasa,sabar ,ridha dengan ketentuan Allah ,berani ,lapang dada,lemah lembut
,kasih sayang ,selalu ingat mati ,tawakal ,takut Allah ,suka dengan ilmu
pengetahuan ,rasa malu, terutama jika berbuat salah ,kasih saying.
4. Sikap buruk menurut nilai-nilai Pancasila adalah kebalikan sikap baik yang
senantiasa bertentangan dengan ajaran kebaikan bagi warga negara Indonesia
dan sangat menghambat membangun bangsa karena menjadi “penyakit” bagi
gerak langkah bangsa dalam membangun bangsa dan karakter bangsa rendah
PPKn SMP KK C
63
dirii, suka menyombongkan diri,kalau diberi amanah khianat ,maksiat
,prasangka buruk terhadap orang lain, pendendam, pelit, kufur.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan
jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai
80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%
ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai
tanggung jawab, komitmen moral)
Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK C
65
Kegiatan Pembelajaran 4 Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan Dasar
pemikiran perubahan UUD RI 1945 dengan benar.
2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan
Tujuan perubahan UUD RI 1945 secara benar
3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan
pengertian alasan yuridis perubahan UUD RI 1945 secara benar
4. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan
kesepakatan dasar dalam perubahan UUD RI 1945
5. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan proses
perubahan UUD RI 1945
6. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan hasil
perubahan UUD RI 1945
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan pemikiran perubahan UUD RI 1945
2. Mendeskripsikan Tujuan perubahan UUD RI 1945
3. Menjelaskan pengertian yuridis perubahan UUD RI 1945
4. Menjelaskankesepakatan dasar dalam perubahan UUD RI 1945
5. Menjelaskan proses perubahan UUD RI 1945
6. Menjelaskan hasil perubahan UUD RI 1945
Kegiatan Pembelajaran 4
66
Uraian Materi
1. Dasar Pemikiran Pembukaan UUD RI
Tuntutan perubahan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun
1945 pada era reformasi tersebut merupakan suatu langkah terobosan yang
mendasar karena pada era sebelumnya tidak dikehendaki adanya perubahan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945
dilakukan oleh MPR sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam Pasal 3
dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, yang
menegaskan bahwa “untuk mengubah Undang-Undang Dasar, sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah MPR harus hadir”.
Perubahan UUD dilakukan secara bertahap dan sistematis dalam empat kali
perubahan yang merupakan satu rangkaian dan satu sistem kesatuan.
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945
pertama kali pada Sidang Umum MPR tahun 1999 menghasilkan Perubahan
Pertama. Setelah itu, dilanjutkan dengan Perubahan Kedua pada Sidang Tahunan
MPR tahun 2000, Perubahan Ketiga pada Sidang Tahunan MPR tahun 2001,
Perubahan Keempat pada Sidang Tahunan MPR tahun 2002.
Dasar pemikiran yang melatarbelakangi dilakukannya perubahan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, antara lain:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 membentuk
struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi ditangan MPR
yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan ralyat. Hal ini berakibat pada tidak
terjadinya saling mengawasi dan saling mengimbangi (checks and balances)
pada institusi-institusi ketatanegaraan
b. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan
kekuasaan yang sangat besar kepada pemegang kekuasaan eksekutif
(presiden), disamping itu presiden juga punya Hak Prerogatif . Dua cabang
kekuasaan negara yang seharusnya dipisahkan dan dijalani oleh lembaga
negara yang berbeda, tetapi nyatanya berada di satu tangan (presidan) yang
PPKn SMP KK C
67
menyebabkan tidak bekerjanya prinsip saling mengawasi dan saling
mengimbangi (checks and balances) dan berpotensi mendorong lahirnya
kekuasaan yang otoriter.
c. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengandung
pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan lebih dari satu
tafsiran (multitafsir), misalnya Pasal 7 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (sebelum diubah) berbunyi “Presiden
memegang jabatannya selama masa lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih
kembali” Rumusan pasal itu dapat ditafsirkan lebih dari satu, yakni tafsir pertama
bahwa presiden dan wakil presiden dapat dipilih berkali-kali dan tafsir kedua
adalah bahwa presiden dan wakil presiden hanya boleh memangku jabatan
maksimal dua kali dan sesudah itu tidak boleh dipilih kembali.
d. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terlalu banyak
memberikan kewenangan kepada kekuasaan Presiden untuk mengatur hal-hal
yang penting dengan Undang-Undang.
e. Rumusan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945
tentang semangat penyelenggaraan negara belum cukup didukung ketentuan
konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang demokratis,
supremasi hukum, pemberdayaan rakyat, penghormatan hak asasi manusia
(HAM), dan otonomi daerah.
2. Tujuan Perubahan UUD Negara RI 1945
Tujuan Perubahan UUD Negara RI Tahun 1945, antara lain adalah:
a. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan dasar dalam mencapai
tujuan nasional yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 dan memperkokoh Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
b. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan
kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan
perkembangan paham demokrasi.
c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak asasi
manusia agar sesuai dengan perkembangan paham hak asasi manusia dan
peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu negara
Kegiatan Pembelajaran 4
68
hukum dicita-citakan oleh Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
d. Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara demokratis
dan modern.
e. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan
kewajiban negara mewujudkan kesejahteraan sosial, mencerdaskan kehidupan
bangsa, menegakkan etika, moral, dan solidaritas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan dalam perjuangan mewujudkan negara sejahtera.
f. Melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam penyelenggaraan negara
bagi eksistensi negara dan perjuangan negara mewujudkan demokrasi, seperti
pengaturan wilayah negara dan pemilihan umum.
g. Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan
berbangsa sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan, serta
kepentingan bangsa dan negaraIndonesia dewasa ini sekaligus
mengakomodasi kecenderungannya untuk kurun waktu yang akan datang.
3. Alasan Yuridis Perubahan UUD Negara RI 1945 Dalam Panduan Pemasyarakatan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang diterbitkan oleh Sekretaris MPR RI dinyatakan bahwa terdapat tujuh tujuan
pokok perubahan UUD 1945 berikut ini:
a. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan Negara dalam mencapai
tujuan nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan memperkokoh
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarka Pancasila. b. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan pelaksanaan kedaulatan
rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan perkembangan
paham demokrasi c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak asasi
manusia sesuai dengan perkembangan paham hak asasi manusia dan
peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu negara
hukum yang dicita-citakan oleh UUD 1945. d. Menyempurnakan dasar penyelenggaraan negara secara demokratis dan
modern, antara lain melalui pembagian kekuasaan yang lebih tegas, system
saling mengawasi dan saling imbang yang lebih ketat dan transparan dan
PPKn SMP KK C
69
pembentukan lembaga-lembaga baru untuk mengakomodasi perkembangan
kebutuhan bangsa dan tantangan zaman. e. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan
kewajiban Negara mewujudkan kesejahteraan social, mencerdaskan
kehidupan bangsa, menegakkan etika, moral, dan solidaritas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan dalam perjuangan mewujudkan negara kesejahteraan f. Melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam penyelenggaraan negara
bagi eksistensi negara dan perjuangan negara mewujudkan demokrasi, seperti
pengaturan wilayah negara dan pemilihan umum g. Menyempurnakan aturan dasar mengennai kehidupan bernegara dan
berbangsa sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan, serta
kepentingan bangsa dan negara Indonesia dewasa ini sekaligus
mengakomodasi kecendrungan untuk kurun waktu yang akan datang.
Dari semua alasan melakukan perubahan tersebut, salah satu tujuan pokok adalah
melakukan penataan terhadap semua lembaga negara agar tercipta mekanisme
saling mengawasi dan saling imbang dianara lembaga negara.
Akibatnya, pada salah satu sisi ada lembaga negara yang mendapat tambahan
kewenangan secara signifikan, sementara di sisi lain sejumlah lembaga negara
yang berkurang kewenangannya. Tidak hanya sekedar terjadi penambahan dan
pengurangan kewenangan, perubahan UUD 1945 juga memunculkan lembaga
negara yang sama sekali baru.
Bahkan karena dinilai tidak relevan lagi dengan kebutuhan, ada lembaga negara
yang dihapus dalam struktur ketatanegaraan Indonesia.
4. Kesepakatan Dasar Dalam Perubahan UUD 1945 Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan
(amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945
antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan
pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada
Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu “luwes” (sehingga dapat menimbulkan
multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara
negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi. Berkaitan dengan hal
Kegiatan Pembelajaran 4
70
tersebut, pada awal reformasi muncul berbagai tuntutan reformasi dari berbagai
komponen bangsa, termasuk mahasiswa dan pemuda. Tuntutan tersebut antara
lain sebagai berikut:
a. Amandemen UUD 1945
b. Penghapusan doktrin dwi fungsi ABRI
c. Penegakan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia (HAM), dan
pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
d. Desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah (Otonomi
Daerah)
e. Mewujudkan kebebasan Pers
f. Mewujudkan kehidupan demokrasi (Gotong royong)
Tujuan dari perubahan UUD 1945 adalah menyempurnakan aturan dasar seperti
tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi
negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan
perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa.. Dalam proses amandemen UUD
1945 sejak tahun 1999 hingga tahun 2002 lalu komitmen MPR RI untuk tidak
mengubah bagian Pembukaan UUD 1945 tertuang dalam lima kesepakatan dasar
MPR tentang pengubahan UUD 1945. Kelima kesepakatan dasar itu adalah:
a. Tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Alasan MPR tidak
mengubah Pembukaan UUD 1945 adalah karena "Pembukaan UUD 1945
memuat dasar filosofis dan dasar normatif yang mendasari seluruh pasal dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Pembukaan UUD 1945 mengandung staatsidee
berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tujuan (haluan)
negara, serta dasar negara yang harus tetap dipertahankan".
b. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kesepakatan
untuk tetap mempertahankan bentuk negara Indonesia, yakni Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) didasari pertimbangan bahwa negara kesatuan
adalah bentuk negara yar telah ditetapkan sejak awal berdirinya negara dan
yang dipandan, paling tepat untuk mewadahi ide persatuan sebuah bangsa
yang majemuk ditinjau dari berbagai latar belakang.
c. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial. Kesepakatan dasar untuk
mempertegas sistem pemerintahan presidensial dimaksudkan untuk
memperkokoh sistem pemerintahan yang stabil dan demokratis yang dianut
PPKn SMP KK C
71
oleh negara Republik Indonesia dan telah dipilih oleh pendiri negara pada tahun
1945.
d. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 ditiadakan serta hal-hal normatif
dalam Penjelasan dimasukkan ke dalam pasal-pasal. Peniadaan Penjelasan
UUD 1945 dimaksudkan untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan status
Penjelasan dari sisi sumber hukum dan tata urutan peraturan perundangan.
Selain itu, Penjelasan UUD 1945 bukanlah produk BPUPKI atau PPKI karena
kedua lembaga ini hanya menyusun rancangan Pembukaan dan Batang Tubuh
(pasal-pasal) UUD 1945 tanpa penjelasan.
e. Perubahan UUD 1945 dilakukan dengan cara adendum. Artinya perubahan
dilakukan dengan tetap mempertahankan naskah asli UUD 1945 sebagaimana
terdapat dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959 hasil Dekrit Presiden
5 Juli 1959, dan naskah perubahan-perubahan UUD 1945 diletakkan melekat
pada naskah asli.
5. Proses Perubahan UUD Negara RI 1945
Proses perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 mengikuti ketentuan Pasal 92 Peraturan Tata Tertib MPR mengenai tingkat-
tingkat pembicaraan dalam membahas dan mengambil putusan terhadap materi
sidang MPR. Tingkat-tingkat pembicaraan sebagaimana tercantum dalam Pasal
92 Peraturan Tata Tertib adalah sebagai berikut :
a. Tingkat I
Pembahasan oleh Badan Pekerja Majelis terhadap bahan-bahan yang masuk
dan hasil dari pembahasan tersebut merupakan rancangan Majelis sebagai
bahan pokok Pembicaraan Tingkat II.
b. Tingkat II
Pembahasan oleh Rapat Paripurna Majelis yang didahului oleh penjelasan
Pimpinan dan dilanjutkan dengan Pemandangan Umum Fraksi-fraksi.
c. Tingkat III
Pembahasan oleh Komisi/Panitia Ad Hoc Majelis terhadap semua hasil
pembicaraan Tingkat I dan II. Hasil pembahasan pada Tingkat III merupakan
rancangan putusan Majelis.
d. Tingkat IV
Pembambilan putusan oleh Rapat Paripurna Majelis setelah mendengar
Kegiatan Pembelajaran 4
72
laporan dari Pimpinan Komisi/Panitia Ad Hoc Majelis dan bilamana perlu
dengan kata akhir dari fraksi-fraksi
6. Hasil Perubahan UUD Negara RI Tahun 1945
Sesuai dengan ketentuan pasal 92 Peraturan Tata Tertib MPR , dalam beberapa
sidang MPR telah mengambil putusanvempat kali perubahan UUD RI Tahun
1945dengan perincian sebagai berikut :
a. Perubahan Pertama UUD RI 1945 hasil Sidang Umum MPR tahun 1999
tanggal 14 sampai dengan 21 Oktober 1999.
b. Perubahan Kedua UUD RI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR tahun 2000
tanggal 7 sampai dengan 18 Agustus 2000
c. Perubahan Ketiga UUD RI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR tahun 2001
tanggal 1 sampai dengan 9 Nopember 2001
d. Perubahan Keempat UUD RI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR tahun
2000 tanggal 1 sampai dengan 11 Agustus 2002
Setelah disahkannya Perubahan Keempat UUD RI Tahun 1945 pada Sidang
Tahunan MPR tahun 2002 yang lalu, maka agenda reformasi konstitusi Indonesia
untuk kurun waktu sekarang dipandang telah tuntas.
Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 4 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Akitivitas pembelajaran pada diklat tatap muka penuh pada mata diklat
“Perubahan UUD Negara RI Tahun 1945 ” sebagai berikut :
PPKn SMP KK C
73
Tabel 8. Aktivitas Pembelaran 4 (Tatap Muka Penuh)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan
a. Menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran;
b. Mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat.
c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi Perubahan UUD Negara RI Tahun 1945.
Kegiatan Inti
Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok ( sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan dilakukan
dilanjutkan dengan tanya jawab tentang Perubahan UUD Negara RI 1945.
2) Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, …….s/d kelompok ) masing-masing beranggotakan 5 orang.
3) Instruktur memberi tugas mencari sumber informasi/data LK 4.1 untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet.
4) Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditetntukan instruktur.
5) Peserta diklat mengerjakan kuis tentang permasalahan Perubahan UUD Negara RI Tahun 1945
6) Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 7) Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. 8) Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok .
Kegiatan Penutup
1) Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran
2) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In
a. Aktivitas In -1
1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul
2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Kegiatan Pembelajaran 4
74
4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras(Mandiri) memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara mandiri
sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan
peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras(Mandiri) dalam mengerjakan LK 4.2 yang ada.
c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan peserta
lain menyampaikan pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai(Gotong Royong)pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Latihan/Kasus/Tugas
Aktivitas: Menjabarkan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
LK. 4.1 Dasar Pemikiran Perubahan UUD NRI Tahun 1945 (LK 4.1 untuk peserta tatap muka/ IN 1) Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A, B, C dst. sebagai berikut Kelas dibagi menjadi 6 kelompok , tiap kelompok mengambil amplop yang
yang sudah disediakan dan di dalamnya berisi satu pertanyaan. Masing-
masing kelompok mendiskusikan pertanyaan yang sudah diterima, apabila
sudah selesai dipresentasikan. Waktu untuk diskusi 10 menit.
1. Jelaskan dasar pemikiran perubahan UUD 1945 dengan benar
2. Deskripsikan tujuan perubahan UUD 1945 secara benar
3. Jelaskan alasan yuridis perubahan UUD 1945 secara benar.
4. Jelaskan kesepakatan dasar dalam perubahan UUD RI 1945 secara
benar
5. Jelaskan proses perubahan UUD 1945 secara benar
PPKn SMP KK C
75
6. Jelaskan hasil perubahan UUD 1945 secara benar
LK 4.2 Perubahan Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 Membuatlah analisis tentang hal-hal dibawah ini:
1. Dalam mengubah UUD 1945 harus ada kesepakatan dasar. Jelaskan!
2. Bagaimana cara agar UUD RI 1945 dapat lebih dipahami oleh rakyat
Indonesia.
3. Tujuan di adakannya perubahan UUD RI 1945.
Ketentuan penulisan: analisis yang dibuat terdiri dari 7 sampai 10 halaman,
Jenis huruf: Arial, Besar/ukuran huruf atau font adalah 11, Spasi:1,5 spasi
Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik
1. Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945
dilakukan oleh MPR sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam
Pasal….
A. Pasal 2 dan Pasal 36 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945
B. Pasal 2 dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945
C. Pasal 3 dan Pasal 36 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945
D. Pasal 3 dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945
2. Dibawah ini yang bukan termasuk dasar pemikiran yang melatarbelakangi
dilakukannya perubahan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 adalah ….
A. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terlalu
banyak memberikan kewenangan kepada kekuasaan Presiden untuk
mengatur hal-hal yang penting dengan Undang-Undang
B. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
membentuk struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan
tertinggi ditangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat
C. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kegiatan Pembelajaran 4
76
mengandung pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat
menimbulkan lebih dari satu tafsiran (multitafsir)
D. Rumusan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945
tentang semangat penyelenggaraan negara cukup didukung ketentuan
konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang demokratis,
supremasi hukum, pemberdayaan rakyat, penghormatan hak asasi
manusia (HAM), dan otonomi daerah
3. Pernyataan :
1. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan dasar dalam merubah
tujuan nasional yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 dan memperkokoh Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
2. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan
kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan
perkembangan paham demokrasi.
3. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak
asasi manusia agar sesuai dengan perkembangan paham hak
asasi manusia dan peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan
syarat bagi suatu negara hukum dicita-citakan oleh Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
4. Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara
demokratis dan modern
Dari pernyataan diatas yang termasuk Tujuan Perubahan UUD Negara RI
Tahun 1945 ditunjukkan pada nomor ….
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 3, dan 4
C. 2, 3, dan 4
D. 1 dan 4 saja
PPKn SMP KK C
77
4. Perubahan Pertama UUD RI 1945 hasil Sidang Umum MPR pada tahun …
A. 1999
B. 2000
C. 2001
D. 2002
5. Disahkannya Perubahan Keempat UUD RI Tahun 1945 pada Sidang Tahunan
MPR pada tahun….
A. 1999
B. 2000
C. 2001
D. 2002
AKTIVITAS: PENGEMBANGAN BUTIR SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja
1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada Saran dan penggunaan modul bagian E.4
3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda)
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006
Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 VIII Perubahan UUD 1945
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VIII Perubahan UUD 1945 PG Level Aplikasi
3 VIII Perubahan UUD 1945 PG Level Penalaran
4 VIII Perubahan UUD 1945
Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman
5 VIII Perubahan UUD 1945 Uraian Level Aplikasi
6 VIII Perubahan UUD 1945 Uraian Level
Penalaran
Kegiatan Pembelajaran 4
78
b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut Kompetensi Dasar Bahan
Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1
VIII Perubahan UUD 1945
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VIII Perubahan UUD 1945 PG Level Aplikasi
3 VIII Perubahan UUD 1945 PG Level
Penalaran
4 VIII Perubahan UUD 1945
Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman
5 VIII Perubahan UUD 1945 Uraian Level
Aplikasi
6 VIII Perubahan UUD 1945 Uraian Level
Penalaran
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ Penilian berbasis kelas pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini.
5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas : VIII
Kompetensi :
Level : Pengetahuan dan Pemahaman
Materi : Perubahan UUD 1945
Bentuk Soal : Pilihan Ganda/uraian
BAGIAN SOAL DISINI
Kunci Jawaban :
PPKn SMP KK C
79
Rangkuman
1. Dasar Pemikiran Perubahan UUD NRI 1945 adalah Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengandung pasal-pasal yang terlalu
“luwes”.
2. Perubahan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945
bertujuan untuk menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan dasar
dalam mencapai tujuan nasional , menyempurnakan aturan dasar mengenai
jaminan dan pelaksanaan kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi
rakyat agar sesuai dengan perkembangan paham demokrasi.
3. Alasan Yuridis Perubahan UUD RI 1945 adalah melakukan penataan terhadap
semua lembaga negara agar tercipta mekanisme saling mengawasi dan saling
imbang diantara lembaga negara.
4. Perubahan UUD 1945 dilaksanakan melalui kesepakatan diantaranya tidak
mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, serta mempertegas sistem presidensiil.
5. Proses dan hasil Perubahan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 terdapat beberapa hal yang perlu dijelaskan
agar diperoleh kesamaan dan keseragaman pendapat dalam memahami
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, termasuk
menjadi acuan bagi para narasumber dalam melakukan kegiatan sosialisasi
Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945.
6. Penulisan UUD RI Tahun 1945 dalam satu naskah, tidak mengubah
sistematika UUD RI Tahun 1945 yakni secara penomoran tetap terdiri atas 16
bab dan 37 pasal. Perubahan bab dan pasal ditandai dengan penambahan
huruf (A, B, C dan seterusnya) dibelakang angka bab atau pasal (Contoh Bab
VII A tentang DPD dan Pasal 22 E). Penomoran UUD RI Tahun 1945 yang
tetap tersebut sebagai konsekuensi logis dari pilihan melakukan perubahan
UUD RI Tahun 1945 dengan cara adendum.
Kegiatan Pembelajaran 4
80
Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan
jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai
80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%
ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai
tanggung jawab, komitmen moral)
Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK C
81
Kegiatan Pembelajaran 5 Makna Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan membaca cermat, peserta diklat mampu menjelaskan makna
Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 dengan benar.
2. Dengan berdiskusi kelompok, peserta diklat mampu mendeskripsikan makna
alinea Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan makna Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945
2. Mendeskripsikan makna alinea Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945
Uraian Materi Pembelajaran 1
1. Makna Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 Pada saat sidang perubahan UUD 1945, MPR bersepakat untuk tidak mengubah
Pembukaan UUD RI Tahun 1945, dan tetap mempertahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, mempertegas sistem Presidensiil, Penjelasan UUD RI Tahun
1945 yang bersifat normatif akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal, perubahan
dilakukan dengan cara adendum.
Mengapa Pembukaan UUD RI Tahun 1945 tidak dilakukan perubahan? Menurut
buku panduan Pemasyarakatan UUD NRI Tahun 1945 yang dikeluarkan oleh MPR
ada beberapa alasan sebagai berikut :
a. Pembukaan UUD Negara RI 1945 memuat dasar filosofis dan normatif yang
mendasari seluruh pasal dalam UUD RI Tahun 1945.
b. Pembukaan UUD RI Tahun 1945 mengandung staatside (cita-cita negara),
berdirinya negara Kesatuan Republik Indonesia , tujuan negara, dan dasar
negara harus tetap dipertahankan.
Dua hal yang mendasar inilah yang mmenjadikan bangsa Indonesia tetap
Kegiatan Pembelajaran 5
82
mempertankan Pembukaan UUD RI 1945. Berdasar dua hal penting di atas
mengandung makna sebagai bahwa:
a. Pembukaan UUD RI 1945 merupakan pernyataan kemerdekaan yang
terperinci, kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945
dinyatakan dalam sebuah naskah proklamasi, yamg pada hakekatnya berisi
dua hal yaitu, suatu pernyataan kemerdekaan dan tindakan-tindakan yang
harus segera dijalankan berkaitan dengan proklamasi kemerdekaan.
b. Pembukaan UUD RI 1945 merupakan tertib hukum ( legal order ) yang
tertinggi di negara Indonesia , adalah suatu kesatuan tatanan hukum yang
membentuk sistem hukum. Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945
mengandung pokok-pokok pikiran yang dijabarkan dalam pasal-pasal UUD RI
Tahun 1945.
c. Pembukaan UUD RI Tahun 1945 sebagai pokok kaidah yang fundamental.
Pokok kaidah negara yang fundamental menurut ilmu hukum tata negara
mempunyai beberapa unsur mutlak, antara lain , dari segi terjadinya,
ditentukan oleh pembentuk negara dan terjelma dalam suatu bentuk
pernyataan lahir sebagai penjelmaan kehendak pembentuk negara untuk
menjadikan hal-hal tertentu sebagai dasar negara yang dibentuknya dan dari
segi isinya memuat dasar-dasar pokok negara yang dibentuk.
2. Makna Alenia Pembukaan UUD RI Tahun 1945 Alinea I: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Pernyataan ini mengandung 2 (dua) makna, yaitu
a. Makna objektif (universal), yaitu kemerdekaan adalah hak segala bangsa
b. Makna subjektif (tekad yang tumbuh dari bangsa Indonesia), yaitu
menghapuskan penjajahan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan.
Alinea II: “Bahwa perjuangan pergerakan kemerde-kaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa
mengantarkan rakyatIndonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan
PPKn SMP KK C
83
makmur”. Hal ini mengandung makna bahwa Perjuangan bangsa Indonesia telah sampai
pada saat yang menentukan.Kemerdekaan bukanlah tujuan akhir, pernyataan
tentang cita-cita negara yang didirikan, yaitu negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. (Integritas)
Alinea III: “Atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka
rakyat Indonesiamenyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
Alinea ini mengandung makna bahwa: (1) Pernyataan
kemerdekaan Indonesia yang didorong oleh nilai luhur bangsa yang
bermartabat dan mempunyai harga diri sebagai bangsa yang sederajat
dengan bangsa lain di dunia; (2) Motivasi spiritual religius, yaitu pengakuan
bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan berkat rahmat
Allah, bukan semata-mata usaha manusia atau rakyat dan bangsa Indonesia.
Alinea IV: “Kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesiadan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial maka
disusunlahkemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan
kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta mewujudkan suatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Alinea ini mengatur beberapa segi yang mendasari penyelenggaraan
kehidupan bernegara yang disebut pokok kaidah negara yang fundamental.
Pembukaan UUDNRI Tahun 1945, memuat tentang: (1)Tujuan negara
(melindungi segenap bangsa Indonesiadan seluruh tumpah
darah Indonesia,memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial; (2) Memuat Asas Politik (“...negara
Kegiatan Pembelajaran 5
84
RepublikIndonesia yang berkedaulatan rakyat...”.); (3) Asas kerokhanian
(Asas kerohanian negara, yakni Pancasila: “yang berdasarkan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia...”.
Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Akitivitas pembelajaran diklat dengan moda tatap muka penuh pada mata diklat
“Makna Pembukaan UUD 1945” sebagai berikut.
Tabel 9. Aktivitas Pembelajaran 5 Pada Tatap Muka Penuh
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan
1. Menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran
2. Mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat.
3. Menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi Perubahan UUD Negara RI Tahun 145
Kegiatan Inti
Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok ( sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan
dilakukan dilanjutkan dengan Tanya jawab tentang konsep pembelajaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual..
2. Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, …….s/d kelompok ) masing-masing beranggotakan 5 orang.
3. Instruktur memberi tugas mencari sumber informasi/data sesuai LK 5.1. Dan perserta secara berkelompok dengan kerja keras(Mandiri) dapat menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet.
PPKn SMP KK C
85
4. Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap Kelompok melakukan diskusi/musyawarah(Gotong royong) untuk memecahkan permasalahan yang diajukan pesertadidik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditentukan instruktur.
5. Peserta diklat mengerjakan kuis tentang permasalahan konsep pembelajaran yang telah disepakati bersama
6. Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 7. Masing-masing Kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. 8. Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan
hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok .
Kegiatan Penutup
1. Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In
a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Makna
Pembukaan UUD 1945”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas
pembelajaran sebagai berikut.
1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Makna
Pembukaan UUD 1945”.
2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas
dan kerja keras(Mandiri) memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras(Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada.
c. Kegiatan In 2
Kegiatan Pembelajaran 5
86
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Latihan/Kasus/Tugas
AKTIVITAS: PENGEMBANGAN BUTIR SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C
Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada tabel 3
3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 VIII Makna
pembukaan UUD 1945
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VIII Makna
pembukaan UUD 1945
PG Level Aplikasi
3 VIII Makna
pembukaan UUD 1945
PG Level Penalaran
4 VIII Makna
pembukaan UUD 1945
Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman
5 VIII Makna
pembukaan UUD 1945
UraianLevel Aplikasi
6 VIII Makna
pembukaan UUD 1945
Uraian Level Penalaran
PPKn SMP KK C
87
b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut Kompetensi Dasar Bahan
Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 VIII Makna
pembukaan UUD 1945
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VIII Makna
pembukaan UUD 1945
PG Level Aplikasi
3 VIII Makna
pembukaan UUD 1945
PG Level Penalaran
4 VIII Makna
pembukaan UUD 1945
Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman
5 VIII Makna
pembukaan UUD 1945
Uraian Level Aplikasi
6 VIII Makna
pembukaan UUD 1945
Uraian Level Penalaran
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ penilian berbasis kelas pada
lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Makna Pembukaan UUD 1945 Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ Uraian
BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :
Kegiatan Pembelajaran 5
88
Aktivitas : Menguraikan makna Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 LK. 5.1 makna Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A, B, C dst. Sebagai berikut : Diskusikan dengan anggota kelompokmu , waktu 20 menit
1. Jelaskan makna dari Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dengan
benar.
2. Deskripsikan makna alenia-alenia dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945.
LK. 5.2 membuat makalah makna Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 Membuat makalah dengan tema arti penting Makna Pembukaan UUD
1945dalam kehidupan sehari-hari
Petunjuk Pembuatan (a) Makalah adalah betul-betul karya Saudara sendiri. Hal-hal yang
bukan karya Saudara dalam makalah tersebut diberi tanda citasi
dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
(b) Sistematika Makalah:
• Pendahuluan/ Latar belakang Masalah
• Isi
• Penutup/ Kesimpulan
(c) Ketentuan lain
• Makalah terdiri dari 7 sampai 10 halaman.
• Jenis huruf: Arial
• Besar/ukuran huruf atau font adalah 11.
• Spasi:1,5 spasi
Jangan lupa untuk mencantumkan identitas Saudara pada makalah
PPKn SMP KK C
89
Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Alasan Pembukaan UUD RI Tahun 1945 tidak dilakukan perubahan adalah
….
A. Pembukaan UUD Negara RI 1945 memuat dasar filosofis dan normatif
yang mendasari seluruh pasal dalam UUD RI Tahun 1945.
B. Pembukaan UUD RI Tahun 1945 mengandung staatside (cita-cita
negara), berdirinya negara Kesatuan Republik Indonesia , tujuan negara,
dan dasar negara harus tetap dipertahankan.
C. Pembukaan UUD RI 1945 merupakan sumber segala sumber hukum di
Indonesia
D. Pembukaan UUD RI Tahun 1945 sebagai pokok kaidah yang
fundamental
2. Alinea I: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa
dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Pernyataan ini memiliki makna, yaitu….
A. Makna objektif (universal), yaitu kemerdekaan adalah hak segala bangsa
B. Makna subjektif (tekad yang tumbuh dari bangsa Indonesia), yaitu
melangsungkan penjajahan karena sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan.
C. Makna objektif (universal), yaitu kemerdekaan adalah hanya hak bangsa
Indonesia
D. Makna subjektif (tekad yang tumbuh dari bangsa Indonesia), yaitu
menunggu penjajahan karena sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.
3. Makna alenia kedua Pembukaaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945...
A. Perjuangan bangsa Indonesia belum mencapai tingkat yang
menentukan.
B. Perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai kemerdekaan
C. Perjuangan bangsa Indonesia belum mencapai kemerdekaan.
D. Perjuangan bangsa Indonesia telah mendapatkan ijin Jepang
Kegiatan Pembelajaran 5
90
4. Bahwa proklamasi adalah keinginan luhur bangsa Indonesia , didorong
motivasi spiritual yang luhur yaitu berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa
adalah makna Pembukaan UUD 1945...
A. Alinea 1 C. Alinea 3
B. Alinea 2 D. Alinea 4
5. Tujuan negara tertulis dalam pembukaan UUD 1945 alinea ….
A. 1 C. 3
B. 2 D. 4
Rangkuman
1. Makna Pembukaan UUD 1945, merupakan pernyataan kemerdekaan bangsa
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dinyatakan dalam sebuah naskah
proklamasi.Pembukaan UUD RI 1945 merupakan tertib hukum (legal order)
yang tertinggidi negara Indonesia , adalah suatu kesatuan tatanan hukum yang
membentuk sistem hukum. Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945
mengandung pokok-pokok pikiran yang dijabarkan dalam pasal-pasal UUD RI
Tahun 1945.Pembukaan UUD RI Tahun 1945 sebagai pokok kaidah yang
fundamental. Pokok kaidah negara yang fundamental menurut ilmu hukum tata
negara mempunyai beberapa unsur mutlak dan tidak dapat berubah.
2. Alinea I mengandung 2 (dua) makna, yaitu kemerdekaan adalah hak segala
bangsa makna subjektif (tekad yang tumbuh dari bangsa Indonesia), yaitu
menghapuskan penjajahan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan. Alinea II mengandung maknaPerjuangan
bangsa Indonesia telah sampai pada saat yang menentukan; Kemerdekaan
bukanlah tujuan akhir. dan Pernyataan tentang cita-cita negara yang didirikan,
yaitu negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan
makmur. Alinea III mengandung makna pernyataan
kemerdekaan Indonesia yang didorong oleh nilai luhur bangsa yang
bermartabat dan mempunyai harga diri sebagai bangsa yang sederajat dengan
bangsa lain di dunia danmerupakan motivasi spiritual religius, yaitu pengakuan
bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan Indonesiamerupakan berkat rahmat
PPKn SMP KK C
91
Allah, bukan semata-mata usaha manusiaatau rakyat dan bangsa Indonesia.
Alinea IV mengatur beberapa segi yang mendasari penyelenggaraan
kehidupan bernegara yang disebut pokok kaidah negara yang fundamental.
Ketentuan tersebut adalah: Tujuan negara, yaitu:melindungi segenap bangsa
Indonesiadan seluruh tumpah darah Indonesia,memajukan kesejahteraan
umum,mencerdaskan kehidupan- bangsa, danikut melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan
jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai
80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%
ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai
tanggung jawab, komitmen moral)
Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK C
93
Kegiatan Pembelajaran 6 Hubungan Antar Lembaga Negara dalam UUD Negara RI tahun 1945
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mencermati modul, peserta diklat dapat menjelaskan prinsip
hubungan antar lembaga negara menurut UUDNRI 1945 dengan benar.
2. Dengan berdialog dam bentuk berdiskusi, peserta diklat dapat memberikan
formulasi hubungan antara lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif menurut
UUDNRI 1945 dengan benar.
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menguraikan hubungan fungsional antarlembaga negara dalam UUD Negara
RI Tahun 1945;
2. Mendiskusikan hubungan antara lembaga eksekutif, yudikatif, dan legislatif
menurut UUDNRI Tahun 1945.
Uraian Materi
1. Prinsip Hubungan antar lembaga Negara Menurut UUDNRI Tahun 1945 a. Supremasi Konstitusi
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1 ayat (2) berbunyi
“kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD”.
Ketentuan ini membawa implikasi bahwa kedaulatan rakyat tidak lagi
dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR, tetapi dilakukan menurut ketentuan
UUD. MPR tidak lagi menjadi lembaga tertinggi negara di atas lembaga-
lembaga tinggi negara. Hal ini berarti kedaulatan rakyat dilakukan oleh
seluruh lembaga negara dengan masing-masing fungsi dan
kewenangannya berdasarkan UUD Negara RI Tahun 1945. Atau dengan
kata lain, kedaulatan berada di tangan rakyat dan pelaksanaanya langsung
Kegiatan Pembelajaran 6
94
didistribusikan secara fungsional (distributed functionally) kepada organ-
organ konstitusional. (Jimly Asshiddiqqie, 2007:35)
b. Sistem Presidensial Semangat untuk melaksanakan pemurnian sistem presidensial di
Indonesia baru dimulai pada era-reformasi, seiring dengan hasil
amandemen keempat UUD Negara RI Tahun 1945. Setidaknya ada 4 hal
utama yang memperkuat pelembagaan sekaligus pemurnian sistem
pemerintahan presidensial di Indonesia berdasarkan UUD Negara RI
Tahun 1945. Pertama, pelembagaan sistem pemilihan presiden dan wakil
presiden secara langsung (Pasal 6A Ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945).
Kedua, pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden, sehingga
masa jabatannya tetap(Pasal 7 UUD Negara RI Tahun 1945). Ketiga,
penguatan posisi parlemen dengan harapan fungsi cheks and balance
dapat berjalan ketika berhadapan dengan lembaga eksekutif. Lembaga
legislative terdiri dari DPR dan (Pasal 19, 20, 20A, 21, 22, 22A, 22B, 22C,
22D UUD Negara RI Tahun 1945) serta DPR tidak dapat dibubarkan oleh
Presiden (Pasal 7C UUD Negara RI Tahun 1945). Dan keempat, presiden
dan wakil presiden tidak bisa dijatuhkan oleh parlemen secara politik. Hal
ini tertulis dalam Pasal 7A UUD Negara RI Tahun 1945 “Presiden dan atau
Wakil Presiden hanya dapat diberhentikan dalam masa jabatannya apabila
terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan
terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau
perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden dan atau Wakil Presiden.”
c. Pemisahan Kekuasaan dan Check and Balances Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) UUD Negara RI Tahun
1945, maka yang disebut sebagai lembaga legislative (utama) adalah
DPR, sedangkan lembaga eksekutif adalah Presiden. Walaupun dalam
proses pembuatan suatu UU dibutuhkan persetujuan Presiden, namun
demikian fungsi Presiden dalam hal ini adalah sebagai co-legislator sama
seperi DPD untuk materi Undang-undang tertentu, bukan sebagai
legislator utama. Sedangkan kekuasan kehakiman (yudikatif) dilakukan
oleh Mahkamah Agung (dan badan Peradilan di bawahnya) dan
Mahkamah Konstitusi.
PPKn SMP KK C
95
Hubungan antara kekuasaan eksekutif yang dilakukan oleh Presiden,
Kekuasaan Legislatif oleh DPR (dan dalam bidang tertentu dibantu DPD),
dan kekuasaan yudikatif dilakukan oleh MK dan MA merupakan
perwujudan checks and balaces. Hal ini dimaksudkan untuk mengimbangi
pembagian kekuasaan yang dilakukan agar tidak terjadi penyalahgunaan
kekuasaan oleh lembaga pemegang kekuasaan tertentu atau terjadi
kebuntuan dalam hubungan antarlembaga. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaan suatu kekuasaan selalu ada peran tertentu dari lembaga lain.
