PENGEMBANGAN E-MODUL PENGAYAAN ISOLASI DAN …

8
Pengembangan E-modul Pengayaan Isolasi dan Karakterisasi Bakteri sebagai Sumber Belajar Biologi 29 | Jurnal Bioeducation, Vol. 7, No 2, Agustus 2020 PENGEMBANGAN E-MODUL PENGAYAAN ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI Dyah Aniza Kismiati 1) 1) Alumni Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana UNY, Jalan. Colombo no 1, Yogyakarta email : [email protected]/ [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan e-modul pengayaan isolasi dan karakterisasi bakteri sebagai sumber belajar biologi. Jenis penelitian merupakan penelitian Research and Development dengan model ADDIE dengan desain nonequivalent pretest posttest control group. Produk ini divalidasi oleh Produk divalidasi oleh 8 validator dan juga diujicobakan secara terbatas pada 21 siswa kelas XI. Sampel penelitian untuk uji coba terbatas yaitu 2 kelas berdasarkan teknik purposive sampling, kelas X MIPA 5 sebagai kelas kontrol dan kelas X MIPA 1 sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam uji coba terbatas ini berupa angket berskala Guttman. Data dianalisis secara deskriptif dan dikategorikan dalam kategori kelayakan sumber ajar. Hasil penelitian menyatakan bahwa E-modul pengayaan isolasi dan karakterisasi bakteri terkategori sangat layak digunakan sebagai sumber belajar biologi bila ditinjau dari aspek tampilan (skor 87,50), program (skor 85,72), pembelajaran (skor 92,73), dan kebenaran isi (skor 95,45). Kata kunci: bakteri, biologi, e-modul, sumber belajar. ABSTRACT This study aims to determine the feasibility of an enrichment e-module of isolation and characterization as a source of learning biology. This type of research is a Research and Development study with ADDIE model with nonequivalent pretest posttest control group design. This product was validated by experts (two expert lecturers, three biology teachers, and three peer reviewers) and was also limit tested to 21 class XI students. The research sample for limited trials is 2 classes based on purposive sampling technique, Class X MIPA 5 as a control class and Class X MIPA 1 as an experimental class. The instrument used in this limited trial was a questionnaire with Guttman Scale. Data were analyzed descriptively. The results of the study showed that the E-module enrichment of isolation and characterization of categorized bacteria was very suitable to be used as a source of learning biology when viewed from the aspect of appearance (score 87.50), the program (score 85.72), learning (score 92.73), and correctness of content (score 95.45). Keywords: bacteria, biology, e-module, learning material. PENDAHULUAN Program pengayaan adalah program pendalaman materi pembelajaran yang diperuntukkan bagi siswa yang telah melampaui nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Program ini berbeda dengan program remedial, sebab pada program pengayaan menekankan pada penguatan aspek kompetensi yang sudah dikuasai siswa (Subali, 2016: 168). Program pengayaan dapat dilaksanakan melalui pembelajaran kelompok, pembelajaran mandiri, maupun pembelajaran berbasis tema (Direktorat Pembinaan SMA, 2017: 63-64). Pemilihan program pengayaan tersebut disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, dan Standar Proses Kurikulum 2013 (Permendikbud Nomor 20, 21, dan 22 tahun 2016) dengan tegas menyatakan perlunya siswa SMA dilatih melakukan proses kognitif dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi hingga mencipta untuk mencapai penguasaan pengetahuan konseptual (conceptual knowledge), pengetahuan prosedural (procedural knowledge), dan pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge).Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di salah satu SMA di kabupaten Bantul, yaitu SMA N 1 Jetis, terungkap fakta bahwa program pengayaan yang dilakukan oleh guru biologi kelas X berupa program pengayaan belajar mandiri. Belajar mandiri adalah jenis program pengayaan di mana siswa yang telah mencapai penguasaan 100% ataupun siswa yang telah melampaui nilai KKM namun belum mencapai penguasaan 100% menjadi

Transcript of PENGEMBANGAN E-MODUL PENGAYAAN ISOLASI DAN …

Page 1: PENGEMBANGAN E-MODUL PENGAYAAN ISOLASI DAN …

Pengembangan E-modul Pengayaan Isolasi dan Karakterisasi Bakteri sebagai Sumber Belajar Biologi

