PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PORTOFOLIO …
Transcript of PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PORTOFOLIO …
PENGEMBANGAN INSTRUMEN
PENILAIAN PORTOFOLIO BERBASIS PROYEK
MATERI PROGRAM APLIKASI PENGOLAH KATA
TESIS
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan
Oleh
Annisa Phieraz Probosari 0106513008
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tesis dengan judul “Pengembangan Instrumen Penilaian Portofolio Berbasis
Proyek Materi Program Aplikasi Pengolah Kata” karya,
Nama : Annisa Phieraz Probosari
NIM 0106513008
Program Studi : Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke Panitia Ujian Tesis.
Semarang, Juli 2018
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Supriyadi, M.Si Dr. Endang Susilaningsih, M.S
NIP. 196505181991021001 NIP. 195903181994122001
ii
PENGESAHAN UJIAN TESIS
Tesis dengan Judul “Pengembangan Instrumen Penilaian Portofolio Berbasis
Proyek Materi Program Aplikasi Pengolah Kata” karya,
Nama : Annisa Phieraz Probosari
NIM 0106513008
Program Studi : Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana,
Universitas Negeri Semarang pada hari Rabu, tanggal 01 Agustus 2018.
Semarang, 01 Agustus 2018
Panitia Ujian
Ketua,
Prof. Dr. Tri Joko Raharjo, M.Pd
NIP. 195903011985111001
Sekretaris,
Dr. Sri Maryati Deliana, M.Si
NIP. 195406241982032001
Penguji I,
Dr. Djuniadi, M.T
NIP. 196306281990021001
Penguji II,
Dr. Endang Susilaningsih, M.S
NIP. 195903181994122001
Penguji III
Prof. Dr. Supriyadi, M.Si
NIP. 196505181991021001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya
nama : Annisa Phieraz Probosari
nim 0106513008
program studi : Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis yang berjudul “Pengembangan
Instrumen Penilaian Portofolio Berbasis Proyek Materi Program Aplikasi
Pengolah Kata”. ini benar-benar karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya
orang lain atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah. Atas pernyataan ini saya secara pribadi siap menanggung resiko/sanksi
hukum yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya ini.
Semarang, 17 Juli 2018
Yang membuat pernyataan,
Annisa Phieraz Probosari
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
“Sebaik-baiknya penilaian adalah apa adanya (autentik)”
Persembahan:
Tesis ini dipersembahkan untuk:
1. Almamater Universitas Negeri Semarang
2. SMP Negeri 1 Jekulo Kabupaten Kudus
3. Orang tua
4. Putriku Almahira Nura Ardiningrum dan suamiku
Niam Wahzudik
v
ABSTRAK
Probosari, Annisa Phieraz. 2018. “Pengembangan Instrumen Penilaian Portofolio
Berbasis Proyek Materi Program Aplikasi Pengolah Kata”. Tesis.
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Program
Pascasarjana. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Dr.
Supriyadi, M.Si., Pembimbing II Dr. Endang Susilaningsih, M.S.
Kata Kunci: instrumen penilaian portofolio, project based learning, valid, reliabel
Pengembangan dan kualitas instrumen penilaian kompetensi siswa dalam
materi program aplikasi pengolah kata belum terlaksana dengan baik dan belum terstandar sehingga kualitasnya belum terjamin. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengembangkan instrumen penilaian portofolio berbasis proyek pada
materi program aplikasi pengolah kata yang berkualitas (valid dan reliabel).
Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (R and D).
Uji coba dilaksanakan di SMP Negeri 1 Jekulo Kabupaten Kudus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa data faktual penilaian kemampuan
siswa terhadap materi program aplikasi pengolah kata di SMP belum
menggunakan instrumen yang terstandar karena guru belum mengembangkan
instrumen penilaian tanpa melalui uji validitas dan reliabilitas sehingga
kualitasnya tidak dijamin sebagai instrumen penilaian yang baik. Pengembangan
prototype instrumen penilaian portofolio berbasis proyek materi program aplikasi
pengolah kata di SMP menggunakan tahapan pengembangan instrumen penilain
dari Djemari Mardapi dengan menambahkan 1 (satu) langkah yaitu kegiatan studi
pendahuluan. Hasil dari pengembangan instrumen ini berupa instrumen dan rubrik
penilaian pengetahuan, keterampilan, produk, dan presentasi.
Validasi kelayakan isi instrumen penilaian memperoleh rata-rata skor
83%, aspek kebahasaan memperoleh rata-rata skor 81% dan dari aspek penyajian
intrumen penilaian yang dikembangkan memperoleh persentase rata-rata skor
kelayakan penyajian sebesar 83%. Uji reliabilitas instrumen penilaian portofolio
berbasis proyek menunjukkan bahwa semua butir instrumen penilaian reliabel
dengan nilai koefisien Kappa berada pada rentangan antara 0.61 s.d 0.80 > 0.7.
Respon guru menunjukkan 85% guru menyatakan instrumen penilaian hasil
pengembangan praktis dan 80% guru menyatakatan berkualitas serta mendapat
respon positif dari siswa. Instrumen penilaian portofolio berbasis proyek materi
program aplikasi pengolah kata di SMP hasil pengembangan dalam penelitian ini
sangat cocok untuk diterapkan/disebarluaskan di sekolah lain karena telah teruji
kualitasnya sebagai instrumen penilaian yang baik yaitu valid dan reliabel.
vi
PRAKATA
Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat-Nya.
Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“Pengembangan Instrumen Penilaian Portofolio Berbasis Proyek Materi Program
Aplikasi Pengolah Kata”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih
gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Penelitian ini
dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggitingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian
penelitian ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para
pembimbing: Prof. Dr. Supriyadi, M.Si (Pembimbing I) dan Dr. Endang
Susilaningsih, M.S (Pembimbing II). Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga
kepada semua pihak yang telah membantu selama proses penyelesaian studi, di
antaranya:
1. Direksi Program Pascasarjana Unnes, yang telah memberikan kesempatan
serta arahan selama pendidikan, penelitian, dan penulisan tesis ini.
2. Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan Program Pascasarjana Unnes yang telah memberikan
kesempatan dan arahan dalam penulisan tesis ini.
3. Bapak dan Ibu dosen Program Pascasarjana Unnes, yang telah banyak
memberikan bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh
vii
pendidikan.
4. Kepala SMP N 1 Jekulo Kabupaten Kudus yang telah memberikan izin
penelitian tesis ini.
Peneliti sadar bahwa dalam tesis ini mungkin masih terdapat kekurangan,
baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil penelitian
ini bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Semarang, Juli 2018
Annisa Phieraz Probosari
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS ............................................................... ii
PENGESAHAN UJIAN TESIS ............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
PRAKATA ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................................... 9
1.3 Batasan Masalah .............................................................................................. 9
1.4 Rumusan Masalah ............................................................................................ 9
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 10
1.6 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 11
1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ....................................................... 11
1.8 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ..................................................... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, DAN KERANGKA
BERPIKIR 2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................ 13
2.1.1 Pengembangan Instrumen Penilaian Portofolio ..................................... 13
2.1.2 Pembelajaran Berbasis Proyek ............................................................... 14
2.1.3 Pembelajaran Berbasis Proyek dengan penilaian Portofolio .................. 17
2.2 Kerangka Teoretis .......................................................................................... 18
2.2.1 Instrumen Penilaian yang Efektif ........................................................... 18
2.2.2 Penilaian Portofolio ................................................................................ 19
2.2.3 Validitas ................................................................................................. 34
2.2.4 Reliabilitas .............................................................................................. 37
2.2.5 Respon Siswa terhadap Penilaian. .......................................................... 38
2.2.6 Model Pembelajaran Berbasis Proyek.................................................... 40
2.2.7 Materi Program Aplikasi Pengolah Kata di SMP .................................. 48
2.3 Kerangka Berpikir .......................................................................................... 51
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian ............................................................................................ 56
3.2. Prosedur Penelitian ........................................................................................ 56
3.3. Sumber Data ................................................................................................... 58
3.4. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 59
3.5. Uji Keabsahan Data ....................................................................................... 59
3.5.1 Desain Uji Keabsahan Data .................................................................. 60
3.5.2 Subjek Uji Coba .................................................................................... 60
ix
3.5.3 Jenis Data .............................................................................................. 61
3.6. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................................. 64
4.1.1 Data faktual penilaian kemampuan siswa terhadap materi program aplikasi
pengolah kata di SMP .................................................................................. 64
4.1.2 Pengembangan prototype instrumen penilaian portofolio berbasis proyek
materi program aplikasi pengolah kata di SMP ........................................... 72
4.1.3 Uji Kualitas Instrumen Penilaian Portofolio Berbasis Proyek Yang
Dikembangkan ............................................................................................. 94
4.1.4 Uji Kepraktisan Instrumen Penilaian Portofolio Berbasis Proyek Yang
Dikembangkan ........................................................................................... 105
4.1.5 Respon siswa terhadap instrumen penilaian portofolio berbasis proyek yang
dikembangkan ............................................................................................ 106
4.1.6 Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 113
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 142
5.2 Saran .............................................................................................................. 144
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 145
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Program
Aplikasi Pengolah Kata ........................................................................ 51
Tabel 4.1 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Keterampilan ......................................... 78
Tabel 4.2 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Produk .................................................... 79
Tabel 4.3 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Presentasi ............................................... 80
Tabel 4.4 Kisi-kisi Instrumen Pengetahuan........................................................... 80
Tabel 4.5 Hasil Telaah instrumen oleh Pakar ........................................................ 83
Tabel 4.6 Data Reliabilitas Uji Coba Instrumen Penilaian Keterampilan ............. 84
Tabel 4.7 Data Reliabilitas Uji Coba Instrumen Penilaian Produk Proposal ........ 85
Tabel 4.8 Data Reliabilitas Uji Coba Instrumen Penilaian Produk Undangan ...... 85
Tabel 4.9 Data Reliabilitas Uji Coba Instrumen Penilaian Produk Dekorasi ........ 86
Tabel 4.10 Data Reliabilitas Uji Coba Instrumen Penilaian Presentasi ................. 86
Tabel 4.11 Data Reliabilitas Penilaian Keterampilan............................................ 88
Tabel 4.12 Data Reliabilitas Penilaian Produk Proposal ....................................... 89
Tabel 4.13 Data Reliabilitas Penilaian Produk Undangan .................................... 89
Tabel 4.14 Data Reliabilitas Penilaian Produk Dekorasi ...................................... 90
Tabel 4.15 Data Reliabilitas Penilaian Presentasi ................................................. 90
Tabel 4.16 Hasil Pengukuran Validitas Butir Instrumen Penilaian Pengetahuan 91
Tabel 4.17 Hasil Pengukuran Reliabilitas Instrumen Penilaian Pengetahuan ....... 91 Tabel 4.18 Hasil Pengukuran Validitas Instrumen Respon Siswa ........................ 92
Tabel 4.19 Hasil Pengukuran Reliabilitas Instrumen Respon Siswa ..................... 92
Tabel 4.20 Rekapitulasi Skor Portofolio ............................................................... 93
Tabel 4.20 Hasil Angket Kepraktisan Instrumen oleh Guru ............................... 105
Tabel 4.21 Hasil Angket Kualitas oleh Guru ...................................................... 106
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Proyek .................................. 43
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................. 55
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ............................................................................ 57
Gambar 4.1 Hasil Uji Validasi Ahli ...................................................................... 94
Gambar 4.2 Nilai Keterampilan ............................................................................ 97
Gambar 4.3 Ketercapaian Indikator Keterampilan ................................................ 97
Gambar 4.4 Butir keterampilan dengan skor tertinggi dan terendah ..................... 98
Gambar 4.5 Nilai produk Proposal Kegiatan ........................................................ 98
Gambar 4.6 Ketercapaian Indikator produk Proposal ........................................... 99
Gambar 4.7 Butir Produk Proposal Kegiatan dengan skor tertinggi
dan terendah ....................................................................................... 99
Gambar 4.8 Nilai produk Surat Undangan .......................................................... 100
Gambar 4.9 Ketercapaian Indikator produk Surat Undangan ............................. 100
Gambar 4.10 Butir Produk Surat Undanngan dengan skor tertinggi
dan terendah .................................................................................... 101
Gambar 4.11 Nilai produk Dekorasi Kegiatan .................................................... 101
Gambar 4.12 Ketercapaian Indikator produk Dekorasi Kegiatan ....................... 102
Gambar 4.13 Butir Produk Dekorasi Kegiatan dengan skor tertinggi dan
terendah ........................................................................................... 102 Gambar 4.14 Nilai Presentasi .............................................................................. 103
Gambar 4.15 Ketercapaian Indikator Presentasi ................................................. 103
Gambar 4.16 Butir Presentasi dengan skor tertinggi dan terendah ..................... 104
Gambar 4.17 Respon Motivasi Siswa ................................................................. 107
Gambar 4.18 Kemampuan Penilaian Portofolio terhadap Kemampuan Nyata
Siswa ................................................................................................................... 108
Gambar 4.19 Penilaian Portofolio dan Kemudahan Kerja Kelompok ................ 108
Gambar 4.20 Respon Tanggung Jawab siswa dalam menyelesaikan proyek ...... 109
Gambar 4.21 Respon Kemampuan Portofolio dalam menunjukkan penilain
secara adil ............................................................................................................ 109
Gambar 4.22 Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kesempatan menunjukkan
Kemampuan Diri ................................................................................................. 110 Gambar 4.23. Rasa Percaya diri siswa ketika presentasi ..................................... 110
Gambar 4.24 Kepuasan Hasil Penilaian dengan portofolio berbasis proyek ....... 111
Gambar 4.25 Pengaruh Rubrik Penilaian Portofolio terhadap hasil penilaian
proyek .................................................................................................................. 112
Gambar 4.26 Kesesuaian rubrik penilaian portofolio dengan tugas proyek
kelompok ............................................................................................................. 112
Gambar 4.27 Kesesuaian rubrik penilaian dengan menilai hasil pembelajaran
TIK berbasis Proyek ............................................................................................ 112
Gambar 4.28 Kemampuan siswa dalam menyelesaika proyek dengan baik ....... 113
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pedoman Wawancara...................................................................... 153
Lampiran 2. Transkrip Wawancara ..................................................................... 155
Lampiran 3. Penilaian Terdahulu ........................................................................ 168
Lampiran 4. Lembar Validasi Ahli ..................................................................... 169
Lampiran 5. Tabulasi Validasi Ahli .................................................................... 171
Lampiran 6. Instrumen Penilaian Portofolio ....................................................... 173
Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Portofolio ........................................ 174
Lampiran 8. Lembar Soal Penilaian Pengetahuan .............................................. 177
Lampiran 9. Soal Penilaian Proyek ..................................................................... 180
Lampiran 10. Lembar Penilaian Portofolio ......................................................... 184
Lampiran 11. Uji Validitas dan Reliabilitas Aspek Pengetahuan ....................... 186
Lampiran 12. Rubrik Penilaian Keterampilan ..................................................... 191
Lampiran 13. Instrumen Penilaian Keterampilan ............................................... 193
Lampiran 14. Skoring Lembar Observasi Keterampilan .................................... 195
Lampiran 15. Rubrik Penilaian Produk Proposal Kegiatan ................................ 201
Lampiran 16. Instrumen Penilaian Produk Proposal Kegiatan ........................... 203
Lampiran 17. Skoring Penilaian Produk Proposal Kegiatan ............................... 205
Lampiran 18. Rubrik Penilaian Produk Undangan Kegiaatan ............................ 211
Lampiran 19. Instrumen Penilaian Produk Undangan Kegiatan ......................... 213
Lampiran 20. Skoring Penilaian Produk Undangan Kegiatan ............................ 215
Lampiran 21. Rubrik Penilaian Produk Desain Dekorasi Kegiatan .................... 221
Lampiran 22. Instrumen Penilaian Produk Desain Dekorasi Kegiatan ............... 223
Lampiran 23. Skoring Penilaian Produk Desain Dekorasi Kegiatan .................. 225
Lampiran 21. Rubrik Penilaian Presentasi .......................................................... 231
Lampiran 22. Instrumen Penilaian Presentasi ..................................................... 233
Lampiran 23. Skoring Penilaian Presentasi ......................................................... 236
Lampiran 24. Rekapitulasi Nilai Portofolio ........................................................ 242
Lampiran 25. Angket Respon Guru .................................................................... 244
Lampiran 26. Tabel Angket Kualitas Instrumen oleh Guru ................................ 247
Lampiran 27. Tabel Hasil Angket Kepraktisak ................................................... 249
Lampiran 28. Instrumen Angket Respon Siswa .................................................. 251
Lampiran 29. Hasil Angket respon Siswa ........................................................... 254
Lampiran 30. Dokumentasi Kegiatan Penelitian................................................. 257
Lampiran 31. Matrik Langkah Pengembangan Instrumen .................................. 258
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan tes dirancang untuk melakukan pengukuran terhadap
hasil belajar, kemampuan umum (abilitas), kemampuan khusus (bakat), maupun
intelegensi. Tes merupakan salah satu instrumen penilaian yang kemudian
digunakan menjustifikasi kemampuan siswa. Penilaian adalah proses
pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran siswa dalam
kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama
dan setelah proses pembelajaran (Permendikbud No 104 tahun 2014).
