PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI "Identifikasi Kelas Kelompok Tani Mulya Sari"
-
Upload
joy-surya-vega -
Category
Documents
-
view
76 -
download
1
description
Transcript of PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI "Identifikasi Kelas Kelompok Tani Mulya Sari"
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Tantangan pembangunan pertanian dalam menghadapi era globalisasi
adalah kenyataan bahwa pertanian Indonesia didominasi oleh usaha kecil yang
dilaksanakan oleh petani berlahan sempit, bermodal kecil dan memiliki
produktivitas yang rendah. Kondisi ini memberi dampak yang kurang
menguntungkan terhadap persaingan di pasar global. Oleh karena itu diperlukan
upaya khusus pemberdayaan melalui penyuluhan pertanian yang dapat membantu
dan memfasilitasi pelaku utama untuk memperbaiki kehidupan dan
penghidupannya serta meningkatkan kesejahteraannya.
Pembangunan pertanian melalui pemberdayaan petani tersebut didukung
dengan adanya Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K). Pemberdayaan petani
dilakukan melalui penumbuhan dan pembinaan kelompok tani yang dilaksanakan
secara berkesinambungan diarahkan pada upaya peningkatan kemampuan
kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya sebagai kelas belajar, wahana
kerjasama dan unit produksi sehingga mampu mengembangkan usaha agribisnis
dan menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri.
Menilik paradigma tersebut, perlu dilaksanakan suatu bentuk kegiatan yang
berhubungan erat dengan pembinaan dan pengembangan kelompoktani. Salah satu
upaya untuk mengetahui perkembangan kemajuan kelompok tani dalam
melaksanakan fungsinya adalah melakukan identifikasi kelas kelompok melalui
penilaian kemampuan kelompok tani sesuai klasifikasi kelompok tani Kegiatan
tersebut dilaksanakan di Kelompok Tani Mulya Sari Desa Tanjung Sari
Kecamatan Pondok Salam Kabupaten Purwakarta
I.2. Tujuan
a. Untuk mengetahui kelas kelompok tani sesuai dengan kemampuan
kelompok tani.
b. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi kelas kelompok tani sesuai
dengan kemampuan kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya
sesuai dengan klasifikasi kelas kelompok tani.
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Berdasarkan Peraturan Mentri Pertanian No 82 tahun 2013 yang di
maksud Kelembagaan Petani adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari,
oleh, dan untuk petani guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan
petani. Sedangkan Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang
dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan sosial,
ekonomi, dan sumberdaya; kesamaan komoditas; dan keakraban untuk
meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. (Deptan, 2013)
Kelembagaan petani, pekebun, peternak nelayan, pembudi daya ikan,
pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan adalah
lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk pelaku utama.
(Deptan, 2006)
Klasifikasi Kemampuan Poktan adalah pemeringkatan kemampuan
kelompoktani ke dalam 4 (empat) kategori yang terdiri dari: kelas pemula, kelas
lanjut, kelas madya dan kelas utama yang penilaiannya berdasarkan kemampuan
kelompoktani. (Deptan, 2013)
Penumbuhan dan pengembangan poktan dilakukan melalui pemberdayaan
petani untuk merubah pola pikir petani agar mau meningkatkan usahataninya dan
meningkatkan kemampuan poktan dalam melaksanakan fungsinya. Pemberdayaan
petani dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan penyuluhan dengan
pendekatan kelompok.
Kegiatan penyuluhan melalui pendekatan kelompok dimaksudkan untuk
mendorong terbentuknya kelembagaan petani yang mampu membangun sinergi
antar petani dan antar poktan dalam rangka mencapai efisiensi usaha.
Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan kemampuan poktan dilakukan
pembinaan dan pendampingan oleh penyuluh pertanian, dengan melaksanakan
penilaian klasifikasi kemampuan poktan secara berkelanjutan yang disesuaikan
dengan kondisi perkembangannya.