29 | J u r n a l B i o e d u c a t i o n , V o l . 7 , N o 2 , A g u s t u s 2 0 2 0

PENGEMBANGAN E-MODUL PENGAYAAN ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

Dyah Aniza Kismiati 1)

1) Alumni Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana UNY, Jalan. Colombo no 1, Yogyakarta

email : [email protected]/ [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan e-modul pengayaan isolasi dan karakterisasi bakteri sebagai sumber belajar biologi. Jenis penelitian merupakan penelitian Research and Development dengan model ADDIE dengan

desain nonequivalent pretest posttest control group. Produk ini divalidasi oleh Produk divalidasi oleh 8 validator dan

juga diujicobakan secara terbatas pada 21 siswa kelas XI. Sampel penelitian untuk uji coba terbatas yaitu 2 kelas berdasarkan teknik purposive sampling, kelas X MIPA 5 sebagai kelas kontrol dan kelas X MIPA 1 sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam uji coba terbatas ini berupa angket berskala Guttman. Data dianalisis secara deskriptif dan dikategorikan dalam kategori kelayakan sumber ajar. Hasil penelitian menyatakan bahwa E-modul

pengayaan isolasi dan karakterisasi bakteri terkategori sangat layak digunakan sebagai sumber belajar biologi bila ditinjau dari aspek tampilan (skor 87,50), program (skor 85,72), pembelajaran (skor 92,73), dan kebenaran isi (skor 95,45).

Kata kunci: bakteri, biologi, e-modul, sumber belajar.

ABSTRACT

This study aims to determine the feasibility of an enrichment e-module of isolation and characterization as a source of learning biology. This type of research is a Research and Development study with ADDIE model with nonequivalent pretest posttest control group design. This product was validated by experts (two expert lecturers, three biology teachers, and three peer reviewers) and was also limit tested to 21 class XI students. The research sample for limited trials is 2 classes based on purposive sampling technique, Class X MIPA 5 as a control class and Class X MIPA 1 as an experimental class. The instrument used in this limited trial was a questionnaire with Guttman Scale. Data were analyzed descriptively. The results of the study showed that the E-module enrichment of isolation and characterization of categorized bacteria was very suitable to be used as a source of learning biology when viewed from the aspect of appearance (score 87.50), the program (score 85.72), learning (score 92.73), and correctness of content (score 95.45).

Keywords: bacteria, biology, e-module, learning material.

PENDAHULUAN

Program pengayaan adalah program pendalaman materi pembelajaran yang diperuntukkan bagi

siswa yang telah melampaui nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Program ini berbeda dengan program

remedial, sebab pada program pengayaan menekankan pada penguatan aspek kompetensi yang sudah

dikuasai siswa (Subali, 2016: 168). Program pengayaan dapat dilaksanakan melalui pembelajaran kelompok,

pembelajaran mandiri, maupun pembelajaran berbasis tema (Direktorat Pembinaan SMA, 2017: 63-64).

Pemilihan program pengayaan tersebut disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, dan Standar Proses Kurikulum 2013

(Permendikbud Nomor 20, 21, dan 22 tahun 2016) dengan tegas menyatakan perlunya siswa SMA dilatih

melakukan proses kognitif dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi hingga

mencipta untuk mencapai penguasaan pengetahuan konseptual (conceptual knowledge), pengetahuan

prosedural (procedural knowledge), dan pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge).Berdasarkan

hasil wawancara dan observasi di salah satu SMA di kabupaten Bantul, yaitu SMA N 1 Jetis, terungkap fakta

bahwa program pengayaan yang dilakukan oleh guru biologi kelas X berupa program pengayaan belajar

mandiri. Belajar mandiri adalah jenis program pengayaan di mana siswa yang telah mencapai penguasaan

100% ataupun siswa yang telah melampaui nilai KKM namun belum mencapai penguasaan 100% menjadi

Page 2: PENGEMBANGAN E-MODUL PENGAYAAN ISOLASI DAN …

Pengembangan E-modul Pengayaan Isolasi dan Karakterisasi Bakteri sebagai Sumber Belajar Biologi

30 | J u r n a l B i o e d u c a t i o n , V o l . 7 , N o 2 , A g u s t u s 2 0 2 0

tutor bagi sesamanya (tutor sebaya). Oleh karena keterbatasan waktu, pembelajaran ini dilakukan sekali dan

berupa pemberian tugas yakni latihan mengerjakan soal-soal dengan materi yang lebih mendalam yang belum

disampaikan guru pada pembelajaran umum di kelas.