2. Hubungan Antar Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945 Secara fungsional hubungan antara lembaganegara sesuai UUD Negara RI
tahun 1945 dapat juga dijelaskan sebagai berikut (Patrialis Akbar, 2013:213)
a. Hubungan Kekuasaan Legislatif dengan Eksekutif 1) Hubungan MPR dan DPR Hubungan antara kedua lembaga negara dalam rumpun kekuasaan
legislatif ini mencakup dua hal, yaitu pertama, pemakzulan Presiden dan
atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya. DPR merupakan lembaga
yang menuntut Presiden dan atau Wakil Presiden telah melakukan
pelanggaran Pasal 7A UUD Negara RI Tahun 1945 sehingga harus
dimakzulkan. Pendapat DPR tersebut tidak dapat langsung diserahkan
kepada MPR untuk diproses, namun harus melalui mekanisme hukum
terlebih dahulu di MK. Kedua, terkait keterlibatan anggota DPR sebagai
anggota MPR yang berwenang mengusulkan dan mengambil putusan
mengenai perubahan konstitusi.
2) Hubungan DPR dan DPD Hubungan kedua lembaga negara ini erat tapi tidak setara. Bahkan ada
ketergantungan dari DPD kepada DPR. Hal itu dikarenakan seluruh
pelaksanaan kewenangan DPD harus selalui DPR. Hubungan antara
kedua lembaga tersebut mencakup: pertama, pengajuan RUU terkait
daerah; kedua, pembahasan RUU terkait daerah; ketiga, pemberian
pertimbangan atas RUU tertentu; keempat, penyampaian hasil
pengawasan atas pelaksanaan UU terkait daerah dan UU tertentu.
3) Hubungan MPR dan DPD
Kegiatan Pembelajaran 6
96
Secara kelembagaan, tidak ada hubungan langsung antara kedua
lembaga negara ini. Yang ada hubungan tidak langsung antara anggota
DPD yang menjadi anggota MPR dikarenakan sebagian anggota MPR
adalah anggota DPD. Para anggota DPD ketika ikut sidang-sidang MPR
berkedudukan sebagai anggota MPR dan terlibat dalam pelaksanaan
wewenang MPR sebagaimana diatur dalam UUD Negara RI Tahun 1945.
b. Hubungan Kekuasaan Eksekutif dengan Cabang Kekuasaan Lain
1) Hubungan Presiden dan MPR Hubungan antara kedua lembaga negara ini terkait dengan, pertama,
kewenangan MPR melakukan pemakzulan terhadap presiden dalam
masa jabatannya (dengan syarat-syarat tertentu). Kedua, pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden karena kekosongan Presiden dan Wakil
Presiden dalam masa jabatan; dan ketiga, pengucapan sumpah jabatan
Presiden dan Wakil Presiden terpilih dalam Pemilu.
2) Hubungan Presiden dan DPR Hubungan antara kedua lembaga negara ini terkait dengan, pertama,
pembentukan UU dan PERPPU; kedua, pernyataan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain; ketiga, pengangkatan
dan penerimaan duta besar; dan keempat, pemberian amnesty dan
abolisi.
Sebagian hubungan tersebut terkait dengan pelaksanaan hak prerogatif
Presiden. Dengan adanya keterlibatan DPR diharapkan menjadi fungsi
kontrol dan pengawasan.
3) Hubungan Presiden dan DPD Hubungan langsung antara Presiden dan DPD secara teoritik tidak ada,
kecuali hubungan administrasi yakni terhadap pengangkatan anggota
DPD dengan surat keputusan presiden. Semua hubungan Presiden dan
DPD harus melalui pintu DPR. Dan pelaksanaan kewenangan DPD
harus melalui DPR, seperti; pertama, pengajuan RUU tertentu terkait
daerah; kedua, melakukan pembahasan RUU tertentu terkait daerah;
ketiga, pemberian pertimbangan atas RUU tertentu; dan keempat,
pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu terkait daerah.
4) Hubungan Presiden dan MK
PPKn SMP KK C
97
Hubungan Presiden dengan MK terkait dengan, pertama, pengujian UU
terhadap UUD Negara RI Tahun 1945; kedua, sengketa kewenangan
antara Presiden dengan lembaga negara lain yang kewenangannya
diberikan oleh UUD Negara RI Tahun 1945; ketiga, pembubaran partai
politik; dan keempat, proses pemakzulan Presiden.
5) Hubungan Presiden dan MA Hubungan antara kedua lembaga negara ini terkait dengan, pertama,
pengujian peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang;
kedua, pemberian grasi dan rehabilitasi; ketiga, penetapan hakim
agung; dan keempat, pengucapan sumpah presiden di luar sidang MPR
atau DPR.
6) Hubungan Presiden dan BPK Hubungan antara Presiden dengan BPK ada yang bersifat langsung dan
tidak langsung. Hubungan tidak langsung terkait dengan pertama, posisi
BPK sebagai mitra DPR dalam melakukan fungsi pengawasan; kedua,
penyampaian hasil kerja BPK kepada badan-badan penegak hukum
yang secara struktural berada di bawah Presiden. Sementara hubungan
langsung terkait dengan peresmian anggota BPK oleh Presiden.
7) Hubungan Presiden dan KY Hubungan kedua lembaga negara ini bersifat administratif belaka, yakni
terkait dengan pertama, pengangkatan anggota KY; dan kedua,
pemberhentian anggota KY. Kedudukan presiden dikaitkan dengan
dengan dua macam hubungan tersebut adalah sebagai kepala
administrasi pemerintahan tertinggi.
c. Hubungan antar cabang dan dalam rumpun Kekuasaan Yudikatif 1) Hubungan MA dan MK
Hubungan antara kedua lembaga negara ini terkait dengan rekrutmen
hakim konstitusi. UUD Negara RI Tahun 1945 telah mengatur bahwa
terdapat tiga sumber lembaga rekrutmen 9 hakim konstitusi, yaitu dari
MA (3 orang), DPR (3 orang), dan Presiden (3 orang). Ketiga lembaga
secara independen dan sendiri-sendiri melakukan seleksi dan merekrut
calon hakim konstitusi dan selanjutnya mengajukan ketiga calon hakim
Kegiatan Pembelajaran 6
98
konstitusi tersebut kepada Presiden, selanjutnya dilantik oleh Presiden
selaku kepala administrasi pemerintahan tertinggi.
2) Hubungan MA dan KY Hubungan antara MA dan KY terkait dengan pertama, pengangkatan
hakim agung; dan kedua, pengawasan eksternal terhadap hakim.
Rekrutmen hakim agung MA dilakukan melalui KY, baik hakim agung
karir maupun nonkarir. KY melakukan pendaftaran, seleksi, dan
mengirimkan mereka yang lulus seleksi ke DPR untuk dilakukan fit and
proper test. Selanjutnya, calon hakim agung yang lolos seleksi diajukan
ke Presiden untuk diangkat.
d. Hubungan lintas cabang kekuasaan negara
1) Hubungan MPR dan MK Hubungan antarkedua lembaga ini terkait dengan pemakzulan Presiden
dan atau Wakil Presiden. Proses pemakzulan di MPR tergantung pada
putusan MK. Apabila MK memutuskan benar pendapat DPR yang
menyatakan Presiden dan atau Wakil Presiden melakukan pelanggaran
hukum atau perbuatan tercela atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Presiden dan atau Wakil Presiden, maka MPR akan menggelar sidang
untuk mengambil keputusan tersebut. Begitu pula sebaliknya.
2) Hubungan DPR dan MK Hubungan antara DPR dan MK terkait dengan pertama; pengujian UU
terhadap UUD Negara RI Tahun 1945; kedua, sengketa kewenangan
antara DPR dengan lembaga negara lain yang kewenangannya
diberikan oleh UUD Negara RI Tahun 1945; ketiga, proses pemakzulan
Presiden dan atau Wakil Presiden; dan keempat, pengajuan hakim
konstitusi.
3) Hubungan DPR dan MA Hubungan antara DPR dan MA terkait dengan pengangkatan hakim
agung pada MA. Hasil kerja KY yang melakukan seleksi calon hakim
agung disampaikan ke DPR untuk dilakukan fit and proper test. DPR lah
yang menentukan apakah para calon hakim agung tersebut lulus atau
tidak.
PPKn SMP KK C
99
Gambar 6. Lembaga-Lembaga dalam Sistem Ketatanegaraan
Sementara itu, hubungan antara lembaga negara dalam UUD Negara RI Tahun
1945 sesuai dengan sifatnya dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Hubungan bersifat fungsional 1) Hubungan antara DPR/DPD dengan Presiden dalam membuat UU dan
APBN, juga untuk menyampaikan usul, pendapat, serta hak imunitas.
2) Hubungan antara DPR dengan DPD dalam membuat peraturan atau
kebijakan yang berhubungan dengan otonomi daerah
3) Hubungan antara KY, DPR, dan Presiden dalam pengangkatan Hakim
Agung (dalam konteks memberikan rekomendasi)
4) BPK dengan lembaga negara lain ( terutama Presiden dan Menteri-menteri)
dalam penyelenggaraan keuangan lembaga-lembaga tersebut
5) KPU dengan Pemerintah dalam penyelenggaraan Pemilu
6) KPK dengan Kepolisian dan Kejaksaan Agung dalam melakukan
penyelidikan atas adanya dugaan korupsi
b. Hubungan bersifat pengawasan
TNI/POLRI
dewan pertimb
angan
kementerian
negara badan-badan lain yang fungsinya
KY
UUD
k ba
DPR
DPD
MPR
LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM
BPK
MA
MK Presiden
PUS
DAE
LingkuLingku
LingkuLingkuPerw
akilaPemerinta
DPRGub
Pemerintahan Daerah DPR
D Bupati/
5
Kegiatan Pembelajaran 6
100
1) Hubungan antara Presiden dengan DPR dalam melaksanakan
pemerintahan
2) Hubungan antara DPD dengan Pemerintah Pusat dan Daerah, khususnya
dalam pelaksanaan otonomi daerah
3) MA dengan Presiden, untuk menguji peraturan perundang-undangan di
bawah Undang-undang
4) MK dengan DPR/DPD dan Presiden ( sebagai pembentuk UU ) untuk
menguji konstitusionalitas UU
5) KPK dengan Pemerintah
6) Komisi Ombudsman Nasional dengan Pemerintah dan Aparatur
Pemerintah, Aparat Lembaga Negara serta lembaga penegak hukum dan
peradilan, dalam pelaksanaan pelayanan umum agar sesuai dengan asas-
asas umum pemerintahan yang baik ( good governance)
c. Hubungan berkaitan dengan penyelesaian sengketa 1) MK dengan lembaga-lembaga negara lain, untuk menyelesaikan sengketa
kewenangan antarlembaga negara
2) MK dengan penyelenggara pemilu untuk menyelesaikan perselisihan hasil
pemilu dan pemilukada
d. Hubungan bersifat pelaporan atau pertanggungjawaban 1) DPR/DPD/MPR dengan Presiden
2) DPR dengan komisi-komisi negara seperti Komnas HAM, Komisi
Ombudsman Nasional, KPK, Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, Komisi
Anti Kekerasan terhadap Perempuan
PPKn SMP KK C
101
Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 6 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Hubungan Antar
lembaga Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945”, maka Anda perlu mengikuti
aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Hubungan Antar lembaga
Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil
kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan
materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras(Mandiri) memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas LK 6.1 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam
modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok,
berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda
serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.
h. Penyampaian hasil diskusi;
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada diskusi dan kerja kelompok
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Kegiatan Pembelajaran 6
102
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In
1) Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Hubungan Antar
lembaga Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945”, maka Anda perlu
mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Hubungan Antar lembaga
Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras(Mandiri) memahami terhadap materi modul
e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasusLK.1 yang telah disediakan
2) Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara individu
sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan
peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras(Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada.
LK pada kegiatan ON Menganalisis LK.6.2 kerjakan 2-4 halaman tentang analisis saudara terkait dengan “Seleksi Pimpinan Lembaga Negara“
3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain
c. Menyimpulkan hasil pembelajaran
d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
PPKn SMP KK C
103
e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Latihan/Tugas
Aktivitas : Menguraikan hubungan antar lembaga-lembaga negara dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. LK.6.1 Diskusi tentang seleksi pimpinan lembaga negara Bacalah wacana berikut dengan baik, kemudian diskusikan bersama kelompok
Anda isi dari wacana berikut.
Tabel 10. Latihan/Tugas pada Kegiatan Pembelajaran 6
Seleksi Pimpinan Lembaga Negara Oleh: Andryan, S.H., M.H.*)
KELEMBAGAAN negara pasca amandemen konstitusi telah banyak mengalami perubahan, baik yang ada maupun yang baru lahir. Berbicara kelembagaan negara, tentunya tidak terlepas pula dengan perekrutan pimpinan-pimpinan lembaga negara, yang sedikit banyak harus melibatkan lembaga DPR. Sebagai lembaga representatif rakyat, DPR oleh konstitusi diberi kewenangan dalam hal seleksi pimpinan lembaga-lembaga Negara mulai lembaga di bawah eksekutif, yudikatif hingga lembaga-lembaga negara independen.
Kewenangan DPR dalam hal seleksi pimpinan lembaga negara dipandang tidak sesuai fungsi dan tugasnya sebagai wakil rakyat. Terlebih lagi mayoritas keanggotaannya semua dari kalangan politisi, maka DPR menjadi rawan muatan politis dan kepentingan dalam memilih pimpinan lembaga-lembaga negara. Diketahui pula, Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai lembaga pengawal konstitusi telah beberapa kali membatalkan serta memperbaiki proses seleksi pimpinan-pimpinan lembaga negara yang diatur dalam undang-undang. Adapun mekanisme proses seleksi pimpinan lembaga negara yang telah dibatalkan MK terkait kewenangan mutlak DPR, yakni mengubah ketentuan fit and proper test dengan to confirm. Artinya, DPR terhadap proses seleksi beberapa lembaga negara tidak lagi melakukan seleksi penilaian tetapi hanya boleh menyetujui atau menolak calon yang telah diajukan presiden. Jika DPR menolak dengan alasan yang kuat, maka presiden mengajukan lagi calon baru. Lembaga negara yang telah diubah ketentuan mekanisme seleksi pimpinannya oleh MK adalah Komisi Yudisial (KY) dengan komisionernya. Sebelumnya, ketentuan mekanisme seleksi komisioner KY adalah dengan DPR melakukan fit and proper test terhadap calon komisioner KY yang telah diajukan presiden sebanyak 21 calon untuk dipilih tujuh nama menjadi calon komisioner KY. Pasca putusan MK, calon komisioner KY yang telah
Kegiatan Pembelajaran 6
104
diseleksi pansel dan disetujui presiden, maka presiden cukup mengajukan tujuh nama calon komisioner KY untuk langsung mendapat persetujuan DPR. Atas pengajuan tersebut, DPR hanya boleh menyetujui atau menolak calon komisioner KY. Dengan muatan politik yang tinggi terhadap lembaga DPR, maka dalam hal proses seleksi pimpinan lembaga negara harus benar-benar dilakukan secara fair dan objektif. Agar pimpinan lembaga-lembaga negara tersebut tidak tersandera politik, mekanisme seleksinya pun harus dilakukan perubahan untuk menjamin kemerdekaan pimpinan tersebut dari pengaruh kepentingan. Banyak yang berpendapat keterlibatan DPR dalam seleksi pimpinan lembaga negara harus dibatasi, bahkan ditanggalkan untuk beberapa pimpinan lembaga yang mengedepankan kredibilitas dan integritas. Salah satu mekanisme yang dipandang baik untuk diterapkan dalam seleksi pimpinan lembaga negara adalah dengan keterlibatan DPR untuk hanya sebatas setuju atau menolak calon pimpinan yang diajukan. Ketentuan ini menjadikan DPR hanya bersifat to confirm dan bebas muatan politis dagang sapi. Mekanisme seleksi pimpinan lembaga negara yang banyak melibatkan DPR memang menjadi isu ketatanegaraan yang harus segera diselesaikan. Meskipun mekanisme seleksi dengan model to confirm dari DPR dianggap baik, tetapi masih banyak terdapat problem lainnya dalam hal seleksi pimpinan lembaga negara. Seleksi Pimpinan Lembaga Independen Dengan praktik ketatanegaraan yang banyak melahirkan komisi-komisi negara independen, kemunculan komisi negara tersebut tentu juga membuka peluang perlunya proses rekrutmen yang baik dan stabil. Karenanya, dibutuhkan sebuah komisi yang fokus pada rekrutmen permanen, sebagaimana dikemukakan Fajrul Falaakh (2008) terhadap gagasan perlunya dibentuk komisi permanen untuk seleksi pejabat lembaga/komisi negara. Zainal Arifin Mochtar, mengusulkan model seleksi komisi negara yang melibatkan presiden dan sebuah komisi khusus untuk rekrutmen pimpinan komisi negara. Dalam struktur komisi rekrutmen bisa terdiri Ketua DPR sebagai ketua, dibantu 20 orang anggota terdiri sepuluh anggota DPR dan sepuluh anggota DPD. Komisi ini keanggotaannya bisa bersifat staggered atau malah tidak bisa dipilih kembali untuk kedua kali. Dalam membentuk komisi rekrutmen yang kuat, persyaratan anggota komisi negara harus dibuat secara komprehensif, sehingga anggota yang dihasilkan betul-betul memiliki kapasitas untuk melakukan rekrutmen pimpinan komisi negara independen. Adapun model mekanisme seleksi yang digagas Zainal Arifin Mochtar, yakni: Tahap I, presiden dapat langsung mengusulkan nama-nama calon pimpinan lembaga negara tertentu atau presiden melakukan proses seleksi nama calon melalui head hunting dengan bantuan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Tahap II, setelah menyeleksi nama-nama calon tersebut, maka presiden mengajukan nama-nama calon pimpinan komisioner sebanyak dua kali jumlah yang dibutuhkan kepada komisi rekrutmen. Tahap III, komisi rekrutmen melakukan fit and proper test dengan mengadakan panel ahli. Hasil dari panel ahli akan digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh anggota komisi rekrutmen dalam memilih nama yang akan diusulkan ke presiden untuk diangkat menjadi komisioner pada komisi negara tersebut. Tahap IV, presiden menerima nama-nama yang diusulkan komisi rekrutmen untuk diangkat dengan membuat keputusan presiden. Dengan adanya komisi rekrutmen dan model seleksi yang digunakan relatif sederhana dan efesien, maka negara tidak terbebani waktu yang lama dan biaya tinggi untuk memilih
PPKn SMP KK C
105
1 2
3
4
5
pimpinan lembaga negara independen. Hingga kini, dalam hal seleksi pimpinan lembaga/komisi negara selalu adala pembentukan panitia seleksi (pansel), padahal diketahui dengan membentuk pansel juga akan banyak menghabiskan biaya dan waktu yang tidak efektif. Pembentukan komisi rekrutmen menjadi hal yang mendesak mengingat semakin banyaknya lembaga/komisi negara. Hal terpenting adalah bisa membatasi keterlibatan DPR dalam melakukan seleksi pimpinan lembaga negara. Tentunya tidak diinginkan, dengan masa jabatan lima tahun keanggotaan DPR hanya disibukkan urusan seleksi pimpinan lembaga negara. Padahal, dengan fungsi DPR sebagai legislasi, pengawasan dan anggaran, pastinya banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan daripada melakukan seleksi pimpinan lembaga Negara, yang jika tidak dibatasi di khawatirkan akan menjadi sarang korupsi, kolusi dan nepotisme di tubuh DPR. (selesai) (*) Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2015/11/02/195949/seleksi-pimpinan-lembaga-negara/ diunduh pada 5 Desember 2015
LK. 6.2 Hubungan antar lembaga-lembaga negara dalam UUD NRI Tahun 1945. Setelah membaca uraian materi di atas, jawablah pertanyaan berikut ini dengan
baik.
1) Jelaskan hubungan fungsional antar lembaga- lembaga tinggi negara!
2) Jelaskan hubungan antara lembaga eksekutif, yudikatif, dan legislatif!
Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Prosedur pemberhentian presiden dalam masa jabatan adalah sebagai
berikut…. Dugaan penyimpangan diajukan oleh kepada
diputuskan Kemudian disampaikan kepada DPR dan DPR mengajukan usul pemberhentian kepada Melalui sidang istimewa, dan kemudian diputuskan pemberhentian oleh Untuk melengkapi alur tersebut di atas, yang benar adalah …. A. 1 = DPR, 2 = MK, 3 = MK, 4 = MPR, 5 = MPR B. 1 = DPR, 2 = MA, 3 = MK, 4 = DPD, 5 = MPR C. 1 = MPR, 2 = MA, 3 = MK, 4 = DPR, 5 = MPR D. 1 = MPR, 2 = MK, 3 = MK, 4 = MPR, 5 = DPR
2. Diantara wewenang DPD adalah mengajukan RUU yang berhubungan dengan
…. A. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) B. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) C. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) D. Pemekaran dan penggabungan daerah
Kegiatan Pembelajaran 6
106
3. Tugas Presiden menjalankan UU, berarti presiden memegang kekuasaan ….
A. Legislatif C. Yudikatif B. Eksekutif D. Federatif
4. Dalam menjalankan kewenangannya presiden memiliki beberapa hak, antara
lain hak prerogratif yaitu hak presiden untuk …. A. Menjalankan pemerintahan B. Menjalankan UU C. Mengangkat dan memberhentikan menteri negara D. Menyusun UU bersama DPR
5. Tugas Badan Pemerikasa Keuangan (BPK) adalah ….
A. Mengelola keuangan negara B. meriksa pengelolaan keuangan negara C. Mengawasi keuangan negara D. Melaporkan keuangan negara
AKTIVITAS: PENGEMBANGAN BUTIR SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C
Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
seperti pada Saran Pengunaan modul bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format
berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda)
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 VIII Lembaga negara
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VIII
Lembaga negara PG Level Aplikasi
3 VIII
Lembaga negara PG Level Penalaran
4 VIII Lembaga negara
Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman
5 VIII
Lembaga negara Uraian Level Aplikasi
6 VIII
Lembaga negara Uraian Level
Penalaran
PPKn SMP KK C
107
b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut Kompetensi Dasar Bahan
Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 VIII Lembaga negara
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VIII
Lembaga negara PG Level Aplikasi
3 VIII
Lembaga negara PG Level
Penalaran
4
VIII Lembaga negara
Uraian Level Pengetahuan dan pemahaman
5 VIII
Lembaga negara Uraian Level
Aplikasi
6 VIII
Lembaga negara Uraian Level
Penalaran 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ penilaian berbasis kelas pada
lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Hubungan antar-Lembaga-lembaga Negara dalam
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ Uraian
BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :
Kegiatan Pembelajaran 6
108
Rangkuman
1. Hubungan fungsional antar lembaga- lembaga tinggi negara!
a. Antara DPR dengan Presiden dalam membuat UU dan menyusun APBN,
juga untuk menyampaikan usul, pendapat, serta hak imunitas.
b. Hubungan antara DPR dengan DPD dalam membuat peraturan atau
kebijakan yang berhubungan dengan otonomi daerah
c. Hubungan antara KY, DPR, dan Presiden dalam pengangkatan hakim
(dalam konteks memberikan rekomendasi)
d. BPK dengan lembaga negara lain ( terutama Presiden dan Menteri-menteri)
dalam penyelenggaraan keuangan lembaga-lembaga tersebut
e. KPU dengan Pemerintah dalam penyelenggaraan Pemilu
f. KPK dengan Kepolisian dan Kejaksaan Agung dalam melakukan
Penyelidikan atas adanya dugaan korupsi
2. Hubungan antara lembaga eksekutif, yudikatif, dan legislative
Sebagai negara demokrasi, pemerintahan Indonesia menerapkan teori trias
politika. Trias politika adalah pembagian kekuasaan pemerintahan menjadi tiga
bidang yang memiliki kedudukan sejajar. Ketiga bidang tersebut yaitu:
pertama, Legislatif bertugas membuat undang undang. Bidang legislatif
adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah
(DPD). Kedua, Eksekutif bertugas menerapkan atau melaksanakan undang-
undang. Bidang eksekutif adalah presiden dan wakil presiden beserta menteri-
menteri yang membantunya. Dan Ketiga, Yudikatif bertugas mempertahankan
pelaksanaan undang-undang. Adapun unsur yudikatif terdiri atas Mahkamah
Agung(MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK).
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan
jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai
80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%
ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai
tanggung jawab, komitmen moral)
PPKn SMP KK C
109
Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK C
111
Kegiatan Pembelajaran 7 Jaminan Perlindungan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia di Indonesia
Tujuan Pembelajaran
Dengan membaca modul dan brainstorming peserta diklat mampu :
1. Menguraikan jaminan perlindungan hak hak asasi manusia dalam UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Menguraikan jaminan perlindungan kewajiban asasi manusia dalam UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan jaminan perlindungan hak asasi manusia dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
2. Menjelaskan jaminan perlindungan kewajiban asasi manusia dalam UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Uraian Materi
1. Jaminan Perlindungan Hak Asasi Manusia Sesuai UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pemikiran akan jaminan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia di Indonesia
telah di mulai sejak persidangan BPUPKI.Dalam sidang seperti termuat dalam
risalah sidang BPUPKI, Ir. Soekarno menyatakan pemikirannya “Buat apa
groundwet (UUD). jikalau misalnya tidak ada sociale rechvaardigheid (keadilan
sosial), apa guna groundwet kalau ia tidak bisa mengisi perut orang yang hendak
mati kelaparan…. kita rancangkan UUD dengan kedaulatan rakyat dan bukan
kedaulatan individu, inilah jaminan bangsa Indonesia seluruhnya akan selamat
dikemudian hari”.
Pemikiran para pendiri negara dituangkan dalam Pembukaan dan Batang Tubuh
Kegiatan Pembelajaran 7
112
UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 secara tegas telah memuat pengakuan hak
asasi manusia. Secara lebih jelas kandungan HAM dalam Pembukaan UUD 1945
diuraikan berikut.
Tabel 11. HAM dalam Pembukaan UUD Tahun 1945
Pembukaan UUD 1945 Penjelasan Alinea pertama,
Dalam alinea pertama Pembukaan UUD 1945 dimuat pernyataan “kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan:’
Alinea pertama Pembukaan UUD 1945 memberikan jaminan universal bahwa kemerdekaan dan kebebasan adalah hak segala bangsa. Pernyataan inilah yang kemudian mengilhami bangsa Indonesia untuk aktif dalam memperjuangkan bagi bangsa-bangsa terjajah di seluruh dunia.
Aline kedua, Dalam alinea kedua merupakan penjabaran pernyataan Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Alinea kedua memuat pernyataan “menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur:’
Alinea kedua Pembukaan UUD 1945 mengandung pengertian bahwa setelah bangsa Indonesia merdeka maka rakyat Indonesia dijamin dan diwujudkan hak politik dan hak ekonomi atau hak kesejahteraannya. Hak politik termuat dalam pernyataan bersatu dan berdaulat dan hak ekonomi yaitu terwujudnya masyarakat adil dan makmur.
Aline ketiga, Dalam aline ketiga termuat kalimat “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
Alinea ketiga Pembukaan UUD 1945 mengandung pengertian bahwa hak-hak yang telah bangsa Indonesia dapatkan yaitu kemerdekaan dan berbagai hak yang melekat didalamnya, adalah tidak hanya hasil perjuangan manusia semata melainkan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Pernyataan tersebut akan menimbulkan kesadaran ketuhanan, sebagai penyeimbang dari nilai-nilai keduniaan semata.
Aline keempat, Dalam alinea keempat dimuat tentang tujuan negara dan dasar negara. Tujuan negara ada empat, yaitu “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Tujuan negara yang terkandung dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945, didalamnya mengandung berbagai hak seperti hak perlindungan keamanan dan perlindungan hukum, hak ekonomi, dan hak sosial budaya. Serta hak kemerdekaan dan keamanan bagi seluruh dunia. Yang dimaksud dasar negara dalam alinea keempat tersebut adalah dasar negara Pancasila.
PPKn SMP KK C
113
Berikut merupakan rincian dari hak-hak asasi manusia yang terdapat dalam pasal
pasal UUD NRI 1945, yaitu sebagai berikut : 1) Pasal 27 ayat (1) segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintah itu dengan
tidak ada kecualinya". Pasal ini merupakan pengakuan dan jaminan hak
persamaan semua warga negara dalam hukum dan pemerintahan.
2) Pasal 27 Ayat (2). " Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan". Pasal ini merupakan pengakuan dan jaminan
martabat manusia. Oleh karena itu, ia berhak memperoleh pekerjaan dan
mencapai penghidupan yang layak sebagai manusia.
3) Pasal 27 ayat (3), "Setiap warga negara berhak ikut serta dalam upaya
pembelaan Negara". Pasal ini merupakan hasil amandemen terhadap UUD 1945.
Artinya, setiap warga negara mempunyai hak untuk ikut serta dalam usaha
pembelaan Negara. Misalnya, mempunyai kesempatan yang sama untuk
memasuki dinas kemiliteran atau ambil bagian dalam sistem hankamrata.
4) Pasal 28, dalam pasal ini terkandung hak-hak warga Negara sebagai berikut:
• hak untuk berorganisasi yang mencakup hak mendirikan, menj adi
pengurus, atau menj adi anggota organisasi;
• berkumpul yang meliputi berkumpul dalam ruangan, misal diskusi, rapat,
atau konferensi dan berkumpul di luar ruangan, misalnya kampanye, pawai,
atau demonstrasi;
• mengeluarkan pendapat secara lesan tulisan
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
Pasal 28B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Kegiatan Pembelajaran 7
114
Pasal 28C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negara.
Pasal 28D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
Pasal 28E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat.
Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
Pasal 28G
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
PPKn SMP KK C
115
martabat dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi.
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atas perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari
negara lain.
Pasal 28H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
layanan kesehatan.
(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memeperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan
dan keadilan.
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan perkembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
Pasal 28I (1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apa pun.
(2) Setiap orang berhak atas bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu.
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional di hormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara terutama pemerintah.
(5) Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
Kegiatan Pembelajaran 7
116
diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
Pasal 28J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
semata mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat yang demokratis.
Selain itu, dalam Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 juga diatur tentang
Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari Pembukaan, 10 bab, 44 pasal yang
mengatur hak asasi manusia harus dilindungidan ditegakkan, yang meliputi
hak dalam bidang berikut. 1) Hak untuk hidup
2) Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3) Hak keadilan
4) Hak kemerdekaan
5) Hak atas kebebasan informasi
6) Hak keamanan
7) Hak kesejahteraan
8) Kewajiban
9) Perlindungan dan pemajuan
Sebagai penjabaran lebih lanjut terhadap hak asasi manusia di Indonesia, DPR
menetapkan Jaminan HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999. Undang-undang
tentang HAM tersebut terdiri atas XI bab dan 106 pasal. Jaminan HAM dalam UU
No. 39 Tahun 1999, meliputi hak-hak dalam matrik berikut.
PPKn SMP KK C
117
Tabel 12. HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999
NO. PASAL PROFIL HAM
1 9 Hak untuk hidup
2 10 Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3 11 – 16 Hak mengembangkan diri
4 17 – 19 Hak memperoleh keadilan
5 20 – 27 Hak atas kebebasan pribadi
6 28 – 35 Hak atas rasa aman
7 36 – 42 Hak atas kesejahteraan
8 43 – 44 Hak turut serta dalam pemerintahan
9 45 – 51 Hak wanita
10 52 – 66 Hak anak
Di Indonesia, jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia diatur dalam UUD
NKRI Tahun 1945. Menurut Steenbeek, sebagaimana dikutip oleh Sri Soemantri,
UUD berisi tiga pokok materi muatan, yakni pertama adanya jaminan terhadap
hak-hak asasi dan warga negara; kedua ditetapkannya susunan ketatanegaraan
suatu negara yang bersifat fundamental; dan ketiga adanya pembagian dan
pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental.
Menyikapi jaminan UUD 1945 atas hak asasi manusia, menurut Dahlan Thaib baik
dalam Pembukaan, Batang Tubuh maupun Penjelasan akan ditemukan 15 (lima
belas) prinsip hak asasi manusia, yaitu :
1. Hak untuk menentukan nasib sendiri
2. Hak akan warga negara
3. Hak akan kesamaan dan persamaan di hadapan hukum
4. Hak untuk bekerja
5. Hak akan hidup layak
6. Hak untuk berserikat
7. Hak untuk menyatakan pendapat
8. Hak untuk beragama (Religius)
9. Hak untuk membela negara (Nasionalis)
10. Hak untuk mendapatkan pengajaran
Kegiatan Pembelajaran 7
118
11. Hak akan kesejahteraan sosial
12. Hak akan jaminan sosial
13. Hak akan kebebasan dan kemandirian peradilan(Mandiri)
14. Hak mempertahankan tradisi budaya (Nasionalis)
15. Hak mempertahankan bahasa daerah
Menurutnya ketentuan-ketentuan diatas cukup membuktikan bahwa UUD 1945
sangat menjamin hak asasi manusia. Tinggal bagaimana hal tersebut dapat
dioperasionalisasikan dengan baik dalam hukum positif Indonesia.
Dalam sejarah UUD 1945, perubahan UUD merupakan sejarah baru bagi masa
depan konstitusi Indonesia. Khusus mengenai pengaturan hak asasi manusia
dapat dilihat pada Perubahan Kedua UUD 1945 Tahun 2000. Perubahan dan
kemajuan signifikan adalah dengan dicantumkannya persoalan HAM secara tegas
dalam sebuah bab tersendiri, yakni Bab XA (Hak Asasi Manusia) dari mulai pasal
28A sampai dengan 28J. Penegasan HAM kelihatan menjadi semakin eksplisit,
sebagaimana ditegaskan pada Pasal 28A yang berbunyi, “setiap orang berhak
untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”.
Pentingnya pengaturan HAM dalam konstitusi menggambarkan komitmen atas
upaya penegakan hukum dan HAM. Selain itu, beragamnya muatan HAM dalam
konstitusi secara maksimal telah diupayakan untuk mengakomodasi hajat dan
kebutuhan perlindungan HAM baik dalam konteks pribadi, keluarga, masyarakat
dan sebagai warga negara Indonesia.
2. Jaminan Perlindungan Kewajiban Asasi Manusia Sesuai UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang bersifat mendasar dan melekat dengan
jati diri manusia secara universal. Siapa pun manusianya berhak memiliki hak
tersebut. Artinya disamping keabsahannya terjaga dalam eksistensi kemanusiaan
manusia, juga terdapat kewajiban yang sungguh-sungguh untuk dimengerti,
dipahami dan bertanggung jawab untuk memeliharanya. Adanya hak pada
seseorang berarti bahwa ia mempunyai suatu “keistimewaan” yang membuka
kemungkinan baginya untuk diperlakukan sesuai dengan “keistimewaan” yang
PPKn SMP KK C
119
dimilikinya. Juga adanya suatu kewajiban pada seseorang berarti bahwa diminta
daripadanya suatu sikap yang sesuai dengan “keistimewaan” yang ada pada orang
lain.
Adapun mengenai relasi antara hak dan kewajiban, bahwa diantara keduanya
terdapat beberapa relasi hukum yang masing-masing memiliki karakteristik yang
berbeda. Sudikno Mertokusumo mengatakan bahwa setiap hubungan hukum yang
diciptakan oleh hukum selalu mempunyai dua segi yang isinya di satu pihak
sebagai hak, sedang di pihak lain kewajiban. Tidak ada hak tanpa kewajiban,
sebaliknya tidak ada kewajiban tanpa hak. Hal inilah yang membuat hukum
berbeda dengan hak dan kewajiban, walaupun keduanya tidak dapat dipisahkan.
Hak dan kewajiban menjadi lebih tegas berlaku pada saat hukum dilibatkan dalam
kasus konkret. Dengan demikian implikasinya adalah lahirnya hak dan kewajiban.
Hak dan kewajiban bukanlah kumpulan peraturan atau kaidah melainkan
perimbangan kekuasaan dalam bentuk hak individual di satu pihak yang tercermin
pada kewajiban bagi pihak lain. Oleh karena itu jaminan perlindungan kewajiban
asasi manusia diatur dalam UUD NKRI Tahun 1945.
Kewajiban-kewajiban tersebut antara lain sebagai berikut:
1) pasal 23A, membayar pajak;
2) pasal 27 ayat (1), kewajiban mentaati hukum dan pemerintah;
3) pasal 27 ayat (3), kewajiban pembelaan negara;
4) pasal 28J ayat (1), kewajiban menghormati hak asasi manusia orang lain;
5) pasal 28J ayat (2), hak tunduk pada pembatasan undang-undang dalam
menjalankan hak asasi manusia; 6) pasal 30 ayat (1), kewajiban ikut
dalam upaya pertahanan keamanan negara;
6) pasal 31 ayat (2), kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar
Selain UUD Tahun 1945, jaminan perlindungan kewajiban asasi manusia juga
diatur dalam Pasal 69 ayat (2) UU No. 39 Tahun 1999 menyatakan “Setiap hak
asasi manusia seseorang menimbulkan kewajiban asasi dan tanggung jawab
(Integritas) untuk menghormati hak asasi orang lain (Religius) secara timbal balik
serta menjadi tugas pemerintah untuk menghormati, melindungi, menegakkan dan
memajukkannya”.
Kegiatan Pembelajaran 7
120
UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menegaskan dua hal prinsipal,
yakni Hak Asasi Manusia (HAM) dan Kewajiban Dasar Manusia (KDM). Korelasi
keduanya menunjukkan terdapatnya keseimbangan tatanan dalam kehidupan
masyarakat. Sebagaimana layaknya hak menuntut adanya pula kewajiban bagi
pihak yang lain. Adapun KDM adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak
dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.
Dalam hal kedudukannya, UU ini merupakan payung hukumdari seluruh peraturan
perundang-undangan yang menyangkut hak asasi manusia.
Adapun kewajiban dasar manusia yang termuat dalam UU No. 39 Tahun 1999,
antara lain :
1. Pasal 67 yang berbunyi, “Setiap orang yang ada di wilayah negara Republik
Indonesia wajib patuh pada peraturan perundang-undangan, hukum tak tertulis
dan hukum internasional mengenai hak asasi manusia yang telah diterima oleh
negara Republik Indonesia”.
2. Pasal 68 yang berbunyi, “Setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.
3. Pasal 69 ayat (1) yang berbunyi, “Setiap orang wajib menghormati hak asasi
manusia orang lain, moral, etika, dan tata tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara”.
4. Pasal 69 ayat (2) yang berbunyi, “Setiap hak asasi manusia seorang
menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk menghormati hak
asasi orang lain secara timbal balik serta menjadi tugas pemerintah untuk
menghormati, melindungi, menegakkan dan memajukannya”.
5. Pasal 70 yang berbunyi, “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap
orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang
dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.