Penumbuhan kelompoktani dapat dimulai dari kelompok-kelompok/
organisasi sosial yang sudah ada di masyarakat yang selanjutnya melalui kegiatan
penyuluhan pertanian diarahkan menuju bentuk kelompoktani yang semakin
2
terikat oleh kepentingan dan tujuan bersama dalam meningkatkan produksi dan
pendapatan dari usahataninya (Deptan, 2007)
Kegiatan-kegiatan kelompoktani yang dikelola tergantung kepada
kesepakatan anggotanya. Dapat berdasarkan jenis usaha, unsur-unsur sub sistem
agribisnis (pengadaan sarana produksi, pemasaran, pengolahan hasil pascapanen).
Dalam penumbuhan kelompoktani tersebut perlu diperhatikan kondisi-kondisi
kesamaan kepentingan, sumber daya alam, sosial ekonomi, keakraban, saling
mempercayai, dan keserasian hubungan antar petani, sehingga dapat merupakan
faktor pengikat untuk kelestarian kehidupan berkelompok, dimana setiap anggota
kelompok dapat merasa memiliki dan menikmati manfaat sebesar-besarnya dari
apa yang ada dalam kelompoktani.
karakteristik kelompok tani
Kelompoktani pada dasarnya merupakan kelembagaan petani non-formal
di pedesaan yang memiliki karakteristik Saling mengenal, akrab dan saling
percaya di antara sesama anggota, mempunyai pandangan dan kepentingan serta
tujuan yang sama dalam berusaha tani, memiliki kesamaan dalam tradisi dan/atau
pemukiman, hamparan usaha, jenis usaha, status ekonomi dan sosial,
budaya/kultur, adat istiadat, bahasa serta ekologi.
Unsur Pengikat Kelompoktani di dasarkan atas ketersediaan kawasan
usahatani yang menjadi tanggungjawab bersama di antara para anggotanya,
adanya kader tani dalam hal ini Ketua Poktan yang berdedikasi tinggi untuk
menggerakkan para petani dengan kepemimpinan yang diterima oleh sesama
petani lainnya, adanya kegiatan dan pembagian tugas tanggungjawab sesama
anggota berdasarkan kesepakatan bersama yang manfaatnya dapat dirasakan oleh
sebagian besar anggotanya, serta adanya dorongan atau motivasi dari tokoh
masyarakat setempat untuk menunjang program yang telah ditetapkan. Selain itu
Kelompok tani memiliki fungsi sebagai Kelas Belajar,Wahana Kerjasama,Unit
Produksi yang di harapkan manpu menciptakan sebuah organisasi petani yang
mandiri.
Dasar Penumbuhan Kelompoktani
a. Penumbuhan poktan, dapat dimulai dari kelompok-kelompok/organisasi
sosial yang ada di masyarakat yang selanjutnya melalui kegiatan
3
penyuluhan pertanian diarahkan untuk menumbuhkan poktan, yang terikat
oleh kepentingan dan tujuan bersama dalam meningkatkan produksi dan
produktivitas serta pendapatan dari usahataninya.
b. Kelompoktani juga dapat ditumbuhkan dari petani dalam satu wilayah,
dapat berdasarkan domisili atau hamparan tergantung dari kondisi
penyebaran penduduk dan lahan usahatani sesuai kebutuhan mereka di
wilayahnya.
c. Kelompoktani ditumbuhkembangkan dari, oleh dan untuk petani dengan
jumlah anggota berkisar antara 20 sampai 25 orang petani atau disesuaikan
dengan kondisi lingkungan masyarakat dan usahataninya.
d. Kegiatan-kegiatan poktan yang dikelola tergantung kepada kesepakatan
anggota, dapat berdasarkan jenis usaha, unsur-unsur subsistem
agribisnis,pengolahan hasil pertanian, dll).
e. Dalam penumbuhan poktan, yang perlu diperhatikan adalah kondisi-
kondisi kesamaan kepentingan, sumberdaya alam, sosial-ekonomi,
keakraban, saling mempercayai, dan keserasian hubungan antar petani.