Pembelajaran mandiri dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis sumber belajar, namun

sayangnya, sumber belajar untuk program pengayaan terutama pada mata pelajaran biologi pada SMA

Negeri 1 Jetis, Bantul masih terbatas. Terlebih untuk penguasaan dan pendalaman kompetensi terkait materi

bakteri pada Kompetensi Dasar (KD) 3.5. Hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi yang mengajar

di kelas X terungkap bahwa sumber belajar yang digunakan untuk program pengayaan berupa latihan soal

saja tanpa adanya sumber belajar khusus. Hal ini mengakibatkan kemandirian belajar siswa dalam

mempelajari materi pengayaan biologi tergolong rendah. Padahal, dari hasil wawancara yang dilakukan

kepada beberapa orang siswa di SMA Negeri 1 Jetis, ketertarikan mereka terhadap materi bakteri cukup tinggi.

Terlebih lagi jika materi disampaikan dalam bentuk elektronik yang menarik dan dapat diakses kapanpun dan

dimanapun. Menurut Nopriadi, Darlius, Imam Syofii (2015: 135) bahan ajar yang disajikan dalam bentuk

elektronik seperti modul elektronik selain praktis digunakan, juga akan menarik minat siswa sehingga

meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, sumber belajar mandiri untuk program pengayaan materi

bakteri di SMA Negeri 1 Jetis, Bantul sangat dibutuhkan.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D) dengan model ADDIE

(Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation) dan desain non equivalent pretest posttest

control group. Dalam penelitian ini, produk yang dikembangkan adalah E-modul Isolasi dan Karakterisasi

Bakteri. E-modul pengayaan tersebut dibuat dengan menggunakan Software Web Construct 2. Penelitian

pengembangan ini mengangkat hasil penelitian terkait dengan Isolasi dan Karakterisasi Bakteri oleh Puput

Saputri pada tahun 2018. Setelah desain e-modul tercipta (dalam tahap Design) maka dilakukan tahap

validasi yang dilakukan oleh sebanyak 8 orang yang terdiri atas dua orang dosen ahli materi dan ahli media, tiga orang

guru biologi dan tiga teman sejawat (peer reviewer) serta dilakukan uji coba terbatas (tahap Implementasi) pada 21 siswa

SMA. Data kualitatif yang diperoleh dari penilaian ahli materi,media, guru dan teman sejawat (peer reviewer) yang berupa

skala Guttman diubah menjadi data kuantitatif (Tabel 1) :

Tabel 1. Konversi Alternatif Jawaban dalam Bentuk Skor Alternatif jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif Ya 1 0

Tidak 0 1

(Sumber: Riduwan, 2009)

Data tanggapan siswa menggunakan skala likert. Informasi kualitatif yang diperoleh dari tanggapan siswa diubah menjadi

data kuantitatif sesuai Tabel 2.

Tabel 2. Konversi Penilaian Skala Likert dalam Skor

Penilaian Skor

Sangat Baik (SB) 5 Baik (B) 4 Cukup (C) 3 Kurang (K) 2 Sangat Kurang (SK) 1

Page 3: PENGEMBANGAN E-MODUL PENGAYAAN ISOLASI DAN …

Pengembangan E-modul Pengayaan Isolasi dan Karakterisasi Bakteri sebagai Sumber Belajar Biologi

31 | J u r n a l B i o e d u c a t i o n , V o l . 7 , N o 2 , A g u s t u s 2 0 2 0

Penghitungan skor rata-rata dari setiap aspek yang dinilai dilakukan dengan rumus:

𝑋x

n Keterangan : X = skor rata-rata; x = jumlah skor; n = jumlah reviewer/responden

Selanjutnya konversi skor rata-rata ke nilai 100 dengan cara:

Nilai-nilai tiap aspek tersebut dikategorikan menjadi kategori kelayakan menurut Riduwan (2009: 15) pada

Tabel 3.