Penilaian tidak sekadar pengumpulan data, tetapi juga pengolahan untuk
memperoleh gambaran proses dan hasil belajar siswa. Penilaian dapat mengetahui
hasil dari pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh siswa. Huba dan Freed
(2000) berpendapat penilaian adalah proses pengumpulan dan diskusi informasi
dari berbagai sumber untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam dari
apa yang diketahui, dipahami dan yang dapat diperbuat siswa dengan pengetahuan
yang dimiliki sebagai hasil pengalaman pembelajaran.
Hasil penilaian seyogyanya menginterpretasikan kemampuan siswa
secara menyeluruh. Penilaian hasil belajar siswa jenjang pendidikan dasar dan
menengah harus memperhatikan prinsip-prinsip antara lain: sahih, obyektif, adil,
terpadu, terbuka, holistik dan berkesinambungan, sistematis, akuntabel, dan
1
2
edukatif (Permendikbud No 104 tahun 2014). Penilaian harus mengukur
pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi
dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan.
(1) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur. (2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur
dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. (3) Adil, berarti
penilaian tidak menguntungkan atau merugikan siswa karena berkebutuhan
khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi, dan gender. (4) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik
merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
(5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. (6) Holistik dan
berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek
kompetensi dan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai
dengan kompetensi yang harus dikuasai siswa. (7) Sistematis, berarti penilaian
dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah
baku. (8) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. (9) Edukatif, berarti penilaian dilakukan
untuk kepentingan dan kemajuan siswa dalam belajar.
Penilaian menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dan
mencakup semua aspek kompetensi untuk memantau perkembangan kemampuan
siswa. Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan
sehingga diketahui kemampuan siswa secara menyeluruh dan tepat. Penilaian
3
dilakukan untuk semua materi pembelajaran baik yang bersifat teori maupun
praktek. Semua jenjang pendidikan baik dasar, menengah, tinggi, formal maupun
non formal menggunakan penilaian sebagai acuan dalam evaluasi pembelajaran
yang dilakukan maupun evaluasi terhadap kemampuan siswa. Sekolah menengah
pertama (SMP), sebagai lembaga pendidikan formal mengikuti standar penilaian
sesuai dengan ketentuan pada semua materi yang dibelajarkan pada jenjang
pendidikan tersebut.
Naskah akademik kajian standar isi TIK menyebutkan, bahan kajian
Teknologi Informasi dan Komunikasi di kelas VII s/d IX(SMP/MTs) difokuskan
pada kegiatan yang bersifat aplikatif dan produktif, jugasedikit apresiatif dan
evaluatif (Puskur,2007).Materi pembelajaran TIK kelas 8 SMP salah satunya
adalah program aplikasi pengolah kata. Naskah akademik mengindikasikan,
materi program aplikasi pengolah kata dibelajarkan melalui proses aplikatif dan
produktif dimana siswa dibawa langsung kepada pengalaman riil. Karakteristik
mata pelajaran TIK di SMP mengarah pada kegiatan aplikatif, sehingga
seyogyanya dilakukan model pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa.
Proses belajar mengajar di kelas khususnya di SMP kenyataanya
seringkali masih berbenturan dengan persoalan kurangnya pemahaman siswa
tentang materi yang diajarkan, hal ini karena banyaknya siswa yang hanya
dapat menghapal atau mengingat materi dengan baik tetapi tidak mengerti
maksud, tujuan dan konsep materi yang diajarkan. Proses pembelajaran
tersebut menyebabkan pembelajaran menjadi kurang bermakna. Siswa dapat
4
mengingat materi tetapi mereka tidak mampu menghubungkan atau
mengkaitkan materi ajar yang mereka terima di sekolah dengan aplikasi pada
permasalahan yang akan mereka temukan nantinya.Sistem penilaian lebih
mengarahkan hanya pada sisi kognitif C1 sampai dengan C3 menyebabkan
kemampuan aplikatif siswa kurang terasah. Siswa SMP masih terjebak pada
pemahaman dasar dengan kemampuan pemecahan masalah yang masih perlu
dikembangkan dengan penilaian yang mengarahkan siswa pada kemampuan
aplikatif tersebut.
Observasi awal dilakukan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
Kabupaten Kudustanggal 19 Juni tahun 2015, diperoleh hasil penilaian materi
program aplikasi pengolah kata di SMP masih mengarah pada penilaian yang
bersifat pengetahuan. Peni (2015) menyatakan guru sudah mencoba membuat
instrumen penilaian untuk menilai kinerja siswa, tetapi guru belum pernah
melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen penilaian yang
dikembangkan. Wawancara dilakukan pada guru di sekolah yang berbeda keadaan
siswa dan kultur. Alif (2015) menjelaskan guru bahkan belum membuat instrumen
penilaian untuk menilai kinerja siswa terkait materi. Ayu (2015) mengatakan
belum pernah membuat instrumen penilaian. Penilaian hanya didasarkan pada
pengamatan obyektif tanpa ada standar yang jelas. Permasalahan penilaian yang
tidak jauh berbeda antara guru mata pelajaran TIK SMP.
Materi program aplikasi pengolah kata untuk SMP, selayaknya
memperhatikan berbagai aspek dalam menentukan metode penilaian yang tepat.
Penilaian untuk materi tersebut seharusnya dapat menakar kemampuan siswa dari
5
sisi pengetahuan maupun sisi keterampilan. Guru masih kesulitan
mengembangkan instrumen penilaian yang mengukur sisi pengetahuan dan
keterampilan sekaligus mengukur kemampuan aplikatif seperti yang seharusnya
dimiliki generasi abad 21. Generasi yang handal pada abad 21 perlu
dikembangkan pembelajaran berbasis proyek dengan model penilaian portofolio.
Miftari (2014) menjelaskan, pembelajaran berbasis proyek adalah langkah terbaik
membudayakan kemampuan teknologi abad 21dan kerja kelompok adalah
stimulasi positif pada pembelajaran berbasis proyek.
Pembelajaran berbasis proyek mengaplikasikan kemampuan teori dan
praktek, membangun kerja kelompok, dan kemampuan kolaborasi. Penelitian
mengenai implementasi pembelajaran berbasis proyek pada pembelajaran
komputer telah dilakukan oleh Asan dan Haliloglu (2005) pada pembelajaran
komputer SD di Koprubasi Turki. Keterampilan komputer siswa dinilai
menggunakan rubrik, sedangkan untuk mengukur efektivitas kerja tim,
komunikasi, dan kemampuan sosial siswa digunakan lembar evaluasi pribadi dan
kelompok. Penelitian ini menghasilkan respon siswa selama mengerjakan tugas
bersama memaksimalkan keterampilan komputer mereka termasuk kemampuan
kolaborasi dan komunikasi.
Breiter et al (2005) melaksanakan penelitian terhadap mahasiswa ilmu
komputer dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dalam
pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran berbasis proyek efektif meningkatkan
keterampilan sosial dan teknis. Proyek memang terkesan lebih komplek dan lebih
6
mahal dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, tetapi hasil yang
didapatkan maksimal. Siswa menjadi lebih bertanggungjawab dengan proyeknya.
Ayu (2015) mengatakan guru masih terpatok dengan penilaian tradisional
dengan menggunakan paper and pencil test untuk materi ini. Guru masih terbatas
memahami cara membuat instrumen penilaian yang standar. Guru TIK jarang
membekali diri dengan pengetahuan mengenai penilaian. Peni (2015) berdalih
penilaian yang dilakukan selama ini sudah baik tetapi tidak pernah dilakukan
analisis validitas dan reliabilitas terhadap instrumen penilaiannya. Guru layak
memberikan alasan tersebut dikarenakan belum adanya standar penilaian baku
untuk mengukur kompetensi siswa terhadap materi program aplikasi pengolah
kata. Penilaian yang bervariasi menyebabkan interpretasi yang berbeda dan tidak
terdapat acuan pasti yang dapat mengukur kemampuan siswa.
Siswa membutuhkan keterampilan komputer yang baik untuk membantu
bersosialisasi dan menyelesaikan tugas-tugas yang menggunakan perangkat lunak
pengolah kata sebagai alat menyelesaikan tugas mereka. Grant, et all (2009)
menjelaskan sebagian besar siswa dituntut untuk mahir dalam keterampilan
komputer untuk bersaing di pasar kerja global saat ini dengan mengusai program
aplikasi pengolah kata, presentasi, dan aplikasi pengolah angka.
Nafis (2015) mengemukakan pembelajaran mapel TIK saat ini dirasa
belum membantu banyak tugas siswa di sekolah. Guru TIK memberikan tugas
yang masih terpatok pada tugas di lembar kerja dan menuntut siswa mengerjakan
sama persis dengan contoh di lembar kerja. Agil (2015) menambahkan
kemampuan siswa sisi aplikatif belum terasah melalui metode pembelajaran
7
konvensional. Guru seharusnya perlu memberikan tugas yang sesuai dengan
kebutuhan sehari-hari, semisal membuat laporan karya wisata atau proposal
kegiatan OSIS. Guru juga belum mempelihatkan kumpulan tugas yang telah di
kerjakan selama pembelajaran TIK, sehingga siswa tidak mengetahui dengan jelas
perkembangan keterampilan komputer yang dimiliki.
Instrumen penilaian portofolio berbasis proyek merupakan salah
alternatif pemecahan untuk masalah. Penilaian portofolio memungkinkan guru
dan siswa mengetahui dengan tepat perkembangan keterampilan yang dimiliki
oleh siswa dari awal pembelajaran. Siswa yang paham materi yang telah dikuasai
dan belum dikuasai, dapat memacu semangat siswa belajar lebih giat.
Pembelajaran berbasis proyek, diharapkan membuat siswa tidak hanya memahami
materi yang mendasar saja, tetapi dapat mengaplikasikan pada kebutuhan siswa
sehari-hari terkait materi program aplikasi pengolah kata.
Gulbahar dan Tinmaz (2006) mengimplementasikan pembelajaran
berbasis proyek dengan penilaian portofolio pada kursus komputer awalnya
karena ketidakmampuan siswa membuat skenario software yang akan
dikembangkan. Instruktur mencoba menerapkan pembelajaran berbasis proyek.
Siswa berhasil membuat skenario pengembangan software. Penilaian portofolio
mendukung siswa mendapatkan umpan balik mingguan dan memiliki kesempatan
untuk mendesain ulang tugas sebelum dievaluasi sehingga bisa dilakukan revisi
untuk memperoleh hasil yang terbaik.
Penelitian ini menitik beratkan pada pengembangan instrumen penilaian
portofolio berbasis proyek terkait dengan materi program aplikasi pengolah kata.
8
Penelitian ini diharapkan menghasilkan instrumen penilaian portofolio standar
yang dapat memberikan gambaran utuh terkait kemampuan siswa SMP dalam
memenuhi tuntutan dan kualifikasi yang dipersyaratkan. Kemampuan yang
dimaksud adalah kemampuan aplikatif dalam menggunakan aplikasi pengolah
kata untuk menyelesaikan tugas sekolah. Kemampuan aplikatif tersebut dinilai
dengan menggunakan penilaian kinerja. Menurut Utomo dan Ardiyarta (2013:1-9)
dalam konteks pembelajaran, penilaian kinerja (performance assessment)
merupakan salah satu teknik penilaian yang dalam proses pengumpulan data
untuk membuat keputusan tentang individu dilakukan dengan cara observasi
sistematis.
Pengembangan instrumen penilaian ini diteliti menggunakan metode
penelitian dan pengembangan (research and development) dengan penggabungan
metode pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan
untuk menggali data faktual pengembangan instrument penilaian, sedangkan
metode kuantitatif digunakan untuk menentukan kualitas dan kepraktisan
instrumen penilaian. Instrumen penilaian portofolio berbasis proyek ini
diharapkan dapat menunjukkan kemampuan asli siswa tanpa memperhatikan
unsur subyektivitas. Instrumen penilaian portofolio berbasis proyek ini
dikembangkan menggunakan langkah pengembangan tes menurut Mardapi
(2012). Penulis berharap dengan pengembangan instrumen penilaian tercipta
instrumen penilaian portofolio berbasis proyek yang valid, reliabel, dan praktis
sehingga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dengan tepat.
9
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi dari latar belakang di atas dapat ditarik beberapa masalah
yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti. Identifikasi masalah tersebut
antara lain:
1.2.1 Instrumen penilaian materi program aplikasi pengolah kata di SMP
memiliki banyak variasi sesuai dengan kemampuan pemahaman guru.
Informasi ini diperoleh dari hasil wawancara kepada Guru
1.2.2 Guru TIK kurang memahami konsep pembuatan instrumen penilaian
kinerja untuk siswa. Informasi ini diperoleh dari hasil wawancara kepada
Guru
1.2.3 Pengembangan instrumen portofolio berbasis proyek harus valid, reliabel,
efektif dan praktis agar kemampuan siswa terukur dengan tepat. (Gulbahar
dan Tinmaz, 2006).
1.3 Batasan Masalah
Batasan dalam penelitian ini adalah pengembangan instrumen penilaian
portofolio. Instrumen penilaian portofolio berbasis proyek yang dikembangkan
mengambil dari salah satu materi pada mata pelajaran TIK kelas VIII SMP yaitu
program aplikasi pengolah kata. Instrumen tersebut dianalisis karakteristiknya
sehingga terbentuk instrumen penilaian yang berkualitas dan praktis.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian yang dapat ditarik dari identifikasi masalah
di atas antara lain:
10
1.4.1 Bagaimana data faktual penilaian kemampuan siswa terhadap materi
program aplikasi pengolah kata di SMP?
1.4.2 Bagaimana pengembangan prototype instrumen penilaian portofolio
berbasis proyek materi program aplikasi pengolah kata di SMP?
1.4.3 Bagaimanakah kualitas instrumen penilaian portofolio berbasis proyek
yang dikembangkan berdasarkan validitas dan reliabilitas?
1.4.4 Apakah instrumen penilaian portofolio berbasis proyek yang
dikembangkan praktis?