Oleh karena itu seluruh warga negara tidak terkecuali pemerintah wajib
menghormati hak asasi orang lain, dengan cara menjalankan kewajiban asasi
manusia, menjunjung hukum, moral, etika dan tata tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
PPKn SMP KK C
121
Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 7 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “jaminan perlindungan
hak asasi manusia dan kewajiban asasi manusia di Indonesia, maka Anda perlu
mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan
kebermaknaan mempelajari materi modul “Jaminan perlindungan hak asasi
manusia dan kewajiban asasi manusia di Indonesia”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang
hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil
kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi
modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja
keras(Mandiri) memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas
LK.7.1 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi
dilakukan dengan kerjasama ( Gotong royong) setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat (Gotong royong) yang
berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.
h. Penyampaian hasil diskusi;
i. Peserta berani (Mandiri)memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran 7
122
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Jaminan
perlindungan hak asasi manusia dan kewajiban asasi manusia di
Indonesia”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai
berikut.
1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Jaminan
perlindungan hak asasi manusia dan kewajiban asasi manusia di
Indonesia”.
2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras (Mandiri) memahami terhadap materi modul dan
mendiskusikan tugas yang ada di Latihan
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
mandirisebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK 7.2 yang ada.
PPKn SMP KK C
123
c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Latihan/Tugas/Kasus
Aktivitas : Menguraikan Jaminan perlindungan hak asasi manusia (HAM) LK. 7.1 Jaminan perlindungan hak asasi manusia (HAM) 1. Kemukakan jaminan universal bahwa kemerdekaan dan kebebasan adalah
hak segala bangsa termaktub dalam Pembukaan UUD NKRI Tahun 1945
2. Lakukan analisis kewajiban menghormati hak asasi orang lain telah
diamanatkan oleh UUD NKRI Tahun 1945
3. Sebutkan Kewajiban Dasar Manusia (KDM) yang diatur dalam Pasal 69 ayat
(1) UU Nomor 39 Tahun 1999
4. Jelaskan Hak perlindungan keamanan dan perlindungan hukum, hak
ekonomi, dan hak sosial budayatermaktub dalam Pembukaan UUD NKRI
Tahun 1945?
LK 7.2 meresume materi jaminan perlindungan hak asasi manusia (HAM) 1. Setelah membaca bahan bacaan pada kegiatan pembelajaran 7
2. Resume materi tentang jaminan hak dan kewajiban asasi di Indonesia.pada
kertas ukuran folio dan ditulis tangan
3. Jangan lupa untuk melengkapi isian identitas Saudara
Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Bahwa setiap bangsa memiliki hak untuk merdeka. Prinsip tersebut dinyatakan
dalam.... A. Pancasila B. Pernyataan sedunia tentang hak asasi manusia C. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-1
Kegiatan Pembelajaran 7
124
D. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-3
2. Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 mengatur tentang …. A. Kewajiban warga negara untuk membela negara B. Hak atas kesamaan mendapatkan pengajaran C. Hak warga negara untuk memeluk agama D. Hak atas kesamaan dalam hukum
3. Hak mendapatkan pendidikan diatur di dalam UUD NRI 1945 Pasal ….
A. 28 C. 30 B. 29 D. 31
4. Dalam UUD NRI 1945 yang menjamin tentang Hak secara khusus adalah
pasal …. A. Pasal 28 A-H C. Pasal 28 A-I B. Pasal 28 A-J D. Pasal 28A-E
5. Pasal 34 UUD 1945 mengatur tentang …
A. Kedudukan yang sama daam hukum dan Pemerintahan bagi setiap warga negara
B. Hak atas jaminan sosial terutama bagi anakanak terlantar C. Hak ikut serta dalam pembelaan negara D. Hak mengembangkan kebudayaan nasionaldan daerah
Aktivitas: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C
Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
seperti pada Saran Penggunaan modul bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format
berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda)
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 VII HAM PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VII HAM PG Level Aplikasi
3 VII HAM PG Level Penalaran
4 VIII HAM Uraian Level
Pengetahuan dan
PPKn SMP KK C
125
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
Pemahaman 5 VIII HAM Uraian Level Aplikasi
6 VIII HAM Uraian Level Penalaran
b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut Kompetensi Dasar Bahan
Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 2
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/penilaian berbasis kelas pada
lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Jaminan HAM Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ uraian
BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :
Rangkuman
1. Jaminan Perlindungan Hak Asasi Manusia Sesuai UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 telah muncul dalam Sidang BPUPKI dan kemudian
dituangkan dalam pasal UUD 1945. Perkembangan berikut tampak tegas
diatur dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azassi Manusia.
2. Jaminan Perlindungan Kewajiban Asasi Manusia Sesuai UUD Negara
Kegiatan Pembelajaran 7
126
Republik Indonesia Tahun 1945. Selain UUD Tahun 1945, jaminan
perlindungan kewajiban asasi manusia juga diatur dalam Pasal 69 ayat (2) UU
No. 39 Tahun 1999 menyatakan “Setiap hak asasi manusia seseorang
menimbulkan kewajiban asasi dan tanggung jawab untuk menghormati hak
asasi orang lain secara timbal balik serta menjadi tugas pemerintah untuk
menghormati, melindungi, menegakkan dan memajukkannya”.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan
jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai
80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%
ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai
tanggung jawab, komitmen moral)
Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK C
127
Kegiatan Pembelajaran 8 Persamaan dan Perbedaan Norma dalam Masyarakat
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menguraikan persamaan
macam-macam norma secara benar
2. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menguraikan perbedaan
macam-macam norma dalam masyarakat secara benar
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menguraikan persamaan macam-macam norma dalam masyarakat
2. Menguraikan perbedaan macam-macam norma dalam masyarakat
Uraian Materi
1. Persamaan Macam-macam Norma dalam Masyarakat Norma adalah petunjuk hidup bagi tingkah laku manusia dan apabila dilanggar
akan mendapat sanksi (ancaman hukuman). Norma juga dapat diartikan sebagai
kaidah atau aturan-aturan bertindak yang dibenarkan untuk mewujudkan sesuatu
yang penting, berguna, dan benar. Norma-norma itu mempunyai dua macam isi,
yaitu perintah dan larangan. Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk
berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang baik. Larangan
merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena
akibat-akibatnya dipandang tidak baik.
Norma juga dipakai sebagai patokan perilaku, dan tata aturan yang berisi ukuran
tingkah laku manusia yang baik dan benar.
Norma bertujuan untuk menetapkan bagaimana tindakan dan tingkah laku
manusia seharusnya. Norma yang berlaku, baik norma agama, norma kesopanan,
Kegiatan Pembelajaran 8
128
norma kesusilaan maupun norma hukum bertujuan untuk:
a. Menjamin keharmonisan hidup manusia secara pribadi dan dalam dirimanusia
tenteram karena merasa tidak ada pelanggaran dan pertentangan batin (konflik
kejiwaan).
b. Menjamin keselarasan dan keseimbangan hak dan kewajiban; juga
keseimbangan pribadi; antar pribadi dengan masyarakat dan negara.
c. Untuk mengatur kedudukan antar manusia secara mendasar. Artinya mereka
yang melanggar norma ialah pribadi yang “rendah” martabatnya, sedangkan
yang menjunjung norma ialah pribadi yang
Dalam praktiknya norma sosial berbentuk kode-kode. Kode atau sistem norma-
norma sosial merupakan peraturan-peraturan yang mengandung sanksi atau
hukuman. Dengan demikian, kode lebih bersifat memaksa. Namun, pada
umumnya kode sosial timbul tanpa adanya paksaan. Anggota masyarakat dapat
menerima secara sukarela, sehingga penyimpangan dan pelanggaran jarang
sekali terjadi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi norma
masyarakat adalah
a. sebagai petunjuk arah dalam bersikap dan bertindak;
b. pemandu dan pengontrol bagi sikap dan tindakan;
c. alat pemersatu masyarakat;
d. benteng perlindungan keberadaan masyarakat;
e. pendorong sikap dan tindakan manusia;
pengendalikan tindakan dalam mewujudkan keinginan dan/atau kepentingan
semuanya harus secara proporsional sesuai kebutuhan untuk hidup; dan
c. mengupayakan terpenuhinya keanekaragaman kepentingan yang ada agar
berlangsung secara, tertib, aman, tenteram, damai, dan terkendali.
Setiap norma mempunyai dua macam isi, yaitu perintah dan larangan. Perintah
merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat-
akibatnya dipandang baik. Larangan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk
tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik.
Setiap nilai dan norma selalu mengandung dua nilai gunanya, yaitu bila
dilaksanakan bernilai baik dan menyenangkan subyek pelaku; sebaliknya bila
dilanggar berakibat penyesalan, rasa berdosa, kecewa dan nestapa subyek
PPKn SMP KK C
129
pelaku. Keadaan demikian sebenarnya konsekuensi atau resiko setiap tindakan,
karena tindakan itu bersumber atas suatu nilai dan berdasarkan suatu motivasi
(niat dan dorongan), maka terlaksananya suatu tindakan adalah pelaksanaan
suatu nilai (pilihan) dan suatu norma (kaidah). Sedangkan hasil pelaksanaan itu
merupakan konsekuensi atau resiko suatu tindakan dapat berwujud kepuasan
ataupun kekecewaan.
Oleh sebab itu setiap norma memiliki sanksi. Sanksi merupakan pengukuhan,
persetujuan, penguatan suatu tindakan yang tanpa itu tidak akan sah menurut
hukum. Sanksi merupakan alat pemaksa, selain oleh hukuman, juga untuk
menaati ketetapan yang telah ditentukan. Sanksi juga dapat diartikan sebagai
reaksi sosial terhadap macam tingkah laku yang dibolehkan atau tidak dibolehkan
(dilarang). Sanksi sebagai kata benda meliputi pengertian hak atau izin yang
diberikan oleh penguasan untuk melakukan sesuatu; persetujuan dorongan
(tingkah laku) oleh kebiasaan atau tradisi yang sudah umun; hukuman yang
ditujukan untuk memenuhi atau memelihara kehormatan hukum atau penguasa;
alasan untuk mematuhi peraturan (Dardji Darmodihardjo:1986).
Setiap norma mempunyai sikap moral yang berkaitan dengan kata hati rasa
percaya diri, rasa cinta, pengendalian diri dan rasa hormat.Setiap orang harus
selalu bersikap positif dalam melaksanakan norma. Sikap positif dimaknai sebagai
individu, anggota masyarakat dan warga negara mengerti dan mau mentaati
norma karena keyakinan dalam hatinya bahwa dengan mentaati norma akan
menciptakan kebaikan bagi dirinya dan semua orang. Sikap positif seseorang yang
senantiasa berusaha untuk melaksanakan norma yang berlaku, bukan semata-
mata karena adanya sanksi.
Ketaatannya pada norma bukan karena takut mendapat sanksi, namun karena
dorongan untuk menciptakan ketertiban dan ketentraman masyarakat dan negara.
Sebagai hasil pertimbangan yang baik. rasa percaya diri ini diwujudkan juga dalam
perilaku yang mantap dalam melaksanakan norma-norma yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Rasa cinta terhadap norma merupakan sikap yang dilandasi oleh ketulusan dan
keikhlasan yang diwujudkan dalam perbuatan demi terlaksananya norma-norma
yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Selalu tanggap dan
Kegiatan Pembelajaran 8
130
waspada terhadap setiap kemungkinan pelanggaran terhadap norma dan selalu
melaksanakan norma-norma yang berlaku demi kebaikan diri sendiri dan orang
lainjuga merupakan rasa cinta terhadap norma.
Agar ketertiban masyarakat tetap terjamin, di dalam masyarakat itu perlu ada
peraturan peraturan sebagai petunjuk. Misalnya hukum dibuat untuk memberi
jaminan bagi setiap orang agar kepentingannya tidak terganggu. Demikian juga
hukum bagi kepentingan masyarakat, bahwa setiap orang harus menyadari
pentingnya mematuhi hukum. Setiap orang harus berupaya untuk mengendalikan
diri agar tidak melanggar norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa.
2. Perbedaan macam-macam norma dalam masyarakat Norma agama, norma kesopanan, norma agama dan norma hukum apabila
ditinjau dari konsep dasar terdapat perbedaan.Norma Agama merupakan
peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-perintah, larangan-
larangan dan ajaran-ajaran yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.Norma
agama menjadi pedoman perilaku para penganutnya. Norma agama mengajarkan
bagaimana seharusnya sesama manusia saling berhubungan, saling berbicara,
bersikap dan bertindak di tengah-tengah kehidupan bersama.Norma Kesusilaan
ialah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia. Norma
kesusilaan bersifat umum, universal, dan dapat diterima oleh seluruh umat
manusia.Norma kesopanan peraturan hidup yang timbul dan diadakan oleh
masyarakat itu sendiri untuk mengatur pergaulan sehingga masing-masing
anggota masyarakat saling hormat menghormati. Peraturan-peraturan itu ditaati
sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku manusia terhadap manusia yang
ada di sekitarnya. Peraturan itu mengatur mana yang boleh dilakukan dan tidak
boleh dilakukan.Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau
kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.Norma hukum ialah peraturan-
peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan negara. Norma hukum
merupakan aturan-aturan yang dibuat oleh negara atau perlengkapannya. Isinya
mengikat setiap orang dan berlakunya dapat dipaksankan oleh alat-alat
kekuasaan negara seperti polisi, jaksa, dan hakim.
PPKn SMP KK C
131
Norma agama, norma kesopanan, norma agama dan norma hukum apabila
ditinjau dari sumbernya terdapat perbedaan.Norma agama bersumber dari Tuhan
Yang Maha Esa. Sumber norma agama adalah kitab suci masing-masing
agama.Norma kesusilaan bersumber dari hati nurani manusia.Sumber norma
kesopanan adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri dapat
berupa hal-hal yang bersifat dari kepantasan, kepatutan, kebiasaan. Walaupun
norma kesusilaan dan kesopanan mempunyai sumber yang sama yaitu dari akal
budi nurani dan masyarakat namun dari segi tinjauan berbeda. Norma kesusilaan
sebenarnya ditinjau dari sisi dalam kepribadian manusia, sedangkan norma
kesopanan ditinjau dari sisi luar kepribadian manusia yaitu sopan santun dan tata
krama atau etika pergaulan. Norma hukum merupakan aturan-aturan yang
bersumber atau dibuat oleh lembaga negara yang berwenang.
Ditinjau dari tujuannya, norma agama, norma kesopanan, norma agama dan
norma hukum mempunyai tujuan yang berbeda. Tujuan norma agama adalah
menjadikan manusia-manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dalam arti mampu melaksanakan semua perintahNya dan
meninggalkan segala laranganNya. Tujuan norma kesusilaan adalah agar setiap
manusia mempunyai rasa kesusilaan yang tinggi dalam hidup dan kehidupannya
di masyarakat. Tujuan norma kesopanan adalah agar tercipta ketertiban dalam
hidup bermasyarakat dengan cara setiap anggota masyarakat menaati segala apa
yang diharuskan oleh adatnya. Tujuan norma hukum adalah untuk mewujudkan
ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat melalui upaya penciptaan kapastian
hukum.
Ditinjau dari kegunaannya, norma agama, norma kesopanan, norma agama dan
norma hukum mempunyai kegunaan yang berbeda. Kegunaan norma agama
adalah untuk mengendalikan sikap dan perilaku setiap manusia dalam hidup dan
kehidupannya di dunia dan di akherat. Kegunaan norma kesusilaan adalah untuk
mengendalikan tutur kata, sikap dan perilaku setian individu melalui teguran hati
nuraninya sendiri. Kegunaan norma kesopanan adalah untuk mengatur kehidupan
atau hubungan antar manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya, sehingga
tidak terjadi perselisihan di antara sesama anggota masyarakat yang
bersangkutan. Kegunaan norma hukum adalah untuk melindungi kepentingan
orang lain misalnya yang berkaitan dengan jiwa, badan, kehormatan dan
Kegiatan Pembelajaran 8
132
kekayaan/benda.
Norma agama, norma kesopanan, norma agama dan norma hukum mempunyai
sanksi yang berbeda-beda. Sanksi norma agama berasal dari Tuhan Yang Maha
Esa bagi yang melakukan pelanggaran akan berdosa dan mendapatkan hukuman
dari Tuhan Yang Maha Esa.Sanksi norma kesusilaan adalah pelanggaran
perasaan yang berakibat penyesalan.Sanksi norma kesopanan adalah mendapat
cemooh atau celaan dari anggota masyarakat .Sanksi norma hukum adalah
ancaman hukuman.Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang
memaksa.Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan-peraturan hukum
bersifat heteronom, artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu
kekuasaan negara.
Ditinjau dari lingkungan pengaruhnya maka norma agama sangat luas yaitu
seluruh umat agama masing-masing. Norma kesusilaan sifatnya universal dan
norma hukum mencakup selutuh warga negara, hanya norma kesopanan
sebenarnya tidak memiliki lingkungan pengaruh yang luas. Norma kesopanan itu
bersifat khusus hanya berlaku bagi golongan masyarakat tertentu. Apa yang
dianggap sopan oleh suatu masyarakat, belum tentu bagi masyarakat lain tetap
dianggap sopan.
Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 8 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “persamaan dan
perbedaan norma dalam masyarakat, maka Anda perlu mengikuti aktivitas
pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan
kebermaknaan mempelajari materi modul “persamaan dan perbedaan norma
dalam masyarakat”.
PPKn SMP KK C
133
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil
kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi
modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja
keras(Mandiri) memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas LK 8.1 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam
modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama ( Gotong royong) setiap anggota
kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat (Gotong
royong) yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai
oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.
h. Penyampaian hasil diskusi;
i. Peserta berani (Mandiri)memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “persamaan dan
perbedaan norma dalam masyarakat”, maka Anda perlu mengikuti
aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul
“persamaan dan perbedaan norma dalam masyarakat”.
2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
Kegiatan Pembelajaran 8
134
3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas
dan kerja keras (Mandiri) memahami terhadap materi modul dan
mendiskusikan tugas yang ada di Latihan, mempresentasikan dan
menyimpulkan bersama di akhir kegiatan
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
mandirisebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK 8.2 yang ada.
c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Latihan/Kasus/Tugas
Aktivitas : Menguraikan persamaan dan perbedaan norma dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
LK 8.1 Perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan norma di lingkungan sekolah, Masyarakat dan Negara Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas, kini tiba saatnya anda
meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. Anda dapat
mengerjakan latihan secara individual atau bersama dengan teman anda. Lakukan
kegiatan sebagai berikut.
PPKn SMP KK C
135
1. Identifikasi perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan norma di lingkungan
sekolah!
2. Identifikasi perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan normadi lingkungan
masyarakat!
3. Identifikasi perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan norma di lingkungan
negara!
4. Jelaskan perilaku tenggang rasa dan sopan santun dalam berinteraksi
dengan masyarakat sekitar!
LK 8.2 Persamaan dan perbedaan norma dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara Setelah membaca bahan bacaan pada kegiatan pembelajaran 8, Peserta diminta
mengerjakan LK sebagai berikut :
Tabel 13. Perilaku penerapan norma
No Norma Uraian Perilaku di lingkungan sekolah
Perilaku di lingkungan masyarakat
1 Norma Agama Sumber norma agama
berasal dari…….
Sanksi apabila melanggar
norma agama adalah …
………………………… ………………………… ………………………… …………………………
……………………… ……………………… ……………………… ………………………
2 Norma Hukum ……………………………… ……………………………… ……………………………… ………………………………
………………………… ………………………… ………………………… …………………………
……………………… ……………………… ……………………… ………………………
3 Norma Kesusilaan ……………………………… ……………………………… ……………………………… ………………………………
………………………… ………………………… ………………………… …………………………
……………………… ……………………… ……………………… ………………………
4 Norma Kesopanan ……………………………… ……………………………… ……………………………… ………………………………
………………………… ………………………… ………………………… …………………………
……………………… ……………………… ……………………… ………………………
Jangan lupa untuk melengkapi isian identitas Saudara
Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Kaidah atau aturan yang dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat
pengertian... A. Kaidah C. Tradisi B. Aturan D.Norma
2. Perlunya Norma sopan santun dalam masyarakat untuk...
A. Mengatur kehidupan di masyarakat sesuai kebiasaan-kebiasaan yang disepakati
B. Mengatur kehidupan di keluarga sesuai kebiasaan-kebiasaan yang disepakati
Kegiatan Pembelajaran 8
136
C. Mengatur kehidupan di masyarakat tidak sesuai dengan kebiasaan yang disepakati
D. Mengatur kehidupan di keluarga tidak sesuai dengan kebiasaan yang disepakati
3. Tidak boleh meludah didepan orang merupakan bentuk pelanggaran terhadap norma ….
A. Kesusilaan C. Agama B. Hukum D. Kesopanan
4. Peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati sanubari menusia dan
bersifat umum disebut norma …. A. Kesopanan C. Agama B. Adat istiadat D. Kesusilaan
5. Agama di Indonesia terdiri atas beberapa macam, diantarannya agama
Islam yang salah satu kewajibannya yakni menjalankan sholat lima waktu. Hal tersebut terkait dengan norma …. A. Agama C. Hukum B. Kesopanan D. Kesusilaan
Aktivitas: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C
Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
seperti pada Saran Penggunaan Modul pada bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format
berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 VII
Norma PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VII Norma PG Level Aplikasi 3 VII Norma PG Level
Penalaran
4 VII
Norma Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman
5 VII Norma Uraian Level Aplikasi
6 VII Norma Uraian Level Penalaran
PPKn SMP KK C
137
b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut Kompetensi Dasar Bahan
Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 VII Norma PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VII Norma PG Level Aplikasi
3 VII Norma PG Level Penalaran
4 VII
Norma Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman
5 VII Norma Uraian Level Aplikasi
6 VII Norma Uraian Level Penalaran
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ penilaian berbasis kelas pada
lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : NORMA Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ uraian
BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :
Rangkuman
1. Norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara adalah
norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan dan norma hokum, dan
tiaptiap norma mempunyai sumber dan sanksinya masing-masing.
2. Norma-norma itu mempunyai dua macam isi, yaitu perintah dan larangan.
Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh
Kegiatan Pembelajaran 8
138
karena akibat-akibatnya dipandang baik. Larangan merupakan kewajiban bagi
seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya
dipandang tidak baik.
3. Norma berfungsi mengendalikan tindakan dalam mewujudkan keinginan
dan/atau kepentingan semua anggota masyarakat harus secara proporsional
sesuai kebutuhan untuk hidup, agar berlangsung secara tertib, aman,
tenteram, damai, dan terkendali.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan
jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai
80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%
ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai
tanggung jawab, komitmen moral)
Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK C
139
Kegiatan Pembelajaran 9 Lembaga-Lembaga Peradilan
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti diklat dan membaca modul secara seksama, diharapkan
peserta dapat:
1. Menguraikan keberadaan Pengadilan Negeri
2. Menguraikan keberadaan Pengadilan Agama
3. Menguraikan keberadaan Pengadilan Militer
4. Menguraikan keberadaan Pengadilan Tata Usaha Negara
Indikator Pencapain Kompetensi
Indikator pencapaian kompetensi setelah mempelajari modul berikut adalah
1. Peserta diklat mampu menguraikan keberadaan Pengadilan Negeri.
2. Peserta diklat mampu menguraikan keberadaan Pengadilan Agama.
3. Peserta diklat mampu menguraikan Pengadilan Militer.
4. Peserta diklat mampu menguraikan Pengadilan Tata Usaha Negara.
Uraian Materi
1. Pengadilan Negeri
Pengadilan Negeri berkedudukan di kota atau kabupaten yang daerah hukumnya
meliputi wilayah kota atau kebupaten tersebut. Susunan Pengadilan Negeri terdiri
dari pimpinan (ketua dan wakil ketua), hakim anggota, panitera, sekretaris dan juru
sita. Susunan organisasi di Pengadilan Negeri secara jelas dapat dilihat pada
gambar 5
Kegiatan Pembelajaran 9
140
Gambar 7. Struktur Organisasi Pengadilan Negeri
2. Pengadilan Agama Tugas dan wewenang Pengadilan Agama pada intinya adalah memeriksa,
mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang beragama Islam
mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus diputus berdasar syariat
tertentu. Susunan Organisasi Pengadilan Agama terdiri dari :
a. Pimpinan,
b. Hakim Anggota,
c. Panitera,
d. Sekretaris, dan
e. Juru Sita.
Tempat kedudukan Pengadilan Agama berada di pusat kota atau pusat kabupaten
yang daerah hukumnya meliputi kota atau kabupaten. Penjelasan Pasal 4 ayat (1)
menyatakan pada dasarnya tempat kedudukan Pengadilan Agama ada di
kotamadya atau ibu kota kabupaten, yang daerah hukumnya meliputi wilayah
kotamadya atau kabupaten, tapi tidak tertutup kemungkinan adanya pengecualian.
PPKn SMP KK C
141
Tiap pengadilan agama mempunyai wilayah tertentu atau”yuridiksi relatif” tertentu.
Yuridiksi relatif ini penting berkaitan dengan pengadilan tempat dimana seseorang
dapat mengajukan perkaranya dan berkaitan dengan hak eksepsi tergugat.
Pengadilan agama memiliki kekuasaan absolut untuk memeriksa, mengadili, dan
memutuskan perkara pada tingkat pertama dalam kasus: perkawinan, warisan,
wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan ekonomi syari’ah.
Perkawinan berkaitan dengan beberapa hal, yaitu: ijin beristri lebih dari satu
orang, ijin perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 tahun dalam hal orang
tua atau wali atau keluarga dalam garis lurus ada perbedaan pendapat, dispensasi
kawin, pencegahan perkawinan, penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat
Nikah, pembatalan perkawinan, gugatan kelalaian atas kewajiban suami atau istri,
perceraian karena talak, gugatan perceraian, penyelesaian harta bersama,
mengenai penguasaan anak-anak, beserta hal yang berkaitan dengan waris.
Waris adalah penentuan siapa yang menjadi ahli waris, penentuan mengenai harta
peninggalan, penentuan pembagian harta peninggalan tersebut, serta penetapan
pengadilan atas permohonan seseorang tentang penentuian siapa yang menjadi
ahli waris, penentuan bagian masing-masing ahli waris.
Wasiatadalah perbuatan seseorang memberikan suatu benda atau manfaat
kepada oranglainatau lembaga/badan hukum, yang berlaku setelah yang memberi
tersebut meninggl dunia.
Hibah adalah pemberian suatu benda secara suka rela dan tanpa imbalan dari
seseorang atau badan hukum kepada orang lain atau badan hukum untuk dimiliki.
Wakaf adalah perbuatan seseorang atau kelompok orang (wakif) untuk
memisahkan dan/ atau menyerahkan sebagian harta tertentu sesuai dengan
kepentingan guna keperluan ibadah dan/ atau kesejahteraan umum menurut
syari’ah
Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seseorang muslim sesuai dengan
ketentuan syari’ah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.
Infak adalah perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain guna
menutupi kebutuhan, baik berupa makanan, mendermakan, memberikan rezeki
(karunia), atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas,
Kegiatan Pembelajaran 9
142
dan karena Allah SWT.
Shadaqah adalah perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain
atau lembaga/badan hukum secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh
waktu dan jumlah tertentu.
Kewenangan lainnya dari pengadilan agama adalah: (a) memberikan keterangan,
pertimbangan dan nasihat tentang hukum Islam kepada Instansi pemerintah di
daerah hukumnya apabila diminta memberikan isbat kesaksian rukyat hilal dalam
penentuan awal bulan tahun hijriahatas permintaan departemenagama, (b)
memberikan keterangan atau nasehat mengenai perbedaan penentuan arah kiblat
dan penentuan waktu shalat, (c) kewenangan lain yang diperoleh atau
berdasarkan undang-undang tertentu.
3. Pengadilan Militer Pengadilan yang berada dalam ranah peradilan militer berwenang untuk:
a. mengadili perkara tindak pidana yang dilakukan oleh prajurit atau yang
disamakan dengan prajurit,
b. mengadili sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata.
c. Menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara pidana yang
bersangkutan atas permintaan pihak yang dirugikan sebagai akibat yang
ditimbulkan oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan dan sekaligus
memutus kedua perkara tersebut dalam satu putusan.
Sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata adalah sengketa yang timbul dalam
bidang Tata Usaha Angkatan Bersenjata antara orang atau badan hukum perdata
dengan badan atau Pejabat Tata Usaha Angkatan Bersenjata sebagai akibat
dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Angkatan Bersenjata.
Asas-asas yang digunakan dalam peradilan militer adalah:
a. Peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan
b. Praduga tak bersalah
c. Asas oportunitas
d. Pemeriksaan pengadilan terbuka untuk umum
e. Semua orang diperlakukan sama didepan hukum
f. Peradilan dilakukan oleh hakim karena jabatannya dan tetap
PPKn SMP KK C
143
g. Tersangka/terdakwa berhak mendapat bantuan hukum
h. Asas inkusator dan kusator
Dalam asas inkusator, tersangka dipandang sebagai objek pemeriksaan,
posisis tersangka tidak sejajar melainkan berada dibawah pemeriksaan
sehingga dalam pemeriksaan pendahuluan yang dianut dalam asas ini lebih
mengutamakan pengakuan dari tersangka. Namun dalam Pasal 184 KUHAP
dan Pasal 172 hukum acara peradilan militer mengganti pengakuan tersangka
dengan keterangan tersangka, sehingga asas inkusator ditinggalkan dan
diganti asas akusator yang menempatkan tersangka sejajar dengan
pemeriksaan.
i. Pemeriksaan hakim yang langsung dan lisan
Asas-asas tersebut hampir sama dengan asas-asas hukum acara pidana pada
umumnya. Terdapat beberapa asas-asashukum acara peradilan militer yang
berbeda dengan asas hukum acara pada umumnya, diantaranya ada 3 (tiga)
berikut ini.
1) Asas Kesatuan Komando.
2) Asas Komandan Bertanggung Jawab Terhadap Anak Buahnya.
Kehidupan dan ciri-ciri organisasi mliter komandan berfungsi sebagai
pimpinan, guru, bapak, dan pelatih, sehingga komandan bertanggung
jawab penuh terhadap anak buahnya.
3) Asas Kepentingan Militer.
Hukum peradilan militer menganut adanya keseimbangan antara
kepentingan militer dengan kepentingan hukum.
Struktur organisasi pengadilan militer secara jelas dapat dilihat pada gambar 4.
Beberapa istilah yang terdapat dalam struktur organisasi tersebut adalah: (a)
kepala pengadilan, (b) POKKIMMIL, (c) wakil kepala, (d) KATAUD, (e) KATERA,
(f) KAURTU, (g) KAURDAL, (h) KAURMINRADANG, (i) KAURMINU, (j)
KAURDOKPUSTAK, (k) KAURMINKU.
Kegiatan Pembelajaran 9
144
Gambar 8. Struktur organisasi Pengadilan Militer Jakarta (Sumber: Laman Pengadilan Militer II-08 Jakarta)
4. Pengadilan Tata Usaha Negara Tujuan dibentuknya Peradilan Tata Usaha Negara (PERATUN) adalah untuk
mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang sejahtera, aman, tenteram
serta tertib yang menjamin kedudukan warga masyarakat dalam hukum dan
menjamin terpeliharanya hubungan yang serasi, seimbang, serta selaras antara
aparatur dibidang tata usaha negara dengan para warga masyarakat (Tutik,
2010:304). Pengadilan Tata Usaha Negara memiliki kewenangan untuk
memeriksa, mengadili, memutuskan, dan menyelesaikan sengketa tata usaha
negara di tingkat pertama.
Peradilan Tata Usahan Negara bertugas untuk memeriksa, mengadili dan
memtuskan suatu sengketa. Sengketa yang dimaksud adalah sengketa yang
timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata
dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di pusat maupun di daerah
sebagai akibat dikeluarkannya keputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa
kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan uraian tersebut secara jelas menunjukkan bahwa subyek di
PERATUN adalah perorangan atau badan hukumperdata sebaga penggugat dan
pejabat Tata Usaha Negara sebagai tergugat. Obyek di PERATUN adalah surat
keputusan tata usaha negara (beschikking). Keputusan TUN yang dimaksud harus
memenuhi unsur berikut.
PPKn SMP KK C
145
a. Bentuk penetapan harus tertulis.
b. Dikeluarkan oleh badan atau pejabat TUN.
c. Berisi tindakan hukum TUN.
PTUN hanya memproses kasus keperdataan yang memiliki karakteristik agak
berbeda dengan proses peradilan kasus perdata pada umumnya. Karakteristik
hukum acara PERATUN adalah:
a. adanya tenggang waktu mengajukan gugatan,
b. terbatasnya tuntutan yang dapat diajukan dalam petitum gugatan penggugat,
c. adanya proses dismissal (rapat permusyawaratan) oleh ketua PERATUN,
d. dilakukan pemeriksaan persiapan sebelum diperiksa di persidangan yang
terbuka untuk umum,
e. peranan hakim Tata Usaha Negara aktif untuk mencari kebenaran materiil,
f. kedudukan yang tidak seimbang antara penggugat dan tergugat, kedudukan
penggugat lebih lemah dibandingkan dengan tergugat karena tergugat adalah
penguasa,
g. sistem pembuktian mengarah pada pembuktian bebas yang terbatas,
h. gugatan di pengadilan tidak mutlak menunda pelaksanaan keputusan TUN
yang digunakan,
i. putusan hakim tidak boleh bersifat ultra petita (melebihi apa yang dituntut dalam
gugatan).
j. putusan hakim TUN bersifat erga omnes yaitu putusan tidak hanya berlaku bagi
para pihak yang bersengketa, akan tetapi berlaku juga bagi pihak-pihak lainnya
yang terkait,
k. berlakunya asas audiet alteram partem, yaitu para pihak yang terlibat dalam
sengketa harus didengar penjelasannya sebelum hakim menjatuhkan putusan.
Kegiatan Pembelajaran 9
146
Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 9 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Lembaga-lembaga
peradilan”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan
kebermaknaan mempelajari materi modul “Jaminan perlindungan hak asasi
manusia dan kewajiban asasi manusia di Indonesia”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil
kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi
modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja
keras(Mandiri) memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas LK 9.1 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam
modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama ( Gotong royong) setiap anggota
kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat (Gotong
royong) yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai
oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.
h. Penyampaian hasil diskusi;
i. Peserta berani (Mandiri) memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
PPKn SMP KK C
147
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “lembaga
peradilan”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai
berikut.
a) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul
“lembaga-lembaga peradilan”.
b) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
c) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta
tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta
dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
d) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas
dan kerja keras (Mandiri) memahami terhadap materi modul dan
mendiskusikan tugas yang ada di Latihan
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
mandirisebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK 9.2 yang ada.
c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Kegiatan Pembelajaran 9
148
Latihan/Kasus/Tugas
Aktivitas : Menguraikan lembaga-lembaga peradilan LK. 9.1 Lembaga-lembaga peradilan
1. Lakukan Analisis terhadap Pengadilan Negeri yang meliputi: (a) kedudukan
dan luas daerah hukumnya; (b) wenangnya.
2. Lakukan analisis terhadap Pengadilan Agama yang meliputi: (a) kedudukan
dan luas daerah hukumnya; (b)berwenangnya
berkedudukan di kota atau kabupaten yang wilayah hukumnya meliputi
wilayah kota atau kabupaten tersebut. Tugas dan wewenang Pengadilan
Agama adalah memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa antara
orang-orang yang beragama Islam mengenai bidang hukum perdata
tertentu yang harus diputus berdasar syariat tertentu.
3. Berikan rumusan beberapa hal penting yang terkait dengan Pengadilan
yang berada dalam ranah peradilan militer. Bagaimana perbedaannya
dengan jenis peradilan Negeri dan peradilan Agama?
LK 9.2 Membuat rangkuman tentang lembaga-lembaga peradilan di Indonesia
1. Setelah membaca bahan bacaan pada kegiatan pembelajaran 9
2. Resume materi tentang lembaga-lembaga peradilan di Indonesia, uraikan
tugas.pada kertas ukuran folio dan ditulis tangan
3. Jangan lupa untuk melengkapi isian identitas Saudara
Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Pengadilan Negeri berkedudukan di ….
A. Kota dan Provinsi C. Kota dan Kabupaten B. Provinsi dan Pusat D. Kota saja
2. Tugas dan wewenang Pengadilan Agama pada intinya adalah….
A. Memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang beragama tertentu mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus diputus berdasar syariat tertentu
B. Memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang beragama Islam mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus diputus berdasar syariat tertentu
C. Memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang beragama mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus diputus berdasar syariat tertentu
PPKn SMP KK C
149
D. Memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang beragama apapun mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus diputus berdasar syariat tertentu
3. Dibawah ini yang bukan termasuk wewenang peradilan militer adalah…. A. Mengadili perkara tindak pidana yang dilakukan oleh prajurit atau yang
disamakan dengan prajurit, B. Mengadili sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata. C. Mengadili perkara tindak perdata yang dilakukan oleh prajurit atau yang
disamakan dengan prajurit D. Menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara pidana yang
bersangkutan atas permintaan pihak yang dirugikan sebagai akibat yang ditimbulkan oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan dan sekaligus memutus kedua perkara tersebut dalam satu putusan
4. Pengadilan Tata Usaha Negara memiliki kewenangan untuk…. A. Memeriksa, mengadili, memutuskan, dan menyelesaikan sengketa tata
usaha negara di tingkat kasasi B. Memeriksa, mengadili, memutuskan, dan menyelesaikan sengketa tata
usaha negara di tingkat pertama C. Memeriksa, mengadili, memutuskan, dan menyelesaikan sengketa tata
usaha negara di tingkat terakhir D. Memeriksa, mengadili, memutuskan, dan menyelesaikan sengketa tata
usaha negara di tingkat awal
5. Pengadilan agama memiliki kekuasaan absolut untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan perkara pada tingkat pertama dalam kasus: perkawinan, warisan, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan ekonomi syari’ah. Pengertian dari hibah adalah ….. A. Perbuatan seseorang atau kelompok orang (wakif) untuk memisahkan
dan/ atau menyerahkan sebagian harta tertentu sesuai dengan kepentingan guna keperluan ibadah dan/ atau kesejahteraan umum menurut syari’ah
B. Harta yang wajib disisihkan oleh seseorang muslim sesuai dengan ketentuan syari’ah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.
C. Pemberian suatu benda secara suka rela dan tanpa imbalan dari seseorang atau badan hukum kepada orang lain atau badan hukum untuk dimiliki.
D. Perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain guna menutupi kebutuhan, baik berupa makanan, mendermakan, memberikan rezeki (karunia), atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas, dan karena Allah SWT.
Kegiatan Pembelajaran 9
150
Aktivitas: Pengembangan Butir Soal Penilian Berbasis Kelas LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C
Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
seperti pada Saran Penggunaan Modul bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format
berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 VIII Lembaga peradilan
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VIII Lembaga peradilan PG Level Aplikasi
3 VIII Lembaga peradilan PG Level Penalaran
4 VIII Lembaga peradilan
Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman
5 VIII Lembaga peradilan Uraian Level Aplikasi
6 VIII Lembaga peradilan Uraian Level
Penalaran b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn No. Urut Kompetensi Dasar Bahan
Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 VIII Lembaga
peradilan PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VIII Lembaga peradilan PG Level Aplikasi
3 VIII Lembaga peradilan PG Level
Penalaran
4 VIII Lembaga
peradilan Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman
5 VIII Lembaga peradilan Uraian Level
Aplikasi
6 VIII Lembaga peradilan Uraian Level
Penalaran
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ Penilaian berbasis kelas pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini.