Tabel 3. Kategori Kelayakan Produk No. Nilai Kategori

1. 81 – 100 Sangat Layak 2. 61 – 80 Layak 3. 41 – 60 Cukup 4. 21 – 40 Kurang Layak

5. <20 Sangat Kurang Layak

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penilaian terhadap kelayakan e-modul pengayaan isolasi dan karakterisasi bakteri ditampilkan dalam Tabel

4, 5 dan 6 berikut.

Tabel 4. Hasil analisis data penilaian terhadap kualitas E-modul pengayaan dari berbagai aspek oleh dosen ahli dan guru biologi

Aspek ∑ skor aspek

∑ reviewer ∑ rata-rata skor aspek yang telah dikonversi Kategori

Tampilan 29 4 87,50 Sangat layak Program 25 4 85,72 Sangat layak Pembelajaran 51 5* 92,73 Sangat layak Kebenaran isi 42 4 95,45 Sangat layak

Keterangan:

* : khusus apek pembelajaran, penilaian dilakukan oleh kedua dosen ahli materi dan media serta ketiga guru biologi.

Tabel 5.Hasil analisis data penilaian terhadap kualitas E-modul pengayaan dari berbagai aspek oleh peer

reviewer Aspek ∑ skor

aspek ∑ reviewer ∑ rata-rata skor aspek yang telah dikonversi Kategori

Tampilan 21 3 87,50 Sangat layak Program 18 3 85,72 Sangat layak Pembelajaran 33 3 100 Sangat layak

Tabel 6. Hasil Tanggapan Siswa terhadap E-modul Pengayaan No Aspek Penilaian Hasil Kategori

1. Tampilan E-modul pengayaan 84,75 Sangat layak 2. Penyajian E-modul 84 Sangat layak

Proses dan produk dari hasil penelitian Puput Saputri (2018) tentang Isolasi, Seleksi, dan

Karakterisasi Bakteri Asam Laktat (BAL) dari Intestinum Itik Manila (Cairina moschata) Sebagai Kandidat

Probiotik dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi. Hal ini berdasarkan atas kesesuaian proses dan

produk penelitian pada beberapa tahapan analisis seperti yang diungkapkan oleh Suhardi (2012: 14-17)

yang meliputi tahap identifikasi proses dan produk penelitian, seleksi dan modifikasi hasil penelitian sebagai

sumber belajar biologi hingga tahap penerapan dan pengembangan hasil penelitian sebagai sumber belajar

biologi.

Nilai tiap aspek = Skor rata−rata

skor yang diharapkan X 100

Page 4: PENGEMBANGAN E-MODUL PENGAYAAN ISOLASI DAN …

Pengembangan E-modul Pengayaan Isolasi dan Karakterisasi Bakteri sebagai Sumber Belajar Biologi

32 | J u r n a l B i o e d u c a t i o n , V o l . 7 , N o 2 , A g u s t u s 2 0 2 0

Dari hasil analisis pada tahap identifikasi proses dan produk penelitian serta tahap seleksi dan

modifikasi hasil penelitian, diketahui bahwa hasil penelitian yang berupa produk tepat untuk dijadikan

sebagai sumber belajar biologi, namun tidak dengan proses penelitian. Ini disebabkan karena proses

penelitian memiliki banyak keterbatasan bila langsung dijadikan sebagai sumber belajar biologi bagi siswa

SMA. Keterbatasan tersebut meliputi keterbatasan waktu, alat dan bahan, fasilitas (sarana dan prasarana),

biaya serta keahlian siswa dan guru. Meskipun demikian, proses penelitian ini dapat dikemas dalam bentuk

kegiatan pengamatan second hand experience dengan menggunakan video maupun foto dalam bentuk

electronic modul (E-modul) agar tetap dapat dijadikan sumber belajar biologi. Walaupun begitu, proses dan

produk penelitian ini perlu dipersempit objek permasalahannya. Bila pada penelitian murni tersebut objek

permasalahannya berfokus pada bakteri asam laktat (BAL), maka agar sesuai dengan kompetensi yang

diharapkan dalam Kurikulum 2013, objek permasalahan yang diangkat sebagai sumber belajar biologi

dibatasi pada bakteri secara umum. Adapun fakta dan konsep yang dihasilkan dari penelitian sudah cukup

sesuai dengan konsep yang harus diajarkan dalam materi kingdom monera seperti yang ada dalam

Kurikulum 2013 meliputi konsep karakteristik bakteri, inokulasi bakteri, pengecatan gram dan dasar

pengelompokkan bakteri berdasarkan hasil pengecatan gram.