1.4.5 Bagaimana respon siswa terhadap instrumen penilaian portofolio berbasis
proyek yang dikembangkan?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.5.1 Mendiskripsikan data faktual penilaian kemampuan siswa terhadap materi
program aplikasi pengolah kata di SMP
1.5.2 Mendiskripsikan prototype instrumen penilaian portofolio berbasis proyek
materi program aplikasi pengolah kata di SMP
1.5.3 Menguji kualitas instrumen penilaian portofolio berbasis proyek materi
program aplikasi pengolah kata di SMP berdasarkan hasil validitas dan
reliabilitas.
1.5.4 Menguji kepraktisan instrumen penilaian portofolio berbasis proyek materi
program aplikasi pengolah kata di SMP
1.5.5 Mendeskripsikan respon siswa terhadap instrumen penilaian portofolio
berbasis proyek materi program aplikasi pengolah kata di SMP
11
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain :
1.6.1 Manfaat Teoretik
Instrumen penilaian portofolio berbasis proyek dapat digunakan sebagai
acuan pengembangan instrumen penilaian yang mengukur hasil belajar dan
kemampuan siswa dengan tepat.
1.6.2 Manfaat Praktis
Instrumen penilaian portofolio berbasis proyek ini dapat digunakan guru
sebagai panduan menilai kemampuan aplikatif. Siswa dapat menggunakannya
sebagai pedoman perbaikan cara belajar. Sekolah dapat menggunakan instrumen
penilaian ini sebagai acuan kebijakan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
materi perangkat lunak pengolah kata.
1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Pengembangan instrumen penilaian ini diharapkan menghasilkan suatu
produk instrumen penilaian portofolio standar mengenai program aplikasi
pengolah kata yang benar-benar mampu mengukur keberhasilan pembelajaran dan
kemampuan siswa. Produk perangkat penilaian yang akan dihasilkan yaitu
instrumen penilaian portofolio berbasis proyek dan rubrik holistik. Instrumen
penilaian portofolio berbasis proyek yang dikembangkan mencakup penilaian
keterampilan, penilaian produk, penilaian presentasi untuk menilai keterampilan
dan kreatifitas, dan penilaian pengetahuan.
Karakteristik atau spesifikasi produk perangkat penilaian yang diharapkan
dalam kegiatan pengembangan penilaian yaitu panduan penilaian portofolio
12
berbasis proyek materi program aplikasi pengolah kata yang sesuai dengan
langkah-langkah dalam penyusunan instrumen penilaian portofolio berbasis
proyek. Hasil penilaian siswa diharapkan lebih terarah dan mampu mengukur
kemampuan aplikatif terkait dengan materi program aplikasi pengolah kata di
SMP.
1.8 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Asumsi yang menjadi landasan pijak dalam pengembangan instrumen
penilaian ini yaitu menghasilkan penilaian yang baik maka perlu adanya
instrumen penilaian yang standar serta pemilihan metode penilaian yang tepat.
Materi program aplikasi pengolah kata di SMP merupakan materi yang idealnya
dilakukan praktek dalam pembelajarannya. Pembelajaran praktek sebaiknya
menggunakan penilaian portofolio berbasis proyek. Pemilihan metode penilaian
portofolio berbasis proyek karena metode ini sangat mungkin mengukur
kemampuan siswa secara utuh selain mengukur kemampuan aplikatif terkait
materi dalam menyelesaikan tugas. Penelitian ini hanya difokuskan di satu
sekolah sehingga belum mencakup ke banyak sekolah (diseminasi), karena
katerbatasan waktu dan kemampuan peneliti.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS,
DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengembangan Instrumen Penilaian Portofolio
Penelitian yang relevan berkaitan dengan penilaian portofolio dengan
penelitian ini adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Gusti Ayu Rindi
Ratna Dewi (2013) mengulas tentang kemampuan menulis siswa yang mengikuti
pembelajaran berbasis asesmen portofolio lebih tinggi daripada siswa yang
mengikuti pembelajaran berbasis asesmen konvensional. Penelitian relevan yang
dilakukan oleh I Gede Made Agus Kristiawan (2013) mengulas tentang instrumen
penilaian portofolio pada mata pelajaran TIK materi Microsoft Word kelas X
SMA N 1 Tabanan. Hasil penelitian tersebut juga mampu mengungkap bahwa
instrumen penilaian portofolio yang telah dikembangkan dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi Microsoft Word.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh I Kade Suardana (2007)
mengungkapkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi
kognitif, afektif dan psikomotorik serta respon siswa terhadap penerapan penilaian
portofolio dalam pembelajaran fisika berbasis inquiri terbimbing adalah sangat
positif. Hasil penelitian Wandansari dan Sri Wahyuni (2014) menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan penilaian portofolio efektif dalam pemahaman konsep
peserta didik kelas XI IPA SMA N 1 Ambarawa pada materi koloid. Penelitian
13
14
Suciati (2006) yang mengkomparasikan antara evaluasi portofolio dan tanpa
evaluasi portofolio untuk mata pelajaran kimia membuktikan bahwa penerapan
evaluasi portofolio pada pembelajaran kimia dapat meningatkan prestasi belajar
kimia siswa.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai penilaian portofolio
pada mata pelajaran TIK khususnya dengan mengintegrasikan pembelajaran
berbasis projek pada jenjang pendidikan SMP masih sangat terbatas, sehingga
masih dibutuhkan penelitian lain yang diperlukan untuk mengembangkan
instrumen penilaian portofolio.
2.1.2 Pembelajaran Berbasis Proyek
Penelitian Dewi (2012) pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 3 Singaraja
semester genap 2011/2012 memperoleh hasil penerapan model pembelajaran
berbasis proyek meningkatkan nilai hasil belajar siswa yaitu dari 76,05 dengan
ketuntasan klasikal 72,73% pada siklus I menjadi 82,42 dengan ketuntasan
klasikal 100% pada siklus II. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek
meningkatkan rata-rata motivasi belajar TIK siswa dari 75,39 dengan standar
deviasi 11,10 pada siklus I menjadi 83,58 standar deviasi 9,65. Sedangkan
tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran berbasis proyek sebesar
42,58 dengan kategori positif. Hasil tersebut dapat disimpulkan pembelajaran
berbasis proyek meningkatkan motivasi siswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Ketertarikan siswa dalam belajar berdampak positif dengan
pemahaman siswa dan hasil belajar yang lebih baik.
15
Penelitian Miftari (2014) mengenai Project Based Learning:
mengembangkan keterampilan kolaboratif dan teknologi abad 21. Penelitian
dilakukan dalam 10 minggu pelatihan terkait keterampilan yang diperoleh dengan
pembelajaran berbasis proyek, efektifitas manajemen dan desain kerja, serta
kriterianya. Peneliti menggunakan media Webquest yang dapat merekam aktifitas
grup. Webquest adalah aplikasi media pembelajaran berbasis internet yang
didalamnya memuat rencana pembelajaran, mula dari latar belakang, tugas,
sumber informasi yang dibutuhkan, penjelasan mengenai proses siswa dalam
menyelesaikan masalah, dan panduan mengelola informasi yang dibutuhkan.
Hasil penelitiannya adalah pembelajaran berbasis proyek merupakan langkah
terbaik membudayakan kemampuan teknologi abad 21 dan kerja kelompok adalah
stimulasi positif pada pembelajaran berbasis proyek. Keberagaman tradisi,
perbedaan, kemampuan berbahasa Inggris, dan minat siswa juga diperhatikan.
Penelitian Asan dan Haliloglu (2005), mengenai implementasi
pembelajaran berbasis proyek pada pembelajaran komputer dilakukan pada
pembelajaran komputer SD di Koprubasi Turki dibagi dua grup, yaitu grup
kontrol 50 siswa dan grup eksperimen 48 siswa. Penilaian keterampilan komputer
siswa digunakan rubrik, sedangkan untuk mengukur efektivitas kerja tim,
komunikasi, dan kemampuan sosial siswa digunakan lembar evaluasi pribadi dan
kelompok. Prosedur penelitian yang dilakukan adalah menggunakan pretes
postest control group design dengan lama penelitian 8 minggu. Siswa dibagi
menjadi 2 kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen,
siswa harus menampilkan bagian dari proses pengembangan proyek antara lain :
16
(1) memilih topik/materi; (2) membuat kerangka konsep; (3) perencanaan,
pengorganisasian, dan pengumpulan informasi; (4) memproses informasi; (5)
presentasi pengetahuan. Hasilnya, respon siswa selama mengerjakan tugas
bersama memaksimalkan keterampilan komputer termasuk kemampuan
kolaborasi dan komunikasi.
Penelitian Grant (2011) tentang aspek yang mempengaruhi hasil
pembelajaran dan produk siswa dalam konteks pembelajaran berbasis proyek
menunjukkan bahwa hasil pembelajaran dan produk siswa dipengaruhi adanya
pengaruh dari aspek internal, eksternal, keyakinan tentang proyek yang sedang
dikerjakan dan lingkungan yang didukung oleh teknologi yang melimpah.
Penelitian Wilis Okti Pamungkasi, Nanik Wijayati, Sudarmin (2017)
tentang pengembangan instrumen penilaian proyek berpendekatan visual,
auditori, dan kinestetik dengan produk storyboard menunjukkan bahwa instrumen
penilaian proyek yang dikembangkan valid, reliabel, dan layak digunakan untuk
menilai proses dan hasil belajar siswa. Instrumen penilaian proyek efektif
digunakan dalam pembelajaran, karena rerata hasil penilaian proyek dan penilaian
hasil belajar yang didapatkan semua siswa minimal dengan kriteria baik serta ada
peningkatan N-gain dengan kategori tinggi untuk siswa visual, siswa auditori, dan
siswa kinestetik.
Penelitian Widodo dan Joko (2015) tentang pengembangan dan
implementasi perangkat pembelajaran berbasis proyek membuktikan bahwa
perangkat pembelajaran hasil pengembangan valid dan rata-rata hasil belajar
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa kelas eksperimen berbeda signifikan
17
dengan hasil belajar siswa kelas kontrol. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
Eliana dkk (2016) membuktikan bahwa pembelajaran berbasis pembelajaran
berbasis proyek efektif dalam memperlengkapi siswa yang melek ICT di sekolah
menengah pertama pada kategori tinggi, sedang dan rendah.
2.1.3 Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Penilaian Portofolio
Penelitian Gulbahar dan Tinmaz (2006) mengimplementasikan
pembelajaran berbasis proyek dengan penilaian portofolio pada kursus komputer,
awalnya karena ketidakmampuan siswa membuat skenario software yang akan
dikembangkan. Kemudian instruktur mencoba menerapkan pembelajaran berbasis
proyek. Hasilnya, siswa berhasil membuat skenario pengembangan software.
Didukung dengan penilaian portofolio, siswa mendapatkan umpan balik
mingguan dan memiliki kesempatan untuk mendesain ulang tugas sebelum
dievaluasi sehingga bisa dilakukan revisi untuk memperoleh hasil yang terbaik.
Penelitian dilakukan kepada 8 mahasiswa pada Jurusan Pendidikan
Komputer dan Teknologi Pembelajaran Fakultas Pendidikan Universitas di Turki.
Peneliti menggunakan pembelajaran berbasis proyek dengan lima kriteria, yaitu :
(1) proyek merupakan kegiatan sentral, bukan alat dari kurikulum; (2) proyek
difokuskan pada pertanyaan atau masalah yang akan dipecahkan siswa sesuai
dengan konsep dan prinsip materi pembelajaran; (3) proyek melibatkan siswa
pada investigasi konstruktif; (4) proyek mendorong siswa menaikkan
kemampuannya secara signifikan; (5) proyek yang dikerjakan nyata, bukan
simulasi di sekolah. Pembelajaran berbasis proyek dan asesmen e-portofolio
membuat pembelajaran di Turki menjadi lebih produktif dan efektif.
18
2.2 Kerangka Teoretis
2.2.1 Instrumen Penilaian Yang Efektif
Efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauhmana sasaran atau
tujuan (kuantitas, kualitas dan waktu) telah dicapai (Sutomo, 2012: 28). Merujuk
definisi tersebut jika dihubungkan dengan instrumen penilaian, efektivitas
berkaitan dengan kualitas. Kualitas adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh
dari instrumen penilaian yang dikembangkan dalam penelitian dengan mengacu
syarat instrumen penilaian yang baik. Instrumen penilaian yang baik adalah
instrumen yang memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah tertentu, dapat
memberikan data akurat sesuai dengan fungsinya, dan hanya mengukur sampel
perilaku tertentu.
Karakteristik instrumen penilaian yang baik adalah valid, reliabel,
relevan, representatif, praktis, deskriminatif, spesifik dan proporsional (Arifin,
2009: 69). Valid, artinya suatu instrumen dapat dikatakan valid jika mampu
mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Reliabel, artinya suatu instrumen
dapat dikatakan reliabel atau handal jika instrumen mempunyai hasil yang
konsisten. Relevan, artinya instrumen penilaian yang digunakan harus sesuai
dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah
ditetapkan. Instrumen penilaian harus sesuai dengan domain hasil belajar, seperti
domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Representatif, artinya materi instrumen
penilaian harus betul-betul mewakili seluruh materi yang disampaikan. Untuk itu
dalam mengembangkan instrumen penilaian harus menggunakan silabus sebagai
acuan pemilihan materi instrumen penilaian. Praktis, artinya instrumen penilaian
19
mudah dipergunakan. Kepraktisan tidak hanya dilihat dari teknik penyusunan
instrumen, tetapi juga bagi orang lain yang ingin menggunakan instrumen
penilaian tersebut. Deskriminatif, artinya instrumen itu harus disusun sedemikian
rupa, sehingga dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan yang sekecil apa pun.
Spesifik, artinya suatu instrumen penilaian disusun dan digunakan khusus untuk
objek yang dinilai. Proporsional, artinya suatu instrumen penilaian harus memiliki
tingkat kesulitan yang proporsional antara sulit, sedang, dan mudah. Sementara itu
Sugiyanto dkk (2015: 82-92) mengatakan bahwa suatu model evaluasi dikatakan
efektif atau baik jika memenuhi syarat: komprehensif, praktis, ekonomis, dan
didukung oleh instrumen pengumpul data yang valid dan reliabel, serta memiliki
kejelasan bahasa. Instrumen penilaian harus akuntabel. Sebagaimana yang
diuraikan oleh Alimah, dkk (2016: 55-62) bahwa assesment autentik harus
akuntabel untuk dapat mengukur hasil belajar yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2.2.2 Penilaian Portofolio
2.2.2.1 Pengertian Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya siswa dari
proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh siswa, hasil tes (bukan nilai) atau
bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata
pelajaran. Popham (1995:163) menjelaskan, portofolio diartikan sekumpulan
sistemik tentang pekerjaan seseorang dalam hal ini siswa. Woolfoks dalam
20
Widoyoko (2012: 119) menjelaskan portofolio sebagai koleksi tugas siswa,
tampilan perkembangan, dan prestasi. Ormrod (2003: 586) mengatakan bahwa
portofolio adalah koleksi tugas siswa pada periode tertentu.
Abidin (2014: 71) menyatakan portofolio dapat diartikan sebagai
kumpulan karya atau dokumen siswa (siswa) yang tersusun secara sistematis,
terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran, digunakan guru dan siswa
untuk menilai dan memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu. Pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa portofolio diartikan sebagai kumpulan karya siswa dalam kurun waktu
tertentu yang menunjukkan usaha, perkembangan dan prestasi belajar siswa.
Jailani (2015: 1) menyebutkan bahwa portofolio adalah suatu kumpulan atau
berkas pilihan yang dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian.