5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs.
PPKn SMP KK C
151
6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Lembaga-lembaga Peradilan Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ uraian
BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :
Rangkuman
1. Pengadilan Negeri berkedudukan di kota atau kabupaten yang daerah
hukumnya meliputi wilayah kota atau kebupaten tersebut. Pengadilan negeri
berwenang untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan pada tingkat
pertama berbagai kasus tindak pidana dan perdata.
2. Pengadilan Agama berkedudukan di kota atau kabupaten yang wilayah
hukumnya meliputi wilayah kota atau kabupaten tersebut. Tugas dan
wewenang Pengadilan Agama adalah memeriksa, mengadili, dan memutus
sengketa antara orang-orang yang beragama Islam mengenai bidang hukum
perdata tertentu yang harus diputus berdasar syariat tertentu.
3. Pengadilan yang berada dalam ranah peradilan militer berwenang untuk
mengadili perkara tindak pidana yang dilakukan oleh prajurit atau yang
disamakan dengan prajurit, mengadili sengketa Tata Usaha Angkatan
Bersenjata dan menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara
pidana yang bersangkutan atas permintaan pihak yang dirugikan sebagai
akibat yang ditimbulkan oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan dan
sekaligus memutus kedua perkara tersebut dalam satu putusan.
Kegiatan Pembelajaran 9
152
Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan
jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai
80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%
ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai
tanggung jawab, komitmen moral)
Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK C
153
Kegiatan Pembelajaran 10 Norma dan Kebiasaan Antar Daerah di Indonesia
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan hakekat
norma dan kebiasaan yang ada dalam masyarakat Indonesia.
2. Dengan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan lima contoh norma
dan kebiasaan yang ada di daerah-daerah di Indonesia.
3. Dengan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan arti penting
keberagaman norma dan kebiasaan yang ada di daerah-daerah di Indonesia.
4. Dengan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan arti penting sikap saling
menghargai keberagaman norma dan kebiasaan antardaerah yang ada di
Indonesia.
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu menjelaskan hakekat norma dan kebiasaan yang ada
dalam masyarakat Indonesia.
2. Peserta diklat mampu mendeskripsikan lima contoh norma dan kebiasaan yang
ada di daerah-daerah di Indonesia.
3. Peserta diklat mampu menjelaskan arti penting keberagaman norma dan
kebiasaan yang ada di daerah-daerah di Indonesia.
4. Peserta diklat mampu menjelaskan arti penting sikap saling menghargai
keberagaman norma dan kebiasaan antardaerah yang ada di Indonesia.
Uraian Materi
1. Norma dan Kebiasaan Antar Daerah Di Indonesia Dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari manusia tidak lepas dari aturan-
aturan hidup yang berlaku. Aturan-aturan tersebut sering disebut norma. Norma
adalah kaidah atau aturan yang disepakati dan memberi pedoman bagi perilaku
Kegiatan Pembelajaran 10
154
para anggotanya dalam mewujudkan sesuatu yang dianggap baik dan diinginkan.
Norma berisikan perintah, anjuran dan larangan. Dengan emikian, norma adalah
ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat. Norma
mengikat bagi setiap manusia yang hidup dalam lingkungan berlakunya norma
tersebut. Di balik norma ada nilai yang menjadi landasan bertingkah laku bagi
manusia.
Pada umumnya norma hanya berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat
tertentu atau dalam suatu lingkungan etnis tertentu atau dalam suatu wilayah
negara tertentu. Namun demikian ada pula norma yang bersifat universal, yang
berlaku di semua wilayah dan semua umat manusia, seperti misalnya larangan
mencuri, membunuh, menganiaya, memperkosa, dan lain-lain.
Norma biasanya dikelompok dalam 4 macam, yaknu norma agama, norma
kesusilaan, norma kesopanan, dan norma hukum. Norma kesusilaan, yaitu
peraturan hidup yang berasal dari hati nurani manusia. Norma susila menentukan
mana yang baik dan mana yang buruk. Norma susila yang mendorong manusia
untuk kebaikan akhlak pribadinya. Norma susila memiliki sanksi atau ancaman
hukuman dikucilkan bagi yang melanggar norma tersebut.
Norma kesopanan, yaitu ketentuan hidup yang berasal dari pergaulan dalam
masyarakat. Dasar dari norma kesopanan adalah kepantasan, kebiasaan dan
kepatutan yang berlaku dalam masyarakat. Norma kesopanan sering dinamakan
norma sopan santun atau tata krama. Norma sopan santun berbeda antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Pelanggar norma kesopanan
akan mendapatkan sanksi dicela, baik dalam bentuk kata-kata, sikap kebencian,
pandangan rendah dari orang sekelilingnya, sehingga akan menimbulkan rasa
malu dan hina yang dapat menimbulkan penderitaan batin.
Norma susila dan kesopanan itu bervariasi, masing-masing daerah mempunyai
norma yang tidak mesti sama. Norma susila dan sopan santun biasanya berkaitan
dengan baik-buruk perilaku, seperti tata pergaulan, cara berpakaian, cara bicara,
cara duduk dan berjalan, cara bersikap kepada orang tua, cara makan dalam
perjamuan,dan sebagainya.
PPKn SMP KK C
155
Selain norma dikenal pula kebiasaan dan adat istiadat. Kebiasaan adalah
perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama karena orang banyak
menyukai dan menganggap penting dan karenanya juga terus dipertahankan.
Kebiasaan atau adat Istiadat merupakan aturan yang sudah menjadi tata kelakuan
dalam masyarakat yang sifat kekal serta memiliki keterpaduan (integritas) yang
tinggi dengan pola perilaku masyarakat. Anggota masyarakat yang melanggar
adat istiadat akan menerima sanksi yang keras yang kadang-kadang secara tidak
langsung diperlukan. Pelanggaran terhadap adat istiadat diyakini akan dapat
menimbulkan malapetaka, dan untuk menghindari malapetaka itu maka diperlukan
suatu upacara adat khusus dan membutuhkan biaya besar. Biasanya orang yang
melakukan pelanggaran tersebut dikeluarkan dari masyarakat itu. Juga
keturunannya sampai dia dapat mengembalikan keadaan yang semula.
Keberagaman norma dan kebiasaan (adat istiadat) di Nusantara merupakan
anugerah yang tak terhingga sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita akan
menemukan berbagai perbedaan norma dan kebiasaan (adat isyyiadat) antar
daerah. Norma dan kebiasaan dalam suatu masyarakat tumbuh didasarkan oleh
jiwa masyarakat itu sendiri. Tiap daerah memiliki norma dan adat istiadat masing-
masing yang menjadi ciri khas masyarakat tersebut. Pada umumnya, adat istiadat
daerah merupakan budaya asli dan telah lama ada serta diwariskan turun-temurun
kepada generasi berikutnya.
2. Beberapa contoh kebiasaan di daerah-daerah Indonesia Sebagai contoh adalah adat istiadat di Tana Toraja yang tidak menguburkan
mayat, melainkan diletakan di “Tongkonan“ untuk beberapa waktu. Jangka waktu
peletakan ini bisa lebih dari 10 tahun sampai keluarganya memiliki cukup uang
untuk melaksanakan upacara yang pantas bagi si mayat. Setelah upacara,
mayatnya dibawa ke peristirahatan terakhir di dalam goa atau dinding gunung.
Biasanya, musim festival pemakaman dimulai ketika padi terakhir telah dipanen,
sekitar akhir Juni atau Juli, paling lambat September. Peti mati yang digunakan
dalam pemakaman dipahat menyerupai hewan (Erong). Adat masyarakat Toraja
antara lain, menyimpan jenazah pada tebing/liang gua, atau dibuatkan sebuah
rumah (Pa’tane). Rante adalah tempat upacara pemakaman secara adat yang
dilengkapi dengan 100 buah “batu” yang dalam Bahasa Toraja disebut Simbuang
Kegiatan Pembelajaran 10
156
Batu. Sebanyak 102 bilah batu yang berdiri dengan megah terdiri dari 24 buah
ukuran besar, 24 buah sedang, dan 54 buah kecil. Ukuran batu ini mempunyai nilai
adat yang sama, perbedaan tersebut hanyalah faktor perbedaan situasi dan
kondisi pada saat pembuatan/pengambilan batu. Simbuang Batu hanya diadakan
bila pemuka masyarakat yang meninggal dunia dan upacaranya diadakan dalam
tingkat “Rapasan Sapurandanan” (kerbau yang dipotong sekurang- kurangnya 24
ekor).
Contoh lainnya adalah upacara Ngaben di Bali. Ngaben adalah upacara
pembakaran mayat, khususnya oleh mereka yang beragama Hindu, yang
merupakan agama mayoritas di Pulau Bali. Upacara Ngaben termasuk dalam
“Pitra Yadnya”, yaitu upacara yang ditujukan untuk roh lelulur. Makna upacara
Ngaben pada intinya adalah, untuk mengembalikan roh leluhur (orang yang sudah
meninggal) ke tempat asalnya. Dalam keyakinan mereka bahhwa manusia itu
memiliki Bayu, Sabda, dan Idep. Setelah meninggal Bayu, Sabda, dan Idep itu
dikembalikan ke Brahma, Wisnu, dan Siwa.
Upacara Ngaben biasanya dilaksanakan oleh keluarga sanak saudara dari orang
yang meninggal, sebagai wujud rasa hormat seorang anak terhadap orang tuanya.
Upacara ini biasanya dilakukan dengan semarak, tidak ada isak tangis, karena di
Bali ada suatu keyakinan bahwa, kita tidak boleh menangisi orang yang telah
meninggal karena itu dapat menghambat perjalanan sang arwah menuju
tempatnya. Hari pelaksanaan Ngaben ditentukan dengan mencari hari baik yang
biasanya ditentukan oleh Pedanda. Beberapa hari sebelum upacara Ngaben
dilaksanakan, keluarga dibantu oleh masyarakat akan membuat “Bade dan
Lembu” yang sangat megah terbuat dari kayu, kertas warna warni dan bahan
lainnya. “Bade dan Lembu” ini adalah, tempat meletakkan mayat. Kemudian
“Bade” diusung beramai-ramai ke tempat upacara Ngaben, diiringi dengan
“gamelan”, dan diikuti seluruh keluarga dan masyarakat. Di depan “Bade” terdapat
kain putih panjang yang bermakna sebagai pembuka jalan sang arwah menuju
tempat asalnya. Di setiap pertigaan atau perempatan, dan “Bade” akan diputar
sebanyak 3 kali. Upacara Ngaben diawali dengan upacara-upacara dan doa
mantra dari Ida Pedanda, kemudian “Lembu” dibakar sampai menjadi abu yang
kemudian dibuang ke laut atau sungai yang dianggap suci.
PPKn SMP KK C
157
Satu contoh lagi adalah adat istiadat Suku Dayak di Kalimantan yang mempunyai
tradisi penandaan tubuh melalui tindik di daun telinga. Tak sembarangan orang
bisa menindik diri, hanya pemimpin suku atau panglima perang yang mengenakan
tindik di kuping, sedangkan kaum wanita Dayak menggunakan anting-anting
pemberat untuk memperbesar kuping/daun telinga. Menurut kepercayaan
mereka, semakin besar pelebaran lubang daun telinga semakin cantik, dan
semakin tinggi status sosialnya di masyarakat. Kegiatan-kegiatan adat budaya ini
selalu dikaitkan dengan kejadian penting dalam kehidupan seseorang atau
masyarakat. Berbagai kegiatan adat budaya ini juga mengambil bentuk kegiatan-
kegiatan seni yang berkaitan dengan proses inisiasi perorangan seperti kelahiran,
perkawinan dan kematian ataupun acara-acara ritus serupa. Dalam acara ini
selalu ada unsur musik, tari, sastra, dan seni rupa. Kegiatan-kegiatan adat budaya
ini disebut Pesta Budaya. Manifestasi dari aktivitas kehidupan budaya masyarakat
merupakan miniatur yang mencerminkan kehidupan sosial yang luhur, gambaran
wajah apresiasi keseniannya, dan gambaran identitas budaya setempat. Kegiatan
adat budaya ini dilakukan secara turun temurun dari zaman nenek moyang dan
masih terus berlangsung sampai saat ini, sehingga seni menjadi perekam dan
penyambung sejarah.
Perbedaan kebiasaan diantara masyarakat sepatutnya disikapi secara bijak oleh
masyarakat itu sendiri agar tercipta kehidupan masyarakat yang damai dan
tentram. Bentuk perilaku menghargai norma dan kebiasaan yang beragam
dimasyarakat dapat dilakukan dengan berbaai cara. Kebiasaan boleh berbeda,
namun kita tetap saling menghormati perbedaan tersebut. Pepatah; dimana bumi
dipijak disana langit dijunjung tepatlah kiranya menggambarkan sikap perilaku kita
dalam pergaulan disekolah.
3. Arti penting keberagaman norma dan kebiasaan yang ada di daerah-daerah di Indonesia
a. Arti Penting bagi Diri Sendiri Norma seperti telah dibahas sebelumnya memiliki arti yang sangat baik bagi
diri sendiri dan masyarakat. Dalam konteks pribadi, manusia sebagai mahluk
ciptaan Tuhan terlahir sebagai mahluk individu. namun, seiring dengan
pertumbuhannya, kodrat manusia bergeser menjadi mahluk sosial. Hal ini
disebabkan sejak lahir sampai meninggal manusia senantiasa membutuhkan
Kegiatan Pembelajaran 10
158
pertolongan dan bantuan manusia lainnya.
Dalam pergaulan dengan manusia lainnya, tiap-tiap manusia mempunyai
keinginan atau kepentingan sendiri sendiri, ada manusia yang mempunyai
kepentingan yang sama dan ada pula yang mempunyai kepentingan berbeda
bahkan ada pula kepentingan yang bertentangan satu sama lainnya.
Pertentangan antara kepentingan manusia itu dapat menimbulkan kekacauan
di dalam masyarakat apabila dalam masyarakat tidak ada tata tertib atau
norma yang mengaturnya.
Rasa tenang dalam hati akan tercipta apabila kita sebagai pribadi mampu
melaksanakan norma dengan baik. Seperti apabila kita selalu jujur dalam
kehidupan sehari-hari, maka hati kita akan terasa tenang.
Pada dasarnya hati manusia akan selalu menyuruh untuk berbuat baik dan
menyalahkan perbuatan salah. Pemahaman ini oleh para ahli disebut juga
dengan ruang ketuhanan (Godspot) atau DNA Spiritualitas. Godspot ada pada
diri manusia, yaitu menjelma menjadi suara hati yang akan menyuruh pada
kebenaran dan merasa bersalah apabila melanggar suatu aturan.
Manfaat keberagaman norma dan kebiasaan antar daerah di Indonesia bagi
diri sendiri
• Dapat memperluas wawasan tentang keanekaragaman norma dan
kebiasaan
• Dapat meningkatkan sikap toleransi, saling menghormati dan menghargai
• Dapat meningkatkan kebanggaan menjadi bangsa Indonesia
b. Arti Penting bagi Masyarakat
Dalam kehidupan bermasyarakat, norma memiliki arti yang sangat penting.
Norma mengatur kehidupan masyarakat agar menjadi tertib dan damai.
Keinginan setiap orang dalam masyarakat pasti berbeda. Adanya berbagai
keinginan dan lebih jauhnya kepentingan dalam masyarakat ini menyebabkan
dalam masyarakat mudah terjadinya pertentangan.
Agar pemenuhan kebutuhan setiap manusia itu berjalan secara teratur, tidak
terjadi benturan-benturan antara kepentingan manusia yang satu dengan
PPKn SMP KK C
159
kepentingan sesama, diperlukan pengaturan petunjuk hidup, aturan atau
patokan yang biasa disebut norma. Sebagai kaidah atau aturan yang berisi
perintah dan larangan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama
norma dapat mengatur perilaku manusia di dalam masyarakat guna mencapai
ketertiban dan kedamaian. Dengan mentaati norma, maka tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menjadi tertib, aman, rukun, dan
damai. Suasana masyarakat yang taat terhadap norma yang berlaku dapat
membentuk suatu kehidupan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.
Manfaat keberagaman norma dan kebiasaan antar daerah di Indonesia bagi
masyarakat
• Memperkaya khasanah kekayaan budaya bangsa
• Memperkuat jati diri, ciri khas, identitas bangsa
• Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka memperkuat
ketahanan nasional
• Menghargai Norma dan Kebiasaan Antardaerah di Indonesia
• Menghargai Keberagaman Norma dan Kebiasaan dalam Lingkungan
Sekolah
Kebiasaan boleh berbeda, namun kita tetap saling menghormati perbedaan
tersebut. Pepatah; dimana bumi dipijak disana langit dijunjung tepatlah kiranya
menggambarkan sikap perilaku kita dalam pergaulan disekolah.
Di rumah masing-masing tentunya kalian memiliki kebiasaan dan perilaku yang
berbeda. Diantara kalian mungkin saja merupakan anak satu-satunya atau
anak tunggal dalam keluarga. Anak tunggal mungkin saja berbeda sikap dan
kebiasaannya dalam kehidupan keluarga dibandingkan dengan keluarga yang
anaknya lebih dari satu.
Perbedaan sikap dan perilaku dirumah dan dimasyarakat masing-masing
ketika berada di sekolah harus disesuaikan dengan tata aturan yang berlaku
disekolah. Bagi siswa yang diperlakukan istimewa di rumahnya, ketika berada
di sekolah semuanya memiliki kedudukan dan diperlakukan secara sama.
Diantara siswa pun harus saling menghargai, bekerjasama dan tolong
menolong tanpa membedakan satu diantara yang lainnya.
Bentuk perilaku menghargai norma dan kebiasaan yang beragam di
Kegiatan Pembelajaran 10
160
Lingkungan Sekolah dapat dilakukan dengan cara berikut :
• Berpakaian yang bersih dan sopan sesuai aturan
• Menjaga kebersihan, kerapihan dan keindahan sekolah
• Mengikuti kegiatan upacara bendera dengan khidmat dan bersemangat
Menghargai Keberagaman Norma dan Kebiasaan dalam Lingkungan Per-
gaulan. Dalam lingkungan pergaulan, menghargai perbedaan norma dan
kebiasaan dapat dilakukan dengan hal-hal berikut :
• Keterbukaan, untuk memahami keberagaman maka kita harus bersikap
terbuka terhadap perbedaan norma, sikap, perilaku, dan kebiasaan dan
yang harus disadari adalah bahwa semua orang itu berbeda.
• Memahami lebih jauh hal-hal yang ada dalam lingkungan pergaulan.
• Mendukung sikap dan perilaku baik dari teman yang berbeda budaya.
Seperti contoh, kepada teman yang suka berkata dengan lemah lembut kita
tidak harus mempermainkannya. Lebih baik kita berkata sopan kepadanya.
• Sikap positif seperti tidak suka mengeluh akan membuat orang lain nyaman
bergaul dengan kita.
• Percaya diri dengan tidak menganggap rendah orang lain sangat diperlukan
dalam pergaulan.
• Kebersamaan dalam pergaulan yaitu melibatkan dan tidak memilah-milah
teman karena adanya berbagai perbedaan.
• Memahami tatacara pergaulan terutama dalam masyarakat yang
budayanya beragam. Seperti contoh dalam pergaulan masyarakat tertentu
kita tidak boleh memotong pembicaraan orang karena dianggap tidak
sopan.
• Tidak memonopoli atau menguasai teman. Tindakan memonopoli teman
seperti memaksakan hobinya kepada orang lain akan menyebabkan
pecahnya kebersamaan.
• Berteman dengan memperlihatkan ekspresi dan penghargaan. Seperti
tersenyum dan memuji teman merupakan perbuatan yang akan memelihara
kebersamaan.
• Menghargai Keberagaman Norma dan Kebiasaan dalam Lingkungan
Masyarakat
PPKn SMP KK C
161
4. Arti penting sikap saling menghargai keberagaman norma dan kebiasaan antar daerah yang ada di Indonesia.
Keberagaman norma dan kebiasaan akan semakin mudah ditemukan dalam
lingkungan masyarakat terutama dalam masyarakat perkotaan. Masyarakat
perkotaan seringkali dibentuk oleh masyarakat pendatang. Masyarakat
pendatang, membawa norma dan kebiasaan dari daerah asal yang tentunya
berbeda.
Dalam pergaulan masyarakat perkotaan berbagai perbedaan yang dimiliki tiap
orang dapat menyebabkan konflik. Konflik dapat terjadi apabila hilangnya
tenggangrasa dan saling menghargai antara satu orang dengan orang lain atau
antar masyarakat. Semua orang didalam masyarakat memiliki kedudukan dan
kewajiban yang sama. Tidak ada orang yang lebih tinggi dibandingkan dengan
yang lainnya.
Perbedaan kebiasaan diantara masyarakat sepatutnya disikapi secara bijak oleh
masyarakat itu sendiri agar tercipta kehidupan masyarakat yang damai dan
tentram. Bentuk perilaku menghargai norma dan kebiasaan yang beragam
dimasyarakat dapat dilakukan dengan cara berikut :
• Menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan
• Melayat, menengok tetangga yang mendapat musibah
• Menghormati tetangga yang berbeda agama
Sedangkan Akibat tidak menghargai keberagaman norma dan kebiasaan di
berbagai lingkungan masyarakat
• Dikucilkan oleh masyarakat sekitar
• Dimusuhi masyarakat
• Tidak dihargai oleh masyarakat
• Dicapsebagai orang yang tidak tahu tata krama
Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
Kegiatan Pembelajaran 10
162
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Norma dan Kebiasaan
Antar Daerah di Indonesia”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran
sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan
kebermaknaan mempelajari materi modul “Norma dan Kebiasaan Antar
Daerah di Indonesia”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil
kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi
modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja
keras memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas LK. 10.1 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam
modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.
h. Penyampaian hasil diskusi;
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada
diskusi dan kerja kelompok
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In
a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Norma dan
PPKn SMP KK C
163
Kebiasaan Antar Daerah di Indonesia”, maka Anda perlu mengikuti
aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Norma
dan Kebiasaan Antar Daerah di Indonesia”.
2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas
dan kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK.10.2 yang ada.
c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Latihan/Tugas/Kasus
Aktivitas : Menguraikan Norma dan Kebiasaan Antar Daerah di Indonesia
LK. 10. 1 Perbedaan norma dan kebiasaan daerah di Indonesia Carilah informasi dari berbagai sumber dan diskusikan beberapa permasalahan di
bawah dalam kelompok masing-masing:
Kegiatan Pembelajaran 10
164
Kelompok 1: Carilah informasi dari berbagai sumber mengenai perbedaan
norma sopan santun dan kesusilaan dari 5 (lima) daerah yang ada di Jawa,
Bali, dan Sumatera.
Kelompok 2: Carilah informasi dari berbagai sumber mengenai perbedaan
kebiasaan atau adat istiadat dari 5 (lima) daerah yang ada di Jawa, Bali, dan
Sumatera.
Kelompok 3: Carilah informasi dari berbagai sumber mengenai perbedaan
norma sopan santun dan kesusilaan dari 5 (lima) daerah yang ada di Sulawesi,
Maluku dan Papua.
Kelompok 4: Carilah informasi dari berbagai sumber mengenai perbedaan
norma kebiasaan atau adat istiadat dari 5 (lima) daerah yang ada di Sulawesi,
Maluku dan Papua.
Kelompok 5: Jelaskan dengan singkat apa saja yang harus dilakukan jika
dalam suatu masyarakat terjadi perbedaan norma susila dan sopan santun
serta adat istiadat sehingga tidak terjadi pertikaian dan perpecahan.
LK. 10.2 Arti penting sikap saling menghargai keberagaman norma dan kebiasaan antardaerah yang ada di Indonesia Prosedur kerja : 1. Bacalah modul kegiatan pembelajaran 10
2. Bagaimana menurut pendapat saudara tentang arti penting sikap saling
menghargai keberagaman norma dan kebiasaan antar daerah di Indonesia?
3. Kerjakan pada kertas folio dan jangan lupa diberi identitas saudara
PPKn SMP KK C
165
Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Norma sopan santun antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang
lain terdapat perbedaan hal ini dikarenakan dasar dari norma kesopanan adalah…. A. Kepantasan dan kebaikan C. Kepantasan dan kebiasaan B. Kepantasan dan kepatutan D. Kebiasaan dan kebaikan
2. Contoh kebiasaan di daerah-daerah Indonesia diantaranya ….
A. tindik di daun telinga dari Banjar C. Subak dari Bali B. Tongkonan dari batak D. Simbuang Batu dari Bugi
3. Pernyataan :
1) Memperkaya khasanah kekayaan budaya bangsa 2) Memperkuat jati diri, ciri khas, identitas golongannya 3) Memperkokoh kekuatan daerahnya saja 4) Menghargai Norma dan Kebiasaan Antardaerah di Indonesia 5) Menghargai Keberagaman Norma dan Kebiasaan dalam Lingkungan
Sekolah Yang bukan termasuk manfaat keberagaman norma dan kebiasaan antar daerah di Indonesia bagi masyarakat ditunjukkan pada nomor …. A. 1,2,dan 3 C. 1, 3 dan 5 B. 1,2 dan 4 D. 1, 4 dan 5
4. Akibat tidak menghargai keberagaman norma dan kebiasaan di berbagai
lingkungan masyarakat adalah …. A. Dikucilkan dan dibina C. Diusir dan dipuji B. Dikucilkan dan dihargai D. Dikucilkan dan dimusuhi
5. Menghargai keberagaman norma dan kebiasaan dalam lingkungan per-
gaulan. Dalam lingkungan pergaulan, menghargai perbedaan norma dan kebiasaan dapat dilakukan dengan ….
A. Memahami lebih jauh kehidupan pribadi teman dalam pergaulan. B. Mendukung sikap dan perilaku baik dari teman dekat saja C. Percaya diri dengan menganggap rendah orang lain D. Berteman dengan memperlihatkan ekspresi dan penghargaan
Aktivitas: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja : 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C
Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan seperti pada Saran Penggunaan Modul bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format
berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda)
Kegiatan Pembelajaran 10
166
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 VII Norma
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VII Norma
PG Level Aplikasi
3 VII Norma PG Level Penalaran
4 VII Norma
Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman
5 VII Norma Uraian Level Aplikasi
6 VII Norma Uraian Level Penalaran
b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut Kompetensi Dasar Bahan
Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 VII Norma
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VII Norma
PG Level Aplikasi
3 VII Norma PG Level Penalaran
4 VII Norma
Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman
5 VII Norma Uraian Level Aplikasi
6 VII Norma Uraian Level Penalaran
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ Penilaian berbasis kelas
pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
PPKn SMP KK C
167
KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Lembaga-lembaga Peradilan Bentuk Soal : Pilihan Ganda
BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :
Rangkuman
1. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai suku, ras, pemeluk
agama, budaya, gender, dan kebiasaan, adat/tradisi tentu mempunyai norma
susila, sopan santun, dan kebiasaan atau adat istiadat yang beragam.
2. Keberagaman norma susila, sopan santun, dan kebiasaan atau adat istiadat
antardaerah di Indonesia di satu sisi merupakan suatu bentuk kekayaan
budaya tersendiri, namun di sisi lain bisa menimbulkan konflik dan pertikaian.
3. Sikap dan perilaku saling menghargai perbedaan norma susila, sopan santun,
dan kebiasaan atau adat istiadat antardaerah yang ada dalam masyarakat
Indonesia perlu dipelihara dan dilestarikan guna memperkokoh persatuan dan
kesatuan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Kegiatan Pembelajaran 10
168
Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan
jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai
80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%
ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai
tanggung jawab, komitmen moral)
Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK C
169
Kegiatan Pembelajaran 11 Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda Bagi Bangsa Indonesia
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mencermatimateri modul peserta diklat mampu menjelaskan dan
menganalisis semangat sumpah pemuda bagi bangsa Indonesiadan komitmen
sumpah pemuda bagi bangsa Indonesia.
2. Dengan tugas kelompok peserta diklat dapat memberi contoh semangat
sumpah pemuda bagi bangsa Indonesia dan komitmen sumpah pemuda bagi
bangsa Indonesia.
3. Dengan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis kasus yang berkaitan
dengan semangat sumpah pemuda bagi bangsa Indonesia dan komitmen
sumpah pemuda bagi bangsa Indonesia dengan benar.
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu menjelaskan dan menganalisis semangat sumpah
pemuda bagi bangsa Indonesiadan komitmen sumpah pemuda bagi bangsa
Indonesia.
2. Peserta diklat mampu memberi contoh kasus yang berkaitan dengan
semangat sumpah pemuda bagi bangsa Indonesiadan komitmen sumpah
pemuda bagi bangsa Indonesia.
3. Peserta diklat mampu menganalisis kasus yang berkaitan dengan semangat
sumpah pemuda bagi bangsa Indonesiadan komitmen sumpah pemuda bagi
bangsa Indonesia.
Kegiatan Pembelajaran 11
170
Uraian Materi
1. Semangat Sumpah Pemuda bagi Bangsa Indonesia Tahun 1928 adalah tahun yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Pada tahun
itu, orang Jawa, orang Sumatera, orang Sunda, orang Madura, orang Banjar dan
lain sebagainya telah merasakan dirinya sebagai bagian dari bangsa yang besar,
yaitu bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia merasa bangga, merasa telah menemukan dirinya sendiri,
merasa telah memiliki cita-cita yang tinggi, Indonesia Merdeka. Semua komponen
kepemudaan berpendapat bahwa waktunya sudah matang untuk mencetuskan
Sumpah Pemuda. Sumpah pemuda memang tidak datang secara tiba-tiba,
apalagi jatuh dari langit begitu saja. Sumpah Pemuda merupakan hasil perjuangan
bangsa Indonesia serta merupakan titik kulminasi perjuangan nasional yang tidak
bisa tidak harus terjadi karena merupakan syarat mutlak bagi berhasilnya
perjuangan demi kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda
dicetuskan oleh gerakan pemuda, merupakan bukti kepeloporan pemuda sebagai
eksponen perjuangan nasional dan perjuangan pemuda merupakan yang tidak
terpisahkan dari perjuangan bangsa secara keseluruhan. (Suwirta, 2015)
Kongres Pemuda II Diselenggarakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928, Susunan
Panitianya sebagai berikut:
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Muhammad Tjaja (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemuda Indonesia)
Pembantu III : R.C.L Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johannes Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Kongres pemuda II berlangsung selama dua hari. Sidang berlangsung penuh
semangat dan dijiwai oleh hasrat dan keinginan yang berkobar untuk mencapai
kesatuan dan persatuan menuju Indonesia merdeka, diselingi pula dengan dua
PPKn SMP KK C
171
kali insiden dengan polisi Belanda yang mengawasi jalannya Kongres. Pada
sidang ke tiga seorang wartawan yang gemar musik Wage Rudolf Soepratman
memperdengarkan nyanyian Indonesia Raya untuk pertama kali melalui gesekan
biolanya. Setelah dilanjukan, sidang menghasilkan resolusi yang berjudul
“Poetoesan Congres Pemoeda-Pemoeda Indonesia”. Putusan kongres inilah yang
kemudian disebut “Soempah Pemoeda”.
Secara lengkap demikian isi putusan kongres pemuda II waktu itu
Tabel 14. Putusan Kongres Pemuda II
POETOESAN CONGRES PEMOEDA-PEMOEDA INDONESIA
Kerapatan pemoeda-pemoeda Indonesia jang diadakan oleh perkoempoelan-perkoempoelan pemoeda Indonesia jang berdasarkan kebangsaan dengan namanya: jong java, jong Soematera (Pemoeda Soematera), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten Bond, Jong Bataks Bond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi, dan Perhimpoenan Peladjar-peladjar Indonesia.
Memboeka rapat pada tanggal 27-28 Oktober di negeri Djakarta, sesoedshnys
mendengar pidato-pidato dan pembitjaraan jang diadakan di dalam kerapatan tadi, sesoedah menimbang segala isi pidato-pidato dan pembitjaraan ini; kerapatan laloe mengambil poetoesan:
Pertama, KAMI POETRA DAN POETERI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA. Kedua, KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE BANGSA INDONESIA. Ketiga, KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA.
Setelah mendengar poetoesan ini kerapatan mengeloearkan kejakinan azas ini wajib dipakai oleh segala perkoempoelan-perkoempoelan kebangsaan Indonesia;
Mengeloerkan kejakinan persatoean Indonesia diperkoeat dengan memperhatikan dasar persatoennya: • Kemaoean • Sedjarah • Bahasa • Hoekoem adat • Pendidikan dan Kepanoean
Dan mengeloearkan pengharapan soepaja poetoesan ini disiarkan dalam segala soerat kabar dan dibatjakan di moeka rapat perkoempoelan-perkoempoelan kita.
Sumber: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Sumpah Pemuda, Latar Belakang dan Pengaruhnya bagi Pergerakan Nasional. Musium Sumpah Pemuda. 2008.
Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Indonesia dari gambaran singkat
tersebut dapat diambil sebagai berikut:
Kegiatan Pembelajaran 11
172
• Peristiwa ini adalah pernyataan akan keharusan kontinuitas dalam
perkembangan nasionalisme yang mengatasi ikatan etnis, daerah, agama dan
sebagainya.
• Ketika kata Indonesia disebut secara tegas maka di waktu itu pula tekad ke arah
kemerdekaan bangsa telah dijadikan sebagai landasan cita-cita.
• Ketika Sumpah Pemuda dipatrikan, maka jalan kembali ke situasi lama secara
konseptual dan ideologis telah tertutup.
• Ketika bahasa Indonesia telah diakui sebagai bahasa persatuan bukan saja
sistem komunikasi nasional ingin diteguhkan, demokratisasi dalam hubungan
sosialpun ditegaskan pula.
• Sumpah Pemuda menghadiran sebuah bangsa dirasakan sebagai suatu
realitas pencarian tatanan masyarakat, politik, bahkan kebudayaan barupun
diperdebatkan secara intens.
Sumpah Pemuda merupakan momentum historis yang penting dan menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari mata rantai perjuangan bangsa. Sumpah
Pemuda yang lahir dari Kongres Pemuda ke-2, merupakan salah satu bagian dari
proses konsolidasi kebangsaan menuju cita-cita Indonesia merdeka. Sumpah
Pemuda telah berhasil menyatukan gerak langkah seluruh bangsa untuk
melakukan perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme yang telah
menjajah selama lebih dari tiga setengah abad. Sumpah Pemuda telah
memberikan semangat dan motivasi baru bagi bangsa Indonesia untuk
memperjuangkan nasib dan eksistensinya sebagai bangsa yang merdeka, bersatu
dan berdaulat. Sumpah Pemuda telah memberikan inspirasi terhadap seluruh
anak bangsa untuk tetap menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan
bersumpah untuk mengakui satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa.
(Suseno, 2008: 5)
Kenyataan yang terjadi sekarang ialah pemuda Indonesia menghadapi tantangan
yang semakin berat, dalam kecenderungan sosial yang semakin masif dan
dinamis. Nasionalisme terancam oleh berbagai persoalan kebangsaan, seperti
besarnya utang luar negeri, memudarnya rasionalitas dan praktik kriminalitas
sosial. Persoalan nasionalisme bukan sekedar merasa satu bangsa, satu bahasa,
dan satu tumpah darah untuk membuat identitas tunggal guna melawan kekuatan
PPKn SMP KK C
173
asing. Revitalisasi nasionalisme sangat diperlukan guna mempertahankan
nasionalisme dari dampak negatif globalisasi politik dan ekonomi.
Berdasarkan pasal Pasal 7 UU No 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan dijelaskan
pelayanan kepemudaan diarahkan untuk:
a. menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya prestasi, dan semangat
profesionalitas; dan
b. meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam membangun dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara
2. Komitmen Sumpah Pemuda bagi Bangsa Indonesia Reaktualisasi jiwa dan semangat sumpah pemuda harus dimaknai sebagai upaya
serius dalam menjaga integritas, karakter bangsa dan semangat nasionalisme
melalui pemuda-pemuda Indonesia di tengah berbagai persoalan yang melanda
bangsa Indonesia, baik yang datang dari dalam negeri maupun sebagai akibat
dari interaksi global. Reaktualisasi jiwa dan semangat sumpah pemuda juga harus
dimaknai sebagai upaya yang serius untuk dapat menjaga integritas dan jati diri
bangsa. Eksistensi bangsa Indonesia di masa depan akan sangat ditentukan oleh
seberapa jauh bangsa ini mampu berdiri sama tegak dengan negara-negara lain
dalam dinamika internasional. Dalam kaitan ini upaya untuk membangun kembali
jati diri bangsa harus didasarkan pada kemampuan nasional untuk membangun
kompetensi bangsa sehingga mampu bersaing di era global. Pemuda harus
menjadi pelopor dan pioner dalam membangun jati diri bangsa Indonesia.
Penanaman semangat dan jiwa sumpah pemuda akan membentuk pemuda
Indonesia yang santun, cerdas, inspiratif, dan berprestasi. Pemuda yang santun
adalah pemuda yang memiliki budi pekerti, berakhlak mulia, menghormati yang
lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta peduli terhadap sesama. Pemuda
Indonesia dituntut santun dalam perkataan, pikiran dan perbuatan. Pemuda yang
cerdas adalah pemuda yang memiliki kemampuan inovasi dan kreativitas yang
tinggi, yang mampu mengatasi segala persoalan yang dihadapinya, memiliki
kompetensi sehingga mampu bertahan dan akan unggul dalam menghadapi
persaingan. Pemuda yang inspiratif adalah pemuda yang mampu memberikan
inspirasi bagi pembangunan bangsa. Mampu menjadi inspirasi bagi perubahan
serta dalam mengembangkan generasi yang unggul dan berdaya saing. Pemuda
Kegiatan Pembelajaran 11
174
yang berprestasi adalah pemuda yang senantiasa berorientasi pada kejayaan,
keunggulan, dan kegemilangan masa depan. Pemuda yang tidak mudah
menyerah, bertanggung jawab, dan senantiasa melakukan yang terbaik untuk
dirinya, masyarakat, dan bangsanya. Demikianlah pemuda yang mewarisi jiwa dan
semangat sumpah pemuda.
Melalui Sumpah Pemuda dan rangkaian proses yang menghantarkannya serta
peristiwa terwujudnya integritas nasional dengan terbentuknya kemerdekaan
Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat kita simpulkan
bahwa peranan pemuda dan kepemudaan sangat menentukan keberhasilan
perjuangan bangsa Indonsia selama ini.