Setelah melalui seleksi dan modifikasi, hasil penelitian dikembangkan dan diterapkan sebagai

sumber belajar biologi dalam bentuk E-modul pengayaan. E-modul pengayaan dipilih karena materi yang

disampaikan dalam E-modul ini bersifat memperkaya materi yang sudah disampaikan dalam pembelajaran

di kelas. Selain itu, karena bertujuan untuk dapat mengakomodasi perbedaan minat, cara belajar dan

kecepatan belajar maka modul adalah salah satu bentuk sumber belajar yang tepat untuk tujuan tersebut.

Ditambah lagi dengan adanya trend e-learning (pembelajaran jarak jauh) yang memudahkan siswa untuk

melakukan pembelajaran mandiri, maka selayaknya modul dikemas dengan prinsip e-learning seperti E-

modul pengayaan.

Sasaran pengguna E-modul pengayaan ini adalah siswa SMA yang telah memenuhi nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) pada materi kingdom monera atau dengan kata lain adalah para siswa yang telah

memiliki kompetensi yang menjadi target dalam kurikulum. Dengan demikian, E-modul pengayaan ini

bertujuan untuk memperdalam dan memperluas pemahaman siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

disampaikan oleh Bambang Subali (2016: 168) bahwa program pengayaan ditujukan untuk memperkuat

aspek kompetensi yang sudah dikuasai oleh siswa yang telah mencapai KKM.

E-modul isolasi dan karakterisasi bakteri ini disusun berdasarkan model ADDIE (Analysis, Design,

Development, Implementation and Evaluation). Tahapan analisis dalam model ADDIE dimulai dengan

analisis kompetensi, instruksional (pembelajaran), dan karakteristik siswa. Dari hasil analisis kompetensi,

hasil penelitian sudah sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013,

sedangkan dari hasil analisis instruksional (pembelajaran) dari KD dijabarkan dalam bentuk tujuan

pembelajaran dan 10 indikator pencapaian kompetensi. Hasil analisis karakteristik siswa berdasarkan atas

observasi dan wawancara terhadap beberapa siswa, diketahui bahwa sebagian besar siswa di kelas X

memiliki kemandirian belajar yang rendah terhadap materi biologi, terutama yang disampaikan melalui

metode ceramah seperti materi kingdom monera meskipun mereka sebenarnya tertarik terhadap materi

tersebut. Setelah melalui segenap proses analisis tersebut, maka disimpulkan bahwa para siswa

membutuhkan sumber belajar mandiri yang menarik yang dapat mendukung proses pembalajaran dalam

materi kingdom monera, dan salah satu sumber belajar yang cocok adalah E-modul pengayaan. Dengan

demikian, maka dirancanglah E-modul pengayaan ini.

Page 5: PENGEMBANGAN E-MODUL PENGAYAAN ISOLASI DAN …

Pengembangan E-modul Pengayaan Isolasi dan Karakterisasi Bakteri sebagai Sumber Belajar Biologi

33 | J u r n a l B i o e d u c a t i o n , V o l . 7 , N o 2 , A g u s t u s 2 0 2 0

Tahap perancangan (design) terdiri atas kegiatan menyusun kerangka struktur (outline) E-modul,

menentukan sistematika E-modul hingga merancang alat evaluasi yang digunakan dalam E-modul. Setelah

dirancang, E-modul pengayaan tersebut diwujudkan dengan menggunakan program aplikasi Construct 2

sehingga nantinya akan dapat diakses secara offline dengan menggunakan mozila firefox pada masing-

masing laptop atau komputer siswa.

E-modul yang telah dibuat selanjutnya di review oleh dosen ahli dan juga guru biologi di SMA.