Hart (1994: 24-25) menyatakan bahwa penyusunan portofolio yang baik
mempunyai empat tujuan, yaitu membantu: (1) Guru menilai perkembangan dan
kemajuan siswa; (2) Orangtua dan guru berkomunikasi lebih efektif terkait tugas
siswa; (3) Guru dan Kepala Sekolah mengevaluasi program pembelajaran; (4)
Siswa bekerjasama dengan guru dalam proses penilaian. Widoyoko (2012: 120)
memberi penjelasan portofolio seorang siswa biasanya memuat: (1) Hasil ulangan
harian atau tes formatif dan ulangan umum atau tes sumatif yang biasanya dicatat
dalam buku nilai siswa; (2) Tugas-tugas terstruktur yang biasanya dikumpulkan
oleh guru dan disimpan dalam sebuah map atau loker khusus untuk tugas-tugas
siswa; (3) Catatan perilaku harian para siswa yang biasanya tersimpan pada buku
khusus yang disebut catatan anekdot; (4) Laporan kegiatan siswa di luar sekolah
21
yang menunjang kegiatan belajar, biasanya dikumpulkan para guru dan
selanjutnya didokumentasikan.
Kunandar (2014: 294-295) berpendapat, isi atau hasil produk siswa yang
bisa dinilai dengan portofolio adalah : (1) Hasil proyek, penyelidikan atau praktik
yang disajikan secara tertulis; (2) Gambar atau laporan hasil pengamatan; (3)
Analisis situasi yang berkaitan atau relevan; (4) Deskripsi dan diagram
pemecahan suatu masalah; (5) Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan
antara konsep-konsep; (6) Penyelesaian soal-soal terbuka; (7) Hasil tugas
pekerjaan rumah yang khas; (8) Laporan kerja kelompok; (9) Hasil kerja siswa
yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam video, alat rekam audio, dan
komputer; (10) Fotokopi surat piagam atau tanda penghargaan; (11) Hasil karya
dalam mata pelajaran siswa yang tidak ditugaskan oleh guru (atas pilihan siswa
sendiri, tetapi relevan); (12) Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan
siswa terhadap mata pelajaran bersangkutan; (13) Cerita tentang usaha siswa
sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha peningkatan diri; dan
(14) Laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran.
Penilaian portofolio yang disusun dengan baik dapat memberikan manfaat
sebagai berikut: (1) Portofolio memberikan bukti yang lebih jelas dan lengkap
tentang kinerja siswa daripada hasil tes di kelas; (2) Portofolio merupakan catatan
penilaian yang sesuai dengan program pembelajaran yang baik; (3) Portofolio
merupakan catatan jangka panjang tentang kemajuan siswa; (4) Portofolio
memberikan gambaran tentang kemampuan siswa; (5) Siswa diberi kesempatan
menunjukkan keunggulan dirinya, bukan kekurangannya dalam mengerjakan soal
22
atau tugas; (6) Portofolio mencerminkan pengakuan atas bervariasinya gaya
belajar siswa; (7) Portofolio memberikan kesempatan siswa untuk berperan dalam
penilaian hasil belajar; (8) Portofolio membantu guru dalam menilai kemajuan
siswa; (9) Portofolio membantu guru dalam pengambilan keputusan untuk
perbaikan pembelajaran. Portofolio merupakan bahan diskusi perkembangan
siswa dengan orang tua siswa; (10) Portofiolio membantu pihak luar dalam
menilai program pembelajaran; (11) Portofolio menumbuhkan motivasi belajar
siswa.
Portofolio sebagai penilaian yang mampu mengukur pemahaman sekaligus
keterampilan yang dimiliki siswa. Penilaian portofolio memiliki karakteristik
sebagai berikut: (1) Multi sumber, artinya portofolio memungkinkan untuk
menilai berbagai macam evidence; (2) Otentik, artinya ditinjau dan konteks
maupun fakta harus saling berkaitan satu sama lain; (3) Dinamis, artinya
portofolio mencakup perkembangan da perubahan; (4) Eksplisit, artinya semua
tujuan pembelajaran berupa kompetensi dasar dan indikator harus dinyatakan
dengan jelas; (5) Integrasi, portofolio senantiasa berkaitan antara program yang
dilakukan siswa dengan kehidupan nyata; (6) Kepemilikan, penilaian portofolio
menekankan pada adanya rasa kepemilikan, yaitu adanya evidence dengan
kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan dalam rangka mencapai
standar kompetensi tertentu; (7) Beragam tujuan, portoflio dilaksanakan tidak
hanya mengacu pada suatu standar kompetensi dasar dan indikator pencapaian
hasil belajar, tetapi juga mengacu ke berbagai tujuan misalnya beberapa indikator
pencapaian hasil belajar (Depdiknas, 2007).
23
2.2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Portofolio
Kelebihan dari penilaian portofolio adalah : (1) Guru mampu mengetahui
perkembangan siswa secara individual; (2) Siswa tidak perlu menunggu siswa lain
untuk menyelesaikan kompetensi dasar yang telah ditentukan; (3) Guru lebih
mudah dalam mencari solusi bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar; (4)
Portofolio memotivasi siswa untuk kerja mandiri; (5) Portofolio mendorong
perubahan paradigma penilaian yang lebih menekankan proses perubahan
kemampuan siswa dari pada sekedar hasil belajar; (6) Portofolio meningkatkan
akuntabilitas penilaian; (7) Siswa lebih mampu menghargai hasil karya siswa
lainnya. Hal ini sesuai dengan penelitian Febryanti (2016) yang menghasilkan
data temuan penelitian bahwa dengan pembelajaran berbasis portofolio dapat
meningkatkan hasil belajar matematika ssiwa kelas VIII SMP negeri 26 Makasaar
dengan rincian aspek pemahaman konsep sebesar 94,73% yaitu 36 siswa dari 38
siswa, aspek penalaran dan komunikasi sebesar 63,15% yaitu 24 siswa dari 38,
dan aspek pemecahan masalah sebesar 78,94% yaitu 30 siswa dari 38 siswa
dinyatakan tuntas belajar.
Penilaian portofolio juga memiliki beberapa kelemahan. Kunandar (2014:
299) menyebutkan beberapa kelemahan itu sebagai berikut: (1) portofolio
membutuhkan waktu yang banyak untuk melakukan penilaian; (2) portofolio sulit
dilaksanakan pada kelas yang besar; (3) portofolio tidak semua guru mampu
melakukan penilaian dengan jumlah siswa yang banyak; (4) portofolio
memerlukan tempat penyimpanan khusus hasil karya siswa; (5) siswa sulit dinilai
kejujurannya dengan portofolio; dan (6) instrumen yang digunakan lebih banyak.
24
Widoyoko (2012: 122-124) berpendapat beberapa kekurangan yang
dimiliki penilaian portofolio yaitu: (1) Portofolio membutuhkan waktu yang
relatif lama; (2) Portofolio memiliki reliabillitas rendah; (3) Guru berorientasi
pada pencapaian hasil akhir; (4) Portofolio belum menyediakan kriteria penilaian
yang baku; (5) Portofolio memerlukan tempat penyimpanan yang memadai.
2.2.2.3 Prinsip Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio mengacu beberapa prinsip dasar penilaian. Widoyoko
(2012: 124-126) menjelaskan prinsip-prinsip dasar penilaian portofolio antara
lain: (1) Prinsip penilaian proses dan sekaligus penilaian hasil; (2) Prinsip
penilaian berkala dan berkelanjutan; (3) Prinsip penilaian yang adil. Ditjen
Dikdasmen dalam Arifin (2009 : 202-203) mengemukakan pelaksanaan penilaian
portofolio hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip saling mempercayai,
kerahasiaan bersama, milik bersama, kepuasan, dan kesesuaian.
Saling mempercayai antara guru dan siswa menjadikan penilaian menjadi
kondusif sehingga hasil penilaian yang diperoleh benar-benar menggambarkan
kemampuan siswa. Penilaian portofolio mewajibkan guru menjaga kerahasiaan
semua hasil pekerjaan siswa sebelum pameran untuk memotivasi siswa
memperbaiki hasil karyanya. Hasil pekerjaan siswa merupakan milik bersama
antara guru dan siswa. Dokumen yang ada dalam rangka pencapaian standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator harus memuaskan semua pihak dan
harus sesuai.
25
2.2.2.4 Langkah-Langkah Penilaian Portofolio
Pelaksanaan penilaian berbasis portofolio perlu dilakukan langkah-langkah
yang tepat sehingga dalam pelaksanaannya tidak mengalami hambatan. Kunandar
(2014: 300) menyebutkan langkah-langkah yang diperlukan dalam teknik
penilaian portofolio sebagai berikut: (1) Jelaskan kepada siswa bahwa
penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja siswa yang
digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi juga digunakan oleh siswa sendiri; (2)
Tentukan sampel-sampel portofolio yang akan dibuat; (3) Kumpulkan dan
simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau folder di rumah atau loker
masing-masing di sekolah; (4) Berikan tanggal pembuatan pada setiap bahan
informasi perkembangan siswa; (5) Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio
dan bobotnya kepada siswa; (6) Siswadiminta menilai karyanya sendiri secara
berkesinambungan; (7) Siswa diberikesempatan untuk memperbaiki karya ; (8)
Jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio.
Selain langkah-langkah di atas supaya proses penilaian berbasis portofolio
berlangsung dengan baik maka perlu melakukan perencanaan dan pelaksanaan
penilaian portofolio. Berikut ini beberapa langkah dalam merencanakan penilaian
portofolio: (1) menentukan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dinilai
pencapaiannya dan diinformasikan kepada siswa; (2) merumuskan tujuan
pembelajaran; (3) menjelaskan tujuan penggunaan, macam dan bentuk serta
kriteria penilaian dari kinerja dan/atau hasil karya siswa yang akan dijadikan
portofolio; (4) menentukan kriteria penilaian; (5) menentukan format
pendokumentasian hasil penilaian portofolio (topik kegiatan, tanggal, catatan
26
pencapaian); (6) menyiapkan map yang diberi identitas sebagai wadah
pendokumentasian portofolio siswa.
2.2.2.5 Jenis Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio menurut Arifin (2009 : 207-209) dibagi dua aspek,
yaitu aspek peserta didik dan aspek sistem. Penilaian portofolio dilihat dari jumlah
peserta didik, dibagi menjadi dua jenis yaitu portofolio perseorangan dan
portofolio kelompok. Penilaian portofolio berdasarkan aspek sistem juga dibagi
dua jenis yaitu portofolio proses dan portofolio produk.
Portofolio proses menunjukkan tahapan belajar dan menyajikan catatan
perkembangan siswa dari waktu ke waktu. Tujuan menggunakan portofolio proses
adalah membantu siswa mengidentifikasi tujuan pembelajarn, perkembangan hasil
belajar dari waktu ke waktu, dan menunjukkan pencapaian hasil belajar.
Portofolio proses yang dinilai antara lain pembagian kerja antar kelompok,
tanggungjawab bersama, kelengkapan data, keakuratan informasi, dan
penyusunan portofolio.
Portofolio produk hanya menekankan pada penguasaan dari tugas yang
dituntut, hanya menunjukkan hasil yang terbaik, tanpa memperhatikan bagaimana
dan kapan tugas tersebut dikerjakan. Contoh portofolio produk adalah portofolio
tampilan dan portofolio dokumentasi. Aspek yang dinilai dalam bentuk portofolio
tampilan yaitu signifikasi materi, pemahaman, argumentasi, kemampuan
memberikan respon, dan kerjasama kelompok. Portofolio dokumen aspek yang
dinilai adalah kelengkapan, kejelasan, akurasi informasi yang didapat, dukungan
data, kebermaknaan data grafis, dan kualifikasi dokumen.
27
Instrumen penilaian portofolio yang dikembangkan pada penelitian ini
adalah portofolio kelompok dengan perpaduan sistem portofolio proses dan
produk. Penilaian portofolio dilakukan terhadap serangkaian proyek yang
diberikan oleh guru dan dikerjakan secara berkelompok. Unsur portofolio yang
dinilai antara lain keterampilan, produk, presentasi, hasil belajar menurut aspek
pengetahuan melalui tes uraian, dan diakhiri respon siswa terhadap penilaian yang
yang dilakukan. Penilaian portofolio yang dikembangkan dapat menunjukkan
kemampuan siswa secara individu maupun secara kelompok sesuai dengan proyek
yang dikerjakan.
2.2.2.5.1 Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan untuk melakukan tugas
tertentu di dalam berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik,
antara lain penilaian kinerja, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Merujuk
pada Permendikbud nomor 104 Tahun 2014 Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh
Pendidik terhadap kompetensi keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat
mencakup keterampilan abstrak dan keterampilan konkrit.
Keterampilan abstrak merupakan kemampuan belajar yang meliputi:
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi,
dan mengomunikasikan. Keterampilan konkrit merupakan kemampuan belajar
yang meliputi: meniru, melakukan, menguraikan, merangkai, memodifikasi, dan
mencipta. Penilaian keterampilan dapat dilakukan melalui beberapa teknik, yaitu
28
penilain kinerja, penilaian proyek dan penilaian portofolio yang dilaksanakan
setelah pembelajaran satu atau beberapa KD. Penilaian kinerja adalah penilaian
untuk mengukur capaian pembelajaran yang berupa keterampilan proses dan/atau
hasil (produk). Aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja adalah kualitas proses
mengerjakan/melakukan suatu tugas atau kulaitas produknya atau kedua-duanya.
Contoh keterampilan proses adalah keterampilan melakukan tugas/tindakan
dengan menggunakan alat dan/atau bahan dengan prosedur kerja kerja tertentu,
sementara produk adalah sesuatu (bisanya barang) yang dihasilkan dari
penyelesaian sebuah tugas. Widoyoko (2009:124) menyebutkan, proses belajar
yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan perilaku harian atau catatan anekdot
mengenai sikap siswa dalam belajar, antusias mengikuti pelajaran, dan keseriusan
mengerjakan tugas terstruktur. Penilaian keterampilan proses juga dapat dilakukan
terhadap laporan aktifitas diri siswa di luar sekolah yang menunjang kegiatan
pembelajaran. Penilaian keterampilan proses yang terangkum dalam portofolio
berkala dan berkelanjutan melalui catatan harian per pertemuan, memberikan
informasi pertumbuhan dan perkembangan hasil belajar siswa.
Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas
dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat dilakukan untuk mengukur
satu atau beberapa KD dalam satu atau beberapa mata pelajaran.Tugas tersebut
berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data, serta pelaporan. Seperti
pada penilaian pengetahuan, portofolio untuk penilaian keterampilan merupakan
29
kumpulan sampel karya terbaik dari KD pada suatu mata pelajaran. Portofolio
dapat disimpan dalam bentuk cetakan dan/atau elektronik. Pada akhir suatu
semester kumpulan sampel karya tersebut digunakan sebagai bahan untuk
mendeskripsikan pencapaian keterampilan secara deskriptif.
Kegiatan penilaian agar mudah dilakukan oleh pendidik membutuhkan
indikator penilaian pencapaian ketrampilan. Indikator pencapaian keterampilan
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur, antara lain: menghitung, merancang, membuat sketsa, memperagakan,
menulis laporan, menceritakan kembali, mempraktikkan, mendemonstrasikan, dan
menyajikan. Nilai keterampilan yang diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses
dan produk), proyek, dan portofolio kemudian diolah dihitung rata-ratanya untuk
memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran.