Walaupun demikian, menarik untuk dicermati pernyataan Sudjoko:"... maka yang
dipersoalkan dewasa ini ialah kelesuan kaum muda yang seharusnya tidak lesu
oleh karena hidupnya sebenamya sudah cukup terjamin". Sifat dan kondisi
kelesuan pemuda tersebut, diungkapkan menjadi sepuluh macam, yaitu: (1) lesu
kerja; (2) senang bermalas; (3) Mengutamakan hiburan; (4) bersemangat
bangsawan; (5) lesu disiplin; (6) loyo otak; (7) mengabaikan mutu; (8) takut mawas
diri; (9) hidup dangkal; (10). segan mengabdi pada sesama. (Rahmad, 2003)
Sepuluh kelesuan dan sifat negatif pemuda yang digambarkan tersebut patut pula
dicermati penyebabnya yaitu bahwa sistem pendidikan dan corak pendidikan yang
selama ini dianut ada kekeliruan atau kekurangannya. Terutama pada segi
pendidikan akhlak untuk pembinaan moral dan mental pemuda yang berakibat
menjadi lesu tersebut antara lain kurangnya pendidikan afektif dan psikomotorik
dan sangat menekankan pada ranah kognitif. Untuk itu, perlu ditata ulang dan
disiapkan kegiatan pendidikan yang mengacu pada pembentukan afeksi yang
berlandaskan moral agama bagi peserta didik dan psikomotorik berupa
keterampilan kerja dan jasa di samping perlunya pendidikan kognisi.
Selain itu sudah waktunya bangsa Indonesia menguatkan kembali komitmen
pemuda sebagaimana disemangatka pada Sumpah Pemuda tahun 1928.
Panggilan kesejarahan bangsa, panggilan nurani, panggilan jiwa-jiwa rakyat yang
kelaparan, dan panggilan kejujuran intelektual pemuda meniscayakan pemuda
Indonesia hari ini semestinya tampil memimpin perubahan.
PPKn SMP KK C
175
Gagasan kembalinya pemuda Indonesia bersatu, menyatakan sikap untuk
melakukan koreksi total terhadap pemerintahan saat ini dengan sebuah gerakan
sosial dan gerakan moral Sumpah Pemuda baru, menjadi sebuah tanggung jawab
moral dan keharusan sejarah menuju Indonesia adi daya di masa depan.
Pemuda Indonesia dari beragam latar belakang bersatu dan bersumpah untuk 1)
Bertanah air satu tanah air Indonesia, 2) Berbangsa satu bangsa Indonesia, 3)
Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia, 4) Berideologi satu ideologi
Pancasila, dan 5) Bertekad mengembalikan konstitusi kepada UUD 1945 teks
yang asli.Naskah Sumpah Pemuda baru mengandung makna melanjutkan
militansi semangat pemuda 1928 dan menyatukan diri untuk Indonesia masa
depan yang maju berdaulat secara politik, secara ekonomi, dan berkepribadian
dalam kebudayaan, dengan menegaskan bahwa ideologi Pancasila adalah
ideologi Indonesia dan UUD NRI Tahun 1945 adalah konstitusi Indonesia, sebagai
modal dasar strategis bangsa. (Mahmud, 2012)
Bangsa Indonesia harus digiring oleh para pemuda supaya berada di jalan UUD
NRI Tahun 1945. Pemuda harus mendobrak praktik politik uang, korupsi, konflik
horizontal, konflik elite, dan pemimpin yang tidak berkualitas. Oleh karena itu,
pemuda siap menjadi pelopor kebangkitan Indonesia. Ketua Umum Gerakan
Pemuda Antikorupsi dan inisiator Sumpah Pemuda baru.
Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Semangat Dan
Komitmen Sumpah Pemuda Bagi Bangsa Indonesia”, maka Anda perlu mengikuti
aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan
kebermaknaan mempelajari materi modul “Semangat Dan Komitmen Sumpah
Kegiatan Pembelajaran 11
176
Pemuda Bagi Bangsa Indonesia”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil
kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi
modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja
keras memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas LK. 11.1 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam
modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.
h. Penyampaian hasil diskusi;
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada
diskusi dan kerja kelompok
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In
a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Semangat Dan
Komitmen Sumpah Pemuda Bagi Bangsa Indonesia”, maka Anda perlu
mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul
“Semangat Dan Komitmen Sumpah Pemuda Bagi Bangsa Indonesia”.
2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
PPKn SMP KK C
177
3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas
dan kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK 11.2 yang ada.
c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Latihan/Kasus/Tugas
Aktivitas: Menguraikan Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda LK. 11.1 Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda Diskusikan bersama Kelompok Anda (4-5) orang teman diklat, tugas berikut:
1. Carilah kasus di berbagai sumber media cetak ataupun media elektronik yang
menggambarkan dan menjelaskan lunturnya semangat dan komitmen pemuda
Indonesia terdahap masa depan bangsa Indonesia.
2. Selanjutnya analisis kasus tersebut dan kemukakan informasi yang dapat
dipetik dan nilai-nilai yang mana yang bisa digunakan sebagai sumber belajar
PPKn?
LK 11.2 Membuat Makalah semangat dan komitmen Sumpah Pemuda Membuat analisis 2-3 halaman di kertas folio tentang perkembangan Semangat
Dan Komitmen Sumpah Pemuda Bagi Bangsa Indonesia dalam pelaksanaan
Kegiatan Pembelajaran 11
178
kehidupan era sekarang.
Jangan lupa untuk mencantumkan identitas Saudara pada makalah
Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Berdasarkan pasal Pasal 7 UU No 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan
dijelaskan pelayanan kepemudaan diarahkan untuk…. A. Menumbuhkan budaya prestasi tanpa ada rasa sportivitas B. Meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam membangun
dirinya saja C. Meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam membangun
kelompoknya D. Menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya prestasi, dan semangat
profesionalitas
2. Sumpah Pemuda berisi tiga sandi persatuan Indonesia yaitu persatuan…. A. Bangsa, tanah air, ras B. Tanah air, bangsa dan bahasa C. Tanah air, bangsa dan suku D. Bangsa, bahasa dan suku
3. Dengan Sumpah Pemuda kita sebagai generasi muda harus berperilaku ….
A. Mendahulukan daerahnya B. Menghormati suku bangsa lain C. Mementingkan daerah D. Bangga terhadap daerahnya
4. Butir-butir dalam Sumpah Pemuda itu tidak hanya semata-mata disusun untuk
menggerakkan pemuda untuk meraih kemerdekaan, namun juga mempertegas jati diri bangsa Indonesia sebagai …. A. Bangsa yang pemberani C. Bangsa yang maju B. Bangsa yang bertanggung jawab D. Sebuah negara
5. Perbuatan yang sesuai dengan perwujudan semangat Sumpah Pemuda adalah… A. Berteman dengan orang yang kita senangi B. Memilih teman yang kita senangi saja C. Saling tolong menolong D. Menjauhi teman yang kekurangan.
PPKn SMP KK C
179
Aktivitas: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis KELAS LK.Pengembangan Soal Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C
Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan seperti pada Saran Penggunaan Modul bagian E.4
3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format
berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda)
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 2
3 b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut Kompetensi Dasar Bahan
Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 VIII Semangat dan komitmen
Sumpah Pemuda PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VIII Semangat dan komitmen
Sumpah Pemuda PG Level Aplikasi
3 VIII Semangat dan komitmen Sumpah Pemuda PG Level
Penalaran
4 VIII Semangat dan komitmen
Sumpah Pemuda Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman
5 VIII Semangat dan komitmen Sumpah Pemuda Uraian Level
Aplikasi
6 VIII Semangat dan komitmen Sumpah Pemuda Uraian Level
Penalaran
1. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ penilaian berbasis kelas
pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini.
2. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs.
3. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal
4. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
Kegiatan Pembelajaran 11
180
KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas : VII
Kompetensi :
Level : Pengetahuan dan Pemahaman
Materi : Noma Bentuk Soal : Pilihan Ganda
BAGIAN SOAL DISINI
Kunci Jawaban :
PPKn SMP KK C
181
Rangkuman
1. Dalam sejarah perjuangan bangsa, Sumpah Pemuda merupakan momentum
historis yang penting dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari mata
rantai perjuangan bangsa. Sumpah Pemuda yang lahir dari Kongres Pemuda
ke-2 merupakan salah satu bagian dari proses konsolidasi kebangsaan menuju
cita-cita Indonesia merdeka.
2. Semangat sumpah pemuda harus ditanamkan kembali ke dalam sanubari
pemuda Indonesia. Sumpah pemuda bagi bangsa Indonesia harus menjadi
sumber semangat dalam membangun bangsa dan Negara. Pemuda Indonesia
harus mewarisi semangat sumpah pemuda yaitu semangat pantang
menyerah, bekerja keras, berkemauan keras, bertanggung jawab, dan
mempunyai cita-cita tinggi.
3. Reaktualisasi jiwa dan semangat sumpah pemuda harus dimaknai sebagai
upaya serius dalam menjaga integritas, karakter bangsa dan semangat
nasionalisme melalui pemuda-pemuda Indonesia di tengah berbagai
persoalan yang melanda bangsa Indonesia, baik yang datang dari dalam
negeri maupun sebagai akibat dari interaksi global.
4. Bangsa Indonesia harus bangkit kembali terhadap komitmen pemuda untuk
sekali lagi menggelorakan semangat sumpah pemuda layaknya tahun 1928.
Panggilan kesejarahan bangsa, panggilan nurani, panggilan jiwa-jiwa rakyat
yang kelaparan, dan panggilan kejujuran intelektual pemuda meniscayakan
pemuda Indonesia hari ini semestinya tampil memimpin perubahan.
Kegiatan Pembelajaran 11
182
Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan
jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai
80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%
ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai
tanggung jawab, komitmen moral)
Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK C
183
Kegiatan Pembelajaran 12 Semangat Kebangsaan dalam Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan NKRI
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan makna
semangat kebangsaan.
2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menguraikan
semangat kebangsaan dalam mempertahankan kemerdekaan NKRI sesuai
dengan fakta
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu menjelaskan makna semangat kebangsaan.
2. Peserta diklat mampu menguraikan semangat kebangsaan dalam
mempertahankan kemerdekaan NKRI sesuai dengan fakta secara benar
Uraian Materi
1. Makna Semangat Kebangsaan Semangat kebangsaan merupakan daya dorong dan motivasi yang berperan kuat
dalam tahap perjuangan mengisi dan mempertahankan kemerdekaan dengan
pembangunan disegala bidang.Untuk menanamkan semangat kebangsaan
kepada bangsa Indonesia diperlukan adanya nasionalisme dan patriotisme.
Nasionalisme adalah perasaan satu keturunan, senasib, sejiwa dengan bangsa
dan tanah airnya. Nasionalisme yang dapat menimbulkan perasaan cinta kepada
tanah air disebut patriotisme.
Nasionalisme dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Nasionalisme dalam arti luas yaitu perasaan cinta / bangga terhadap tanah air
dan bangsanya dengan tidak memandang bangsa lain lebih rendah
Kegiatan Pembelajaran 12
184
derajatnya.
b. Nasionalisme dalam arti sempit yaitu perasaan cinta/bangga terhadap tanah air
dan bangsanya secara berlebihan dengan memandang bangsa lain lebih
rendah derajatnya.
Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang berdasarkan Pancasila yang
selalu menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan. Nasionalisme Indonesia adalah perasaan bangga/cinta terhadap
bangsa dan tanah airnya dengan tidak memandang bangsa lain lebih rendah
derajatnya. Dalam membina nasionalisme harus dihindarkan paham kesukuan
chauvinisme, ekstrimisme, kedaulatan yang sempit. Pembinaan nasionalisme juga
perlu diperhatikan paham kebangsaan yan gmengandung penegrtian persatuan
dan kesatuan Indonesia, artinya persatuan bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia.
Patriotisme berasal dari kata patriot yang berati pecinta/pembela tanah air.
Patriotisme diartikan sebagai semangat/jiwa cinta tanah air yang berupa sikap rela
berkorban untuk kejayaan dan kemakmuran bangsanya. Patriotisme tidak hanya
cinta kepada tanah air saja, tapi juga cinta bangsa dan negara. Kecintaan terhadap
tanah air tidak hanya ditampilkan saat bangsa Indonesia terjajah, tetapi juga
diwujudkan dalam mengisi kemerdekaan.
Ciri-ciri patriotisme :
Cinta tanah air
Rela berkorban untuk kepentingan nusa dan bangsa
Menempatkan persatuan, kesatuan dan keselamatan bansga dan negara di
atas kepentingan pribaadi dan golongan
Bersifat pembaharuan
Tidak kenal menyerah
Bangga sebagai bangsa Indonesia.
Nasionalisme dan patriotisme sangat penting bagi kelestarian kehidupan bangsa
Indonesia. Hal ini mengingat kondisi :
a. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk atau
keanekaragaman dalam suku, ras, golongan, agama, budaya dan wilayah.
PPKn SMP KK C
185
b. Alam Indonesia, dimana kepulauan nusantara terletak pada posisi silang yang
dapat mengandung kerawanan bahaya dari negara lain.
c. Adanya bahaya disintegrasi (perpecahan bangsa) dan gerakan separatisme
(gerakan untuk memisahkan diri dari suatu bangsa), apabila pemerintah tidak
bersikap bijaksana.
Semangat kebangsaan dapat diwujudkan dengan adanya sikap patriotisme dan
nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari. Warga negara yang memiliki
semangat kebangsaan yang tinggi akan memiliki nasionalisme dan patriotisme
yang tinggi pula.
2. Semangat Kebangsaan dalam Mempertahankan Kemerdekaan NKRI Semangat kebangsaan dalam mewujudkan kemerdekaan NKRIbagi bangsa
Indonesia dapat dilihat dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia antara lain :
a. Sebelum Masa Kebangkitan Nasional Perjuangan bangsa Indonesia untuk membela tanah air atau jiwa patriotisme
sebelum kebangkitan nasional, masih bersifat kedaerahan, tergantung pada
pemimpin, belum terorganisir dan tujuan perjuangan belum jelas.
b. Masa Kebangkitan Nasional Perjuangan bangsa Indoensia tidak lagi bersifat kedaerahan, tapi bersifat
nasional. Perjuangan dilakukan dengan cara organisasi modern, dimana sejak
berdirinya Budi Utomo (1908) merupakan titik awal kesadaran nasionalisme.
Masa ini disebut angkatan perintis, sebab disamping merintis kesadaran
nasional juga merintis berdirinya organisasi.
c. Masa sumpah pemuda
Sumpah pemuda (1928) merupakan tonggak sejarah bagi perjuangan bangsa
Indonesia. Yang jelas dan tegas dalam menuntut kemerdekaan bagi bngsa
Indonesia. Sumpah pemuda mengandung nilai yang sangat tinggi yaitu nilai
persatuan dan kesatuan yan gmerupakan modal perjuangan untuk mencapai
kemerdekaan. Masa ini d sebut angkatan penegas, sebab angkatan inilah
yang menegaskan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam
berjuang mencapai kemerdekaan.
Kegiatan Pembelajaran 12
186
d. Masa proklamasi kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaan merupakan titik kulminasi (puncak) perjuangan
bangsa Indoensia, juga merupakan wujud perjuangan yan gberdasarkan
persatuan Indonesia. Oleh karena itu, semangat kebangsaan, semangat
persatuan dan kesatuan bangsa yang mengantarkan Indoensis mencapai
tonggak sejarah yang paling fundamental harus kita jaga dan kita pertahankan.
Proklamasi kemerdekaan merupakan jembatan emas yan gakan
mengantarkan bangsa Indoensia menuju cita-cita nasional yaitu masyarakat
yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.
Semangat kebangsaan dalam mempertahankan kemerdekaan NKRI bagi bangsa
Indonesia dapat dilihat dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia antara lain
adalah:
a. Perjuangan Fisik Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatua Republik Indonesia setelah
diproklamasikan tanggal 17 Agustus1945 adalah kedatangan Belanda ke
Indonesia. Belanda sebagai salah satu anggota Sekutu yang memenangkan
Perang Dunia II, menyatakan berhak atas Indonesia karena sebelumnya
mereka menjajah Indonesia. Mereka dating dengan membentuk Netherlands-
Indies Civil Administration (NICA) dengan menumpang dalam Allied Forces
Netherland East Indies (AFNEI).
1) Pertempuran SurabayaTanggal 10 November1945 Terjadinya pertempuran di Surabaya diawali dengan kedatangan atau
mendaratnya brigade 29 dari divisi India ke 23 dibawah pimpinan Brigadir
Mallaby pada tanggal 25 oktober 1945. Namun kedatangannya tersebut
mengakibatkan terjadinya kerusuhan dengan pemuda karena adanya
penyelewengan kepercayaan oleh pihak Sekutu.Pada tanggal 27 Oktober
1945 pemuda surabaya berhasil memporak-porandakan kekuatan Sekutu.
Bahkan, hampir menghancurkannya, kemudian untuk menyelesaikan
insiden tersebut diadakan perundingan. Namun, pada saat perundingan,
terjadi insiden Jembatan Merah pada insiden tersebut Brigadir Mallaby
tewas.
PPKn SMP KK C
187
Tanggal 9 November 1945 tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum yang
isinya agar para pemilik senjata menyerahkan senjata kepada Sekutu
sampai tanggal 10 November jam 06.00. Ultimatum itu tidak dihiraukan
oleh rakyat Surabaya.Akibatnya, pecahlah perang di Surabaya pada
tanggal 10 november 1945, pemuda Surabaya melakukan perlawanan
dengan menyusun organisasi yang teratur di bawah komando Sungkono.
Bung Tomo melalui Radio pemberontakan mengobarkan semangat
perlawanan Pemuda Surabaya agar pantang menyerah kepada penjajah,
misalnya slogan Revolusi ”merdeka atau mati”. Pertempuran ini
merupakan pertempuran yang paling dahsyat yang menelan korban
15.000 orang,peristiwa 10 November ini diperingati sebagai Hari Pahlawan
oleh seluruh bangsa Indonesia.
2) Perlawanan terhadapAgresi Militer Belanda
Belanda selalu berusaha menguasai Indonesia dengan berbagai cara.
Berbagai perundingan yang dilakukan sering kali dilanggar dengan
berbagai alasan. Untuk menguasai seluruh wilayah Indonesia, Belanda
melancarkan agresi militer sebanyak dua kali.AgresiMiliter I dilaksanakan
pada tanggal 21 Juli 1947, dengan menguasai daerah- daerah yang
dikuasai oleh Republik Indonesia di Sumatera, Jawa Barat, JawaTengah
dan Jawa Timur. Indonesia mengadukan AgresiMiliter ini ke masyarakat
Internasional dan akhirnya atas tekanan resolusi PBB tercapailah gencatan
senjata.
Agresi militer II dilakukan kembali pada 19 Desember 1948 yang diawali
dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibukota Indonesia saat itu,serta
penangkapan Soekarno,Mohammad Hatta,Sjahrir dan beberapa tokoh
lainnya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dibentuknya
Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatera yang dipimpin oleh
Sjafruddin Prawiranegara.Setelah Yogyakarta dikuasai Belanda,bangsa
Indonesia mengubah strategi perlawanannya dengan cara perang gerilya.
Salah satu hasil perang gerilya adalah serangan umum tanggal 1
Maret1949, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Suharto. Serangan ini
Kegiatan Pembelajaran 12
188
memberi dampak bagi dunia internasional tentang keberadaan NKRI.
3) Perang Gerilya
Salah satu contoh perang gerilya dipimpin oleh Jenderal Sudirman. Beliau
bergerilya dari luar kota Yogyakarta selama delapan bulan menempuh
perjalanan kurang lebih sepanjang 1000 km di daerah Jawa
TengahdanJawa Timur. TidakjarangPanglima Sudirman harus ditandu
atau digendong karena dalam keadaan sakit keras. Setelah berpindah-
pindah dari beberapa desa rombongan Sudirman kembalike Yogyakarta
pada tanggal 10 Juli 1949.Kolonel A.H.Nasution, selaku PanglimaTentara
danTeritorium Jawa menyusun rencana pertahanan rakyat Totaliter yang
kemudian dikenal sebagai Perintah Siasat No 1 Salah satu pokok isinya
ialah: Tugas pasukan-pasukan yang berasal dari daerah-daerah federal
adalah ber-wingate (menyusup ke belakang garis musuh) dan membentuk
kantong-kantong gerilya sehingga seluruh Pulau Jawa akan menjadi
medan gerilya yang luas.Salah satu pasukan yang harus melakukan
wingate adalah pasukan Siliwangi. Pada tanggal 19 Desember 1948
bergeraklah pasukan Siliwangi dari Jawa Tengah menuju daerah-daerah
kantong yang telah ditetapkan di Jawa Barat. Perjalanan ini dikenal dengan
nama Long March Siliwangi.
b. Perjuangan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia Melalui Jalur Diplomasi Perjuangan melalui jalur diplomasi ini dilakukan melalui berbagai perundingan
terutama dengan Belanda. Tujuannya satu yakni agar Belanda mengakui
kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara yang merdeka dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan negara lainnya yang sudah terlebih dahulu
merdeka. Berikut ini beberapa perundingan yang dilakukan oleh Indonesia
dengan Belanda pada masa revolusi kemerdekaan.
1) Perjanjian Linggarjati Perjanjian atau Perundingan Linggarjati adalah suatu perundingan antara
Indonesia dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat pada Tanggal 10-15
November 1946. Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir, Belanda diwakili
PPKn SMP KK C
189
oleh tim yang disebut Komisi Jenderal dan dipimpin oleh Wim
Schermerhorn dengan anggota H.J. van Mook. Perundingan ini
ditandatangani di Istana Merdeka Jakarta pada 15 November 1946 dan
ditandatangani secara sah oleh kedua negara pada 25 Maret 1947.
Hasil perundingan terdiri dari 17 pasal yang antara lain berisi hal-hal
berikut.
Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik
Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura.
Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1
Januari 1949.
Pihak Belanda dan Indonesia sepakat membentuk Negara Republik
Indonesia Serikat (RIS).
Dalam bentuk RIS Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth
(Persemakmuran) Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri Belanda
sebagai kepala uni.
2) Perjanjian Renville Perjanjian Renville dilaksanakan di atas kapal yang bernama Renville milik
Amerika Serikat, antara pemerintah Indonesia dengan pihak Belanda, dan
Komisi TigaNegara (Amerika Serikat, Belgia dan Australia) sebagai
perantaranya. Delegasi Indonesia diketuai oleh Perdana Menteri Amir
Syarifuddin dan pihak Belanda menempatkan seorang Indonesia yang
bernama Abdulkadir Wijoyoatmojo sebagai ketua delegasinya.
Penempatan Abdulkadir Wijoyoatmojo ini merupakan siasat pihak Belanda
dengan menyatakan bahwa pertikaian yang terjadi antara Indonesia
dengan Belanda merupakan masalah dalam negeri Indonesia dan bukan
menjadi masalah intemasional yang perlu adanya campur tangan negara
lain.
Isi Perjanjian Renville itu adalah sebagai berikut.
Belanda tetap berdaulat sampai terbentuknya Republik Indonesia
Serikat (RIS).
Republik Indonesia sejajar kedudukannya dalam Uni Indonesia
Belanda.
Kegiatan Pembelajaran 12
190
Sebelum Republik Indonesia Serikat terbentuk, Belanda dapat
menyerahkan kekuasaannya kepada pemerintah federal sementara
Republik Indonesia menjadi negara bagian dari Republik Indonesia
Serikat.
Antara enam bulan sampai satu tahun akan diselenggarakan pemilihan
umum untuk membentuk Konstituante RIS.
Tentara Indonesia di daerah pendudukan Belanda (daerah
kantong) harus dipindahkan ke daerah Republik Indonesia
3) Perundingan Roem-Royen
Dilaksanakan pada tanggal4 April 1949 di Jakarta antara Belanda (ketuai
delegasi J.H van Royen) dengan Indonesia (delegasi dipimpin oleh
Mohammad Roem). Perjanian dipimpin oleh Merle Cochran, anggota
komisi Amerika serikat.
Dalam perundingan Roem-Royen, pihak Republik Indonesia tetap
berpendirian bahwa pengembalian pemerintahan Republik Indonesia ke
Yogyakarta merupakan kunci pembuka untuk perundingan selanjutnya.
Sebaliknya, pihak Belanda menuntut penghentian perang gerilya oleh
Republik Indonesia.Akhirnya,pada tanggal 7Mei 1949 berhasil dicapai
persetujuan antara pihak Belanda dengan pihak Indonesia. Kemudian
disepakati kesanggupan kedua belah pihak untuk melaksanakan Resolusi
Dewan Keamanan PBB tertanggal 28 Januari 1949 dan persetujuan
pada tanggal 23 Maret 1949. Pernyataan pemerintah Republik Indonesia
dibacakan oleh Ketua Delegasi Indonesia Mr. Mohammad Roem yang
berisi antara lain sebagai berikut.
Pemerintah Republik Indonesia akan mengeluarkan perintah
penghentian perang gerilya.
Kedua belah pihak bekerja sama dalam hal mengembalikan
perdamaian dan menjaga keamanan serta ketertiban.
Belanda turut serta dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang
bertujuan mempercepat penyerahan kedaulatan lengkap dan tidak
bersyarat kepada negara Republik Indonesia Serikat.
PPKn SMP KK C
191
Pernyataan Delegasi Belanda dibacakan oleh J.H. van Royen, yang berisi
antara lain sebagai berikut.
Pemerintah Belanda menyetujui bahwa pemerintah Republik
Indonesiaharus bebas dan leluasa melakukan kewajiban dalam satu
daerah yang meliputi KaresidenanYogyakarta
Pemerintah Belanda membebaskan secara tidak bersyarat para
pemimpin Republik Indonesia dan tahanan politik yang ditawan sejak
tanggal 19 Desember 1948.
Pemerintah Belanda menyetujui bahwa Republik Indonesia akan
menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS).
Konferensi Meja Bundar (KMB) akan diadakan secepatnya di Den
Haag sesudah pemerintah Republik Indonesia kembali ke
Yogyakarta.Setelah tercapainya Perundingan Roem-Royen, pada
tanggal 1 Juli 1949 pemerintah Republik Indonesia secara resmi
kembali ke Yogyakarta.
4) Konferensi Meja Bundar Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlangsung di Den Haag pada
tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949 berhasil mengakhiri
konfrontasi fisik antara Indonesia dengan Belanda.Hasil konferensi
tersebut yang paling utama adalah ”pengakuan dan penyerahan”
kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah Indonesia yang
disepakati akan disusun dalam struktur ketatanegaraan yang berbentuk
negara federal, yaitu negara Republik Indonesia Serikat.
Di samping itu, terdapat empat hal penting lainnya yang menjadi isi
kesepakatan dalam KMB. Pertama, pembentukan Uni Belanda-Republik
Indonesia Serikat yang dipimpin oleh Ratu Belanda secara simbolis;
Kedua,Soekarno dan Moh. Hatta akan menjabat sebagai presiden dan
wakil presiden Republik Indonesia Serikat untuk periode 1949-1950,
dengan Moh. Hatta merangkap sebagai perdana menteri; Ketiga, Irian
Barat masih dikuasasi Belanda dan tidak dimasukkan ke dalam Republik
Indonesia Serikat sampai dilakukan perundingan lebih lanjut; Keempat,
Pemerintah Indonesia harus menanggung hutang negeri Hindia Belanda
Kegiatan Pembelajaran 12
192
sebesar 4,3 miliar gulden.
3. Semangat Kebangsaan dalam Mengisi Kemerdekaan NKRI Pada saat ini semangat kebangsaan dalam mengisi kemerdekaan NKRI tidak
ditampilkan melalui perang fisik,akan tetapi semangat kebangsaan dilakukan
dalam upaya untuk mempertahankan jati diri bangsa dalam era persaingan dan
kompetisi yang semakin mengglobal sehingga Indonesia dapat terus eksis sebagai
negara yang beradab. Salah satu hal yang mesti kita laksanakan pada saat ini
adalah berjuang mengeluarkan bangsa dan negara kita dari belenggu kebodohan,
kemiskinan dan keterbelakangan.
Nilai-nilai patriotisme dapat kita tampilkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari,
baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, maupun bangsa dan negara.
Berikut ini contoh perilaku yang menampilkan nilai-nilai patriotisme.
a. Dalam kehidupan keluarga, dapat dilakukan melalui kegiatan:
1) menonton film-filmperjuangan yang diputar di televisi,
2) membaca buku-buku yang bertemakan perjuangan,
3) mengibarkan bendera merah putih di depan rumah pada hari-hari besar
nasional dengan baik dan benar.
b. Dalam kehidupan sekolah, dapat dilakukan melalui kegiatan:
1) melaksanakan upacara di lingkungan sekolah secara khidmat,
2) menghayati dan memahami makna lagu-lagu perjuangan,
3) mengaitkan setiap materi pembelajaran dengan nilai-nilai kepahlawanan.
c. Dalam kehidupan bermasyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan:
1) melaksanakan upacara hari-hari besar nasional seperti hari
Kemerdekaan, Kebangkitan Nasional,hari Pahlawan dan sebagainya,
2) mengamalkan sikap kesetiakawanan nasional di lingkungan sekitar,
3) memelihara kerukunan dengan sesama warga masyarakat.
d. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,kita dapat mewujudkan nilai-nilai
patriotisme dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial- budaya dan
hankam.
PPKn SMP KK C
193
Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Semangat kebangsaan
dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI”, maka Anda perlu
mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan
kebermaknaan mempelajari materi modul “Semangat kebangsaan dalam
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil
kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi
modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja
keras memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas LK. 12.1 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam
modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.
h. Penyampaian hasil diskusi;
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada
diskusi dan kerja kelompok
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran 12
194
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In
a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Semangat
kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI”,
maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul
“Semangat kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan NKRI”.
2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas
dan kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK 12.2 yang ada.
c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
PPKn SMP KK C
195
Latihan/Kasus/Tugas
Aktivitas : Menguraikan semangat kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI LK. 12.1 Semangat Kebangsaan dalam Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan NKRI
Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A, B, C dst. sebagai berikut.
Diskusikan bersama kelompok anda beberapa persoalan berikut :
1. Masing-masing anggota kelompok diklat membahas 1 materi pembahasan:
a. Anggota kelompok 1 membahas makna semangat kebangsaan
b. Anggota kelompok 2 membahas semangat kebangsaan mewujudkan
kemerdekaan
c. Anggota kelompok 3 membahas semangat kebangsaan para pahlawan
dalam mempertahankan kemerdekaan dengan perjuangan fisik.
d. Anggota kelompok 4 membahas semangat kebangsaan para pahlawan
dalam mempertahankan kemerdekaan dengan perjuangan diplomasi
2. Masing-masing anggota harus menjelaskan kepada anggota kelompok lain
tentang materi yang dipelajari atau di bahas.
3. Setelah menjelaskan masing-masing anggota kelompok membuat pertanyaan
yang diberikan kepada pemateri.
4. Masing-masing pemateri menjawab ketiga pertanyaan yang didapatkan, setelah
dicari jawabannya, masing-masing membacakan jawaban.
5. Penanya harus memberikan komentar dari jawaban tersebut.
6. Kelompok harus menghasilkan kesimpulan serta rekomendasi diskusi yang
telah dilakukan.
LK.12.2 Identifikasi Semangat kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI pada era sekarang
Prosedur kerja : 1. Bacalah bacaan modul kegiatan pembelajaran 12
2. Uraikan Semangat kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan NKRI saat ini yang saudara rasakan
3. Kerjakan pada kertas folio dan jangan lupa beri identitas saudara.
Kegiatan Pembelajaran 12
196
Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Pada 1946, secara sepihak Belanda kembali masuk ke Indonesia dengan
mengatasnamakan sebagai penguasa yang sah karena berhasil mengalahkan Jepang. Menghadapi situasi semacam ini, menggeloralah semangat revolusi kemerdekaan. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan tersebut harus melewati beberapa episode penting, salah satunya perjuangan fisik. Dibawah ini yang menunjukkan perjuangan fisik dalam mempertahankan kemerdekaan NKRI ditunjukkan pada nomor ....
1) Pertempuran Surabaya 10 November 1945 2) Perjanjian Renville 3) Perang Gerilya 4) Perlawanan agresi militer Belanda 5) Perjanjian Linggarjati
A. 1,2, dan 3 C. 1,3 dan 4 B. 1,2 dan 4 D. 1,3 dan 5
2. Perundingan Linggarjati adalah suatu perundingan antara Indonesia dan
Belanda di Linggarjati, Jawa Barat pada Tanggal 10-15 November 1946. Dibawah ini yang bukan merupakan hasil perjanjian Linggarjati adalah .... A. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu
Jawa, Sumatera dan Madura B. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu
Jawa dan Sumatera C. Pihak Belanda dan Indonesia sepakat membentuk negara Republik
Indonesia Serikat (RIS) D. Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari
1949
3. Perjanjian Renville diambil dari nama sebutan kapal perang milik Amerika Serikat yang dipakai sebagai tempat perundingan antara pemerintah Indonesia dengan pihak Belanda, dan Komisi Tiga Negara (KTN) sebagai perantaranya. Dalam perundingan itu, delegasi Indonesia diketuai oleh Perdana Menteri .... A. Amir Syarifuddin C. Sjafruddin Prawiranegara B. Hatta D. Natsir
4. Pengembalian Yogyakarta sebagai ibukota RI dan pembebasan Soekarno-
Hatta sebagai hasil dari perundingan..... A. Roem-Royen C. KTN B. Linggarjati D. Renville
5. Dibawah ini yang bukan merupakan contoh perilaku patriotisme dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan sekolah yang menunjukkan sikap patriotisme adalah .... A. Melaksanakan upacara di lingkungan sekolah secara khidmat B. Menghayati dan memahami makna lagu-lagu perjuangan C. Mengibarkan bendera merah putih di depan rumah pada hari-hari besar
nasional dengan baik dan benar D. Mengaitkan setiap materi pembelajaran dengan nilai-nilai kepahlawanan
PPKn SMP KK C
197
Aktivitas: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas
LK. Pengembangan Soal Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul C
Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran 16 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
seperti pada Saran Penggunaan Modul bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format
berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda)
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006
Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 VII Semangat kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VII Semangat kebangsaan
dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI
PG Level Aplikasi
3 VII Semangat kebangsaan
dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI
PG Level Penalaran
4 VII Semangat kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI
Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman
5 VII Semangat kebangsaan
dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI
Uraian Level Aplikasi
6 VII Semangat kebangsaan
dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI
Uraian Level Penalaran
b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut Kompetensi Dasar Bahan
Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 IX Semangat kebangsaan dalam
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 IX Semangat kebangsaan dalam
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI
PG Level Aplikasi
3 IX Semangat kebangsaan dalam
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI
PG Level Penalaran
4 IX Semangat kebangsaan dalam
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI
Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman
5 IX Semangat kebangsaan dalam
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI
Uraian Level Aplikasi
6 IX Semangat kebangsaan dalam
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI
Uraian Level Penalaran
Kegiatan Pembelajaran 12
198
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN/ penilaian berbasis kelas pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini.
5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Lembaga-lembaga Peradilan Bentuk Soal : Pilihan Ganda
BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :
Rangkuman
1. Perwujudan semangat kebangsaan dan patriotisme yang berupa sikaprela
berkorban untuk kepentingan tanah air, bangsa dan negara sebagai tempat
hidup dan kehidupan dengan segala apa yangdimiliki, akan memperkuat
pertahanan dan keamanan nasional, proklamasi kemerdekan yang dicita-
citakan telah terwujud, berkas perjuangan dan pengorbanan para pahlawan.
2. Semangat kebangsaan dalam mempertahankan NKRI dilakukan secara fisik
(pertempuran 10 Nopember 1945, Perlawanan agresi militer Belanda dan
Perang Gerilya) dan jalur diplomasi ( perjanjian Linggarjati, Renville, Roem-
Royen dan Konferensi Meja Bundar)
PPKn SMP KK C
199
Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan
jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai
80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%
ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai
tanggung jawab, komitmen moral)
Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK C
203
Kegiatan Pembelajaran 13 Prosedur Penerapan Pendekatan Saintifik
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta
diklat mampu memilih pasangan KI dan KD dalam penerapan pendekatan
saintifik dengan benar.
2. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta
diklat mampu menyusun indikator pencapaian kompetensi dengan benar.
3. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta
diklat mampu memilih materi pembeljaran dengan tepat.
4. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta
diklat mampu mengisi langkah-lngkah pendekatan saintifik dengan benar.
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu memilih pasangan KI dan KD dalam penerapan
pendekatan saintifik dengan benar.
2. Peserta diklat mampu menyusun indikator pencapaian kompetensi dengan
benar.
3. Peserta diklat mampu memilih materi pembeljaran dengan tepat.
4. Peserta diklat mampu mengisi langkah-lngkah pendekatan saintifik dengan
benar.
Uraian Materi
1. Memilih Pasangan KI dan KD Untuk memiliki KI dan KD, lakukan analisis melalui diskusi kelompok.
Tujuan Kegiatan:
Melalui diskusi kelompok peserta mampu menjabarkan KI dan KD ke dalam
indikator pencapaian kompetensi dan materi pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran 13
204
Langkah Kegiatan: a. Pelajari hand out dan contoh penjabaran KI dan KD ke dalam IPK dan materi
pembelajaran.
b. Siapkan dokumen kurikulum KI – KD dan silabus.
c. Isilah lembar kerja yang tersedia dengan KI dan KD yang bapak/ibu pilih.
d. Rumuskan indikator pencapaian kompetensi ( IPK) hasil penjabaran KD
tersebut, cantumkan pada kolom yang tersedia.
e. Tentukan materi/topik pembelajaran yang sesuai dengan KD dan rumusan
indikator.
f. Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda.
g. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain.
Tabel 15. Format Analisis Keterkaitan KI dan KD dengan IPK dan Materi Pembelajaran
Mata Pelajaran Kelas Semester
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Materi Pembelajaran
Topik/Subtopik
2. Menetapkan Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
a. tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan
dalam KD;
b. karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
c. potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
PPKn SMP KK C
205
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan
indikator, yaitu:
a. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator yang terdapat
dalam RPP.
b. Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal
yang di kenal sebagai indikator soal.
Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi yang tercantu dalam
KD.Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja
operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu
tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.
Kata kerja operasional pada indikator pencapaian kompetensi aspek pengetahuan
dapat mengacu pada ranah kognitif taksonomi Bloom, aspek sikap dapat
mengacu pada ranah afektif taksonomi Bloom, aspek keterampilan dapat
mengacu pada ranah psikomotor taksonomi Bloom seperti pada tabel berikut.
Perumusan indikator pada Kurikulum 2013 Indikator untuk KD yang diturunkan
dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai
dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada
KI-3 dan KI-4.
Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk
perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur.
Tabel 16. Contoh Analisis Keterkaitan KI dan KD dengan IPK dan Materi Pembelajaran.