Tahapan ini menurut Daryanto (2013: 49) bertujuan untuk memperoleh tanggapan dan saran terhadap E-

modul sehingga memperoleh masukan dalam upaya perbaikan E-modul yang telah disusun. Review

dilakukan berdasarkan empat aspek yaitu aspek tampilan, program, pembelajaran, dan kebenaran isi.

Adapun hasil review tersebut diantaranya:

a. Penilaian berdasarkan aspek tampilan

Berdasarkan hasil penilaian dari empat orang reviewer yang terdiri atas dosen ahli media dan guru biologi

terhadap E-modul pengayaan dengan berdasarkan atas delapan pertanyaan yang menjadi indikator

penilaian aspek tampilan, skor rata-rata yang diperoleh untuk aspek tampilan ini adalah 29 dengan rata-

rata skor yang telah terkonversi sebesar 87,50. Skor tersebut mengartikan bahwa kualitas E-modul dari

aspek tampilan termasuk dalam kategori sangat layak. Kategori tersebut diperoleh karena dalam E-

modul pengayaan isolasi dan karakterisasi bakteri ini menyajikan petunjuk penggunaan yang jelas,

screen design yang menarik, pemilihan komposisi warna dan font yang tepat serta kualitas gambar dan

video yang bagus. Keunggulan lain dari E-modul pengayaan ini yaitu dapat menarik minat membaca

siswa, memberikan pembelajaran yang disertai dengan contoh, serta adanya musik pengiring

(backsound) yang cocok untuk membangkitkan keinginan untuk belajar. Hal in diperkuat dengan

pernyataan oleh Azhar Arsyad (1997: 89-97) yang mengungkapkan bahwa sebagai sumber belajar atau

media ajar yang merupakan kombinasi antara media berbasis audiovisual dan komputer, visual E-modul

dapat menumbuhkan minat dan dapat memberikan hubungan antara isi materi dengan dunia nyata.

Adapun komponen penting yang perlu diperhatikan agar tampilan E-modul ini menarik adalah rancangan

layar (screen design) seperti kedinamisan dan kepadatan tampilan layar, pemilihan jenis dan ukuran

huruf, kepadatan kata dalam kalimat dan konsistensi penggunaan gaya dan format tulisan dalam layar

(Azhar, 1997: 96-97). Selain itu untuk memberikan penekanan terhadap informasi yang penting maka

penting untuk memperhatikan warna, huruf (tercetak tebal maupun miring) dan penggunaan kotak.

b. Penilaian berdasarkan aspek program

Penilaian dari empat orang reviewer (dosen ahli media dan guru biologi) terhadap E-modul pengayaan

pada tujuh pertanyaan yang menjadi indikator penilaian aspek program menghasilkan skor rata-rata 25

dengan rata-rata skor yang telah terkonversi sebesar 85,72. Skor tersebut mengartikan bahwa kualitas

E-modul dari aspek program termasuk dalam kategori sangat layak. Hal ini dikarenakan kecepatan

program dalam E-modul pengayaan isolasi dan karakterisasi bakteri sudah baik dan sebagian besar

tombol-tombol yang digunakan didalamnya juga dapat berfungsi dengan baik. Adapun tombol yang harus

diperbaiki adalah tombol home yang pada saat itu belum berfungsi dengan baik.

c. Penilaian berdasarkan aspek pembelajaran

Penilaian terhadap aspek pembelajaran dilakukan oleh lima orang reviewer (dosen ahli media, materi

dan guru biologi) terhadap E-modul pengayaan dengan berdasarkan atas sebelas pertanyaan yang

menjadi indikator penilaian. Hasil review tersebut menghasilkan skor rata-rata 51 dengan rata-rata skor

yang telah terkonversi sebesar 92,73. Dengan demikian, skor tersebut mengartikan bahwa kualitas E-

Page 6: PENGEMBANGAN E-MODUL PENGAYAAN ISOLASI DAN …

Pengembangan E-modul Pengayaan Isolasi dan Karakterisasi Bakteri sebagai Sumber Belajar Biologi