Penilaian portofolio menerapkan prinsip penilaian keterampilan. Penilaian
keterampilan merupakan penilaian otentik yang bersifat formatif. Penilaian
keterampilan menggambarkan capaian belajar atau performa siswa terhadap setiap
langkah pembelajaran yang secara detil menyatakan keterampilan yang
seharusnya dicapai siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang
dipersyaratkan. Penilaian keterampilan yang dikembangkan pada penilaian
portofolio ini dinilai melalui beberapa aspek, yaitu : (1) menemukan ide dan
menuangkannya pada alur kerja; (2) membuat kerangka penyelesaian proyek; (3)
mengerjakan proyek; (4) menyunting/menyempurnakan proyek; dan (5)
mempublikasi proyek. Penilaian keterampilan kemudian dilanjutkan pada
penilaian produk dan penilaian presentasi.
30
2.2.2.5.2 Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas
suatu produk (Abidin, 2014 : 71). Guru dapat menggunakan dua cara untuk
menilai produk yaitu dengan cara holistik atau analitis. Cara holistik yaitu
berdasarkan kesan keseluruhan dari produk pada tahap appraisal, sedangkan cara
analitik yaitu berdasarkan aspek-aspek produk terhadap semua kriteria yang
terdapat pada semua tahap proses pengembangan suatu produk. Chase (1978 :
167) menjelaskan penilaian produk pada intinya dapat membedakan karakteristik
produk, dimana produk yang sempurna dapat diidentifikasi dengan baik. Penilaian
terhadap aspek-aspek produk secara spesifik menjadi dasar konstruksi penilaian.
Materi program aplikasi pengolah kata di SMP menghasilkan beberapa
produk yang dihasilkan siswa antara lain proposal kegiatan, undangan kegiatan,
desain publikasi kegiatan, dan desain dekorasi kegiatan. Setiap produk memiliki
indikator penilaian yang berbeda sesuai dengan kriteria. Produk proposal kegiatan
kriteria penilaiannya meliputi aspek melakukan pengetikan naskah dengan Word
2007, melakukan layout naskah dengan Word 2007, kesesuaian sistematika
proposal kegiatan, memasukkan gambar kedalam file, membuat tabel, dan
mencetak naskah yang telah dibuat. Desain undangan kegiatan adalah produk
kedua dalam portofolio ini. Aspek yang dinilai dari produk ini antara lain :
pengetikan naskah dengan Word 2007, melakukan layout naskah dengan Word
2007, kesesuaian sistematika undangan kegiatan, memasukkan gambar kedalam
file, pemanfaatan fasilitas mailing, dan mencetak naskah yang telah dibuat.
31
Produk ketiga pada portofolio ini adalah desain publikasi kegiatan. Produk
ini menitik beratkan pada estetika. Aspek yang dinilai dari produk ini yaitu
pengetikan naskah dengan Word 2007, estetika desain, desain layout, dan
mencetak naskah yang telah dibuat.Desain dekorasi kegiatan merupakan produk
keempat portofolio. Produk ini menitik beratkan pada estetika. Aspek penilaian
dari produk ini yaitu pengetikan naskah dengan Word 2007, estetika desain,
desain layout, dan mencetak naskah yang telah dibuat.
2.2.2.5.3 Penilaian Presentasi
Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin atau
salah satu bentuk komunikasi untuk penyampaian secara masal. Tujuan presentasi
adalah untuk menyampaikan atau memaparkan suatu informasi menurut topik
bahasan secara sistematis, tersruktur, menarik dan mudah dimengerti. Presentasi
disebut efektif bila audiens memahami isi yang disampaikan presenter. Jenis-jenis
presentasi antara lain: oral presentasi dengan berbicara, visual presentasi dengan
menggunakan tampilan, dan tekstual presentasi dengan menggunakan teks atau
selebaran.
Penilaian presentasi merupakan bagian penialain portofolio yang
dikembangkan. Pada penilaian presentasi, siswa dituntut untuk dapat
menyampaikan hasil karya yang telah termasuk cara pembuatan produk dan
kinerja yang telah dilakukan kelompok. Aspek penilaian presentasi yang
dikembangkan pada penelitian ini antara lain penyampaian, penampilan,
komunikasi non verbal, komunikasi verbal, alat bantu visual, tanggapan terhadap
32
pertanyaan, isi, dan kerjasama kelompok. Aspek penilaian dimaksudkan untuk
menilai hasil presentasi yang dilakukan kelompok.
Presentasi diharapkan menjadikan siswa tidak hanya memahami materi
yang pembelajaran secara utuh karena proses pengalaman pribadi, tetapi juga
diharapkan memunculkan keberanian siswa untuk berbicara didepan publik. Dart
(2006 : 58-65), melalui penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa Leeds
Metropolitan University menjelaskan bahwa umpan balik yang diberikan selama
mahasiswa melakukan presentasi menjadikan pembelajaran menjadi lebih efektif
meningkatkan motivasi mereka. Mahasiswa menjadi lebih percaya diri
menunjukkan kemampuan merefleksikan pembelajaran.
2.2.2.5.4 Penilaian Hasil Belajar Aspek Pengetahuan
Penilaian hasil belajar merupakan proses penilaian terhadap penguasaan
kompetensi atau materi yang telah diajarkan oleh guru termasuk acuan tingkat
keberhasilan atau efektifitas guru dalam pembelajaran. Kunandar (2013 : 61),
menyebutkan penilaian hasil belajar harus dilakukan dengan baik mulai dari
penentuan instrumen, penyusunan instrumen, telaah instrumen, pelaksanaan
penilaian, analisis hasil penilaian dan program tindak lanjut hasil penilaian.
Masalah yang sering muncul dalam penilaian hasil belajar antara lain :
tidak seragamnya standar penilaian yang diberikan oleh guru, hasil penilaian yang
belum sepenuhnya menggambarkan pencapaian kompetensi riil siswa, instrumen
penilaian yang dihasilkan belum valid dan reliabel. Masalah lain yang juga
muncul antara lain : instrumen penialain yang disusun belum mengukur materi
substansial, tidak semua guru menyusun instrumen penilaian sesuai kisi-kisi, tidak
33
semua guru menyusun pedoman atau rubrik penskoran untuk soal uraian, tidak
semua guru menyusun pengecoh dan kunci jawaban yang tepat untuk soal
objektif.
Penilaian hasil belajar siswa dibagi menjadi tiga aspek yaitu aspek
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Instrumen penilaian portofolio yang
dikembangkan pada penelitian ini mencakup penilaian keterampilan, produk,
presentasi dan melalui penilaian hasil belajar aspek pengetahuan dengan model
soal uraian. Endrayanto dan Harumurti (2014 : 103), menjelaskan soal uraian
merupakan butir soal yang mengukur kemampuan siswa dalam
mengorganisasikan, mengintegrasikan, menginterpretasikan bahan/materi
pembelajaran yang diujikan, dan mengekspresikan jawaban secara tertulis. Soal
uraian digunakan untuk mengukur kedalaman pemahaman materi aplikasi
pengolah kata.
Miller et al (2009) mengidentifikasi tipe pertanyaan soal uraian antara lain
membandingkan, menemukan hubungan sebab akibat, menjustifikasi, meringkas,
menggeneralisasi, menyimpulkan, menjelaskan, mempersuasi, mengklasifikasi,
menciptakan, mengaplikasi, menganalisis, menyintesis, dan mengevaluasi. Tipe
pertanyaan tersebut memungkinkan siswa memiliki kebebasan memberikan
jawaban berdasarkan informasi faktual yang disajikan, mengintegerasikan, dan
mengevaluasi ide/gagasan dalam bentuk tulisan. Kebebasan siswa bertujuan
mengukur kemampuan siswa mendemonstrasikan analisis masalah,
mengorganisasikan ide/gagasan, menuliskan kalimat secara kreatif, dan
34
mengembangkan argumentasi yang koheren sehingga pengetahuan siswa dapat
didiskripsikan secara lengkap.
2.2.3 Validitas
2.2.3.1 Pengertian Validitas
Untuk menghasilkan data penilaian yang objektif memerlukan instrumen
penilaian yang baik dan berkualitas. Salah satu syarat suatu instrumen penilaian
yang berkualitas yaitu instrumen penilaian harus valid karena dengan instrumen
yang valid akan menghasilkan data yang valid pula. Suatu instrumen penilaian
dikatakan valid apabila instrumen tersebut secara tepat dapat mengukur apa yang
hendak diukur. Istilah valid sering disebut dengan istilah sahih atau tepat. Artinya
tepat untuk mengukur apa yang diukur. Standar dalam Mardapi (2012:37)
menyebutkan bahwa validitas atau kesahihan menunjuk pada derajat bukti dan
teori mendukung penafsiran skor tes sebagai tujuan penggunaan tes. Proses
validasi merupakan pengumpulan bukti-bukti untuk memberi dasar saintifik
penafsiran skor tes. Validitas yang merupakan dukungan bukti dan teori terhadap
penafsiran tes sesuai dengan tujuan tes merupakan landasan yang paling mendasar
dalam mengembangkan dan mengevalusi suatu tes (Mardapi, 2012: 37).
2.2.3.2 Jenis-Jenis Validitas
Secara umum validitas instrumen diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
validitas internal (internal validity) dan validitas eksternal (external validity).
1) validitas internal (internal validity)
Validitas internal atau validitas logis memiliki makna bahwa suatu
intrumen dikatakan memiliki validitas internal merujuk pada kondisi sebuah
35
instrumen yang memenuhi syarat valid berdasarkan hasil penalaran atau rasional
(teoritis) atau bila kriteria yang ada di dalam instrumen secara rasional (teoritis)
telah mencerminkan apa yang diukur. Validitas internal dibedakan menjadi dua,
yaitu validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construct validity).
a. Validitas Isi (content validity)
Validitas isi merupakan validitas yang menunjukkan bahwa isi suatu tes
mencerminkan aspek atau karakteristik yang mau diukur (Endrayanto dan
Harumurti, 2014: 284). Instrumen penilaian (tes) dikatakan mempunyai validitas
isi apabila dapat mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau
isi pelajaran. Untuk menguji validitas isi instrumen penilain dapat dilakukan
dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah
diajarkan. Uji validitas isi dilakukan oleh panel pakar pada bidang yang diukur
dan pakar bidang pengukuran (Widoyoko, 2009: 130). Hasil panel pakar inilah
yang dijadikan sebagai bukti bahwa isi tes sesuai dengan materi yang diikur atau
diujikan. Bukti validitas isi sering dijelaskan melalui validitas tampang dan
validitas logik (Mardapi, 2012: 40).
b. Validitas Konstruk (construct validity)
Validitas konstruk merupakan validitas yang menunjukkan bagaimana isi
suatu tes sesuai konsep yang seharusnya menjadi isi tes tersebut atau konstruksi
teoritis yang menjadi landasan disusunnya suatu tes (E Endrayanto dan
Harumurti, 2014: 185). Instrumen penialain (tes) dapat dikatakan memiliki
validitas konstruk apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur
setiap aspek berpikir sesuai yang dituliskan dalam tujuan pembelajaran. Untuk
36
emmperoleh validitas konstruk dapat ditempuh dengan cara guru menelaah tes
hasil belajar dengan cara mencocokkan antara ranah penilaian yang terkandung di
dalam tes dengan ranah yang hendak diungkap berdasarkan rumusan tujuan
pembelajaran atau kompetensi dasar beserta indikatornya.
2) Validitas Ekternal (external validity)
Validitas ekternal atau validitas empiris yaitu validitas yang kriterianya
berdasarkan pada kriteria yang ada di luar instrumen misalnya fakta empiris atau
pengalaman. Validitas eksternal dibedakan menjadi dua yaitu validitas kesejajaran
dan validitas prediksi.
a. Validitas Kesejajaran (concurent validity)
Instrumen penilaian dikatakan memiliki validitas kesejajaran apabila hasilnya
sesuai atau sejajar dengan kriteria yang sudah ada, misalnya berupa instrumen lain
yang mengukur hal sama dan sudah divalidasi dan menjadi tes terstandar.
b. Validitas Prediksi (predictive validity)
Sesuai makna prediksi yaitu meramalkan maka suatu instrumen dikatakan
memiliki validitas prediksi apabila mempunyai kemampuan meramalkan apa yang
akan terjadi pada masa yang akan datang mengenai hal sama.
Dalam konteks penelitian ini peneliti menggunakan validitas isi untuk
mengukur kualitas kesahihan instrumen penilaian portofolio berbasis proyek yang
dikembangkan karena isi instrumen yang dikembangkan dibandingkan dengan
cara membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah
diajarkan dan kegiatan uji validitas dilakukan oleh panel pakar pada bidang yang
diukur dan pakar bidang pengukuran.
37
2.2.4 Reliabilitas
Reliabilitas dapat didefinisikan sebagai tingkat konsistensi, keajekan,
keprcayaan, ketetapan, kestabilan atau keandalan skor apabila suatu instrumen
penilaian dipergunakan untuk mengukur hasil belajar secara berulang pada
individu atau kelompok yang sama. Instrumen penilaian (tes) dapat dikatakan
reliabel apabila instrumen tersebut memberikan hasil yang tetap atau konsisten
apabila diteskan berkali-kali pada waktu yang berlainan dan siswa yang dites tetap
berada dalam ranking yang sama dalam kelompoknya. Ada tiga kategori jenis
reliabilitas instrumen, yaitu konsistensi internal, stabilitas dan antar penilai.
Tingkat relilabilitas suatu instrumen dipengaruhi oleh banyak faktor,
menurut Yusuf (2015) faktor-faktor tersebut diantaranya:
a. Konstruksi item yang tidak tepat sehingga tidak dapat mempunyai daya
pembeda yang kuat,
b. Panjang atau pendeknya instrumen. Intrumen yang panjang akan lebih reliabel
dibandingkan instrumen yang pendek karena menyediakan jumlah sample
yang lebih banyak.
c. Evaluasi yang subyektif akan menurunkan reliabilitas,
d. Ketidak tepatan waktu yang diberikan,
e. Kemampuan yang ada dalam kelompok,
f. Luas atau tidaknya sampel yang diambil,
g. Kondisi dan situasi pengadministrasian alat ukur,
h. Jarak waktu pengadministrasian intrumen periode pertama dengan kedua, dan
38
i. Subjek yang secara aktual berubah dari satu periode instrumen ke periode
instrumen berikutnya.
Cara untuk menentukan reliabilitas suatu instrumen dapat menggunakan
beberapa metode, antara lain metode belah dua (split-half method), metode ulang
(test-retest), metode bentuk paralel, dan metode antar penilai. Untuk menerapkan
berbagai metode tersebut dapat menggunakan berbagai formula yang telah
dikembangkan oleh pakar penilaian, seperti Product Moment Correlation,
Spearman Brown, Rulan’s Formula, Flanagan Formula, KR 20, KR21, Hoyt, Ebel
Formula dan Alpha Cronbach (Yusuf, 2015; Mardapi , 2012).
Dalam konteks penelitian ini uji reliabilitas menggunakan reliabilitas antar
penilai (inter rater) dengan Formula Ebel untuk penilaian keterampilan, produk,
dan presentasi. Sedangkan uji reliabilitas penilaian hasil belajar dan respon
menggunakan konsistensi internal dengan Alpha Cronbach.
2.2.5 Respon Siswa Terhadap Penilaian
Respon memiliki arti yang sama dengan tanggapan, kesan dan sebagainya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1996), respon adalah tanggapan,
reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi. Rakhmat (1999)
respon adalah suatu kegiatan dari organize, bukanlah semata-mata suatu gerakan
yang positif, dari setiap jenis kegiatan yang ditimbulkan oleh perangsang dapat
juga disebut respon. Respon atau tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau
kesan yang didapat dari pengamatan. Yang dimaksud dengan tanggapan adalah
pengalaman tentang suatu subyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
39
Praktek pembelajaran pasti terjadi proses komunikasi dan biasanya hasil
dari komunikasi pembelajaran tersebut diharapkan mempunyai hasil atau efek
terhadap perkembangan siswa. Chaffe (dalam Ardianto, 2004), ada tiga jenis
bagian respon, yaitu: (1) Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan
pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini
akan muncul jika terdapat perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh
seseorang; (2) Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan
menilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan
pada apa yang disenangi oleh seseorang terhadap sesuatu; (3) Konatif, yaitu
respon yang berhubungan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan atau
kebiasaan.