Prinsip-prinsip Penumbuhan Kelompoktani Penumbuhan poktan,
didasarkan kepada prinsip-prinsip Kebebasan, Keterbukaan, Partisipatif,
Keswadayaan, Kesetaraan, Kemitraan. (Deptan, 2013)
4
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
III.1. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19-21 November 2014 di Desa
Tanjung Sari Kecamatan Pondok Salam Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa
Barat
III.2. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah kelompok tani Mulya Sari Desa Tanjung Sari
Kecamatan Pondok Salam Kabupaten Purwakarta
III.3. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah berupa Paduan
blanko instrumen kemampuan kelompok (SK kepala Badan) , kamera, pulpen,
pensil, penggaris, kertas, laptop, dan lain-lain.
III.4. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam kegiatan Identifikasi kelas kelompok
menggunakan metode sebagai berikut :
1. Observasi lapang, dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan melalui survei
lapang untuk menentukan lokasi dan calon responden.
2. Wawancara semi terstruktur, dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan
kepada responden secara langsung dan berhadapan.
3. Instrumen/paduan penilaian kemampuan kelas kelompok tani (poktan)
merupakan pernyataan tertulis secara tertutup, digunakan untuk
mempermudah dalam penggalian informasi terhadap responden.
5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
Penilaian kelas kelompok tani dilaksanakan di Desa Tanjung Sari
Kecamatan Pondok Salam Kabupaten Purwakarta Kegiatan praktikum
dilaksanakan untuk memenuhi tugas mata kuliah kelembagaan kelompok tani.
Sasaran identifikasi penilaian klasifikasi kelas kelompok tani adalah pengurus dan
anggota kelompok tani Mulya Sari sebagai responden. Alasan pemilihan
responden tersebut adalah Pengurus kelompok bertanggung jawab dan aktif
terhadap suatu kegiatan kelompok dan anggota yang dipilih merupakan hasil
rekomendasi dari pengurus.
Hasil dari identifikasi ke kelompok tani Mulya Sari, dapat diuraikan sebagai
berikut:
A. Identitas Kelompok tani
Nama Klk tani : Mulya Sari
Alamat : Ds.Tj.Sari,Kec.PondokSalam,Kab. Purwakarta
Kelas Kelompok : Lanjut
Jumlah anggota : 100 Orang
Tahun Berdiri : 2008
B. Kepengurusan
Ketua : H. Apendi
Sekretaris : Yanti Setiawati
Bendahara : H. Cucu S
Pelindung : Kepala Desa
C. Administrasi Kelompok
1. Buku kegiatan
2. Buku Inventaris
3. Buku Kas
4. Buku Anjuran Instansi Lain
5. Buku Agenda Surat
6. Buku Susunan Pengurus
7. Buku Saran Anggota
3
8. Buku Daftar Anggota
9. Buku Daftar Hadir
10. Buku Tamu
11. Buku Notulen Rapat
Identifikasi penilaian kelas kelompok didasarkan pada Surat keputusan
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian
Nomor. 168 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan
Kelompok tani. Ketentuan penilaian berdasarkan instrumen penilaian kemampuan
kelompok tani. Hasil identifikasi penilaian kelas kelompok disajikan pada tabel
berikut :
Tabel 1. Instrumen Penilaian Kemampuan Kelompok Tani (Poktan)
NoAspek dan Indikator
Penilaian Kemampuan
Nilai Maksimal Indikator
Hasil Penilaian
Prosentase (%)
I MERENCANAKAN KEGIATAN
200
A Kelas Belajar
1. Kebutuhan Belajar 30 4 13,3
2. Pertemuan Poktan 50 19 38,0