34 | J u r n a l B i o e d u c a t i o n , V o l . 7 , N o 2 , A g u s t u s 2 0 2 0

modul dari aspek pembelajaran termasuk dalam kategori sangat layak. Muljono (2007: 20)

mengungkapkan bahwa sebuah bahan ajar (buku) yang baik adalah bahan ajar yang memperhatikan

komponen kelayakan isi yang mengacu pada sasaran SK dan KD (saat ini yang berlaku adalah KI dan

KD). Hal ini pun berlaku untuk E-modul. E-modul pengayaan isolasi dan karakterisasi bakteri terkategori

sangat baik sebab isi E-modul pengayaan termasuk tujuan pembelajaran, indikator, dan materi yang

disajikan sesuai dan mengacu pada KI dan KD yang berlaku.

E-modul pengayaan ini juga memuat tiga unsur konsep interaktif yang erat kaitannya dengan

media berbasis komputer seperti yang diungkapkan oleh Azhar (2009: 97) yakni kesesuaian urutan

instruksional (pembelajaran) yang runtut, kejelasan respon/jawaban siswa, dan adanya umpan balik

setelah pembelajaran. Tidak hanya memuat ketiga unsur itu saja, namun E-modul pengayaan ini juga

diperkaya dengan foto dan video terkait tahapan-tahapan dalam melakukan isolasi dan karakterisasi

bakteri, adanya latihan soal-soal yang interaktif juga meningkatkan minat belajar bagi pengguna.

Komponen-komponen tersebut menurut Padmo (2004: 428) merupakan komponen-komponen yang

harus ada dalam sebuah bahan ajar yang baik.

d. Penilaian berdasarkan aspek kebenaran isi

Berdasarkan hasil penilaian dari empat orang reviewer yang terdiri atas dosen ahli materi dan guru

biologi terhadap E-modul pengayaan dengan menggunakan sebelas pertanyaan yang menjadi indikator

penilaian aspek kebenaran isi, skor rata-rata yang diperoleh untuk aspek ini adalah 42 dengan rata-rata

skor yang telah terkonversi sebesar 95,45. Skor tersebut mengartikan bahwa kualitas E-modul dari aspek

kebenaran isi termasuk dalam kategori sangat layak. Padmo (2004: 428) menjabarkan bahwa idealnya

sebuah bahan ajar yang baik dikembangkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip bahwa isi (materi)

sesuai dan tepat serta cakupan materinya cukup memadai, urutan materi tersaji secara sistematis, isi

sesuai dengan tujuan instruksional, akurat dan muthakir.

E-modul pengayaan ini terkategori sangat baik juga dikarenakan materi yang disajikan dalam E-

modul adalah materi yang berasal dari sumber pustaka dan telah dikonsultasikan kepada dosen

pembimbing. Meskipun demikian, ada beberapa revisi yang diberikan oleh dosen ahli materi untuk

memperbaiki beberapa definisi istilah yang kurang tepat seperti definisi istilah isolasi bakteri, inkubasi,

dan kontaminasi. Selain itu, para guru biologi juga memberikan saran untuk memperbaiki bahasa dan

kalimat yang digunakan agar dapat mudah dimengerti oleh siswa SMA kelas X.

E-modul pengayaan isolasi dan karakterisasi bakteri yang telah direvisi berdasarkan atas saran

yang diberikan dosen ahli dan guru biologi ini juga dinilai oleh Peer reviewer dan siswa. Dari hasil

penilaian Peer reviewer pada tiga aspek penilaian, yaitu aspek tampilan, program dan pembelajaran,

diketahui bahwa E-modul pengayaan isolasi dan karakterisasi bakteri terkategori sangat layak dengan

skor terkonversi 87,50 untuk aspek tampilan, 85,72 untuk skor program dan 100 untuk aspek

pembelajaran. Pada Gambar 1 dibawah ini merupakan gambaran desain e-modul sebelum dan setelah

dilakukan revisi.