Respon atau tanggapan yang dilakukan oleh seseorang dapat terjadi jika
ada faktor penyebabnya. Mula-mula seseorang mengadakan tanggapan tidak
hanya dari stimulus (rangsangan) yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak
semua stimulus secara otomatis akan mendapatkan respon dari seseorang atau
individu. Ini disebabkan kecenderungan individu akan memberikan respon
terhadap stimulus yang sesuai dan menarik bagi dirinya. Respon individu
tergantung pada stimulus (rangsangan) tetapi juga keadaan individu itu sendiri.
Respon terbentuk dari proses rangsangan atau pemberian aksi yang
mengakibatkan munculnya reaksi atau akibat dari proses rangsangan yang
diberikan. Respon siswa terhadap penilaian yaitu kesan, tanggapan, pendapat
siswa terhadap instrumen penilaian portofolio yang dikembangkan dan diterapkan
dalam pembelajaran TIK di kelas VIII SMP. Respon siswa ini diukur dengan cara
40
mengisi angket respon siswa yang meliputi aspek kepercayaan, keterbukaan,
kepuasan, dan kesesuaian.Angket respon akan memberikan penjelasan bagaimana
tanggapan, kesan, pendapat siswa terhadap instrumen penilalain portofolio
tersebut.
2.2.6 Model Pembelajaran Berbasis Proyek
2.2.6.1 Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah
model pembelajaran yang secara langsung melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran melalui kegiatan penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan
suatu proyek pembelajaran tertentu. Boss dan Kraus (dalam Abidin, 2014: 167)
mendefinisikan pembelajaran berbasis proyek sebagai sebuah model pembelajaran
yang menekankan aktivitas siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan
yang bersifat open-ended dan mengaplikasi pengetahuan mereka dalam
mengerjakan sebuah proyek untuk menghasilkan sebuah produk otentik tertentu.
Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan keyakinan bahwa belajar
bersamaan dengan melakukan, berdiskusi kelompok, dan belajar melalui
pengalaman memiliki peranan yang sangat penting sebagai jalan utama dalam
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.
Simkins, et al (2003) menyatakan pembelajaran berbasis proyek adalah
sebuah model pembelajaran yang digunakan sebagai sarana bagi siswa untuk
memperoleh seperangkat pengetahuan dan keterampilan belajar yang baru melalui
serangkaian aktivitas merancang, merencanakan, dan memproduksi produk
tertentu. Dalam pelaksanaannya model ini akan melibatkan tujuh dimensi
41
pembelajaran meliputi kurikulum inti, keterhubungan dengan dunia nyata,
memperpanjang waktu belajar, pembuatan keputusan oleh siswa, keterampilan
berkolaborasi, penilaian dan produk yang dihasilkan.
Model pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menentukan sendiri proyek yang akan dikerjakannya baik
merumuskan pertanyaan yang akan dijawab, memilih topik, maupun menetapkan
kegiatan yang akan dilakukan. Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai
fasilitator, menyediakan bahan, dan pengalaman bekerja, mendorong siswa
berdiskusi dan memecahkan masalah, dan memastikan siswa tetap bersemangat
selama mereka melaksanakan proyek (Abidin, 2014: 169).
Kemendikbud (2013 : 80) menjelaskan model pembelajaran berbasis
proyek memiliki karakteristik sebagai berikut : (1) Siswa membuat keputusan
tentang sebuah kerangka kerja; (2) Adanya permasalahan atau tantangan yang
diajukan kepada siswa; (3) Siswa mendesain proses untuk menentukan solusi atas
permasalahan atau tantangan yang diajukan; (4) Siswa secara kolaboratif
bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan
permasalahan; (5) Proses evaluasi dijalankan secara kontinu; (6) Siswa secara
berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan; (7) Produk akhir
aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; (8) Situasi pembelajaran sangat
toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
2.2.6.2 Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek
Boss dan Kraus dalam Abidin (2007 : 170 ) menyatakan keunggulan
model pembelajaran berbasis proyek sebagai berikut : (1) Bersifat terpadu dengan
42
kurikulum sehingga tidak memerlukan tambahan apa pun dalam pelaksanaannya;
(2) Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikkan strategi otentik
secara disiplin; (3) Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah
yang penting baginya; (4) Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan,
kolaborasi, dan komunikasi dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam
cara-cara baru; (5) Meningkatkan kerjasama guru dalam merancang dan
mengimplementasikan proyek-proyek yang melintasi batas-batas geografis atau
bahkan melompat zona waktu.
Berkenaan dengan keunggulan model ini, Kemendikbud (2013) juga
merinci berbagai keunggulan model pembelajaran berbasis proyek sebagai
berikut: (1) Meningkatkan motivasi belajar; (2) Meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah; (3) Siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem yang kompleks; (4) Meningkatkan kolaborasi; (5) Mendorong siswa
untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan berkomunikasi; (6)
Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber; (7) Memberikan
pengalaman kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber untuk menyelesaikan
tugas; (8) Menyediakan pengalaman belajar siswa sesuai dengan dunia nyata; (9)
Melibatkan siswa untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan denan dunia nyata; (10)
Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga siswa maupun
pendidik menikmati proses pembelajaran.
43
Fase 5:
Mengukur, Menilai, dan
Memperbaiki Produk
Fase 2:
Membuat Desain & jadwal
Pelaksanaan Proyek
Fase 1:
Menganalisis Masalah
Fase 4:
Menyusun Draf/
Prototipe Produk
Fase 3:
Melaksanakan
Proyek
Praproyek
Pascaproyek
Fase 6:
Finalisasi dan
Publikasi Pr duk
Selain dipandang memiliki keunggulan, model ini juga memiliki
kelemahan sebagai berikut: (1) Memerlukan banyak waktu dan biaya; (2)
Memerlukan banyak media dan sumber belajar; (3) Memerlukan guru dan siswa
yang sama-sama siap belajar dan berkembang; (4) Ada kekhawatiran siswa hanya
akan menguasai satu topik tertentu yang dikerjakannya.
2.2.6.3 Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Tahapan pembelajaran berbasis proyek melalui beberapa tahapan kegiatan
sintaks. Sintaks model pembelajaran berbasis proyek pada penelitian ini dapat
dilihat dalam Gambar 2.1 di bawah ini.
Gambar 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Proyek
(Sumber : Abidin : 2014 : 172)
Berdasarkan Gambar 2.1, dapat dijelaskan sebagai berikut.
(1) Praproyek. Tahapan ini merupakan kegiatan yang dilakukan guru di luar jam
pelajaran. Pada tahap ini guru merancang deskripsi proyek, menentukan batu
pijakan proyek, menyiapkan media, sumber belajar, dan menyiapkan kondisi
pembelajaran.
(2) Fase 1: Mengidentifikasi Masalah
44
Tahap ini siswa melakukan pengamatan terhadap obyek tertentu. Berdasarkan
pengamatan tersebut, siswa mengidentifikasi masalah dan membuat rumusan
masalah dalam bentuk pertanyaan.
(3) Fase 2: Membuat Desain dan Jadwal Pelaksanaan Proyek
Tahap ini siswa secara kolaboratif baik dengan anggota kelompok atau pun
dengan guru mulai merancang proyek yang akan mereka buat, menentukan
jadwal pengerjaan proyek, dan melakukan aktivitas persiapan lainnya.
(4) Fase 3: Melaksanakan Penelitian
Tahap ini siswa melakukan kegiatan penelitian awal sebagai model dasar bagi
produk yang akan dikembangkan. Siswa mengumpulkan data dan selanjutnya
menganalisis data tersebut sesuai dengan teknik analisis data yang relevan
dengan penelitian yang dilakukan.
(5) Fase 4: Menyusun draf/prototipe produk
Tahap ini siswa mulai membuat produk awal sebagaimana rencana dan hasil
penelitian yang dilakukannya.
(6) Fase 5: Mengukur, menilai dan memperbaiki produk
Tahap ini siswa melihat kembali produk awal yang dibuat, mencari kelemahan
dan memperbaiki produk tersebut. Kegiatan mengukur dan menilai produk
dapat dilakukan dengan meminta pendapat atau kritik dari anggota kelompok
lain ataupun pendapat guru.
(7) Fase 6: Finalisasi dan Publikasi Produk
Tahap ini siswa melakukan finalisasi produk. Produk dipublikasikan setelah
diyakini sesuai dengan harapan.
45
(8) Pasca Proyek
Tahap ini guru menilai, memberikan penguatan, masukan, dan saran perbaikan
atas produk yang telah dihasilkan siswa.
2.2.6.4 Implementasi Model, Prinsip Reaksi, Sistem Lingkungan, dan Dampak
Model Pembelajaran Berbasis Proyek
2.2.6.4.1 Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Penerapan model pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran
membutuhkan waktu antara 140-200 menit yang berlangsung dalam 4 kali
pertemuan. Guru dan siswa memiliki kemampuan kreatif yang tinggi, terbuka
menerima pendapat orang lain, dan memiliki semangat bekerja baik secara
individu maupun secara kooperatif. Guru mencatat berbagai aktivitas dan hasil
kerja siswaselama penerapan model. Guru mendorong siswa agar bersemangat
dalam melaksanakan proyek yang telah direncanakan.
2.2.6.4.2 Prinsip Reaksi Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Reaksi utama yang diharapkan dari guru dalam setiap tahapan
pembelajaran adalah mengusahakan membangkitkan kemampuan kritis, kreatif,
dan produktif siswa sebagai alat proses berpikir dengan cara: (1) guru harus
menciptakan suasana kooperatif buka kompetitif; (2) guru meningkatkan
kesadaran siswa untuk membuat rumusan hasil kajian yang terbuka untuk sebuah
perbaikan; dan (3) mencari keunikan siswa dan menilai siswa dengan cara
transparan dan berbagai macam penilaian.
46
2.2.6.4.3 Sistem Lingkungan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Sistem lingkungan belajar yang dibutuhkan untuk terselengaranya model
pembelajaran ini yaitu ketersediaan media pembelajaran yang relevan, lembar
kerja proses yang lengkap secara individu, situasi pembelajaran yang mendukung,
kondisi kelas memungkinkan siswa bekerja secara kooperatif, keberagaman dalam
pembagian kelompok, dan siswa menyadari benar peran dan tugasnya selama
pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran berbasis proyek adalah satu usaha
untuk menciptakan pembelajaran baru yang merefleksikan aspek lingkungan
tempat siswa berada dan belajar. Dengan proyek yang diberikan dapat terjadi
pengembangan proses inkuiri dalam berbagai aspek dari topik-topik bersifat nyata
yang merupakan ketertarikan dari siswa (Widiyatmoko dan Pamelasari, 2012: 51-
56).
2.2.6.4.4 Dampak Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Dampak instruksional yang diharapkan dengan penerapan model
pembelajaran berbasis proyek ialah meningkatnya kemampuan penguasaan materi
oleh siswa, pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir kritis, kreatif dan
inovatif, membina daya kreativitas produktif siswa. Dengan melalui proyek-
proyek yang dikerjakan oleh siswa akan menumbuhkan kreatifitas dan inovasi
siswa. Dalam konteks tersebut Munandar (dalam Nugroho, 2008) menyatakan
bahwa pribadi yang kreatif ialah individu yang menggunakan daya imajinasinya
untuk memecahkan masalah sehari-hari. Sedangkan dalam arti sempit kreativitas
mengacu pada kecakapan yang menjadi karakteristik orang-orang kreatif yaitu
orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi (Guilford dalam Nugroho,
47
2008). Definisi kreativitas menurut Sunarta (2011: 1) yaitu merupakan usaha
untuk memikirkan sesuatu atau kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu
yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan
apa yang telah ada sebelumnya. Sedangkan inovatif menurut Raka (2001) dalam
Sunarta (2011:1) adalah bagaimana memikirkan dan melakukan sesuatu yang baru
yang dapat menambah atau menciptakan nilai-nilai manfaat, baik secara sosial
maupun secara ekonomik. Hal ini mencerminkan bahwa proses pembelajaran
yang kreatif dan inovatif mampu membentuk manusia Indonesia seutuhnya
(Nugroho, 2008: 39). Dampak penyerta dari model pembelajaran ini yaitu
mengembangkan karakter siswa, membentuk kecakapan hidup pada diri siswa,
meningkatkan sikap ilmiah, membina kemampuan siswa dalam berkomunikasi,
beragumentasi, dan berkolaborasi/bekerjasama.
Pembelajaran berbasis proyek memungkinkan siswa memahami
pembelajaran secara utuh menyeluruh. Proyek memberikan pengalaman belajar
siswa secara aktual, sehingga membuat siswa berpikir tidak hanya linier sesuai
dengan yang diajarkan oleh guru. Pembelajaran berbasis proyek dapat
mengembangkan kemampuan siswa sesuai dengan masalah dan kebutuhan yang
dialami secara menyelesaikan proyek. Penelitian Wikananta dan Gayatri (2018),
menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis proyek cukup efektif
dalam menanamkan karakter, keterampilan proses, dan keterampilan berpikir
tingkat tinggi.
Penelitiaan yang dilaksanakan oleh Gunawan dkk (2017) juga
membuktikan bahwa pembelajaran berbasis proyek memiliki keunggulan yaitu
48
adanya peningkatan kreativitas peserta didik pada kedua kelas. Kelas eksperimen
mengalami peningkatan kreativitas yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Kreativitas verbal dan figural mengalami peningkatan pada kedua kelas.
Kreativitas verbal meningkat lebih tinggi dibandingkan kreativitas figural. Hal ini
menunjukkan bahwa model project based learning berbantuan media virtual yang
diterapkan berhasil meningkatkan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran.
2.2.7 Materi Program Aplikasi Pengolah Kata di SMP
2.2.7.1 Deskripsi dan Karakteristik Materi Aplikasi Pengolah Kata di SMP
Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dimaksudkan untuk
mempersiapkan siswa agar mampu mengantisipasi pesatnya perkembangan
teknologi. Mata pelajaran ini perlu diperkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai
siswa sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam
kehidupan global yang ditandai dengan perubahan yang sangat cepat.
Kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas
diperlukan untuk menghadapi perubahan tersebut. Hasil-hasil teknologi informasi
dan komunikasi banyak membantu manusia untuk dapat belajar secara cepat.
Teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi
proses belajar yang pada akhirnya dapat mengadaptasikan siswa dengan
lingkungan dan dunia kerja, selain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diajarkan sebagai
salah satu mata pelajaran keterampilan yang pelaksanaannya dapat dilakukan
secara terpisah atau bersama-sama dengan mata pelajaran keterampilan lainnya.
Alokasi waktu pembelajarannya secara keseluruhan untuk jenjang SMP/MTs
49
adalah 72 jam pelajaran untuk selama 3 tahun, atau ekivalen dengan 2 jam
pelajaran per minggu untuk waktu 1 tahun jika mata pelajaran ini dibelajarkan
secara terpisah dan mandiri.
Mata pelajaran TIK khususnya pada materi aplikasi pengolah kata ini
memiliki karakter aplikatif, karena sesuai dengan materi yang diajarkan siswa
mula-mula diberikan materi dasar pengenalan aplikasi pengolah kata hingga
mencetak dokumen hasil olah aplikasi pengolah kata. Karakter dari mata pelajaran
ini mengarahkan pada praktik pembelajaran di kelas dan menuntut adanya
pembelajaran yang banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk praktik
atau pengalaman langsung. Teori atau konsep biasanya langsung dijelakan oleh
guru bersamaan waktu praktik.