D. Kompetensi Inti
E. Kompetensi Dasar
F. Indikator Pencapaian Komptensi
G. Materi Pembelajaran
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
1.1 Menghayati perilaku beriman dan bertaqwa kepada TuhanYME dan berakhlak mulia dalam kehidupan di lingkungan pergaulan antarbangsa
.1.1.1 Mensyukuri keberadaan aturan hukum yang berlaku untuk menjamin perwujudan keadilan dan kedamaian sebagai insan yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Kegiatan Pembelajaran 13
206
D. Kompetensi Inti
E. Kompetensi Dasar
F. Indikator Pencapaian Komptensi
G. Materi Pembelajaran
Esa. 2. Menghargai
dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
2.3 Menghargai hukum yang berlaku dalam masyarakat sebagai wahana perwujudan keadilan dan kedamaian
2.3.1 Menghargai terhadap keberadaan aturan hukum yang berlaku dalam masyarakat sebagai wahana perwujudan keadilan dan kedamaian.
2.3.2 Menunjukkan perilaku santun dalam berkendaraan bermotor di jalan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
3.3 Memahami aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
3.3.1 Menjelaskan pengertin aturan hukum
3.3.2.Mengidentifikasi macam-macam aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
3.3.3. Menjelaskan arti pentingnya aturah hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
3.3.4 Menunjukkan contoh perilaku ketidakpatuhan masyarakat terhadap aturan hukum yang berlaku.
3.3.5. Menampilkan perilaku disiplin terhadap aturan hukum yang
3.3.1 Pengertin aturan hukum
3.3.2. Macam-macam aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
3.3.3. Arti pentingnya aturah hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
3.3.4 Contoh perilaku ketidakpatuhan masyarakat terhadap aturan hukum yang berlaku.
3.3.5. Tampilan perilaku disiplin terhadap aturan hukum yang berlaku di
PPKn SMP KK C
207
D. Kompetensi Inti
E. Kompetensi Dasar
F. Indikator Pencapaian Komptensi
G. Materi Pembelajaran
berlaku di lingkungan sekolah, masyarakat.
3.3.6. Menunjukkan contoh akibat ketidakpatuhan warga masyarakat terhadap aturan hukum yang berlaku.
lingkungan sekolah, masyarakat.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
4.3 Menyaji hasil telaah tentang aturan hukumyang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
4.3.1. Merancang sistematikan laporan hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
4.3.2. Merancang bahan tayang hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
4.3.1. Sistematika laporan hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
4.3.2 Bahan tayangan hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
3. Memilih Materi Pembelajaran Materi pembelajaran dikembankan dari Kompetensi Dasar Pengetahuan (KD-3),
sehingga untuk menemukan materi pembelajaran dari KD-3 harus membaca buku
panduan guru dan buku siswa. Untuk memudahkan memilih materi, dibuat “peta
materi “, artinya dari materi pokok yang terdapat dalam kompetensi dasar
pengetahuan, dijabarkan ke materi-materi esensial. Dalam pencapaian kopetensi
Kegiatan Pembelajaran 13
208
spiritual, sikap dan ketrampilan tetap mengacu kepada kompetensi pengetahuan.
Dari contoh di atas, dapat ditemukan sejulah materi esensial artinya materi pokok
yang mendukung materi pembelajaran yan dikandung dalam kompetensi dasar
pengetahuan, yaitu (1) Pengertian aturan hokum, (2) Macam-macam aturan
hokum, (3) Arti pentingnya aturan hokum dalam kehidupan bermaayrakat dan
bernegara, (5) Sifat aturan hokum, (6) akibat pelanggaran aturan hokum,dsb.
4. Mengisi Langkah-Langkah Penerapan Pendekatan Saintifik. Kurikulum 2013 menggunakan standar proses dengan pendekatan saintifik atau
pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan
beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual (contextual teaching and
learing), pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dengan beberapa
model/tipe pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya, misalnya
discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry
learningdan model-model pembelajaran yang lain. Kegiatan pembelajaran dapat
menggunakan pendekatan saintifik denga model-model pembelajaran yang ada
yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik
(Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016).
Menurut McCollum (2009) komponen-komponen penting dalam mengajar
menggunakan pendekatan saintifikdiantaranya adalah guru harus menyajikan
pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of
wonder),meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation),
melakukan analisis (Push for analysis) dan berkomunikasi (Require
communication).
PPKn SMP KK C
209
a. Meningkatkan rasa keingintahuan Semua pengetahuan dan pemahaman dimulai dari rasa ingin tahu dari
peserta didik tentang ’siapa, apa, dan dimana‘ atau “who, what dan where”
dari apa yang ada di sekitar peserta didik. Pada kurikulum 2013, peserta
didik dilatih rasa keingintahuannya sampai ’mengapa dan bagaimana’atau
“why”and “how”. Untuk meningkatkan rasa keingintahuan, bisa dilakukan
dengan kegiatan tanya jawab, memberikan suatu masalah, fakta-fakta atau
kejadian alam yang ada di sekitar peserta didik.
b. Mengamati Motode yang paling dominan adalah observasi. Dengan observasi peserta
didik dapat menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang
dianalisis dengan materi pembelajaran yang disajikan oleh guru (Sudarwan,
2013). Menurut Nuryani, 1995 mengamati merupakan kegiatan
mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan alat inderanya secara teliti,
menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan,
menggunakan alat atau bahan sebagai alat untuk mengamati objek dalam
rangka pengumpulan data atau informasi. Pengamatan yang dilakukan hanya
menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan
yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut pengamatan
kuantitatif. Untuk meningkatkan keterampilan mengamati, maka didalam
pembelajaran sebaiknya dimunculkan kegiatan yang memungkinkan siswa
mengunakan berbagai panca indranya untuk mencatat hasil pengamatan.
c. Menganalisis Analisis dapat berupa analisis kuantitatif dan kualitatif. Peserta didik perlu
dilatih dan dibiasakan melakukan analisas data yang sesuai dengan tingkat
kemampuannya, misalnya data pengamatan yang diperoleh sendiri. Berikan
kesempatan kepada peserta didik untuk meninjau kembali hasil pengamatan
dan mereka dilatih membuat pola-pola atau grafik dari data yang
diperolehnya. Latih peserta untuk melakukan klasifikasi, menghubungkan
dan menghitung.
d. Mengomunikasikan Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan untuk
mengkomunikasikan hal-hal yang peserta didik telah pelajari baik secara lisan
maupun tulisan atau menggunakan media seperti laporan praktikum, carta
Kegiatan Pembelajaran 13
210
atau poster.
Tabel 17. Perancangan Penerapan Prosedur Pendekatan Saintifik
Kompetensi Dasar :
Indikator Pencapaian Kompetensi :
Topik /Tema :
Sub Topik/Tema :
Alokasi Waktu :
Tahapan Pembelajaran Kegiatan Mengamati
Menanya
Mengumpulkan informasi
Mengasosiasikan
Mengkomunikasikan
Aktivitas Pembelajaran
Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Prosedur penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Tabel 18. Aktivitas Pembelajaran 13 (Tatap Muka Penuh)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan
a. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran;
b. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat.
c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi tentang Prosedur Penerapan Pendekatan Saintifik
Kegiatan Inti
Membagi peserta diklat ke dalam beberapa pasangan belajar ( sesuai model Think Paire and Share) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : d. Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan
dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang Prosedur
PPKn SMP KK C
211
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Penerapan Pendekatan Saintifik dengan menggunakan contoh yang kontekstual..
e. Kelas dibagi kelompok-kelompok pasangan( pasangan A, pasangan B, pasangan C, …….s/d kelompok )
f. Instruktur memberi tugas sesuai LK 13.1 merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan prosedur penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP.
g. Bila sudah merumuskan sejumlah pertanyaan, tiap pasangan mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet.
h. Berdasarkan kelompok pasangan yang sudah dibentuk: setiap kelompok pasangan melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditentukan instruktur.
i. Bila sudah selesai, tiap pasangan kelompok belajar memilih kelompok paangan belajar lain, sehingga terbentuk kelompok kecil terdiri atas 4 orang.
j. Instruktur meminta agar tiap kelompok kecil berbagai pendapat terhadap hasil pemecahan masalah terkait dengan prosedur penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP.
k. Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. l. Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok . Kegiatan Penutup
m. Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran
n. melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. o. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. p. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In
a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Prosedur
penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP”, maka
Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Prosedur
penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Kegiatan Pembelajaran 13
212
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras(Mandiri) memahami terhadap materi modul
e. Berdiskusi bersama yang telah disediakan (LK.13.1)
b. Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK 13.2 yang ada.
LK pada kegiatan ON Membuat model penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
PPKn SMP di kelas 7 sesuai dengan Permendikbud no 24 tahun 2016
c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Latihan/Kasus/Tugas
Aktivitas : Menguraikan Prosedur Penerapan Pendekatan Saintifk LK.13.1 Prosedur penerapan pendekatan saintifik 1. Jelaskan prosedur penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn!
2. Buatlah suatu model penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
PPKn SMP.
PPKn SMP KK C
213
LK.13.2 Membuat Model Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn Membuat model penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP
di kelas 7 pilih salah satu materi yang disesuaikan dengan Permendikbud no 24
tahun 2016
Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Pernyataan :
1) Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan
dalam KD;
2) Gaya belajar peserta didik
3) Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
4) Sarana prasana sekolah
5) Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan hal-hal di atas yang
ditunjukkan pada nomor ….
A. 1,2 dan 3 C. 1, 3 dan 4
B. 1,2 dan 4 D. 1, 3 dan 5
2. Guru PPKn memberikan contoh-contoh yang dikenal peserta didiknya untuk
memperjelas konsep yang dibelajarkan. Kegiatan ini menggambarkan pelaksanaan
pendekatan …. A. Kontesktual C. Cara belajar siswa aktif
B. Ketrampilan proses D. Kooperatif
3. Guru menayangkan video pelanggaran berlalu lintas dan video kecelakaan
berlalu lintas dan peserta didik diminta untuk mencermati baik-baik, hal ini
merupakan penerapan saintifik pada tahap ….
A. Mengamati C. Menanya
B. Mengkomunikasikan D. Menganalisis
4. Dibawah ini yang bukan merupakan model pembelajaran saintifik adalah .... A. Problem based learning C. Discovery learning
B. Project based learning D. Teacher center
Kegiatan Pembelajaran 13
214
5. Kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan alat inderanya secara
teliti, menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan,
menggunakan alat atau bahan sebagai alat untuk mengamati objek dalam
rangka pengumpulan data atau informasi hal ini merupakan penerapan saintifik
pada tahap ….
A. Mengamati C. Menanya
B. Mengkomunikasikan D. Menganalisis
Rangkuman
Prosedur penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP
meliputi
1. Analisis KI da KD yang relevan
2. Menentukan intikator pencapaian kompetensi
3. Menetapkan materi pembelajaran
4. Mengisi format perancangan penerapan pendekatan saintifik.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan
jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai
80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%
ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai
tanggung jawab, komitmen moral)
Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK C
215
Kegiatan Pembelajaran 14 Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta
diklat mampu menyusun langkah-angkah penrapan model pembelajaran PjBL
dengan benar.
2. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta
diklat mampu menyusun langkah-langkah penerapan model pembelajaran
PBL dengan benar.
3. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta
diklat mampu menyusun langkah-langkah penerapan model pembelajaran DL
dengan tepat.
4. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta
diklat mampu menyusun langkah-langkah penerapan model pembelajaran
kooperatif yang berbasis saintifik dengan benar.
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu menyusun langkah-angkah penrapan model
pembelajaran PjBL dengan benar.
2. Peserta diklat mampu menyusun langkah-langkah penerapan model
pembelajaran PBL dengan benar.
3. Peserta diklat mampu menyusun langkah-langkah penerapan model
pembelajaran DL dengan tepat.
4. Peserta diklat mampu menyusun langkah-langkah penerapan model
pembelajaran kooperatif yang berbasis saintifik dengan benar.
Kegiatan Pembelajaran 14
216
Uraian Materi
1. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran PjBL Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
Langkah-langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut.
Gambar 9. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
Penjelasan: Langkah 1: Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang
dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.
Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan
sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha agar topik yang diangkat
relevan untuk para peserta didik.
Langkah 2: Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project) Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik.
Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas
proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas
yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan
bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
Langkah 3: Menyusun Jadwal (Create a Schedule) Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat
timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) menetapkan batas penyelesaian
proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4)
membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat
penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
1 PENENTUAN PERTANYAAN
MENDASAR
2MENYUSUN PERECANAAN
PROYEK
3MENYUSUN JADWAL
4MONITORING
5MENGUJI HASIL
6EVALUASI PENGALAMAN
PPKn SMP KK C
217
Langkah 4: Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project) Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta
didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain guru berperan
menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses
monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas
yang penting.
Langkah 5: Menguji Hasil (Assess the Outcome) Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta
didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai
peserta didik, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.
Langkah 6: Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience) Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik
diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik mengembangkan diskusi
dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga
pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
Penilaian pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek harus
dilakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek.
Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat menggunakan teknik penilaian
yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian produk.
2. Langkah Penerapan Model Pembelajaran PBL Langkah-langkah kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut.
Fase 1: Mengorientasikan Peserta Didik pada Masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat penting
Kegiatan Pembelajaran 14
218
dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan
oleh peserta didik, serta dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi
proses pembelajaran.
Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu sebagai
berikut.
a. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar
informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki
masalah-masalah penting dan bagaimana menjadikan peserta didik
mandiri.
b. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai
jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks
mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan.
c. Selama tahap penyelidikan, peserta didik didorong untuk mengajukan
pertanyaan dan mencari informasi.
d. Selama tahap analisis dan penjelasan, peserta didik akan didorong
untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.
Fase 2: Mengorganisasikan Peserta Didik untuk Belajar Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah,
pembelajaran PBL juga mendorong peserta didik belajar berkolaborasi.
Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan saling
berbagi (sharing) antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai
kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok peserta
didik dimana masing-masing kelompok akan memilih dan memecahkan
masalah yang berbeda.
Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan
memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya
tentu melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan
eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan.
Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat
penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun
aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi
PPKn SMP KK C
219
permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik mengumpulkan
cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri.
Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artefak (Hasil Karya) dan Memamerkannya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan
pameran. Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu
video tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang
diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan
pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya
kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir peserta didik.
Langkah selanjutnya adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru
berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam
pemeran ini melibatkan peserta didik lainnya, guru-guru, orang tua, dan
lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Fase ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis dan
mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan
intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta peserta
didik untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan
selama proses kegiatan belajarnya.
3. Langkah Penerapan Model Pembelajaran DL Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas
adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Pada langkah perencanaan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
1) Menentukan tujuan pembelajaran.
2) Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal,
minat, gaya belajar, dan sebagainya).
3) Memilih materi pelajaran.
4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif
(dari contoh-contoh generalisasi).
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,
ilustrasi.
Kegiatan Pembelajaran 14
220
6) Menyusun tugas untuk dipelajari peserta didik.
7) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari
yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
8) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan model discovery learningdi dalam kelas menurut Syah (2004)
ada beberapa prosedur atau tahap yang harus dilaksanakan dalam kegiatan
belajar mengajar yakni:
Tahap stimulasi/pemberian rangsangan (Stimulation) Pada tahap pemberian rangsangan peserta didik dihadapkan pada sesuatu
yang menimbulkan banyak pertanyaan, pro-kontra dan timbul keinginan untuk
menyelidiki sendiri. Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan
mengajukan pertanyaan, melempar kasus, memutar video, anjuran membaca
buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah.Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta
didik dalam mengeksplorasi bahan.Dengan demikian seorang Guru harus
menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada peserta didik agar
tujuan mengaktifkan peserta didik untuk mengeksplorasi dapat tercapai.
Contoh kegiatan pemberian rangsangan : wacana konvoi peserta didik untuk
merayakan kelulusan, hukuman mati bagi bandar narkoba, video
pelanggaran lalu lintas dan sebagainya.
Tahap pernyataan/ identifikasi masalah (Problem statement) Setelah dilakukan tahap stimulasi, guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). Contoh
pernyataan: hukuman mati bagi bandar narkoba melanggar HAM,
pelanggaran lalu lintas disebabkan oleh rendahnya kesadaran hukum oleh
masyarakat.
Tahap pengumpulan data( Data collection ) Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
PPKn SMP KK C
221
banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis.Data dapat diperoleh melalui membaca literatur, mengamati objek,
wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Tahap pengolahan data (Data processing) Pada tahap pengolahan data peserta didik melakukan analisis atas data ,
informasi yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, angket dan
dokumen yang selanjutnya ditafsirkan sesuai rumusan masalah,
sebagaimana pendapat Syah (2004:244) yang mengatakan bahwa
pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang
telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan.
Tahap pembuktian( Verification) Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan,
dihubungkan dengan hasil pengolahan data (data processing).Berdasarkan
hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau
hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah
terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
Tahap menarik kesimpulan/generalisasi( Generalization ) Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi.
Kegiatan Pembelajaran 14
222
4. Langkah Penerapan Model Pembelajaran Koopertif Learning. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair and Share Frank Lyman, tahun 1985 telah mengembangkan pembelajaran kooperatif teknik
Think Paire and Sharre (berpikir berpasang-pasangan dan curah pendapat).
Model pembelajaran kooperatif dimana siswa dalam satu kelas dibagi dalam
kelompok kecil (4-6 orang) atau lebih saling berpasangan untuk tukar pendapat
serta saling membantu satu sama lain dalam rangka mencapai kompetensi yang
ditetapkan.
Tujuan model pembelajaran ini adalah (1) meningkatkan hasil belajar akademik,
(2) meningkatkan kesadaran untuk menerima terhadap keragaman, (3) mampu
meningkatkan dan mengembangkan ketrampilan sosial.
Pembelajaran dengan cooperative learning tknik think paire and share akan
memberikan manfaat bagi siswa dalam: (1) meningkatkan kemampuannya untuk
bekerjasama dan bersosialisasi, (2) melatih kepekaan diri, empati melalui variasi
perbedaan sikap – laku selama bekerjasama, (3) upaya mengurangi rasa
kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri, (3) meningkatkan iklim belajar
yang lebih aktif dan membangun masyarakat belajar yang saling ketergantungan
dan bekerjasama, (4) meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap-laku
yang positif, (5) memupuk rasa tanggung jawab baik individu maupun kelompok,
Langkah-Langkah Pembelajaran: a. Guru menyampaikan pokok materi (bukan ceramah, tetapi topik pembahasan)
dan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Siswa diminta membentuk pasangan (paire)
c. Siswa diminta untuk berpikir dan memecahkan permasalahan yang
disampaikan guru terkait dengan pokok materi (think paire = berpikir
berpasang-pasangan).
d. Bila sudah selesai dalam memecahkan persoalan berpasangan, kemudian tiap
pasangan memilih pasangan lain, sehingga terbentuk kelompok berempat dan
tiap anggota kelompok berempat diberi kesempatan untuk mengemukakan
hasil pemikiran (sharring).
e. Guru memimpin pleno diskusi dan tiap kelompok diberi kesempatan untuk
mengemukakan hasil diskusinya.
PPKn SMP KK C
223
f. Berawal dari kegiatan tersebut mengarah pada pembicaraan pokok
permasalahan dan guru dapat menambah materi yang belum diungkap para
siswa.
g. Guru memberi kesimpulan.
h. Penutup
5. Model Student Teams Achievment Divisions (STAD) Model Student Teams Achivement Devissions (STAD) atau Tim Belajar Siswa
Berprestasi dikembangkan oleh Slavin tahun 1994. Di dalam kelompok belajar,
pasti ada murid pandai dan kurang pandai atau siswa berprestasi dan kurang
berprestai. Menyadari kondisi seperti Slavin mengembangkan model
pembelajaran, di mana tiap-tiap kelompok tim belajar terdapat siswa yang memiliki
prestasi lebih dibanding dengn teman sejawatnya.
Pembelajaran kooperatif teknik STAD adalah model pembelajaran kooperatif,
dimana proses pembelajaran siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok
kecil (4 - 6 ) dimana di dalam kelompok siswa harus ada yang memliki prestasi
lebih. Sehingga dalam kelompok belajar di antara temannya saling bertukar
pendapat, siswa yang merasa kurang, akan bisa belajar melalui teman sebaya
dalam kelompok tersebut.
Tujuan pembelajaran STAD adalah untuk memberikan pengetahuan dan
ketrampilan dari siswa yang memiliki kemampuan lebih kepada siswa yang
memiliki kemampuan kurang, sehingga timbul interaksi pembelajaran antar siswa
dalam satu kelompok atau tutorial sebaya..
Langkah-Langkah Pembelajaran a. Membentuk kelompok @ 3-5 orang siswa secara heterogen (menurut prestasi,
jenis kelamin, suku dsb)
b. Guru menyajikan/menyampaikan materi pembelajaran.
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan. Anggota kelompok
yang sudah menguasai diminta menjelaskan pada anggota kelompoknya
sampai anggota dalam kelompok itu mengerti atau memahami.
d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
kuis teman kelompok tidak boleh membantu.
e. (5) Guru memberi evaluasi.
Kegiatan Pembelajaran 14
224
Aktivitas Pembelajaran
Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “ Langkah-langkh Penerapan
Model Pembelajaran dalam pembelajaran PPKn SMP “ peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Pendahuluan
1. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran;
2. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat.
3. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi tentang langkah-lankah penerapan model pembelajaran
Kegiatan Inti
1. Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang langkah-langkah penerapan model pembelajaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual.
2. Kelas dibagi kelompok-kelompok pasangan( pasangan A, pasngan B, pasangan C, …….s/d kelompok ).
3. Instruktur memberi tugas untuk merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan langkah-langkah penerapan model pembelajaran dalam pembelajaran PPKn SMP.
4. Bila sudah merumuskan sejumlah pertanyaan, tiap pasangan mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet.
5. Berdasarkan kelompok pasangan yang sudah dibentuk: setiap kelompok pasangan melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditetntukan instruktur.
6. Bila sudah selesai, tiap pasangan kelompok belajar memilih kelompok pasangan belajar lain, sehingga terbentuk kelompok kecil terdiri atas 4 orang.
7. Instruktur memerintahkan agar tiap kelompok kecil berbagai pendapat terhadap hasil pemecahan masalah terkait dengan langkah-langkah penerapan model pembelajaran dalam pembelajaran PPKn SMP.
8. Bila sudah selesai, kelompok kecil terdiri atas 4 orang menyusunan laporan hasil diskusi.
9. Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. 10. Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok .
Kegiatan Penutup
1. Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran
2. melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.
PPKn SMP KK C
225
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In
a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Menguraikan
langkah-langkah penerapan model pembelajaran”, maka Anda perlu
mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul
“Menguraikan langkah-langkah penerapan model pembelajaran”.
2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas
dan kerja keras(Mandiri) memahami terhadap materi modul
5) Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus LK.14.1 yang telah
disediakan
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK14.2 yang ada.
c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Kegiatan Pembelajaran 14
226
Latihan/Tugas/Kasus
Aktivitas : Menguraikan Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran LK. 14.1. Penerapan Model Pembelajaran 1. Jelaskan langkah-langkah penerapan model pembelajaran PjBL, PBL, DL
dalam pembelajaran PPKn!
2. Buatlah suatu model pembelajaran yang menggambarkan penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP.
LK. 14.2 Pemahaman tentang langkah-langkah penerapan model pembelajaran Kerjakan pada folio tentang pemahaman saudara terkait dengan “langkah-langkah
penerapan model pembelajaran” jangan lupa beri nama saudara!
Tes Formatif Untuk Kegiatan Umpan Ballik
1. Pembelajaran PPKn dengan discovery learning, antara lain dilakukan dengan
menghadapkan peserta didik pada sesuatu yang membingungkan agar timbul
keinginan untuk menyelidiki permasalahannya. Tahapan pembelajaran ini lebih dikenal
dengan ... A. Problem statement C. Stimulation
B. Data collection D. Verification
2. Penggunaan model discovery learning dalam pembelajaran PPKn, dimaksudkan agar
peserta didik dapat …. A. Menemukan masalah C. Memecahkan masalah
B. Menemukan konsep D. Mengasosiasi informasi
3. Model pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik dalam: mendesain proses untuk menentukan solusi atas
permasalahan atau tantangan yang diajukan dan berkala melakukan refleksi atas
aktivitas yang sudah dijalankan, adalah penerapan .... A. Inquiry learning C. Discovery learning
B. Project based learning D. Problem based learning
PPKn SMP KK C
227
4. Penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi atas
permasalahan dunia nyata, maka penerapan model pembelajarannya adalah…. A. Inquiry learning C. Discovery learning
B. Project based learning D. Problem based learning
5. Model pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik dalam membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja dan
secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi guna
memecahkan permasalahan, adalah .... A. Discovery learning C. Inquiry learning
B. Project based learning D. Problem based learning
Rangkuman
1. Setiap model pembelajaran memilih sintak atau urutan dalam penerapan
pembelajaran.
2. Agar sintak dari suatu model pembelajaran menggambarkan penerpan
pendekatan saintifik, maka setiap model di dalam langkah-langkahnya harus
memuat kegiatan mengamatan, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengkumunikasikan.
3. Model pembelajaran saintifik terbatas pada model PjBL, PBL, dan DL,namun
masih banyak model pembelajaran kopeeratif ang dikembangkan dengan
menggunakan pendekatan saintifik.
Kegiatan Pembelajaran 14
228
Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan
jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai
80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%
ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai
tanggung jawab, komitmen moral)
Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK C
229
Kegiatan Pembelajaran 15 Sasaran Penilaian Hasil Belajar PPKn
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mencermati materi modul, Peserta diklat mampu menguraikan
sasaran penilaian hasil belajar PPKn dengan benar
2. Dengan membaca modul Peserta diklat mampu menguraikan sasaran
penilaian hasil belajar PPKn aspek sikap dengan benar
3. Dengan berdiskusi Peserta diklat mampu menguraikan sasaran penilaian hasil
belajar PPKn aspek pengetahuan dengan benar
4. Peserta diklat mampu Menguraikan Sasaran penilaian hasil belajar PPKn
aspek keterampilan dengan benar
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menguraikan sasaran penilaian hasil belajar PPKn
2. Menguraikan sasaran penilaian hasil PPKn aspek belajar sikap
3. Menguraikan sasaran penilaian hasil belajar PPKn aspek pengetahuan
dengan benar
4. Menguraikan sasaran penilaian hasil belajar PPKn aspek keterampilan dengan
benar
Uraian Materi
1. Pengertian Penilaian Hasil Belajar Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang tidak dapat
dipisahkan dari komponen lainnya khususnya pembelajaran. Penilaian adalah
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk
memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik
secara berkesinambungan. Penegasan tersebut termaktub dalam Peraturan
Kegiatan Pembelajaran 15
230
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penilaian hasil
belajar oleh pendidik memiliki peran antara lain untuk membantu peserta didik
mengetahui capaian pembelajaran (learning outcomes). Berdasarkan penilaian
hasil belajar oleh pendidik, pendidik dan peserta didik dapat memperoleh informasi
tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan belajar.
Dengan mengetahui kelemahan dan kekuatannya, pendidik dan peserta didik
memiliki arah yang jelas mengenai apa yang harus diperbaiki dan dapat
melakukan refleksi mengenai apa yang dilakukannya dalam pembelajaran dan
belajar. Selain itu bagi peserta didik memungkinkan melakukan proses transfer
cara belajar tadi untuk mengatasi kelemahannya (transfer of learning). Penilaian
hasil belajar oleh pendidik merupakan alat untuk mewujudkan akuntabilitas
profesionalnya, dan dapat juga digunakan sebagai dasar dan arah pengembangan
pembelajaran remedial atau program pengayaan bagi peserta didik yang
membutuhkan, serta memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan
proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Kurikulum 2013 mensyaratkan penggunaan penilaian autentik (authentic
assesment). Secara paradigmatik penilaian autentik memerlukan perwujudan
pembelajaran autentik (authentic instruction) dan belajar autentik (authentic
learning). Hal ini diyakini bahwa penilaian autentik lebih mampu memberikan
informasi kemampuan peserta didik secara holistik dan valid.
2. Fungsi Penilaian Hasil Belajar Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau kemajuan
belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil
belajar peserta didik secara berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya Penilaian
Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi:
a. Penilan Formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik
dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian
selama proses pembelajaran dalam satu semester, sesuai dengan prinsip
Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu, mampu dan mau. Hasil dari kajian
terhadap kekurangan peserta didik digunakan untuk memberikan pembelajaran
remedial dan perbaikan RPP serta proses pembelajaran yang dikembangkan
PPKn SMP KK C
231
guru untuk pertemuan berikutnya; dan
b. Penilaian Sumatif yaitu menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada
akhir suatu semester, satu tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di
satuan pendidikan. Hasil dari penentuan keberhasilan ini digunakan untuk
menentukan nilai rapor, kenaikan kelas dan keberhasilan belajar satuan
pendidikan seorang peserta didik.
3. Tujuan Penilaian Pembelajaran PPKn a. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta
didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program pengayaan.
b. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam
kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu
tahunan, dan masa studi satuan pendidikan.
c. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik
yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar.
d. Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.
4. Lingkup Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Berdasarkan Permendikbud no 23 Tahun 2016 disebutkan bahwa penilaian hasil
belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian
aspek sikap, pengetahuan dan ketrampilan
a. Penilaian Aspek Sikap (Spiritual dan Sosial) Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada ranah sikap spiritual dan
sikap sosial adalah sebagai berikut.
Tabel 19. Penilaian Aspek Sikap
Tingkatan Sikap Deskripsi Menerima nilai
Kesediaan menerima suatu nilai dan memberikan perhatian terhadap nilai tersebut
Menghargai nilai
Menganggap nilai tersebut baik; menyukai nilai tersebut;
dan komitmen terhadap nilai tersebut
Menghayati nilai
Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari sistem
nilai dirinya
Kegiatan Pembelajaran 15
232
Tingkatan Sikap Deskripsi
Mengamalkan nilai
Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri dirinya
dalam berpikir, berkata, berkomunikasi, dan bertindak
(karakter)
Sumber: Olahan Krathwohl dkk.,1964
b. Penilaian Aspek Pengetahuan Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada dimensi pengetahuan
adalah sebagai berikut :
Tabel 20. Penilaian Aspek Pengetahuan
Dimensi Pengetahuan Deskripsi
Faktual
Pengetahuan tentang istilah, nama orang, nama benda,
angka, tahun, dan hal-hal yang terkait secara khusus
dengan suatu mata pelajaran.
Konseptual
Pengetahuan tentang kategori, klasifikasi, keterkaitan
antara satu kategori dengan lainnya, hukum kausalita,
definisi, teori.
Prosedural
Pengetahuan tentang prosedur dan proses khusus dari
suatu mata pelajaran seperti algoritma, teknik, metoda,
dan kriteria untuk menentukan ketepatan penggunaan
suatu prosedur.
Metakognitif
Pengetahuan tentang cara mempelajari pengetahuan,
menentukan pengetahuan yang penting dan tidak
penting (strategic knowledge), pengetahuan yang sesuai
dengan konteks tertentu, dan pengetahuan diri (self-
knowledge).
Sumber: Olahan dari Andersen, dkk., 2001
c. Penilaian Belajar Aspek Keterampilan
Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada keterampilan abstrak
berupa kemampuan belajar adalah sebagai berikut.
PPKn SMP KK C
233
Tabel 21. Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Keterampilan Abstrak Berupa Kemampuan Belajar
Dimensi Pengetahuan Deskripsi Faktual
Pengetahuan tentang istilah, nama orang, nama benda, angka, tahun, dan hal-hal yang terkait secara khusus dengan suatu mata pelajaran.
Konseptual
Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik)
Prosedural
Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Metakognitif
Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori, mensintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antarberbagai jenis fakta/konsep/teori/ pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/ konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber.
Mengomunikasikan
Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain.
Sumber: Olahan Dyers
Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada keterampilan kongkret
adalah sebagai berikut :
Tabel 22. Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
Keterampilan Kongkret Deskripsi
Persepsi (perception)
Menunjukan perhatian untuk melakukan suatu gerakan
Kesiapan (set)
Menunjukan kesiapan mental dan fisik untuk melakukan suatu gerakan
Meniru (guided response) Meniru gerakan secara terbimbing
Membiasakan gerakan (mechanism) Mahir (complex or overt response)
Melakukan gerakan mekanistik
Mahir (complex or overt response) Melakukan gerakan kompleks dan termodifikasi Menjadi gerakan alami (adaptation) Menjadi gerakan alami yang diciptakan sendiri atas
dasar gerakan yang sudah dikuasai sebelumnya
Menjadi tindakan orisinal (origination)
Menjadi gerakan baru yang orisinal dan sukar ditiru oleh orang lain dan menjadi ciri khasnya
Sumber: Olahan dari kategori Simpson
Kegiatan Pembelajaran 15
234
Aktivitas Pembelajaran
Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Sasaran Penilaian Hasil Belajar
PPKn” pada kegiatan pembelajaran 1 untuk peserta yang mengikuti moda tatap
muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi
peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada
point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan 1. Narasumber/instruktur mengkondisikan peserta diklat untuk sipap menerima materi sajian serta memberi motivasi menunju profesionalisme
2. Melakukan penjajakan melalui tanya jawab sekitar perencanaan pembelajaran
3. Menyampaikan tujuan dan garis besar materi pelatihan. Kegiatan Inti 1. Meminta peserta membentuk kelompok pasangan (@ 2 orang)
2. Tiap kelompok pasangan menuliskan permasalahan yang dihadapi lapangan terkait dengan sasaran penilaian hasil belajar
3. Tiap pasangan diminta memilih pasangan lain, sehingga terbentuk kelompok kecil terdiri dari 4 orang (dua pasangan).
4. Masing-masing anggota kelompok berembuk terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan.
5. Narasumber memberi gambaran penilaian hasil belajar untuk di analisis, dikaji kelebih dan kekurangannya.
6. Memberi kesempatan pada kelompok untuk mencari sumber, mengumpulkan informasi untuk memecahkan masalah terebut.
7. Tiap kelompok kecil berdiskusi memecahkan permasalahan yang dihadapi
8. Tiap kelompok mempersiapkan presentasi hasil kerja kelompoknya.
9. Narsumber mengamati, mencermati hasil presentasi perserta diklat bila diperlukan diberi kesempatan kelompok lain memberi komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain.
10. Presentasi Hasil Kerja kelompok tentang sasaran penilaian hasil belajar
11. Nara sumber mengklarifikasi bila terjadi kesalahan konsep, prosedur, langkah-langkah dari hasil kerja
Penutup 1. Narasumber bersama peserta diklat membuat simpulan 2. Narasumber melakukan tes secara lisan. 3. Narasumber melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan. 4. Memberi tugas untuk merencanakan penilaian hasil belajar
tersebut.
PPKn SMP KK C
235
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penilaian PPKn
di SMP”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai
berikut.
1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Penilaian
PPKn di SMP””.
2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas
dan kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK 15.2 yang ada.
c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Kegiatan Pembelajaran 15
236
Latihan/Kasus/Tugas
Aktivitas: Menguraikan Penilaian PPKn di SMP LK. 15.1 Penilaian PPKn di SMP Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A, B, C dst. sebagai berikut: 1. Jabarkanlah sasaran penilaian hasil belajar dengan benar.
2. Tentukan Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dengan benar.
3. Bagaimana menentukan Acuan penilaian dengan baik.
LK.15.2 Komponen-komponen dalam penilaian Berdasarkan Permendikbud nomor 23 Tahun 2016, uraikan Bagaimanakah
gambaran komponen-komponen dalam penilaiannya? Tuliskan pada selembar
kertas folio.
Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik
1. Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau kemajuan
belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil
belajar peserta didik secara berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi Penilaian formatif dan sumatif,
dibawah ini yang bukan termasuk penilaian sumatif adalah …. A. Ulangan akhir semester
B. Ulangan tengah semester
C. Ulangan kenaikan kelas
D. Ulangan harian E.
2. Penilaian Formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik
dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian
selama proses pembelajaran dalam satu semester, sesuai dengan prinsip
Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu, mampu dan mau. Contoh penilaian
formatif adalah ….
A. Ulangan akhir semester
B. Ulangan tengah semester
C. Ulangan kenaikan kelas
D. Ulangan harian
PPKn SMP KK C
237
3. Yang bukan tujuan penilaian pembelajaran PPKn adalah ….
A. Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.
B. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan dan
ketrampilan
C. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan
D. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap dan pengetahuan
4. Berdasarkan Permendikbud no 23 Tahun 2016 disebutkan bahwa penilaian
hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah terdiri dari
penilaian….
A. Pengetahuan, psikomotor, kognitif
B. Pengetahuan, sikap, ketrampilan
C. Sikap, kognitif, proses
D. Proses, sikap, pengetahuan
5. Dibawah ini yang bukan termasuk sasaran penilaian hasil belajar oleh Pendidik
pada dimensi pengetahuan adalah….
A. Faktual C. Prosedural
B. Metakonseptual D. Konseptual
Rangkuman
1. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh
pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan
hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
2. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun
2016 disebutkan bahwa mengenai Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah terdiri atas penilaian sikap,
pengetahuan dan ketrampilan
3. Berdasarkan fungsinya Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi: a.
formatif ; b. sumatif
Kegiatan Pembelajaran 15
238
Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan
jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai
80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%
ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai
tanggung jawab, komitmen moral)
Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK C
239
Kegiatan Pembelajaran 16 Prosedur Penyusunan RPP PPKn
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan membaca materi modul peserta diklat mampu menganalisis silabus
PPKn dengan benar.
2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu merumuskan indikator
pencapaian kompetensi secara benar
3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis materi
pembelajaran PPKn secara benar
4. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjabarkan kegiatan
pembelajaran PPKn secara benar
5. Dengan membaca modul dan berdiskusi kelompok peserta diklat mampu
menetapkan alokasi waktu pembelajaran PPKn dengan tepat
6. Dengan membaca modul dan berdiskusi kelompok peserta diklat mampu
mengembangkan teknik dan instrumen penilaian PPKn dengan tepat
7. Dengan membaca modul dan berdiskusi kelompok peserta diklat mampu
menetapkan strategi pembelajaran remedial PPKn dengan baik
8. Dengan membaca modul dan berdiskusi kelompok peserta diklat mampu
memilih media dan alat pembelajaran PPKn yang tepat
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menganalisis silabus PPKn
2. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi
3. Menganalisis materi pembelajaran PPKn
4. Menjabarkan kegiatan pembelajaran PPKn
5. Menetapkan alokasi waktu pembelajaran PPKn
6. Mengembangkan teknik dan instrumen penilaian PPKn
7. Menetapkan strategi pembelajaran remidial PPKn
8. Memilih media dan alat pembelajaran PPKn
Kegiatan Pembelajaran 16
240
Uraian Materi
Menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 prosedur penyusunan RPP
sebagai berikut:
1. Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3)
pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6) sumber
belajar;
2. Perumusan indikator pencapaian KD;
3. Jangan lupa memberikan identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
identitas mata pelajaran atau tema/subtema; kelas/semester; materi pokok;
dan alokasi waktu.