B Wahana Kerjasama
3. Rencana pemanfaatan sumberdaya
30 25 83,3
4. Rencana pelestarian lingkungan
30 15 50
C Unit Produksi
5. RDK/RDKK 3 tahun terakhir
30 30 100
6. Rencana Kegiatan Usaha Kelompok Tani 3 thn terakhir
30 22 73,3
II MENGORGANISASIKAN KEGIATAN
100
4
A Kelas Belajar
1. Menumbuhkembangkan kedisiplinan kelompok
30 15 50,0
B Wahana Kerjasama
2. Mengembangkan aturan tertulis organisasi poktan
50 37 74,0
C Unit Produksi
3. Mengembangkan usahatani poktan
20 20 100,0
III KEMAMPUAN MELAKSANAKAN KEGIATAN
400
A Kelas Belajar
1. Melaksanakan proses pembelajaran
45 19 42,2
2. Melaksanakan pertemuan dengan tertib
45 24 53,3
B Wahana Kerjasama
3. Melaksanakan kerja sama penyediaan jasa pertanian
15 7 46,6
4. Pelestarian lingkungan 30 9 30,0
5. Menerapkan kedisiplinan poktan secara taat azas
15 15 100,0
6. Melaksanakan pembagian tugas anggota
15 15 100,0
7. Melaksanakan dan mentaati kesepakan anggota
15 7 46,6
8. Melaksanakan dan mentaati peraturan perundangan yang berlaku
15 7 46,6
9. Melaksanakan pencatatan 15 9 30,0
5
kegiatan kelompok
C Unit Produksi
10. Pemanfaatan sumberdaya 30 4 13,3
11. Realisasi RDK dan RDKK
30 27 73,3
12. Melaksanakan kegiatan usahatani bersama
15 7 46,6
13. Penerapan teknologi yang direkomendasikan
15 2 13,3
14. Pemupukan dan penguatan modal usaha
65 16 24,6
15. Pengembangan fasilitas/sarana kerja
15 2 13,3
16. Melaksanakan dan mempertahankan kesinambungan produktivitas
20 10 50,0
IV KEMAMPUAN MELAKUKAN PENGENDALIAN DAN PELAPORAN KEGIATAN
150
A. Mengevaluasi Kegiatan Perencanaan
1. Evaluasi RDK 10 1 10,0
2. Evaluasi RDKK 10 0
3. Evaluasi Kegiatan Kelompok
10 0 0
4. Evaluasi Produktivitas Kelompok
10 0 0
5. Evaluasi Pendapatan Usaha tani
10 0 0
B. Mengevaluasi Kinerja 15 0 0
6
Organisasi/kelembagaan
C. Mengevaluasi Pelaksanaan Kegiatan kelompok tani
1. Melaksanakan Kesepakatan dengan kelompok tani lain
10 1 10
2. Melaksanakan kerja sama penyediaan jasa pertanian (sarana produksi, pengolahan, pemasaran, sumber informasi dan sumber permodalan)
10 1 10
3. Melaksanakan usaha bersama (penagkaran benih, penanaman, pengolahan dan pemasaran)
10 1 10
4. Melaksanakan penerapan teknologi
10 1 10
5. Melaksanakan pemupukan modal usaha tani
10 1 10
6. Melaksanakan penguatan modal kelompok
10 1 10
7. Melaksanakan pengembangan fasilitas/sarana kerja
10 1 10
D. Menyusun Laporan Pelaksanaan kegiatan secara tertib 15 2 13,33
V. KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KEPEMIMPINAN KELOMPOK
150
A. KELAS BELAJAR
7
1. Mengembangakan ketrampilan dan keahlian anggota dan pengurus kelompok tani
20 10 50
2. Pengembangan kader kepemimpinan
20 3 15,0
3. Meningkatkan kemampuan anggota untuk memperoleh hak dan kewajiban
30 25 83,3
B. Wahana Kerjasama
4. Pengembangan organisasi antar unit otonom
20 3 15,0
5. Hubungan kerja sama dengan mitra
20 3 15,0
C. Unit Produksi
6. Pengembangan usaha kelompok
20 10 50,0
7. Meningkatkan hubungan kerja sama dengan mitra usaha.
20 3 15,0
Jumlah 1.000 434 43,40
Sumber: Rekapitulasi kuesioner penilaian kemampuan kelompok tani
IV.2. Pembahasan
Berdasarkan penilaian yang dilakukan pada kelompok tani Mulya Sari di
Desa Tanjung Sari Kecamatan Pondok Salam didapat penilaian dengan skor 434.