Pembelajaran mata pelajaran ini menuntut guru untuk tidak hanya sekedar
mengajarkan bagaimana menggunakan aplikasi pengolah kata, akan tetapi perlu
adanya penyelarasan, keterhubungan, kebermanfaatan materi pengolah kata
dengan kehidupan nyata siswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya,
karena memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia terutama dalam
dunia pendidikan dan administrasi. Materi pelajaran dihubungkan dengan
kehidupan atau pengalaman nyata di lapangan akan memberikan pengaruh besar
bagi keberhasilan pembelajaran, karena siswa akan berpikir nilai lebih yang akan
didapatkan dengan menguasai materi pelajaran tentang aplikasi pengolah kata.
Dengan keberadaan mata pelajaran TIK Peran siswa dalam pembelajaran: (1) dari
penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses
pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi
50
menghasilkan berbagai pengetahuan, (3) dari pembelajaran sebagai aktivitas
individual menjadi pembelajaran berkolaboratif (Maunah, 2016: 176-186).
2.2.7.2 Tujuan
Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bertujuan agar
siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
(1) Memahami teknologi informasi dan komunikasi
(2) Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi
(3) Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
(4) Menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
2.2.7.3 Ruang Lingkup mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
Ruang lingkup mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
secara umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
(1) Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk
mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan informasi
(2) Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindah data dari satu
perangkat ke perangkat lainnya.
2.2.7.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Program Aplikasi
Pengolah Kata
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
telah ditentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar materi program
aplikasi pengolah kata. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini.
51
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Program Aplikasi
Pengolah Kata
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menggunakan perangkat
lunak pengolah kata
untuk menyajikan
informasi
1.1 Mengidentifikasi menu dan ikon pada
perangkat lunak pengolah kata
1.2 Menjelaskan fungsi menu dan ikon pada
program pengolah kata
1.3 Menggunakan menu dan ikon pokok pada
perangkat lunak pengolah kata
1.4 Membuat dokumen pengolah kata sederhana
Sumber : Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
2.2 Kerangka Berpikir
Pengembangan instrumen penilaian portofolio berbasis proyek materi
program aplikasi pengolah kata ini berawal dari karakter mata pelajaran TIK yang
menitik beratkan pada kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Kemampuan TIK tersebut harus dimiliki siswa secara utuh, tetapi kenyataannya
tidak demikian. Siswa seringkali hanya diberi tugas yang sifatnya linier, artinya
harus sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru. Kemampuan aplikatif siswa
masih belum terasah. Mereka masih terpaku pada kemampuan kognitif tanpa
mengembangkan kemampuan keterampilan yang dibutuhkan dalam keseharian
mereka mengerjakan tugas sebagai siswa.
Perbedaan pemahaman guru mengenai penilaian masih beragam. Guru
sering hanya terfokus pada sisi kognitif, dengan menjadikan tes tertulis menjadi
hasil akhir pembelajaran tanpa memperhatikan proses dan keterampilan yang
52
dikuasai siswa. Observasi dilapangan menunjukkan sistem penilaian materi
program aplikasi pengolah kata di SMP masih menitik beratkan pada penilaian
berbasis paper and pencil test. Penilaian bervariasi dari guru, termasuk belum
standarnya instrumen penilaian yang dibuat karena belum teruji validitas dan
reliabilitasnya. Permasalahan tersebut menjadikan perlunya dikembangkan
instrumen penilaian standar yang dapat mengukur kemampuan siswa secara utuh
dan aplikatif.
Instrumen yang dikembangkan adalah instrumen penilaian portofolio
berbasis proyek untuk materi program aplikasi pengolah kata. Instrumen penilaian
tersebut terdiri dari lima aspek yaitu penilaian keterampilan, penilaian produk,
penilaian presentasi, penilaian pengetahuan dan respon siswa terhadap
pembelajaran. Pengembangan instrumen penilaian tersebut dikembangkan sesuai
dengan langkah–langkah pengembangan instrumen penilaian menurut Mardapi
(2012 : 149), yaitu: (1) menyusun spesifikasi instrumen, (2) menulis instrumen,
(3) menentukan skala instrumen, (4) menentukan sistem penskoran, (5)
mentelaah instrumen, (6) melakukan ujicoba, (7) menganalisis instrumen, (8)
merakit instrumen, (9) melaksanakan penilaian, dan (10) menafsirkan hasil
penilaian.
Tahap pertama adalah menyusun spesifikasi instrumen yang terdiri dari
tujuan penilaian, kisi-kisi penilaian, bentuk instrumen, format instrumen, dan
panjang instrumen. Tahap kedua adalah menulis instrumen dengan menuliskan
indikator, konten, proses, konteks, instrumen penilaian dan rubrik penilaian.
Tahap ketiga kemudian menentukan skala instrumen sesuai dengan format
53
instrumen. Skala insrumen yang digunakan adalah skala Likert dengan empat
gradasi jawaban. Setiap gradasi jawaban mencerminkan tingkatan positif ke
negatif. Tahap keempat adalah menentukan sistem penskoran dengan menetapkan
skor mentah, skor total, konversi skor sebagai dasar penilaian hasil belajar siswa.
Draft instrumen penilaian yang telah dibuat selanjutnya masuk kedalam
tahap telaah instrumen. Telah instrumen dalam pengembangan instrumen
penilaian ini dilakukan melalui tahap validasi ahli. Telaah instrumen penilaian
merupakan proses menilai rancangan produk secara rasional sesuai dengan
pemikiran rasional dari pakar. Telaah dilakukan terhadap kelayakan isi,
kebahasaan dan penyajian. Telaah dalam penelitian ini dilakukan oleh pakar
instrumen penilaian dan pakar materi program aplikasi pengolah kata.
Tahap selanjutnya adalah melakukan ujicoba. Ujicoba dilakukan terhadap
8 siswa SMP 1 Jekulo. Uji coba kemudian dilakukan tahapan analisis instrumen
untuk mencari tingkat validitas dan reliabilitas instrumen penilaian yang
dikembangkan. Uji validitas instrumen penilaian dengan validitas konstruk. Uji
reliabilitas dilakukan denga dua cara yaitu inter rater reliability untuk penilaian
keterampilan, penilaian produk, dan penilaian presentasi, serta internal
consistency untuk penilaian pengetahuan dan respon siswa.
Langkah selanjutnya adalah merakit instrumen menjadi satu instrumen
penilaian yang utuh dan standar sesuai dengan analisis instrumen yang telah
dilakukan sebelumnya untuk kemudian dilaksanakan penilaian terhadap 31 siswa
SMP 1 Jekulo. Tahap ini kembali dilakukan analisis instrumen penilaian untuk
mencari validitas dan reliabilitas instrumen penilaian yang dikembangkan
54
sekaligus mencari kepraktisan penggunaan instrumen. Tahap terakhir adalah
menafsirkan hasil penilaian siswa. Hasil penilaian tersebut dijadikan acuan untuk
menentukan tingkat kemampuan siswa sehingga dapat diketahui kemampuan
siswa baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap mata pelajaran
TIK khususnya materi program aplikasi pengolah kata.
Tahapan pengembangan instrumen penilaian yang dilaksanakan secara
rinci tersebut diharapkan dapat diperoleh instrumen penilaian portofolio berbasis
proyek yang standar dan dapat mengukur kemampuan siswa secara efektif dan
praktis. Panduan Penilaian Portofolio Berbasis Proyek Materi Aplikasi Pengolah
Kata merupakan produk akhir dari pengembangan instrumen penilaian ini
diharapkan membantu guru menilai kemampuan siswa sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki. Kerangka berfikir pengembangan instrumen penilaian portofolio
berbasis proyek materi program aplikasi pengolah kata ditunjukkan seperti pada
Gambar 2.2.
55
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
Perlu instrumen penilaian standar dan aplikatif
Penilaian
Keterampilan Penilaian Produk
Penilaian
Presentasi
1.
2. penemuan ide
kerangka
penyelesaian
proyek
pengerjaan
proyek;
penyempurnaan
proyek;
publikasi proyek
1.
2.
3. 3.
proposal
kegiatan
undangan
kegiatan
desain
dekorasi
kegiatan
1.
2.
3.
4.
4. 5.
5. 6.
7. 8.
penyampaian,
penampilan
komunikasi
non verbal
komunikasi
verbal
alat bantu
visual
tanggapan
terhadap
pertanyaan
isi
kerjasama
kelompok
Penilaian
Pengetahuan
kedalaman
pemahaman
materi
Pengembangan Instrumen Penilaian
Portofolio Berbasis Proyek yang Berkualitas dan Praktis
Panduan Penilaian Portofolio Berbasis Proyek
Materi Aplikasi Pengolah Kata
Perbedaan Pemahaman Guru TIK terhadap Konsep Penilaian.
Banyak Variasi Instrumen Penilaian TIK.
Penilaian TIK cenderung pada aspek kognitif
Karakteristik Mata Pelajaran TIK
(Kognitif, Afektif, Psikomotorik)
142
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Data faktual penilaian kemampuan siswa terhadap materi program aplikasi
pengolah kata di SMP belum menggunakan instrumen yang terstandar
karena guru belum mengembangkan instrumen penilaian tanpa melalui uji
validitas dan reliabilitas sehingga kualitasnya tidak dijamin sebagai
instrumen penilaian yang baik. Hal ini disebabkan berbagai permasalahan
yang dihadapi oleh guru, misalnya karena kesibukan guru karena
mendapat tugas tambahan sebagai wali kelas, wakil kepala sekolah
ataupun bendahara sekolah dan lain-lain.
5.1.2 Pengembangan prototype instrumen penilaian portofolio berbasis proyek
materi program aplikasi pengolah kata di SMP menggunakan tahapan
pengembangan instrumen penilain dari Djemari Mardapi dengan
menambahkan 1 (satu) langkah yaitu kegiatan studi pendahuluan, sehingga
tahapan pengembangan instrumen penilaiannya meliputi tahapan sebagai
berikut: (1) Studi pendahuluan; (2) Menyusun spesifikasi instrumen; (3)
Menulis instrumen; (4) Menentukan skala instrumen; (5) Menentukan
sistem penskoran; (6) Mentelaah instrumen; (7) Melakukan uji coba; (8)
Menganalisis instrumen; (9) Merakit instrumen; (10) Melaksanakan
Penilaian; dan (11) Menafsirkan Hasil Penilaian.
142
143
5.1.3 Instrumen penilaian portofolio berbasis proyek materi program aplikasi
pengolah kata di SMP memiliki kualitas yang baik karena terbukti valid
dan reliabel. Berdasarkan hasil validasi ahli (pakar) menunjukkan validasi
terhadap aspek kelayakan isi instrumen penilaian memperoleh rata-rata
skor 83%. Telaah terhadap aspek kebahasaan memperoleh rata-rata skor
81% dan dari aspek penyajian intrumen penilaian yang dikembangkan
memperoleh persentase rata-rata skor kelayakan penyajian sebesar 83%.
Kemudian hasil rata-rata skor telaah (validasi ahli) intrumen dari ketiga
aspek tersebut diperoleh rata-rata 82,41%. Hasil telaah (validasi ahli)
instrumen tersebut jika dibandingkan dengan kriteria kelayakan instrumen
berada pada rentangan 67%-83% yang berarti instrumen penilaian hasil
pengembangan dalam kriteria/kategori layak sehingga dapat dipergunakan.
Hasil uji reliabilitas isntrumen penilaian portofolio berbasis proyek
menunjukkan bahwa semua butir instrumen penilaian reliabel dengan nilai
koefisien Kappa berada pada rentangan antara 0.61 – 0.80. Berdasarkan
hasil penelitian di atas menunjukkan instrumen penilaian portofolio untuk
menilai aspek proses memenuhi prediket baik dan sangat baik sehingga
bisa dikatakan bahwa instrumen yang dikembangkan reliabel dan
memenuhi syarat instrumen yang berkualitas.
5.1.4 Instrumen penilaian portofolio berbasis proyek materi program aplikasi
pengolah kata di SMP hasil pengembangan praktis untuk dipergunakan
berdasarkan respon guru yang menunjukkan 85% guru menyatakan bahwa
instrumen penilaian yang dikembangkan praktis yang ditinjau dari aspek
144
kejelasan petunjuk, pelaksanaan dan penggunaan waktu dan 80% guru
menyatakan bahwa instrumen penilaian yang telah dikembangkan
berkualitas.
5.1.5 Instrumen penilaian portofolio berbasis proyek materi program aplikasi
pengolah kata di SMP mendapatkan respon positif dari siswa.
5.2 Saran
5.2.1 Guru sebaiknya lebih termotivasi untuk menerapkan prosedur yang benar
dalam mengembangkan instrumen penilaian hasil belajar, sehingga
kualitas instrumen penilaiannya memenuhi syarat instrumen yang baik
diantaranya valid dan reliabel dan menjaga kualitas penilaian hasil belajar
secara obyektif dan adil.
5.2.2 Instrumen penilaian portofolio berbasis proyek materi program aplikasi
pengolah kata di SMP hasil pengembangan dalam penelitian ini sangat
cocok untuk diterapkan/disebarluaskan di sekolah lain karena telah teruji
kualitasnya sebagai instrumen penilaian yang baik yaitu valid dan reliabel.
5.2.3 Instrumen penilaian portofolio berbasis proyek yang dikembangkan baru
sebatas untuk menilai kemampuan materi program aplikasi pengolah kata
di satu SMP/sekolah, sehingga perlu ditindaklanjuti dengan penelitian
lebih lanjut misalnya untuk menilai materi TIK lainnya, menguji
keefektivan instrumen penilaian portofolio berbasis proyek diberbagai
sekolah.
145
DAFTAR PUSTAKA
Abas, T., Jubaedah, Y., dan Widiaty, I. 2013. Rancang Bangun Model Portofolio
Based Assessment Pada Kompetensi kejuruan di SMK. INVOTEC, Vol IX
(1), 43-56.
Abidin, Y. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: PT Refika Aditama.
Afriana, J., Permanasari, dan Fitriani, A. 2016. Project Based Learning Integrated
To Stem To Enhance Elementary School’s Students Scientific Literacy.
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII), Vol 5 (2), hlm 261-267.
Afrinawati. 2013. The Effect Of Students’ Attitude And Portfolio Assessment
Towards The Achievement Of Students’ Science ProcessSkill. Jurnal
Evaluasi Pendidikan, Vol. 4 (1), 12-24
Alimah, S., Irsadi, A., dan Hadiyanti, L.N. 2016. Asesmen Portofolio Jelajah
Alam Sekitar Terintegrasi Dengan Nilai-Nilai Karakter Pada Pembelajaran
Taksonomi Tumbuhan. Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol 22(1) , hlm. 55-62.
Andreea, L. & Stancuna, O. 2014. A Multiple Intelligences Approach 2: Project-
Based Assessment. Precedia Social and Behavioral Sciences, 128: 504-08.
Ardianto, E. 2004. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa.
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur.
Bandung: PT. Remaja Rosydakarya
Arini, F.Z.R., Susilaningsih, E., & Dewi, N.K. 2017. “Pengembangan Instrumen
Proses untuk Mengukur Ketarampilan Sains dan Aktivitas Siswa SMP”.
Journal of Innovative Science Education, 6 (2) : 170-178.