4. Kompetensi inti, kompetensi dasar dan indicator pencapaian kompetensi yang
telah dirumuskan sebelumnya
5. Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi;
6. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai
7. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
8. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,
atau sumber belajar lain yang relevan;
9. Langkah-langkah pembalajaran, ini ada pada silabus dalam bentuk yang lebih
operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi peserta
didik dan satuan pendidikan termasuk penggunaan media, alat,bahan, dan
sumber belajar; Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan
alokasi waktu pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup;
10. Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup,
teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran;
PPKn SMP KK C
241
Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 16 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan
1. Menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran;
2. Mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat.
3. Menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi prosedur penyusunan RPP pembelajaran PPKn SMP.
15 menit
Kegiatan Inti
Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Instruktur memberi informasi proses pelatihan
yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang prosedur penyusunan RPP dengan menggunakan contoh yang kontekstual..
2. Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, …….s/d kelompok ) masing-masing beranggotakan 5 orang.
3. Instruktur memberi tugas mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet.
4. Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditetntukan instruktur.
5. Peserta diklat mengerjakan kuis tentang permasalahan prosedur penyusunan RPP yang telah disepakati bersama
6. Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi.
105 menit
Kegiatan Pembelajaran 16
242
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
7. Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi.
8. Instruktur/Narasumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok .
Kegiatan Penutup
1. Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In
a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Prosedur
penyusunan RPP PPKn di SMP”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas
pembelajaran sebagai berikut.
1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Prosedur
penyusunan RPP PPKn di SMP”.
2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas
dan kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK 16.2 yang ada.
c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
PPKn SMP KK C
243
pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Latihan/Kasus/Tugas
Aktivitas : Menguraikan prosedur penyusunan RPP PPKn di SMP LK.16.1 Prosedur penyusunan dan komponen penyusunan RPP Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A, B, C dst. sebagai berikut :
1. Jelaskan prosedur penyusunan RPP PPKn
2. Jelaskan komponen-komponen RPP PPKn
LK.16.2 Menyusun RPP Prosedur kerja : Siapkan RPP sesuai dengan Permendikbud No 24 Tahun 2016
dan susunlah RPP pilih salah satu materi yang saudara sukai. Dan susunlah
sesuai dengan Permendikbud No. 22 tahun 2016.
Tes Formatif Untuk Kegiatan Umpan Balik
1. RPP sebagai rancangan pembelajaran yang mendidik dapat dilihat pada komponen
…
A. Indikator kompe tensi dan tujuan pembelajaran
B. Metode pembelajaran dan kegiatan pembelajaran
C. Penilaian proses dan hasil belajar D. Materi ajar dan sumber belajar
2. Pada saat menyusun RPP, pemilihan dan penetapan komponen media
pembelajaran mengacu pada …. A. Tujuan/indikator dan materi pembelajaran
B. Metode dan kegiatan pembelajaran
C. Indikator dan materi pembelajaran
D. Tujuan dan indikator
Kegiatan Pembelajaran 16
244
3. Agar peserta didik lebih memahami sesuai dengan tingkat perkembangannya, maka
materi pembelajaran PKn perlu dikemas dalam bentuk .... A. Lembar kegiatan siswa C. Makalah B. Diktat D. Modul
4. Prosedur penyusunan RPP saat ini berdasarkan pada Pemendikbud no…
A. 20 tahun 2016 C. 22 tahun 2016
B. 21 tahun 2016 D. 23 tahun 2016
5. Digunakan pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai adalah ….
A. Metode Pembelajaran C. Tujuan Pembelajaran
B. Media Pembelajaran D. Sumber belajar
Rangkuman
Prosedur penyusunan RPP adalah langkah urutan yang harus dilalui dalam rangka
menusun sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan
jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai
80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%
ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai
tanggung jawab, komitmen moral)
Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK C
245
Kegiatan Pembelajaran 17 Kriteria Pemilihan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran PPKn SMP
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mencermati materi modul peserta diklat mampu menjelaskan
klasifikasi kriteria umum pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran
dengan benar.
2. Dengan tugas kelompok peserta diklat dapat menganalisis kriteria khusus
pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran PPKn dengan benar.
3. Dengan berdiskusi peserta diklat mampu memberikan rasional faktor dalam
memilih sumber belajar dan media pembelajaran PPKn dengan benar.
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan kriteria umum pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran
PPKn
2. Menganalisis kriteria khusus pemilihan sumber belajar dan media
pembelajaran PPKn
3. Memberikan rasional faktor dalam memilih sumber belajar dan media
pembelajaran PPKn.
Uraia Materi
Untuk menguasai seperangkat tujuan pembelajaran modul ini, Anda dianjurkan
untuk membaca dengan cermat uraian materi berikut.
1. Kriteria Pemilihan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
Pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran menjadikan problematik
tersendiri. Kegiatan pembelajaran terkait dengan bagaimana seorang guru mampu
memproses pesan pembelajaran agar sampai kepada siswa. Ibarat orang mau
membawa barang dari suatu tempat ke tempat tujuan, kiranya perlu diperhatikan
Kegiatan Pembelajaran 17
246
barang itu mau dibawa dengan apa? Mau dibawa dengan diusung oleh orang, atau
bantuan gerobak dengan didorong, atau bahkan diangkut dengan kendaraan yang
bermotor roda dua atau roda empat? Apakah pilihan-pilihan sarana untuk
mengangkut barang tadi menguntungkan, bersifat praktis, dan tersedia atau tidak?
Pertanyaan itu mengarah pada aktiviatas guru dalam pemilihan sumber belajar
dan media pembelajaran.
Tidak semua sumber belajar dan media pembelajaran yang dipilih atau ditetapkan
oleh guru pasti baik atau cocok, bahkan memudahkan siswa untuk
menginternalisasikan pesan (bahan) pembelajaran dalam mencapai tujuan
pembelajaran.Oleh karena itu, dalam memilih sumber belajar dan media
pembelajaran perlu memperhatikan kriteria tertentu, agar sumber belajar dan
media pembelajaran terpilih benar-benar bermanfaat bagi pembelajar (siswa).
Kendati terdapat beberapa kriteria, pada umumnya kriteria yang paling utama
dalam pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran tidak bisa terlepas
dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Misalnya,apabila
tujuan atau kompetensi siswa bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media
audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai
bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan.
Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film
dan video bisa digunakan.
Kriteria pemilihan media, dapat dibedakan ke dalam beberapa hal, antara lain:
kriteria umum, kriteria khusus, syarat pemilihannya dan kriteria aplikasi
pembelajaran (Al- Hakim, 2010).
a. Kriteria umum pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran Dalam kaitan ini Sudrajat (2008) mengemukakan lima kriteria umum dalam
pemilihan sumber belajar, yaitu:
PPKn SMP KK C
247
1) Ekonomis, yang berarti bahwa sumber belajar tidak harus mahal. Sumber
belajar perlu disesuaikan dengan alokasi dana dan kebutuhan sumber
belajar yang akan digunakan. Seperti layaknya prinsip ekonomi, perlu
diusahakan agar mampu mendapatkan sumber belajar yang berkualitas
yang sesuai dengan kebutuhan dengan alokasi dana yang seminimal
mungkin.
2) Praktis dan sederhana, sumber belajar harus mudah digunakan dan tidak
membingungkan. Tidak memerlukan lagi tambahan pelayanan atau alat lain
yang sulit diadalakan.
3) Mudah diperoleh, bshwa sumber belajar harus mudah dicari dan
didapatkan. Jika perlu dapat memanfaatkan lingkungan sekitar yang
sederhana sehingga peserta didik juga dapat dengan mudah
memanfaatkannya.
4) Fleksibel atau compatible, sumber belajar tidak harus mengikat pada satu
tujuan atau materi pembelajaran tertentu. Akan lebih baik jika dimanfaatkan
untuk berbagai tujuan pembelajaran bahkan juga untuk keperluan lain.
Selain pertimbangan tersebut, Sanjaya (2008) mengungkapkan sejumlah
pertimbangan lain yang dapat digunakan dalam memilih media pembelajaran yang
tepat, yakni dengan menggunakan kata ACTION (Access, Cost, Technology,
Interactivity, Organization, Novelty).
1) Access,artinya bahwa kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama
dalam pemilihan media. Apakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah dan
dapat dimanfaatkan?. Akses juga menyangkut aspek kebijakan, apakah media
tersebut diijinkan untuk digunakan?
2) Cost, hal ini menyangkut pertimbangan biaya. Biaya yang dikeluarkan
untuk penggunaan suatu media harus seimbang dengan manfaatnya.
3) Technology, dalam pemilihan media perlu juga dipertimbangkan
ketersediaan teknologiya dan kemudahan dalam penggunaannnya.
4) Interactivity, media yang baik adalah media yang mampu menghadirkan
komunikasi dua arah atau interaktifitas.
5) Organization, menyangkut pertimbangan dukungan organisasi atau
lembaga dan bagaimana pengorganisasiannya.
Kegiatan Pembelajaran 17
248
6) Novelty, menyangkut pertimbangan aspek kebaruan dari media yang
dipilih. Media yang lebih baru biasanya lebih menarik dan lebih baik.
Kriteria diatas mungkin juga berlaku untuk mempertimbangkan pemilihan
sumber belajar.
Sesuai dengan tujuan, sumber belajar harus dapat mendukung proses dan
pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat
belajar siswa.
b. Kriteria khusus pemilihan sumber belajar dan media. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sumber belajar dan
media pembelajaran yang berkualitas adalah sebagai berikut.
1) Sumber belajar dapat memotivasi peserta didik dalam belajar;
2) Sumber belajar untuk tujuan pengajaran. Maksudnya sumber belajar yang
dipilih sebaiknya mendukung kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan
3) Sumber belajar untuk penelitian. Maksudnya sumber belajar yang dipilih
hendaknya dapat diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti, dan
sebagainya;
4) Sumber belajar untuk memecahkan masalah. Maksudnya sumber belajar
yan dipilih hendaknya dapat mengatasi problem belajar peserta didik yang
dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar;
5) Sumber belajar untuk presentasi. Maksudnya sumber belajar yang dipilih
hendaknya bisa berfungsi sebagai alat, metode, atau strategi pencapai
pesan pembelajaran.
Selain itu, secara khusus pemilihan sumber belajar juga harus memperhatikan
kriteria berikut (Al-Hakim, 2010)
Ketepatan dengan kompetensi
Cara pencapaian kompetensi
Dukungan terhadap isi materi
Kemudahan memperoleh bahan/media
Tingkat kesukaran
Biaya
Mutu teknis
Keterampilan guru
PPKn SMP KK C
249
Dalam kaitan kriteria khusus dalam memilih media, Ibrahim (2002),
mengemukakan mengenai syarat pemilihan media yang disingkat dengan
VISUALS yang terjabar sebagai berikut.
V isible (mudah dilihat)
I nteresting (menarik)
S imple (sederhana)
U seful (berguna/bermanfaat)
A curate (benar/dapat dipertanggung jawabkan)
L egitimate (masuk akal/sah)
S truktur (tersusun/tersistem).
Dengan menerapkan kriteria tersebut maka pemilihan sumber belajar dapat
dilakukan lebih mudah karena sudah ada batasan kriteri, dimana sumber
belajar yang tidak masuk dalam kriteria dalam kriteria dapat langsung tidak
digunakan. Secara demikian sumber belajar yang terpilih juga menjadi tepat
dan efektif digunakan untuk pembelajaran.
2. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, pemilihan media hendaknya memperhatikan
beberapa kriteria sebagai berikut:
(1) Tujuan Pembeiajaran. Media yang dipilih oleh guru hendaknya menunjang
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Masalah tujuan ini merupakan
persoalan yang paling pokok, sebab dengan tujuan, arah kegiatan
pembelajaran dapat diketahui. Apabila tujuan pembelajaran yang dirumuskan
itu agar siswa dapat menghafal kata-kata dengan sempurna, maka media
audiovisual yang paling tepat;
(2) Ketepatgunaan. Penetapan suatu media dapat dikatakan tepat guna atau
tidak, dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan.
Jika materi pembelajaran berkaitan dengan bagian-bagian penting suatu
benda, maka gambar mati seperti bagan, chart, slide dapat digunakan.
Sedangkan apabila materi yang akan dipelajari adalah aspek-aspek yang
menyangkut gerak, maka media film atau video dipandang tepat.
(3) Keadaan siswa. Sebuah program media, mungkin cocok untuk tujuan tertentu,
Kegiatan Pembelajaran 17
250
akan tetapi tingkat kerumitannya jauh dengan kemampuan siswa. Jika hal ini
terjadi, maka hal demikian tidak bisa dipilih. Oleh karena itu, guru perlu
memperhatikan kondisi siswa, misalnya jenjang pendidikan (SD, SLTP atau
SMU), besar-kecilnya kelompok siswa, serta perkembangan psikologis yang
melekat pada mereka.
(4) Ketersediaan. Seringkali media yang dinilai sangat tepat untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu, temyata tidak tersedia. Sedangkan untuk
memproduksi sendiri adalah jauh dari yang memungkinkan. Dalam kaitan ini,
guru terpaksa harus memilih alternatif yang tidak telalu jauh dengan pilihan
utama tersebut.
(5) Mutu teknis. Misalnya, guru akan menerangkan bagaimana proses
pengambilan keputusan rapat. Media yang tersedia adalah slide atau film.
Setelah diteliti, ternyata pengambilannya tidak memenuhi persyaratan teknis,
sehingga ada bagian-bagian penting yang terlewatkan atau tidak jelas- Jadi
karena mutu teknisnya rendah, maka media tersebut tidak dapat
dipergunakan.
(6) Kemampuan guru. Kemampuan guru berpengaruh terhadap pemilihan media.
Sebagai contoh, andaikata guru akan menggunakan Over Head Projector
(OHP) atau Liguid Crystal Display(LCD), maka diperlukan terlebih dahulu
kemampuan guru dalam mengoperasikan alat tersebut. Misalnya, untuk OHP:
cara menyalakan, membuat transparansi (power point untuk LCD)
meletakkan transparansi terbalik/tidak, fokus atau variasi sinar dekat-jauh,
lamanya menggunakan aliran listrik dan sebagainya; sedang untuk LCD,
harus menguasai beberapa kemampuan, misalnya cara memasang LCD dan
menghubungkan dengan Laptop, menyalakan, fokus dan mengoperasikan
tayangan power point, dan seterusnya sampai dengan mematikan meringkas
dn mengemasnya.
(7) Pembiayaan. Kriteria yang tidak kalah penting, adalah faktor biaya atau
produksi . Biaya yang digunakan untuk mendapatkan dan mempergunakan
sumber belajar dan media; hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil
yang akan dicapai. Apabila tujuan pembelajaran yang diidamkan adalah agar
siswa dapat menyebutkan bagian-bagian lambang negara Indonesia,
susunan atau struktur pemerintahan, tingkatan peradilan di Indonesia, dan
PPKn SMP KK C
251
sebagainya, cukup menggunakan media gambar mati atau mungkin bagan
sebagai medianya, dan tidak perlu memilih media lain yang biayanya lebih
besar.
Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 17 ini, peserta yang
mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point
1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Kriteria Pemilihan
Sumber Belajar dan Media Pembelajaran PPKn SMP”, Anda perlu melakukan
aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
Kegiatan Deskripsi Aktivitas Kegiatan
Pendahuluan
1. Bangunlah motivasi belajar Anda untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Kriteria Pemiliahan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran PPKn SMP”.
2. Lakukan adaptasi modul (judul modul, lingkup Kegiatan Pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul) ini.
3. Perhatikan informasi intruktur Anda mengenai skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul.
Kegiatan Inti
1. Tahapan konsentrasi. Bacalah dengan cerdas dan cermat (secara individual) agar Anda mampu mendapatkan pemahaman terhadap materi modul Anda!
2. Tahapan dialog a. Peserta membagi diri ke dalam beberapa kelompok (sesuai
dengan keperluan); b. Kelompok mendiskusikan materi latihan/ kasus/tugas
sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. c. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. d. Penyampaian hasil diskusi; e. Instruktur/nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan
hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok . 3. Tahap kristalisasi
Penyusunan rekomendasi serta komitmen peserta terhadap media pembelajaran PPKn SMP.
Penutup 1. Peserta di bawah fasilitasi narasumber menyim-pulkan hasil
pembelajaran; 2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan;
Kegiatan Pembelajaran 17
252
3. Menecermati umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In
a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pemilihan
Sumber Belajar dan Media Pembelajaran PPKn SMP”, maka Anda perlu
mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul
“Pemilihan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran PPKn SMP”.
2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas
dan kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK 17.2 yang ada.
c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
PPKn SMP KK C
253
Latihan/Kasus/Tugas
Aktivitas : Menguraikan kriteria pemilihan Sumber dan Media Belajar LK. 17.1 Pemilihan Sumber belajar dan media belajar Diskusikan bersama Kelompok Anda (4-5) orang teman diklat, beberapa persoalan
berikut!
1. Pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran dibedakan ada kriteia
umum dan kriteria khusus. Diskusikan perbedaan substansi antara kriteria
pemilihan sumber belajar dan media secara umum dan secara khusus!
2. Persepsi pendidikan dan pembelajaran bahwa sekarang ini, media LCD
dipandang paling ngetren. Hal ini berpengaruh pada pengambilan kebijakan
opini teknologi pendidikan, bahwa jika guru tidak bisa LCD, maka dipandang
mengajarnya tidak modern, dan mereka tidak segan-segan divonis dengan
“Guru Gatek”, alias Gagap Teknologi”. Diskusikan dalam kelompok Anda,
Bagaimana jika pernyataan itu, jika ditinjau dari kriteria pemilihan media
pembelajaran, terutama kriteria kemampuan guru dan pembiayaan?
LK. 17.2 Permasalahan pemilihan sumber belajar dan media belajar Prosedur Kerja : 1. Bacalah modul kegiatan pembelajaran 17
2. Uraikan tentang permasalahan saudara dalam pemilihan sumber belajar dan
media belajar
3. Kerjakan dikertas folio
4. Jangan lupa beri identitas saudara
Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik 1. Fungsi media sebagai alat bantu pencapaian tujuan/indikator lebih mengena,
maka relevansi suatu media bergantung kepada materi pokok dan kompetensi
guru untuk menayangkannya dalam pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan
faktor ….
A. Ketersediaan C. Ketepatgunaan
B. Kualitas dan teknik D. Biaya dan tujuan
Kegiatan Pembelajaran 17
254
2. Yang bukan termasuk kriteria umum dalam pemilihan sumber belajar adalah
….
A. Ekonomis C. Praksis
B. Praktis dan sederhana D. Mudah diperoleh
3. Pernyataan
1) Sumber belajar dapat memotivasi peserta didik dalam belajar
2) Sumber belajar untuk tujuan pengajaran
3) Sumber belajar untuk memunculkan masalah
4) sumber belajar yang dipilih hendaknya bisa berfungsi sebagai
penyampai pesan menarik
5) sumber belajar yang dipilih hendaknya dapat diobservasi, dianalisis,
dicatat secara teliti,
dari pernyata di atas yang termasuk kriteria dalam pemilihan sumber belajar
dan media pembelajaran yang berkualitas ditunjukkan pada nomor ....
A. 1, 2 dan 3 C. 1, 2 dan 5
B. 1, 2 dan 4 D. 2,3 dan 5
4. Sumber belajar harus mudah digunakan dan tidak membingungkan. Tidak
memerlukan lagi tambahan pelayanan atau alat lain yang sulit diadalakan. hal
ini sesuai dengan kriteria sumber belajar ….
A. Ekonomis C. Fleksibel
B. Praktis dan sederhana D. Mudah diperoleh
5. Jika materi pembelajaran berkaitan dengan bagian-bagian penting suatu
benda, maka gambar mati seperti bagan, chart, slide dapat digunakan. hal
yang tepat dalam pemilihan media tepatnya tentang ….
A. Ketersediaan C. Ketepatgunaan
B. Kualitas dan teknik D. Biaya dan tujuan
PPKn SMP KK C
255
Rangkuman
Berdasarkan uraian materi, dapat dikristalkan dalam rangkuman sebagai berikut.
1. Kriteria umum pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran, yaitu: (a)
Ekonomis, yang berarti bahwa sumber belajar tidak harus mahal; (b) Praktis
dan sederhana, sumber belajar harus mudah digunakan dan tidak
membingungkan; (c) Mudah diperoleh, bahwa sumber belajar harus mudah
dicari dan didapatkan; (d) Fleksibel atau compatible, sumber belajar tidak
harus mengikat pada satu tujuan atau materi pembelajaran tertentu. Akan lebih
baik jika dimanfaatkan untuk berbagai tujuan pembelajaran bahkan juga untuk
keperluan lain.
2. Kriteria khusus pemilihan sumber belajar dan media, adalah: (a) Sumber
belajar dapat memotivasi peserta didik dalam belajar; (b) Sumber belajar untuk
tujuan pengajaran; maksudnya sumber belajar yang dipilih sebaiknya
mendukung kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan; (c) Sumber belajar
untuk penelitian. Maksudnya sumber belajar yang dipilih hendaknya dapat
diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti, dan sebagainya; (d) Sumber belajar
untuk memecahkan masalah. Maksudnya sumber belajar yan dipilih
hendaknya dapat mengatasi problem belajar peserta didik yang dihadapi
dalam kegiatan belajar mengajar; (e) Sumber belajar untuk presentasi.
Maksudnya sumber belajar yang dipilih hendaknya bisa berfungsi sebagai alat,
metode, atau strategi pencapai pesan pembelajaran.
3. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran,
adalah: (1) Tujuan Pembelajaran. Media yang dipilih oleh guru hendaknya
menunjang tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan: (2) Ketepatgunaan.
Penetapan suatu media dapat dikatakan tepat guna atau tidak, dapat dikaitkan
dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan; (3) Keadaan siswa.
Sebuah program media, mungkin cocok untuk tujuan tertentu, akan tetapi
tingkat kerumitannya jauh dengan kemampuan siswa; (4) Ketersediaan.
Seringkali media yang dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu, temyata tidak tersedia. (5) Mutu teknis. Misalnya,
kelengapan dan kesempurnaan mutu media; (6) Kemampuan guru.
Kemampuan guru berpengaruh terhadap pemilihan media. Sebagai contoh,
andaikata guru akan menggunakan Over Head Projector (OHP) atau Liguid
Kegiatan Pembelajaran 17
256
Crystal Display (LCD), maka diperlukan terlebih dahulu kemampuan guru
dalam mengoperasikan alat tersebut. (7) Pembiayaan. Biaya yang digunakan
untuk mendapatkan dan mempergunakan sumber belajar dan media;
hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil yang akan dicapai.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan
jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai
80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%
ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai
tanggung jawab, komitmen moral)
Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK C
257
Kegiatan Pembelajaran 18 Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan
pengertian proposal penelitian tindakan kelas dengan benar.
2. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu
mendeskripsikan sistematika proposal penelitian tindakan kelas secara benar
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan pengertian proposal penelitian tindakan kelas.
2. Menjabarkan sistematika proposal penelitian tindakan kelas
Uraian Materi
1. Pengertian Proposal PTK Aspek substantif (isi pokok) dari usulan penelitian yang dituangkan dalam
proposal penelitian menyangkut tiga hal pokok, yaitu (1) masalah yang akan
dipecahkan, (2) prosedur yang ditempuh dan cara-cara yang akan digunakan
untuk memecahkan masalah, dan (3) rasional tentang pentingnya pelaksanaan
penelitian (Sukarnya, 2002)
Penyusunan proposal atau usulan penelitian merupakan langkah awal yang harus
dilakukan peneliti sebelum memulai kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Proposal penelitian tindakan kelas PTK dapat membantu memberi arah pada
peneliti agar mampu menekan kesalahan yang mungkin terjadi selama penelitian
berlangsung. Proposal penelitian tindakan kelas PTK harus dibuat sistematis dan
logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang mudah diikuti. Proposal penelitian
tindakan kelas PTK adalah gambaran terperinci tentang proses yang akan
dilakukan peneliti (guru) untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaan tugas
(pembelajaran).
Kegiatan Pembelajaran 18
258
Proposal penelitian atau sering disebut juga sebagai usulan penelitian adalah
suatu pernyataan tertulis mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian
secara keseluruhan. Proposal penelitian tindakan kelas PTK berkaitan dengan
pernyataan atas nilai pentingnya penelitian. Membuat proposal penelitian tindakan
kelas PTK bisa jadi merupakan langkah yang paling sulit namun menyenangkan
di dalam tahapan proses penelitian. Sebagai panduan, berikut dijelaskan
sistematika usulan penelitian tindakan kelas PTK.
2. Sistematika proposal PTK Isi dan sistematikan proposal penelitian tindakan kelas menurut Sukarnyana,
2002, sebagai berikut.
a. Judul penelitian
b. Latar belakang masalah
c. Masalah penelitian
d. Tujuan penelitian
e. Hipotesis tindakan
f. Manfaat Penelitian
g. Kajian Pustaka
h. Metode penelitian
i. Jadwal penelitian
j. Personalia penelitian
k. Anggaran biaya
Lebih lanjut di bawah ini diuraikan satu-persatu sistematika tersebut.
Judul : Judul penelitian akan menggambarkan isi keutuhan dari suatu penelitian.
Bab I Pendahuluan, terdiri atas :
A. Latar Belakang, Tujuan utama penelitian tindakan kelas PTK adalah untuk memecahkan
permasalahan pembelajaran. Untuk itu, dalam uraian latar belakang masalah
yang harus dipaparkan hal-hal berikut.
Masalah yang diteliti adalah benar-benar masalah pembelajaran yang
terjadi di sekolah. Umumnya didapat dari pengamatan dan diagnosis yang
PPKn SMP KK C
259
dilakukan guru atau tenaga kependidikan lain di sekolah. Perlu dijelaskan
pula proses atau kondisi yang terjadi.
Masalah yang akan diteliti merupakan suatu masalah penting dan
mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi
ketersediaan waktu, biaya, dan daya dukung lainnya yang dapat
memperlancar penelitian tersebut.
Identifikasi masalah di atas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar
penyebab dari masalah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan
alasan (argumentasi) bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar
masalah itu.
B. Rumusan Masalah, Perumusan Masalah, berisi rumusan masalah penelitian. Dalam perumusan
masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan
penelitian tindakan kelas PTK. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan
kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan dilakukan dan
hasil positif yang diantisipasi dengan cara mengajukan indikator keberhasilan
tindakan, cara pengukuran serta cara mengevaluasinya.
C. Tujuan Penelitian. Tujuan PTK dirumuskan secara jelas, dipaparkan sasaran antara dan sasaran
akhir tindakan perbaikan. Perumusan tujuan harus konsisten dengan hakikat
permasalahan yang dikemukakan dalam bagian-bagian sebelumnya. Sebagai
contoh dapat dikemukakan penelitian tindakan kelas PTK di bidang IPA yang
bertujuan meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA melalui
penerapan strategi pembelajaran yang dianggap sesuai, pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar mengajar dan lain sebagainya.
D. Manfaat Peneliian. Di samping tujuan penelitian tindakan kelas PTK di atas, juga perlu diuraikan
kemungkinan kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan
secara spesifik keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh, khususnya bagi
siswa, di samping bagi guru pelaksana penelitian tindakan kelas PTK, bagi
rekan-rekan guru lainnya serta bagi dosen LPTK sebagai pendidik guru.
Pengembangan ilmu, bukanlah prioritas dalam menetapkan tujuan penelitian tindakan kelas PTK.
Kegiatan Pembelajaran 18
260
Bab II Kerangka Teoritik dan Hipotesis Tindakan. Pada bagian ini diuraikan landasan konseptual dalam arti teoritik yang digunakan
peneliti dalam menentukan alternatif pemecahan masalah. Untuk keperluan itu,
dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti PTK sendiri nyang
relevan maupun pelaku-pelaku penelitian tindakan kelas PTK lain di samping
terhadap teori-teori yang lazim hasil kajian kepustakaan. Pada bagian ini diuraikan
kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan mendasar usulan
rancangan penelitian tindakan. Kemukakan juga teori, temuan dan bahan
penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan
penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau
konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir dapat
dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan indikator keberhasilan
tindakan yang diharapkan/ diantisipasi. Sebagai contoh, akan dilakukan penelitian
tindakan kelas PTK yang menerapkan model pembelajaran kontekstual sebagai
jenis tindakannya. Pada kajian pustaka harus jelas dapat dikemukakan:
Bagaimana teori pembelajaran kontekstual, siapa saja tokoh-tokoh
dibelakangnya, bagaimana sejarahnya, apa yang spesifik dari teori tersebut,
persyaratannya, dll.
Bagaimana bentuk tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut
pada pembelajaran, strategi pembelajarannya, skenario pelaksanaannya, dll.
Bagaimana keterkaitan atau pengaruh penerapan model tersebut dengan
perubahan yang diharapkan, atau terhadap masalah yang akan dipecahkan,
hal ini hendaknya dapat dijabarkan dari berbagai hasil penelitian yang sesuai.
Bagaimana perkiraan hasil (hipotesis tindakan) dengan dilakukannya
penerapan model di atas pada pembelajaran terhadap hal yang akan
dipecahkan.
Bab III Prosedur Penelitian (Metodologi Penelitian) Pada bagian ini diuraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan.
Kemukakan obyek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian secara
jelas. Prosedur hendaknya dirinci dan perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklus. Sistematika
penelitian tindakan kelas ini meliputi:
PPKn SMP KK C
261
1) Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian. Pada bagian
ini disebutkan di mana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa
dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa pria dan
wanita. Latar belakang sosial ekonomi yang mungkin relevan dengan
permasalahan, tingkat kemampuan dan lain sebagainya.
2) Variabel yang diselidiki. Pada bagian ini ditentukan variabel-variabel penelitian
yang dijadikan fokus utama untuk menjawab permasalahan yang dihadapi.
Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa,
guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedurevaluasi, lingkungan belajar,
dan lain sebagainya; (2) variabel proses pelanggaran KBM seperti interaksi
belajar-mengajar, keterampilan bertanya, guru, gaya mengajar guru, cara
belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas, dan
sebagainya, dan (3) variabel output seperti rasa keingintahuan siswa,
kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar
siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui
tindakan perbaikan dan sebagainya.
3) Rencana Tindakan. Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan
untuk meningkatkan pembelajaran, seperti :
Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan
penelitian tindakan kelas PTK yang diprakarsai seperti penetapan tindakan,
pelaksanaan tes diagnostik untuk menspesifikasi masalah, pembuatan
skenario pembelajaran, pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi
penelitian tindakan kelas PTK, dan lain-lain yang terkait dengan
pelaksanaan tindakan perbaikan yang ditetapkan. Disamping itu juga
diuraikan alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka
perbaikan masalah
Implementasi Tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan.
Skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan
diterapkan.
Observasi dan Interpretasi, yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan
penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan
perbaikan yang dirancang.
Analisis dan Refleksi, yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan
Kegiatan Pembelajaran 18
262
perbaikan yang akan digelar, personel yang akan dilibatkan serta kriteria
dan rencana bagi tindakan berikutnya.
4) Data dan cara pengumpulannya. Pada bagian ini ditunjukan dengan jelas
jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan baik proses
maupun dampak tindakan perbaikan yang di gelar, yang akan digunakan
sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangberhasilan tindakan
perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat bersifat kualitatif,
kuantitatif, atau kombinasi keduanya.
5) Indikator kinerja, pada bagian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan
ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya untuk tindakan
perbaikan melalui penelitian tindakan kelas PTK yang bertujuan mengurangi
kesalahan konsep siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan yang
diduga sebagai dampak dari implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud.
6) Tim peneliti dan tugasnya, pada bagian ini hendaknya dicantumakan nama-
nama anggota tim peneliti dan uraian tugas peran setiap anggota tim peneliti
serta jam kerja yang dialokasikan setiap minggu untuk kegiatan penelitian.
7) Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam matriks yang menggambarkan
urutan kegiatan dari awal sampai akhir.
8) Rencana anggaran, meliputi kebutuhan dukungan financial untuk tahap
persiapan pelaksanan penelitian, dan pelaporan.
PPKn SMP KK C
263
Aktivitas Pembelajaran
1. Peserta diklat membaca sub modul dan memahami kompetensi, ruang lingkup
tujuan dan indikator pencapaian kompetensi
2. Selanjutnya peserta diklat diminta membaca modul secara cermat dan
mencatat hal-hal yang kurang dimengerti.
3. Peserta diklat mengidentifikasi kesulitan memahami materi modul dan
merumuskan menjadi suatu permasalahan terkait penyusunan proposal
penelitian tindakan kelas.
4. Secara berkelompok peserta diklat brainstorming mencari informasi dan data-
data yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan yang diajukan.
5. Peserta diklat melakukan diskusi kelompok guna memecahkan permasalahan
yang dihadapi.
6. Presentasi hasil kerja kelompok.
Latihan/ Kasus /Tugas
Aktivitas : Menguraikan Penelitian Tindakan Kelas LK. 18.1 Proposal Tindakan Kelas Prosedur kerja : 1. Bacalah pernyataan dibawah ini!
Seorang guru PPKn SMP Banjarjumput menemukan permasalahan, dimana
prestasi hasil belajar peserta didik terhadap materi pemhaman aturan hukum
yang berlaku di masyarakat tidak menunjukkan prestasi yang
menggembirakan, bahkan dibawah KKM.
Setelah dikaji faktor penyebabnya adalah penerapan model pembelajaran
kurang menarik dimana model tersebut hanya terpusat pada sang guru.Guru
memilih model pembelajaran yang dianggap mampu meningkatkan prestasi
hasil belajar peserta didik yaitu model Cooperatif Learning dengan Think Paire
and Share.
2. Setelah membaca buatlah proposal penelitian tindakan kelas berdasarkan
kasus tersebut.
Kegiatan Pembelajaran 18
264
Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik
1. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan guru pada dasarnya sebagai upaya
untuk .… A. Meningkatkan hasil pembelajaran melalui tindakan perbaikan
B. Menguji metode baru yang dikemukakan ahli
C. Untuk memperoleh metode yang paling baik dalam pembelajaran pkn
D. Untuk dapat menentukan media yang paling bagus dalam pembelajaran 2. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas berpedoman pada ….
A. Kalender pendidikan C. Proposal penelitian
B. Metodologi penelitian D. Rencana kerja sekolah
3. Apabila Guru PKn akan melaksanaan PTK untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran, maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah ….
A. Menyusun proposal C. Menetapkan masalah
B. Menetapkan hipotesis D. Menyusun RPP dan
lembar observasi
4. Proposal PTK yang berisi tentang obyek, waktu dan lamanya tindakan, serta
lokasi penelitian adalah
A. Pendahuluan C. Rumusan masalah
B. Prosedur penelitian D. Tujuan penelitian
5. Pernyataan
1) Judul penelitian
2) Masalah penelitian
3) Latar belakang masalah
4) Tujuan penelitian
5) Hipotesis tindakan
Urutan dari sistematika proposal penelitian tindakan kelas ditunukkan pada
nomor ….
A. 1,2,3,4 dan 5 C. 1,3,2,4 dan 5
B. 1,2,3,5 dan 4 D. 1,3,2,5 dan 4
PPKn SMP KK C
265
Rangkuman
Proposal penelitian atau sering disebut juga sebagai usulan penelitian adalah
suatu pernyataan tertulis mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian
secara keseluruhan.
Sistematika proposal penelitian tindakan kelas meliputi :
Bab I Pendahuluan, terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian dan manfaat penelitian
Bab II berisi kajian teori dan Bab III bisa mengenai metodologi penelitian
tindakan kelas termasuk di dalamnya biaya dan jadwal penelitian tindakan
kelas.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan
jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai
80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80%
ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai
tanggung jawab, komitmen moral)
Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽 𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK C
267
Kunci Jawaban Latihan//Kasus/Tugas
Kegiatan Pembelajaran 1
1. Materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan dengan
Pancasila adalah
a. Pemahaman tentang sejarah dan semangat komitmen para pendiri Negara
dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara
b. Pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara
danpandangan hidup bangsa
c. Pemahaman tentang dinamika perwujudan Pancasila sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa
d. Pemahaman tentang perbedaan baik dan buruk dalam bertutur kata,
berperilaku, dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
2. Materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah
a. Pemahaman tentang sejarah perumusan dan pengesahan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Pemahaman tentang isi alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
c. Pemahaman tentang norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
d. Pemahaman tentang fungsi lembaga-lembaga negara dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
e. Pemahaman tentang tata urutan peraturan perundang-undangan nasional
f. Pemahaman terhadap norma dan kebiasaan antardaerah di Indonesia.
g. Pemahaman tentang Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
h. Pemahaman terhadap aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
i. Pemahaman terhadap pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3. Materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan dengan
Kunci Jawaban Latihan//Kasus/Tugas
268
Bhinneka Tunggal Ika adalah
b. Pemahaman keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender
c. Pemahaman pengertian dan makna Bhinneka Tunggal Ika
d. Pemahaman makna keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
e. Pemahaman masalah-masalah yang muncul dalam keberagaman
masyarakat dan cara pemecahannya
4. Materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan dengan
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
a. Pemahaman karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka NKRI
b. Pemahaman unsur-unsur NKRI
c. Pemahaman konteks kesejarahan NKRI
Kegiatan Pembelajaran 2
1. Secara garis besar ada beberapa persamaan yang bisa kita simpulkan dari
berbagai pandangan dari ketiga tokoh tersebut, antara lain :
1) Semua para pendiri bangsa berpikir tentang bagaimana memajukan suatu
negara agar bisa menjadi makmur dan sejahtera
2) Ingin menyatukan NKRI, menciptakan kesetaraan sosial, membuat dasar
negara yang kokoh dari ancaman bangsa lain, dengan kata lain sama sama
memiliki cita cita besar untuk bangsa dan negara ini
3) Sama-sama mementingkan orang banyak/rakyat, tujuannya sebagai
pemersatu, ada unsur Tuhan didalamnya, kesejahteraan rakyat, keadilan,
bermusyawarah 4) Dasar negara harus selaras dengan struktur, budaya dan kepribadian
bangsa. 2. Perbedaan usulan dasar Negara oleh para pendiri negara
Mr. Moh. Yamin Mr. Soepomo Ir. Soekarno
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan 4. Peri
Kerakyatan 5. Kesejahteraan
Rakyat.
1. Persatuan 2. Kekeluargaan 3. Keseimbangan
Lahir dan Batin 4. Musyawarah 5. Keadilan Rakyat
1. Kebangsaan Indonesia. 2. Internasionalisme atau Peri
Kemanusiaan. 3. Mufakat atau demokrasi. 4. Kesejahteraan sosial. 5. Ketuhanan yang
berkebudayaan.