Sebelum penilaian bahwa kelompok tani Mulya Sari merupakan kelas Lanjut,
namun setelah dilakukan penilaian kelas kemampuan kelompok tani didapat skor
434. Dengan demikian kelompok tani Mulya Sari belum dapat direkomendasikan
untuk naik kelas kemampuan kelompok tani ke kelas Madya. Sesuai dengan
kriteria angka penilaian kelas kelompoktani sebagai berikut :
8
- Pemula : skor penilaian 1 – 250
- Lanjut : skor penilaian 251 – 500
- Madya : skor penilaian 501 – 750
- Utama : skor penilaian 751 – 1000
Hasil identifikasi kelas kemampuan kelompok tani tersebut sudah cukup
baik dalam merencanakan kegiatan kelompok tani, namun masih ada yang perlu
diperbaiki yaitu tentang bukti-bukti fisik yang meliputi waktu, tempat, fasilitator,
peserta, pembiayaan dan lainnya..Pengorganisasian kegiatan dalam menumbuhkan
kedisiplinan kelompok cukup baik dengan tingkat partisipasi anggota > 75 %,
dalam pengorganisasian juga masih lemah dalam bukti-bukti fisik. Kemampuan
melaksanakan kegiatan cukup baik dengan adanya daftar hadir anggota setiap kali
ada pertemuan pada poin ini juga lemah terhadap bukti-bukti fisik. Kemampuan
melakukan pengendalian dan pelaporan kegiatan masih sangat kurang ditunjukkan
dengan tidak pernahnya dilakukan evaluasi kegiatan kelompok tani. Kemampuan
mengembangkan kepemimpinan kelompok tani cukup baik dengan adanya
pembagian tugas dalam keterampilan dan keahlian.
Hasil identifikasi instrumen penilaian kemampuan kelompok tani semua
aspek dan indikator kemampuan kelompok tani perlu ditingkatkan baik dari segi
administrasi tentang pembuatan bukti-bukti fisik dalam setiap kegiatan untuk
mempermudah evaluasi dan pengendalian kegiatan kelompok tani untuk
meningkatkan fungsi-fungsi kelompok tani dalam melaksanakan kegiatan
pertanian. Kelemahan yang terdapat pada kelompok tani dalam bidang
administrasi tentang kurangnya bukti-bukti fisik perlu dilakukan pembinaan
administrasi oleh penyuluh wilayah binaan. Sehingga dengan tertibnya
administrasi dapat dengan mudah melakukan pengendalian dan pelaporan yang
merupakan alat kendali dalam evaluasi kegiatan kelompok tani.
9
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Kelompok tani Mulya Sari sudah cukup baik dalam menjalankan
fungsi-fungsi kelompok tani baik dalam merencanakan kegiatan
kelompok tani dan lainnya.
2. Penilaian kemampuan kelas kelompok tani masih dalam kategori kelas
lanjut karena skor penilaian adalah 434. Sehingga klasifikasi
kemampuan kelompok tani belum dapat di naikkan ke kelas madya.
3. Bukti-bukti fisik dalam menunjang kegiatan pengendalian dan
pelaporan belum ada, sehingga tidak ada evaluasi kegiatan kelompok
tani.
V.2. Saran
1. Perlu diinformasikan kepada penyuluh pertanian untuk lebih
meningkatkan kemampuan kelompok tani Mulya Sari Desa Tanjung
Sari Kecamatan Pondok Salam Kabupaten Purwakarta, Sehingga dapat
dinaikan ke kelas kelompok yang lebih tinggi.
2. Perlu peningkatan penertiban administrasi dalam hal ini penggunaan
bukti-bukti fisik untuk menunjang kegiatan kelompok tani.
3. Tingkat partisipasi anggota perlu lebih ditingkatkan lagi, sehingga setiap
anggota merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap kegiatan
yang akan di laksanakan.
4. Kepada penyuluh di harapkan dapat memberikan atau menyerahkan
sertifikat pengukuhan kelas kelompok dan menginformasikan tentang
kemampuan kelompok tani tersebut agar kelompok tani tau dimana
posisi kemampuan kelompoknya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Deptan. 2006. UU Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan.Jakarta
Deptan.2013.UU Nomor 82 tahun 2013 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani. Jakarta
Deptan.2007.Permentan no 273 tahun 2007 tentang pedoman pembinaan kelembagaan petani.Jakarta
BPPSDMP. 2011. SK Nomor 168 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok tani. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. Jakarta
11
LAMPIRAN
12