Asan, A dan Haliloglu, Z. 2005. Implementing Project Based Learning in
Computer Classroom. The Turkish Online Journal of Educational
Technology, 4(3) hlm. 68-81. Diperoleh dari
http://www.tojet.net/articles/v4i3/4310.pdf (diunduh tanggal 20 Juni 2015)
Boss, S dan Kraus, J. 2007. Reinventing Project-Based Learning: Your Field
Guide to Real-World Projects in the Digital Age. Washington: ISTE.
146
Breiter, A., Fey,G., dan Dreschsler. 2005. Project Based Learning Instudent
Teams in Computer Science Education. Facta Universitatis Ser: Elec. Energ,
18(2), hlm. 165-180. Diperoleh dari
http://facta.junis.ni.ac.rs/eae/fu2k52/breiter.pdf (diunduh tanggal 20 Juni
2015).
Chapman, J.M, Pettway, C dan White, M. 2001. The portfoliio: an instruction
program assessment tool. Reference Services Review, Vol 29(4), pp. 295.
https://doi.org/10.1108/EUM0000000006491
Chase, Clinton I. 1978. Measurement for Eductional Evaluation. Canada :
Addison- Wesley Publishing Company.
Cho, Y dan Brown, C. 2013. "Project-based learning in education: integrating
business needs and student learning", European Journal of Training and
Development, Vol. 37 Issue: 8, pp.744-765, https://doi.org/10.1108/ EJTD-
01-2013-0006
Dart, J. 2006. Developing a Learning Environment Conducive to Active Learning
and Participation: Group Presentations and Formative Assessment at Level
One. Journal of Hospitality, Leisure, Sport and Tourism Education, 5(1), hlm
58-65. Diperoleh dari
http://www.hear.ac.uk/assets/hlst/documents/johlste/vol5no1/0121.pdf
(diunduh tanggal 30 Juni 2015).
Davis, M.H. & Ponnamperuma, G.G. 2005. Portfolio assessment. JVME. 32(3):
279-284.
Depdikbud. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas. 2007. Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta: Pusat Kurikulum Depdiknas.
. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006
tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.
Dewi, GAR. Ratna. 2013. Pengaruh Implementasi Pembelajaran Berbasis
Asesmen Portofolio Terhadap Kemampuan Menulis (Writing) Dalam Bahasa
Inggris Ditinjau Dari Bakat Verbal Pada Siswa Kelas Viii (Studi Experimen
Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 2 Ubud). e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administratsi
Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013). (Diunduh tanggal 16 November 2015).
Dewi, N. K.2012. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII
E Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi SMP Negeri 3
Singaraja Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012. Karmapati, 1(4), hlm
147
992-1004. Diperoleh dari http://pti.undiksha.ac.id/karmapati/vol1no4/51.pdf
(diunduh tanggal 20 Juni 2015).
Draves, T.J., 2009. Portfolio Assessment in Student Teaching: A Reliability
Study. Journal of Music Teacher Education, 19 (1). DOI:
10.1177/1057083709343906
Eliana, E.D.S., Senam., Wilujeng, I., dan Jumadi. 2016. The Effectiveness Of
Project-Based E-Learning To Improve ICT Literacy. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia (JPII), Vol 5 (1), hlm 51-55.
Endrayanto, Herman YS dan Harumurti, Yustiana W. 2014. Penilaian Belajar
Siswa di Sekolah. Yogyakarta : Kanisius
Eriyanti. 2009. Problematika Penerapan Penilaian Portofolio Dalam
Pembelajaran. Lentera Pendidikan. 11(1): 45-62.
Febryanti. 2016. Implementasi Pembelajaran Berbasis Portofolio untuk
Meningkatkan HAsil Belajar Matematika Siswa kelas VIII3 SMP Negeri 26
Makasar. Jurnal Pepatuzdu, Vol 11 (1), 51- 61.
Grant, D.M., Malloy, A.D., dan Murphy, M.C. 2009. A Comparison of Student
Perceptions of their Computer Skills to their Actual Abilities. Journal of
Information Technology Education, 8(1) , hlm. 141-160. Diperoleh dari
http://www.jite.org/documents/Vol8/JITEv8p141-160Grant428.pdf (diunduh
tanggal 20 Juni 2015).
Grant, M. 2011. Learning, Beliefs, and Products: Students' Perspectives with
Project-based Learning. Interdisciplinary Journal of Problem-Based
Learning, 5 (2), hlm. 37-69. Diperoleh dari
http://docs.lib.purdue.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1254&context=ijpbl
(diunduh tanggal 20 Juni 2015)
Guilford, J.P. 1965. The Nature of Human Intelligence. New York: McGraw Hill.
Gulbahar, Y dan Tinmaz, H. 2006. Implementing Project-Based Learning And E-
Portfolio Assessment In an Undergraduate Course. Journal of Research on
Technology in Education Spring, 38(3), hlm. 309-327. Diperoleh dari
http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ728907.pdf (diunduh tanggal 20 Juni 2015).
Gunawan., Sahidu., H., Harjono, A., dan Suranti, N.M.Y. 2017. The Effect Of
Project Based Learning With Virtual Media Assistance On Student’s
Creativity In Physics. Cakrawala Pendidikan, Vol. XXXVI (2), hlm 167-179.
Hart, D. 1994. Authentic Assessment: Handbook for Educator. California:
Addison-wesley Publishing Company.
148
Holm, M. 2011. Project-Based Instruction: A Review of the Literature on
Effectiveness in Prekindergarten through 12th Grade Classrooms. Rivier
Academic Journal, 7(2): 1-13.tis Logis Dalam Pembelajaran Matematika.
Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 4(2), pp.80-88.
Huba, M. E., & Freed, J. E. 2000. Understanding Hallmarks of Learner-Centered
Teaching and Assessment. In Learner-Centered Assessment on College
Campuses: Shifting the Focus From Teaching to Learning). Needham
Heights, MA: Allyn & Bacon.
Hidayati, N., Susantini, E., & Kuswanti, N. 2016. Pengembangan Instrumen
Penilaian Portofolio Materi Sistem Pencernaan Kelas XI SMA. BioEdu, 5 (3).
hlm 246-252.
Jailani. 2015. Rancangan Model Penilaian Porotofolio di Sekolah. DIKDAKTIKA,
Vol XII (2), 232-244.
Juniarta, A.T dan Winarno, M.E. 2016. Pengembangan Instrumen Penilaian
Pengetahuan Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan
(Pjok) Kelas Xi Semester Gasal. Jurnal Pendidikan, Vol. 1 (8), hlm 1659-
1664.
Kartowagiran, B., dan Jaedun, A. 2016. Model Asesmen Autentik Untuk Menilai
Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP): Implementasi
Asesmenautentik Di SMP. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Vol
20 (20), hlm 131-141.
Kristiawan, IGM. Agus. 2013. Pengembangan Instrumen Penilaian Portofolio
(Studi Kasus: Mata Pelajaran TIK dengan Materi Microsoft Word).
Karmapati, 2(4), hlm 796-801. Diperoleh
http://pti.undiksha.ac.id/karmapati/vol2no6/18.pdf (diunduh tanggal 16
November 2015).
Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Kemendikbud.
2014. Permendikbud No. 104 tahun 2014 tentang Standar
Penilaian. Jakarta: Kemendikbud.
Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Kustitik dan Hadi, Samsul. 2016. Pengembangan Perangkat Penilaian Autentik
Mata Pelajaran Prakarya Dan Kewirausahaan Di SMK. Jurnal Pendidikan
Vokasi, Vol 6 (2), hlm 184-197.
149
Latifah, L., Cahyono, E., & Ningsih, R.K. 2008. Peningkatan Hasil Belajar Kimia
Siswa SMA Dengan Penugasan dan Penilaian Portofolio. Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia, 2(1) hlm 250-254.
Majid, N.K., Raharjo, T.J & Supriyadi. 2017: Pengembangan Instrumen Asesmen
Otentik Unjuk Kerja pada Mate Pelajaran IPA di SDn Jlamprang dan SDN
Wonosari 03 Kabupaten Batang. Journal of Educational Research and
Evaluation, 6 (1), hlm 55-62.
Mardapi, Djemari. 2012. Pengukuran, Penilaian & Evaluasi Pendidikan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Maunah, Binti. 2016. Dampak Regulasi Di Bidang TIK Terhadap Perubahan
Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan. Cakrawala
Pendidikan, Vol XXXV (2), hlm 176-186.
Miftari, I. 2014. Project Based Learning: Developing 21st Century Collaborative
and Technology Skills. European Journal of Research on Education (
Educational Technology and Lifelong Learning), 52-57. Diperoleh dari
http://iassr.org/rs/020608.pdf (diunduh tanggal 20 Juni 2015).
Miller, David M, Linn, Robert L, dan Gronlund, Norman E. 2009. Measurement
and Assessment in Teaching Tenth Edition. New Jersey : Pearson Education
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Munandar. 1983. Psikologi Pendidikan, kapita selekta. Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Psikologi UI.
Mutakinati, L., Anwari, I., dan Yoshisuke, K. 2018. Analysis Of Students’ Critical
Thinking Skill Of Middle School Through Stem Education Project-Based
Learning. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII), Vol 7 (1), hlm 54-65.
Nugroho. 2008. Model Peningkatan Self Regulated Learning. Malang: Wineka
Media.
Nurmasyitah dan Hudiyatman. 2016. Kendala Guru Dalam Merumuskan
Instrumen Penilaian Pada Pembelajaran Ips Sesuai Dengan Ranah Afektif di
Gugus I SD Negeri Uteun Pulo Seunagan Timur Nagan Raya. Jurnal Pesona
Dasar. Vol. 2 No.4, hal 48-62.
Ormrod, J. 2003. Artifact Case Studies: Interpreting Children's Work and
Teachers' Classroom Strategies. New Jersey: Pearson.
150
Pamungkasi, W.O., Wijayanti, N., dan Sudarmin. 2017. pengembangan instrumen
penilaian proyek berpendekatan visual, auditori, dankinesthetik dengan
produk storyboard. Chemistry in Education (CiE), Vol 6 (1) 2017.
Pitono, D. 2012. Pengaruh nilai portofolio dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Innovative Journal of
Curriculum and Educational Technology. 1(1): 53-58.
Popham, W. J. 1995. Classroom Assessment What Teacher Need to Know. .
Boston: Allyn and Bacon.
Puskur. 2007. Naskah Akademik Kajian Standar Isi TIK. Jakarta: Pusat
Kurikulum.
Rakhmat, J. 1999. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Ratnasari., Susatyo, E.B dan Nurhayati, S. 2017. Pengaruh Pembelajaran Berbasis
Proyek Berbantuan Lembar Kerja Siswa Terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif. Chemistry in education, Vol 6 (2).
Romaniuk, Karen & Snart, Fern. 2000. Enhancing employability: the role of prior
learning assessment and portfolios. Journal of Workplace Learning, Vol. 12
Issue: 1, pp.29-34, https://doi.org/10.1108/13665620010309774
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, Praktik dan Penilaian.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Setiadi, Hari. 2016. Pelaksanaan Penilaian Pada Kurikulum 2013. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Volume 20 (2) hlm 166-178.
Setyandari, R., Rudyatmi, E. & Sukaesih, S. 2012. Pengembangan Asesmen
Alternatif Portofolio IPA kelas VIII Materi Sistem Peredaran Darah Manusia.
UNNES Journal of Biology Education. 1(2): 38-44.
Simkins, M. e. 2003. Increasing Student Learning Through Multimedia Project.
Alexadria: ASCD.
Suardana, I. Kade. 2007. Penilaian Portofolio dalam Pembelajaran Fisika Berbasis
Inquiri Terbimbing di SMP Negeri 2 Singaraja. Jurnal penelitian dan
Pengembangan Pendidikan, 1(2), hlm 122-134.
Suciati, Sri. 2006. Studi Komparasi Evaluasi Portofolio dan Tanpa Evaluasi
Portofolio untuk Mata Pelajaran Kimia. Jurnal Penelitian dan Evaluasi
pendidikan, Vol VIII (2) , 231-255.
151
Sugiyanto., Kartowagiran, B., dan Jailani. 2015. Pengembangan Model Evaluasi
Proses Pembelajaran Matematika Di Smp Berdasarkan Kurikulum 2013.
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Vol 19 (1), hlm 82-95.
Sukmawati. 2017. Model Asesmen Poorotofolio, Kreativitas dan kemampuan
Pemecahan MAsalah Matematika. Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol 8 (1), 40-
49. doi.org/10.21009/JEP.081.06.
Sumaryanto, T., 2000. Kemampuan Musikal (Musical Ability) dan Pengaruhnya
Terhadap Prestasi Belajar Musik. Harmonia. Vol 1 (1) hal 83 Diunduh di
http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v1i1.839 tanggal 28 Juni 2015.
Sunarta. 2011. "Berpikir Kreatif dan Inovatif Modal Utama Menjadi Wirausaha".
Makalah. Seminar Enterpreneurship di Balai Desa Sindumartani Ngemplak
Sleman, 27 Juli 2011.
Supardi. 2015. Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan
Psikomotorik (Konsep dan Aplikasi). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Suryadi, D., & Yusa, A.A. 2009. Model pembelajaran berbasis produksi dengan
pendekatan asesmen portofolio pada perkuliahan praktik kerja bangunan.
Jurnal Penelitian. 9(1): 1-15.
Sutomo. 2012. Manajemen Sekolah. Semarang: Unnes Press.
Susilowati., Sajidan., dan Ramli, M. 2018. Keefektifan Perangkat Pembelajaran
Berbasis Inquiry Lesson Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Vol 22 (1), hlm 49-60.
Sumarni, W., Wardani, S., Sudarmin., dan Gupitasari, D.N. 2016. Project Based
Learning (PBL) to Improve Psychomotoric Skills: a Classroom Action
research. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII), Vol 5 (2), hlm 157-163.
Syahrul. 2010. Pengembangan Model Asesmen Kompetensi Siswa Smk Dalam
Konteks Pembelajaran Berbasis Kerja Di Industri. Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan. Vol 14 (2), hlm 246-268.
Tasiwan., Nugroho, S.E., dan Hartono. 2014. Analisis Tingkat Motivasi Siswa
Dalam Pembelajaran Ipa Model Advance Organizer Berbasis Proyek. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia (JPII), Vol 3 (1), hlm 43-50.
Utomo, Udi., dan Ardiyarta, Theo. 2013. Pengembangan Instrumen Penilaian
Unjuk Kerja (Performance Assessment) Kompetensi Ekspresi Dan Kreasi
Musik Di Sekolah Menengah Pertama (SMP). HARMONIA, Volume 13 (1)
hlm 1-9.
152
Wahyuni, Sri. 2014. Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan
Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Psikologi. eJournal Psikologi,
2014,2(1): 50-64.
Wandansari, TP dan Wahyuni, S. 2014. Keefektifan Penilaian Portofolio Dalam
Pemahaman Konsep Peserta Didik SMA. Chemistry in education, Vol 3(1)
hlm 43-50.
Widiyatmoko, A., dan Pamelasari, S.D. 2012. Pembelajaran Berbasis Proyek
Untuk Mengembangkan Alat Peraga Ipa Dengan Memanfaatkan Bahan
Bekas Pakai. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII), Vol 1 (1), hlm 51-56.
Widodo, Gatot dan Joko. 2015. Pengembangan dan Implementasi Perangkat
Pembelajaran berbasis Proyek. INVOTEC, XI (1) hlm 41-56.
Widoyoko, S. 2012. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Wijayanti, A. 2014. Pengembangan Authentic Assessment Berbasis Proyek
dengan Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(2): 102- 08.
Wikanta, W., dan Gayatri, Y. 2017. Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam
Menanamkan Karakter Kewirausahaan, Keterampilan Proses Sains, Dan
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa. Jurnal Ilmu Pendidikan,
Vol 23(2), hlm 171-175.
Yusuf, A.M. 2015. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada
Group.