PPKn SMP KK C
269
3. Adanya kesepakatan untuk menghilangkan kalimat ”... dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Hal ini dilakukan untuk
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Menghargai nilai juang
para tokoh-tokoh yang sepakat menghilangkan kalimat ”.... dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Para tokoh PPKI berjiwa
besar dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Mereka juga mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Kegiatan Pembelajaran 3
Aspek Yang Diamati Baik Buruk Tutur kata Tulus
berprasangka baik melaksanakan tugas patuh pada yang punya otoritas memuji dengan tulus Mendukung humor lucu menentramkan, meredam Sabar mudah dipahami
bohong, fitnah sombong, Melecehkan Melukai berbicara seenaknya Kasar kasar pada orang tua merendahkan, Menyakiti Arogan Superior marah-marah tidak peduli konteks nada tinggi
Sikap Ikhlas, rendah hati , tidak menyombongkan diri,amanah ,taubat,prasangka baik terhadap orang lain, pemaaf, pemurah, syukur ,zuhud (tidak terpaut pada dunia) ,tenggang rasa ,sabar ,ridha dengan ketentuan Allah ,berani ,lapang dada,lemah lembut ,kasih sayang ,selalu ingat mati ,tawakal ,takut Allah ,suka dengan ilmu pengetahuan ,rasa malu, terutama jika berbuat salah ,kasih saying.
sikap tidak jujur, tidak ikhlas, tidak amanah. Sikap yang tidak menempatkan kedudukan manusia pada harkat dan martabatnya (nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab) misalnya sombong,tidak pemaaf dan sebagainya
Kunci Jawaban Latihan//Kasus/Tugas
270
Aspek Yang Diamati Baik Buruk Perilaku 1. Membina saling
menghormati antara pemeluk agama
2. Membina kerjasama dan toleransi antar pemeluk agama
3. Menginginkan adanya kerukunan pemeluk agama
4. Berlapang dada 5. Mengutamakan
kepentingan orang banyak dengan tidak melupakan unsur individu yang juga memerlukan perlindungan
6. Iklhas dan bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap keputusan
1. Melaksanakan kepercayaan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusaiaan yang adil dan beradap
2. Senantiasa melakukan konflik antara pemeluk agama
3. Tidak mentoleransi antar pemeluk agama
4. Tidak menginginkan adanya kerukunan pemeluk agama Merusak lingkungan
5. Tidak menghargai suku, ras lain
6. Mengutamakan daerah asalnya
Kegiatan Pembelajaran 4
1. Dasar pemikiran yang melatarbelakangi dilakukannya perubahan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, antara lain:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
membentuk struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan
tertinggi ditangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan ralyat.
Hal ini berakibat pada tidak terjadinya saling mengawasi dan saling
mengimbangi (checks and balances) pada institusi-institusi ketatanegaraan
b. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada pemegang kekuasaan
eksekutif (presiden), disamping itu presiden juga punya Hak Prerogatif . Dua
PPKn SMP KK C
271
cabang kekuasaan negara yang seharusnya dipisahkan dan dijalani oleh
lembaga negara yang berbeda, tetapi nyatanya berada di satu tangan
(presidan) yang menyebabkan tidak bekerjanya prinsip saling mengawasi
dan saling mengimbangi (checks and balances) dan berpotensi mendorong
lahirnya kekuasaan yang otoriter.
c. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengandung pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan
lebih dari satu tafsiran (multitafsir), misalnya Pasal 7 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
d. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terlalu
banyak memberikan kewenangan kepada kekuasaan Presiden untuk
mengatur hal-hal yang penting dengan Undang-Undang.
e. Rumusan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945
tentang semangat penyelenggaraan negara belum cukup didukung
ketentuan konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang
demokratis, supremasi hukum, pemberdayaan rakyat, penghormatan hak
asasi manusia (HAM), dan otonomi daerah.
2. Tujuan Perubahan UUD RI Tahun 1945 :
a. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan dasar dalam mencapai
tujuan nasional yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar RI
Tahun 1945
b. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan
kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan
perkembangan paham demokrasi.
c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak
asasi manusia agar sesuai dengan perkembangan paham hak
asasi manusia dan peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan
syarat bagi suatu negara hukum dicita-citakan oleh Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kunci Jawaban Latihan//Kasus/Tugas
272
3. Alasan Yuridis Perubahan UUD RI 1945
a. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan Negara dalam mencapai
tujuan nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan
memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarka
Pancasila. b. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan pelaksanaan kedaulatan
rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan
perkembangan paham demokrasi c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak
asasi manusia sesuai dengan perkembangan paham hak asasi manusia
dan peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu
negara hukum yang dicita-citakan oleh UUD 1945. 4. Kesepakatan dasar untuk mengubah UUD RI 1945
a. Tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Alasan MPR
tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 adalah karena Pembukaan UUD
1945 memuat dasar filosofis dan dasar normatif .
b. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial. Kesepakatan dasar untuk
mempertegas sistem pemerintahan presidensial .
d. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 ditiadakan serta hal-hal normatif
dalam Penjelasan dimasukkan ke dalam pasal-pasal.
5. Perubahan UUD 1945 dilakukan dengan cara adendum.
Proses perubahan UUD RI Tahun 1945 a. Tingkat I
Pembahasan oleh Badan Pekerja Majelis terhadap bahan-bahan yang
masuk dan hasil dari pembahasan tersebut merupakan rancangan Majelis
sebagai bahan pokok Pembicaraan Tingkat II.
b. Tingkat II
Pembahasan oleh Rapat Paripurna Majelis yang didahului oleh penjelasan
Pimpinan dan dilanjutkan dengan Pemandangan Umum Fraksi-fraksi.
c. Tingkat III
Pembahasan oleh Komisi/Panitia Ad Hoc Majelis terhadap semua hasil
pembicaraan Tingkat I dan II. Hasil pembahasan pada Tingkat III merupakan
rancangan putusan Majelis.
PPKn SMP KK C
273
d. Tingkat IV
Pembambilan putusan oleh Rapat Paripurna Majelis setelah mendengar
laporan dari Pimpinan Komisi/Panitia Ad Hoc Majelis dan bilamana perlu
dengan kata akhir dari fraksi-fraksi
6. Hasil Perubahan UUD RI 1945
a. Perubahan Pertama UUD RI 1945 hasil Sidang Umum MPR tahun 1999
tanggal 14 sampai dengan 21 Oktober 1999.
b. Perubahan Kedua UUD RI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR tahun
2000 tanggal 7 sampai dengan 18 Agustus 2000
c. Perubahan Ketiga UUD RI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR tahun
2001 tanggal 1 sampai dengan 9 Nopember 2001
d. Perubahan Keempat UUD RI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR
tahun 2000 tanggal 1 sampai dengan 11 Agustus 2002
Kegiatan Pembelajaran 5
1. Pembukaan UUD RI Tahun 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan yang
terperinci, mengandung arti bahwa memuat dasar filosofis dan normatif yang
mendasari seluruh pasal dalam UUD RI Tahun 1945, Pembukaan UUD RI
Tahun 1945 mengandung staatsidee ( cita-cita negara ), berdirinya Negara
Kesatuan Republik Indonesia , tujuan negara dan dasar negara yang harus
dipertahankan.
2. Alinea I mengandung makna bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa
dan bangsa Indonesia bertekad untuk menghapus segala bentuk penjajahan,
karena penjajahan tidak sesuai dengan peri kemnusiaandan perikeadilan
Alinea II, alenia ini mewujudkan adanya ketetapan dan ketajaman penilaian
bahwa perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai pada
tingkat yang menentukan, bahwa momentum yang telah dicapai tersebut
harus dimanfaatkan untukmenyatakan kemerdekaan, bahwa kemerdekaan
tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih harus diisi dengan
mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Alenia ketiga, alenia ini memuat motivasi spiritual yang luhur, dan mengilhami
Proklamasi kemerdekaan serta menunjukka pula ketaqwaan bangsa
Indonesia kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kunci Jawaban Latihan//Kasus/Tugas
274
Alenia keempat, alenia ini menegaskan bahwa negara Indonesia mempunyai
fungsi sekaligus melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Negara Indonesia berbentuk republik dan berkedaulatan rakyat,
negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila.
Kegiatan Pembelajaan 6
Untuk membantu menjawab kasus tersebut maka bacalah bacaan pada kegiatan
pembelajaran 6 , diskusikan dengan teman sekelompok saudara, dan uraikan
menurut pendapat kelompok saudara.
Kegiatan Pembelajaran 7
1. Untuk membantu menjawab jaminan universal bahwa kemerdekaan dan
kebebasan adalah hak segala bangsa termaktub dalam Pembukaan UUD
NKRI Tahun 1945 maka baca bacaan kegiatan pembelajaran 7 hal 99 - 104
2. Untuk menganalisis kewajiban menghormati hak asasi orang lain telah
diamanatkan oleh UUD NKRI Tahun 1945 maka bacalah bacaan kegiatan
pembelajaran 7 hal.105
Kewajiban-kewajiban hak asasi yang diamanatkan UUDNRI 1945 antara lain
sebagai berikut:
a) pasal 23A, membayar pajak;
b) pasal 27 ayat (1), kewajiban mentaati hukum dan pemerintah;
c) pasal 27 ayat (3), kewajiban pembelaan negara;
d) pasal 28J ayat (1), kewajiban menghormati hak asasi manusia orang
lain;
e) pasal 28J ayat (2), hak tunduk pada pembatasan undang-undang
dalam menjalankan hak asasi manusia; 6) pasal 30 ayat (1), kewajiban
ikut dalam upaya pertahanan keamanan negara;
f) pasal 31 ayat (2), kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar
PPKn SMP KK C
275
3. Kewajiban Dasar Manusia (KDM) yang diatur dalam Pasal 69 ayat (1) UU
Nomor 39 Tahun 1999 bahwa “Setiap orang wajib menghormati hak asasi
manusia orang lain, moral, etika, dan tata tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara”.
4. Hak perlindungan keamanan dan perlindungan hukum, hak ekonomi, dan hak
sosial budaya termaktub dalam Pembukaan UUD NKRI Tahun 1945
Kegiatan Pembelajaran 8
Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah
bacaan kegiatan pembelajaran 8 dan uraikan pendapat saudara
Kegiatan Pembelajaran 9
Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah
bacaan kegiatan pembelajaran 9 dan uraikan pendapat saudara
Kegiatan Pembelajaran 10
Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah
bacaan kegiatan pembelajaran 10 dan uraikan pendapat saudara
Kegiatan Pembelajaran 11
Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah
bacaan kegiatan pembelajaran 11 dan uraikan pendapat saudara
Kegiatan Pembelajaran 12
Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah
bacaan kegiatan pembelajaran 12 dan uraikan pendapat saudara
Kunci Jawaban Latihan//Kasus/Tugas
276
Kegiatan Pembelajaran 13
Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah
bacaan kegiatan pembelajaran 13 dan uraikan pendapat saudara
Kegiatan Pembelajaran 14
Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah
bacaan kegiatan pembelajaran 14 dan uraikan pendapat saudara
Kegiatan Pembelajaran 15
Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah
bacaan kegiatan pembelajaran 15 dan uraikan pendapat saudara
Kegiatan Pembelajaran 16
Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah
bacaan kegiatan pembelajaran 16 dan uraikan pendapat saudara
Kegiatan Pembelajaran 17
Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah
bacaan kegiatan pembelajaran 17 dan uraikan pendapat saudara
Kegiatan Pembelajaran 18
Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah
bacaan kegiatan pembelajaran 18 dan uraikan pendapat saudara
PPKn SMP KK C
277
Evaluasi Akhir
Petunjuk Umum:
1. Periksa dan bacalah setiap butir tes dengan seksama sebelum menjawab pertanyaan. Apabila dijumpai tulisan yang kurang jelas, rusak, atau jumlah butir tes yang tidak lengkap, segera laporkanlah kepada pengawas.
2. Tes terdiri atas 30 butir pilihan ganda, dengan rincian 20 butir soal Kompetensi Profesional.
dan 10 butir soal Kompetensi Pedagogik Jawablah butir-butir pertanyaan di
lembar jawaban yang disediakan. Tidak diperkenankan untuk mencoret,
mengotori, atau merusak lembar soal.
3. Apabila hendak memperbaiki atau mengganti jawaban, bersihkan atau coretlah huruf yang telah diberi tanda silang.
4. Periksalah kembali seluruh pekerjaan sebelum lembar jawaban dan lembar soal diserahkan kepada pengawas.
5. Bekerjalah dengan baik, serius, mandiri, dan tidak mencontek.
Petunjuk Pengerjaan:
1. Setiap butir pertanyaan mendapat nilai 1 (untuk jawaban betul) dan 0 (untuk jawaban salah).
2. Pilihlah satu jawaban yang betul dengan memberi tanda silang pada huruf A, B, C, atau D di lembar jawaban.
Bagian A Kompetensi Profesional
1 Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika merupakan ….
A. Visi PPKn
B. Misi PPKn
C. Tujuan PPKn
D. Ruang lingkup PPKn
Kunci : D
Evaluasi
278
2 Keberagaman dipandang sebagai kekayaan bersifat kodrati dan
alamiah, artinya ….
A. keberagaman bisa menjadi ancaman dan hambatan dalam
pembangunan.
B. sebagai budaya bangsa karena itu harus dipelihara dan
dilestarikan.
C. sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa karena itu tidak perlu
dipermasalah-kan.
D. keberagaman menjadi khasanah bangsa Indonesia.
Kunci : C
3 Usulan mengenai rumusan dasar negara, berbeda-beda, tetapi
memiliki kesamaan pandangan dan pemikiran, yaitu ….
A. ideologi politik dan garis kemerdekaan Indonesia
B. ideologi kebangsaan mengenai dasar negara merdeka.
C. ideologi nasional guna mendirikan sebuah negara
D. Landasan berdirinya suatu negara merdeka.
Kunci B
4 Bertutur kata dan berperilaku yang baik, dimaksudkan secara formal
ukuran kepantasannya mengacu pada ….
A. norma masyarakat
B. nilai Pancasila
C. norma hukum
D. norma susila
Kunci B
5 Kehidupan pada kelompok masyarakat adat, bertutur kata dan
berperilaku di lingkungan harus mengikuti norma yang berlaku,
kepatasan ukurannya bersumber pada norma ….
A. kebiasaan B. kesusilaan C. agama D. hukum Kunci : A
PPKn SMP KK C
279
6 Kesepakatan bangsa Indonesia untuk tidak merubah Pembukaan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hal yang
sangat penting, karena ….
A. mengandung pokok pikiran yang terdiri 4 alenia
B. memuat pernyataan kehendak negara
C. mengandung arah dan tujuan politik luar negari
D. memuat dasar filosofis dan normative negara
Kunci: D 7 Berikut ini contoh nyata sebagai wujud tuntutan reformasi dibidang
penegakan hukum adalah ….
A. dijatuhi hukuman yang tetap bagi koruptor
B. peningkatan pendapatan perkapita sekuruh rakyat.
C. pemberian anggaran ke desa-desa.
D. peningkatan infra struktur pembangunan /
Kunci : A
8 Berikut ini meruakan makna yang tergandung dalam Pembukaan
UUD Negara Republik Indonesia, adalah ….
A. menunjukkan perjuangan bangsa Indonesia sudah selesai
mencapai kemerdekaan
B merupakan pernyataan kemerdekaan yang terperinci dan sumber
hukum tertinggi
C. merupakan garis-garis besar arah dan tujuan pembangunan
Indonesia.
D. merupakan motivasi dan aksi bangsa Indonesia dalam kancah
Internasional
Kunci: B
Evaluasi
280
9 Untuk mengangkat Duta besar Presiden meminta pertimbangan
pada DPR. Dalam hal ini keterlibatan DPR memiliki fungsi di bidang
…..
A. politik diplomatik
B. anggaran dan pengawasan
C. control dan pengawasan
D. legislasi.
Kunci : C
10 Ketika terjadi pembunuhan pada seseorang buruh (pelanggaran
HAM) berdasarkan UUD NRI Tahun 1945, maka UU organik
mendasarkan pada ….
A. UU No. 23 Tahun 2014
B. UU No. 13 Tahun 2003
C. UU No 26 Tahun 2000
D. UU No. 39 Tahun 1999
Kunci : D
11 Wujud perilaku bela negara di lingkungan masyarakat tempat tinggal
adalah …..
A. menjaga kelestarian lingkungan
B. berpartisipasi dalam organisasi
C. memberantas pelacuran D. turut baris berbaris
Kunci :A
12 Setiap norma memiliki kesamaan, yaitu …..
A. petunjuk hidup dalam berperilaku sesuai aturan yang berlaku
B. memuat nilai-nilai luhur yang harus dilaksana-kan
C. petunjuk dalam kehidupan bersama seluruh warga
D. pranata kehidupan manusia dalam bernegara.
Kunci : A
PPKn SMP KK C
281
13 Petunjuk hidup yang diikuti oleh para pengikutnya untuk kehidupan di
dunia dan di akhirat merupakan norma ….
A. agama
B. susila
C..adat
D. hukum
Kunci : A
14 Seseorang melakukan perilaku “ tidak pantas, tidak sopan”, maka
penilaian itu ditinjau dari ….
A. sisi dalam kepribadian
B. sisi luar kepribadian
C. kepantasan dalam berperilaku
D. aturan hukum yang berlaku.
Kunci: B
15 Ketika tersangka diperiksa oleh pihak berwenang, tanpa di damping
kuasa hukum, sebenarnya bertentangan dengan ….
A. praduga tak bersalah
B. legalitas peradilan
C. azas peradilan
D. asas legalitas.
Kunci : C
16 Upacara “ Buang sesaji di laut“ ,”upacara sedekah bumi” bagi
masyarakat tertentu, merupakan wujud dari norma ….
A. kesopnan
B. kesusi;aam
C. keagamaan
D kebiasaan
Kunci : D
Evaluasi
282
17 Keingin yang kuat yang bersatu padu untuk mencapi kemerdekaan
dan pertama kali dinyanyikan Lagu Indonesia Raya terbukti pada ….
A. Sidang BPUPKI
B. Sidang PPKI
C. KMB di Denhaag
D. Sumpah Pemuda
Kunci : D
18 Reaktualisasi jiwa dan semangat sumpah pemuda harus dimaknai
sebagai upaya serius dalam ….
A. menjaga integritas, karakter bangsa dan semangat nasionalisme
melalui pemuda-pemuda Indonesia di tengah berbagai persoalan
yang melanda bangsa Indonesia
B. menubmuhkan kesadaran bangsa Indoensia berpartisipasi dalam
pembangunan nasional
C. motivasi para pemimpin untuk menjadi pemimpin yang handal
tidak menyerah dalam menghadapi persoalan/
D. pelajaran yang berharga bagi generasi mudah untuk selalu ingat
perjuangan masa lalu
Kunci A
19 Gerak cepat TNI dalam membongkar mercu suara yang dibangun
oleh Malaysia di daerah Kab. Sambas merupakan wujud nyata ….
A. bentuk kerakusan suatu negara ingin menguasaiwilayah negara
lain.
B. bentuk provokasi Malaysia terhadap Indonesia untuk memecah
belah bangsa.
C. unjuk kekuatan negara lain terhadap negara tentangga yaitu
Indonesia.
D TNI untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan NKRI
Kunci : D
PPKn SMP KK C
283
20 Berikut ini contoh nyata dari implementasi nilai semangat
kebangsaan di bidang keutuhan wilayah adalah ….
A. penjaga perbatasan wilayah Indonesia.
B. penjaga mercu suar di pelabuhan
C. pengabdian pendidik di daerah terpencil
D. penjaga keamanan hutan
Kunci A
Bagian B Kompetensi Pedagogik
21 Orientasi siswa kepada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar,
membimbing penyelidikan individual maupun kelompok,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah, merupakah langkah model
pembelajaran ....
A, Inquiry Learning
B. Discovery Learning
C. Project Based Laerning
D. Problem Based Learning
Kunci: D
22 Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan scientific dalam
mengumpulkan informasi kompetensi yang dikembangkan adalah ….
A. menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomuni-kasi,
mengembangkan kebia-saan belajar sepanjang hayat.
B. sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan kemampuan berfikir.
C. kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis..
D. Melatih kesungguhan, ketelitian dan kemandirian peserta didik
karena kemandirian merupakan hal penting dalam saintifik.
Kunci : A
Evaluasi
284
23 Ketika peserta didik diputarkan slide tentang kecelakaan lalu lintas,
grafik tentang angka kecelakaan lalu lintas. Hasil belajar yang ingin
dicapai adalah tumbuhnya kesadaran berlalu lintas, maka metode
pembelajaran yang tepat adalah ….
A. Keteladanan
B. simulasi
C. diskusi
D. baca
Kunci : A
24 Guru membelajarkan “ Memahami norma hukum yang berlaku dalam
kehidupan bermasarakat dan bernegara. Pada kegiatan inti peserta
didik diputarkan video tentang “ Bahaya Narkoba dan akibatnya”, guru
menugaskan untuk mencermat, mencatat hal-hal penting dan
bermanfaat bagi peserta didik serta perlu di bahas dalam pembelajaran,
maka langkah guru tersebut dalam discovery learning adalah ….
A. data prosessing
B. data collection
C. problem statment
D. stimulation
Kunci D
25 Indikator pencapaian kompetensi berbunyi “ menampilkan perilaku
patuh terhadap norma yang berllaku, di masyarakat”, maka sasaran
penilaian pada aspek ….
A. pengetahuan
B. ketrampilan
C. sikap spiritual
D. sikap sosial
Kunci : B
PPKn SMP KK C
285
26 Setiap komponen silabus memiliki hubungan yang sistemtik, artinya
….
A. memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran
B. sangat penting dalam proses pembelajaran
C. memiliki keterkaitan yang tidak terpisahkan.
D. memiliki fungsi dan manfaat sendiri-sendiri
Kunci : C
27 Dalam kegiatan mengumpulkan informasi/data, dalam pembelajar-an
saintifik, maka metode yang dipilh guru adalah …..
A. diskusi
B. praktik
C. simulasi
D penugasan
Kunci : D
28 Bila KD PPKn berbunyi “ Menganalisis kasus pelanggaran HAM
menurut UUD 1945, maka bahan ajar utama yang dikembangkan
bersumber pada …
A. UUD NRI 1945 dan UU No. 39 Tahun 1999
B. UUD NRI 1945 dan UU No.26 Tahun 2000
C. UUDS 1950 dan UU No. 7 Tahun 1953
D. UUD 1949 dan peraturan perundangan lainnya
Kunci: A
29 Kompetensi Dasar pengetahuan berbunyi ”Memahami sistem hukum
dan peradilan nasional dalam lingkup NKRI”. Mengingat materi tersebut
cukup luas, maka media belajar yang paling tepat digunakan adalah ….
A. Projektor
B. Grafis
C. OHP
D. LCD
Kunci : B
Evaluasi
286
30 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan karena guru menghadapi
masalah pembelajaran di kelasnya. Setelah diidentifikasi
permasalahan, dirumuskan masalah, guna memecahkan masalahan
tersebut sebelum guru melakukan tindakan, langkah utama adalah ….
A. mencari landasan teori untuk memecahan masalah
B. menentukan metodologi pemecahan masalah.
C. menentukan teknik analisis pemecahan masalah
D. menentukan instrument penelitian.
Kunci : A
PPKn SMP KK C
287
Kunci Jawaban Tes Formatif
Kegiatan Pembelajaran 1 1 D. HAM 2 B. Pancasila menjadi sumber hukum nasional yang ada di Indonesia 3 D. Pancasila merupakan sikap mental, tingkah laku dan amal perbuatan bangsa
Indonesia yang bersifat khas yang berbeda dengan kepribadian bangsa-bangsa lain
4 B. UUD NRI 1945 5 D. Pemendikbud Nomor 24 Tahun 2016 Kegiatan Pembelajaran 2 1 B. Ir Soekarno dan Mr Muhamad Yamin 2 C. Ketuhanan 3 B. 1,2 dan 4 4 C. Ir Sukarno 5 A. Mr Mohamad Yamin Kegiatan Pembelajaran 3 1 C. Menghina suku, agama dan antar golongan lain 2 D. Memuji 3 B. Rendah diri 4 C. Menginginkan adanya kerukunan antar kelompoknya saja 5 C. 1, 4 dan 5 Kegiatan Pembelajaran 4 1 D. Pasal 3 dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 2 B. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 membentuk
struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi ditangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat
3 C. 2, 3, dan 4 4 A. 1999 5 D. 2002 Kegiatan Pembelajaran 5 1 A.Pembukaan UUD Negara RI 1945 memuat dasar filosofis dan normatif yang
mendasari seluruh pasal dalam UUD RI Tahun 1945 2 A. Makna objektif (universal), yaitu kemerdekaan adalah hak segala bangsa 3 B. Perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai kemerdekaan 4 C. Alinea 3 5 D.4 Kegiatan Pembelajaran 6 1 A. 1 = DPR, 2 = MK, 3 = MK, 4 = MPR, 5 = MPR 2 D. Pemekaran dan penggabungan daerah 3 B. Eksekutif 4 B. Mengangkat dan memberhentikan menteri negara 5 B. Memeriksa pengelolaan keuangan negara
Evaluasi
288
Kegiatan Pembelajaran 7 1 C. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-1 2 A. Kewajiban warga negara untuk membela negara 3 D.31 4 B. Pasal 28 A-J 5 B. Hak atas jaminan sosial terutama bagi anak-anak terlantar Kegiatan Pembelajaran 8 1 D. Norma 2 A. Mengatur kehidupan di masyarakat sesuai kebiasaan-kebiasaan yang
disepakati 3 D. Kesopanan 4 D. Kesusilaan 5 A. Agama Kegiatan Pembelajaran 9 1 C. Kota dan Kabupaten 2 B. Memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang
beragama Islam mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus diputus berdasar syariat tertentu
3 C. Mengadili perkara tindak perdata yang dilakukan oleh prajurit atau yang disamakan dengan prajurit
4 B. Memeriksa, mengadili, memutuskan, dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara di tingkat pertama
5 C. Pemberian suatu benda secara suka rela dan tanpa imbalan dari seseorang atau badan hukum kepada orang lain atau badan hukum untuk dimiliki
Kegiatan Pembelajaran 10 1 B. Kepantasan dan kepatutan 2 C. Subak dari Bali 3 D. 1, 4 dan 5 4 D. Dikucilkan dan dimusuhi
5 D. Berteman dengan memperlihatkan ekspresi dan penghargaan
Kegiatan Pembelajaran 11 1 D. Menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya prestasi, dan semangat
profesionalitas 2 B. Tanah air, bangsa dan bahasa 3 B. Menghormati suku bangsa lain 4 D. Sebuah negara 5 C. Saling tolong menolong Kegiatan Pembelajaran 12 1 C. 1,3 dan 4 2 A. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa,
Sumatera dan Madura 3 C. Sjafruddin Prawiranegara 4 A. Roem-Royen
PPKn SMP KK C
289
5 C. Mengibarkan bendera merah putih di depan rumah pada hari-hari besar nasional dengan baik dan benar
Kegiatan Pembelajaran 13 1 D. 1, 3 dan 5 2 A. Kontesktual 3 A. Mengamati 4 D. Teacher center 5 A. Mengamati Kegiatan Pembelajaran 14 1 C. Stimulation 2 A. Menemukan masalah 3 B. Project based learning 4 D. Problem based learning 5 B. Project based learning Kegiatan Pembelajaran 15 1 D. Ulangan harian 2 D. Ulangan harian 3 D. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap dan pengetahuan 4 B. Pengetahuan, sikap, Ketrampilan 5 B. Metakonseptual Kegiatan Pembelajaran 16 1 B. Metode pembelajaran dan kegiatan pembelajaran 2 A. Tujuan/indikator dan materi pembelajaran 3 A. Lembar kegiatan siswa 4 C. 22 tahun 2016 5 A. Metode Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 17 1 A. Ketersediaan 2 B. Praksis 3 C. 1, 2 dan 5 4 B. Praktis dan sederhana 5 C. Ketepatgunaan
Evaluasi
290
Kegiatan Pembelajaran 18 1 A. Meningkatkan hasil pembelajaran melalui tindakan perbaikan 2 C. Proposal penelitian 3 A. Menyusun proposal 4 B. Prosedur penelitian 5 C. 1,3,2,4 dan 5
PPKn SMP KK C
291
Penutup
Demikianlah modul guru pembelajar kelompok kompetensi C bagi guru Mata
Pelajaran PPKn SMP.
Mudah-mudahan anda dapat memahami secara menyeluruh apa yang diuraikan
dalam modul ini, sebab pemahaman tersebut akan menjadi bekal dalam
menyusun materi PPKn, pelaksanaan proses pembelajaran yang bermutu yaitu
kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efisiensi dan produktivitas pembelajaran serta
bermakna bagi para peserta didik.
Kemampuan-kemampuan yang anda kuasai setelah mempelajari modul ini akan
berguna bagi anda dalam membimbing teman sejawat dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Semoga bahan modul ini mampu memfasilitasi kinerja Anda tidak saja pada saat
pendidikan latihan tetapi pada saat Anda melaksanakan tugas di daerah masing-
masing
Modul ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun berharap saran dan
kritik yang membangun untuk kesempurnaan modul.
PPKn SMP KK C
293
Daftar Pustaka
Abdulgani, Roeslan. (1964). Dihadapan Tunas Bangsa. Djakarta: Penerbit B.P. Prapantja.
AECT, (1977), The Definition of Educational Technology. Association For Educational Communication and Technology.
Akbar, Patrialis. 2013. Lembaga-Lembaga Negara Menurut UUD Negara RI Tahun 1945. Jakarta: Sinar Grafika.
Al-Hakim, S. 2010. Media Pembelajaran Berbasis Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila. Malang. UM Press.
Al-Hakim, S. 2011. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar. Makalah Disajikan pada Workshop Pembudayaan Nilai-nilai Pancasila (PNP) Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa Bagi Guru Sekolah Dasar Di Jawa Timur. Batu, Tanggal 14 s/d 16 Nopember 2011
Al-Hakim, S. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Konteks Indonesia. Malang. Madani (Kelompok Intrans Publishing)
Ana Oqi, Media dan Sumber Belajar, http://info-makalah.blogspot.com/2011/07/media-dan-sumber-belajar.ht, diakses pada tanggal 2 Desember 2015
Arsyad. Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo, 2009
Asshiddiqie, Jimly ( 2005 ), Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta : Konstitusi Press
Asshiddiqie, Jimly, 2012. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika.
Budiarjo, Miriam. 2003. Dasar- Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Darji Darmodiharjo, et al.1986; Nilai, Norma dan MoralJakarta: Aries Lima.
Darji Darmodiharjo, Prof, S.H.; 1986; Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Nasional; Malang: Laboratorium IKIP Malang
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Sumpah Pemuda, Latar Belakang dan Pengaruhnya bagi Pergerakan Nasional. Musium Sumpah Pemuda. 2008
Depdiknas. 2004. Pedoman Merancang Sumber Belajar. Jakarta.
Daftar Pustaka
294
1945 Sampai Dengan Perubahan UUD 1945 Tahun 2002 Edisi Kedua. Jakarta: Kencana
Fathoni, Abdurrahmat.2006. Antropologi Sosial Budaya. Jakarta:Rineka Cipta
Gaffar, Afan. 2000. Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta : Pusataka Pelajar.
Harjanto, 2008. Perencanaan Pengajaran, Jakarta:Rineka Cipta.
Hartanti, Evi. 2007. Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika
Hasibuan, Sofia R. 2002.Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Teori dan Konsep, Jakarta: Dian Rakyat,
Herimanto. 2008. Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara
Http://www.academia.edu/4757053/Proses_Perumusan_Pancasila
Http://Herrypkn.Blogspot.Com/2012/08/Semangat-Kebangsaannasionalisme-Dan.Html
Http://Komunitasgurupkn.Blogspot.Co.Id/2014/08/Norma-Dan-Kebiasaan Antardaerah-Di.Html
Https://Sahabatkurikulum2013.Wordpress.Com/2015/01/09/Norma-Dan-Kebiasaan-Antar-Daerah-Di-Indonesia-2/
Http://ainamulyana.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-penelitian-tindakan-kelas.html
Http://Perpus-Maya.Blogspot.Com/2015/07/Makna-Semangat-Kebangsaan.Html
Juliardi, Budi. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kaelan. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma Kaelan. 2014. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma
Kansil, C.S.T, (2002), Pengantar Ilmu Hukum , Jakarta : Balai Pustaka
Kansil, C.S.T, dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs. Jakarta: Bumi Nusantara
PPKn SMP KK C
295
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013.Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : Kemdikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2013. Tentang Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : 2014
KementerianPendidikandanKebudayaan. 2015. PendidikanPancasiladanKewarganegaraan Kelas 9
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI,2014. Buku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP , Jakarta, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Jakarta.
Khon, Hans.1961. Nasionalisme; Arti dan Sedjarahnja.Jakarta: PT Pembangunan
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Koentjaraningrat. 1993. Masalah Kesukubangsaan dan Integrasi Nasional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Koentjaraninngrat. 1977. Masyarakat dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Jambatan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, (2006), Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi , Sekretariat Jendral, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.
Mahmud, Thariq. Menggagas Sumpah Pemuda 201. Media Indonsia, 27 Oktober 2012
Malian, Sobirin dan Marzuki, Suparman. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: UII Press
Mas’oed, Mochtar dan MacAndrews, Colin, Editor. 2001. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Mertokusumo, Sudikno. 1999. Mengenal Hukum; Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty.
Moleong, Lexy. J, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rajawali
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta. Prestasi Pustaka.
Mutiara Rindu, Media dan Sumber Belajar, http://reditayuke10.blogspot.com/2012/02/v-behaviorurldefaultvmlo.html, di akses pada tanggal 5 Desember 2015
Daftar Pustaka
296
Nickel, James W. 1996. Hak Asasi Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Notonagoro, 1980, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Djakarta: Pantjuran Tudjuh
Nur Alfani, 2015 Juni 9 , ( 2015 ), Sistematika Perubahan UUD Negara RI 1945
Penerbit Erlangga
Pengadilan Militer II-08 Jakarta. Struktur Organisasi. Online. http://www.dilmil-jakarta.go.id/rnews.php?nid=114. Diakses tanggal 1 Desember 2015.
Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pranarka. A.M.W. 1985. Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta: Yayasan Proklamasi
Pudjantoro, P. 2011. Media Pembelajaran PPKn. Malang. Panitia Sertifikasi Guru 115.
Rahardjo, Satjipto. 1996. Ilmu Hukum. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Rahardjo, Satjipto. 2002. Sosiologi Hukum, Perkembangan, Metode dan Pilihan Masalah. Surakarta: UII
Rahmat. Sumpah Pemuda:Antara Idealisme dan RealismePendidikan Politik. Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 1, No. 1, Februari-Juli 2003
Republik Indonesia , Kementeri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.
Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah
Republik Indonesia. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Rohani. Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2004
Saksono, Ign. Gatut . 2007. Pancaila Soekarno. Yogyakarta: Rumah Belajar Tabinkas
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta, Penerbit Kecana.
Saraswati, LG. 2006. Hak Asasi Manusia (Teori, Hukum, Kasus).Jakarta: Filsafat UI Press
PPKn SMP KK C
297
Sedyawati, Edi. 2006. Budaya Indonesia (Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah). Jakarta : Rajawali Pers.
Sekretariat Jendar MPR RI, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Soekanto, Soerjono, Dr., S.H., MA., 1982, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum; Jakarta: CV Rajawali
Soemantri, Sri. 1987. Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi. Bandung: Alumni
Sujatmoko, Andrey. 2015. Hukum HAM dan Hukum Humaniter. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Sukarnyana, 2002.Penelitian Tindakan Kelas, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Proyek Peningkatan Pusat Pengembangan Penataran Guru IPS dan PMP Malang,
Supandi, 2014. Materi Pelatihan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PPKn SMP, Jakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu Pendidikan.
Suseno, Franz Magnis. 2008. Etika Kebangsaan Etika Kemanusiaan: 79 Tahun Sudah Sumpah Pemuda. Yogyakarta: Kanisius
Suwirta,Andi. Memaknai Peristiwa Sumpah Pemuda Dan Revolusi Kemerdekaan Indonesia Dalam Perspektif Pendidikan. Sipatahoenan: South-East Asian Journal for Youth, Sports & Health Education, 1(1) April 2015
Taniredja, Tukiran, dkk. 2014. Kedudukan dan Fungsi Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia. Bandung: Alfabeta
Thaib, Dahlan. 1998. Reformasi Hukum Tatanegara; Mencari Model Alternatif Perubahan Konstitusi. Yogyakarta: UII Press
Tim Dosen PKn UPI. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: CV Maulana Media Grafika.
Tutik, Titik Triwulan. 2010. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. Prestasi Pustakaraya. Jakarta.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
Daftar Pustaka
298
Wahidin, Samsul. 2015. Dasar-dasar Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Wulandeltapkn, Sabtu 25 Pebruari ( 2015 ), Perubahan UUD Negara RI 1945
Yuda AR, Hanta. 2010. Presidensialisme Setengah Hati: Dari Dilema Ke Kompromi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Zoelva, Hamdan. 2002. Sistem Penyelenggaraan Kekuasaan Negara Setelah Perubahan UUD 1945. Makalah. Jakarta : Sekretaris Negara RI.
PPKn SMP KK C
299
Glosarium
Afeksi Perasaan dan emosi yg lunak bangsa laindengan maksud untuk memperluas negara itu dapat mewakili danmenjadi contoh dari teori tersebut atau orang
Dasar Negara Pondasi bagi berdirinya suatu negara, sumber pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan atau sumber segala peraturan yang ada dalam suatu negara
Diplomasi Seni dan praktik bernegosiasi oleh seseorang (disebut diplomat) yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi
Eksponen Orang yang menerangkan atau menafsirkan suatu teori Imperialisme Sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk
kembali Kolonialisme Paham tentang penguasaan oleh suatu negara atas
daerah atau mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar
Momentum Saat yang tepat Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati
Orde baru Masa pemerintahan yang dipimpin oleh Suharto Orde lama Masa pemerintahan yang dipimpin oleh Sukarno Otoriter Kekuasaan yang dipegang sendiri dengan sewenang-
wenang Penilaian proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Psikomotorik Berhubungan dengan aktivitas fisik yang berkaitan
dengan Rakyat kumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa
persamaan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah Negara
Reaktualisasi Proses, cara, perbuatan mengaktualisasikan kembali Revitalisasi Proses, cara, perbuatan menghidupkan atau
menggiatkan Revolusi Perubahan ketatanegaraan (pemerintahan atau keadaan
sosial) Rezim Pemerintahan yang berkuasa Sub ordinat Bersifat ada di bawah
Glosarium
300
Warga negara rakyat yang menetap di suatu wilayah negara tertentu, yang memiliki hak dan kewajian dalam hubungannya dengan Negara yang dilakukandengan cepat yang menganut teori