Page 7: PENGEMBANGAN E-MODUL PENGAYAAN ISOLASI DAN …

Pengembangan E-modul Pengayaan Isolasi dan Karakterisasi Bakteri sebagai Sumber Belajar Biologi

35 | J u r n a l B i o e d u c a t i o n , V o l . 7 , N o 2 , A g u s t u s 2 0 2 0

Gambar 1. Tampilan e-modul sebelum (kiri) dan setelah (kanan) revisi

Hasil dari tanggapan siswa kelas XI yang menilai dari aspek tampilan dan penyajian menyatakan

bahwa E-modul pengayaan isolasi dan karakterisasi bakteri sangat layak untuk dijadikan sumber belajar

biologi untuk siswa kelas X dengan skor terkonversi 84,75 untuk aspek tampilan dan 84 untuk aspek

penyajian. Selain melakukan penilaian, Peer reviewer dan siswa juga memberikan saran untuk

memperbaiki bahasa dan struktur kalimat agar lebih sederhana, efektif dan mudah dimengerti. Kalimat

yang efektif menurut Akhadiah (2003:116) adalah kalimat yang benar dan jelas yang akan dengan mudah

dipahami orang lain secara tepat. Dengan kata jika suatu kalimat telah dapat menyampaikan maksud

penulis dan pembaca memahami maksud penulis (Ramadhanti, 2015: 169). Selain bahasa, saran yang

diberikan oleh peer reviewer maupun siswa terkait dengan perbaikan terhadap fungsi tombol home dan

kecepatan slide dalam E-modul. Atas saran dan masukan tersebut, E-modul disempurnakan dan menjadi

produk akhir yang siap digunakan sebagai sumber belajar biologi untuk siswa SMA kelas X.

Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian, disimpulkan bahwa E-modul pengayaan isolasi dan karakterisasi

bakteri sangat layak digunakan sebagai sumber belajar biologi bila ditinjau dari aspek tampilan (skor 87,50),

program (skor 85,72), pembelajaran (skor 92,73), dan kebenaran isi (skor 95,45). Adapun keterbatasan dalam

pengembangan e-modul ini adalah hingga saat ini, e-modul isolasi dan karakterisasi bakteri hanya dapat

ditampilkan dengan browser Mozilla firefox, sehingga sangat diharapkan pada pengembangan e-modul

selanjutnya, dapat digunakan web browser lain seperti chrome, internet explorer maupun opera mini.

Referensi

Page 8: PENGEMBANGAN E-MODUL PENGAYAAN ISOLASI DAN …

Pengembangan E-modul Pengayaan Isolasi dan Karakterisasi Bakteri sebagai Sumber Belajar Biologi

36 | J u r n a l B i o e d u c a t i o n , V o l . 7 , N o 2 , A g u s t u s 2 0 2 0

Akhadiah, Sabarti, dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Anderson, L.W dan Krathwohl, D.R. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan

Asesmen. (Terjemahan Agung Prihantoro). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (Edisi asli diterbitkan tahun 1956 oleh David McKay Company, Inc, New York).

Arsyad, Azhar. (1997). Media Pengajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Daryanto. (2013). Menyusun Modul. Yogyakarta: Gava Media. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. (2017). Panduan Penilaian: Oleh Pendidik dan Satuan

Pendidikan Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Kemdikbud. Muljono, P. (2007). Kegiatan penilaian buku teks pelajaran pendidikan dasar dan menengah. Buletin BNSP 2

(1): 14 – 23. Nopriadi, Darlius, Imam Syofii. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Modul Eletronik Pada Mata Kuliah

Konstruksi Bodi Kendaraan Pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sriwijaya 2015. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, Vol. 3, No. 2, November 2016.

Padmo, Dewi. (2004). Teknologi Pembelajaran: Peningkatan Kualitas Belajar melalui Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan.

Ramadhanti, Dina. (2015). Penggunaan Kalimat Efektif Dalam Karya Ilmiah Siswa: Aplikasi Semantik Studi Kasus Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Lembah Gumanti. Jurnal Gramatika V1.i2 (167-173).

Riduwan. (2009). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Saputri, Puput. (2018). Isolasi, Seleksi, dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat (BAL) dari Intestinum Itik Manila

(Cairina Moschata) Sebagai Kandidat Probiotik. Skripsi.Yogyakarta: UNY. Subali, Bambang. (2016). Prinsip Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran.Edisi Kedua. Yogyakarta: UNY Press. Suhardi. (2012). Pengembangan Sumber Belajar Biologi. Yogyakarta: Jurdik Biologi FMIPA UNY.